FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH...

92
FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH DIRI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN PREKLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016-2017 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : AZIFA ANISATUL UMMA NIM: 11141030000095 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH...

Page 1: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN

BUNUH DIRI PADA MAHASISWA KEDOKTERAN

PREKLINIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2016-2017

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

AZIFA ANISATUL UMMA

NIM: 11141030000095

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

ii

Page 3: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

iii

Page 4: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

iv

Page 5: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur penullis panjatkan kepada Allah SWT berkat nikmat dan

RahmatNya penulis dapat mendapat ilmu dan menyelesaikan penelitian di FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan salam tidak lupa dicurahkan

kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umat islam dari zaman

jahiliyah menuju zaman mahiriyah seperti sekarang ini. Penulis mendapat banyak

dukungan dalam penulisan penelitian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih pada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, Prof. Dr. Dr. Sardjana,

Sp.OG(K), SH, Maftuhah M.Kep, Ph.D, Fase Badriah S.KM, M.Kes, Ph.D

selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku pembimbing 1 yang telah

memberikan, ilmu dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian tepat waktu, memperoleh pengalaman, dan dapat meraih cita-

cita.

4. dr. Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ(K) selaku pembimbing 2 yang telah

memberikan ilmu, dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian tepat waktu, memperoleh pengalaman, dan dapat meraih cita-

cita.

5. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR selaku penguji 1 yang telah

memberikan kritik dan saran dalam penelitian ini.

6. Dr. Marita Fadhilah, PhD selaku penguji 2 yang telah memberikan kritik

dan saran dalam penelitian ini.

7. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab

modul riset angkatan 2014 yang telah membantu penulis menyelesaikan

penelitian.

Page 6: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

vi

8. dr. Sayid Ridho, Sp.PD selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis dari tahun pertama hingga akhir.

9. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan tepat waktu.

10. Kedua orang tua penulis, Bapak Ir. Saifuddin Anis dan Ibu Dra. Faizah

yang telah membesarkan dan merawat penulis dengan penuh kasih sayang,

memberikan nasihat, waktu, doa, dan selalu mendukung penulis di tengah

kesibukan pekerjaan dan urusan mereka lainnya. Terima kasih telah

memberikan penulis banyak kesempatan untuk belajar berbagai hal.

11. Adik penulis, Muhammad Nizam Khadid yang telah memberi dukungan

dan doa untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

12. Sahabat dan teman yang selalu ada, Rahmy Nursafitri Syehabudin, Silma

Rahima Zahra, Sherli Trisna Handayani, Indira Khairunnisa Effendi,

Ajeng Ristia Sari Putri, Andi Nabila Triananda, Desti Asihanti Saputra,

Farra Khairunisa Ekaputri , Harningtyas Alifin Jasmin, Diva Zahra

Parnanda, St. Rafidah Ali, Azharan Alwi, dan Ahmad Fairuz yang telah

membantu, mendukung, dan tabah mendengarkan keluh kesah dalam

menyelesaikan penelitian ini.

13. Teman riset, Andi Nizar, Ade Aurora, Alya Masinta, Shallyna Nurfadiah,

dan Nabil Shahab yang sudah saling mengingatkan.

14. Teman-teman Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan

2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menerima masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk

melengkapi laporan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak terutama FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga penelitian yang telah dilakukan ini menghasilkan ilmu yang diridhoi dan

diberkahi oleh Allah SWT, amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Jakarta, 23 Oktober 2017

__________________

Azifa Anisatul Umma

Page 7: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

vii

ABSTRAK

Azifa Anisatul Umma. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Faktor

Risiko yang Memengaruhi Gagasan Bunuh Diri pada Mahasiswa Kedokteran

Preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-2017. Latar Belakang: Gagasan bunuh diri merupakan pemikiran mengenai bagaimana

cara membunuh diri sendiri, yang berkisar dari pertimbangan singkat hingga rencana

terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri sendiri. Banyak faktor

yang dapat memengaruhi gagasan bunuh diri. Mahasiswa kedokteran preklinik dipilih

sebagai subjek penelitian dikarenakan mahasiswa kedokteran mungkin memiliki

banyak tekanan dalam hidupnya.

Tujuan: Mengetahui faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh diri pada

mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-2017.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional. Populasi total

sampling dari mahasiswa kedoteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n =

300). Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner bunuh diri dari M. Eskin (2015).

Hasil: Sepertiga (31,7%) mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pernah memiliki gagasan bunuh diri. Analisa multivariat menunjukkan faktor

risiko peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan

sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan religiusitas secara signifikan bersama-

sama memengaruhi gagasan bunuh diri (p = 0,786). Peristiwa kehidupan (stresor)

secara signifikan lebih memengaruhi gagasan bunuh diri (p <0,05).

Simpulan: Adanya pengaruh signifikan secara bersama-sama dari faktor risiko

peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial,

relasi dengan teman atau sahabat, dan religiusitas terhadap gagasan bunuh diri pada

mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata kunci: gagasan bunuh diri, bunuh diri

ABSTRACT

Azifa Anisatul Umma. Medical Study Program and Doctor Profession. Risk

Factors that Influence Suicide Idea on Preclinical Medical Students UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2016-2017.

Background: The idea of suicide is a thought of how to kill yourself which ranges

from brief considerations to detailed plans but excludes actions in self-killing. Many

factors can lead to the idea of suicide. Preclinical medical students are selected as

research subjects because medical students may have many pressures in life. Objective: To know the risk factors that influence suicide idea on preclinical medical

students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-2017.

Method: This study used cross sectional analytic design. Total sampling population

from preclinical medical students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n = 300). The

measuring tool used is the suicide questionnaire from M. Eskin (2015).

Results: One third (31.7%) of preclinical medical students UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta had suicide ideation. Multivariate analyzes showed the occurrence of life

(stressor), opinions of sattitudes to suicide, social support, relationships with friends

or best friend, and religiosity significantly affected the suicide idea (p = 0.786). The

life event (stressor) significantly more affects the idea of suicide (p < 0.05).

Conclusion: There is a mutual influence of risk factors on suicidal idea of pre-

clinical student of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keywords: suicidal ideation, suicide

Page 8: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL.................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iv

KATA PENGANTAR............................................................................ v

ABSTRAK............................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN........................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2

1.3 Hipotesis................................................................................ 2

1.4 Tujuan Penelitian................................................................... 2

1.4.1 Tujuan Umum.............................................................. 2

1.4.2 Tujuan Khusus.............................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian................................................................. 3

1.5.1 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti.................................. 3

1.5.2 Manfaat Penelitian Bagi Perguruan Tinggi.................. 3

1.5.3 Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat........................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gagasan Bunuh Diri……….................................................. 4

2.2 Teori Bunuh Diri……........................................................... 5

2.3 Faktor Risiko Gagasan Bunuh Diri.................................. 8

2.3.1 Peristiwa Kehidupan (Stresor) ................................. 8

2.3.1.1 Stres.............................................................. 10

2.3.1.2 Kecemasan................................................... 11

2.3.1.3 Depresi......................................................... 11

2.3.2 Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri......................... 13

2.3.3 Dukungan Sosial....................................................... 14

2.3.4 Relasi dengan Teman atau Sahabat............................ 15

2.3.5 Religiusitas............................................................... 16

2.4 Prevensi terhadap Gagasan Bunuh Diri................................ 18

2.5 Kuesioner M.Eskin (2015) mengenai Bunuh Diri................ 18

2.6 Kerangka Teori...................................................................... 20

2.7 Kerangka Konsep.................................................................. 21

Page 9: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

ix

2.8 Definisi Operasional.............................................................. 22

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian................................................................... 24

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................... 24

3.2.1 Tempat……….......................................................... 24

3.2.2 Waktu……................................................................ 24

3.3 Populasi Sampel Penelitian................................................... 24

3.3.1 Populasi Target.......................................................... 24

3.3.2 Populasi Terjangkau.................................................. 24

3.3.3 Sampel...................................................................... 24

3.4 Besar Sampel……................................................................. 25

3.5 Variabel Penelitian…………………………....................... 26

3.6 Kriteria Pemilihan Sampel.................................................... 26

3.6.1 Kriteria Inklusi........................................................... 26

3.6.2 Kriteria Eksklusi........................................................ 26

3.7 Cara Kerja.............................................................................. 27

3.7.1 Alur Penelitian........................................................... 27

3.8 Managemen Data.................................................................... 28

3.8.1 Pengolahan Data......................................................... 28

3.8.2 Alat dan Bahan........................................................... 29

3.9 Analisis Data........................................................................... 29

3.10 Etika Penelitian....................................................................... 29

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Uji Validitas dan Reabillitas.................................................. 30

4.1.1 Uji Validitas................................................................ 30

4.1.1.1 Uji Validitas Peristiwa Kehiduan (stresor) ... 30

4.1.1.2 Uji Validitas Pendapat terhadap Perlakuan

Bunuh Diri..................................................... 32

4.1.1.3 Uji Validitas Dukungan Sosial...................... 33

4.1.1.4 Uji Validitas Relasi dengan Teman atau

Sahabat…………………………………….. 33

4.1.1.5 Uji Validitas Religiusitas.............................. 34

4.1.2 Uji Reabililtas……………………........................... 35

4.2 Analisis Univariat……………………................................ 36

4.2.1 Karakteristik Responden………………………..... 36

4.2.2 Frekuensi Gagasan Bunuh Diri…………………… 37

4.3 Analisis Multivariat……………………………………….. 39

4.3.1 Pengujian Model Regresi Logistik……………….. 39

4.4 Keterbatasan Penelitian…………………………................ 42

Page 10: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

x

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan................................................................................ 44

5.2 Saran...................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 45

LAMPIRAN............................................................................................ 49

Page 11: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi operasional……………………………............. 22

Tabel 4.1 Muatan faktor item peristiwa kehidupan (stresor)............ 31

Tabel 4.2 Muatan faktor item pendapat dari perlakuan bunuh diri.. 32

Tabel 4.3 Muatan faktor item dukungan sosial................................. 33

Tabel 4.4 Muatan faktor item relasi dengan teman atau sahabat..... 34

Tabel 4.5 Muatan faktor item religiusitas........................................ 34

Tabel 4.6 Uji reabilitas variabel………………............................... 35

Tabel 4.7 Karakteristik responden................................................... 36

Tabel 4.8 Frekuensi gagasan bunuh diri.......................................... 37

Tabel 4.9 Analisis regresi logistik pengaruh keseluruhan variabel

bebas terhadap variabel terikat…………………………. 39

Tabel 4.10 Proporsi varian variabel bebas terhadap variabel terikat.. 39

Tabel 4.11 Analisis regresi logistik pada masing-masing variabel bebas…………………………………………………… 40

Page 12: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori tiga langkah bunuh diri…………………………... 6

Gambar 2.2 Diagram kerangka teori penelitian................................... 20

Gambar 2.3 Diagram kerangka konsep penelitian............................... 21

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian………………………………… 27

Gambar 6.1 Pengambilan data angkatan 2013.................................... 68

Gambar 6.2 Pengambilan data angkatan 2014.................................... 68

Gambar 6.3 Pengambilan data angkatan 2015..................................... 68

Page 13: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

xiii

DAFTAR SINGKATAN

ACTH : Adenocorticotropic Hormone

CFA : Confirmatory Factor Analysis

CRF : Cortico-Realising Factor

GAD : Generelized Anxiety Disorder

MSPSS : Multidimensional Scale of Perceived Social Support

RCOPE : Religious-Spiritual Coping Scale

RISC : Relational-Interdependent Self-Construal Scale

RMSEA : Root Mean Square Error of Approximation

WHO : World Health Organization

Page 14: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent dan Data Karakteristik Responden... 49

Lampiran 2 Kuesioner M. Eskin (2015) mengenai Bunuh Diri...................... 51

Lampiran 3 Dokumentasi................................................................................ 68

Lampiran 4 Output Mplus 8 dan SPSS........................................................... 69

Lampiran 5 Riwayat Penulis........................................................................... 78

Page 15: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bunuh diri adalah suatu proses yang dengan sengaja dilakukan untuk

mengakhiri hidup diri sendiri. Bunuh diri merupakan masalah kesehatan utama

pada masyarakat usia muda dan tua di seluruh dunia.1

Terdapat sekitar 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun

dan masih banyak lagi yang mencoba bunuh diri menurut World Health

Organization (WHO). Bunuh diri terjadi sepanjang umur dan merupakan

penyebab kematian nomor dua di antara anak usia 15-29 tahun secara global.

Bunuh diri menyumbang 1,4% dari semua kematian di seluruh dunia,

menjadikannya penyebab utama kematian ke-17 pada tahun 2015.2

Angka kejadian bunuh diri di Amerika Serikat merupakan penyebab utama

ketiga kematian di kalangan pemuda berusia 15-24 tahun.1 Selain itu merupakan

penyebab kematian kedua di kalangan mahasiswa.3,4 Benua Asia sendiri

menyumbang 60% dari bunuh diri di dunia tiap tahunnya.5

Temuan penelitian dari Evans, Hawton, Rodham, dan Deeks,

menunjukkan bahwa sekitar 10% dari remaja mencoba melakukan bunuh diri

yang sebelumnya 30% dari mereka telah memiliki gagasan tentang bunuh diri

dalam hidupnya.1 Gagasan bunuh diri dianggap sebagai awal yang penting untuk

kemudian dicoba dan diakhiri dengan bunuh diri dan memiliki peran besar dalam

kepentingan kesehatan masyarakat.6 Gagasan bunuh diri merupakan pemikiran

mengenai bagaimana cara membunuh diri sendiri, yang berkisar dari

pertimbangan singkat hingga rencana terperinci tetapi tidak termasuk tindakan

dalam membunuh diri sendiri.14 Gagasan bunuh diri berkembang selama masa

remaja dan puncaknya terjadi pada masa remaja akhir dan dewasa awal. 7 Survei

depresi dan bunuh diri di negara Thailand, penelitian menemukan remaja pada

usia 15-19 tahun, 13% remaja dilaporkan memiliki gagasan bunuh diri; 8,9%

memiliki rencana yang spesifik; dan 6,8% memiliki usaha bunuh diri.8

Page 16: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

2

Mahasiswa yang menjalani pendidikan di fakultas kedokteran tidak

terlepas dari faktor risiko gagasan bunuh diri.9 Gagasan bunuh diri pada

mahasiswa kedokteran didapatkan hasil berkisar antara 9,1% sampai 48,2%.10 Hal

ini terjadi karena kurangnya kontrol dan sifat kepribadian, serta peristiwa

kehidupan negatif yang menyebabkan tekanan mental (kecemasan dan

depresi).11,12

Penelitian ini adalah untuk mengetahui peristiwa kehidupan (stresor),

pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau

sahabat, dan religiusitas sebagai faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh

diri pada mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan menggunakan kuesioner M. Eskin (2015) mengenai bunuh diri yang

terdiri dari 9 section, dengan total 131 pertanyaan tertutup. Selain di Indonesia,

kuesioner ini juga akan digunakan di berbagai negara, yaitu Mesir, Saudi Arabia,

Lebanon, Palestina, Turki, Azerbajian, Jordan, Pakistan, Malaysia, Tunisia, dan

Iran.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh dari peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari

perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan

religiusitas sebagai faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh diri pada

mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3 Hipotesis

Terdapat pengaruh siginifikan secara bersama-sama dari peristiwa

kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi

dengan teman atau sahabat, dan religiusitas sebagai faktor risiko yang

memengaruhi gagasan bunuh diri pada mahasiswa kedokteran preklinik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Page 17: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

3

Mengetahui peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh

diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan religiusitas sebagai

faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh diri pada mahasiswa kedokteran

preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4.2 Tujuan Khusus

Mengetahui manakah dari peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari

perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan

religiusitas yang lebih berpengaruh sebagai faktor risiko gagasan bunuh diri pada

mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Penelitian Bagi Peneliti

1. Melalui penelitian ini, peneliti dapat memperoleh dan mengaplikasikan

ilmu yang didapat dari riset ini, seperti dalam mengambil, mengolah,

dan menyusun data.

2. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

Strata (S1) dengan mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.5.2 Manfaat Penelitian Bagi Institusi Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perkembangan

ilmu pendidikan dibidang psikiatri mengenai peristiwa kehidupan (stresor),

pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau

sahabat, dan religiusitas sebagai faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh

diri.

1.5.3 Manfaat Peneliltian Bagi Masyarakat

Gagasan bunuh diri pada diri seseorang sulit diketahui. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi kepada dosen, orang tua, dan mahasiswa

mengenai peristiwa kehidupan (stresor), pendapat perilaku bunuh diri, dukungan

sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan religiusitas sebagai faktor risiko

yang memengaruhi gagasan bunuh diri.

Page 18: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gagasan Bunuh Diri

Bunuh diri dinyatakan sebagai fenomena perilaku yang kompleks yang

diakibatkan dari faktor sosial, budaya, psikopatologi dan biologi yang beragam

yang secara bersamaan menghasilkan perilaku yang berbahaya dari gagasan

sampai perilaku bunuh diri. Studi epidemiologi pada orang dewasa menunjukkan

bahwa 90% sampai 98% pasien dengan tendensi bunuh diri mengalami ganguan

mental. Pada orang dewasa, 90-94% didiagnosa mengalami gangguan psikiatris

yang pasti dan mayoritas dari pelaku bunuh diri tidak menjalani penanganan

medis.13

Gagasan bunuh diri merupakan pemikiran mengenai bagaimana cara

membunuh diri sendiri, yang berkisar dari pertimbangan singkat hingga rencana

terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri sendiri. Gagasan

bunuh diri sulit diketahui, dimana seseorang tidak akan mengungkapkan

pikirannya untuk bunuh diri apabila tidak dipaksa. Meskipun seseorang mungkin

saja mengalami pikiran untuk bunuh diri, bukan berarti sedang berada dalam

bahaya untuk melakukan bunuh diri. Namun, keinginan bunuh diri adalah masalah

serius yang perlu diatasi. Banyak orang sehat memiliki pemikiran bunuh diri di

beberapa titik dalam kehidupan mereka.14

Lena Nabuco, et al memberikan definisi tentang gagasan bunuh diri

sebagai pikiran tentang minat, niat, dan metode untuk melakukan bunuh diri.

Gagasan bunuh diri bisa memiliki intensitas yang beragam dari pikiran sekilas

hingga merenungkan cara kematian sendiri dan rencana untuk melakukan bunuh

diri sekarang juga. Jika terdapat niat untuk mati dengan tindakan tersebut, maka

bisa dianggap sebagai usaha bunuh diri. Meskipun individu menyanggah niat

tersebut, praktisi bisa menganalisanya secara klinis dari keadaan perilakunya.15

Pengukuran gagasan bunuh diri berkisar dari pertanyaan penapisan satu

atau dua item seperti “Apakah anda pernah secara serius memertimbangkan untuk

bunuh diri” sampai pada pengukuran penuh yang mencatat frekuensi, tingkat

Page 19: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

5

keparahan, perencanaan, komunikasi, dan niat bunuh diri.16 Adanya gagasan

kadang diukur berdasarkan pikiran tentang bunuh diri dan kadang juga diukur

berdasarkan keakutan atau frekuensi yang tinggi.17

Gagasan bunuh diri adalah salah satu dari kategori perilaku bunuh diri,

yang lainnya adalah perencanaan, percobaan dan tindakan bunuh diri itu sendiri.

Ada banyak faktor yang memengaruhi tingkat gagasan bunuh diri dan percobaan

bunuh diri, yaitu mencakup tingkat literasi populasi, kalimat yang digunakan

dalam kuesioner, panjang kuesioner, interpretasi kalimat kuesioner dalam bahasa

lokal, rentang waktu pengukuran dan tingkat kesediaan responden mengungkap

informasi yang diukur.18

Bunuh diri dilaporkan bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, agama,

etnis, dan faktor lain. Perbandingan laporan bunuh diri harus mempertimbangkan

perbedaan demografis atau kelompok budaya. Perbandingan gagasan bunuh diri

antara kelompok bisa menjadi hal yang sulit karena gagasan bunuh diri sering

berfluktuasi, datang dan pergi dan tidak dapat diamati oleh orang lain.18

Intervensi menunjukkan bahwa orang dewasa yang berperan serta dalam

program kesadaran kesehatan memiliki tingkat gagasan dan percobaan bunuh diri

lebih rendah pada 12 bulan kemudian. Karena itu maka implementasi program

kesadaran bisa membantu pembuat kebijakan, sekolah, guru, dan stakeholder

masyarakat lainnya. 18

2.2 Teori Bunuh Diri

Klonsky & May mengembangkan teori tiga langkah bunuh diri dimana

dapat meningkatkan pemahaman dan prediksi bunuh diri, perilaku bunuh diri, dan

gagasan bunuh diri. Strategi teori tiga langkah memanfaatkan kerangka ideation-

to-action. Teori diilustrasikan pada Gambar 2.1.17

Page 20: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

6

Gambar 2.1 Teori tiga langkah bunuh diri (Klonsky & May, 2015)

Pertama, pengembangan gagasan bunuh diri. Menurut teori tiga langkah,

langkah pertama menuju gagasan dimulai dengan rasa sakit. Rasa sakit biasanya

secara psikologis atau emosional. Namun, rasa sakit saja tidak akan menyebabkan

keinginan bunuh diri. Jika seseorang yang kesakitan memiliki harapan bahwa

situasi masih bisa membaik maka rasa sakitnya bisa berkurang dan berusaha

mencapainya masa depan dengan rasa sakit yang berkurang itu daripada

memikirkan bunuh diri. Untuk alasan ini, keputusasaan juga diperlukan untuk

pengembangan dari bunuh diri. Artinya, jika kehidupan seseorang cukup banyak

merasakan rasa sakit dan dia merasa putus asa bahwa rasa sakitnya akan

membaik, maka orang tersebut akan mempertimbangkan untuk mengakhiri

hidupnya. Intinya, kombinasi rasa sakit dan keputusasaan inilah yang membawa

gagasan bunuh diri.17

Kedua, gagasan bunuh diri yang sedang bandingkan kuat. Langkah kedua

menuju perilaku bunuh diri yang berpotensi mematikan terjadi saat rasa sakit

melebihi keterhubungan. Keterhubungan bisa berarti hubungan dengan orang lain

dan juga minat, peran, proyek, tujuan atau makna apa pun yang diberikan dalam

hidup. Teori tiga langkah menetapkan bahwa seseorang yang mengalami rasa

sakit, putus asa, dan mempertimbangakan bunuh diri hanya akan memiliki

gagasan sedang (moderat) jika keterhubungan tetap lebih besar daripada rasa

Page 21: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

7

sakit, misalnya, "Kadang saya pikir saya mungkin lebih baik mati". Namun,

gagasan menjadi kuat jika rasa sakit menguasai keterhubungan, misalnya, "Saya

akan bunuh diri jika saya memiliki kesempatan". Contoh, orang tua yang

mengalami rasa sakit dan keputusasaan setiap hari tapi juga merasa memberikan

dan terhubung dengan anak-anaknya. Jika keterhubungan orang tua melebihi rasa

sakit, orang tua ini mungkin masih memiliki gagasan pasif namun tidak akan

berkembang menjadi keinginan aktif untuk bunuh diri. Namun, jika rasa sakit dan

keputusasaan hadir, dan keterhubungan dikalahkan oleh rasa sakit, maka orang tua

tersebut akan mengalami gagasan yang kuat dan secara aktif mempertimbangkan

untuk mengakhiri hidupnya.17

Ketiga, progres dari gagasan menuju usaha bunuh diri. Joiner

menunjukkan bahwa ketakutan akan kematian adalah naluri yang kuat yang

membuat sangat sulit untuk mencoba bunuh diri, bahkan jika mengalami

keinginan bunuh diri yang kuat. Dengan demikian, individu hanya bisa mencoba

bunuh diri jika mereka telah mengembangkan kemampuan untuk mengatasi

penghalang ini. Kemampuan ini dikembangkan melalui pengalaman dengan

kejadian menyakitkan yang dapat meningkatkan toleransi seseorang terhadap rasa

sakit, luka, dan kematian. Teori tiga langkah mengusulkan tiga kategori variabel

yang berkontribusi terhadap kapasitas bunuh diri: dispositional, acquired, dan

practical. Dispositional mengacu pada variabel yang relevan dimana kita

dilahirkan. Sebagai contoh, beberapa individu dilahirkan dengan sensitivitas nyeri

yang lebih tinggi atau lebih rendah. Seseorang yang lahir dengan rasa sakit yang

lebih rendah sensitivitasnya akan memiliki kapasitas lebih tinggi untuk melakukan

usaha bunuh diri. Konsep kontributor disposisi terhadap kapasitas didukung oleh

penelitian terbaru dari Joiner menunjukkan bahwa kemampuan untuk bunuh diri

sebagian besar bersifat genetik. Acquired mengacu pada habituasi terhadap

pengalaman yang berhubungan dengan rasa sakit, cedera, ketakutan, dan kematian

dapat, seiring berjalannya waktu, menyebabkan kapasitas lebih tinggi untuk usaha

bunuh diri. Practical adalah faktor konkret yang membuat usaha bunuh diri

menjadi lebih mudah. Ada banyak jenis faktor praktis. Misalnya, seseorang yang

memiliki pengetahuan dan akases jauh lebih mudah daripada seseorang tanpa

pengetahuan dan akses. Secara singkat, faktor ispositional, acquired, dan

Page 22: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

8

practical berkontribusi pada kemampuan percobaan bunuh diri, dan individu

dengan keinginan bunuh diri yang kuat hanya akan melakukan usaha bunuh diri

dan kapan mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya.17

2.3 Faktor Risiko Gagasan Bunuh Diri

Faktor risiko yang memengaruhi gagasan bunuh diri tidak hanya

dipengaruhi oleh satu faktor saja (multifaktor). Faktor risiko gagasan bunuh diri

bisa dari kombinasi genetik, fisik, dan lingkungan. Faktor risiko genetik

merupakan orang yang terlahir dalam keluarga dengan riwayat penyakit jiwa atau

pikiran bunuh diri yang memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki gagasan

bunuh diri dan penyakit jiwa. Namun, pada komponen genetik untuk gagasan

bunuh diri dan penyakit jiwa, tidak semua orang yang memiliki riwayat keluarga

akan memiliki gagasan bunuh diri, juga tidak semua orang yang memiliki gagasan

bunuh diri memiliki riwayat keluarga. Faktor risiko fisik diperkirakan kadar

dopamin dan serotonin neurotransmiter yang abnormal, selain perubahan pada

struktur dan fungsi otak, dapat meningkatkan risiko banyak penyakit jiwa,

termasuk yang menyebabkan gagasan dan perilaku bunuh diri. Faktor risiko

lingkungan dengan kejadian-kejadian negatif yang berulang dan mengalami

tingkat stres yang konstan dan bisa mengalahkan kemampuan seseorang untuk

mengatasi risiko lebih tinggi untuk bunuh diri. Dukungan dari lingkungan juga

berperan dalam munculnya gagasan bunuh diri. Selain itu, orang yang terpapar

oleh orang lain yang meninggal karena bunuh diri memiliki risiko lebih besar

untuk mengembangkan keinginan bunuh diri sendiri.8,9,12

Beberapa faktor lain yang terlibat seperti jenis kelamin, usia, gejala

psikiatri, kepribadian, dukungan sosial, riwayat medis, riwayat bunuh diri, riwayat

gagasan bunuh diri, dan lain-lain. Penelitian ini akan membahas secara khusus

mengenai faktor riwayat personal antara lain peritiwa kehidupan (stresor),

pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau

sahabat, dan reigiusitas. 14

2.3.1 Peristiwa Kehidupan (Stresor)

Peristiwa kehidupan adalah kejadian-kejadian dalam kehidupan sebagai

stresor yang mungkin dapat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang.

Page 23: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

9

Pengalaman peristiwa hidup yang menekan dan tidak diinginkan diyakini sebagai

faktor penting dalam pengembangan gangguan fisik dan mental. Penelitian

tentang peristiwa hidup yang menekan bisa dibedakan menjadi dua aliran utama.

Satu aliran menekankan pada kejadian dalam kehidupan seseorang yang bisa

memberikan tekanan seperti perceraian, hilangnya pekerjaan atau ujian akademis.

Sementara aliran lainnya mengukur peristiwa hidup yang menekan dimana subjek

penelitian dihadapkan pada daftar peristiwa hidup, kemudian meminta subjek

untuk menunjukkan kejadian yang terjadi dan menilai kejadian tersebut

berdasarkan bobot kejadian. Kedua aliran ini adalah pendekatan pengukuran stress

berdasarkan stimulus yang menekankan peran situasi atau kejadian stress pada

seseorang. Aliran lain memandang stress sebagai proses atau transaksi antara

individu dengan lingkungan dimana stimulus hanyalah satu bagian penting dari

proses tersebut.19 Bunuh diri bisa disebabkan karena Adjustment disorders, yaitu

kelompok gangguan dimana respons psikologis seseorang terhadap stressor

memicu gejala gejala yang membutuhkan perhatian klinis.20

Gangguan penyesuaian diri bisa muncul sebagai tekanan emosional

(emotional distress) yang melebihih batas normal atau penurunan fungsi

seseorang yang terlihat secara jelas baik secara sosial, akademis atau pekerjaan.

Kejadian yang menekan (stressful event) bisa merubah seseorang secara

mendasar. Gangguan penyesuaian terhadap kejadian stress tersebut bisa

mendorong pemikiran bunuh diri atau tindakan bunuh diri.20

Ferguson menyatakan bahwa peristiwa hidup yang memberikan tekanan

mendorong terjadinya gagasan bunuh diri pada orang dewasa laki laki dan

perempuan, semakin tinggi stresor maka semakin tinggi hal yang berkaitan

dengan bunuh diri. Heikkinen, Aro, and Lonnqvist menyatakan bahwa peristiwa

hidup yang memberikan tekanan berperan penting dalam mendorong terjadinya

bunuh diri pada orang dewasa dan juga berdampak pada depresi. Gabungan

gangguan psikiatris yang berinteraksi pada peristiwa hidup yang memberikan

tekanan bisa mendorong orang untuk melakukan tindakan yang membahayakan

dirinya.21 Peristiwa kehidupan (stresor) yang meningkatkan tekanan dalam hidup

juga berpengaruh terhadap stres, kecemasan, dan depresi yang dapat

memunculkan pikiran negatif.39

Page 24: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

10

2.3.1.1 Stres

Stres didefinisikan sebagai respon tubuh terhadap stimulus yang

menggangu homeostasis seseorang. Respons ini tidak bisa dihindari dan setiap

pengalaman yang memengaruhi homeostasis seseorang dinyatakan sebagai

stress.22

Stress dapat mencakup stress sosial, kognitif, dan psikologis. MuUis,

Youngs, MuUis, and Rathge menyatakan bahwa stress adalah fungsi penilaian

seseorang terhadap stresor (pemicu stres) dan merupakan proses kognitif. Stress

yang dialami seseorang ditentukan oleh evaluasi subjektif pengalaman mereka.22

Stres pada tubuh manusia diatur oleh salah satu bagian otak, yaitu

amigdala. Amigdala akan mengaktivasi beberapa neurotransmitter serta bahan-

bahan neurokimiawi di otak jika seseorang mengalami peristiwa traumatik

sebagai respon tubuh untuk menghadapi peristiwa tersebut. Setelah mengalami

peristiwa traumatik, amigdala akan bereaksi dengan memberikan stimulus berupa

tanda darurat kepada sistem saraf simpatis, sistem saraf parasimpatis, dan aksis

hipotalamus-hipofisis-kelenjar adrenal (aksis HPA).12

Akibat dari perangsang pada sistem saraf simpatik segera setelah peristiwa

traumatik, maka akan terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

Kondisi ini juga disebut ‘fight or flight reaction’. Reaksi ini juga akan

meningkatkan aliran darah dan jumlah glukosa pada otot-otot skeletal sehingga

membuat seseorang sanggup untuk berhadapan dengan peristiwa tersebut. Reaksi

sistem saraf parasimpatis membatasi sistem saraf simpatik pada beberapa jaringan

tubuh, namun respon ini bekerja secara bebas dan tidak berkaitan dengan respon

yang diberikan oleh sistem saraf simpatis. Aksis HPA juga akan terstimulasi oleh

beberapa neuropeptida otak pada waktu orang berhadapan dengan peristiwa

traumatik. Hipotalamus akan mengeluarkan Cortico-Realising Factor (CRF) dan

beberapa neuropeptida regulator lainnya, sehingga kelenjar hipofisis akan

terangsang dan mensekresi mengeluarkan adenocorticotropic hormone (ACTH)

yang akhirnya menstimulasi pengeluaran hormon kortisol dari kelenjar adrenal.12

Jika seseorang mengalami tekanan, maka tubuh secara alami akan

meningkatkan pengeluaran katekolamin dan homon kortisol. Pengeluaran kedua

Page 25: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

11

zat ini tergantung pada derajat tekanan yang dialami oleh individu. Katekolamin

berperan dalam menyediakan energi yang cukup dari beberapa organ vital tubuh

dalam bereaksi terhadap tekanan tersebut. Hormon kortisol berperan dalam

menghentikan aktivitas sistem saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang

bersifat defensif tadi yang timbul akibat peristiwa traumatik. Peningkatan hormon

kortisol akan menimbulkan efek umpan balik negatif pada aksis HPA tersebut.12

Stres yang dialami seseorang dalam hidupnya berpengaruh pada etiologi

gangguan dan kejadian fisik, mental, dan perilakunya.23 Wilbum & Smith dalam

penelitiannya menyatakan bahwa stressful life events memengaruhi terhadap

gagasan bunuh diri (suicidal ideation).22

2.3.1.2 Kecemasan

Gangguan cemas menyeluruh (Generelized Anxiety Disorder, GAD)

merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran

yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap

berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami hampir sepanjang

hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan. Kecemasan yang dirasakan sulit

dikendalikan dan berhubungan dengan gejala somatik, seperti ketegangan otot,

iritabilitas, sulit tidur, dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang

jelas dan gangguan funsi bermakna dalam fungsi social dan pekerjaan.12

Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GAD adalah lobus

oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak. Basal

ganglia, sistem limbik, dan korteks frontal juga terlibat dalam GAD. Pada pasien

GAD juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal. Neurotransmiter yang

berkaitan dengan GAD adaalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan

kolesistokinin.12

Penderita GAD berespons secara tidak tepat terhadap ancaman,

disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal negatif pada lingkungan,

adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif

terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.12

2.3.1.3 Depresi

Depresi adalah suatu gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan

yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku

Page 26: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

12

seseorang). Sebelum membahas lebih lanjut tentang gangguan depresi, terlebih

dahulu perlu dipahami yang dimaksud dengan emosi dan mood dan mengapa

kedua tanda tersebut harus dipahami. Dalam pembahasan emosi tercakup antara

lain afek, mood, emosi yang lain, gangguan psikologi yang berhubungan dengan

mood.12

Depresi disebakan oleh beberapa faktor. Faktor genetik merupakan faktor

penting dalam perkembangan gangguan mood. Tetapi jalur penurunannya sangat

kompleks. Sulit untuk mengabaikan efek psikososial dan faktor non genetik

lainnya yang berperan dalam penyebab terjadinya gangguan mood.12

Faktor organobiologik, amin biogenik yaitu norepinefrin dan serotonin

adalah dua neurotransmiter yang paling terlibat dalam patofisiologi gangguan

mood. Norepinefrin menyebabkan penurunan regulasi reseptor beta adrenergik

dan respon klinis anti depresi mungkin merupakan peran langsung sistem

noradrenergik pada depresi. Bukti lain yang juga melibatkan reseptor beta 2

presinaptik pada depresi yaitu aktifnya reseptor yang mengakibatkan pengurangan

jumlah pelepasan norepinefrin. Reseptor beta 2 presinaptik juga terletak pada

neuron serotonergik dan mengatur jumlah pelepasan serotonin. Dopamin, aktivitas

dopamin mungkin berkurang pada depresi. Penemuan subtipe baru reseptor

dopamin dan meningkatnya pengertian fungsi regulasi presinaptik dan

pascasinaptik dopamin memperkaya hubungan antara dopamin dengan gangguan

mood. Dua teori terbaru tentang dopamin dan depresi adalah jalur dopamin

mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin D1

mungkin hipoaktif pada depresi. Serotonin, aktivitas serotonin berkurang pada

depresi. Serotonin bertanggungjawab untuk kontrol regulasi afek, agresi, tidur,

dan nafsu makan. Pada bebrapa penelitian ditemukan jumlah serotonin yang

berkurang di celah sinap dikatakan bertanggungjawab untuk terjadinya depresi.12

Faktor psikososial, peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa

tertekan (stres) dapat mencetuskan terjadinya depresi. Episode pertama ini lebih

ringan dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yang mengemukakan bahwa

adanya stres sebelum episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang

bertahan lama. Hal ini menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter dan

sistem sinyal intraneuron, termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan

Page 27: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

13

kontak sinaps. Dampaknya, seorang individu berisiko tinggi mengalami episode

berulang gangguan mood sekalipun tanpa stresor dari luar.12

Faktor kepribadian, pada semua orang apapun pola kepribadiannya dapat

mengalami depresi sesuai dengan situasinya. Orang dengan gangguan kepribadian

obsesif kompulsif, historionik, dan ambang berisiko tinggi untuk mengalami

depresi dibandingkan dengan orang yang memiliki gangguan kepribadian

paranoid atau antisosial. Pasien dengan gangguan distimik dan siklotimik berisiko

mengalami depresi berat. Peristiwa sressfull merupakan prediktor terkuat untuk

kejadian episode depresi.12

2.3.2 Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri

Konseptualisasi perlakuan memiliki tiga komponen yaitu afektif, kognitif,

dan behavioral. Komponen afektif terdiri dari kesukaan seseorang atau respons

emosional terhadap sesuatu atau seseorang. Komponen kognitif terdiri dari

keyakinan atau pengetahuan, dan komponen behavioral adalah perilaku yang

terlihat dari seseorang terkait sesuatu hal atau seseorang.24

Tang menyatakan pendapat dari perlakuan terhadap bunuh diri sebagai

kecenderungan yang kuat dan konsisten terhadap bunuh diri yang dipegang oleh

seseorang. Wang mendefinisikan sikap terhadap bunuh diri dari kecenderungan

kognitif, afektif dan behavioral sebagai emosi positif atau negatif yang kuat dan

perilaku mendekati sampai menghindar terhadap perilaku bunuh diri dan orang

yang melakukan bunuh diri.25

Zao mengkategorikan lima perlakuan terhadap bunuh diri. Perlakuan

pertama memandang bunuh diri sebagai perilaku tidak bermoral yang dilakukan

oleh pengecut yang meninggalkan tanggung jawab sosial mereka dan

meninggalkan rasa sakit yang lebih besar kepada pihak lain. Bunuh diri dianggap

memberikan dampak negatif pada keluarga, orang dewasa, dan seluruh

masyarakat dan karenanya harus dikutuk. Pandangan kedua melihat bunuh diri

sebagai kejahatan, dan juga dihukum sebagai dosa yang dianggap sebagai hal

yang buruk dalam budaya Islam dan Kristen. Pandangan ketiga memandang

bunuh diri sebagai penyakit mental. Pandangan keempat memandang bunuh diri

sebagai kebebasan pribadi, dimana nilai hidup dan signifikansi kehidupan

Page 28: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

14

seseorang juga mencakup kebebasan pilihan seseorang untuk hidup atau untuk

mengakhiri hidupnya. Pandangan kelima adalah bahwa bunuh diri adalah sikap

yang terhormat dan bermakna tinggi. Orang yang berkorban bagi negaranya

dianggap sebagai pahlawan bangsa dalam budaya Cina dan bunuh diri dianggap

sebagai perilaku bertanggung jawab sebagai permintaan maaf atas kegagalan

dalam budaya Jepang. Pandangan tentang pendapat bunuh diri tiap individu

berbeda-beda. Hal ini berpengaruh terhadap gagasan dan keinginan untuk

mengakhiri hidup.25

2.3.3 Dukungan Sosial

Dukungan sosial didefinisikan sebagai sumber daya yang disediakan bagi

seseorang oleh orang lain. Dukungan sosial adalah bantuan yang diberikan kepada

individu oleh individu-individu yang menciptakan jaringan sosial. Dukungan

sosial mendukung terbentuknya dimensi fungsional dari jaringan sosial.

Dukungan sosial didapatkan dari berbagai sumber seperti dari keluarga, teman

dan orang-orang istimewa. Dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap

kesejahteraan psikologis seseorang.26

Dukungan sosial dikategorikan menjadi emosional, instrumental,

informasional, dan dukungan evaluasi. Keluarga, teman dan orang-orang istimewa

menciptakan dukungan sosial terpenting bagi seseorang. Literatur menyebutkan

adanya dua model dukungan sosial yaitu Buffering model dan basic effect model.26

Buffering model menyatakan bahwa dukungan sosial berfungsi melindungi

seseorang dari dampak kejadian yang menekan. Sementara basic effect model

menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki dampak positif dan menguntungkan

bagi seseorang baik dalam kasus yang memberikan tekanan ataupun tidak

memberikan tekanan.26

Dukungan sosial menurunkan tingkat depresi, stres, gagasan, upaya,

ataupun percobaan bunuh diri, rasa malu, dan terasingi, serta meningkatkan

penghargaan pada diri sendiri, kualitas hidup, persepsi kompetensi sosial, dan

keberhasilan akademis.26

Dukungan sosial adalah konsep psikologis dan sosiologis yang terkait

dengan ikatan sosial dan saling membantu. Hilangnya dukungan sosial menjadi

Page 29: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

15

salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya bunuh diri. Dukungan sosial

menunjukkan pengaruh terhadap kesehatan seseorang. Dukungan sosial mencegah

hasil mental negatif yang dikarenakan tekanan hidup, menurunkan risiko bunuh

diri dan stroke. Sedangkan kurangnya dukungan sosial meningkatkan risiko

mortalitas, gangguan kesehatan dan gejala depresi.27

Ada banyak cara mengukur dukungan sosial. House, Robbins, and

Metzner menyatakan dukungan sosial diukur berdasarkan empat fungsi dukungan

sosial yaitu pertama, dukungan afektif berupa simpati, pengungkapan rasa cinta

dan rasa percaya. Kedua, dukungan instrumental berupa bantuan pada pekerjaan

dan peminjaman uang atau benda. Ketiga, dukungan informasional berupa

memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengatasi

masalah. Keempat, dukungan evaluatif berupa pemberian evaluasi perilaku dan

hasil yang memadai.27

2.3.4 Relasi dengan Teman atau Sahabat

Relasi dengan teman atau sahabat merupakan suatu hubungan yang sudah

terjalin dengan orang lain yang umumnya sebaya. Relasi dengan teman atau

sahabat menentukan konseptualisasi diri (self-construal). Konseptualisasi diri

adalah bagaimana diri seseorang dipersepsikan, ditentukan atau digambarkan

dalam benak seseorang. Bagaimana cara seseorang menggambarkan dirinya bisa

dilihat berdasarkan karakter kepribadian (pemalu, pemberani, dsb) atau

berdasarkan karakteristik hubungan (anak perempuan, suami, dsb).28

Individu yang memiliki hubungan konseptualisasi diri yang tinggi

menyatakan diri mereka dalam kerangka hubungan dekat dengan orang lain,

termasuk teman atau sahabat, dan karena hal ini mereka mencari bimbingan dan

membangun hubungan baru.29

Perbedaan antar individu menjadi faktor penentu dalam ragam orientasi

dalam hubungan. Bagi sebagian orang, diri mereka ditetapkan dalam kerangka

hubungan dekat dan pengembangan serta pemeliharaan hubungan dekat menjadi

tujuan utama mereka. Individu ini akan memikirkan dan menjaga hubungan

dengan teman atau sahabat sebagai hal penting. Sementara sebagian individu lain

menyatakan dirinya bebas dari hubungan dan memandang hubungan kurang

Page 30: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

16

penting untuk pemenuhan diri dan kepuasan pribadi. Karenanya pikiran tentang

hubungan dan pasangan untuk berhubungan kurang menjadi penting atau kurang

dipkirkan oleh mereka.29

Pribadi seseorang sebagian ditetapkan dalam kerangka hubungan dekat

dengan orang lain. Ruang pribadi mencakup representasi seseorang dalam

hubungan yang penting. Untuk individu dengan hubungan konseptualisasi diri

yang tinggi, hubungan dianggap hal yang penting untuk definisi diri, ekspresi diri

dan pengembangan diri karenanya mengembangkan dan menjaga hubungan dekat

adalah tujuan utama mereka. Jika hubungan itu tidak tercipta maka akan timbul

pikiran negatif mengenai dirinya.29

2.3.5 Religiusitas

Menurut Daradjat religiusitas adalah proses hubungan manusia yang

dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari pada

manusia.20 Religiusitas dan spiritual memiliki hubungan erat dengan kesehatan

mental. Tingkat religiusitas dan spiritualitas seseorang mencerminkan sumber

daya potensial penting bagi seseorang yang menjalani konseling.31

Dalam menghadapi situasi yang tekanannya tinggi, banyak orang

menanganinya dengan bergantung pada agama. Religiusitas dianggap sebagai

sumber daya yang paling sering digunakan pada kelompok orang tua, minoritas

dan individu yang menghadapi krisis hidup. Index religious coping dihubungkan

dengan menurunnya tingkat depresi, status kesehatan mental yang lebih baik,

kesehatan fisik yang lebih baik, pertumbuhan spiritual, dan menurunnya tingkat

mortalitas.31

Agama berperan dalam banyak hal dalam keseharian dan juga dalam

krisis. Menurut Pargament, Koenig, & Perez terdapat lima fungsi utama agama

sebagai berikut.31

1. Makna

Agama berperan utama dalam pencarian makna. Agama memberikan

kerangka pemahaman dan interpretasi dalam menghadapi kesusahan dan

pengalaman hidup yang berat.

2. Kontrol

Page 31: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

17

Agama berperan dalam mencari kontrol. Ketika terjadi kejadian yang diluar

sumber daya seseorang, agama memberikan banyak cara untuk mendapatkan

rasa kontrol atau mampu menghadapinya.

3. Kenyamanan atau spiritualitas

Agama dirancang untuk mengurangi pemahaman seseorang tentang hidup

dalam dunia yang rentang bencana. Dari perspektif religi, spiritualitas atau

keinginan untuk terkoneksi dengan sesuatu yang melampaui idividu adalah

fungsi dasar dari religi.

4. Keintiman atau spiritualitas.

Agama memfasilitasi kohesifitas sosial. Agama adalah mekanisme membina

solidaritas sosial dan identitas sosial. Keintiman sering diidorong dengan

metode spiritual seperti menawarkan bantuan spiritual kepada pihak lain atau

mencari dukungan spiritual dari anggota agama lain.

5. Transformasi hidup.

Agama dipandang membantu manusia menjaga makna, kontrol, kenyamanan,

keintiman dan kedekatan dengan Tuhan. Agama juga membantu seseorang

dalam melakukan transformasi hidup besar, yaitu menyerahkan benda lama

yang memiliki nilai dan mencari sumber nilai baru.

Individu yang religius memiliki sikap lebih toleran terhadap bunuh diri

dibanding individu yang kurang religius. Masing-masing agama menunjukkan

sikap yang berbeda terhadap bunuh diri, seperti agama islam memandang bunuh

diri sebagai kejahatan besar sama dengan pembunuhan, sedangkan agama hindu

indu memiliki pandangan lebih liberal karena memandang hidup sebagai siklus

dan ada bagian reinkarnasi. Negara muslim cenderung memiliki tingkat bunuh diri

lebih rendah.32 Hal ini karena Allah SWT melarang bunuh diri yang terdapat

didalam Al-Quran surat An-Nisa (4): 29-30:

أيها لكم بينكم ب لذين ٱ ي ا أمو طل ٱءامنوا ل تأكلو ا أنفسكم إن لب نكم ول تقتلو رة عن تراض م أن تكون تج لله ٱإل

نا وظلما فسوف نصلي ومن ٩٢كان بكم رحيما لك عدو لك على يفعل ذ ٠٣يسيرا لله ٱه نارا وكان ذ

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyanyang

kepadamu (29). Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan

aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian

itu adalah mudah bagi Allah (30)”.33

Page 32: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

18

Pengukuran religious coping dilakukan dengan berbagai metode salah

satunya adalah Ways of Coping Scale yang menyertakan dua item religius “saya

menemukan keyakinan baru” dan “saya berdoa” sebagai bagian dari faktor coping

“penilaian positif”. Religious-Spiritual Coping Scale (RCOPE), mengukur metode

coping berdasarkan kategori positif dan negatif. Kategori positif adalah penilaian

religius yang luhur, pengampunan religius, dsb) yang mencerminkan hubungan

dengan Tuhan dan dikaitkan dengan meningkatnya kualitas kehidupan. Sementara

coping negatif (penilaian ulang kekuasaan Tuhan, merasa diabaikan atau dihukum

oleh Tuhan, dsb) mencerminkan hubungan kurang baik dengan Tuhan dan

dikaitkan dengan kesejahteraan hidup yang buruk.34

2.4 Prevensi terhadap Gagasan Bunuh Diri

Program untuk pencegahan terhadap gagasan ataupun usaha bunuh diri

dapat dilakukan dengan memfokuskan pada populasi maupun kelompok yang

memiliki risiko tinggi terhadap gagasan ataupun usaha bunuh diri dengan cara

edukasi dengan menjauhi stresor penyebab, edukasi mengenai kesadaran

masyarakat tentang kesehatan jiwa, membatasi akses sarana bunuh diri, kesadaran

masyarakat tentang bunuh diri, program dukungan teman sebaya, dan peningkatan

religiusitas.35

2.5 Kuesioner M. Eskin (2015) mengenai Bunuh Diri

Kuesioner M. Eskin (2015) adalah kuesioner yang digunakan untuk

menilai bunuh diri, termasuk didalamnya gagasan bunuh diri. Kuesioner ini terdiri

dari 9 bagian akan digunakan untuk mengumpulkan data. Isi dari 9 bagian adalah

sebagai berikut.1

1. Bagian-I

Bagian ini berisi 9 pertanyaan tentang jenis kelamin, usia, apakah orang tua

masih hidup atau mati, dan hidup bersama atau dipisahkan dari saudara,

agama mereka, kekuatan keyakinan agama mereka, dan pengetahuan mereka

tentang sikap agama mereka untuk bunuh diri.

2. Bagian-II

Page 33: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

19

Bagian ini berisi daftar negatif peristiwa kehidupan dan diminta mengisi ya

atau tidak dari peristiwa yang mereka alami selama 12 bulan terakhir.

3. Bagian-III

Bagian ini berisi 24 pernyataan yang diambil dari Eskin tentang pendapat

seseorang tentang sikap terhadap bunuh diri dan masalah

psikologis. Peneilaian dengan 5 skala Likert.

4. Bagian-IV

Bagian ini berisi Multidimensional Scale of Perceived Social Support

(MSPSS) oleh Zimet, et al.

5. Bagian V

Bagian ini berisi Relational-Interdependent Self-Construal Scale (RISC) yang

berhubungan dengan relasi dengan teman atau sahabat oleh Palang, et al.

6. Bagian-VI

Bagian ini berisi 12 item Brief Religious Coping Scale yang enam item

mengukur koping religius positif dan enam item lainnya mengukur koping

religius negatif.

7. Bagian-VII

Bagian ini menanyakan 10 pertanyaan tentang aspek-aspek dari perilaku

bunuh diri nonfatal. Tiga pertanyaan pertama adalah tentang gagasan bunuh

diri dan tujuh item lainnya adalah tentang aspek usaha bunuh diri.

8. Bagian-VIII

Bagian ini meminta tentang alasan untuk mencoba untuk bunuh diri. Sembilan

alasan atau motif untuk mencoba bunuh diri diambil dari Boergers, Spitio dan

Donaldson dan diminta untuk menilai pada 5 skala Likert untuk pentingnya

setiap alasan untuk usaha bunuh diri.

9. Bagian-IX

Bagian terakhir ini berisi pernyataan tentang dampak mencoba bunuh diri

pada hubungan sosial dan kondisi pribadi dinilai pada 5 skala Likert.

Page 34: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

20

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Diagram kerangka teori penelitian

Page 35: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

21

2.7 Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Diagram kerangka konsep penelitian

Page 36: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

22

2.8 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil

Pengukuran

Skala

Variabel terikat

1 Gagasan

bunuh diri

Pemikiran bagaimana

cara untuk

membunuh diri

sendiri, tetapi tidak

termasuk tindakan

dalam membunuh diri

sendiri.14

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Ya

0 : Tidak

Nominal

Variabel bebas

2 Peristiwa

kehidupan

(stresor)

Kejadian dalam

kehidupan sebagai

stresor yang dapat

berpengaruh terhadap

kehidupan

seseorang.19

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Ya

0 : Tidak

Nominal

3 Pendapat

dari

perlakuan

bunuh diri

Pendapat pribadi

mengenai perilaku

bunuh diri.25

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Sangat tidak

setuju

2 : Tidak setuju

3 : Tidak

memutuskan

4 : Setuju

5 : Sangat

setuju

Ordinal

4 Dukungan

sosial

Bantuan berupa

dukungan yang

diberikan oleh orang

sekitar terhadap

seseorang.26

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Sangat tidak

setuju

2 : Tidak setuju

3 : Tidak

memutuskan

4 : Setuju

5 : Sangat

setuju

Ordinal

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Skala

Page 37: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

23

Pengukuran

5 Relasi

dengan

teman atau

sahabat

Hubungan yang

sudah terjalin dengan

orang lain yang

umumnya sebaya.28

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Sangat tidak

setuju

2 : Tidak setuju

3 : Tidak

memutuskan

4 : Setuju

5 : Sangat

setuju

Ordinal

6 Religiusitas Penghubungkan

manusia dengan

Tuhannya.20

Kuesioner

M. Eskin

(2015)

mengenai

bunuh diri

1 : Tidak

seluruhnya

benar bagi saya

2 : Sedikit

benar bagi saya

3 : Benar

menengah bagi

saya

4 : Benar bagi

saya

5 : Sangat

benar bagi saya

Ordinal

Page 38: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini berupa studi potong lintang (cross sectional study),

dimana pengumpulan data yang diteliti dilakukan dalam satu waktu melalui

kuesioner.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Tempat

Pengambilan data kuesioner gagasan bunuh diri dilakukan di ruang kelas

308, 401, 408 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta di Jl. Kertamukti No.5, Pisangan Ciputat 15419, Tangerang Selatan.

3.2.2. Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 hingga September 2017

sejak dilakukan penyusunan proposal, pengambilan data, pengolahan data, dan

penulisan laporan.

3.3 Populasi Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Target

Populasi target meliputi mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau meliputi mahasiswa kedokteran preklinik angkatan

2013, 2014, dan 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.3 Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang telah dipilih dengan total

sampling berjumlah 300.

Page 39: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

25

3.4 Besar Sampel

Jumlah sampel didapatkan menggunakan rumus analitik kategorik tidak

berpasangan sebagai berikut.36

𝑛1 = 𝑛2 = (𝑍𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽√𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2

(𝑃1 − 𝑃𝟐))

𝟐

𝑛1 = 𝑛2

= (1,96√2 𝑥 0,1185 𝑥 0,8815 + 1,28√(0,154 𝑥 0,846) + (0,083 𝑥 0,917)

(0,154 − 0,083))

𝟐

𝑛1 = 𝑛2 = (0,7 + 0,5

(0,071))

𝟐

𝑛 = 286

Keterangan:

𝑍𝛼 : derivat baku alfa (kesalahan 5%) = 1,96

𝑍𝛽 : derivat baku beta (kesalahan 10%) = 1,28

P2 : proporsi pada kelompok = 0,083

Q2 : 1 – P2 = 1 – 0,1 = 0,917

P1 – P2 : selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna = 0,071

P1 : proporsi pada kelompok yang nilainya dari judgement peneliti = 0,154

Q1 : 1 – P1 = 1 – 0,2 = 0,846

P : 𝑃𝟏+𝑃2

𝟐 =

0,2+0,1

𝟐 = 0,1185

Q : 1 – P = 1 – 0,15 = 0,8815

Berdasarkan rumus rumus analitik kategorik tidak berpasangan, jumlah

sampel dari hasil perhitungan adalah minimal 286 responden. Penelitian ini

menggunakan total sampling, maka jumlah responden adalah keseluruhan dari

mahasiswa kedokteran preklinik, yaitu berjumlah 300 responden.

Page 40: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

26

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan ada 2 macam. Pertama, variabel bebas,

yaitu peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan

sosial, relasi dengan sahabat atau teman, dan religiusitas. Kedua, variabel terikat,

yaitu gagasan bunuh diri.

3.6 Kriteria Pemilihan Sampel

Pada penelitian ini kriteria pemilihan sampel terdiri dari kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi.

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa kedoteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bersedia mengikuti penelitian ini dengan mengisi dan menandatangani

lembar informed consent.

3.6.2 Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

terlihat tidak fokus atau terlihat gundah gulana.

Page 41: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

27

3.7 Cara Kerja

3.7.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

Penentuan jumlah sampel

Hasil Kuesioner

Analisis dan pengolahan data

Penyajian hasil data dan

kesimpulan

Informed consent

Persiapan penelitian

Pengambilan data dari

subjek penelitian melalui

pengisian identitas dan

kuesioner

Tidak bersedia

Penentuan kriteria

Bersedia

Sudah sesuai kriteria

Page 42: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

28

1. Persiapan penelitian

Memperbanyak kuesioner M. Eskin (2015) mengenai bunuh diri

sebanyak 3900 lembar.

2. Penentuan jumlah sampel

Jumlah sampel dari penelitian ini menggunakan total sampling dengan

jumlah minimal 286 orang.

3. Penentuan kriteria

Responden yang dipilih adalah jika memenuhi kriteria. 4

4. Informed consent

Penjelasan kepada subjek penelitian mengenai kuesioner dan pengisian

lembar persetujuan bila bersedia menjadi sampel.

5. Pengambilan data dari subjek penelitian

Pengambilan data dari subjek penelitian melalui pengisian identitas

diri dan kuesioner yang diberi waktu kurang lebih satu jam lamanya.

6. Hasil kuesioner

Hasil kuesioner yang sudah didapat dimasukkan ke dalam Microsoft

Excel 2016 yang sudah disesuaikan dengan key questionnaire M.

Eskin (2015).

7. Analisis dan pengolahan data menggunakan aplikasi MPlus 8 dan IBM

Statistics SPSS 23.0.

8. Penyajian hasil data dan kesimpulan

Hasil data dan kesimpulan yang didapatkan akan ditulis pada bab IV

dan bab V.

3.8 Manajemen Data

3.8.1 Pengolahan Data

Sampel yang sesuai kriteria diberikan kuesioner yang sudah disediakan

untuk diisi dengan pengawasan oleh peneliti. Pengumpulan data menggunakan

Microsoft Excel 2016. Setelah itu, seluruh sampel yang didapat dilakukan uji

validitas butir pertanyaan kuesioner menggunakan Confimatory Factor Analysis

Page 43: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

29

(CFA) dengan bantuan aplikasi Mplus 8, uji reabilitas dan analisis regresi data

menggunakan IBM Statistics SPSS 23.0 untuk dilihat karakteristik responden dan

pengaruh peristiwa kehidupan (stresor), pendapat terhadap perlakuan bunuh diri,

dukungan sosial, relasi dengan sahabat atau teman, dan religiusitas sebagai faktor

risiko yang memengaruhi gagasan bunuh diri.

3.8.2 Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai bunuh diri dari M. Eskin

(2015) dan lembar identitas responden.

3.9 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat untuk mengetahui frekuensi dan persentase dari

karakteristik responden.

2. Analisis Multivariat

Analisis multivariat untuk melihat pengaruh variabel bebas dengan

variabel terikat.

3.10 Etika Penelitian

Penelitian ini mendapatkan persetujuan dari subjek penelitian melalui

lembar informed consent yang telah disetujui dengan penandatanganan (lampiran

1).

Page 44: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas kuesioner M. Eskin (2015) mengenai bunuh diri dilakukan

kepada 300 responden, yaitu mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Dalam penelitian ini, uji validitas menggunakan Confimatory Factor

Analysis (CFA) dengan bantuan aplikasi Mplus 8 yang dilihat nilai Root Mean

Square Error of Approximation (RMSEA). Peneliti menggunakan RMSEA karena

dapat dipakai untuk data dengan jumlah besar. Jika nilai RMSEA signifikan

(Estimate < 0.05 dan Probability > 0.05) artinya semua item sudah fit (hanya

mengukur satu faktor saja). Saat dilakukan uji validitas terdapat beberapa item

yang tidak fit. Hal ini dikarenakan item tersebut tidak berhubungan dengan item

yang lain atau tidak dapat mengukur variabel bebasnya, sehingga secara otomatis

item tersebut di-drop. Setelah sudah fit, maka dilakukan regresi data

menggunakan IBM Statistics SPSS 23.0.

4.1.1.1 Uji Validitas Peristiwa Kehidupan (Stresor)

Perhitungan CFA dari peristiwa kehidupan (stresor) didapatkan nilai

perhitungan RMSEA estimate = 0,047 dan RMSEA probability = 0,072. Dari

hasil tersebut maka dikatakan bahwa model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, maka dilihat apakah muatan faktor

item tersebut signifikan dan memiliki koefisien postif dengan cara melihat nilai T-

value pada tabel dibawah ini.

Page 45: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

31

Tabel 4.1 Muatan faktor item peristiwa kehidupan (stresor)

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

B1 0,502 0,051 9,772

B2 0,402 0,056 7,130

B3 0,343 0,059 5,817

B4 0,097 0,064 1,504 x

B5 0,382 0,057 6,682

B6 0,397 0,057 7,011

B7 0,377 0,057 6,582

B8 0,188 0,063 2,985

B9 0,422 0,055 7,601

B10 0,379 0,057 6,615

B11 0,617 0,045 13,850

B12 0,549 0,049 11,301

B13 0,486 0,053 9,181

B14 0,425 0,055 7,733

B15 0,012 0,065 0,180 x

B16 0,225 0,062 3,638

B20 0,204 0,058 3,499

B22 0,288 0,059 4,890

B23 0,352 0,059 5,909

B24 0,269 0,059 4,580

B25 0,387 0,060 6,458

B26 0,490 0,061 8,013

B27 0,206 0,058 3,536

Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96), x = tidak signifikan

Hasil data perhitungan pada tabel muatan faktor item peristiwa kehidupan

(stresor) diperoleh bahwa 21 item memiliki T-value > 1,96 dan 2 item memiliki T-

value < 1,96. Maka 2 item yang memiliki nilai T-value < 1,96 akan di-drop.

Page 46: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

32

4.1.1.2 Uji Validitas Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri

Perhitungan CFA dari pendapat dari perlakuan bunuh diri didapatkan nilai

perhitungan RMSEA estimate = 0,048 dan RMSEA probability = 0,564. Dari

hasil tersebut maka dikatakan bahwa model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, maka dilihat apakah muatan faktor

item tersebut signifikan dan memiliki koefisien postif dengan cara melihat nilai T-

value pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Muatan faktor item pendapat dari perlakuan bunuh diri

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

C9 0,491 0,048 10,124

C10 0,544 0,045 12,013

C11 0,605 0,042 14,572

C12 0,774 0,031 25,246

C13 0,810 0,027 30,093

C14 0,692 0,035 19,585

C15 0,830 0,026 31,995

C16 0,680 0,038 17,813

C17 0,351 0,055 6,369

C18 0,457 0,050 9,162

C19 0,503 0,048 10,565

C20 0,514 0,047 10,888

C21 0,154 0,061 2,538

C22 0,127 0,061 2,084

C23 0,050 0,062 0,808 x

C24 0,121 0,061 1,993

Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96), x = tidak signifikan

Hasil data perhitungan pada tabel muatan faktor item pendapat dari

perlakuan bunuh diri diperoleh bahwa 15 item memiliki T-value > 1,96 dan 1 item

memiliki T-value < 1,96. Maka 1 item yang memiliki nilai T-value < 1,96 akan di-

drop.

Page 47: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

33

4.1.1.3 Uji Validitas Dukungan Sosial

Perhitungan CFA dari dukungan sosial didapatkan nilai perhitungan

RMSEA estimate = 0,044 dan RMSEA probability = 0,659. Dari hasil tersebut

maka dikatakan bahwa model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, maka dilihat apakah muatan faktor

item tersebut signifikan dan memiliki koefisien postif dengan cara melihat nilai T-

value pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Muatan faktor item dukungan sosial

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

D1 0,355 0,054 6,535

D2 0,459 0,052 8,899

D3 0,616 0,040 15,263

D4 0,637 0,039 16,324

D5 0,460 0,050 9,238

D6 0,754 0,034 21,953

D7 0,180 0,059 3,027

D8 0,703 0,038 18,318

D9 0,665 0,037 18,179

D10 0,371 0,054 6,925

D11 0,766 0,030 25,905

D12 0,581 0,043 13,472

Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96), x = tidak signifikan

Hasil data perhitungan pada tabel muatan faktor item dukungan sosial

diperoleh bahwa 12 item memiliki T-value > 1,96 dan tidak ada item memiliki T-

value < 1,96. Maka tidak ada item yang di-drop.

4.1.1.4 Uji Validitas Relasi dengan Teman atau Sahabat

Perhitungan CFA dari relasi dengan teman atau sahabat didapatkan nilai

perhitungan RMSEA estimate = 0,036 dan RMSEA probability = 0,849. Dari

hasil tersebut maka dikatakan bahwa model ini sudah fit.

Page 48: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

34

Setelah mendapatkan model yang fit, maka dilihat apakah muatan faktor

item tersebut signifikan dan memiliki koefisien postif dengan cara melihat nilai T-

value pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Muatan faktor item relasi dengan teman atau sahabat

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

E1 0,718 0,033 21,958

E2 0,698 0,034 20,507

E3 0,622 0,040 15,388

E4 0,754 0,030 25,326

E5 0,663 0,037 18,069

E6 0,667 0,037 18,231

E7 0,751 0,030 24,997

E8 0,285 0,057 5,008

E9 0,123 0,061 2,012

E10 0,616 0,040 15,385

E11 0,563 0,044 12,906

Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96), x = tidak signifikan

Hasil data perhitungan pada tabel muatan faktor item relasi dengan teman

atau sahabat diperoleh bahwa 11 item memiliki T-value > 1,96 dan tidak ada item

memiliki T-value < 1,96. Maka tidak ada item yang di-drop.

4.1.1.5 Uji Validitas Religiusitas

Perhitungan CFA dari religiusitas didapatkan nilai perhitungan RMSEA

estimate = 0,031 dan RMSEA probability = 0,850. Dari hasil tersebut maka

dikatakan bahwa model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, maka dilihat apakah muatan faktor

item tersebut signifikan dan memiliki koefisien postif dengan cara melihat nilai T-

value pada tabel dibawah ini.

Page 49: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

35

Tabel 4.5 Muatan faktor item religiusitas

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

F1 0,854 0,020 43,311

F2 0,867 0,019 46,351

F3 0,799 0,027 29,391

F4 0,830 0,021 38,648

F5 0,898 0,018 50,772

F7 0,062 0,060 1,031 x

F8 0,369 0,052 0,076 x

F9 0,286 0,055 5,186

F10 0,125 0,059 2,100

F11 0,117 0,060 1,966

F12 0,068 0,060 1,143 x

Keterangan: tanda = signifikan (t > 1,96), x = tidak signifikan

Hasil data perhitungan pada tabel muatan faktor item religiusitas diperoleh

bahwa 8 item memiliki T-value > 1,96 dan 3 item memiliki T-value < 1,96. Maka

3 item yang memiliki nilai T-value < 1,96 akan di-drop.

4.1.2 Uji Reabilitas

Uji reabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha, dikatakan

reliabel jika skala > 0,6 yang artinya kuesioner konsisten jika digunakan kembali

dengan responden yang berbeda dan memiliki butir pertanyaan yang berhubungan

satu dengan yang lainnya serta dapat mengukur faktor tersebut.37

Tabel 4.6 Uji reabilitas variabel

Variabel Cronbach’s Alpha Kriteria

Skala peristiwa kehidupan (stresor) 0,792 Reliable

Skala pendapat tentang perlakuan bunuh diri 0,867 Reliable

Skala dukungan sosial 0,861 Reliable

Skala relasi antar teman atau sahabat 0,842 Reliable

Skala religiusitas 0,795 Reliable

Page 50: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

36

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji reabilitas yang sudah dilakukan didapatkan

skala peristiwa kehidupan (stresor) sebesar 0,792; Skala pendapat dari perlakuan

bunuh diri sebesar 0,867; Skala dukungan sosial sebesar 0,861; Skala relasi antar

teman atau sahabat sebesar 0,842; Skala religiusitas sebesar 0,795. Hal tersebut

berarti bahwa kuesioner M. Eskin (2015) bersifat reliabel dan memiliki

konsistensi yang tinggi (Cronbach’s Alpha > 0,6).

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia, dan

angkatan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Karakteristik responden (n = 300)

Karakteristik Responden Jumlah (n = 300) Persentase (%)

Jenis kelamin

Perempuan 208 69,3

Laki-laki 92 30,7

Usia

17 2 0,7

18 30 10

19 93 31

20 99 33

21 68 22,7

22 8 2,7

Angkatan

2015 115 38,3

2014 97 32,3

2013 88 29,3

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan responden penelitian dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak 208 responden (69,3%) dan laki-laki 92 responden

(30,7%). Berdasarkan usia didapatkan rentan antara usia 17 sampai 22 tahun

dengan rincian usia 17 tahun sebanyak 2 responden (0,7%), usia 18 tahun

sebanyak 30 responden (10%), usia 19 tahun sebanyak 93 responden (31%), usia

Page 51: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

37

20 tahun sebanyak 99 responden (33%), usia 21 tahun sebanyak 68 responden

(22,7%), dan usia 22 tahun sebanyak 8 responden (2,7%). Berdasarkan angkatan

didapatkan responden dengan angkatan 2015 sebanyak 115 responden (38,3%),

angkatan 2014 sebanyak 97 responden (32,3%), dan angkatan 2013 sebanyak 88

responden (29,3%).

4.2.2 Frekuensi Gagasan Bunuh Diri

Hasil pengolahan data didapatkan frekuensi gagasan bunuh diri

berdasarkan jenis, kelamin, usia, dan angkatan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8 Frekuensi gagasan bunuh diri

Karakteristik Responden Gagasan Bunuh Diri

Pernah (%) Tidak Pernah (%)

Jenis Kelamin Perempuan 63 (30,3) 145 (69,7)

Laki-laki 32 (34,8) 60 (65,2)

Usia 17 2 (100) 0 (0)

18 12 (40) 18 (60)

19 24 (25,8) 69 (74,2)

20 34 (34,3) 65 (65,7)

21 20 (29,4) 48 (70,6)

22 3 (37,5) 5 (62,5)

Angkatan 2015 30 (26) 85 (74)

2014 32 (33) 65 (67)

2013 33 (37,5) 55 (62,5)

Total 300 responden 95 (31,7) 205 (68,3)

Berdasarkan tabel 4.8 dari total 300 responden dari mahasiswa kedokteran

preklinik UIN Syarif Hidayatullah didapatkan bahwa frekuensi yang pernah

memiliki gagasan bunuh diri adalah sebanyak 95 responden (31,7%) dan yang

tidak pernah memiliki gagasan bunuh diri adalah sebanyak 205 responden

(68,3%) dengan rincian pertama, responden dengan jenis kelamin perempuan

Page 52: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

38

yang pernah memiliki gagasan bunuh diri adalah sebanyak 63 responden (30,3%)

dan laki-laki sebanyak 32 responden (34,8%). Hasil penelitian diketahui

perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, hal ini sesuai dengan survei yang

dilakukan oleh Grunbaum J.A., Kann L,Kinchen S.A, et al (2002) di Amerika

Serikat, bahwa untuk gagasan bunuh diri perempuan secara signifikan lebih

mungkin daripada laki-laki (24,9% : 13,7%).38 Menurut M. M. Weissman, R.C

Bland, et al (1999), di negara US, Alberta, Puerto Rico, Prancis, Jerman,

Lebanon, Korea, dan New Zealand, wanita memiliki tingkat gagasan bunuh diri

yang sedikit lebih tinggi dibandingkan laki-laki dan mencapai peningkatan dua

kali lipat di Taiwan.16 Perempuan lebih banyak yang memiliki gagasaan bunuh

diri dibandingakan laki-laki karena diduga adanya perbedaan hormon, perbedaan

stresor psikososial yang memengaruhi emosi dan perilaku ketidakberdayaan.17,21

Berdasarkan usia didapatkan yang pernah memiliki gagasan bunuh diri

adalah usia 20 tahun sebanyak 34 responden (34,3%), diikuti usia 19 tahun

sebanyak 24 responden (25,8%), usia 21 tahun sebanyak 21 responden (29,4%),

usia 18 tahun sebanyak 12 responden (40%), usia 22 tahun sebanyak 3 responden

(37,5%), dan usia 17 tahun sebanyak 2 responden (100%). Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Ferguson bahwa gagasan bunuh diri berkembang selama

masa remaja dan puncaknya terjadi pada masa remaja akhir dan dewasa awal. Hal

ini dikarenakan peralihan antara remaja menuju dewasa yang kedepannya

memiliki peran dan tugas yang berbeda.7

Berdasarkan angkatan didapatkan yang pernah memiliki gagasan bunuh

diri pada angkatan 2015 sebanyak 30 responden (26%), angkatan 2014 sebanyak

32 responden (33%), dan angkatan 2013 sebanyak 33 responden (37,5%). Hasil

penelitian diketahui angkatan 2013 lebih banyak yang pernah memiliki gagasan

bunuh diri daripada angkatan 2015 dan 2014, hal ini sesuai dengan penelitian Fan

AP, Kosik RO, Mandell GA, et al (2012) bahwa tingkat gagasan bunuh diri secara

signifikan lebih tinggi pada mahasiswa kedokteran dengan tingkat yang lebih

tinggi dikarenakan tingkat stres pada mahasiswa kedokteran semakin tinggi pada

tingkat yang lebih tinggi.19

Page 53: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

39

4.3 Analisis Multivariat

4.3.1 Pengujian Model Regresi Logistik

Pengujian model regresi logistik dengan teknik analisis regresi logistik

menggunakan IBM Statistic SPSS 23.0 dilakukan dengan melihat R2 (R square)

untuk mengetahui adakah pengaruh signifikan secara bersama-sama dari peristiwa

kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi

dengan teman atau sahabat, dan religiusitas sebagai faktor risiko dari gagasan

bunuh diri. Pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas diketahui

signifikan jika nilai Hosmer and Lemeshow Test > 0,05 atau nilai Omnibus Test >

0,05. Teknik ini juga digunakan untuk mengetahui besar persentase proporsi

varians variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebasnya dengan melihat

nilai Nagelkerke R Square. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk melihat

dari keseluruhan variabel bebas yang mana yang lebih berpengaruh terhadap

gagasan bunuh diri. Nilai signifikan jika p < 0,05.

Tabel 4.9 Analisis regresi logistik pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap

variabel terikat

Variabel bebas Variabel terikat Hosmer and

Lemeshow Test

Omnibus Test

Peristiwa kehidupan

(Stresor), pendapat

terhadap perlakuan

bunuh diri, dukungan

sosial, relasi dengan

sahabat atau teman,

dan religiusitas

Gagasan Bunuh

Diri

0,786 0,001

Berdasarkan tabel 4.9 Dari hasil uji regresi logistik terdapat pengaruh

signifikan secara bersama-sama dari faktor risiko peristiwa kehidupan (stresor),

pendapat dari perlakuan bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau

sahabat, dan religiusitas terhadap gagasan bunuh diri. Hal ini dilihat nilai Hosmer

and Lemeshow Test, yaitu 0,786 atau Omnibus Test dengan P value 0,001.

Page 54: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

40

Tabel 4.10 Proporsi varians variabel bebas terhadap variabel terikat

Variabel bebas Variabel terikat Nagelkerke R Square

Peristiwa kehidupan (Stresor),

pendapat terhadap perlakuan

bunuh diri, dukungan sosial,

relasi dengan teman atau

sahabat, dan religiusitas

Gagasan Bunuh Diri 0,094

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil nilai Nagelkerke R

Square terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari faktor risiko

peristiwa kehidupan (stresor), pendapat terhadap perlakuan bunuh diri, dukungan

sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan religiusitas terhadap gagasan bunuh

diri sebesar 9,4%. Masih ada 90,6% gagasan bunuh diri dipengaruhi oleh hal lain

diluar variabel yang diteliti, seperti jenis kelamin, usia, kepribadian, riwayat

kelularga (genetik), riwayat medis sebelumnya, kelainan psikiatri, dan lain-lain.

Tabel 4.11 Analisis regresi logistik pada masing-masing variabel bebas

Sig. b 95% CI for

Odds Ratio

Lower Odds Upper

Konstan -0,814 0,443

Peristiwa kehidupan (stresor) 0,000* 0,514 1,285 1,672 2,173

Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri 0,548 0,088 0,820 1,092 1,453

Dukungan Sosial 0,708 -0,058 0,695 0,943 1,280

Relasi dengan Teman atan Sahabat 0,810 0,038 0,761 1,039 1,418

Religiusitas 0,365 -0,135 0,652 0,874 1,170

Catatan: R2 = 0,786 (Hosmer and Lemeshow) 0,067 (Cox & Snell) 0,094 (Nagelkerke)

Keterangan : *signifikansi p < 0,05

Berdasarkan tabel 4.11 dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut.

Gagasan bunuh diri = -0,814 +0,514 (peristiwa kehidupan/stresor)* +0,088

(pendapat dari perlakuan bunuh diri) -0,058 (dukungan sosial) +0,038 (relasi

dengan teman atau sahabat) -0,135 (religiusitas).

Page 55: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

41

Hasil regresi masing-masing variabel sebagai berikut. Peristiwa kehidupan

(stresor) memiliki koefisien regresi sebesar 0,514 dan nilai p = 0,000 (p < 0,05).

Hal ini memiliki arti bahwa peristiwa kehidupan (stresor) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap gagasan bunuh diri. Koefisien regresi menunjukkan arah

positif bahwa semakin besar stresor yang didapat oleh seseorang maka semakin

tinggi gagasan bunuh diri pada orang tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian

Ferguson yang menyatakan bahwa peristiwa hidup yang memberikan tekanan

dapat mendorong terjadinya gagasan bunuh diri pada orang dewasa laki laki dan

perempuan, semakin tinggi stresor maka semakin tinggi hal yang berkaitan

dengan bunuh diri.11 Hal ini juga didasari karena mahasiswa kedokteran sering

mengalami tekanan berulang dalam menjalani studi akademik dan lingkungan

sosialnya.18

Pendapat dari perlakuan bunuh diri memiliki koefisien regresi sebesar

0,088 dan nilai p = 0,548 (p > 0,05). Hal ini memiliki arti bahwa pendapat dari

perlakuan bunuh diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gagasan

bunuh diri. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Mo Yu yang

menyatakan pendapat dari perlakuan terhadap bunuh diri sebagai kecenderungan

yang kuat dan konsisten terhadap bunuh diri yang dipegang oleh seseorang.25

Selain itu hasil penelitian Pridmore (2016) mengatakan pendapat sosial tentang

bunuh diri sebagai solusi terhadap suatu masalah bisa membantu mempertahankan

atau menaikkan tingkat bunuh diri.40 Adanya hasil penelitian yang berbeda dapat

terjadi karena perbedaan populasi penelitian yang diteliti.16 Adanya perbedaan

budaya pada suatu negara juga memengaruhi tanggapan mengenai sikap bunuh

diri. Dalam budaya Asia, kematian akan dipertimbangkan dimana nama keluarga

merupakan aspek penting yang memengaruhi sikap terhadap perilaku bunuh diri,

sementara itu akan dianggap sebagai tindakan independen dalam budaya barat.

Jadi, budaya Asia lebih memiliki nilai negatif daripada budaya barat.25

Dukungan sosial memiliki koefisien regresi sebesar -0,058 dan nilai p =

0,708 (p > 0,05). Hal ini memiliki arti bahwa dukungan sosial tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap gagasan bunuh diri. Hal ini berbanding terbalik

dengan penelitian Ateş (2016) yang menyatakan bahwa dukungan sosial dapat

menurunkan tingkat depresi, stres, gagasan, upaya, ataupun percobaan bunuh diri,

Page 56: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

42

rasa malu dan terasing, serta meningkatkan penghargaan pada diri sendiri, kualitas

hidup, persepsi kompetensi sosial dan keberhasilan akademis.21 Adanya hasil

penelitian yang berbeda dapat terjadi karena seseorang yang sudah terbiasa

mandiri tanpa seseorang disekitarnya mungkin tidak akan menganggap bahwa hal

tersebut adalah beban yang dapat menurunkan kualitas hidup.27

Relasi dengan teman atau sahabat memiliki koefisien regresi sebesar 0,038

dan nilai p = 0,810 (p > 0,05). Hal ini memiliki arti bahwa relasi dengan teman

atau sahabat tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap gagasan bunuh

diri. Menurut Susan E, pribadi seseorang sebagian ditetapkan dalam kerangka

hubungan dekat dengan orang lain. Untuk individu dengan hubungan

konseptualisasi diri (jati diri) yang tinggi, hubungan dianggap hal yang penting

untuk definisi diri, ekspresi diri dan pengembangan diri karenanya

mengembangkan dan menjaga hubungan dekat adalah tujuan utama mereka. Jika

hubungan itu tidak tercipta maka akan timbul pikiran negatif mengenai dirinya.

Sementara sebagian individu lain menyatakan dirinya bebas dari hubungan dan

memandang hubungan kurang penting untuk jati diri dan kepuasan pribadi.29

Religiusitas memiliki koefisien regresi sebesar -0,135 dan nilai p = 0,365

(p > 0,05). Hal ini memiliki arti bahwa religiusitas tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap gagasan bunuh diri. Hal ini berbanding terbalik dengan

penelitian penelitian Thimmaiah, et al yang menyatakan bahwa hal bunuh diri

relatif rendah bahkan lebih banyak negatif di kalangan peserta beragama islam.32

Adanya hasil penelitian yang berbeda dapat terjadi karena walaupun memiliki

agama islam, tingkat ketakwaan kepada Allah SWT berbeda-beda tiap individu.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu:

1. Tidak ada penelitian sebelumnya yang menggunakan kuesioner ini,

sehingga tidak dapat dijadikan pembanding.

2. Banyaknya pertanyaan dari kuesioner membuat beberapa mahasiswa

malas untuk mengisi kuesioner.

Page 57: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

43

3. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi gagasan bunuh diri selain

faktor yang diteliti, sehingga ada hasil yang tidak sesuai dengan teori

yang ada.

4. Penelitian ini tidak melihat responden yang memiliki genetik atau

riwayat keluarga penyakit kejiwaan mengenai bunuh diri.

Page 58: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji 300 responden mahasiswa kedokteran preklinik

UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta dengan hasil yang dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

1. Sepertiga (31,7%) mahasiswa kedokteran preklinik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pernah memiliki gagasan bunuh diri.

2. Faktor risiko peristiwa kehidupan (stresor), pendapat dari perlakuan

bunuh diri, dukungan sosial, relasi dengan teman atau sahabat, dan

religiusitas secara signifikan bersama-sama memengaruhi gagasan

bunuh diri (p = 0,786) dengan korelasi sebesar 9,4%.

3. Peristiwa kehidupan (stresor) secara signifikan lebih memengaruhi

gagasan bunuh diri (p < 0,05).

5.2 Saran

Saran yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai

berikut.

1. Memperbaiki kalimat kuesioner yang mungkin kurang dimengerti oleh

responden.

2. Penelitian bisa dilakukan dengan metode wawancara agar

meminimalisir adanya kecurangan atau kebohongan dalam pengisian

kuesioner.

3. Penelitian dengan desain cohort agar mendapatkan hasil penelitian

yang lebih baik dan detail.

4. Peneliti lain meneliti faktor risiko lain diluar faktor risiko yang sudah

diteliti.

Page 59: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Eskin M. Research Protocol: Nonfatal Suicidal Behavior and Related

Features in Young Adults in Muslim Majority Countries. 2015.

2. World Health Organization (WHO). Prevention of Suicide. Tersedia pada

http://www.who.int /mental_health/ prevention/ suicide/ suicideprevent/

en/. Diakses 1 Juni 2017.

3. Schwartz AJ. College student suicide in the United States: 1990–1991

through 2003–2004. Journal of American College Health.

2006;54(6):341–352.

4. Hawton Keith, Heeringen Kees van. The International Handbook of

Suicide and Attempted Suicide. John Wiley & Sons; 2000.

5. Beautrice AL. Suicide in Asia. Crisis. 2000; 27:55-57.

6. Gili-Planas M, Roca-Bennasar M, Ferrer-Perez V, Bernardo-Arroyo M.

Suicidal Ideation, Psychiatric Disorder, and Medical Illness in a

Community Epidemiological Study. Suicide and Life-Threatening

Behavior. 2001;31(2):207–13.

7. Fergusson DM, Lynskey MT. Suicide Attempts and Suicidal Ideation in a

birth Cohort of 16-year-old New Zealanders. J Am Acad Child Adolesc

Psychiatry. 1995;34:1308–17.

8. Tiamkeaw K, Seangauangkul P, Pumpisanchai V. Depression and Suicidal

Ideation. Among Thai Adolescents. Research report. Chieang Mai:

Suanprung Hospital. 2003;1.

9. Fan AP, Kosik RO, Mandell GA, Tran DT, Cheng HM, Chen CH, Su

TP, Chiu AW. Suicidal Ideation in Medical Students: Who is at Risk?.

Ann Acad Med Singapore. 2012 Sep;41(9):377-82.

10. Dyrbye LN, Harper W, Moutier C, et al. A Multi-institutional Study

Exploring the Impact of Positive Mental Health on Medical Students'

Professionalismin an Era of High Burnout. Acad Med. 2012; 87(8): 1024-

31.

Page 60: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

46

11. Thompson D, Goebert D, Takeshita J. A Program for Reducing

Depressive Symptoms and Suicidal Ideation in Medical Students. Acad

Med. 2010;85(10), 1635-39.

12. Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI). Buku Ajar Psikiatri UI Ed. 2.

Badan Penerbit FKUI; 2013.

13. Barrena, Laura Calvo. Suicide and Antidepressants. Drug & Therapeutics.

Bulletin of Navarre. 2010 Sep-Oct;18(4).

14. Lita AKDH. Hubungan antara Kesepian dengan Ide Bunuh Diri pada

Remaja dengan Orangtua yang Bercerai. Jurnal Psikologi Klinis dan

Kesehatan Mental. 2013 Desember;02(03).

15. Lena Nabuco de Abreu, Beny Lafer, Enrique Baca-Garcia, & Maria A.

Oquendo. Suicidal Ideation and Suicide Attempts in Bipolar Disorder

Type I: an Update for The Clinician. Rev Bras Psiquiatr. 2009;31(3):271-

80.

16. Nock, Matthew K.att & Banaji, Mahzarin R. Prediction of Suicide

Ideation and Attempts Among Adolescents Using a Brief Performance-

Based Test. Journal of Consulting and Clinical Psychology. American

Psychological Association. 2007;75(5): 707–15.

17. Klonsky, E. David., May, Alexis M., & Saffer, Boaz Y. Suicide, Suicide

Attempts, and Suicidal Ideation. Annu. Rev. Clin. Psychol. 2016;12:307–

30.

18. World Health Organization (WHO). Preventing Suicide A Global

Imperative. 2014.

19. Crandall, Christian S., Preisler, Jeanne J. & Aussprung, Julie. Measuring

Life Event Stress in the Lives of College Students: The Undergraduate

Stress Questionnaire (USQ). Journal of Behavioral Medicine. 1992;15(6).

20. Fundukian, Laurie J. & Wilson, Jefrey (ed). The Gale Encyclopedia Of

Mental Health Second Edition. The Gale Group; 2008.

21. Metha, Arlene & McWhirter, Ellen Hawley. Suicide Ideation, Depression,

and Stressful Life Events Among Gifted Adolescents. Journal for the

Education of the Gifted. 1997; 20(3): 284-304.

Page 61: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

47

22. Wilbum, Victor R. & Smith, Delores E. Stress, self-esteem, and suicidal

ideation in late adolescents. Libra Publishers, Inc. 2005; 40(157).

23. Isherwood, Janette. The Study of Life Event Stress. New Zealand

Psvchoingisr, 1981;10.

24. Ouzouni, Christina & Nakakis, Konstantinos. Attitudes Towards

Attempted Suicide: The Development Of A Measurement Tool. Health

Science Journal. 2009;3(4).

25. Mo Yu. Attitudes Towards Suicide Among Master’s Degree Students: A

Cross-Cultural Comparison Between China and Finland. Master Thesis,

University of Helsinki; 2011.

26. Ateş, Bünyamin. Perceived Social Support and Assertiveness as a

Predictor of Candidates Psychological Counselors’ Psychological Well-

Being. International Education Studies. Canadian Center of Science and

Education. 2016;9(5).

27. Go Endo, et al. How Perceived Social Support Relates To Suicidal

Ideation: A Japanese Social Resident Survey. International Journal of

Social Psychiatry. 2014;60(3):290–98.

28. Shilling, Aaron A. & Brown, Christina M. A Cultural Examination Of

Self-Complexity. Journal of Integrated Social Sciences. 2015; 5(1): 1-26

29. Cross, Susan E. & Morris, Michael L. Getting to Know You: The

Relational Self-Construal, Relational Cognition, and Well-Being. PSPB.

Society for Personality and Social Psychology, Inc. April 2003;29(4):512-

523.

30. Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara;

2008.

31. Pargament, Kenneth I. Koenig, Harold G. & Perez, Lisa M. The Many

Methods of Religious Coping: Development and Initial Validation of the

RCOPE. Journal Of Clinical Psychology. John Wiley & Sons, Inc.

2000;56(4): 519–543.

32. Thimmaiah, Rohini, et al. Influence of Religion on Attitude Towards

Suicide: An Indian Perspective. J Relig Health. Springer Science and

Business Media New York; 2016.

Page 62: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

48

33. Yumei Jiao, et al. Cross-sectional study of attitudes about suicide among

psychiatrists in Shanghai. BMC Psychiatry. 2014; 14:87

http://www.biomedcentral.com/1471-244X/14/87.

34. Hebert, Randy. Zdaniuk, Bozena .Schulz, Richard. & Scheier, Michael.

Positive and Negative Religious Coping and Well-Being in Women with

Breast Cancer. Journal of Palliative Medicine. Mary Ann Liebert, Inc.

2009;12(6).

35. Collings S, Beutrais A. Suicide Prevention in New Zealand. A

Contemporary Perspective; 2005.

36. Dahlan, M Sopiyudin. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian

Bidang Kedokteran dan Kesehatan, Seri Evidence Based Medicine Seri 3

Ed 2. Sagung Seto; 2009.

37. Tantur S. Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran & Kesehatan.

Jakarta; 2017:20-23, 36, 102-5.

38. Grunbaum J.A., Kann L,Kinchen S.A., et al. Risk Behavior surveillance

United States: Youth x 2001. MMWR CDC Surveillance Sum.

2002;51(SS4):1-64.

39. Reidar Tyssen, Per Vaglum, Nina T. Grønvold, Øivind Ekeberg. Suicidal

Ideation among Medical Students and Young Physicians: a Nationwide

and Prospective Study of Prevalence and Predictors. Journal of Affective

Disorders 64. 2001: 69–79.

40. Pridmore Saxby, Varbanov Svetlin, et al. Social Attitudes to Suicide and

Suicide Rates. Journal of Social Sciences. 2016; 4: 39-58.

Page 63: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

49

Lampiran 1

Lembar Informed Consent dan Data Karakteristik Responden

Lembar Persetujuan (Informed Consent) Faktor Risiko yang

Memengaruhi Gagasan Bunuh Diri pada Mahasiswa Kedokteran

Preklinik UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2016-2017

Assalamualaikum wr. wb.

Saya, Azifa Anisatul Umma (11141030000095) mahasiswi S1 Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah, bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai

Faktor Risiko yang Memengaruhi Gagasan Bunuh Diri pada Mahasiswa

Kedokteran Preklinik UIN Syarif Hidyatullah Jakarta 2016-2017. Penelitian

ini bertujuan untuk menyelesaikan studi saya di Program Studi Kedokteran dan

Profesi Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Kuesioner ini berisi pertanyaan dan pendapat tentang bunuh diri, orang

yang bunuh diri, dan karakteristik pribadi Anda. Tidak ada “benar” atau “salah”

dalam jawaban yang diberikan. Penting mengenai jawaban/tanggapan Anda dalam

mencerminkan pendapat pribadi dan perasaan Anda secara benar. Semua

informasi dari hasil kuesioner ini akan kami jamin kerahasiaannya. Oleh karena

itu, kami harap Saudara/i dapat mengisi kuisioner ini dengan lengkap.

Jika Saudara/i bersedia untuk mengisi kuesioner ini, silahkan mengisi

identitas dan tanda tangan di bawah ini. Terima kasih atas waktu yang telah

Saudara/i berikan untuk mengisi kuesioner ini.

Wassalamualaikum wr. wb.

Peneliti Responden

Page 64: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

50

___________________ __________________

Azifa Anisatul Umma ( )

KETERANGAN RESPONDEN PENELITIAN

Nama : ___________________________________

NIM : ___________________________________

Fakultas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan : Pendidikan Dokter

Angkatan : ___________________________________

Jenis Kelamin : L/P

TTL : ___________________________________

Nomor HP : ___________________________________

Alamat : ___________________________________

Page 65: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

51

Lampiran 2

Kuesioner M. Eskin (2015)

KUESIONER M. ESKIN (2015) MENGENAI BUNUH DIRI

SEKSI–I (DEMOGRAFI)

1. Jenis kelamin anda: [ ] Perempuan [ ] Laki-laki

2. Usia anda: _____ (silahkan tulis)

3. Ibu anda: [ ] Masih hidup [ ] Meninggal

4. Ayah anda: [ ] Masih hidup [ ] Meninggal

5. Apabila keduanya masih hidup, apakah orangtua anda:

[ ] Tinggal bersama? [ ] Berpisah/bercerai? [ ] Tidak menyatakan pada

saya

6. Diluar anda sendiri, berapa banyakkah saudara kandung yang anda miliki:

__________(silahkan tulis)

7. Apakah suku anda : __________(silahkan tulis)

8. Pikirkan dari 10 angka skala, seberapakah rata-rata kepercayaan terhadap

agama anda? (Silahkan lingkari untuk tanggapan yang paling berkenaan dengan

anda).

Tidak ada apapun Sangat kuat

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

9. Menurut pendapat anda, manakah satu dari pernyataan berikut yang paling

mengambarkan sikap dari agama terhadap bunuh diri?

[ ] Agama saya melarang bunuh diri.

[ ] Agama saya mengizinkan bunuh diri.

[ ] Agama saya tidak mengatakan apapun tentang bunuh diri.

[ ] Saya sejujurnya tidak mengetahui apakah agama saya mengatakan tentang

bunuh diri.

Page 66: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

52

[ ] Saya tidakmempercayai agama.

(lanjutan)

SEKSI–II (PERISTIWA HIDUP - STRESOR)

Bacalah setiap peristiwa yang ada di bawah dan cobalah di ingat

apakah anda telah mengalaminya dalam tiga tahun terakhir.

Tentukan peristiwa yang telah anda alami dalam 3 tahun terakhir

dengan memberikan silang (X) dibawah kolom YA, apabila tidak

silahkan berikan silang (X) di bawah kolom TIDAK.

YA

TIDAK

1. Telah beradu argument (bertengkar) secara serius dengan

sahabat.

2. Putus cinta dengan pacar saya

3. Orangtua saya berpisah

4. Kematian sahabat

5. Telah berkelahi secara fisik dengan orang lain yang

sepantaran usia saya

6. Seseorang dari keluarga saya meninggal

7. Teman sebaya saya mengejek saya

8. Saya terluka serius atau menderita suatu penyakit serius

9. Memperoleh peringkat yang lebih rendah dari yang saya

harapkan

10. Saya diperlakukan tidak adil di sekolah atau di rumah

11. Saya bertengkar dengan beberapa orang yang lebih tua

12. Orang lain yang sepantaran usia saya mengatakanhal yang

buruk pada saya

13. Orangtua saya telah beradu argumen (bertengkar) yang serius

14. Anggota keluarga terluka serius ataumenderita suatu penyakit

Page 67: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

53

serius

15. Anggota keluarga mencoba untuk bunuh diri

16. Binatang peliharaan saya mati

17. Seseorang dari keluarga di penjara

18. Saya menggunakan obat-obatan ilegal

19. Saya terlalu banyak menggunakan alkohol

20. Telah beradu argumen (bertengkar) yang serius dengan guru

saya

21. Sahabat saya mencoba untuk bunuh diri

22. Keluarga saya mengalami masalah keuangan (tidak dapat

membayar tagihan atau pinjaman,, membeli makanan, dll)

23. Keluarga saya pindah ke tempat lain

24. Keluarga saya tidak memberikan saya cukup uang meskipun

di saat mereka punya

25. Telah beradu argumen (bertengkar) yang serius dengan

orangtua saya

26. Milik pribadi saya di curi

27. Seseorang memaksa saya untuk melakukan hal-hal seksual

Page 68: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

54

(lanjutan)

SEKSI–III (PERNYATAAN PENDAPAT DARI PERLAKUAN BUNUH

DIRI)

Bacalah ini secara seksama: untuk tingkatan

apakah anda setuju dengan pernyataan berikut? Silahkan masukkan silang pada kotak dibawah opsi

yang cocok bagi anda.

S

an

gat

tid

ak

setu

ju

Tid

ak

setu

ju

Tid

ak

mem

utu

ska

n

Setu

ju

San

ga

t se

tuju

1. Seseorang yang menjadi bangkrut memiliki hak

bunuh diri.

2. Seseorang yang kelelahan akan kehidupan

memiliki hak bunuh diri.

3. Seseorang yang diabaikan oleh keluarganya

memiliki hak untuk bunuh diri.

4. Seseorang yang menderita suatu penyakit

memiliki hak bunuh diri.

5. Bunuh diri dapat menjadi suatu solusi untuk

beberapa masalah.

6. Bunuh diri dapat menjadi satu-satunya jalan

keluarbagi permasalahan hidup.

7. Orang memiliki hak untuk bunuh diri.

Page 69: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

55

8. Menyakiti diri dengan cara percobaan bunuh

diri adalah perilaku yang benar.

9. Orang yang mencoba bunuh diri adalah

mengalami gangguan jiwa.

10. Orang yang menyakiti diri sebagai percobaan

bunuh diri adalah mengalami gangguan jiwa.

11. Orang yang berpikir atau berencana bunuh diri

adalah mengalami gangguan jiwa.

12. Orang yang mencoba bunuh diri akan dihukum

di dunia lain.

13. Orang yang bunuh diri akan dihukum di dunia

lain.

14. Orang yang berpikir dan berencana bunuh diri

akan dihukum di dunia lain.

15. Orang yang menyakiti diri dalam percobaan

bunuh diri adalah melanggar agama. (berdosa)

16. Terdapat kehidupan setelah kematian.

17. Orang yang berpikir dan berencana bunuh diri

seharusnya memberitahukan ini ke temannya

dan dengan demikian meminta bantuan.

18. Orang seharusnya mengatakan masalah

psikologis mereka kepada temannya.

19. Orang muda seharusnya mengatakan masalah

psikologis mereka ke orangtuanya.

20. Orang muda yang berpikir dan berencana bunuh

diri seharusnya mengatakan ini kepada

orangtuanya.

Page 70: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

56

21. Keluarga yang memiliki anak yang melakukan

percobaan bunuh diri seharusnya

menyembunyikan ini dari tetangganya.

22. Keluarga yang kehilangan anak akibat bunuh

diri seharusnya menyembunyikan ini dari

tetangganya.

23. Berita bunuh diri sebaiknya ditulis secara

terbuka di surat khabar.

24. Masalah bunuh diri seharusnya di diskusikan

secara terbuka diantara teman.

Page 71: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

57

(lanjutan)

SEKSI–IV (DUKUNGAN SOSIAL)

Untuk tingkatan apakah anda setuju dengan

pendapat berikut? Silahkan berikan silang (X) pada

kotak yang cocokdibawahopsi tanggapan yang

paling mencerminkan bagi anda.

San

gat

tid

ak

setu

ju

Tid

ak

setu

ju

Tid

ak

mem

utu

ska

n

Setu

ju

San

gat

setu

ju

1. Terdapat seorang spesial yang ada saat saya

membutuhkan.

2. Terdapat seorang spesial yang mana saya dapat

berbagi kesenangan dan kesedihan.

3. Keluarga saya sejujurnya mencoba untuk

membantu saya.

4. Saya mendapatkan bantuan emosional dan

dukungan yang saya butuhkan dari keluarga

saya.

5. Saya memiliki seorang spesial yang merupakan

sumber nyata untuk membawa kenyamanan

bagi saya.

6. Teman saya sejujurnya mencoba untuk

membantu saya.

7. Saya dapat mengandalkan teman saya di saat

situasi tidak baik

8. Saya dapat berbicara mengenai masalah saya

Page 72: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

58

dengan keluarga saya.

9. Saya memiliki teman yang mana saya dapat

berbagi kesenangan dan kesedihan saya.

10. Terdapat seorang spesial dalam kehidupan saya

yang peduli akan perasaan saya.

11. Keluarga saya rela untuk membantu saya dalam

mengambil keputusan.

12. Saya dapat berbicara mengenai masalah saya

dengan teman saya.

Page 73: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

59

(lanjutan)

SEKSI–V (HUBUNGAN/RELASI)

Untuk tingkatan apakah anda setuju dengan

pendapat berikut? Silahkan berikan silang (X) pada

kotak yang cocok dibawah opsi tanggapan yang

paling mencerminkan bagi anda.

San

gat

tid

ak

setu

ju

Tid

ak

setu

ju

Tid

ak

mem

utu

ska

n

Setu

ju

San

gat

setu

ju

1. Hubungan persahabatan saya adalah penting

dalam merefleksikan siapa diri saya.

2. Saat saya merasa sangat dekat dengan

seseorang, saya sering rasakan bahwa seseorang

adalah bagian penting akan siapa diri saya.

3. Saya biasanya merasa kuat akan kebanggaan

saat seseorang yang akrab dengan saya

memiliki prestasi penting.

4. Saya berpikir bagian penting tentang siapa diri

saya dapat ditangkapdengan melihat sahabat

saya dan memahami siapa mereka.

5. Saat saya memikirkan diri pribadi, saya sering

memikirkan sahabat atau juga keluarga saya.

6. Apabila seseorang menyakiti sahabat saya, saya

merasakan sakit secara personal juga.

7. Secara keseluruhan, hubungan persahabatan

merupakan bagian penting akan gambaran dari

diri pribadi saya.

8. Secara keseluruhan, hubungan persahabatan

saya memiliki sedikit pengaruh terhadap

Page 74: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

60

perasaan saya akan diri sendiri

9. Hubungan persahabatan saya adalah tidak

penting bagi perasaan saya mengenai jenis

orang seperti apakah saya.

10. Perasaan saya mengenai kebanggaanberasal

dari mengenali siapa saja sahabat saya.

11. Saat saya menetapkan suatu persahabatan

dengan seseorang, saya biasanya

mengembangkan perasaan yang kuat dalam

mengidentifikasi orang itu.

(lanjutan)

Page 75: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

61

SEKSI–VI (RELIGIUSITAS)

Dalam seksi ini kami menanyakan pada anda

mengenai bagaimana anda berpikir dan

merasakan di saat HAL BURUK terjadi pada

anda. Anda ditanyakan secara spesifik tentang

pemikiran dan perasaan religius anda ketika anda

melawan balikkesulitan atau masalah di dalam

kehidupan anda.

Silahkan masukan silang (X) pada kotak dibawah

opsiyang cocok bagi anda.

Tid

ak

selu

ru

hn

ya b

en

ar b

agi

saya

Sed

ikit

ben

ar b

agi

saya

Ben

ar m

en

en

gah

bagi

saya

Ben

ar b

agi

saya

San

gat

ben

ar b

agi

saya

1. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

mendekatkan secara kuat kepada Allah.

2. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

mencari kasih sayang dan perlindungan dari

Allah.

3. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

mencari bantuan dari Allah dalam melepaskan

kemarahan saya.

4. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

mencoba untuk melihat bagaimana Allah

memberikan cobaan akan kekuatan saya

dalam situasi ini.

5. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

memohon maaf untuk dosa saya.

6. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

berfokus pada religi (agama) untuk

menghentikan kekhawatiran akan masalah

saya.

7. Saat hal buruk menimpa pada saya , saya

menanyakan apakah Allah meninggalkan

saya.

8. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

merasa dihukum oleh Allah untuk kekurang

taatan saya.

9. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

Page 76: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

62

menanyakan apakah Allah menghukum

terhadap apa yang telah saya lakukan.

10. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

menanyakan kasih sayang Allah pada saya.

11. Saat hal buruk menimpa pada saya, saya

memutuskan bahwa setan yang membuat

kejadian ini.

12. Saat hal buruk menimpa pada saya , saya

menanyakan kekuatan Allah .

(lanjutan)

SEKSI–VII (GAGASAN & PERILAKU BUNUH DIRI)

Page 77: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

63

1. Apakah anda pernah berpikir untuk bunuh diri?

[ ] Ya (silahkan lanjut) [ ] Tidak (silahkan menuju ke pertanyaan nomor 4 dibawah)

2. Apabila ya, berapa kali anda memiliki pikiran untuk bunuh diri?

[ ] Hanya sekali [ ] Dua kali [ ] Tiga kali [ ] Empat kali

[ ] Lima kali atau lebih

3. Apabila ya, seberapa seriuskah pikiran bunuh diri anda?

[ ] tidak begitu serius [ ]Sedikit serius

[ ] Agak serius [ ] Serius menengah

[ ] Sangat serius

4. Apakah anda pernah mencoba untuk bunuh diri?

[ ] Ya (silahkan lanjut) [ ] Tidak (Selesai, silahkan tinggalkan kuesioner)

5. Apabila ya, berapa kali anda mencoba untuk bunuh diri?

[ ] Hanya sekali [ ] Dua kali [ ] Tiga kali [ ] Empat kali

[ ] Lima kali atau lebih

6. Apabila ya, seberapa serius percobaan bunuh diri anda?

[ ] Tidak begitu serius [ ] Sedikit serius

[ ] Agak serius [ ] Serius menengah

[ ] Sangat serius

7. Apabila ya, kapan percobaan bunuh diri yang terakhir kali?

[ ] 1 tahun lalu [ ] 2 tahun lalu [ ] 3 tahun lalu [ ] 4 tahun lalu

[ ] 5 tahun lalu atau lebih

8. Apabila ya, seberapa sering dorongan anda untuk mati pada percobaan bunuh

diriyang terakhir kali?

[ ] Tidak ada [ ] Ringan [ ] Sedang [ ] Kuat [ ] Sangat kuat

9. Apabila ya, apa metode yang anda gunakan untuk bunuh diri pada percobaan

terakhir kali?

[ ] Gantung diri [ ] Menggunakan senjata api/pistol

[ ] Menabrakkan diri ke depan kereta atau mobil

[ ] Loncat dari tempat yang tinggi

[ ] Menggunakan instrumen yang tajam (seperti, pisau)

[ ] Membakar

[ ] Menenggelamkan diri [ ] Memakan bahan kimia seperti pil

[ ] Minum racun [ ] Menggunakan gas alam atau lpg

[ ] Metode lain (silahkan tulis): __________

10. Apabila ya, apa yang terjadi setelah percobaan bunuh diri yang terakhir kali?

[ ] Tidak terjadi apa-apa karena tidak begitu serius.

Page 78: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

64

[ ] Saya sadardan mereka membawa saya ke rumah sakit dan saya

diperbolehkan pulang setelah beberapa jam.

[ ] Saya sadar dan mereka membawa saya ke rumah sakit dan saya berada di

rumah sakit sehari atau lebih untuk tata laksana.

[ ] Saya tidak sadar dan mereka membawa saya ke rumah sakit dan saya

berada di rumah sakitsehari atau lebih untuk tata laksana.

(lanjutan)

Page 79: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

65

SEKSI–VIII (ALASAN BUNUH DIRI)

Sejumlah alasan di bawah menjadikan seseorang

mencoba untuk membunuh diri mereka sendiri.

Bacalah satu per satu secara seksama dan putuskan

seberapa pentingkah setiap alasan bagi percobaan

untuk bunuh diri anda terakhir kali. Berikan tanda

silang (x) di bawah kotak untuk opsi tanggapan

yang sesuai.

Tid

ak

pen

tin

g

S

ed

ikit

pen

tin

g

A

gak

pen

tin

g

Pen

tin

g s

ed

an

g

San

gat

pen

tin

g

1. Untuk mati

2. Untuk mendapat bantuan / kelegaan terhadap

suatu keadaan pikiran yang mengerikan

3. Untuk lari sementara dari suatu situasi yang

tidak memungkinkan

4. Untuk membuat orang mengerti seberapa putus

asa yang saya rasakan

5. Untuk membuat orang bersalahterhadap apa

yang telah mereka lakukan pada saya; menakuti

atau mendapatkan seseorang kembali

6. Untuk mencoba memengaruhi seseorang atau

membuatnya agar merubah pikirannya

7. Untuk menunjukkan seberapa besar saya

mencintai seseorang

8. Untuk mencari tahu apakah seseorang sungguh

mencintai saya atau tidak

9. Untuk mencari bantuan dari seseorang

(lanjutan)

Page 80: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

66

SEKSI–IX (HUBUNGAN SEBELUM MENCOBA BUNUH DIRI)

Seberapakah perbandingan kehidupan dan

hubungan anda saat ini dengan kehidupan dan

hubungan anda sebelum anda mencoba membunuh

diri anda sendiri?

Membandingkan kehidupan dan hubungan saya

sebelum saya mencoba untuk membunuh diri

saya sendiri…

Cu

ku

p b

ak

Agak

baik

Sam

a s

aja

Agak

bu

ru

k

Cu

ku

p b

uru

k

1. Hubungan saya dengan teman dengan jenis

kelamin yang sama adalah…

2. Hubungan saya dengan teman yang berbeda

jenis kelamin adalah…

3. Hubungan saya dengan ayah saya adalah…

4. Hubungan saya dengan ibu saya adalah…

5. Hubungan saya dengan saudara kandung saya

adalah…

6. Hubungan saya dengan guru saya adalah…

7. Hubungan saya dengan anggota keluarga saya

adalah…

8. Hubungan saya dengan tetangga saya adalah…

9. Hubungan saya dengan orang secara

keseluruhan adalah…

10. Perasaan saya saat ini adalah…

11. Pikiran saya saat ini adalah…

12. Kebiasaan/aktivitas saya saat ini adalah…

13. Kebiasaan tidur saya saat ini adalah…

14. Kebiasaan makan saya saat ini adalah…

15. Kehidupan saya secara keseluruhan saat ini

adalah…

16. Hubungan saya dengan Allah saat ini adalah…

Page 81: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

67

17. Kesehatan saya secara keseluruhan saat ini

adalah…

Lampiran 3

Dokumentasi

Page 82: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

68

Gambar 6.1 Pengambilan data angkatan 2013

Gambar 6.2 Pengambilan data angkatan 2014

Gambar 6.3 Pengambilan data angkatan 2015

Lampiran 4

Output Mplus 8 dan SPSS

Uji Validitas Peristiwa Kehidupan (Stresor)

Page 83: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

69

(lanjutan)

Page 84: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

70

Uji Validitas Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri

(lanjutan)

Page 85: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

71

Uji Validitas Dukungan Sosial

(lanjutan)

Page 86: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

72

Uji Validitas Relasi dengan Teman atau Sahabat

(lanjutan)

Page 87: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

73

Uji Validitas Religiusitas

(lanjutan)

Page 88: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

74

Uji Reabilitas Peristiwa Kehidupan (Stresor)

Uji Reabilitas Pendapat dari Perlakuan Bunuh Diri

Uji Reabilitas Dukungan Sosial

Uji Reabilitas Relasi dengan Teman atau Sahabat

Uji Reabilitas Religiusitas

(lanjutan)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.792 22

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.867 15

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.861 12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.842 11

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.795 8

Page 89: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

75

Karakteristik Responden

Frekuensi Gagasan Bunuh Diri

gender

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid woman 208 69.3 69.3 69.3

"man" 92 30.7 30.7 100.0

Total 300 100.0 100.0

age

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17.00 2 .7 .7 .7

18.00 30 10.0 10.0 10.7

19.00 93 31.0 31.0 41.7

20.00 99 33.0 33.0 74.7

21.00 68 22.7 22.7 97.3

22.00 8 2.7 2.7 100.0

Total 300 100.0 100.0

gender * ever thought of suicide Crosstabulation

Count

ever thought of suicide

Total no yes

gender woman 145 63 208

"man" 60 32 92

Total 205 95 300

age * ever thought of suicide Crosstabulation

Page 90: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

76

(lanjutan)

Uji Regresi Logistik

Count

ever thought of suicide

Total no yes

age 17.00 0 2 2

18.00 18 12 30

19.00 69 24 93

20.00 65 34 99

21.00 48 20 68

22.00 5 3 8

Total 205 95 300

grade * ever thought of suicide Crosstabulation

Count

ever thought of suicide

Total no yes

grade first 85 30 115

second 65 32 97

third 55 33 88

Total 205 95 300

Page 91: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

77

(lanjutan)

Page 92: FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI GAGASAN BUNUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37303/1/AZIFA... · terperinci tetapi tidak termasuk tindakan dalam membunuh diri

78

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Nama : Azifa Anisatul Umma

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Denpasar, 25 Mei 1996

Agama : Islam

Alamat : Taman Raya K2/39 Citra Raya, Tangerang

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2000 – 2001 : TK B Al-Ikhlas, Baranangsiang, Bogor

2001 – 2002 : Christiani Kiddy Center, Tangerang

2002 – 2008 : Islamic Village Elementary School, Tangerang

2008 – 2011 : Islamic Village Junior High School, Tangerang

2011 – 2014 : SMAI Al-Azhar 1, Sisingamangaraja, Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan

2014 – sekarang : UIN Syarif Hidayatulla Jakarta, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter