FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB...

77
FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAGARALAM (Skripsi) Oleh : Taufiq Suni Pratama FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAGARALAM

(Skripsi)

Oleh :Taufiq Suni Pratama

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

ABSTRAK

FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DPRD KOTAPAGARALAM

Oleh :Taufiq Suni Pratama

Pelaksanaan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralambelum terlaksana dengan maksimal, kondisi ini dapat dilihat dari rancanganperaturan daerah inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam yangbelum sesuai dengan harapan. Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, makatujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penghambat kinerja legislasi DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam. Kinerja Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Pagar Alam dalam pembuatan Peraturan Daerah memiliki beberapafaktor yang mempengaruhinya, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjalegislasi meliputi: a) Faktor sumber daya manusia, b) Faktor data dan informasi,c) Faktor pengalaman. Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian iniyaitu kualitatif deskriptif yang menggunakan metode observasi, wawancara dandokumentasi dalam proses pengambilan data penelitian. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa faktor sumber daya manusia menjadi faktor utama yangmempengaruhi tidak maksimalnya kinerja legislasi Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Pagaralam dari 25 anggota anggota DPRD Kota Pagaralam terdiridari 8 anggota DPRD lulusan SMA, 14 anggota DPRD lulusan strata 1 yangmempunyai basic keilmuan sarjana hukum 4 orang, sarjana ekonomi 8 orang,sarjana pendidikan 1 orang, sarjana komputer 1orang dan 3 anggota DPRDlulusan strata 2 jika dilihat dari data tersebut latarbelakang pendidikan tidakrelevan dalam melaksanakan kinerja legislasi. Rekomendasi penelitian perluadanya pelatihan tentang fungsi legislasi untuk meningkatan kapasitas anggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakankerjasama dengan institusi lain seperti pihak akademisi dari perguruan tinggi.

Kata kunci : Penghambat, Kinerja, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 3: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

ABSTRACT

FACTORS FOR LEGISLATION PERFORMANCE OF THE BOARD OFREPRESENTATIVES OF PAGARALAM CITY

By:Taufiq Suni Pratama

Implementation of the legislative function of the Regional House ofRepresentatives of Pagaralam City has not been carried out maximally, thiscondition can be seen from the draft regional regulation initiative of the RegionalHouse of Representatives of Pagaralam City which has not been in line withexpectations. Based on the formulation of the problem made, the purpose of thisstudy is to determine the inhibiting factors of the legislative performance of theRegional Representative Council of Pagaralam City. The performance of theRegional Representative Council of the City of Pagar Alam in making RegionalRegulations has several factors that influence it, while the factors that influencethe performance of legislation include: a) Factors of human resources, b) Factorsof data and information, c) Experience factors. The research methodology used inthis study is descriptive qualitative that uses the method of observation, interviewsand documentation in the research data collection process. The results showed thatthe human resource factor was the main factor affecting the maximumperformance of the legislative assembly of the Regional House of Representativesof Pagaralam City from 25 members of the Regional Representative Council ofPagaralam City consisting of 8 members of high school graduates, 14 members ofgraduate level 1 having basic scientific undergraduate law 4 people, 8undergraduate economics, 1 undergraduate education, 1 person undergraduatecomputer and 3 strata 2 graduates if viewed from these data educationalbackground is irrelevant in implementing legislative performance. Researchrecommendations need training in the legislative function to increase the capacityof members of the Regional Representative Council of Pagaralam City and tocollaborate with other institutions such as academics from universities.

Keywords: Obstacles, Performance, Regional People's Representatives Council.

Page 4: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAGARALAM

Oleh :Taufiq Suni Pratama

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama
Page 6: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama
Page 7: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama
Page 8: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Taufiq Suni Pratama, Tempat

Tanggal Lahir Lahat, 9 September 1995. Peneulis merupakan

anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Ayahanda Ir.

Sutarjo dan Ibunda Dra. Nilusni. Penulis memiliki seorang

adik perempuan bernama Sella Putri Utami.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari TK Aisyah Kota Pagaralam Tahun 2000.

SD Muhammadiyah 1 Kota Pagaralam Tahun 2007, SMPN 1 Kota Pagaralam

2010 dan SMAN 1 Kota Pagaralam 2013. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lampung. Penulis terdaftar

sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik tahun 2013.

Sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi penulis pernah

melakukan pengabdian kepada masyarakat pada Juli 2016 melalui Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Pekon Menggala Kecamatan Kota Agung Timur Kabupaten

Tanggammus selama 40 Hari.

Page 9: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

MOTTO

“Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan”~(Q.S. Ar-Rahman ayat 13)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.

~(Q.S. Al-Insyirah ayat 5-6)

“Berpegang teguhlah pada kebenaran, meski kebenaran itu akanmembunuhmu”

~Umar bin Khattab

Page 10: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamiin telah engkau Ridhoi Ya Allah langkah hambahmu,

sehingga Skripsi ini pada akhirnya dapat diselesaikan pada waktunya.

Teriiring Shalawat Serta Salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga Kelak

Skripsi ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.

Dan

Ku Persembahkan Karya Sederhana Ini Kepada:

“Kedua Orang tuaku Tercinta”

“Ayahanda Ku Ir. Sutarjo dan Ibunda Ku Dra. Nilusni” Terimakasih Doa dan

Cinta Kasih yang tiada habisnya serta segala perjuangan yang kalian lakukan

untuk seluruh anak-anakmu”

“Adik Kandungku Tersayang”

Sella Putri Utami, terimakasih atas segala doa, kasih sayang dan semangat yang

telah diberikan kepada penulis.

Terimakasih untuk saudara-saudara seperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan,

semoga amal kebaikan yang dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 11: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tidak lupa penulis sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sauri

tauladan bagi umatnya. Skripsi yang berjudul “Faktor Penghambat Kinerja

Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam” sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan Skripsi ini antara lain, yaitu:

1. Kedua orang tua, Ayahanda dan Ibunda tercinta, Ir. Sutarjo dan Dra. Nilusni.

Terimakasih atas segala doa, cinta dan kasih sayang serta motivasi yang terus

mengalir sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah

SWT selalu memberikan perlindungan, kesehatan, kemurahan rezeki dan

surga-Nya sebagai balasan atas segala jasa dan kebaikan Ayahanda dan

Ibunda tercinta.

2. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP yang juga Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan dan Bapak Budi Harjo, S.Sos,.M.IP selaku pembimbing.

Page 12: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

Terimaksih atas waktu, ilmu, saran dan motivasi dari awal penulis menyusun

skripsi hingga penulis menyelesaikan skripsi ini, terimakasih juga atas

kebaikan dan pengertian yang tinggi terhadap penulis yang bapak berikan.

Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurahkan kepada bapak

baik di dunia maupun akhirat kelak.

3. Bapak Dr. Robi Cahyadi Kurniawan selaku dosen pembahas. Terimakasih

atas segala kritik dan saran yang membangun demi terciptanya progres

terhadap skripsi penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih atas segala ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga segala

kebaikan Allah SWT selalu tecurah untuk bapak baik di dunia maupun di

akhirat kelak.

4. Saudara kandungku Sella Putri Utami. Terimakasih telah menjadi adik yang

baik serta senatiasa menjaga keluarga denga utuh dan selalu hadir menjadi

semangat dan motivasi disetiap waktu ku.

5. Rekan-rekan seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2013 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, semoga kita tidak melupakan satu sama lain dan

tetap merawat tali silahturahmi. Terimakasih atas semua canda tawa, suka dan

duka yang menyelimuti proses kita selama perkuliahan.

6. Terimakasih untuk semua keluarga besar HMJ Ilmu Pemerintahan yang telah

mengamanahkan penulis menjadi Ketua Umum periode 2015-2016, sebuah

pengalaman dan dinamika proses terbaik yang pernah penulis lalui dalam

berorganisasi. Tetap menjadi wadah dalam meningkatkan kualitas diri dengan

kajian keilmuan, kepemudaan dan keIndonesiaan di Universitas Lampung.

Page 13: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

7. Saudara seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Komsospol

Unila Tondano 35. Anam Alamsyah, Abdi Kalam, Tessa Paramita, Tiyas

Apriza, Andi Sanjaya, Agus Burman, M. Ridho Islami, Cyntia Chandra Jaya,

Zaimasuri, Aulia Rahma Nurintan. Terimakasih telah memberi mensupport

sampai dengan akhir skripsi ini selesai.

8. Abang-abangku Habrianda Bukit, Habriandi Bukit, Irpan Zamzami, Putra

Ramadhan, Okta Purnama, Iin Tajudin, Raditya Febrian, Dimas Sugawirat,

Gusti, Rachmat Affandi, Rosim Nyerupa, Rizky Hendarji Putra, Nico

Purwanto, Hezby Fauzan, Vico Bagja Lukito, Juanda Bahri, Ridwan Alsaleh,

O.s Widi, M. Ichsan Nuryanda. Terimakasih atas semua dedikasi yang kalian

berikan selama penulis berproses di kampus sampai dengan skripsi ini selesai.

9. Adik-adik sehimpunan Aditya Pangestu, Sinta, Kumara, Robi, Jodi, Madon,

Satria, Sofyan, Sahroni, Alif, Pedom, Det, Wando, Dokley, Lanina Apriliaz

Kamil. Terimakasih telah banyak membantu penulis dalam proses

penyelesain skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mampu menyumbangkan

pemikiran dan bermanfaat secara luas kedepannya. Aamin.

Bandar Lampung, 11 Desember 2018

Taufiiq Suni Pratama

Page 14: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARABSTRAK

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kinerja .................................................................... 12

B. Tinjauan Tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ......................... 16

1. Pengertian Tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah................... 16

2. Keanggotaan dan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah .............................................................................................. 16

3. Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah............ 19

4. Tugas, Wewenang dan Hak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah...... 19

C. Tinjauan Fungsi Legislasi .................................................................... 21

D. Tinjauan Tentang Program Legislasi Daerah ....................................... 24

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat 28

F. Kerangka Pikir .................................................................................... 33

Page 15: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

ii

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian .................................................................................. 36

B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 37

C. Fokus Penelitian ............................................................................... 38

D. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 38

E. Informan ............................................................................................ 39

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41

G. Teknik Keabsahan Data .................................................................... 43

H. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 44

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 45

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................. 48

1. Kondisi Geografis .......................................................................... 49

2. Iklim............................................................................................... 50

3. Tanah.............................................................................................. 50

B. Gambaran Umum DPRD Kota Pagaralam......................................... 51

1. Keanggotaan .................................................................................. 51

2. Hak DPRD ..................................................................................... 51

3. Hak Anggora DPRD ...................................................................... 52

4. Kewajiban Aggota DPRD.............................................................. 52

5. Produk Hukum DPRD Kota Pagaralam......................................... 53

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor Penghambat Kinerja Legislasi DPRD Kota Pagaralam ......... 54

1. Sumber Daya Manusia................................................................... 54

2. Data dan Informasi......................................................................... 62

3. Pengalaman .................................................................................... 70

B. Faktor Eksternal Penghambat Kinerja Legislasi DPRD Kota

Pagaralam................................................................................. 76

C. Tabel Triangulasi Data....................................................................... 78

Page 16: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

iii

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 81

B. Saran................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMENTASI

LAMPIRAN

Page 17: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Rancangan Peraturan Daerah ........................................................... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 9

Tabel 3.1 Tata Urutan Hukum di Indonesia..................................................... 27

Tabel 4.1 Tabel informan dan jumlah .............................................................. 41

Tabel 4.2 Latar Belakang Pendidikan anggota DPRD Kota Pagaralam.... .... 60

Tabel 4.3 Tabel Triangulasi Data..................................................................... 77

Page 18: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1 Proses Fungsi Legislasi ............................................................... 27

Gambar 1.2 Kerangka Pikir ............................................................................. 35

Page 19: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos berarti pemerintahan dari, oleh

dan untuk rakyat. Henry B Mayo dalam Miriam Budiarjo (2003:61),

demokrasi adalah kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh

wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-

pemilihn berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan

diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politk. Demokrasi

adalah pemerintahan yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan

kekuasaan rakyat.

Jika ditinjau dari sudut organisasi ia berarti sebagai suatu pengorganisasian

negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena

kedaulatan berada ditangan rakyat. Perwujudan demokrasi di Indonesia yaitu

adanya pemilihan umum yang dilakukan secara langsung untuk menentukan

keterwakilan rakyat baik itu di parlemen maupun pemerintahan.

Demokrasi di Indonesia tertuang dalam sila ke-empat yaitu “kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”.

Pemilihan umum di Indonesia menggunakan asas langsung, umum, bebas

Page 20: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

2

(LUBER) dan rahasia serta jujur dan adil (JURDIL). Hasil dari demokrasi

Pemilihan Umum di Indonesia merupakan proses memilih orang untuk

mengisi jabatan-jabatan politik di eksekutif dan legislatif. Jabatan eksekutif

yaitu (presiden, gubernur, bupati/walikota sampai dengan kepala desa)

sedangkan jabatan legislatif yaitu (DPR, DPD, DPRD I dan DPRD II).

Pemilihan umum adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan

politik di eksekutif dan legislatif. Jabatan legislatif merupakan orang yang

terpilih untuk mengisi kursi keterwakilan baik itu di nasional ataupun daerah,

sebagai salah satu lembaga yang berwenang melaksakan fungsi legislasi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga yang mewakili rakyat

dalam menyampaikan aspirasi, tuntutan dan dukungan terhadap pemerintah

daerah.

Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sangat strategis dalam melakukan

pembelaan terhadap rakyat, karena DPRD menyalurkan aspirasi menerima

pengaduan dan memfasilitasi penyelesaian konflik. DPRD bukan lembaga

teknis yang menjalankan peraturan, melainkan melakukan pengawasan

terhadap peraturan daerah itu, sementara dalam upaya menjalankan peraturan

daerah itulah terjadi benturan kepentingan antara rakyat dengan pemerintah

atau dengan penguasa.

Dewan perwakilan rakyat Daerah, dalam Undang-undang nomor 23 tahun

2014 mempunyai fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan

(Pasal 149 Ayat 1 Point a, b, c). Fungsi ini persis seperti fungsi Dewan

Perwakilan Rakyat yang diatur dalam Undang-Undang Dasar1945. Bedanya

Page 21: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

3

adalah fungsi Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam konstitusi,sedangkan

fungsi DPRD hanya diatur dalam tingkat Undang-undang. Satu hal yang tidak

bisa dimungkiri, perumusan fungsi DPRD dalam undang-undang karena

pembentuk undang-undang berpendapat bahwa Dewan Perwakilan Rakyat

dan DPRD adalah lembaga yang sama. Kesamaannya yaitu sama-sama

dipilih melalui proses pemilihan umum sedangkan perbedaannya yaitu ada di

tingkat pusat dan satu lagi di tingkat daerah.

Fungsi DPRD meliputi dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintah daerah, fungsi pengawasan artinya Dewan Perwakilan Rakyat

mengawasi pemerintah yang menjalankan undang-undang, fungsi anggaran

artinya Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga yang berhak untuk

menetapkan anggaran pendapatan dan belanja pemerintah (APBN dan

APBD) serta fungsi legislasi artinya Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai

hak untuk membuat undang-undang sampai dengan peraturan daerah pada

tingkat I dan II. Pelaksanaan fungsi legislasi pihak legislatif berkerjsama

dengan pihak eksekutif dalam merancang, membahas dan menetapkan

undang-undang atau peraturan daerah.

Fungsi legislasi menerangkan bahwa DPRD Kabupaten/Kota membentuk

peraturan daerah bersama Bupati/Walikota (Pasal 154 Ayat 1 Point a).

Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, disebutkan bahwa

peraturan daerah dan peraturan kepala daerah diartikan yaitu; peraturan

daerah dibuat oleh DPRD bersama-sama pemerintah daerah, artinya prakarsa

dapat berasal dari DPRD maupun dari pemerintah daerah. Khusus peraturan

Page 22: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

4

daerah tentang APBD disiapkan oleh pemerintah daerah yang telah mencakup

keuangan DPRD, untuk dibahas bersama DPRD.

Pengajuan Rancangan Peraturan daerah oleh DPRD dapat dilakukan atas usul

anggota DPRD yang kemudian disetujui pada rapat paripurna DPRD. Fungsi

legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPRD selaku pemegang

kekuasaan membentuk Peraturan Daerah. Fungsi ini paling dominan dan

berpengaruh, karena melalui fungsi ini maka DPRD dapat mempengaruhi

semua aspek yang ada di daerah tersebut.

Pelaksanaan fungsi legislasi pengajuan rancangan peraturan daerah secara

umum masih belum optimal, hal tersebut disebabkan oleh beberapa aspek

pertama, kendala sumber daya manusia (SDM) yang minim akan

pengetahuan tentang bidang legislasi karena terdapat ketidaksamaan

pengetahuan mengenai fungsi legislasi yang berasal dari faktor pengalaman

setiap anggota DPRD. Dukungan fasilitas dan tenaga ahli masih kurang

sehingga muatan dari suatu rancangan peraturan daerah tidak begitu berbobot,

kedua hal ini menjadi kendala terkait inisiasi dari Dewan Pewakilan Rakyat

Daerah .

Pelaksanaan fungsi legislasi pada umumnya DPRD Kota Pagaralam masih

belum maksimal hal itu bisa di lihat, berdasarkan data yang penulis dapatkan

selama tahun 2014-2017 tercatat ada 23 rancangan peraturan daerah yang di

ajukan pihak eksekutif dan 20 peraturan daerah yang di sahkan melalui sidang

paripurna tanpa ada satupun rancangan peraturan daerah yang berasal dari

inisiatif DPRD Kota Pagaralam, sebagaimana tabel berikut:

Page 23: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

5

Tabel 1.1 Rancangan Peraturan Daerah

Tahun JumlahRancanganPeraturanDaerah

(RAPERDA)

JumlahPeraturanDaerah yang

disahkan(PERDA)

Inisiatif

2015 8 7 Pemerintah KotaPagaralam

2016 2 2 Pemerintah KotaPagaralam

2017 13 11 Pemerintah KotaPagaralam

JUMLAH 23 20 -

Sumber. Biro Hukum Kota Pagaralam tahun 2015-2017

Pada tahun 2015 Setelah melalui proses pembahasan panjang akhirnya DPRD

(DPRD) Kota Pagaralam mengesahkan 7 Rancangan Peraturan Daerah

(Raperda) menjadi Peraturan Daerah (Perda) dari 8 Raperda yang diajukan

Pemerintah Kota Pagaralam, hal ini sebagaimana dinyatakan sebagai berikut:

“Raperda yang disahkan mejadi Perda yakni Perda Bangunan Gedung,Perda tentang Perubahan Ketiga Peraturan Daerah Kota Pagaralam nomor2 tahun 2006 tentang bantuan keuangan kepada Partai Politik, Perdatentang Tarif Layanan Rumah Sakit Badan Layanan Umum DaerahBesemah Kota Pagaralam, Perda tentang Pengelolaan Ruang TerbukaHijau, Perda tentang Pengelolaan Pemakaman dan PenyelenggaraanJenazah, Perda tentang Perubahan Ketiga Peraturan Daerah KotaPagaralam nomor 21 tahun 2010 tentang penyertaan modal daerah KotaPagaralam pada PT Bank SumselBabel, Perda tentang PembangunanInfrastruktur Jalan Lingkar Timur tahap I dengan Pembayaran TahunJamak”. (Sumberhttp://www.rmolsumsel.com/read/2015/03/14/25112/Disahkannya-7-Raperda-Pemkot-Pagaralam-Diminta-Tancap-Gas diakses pada 7 april2018 pukul 15.10 WIB)

Pada tahun 2016 DPRD Kota Pagaralam hanya mengesahkan 2 Rancangan

Peraturan Daerah yang diusulkan dari Pemerintah Daerah mengenai raperda

pembentukan dan susunan perangkat daerah dan raperda tentang

Page 24: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

6

Penyelenggaraan Bantuan Hukum. Tidak ada satupun rancangan yang di

usulkan oleh pihak DPRD Kota Pagaralam.Pada Tahun 2017 ada 11

peraturan daerah yang di sahkan berdasarkan usulan dari pihak eksekutif

sebagaimana dinyatakan oleh:

“Raperda tentang pengelolaan barang milik daerah, Raperda tentangpencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh danpemukiman kumuh, Raperda tentang perubahan atas Perda KotaPagaralam nomor 9 tahun 2009 tentang retribusi pengawasan kualitas dansanitasi tempat tempat umum, Raperda tentang perubahan atas Perda KotaPagaralam nomor 15 tahun 2010 tentang pajak daerah, Raperda tentangperubahan atas Perda Kota Pagaralam nomor 17 tahun 2010 tentangretribusi pemakaian kekayaan daerah, Raperda tentang perubahan keduaatas Perda Kota Pagaralam nomor 19 tahun 2011 tentang izin gangguan.Raperda tentang Perubahan atas Perda Kota Pagaralam nomor 9 tahun2011 tentang retribusi daerah, Raperda tentang perubahan atas Perda KotaPagaralam nomor 2 tahun 2012 tentang surat izin usaha perdagangan(SIUP),Raperda tentang Perubahan atas Perda Kota Pagaralam nomor 3tahun 2012 tentang Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Raperda tentangperubahan atas Perda Kota Pagaralam nomor 4 tahun 2012 tentang izinpenyelenggaraan reklame dan Raperda tentang perubahan atas Perda KotaPagaralam nomor 2 tahun 2012 tentang surat izin usaha konstruksi.(sumber http://amperasumsel.com/2017/03/29/11-raperda-kota-pagaralamdi sahkan-dprd/di akses pada 7 april 2018 pukul 15.20 WIB)

Indikator keberhasilan fungsi legislasi dilihat dari seberapa banyak inisiatif

DPRD dalam mengajukan rancangan peraturan daerah dan berapa jumlah

yang disahkan. Fungsi ini tidak berjalan maksimal karena DPRD Kota

Pagaralam dinilai kurang produktif dalam menghasilkan Rancangan Peraturan

Daerah inisiatif. Padahal, sebagai wakil rakyat DPRD dituntut untuk

memaksimalkan fungsi legislasi untuk mensejahterakan rakyat sesuai dengan

salah satu kewajiban anggota DPRD.

Terkait dengan kurang produktifnya DPRD menjalankan fungsi legislasi,

DPRD gagal membuktikan hasil kerja legislasinya. Kinerja DPRD selama ini

tidak memberikan bukti nyata bidang legislasi. Penilaian kinerja legislasi ini

Page 25: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

7

tidak hanya dilihat dari sisi kuantitas produk yang dibuat namun kualitasnya

juga menjadi faktor penting dalam menilai produk legislasi. Alasan untuk

mengejar kualitas dengan mengabaikan kuantitas juga bisa menjadi persoalan

pada saat pencapaiannya sangat minim dibandingkan dengan perencanaan

yang telah disusun.

Minimnya produk legislasi tersebut disebabkan oleh situasi politik yang lebih

didominasi oleh perebutan kekuasaan di DPRD, mulai dari pertarungan

merebut kursi pimpinan maupun alat kelengkapan DPRD. Proses tersebut

berimbas pada terhambatnya pelaksaan fungsi legislasi Dewan Perwakilan

Rakyat.Kondisi dan situasi ini juga di sebabkan oleh aspek sumber daya

manusia, teknis administrastif, pengalaman maupun tarik menarik

kepentingan (khususnya kepentingan politik) yang perlu dilakukan upaya

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Keutamaan dari fungsi legislasi ialah menentukan arah pembangunan dan

pemerintahan di daerah, karena peraturan daerah yang di hasilkan sebagai

dasar perumusan kebijakan publik di daerah, sebagai kontrak sosial dan

sebagai pendukung pembentukan perangkat serta unsur organisasi daerah.

Rancangan peraturan daerah harus di bahas terlebih dahulu secara bersamaan

oleh pimpinan daerah yaitu Bupati/Walikota bersama DPRD, agar bisa dikaji

secara mendalam mengenai substansi dari rancangan peraturan daerah

melalui saran dan pendapat dari perspektif keilmuan yang komprehensif.

Penyusunan rancangan peraturan daerah oleh DPRD Kota Pagaralam belum

menunjukkan komitmen dan karakter yang responsif terhadap masyarakat

Page 26: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

8

lemah dan marginal, nilai-nilai keadilan gender, serta proses pembentukannya

yang kurang aspiratif dan partisipatif. Sehingga substansi Peraturan Daerah

tersebut menjadi tidak sesuai harapan masyarakat luas.

Masalah lain yang muncul, karena belum optimalnya anggota DPRD dalam

mengakomodasi aspirasi stakeholders, rendahnya inisiatif DPRD dalam

penyusunan Rancangan Peraturan Daerah serta lemahnya analisis (kebijakan

publik dan hukum). Terkait pengakomodasian aspirasi kepada masyarakat

daerah DPRD Kota Pagaralam tidak turun secara langsung ke daerah

pemilihan masing-masing sebagai jaring aspirasi tentang kebutuhan produk

hukum apa yang di butuhkan oleh masyarakat. Hal ini menjadi sumber

ketidaktahuan DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi sehingga membuat

tingkat inisiasi pembuatan peraturan daaerah yang rendah.

Rendahnya tingkat inisiatif di sebabkan oleh pemahaman tentang legal

drafting untuk menyusun rancangan peraturan daerah dari anggota DPRD,

kemudian lemahnya analisis kebijakan publik maupun hukum serta data dan

informasi di sebabkan oleh latar belakang pendidikan dari masing-masing

anggota DPRD Kota Pagaralam yang bukan lulusan ilmu sosial dan hukum ,

karena latar belakang pendidikan juga merupakan modal penting dalam

melaksanakan fungsi legislasi.

Terkait dengan penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang cukup

relevan dengan penelitian ini, yaitu:

Page 27: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

9

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu

No NamaJurnal

Inti Penelitian Hasil Penelitian

1 Achmadudin Rajab.Dalam Jurnal yangberjudul ”PenguatanFungsi LegislasiDPRD Kabupaten/Kota”. JournalRechtsvinding.Vol 5 No 3Tahun 2016 hal 1-6

Menjelaskan bahwaperlunya penguatanfungsi legislasiDPRD Kabupaten/Kota

Menunjukkan bahwa fungsilegislasi belum berjalansecara maksimaldikarenakan kurangnyapemahaman bidanglegislasi, dukungan fasilitas(sarana dan prasarana),tenaga ahli dan kendalaanggaran. Maka untukmemperkuat fungsi legislasitersebut diperlukanpenyempurnaan regulasiseperti perubahan ke-empatPP No.24 Tahun 2004.

2 Asfi Manzilati.Dalam jurnal yangberjudul ”Penguatan FungsiLegislatif DanEvaluasi KinerjaBidangPenganggaran”.Journal ofIndonesian AppliedEconomics. Vol. 5No. 2 Oktober 2011,hal 252-268

Mengetahuipemahaman anggotaDPRD Kota Batu danpenerapannya padafungsi penganggarandan mengevaluasikinerja bidangpenganggaran DPRDKota Batu

Hasil dari penelitianPemahaman anggota DPRDKota Batu danpenerapannya terhadapketiga fungsi utama,yaitulegislasi, penganggaran danpengawasan. Fungsilegislasi, DPRD Kota Batusejauhini masihmelegitimasi PeraturanDaerah yang diusulkan olehPemerintah Kota Batu.

3 Irsan, Meria Utama ,Iza Rumesten RS.Dalam jurnal yangberjudul “Pengaturan FungsiPengawasan DPRDterhadapImplementasiPeraturan Daerah.Jurnal ilmupolitik.Vol.11, No.1, tahun 2013, hlm.1-70

Mengetahuipenerapanpelaksanaanpengawasan DPRDterhadap peraturandaerah di KotaPalembang

Bentuk pengawasan yangdilakukan oleh DPRDadalah pengawasan politik,yaitu pengawasan yangdilakukan oleh lembagalegislatif (DPRD) terhadaplembaga eksekutif ( KepalaDaerah,Wakil KepalaDaerah besarta perangkatdaerah) yang lebih bersifatkebijakan strategis danbukan pengawasan teknismaupun administratif, sebabDPRD adalah lembagapolitik seperti penggunaananggaran yang telahdialokasikan disalahgunakan untuk hal-hal yangmerugikan rakyat dannegara.

Page 28: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

10

No NamaJurnal

Inti Penelitian Hasil Penelitian

4 Faktor PenghambatKinerja FungsiLegislasi DPRDKota Pagaralam

Mengetahui faktorpenghambat dalampelaksanaan fungsilegislasi DPRD KotaPagaralam.

Penelitian ini memfokuskanpada faktor penghambattidak berjalannya fungsilegislasi DPRD yangkebanyakan di inisiasi oleheksekutif..

Sumber. Data yang diolah peneliti

Beberapa penelitian diatas membahas mengenai penguatan fungsi legislasi

DPRD Kabupaten/Kota, penguatan fungsi legislatif dan evaluasi kinerja

bidang penganggaran dan penguatan fungsi pengawasan DPRD terhadap

implementasi peraturan daerah. Penelitian pertama menjelaskan bahwa ada

beberapa faktor yang menghambat berjalannya fungsi legislasi yaitu,

pemahaman tentang legislasi yang kurang, sarana dan prasarana yang kurang

memadai, keterbatasan tenaga ahli dan kenda anggaran. Penelitian kedua

menjelaskan bahwa DPRD masih melegitimasi rancangan peraturan daerah

yang di usulkan oleh pemerintah dan untuk fungsi anggaran telah memakai

alat kelengkapan dewan yaitu badan anggaran akan tetapi dana anggota

dewan lebih dari pagu yang sudah di tetapkan pemerintah Kota Batu.

Penelitian ketiga, menjelaskan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh

DPRD merupakan pengawasan politik yang lebih bersifat kebijakan strategis

dan bukan pengawasan teknis maupun administratif, DPRD adalah lembaga

politik seperti penggunaan anggaran yang telah dialokasikan disalah gunakan

untuk hal-hal yang merugikan rakyat dan negara.Sedangkan dalam penelitian

ini penulis memfokuskan pada faktor penghambat tidak berjalannya fungsi

legislasi DPRD yang kebanyakan di inisiasi oleh eksekutif dengan

menganalisis berdasarkan Sumber daya manusia (SDM), data dan informasi

Page 29: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

11

serta pengalaman anggota DPRD Kota Pagaralam. Berdasarkan pemaparan

diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor

Penghambat Kinerja Fungsi Legislasi anggota DPRD Kota Pagaralam dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

B. Rumusan Masalah

Apakah Faktor Penghambat Kinerja Legislasi DPRD Kota Pagaralam ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Faktor Penghambat Kinerja Legislasi DPRD Kota

Pagaralam

D. Manfaat Penelitian

Berikut kegunaan dari penelitian ini yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan bisa memperkaya kajian Ilmu

Pemerintahan. Pada hal ini kajian mengenai faktor penghambat kinerja

legislasi DPRD.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini ditujukan sebagai bahan evaluasi bagi

DPRD dalam menjalankan fungsi legislasi yang lebih profesional lagi

sehingga bisa menciptakan check and balance terdahap jalannya

pemerintahan di daerah.

Page 30: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan kinerja, seperti lingkungan kerja,

kelengkapan kerja, budaya kerja, motivasi, kemampuan pegawai, struktur

organisasi, kepemimpinan dan sebagainya.

Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mengkaji kinerja tidak lepas dari

beberapa teori yang berhubungan dengan kinerja sebagaimana diuraikan

berikut ini. Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam

bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan

kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga

pengertian kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Page 31: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

13

Definisi kinerja organisasi yang dikemukakan oleh Bastian dalam

Tangkilisan (2005: 175) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Menurut Prawirosentono (1999:

2) kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan

berkaitan kuat terhadap tujuan-tujuan strategi organisasi.

2. Penilaian Kinerja

Tercapainya tujuan lembaga merupakan salah satu wujud dari

keberhasilan sebuah lembaga dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tetapi keberhasilan tersebut tidak dapat dilihat begitu saja, diperlukan

penilaian terhadap kinerja lembaga tersebut. Penilaian kinerja atau

penilaian prestasi kerja tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan poses

kegiatan manajemen SDM. Dwiyanto (2006:47) menjelaskan bahwa

penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena

dapat digunakan sebagai ukuran suatu organisasi dalam mencapai

visinya.

Bastian dalam Tangkilisan (2005:173) mengemukakan bahwa

pengukuran dan pemanfaatan penilaian kinerja akan mendorong

pencapaian tujuan organisasi dan akan memberikan umpan balik untuk

upaya perbaikan secara terus menerus. Secara rinci, Bastian dalam

Page 32: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

14

Tangkilisan (2005: 173) mengemukakan peranan penelitian

pengungkuran kinerja organisasi sebagai berikut :

a. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan

untuk pencapaian prestasi,

b. Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati,

c. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan antara

skema kerja dan pelaksanaannya,

d. Memberikan penghargaan maupun hukuman yang objektif atas

prestasi pelaksanaan yang telah diukur, sesuai dengan sistem

pengukuran yang telah disepakati,

e. Menjadikan sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan

dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi,

f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi,

g. Membantu proses kegiatan organisasi,

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan telah dilakukan secara

objektif,

i. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan,

j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi,

Menurut Dwiyanto (2006: 49) penilaian kinerja birokrasi publik tidak

cukup dilakukan dengan menggunakan indikator yang melekat pada

birokrasi itu, seperti efisiensi dan efektifitas, tetapi juga harus dilihat dari

indikator-indikator yang melekat pada pengguna jasa, seperti kepuasan

pengguna jasa, akuntibilitas dan responsibilitas.

Page 33: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

15

Mengacu pada beberapa pendapat diatas, maka dalam pengukuran kinerja

(performance measurement) organisasi hendaknya dapat menentukan

aspek-aspek apa saja yang menjadi topik pengukurannya Dari beberapa

komponen pengukuran kinerja akan digunakan sebagai indikator dalam

penelitian ini. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini

untuk mengukur kinerja, peneliti menggunakan faktor-faktor yang

menjadi penghambat kinerja legislasi DPRD di Kota Pagaralam

berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Prawirosentono, (2002:32)

antara lain:

a. Faktor Pendidikan (SDM). Hasil pemilihan anggota DPRD yang

masih jauh dari harapan atas pelaksanaan fungsi legislasi sehingga

berpengaruh terhadap kompotensi anggota DPRD dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Faktor data/informasi belum memberikan dukungan yang maksimal,

sehingga banyak permasalahan yang membutuhkan solusi melalui

kebijakan yang tidak diserap oleh anggota DPRD. Hal tersebut

menjadi kendala dalam melaksanakan kinerja legislasi, seperti

kurangnya dukungan data dan informasi yang valid.

c. Faktor pengalaman. Faktor tersebut yang dimiliki anggota DPRD

berpengaruh terhadap penyusunan Raperda. Karena anggota DPRD

yang baru belum pernah mempunyai pengalaman sebagai Anggota

DPRD sebelumnya, sedangkan untuk menyesuaikan diri perlu waktu

satu hingga dua tahun. Di samping itu kapasitas kemampuan masing-

masing anggota DPRD berbeda-beda.

Page 34: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

16

B. Tinjauan Tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

1. Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 dinyatakan bahwa NegaraKesatuan

Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dandaerah

provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiapprovinsi,

kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yangdiatur

dengan undang-undang. Pemerintah daerah kabupaten mempunyai bupati

DPRD kabupaten. Secara lebih khusus, dalam Pasal 18 ayat (3)UUD

1945 juga menyebutkan pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten,

dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yanganggota-

anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Dalam pasal 342Undang-

Undang nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD

disebutkan bahwa DPRD adalah salah satu unsur penyelenggara

pemerintahan Kabupaten/ Kota.

2. Keanggotaan dan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah

Dalam Pasal 68 dan 69 Undang-Undang nomor 22 Tahun 2003Tentang

Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD disebutkan

anggota DPRD Kabupaten/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta

pemilihan umum yang dipilih berdasarkan hasil pemilihan umum.

Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah sekurang-kurangnya dua

puluh orang dan sebanyak-banyaknya empat puluh lima orang.

Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota diresmikan dengan keputusan

Page 35: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

17

gubernur atas nama Presiden. Anggota DPRD Kabupaten/Kota

berdomisili di kabupaten/kota yang bersangkutan. Masa jabatan Anggota

DPRD Kabupaten/Kota adalah lima tahun dan berakhir bersamaan pada

saat Anggota DPRD Kabupaten/Kota yang baru mengucapkan

sumpah/janji. Dalam Undang-Undang nomor 27 tahun 2009 Tentang

MPR, DPR, DPD, dan DPRD disebutkan juga hal tersebutyaitu dalam

pasal 345. Undang-Undang nomor 22 tahun 2003 Tentang Susunan

danKedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD menyebutkan DPRD

kabupaten/kota yang beranggotakan 20 (dua puluh) sampai dengan35

(tiga puluh lima) orang membentuk 3 (tiga) komisi, yang beranggotakan

lebih dari 35 (tiga puluh lima) orang membentuk 4 (empat) komisi.

Sedangkan dalam Undang-Undang nomor 27 tahun tahun 2009 Tentang

MPR, DPR, DPD, dan DPRD menyebutkan anggota DPRD

kabupaten/Kota terdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) anggota dan

palingbanyak 50 (lima Puluh) anggota.

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

daerah Setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi. Jumlah

anggota setiap fraksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-

kurangnya sama dengan jumlah komisi di DPRD. Anggota DPRD

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari 1 (satu) partai politik yang

tidak memenuhi syarat untuk membentuk 1 (satu) fraksi, wajib

bergabung dengan fraksi yang ada atau membentuk fraksi gabungan.

Page 36: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

18

Fraksi yang ada wajib menerima anggota DPRD dari partai politik lain

yang tidak memenuhi syarat untuk dapat membentuk satufraksi. Dalam

hal fraksi gabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) setelah

dibentuk, kemudian tidak lagi memenuhi syarat sebagai fraksi gabungan,

seluruh anggota fraksi gabungan tersebut wajib bergabungdengan fraksi

dan/atau fraksi gabungan lain yang memenuhi syarat. Parpol yang

memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi hanya dapat membentuk

satu fraksi. Fraksi gabungan dapat dibentuk oleh partaipolitik dengan

syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (5).

Dalam pasal 46 (1) Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan daerah disebutkan bahwa yang menjadi alat kelengkapan

DPRD adalah:

a. Pimpinan

b. Komisi

c. Panitia musyawarah

d. Panitia anggaran

e. Badan kehormatan

f. Alat kelengkapan lain yang diperlukan

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPRD, dibentuk

Sekretariat DPRD Kabupaten yang personelnya terdiri atasPegawai

Negeri Sipil. Sekretariat DPRD dipimpin seorang Sekretaris DPRD yang

diangkat oleh Bupati atas usul Pimpinan DPRD Kabupaten. Untuk

meningkatkan kinerja lembaga dan membantu pelaksanaan fungsi dan

Page 37: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

19

tugas DPRD secara profesional, dapat diangkat sejumlah pakar/ahli

sesuai dengan kebutuhan. Para pakar/ahli tersebut berada di bawah

koordinasi Sekretariat DPRD Kabupaten/kota.

3. Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DPRD Kabupaten/Kota merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah

yang berkedudukan sebagai lembaga pemerintahan daerah kabupaten/

kota. Menurut Undang-undang nomor 23 tahun 2014 pasal 149 ayat (a, b

dan c) DPRD Kabupaten/Kota mempunyai fungsi:

1. Legislasi : yaitu fungsi pembentukan peraturan perundang-undangan

di daerah.

2. Anggaran : yaitu fungsi menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah.

3. Pengawasan : yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan

daerah, perundangan lainnya, keputusan kepala daerah, kebijakan

pemerintah daerah, dan pelaksanaan program pemerintahan daerah.

4. Tugas, Wewenang dan Hak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Tugas dan wewenang DPRD Kabupaten adalah:

Membentuk Peraturan Daerah Kabupaten yang dibahas dengan Bupati

untuk mendapat persetujuan bersama :

1. Menetapkan APBD Kabupaten bersama dengan Bupati.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan PeraturanDaerah

Kabupaten dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, Keputusan

Bupati, APBD Kabupaten, kebijakan Pemerintah Daerah dalam

Page 38: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

20

melaksanakan program pembangunan daerah, dankerjasama

internasional di daerah

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati

kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.

4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah

Kabupaten terhadap rencana perjanjian internasional yang

menyangkut kepentingan daerah

5. Meminta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Kabupaten dalam pelaksanaan tugas desentralisasi.

Anggota DPRD memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak

menyatakan pendapat. Anggota DPRD Kabupaten juga memiliki hak

mengajukan Rancangan Perda Kabupaten, mengajukan pertanyaan,

menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, hak

protokoler, memilih dan dipilih, mengikuti orientasi dan pedalaman tugas

serta hak keuangan dan administrasi.

Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentangSusunan dan

kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dalammelaksanakan tugas dan

wewenangnya, DPRD Kabupaten berhak meminta pejabat negara tingkat

Kabupaten, pejabat pemerintah daerah, badan hukum, atau warga

masyarakat untuk memberikan keterangan.

Page 39: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

21

C. Tinjauan Umum Tentang Fungsi Legislasi

Pembuatan Undang-Undang sebagai suatu fungsi hampir tidak dapat

dimengerti selain pembuatan norma-norma umum. Suatu organ adalah organ

legislatif sepanjang organ ini diberi wewenang untuk membuat norma-norma

hukum yang umum. Tidak pernah terjadi dalam realita politik bahwa semua

norma umum dari suatu tata hukum nasional harus dibuat secara eksklusif

oleh suatu organ yang disebut lembaga legislatif.

Apa yang berlaku secara praktis hanyalah suatu organisasi fungsi legislatif

yang mengatur pembuatan semua norma umum baik oleh organ yang disebut

legislatif maupun oleh organ–organ lainnya dari yudikatif maupun eksekutif

atas dasar wewenang yang diberikan oleh organ legislatif ini. Orang hampir

tidak dapat mengatakan pemisahan pembuatan undang-undang (hukum) dari

fungsi-fungsi negara lainnya dalam arti bahwa yangdisebut organ legislatif

tanpa organ eksekutif dan yudikatif akan kompeten untuk menjalankan fungsi

ini.

Pemisahan seperti itu hanya ada karena norma umum yang dibuat oleh organ

legislatif disebut sebagai “leges” (hukum). Organ legislatif tidak pernah

memonopoli pembuatan norma-norma umum, melainkan hanya menempati

posisi tertentu yang lebih seperti dikemukakan sebelumnya. Semakin

dibenarkan penyebutannya sebagai organ legislatif maka semakin besar peran

sertanya di dalam pembuatanm norma-norma umum. Berkenaan dengan

fungsi legislasi, dapat diktakan mencakup kegiatan mengkaji, merancang,

membahas, dan mengesahkan undang-undang (Jimly Asshidiqie, 2006 : 29).

Page 40: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

22

Berkaitan dengan parameter di atas Menurut Legowo (2006: 92), terdapat ada

tiga indikator yang menentukan fungsi legislasi dalam sistem pemerintahan

parlementer sebagai berikut:

1. Kepala eksekutif dan anggota kabinetnya menginisiasi setiap legislasi

yang berpengaruh terhadap anggaran ataupun pengeluaran negara;

2. Hanya terdapat sedikit komisi permanen dengan dukungan sedikit staf

profesional untuk membantu merancang dan menilai kembali legislasi;

Keputusan-keputusan kebijakan penting dapat dan seringkali dibuat pada

tingkat kaukus partai daripada di dalam komisikomisi Bila dilihat

berdasarkan karakter, maka dalam penggunaan fungsi legislasi terjadi garis

damarkasi antara eksekutif yang mengimplementasikan dan legislatif yang

merumuskan kebijakan normatif itu. Pelembagaan Otonomi Daerah bukan

hanya diartikulasi sebagai a final destination (tujuan akhir), tetapi lebih

sebagai mechanism (mekanisme) dalam menciptakan demokratisasi

penyelenggaraan pemerintahan yang dilaksanakan sendiri oleh daerah

otonom.

Dalam menjalankan fungsi legislasi ini DPRD berperan pula sebagai policy

maker, dan bukan policy implementer di daerah. Artinya, antara DPRD

sebagai pejabat publik dengan masyarakat sebagai stakeholders, ada kontrak

sosial yang dilandasi dan harus dijunjung tinggi dalam setiap proses fungsi

legislasi. Praktik dan realita saat ini, proyeksi good public governance pada

fungsi legislasi saat ini masih membutuhkan banyak penataan dan

Page 41: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

23

transformasi ke arah yang lebih baik. Peningkatan performa tersebut dapat

dilakukan antara lain dengan:

a. Peningkatan pemahaman tentang perencanaan dalam fungsi legislasi;

b. Optimalisasi anggota DPRD dalam mengakomodasi aspirasi

stakeholders;

c. Ditumbuhkannya inisiatif DPRD dalam penyusunan RAPERDA;

d. Ditingkatkannya kemapuan analisis (kebijakan publik & hukum) dalam

proses penyusunan RAPERDA;

e. Pemahaman yang lebih baik atas fungsi perwakilan dalam fungsi

legislasi; dan lain-lain.

Salah satu sarana dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas

pembantuan adalah dibentuknya Peraturan Daerah. Peraturan daerah

merupakan sarana yuridis untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah dan

tugas-tugas pembantuan. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, antara lain dikemukakan:

Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas,

wewenang, kewajiban dan tanggungjawabnya serta atas kuasa peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dapat menetapkan kebijakan daerah

yang dirumuskan antara lain dalam peraturan daerah.

Jika merujuk pada ketentuan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 43 Peraturan Pemerintah

Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD, alat

kelengkapan DPRD terdiri dari pimpinan, komisi, panitia musyawarah,

Page 42: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

24

panitia anggaran, badan kehormatan dan alat kelengkapan lain yang

diperlukan. Dan kemudian dikaitkan dengan fungsi legislasi, tidak semua alat

kelengkapan tersebut terlibat secara langsung. Alat-alat kelengkapan yang

terlibat secara langsung antara lain adalah komisi, panitia musyawarah dan

adanya kemungkinan alat kelengkapan lain yang dibentuk khusus menangi

masalah legislasi, misalnya Panitia Legislasi

D. Tinjauan tentang Program Legislasi Daerah

DPRD mempunyai kewajiban-kewajiban yang berkaitan langsung dengan

kepentingan masyarakat yaitu memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

masyarakat yaitu memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di

daerah, dan menyerap, menampung, menghimpun, dan menindak lanjuti

aspirasi masyarakat. Keinginan-keinginan, aspirasi, usulan-usulan,

permasalahan, kebutuhan-kebutuhan, kepentingan dan lainlainyang muncul

dari berbagai lapisan masyarakat (seperti kelompok masyarakat, organisasi

kemasyarakatan, profesi, keagamaan, akademisi, organisasi politik, LSM,

lembaga masyarakat adat, dan lain-lain) bahkan mungkin juga masukan-

masukan dari institusi pemerintah, pada umumnya disalurkan melalui DPRD.

Dalam paragraf kedua penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dikemukakan

bahwa untuk perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan

daerah dilakukan berdasar program legislasi daerah. program legislasi daerah

dimaksudkan untuk menjaga agar produk peraturan peraturan perundang-

undangan daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional

Page 43: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

25

Beberapa pokok pikiran yang dapat dijadikan pedoman dalam mengatur

mekanisme atau tata cara penyusuna prolegda sebagai berikut:

1. Cakupan peraturan daerah mengacu pada Pasal 7 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan yang menentukan bahwa Peraturan Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi :

a. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh DPRD Propinsibersama

Gubernur

b. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD kabupaten/ kota

bersama dengan Bupati/Walikota

c. Peraturan Desa/ peraturan yang setingkat dibuat oleh Dewan

Perwakilan Desa atau nama lainnya bersama dengan Kepala Desa

atau nama lainnya.

2. Memperhatikan asas keterbukaan dalam pembentukan peraturan

perundang-undangan, artinya dalam proses penyusuna Prolegda sebagai

tahap perencanaan pembentukan peraturan daerah harus bersifat

transparan. Masyarakat diberi kesempatan berpartisipasi dalam

penyusunan Prolegda agar prolegda betul-betul aspiratif.

3. Penyusunan Prolegda dilakukan oleh Gubernur, Bupati/ Walikota

bersama dengan DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota sebagai

lembaga yang berwenang untuk membentuk Peraturan daerah.

4. Penyusunan Prolegda di lingkungan Pemerintah Daerah dilakukan secara

terkoordinasi, terarah, dan terpadu antar unit-unit kerja dilingkungan

Sekertariat Daerah dan instansi-instansi lain yang terkait.

Page 44: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

26

5. Dalam Prolegda ditetapakan skala prioritas jangka panjang, menengah

atau tahunan sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat

di daerah dan dalam rangka penyelenggraan otonomi daerah serta tugas

pembantuan.

6. Dalam Prolegda perlu ditetapkan pokok materi yang hendak diaturserta

kaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya.

7. Pelaksanaan Prolegda perlu dievaluasi setiap tahun dalam rangka

melakukan penyesuaian seperlunya dengan dinamika perkembangan

kebutuhan hukum masyarakat. (A. A. Oka Mahendra, 2006 : 26)

Prolegda yang telah ditetapkan bersama oleh lembaga yang berwenang

membentuk Peraturan Daerah harus dilakukan dengan penuh tanggung

jawab, agar sasaran yang telah ditetapakan dapat dicapai. Untuk itu perlu

dilakukan serangakaian kegiatan sebagai berikut :

a. Memikirkan dan menentukan berbagai hal yang bersangkutan

dengan apa yang harus dilakukan.

b. Mengusahakan, mengatur, menggerakkan dan memanfaatkan

sumber-sumber, baik sumber daya manusia, sumber daya lainnya

yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapakan.

c. Menjamin agar tidak terjadi penyimpangan dan kegagalan

dalampencapaian sasaran. (A. A. Oka Mahendra, 2006 : 27)

Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah ditarik suatu

kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah

ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik

itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya

Page 45: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

27

melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung

oleh alat-alat penujang.

Gambar 1. 1 Proses Fungsi Legislasi

Sumber. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2010

Merujuk pada UU No. 12 Tahun 2011 pasa1 7 ayat (1), Perda merupakan

bentuk hukum terendah dari hierarki bentuk peraturan perundangan di

Indonesia. Secara keseluruhan, jenis peraturan dan hierarki peraturan

perundang-undangan adalah sebagai berikut: (1) UUD Republik Indonesia

Tahun 1945; (2) UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang; (3)

Peraturan Pemerintah; (4) Peraturan Presiden; dan (5) Peraturan Daerah. Tata

urutan hukum di Indonesia, dapat dilihat dari gambar dan tabel dibawah ini.

Tabel 1.3 Tata Urutan Hukum Di Indonesia

Tata UrutanHukum

Penetapan Fungsi

Undang-undangDasar 1945

Ditetapkan oleh MPR Sumber hukum tertinggidari segala hukum

Undang –undang Ditetapkan oleh DPRdan ditandatangani olehPresiden

Pelaksanaan konstitusi(UUD 1945)

PenyusunanPROLEGDA

SosialisasiRAPERDA

PenyusunanRAPERDA

PengajuanRAPERDA

PembahasanRAPERDA

SosialisasiPERDA

Pengesahandan penetapan

PengundanganPERDA

Page 46: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

28

Tata UrutanHukum

Penetapan Fungsi

PeraturanPemerintahPengganti Undang-undang

Ditetapkan olehPresiden

Setingkat denganUndang-undang(selanjutnya diserahkankepada DPR untukdiitetapkan atau di tolakmenjadi Undang-undang)

PeraturanPemerintah

Ditetapkan olehPresiden setelah disetujui Menteri

Pelaksanaan Undang-undang

Peraturan Daerah Ditetapkan oleh DPRD Penyelesaian Tugas,Kewajiban dan hakpemerintah daerah

Sumber. Undang-undang 1945

Menurut Mardiasmo (2002), produk legislasi yang dibuat oleh eksekutif dan

legislatif dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu kelompok rutin seperti

pengesahan APBD, perubahan APBD, dan pengesahan perhitungan APBD,

sedangkan yang kedua adalah kelompok insidentil, yaitu meliputi semua

peraturan kepala daerah yang hanya dibuat sekali atau sesuai dengan

kebutuhan. Menurut UU No. 12 Tahun 2011, terdapat tiga jenis peraturan

yang dapat dibuat oleh Daerah sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum

yaitu: a. Peraturan Daerah; b. Peraturan Kepala Daerah; c. Keputusan Kepala

Daerah; dan d. Peraturan Bersama Kepala Daerah (Permendagri No.

15/2006).

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dewan Perwakilan RakyatDaerah

Peran DPRD Kota Pagaralam dalam penyusunan peraturan daerah masih

sangat rendah bila dibandingkan dengan pihak eksekutif. Rendahnya insiatif

DPRD Kota Pagaralam disebabkan terutama Sumber Daya Manusia (SDM)

yang ada di anggota DPRD dibandingkan dengan SDM yang ada di dalam

Page 47: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

29

anggota eksekutif. Latar belakang pendidikan Anggota DPRD tidak sesuai

dengan basic keilmuan dalam mengaktualisasi fungsi DPRD. DPRD Kota

Pagaralam tidak memiliki Badan Khusus yang menangani program legisasi

sehingga peraturan daerah itu kebanyakan berasal dari pemerintah daerah.

Tanpa adanya badan khusus, dalam prakteknya penyusunan program legislasi

tetap berjalan. Akan tetapi kebanyakan perda itu berasal dari Pemerintah

Daerah. Dalam menjalankan tugas, kewajiban dan fungsi sebagai anggota

DPRD juga tidak bisa pungkiri bahwa dalam setiap aktifitas kerakyatan atau

bisa di sebut sebagai pembuatan perda ternyata banyak hambatan-hambatan

yang terkadang bisa berpengaruh pada pembuatan atau kualitas perda.

Tahap perencanaan sangat menentukan dalam penyusunan raperda karena

tahap perencanaan ini lebih mengarah pada penyusunan rencana dan prioritas

pembentukan peraturan daerah sehingga penyusunan prolegda dapat

menghindarkan terjadinya ketidaksinkronan dan ketidakharmonisan

peraturan. Idealnya anggota legislatif harus bertindak dan berperilaku sebagai

representasi masyarakat untuk setiap tindak tanduk dalam seluruh

kegiatannya. Keberhasilan para wakil rakyat (DPRD) untuk menegakkan

keserasian antara kepentingan anggota masyarakat yang diwakilinya dengan

kepentingan berbagai kelompok dan lembaga, menurut Sanit (2005: 205)

harus memperhatikan empat faktor, yakni :

1. Integritas dan kemampuan atau keterampilan anggota badan legislatif.

2. Pola hubungan anggota badan tersebut dengan anggota masyarakat yang

mereka wakili yang tercermin di dalam sistem perwakilan yang berlaku.

Page 48: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

30

3. Struktur organisasi badan legislatif yang merupakan kerangka formal

bagi kegiatan anggota dalam bertindak sebagai wakil rakyat.

4. Hubungan yang tercermin dalam pengaruh timbal balik antara badan

legislatif dengan eksekutif dan lembaga-lembaga lainnya sebagai unit-

unit pemerintahan di tingkat daerah, serta hubungan badan tersebut

dengan lembaga-lembaga yang sama di tingkat yang lebih tinggi

hierarkinya.

Peranan anggota legislatif menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga

masyarakat maka warga masyarakat berhak mempengaruhi proses pembuatan

dan pelaksanaan keputusan. Sesuai dengan istilah partisipasi maka partisipasi

berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai

kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanan

keputusan politik. Kegiatan warga negara biasa ini pada dasarnya di bagi dua

yakni, menurut Wahab (2001:141) bahwa mempengaruhi kebijakan umum

dan ikut menentukan pembuat dan pelaksana keputusan. Membuat atau

merumuskan suatu kebijakan, apalagi kebijakan itu berupa Peraturan/

Peraturan Daerah, bukanlah suatu proses yang sederhana dan mudah. Hal ini

disebabkan karena terdapat banyak faktor atau kekuatan-kekuatan yang

berpengaruh terhadap proses pembuatan kebijakan tersebut. Suatu kebijakan/

Peraturan dibuat bukan untuk kepentingan politik (misalnya guna

mempertahankan status quo pembuatan keputusan) tetapi justru untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup anggota masyarakat secara keseluruhan

(Islamy, 2004:134).

Page 49: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

31

Output adalah kebijaksanaan pemerintah atau norma-norma dan produk

yuridis yang dipergunakan untuk mengatur kehidupan bersama (Marbun,

2004:40). Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mewujudkan berbagai

kepentingan dan kebutuhan warga negara lainnya secara individual terjadi

benturan di sana-sini. Benturan ini boleh jadi mencakup segala kepentingan

warga negara, termasuk pula keinginan untuk berpartisipasi dalam masalah

politik.

Hal senada juga terungkap oleh Budiharjo (2002:57) yang menyatakan

bahwa: partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang

untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih

pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

kebijakan pemerintah. Kegiatan ini menurut Budiharjo mencakup tindakan,

seperti memberikan suara pada pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi

anggota suatu partai politik atau kelompok kepentingan, dan mengadakan

hubungan dengan pejabat atau parlemen.

Peranan anggota legislatif menyelenggarakan tugas membahas dan

memberikan persetujuan Raperda, menetapkan anggaran pendapatan dan

belanja daerah bersama Pemda, dengan diwujudkan dalam bentuk

pengawasan terhadap pelaksanaan UU, Perda, Keputusan Kepala Daerah dan

kebijakan yang ditetapkan oleh kepala daerah. Agar tugas tersebut dapat

berjalan dengan baik, maka anggota legislatif mempunyai fungsi untuk

melaksanakan perencanaan program pembentukan peraturan daerah yang

disusun secara berencana, terpadu dan sistematis yang meliputi :

Page 50: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

32

a. Perumusan kebijakan teknis rancangan peraturan daerah.

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam

penyusunan rancangan peraturan daerah.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang legislasi.

d. Membentuk paraturan daerah bersama gubernur, bupati/walikota.

e. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan paraturan daerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

f. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Peranan anggota legislatif dalam rangka melaksakan tugas dan fungsinya

untuk pencapaian satu tujuan dalam rangka membahas dan memberikan

persetujuan rancangan paraturan daerah, akan sangat dipengaruhi oleh banyak

faktor yang berbeda antara yang satu dengan yanglainnya,tergantung dari

sifat dan bidang kegiatan atau usaha dalam melaksanakan peranannya.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Prawirosentono,

(2002:32) bahwa: ada tiga faktor yang mempengaruhi belum terlaksananya

peranan suatu kinerja DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu:

(1) faktor pendidikan (kemampuan aparat); (2) faktor data/informasi; (3)

faktor pengalaman. Dengan demikian tentang kutipan faktor-faktor

penghambat yang penulis sampaikan diatas, maka penulis berkesimpulan

terkait dengan faktor-faktor yang menjadi penghambat belum terlaksannya

dengan baik kinerja DPRD di Kota Pagaralam antara lain:

Page 51: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

33

1. Faktor Pendidikan (SDM). Hasil pemilihan anggota DPRD yang masih

jauh dari harapan atas pelaksanaan fungsi legislasi sehingga berpengaruh

terhadap kompotensi anggota DPRD dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya.

2. Faktor data/informasi belum memberikan dukungan yang maksimal,

sehingga banyak permasalahan yang membutuhkan solusi melalui

kebijakan yang tidak diserap oleh anggota DPRD. Hal tersebut menjadi

kendala dalam melaksanakan fungsi legislasi, seperti kurangnya

dukungan data dan informasi yang valid.

3. Faktor pengalaman. Faktor tersebut yang dimiliki anggota DPRD

berpengaruh terhadap penyusunan Raperda. Karena anggota DPRD yang

baru belum pernah mempunyai pengalaman sebagai Anggota DPRD

sebelumnya, sedangkan untuk menyesuaikan diri perlu waktu satu hingga

dua tahun. Di samping itu kapasitas kemampuan masing-masing anggota

DPRD berbeda-beda.

F. Kerangka Pikir

Permasalahan fungsi Legislasi yang ada di Kota Pagaralam yaitu inisiasi

perda lebih banyak dilakukan oleh pihak Eksekutif, seperti yang di

kemukakan oleh Prawirosentono, (2002:32) bahwa : ada tiga faktor yang

mempengaruhi belum terlaksananya peranan suatu kinerja dari DPRD dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu: (1) faktor pendidikan (kemampuan

aparat); (2) faktor data/informasi; (3) faktor pengalaman. Setelah hal tersebut

dilakukan, maka peneliti akan mendapatkan hasil tentang faktor yang mana

Page 52: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

34

yang belum maksimal yang dilakukan oleh Legislatif (DPRD) Kota

Pagaralam dalam peningkatan kinerjanya dalam hal ini memaksimalkan

fungsi Legislatif (DPRD). Pemaksimalan fungsi Legislatif (DPRD) Kota

Pagaralam dalam peningkatan kinerjanya setalah mengetahui faktor apa saja

yang menjadi penyebab belum maksimalnya kinerja Legislatif (DPRD), maka

peneliti akan menganalisa strategi penguatan apa yang digunakan untuk

memaksimalan faktor yang mempengaruhi tidak berjalannya fungsi Legislatif

(DPRD) Kota Pagaralam, setelah hal tersebut maka peneliti akan

mendapatkan apakah faktor penghambat kinerja legislasi DPRD Kota

Pagaralam.

Page 53: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

35

Faktor Penghambat Kinerja Legislasi Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Pagaralam

Gambar 1.2 Kerangka Pikir

FUNGSI LEGISLASIDPRDKota Pagaralam :

1. Pembuatan Perda2. Pembahasan Perda3. Pengesahan perda

Faktor Penghambat Kinerja DPRD :Prawirosentono, (2002:32)

1. Sumber Daya Manusia (SDM);- Pendidikan formal dan non

formal- Motivasi

2. Data dan Informasi;- Pengumpulan Data- Pengolahan Data- Analisis

3. Pengalaman.- Pengalaman kerja- Pengalaman politik

Kinerja dari DPRD Kota Pagar Alam

Page 54: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai

apakah faktor penghambat kinerja legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Pagaralam. Penelitian deskriptif merupakan suatu tipe penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu (Arikunto,

1992:207). Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990:29) penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara

tepat sifat-sifat tertentu suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok

tertentu, atau untuk menentukan adanya frekuensi atau penyebaran suatu

gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.

Ada beberapa alasan penggunaan metode penelitian deskriptif. Pertama

adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas dan dapat meliputi lebih

banyak segi dibanding dengan metode-metode lain. Kemudian metode ini

banyak memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan melalui pemberian

informasi keadaan mutakhir, dan dapat membantu dalam mengidentifikasi

factor-faktor yang berguna untuk pelaksanaan percobaan.

Page 55: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

37

Nawawi (2001: 63), mendefinisikan penelitian deskriptif adalah sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga,

masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak sebagaimana adanya. Penelitian deskriptif melakukan analisa hanya

pada sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematis, sehingga dapat dipahami dan disimpulkan.

Tujuan penelitian deskriptif menurut Nazir (2003: 54), adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Disamping itu penelitian ini juga menggunakan teori-teori, data-

data, dan konsep-konsep sebagai kerangka acuan untuk menjelaskan hasil

penelitian, menganalisis dan sekaligus menjawab persoalan yang diteliti.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintah Daerah dan Kantor DPRD

Kota Pagaralam. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang penulis

dapatkan diawal, karena banyak perda yang dihasilkan semuanya berasal dari

inisiasi pemerintah daerah bukan berasal dari DPRD Kota Pagaralam serta

mencari tahu faktor penghambat dari tidak berjalannya kinerja legislasi

DPRD Kota Pagaralam.

Page 56: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

38

C. Fokus Penelitian

Tidak berjalannya fungsi legislasi DPRD Kota Pagaralam tentu mempunyai

sebab, apalagi produk hukum yang dibuat selama berapa tahun terakhir selalu

berasal dari pihak eksekutif yang seharusnya menjalakan produk hukum yang

dibuat oleh DPRD. Seperti yang dijelaskan pada undang-undang 23 tahun

2014 ada sutu hubungan kemitraan antara pihak eksekutif dan legislatif dalam

menjalankan pemerintahan dan eksekutif berhak mengajukan rancangan

peraturan daerah kepada DPRD untuk di sahkan atau di tolak menjadi produk

hukum.

Sehubungan dengan hal ini ada beberapa poin penting yang menjadi

penyebab tidak berjalannya fungsi legislasi dapat dilihat dari. Pertama latar

belakang pendidikan anggota dewan yang tidak sesuai, kedua, kapasitas

sumberdaya manusia yang masih kurang akan pemahaman tentang fungsi

legislasi, ketiga, permasalahan Bimtek yang tidak perofesional juga menjadi

sebab tidak berjalannya fungsi legislasi dkarenakan anggota DPRD yang

tidak mengikuti capacity building tersebut.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada penelitian

ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012:137) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data Primer, yaitu

Page 57: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

39

berupa kata-kata dan tindakan yang bersumber dari informan serta

peristiwa-peristiwa tertentu yang berkaitan dengan fokus penelitian dan

merupakan hasil pengumpulan peneliti sendiri selama berada di lokasi

penelitian. Pengambilan data primer dalam penelitian ini dilakukan

melalui wawancara langsung dengan para informan, yaitu dengan

masyarakat Kota Pagaralam, Pemerintah daerah (Bagian Hukum), Badan

Pembentukan Peraturan Daerah DPRD Kota Pagaralam.

2. Data Sekunder

Sugiyono (2012:137) mengatakan bahwa data sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau melalui dokumen. Data Sekunder, yaitu

data-data tertulis yang digunakan sebagai informasi pendukung dalam

analisis data primer. Data ini pada umumnya berupa dokumen-dokumen

tertulis yang terkait dngan pelaksanaan fungsi legislasi. Sumber data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan penelitian, yaitu gambaran umum mengenai Fungsi

Legislasi.

E. Informan

Informan adalah orang-orang atau pihak yang terkait dan dinilai memiliki

informasi tentang pelaksanaan fungsi legislasi di DPRD Kota Pagaralam.

Dalam menentukan Informan sebagai sumber data dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan teknik ini aga

didapati informasi dengan tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi. Tentang

Page 58: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

40

teknik purposive sampling, Usman dan Akbar (2009:45) menjelaskan

pemilihan sampel purposive (bertujuan) atau yang lazim disebut judgement

sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang ada di dalam posisi terbaik

untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan

subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai dengan ciri-ciri dan kriteria

khusus yang dimiliki sampel tersebut atas pemahaman yang kuat terhadap

objek yang akan diteliti.

Menurut Faisal (1990:67) agar dapat memperoleh informasi lebih terbukti,

terdapat beberapa kriteria yang dapat dipertimbangkan antara lain:

a. Subjek yang lama dengan suatu kegiatan atau aktivitas yang menjadi

sasaran atau perhatian

b. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau

kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian

c. Subjek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu dan

kesempatan untuk dimintai keterangan.

d. Subjek yang berada atau tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan

yang mengetahui kejadian tersebut.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan beberapa

kelompok informan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Anggota Dewan dan Badan Pembentukan Peraturan Daerah

Argumen peneliti memilih anggota dewan dan badan pembentukan

peraturan daerah karena merupakan Komponen yang terlibat secara

langsung dalam merancang dan mengusulkan peraturan daerah.

Page 59: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

41

b. Bagian Hukum

Argumen peneliti memilih Bagian Hukum karena merupakan instansi

yang terkait dalam perencanaan pengajuan rancangan peraturan daerah

kepada DPRD Kota Pagaralam.

c. Masyarakat

Masyarakat menjadi salah satu informan sebab merupakan jejaring

aspirasi dalam pembentukan rancangan peraturan daerah.

Tabel 3.1 informan dan jumlah

Informan Nama JabatanBadan Pembentukan

Peraturan Daerah(DPRD Kota Pagaralam)

Mas Agus Toyeb Dedi Irawan Nanto

Ketua Bapemperda Anggota

Bapemperda Anggota

BapemperdaBagian Hukum

(Pemerintah KotaPagaralam)

Rangga EkaJuliansyah

Andi Lala

KasubagPerundang-undangan

Anggota BidangPerundang-undangan

masyarakat Notra Yuliansyah Dodiansyah

--

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui wawancarara, observasi langsung, dan studi dokumentasi, secara

singkat dijelaskan bahwa tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Page 60: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

42

1. Interview (wawancara)

Wawancara dilakukan sebagai tekhnik pengumpulan data utama, tekhnik

yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

narasumber atau informan. Dalam Penelitian ini, peneliti mendatangi

langsung informan untuk mendapatkan informasi terkait fokus penelitian.

Wawancara dilakukan secara mendalam guna mendapatkan informasi

terkait hambatan dalam fungsi legislasi. Peneliti mendatangi langsung

informan untuk melakukan wawancara secara langsung kepada

stakeholder terkait.

2. Observasi

Selain melakukan wawancara secara langsung kepada informan yang

dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan, untuk

memperoleh data tambahan serta mencocokkan data yang ada, maka

peneliti melakukan observasi. Observasi atau pengamatan langsung

terhadap kinerja anggota DPRD Kota Pagaralam karena objek yang

diteliti merupakan program yang tidak berjalan, maka peneliti dapat

memperoleh informasi tambahan dengan melihat atau merasakan

langsung pelaksanaannya.

Ketika melakukan observasi peneliti juga mencocokkan informasi yang

telah didapat dengan informan setelah dilakukan wawancara. Observasi

dilakukan dengan cara berkeliling, mengamati dan mendokumentasikan

sehingga peneliti dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai

kondisi objek yang sedang diteliti.

Page 61: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

43

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumen yang disajikan berupa informasiinformasi

terkait yang dibutuhkan dan digunakan pada hasil dan pembahasan

nantinya, untuk memperkuat, mendasari sebuah pemikiran, atau

membuktikan deskripsi yang penulis sampaikan. Dokumen diperoleh dari

Pemerintah Kota Pagaralam (Biro Hukum) dan Badan Legilasi , serta

dokumen lainnya berupa lampiran skripsi, melalui peraturan dan

kebijakan atau peraturan terkait, transkip wawancara, dan foto-foto

dokumentasi terkait objek yang diteliti.

G. Teknik Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2014:267) Validitas merupakan derajat ketepatan antar

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi :

Temuan atau data dalam penelitian kualitatif, dikatakan valid atau sah apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Untuk menetapkan keabsahan

data diperlukan teknik pemeriksaan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan triangulasi data. Triangulasi data dilakukan

untuk menguji kebenaran dan keabsahan data. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara mencocokkan

Page 62: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

44

data yang didapat melalui teknik wawancara, observasi dan studi

dokumentasi.

Data yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak Pemerintah Kota

Pagaralam (Bagian Hukum) dan Badan Pembentukan Peraturan Daerah

(Bapemperda) dianalisis dan dicocokkan dengan data-data yang didapat

melalui studi dokumentasi. Langkah berikutnya adalah peneliti

mengkonfirmasi kebenaran data dengan cara melakukan observasi di

lapangan guna memperoleh kecocokan dengan data lain. Data lain yang

dimaksud adalah keterangan dari informan penelitian di lapangan yang

meliputi keterangan dari masyarakat. Melalui Triangulasi data, maka

diperoleh informasi yang valid dan jelas mengenai penghambat fungsi

legislasi. Melalui hasil triangulasi, dapat terlihat apakah rumusan masalah

penelitian sudah terjawab, dan tujuan penelitian sudah tercapai.

H. Teknik Pengolahan Data

Melalui data yang diperoleh dari lapangan, selanjutnya peneliti melakukan

pengolahan data. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan

dalam kelompok-kelompok, diadakan kategirisasi, dilakukan manipulasi, sert

diperas sedemikian rupa, sehingga data tersebut mempunyai makna untu

menjawab masalah (Nazir, 2011:346). Teknik dalam pengolahan data tersebut

dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya;

1. Editing

Teknik editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyalin

ulang hasil wawancara dengan informan yang merupakan data mentah

Page 63: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

45

berupa catatan peneliti yang berkaitan dengan bagaimana proses

peranxangan peraturan daerah dalam bentuk tulisan atau catatan lengkap,

serta memilah data atau informasi. Tidak semua kutipan hasil

wawancara, dan data yang diperoleh dari dokumen yang didapatkan

peneliti peneliti cantumkan, namun hanya informasi yangdiperlukan saja

yang ditampilkan, sementara keterangan lengkapnya disajikan sebagai

transkip wawancara atau lampiran.

2. Interpretasi

Adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yangsebenarnya dari

materi yang dipaparkan (Nazir, 2011:374). Adapun proses interpretasi

atas hasil penelitian ini yaitu peneliti mencoba mengartikan, mencari inti

pokok, atau maksud dari informasi yang adabaik dari hasil wawancara

maupun dokumen yang diperoleh.

Dalam penelitian ini, kutipan wawancara yang ditampilkan merupakan

penyederhanaan atau penafsiran terhadap maksud dan arti dari informasi

yang disampaikan. Interpretasi dilakukan dengan cara menghubungkan

hasil wawancara dengan informan dengan teori-teori pada tinjauan

pustaka dan dokumen lainnya, sehingga diperolehlah analisis yang tepat.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian Kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu (Sugiyono, 2014:246). Selanjutnya dalam menganalisis data

Page 64: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

46

yang didapat di lapangan, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman

yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2014:247) Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal pokok, dan mefokuskan pada hal-hal penting, dicari

tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data terkait hal-hal penting dan pokok,

selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti pada temuan di lapangan untuk

melihat manajemen melalui pihak-pihak terkait yang dianggap dapat

memberikan informasi untuk mencapai tujuan yang peneliti inginkan.

Tahap mereduksi data merupakan proses berfikir yang sensitif serta

memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman seorang peneliti.

Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan tahap reduksi data ini

dilakukan dengan mendiskusikannya dengan teman atau orang yang

dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan

berkembang, sehingga hasil data yang dihasilkan merupakan temuan dan

pengembangan teori yang signifikan. Tahap ini dilakukan peneliti pada

saat proses bimbingan skripsi terhadap dosen pembimbing peneliti

maupun kepada dosen pembahas.

2. Data Dislplay (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajian

Page 65: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

47

data dilakukan berdasarkan data telah terkumpul dari semua informan.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya kemudian peneliti

menganalisis untuk selanjutnya dikategorikan mana yang diperlukan dan

dan tidak diperlukan.

Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks naratif dan tabel yang

disajikan dengan sistematis untuk memberikan gambaran secara jelas

kepada pembaca. Setelah data diperoleh maka data tersebut disajikan

dalam bentuk informasi yang kemudian dikaitkan dengan dokumen yang

ada ataupun kerangka pemikiran yang menjadi panduan serta teori yang

digunakan. Sehingga semua informasi yang ditampilkan mempunyai

makna dan arti.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan

kesimpulan dapa diambil setelah melakukan analisis mendalam pada

hasil penelitian. Dengan melakukan verifikasi, dapat terlihat apakah

rumusan masalah penelitian sudah terjawab, dan tujuan penelitian sudah

tercapai. Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan untuk menguji

kebenaran serta mencocokkan informasi yang ada untuk kemudian

diperoleh data yang valid dan jelas. Selain itu, penarikan kesimpulan

dilakukan untuk memberi deskripsi singkat dari banyaknya informasi

yang diperoleh serta mendapatkan informasi akhir.

Page 66: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Pagar Alam

1. Kondisi Geografis

Kota Pagar Alam adalah salah satu Kota dalam Propinsi Sumatera

Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun

2001 (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 4115) sebelumnya Kota Pagar Alam termasuk Kota

Administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat. Kota Pagar ALam

secara Geografis berada pada posisi 4o Lintang Selatan (LS) dan 103,15o

Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 63.366 Ha (633.66 Km2) dan

terletak sekitar 298 Km dari Palembang serta berjarak 60 Km di sebelah

barat daya dari ibukota Kabupaten Lahat.

Letak Kota Pagar Alam berbatasan dengan kecamatan – kecamatan yang

ada dalam Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan yaitu sebagai

berikut :

a. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Jarai Kabupaten

Lahat.

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Propinsi Bengkulu.

Page 67: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

49

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Agung Kabupaten Lahat

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat.

Sebagai atap Daerah Propinsi Sumatera Selatan, Kota Pagar Alam berada

pada ketinggian 100 – 1000 Mdl (Meter dari permukaan laut) dari luas

wilayah dataran tinggi di daerah ini berada dibawah kaki Gunung Dempo

+ 3159 Meter. Kota Pagar Alam mempunyai banyak sungai, diantaranya

sungai Lematang, sungai Selangis Besar, sungai Selangis Kecil, sungai

Air Kundur, sungai Betung, sungai Air Perikan sedangkan sungai

Endikat merupakan sungai yang membatasi dengan kecamatan Kota

Agung Kabupaten Lahat. Suhu di Kota Pagar Alam berkisar anatara 14o

C sampai dengan 34o C. Jarak wilayah kecamatan dengan desa/

kelurahan dengan ibukota pemerintahan. Kecamatan terdekat dengan

ibukota pemerintahan adalah Kecamatan Pagar Alam Utara sedangkan

kecamatan yang terjauh dari ibukota pemerintahan adalah Kecamatan

Dempo Selatan.

2. Iklim

Kota Pagar Alam yang terletak dibawah kaki Gunung Dempo pada

umumnya mempunyai hawa dingin (sejuk), memiliki 2 (dua) musim

yaitu musim kemarau dan musin hujan. Musim hujan rata - rata setiap

tahun berkisar antara Bulan Oktober s/d bulan Maret sedangkan musim

kemarau berkisar bulan April s/d September, penyimpangan kedua

musim tersebut terjadi setiap 5 tahun sekali dimana musim hujan berkisar

antara 2000 - 3000 mm dengan kelembaban udara berkisar antara 75-89

%.

Page 68: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

50

3. Tanah

Bentuk permukaan tanah di daerah Kota Pagar Alam bervariasi dari

dataran sampai bergunung. daerah yang mempunyai dataran yang cukup

luas adalah Kecamatan Pagar Alam Selatan dan Kecamatan Pagar Alam

Utara sementara daerah yang mempunyai permukaan bergunung adalah

Kecamatan Dempo Utara, Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo

Tengah mempunyai bentuk permukaan yang bergelombang. Tanah di

Kota Pagar Alam mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Tanah sawah terdiri dari : Sawah irigasi, tadah hujan

Tanah kering terdiri dari : Emlasement, Kebun, Kolam

Tanah Hutan terdiri dari : Hutan lebat, belukar, hutan lindung

Tanah Perkebunan : Tanah perkebunan Negara, Tanah Umum

Tanah fasilitas umum : Tanah untuk lapangan olahraga, tanam

rekreasi, jalur hijau,kuburan.

Keadaan tanah di Daerah Kota Pagar Alam pada umumnya tanah kelas 1

(satu) yang mengandung kesuburan tanah yang tinggi, hal ini terbukti

Daerah Kota Pagar Alam merupakan daerah penghasil sayur-mayur,

buah-buahan dan merupakan salah satu Sub Terminal Agribisnis (STA)

di Propinsi Sumatera Selatan, selain itu keadaan tanah di daerah ini

mengandung bahan Andozol yang terdapat di Kecamatan Pagar Alam

Utara, Pagar Alam Selatan, Dempo Utara, Dempo Selatan dan Dempo

Tengah. Kota Pagar Alam selain daerah pertanian juga merupakan

potensi mineral dan bahan tambang. Bahan tambang golongan C yang

Page 69: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

51

sudah diusahakan oleh rakyat seperti : tanah liat, pasir, batu kali/gunung

yang terdapat di Kecamatan Dempo Selatan.

B. Gambaran Umum DPRD Kota Pagaralam

1. Keanggotaan

a. Anggota DPRD berjumlah 25 orang.

b. Keanggotaan DPRD di resmikan dengan keputusan Gubernur

berdasarkan usul Walikota sesuai laporan dari KPU Kota Pagaralam.

c. Anggota DPRD berdomisili di Kota Pagaralam.

d. Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 (lima) tahun terhitung mulai

tanggal pengucapan sumpah/janji anggota DPRD dan berakhir pada

saat anggota Kota yang baru mengucapkan sumpah/janji.

2. Hak DPRD

a. DPRD mempunyai hak:

1) Interpelasi

2) Angket

3) Menyatakan pendapat

b. Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah

hak anggota DPRD untuk meminta keterangan kepada walikota

mengenai kebijakan pemerintaha yang penting dan strategis serta

berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

c. Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak

DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah

daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada

Page 70: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

52

kehidupan bermasyarakat, daerah, dan negara yang diduga

bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan.

d. Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c

adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kewajiban

walikota atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah

disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak

lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.

3. Hak Anggota DPRD

Anggota DPRD mempunyai hak:

a. Mengajukan RAPERDA

b. Mengajukan Pertanyaan

c. Menyampaikan usul dan pendapat

d. Memilih dan dipilih

e. Membela diri

f. Imunitas

g. Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas

h. Keuangan dan administratif

4. Kewajiban Anggota DPRD

a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila.

b. Melaksanakan undang-undangn dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 dan mentaati peraturan perundang-undangan.

c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 71: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

53

d. Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi,

kelompok, dan golongan.

e. Memeperjuangkan peningkatan kepentingan rakyat.

f. Mentaati prinsip Demokrasi dalam menyelenggarakan Pemerintahan

daerah.

g. Mentaati tata tertib dan kode etik.

h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dan lembaga lain

dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.

i. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstitusi melalui kunjungan

kerja secara berkala maupun reses.

j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dari pengaduan

masyarakat.

5. Produk Hukum DPRD Kota Pagaralam

Produk hukum DPRD terdiri dari :

a. Peraturan daerah.

b. Keputusan DPRD.

c. Keputusan Pimpinan.

Peraturan daerah dan keputusan DPRD ditetapkan dalam Rapat

Paripurna, sedangkan keputusan pimpinan DPRD ditetapkan berdasarkan

dasil keputusan rapat panitia musyawarah.

Page 72: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Faktor Penghambat

Kinerja Fungsi Legilasi DPRD Kota Pagaralam, maka peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. DPRD Kota Pagaralam dalam melaksanakan fungsi legislasi belum

maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara

peneliti secara mendalam menemukan belum ada peraturan daerah yang

diajukan berdasarkan inisiatif pihak DPRD Kota Pagaralam.

2. Faktor penghambat yang mempengaruhi kinerja fungsi legislasi DPRD

Kota Pagaralam periode 2014-2019, yaitu:

a. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi latarbelakang dari

jenjang pendidikan formal dan non formal yang pernah di lalui

anggota DPRD Kota Pagaralam tersebut.

b. Faktor Data dan Informasi meliputi tidak masksimalnya DPRD Kota

Pagaralam dalam menjaring aspirasi masyarakat pada masa reses

sehingga tidak mampu menciptakan inovasi kebijakan dan DPRD

Kota Pagaralam tidak memperhatikan undang-undang yang

Page 73: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

82

berkaitan dengan tugas dan fungsinya terutama dalam hal ini fungsi

legislasi.

c. Faktor Pengalaman yang mempengaruhi kinerja DPRD Kota

Pagaralam dalam fungsi legislasi diantaranya yaitu latar belakang

pendidikan formal (SD sampai dengan Perguruan Tinggi ) dan non

formal (Pelatihan/Seminar) serta latarbelakang pekerjaan berkaitan

dengan kemampuan anggota DPRD dalam menganalisa dan

memahami kebutuhan masyarakat agar dapat dijadikan suatu inovasi

kebijakan/Peraturan Daerah (Perda).

3. Pengalaman di DPRD berpengaruh signifikan dan positif terhadap peran

DPRD dalam fungsi legislasi di daerah.

B. Saran

1. Untuk DPRD Kota Pagaralam sebaiknya perlu mengadakan pelatihan

atau workshop tentang penyusunan peraturan daerah, terutama bagi

anggota DPRD yang kemampuan ilmunya berbeda dengan bidang dan

tugasnya. Ini menjadi penting karena untuk membekali anggota DPRD

tentang Teknik legal drafting sehingga dapat memahami tata cara

penyusunan suatu peraturan daerah dan menunjang pelaksanaan fungsi

legislasi DPRD Kota Pagaralam.

2. Guna memudahkan fungsi legislasi, sebaiknya DPRD dapat

menyelenggarakan kerja sama dengan institusi diluar DPRD Kota

Pagaralam seperti Perguruan Tinggi, yang memiliki tenaga ahli

dibidangnya masing-masing. Tenaga ahli bertugas melakukan pengkajian

Page 74: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

83

guna memberikan masukan bagi DPRD Kota Pagaralam sehingga tidak

salah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya pada saat pengambilan

keputusan.

Page 75: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

DAFTAR PUSTAKA

Akbar & Usman. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta

Asshiddiqie, Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara dan PergeseranKekuasaan dalam UUD 1945. Yogyakarta: FH UII Press

__________. 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:Sekretariat dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI

Budiarjo, Mariam. 2003. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta. Gramedia

Dwiyanto, Agus. dkk. 2002. Reformasi Birokrasi di Indonesia. Yogyakarta. PusatStudi Kependudukan dan dan Kebijakan. UGM.

__________. 2006. Konsep Kinerja Organisasi Publik. Jakarta. Jaya Abadi.

Dwiyanto. Agus. 2006. Mewujudkan Good Geovernance Melalui PelayananPublic. Yogyakarta: UGM Press

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif (dasar-dasar dan aplikasi). Malang:Ya3 Malang

Hamidi, Jazim.2011. Optik Hukum Peraturan Daerah Bermasalah: MenggagasPeraturan Daerah yang Responsif dan Berkesinambungan. Jakarta: PrestasiPustakarayah

Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta.Sinar Grafika

Koentjaraningrat,1990. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Legowo, T.A. 2006. Reformasi Parlemen Indonesia. Dalam Piliang. Indra J danT.A. Legowo (Edit). Desain Baru Sistem Politik Indonesia. Jakarta: CenterFor Strategic And International Studies.

Page 76: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

Marbun. 2004. Pokok-Pokok Hukum Administrasi. Malang: Bayumedia

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta.

Napitupulu, Aimin. 2007. Menuju Pemerintahan Perwakilan. PT. Alumni.Bandung.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode penelitian bidang sosial. Yogyakarta : GadjahMada University

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Oka, Mahendra. 2006. Reformasi pembangunan hukum dalam perspektifperaturan perundang-undangan. Jakarta. Departemen Hukum dan HAM.

Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

__________. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan KinerjaKaryawan. Edisi 1. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: BPFE.

Sanit, Arbi. 2005. Sistem Politik Indonesia. Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Solichin, Abdul Wahab. 2001. Analisis Kebijakan dari Formulasi keImplementasi. Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

__________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D. Bandung:Alfabeta

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta. Grasindo

Skripsi :

Aryanti Dwi. Teni. 2010.Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan PerwakilanRakyat Daerah Kabupaten Ngawi. Universitas sebelas maret. Surakarta

Jurnal :

Irsan. Meria Utama . Iza Rumesten RS. Dalam jurnal yang berjudul “Pengaturan Fungsi Pengawasan DPRD terhadap Implementasi PeraturanDaerah. Jurnal ilmu politik.Vol.11. No. 1. tahun 2013. hlm. 1-70

Page 77: FAKTOR PENGHAMBAT KINERJA LEGISLASI DEWAN …digilib.unila.ac.id/55072/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pagaralam dan menyelenggarakan kerjasama

Asfi Manzilati. Dalam jurnal yang berjudul ” Penguatan Fungsi LegislatifDan Evaluasi Kinerja Bidang Penganggaran”. Journal of IndonesianApplied Economics.. Vol. 5 No. 2 Oktober 2011. hal 252-268

Achmadudin Rajab. Dalam Jurnal yang berjudul ”Penguatan FungsiLegislasi DPRD Kabupaten/Kota”. Journal Rechtsvinding.Vol 5 No 3Tahun 2016 hal 1-6

Tardjono, Heriyono. 2016”Degradasi Kewenangan Legislasi BadanLegislasi DPR RI Pasca Revisi UU No 27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD”. Journal Renaissance. Vol. 1 No 01 hal 11-16