FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

14
FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA Suharyana, SKM, M.Kes

description

FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA. Suharyana , SKM, M.Kes. Bahaya faktor kimia di lingkungan kerja meliputi :. Debu Debu inorganik : . a . Debu silika - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

Page 1: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

Suharyana, SKM, M.Kes

Page 2: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

Bahaya faktor kimia di lingkungan kerja meliputi:

Debu• Debu inorganik: . a. Debu silika Sumber: penghancuran granit, tambang batu bara,

mineral dan batu mulia dalam tanah bersilika, pabrik yang menggunakan silika Penimbunan debu silika dalam paru mengakibatkan penyakit silicosis.

b.Asbestos Asbestos tahan panas, asam dan api, ringan, lunak dan

dapat menahan berat. Sumber: industri konstruksi, renovasi atau pembongkaran bangunan. Produk asbes , dan pekerjaan memperbaiki rem dan kopling kenderaan bermotor.

Page 3: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

Debu asbestos menyebabkan asbestosis, bronchogenic carcinoma, mesothelioma, kanker

c. Pulmonary siderosis, siderosis paru disebabkan terpapar debu besi murni.

d.Anthracosis: debu arang batu. e.Stannosis: debu timah putih. f.Berryliosis: debu berrylium dalam bentuk logam, oksida, sulfat,

chlorida dan fluorida.• Debu organik a.Byssinosis:pemaparan debu kapas, sisal dan rami. b.Bagassosis : debu serat tebu setelah gula diekstraksi c.Mushroom worker's lung : debu tanaman cendawan d.Suberosis akibat debu gabus. e.Bird breeder's lung : burung seperti ayam, beo, merpati dan betet. f.Paprika lung, inhalasi debu buah paprika.

Page 4: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

g.Fungal diseases of the lungs, debu jamur aspergillosis. h.Tabakosis, debu tembakau. Logam • Plumbum (Pb) Pb organik: Tetra-ethyl lead (TEL) atau tetra methyl-lead (TML) bahan antiknock

dalam minyak bensin. efek klinis sistem syaraf pusat Paparan kronik Pb konsentrasi rendah gangguan berfikir, halusinasi, daya ingat kurang, insomnia dan kepribadian jelek.

Pb inorganik: Paparan Pb inorganik pada tambang dan peleburan Pb, industri cet

sebagai undercoat (resisten karat), pekerjaan konstruksi sangat potensial (pengelasan, pemotongan, pada permukaan cet), pabrik batteri, pembuatan tembikar, radiator, pabrik

Page 5: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

kaca dan pabrik plastik, Efek Pb inorganik merusak sistem syaraf, pencernaan, ginjal, reproduksi dan darah.

• Merkuri (Hg) Merkuri Inorganik Digunakan thermometer, barometer, lampu merkuri dan batteri,

amalgam untuk penambal gigi, membentuk perhiasan, pengawet, pigmen, katalis dan minyak pelumas.Efek gangguan terhadap sistem syaraf pusat dan ginjal, iritasi pada mukosa dan kulit.

Merkuri Organik pelapis benih (untuk mencegah benih dari serangan parasit)

dan pestisida. Efek merkuri organik sistem syaraf pusat. Kasus awal ditandai sakit kepala, lelah, daya ingat dan konsentrasi berkurang. Dapat juga tremor, ataxia, dysarthria, gangguan penglihatan dan kepribadian jelek dan

Page 6: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

kecerdasan menurun, bahkan kematian.• Fosfor Fosfor inorganik , membuat pentul korek api dan racun api. Sejak

awal abad ke 20, fosfor putih telah digantikan oleh fosfor merah dan fosfor sequisulfida yang kurang toksis. Senyawa fosfor organik umumnya digunakan sebagai pestisida.

• Arsen (Ar) Efek akut terhadap penghirupan arsen menyebabkan iritasi

mata, kulit, hidung, larinks dan bronchi. Paparan arsen dapat menimbulkan kerusakan hati dan ginjal, Senyawa-senyawa arsen dapat menimbulkan kanker kulit atau paru-paru.

• Mangan (Mn) Efek mangan terhadap sistem saraf (gangguan kapasitas

mental, intoksikasi manganase dapat

Page 7: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

menimbulkan sindrome Parkinson's dan psikosis). • Kadmium (Cd) Kadmium jenis logam putih kebiru-biruan yang resisten terhadap

karat. pelapis elektroda pengelasan dan pematrian logam, elektroda baterai alkalin, amalgam pada kedokteran gigi dan dalam pabrik lampu fluoresens, fotosel dan semikonduktor. Senyawa-senyawa kadmium dipergunakan sebagai pigmen dan cat, pestisida, sebagai katalis dan dalam fotografi.

Pada paparan akut, gangguan gastrointestinal dan pneumonitis kimia dapat terjadi. Sedangkan pada pemaparan kronis, efek utama kerusakan ginjal dan emphisema paru.

Page 8: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

Pestisida• Insektisida dan Fungisida BerPyrethrum dan Pyrethrin. pestisida ini secara alami berasal

dari substansi tanaman. Dan umumnya relatif tidak berbahaya bagi manusia akan tetapi dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan atau alergi kulit biasaanya digunakan sbg Obat nyamuk bakar – Senyawa-senyawa Organoklorin. DDT, dieldrin dan aldrin yang

mudah diabsorbsi dan berakumulasi dalam lemak tubuh. efek toksik dapat terjadi melebihi konsentrasi kritis yang dicapai dan karena biodegradasi senyawa-senyawa ini sangat lambat terjadi sehingga menimbulkan persistensi dalam lingkungan, maka pestisida organoklorin tidak digunakan lagi .

- Senyawa-senyawa Organofosfat. menginaktivasi enzim cholinesterase

Page 9: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

yang menguraikan asetil cholin dalam tubuh. Asetilcholin akan merangsang aktifitas saraf parasimpatik. Gejala-gejala ringan meliputi kurangnya selera makan, sakit kepala, malas, lemas dan konstriksi pupil.

- Karbamat. Contoh substansi ini adalah karbaril (sevin) dan karbofuran yang kurang toksik dibading organofosfat. Juga merupakan inaktivator cholinesterase. Atropine dipergunakan sebagai antidot terhadap keracunan karbamat.

- Merkuri Organik. Merkuri organik sangat toksik dan persisten. Sekarang ini, jarang dipergunakan kecuali untuk obat benih dan mematikan rumput pada lahan.

Page 10: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

Herbisida• Herbisida arsenik. Herbisida ini sangat toksik • Herbisida dinitrofenol, merangsang metabolisme tubuh

memproduksi sindrom seperti thyrotoksik tetapi tanpa pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid. Kelelahan berlebih, haus dan keringat dapat terjadi.

• Paraquat, diquat dan herbisida bipiridyl lainnya. Iritasi kulit, selaput mukosa mata dan kerongkongan, mual, dyspnoea, dan edema paru, fibrosis hati dan paru, dan kerusakan ginjal .

Rodentisida dan Fumigan• Kalsium sianida. fumigan dipergunakan membasmi hewan

pengerat dan serangga. • Metil bromida. Substansi ini sangat mengiritasi dan gas toksik

Page 11: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

yang dapat menyebabkan kerusakan otak.• Fosfin. Gas ini sangat toksik dihasilkan melalui kontak

aluminium fosfid dengan air di udara. Substansi ini memiliki aroma bawang putih dan ikan busuk Dapat menyebabkan oedema paru.

• AntikoagulanRodentisida memperlambat proses koagulasi dan meningkatkan waktu protrombin yang dapat dipergunakan untuk memantau.

Senyawa Karbon• Pelarut Organik Sebagian besar senyawa karbon organik sebagai substansi

(bahan) pelarut dan digunakan bukan pelarut saja melainkan juga sebagai pelumas dan gas-gas anestesi. sehingga terjadi polusi udara. Senyawa ini banyak terdapat dalam cet, lem dan pelapisan dan juga

Page 12: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

dipergunakan dalam pabrik polimer, farmasi dan pencelupan.. Sistem syaraf merupakan efek pelarut organik. akan menyebabkan penyempitan bagian-bagian terminal neuron pada sistem saraf pusat dan perifer.

• Kelompok kimia senyawa karbon:• Non substitusi

– Senyawa alifatik: metil alkohol, tetraklorethan, karbon tetraklorida, trikloretilen,

– Senyawa aromatik: benzen, toluen, xylen, N-heksan dan nitrobenzen.

• Senyawa subsitusi :– Dengan oksigen: alkohol, aldehid, keton, eter, asam-asam karboksil

dan ester.– Dengan sulfur: analog alkohol, oksigen.– Dengan nitrogen: senyawa nitro, amina, nitril dan amida.

Page 13: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

– Dengan halogen: senyawa fluoro, cloro, bromo dan iodo.

Gas Efek Biologis Gas 1. Gas inert Efeknya perpindahan oksigen. Sifat-sifat klinis mengakibatkan

kurangnya oksigen. tanpa toksisitas instrinsik. Contohnya metana. 2. Gas-gas iritan (pemerih) Bereaksi terutama pada saluran pernafasan, organ-organ yang

mengalami kontak pertama (kulit). Baik hidung, trakhea, bronkhi, bronkhiola dan alveoli dapat pula terlibat. Biasanya ada efek iritan bersamaan terhadap mukosa mata, mulut dan kerongkongan. Contoh: Klorin, Amonia, Sulfur dioksida, Ozon

Page 14: FAKTOR  KIMIA DI TEMPAT KERJA

Upaya Pengendalian Faktor Kimia1. Lingkungan kerja dipelihara dalam keadaan bersih.2. Perlengkapan teknik pengendalian di tempat kerja3. Proses produksi diatur agar kemungkinan inhalasi, kontak,

termakan/terminum racun dapat dicegah semaksimal mungkin.4. Tenaga kerja diberitahu, waspada dan terampil dalam

menghadapi bahaya keracunan.5. Alat pelindung diri yang memadai harus tersedia dan dipakai

semestinya.6. Higiene personal dipelihara 7. Pemeriksaan kesehatan.