Faktor-faktor Yg Mempengaruhi Eliminasi Urin

3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERKEMIHAN 1. Faktor perkembangan a. Janin: ginjal janin mulai mengekskresikan urine saat berusia antara 11 dan 12 minggu gestasi. b. Bayi: kemampuan untuk memekatkan urine minimal; urine berwarna kuning jernih, imaturitas neuromuskular menyebabkan kontrol urine secara volunter tidak ada. c. Anak: fungsi ginjal mencapai kematangan usia 1-2 tahun, urine dipekatkan secara efektif, kontrol volunter ada, dan urine yang dihasilkan 400-500 ml/hari. d. Dewasa: ginjal mencapai ukuran maksimal usia 35 dn 40 tahun, urine yang diekskresikan 1500-1600 ml/hari, setelah 50 tahun ukuran dan fungsi ginjal menurun, sebagian besar penyusutan terjadi di korteks ginjal karena satu persatu nefron hilang. e. Lansia: sekitar 30 % nefron hilang pada usia 80 tahun, aliran darah ginjal menurun, kemampuan memekatkan urine berkurang, tonus otot kandung kemih berkurang. 2. Faktor sosiokultural Berhubungan dengan adat istiadat privasi berkemih berbeda-beda. Seperti di Amerika utara fasilitas berkemih merupakan hal privasi, sedangkan budaya Eropa fasilitas berkemih digunakan bersama-sama. 3. Faktor psikologis Ansietas dan stres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk berkemih dan frekuensi berkemih menngkat atau individu tidak

Transcript of Faktor-faktor Yg Mempengaruhi Eliminasi Urin

Page 1: Faktor-faktor Yg Mempengaruhi Eliminasi Urin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERKEMIHAN

1. Faktor perkembangan

a. Janin: ginjal janin mulai mengekskresikan urine saat berusia antara 11 dan 12 minggu

gestasi.

b. Bayi: kemampuan untuk memekatkan urine minimal; urine berwarna kuning jernih,

imaturitas neuromuskular menyebabkan kontrol urine secara volunter tidak ada.

c. Anak: fungsi ginjal mencapai kematangan usia 1-2 tahun, urine dipekatkan secara efektif,

kontrol volunter ada, dan urine yang dihasilkan 400-500 ml/hari.

d. Dewasa: ginjal mencapai ukuran maksimal usia 35 dn 40 tahun, urine yang diekskresikan

1500-1600 ml/hari, setelah 50 tahun ukuran dan fungsi ginjal menurun, sebagian besar

penyusutan terjadi di korteks ginjal karena satu persatu nefron hilang.

e. Lansia: sekitar 30 % nefron hilang pada usia 80 tahun, aliran darah ginjal menurun,

kemampuan memekatkan urine berkurang, tonus otot kandung kemih berkurang.

2. Faktor sosiokultural

Berhubungan dengan adat istiadat privasi berkemih berbeda-beda. Seperti di Amerika utara

fasilitas berkemih merupakan hal privasi, sedangkan budaya Eropa fasilitas berkemih

digunakan bersama-sama.

3. Faktor psikologis

Ansietas dan stres emosional dapat menimbulkan dorongan untuk berkemih dan frekuensi

berkemih menngkat atau individu tidak mampu berkemih sampai tuntas dikarenakan sfingter

uretra eksterna tidak berelaksasi secara total.

4. Kebiasaan pribadi

Privasi dan waktu yang adekuat untuk berkemih penting untuk individu, beberapa individu

memerlukan ditraksi agar rileks.

5. Tonus otot

Lemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi kandung kemih dan

kontrol sfingter uretra eksterna, selain itu penggunaan kateter urine yang lama dapat

menyebabkan hilangnya tonus kandung kemih atau kerusakan pada sfingter uretra.

6. Status volume

Page 2: Faktor-faktor Yg Mempengaruhi Eliminasi Urin

Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang memengaruhi output urine (jumlah

urine). Protein dapat menentukan jumlah urine yang dibentuk. Selain itu, juga dapat

meningkatkan pembentukan urine.

7. Kondisi penyakit

Diabetes mellitus dan skelerosis multipel menyebabkan kondisi neuropati yang mengubah

fungsi kandung kemih.

Penyakit yang menghambat aktivitas fisik dapat mengganggu kemampuan berkemih.

Penyakit-penyakit yang menyebabkan kerusakan ireversibel pada glomerulus atau tubulus

menyebabkan perubahan fungsi ginjal yang permanen.

8. Prosedur bedah

Anastesi spinal dapat mempengaruhi pengeluaran urine karena menurunkn kesadaran klien

tentang kebutuhan untuk berkemih.

9. Obat-obatan

Diuretik mencegah reabsorpsi air dan elektrolit tertentu untuk meningkatkan pengeluaran

urine.

Antikolinergik: retensi urine

Beberapa obat mengubah warna urine dikarenakan fungsi ginjal klien yang mengalami

perubahan memrlukan penyesuaian pada dosis obat yang diekskresi oleh ginjal.

10. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan sistem perkemihan dapat mempengaruhi berkemih, seperti IVY (intra venus

pyelogram), yang dapat membatasi jumlah asupan sehingga mengurangi produksi urine. Selain

itu tindakan sistoskopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu

pengeluaran urine.