FAKTOR -FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT … NURLIANA.pdf ·...

68
i FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari Oleh : NURLIANA P00341014027 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017

Transcript of FAKTOR -FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT … NURLIANA.pdf ·...

  • i

    FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE

    FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KOTA KENDARI

    PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

    Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari

    Oleh :

    NURLIANA

    P00341014027

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

    JURUSAN ANALIS KESEHATAN2017

  • ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua member

    baik yang dikutip maupun dirujuk telah telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Nurliana

    NIM : P00341014027

    TTL : Lipu, 19 September 1994

    Pendidikan : Mahasiswa Politenik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis

    Kesehatan Sejak Tahun 2014 sampai sekarang.

    Kendari,27 Juli 2017

    Nurliana

    P00341014027

  • iii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE

    FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KOTA KENDARI

    PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Disusun Oleh :

    NURLIANAP00341014027

    Telah Mendapat Persetujuan Tim Pembimbing

    Menyetujui :

    Pembimbing I

    Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.PdNip . 195601041982122001

    Pembimbing II

    Satya Darmayani S.Si, M.EngNip . 198709292015032002

    Mengetahui,Ketua Jurusan analis kesehatan

    Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.PdNip . 195601041982122001

  • iv

    HALAMAN PENGESAHAN

    FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERBEDAAN HASILPEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT MENGGUNAKAN METODE

    FOTOMETER DAN POINT OF CARE TEST PADA PASIENDI RUMAH SAKIT SANTA ANNA KOTA KENDARI

    PROVINSI SULAWESI TENGGARA

    Disusun dan Diajukan Oleh:

    Nurliana

    P00341014027

    Telah Di Pertahankan Dihadapan Dewan Penguji

    Pada Tanggal 31 Juli 2017 Dan Dinyatakan

    Telah Memenuhi Syarat

    Menyetujui

    1. Askrening,SKM.,M.Kes (...........................)

    2. Ruth Mongan.B.Sc.,S.Pd.,M.Pd (...........................)

    3. Fonie E. Hasan DCN,M.Kes (...........................)

    4. Tuty Yuniarty,S.Si.,M.Kes (...........................)

    5. Satya Darmayani,S.Si.,M.Eng (...........................)

    Mengetahui

    Ketua Jurusan Analis Kesehatan

    Ruth Mongan.B.Sc.,S.Pd.,M.Pd

    NIP.19560104198212200

  • v

    RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas diri

    Nama : Nurliana

    Nim : P00341014027

    Tempat tanggal lahir : Lipu, 19 september 1994

    Suku/Bangsa : Buton/ Indonesia

    Jenis kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    B. Pendidikan

    1. SD Negri 19 Kulisus, tahun tamat 2007

    2. SMP Negri 1 Kulisusu, tahun tamat 2010

    3. SMA Negri 1 Kulisusu, tahun tamat 2013

    4. Sejak tahu 2014 melanjutkan pendidkan di Politeknik Kesehatan

    Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

  • vi

    MOTTO

    Hidup adalah sebuah perjalanan walaupun penuh tantangan namun

    harus tetap dilalui dengan penuh keberanian dan semangat hidup untuk meraih

    cita-cita . Karena kesuksesan tidak akan bisa diraih tanpa belajar dari sebuah

    kegagaln dan kemenangan yang terbaik yang bisa kita raih adalah memberikan

    sebuah kesuksesan pada orang tua.

    “ lakukan yang terbaik, bersikaplah yang baik maka kau akan menjadi orang

    yang terbaik “

    Kupersembahkan almamaterku untuk

    Ayah dan ibu tercinta

    Keluarga tersayang

    Doa dan nasehat untuk menunjang keberhasilanku

  • vii

    ABSTRAK

    Nurliana ( P00341014027 ) : Faktor – faktor Yang Menyebabkan PerbedaanHasil Pemeriksaan kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer danPoint Of Care Test Pada pasien Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.Dibimbing oleh Ruth Mongan, dan ibu Satya Darmayani.Latar belakang: Asam urat adalah hasil produksi tubuh dan merupakan bagian darimetabolisme purin, sehingga keberadaannya normal dalam darah. Kadar asam uratdalam darah dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakanfotometer dan point of care test.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan perbedaanhasil kadar asam urat menggunakan metode fotometer dan point of care test padapasien Di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.Metode penelitian: Jenis penelitan yang digunakan yaitu Deskriptif. Penelitian inidilakukan pada tanggal 20 – 24 juli 2017. Populasi dalam penelitian ini berjumlah200 pasien dalam satu bulan, dengan sampel penelitian ini berjumlah 15% darijumlah populasi, sehingga diperoleh 30 orang yang diambil secara AccidentalSampling.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil pemeriksaan antarametode Fotometer dan point of care test, adapun faktor – faktor yang menyebabkanperbedaannya yaitu dari segi specimen yang digunakan yaitu pada Fotometermengunakan darah vena sedangkan POCT mengunakan darah tepi. Dari segiperlakuan specimen pada Fotometer specimen diinkubasi 10 menit sebelum dibacahasilnya pada alat, sedangkan POCT specimen yang digunakan yaitu darah danlangsung diteteskan pada strip, setelah 20 detik hasilnya langsung terbaca pada alat.Dari segi pengoprasian alat pada Fotometer selalu dikalibrasi skali dalam 6 bulan,sedangkan POCT tidak ada perlakuan khusus pada alat.Kesimpulan: faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil antara metodefotometer dan POCT yaitu specimen, perlakuan specimen, dan pengoprasian alat.Saran: Hendaknya para tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan kadar asamurat sesuai dengan prosedur kerja yang baik dan benar sehingga tidak terjadikesalahan pada hasil pemeriksaan.

    Kata Kunci : Kadar Asam Urat, Metode Fotometer, Metode POCTDaftar Pustaka : 15 (2000-2016)

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan

    hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

    berjudul “Faktor – Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Hasil Pemeriksaan

    Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer Dan POCT Pada Pasien Di

    Rumah Sakit Santa Anna kota Kendari“ yang disusun untuk memennuhi salah

    satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III (D III) pada

    Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

    Ucapan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada

    ayahanda tercinta , ibunda tercinta serta keluarga atas segala perhatian, kasih sayang,

    doa, serta dukunagnya yang senantiasa mengiringi perjalan hidup penulis.

    Penulis mengucapkan banyak terima kasih setinggi-tingginya kepada ibu Ruth

    Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu Satya Darmayani, S.Si.,

    M.Eng, selaku pembimbing II yang telah banyak membantu baik secara moral

    maupun bimbingan, saran, kritik, nasehat, serta permohonan maaf atas segala

    kesalahan penulis baik sengaja maupun tidak disengaja mulai awal sampai akhir

    pembimbingan.

    Ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya juga kepada :

    1. Bapak Petrus.SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes Kendari

    2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada

    penulis dalam penelitian ini.

    3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.

    4. Kepala Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

    5. Ibu Askrening,SKM.,M.Kes, ibu Fonnie E. Hasan DCN, M.Kes, ibu Tuty

    Yuniarti, S.Si., M.Kes, selaku tim penguji.

  • ix

    6. Bapak dan ibu dosen Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan serta

    seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang

    diberikan selama penulis menuntut ilmu.

    7. Teristimewa dan tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada saudara-

    saudaraku yang selama ini telah berkorban baik materi maupun non materi demi

    kesuksesan penulis.

    8. Sahabat saya dan rekan-rekan seperjuanagan menimbah ilmu di Jurusan Analis

    Kesehatan Kendari Angkatan 2014, terimakasih atas kebersamaan, persaudaraan,

    dan persahabatan kalian selama ini.

    Penulis menyadari bahwa dan segaa kekurangan dan keterbatasan yang ada,

    sehingga bentuk dan isi karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna dan

    maasih terdapat kekeliruan, dan kekurangan.Karena itu, saran dan kritik yang sifat

    membangun dari semua pihak demi kesempurnaan karya tulis ilmiah.

    Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermafaat bagi kita semua

    khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

    Kendari,28 juli 2017

    penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ iii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv

    RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v

    MOTTO .................................................................................................................... vi

    ABSTRAK ................................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii

    DAFTAR ISI............................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ....................................................................................................xii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan masalah ....................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

    E. Keaslian Penelitian....................................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat........................................................... 5

    B. Tinjauan Umum TentangPemeriksaanAsamUrat ........................................ 11

    C. Tinjauan UmumMetodePemeriksaanAsamUrat .......................................... 12

    D. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Hasil

    Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer Dan POCT

    ...................................................................................................................... 17

  • xi

    BAB III KERANGKA KONSEP

    A. Dasar Pemikiran ............................................................................................. 19

    B. Kerangka Pikir ............................................................................................... 20

    C. Variabel Penelitian ......................................................................................... 20

    D. Devinisi Operasional Dan Kriteria Objektif................................................... 21

    BAB IV METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian............................................................................................... 22

    B. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................................... 22

    C. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 22

    D. Jenis Dan Cara Pengambilan Sampel............................................................. 23

    E. Instrumen Penelitian....................................................................................... 23

    F. Pengolahan Data............................................................................................. 27

    G. Analisis Data .................................................................................................. 27

    H. Penyajian Data................................................................................................ 27

    I. EtikaPeneliti ................................................................................................... 27

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran lokasi penelitian ............................................................................ 29

    B. Hasil penelitian............................................................................................... 34

    C. Pembahasan .................................................................................................... 38

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 40

    B. Saran............................................................................................................... 41

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 5.1 : Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Di Laboratorium RS.Santa

    Anna Kota Kendari............................................................................. 34

    Tabel 5.2 : Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Di Laboratorium RS.Santa Anna

    Kota Kendari ...................................................................................... 35

    Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan

    Fotometer dan POCT Di Laboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari

    ............................................................................................................36

    Tabel 5.4 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode

    Fotometer dan POCT Dari Segi Specimen......................................... 37

    Tabel 5.5 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode

    Fotometer dan POCT Dari Segi Perlakuan Specimen........................ 37

    Tabel 5.6 : Faktor – Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode

    Fotometer dan POCT Dari Segi Pengoprasian Alat ........................... 37

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Fotometer 5010 V+............................................................................13

    Gambar 2.2 POCT..................................................................................................15

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Poltekes Kemenkes Kendari

    Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan Pengembangan Daera

    Provinsi Sulawesi Tenggara

    Lampiran 3 : Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian

    Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

    Lampiran 5 : Tabel Hasil Penelitian

    Lampiran 6 : Dokumentasi penelitian

  • 1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.

    Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi

    disebabkan oleh asam urat. Penyakit reumatik banyak jenisnya, tidak semua

    keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu asam urat. Untuk memastikan

    perlu pemeriksaan laboratorium. Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir

    dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel

    tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan,

    dan gaya hidup. Faktor resiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam

    urat adalah usia, asupan senyawa purin yang brlebihan, konsumsi alkohol

    berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit jantung. Peningkatan kadar asam

    urat dalam darah atau hiperurisemia menurut suatu penelitian juga merupakan

    salah satu prediktor kuat terhadap kematian karena kerusakan kardiovaskuler.

    Berdasarkan prevalensi asam urat di indonesia menduduki urutan kedua

    setelah osteoarthritis. Prevalensi asam urat pada populasi USA

    diperkirakan13,6/100.000 penduduk, sedangkan di indonesia sendiri di perkirakan

    1,6 – 13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya

    umur. Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 6 april 2010 di puskesmas

    Dr.Soetomo surabaya didapatkan data bahwa warga pralansia dan lansia yang

    memeriksakan diri ke puskesmas pada tahun 2009 sebanyak1584 orang. Sebagian

    besar warga menderita penyakit radang dengan jumlah 899 orang (56,8%).

    Penyakit ini di kelompokan dalam penyakit khusus dan menduduki prioritas

    pertama dengan jumlah terbesar dari 10 penyakit prioritas lainnya. Salah satu

    bagian dari penyakit radang sendi ini adalah asam urat berjumlah 72 orang ( 8% ),

    terdiri dari 34 ( 47,2%) wanita berumur diatas 50 tahun dan 25 ( 34,7% ) wanita

    dibawah 50 tahun (Pipit 2010).

  • 2

    Metode pemeriksaan asam urat yang biasa digunakan adalah fotometer dan

    POCT. Fotometer yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam

    urat dengan metode enzimatik. Manfaat dari fotometer yaitu hasil

    pemeriksaannya lebih akurat, kadar asam urat yang rendah dan tinggi dapat

    terbaca. Sedangkan POCT adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

    kadar asam urat yang didekatkan pada pasien. Manfaat dari POCT adalah

    pelaporan hasil pemeriksaan lebih cepat sehingga pengambilan keputusan dapat

    dilakukan lebih cepat (Luhur, 2013).

    Kelebihan dari alat POCT mudah digunakan dan dapat di lakukan oleh

    perawat, pasien, dan keluarga, volume sampel yang dipakai lebih sedikit, alat

    lebih kecil sehingga tidak memerlukan ruangan khusus, dan mudah dibawah.

    Adapun kekurangan dari POCT ini presisi dan akurasi kurang baik. Sedangkan

    pada pemeriksaan fotometer kemampuan pengukurannya terbatas, hasil dapat

    dipengaruhi oleh suhu, hematokrit, dan dapat terinteverensi dengan zat tertentu,

    pra analitik sulit dikontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompenten,

    pemantapan mutu internal kurang diperhatikan ( Menkes, 2010 ).

    Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit Santa Anna Kota

    Kendari didapatkan bahwa pada awal bulan januari jumlah pasien yang

    melakukan pemeriksaan darah lengkap sebanyak 200 orang, bulan februari 210

    orang sedangkan pada bulan maret 203 orang. Pemeriksaan ini merupakan

    pemeriksaan darah lengkap yang meliputi pemeriksaan cholesterol, glukosa, hb,

    leukosit, erotrosit, dan asam urat.

    Hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Arnina (2016)

    yaitu bahwa ada perbedaan yang bermakna terhadap hasil pemeriksaan kadar

    asam urat menggunakan metode autometik dan metode manual Sehingga peneliti

    tertarik untuk melakukan penelitian “ faktor- faktor yang menyebabkan perbedaan

    hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer dan POCT di

    rumah sakit Santa Anna ”, adapun alasan peneliti memilih tempat di Rumah Sakit

  • 3

    Santa Anna karena ketersediaan alat fotometer dan POCT sudah ada dan sering

    dilakukan pemeriksaan tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka

    dapat dirumuskan apakah penyebab tejadinya perbedaan hasil pemeriksaan kadar

    asam urat dalam darah dengan menggunakan metode fotometer dan POCT

    (point of care test).

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil

    pemeriksaankadar asam urat menggunakan metode Fotometer dan POCT

    (Point Of Care Test) pada pasien.

    2. Tujuan khusus

    a. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi hasil

    kadar asam urat pada pengambilan specimen antara metode fotometer dan

    POCT.

    b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi hasil

    kadar asam urat pada perlakuan specimen antara metode fotometer dan

    POCT.

    c. Untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan interprestasi hasil

    kadar asam urat pada pengoperasian alat antara metode fotometer dan

    POCT

    D. Manfaat Penelitian

    1. Akademik

    Sebagai sumbangsih ilmiah dan bahan wawasan serta informasi

    2. Peneliti

    Sebagai wahana penulis untuk mengembangkan dan memperdalam

    pengetahuan yang merupakan pengalaman berharga dalam memperluas

    wawasan yang berkaitan dengan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.

  • 4

    3. Bagi masyarakat

    Sebagai pengetahuan tentang asam urat dalam darah agar selalu

    memeriksakan kondisi penyakitnya ke pusat pelayanan kesehatan untuk

    ditindak lanjuti terutama memilih jenis pemeriksaan yang akurat.

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian ini melengkapi penelitian yang sebelumya, adapun penelitian

    pemeriksaan kadar asam urat yang perna dilakukan yaitu, Arnina (2016) dengan

    penelitian yang berjudul perbandingan hasil pemeriksaan kadar asam urat dengan

    menggunakan metode fotometer dan POCT. Berdasarkan penelitian yang

    dilakukan terhadap 20 sampel diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang

    bermakna antara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer

    dan POCT yang mulai dari kadar asam urat terendah pada metode fotometer

    adalah (4,0 ul) dan tertinggi (7,9 uI) sedangkan metode POCT diperoleh data

    kadar asam urat terendah (3,7 mg/dl) dan tertinggi pada metode strip (7,3

    mg/dl). Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan

    perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer

    dan POCT.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat1. Definisi Asam urat

    Asam urat adalah hasil produksi tubuh dan merupakan bagian dari

    metabolisme purin, sehingga keberadaannya normal dalam darah. Dalam

    keadaan normal, produk buangan ikut terbuang melalui urin atau saluran

    ginjal termasuk asam urat. Jika keadaan ini tidak berlangsung normal, asam

    urat yang diproduksi akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya terjadi

    penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian, sehingga menimbulkan

    rasa sakit yang luar biasa (Bangun, 2008).

    Asam urat dikenal dengan istilah gout menggambarkan suatu spektrum

    penyakit termasuk hiperurisemia, serangan akut pada sendi beberapa kali

    yang berkaitan dengan adanya monosodium urat dalam leukosit yang

    ditemukan diantaranya pada cairan sendi sinovial, endapan kristal

    monosodium urat dalam jarigan (tofi), penyakit ginjal interstisial, nefrolitiasis

    asam urat (Hawkins, 2005).

    Hiperurisemia berhubungan erat dengan penyakit gout atau yang lebih

    dikenal dengan penyakit asam urat. Pada penyakit ini biasanya menimbulkan

    gejala nyeri, bengkak dan kemerahan pada sendi karena terdapat proses

    peradangan akibat adanya senyawa asam urat yang tertimbun di salah satu

    sendi, terutama pada sendi-sendi besar. Kristal asam urat tidak hanya

    mengendap di sendi, tetapi juga bisa mengendap di ginjal menjadi batu

    ginjal.Bila perjalanan penyakit ini sudah kronis maka bisa terjadi gagal ginjal

    dan deformitas permanen pada sendi.Penyakit gout juga berhubungan erat

    dengan jenis kelamin, genetik, obesitas dan hipertensi (Stevany, 20012).

    Kondisi hiperurisemia dapat hanya berupa peningkatan kadar asam urat

    dalam serum yang abnormal, tetapi asimtomatik hiperurisemia didefinisikan

  • 6

    sebagai kondisi konsentrasi urat yang supersaturasi. Dengan definisi ini

    konsentrasi urat lebih besar dari 7,0mg/dL adalah abnormal dan dikaitkan

    dengan peningkatan risiko untuk gout.

    Sekitar 95% penyakit asam urat atau gout ditemukan pada laki-laki

    sedangkan pada wanita jarang ditemukan penyakit asam urat atau gout dan

    itupun diderita setelah masa menopause.Gout dapat ditemukan di seluruh

    dunia pada semua ras manusia (Hawkins, 2005).

    2. Epidemiologi Asam Urat

    Menurut studi, konsentrasi asam urat (risiko gout), berkorelasi dengan

    umur, kadar kreatinin dalam serum, kadar nitrogen urea dalam darah, gender

    laki-laki, tekanan darah, berat badan, dan konsumsi alcohol. Ada korelasi

    langsung antara kadar asam urat dalam serum dengan insidensi dan prevalensi

    gout (Hawkins, 2005). Pada tahun 1999, menurut penelitian, prevalensi gout

    dan hiperurisemia di USA adalah 41 per 1000, dan di UK prevalensi gout

    adalah 14 per 1000 (Bandolier, 2005). Prevalensi secara keseluruhan dari

    diagnosa gout adalah 1,4% atau 14 per 1000 pada tahun 1999. Ratio laki-laki :

    perempuan adalah 3,6 : 1. Gout terjadi makin sering pada laki-laki dibanding

    perempuan, pada usia lebih tua, pada kadar asam urat lebih tinggi dan ada

    kaitannya dengan hipertensi (Bandolier, 2002).

    3. Etiologi dan Patofisiologi Asam Urat

    Asam urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, suatu

    produk sisa yang tidak mempunyai peran fisiologi. Manusia tidak memiliki

    urikase yang dimiliki hewan, suatu enzim yang menguraikan asam urat

    menjadi alantoin yang larut dalam air. Asam urat yang terbentuk setiap hari di

    buang melalui saluran pencernaan atau ginjal. Pada keadaan normal, jumlah

    asam urat terakumulasi pada laki-laki kurang lebih 1200mg dan pada

    perempuan 600mg. Jumlah akumulasi ini meningkat beberapa kali lipat pada

    penderita gout. Berlebihnya akumulasi ini dapat berasal dari produksi

    berkelebihan atau ekskresi yang kurang (Hawkins, 2005). Meskipun asupan

  • 7

    purin berlebih, dalam keadaan normal, seharusnya ginjal dapat

    mengekskresikannya. Pada kebanyakan pasien gout (75-90%), clearence asam

    urat oleh ginjalsangat menurun (Bandolier, 2002).

    Purin dalam tubuh yang menghasilkan asam urat, berasal dari tiga sumber

    yaitu purin dari makanan, konversi asam nukleat dari jaringan, pembentukan

    purin dari dalam tubuh. Ketiga-tiganya masuk dalam lingkaran metabolisme

    menghasilkan diantaranya asam urat. Beberapa sistim enzim mengatur

    metabolisme purin.Bila terjadi sistim regulasi yang abnormal maka terjadilah

    produksi asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat berlebihan ini dapat

    juga terjadi karena adanya peningkatan penguraian asam nukleat dari

    jaringan,seperti pada myeloproliferative dan lymphoproliferative disorder.

    Purin dari makanan tidak ada artinya dalam hiperurisemia, selama semua

    sistim berjalan dengan normal (Hawkins, 2005).

    Dua abnormalitas dari dua enzim yang menghasilkan produksi asam urat

    berlebih adalah peningkatan aktivitas Phospho ribosyl pyrophosphate (PRPP)

    synthetase menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP.PRPP adalah kunci

    sintesa purin, berarti juga asam urat.Yang kedua adalah defisiensi

    hypoxanthine guanine phosphoribosyl transferase (HGPRT). Defisiensi

    HGPRT meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin menjadi asam

    urat (Hawkins, 2005).

    Perlu diketahui juga berkaitan dengan patofisiologi GA adalah kelarutan

    asam urat berkurang pada cuaca yang dingin dan pH yang

    rendah.Kemungkinan penyebab mengapa pada cuaca dingin lebih terasa nyeri.

    Selain itu estrogen cenderung mendorong ekskresi asam urat kemungkinan

    penyebab mengapa insidensi perempuan premenopause rendah (Setter S.M,

    2005).

  • 8

    4. Gejala-gejala Klinis Asam Urat

    Adapun gejala-gejala yang terkena asam urat adalah sebagaiberikut

    (Haryati, 2013) :

    1. Sendi terasa nyeri, ngilu, linu, kesemutan sampai membengkak berwarna

    kemerahan (meradang).

    2. Biasanya persendian terasa nyeri pada pagi hari(baru bangun tidur) atau

    malam hari.

    3. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang–ulang kali, biasanya yang sering

    diserang pada sendi jari kaki, jari tangan, lutut, tumit, pergelangan tangan,

    serta siku.

    4. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sakit pada saat akan

    bergerak.

    Gout adalah penyakit yang didiagnosis oleh simtom bukan oleh hasil

    pemeriksaan labororium.Kenyataan hiperurisemia yang asimtomatis yang

    ditemukan secara kebetulan, biasanya jarang membutuhkan terapi.

    Hiperurisemia adalah faktor risiko gout, tetapi beberapa pasien dengan serum

    asam urat normal dapat mendapat serangan gout.Sebaliknya banyak orang

    hiperurisemia yang tidak mendapat serangan gout (Hawkins, 2005).

    Gout adalah Diagnosis klinis, sedangkan hiperurisemia adalah kondisi

    biokimia. Membedakan pasien GA dengan penderita gout like syndrom

    termasuk membedakan dengan septic Arthritis, rheumatoid Arthritis,

    osteoArthritis, errosive osteoArthritis, psoriasis, calcium pyrophosphate

    dehydrate crystal (CPPD) deposition penyakit(pseudogout), xanthomatosis,

    amyliodosis (Stter. S.M, 2005).

    Untuk banyak orang, gout awalnya menyerang sendi dari ibu jari

    kaki.Kadang selama penyakit berjalan, goutakan menyerang ibu jari kaki

    sebanyak 75% pasien. Bagian lain yang dapat terserang diantaranya adalah

    pergelangan kaki, tumit, pergelangan tangan, jari, siku (Haryati, 2013).

  • 9

    5. Penyebab Tingginya Kadar Asam Urat Darah

    Tingginya asam urat darah bisa timbul akibat asam urat yang

    berlebihan atau pembuangannya yang berkurang. Penyebab terjadinya

    hiperurisemia, antara lain (Haryati, 2013) :

    a. Produksi asam urat darah meningkat (Gout Metabolik).

    Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi asam urat secara

    berlebihan.

    Penyebabnya adalah :

    1. Gout primer metabolik yang dikarenakan sintesis atau pembentukan

    yang berlebihan.

    2. Gout sekunder metabolik dimana pembentukan asam urat berlebihan

    karena penyakit lain seperti leukemia, mudah pecahnya sel darah

    merah atau hemolisis, serta pengobatan kanker atau kemoterapi, dan

    radioterapi.

    b. Pengeluaran atau pembuangan asam urat melalui ginjal berkurang(Gout

    Renal)

    1. Gout renal primer yang dikarenakan gangguan ekskresi asam urat di

    tubuli distal ginjal yang sehat.

    2. Gout renal sekunder yang disebabkan pada ginjal yang rusak,

    kerusakan ginjal yang kronis atau chronic renal failure.

    c. Perombakan dalam usus yang berkurang, serangan gout

    mendadak(Arthritis gout akut) dapat dipicu oleh :

    1. Luka ringan dan pembedahan.

    2. Kelelahan.

    3. Pemakaian sejumlah besar atau makanan yang kaya protein purin.

    4. Kedinginan.

    5. Stress.

  • 10

    6. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat,

    seperti salisilat, INH, diuretik, dan asam keton hasil pemecahan lemak

    sebagai akibat banyak mengonsumsi lemak.

    Oleh karena itu, kadar asam urat di dalam darah bisa meningkat bila

    seseorang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung purin

    tinggi seperti ekstrak daging, kerang dan jeroan (hati, ginjal, limpa, paru dan

    otak). Selain pola makan, gaya hidup yang tergesa-gesa demi tuntutan

    kebutuhan membuat kesibukan semakin tidak terelakkan. Tidak mempunyai

    waktu untuk bersantai, berolahraga, ditambah stress yang sering melanda.

    Kecenderungan seperti ini yang terus terjadi, sehingga kesehatan tubuh pun

    akan menurun dan penyakit asam urat akan timbul dikarenakan peredaran

    darah yang melemah dan sirkulasi darah yang tidak lancar. Gejala serangan

    asam urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke

    jari-jari lainnya (Haryati, 2013).

    Penyakit asam urat dapat berkembang dalam empat tahap, apabila tidak

    diobati (Naims, 2002).

    1. Arthritis gout Asimtomatik

    Pada tahap ini, kadar asam urat dalam darah meningkat tetapi tidak ada

    simtom. Padakondisi ini pasien tidak membutuhkan pengobatan (Naims,

    2002).Dalam beberapa hal, hiperurisemia dapat ditemukan beberapa tahun

    sebelumserangan.Peningkatan asam urat biasanya terlihat pada laki-laki

    sesudah puber danpada perempuan setelah menopause.Walau tidak semua

    pasien dengan hiperurisemiaakan dapat serangan GA, tetapi pasien perlu

    waspada (Setter, 2005).

    2. Arthritis gout Akut (Acute gouty Arthritis)

    Pada tahap ini, hiperurisemia menyebabkan mengendapnya kristal asam

    urat di sendi. Ini menyebabkan rasa nyeri intens dan mendadak, bengkak di

    sendi dan juga hangat dan peka terhadap sentuhan. Serangan akut biasanya

    terjadi malam hari dan dapat dipicu oleh keadaan stres, minum alkohol atau

  • 11

    obat, atau adanya penyakit lain. Serangan bisanya berhenti dalam 3-10 hari,

    meskipun tanpa pengobatan, dan serangan berikutnya mungkin tidak akan

    terjadi dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Dengan berlanjutnya

    waktu, bagaimanapun serangan dapat terjadi lebih lama dan lebih sering

    (Naims, 2005).

    3. Gout Interkritikal

    Ini adalah saat di antara serangan akut.Pada tahap ini, pasien tidak ada

    simtom, dan merasakan fungsi sendi yang normal (Naims, 2005). Pada tahap

    ini pasien harus tetap menjaga agar kadar asam urat terkendali. Pada tahap ini

    Apoteker berperan dalam memberikan edukasi (Setter S.M, 2005).

    4. Gout tofi kronis (Chronic tophaceous gout)

    Tahapini adalah tahap yang paling menyebabkan ketidak mampuan dan

    biasanya dapat terus berkembang misalnya selama 10 tahun.Pada tahap ini,

    penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan sendi yang permanen dan kadang

    juga ginjal.Dengan pengobatan yang benar, kebanyakan pasien dengan gout

    tidak sampai ketahap ini (Naims, 2005).

    B. Tinjauan Umum Pemeriksaan Kadar Asam UratPrinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah uricases

    memecah asam urat menjadi allantonin dan hidorgen peroksida selanjutnya

    dengan adanya peroksidase, perksida, tools dan 4-aminophensone membentuk

    warna quineimine. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan

    konsentrasi asam urat. Nilai rujukkan untuk laki-laki : 3.4- 7.0 mg/dl, sedangkan

    untuk perempuan : 2.4-5.7 (Sacher, Ronald, dan Richard, 2012).

    Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan teliti dapat tercapai

    apabila didalam proses pemeriksaan terhadap sampel selalu memperhatikan

    secara beberapa hal yaitu : persiapan penderita harus puasa 10-12 jam,

    pengambilan sampel penderita,proses pemeriksaan sampel dan pelaporan hasil

    pemeriksaan sampel. Penyimpanan sampel dilakukan apabila pemeriksaan

    ditunda atau sampel dikirim ke laboratorium lain. Berkaitan dengan hal tersebut

  • 12

    ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan sampel yaitu :

    waktu penyimpanan sampel, cara penanganan sampel dan suhu penyimpanan

    sampel (Mulyono, 2010).

    a. Waktu Penyimpanan Sampel

    Penyimpanan terhadap sampel perlu dilakukan apabila pemeriksaan

    tertunda. Proses penyimpanan ini harus sesuai dengan prosedur yang telah di

    tetapkan, sehingga diperoleh hasil pemeriksaan asam urat yang akurat. Waktu

    penyimpanan yang disarankan untuk asam urat adalah selama 5 hari pada

    suhu 2-8ºC.

    b. Suhu Penyimpanan Sampel

    Sampel yang digunakan harus layak diperiksa agar nilai yang keluar

    benar-benar, maka dibutuhkan waktu penyimpanan sampel yang baik dan

    suhu yang sesuai,. Pemeriksaan kadar asam urat darah dengan menggunakan

    plasma disimpan di refrigator pada suhu 2-8 ºC.

    c. Cara Penanganan Sampel

    Penanganan terhadap sampel yang digunakan untuk pemeriksaan perlu

    perlakuan yang benar, oleh karena penanganan sampel yang tidak sesuai

    prosedur akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang tidak akurat.

    Pemeriksaan menggunakan sampel plasma, maka plasma dipisahkan terlebih

    dahulu dari sel darahnya dalam waktu maksimal 2 jam dari pengambilan

    sampel, selanjutnya plasma disimpan dalam refrigator pada suhu 2-8ºC bila

    tidak akan langsung diperiksa.

    C. Tinjauan Umum Metode Pemeriksaan Kadar Asam UratPada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan 2 metode yaitu :

    1. Metode Fotometer

    a. Pengertian fotometer

    Fotometer berasal dari kata “Photo” yang berarti sinar dan meter”alat

    pengukur”. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan

    analisa konsentrasi suatu zat dalam suatu larutan. Fotometer merupakan

  • 13

    peralatan dasar di laboratorium klinik untuk mengukur intensitas atau

    kekuatan cahaya suatu larutan. Sebagian besar laboratorium klinik

    menggunakan alat ini karena alat ini dapat menentukan kadar suatu bahan

    didalam cairan tubuh seperti serum atau plasma. Fotometer yang di gunakan

    pada penelitian ini adalah fotometer 5010 V+. Polarimetri adalah metode yang

    digunakan untuk analisis komponen menggunakan polarimeter (Alfiani,2016).

    Gambar 2.1Fotometer 5010V+

    b. Prinsip alat

    Adapun prinsip alat fotometer 5010 V+ adalah Jika suatu rem dikenakan

    pada suatu larutan molekul atom, maka sebagian energy radiasi tersebut ada

    yang diserap dan dikeluarkan. Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan hukum

    Beer-Lambert “jika sebarkas sinar dilakukan pada suatu larutan, maka sinar

    itu akan diserap (absorbant), banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus

    dengan konsentrasi larutan” (Fadli, 2014).

    c. Bagian-bagian fotometer

    Bagain-bagian dari alat fotometer adalah sebagai berikut :

    1) Incubator berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu

    2) Printer berfungsi untuk mencetak hasil analisis.

    3) Touchsreen berfungsi untuk mengatur pengaturan awal.

    4) Outlet berfungsi sebagai tempat untuk mengeluarkan hasil yang diserap.

    5) Kipas berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang alat.

  • 14

    6) Tombol power berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat

    7) Konektor RS-232 berfungsi menyambungkan kesumber arus listrik.

    8) Selang aspirator berfungsi untuk menyedot sampel dengan cara menekan

    tombol aspirator tersebut yang sebelumnya sampel sudah terhubung

    dengan selang aspirator.

    9) Pompa berfungsi untuk menggoyangkan selang.

    10) Kuvet berfungsi untuk tempat sampel.

    11) Selang peristaltic berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator

    mengalir melalui kuvet menuju pembuangan. Selang ini bersifat elastic

    dalam mengalirkan sampel sehingga tidak ada yang tersumbat dalam

    selang.

    d. Cara perawatan dan penyimpanan fotometer

    Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquadest serta dihindari dari

    pelarut yang bersifat korosif. Lampu halogen dimatikan setiap setelah

    digunakan. Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen,

    alkohol dan air atau menggunakan sodium hipoklorit. Perawatan alat

    dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja permanen. Tujuannya adalah

    agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi efektevitas kerja alat. Alat

    disimpan ditempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

    e. Kalibrasi fotometer

    Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan, contoh

    dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna yang

    timbul pada panjang gelombabg tertentu, yaitu hijau kebiruan pada 500 Nm,

    hijau terang pada 525 Nm, kuning hijau pada 585 Nm (Alfiani, 2016).

    f. Kelebihan pemeriksaan asam urat dengan fotometer

    Adapun kelebihan pemeriksaan kadar asam urat dengan metode fotometer

    adalah sebagai berikut :

    1) Hasil tes lebih akurat

    2) Kadar asam urat yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat terbaca

  • 15

    3) Tes dilakukan oleh petugas laboratorium yang bertempat dilaboratorium

    4) Tidak ada factor ketergantungan bahan habis pakai/reagen (open

    methode)

    g. Kekurangan pemeriksaan asam urat dengan fotometer

    Adapun kekurangan pemeriksaan kadar asam urat dengan metode

    fotometer adalah sebagai berikut :

    1) Hasil tes membutuhkan waktu yang lebih lama

    2) Volume darah yang dibutuhkan lebih banyak

    3) Untuk tes ulang dibutuhkan waktu yang lama

    4) Pemeliharaan dan penyimpanan dibutuhkan tempat yang khusus

    5) Harga lebih maha.

    2. Metode Point Care of test (POCT)

    Alat Point Care of test (POCT) merupakan alat pemeriksaan laboratorium

    sederhana. Alat ini juga disebut dengan bedside testing, near pasien testing,

    alternative site testing. POCT menggunakan katalisator spesifik untuk

    pengukuran asam urat kapiler (whole blood).

    Gambar 2.2 POCT

    a. Alat yang digunakkan pada point of care test

    Satu set alat POCT terdiri dari

    1) Blood uric acid meter, merupakan alat pengukur asam urat yang

    mempunyai layar untuk menampilkan hasil pemeriksaan.

  • 16

    2) Blood uric acid teststrip merupakan strip untuk setiap kali

    pemeriksaan terdapat zona untuk meletakkan specimen ,yang

    dipasangkan pada alat pengukur/blood uric acid meter.

    b. prinsip pemeriksaan kadar asam urat pada POCT

    Strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada zona

    reaksi tes strip, katalisator asam urat akan mengoksidasi asam urat dalam

    darah. Intensitas dari electron yang terbentuk dalam alat POCT setara

    dengan konsentrasi asam urat dalam darah (User quide uasure)

    (Mengko,2013).

    c. Kelebihan pemeriksaan asam urat dengan POCT

    1) Hasil tes dapat diketahui segera.

    2) Volume darah yang dibutuhkan sedikit.

    3) Dapat segera dilakukan tes ulang.

    4) Pemeriksaan dapat dilakukan ditempat tidur pasien.

    5) Tidak memerlukan tempat khusus.

    6) Penyimpanan mudah.

    7) Harga lebih murah( Menkes,2010).

    d. Kekurangan pemeriksaan asam urat dengan POCT

    1) Hasil tes, akurasinya masih dipertanyakan.

    2) Adanya factor pengganggu pemeriksaan seperti : volume eritrosit,

    vitamin C, dan bilirubin.

    3) Adanya factor ketergantungan bahan pemeriksaan/close methode.

    4) Alat hanya mampu mendeteksi kadar asam urat antara 3,0 mg/dl

    sampai 20,0 mg/dl (User Quide Uasure) ( Menkes,2010).

  • 17

    D. Tinjauan Umum Tentang Faktor – Faktor Yang Menyebabkan PerbedaanHasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Fotometer Dan

    POCT

    Pada penggunaan Fotometer dan POCT umumnya terdapat beberapa hal yang

    dapat menyebabkan perbedaan interprestasi hasil. Adapun faktor-faktor yang

    dapat menyebabkan perbedaan hasil yang sering ditemukan pada pengukuran

    kadar asam urat adalah :

    a. Tahap Pra Analitik

    1) Persiapan Pasien

    Tidak ada perbedaan persiapan pasien untuk pemeriksaan asam urat

    mengunakan alat Fotometer dan POCT.

    2) Specimen

    Specimen yang digunakan untuk pemeriksaan asam urat berbeda, untuk

    alat Fotometer mengunakan serum sedangkan untuk alat POCT

    mengunakan darah.

    b. Tahap Analitik

    1) Cara Kerja

    Cara kerja pemeriksaan asam urat mengunakan alat Fotometer dan

    POCT berbeda sehingga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar

    asam urat :

    a) Pemeriksaan asam urat mengunakan fotometer

    1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    2) Darah diperoleh dari vena pasien

    3) Darah dicentrifuge untuk memisahkan serum dan plasma darah

    4) Tabung reaksi disiapkan sebanyak 3 buah, kemudian diberi

    label yaitu ( blanko, standar dan sampel )

    5) Kedalam ke-3 tabung tersebut diisi reagen sebanyak 500 ,

    kemudian kedalam tabung standar ditambahkan 10 reagen

  • 18

    standar, dan kedalam tabung sampel ditambahkan juga

    specimen sebanyak 10

    6) Dari hasil centrifus dihomogenkan dan diinkubasi selama 10

    menit pada suhu 20-250C

    7) Kemudian dibaca pada alat fotometer

    b) Pemeriksaan kadar asam urat dengan alat Point of Care Test (POCT)

    1) Mengambil 1 strip masukan pada alat pengukur dan secara

    otomatis alat akan hidup

    2) Kemudian Layar akan menampilkan nomor kode strip yakinkan

    nomor kode sama dengan kode pembungkus strip

    3) Kemudian akan terlihat gambar tetesan darah setelah

    meneteskan darah sampel pada zona reaksi pada tes strip dan

    dalam hitungan ke 20, detik layar akan menampilkan hasil

    pemeriksaan kadar asam urat.

    c. Pasca analitik

    1)Pencatatan dan pelaporan

    Hasil pemeriksaan yang telah diperoleh harus dicatat dan segara

    dilaporkan. Makin cepat hasil pemeriksaan sampai ditangan

    dokter makin bermanfaat pemeriksaan tersebu

  • 19

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    A. Dasar Pemikiran

    Pemeriksaan kadar asam urat dibutuhkan untuk mengetahaui diagnosa

    penyakit yang disebabkan terjadinya penumpukan kadar purin dalam tubuh.

    Maka dari itu pemeriksaan kadar asam urat dapat digunakan untuk mendeteksi

    adanya kelebihan purin dalam tubuh seseorang.

    Pada pemeriksaan asam urat menggunakan 2 metode yaitu fotometer dan

    POCT. Pada pemeriksaan fotometer menggunakan darah vena. Interprestasi hasil

    yaitu pada laki - laki : 3,5 – 7,2 mg/dl. Kecenderungan terjadinya hiperurisemia

    jika hasil pemeriksaan lebih dari 7,2 mg/dl. Sedangkan pada perempuan yaitu 2,6

    – 6,0 mg/dl. Kecenderungan terjadi hiperurisemia jika hasil pemeriksaan lebih

    dari 6,0 mg/dl.

    pada pemeriksaan asam urat degan metode POCT menggunakan darah

    vena. Interprestasi hasilnya yaitu pada laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl dan

    kecenderungan terjadinya hiperurisemia jika hasil pemeriksaan lebih dari 7,0

    mg/dl. Sedangkan nilai normal pada perempuan yaitu 2,4 – 5,7 mg/dl dan

    kecenderungan terjadi hiperurisemia jika hasil pemeriksaan lebih dari 5,7 mg/dl.

  • 20

    B. Kerangka Pikir

    Berdasarkan dasar pemikiran diatas, dapat disimpulkan dengan bagan

    kerangka pikir sebagai berikut:

    C. Variabel Penelitian

    1. Variabel bebas

    Variabel bebas adalah specimen darah vena (Serum) dan darah kapiler

    pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer dan

    POCT.

    Identifikasi faktor - faktorPemeriksaan pada metode

    POCT

    Identifikasi faktor - faktorPemeriksaan pada metode

    fotometer

    pra analitik

    Analitik

    Pasca analitik

    Interprestasi hasil :Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dlPerempuan : 2,6 – 6,0 mg/dl

    Pra analitik

    Analitik

    Pasca analitik

    Interprestasi hasil :Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl

    Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl

    1. Specimen2. Perlakuan sampel3. Pengoperasian alat

    1. Specimen2. Perlakuan sampel3. Pengoprasian alat

  • 21

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat dari penelitian ini adalah hasil pemeriksaan kadar asam

    urat.

    D. Definisi operasional Dan kriteria objektif

    1. Definisi operasional

    a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme ( pemecahan ) purin pada

    tubuh manusia.

    b. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan analisa

    kosentrasi suatu zat dalam suatu larutan, dan fotometer yang digunakan

    yaitu fotometer 5010 v+

    c. POCT adalah alat pemeriksaan laboratorium sederhana, dan berfungsi

    untuk mengukur kadar asam urat dengan membaca warna yang terbentuk

    dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung bahan kimia tertentu

    dengan reagen yang ada pada tes strup.

    2. kriteria objektif

    a. Fotometer adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan analisa

    kosentrasi suatu zat dalam suatu larutan.

    b. Nilai normal asam urat pada pemeriksaan fotometer yaitu :

    1. Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia jika hasil

    pemeriksaan lebih dari 7,2 mg/dl.

    2. Perempuan : 2,6 – 6,0 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia jika hasil

    pemeriksaan lebih dari 6,0 mg/dl.

    c. POCT adalah alat pemeriksaan laboratorium sederhana, dan berfungsi

    untuk mengukur kadar asam urat.

    d. Nilai normal asam urat pada pemeriksaan POCT yaitu :

    1. Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl dan dikatakan hiperurisemia jika hasil

    pemeriksaan lebih dari 7,0 mg/dl.

    2. Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl dan kecenderungan terjadi hiperurisemia

    jika hasil pemeriksaan lebih dari 5,7 mg/dl.

  • 22

    BAB IVMETODE PENELITIAN

    A. Jenis penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah pengamatan untuk mengetahui faktor-

    faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat

    menggunakan metode fotometer dan POCT.

    B. Tempat dan waktu penelitian

    1. Tempat penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna.

    2. Waktu penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 – 24 Juli 2017.

    C. Populasi dan sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan

    pemeriksaan kadar asam urat di Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota

    Kendari, dimana terdapat 200 pasien dalam satu bulan.

    2. Sampel

    Pasien yang melakukan pemeriksaan asam urat di Laboratorium Rumah

    Sakit Santa Anna Kota Kendari.

    Sampel :200 = 30 orang.3. Teknik pengambilan

    Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara

    Accidental Sampling artinya mengambil sampel pasien yang ada pada saat

    penelitian hingga mencapai 30 orang kemudian dilakukan pemeriksaan kadar

    asam urat untuk dua jenis metode yaitu fotometer dan POCT.

  • 23

    D. Jenis dan cara pengambilan sampel

    1. Jenis data

    a. Data primer

    Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pemeriksaan asam

    urat pada pasien di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.

    b. Data sekunder

    Data sekunder dalam penelitian ini adalah gambaran umum tentang

    Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.

    2. Cara pengumpulan data

    a. Data tentang asam urat diperoleh dari pemeriksaan menggunakan POCT

    dan Fotometer.

    b. Gambaran umum tentang Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari melalui

    pendekatan dokumen yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari.

    E. Instrumen penelitian

    1. Fotometer

    a. Pra analitik

    1) Alat :

    a) Spoit 3 cc

    b) Kapas alcohol

    c) Torniquet

    d) Tabung steril

    e) Rak tabung

    f) Centrifuge

    g) Fotometer 5010 V+

    h) Mikro pipet ukuran 10 µl dan 500 µl, blue tip dan yellow tip

    2) Bahan :

    a) Darah vena (serum)

    b) Reagen asam urat merk human dengan nomor catalog 101

  • 24

    b. Analitik

    1) Cara pengambilan darah vena

    a) Membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan kapas

    alcohol 70% untuk dibiarkan kering

    b) Kemudian memasang ikatan pembendung pada lengan atas,pasien

    diminta mengepal dan membuka tangan yang diambil darahnya agar

    vena tidak terlihat jelas lalu meregangkan kulit diatas vena dengan

    jari-jari supaya vena tidak bergerak.

    c) Setelah itu menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan

    kanan sampai ujung jarum masuk kedalam dan meregangkan

    pembendung perlahan-lahan ,menarik penghisap semprit sampai

    didapat dan jumlah darah yang diinginkankan 3,0 ml

    d) Kemudian melepaskan pembendungan dan meletakan kapas diatas

    ,jarum dan semprit dicabut lalu meminta pasien menekan kapas pada

    tusukan beberapa menit

    e) Kemudian melepaskan jarum dari semprit lalu mengalirkan darah

    kedalam tabung melalui dinding tabung (tidak disemprotkan)

    f) Membuang jarum pada tempat pembuangan

    2) Cara mendapatkan serum

    a) Memasukan darah yang sudah beku kedalam centrifuge untuk

    dilakukan pemusingan

    b) Kemudian mengatur posisi tabung dalam centrifuge dengan posisi

    yang seimbang setelah itu melakukan pemusingan dengan kecepatan

    dengan 3.000 rpm dalam waktu 10 menit

    c) Mengambil serum yang keluar untuk dilakukan pemeriksaan

    3) Pemeriksaan kadar asam urat dengan fotometer

    cara kerja:

    a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    b) Darah dicentrifuge untuk memisahkan serum dan plasma darah

  • 25

    c) Tabung reaksi disiapkan sebanyak 3 buah, kemudian diberi label

    yaitu ( blanko, standar dan sampel )

    d) Kedalam ke-3 tabung tersebut diisi reagen sebanyak 500 ,

    kemudian kedalam tabung standar ditambahkan 10 reagen standar,

    dan kedalam tabung sampel ditambahkan juga sampel sebanyak 10

    e) Dihomogenkan dan diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C

    f) Kemudian dibaca pada alat fotometer

    c. Pasca analitik

    Interprestasi hasil :

    1) Laki – laki : 3,5 – 7,2 mg/dl

    2) Perempuan : 2,6 – 6,0 mg/dl

    2. Metode POCTa. Pra analitik

    1) Alat :

    a) spoit 3 cc

    b) kapas alkohol

    c) torniquet

    d) alat point of the care test ( POCT ) : Easy Touch

    2) Bahan

    a) Darah vena

    b) strip asam urat

    b. Analitik

    1) Cara pengambilan darah vena

    a) Membersihkan tempat yang akan diambil darahnya dengan kapas

    alcohol 70% untuk dibiarkan kering

    b) Kemudian memasang ikatan pembendung pada lengan atas,pasien

    diminta mengepal dan membuka tangan yang diambil darahnya agar

  • 26

    vena tidak terlihat jelas lalu meregangkan kulit diatas vena dengan

    jari-jari supaya vena tidak bergerak.

    c) Setelah itu menusuk kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan

    kanan sampai ujung jarum masuk kedalam dan meregangkan

    pembendung perlahan-lahan ,menarik penghisap semprit sampai

    didapat dan jumlah darah yang diinginkankan 3,0 ml

    d) Kemudian melepaskan pembendungan dan meletakan kapas diatas,

    jarum dan semprit dicabut lalu meminta pasien menekan kapas pada

    tusukan beberapa menit

    e) Kemudian melepaskan jarum dari semprit lalu mengalirkan darah

    kedalam tabung melalui dinding tabung (tidak disemprotkan)

    f) Membuang jarum pada tempat pembuangan

    2) Pemeriksaan kadar asam urat dengan alat Point of Care Test(POCT)

    Cara kerja :

    a) Mengambil 1 strip masukan pada alat pengukur dan secara otomatis

    alat akan hidup

    b) Kemudian Layar akan menampilkan nomor kode strip yakinkan

    nomor kode sama dengan kode pembungkus strip

    c) Kemudian akan terlihat gambar tetesan darah setelah meneteskan

    darah sampel pada zona reaksi pada tes strip dan dalam hitungan ke

    20, detik layar akan menampilkan hasil pemeriksaan kadar asam

    urat.

    c. Pasca analitik

    Interprestasi hasil :

    1) Laki – laki : 3,4 – 7,0 mg/dl

    2) Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl

  • 27

    F. Pengolahan data

    Data diolah secara manual dan system komputerisasi program Microsoft

    excel dengan mekanisme sebagai berikut :

    1. Data hasil pemeriksaan asam urat diolah berdasarkan pemeriksaan kadar asam

    urat dengan menggunakan alat POCT dan Fotometer.

    G. Analisis data

    Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam

    bentuk tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis

    univariabel secara deskriptif sederhana berupa presentase. Rumus yang

    digunakan adalah : =Keterangan :

    X : Presentase Variabel yang diteliti

    f : Frekuensi kategori variabel yang diamati

    n : Jumlah sampel penelitian

    K : Konstanta (100%) (Nasir, 2011:275)

    H. Penyajian data

    Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel disertai dengan narasi

    dan penjelasannya.

    I. Etika penelitian

    Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu memandang adanya

    rekomendasi dari pihak atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin

    kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah

    dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:

    1. Informad consent

    Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

    yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

  • 28

    penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan

    kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek

    2. Anomality

    Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

    responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode.

    3. Confidentiality

    Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

    kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

  • 29

    BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

    1. Gambaran lokasi penelitian

    a. Letak geografis

    Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari merupakan salah satu Rumah

    Sakit Umum Swasta yang ada di Kota Kendari yang terletak di Jl. Dr.

    Moh Hatta No. 65 A Kendari, dengan luas lahan 5.138 m² dan luas

    bangunan 3.340 m², batas-batas wilayah Rumah Sakit Santa Anna Kota

    Kendari adalah sebagai berikut :

    1. Sebelah barat : Bank BNI

    2. Sebelah timur : SMP Negeri 2 Kendari

    3. Sebelah utara : Gereja Katolik St. Fransiskus Xaverius

    4. Sebelah selatan : Pelelangan

    b. Sarana dan Prasarana

    Sarana yang terdapat di Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari yaitu :

    1. Ruang Kepala Rumah Sakit,

    2. Ruang Sekretaris,

    3. Unit Gawat Darurat,

    4. Ruang Laboratorium,

    5. Ruang Instalasi Radiologi,

    6. Rekam Medik,

    7. Ruang Apotek,

    8. Ruang Poli Gigi dan Mulut,

    9. Ruang Poli Bedah,

    10. Ruang Poli Kulit dan Kelamin,

    11. Ruang Poli Orthopedi,

    12. Ruang Poli THT,

  • 30

    13. Ruang Poli OBSGYN,

    14. Ruang Poli Kandungan dan Kebidanan,

    15. Ruang Poli Penyakit Dalam,

    16. Ruang Poli Umum,

    17. Ruang Poli Jantung dan Pembuluh Darah,

    18. Ruang Poli Anak,

    19. Ruang VIP dan VVIP,

    20. Ruang Bersalin,

    21. Ruang Bayi,

    22. Ruang Isolasi,

    23. Ruang Operasi,

    24. Loket pendaftaran,

    25. Loket pembayaran,

    26. Kasir,

    27. Ruang tunggu.

    Dalam menunjang kegiatan, Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari

    dilengkapi dengan kendaraan roda empat (mobil ambulance).

    c. Ketenagaan

    Jumlah tenaga kerja yang ada di Rumah Sakit Santa Anna Kota

    Kendari pada tahun 2015 sebanyak 186 orang (114 tenaga medis dan 72

    tenaga non medis) yang terdiri dari :

    Tabel 5.1Jenis dan Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis RumahSakit Santa Anna Kota Kendari Tahun 2015

    No. Jenis tenagaStatus ketenagaan

    Total %Tetap Mitra

    1. Dokter umum 1 7 8 4,302. Dokter Spesialis 1 22 23 12,363. Dokter gigi 0 2 2 1,074. Perawat 54 0 54 2,.035. Bidan 8 0 8 2,306. Laboratorium 5 0 5 2,687. Apoteker 2 0 2 1,07

  • 31

    8. Asisten Apoteker 3 0 3 1,619. Ahli Gizi 1 0 1 0,53

    10. Radiografer 1 0 1 0,5311. Asisten Radiologi 3 0 3 1,6112. Asisten Anasthesi 0 3 3 1,6113. Fisioterapi 0 1 1 0,5314. Non Medis 72 0 72 38,70

    Jumlah 151 35 186 100Sumber : Data Based RS. Santa Anna Tahun 2015

    2. Fasilitas Laboratorium

    Laboratorium Rumah Sakit Santa Anna Kota Kendari terdiri atas

    beberapa ruangan yaitu :

    1. Ruang sampling

    2. Ruang pemeriksaan sampel / specimen

    3. Jenis Pemeriksaan

    Jenis – jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium RS Santa Anna,

    yaitu :

    a. Hematology

    1) Darah Lengkap

    2) CT dan BT

    3) Laju Endap Darah (LED)

    b. Kimia darah

    1) Glukosa sewaktu

    2) Ureum

    3) Creatinin

    4) Asam urat

    5) Kolesterol

    6) Trigliserida

    7) Kolesterol / Tg/ HDL/ LDL

    8) GOT

    9) GPT

  • 32

    10) Urine

    11) Urine lengkap

    12) Plano test

    c. Serologi/ Imunologi

    1) HbsAg

    2) Widal test @ 8 vial (Umum)

    3) Widal test @ 4 vial (BPJS)

    4) Golongan darah

    d. Parasit/ bakteri

    1) DDR/ Malaria

    2) BTA

    3) Feses

    4. Gambaran Alat dan Reagen Yang Digunakan

    a. Alat yang digunakan

    1) Auto Hematologi Analyzer (Mindray BC- 3000 Plus)

    2) Super Roller K-L 600 S

    3) Photometer 5010

    4) Photometer 5010 V5+

    5) Anyscan Urine Analyzer

    6) Mikroskop

    7) Centrifuge

    8) Diab Check ( Pemeriksaan Gula Darah Strip)

    9) Clinicpet 5µl, 10 µl, 20 µl, 50 µl, 100 µl, 200 µl, 500 µl, 1000µl

    10) Autoclick

    11) Torniquet

    12) Oven

    13) Kulkas

    14) UPS

    15) Komputer

  • 33

    b. Reagen yang digunakan :

    1) Reagen pemeriksaan hematology

    2) Reagen pemeriksaan kimia darah

    3) Reagen pemeriksaan immunoserologi

    4) Reagen pemeriksaan Bakteriologi (BTA)

    5) Reagen pemeriksaan parasitologi

    5. Pengolahan Limbah umum Laboratorium

    1) Pengertian :

    Pengolahan limbah umum laboratorium meliputi limbah padat non

    infeksius (non medis) berupa limbah rumah tangga atau pembungkus

    alat medik yang tidak terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh

    pasien

    2) Tujuan :

    Mengelola pembuangan limbah umum laboratorium dengan benar

    sehingga tidak menyebabkan pencemaran/kontaminasi lingkungan dan

    membuat pasien, penunjang dan masyarakat merasa nyaman

    3) Kebijakan :

    Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Santa Anna Nomor

    :140.DIR.SA.SK.LAB.IN.IV.2015 Tentang Pedoman Pelayanan

    Laboratorium.

    4) Prosedur :

    a) Tempat sampah dalam keadaan bersih

    b) Petugas melapisi tempat sampah non infeksius yang tersedia di

    laboratorium dengan kantong plastik warna hitam dan tertutup

    c) Tutup sampah mudah dibuka, sebaiknya dibuka dengan

    menggunakan kaki

    d) Petugas membuang sampah domestik atau pembungkus reagen

    pada tempat sampah non infeksius, petugas Cleaning Service

    setiap pagi mengambil sampah non infeksius lalu dikumpulkan

  • 34

    pada tempat pembuangan sampah sementara (TPS) khusus sampah

    non medis, lalu akan dibuang ke pembuangan sampah.

    B. Hasil Penelitian

    Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 sampel darah pasien untuk melihat

    faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat

    menggunakan metode fotometer dan POCT pada pasien yang telah dilakukan

    pada tanggal 20-24 Juli 2017 di laboratoriun RS.Santa Anna, diperoleh hasil

    sebagai berikut:

    1. Karateristik responden

    a. Jenis kelamin

    Pada saat penelitian berlangsung diperoleh karateristik responden

    berdasarkan jenis kelamin, banyak yang berjenis kelamin perempuan untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 5.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin DiLaboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari

    Jenis Kelamin n Presentase (%)

    Laki – laki 11 37

    Perempuan 19 63

    Total 30 100

    ( sumber : Data Primer 2017 )

    Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa distribusi pasien

    berdasarkan berdasarkan jenis kelamin laki – laki sebanyak 11 orang (37%)

    dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang ( 63% ). Jadi

    total frekuensi berdasarkan jenis kelamin pasien terdapat 30 pasien dengan

    presentase 100%.

  • 35

    b. Umur

    Pada saat penelitian berlangsung diperoleh karateristik responden

    berdasarkan umur, banyak yang berumur 18 – 25 tahun. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Di LaboratoriumRS.Santa Anna Kota Kendari

    Umur n Presentase (%)

    18 – 25 13 43,3

    26 – 35 2 6,7

    36 – 45 7 23,3

    46 – 59 8 26,7

    Total 30 100

    ( Sumber: Data Primer 2017 )

    Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total

    frekuensi 30 responden selama penelitian, jumlah responden terbanyak

    yaitu berumur 18 – 25 tahun berjumlah 13 orang ( 43,3% ) dan jumlah

    responden terendah yaitu berumur 26 – 35 tahun sebanyak 2 orang (

    6,7% ).

    2. Hasil Pemeriksaan Kadar Asam Urat Metode Fotometer dan POCT

    Untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan kadar asam urat

    menggunakan metode fotometer dan POCT dapat dilihat pada tabel

    berikut:

  • 36

    Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Hasil Pemeriksaan asamUrat Metode Fotometer Dan POCT Di LaboratoriumRS.Santa Anna Kota Kendari

    Hasil

    penelitian

    Fotometer POCT

    n % n %

    Normal 21 70 24 80

    Tidak normal 9 30 6 20

    Total 30 100 30 100

    (sumber : Data Primer 2017)

    Berdasarkan tabel 5.3, distribusi menunjukan bahwa hasil

    pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer di

    laboratorium RS.Santa Anna Kota Kendari sebanyak 21 orang ( 70% )

    pasien memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 9 orang (30%)

    pasien memiliki kadar asam urat tidak normal. Jadi total frekuensi

    berdasarkan hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode

    fotometer yaitu 30 pasien dengan presentase 100%. Sedangkan

    pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode POCT sebanyak 24

    orang ( 80% ) pasien memiliki kadar asam urat normal dan sebanyak 6

    orang (20%) pasien memiliki kadar asam urat tidak normal. Jadi total

    frekuensi berdasarkan hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan

    metode POCT yaitu 30 pasien dengan presentase 100%.

    3. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Asam Urat Menggunakan Metode

    Fotometer Dan POCT

    Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil

    pemeriksaan asam urat dengan pemeriksaan Fotometer dan POCT maka

    variabel – variabel dari kedua pemeriksaan tersebut dibandingkan. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 37

    Tabel 5.4 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan POCT Dari Segi Specimen

    No Specimen Fotometer POCT1 Darah tepi 2 Darah vena

    Tabel 5.5 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan POCT Dari Segi Perlakuan Sampel

    No Perlakuan specimen Fotometer POCT1 Spesimen yang di periksa

    langsung di tetskan pada strip,

    darah yang di teteskan pada zona

    reaksi dalam waktu 20 detik

    terbaca hasilnya.

    2 Spesimen yang di periksa harus

    di diamkan terlebih dahulu,

    setelah itu serum di campur

    dengan reagen asam urat,

    dihomogenkan dan di inkubasi

    selama 10 menit pada suhu 20 –

    250C kemudian dibaca hasilnya

    pada alat.

    Tabel 5.5 Penyebabkan Perbedaan Hasil Antara Metode FotometerDan POCT Dari Segi Pengoprasian Alat

    No Pengoprasian alat Fotometer POCT1 Tidak ada perlakuan khusus pada

    alat.

    2 Selalu dikalibrasi skali dalam 6bulan.

  • 38

    C. PEMBAHASAN

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 sampel diperoleh hasil

    bahwa terdapat perbedaan antara pemeriksaan kadar asam urat menggunakan

    metode fotometer dan POCT yang mulai dari kadar asam urat terendah pada

    metode fotometer adalah (4,0mg/dl) dan tertinggi (9,0mg/dl) sedangkan metode

    POCT diperoleh data kadar asam urat terendah (3,0 mg/dl) dan tertinggi pada

    metode strip (7,6 mg/dl).

    Adapun faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan kadar

    asam urat mengunakan metode fotometer dan POCT adalah sebagai berikut :

    1. Metode Fotometer

    a) Specimen

    Pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan metode fotometer

    specimen yang digunakan adalah serum karena jika menggunakan

    specimen darah maka hasilnya tidak dapat dibaca oleh fotometer.

    Secara teori ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan

    perbedaan hasil yakni pada fotometer biasanya di pengaruhi oleh Sampel

    lipemik, Sampel hemolisa, Sampel interik dan suhu penyimpananya

    (fadli, 2014).

    b) perlakuan specimen

    pada pemeriksaan fotometer specimen yang diperiksa harus di

    diamkan terlebih dahulu selama 30 – 60 menit agar membeku, setelah di

    diamkan specimen harus di sentrifus terlebih dahulu untuk mendapatkan

    serumnya kemudian di tambahkan reagen asam urat dan di inkubasi lagi

    selama 10 menit sebelum di baca pada alat.

    c) pengoperasian alat

    pada alat fotometer selalu di lakukan kalibrasi sekali dalam 6 bulan,

    selain itu juga sebelum melakukan pemeriksaan alat di kontrol terlebih

    dahulu dengan menggunakan larutan standar dan cara pengerjaanya di

    lakukan sesuai SOP yang ada.

  • 39

    2. Metode POCT

    a) Specimen

    pada pemeriksaan asam urat menggunakan metode POCT

    specimen yang digunakan adalah darah, karena alat POCT ini di

    rancang khusus untuk pemeriksaan darah bukan serum.

    Secara teori ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan

    perbedaan hasil yakni pada pemeriksaan POCT biasa di pengaruhi

    oleh sirkulasi dan kehangatan tangan yang cukup, tempat sampling

    belum kering pada saat membersihkan dengan alkohol, tetesan

    pertama tidak dibuang, bilirubin, vitamin C, nilai hematokrit (fadli,

    2014).

    b) perlakuan specimen

    pada pemeriksaan kadar asam urat menggunakan POCT

    specimen yang diperiksa langsung di teteskan pada strip yang telah

    di pasang pada alat karena jika di biarkan terlalu lama maka sel –

    sel yang terkandung di dalam darah tersebut akan mengalami

    hemolisis sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.

    c) pengoperasian alat

    pada alat POCT tidak ada perlakuan khusus pada alat dan

    akurasinya sulit untuk di kontrol.

  • 40

    BAB VIPENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 20 – 24 Juli 2017

    yang berjudul faktor – faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan

    kadar asam urat menggunakan metode fotometer dan POCT pada pasien di

    RS. Santa Anna Kota Kendari di mulai dari tahap pra analitik, analitik dan

    pasca analitik. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini

    adalah : n hasil antara metode fotometer dan POCT yaitu alat dan bahan.

    1. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat pada

    pengambilan specimen antara metode fotometer dan POCT yaitu pada

    fotometer specimen yang digunakan yaitu darah vena sedangkan pada

    POCT specimen yang digunakan yaitu darah tepi.

    2. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat pada perlakuan

    specimen antara metode fotometer dan POCT yaitu pada fotometer

    Spesimen yang di periksa harus di diamkan terlebih dahulu, setelah itu

    serum di campur dengan reagen asam urat, dihomogenkan dan di inkubasi

    selama 10 menit pada suhu 20 – 250C kemudian dibaca hasilnya pada alat.

    Sedangkan pada POCT specimen yang di periksa langsung di teteskan pada

    strip yang telah di pasang pada alat karena jika di biarkan terlalu lama

    maka sel – sel yang terkandung di dalam darah tersebut akan mengalami

    hemolisis sehingga akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.

    3. Faktor yang menyebabkan perbedaan hasil kadar asam urat pada

    pengoprasian alat antara metode fotometer dan POCT yaitu pada fotometer

    Selalu dikalibrasi skali dalam 6 bulan, sedangkan pada POCT tidak ada

    perlakuan khusus.

  • 41

    B. Saran

    1. Hendaknya para tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan kadar

    asam urat sesuai dengan prosedur kerja yang baik dan benar sehingga tidak

    terjadi kesalahan pada hasil pemeriksaan.

    2. Di sarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian

    tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil pemeriksaan

    GDS menggunakan metode fotometer dan POCT.

    3. Kepada CI laboratorium sebaiknya melakukan kontrol terlebih dahulu pada

    alat yang akan digunakan sebelum melakukan pemeriksaan untuk

    menjamin hasil pemeriksaan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alviani. 2016. Pemeriksaan Kadar Kreatinin Menggunakan Alat Fotometer DanAutomated Chemistry Analyzer Pada Pasien Gagal Ginjal di RSUDCiamis. Ciamis: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamdiah Ciamis.

    Arnina. 2016. Perbandinggan Hasil Pemeriksaan Kadar Asam UratMenggunakan Metode Autometik Dan Manual. Universitas IndonesiaTimur: Makassar

    Bangun, A, P. 2008. Khasiat Tanaman Obat Untuk Rematik Dan AsamUrat.Jakarta: Sarana Pustaka Prima.

    Bandolier team, Prevalence And Incidence Of Gout, Bandolier, 2002

    Fadli. 2014. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan AlatPOCT Dengan Fotometer. Makasar: Akademi Analis KesehatanMuhamadiyah.

    Haryati, ismi, 2013. Gambaran Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada WanitaHamil. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas MuhammadyahPalangkaraya.

    Hawkins, D, W, Rahn D.W. Gout And Hyperuricemia, Pharmacotherapy , Apathophysiological Approach, McGraw-Hill 2005

    Luhur. 2013. instrument laboratorium klinik. Bandung: ITB.

    Menkes. 2010. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Surat keputusan Direkturjenderal bina kefarmasian dan alat kesehatan Nomor :hk.03.05/iii/571/ii. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta.

    Naims 2002, Questions And Answers About Gout, Health Topics, NationalInstitute Of Health, March 2002.

    Pipit. 2010. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kadar Asam Urat Darahpada Wanita Post Monopause Di Posyandu Lansia Wilayah KerjaPuskesmas dr.Soetomo Surabaya, Journal Keperawatan

    Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta

    Setter S.M, Sonnet T.S ;New Treatment Option in the Management of GoutyArthritis, US. Pharmacist Nov1,2005

    Stevany, dkk. 2012. Perbandingan Kadar Asam Urat Darah Dengan MetodeSpektrofotometri Dan Metode Electrode-Based Biosensor. FakultasKedokteran, Universitas Kristen Maranatha. Bandu

  • Dokumentasi Penelitian

    Alat Fotometer 5010v+ Alat strip asam urat

    centrifuge

    Tip kuning

  • Tip biru Mikropipet 10 µl

    Mikropipet 500 µl

    Reagen asam urat

  • Sampel sebelum di centrifuge

    Sampel yang telah di centriguge

    Proses pencampuran reagen dan sampel pada metode fotometer

  • Pemipetan sampel

    Pembacaan pada fotometer