FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

118
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI FILARIA DI RW II KELURAHAN PONDOK AREN SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) RUSMANTO 109104000034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP

DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP

KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI FILARIA DI RW

II KELURAHAN PONDOK AREN

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

RUSMANTO

109104000034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

STJRAT PERTIYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-berurnya

bahwa semua pemyataan dalam skripsi ini:

Nama

NIM

Fakultas

Program Studi

Judul Slaipsi

Rusmanto

109104000034

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Ilmu Keperawatan

:Faktor-faktot yang meolpengaruhi sikap dan peflaku

masyarakat dalarn kepatuhan minum obat anti filaria di

RW 2 KelurahanPondok Aren

Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya sendiri dengan

bimbingan dengan dosen pembimbing. Skripsi ini belum pernah diajukan unhrk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang perguruan tinggi manapun dan semua

inforrrasi, datq dan hasil pengolahannya yang diajukan telah dinyatakan secara

jelas sumbernya dan dapat diperiksa kebenmannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

LEMBAR PERSETUJUAI\

Skripsi denganjudul

F'AKTOR FAKTPR YATTG MEMPENGARUHI SIKAP DANPERILAKU MASYARAKA"T DALAM KEPATUIIAN MINUM

OBAT AI\ITI FILARIA DI RW U KELTIRATIAN POI\II}OK ARENTelah disgtujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi IImu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatutlah Jakarta

Disusun oleh:

RUSMANTO

1.09104000034

Jakart:- Jartuai2Dl4

Pembirnbins I

tuTien Gartinah. M.N

-

Pembimbing II

ryNia Damiati. SKp, M.SN

NIP: 19790114 200501 2007

PROGBAM STTIDI ILMU KEPERAWATAI\ITAKULTAS KEDOKTERAN DAFI ILMU KESEHATAI\I

T]NIYERSITAS TSLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAIIJAKARTA

1434Ht 2014

ilt

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

LEMBA,R PENGESAHAN

Skripsi denganjudul

FAKTOR TAKTPR YAI\G MEMPENGART'Iil SIKAP DAIY

PERILAKU MASYARAKA'T DALAM KEPATI'HAN MINUM

OBAT ANTI TILARIA DI RW II KELT]RAIIAN POI\IDOK AREN

Telah disuspn dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

RUSMANTO

109104000034

Jakartab Januari 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Tien Gartinah. M.N

-

Nia Damiati. SKp. M.SN

MP: 19790114 200501 2007

Penguji Ii

Penguji II

.g@\Nia Damiati. SKp. M.SN

It[P: 19790114 200501 2007

WPenguji III

,r.*fu:.

IV

NIP. 19801119

M.N

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...
Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

vi

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Desember 2013

Rusmanto, NIM : 109104000034

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam

kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 Kelurahan Pondok Aren

ixx + 86 halaman, 20 tabel, 2 bagan, 5 lampiran

ABSTRAK

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan

cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat

kronis (menahun) dan bila tidak mendapatkan pengobatan menimbulkan cacat

menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin. Salah satu cara untuk

mencegah filariasis adalah dengan mengkonsumsi obat DEC 3 butir dan 1 butir

albendazol setiap tahun. Keefektifan program sangat tergantung pada sikap dan

perilaku yang menunjukkan kepatuhan masyarakat dalam minum obat tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren dalam kepatuhan mengkonsumsi obat

Anti Filaria, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui faktor

demografi masyarakat RW 2 serta diketahuinya faktor jenis kelamin, umur,

pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan. Penelitian ini menggunakan desain

cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan bersifat retrospektif. Jumlah

sampel 65 orang (19 laki-laki dan 46 perempuan). Teknik pengambilan sampel

dengan menggunakan proportionate clustering sampling. Analisis data yang

dilakukan adalah univariat, dan bivariat menggunakan Pearson correlation,

Spearman correlation, dan chi square. Berdasarkan hasil univariat diketahui

bahwa responden perempuan (70,8%), dewasa (61,5%), berpendidikan menengah

(60%), berpendapatan cukup (41,5%), dan berpengetahuan cukup (43,1%). Hasil

bivariat menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang berpengaruh terhadap sikap

dan perilaku. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk Puskesmas

Pondok Aren agar mengubah waktu dan metode pelaksanaan program, serta lebih

memperluas pendidikan kesehatan ke semua kelompok umur.

Kata kunci : Filariasis, Sikap, Perilaku

Daftar Pustaka : 40 (2000-2013)

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi , Desember 2013

Rusmanto , NIM : 109104000034

Factors that influence the attitudes and behavior of people in the anti- filarial

drug compliance in RW 2 Village Pondok Aren

ixx + 86 pages , 20 tables , 2 charts , 5 appendices

ABSTRACT

Filariasis (elephantiasis) is an infectious disease caused by filarial worms

which transmitted by various species of mosquitos. This disease is chronic

(chronic) and if not treated lead to permanent disability in the form of

enlargement of the legs, arms and genitals. One way to prevent filariasis is by

taking medication DEC 3 tablets and 1 tablet albendazole each year. The

effectiveness of the program is highly dependent on the attitudes and behaviors

that demonstrate compliance of the community in taking the drugs. This study

aims to determine the factors that affect the public in RW 2 Village Pondok Aren

in compliance Anti- filarial drugs, while the particular goal to determine the

demographic factors of RW 2 and to know factors sex, age, education, income,

and knowledge. This study used a cross sectional design and retrospective

quantitative approach. The number of samples of 65 persons (19 mens and 46

womens). Sampling technique using clustering proportionate sampling. Data

analysis was performed univariate and bivariate using Pearson correlation,

Spearman correlation, and chi square. Based on the results of the univariate

known for sex factors was female respondents (70.8%), for age factor was adults

(61.5%), for education factor was secondary education (60%), income factor was

sufficient income (41.5%), and for knowledge factor was knowledgeable enough

(43.1%). Bivariate results indicate there is no significant difference that influence

attitudes and behavior. Based on the research results , it is advisable to Pondok

Aren health centers in order to change the timing and method of implementation

of the program , as well as further expand health education to all age groups.

Keywords : filariasis , Attitude , Behaviour

References: 40 (2000-2013)

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

x

LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi bagaikan kumpulan ilmu, keringat, jerih payah, dan suka duka selama 4 tahun

menjalani bangku perkuliahan. Lembar ini saya dedikasikan untuk mereka yang

selalu sedia membantu dan menyemangati. Terima kasih sedalam-dalamnya saya

ucapkan kepada:

Allah SWT yang senantiasa telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya.

Kedua orang tua tercinta (bapak Ahmad dan ibu Tumisah)yang telah senantiasa

memberikan cinta, kasih sayang, bantuan secara langsung maupun tidak langsung dan

selalu mendoakan untuk keberhasilan saya.

Kakak dan kakak ipar saya tersayang (Turmudi dan Pujiyati) yang selalu memberi

memotivasi kepada saya untuk segara menyelesaikan tugas akhir saya ini.

Keponakan kecil saya (Ahmad Uwais Al Qoroni) yang selalu memberikan celotehan-

celotehan yang menghibur dan memberikan semangat.

Kakek-kakek dan Nenek-nenek saya (Alm. Bp Sudiran, Alm. Ibu Mu’inah, Bapak

Sukadi, dan Ibu Karjan) yang telah mendoakan saya sampai akhir hayatnya.

Keluarga besar yang tak bisa disebut satu persatu.

Rafita Octavia yang telah membantu dan menyemangati saya, adikku Ummi

Zulaikhah yang membantu dan berjuang bersama.

Sahabat group ONE (Adelia Nining Qoys Rusmanto dan Ummi) yang telah

bersama-sama untuk saling membantu medukung memotivasi dan bertukar pikiran

dalam menyelasaikan tugas akhir ini.

Teman-teman calon Ners angkatan 7 UIN Jakarta yang telah berjuang bersama.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat

Dalam Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria di RW II Kelurahan Pondok

Aren” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak

menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. DR (hc). Dr. M. K. Tadjudin, Sp. And. Selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

2. Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM Selaku Ketua Program Studi IImu

Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Tien Gartinah, M.N Selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing

dan banyak memberi saran demi terselesaikannya penulisan penelitian ini.

4. Ibu Nia Damiati, SKp, M.SN selaku pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan masukan dalam penulisan penelitian ini.

5. Ibu Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp. KMB selaku pembimbing akademik yang

selalu memberikan masukan selama proses perkuliahan.

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

6. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmunya dan segala

pengalamannya yang tak ternilai sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi

kami selaku mahasiswa.

7. Seluruh staff bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu

kelancaran hal-hal administratif.

8. Kedua Orang Tua saya (Bapak Ahmad dan ibu Tumisah) tercinta yang selalu

memberi kasih sayang, dukungan, do’a dan semangat selama hidup ini dan

demi terselesaikannya penelitian ini. Kakakku Turmudi yang selalu

mendukung dalam setiap langkah saya.

9. Puskesmas Pondok Aren khususnya ibu Sri Rejeki selaku TU dan ibu Bidan

Menik selaku Kepala Bidang Filariasis yang telah membantu saya dalam

mengumpulkan data.

10. Masyarakat RW 2 kelurahan Pondok Aren khususnya bapak ketua RW yang

telah membantu saya dalam mengumpulkan data penduduk.

11. Teman-teman satu bimbingan dan seluruh angkatan 2009 yang telah berjuang

bersama dalam menggapai mimpi dan cita-cita.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

kesalahan diampuni oleh Allah. Amin.

Jakarta, Januari 2014

Penulis

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

DAFTAR ISI

JUDUL HAL

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................viii

LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................................x

DAFTAR ISI ............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiv

DAFTAR BAGAN ..................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang ...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6

C. Pertanyaan Penelitian .....................................................................................8

D. Tujuan Penelitian ............................................................................................9

E. Manfaat Penelitian ..........................................................................................9

F. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................11 A. Filariasis .........................................................................................................11

1. Pengertian Filariasis...................................................................................11

2. Etiologi dan penularan ...............................................................................12

3. Tanda dan gejala filariasis .........................................................................16

4. Penatalaksanaan filariasis ..........................................................................17

5. Pencegahan ................................................................................................18

B. Sikap ...............................................................................................................20

1. Pengertian sikap ......................................................................................20

2. Komponen sikap .....................................................................................21

3. Karakteristik sikap ..................................................................................22

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang ......................23

C. Perilaku ...........................................................................................................25

1. Pengertian perilaku ..................................................................................25

2. Ciri-ciri perilaku manusia ........................................................................25

3. Proses pembentukan perilaku ..................................................................27

4. Faktor pembentuk perilaku ......................................................................28

5. Gambaran Kepatuhan dalam Berperilaku ...............................................31

E. Kerangka teori ................................................................................................33

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ...............34 A. Kerangka Konsep ...........................................................................................34

B. Hipotesis .........................................................................................................35

C. Definisi Operasional .......................................................................................36

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................41

A. Desain Penelitian ............................................................................................41

B. Tempat dan waktu ..........................................................................................41

C. Populasi dan Sampel ......................................................................................42

D. Instrumen penelitian .......................................................................................46

E. Pengujian instrumen .......................................................................................47

1. Uji validitas ................................................................................................47

2. Uji reliabilitas ............................................................................................48

G. Metode pengumpulan data .............................................................................49

H. Teknik analisa data .........................................................................................50

1. Analisis univariat .......................................................................................50

2. Analisis bivariat .........................................................................................50

3. Pengolahan data .........................................................................................51

F. Etika penelitian ...............................................................................................52

BAB V HASIL PENELITIAN ..............................................................................54

A. Profil RW 2 Kelurahan Pondok Aren .............................................................54

B. Hasil analisa univariat ....................................................................................55

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ..................................55

2. Karakteristik responden berdasarkan umur ...............................................55

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ......................................56

4. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan .....................................56

5. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ...................................57

6. Karakteristik responden berdasarkan sikap ...............................................58

7. Karakteristik responden berdasarkan perilaku...........................................58

C. Hasil analisa bivariat ......................................................................................59

1. Hubungan antara jenis kelamin terhadap sikap .........................................59

2. Hubungan antara umur dengan sikap ........................................................60

3. Hubungan antara pendidikan dengan sikap ...............................................61

4. Hubungan antara pendapatan dengan sikap ...............................................62

5. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap .............................................63

6. Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku .......................................64

7. Hubungan antara umur dengan perilaku ....................................................65

8. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ..........................................66

9. Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ..........................................67

10. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ........................................68

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................69

A. Analisa univariat .............................................................................................69

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ..................................69

2. Karakteristik responden berdasarkan umur ...............................................69

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ......................................70

4. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan .....................................70

5. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ...................................71

6. Karakteristik responden berdasarkan sikap ...............................................72

7. Karakteristik responden berdasarkan perilaku...........................................72

B. Analisa bivariat ...............................................................................................73

1. Hubungan antara jenis kelamin terhadap sikap .........................................73

2. Hubungan antara umur dengan sikap ........................................................74

3. Hubungan antara pendidikan dengan sikap ...............................................75

4. Hubungan antara pendapatan dengan sikap ...............................................76

5. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap .............................................77

6. Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku .......................................78

7. Hubungan antara umur dengan perilaku ....................................................79

8. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ..........................................80

9. Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ..........................................81

10. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ........................................82

C. Keterbatasan penelitian ..................................................................................83

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................84

A. Kesimpulan .....................................................................................................84

B. Saran ...............................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Definisi operasional ..................................................................... 36

2. Tabel 4.1 Jumlah masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren yang

mendapatkan obat anti filaria tahun 2012 .................................................... 43

3. Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas instrumen ..................................................... 48

4. Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ....................55

5. Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan umur .................................55

6. Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ........................56

7. Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ........................57

8. Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ......................57

9. Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan sikap .................................58

10. Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan perilaku .............................58

11. Tabel 5.8 Hubungan antara jenis kelamin terhadap sikap ...........................59

12. Tabel 5.9 Hubungan antara umur dengan sikap ...........................................60

13. Tabel 5.10 Hubungan antara pendidikan dengan sikap ...............................61

14. Tabel 5.11 Hubungan antara pendapatan dengan sikap ...............................62

15. Tabel 5.12 Hubungan antara pengetahuan dengan sikap .............................63

16. Tabel 5.13 Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku .......................64

17. Tabel 5.14 Hubungan antara umur dengan perilaku ....................................65

18. Tabel 5.15 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ...........................66

19. Tabel 5.16 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ..........................67

20. Tabel 5.17 Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ........................68

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.2 Kerangka Teori ..................................................................... 33

2. Bagan 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 34

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

3. Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

4. Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan

5. Lampiran 5 Surat ijin penelitian

6. Lampiran 6 Hasil analisa software statisik

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang

disebabkan cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.

Penyakit ini bersifat kronis (menahun) dan bila tidak mendapatkan

pengobatan menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan

alat kelamin. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan

hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga,

masyarakat dan negara (Depkes RI,2009).

Filariasis limfatik sekarang telah menginfeksi sekitar 120 juta manusia

di Afrika, Amerika Latin, Pulau-pulau Pasifik, dan Asia; lebih dari 75% dari

kasus ini terpusat di Asia (Ryan and Ray, 2004). Diperkirakan sekitar 120

juta orang di daerah tropis dan subtropis di dunia terinfeksi filariasis limfatik

ini. Hampir 25 juta orang laki-laki memiliki penyakit filariasis pada bagian

kelamin (paling sering hidrokel) dan hampir 15 juta, sebagian besar wanita,

memiliki lymphoedema atau elephantiasis dari kaki (WHO, 2012).

Penyakit filariasis dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 200 spesies

filaria. Dari 200 spesies tersebut hanya sedikit yang menyerang manusia.

Masyarakat yang beresiko terserang adalah mereka yang bekerja pada daerah

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

2

yang terkena paparan menahun oleh nyamuk yang mengandung larva. Di

seluruh dunia, angka perkiraan infeksi filaria mencapai 250 juta orang. Di

Asia, filaria endemik terjadi di Indonesia, Myanmar, India, dan Sri Lanka

(Widoyono, 2008).

Sebanyak 851 juta penderita filariasis berada di Asia Tenggara dengan

Indonesia menjadi negara dengan kasus filariasis yang paling tinggi, dan

Myanmar menjadi peringkat kedua. Pada tahun 2001 hingga 2004 berturut-

turut jumlah kasus filariasis yang terjadi di Indonesia, yaitu sebanyak 6.181

orang, 6.217 orang, 6.635 orang, dan 6.430 orang. Pada tahun 2005 terjadi

peningkatan kasus sebanyak 10.239 orang. Pada tahun 2006, sekitar 66%

wilayah Indonesia dinyatakan endemis filariasis (Puji dkk,2010).

Sampai saat ini filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Sampai tahun 2008, dilaporkan jumlah kasus kronis filariasis

secara kumulatif sebanyak 11.699 kasus di 378 kabupaten/kota. Sebanyak

316 kabupaten/kota dari 471 kabupaten/kota telah terpetakan secara

epidemiologis endemis filariasis sampai dengan tahun 2008. Berdasarkan

hasil pemetaan didapat prevalensi mikrofilaria di Indonesia 19% (40 juta) dari

seluruh populasi 220 juta. Bila tidak dilakukan pengobatan massal maka akan

ada 40 juta penderita filariasis di masa mendatang. Di samping itu, mereka

menjadi sumber penularan bagi 125 juta penduduk yang tinggal di 316

kabupaten/kota endemis tersebut (Depkes RI, 2008).

Di Provinsi Banten sendiri, Filariasis masih menjadi masalah serius

yang membutuhkan penanganan ekstra. Provinsi yang mempunyai luas

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

3

wilayah 9.160,70 km² ini tercatat masih terdapat penderita filariasis sampai

saat ini. Pada tahun 2006 tercatat sebanyak 67 penderita filariasis. Pada tahun

2008 jumlah penderita meningkat menjadi 91 penderita (Depkes RI, 2009).

Filariasis masih menjadi salah satu masalah serius di kota Tangerang

Selatan. Kota yang memulai awal otonomi pada tahun 2008 ini, masih

menjadi salah satu endemi filariasis di Propinsi Banten. Jumlah penderita

filariasis di Kota Tangerang Selatan mencapai 2,4% dari seluruh jumlah

penduduk Tangerang Selatan (Dadang, Oktober 2012). Lidya (2009)

mengatakan bahwa jumlah penderita positif filariasis dan sudah mengalami

pembengkakan adalah 30 orang sedangkan penderita mikrofilaria adalah 800

ribu orang (Republika, 2009).

Pengobatan massal sudah dijalankan di Kota Tangerang Selatan dan

mencapai 80% dari seluruh penduduk kota yang berbatasan langsung dengan

Jakarta di sebelah utara wilayah ini. Program pemberantasan filariasis ini

akan dijalankan setiap tahun selama 5 tahun. Dari dijalankannya program ini,

diharapkan agar penderita filariasis di Kota Tangerang Selatan dapat ditekan

bahkan dihilangkan.

Kecamatan Pondok Aren merupakan satu daerah di bawah

pemerintahan kota Tangerang Selatan. Sama seperti wilayah yang lain di

Tangerang Selatan, Pondok Aren juga menjalankan program pencegahan

filariasis, mengingat Pondok Aren adalah wilayah dengan jumlah penderita

Filariasis terbesar kedua setelah Kampung Sawah di Kota Tangerang Selatan.

Di Kampung Sawah sendiri tercatat sekitar 2% dari seluruh penduduknya

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

4

terinfeksi mikrofilaria (Dinkes Tangsel, 2013). Pada tes darah tahun 2009,

didapatkan lebih dari 1% penduduk Pondok Aren positif filariasis. Dari hasil

ini, maka Program pemberantasan filariasis juga dijalankan di Pondok Aren.

Kepala bidang pembinaan filariasis puskesmas Pondok Aren

mengatakan, bahwa kasus terbanyak filariasis di Pondok Aren adalah RW 2.

Pada tahun 2010 terdapat 48 orang atau sebesar 3% penduduk positif

mikrofilaria pada apusan darah tepi. Hal ini yang menyebabkan RW 2

kelurahan Pondok Aren sebagai penyumbang terbesar kasus filariasis di

Pondok Aren. Filariasis bila dibiarkan dapat menimbulkan beberapa dampak.

Dampak pada tubuh individu penderita adalah terjadinya kecacatan permanen

yang terjadi pada tangan, kaki, buah zakar, dan bagian-bagian tubuh lainnya.

Dampak secara psikologis adalah perasaan kurang indah dan tidak berdaya

karena kecacatan tersebut. Dampak secara ekonomi adalah dengan keadaan

yang demikian, akan terjadi penurunan kemampuan dalam bekerja sehingga

menurunkan produktifitas yang berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi.

Dampak secara politik adalah menurunnya angka kesehatan di daerah tersebut

(Depkes, 2010).

Puskesmas Pondok Aren telah menjalankan program pemberantasan

filariasis dengan membagikan obat pencegahan filariasis kepada penduduk di

wilayah kerja Puskesmas Pondok Aren termasuk RW 2. Puskesmas

memberikan obat melalui kader-kader yang telah dilatih. Obat yang dibagikan

berjumlah 5 tablet per kemasan. 3 tablet DEC (Diethylcarbamazine), 1 tablet

Albendazole, dan 1 tablet Parasetamol.

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

5

Salah satu kelemahan program yang telah dijalankan puskesmas

Pondok Aren dalam mencegah filariasis ini adalah tidak adanya pemantauan

secara langsung respon masyarakat terhadap obat yang diberikan. Sehingga,

masih banyak masyarakat yang takut mengkonsumsi obat yang telah

dibagikan. Dari 15 orang yang telah diwawancarai, 11 orang mengatakan

tidak mengkonsumsi obat anti filaria yang telah dibagikan. “Saya takut

minum obat yang bukan dari dokter”, kata salah satu warga RW 2 Pondok

Aren. “Karena takut, jadi tidak saya minum obat tadi”. Ibu yang berumur 38

tahun ini menambahkan. Sedangkan warga lainnya mengatakan tidak mau

minum obat karena merasa tidak sakit dan tidak akan terkena filariasis. Beliau

meyakini jika hidup bersih dan sistem imun bagus, maka tidak akan terkena

filariasis.

Dalam hal pemberian obat untuk upaya pencegahan filariasis ini,

perawat mempunyai peran dalam mendidik masyarakat dari tidak tahu

menjadi tahu termasuk pemberian obat anti filariasis. Dalam hal memberikan

obat ini, perawat harus menguasai tekhnik serta aturan dalam menggunakan

obat tersebut. Di dalam memberikan obat kepada pasien, perawat harus

mengetahui beberapa hal yang akan terjadi pada pasien setelah pemberian

obat ini, diantaranya interaksi obat, efek samping obat, waktu kerja obat, dan

lain-lain. Dalam hal ini, perawat kesehatan masyarakat (PERKESMAS)

mempunyai andil yang sangat besar dalam keberhasilan program pemerintah

dalam membina kesehatan (Brooker, 2009). Hal tersebut sesuai juga dengan

ajaran dalam Islam bahwa kita harus selalu menjaga kesehatan dan tidak

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

6

melakukan hal-hal yang dapat menularkan atau tertular suatu penyakit.

Sebagaimana hadits Rosulullah di bawah ini :

اعون رجس، أرسل على طائفة “قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : حديث أسامة بن زيد قال الط

وإذا وقع بأرض وأنتم بها . م، فإذا سمعتم به بأرض فل تقدموا عليه من بنى إسرائيل، أو على من كان قبلك

ل يخرجكم إل فرارا منه ( و فى رواية . )فل تخرجوا فرارا منه ”

Usamah bin Zaid r.a. berkata: “Rasulullah saw. Bersabda: “Tha’un

(wabah cacar) itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani

Isra’il atau atas umat yang sebelummu. Maka bila kamu mendengar bahwa

penyakit itu berjangkit di suatu tempat, janganlah kalian masuk ke tempat itu,

dan jika di daerah di mana kamu telah ada di sana maka janganlah kamu

keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari padanya”.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, seyogyanya sebagai

perawat mempunyai perhatian terhadap kondisi ini. Oleh karena itu peneliti

ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku

masyarakat terhadap minum obat anti filaria di RW 2 Kelurahan Pondok

Aren.

B. Rumusan Masalah

Pemerintah kota Tangerang Selatan (2012) telah mengeluarkan

kebijakan dan program untuk menekan angka kejadian filariasis. Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan sudah menjalankan program sesuai yang

telah diputuskan, namun belum adanya pemantauan secara langsung respon

dan sikap serta perilaku masyarakat terhadap obat ini, maka efektifitas

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

7

pencegahan dari sikap dan perilaku dalam hal menerima dan mengkonsumsi

obat belum dapat teridentifikasi secara jelas.

Terdapat beberapa penelitian terkait mengenai filariasis diantaranya,

Supali (2010) mengungkapkan hasil penelitiannya mengenai keberhasilan

program eliminasi filariasis di kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur

didapatkan bahwa salah satu penunjang tingkat keberhasilan program

eliminasi filariasis adalah faktor pengetahuan, dimana peningkatan

pengetahuan dari 54% menjadi 89% ternyata dapat meningkatkan cakupan

konsumsi obat anti filariasis sebanyak 80%.

Training in Tropical Disease Research (TDR, 2000) dalam risetnya

tentang Community Directed Treatment of Lymphatic Filariasis in Africa

mengatakan bahwa wanita lebih cenderung mengikuti dan patuh terhadap

program eliminasi filariasis, dimana 52,8% dari total responden yang patuh

terhadap program adalah wanita.

Widayati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan

Imunisasi Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon 1 Sragen melaporkan

bahwa pada umumnya ibu dengan pengetahuan baik 27% akan lebih

memberikan imunisasi polio secara lengkap dibandingkan dengan ibu dengan

pengetahuan sedang 53%. Hal ini dikarenakan bahwa pengetahuan dapat

mempengaruhi sikap dan tindakan orang tua dalam menjaga kesehatan

anaknya. Sedangkan pada variabel pendidikan, ibu dengan pendidikan tinggi

(SLTA dan PT) 50% memberikan imunisasi polio secara lebih lengkap

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

8

dibandingkan ibu dengan pendidikan dasar (SD dan SLTP) 41%. Hal ini

dikarenakan bahwa pendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu inovasi

dengan manfaat yang besar dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan

rendah.

Peneliti memilih judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap dan

Perilaku Masyarakat terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria di RW 2

Kelurahan Pondok Aren karena dilihat dari tingkat kepentingan program yang

sangat tinggi. Program pencegahan filariasis tidak akan berjalan lancar, jika

masyarakat tidak mau menjalankan program yang berupa minum obat anti

filaria yang dibagikan. Penelitian ini dilakukan agar didapatkan faktor yang

dominan dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, sehingga

petugas dapat melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat sesuai

dengan kebutuhan masyarakat agar program yang dijalankan dapat berjalan

dengan tanpa kendala.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, sosial ekonomi, pengetahuan) yang menjadi penyebab

penularan filariasis di RW 2?

2. Apakah faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat RW 2 kelurahan

Pondok Aren dalam minum obat anti filaria?

3. Apakah faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat RW 2 Kelurahan

Pondok Aren dalam minum obat anti filaria?

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

9

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren dalam

kepatuhan mengkonsumsi obat Anti Filaria

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran demografi masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok

Aren.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat

RW 2 kelurahan Pondok Aren terhadap minum obat anti filariasis.

c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren terhadap minum obat anti

filariasis.

E. Manfaat Penelitian

a. Instansi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data yang

menjadi gambaran efektifitas program yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

Selain manfaat tersebut, penelitian ini juga diharapkan agar dapat

memberikan satu gambaran pentingnya perkesmas di Indonesia.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

10

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

keperawatan di komunitas dalam mengembangkan program pembelajaran

keperawatan medikal bedah dan komunitas serta dapat dijadikan sebagai

rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik, dengan tujuan untuk mengetahui

faktor apa saja yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat

terhadap minum obat anti filaria, sehingga selanjutnya dapat menentukan

intervensi yang cocok untuk diberikan ke masyarakat agar pencegahan

filariasis bisa efektif.

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. FILARIASIS

1. Pengertian Filariasis

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit

nematoda yang tersebar di Indonesia. Walaupun penyakit ini jarang

menyebabkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas

penderitanya karena timbulnya gangguan fisik. Penyakit ini jarang terjadi

pada anak karena manifestasi klinisnya timbul bertahun-tahun kemudian

setelah infeksi. Gejala pembengkakan kaki muncul karena sumbatan

microfilaria pada pembuluh limfe yang biasanya terjadi pada usia di atas

30 tahun setelah terpapar parasit selama bertahun-tahun. Oleh karena itu,

filariasis sering juga disebut penyakit kaki gajah. Akibat paling fatal bagi

penderita adalah kecacatan permanen yang sangat mengganggu

produktivitas (Widoyono, 2008).

Penyakit filariasis limfatik merupakan penyebab kecacatan menetap

dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental

(Depkes RI, 2008). Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

filariasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikrofilaria yang

menyebabkan kecacatan secara permanen, namun tidak menyebabkan

kematian.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

12

2. Etiologi dan penularan

a) Agen penyebab Filariasis

Beberapa spesies filaria yang menyerang manusia diantaranya

adalah Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, dan

Onchocerca volvulus. W. bancrofti dan B. Timori banyak ditemukan di

Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika, sedangkan O. Volvulus

banyak terdapat di Afrika (Widoyono, 2008)

1) Wuchereria bancrofti

Wuchereria bancrofti adalah salah satu spesies yang paling

sering menyebabkan filariasis limfatik. Spesies ini berbentuk

seperti benang-benang halus berwarna putih yang terletak

melingkar di pembuluh limfatik, cacing jantan dan betina dapat

menimbulkan gejala. Mikrofilaria W. bancrofti mempunyai ciri

yang membedakan dengan mikrofilaria lainnya yaitu terdapat

dalam darah, mempunyai selubung, ukurannya sekitar 360 m, dan

periode aktifnya biasanya adalah nocturnal atau malam hari (Ryan

& Ray, 2004).

Periodesitas nokturna menunjukkan bahwa pada siang hari

mikrofilaria berkumpul dalam darah kecil paru-paru, sedangkan

pada malam hari mikrofilaria dilepaskan ke dalam pembuluh darah

tepi. Diduga periodisitas berkaitan dengan perbedaan tekanan

oksigen antara darah vena dan arteri pada waktu siang dan malam

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

13

hari (Hawking dalam Djaenudin & Ridad, 2009). Dari periode

inilah dapat ditentukan waktu pengambilan darah tepi untuk

pemeriksaan agar lebih akurat.

2) Brugia malayi

Brugia malayi dewasa memiliki ukuran tubuh setengah dari

W. bancrofti. Perbedaan mendasar dari keduanya adalah dari

panjangnya, karakteristik pewarnaan dan struktur internal cacing.

Brugia malayi mempunyai ciri berada di darah, mempunyai

selubung, ukurannya sekitar 220 m dan periodenya nokturnal.

Mikrofilaria Brugia malayi akan berada di pembuluh darah paru-

paru pada siang hari dan akan berpindah ke pembuluh darah perifer

pada malam hari, dimana mereka akan banyak ditemukan antara

jam 9 malam sampai jam 2 pagi (Ryan & Ray, 2004). Hospes dari

cacing ini adalah manusia, kera, kucing, anjing. Sedangkan vektor

nya adalah nyamuk Anopheles barbirostris (Juni, dkk, 2006)

Parasit B. malayi ditularkan oleh berbagai spesies dari genus

Mansonia, di beberapa daerah, nyamuk Anopheles dapat juga

menjadi tempat untuk transmisi infeksi. Parasit Brugian terbatas

pada wilayah Asia selatan dan tenggara, terutama India, Indonesia,

Malaysia dan Filipina (WHO, 2012).

3) Brugia timori

Habitat cacing dewasa Brugia timori biasa ditemukan pada

kelenjar limfe, tetapi pada binatang percobaan ditemukan pada

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

14

paru-paru, jantung dan pembuluh besar seperti limphatik dan testis.

Persebaran B. Timori ini ada di Timor timur, Bagian timur pulau

Flores, dan sedikit di kepulauan Sunda kecil. Vektor dari B. Timori

yaitu Anopheles barbirostris (Djaenudin & Ridad, 2009).

4) Onchocerca volvulus

Onchocerca volvulus adalah parasit yang menyebabkan

onchocerciasis yang ditularkan dari manusia ke manusia melalui

gigitan vektor lalat. Cacing Onchocerca volvulus dewasa bisa

hidup selama lima belas tahun dalam tubuh manusia. Cacing jantan

dan betina membelitkan di nodul dalam jaringan subkutan kulit.

Setelah kawin, cacing betina melepaskan sekitar 1000 larva

mikrofilaria hari ke jaringan sekitarnya. Mikrofilaria hidup selama

1-2 tahun, bergerak di sekitar tubuh dalam jaringan subkutan.

Ketika mereka mati, mereka menyebabkan respons peradangan

yang mengarah ke ruam kulit, lesi, rasa gatal dan depigmentasi

kulit. Mikrofilaria juga bermigrasi ke mata, di mana mereka

menyebabkan inflamasi dan komplikasi lain yang dapat

menyebabkan kebutaan. Onchocerciasis ditularkan melalui gigitan

dari lalat hitam Simulium. Lalat hitam ini berkembang biak dengan

cepat di aliran air dan sungai, meningkatkan risiko infeksi kepada

orang-orang yang tinggal di dekatnya. Ketika lalat hitam Simulium

betina menggigit orang yang terinfeksi dan menghisap darah,

mikrofilaria akan ditransfer ke dari orang ke lalat. Selama satu

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

15

sampai tiga minggu, mikrofilaria berkembang dalam lalat

membentuk larva infektif. Kemudian larva infektif akan

ditransmisikan kepada orang lain ketika lalat mengambil makanan

yang berupa darah. Di dalam tubuh manusia, larva bermigrasi

dalam jaringan subkutan, membentuk nodul dan perlahan-lahan

tumbuh menjadi cacing dewasa, kemudian menyelesaikan siklus

(WHO, 2013).

b) Vektor

Filariasis ditularkan oleh gigitan nyamuk. Ketika nyamuk dengan

larva tahap infektif menghisap darah, parasit disimpan pada kulit

seseorang, dari mana mereka masuk ke dalam tubuh melalui kulit.

Larva ini kemudian bermigrasi ke pembuluh limfatik dan berkembang

menjadi cacing dewasa selama 6-12 bulan, menyebabkan kerusakan dan

dilatasi pembuluh limfatik. Filaria dewasa hidup selama beberapa

tahun dalam tubuh manusia. Selama waktu ini, mereka menghasilkan

jutaan mikrofilaria dewasa yang beredar dalam darah perifer dan

dicerna oleh nyamuk yang menggigit manusia yang terinfeksi. Bentuk

larva lebih berkembang dalam nyamuk sebelum ditularkan kepada

manusia. Dengan demikian, siklus penularan dapat berlangsung (CDC,

2010).

c) Penularan Filariasis

Siklus hidup W. bancrofti dan B. malayi dimulai dari saat filaria

betina dewasa dalam pembuluh limfe manusia memproduksi sekitar

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

16

50.000 mikrofilaria per hari ke dalam darah. Nyamuk kemudian

menghisap mikrofilaria pada saat menggigit manusia, selanjutnya larva

tersebut akan berkembang dalam tubuh nyamuk, dan ketika nyamuk

menggigit manusia, larva infektif akan masuk ke dalam tubuh manusia.

Larva akan bermigrasi ke saluran limfe dan berkembang menjadi

bentuk dewasa. Mikrofilaria dapat ditemukan dalam darah tepi setelah 6

bulan-1 tahun setelah terinfeksi dan bisa bertahan 5-10 tahun. Vektor

utama filaria adalah nyamuk Anopheles, Culex, Mansonia, dan

Aedes(Widoyono, 2008).

3. Tanda dan Gejala Filariasis

Penderita filariasis bisa tidak menunjukkan gejala klinis

(asimtomatis). Hal ini disebabkan oleh kadar mikrofilaria yang terlalu

sedikit dan tidak terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium atau karena

memang tidak terdapat mikrofilaria dalam darah. Apabila menunjukkan

gejala, maka yang sering ditemukan adalah gejala akibat manifestasi

perjalanan kronik penyakit. Gejala penyakit pada tahap awal (fase akut)

bersifat tidak khas seperti demam selama 3-4 hari yang dapat hilang tanpa

diobati, demam berulang, lagi 1-2 bulan kemudian, atau gejala lebih sering

timbul bila pasien bekerja terlalu berat. Tahap kedua (fase kronis) dapat

timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak dengan tidak

ada luka di badan. Dapat teraba garis seperti urat dan berwarna merah,

serta terasa sakit dari benjolan menuju ke arah ujung kaki atau tangan.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

17

Gejala terjadi berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, mulai dari yang

ringan sampai yang berat. Cacing akan menyebabkan fibrosis dan

penyumbatan pembuluh limfe. Penyumbatan ini akan mengakibatkan

pembengkakan pada daerah yang bersangkutan. Tanda klinis yang sering

ditemukan adalah pembengkakan skrotum (hidrokel) dan pembengkakan

anggota gerak terutama kaki (elefantiasis). Diagnosa ditegakkan melalui

pemeriksaan laboratorium dengan ditemukannya mikrofilaria dalam darah

(Widoyono, 2008).

4. Penatalaksanaan filariasis

Depkes RI melalui Direktorat Jenderal PP dan PL (2007)

menentukan jenis obat yang dipakai buat pengobatan filariasis di Indonesia

yaitu:

1. Dietilkarbamazin (DEC)

DEC merupakan obat filariasis terpilih terhadap mikrofilaria dan

makrofilaria. DEC bersama Albendazol digunakan untuk mengontrol

limfatik filariasis, dapat menurunkan mikrofilaria dengan baik selama

setahun. Pemberian sekali setahun selama 4-6 tahun bertujuan untuk

mempertahankan kadar mikrofilaria dalam darah tetap rendah, sehingga

tidak memungkinkan terjadinya penularan. Periode pengobatan ini

diperhitungkan dengan masa subur cacing dewasa.

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

18

2. Albendazol

Albendazole adalah obat yang dapat meningkatkan efek DEC

dalam melemahkan dan membunuh mikrofilaria. Albendazole adalah

obat yang telah digunakan secara luas sebagai obat cacing usus (cacing

gelang, kremi, cambuk, dan tambang). Dalam penggunaannya,

albendazole jarang menimbulkan efek samping pada pemakaian jangka

pendek. Namun jika albendazol digunakan dalam jangka panjang dapat

menimbulkan efek samping berupa mual, nyeri ulu hati, pusing, sakit

kepala, diare, keluar cacing, demam, lemas, dan asma.

5. Pencegahan

Menurut Widoyono (2008), angka kejadian filariasis dapat dicegah

dengan beberapa cara yaitu:

1. Pengobatan massal

Cara pencegahan penyakit yang paling efektif adalah mencegah

gigitan nyamuk pembawa mikrofilaria. Apabila suatu daerah sebagian

besar sudah terkena penyakit ini, maka pengobatan massal dengan

DEC, Ivermectin, atau albendazol dapat diberikan setahun sekali

dengan sebaiknya dilakukan paling sedikit selama lima tahun.

WHO (2010) melaporkan bahwa pengobatan secara massal sangat

efektif untuk memberantas filariasis. Di Amerika, terdapat 3,4 juta

penduduk yang terinfeksi mikrofilaria dan 2,7 juta diantaranya dapat

sembuh karena menjalani pengobatan secara massal. Tidak jauh

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

19

berbeda dengan di kawasan Timur Tengah, filariasis telah menginfeksi

sebanyak 550.000 penduduk di Mesir, Sudan, dan Yaman. Dengan

adanya pengobatan massal ini, 510.000 penduduk dapat sembuh.

Sedangkan di Asia Tenggara, 587 juta penduduk terinfeksi filariasis di

tahun 2008. Pengobatan massal di tahun tersebut hanya efektif pada 426

juta penduduk saja. Dari gambaran hasil di atas, pengobatan massal

adalah salah satu cara yang efektif untuk memberantas filariasis di

dunia apabila semua lapisan masyarakat sadar dan ikut dalam program

tersebut.

2. Pengendalian vektor

Kegiatan pengendalian vektor adalah pemberantasan tempat

perkembangbiakan nyamuk melalui pembersihan got atau saluran

pembuangan air, pengaliran air tergenang, dan penebaran bibit ikan

pemakan jentik. Kegiatan lainnya adalah menghindari gigitan nyamuk

dengan memasang kelambu, menggunakan obat nyamuk oles,

memasang kasa pada ventilasi udara, dan menggunakan obat nyamuk

bakar atau obat nyamuk semprot (Widoyono, 2008).

3. Peran serta masyarakat

Warga masyarakat diharapkan bersedia datang dan mau diperiksa

darahnya pada malam hari saat ada kegiatan pemeriksaan darah,

bersedia minum obat anti-penyakit kaki gajah secara teratur sesuai

dengan ketentuan yang diberitahukan oleh petugas, memberitahukan

kepada kader atau petugas kesehatan bila menemukan penderita

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

20

filariasis, dan bersedia bergotong royong membersihkan sarang nyamuk

atau tempat perkembangbiakan nyamuk.

B. SIKAP

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah suatu disposisi atau keadaan mental di dalam jiwa dan

diri seseorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya (baik

lingkungan manusia atau masyarakatnya, baik lingkungan alamiahnya,

maupun lingkungan fisiknya). Walaupun berada dalam diri seorang

individu, sikap biasanya juga dipengaruhi oleh nilai-budaya, dan sering

juga bersumber kepada sistem nilai-budaya.(Koentjaraningrat, 2004).

Sikap adalah cara kita melihat dengan pikiran kita. Seringkali kita

melihat atau menilai sesuatu berdasarkan “apa yang biasa kita lihat”atau

“apa yang ingin kita lihat”(Sugiarto, 2004). Alport (1935) dalam Rusmi

(2009) mengatakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang untuk

bertindak.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah suatu respon atau reaksi seseorang dari suatu stimulus yang

diberikan dan akan mendasari seseorang tersebut untuk melakukan sesuatu

atau menimbulkan perilaku.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

21

2. Komponen sikap

Notoatmodjo (2010) dalam buku Ilmu Perilaku Kesehatan

menyebutkan bahwa sikap mempunyai 3 komponen yaitu:

a) Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan

dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif ini adalah

olahan pikiran manusia atau seseorang terhadap kondisi eksternal atau

stimulus yang menghasilkan pengetahuan. Komponen kognitif ini bisa

didapatkan dari tempat-tempat yang memberikan informasi pendidikan

seperti sekolah, media massa, dan kelompok atau komunitas pengendali

suatu penyakit. Sebagai contoh, seseorang dengan pendidikan sekolah

dasar akan sangat berbeda dalam mengambil sikap jika dibandingkan

dengan seseorang dengan pendidikan tinggi.

b) Komponen afektif

Adalah aspek emosional yang berkaitan dengan penilaian

terhadap apa yang diketahui manusia. Setelah seseorang mempunyai

pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi

eksternalnya, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan

melibatkan emosionalnya. Komponen ini dapat didapatkan ketika

seseorang terpapar dengan suatu lembaga pemberantas suatu penyakit

atau suatu penyakit telah menimpanya. Sebagai contoh adalah, jika

seseorang terkena suatu penyakit, maka dia akan terpengaruh secara

emosional seperti sedih, kurang berguna, dan tekat untuk sembuh.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

22

c) Komponen konatif

Adalah aspek visional yang berhubungan dengan kecenderungan

atau kemauan bertindak. Komponen ini biasanya didapatkan jika

seseorang telah bergabung dengan suatu lembaga kesehatan, salah satu

keluarga terkena suatu penyakit, atau terdapat suatu wabah suatu

penyakit di tempatnya.

3. Karakteristik sikap

Allport (1924) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa

sikap memiliki 4 karakter, yaitu:

a) Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpersepsi, dan

bertindak. Dalam hal ini, sikap adalah perputaran dan pengembangan

pemikiran manusia terhadap suatu masalah yang menjadi dasar

orang tersebut untuk bertindak.

b) Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi). Dari sikap inilah

manusia memiliki motivasi untuk bertindak dan berubah. Sebagai

contoh, jika seseorang tidak setuju terhadap suatu hal, maka dia akan

mengambil tindakan untuk menolak hal tersebut.

c) Sikap relatif lebih menetap, dibanding emosi dan pikiran. Dalam hal

ini, sikap dapat digambarkan sebagai karakter manusia yang tidak

mudah berubah.

d) Sikap mengandung aspek penilaian atau evaluatif terhadap objek.

Sikap sangat terpengaruh terhadap penilaian seseorang terhadap

sesuatu. Jika seseorang pernah mendapatkan suatu masalah yang

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

23

sama sebelumnya, maka dia akan menjadikan masalah terdahulu

sebagai acuan dalam mengambil sikap terhadap masalah sekarang.

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang

Azwar (2013) menuliskan bahwa sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:

a) Lingkungan

1) Rumah

Tingkah laku anak dan sikap anak tidak hanya dipengaruhi

oleh bagaimana sikap-sikap orang yang berada di dalam rumah

itu, melainkan juga bagaimana sikap-sikap mereka dan bagaimana

mereka mengadakan atau melakukan hubungan-hubungan dengan

orang-orang di luar rumah. Dalam hal ini, peranan orang tua

penting sekali untuk mengetahui apa-apa yang dibutuhkan si anak

dalam rangka perkembangan nilai-nilai moral si anak, serta

bagaimana orang tua dapat memenuhinya (Singgih, 2004). Dalam

hal ini, orang tua dan orang sekitar berperan dalam membentuk

pengetahuan anak yang akan membentuk sikap anak tersebut.

2) Sekolah

Peran pranata pendidikan adalah untuk membentuk

kepribadian anggota masyarakat agar menjadi warga yang baik

dan unggul secara intelektual. Peran guru sejak pendidikan dasar

sangat besar mempengaruhi pola pikir, perilaku, sikap anak dalam

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

24

membentuk kepribadiannya. Guru senantiasa memberikan

dorongan dan motivasi terhadap keberhasilan anak dalam

membentuk kepribadian anak. Ketika anak memasuki sekolah

lanjutan, peran guru dalam mempengaruhi kepribadian anak

mulai dibatasi oleh peran anak itu sendiri. Pada tahap ini, anak

sudah mempunyai sikap, kepribadian, dan kemandirian (Wigati,

2008).

5. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan sangatlah berpengaruh terhadap

sikap seseorang, kondisi lingkungan pekerjaan yang nyaman,

akan membentuk sikap positif pada pekerjanya, begitu sebaliknya

lingkungan kerja yang tidak nyaman akan membentuk sikap

negatif pada pekerjanya (Heni, 2011). Dari gambaran tersebut,

dapat disimpulkan bahwa lingkungan pekerjaan sangat berperan

dalam mekanisme pembentukan sikap. Kenyamanan pada

lingkungan kerja, akan membawa sikap positif pada kehidupan

orang tersebut.

b) Pengalaman

Apa yang telah dan sedang dialami seseorang, akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap

stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar

terbentuknya sikap (Azwar, 2013). Pengalaman dapat didapatkan

dari pendidikan dari suatu instansi, pernah mengalami suatu

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

25

kejadian, dan pernah melihat dari orang lain. Pengalaman sangat

mempengaruhi seseorang dalam bersikap.

c) Pendidikan

Pendidikan bisa berupa pendidikan formal, yaitu dari sekolah,

maupun pendidikan nonformal, seperti pendidikan dari orang tua.

(Sugiarto, 2004). Rusmi (2009) mengatakan bahwa pembentukan

sikap dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan

sikap seseorang sangat ditentukan oleh kepribadian, intelegensia, dan

minat.

C. PERILAKU

1. Pengertian Perilaku

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung. Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu

respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek

tersebut. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri.

(Soekidjo, 1993 dalam Sunaryo, 2004)

2. Ciri-ciri Perilaku manusia

Sunaryo (2004) mengatakan bahwa manusia memiliki perilaku yang

khusus yang membedakan dengan makhluk lain. Ciri-cirinya adalah:

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

26

a) Kepekaan Sosial

Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan

perilakunya sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah

makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama

dengan orang lain. Perilaku manusia adalah situasional, artinya perilaku

manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.

b) Kelangsungan perilaku

Artinya, antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku

yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru lalu,

dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara

berkesinambungan bukan secara serta merta.

Jadi, sebenarnya perilaku manusia tidak pernah berhenti pada

suatu saat. Perilaku pada masa lalu merupakan persiapan bagi perilaku

kemudian dan perilaku kemudian merupakan kelanjutan perilaku

sebelumnya.

c) Orientasi pada tugas

Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi

pada suatu tugas tertentu. Perilaku seseorang akan sangat sesuai dengan

peran orang tersebut kepada masyarakat atau kelompoknya. Jika dalam

kelompok dia berperan sebagai pemimpin, maka perilakunya akan

sangat berbeda dengan yang dipimpin. Inilah yang membedakan

perilaku seseorang menurut tugas sesuai peran masing-masing.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

27

d) Usaha dan perjuangan

Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan

sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak

ingin diperjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita

(aspiration) yang ingin diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya

berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.

e) Tiap-tiap manusia adalah individu yang unik

Unik di sini mengandung arti bahwa manusia satu berbeda

dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis

di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai

ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri yang

membedakannya dari manusia lainnya. Perbedaan pengalaman yang

dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian

hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda

pula.

3. Proses pembentukan perilaku

Perilaku manusia dibentuk karena ada kebutuhan yang harus

dipenuhi oleh manusia tersebut. Dalam Notoatmodjo (2010) teori Mayo

yang disempurnakan oleh Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki

lima kebutuhan dasar, yaitu:

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

28

a) Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok

utama, yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan seks. Apabila

kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.

b) Kebutuhan rasa aman, misalnya rasa aman terhindar dari pencurian,

penodongan, perampokan, dan kejahatan lain, rasa aman terhindar dari

konflik, tawuran, kerusuhan, peperangan, dan lain-lain, rasa aman

terhindar dari sakit dan penyakit, rasa aman memperoleh perlindungan

hukum

c) Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya mendambakan kasih

sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua, saudara, teman,

kekasih, dan lain-lain, ingin dicintai/mencintai orang lain, ingin

diterima oleh kelompok tempat ia berada

d) Kebutuhan harga diri, misalnya, ingin dihargai dan menghargai orang

lain adanya respek atau perhatian dari orang lain, toleransi atau saling

menghargai dalam hidup berdampingan

e) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya, ingin dipuja atau disanjung oleh

orang lain, ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita-cita, ingin

menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier usaha, kekayaan,

dan lain-lain

4. Faktor pembentuk perilaku

Green (1991) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa

perilaku itu sendiri ditentukan dan terbentuk dari 3 faktor, yaitu:

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

29

a) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti pengaruh

pengetahuan terhadap sikap dan perilaku. Kepercayaan , keyakinan,

serta nilai-nilai tidak diteliti karena kurangnya keberagaman dari faktor

tersebut.

b) Faktor-faktor pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti

tidak mengambil faktor pemungkin dikarenakan sudah tersedianya

faktor-faktor pemungkin tersebut. Faktor pemungkin yang sudah

tercukupi secara keseluruhan adalah tercukupinya obat pencegah

filariasis untuk seluruh masyarakat.

c) Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor), yang

terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain,

yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Dalam

penelitian ini, peneliti tidak meneliti faktor penguat karena faktor ini

dianggap sama pada seluruh penduduk. Hal ini digambarkan dengan

petugas kesehatan mendatangi seluruh masyarakat sebagai upaya

jemput bola, tidak menunggu kedatangan masyarakat.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

30

Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa

pengambilan tindakan tepat untuk perilaku sehat dipengaruhi oleh 3

variabel, yaitu:

a) Variabel demografis, yang terwujud dalam umur, jenis kelamin, suku

bangsa atau kelompok etnis. Dalam penelitian ini, peneliti akan

mengambil umur dan jenis kelamin sebagai faktor yang mempengaruhi

sikap dan perilaku. Suku bangsa dan etnis tidak peneliti ambil

dikarenakan di daerah tersebut hanya ada suku Jawa, Sunda, dan

Betawi sehingga dinilai kurang ada keragaman.

b) Variabel sosial psikologis yang dapat dilihat dari peer dan reference

group, kepribadian, pengalaman sebelumnya. Dalam penelitian ini,

peneliti akan mengambil satu komponen pengalaman yaitu pengetahuan

sebagai faktor yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku.

c) Variabel struktur yang dapat dilihat dari kelas sosial ekonomi, akses ke

pelayanan kesehatan dan sebagainya. Variabel yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah sosial ekonomi yang dilihat dari pendapatan.

Sedangkan untuk akses ke pelayanan kesehatan tidak diteliti

dikarenakan sudah terdapat keseragaman pada semua masyarakat yaitu,

petugas kesehatan mendatangi seluruh penduduk.

Harapan dari teori Health Belief Model dari Lewin adalah dapat

terjadi perubahan perilaku masyarakat menjadi lebih baik dalam tindakan

kesehatan yang disokong pada pendekatan faktor-faktor pembentuk sikap.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

31

Selain itu, dapat pula dilakukan pendekatan-pendekatan pada faktor lain

jikalau pendekatan pada satu faktor terjadi kegagalan.

5. Gambaran Kepatuhan dalam Berperilaku

a. Definisi kepatuhan

Kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin (KBBI,

2007). Kepatuhan adalah tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan

dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain (Kamus

Kesehatan, 2007).

Kepatuhan seseorang dapat dilihat dari kesesuaian antara sikap dan

perilaku terhadap perintah atau instruksi dari orang lain (Notoatmodjo,

2010). Seseorang dengan sikap yang baik dan menerima instruksi atau

perintah dari orang lain belum dapat dikatakan patuh sebelum dia

melaksanakan perintah tersebut secara perilaku atau tindakan. Pengukuran

kepatuhan hanya dapat dilihat setelah seseorang melakukan tindakan yang

sesuai dengan perintah atau tidak.

b. Jenis-jenis Kepatuhan

Cramer (1991) dalam Pubmed (2013) mengatakan bahwa

kepatuhan dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Kepatuhan penuh (Total compliance)

Pada keadaan ini seseorang tidak hanya berobat secara teratur, tetapi

juga menggunakan obat sesuai yang dianjurkan. Dalam hal ini, jika

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

32

masyarakat patuh dan minum obat yang dibagikan oleh petugas,

maka mereka termasuk ke dalam total compliance. Kepatuhan penuh

pada penelitian ini dapat dilihat dari bagaimana penerimaan dan

perilaku masyarakat dalam minum obat anti filaria yang telah

dibagikan oleh petugas.

2) Sama sekali tidak patuh (Not Compliance)

Yaitu penderita yang putus obat atau tidak menggunakan obat sama

sekali. Dalam hal ini, masyarakat yang tidak patuh dan tidak

mengkonsumsi obat yang dibagikan, maka mereka termasuk ke

dalam not compliance. Ketidak patuhan pada penelitian ini dapat

dilihat dari bagaimana masyarakat menerima dan minum obat yang

telah dibagikan. Jikalau masyarakat tidak menerima obat yang

dibagikan, maka sudah termasuk dalam kategori tidak patuh. Jikalau

masyarakat menerima obat tersebut, tapi tidak diminum, maka dapat

dikategorikan tidak patuh pula. Begitu juga dengan masyarakat yang

minum obatnya tidak sesuai dengan anjuran petugas dapat

dikategorikan sebagai tidak patuh.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

33

D. KERANGKA TEORI

Health Belief Model

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari Health Belief Model (Lewin, 1970) dan Green

(1991) dalam Notoatmodjo (2010)

Variabel demografis (umur, jenis

kelamin, suku bangsa atau kelompok

etnis). Variabel sosial psikologis

(peer dan reference group,

kepribadian, pengalaman

sebelumnya) Variabel struktur (kelas

ekonomi, akses ke pelayanan

kesehatan dan sebagainya)

Kecenderungan yang

dilihat (preceived)

mengenai gejala/penyakit.

Syaratnya yang dilihat

mengenai gejala dan

penyakit

Manfaat yang dilihat

dari pengambilan

tindakan dikurangi

biaya (rintangan)

yang dilihat dari

pengambilan

Kemungkinan

mengambil

tindakan tepat

untuk perilaku

sehat/sakit

Ancaman yang

dilihat mengenai

gejala dan penyakit

Pendorong (cues) untuk

bertindak (kampanye

media massa, peringatan

dari dokter, tulisan

dalam surat kabar dan

majalah)

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya

Faktor-faktor pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban,

dan sebagainya

Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor), yang terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Sikap

Perilaku

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

34

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Sesuai dengan tujuan penelitian yang bersifat analitik atau mencari

hubungan variabel yang akan diteliti yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap dan perilaku masyarakat terhadap minum obat anti filaria di RW 2

Kelurahan Pondok aren, maka kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Gambar 3.1 Kerangka konsep

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, setiap konsep mempunyai

variabel sebagai indikasi pengukuran yang digambarkan oleh variabel bebas

atau independen yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pengetahuan, sosial

ekonomi, dan pendidikan. Sedangkan variabel terikat atau dependen terdiri dari

sikap dan perilaku masyarakat terhadap minum obat anti filaria.

Variabel independen

Umur

Jenis Kelamin

Pengetahuan

Sosial ekonomi

Pendidikan

Variabel dependen

Sikap masyarakat terhadap

obat anti filaria

Perilaku masyarakat

terhadap kepatuhan minum

obat anti filaria

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

35

B. HIPOTESIS

1. Ada hubungan antara umur dengan sikap masyarakat terhadap obat anti

filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan sikap masyarakat terhadap obat

anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap masyarakat terhadap obat

anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

4. Ada hubungan antara sosial ekonomi dengan sikap masyarakat terhadap

obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

5. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap masyarakat terhadap

obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

6. Ada hubungan antara umur dengan perilaku masyarakat terhadap kepatuhan

minum obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

7. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku masyarakat terhadap

kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

8. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku masyarakat terhadap

kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

9. Ada hubungan antara sosial ekonomi dengan perilaku masyarakat terhadap

kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

10. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat

terhadap kepatuhan minum obat anti filaria di RW 2 kelurahan Pondok Aren

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

36

C. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Umur Banyaknya angka dalam

tahun yang dihitung sejak

responden lahir sampai

dilakukan penelitian

angket Kuisioner

C1

1. Remaja = 12-25 th

2. Dewasa = 26-45 th

3. Lansia = > 45 th

(Depkes, 2009)

Ordinal

Jenis

Kelamin

Aplikasi gender yang

disandang oleh responden

angket Kuesioner

C1

1. Laki-laki

2. perempuan

Nominal

Pengetahuan Tingkat pengetahuan

responden tentang pengertian,

vektor, tanda gejala, dan

pencegahan filariasis

angket Kuesioner

C2

1. Kurang = bila didapat

skor ≤ 55%

2. Cukup = bila didapat

skor 56-75%

3. Baik = bila didapat

Ordinal

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

37

skor 76-100 %

(Arikunto, 2010)

Sosial

Ekonomi

suatu keadaan atau

kedudukan yang diatur secara

sosial dan menetapkan

seseorang dalam posisi

tertentu dalam struktur

masyarakat

angket Kuesioner

C1

1. Ekonomi menengah ke

bawah (< Rp

1.500.000)

2. Ekonomi menengah

tengah (Rp 1.500.000 –

Rp 2.600.000)

3. Ekonomi menengah ke

atas (> Rp 2.600.000)

(BPS, 2011)

Ordinal

Pendidikan Pendidikan adalah tingkat

pendidikan formal yang telah

diselesaikan oleh responden.

angket Kuesioner

C1

1. Pendidikan dasar (SD

dan SMP atau

sederajat)

Ordinal

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

38

2. Pendidikan menengah

(SMA atau sederajat)

3. Pendidikan tinggi (PT)

(UU Nomor 20 Tahun

2001) Pasal 17 dalam

Kemdikbud (2012)

Sikap Afek atau penilaian positif

atau negatif terhadap

pencegahan filariasis dan obat

anti filaria. (Azwar, 2013)

angket Kuesioner

Akan dilakukan

skoring dengan

ketentuan sebagai

berikut:

1. Pada pertanyaan

positif diberikan

nilai 1 pada

Akan dikategorikan

menjadi:

1. Kurang = bila didapat

skor ≤ 55%

2. Cukup = bila didapat

skor 56-75%

3. Baik = didapat skor

76-100 %

Ordinal

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

39

sangat tidak

setuju (STS)

sampai 4 pada

sangat setuju

(SS)

2. Pada pertanyaan

negatif

diberikan nilai 4

pada sangat

tidak setuju

(STS) sampai 1

pada sangat

setuju (SS).

C3

(Arikunto, 2010)

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

40

Perilaku Tindakan yang dilakukan

seseorang berupa minum obat

anti filaria atau tidak minum

obat anti filaria sesuai aturan

(Notoatmodjo, 2010)

angket Kuesioner

C4

1. Tidak Minum obat

2. Minum obat

Nominal

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

41

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan

dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

studi analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Desain penelitian

cross sectional adalah penelitian pada beberapa variabel yang diamati pada

waktu yang sama (Hidayat, 2008). Tujuannya untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat RW 2 kelurahan

Pondok Aren terhadap minum obat anti filaria dengan cara memberikan

pertanyaan tertutup melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden

penelitian.

B. Tempat dan waktu

Lokasi penelitian dilakukan di RW 2 kelurahan Pondok Aren. Penelitian

dilakukan pada tanggal 15-17 November 2013. Penentuan masyarakat RW 2

kelurahan Pondok Aren sebagai lokasi penelitian adalah karena menurut data

yang diperoleh penulis, RW 2 kelurahan Pondok Aren merupakan penyumbang

terbesar kasus filariasis di kelurahan Pondok Aren (KaBid Filariasis Pondok

Aren, 2013). Penulis juga menemukan fenomena bahwa ada beberapa

masyarakat yang tidak mengkonsumsi obat anti filaria yang dibagikan oleh

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

42

kader dengan alasan takut, serta tidak ada program dari puskesmas yang

memantau langsung minum atau tidaknya masyarakat terhadap obat yang

dibagikan. Penulis juga mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor apa

sajakah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat terhadap

minum obat anti filaria sehingga bisa dipilih pendekatan yang berbeda agar

obat anti filariasis bisa dikonsumsi masyarakat RW 2 pada khususnya dan

Pondok Aren pada umumnya.

C. Populasi dan Sampel

Sugiono (2004) dalam Hidayat (2008) menyebutkan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini

adalah seluruh masyarakat di RW 2 Kelurahan Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan.

Daftar jumlah masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren yang

mendapatkan obat anti filaria tahun 2012 tercantum dalam tabel 4.1.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

43

Tabel 4.1 Jumlah masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren yang

mendapatkan obat anti filaria tahun 2012

No RT Jumlah

1. 01 300

2. 02 415

3. 03 190

4. 04 172

5. 05 147

6. 06 115

Jumlah 1339

Sumber: PKM Pondok Aren 2012

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel dari

penelitian ini ditentukan oleh beberapa kriteria inklusi dan eksklusi di bawah

ini.

Kriteria inklusi:

1. Warga masyarakat yang terdaftar di RW 2 kelurahan Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan.

2. Usia lebih dari 12 tahun

3. Bisa membaca dan menulis

4. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

Kriteria eksklusi:

1. Sedang hamil waktu pembagian obat

2. Sedang menyusui waktu pembagian obat

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

44

3. Warga yang sedang sakit dan tidak diperkenankan mengkonsumsi

obat anti filaria saat dibagikan obat anti filaria

4. Lansia yang telah mengalami kepikunan

Tekhnik pengambilan sampel menggunakan proporsionate clustering

sampling yaitu suatu cara pengambilan bila objek yang diteliti atau sumber data

sangat luas atau besar, yakni populasinya heterogen dan terdiri atas kelompok

yang masing-masing heterogen dan disesuaikan dengan jumlah pada masing-

masing kelompok (Hidayat, 2008).

Setelah didapatkan cluster atau kelompok, akan dilanjutkan dengan sistem

systematic random sampling pada tiap-tiap kelompok atau cluster. Besar sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan ketentuan rumus besar

sampel yang sesuai dengan rancangan penelitian yaitu rumus sampel uji beda dua

proporsi dengan presisi mutlak ditentukan.

Rumus :

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

45

Keterangan:

n = jumlah sampel

1-α = (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan α sebesar 5%)

1-β = Kekuatan uji 90%

P1 = 0.27 (proporsi pengetahuan baik dalam Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanon 1 Sragen(2012))

P2 = 0.53 (proporsi pengetahuan sedang dalam Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Dengan Status Kelengkapan Imunisasi

Polio di Wilayah Kerja Puskesmas Tanon 1 Sragen(2012))

P = (P1+P2) /2 = (0.27+0.53)/2 = 0.4

1 - P = 1 – 0.4 = 0.6

Pada penghitungan dengan menggunakan software Sample size

determination in health studies didapatkan hasil:

n = 59+ 10% (antisipasi drop out)

n = 65 sampel

Penghitungan sample dalam masing-masing cluster dilakukan dengan

perbandingan jumlah masing-masing RT.

RT 1 =

RT 2 =

RT 3 =

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

46

RT 4 =

RT 5 =

RT 6 =

D. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan

berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari

empat bagian yaitu data demografi meliputi inisial nama, usia, jenis kelamin,

alamat, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan kebutuhan sehari-hari. Bagian

kedua berisi pertanyaan pengetahuan. Bagian ketiga berisikan pertanyaan

sikap, dan bagian keempat berisikan lembar pertanyaan perilaku tanda

responden minum obat sesuai aturan atau tidak.

Cara pengukuran dilakukan dengan angket menggunakan kuesioner

dengan skala Thrustone untuk variabel bebas dan skala Likert untuk variabel

terikat. Dengan skala Thrustone dan Likert, variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa

pernyataan.

Jawaban-jawaban responden pada variabel bebas maupun terikat

kemudian diberi nilai. Nilai-nilainya adalah sebagai berikut:

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

47

a. Pernyataan pada variabel bebas dibuat menjadi dua penilaian yaitu, skor

secara langsung oleh peneliti sesuai dengan nilai yang sudah ditentukan

peneliti dan penilaian pertanyaan tertutup dengan skor 1 untuk jawaban

benar dan skor 0 untuk jawaban salah.

b. Pernyataan pada variabel terikat dinilai dengan memberikan skala Likert

yang kemudian akan diberi skor pada pernyataannya. Pada pertanyaan

positif, jawaban sangat tidak setuju (STS) akandiberi skor 1. Pada jawaban

sangat setuju (SS) akan diberi skor 4. Sedangkan pada pertanyaan negatif,

akan diperlakukan sebaliknya.

c. Peneliti membagi skor tersebut menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup, dan

kurang

E. Pengujian instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini, beberapa item

pertanyaan dapat digunakan untuk mengungkapkan variabel yang diukur

tersebut. Apabila aturan-aturan uji validitas dapat dipenuhi, maka

diharapkan validitas yang dikehendaki peneliti akan tercapai (Arikunto,

2010).

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

48

Uji validitas pada penelitian ini telah dilakukan di Kampung Sawah

kepada 30 orang. Kampung Sawah dipilih karena Kampung Sawah adalah

daerah dengan kasus filariasis tertinggi di Kota Tangerang Selatan. Uji yang

dilakukan adalah dengan menggunakan factor analysis dengan ketentuan

valid jika nilai r hitung > r tabel (0,5) pada N = 30 dengan nilai signifikansi

< 0,05. Hasil uji validitas pada instrumen pengetahuan didapatkan 10 dari

10 pertanyaan valid, sehingga semua pertanyaan dalam instrumen

pengetahuan dapat dipakai. Pada instrumen sikap didapatkan 8 dari 9

pertanyaan valid. Pertanyaan yang tidak valid adalah pertanyaan no 1,

sehingga pertanyaan tersebut dihapus atau ditiadakan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan (Nursalam, 2009). Uji reliabilitas instrumen yang dipakai

adalah dengan Alpha Cronbach, yaitu menganalisis reliabilitas instrumen

dari satu kali pengukuran (Ridwan, 2007). Hasil uji dinyatakan reliabel jika

nilai Alpha Cronbach > 0,6 (Hidayat, 2008). Hasil pengujian reliabilitas

instrumen dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil uji reliabilitas instrumen

Variabel Alpha Cronbach Keputusan

Pengetahuan 0,612 Reliabel

Sikap 0,717 Reliabel

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

49

F. Metode Pengumpulan Data

1. Tahap pertama yaitu persiapan. Peneliti menentukan subjek penelitian,

tujuan penelitian, dan tempat penelitian. Peneliti mengajukan surat izin dari

Fakultas untuk diserahkan ke Kelurahan Pondok Aren dengan tembusan

Ketua RW 2. Peneliti mengumpulkan data masyarakat dari ketua RW 2 dan

membuat cluster tiap RT. Peneliti melakukan pengacakan responden di

ketua RT setempat.

2. Tahap kedua pelaksanaan. Peneliti dibantu oleh 2 orang numerator yang

telah dilatih sebelumnya membagikan kuesioner kepada orang-orang yang

telah terpilih secara acak dari cluster masing-masing. Peneliti

memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan serta meminta ijin

secara lisan dan tertulis (informed consent). Peneliti dan numerator

memberikan kuesioner serta menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut.

3. Tahap ketiga pengolahan data. Peneliti dibantu numerator mengecek

kembali kelengkapan kuesioner dan memulai pengolahan dengan

memberikan kode pada masing-masing kuesioner untuk mempermudah

pengolahan data. Peneliti memberikan skor atau nilai pada masing-masing

pertanyaan. Tahap selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam software

statistik (SPSS 18) dan melakukan analisis. Tahap terakhir adalah

memeriksa kembali apakah ada kesalahan pada data atau pada proses input

dan analysis.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

50

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Data univariat pada penelitian

ini adalah data-data yang terdapat pada variabel independen yaitu; umur, jenis

kelamin, pengetahuan, sosial ekonomi, dan pendidikan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga ada

hubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005). Pada penelitian ini, Analisis

bivariat akan dilakukan ketika menilai korelasi antara variabel independen

dengan variabel dependen yaitu sikap dan perilaku masyarakat dalam minum

obat anti filaria. Dalam mengolah data, peneliti akan melakukan skoring, yaitu

sajian data akan diubah ke dalam data angka agar lebih mudah dianalisis.

Setelah proses skoring selesai, peneliti akan membagi variabel untuk di

analisis. Untuk variabel Jenis Kelamin, peneliti akan menggunakan uji Pearson

correlation. Ketentuan dari analisis ini adalah P > 0,000 maka Ho diterima

yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan dari kedua variabel (Dahlan,

2009).

Sedangkan untuk variabel umur, sosial ekonomi, pengetahuan dan

pendidikan, peneliti akan menggunakan Uji Chi Square (X2) untuk mencari

adakah hubungan dengan variabel dependen (Hidayat, 2008). Ketentuan dari

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

51

analisis ini adalah P > 0,05 maka Ho diterima yang menunjukan bahwa tidak

ada hubungan dari kedua variabel.

3. Pengolahan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua tahap utama pengolahan

data yaitu pengolahan data manual dan pengolahan data menggunakan

software statistik (SPSS 18). Secara keseluruhan, tahapan pengolahan data

terdiri dari:

a) Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada saat pengumpulan

data atu setelah data terkumpul

b) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini akan

mempermudah peneliti saat pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.

c) Data entry

Entri data merupakan kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

52

d) Cleaning

Cleaning yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadinya kesalahan, maka data tersebut

akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang

dilakukan (Hidayat, 2008).

H. Etika Penelitian

Notoatmodjo (2010) mengungkapkan masalah etika yang harus

diperhatikan dalam melakukan penelitian antara lain, sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Peneliti telah menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini

kepada partisipan dan melakukan informed consent, setelah partisipan

bersedia maka partisipan harus menandatangani lembar persetujuan

sebagai bukti kesediaan menjadi partisipan. Namun, untuk partisipan yang

menolak untuk di teliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak partisipan untuk menolak.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak akan

mencantumkan nama partisipan pada lembar pedoman wawancara atau

hasil penelitian yang akan disajikan. Peneliti hanya akan menggunakan

kode pada lembar pedoman wawancara dan mengunakan inisial dalam

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

53

penyajian hasil penelitian serta akan membuat password ketika data

dimasukan ke dalam file tersendiri dan yang boleh mengetahui password

tersebut hanya peneliti dan para pembimbing.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice/inclusiveness)

Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan

yang sama pada setiap partisipan dan tidak membeda-bedakan ras, agama,

dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harm and benefits).

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal

bagi masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha

untuk meminimalkan dampak yang merugikan.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

54

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan

penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat.

Hasil penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.

A. Profil RW 2 kelurahan Pondok Aren

RW 2 kelurahan Pondok Aren merupakan satu wilayah bagian selatan di

kelurahan Pondok Aren. Jumlah penduduk pada wilayah ini adalah 2.157 jiwa

yang mendiami wilayah seluas 5,48 Km2. Dari jumlah tersebut dapat dilihat

bahwa wilayah RW 2 mempunyai kepadatan 393,61 jiwa/Km2 yang merupakan

daerah yang sangat padat. Wilayah ini memiliki pembagian berdasarkan Rukun

Tetangga yang ada yaitu 6 RT, yang dimulai dari RT 1 sampai RT 6. Batas

wilayah sebelah utara adalah RW 1, sebelah selatan adalah Kelurahan Pondok

Jaya, sebelah timur adalah kelurahan Pondok Jaya, dan sebelah barat adalah

perumahan elit Bintaro Jaya.

Masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren merupakan masyarakat yang

paling banyak adalah masyarakat Betawi dan Sunda yang mayoritas bekerja

sebagai wiraswasta. Dengan berbagai kesibukan dan pekerjaan, banyak

masyarakat yang masih kurang perhatian terhadap kesehatan.

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

55

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki

Perempuan

19

46

29,2%

70,8%

Total 65 100%

Data yang ada pada Tabel 5.1 di atas terlihat bahwa dari 65 responden,

mayoritas responden adalah perempuan yaitu berjumlah 46 responden atau

sebanyak 70,8%, sedangkan responden laki-laki berjumlah 19 responden atau

sebanyak 29,2%.

2. Karakter Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

Remaja

Dewasa

Lansia

17

40

8

26,2%

61,5%

12,3%

Total 65 100%

Dari data pada tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa responden dengan

jumlah tertinggi adalah responden dewasa dengan jumlah 40 responden (61,5%)

dengan diikuti oleh responden remaja sebanyak 17 responden (26,2%) dan

responden yang paling sedikit adalah lansia yaitu 8 responden (12,3%).

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

56

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada

tabel 5.3

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

SD,SMP atau sederajat

SMA atau sederajat

PT atau sederajat

22

39

4

33,8%

60%

6,2%

Total 65 100%

Dari tabel 5.3 di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan prevalensi

tertinggi adalah responden dengan pendidikan menengah (SMA / sederajat)

berjumlah 39 responden (60%), diikuti oleh responden dengan pendidikan rendah

(SD,SMP / sederajat) berjumlah 22 responden (33,8%), sedangkan responden

dengan pendidikan tinggi hanya 4 orang (6,2%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada

tabel 5.4

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan

Pendapatan/bulan Frekuensi (n) Persentase (%)

< 1.500.000

1.500.000-2.500.000

> 2.500.000

25

27

13

38,5%

41,5%

20%

Total 65 100%

Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

mempunyai pendapatan cukup, yaitu sebanyak 27 orang (41,5%) dan dengan

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

57

selisih yang kecil adalah pendapatan rendah, yaitu sebanyak 25 orang (38,5%).

Dilanjutkan oleh responden dengan pendapatan tinggi sebanyak 13 orang (20%).

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada

tabel 5.5

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

21

28

16

32,3%

43,1%

24,6%

Total 65 100%

Dari tabel 5.5 di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan cukup

berjumlah 28 orang (43,1%), dilanjutkan dengan responden dengan pengetahuan

kurang berjumlah 21 orang (32,3%), dan pengetahuan baik berjumlah 16 orang

(24,6%).

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap

Gambaran sikap masyarakat terhadap pencegahan filariasis dapat

dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

3

32

30

4,6%

49,2%

46,2%

Total 65 100%

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

58

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa sikap masyarakat di RW 2 sudah

cukup baik, hal ini digambarkan bahwa masyarakat dengan sikap yang cukup

berjumlah 32 orang (49,2%), dan sikap baik sebanyak 30 orang (46,2%).

Sedangkan sebagian kecil responden yang memiliki sikap kurang yaitu

sebanyak 3 orang (4,6%).

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

Gambaran perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi obat anti filaria

dapat dilihat pada tabel 5.7

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

Peilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak minum obat

Minum obat

20

45

30,8%

69,2%

Total 65 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang minum obat sudah banyak

yaitu berjumlah 45 orang (69,2%). Sedangkan responden yang tidak minum obat

berjumlah 20 orang (30,8%).

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

59

C. ANALISIS BIVARIAT

1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Sikap

Hubungan antara jenis kelamin dan sikap dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8 Hubungan Jenis Kelamin dengan Sikap

Jenis

Kelamin

Sikap Total P Value

P

tabel Kurang Cukup Baik

Laki-laki

Perempuan

1

(1,5%)

2

(3%)

8

(12,3%)

24

(37%)

10

(15,4%)

20

(30,8%)

19

(29,2%)

46

(70,8)

0,05 0,609

Total 3

(4,6%)

32

(49,2%)

30

(46,2%)

65

(100%)

Hasil yang diperoleh dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden

perempuan yang bersikap cukup sebanyak 24 orang (37%), dan bersikap baik

sebanyak 20 orang (30,8%), sedangkan yang bersikap kurang adalah sebanyak 2

orang (3%). Berbeda dengan responden perempuan, responden laki-laki dengan

sikap yang baik cukup banyak yaitu berjumlah 10 orang ( 15,4%), disusul dengan

sikap cukup berjumlah 8 orang (12,3%), sedangkan sikap yang kurang hanya 1

responden (1,5%). Hasil analisis menggunakan Pearson correlation didapatkan

P= 0,609 (Sig = 0,05), maka Ho diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dan sikap.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

60

2. Hubungan Umur dengan Sikap

Hubungan antara umur dan sikap dapat dilihat pada tabel 5.9

Tabel 5.9 Hubungan Umur dengan Sikap

Umur Sikap

Total P Value P

tabel Kurang Cukup Baik

Remaja

Dewasa

Lansia

0

(0%)

2

(3%)

1

(1,5%)

11

(17%)

17

(26,1%)

4

(6,1%)

6

(9,2%)

21

(32,3%)

3

(4,7%)

17

(26,1%)

40

(61,5%)

8

(12,4%)

0,05 0,835

Total 3

(4,6%)

32

(49,2%)

30

(46,2%)

65

(100%)

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden dengan usia dewasalah yang

mempunyai sikap baik terbanyak yaitu 21 orang (32,3%), disusul dengan usia

dewasa yang mempunyai sikap cukup sebanyak 17 orang (26,1%), dan dewasa

dengan sikap kurang sebanyak 2 orang (3%). Sedangkan remaja cenderung

memiliki sikap yang cukup sebanyak 11 orang (17%) dan bersikap baik sebanyak

6 orang (9,2%). Untuk usia remaja, tidak terdapat remaja yang mempunyai sikap

kurang. Pada lansia didapatkan bahwa sikap lansia cenderung cukup yaitu

sebanyak 4 orang (6,1%), dan baik berjumlah 3 orang (4,7%), sedangkan lansia

dengan sikap kurang hanya terdapat 1 orang (1,5%). Hasil analisis menggunakan

Spearman correlation didapatkan P tabel 0,835 dengan ketentuan P value 0,05

yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada

hubungan antara variabel umur dengan sikap.

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

61

3. Hubungan Pendidikan dengan Sikap

Hubungan antara pendidikan dengan sikap dapat dilihat pada tabel 5.10

Tabel 5.10 Hubungan Pendidikan dengan Sikap

Pendidikan Sikap

Total P Value P

tabel Kurang Cukup Baik

SD,SMP /

sederajat

SMA /

sederajat

PT/

sederajat

1

(1,5%)

2

(3%)

0

(0%)

11

(17%)

19

(29,2%)

2

(3%)

10

(15,3%)

18

(27,7%)

2

(3%)

22

(34%)

39

(60%)

4

(6%)

0,05 0,889

Total 3

(4,6%)

32

(49,2%)

30

(46,2%)

65

(100%)

Hasil pada tabel 5.10 menggambarkan bahwa responden terbanyak

adalah responden dengan pendidikan menengah dengan sikap cukup sebanyak 19

orang (29,2%) disusul oleh responden berpendidikan menengah dengan sikap baik

sebanyak 18 orang (27,7%) dan responden berpendidikan menengah dengan sikap

kurang sebanyak 2 orang (3%). Pada responden berpendidikan dasar terdapat

responden dengan sikap cukup sebanyak 11 orang (17%), sikap baik sebanyak 10

orang (15,3%), dan bersikap kurang sebanyak 1 orang (1,5%). Berbeda dengan

responden dengan pendidikan tinggi, responden cenderung memiliki sikap yang

cukup dan baik yaitu sebanyak 2 orang (3%). Hasil analisis menggunakan

Spearman correlation didapatkan P tabel 0,889 dengan P values 0,05 yang

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan sikap.

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

62

4. Hubungan Pendapatan dengan Sikap

Hubungan antara pendapatan ekonomi dengan sikap dapat dilihat pada tabel 5.11

Tabel 5.11 Hubungan Pendapatan dengan Sikap

Pendapatan Sikap

Total P Value P

tabel Kurang Cukup Baik

< 1.500.000

1.500.000-

2.500.000

> 2.500.000

2

(3%)

0

(0%)

1

(1,5%)

12

(18,5%)

15

(23%)

5

(7,7%)

11

(17%)

12

(18,5%)

7

(10,8%)

25

(38,5%)

27

(41,5%)

13

(20%)

0,05 0,574

Total 3

(4,6%)

32

(49,2%)

30

(46,2%)

65

(100%)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prevalensi tertinggi adalah

responden dengan pendapatan cukup dengan sikap cukup yaitu berjumlah 15

orang (23%) dan disusul oleh responden dengan pendapatan cukup dengan sikap

baik serta pendapatan kurang dengan sikap cukup sebanyak 12 orang (18,5%).

Responden dengan pendapatan kurang dengan sikap baik berjumlah 11 orang

(17%) dan bersikap kurang sebanyak 2 orang (3%). Pada responden dengan

pendapatan tinggi dengan sikap baik berjumlah 7 orang (10,8%) dan bersikap

cukup sebanyak 5 orang (7,7%), dan yang terakhir adalah bersikap kurang

sebanyak 1 orang (1,5%). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson

correlation didapatkan P tabel 0,574 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan

bahwa Ho diterima atau tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan sikap.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

63

5. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

Hubungan antara pengetahuan dan sikap dapat dilihat pada tabel 5.12

Tabel 5.12 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

Pengetahuan Sikap

Total P Value P

tabel Kurang Cukup Baik

Kurang

Cukup

Baik

1

(1,5%)

0

(0%)

2

(3%)

10

(15,3%)

13

(20%)

9

(13,8%)

10

(15,3%)

15

(23%)

5

(8,1%)

21

(32,1%)

28

(43%)

16

(24,9%)

0,05 0,270

Total 3

(4,6%)

32

(49,2%)

30

(46,2%)

65

(100%)

Pada tabel 5.12 dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah

responden dengan pengetahuan cukup dengan sikap baik sebanyak 15 orang

(23%), disusul dengan pengetahuan cukup dengan sikap cukup sebanyak 13 orang

(20%). Pada responden dengan pengetahuan kurang dimiliki oleh responden yang

bersikap baik dan cukup dengan jumlah 10 orang (15,3%) dan dilanjutkan oleh

responden dengan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,5%). Responden dengan

pengetahuan baik terbanyak adalah dengan sikap cukup berjumlah 9 orang

(13,8%) dan bersikap baik berjumlah 5 orang (8,1%), sedangkan yang mempunyai

sikap kurang berjumlah 2 orang (3%). Hasil analisis menggunakan Pearson

correlation didapatkan P tabel 0,270 dengan P Value 0,05, hal ini menunjukkan

bahwa Ho diterima atau tidak adanya hubungan pengetahuan dengan sikap.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

64

6. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

Hubungn antara jenis kelamin dengan perilaku dapat dilihat pada tabel 5.13

Tabel 5.13 Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku

Jenis

Kelamin

Perilaku

Total P Value P tabel Tidak

minum

Minum

Laki-laki

Perempuan

5

(7,7%0

15

(23%)

14

(21,5%)

31

(47,7%)

19

(29,2%)

46

(70,7%)

0,05 0,617

Total 20

(30,8%)

45

(69,2%)

65

(100%)

Pada tabel 5.13 dapat dilihat bahwa responden yang minum obat terbanyak adalah

responden perempuan sebanyak 31 orang (47,7%), sedangkan yang tidak minum

obat terdapat 15 responden (23%). Pada responden laki-laki, terdapak 14 orang

(21,5%) yang minum obat dan 5 orang responden (7,7%) yang tidak minum obat

anti filaria. Hasil analisis menggunakan Chi square didapatkan bahwa P tabel

adalah 0,617 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau

tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku minum obat anti filaria.

7. Hubungan Umur dengan Perilaku

Hubungan antara umur dan perilaku dapat dilihat pada tabel 5.14

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

65

Tabel 5.14 Hubungan Umur dengan Perilaku

Umur

Perilaku

Total P Value P tabel Tidak

minum

Minum

Remaja

Dewasa

Lansia

8

(12,3%)

8

(12,3%)

4

(6,2%)

9

(13,8%)

32

(49,2%)

4

(6,2%)

17

(26,1%)

40

(61,5%)

8

(12,4%)

0,05 0,494

Total 20

(30,8%)

45

(69,2%)

65

(100%)

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang mengkonsumsi

obat dengan jumlah terbanyak adalah responden dewasa dengan jumlah 32 orang

(49,2%) disusul dengan responden remaja sebanyak 9 orang (13,8%) dan

responden lansia dengan jumlah 4 orang (6,2%). Sedangkan responden yang tidak

minum obat terdapat pada responden remaja dan dewasa yaitu masing-masing

dengan jumlah 8 orang (12,3%), dan disusul responden lansia dengan jumlah 4

orang (6,2%). Hasil analisis dengan menggunakan Spearman correlation

didapatkan P tabel 0,494 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho

diterima atau tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku minum obat anti

filaria.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

66

8. Hubungan Pendidikan dengan Perilaku

Hubungan antara pendidikan dengan perilaku dapat dilihat pada tabel 5.15

Tabel 5.15 Hubungan Pendidikan dengan Perilaku

Pendidikan

Perilaku

Total P Value P tabel Tidak

minum

Minum

SD,SMP/

sederajat

SMA/

sederajat

PT/ sederajat

7

(10,8%)

12

(18,5%)

1

(1,5%)

15

(23%)

27

(41,5%)

3

(4,7%)

22

(33,8%)

39

(60%)

4

(6,2%)

0,05 0,845

Total 20

(30,8%)

45

(69,2%)

65

(100%)

Pada tabel 5.15 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang minum

obat anti filaria adalah responden dengan pendidikan menengah dengan jumlah 27

orang (41,5%) disusul oleh responden dengan pendidikan dasar yang berjumlah

15 orang (23%) dan responden dengan pendidikan tinggi berjumlah 3 orang

(4,7%). Sedangkan responden yang tidak minum obat sebagian besar adalah

responden dengan pendidikan menengah sebesar 12 orang (18,5%) disusul dengan

responden dengan pendidikan dasar sebanyak 7 orang (10,8%) dan responden

dengan pendidikan tinggi sejumlah 1 orang (1,5%). Hasil analisis dengan

menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,845 dengan P Value

0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan antara

pendidikan dengan perilaku minum obat anti filaria.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

67

9. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku

Hubungan antara pendapatan dan perilaku dapat dilihat pada tabel 5.16

Tabel 5.16 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku

Pendapatan

Perilaku

Total P Value P tabel Tidak

minum

Minum

< 1.500.000

1.500.000-

2.500.000

> 2.500.000

9

(13,8%)

8

(12,4%)

3

(4,6%)

16

(24,6%)

19

(29,2%)

10

(15,4%)

15

(38,4%)

27

(41,6%)

13

(20%) 0,05 0,413

Total 20

(30,8%)

45

(69,2%)

65

(100%)

Dari tabel 5.16 dapat dilihat bahwa responden yang minum obat anti

filaria paling banyak adalah responden dengan pendapatan cukup yaitu 19 orang

(29,2%) dan dilanjutkan dengan responden dengan pendapatan kurang sebanyak

16 orang (24,6%) dan responden dengan pendapatan tinggi sebanyak 10 orang

(15,4%). Sedangkan responden yang tidak minum obat anti filaria paling banyak

adalah responden dengan pendapatan kurang sebanyak 9 orang (13,8%), dan

disusul oleh responden dengan pendapatan cukup sebanyak 8 orang (12,4%) dan

responden berpendidikan tinggi sebesar 3 orang (4,6%). Hasil analisis dengan

menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,413 dengan P Value

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

68

0,05 yang menunjukan bahwa Ho diterima atau tidak ada hubungan antara

pendapatan dengan perilaku minum obat anti filaria.

10. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Hubungan pengetahuan dan perilaku dapat dilihat pada tabel 5.17

Tabel 5.17 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Pengetahuan

Perilaku

Total P Value P tabel Tidak

minum

Minum

Kurang

Cukup

Baik

7

(10,8%)

6

(9,2%)

7

(10,8%)

14

(21,6%)

22

(33,8%)

9

(13,8%)

21

(32,4%)

28

(43%)

16

(24,6%)

0,05 0,589

Total 20

(30,8%)

45

(69,2%)

65

(100%)

Tabel 5.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mengkonsumsi

obat anti filaria adalah responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 22 orang

(33,8%) disusul oleh responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 14 orang

(21,6%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 9 orang (13,8%).

Sedangkan responden yang tidak minum obat anti filaria paling banyak adalah

responden dengan pengetahuan kurang dan tinggi yaitu berjumlah 7 orang

(10,8%) dan disusul oleh responden dengan pengatahuan cukup sebesar 6 orang

(9,2%). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson correlation didapatkan P

tabel 0,589 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau tidak

ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku minum obat anti filaria.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

69

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang

dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan

penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan

penelitian.

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat RW 2 kelurahan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Jumlah responden yang diambil

adalah 65 responden dengan jumlah responden laki-laki 19 orang (29,2%),

dan responden perempuan 46 orang (70,8%). Mayoritas responden adalah

perempuan sesuai dengan jumlah penduduk di RW 2 Kelurahan Pondok

Aren. Dari 1339 penduduk, perempuan menjadi yang terbanyak dengan

jumlah 871 orang (65%) dan laki-laki sebanyak 468 orang (35%).

2. Karakteristik responden berdasarkan umur

Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 kelompok umur,

yaitu remaja dengan rentang umur 12-25 tahun, dewasa dengan rentang

umur 26-45 tahun, dan lansia dengan rentang umur lebih dari 45 tahun. Dari

hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang terbanyak adalah

responden dewasa dengan jumlah 40 orang (61,5%), responden remaja

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

70

sebanyak 17 orang (26,2%) dan responden lansia sebanyak 8 responden

(12,3%). Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk RW 2

Kelurahan Pondok Aren adalah dewasa yang menunjukkan bahwa sebagian

besar penduduknya adalah berada pada usia produktif.

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pendidikan menengah (SMA atau sederajat) sebanyak 39 orang

(60%), diikuti dengan pendidikan rendah sebanyak 22 orang (33,8%), dan

pendidikan tinggi sebanyak 4 orang (6,2%). Hal ini menunjukkan bahwa

jenjang pendidikan penduduk rata-rata sudah barada pada level menengah

yang menggambarkan bahwa setiap tindakan dan perilaku penduduk tidak

hanya sebatas perilaku tanpa pemikiran yang matang.

4. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan / ekonomi

Hasil yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden mempunyai pendapatan yang cukup yaitu berkisar

antara 1.500.000-2.500.000 berjumlah 27 orang (41,5%), diikuti oleh

responden dengan pendapatan rendah sebanyak 25 orang (38,5%), dan

responden dengan pendapatan tinggi sebanyak 13 orang (20%). Hal ini

memberikan gambaran bahwa kehidupan masyarakat di RW 2 Kelurahan

Pondok Aren sebagian besar berada pada garis ekonomi menengah. Hal ini

terjadi karena sebagian besar penduduk RW 2 Kelurahan Pondok Aren

memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan presentase 70%. Sedangkan

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

71

yang bekerja sebagai aparatur negara (PNS) hanya 1% dari seluruh jumlah

penduduk.

5. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden

mayoritas berada pada kelompok cukup yang berjumlah 28 orang (43,1%),

diikuti oleh pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (32,3%), dan

pengetahuan baik berjumlah 16 orang (24,6%). Dari hasil tersebut dapat

digambarkan bahwa masih sedikitnya responden yang memiliki

pengetahuan yang baik secara teori tentang program pencegahan filariasis.

Pengetahuan dianggap baik jika faktor pengetahuan terhadap pengertian

filariasis, tanda gejala filariasis, vektor atau agen penular, dan pencegahan

filariasis mendapatkan nilai lebih dari 75% dari semua total nilai. Pada

pengetahuan cukup kebanyakan responden hanya mengetahui sampai faktor

vektor, sedangkan pada faktor pencegahan masih belum sesuai dengan

harapan. Sedangkan pada responden berpengetahuan kurang kebanyakan

hanya faham pada faktor pengertian dan tanda gejala.

Banyaknya responden dengan pengetahuan kurang disebabkan oleh

kurangnya sosialisasi program kepada warga. Sosialisasi hanya dilakukan

melalui kegiatan-kegiatan terbatas usia seperti pengajian atau perkumpulan

warga. Hal ini menyebabkan bahwa masyarakat dengan usia remaja kurang

mendapatkan porsi dalam sosialisasi tersebut.

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

72

6. Karakteristik responden berdasarkan sikap terhadap program

pencegahan filariasis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat terhadap

program pencegahan filariasis cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa

responden yang mempunyai sikap cukup berjumlah 32 orang (49,2%),

responden dengan sikap baik berjumlah 30 orang (46,2%), dan responden

dengan sikap kurang hanya berjumlah 3 orang (4,6%). Sikap yang diukur

adalah sikap terhadap penyakit filariasis, sikap terhadap penderita filariasis,

dan sikap terhadap program pencegahan filariasis. Sikap masuk kedalam

kategori baik jika sikap responden terhadap ketiga hal tersebut mendapatkan

nilai lebih dari 75%. Sikap cukup adalah responden dengan nilai 56-75%,

yang jika ditarik nilai sama dengan sikap yang baik hanya pada dua

variabel. Sedangkan sikap kurang adalah responden dengan nilai kurang

dari 56% yang jika diambil dari garis sikap hanya memiliki sikap baik

terhadap satu variabel.

7. Karakteristik responden berdasarkan perilaku minum obat anti filaria

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

minum obat anti filaria yang telah dibagikan yaitu sejumlah 45 orang

(69,2%), sedangkan responden yang tidak minum obat sebanyak 20 orang

(30,8%). Hal ini tidak sesuai dengan harapan Pemerintah Kota Tangerang

Selatan yang memiliki target bebas kaki gajah 2014. Harapan pemerintah

Kota Tangerang Selatan adalah 100% penduduk mengkonsumsi obat yang

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

73

dibagikan, sehingga dapat menghapus filariasis secara menyeluruh di Kota

Tangerang Selatan. dari hasil ini dapat dilihat bahwa keberhasilan program

adalah 69,2%.

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan sikap masyarakat

Hasil analisis menggunakan Pearson correlation didapatkan P= 0,609

(Sig = 0,05), maka Ho diterima yang menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara jenis kelamin dan sikap masyarakat. Hal ini tidak sesuai

dengan teori Lewin (1970) dan Green (1991) yang mengatakan bahwa jenis

kelamin adalah salah satu faktor pembentuk sikap. Penyebab

ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena perbandingan jumlah responden

yang tidak sama, yaitu laki-laki 19 orang, sedangkan perempuan berjumlah

46 orang. Dari jumlah yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan

ketidaksesuaian jumlah pada laki-laki dan perempuan yang menyebabkan

laki-laki mendapatkan sedikit gambaran sikap dibandingkan perempuan

yang berjumlah 46 sikap.

Hasil observasi dan wawancara terhadap responden, didapatkan

bahwa sebagian besar sikap penduduk dipengaruhi oleh budaya masyarakat

dalam memperoleh pengobatan. Masyarakat cenderung meminta

pengobatan kepada orang-orang di luar tenaga kesehatan profesional seperti

dokter, namun mereka menggunakan jasa pengobatan alternatif dalam

mendapatkan penyembuhan. Keadaan inilah yang sangat mempengaruhi

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

74

sikap masyarakat terhadap program pencegahan filariasis. Jikalau dalam

keadaan sakitpun masyarakat enggan dalam mengkonsumsi obat, maka saat

keadaan sehat masyarakat cenderung menolak untuk mengkonsumsi obat.

Penyebab dari tidak ada hubungan yang signifikan adalah komponen

afektif dan konatif (Kothandapani (1974) dalam Azwar (2013)). Komponen

afektif dapat dilihat dari emosi seseorang terhadap suatu objek, sedangkan

komponen konatif dapat dilihat dari perilaku dan sikap seseorang sehari-

hari. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap

minum obat (tidak mementingkan obat dalam penyembuhan), akan

cenderung menolak jika diberikan obat.

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yetti (2007) di Jakarta, yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan

kepatuhaan perilaku kesehatan. Sampel yang diteliti berjumlah 94 orang

didapatkan nilai P 0,245.

2. Hubungan antara umur dengan sikap

Hasil analisis menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel

0,835 dengan ketentuan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima

atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara variabel umur

dengan sikap. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dipakai pada penelitian

ini yakni Teori Lewin (1970) dan Green (1991) yang menunjukkan bahwa

umur merupakan salah satu faktor pembentuk sikap.

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

75

Tidak adanya hubungan ini dimungkinkan karena faktor afektif dari

responden. Komponen afektif dapat dilihat dari kecenderungan sikap

responden selama hidupnya. Jika orang yang memiliki sikap selalu menolak

dengan pengobatan atau program pemberian obat, maka meskipun umur

semakin bertambah, sikap akan tetap cenderung sama karena sikap dan

persepsi seseorang akan cenderung stabil dan menetap. Hal ini dapat dilihat

dari terdapatnya lansia yang memiliki sikap kurang terhadap program

pencegahan filariasis (1,5%).

Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Joni (2008) di Tangerang,

didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia

dengan kepatuhan responden dalam mengkonsumsi obat anti tuberkulosis

paru di Pusksesmas Panunggangan Kota Tangerang.

3. Hubungan antara pendidikan dengan sikap

Hasil analisis menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel

0,889 dengan P values 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

antara pendidikan dengan sikap. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin

(1970) dan Green (1991) yang mengatakan bahwa pendidikan adalah salah

satu komponen pembentuk sikap.

Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena belum adanya gejala atau

tanda penyakit yang dilihat (preceived) ( Lewin (1954) dalam Notoatmodjo

(2010)). Dalam teori Health Belief Model, Lewin mengungkapkan bahwa

pendidikan bisa menjadi komponen sikap jika telah mendapatkan suatu

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

76

gejala yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Seseorang dengan level

pendidikan tinggi, akan cenderung melihat bahwa jika sakit, baru minum

obat.

Hal ini tidak sejalan dengan teori Azwar (2013) yang mengatakan

bahwa salah satu komponen pembentuk sikap adalah lembaga pendidikan

dan lembaga agama. Teori Azwar menjelaskan bahwa ada enam komponen

pembentuk sikap, dan pendidikan adalah komponen kelima dalam

pembentukan sikap.

4. Hubungan antara pendapatan dengan sikap

Hasil analisis dengan menggunakan Pearson correlation didapatkan P

tabel 0,574 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau

tidak adanya hubungan antara pendapatan dengan sikap. Hasil ini tidak

sesuai dengan teori Lewin dan Green yang dipakai pada penelitian ini.

Lewin mengatakan bahwa kelas ekonomi adalah salah satu faktor

pembentuk sikap.

Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena tidak adanya biaya yang

dikeluarkan saat responden menerima atau menolak program ini. Lewin

(1954) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa masyarakat akan

memiliki sikap yang baik jika dapat melihat manfaat yang dikurangi biaya

dalam pengambilan keputusan. Biaya disini memiliki peran yang penting

dalam menentukan sikap selanjutnya karena cenderung orang akan merasa

rugi jika telah membayar sesuatu tapi tidak dimanfaatkan. Dalam penelitian

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

77

ini, masyarakat tidak akan ada kerugian secara material ketika masyarakat

menerima obat atau tidak dan minum obat atau tidak, dikarenakan program

ini telah ditanggung pemerintah.

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yuliarti (2007) yang

mengatakan bahwa dari sampel sebanyak 104 menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan

penerimaan obat.

5. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap

Hasil analisis menggunakan Pearson correlation didapatkan P tabel

0,270 dengan P Value 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau

tidak adanya hubungan pengetahuan dengan sikap. Hasil ini tidak sesuai

dengan teori Lewin (1970) dan Green (1991) yang menjadi dasar penelitian

ini.

Penyebab yang signifikan dari tidak adanya hubungan ini adalah

dalam memberikan pendidikan kesehatan, petugas tidak memberikan

menyeluruh kepada semua kelompok umur, melainkan hanya kepada ibu-

ibu pengajian dan perkumpulan warga. Sedangkan masyarakat dengan

kelompok remaja tidak mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas,

melainkan dari sekolah atau media massa. Hal inilah yang membuat tidak

sama dan tidak setaranya pengetahuan yang didapatkan oleh masyarakat

tentang filariasis dan program pencegahan filariasis ini.

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

78

6. Hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku minum obat

Hasil analisis menggunakan Chi square didapatkan bahwa P tabel

adalah 0,617 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima

atau tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku minum obat

anti filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang mendasari penelitian ini,

yakni teori Lewin (1970) dan Green (1991). Lewin mengatakan bahwa jenis

kelamin adalah salah satu faktor pembentuk perilaku masyarakat.

Becker (1974) dalam Notoatmodjo (2010) memperkirakan bahwa

teori Lewin yang menyebutkan bahwa jenis kelamin mempunyai pengaruh

terhadap perilaku adalah karena dalam kesehariannya, perempuan lebih

tunduk dan patuh kepada laki-laki. Laki-laki adalah kepala keluarga yang

mempunyai kekuatan, sehingga mempunyai rasa bahwa keputusannya

adalah keputusan mutlak. Namun, setelah kemajuan jaman dan terbukanya

seluruh aspek pengetahuan terhadap perempuan, hal tersebut semakin

berubah. Pada saat ini, perempuan mendapatkan pendidikan yang sama

dengan laki-laki, mempunyai pengetahuan yang sama, dan mempunyai

pengaruh yang sama terhadap masyarakat. Hal inilah yang menjadi

penyebab ketidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku yang

dilakukan. Mechanics (1988) dalam Notoatmodjo (2010) mengatakan

bahwa dalam keadaan sakit atau dalam memenuhi kebutuhannya, laki-laki

dan perempuan akan melakukan tindakan dan tahapan-tahapan yang sama.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

79

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Joni (2008).

Dalam penelitiannya yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan pasien tuberkulosis dalam mengkonsumsi obat anti tuberkulosis

di Puskesmas Panunggangan kota Tanggerang tahun 2008. Penderita wanita

biasanya akan lebih patuh minum obat karena sesuai kodrat wanita yang

ingin tampak terlihat cantik dan tidak ingin ada cacat pada tubuhnya.

7. Hubungan antara umur dengan perilaku minum obat

Hasil analisis dengan menggunakan Sperman correlation didapatkan

P tabel 0,494 dengan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima

atau tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku minum obat anti

filaria. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori Lewin (1970) dan

Green (1991) yang menyatakan bahwa umur adalah salah satu faktor

pembentuk perilaku masyarakat.

Erik Erikson dalam teori perkembangannya mengatakan bahwa pada

tahap Integrity atau Despair manusia akan mengalami beberapa

kemunduran dalam mengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa masih ada 6,2% lansia yang tidak

minum obat yang diberikan. Hal inilah yang memperkuat ketidak ada

hubungan antara umur denga perilaku masyarakat dalam minum obat.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Randika (2011) yang berjudul

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti

Filariasis pada penduduk usia 15-65 tahun di RW 09 Kelurahan Pondok

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

80

Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok Tahun 2011. Hasil penelitian

tersebut adalah didapatkan p=0,450 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara umur dengan perilaku minum obat.

8. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku minum obat

Hasil analisis dengan menggunakan Spearman correlation didapatkan

P tabel 0,845 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima

atau tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku minum obat anti

filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin (1970) dan Green (1991)

yang mengatakan bahwa pendidikan adalah salah satu faktor pembentuk

perilaku manusia.

Lewin (1970) dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa faktor

pembentuk perilaku akan sangat kuat jika terdapat faktor pendorong (cues)

dalam diri dan lingkungan yang ditempati. Dalam penelitian ini, faktor

pendorong dapat dilihat dari jurusan atau ranah masyarakat dalam

mengambil pendidikan. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan

pengetahuan, namun jika pendidikan yang diambil tidak menjurus pada

jurusan kesehatan, maka perilaku kesehatanpun akan menurun. Seseorang

dengan pendidikan tinggi belum tentu mengetahui dengan detail tentang

filariasis, sehingga perilaku terhadap pencegahan filariasis akan cenderung

kurang. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan tidak selalu berhubungan

dengan perilaku kesehatan.

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

81

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Randika (2011) yang

mendapatkan P pada variabel pendidikan 0,976, sehingga disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan

kepatuhan minum obat filariasis.

9. Hubungan antara pendapatan dengan perilaku minum obat

Hasil analisis dengan menggunakan Spearman correlation didapatkan

P tabel 0,413 dengan P Value 0,05 yang menunjukan bahwa Ho diterima

atau tidak ada hubungan antara pendapatan dengan perilaku minum obat

anti filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin (1970) yang

menyatakan bahwa pendapatan atau kelas ekonomi adalah salah satu faktor

pembentuk perilaku kesehatan.

Masih dalam teori yang sama, Lewin memberikan penguatan bahwa

pendapatan atau ekonomi tidak secara langsung membentuk perilaku.

Masyarakat akan cenderung memanfaatkan sesuatu yang didapatkan jika dia

telah mengeluarkan biaya dalam mendapatkannya. Rasa rugi adalah salah

satu faktor penguat untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku sehat.

Masyarakat akan merasa terdorong untuk mengambil manfaat jikalau dia

akan merasa rugi atau membuang uang jika tidak dimanfaatkan. Sedangkan

pada program pencegahan filariasis ini, pemerintah menjalankan program

dengan gratis, sehingga menurunkan dorongan untuk bertindak.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Jaya (2009) yang

mengemukakan bahwa hasil uji statistik antara pendapatan dengan

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

82

kepatuhan minum obat adalah P= 0,757 sehingga disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan antara pendapatan dengan kepatuhan minum obat.

10. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku minum obat

Hasil analisis dengan menggunakan Pearson correlation didapatkan P

tabel 0,589 dengan P Value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima atau

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku minum obat anti

filaria. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin (1970) dan Green (1991)

yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah salah satu faktor pembentuk

perilaku manusia.

Penyebab utama ketidaksesuaian ini adalah bahwa petugas kesehatan

tidak memberikan pendidikan kesehatan secara merata kepada semua

kelompok umur. Petugas hanya memberikan pendidikan kesehatan kepada

ibu-ibu pengajian dan pertemuan warga. Sedangkan kelompok remaja tidak

mendapatkan pendidikan kesehatan dari petugas. Selain itu, petugas tidak

memberikan obat secara langsung kepada masyarakat pada waktu obat akan

diminum (malam hari). Waktu pemberian obat juga menentukan bagaimana

sikap dan perilaku masyarakat terhadap obat tersebut, karena jikalau ada

sesuatu yang akan ditanyakan, masyarakat bisa langsung bertanya dan

petugas bisa langsung memberikan pengarahan. Selain itu, petugas bisa

melihat secara langsung ketika masyarakat minum obat yang dibagikan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Bahavior Intention yang

dikemukakan oleh Snehedu Kar (1988) dalam Notoatmodjo (2010) yang

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

83

mengatakan bahwa perilaku dalam kesehatan dipengaruhi oleh niat,

dukungan sosial, pengetahuan, otonomi pribadi, dan situasi yang

memungkinkan.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini bersifat Retrospektif yaitu mengingat sesuatu yang telah

berlalu. Kelemahan dari penelitian ini adalah faktor daya ingat responden

yang lemah dan peneliti tidak bisa observasi secara langsung sehingga

kemungkinan bias sangat tinggi.

2. Instrumen penelitian: belum adanya standar instrumen terkait pengetahuan

dan sikap terhadap filariasis, sehingga kuisioner yang dibuat peneliti

memungkinkan banyak ditemukan kelemahan. Instrumen perilaku tidak bisa

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, sehingga sangat

dimungkinkan hasil bias.

3. Peneliti kurang mendalam dalam mengkaji variabel sikap petugas

kesehatan yang seharusnya heterogen, dimasukkan ke dalam homogen

sehingga tidak ikut ke dalam variabel yang diteliti.

4. Tidak adanya data dasar dari Puskesmas ataupun dinas kesehatan tentang

pencapaian program pencegahan filariasis di RW 2 Kelurahan Pondok Aren,

sehingga data yang dipakai adalah data hasil penelitian ini.

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

84

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Masyarakat RW 2 Kelurahan Pondok Aren adalah suatu komunitas

dengan keadaan demografi rata-rata berada pada tingkat yang cukup. Data

demografi yang didapatkan dari responden adalah responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 70,8%, responden berusia dewasa sebanyak 61,5%,

responden berpendidikan rendah sebanyak 60%, responden dengan pendapatan

menengah sebanyak 41,5%, responden dengan pengetahuan cukup sebanyak

43,1%, responden dengan sikap cukup sebanyak 49,2%, dan responden dengan

perilaku minum obat anti filaria sebanyak 69,2%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan perilaku masyarakat tidak

dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, dan

pengetahuan seperti yang telah dipaparkan pada teori Health Belief Model

(Lewin, 1970) dan Green (1991). Sikap dan perilaku masyarakat RW 2

Kelurahan Pondok Aren cenderung dipengaruhi oleh budaya masyarakat dalam

berperilaku kesehatan. Budaya masyarakat di RW 2 menunjukkan bahwa

masyarakat cenderung memilih pengobatan alternatif dalam mendapatkan

pengobatan, sehingga telah membentuk suatu sikap anti terhadap obat.

Kejadian inilah yang menyebabkan ketidaklancaran program yang dijalankan.

Target pencapaian program adalah 100%, namun hasil penelitian menunjukkan

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

85

bahwa pencapaian program baru 69,2%.Hal ini menunjukkan bahwa

pencapaian program masih jauh dari target dan harapan.

B. SARAN

1. Puskesmas Pondok Aren

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan promosi

kesehatan pada masyarakat di Wilayah RW 2 Kelurahan Pondok Aren

mengenai pentingnya program pencegahan filariasis melalui minum obat

anti filaria sehingga diharapkan perilaku sehat masyarakat dapat meningkat.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran suatu

intervensi agar program lebih efektif, petugas hendaknya membuat jadwal

dalam pemberian obat sesuai masing-masing RT, sehingga tidak

membagikan obat dalam satu hari. Waktu pemberiannyapun harus

disesuaikan kapan kira-kira waktu yang tepat untuk minum obat, sehingga

petugas bisa meminta agar obat langsung diminum dan pemantauan obat

secara langsung dapat dilakukan.

2. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan diharapkan dapat

menjadi landasan dalam mengembangkan program kurikulum pendidikan

keperawatan terkait dengan mata ajar Keperawatan Medikal Bedah dan

dapat mengembangkan kompetensi pembelajaran pada mahasiswa mengenai

Penyakit Infeksi Parasit dan Penyakit Tropis.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

86

3. Peneliti lain

a. Melakukan penelitian serupa dengan desain kualitatif untuk mengkaji

lebih dalam tentang faktor-faktor, dan alasan-alasan masyarakat dalam

menanggapi program pencegahan filariasis.

b. Melakukan penelitian pada aspek petugas kesehatan di daerah kerja

Puskesmas Pondok Aren

c. Melakukan penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda dan

tambahan variabel seperti sikap petugas kesehatan yang mungkin belum

ada pada penelitian ini.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. PROSEDUR PENELITIAN: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006

Arikunto,Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010

Azwar,Saifuddin. SIKAP MANUSIA: Teori dan Pengukurannya edisi ke 2.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013

Brooker, Chris. Ensiklopedia Keperawatan (Churchill Livingstone’s Mini

Encyclopaedia Of Nursing, 1st Edition). Jakarta: EGC. 2009

Dahlan, Muhamad Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi ke

4. Jakarta: Salemba Medika. 2009

George, C Ray and Ryan J Kenneth. Sherris Medical Microbiology, Fourth

Edition. United States of America: McGraw-Hill. 2004

Gunarsa,Singgih. Psikologi Perkembangan.Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2004

Heni,Yusri. IMPROVING OUR SAFETY CULTURE: Cara Cerdas Membangun

Budaya Keselamatan yang Kokoh. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2011

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008

Jaya, Nandang Tisna Ali Ami. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat

Kepatuhan Pasien dalam Minum Obat Antihipertensi di Puskesmas

Pamulang Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun 2009. Skripsi

PSIK UIN.2009

Koentjaraningrat. KEBUDAYAAN, MENTALITAS DAN PEMBANGUNAN.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2004

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010

Puji, dkk. Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kelurahan Jati Sampurna.

MAKARA, KESEHATAN, VOL. 14, NO. 1, JUNI 2010: 31-36

Randika. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti

Filariasis pada Penduduk Usia 15-65 Tahun di RW 09 Kelurahan Pondok

Petir Kecamatan Bojong Sari Kota Depok Tahun 2011. UPNVJ. 2011

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2007). Laporan Provinsi Banten. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI: Jakarta. 2008

Rusmi,Tri Widayatun. Ilmu Perilaku M.A. 104.Jakarta: CV Sagung Seto. 2009

Sugiarto, Happy Tjandra. MOTIV-8: Koleksi Motivasi untuk Karier dan

Kehidupan yang Lebih Baik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2004

Sunaryo, Drs. M.Kes. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2004

Supali, Taniawati. Keberhasilan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Alor,

Nusa Tenggara Timur. Buletin Jendela Epidemiologi Filariasis di Indonesia.

Volume 1, Juli 2010

TDR. Community Directed Treatment of Lymphatic Filariasis in Africa. Report of

A Multi Centre study in Ghana and Kenya: 2000

Wahyono, Tri Yunis Miko. Analisis Epidemiologi Deskriptif Filariasis di

Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi Filariasis di Indonesia. Volume 1,

Juli 2010

Widayati, Siti Nur. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio

dengan Status Kelengkapan Imunisasi Polio di Wilayah Kerja Puskesmas

Tanon 1 Sragen. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah

Surakarta: Surakarta. 2012

Widoyono. PENYAKIT TROPIS; Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pemberantasannya. Erlangga: Jakarta. 2008

Wigati, Mulat Abdullah. Sosiologi VIII. Jakarta: Grasindo. 2008

Yetti, Hilda. Hubungan Karakteristik Dukungan Keluarga dan Hasil Pendidikan

Kesehatan dengan Kepatuhan Diit Hipertensi pada Lansia di Kelurahan

Paseban Kecamatan Senen Jakarta Pusat. Tesis Pasca FIK UI. 2007

Yuliarti, Dwiretno. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada

Usia Lanjut di Posbindu Kota Bogor Tahun 2007. Tesis Pasca FKM UI.

2007

BPS. Geliat Ekonomi Kelas Menengah. Diupload pada 12 Mei 2011 dan diakses

pada 12 Juli 2013 dari

http://kalsel.bps.go.id/?set=viewArtikel&flag_template2=1&page=1&id=71

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

CDC. Biology-Life Cycle of Wuchereria Bancrofti. diupload pada 2 November

2010 dan diakses pada tanggal 8 Januari 2013

http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/biology w bancrofti.html

CDC. Vectors of Lymphatic Filariasis. diupload pada 2 November 2010 dan

diakses pada tanggal 8 Januari 2013 dari

http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/gen_info/vectors.html

Depkes RI. Kejadian Pasca Pengobatan Massal Filariasis Telah Ditangani

Serius. Jakarta 2008. Diambil pada tanggal 7 Januari 2013 dari

http://www.depkes.go.id/

Depkes RI. Menkes Canangkan Pengobatan Filariasis di Jawa Barat.

Jakarta.2009. Diambil pada tanggal 19 Desember 2012 dari

http://depkes.go.id/

Kemdikbud. Sekolah Dasar. Jakarta 2012 diakses pada 1 Juli 2013 dari

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-dasar

Natadisastra, Djaenudin dan Agoes, Ridad. PARASITOLOGI KEDOKTERAN:

Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. Jakarta: EGC. 2009. Diambil

pada tanggal 7 Januari 2013 dari http://books.google.co.id/

Prianto,L.A Juni, Tjahaya, Darwanto. ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2006. Diambil pada tanggal 7

Januari 2013 dari http://books.google.co.id/

Republika Online. Separuh Warga Tangsel Terjangkit Kaki Gajah.

diupload pada 23 Oktober jam 2009 diakses pada 19 Maret 2013 dari

http://www.republika.co.id

WHO. Lymphatic Filariasis, 2012. Diambil pada 19 Desember 2012 dari

http://who.int/lymphatic_filariasis/en/

WHO. Lymphatic Filariasis; Epidemiology. 2012. Diambil pada 19 Desember

2012 jam 19.08 WIB dari

http://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/en/

WHO. Life-Cycle of Onchocerca Volvulus,2013. Diambil pada tanggal 7 Januari

2013 dari http://www.who.int/apoc/onchocerciasis/lifecycle/en/

WHO. LYMPHATIC FILARIASIS: Eliminating One of Humanity’s Most

Devastating Disease. Diambil pada tanggal 1 Mei 2013 dari

http://www.who.int/entity/neglected_diseases/preventive_chemotherapy/Ne

wsletter14_En.pdf

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Kuisioner Penelitian

Bagian 1 (Demografi)

Petunjuk:

1. Bacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan baik.

2. Pertanyaan dibawah ini mohon diisi semuanya

3. Isilah titik-titik dibawah ini

4. Lingkarilah jawaban yang sesuai

Nomor responden (diisi oleh peneliti):………

A. Faktor demografi :

1. Nama (inisial) : …………..

2. Usia : …………..

3. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Alamat Lengkap : ……………………Rt…….Rw……No…...

Kelurahan………..

5. Pendidikan terakhir :

1. SD dan SMP atau sederajat

2. SMA atau sederajat

3. Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan :

1. Tidak bekerja

2. Petani/Buruh

3. Pedagang/Wiraswasta

4. PNS/Peg. Swasta/TNI

5. Lain-lain sebutkan…………

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

7. Pendapatan :

1. < 1.500.000/bulan

2. 1.500.000 – 2.600.000/ bulan

3. > 2.600.000/ bulan

Bagian 2 pengetahuan

Petunjuk 2

Berilah tanda cheklis () pada jawaban yang anda anggap paling benar.

No Pertanyaan BENAR SALAH

1. Penyakit filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit yang

disebabkan oleh cacing filaria

2. Penyakit kaki gajah menyebabkan kecacatan seumur hidup

3. Penyakit kaki gajah adalah penyakit yang mematikan

4. Penyakit kaki gajah ditularkan oleh nyamuk yang membawa

cacing filaria

5. Penyakit kaki gajah dapat disebabkan oleh cacing tanah

6. Penyakit kaki gajah dapat ditularkan dari penderita ke orang lain

saat berdekatan

7. Pembengkakan pada penderita kaki gajah hanya di kaki saja

8. Penyakit kaki gajah juga dapat menyerang kemaluan, tangan, dan

organ-organ dalam

9. Anak penderita kaki gajah sudah pasti terkena kaki gajah

10. Minum Dietilkarbamazin (DEC) yang dibagikan petugas

puskesmas dapat mencegah penyakit kaki gajah

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Bagian 3 (Sikap)

Berilah tanda ceklis () pada jawaban anda.

No Pernyataan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1. Filariasis (kaki gajah) adalah salah satu

penyakit yang butuh perhatian serius

dari masyarakat

2. Upaya pencegahan filariasis (kaki

gajah) dapat dilakukan dengan minum

obat anti filaria

3. Kita harus menjauhi orang yang

terkena penyakit kaki gajah

4. Orang yang tidak minum obat

pencegahan kaki gajah, akan sangat

mudah terkena penyakit kaki gajah

5. Lingkungan yang kotor dan kumuh

tidak menularkan penyakit kaki gajah

6. Pembengkakan kaki tangan pada

penderita kaki gajah sangat

mengganggu aktivitas dan pekerjaan

saya

7. Penyakit kaki gajah dapat mengurangi

keindahan dan memperburuk bentuk

tubuh

8. Obat pencegahan kaki gajah (filariasis)

yang diberikan petugas puskesmas

harus dihabiskan

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Bagian 4 (Perilaku)

Petunjuk 4:

Berilah tanda ceklis () pada angka yang sesuai dengan jawaban anda.

Pertanyaan

1. Saya mendapatkan obat anti filariasis (kaki gajah) dari petugas puskesmas atau kader:

a. Ya

b. Tidak

2. Obat anti filariasis (kaki gajah) yang diberikan petugas puskesmas atau kader saya minum pada

waktu:

a. Pagi

b. Siang

c. Malam

3. Obat anti filariasis (kaki gajah) yang diberikan petugas puskesmas atau kader saya minum secara

teratur sesuai anjuran:

a. Ya

b. Tidak

4. Obat anti filariasis (kaki gajah) yang diberikan petugas puskesmas atau kader telah saya minum:

a. Habis

b. Tidak habis

5. Obat anti filariasis (kaki gajah) yang diberikan petugas puskesmas atau kader yang disebut

Dietilkarbamazin (DEC) yang berjumlah 3 tablet diminum:

a. 1 hari 1 tablet berturut-turut selama 3 hari

b. Diminum sekaligus 3 butir

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT

DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI FILARIA DI RW II KELURAHAN PONDOK

AREN

Kepada Yth,

Bapak/ibu

di, RW 2 Pondok Aren, Tangerang Selatan

Bapak/Ibu yang saya Hormati

Sehubungan dengan tugas akhir saya dalam menyusun Skripsi dengan judul penelitian: Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat dalam Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria

di RW II Kelurahan Pondok Aren. Sudilah kiranya Bapak/Ibu menjadi Responden.

Sebagai responden, informasi yang Bapak/Ibu berikan sangat berharga dalam penelitian ini. Dalam

pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu tidak perlu ragu karena saya akan menjaga kerahasiaan informasi yang

Bapak/Ibu berikan.

Apabila Bapak/Ibu setuju berpartisipasi dalam mengisi lembaran kuesioner ini, saya mohon kesediaannya

untuk menandatangani di bawah ini untuk menjadi responden dan menjawab semua pertanyaan sesuai

petunjuk yang ada.

Saya ucapkan terima kasih. Jika bapak/ibu ada yang ingin ditanyakan terkait dengan proses penelitian,

dapat ditanyakan langsung kepada peneliti.

Pondok Aren, November 2013

Hormat saya, Responden

Rusmanto ..................................................

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

I IT-,\III I

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATT]LLAII JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Ciputat, Desember 2012NomorLampiranHal

: Un.0l/F104(M.01 .2llBo /zAD

: Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Kepada Yang TerhormatKepala Dinas Kesehatan Tangerang SelatanJI. Witanahada Komp. Sasmita Jaya Pamulangdi

Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhirdiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudulMempengaruhi Penerimaan Masyarakat TerhadapWilayah Kerja Puskesmas Pondok Aren"

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikanpendahuluan atas nama :

perkuliahan mahasiswa"Faktor-faktor Yang

Obat Anti Filariasis di

izin melaksanakan studi

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

Rusmanto

109104000034

vIIIlmu Keperawatan

Kedokteran dan llmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah lakarta

. Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

\ffassalamu'alaikum Wr. Wb.

Widjajakusumah, AIF., PFKTembusan:Dekan FKIK

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

PEMERII{TAH KOTA TANGERANG SEIAIANDINAS KESEHAIAN

Jl. Witana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27Telp. 021 - 7441557, Fax. 021 - 744t236 - Pamulang

Nomor

Lampiran

Perihal

Tembusan:Ythl. Wali Kota Tangerang Selatan, (sebagai laporan) ;2, Kepala UPT Puskesmas pondok Aren di Kok Tangerang Selatan;3. Yang Fcrsangkutran,

Sehubungan dengan adanya surat dari LJIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas

Kedokteran dan IImu Kesehatan, Nomor : un.0l/ FI0/KM 0l.zl 3lgo lz0l2, perihal :

Pcrmohonan lzin Studi Pendahuluan atas nama :

Rusmanto

10e104000034

Ilrtru Kepcrawatan

" Faktor-fahor -vang mempen garuh i peneri nraan masyarakat

Terhadap Obat Anti Filariasis diWilayah Kerja puskesmas

Pondok Aren"

Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan lzin Studi pendahuluan

yang dilakukan oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakara, adapun dalam hal

pelaksanaannya harap untuk berkoordinasi kephda Kepala UPT Puskesmas yang akandikunjungi.

Demikian atas perhatian dan kerja

INAS

Pamulang, l9 Desember 2012

Kepada Yth,

Dekan

tlIN Syarif Hidayatullah Jakara

Fakulus Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

di-TEMPAT

'. 800 lortltlDinkes /Xll I 20tz

:-: Pemberian Izin Studi PendahuluaE

Nama

NIM

Prograrn Studi

Tema

GESEHATAN IG ISELATAN

NIP.

ffiil:ii;iixirir,i:l "'

19690204 199003r 906

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

KEMENTERIAN AGAMATINIYERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HMAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANTelp. : (62-21)'14716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Nomor : Un.0l/Fl0iKM.01 .2/ry$ 12013

Hal : Permohonan Izin Penelitian

Ciputat, t2November 2013

tugas akhir perkuliahan mahasiswayang berjudul "Faktor-faktor yangMasyarakat dalam Kepatuhan MinumPondok Aren".

mohon diberikan izin melaksanakan

Widjajakusumah, AIF., PFl

Kepada Yang Terhormat,Lurah Pondok Arendi

Pondok Aren Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum \ff r. \#b.

Dalam rangka penyelesaian

diperlukan penyusunan SkripsiMempengaruhi Sikap dan PerilakuObat Anti Filaria di RW 2 Kelurahan

Sehubungan dengan itu kamipenelitian atas nama :

Nama

NIM

Semester

Program Studi

Fakultas

Rusmanto

r 091 04000034

IX

Ilmu Keperawatan

Kedokteran dan IImu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wn Wb.

A.n

Tembusan:1. Ketua RW 2 Pondok Aren

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Lampirang Software Statistik

1. Univariat

Statistics

Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pendapatan Pengetahuan

N Valid 65 65 65 65 65

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.71 1.86 1.72 1.82 1.92

Median 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Mode 2 2 2 2 2

Std. Deviation .458 .609 .573 .748 .756

Variance .210 .371 .328 .559 .572

Sum 111 121 112 118 125

Statistics

Sikap

Perilaku minum

obat

N Valid 65 65

Missing 0 0

Mean 2.42 .69

Median 2.00 1.00

Mode 2 1

Std. Deviation .583 .465

Variance .340 .216

Sum 157 45

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 19 29.2 29.2 29.2

Perempuan 46 70.8 70.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Remaja 17 26.2 26.2 26.2

Dewasa 40 61.5 61.5 87.7

Lansia 8 12.3 12.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD, SMP atau sederajat 22 33.8 33.8 33.8

SMA atau sederajat 39 60.0 60.0 93.8

PT atau sederajat 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Pendapatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1.500.000 25 38.5 38.5 38.5

1.500.000-2.500.000 27 41.5 41.5 80.0

> 2.500.000 13 20.0 20.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 21 32.3 32.3 32.3

Cukup 28 43.1 43.1 75.4

Baik 16 24.6 24.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 3 4.6 4.6 4.6

Cukup 32 49.2 49.2 53.8

Baik 30 46.2 46.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Perilaku minum obat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak minum obat 20 30.8 30.8 30.8

Minum obat 45 69.2 69.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

2. Bivariat

Correlations

Jenis Kelamin Sikap

Jenis Kelamin Pearson Correlation 1 -.065

Sig. (2-tailed) .609

N 65 65

Sikap Pearson Correlation -.065 1

Sig. (2-tailed) .609

N 65 65

Correlations

Umur Sikap

Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1.000 .026

Sig. (2-tailed) . .835

N 65 65

Sikap Correlation Coefficient .026 1.000

Sig. (2-tailed) .835 .

N 65 65

Correlations

Sikap Pendidikan

Spearman's rho Sikap Correlation Coefficient 1.000 .018

Sig. (2-tailed) . .889

N 65 65

Pendidikan Correlation Coefficient .018 1.000

Sig. (2-tailed) .889 .

N 65 65

Correlations

Sikap Pendapatan

Sikap Pearson Correlation 1 .071

Sig. (2-tailed) .574

N 65 65

Pendapatan Pearson Correlation .071 1

Sig. (2-tailed) .574

N 65 65

Correlations

Sikap Pengetahuan

Sikap Pearson Correlation 1 -.139

Sig. (2-tailed) .270

N 65 65

Pengetahuan Pearson Correlation -.139 1

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Sig. (2-tailed) .270

N 65 65

Jenis Kelamin * Perilaku minum obat Crosstabulation

Perilaku minum obat

Total

Tidak minum

obat Minum obat

Jenis Kelamin Laki-laki Count 5 14 19

Expected Count 5.8 13.2 19.0

Perempuan Count 15 31 46

Expected Count 14.2 31.8 46.0

Total Count 20 45 65

Expected Count 20.0 45.0 65.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .250a 1 .617

Continuity Correctionb .042 1 .838

Likelihood Ratio .254 1 .614

Fisher's Exact Test .770 .425

Linear-by-Linear

Association

.246 1 .620

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,85.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis

Kelamin (Laki-laki /

Perempuan)

.738 .224 2.433

For cohort Perilaku minum

obat = Tidak minum obat

.807 .342 1.906

For cohort Perilaku minum

obat = Minum obat

1.093 .782 1.529

N of Valid Cases 65

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU ...

Correlations

Umur

Perilaku minum

obat

Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1.000 .086

Sig. (2-tailed) . .494

N 65 65

Perilaku minum obat Correlation Coefficient .086 1.000

Sig. (2-tailed) .494 .

N 65 65

Correlations

Perilaku minum

obat Pendidikan

Spearman's rho Perilaku minum obat Correlation Coefficient 1.000 .025

Sig. (2-tailed) . .845

N 65 65

Pendidikan Correlation Coefficient .025 1.000

Sig. (2-tailed) .845 .

N 65 65

Correlations

Perilaku minum

obat Pendapatan

Spearman's rho Perilaku minum obat Correlation Coefficient 1.000 .103

Sig. (2-tailed) . .413

N 65 65

Pendapatan Correlation Coefficient .103 1.000

Sig. (2-tailed) .413 .

N 65 65

Correlations

Perilaku minum

obat Pengetahuan

Perilaku minum obat Pearson Correlation 1 -.068

Sig. (2-tailed) .589

N 65 65

Pengetahuan Pearson Correlation -.068 1

Sig. (2-tailed) .589

N 65 65