“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

42
Kamis, 04 Februari 2010 “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, Kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bahagia dan negara indonesia yang ditandai oleh pendukungnya, Hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal seluruh wilayah Republik Indonesia. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia yang sehat 2010 adalah perilaku hidup sehat yaitu secara bermakna jumlah Ibu memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 1999)

Transcript of “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Page 1: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Kamis, 04 Februari 2010

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun 2009

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan

kesadaran, Kemajuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bahagia dan

negara indonesia yang ditandai oleh pendukungnya, Hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal seluruh

wilayah Republik Indonesia. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia yang

sehat 2010 adalah perilaku hidup sehat yaitu secara bermakna jumlah Ibu memeriksakan

diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Depkes RI, 1999)

Disektor kesehatan sendiri, upaya kesehatan yang dilakukan akan lebih mengutamakan

upaya kuratif, promotif tanpa meninggalkan preventif dan rehabilitatif. Tindakan bedah

sectio caesarea merupakan upaya untuk mengobati (kuratif) suatu penyakit atau

meringankannya untuk dapat menyelamatkan nyawa ibu maupun janin. Bedah caesar

kadang menjadi alternatif persalinan yang mudah dan nyaman. Anggapan ini membuat

mereka memilih persalinan cara ini dari pada alami, meskipun tanpa indikasi medis. (Dini

Kasdu, 2003 : 3)

Menurut statistik tentang 3.509 kasus sectio caesarea yang disusun oleh Peel dan

Chamberlain (1968), indikasi sectio caesarea yang terbanyak adalah disproporsi repalo

Page 2: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

peluik (21%), sedangkan indikasi lain adalah gawat janin (14%), plasenta pravia (11%),

pernah sectio caesarea (11%), Incoordinate Uterine Action (9%), preeklamsi dan

hipertensi (7%). (Hanifa Wiknjosostro, 1994), namum berkat kemajuan antibiotik,

transfusi darah, anastesi dan teknik operasi lebih sempurna kecendrungan untuk

melakukan operasi ini tampa dasar indikasi yang cukup kuat.

Survei sederhana pernah dilakukan oleh Prof. Dr Gulardi dan dr. A. Basalomah terhadap

64 rumah sakit di Jakarta pada tahun 1993. hasilnya, tercatat 17.665 kelahiran yang

dikutip dari majalah Ayah Bunda No. 3/February 2001. Dari angka kelahiran tersebut,

sebanyak 19,5-27,3% diantaranya merupakan operasi caesar karena adanya komplikasi

cephalo pelvic disprortion/CPD (ukuran lingkar pinggul ibu tidak sesuai lingkar kepala

janin). Berikutnya, operasi caesar akibat perdarahan hebat yang terjadi selama persalinan

sebanyak 11,8-21% dan kelahiran caesar kerena janin sungsang berkisar 4,3-8,7% (Dini

Kasdu, 2003 : 4)

Data lain yang didapat dari RSUP N Cipto Mangunkusumo, Jakarta, tahun 1999-2000,

Menyebutkan bahwa dari jumlah persalinan sebanyak 404 perbulan, 30% diantaranya

merupakan persalinan caesar, 52,5% adalah persalinan spontan, sedangkan sisanya

dengan bantuan alat seperti vacum dan forsep. Berdasarkan persentase kelahiran caesar

tersebut, 13.7% disebabkan oleh gawat janin (denyut jantung janin lemah menjelang

persalinan) dan 2,4% karena ukuran janin terlalu besar sehingga tidak dapat melewati

pinggul ibu. Sisanya, sekitar 13,9% opersi caesar dilakukan tampa melakukan

pertimbangan medis. (Dini Kasdu, 2003:6)

Sectio caesarea adalah persalinan melalui sayatan dinding abdomen atau uterus yang

masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau umur kehamilan lebih dari 28

Page 3: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

minggu (Ida Bagus Manuaba, 1999 : 229). Perawatan yang dibutuhkan oleh pasien post

op sectio caesarea menurut subiston (1992:107) membutuhkan perawatan inap sekitar 3–

5 hari, penutupan luka insisi sectio caesarea terjadi pada hari ke-5 pasca bedah, luka pada

kulit akan sembuh dengan baik dalam waktu 2–3 minggu sedangkan luka fasia abdomen

akan merapat dalam waktu 6 minggu, tapi tetap terus berkembang makin erat selama 6

bulan, tendon atau ligomentum membutuhkan waktu sekurang–kurangnya 3 bulan untuk

peyembuhan awal dan terus makin kuat dalam waktu lebih dari 1 tahun (Subiston,

1998 :147)

Faktor–faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang terdiri

dari oksigenasi, hematoma, teknik operasi. Sedangkan faktor umum terdiri dari usia,

nutrisi, steroid, sepsis dan obat–obatan (Subiston, 1992:148). Faktor lainnya adalah gaya

hidup klien dan mobilisasi (Kozler, 1995:1361)

Sesuai dengan paradigma sehat dan tanpa meninggalkan upaya pemulihan kesehatan

penderita, perlu adanya mobilisasi dini secara bertahap bagi pasien post operatif sectio

caesarea selama di rumah sakit. Mobilisasi dini merupakan suatu tindakan rehabilitatif

(pemulihan) yang dilakukan setelah pasien sadar dari pengaruh anastesi dan sesudah

operasi. Mobilisasi berguna untuk membantu dalam jalannya penyembuhan luka (Rustam

Moctar, 1992:179).Menurut Ruth Jhonson dalam bukunya Buku Ajar Praktik Kebidanan

(2005:370) bahwa penambahan usia berpengaruh terhadap semua penyembuhan luka

sehubungan dengan adanya gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang

lebih lambat dan penurunan aktifitas fibroblas. Disamping itu nutrisi juga merupakan

aspek yang paling penting dalam pencegahan dan pengobatan luka. Oleh karena itu

peranan nutrisi dalam perawatan luka adalah kunci untuk intervensi (Suriadi, 1995:85)

Page 4: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

dimana abnormal penyembuhan luka dikaitkan dengan protein, kalori–mainutrisi

daripada kekurangan salah satu unsur nutrisi.

Dilihat dari data di ruang kebidanan RSUD Solok pada bulan Juli 2008 sampai Januari

2009 tercatat jumlah ibu yang melahirkan dengan sectio caesarea sebanyak 130 orang

(32,3%) dari 402 pasien yang melakukan persalinan. Rata-rata lama hari pasien post

sectio caesarea dirawat antara lain 6 pasien lama rawatannya berkisar antara hari ke-9

sampai hari ke-11, 67 pasien dirawat berkisar antara hari ke-6 sampai hari ke-8, 60 pasien

dirawat berkisar antara hari ke-3 sampai hari ke-5. Dari data didapatkan bahwa rata-rata

lama hari rawat pasien post sectio caesarea berkisar antara hari ke-6 sampai hari ke-8.

Sedangkan menurut Dini Kasdu (2003:29) dalam bukunya Operasi Caesar, Masalah dan

Solusinya, lama rawatan untuk pasien post sectio caesarea normal sekitar 3-5 hari

Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Faktor–faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post

Sectio Caesarea di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun 2009” .

Rumusan Masalah

Masih adanya pasien post sektio caesarea yang dirawat lebih dari 5 hari dan belum

diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post

sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok Tahun 2009.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara usia dengan proses penyembuhan luka pada pasien post

sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok ?

Apakah ada hubungan antara nutrisi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post

sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok ?

Page 5: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Apakah ada hubungan antara mobilisasi dini pasien dengan proses penyembuhan luka

pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok ?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

penyembuhan luka pada pat post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok.

Tujuan Khusus

Diperoleh gambaran tentang proses penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea

di ruang kebidanan RSUD Solok

Diperoleh gambaran tentang usia pesien terhadap proses penyembuhan luka pada pasien

post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Diperoleh gambaran tentang pemenuhan nutrisi pesien terhadap proses penyembuhan

luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Diperoleh gambaram tentang mobilisasi dini pasien terhadap proses penyembuhan luka

pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Diperoleh informasi tentang hubungan antara usia pasien dengan proses penyembuhan

luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Diperoleh informasi tentang hubungan antara pemenuhan nutrisi pasien dengan proses

penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD

Solok

Diperoleh informasi tentang hubungan mobilisasi dini pasien dengan proses

penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD

Solok

Page 6: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Manfaat Penelitian

Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan di bangku perkuliahan tentang riset

dan keperawatan medikal bedah serta ilmu lain yang mendukung

Bagi Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi rumah sakit tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea

Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi institusi

pendidikan khususnya bagi mahasiswa Poltekes Jurusan Keperawatan sebagai data

pendukung bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian dalam bidang yang sama.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di ruang kebidanan RSUD Solok pada bulan Juni 2009

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post sectio

caesarea, dimana terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel

dependen yaitu penyembuhan luka pada pat post sectio caesarea dan variabel

independennya yaitu : usia, nutrisi, dan mobilisasi dini pesien dengan populasinya

seluruh pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Luka

Pengertian

Page 7: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Luka adalah keadaan hilangnya atau terputusnya kontuinitas jaringan (Arif

Mansur, dkk. 2000)

Luka adalah kerusakan dalam keutuhan jaringan tubuh yang dapat bersifat

internal dan eksternal, luka juga merupakan cidera yang mendasar (Muriel, 1993).

Macam-macam Luka

Luka Tertutup

Luka tertutup adalah luka dimana jaringan yang ada pada permukaan tidak rusak

seperti terkilir, patah tulang dan sebagainya.

Luka Terbuka

Luka terbuka adalah dimana kulit atau jaringan selaput lendir rusak, kerusakan ini

dapat terjadi karena kesenjangan, seperti pada tindakan operasi. Luka yang tidak dibuat

dengan sayatan merupakan sebab dari kecelakaan kita sebut luka traumatis. Bentuk luka

yang sering muncul :

Luka Bakar

Luka yang disebabkan oleh api atau benda panas lainnya

Luka Robek

Luka dengan tepi tidak beraturan atau compang-camping biasanya karena

goresan benda tumpul.

Luka Tusuk

Luka akibat tusukan benda runcing biasanya kedalaman luka lebih besar dari

pada lebarnya.

Luka Lecet

Cedera pada permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan benda

permukaan kasar atau runcing.

Page 8: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Luka sayat

Luka iris yang ditandai dengan tepi luka berupa garis lurus dan beraturan.

Luka Gigitan Binatang

Luka yang disebabkan oleh gigitan binatang seperti gigitan anjing atau ular.

Proses Perawatan Luka

Perprimen adalah peyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya tepi

luka biasanya dengan jahitan.

Persekudan yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan perprimen proses

penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama, luka jenis ini biasanya tetap

terbuka, biasanya dijumpai pada luka-luka dengan kehilangan jaringan

terkontaminasi atau terinfeksi, penyembuhan dimulai dari lapisan dalam bentuk

jaringan granulasi.

Pertatiam yaitu perpriman tertunda luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari

setelah tindakan dengan brideman, setelah diyakini bersih tapi luka dipertautkan

4-7 hari. (Arif Mansyur, dkk, 2000)

Proses Penyembuhan Luka

Pengertian

Penyembuhan luka adalah proses dinamis yang mulai pada saat cedera dan

menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah cidera. (Sabiston, 1994 :

102)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Menurut Brunner dan Suddarth (2002:493) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka adalah : usia pasien, penanganan jaringan, hipovolemi,

Page 9: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

faktor lokal, defisit nutrisi, benda asing, penumpukan drainase, medikasi, over aktivitas

pasien, gangguan sistemik, status imunosupresi, stresor luka.

Ada lagi faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka menurut Kozler

(1995:1361) yaitu gaya hidup dan mobilisasi.

Sedangkan menurut Ida Bagus Manuaba (1999:227), luka post sektio caesarea

harus mendapatkan perawatan agar dapat mempercepat proses penyembuhan dan juga

untuk mencegah terjadinya infeksi.

Klasifikasi Penyembuhan Luka

Menurut Syamsuhidayat (1997:73) klasifikasi penyembuhan luka dibagi dua

yakni :

Penyembuhan Luka Skunder

Penyembuhan kulit tanpa pertolongan dari luar. Luka akan berisi jaringan

granulasi dan kemudian ditutup oleh jaringan epitel

Penyembuhan Primer

Penyembuhan primer terjadi bila luka segera diusahakan bertaut, biasanya

dengan bantuan latihan.

Perbandingan penyembuhan primer dan skunder menurut Sabiston (1994:104)

Penyembuhan Primer Penyembuhan Skunder

Page 10: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Kehilangan jaringan atau nekrose

sedikit

Biasanya steril

Penyembuhan cepat

Arsitektur jaringan normal

dipertahankan

Kontraksi luka steril

Kontraksi luka steril

Re-epitelasi sedikit

Terdapat nekrosis jaringan

Sering terinfeksi

Penyembuhan lambat

Penyembuhan dengan pembentukan

granulasi dan parut

Luka menutup dengan kontraksi luka

Re-epitelasi area yang tidak dapat

menutup dengan kontraksi

Fase Penyembuhan Luka

Fase inflamasi atau log fase

Berlangsung sampai hari ke-5 akibat luka terjadi perdarahan.ikut keluar trombosit

dari sel-sel radang trombosit mengeluarkan prostaglandin, tromboksam, bahan kimia

tertentu dan asamino tertentu yang mempengaruhi pembekuan darah mengatur tonus

dinding pembuluh darah dan kemotaksis terhadap leukosit terjadi vasokontriksi dan

proses penghentian perdarahan. Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis

dan menuju daerah luka secara kemotaksis. Sel masuk mengeluarkan sarotamin dan

histamin yang meningkatkan permeabilitas kapiler, limposit dan monosit menghancurkan

dan memakan kotoran dan kuman pertautan luka sehingga disebut fase tertinggal (Long

Fase).

Fase Proliferasi atau fibroblas

Berlangsung pada hari ke-6 sampai dengan 3 minggu terjadi proses proliferasi dan

pembekuan fibroblas yang berasal dari sel-sel mesankin.

Page 11: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Fibroblas menghasilkan mekopolisakarida dan serat kolagen yang terdiri dari

asam-asam amino glisin, prolin hidroksiprolin. Mokopolisakarida mengatur deposisi

serat-serat yang akan mempertautkan tepi luka.

Serat-serat baru dibentuk, diatur, mengkerut yang tak diperlukan dihancurkan

dengan demikian luka mengkerut dan mengecil.

Pada fase ini luka diisi oleh sel-sel radang, fibroblas, seratkolgen, kapiler-kapiler

membentuk jaringan kemerahan dengan permukaan tak rata disebut jaringan granula.

Epitel sel basal tapi luka lepas dari dasarnya dan pindah menutupi dasar luka,

tepatnya diisi hasil mitosis sel lain. Proses migrasi epitel hanya berjalan ke permukaan

yang rata atau lebih rendah tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi berhenti

setelah seluruh permukaan luka tertutup epitel dan mulailah pendewasaan luka

pengeluaran kembali, penyerapan yang berlebihan.

Fase remodeling atau fase resopsi dapat berlangsung berbulan-bulan dan berakhir

bila tanda radang sudah hilang (Suriadi, 2007:10).

Fisiologi Penyembuhan Luka

Menurut Suriadi (2007:13) fisiologi penyembuhan luka seperti bagan di bawah ini

:

Injuri jaringan..

Hemorogik, aktivasi platelet dan degranulasi, aktivasi komplemen, pembekuan dan

haemotasis..

Rekrut sel melalui kemotaksis, fogositosis dan debridement..

Pengeluaran sitoksin, dan mediator bioaktif lain, pertumbuhan sel dan aktivasi, reepitelisasi

fogositisis dan debridement..

Page 12: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Neovaskularisasi, pembentukan jaringan granulasi, komtraksi luka..

Terputusnya jaringan baru, remodeling ekstraseluler matrik dan penutupan luka..

Sectio Ceasarea

2.3.1 Pengertian

Sectio Ceasarea adalah persalinan melalui sayatan dinding abdomen atau uterus

yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau umur kehamilan lebih dari

28 minggu (Ida Bagus Manuaba, 1999:229)

Indikasi Sectio Caesarea

Plasenta previa

Disproporsi sefalo pelvic

Fatal disstress

Riwayat sectio caesarea

Preeklamsia dan hipertensi

Ruptur uteri mengancam

Kelainan letak anak

(Rustam Muchtar, 1999:135)

Klasifikasi Sectio Caesarea

Berdasarkan Jenis Pembedahan

Sectio Caesarea Tranparitnonae Profunda

Sectio Caesara Korporal (Klasik)

Sectio Caesarea Akstra Peritongal

Berdasarkan waktu dilakukan sectio ceasarea

Page 13: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Sectio Caesarea Primer

Direncanakan pada waktu antenatal care

Sectio Caesarea Sekunder

Tidak direncanakan terlebih dahulu sewaktu antenatal care

Komplikasi

Terhadap ibu

Perdarahan

Luka pada dinding kencing

Embolis paru

Ruptur uteri

Terhadap bayi

Kematian perinatal

(Arif Mansyur, 1999:345)

UsiaUkuran keberhasilan pelayanan modern tercermin dari penurunan angka kematian

maternal, sampai pada batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi

dan situasi setempat serta waktu. (Rustam Muchtar,1998:189)

Disamping itu menurut Ruth Jhonson dalam bukunya Buku Ajar Praktik Kebidanan

(2005:370) bahwa penambahan usia berpengaruh terhadap semua penyembuhan luka

sehubungan dengan adanya gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang

lebih lambat dan penurunan aktifitas fibroblas.

Kulit utuh pada orang dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik

terhadap trauma mekanis dan infeksi, begitu juga dengan efisiensi sistem imun, sistem

kardiovaskuler, dan sistem respirasi, yang memungkinkan penyembuhan luka terjadi

Page 14: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

lebih cepat. Sistem tubuh yang berbeda “tumbuh” dengan kecepatan yang berbeda pula,

tetapi lebih dari usia 30 tahun mulai terjadi penurunan yang signifikan dalam beberapa

fungsinya, seperti penurunan efisiensi jantung, kapasitas vital, dan juga penurunan

efisiensi sistem imun, yang masing – masing masalah tersebut ikut mendukung terjadinya

kelambatan penyembuhan luka seiring dengan penambahan usia.

(http://diaryasa.blog.friendster.com)

Nutrisi2.5.1 Pengertian

Nutrisi adalah aspek yang paling penting dalam pencegahan dan pengobatan pada

luka. (Suriadi,2007:85)

Fungsi

Adalah untuk penyembuhan dalam seluler, struktur dan proses imun dan pada fase

penyembuhan luka. (Suriadi,2007:85)

Asupan nutrisi yang mempengaruhi penyembuhan luka

Yang mana diperlukan asupan protein, Vitamin A dan C, Tembaga, zinkum, dan

zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino,yang dibutuhkan untuk perbaikan

jaringan dan regenerasi, tubuh harus mempunyai suplai protein sebanyak 100 gr perhari

agar dapat menetralisir penyembuhan luka dengan baik. Vitamin A dan zinkum

diperlukan untuk sintesis epitelialisasi, dan vitamin C serta zinkum diperlikan untuk

sintesis kolagen dan integrasi kapiler. Zat besi diperlukan untuk menghantarkan oksigen

ke seluruh tubuh.

Mobilisasi

Pengertian

Page 15: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah,

teratur dan mencapai tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, hal ini penting

untuk kemandrian klien. (Kozleir, 1995)

Mobilisasi berasal dari kata ambulasi dini, yang dimaksud dengan mobilisasi dini

adalah pengembangan secara bertahap/berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya

untuk mencegah komplikasi. (Nancy Raper, 1996:190)

Menurut Nancy Raper (1996) konsep diri mobilisasi mencakup bio mekanisme

yang kompleks dari gerakan, duduk, berdiri, berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.

(Nancy Raper, 1996)

Tujuan Mobilisasi Dini

Untuk mencegah beberapa kemungkinan komplikasi akibat tirah baring lama (Kozler,

1995 : 892 )

Agar persendian yang kaku atau pembengkakan yang terjadi pada urat-urat, karena

mobilisasi maka peredaran darah akan bisa menjadi normal kembali (Bahan Ajar

KDM I)

Untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli dan juga dapat mempengaruhi

penyembuhan luka (Rustam Muchtar, 1998:157)

Meningkatkan fungsi paru-paru dengan meningkatkan sirkulasi darah. Hal tersebut

memperkecil resiko penggumpalan darah, meningkatkan fungsi pencernaan dan

menolong saluran cerna agar mulai bekerja (Chrissei G Mundy, 2004 : 2)

Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Tahap mobilisasi pada pasien sectio caesarea dengan anastesi umum (RustamMuchtar,

1998:179)

Page 16: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Melakukan nafas dalam segera (5 – 10 menit) setelah sadar dari bius operasi caesarea

dengan cara inspirasi melalui hidung, pada saat ekspirasi pasien membuka mulut

selanjutnya nafas dihembuskan secara perlahan-lahan seperti meniup lilin.

Merubah posisi tidur kekiri dan kekanan, dilakukan 6 – 10 jam setelah operasi sectio

caesarea dengan cara menekukkedua lutut daerah yang luka atau bekas insisi,

ditahan dengan telapak tangan kiri sambil bertumpu pada kaki kanan, dan tangan

kanan berpegang pada sisi tempat tidur begitu juga sebaliknya.

Meregangkan dan mengendorkan tungkai bawah dengan cara menegangkan kedua

telapak kaki, selanjutnya ditahan 1 – 2 menit setelah itu dikendorkan kembali, ini

dilakukan sesuai dengan kemampuan klien.

Tegak dan kuatkan tubuh pada posisi berdiri sampai benar-benar stabil sebelum berjalan

Jika posisi berdiri sudah cukup stabil dan kuat, lanjutkan dengan mencoba melangkah

sedikit demi sedikit, namun dengan beberapa latihan nyeri itu akan berkurang

Pada hari ketiga klien sudah bisa berjalan sendiri dan meninggalkan ruang rawatan

Berbagai Masalah Fisik yang Dapat terjadi Akibat Mobilisasi Dini

Muskuloskeletal

Dimineralisasi tulang yaitu kehabisan kalsium yang memberikan kekuatan dan kepadatan

tulang akibat dari imobilisasi. Dengan tidak beraktivitas proses pengurasan berlangsung,

hal ini karena osteoblas dan pembentukan matriks tulang memerlukan tekanan dan

kolagen dari aktivitas untuk penahan berat badan, serta penarikan otot oleh tulang

berfungsi dimineralisasi terus menerus sehingga menyebabkan tulang menjadi rapuh dan

pada gilirannya dengan mudah terjadi deformitas atau kompresi serta fraktur.

Page 17: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Atropi otot

Tidak menggerakkan otot cendrung terjadi pada ujung terpaut di tempat tidur karena

serabut otot yang tidak berkontraksi selama beberapa waktu akhirnya terjadi pengurangan

ukuran, bila otot dilatih maka ukuran serabut otot bertambah.

Buang air besar

Pasien yang immobilisasi dapat menyebabkan hilangnya reflek defekasi dan kemampuan

ekspulsi fekal disebabkan oleh aktivitas muskulo skeletal. Pada refleks viseral yang

digunakan dalam proses defekasi, kelemahan dan kemunduran refleks defekasi dapat

mengakibatkan defekasi dapat mengakibatkan konstipasi

Masalah pernafasan

Penurunan gerak pernafasan

Akumulasi sekret pada saluran pernafasan

Dada dapat terbatas geraknya karena kehilangan koordinasi otot, barangkali karena otot

tidak digunakan karena agen terminologi tertentu seperti sedativa dan

analgesik. Ekspirasi dada akan lebih terbatas karena posisi atau berbaring.

Gerakan dada juga dapat dibatasi oleh distensi abdomen disebabkan digesti

atau penyebab-penyebab lainnya.

BAB III

KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep

Page 18: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Suriadi (2007:93) dalam bukunya Manajemen Luka yaitu : penyembuhan luka

adalah proses kompleks yang meliputi berbagai macam faktor interaksi untuk perbaikan

normal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang

terdiri dari oksigenisasi, hematoma dan teknik operasi. Sedangkan faktor umum terdiri

dari usia, nutrisi, steroid, sepsis dan obat–obatan (Subiston, 1992:148).

Faktor lainnya adalah gaya hidup klien dan mobilisasi (Kozler, 1995:1361) pasien yang

melakukan kegiatan mobilisasi dini akan membantu dalam jalannya penyembuhan luka

dimana sirkulasi darah yang membawa oksigen dan makanan kedaerah luka berjalan

dengan baik sehingga kemungkinan terjadinya infeksi kecil (Kozler, 1995:1361).

Menurut Ruth Jhonson dalam bukunya Buku Ajar Praktik Kebidanan (2005:370) bahwa

penambahan usia berpengaruh terhadap semua penyembuhan luka sehubungan dengan

adanya gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang lebih lambat dan

penurunan aktifitas fibroblas. Disamping itu nutrisi juga merupakan aspek yang paling

penting dalam pencegahan dan pengobatan luka. Oleh karena itu peranan nutrisi dalam

penyembuhan luka adalah kunci untuk intervensi (Suriadi, 1995:85) dimana abnormal

penyembuhan luka dikaitkan dengan protein, kalori–mainutrisi daripada kekurangan

salah satu unsur nutrisi.

Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel independent dan variabel

dependent dapat dilihat pada skema berikut ini :

UsiaNutrisi

Mobilisasi DiniPenyembuhan Luka Post Sectio Caesarea

Page 19: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Variabel independen Variabel dependen

Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur

Skala Ukur

Hasil Ukur

1234

DependenPenyembuhan Luka Pada Pasien Post SCIndependenUsiaNutrisiMobilisasi Dini

Lama waktu penyembuhan luka yang dibutuhkan oleh pasien post SCMasa yang telah dilewati pasien sampai saat dilakukan operasi SCKeadaan nutrisi pasien yang diukur dengan kadar protein darah pasienSuatu kemampuan pasien untuk menggerakkan tubuhnya secara bebas, mudah, teratur dimulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks. Sesuai dengan tahapan

ObservasiAgketStudi DokumentasiObservasi

KuesionerKuesionerKuesionerKuesioner

OrdinalOrdinalOrdinalOrdinall

NormalSembuh dalam 3-5 hariTidak NormalSemuh > dari 5 hariResikoUsia > 30 tahunTidak ResikoUsia <>NormalJika jumlah protein >100grTidak NormalJika jumlah proein < style="">

Baikjika mengikuti atau melaksanakan semua tahap – tahap dari mobilisasi dini dan ditandai pada hari ke

Page 20: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

mobilisasi(hari pertama sampai hari kelima post op SC ).Untuk anastesi spinal terdiri dari 3 item,sedangkan untuk anastesi umu terdiri dari 5 item pertanyaan

3/5 sudah dapat berjalan meninggalkan ruanganKurang Baikapabila tidak mengikuti dari semua tahap mobilisasi

Hipotesis

Ada hubungan antara usia pasien dengan proses penyembuhan luka pada pasien post

sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Ada hubungan antara nutrisi pasien dengan proses penyembuhan luka pada pasien post

sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok

Ada hubungan antara mobilisasi dini pasien dengan proses penyembuhan luka pada

pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok.

BAB IV

METODE PENELITIAN

Disain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan

Cross Sectional“untuk mengetuhui hubungan antara usia,nutrisi, dan mobilisasi dini

pasien terhadap proses penyembuhan luka post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD

Solok. Dimana data yang menyangkut variabel dependen dan independent akan

dikumpulkan dalam waktu bersamaan, alasan peneliti menggunakan rancangan ini adalah

karena tujuan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan

luka pada pasien post sectio caesarea di ruang kebidanan RSUD Solok tahun 2009.

Page 21: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis varibel yaitu variabel dependen dan

variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah penyembuhan luka post

sectio caesarea sedangkan variabel independent adalah usia, nutrisi, dan mobilisasi dini

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post sectio caesarea yang

dirawat di ruang kebidanan RSUD Solok pada tanggal 16 Juni sampai dengan 02 Juli

2009.

Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pesien post sectio caesarea di ruang

kebidanan RSUD Solok tahun 2009. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling

yaitu seluruh pasien post sectio caesarea saat penelitian bulan Juni dengan kriteria :

Bersedia menjadi responden

4.3.2.1 Mampu berkomunikasi

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang mana untuk variabel

dependent yaitunya penyembuhan luka pada pasien post SC dilakukan dengan cara

observasi. Sedangkan untuk variabel independent yitunya usia dan nutrisi dilakukan

dengan cara studi dokumentasi. Dan untuk mobilisasi dini dilakukan dengan pedoman

observasi yang mana untuk pasien dengan anastesi umum terdiri dari 5 item sedangkan

untuk anastesi spinal terdiri dari 3 item pertanyaan.

Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik Pengolahan Data

Page 22: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data selesai baik secara observasi

maupun pengisian kuesioner, dengan maksud agar data yang dikumpulkan jelas,

kemudian dimasukkan ke dalam master tabel. Adapun langkah-langkah dalam

pengolahan data menurut Arikunto, (1998:208).

Editing Data

Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang sudah dibuat

sudah lengkap, jelas dan jawabannya sudah relevan dengan pertanyaan.

Coding Data

Memberikan kode pada setiap informasi yang sudah terkumpul dari setiap

pertanyaan dalam koesioner untuk memudahkan dalam mengelola data.

Entery Data

Dilakukan secara manual dengan menggunakan master tabel yang telah dibuat terdiri dari

baris dan kolom.

Tabulasi Data

Setelah kuesioner diisi dengan benar, maka data ditabulasikan dan disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi.

CleaningData yang telah dimasukkan dicek kembali untuk memastikan data tersebut telah

bersih dari kesalahan.

Analisa Data

Analisa Univariat

Analisa dilakukan pervariabel penelitian. Variabel yang dimaksud adalah variabel

dependent yaitu penyembuhan luka pada pasien post sectio caesarea dan variabel

independent meliputi usia, nutrisi dan mobilisasi dini.

Page 23: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Untuk variabel dependent :

Penyembuhan luka pada pasien post SC

Dilihat dari hasil observasi bagaimana kondisi luka responden apakah luka

sembuh yaitu luka mengering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.Yang

mana dikategorikan normal jika luka sembuh dalam waktu 3-5 hari dan di

kategorikan tidak normal jika sembuh dalam waktu > 5 hari

Untuk variabel independent :

Usia

Dari hasil wawancara dan dengan menggunakan kuesioner usia,yang mana

usia dikategorikan beresiko dalam penyembuhan luka pada pasien post SC

adalah responden yang berusia > 30 tahun sedangkan responden yang

dikategorikan tidak beresiko adalah responden dengan usia <>

Nutrisi

Dari hasil studi dokumentasi yang mana di kategorikan normal jka jumlah

kadar protein darah responden > 100 gr dan dikategorikan tidak normal

jika jumlah kadar protein dalam darah klien <>

Mobilisasi dini

Dari hasil observasi dan pengisian kuesioner terdiri dari 2 point yangmana

untuk pasien post SC dengan anastesi umm terdiri dari 5 item sedangkan

untuk anastesi spinal terdiri dari 3 item pertanyaan .Yang mana

dikategorikan baik jika mengikuti atau malaksanakan semua tahap-tahap

mobilisasi dini dan ditandai pada hari 3-5 sudah dapat berjalan

Page 24: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

meninggalkan ruangan. Dan dikategorikan kurang baik jika tidak

mengikuti dari semua tahap mobilisasi.s

Analisa Bivariat

Untuk menguji hipotesa apakah ada hubungan antara variabel independent

dengan variabel dependen digunakan uji Chi-square, dengan menggunakan

rumus :

Keterangan :

: Chi-square

: Observasi (yang sebenarnya)

: Nilai yang diharapkan

: Jumlah alternatif

Untuk melihat hasil kemaknaan uji statistik digunakan batas kemaknaan 0,05

sehingga pka nilai P <> 0.05 maka hasil hubungan tersebut tidak bermakna. Bila terdapat

nilai kurang dari lima digunakan rumus kontigensi dengan koreksi yates:

Untuk melihat hasil hitung statistik digunakan batas kemaknaan 0.05 dengan nilai

= 3.841 sehingga nilai P > 0.05 , maka hasil hubungan tersebut tidak bermakna.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah ruang kebidanan RSUD Solok tahun 2009.

Page 25: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2009

Pertimbangan Etik

Sebagai pertimbangan etik maka peneliti perlu meminta persediaan ibu hamil

untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan memberikan informed consent

pada responden dan peneliti juga wajib merahasiakan nama responden dan data yang

diberikan oleh responden pada orang lain.

Prosedur penelitian

Tahap Pra Penelitian

Pemilihan lahan penelitian

Melakukan studi pendahuluan

Melakukan studi kepustakaan

Menyusun proposal dan instrumen penelitian

Mengikuti seminar proposal

Tahap Persiapan

Revisi instrumen

Perbanyak instrumen penelitian

Tahap Pelaksaan Penelitian

Penjelasan tujuan penelitian pada responden

Menyampaikan informed consent pada responden

Pengisian kuesioner oleh responden

Pengumpulan kuesioner dan mencek kelengkapannya

Pembahasan

Page 26: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

Penyusunan laporan hasil penelitian

Sidang hasil penelitian

Diposkan oleh irvan sagie di 08:27

MOBILISASI DINI PADA IBU POST SCPosted on 15 Juni 2010 by Aliahani   3 Votes

A. PENGERTIAN MOBILISASI PASCA SC1. Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas / kegiatan.2. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan Caesar.B. TUJUAN MOBILISASIMembantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkanC. MANFAAT MOBILISASI BAGI IBU POST SC1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya.Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboliDengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.D. KERUGIAN BILA TIDAK MELAKUKAN MOBILISASI.1. Peningkatan suhu tubuhKarena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.

Page 27: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

2. Perdarahan yang abnormalDengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka3. Involusi uterus yang tidak baikTidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus

E. RENTANG GERAK DALAM MOBILISASIMenurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :1. Rentang gerak pasifRentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien2. Rentang gerak aktifHal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.3. Rentang gerak fungsionalBerguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.F. TAHAP-TAHAP MOBILISASI DINImobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003)Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :1. 6 jam pertama ibu post SCIstirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki2. 6-10 jam,ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

G. PELAKSANAAN MOBILISASI DINI1. Hari ke 1 :a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita / ibu sadarb. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.2. Hari ke 2 :a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah dudukc. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan

Page 28: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea

dianjurkanbelajar duduk selama sehari,3. hari ke 3 sampai 51) belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu penyembuhan ibu.