Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA...

18
1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 Hendra Adiputra, Prima Aprilyani Rambe, Inge Lengga Sari Munthe [email protected] Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris, dan dewan komisaris independen terhadap pengungkapan intellectual capital. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2016. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling dan didapati tigabelas perusahaan yang menjadi sampel dari total empatpuluh tiga perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial ukuran perusahaan dan return on assets berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Sedangkan, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan intellectual capita. Dan secara simultan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Kata kunci: ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, pengungkapan intellectual capital. PENDAHULUAN Pada masa era globalisasi ini, besarnya total aset berwujud pada suatu perusahaan tidak menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terhindar dari dampak persaingan bisnis internasional. Banyak perusahaan yang akhirnya meningkatkan

Transcript of Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA...

Page 1: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital Pada

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2012-2016

Hendra Adiputra, Prima Aprilyani Rambe, Inge Lengga Sari Munthe

[email protected]

Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016. Variabel yang digunakan

adalah ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan

komisaris, dan dewan komisaris independen terhadap pengungkapan intellectual

capital.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2016. Sampel dipilih

menggunakan metode purposive sampling dan didapati tigabelas perusahaan yang

menjadi sampel dari total empatpuluh tiga perusahaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan statistik

deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan secara parsial ukuran perusahaan dan return on assets berpengaruh

secara signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Sedangkan, debt to

equity ratio, ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen tidak

memiliki pengaruh terhadap pengungkapan intellectual capita. Dan secara simultan

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio,

ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen berpengaruh secara

signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.

Kata kunci: ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran

dewan komisaris, dewan komisaris independen, pengungkapan

intellectual capital.

PENDAHULUAN

Pada masa era globalisasi ini, besarnya total aset berwujud pada suatu

perusahaan tidak menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terhindar dari dampak

persaingan bisnis internasional. Banyak perusahaan yang akhirnya meningkatkan

Page 2: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2

mutunya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan sumber daya

alamnya, ada juga yang merubah strategi perusahaan agar lebih cocok dengan era

globalisasi ini, ada juga yang menurunkan beban produksi perusahaan tersebut agar

harga barangnya dapat bersaing di seluruh kelas.

Sehingga pada tahun 1990-an, perhatian terhadap praktek pengelolaan aset

tidak berwujud (intangible asset) telah meningkat secara dramatis. Salah satu

pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible asset

tersebut adalah intellectual capital yang telah menjadi fokus perhatian dalam

berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun

akuntansi (Harrison & Sullivan, 2000).

Fenomena intellectual capital di Indonesia itu sendiri mulai menjadi

perhatian setelah diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 19 tentang aset tidak berwujud, namun tidak didefinisikan secara langsung

sebagai intellectual capital. Menurut PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset

non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta

dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa,

disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif. Bertolak belakang

dengan meingkatnya pengakuan akan intellectual capital di dalam mendorong nilai

dan keunggulan kompetitif perusahaan, pengukuran yang tepat akan intellectual

capital perusahaan belum dapat ditetapkan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Intellectual Capital dan Pengungkapan Intellectual Capital

Dalam (Oktavianti, 2014), Konsep intellectual capital merujuk pada modal-

modal non fisik atau modal tidak berwujud (intangible asset) atau tidak kasat mata

(invisible) yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta

teknologi yang digunakan. Menurut (Sawarjuwono & Kadir, 2003) menyatakan

bahwa intellectual Capital (intellectual capital) terdiri dari tiga elemen utama yaitu:

1) Human Capital; 2) Structural Capital atau Organizational capital; 3) Customer

Capital atau Relational capital.

Human capital merupakan kunci utama dalam intellectual Capital,

walaupun human capital tersebut tidak memiliki satuan ukur yang pasti dan sangat

sulit untuk diukur, namun disinilah sumber pengetahuan, keterampilan,

kompetensi, dan keahlian suatu karyawan pada perusahaan dinilai.

Structural capital merupakan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya mendukung usaha karyawan

untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara

keseluruhan.

Customer Capital merupakan komponen intellectual Capital yang

umemberikan pengaruh nilai paling nyata. Cutomer capital merupakan hubungan

yang harmonis atau association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para

mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan berkualitas, berasal

dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang

bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun

dengan masyarakat sekitar.

Pengungkapan intellectual capital dalam suatu laporan keuangan adalah

suatu cara untuk mengungkapkan laporan tersebut menjelaskan aktivitas

Page 3: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3

perusahaan yang kredibel, terpadu dan “true and fair”. Pengungkapan intellectual

capital dikomunikasikan untuk stakeholder internal dan eksternal, yaitu dengan

menggabungkan laporan yang berbentuk angka, visualiasi dan naratif yang

bertujuan sebagai penciptaan nilai. Laporan intellectual capital mengandung

informasi finansial dan non-finansial yang beragam seperti perputaran karyawan,

kepuasan kerja, in-service training, kepuasan pelanggan dan ketepatan pasokan.

Hal tersebut berguna agar karyawan mengetahui bagaimana dalam memberikan

kontribusi terhadap penciptaan nilai bagi perusahaan (Ulum, 2008).

Dalam penelitian (Oliviera, et al., 2010), Pengungkapan Intellectual Capital

diukur menggunakan disclosure index dimana index tersebut dikembangkan oleh

(Bukh, et al., 2005) sebanyak 88 item yang terbagi pada 6 area, yaitu karyawan,

pelanggan, teknologi informasi, pemrosesan, pengembangan riset dan laporan

strategis.

Ukuran Perusahaan

Perusahaan besar cenderung memiliki berbagai macam aktivitas dan unit

usaha (Purnomosidhi, 2006). Semakin besar suatu perusahaan, maka perusahaan

akan mengalami perkembangan yang bagus agar mendapat respon positif dari

investor, menunjukkan semakin besar pula penilaian para stakeholder pada

perusahaan, maka semakin besar tantangan dan resiko yang dihadapi oleh

perusahaan. Dengan begitu, perusahaan tentu dituntut untuk mengungkapkan

laporan perusahaan dengan lebih lengkap. Pengungkapan intellectual Capital

dalam laporan keuangan bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi antara

perusahaan dengan stakeholder. Teori agensi menyatakan bahwa biaya keagenan

lebih tinggi ditanggung oleh perusahaan yang besar. Untuk meminimalkan biaya

agensi, perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan sukarela. Perusahaan yang

lebih besar cenderung memiliki kegiatan yang lebih banyak dibandingkan

perusahaan kecil, sehingga akan lebih banyak informasi yang perlu diungkapkan

kepada para stakeholder. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu

perusahaan (Setyaningsih & Prabawani, 2015). Menurut Consoladi et al. dalam

(Safitri, 2012) mengatakan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kinerja

sosial perusahaan karena perusahaan yang besar mempunyai pandangan yang lebih

jauh, sehingga lebih berpartisipasi dalam menumbuhkan kinerja sosial perusahaan.

semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap

keterbukaan informasi yang lebih banyak, perusahaan mencoba mengisyaratkan

bahwa perusahaan telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan yang

baik (Good Corporate Governance). Meningkatnya pengungkapan informasi akan

mengurangi asimetri informasi. Biaya agensi timbul karena kepentingan yang

bertentangan dari pada pemegang saham, manajer dan pemilik hutang (Lordanita,

dalam (Istanti, 2009)).

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan intellectual capital

disebabkan karena semakin besar tingkat kapitalisasi pasar, maka akan semakin

besar pengungkapan intellectual capital sehingga perusahaan besar merupakan

entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun public secara umum, karena ketika

mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya perusahaan

untuk mewujudkan akuntabilitas publik (Artinah dalam (Faradina, 2015)).

Return on Assets

Page 4: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4

Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator keberhasilan

perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin tinggi return on assets

maka semakin tinggi kemampuan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasi

merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perushaan. Laba menjadi

indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur dan

investor, serta merupakan bagian dalam proses penciptaan nilai perusahaan

berkaitan dengan prospek perusahaan di masa depan. Return on Assets (ROA) dapat

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total

aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya yang digunakan

untuk mendanai aset tersebut seperti biaya pengembangan dan pengelolaan

karyawan dalam meningkatkan intellectual Capital (Rachmawati dalam

(Oktavianti, 2014)).

Haniffa dan Cooke (dalam (Oktavianti, 2014)) menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat profitabilitas akan semakin lebih banyak mengungkapkan

informasi sukarela ke publik. Karena semakin besar dukungan finansial perusahaan

akan semakin banyak pengungkapan informasi termasuk intellectual capital

disclosure.

Teori sinyal dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan profitabilitas

dengan pengungkapan intellectual Capital. Perusahaan yang memiliki profitabilitas

yang tinggi cenderung memberikan sinyal melalui pengungkapan intellectual

Capital untuk membedakan dengan perusahaan yang kurang menguntungkan

(Ferreira et.al, dalam (Prabowo, 2014)). Selain itu, sinyal di berikan oleh

perusahaan untuk menunjukkan bahwa profitabilitas mungkin diakibatkan investasi

secara terus menerus dalam intellectual Capital (Lie et.al, dalam (Prabowo, 2014)).

ROA diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset

perusahaan.

Debt to Equity Ratio

Perusahaan yang memiliki proporsi utang yang tinggi dalam struktur

modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih tinggi dibanding dengan

perusahaan yang proporsi hutangnya kecil. Untuk mengurangi cost agency tersebut,

manajemen perusahaan dapat mengungkapkan lebih banyak informasi yang

diharapkan dapat semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya debt to

equity ratio. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan debt to equity

ratio yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya

keagenan perusahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih tinggi (Jensen &

Meckling, 1976).

(Oliveira, et al., 2008) menggunakan leverage untuk menjelaskan teori

keagenan dan teori sinyal. Tingkat leverage yang tinggi menyatakan biaya

keagenan tinggi. Oleh karena itu, perusahaan lebih memerhatikan untuk melakukan

pengungkapan untuk mengurangi keadaan tersebut. Menurut teori sinyal,

pengungkapan informasi yang lebih banyak dilakukan karena perusahaan dengan

rasio hutang yang rendah lebih insentif dalam mengirim sinal ke pasar mengenai

struktur keagenannya. Perusahaan dengan karakteristik leverage yang tinggi dapat

digolongkan ke dalam perusahaan dengan tingkat pengungkapan intellectual

Capital yang lebih rendah. Informasi yang lebih banyak disediakan oleh perusahaan

dilakukan guna meningkatkan reputasi perusahaan di mata calon investor.

Page 5: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5

Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur

modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak

tertagihnya suatu hutang (Ulum, 2008).

Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian internal yang dapat

digunakan untuk menyelaraskan perbedaan kepentingan yang terjadi antara pihak

agen dengan pihak prinsipal dengan melakukan pengungkapan informasi mengenai

informasi intellectual Capital. Ukuran dewan komisaris dapat diukur dengan cara

mengitung jumlah dewan komisaris dalam laporan tahunan perusahaan (Fitriani &

Purwanto, 2011).

Berdasarkan teori agensi, dewan komisaris dapat berfungsi sebagai alat

pengendalian tertinggi bagi perusahaan. Dewan komisaris bertugas untuk

melakukan monitoring terhadap tindakan manajer sehingga kejadian seperti

kecurangan dapat dicegah. Dengan semakin besarnya ukuran dewan komisaris

suatu perusahaan, maka kinerja pengawasan dan pengendalian menjadi lebih baik

dan efektif sehi ngga akan meningkatkan pengungkapan intellectual Capital.

Dalam penelitian (Abeysekera, 2008) dan Sembiring (dalam (Arifah, 2010))

yang mengambil objek perusahaan pada negara berkembang mendapatkan hasil

bahwa ukuran dewan yang lebih besar karena adanya tekanan dewan dalam jumlah

besar terhadap pihak manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan mengenai

intellectual Capital, tekanan dewan komisaris yang berukuran besar terhadap

manajemen juga akan semakin meningkat, untuk mengungkapkan nilai perusahaan,

begitu pula mengenai item-item apa saja yang diungkapkan.

Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-

mata demi kepentingan perusahaan (Prabowo, 2014).

Teori agensi mendasarkan hubungan antara pemegang saham dan manajer,

perbedaan kepentingan menyebabkan terjadinya asimetri informasi antara

pemegang saham dan manajer perusahaan. Keberadaan komisaris independen

menjadi penting, karena didalam praktik sering ditemukan transaksi yang

mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang

saham publik (pemegang saham minoritas) serta stakeholder lainnya, terutama pada

perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat di dalam pembiayan

usahanya (Oktavianti, 2014).

Komisaris independen sebagai pihak yang netral dalam perusahaan

diharapkan mampu menjembatani adanya asimetri informasi yang terjadi antara

pihak pemilik dengan pihak manajer. Sebagai pihak yang netral, komisaris

independen mengawasi aktivitas perusahaan dan mengendalikan perilaku para

manajer perusahaan (Istanti, 2009).

Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan Intellectual Capital

Semakin besar ukuran perusahaan, menunjukkan semakin besar pula

penilaian para stakeholder pada perusahaan. Dengan begitu, perusahaan tentu

Page 6: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6

dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih banyak. Pengungkapan

intellectual capital dalam laporan keuangan bertujuan untuk mengurangi asimetri

informasi antara perusahaan dengan stakeholder. Meningkatnya pengungkapan

informasi intellectual capital suatu perusahaan akan mengurangi asimetri

informasi. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Stephani & Yuyetta, 2011),

(Oktavianti, 2014), (Faradina, 2015), (Tyas & Indrasari, 2015), bahwa Ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapakan intellectual Capital.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

intellectual capital.

Return on Assets dan Pengungkapan Intellectual Capital

Return on Assets merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan

untuk menghasilkan laba, sehingga semakin rendahnya Return on assets suatu

perusahaan menunjukkan ketidakmampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan

laba, maka akan semakin tinggi kecenderungan suatu perusahaan memberikan

informasi melalui pengungkapan intellectual capital untuk mengurangi biaya

keagenan yang timbul. Seperti pada penelitian (Oktavianti, 2014) bahwa return on

assets berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual Capital.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan:

H2: Return on assets berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual

capital.

Debt to Equity Ratio dan Pengungkapan Intellectual Capital

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kinerja perusahaan. Oleh

karena itu perusahaan berusaha mengungkapkan intellectual capital yang

dimilikinya untuk mengurangi kekhawatiran investor atas investasi yang

ditanamkan serta sebagai pertanggungjawaban manajer dalam pengelolaan

perusahaan.

Selain itu perusahaan yang memiliki proporsi utang yang tinggi dalam

struktur modalnya akan menanggung biaya keagenan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang mempunya proporsi hutang lebih kecil.

Sehingga, untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan lebih

banyak mengungkapkan intellectual Capital tersebut. (White & Lee, 2007) dan

(Stephani & Yuyetta, 2011) menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan sukarela intellectual capital. Berdasarkan

penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan:

H3: Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual

capital.

Ukuran Dewan Komisaris dan Pengungkapan Intellectual Capital

Dewan komisaris dapat berfungsi sebagai alat pengendalian tertinggi bagi

perusahaan. Dewan komisaris bertugas untuk melakukan monitoring terhadap

tindakan manajer sehingga kejadian seperti kecurangan dapat dicegah. dengan

semakin besarnya ukuran dewan komisaris suatu perusahaan, maka kinerja

pengawasan dan pengendalian menjadi lebih baik dan efektif. Sehingga akan

meningkatkan pengungkapan intellectual capital. (Fitriani & Purwanto, 2011)

menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

Page 7: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7

intellectual Capital. Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang

diajukan:

H4: Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

intellectual capital.

Dewan Komisaris Independen dan Pengungkapan Intellectual Capital

Komisaris independen sebagai pihak yang netral dalam perusahaan

diharapkan mampu menjembatani adanya asimetri informasi yang terjadi antara

pihak pemegang saham dan pihak manajer. Sebagai pihak yang netral, komisaris

independen akan meminta pihak manajemen untuk mengungkapkan intellectual

capital lebih banyak sebagai bentuk pengawasan terhadap manajemen perusahaan.

(Oktavianti, 2014), (Istanti, 2009), (Prabowo, 2014) dan (White & Lee, 2007)

menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap

pengungkapan intellectual capital. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka

hipotesis yang diajukan:

H5: Dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

intellectual capital.

Ukuran Perusahaan, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Ukuran Dewan

Komisaris, Dewan Komisaris Independen dan Pengungkapan Intellectual

Capital

Berdasarkan pengajuan hipotesis diatas, maka diajukan hipotesis sebagai

berikut:

H6: Ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan

komisaris, dan dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital.

METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Sumber Data

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 hingga tahun 2016 sebanyak 43

perusahaan. Perusahaan perbankan dipilih karena sektor perbankan adalah sektor

perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan lancar sangat besar. Tentunya

dikarenakan faktor tersebut, menjadikan perusahaan perbankan tersebut harus

memiliki human capital yang sangat baik dan besar juga. Periode pengamatan

dalam penelitian ini adalah tahun 2012 hingga tahun 2016 dikarenakan telah

mewakili kondisi akhir keuangan perusahaan sebelum penelitian dilakukan. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan

perusahaan perbankan yang didapatkan dari website Bursa Efek Indonesia.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling

dengan kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia; (2) Perusahaan perbankan yang melaporkan laporan tahunan dari

tahun 2012 hingga tahun 2016; (3) Perusahaan perbankan yang mengalami laba dari

tahun 2012 hingga tahun 2016; (4) Perusahaan perbankan yang memiliki komisaris

independen dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Berdasarkan kriteria yang

ditentukan dalam pemilihan sampel, maka ringkasan sampel penelitian dapat dilihat

pada Tabel 1.

Page 8: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8

Tabel 1. Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 43 perusahaan

2 Perusahaan perbankan yang tidak melaporkan laporan tahunan

dari tahun 2012 hingga tahun 2016

(21 perusahaan)

3 Perusahaan perbankan yang tidak mengalami laba dari tahun

2012 hingga tahun 2016

(8 perusahaan)

4 Perusahaan perbankan yang tidak memiliki komisaris independen

(1 perusahaan)

Jumlah sampel perusahaan 13 perusahaan

Periode penelitian 2012-2016 5 tahun

Jumlah sampel penelitian 65 data

Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Pengungkapan Intellectual Capital

Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan sejumlah 88 item yang

dikembangkan oleh (Oliviera, et al., 2010). Indeks pengungkapan merupakan suatu

metode untuk menghitung jumlah item yang diungkapkan oleh suatu perusahaan

dibagi dengan jumlah item pengungkapan intellectual capital. Prosentase dari index

pengungkapan sebagai total dihitung menurut rumusan sebagai berikut:

𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = (∑𝑚

𝑖=1𝑑𝑖/𝑀) × 100%

Dimana,

Score : variabel dependen indeks pengungkapan intellectual capital (ICD Index)

di : nilai 1 jika item i ditemukan dan 0 jika tidak ditemukan

M : total jumlah item yang diukur (88 Item).

Ukuran Perusahaan

Pengukuran size pada penelitian ini mengacu pada penelitian (Oktavianti,

2014) yang menggunakan total aset sebagai proksi ukuran perusahaan. Total aset

bisa dijadikan proksi ukuran perusahaan karena total aset mencakup aset lancar dan

aset tidak lancar yang digunakan oleh perusahaan, sehingga lebih

mempresentasikan ukuran perusahaan yang sebenarnya.

𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Return on Assets

Rasio return on assets yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Return

on assets menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA

dipilih dikarenakan dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan

dengan biaya yang digunakan untuk mendanai aset tersebut seperti biaya

pengembangan dan pengelolaan karyawan dalam meningkatkan intellectual

capital. ROA diukur dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan total aset.

Dengan rumus sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 × 100%

Page 9: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

9

Debt to Equity Ratio

Rasio Debt to Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada penelitian dari (Purnomosidhi, 2006). Debt to equity ratio merupakan alat ukur

ketergantungan perusahaan terhadap penggunaan dana dari liabilitas yang

digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Semakin tinggi rasio Debt to Equity

Ratio, maka semakin tinggi pula ketergantungan perusahaan terhadap hutang.

Variabel Debt to Equity Ratio pada penelitian ini diukur dengan membagi total

hutang dengan total ekuitas. Rumus variabel Debt to Equity Ratio:

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 × 100%

Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian internal yang dapat

digunakan untuk menyelaraskan perbedaan kepentingan yang terjadi antara pihak

agen dengan pihak prinsipal dengan melakukan pengungkapan informasi mengenai

informasi intellectual Capital. Ukuran dewan komisaris dapat diukur dengan cara

menghitung jumlah dewan komisaris dalam laporan tahunan perusahaan (Fitriani

& Purwanto, 2011).

𝑈𝐾𝑂𝑀 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan pihak netral yang diharapkan mampu

menjembatani asimetri informasi yang terjadi antara pemegang saham dengan

pihak manajer perusahaan. Pada penelitian ini dewan komisaris diukur dengan cara

jumlah komisaris independen dibagi dengan total dewan komisaris yang ada pada

perusahaan (Istanti, 2009).

𝐼𝑁𝐷𝐸𝑃 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠× 100%

Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda. Alasan penggunaan analisis ini adalah karena penelitian ini meneliti

hubungan pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk

mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual

capital digunakan model analisis regresi berganda, dengan bentuk persamaan

sebagai berikut:

𝑌 = + 1𝑆𝐼𝑍𝐸 + 2𝑅𝑂𝐴 + 3𝐿𝐸𝑉 + 4𝑈𝐾𝑂𝑀 + 𝛽5𝐼𝑁𝐷𝐸𝑃 + 𝑒

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi klasik, yaitu uji multikolonieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas,

dan uji normalitas. Pengujian multikolonieritas dilihat dengan cara melihat nilai

variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi

multikolonieritas.

Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW

test). Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first

order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam

model regresi dan tidak ada variable lag di antara variabel independent. Lalu,

pengujian selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan uji run-test. Uji run-

Page 10: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

10

test dilakukan dengan cara melihat apakah probabilitas signifikansi lebih besar dari

α = 0,05. Jika lebih besar, maka tidak terjadi autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Uji

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel

independen (Gujarati, dalam (Ghozali, 2013)). Uji Glejser dilakukan dengan cara

melihat apakah probabilitas signifikansi lebih besar dari α = 0,05. Jika lebih besar,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov

(Uji K-S). Uji K-S dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi atau

asymp. Sig (2-tailed). Apabila nilai probabilitas signifikansi lebih dari = 0,05,

maka data terdistribusi secara normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum,

(Ghozali, 2013). Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SIZE 65 4.04 676.74 140.4642 168.81503

ROA 65 .24 4.21 1.19165 .99780

DER 65 320.89 1324.46 730.5360 248.82221

UKOM 65 3 8 5.34 1.439

INDEP 65 25.00 80.00 56.8685 10.68431

IDC 65 13.64 38.64 26.9932 6.13557

Valid N (listwise) 65

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018) Berdasarkan tabel 2 diatas, ukuran perusahaan dalam penelitian ini memiliki

nilai minimum sebesar 4,04 dalam triliun Rupiah. Dan nilai maksimum sebesar

676,74 dalam triliun Rupiah. Dengan rata-rata sebesar 140,4642 dalam triliun

Rupiah dengan standar deviasi sebesar 168,81503.

Return on assets dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar

1,9165% dengan standar deviasi sebesar 0,99780. Dan nilai minimum sebesar

0,24% dan nilai maksimum sebesar 4,21%.

Debt to equity ratio dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar

730,5360% dengan standar deviasi sebesar 248,82221. dan nilai minimum sebesar

320,89% dan nilai maksimum sebesar 1324,46%.

Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini memiliki nilai minimum

sebesar 3 orang dan nilai maksimum sebesar 8 orang. Dan nilai rata-rata sebesar

5,34 orang dengan nilai standar deviasi sebesar 1,439.

Dewan komisaris independen dalam penelitian ini memiliki nilai minimum

sebesar 25% dan nilai maksimum sebesar 80%. Dan nilai rata-rata sebesar

56,8685% orang dengan nilai standar deviasi sebesar 10,68431.

Pengungkapan intellectual capital memiliki nilai minimum sebesar 13,64%

dan nilai maksimum sebesar 38,64%. Rata-rata variabel pengungkapan intellectual

capital sebesar 26,9932% dengan nilai standar deviasi sebesar 6,13557 artinya

standar deviasi lebih rendah dari nilai rata-rata.

Page 11: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

11

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolonieritas Tabel 3. Hasil Uji Multikolonieritas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 21.912 5.585 3.923 .000

SIZE .024 .005 .651 4.722 .000 .578 1.729

ROA -1.827 .822 -.297 -2.223 .030 .616 1.624

DER .001 .003 .023 .207 .837 .887 1.128

UKOM .642 .525 .151 1.224 .226 .726 1.377

INDEP .025 .065 .043 .385 .702 .866 1.155

a. Dependen Variable: IDC Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Berdasarkan Tabel 3, hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan tidak ada

satupun variabel yang memiliki nilai VIF yang lebih dari 10. Jadi dapat dikatakan

bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model

regresi.

Uji Autokorelasi Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Squares Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .593a .351 .296 5.14757 1.714

a. Predictors: (Constant), INDEP, ROA, DER, UKOM, SIZE b. Dependen Variable: IDC

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Durbin-Watson, nilai hitung

Durbin-Watson sebesar 1,714 berada diantara nilai dL dan dU sebesar 1,47902 dan

1,73110. Sehingga pengujian menggunakan uji Durbin-Watson tidak dapat

disimpulkan dan pengujian dilanjutkan dengan pengujian Run-Test.

Tabel 5. Hasil Uji Run-Test

AbsUt

Test Valuea 3.27

Cases < Test Value 32

Cases>= Test Value 33

Total Cases 65

Number of Runs 36

Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .531

a. Median

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Pada pengujian Run-Test, didapati nilai probabilitas signifikansi sebesar

0,531. Sehingga nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari nilai standar

signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

Page 12: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12

Uji Heteroskedastisitas Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.909 3.269 3.337 .001

SIZE -.004 .003 -.225 -1.446 .154

ROA -.526 .481 -.165 -1.094 .278

DER -.001 .002 -.080 -.639 .525

UKOM -.099 .307 -.045 -.332 .748

INDEP -.075 .038 -.252 -1.985 .052

a. Dependen Variable: AbsUt Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018) Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji Glejser, nilai signifikansi

masing-masing variabel ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio,

ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen lebih besar dari nilai

standar signifikansi 0,05. Sehingga menunjukkan bahwa model regresi dalam

penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Uji Normalitas Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 65

Normal Parametersa, b Mean .0000000

Std. Deviation 4,94240540

Absolute .088

Most Extreme Differences Positive .054

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z .706

Asymp. Sig. (2-tailed) .701

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018) Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-

Smirnof Test memiliki probabilitas tingkat signifikansi diatas tingkat kepercayaan

α = 0,05, yaitu 0,701. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal.

Analisis Regresi Tabel 3. Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 21.912 5.585 3.923 .000

SIZE .024 .005 .651 4.722 .000

ROA -1.827 .822 -.297 -2.223 .030

DER .001 .003 .023 .207 .837

UKOM .642 .525 .151 1.224 .226

INDEP .025 .065 .043 .385 .702

b. Dependen Variable: IDC

Page 13: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

13

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Dari persamaan regresi, maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:

𝐼𝐶𝐷 = 22,912 + 0,024𝑆𝐼𝑍𝐸 − 1,827𝑅𝑂𝐴 + 0,001𝐷𝐸𝑅 + 0,642𝑈𝐾𝑂𝑀 +0,025𝐼𝑁𝐷𝐸𝑃 + 𝑒

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan Intellectual Capital

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel

independen ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital. Hal ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh

yaitu sebesar 0,000 lebih kecil dari standar signifikansi 0,05. Maka hipotesis H1

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual

capital gagal ditolak.

Perusahaan dengan jumlah aset yang besar membuat perusahaan tersebut

menjadi lebih diawasi oleh pemegang saham dibandingkan dengan perusahaan

yang memiliki jumlah aset yang lebih kecil. Sehingga untuk meyakinkan pemegang

saham, pihak manajemen perusahaan tentu akan mengungkapkan lebih banyak

intellectual capital yang dimiliki perusahaan sebagai bentuk sinyal kepada

pemegang saham akan kemampuan pengelolaan aset yang lebih baik disbanding

perusahaan lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Suniari

& Suaryana, 2017) dan (Istanti, 2009) yang menyatakan bahwa perusahaan besar

melakukan aktivitas yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan dengan

ukuran kecil. Hal tersebut menjadikan perusahaan besar lebih mendapatkan

perhatian para investor dalam mengambil keputusan. Semakin besar ukuran suatu

perusahaan, semakin tinggi pula tuntutan terhadap keterbukaan informasi dibanding

perusahaan yang lebih kecil. Melalui pengungkapan yang lebih banyak, perusahaan

memberikan isyarat kepada publik bahwa perusahaan telah menjalankan

kegiatannya dengan menerapkan prinsip manajemen yang baik.

Return on Assets dan Pengungkapan Intellectual Capital

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel

independen return on assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital. Hal ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh

yaitu sebesar 0,030 lebih kecil dari standar signifikansi 0,05. Maka hipotesis H2

return on assets berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital

gagal ditolak.

Return on assets merupakan salah satu indicator keberhasilan perusahaan

untuk menghasilkan laba, sehingga semakin rendahnya return on assets suatu

perusahaan menunjukkan ketidakmampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan

laba, maka akan semakin tinggi kecenderungan suatu perusahaan memberikan

informasi melalui pengungkapan intellectual capital untuk mengurangi biaya

keagenan yang timbul. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ashari & Putra, 2016) dan

(Oktavianti, 2014) yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh terhadap

pengungkapan intellectual capital.

Debt to Equity Ratio dan Pengungkapan Intellectual Capital

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel

independent debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Page 14: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

14

pengungkapan intellectual capital. Hal ini dibuktikan dari hasil yang diperoleh

yaitu sebesar 0,837 lebih besar dari standar signifikansi 0,05. Maka hipotesis H3

debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual

capital ditolak.

Semakin tingginya rasio debt to equity ratio suatu perusahaan tidak

menjadikan perusahaan perbankan tersebut mengungkapkan lebih banyak

intellectual capital dikarenakan pihak manajemen telah menyadari bahwa rasio

hutang yang tinggi dalam sebuah perusahaan perbankan tidak menunjukkan kinerja

dari perusahaan tersebut, sehingga perusahaan cenderung mengabaikan informasi-

informasi non-keuangan seperti pengungkapan intellectual capital dan lebih

berfokus kepada informasi yang bersifat keuangan. Hal ini sejalan dengan

penelitian oleh (Utomo & Chariri, 2015) dan (Nugroho, 2012), yang menyatakan

dengan tingkat hutang yang tinggi tidak searah dengan modal intelektual yang

diungkap, karena perusahaan ingin menjaga citra, nama baik, dan reputasi

perusahaan sehingga ketidak optimalan dalam pengelolaan debt to equity ratio tidak

banyak diketahui oleh pihak eksternal.

Ukuran Dewan Komisaris dan Pengungkapan Intellectual Capital

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel

independen ukuran dewan komisaris (UKOM) tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini dibuktikan dari hasil yang

diperoleh yaitu sebesar 0,226 lebih besar dari standar signifikansi yaitu 0,05. Maka

hipotesis H4 ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital ditolak.

Besarnya ukuran dewan komisaris suatu perusahaan tidak menjadikan

perusahaan tersebut mengungkapan lebih banyak intellectual capital disbanding

perusahaan dengan jumlah dewan komisaris yang lebih kecil. Ini dikarenakan

belum adanya aturan yang jelas tentang pengungkapan intellectual capital di

Indonesia sehingga dewan komisaris cenderung tidak terlalu memperhatikan

pengungkapan informasi yang bersifat non-keuangan.

Dewan Komisaris Independen dan Pengungkapan Intellectual Capital

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel

independent dewan komisaris independen (INDEP) tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini dibuktikan dari hasil yang

diperoleh yaitu sebesar 0,702 lebih besar dari standar signifikansi yaitu 0,05. Maka

hipotesis H5 dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital ditolak.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Nugroho, 2012) dan (Oktavianti,

2014) yang menyatakan bahwa komisaris independen yang belum optimal di

Indonesia karena seharusnya keberadaan komisaris independen mendukung prinsip

responsbilitas untuk mengungkapkan intellectual capital dalam penerapan

corporate governance, yang mengharuskan perusahaan memberikan informasi

yang lebih baik sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders.

Page 15: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

15

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Model Sum of Squares dF Mean Square F Sig.

1 Regression 845.943 5 169.189 6.385 .000b

Residual 1563.352 59 26.497

Total 2409.295 64

a. Dependen Variable: IDC b. Predictors: (Constant), INDEP, ROA, DER, UKOM, SIZE

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Tabel 4 menunjukkan besarnya nilai hasil signifikansi 0,000 lebih kecil dari

standar signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel

independen ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan

komisaris dan dewan komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen pengungkapan intellectual capital sehingga hipotesis H6 gagal

ditolak.

Koefisien Determinasi (R2) Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Squares Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .593a .351 .296 5.14757

c. Predictors: (Constant), INDEP, ROA, DER, UKOM, SIZE Sumber: Hasil Pengolahan Data (2018)

Berdasarkan Tabel 5, besarnya koefisien determinasi adalah 0,296 atau

29,6%. Ini berarti kemampuan variabel independen dalam hal ini adalah variabel

ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris,

dan dewan komisaris independen secara simultan memiliki pengaruh terhadap

variabel pengungkapan intellectual capital sebesar 29,6%. Sedangkan 70,4%

dijelaskan oleh variabel lain selain variabel independen diatas.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian dalam penelitian mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi pengungkapan intellectual capital pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 – 2016, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil analisis data secara parsial

menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dan return on

assets terhadap pengungkapan intellectual capital; (2) Hasil analisis data secara

parsial menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara debt to equity ratio,

ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen terhadap pengungkapan

intellectual capital; (3) Hasil analisis data secara simultan menunjukkan adanya

pengaruh signifikan antara seluruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan,

return on assets, debt to equity ratio, ukuran dewan komisaris, dan dewan komisaris

independen terhadap variabel dependen pengungkapan intellectual capital; (4)

Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel independen

dalam hal ini adalah variabel ukuran perusahaan, return on assets, debt to equity

ratio, ukuran dewan komisaris, dan dewan komisaris independen secara simultan

memiliki pengaruh terhadap variabel pengungkapan intellectual capital sebesar

Page 16: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

16

29,6%. Sedangkan 70,4% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel independen

diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Abeysekera, I., 2008. Intellectual Capital Disclosure Trends: Singapore and Sri

Lanka. 9(4), pp. 723-737.

Arifah, D. A., 2010. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Pengungkapan

Intellectual Capital pada Perusahaan IC Intensive yang Terdaftar di BEI.

Ashari, P. M. S. & Putra, I. N. W. A., 2016. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Komisaris Independen Terhadap

Pengungkapan Modal Intelektual. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Volume 14 no. 3, pp. 1699-1726.

Bukh, P. N., Nielsen, C., Gormsen, P. & Mouritsen, J., 2005. Disclosure of

Information on Intellectual Capital in Danish IPO Prospectuses. Accounting,

Auditing & Accountability Journal, Volume 18 no. 6, pp. 713-732.

Faradina, S., 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual

Capital pada Perusahaan Property dan Real Estate. Jurnal Bisnis dan

Manajemen, Volume 5 no. 2.

Fitriani, A. E. & Purwanto, A., 2011. Pengaruh Struktur Corporate Governance

Terhadap Pengungkapan Modal Intelektual (Studi pada Perusahaan

Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010).

Ghozali, I., 2013. Applikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.

7 ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harrison, S. & Sullivan, P. H., 2000. Profiting from Intellectual Capital. Journal of

Intellectual Capital, Volume 1 No. 1, pp. 33-46.

Istanti, S. L. W., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela

Modal Intelektual.

Page 17: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

17

Jensen, M. C. & Meckling, W. H., 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,

Volume 3 no. 4, pp. 305-360.

Nugroho, A., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital

Disclosure (ICD). Accounting Analysis Journal.

Oktavianti, H., 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Intellectual Capital. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Volume 3 No. 5.

Oliveira, L., Rodrigues, L. L. & Craig, R., 2008. Applying Voluntary DIsclosure

Theories to Intangible Reporting: Evidence from the Portuguese Stock

Market.

Oliviera, L., Rodrigues, L. & Craig, R., 2010. Intellectual Capital Reporting in

Sustainabiliy Reports. Journal of Intellectual Capital, Volume 11 no. 4, pp.

575-594.

Prabowo, D., 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital

Disclosure dan Pengaruh Intellectual Capital Disclosure Terhadap Market

Capitalization.

Purnomosidhi, B., 2006. Analisis Empiris Terhadap Diterminan Praktik

Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan Publik di BEJ.

Safitri, A. N., 2012. Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital dan

Pengungkapan CSR terhadap Kinerja Perusahaan.

Sawarjuwono, T. & Kadir, A. P., 2003. Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran

Dan Pelaporan. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Volume 5 no. 1, pp. 35-57.

Setyaningsih, R. N. & Prabawani, B., 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Modal Intelektual Studi Empiris pada Perusahaan yang

Listing di Jakarta Islamic Index 2012-2014.

Page 18: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual ...repository.umrah.ac.id/2747/1/HENDRA ADIPUTRA-130462201162-F… · Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

18

Stephani, T. & Yuyetta, E. N. A., 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Intellectual Capital Disclosure (ICD). Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume

7 no. 2, pp. 111-121.

Suniari, I. A. M. & Suaryana, I. G. N. A., 2017. Pengaruh Umur dan Ukuran

Perusahaan pada Pengungkapan Modal Intelektual dan Dampaknya Terhadap

Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 21 no.

2, pp. 1549-1574.

Tyas, T. R. W. & Indrasari, A., 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Modal Intelektual.

Ulum, I., 2008. intellectual capital performance sektor perbankan di Indonesia.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 10 no. 2, pp. 77-84.

Utomo, A. I. & Chariri, A., 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengungkapan Modal Intelektual dan Dampaknya Terhadap Nilai

Perusahaan.

White, G. P. & Lee, A., 2007. Drivers of Voluntary Intellectual Capital Disclosure

in Listed Biotechnology Companies. Journal of Intellectual Capital, Volume

8 no. 3, pp. 517-537.