FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

15
323 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FACTORS THAT INFLUENCE THE UTILIZATION OF MASS MEDIA AS LEARNING MEDIA Oos M. Anwas Pustekkom Kemdikbud Jalan RE. Martadinata, Ciputat -Tangerang Selatan, Banten ([email protected]) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) intensitas pemanfaatan media massa, 2) kesesuaian substansi media massa dengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi terhadap penyuluh pertanian PNS di kabupaten Karawang dan Garut Jawa Barat. Dengan menggunakan analisis dekriptif diketahui bahwa pemanfaatan media massa: koran, buku, radio, dan internet dalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang dan hanya intensitas pemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi. Substansi informasi media massa secara umum kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hanya substansi majalah yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hasil analisis regresi berganda dengan metode stepwise diketahui bahwa intensitas pemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan media komunikasi dan informasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi. Oleh karena itu dalam era informasi, media massa sudah menjadi kebutuhan bagi profesi penyuluh pertanian sehingga perlu dilakukan upaya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran, menyediakan kemudahan akses media massa, serta meningkatkan substansi media massa yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Kata kunci: media massa sebagai media pembelajaran, penyuluh pertanian, intensitas pemanfaatan media massa, Abstract: This study aimed to fine out: 1) the intensity of use of mass media, 2) the suitability of the substance of the mass media with the purpose of agricultural extension agents, and 3) the factors that influence the use of the mass media as an intructional media. This study uses an exploration of the civil servants in the district agricultural extension Garut and Karawang West Java. Using descriptive analysis it is known that the use of the mass media: newspapers, books, radio, and the internet in the very low category. Utilization of the magazine in the category of medium and only the intensity of use of television in the high category. The substance of the mass media in general get less according to the needs of agricultural extension. Only substance Magazine Sinar Tani and Trubus to suit the needs of agricultural extension. The results of multiple regression analysis with stepwise method is known that the intensity of the low utilization of the mass media is influenced by the level of information and communication media ownership and family support is relatively low, although higher levels of formal education. Therefore, in the information age, the mass media has become a necessity for the profession so that agricultural extension efforts should be made starting with raising awareness, providing easy access to the mass media, as well as improving the substance of the mass media according to the needs of agricultural extension agents. Keywords: mass media as a medium of learning, agricultural extension agents, the intensity of uses the mass media Diterima tanggal: 08/06/2012, Dikembalikan untuk direvisi tanggal: 07/07/2012; Disetujui tanggal:23/08/2012

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

323

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSASEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

FACTORS THAT INFLUENCE THE UTILIZATION OF MASS MEDIAAS LEARNING MEDIA

Oos M. AnwasPustekkom Kemdikbud

Jalan RE. Martadinata, Ciputat -Tangerang Selatan, Banten([email protected])

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) intensitas pemanfaatan media massa, 2)kesesuaian substansi media massa dengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) faktor-faktor yangmempengaruhi pemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakanmetode eksplorasi terhadap penyuluh pertanian PNS di kabupaten Karawang dan Garut Jawa Barat.Dengan menggunakan analisis dekriptif diketahui bahwa pemanfaatan media massa: koran, buku,radio, dan internet dalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagori sedang danhanya intensitas pemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi. Substansi informasi media massasecara umum kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hanya substansi majalah yangsesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian. Hasil analisis regresi berganda dengan metode stepwisediketahui bahwa intensitas pemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikanmedia komunikasi dan informasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikanformalnya tinggi. Oleh karena itu dalam era informasi, media massa sudah menjadi kebutuhan bagiprofesi penyuluh pertanian sehingga perlu dilakukan upaya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran,menyediakan kemudahan akses media massa, serta meningkatkan substansi media massa yangsesuai dengan kebutuhan penyuluhan pertanian.

Kata kunci: media massa sebagai media pembelajaran, penyuluh pertanian, intensitas pemanfaatanmedia massa,

Abstract: This study aimed to fine out: 1) the intensity of use of mass media, 2) the suitability of thesubstance of the mass media with the purpose of agricultural extension agents, and 3) the factors thatinfluence the use of the mass media as an intructional media. This study uses an exploration of the civilservants in the district agricultural extension Garut and Karawang West Java. Using descriptive analysisit is known that the use of the mass media: newspapers, books, radio, and the internet in the very lowcategory. Utilization of the magazine in the category of medium and only the intensity of use of televisionin the high category. The substance of the mass media in general get less according to the needs ofagricultural extension. Only substance Magazine Sinar Tani and Trubus to suit the needs of agriculturalextension. The results of multiple regression analysis with stepwise method is known that the intensity ofthe low utilization of the mass media is influenced by the level of information and communication mediaownership and family support is relatively low, although higher levels of formal education. Therefore, inthe information age, the mass media has become a necessity for the profession so that agriculturalextension efforts should be made starting with raising awareness, providing easy access to the massmedia, as well as improving the substance of the mass media according to the needs of agriculturalextension agents.

Keywords: mass media as a medium of learning, agricultural extension agents, the intensity of uses themass media

Diterima tanggal: 08/06/2012, Dikembalikan untuk direvisi tanggal: 07/07/2012; Disetujui tanggal:23/08/2012

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

324

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

PendahuluanDunia terus berubah. Perubahan tersebut pasti terjadisehingga sifatnya abadi. Perubahan ini seiring denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiterutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Perubahan tersebut sadar atau tidak telahmempengaruhi semua aspek kehidupan manusia,termasuk sektor pendidikan, pertanian, danpenyuluhan. Pengaruh perubahan itu juga telahmenuntut semua profesi untuk dapat menyesuaikandengan perubahan zaman. Salah satu profesi yanglangsung berhadapan dengan klien di lapangan adalahpenyuluh pertanian.

Penyuluh pertanian tugas utamanya adalahmemberdayakan petani sesuai dengan kebutuhan danpotensi klien/petani (Anwas, 2011). Dalamkenyataanya masyarakat atau klien tersebut adalahdinamis. Hampir setiap saat terjadi perubahan dantuntutan juga berkembang seiring perkembanganzaman. Perubahan tersebut menuntut setiap penyuluhuntuk terus mengikuti perubahan zaman tersebut.

Untuk mengikuti perubahan, penyuluh dituntutuntuk menyesuaikan dengan cara belajar. Belajardalam hal ini tidak terbatas dalam tataran pendidikanformal saja, tetapi dapat dilakukan dalam pendidikannon formal dan informal. Begitu pula sumber belajaratau bahan belajar tidak hanya terbatas pada bahanyang dirancang secara khusus untuk pembelajaran(by design), tetapi juga dapat memanfaatkan bahanyang tidak dirancang secara khusus untukpembelajaran (by utilization). Sumber belajar yangtidak dirancang secara khusus tersebut diantaranyaadalah media massa.

Dalam era informasi, media massa merupakansalah satu sumber belajar yang sangat diperlukan bagiprofesi seperti guru, dosen, atau penyuluh pertanian.Media massa menjadi penting karena merupakanmedia yang subtansinya aktual sesuai denganperkembangan yang terjadi di masyarakat. Perubahansetiap waktu yang terjadi seringkali menjadi acuandan substansi yang ada dalam media massa. Olehkarena itu penyuluh sangat penting untuk mengaksesdan memanfaatkan media massa secara kontinyu.Melalui pemanfaatan media massa ini, penyuluh dapatmengetahui perkembangan yang terjadi di

masyarakat, mulai dari perkembangan hasil-hasilinovasi, produk pertanian yang ada dan dibutuhkanmasyarakat, hama penyakit, perkembangan iklim,cuaca, serta berbagai trend perkembangan yangterkait dengan kegiatan penyuluhan pertanian.

Dengan demikian kegiatan penyuluhan yangdirancang dan dilaksanakan para penyuluh akanselaras dan menyesuaikan dengan perubahantersebut. Kegiatan penyuluhan menjadi dinamis sesuaidengan aspirasi dan kebutuhan dan perkembanganyang real terjadi pada saat penyuluhan dilakukan.Informasi dan tuntutan klien sangat penting diketauipenyuluh melalui media massa. Mengingat pentingnyapenyuluh untuk memanfaatkan media massa sebagaiupaya untuk merencanakan dan melaksanakankegiatan penyuluhan yang tepat, maka menarik untukdilakukan penelitian secara khusus tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluh dalampemanfatan media tersebut.

Secara lebih rinci masalah penelitian ini adalah:1) Bagaimana intensitas pemanfaatan media massasebagai upaya meningkatkan kemampuan penyuluh?2) Apakah substansi media massa sesuai dengankeperluan penyuluhan pertanian?, dan 3) Faktor-faktoryang mempengaruhi pemanfaatan media massasebagai media pembelajaran dalam upayameningkatkan kemampuan penyuluh?

Berdasarkan masalah tersebut, tujuan penelitianini adalah: 1) untuk mengetahui intensitaspemanfaatan media massa sebagai upayameningkatkan kemampuan penyuluh, 2) untukmengetahui substansi media massa yang sesuaidengan keperluan penyuluhan pertanian, dan 3) untukmengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikanterhadap pemanfaatan media massa sebagai mediapembelajaran.

Kajian TeoriBelajar adalah proses perubahan perilaku hasilinteraksi dengan lingkungan. Belajar ini tidak hanyaterbatas pada pendidikan formal saja. Belajar dapatdilakukan secara non formal dan informal. Belajar jugatidak hanya di dalam kelas. Belajar dapat dilakukandi luar kelas, dalam lingkungan, atau di manapunsetiap ada kesempatan. Begitu pula media

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

325

pembelajaran tidak hanya media yang dirancangsecara khusus untuk pembelajaran. Media yang tidakdirancang untuk pembelajaran seperti media massadan lingkungan dapat dimanfaatkan untuk kegiatanbelajar dalam meningkatkan kemampuan dan kualitaskehidupan yang lebih baik.

Setiap individu dapat melakukan proses belajarmelalui media apapun, sekalipun media tersebut tidakdirancang khusus untuk proses belajar. Misalnyapenyuluh pertanian dapat mengikuti siaran televisitentang pencegahan Flu Burung. Dengan membacakoran misalnya, penyuluh dapat belajar budidayatanaman jagung yang berhasil dikembangkan di suatudaerah. Begitupun dengan media lainnya, penyuluhdapat belajar dengan cara, waktu, dan tempat yangsesuai dengan dirinya. Media massa seperti:suratkabar, majalah, buku, radio, televisi, dan internetdapat dimanfaatkan oleh siapapun yang bisamengaksesnya sebagai media belajar.

Dalam pemanfaatan media massa sebagai mediapembelajaran diperlukan adanya kemandirian darisetiap individu untuk belajar. Kemandirian (autonomy)diartikan sebagai kemampuan individu terhadapsesuatu dalam mengelola dirinya untuk bersikap danberperilaku tanpa ada tekanan dari pihak manapun(Anwas, 2009). Ini berarti kemandirian belajar penyuluhdiartikan bahwa penyuluh memiliki inisiatif ataukesadaran sendiri untuk mencari berbagai ilmupengetahuan melalui media dalam meningkatkankompetensinya tanpa harus bergantung padadukungan pihak lain termasuk lembaga penyuluhan.

Dalam teori-teori perubahan perilaku mazhabbehavioristik menekankan bahwa pola-pola perilaku itudapat dibentuk melalui proses pembiasaan danpengukuhan (reinforcement) dengan mengkondisikanstimulus (conditioning) dalam lingkungan(environmentalistik) individu yang bersangkutan(Makmun, 2005). Ini berarti media massa dengankarakteristiknya dapat mengkondisikan pembiasaan,memberikan menstimulus, dan memberikan penguatanterhadap penyuluh agar terjadi proses belajar dalammeningkatkan kemampuannya. Sebaliknya menurutmazhab holistik, perilaku itu bertujuan (purposive), yangberarti aspek instrisik (niat, tekad, azam) dari dalamdiri individu merupakan faktor-faktor penentu yang

penting untuk melahirkan perilaku tertentu meskipuntanpa adanya rangsangan (stimulus) yang datang darilingkungan (naturalistik). Artinya menurut mazhabholistik bahwa penentu keberhasilan belajar adalahfaktor intrinsik individu yang bersangkutan. Menurutmazhab ini karakteristik penyuluh seperti umur, tingkatpendidikan, pengalaman bekerja, dan karakteristikpribadi lainnya merupakan faktor yang mementukandalam pemanfaatan media massa untuk pembelajaran.

Secara umum media pembelajaran dapatdigolongkan dalam dua kelompok, yaitu: (1) mediapembelajaran yang memang dirancang secara khusus(by design) untuk kegiatan belajar, dan (2) media belajaryang tidak dirancang tetapi dapat dimanfaatkan (by uti-lization) untuk pembelajaran. Media pembelajaran bydesign antara lain: kegiatan modul pelatihan jarak jauh,modul pembelajaran, kaset video/VCD pembelajaran,serta acara-acara radio, atau siaran TV yang dirancanguntuk pembelajaran baik yang sifatnya utama maupunpengayaan. Media pembelajaran by utilization, misalnyamedia massa, lingkungan, dan lain-lain.

Media massa menurut teori agenda-setting dariMcCombs dan DL Shaw (Sendjaja, 1994) memilikipengaruh dan penekanan informasi tertentu terhadapmasyarakat. Namun teori ini diimbangi oleh teori Usesand Gratifications dari Katz (Severin dan Tankard,2001), bahwa pengguna (user) media atau khalayakadalah aktif dan selektif dalam menggunakan mediauntuk memenuhi kebtuuhan dan kepentingannya.

Dalam kontek pembangunan, media massamemiliki peran penting. Hasil studi Schramm (Nasution,2007) peran paling pokok media massa adalahmembantu menyebarluaskan informasi tentangpembangunan, dapat mengajar melek huruf, sertaketerampilan lainnya yang dibutuhkan untukpembangunan dan dapat menjadi penyalur suaramasyarakat agar turut ambil bagian dalam pembuatankeputusan. Media massa tidak hanya berperan dalammenimbulkan dan memberikan informasi, tetapi lebihjauh dapat mengarahkan untuk tujuan-tujuanpenyuluhan dan pembangunan (Oepen, 1988). Dalamperkembangannya terutama munculnya media internet,media juga memiliki fungsi interaktif dalam menciptakankomunitas maya dan budaya maya, membinahubungan sosial, termasuk dalam melakukan transaksi

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

326

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

bisnis. Dalam penelitian ini media massa yangdimaksudkan adalah surat kabar, majalah, buku, ra-dio, televisi, radio, dan internet.

Surat kabar, majalah, dan buku adalah mediamassa cetak.. Media ini menyajikan berbagai informasidan ilmu pengetahuan lainnya secara aktual. Kejaidan-kejadian, hasil-hasil penelitian, kajian, dan bentuklainnya dapat diperoleh melalui media tersebut. Dalamperkembangannya seiring perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi, media ini suduah dilengkapidengan versi online. Koran adalah media yang sumberinformasi dalam bentuk cetak. Majalah ditulis olehmenggunakan bahasa yang populer. Majalah yang seg-mented dapat mengupas informasi secara mendalamterhadap suatu topik. Buku Perkembangan buku danmedia cetak lainnya sangat terkait dengan minat baca.Secara umum, minat baca masyarakat kita masihlemah. Oleh karena itu perkembangan media ini jugarelatif rendah.

Media radio, televisi, dan internet merupakan me-dia massa elektronik. Indonesia memiliki pengalamandalam pemanfaatan radio untuk pendidikan yaitudengan dikembangnanya Siaran Radio Pendidikan(SRP) yaitu sejak tahun 1951 yang ditujukan untukmantan Pelajar pejuang kemerdekaan. Tahun 1977dikembangkan SRP untuk membantu kegiatanpenataran guru SD. Program ini diprioritaskan bagiguru-guru di daerah terpencil (Anwas, 2000).

Media televisi dapat menyampaikan pesan audiovisual dan unsur gerak. Saat ini banyak siaran televisibaik by design maupun by utilization yang dapatdigunakan untuk pembelajaran. Siaran TV yang khususuntuk pembelajaran/pendidikan sudah dilakukan sejakpeluncuran Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).Kemudian Dalam perkembangannya KementerianPendidikan dan Kebudayaan RI memiliki stasun televisiyang khusus menyiarkan program pendidikan baik for-mal, informal, ataupun non formal dengan nama TelevisiEdukasi (2004). Televisi ini dipancarkan melalui satelitsehingga bisa diterima melalui antene parabola, TVRIdalam jam-jam tertentu, atau antene biasa bagi daerah-daerah yang memiliki stasiun TV lokal yang sudahbekerjasama denga TVEdukasi.

Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuanbahkan jutaan komputer, yang terhubungkan melalui

saluran satelit, telepon, ataupun kabel dan jangkauanyamencakup seluruh dunia. Banyak sumber informasi danfasilitas yang tersedia dalam internet yang dapatdigunakan untuk keperluan penyampaian materipendidikan. Banyak puila potrtal/web yang dirancanguntuk kepentingan pendidikan/pembelajaran, misalnyaportal Rumah Belajar (belajar.kemdikbud.go.id)merupakan kompilasi portal yang disiapkan untukmembantu pembelajaran. Begitu pula sangta banyakjumlahnya portal yang tidak dirancang untukpembelajaran tetapi dapat dimanfaatkan sebagai me-dia pembelajaran.

Pemanfaatan media massa sebagai mediapembelajaran, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam pemanfaatanmedia massa sebagai media pembelajaran adalahsebagai berikut: a) Pendidikan formal: Pendidikan adalahusaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan padaperilaku manusia. Pendidikan memberikan nilai-nilaitertentu dalam berpikir dan berperilaku. Semakin tinggitingkat pendidikan seseorang, ada kecenderungansemakin tinggi pula pengetahuan, sikap danketerampilan (Slamet, 1992). Pendidikan yangdimaksudkan dalam penelitian ini adalah jenjangpendidikan formal yang pernah diikuti penyuluhpertanian. b) Pengalaman bekerja: Pengalamanadalah suatu kepemilikan pengetahuan yang dialamiseseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan(Padmowihardjo, 1994). Melalui pengalaman seseorangmendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat mengubahpengetahuan, sikap, dan keterampilannya. Dengan katalain pengalaman merupakan hasil belajar. c) Kepemilikanmedia komunikasi dan informasi: Kepemilikan mediakomunikasi dan informasi adalah sejumlah alatkomunikasi dan informasi publik yang dimiliki penyuluhsaat penelitian dilakukan. Media yang dimaksudkanadalah: koran, majalah, brosur, radio, televisi, handpone,dan internet. Teknologi komunikasi dan informasi padadasarnya memungkinkan dan memudahkan penyuluhuntuk dapat mengakses berbagai informasi yangdiperlukan untuk mendukung kesuksesan penyuluhan.Menurut Slamet, salah satu falsafah dasar daripenyuluhan adalah proses demokrasi (Sumardjo, 1999).Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi juga telahmelahirkan perubahan dan demokratisasi dalam

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

327

penyuluhan. Kondisi ini ditandai dengan adanyaperubahan dalam berkomunikasi dengan cepat danmudah baik dengan sesama penyuluh, pimpinanlembaga penyuluhan, klien (petani), peneliti/pakar, danpihak-pihak terkait dalam penyuluhan. Kemudahanakses informasi dan komunikasi dengan pihak terkaitini diduga akan berpengaruh terhadap intensitaspemanfaatan media. d) Dukungan Keluarga: Keluargaadalah unit terkecil dalam masyarakat memiliki peranyang fundamental bagi pembentukan individu secara per-sonal. Penelitian Poole et al. (1993) menyimpulkan bahwakesuksesan karir dipengaruhi oleh kultur dan struktursosial (melalui sosialisasi peranan menurut jenis kelamindan kepribadian), pengalaman peranan keluarga (sepertikualitas peranan orang tua) dan peluang serta hambatanorganisasi (seperti program pengembangan karir).Dalam hal ini dinyatakan bahwa pengalaman dalamkeluarga dan peranan organisasi akan mempengaruhirespon afektif terhadap hasil kerja (kepuasan kerja)dalam kesuksesan karir. Penelitian ini menunjukkanbahwa keluarga memiliki peran yang signifikan terhadappemanfaatan media massa sebagai media pembelajaran.e) Dukungan lingkungan yang kondusif untuk belajar:Dukungan lingkungan kondusif untuk belajar merupakansalah satu bentuk dukungan lembaga penyuluhan dalammeningkatkan kualitias SDM penyuluh. MenurutKlausmeier dan Goodwin (1977), salah satu faktor pentingdalam mencapai efektifitas belajar adalah dukunganfasilitas untuk belajar. Hakekat dari pendidikan danpelatihan ini tidak hanya terbatas pada pendidikan di dalamruangan khusus akan tetapi adalah bagaimanamenciptakan iklim belajar yang kondusif bagi penyuluh.

Lembaga penyuluhan perlu mendukung penyuluhuntuk terus belajar meningkatkan kemampuanya melaluisuatu kondisi lembaga yang kondusif untuk belajar.

Metodologi PenelitianPenelitian ini menggunakan paradigma kuantitatifdengan metode penelitian explorasi. Variabel yangditeliti sebagai variabel bebas adalah TingkatPendidikan Formal (X1), Pengalaman Bekerja (X2),Kepemilikan Media Komunikasi dan Informasi (X3),Dukungan Keluarga (X4), dan Dukungan Lingkunganuntuk Belajar (X5). Variabel terikatnya adalah intensitaspemanfaatan media massa (Y) yaitu intensitas

pemanfaatan media koran/ surat kabar, majalah, buku,radio, televisi, dan internet.

Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluhpertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS) padi di kabupatenKarawang dan penyuluh sayuran di kabupaten GarutProvinsi Jawa Barat. Pertimbangan penentuan lokasipenelitian, antara lain: tantangan penyuluhan di daerahsayuran berbeda dengan daerah padi dan arusinformasi dan komunikasi di daerah sayuran lebihdinamis dibandingkan dengan daerah padi. Sampeldiambil secara random menggunakan teknik randomsampling dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilladkk., 1993) pada persen kelonggaran sebesar 7persen. Hasil perhitungan dengan rumus Slovintersebut, ditetapkan jumlah sampel penelitian sebanyak170 orang, yang terdiri dari 80 orang penyuluh yangbertugas di pertanian padi dan 90 orang penyuluh yangbertugas di pertanian sayuran.

Instrumen penelitian sebelumnya dilakukan ujivaliditas dan reliabilitas. Validitas instrumen yang diujidalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity)dan validitas konstruk (construct validity). Uji validitaskonstruk dilakukan uji coba kuesioner terhadap sasaranyang relatif sama dengan objek penelitian. Uji coba inidilakukan terhadap 30 penyuluh di kabupaten Bogor.Selanjutnya skor tiap item dikorelasikan (KorelasiPearson Product Moment) antara skor tes dengan skorkriteria. Uji reliabilitas instrumen diolah denganmenggunakan teknik Alpha Cronbach. Instrumenpenelitian berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitassecara umum valid dan reliabel.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan padabulan Februari sampai dengan April 2009. Data yangdikumpulkan menggunakan beberapa cara yaitu:kuesioner (questioner), wawancara mendalam (indepthinterview), dan dokumentasi (documentation), yaitumengumpulkan data dengan cara penelusuran danpencatatan data, dokumen, arsif, maupun referensiyang relevan di instansi di yang ada kaitannya denganpenelitian.

Pengolahan data digunakan analisis kuantitatif.Untuk mendukung dan mempertajam analisis kuantitatifdilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif(Dey, 1993) (Moleong, 1991). Analisis kuantitatifmenggunakan statistik yang meliputi: analisis statistik

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

328

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

deskriptif, dan analisis regresi berganda (Kerlinger;Sarwono, 2007; Johnson dan Wichern, 2002).

Hasil dan PembahasanDeskripsi hasil penelitianVariabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkatpendidikan formal penyuluh pertanian, pengalamanyang dihitung dalam jumlah waktu selama menjadipenyuluh, kepemilikan media komunikasi dan informasidaalm bentuk sejumlah alat komunikasi dan informasipublik yang dimiliki penyuluh saat penelitian dilakukan,dukungan keluarga, serta dukungan lingkungan bekerjayang kondusif untuk belajar.

Hasil pengumpulan data diketahui bahwapendidikan formal penyuluh pertanian dapatdikelompokkan menjadi empat yaitu: tingkat pendidikanSLTA, Diploma III, sarjana atau D-IV, dan magister (S2)(Anwas, 2009). Pada gambar 1 menunjukkan bahwalebih dari setengahnya (55 persen) penyuluh sudahberpendidikan setingkat sarjana, bahkan 8 persensudah berpendidikan setingkat magister (S2). Ini berartisecara umum tingkat pendidikan formal penyuluhsudah cukup tinggi. Adanya prasyarat jenjangpendidikan minimal setingkat sarjana bagi JabatanFungsional Penyuluh Ahli menjadi pendorong bagipenyuluh untuk melanjutkan pendidikan setingkat S1.Jika mengacu pada persyaratan tersebut masih ada45 persen pendidikan formal penyuluh yang belummencapai jenjang pendidikan setingkat sarjana.

Gambar 1Prosentase Tingkat Pendidikan Formal Penyuluh

Pengalaman menjadi penyuluh yang diwujudkandalam hitungan tahun selama menjadi penyuluh PNS,secara umum menunjukkan sudah lama atauberpengalaman (Gambar 2). Pengalaman kerja di atas34 tahun ada 11%. Apabila dihitung keseluruhanpengalaman yang sudah di atas 17 tahun sudahmencapai 91 persen. Pengalaman bekerja yangsudah relatif lama ini menarik untuk dikaji apakahberpengaruh terhadap upaya dalam memanfaatkanmedia massa sebagai salah satu bentuk pembelajaranuntuk meningkatkan kemampuannya.

Gambar 2Pengalaman menjadi Penyuluh PNS

Kepemilikan media komunikasi dan informasidimaksudkan sebagai bentuk kepemilikan sejumlah alatkomunikasi dan informasi publik yang dimiliki penyuluhsaat penelitian dilakukan. Kepemilikan mediakomunikasi dan informasi tersebut adalah: koran,majalah/tabloid, brosur/leaflet, media radio, televisi,handpone, dan internet. Kepemilikan media komunikasidan informasi yang paling banyak (Gambar 3) adalahmajalah. Hasil pendalaman diketahui, majalah yangdimiliki penyuluh adalah Sinar Tani yang penerbitannyadirintis oleh Departemen Pertanian. Saat ini MajalahSinar Tani diterbitkan oleh PT Duta Karya Swasta yangbekerjasama dengan Departemen Pertanian.

Media massa lainnya adalah televisi yangmenunjukkan tingkat kepemilikan yang tinggi. Tingginyatingkat kepemilikan media televisi ini merupakan potensibesar untuk dimanfaatkan dalam meningkatkankemampuan penyuluh yang tersebar di berbagai pelosoktanah air. Di sisi lain kemajuan teknologi pertelevisiandari teknologi analog ke teknologi digital semakinmemudahkan peluang siaran pertanian melalui salurankhusus televisi. Kelebihan majalah sebagai media cetak

11%

47%

34%

9%

0% 10% 20% 30% 40% 50%

34> Th

26-33 th

18-25 th

< 1/ th

47% 34%

8% 11%

SLTA 11% S2 8%S1 47%Diploma III 34%

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

329

dan televisi sebagai media elektronik dipadukan untukmeningkatkan kemampuan penyuluh, dapat salingmelengkapi kelebihan dan kelemahan media tersebut.

berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuanpenyuluh.

Kepemilikan media koran sebagai media cetak lebihsedikit dibandingkan dengan media lainnya kecualiinternet. Kurangnya memiliki media koran karenaumumnya penyuluh tinggal di desa atau kota kecamatanyang relatif sulit diakses koran yang terbit harian. Brosurlebih tinggi dibandingkan koran, karena penyuluh seringmenerima brosur dari perusahaan swasta, antara lainmengenai: bibit, obat-obatan, dan jenis lainnya.

Gambar 3. DiagramKepemilikan Media Komunikasi dan Informasi

Media televisi memiliki karakteristik yang mampumenampilkan pesan audio visual dan unsur gerak yangidentik dengan media hiburan dan informasi, sehinggawajar jika media ini banyak dimiliki oleh penyuluh.Sebaliknya internet merupakan media yang palingsedikit, hanya tiga persen penyuluh yang sudah memilikiinternet. Hal ini disebabkan media internet disampingrelatif baru juga memerlukan peralatan khusus dantambahan biaya untuk mengaksesnya. Di sisi lainlembaga penyuluhan seperti BPP/UPTD belum mampumenyediakan fasilitas akses media ini. Akibatnya me-dia ini sangat sedikit dimiliki penyuluh pertanian. Media radio dan handphone dimiliki penyuluh diatas 60 persen. Ini berarti kedua media ini memilikipotensi untuk dimanfaatkan dalam pembelajaranpenyuluh. Media radio memiliki kelebihan, antara lainbiaya relatif rendah dan pemanfaatanya lebih praktis,bisa didengarkan sambil bekerja.

Media handphone saat ini sudah menjadi alatkomunikasi yang praktis dan banyak digunakanmasyarakat. Seperti trend yang dalam masyarakat,penyuluh juga sudah sebagian besar memiliki handponesebagai media komunikasi dan informasi baik denganpetani, antar penyuluh atau dengan pihak-pihaklainnya. Kecanggihan handphone juga dapat menjadisumber informasi melalui akses internet. Apabila me-dia tersebut digunakan untuk mendapatkan informasiyang terkait dengan penyuluhan diduga akan

Gambar 4.Diagram Dukungan Keluarga Penyuluh

Koran Majalah Brosur Radio TV HP Internet

26

97

5863

94

73

3

54%

33%

11%

2 %

SedangRendahSangat Rendah Tinggi

Gambar 5.Dukungan Belajar di Lingkungan tempat Bekerja

Dukungan keluarga adalah dorongan istri/suami, anak,dan anggota keluarga (rumah tangga) lainnya terhadappekerjaan/profesi sebagai penyuluh. Dukungan keluargapenyuluh (Gambar 4) lebih dari setengahnya menunjukkankatagori sedang (54%). Sebagaimana hasil penelitianPoole et al. (1993) bahwa kesuksesan karir ditunjangoleh dukungan keluarga.

2 %

19 %

57 %

22 %

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%SangatRendah Rendah Sedang Tinggi

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

330

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

terlihat dari Gambar 5, menunjukkan bahwa lebih darisetengahnya (57%) responden menyatakan dukunganuntuk belajar di tempat bekerja adalah rendah. Kondisiini menunjukkan bahwa dukungan lembagapenyuluhan di tingkat kabupaten dalam menciptakaniklim belajar yang kondusif adalah rendah.

Pemanfatan Media MassaSecara umum intensitas pemanfaatan media massa(koran, majalah/ tabloid, buku, radio, televisi, daninternet) dalam katagori rendah dengan rataan skor35 seperti tergambar dalam Tabel 1 (Anwas, 2009).

Tabel 1Sebaran Persentase dan Rataan Skor Pemanfaatan Media Massa

Intensitas Sangat Rendah 66 22 77 14 71,8 18Pemanfaatan Rendah 20 17 18,2Koran Sedang 11 2 6,5(Y1.1) Tinggi 3 4 3,5

Intensitas Sangat Rendah 40 27 33Pemanfaatan Rendah 39 48 38 38Majalah Sedang 9 6 60 7 54(Y1.2) Tinggi 13 30 22

Intensitas Sangat Rendah 70 78 23 74 24Pemanfaatan Rendah 16 26 6 11Buku Sedang 9 14 12(Y1.3) Tinggi 5 2 4

Intensitas Sangat Rendah 76 18 74 17 75 17Pemanfaatan Rendah 16 24 21Radio Sedang 5 1 3(Y1.4) Tinggi 3 0 1

Intensitas Sangat Rendah 5 4 5Pemanfaatan Rendah 5 1 3Televisi Sedang 21 2 11(Y1.5) Tinggi 69 83 92 94 81 89

Intensitas Sangat Rendah 74 13 90 4 82 8Pemanfaatan Rendah 14 8 11Internet Sedang 11 2 7(Y1.6) Tinggi 1 0 1

Intensitas Sangat Rendah 16 8 12Pemanfaatan Rendah 71 35 87 35 79 35Media Massa Sedang 13 6 9(Y1) Tinggi 0 0 0

Keterangan: RS = Rataan Skor 0 – 25 = Sangat rendah, 26 – 50 = Rendah, 51 – 75 = Sedang, 76 – 100 = Tinggi

Dukungan lingkungan yang kondusif untuk belajaradalah dorongan lembaga tempat penyuluh bertugasdalam menciptakan kemudahan untuk belajar gunameningkatkan kompetensinya. Lingkungan yangkondusif untuk belajar ini diukur di tingkat kabupatenyang diwujudkan melalui: tingkat dukunganmelanjutkan pendidikan formal, dukungan mengikutipelatihan, ketersediaan bahan belajar, kemudahanakses informasi, dukungan melaksanakan ujicobainovasi, dan dorongan memanfaatkan berbagaisumber belajar. Dukungan lembaga penyuluhan ditingkat kabupaten dalam menciptakan iklim belajaryang kondusif dinilai penyuluh masih rendah. Hal ini

PemanfaatanMedia massa Katagori Karawang

(n=80)Garut(n=90)

Rataan % Rataan Skor

% RS % RS

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

331

Kondisi tersebut relatif sama bagi penyuluh yangbertugas di daerah pertanian padi (Karawang) danpertanian sayuran (Garut). Secara khusus pemanfaatanmedia: koran, buku, radio, dan internet dalam katagorisangat rendah. Pemanfaatan majalah dalam katagorisedang dan hanya intensitas pemanfaatan mediatelevisi dalam katagori tinggi. Di sisi lain substansimedia massa tersebut kurang sesuai denganpenyuluhan (Tabel 2). Secara lebih khusus intensitas pemanfaatan me-dia koran adalah 72 persen responden menyatakansangat rendah dengan rataan skor 18. Di kabupatenKarawang rataan skor lebih rendah dibandingkandengan di kabupaten Garut. Hasil uji beda (t-test)ternyata perbedaan tersebut signifikan (sig. 0,035)(Anwas, 2009). Ini menunjukkan bahwa intensitas

pemanfaatan media koran secara umum sangatrendah, dan intensitas pemanfaatan di kabupatenKarawang lebih tinggi dibandingkan dengan dikabupaten Garut. Hal ini terkait dengan kemudahanakses koran sebagai media massa harian, dimanawilayah kabupaten Karawang lebih mudah dan dekatdengan pusat informasi (Jakarta) dibandingkan dengandi wilayah kabupaten Garut. Substansi informasi yang diperoleh penyuluh dariterpaan (exposure) media koran (Tabel 2) bersifat umumyang kurang sesuai dengan kebutuhan penyuluhan.Informasi tentang pertanian yang dibutuhkan dalampenyuluhan ternyata hanya 25 persen saja. Ini berartisubstansi koran yang sering dibaca oleh penyuluhadalah informasi bersifat umum seperti: politik, hiburan,olahraga, ekonomi bisnis, dan informasi lainnya.

Intensitas pemanfaatan majalah (Tabel 1)menunjukkan katagori sedang. Secara khususpemanfaatan di Karawang dalam katagori rendahsedangkan di Garut dalam katagori sedang. Hasil ujibeda menunjukkan perbedaan yang signifikan (0,008).Hal ini berbading terbalik dengan pemanfaatan koran,yang mana di di Karawang lebih tinggi dibandingkandengan di Garut. Ini dapat ditafsirkan bahwa: (1) diKarawang alternatif pemanfaatan media massa relatif

lebih banyak dibandingkan di Garut sehingga adapilihan lain, (2) Penyuluh di daerah sayuran lebihtertarik terhadap media cetak yang memiliki substansiyang relevan dengan penyuluhan.

Majalah Sinar Tani dan Trubus merupakan majalahyang paling sering dibaca penyuluh. Kedua majalahtersebut substansinya secara spesifik merupakanmajalah pertanian, sedangkan majalah Tempo danGatra bersifat informasi umum. Majalah Sinar Tani yang

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Koran 22 35 29 32 25 24 18

Majalah 7 14 75 30 86 11 54

Buku 8 18 55 41 65 4 24

Radio 51 21 41 33 23 4 17

Televisi 76 61 64 52 43 7 89

Internet 14 0 7 0 2 2 8

*) Ket: Rataan pemanfaatan: 0 – 25 = Sangat rendah, 26 – 50 = Rendah, 51 – 75 = Sedang, 76 – 100 = Tinggi

Tabel 2Sebaran Presentase Jenis Informasi dan Rataan Pemanfaatan Media Massa

Jenis Media Jenis informasi yang diperoleh dari media RataanPemanfaatan*)

Hbr&OR Politik Ekbis Pend. Pertanian Lain2

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

332

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

awalnya diterbitkan oleh Departemen Pertanian sebulandua kali. Saat ini Majalah Sinar Tani diterbitkan olehPT Duta Karya Swasta yang bekerjasama denganDepartemen Pertanian. Majalah ini didistribusikankepada seluruh penyuluh PNS di Indonesia denganpembiayaan dipotong dari penghasilan mereka. Olehkarena itu wajar apabila 98 persen (Gambar 6) penyuluh

memiliki majalah Sinar Tani dan hampir seluruhnyamembaca majalah ini. Topik-topik aktual yang terkaitdengan pertanian menjadi bahasan utama majalahSinar Tani. Majalah ini juga menyajikan inovasi atauteknologi baru, kajian permasalahan pertanian, shar-ing pengalaman, dan juga sebagai media komunikasi.

Hasil pendalaman juga diketahui bahwa melaluimajalah ini informasi yang sering dibaca penyuluh(Tabel 2) sebagian besar adalah informasi pertanian.Ada tiga jenis informasi tertinggi yang diperolehpenyuluh dari majalah, yaitu: informasi pertanian (86persen), informasi tentang ekonomi dan bisnis 75persen, dan informasi yang terkait dengan pendidikan30 persen. Ketiga jenis informasi tersebut sangatdibutuhkan untuk kegiatan penyuluhan pertanian.Uraian data pendukung tersebut menunjukkan bahwakarakteristik majalah yang sering dibaca penyuluhadalah: (1) majalah yang spesifik tentang pertanian;(2) substansi yang diperoleh juga terkait denganpertanian dan keperluan kegiatan penyuluhan, serta(3) majalah tersebut (khususnya Sinar Tani) diperolehsecara kontinyu (dua kali dalam sebulan). Intensitas pemanfaatan buku secara umummenunjukkan katagori sangat rendah dengan rataanskor 24. Rataan skor di kabupaten Karawang lebih

tinggi dibandingkan dengan di Garut. Selisih rataanskor ini hasil uji beda ternyata tidak signifikan (0,466)(Anwas, 2009). Ini menunjukkan bahwa pemanfaatanbuku yang dilakukan penyuluh sebagai proses belajarbaik di daerah pertanian padi ataupun pertaniansayuran adalah sangat rendah. Rendahnya membacabuku ini terkait dengan isi buku yang ketertarikanyakalah dengan isi majalah. Isi majalah lebih up to date,sesuai dengan perkembangan yang ada, sehinggalebih menarik untuk dibaca. Di sisi lain secara umumbudaya baca bangsa Indonesia masih rendahtermasuk kaum terdidik seperti penyuluh ini. Adapunjenis buku yang sering dibaca penyuluh (Tabel 2)sebagian besar tentang pertanian (65 persen),ekonomi dan bisnis (55 persen), dan pendidikan (41persen).

Intensitas pemanfaatan radio juga sangat rendah(Tabel 1). Hal ini ditunjukkan dengan rataan skorhanya 17. Skor ini sama dengan yang terjadi di daerah

Gambar 6Nama Majalah yang dibaca Penyuluh

12345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567

12345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567

123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567

1234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567123456712345671234567

123456123456123456123456123456123456

123456712345671234567123456712345671234567

123456123456

123456712345671234567

Sinar Tani Trubus Gatra Tempo Majalah lain

Karawang Garut Gab

123456712345671234567123456712345671234567

12345671234567123456712345671234567123456712345671234567

123456123456123456123456123456

123456712345671234567123456712345671234567

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

333

pertanian padi dan sayuran. Secara umum dimasyarakat, media radio sebagai media elektronik,daya tariknya kalah dengan media televisi yangmampu menyajikan pesan audio visual. Hal ini jugaterbukti di lingkungan penyuluh, bahwa pemanfaatanradio sangat rendah. Materi siaran radio atau acarayang diikuti penyuluh sebagian besar bersifat hiburan(Tabel 2).

Intensitas pemanfaaat media televisi ditunjukkandengan rataan skor tinggi yaitu 89, dengan 81 persenresponden menyatakan tinggi dalam pemanfaatanmedia ini (Tabel 1). Di kabupaten Karawang, rataanskor lebih rendah dibandingkan dengan di Garut.Hasil uji beda dua rata-rata menunjukkan perbedaanyang sangat signifikan (0,002) (Anwas, 2009) dalampemanfaatan media televisi di dua kabupatentersebut. Tingginya intensitas pemanfaatan mediatelevisi ini membuktikan bahwa media televisimenjadi media yang pal ing digemari olehmasyarakat, termasuk penyuluh. Hanya sajasubstansi acara didominasi oleh hiburan (Tabel 2).Media televisi juga memiliki karakteristik yangmampu menampilkan pesan audio visual dan unsurgerak yang identik dengan media hiburan daninformasi, sehingga wajar jika penyuluh 76 persenmenonton televisi acara hiburan dan olahraga, 64

persen acara tentang ekonomi bisnis, 61 persenacara yang terkait dengan politik, 52 persen masalahpendidikan, dan 44 persen tentang pertanian. Begitupula stasiun televisi yang sering ditonton penyuluh(Gambar 7) lebih banyak menyajikan acara yangsifatnya hiburan.

Gambar 7 menunjukkan stasiun televisi yangsering ditonton penyuluh menyiarkan acara yangbersifat umum. Intensitas pemanfaatan media televisisudah tinggi, tetapi substansinya kurang sesuaidengan kegiatan penyuluhan. Di Indonesia belumada stasiun televisi yang menyiarkan secara khusustentang pertanian. Acara-acara televisi yangbernuasa pertanian masih dilakukan secarainsidental, sehingga sasaran seperti penyuluh belumbisa optimal memanfaatkan siaran tersebut. Iniadalah tantangan dan sekaligus peluang bagaimanamenyediakan substansi yang terkait denganpenyuluhan melalui media televisi, atau membangunchannel khusus televisi yang bisa menyiarkansubstansi pertanian secara penuh dan kontinyu,seperti yang telah dilakukan oleh pemerintah China(Pustekkom, 2006). Kemajuan pertelevisian dariteknologi analog ke teknologi digital dimungkinkanuntuk membuka saluran khusus siaran pertanian.

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Gambar 7 Stasiun Televisi yang sering diikuti Penyuluh

TV ONETVRI

INDOSIARR C T I

TRANS TVS C T V

A N T V T P IMETRO

GLOBALLAIN-2

TRANS 7

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

12345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345123451234512345

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456123456

123456123456123456123456

55

66 6570

58 5867

4945

78

38

5

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

334

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

Intensitas pemanfaatan media internet dilingkungan penyuluh sangat rendah. Terbukti secaraumum rataan skor hanya 8, bahkan 82 persenpenyuluh menyatakan belum pernah mengakses me-dia ini (Tabel 13). Artinya hanya 12 persen penyuluhyang sudah pernah mengakses internet denganintensitas yang sangat rendah. Di kabupaten Karawangada 74 persen penyuluh yang belum pernah mengaksesinternet, bahkan di kabupaten Garut mencapai 90persen. Rendahnya intensitas pemanfaatan media initerkait dengan keterbatasan sarana dan prasaranauntuk mengakses internet, termasuk di kantor BalaiPenyuluhan Pertanian (BPP) atau UPTD Pertanianbelum tersedia internet. Begitu pula jenis informasi(Tabel 2) yang sering diakses penyuluh adalah informasihiburan.

Dalam kajian teori dijelaskan bahwa internetmemiliki potensi besar sebagai media komunikasi daninformasi untuk memenuhi tuntutan perubahan dalampenyuluhan. Potensi ini bisa direalisasikan apabilalembaga penyuluhan atau pemerintah (pusat dandaerah) menyediakan kemudahan akses internet bagipenyuluh. Upaya ini penting dilakukan gunamenciptakan kebutuhan informasi dan komunikasikepada penyuluh melalui teknologi internet. MenurutLittlejohn (1996), kebutuhan merupakan sesuatu yangdatang dalam diri, akan tetapi bisa saja diciptakan atauditajamkan oleh budaya masyarakat sekitar ataukondisi sosial tertentu yang berada di luar kontrolindividu. Terobosan pemerintah melalui DepartemenKomunikasi dan Informasi dalam merealisasikanmenuju “Desa Pintar” yang mana setiap desa bisamengakses internet, merupakan bukti membangunbudaya pentingnya informasi dan komunikasi dimasyarakat (pedesaan). Dalam lingkunganpenyuluhan, upaya menciptakan kebutuhan informasimelalui internet perlu dibudayakan.

Faktor-faktor yang MempengaruhiPemanfaatan Media MassaVariabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah tingkatpendidikan formal penyuluh pertanian (X1),pengalaman yang dihitung dalam jumlah waktuselama menjadi penyuluh (X2), kepemilikan mediakomunikasi dan informasi (X3), dukungan keluarga

(X4), dukungan lingkungan bekerja yang kondusifuntuk belajar (X5), serta intensitas pemanfaatan me-dia massa sebagai variabel Y.

Untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi intensitas pemanfaatan mediatersebut digunakan uji regresi berganda. Hasil analisisregresi berganda dengan menggunakan softwereSPSS versi 17 dengan pilihan metode stepwisediketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruhsignifikan terhadap pemanfaatan media massa secaraberurutan dari yang paling menentukan yaitu: (1)tingkat pendidikan formal, (2) dukungan keluarga, dan(3) tingkat kepemilikan media komunikasi daninformasi.

Media massa memiliki berbagai publikasi informasiup to date yang dapat memperkaya wawasan danmeningkatkan kemampuan. Ternyata tingkatpendidikan formal merupakan pengaruh yang palingdominan dalam pemanfaatan media massa. Hasil inisejalan dengan hasil penelitian Tichenor (Severin danTankard, 2001) yang menjelaskan bahwa dari waktuke waktu perolehan pengetahuan tentang topik yangbanyak sekali dipublikasikan akan berjalan pada tingkatyang lebih cepat di antara orang-orang yang mempunyaitingkat pendidikan yang lebih baik daripada di antaraorang-orang yang berpendidikan kurang. Hal ini dapatditafsirkan bahwa penyuluh yang memiliki tingkatpendidikan yang lebih baik memiliki kesadaran dankebutuhan terhadap informasi yang berkembang dimasyarakat melalui pemanfaatan media massa.

Kepemilikan media komunikasi dan informasiterkait dengan ketersediaan dan kedekatan dengan

Tabel 3Hasil Uji Regresi

Faktor-faktor yang MempengaruhiPemanfaatan Media Masssa

Pendidikan Formal 0,245 0,001

Dukungan Keluarga 0,175 0,016Kepemilikan Media 0,157Komunikasi danInformasi

Variabel Koef Reg P

0,034

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

335

media massa itu untuk dimanfaatkan di lingkungankeluarganya. Kepemilikan media komunikasi daninformasi, adalah sejumlah alat komunikasi daninformasi publik yang dimiliki penyuluh saat penelitiandilakukan. Media yang dimaksudkan adalah: koran,majalah, brosur, radio, televisi, handpone, dan internet.Teknologi komunikasi dan informasi padadasarnya memungkinkan dan memudahkan penyuluhuntuk dapat mengakses berbagai informasi yangdiperlukan untuk mendukung kesuksesanpenyuluhan. Memiliki media TIK berarti penyuluhmemiliki kesempatan dan sarana untukmemanfaatkan media massa sebagai salah satumedia pembelajaran dalam meningkatkankemampuannya. Hal ini terbukti melalui uji regresidiketahui bahwa kepemilikan media komunikasi daninformsi berpengaruh nyata terhadap pemanfaatanmedia massa. Oleh karena untuk meningkatkanpemanfaatan media massa sebagai salaah satusumber untuk meningkatkan kompetensi penyuluh,perlu diupayakan kemudahan dalam kepemilikanteknologi informasi dan komunikasi.

Dukungan keluarga baik secara finansial maupunmoril memberikan dukungan adanya kemampuanmengakses media massa. Oleh karena itu tingkatkepemilikan media komunikasi dan informasi sertadukungan keluarga berpengaruh signifikan terhadapintensitas pemanfaatan media massa. Kondisikepemilikan media komunikasi dan informasi sertadukungan keluarga tersebut berkaitan erat dengantingkat sosial ekonomi dari penyuluh yang bersangkutan.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Tichenor (Severindan Tankard, 2001) bahwa dalam ekposure informasimedia massa, sistem sosial ekonomi yang lebih tinggirelatif untuk memperoleh informasi lebih cepatdibandingkan dengan populasi yang status sosialekonominya rendah, sehingga kesenjanganpengetahuan relatif melebar daripada menyempit.

Variabel yang diteliti lainnya adalah pengalamanmenjadi penyuluh PNS dan dukungan lingkunganbekerja yang kondusif untuk belajar ternyata tidakberpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatanmedia massa. Oleh karena itu secara statistik keduavariabel tersebut dapat diabaikan dalam pemanfaatanmedia massa sebagai salah satu media pembelajaran

untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian.Intensitas pemanfaatan media massa yang

rendah dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan mediakomunikasi dan informasi dan dukungan keluargayang relatif rendah, meskipun tingkat pendidikanformalnya tinggi. Oleh karena itu untuk meningkatkanpemanfaatan media massa di kalangan penyuluh,pendidikan formal perlu didorong untuk terusditingkatkan sehingga memiliki kesadaran yang tinggiakan pentingnya pendidikan dan kemandirian belajarmelalui media massa. Yang lebih penting lagi adalahmengupayakan kemudahan akses media komunikasidan informasi oleh pemerintah dan lembagapenyuluhan agar penyuluh memanfaatkan mediamassa sebagai salah satu media belajar dalammeningkatkan kompetensinya. Di sisi lain substansimedia massa yang sesuai dengan penyuluhan perludiupayakan secara berkelanjutan.

Simpulan dan SaranSimpulanSecara umum intensitas pemanfaatan media massa(koran, majalah/ tabloid, buku, radio, televisi, daninternet) dalam katagori rendah. Kondisi tersebutrelatif sama bagi penyuluh yang bertugas di daerahpertanian padi dan pertanian sayuran. Secara khususpemanfaatan media: koran, buku, radio, dan internetdalam katagori sangat rendah. Pemanfaatan majalahdalam katagori sedang dan hanya intensitaspemanfaatan media televisi dalam katagori tinggi.

Secara umum substansi informasi media massayang diperoleh penyuluh dari terpaan (exposure)media massa adalah informasi yang bersifat umumseperti: politik, hiburan, olahraga, ekonomi bisnis, daninformasi lainnya yang kurang sesuai dengankebutuhan penyuluhan pertanian. Substansi mediamassa yang sesuai dengan kebutuhan penyuluhanpertanian adalah majalah yaitu majalah Sinar Tani.Majalah ini substansinya secara spesifik merupakanmajalah pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dankegiatan penyuluhan pertanian, serta didistribusikansecara rutin kepada penyuluh langsung di ke tempatbekerjanya.

Hasil analisis regresi berganda diketahui bahwafaktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

336

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

pemanfaatan media massa secara berurutan dari yangpaling menentukan yaitu: tingkat pendidikan formal,dukungan keluarga, dan tingkat kepemilikan mediakomunikasi dan informasi. Dengan demikian intensitaspemanfaatan media massa yang rendah dipengaruhioleh tingkat kepemilikan media komunikasi daninformasi dan dukungan keluarga yang relatif rendah,meskipun tingkat pendidikan formalnya tinggi.

SaranDalam era teknologi informasi dan komunikasi, me-dia massa sudah menjadi kebutuhan bagi profesipenyuluh pertanian untuk meningkatkankemampuannya sesuai tuntutan profesi. Pemanfaatanini perlu dimulai dengan menumbuhkan kesadaranakan pentingnya pemanfaatan media massa,menyediakan berbagai kemudahan media massa,kemudahan akses, serta meningkatkan subtansimedia massa yang sesuai dengan kebutuhanpenyuluhan pertanian.

Untuk meningkatkan pemanfaatan media massasebagai salah satu media pembelajaran di kalanganpenyuluh, tingkat pendidikan formal perlu didoronguntuk terus ditingkatkan sehingga memiliki kesadaranyang tinggi akan pentingnya pendidikan dankemandirian belajar melalui media massa. Yang lebihpenting lagi adalah mengupayakan kemudahan akses

media komunikasi dan informasi oleh pemerintah danlembaga penyuluhan agar penyuluh dapatmemanfaatkan media massa sebagai salah satu me-dia belajar dalam meningkatkan kompetensinya. Di sisilain substansi media massa yang sesuai denganpenyuluhan perlu diupayakan secara berkelanjutan.

Temuan lain dari penelitian ini adalah tingginyapotensi media televisi sebagai media yang dapatdigunakan untuk peningkatan kompetensi penyuluh.Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjutterutama secara operasional tentang kemungkinanmemanfaatkan media televisi sebagai media yangdapat mendukung kegiatan penyuluhan dan pertaniansecara konfrehensif. Bentuknya dapat melaluipembentukan Televisi Pembangunan Pedesaan yangmengudara selama 24 jam dan mudah diakses parapenyuluh dan perani di seluruh tanah air.

Hasil penelitian ini diketahui pula masih adavariabel-variabel lain yang belum dimasukan dalammodel tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitianlebih lanjut dengan sasaran yang lebih luas. Selainitu juga perlu dilakukan kajian teoritis yang lebihmendalam lagi agar bisa mengidentifikasi variabel-variabel lain yang diasumikan bisa mempengaruhipemanfaatan media massa sebagai salah satusumber belajar untuk meningkatkan kompetensipenyuluh pertanian.

Pustaka AcuanAnwas, Oos M. 2000. Siaran Radio Pendidikan: Analisis Model Peningkatan Kualifikasi Guru SD. Jakarta: Jurnal

Teknodik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.________. 2009. Pemanfaatan Media dalam Pengembangan Kompetensi Penyuluh Pertanian. Disertasi: Program

Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan MasyarakatPascasarjana IPB Bogor.

________ 2011. Kompetensi Penyuluh Pertanian dalam memberdayakan Petani. Jurnal Sains, Jakarta: UniversitasTerbuka. Maret 2011.

Dey, Ian. 1993. Qualitatif Data Analisis: A User Frienly Guide for Social Sientists. New York: Routledge.Kerlinger, Fred N. 1993. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Klausmeier, Herbert J., dan William Goodwin. 1977. Learning and Human Abilities: Edicational Psychology. Fourt

edition. New York: Harver and row Publisher.Littlejohn, SW. 1996. Theories of Human Communication. Wadsworth, Publishing Company. An International

Thomson Publishing Company.Makmun, Abin Syamsudin, 2005. Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja

Rosda Karya.Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN MEDIA MASSA …

337

Nasution, Zulkarimein. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: RajawaliPress.

Oepen, Manfred. 1988. Development Support Communication in Indonesia. Edisi Indonesia: Media Rakyat:Komunikasi Pembangunan Masyarakat. P3M Jakarta.

Padmowihardjo, S. 1994. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.Poole, M.E., F. Langan, dan M. Omodei, 1993. Contrasting subjective and objective criteria as determinants of

perceived career success: A longitudinal study. Journal of Occupational and Organizational Psychology.Pustekkom, Depdiknas. 2006. Laporan Studi Banding Pemanfaatan Media Televisi untuk Pendidikan di China.

Jakarta: Pustekkom Depdiknas.Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.Sendjaja, Sasa Djuarsa, dan Ilya Sumawinardi. 1994. Teori Komunikasi; Materi Pokok Modul Universitas Terbuka,

Jakarta: UT.Sevilla, C. G., J. A. Ochave, T. G. Punsalan, B. P. Regala, dan G. G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian.

Jakarta: Universitas Indonesia Press.Severin, J. Werner dan James W. Tankard. 2001. Communication Theory: Origin, Methods, and Uses in The Mass

Media. Eddison Wesley Lngman, Inc.Sumardjo, 1999. Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani. Disertasi

Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor

*******

Oos M. Anwas: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Media Massa sebagai Media Pembelajaran