FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona...

15
1 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR MONA ARDIAN SITINDAON JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Transcript of FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona...

Page 1: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

1

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS

RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BERBAK

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

MONA ARDIAN SITINDAON

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

2

2

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS

RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BERBAK

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Mona Ardian Sitindaon1)

, Zulkifli Alamsyah2)

dan Yusma Damayanti2)

JURNAL

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 3: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

3

3

PENGESAHAN

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS

RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BERBAK

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

MONA ARDIAN SITINDAON

D1B013067

Menyetujui,

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. H. Zulkifli Alamsyah, M.Sc

NIP. 195608091984031002

Pembimbing II

Ir.Yusma Damayanti, M.Si

NIP. 196603091991032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Ir. Emy Kernalis, M.P

NIP. 19590520 198603 2 002

Page 4: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

4

4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUS RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Mona Sitindaon1, Zulkifli Alamsyah

2 dan Yusma Damayanti

2

1) Alumni Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Email: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini ditujukan untuk: mengetahui pengalokasian hasil produksi rumah tangga

petani padi sawah, besarnya marketed surplus rumah tangga petani padi sawah, serta faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 petani yang terdapat di 3 desa di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menganalisis pengalokasian hasil produksi rumah tangga petani padi sawah, analisis kuantitatif untuk mengetahui besarnya marketed surplus rumah tangga petani padi sawah dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil produksi per rumah tangga petani sebesar 1.934.60 Kg/Petani yang dialokasikan untuk upah panen sebesar 5,27%, ongkos giling 10,81 %, konsumsi rumah tangga 19,65 % dan benih 4,55 %. Besarnya marketed surplus rumah tangga petani sebesar 1.175,30 Kg/petani atau sebesar 59,69 % dari total hasil produksi rata-rata per petani serta faktor yang secara signifikan mempengaruhi marketed surplus padi sawah yakni luas lahan, jumlah anggota keluarga, harga beras dan sumber pendapatan utama keluarga yang masing-masing berpengaruh positif sedangkan umur petani tidak berpengaruh.

Kata Kunci : petani padi sawah, alokasi produksi, marketed surplus

ABSTRACT The purpose of the research are to know the allocation of rice field production, the amount

of marketed surplus of rice and the factors which affect marketed surplus of rice on farm households in Berbak subdistrict, Tanjung Jabung Timur district. The data used in this research are primary data and secondary data. The sample size is 60 farmers in 3 villages at Berbak subdistrict. The analytical method used are the descriptive analysis to analyse the allocation of rice field production on farm households, quantitative analysis to know the amount of marketed surplus of rice field on farm households and, multiple linear regression analysis to know the factors that affect marketed surplus of rice field on farm households. The results of this research show that the average of production for each farmerd is 1.934,60 Kg/Ha which is allocated to pay crop 5,27%, grind cost 10,81 %, household consumption is 19,65%, and foor seedling is 4,55%. The amound of marketed surplus on farm households is 1.175,30 Kg in each farmer or about 59,69% of the total result of the average farmers production, and the factor that significantly affect the marketed surplus of rice field are farm land of rice field, the members of family, rice field price and the prominent house income while the age of farmer have no affects to marketed surplus.

Keywords: rice field farmer, allocation of production, marketed surplus

Page 5: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

2

PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan

pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas menuju ketahanan pangan. Bahan pangan pokok yang sangat penting bagi penduduk Indonesia adalah beras. Kebutuhan beras di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi beras perkapita per tahun (Riyanto et al.,2013). Dengan peningkatan tersebut, penyediaan akan pangan menjadi hal yang sangat penting yang harus diperhatikan.

Salah satu sentra penghasil padi sawah dari sebelas kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kabupaten Tanjung Jabung Timur selain sebagai salah satu sentra pangan di Provinsi Jambi juga merupakan Kabupaten yang memiliki lahan sawah terluas. Dan Kecamatan Berbak merupakan salah satu kecamatan yang memiliki produksi padi paling tinggi dari kecamatan lainnya. Daerah ini berpeluang dan berpotensi besar dalam meningkatkan hasil produksinya secara berkelanjutan. Semakin tinggi produksi padi maka diperkirakan semakin besar jumlah hasil produksi yang dijual petani kepasar (marketed surplus).

Fenomena yang terjadi bahwa dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yaitu jumlah produksi dari petani masih sebagian yang dapat dijual ke pasar. Setiap petani masih mengalokasikan hasil produksinya untuk berbagai keperluan. Di Kecamatan Berbak, petani masih harus menyisihkan hasil produksinya untuk pembayaran wajib secara natura yakni upah panen dan ongkos giling. Selain itu, petani juga memiliki peran ganda, yakni sebagai produsen (penghasil beras) sekaligus konsumen. Sebagai konsumen, petani di daerah penelitian juga masih mengalokasikan hasil panennya untuk kebutuhan keluarga yakni kebutuhan konsumsi keluarga dan benih yang digunakan untuk musim tanam selanjutnya. Ukuran dan proporsi dari setiap alokasi berbeda-beda sesuai perbedaan karakteristik petani dan keperluannya. Untuk suatu peningkatan produksi tidak langsung berarti akan terjadi peningkatan ketersediaan pangan (Hendriyana, 2011). Kelebihan dari setiap alokasi yang dikeluarkan oleh petani yang kemudian baru dapat dijual petani ke pasar. Semakin besar sisa hasil produksi atau kelebihan yang dapat dijual (marketed surplus) maka kebutuhan masyarakat akan beras semakin tercukupi.

Hal yang dipertimbangkan petani dalam menjual sebagian hasil produksinya dipengaruhi oleh harga beras yang beredar dipasar, luas lahan yang digunakan petani dalam kegiatan usahataninya, jumlah tanggungan keluarga petani, umur petani dan sumber pendapatan utama keluarga petani. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ditujukan untuk mengetahui pengalokasian hasil produksi rumah tangga petani padi sawah, mengetahui besarnya marketed surplus rumah tangga petani padi sawah serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Berbak memiliki lahan sawah terluas dan merupakan salah satu sentra produksi padi sawah di Provinsi Jambi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis bersifat kuantitatif/statistik dan analisis regresi linear berganda.

Sampel penelitian ini ditujukan kepada petani yang mengusahakan usahatani padi sawah, mengalokasikan hasil panen secara natura dan petani yang berpotensi menjual hasil produksinya ke pasar. Penetapan desa sebagai sampel dilakukan secara sengaja

Page 6: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

3

(purposive) dengan tujuan agar diperoleh gambaran secara keseluruhan dari daerah penelitian. Petani responden terdiri dari tiga desa, yakni Desa Rantau Makmur dengan jumlah produksi tertinggi, Desa Sungai Rambut dengan jumlah produksi terendah dan Desa Simpang dengan produksi rata-rata. Data yang diambil adalah data pada musim panen sebelumnya dilakukan penelitian. Penelitian dilakukan pada Juni 2017 sampai Juli 2017. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan metode Quota Sampling dimana dilakukan dengan sengaja yaitu sebanyak 20 responden pada masing-masing desa. Maka diperoleh total responden sebanyak 60 petani yang terdiri dari Desa Rantau Makmur sebanyak 20 petani, Desa Sungai Rambut sebanyak 20 petani dan Desa Simpang sebanyak 20 petani.

Untuk menganalisis pengalokasian hasil produksi padi sawah oleh rumah tangga petani digunakan metode analisis deskriptif, yakni membuat tabel frekuensi sederhana berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kuesioner. Data tersebut kemudian dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama kemudian ditabulasikan serta menginterpetasikan hasil tabulasi tersebut. Untuk memperoleh jumlah marketable surplus Hendriyana (2011) merumuskan marketable surplus adalah jumlah hasil panen dikurangi oleh pembayaran secara natura. Perhitungan marketable surplus ini dapat dilihat pada rumus dibawah ini.

MS = Y – (Up + Og) Dimana : MS = Marketable Surplus (kg) Y = Jumlah Produksi (Kg/MT) Up = Upah Panen (Kg/MT) Og = Ongkos Giling (Kg/MT) Dari hasil perhitungan marketable surplus maka akan diperoleh jumlah marketed surplus, jumlah marketed surplus yang dirumuskan juga oleh Hendriyana (2011) adalah sebagai berikut : Ms = MS – (Qc + Bn) Dimana : Ms = Marketed Surplus (Kg) MS = Marketable Surplus (Kg) Qc = Konsumsi Rumah Tangga (Kg) Bn = Benih (Kg) Hasil perhitungan marketed surplus diatas dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi marketed surplus akan dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda yang dibantu eviews, yang model persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Y = a + + + + + + Dimana: Y = marketed surplus (Kg) a = Konstanta b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien Regresi X1 = Luas Lahan Sawah (Ha) X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Orang) X3 = Harga Beras (Rp) X4 = Umur Petani (Tahun) D = Variabel Dummy (Sumber Pendapatan Utama Keluarga)

D = 1, Apabila Sumber Pendapatan Utama Keluarga berasal dari padi sawah, yakni petani yang pendapatan keluarganya > 50 % berasal dari padi sawah.

D = 0, Apabila Sumber Pendapatan Utama Keluarga bukan berasal dari padi sawah, yakni petani yang pendapatan keluarganya ≤ 50 % berasal dari padi sawah.

Page 7: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

4

= Nilai Residu Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi linear berganda untuk menghasilkan model yang konsisten, sesuai dan efisien (Suliyanto,2011). Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, multikolineralitas, heteroskedastisitas dan uji autokolerasi. Evaluasi model pendugaan bertujuan untuk mengetahui apakah model yang diduga terpenuhi secara statistik (Hendriyana, Yahya (2011)). Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat digunakan uji koefisien determinasi (R-Squared/R2). Menurut Gujarati (2006) rumus mendapatkan R-Squared/R2, yakni:

R2 = ∑

Dimana: R2 = Koefisien Determinasi Berganda Xi = Jumlah variabel deviasi ke-1 dari rata-rata (Xi – X) Yi = Jumlah simpangan suatu variabel dari nilai rata-rata (Yi – Y) bi = Koefisien regresi variabel ke-1 Yi

2 = Kuadrat simpangan suatu variabel ke-1 dari nilai rata-rata (Yi – Y) Untuk menguji pengaruh secara serentak variabel bebas terhadap variabel terikatnya digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

F-hit =

Dimana : F-hit = Nilai F hitung R2 = Koefisien deteminasi n = Jumlah pengamatan (ukuran sampel) k = Jumlah variabel bebas Dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : R

2 = 0 H1 : R

2 > 0 Dengan tingkat signifikasi α 5 %, maka : 1. Jika F- hit > F Tabel, maka tolak H0 dan H1 diterima, berarti semua variabel bebas

mampu secara serentak menjelaskan variasi dari variabel terikat. 2. Jika F- hit < F Tabel, maka terima H0 dan H1 ditolak, berarti semua variabel bebas

tidak mampu secara serentak menjelaskan variasi dari variabel terikat. Untuk menguji pengaruh secara parsial (per variabel) terhadap variabel terikatnya

digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

=

Dimana : thit = t hitung bi = koefisien regresi

Sbi = Standart Error koefisien regresi Dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : bi = 0 H1 : bi ≠ 0 Dengan tingkat signifikasi α 5 %, maka :

1. Jika t-hit > , maka tolak H0 dan H1 diterima, artinya variabel- variabel bebas secara individual berpengaruh nyata dan signifikan terhadap variabel terikat.

2. Jika t-hit , maka terima H0 dan H1 ditolak, artinya variabel – variabel bebas secara individual tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap variabel terikat.

Page 8: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Identitas Petani sampel merupakan latar belakang untuk mengetahui kondisi

petani dalam penelitian. Identitas petani sampel dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa karakteristik yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemauan dan kemampuan petani dalam mengalokasikan hasil produksinya. Tabel 1. Karakteristik Responden di Kecamatan Berbak

No Uraian Satuan Kisaran Rata-rata /Modus

1 Umur petani Tahun 25 – 59 40 2 Luas lahan petani Ha 1 – 3,5 1,9 3 Jumlah anggota

keluarga Orang 2 – 9 4

4 Tingkat pendidikan - Tidak tamat SD – Tamat D3 SD/Sederajat 5 Lamanya berusahatani Tahun 9 – 20 14

Berdasarkan Tabel 1, dari 60 responden diperoleh hasil bahwa rata-rata umur petani responden di Kecamatan Berbak yakni 40 tahun. Umur ini termasuk kedalam umur usia produktif secara ekonomi dimana petani cukup potensial untuk melakukan kegiatan usahataninya. Rata-rata luas lahan petani responden di Kecamatan Berbak yakni sebesar 1,9 Ha. Berdasarkan persentase luas lahan, hal tersebut menunjukkan bahwa produksi yang diperoleh petani sampel di daerah penelitian masih dalam jumlah yang sedikit. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani responden sebesar 4 orang menunjukkan bahwa anggota keluarga yang harus ditanggung petani responden tidak terlalu banyak. Mayoritas tingkat pendidikan petani di Kecamatan Berbak yakni tamatan SD/Sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani masih tergolong rendah. Rata-rata lamanya petani berusahatani di Kecamatan Berbak sebesar 14 tahun yang menunjukkan bahwa petani sampel di daerah penelitian telah memiliki pengalaman yang cukup dalam berusahatani. Lamanya berusahatani petani sampel dapat dijadikan sebagai motivasi kearah yang lebih baik dalam berusahatani.

Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian Produksi dari usahatani padi sawah bervariasi, hal ini disebabkan oleh perbedaan luas lahan yang digunakan, keterampilan yang dimiliki, modal, pengelolahan dan tenaga kerja yang digunakan. Tabel 2. Sebaran Petani Berdasarkan Produksi Padi Sawah yang Dihasilkan di Daerah

Penelitian Tahun 2017

Produksi (Kg)

Frekuensi

Persentase (%)

1.200 – 2.699 18 30,00 2.700 – 4.199 22 36,66 4.200 – 5.699 11 18,33 5.700 – 7.199 5 8,33

7.200 – 8.699 2 3,33 8.700 – 10.199 1 1,66

10.200 – 11.699 1 1,66

Jumlah 60 100,00

Tabel 2 diatas menunjukkan frekuensi tertinggi sebaran petani berdasarkan produksi padi sawah di daerah penelitian terdapat pada kelompok produksi 2.700 – 4.199 Kg yakni sebanyak 22 petani dengan persentase sebesar 36,66 % dari jumlah

Page 9: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

6

keseluruhannya. Sedangkan frekuensi terendah sebaran petani berdasarkan jumlah produksi padi terdapat pada dua kelompok yakni pada kelompok produksi 8.700 – 10.199 dan kelompok 10.200 – 11.699 sebanyak 1 petani atau sebesar 1,66 %. Rata-rata besarnya produksi petani sampel di daerah penelitian sebesar 3.800 Kg per satuan rata-rata luas lahan padi sawah sebesar 1,9 Ha. Berdasarkan hal tersebut produksi yang dihasilkan masih tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata produksi di Indonesia yang mencapai 5-6 ton/ha Gabah Kering Panen/GKP. Pengalokasian Hasil Produksi Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kecamatan Berbak

Alokasi produksi atau hasil panen di Kecamatan Berbak diantaranya : upah panen, ongkos giling, konsumsi dan benih. 1. Upah panen

Upah panen adalah potongan biaya yang wajib dikeluarkan oleh petani untuk membayar tenaga kerja saat memanen lahan padi miliknya. Tabel 3. Sebaran Petani Berdasarkan Besarnya Alokasi Produksi untuk Upah Panen di

Daerah Penelitian Tahun 2017

Alokasi Upah Panen (Kg)

Frekuensi Persentase (%)

37 – 84 20 33,33 85 – 130 23 38,33

131 – 176 10 16,66 177 – 222 4 6,66 223 – 268 1 1,66 269 – 314 1 1,66 315 – 360 1 1,66

Jumlah 60 100,00

Dari Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi sebaran petani berdasarkan alokasi upah panen terdapat pada kelompok 85 – 130 yakni sebanyak 23 petani atau sebesar 38,33 % sedangkan frekuensi terendah sebaran petani berdasarkan alokasi upah panen terdapat pada 3 kelompok yakni 223 – 268, 269 – 314 dan kelompok 315 – 360 sebanyak 1 petani atau sebesar 1,66 %. Rata-rata besarnya produksi untuk alokasi upah panen petani padi sawah di daerah penelitian sebesar 102 Kg/petani dengan kisaran terendah 37 sampai 360 Kg/petani. 2. Ongkos giling

Ongkos giling merupakan potongan biaya yang wajib dikeluarkan oleh petani untuk membayar sewaan alat giling yang dipakai dalam menggiling padinya. Tabel 4. Sebaran Petani Berdasarkan Besarnya Alokasi Produksi untuk Ongkos Giling di

Daerah Penelitian Tahun 2017

Alokasi Ongkos Giling (Kg)

Frekuensi Persentase (%)

52 – 125 17 28,33 126 – 198 19 31,66 199 – 271 14 23,33 272 – 344 3 5,00 345 – 417 4 6,66 418 – 490 1 1,66 491 – 564 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Dari Tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi sebaran petani berdasarkan alokasi ongkos giling terdapat pada kelompok 126 – 198 yakni sebanyak 14

Page 10: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

7

petani dengan persentase sebesar 31,66 % sedangkan frekuensi terendah sebaran petani berdasarkan alokasi giling terdapat pada kelompok 418 – 490 yakni sebanyak 1 petani dengan persentase sebesar 1,66 %. Rata-rata besarnya produksi untuk alokasi ongkos giling petani sampel di daerah penelitian sebesar 189 Kg/petani dengan kisaran terendah 52 Kg sampai tertinggi sebesar 564 Kg/petani. 3. Konsumsi rumah tangga

Konsumsi rumah tangga merupakan kebutuhan makan anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan petani. Konsumsi rumah tangga ini biasanya disisihkan dalam bentuk stok/penyimpanan yang disimpan dalam bentuk GKG (gabah kering giling). Tabel 5. Sebaran Petani Berdasarkan Besarnya Alokasi Produksi untuk Konsumsi

Rumah Tangga Keluarga di Daerah Penelitian Tahun 2017

Alokasi Konsumsi Rumah Tangga (Kg/Tahun)

Frekuensi

Persentase (%)

180 – 270 1 1,66 271 – 360 6 10,00 361 – 450 30 50,00 451 – 540 7 11,66 541 – 630 14 23,33 631 – 720 1 1,66 721 – 810 2 3,33

Jumlah 60 100,00

Dari Tabel 5 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi sebaran petani berdasarkan alokasi konsumsi rumah tangga terdapat pada kelompok 361 – 450 yakni sebanyak 30 petani atau sebesar 50 % sedangkan frekuensi terendah sebaran petani berdasarkan alokasi konsumsi rumah tangga terdapat pada 2 kelompok yakni 180 – 270 dan 631 – 720 sebanyak 1 petani atau sebesar 1,66 %. Rata-rata besarnya produksi untuk alokasi konsumsi rumah tangga keluarga petani padi sawah di daerah penelitian sebesar 380 Kg/Tahun dengan kisaran 180 Kg/tahun hingga 810 Kg/Tahun. 4. Benih Seluruh petani sampel di daerah penelitian menyisihkan hasil produksinya untuk stok benih yang digunakan pada musim tanam selanjutnya. Keperluan benih petani relatif tidak jauh berbeda di setiap musim. Tabel 6. Sebaran Petani Berdasarkan Besarnya Alokasi Produksi untuk Benih di Daerah

Penelitian Tahun 2017

Alokasi Benih (Kg)

Frekuensi Persentase (%)

31 – 57 12 20,00 58 – 84 20 33,33

85 – 111 13 21,66 112 - 138 8 13,33 139 – 165 1 1,66 166 – 192 3 5,00 193 - 220 3 5,00

Jumlah 60 100,00

Dari Tabel 6 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi sebaran petani berdasarkan alokasi benih terdapat pada kelompok 58 – 84 yakni sebanyak 20 petani atau sebesar 33,33 % sedangkan persentase terendah sebaran petani berdasarkan alokasi benih terdapat pada kelompok 139 – 165 yakni sebanyak 1 petani dengan persentase sebesar 1,66 %. Rata-rata besarnya produksi untuk alokasi benih petani padi

Page 11: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

8

sawah di daerah penelitian sebesar 88 Kg/petani dengan kisaran terendah sebesar 31 kg sampai tertinggi sebesar 220 kg/petani. Besaran Marketed Surplus Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kecamatan Berbak Marketed Surplus adalah porsi dari produksi yang dijual ke pasar. Marketed surplus merupakan sisa hasil produksi dari petani yang telah disisihkan dari pembayaran secara natura dan kebutuhan stok/penyimpanan yakni, konsumsi keluarga dan benih yang dijual petani ke pasar. Besaran marketed surplus atau hasil panen rumah tangga petani yang telah dikeluarkan untuk alokasi ongkos giling, upah panen, konsumsi dan benih dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Besaran Marketed Surplus dan Pola Alokasi Produksi Padi Rata-rata Per

Rumah Tangga Petani di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2017

Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa besaran marketed surplus rumah tangga petani padi sawah yang dihasilkan sebesar 70.518 Kg dengan rata-rata per petani sebesar 1.175 Kg/petani atau sebesar 59,69% dari total keseluruhan. Alokasi untuk ongkos giling sebesar 10,81 %, upah panen sebesar 5,27%, konsumsi sebesar 19,65 % dan benih yakni sebesar 4,55%. Dari gambar diatas juga dapat diketahui bahwa proporsi terbesar produksi yang dialokasikan yakni untuk marketed surplus (dijual kepasar) sebesar 59,69 %. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Marketed Surplus Rumah Tangga Petani Padi

Adapun model persamaan marketed surplus yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y = -744,1849+ 477,3462 X1 + 101,1215 X2 + 0,087624 X3 - 1,942694 X4 + 420,8649 D

Berdasarkan hasil analisis, setelah dilakukan uji asumsi klasik diketahui bahwa dengan menggunakan uji Jarque-Bera pada uji normalitas model regresi memiliki distribusi normal atau bebas normalitas. Pada uji multikolinearitas dengan menggunakan nilai VIF diketahui bahwa model regresi terbebas dari multikolinearitas. Pengujian heteroskedastisitas pada model regresi dengan menggunakan uji Harvey diketahui bahwa model regresi bersifat homoskedastisitas atau bebas dari heteroskedastisitas. Pada uji autokolerasi dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey diketahui bahwa model regresi bebas dari autokolerasi.

Dalam penelitian ini yang diduga mempengaruhi marketed surplus padi sawah di Kecamatan Berbak antara lain luas lahan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), harga beras (X3), Umur petani (X4), dan sumber pendapatan utama keluarga (D).

10,81% 5,27%

19,65%

4,55%

59,69%

Beras (Kg)

Ongkos Giling Upah Panen Konsumsi

Benih Marketed Surplus

Page 12: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

9

Tabel 7. Output Regresi Linear Berganda Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 477.3462 115.6887 4.126127 0.0001

X2 101.1215 36.32653 2.783680 0.0074 X3 0.087624 0.035635 2.458910 0.0172 X4 -1.942694 6.012860 -0.323090 0.7479

DUMMY 420.8649 184.5304 2.280735 0.0265 C -744.1849 354.7980 -2.097489 0.0406 R-squared 0.714507 Mean dependent var 1134.138

Adjusted R-squared 0.688072 S.D. dependent var 840.6213 S.E. of regression 469.4912 Akaike info criterion 15.23582

Sum squared resid 11902787 Schwarz criterion 15.44525 Log likelihood -451.0745 Hannan-Quinn criter. 15.31774

F-statistic 27.02926 Durbin-Watson stat 1.939223 Prob(F-statistic) 0.000000

Dari tabel 7 diatas, nilai koefisien determinasi (R2) diperoleh 0,714 atau 71,4 %

yang berarti variabel bebas dapat menjelaskan variasi variabel terikatnya sebesar 71,4% dan 28,6 sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Dari hasil uji F dapat diketahui bahwa secara serentak variabel-variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Hasil uji t menunjukkan bahwa secara individual terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikatnya atau marketed surplus rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan berbak yakni luas lahan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), harga beras (X3) dan sumber pendapatan utama keluarga (D) dengan melihat probabilitas (prob.) dengan taraf keyakinan 95 % (α = 5%) sedangkan umur petani (X4) tidak berpengaruh secara signifikan. Adapun faktor yang mempengaruhi marketed surplus adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Marketed Surplus

Variabel luas lahan berpengaruh signifikan terhadap marketed surplus rumah tangga petani padi sawah. Koefisien regresi variabel luas lahan petani padi sawah bernilai positif (dapat dilihat pada Tabel 6) sebesar 477,35, artinya jika variabel bebas lain nilainya tetap dan luas lahan meningkat sebesar 1 Ha maka akan meningkatkan marketed surplus sebesar 477,35 Kg dan sebaliknya. Dapat disimpulkan, semakin besar luas lahan yang digunakan petani dalam usahataninya maka jumlah penjualan (marketed surplus) akan semakin tinggi pula. Hal ini sejalan dengan Windari et al. (2015) Nabiu et al. (2010) dan Rosmawati, Henny (2009) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa semakin besar luas lahan yang digunakan petani dalam berusahatani maka produksi yang dihasilkan akan semakin besar sementara konsumsi keluarga tidak berubah sehingga marketed surplus akan semakin besar pula. 2. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Marketed Surplus

Variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap Marketed surplus padi sawah. Koefisien variabel jumlah tanggungan rumah tangga petani padi sawah bernilai positif (dapat dilihat pada Tabel 6) yakni sebesar 101,12, artinya jika variabel bebas lain nilainya tetap dan jumlah anggota keluarga bertambah sebanyak 1 orang maka akan menaikkan marketed surplus sebesar 101,12 Kg dan sebaliknya. Dapat

Page 13: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

10

disimpulkan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar pula marketed surplus yang dikeluarkan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil studi Hendriyana (2011), Nabiu et al (2010) serta Rosmawati, Henny (2009), yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga, maka jumlah hasil yang disisihkan untuk memenuhi konsumsi sehari-hari rumah tangga semakin besar sehingga akan mengurangi jumlah marketed surplus. Namun berdasarkan pengamatan di lapangan, hal ini juga berkaitan dengan curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah, dimana petani yang jumlah anggota keluarganya banyak mampu memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarganya yang banyak tersebut untuk perawatan dan pemeliharaan tanaman dalam usahataninya sehingga produksi yang dihasilkan lebih besar dan marketed surplusnya pun besar. 3. Pengaruh Harga Beras Terhadap Marketed Surplus

Variabel harga beras berpengaruh signifikan terhadap Marketed surplus padi sawah. Koefisien regresi variabel harga beras bernilai positif (dapat dilihat pada Tabel 6) sebesar 0,0876, artinya jika variabel bebas lain nilainya tetap dan harga beras yang berlaku meningkat sebesar Rp 1000 maka akan meningkatkan marketed surplus sebesar 876,2 Kg dan sebaliknya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (1990), Hendriyana (2011), Nabiu et al. (2010) yang menyatakan bahwa harga yang berlaku di pasaran akan sangat mempengaruhi jumlah hasil panen yang dijual petani. Semakin tinggi harga hasil panen, maka jumlah hasil panen yang dijual akan semakin tinggi pula. Hal ini disebabkan petani khususnya petani yang bersifat komersial akan terpacu untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan meningkatnya marketed surplus saat ada kenaikan harga. 4. Pengaruh Umur Petani Terhadap Marketed Surplus

Variabel umur petani tidak signifikan berpengaruh terhadap Marketed surplus padi sawah. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian (Nabiu et al. (2010) Rosmawati, Henny (2009) dan Hendriyana (2011)) yang menyatakan bahwa semakin lama seorang petani mengusahakan kegiatan taninya maka semakin berpengalaman pula petani tersebut dalam mengelola usahataninya yang dalam hal ini pengalaman petani dapat dilihat oleh umur petani tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hal ini berkaitan dengan perilaku petani yang sudah menganggap berusahatani padi sawah sebagai kebiasaan yang wajib dilakukan. Sehingga setiap tahunnya petani akan menanam padi baik disawah milik mereka ataupun milik orang lain yang disewakan sehingga hal ini yang mengakibatkan umur petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap marketed surplus. 5. Pengaruh Sumber Pendapatan Utama Keluarga Terhadap Marketed Surplus

Variabel dummy Sumber Pendapatan Utama Keluarga berpengaruh signifikan terhadap Marketed surplus padi sawah, artinya terdapat perbedaan nyata besarnya marketed surplus petani yang sumber pendapatan utama keluarganya berasal dari padi sawah dengan petani yang sumber pendapatan utama keluarganya bukan berasal dari padi sawah. Koefisien variabel dummy sumber pandapatan utama keluarga petani padi sawah bernilai positif (dapat dilihat pada Tabel 6) yakni sebesar 420,86, nilai ini menjelaskan bahwa besarnya marketed surplus petani yang sumber pendapatan utama keluarganya berasal dari padi sawah lebih besar sebesar 420,86 dari besarnya marketed surplus petani yang pendapatan utama keluarganya bukan berasal dari padi sawah. Hal ini sejalan dengan hasil studi Nusril et al (2008) yang menyatakan bahwa apabila usahatani padi tersebut merupakan sumber pendapatan utama keluarga maka untuk menutupi kebutuhannya petani akan lebih giat bekerja dan menjual lebih banyak hasil produksinya kepasar.

Page 14: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

11

KESIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa rata-rata produksi per rumah tangga petani pada musim panen tahun 2017 sebesar 1.934,60 Kg/Ha dalam bentuk beras, dialokasikan untuk upah panen sebesar 5,27 %, untuk ongkos giling sebesar 10,81 %, konsumsi sebesar 19,65 % dan benih sebesar 4,55 % yang semuanya diperhitungkan kedalam bentuk beras. Rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki marketed surplus sebesar 1.175,30 Kg/Ha atau sebesar 59,69 % dari total hasil produksi per rata-rata rumah tangga petani.

Faktor yang secara signifikan mempengaruhi marketed surplus rumah tangga petani padi sawah di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Timur, yakni luas lahan, jumlah anggota keluarga, harga beras dan sumber pendapatan utama keluarga yang masing-masing berpengaruh positif sedangkan umur petani tidak berpengaruh secara signifikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian beserta wakil, Ketua Jurusan Agribisnis, Sekretaris Jurusan Agribisnis dan seluruh pihak baik yang berada didalam maupun diluar lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Gujarati. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid Pertama. Erlangga. Jakarta.

Hendriyana. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Alokasi Produk dan Marketed Surplus Padi di Kabupaten Karawang. Skripsi Pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Nabiu, Musriyadi, Ketut, Apri, dan Nusril. 2010. Marketed Surplus Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dan Dampaknya terhadap Ketersediaan Pangan Nonberas di Provinsi Bengkulu. Jurnal Prosiding Semirata Bidang Ilmu – ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat Hal. 739-748. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.

Nusril dan Riza. 2008. Analisis Marketable Surplus dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi Marketed Supply serta Ketersedian Beras di Kota Bengkulu. Jurnal Agrisep Vol. 7 No. 2, Maret 2008:97-108. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Bengkulu.

Riyanto, Mustopha dan Etik. 2013. Permintaan Beras di Provinsi Jambi. Jurnal Perspketif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Vol 1 no 1 Juli 2013. Program Magister Ilmu Ekonomi Fakultas ekonomi. Universitas Jambi.

Page 15: FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SURPLUSrepository.unja.ac.id/2893/1/Full Artikel Mona Ardian Sitindaon.pdf · surplus of rice field are farm land of rice field, the members

12

Rosmawati. 2009. Analisis Surplus dan Distribusi Pemasaran Beras Produksi Petani Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur. Jurnal AgronobiS, Vol 1 no 1, Maret 2009. ISSN: 1979-8245X. Fakultas Pertanian. Universitas Baturaja.

Siregar. 1990. Telaahan terhadap Marketable Surplus Beras di Tiga Desa Kecamatan Baros Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan:Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Windari. 2000. Analisis Marketable Surplus Jagung pada Keluarga Petani Jagung di Kabupaten Grobongan. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. (diakses pada 13 Maret 2017 Pukul 15.05 http://agribisnis.fp.uns.ac.id/analisis-marketable-surplus-jagung-pada-keluarga-petani-jagung-di-kabupaten-grobogan).