FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

153
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MI NEGERI 02 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: Sri Minatun 107101001764 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS IV DAN V MI NEGERI 02 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

Sri Minatun

107101001764

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

i

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

ii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, November 2011 Sri Minatun, NIM : 107101001764 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MIN 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011 xv + 115 halaman + 23 tabel + 2 bagan + 3 lampiran

ABSTRAK

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara. Prestasi belajar siswa dianggap sebagai ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan di Indonesia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa kelas IV dan V MIN 02 Cempaka Putih didapatkan bahwa rata-rata nilai beberapa mata pelajaran kurang dari 7, yang berarti prestasi belajar siswa masih kurang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa MIN 02 Cempaka Putih tahun ajaran 2010/2011, dengan menggunakan disain studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 anak yang diambil secara acak. Data penelitian didapatkan dari data primer dengan menggunakan kuesioner, timbangan injak dan mikrotoa, serta data sekunder dari nilai rapor dan arsip sekolah. Data dianalisis secara univariat untuk melihar gambaran masing-masing variabel, bivariat dengan menggunakan anova dan uji t-independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa MIN 02 Cempaka Putih cukup baik, yaitu dengan rata-rata nilai siswa 75,03. Berdasarkan hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi, kesehatan, kebiasaan sarapan pagi, pendidikan orang tua, ekonomi keluarga dan lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar. Sedangkan untuk variabel sikap, minat dan motivasi terdapat hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar.

Saran yang bisa diberikan adalah pihak sekolah sebaiknya mempertahankan prestasi belajar yang sudah baik dengan memantau dan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, terutama dalam hal gizi dengan mengadakan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan gizi dan memeriksa status gizi secara periodik. Kata kunci: prestasi belajar, status gizi Daftar bacaan: 110 (1978 – 2011)

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

iii

JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENE STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH Undergraduated Thesis, November 2011

Sri Minatun, NIM : 107101001764

The Factors Accociated with Learning Achievement Class of IV & V Cempaka Putih State Elementary School 02 Ciputat Timur School Year 2010/2011 xv + 115 pages + 23 table + 3 attachments

ABSTRACT

Education plays a very important role in improving the quality of human resources within a country. Student achievement is considered as a measure to determine the level of success of the process of education in Indonesia. Based on preliminary studies conducted on 10 students in grade IV and V Cempaka Putih State Elementary School found that the average value of some subjects is less than 7, which means that student achievement is still lacking.

This study aims to determine the factors that related with student achievement Cempaka Putih State Elementary School academic year 2010/2011, by using cross-sectional study design. The sample in this study as many as 66 children taken at random. The research data obtained from primary data using questionnaires, scales and mikrotoa stampede, as well as secondary data from the report cards and school records. Data were analyzed by univariate to look for a picture of each variable, bivariate using anova to see the relationship with the nutritional status of learning achievement and a independen t-test to see the relationship with the other determinants of learning achievement.

Results showed that student achievement Cempaka Putih State Elementary School quite good, with an average value of 75.03 students. Based on the results of bivariate analysis there was no significant relationship between nutritional status, health, breakfast habits, parental education, family economics and the environment in which to live with learning achievement. As for the variable attitudes, interests and motivation there is a significant relationship with learning achievement.

The advice can be given is the school should maintain the achievements that have been well studied by monitoring and attention to factors associated with learning achievement, especially in terms of nutrition by holding a school cafeteria that meet nutritional requirements and examine the nutritional status periodically. Keywords: learning achievement, nutritional status References: 110 (1978 – 2011)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V MI NEGERI 02 CEMPAKA PUTIH

CIPUTAT TIMUR TAHUN AJARAN 2010/2011

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 22 November 2011

Mengetahui

Yuli Amran, SKM, MKM

Pembimbing I

Ratri Ciptaningtyas, SKM, S.Sn.Kes

Pembimbing I

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

v

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 22 November 2011

Mengetahui,

Penguji I

Yuli Amran, SKM, MKM

Penguji II

Ratri Ciptaningtyas, SKM, S.Sn.Kes

Penguji III

Frima Elda, SKM, MKM

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas limpahan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Faktor-

faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011”. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari kegelapan menuju cahaya

yang terang benderang yaitu Islam.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat, pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tajudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat.

3. Kemenag RI yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis diberikan kesempatan

untuk menyelesaikan studi di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi, yang

telah memberikan arahan, saran dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

vii

5. Ibu Ratri Ciptaningtyas, SKM, S.Sn.Kes selaku pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala sekolah MI Negeri 02 Cempaka Putih yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian di MI Negeri 02 Cempaka Putih, serta para guru dan staf di MI

Negeri 02 Cempaka Putih yang telah membantu kelancaran penelitian penulis.

7. Ayah dan Ibu tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan bantuan baik moril

maupun materiil serta adik-adik tercinta (Irfana dan Imam), yang selalu memberikan

dorongan semangat bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya angkatan 2007

yang selalu memberikan semangat bagi penulis

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan disusunnya skripsi ini

akan memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis serta bagi pembaca.

Ciputat, 15 November 2011

Penulis

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………... i

ABSTRAK......................................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN.............................................................................. iv

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI......................................................................... v

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….... viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………….. xii

DAFTAR BAGAN………………………………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………….….. 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………….……. 6

C. Pertanyaan Penelitian……………………………………………………….…… 7

D. Tujuan Penelitian………………………………………………………….……... 9

1. Tujuan Umum………………………………………………………………... 9

2. Tujuan Khusus………………………………………………………………. 9

E. Manfaat Penelitian……………………………………………………………….. 10

1. Bagi MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur………………………….. 10

2. Bagi Peneliti…………………………………………………………………. 11

F. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………………………….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………… 12

A. Prestasi Diri…………………………………………………………………........... 12

1. Pengertian Prestasi Diri………………………………………………….......... 12

2. Macam-macam Prestasi Diri………………………………………………….. 12

B. Prestasi Belajar……………………………......................................................... 13

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

ix

1. Pengertian Prestasi Belajar…………………………………………………….. 13

2. Indikator Prestasi Belajar……………………………………………………… 15

3. Batas Minimal Prestasi Belajar……………………………………………….. 18

4. Evaluasi Prestasi Belajar………………………………………………………. 18

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………………………….......... 19

1. Faktor Internal………………………………………………………………….. 20

a. Aspek Fisiologis…………………………………………………………… 20

1) Status gizi……………………………………………………………… 20

2) Kesehatan………………………………................................................ 29

3) Kebiasaan sarapan pagi……………………………………………....... 30

b. Aspek Psikologis………………………………………………………….. 32

1) Inteligensi siswa……………………………………………………….. 32

2) Sikap siswa…………………………………………………………….. 34

3) Bakat siswa…………………………………………………………….. 35

4) Minat siswa…………………….............................................................. 35

5) Motivasi siswa…………………………………………………………. 37

2. Faktor Eksternal……………………………………………………………….. 40

a. Lingkungan Sosial………………………………………………............... 40

1) Keluarga………………………………………………………………. 40

a) Pendidikan orangtua……………………………………………… 41

b) Keadaan ekonomi keluarga……………………………………….. 43

2) Sekolah………………………………………………………………... 44

3) Masyarakat……………………………………………………………. 44

b. Lingkungan nonsosial…………………………………………………….. 45

1) Lingkungan sekolah ……………………….......................................... 45

2) Lingkungan tempat tinggal …………………………………………... 46

3. Faktor Pendekatan Belajar……………………………………………………. 49

D. Anak Sekolah……………………………………………………………………. 50

E. Kerangka Teori…………………………………………………………………... 52

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS…… 53

A. Kerangka Konsep………………………………………………………………... 53

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

x

B. Definisi Operasional……………………………………………………………... 55

C. Hipotesis…………………………………………………………………………. 59

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………….. 60

A. Disain Penelitian………………………………………………………………… 60

B. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………………. 60

C. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………………………. 60

1. Populasi Penelitian………………………………………………………….. 60

2. Sampel Penelitian……………………………………………………………. 60

D. Instrumen Penelitian…………………………………………………………….. 61

E. Pengumpulan Data Penelitian…………………………………………………… 62

1. Primer………………………………………………………………………... 62

2. Sekunder ……………………………………………………………………. 63

F. Pengolahan Data Penelitian……………………………………………………… 63

G. Teknis dan Analisis Data Penelitian……………………………………………... 64

1. Analisis Data Univariat……………………………………………………… 64

2. Analisis Data Bivariat……………………………………………………….. 64

BAB V HASIL………………………………………………………………………….. 66

A. Analisis Univariat………………………………………………………………….. 66

1. Gambaran Prestasi Belajar……………………………………………………... 66

2. Gambaran Status Gizi………………………………………………………….. 66

3. Gambaran Kesehatan…………………………………………………………... 67

4. Gambaran Kebiasaan Sarapan Pagi……………………………………………. 68

5. Gambaran Sikap……………………………………………………………….. 68

6. Gambaran Minat……………………………………………………………….. 69

7. Gambaran Motivasi…………………………………………………………….. 69

8. Gambaran Pendidikan Ayah…………………………………………………… 70

9. Gambaran Pendidikan Ibu……………………………………………………… 70

10. Gambaran Ekonomi Keluarga………………………………………………….. 71

11. Gambaran Lingkungan Tempat Tinggal……………………………………….. 71

B. Analisis Bivariat……………………………………………………………………. 72

1. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar………………………………… 72

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

xi

2. Hubungan Kesehatan dengan Prestasi Belajar…………………………………. 73

3. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar…………………... 73

4. Hubungan Sikap dengan Prestasi Belajar……………………………………… 74

5. Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar……………………………………… 74

6. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar…………………………………... 75

7. Hubungan Pendidikan Ayah dengan Prestasi Belajar…………………………. 76

8. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar……………………………. 76

9. Hubungan Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar………………………... 77

10. Hubungan Lingkungan Tempat Tinggal dengan Prestasi Belajar……………... 77

BAB VI PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 79

A. Keterbatasan Peneliti………………………………………………………………. 79

B. Prestasi Belajar…………………………………………………………………….. 79

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……………………………….. 83

1. Status Gizi ……………………………………………………………………... 83

2. Kesehatan ……………………………………………………………………… 88

3. Kebiasaan Sarapan Pagi ………………………………………………………. 90

4. Sikap …………………………………………………………………………... 93

5. Minat ………………………………………………………………………….. 95

6. Motivasi …………………………………..................................................... 96

7. Pendidikan Ayah ……………………………………………………………… 97

8. Pendidikan Ibu ……………………………………………………………….. 99

9. Ekonomi Keluarga ……………………………………………………………. 101

10. Lingkungan Tempat Tinggal …………….................................................... 102

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….. 106

A. Simpulan …………………………………………………………………………... 106

B. Saran ………………………………………………………………………………. 108

1. Bagi Sekolah…………………………………………………………………… 108

2. Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………………………………. 108

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 109

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Belajar..................................... 16

Tabel 2.2 Indikator Motivasi…………………………………………………………. 39

Tabel 5.1 Distribusi Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………………………

66

Tabel 5.2 Distribusi Status Gizi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………………………

67

Tabel 5.3 Distribusi Kesehatan Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………………………

67

Tabel 5.4 Distribusi Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

68

Tabel 5.5 Distribusi Sikap Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………………………..

68

Tabel 5.6 Distribusi Minat Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………………………..

69

Tabel 5.7 Distribusi Motivasi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………………………..

70

Tabel 5.8 Distribusi Pendidikan Ayah Siswa Kelas IV dan V MIN 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………………………

70

Tabel 5.9 Distribusi Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………………………

71

Tabel 5.10 Distribusi Ekonomi Keluarga Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

71

Tabel 5.11 Distribusi Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……………...

72

Tabel 5.12 Distribusi Nilai Menurut Status Gizi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

72

Tabel 5.13 Distribusi Nilai Menurut Kesehatan Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

xiii

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011………………… 73

Tabel 5.14 Distribusi Nilai Menurut Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas IV dan V MIN 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011………..

73

Tabel 5.15 Distribusi Nilai Menurut Sikap Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

74

Tabel 5.16 Distribusi Nilai Menurut Minat Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

74

Tabel 5.17 Distribusi Nilai Menurut Motivasi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………

75

Tabel 5.18 Distribusi Nilai Menurut Pendidikan Ayah Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……...

76

Tabel 5.19 Distribusi Nilai Menurut Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……...

76

Tabel 5.20 Distribusi Nilai Menurut Ekonomi Keluarga Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011……...

77

Tabel 5.21 Distribusi Nilai Menurut Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011…………………………………………………………………

77

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……………………. 52

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep………………………………………………... 54

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Hasil Analisis SPSS

2. Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

3. Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya

manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa (Moehji, 2003). Keberhasilan

pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam

menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi,

2005). Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini,

sistematis dan berkesinambungan (Judarwanto, 2008). Kualitas sumber daya manusia

(SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa. Perkembangan ilmu dan

pengetahuan (iptek) yang kini berlangsung amat cepat dan menjadi barometer kemajuan

suatu bangsa, membutuhkan SDM berkualitas tinggi (Sibuea, 2002).

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas dari peranan dunia

pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara. Prestasi belajar siswa sebagai ukuran

untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan di Indonesia. Hal ini

menunjukkan berhasil tidaknya proses pendidikan dapat diamati berdasarkan tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa. Menurut Purwadarminto dalam Wijayanto (2001),

prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai oleh seorang siswa dalam jangka waktu

tertentu dan yang tercatat dalam buku rapor sekolah.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

2

Menurut Syah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi terbagi menjadi tiga

yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal terdiri

dari aspek fisiologis (status gizi, kesehatan, dan kebiasaan sarapan pagi) dan aspek

psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi). Faktor eksternal terdiri dari

lingkungan sosial (pendidikan ayah, pendidikan ibu, keadaan ekonomi orang tua, guru,

teman-teman sepermainan, dan masyarakat) dan lingkungan non-sosial (lingkungan

sekolah dan lingkungan tempat tinggal).

Status gizi seseorang merupakan faktor yang memberikan pengaruh cukup besar

terhadap prestasi seseorang. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Himmah (2010) pada anak SD di Bekasi, dihasilkan bahwa prestasi belajar siswa kurang

ternyata banyak terjadi pada siswa dengan status gizi yang kurang (80,6%) dibandingkan

siswa dengan status gizi yang normal (41,4%). Hal ini didukung dengan penelitian

Pamularsih pada anak SD di Boyolali, terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi

belajar.

Menurut Moeloek (1999), gizi merupakan salah satu faktor penting dalam

memberikan kontribusi terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Asupan gizi yang

baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan

badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan

kecerdasan seseorang. Dampak akhir dari konsumsi gizi yang baik dan seimbang adalah

meningkatnya kualitas sumber daya manusia (Khomsan, 2004). Kualitas bangsa di masa

depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini (Judarwanto, 2008).

Menurut Sediaoetama (2000), anak sekolah atau masa kanak-kanak pertengahan

merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap ketidakcukupan gizi, sehingga anak

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

3

sekolah harus dipantau agar ketidakcukupan gizi bisa dihindari. Anak yang gizi kurang

menjadi terbelakang, sehingga seringkali mereka tidak dapat menyesuaikan diri dengan

situasi sekolah (Berg, 1986).

Fase usia sekolah membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menunjang

masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar

dibandingkan dengan usia sebelumnya, karena anak sekolah lebih banyak melakukan

aktivitas fisik seperti bermain, berolahraga atau membantu orang tuanya (Anindya, 2009).

Selain itu, pengaruh makanan terhadap perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan

menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan

berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan

pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga

kecil. Jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan

ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008 dalam Pamularsih, 2009). Untuk itu, usaha-

usaha peningkatan gizi terutama harus ditujukan pada anak-anak (Krisno, 2004).

Anak yang kurang gizi mudah mengantuk dan kurang bergairah yang dapat

mengganggu proses belajar di sekolah dan menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak

juga akan berkurang, karena pertumbuhan otaknya tidak optimal (Anindya, 2009). Kurang

gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,

menurunkan daya tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian (Achmad, 2000). Dalam

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2000) disebutkan bahwa pada anak usia sekolah

kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit - sakitan

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

4

sehingga anak seringkali absen serta mengalami kesulitan mengikuti dan memahami

pelajaran. Menurut Almatsier (2006), kekurangan gizi secara umum (makanan kurang

dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses seperti

pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak serta perilaku.

Begitu juga dengan anak yang mengalami obesitas akan mempengaruhi terhadap

prestasi belajarnya. Hal ini berdasarkan Datar, Sturm, dan Magnabosco (2004) yang

menyatakan prestasi anak obesitas pada pelajaran matematika dan membaca cenderung

lebih rendah dibandingkan anak yang tidak obesitas.

Selain itu, sarapan pagi juga penting bagi anak sekolah. Menurut Khomsan (2004),

anak yang tidak sarapan pagi akan mengalami kekosongan lambung sehingga kadar gula

akan menurun. Padahal gula darah merupakan sumber energi utama bagi otak. Dalam

keadaan demikian anak akan sulit untuk dapat menerima pelajaran dengan baik. Gairah

belajar dan kecepatan reaksi juga akan menurun.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa juga berhubungan dengan tingkat pendidikan

dan tingkat penghasilan orang tua. Karena dengan adanya tingkat pendidikan dan tingkat

penghasilan yang tinggi diharapkan orang tua selain akan memberikan perhatian dan

kepedulian terhadap kegiatan belajar siswa juga akan dapat memenuhi fasilitas belajar

siswa dan biaya sekolah lainnya, yang pada gilirannya dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya dengan tingkat pendidikan yang rendah dan

tingkat penghasilan yang rendah dari orang tua maka selain dapat mengurangi perhatian

dan kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa juga akan dapat mengurangi

pemenuhan kebutuhan atau fasilitas belajar siswa dan biaya sekolah lainnya. Sehingga akan

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

5

menurunkan motivasi belajar yang pada gilirannya akan mengurangi prestasi belajar siswa

(Kusumastuti, 2010).

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan

antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia

(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,

kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa Indeks Pengembangan

Manusia Indonesia makin menurun (Aqila, 2010). Berdasarkan IPM maka pembangunan

sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada

tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP, 2003).

Sedangkan pada tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara

(UNDP, 2004), yang merupakan peringkat lebih rendah dibandingkan peringkat IPM

negara-negara tetangga (Hadi, 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh IEA, Asosiasi Internasional yang secara berkala

meriset pencapaian bidang pendidikan masyarakat dunia, tentang kemampuan membaca

siswa Sekolah Dasar (SD) di sejumlah negara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa

kemampuan siswa SD di Indonesia sangat rendah (di bawah rata-rata). Dari 33 negara yang

diteliti, siswa SD di Indonesia berada di urutan ke-32 (Eriyanti, 2007).

Begitu juga dengan prestasi belajar siswa SD/MI di Provinsi Banten yang masih

kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata UASBN (Ujian Akhir Sekolah

Berstandar Nasional) Provinsi Banten tahun 2008 untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berdasarkan Depdiknas (2009) adalah

6,46.

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

6

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa kelas IV dan V MI

Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur didapatkan bahwa rata-rata nilai Matematika

adalah 6,8, nilai Bahasa Indonesia adalah 7,2, nilai IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah

6,6, dan rata-rata nilai IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah 6,8. Sedangkan nilai rata-rata

pelajaran agama yang terdiri dari Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) dan Bahasa Arab adalah 6,9; 7,5; 7,5; 6,4 dan 7,5. Hal tersebut

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

masih kurang, karena untuk pelajaran Matematika, IPA dan IPS, yaitu rata-rata nilai

tersebut masih kurang dari 7 sebagaimana standar dari Depdiknas (2008). Demikian juga

dengan prestasi pelajaran agama, pelajaran Al-Qur’an Hadits dan SKI, masih kurang dari 7.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan

dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur

tahun ajaran 2010/2011.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Depdiknas (2009), prestasi belajar siswa SD/MI di Provinsi Banten

masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata UASBN (Ujian Akhir Sekolah

Berstandar Nasional) Provinsi Banten tahun 2008 untuk mata pelajaran Matematika,

Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang masih kurang dari 7,00 yaitu

6,46.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswa kelas IV dan V MI

Negeri 02 Cempaka Putih didapatkan bahwa rata-rata nilai beberapa mata pelajaran, seperti

Matematika, IPA, IPS, Al-Qur’an Hadits dan SKI, masih kurang dari 7. Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa masih kurang. Padahal, prestasi belajar siswa

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

7

dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan proses pendidikan di

Indonesia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas

sumber daya manusia dalam sebuah negara. Sedangkan keberhasilan pembangunan suatu

bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Sehingga, prestasi

belajar anak sekolah menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan

negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor internal yang

terdiri dari aspek fisiologis (kesehatan, status gizi dan keiasaan sarapan pagi) dan aspek

psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat dan motivasi); faktor eksternal yang terdiri dari

faktor sosial (pendidikan ayah, pendidikan ibu, keadaan ekonomi orang tua, guru, teman-

teman sepermainan, dan masyarakat) dan faktor non sosial (lingkungan sekolah dan

lingkungan tempat tinggal); serta pendekatan belajar. Berdasarkan hal tersebut, peneliti

bermaksud untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

2. Bagaimana gambaran status gizi siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

3. Bagaimana gambaran kesehatan siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

8

4. Bagaimana gambaran kebiasaan sarapan pagi siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

5. Bagaimana gambaran pendidikan ayah siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

6. Bagaimana gambaran pendidikan ibu siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

7. Bagaimana gambaran ekonomi keluarga siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

8. Bagaimana gambaran lingkungan tempat tinggal siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

9. Adakah hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV dan V

MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

10. Adakah hubungan antara kesehatan dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV dan V

MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

11. Adakah hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

12. Adakah hubungan antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV

dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

13. Adakah hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV

dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

14. Adakah hubungan antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar pada siswa kelas IV

dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

9

15. Adakah hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

b. Diketahuinya gambaran status gizi siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

c. Diketahuinya gambaran kesehatan siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

d. Diketahuinya gambaran kebiasaan sarapan pagi siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

e. Diketahuinya gambaran pendidikan ayah siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

f. Diketahuinya gambaran pendidikan ibu siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

g. Diketahuinya gambaran ekonomi keluarga siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

h. Diketahuinya gambaran lingkungan tempat tinggal siswa kelas IV dan V MI Negeri

02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

10

i. Diketahuinya hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa kelas

IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

j. Diketahuinya hubungan antara kesehatan dengan prestasi belajar pada siswa kelas

IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

k. Diketahuinya hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar pada

siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran

2010/2011.

l. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran

2010/2011.

m. Diketahuinya hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran

2010/2011.

n. Diketahuinya hubungan antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar pada siswa

kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran

2010/2011.

o. Diketahuinya hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar

pada siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur tahun

ajaran 2010/2011.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur

Diperolehnya informasi mengenai prestasi dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Selain itu, dengan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

11

masukan bagi pengelola pendidikan di MI Negeri 02 Cempaka Putih dalam melakukan

kegiatan berbasis sekolah dalam upaya peningkatan prestasi belajar anak sekolah.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk dilakukannya

penelitian lanjutan yang berkaitan prestasi belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, terutama dalam hal gizi.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

Mahasiswi Peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat merupakan peneliti

dalam penelitian ini dan yang diteliti adalah siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011. Alasan dilakukan penelitian ini karena

berdasarkan studi pendahuluan, prestasi siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka

Putih Ciputat Timur masih kurang, yaitu nilai rata-rata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Al-

Qur’an Hadits dan SKI masih kurang dari 7. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai

November tahun 2011 di MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur dengan

menggunakan disain penelitian cross-sectional.

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRESTASI DIRI

1. Pengertian Prestasi Diri

Prestasi diri berarti hasil usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau

pribadi. Dapat pula dikatakan bahwa seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah

meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja,

berolahraga dan sebagainya. Prestasi tersebut merupakan wujud optimalisasi

pengembangan potensi diri (Mustofa, 2009).

2. Macam-Macam Prestasi Diri

Prestasi diri dibagi menjadi beberapa macam, yaitu (Mustofa, 2009):

a. Prestasi belajar

Prestasi belajar atau bidang pendidikan ini dapat di perinci lebih luas misalnya

prestasi hasil belajar matematika, IPA, bahasa dan lain-lain.

b. Prestasi kerja

Prestasi kerja mencakup hal yang sangat luas misalnya prestasi kerja buruh,

karyawan, pegawai negeri, petani dan lain-lain.

c. Prestasi di bidang seni dan budaya

Para seniman menghasilkan berbagai bentuk kesenian baik seni lukis, seni pahat,

seni musik, seni suara, panggung wayang orang, ketoprak maupun berbagai jenis tari-

tarian.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

13

d. Prestasi di bidang olahraga

Para olahragawan memperoleh prestasi yang baik dalam bidang olahraga.

e. Prestasi di bidang politik dan pemerintah

Para pejabat negara dan para anggota lembaga negara merupakan contoh orang-

orang yang meraih prestasi yang tinggi dalam bidang politik dan pemerintah. Mereka

mampu memimpin bangsa dan negara serta meningkatkan kesadaran warga negara

dan tentang arti pentingnya hidup berbangsa dan bernegara.

f. Prestasi di bidang hukum

Alat-alat negara sebagai penegak hukum seperti polisi, hakim, jaksa maupun

perangkat hukum lainnya merupakan contoh figur yang memperoleh prestasi di dalam

bidang hukum atau penegak hukum. Selain para penegak hukum dan ahli

ketatanegaraan merupakan pihak yang memiliki prestasi yang baik di bidang hukum,

mereka telah membantu pemerintah dalam menyusun hukum dan memasyarakatkan

hukum.

g. Prestasi di bidang ekonomi

Bidang ekonomi merupakan bidang yang sangat luas menyangkut hampir segala

lapisan kehidupan masyarakat.

h. Prestasi di bidang lingkungan hidup

i. Prestasi di bidang iptek, dan lain-lain

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004) adalah hasil yang dicapai seseorang ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

14

oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar

(Wuryani, 2002). Sedangkan menurut Depdiknas (2008), prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, yang dinyatakan

dalam bentuk nilai. Prestasi belajar siswa meliputi prestasi kognitif (kemampuan berpikir

dan analisis, prestasi afektif (sikap) dan prestasi psikomotor (tingkah laku). Namun dari

tiga spek tersebut aspek kognitiflah yang menjadi tujuan utama dalam suatu sistem

pendidikan tanpa mengesampingkan aspek yang lain (Syah, 2010).

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang

demokratis dan tanggung jawab. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu

membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan keterampilan yang perlu dan

berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh

oleh peserta didik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

15

suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin

ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting

dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah

persaingan yang ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang terlebih dahulu maju karena

belajar (Syah, 2006).

Portosuwido dkk (1976) dalam Isdaryanti (2007) telah melakukan penelitian di

bidang kognitif pada anak sekolah dasar dengan mengukur skor prestasi belajar melalui

mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS. Keempat mata pelajaran ini

sudah cukup menggambarkan nilai kognitif anak sekolah dasar. Skor prestasi ialah hasil

yang dicapai oleh murid pada mata pelajaran tertentu yang dinyatakan dalam wujud

angka (Soemantri, 1978).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, beban belajar untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) ditambah mata pelajaran agama

dan akhlak mulia. Sedangkan berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Islam No. Dj.I/60/2011

(2011), untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan untuk meningkatkan mutu

pendidikan Agama Islam, perlu diselenggarakan Ujian Akhir Madrasah Berstandar

Nasional (UASBN). Mata pelajaran UASBN tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi

Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.

2. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah

psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun

demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa

murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

16

intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini

hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan

diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik

yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2010).

Berikut merupakan jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi menurut Surya

(1982), Barlow (1985), Petty (2004) dalam Syah (2010):

Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi Belajar

Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

A. Kognitif

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan

2. Dapat membandingkan

3. Dapat menghubungkan

1. Tes lisan

2. Tes tertulis

3. Observasi

2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukkan

kembali

1. Tes lisan

2. Tes tertulis

3. Observasi

3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri

1. Tes lisan

2. Tes tertulis

4. Penerapan 1. Dapat memberikan

contoh

2. Dapat menggunakan

secara tepat

1. Tes tertulis

2. Pemberian tugas

3. Observasi

5. Analisis (pemeriksaan

dan pemilahan secara

teliti)

1. Dapat menguraikan

2. Dapat

mengklasifikasikan/memi

lah-milah

1. Tes tertulis

2. Pemberian tugas

6. Sintesis (membuat

panduan baru dan

1. Dapat menghubungkan

2. Dapat menyimpulkan

1. Tes tertulis

2. Pemberian tugas

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

17

utuh) 3. Dapat

menggeneralisasikan

(membuat prinsip umum)

B. Afektif

1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap

menerima

2. Menunjukkan sikap

menolak

1. Tes tertulis

2. Tes skala sikap

3. Observasi

2. Sambutan 1. Kesediaan berpartisipasi/

terlibat

2. Kesediaan

memanfaatkan

1. Tes skala sikap

2. Pemberian tugas

3. Observasi

3. Apresiasi (sikap

menghargai)

1. Menganggap penting dan

bermanfaat

2. Menganggap indah dan

harmonis

3. Mengagumi

1. Tes skala penilaian/

sikap

2. Pemberian tugas

3. Observasi

4. Internalisasi

(pendalaman)

1. Mengakui dan meyakini

2. Mengingkari

1. Tes skala sikap

2. Pemberian tugas

ekspresif (yang

menyatakan sikap)

dan proyektif (yang

menyatakan

perkiraan/ramalan)

3. Observasi

5. Karakteristik

(penghayatan)

1. Melembagakan atau

meniadakan

2. Menjelmakan dalam

pribadi dan perilaku

sehari-hari

1. Pemberian tugas

ekspresif dan

proyektif

2. Observasi

C. Psikomotor

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

18

1. Keterampilan

bergerak dan

bertindak

1. Mengkoordinasikan

gerak mata, tangan, kaki

dan anggota tubuh

lainnya

1. Observasi

2. Tes tindakan

3. Kecakapan ekspresi

verbal dan non verbal

1. Mengucapkan

2. Membuat mimik dan

gerakan jasmani

1. Tes lisan

2. Observasi

3. Tes tindakan

Berdasarkan Depdiknas (2008), penilaian kelompok mata pelajaran untuk SD

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, IPA (Ilmu

Pengetahuan Alam), dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).

3. Batas Minimal Prestasi Belajar

Menurut Syah (2010), menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu

berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma

pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar.

Diantara norma-norma pengukuran tersebut ialah:

a. Norma skala angka dari 0 sampai 10

b. Norma skala angka dari 0 sampai 100

4. Evaluasi Prestasi

Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi hasil belajar siswa (Syah, 2006).

Berikut merupakan macam-macam evaluasi prestasi:

a. Evaluasi Prestasi Kognitif

Berdasarkan Syah (2010), mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi

kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis

maupun tes lisan dan perbuatan. Karena semakin membengkaknya jumlah siswa di

sekolah-sekolah, tes lisan dan perbuatan hampir tak pernah digunakan lagi. Alasan

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

19

lain mengapa tes lisan khususnya kurang mendapat perhatian ialah karena

pelaksanaannya yang face to face (berhadapan langsung). Dampak negatif yang tak

jarang muncul akibat tes yang face to face itu ialah sikap dan perlakuan yang

subjektif dan kurang adil, sehingga soal yang diajukan pun tingkat kesukarannya

berbeda antara satu dengan yang lainnya.

b. Evaluasi Prestasi Afektif

Berdasarkan Syah (2010), dalam merencanakan penyusunan instrumen tes

prestasi siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) jenis-jenis prestasi internalisasi

dan karakterisasi seyogianya mendapat perhatian khusus. Alasannya karena yang

lebih banyak mengendalikan sikap dan perbuatan siswa.

c. Evaluasi Prestasi Psikomotor

Menurut Syah (2010), cara yang dipandang tepat untuk mengevaluasi

keberhasilan belajar yang berdimensi ranah psikomotor (ranah karsa) adalah

observasi. Observasi dalam hal ini, dapat diartikan sebagai sejenis tes mengenai

peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain, dengan pengamatan langsung. Namun,

observasi harus dibedakan dari eksperimen, karena eksperimen pada umumnya

dipandang sebagai salah satu cara observasi.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Syah (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi 3 macam, yakni:

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

20

1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)

Yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri

siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2)

aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a. Aspek Fisiologis

1) Status gizi

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu

(Supariasa, 2002). Menurut Jelliffe (1989) dalam Supariasa (2002), status gizi

adalah tanda-tanda atau penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya

keseimbangan antara pemasukan gizi di satu pihak serta pengeluaran di lain pihak

yang terlihat melalui variabel-variabel tertentu yaitu melalui suatu indikator status

gizi.

Status gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau

sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-

ukuran gizi tertentu (Soekirman, 2000). Menurut Almatsier (2006), status gizi

adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat

gizi. Sedangkan zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh

untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.

Menurut Almatsier (2006), status gizi dibedakan menjadi 4 yaitu status gizi

buruk, status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih. Berdasarkan

Kepmenkes RI (2010), baku antropometri anak 5-18 tahun dihitung nilai Z_Score

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

21

IMT/U. Berdasarkan indikator IMT/U, status gizi diklasifikasikan dalam beberapa

kelompok, yaitu:

a) Sangat kurus : < -3 SD

b) Kurus : -3 SD sampai dengan < -2

c) Normal : -2 SD sampai dengan 1

d) Gemuk : > 1 SD

a) Status gizi buruk

Secara klinis, gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan

nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi sehingga menyebabkan

terjadinya gangguan kesehatan (Arundyna, 2011). Menurut Nency (2005),

status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi buruk karena

kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan kalori (disebut

marasmus), dan kekurangan kedua-duanya.

Menurut Soemantri (1978) apabila makanan yang dikonsumsi tidak

cukup mengandung zat – zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini

berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak.

Hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan otak untuk berfungsi

normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi

menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan lebih kecil, jumlah sel dalam

otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan

organisasi biokimia dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasan anak.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

22

Kelainan yang terjadi pada jaringan otak akibat gizi buruk itu membawa

dampak antara lain (Moehji, 2003):

(1) Turunnya fungsi otak yang berpengaruh terhadap kemampuan belajar.

Penelitian yang dilakukan di Amerika Tengah Brazilia dan India

menunjukkan bahwa anak-anak yang pada awal kehidupan mereka

menderita gizi kurang gizi buruk, 20%-30% tidak naik kelas dan

mengulang pada tahun pertama paling sedikit satu kali, dan 17%-20%

mengulang pada tahun kedua pada waktu mereka mengikuti pendidikan di

Sekolah Dasar.

(2) Turunnya fungsi otak menyebabkan kemampuan anak bereaksi terhadap

rangsangan dari lingkungannya sangat rendah dan anak menjadi apatis.

(3) Turunnya fungsi otak membawa akibat terjadinya perubahan kepribadian

anak.

b) Status gizi kurang

Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau

lebih zat-zat gizi esensial (Almatsier, 2006). Kekurangan berat yang

berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.

Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan yang buruk (Arisman, 2007).

Akibat dari status gizi kurang adalah perkembangan otak yang tidak sempurna

yang menyebabkan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan kemampuan

belajar terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa

(Soekirman, 2000). Menurut (Gibney, 2009), keadaan gizi kurang

mengakibatkan perubahan struktural dan fungsional pada otak. Sejumlah

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

23

penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa keadaan malnutrisi prenatal

dan pascanatal dini pada tikus menimbulkan banyak perubahan dalam struktur

otak hewan tersebut, kendati perubahan ini akan membaik pada saat tikus

diberi makan kembali. Namun demikian, beberapa perubahan dianggap

permanen dan perubahan yang permanen tersebut meliputi penurunan jumlah

mielin dan jumlah dendrit kortikal dalam medulla spinalis serta peningkatan

jumlah mitokondria dalam sel-sel neuron saraf.

Bukti adanya perubahan pada struktur dan fungsi otak anak-anak sangat

terbatas, kendati anak-anak dengan malnutrisi berat mempunyai kepala yang

lebih kecil dan hasil pemeriksaan auditory-evoked potentials yang abnormal,

semua keadaan ini tetap abnormal sekalipun telah terjadi pemulihan dari

stadium akut (Gibney, 2009).

Akibat gizi kurang terhadap proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi apa

yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas

dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses: pertumbuhan, produksi

tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku (Muliadi,

2007).

(1) Pertumbuhan

Seorang yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi

genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi

oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan

atau kelebihan gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan

yang menyimpang dari pola standar (Muliadi, 2007).

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

24

(2) Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang anak

kekurangan tenaga untuk melakukan aktivitas. Anak menjadi malas,

merasa lelah, cuek, dan tidak bersemangat serta produktivitas kerja

menurun (Muliadi, 2007).

(3) Pertahanan Tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun, sistem imunitas dan

anti bodi berkurang, sehingga anak mudah tersinggung, mudah terserang

penyakit seperti: pilek, batuk, dan diare, dan bila anak/murid yang tidak

ditanggulangi dengan pemberian gizi baik, lambat laun pada anak dapat

membawa kematian (Muliadi, 2007).

(4) Struktur dan Fungsi Otak

Kemampuan berfikir otak mencapai bentuk maksimal pada usia

sekolah dasar. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggu fungsi otak

secara permanen (Muliadi, 2007).

(5) Perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan

perilaku yang tidak normal (tidak tenang). Mereka mudah tersinggung,

cengeng, kurang rangsangan dan apatis (Muliadi, 2007).

Akibat dari status gizi kurang adalah perkembangan otak yang tidak

sempurna yang menyebabkan kognitif dan kemampuan belajar terganggu

(Soekirman, 2000).

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

25

Status gizi harus baik karena gizi kurang akan mempengaruhi kesehatan

jasmaninya yang bermanifestasi pada kelesuan, mengantuk, dan cepat lelah.

Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala,

dapat menurunkan kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak

berbekas. Untuk mempertahankan kondisi jasmani agar tetap bugar, siswa

sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi

(Baliwati, 2004).

Menurut Suryabrata (2001), nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar

makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang

pengaruhnya dapat kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.

Energi yang diperlukan untuk bahan bakar otak, untuk merawat kesehatan sel

saraf dan untuk neurotransmitter diperoleh dari makanan yang dikonsumsi,

nutrisi utama untuk meningkatkan fungsi otak adalah karbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan mineral. Jika nutrisi yang dibutuhkan dapat terpenuhi akan

memberikan pengaruh baik dalam pertumbuhan yang dapat dilihat dari berat

badan dan tinggi badan yang sesuai serta fungsi otak yang optimal yang

tercermin dari performa akademik yang memuaskan (Perretta, 2004 dalam

Suryowati, 2010).

Kekurangan gizi sejak dini dapat mempengaruhi ketangkasan belajar,

waktu pendaftaran sekolah, konsentrasi dan perhatian (Pollit, 1990 dalam

Levinger, 1992).

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

26

Kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makanan kurang

dari energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami keseimbangan energi

negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya

(ideal). Gejala yang ditimbulkan pada anak adalah kurang perhatian, gelisah,

lemah, cengeng, kurang bersemangat dan penurunan daya tahan terhadap

penyakit infeksi (Almatsier, 2006).

c) Status Gizi Baik

Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat

gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan

fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum

(Almatsier, 2006).

Penelitian Florencio (1990) di Filipina, prestasi akademik dan mental

siswa dengan status gizi yang baik secara signifikan lebih tinggi daripada

siswa dengan status gizi buruk, bahkan ketika pendapatan keluarga, kualitas

sekolah, kemampuan guru, atau kemampuan mental dikontrol (Levinger,

1992).

d) Status Gizi Lebih

Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah

berlebihan (Supariasa, 2002). WHO (2000) secara sederhana mendefinisikan

obesitas sebagai kondisi abnormal atas akumulasi lemak yang ekstrim pada

jaringan adiposa. Obesitas dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis

obesitas pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai dengan yang

berat sekali.

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

27

e) Penilaian Status Gizi

Menurut Supariasa (2002), penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu

secara langsung dan tak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat

dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan

biofisik sedangkan penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu:

survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

(1) Penilaian Langsung

(a) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara

umum digunkan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan

energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik

dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam

tubuh (Supariasa, 2002).

(b) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan

gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,

rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

28

permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini

umumnya untuk survey klinis secara cepat (Supariasa, 2002).

(c) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain:

darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan

otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi suatu keadaan malnutrisi yang lebih parah

lagi (Supariasa, 2002). Seperti pemeriksaan darah untuk mengetahui

terjadinya anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi besi yang mana gejalanya adalah anak akan

tampak lemas, sering berdebar-debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala,

iritabel. Mereka tidak tampak sakit karena perjalanan penyakitnya

bersifat menahun. (Hassan dan Alatas, 2002 dalam Wijayanti, 2005),

pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun

(Djaeni, 2004). Anwar (2009) menjelaskan bahwa penurunan

pemusatan perhatian (atensi), kecerdasan, dan prestasi belajar dapat

terjadi akibat anemia besi.

(d) Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)

dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

29

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik

(Supariasa, 2002).

(2) Penilaian Tidak Langsung

(a) Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi (Supariasa, 2002).

(b) Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi (Supariasa,

2002).

(c) Faktor Ekologi

2) Kesehatan

Menurut Syah (2010), kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi

organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai sakit kepala misalnya, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya

pun kurang atau tidak berbekas.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera

pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

30

dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas

(Syah, 2010).

Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah

capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan

pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut, penerimaan dan respon terhadap

pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam

memproses, mengelola, menginterprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran

melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang

dipelajarinya (Mudzakir dan Sutrisno, 1997).

Faktor kesehatan menurut Parsono dkk (1990) meliputi faktor kesehatan fisik

pada umumnya dan kesehatan indera pada khususnya. Sehat fisik artinya tidak

cacat tubuh (tuna daksa). Sehat indera artinya ia tidak tuna rungu, tuna netra dan

sebagainya.

3) Kebiasaan sarapan pagi

Kebiasaan makan pagi termasuk ke dalam salah satu 13 pesan dasar gizi

seimbang. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar

dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar

(Depkes, 2002).

Sarapan pagi sangat penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas yang

lain pada hari itu. Dengan sarapan pagi, tubuh akan memperoleh bekal zat tenaga

untuk menghadapi kerja, belajar, bermain dan aktivitas lain. Banyak studi yang

telah dilakukan membuktikan pentingnya sarapan pagi dan pengaruhnya terhadap

kondisi tubuh dan aktivitas seseorang, terutama anak-anak. Hasil penelitian

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

31

Yussen dan Santrock (1982) dalam Faridi (2002) menunjukkan bahwa anak yang

tidak selalu sarapan pagi dan tidak menggantinya di waktu yang lain pada pagi

hari itu, tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, mereka lemah dan lelah.

Menurut Bobrof dkk (1996) dalam Himmah (2010), sarapan pagi dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi kebutuhan gizi harian anak sekolah

dasar. Selain itu, kebiasaan sarapan pagi juga dapat berpengaruh pada penampilan

fisik, kemampuan motorik dan juga fungsi kognitif pada anak sekolah.

Menurut Suryabrata (2001), nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar

makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya

dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Energi yang

diperlukan untuk bahan bakar otak, untuk merawat kesehatan sel saraf dan untuk

neurotransmitter diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, nutrisi utama untuk

meningkatkan fungsi otak adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral

(Perretta, 2004 dalam Suryowati, 2010). Menurut Ells dkk (2008), ketika

kandungan energi pada sarapan pagi diperiksa, satu studi menunjukkan bahwa

sarapan pagi dengan energi rendah bersifat merugikan dalam hal suasana hati,

daya tahan fisik dan berfikir kreatif.

Para peneliti di Jamaika menemukan bahwa penyediaan sarapan pagi di

sekolah untuk siswa SD, memiliki dampak yang signifikan terhadap kehadiran

dan nilai aritmatika tetapi tidak pada berat badan atau skor ejaan (Powell dalam

Levinger, 1992). Perbedaan hasil yang diperoleh untuk ukuran yang berbeda

merupakan refleksi dari keterampilan pemecahan masalah yang berbeda yang

dibutuhkan untuk melakukan tugas. Ejaan dilakukan dengan menghafal;

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

32

aritmatika melibatkan penerapan aturan untuk situasi baru. Siswa mudah

terganggu karena kelaparan sementara akan lebih rentan terhadap skor rendah

pada tes aritmatika daripada teman-teman mereka yang kurang lapar (Levinger,

1992).

Selain itu, empat dari enam studi menyelidiki konsumsi sarapan

dibandingkan dengan puasa yang mengidentifikasikan beberapa perbaikan

(p=0,05) dalam pemecahan masalah, perhatian dan memori sesaat setelah

mengkonsumsi sereal dan tampilan visual yang kompleks setelah mengkonsumsi

sarapan (Ells dkk, 2008). Perilaku adaptif kelaparan sementara akan kelihatan

dalam jangka waktu yang singkat secara alami dan biasanya akan hilang ketita

anak tidak lapar lagi (Pollite, 1990 dalam Levinger, 1992). Beberapa studi

menemukan bahwa pada populasi dengan gizi yang relatif baik di Amerika

Serikat, kelaparan sementara (sebagai lawan malnutrisi) dapat mempengaruhi

perhatian, minat, dan belajar (Levinger, 1992).

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Namun, diantara faktor-faktor

rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai

berikut (Syah, 2010):

1) Inteligensi siswa

Inteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi ransangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara

yang tepat (Reber, 1988 dalam Syah, 2010). Jadi, inteligensi sebenarnya bukan

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

33

persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan

inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran organ-organ tubuh lainnya,

lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia

(Syah, 2010).

Menurut Khomsan (2004), ada tiga hal yang mempengaruhi perkembangan

kecerdasan seseorang yaitu genetik, lingkungan dan gizi. Faktor genetik

merupakan potensi dasar perkembangan kecerdasan. Tetapi, faktor genetik ini

bukan yang terpenting. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan

mana diantara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar. Sebagai

perbandingan, dalam ilmu peternakan misalnya, faktor genetik hanya berperan 30

persen menentukan produktivitas susu sapi perah.

Menurut Chaplin dalam Syah (2006), intelegensi adalah kemampuan

menyesuaikan diri dengan situasi baru secara cepat dan efektif atau kemampuan

menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif. Seseorang yang memiliki

intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun

cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung

mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi

akademiknya pun rendah Dalyono (1997). Menurut Syah (2006), tingkat

kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang

siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

34

semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk memperoleh sukses.

Anak dengan prestasi yang baik, saat diuji inteligensinya hanya 120 atau

biasa-biasa saja. Jadi IQ tinggi bukan jaminan untuk mencapai prestasi luar biasa

di sekolah (Khomsan, 2004).

2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif

(Syah, 2010). Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respon tertutup

seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju,

baik-tidak baik, dan sebagainya).

Sikap yang positif terhadap mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal

yang baik bagi proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap yang negatif terhadap mata

pelajaran tertentu apalagi ditambah dengan timbulnya rasa kebencian terhadap

mata pelajaran tertentu, akan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa yang

bersangkutan (Tohirin, 2005). Sedangkan menurut Purwanto (1992), sikap adalah

suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu

perangsang atau situasi yang dihadapi.

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala

dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran,

perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan lainnya. Menurut Abror (1993) bahwa

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

35

sikap dapat mempengaruhi keinginan akan pengetahuan, keinginan akan prestasi

dan peningkatan diri dalam jenis subject matter. Faktor-faktor ini mempengaruhi

kondisi-kondisi belajar yang relevan seperti kesiapan, penuh perhatian, tingkat

usaha, ketekunan dan konsentrasi. Selain itu, sikap negatif terhadap pekerjaan

sekolah dikaitkan dengan kebiasaan yang kurang baik, kegagalan menyelesaikan

tugas, kegagalan menguasai keterampilan dasar, kinerja tes yang kurang, mudah

teralihkan perhatian, dan fobia sekolah (Conny, 2010).

3) Bakat siswa

Secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Reber,

1988 dalam Syah, 2010). Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti

memiliki bakat dalam arti berpotensi mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara umum bakat itu mirip

dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat

cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai

talented child, yakni anak berbakat (Syah, 2010).

4) Minat siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988),

minat termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang

banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Minat seperti yang dipahami dan dipakai

oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

36

dalam bidang-bidang studi tertentu (Syah, 2010). Minat adalah rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tapa ada yang menyuruh

(Slameto, 2003).

Menurut Hadis (2006) bahwa anak didik yang berminat terhadap sesuatu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminati itu. Selain itu, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa

yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya

lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang

intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih

giat, akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan (Syah, 2010).

Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini

dapat dikenali melalui proses belajar di kelas maupun di rumah (Nurhidayati,

2006).

b) Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang

berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk

mempelajari bidang tersebut.

c) Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian

merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,

pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

37

Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya

dia akan memperhatikan objek

d) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik

Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor

minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang

pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan

pelajaran yang menarik. Walaupun demikian, lama-kelamaan jika siswa

mampu mengembangkan minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran niscaya

ia bisa memperoleh prestasi yang berhasil sekalipun ia tergolong siswa yang

berkemampuan rata-rata.

e) Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan

pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran

juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran

mempunyai manfaat dan fungsinya.

5) Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme –baik manusia

ataupun hewan- yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini,

motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah

(Gleitman, 1986; Reber, 1988 dalam Syah, 2010). Sedangkan motivasi menurut

Sumanto (2006) adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri/pribadi seseorang

yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai

tujuan. Menurut Certo (1985) dalam Depdiknas (2007), motivasi merupakan

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

38

bagian dalam (innerstate) pribadi seseorang yang menyebabkan seseorang

melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu.

Fungsi motivasi adalah mendorong timbulnya kelakuan atau suatu

perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai

pengarah, artinya megarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang

diinginkan, dan sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan

seseorang (Hamalik, 2000).

Motivasi mempunyai peraan yang penting dalam kegiatan belajar karena

menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Dengan kata lain, adanya

usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang

siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Bakti,

1988 dalam Azhari, 2001). Menurut Purwanto (2000), motivasi adalah pendorong

suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia

menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai

hasil atau tujuan tertentu.

Motivasi sangat penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan

organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa

paling berguna bagi kehidupan individu (Soemanto, 2006). Menurut Hamalik

(2000) bahwa fungsi motivasi adalah mendorong timbulnya kelakuan atau suatu

perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai

pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

39

diinginkan, dan sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang.

Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan

seseorang.

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu: 1) motivasi intrinsik: 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat

mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam intrinsik siswa

adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,

misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapaun

motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa

yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,

peratutan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru dan seterusnya

merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa

untuk belajar (Syah, 2010).

Berikut merupakan indikator motivasi (Wardiyati, 2006):

Tabel 2.2 Indikator Motivasi

Macam Motivasi Aspek Indikator

a. Intrinsik - Kebutuhan

- Peningkatan

pengetahuan

- Cita-cita

- Keinginan belajar

- Senang mengikuti

pelajaran

- Selalu menyelesaikan

tugas

- Mengembangkan bakat

- Meningkatkan

pengetahuan

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

40

b. Ekstrinsik - Sarana belajar

- Lingkungan sekitar

- Guru

- Ingin mendapat

perhatian

- Ingin mendapat pujian

- Ingin mendapat

penghargaan/hadiah

dari guru atau sekolah

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

Yakni kondisi luar lingkungan di sekitar siswa. Seperti faktor internal siswa, faktor

eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor

lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan Sosial

1) Keluarga

Menurut Ilsan (1996) dalam Kusumastuti (2010), keluarga merupakan

lembaga pendidikan pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam

keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi

serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh

dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap manusia.

Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak

sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah.

Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam

belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan,

cukup kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua

orang tua, semuanya itu turut mempengaruhi percapaian hasil belajar.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

41

a) Pendidikan orang tua

Partisipasi orang tua dalam pelaksanaan pendidikan secara sangat

meyakinkan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar murid dan

menunjukkan semakin tinggi keterlibatan dan kepedulian terhadap masalah-

masalah pendidikan di sekolah (Firdaus, 2000 dalam Ilyas, 2004).

Pada umumnya pengetahuan orang tua sangat menentukan pendidikan

keluarga (anak-anaknya). Tingkat pendidikan orang tua juga merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar siswa

(Suryabrata, 2002). Perhatian orang tua dengan penuh kasih sayang terhadap

pendidikan anaknya, akan menumbuhkan aktivitas anak sebagai suatu potensi

yang sangat berharga untuk menghadapi masa depan. Pengertian perhatian

orang tua yang dimaksud di sini adalah tanggapan siswa atas perhatian orang

tuanya terhadap pendidikan anaknya yaitu tanggapan tentang bagaimana cara

orang tuanya memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang pelajaran, memberikan

dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan memberikan

pengarahan pentingnya belajar (Suryabrata, 2000).

Orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga

memungkinkan untuk lebih percaya diri pada kemampuan mereka dalam

membantu anak-anak mereka belajar. Dengan tingkat keyakinan tersebut

maka diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

akademis anak-anak.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

42

Berdasarkan Soekirman (1988), tingkat pendidikan orang tua akan

berkaitan dengan jenis pekerjaan dan mata pencaharian yang selanjutnya akan

berkaitan dengan:

(1) Tersedianya waktu memberikan bimbingan belajar kepada anaknya yang

mana bimbingan belajar ini tidak lain adalah stimulus bagi pengembangan

diri si anak.

(2) Kemampuan dana yang ada, maka dapat menyekolahkan anaknya.

(3) Dengan ketersediaannya dana dari hasil mata pencaharian, dapat

menyediakan sarana belajar yang memadai. Pemilihan sarana ini pun tidak

lepas dari pengaruh pendidikan orang tua.

Pendidikan orang tua erat kaitannya dengan bantuan orang tua dalam

membantu proses belajar. Diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan

orang tua semakin baik pula prestasi belajar anaknya. Meskipun demikian,

belum tentu seseorang yang tingkat pendidikannya rendah maka tingkat

pengetahuannya juga rendah. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan bahwa

faktor tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami informasi yang diperoleh (Apriadji, 1983 dalam

Faridi, 2002).

Diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin baik

pula prestasi belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan

pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar

anaknya, sama sekali tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan

anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar, tidak menyediakan atau

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

43

melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya,

tidak memahami kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain yang

dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar (Slameto, 1995).

Ada kemungkinan orang tua yang berpendidikan tinggi mengasuh anak

dengan sikap terbuka/demokratis. Sedang orang tua yang berpendidikan

rendah ada kemungkinan mengasuh dengan pola asuh tertutup bahkan bebas.

Dalam hal pendidikan anak, orang tua yang berpendidikan tinggi tidak hanya

menekan anak untuk mendapat prestasi yang baik tetapi lebih memberi arahan

pada anak agar dapat mencapai prestasi yang baik (Lidia, 2008).

b) Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang ekonominya kurang mungkin dapat menyebabkan

anak kekurangan gizi, kebutuhan-kebutuhan anak mungkin tidak dapat

terpenuhi. Selain itu ekonomi yang kurang menyebabkan suasana rumah

menjadi muram dan gairah untuk belajar tidak ada. Tetapi hal ini tidak mutlak

demikian. Kadang-kadang kesulitan ekonomi bisa menjadi pendorong anak

untuk lebih berhasil, sebaliknya bukan berarti pula ekonomi yang berlebihan

tidak akan menyebabkan kesulitan belajar. Pada ekonomi yang berlebihan

anak mungkin akan selalu dipenuhi semua kebutuhannya, sehingga perhatian

anak terhadap pelajaran-pelajaran sekolah akan berkurang karena anak terlalu

banyak bersenang-senang, misalnya dengan permainan yang beraneka ragam

atau pergi ke tempat-tempat hiburan dan lain-lain (Dalyono, 1997).

Menurut Slameto (1991) keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya

dengan hasil belajar anak. Kebutuhan-kebutuhan anak harus terpenuhi adalah :

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

44

makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,

kursi, penerangan, buku-buku. Fasilitas belajar ini hanya dapat terpenuhi jika

orang tuanya mempunyai cukup uang.

Dalam lingkungan status sosial ekonomi rendah, interaksi verbal orang

tua dengan anak lebih sedikit dan lebih rendah mutunya, daripada interaksi

verbal anak-orang tua di lingkungan sosial ekonomi tinggi (Sukadji, 2000).

2) Sekolah

Menurut Syah (2010), lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para

tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman

sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang

menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan

yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan

berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan

penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam

pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang

guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat

menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas

siswa (Mudzakir dan Sutrisno, 1997).

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar

tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan, terutama anak-anaknya bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

45

ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di

lingkungan yang banyak anak-anak nakal, tidak sekolah dan pengangguran, hal

ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang

sehingga motivasi belajar berkurang.

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum

jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di

lingkungan sekolah. Hai ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi

pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas,

hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan

isinya sangat kompleks dan beraneka ragam (Ihsan, 1997 dalam Minarni, 2006).

b. Lingkungan nonsosial

1) Lingkungan Sekolah

Menurut Tu’u (2004) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga

pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar

berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik.

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor ini

misalnya gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum, dan fasilitas lainnya.

Dapat pula berupa faktor lunak seperti: kurikulum, program, pedoman belajar,

dan sebagainya (Wijayanto, 2001).

Letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi syarat-syarat seperti di

tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau jalan ramai (Suryabrata,

2001).

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

46

2) Lingkungan Tempat Tinggal

Hamalik (2001) dalam Sudarmanto (2007) menyatakan bahwa lingkungan

adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh

tertentu kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik

lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan

kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk

menguasai materi belajar secara maksimal. Lingkungan yang baik perlu

diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa

sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya (Slameto, 2003).

Notoatmodjo (2007), lingkungan dikelompokkan menjadi dua, yakni

lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi

tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah lingkungan

sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta respresentasinya seperti

keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar, dan sebagainya. Menurut Hasbullah

(2001) yang menyatakan bahwa lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar

yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan.

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kajadian yang

sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah

yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak

yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan

suasana rumah yang tenang dan tenteram (Minarni, 2006).

Selain itu, fasilitas belajar juga mempengaruhi hsil belajar seseorang.

Menurut Sanjaya (2009) dalam Nurmalia (2010), fasilitas belajar dibagi menjadi

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

47

dua macam yaitu sarana dan prasara. Sarana adalah segala sesuatu yang berkaitan

secara langsung dengan peserta didik dan mendukung kelancaran serta

keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi media pembelajaran, alat-

alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain-lain. Sedangkan prasarana

merupakan segala sesuatu yang tidak secara langsung berkaitan dengan peserta

didik, namun dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan proses belajar

peserta didik yang meliputi jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar

kecil dan lain sebagainya.

Menurut Nurmalia (2010), fasilitas belajar adalah kelengkapan yang

seharusnya dimiliki oleh peserta didik guna menunjang proses belajar mengajar

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar, yang secara garis besar terbagi

menjadi dua yaitu sarana yang meliputi kepemilikan Lembar Kerja Siswa (LKS),

ketersediaan literatur baik pribadi maupun yang tersedia di perpustakaan, ruang

belajar baik di rumah maupun di sekolah, meja, kursi, penerangan, alat tulis

menulis, alat-alat praktikum yang tersedia di laboratorium dan prasarana yang

meliputi jalan menuju ke sekolah dan penerangan.

Menurut Purwanto (2000), faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

adalah jarak antara rumah dengan sekolah yang terlalu jauh, sehingga melelahkan.

Jalan menuju sekolah berhubungan dengan letak sekolah. Jalan yang jauh dan

sulit ditempuh oleh siswa membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk dapat

sampai ke sekolah. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi keadaan siswa ketika

hendak menerima pelajaran. Siswa datang ke sekolah dalam keadaan lelah,

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

48

sehingga konsentrasi berkurang dan pada akhirnya siswa kurang optimal dalam

menerima pelajaran.

Menurut Indrakusuma (1973) dalam Nurmalia (2010), di waktu siang,

cahaya matahari harus harus bisa masuk ke dalam ruang-ruang kelas dengan

leluasa, sehingga ruangan kelas cukup terang untuk keperluan membaca dan

menulis. Pemberian penerangan di dalam kelas dapat dilakukan dengan cara

membuka jendela-jendela yang ada pada kelas tersebut.

Sedangkan menurut Djamarah (2002), lingkungan alami yang dapat

mempengaruhi hasil belajar adalah:

a) Keadaan suhu

Suhu udara yang terlalu panas, dapat menyebabkan anak didik kepanasan,

pengap dan tidak betah tinggal di dalamnya.

b) Kelembaban udara

Udara yang dingin dan lembab menyebabkan ketidanyamanan dalam belajar

sehingga daya serap terhadap materi pelajaran dan konsentrasi peserta didik

menurun.

c) Kepengapan udara

Kelas atau tempat belajar yang baik adalah kelas yang memiliki sirkulasi

udara yang baik. Menurut Indrakusuma (1973) dalam Nurmalia (2010), udara

di dalam kelas harus dijaga agar tetap segar dan bersih. Udara di dalam kelas

harus selalu bisa bertukar, meskipun jendela-jendela tertutup. Dengan begitu

ruang kelas harus mempunyai banyak lubang-lubang ventilasi.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

49

Menurut Nurmalia (2010), terdapat berbagai kemungkinan yang dapat

terjadi ketika lingkungan belajar yang baik secara parsial tidak memberikan

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu kemungkinan

tersebut adalah lingkungan yang kurang mendukung yang ada di sekitar siswa

justru menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dalam meraih prestasi belajar.

Seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki

motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin Slameto (1995). Menurut

Saroni (2006), lingkungan fisik merupakan salah satu komponen lingkungan

belajar. Lingkungan fisik mencakup fasilitas yang mendukung siswa, baik jumlah

maupun mutunya (Daniel,1983 dalam Sukadi, 2002).

3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning)

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Keefektifan segala

cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses

belajar materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional

yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan

belajar tertentu (Lawson, 1991 dalam Syah, 2010).

Teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaiana caranya membaca, mencatat,

menggarisbawahi, membuat ringkasan dan kesimpulan, apa yang harus dicatat dan

sebagainya. Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar,

tempat, fasilitas, penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran

(Dalyono, 1995).

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

50

Kegiatan-kegiatan yang disebut belajar itu akan selalu dilakukan sesuai dengan

keadaan individu yang belajar, isi atau materi yang dipelajari, lingkungan dan situasinya

(Wa’di, 2002). Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik, kemungkinan akan

dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, karena dengan pola belajar yang baik,

dimungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah dan teratur (Triasari, 2008). Menurut

Notoatmodjo (2007), belajar bersifat individual dan unik. Setiap orang mempunyai gaya

belajar dan keunikan sendiri dalam belajar.

D. Anak Sekolah

Anak sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat

dibandingkan balita atau anak usia prasekolah, mempunyai sifat individual serta aktif dan

tidak bergantung dengan orang tua. Pada masa anak sekolah ini dibagi menjadi dua fase,

yaitu masa kelas rendah (6-10 tahun) dan masa kelas tinggi (11-13 tahun). Sifat khas dari

masa rendah diantaranya terdapat korelasi antara kesehatan jasmani dengan prestasi belajar,

kecenderungan memuji diri, menghendaki nilai rapor yang baik tanpa memperdulikan

prestasi diri yang sesungguhnya. Sementara itu, sifat khas dari masa kelas tinggi diantaranya

berminat pada kehidupan konkret, realitas dan selalu ingin banyak tahu, minat terhadap

pelajaran khusus (Munandar, 1985 dalam Faridi, 2002).

Pada masa sekolah, anak usia 6-12 tahun banyak berhubungan dengan orang-orang di

luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana serta lingkungan baru dalam kehidupannya.

Pada usia ini, anak mempunyai banyak aktivitas di luar rumah sehingga terkadang

melupakan waktu makan. Selain itu, anak juga sudah aktif memilih makanan yang disukai

sehingga dapat mempengaruhi kebiasaaan makan mereka dan akhirnya dapat mempengaruhi

status gizinya (Moehji, 1992).

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

51

Untuk memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari

banyak aspek, seperti ekonomi, sosial ,budaya, agama, disamping aspek medik dari anak itu

sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan seimbang. Serasi artinya

sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah sesuai dengan kondisi ekonomi,

sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus

sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan jenis bahan makanan seperti kabohidrat,

protein dan lemak (Judarwanto, 2008).

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

52

E. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Sumber: Syah (2010); Moehji (2003); Depkes (2002); Soekirman (2000); Suryabrata

(2002); dan Slameto (2003)

Faktor Internal

1. Aspek Fisiologis - Kesehatan - Kebiasaan Sarapan Pagi - Status Gizi

2. Aspek Psikologis - Inteligensi - Sikap - Bakat - Minat - Motivasi

Faktor Eksternal 1. Lingkungan Sosial

- Pendidikan Ayah - Pendidikan Ibu - Ekonomi Orang Tua - Guru - Teman Sepermainan - Masyarakat

2. Lingkungan Non-sosial - Lingkungan Sekolah - Lingkungan Tempat

Tinggal

Faktor Pendekatan Belajar

Prestasi Belajar

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

53

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini mengacu kepada kerangka teori yang diungkapkan oleh

beberapa sumber bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa,

antara lain faktor internal (aspek fisiologis dan aspek psikologis), faktor eksternal (sosial

dan non-sosial) dan pendekatan belajar (Syah, 2010). Aspek fisiologi yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari status gizi (Soekirman, 2000; Moehji,

2003); kesehatan (Syah, 2010); kebiasaan sarapan pagi (Depkes, 2002);. Aspek psikologis

terdiri dari inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa (Syah, 2010). Faktor sosial

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar antara lain pendidikan ayah (Suryabrata, 2002);

pendidikan ibu (Suryabrata, 2002); keadaan ekonomi keluarga (Slameto, 1991); guru dan

tenaga kependidikan (Syah, 2010); teman sepermainan (Syah, 2010) dan masyarakat (Syah,

2010). Sedangkan aspek non sosial terdiri dari lingkungan sekolah dan lingkungan tempat

tinggal keluarga siswa (Syah, 2010; Slameto, 2003).

Pada penelitian ini, variabel inteligensi, bakat, guru dan tenaga kependidikan, teman

sepermainan, masyarakat, lingkungan sekolah serta variabel pendekatan belajar tidak

diteliti. Variabel inteligensi dan bakat tidak diikursertakan karena keterbatasan peneliti,

dimana inteligensi dan bakat membutuhkan tes khusus yang tidak mampu dilakukan oleh

peneliti, sedangkan variabel guru dan tenaga kependidikan; lingkungan sekolah; serta

variabel pendekatan belajar tidak diteliti karena sampel penelitian diambil dari sekolah yang

sama. Sedangkan variabel teman sepermainan tidak diteliti karena menurut Santrock (2007),

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

54

anak-anak kurang dalam hal membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain, sehingga

kurang termotivasi oleh temannya untuk mencapai prestasi belajar.

Kerangka konsep terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Sedangkan variabel independen yaitu

status gizi, kesehatan, kebiasaan sarapan pagi, psikologis (sikap, minat, dan motivasi),

pendidikan orang tua, keadaan ekonomi keluarga dan lingkungan tempat tinggal. Hubungan

antara beberapa variabel tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Bagan 3.1 Bagan Kerangka Konsep

1. Status Gizi 2. Kesehatan 3. Kebiasaan Sarapan Pagi 4. Sikap 5. Minat 6. Motivasi 7. Pendidikan Ayah 8. Pendidikan Ibu 9. Ekonomi Keluarga 10. Lingkungan Tempat

Tinggal

Prestasi Belajar

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

55

B. Definisi Operasional

No Nama Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Prestasi belajar Hasil yang dicapai sesuai

kemampuan anak dari proses

belajar dalam waktu tertentu yang

dalam bentuk nilai dan hasil tes

atau ujian (Buku laporan

pendidikan, 2008 dalam Himmah,

2010).

Wawancara Hasil rekap

nilai rapor

siswa

Rata-rata nilai rapor Rasio

2 Status Gizi Suatu keadaan siswa yang

diakibatkan oleh keseimbangan

antara asupan zat-zat gizi dan

penyerapan zat-zat gizi yang

dinilai menggunakan antropometri

dengan Indeks Massa Tubuh

(IMT) menurut umur anak sekolah

(Depkes RI, 2005)

Wawancara,

serta

pengukuran

berat badan

dan tinggi

badan

Kuesioner,

timbangan dan

mikrotoa

1. Sangat kurus

(Z_Score < -3)

2. Kurus (Z_Score ≥ -3

s/d < -2)

3. Normal (Z_Score ≥ -

2 s/d ≤ 1)

4. Gemuk (Z_Score >1)

(Kepmenkes RI, 2010)

Ordinal

3 Kesehatan Keadaan seluruh badan serta

bagian-bagiannya yang baik, bebas

dari sakit, sehingga lebih sering

masuk sekolah (Depdiknas, 2008

dan Brown dkk, 2008).

Wawancara Rapor 1. Tidak (absensi 1

semester karena sakit

≥1 minggu)

2. Ya (absensi 1

semester karena

Ordinal

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

56

sakit <1 minggu)

(Kartikasari, 2007).

4 Kebiasaan

Sarapan Pagi

Suatu kebiasaan makan yang

dilakukan oleh siswa pada pagi

hari (waktu mulai matahari terbit

sampai kira-kira pukul 07.00)

sebelum beraktifitas dengan

memakan makanan atau minuman

yang mengandung glukosa

(Himmah, 2010 dan Ahmadi, 1999

dalam Setiawan, 2006).

Wawancara Kuesioner 1. Tidak rutin (jika <4

kali/minggu).

2. Rutin (jika ≥ 4

kali/minggu).

(Depkes RI, 1995).

Ordinal

5 Sikap Kecenderungan untuk berespons

(secara positif atau negatif)

terhadap obyek tertentu (Sarwono,

1993).

Kuesioner Angket 1. Negatif (skor

<median)

2. Positif (skor ≥

median)

Ordinal

6 Minat Kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan

(Nurhidayati, 2006).

Kuesioner Angket 1. Rendah (skor <

median)

2. Tinggi (skor ≥

median)

Ordinal

7 Motivasi Keseluruhan daya penggerak yang

menimbulkan kegiatan belajar,

sehingga tujuan belajar yang

Kuesioner Angket 1. Rendah (skor <

median)

2. Tinggi (skor ≥

Ordinal

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

57

diharapkan dapat tercapai

(Wardiyati, 2006).

median)

8 Pendidikan Ayah Jenjang pendidikan formal terakhir

yang pernah diselesaikan oleh

ayah siswa dalam sistem

pendidikan nasional (Marwati,

2010).

Kuesioner Arsip sekolah 1. Rendah jika ≤ SMP

2. Tinggi jika > SMP

(Marwati, 2010).

Ordinal

9 Pendidikan Ibu Jenjang pendidikan formal terakhir

yang pernah diselesaikan oleh

ayah siswa dalam sistem

pendidikan nasional (Marwati,

2010).

Kuesioner Arsip sekolah 1. Rendah jika ≤ SMP

2. Tinggi jika > SMP

(Marwati, 2010).

Ordinal

10 Ekonomi

Keluarga

Status keluarga ditinjau dari

kesanggupan keluarga dalam hal

membiayai pendidikan anaknya,

dihitung penghasilan rata-rata per

bulan (Azhari, 2001).

Kuesioner Arsip sekolah 1. Rendah (jika

penghasilan orang tua

< UMR)

2. Tinggi (jika

penghasilan orang tua

≥ UMR)

(Human Resource

Community, 2011)

Ordinal

11 Lingkungan

Tempat Tinggal

Kumpulan segala kondisi dan

pengaruh dari luar terhadap

Wawancara Kuesioner 1. Kurang baik (skor <

median)

Ordinal

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

58

kehidupan dan perkembangan

suatu organisme di sekitar tempat

tinggal (Hadikusumo, 1996 dalam

Minarni, 2006).

2. Baik (Skor ≥ median)

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

59

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri

02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

2. Ada hubungan antara kesehatan dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri

02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

3. Ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan

V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

4. Ada hubungan antara sikap dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur.

5. Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur.

6. Ada hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri

02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

7. Ada hubungan antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI

Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

8. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI

Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

9. Ada hubungan antara keadaan ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas IV

dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

10. Ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar siswa kelas IV

dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur.

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

60

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel

dependen dan variabel independen dikumpulkan dan diamati dalam waktu yang bersamaan.

Desain cross sectional digunakan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur tahun ajaran 2010/2011.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur pada bulan Mei-

November tahun 2011.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat

Timur. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157 anak.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

random sampling, dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

61

acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu. Sampel dalam

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi

(Ariawan, 1998), yaitu:

2δ2[ Z1- α /2 + Z1-β]2 n =

(µ1 - µ2)2

Keterangan:

n = Besar sampel

Z1- α /2 = Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 atau derajat kepercayaan α pada uji

dua sisi (two tail), yaitu sebesar 5% = 1.96.

Z1-β = Nilai Z pada kekuatan uji 1- β, yaitu sebesar 90% = 1.28

δ = Standar deviasi dari beda rata-rata nilai siswa = 5.311

µ1 = Rata-rata nilai siswa kelompok 1 = 70.22

µ2 = Rata-rata nilai siswa kelompok 2 = 75.03

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh sebanyak 26

siswa untuk masing-masing kelompok, sehingga besar sampel minimal yang harus

diambil sebanyak 52 siswa. Untuk menjaga bila ada ketidaklengkapan data, maka besar

sampel ditambah 10% sehingga besar sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 58

siswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, timbangan

dan mikrotoa. Kuesioner digunakan untuk mengetahui umur, kebiasaan sarapan pagi, sikap,

minat, motivasi siswa, dan lingkungan tempat tinggal siswa. Kuesioner sikap sebelumnya

pernah digunakan oleh Arsiah (2005), kuesioner minat sebelumnya pernah digunakan oleh

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

62

Nurhidayati (2006) dan kuesioner motivasi oleh Wardiyati (2006). Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reabilitas di MIN Ciputat dengan

membandingkan nilai r hasil (total correlation dan cronbach) dengan nilai r tabel. Terdapat

beberapa pertanyaan sikap, minat dan motivasi tentang kegunaan dan aplikasi mata pelajaran

tidak diikutsertakan, karena siswa tingkat SD belum mengerti tentang kegunaan dan aplikasi

mata pelajaran yang diberikan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

Selain kuesioner, pada penelitian ini juga menggunakan timbangan dan pengukur tinggi

badan (mikrotoa). Timbangan digunakan untuk mengukur berat badan siswa, dengan

menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 1 kg. Sedangkan mikrotoa digunakan untuk

mengukur tinggi badan siswa, dengan ketelitian 0,1 cm. Data berat badan dan tinggi badan

siswa digunakan untuk menentukan status gizi siswa.

E. Pengumpulan Data Penelitian

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui dua jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data berat badan, tinggi badan, umur,

kebiasaan sarapan pagi, sikap, minat, motivasi, dan lingkungan tempat tinggal siswa.

Data berat badan dan tinggi badan didapatkan dengan melakukan pengukuran langsung

kepada siswa yang menjadi sampel dengan menggunakan timbangan dan mikrotoa

sebanyak tiga kali, kemudian dirata-ratakan. Pada saat pengukuran, sepatu dan kaos kaki

siswa dilepas terlebih dahulu.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

63

2. Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari rapor untuk melihat nilai siswa dan

keterangan sakit, serta arsip yang berkaitan dengan penelitian seperti pekerjaan dan

penghasilan orang tua siswa.

F. Pengolahan Data Penelitian

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program

komputer. Gambaran status gizi diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan

untuk menghitung IMT. Kemudian dibandingkan dengan standar WHO berdasarkan umur

siswa. Gambaran kebiasaan sarapan pagi, sikap, minat, motivasi, dan lingkungan tempat

tinggal diperoleh melalui kuesioner. Sedangkan, gambaran prestasi belajar siswa diperoleh

dari nilai rapor, kesehatan siswa dari absensi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan ekonomi

keluarga dari arsip sekolah.

Adapun untuk tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data primer dari

variabel dependen, dan variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Mengkode data (data coding)

Yaitu membuat klasifikasi data dan memberi kode pada jawaban dari setiap

pertanyaan dalam kuisioner. Pada penelitian ini, kode data dilakukan dengan memberi

kode pada tiap jawaban responden. Untuk pertanyaan positif pada kuesioner sikap, minat

dan motivasi, kode 1 untuk jawaban sangat setuju, kode 2 untuk jawaban setuju, kode 3

untuk jawaban tidak setuju, kode 4 untuk jawaban sangat tidak setuju, dan sebaliknya jika

pertanyaan negatif. Pemberian kode dimaksudkan untuk memudahkan dalam memasukkan

data.

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

64

2. Menyunting data (data editing)

Kuisioner yang telah diisi dilihat kelengkapan jawabannya, sebelum dilakukan

proses pemasukan data ke dalam komputer.

3. Memasukan data (entry data)

Setelah data di-edit, daftar pertanyaan dan jawabannya dimasukkan ke dalam

program software komputer.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Data yang telah di entry dicek kembali untuk memastikan bahwa data tersebut bersih

dari kesalahan, baik kesalahan pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode.

G. Teknik dan Analisis Data Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini berupa analisis univariat, bivariat dan bivariat.

1. Analisis Data Univariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi, frekuensi dan presentase dari

setiap variabel dependen dan independen yang diteliti.

2. Analisis Data Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel dependen yaitu

prestasi belajar dan variabel independen. Pada analisa ini digunakan uji anova dan t-

independen. Uji anova digunakan untuk melihat hubungan antara status gizi dengan

prestasi belajar, sedangkan uji t-independen digunakan untuk mengetahui hubungan

kesehatan, kebiasaan sarapan pagi, sikap, minat, motivasi, pendidikan ayah, pendidikan

ibu, ekonomi keluarga, serta lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar.

Melalui uji statistik anova dan t-independen akan diperoleh nilai p, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

65

dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p≤0,05 dan dikatakan tidak bermakna jika

mempunyai nilai p>0,05.

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

66

BAB V

HASIL

A. Analisis Univariat

1. Gambaran Prestasi Belajar

Pada penelitian ini, prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata dari mata pelajaran

umum dan agama. Pelajaran umum terdiri dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Matematika, IPA dan IPS, sedangkan pelajaran agama terdiri dari mata pelajaran Al-

Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Bahasa

Arab. Distribusi prestasi belajar dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Prestasi Belajar Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Prestasi Belajar

Rata-rata Standar Deviasi Nilai Minimal Nilai Maksimal

75.03 7.202 61 90

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa adalah

75,03, standar deviasi 7,202, nilai minimal 61 dan nilai maksimal 90.

2. Gambaran Status Gizi

Pada penelitian ini, status gizi dibagi menjadi empat, yaitu sangat kurus, kurus,

normal dan gemuk. Sangat kurus jika Z_Score < -3, kurus Z_Score ≥ -3 s/d < -2, normal

Z_Score ≥ -2 s/d ≤ 1 dan gemuk Z_Score > 1. Distribusi status gizi siswa dapat dilihat

pada tabel 5.2 berikut.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

67

Tabel 5.2 Distribusi Status Gizi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat

Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Status Gizi Frekuensi Persentasi (%)

Sangat Kurus 3 4,5

Kurus 9 13,6

Normal 41 62,1

Gemuk 13 19,7

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, 3 siswa atau 4,5% mempunyai status gizi sangat

kurus, 9 siswa atau 13,6% berstatus gizi kurus, 41 siswa atau 62,1% berstatus gizi normal

dan 13 siswa atau 19,7% berstatus gizi gemuk.

3. Gambaran Kesehatan

Pada penelitian ini, kesehatan dilihat dari absensi siswa dalam semester genap,

dimana bagi menjadi dua, yaitu tidak sehat dan sehat. Tidak sehat jika sakit ≥ satu

minggu dan sehat jika sakit < satu minggu dalam satu semester. Distribusi kesehatan

dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Distribusi Kesehatan Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Kesehatan Frekuensi Presentasi (%)

Tidak 4 6,1

Iya 62 93,9

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, diketahui bahwa siswa yang tidak sehat (sakit)

sebanyak 4 siswa atau 6,1% dan yang sehat sebanyak 62 siswa atau 93,9%.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

68

4. Gambaran Kebiasaan Sarapan Pagi

Kebiasaan sarapan pagi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tidak rutin dan rutin.

Tidak rutin jika sarapan <4 kali/minggu dan rutin jika ≥ 4 kali/minggu. Distribusi

kebiasaan sarapan pagi dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Distribusi Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Kebiasaan Sarapan Pagi Frekuensi Presentasi (%)

Tidak Rutin 19 28,8

Rutin 47 71,2

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, siswa yang tidak rutin sarapan pagi sebanyak 19

siswa atau 28,8% dan yang rutin sarapan pagi sebanyak 47 siswa atau 71,2%.

5. Gambaran Sikap

Pada penelitian ini, sikap dibagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Cut off

point dari sikap adalah median, karena skor sikap bersifat homogen. Skor sikap

didapatkan dari beberapa pertanyaan likert yang kemudian skor jawabannya dijumlahkan.

Sikap dikatakan positif jika skor ≥ median dan negatif jika skor < median. Distribusi

sikap siswa dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Distribusi Sikap Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur

Tahun Ajaran 2010/2011

Sikap Frekuensi Presentasi (%)

Negatif 13 19,7

Positif 53 80,3

Total 66 100

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

69

Berdasarkan tabel 5.5 di atas, terdapat 13 siswa atau 19,7% yang mempunyai sikap

negatif dan 53 siswa atau 80,3% mempunyai sikap positif.

6. Gambaran Minat

Pada penelitian ini, minat dibagi menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi. Cut off

point dari minat adalah median, karena skor minat bersifat homogen. Skor minat

didapatkan dari beberapa pertanyaan likert yang kemudian skor jawabannya dijumlahkan.

Minat dikatakan rendah skor < median jika skor dan tinggi jika ≥ median. Distribusi

minat siswa dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Distribusi Minat Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Minat Frekuensi Presentasi (%)

Rendah 28 42,4

Tinggi 38 57,6

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.6 di atas, terdapat 28 siswa atau 42,4% mempunyai minat

yang rendah dan 38 siswa atau 57,6% mempunyai minat yang tinggi.

7. Gambaran Motivasi

Pada penelitian ini, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu rendah dan tinggi. Cut off

point dari motivasi adalah median, karena skor motivasi bersifat homogen. Skor motivasi

didapatkan dari beberapa pertanyaan likert yang kemudian skor jawabannya dijumlahkan.

Motivasi dikatakan rendah skor < median jika skor dan tinggi jika ≥ median. Distribusi

motivasi siswa dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut.

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

70

Tabel 5.7 Distribusi Motivasi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Motivasi Frekuensi Presentasi (%)

Rendah 28 42,4

Tinggi 38 57,6

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.7 di atas, terdapat 28 siswa atau 42,4% mempunyai motivasi

yang rendah dan 38 siswa atau 57,6% mempunyai motivasi yang tinggi.

8. Gambaran Pendidikan Ayah

Pendidikan ayah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rendah dan tinggi. Untuk

kategori rendah jika pendidikan ≤ SMP dan tinggi jika > SMP. Distribusi pendidikan

ayah dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Distribusi Pendidikan Ayah Siswa Kelas IV dan V MIN 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Pendidikan Ayah Frekuensi Persentasi (%)

Rendah 15 22,7

Tinggi 51 77,3

Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, sebanyak 15 siswa atau 22,7% yang mempunyai

ayah dengan pendidikan rendah dan 51 siswa atau 77,3% yang mempunyai ayah dengan

pendidikan tinggi.

9. Gambaran Pendidikan Ibu

Pendidikan ibu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rendah dan tinggi. Untuk

kategori rendah jika pendidikan ≤ SMP dan tinggi jika > SMP. Distribusi pendidikan ibu

dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

71

Tabel 5.9 Distribusi Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Pendidikan Ibu Frekuensi Persentasi (%) Rendah 13 19,7 Tinggi 53 80,3 Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.9 di atas, 13 siswa atau 19,7% mempunyai ibu dengan

pendidikan yang rendah dan 53 siswa atau 80,3% mempunyai ibu dengan pendidikan

yang tinggi.

10. Gambaran Ekonomi Keluarga

Ekonomi keluarga didapatkan dari nilai kumulatif dari penghasilan ayah dan

penghasilan ibu. Ekonomi keluarga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu rendah dan

tinggi. Kategori rendah jika penghasilan orang tua < UMR (UMR Tangerang Selatan

sebesar Rp 1.250.000,00) dan tinggi jika penghasilan orang tua ≥ UMR. Distribusi

ekonomi keluarga dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10 Distribusi Ekonomi Keluarga Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Ekonomi Keluarga Frekuensi Persentasi (%) Rendah 20 30,3 Tinggi 46 69,7 Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.13 di atas, 20 siswa atau 30,3% berekonomi rendah dan 46

siswa atau 69,7% berekonomi tinggi.

11. Gambaran Lingkungan Tempat Tinggal

Pada penelitian ini, lingkungan tempat tinggal dibagi menjadi dua, yaitu kurang

baik dan baik. Cut off point dari lingkungan tempat tinggal adalah median, karena data

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

72

lingkungan tempat tinggal bersifat tidak normal. Skor lingkungan tempat tinggal

didapatkan dari beberapa pertanyaan yang kemudian skor jawabannya dijumlahkan.

Untuk kategori kurang baik jika skor < median jika skor dan baik jika ≥ median.

Distribusi lingkungan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut.

Tabel 5.11 Distribusi Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Lingkungan Tempat Tinggal Frekuensi Persentasi (%) Kurang 21 31,8

Baik 45 68,2 Total 66 100

Berdasarkan tabel 5.11 di atas, siswa yang mempunyai lingkungan tempat tinggal

kurang baik sebanyak 21 orang atau 31,8% dan yang mempunyai lingkungan tempat

tinggal yang baik sebanyak 45 orang atau 68,2%.

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa

Distribusi prestasi belajar siswa menurut status gizi dapat dilihat pada tabel 5.12

Tabel 5.12 Distribusi Nilai Menurut Status Gizi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Status Gizi Mean Standar Deviasi Pvalue n (%) Sangat kurus 68,67 8,021 0,403 3 (4,5)

Kurus 76,89 6,900 9 (13,6) Normal 75,17 7,074 41 (62,1) Gemuk 74,77 7,672 13 (19,7) Total 75,03 7,202 66

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata nilai pada siswa sangat kurus

adalah 68,67, rata-rata nilai pada siswa yang kurus adalah 76,89, rata-rata nilai pada

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

73

siswa yang normal adalah 75,17 dan rata-rata nilai pada siswa yang gemuk adalah 74,77.

Dari hasil statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,403, artinya pada α 5% tidak ada

perbedaan yang signifikan nilai rapor pada siswa yang sangat kurus, kurus, normal

ataupun gemuk.

2. Hubungan Kesehatan dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.13 Distribusi Nilai Menurut Kesehatan Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%) Kesehatan

Tidak 75,50 7,681 0,894 4 (6,1) Iya 75,00 7,236 62 (93,9)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang sakit (tidak sehat) memiliki nilai

rata-rata sebesar 75,50 dan standar deviasi sebesar 7,681. Sedangkan, siswa yang sehat

memiliki nilai rata-rata sebesar 75,00 dan standar deviasi sebesar 7,236. Berdasarkan

perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,894, artinya pada α 5% tidak ada

hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan kesehatan.

3. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.14 Distribusi Nilai Menurut Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa Kelas IV dan V MIN 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Sarapan Pagi

Tidak Rutin 73,47 6,501 0,268 19 (28,8)

Rutin 75,66 7,440 47(71,2)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang tidak rutin sarapan pagi memiliki

nilai rata-rata sebesar 73,47 dan standar deviasi sebesar 6,501. Sedangkan, siswa yang

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

74

rutin sarapan pagi memiliki nilai rata-rata sebesar 75,66 dan standar deviasi sebesar

7,440. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,268, artinya

pada α 5% tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan kebiasaan

sarapan pagi.

4. Hubungan Sikap dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.15 Distribusi Nilai Menurut Sikap Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Sikap

Negatif 69,15 5,226 0,001 13 (19,7)

Positif 76,47 6,913 53 (8,3)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan sikap yang negatif terhadap mata

pelajaran memiliki nilai rata-rata sebesar 69,15 dan standar deviasi sebesar 5,226.

Sedangkan, siswa dengan sikap yang positif memiliki nilai rata-rata sebesar 76,47 dan

standar deviasi sebesar 6,913. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue

sebesar 0,001, artinya pada α 5% terdapat hubungan yang signifikan antara nilai rapor

dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran di sekolah.

5. Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.16 Distribusi Nilai Menurut Minat Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih

Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Minat

Rendah 72,00 6,307 0,003 28 (42,4)

Tinggi 77,26 6,074 38 (57,6)

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

75

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan minat yang rendah memiliki nilai

rata-rata sebesar 72,00 dan standar deviasi sebesar 6,307. Sedangkan siswa dengan sikap

yang positif, memiliki nilai rata-rata sebesar 77,26 dan standar deviasi sebesar 6,074.

Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,003, artinya pada α

5% terdapat hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan minat siswa terhadap

mata pelajaran di sekolah.

6. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.17 Distribusi Nilai Menurut Motivasi Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Motivasi

Rendah 72,29 6,036 0,007 28 (42,4)

Tinggi 77,05 7,392 38 (57,6)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi yang rendah memiliki

nilai rata-rata sebesar 72,00 dan standar deviasi sebesar 6,307. Sedangkan siswa dengan

motivasi yang tinggi, memiliki nilai rata-rata sebesar 77,05 dan standar deviasi sebesar

7,392. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,007, artinya

pada α 5% terdapat hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan motivasi siswa.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

76

7. Hubungan Pendidikan Ayah dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.18 Distribusi Nilai Menurut Pendidikan Ayah Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Pendidikan Ayah

Rendah 74,00 7,221 0,533 15 (27,7)

Tinggi 75,33 7,241 51 (77,3)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan pendidikan ayah yang rendah

memiliki nilai rata-rata sebesar 74,00 dan standar deviasi sebesar 7,221. Sedangkan siswa

dengan pendidikan ayah yang tinggi, memiliki nilai rata-rata sebesar 75,33 dan standar

deviasi sebesar 7,241. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar

0,533, artinya pada α 5% tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan

pendidikan ayah siswa.

8. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.19 Distribusi Nilai Menurut Pendidikan Ibu Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Pendidikan Ibu

Rendah 72,85 6,149 0,225 13 (19,7)

Tinggi 75,57 7,392 53 (80,3)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan pendidikan ibu yang rendah

memiliki nilai rata-rata sebesar 72,85 dan standar deviasi sebesar 6,149. Sedangkan siswa

dengan pendidikan ibu yang tinggi, memiliki nilai rata-rata sebesar 75,57 dan standar

deviasi sebesar 7,392. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

77

0,225, artinya pada α 5% tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan

pendidikan ibu siswa.

9. Hubungan Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.20 Distribusi Nilai Menurut Ekonomi Keluarga Siswa Kelas IV dan V MI Negeri 02

Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue n (%)

Ekonomi Keluarga

Rendah 74,80 7,245 0,866 20 (30,3)

Tinggi 75,13 7,262 46 (69,7)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan ekonomi keluarga yang rendah

memiliki nilai rata-rata sebesar 74,80 dan standar deviasi sebesar 7,245. Sedangkan siswa

dengan pendidikan ibu yang tinggi, memiliki nilai rata-rata sebesar 75,13 dan standar

deviasi sebesar 7,262. Berdasarkan perhitungan statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar

0,866, artinya pada α 5% tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai rapor dengan

ekonomi keluarga.

10. Hubungan Lingkungan Tempat Tinggal dengan Prestasi Belajar

Tabel 5.21 Distribusi Nilai Menurut Lingkungan Tempat Tinggal Siswa Kelas IV dan V

MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai Rapor Mean Standar Deviasi Pvalue N (%)

Lingkungan Tempat Tinggal

Kurang 72,90 7,509 0,102 21 (31,8)

Baik 76,02 6,917 45 (68,2)

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa dengan lingkungan tempat tinggal yang

kurang baik, memiliki nilai rata-rata sebesar 72,90 dan standar deviasi sebesar 7,509.

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

78

Sedangkan siswa dengan lingkungan tempat tinggal yang baik, memiliki nilai rata-rata

sebesar 76,02 dan standar deviasi sebesar 6,917. Berdasarkan perhitungan statistik

didapatkan nilai Pvalue sebesar 0,102, artinya pada α 5% tidak ada hubungan yang

signifikan antara nilai rapor dengan lingkungan tempat tinggal.

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

79

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Peneliti

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang hanya menggambarkan

variabel yang diteliti pada waktu yang bersamaan, sehingga terkadang ditemukan bias

berupa lemahnya dalam melihat hubungan sebab akibat.

2. Kuesioner diisi oleh responden (siswa) sendiri dalam satu kelas sehingga terdapat

kemungkinan saling menyontek sesama teman tanpa sepengetahuan peneliti, dimana hal

ini dapat menimbulkan bias.

3. Keterbatasan dalam jenis variabel yang diteliti, masih terdapat beberapa variabel lainnya

yang berhubungan dengan prestasi belajar yang tidak diteliti. Selain itu, kebiasaan makan

responden (siswa) dari segi kandungan zat gizinya tidak diteliti, sehingga tidak dapat

diketahui kekurangan zat gizi secara spesifik.

B. Prestasi Belajar

Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan tanggung

jawab. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku

serta pengetahuan dan ketrampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan

diri dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

80

Tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang

diperoleh oleh peserta didik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong

dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka.

Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu

proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang

berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam

mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah-tengah persaingan

yang ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang terlebih dahulu maju karena belajar (Syah,

2006).

Hasil dari perbuatan belajar ini yang disebut prestasi belajar. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh Wuryani (2002), prestasi belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru

kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar. Menurut

Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa

dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya

dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu, kemudian dengan angka atau simbol

tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik

yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain

dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan

hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut.

Pada penelitian ini, prestasi belajar dilihat dari nilai rapor semester terakhir yaitu

semester genap. Prestasi belajar diambil dari nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

81

Matematika, IPA dan IPS. Portosuwido dkk (1976) dalam Isdaryanti (2007) telah melakukan

penelitian di bidang kognitif pada anak sekolah dasar dengan mengukur skor prestasi belajar

melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS. Keempat mata pelajaran ini

sudah cukup menggambarkan nilai kognitif anak sekolah dasar. Namun, pada penelitian ini

mata pelajaran yang dilihat nilainya ditambah dengan mata pelajaran agama, yaitu Al-Qur’an

Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab.

Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, beban belajar untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) ditambah mata pelajaran

agama dan akhlak mulia. Sedangkan berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Islam No.

Dj.I/60/2011, untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan untuk meningkatkan mutu

pendidikan Agama Islam, perlu diselenggarakan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional

(UASBN). Mata pelajaran UASBN tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) meliputi Al-Qur’an

Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 75,03 dengan nilai

minimal 61 dan nilai maksimal 90. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa cukup

baik, karena nilai lebih dari 7 sebagaimana standar dari Depdiknas (2008), walaupun masih

ada beberapa siswa yang prestasi belajarnya kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Azhari (2001) yang mengatakan bahwa sebagian besar siswa

menunjukkan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik dapat menjadi indikator

kualitas seorang siswa, dimana hal ini akan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan

pembangunan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Hadi (2005), keberhasilan pembangunan

suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu cara menilai

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

82

kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya di sekolah. Prestasi yang

dicapai menunjukkan hasil dari proses belajar (Soemantri, 1978).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Himmah (2010), yang

menyatakan bahwa sebagian besar siswa SD di Bekasi mempunyai prestasi belajar yang

kurang baik. Hal ini dikarenakan penelitian sebelumnya mengambil sampel dari kelas 3,

sehingga sifat khas mereka terhadap pelajaran berbeda. Pada masa anak sekolah ini dibagi

menjadi dua fase, yaitu masa kelas rendah (6-10 tahun) dan masa kelas tinggi (11-13 tahun).

Sifat khas dari masa rendah diantaranya terdapat korelasi antara kesehatan jasmani dengan

prestasi belajar, kecenderungan memuji diri, menghendaki nilai rapor yang baik tanpa

memperdulikan prestasi diri yang sesungguhnya. Sementara itu, sifat khas dari masa kelas

tinggi diantaranya berminat pada kehidupan konkret, realitas dan selalu ingin banyak tahu,

minat terhadap pelajaran khusus (Munandar, 1985 dalam Faridi, 2002). Selain itu, penelitian

sebelumnya hanya menggunakan rata-rata nilai pelajaran umum, karena penelitian yang

dilakukan oleh Himmah (2010) pada siswa SD, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada

siswa MI.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah gizi yang baik.

Menurut Moeloek (1999), asupan gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai

pertumbuhan badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula

pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang (Muliadi, 2007).

Selain status gizi, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebiasaan

sarapan pagi dan kesehatan serta faktor psikologis. Faktor psikologis diantaranya yaitu sikap,

minat dan motivasi. Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

83

seperti pendidikan orang tua, ekonomi keluarga dan lingkungan baik sekolah maupun tempat

tinggal.

Oleh karena itu, pihak sekolah sebaiknya mempertahankan prestasi belajar yang

sudah baik dengan memantau prestasi belajar siswanya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

1. Status Gizi

Menurut Jelliffe (1989) dalam Supariasa (2002), status gizi adalah tanda-tanda atau

penampilan fisik yang diakibatkan karena adanya keseimbangan antara pemasukan gizi di

satu pihak serta pengeluaran di lain pihak yang terlihat melalui variabel-variabel tertentu

yaitu melalui suatu indikator status gizi.

Pada penelitian ini, status gizi ditentukan dengan menggunakan antropometri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berstatus gizi normal, yaitu

sebanyak 41 siswa atau 62,1% dan 25 siswa berstatus gizi tidak normal, yaitu terdiri dari

3 siswa atau 4,5% berstatus gizi sangat kurus, 9 siswa atau 13,6% berstatus gizi kurus,

dan 13 siswa atau 19,7% berstatus gizi gemuk. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2002) bahwa sebagian besar siswa berstatus

gizi baik (73%) dan sisanya berstatus gizi tidak baik (27%), yang terdiri dari gizi kurang

dan gizi lebih.

Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang

digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan

otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum (Almatsier, 2006). Asupan gizi yang

baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal.

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

84

Pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat

menentukan kecerdasan seseorang (Khomsan, 2004).

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai yang paling rendah

terdapat pada kelompok dengan status gizi sangat kurus. Hal ini menunjukkan bahwa

kurang gizi tingkat berat cukup mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Florencio (1990) di Filipina, prestasi akademik dan mental siswa dengan

status gizi yang baik secara signifikan lebih tinggi daripada siswa dengan status gizi

buruk, bahkan ketika pendapatan keluarga, kualitas sekolah, kemampuan guru, atau

kemampuan mental dikontrol (Levinger, 1992).

Akibat dari status gizi kurang adalah perkembangan otak yang tidak sempurna

yang menyebabkan kognitif, perkembangan IQ terhambat dan kemampuan belajar

terganggu yang selanjutnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa (Soekirman, 2000).

Akibat dari status gizi kurang adalah perkembangan otak yang tidak sempurna yang

menyebabkan kognitif dan kemampuan belajar terganggu (Soekirman, 2000).

Kekurangan gizi sejak dini dapat mempengaruhi ketangkasan belajar, waktu pendaftaran

sekolah, konsentrasi dan perhatian (Pollit, 1990 dalam Levinger, 1992).

Status gizi harus baik karena gizi kurang akan mempengaruhi kesehatan

jasmaninya yang bermanifestasi pada kelesuan, mengantuk, dan cepat lelah. Kondisi

organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala, dapat menurunkan

kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan sehingga materi yang

dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan kondisi jasmani

agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman

yang bergizi (Baliwati, 2004). Anak-anak yang mendapatkan makanan yang memadai

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

85

(bergizi) mempunyai skor kognitif yang lebih tinggi daripada anak-anak dengan asupan

makanan yang kurang (Levinger, 1992).

Namun, pada hasil penelitian ini tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan

prestasi belajar antara siswa yang sangat kurus, kurus, normal ataupun gemuk. Pada

penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dkk (2002)

dan Setiadi (2001) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

status gizi dengan prestasi belajar.

Status gizi selain ditentukan dengan ukuran antropometri, juga dapat ditentukan

secara biokimia, yaitu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh (Supariasa, 2002). Akibat gizi kurang

terhadap proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang (Muliadi, 2007).

Pada penelitian ini, status gizi ditentukan dengan antropometri, tidak diukur secara

biokimia, sehingga tidak dapat diketahui kekurangan gizi secara spesifik, seperti anemia

defisiensi besi yang mana gejalanya adalah anak akan tampak lemas, sering berdebar-

debar, lekas lelah, pucat, sakit kepala. Mereka tidak tampak sakit karena perjalanan

penyakitnya bersifat menahun (Hassan dan Alatas, 2002 dalam Wijayanti, 2005). Pada

kondisi anemia, daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun (Djaeni, 2004 dalam

Wijayanti, 2005). Anwar (2009) menjelaskan bahwa penurunan pemusatan perhatian

(atensi), kecerdasan, dan prestasi belajar dapat terjadi akibat anemia besi. Sehingga

walaupun status gizinya baik berdasarkan pengukuran antropometri, tetapi mengalami

anemia, maka siswa tersebut daya konsentrasinya menurun, yang mana akan berpengaruh

terhadap prestasi belajarnya.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

86

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Himmah (2010) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi

belajar. Perbedaan ini dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Himmah dengan

menggunakan indikator BB/TB, sedangkan pada penelitian ini indikator yang digunakan

adalah IMT/U. Perbedaan hasil tersebut karena perbedaan ambang batas dalam penentua

kategori status gizi. berdasarkan Kemenkes RI (2010) ambang batas kategori status gizi

normal untuk indikator BB/TB adalah -2 SD sampai dengan 2 SD, sedangkan untuk

indikator IMT/U adalah -2 SD sampai dengan 1 SD.

Indeks massa tubuh (IMT=BMI, Body Mass Index) menurut umur (IMT/U),

sebagai alat penyaringan (screening, dan bukan alat diagnostik) yang efektif untuk

menilai secara cepat status gizi anak. IMT merupakan pembagian berat badan (dalam kg)

terhadap kuadrat tinggi badan (dalam m2). IMT dapat digunakan untuk rentang yang

panjang yaitu dari usia 5 tahun – 20 tahun. Untuk anak digunakan IMT spesifik menurut

umur dan gender (Sunarti, 2004). IMT berubah secara substansial pada anak-anak sesuai

pertambahan umur (Hayati, 2009). Sedangkan indikator BB/TB digunakan untuk anak 0-

5 tahun (Kemenkes, 2010). Indikator untuk anak usia 0-5 tahun tidak akan layak untuk

anak-anak yang lebih tua. Selain itu, IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan

status gizi serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh, sedangkan BB/TB tidak

dapat melihat massa lemak tubuh, dimana lemak tubuh anak laki-laki dan perempuan

berbeda (WHO, 2007).

Meskipun status gizi tidak berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar,

namun dapat dilihat bahwa prestasi belajar yang masih kurang banyak terjadi pada siswa

dengan status gizi kurang tingkat berat (sangat kurus). Kelainan yang terjadi pada

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

87

jaringan otak akibat gizi buruk itu membawa dampak antara lain turunnya fungsi otak

yang berpengaruh terhadap kemampuan belajar, kemampuan anak bereaksi terhadap

rangsangan dari lingkungannya sangat rendah dan anak menjadi apatis, serta membawa

akibat terjadinya perubahan kepribadian anak (Moehji, 2003).

Apabila makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat – zat gizi yang

dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan

metabolisme dalam otak. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan otak

untuk berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi

menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan lebih kecil, jumlah sel dalam otak

berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan organisasi biokimia

dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak

(Soemantri, 1978).

Menurut (Gibney, 2009), keadaan gizi kurang mengakibatkan perubahan struktural

dan fungsional pada otak. Sejumlah penelitian pada hewan memperlihatkan bahwa

keadaan malnutrisi prenatal dan pascanatal dini pada tikus menimbulkan banyak

perubahan dalam struktur otak hewan tersebut, kendati perubahan ini akan membaik pada

saat tikus diberi makan kembali. Namun demikian, beberapa perubahan dianggap

permanen dan perubahan yang permanen tersebut meliputi penurunan jumlah mielin dan

jumlah dendrit kortikal dalam medulla spinalis serta peningkatan jumlah mitokondria

dalam sel-sel neuron saraf.

Berdasarkan hal tersebut di atas, sebaiknya pihak sekolah melaksanakan kegiatan

dalam upaya peningkatan gizi untuk meningkatkan prestasi belajar anak sekolah, dengan

mengadakan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan gizi. Selain itu, perlu juga

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

88

dilakukan pemeriksaan kesehatan periodik berupa penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan untuk mengetahui status gizi, sehingga kurang gizi khususnya

pada tingkat yang berat, dapat dicegah.

2. Kesehatan

Faktor kesehatan menurut Parsono dkk (1990) meliputi faktor kesehatan fisik pada

umumnya dan kesehatan indera pada khususnya. Sehat fisik artinya tidak cacat tubuh

(tuna daksa). Sehat indera artinya ia tidak tuna rungu, tuna netra dan sebagainya.

Berdasarkan tabel 5.3, sebagian besar siswa MI Negeri Cempaka Putih sehat

(absensi karena sakit < 1 minggu dalam satu semester). Kondisi umum jasmani dan tonus

(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi

organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai sakit kepala misalnya, dapat menurunkan

kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak

berbekas (Syah, 2010). Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab

ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan

pikirannya terganggu. Berdasarkan hal-hal tersebut, penerimaan dan respon terhadap

pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses,

mengelola, menginterprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya

sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya (Mudzakir dan

Sutrisno, 1997).

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara kesehatan dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan kategori sakit pada

penelitian ini hanya pada kuantitas tidak berangkat karena sakit ≥ 7 hari dalam satu

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

89

semester, sehingga siswa yang sakit bisa jadi mempunyai kebiasaan belajar yang baik.

Kegiatan-kegiatan yang disebut belajar itu akan selalu dilakukan sesuai dengan keadaan

individu yang belajar, isi atau materi yang dipelajari, lingkungan dan situasinya (Wa’di,

2002 dalam Triasari, 2008).

Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik, kemungkinan akan dapat

mencapai prestasi belajar yang tinggi, karena dengan pola belajar yang baik,

dimungkinkan siswa dapat belajar lebih terarah dan teratur (Triasari, 2008). Tidak hanya

itu, belajar juga bersifat individual, sehingga ada siswa yang dapat memahami pelajaran

hanya dengan mendengarkan sekali saja, ada juga siswa dapat memahami pelajaran

dengan belajar berulang-ulang baik di sekolah ataupun di rumah dengan intensitas yang

berbeda. Siswa yang sakit (tidak berangkat sekolah ≥ 7 hari dalam satu semester) bisa

jadi dapat belajar dengan baik pada saat berangkat sekolah, dimana siswa tersebut lebih

sering berangkat, sehingga dapat mengikuti ketertinggalannya pada saat sakit. Hal ini

sebagaimana teori yang dinyatakan oleh Notoatmodjo (2007), belajar bersifat individual

dan unik. Setiap orang mempunyai gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar.

Selain itu, tidak adanya hubungan dapat disebabkan karena tidak hanya kesehatan

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tetapi inteligensi juga memegang peranan. Hal

ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Syah (2010), memang harus diakui bahwa peran

otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol daripada peran

organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh

aktivitas manusia.

Intelegensi menurut Azwar (2004) merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Menurut Chaplin dalam Syah (2006),

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

90

intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi baru secara cepat dan

efektif atau kemampuan menggunakan konsep-konsep abstrak secara efektif. Siswa yang

mempunyai intelegensi yang baik akan mudah dalam memahami pelajaran dalam waktu

yang relatif singkat dan mampu mengingat pelajaran yang diperolehnya dengan baik.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Dalyono (1997), seseorang yang memiliki intelegensi

baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam

belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi akademiknya pun rendah.

Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Syah (2006), tingkat kecerdasan

atau intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini

bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi

seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

Berdasarkan hal tersebut di atas, walaupun sakit, siswa yang mempunyai

intelegensi tinggi dapat mengejar ketertinggalannya dengan cepat dan efektif, sehingga

siswa tersebut berpeluang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik.

3. Kebiasaan Sarapan Pagi

Kebiasaan makan pagi termasuk ke dalam salah satu 13 pesan dasar gizi seimbang.

Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan

menyerap pelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar (Depkes, 2002).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa rutin sarapan pagi

sebelum berangkat ke sekolah, yaitu sebanyak 47 siswa atau 71,2%. Para siswa terbiasa

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

91

sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah, karena setiap pagi mareka disiapkan sarapan

baik oleh ibu ataupun pembantu.

Sarapan pagi sangat penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas yang lain pada

hari itu. Dengan sarapan pagi, tubuh akan memperoleh bekal zat tenaga untuk

menghadapi kerja, belajar, bermain dan aktivitas lain. Banyak studi yang telah dilakukan

membuktikan pentingnya sarapan pagi dan pengaruhnya terhadap kondisi tubuh dan

aktivitas seseorang, terutama anak-anak. Hasil penelitian Yussen dan Santrock (1982)

dalam Faridi (2002) menunjukkan bahwa anak yang tidak selalu sarapan pagi dan tidak

menggantinya di waktu yang lain pada pagi hari itu, tidak dapat mengikuti pelajaran

dengan baik, mereka lemah dan lelah.

Berdasarkan tabel 5.14, terlihat bahwa rata-rata nilai siswa yang rutin sarapan pagi

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak rutin sarapan pagi. Anak-anak yang

biasa tidak sarapan pagi mempunyai konsentrasi belajar yang lebih rendah, kurang

perhatian, intelegensia yang rendah dan prestasi belajar yang lebih rendah dibandingkan

anak-anak yang biasa sarapan pagi. Dengan demikian sarapan pagi sangat penting

dilakukan oleh anak usia sekolah disebabkan sarapan pagi dapat meningkatkan kadar

glukosa darah dan konsentrasi belajar (Hamilton, 1990 dalam Faridi, 2002).

Para peneliti di Jamaika menemukan bahwa penyediaan sarapan pagi di sekolah

untuk siswa SD, memiliki dampak yang signifikan terhadap kehadiran dan nilai

aritmatika tetapi tidak pada berat badan atau skor ejaan (Powell dalam Levinger, 1992).

Perbedaan hasil yang diperoleh untuk ukuran yang berbeda merupakan refleksi dari

keterampilan pemecahan masalah yang berbeda yang dibutuhkan untuk melakukan tugas.

Ejaan dilakukan dengan menghafal; aritmatika melibatkan penerapan aturan untuk situasi

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

92

baru. Siswa mudah terganggu karena kelaparan sementara akan lebih rentan terhadap

skor rendah pada tes aritmatika daripada teman-teman mereka yang kurang lapar

(Levinger, 1992).

Selain itu, empat dari enam studi menyelidiki konsumsi sarapan dibandingkan

dengan puasa yang mengidentifikasikan beberapa perbaikan (p=0,05) dalam pemecahan

masalah, perhatian dan memori sesaat setelah mengkonsumsi sereal dan tampilan visual

yang kompleks setelah mengkonsumsi sarapan (Ells dkk, 2008). Perilaku adaptif

kelaparan sementara akan kelihatan dalam jangka waktu yang singkat secara alami dan

biasanya akan hilang ketita anak tidak lapar lagi (Pollite, 1990 dalam Levinger, 1992).

Beberapa studi menemukan bahwa pada populasi dengan gizi yang relatif baik di

Amerika Serikat, kelaparan sementara (sebagai lawan malnutrisi) dapat mempengaruhi

perhatian, minat, dan belajar (Levinger, 1992).

Namun, pada hasil penelitian ini tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan

prestasi belajar antara siswa yang rutin sarapan pagi dan siswa yang tidak rutin sarapan

pagi. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini

hanya meneliti kuantitasnya saja, sehingga tidak tahu kandungan gizi dari makanan yang

biasa mereka konsumsi, dimana zat gizi dapat menunjang untuk perkembangan otak

sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh

Suryabrata (2001), nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan

mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas

mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Energi yang diperlukan untuk bahan bakar otak,

untuk merawat kesehatan sel saraf dan untuk neurotransmitter diperoleh dari makanan

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

93

yang dikonsumsi, nutrisi utama untuk meningkatkan fungsi otak adalah karbohidrat,

protein, lemak, vitamin dan mineral (Perretta, 2004 dalam Suryowati, 2010).

Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di luar faktor-faktor yang diteliti pada

penelitian ini, terutama mengenai asupan zat gizinya, dimana dapat menunjang untuk

perkembangan otak dan perhatiannya terhadap pelajaran sehingga dapat mempengaruhi

prestasi belajar. Hal ini didukung pernyataan Ells dkk (2008), ketika kandungan energi

pada sarapan pagi diperiksa, satu studi menunjukkan bahwa sarapan pagi dengan energi

rendah bersifat merugikan dalam hal suasana hati, daya tahan fisik dan berfikir kreatif.

4. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk

mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap

objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Berdasarkan tabel 5.5, sebagian besar siswa mempunyai sikap yang positif. Siswa

yang memiliki sikap yang positif akan senang dengan pelajaran yang diberikan oleh guru,

sehingga mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Sikap yang positif

terhadap mata pelajaran tertentu merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar

siswa. Sebaliknya, sikap yang negatif terhadap mata pelajaran tertentu apalagi ditambah

dengan timbulnya rasa kebencian terhadap mata pelajaran tertentu, akan menimbulkan

kesulitan belajar bagi siswa yang bersangkutan (Tohirin, 2005).

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

94

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara sikap dengan prestasi belajar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Arsiah (2005) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara sikap dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan

penelitian Arsiah (2005) dilakukan pada siswa SMP sedangkan pada penelitian ini pada

siswa tingkat SD. Selain itu, Arsiah (2005) hanya meneliti sikap terhadap pelajaran

matematika saja.

Sikap dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perhatian. Siswa yang

mempunyai sikap positif akan merasa senang belajar dan memperhatikan mata pelajaran

yang diberikan oleh guru, sehingga pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima

oleh siswa dengan baik, yang mana akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Sebagaimana teori yang dinyatakan oleh Notoatmodjo (2010), sikap itu suatu sindroma

atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu

melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan lainnya.

Selain itu, siswa yang mempunyai sikap positif juga mempunyai keinginan yang

besar akan pengetahuan, mereka akan belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan

prestasi. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Abror (1993) bahwa sikap dapat

mempengaruhi keinginan akan pengetahuan, keinginan akan prestasi dan peningkatan diri

dalam jenis subject matter. Faktor-faktor ini mempengaruhi kondisi-kondisi belajar yang

relevan seperti kesiapan, penuh perhatian, tingkat usaha, ketekunan dan konsentrasi.

Selain itu, sikap negatif terhadap pekerjaan sekolah dikaitkan dengan kebiasaan yang

kurang baik, kegagalan menyelesaikan tugas, kegagalan menguasai keterampilan dasar,

kinerja tes yang kurang, mudah teralihkan perhatian, dan phobia sekolah (Conny, 2010).

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

95

5. Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2010). Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai minat yang tinggi, yaitu

sebanyak 38 siswa atau 57,6%. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi akan menyukai

mata pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga siswa dapat mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003). Siswa yang mempunyai minat

yang tinggi akan senang dan tertarik untuk belajar pelajaran yang diberikan oleh guru

tanpa ada paksaan untuk memperoleh prestasi yang baik.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara minat dengan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Widiyatmo (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara minat dengan prestasi belajar siswa. Siswa yang berminat terhadap suatu mata

pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.

Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Hadis (2006) bahwa anak didik yang berminat

terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

sesuatu yang diminati itu.

Selain itu, minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat

besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa

lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

96

memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, akhirnya mencapai prestasi yang

diinginkan (Syah, 2010).

6. Motivasi

Motivasi menurut Soemanto (2006) adalah suatu perubahan tenaga di dalam

diri/pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan. Menurut Whittaker dalam Soemanto (2006), motivasi adalah kondisi-

kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk

bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa

mempunyai motivasi yang tinggi yaitu sebanyak 38 siswa atau 57,6%. Motivasi

mempunyai peraan yang penting dalam kegiatan belajar karena menggerakkan dan

mengarahkan aktivitas seseorang. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan

terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan

tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Bakti, 1988 dalam Azhari, 2001).

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara motivasi dengan prestasi belajar dengan nilai Pvalue sebesar 0,007. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardiyati (2006) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar

siswa.

Motivasi sangat penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan

organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling

berguna bagi kehidupan individu (Soemanto, 2006). Adanya motivasi belajar yang kuat

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

97

membuat siswa belajar dengan tekun dan terarah, yang pada akhirnya terwujud dalam

hasil belajar siswa tersebut. Siswa tersebut juga merasa menikmati, suka dan tertantang

untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Hamalik

(2000) bahwa fungsi motivasi adalah mendorong timbulnya kelakuan atau suatu

perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar. Sebagai pengarah,

artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan, dan sebagai

penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan seseorang.

Selain itu siswa yang mempunyai motivasi akan berusaha dengan belajar sungguh-

sungguh untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik. Sebagaimana yang dinyatakan

oleh Purwanto (2000), motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk

mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, pihak sekolah sebaiknya mempertahankan sikap, minat

dan motivasi siswa dengan menjaga suasana dan lingkungan belajar di sekolah supaya

mendukung proses pembelajaran.

7. Pendidikan Ayah

Menurut Ilsan (1996) dalam Kusumastuti (2010), keluarga merupakan lembaga

pendidikan pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia

dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di

dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi

pekerti dan kepribadian tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

98

yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di

sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai

Ayah dengan pendidikan tinggi yaitu sebanyak 51 siswa atau 77,3%. Partisipasi orang tua

dalam pelaksanaan pendidikan secara sangat meyakinkan berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar murid dan menunjukkan semakin tinggi keterlibatan dan kepedulian

terhadap masalah-masalah pendidikan di sekolah (Firdaus, 2000 dalam Ilyas, 2004).

Berdasarkan tabel 5.18, dapat diketahui rata-rata nilai siswa yang memiliki ayah

dengan pendidikan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki ayah

dengan pendidikan rendah. Pada umumnya pengetahuan orang tua sangat menentukan

pendidikan keluarga (anak-anaknya). Tingkat pendidikan orang tua juga merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar siswa (Suryabrata,

2002). Perhatian orang tua dengan penuh kasih sayang terhadap pendidikan anaknya,

akan menumbuhkan aktivitas anak sebagai suatu potensi yang sangat berharga untuk

menghadapi masa depan. Pengertian perhatian orang tua yang dimaksud di sini adalah

tanggapan siswa atas perhatian orang tuanya terhadap pendidikan anaknya yaitu

tanggapan tentang bagaimana cara orang tuanya memberikan bimbingan belajar di

rumah, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang

pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan

memberikan pengarahan pentingnya belajar (Suryabrata, 2000).

Namun, pada hasil penelitian ini tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan

prestasi belajar antara siswa yang memiliki ayah dengan pendidikan rendah dan siswa

yang memilki ayah dengan pendidikan tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

99

tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar

dengan nilai Pvalue sebesar 0,533. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan berhubungan

dengan pekerjaan, dimana ayah bertugas mencari penghasilan untuk menghidupi keluarga

dan juga membiayai anak sekolah, sehingga ayah tidak ada waktu untuk membimbing

anaknya dalam pelajaran. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Soekirman (1988)

bahwa tingkat pendidikan orang tua akan berkaitan dengan jenis pekerjaan dan mata

pencaharian yang selanjutnya akan berkaitan dengan tersedianya waktu memberikan

bimbingan belajar kepada anaknya yang mana bimbingan belajar ini tidak lain adalah

stimulus bagi pengembangan diri si anak.

8. Pendidikan Ibu

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar siswa mempunyai ibu dengan

pendidikan tinggi, yaitu sebanyak 53 siswa atau 80,3%. Pendidikan orang tua erat

kaitannya dengan bantuan orang tua dalam membantu proses belajar. Orang tua dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memungkinkan untuk lebih percaya diri pada

kemampuan mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar. Dengan tingkat

keyakinan tersebut maka diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan akademis anak-anak (Slameto, 1995).

Berdasarkan tabel 5.19, dapat diketahui rata-rata nilai siswa yang memiliki ibu

dengan pendidikan tinggi lebih tinggi daripada nilai siswa yang memiliki ibu dengan

pendidikan rendah. Hal ini dikarenakan ibu dengan pendidikan yang tinggi dapat

memberikan perhatian terhadap pendidikan anaknya dengan memberikan bantuan dalam

proses belajarnya. Diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin baik

pula prestasi belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

100

anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, sama sekali tidak

memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu

belajar, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana

kemajuan belajar anaknya, tidak memahami kesulitan yang dialami dalam belajar dan

lain-lain yang dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar (Slameto, 1995).

Tingkat pendidikan orang tua juga akan berpengaruh terhadap cara mendidik atau

pola asuh orang tua. Ada kemungkinan orang tua yang berpendidikan tinggi mengasuh

anak dengan sikap terbuka/demokratis. Sedang orang tua yang berpendidikan rendah ada

kemungkinan mengasuh dengan pola asuh tertutup bahkan bebas. Dalam hal pendidikan

anak, orang tua yang berpendidikan tinggi tidak hanya menekan anak untuk mendapat

prestasi yang baik tetapi lebih memberi arahan pada anak agar dapat mencapai prestasi

yang baik (Lidia, 2008).

Namun, pada hasil penelitian ini tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan prestasi

belajar antara siswa yang memiliki ibu dengan pendidikan rendah dan siswa yang

memiliki ibu dengan pendidikan tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak

ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu degan prestasi belajar siswa. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhari (2001) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan

prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan pendidikan ibu terendah siswa pada penelitian

ini adalah SD, dan responden adalah siswa tingkat SD, sehingga meskipun pendidikan

ibu rendah tetapi mereka dapat memberi bantuan dalam proses belajar. Selain itu, tidak

semua ibu berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan yang rendah juga, dimana

mereka dapat memberi arahan kepada anaknya untuk mencapai prestasi belajar yang

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

101

baik. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Apriadji (1983) dalam Faridi (2002),

belum tentu seseorang yang tingkat pendidikannya rendah maka tingkat pengetahuannya

juga rendah.

9. Ekonomi Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar siswa dari keluarga ekonomi tinggi,

yaitu sebanyak 46 siswa atau 69,7%. Menurut Slameto (1991) keadaan ekonomi keluarga

erat hubungannya dengan hasil belajar anak. Kebutuhan-kebutuhan anak harus terpenuhi

adalah : makanan, pakaian, kesehatan, dan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,

kursi, penerangan, buku-buku.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar siswa. Hal ini berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Prayitno (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan

yang siginfikan antara kondisi ekonomi orang tua wali murid terhadap prestasi belajar.

Hal ini dikarenakan perbedaan karakteristik responden penelitian, yang mana Prayitno

(2010) melakukan penelitian pada siswa tingkat SMP.

Tidak semua siswa dengan ekonomi tinggi mempunyai prestasi belajar yang baik,

karena siswa dengan ekonomi tinggi dapat membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan atau

membeli sesuatu secara berlebihan yang dapat mengganggu belajar, seperti alat-alat

bermain yang terlalu banyak sehingga siswa sibuk dengan permainannya sampai lupa

belajar. Begitu juga dengan siswa dengan ekonomi rendah, mereka tidak dapat membeli

alat-alat bermain sehingga terdapat waktu untuk belajar. Selain itu, siswa dengan

ekonomi rendah juga dapat termotivasi untuk berhasil, sehingga mereka rajin belajar

supaya mendapatkan prestasi belajar yang baik. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

102

oleh Dalyono (1997), kadang-kadang kesulitan ekonomi bisa menjadi pendorong anak

untuk lebih berhasil, sebaliknya bukan berarti pula ekonomi yang berlebihan tidak akan

menyebabkan kesulitan belajar. Pada ekonomi yang berlebihan anak mungkin akan selalu

dipenuhi semua kebutuhannya, sehingga perhatian anak terhadap pelajaran-pelajaran

sekolah akan berkurang karena anak terlalu banyak bersenang-senang, misalnya dengan

permainan yang beraneka ragam atau pergi ke tempat-tempat hiburan dan lain-lain.

10. Lingkungan Tempat Tinggal

Hamalik (2001) dalam Sudarmanto (2007) menyatakan bahwa lingkungan adalah

sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada

individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah maupun

lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa dalam belajar,

sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar secara maksimal.

Pada penelitian ini, lingkungan tempat tinggal merupakan lingkungan belajar di

rumah siswa, yang meliputi keadaan rumah, seperti fasilitas belajar di rumah,

pencahayaan, kelembaban, jarak rumah dari sekolah dan jarak rumah dari sumber

keramaian. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Notoatmodjo (2007), lingkungan

dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu,

kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan yang kedua

adalah lingkungan sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta

respresentasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar, dan sebagainya.

Begitu juga dengan Hasbullah (2001) yang menyatakan bahwa lingkungan belajar adalah

lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan.

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

103

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai

lingkungan tempat tinggal yang cukup baik, yaitu sebanyak 45 orang atau 68,2%.

Lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif

terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya (Slameto, 2003).

Berdasarkan tabel 5.21, diketahui bahwa rata-rata nilai siswa yang memiliki

lingkungan tempat tinggal baik lebih tinggi daripada rata-rata nilai siswa yang memiliki

lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi

atau kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan

belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan

kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah

diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram (Minarni, 2006).

Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar juga adalah jarak antara

rumah dengan sekolah yang terlalu jauh, sehingga melelahkan. Jalan menuju sekolah

berhubungan dengan letak sekolah. Jalan yang jauh dan sulit ditempuh oleh siswa

membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk dapat sampai ke sekolah. Hal ini tentu akan

sangat mempengaruhi keadaan siswa ketika hendak menerima pelajaran. Siswa datang ke

sekolah dalam keadaan lelah, sehingga konsentrasi berkurang dan pada akhirnya siswa

kurang optimal dalam menerima pelajaran (Purwanto, 2000).

Begitu juga dengan fasilits belajar siswa di rumah akan mendukung belajar siswa

untuk mendapatkan prestasi yang baik. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh

Purwanto (2004), ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan

dalam belajar turut memegang peranan penting pula. Menurut Sanjaya (2009) dalam

Nurmalia (2010), fasilitas belajar dibagi menjadi dua macam yaitu sarana dan prasara.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

104

Sarana adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan peserta didik dan

mendukung kelancaran serta keberhasilan proses belajar peserta didik yang meliputi

media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain-lain. Sedangkan

prasarana merupakan segala sesuatu yang tidak secara langsung berkaitan dengan peserta

didik, namun dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan proses belajar peserta didik

yang meliputi jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain

sebagainya. Jarak misalnya, karena jarak antara rumah dan sekolah itu terlalu jauh,

memerlukan kendaraan yang cukup lama sehingga melelahkan (Purwanto, 2004).

Namun, pada hasil penelitian ini tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan

prestasi belajar antara siswa yang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

dengan siswa yang memiliki lingkungan tempat tinggal baik. Pada penelitian ini, tidak

ada hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal dengan prestasi belajar

dengan nilai Pvalue sebesar 0,102. Siswa dengan lingkungan tempat tinggal yang kurang

baik, seperti tempat belajar yang kurang nyaman, yang mana sedikitnya udara yang

masuk karena tempat belajar yang masih bersama dapat memberikan motivasi terhadap

siswa untuk mendapatkan prestasi yang baik.

Siswa dengan lingkungan yang kurang mendukung untuk belajar dapat karena

ekonomi keluarga yang rendah, sehingga orang tua tidak dapat memenuhi semua

kebutuhan anaknya untuk belajar. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa,

yaitu dengan keinginan yang kuat untuk dapat hidup lebih baik dari kedua orang tuanya,

sehingga bersemangat dalam belajar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Nurmalia

(2010), terdapat berbagai kemungkinan yang dapat terjadi ketika lingkungan belajar yang

baik secara parsial tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

105

siswa. Salah satu kemungkinan tersebut adalah lingkungan yang kurang mendukung yang

ada di sekitar siswa justru menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dalam meraih prestasi

belajar, dimana hal ini didukung dengan hasil pada penelitian ini yang menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar.

Hal ini didukung dengan pernyataan Slameto (1995) tentang hubungan motivasi

dengan prestasi belajar, seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena

tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan

seorang anak didik yang cerdas, apabila memiliki motivasi belajar yang rendah maka dia

tidak akan mencapai prestasi akademik yang baik. Sebaliknya, seorang anak didik yang

kurang cerdas, tetapi memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, maka dia akan

mencapai prestasi akademik yang baik.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

106

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Prestasi belajar siswa MI Negeri 02 Cempaka Putih sudah cukup baik dengan rata-rata

nilai 75,03 dengan nilai terendah 61 dan nilai tertinggi 90.

2. Gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar

a. Sebagian besar siswa berstatus gizi normal, yaitu sebanyak 41 siswa atau 62,1% dan

17 siswa berstatus gizi tidak normal, yaitu terdiri dari 3 siswa atau 4,5% berstatus gizi

sangat kurus, 9 siswa atau 13,6% berstatus gizi kurus, dan 13 siswa atau 19,7%

berstatus gizi gemuk.

b. Sebagian besar siswa sehat, yaitu sebanyak 62 siswa atau 93,9%.

c. Sebagian besar siswa rutin sarapan pagi, yaitu sebanyak 47 siswa atau 71,2%.

d. Sebagian besar siswa mempunyai sikap positif terhadap mata pelajaran, yaitu

sebanyak 53 siswa atau 80,3%.

e. Sebagian besar siswa mempunyai minat tinggi, yaitu sebanyak 38 siswa atau 57,6%.

f. Sebagian besar siswa mempunyai motivasi tinggi, yaitu sebanyak 38 siswa atau

57,6%.

g. Sebagian besar siswa mempunyai Ayah dengan pendidikan tinggi yaitu sebanyak 51

siswa atau 77,3%.

h. Sebagian besar siswa mempunyai Ibu dengan pendidikan tinggi, yaitu sebanyak 53

siswa atau 80,3%.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

107

i. Sebagian besar siswa dari keluarga ekonomi tinggi, yaitu sebanyak 46 siswa atau

69,7%.

j. Sebagian besar siswa mempunyai lingkungan tempat tinggal yang cukup baik, yaitu

sebanyak 45 orang atau 68,2%.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar

a. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar dengan nilai Pvalue

sebesar 0,403.

b. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kesehatan dengan prestasi belajar dengan

nilai Pvalue sebesar 0,894.

c. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi

belajar dengan nilai Pvalue sebesar 0,268.

d. Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan prestasi belajar dengan nilai

Pvalue sebesar 0,001.

e. Terdapat hubungan yang signifikan antara minat dengan prestasi belajar dengan nilai

Pvalue sebesar 0,003.

f. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar dengan

nilai Pvalue sebesar 0,007.

g. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ayah dengan prestasi belajar

denga nilai Pvalue sebesar 0,533.

h. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu degan prestasi belajar

dengan nilai Pvalue sebesar 0,225.

i. Tidak ada hubungan yang signifikan antara ekonomi keluarga dengan prestasi belajar

dengan nilai Pvalue sebesar 0,866.

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

108

j. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal dengan prestasi

belajar dengan nilai Pvalue sebesar 0,102.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

a. Mempertahankan prestasi belajar yang sudah baik dengan memantau prestasi belajar

siswa.

b. Sebaiknya pihak sekolah melaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan gizi untuk

meningkatkan prestasi belajar anak sekolah, dengan mengadakan kantin sekolah yang

memenuhi persyaratan gizi. Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan

periodik berupa penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk

mengetahui status gizi, sehingga kurang gizi khususnya pada tingkat yang berat,

dapat dicegah.

c. Mempertahankan sikap, minat dan motivasi siswa dengan menjaga suasana dan

lingkungan belajar di sekolah supaya mendukung proses pembelajaran.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Sebaiknya menggunakan disain penelitian eksperimental untuk melihat efek status

gizi terhadap prestasi belajar dengan mengontrol berbagai kondisi.

b. Sebaiknya meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar di

luar faktor-faktor yang diteliti pada penelitian ini, terutama mengenai asupan zat

gizinya, dimana dapat menunjang untuk perkembangan otak sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajar.

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

109

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Rachman A. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya

Achmad. 2000. Penuntasan Masalah Gizi Kurang. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Almatsier, Sunita. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Anindya. 2009. Kebutuhan Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web http://rajawana.com/artikel/kesehatan/407-kebutuhan-gizi-seimbang-anak-usia-sekolah.html

Anwar, Faisal dan Khomsan, Ali. 2009. Makan Tepat, Badan Sehat. Jakarta: PT Mizan Publika.

Aqila. 2010. Masalah Pendidikan di Indonesia. Bimbingan Belajar SD, SMP dan SMA. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web: http://www.aqilacourse.info/2010/04/30/makalah-%E2%80%9Cmasalah-pendidikan-di-indonesia%E2%80%9D/

Ariawan, Iwan. 1998. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI

Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

_______. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Arsiah, Zul. 2005. Hubungan antara Sikap terhadap Matematika dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 2 SMP di Indonesia. Tesis. Depok: FISIP UI

Arundyna, Haldien. 2011. Kekurangan Gizi. Lombok: Askep Serba Serbi. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011 dari alamat web: http://haldien3101-3102.blogspot.com/2011/06/v-behaviorurldefaultvmlo14.html

Azhari. 2001. Hubungan antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Prestasi Belajar Siswa di SPK Depkes Lubuk Linggau Tahun 2001. Tesis. Depok: FISIP UI

Azwar, Saifuddin. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

Baliwati, Yayuk Farida. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

Berg, Alan. 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Diterjemahkan oleh Sayogyo. Jakarta: CV. Rajawali

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

110

Brown JL, Beardslee WH, Prothrow-Stith D. 2008. Impact of School Breakfast on Children’s Health and Learning, An Analysis of the Scientific Research. Sodexo Foundation. Diunduh pada tanggal 27 Mei 2011 dari situs web: http://www.sodexofoundation.org/

Clara, Evy. 2000. Status Sosial Ekonomi dan Sosialisasi di Keluarga dalam Menunjang Prestasi Belajar Siswa. Depok: FISIP UI

Conny. 2010. Perspektif pendidikan anak berbakat. Jakarta: Grasindo

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Datar, A., Sturm, R., and Magnabosco, J. L. 2004. Childhood overweight and academic performance: National study of kindergarteners and first-graders. Obesity Research vol 12. Diakses pada 4 Juni 2011 dalam situs web: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14742843

Depdikbud. 1991. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD. Jakarta: Depdikud

________. 1995. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian di SD. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

_________. 2008. Rancangan Penelitian Hasil belajar. Jakarta: Depdiknas

_________. 2009. Potret Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar

Depkes RI. 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

_________. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyaraka. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

_________. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ells, L.J, dkk. 2008. A systematic review of the effect of dietary exposure that could be achieved through normal dietary intake on learning and performance of school-aged children of relevance to UK schools. British Journal of Nutrition.

Eriyanti, RW. 2007. Model Penerapan Teori Skemata untuk Meningkatkan Pemahaman Isi Bacaan bagi Siswa Sekolah Dasar. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web: http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/72

Faridi, Achmad. 2002. Hubungan sarapan pagi dengan kadar glukosa darah dan konsentrasi belajar pada siswa SD. Skripsi. Bogor: GMSK Faperta IPB

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

111

Gibney, MJ dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Pidato pengukuhan jabatan guru besar fakultas kedokteran UGM. Yogyakarta. Diakses pada 3 April 2011 dalam web www.gizi.net

Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Manager. Bandung: Sinar Baru Algessindo

Harizka, Awang. 2010. Peranan Penting Lingkungan Untuk Menunjang Proses Belajar. Laporan Penelitian. Semarang: Universitas Negei Semarang

Hayati, Nurjanah. 2009. Faktor-faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD Pembangunan Jaya Bintaro, Tangerang Selatan Tahun 2009. Depok: FKM UI

Himmah, EF. 2010. Hubungan Status Gizi dan Faktor-Faktor Penentu Lainnya dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas 3, 4, 5, dan 6 di SD Marga Mulya III Bekasi Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Human Resource Community. 2011. UMR/UMK Indonesia. Diakses pada tanggal 17 November 2011 dari situs web: www.hrcentro.com/umr

Huwae. 2005. Hubungan antara Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di Daerah Endemis Malaria. Yogyakarta: UGM.

Ilyas. 2004. Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada MTsN Model Makassar. Tesis. Makassar: Universitas Hasanuddin

Isdaryanti, Christien. 2007. Asupan Energi Protein, Status Gizi, dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Arjowinangun I Pacitan. Skripsi. Yogyakarta: UGM

Judarwanto, Widodo. 2008. Perilaku Makan Anak Sekolah. Picky Eaters Clinik (Klinik Khusus Kesulitan Makan pada Anak). Diakses 23 April 2011 dalam situs web: http://kesulitanmakan.bravehost.com

Kartikasari, Rani. 2007. Hubungan antara Status Gizi Anak, Tingkat Pendidikan Terakhir Ayah dan Tingkat Pendidikan Terakhir Ibu dengan Hasil Belajar Siswa Kelas 4,5, dan 6 SDN Plosorejo 1 Desa Plosorejo Randublatung Kabupaten Blora. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Khomsan, Ali. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Khudori. 2006. Kebutuhan Pokok dan SDM Berkualitas. Diakses pada 23 April 2011 dalam situs web: http://sinarharapan.co.id/berita/0302/22opio0l.html

Koolman, Jan dan Rohm, Kaus-Heinrich. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Diterjemahkan oleh Wanandi. Jakarta: Hipokrates

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

112

Krisno, Agus. 2004. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press

Kusumastuti, Tri Laswi. 2010. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Penghasilan Orang Tua dengan Prestasi Belajar IPA Semester Satu Siswa Kelas Tujuh SMP Cinde Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang. Diakses 23 April 2011 dalam situs web: http://www.scribd.com/doc/55874141/Hubungan-Antara-Tingkat-Pendidikan-Dan-Penghasilan-Orang-Tua

Levinger. Beryl. 1992. Nutrition, Health and Learning: Current Issues and Trends. International Basic Education Programs. USA: Education Development Center, Inc. (EDC)

Lidia, Susi. 2008. Pngaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Brebes Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Surakarta: UMS

Marwati, Eka. 2010. Hubungan Kebiasaan Makan, Konsumsi Makanan dan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Kurang Siswa Kelas IV, V dan VI di SDN Wargasetra 2 Kecamatan Tegal Waru Karawang Jawa Barat Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Minarni, Tri. 2006. Pengaruh Disiplin dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: UNS

Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 : Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Siranti

________. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasaboga. Jakarta: Bharata Karya Aksara

Mudzakir dan Sutrisno. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Muliadi. 2007. Peranan Gizi yang Berkualitas dalam Mencegah Malnutrisi pada Anak Sekolah Dasar. UNM. Jurnal Samudra Ilmu, Volume 2 Nomor 2. Diakses 29 April 2011 pada situs web: www.lipi.go.id

Mustofa. 2009. Macam-macam Prestasi Diri. Diakses pada 24 Juli 2011 dalam situs web: http://mustofasmp2.wordpress.com/2009/01/24/macam-%E2%80%93-macam-prestasi-diri/

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

__________________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Nurhidayati. 2006. Hubungan antara Minat dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Nurmalia, Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang I. Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

113

Pamularsih, Arni. 2009. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Dasar Negeri 2 Selo Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web: http://etd.eprints.ums.ac.id/5923/1/J300060019.PDF

Parsono, dkk. 1990. Landasan Pendidikan. Jakarta: Karunika

Pondaag, Joseph. 1996. Hubungan antara Keluarga, Sekolah Asal dan Jenis Kelamin dari Segi Norma Budaya dengan Sikap Belajar Siswa Penduduk Asli dan Pendatang. Tesis. Depok: FISIP UI

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf

Pratami, Rizka Dila. 2011. Tingkat Pendidikan Ibu yang Rendah dapat Menyebabkan Keadaan Kurang Gizi pada Anak. Diakses pada 29 April 2011 dalam situs web: http://morishineinc.blogspot.com/2011/01/tingkat-pendidikan-ibu-yang-rendah.html

Prayitno, Evit Eko. 2010. Hubungan Kondisi Ekonomi Orang Tua/Wali Murid Terhadap Prestai Belajar PKn Siswa Kelas IX SMP N 1 Gondang Kabupaten Bojonegoro. Skripsi. Malang: Universits Muhammadiyah Malang

Primasari, Tinneke. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungang dengan Status Gizi Kurang pada Siswa Sekolah Dasar di 3 Kecamatan Kabupaten Kampar Tahun 2007. Skripsi. Depok: FKM UI

Purwanto, Ngalim. 1992. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

______________. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Diterjemahkan oleh Wibowo BS, Tri. Jakarta: Kencana

Sarwono, Solita. 1993. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: UGM Press

Sediaoetama, AD. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat

Setiadi, D Wasis. 2001. Hubungan Inteligensi, Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SLTP. Tesis. Semarang: Undip

Setiawati, Mexitalia, dkk. 2002. Hubungan Kecerdasan Emosional, Status Gizi dengan Prestasi Belajar. Laporan Penelitian. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Semarang: Undip

Sibuea, Posman. 2002. Perbaikan Gizi Anak Sekolah sebagai Investasi SDM. Sumatera Utara. Diakses pada 30 April 2011 dalam situs web: http://els.bappenas.go.id/upload/other/Perbaikan%20Gizi%20Anak%20Sekolah%20sebagai%20Investasi%20SDM.htm

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

114

SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor Dj.I/60/2011 tentang Ketentuan Pelaksanaan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Tingkat Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Tahun Pelajaran 2010/201. Diakses pada 3 Mei 2011 dalam situs web: http://mtsfutuhiyyah2.files.wordpress.com/2011/02/01-sk-ketentuan-pelaksanaan-uambn-2011.pdf

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

______. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

______. 1991. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya: untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

_________. 1988. Kebijakan Pangan dan Gizi serta Upaya Peningkatan Kualitas Hidup. Gizi Indonesia

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Soemantri. 1978. Hubungan Anemia Kekurangan Zat Besi dengan Konsentrasi dan Prestasi Belajar. Tesis. Semarang: UNDIP

Soetjiningsih. 1995.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Stikbar, Shudy. 2011. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Terhadap Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Di SDN 95 Desa Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Tahun 2010. Diakses dalam situs web: http://shudystikbar.blogspot.com/2011/01/hubungan-kebiasaan-makan-pagi-terhadap.html

Sudarmanto, RG. 2007. Pengaruh Lingkungan Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Jurnal. Bandar Lampung. Diakses dalam situs web: http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/12/100.-Pengaruh-Lingkungan-Belajar-dan-Minat-Belajar.pdf

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suhardjo, Kusharto. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius

Suharjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara

Sukadi. 2002. Hubungan antara Persepsi dan Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Fisik Sekolah dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Negeri di Kota Makassar. Tesis. Makassar: Universitas Negeri Makassar

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

115

Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

Supariasa, IDN, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

_______________. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suryowati, Daniar Indah. 2010. Pengaruh Status Gizi Terhadap Prestasi Akademik Siawa Usia 10-12 Tahun SDN Ngagel. Surabaya: Unair

Sutjijoso, Adinda Rizkiany dan Zarfiel, Miranda D. 2009. Harga Diri dan Prestasi Belajar pada Remaja yang Obesitas. Jurnal Psikologi Volume 3 No.1. Depok. Diakses pada 3 Juni 2011 dalam situs web: http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/259

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

_____________. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Triasari, Novia. 2008. Pengaruh Perhatian, Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas XI MAN Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Surakarta: UMS

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo

UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses pada 3 Mei 2011 dalam situs web www.inherent-dikti.net

Wardiyati, Agustin. 2006. Hubungan antara Motivasi dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Widiyatmo, Agus. 2010. Hubungan Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta: UNS

Wijayanto, Prasetyo. 2001. Hubungan Kecerdasan Emosional, Status Gizi dengan Prestasi Belajar. Tesis. UNDIP: Semarang

Wijayanti, Annisa Shinta. 2005. Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Prestasi Belajar Siswi SMP Negeri 25 Semarang. Skripsi. Semarang: UNS

Wuryani, Sri Estuti. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

LAMPIRAN 1

A. Hasil Analisis SPSS

1. Analisis Univariat

Statistics prestasi

N Valid 66

Missing 0 Mean 75.03 Median 76.50 Mode 68a Std. Deviation 7.202 Variance 51.876 Range 29 Minimum 61 Maximum 90 Percentiles 25 68.00

50 76.50

75 81.25

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

sttsgzkp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat kurus 3 4.5 4.5 4.5

kurus 9 13.6 13.6 18.2

normal 41 62.1 62.1 80.3

gemuk 13 19.7 19.7 100.0

Total 66 100.0 100.0

sehat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 4 6.1 6.1 6.1

iya 62 93.9 93.9 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

ksarpg

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak 19 28.8 28.8 28.8

rutin 47 71.2 71.2 100.0

Total 66 100.0 100.0

skp

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid negatif 13 19.7 19.7 19.7

positif 53 80.3 80.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

mnt

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 28 42.4 42.4 42.4

tinggi 38 57.6 57.6 100.0

Total 66 100.0 100.0

Mtvsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 28 42.4 42.4 42.4

tinggi 38 57.6 57.6 100.0

Total 66 100.0 100.0

didik_ayh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 15 22.7 22.7 22.7

tinggi 51 77.3 77.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

didik_ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 13 19.7 19.7 19.7

tinggi 53 80.3 80.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

eknm_klg

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 20 30.3 30.3 30.3

tinggi 46 69.7 69.7 100.0

Total 66 100.0 100.0

lgkngn_ttgl

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 21 31.8 31.8 31.8

baik 45 68.2 68.2 100.0

Total 66 100.0 100.0

2. Analisis Bivariat

Descriptives

Prestasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

sangat kurus 3 68.67 8.021 4.631 48.74 88.59 61 77 kurus 9 76.89 6.900 2.300 71.59 82.19 65 86 normal 41 75.17 7.074 1.105 72.94 77.40 62 90 gemuk 13 74.77 7.672 2.128 70.13 79.41 63 84 Total 66 75.03 7.202 .887 73.26 76.80 61 90

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

ANOVA Prestasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 154.271 3 51.424 .991 .403 Within Groups 3217.668 62 51.898 Total 3371.939 65

Group Statistics

sehat N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

prestasi tidak 4 75.50 7.681 3.841

iya 62 75.00 7.236 .919

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.007 .932 .134 64 .894 .500 3.744 -6.979 7.979

Equal variances not assumed .127 3.353 .906 .500 3.949 -11.351 12.351

Group Statistics

ksarpg N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

prestasi tidak 19 73.47 6.501 1.491

rutin 47 75.66 7.440 1.085

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

1.031 .314 -1.118 64 .268 -2.186 1.954 -6.090 1.718

Equal variances not assumed -1.185 37.947 .243 -2.186 1.845 -5.920 1.548

Group Statistics

mtvsi3 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

prestasi rendah 28 72.29 6.036 1.141

tinggi 38 77.05 7.392 1.199

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

2.076 .154 -2.793 64 .007 -4.767 1.707 -8.177 -1.357

Equal variances not assumed -2.880 63.267 .005 -4.767 1.655 -8.074 -1.460

Group Statistics

mnt3 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

prestasi rendah 28 72.00 6.307 1.192

tinggi 38 77.26 7.074 1.148

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.875 .353 -3.126 64 .003 -5.263 1.684 -8.627 -1.899

Equal variances not assumed -3.181 61.618 .002 -5.263 1.655 -8.571 -1.955

Group Statistics

mtvsi3 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi rendah 28 72.29 6.036 1.141

tinggi 38 77.05 7.392 1.199

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

2.076 .154 -2.793 64 .007 -4.767 1.707 -8.177 -1.357

Equal variances not assumed -2.880 63.267 .005 -4.767 1.655 -8.074 -1.460

Descriptives

Prestasi

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Sedang 11 73.55 5.733 1.729 69.69 77.40 65 84

Tinggi 55 75.33 7.471 1.007 73.31 77.35 61 90

Total 66 75.03 7.202 .887 73.26 76.80 61 90

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

ANOVA Prestasi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 29.103 1 29.103 .557 .458 Within Groups 3342.836 64 52.232 Total 3371.939 65

Group Statistics

didik_ayh N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi rendah 15 74.00 7.221 1.864

tinggi 51 75.33 7.241 1.014

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of

the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.017 .896 -.627 64 .533 -1.333 2.125 -5.579 2.913

Equal variances not assumed -.628 22.943 .536 -1.333 2.122 -5.724 3.058

Group Statistics

didik_ibu N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi rendah 13 72.85 6.149 1.705

tinggi 53 75.57 7.392 1.015

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

1.777 .187 -1.225 64 .225 -2.720 2.221 -7.156 1.716

Equal variances not assumed -1.370 21.394 .185 -2.720 1.985 -6.843 1.403

Group Statistics

eknm_klg N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi rendah 20 74.80 7.245 1.620

tinggi 46 75.13 7.262 1.071

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.008 .930 -.170 64 .866 -.330 1.944 -4.213 3.553

Equal variances not assumed -.170 36.303 .866 -.330 1.942 -4.268 3.607

Group Statistics

eknm2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi rendah 32 73.78 7.052 1.247

tinggi 34 76.21 7.248 1.243

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of

the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.037 .848 -1.376 64 .174 -2.425 1.762 -5.944 1.095

Equal variances not assumed -1.377 63.926 .173 -2.425 1.760 -5.941 1.092

Group Statistics

lgkngn_ttgl N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Prestasi kurang 21 72.90 7.509 1.639

baik 45 76.02 6.917 1.031

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence

Interval of the Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference Lower Upper

prestasi Equal variances assumed

.344 .559 -1.660 64 .102 -3.117 1.878 -6.870 .635

Equal variances not assumed -1.610 36.379 .116 -3.117 1.936 -7.043 .808

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS IV DAN V MI NEGERI 02 CEMPAKA PUTIH CIPUTAT TIMUR

TAHUN AJARAN 2010/2011

Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya Sri Minataun mahasiswi Peminatan Gizi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang mengadakan penelitian

untuk skripsi mengenai “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas

IV dan V MI Negeri 02 Cempaka Putih Ciputat Timur Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk itu,

saya mohon bantuan adik-adik untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap dan jujur. Jawaban

adik sangat bermanfaat bagi penelitian saya. Atas partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian Kuesioner!

Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

yang sesuai dengan apa yang adik ketahui dan yang dilakukan sehari-hari dan jangan

terpengaruh oleh teman!

Tanggal wawancara : No. responden : I. KHARAKTERISTIK ANAK 1 Nama 2 Jenis kelamin 1. laki-laki

2. perempuan

3 Tanggal lahir 4 Kelas 1. IV

2. V

5 BB ………………….. kg 6 TB ………………….. cm 7 No Telp (jika ada) II. Kebiasaan Sarapan Pagi 8 Apakah adik selalu sarapan pagi kalau 1. Tidak (jika < 4kali/minggu)

2. Ya (jika ≥ 4 kali/minggu)

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

mau ke sekolah? 9 Dimana biasanya adik sarapan pagi? 0. Rumah

1. Perjalanan 2. Sekolah 3. Lainnya, sebutkan:……………. ……………………………………

10 Siapa yang menyiapkan menu pagi adik (sarapan)

0. sarapan dibuat sendiri (oleh ibu, kakak atau ayah) 1. beli

III. Lingkungan Rumah Siswa 1 Bagaimana pencahayaan kamar/ruangan

adik pada siang hari? 1. Kurang terang 2. Terang

3 Apakah adik merasa pengap jika berada di dalam rumah adik?

1. Iya 2. Tidak

4 Fasilitas belajar apa saja yang adik punya di rumah? (jawaban boleh lebih dari 1)

1. Meja belajar 2. Kursi belajar 3. Alat tulis menulis (buku, pensil

atau pulpen) 4. Komputer 5. Lembar Kerja Siswa (LKS)

5 Apakah rumah adik dekat dengan

sekolah?

1. Tidak 2. Iya

6 Dengan apakah adik pergi ke sekolah? 1. Jalan kaki atau naik sepeda 2. Naik motor atau kendaraan

yang lainnya

7 Apakah rumah adik jauh dengan jalan raya, pasar, atau sumber keramaian yang lain?

1. Tidak 2. Iya

A. Sikap

Berilah tanda (v) pada kolom yang tersedia dengan jawaban sesuai dengan keadaan adik!

Keterangan :

SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju

1. Sikap terhadap Pelajaran Umum

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Ingin berprestasi baik dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, IPA dan IPS

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

2 Ingin mendapat banyak pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

3 Senang belajar mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

4 Cepat menangkap mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

2. Sikap terhadap Pelajaran Agama

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Ingin berprestasi baik dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah

Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

2 Ingin mendapat banyak pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

3 Senang belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

4 Cepat menangkap mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

B. Minat

Berilah tanda (v) pada kolom yang tersedia dengan jawaban sesuai dengan keadaan adik!

Keterangan :

SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju

1. Minat terhadap Pelajaran Umum

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya senang mengikuti mata pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, IPA dan IPS

2 Saya tetap belajar pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS walaupun tidak ada guru

3 Saya mengikuti mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS dengan kemauan sendiri

4 Saya terpaksa mengikuti mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS karena diwajibkan oleh sekolah

5 Saya selalu hadir mengikuti pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

6 Saya mengikuti pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS dengan penuh perhatian

7 Saya selalu mengikuti penjelasan guru dalam setiap

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

pembelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS 8 Saya sering mencatat materi-materi yang diberikan guru 9 Selalu mengerjakan tugas-tugas pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, IPA dan IPS

10 Mencatat pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS dari teman bila saya berhalangan hadir

11 Tidak akan mengerjakan tugas pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS yang diberikan guru jika tidak diperiksa

12 Materi pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS yang disampaikan oleh guru sangat menarik

13 Materi pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS bisa dipelajari dari buku, karena itu saya dan teman-teman boleh mengobrol dikelas

14 Materi pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS sangat membosankan

15 Penjelasan guru tentang pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS mudah diikuti

16 Saya sering mengantuk waktu guru menerangkan pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

17 Guru mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS guru favorit saya

18 Mempelajari pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS banyak membuang waktu

2. Minat terhadap Pelajaran Agama

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya senang mengikuti pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah

Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

2 Saya tetap belajar pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab walaupun tidak ada guru

3 Saya mengikuti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab dengan kemauan sendiri

4 Saya terpaksa mengikuti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab karena diwajibkan oleh sekolah

5 Saya selalu hadir mengikuti pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Arab 6 Saya mengikuti pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak,

Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab dengan penuh perhatian

7 Saya selalu mengikuti penjelasan guru dalam setiap pembelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

8 Sering mencatat materi-materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab yang diberikan guru

9 Saya selalu mengerjakan tugas-tugas pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

10 Saya mencatat pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab dari teman bila saya berhalangan hadir

11 Saya tidak akan mengerjakan tugas pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab yang diberikan guru jika tidak diperiksa

12 Materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab yang disampaikan oleh guru sangat menarik

13 Materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab bisa dipelajari dari buku, karena itu saya dan teman-teman boleh mengobrol dikelas

14 Materi pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab sangat membosankan

15 Penjelasan guru tentang pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab mudah diikuti

16 Saya sering mengantuk waktu guru menerangkan pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab

17 Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab guru favorit saya

18 Mempelajari pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab banyak membuang waktu

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

C. Motivasi

Berilah tanda (v) pada kolom yang tersedia dengan jawaban sesuai dengan keadaan adik!

Keterangan :

SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju

1. Motivasi terhadap Pelajaran Umum

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya selalu belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

setiap hari atas kemauannya sendiri

2 Saya belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS karena dipaksa orang tua

3 Saya membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan bidang studi Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

4 Saya berusaha mengerjakan tugas dari guru, meskipun tugas itu sangat sulit

5 Saya menghindari tugas-tugas Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS, sekalipun tugas itu ringan

6 Saya mempertimbangkan (melihat) nilai rapor semester sebelumnya untuk meraih sukses berikutnya

7 Saya membahas Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS di rumah setelah pulang sekolah

8 Saya mempunyai kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi di bidang Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS

9 Saya belajar keras agar prestasi saya lebih bagus dari teman-teman kelas

10 Saya menghindar bertanya sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS kepada guru

11 Saya mendapat dorongan dari teman-teman untuk belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS dengan lebih semangat

12 Saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab di perpustakaan

13 Saya memperbaiki cara belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS tanpa menunggu arahan dari guru

14 Saya tetap belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS di kelas meskipun guru tidak datang

15 Saya bersikap cuek terhadap kesulitan-kesulitan belajar

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS yang saya alami 16 Saya menikmati tugas-tugas Matematika, Bahasa Indonesia, IPA

dan IPS yang diberikan guru

17 Saya membaca buku Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS setiap ada waktu luang

18 Saya merasa bosan belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS di dalam kelas

19 Saya berusaha menyelesaikan PR Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS dengan sebaik-baiknya

20 Saya belajar Matematika, Bahasa Indonesia, IPA dan IPS lebih lama dari pelajaran lainnya

2. Motivasi terhadap Pelajaran Agama

No Pertanyaan SS S TS STS 1 Saya selalu belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI

dan Bahasa Arab setiap hari atas kemauannya sendiri

2 Saya belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab karena dipaksa orang tua

3 Saya membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan bidang studi Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab

4 Saya berusaha mengerjakan tugas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab dari guru, meskipun tugas itu sangat sulit

5 Saya menghindari tugas-tugas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab, sekalipun tugas itu ringan

6 Saya mempertimbangkan masa lalu untuk meraih sukses berikutnya

7 Saya membahas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab di rumah setelah pulang sekolah

8 Saya mempunyai kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi di bidang Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab

9 Saya belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab lebih keras agar prestasi saya lebih bagus dari teman-teman kelas

10 Saya menghindar bertanya sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab kepada guru

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

11 Saya mendapat dorongan dari teman-teman untuk belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab dengan lebih semangat

12 Saya menyempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab di perpustakaan

13 Saya memperbaiki cara belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab tanpa menunggu arahan dari guru

14 Saya tetap belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab di kelas meskipun guru tidak datang

15 Saya bersikap masa bodoh terhadap kesulitan-kesulitan belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab yang saya alami

16 Saya menikmati tugas-tugas Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab yang diberikan guru

17 Saya membaca buku Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab setiap ada waktu luang

18 Saya merasa jenuh belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab di dalam kelas

19 Saya berusaha menyelesaikan PR Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab dengan sebaik-baiknya

20 Saya belajar Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, SKI dan Bahasa Arab lebih lama dari pelajaran lainnya

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Formulir Pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

No Nama Siswa

Berat Badan Tinggi Badan

BB 1 BB 2 BB 3 TB 1 TB 2 TB 3

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

Lampiran 3

Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

A. Kuesioner Sikap

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

skp1 10.30 4.011 .871 .937

skp2 10.10 4.305 .788 .961

skp3 10.50 2.789 .983 .894

skp4 10.50 2.789 .983 .894

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.944 4

R tabel = 0,468

Valid r hasil > r tabel

Jadi semua pertanyaan sikap dinyatakan valid dan reliabel.

B. Kuesioner Minat

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

mi1 79.10 84.544 .876 .929

mi2 78.80 89.067 .939 .930

mi3 78.90 86.767 .852 .930

mi4 78.90 89.211 .904 .930

mi5 79.00 91.556 .675 .933

mi6 79.00 85.111 .814 .930

mi7 79.10 90.100 .619 .933

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

mi8 78.80 89.067 .939 .930

mi9 78.60 93.378 .605 .934

mi10 79.00 91.556 .675 .933

mi11 78.70 94.678 .381 .936

mi12 79.30 90.678 .517 .935

mi13 78.80 94.844 .336 .937

mi14 79.00 90.444 .792 .932

mi15 79.00 93.333 .345 .938

mi16 78.80 92.844 .540 .935

mi17 79.10 90.989 .547 .935

mi18 79.00 86.889 .852 .930

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.936 24

C. Kuesioner Motivasi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

mo1 93.90 127.042 .712 .925

mo2 93.75 130.408 .666 .926

mo3 93.80 124.905 .848 .923

mo4 93.90 125.147 .842 .923

mo5 94.05 125.418 .779 .924

mo6 93.70 130.221 .694 .926

mo7 93.80 130.484 .656 .926

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.pdf

mo8 93.90 124.621 .878 .923

mo9 94.10 125.779 .889 .923

mo10 94.00 126.105 .806 .924

mo11 93.90 129.989 .514 .927

mo12 93.80 132.379 .490 .928

mo13 93.90 129.253 .781 .925

mo14 94.00 124.842 .896 .922

mo15 94.50 127.842 .642 .926

mo16 93.90 129.253 .563 .927

mo17 93.90 125.884 .791 .924

mo18 94.20 126.905 .680 .925

mo19 94.10 126.516 .598 .926

mo20 94.70 128.537 .611 .926

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.929 30