Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

20
1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara Wanita di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2013 Ulya Qoulan Karima 1 , Tri Yunis Miko Wahyono 2 1 Program Sarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2 Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia ABSTRAK Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390- 8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan 12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama 6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat. Kata kunci: Faktor risiko; kanker payudara; kasus control; RSUPN dr Cipto Mangunkusumo ABSTRACT Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370, 95% CI=1,390- 8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of 12, family history of breast cancer (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for 6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public. Key words: Breast cancer; case-control stud;, risk factors; RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Transcript of Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

Page 1: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

1  

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara Wanita di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto

Mangunkusumo Jakarta Tahun 2013 Ulya Qoulan Karima1, Tri Yunis Miko Wahyono2

1Program Sarjana, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 2Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

ABSTRAK Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak diantara wanita Indonesia. Pada tahun 2013, belum diketahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kanker payudara. Desain studi yang digunakan adalah kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang diambil dari pasien rawat jalan RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo khususnya dari poli bedah. Sampel terdiri dari 117 kasus kanker payudara dan 119 kontrol (pasien lain di poli bedah yang tidak menderita kanker payudara). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun, umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun, adanya riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dan adanya keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali. Sementara itu efek protektif yang signifikan melindungi kanker payudara adalah menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan menyusui anak selama <2 tahun. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker payudara kepada masyarakat. Kata kunci: Faktor risiko; kanker payudara; kasus control; RSUPN dr Cipto Mangunkusumo

ABSTRACT Breast cancer is the most common cancer among women in Indonesia. In 2013,it remains unknown factors that cause breast cancer on patients of Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this study is to determine what factors are associated with breast cancer. Study design was case-control. Data were collected using questionnaires from the unhospitalized patients RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo especially in Department of Surgery. Sample of 117 breast cancer cases and 119 control (other unhospitalized patients in Department of Surgery does not have breast cancer) were recruited. The results found increasing risk due to age of 35-44 (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), and age of 45-54 (OR= 3,690, 95% CI=1,558-8,739) compared to age of <35, age at menarche of <12 (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) compared to age at menarche of ≥12, family history of breast cancer (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) and family history of breast cancer in first degree relatives (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411) compared to them with no family history of breast cancer. Meanwhile the significant protective effect that protect breast cancer is breastfeeding for ≥6 years (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) compared to breastfeeding for <2 years.There is need to increase health promotion regarding the factors associated with breast cancer to the public. Key words: Breast cancer; case-control stud;, risk factors; RSUPN dr Cipto Mangunkusumo

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 2: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

2  

PENDAHULUAN

Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel kelenjar air susu (lobulus)

dan saluran kelenjar air susu (duktus) dalam payudara normal menjadi sel yang bersifat buruk

(Soemitro & Aksan, 2012).

Pada tahun 2008 di antara wanita, kanker serviks dan kanker payudara menjadi

penyebab utama 35% kematian karena kanker pada wanita di Asia Tenggara (WHO, 2011).

Angka kematian karena kanker payudara yang telah distandardisasi berdasarkan umur

pada wanita di Indonesia tahun 2008 adalah 18,6 per 100.000 wanita. Angka ini merupakan

angka kematian terbesar apabila dibandingkan dengan angka kematian karena kanker jenis

lain pada wanita (Kimman, Norman, Jan, Kingston, & Woodward, 2012).

Kanker payudara menjadi masalah karena insidens dan prevalensnya yang tinggi apabila

dibandingkan dengan jenis kanker lain pada wanita.

Kanker payudara masih merupakan isu kesehatan masyarakat utama di negara maju.

Namun kanker payudara juga mulai menjadi masalah kesehatan pada negara-negara

berkembang karena insidensnya meningkat di beberapa negara berkembang dalam beberapa

tahun ini (Ronco & Stefani, 2012). Selain itu di negara maju kemungkinan seseorang bertahan

hidup dari kanker payudara meningkat secara perlahan yaitu sekarang mencapai 85% karena

adanya perbaikan dalam skrining dan perawatan. Namun di sisi lain, kemampuan bertahan

hidup dari kanker payudara di negara berkembang hanya sekitar 50-60% (WCR, 2008).

Di wilayah Asia Tenggara, kanker payudara merupakan kanker dengan insiden

terbanyak kedua setelah kanker serviks pada wanita (WCR, 2008). Pada tahun 2008, insiden

kanker payudara merupakan insiden tertinggi dari seluruh insiden kanker pada wanita di

Indonesia (36,2 per 100.000 wanita) (Kimman et al., 2012).

Incidence rate dari kanker payudara pada wanita Indonesia sebenarnya masih rendah

namun demikian, angka ini terus mengalami peningkatan (Wakai, 2000). Di sisi lain,

kemampuan bertahan hidup dari kanker payudara di negara berkembang termasuk Indonesia

hanya sekitar 50-60% (WCR, 2008).

Oleh sebab itu, faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kanker payudara seperti

faktor sosial demografi, reproduktif, hereditas, dan gaya hidup perlu diteliti. Penelitian ini

dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) dr Cipto Mangunkusumo karena

terjdai peningkatan insidens kanker payudara dari tahun 2011 (256 kasus) sampai tahun 2012

(406 kasus). Selain itu RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo adalah rumah sakit pusat rujukan

dari seluruh Indonesia. Oleh karena itu, kasus kanker payudara akan mudah ditemui (Unit

Rekam Medis RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, 2013).

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 3: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

3  

TINJAUAN TEORITIS

Teori dalam penelitian ini dimulai dengan teori karsinogenesis yang menyatakan

bahwa proses terbentuknya kanker merupakan proses bertahap yang dimulai dari inisiasi,

promosi, dan progresi (Corwin, 2009 dan Sukardja, 2000). Tidak ada faktor pasti penyebab

kanker payudara, tetapi kombinasi rumit dari banyak faktor dapat meningkatkan peluang

wanita terkena kanker payudara (Brown & Boatman, 2011). Beberapa literatur dan penelitian

sebelumnya, faktor risiko kanker payudara dapat dikelompokkan manjadi faktor sosial

demografi, reproduktif, hereditas, klinis, bentuk fisik, gaya hidup, prenatal, dan lingkungan.

Faktor risiko tersebut berkaitan dengan adanya mutasi gen (inisiasi) dan paparan hormon

estrogen yang memicu promosi. Faktor sosial demografi terdiri dari tingkat sosial ekonomi

(Henderson et al., 1996), tingkat pendidikan (Wakai et al., 2000), jenis pekerjaan (Brophy et

al., 2006), umur (ACS, 2011), dan ras (Bernstein, 2002). Faktor reproduktif terdiri dari umur

menarche (Corwin, 2009), umur menopause (Henderson et al., 1996), umur pertama kali

melahirkan, riwayat menyusui, penggunaan terapi sulih hormon, penggunaan kontrasepsi

hormonal (Bernstein, 2002), paritas, riwayat abortus (ACS, 2011). Faktor hereditas terdiri dari

riwayat keturunan kanker payudara dan kanker ovarium (ACS, 2011). Faktor klinis terdiri dari

ayphical hyperplasia, kepadatan payudara, riwayat kanker payudara, ovarium, endometrium

dan kolon, kepadatan tulang (ACS, 2011), riwayat tumor jinak payudara (WCR, 2008). Faktor

bentuk fisik terdiri dari Indeks Massa Tubuh (IMT) wanita postmenopause, penambahan berat

badan umur >18 tahun, dan tinggi badan (ACS, 2011). Faktor gaya hidup terdiri dari diet

kalori dan lemak, asupan kedelai, serta asupan buah dan sayur (Park et al., 2008), aktivitas

fisik (Corwin, 2009), konsumsi alkohol (ACS, 2011), merokok (Magnusson et al., 2007).

Faktor prenatal yaitu paparan estrogen intrauterine (Bernstein, 2002). Faktor lingkungan

terdiri dari radiasi dinding dada (ACS, 2012), xenoestrogens (Clark et al., 2002).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol. Pengumpulan

data berlangsung dari tanggal 22 April sampai 24 Mei 2013 di Poliklinik Bedah Unit Rawat

Jalan Terpadu RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita

yang berobat di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Sedangkan sampel terdiri dari kasus dan

kontrol. Kasus adalah penderita kanker payudara wanita berdasarkan pengakuan bahwa

mereka menderita kanker payudara, sedang menjalani rawat jalan di Poliklinik Bedah

Onkologi, dan memenuhi kriteria inklusi (berusia >20 tahun dan bersedia berpartisipasi yang

ditandai dengan persetujuan informed consent) dan eksklusi. Kontrol adalah pengunjung

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 4: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

4  

wanita yang menderita penyakit lain (bukan kanker payudara) yang sedang menjalani rawat

jalan di Poliklinik Bedah, bebas dari gejala-gejala klinis kanker payudara, dan memenuhi

kriteria inklusi (berusia >20 tahun dan bersedia berpartisipasi yang ditandai dengan

persetujuan informed consent) dan ekslusi (pernah menderita tumor jinak payudara, kanker

ovarium, endometrium, dan kanker kolon). Data dikumpulkan dengan menggunakan

instrumen kuesioner.

Jumlah sampel dihitung menggunaan rumus besar sampel untuk pengujian hipotesis

terhadap Odds Ratio (OR) yaitu 128 kasus dan 128 kontrol. Dari jumlah tersebut peneliti

hanya mampu mengumpulkan 117 kasus dan 119 kontrol karena keterbatasan waktu.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS 13.0 for windows. Analisis

data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis bivariat.

HASIL PENELITIAN Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Faktor Sosial Demografi No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

N % N % Pendidikan Terakhir 1 Tidak Sekolah 5 4,3 6 5,0 2 Tidak Tamat SD 12 10,3 7 5,9 3 Tamat SD 19 16,2 27 22,7 4 Tamat SMP 29 24,8 20 16,8 5 Tamat SMA 39 33,3 40 33,6 6 Tamat Perguruan Tinggi/Akademi 13 11,1 19 16,0 Pekerjaan 1 Tidak Kerja/Sekolah/Ibu Rumah Tangga 97 82,9 100 84,0 2 TNI/Polri/PNS/BUMN 10 8,5 9 7,6 3 Pegawai Swasta 1 0,9 3 2,5 4 Wiraswasta/Dagang/Jasa 3 2,6 5 4,2 5 Petani/Nelayan 2 1,7 2 1,7 6 Buruh/dll 4 3,4 0 0,0 Umur Diagnosis 1 <35 Tahun 10 8,5 26 21,8 2 35-44 Tahun 35 29,9 27 22,7 3 45-54 Tahun 44 37,6 31 26,1 4 ≥55 Tahun 28 23,9 35 29,4 Mean (SD) 47,53 (10,21) 46,06 (12,80) Median (Range) 47,00 (21-70) 47,00 (21-80)

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 5: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

5  

Tabel 2 Hubungan Faktor Sosial Demorafi dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Tingkat Pendidikan 1 Dasar 36 30,8 40 33,6 Referensi 2 Menengah 68 58,1 60 50,4 1,259 (0,713-2,224) 0,427 3 Tinggi 13 11,1 19 16,0 0,760 (0,329-1,756) 0,521

Jenis Pekerjaan 1 Tidak Kerja/Ibu Rumah Tangga 97 82,9 100 84,0 Referensi 2 PNS/Pegawai Swasta/Wiraswasta 14 12,0 17 14,3 0,849 (0,397-1,816) 0,673 3 Petani/Buruh 6 5,1 2 1,7 3,093 (0,609-15,699) 0,173

Umur Diagnosis 1 <35 Tahun 10 8,5 26 21,8 Referensi 2 35-44 Tahun 35 29,9 27 22,7 3,370 (1,390-8,170) 0,007 3 45-54 Tahun 44 37,6 31 26,1 3,690 (1,558-8,739) 0,003 4 ≥55 Tahun 28 23,9 35 29,4 2,080 (0,861-5,027) 0,104

Berdasarkan tabel 1, proporsi tertinggi dari pendidikan terakhir responden baik pada

kelompok kasus dan kontrol adalah tamat SMA. Proporsi tertinggi dari pekerjaan responden

baik pada kelompok kasus dan kontrol adalah tidak kerja/sekolah/ibu rumah tangga. Proporsi

tertinggi dari umur diagnosis responden pada kelompok kasus adalah 45-54 tahun, sedangan

proporsi tertinggi dari umur diagnosis responden pada kelompok kontrol adalah ≥55 tahun.

Pada kelompok kasus rata-rata umur responden adalah 47,53 tahun, standar deviasi 10,21, dan

median 47,00 tahun. Rentang umur pada kelompok kasus adalah 21-70 tahun. Pada kelompok

kontrol, rata-rata umur responden adalah 46,06 tahun, standar deviasi 12,80, dan median

47,00 tahun. Rentang umur pada kelompok kontrol adalah 21-80 tahun

Berdasarkan tabel 2, kita dapat melihat hubungan faktor sosial demografi dengan

kanker payudara. Tingkat pendidikan yang pada awalnya dibagi berdasarkan Riskesdas 2007

menjadi tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat

perguruan tinggi/akademi. Kemudian dilakukan kategori ulang menjadi pendidikan dasar,

menengah dan tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan wanita dengan

tingkat pendidikan dasar, wanita dengan tingkat pendidikan menengah berisiko 1,259 kali

(95% CI: 0,713-2,224) untuk terkena kanker payudara (ubungan ini tidak bermakna secara

statistik karena p value sebesar 0,427 (>0,05)). Kemudian wanita dengan tingkat pendidikan

tinggi memiliki 0,760 kali (95% CI: 0,329-1,756) untuk terkena kanker payudara (hubungan

ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,521 (>0,05)).

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 6: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

6  

Pengelompokan jenis pekerjaan pada awalnya adalah berdasarkan Riskesdas 2007.

Kemudian dikelompokkan kembali berdasarkan asumsi keterpaparan wanita terhadap zat-zat

karsinogen di lingkungan menjadi. Namun, karena dari seluruh responden ternyata tidak ada

yang masih sekolah, TNI, Polri, BUMN, dan Nelayan, maka pengelompokan ulang ini

dilakukan juga dengan mengeluarkan jenis pekerjaan berupa masih sekolah, TNI, Polri,

BUMN, dan Nelayan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dibandingkan wanita yang

jenis Tidak Kerja/Ibu Rumah Tangga, risiko wanita yang bekerja sebagai PNS/Pegawai

Swasta/Wiraswasta adalah 0,849 kali (95% CI: 0,397-1,816). Sedangkan risiko wanita yang

bekerja sebagai Petani atau buruh adalah 3,093 kali (95% CI: 0,609-15,699).

Untuk hubungan umur dengan kanker payudara, dibandingkan wanita berumur <35

tahun, risiko kanker payudara pada wanita berumur 35-44 tahun 3,370 kali (95% CI: 1,390-

8,170) (hubungan ini bermakna secara statistik) dan risiko wanita berumur 45-54 tahun 3,690

kali (95% CI: 1,558-8,739) (hubungan ini bermakna secara statistik). Namun pada umur ≥55

tahun, risiko tersebut menurun menjadi 2,080 kali (95% CI: 0,861-5,027) (hubungan ini tidak

bermakna secara statistik). Tabel 3

Hubungan Umur Menarche dengan Kanker Payudara No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Umur Menarche 1 ≥12 Tahun 92 78,6 109 91,6 Referensi 2 <12 Tahun 25 21,4 10 8,4 2,962 (1,352-6,488) 0,006

Berdasarkan tabel 3, dari nilai OR, wanita yang mengalami menarche <12 tahun

berisiko 2,962 kali (95% CI: 1,352-6,488) untuk terkena kanker payudara dibandingkan

wanita yang mengalami menarche ≥12 tahun. Hubungan ini bermakna secara statistik karena

p value sebesar 0,006 (<0,05). Tabel 4

Hubungan Paritas dengan Kanker Payudara No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Melahirkan 1 Nulipara 9 7,7 7 5,9 Referensi 2 Pernah Melahirkan 108 92,3 112 94,1 0,750 (0,270-2,085) 0,614

Paritas 1 Nulipara 9 7,7 7 5,9 Referensi 2 1-3 Anak 78 66,7 71 59,7 0,854 (0,302-2,414) 0,767 3 ≥4 Anak 30 25,6 41 34,5 0,569 (0,191-1,700) 0,313

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 7: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

7  

Berdasarkan tabel 4, untuk status melahirkan, wanita yang pernah melahirkan

memiliki kecenderungan 0,750 kali (95% CI: 0,270-2,085) untuk terkena kanker payudara

dibandingkan wanita Nulipara. Hal ini berarti bahwa pernah melahirkan merupakan faktor

protektif terhadap kejadian kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik

karena p value sebesar 0,614 (>0,05).

Untuk paritas, dibandingkan wanita nulipara, wanita yang melahirkan 1-3 anak

memiliki kecenderungan 0,854 kali (95% CI: 0,302-2,414) untuk terkena kanker payudara.

Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,767 (>0,05). Wanita

yang melahirkan ≥4 anak memiliki kecenderungan 0,569 kali (95% CI: 0,191-1,700) untuk

terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar

0,313 (>0,05). Tabel 5

Hubungan Umur Pertama Kali Melahirkan dengan Kanker Payudara No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Umur Pertama Kali Melahirkan 1 ≤20 Tahun 31 26,5 44 37,0 Referensi 2 21-30 Tahun 67 57,3 62 52,1 1,534 (0,863-2,726) 0,145 3 ≥31 Tahun 10 8,5 6 5,0 2,366 (0,778-7,189) 0,129 4 Nulipara 9 7,7 7 5,9 1,825 (0,614-5,425) 0,279

Berdasarkan tabel 5, dibandingkan wanita yang melahirkan pertama pada umur ≤20

tahun, wanita yang melahirkan pertama kali pada umur 21-30 tahun berisiko 1,534 kali (95%

CI: 0,863-2,726) untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik

karena p value sebesar 0,145 (>0,05). Kemudian wanita yang melahirkan pertama kali pada

umur ≥31 tahun berisiko 2,366 kali (95% CI: 0,778-7,189) untuk terkena kanker payudara.

Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,129 (>0,05).

Sedangkan wanita nulipara berisiko 1,825 kali (95% CI: 0,614-5,425) untuk terkena kanker

payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,279 (>0,05)

Tabel 6 Hubungan Riwayat Menyusui dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Menyusui 1 Tidak Pernah 15 12,8 14 11,8 Referensi 2 Pernah 102 87,2 105 88,2 0,907 (0,417-1,973) 0,845

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 8: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

8  

Lama Menyusui 1 <2 Tahun 35 29,9 26 21,8 Referensi 2 2-3,9 Tahun 37 31,6 29 24,4 0,948 (0,469-1,914) 0,881 3 4-5,9 Tahun 23 19,7 25 21,0 0,683 (0,319-1,462) 0,327 4 ≥6 Tahun 22 18,8 39 32,8 0,419 (0,202-0,868) 0,019

Berdasarkan tabel 6, untuk status menyusui, wanita yang pernah menyusui memiliki

kecenderungan 0,907 kali (95% CI: 0,417-1,973) untuk terkena kanker payudara

dibandingkan wanita yang tidak pernah menyusui. Hubungan ini tidak bermakna karena p

value sebesar 0,845 (>0,05).

Untuk lama menyusui, dibandingkan wanita yang menyusui selama <2 tahun, wanita

yang menyusui selama 2-3,9 tahun memiliki kecenderungan 0,948 kali (95% CI: 0,469-

1,914) untuk terkena kanker payudara (p value >0,05). Wanita yang menyusui selama 4-5,9

tahun memiliki kecenderungan 0,683 kali (95% CI: 0,319-1,462) untuk terkena kanker

payudara (p value > 0,05). Wanita yang menyusui selama ≥6 tahun tahun memiliki

kecenderungan 0,419 kali (95%CI: 0,202-0,868) untuk terkena kanker payudara (p value

<0,05). Hanya wanita yang menyusui selama ≥6 tahun yang memiliki efek protektif secara

bermakna terhadap kejadian kanker payudara.

Tabel 7 Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Oral dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Penggunaan Kontrasespsi Oral 1 Tidak Pernah 69 59,0 75 63,0 Referensi 2 Pernah 48 41,0 44 37,0 1,186 (0,702-2,002) 0,594

Lama Penggunaan Kontrasepsi Oral 1 Tidak Pernah 69 59,0 75 63,0 Referensi 2 <10 Tahun 37 31,6 37 31,1 1,087 (0,620-1,905) 0,771 3 ≥10 Tahun 11 9,4 7 5,9 1,708 (0,627-4,654) 0,295 Umur Pertama Kali Menggunakan Kontrasepsi Oral 1 Tidak Pernah 69 59,0 75 63,0 Referensi 2 ≥30 Tahun 8 6,8 8 6,8 1,087 (0,387-3,054) 0,874 3 25-29 Tahun 14 12,0 15 12,6 1,014 (0,457-2,254) 0,972 4 <25 Tahun 26 22,2 21 17,6 1,346 ((0,695-2,608) 0,379

Waktu Penggunaan Kontrasepsi Oral Sebelum Kehamilan Pertama 1 Tidak Pernah 69 59,0 75 63,0 Reference 2 Tidak 43 36,8 42 35,3 1,113 (0,651-1,903) 0,696 3 Ya 5 4,3 2 1,7 2,717 (0,510-14,466) 0,241

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 9: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

9  

Berdasarkan tabel 7, untuk status penggunaan kontrasepsi oral, wanita yang pernah

menggunakan kontrasepsi oral berisiko 1,186 kali (95% CI: 0,702-2,002) untuk terkena

kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral.

Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,594 (>0,05).

Untuk lama penggunaan kontrasepsi oral, dibandingkan wanita yang tidak pernah

menggunakan kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama <10 tahun

berisiko 1,087 kali (95% CI: 0,620-1,905) untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini

tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,771 (>0,05). Kemudian wanita

menggunakan kontrasepsi oral selama ≥10 tahun berisiko 1,708 kali (95% CI: 0,627-4,654)

untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value

sebesar 0,295 (>0,05)

Untuk umur pertama kali menggunakan kontrasepsi oral, dibandingkan wanita yang

tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral

pertama kali pada kategori usia paling muda yaitu umur <25 tahun berisiko 1,346 kali (95%

CI: 0,695-2,608) untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik

karena p value sebesar 0,972 (>0,05). Namun bila dibandingkan dengan kategori usia yang

lebih tua, OR pada wanita yang pertama kali menggunakan kontrasepsi oral pada umur yang

muda menunjukkan angka yang paling besar (OR umur 25-29 tahun adalah 1,014, OR umur

≥30 tahun adalah 1,087).

Untuk waktu penggunaan kontrasepsi oral sebelum kehamilan pertama, dibandingkan

wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral, wanita yang tidak menggunakan

kontrasepsi oral sebelum kehamilan pertama berisiko 1,113 kali (95% CI: 0,651-1,903) untuk

terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar

0,696 (>0,05). Wanita menggunakan kontrasepsi oral sebelum kehamilan pertama berisiko

2,717 kali (95% CI: 0,510-14,466) untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak

bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,241 (>0,05).

Tabel 8 Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Penggunaan Kontrasepsi Suntik 1 Tidak Pernah 66 56,4 68 57,1 Referensi 2 Pernah 51 43,6 51 42,9 1,030 (0,616-1,725) 1,000

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 10: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

10  

Berdasarkan tabel 8, wanita yang pernah menggunakan kontrasepsi oral berisiko

1,030 kali (95% CI: 0,616-1,725) untuk terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang

tidak pernah menggunakan kontrasepsi suntik. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik

karena p value sebesar 1,000 (>0,05). Tabel 9

Hubungan Riwayat Keturunan Kanker dengan Kanker Payudara No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Riwayat Keturunan Kanker Payudara 1 Tidak Ada 96 82,1 111 93,3 Referensi 2 Ada 21 17,9 8 6,7 3,035 (1,286-7,165) 0,010 Tingkat Keluarga yang Menderita Kanker Payudara 1 Tidak Ada 96 82,1 111 93,3 Referensi 2 Tingkat 2 Atau 3 11 9,4 5 4,2 2,544 (0,854-7,580) 0,094 3 Tingkat 1 10 8,5 3 2,5 3,854 (1,031-14,411) 0,045

Status Riwayat Keturunan Kanker Ovarium 1 Tidak Ada 105 89,7 112 94,1 Referensi 2 Ada 12 10,3 7 5,9 1,829 (0,694-4,821) 0,240

Berdasarkan tabel 9, untuk status riwayat keturunan kanker payudara, wanita yang

memiliki riwayat keturunan kanker payudara berisiko 3,035 kali (95% CI: 1,286-7,165) untuk

terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keturunan kanker

payudara. Perbedaan ini bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,010 (<0,05).

Untuk tingkat keluarga yang menderita kanker payudara, dibandingkan wanita yang

tidak memiliki riwayat keturunan kanker payudara, wanita yang memiliki riwayat keturunan

kanker payudara pada keluarga tingkat 2 atau 3 berisiko 2,544 kali (95% CI: 0,854-7,580)

untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value

sebesar 0,094 (>0,05). Wanita yang memiliki riwayat keturunan kanker payudara pada

keluarga tingkat 1 berisiko 3,854 kali (95% CI: 1,031-14,411) untuk terkena kanker payudara.

Hubungan ini bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,045 (<0,05).

Untuk status riwayat keturunan kanker ovarium, wanita yang memiliki riwayat

keturunan kanker ovarium berisiko 1,829 kali (95% CI: 0,694-4,821) untuk terkena kanker

payudara dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keturunan kanker ovarium.

Namun hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,240 (>0,05).

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 11: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

11  

Tabel 10 Hubungan Aktivitas Fisik Berat yang Rutin dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Lama Aktivitas Fisik Berat yang Rutin 1 Tidak Rutin 54 46,2 50 42,0 Referensi 2 <4 Jam/minggu 59 50,4 63 52,9 0,867 (0,514-1,464) 0,594 3 ≥4 Jam/Minggu 4 3,4 6 5,0 0,617 (0,165-2,316) 0,475

Berdasarkan tabel 10, dibandingkan wanita yang tidak pernah melakukan aktivitas

fisik berat secara rutin, wanita yang melakukan aktivitas fisik berat selama <4 jam/minggu

memiliki kecenderungan 0,867 kali (95% CI: 0,514-1,464) untuk terkena kanker payudara.

Hubungan ini tidak bermakna secara statistik karena p value sebesar 0,594 (>0,05). Wanita

yang melakukan aktivitas fisik berat selama ≥4 jam/minggu memiliki kecenderungan 0,617

kali (95% CI: 0,165-2,316) untuk terkena kanker payudara. Hubungan ini tidak bermakna

secara statistik karena p value sebesar 0,475 (>0,05).

Tabel 11 Hubungan Merokok Aktif dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus (117)

Kontrol (119)

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Merokok Aktif 1 Tidak Pernah 110 94,0 113 95,0 Referensi 2 Pernah/Masih 7 6,0 6 5,0 1,198 (0,390-3,679) 0,783

Umur Pertama Kali Merokok Aktif 1 Tidak Pernah 110 94,0 113 95,0 Referensi 2 ≥20 Tahun 5 4,3 5 4,2 1,027 (0,289-3,647) 0,967 3 <20 Tahun 2 1,7 1 0,8 2,055 (0,184-22,985) 0,559

Berdasarkan tabel 11, untuk status merokok aktif, risiko wanita yang pernah/masih

merokok adalah 1,198 kali (95% CI: 0,390-3,679) dibandingkan wanita yang tidak pernah

merokok aktif samasekali (hubungan ini tidak bermakna).

Untuk umur pertama kali merokok aktif, dibandingkan dengan wanita yang tidak

pernah merokok aktif, risiko wanita yang pertama kali merokok pada usia <20 tahun 2,055

kali (95% CI: 0,184-22,985) (hubungan ini tidak bermakna. Kemudian, risiko wanita yang

pertama kali merokok aktif pada usia ≥20 tahun 1,027 kali (95% CI: 0,289-3,647) (hubungan

ini tidak bermakna).

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 12: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

12  

Tabel 12 Hubungan Merokok Pasif dengan Kanker Payudara

No

Variabel Kasus

Kontrol

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Lama Merokok Pasif 1 Tidak Pernah 18 15,4 19 16,0 Referensi 2 1-6 Tahun 5 4,3 3 2,5 1,759 (0,366-8,455) 0,481 3 7-16 Tahun 9 7,7 9 7,6 1,056 (0,342-3,257) 0,925 4 17-21 Tahun 11 9,4 17 14,3 0,683 (0,252-1,848) 0,453 5 22-35 Tahun 27 23,1 37 31,1 0,770 (0,341-1,737) 0,529 6 ≥36 Tahun 47 40,2 34 28,6 1,459 (0,668-3,187) 0,343

Berdasarkan tabel 12, tidak ada perbedaan yang bermakna antara lamanya merokok

pasif dan kanker payudara. Apabila dilihat dari nilai ORnya pun, tidak menunjukkan dose

response yang jelas. Justru risiko tertinggi ada pada kategori lama merokok pasif yang paling

sebentar yaitu 1-6 tahun (OR: 1,759; 95% CI: 0,366-8,455). Kemudian risiko tertinggi kedua

ada pada kategori lama merokok yang paling panjang yaitu ≥36 tahun (OR: 1,459; 95% CI:

0,668-3,187). Sedangkan kategori lama merokok pasif yang lainnya justru menunjukkan

hubungan protektif. Tabel 13

Hubungan Status Penggunaan Kontrasepsi Oral dengan Kanker Payudara Berdasarkan Riwayat Keturunan Kanker Payudara

Riwayat Keturunan Kanker Payudara

Variabel Kasus

Kontrol

OR (95% CI)

P-Value

N % N % Status Penggunaan Kontrasepsi Oral Tidak Pernah 15 71,4 7 87,5

Ada Pernah 6 28,6 1 12,5 2,800 (0,281-27,907) 0,673 Total 21 100,0 8 100,0 Tidak Pernah 54 56,3 66 59,5

Tidak Ada Pernah 42 43,7 45 40,5 1,141 (0,656-1,984) 0,635 Total 96 100,0 111 100,0

Tests of Homogeneity of the Odds Ratio = 0,443

Berdasarkan tabel 13, responden yang memiliki riwayat keturunan kanker payudara

wanita yang pernah menggunakan kontrasepsi oral berisiko 2,800 kali (95% CI: 0,281-

27,907) untuk terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan

kontrasepsi oral. Hubungan ini tidak bermakna karena p value sebesar 0,673 (>0,05).

Sedangkan pada responden yang tidak memiliki riwayat keturunan kanker payudara

wanita yang pernah menggunakan kontrasepsi oral berisiko 1,141 kali (95% CI: 0,656-1,984)

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 13: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

13  

untuk terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan

kontrasepsi oral. Hubungan ini tidak bermakna karena p value sebesar 0,635 (>0,05).

PEMBAHASAN

Desain studi dalam penelitian ini adalah kasus kontrol khususnya Hospital-based

Case-control Study karena populasi sumber kasus dan kontrol berasal dari rumah sakit

(hospital based).

Kekuatan penelitian ini adalah desain kasus kontrol merupakan desain yang efektif

unutk meneliti penyakit langka (insidensnya rendah), memiliki periode laten panjang, dan

penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Selain itu, studi ini relatif murah dan

mudah dilakukan dibandingkan rancangan studi analitik lainnya (cukup mengidentifikasi

subyek yang telah mengalami penyakit dan tidak mengalami penyakit, lalu mencatat riwayat

paparan mereka). Kemudian sumber kasus dan kontrol yang diambil dari rumah sakit yang

sama meminimalisir adanya ketidaksetaraan karakteristik pasien. Pertanyaan untuk

mengetahui faktor-faktor tertentu juga disusun secara terstruktur sehingga memudahkan

responden untuk menjawab.

Sedangkan kelemahan penelitian ini adalah adanya berbagai macam bias. Dalam

penelitian ini rentan terjadi bias seleksi terutama pada kelompok kontrol. Kerugian memilih

kontrol dari pasien rumah sakit adalah mereka cenderung berbeda dari individu-individu sehat

dalam beberapa hal. Kebiasaan-kebiasaan tertentu, lebih banyak dijumpai pada pasien rumah

sakit, daripada individu-individu sehat, misalnya kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi

oral, dan kebiasaan minum alkohol (Murti, 1997). Kemudian bias informasi dapat terjadi

karena recall bias. Penelitian kasus kontrol sangat mudah terpengaruh oleh recall bias, karena

paparan biasanya terjadi pada masa yang sudah lampau mengingat kasus kanker payudara

merupakan kasus dengan manifestasi yang lama. Hal ini menyebabkan informasi yang valid

sukar diperoleh. Pengingatan kembali pada peristiwa-peristiwa masa lampau mungkin tidak

akurat atau informasi yang dikumpulkan oleh pengumpul data mungkin berupa dugaan

(Morton & Hebel, 1986). Selain itu, kriteria diagnosis kanker payudara dalam penelitian ini

tidak berdasarkan hasil patologi dan anatomi yang, melainkan hanya berdasarkan pengakuan

responden.

Menurut Wakai et al. (1999) tingkat pendidikan merupakan indikasi untuk tingkat

sosial ekonomi. Wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi memiliki risiko sebesar 1,1-

2,0 kali daripada wanita dengan status sosial rendah (ACS, 2011). Hal ini berhubungan

dengan perbedaan dalam faktor reproduktif. Berdasarkan nilai ORnya, hasil penelitian antara

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 14: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

14  

pendidikan tinggi bila dibandingkan pendidikan rendah, seharusnya risiko kanker payudara

meningkat. Adanya hubungan yang terbalik dengan teori mungkin disebabkan karena

kurangnya jumlah sampel.

Jenis pekerjaan sebagai salah satu elemen dari faktor sosial demografi, dapat

meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko tersebut berhubungan dengan paparan estrogen

lingkungan atau zat karsinogenik di lingkungan (Brophy et al., 2006). Wanita yang Tidak

kerja/ Ibu Rumah Tangga diasumsikan tidak terpapar oleh zat-zat karsinogen dari tempat

kerja. Wanita yang bekerja sebagai PNS/Pegawai Swasta/Wiraswasta diasumsikan lebih

cenderung terpapar oleh zat-zat karsinogen daripada wanita yang Tidak kerja/Ibu Rumah

Tangga. Sedangkan yang paling mempunyai kecenderungan terpapar oleh zat-zat karsinogen

diasumsikan adalah wanita yang bekerja sebagai Petani/Buruh. Keterbatasan dalam

menganalisis hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian kanker payudara yaitu jenis

pekerjaan yang dimaksud adalah jenis pekerjaan yang sekarang, bukan jenis pekerjaan yang

dulu.

Menurut ACS (2011), peningkatan penemuan kasus kanker payudara seiring dengan

peningkatan umur, kemungkinan terjadi karena umur harapan hidup yang semakin panjang

seiring dengan peningkatan insiden kanker payudara karena perubahan pola reproduktif,

penggunaan terapi sulih hormon, peningkatan prevalens obesitas, dan peningkatan

kemampuan deteksi dini kanker payudara. Dalam penelitian ini, pada umur ≥55 tahun, risiko

tersebut menurun menjadi 2,080 kali (95% CI: 0,861-5,027) dibandingkan dengan wanita

berumur <35 tahun (hubungan ini tidak bermakna secara statistik). Hal ini sesuai dengan

penelitian Levi, Pasche, Lucchini, dan Vecchia (1999). Menurut Bernstein (2002), apabila

dilihat berdasarkan umur yang spesifik, peningkatan tidak terjadi secara konstan. Insiden

mengalami penurunan setelah sekitar 45-50 tahun. Pola umur di negara-negara berisiko

rendah, menunjukkan hal yang sama. Setelah risiko mencapai puncaknya pada umur 45-50

tahun, risiko kanker payudara menunjukkan penurunan beberapa tahun setelahnya. Penurunan

itu terjadi karena adanya menopause.

Menarche yang datang secara dini (<12 tahun) meningkatkan risiko kanker payudara

pada wanita karena semakin lama wanita tersebut terpapar dengan hormon reproduktif dari

tubuhnya (ACS, 2011). Estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu

seperti kanker payudara. Karena kadar estrogren tinggi pada wanita yang mengalami haid,

maka risiko terbentuknya kanker payudara meningkat pada wanita yang mendapat haid lebih

awal dan mencapai menopause lambat (Corwin, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan

Meshram et al. (2009).

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 15: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

15  

Wanita yang tidak pernah mengalami kehamilan penuh berisiko 1,1-2,0 kali untuk

terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang pernah mengalami kehamilan penuh dan

melahirkan anak (ACS, 2011). Dalam penelitian ini, walupun tidak bermakna secara statistik,

namun dilihat dari nilai OR, wanita yang pernah melahirkan memiliki kecenderungan 0,750

kali (95% CI: 0,270-2,085) untuk terkena kanker payudara.

Wanita yang hamil beberapa kali akan mengalami penurunan risiko terkena kanker

payudara. Temuan ini mungkin berkaitan dengan jumlah daur haid yang dialami wanita

tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa wanita yang pernah hamil beberapa kali berisiko

rendah terhadap kanker payudara (Corwin, 2009). Jika dilihat dari nilai ORnya hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan, semakin

rendah risiko terkena kanker payudara. Hasil penelitian Minami et al. (1997) menunjukkan

bahwa semakin banyak jumlah anak, semakin rendah risiko kanker payudara.

Bernstein (2002) menyatakan bahwa umur yang muda pada saat melahirkan anak

pertama (20 tahun atau kurang), mempunyai kecenderungan 0,5 kali untuk terkena kanker

payudara daripada wanita yang melahirkan anak pertama pada saat umur 30 tahun atau lebih.

Wanita yang mempunyai anak pertama namun pada umur yang terlambat risiko kanker

payudara lebih besar daripada wanita yang tidak memiliki anak (MacMahon et al., 1970

dalam Henderson et al., 1996). Hal tersebut mungkin dapat dijelaskan berdasarkan Fact Sheet

dari Program on Breast Cancer and Environmental Risk Factors (BCERF) yang diterbitkan

tahun 2004, menyebutkan bahwa kehamilan menyebabkan proliferasi sel payudara. Proliferasi

sel payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara terutama untuk wanita yang sudah

tua (WCR, 2008). Walaupun tidak bermakna, dalam penelitian ini apabila dilihat dari nilai

ORnya, semakin tua umur melahirkan pertama, semakin tinggi risiko kanker payudara.

Wanita yang tidak pernah menyusui memiliki risiko 1,1-2,0 kali dibandingkan wanita

yang pernah menyusui (ACS, 2011). Bernstein (2002) menyatakan bahwa menyusui akan

menurunkan jumlah siklus menstruasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek protektif

dari pernah menyusui hanya sebesar 0,907 kali dan hubungan ini pun tidak bermakna. Hal ini

mungkin disebabkna karena jumlah sampel yang terlalu kecil.

Dalam penelitian ini batasan lama menyusui yang dipakai mengacu pada ACS (2012)

yang menyatakan bahwa wanita yang menyusui selama 2 tahun akan mengurangi risko kanker

payudara. Namun karena kelompok kasus dan kontrol sebagian besar memiliki riwayat lama

menyusui yang panjang, maka batasan tersebut di tambah untuk setiap kenaikan 2 tahun.

Batasan ini juga digunakan dalam penelitian Meshram et al. (2009). Dalam penelitian ini

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 16: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

16  

hubungan protektif yang signifikan hanya terlihat pada lama menyusui ≥6 tahun dibandingkan

<2 tahun.

Dalam penelitian ini, tidak ada perbedaan yang signifikan dari semua variabel terkait

kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara. Kerugian memilih kontrol dari pasien

rumah sakit adalah mereka cenderung berbeda dari individu-individu sehat dalam beberapa

hal. Kebiasaan-kebiasaan tertentu, lebih banyak dijumpai pada pasien rumah sakit, daripada

individu-individu sehat, misalnya kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi oral, dan

kebiasaan minum alkohol (Murti, 1997). Hal ini mungkin menjelaskan mengapa perbedaan

yang terlihat menjadi tidak signifikan. Namun apabila dilihat dari nilai ORnya, terdapat nilai

OR yang cukup besar pada variabel lama penggunaan kontrasepsi oral >10 tahun

dibandingkan tidak pernah menggunakannya samasekali (OR=1,708), waktu penggunaan

kontrasepsi oral sebelum kehamilan pertama (OR=2,717). Kontrasepsi oral menghambat

sekresi gonadotropin, sehingga mengurangi produksi hormon ovarium. Keadaan ini

mendukung tingginya tingkat estrogen dan progestin selama penggunaan kontrasepsi oral

khususnya jika kontrasepsi oral digunakan sejak umur muda dibandingkan tingkat estrogen

dan progestin pada wanita yang mengalami siklus menstruasi dengan ovulasi yang normal

(Bernstein, 2002).

Adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker, akan meningkatkan risiko terkena

kanker. Kecenderungan genetik untuk mengalami karsinogenesis mungkin disebabkan oleh

kerapuhan atau mutasi gen penekan tumor, kerentanan terhadap mutagen atau promotor

tertentu, kesalahan enzim pengoreksi, atau gagalnya fungsi sistem imun. (Corwin, 2009).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa wanita yang memiliki riwayat keturunan kanker

payudara berisiko 3,035 kali terkena kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki

riwaat keturnan kanker payudara (hubungan ini bermakna secara statistik).

Wanita yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan penderita kanker payudara

memiliki risiko yang lebih besar, terutama jika hubungannya dekat (ibu, saudara perempuan,

anak perempuan). Alasan meningkatnya risiko ini adalah karena mutasi gen yang mungkin

diwarisi keluarga dekatnya (Brown & Boatman, 2011). Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa semakin dekat hubungan keluarga yang menderita kanker payudara, semakin tinggi

risiko kanker payudara.

Riwayat keturunan dari kanker ovarium juga berhubungan dengan peningkatan risiko

kanker payudara. Wanita yang memiliki keluarga dengan kanker ovarium (ibu, saudara

perempuan, anak perempuan, bibi, atau nenek) meningkatkan risiko kanker payudara (ACS,

2011). Walaupun tidak bermakna, apabila diluhat dari nilai ORnya, wanita dengan riwayat

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 17: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

17  

keturunan kanker ovarium berisiko 1,829 kali terkena kanker payudara dibandingkan wanita

yang tidak memiliki riwayat keturunan kanker ovarium.

Rendahnya aktivitas fisik akan meningkatkan risiko kanker payudara (Park et al.,

2008). Mekanisme yang mendasari efek perlindungan ini berhubungan dengan masa tubuh,

keseimbangan hormon, dan keseimbangan energi (ACS, 2011). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa apabila dilihat dari nilai OR, terlihat bahwa semakin lama aktivitas fisik

berat rutin dilakukan, semakin menurunkan risiko kanker payudara

Merokok dapat menginisiasi karsinogenesis payudara melalui dampak genotoksik dari

komponen yang berhubungan dengan tembakau (Magnusson, Edren, & Rosenberg, 2007).

Dalam penelitian ini, ditemukan nilai OR yang kecil antara wanita yang pernah merokok

dibandingkan yang tidak pernah merokok (hubungan ini pun tidak bermakna secara statistik).

Hal ini mungkin disebabkan kurangnya jumlah sampel.

Epitel payudara akan berproliferasi secara cepat selama periode antara menarche dan

kehamilan pertama, dan periode itu menjadi sangat rentan terhadap perubahan kearah

keganasan (Magnusson et al., 2007). Sehingga semakin muda usia pertama kali seseorang

merokok aktif, maka risiko kanker payudara juga semakin tinggi. Walupun tidak bermakna,

dalam penelitian ini, nilai OR antara wanita yang merokok pertama kali saat umur <20 tahun

2,055 kali dibandingkan wanita yang tidak pernah merokok aktif sama sekali.

Pembatasan lama merokok pasif dalam penelitian ini mengacu pada Johnson (2000).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara lamanya

merokok pasif dan kanker payudara. Apabila dilihat dari nilai ORnya pun, tidak menunjukkan

dose response yang jelas. Justru risiko tertinggi ada pada kategori lama merokok pasif yang

paling sebentar yaitu 1-6 tahun (OR: 1,759; 95% CI: 0,366-8,455). Kemudian risiko tertinggi

kedua ada pada kategori lama merokok yang paling panjang yaitu ≥36 tahun (OR: 1,459; 95%

CI: 0,668-3,187). Sedangkan kategori lama merokok pasif yang lainnya justru menunjukkan

hubungan protektif. Sebagian besar penelitian mengenai prokok pasif menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara perokok pasif dengan kanker payudara. Hanya sedikit penelitian

yang menemukan peningkatan risiko kanker payudara diantara perokok pasif (Rollison et al.,

2008).

Risiko penggunaan kontrasepsi oral lebih tinggi pada wanita yang memiliki riwayat

keturunan kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat kanker

payudara (Casey, Cerhan, & Pruthim, 2008). Berdasarkan nilai OR, terlihat bahwa wanita

yang menggunakan kontrasepsi oral memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker

payudara apabila mempunyai riwayat keturunan kanker payudara.

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 18: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

18  

Walaupun besarnya OR pada masing-masing strata berbeda, melalui Tests of

Homogeneity of the Odds Ratio, ternyata perbedaan OR tersebut bukanlah perbedaan yang

bermakna. Jadi tidak ada interaksi antara variabel riwayat keturunan kanker payudara dengan

penggunaan pil KB dalam menghasilkan kanker payudara. Hal ini mungkin disebabkan

karena jumlah sampel yang kurang banyak.

KESIMPULAN

Ada hubungan yang bermakna antara faktor-faktor berikut dengan kanker payudara:

1. Umur 35-44 tahun (OR=3,370, 95% CI=1,390-8,170), dan 45-54 tahun (OR= 3,690, 95%

CI=1,558-8,739) dibandingkan umur <35 tahun.

2. Umur menarche <12 tahun (OR=2,962, 95% CI=1,352-6,488) dibandingkan ≥12 tahun

3. Riwayat keturunan kanker payudara (OR=3,035, 95% CI=1,286-7,165) dibandingkan

tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali.

4. Keluarga tingkat 1 yang menderita kanker payudara (OR=3,854, 95% CI= 1,031-14,411)

dibandingkan tidak ada riwayat keturunan kanker payudara sama sekali.

5. Menyusui anak selama ≥6 tahun (OR= 0,419, 95% CI=0,202-0,868) dibandingkan

menyusui anak selama <2 tahun.

SARAN

1. Bagi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dengan melakukan edukasi mengenai faktor risiko

yang penting dalam kejadian kanker payudara (umur menarche yang terlalu muda, umur

yang semakin tua, adanya riwayat keturunan kanker payudara terutama pada keluarga

tingkat pertama) dan promosi kesehatan mengenai cara pencegahannya seperti

memperlama durasi menyusui dan skrining guna mendeteksi kanker payudara secara dini

untuk wanita yang berisiko.

2. Bagi masyarakat agar waspada terhadap risiko kanker payudara yang dimilikinya (umur

menarche yang terlalu muda, umur yang semakin tua, adanya riwayat keturunan kanker

payudara terutama pada keluarga tingkat pertama) dan segera memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan bila terdapat gejala awal. Selain itu bagi wanita yang menyusui

anaknya agar memperpanjang lama menyusui

3. Bagi penelitian selanjutnya, yaitu penggunaan jumlah sampel yang lebih besar dan

menggunakan kriteria diagnosis yang pasti (dengan menggunakan hasil patologi anatomi).

DAFTAR REFERENSI

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 19: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

19  

American Cancer Society. (2011). Breast cancer:Facts and figures 2011-2012.

Bernstein, L., Henderson, B.E. (1996). Exogeneous hormones. In D. Schottenfeld & J.F.

Fraumeni (Ed.). Cancer epidemiology and prevention (pp. 462-482). New York: Oxford

University Press.

Brophy, J.T., Keith, M.M., Watterson, A., Park, R., Gilbertson, M., Maticka-Tyndale, E.,

Beck, M., Abu-Zahra, H., Schneider, K., Reinhartz, A., DeMatteo, R., Luginaah, I. (2012).

Breast cancer risk in relation to occupations with exposure to carcinogens and endocrine

disruptors: a Canadian case control study. BioMed Central, 11(87), 1-17.

Brown, Z.K., & Boatman, K.K. (2011). 100 tanya jawab mengenai kanker payudara (3rd ed.,

Shantyana, Penerjemah). Jakarta: PT Indeks.

Casey, P.M., Cerhan, J.R., Pruthim S. (2008, January). Oral contraceptive use and the risk of

breast cancer,Mayo Clinic Proceedings, 83(1), 86-91.

Clark, R.A., Snedeker, S., Devine, C. (2002, July). Estrogen and breast cancer risk: What

factors might affect a woman’s exposure to estrogen. Cornell University.

Corwin, E.J., (2009). Buku saku patofisiologi (3rd ed., Egi Komara Yudha, Esty

Wahyuningsih, Evi Yulianti, & Pamilih Eko Karyuni, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Henderson, B.E., Pike, M.C., , Bernstein, L., & Ross R.K. (1996). Breast cancer. In D.

Schottenfeld & J.F. Fraumeni (Ed.). Cancer epidemiology and prevention (pp. 1022-1035).

New York: Oxford University Press.

International Agency for Research on Cancer. (2008). World cancer report 2008.

Jemal, A., Center, M.M., DeSantis, C., Ward, E.M. (2010), July 20). Global patterns of cancer

incidence and mortality rates and trends. Cancer Epidemiology, Biomarker & Prevention,

19, 1893-1907.

Johnson, K.C., Hu, J., Mao, Y. (2000). Passive and active smoking and breast cancer risk in

Canada, 1994-97. Cancer Causes and Control, 11, 211-221.

Kimman, M., Norman, R., Jan, S., Kingston, D., Woodward, M. (2012). The burden of cancer

in member countries of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Asian Pasific

Journal Cancer Prevention, 13, 411-420.

Levi, F., Pasche, C., Lucchini, F., Vecchia, C.L., (1999). Occupational and leisure time

physical activity and the risk of breast cancer. European Journal of Cancer, 35(5), 775-

778.

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013

Page 20: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker ...

20  

Magnusson, C., Edren, S., Rosenberg, L.U. (2007, October 2). Cigarette smoking and breast

cancer risk: A population-based study in Sweden. British Journal of Cancer, 97, 1287-

1290.

Meshram I.I., Hiwarkar P.A., Kulkarni P.N. (2009, October 15). Reproductive risk factors for

breast cancer: A case control study. Online Journal of Health and Allied Sciences, 8(3), 1-

4.

Minami, Y., Ohuchi, N., Fukao, A., Hisamichi, S. (1997). Risk factors for breast cancer: a

case-control study of screen-detected breast cancer in Miyagi Prefecture, japan. Kluwer

Academic Publishers, 44, 225-233.

Morton, R., Hebel, R. (1986). Bimbingan studi tentang epidemiologi dan biostatistika

(Runizar Roesin, Penerjemah.). Jakarta: Djambatan.

Murti, B. (1997). Prinsip dan metode riset epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Park, S., Bae, J., Nam, B., Yoo, K. (2008). Aetiology of cancer in Asia. Asian Pasific Journal

of Cancer Prevention, 9, 371-380.

Rollison, D.E., Brownson, R.C., Hathcock, H.L., Newschaffer, C.J. (2008, June 12). Case-

control study of tobacco smoke exposure and breast cancer risk in Delaware. Biomed

Central, 8(157).

Ronco, A.L., & Stefani, E.D. (2012). Nutritional epidemiology of breast cancer. New York:

Springer.

Soemitro, M.P., & Aksan, H. (2012). Blak-blakan kanker payudara. Bandung: PT Mizan

Pustaka.

Park, S., Bae, J., Nam, B., Yoo, K. (2008). Aetiology of cancer in Asia. Asian Pasific Journal

cancer Prevention, 9, 371-380.

Sukardja, I.D.G. (2000). Onkologi klinik (3rd ed.). Surabaya: Airlangga University Press.

Wakai, K., Dillon, D., Ohno, Y., Prihartono, J., Budiningsih, S., Ramli, M., Darwis, I.,

Tjindarbumi, D., Tjahjadi, G., Soetrisno, E., Roostini, E., Sukamoto, G., Herman, S.,

Cornain, S. (2000). Fat intake and breast cancer risk in an area where fat intake is low: a

case-control study in Indonesia. International Journal of Epidemiology, 29, 20-28.

World Health Organization Regional Office for South-East Asia. (2011). Noncommunicable

diseases in the South-East Asia Region 2011: Situation and response.

Faktor-faktor yang berhubungan…, Ulya Qoulan Karima, FKM UI, 2013