Faktor

33
Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010 Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut: 1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis. 2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya. 3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya. 4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan. 5. terintegrasi dan holistik. Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura. Faktor-faktor pendorong kewirausahaan Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh “property light”, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut: 1. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas- batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan

Transcript of Faktor

Page 1: Faktor

Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan

Posted by Mahmuddin pada Desember 15, 2010

Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong  proses kewirausahaan sebagai berikut:

1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.5. terintegrasi dan holistik.

Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura.

Faktor-faktor pendorong kewirausahaan

Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh “property light”, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

1. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.

2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga

Page 2: Faktor

tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.

Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai kesesuaian dan keseimbangan.

Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.

1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.

2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.

3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal.  Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.

Page 3: Faktor

Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.

Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan.

Tahapan Proses kewirausahaan

Menurut Koncoro (2008:2) dan Saifudin (2002), proses terjadinya kewirausahaan terdiri atas tiga tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating). Pada tahap ini, para wirausaha meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik produksi, desain, proses, organisasi usaha dan pola pemasarannya.

2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing). Pada tahap ini, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun masih dalam perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.

3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and different). Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang baru dan berbeda. Hal ini didasarkan karena wirausaha sudah mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada.

Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan kewirausahaan

Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembus market share. Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.

Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan beberapa hal berikut:

1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Page 4: Faktor

2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha. Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia bisnis.

3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya, agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.

4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership, kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.

5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.

6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.

7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik, intuisi yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.

Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab  kegagalan kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Tidak kompeten dalam manajerial,2. Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk3. Lemah dalam pengendalian keuangan4. Gagal dalam perencanaan program bisnis5. Lokasi yang kurang memadai6. Kurangnya pengawasan peralatan7. Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha9. Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha:

1. Pendapatan yang tak menentu2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi3. Butuh waktu lama untuk recovery4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:

1. Otonomi, pengelolaan yang ‘merdeka’ membuat wirausahawan menjadi seorang ‘boss’ yang penuh kepuasan.

2. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.

3. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan miliki sendiri yang dapat diaturnya.

Page 5: Faktor

Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan juga dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:

1. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan sibuk, sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.

2. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.

3. Margin keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang menggunakan modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada kemungkinan gagal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku perencanaan.

Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:

1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.

2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.

3. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.

Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula.

Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.

Page 6: Faktor

FAKTOR PENDORONG KEWIRAUSAHAANat http://www.pustakadunia.com diakses 1/2/2015 jam 12.00

Pada zaman modern seperti sekarang ini pandangan masyarakat akan sebuah keberhasilan atau kesuksesan mulai mengalami pergeseran. Jika pada generasi sebelumnya menjadi seorang pegawai baik di instansi pemerintah ataupun perusahaan lainnya dianggap lebih bergengsi, maka generasi saat ini mulai mengalami pergeseran pandangan bahwa dengan berwirausaha pun seseorang dapat meraih kesuksesan. Ditambah lagi sudah banyak contoh orang sukses dari kalangan pengusaha sehingga kewirausahaan pun dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan dan bergengsi. Terlepas dari masalah kesuksesan ataupun pergeseran pandangan tersebut, jika kita mau melihat lebih jauh lagi sebenarnya faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pendorong timbulnya kewirausahaan? Untuk mengupas lebih jauh masalah pendorong kewirausahaan tersebut, simak lebih lanjut pembahasan berikut ini : Kewirausahaan terjadi didorong oleh beberapa faktor, di antaranya kondisi wirausaha (internal), keluarga, komunitas, bangsa maupun kondisi suatu Negara. Menurut Zimmerer, and Scarborough, 1998, dalam sebuah komunitas tumbuhnya para wirausahawan dipicu oleh beberapa faktor yakni :

Faktor ekonomi dan kependudukan.

Seiring dengan perbaikan di bidang ekonomi, sebagian masyarakat dewasa ini memiliki kecenderungan untuk lebih mandiri dalam berusaha dan hal tersebut disambut positif oleh masyarakat sehingga lebih menggerakkan wirausahawan dalam memproduksi barang ataupun jasa. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berusaha yang sama untuk berhasil dan sukses melalui cara memiliki usaha sendiri. Dan dalam hal ini tidak ada batasan ras, jenis kelamin, usia ataupun status sosial, dan dalam hal tersebut kewirausahaan menyediakan tempat yang jauh lebih luas dibandingkan jika seseorang menjadi seorang karyawan atau pegawai.

Faktor Pergeseran perekonomian ke bidang jasa.

Pertumbuhan di bidang ekonomi pada saat ini mulai mengalami pergeseran. Jika sebelumnya perkembangan pesat terjadi pada bidang produksi yang mengakibatkan kecenderungan naiknya jumlah barang yang ada di pasar. Sebagai kelanjutannya kondisi tersebut akan memicu munculnya usaha memasarkan barang tersebut ke konsumen, sehingga memiliki kecenderungan meningkatnya usaha jasa pemasaran barang.

Faktor Pendidikan kewirausahaan.

Jika pada era sebelumnya ada semacam anggapan bahwa yang bisa menjadi pengusaha adalah generasi penerus dari para pemilik usaha atau mitos " entrepreneurs are born, not made" pada saat ini sudah banyak yang membuktikan bahwa hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Bahwa kewirausahaan merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan dipraktikan tanpa wirausaha tersebut harus berasal dari keturunan seorang wirausaha. Munculnya berbagai institusi pendidikan yang berfokus atau berkonsentrasi pada ilmu kewirausahaan, beragam media dan cara yang tersedia

Page 7: Faktor

yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari dunia wirausaha seperti buku, beragam seminar dsb merupakan bukti minat masyarakat terhadap kewirausahaan.

Faktor Kebanggan sebagai Wirausahawan.

Dalam diri seseorang secara alamiah sudah memiliki rasa tanggung jawab. Baik itu merupakan tanggung jawab pada sendiri, keluarga dan masyarakat, pada umumnya hal tersebut akan terdorong untuk melakukan peningkatan nilai kehidupan. Desakan dan kemampuan dalam diri wirausaha untuk mampu menghidupi diri sendiri, keluarga, karyawan dan peran aktif di dalam masyarakat akan memunculkan kebanggaan dalam di ri wirausaha. Keinginan untuk menjadi pionir dalam bidang tertentu akan mendorong munculnya wirausaha.

Faktor Kemajuan teknologi, peluang internasional dan gaya hidup bebas

Menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari yang telah ada merupakan salah satu keahlian seorang wirausahawan. Create new and different, kreativitas dan keinovasian sebagai landasan kewirausahaan akan muncul apabila seorang memiliki kebebasan dalam berpikir dan bertindak. Peluang internasional didukung oleh kemajuan teknologi akan memunculkan peluang untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas (internasional). Dibukanya peluang internasional akan memunculkan transfer manusia, teknologi, barang dan jasa yang memungkinkan wirausaha menciptakan barang dan jasa ke pasar yang berbeda.

Setelah membaca uraian di atas, faktor manakah yang dapat memicu diri Anda untuk segera mewujudkan keinginan Anda menjadi pengusaha yang sukses?

Motivasi Usaha - Pendorong Tumbuh Kembang Jiwa Wirausaha Fakta bahwa jiwa wirausaha di Indonesia masih lemah ditunjukkan dari masih banyaknya angka pengangguran di Indonesia, terutama pengangguran terbuka pada penduduk yang mengenyam Pendidikan Tinggi. Logikanya, setelah mengenyam pendidikan tinggi, maka jiwa wirausaha mereka akan lebih terasah karena kognisi usaha yang makin berkembang seiring dengan makin tingginya jenjang pendidikan, sehingga kreativitas dan daya inventifnya juga makin tajam. Lihat saja fakta pengangguran penduduk berpendidikan tinggi dari tahun 2004-2010 di Indonesia berikut:

Page 8: Faktor

Sebenarnya apa sih yang diperlukan untuk mendorong tumbuh kembang jiwa wirausaha? Selain modal, latar belakang keluarga, dan kepribadian individu, maka motivasi usaha yang kuat tertanam dalam jiwa individu merupakan syarat yang harus ada. Jika dalam diri individu tidak ada motivasi usaha, maka motivasi yang ada adalah motivasi menjadi pegawai (kerja rutin, pergi pagi pulang sore, gajian tiap bulan, terima THR tiap tahun, terima tunjangan dan fasilitas kerja, memakai seragam kerja yang keren, dapat asuransi, jaminan hari tua, dan rutinitas lain yang tidak terlalu menantang). 

Sebenarnya, pengertian motivasi usaha itu apa sih? Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu, termasuk menjadi young entrepreneur (Sarosa, 2005). Kebanyakan orang yang berhasil di dunia ini mempunyai motivasi yang kuat yang mendorong tindakan-tindakan mereka. Mereka mengetahui dengan baik apa yang menjadi motivasinya dan memelihara motivasi tersebut dalam setiap tindakannya.Baum dkk (2007) menjelaskan bahwa:Motivasi dalam kewirausahaan meliputi motivasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan kewirausahan, seperti tujuan yang melibatkan pengenalan dan eksploitasi terhadap peluang bisnis. Motivasi untuk mengembangkan usaha baru diperlukan bukan hanya oleh rasa percaya diri dalam hal kemampuannya untuk berhasil, namun juga oleh kemampuannya dalam mengakses informasi mengenai peluang kewirausahaan. Dalam istilah yang lebih sempit, teori expectancy mengungkapkan bahwa informasi yang spesifik dan periodik mengenai peluang kewirausahaan mungkin meningkatkan harapan individu bahwa upaya kewirausahaan akan memberikan hasil, dengan demikian akan meningkatkan motivasi. 

Ada lima kategori teori motivasi yaitu kebutuhan (needs), penguatan (reinforcement), keadilan (equity), harapan (expectancy), dan tujuan (goal). Dari kelima teori tersebut maka

Page 9: Faktor

teori expectancy dan teori goal merupakan model teori yang paling berguna dalam memahami motivasi kewirausahaan. Dalam teori expectancy tersedia kerangka kerja untuk memahami mengapa dan bagaimana beberapa orang memilih untuk menjadi wirausahawan dan mengungkapkan bahwa serangkaian outcome dari wirusahawan dalah lebih kompleks dan sebagian lainnya memiliki kemungkinan lebih kecil dibandingkan dengan yang lain. 

Dalam menjelaskan relevansi teori expectancy maka diungkapkan bahwa wirausahawan mungkin saja tertarik pada situasi ketidakpastian yang tinggi atau dapat membuat pilihan ketika mereka menghadapi pilihan yang meragukan, karena jika dibandingkan dengan pra manajer pada bisnis yang telah mapan, maka wirausahawan lebiih toleran dengan ketidakpastian. Sedangkan proposisi mendasar dari teori goal adalah bahwa tujuan yang menantang secara khusus (memberikan komitmen, umpan balik, dn pengetahuan yang memadai) akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Dengan demikian, teori goal menawarkan penjelasan yang lebih bersifat langsung dengan motivasi kewirausahan dibandingkan dengan teori expectancy, yang mengungkapkan bahwa wirausahawan menyusun tujuan kewirausahan yang lebih tinggi divandingkan dengan orang-orang yang tidak memulai usaha. 

Goal theory merupakan teori yang dapat diuji dalam memprediksi kinerja kewirausahaan. Dalam hal ini, wirausahawan yang memiliki tujuan yang lebih tinggi akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjadikan organisasi lebih mampu bertahan dan mampu tumbuh lebih besar dibandingkan dengan wirausahawan yang memiliki tujuan yang lebih rendah. 

Tapi, motivasi usaha yang seperti apa sih yang harus dimiliki oleh individu agar menjadi wirausaha yang tangguh. Jawabannya lanjut di SINI ya ......

Referensi:Sarosa, Pietra. (2005). Becoming young entrepreneur: dream big start small, act now!: panduan praktis & motivasioanl bagi kaum muda dan mahasiswa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Baum, J. Robert, Michael Frese, dan Robert A. Baron. (2007). The psychology of entrepreneurship. London: Routledge.  

- See more at: http://sariberitacoco.blogspot.com/2012/10/motivasi-usaha-pendorong-tumbuh-kembang.html#sthash.njPVxDrZ.dpuf

Sabtu, 14 April 2012

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN http://yosipratamaputra.blogspot.com/2012/04/konsep-dasar-kewirausahaan.html

Disiplin Ilmu Kewirausahaan

Page 10: Faktor

Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi.

Objek Studi Kewirausahaana.       Kemampuan merumuskan tujuan hidup / usaha.b.      Kemampuan memotivasi diri.c.       Kemampuan untuk berinisiatif.d.      Kemampuan berinovasi.e.       Kemampuan untuk membentuk modal uang dan barang modal.f.       Kemampuan mental yang dilandasi agama.g.      Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah pengalaman baik maupun

menyakitkan.Karakteristik Kewirausahaan

Ciri-ciria.       Percaya dirib.      Berorientasi pada tugas dan hasilc.       Pengambil resiko dan suka tantangand.      Kepemimpinane.       Keorisinilanf.       Beroreientasi ke masa depan

Wataka.       Keyakinan, ketidak-tergantungan, indivi-dualitas, dan optimismb.      Kebutuhan untuk ber-prestasi, berorientasi laba, tekun, kerja keras dan inisiatif.c.       Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajard.      Perilaku sbg pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran & kritike.       Inovatif, kreatif dan fleksibelf.       Pandangan kedepan, perspektif

Sikap dan Kepribadian WirausahaMenurut Inkeles kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi

dalam produksi modern yang dimanifes-tasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realistis, berorientasi masa kini dan masa depan, berencana, percaya diri, hati-hati dan memahami produksi.

Tingkah laku kewirasahaan tergambar dalam kepribadian, kemampuan hubungan, kemampuan pemasaran, keahlian mengatur dan sikap terhadap uang. Kepribadian wirausaha tercermin dalam kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian menghadapi risiko, dorongan dan kemauan yang kuat.

Page 11: Faktor

FAKTOR & PROSES KEWIRAUSAHAAN

right, competency incentives, and environment“

Proses berkembangnya kewirausahaan

Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi, didukung oleh kejadian pemicu, diimplementasikan, kemudian akhirnya tumbuh dan berkembang.

MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN PRIBADI :

PERTUMBUHAN KEWIRAUSAHAAN

Tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan meliputi

1. Tahap imitasi dan duplikasi,

2. Tahap duplikasi dan pengembangan, dan

3. Tahap menciptakan sesuatu yang baru dan beda.

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakanakan kamu mati esok hari (HR Ibnu Asakir)”

FASE AWAL (START UP) FASE TUMBUH (GROWTH)

Tujuan dan Perencanaan

Kesinambungan tujuan dan rencana pokok (ciptakan ide ke pasar).

Tumbuh sederhana, efisien, orientasi laba, rencana langsung dicapai.

Staf Ciri Kunci Personal

Page 12: Faktor

Fokus terhadap yang akan dating daripada sekarang, usaha menengah diarahkan jangka panjang.

Sama seperti fase awal.

Ambil risiko moderat dengan tingkat toleransi tinggi terhadap perubahan dan kegagalan.

Sama seperti fase awal.

Inovasi mengarah pada kepuasan pelanggan, pengetahuan dan inovasi di bidangnya.

Tumbuh cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan berhitung serta pengetahuan manajerial dan pengalaman memanfaatkan sumber daya yang ada.

Sifat Untuk Desain

Struktur pola sederhana, jaringan kerja komunikasi luas dan horizontal.

Struktur fungsional dan vertikal serta saluran komunikasi informal.

Otoritas pengambilan keputusan langsung oleh wirausaha.

Delegasi otoritas ke level kedua (manajer).

Informal dan sistem kontrol personal. Bekerja sama dan tidak kompleks dalam beroperasi.

Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha

Faktor-faktor pendorong dan penghambat keberhasilan kewirausahaan adalah faktor:

1.      Kemampuan dan kemauan2.      Tekad yang kuat dan kerja keras

Page 13: Faktor

3.      Kesempatan dan peluangKegagalan kewirausahaan ditentukan oleh:

1.      Kelemahan2.      Peluang3.      Kemampuan4.      Pengalaman

Penyebab kegagalan kewirausahaan, antara lain: (1)Tidak kompeten dalam manajerial,(2)Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk, (3) Lemah dalam pengendalian keuangan,(4) Gagal dalam perencanaan program bisnis,(5) Lokasi yang kurang memadai,(6)Kurangnya pengawasan peralatan,(7) Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha,(8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha(9) Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha muncul: (a)Pendapatan yang tak menentu,(b)Kerugian akibat hilangnya modal investasi,(c) Butuh waktu lama untuk recovery,(d) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap.

Keuntungan Kewirausahaan Kerugian Kewirausahaan

1.      OTONOMI 1. PENGORBANAN PERSONAL

2.      TANTANGAN AWAL DAN MOTIF BERPRESTASI

2. BEBAN TANGGUNG JAWAB

3.      KONTROL FINANSIAL 3. MARGIN KEUNTUNGAN YANG KECIL DAN KEMUNGKINAN GAGAL

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN

Profil Wirausaha

Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Kewirausahaan Rutin (Wirt)Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung menekankan pada pemecahan

masalah dan perbaikan standar prestasi tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-perbaikan terhadap standar tradisional.

2. Kewirausahaan ArbitaseWirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan

pemanfaatan (pembukaan).

Page 14: Faktor

3. Kewirausahaan InovatifWirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia

merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.

Fungsi Makro dan Mikro Wirausaha

a. Fungsi MakroSecara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian

suatu bangsa. Di amerika serikat, eropa barat, dan negara-negara di asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negara-negara itu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

b. Fungsi Mikro

Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbedauntuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana (planner).

Kewirausahaan Dalam Konteks Global

Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara dan bangsa harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber dayanya. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya dan dapat memberdayakan sumber daya manusianya secara nyata. Sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

Merintis Usaha Baru (Starting)

Yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan wirausaha untuk mencari peluang, yaitu :

1. Inside-out, yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. (berdasarkan ketrampilan sendiri kunci keberhasilannya)

Dalam pendekatan ini calon wira usaha harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu :

(a) Kemampuan teknik (c) Kemampuan Finansial

Page 15: Faktor

(b)Kemampuan pemasaran (d) Kemampuan hubungan

2. Pendekatan out-side in, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu usaha akan berahasil apabila menanggapi suatu kebutuhan pasar. Hal yang dibutuhan pasar itu dapat bersumber dari :

(a) Surat kabar (d) Publikasi pemerintah

(b) Laporan periodik tentang perubahan ekonomi (e) Informasi lisensi produk

(c) Jurnal perdagangan dan pameran dagang

Dalam Merintis Usaha Baru beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki, meliputi: (a) Bidang usaha pertanian, (f) Bidang usaha jasa keuangan,

(b) Bidang usaha pertambangan, (g) Bidang usaha jasa perorangan ,

(c) Bidang usaha pabrikasi, (h) Bidang jasa umum,

(d) Bidang usaha perdagangan, (i) Bidang jasa wisata

(e) Bidang usaha konstruksi, ,

2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih (a) Perusahaan Perseorangan (c) Persekutuan

(b) Firma (d) Perseroan

3. Tempat usaha yang akan dipilih (a) Dekat dengan konsumen (c) Dekat dengan bahan baku

(b) Dekat dengan sumber tenaga kerja

4. Organisasi usaha yang akan digunakan 5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh 6. Lingkungan usaha yang berpengaruh

(a) Lingkungan mikro

(b) Lingkungan makro

Membeli perusahaan orang lain (buying)

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

Page 16: Faktor

Resiko lebih rendah Lebih mudah Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:

Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar

Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

Kerja sama manajemen (franchising)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).

Bentuk Kelebihan Kekurangan

Merintis usaha

Gagasan Murni Bebas beroperasi Fleksibel dan mudah penggunaan

Pengakuan nama barang Fasilitas inefisien Persaingan kurang diketahui

Membeli perusahaan

Kemungkinan sukses Lokasi sudah cocok Karyawan dan pemasok biasanya

sudah mantap Sudah siap operasi

Perusahaan yang dijual biasanya lemah

Peralatan tak efisien Mahal Sulit inovasi

Kerjasama manajemen

Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metoda teknik produksi, pelatihan dan bantuan modal

Penggunaan nama, Merek yang sudah dikenal

Tidak mandiri Kreativitas tidak berkembang Menjadi independen,

terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

DAFTAR PUSTAKA

http://ghanoz2480.wordpress.com20080403ide-dan-peluang-dalam-kewirausahaan

http://pksm.mercubuana.ac.id

Page 17: Faktor

http://maman6366.files.wordpress.com

http://pitonosmkteladanpukat.files.wordpress.com

5 Skills Every Successful Entrepreneur Must Master Today's Most Read

Taylor Swift's Latest Trademark Filings Reveal a Shrewd Business Strategy Humor Them. A Well-Timed Laugh Speaks Volumes. 15 Reasons You Will Live a Long Life Tony Robbins: Could Moving Be the Answer? 6 Things They Don't Tell You When You Leave the Big Corporate World for Your Own Business

Become A Better LeaderSign up for weekly leadership advice you cannot afford to miss

Jayson DeMers

Contributor

Founder and CEO, AudienceBloom

Leadership

This Essential Leadership Trait Can Push Employees to Do Their BestJayson DeMers

SEO

Page 18: Faktor

Why SEO Is Much Easier Than You ThinkJayson DeMers

http://www.entrepreneur.com/article/236128

Consistency Is the Key to Breaking Bad Habits and Forming Good OnesJayson DeMers

August 11, 2014

While the debate rages on as to whether entrepreneurs are born or made, one thing can’t be disputed: polishing certain skills can help you be a better entrepreneur. Whether you’re already great at the following skills or could use a few pointers, these are the areas you should focus on for success.

1. Communication. When you’re a solopreneur, you may think communication is less of an issue, since you don’t have staff to interact with. But you’ve still got to maintain clear lines of communication with your customers via email and phone, as well as ensure that the message you send through your website and social-media profiles is the one you want.

Related: Leaders Can Achieve 'Personal Mastery' With These Simple Steps

If you do have staff, communication is even more important. After all, poor communication skills can lead to decreased productivity with your staff, as well as low morale and opportunity for them to make more mistakes if they don’t understand your instructions.

Tips for improvement: Even if you’re not a skilled communicator, paying attention to how people react to you can clue you in to how well (or not) you’re reaching them. Getting puzzled looks whenever you speak? Ask the person you’re talking to if what you said makes sense, and give them the opportunity to ask for clarification.

2. Branding (personal and business). Whether you’re striving to brand your business or looking to establish yourself as an expert in your industry, knowing how to do so online is essential to your success.

Branding starts with being active on social media, and is shaped through content publication, whether on or off your website. Be aware, though, that poor content can lead to negative branding. It’s important to know how to deliver content and resources that your target audience wants and will find valuable.

Tips for improvement: Not a born writer, or feel like social media is too difficult? Take it in bite-sized portions. Start by writing one blog post a week, or hire a writer to do it for you. Ramp up as you gain confidence, and you’ll boost your following and web traffic. These articles

Page 19: Faktor

provide fantastic resources, as well: “5 Ways to Build Your Brand in Short Chunks of Time” and “The Definitive Guide to Marketing Your Business Online.”

3. Sales. You may not identify with salespeople, but the fact is, if you run a business, you’re involved in sales. You might have a sales team that handles all of your company’s sales, but every time you deliver your elevator pitch about your business, negotiate with a vendor, or even just persuade anyone to do anything, you’re tapping into sales skills.

Tips for improvement: There are plenty of strategies for selling without selling. Think about conversations you have with potential customers. The ones that resulted in a sale probably weren’t really hard pitches to get them to buy from you. They probably centered around helping the potential customer find a solution to a problem.

Related: No Matter What You're Selling, This Strategy Should Do the Trick

If you focus on helping, rather than selling, you’ll feel more confident about the sales process, and make more sales, too.

4. Strategy. It’s easy to think about the “right-now” aspect of your business, because the results are easy to see. But what about the bigger picture, long-term challenges and goals? How often are you thinking about those?

Without a constant eye on your business’ strategy and skilled assessment of that strategy relative to the industry and your competition, you can’t hope to grow it over time and remain competitive in the marketplace.

Tips for improvement: Dedicate time to simply dreaming about what you want for your business. Where would you like to take it? What’s your vision for it? Now, how can you get there from here?

Set your goals, then develop an actionable plan to make them a reality. Then, don’t forget about those goals. Keep them front and center to everything you do.

5. Finance. While you don’t need to be a CPA to run a successful business, you should still have a decent understanding of your finances, profit margins, cash flow and funding. The more comfortable you are with all of these numbers, the more confident you’ll be, and the better decisions you’ll make.

If you have an accountant to handle all the number crunching, that’s great, but don’t use them as a crutch to keep you from digging in and really understanding where your money’s going. It’s your duty to rein in costs, optimize efficiency and find ways to grow revenue.

Tips for improvement: Start by spending some time in your accounting system. You can learn a lot about your profit and loss, average client revenue and expenses from reports. A tool that helps you visualize your revenue and costs is especially helpful (I use Godaddy Bookkeeping and find it very useful).

Page 20: Faktor

What are regarded as entrepreneurial skills?

http://www.bioscience.heacademy.ac.uk/resources/entrepreneurship/skills.aspx

A wide range of competences are seen as entrepreneurial and useful to entrepreneurs, these include knowledge, skills and personal traits:

Management skills – the ability to manage time and people (both oneself and others) successfully

Communication skills (e.g. the ability to sell ideas and persuade others) The ability to work both as part of a team and independently Able to plan, coordinate and organise effectively Financial literacy Able to research effectively (e.g. available markets, suppliers, customers and the

competition) Self-motivated and disciplined Adaptable An Innovative and creative thinker The ability to multi-task Able to take responsibility and make decisions The ability to work under pressure Perseverance Competitiveness Willingness to take risks (or at least not risk averse) Ability to network and make contacts

Many, if not all of these skills and traits are also useful to intrapreneurs, those who are entrepreneurial within an existing organisation (internal entrepreneurs). These skills and traits would also benefit all employees within a business and so are useful for graduates to have. Many of these skills, for example, communication skills and the ability to work as part of a team, are already promoted within existing degrees.

In addition to those more general skills listed above, other more specific or business related skills, will be of use to entrepreneurs, these may include:

being able to draw up a business plan for a new venture being able to market and sell a new product or idea financial skills, such as book-keeping and calculating tax awareness of intellectual property and possibly patent law

For a fuller study of competences required for entrepreneurship and intrapreneurship see An integrated model of Entrepreneurship and Intrapreneurship

But, surely bioscientists don't have to be entreprenurial?

Page 21: Faktor

Baron, R. ( 1998). Cognitive mechanisms in entrepreneurship: why and when entrepreneurs think differently than other people. Journal of Business Venturing, Vol. 13 , pp. 275-295.

Baron, R. ( 1998). Cognitive mechanisms in entrepreneurship: why and when entrepreneurs think differently than other people. Journal of Business Venturing, Vol. 13 , pp. 275-295.

Baron, R. ( 1998). Cognitive mechanisms in entrepreneurship: why and when entrepreneurs think differently than other people. Journal of Business Venturing, Vol. 13 , pp. 275-295.

Baron, R. ( 1998). Cognitive mechanisms in entrepreneurship: why and when entrepreneurs think differently than other people. Journal of Business Venturing, Vol. 13 , pp. 275-295.

Barringer, B. a. (1999). “The relationship between corporate entrepreneurship and strategic management . Strategic Management Journal,Vol. 20 No. 5 , pp. 421-44.

Bloom, B., & et.al. (1959). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: Cognitive Domain. New York : David Mekay.

Caglio, C. a. (2001). The psychological basis of opportunity identification: entrepreneurial alertness. Small Business Economics, Vol. 16 , pp. 95-111.

Denslow, D., & and Giunipero, L. (2003). Improving purchasing success through entrepreneurial behaviour. paper presented at ISM’s 88th Annual International Supply Management Conference. available at: www.ism.ws/DocumentArchive/index.cfm?PublicationID¼2 & View¼2

Denslow, D., & and Giunipero, L. (2003). Improving purchasing success through entrepreneurial behaviour. paper presented at ISM’s 88th Annual International Supply Management Conference. available at: www.ism.ws/DocumentArchive/index.cfm?PublicationID¼2 & View¼2

European Commission Enterprise And Industry Directorate-General (2009); Entrepreneurship in Vocational Education and Training: Final report of the Expert Group; available at http://ec.europa.eu/enterprise/policies/sme/promoting entrepreneurship/index_en.htm (accesed April 4 2014)

European Commission Enterprise And Industry Directorate-General (2009); Entrepreneurship in Vocational Education and Training: Final report of the Expert Group; available at http://ec.europa.eu/enterprise/policies/sme/promoting entrepreneurship/index_en.htm (accesed April 4 2014)

European Commission Enterprise And Industry Directorate-General (2009); Entrepreneurship in Vocational Education and Training: Final report of the Expert Group; available at http://ec.europa.eu/enterprise/policies/sme/promoting entrepreneurship/index_en.htm (accesed April 4 2014)

European Commission Enterprise And Industry Directorate-General (2009); Entrepreneurship in Vocational Education and Training: Final report of the Expert Group; available at

Page 22: Faktor

http://ec.europa.eu/enterprise/policies/sme/promoting entrepreneurship/index_en.htm (accesed April 4 2014)

Grousbeck, I. (1997 ). Grousbeck, I. (1997), “What it takes to run your own show”, Christian Science Monitor, Vol. 89. Christian Science Monitor, Vol. 89 , 9.

Gu¨ rol, Y., & and Atsan, N. (2005 ). Entrepreneurial characteristics amongst university students: some insights for entrepreneurship education and training in Turkey . EducationþTraining, Vol. 48 No. 1 , pp. 25-38.

Gu¨ rol, Y., & and Atsan, N. (2005 ). Entrepreneurial characteristics amongst university students: some insights for entrepreneurship education and training in Turkey . EducationþTraining, Vol. 48 No. 1 , pp. 25-38.

Gu¨ rol, Y., & and Atsan, N. (2005 ). Entrepreneurial characteristics amongst university students: some insights for entrepreneurship education and training in Turkey . EducationþTraining, Vol. 48 No. 1 , pp. 25-38.

Gu¨ rol, Y., & and Atsan, N. (2005 ). Entrepreneurial characteristics amongst university students: some insights for entrepreneurship education and training in Turkey . EducationþTraining, Vol. 48 No. 1 , pp. 25-38.

Gu¨ rol, Y., & and Atsan, N. (2005 ). Entrepreneurial characteristics amongst university students: some insights for entrepreneurship education and training in Turkey . EducationþTraining, Vol. 48 No. 1 , pp. 25-38.

Jones, P. e. (2011). Attitudes and motivations of Polish students towards entrepreneurial activity. entrepreneurial activity Vol. 53 No. 5, Emerald Group Publishing Limited DOI 10.1108/00400911111147721 , pp. 416-432

Joni, T. Raka. (1991): Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Guru, Jakarta : PT. GrasindoKampus ITB, 2014; Genjot Jumlah Wirausaha, ITB Gelar Entrepreneur Festival;

http://kampus.okezone.comKampus ITB, 2014; Genjot Jumlah Wirausaha, ITB Gelar Entrepreneur Festival;

http://kampus.okezone.comKirzner, I. (1979 ). Chicago, IL.: University of Chicago Press.Koh, H. (1996 ). Testing hypotheses of entrepreneurial characteristics: a study of Hong Kong

MBA students . Journal of Managerial Psychology, Vol. 11 No. 3 , pp. 12-25.Lazear, E. (2005 ). Entrepreneurship . Journal of Labor Economics, Vol. 23 No. 4 , pp. 649-80.Leino, J. S., & et.al. (2010). Promoting entrepreneurshipeducation: the role of the teacher?

Education & Training Vol. 52 No. 2 Emerald Group Publishing Limited DOI 10.1108/00400911011027716 , pp. 117-127.European Commission Enterprise And Industry Directorate-General (2009); Entrepreneurship in Vocational Education and Training: Final report of the Expert Group; available at http://ec.europa.eu/enterprise/policies/sme/promoting entrepreneurship/index_en.htm (accesed April 4 2014)

Leino, J. S., & et.al. (2010). Promoting entrepreneurshipeducation: the role of the teacher? Education & Training Vol. 52 No. 2 Emerald Group Publishing Limited DOI 10.1108/00400911011027716 , pp. 117-127.

Leino, J. S., & et.al. (2010). Promoting entrepreneurshipeducation: the role of the teacher? Education & Training Vol. 52 No. 2 Emerald Group Publishing Limited DOI 10.1108/00400911011027716 , pp. 117-127.

Page 23: Faktor

Peters, M. (2005). Entrepreneurial skills in leadership and human resource management evaluated by apprentices in small tourism businesses. EducationþTraining, Vol. 47 Nos 8/9 , pp. 575-591.

Peters, M. (2005). Entrepreneurial skills in leadership and human resource management evaluated by apprentices in small tourism businesses. EducationþTraining, Vol. 47 Nos 8/9 , pp. 575-591.

Peters, M. (2005). Entrepreneurial skills in leadership and human resource management evaluated by apprentices in small tourism businesses. EducationþTraining, Vol. 47 Nos 8/9 , pp. 575-591.

Platt, L. (.–d. ( 2004 ). Accepting risk – daring greatness . Vital Speeches of the Day, Vol. 70 No. 17, , pp. 541-543.

Schumpeter, J. (1926). Theorie der wirtschaftlichen Entwicklung. Leipzig: Duncker & Humblot,.Shook, C., Priem, R., & McGee, J. (2003). Venture creation and the enterprising individual:a

review and synthesis . Journal of Management, Vol. 23 No. 3 , pp. 379-99. Simon, M., Houghton, S., & and Aquino, K. (1999). Cognitive biases, risk, perception, and

venture formation: how individuals decide to start companies. Journal of Business Venturing, Vol. 15 , pp. 113-134.

Suomala, J., Taatila, V., Siltala, R., & and Keskinen, S. (2006). Chance discovery as a first step to economic innovation. Proceedings of the 28th Annual Conference of the Cognitive Science Society (pp. pp. 2204-2209). Vancouver: available at: www.cogsci.rpi.edu/CSJarchive/Proceedings/.

Taatila, V. P. ( 2010). Learning entrepreneurship in. Education + Training,Vol. 52 No. 1 , pp. 48-61

Taatila, V. P. ( 2010). Learning entrepreneurship in. Education + Training,Vol. 52 No. 1 , pp. 48-61

Taatila, V. P. ( 2010). Learning entrepreneurship in. Education + Training,Vol. 52 No. 1 , pp. 48-61.

Weber, J. W., & Englehart, S. W. (2011). Enhancing business educationthrough integrated curriculum delivery. Journal of Management Development Vol. 30 No. 6 Emerald Group Publishing Limited DOI 10.1108/02621711111135161 , pp. 558-568.

Wickham, P. (2006). Strategic Entrepreneurship ( 4th ed ed.). London.: Financial Times Prentice-Hall,.

Widiyanto, & Yulianto, A. (2013). Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Wirausaha. Semaran: Laporan Penelitian Hiber, LP2M Unnes.

Widiyanto, & Yulianto, A. (2013). Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Wirausaha. Semaran: Laporan Penelitian Hiber, LP2M Unnes.

Widiyanto, & Yulianto, A. (2013). Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Wirausaha. Semaran: Laporan Penelitian Hiber, LP2M Unnes.

Widiyanto, & Yulianto, A. (2013). Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Wirausaha. Semaran: Laporan Penelitian Hiber, LP2M Unnes.

Zimmerer, T., & and Scarborough, N. (2002 ). The Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. New York : Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.

Page 24: Faktor