Fair Play dalam Sepakbola Indonesia
-
Author
qanszelir-gabriel -
Category
Documents
-
view
388 -
download
3
Embed Size (px)
Transcript of Fair Play dalam Sepakbola Indonesia
FAIR PLAY SEPAKBOLA INDONESIA DALAM SEPULUH TAHUN TERAKHIRDiajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia Guru Pengajar: Lidia Rahayu, S.Pd
Oleh Nama : Qanszelir Gabriel Kelas : 9.2 Absen : 24
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini dibuat sebagai salah satu dari tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan telah disetujui oleh Guru Pembimbing.
Mengetahui Guru Pembimbing
Lidia Rahayu, S.Pd
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena jika bukan atas kuasa-Nya saya tidak mungkin bisa mneyelesaikan Karya Tulis yang berjudul Fair Play Sepakbola Indonesia dalam Sepuluh Tahun Terakhir ini. Karya Tulis ini dibuat dengan tujuan utama yaitu memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di samping itu, saya juga ingin memberikan kontribusi bagi perkembangan fair play di Indonesia dengan mempublikasikan Karya Tulis ini untuk para pembaca. Dengan terselesaikannya Karya Tulis ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing saya selama pembuatan Karya Tulis ini. Tiada karya manusia yang sempurna. Begitu juga dengan Karya Tulis ini. Maka, apapun kritik maupun saran terhadap karya tulis ini akan saya terima dengan lapang dada. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih dan selamat membaca.
Bekasi, 11 Maret 2011
Qanszelir Gabriel
DAFTAR ISILembar pengesahan Kata Pengantar Daftar isi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian 1.3 Identifikasi Masalah 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Kegunaan Penelitian halaman 1 halaman 1 halaman 1 halaman 1 halaman 2 halaman i halaman ii halaman iii
BAB 2 FAIR SEPAKBOLA INDONESIA DALAM 10 TAHUN TERAKHIR 2.1 Pendahuluan halaman 3
2.2 Mengapa sering sekali terjadi kerusuhan supporter? halaman 3 2.3 Apa akibat dari kerusuhan supporter? halaman 4
2.4 Apa saja bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para pemain? halaman 6 2.5 Apa akibat dari kekerasan oleh pemain? halaman 7
2.6 Mengapa wasit sering sekali mendapat perlakuan tidak baik? halaman 9 2.7 Apa sebenarnya peran wasit di lapangan? 2.8 Seperti apakah peran Komisi Disiplin? 2.9 Apa saja hukuman yang didapat oleh pelanggar? BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA halaman 15 halaman 15 halaman 10 halaman 11 halaman 13
BAB 1 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
Dalam sepuluh tahun terakhir, sepakbola Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis jika dibandingkan dengan era-era sebelumnya. Dan penurunan yang kita alami cukup banyak. Mulai dari prestasi,jumlah bibit atau pemain muda, dan fair play. Fair play adalah salah satu aspek yang penurunannya paling jelas. Maka dari itu, saya akan meneliti seberapa menurunnya tingkat fair play di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan saya melakukan penelitian ini adalah agar saya dapat mengetahui seberapa menurunnya fair play di dalam sepakbola Indonesia. 1.3 Identifikasi Masalah Dari inti penelitian yang ingin saya lakukan yaitu meneliti tingkat menurunnya fair play di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, ada beberapa dugaan yang muncul setelah saya mengidentifikasikan masalah ini mengenai bentuk tindakan yang mengakibatkan menurunnya fair play di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu: 1.) skandal pengaturan skor ; 2.) kerusuhan supporter ; 3.) kekerasan terhadap wasit ; 4.) mogok bermain ; dan sebagainya. Dan yang mau saya ungkit secara lebih spesifik lagi adalah poin nomor 2 dan 3 serta sedikit perluasannya. 1.4 Rumusan Masalah Dari hasil identifikasi saya, saya ingin menggunakan beberapa pertanyaan untuk membantu saya dalam melaksanakan penelitian saya yaitu: y Mengapa sering sekali terjadi kerusuhan supporter?
y y y y y y y
Apa akibat dari kerusuhan supporter? Apa saja bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para pemain? Apa akibat dari kekerasan oleh pemain? Mengapa wasit sering sekali mendapat perlakuan tidak baik? Apa sebenarnya peran wasit di lapangan? Seperti apakah peran Komisi Disiplin? Apa saja hukuman yang didapat oleh pelanggar?
1.5
Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah agar para pembaca mengetahui seberapa menurunnya fair play di dalam sepakbola Indonesia.
BAB 2
FAIR PLAY SEPAKBOLA INDONESIA DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
2.1
Pendahuluan Sebelum masuk ke dalam penjelasan secara lebih rinci, saya ingin
menjelaskan terlbih dahulu apa itu fair play. Fair play adalah salah satu sikap di dalam kegiatan olahraga yang berupa sikap sportivitas, menjunjung tinggi kedamaian, serta menepati semua nilai-nilai peraturan yang berlaku. Banyak sekali aturan-aturan yang berlaku di dalam sepakbola. Dan permainan sepakbola akan menjadi sangat menarik untuk ditonton jika seluruh aspek di dalamnya menjunjung tinggi fair play, termasuk para supporter. Dari beberapa pertandingan sepakbola di Indonesia yang saya tonton dan dari berbagai sumber berita, saya mengamati tingkah laku supporter di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Dan hasilnya, banyak sekali kejadian berupa kerusuhan supporter. Dan kerusuhan yang dilakukan supporter ada banyak jenisnya. Contohnya adalah pembakaran gawang yang dilakukan oleh
Persikmania, pendukung tim Persik Kediri ketika timnya kalah 1-2 dari Arema Malang di Stadion Brawijaya, Kediri. Dan masih banyak lagi kerusuhan yang terjadi. 2.2 Mengapa sering sekali terjadi kerusuhan supporter? Saya masuk ke poin rumusan masalah yang pertama: Mengapa sering sekali terjadi kerusuhan supporter? Banyak factor yang menyebabkan kerusuhan supporter. Faktor yang paling umum dan paling sering terjadi adalah ketidakpuasan supporter terhadap performa timnya di lapangan hijau. Terutama tim yang bermain di kandangnya sendiri. Terbukti dari contoh kasus diatas. Pada saat itu, Persik Kediri bermain di kandangnya sendiri. Secara mental, harusnya
Persik Kediri seperti bermain dengan 12 pemain karena adanya dukungan supporter. Tetapi mereka justru kalah. Itulah yang menyulut emosi supporter. Faktor berikutnya adalah ketidakpuasan supporter terhadap kinerja wasit di lapangan. Di mata para supporter, kinerja wasit dianggap berat sebelah atau menguntungkan salah satu pihak. Sebagai contoh, kasus pertandingan antara Arema Indonesia melawan Persija Jakarta yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang. Pada pertandingan yang berakhir 2-2 itu, penonton kecewa dan masuk ke dalam lapangan secara paksa setelah pertandingan usai karena wasit memberikan tendangan bebas bagi Persija di menit 95 padahal tambahan waktu hanya 4 menit. Tendangan bebas itu pun akhirnya menyelamatkan Persija dari kekalahan dan merebut kemenangan Arema Indonesia. 2.3 Apa akibat dari kerusuhan supporter? Setiap perbuatan pasti ada sebab dan ada akibat. Pada rumusan masalah pertama, saya sudah membahas mengenai sebab dari kerusuhan supporter. Sekarang saya masuk ke poin rumusan masalah yang ke dua: Apa akibat dari kerusuhan supporter? Banyak sekali kerugian yang diciptakan oleh kerusuhan supporter. Yang pertama tentunya adalah kerusakan infrastruktur di dalam lapangan seperti gawang, pagar pembatas kursi penonton dan lapangan, kursi pemain cadangan, dan lain-lain. Seperti kasus Persik Kediri diatas, supporter Persik merusak pagar pembatas kursi penonton dengan lapangan dan kursi pemain cadangan serta membakar gawang. Kerugian yang kedua adalah tim yang didukung oleh supporter tersebut. Mengapa? Karena menurut Komisi Disiplin PSSI tim yang didukung oleh supporter tersebut yang mendapat hukuman. Sebagai contoh Persik Kediri. Karena Persikmania melakukan kerusuhan, maka kubu Persik Kediri yang dihukum. Berikut adalah poin-poin hukumannya.
Apabila terjadi gangguan keamanan yang mengakibatkan terganggunya kelancaran pertandingan, hukuman diberikan sebagai berikut: 1. Apabila diakibatkan oleh tuan rumah yang tidak memenuhi persyaratan pertandingan yang ditentukan sebagaimana mestinya dan/atau tidak melakukan pencegahan atau tidak melakukan tindakan yang semestinya atas terjadinya gangguan, terhadap kesebelasan tuan rumah diberikan hukuman berupa pemindahan tempat pertandingan ke tempat yang khusus ditunjuk oleh PSSI untuk 1 kali pertandingan kandang / tuan rumah berikutnya. 2. Apabila diakibatkan oleh tuan rumah yang terbukti mengorganisasi pendukungnya, supporter dan atau lain sebagainya, maka terhadap kesebelasan tuan rumah tersebut diberikan hukuman berupa pemindahan tempat pertandingan ke tempat khusus ditunjuk oleh PSSI untuk 2 kali pertandingan kandang / tuan rumah berikutnya. 3. Apabila diakibatkan oleh pendukung peserta tamu, maka masalah ini dilimpahkan kepada Komisi Disiplin PSSI untuk mengambil tindakan. Dilihat dari peraturan di atas, maka Persik Kediri mendapat hukuman sesuai pada poin yang pertama karena Persik Kediri tidak mengorganisir pendukungnya atau dengan kata lain menyuruh secara sengaja Persikmania untuk membuat kerusuhan. Selain itu, masalah ini tidak melibatkan supporter Arema Indonesia. Kerugian yang ketiga adalah kerugian besar yang juga harus diterima oleh kelompok supporter itu sendiri. Seperti yang tertulis diatas, Persik Kediri dihukum berdasarkan poin hukuman yang pertama. Karena tempat pertandingan
dipindahkan ke tempat netral, otomatis para supporter dilarang menyaksikan pertandingan tersebut secara langsung dari stadion. 2.4 Apa saja bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para pemain? Kekerasan tidak hanya bisa diakukan oleh supporter saja, tetapi para pemain di lapanganpun mampu melakukannya. Saya masuk ke poin rumusan masalah yang ketiga: Apa saja bentuk kekerasan yang dilakukan oleh para pemain? Banyak sekali. Yang pertama adalah kekerasan terhadap wasit. Banyak sekali kasus yang mengandung kekerasan terhadap wasit oleh pemain. Salah satunya adalah kasus pemain sayap Sriwijaya FC sekaligus Timnas Indonesia, Oktavianus Maniani yang menanduk wasit Oky Dwiputra pada pertandingan Sriwijaya FC melawan Persisam Samarinda. Okto menanduk wasit karena protesnya tidak digubris wasit. Okto protes karena ia di-tackle oleh pemain lawan tapi wasit tidak memberikan tendangan bebas. Kekerasan yang kedua adalah kekerasan antar sesama pemain. Salah satu kasusnya adalah ketika pertandingan DIvisi Utama ( di Liga Indonesia ini adalah kompetisi kasta kedua, namun di luar negeri ini adalah kompetisi kasta tertinggi karena di Indonesia masih ada Indonesian Super League ) antara Gresik United melawan Persis Solo. Ketika itu pemain Persis Solo, Nova Zaenal, kecewa lantaran dia di-tackle keras oleh pemain Gresik United, Bernard Mamadou. Dan kemarahan Nova Zaenal makin memuncak lantaran Bernard hanya diberikan kartu kuning oleh wasit. Imbasnya, Nova yang emosi langsung berlari mengejar Bernard. Dan akhirnya mereka berkelahi di lapangan. Untung saja mereka dapat dilerai oleh rekan-rekan yang lain.
2.5
Apa akibat dari kekerasan oleh pemain? Akibat dari kekerasan oleh pemain tentunya berdampak negative terhadap
pemain tersebut. Saya masuk ke poin rumusan masalah yang keempat: Apa akibat dari kekerasan oleh pemain? Ketika di dalam lapangan, hukuman paling tinggi yang diterima adalah mendapat kartu merah dari wasit. Tetapi, ketika di luar lapangan maka hukum dari Komisi Disiplin lah yang berlaku. Berikut adalah poin-poin hukumannya. 1. Terhadap pemain yang melakukan penganiayaan dan telah dikenakan hukuman pengusiran dari lapangan permainan oleh wasit, maka pemain tersebut secara otomatis menjadi pemain tidak sah untuk 3 kali pertandingan berikutnya dan Komisi Disiplin PSSI menurut tingkat dan wewenangnya dapat memberikan hukuman tambahan. 2. Terhadap pemain dan/atau yang melakukan pelanggaran yang menyebabkan gangguan ketertiban dan keamanan baik dalam pertandingan sebelum atau sesudah pertandingan, baik telah dikenakan atau tidak dikenakan hukuman oleh wasit, dapat dikenakan hukuman berupa pemberhentian sementara/skorsing selama 1 tahun. 3. Apabila pelanggaran tersebut menimbulkan gangguan yang cukup serius sehingga menyebabkan pertandingan tidak dapat diteruskan dan atau harus dipindahkan atau diteruskan pada hari berikutnya dengan tanpa disaksikan penonton, maka atas pelanggaran itu dikenakan hukuman berupa pemberhentian sementara/skorsing selama 2 tahun.
Jika dilihat dari poin-poin hukuman diatas, maka pada kasus Oktavianus Maniani berlaku hukuman poin pertama. Dan pada kenyataannya Okto diganjar hukuman 3 kali tidak bisa bermain dalam pertandingan ISL untuk membela Sriwijaya FC serta tambahan hukuman berupa Masa Percobaan selama 6 bulan. Maksud dari masa percobaan adalah selama jangka waktu tertentu Komisi Disiplin PSSI akan terus memantau pemain yang melakukan pelanggaran tersebut. Jika dalam jangka waktu tersebut pemain itu ketahuan melakukan pelanggaran yang sama maka pemain itu akan mendapat hukuman permanen berupa skorsing minimal 6 bulan.
Untuk kasus Nova Zaenal dan Bernard Mamadou berlaku poin hukuman yang kedua. Kedua pemain sudah diberikan hukuman berupa kartu merah oleh wasit. Dan pada saat itu terjadi sedikit gangguan ketertiban dan keamanan di dalam stadion karena penonton menjadi kecewa dan mulai melempari botol minuman. Dan uniknya pertandingan ini sempat diintervensi oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Alex Bambang. Intervensi yang dilakukan oleh Bapak Alex adalah berupa penangkapan kedua pemain ini dan mereka dibawa ke kantor polisi. Dan mereka juga sempat ditahan polisi di balik jeruji besi selama 3 hari. Ada sedikit kasus yang sempat cukup menarik perhatian para pecinta sepak bola di tanah air, yaitu mengenai penangkapan Nova Zaenal dan Bernard Mamadou oleh Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Alex Bambang. Menurut tata aturan sepakbola ( Rules of the Game ) milik Indonesia yang dipegang oleh Komisi Disiplin PSSI, tindakan Pak Alex sungguh tidak dapat diterima karena tindakan tersebut sudah termasuk dalam suatu bentuk intervensi di dalam suatu pertandingan sepakbola. Dan dalam Rules of the Game tertulis bahwa:
1. Perangkat yang bisa menghentikan atau sedikitnya mengintervensi suatu pertandingan sepakbola hanyalah pengawas pertandingan. 2. Tugas dari kepolisian adalah menjaga ketertiban di luar lapangan hijau seperti supporter, dan lain-lain Sehingga, tindakan Pak Alex membuat kubu PSSI, terutama Komisi Disiplin, tersulut emosinya. Dalam beberapa waktu, Komisi Disiplin bertengkar dengan kubu Pak Alex. Komisi Disiplin mengeluarkan pernyataan yang berbunyi, Bayangkan jika setiap pemain sepak bola yang berbuat kerusuhan dimasukkan ke dalam penjara. Pasti penjara sudah penuh dengan pemain sepak bola. Dan akhirnya, kasus ini menemukan titik penyelesaian dengan cara membebaskan Nova Zaenal dan Bernard Mamadou dan pihak Kapolda menyerahkan segala hukuman yang akan diberikan kepada pihak Komisi Disiplin. 2.6 Mengapa wasit sering sekali mendapat perlakuan tidak baik? Wasit. Aspek paling penting di dalam sebuah pertandingan sepak bola. Paling tidak itulah filosofi yang dipakai di seluruh muka bumi ini. Tetapi, mungkin pandangan ini tidak dipakai di dalam sepakbola. Mengapa? Karena banyak sekali kasus kekerasan terhadap wasit. Saya masuk ke poin rumusan masalah yang kelima: Mengapa wasit sering sekali mendapat perlakuan tidak baik? Faktor paling utama adalah wasit berat sebelah. Pandangan ini dihasilkan oleh beberapa aspek yang menganggap kepemimpinan wasit berat sebelah. Mereka menganggap tim mereka dirugikan. Sekarang, saya punya opini yang menurut saya perlu untuk para pembaca pikirkan dan sadari sebelum anda ingin menjelek-jelekkan atau berlaku kekerasan kepada wasit. Seburuk-buruknya wasit memimpin di lapangan, lebih buruk sebuah pertandingan tanpa dipimpin oleh wasit
2.7
Apa sebenarnya peran wasit di lapangan? Poin rumusan masalah yang kelima diatas memiliki relasi dengan poin
rumusan masalah yang keenam: Apa sebenarnya peran wasit di lapangan? Menurut beberapa ahli olahraga, wasit adalah Tuhan di dalam lapangan. Mengapa? Karena semua keputusan wasit di lapangan tidak bisa dirubah oleh pemain atau siapapun, bahkan wasit cadangan dan hakim garis. Jadi, kasus-kasus kekerasan terhadap wasit seperti yang dilakukan oleh Oktavianus Maniani diatas adalah tindakan yang sangat tabu. Tindakan itu seperti berbuat dosa yang sangat besar. Dan tentunya hukuman yang diterima juga sangat berat. Maka, Komisi Disiplin PSSI menggolongkan kekerasan terhadap wasit ke dalam kategori pelanggaran berat. Mereka pun siap memberi hukuman yang sangat berat. Ada beberapa jenis kekerasan terhadap wasit, yaitu ;1. Penghinaan;2. Penganiayaan;3. Pernyataan yang bersifat melecehkan. Perbedaan antara poin pertama dan ketiga adalah poin pertama berlangsung ketika di dalam lapangan. Poin yang ketiga berlangsung di luar lapangan seperti media massa. Dan berikut adalah hukuman-hukumannya. 1. Terhadap pemain yang melakukan penghinaan dan telah dikenakan hukuman pengusiran dari lapangan permainanoleh wasit, maka
pemain tersebut secara otomatis menjadi pemain tidak sah untuk 3 kali pertandingan berikutnya dan Komisi Disiplin PSSI menurut tingkat dan wewenangnya dapat memberikan hukuman tambahan. Terhadap ofisial, perangkat pertandingan atau pengurus yang melakukan penghinaan, dikenakan hukuman berupa pemberhentian sementara/skorsing selama 1 tahun. 2. Terhadap ofisial, perangkat pertandingan, pengurus yang melakukan penganiayaan dikenakan hukuman berupa pemberhentian
sementara/skorsing
serendah-rendahnya
1
tahundan
setinggi-
tingginya selama 2 tahun dan denda. 3. Terhadap siapa pun di lingkungan PSSI di semua tingkatan yang membuat pernyataan melalui media massa dalam penyelenggaraan pertandingan yang bersifat mendiskreditkan atau melecehkan, dikenakan hukuman berupa peringatan. Terhadap pemain dan atau ofisial yang membuat pernyataan melalui media massa yang bersifat mendiskreditkan atau melecehkan keputusan dan kepemimpinan wasit, dikenakan hukuman berupa peringatan. Apabila perbuatan tersebut dilakukan pengulangan atau menimbulkan akibat yang serius dapat dikenakan hukuman berupa larangan mengikuti kegiatan persepakbolaan atau pemberhentian sementara/skorsing selama 1 tahun. 2.8 Seperti apakah peran Komisi Disiplin? Semua hukuman-hukuman bukan hanya sekedar tertulis. Semua hukuman diatas bersumber dari Komisi Disiplin PSSI. Jadi, sekarang saya akan mmembahasan poin rumusan masalah yang ketujuh: Seperti apakah peran Komisi Disiplin? Ada empat hal yang mau saya bahas mengenai Komisi Disiplin yang berhubungan dengan perannya yaitu: 1. Kedudukan; 2. Tugas; 3. Wewenang; 4. Kewajiban. Komisi Disiplin mempunyai kedudukan sebagai perangkat PSSI sesuai dengan tingkat dan wewenangnya yang berfungsi menangani segala sesuatu yang menyangkut pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku di lingkungan PSSI. Komisi Disiplin mempunyai kedudukan yang mandiri dalam melakukan pemeriksaan dan pengambilan keputusan. Tugas Komisi Disiplin adalah:
1. Mewujudkan dan memelihara suasana tunduk dan patuh pada peraturanperaturan, keputusan-keputsan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh PSSI serta berpedoman pada peraturan-peraturan dari FIFA dan atau AFC. 2. Menangani dan menyelesaikan pengaduan atau protes yang diajukan melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya sejak pengaduan atau protes diterima oleh Komisi Disiplin PSSI. 3. Melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap kasus pelanggaran disiplin dengan menghimpun seluruh aspek administratif, laporan-laporan dan lain sebagainya yang dianggap memenuhi persyaratan utuk dijadikan materi pemeriksaan. 4. Mengawasi pelaksanaan putusan atas semua keputusan yang ditetapkan Komisi Disiplin maupun keputusan Panitia Disiplin. Komisi Disiplin mempunyai wewenang, yaitu: 1. Memanggil atau tidak memanggil para pihak atau yang terkait dengan kasus yang ditanganinya untuk dimintakan keterangan, baik teknis maupun nonteknis 2. Memutuskan hukuman terhadap para ofisial, pemain, pengawas
pertandingan, wasit, penyelenggara pertandingan, serta unsur-unsur yang terkait terhadap suatu pelanggaran. Komisi Disiplin mempunyai kewajiban, yaitu: 1. Bersidang pada kesempatan pertama setelah menerima laporan atau informasi 2. Mengambil keputusan dalam tempo waktu 14 hari
Dari data mengenai Komisi Disiplin diatas, saya bisa menarik sebuah kesimpulan mengenai peran sebenarnya dari Komisi Disiplin. Yang pertama adalah sebagai eksekutor bagi para pelanggar peraturan. Merekalah yang membuat siding dan mereka juga yang membuat keputusan mengenai hukuman apa yang akan diberikan. Yang kedua sebagai sarana iklan PSSI untuk memberitahu khalayak luas mengenai aturan-aturan yang berlaku baik di PSSI maupun di AFC dan FIFA. Dan yang ketiga adalah (dalam bahasa yang kurang halus) mensugesti khalayak banyak agar menepati semua aturan yang berlaku. Itulah peran-peran dari Komisi Disiplin PSSI. 2.9 Apa saja hukuman yang didapat oleh pelanggar? Sekarang saya akan membicarakan poin rumusan masalah saya yang terakhir: Apa saja hukuman yang didapat oleh pelanggar? Dalam membicarakan hukuman, ada tiga hal yang ingin saya bicarakan berkaitan dengan hukuman yaitu: 1. Pengertian; 2. Jenis; 3. Dibedakan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan.
Ada empat jenis pengertian hukuman yaitu: 1. Hukuman Peringatan: 1.1 adalah hukuman yang dilakukan Pengurus Pusat PSSI menurut tingkat dan wewenangnya 1.2 adalah hukuman yang berupa peringatan kepada perseorangan atau perkumpulan/klub tentang telah terjadinya suatu pelanggaran agar dijadikan perhatian untuk tidak terjadi lagi 1.3 adalah hukuman yang dilakukan oleh wasit, yaitu hukuman yang diberikan oleh wasit pada saat berlangsungnya pertandingan terhadap
pemain dengan mengeluarkan kartu kuning atas sikap, tindakan dan atau perbuatan melanggar peraturan yang berlaku. 2. Hukuman Pengusiran Adalah tindakan berupa pengusiran dari lapangan yang dijatuhkan oleh wasit pada saat berlangsungnya pertandingan terhadap pemain dan/atau ofisial dengan mengeluarkan kartu merah atas sikap, tindakan dan/atau perbuatan yang melanggar peraturan yang berlaku. 3. Hukuman Skorsing Adalah hukuman berupa pemberhentian sementara dari kegiatan persepakbolaan di lingkungan PSSI terhadap seseorang yang melakukan tindakan atau perbuatan melanggar peraturan sebelum, selama dan atau sesudah berlangsungnya pertandingan, baik di dalam maupun di luar arena pertandingan oleh PSSI menurut tingkat dan kewenangannya. 4. Hukuman Denda Adalah hukuman berupa sejumlah uang yang harus dibayarkan sebagai kewajiban atas pelanggaran yang dilakukan. Jenis hukuman ada dua yaitu: 1. Hukuman yang dapat dikenakan kepada perseorangan 1.1 Peringatan 1.2 Pengusiran 1.3 Denda 1.4 Larangan mengikuti sejumlah pertandingan tertentu dan atau kegiatan persepakbolaan untuk jangka waktu tertentu 1.5 Pemberhentian atau pemecatan sementara atau seumur hidup untuk mengikuti kegiatan resmi persepakbolaan 1.6 Persona non-grata (orang yang sudah tidak disukai)
2. Hukuman yang dapat dikenakan kepada perkumpulan, klub, atau penyelenggara pertandingan 2.1 Pemberhentian sementara (skorsing) 2.2 Peringatan 2.3 Denda 2.4 Pembatalan pertandingan (apabila dianggap perlu diadakan
pertandingan ulang) 2.5 Pengurangan dan/atau pembatalan nilai 2.6 Larangan menggunakan suatu stadion/tempat pertandingan 2.7 Pertandingan dimainkan tanpa disaksikan penonton 2.8 Pertandingan dimainkan di tempat netral 2.9 Pemindahan tempat pertandingan ke tempat yang khusus ditunjuk oleh PSSI, baik dengan atau tanpa disaksikan penonton 2.10 Larangan mengikuti kompetisi yang berjalan atau kompetisi
berikutnya Hukuman dibedakan berdasarkan pelanggaran yang dilakukan menjadi: 1. Hukuman atas pemain tidak sah 2. Hukuman atas pemalsuan identitas 3. Hukuman atas penghinaan 4. Hukuman atas penganiayaan 5. Hukuman atas penggunaan doping 6. Hukuman atas pemogokan 7. Hukuman atas gangguan ketertiban dan keamanan 8. Hukuman atas ketidakhadiran di tempat pertandingan 9. Hukuman atas pengunduran diri 10. Hukuman atas pelanggaran perangkat pertandingan 11. Hukuman atas pernyataan yang bersifat melecehkan
BAB 3 3.1 Kesimpulan
PENUTUP
Setelah melalui berbagai penelitian dan berdasarkan data-data diatas, saya menyimpulkan bahwa kualitas fair play di dalam sepakbola Indonesia menurun dalam 10 tahun terakhir. Terbukti dengan adanya berbagai kasus yang melanggar aturan-aturan yang berlaku. Maka untuk membuat para pelanggar jera dan mengingatkan masyarakat lain dibuatlah tata susunan aturan yang berlaku di mana saja. Aturan ini bersumber sekaligus dikomandoi oleh Komisi Disiplin PSSI. 3.2 Saran Menurut saya dengan banyaknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi membuat Indonesia sedikit turun martabatnya di mata dunia. Maka, kita perlu melakukan perombakan besar-besaran dalam hal paradigma kita. Saran saya adalah berusahalah untuk bermain dengan lebih menjunjung tinggi nilai-nilai Fair Play meski hasil akhirnya tidak memuaskan daripada mendapat kemenangan tetapi dengan cara yang tidak terpuji.
DAFTAR PUSTAKAPanjaitan, Hinca. 2006. Jangan Tendang Dengkul Lawan. Jakarta: Primamedia Pustaka. www.google.com www.detik.com www.pssi.co.id www.ligaindonesia.co.id