Face Negotiation Theory

23
MANAJEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014 TEORI NEGOSIASI MUKA (FACE NEGOTIATION THEORY) Disusun oleh: Fida Rananda 210110130012 Mankom A Mata kuliah: Teori Komunikasi Dosen Pengampu: Dr. Antar Venus, M.A.Comm Meria Octavianti, S.Sos, M.Si

description

 

Transcript of Face Negotiation Theory

Page 1: Face Negotiation Theory

MANAJEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS PADJADJARAN

2014

TEORI NEGOSIASI MUKA (FACE NEGOTIATION THEORY)

Disusun oleh:Fida Rananda210110130012

Mankom AMata kuliah: Teori Komunikasi

Dosen Pengampu:Dr. Antar Venus, M.A.Comm

Meria Octavianti, S.Sos, M.Si

Page 2: Face Negotiation Theory

MATERI

Tokoh

Definisi dan Esensi

Latar Belakang

Asumsi

Konsep

Muka, Budaya, Konflik

Page 3: Face Negotiation Theory

STELLA TING-TOOMEY

Lahir di Hongkong tahun 1952Seorang Profesor komunikasi di California State University, Fullerton.

Dia menulis dan menjadi editor di 17 buku

Dia juga menerbitkan lebih dari 100 jurnal dan artikel

Mengembangkan teori negosiasi muka pada tahun

1985

Teori Negosiasi

muka

Page 4: Face Negotiation Theory
Page 5: Face Negotiation Theory

TEORI NEGOSIASI MUKA

Menjelaskan mengenai bagaimana orang dari kebudayaan yang berbeda mengelola muka untuk mengatasi konflik.

Teori ini adalah teori yang menggabungkan penelitian lintas budaya, konflik, kesantunan,

dan “facework”.

Teori ini termasuk konteks komunikasi antarbudaya.

Page 6: Face Negotiation Theory

LATAR BELAKANG

Latar belakang teori ini terbentuk dari berbagai komentar mengenai pemikiran bahwa setiap orang dari budaya yang berbeda memiliki berbagi pemikiran

mengenai muka orang lain. Pemikiran ini menyebabkan mereka menghadapi konflik

dengan cara yang berbeda tergantung budaya masing-masing.

Page 7: Face Negotiation Theory

ASUMSI TEORI NEGOSIASI MUKA

Beberapa asumsi dari teori negosiasi muka mencakup komponen-komponen penting dari teori ini adalah muka, konflik dan budaya.Pertama, identitas diri penting di dalam interaksi interpersonal, dan individu-individu menegosiasikan identitas mereka secara berbeda

dalam budaya berbeda.

Kedua, manajemen konflik dimediasi oleh muka dan budaya.

Ketiga, Tindakan-tindakan tertentu mengancam citra diri seseorang yang ditampilkan (muka).

Page 8: Face Negotiation Theory

KONSEP TEORI NEGOSIASI MUKA

Tipe kebudayaan

Tipe manajemen

konflik

Tipe manajemen muka

Page 9: Face Negotiation Theory

MUKA Muka adalah citra diri yang ditunjukan orang dalam

percakapan dengan orang lain. (Erving Goffman, 1967)

Muka dapat diinterpretasikan dalam dua cara

Kepedulian akan muka, yaitu kepentingan untuk mempertahankan muka diri dan muka orang lain

Kebutuhan akan muka, yaitu keinginan untuk

diasosiasikan (dilibatkan) atau tidak diasosiasikan

dengan orang lain

Page 10: Face Negotiation Theory

KEBUTUHAN AKAN MUKA MELIPUTI :

Muka positif, keinginan untuk disukai dan dikagumi orang lain.

Muka negatif, keinginan untuk dibiarkan sendiri dan bebas dari orang lain.

Page 11: Face Negotiation Theory

FACEWORK Tindakan-tindakan yang digunakan

untuk menghadapi kebutuhan atau keinginan mengenai muka diri sendiri dan orang lain.

Facework dibagi menjadi 3 jenis :- Facework ketimbangrasaan, batas dimana seseorang menghargai otonomi orang lain.- Facework solidaritas, menerima orang lain sebagai anggota dari kelompoknya.- Facework kepekaan, memberikan lebih sedikit aspek negatif dan memperbanyak aspek positifnya.

Page 12: Face Negotiation Theory

BUDAYA INDIVIDUALISTIK DAN KOLEKTIVISTIK

Contoh negara yang dipandang individualistik yaitu: Amerika, Australia, Inggris, Kanada, Belanda dan Selandia Baru

a. Budaya individualistik- Nilai budaya yang menekankan individu dibanding dengan

kelompok.- Individualisme adalah identitas aku.- Individualisme menekankan inisiatif individual, kemandirian,

ekspresi individual, dan privasi.-Orang-orang di negara yang menganut individualistik biasanya

bersifat low context cultures (dalam berinteraksi mereka secara langsung mengutarakan pokok persoalan tanpa berbelit-belit)

Page 13: Face Negotiation Theory

Contoh negara yang dipandang koletivistik yaitu: Indonesia, Kolombia, Venezuela, Panama, Meksiko, Ekuador dan Guatemala.

b. Budaya Kolektivistik- Nilai budaya yang menekankan pada kelompok dibandingkan individu.- Kolektivisme adalah identitas “kita”.- Budaya kolektivisme menganggap penting bekerja sama dan memandang diri mereka bagian dari kelompok.- Orang-orang di negara yang menganut budaya kolektivisme biasanya bersifat high context cultures (dalam berinteraksi lebih mengutamakan untuk membangun suasana harmonis dengan lawan bicara, tetapi tidak langsung kepada inti pembicaraan)

Page 14: Face Negotiation Theory

RANKING

NEGARA RANKING NEGARA

1234/54/5678910/1110/11121314151617181920

Amerika SerikatAustraliaInggrisKanada/BelandaBelandaSelandia BaruItaliaBelgiaDenmarkSwediaPrancisirlandiaNorwegiaSwissJermanAfrika SelatanFinlandiaAustriaIsraelSpanyol

2122/23242526/2726/27282930313233/3533/3533/35363738

47/48

indiaJepangArgentinaIranJamaikaBrasilNegara-negara ArabTurkiYunaniFilifinaMeksikoYugoslaviaPortugalAfrika TimurMalaysiaHong KongCile

Indonesia

Peringkat Individualisme dan Kolektivisme di Seluruh Dunia*

Page 15: Face Negotiation Theory

MENGELOLA KONFLIK

Konflik didefinisikan sebagai perbedaan nilai-nilai, harapan, proses dan hasil antara dua pihak atau lebih atas isu-isu relasional.

budaya individualistik-kolektivistik memengaruhi pemilihan gaya konflik.

Gaya-gaya ini mencakup menghindar (avoiding), menurut (obliging), berkompromi (compromising), mendominasi (dominating), mengintegrasi (integrating)

Page 16: Face Negotiation Theory

Menghindar (avoiding), yaitu menjauhi ketidaksepakatan.

Menurut (obliging), yaitu memuaskan kebutuhan orang lain.

Berkompromi (compromising), yaitu menggunakan konsep memberi-menerima untuk mencapai resolusi.

Mendominasi (dominating), teguh mempertahankan pendapat demi kepentingan pribadi. Menggunakan wewenang untuk menentukan keputusan

Mengintegrasi (integrating), saling bertukar informasi yang akurat untuk memecahkan masalah bersama.

Page 17: Face Negotiation Theory

Orang dengan high context culture cenderung menggunakan gaya mengintegrasi dan mendominasi

Orang dengan low context culture cenderung menggunakan gaya menurut, menghindar dan berkompromi

Page 18: Face Negotiation Theory

CONTOH KASUS

Disebuah sekolah bertaraf internasional akan diadakan lomba karya tulis antar sekolah, setiap sekolah mengirimkan satu perwakilannya. Lalu kepala sekolah Mrs.Meimei yang berasal dari Cina menunjuk Esmeralda siswi berprestasi disekolahnya yang berasal dari Amerika.

Esmeralda merasa tidak siap karena waktu menuju perlombaan tersebut tinggal 1 minggu dan mengingat ia telah absen 3 minggu karena sakit.

Kemudian Esmeralda mendatangi Mrs. Meimei Untuk mengeluh dan menyatakan tidak siap. Secara terang-terangan ia menentang perintah dari Mrs. Meimei tetapi Mrs. Meimei Tetap menginginkan Esmeralda untuk ikut dalam perlombaan tersebut karena ia yakin akan kemampuan Esmeralda, selain itu selama Esmeralda sakit modul dari tiap pelajaran selalu diberikan.

Esmeralda tetap tidak ingin mengikuti lomba tersebut dengan menyertakan alasan-alasan pribadinya, dan melakukan negosiasi secara terang-terangan pada Mrs. Meimei.

Mrs. Meimei berusaha untuk meredakan konflik diantara mereka dengan memunculkan kelebihan-kelebihan Esmeralda, dan jelas ia tidak ingin mempermalukan Esmeralda sebaliknya Ia berusaha untuk mendorongnya dan menyelesaikan konflik dengan berfokus pada kemampuan Esmeralda untuk menyelesaikan karya tulis bukan pada waktu yang tersedia dalam lomba tersebut.

Page 19: Face Negotiation Theory

KESIMPULAN

Face Negotiation Theory dikembangkan oleh Stella Ting Toomey

Menjelaskan bagaimana orang dari budaya yang berbeda mengolah mukanya untuk menyelesaikan konflik

Budaya memberikan pengaruh terhadap penyelesaian konflik. Budaya kolektivistik mendefinisikan dirinya sebgaia bagian dari kelompok dan melaksanakan tugas yang lebih berorientasi pada kepentingan kelompok. Budaya individualistik mendefinisikan dirinya sebagai seseorang yang independen dan mengerjakan tugas untuk kebutuhan sendiri

Kebutuhan akan muka ada dua positif dan negatif Beberapa cara mengelola konflik yaitu menghindar

(avoiding), menurut (obliging), berkompromi (compromising), mendominasi (dominating), mengintegrasi (integrating)

Page 20: Face Negotiation Theory

REFERENSI

West, R. & Turner, L. H. (2008). Teori Komuikasi; Analisis dan Aplikasi (Edisi 3). Jakarta: Salemba Humanika.

Internet Face Negotiation Theory, diakses tanggal 17/3/2014, melalui

(http://www.slideshare.net/jj_the_great/jefferson-theory-presentation-24508669)

Face Negotiation Theory by Stella Ting Toomey, diakses tanggal 17/3/2014, melalui (http://www.youtube.com/watch?v=OQMhww8Rm1w)

Face-Negotiation Theory, diakses tanggal 17/3/2014, melalui (http://www.youtube.com/watch?v=TxMz0VrOYr0)

Page 21: Face Negotiation Theory

PROFIL DOSEN PENGAMPU

Antar Venus adalah Pakar Komunikasi yang yang terobsesi membumikan ilmu komunikasi. Sebagai pengampu mata kuliah teori-teori Komunikasi di Universitas Padjadjaran, Dosen  ini menyebarkan motto 'Learning communication theories in practical way”.

Nama : Dr. Antar Venus, M.A. Comm.TTL : Serang, 2 Juni 1968

Page 22: Face Negotiation Theory

PROFIL PENULIS

Nama : Fida RanandaTTL : Bandung, 27 Desember 1994NPM : 21011013001Sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran, Fakultas Ilmu Komunikasi, Program Studi Manajemen Komunikasi

Setelah mempelajari teori komunikasi, khususnya pada teori negosiasi muka ini , saya mulai mengetahui bagaimana orang dari latar belakang budaya yang berbeda memiliki cara tersendiri dalam mengatasai konfliknya. Mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya. Teori ini memudahkan saya untuk mengetahui bagaimana mengatur muka diri ketika berhadapan dengan orang yang berbeda budaya dalam sebuah situasi konflik.

Page 23: Face Negotiation Theory

Terima kasih