f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

download f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

of 24

Transcript of f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    1/24

    LAPORAN KEGIATAN

    F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga eren!ana

    "IPERTEN#I $ALA% KE"A%ILAN

    $&susun Oleh'

    dr. $eby Apr&l&a "

    Puskes(as Tegalre)*

    Per&*de Apr&l + ,ul& -/0

    Interns&p $*kter Ind*nes&a K*ta #alat&ga

    Per&*de N*1e(ber -/2 N*1e(ber -/0

    0

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    2/24

    "ALA%AN PENGE#A"AN

    Lap*ran Usaha Kesehatan %asyarakat 4UK%5

    Lap*ran F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga eren!ana

    T*p&k'

    "IPERTEN#I $ALA% KE"A%ILAN

    Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus sebagai

    bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia di Puskesmas

    Tegalrejo Kota Salatiga

    Telah d&per&ksa dan d&setu)u& pada tanggal

    Mengetahui,

    Dokter Internship, Dokter Pendamping

    dr. Deby Aprilia aryani dr. !aluh Ajeng endrasti

    "IP. #$%#' &0#00# & 0#(

    #

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    3/24

    A. Latar elakang

    ingga saat ini, hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah kesehatan

    serius di bidang obstetridi seluruh dunia. World Health Organization )*+

    memperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang

    terkait dengan kehamilan dan persalinan. Dari jumlah kematian maternal, pre-alensi

    paling besar adalah preeklampsia dan eklampsia sebesar #&,$/ dari keseluruhan

    kematian ibu. Insidensi pre eklamsia di Indonesia sekitar 1 #0/, menyebabkan

    mortalitas maternal sebanyak $.2/ pada tahun &00#, dan sebanyak 22.23/ pada tahun

    &00& )4oeshadi, &00'.

    ipertensi gestasional diartikan sebagai setiap onset baru hipertensi tanpa

    komplikasi selama kehamilan bila tidak ada bukti jelas dari sindrom preeklampsia.

    Sedangkan pre eklamsia sendiri merupakan hipertensi pada kehamilan yang disertai

    dengan proteinuria )5unningham, &002.

    ipertensi dalam kehamilan terjadi pada 6anita yang sebelumnya memiliki

    penyakit hipertensi primer atau dapat juga pada 6anita dengan hipertensi sekunder

    kronik, dan pada 6anita tanpa ri6ayat hipertensi dengan onset terjadinya hipertensi yang

    baru mun7ul setelah setengah masa kehamilan.

    ipertensi pada kehamilan memiliki resiko baik terhadap ibu dan juga janinnya.

    Pada ibu, hipertensi dapat menjadi pre eklamsia atau eklamsia yang mengan7am ji6a.

    Sedangkan pada bayi akan menyebabkan kematian perinatal, 2/ bayi lahir dengan

    kelainan 7ongenital. 8iasanya pada kehamilan pertama, % 1 #0/ bayi akan lahir

    premature )kurang dari ' minggu sebagai konsekuensi dari pre eklamsia, tapi pada

    6anita dengan pre eklamsia berat, 20/nya mengalami kelahiran preterm.

    Meskipun telah dilakukan penelitian yang intensi9 selama beberapa dekade,

    hipertensi yang dapat menyebabkan atau memperburuk kehamilan tetap menjadi masalah

    yang belum terpe7ahkan. Se7ara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang

    disertai dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul

    setelah minggu ke&0 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigra-ida. :ika

    timbul pada multigra-ida biasanya ada 9aktor predisposisi seperti kehamilan ganda,

    diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 2 tahun dan sebab lainnya )5unningham,

    &002.

    Morbiditas janin dari seorang 6anita penderita hipertensi dalam kehamilan

    berhubungan se7ara langsung terhadap penurunan aliran darah e9ekti9 pada sirkulasi

    uteroplasental, juga karena terjadi persalinan kurang bulan pada kasuskasus berat.

    &

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    4/24

    Kematian janin diakibatkan hipoksia akut, karena sebab sekunder terhadap solusio

    plasenta atau -asospasme dan dia6ali dengan pertumbuhan janin terhambat )I;!4. Di

    negara berkembang, sekitar &2/ mortalitas perinatal diakibatkan kelainan hipertensi

    dalam kehamilan. Mortalitas maternal diakibatkan adanya hipertensi berat, kejang grand

    mal, dan kerusakan end organ lainnya )8rooks, &002.

    . Per(asalahan

    Dilihat dari ibu hamil yang ada di 6ilayah kerja Puskesmas Tegalrejo, jumlah

    hamil yang mengalami hipertensi sangat sedikit, tetapi hal ini patut di6aspadai oleh

    pasien dan juga tenaga kesehatan setempat, karena dapat mengakibatkan bahaya dalam

    kehamilan, termasuk diantaranya preeklamsi, eklamsi hingga kematian.

    Sedangkan pasien yang menderita darah tingggi hampir semua sudah dipantau

    oleh bidan setempat, tapi beberapa ada yang kurang sadar terhadap kesehatannya sendiri,

    beberapa perilaku diantaranya tidak pernah kontrol ke bidan atau tidak pernah datang

    pada kelas ibu hamil

    6. Peren!anaan dan Pe(&l&han Inter1ens&

    /. Keg&atan

    Strategi atau pendekatan yang ditempuh yaitu melalui konseling, in9ormasi serta

    edukasi )KI

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    5/24

    Dia6ali dengan pengukuran tandatanda -ital peserta, kemudian pemberian

    penyuluhan, peserta menyimak dengan tenang dan terlihat antusias 6alaupun peserta

    terlihat sudah tidak asing lagi dengan penyakit darah tinggi atau. Setelah penyuluhan

    peserta antusias menanyakan berbagai ma7am hal seputar hipertensi dalam kehamilan.

    Pada umumnya para peserta ingin mendapat kejelasan yang benar seputar pen7egahan

    dan 7ara mempertahankan tekanan darah di posisi aman mulai dari sisi 9armakologis dan

    non 9armakologis terlebih untuk materi gi>i sehat seimbang untuk ibu hamil. Monitoring

    dan e-aluasi dilakukan dengan melihat seberapa banyak para peserta memahami dan

    mampu menja6ab pertanyaanpertanyaan sederhana seputar materi yang telah

    disampaikan.

    Monitoring dan e-aluasi dilakukan dengan penge7ekan pemahaman peserta

    penyuluhan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan seputar materi yang telah

    disampaikan. Pertanyaan yang dija6ab dengan benar oleh peserta penyuluhan merupakan

    bukti keberhasilan bah6a penyuluhan yang telah dilakukan mampu diterima dan

    dipahami oleh peserta. Dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan mampu untuk

    memberikan in9ormasi yang telah diberikan kepada anggota keluarga, tetangga, dan

    6arga lainnya. Selain itu, monitoring dan e-aluasi selanjutnya perlu kerjasama dari pihak

    kader posyandu lansia dan petugas Puskesmas Tegalrejo.

    F. T&n)auan Pustaka

    /. $e:&n&s& dan Klas&:&kas&

    Terdapat beberapa perbedaan mengenai klasi9ikasi hipertensi pada hipertensi se7ara

    umum dengan hipertensi dalam kehamilan. "8P

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    6/24

    Klasi9ikasi :"5 ( )Tidak amil Klasi9ikasi "8P

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    7/24

    sebelumnya, mis7arriage, dan ri6ayat hipertensi kehamilan sebelumnya )Da-is et.al,

    &00(.

    b. Preekla(s&

    Pree7lampsia adalah sindrom yang memiliki mani9estasi klinis seperti new-

    onset hypertensionpada saatkehamilan)setelah usia kehamilan &0 minggu, tetapi

    biasanya mendekati hari perkiraan lahir, berhubungan dengan proteinuria= # dipsti7k

    atau 00 mg dalam &' jam urin tampung. Sindrom ini terjadi pada 2 % / dari seluruh

    kehamilan.Pengobatan antihipertensi pada pasien ini bukan ditujukkan untuk

    menyembuhkan atau memulihkanpreeklamsia. Preeklamsia dapat berkembangkan

    se7ara tibatiba pada 6anita muda, pada 6anita yang sebelumnya normotensi-e,

    sehingga perlu pen7egahan gangguan kardio-askular dan serebro-askular sebagai

    konsekuensi dari berat dan 7epat peningkatan tekanan darah, hal ini adalah tujuan

    utama manajemen klinis yang membutuhkan kebijaksanaan penggunaan obat

    antihipertensi )Ee-ine et.al, &00'.

    c. Ekla(s&

    Serangan kon-ulsi pada 6anita dengan preeklampsia yang tidak dapat

    dihubungkan dengan sebab lainnya disebut eklamsi. Kon-ulsi terjadi se7ara general dan

    dapat terlihat sebelum, selama, atau setelah melahirkan. Pada studi terdahulu, sekitar

    #0/ 6anita eklamsi, terutama nulipara, serangan tidak mun7ul hingga '% jam setelah

    postpartum. Setelah pera6atan prenatal bertambah baik, banyak kasus antepartum dan

    intrapartum sekarang dapat di7egah, dan studi yang lebih baru melaporkan bah6a

    seperempat serangan eklampsia terjadi di luar '% jam postpartum )5unningham, &002.

    d. "&pertens& kr*n&k dengan superimposed preeklamsi

    Timbulnya proteinuria 00 mg@ &' jam pada 6anita hamil yang sudah

    mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan &0

    minggu.

    e. "&pertens& kr*n&k 4preexisting hypertention5

    Ditemukannya tekanan darah #'0@ $0 mmg, sebelum kehamilan atau sebelum

    kehamilan &0 minggu dan tidak menghilang setelah #& minggu pas7a persalinan.*anita

    usia subur dengan hipertensi esensial stage I yang tidak memiliki kerusakan organ

    target dan dalam kondisi kesehatan yang baik memiliki prognosis yang baik dalam

    kehamilan. *alaupun terdapat peningkatan resiko terjadi superimposed pree7lampsia,

    akan tetapi se7ara 9isiologi akan terjadi penurunan tekanan darah selama kehamilan dan

    penurunan kebutuhan terhadap agen antihipertensi. 5apaian tatalaksananya adalah

    3

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    8/24

    mempertahankan tekanan darah pada le-el yang memiliki resiko gangguan

    kardio-askular dan serebro-askular pada ibu yang minimal )Abalos et.al, &00(.

    Kadangkadang, 6anita dengan hypertensi kehamilan akan tetap hipertensi

    setelah melahirkan. Pada pasien ini kemungkinan besar memiliki hipertensi kronis yang

    sudah ada sebelumnya, yang tertutup@tak tampak di a6al kehamilan oleh karenarespon

    9isiologis dari kehamilan yakni -asodilasi. Kejadian hipertensi pada periode

    pas7amelahirkan dan 6aktu maksimum untuk normalisasi tekanan darahbelum

    diketahui. Pada umumnya, hipertensi F#'0@$0 mm g menetap lebih dari bulan pas7a

    melahirkan didignosis sebagai hipertensi kronis.

    -. $IAGNO#I#

    Selain pemantauan tekanan darah, diperlukan pemeriksaan laboratorium guna

    memantau perubahan dalam hematologi, ginjal, dan hati yang dapat mempengaruhi

    prognosis pasien dan janinnya. Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan untuk

    memantau pasien hipertensi dalam kehamilan adalah hemoglobin dan hematokrit untuk

    memantau hemokonsentrasi yang mendukung diagnosis hipertensi

    gestasional.Pemeriksaan en>im AST, AET, dan ED untuk mengetahui keterlibatan hati.

    ;rinalisis untuk mengetahui adanya proteinuria atau jumlah ekskresi protein urin &' jam.

    Kreatinin serum diperiksa untuk mengetahui 9ungsi ginjal, yang umumnya pada kehamilan

    kreatinin serum menurun. Asam urat perlu diperiksa karena kenaikan asam urat biasanya

    dipakai sebagai tanda beratnya pre eklampsia. Pemeriksaan

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    9/24

    darah saat diukur di ba6ah #'0@$0 mmg. Kriteria tersebut sekarang ini tidak lagi

    dianjurkan karena bukti menunjukkan bah6a 6anita tersebut tidak memiliki

    ke7enderungan untuk mengalami e9ek samping merugikan saat kehamilan. Sebagai

    tambahan, tekanan darah biasanya menurun pada trimester keII kehamilan dan tekanan

    diastolik pada primigra-ida dengan kehamilan normotensi kadangkadang naik sebesar #2

    mmg. +edem telah ditinggalkan sebagai kriteria diagnostik karena hal tersebut juga

    banyak terjadi pada 6anita hamil yang normotensi. +edem dianggap patologis bila

    menyeluruh dan meliputi tangan, muka, dan tungkai. Sebagai 7atatan, oedem tidak selalu

    terdapat pada pasien preeklamsi maupun eklamsi )8rooks, &002.

    Kriteria diagnosis hipertensi dalam kehamilan rekomendasi dari The Associety of

    Obstetrician and Gynaecologists of Canada ):+!5 Bol 0 number , Mar7h &00%adalah=

    #. Pemeriksaan tekanan darah harus dilakukan di rumah sakit atau tempat pelayanan

    kesehatan primer, &. ipertensi dalam kehamilan dide9inisikan sebagai tekanan diastoli7

    F$0 mmg, didapatkan pada minimal & kali pemeriksaan pada lengan yang sama,

    .*anita dengan sistolik F#'0mmg harus dipantau untuk menga6asi adanya

    perkembangan kea rah hipertensi diastoli7, '. ipertensi berat, dide9inisikan sebagai

    tekanan darah sistolik #30 mmg atau tekanan darah diastoli7 ##0mg,2. ;ntuk

    hipertensi tidak berat, pemeriksaan tekanan darah serial harus di7atat sebelum

    menegakkan diagnosis hipertensi, 3. Pada hipertensi berat, kon9irmasi pemeriksaan ulang

    dilakukan setelah #2 menit

    a. "&pertens& Gestas&*nal

    Kriteria Diagnosis pada hipertensi gestasional yaitu =

    TD #'0@$0 mmg yang timbul pertama kali selama kehamilan.

    Tidak ada proteinuria.

    TD kembali normal C #& minggu postpartum.

    Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan postpartum.

    Mungkin ada gejala preeklampsia lain yang timbul, 7ontohnya nyeri epigastrium

    atau trombositopenia )5unningham, &002.

    b. Pre Ekla(s&a dan Ekla(s&a

    Kriteria diagnosis pada preeklamsi terdiri dari =

    %

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    10/24

    Kriteria minimal, yaitu =

    TD #'0@$0 mmg pada kehamilan F &0 minggu.

    Proteinuria 00 mg@&' jam atau # dipsti7k.

    Kemungkinan terjadinya preeklamsi =

    TD #30@##0 mmg.

    Proteinuria &.0 g@&' jam atau & dipsti7k.

    Kreatinin serum F #.& mg@dE ke7uali sebelumnya diketahui sudah meningkat.

    Trombosit C#00.000@mm.

    emolisis mikroangiopati )peningkatan ED.

    Peningkatan AET atau AST.

    "yeri kepala persisten atau gangguan penglihatan atau 7erebral lain.

    "yeri epigastrium persisten. )5unningham, &002

    8eratnya preeklamsi dinilai dari 9rekuensi dan intensitas abnormalitas yang

    dapat dilihat pada Tabel &.&. Semakin banyak ditemukan penyimpangan tersebut,

    semakin besar kemungkinan harus dilakukan terminasi kehamilan. Perbedaan antara

    preeklamsi ringan dan berat sulit dibedakan karena preeklamsi yang tampak ringan

    dapat berkembang dengan 7epat menjadi berat.

    Meskipun hipertensi merupakan syarat mutlak dalam mendiagnosis

    preeklampsia, tetapi tekanan darah bukan merupakan penentu absolut tingkat keparahan

    hipertensi dalam kehamilan. 5ontohnya, pada 6anita de6asa muda mungkin terdapat

    proteinuria dan kejang dengan tekanan darah #2@%2 mmg, sedangkan kebanyakan

    6anita dengan tekanan darah men7apai #%0@#&0 mmg tidak mengalami kejang.

    Peningkatan tekanan darah yang 7epat dan diikuti dengan kejang biasanya didahului

    nyeri kepala berat yang persisten atau gangguan -isual.

    Pada preeklamsia dapat terjadi komplikasi akibat tekanan darah yang tinggi

    sehingga terjadi kejang. Kejang terjadi tanpa adanya ri6ayat epilepsy dan bukan

    merupakan proses intra7ranial. Keadaan ini dikenal sebagai keadaan eklamsia.

    Tabel -./. !ejala berat hipertensi dalam kehamilan )5unningham, &002

    $

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    11/24

    Abnormalitas C #00 mmg ##0 mmg

    Tekanan darah

    diastolik

    Tra7e # Persisten &

    Proteinuria Tidak ada Ada

    Sakit kepala Tidak ada Ada"yeri perut bagian

    atas

    Tidak ada Ada

    +liguria Tidak ada Ada

    Kejang )eklamsi Tidak ada Ada

    Serum Kreatinin "ormal Meningkat

    Trombositopeni Tidak ada Ada

    Peningkatan en>im

    hati

    Minimal "yata

    ambatan

    pertumbuhan janin

    Tidak ada "yata

    +edem paru Tidak ada Ada

    c. Superimposed Preeclampsia

    Kriteria diagnosis uperi!posed "reecla!psia adalah =

    Proteinuria 00 mg@&' jam pada 6anita dengan hipertensi yang belum ada sebelum

    kehamilan &0 minggu.

    Peningkatan tibatiba proteinuria atau tekanan darah atau jumlah trombosit

    C#00.000@mm pada 6anita dengan hipertensi atau proteinuria sebelum kehamilan

    &0 minggu )8rooks, &002.

    d. "&pertens& Kr*n&s

    Diagnosis hipertensi kronis yang mendasari dilakukan apabila =

    ipertensi ) #'0@$0 mmg terbukti mendahului kehamilan.

    ipertensi ) #'0@$0 mmg diketahui sebelum &0 minggu, ke7uali bila ada

    penyakit tro9oblastik.

    ipertensi berlangsung lama setelah kelahiran.

    ipertensi kronis dalam kehamilan sulit didiagnosis apalagi 6anita hamil tidak

    mengetahui tekanan darahnya sebelum kehamilan. Pada beberapa kasus, hipertensi

    kronis didiagnosis sebelum kehamilan usia &0 minggu, tetapi pada beberapa 6anita

    hamil, tekanan darah yang meningkat sebelum usia kehamilan &0 minggu mungkin

    merupakan tanda a6al terjadinya preeklamsi.

    #0

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    12/24

    Sebagian dari banyak penyebab hipertensi yang mendasari dan dialami selama

    kehamilan di7atat pada Tabel &.&. ipertensi esensial merupakan penyebab dari

    penyakit -askular pada F $0/ 6anita hamil. Selain itu, obesitas dan diabetes adalah

    sebab umum lainnya. Pada beberapa 6anita, hipertensi berkembang sebagai

    konsekuensi dari penyakit parenkim ginjal yang mendasari.Seperti=

    #. +besitas

    &. ipertensi esensial

    . Kelainan arterial = ipertensi reno-askular

    Koartasi aorta

    '. !angguangangguan endokrin = Diabetes mellitus

    Sindrom 7ushing

    Aldosteronism primer

    Pheo7hromo7ytoma

    ThyrotoGi7osis

    2. !lomerulonephritis )akut dan kronis

    3. ipertensi renopri-al = !lomerulonephritis kronis

    Ketidak7ukupan ginjal kronis

    Diabeti7 nephropathy

    (. Penyakit jaringan konekti9 = Eupus erythematosus

    Systemi7 s7lerosis

    Periarteritis nodosa

    %. Penyakit ginjal polikistik

    $. !agal ginjal

    Pada beberapa 6anita dengan hipertensi kronis, tekanan darah dapat meningkat

    sampai tingkat abnormal, khususnya setelah &' minggu. :ika disertai oleh proteinuria,

    maka preeklamsi yang mendasarinya dapat didiagnosis. Preeklamsi yang mendasari

    hipertensi kronis ini sering berkembang lebih a6al pada kehamilan daripada preeklamsi

    murni, dan hal ini 7enderung akan menjadi lebih berat dan sering menyebabkan

    hambatan dalam pertumbuhan janin. Indikator tentang beratnya hipertensi sudah

    diperlihatkan pada Tabel #.# dan digunakan juga untuk menggolongkan preeklamsi

    yang mendasari hipertensi kronis tersebut )5unningham, &002.

    ##

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    13/24

    3. PENATALAK#ANAAN

    Setiap 6anita harus die-aluasi sebelum konsepsi untuk menentukan kondisi

    tekanan darahnya. :ika terdapat hipertensi, dapat ditentukan beratnya, sebab sekunder

    yang mungkin, kerusakan target organ, dan ren7ana strategis penatalaksanaannya.

    Kebanyakan 6anita penderita hipertensi yang meren7anakan kehamilan harus menjalani

    skrining adanya 9aeokromositoma karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi

    apabila keadaan ini tidak terdiagnosa pada ante partum.

    Pada umumnya, 9rekuensi kunjungan antenatal menjadi sering pada akhir trimester

    untuk menemukan a6al preeklamsi. *anita hamil dengan tekanan darah yang tinggi

    )#'0@$0 mmg akan die-aluasi di rumah sakit sekitar & hari untuk menentukan

    beratnya hipertensi. *anita hamil dengan hipertensi yang berat akan die-aluasi se7ara

    ketat bahkan dapat dilakukan terminasi kehamilan. *anita hamil dengan penyakit yang

    ringan dapat menjalani ra6at jalan.

    Pada 6anita penderita hipertensi yang meren7anakan kehamilan, penting diketahui

    mengenai penggantian medikasi anti hipertensi yang telah diketahui aman digunakan

    selama kehamilan, seperti metildopa atau beta bloker. Penghambat A5< dan A48 jangan

    dilanjutkan sebelum terjadinya konsepsi atau segera setelah kehamilan terjadi.

    Pera6atan di rumah sakit dipertimbangkan pada 6anita dengan hipertensi berat,

    terutama apabila terdapat hipertensi yang persisten atau bertambah berat atau mun7ulnya

    proteinuria.

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    14/24

    harus mengandung protein dan kalori dalam jumlah yang 7ukup. Pembatasan garam tidak

    diperlukan asal tidak berlebihan )5unningham, &002.

    a. Peng*batan "&pertens& Kr*n&s

    *anita dengan hipertensi tingkat I memiliki risiko rendah untuk komplikasi

    kardio-askular selama kehamilan dan hanya menjalani terapi perubahan gaya hidup

    karena tidak ada bukti bah6a terapi 9armakologis meningkatkan prognosis neonatal.

    Eebih lanjut lagi, tekanan darah biasanya menurun pada a6al kehamilan, disamping itu

    hipertensi mudah di kontrol dengan atau tanpa medikasi. Modi9ikasi gaya hidup, latihan

    aerobik ringan harus dibatasi berdasarkan teori yang menyatakan bah6a aliran darah

    plasenta yang inadekuat dapat meningkatkan risiko preeklampsia. *alaupun data pada

    6anita hamil ber-ariasi, banyak ahli yang merekomendasikan restriksi inta#e garam

    sebesar &,' gram. Penggunaan alkohol dan rokok harus dihentikan )!ibson dan 5arson,&00(.

    *anita hamil dengan hipertensi kronis harus die-aluasi sebelum kehamilan

    sehingga obatobat yang memiliki e9ek berbahaya terhadap janin dapat diganti dengan

    obat lain seperti metildopa dan labetalol. Metil dopa merupakan obat anti hipertensi

    yang umum digunakan dan tetap menjadi obat pilihan karena tingkat keamanan dan

    e9ekti-itasnya yang baik. 8anyak 6anita yang diterapi dengan diuretika, akan tetapi

    apakah terapi diuretik dilanjutkan selama kehamilan masih menjadi bahan perdebatan.

    Terapi diuretik berguna pada 6anita dengan hipertensi sensiti9 garam atau dis9ungsi

    diastolik -entrikel. Diuretik harus dihentikan apabila preeklamsi atau pertumbuhan

    janin terhambat. 8ila terdapat kontra indikasi )menginduksi kerusakan hepar maka

    obat lain seperti ni9edipin atau labetalol dapat digunakan )5unningham, &002.

    #

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    15/24

    Tabel 3./.Pilihan obat pada hipertensi gestasional dan hipertensi kronis dalam kehamilan

    Obat 4res&k* F$A5 $*s&s Keterangan

    Agen yang umum

    diberikan=

    Methyldopa

    0.2 .0 gram@hari Pilihan obat berdasar "8

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    16/24

    kardio-askular dan serebro-askular pada ibu )Abalos et.al, &00(. Pada keadaan

    hipertensi yang berat dalam kehamilan, dide9inisikan sebagai tekanan darah F

    #30@##0mmg, keadaan ini membutuhkan pengobatan karena pada keadaan ini terjadi

    peningkatan resiko terjadinya perdarahaan 7erebral, terapi pada keadaan ini untuk

    men7egah kematian ibu. Target pengobatan terhadap kedaruratan hipertensi berat dalam

    kehamilan adalah penurunan tekanan diastoli7 menjadi $0#00mmg.

    Tabel 3.- Pilihan obat dalam 7ontrol kedaruratan pada ipertensi 8erat dalam

    kehamilan

    Obat 4res&k* F$A5 $*s&s dan pe(ber&an Keterangan

    Labetal*l #0&0 mg IB, dilanjutkan

    &0%0 mg setiap &00

    menit. Maksimal 00mg,

    dengan in9use ke7epatan #

    &mg@menit

    Insidensi hipotensi maternal

    lebih rendah dan e9ek

    samping, penggunaan

    labetalol saat ini

    menggantikan hydrala>in,

    tidak diperbolehkan pada

    6anita dengan asma dan

    5.

    "ydrala;&n 2 mg, IB atau IM,

    dilanjutkan 2#0 mb tiap

    &0'0 menit.

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    17/24

    relat&: n&tr*prus&d kera7unan sianoda bila

    digunakan F' jam

    Pada keadaan hipertensi ense9alopati, perdarahan, atau eklamsia membutuhkan

    terapi antihipertensi parenteral untuk menurunkan !ean arterial pressure. *anita

    dengan preeklamsia,perlu pertimbangan dalam memberikan terapi hipertensi berat yang

    akut. Diberikan dosis yang lebih rendah karena pada pasien ini terjadi deplesi -olume

    intra-as7ular dan meningkatnya resiko terjadi hipotensi.

    -. Pengel*laan h&pertens& pas!a(elah&rkan

    Pada masa post partum, 6anita hamil yang sebelumnya normotensi-e

    mengalami peningkatan tekanan darah, maksimum pada hari kelima post partum, dan

    pada # penelitian #&/ pasien men7apai tekanan diastolik yang melebihi #00

    mmg.al ini diduga konsekuensi dari ekspansi -olume 9isiologis dan pergerakan

    7airan pada periode post partum. Periode pemulihan tekanan darah se7ara alamiah

    dalam hipertensi gestational dan preeklamsia tidak diketahui. Tidak ada literature yang

    pasti mengenai obat antihipertensi pada periode post partum. Tan dan de S6iet)&00&

    menyarankan bah6a obatobatan antihipertensi diberikan jika tekanan darah sistolik

    melebihi #20 mmg atautekanan darah diastoli7 melebihi #00 mmg dalam ' hari

    pertama periode post partum. Pilihan agen antihipertensi pada periode post partum

    dipengaruhi juga dengan keadaan menyusui, tetapi pada umumnya agen yang

    digunakan dalam periode antepartum dilanjutkan hingga post partum )tabel &..

    Medikasidihentikan ketika tekanan darahberangsur normal. al ini dapat terjadi dalam

    hari bahkan hingga beberapa minggu pas7amelahirkan )8eardmore dan Morris, &00&.

    Dalam suatu kasus 6anita dengan preeklamsia berat, tampak beberapa man9aat

    pemberian diuresik 9urosemide pada periode pas7amelahirkan, khususnya untuk pasien

    dengan hipertensi disertai gejala edema paru dan edema peri9er.

    3. Penggunaan ant&h&pertens& (asa (enyusu&

    8elum ada penelitian yang diran7ang dengan baik untuk menilai e9ek neonatal

    dari obat antihipertensiyang dikonsumsi ibudan kemudian dikeluarkan melalui ASI.

    Pengaruh obatyang ditelan oleh bayi menyusutergantung pada -olume yang ditelan,

    inter-al antara minum obat dan menyusui, oral bioavailability, dan kapasitas bayi untuk

    mengekskresi obat. "eonatus yangterpapar methyldopa saat menyusumasih dalam batas

    aman dan biasanya kemungkinannya ke7il )tabel &.2. Atenolol dan metoprolol yang

    terkonsentrasi di ASI, dapat men7apai konsentrasi yang memiliki e9ek terhadap bayi.

    #3

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    18/24

    Sebaliknya, paparan labetalol dan propranolol konsentrasinya rendah. Meskipun

    konsentrasi diuretik dalam susu rendah dan dianggap aman, agen ini dapat se7ara

    signi9ikan mengurangi produksi susu. Terdapat laporan bah6a5alsium 7hannelblo7ker

    dapat masuk ke dalam air susu ibu, akan tetapi tanpa e9ek samping. Terdapat 7ukup data

    yang memaparkan keamanan & obat dari golongan A5

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    19/24

    persalinan terjadi lebih dari '% jam kemudian, metil dopa oral lebih disukai karena

    keamanannya. Alternati9 lain seperti labetalol oral dan beta bloker serta antagonis

    kalsium juga dapat dipergunakan. :ika persalinan sudah akan terjadi, pemberian

    antihipertensi parenteral lebih praktis dan e9ekti9. Anti hipertensi diberikan sebelum

    induksi persalinan pada tekanan darah diastol #02##0 mmg atau lebih dengan tujuan

    menurunkannya sampai $2#02 mmg )5unningham, &002.

    :enisjenis obat yang dipergunakan dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan =

    #. Metildopa

    Merupakan agonis adrenergik, dan merupakan satusatunya obat anti

    hipertensi yang telah terbukti keamanan jangka panjang untuk janin dan ibu. +bat

    ini menurunkan resistensi total peri9er tanpa menyebabkan perubahan pada laju

    jantung dan cardiac output. +bat ini menurunkan tekanan darah denganmenstimulasi reseptor sentral & le6at metil nore9ine9rin yang merupakan bentuk

    akti9 metil dopa. Sebagai tambahan, dapat ber9ungsi sebagai penghambat & peri9er

    le6at e9ek neurotransmitter palsu. :ika metil dopa digunakan sendiri, sering terjadi

    retensi 7airan dan e9ek anti hipertensi yang berkurang. +leh karena itu, metil dopa

    biasanya dikombinasikan dengan diuretik untuk terapi pada pasien yang tidak hamil.

    Dosis a6al &20 mg kali sehari dan ditingkatkan & gram@hari. Pun7ak plasma terjadi

    & jam setelah pemberian. Paruh 6akti & jam.

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    20/24

    terdapat penurunan per9usi plasenta.

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    21/24

    2. Pra>osin

    Merupakan pemblok kompetiti9 pada reseptor #adrenergik. +bat ini dapat

    menyebabkan -asodilatasi pada resistensi dan kapasitas pembuluh darah sehingga

    menurunkan preload dan afterload. Pra>osin menurunkan tekanan darah tanpa

    menurunkan laju jantung, 7urah jantung, aliran darah ginjal, dan laju 9iltrasi

    glomerulus. +bat ini dimetabolisme hampir seluruhnya di hepar. Sekitar $0/

    ekskresi obat melalui kandung empedu ke dalam 9aeses. Selama kehamilan, absorbsi

    menjadi lambat dan 6aktu paruh menjadi lebih panjang. Dalam sebuah penelitian,

    kadar pun7ak ter7apai dalam #32 menit pada 6anita hamil. Pra>osin dapat

    menyebabkan hipotensi mendadak dalam 0$0 menit setelah pemberian. al ini

    dapat dihindari dengan pemberian sebelum tidur. Per7obaan binatang menunjukkan

    tidak ada e9ek teratogenik. Pra>osin bukan merupakan obat yang kuat sehingga

    sering dikombinasikan dengan beta bloker )4eynold, &00.

    3. Diuretik

    +bat ini memiliki e9ek menurunkan plasma dan

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    22/24

    "8P

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    23/24

    $AFTAR PU#TAKA

    Departemen Kesehatan 4I. &00(."elatihan &onseling 'enyusui e(a# )ahir sa!pai *na!+ulan hanya A% sa(a.:akarta.

    Departemen Kesehatan 4I. &00(."edo!an Operasional &eluarga adar Gizi di ,esa iaga.

    :akarta.

    ;tami, 4. &00&.A% *#s#lusif Tin(auan dari Aspe# 'edis. :akarta = Konas II Persagi.

    Ida Poernomo SS, 4ulina S, Sientje M, Sri Durjati 8, *irastari M. &00. 'ana(e!en

    )a#tasi. :akarta= Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

    Kementrian Kesehatan 4epublik Indonesia Direktorat :enderal 8ina !i>i dan KIA. &0##.

    encana A#si "e!binaan Gizi 'asyara#at /A"G'0 Tahun 1232-1234. A-ailable

    at= http=@@666.gi>ikia.depkes.go.id@ar7hi-es@terbitan@ren7anaaksipembinaangi>imasyarakatrapgmtahun&0#0&0#'N6pmpOtp&

    &&

  • 7/25/2019 f3. Hipertensi Dalam Kehamilan

    24/24

    Departemen Kesehatan 4epublik Indonesia. #$$&."edo!an "e!berian '"-A%.:akarta.

    *inarno !. #$$%. Gizi dan 'a#anan bagi +ayi dan Ana# apihan. :akarta= Pustaka Sinar

    arapan.

    Departemen Kesehatan 4epublik Indonesia. #$$'.'ana(e!en )a#tasi. :akarta.

    Ikatan Dokter Anak Indonesia. &0#. Air Susu Ibu dan Ikterus. http=@@idai.or.id@publi7arti7les@klinik@[email protected].

    &