f3 Asi Eksklusif

download f3 Asi Eksklusif

of 4

description

asi

Transcript of f3 Asi Eksklusif

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA (KB)

(PENYULUHAN MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA ANAK)I. LATAR BELAKANGPertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI merupakan makanan bayi terbaik. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan usia sekitar enam bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain selama enam bulan tersebut dengan menyusui secara eksklusif. Selain pada anak ASI eksklusif juga bermanfaat bagi ibu yaitu dapat diberikan dengan cara mudah dan murah juga dapat menurunkan resiko terjadinya pendarahan dan anemia pada ibu serta menunda terjadinya kehamilan berikutnya. Hal ini yang lebih penting adalah timbulnya ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak.

Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai.

Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur 4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO), pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004. Pemberian ASI Eksklusif juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012.II. PERMASALAHAN DI MASYARAKATWalaupun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI ekslusif, angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi umur kurang 2 bulan sebesar 64%, antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5 bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Sementara itu cakupan pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat dalam kurun waktu antara 1997 sebesar 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002.

Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, persepsi-persepsi sosial-budaya yang menentang pemberian ASI, dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas kesehatan.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka pengetahuan masyarakat khususnya pemahaman orang tua bayi dan balita mengenai pentingnya ASI eksklusif perlu ditingkatkan agar jumlah bayi yang memperoleh ASI eksklusif dapat meningkat.

III. PEMILIHAN INTERVENSIOleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud mengadakan penyuluhan kesehatan dengan materi "Pentingnya ASI Eksklusif". Pada penyuluhan ini akan disampaikan mengenai pengertian ASI Eksklusif, manfaat dan keunggulan ASI, dan cara menyusui yang baik dan benar, dan lain sebagainya.

Selain itu, pemateri akan mengidentifikasi berapa banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Pada penyuluhan ini, diberikan pula kesempatan kepada para peserta untuk bertanya seputar pentingnya ASI eksklusif.

IV. PELAKSANAANPenyuluhan kesehatan mengenai Pentingnya ASI Eksklusif ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 September 2014 di Posyandu Bontocinde, Desa Allaere, Kecamatan Tanralili. Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif yang diselingi dengan penggalian informasi dari ibu-ibu peserta penyuluhan mengenai seberapa banyak ibu-ibu yang mengikuti penyuluhan ini yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka. Pemateri juga menyampaikan informasi mengenai pengertian ASI Eksklusif, manfaat dan keunggulan ASI, dan cara menyusui yang baik dan benar, dan lain sebagainya. Kemudian di akhir sesi, pemateri memberi kesempatan kepada peserta dan kader kesehatan setempat untuk bertanya seputar pentingnya ASI eksklusif.V. Evaluasi Ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklusif, diantaranya produksi ASI yang kurang atau tidak ada, bayi tidak ingin menyusui dari ibunya, dan kesibukan dari ibu sehingga tidak sempat menyusui. Setelah mendapatkan materi penyuluhan, banyak peserta yang baru menyadari akan pentingnya ASI eksklusif terutama sampai umur anak 6 bulan. Antusiasme peserta cukup tinggi selama pemberian materi ASI eksklusif. Hampir seluruh peserta aktif memberikan pertanyaan seputar ASI maupun masalah kesehatan anak. Saran:Penyuluhan maupun informasi tentang pentingnya ASI eksklusif harus terus digalakkan, terutama untuk para ibu muda. Ibu-ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada anaknya dengan alasan kesibukan atau anak yang tidak menginginkan ASI ternyata kebanyakan karena mereka menganggap ASI bisa digantikan dengan susu formula. Untuk itu, informasi tentang cara yang tepat untuk memberikan nutrisi yang baik adalah dengan memulai memberikan ASI eksklusif.Pendataan sebaiknya dilakukan agar kita dapat mengetahui dengan pasti jumlah ibu yang tidak memberikan ASI kepada bayinya, sehingga pihak atau petugas kesehatan dapat melakukan intervensi agar ibu-ibu di seluruh wilayah kerja Puskesmas Tanralili dapat memahami pentingnya ASI eksklusif.Peserta,

( dr. Dian Ayu Fitriani )Pendamping,

( dr. H. Syarifuddin P., M.Kes)

1