f. Pendekatan Dan Metodologi

28
Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek Lamongan Direktorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012 F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI 3.1 3.1 Pengantar Pengantar Bagian ini menjelaskan tentangt pendekatan dan Metodologi dalam melaksanakan penugasan Bantuan Teknis. Pendekatan dan metodologi disusun berdasarkan pemahaman terhadap KAK dan saran yang telah diberikan pada Bab terdahulu. Penjelasan tentang Pendekatan dan Metodologi diawali dengan uraian masalah dan tujuan, kemudian penjelasan tentang metodologi yang merespon tujuan dimaksud, dan dilengkapi dengan rencana kerja sesuai dengan metodologi. 3.2 3.2 Gambaran Umum Daerah Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah Kondisi Geografis Daerah Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6° 51’ 54” sampai dengan 7° 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 122° 4’ 4” sampai 122° 33’ 12” Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km² atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut. Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu: 1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu. 3-1

Transcript of f. Pendekatan Dan Metodologi

Page 1: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

F. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.13.1 PengantarPengantar Bagian ini menjelaskan tentangt pendekatan dan Metodologi dalam melaksanakan penugasan Bantuan Teknis. Pendekatan dan metodologi disusun berdasarkan pemahaman terhadap KAK dan saran yang telah diberikan pada Bab terdahulu. Penjelasan tentang Pendekatan dan Metodologi diawali dengan uraian masalah dan tujuan, kemudian penjelasan tentang metodologi yang merespon tujuan dimaksud, dan dilengkapi dengan rencana kerja sesuai dengan metodologi.

3.23.2 Gambaran Umum Daerah Gambaran Umum Daerah

1. Kondisi Geografis DaerahKondisi Geografis Daerah

Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6° 51’ 54” sampai dengan 7° 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 122° 4’ 4” sampai 122° 33’ 12” Kabupaten Lamongan memiliki luas  wilayah kurang lebih 1.812,8 km²  atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.

Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar  daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:

1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif   agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu.

2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro.

3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah.

Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah: Sebelah Utara perbatasan dengan laut jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik,Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, sebelah barat berbatasan dengan Kabupten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban.

3-1

Page 2: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut.

Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 0-2% yang tersebar di kecamatan Lamongan, Deket, Turi,Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng,Glagah, Karangbinagun,Mantup, Sugio, Kedongpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng, sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemirimgan lahan 40% lebih.

Kondisi tata guna tanah di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: baku sawah (PU) 44.08 Hektar, Baku sawah tidak resmi (Non PU) 8.168,56 Hektar, sawah tadah hujan 25.407,80 Hektar, Tegalan 32.844,33 Hektar, pemukiman 12.418,89 Hektar, Tambak / kolam / waduk 3.497,72 Hektar, kawasan hutan 32.224,00 Hektar, kebun Campuran 212,00 Hektar, Rawa 1.340,00 Hektar, Tanah tandus / kritis 889,00 Hektar dan lain-lain 15.092,51 Hektar.

2. Gambaran Umum Demografis

Menurut data Survey Sensus Ekonomi Nasional (susenas) Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2005 sebanyak 1.261,972 jiwa, terdiri dari 646.830 jiwa (51,26%) perempuan dan 615.142 jiwa (48,74%) laki-laki. Dengan komposisi kelompok umur berdasarkan jenis kelamin laki-;laki usia 0-14 tahun sebanyak 170.087 jiwa (27,65%), usia 15-64 tahun sebanyak 407.040 (66,17%) dan usia di atas 65 tahun sebanyak 38.015 jiwa (6,18%). Sedangkan kelompok umur perempuan usia 0-14 tahun sebanyak 151.617 jiwa (23,44%), usia 15-64 tahun sebanyak 436.092 (67,42%) dan usia di atas 65 sebanyak 59.121 jiwa (9,14%), sehingga jumlah penduduk Kabupaten Lamongan secara keseluruhan berdasarkan kelompok usia 0-14 tahun sebanyak 321.704 jiwa, usia 15-64 tahun sebanyak 843.132 jiwa, usia 65 ke atas sebanyak 97.136 jiwa.

Banyaknya pencari kerja tamatan SD yang terdaftar sebanyak 55 orang, tamatan SMP sebanyak 216 orang, tamatan SMU / sederajat sebanyak 5.371 orang, tamatan Diploma I/II/III sebanyak 2.125 orang, tamatan sarjana sebanyak 3.419 orang. Adapun pemenuhan lowongan kerja menurut sektor listrik, gas dan air 186 orang, bangunan 242 orang, perdagangan 417 orang, angkutan 240 orang, bank dan keuangan 78 orang dan jasa-jasa 2.351 orang.

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah

Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah

3-2

Page 3: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

dapat diketahui sektor-sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu/diakselerasi dan dioptimalkan guna memacu perkembangan kondisi perekonomian / pembangunan daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan.

Hasil analisa komparatif dan sektor unggulan berdasarkan data produk Domestik regional Bruto (PDRB) melalui indeks Dominasi antar daerah di propinsi Jawa Timur (38 kabupaten/ kota) dengan menggunakan 2(dua) indikator utama yaitu statis location Quotion (SLQ) dan Dynamic Location Quotion (DLQ), maka dapat diketahui sektor-sektor unggulan daerah di Kabupataen Lamongan. Adapun sektor unggulan Kabupaten Lamongan tersebut antara lain

1. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan,2. Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas:  

industri tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan),3. Sektor bangunan / kontruksi,4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor

perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel),5. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan dan

rekreasi, dan perorangan dan rumah tangga).

Selain berdasarkan hasil analisa diatas, potensi unggulan suatu daerah juga dapat dilihat dari kondisi sumberdaya yang dimiliki. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada, potensi unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektar(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa Timur atau terbesar ke-2 di Jawa Timur). Kabupaten Lamongan juga merupakan penghasil nomor 5 (lima) terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung, yaitu sebesar 5,61% dari total Jawa Timur.

Sedangkan untuk sub sektor perikanan, Kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur atau merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, yaitu sekitar 65.874,984 ton senilai kurang lebih Rp.446 milyard. Kontribusi terbesar produksi ikan di Kabupaten Lamongan disumbangakan oleh produksi ikan air tawar (sawah tambak) dan produksi perikanan laut. Perikana sawah tambak yang didukung areal 22.422,49 hektar mampu memberikan produksi ikan air tawar sebesar di Jawa Timur, sedangkan perikanan laut yang didukung 19.994 nelayan dan 5.385 armada kapal penangkap ikan mampu menghasilkan produksi ikan terbesar nomor 3 (tiga) di Jawa Timur setelah Kabupaten Sumenep dan Probolinggo.

Sedangkakan pada sektor indusri pengolahan, keunggulan potensi sektor ini banyak ditopang oleh besarnya keberadaan industri rumah tangga (IRT) dan Usaha Mikro kecil Menengah (UMKM) yang ada. Berdasarkan data tahun 2006,di Kabupaten Lamongan berkembang 13.676 unit industri non formal dan 445 unit industri formal yang kesemuanya memberikan kontribusi yang tidak sedikit

3-3

Page 4: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

terhadap perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lamongan.

Sektor bangunan /kontruksi merupakan salah satu sektor unggulan daerah di Kabupaten Lamongan.Hal ini menunjukkan suatu indikasi cepatnya laju gerak pembangunan sarana prasarana di Kabupaten Lamongan, baik itu berupa gedung,jalan jembatan,sarana irigasi dan infrastruktur lainnya seperti pelabuhan penyeberangan (ASDP), obyek wisata (WBL) dan kawasan industri (LIS) yang didukung peranan swasta/ investor.

Besarnya volume perdagangan di Kabupaten Lamongan khususnya komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri hasil produk lamongan merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu didukung dengan system pemasaran yang efisien dan dukungan sarana prasarana (infrastruktur) yang baik. Surplus beras pada tahun 2006 yang kurang lebih mencapai 358.000 ton merupakan salah satu komodoti perdagangan unggulan daerah, demikian juga komoditi perikanan air tawar (sawah tambak) dan perikanan laut yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2006 memberikan perumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu sebesar 10,37%.

Sedangkan untuk sektor jasa, khususnya sub sektor hiburan dan rekreasi menunjukkan suatu perkembangan yang nyata/ significant untuk memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perokonomian daerah Kabupaten Lamongan. Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) nampak nyata memberikan pengaruh langsung terhadap besarnya kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB. Dengan kunjungan wisatawan mencapai kurang lebih 850.000 per tahun merupakan suatu potensi daerah yang besar untuk terus dikembangkan dan disinergikan dengan obyek wisata lainnya seperti wisata religi / ziarah Makam Sunan Drajat dan Goa Maharani. Keberadaan WBL juga secara tidak langsung memberikan multiplayer effect terhadap kembang tumbuhnya kegiatan ekenomi produktif lainnya di masyarakat. Pada tahun 2006 sub sektor hiburan dan rekreasi mampu tumbuh sebesar 5,23%.

Melalui pemikiran yang berwawasan luas (regional dan nasional) yang didukung dengan pemahaman bahwa potensi ekonomi daerah bukanlah sekedar apa yang terkandung dan tersedia di daerah tersebut, tetapi juga meliputi potensi ekonomi di luar teritori Wilayah Lamongan yang dapat mendatangkan manfaat bagi Lamongan. Melalui riset peta potensi unggulan daerah baik yang bersifat internal maupun lingkungan eksternal-luar daerah, propinsi bahkan nasional disertai dengan strategi pemasaran daerah, Kab.Lamongan memanfaatkan peluang dan potensi tersebut demi terwujudnya kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat Lamongan. Wilayah Kab.Lamongan yang mempunyai letak strategis diantara pusat-pusat pertumbuhan di Jawa Timur merupakan potensi yang cukup besar untuk dioptimalkan dalam rangka pengembangan wilayah. Model pembangunan ekonomi daerah dengan pendekatan kutub pertumbuhan (Growth Pole Approach), yaitu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan (growth pole) khususnya di wilayah pantura dengan pihak investor merupakan strategiyang telah dikembangkan selama beberapa tahun ini. Diharapkan pusat-pusat pertumbuhan tersebut bisa menjadi engine of growth dari perekonomian Kabupaten Lamongan secara keseluruhan tanpa mengesampingkan pengembangan wilayah lainnya.

3-4

Page 5: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

b. Pertumbuhan Ekonomi / PDRB

Nilai total PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 (yang masih merupakan angka estimasi/sangat sementara) adalah sebesar Rp.4,082 triliun. Sedangkan berdasarkan atas dasar berlaku (ADHB), PDRB Kabupaten Lamongan mencapai Rp.5,872 triliun atau meningkat sebesar 10,24% dibandingkan tahun 2005 dimana sebesar Rp.2,283 triliun disumbangkan oleh sektor pertanian .

Perkembangan pencapaian kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai pertumbuhan perekonomian yang dicapai tiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mencapai 5,11%. Pertumbuhan ekonomi selama 5 (Lima) tahun terakhir (2002 s/d 2006) menunjukkan pola kecenderungan yang semakin meningkat. Namun demikian pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut disadari masih dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang pada tahun 2006 mencapai 5,5%.

Struktur perekonomian Kabupataen Lamongan yang masih besar ditopang oleh sektor pertanian mengakibatkan laju pertumbuhan ekonominya masih dibawah rata-rata Jawa Timur dan Nasional Persoalan struktural yang dialami oleh sektor pertanian selama ini mengakibatkan rendahnya kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan ekonomi yang disumbangakan oleh sektor pertanian selam kurun waktu 2002-2006 relatip stagnan, dimana pada tahun 2006 hanya tumbuh sebesar 1,72%, paling rendah dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Berkaitan dengan kondisi tersebut, upaya peningakatan nilai tambah produk-produk komoditi pertanian pada tahun-tahuin mendatang melalui pengembangan kegiatan pengolahan hasil komoditi pertanian (industri pengolahan berbasis komoditi pertanian) menjadi salah satu pemecahannya.

Berdasarkan data perkembangan salama 5 (Lima) tahun terakhir (2002 s/d2006) struktur perekonomian Kabupaten Lamongan masih belum banyak mengalami perubahan yaitu masih ditopang utamanya oleh sektor primer (khususnya oleh sektor pertanian). Meski demikian peranan sektor primer menunjukkan kecenderungan samakin menurun, sedangkan sektor tersier (khususnya sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa) menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2006 sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 43,22% terhadap total PDRB ADHK Kabupaten Lamongan, kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran (29,58%) dan sektor jasa-jasa( 11,48%), dan sektor industri pengaolahan sebesar 5,51%

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2009, setiap industri baru yang berdiri setelah berlakunya peraturan tersebut wajib berada di dalam Kawasan ekonomi Khusus. Mengingat potensi sumber daya alam Kabupaten Lamongan cukup besar, maka keberadaan kawasan industri sangat mendesak untuk diwujudkan di kabupaten tersebut. Dalam rangka pembangunan kawasan industri perlu disusun dokumen perencanaan berupa Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan Industri.

3-5

Page 6: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

3.33.3 Kawasan Ekonomi KhususKawasan Ekonomi Khusus

Menurut UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 31 telah menyebutkan adanya pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai bagian dari kegiatan penanaman modal di Indonesia. Cikal bakal dari kegiatan KEK sudah ada dengan diundangkannya UU tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Selain itu praktek yang mengarah kepada kegiatan KEK sudah ada dengan ditandatanganinya MOU antara Pemerintah RI dan Pemerintah Singapura, dengan menjadikan Batam, Bintan dan Karimun (BKK) sebagai proyek percontohan. Walaupun sudah ada proyek percontohan dan ada beberapa instrument pengaturannya, tetapi untuk mengatur masalah KEK sebagai bagian dari kegiatan investasi memerlukan kajian hukum yang lebih komprehensif, sehingga nantinya kegiatan KEK sebagai bagian dari kegiatan penanaman modal mempunyai arti yang signifikan dengan kegiatan penanaman modal di Indonesia.Upaya pemerintah untuk mengembangkan daerah tertentu sebagai bagian dari KEK pernah diungkapkan oleh Menteri Perdagangan RI Mari Pangestu dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI. Pembentukan KEK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan investasi, sehingga diperlukan berbagai kebijakan khusus. Hal ini juga sebagai upaya untuk menandingi negara pesaing utama RRC, Vietnam, Malaysia dan Thailand. Kebijakan khusus dimaksud dalam bentuk fasilitas khusus di bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung, kemudahan perijinan, keimigrasian, dan ketenagakerjaan.Selama ini ada beberapa bentuk atau kluster yang berhubungan dengan kawasan pengembangan perekonomian, seperti :

1.         Kawasan Industri (Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1996)2.         Kawasan Pengembangan Ekonomi Terapadu (KAPET) (Keputusan

Presiden No. 150 Tahun 2000)3.         Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (UU No. 44 Tahun

2007 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas)

4.         Tempat Penimbunan Berikat (PP No. 33 Tahun 1996) dalam bentuk :a.       Kawasan Berikat dan Kawasan Berikat Plusb.      Gudang Berikatc.       Entrepot untuk tujuan pamerand.      Toko Bebas Bea

5.         Kawasan Ekonomi Khusus (UU No. 25 Tahun 2007)Definisi KEK sendiri yang diatur dalam draft RUU KEK Pasal 1 ayat 1, yaitu “Kawasan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifat khusus dan memperoleh fasilitas tertentu.Selain definisi tersebut, maka hal terpenting yang menjadi nilai jual bagi kalangan investor adalah kemudahan atau fasilitas yang diberikan oleh negara terhadap konsepsi KEK tersebut. Fasilitas atau kemudahan merupakan faktor yang akan menarik kalangan investor. Melalui kemudahan ini diharapkan para investor hanya cukup datang ke badan pengelola untuk mengurus segala izin yang berhubungan dengan kegiatan investasi tersebut. Disisi lain fasilitas atau insentif yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan kepada para investor, jadi ada semacam keistimewaan atau perlakuan khusus dibidang tertentu yang

3-6

Page 7: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

berbeda di luar dearah KEK tersebut, seperti adanya tax holiday untuk jangka waktu tertentu, penangguhan atau pembebasan bea masuk termasuk di bidang perpajakan.

Dalam RUU KEK disebutkan bahwa UU akan memberikan fasilitas tertentu dalam bentuk :

a.         Fasilitas tertentu, antara lain :

1. Perpajakan (Pasal 19)

2. Kepabeanan (Pasal 20-21)

3. Perdagangan (Pasal 22)

4. Pertanahan (Pasal 24)

5. Keimigrasian (Pasal 26)

6. Ketenagakerjaan (Pasal 29-Pasal 31)

b.         Fasilitas non fiskal (Pasal 25), berupa kemudahan dan keringanan, antara lain :

1. Bidang perizinan usaha

2. Kegiatan usaha

3. Perbankan

4. Permodalan

5. Perindustrian

6. Perdagangan

7. Kepelabuhan

8. Keamanan

Terhadap fasilitas tertentu dan fasilitas non fiskal diatas perlu disinkronisasi dan harmonisasikan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, sebab jangan sampai pengalaman UU No. 25 Tahun 2007 khususnya tentang pertanahan dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.Bagi pemerintah sendiri keinginan untuk mengembangkan suatu kawasan ekonomi khusus ada hubungannya dengan kegiatan investasi pada umumnya, hal ini dapat dilihat dari tujuan pengembangan KEK, yaitu :

9. Peningkatan investasi

10. Penyerapan tenaga kerja

11. Penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor

12. Meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor

13. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan kapital bagi peningkatan

ekspor

14. Mendorong terjadinya peningkatan kualitas SDM melalui transfer teknologi.

Sedangkan maksud/tujuan dari pengembangan KEK, antara lain :

3-7

Page 8: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

1. Memberi peluang bagi peningkatan investasi melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor impor serta kegiatan ekonomi

yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

2. Meningkatkan pendapatan devisa bagi negara melalui perdagangan internasional.

3. Meningkatkan kesempatan kerja, kepariwisataan dan investasi.

Selain itu fungsi dari diadakannya KEK, antara lain :

1. Menjadi pusat kegiatan ekonomi dan terkait dengan wilayah pengembangan lainnya.

2. Harus mampu memberikan manfaat bagi kawasan lain.

3. KEK bukan merupakan kawasan tertutup sehingga memberikan efek ganda terhadap

perekonomian lokal.

4. Harus dapat mendorong pertumbuhan industri pendukung di sekitar kawasan.

Akhirnya untuk membuat konsep KEK di Indonesia berjalan mulus dan sesuai dengan standar dunia, pemerintah telah membentuk Tim Nasional Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia (Timnas KEKI) berdasarkan Surat Keputusan Menko Perekonomian No. Kep-21/M.EKON/03/2006 tertanggal 24 Maret 2006. Timnas KEKI dalam laporan pendahuluan telah menetapkan 12 kriteria untuk menjadikan kawasan sebagai kawasan ekonomi khusus, yaitu :1.         KEKI harus diusulkan sendiri oleh pemda dan memperoleh komitmen kuat dari

pemda bersangkutan. Komitmen itu berupa kesedian pemda untuk menyerahkan pengelolaan kawasan yang diusulkan kepada manajemen khusus.

2.         Kepastian kebijaksanaan, meliputi dukungan aspek legal dalam pengembangan kegiatan ekonomi, baik kebijakan fiskal ataupun non fiskal.

3.         Merupakan pusat kegiatan wilayah yang memenuhi RTRW. Selain itu telah ditetapkan sebagai kawasan perindustrian atau oleh UU telah ditetapkan sebagai wilayah dengan perlakuan khusus.

4.         Tidak harus satu kesatuan wilayah, namun merupakan kawasan yang relatif telah berkembang dan memiliki keterkaitan dengan wilayah pengembangan lain.

5.         Sudah tersedia fasilitas infrastruktur pendukung.6.         Tersedia lahan untuk industri minimal 10 hektar ditambah lahan untuk perluasannya.7.         Tersedia tenaga kerja yang terlatih di sekitar lokasi.8.         Lokasi harus memberikan dampak ekonomi yang signifikan.9.         Lokasi tidak terlalu jauh dengan pelabuhan dan bandara internasional. Selain itu

secara geopolitis wilayah KEKI bersaing dengan negara lain atau bisa menjadi komplementer dari sentra produksi di negara lain.

10.     Secara ekonomi strategis, dekat dengan lokasi pasar hasil produksi, tidak jauh dari sumber bahan baku atau pusat distribusi internasional.

11.     Tidak mengganggu daerah konservasi alam, dan12.     Memiliki batas yang jelas baik batas alam maupun batas buatan, serta kawasan yang

mudah dikontrol keamanannya, sehingga mencegah upaya penyelundupan.a.        Dampak Negative KEK Terhadap MasyarakatSetiap kebijakan termasuk KEK, paling tidak mempunyai tiga implikasi, yaitu : (1) memperbaiki kebijakan (jika kebijakan itu salah) membutuhkan proses dan waktu yang lama,

3-8

Page 9: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

(2) kebijakan akan mengikat siapapun termasuk konsekuensi anggaran, (3) dampak kebijkan itu akan dirasakan oleh seluruh masyarakat.Ide KEK bersandar pada pasal 31 Undang-undang Penanaman Modal (UUPM) No. 25 Tahun 2007. Akhir tahun 2010 lalu, pemerintah mengajukan draf Rancangan Undang-Undang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kepada DPR-RI. Seperti semut memperebutkan gula, sejumlah gubernur mendatangi legislatif. Agendanya memohon segera mengesahkan RUU tersebut. Para gubernur menyakini bahwa KEK akan menjajikan kemajuan ekonomi pada daerah. Pertanyaannya, apakah KEK akan membawa kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan sebagai penyangga sistem kehidupan, atau justru sebaliknya?.Jika RUU tersebut dipaksakan menjadi udang-undang, maka akan menimbulkan dampak negative yang luas terhadap masyarakat, diantaranya :

(1)     Menguntungkan pemodal besar(2)     Eksploitasi sumberdaya dan penghisapan surplus ekonomi(3)     Menghancurkan industri nasional(4)     Membebani anggaran negara dan utang luar negeri(5)     Tidak signifikan dalam mengurangi pengangguran, serta mengancam hak-

hak buruh(6)     Fasilitas fiskal yang terlampau luas(7)     Mengurangi pendapatan daerah(8)     Sumber konflik agraria(9)     Mengancam lingkungan hidup(10)   Mengabaikan kepentingan nasional.

· · Mengancam LingkunganDalam KEK, pemerintah tidak akan memberlakukan Peraturan Presiden (Perpres) No. 11 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan persyaratan atau dikenal Daftar Negatif Investasi (DNI). Karena itulah, industri kimia sangat berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan apalagi pertambangan yang justru menggunakan bahan kimia yang beracun dan berbahaya (B3) sebagai bahan baku utama.Bila B3 masuk ketubuh melalui rantai makanan dapat mengakibatkan korban jiwa dan cacat permanen akibat kerusakan genetik. Keracunan ikan tahun lalu diberbagai daerah di pesisir kepulauan Sultra dan pencemaran pesisir diduga akibat dari kegiatan tambang.Dalam pasal 4 RUU, KEK harus terletak pada posisi dekat dengan jalur perdagangan internasional atau berdekatan dengan jalur pelayaran internasional atau berdekatan dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau pada wilayah potensi sumber daya unggulan.

Bagaimana dengan sumbangan dari sektor pertambangan?. Justru kedua Pemda tersebut pernah mengalami defisit anggaran. Kalau ada kontribusi tambang paling hanya untuk membangun infrastruktur jalan raya yang dirusak oleh mobilisasi kegiatan tambang sendiri.

· Masalah Sosial Ekonomi KEKPembangunan KEK butuh anggaran yang tidak kecil dan teknologi, sementara sumber pembiayaan bukan hanya berasal dari APBN, namun juga APBD. Ditengah kondisi keuangan daerah yang morat-marit, KEK bisa menjadi alasan pemerintah untuk kembali mengajukan pinjaman. Ide KEK sendiri mirip KAPET yang sudah sekian tahun berjalan, tapi kinerjanya belum ketahuan dan hanya menjadi beban anggaran daerah.Anggaran pemerintah akan lebih bermanfaat jika digunakan bagi pendidikan, kesehatan dan sektor yang memberi kontribusi ekonomi signifikan seperti infrastruktur pertanian, kehutanan dan perkebunan, jika dibadingkan  anggaran tersebut digunakan untuk memberi insentif bagi

3-9

Page 10: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

masuk industri bernilai rendah hasil relokasi dari negara lain yang rendah dalam penyerapan tenaga kerja dan tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap perekonomian.Pembangunan KEK bukan hanya akan mengurangi pendapatan akibat pemberian insentif fiskal, dan Bea masuk, tetapi juga berpotensi besar mengurangi pendapatan Pemerintah Daerah. Padahal pembangunan kawasan ini mensyaratkan infrastruktur yang memadai dan lengkap sebagaimana tercantum dalam pasal 4 huruf draf RUU KEK.Pembangunan infrastruktur tersebut tentu membutuhkan pembiayaan yang tidak kecil, sementara sumber pendanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur seperti tertulis dalam draf RUU pasal 12 tidak hanya berasal dari APBN namun juga APBD. Potensi pendapatan yang berkurang akibat pembebasan pajak daerah dan retribusi daerah juga akan mempersulit posisi keuangan daerah untuk membiayai pembangunan maupun pemeliharaan infrastruktur di dalam KEK sendiri.

Pada bagian lain, fasilitas pembebasan pajak dan bea masuk yang pada mulanya untuk menarik minat investasi asing justru menjadi faktor hancurnya industri nasional dan lokal. Pengalaman Batam menunjukkan bahwa daerah tersebut justru dimanfaatkan oleh perusahaan eksportir dan importer baik dalam maupun luar negeri sebagai tempat transit bagi produk-produk mereka untuk selanjutnya di re-ekspor ke negara lain

3.43.4 Pemahaman tentang Penugasan Penyusunan Study Kelayakan EkonomiPemahaman tentang Penugasan Penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansialdan Finansial

Penugasan utama kegiatan adalah sebagaimana dirumuskan dalam ‘maksud dan tujuan’ yang kemudian didefinisikan cakupan kerjanya dalam penjelasan tentang lingkup kegiatan. Penugasan sebagaimana dirumuskan secara singkat adalah untuk menyusun Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan Industri di Lamongan. Rincian kegiatan penugasan sesuai dengan tujuan adalah sebagaimana dirumuskan dalam Lingkup kegiatan.

Maksud dan Tujuan Kegiatan

Maksud dari studi adalah untuk memnyediakan dan memberikan pedoman dalam pembangunan Kawasan ekonomi Khusus di Lamongan

Tujuan khusus dari penugasan adalah untuk menyusun Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan ekonomi Khusus Lamongan.

3-10

Page 11: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Ruang Lingkup Kegiatan

a) Melakukan survey, pengumpulan data dan informasi, serta pengukuran lokasi.

b) Analisis dan Penataan Struktur Ruang (analisis fungsional unsur-unsur di ruang/tapak seperti tata guna lahan, vegetasi, iklim, sifat fisik dan kimia tanah, profil fisik Kawasan ekonomi Khusus, sistem drainase dan kondisi jaringan utilitas misalnya suplai air bersih, listrik dan telekomunikasi).

c) Merencanakan zoning dan besaran perbandingan lahan, meliputi lahan komersial dan lahan untuk sarana dan prasarana serta ruang terbuka hijau.

d) Menyusun konsep pengembangan infrastruktur atau sarana/prasarana : jaringan jalan lingkungan, listrik, air bersih, telekomunikasi, sistem drainase, sistem pengolahan limbah, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Ruang Terbuka Hijau, Kantor Pengelola Kawasan Industri, Penerangan Jalan, Unit Pemadam Kebakaran, dan sarana penunjang lainnya.

e) Analisa industri yang akan menjadi penggerak kawasan industri.

f) Analisa kebutuhan kawasan industri (potensi, permasalahan, dan prospek pengembangan kawasan industri).

g) Menyusun konsep strategi pengembangan kawasan industri.

h) Menyusun konsep pengelolaan kawasan industri.

i) Menyusun site plan dengan skala 1 : 1.000.

j) Analisa kelayakan finansial.

k) Menyusun laporan

Sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup kegiatan, maka penugasan ini mempunyai output yang ditetapkan berupa dokumen Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan ekonomi Khusus Lamongan, lengkap dengan peta. Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kawasan ekonomi Khusus dimaksud adalah lengkap meliputi rencana indusk, dan peta kawasan yang direncanakan.

3.53.5 Pemahaman Kawasan dan Perencanaan KawasanPemahaman Kawasan dan Perencanaan Kawasan

Kawasan dan Kawasan Industri

Konsep kawasan dapat dipahami sebagai wilayah yang mempunyai basis keberagaman fisik dan ekonomi dan memiliki keterkaitan hubungan untuk saling mendukung satu sama lain

3-11

Page 12: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

secara fungsional. Hubungan yang saling mendukung adalah untuk mendorong kegiatan ekonomi dan perkembangan ekonomi daerah.

Kawasan didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai fungsi tertentu, dimana kegiatan ekonomi, sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan secara sendiri-sendiri, maupun secara bersama, membentuk suatu klaster. Klaster dapat berupa klaster industry atau klaster pertanian, tergantung kegiatan ekonomi yang dominan dalam kawasan.

Pengembangan kawasan dengan klaster tertentu akan membentuk suatu kawasan khusus yang mempunyai kegiatan ekonomi dengan pola sesuai sector atau komoditasnya. Kawasan ini misalnya adalah Kawasan Industri; suatu kawasan yang secara khusus menampung kegiatan-kegiatan industry.

Kawasan Industri Di Indonesia pengertian kawasan industri dapat mengacu kepada keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1996 . Menurut Keppres tersebut, yang dimaksud dengan kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin Usaha Kawasan Industri.

Berdasarkan pada pengertian tentang kawasan industri, maka suatu kawasan disebut sebagai Kawasan ekonomi Khusus jika memiliki karakteristik diantaranya:

adanya areal lahan yang cukup luas, adanya kelengkapan sarana dan prasarana, adanya suatu badan (manajemen) pengelola, mempunyai izin usaha kawasan industri, Kegiatan industry dalam kawasan (umumnya pengolahan/manufaktur).

3-12

Page 13: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Tujuan dan Manfaat Pembangunan Kawasan

Pembangunan kawasan adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan kesalingtergantungan dan interaksi atara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan hidup beserta sumberdaya alamnya pendukung. Setiap sistem ini memiliki tujuannya masing masing. Secara umum, tujuan dari pengembangan kawasan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Membangun masyarakat (sosial ekonomi), beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya;

Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; Mendukung pendapatan masyarakat, melalui peningkatan lapangan kerja; Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan konservasi sumberdaya alam demi

kesinambungan pembangunan daerah. Mendorong pemanfaatan ruang yang efisien dan berkelanjutan.

Secara lebih spesifik; tujuan pembangunan kawasan industri dapat dirujuk kembali pada Kepres No. 41 Tahun 1996 Tentang Kawasan Industri. Dalam hal ini dinyatakan bahwa pembangunan kawasan industri bertujuan untuk :

mempercepat pertumbuhan industri di daerah; memberikan kemudahan bagi kegiatan industri; mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri; meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.

Rencana Pengembangan Kawasan

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus berarti Rencana Induk tentang pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus yang tersusun lengkap dari mulai struktur ruang, zonasi, dan konsep pengembangan infrastruktur atau sarana prasarana. Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial umum berisi rencana proses pembangunan dan pengembangan yang menunjukkan tahapan dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus..

3.63.6 Pendekatan dan MetodologiPendekatan dan Metodologi

Pendekatan dan metodologi pengembangan kawasan dan penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial pengembangan kawasan akan mengikuti pendekatan pembangunan wilayah atau kawasan. Dalam hal ini penyusunan Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial akan dilakukan secara sistematis mengikuti

3-13

Page 14: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

proses dan tahapan pembangunan kawasan. Metodologi dan tahapan dimaksud adalah:

a. Persiapan dan identifikasi kondisi awal pembangunan kawasan.

b. Penentuan arah pengembangan kawasan.

c. Perhitungan dan analisis kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan.

d. Perumusan rencana teknis ruang kawasan.

e. Penetapan rencana teknik ruang kawasan.

a) Identifikasi awal kondisi kawasan dan issue pembangunan kawasan

Pada tahap identifikasi ini adalah untuk melakukan pengenalan terhadap kondisi awal kawasan, termasuk interaksinya dengan lingkungan sekitar.

Identifikasi dan penjelasan isu-isu Kawasan, termasuk factor yang menghambat dan mendukung pembangunan kawasan. Termasuk dalam identifikasi ini adalah juga identifikasi terhadap masalah-masalah kawasan.

Identifikasi lebih lanjut tentang kawasan melalui kajian pustaka yang lebih mendalam termasuk verifikasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah ada, serta berbagai kebijakan daerah terkait pembangunan kawasan atau industry.

Melakukan verifikasi dan penyamaan persepsi tentang issue kawasan bersama stakeholder. Melalui metode pendekatan stakeholder, melakukan perumusan untuk penyamaan dan kesepatan persepsi issue kawasan dan alternative solusi pembangunan kawasan.

Penyusunan rencana rinci penyusunan Rencana pengembangan kawasan; termasuk penyusunan jadwal pekerjaan dan sistematika pelaksanaan.

b) Penentuan arah pengembangan kawasan

3-14

Page 15: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Penentuan arah pengembangan kawasan adalah untuk merumuskan dan menentukan pengembangan kawasan sesuai dengan tujuan pembangunan industry. Hal ini mengingat bahwa kawasan adalah kawasan untuk industry, maka penentuan arah pengembangan harus sejalan dengan arah pembangunan industry.

Penentuan arah ini juga merupakan sinkronisasi dengan kegiatan ekonomi (pendukung) lainnya. Pengembangan Kawasan ekonomi Khusus harus juga didukung oleh kegiatan pendukung (Pemasok bahan baku), sehingga sinkronisasi kegiatan harus diidentifikasi dan dirumuskan.

Pendekatan terkait penentuan arah pengembangan kawasan diantaranya dimaksudkan untuk memastikan: (i) adanya sinkronisasi pengembangan industry sesuai perkembangan pasar, (ii) adanya keterpaduan dan keterkaitan dalam kegiatan ekonomi, terutama keterkaitan dengan kegiatan wilayah produksi pendukung bahan baku industry, dan (iii) adanya partisipasi pelaku ekonomi dan masyarakat umumnya.

Berdasarkan pertimbangan factor-faktor yang mengarah pada terjadinya pengembangan ekonomi kawasan tersebut, maka konsep dasar pengembangan Kawasan ekonomi Khusus dapat dilakukan. Dalam hal ini proses studi dan analisis lebih lanjut dilakukan untuk mewujudkan rencana Kawasan ekonomi Khusus. Tahapan kajian meliputi juga survai lapangan untuk mendapatkan data mikro dan makro kawasan, termasuk juga data sosial ekonomi yang mendukung kawasan. Proses kajian dan analisis akan mengikuti tahapan berikut:

a) Perumusan masalah pengembangan kawasan, termasuk disini adalah kerangka pengembangan kawasan. Masalah dimaksud digunakan sebagai bahan dasar untuk verifikasi data lapangan, sehingga kerangka pengembangan sebagaimana dimaksud dapat dipenuhi.

b) Survai dan pengumpulan data lapangan yang mendukung pengembangan Kawasan ekonomi Khusus. Kegiatan survai dan pengumpulan data meliputi:

Pengumpulan dan kajian data sekunder, terkait kebijakan kawasan (di daerah /Lamongan)

Pengumpulan data primer sosial ekonomi, termasuk observasi fisik lapangan. Survai dan observasi lapangan meliputi:

Survai kawasan dan land use Survai infrastruktur kawasan Survai jaringan transportasi

3-15

Page 16: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Survei sosial ekonomi untuk para pelaku ekonomi Survai dan analisis stakeholder

c) Analisis dan perhitungan Kebutuhan Pelaksanaan pembangunan kawasan

Tahap perhitungan kebutuhan adalah analisis data-data hasil survey, baik pustaka (sekunder) maupun lapangan (primer) untuk menyusun kebutuhan dalam pembangunan kawasan. Data-data hasil suvei dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif maupun kualitatif, untuk mendapatkan perhitungan yang akurat tentang kebutuhan kawasan. Analisis dan perhitungan untuk kebutuhan kawasan terbagi dalam analisis kondisi makro (yaitu data kawasan dan sekitarnya) dan analisis kondisi mikro (yaitu kondisi local dalam kawasan).

Metode Analisis Kebutuhan kawasan makro

Analisis kebutuhan kawasan makro meliputi analisis terhadap kondisi dan daya dukung wilayah sekitar kawasan. Kebutuhan pelaksanaan pembangunan Kawasan ekonomi Khusus didasarkan dan dipengaruhi oleh sekitar kawasan, meliputi: kondisi sosial ekonomi termasuk kependudukan, kegiatan ekonomi potensial sekitar kawasan, daya dukung lingkungan dan sumberdaya, kondisi sarana prasarana. Komponen tersebut akan menentukan model pembangunan kawasan dan tertuang dalam komponen konsep pengembangan kawasan makro. Dengan konsep makro ini maka menjamin kebutuhan pembangunan kawasan yang terpadu dengan lingkungan dan kawasan sekitar.

Metode Analisis kebutuhan kawasan mikro

Analisis kebutuhan kawasan mikro meliputi analisis terhadap kebutuhan dalam kawasan yang sidatnya lebih teknis. Dalam hal ini kebutuhan kawasan dapat meliputi daya dukung kawasan untuk kegiatan industry, sarana prasarana, termasuk kebutuhan pemukiman jika memungkinkan. Semua kebutuhan dalam kawasan ini dirumuskan dalam konsep pengembangan kawasan mikro, yang menggambarkan adanya interaksi berbagai komponen pembangunan dalam kawasan.

Metode Analisis Teknis Kawasan

Analisis teknis kawasan adalah perumusan kebutuhan teknis pembangunan berdasarakan pertimbangan konsep pengembangan makro dan mikro. Dalam analisis dan perumusan teknis kawasan maka penilaian dilakukan terhadap beberapa hal berikut:

Analisis kondisi dasar Analisis kecenderungan perkembangan

3-16

Page 17: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Analisis kebutuhan ruang kawasan Analisis pengelolaan pembangunan

Analisis teknis Kawasan ekonomi Khusus meliputi juga persyaratan teknis perencanaan pembangunan Kawasan ekonomi Khusus, yaitu sesuai kebijakan dan regulasi yang ada untuk Kawasan ekonomi Khusus.

d) Perumusan Rencana Teknis Ruang kawasan

Tahapan metode berikutnya dari perencanaan adalah perumusan Rencana Teknis Ruang Kawasan. Perumusan rencana teknis ini didasarkan pada perhitungan atau perkiraan kebutuhan kawasan yang diperhitungkan dan dianalisis sebelumnya. Tahap Rencana Teknis meliputi dua kegiatan utama, yaitu:

1) Penyusunan kebutuhan pembangunan dan pemanfaatan ruang Kawasan ekonomi Khusus

2) Penyusunan kebutuhan bangunan kawasan industri

Pembangunan dan Pemanfaatan ruang Kawasan ekonomi Khusus, dilakukan melalui penyusunan rencana berikut:

Rencana tapak pemanfaatan ruang Kawasan ekonomi Khusus

Rencana tapak merupakan perencanaan fisik tata letak bangunan termasuk gedung, utilitas lain, dan jaringan pergerakan transportasi. Hasil analisis kebutuhan pemanfaatan ruang dituangkan dalam peta site plan dengan skala 1:1000.

Rencana tapak pemanfaatan ruang merupakan pengembangan site plan dengan simulasi digital dari komponen pengembangan kawasan.

Arahan pelaksanaan pembangunan Kawasan ekonomi Khusus

Arahan pelaksanaan pembangunan Kawasan ekonomi Khusus adalah pengaturan tata letak dan penampang bangunan serta utilitas yang lain.

3-17

Page 18: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

Gambar 3.2: Proses Penyusunan Kawasan Ekonomi Khusus dan Rencana Tapak Kawasan

3-1

Page 19: f. Pendekatan Dan Metodologi

Penyusunan Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Pengembangan Kek LamonganDirektorat Pengembangan Fasilitasi Kawasan Industri Wilayah Kementerian Perindustrian– TA 2012

e) Penetapan Rencana Teknik Ruang Kawasan

Penetapan Rencana Teknik adalah keputusan untuk menggunaan Rencana pembangunan kawasan sebagai dokumen yang akan digunakan dalam pengembangan Kawasan ekonomi Khusus. Penetapan ini lebih merupakan merupakan proses politik dan kebijakan untuk menerima dan menggunakan Rencana Teknik sebagai Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Pembangunan Kawasan Industri.

Penetapan Rencana Teknik Ruang kawasan dilakukan melalui proses konsultasi (workshop konsultasi) untuk mengkomunikasikan dan mendapatkan masukan tentang Rencana Teknik yang sudah disusun. Mengikuti proses konsultasi maka akan dilakukan perbaikan dari Rencana Teknik, dan selanjutnya Rencana Teknik akan dijadikan sebagai dokumen final Study Kelayakan Ekonomi dan Finansial Pengembangan Kawasan Industri yang selanjutnya ditetapkan sebagai dokumen resmi.

PEMBUATAN ONLINE SISTEM SE-JAWA BARAT hal : I - 2