EXECUTIVE SUMMARY -...

69
i EXECUTIVE SUMMARY Efektifitas peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) cukup jelas digambarkan dalam pasal 11 PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Peran tersebut yaitu: (1) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi; (2) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan (3) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi. Inspektorat Jenderal (Itjen) KKP, melalui Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara, dalam kurun waktu 2010-2014 telah berupaya keras melaksanakan ketiga peran tersebut. Pertama, memberikan keyakinan memadai atas pencapaian tujuan KKP lebih mengarah pada peran Itjen sebagai quality assurance yang dilaksanakan melalui audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Tujuan KKP tersebut tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP, sehingga assurance disini lebih ditekankan pada pencapaian IKU tersebut. Selain terhadap pencapaian IKU, juga dilakukan pengawasan terhadap efektifitas program/kegiatan strategis Kementerian seperti Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN), PNPM Mandiri bidang Kelautan dan Perikanan (PUMP PB, PUMP Tangkap, PUMP P2HP, PUGAR, PDPT), Minapolitan, Industrialisasi, dan direktif Presiden/Menteri lainnya. Itjen telah berperan sejak perencanaan melalui reviu perencanaan, reviu penganggaran, serta reviu revisi pada saat pelaksanaan kegiatan. Ukuran keberhasilan peran pertama diindikasikan dengan tercapainya IKU KKP pada tahun 2010 - 2014. Dari sisi Itjen, tercermin yaitu dari capaian IKU “Rekomendasi hasil pengawasan yang ditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja”, yaitu 48,37% (tahun 2011), 74,68% (tahun 2012), dan 70,38% (tahun 2013) dari target 70%. Hal tersebut sejalan dengan misi Itjen yaitu “Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja KKP”. Kedua, Itjen juga berperan sebagai pemberi peringatan atau early warning system. Peran tersebut diwujudkan dengan menginisiasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan Permen KP tentang Manajemen Risiko pada tahun 2011. SPIP ditekankan pada aspek pengelolaan keuangan, sedangkan manajemen risiko berfokus pada risiko organisasi dan risiko kegiatan. Langkah berikutnya yaitu pengawalan implementasinya dengan memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja. Satu hal yang masih perlu ditingkatkan yaitu konsistensi aktifitas pengendalian yang berkelanjutan oleh Pimpinan Unit Kerja Eselon I.

Transcript of EXECUTIVE SUMMARY -...

i

EXECUTIVE SUMMARY

Efektifitas peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) cukup jelas digambarkan dalam pasal 11 PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Peran tersebut yaitu: (1) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi; (2) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi; dan (3) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi. Inspektorat Jenderal (Itjen) KKP, melalui Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara, dalam kurun waktu 2010-2014 telah berupaya keras melaksanakan ketiga peran tersebut.

Pertama, memberikan keyakinan memadai atas pencapaian tujuan KKP lebih mengarah pada peran Itjen sebagai quality assurance yang dilaksanakan melalui audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Tujuan KKP tersebut tercermin dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP, sehingga assurance disini lebih ditekankan pada pencapaian IKU tersebut. Selain terhadap pencapaian IKU, juga dilakukan pengawasan terhadap efektifitas program/kegiatan strategis Kementerian seperti Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN), PNPM Mandiri bidang Kelautan dan Perikanan (PUMP PB, PUMP Tangkap, PUMP P2HP, PUGAR, PDPT), Minapolitan, Industrialisasi, dan direktif Presiden/Menteri lainnya. Itjen telah berperan sejak perencanaan melalui reviu perencanaan, reviu penganggaran, serta reviu revisi pada saat pelaksanaan kegiatan. Ukuran keberhasilan peran pertama diindikasikan dengan tercapainya IKU KKP pada tahun 2010 - 2014. Dari sisi Itjen, tercermin yaitu dari capaian IKU “Rekomendasi hasil pengawasan yang ditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja”, yaitu 48,37% (tahun 2011), 74,68% (tahun 2012), dan 70,38% (tahun 2013) dari target 70%. Hal tersebut sejalan dengan misi Itjen yaitu “Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja KKP”.

Kedua, Itjen juga berperan sebagai pemberi peringatan atau early warning system. Peran tersebut diwujudkan dengan menginisiasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dan Permen KP tentang Manajemen Risiko pada tahun 2011. SPIP ditekankan pada aspek pengelolaan keuangan, sedangkan manajemen risiko berfokus pada risiko organisasi dan risiko kegiatan. Langkah berikutnya yaitu pengawalan implementasinya dengan memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja. Satu hal yang masih perlu ditingkatkan yaitu konsistensi aktifitas pengendalian yang berkelanjutan oleh Pimpinan Unit Kerja Eselon I.

ii

Ketiga, Itjen turut berperan sebagai agen perubahan sekaligus pendorong dalam perbaikan tata kelola. Strategi yang dipilih yaitu melalui pembentukan Pokja-Pokja terkait 8 (delapan) area perubahan pada agenda Reformasi Birokrasi. Hal pertama yang dilakukan oleh tiap Pokja yaitu penyamaan persepsi dalam hal evaluasi bidang strategis mengikuti pola kerja yang dilakukan oleh instansi penilai/mitra sinergi seperti KPK, BPK-RI, BPKP, Kementerian PAN dan RB, LKPP, ORI, dan BAPPENAS. Selanjutnya, tiap Pokja melakukan pra-evaluasi di lingkup Unit Kerja Eselon I dan KKP. Selesai evaluasi, maka dilakukan asistensi terhadap kelemahan yang ada. Untuk memastikan implementasi secara berkelanjutan, tugas berikutnya adalah pengawasan bidang-bidang strategis tersebut melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan pengawasan lainnya. Kegiatan didalamnya antara lain termasuk penyediaan pengaduan masyarakat, Whistle Blowing System, dan pembuatan Unit Pengendali Gratifikasi (UPG).

Upaya-upaya di atas menghasilkan capaian kinerja, baik pada tingkat Kementerian maupun internal Itjen. Pada tingkat Kementerian hasilnya antara lain berupa: (1) perkembangan opini Laporan Keuangan (LK) hasil penilaian BPK-RI meningkat dari disclaimer pada tahun 2008 menjadi Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (WTP DPP) untuk penilaian LK tahun s.d. LK 2013; (2) pemberian kepercayaan oleh KPK untuk melakukan penilaian mandiri atas Inisiatif Anti Korupsi; (3) unit pelayanan publik di KKP melampaui standar minimal pelayanan integritas yaitu di atas 6; (4) hasil evaluasi oleh Kementerian PAN dan RB terkait evaluasi sistem akuntabilitas kinerja meningkat dari nilai CC pada tahun 2009 menjadi A pada tahun 2013 dengan nilai 75,54 dan dapat dipertahankan pada tahun 2014 dengan nilai 77,68. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari tingginya komitmen pimpinan KKP, kerjasama yang erat antar unit kerja eselon I, dengan Setjen sebagai koordinator, Unit Kerja Eselon I sebagai pelaksana, dan Itjen sebagai evaluator.

Pada tingkat internal Itjen, hasil penilaian oleh BPKP untuk tingkat kapabilitas Itjen menggunakan Internal Audit Capability Model (IACM), Itjen KKP mendapat level 2 dengan catatan. Dewasa ini baru satu Inspektorat yang memperoleh level 3 yaitu Itjen Kementerian Keuangan.

Dengan makin membaiknya tata kelola di lingkungan KKP, upaya berikutnya adalah bagaimana agar capaian tersebut selalu berada dalam kondisi continous improvement. Hal tesebut sesuai dengan visi Itjen dalam Renstra 2010-2014 yaitu: “Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan”. Untuk itu, telah dilakukan berbagai kerja sama dengan instansi lain. Sebagai contoh, saat ini s.d. Desember 2014, Itjen dijadikan mitra oleh KPK untuk melakukan reviu aspek kelembagaan dalam Kajian Sumberdaya

iii

Ikan (perijinan). Itjen juga bekerjasama dengan KPK dalam hal Program Pengendalian Gratifikasi (PPG). Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa bimtek bagi Eselon II lingkup KKP dan Training of Trainers (TOT) PPG bagi Personil Pejabat yang menangani pelayanan (Tunas Integritas). Kerja sama dengan BPK-RI dilakukan dalam hal tindak lanjut hasil pemeriksaan, dari per semester menjadi tiap saat serta pembagian objek yang akan diaudit. Kerjasama juga dilakukan dengan BPKP dalam hal sinergi pengawasan (reviu LK) dan pengembangan SDM (technical assistance penyusunan Renstra AAIPI). Berikutnya, koordinasi/ bimtek dengan Inspektorat Provinsi/Kab./Kota terkait DAK bidang KP. Bentuk kegiatannya berupa pembekalan dari sisi teknis terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota sehingga tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dapat terkawal. Ke depan, tantangan pengawasan makin berat. Pada tataran teknis, pengentasan kemiskinan nelayan, pembudidaya, pengolah dan petambak garam masih menjadi tantangan utama Kementerian. Dalam hal tata kelola pemerintah, tuntutan masyarakat juga makin meningkat. Di sisi lain, modus melakukan fraud juga menjadi hal yang perlu diwaspadai. Dua pekerjaan rumah mendesak yang perlu dilakukan yaitu pengawasan terkait kelembagaan dan SDM. Audit organisasi dan tata laksana diperlukan agar institusi KKP yang miskin struktur dan kaya fungsi dapat terwujud. Adapun pengawasan SDM KKP berupa audit kepegawaian dan audit sistem manajemen kinerja individu diperlukan dalam rangka mewujudkan insan KKP yang bersih dan melayani.

Selain itu, upaya-upaya pencegahan korupsi seperti yang diharapkan oleh KPK juga harus menjadi prioritas Itjen. Itjen juga diharapkan berperan aktif dalam mencegah potensi penyimpangan sejak rekrutmen pegawai, penentuan pejabat sehingga dapat meminimalkan potensi penyalahgunaan kewenangan, serta menghapuskan potensi benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas-tugas dari setiap karyawan. Dengan demikian, mekanisme untuk membangun integritas dan akuntabilitas serta evaluasi kinerja organisasi dan kinerja pegawai perlu terus disempurnakan. Pengembangan dan penataan SDM tersebut sangat penting karena akan menjadi kunci penting dalam memenangkan persaingan ke depan.

Tantangan dan harapan tersebut berimplikasi pada internal Itjen sendiri. Itjen diharapkan terus berinovasi dan dituntut bergerak cepat dalam menyiapkan insfrastruktur pengawasan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan optimal. Peningkatan SDM pengawasan, pengembangan pemanfaatan teknologi informasi untuk perluasan cakupan pengawasan, peningkatan mutu pelaksanaan dan mutu pelaporan menjadi prioritas. Selain itu, sebagai pondasi bagi seluruh karyawan Itjen, maka penerapan nilai-nilai dasar Itjen serta

iv

internalisasi makna setiap karyawan Itjen KKP sebagai bagian dari revolusi mental perlu makin ditingkatkan (lihat box).

Berdasarkan kondisi pada tahun 2014, Itjen menetapkan tujuh IKU periode 2015-2019 sebagaimana tercantum pada Tabel berikut.

No IKU Kondisi 2014

Target 2015 2019

1 Batas toleransi materialitas temuan Pengawas Eksternal dan Internal dari total anggaran

< 1% < 1% < 1%

2 Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja A A AA 3 Indeks Integritas KKP 7,46 8,00 9 4 Nilai Inisiatif anti korupsi KKP 8,56 7,75 9 5 Nilai Evaluasi atas Implementasi RB KKP 63,29 BB A 6 Jumlah Unit Kerja Berstatus Wilayah

Bebas dari Koruspsi (kumulatif) 2 8 28

Secara ringkas, Itjen telah berupaya keras melaksanakan ketiga peran yang diembannya. Pembentukan Pokja-Pokja telah memberikan arah yang benar dalam peningkatan perbaikan tata kelola di Kementerian. Hal tersebut sesuai dengan visi Itjen sebagai katalisator pembaharuan kinerja di KKP. Akan tetapi, untuk mempertahankan dan terus meningkatkan hal tersebut, Itjen tidak dapat berjalan sendirian, dukungan dan kerja sama yang erat antar Unit kerja Eselon I menjadi sangat penting.

v

KATA PENGANTAR

Periode 2015-2019 merupakan periode penting karena pada tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan. Implikasinya, persaingan antar sesama negara ASEAN akan makin meningkat. Terkait hal tersebut, Itjen selaku pengawas internal perlu terus berbenah diri. Secara internal berupa penguatan SDM dan iptek, antara lain menuju pada e-pengawasan.

Secara eksternal, diperlukan upaya konkrit untuk mendorong agar pengawasan sebagai suatu kebutuhan bukan sebagai kewajiban. Itjen diharapkan berperan aktif dalam mencegah potensi penyimpangan sejak perekrutan pegawai. Itjen diharapkan dapat meminimalkan potensi penyalahgunaan kewenangan, serta menghapuskan potensi benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas-tugas oleh tiap karyawan KKP. Selain itu, perlu juga didorong mekanisme untuk membangun integritas dan akuntabilitas serta evaluasi kinerja pegawai KKP karena salah satu kunci dalam memenangkan persaingan ke depan adalah kualitas SDM. Berkaca dari pelaksanaan periode 2010-2014, kami patut bersyukur, bahwa sumbangsih Itjen dalam melaksanakan pengawasan berujung positif. Capaiannya antara lain berupa predikat WTP DPP dan predikat A dalam penilaian SAKIP. Namun, kami juga menyadari, masih ditemukan beberapa kelemahan. Oleh karena itu, pada periode 2015-2019 ini beberapa penyempurnaan terus dilakukan dalam rangka mendorong Itjen sebagai consulting partner. Akhir kata, kami berharap adanya kritik membangun demi kemajuan Inspektorat Jenderal dalam mengawal KKP yaitu untuk mendukung terwujudnya visi KKP yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.

Jakarta, Desember 2014

Inspektur Jenderal

ANDHA FAUZIE MIRAZA

vi

DAFTAR ISI

Hal RINGKASAN i KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR ix DAFTAR LAMPIRAN X

BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum 2 C. Tugas dan Fungsi 3 D. Agenda Inspektorat Jenderal 4 BAB II. PERENCANAAN & PERJANJIAN KINERJA 6

A. Rencana Strategis Itjen KKP Tahun 2010 – 2014 6 B. Rencana Kinerja Tahunan 13 C. Penetapan Kinerja Tahun 2014 15

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 17 A. Pengelolaan Kinerja Inspektorat Jenderal 17 B. Capaian Kinerja 17 C. Akuntabilitas Keuangan 50 BAB IV. PENUTUP 52

vii

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1. Perkembangan Visi dan Misi Itjen KKP 8 Tabel 2. Baseline dan Pagu Definitif Itjen KKP 2010 - 2014 12 Tabel 3. Sasaran Strategis, indikator Kinerja Utama dan Target Tahun

2014 15

Tabel 4. Rentang Penilaian Capaian Kinerja 17 Tabel 5. Realisasi Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas

Eksternal pada Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2014

18

Tabel 6. Perkembangan Nilai Temuan Materialitas Hasil Pengawas Eksternal pada KKP

18

Tabel 7. Perkembangan Temuan dan Realisasi Anggaran KKP 20 Tabel 8. Capaian Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP Tahun 2014 25 Tabel 9. Perkembangan Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP 26 Tabel 10. Nilai Integritas KKP Tahun 2014 27 Tabel 11. Perkembangan Indeks Integritas KKP 27 Tabel 12. Unit Layanan Publik KKP yang disurvei oleh KPK 27 Tabel 13. Capaian Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP Tahun 2014 28 Tabel 14. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP 29 Tabel 15. Perkembangan Nilai Reformasi Birokrasi KKP 31 Tabel 16. Tren Capaian Kinerja 2010 – 2013 & Perbandingan terhadap Target

Akhir Tahun RPJMN 31

Tabel 17. Analisis Risiko Lingkup KKP 33 Tabel 18. Fokus Pengawasan Itjen KKP Tahun 2014 33 Tabel 19. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang

dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja KKP Tahun 2014 34

Tabel 20 Perkembangan IKU Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan Untuk Perbaikan Kinerja

35

Tabel 21. Perkembangan IKU Sasaran Terselenggaranya Pengawasan Internal KKP yang efektif dan efisien

36

Tabel 22. Perkembangan Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Manajemen Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP

36

Tabel 23. Realisasi Sasaran Terselenggaranya Pengendalian Pengawasan yang Efektif Tahun 2014

37

Tabel 24. Perkembangan Pelaksanaan Penugasan yang Memenuhi Standar Pelaksanaan Pengawasan

38

Tabel 25. Perkembangan Jumlah Laporan Pengawasan yang Memenuhi Standar Pelaporan

39

viii

Tabel 26. Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen KKP Tahun 2014 39 Tabel 27. Perkembangan Sasaran SDM Itjen KKP yang Kompeten dan

Profesional 39

Tabel 28. Realisasi Sasaran Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses lingkup Itjen Tahun 2014

40

Tabel 29. Capaian Service Level Agreement di Itjen Tahun 2014 41 Tabel 30. Perkembangan Service Level Agreement di Itjen 41 Tabel 31. Nilai Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses di Itjen Tahun

2014 42

Tabel 32. Perkembangan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses di Itjen

42

Tabel 33. Capaian IKU pada SS-7 Tahun 2014 42 Tabel 34. Perkembangan Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Eksternal

dan Internal yang Ditindaklanjuti Dibandingkan Total Rekomendasi yang Diberikan Pada Itjen

44

Tabel 35. Perkembangan Tingkat Kualitas Akuntabilitas Itjen KKP 44 Tabel 36. Target dan Realisasi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen

KKP Tahun 2014 45

Tabel 37. Perkembangan Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP 45 Tabel 38. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP 45 Tabel 39. Perkembangan Nilai Implementasi RB Itjen KKP 46 Tabel 40. Perkembangan Nilai Evaluasi SPI Itjen KKP 47 Tabel 41. Target dan Capaian SS-8 49 Tabel 42. Pagu Anggaran dan Realisasi Itjen KKP Tahun 2010 - 2014 50

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1. Keterkaitan BSC 0 (MKP) dengan BSC Level 1 (Irjen) 7

Gambar 2. BSC Level 1 Inspektorat Jenderal KKP 9

Gambar 3. Perbandingan Pagu Baseline Renstra dan Pagu Definitif 13

Gambar 4. Rapat Kerja Pengawasan 13

Gambar 5. Perkembangan Kualitas LK KKP 19

Gambar 6. Pembahasan Tindak Lanjut Temuan BPK RI 24

Gambar 7. Diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa 25

Gambar 8. Perkembangan Nilai AKIP KKP 2010-2014 26

Gambar 9. Perbandingan Komponen Integritas Tahun 2011-2014 28

Gambar 10. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP, 2010-2014 29

Gambar 11. Acara Penandatanganan Komitmen Pengendalian Gratifikasi

Bersama KPK 30

Gambar 12. Arahan dari BPK RI pada acara Rakerwas Tahun 2014 32

Gambar 13. Kegiatan Peringatan Hari Anti Korupsi 39

Gambar 14. Grafik hasil Evaluasi AKIP pada Unit Eselon I KKP Tahun 2014 45

Gambar 15. Grafik Hasil Penilaian IAK Unit Eselon I Lingkup KKP Tahun 2014 46

Gambar 16. Grafik hasil Penilaian SPI pada Eselon I KKP Semester II

Tahun 2014

48

Gambar 17. Sosialisasi Revitalisasi Pengawasan Pembangunan KP 49

Gambar 18. Grafik Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Itjen 50

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal KKP 53

Lampiran 2. Matriks Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran Strategis

Itjen KKP TA 2015-2019

54

Lampiran 3. Peta Strategis dan IKU Sekretariat Inspektorat Jenderal 56

Lampiran 4. SS dan IKU Sekrteriat Inspektorat Jenderal 57

Lampiran 5. Peta Strategis dan IKU Inspektorat I-V 59

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peran sebagai aparat pengawas intern (API) yang efektif cukup jelas digambarkan dalam pasal 11 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Peran tersebut yaitu: (1) memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; (2) memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan (3) memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Berikutnya, dari lima agenda pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Bappenas, setidaknya terdapat dua agenda yang terkait langsung dengan peran Inspektorat Jenderal. Agenda tersebut adalah terkait “Perbaikan tata kelola pemerintahan” (agenda kedua) dan terkait “Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi” (agenda kelima).

Cita-cita pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2010-2014 ditujukan untuk: (i) terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa, yang didukung sepenuhnya oleh kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, (ii) terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia, dan (iii) terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur tesebut, telah dirumuskan lima agenda pembangunan nasional (Bappenas, 2011), yaitu :

1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat 2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan 3. Penegakan Pilar Demokrasi 4. Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi 5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 2

Selaras dengan fungsinya sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (Itjen KKP) berkewajiban untuk memberikan kontribusi dan kinerja terbaik untuk mewujudkan salah satu dari lima agenda pembangunan nasional dalam RPJM 2010-2014, yaitu perbaikan tata kelola pemerintahan. Dalam rangka melaksanakan agenda tersebut, Itjen pada tahun 2013 mereviu kembali Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014 yang berpedoman pada RPJM Tahun 2010-2014, dan pada tahun 2014 tidak ada revisi.

Sebagai perwujudan akuntabilitas kinerjanya, Itjen KKP menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) tahun 2014 yang menginformasikan masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu tahun 2014. Seluruh materi LAKIP akan disajikan secara sistematis dan terstruktur yang meliputi: Pendahuluan mengenai latar belakang penyusunan LAKIP, Perencanaan dan Perjanjian Kinerja selama tahun 2014, Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 dan penutup yang merupakan kesimpulan dari isi LAKIP serta saran untuk perbaikan Akuntabilitas Kinerja. Terkait hal-hal di atas, pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen penting agar kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan. Selama ini, di Indonesia masih terdapat permasalahan pada tatanan birokrasi, seperti: pelanggaran disiplin, penyalahgunaan wewenang dan maraknya praktek KKN, rendahnya kinerja sumber daya manusia aparatur, sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang belum memadai, rendahnya efisiensi dan efektivitas kerja, serta rendahnya kualitas pelayanan umum.

Selaras dengan fungsinya, Itjen KKP berkewajiban untuk memberikan kontribusi dan kinerja terbaik. Itjen KKP telah menetapkan visi “Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan”. Adapun misi Itjen yaitu “Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan”.

Laporan ini menyajikan capaian kinerja dalam kurun waktu 2010-2014 sesuai Rencana Strategis, dengan pembahasan lebih ditekankan pada dukungan Itjen terhadap SS-11 KKP yaitu “terwujudnya good governance dan clean government”.

B. DASAR HUKUM Inspektorat Jenderal melaksanakan tugas dan fungsi, antara lain berdasarkan: 1. PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 3

2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.29/MEN/2014 tentang Pedoman Pengawasan Intern Lingkup KKP.

C. TUGAS DAN FUNGSI Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/ MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Itjen menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan KKP; 2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan KKP terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Kelautan dan Perikanan;

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan KKP; dan 5. Pelaksanaan administrasi Itjen.

Sesuai PermenKP tersebut, struktur Organisasi Itjen KKP terdiri atas enam unit kerja Eselon II, yaitu:

1. Sekretariat Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Itjen.

2. Inspektorat I Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Sekretariat Jenderal (Setjen), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP) serta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Sekretariat Jenderal, BPSDMKP dan BKIPMHP.

3. Inspektorat II Inspektorat II mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) dan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (DJPSDKP), serta seluruh UPT lingkup DJPT dan DJPSDKP.

4. Inspektorat III Inspektorat III mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 4

serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dan Direkotrat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (DJKP3K), serta seluruh UPT lingkup DJPB dan DJKP3K.

5. Inspektorat IV Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (DJP2HP) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP) serta seluruh UPT lingkup DJP2HP dan BalitbangKP.

6. Inspektorat V Inspektorat V mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan pengawasan dan pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri serta pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan serta administrasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.

Struktur Organisasi Itjen KKP secara lebih terperinci disajikan pada Lampiran 1.

D. AGENDA INSPEKTORAT JENDERAL Salah satu agenda pembangunan nasional adalah perbaikan tata kelola pemerintahan. Perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi isu yang penting dalam konteks nasional dan internasional.

Seiring perjalanan waktu, melalui agenda reformasi yang dimulai sejak 1998, pemerintah secara terus menerus melakukan perubahan sistem dan kebijakan dalam rangka mencapai tata kelola pemerintah yang baik. Wujud dari perbaikan tata kelola pemerintahan ini antara lain dapat dilihat dari penurunan tingkat korupsi, perbaikan pelayanan publik, dan pengurangan ekonomi biaya tinggi. Tantangan di masa mendatang, perlu upaya yang lebih keras dan sistematis untuk memperbaiki praktik tata kelola pemerintahan.

Pembangunan birokrasi yang kuat merupakan elemen penting dalam pemantapan tata kelola pemerintahan untuk menjaga agar kelangsungan pembangunan tetap berkelanjutan. Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik dilaksanakan melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Selama ini, terdapat permasalahan pada tatanan birokrasi, seperti: pelanggaran disiplin, penyalahgunaan wewenang dan maraknya praktek KKN, rendahnya kinerja sumber daya manusia aparatur, sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang belum memadai,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 5

rendahnya efisiensi dan efektivitas kerja, serta masih rendahnya kualitas pelayanan umum.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Inspektorat Jenderal melaksanakan agenda pembangunan nasional yang berupa Tata Kelola Pemerintahan yang baik melalui Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara, dengan melakukan sebagai berikut:

1. Pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Sekretariat Jenderal, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan serta pelaksana pembangunan KP;

2. Pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta pelaksana pembangunan KP;

3. Pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta pelaksana pembangunan KP;

4. Pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan serta pelaksana pembangunan KP;

5. Pengawasan akuntabilitas aparatur dengan tujuan tertentu pada pelaksana pembangunan KP dan pengawasan pada unit kerja Inspektorat Jenderal.

6. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 6

BAB II PERENCANAAN & PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS ITJEN KKP TAHUN 2010 – 2014 1. Visi dan Misi Itjen

Keberadaan suatu organisasi tidak terlepas kaitannya dengan organisasi pada tingkat atasnya, demikian halnya dengan Inspektorat Jenderal. Keberadaan Inspektorat Jenderal adalah sebagai pendukung untuk tercapainya the ultimate goal (visi) KKP dan tugas yang diemban (misi) oleh KKP).

Visi pembangunan KP yaitu “Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Adapun misi KKP yaitu: (1) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan; (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan; dan (3) memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan sumber daya kelautan dan perikanan. Lebih lanjut, hal tersebut dijabarkan oleh KKP dengan 12 Sasaran Strategis.

Keterkaitan antara Inspektorat Jenderal KKP dan Kementerian disajikan pada Gambar berikut. Sesuai dengan tugas dan fungsi, Itjen mendukung pencapaian Sasaran Strategis KKP ke-11, yaitu “Terwujudnya good governance dan clean government”.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 7

Gambar 1. Keterkaitan BSC 0 (Kementerian) dengan BSC Level 1 (Itjen)

Inspektorat Jenderal (Itjen) telah menentukan visi dan misi. Adapun visi Itjen KKP yaitu: “Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja KKP”. Visi tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat yang kuat, agenda pembangunan nasional, serta komitmen dari pimpinan KKP terhadap pelaksanaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa dengan menjunjung tinggi prinsip good governance dalam mencapaian visi dan misi KKP. Disamping komitmen dan profesionalitas juga diperlukan dukungan dan kerjasama yang konstruktif dari mitra kerja lingkup KKP.

Berikutnya, misi Itjen yaitu ”Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Meningkatkan Kinerja KKP”. Dalam misi tersebut, semakin jelas komitmen Itjen dalam mengawal pelaksanaan program-program KKP (Peningkatan Kehidupan Nelayan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat, dan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan) demi meningkatkan kinerja KKP.

Visi dan misi Itjen tersebut beberapa kali mengalami perubahan guna lebih menajamkan arah pengawasan Itjen dalam konteks pengawasan yang berwawasan consulting partner, seperti disajikan pada Tabel 1.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 8

Tabel 1. Perkembangan Visi dan Misi Itjen KKP

2. Tujuan Itjen KKP

Tujuan strategis Itjen KKP adalah “Peningkatan Efektifitas Peran Pengawasan Internal”. Tujuan tersebut merupakan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Inspektorat Jenderal KKP.

3. Kebijakan

Kebijakan pengawasan Itjen KKP mengalami penajaman seiring dengan perkembangan dinamika organisasi. Pada tahun 2011, kebijakan pengawasan Itjen KKP lebih pada: a. Meningkatkan titik berat pengawasan ke arah pre-emptif dan preventif; b. Melakukan pengawasan kegiatan beresiko tinggi dengan audit, kegiatan

beresiko sedang dan kegiatan beresiko ringan diawasi dengan laporan; c. Menerapkan manajemen kinerja pegawai (employee performance

management).

Pada tahun 2012, kebijakan tersebut semakin dipertajam dengan mewujudkan pengawasan dalam bentuk bentuk pengendalian (control) pada 3 (tiga) aspek yaitu control by system, control by report, dan control by audit sebagai berikut:

No Tahun Visi Misi

1 2010 Mewujudkan pencapaian visi dan misi KKP melalui pengawasan intern secara profesional

Meningkatkan efektifitas pengawasan untuk mencegah dan menangani pelanggaran dan penyimpangan di lingkungan KKP

2 2011 Katalisator Pembaharuan Kinerja KKP

Meningkatkan Profesionalisme Pengawasan Internal berbasis Inovasi, Komitmen dan Integritas

3 2012 Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja KKP

Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

4 2013 Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja KKP

Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

5 2014 Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja KKP

Memberikan Pengawasan Terbaik untuk Peningkatan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 9

a. Control by System untuk meningkatkan titik berat pengawasan ke arah pre-emptif dan preventif dengan menerapkan manajemen kinerja pegawai (employee performance management).

b. Control by Report untuk melakukan pengawasan kegiatan beresiko sedang non kegiatan beresiko ringan dengan laporan;

c. Control by Audit untuk melakukan pengawasan kegiatan beresiko tinggi dengan audit.

Kebijakan Itjen KKP tersebut hingga saat ini tetap dipertahankan.

4. Sasaran Strategis

Sebagai bentuk implementasi dari kebijakan tersebut, Itjen KKP menggariskan sasaran strateginya agar dapat terukur keberhasilannya. Semula Inspektorat Jenderal memiliki 3 (tiga) Sasaran strategis dan melalui penyempurnaan pengelolaan kinerja berbasis BSC, SS tersebut berubah menjadi 8 seperti disajikan pada Gambar berikut. SS tersebut terbagi kedalam 3 perspective seperti disajikan pada Gambar berikut.

Gambar 2. BSC Level 1 Inspektorat Jenderal KKP

5. Indikator Kinerja Utama

Dalam rangka mengenalisis keberhasilan pencapaian tiap SS tersebut, telah ditetapkan dalam bentuk IKU yang terkuantifisir. Dari 8 SS tersebut, seluruhnya terdapat 21 IKU a. Terwujudnya good governance dan clean government, dengan IKU

pencapaian sasaran strategis ini adalah:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 10

1) Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dari total realisasi anggaran

2) Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 3) Indeks Integritas KKP 4) Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP 5) Nilai Evaluasi RB KKP

b. Tersedianya kebijakan pengawasan internal berbasis risiko dengan IKU “persentase kegiatan pengawasan internal berbasis risiko”

c. Terselenggaranya pengawasan internal KKP yang efektif dan efisien dengan IKU pencapaian sasaran strategis: 1) Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang

dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja 2) Berkurangnya materialitas Temuan Audit yang Tidak Dapat

ditindaklanjuti (TATD) 3) Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Manajemen

Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP, dan PBJ lingkup KKP d. Terselenggaranya pengendalian pengawasan internal yang efektif

dengan IKU pencapaian sasaran strategis: 1) Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standard

pelaksanaan pengawasan 2) Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar

pelaporan e. Tersedianya SDM Itjen KKP yang kompeten dan professional dengan

IKU pencapaian sasaran strategis Indeks Kesenjangan Kompetensi pegawai Itjen

f. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Itjen dengan IKU pencapaian sasaran strategis 1) Service Level Agreement di Itjen 2) Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen (skala Likert 1-5)

g. Terwujudnya good governance dan clean government lingkup Itjen dengan IKU pencapaian sasaran strategis 1) Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang

ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan 2) Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Itjen 3) Nilai integritas di Itjen KKP 4) Nilai Inisiatif anti korupsi di Itjen 5) Nilai Penerapan RB di Itjen KKP 6) Nilai Evaluasi SPI di Itjen

h. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Itjen dengan IKU pencapaian sasaran strategis persentase penyerapan DIPA Itjen

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 11

6. Program dan Kegiatan

Strategi pembangunan kelautan dan perikanan diimplementasikan melalui program dan kegiatan, yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing unit Eselon I lingkup KKP. Di samping itu, KKP juga melaksanakan directive presiden dan melaksanakan program nasional lainnya demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan. Program tersebut antara lain Peningkatan Kehidupan Nelayan (PKN), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan.

Selaku pengawas internal, Itjen KKP mendapatkan peran untuk mengawal terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan program/kegiatan di lingkungan KKP agar dapat mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi KKP.

Itjen KKP sebagai unsur pengawasan intern KKP, melaksanakan salah satu dari dua program generik, yaitu “Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara”. Program tersebut menampung seluruh kegiatan Itjen KKP dalam upaya terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik lingkup KKP. Diharapkan, program ini dapat mendukung pencapaian visi dan misi KKP melalui grand strategy yang pertama, yaitu “Memperkuat Kelembagaan dan SDM secara terintegrasi”. Sasaran strategis dari grand strategy tersebut adalah “seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat”.

Kegiatan yang direncanakan di Itjen KKP tahun 2010-2014 adalah: a. Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja

Sekretariat Jenderal dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan dan pelaksana pembangunan KP;

b. Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap dan Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dan pelaksana pembangunan KP;

c. Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan pelaksana pembangunan KP;

d. Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur pada unit kerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan dan pelaksana pembangunan KP;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 12

e. Kegiatan pengawasan akuntabilitas aparatur dengan tujuan tertentu pada pelaksana pembangunan KP dan pengawasan pada unit kerja Inspektorat Jenderal;

f. Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Terhadap kegiatan yang telah ditetapkan di atas, dijabarkan lagi dalam beberapa komponen kegiatan, yaitu: 1. Audit (Kinerja dan Tujuan Tertentu); 2. Reviu Laporan Keuangan; 3. Inspeksi Pimpinan; 4. Pemantauan Tindak Lanjut; 5. Pembinaan Pengelolaan Keuangan dan BMN; 6. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern; 7. Evaluasi Perencanaan Program/Kegiatan Mitra; 8. Evaluasi LAKIP Mitra; 9. Pemantauan implementasi Reformasi Birokrasi; 10. Penanganan Pengaduan Masyarakat; 11. Pendampingan Program Pembangunan KP; 12. Pengawalan Pengadaan Barang dan Jasa Bidang KP.

7. Penganggaran Dalam perjalanan waktu, Alokasi anggaran Itjen KKP tampak sebagai berikut dalam perjalanan 5 tahun 2010-2014:

Tabel 2. Baseline dan Pagu Definitif Itjen KKP 2010 - 2014

No Tahun Baseline (Rp)*) Pagu (Rp)

1 2010 43.700.000.000 43.649.200.000 2 2011 50.000.000.000 61.139.000.000 3 2012 55.000.000.000 60.296.837.000 4 2013 60.000.000.000 59.118.512.000 5 2014 70.000.000.000 50.532.570.000

Ket *): sumber Renstra KKP 2010-2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 13

Gambar 3. Perbandingan Pagu Baseline Renstra dan Pagu Definitif

Dalam grafik tersebut tampak bahwa terjadi penurunan pagu definitif Itjen KKP mulai tahun 2010 – 2014. Hal tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan pagu yang direncanakan (baseline Renstra 2010-2014).

Gambar 4. Rapat Kerja Pengawasan

B. RENCANA KINERJA TAHUNAN Tahun 2014, Itjen KKP melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai wujud Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP dengan anggaran sebesar Rp50.532.570.000,00. Pada tahun 2014 terjadi dinamika kebijakan pemerintah, maka TA 2014 anggaran tersebut menjadi Rp59.230.867.000. Pagu tersebut dilaksanakan untuk melaksanakan 6 (enam) kegiatan, sebagai berikut:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 14

1. Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Unit Kerja Sekretariat Jenderal (Setjen), Ditjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (Ditjen KP3K), dan Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPMHP) serta Pelaksana Pembangunan KP dengan anggaran Rp4.730.000.000,00 setelah revisi menjadi Rp4.730.000.000,00. Sebagai output atas kegiatan tersebut direncanakan 9 Laporan Hasil Pengawasan (LHP);

2. Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) serta Pelaksana Pembangunan KP sebesar Rp5.300.000.000,00, setelah revisi menjadi Rp5.300.000.000,00 dengan rencana output 9 LHP;

3. Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen Perikanan Budidaya dan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan serta Pelaksana Pembangunan KP sebesar Rp5.220.000.000,00, setelah revisi menjadi Rp5.167.558.000,00 dengan rencana output 7 LHP;

4. Pengawasan Akuntabilitas Aparatur pada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) dan Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) serta Pelaksana Pembangunan KP sebesar Rp4.206.000.000,00, setelah revisi menjadi Rp4.206.000.000,00 dengan rencana output 4 LHP;

5. Pengawasan Akuntabilitas Aparatur dengan Tujuan Tertentu pada Pelaksana Pembangunan KP dan Pengawasan pada Unit Kerja Itjen sebesar Rp4.000.000.000,00, setelah revisi menjadi Rp4.000.000.000,00 dengan rencana output 4 LHA;

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Itjen Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp27.076.570000,00, setelah revisi menjadi Rp35.827.309.000,00 dengan rencana output 5 Laporan/dokumen dan 12 layanan perkantoran.

Enam poin tersebut merupakan enam kegiatan yang dilaksanakan oleh Itjen KKP dalam rangka mencapai hasil (Outcome) dari Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur KKP yaitu, “Terselenggaranya Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan yang Efektif dan Efisien”.

Adanya revisi anggaran tersebut, telah direncanakan untuk tidak mengubah target capaian kinerja Itjen KKP di Tahun 2014. Revisi difokuskan pada kegiatan-kegiatan non prioritas yang tidak mempengaruhi langsung capaian target sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 15

C. PENETAPAN KINERJA TAHUNAN 2014

Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pengawasan pembangunan kelautan dan perikanan telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun 2014 yang telah disepakati, yaitu: a. Laporan Keuangan KKP WTP b. Nilai AKIP A c. Nilai RB KKP Baik d. Nilai Integritas KKP sebesar 8,00 e. Nilai Inisiatif Anti Korupsi sebesar 8,00

Tabel 3. Sasaran Strategis, indikator Kinerja Utama dan Target Tahun 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya good

governance dan clean government

1 Batas toleransi materialitas temuan Pengawas Eksternal dan Internal dari total anggaran

< 1%

2 Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 6,20

3 Nilai Indeks integritas KKP 8,0

4 Nilai Inisiatif anti korupsi KKP 7,75

5 Nilai Evaluasi atas Implementasi RB KKP 80

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 2 Tersedianya kebijakan

pengawasan pengawasan internal berbasis resiko

6 Persentase kegiatan pengawasan internal berbasis risiko

100%

3 Terselenggaranya pengawasan internal KKP yang efektif dan efisien

7 Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja

80%

8 Berkurangnya materialitas TATD (Temuan audit yang tidak dapat ditindaklanjuti)

8%

9 Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Manajemen Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP, dan PBJ lingkup KKP

80%

4 Terselenggaranya pengendalian pengawasan internal KKP yang efektif dan efisien

10 Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standard pelaksanaan pengawasan

90%

11 Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pelaporan

90%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 16

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 5 Tersedianya SDM Itjen

KKP yang kompeten dan profesional

12 Indeks Kesenjangan Kompetensi pegawai Itjen

50%

6 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Itjen

13 Service Level Agreement di Itjen 80% 14 Persepsi user terhadap kemudahan akses di

Itjen (skala Likert 1-5) 4,25

7 Terwujudnya good governance dan clean government lingkup Itjen

15 Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

100%

16 Nilai AKIP Itjen KKP A 17 Nilai integritas Itjen KKP 8,00 18 Nilai Inisiatif anti korupsi Itjen KKP 7,75 19 Nilai Penerapan RB di Itjen KKP 80 (setara

Level 4) 20 Nilai Evaluasi SPI Itjen KKP 80 8 Terkelolanya anggaran

secara optimal lingkup Itjen KKP

21 Persentase penyerapan DIPA Itjen KKP >95%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Keberhasilan atas kinerja Itjen KKP dapat dilihat dari tercapainya keperercayaan publik pada KKP. Kepercayaan tersebut dapat langsung diberikan oleh masyarakat maupun dari institusi atau lembaga tinggi negara yang diwujudkan dalam bentuk indeks integritas pelayanan publik, opini atas laporan keuangan kementerian, dan penilaian atas sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

A. PENGELOLAAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL Inspektorat Jenderal telah melaksanakan secara berkala setiap 3 bulan pengukuran kinerja utama dengan mengacu pada Penetapan Kinerja Itjen tahun 2014 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja dengan tingkat toleransi 10% dan maksimal pencapaian 120%, sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. Rentang Penilaian Capaian Kinerja

No Kode Warna Rentang

1. Hijau > 90%

2. Kuning 70% < x < 90%

3. Merah <70%

B. CAPAIAN KINERJA Sebagai unsur pengawasan intern KKP, Itjen KKP melaksanakan program generik yaitu “Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara”. Program tersebut termasuk dalam upaya mewujudkan Sasaran Strategis (SS) “Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik lingkup KKP”. Sesuai dengan pendekatan BSC, SS Itjen dibagi kedalam 3 (tiga) perspektif, 8 (delapan) SS, dan 21 IKU. Berikut disajikan hasil capaian kinerja tiap perspektif dan selanjutnya dibahas tiap SS, dan IKU. Level Customer Perspective (apa yang diharapkan oleh customer Itjen, berupa outcome)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 18

SS 1 didukung oleh 5 IKU dengan capaian sebagai sebagai berikut:

IKU No. 1: Batas toleransi materialitas temuan Pengawas Eksternal dan Internal dari total anggaran

Toleransi materialitas temuan pengawas eksternal (BPK RI) dan Internal (Itjen) dari total realisasi anggaran adalah besarnya nilai perbandingan antara total jumlah temuan eksternal dan internal (bersifat penting, berskala luas, anggaran besar) dengan total anggaran yang dibelanjakan pada periode tahun anggaran berjalan. Realisasi batas toleransi materialitas temuan pengawas eksternal dan internal tahun 2014 disajikan pada tabel berikut.

Tabel 5. Realisasi Batas Toleransi Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dan Internal pada KKP Tahun 2014

Pengawas Temuan (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) Persentase

Eksternal 11.353.628.769,57 6.563.104.862.244,00 0,1730

Internal 561.276.026,35 6.563.104.862.244,00 0,008

Rata-rata 0,0908

Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa realisasi batas toleransi materialitas pengawas eksternal dan internal pada KKP lebih baik dari target yang ditetapkan. IKU ini penting dalam rangka mendukung pencapaian opini WTP atas LK KKP. IKU tersebut disusun berdasarkan hasil cascading dengan metode komponen pembentuk yaitu Itjen berbagi tugas dengan Setjen dan eselon I lain, Itjen mendapatkan bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai evaluator. Perkembangan Capaian IKU tersebut pada periode 2010 s.d. tahun 2014 disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 6. Perkembangan Nilai Temuan Materialitas Hasil Pengawas Eksternal dan Internal pada KKP

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 Batas toleransi materiali-tas temuan pengawas eksternal dari total realisasi anggaran (%)

0,0975 0,1260 0,1566 0,0629 0.0907

Berdasarkan tabel sebelumnya dari tahun ke tahun temuan materialitas pengawas eksternal pada KKP berfluktuasi, namun masih mencapai target.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 19

Perkembangan kualitas laporan keuangan KKP terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2010, namun mengalami kecenderungan stagnasi pada periode 2010 s.d. 2014 seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 5. Perkembangan Kualitas LK KKP

Upaya yang dilakukan dalam rangka mengawal IKU tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengawasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang berkualitas merupakan syarat mutlak untuk tercapainya good governance. �Terkait hal tersebut, dibentuknya Pokja Pengelolaan Keuangan adalah untuk membantu unit Eselon I meningkatkan kualitas laporan keuangan, dan untuk memberikan keyakinan bahwa pengelolaan keuangan di lingkungan KKP sejak perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan telah diselenggarakan sesuai ketentuan yang berlaku, serta penyusunan Laporan Keuangan telah diselenggarakan sesuai Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan didukung oleh Sistem Pengendalian Intern yang memadai.

Metode kerja dalam rangka mendukung kualitas Laporan Keuangan KKP yaitu melalui Reviu, Evaluasi, Pendampingan dan Audit dengan 5 (lima) Strategi meliputi: 1) Preemptive; 2) Preventive; 4) Pengembangan SDM (Auditor); dan 5) Pengembangan Sarana dan Prasarana.

Dalam pengawasan laporan keuangan, terdapat beberapa kegiatan dalam rangka mendukung upaya memepertahankan laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Dengan Paragraf Penjelas (DPP) yaitu:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 20

1) Reviu Laporan Keuangan

Inspektorat Jenderal telah melaksanakan reviu laporan keuangan setiap semester. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat penyampaian laporan keuangan dari masing-masing satker semakin baik. Sebagai hasil dari pengawalan intensif dalam penyusunan laporan keuangan, KKP mendapat opini atas laporan keuangan dari BPK RI Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan Paragraf Penjelas (DPP).

2) Pendampingan atas Pemerikaaan BPK

Inspektorat Jenderal dalam kurun waktu tahun 2010 – 2014 selalu melaksanakan pendampingan atas pemeriksaan BPK RI. Pendampingan tersebut bertujuan:

a) Mengkomunikasikan secara lebih detil atas temuan sementara BPK RI kepada satker yang menjadi sampel.

b) Mengusulkan solusi tindak lanjut atas temuan sementara BPK RI. c) Mensinkronisasi apabila terdapat perbedaan sudut pandang antara

satker dan auditor BPK mengenai permasalahan yang ditemukan di lapangan.

d) Mengupayakan agar satker yang menjadi objek pemeriksaan segera menindaklanjuti temuan sementara yang disampaikan BPK RI.

Atas upaya pendampingan tersebut, Inspektorat Jenderal telah berhasil dalam hal: a) Mengupayakan agar satker Pusat maupun Daerah segera

menindaklanjuti temuan BPK di lapangan; b) Menyelaraskan sudut pandang antara auditor BPK RI dengan

Satker Objek Pemeriksaan, sehingga temuan dalam laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI kurang dari 1% dari total realisasi anggaran KKP. Seperti disajikan pada tabel berikut.

Tabel 7. Perkembangan Temuan dan Realisasi Anggaran KKP

No Tahun Temuan (Rp) Realisasi Anggaran

(Rp) Persentase

1. LK 2009 3.024.608.286,43 3.100.000.000.000,00 ≤ 1% 2. LK 2010 6.312.991.631,18 5.007.004.057.942,00 ≤ 1% 3. LK 2011 9.332.127.422,27 5.956.740.606.907,00 ≤ 1% 4. LK 2012 1.614.249.935,84 5.956.740.606.907,00 ≤ 1% 5. LK 2013 11.353.628.769,57 6.563.104.862.244,00 ≤ 1%

3) Validasi Satker Inaktif satker lingkup KKP

Kegiatan ini dilaksankan untuk mengetahui kondisi terkini aset satker inaktif sehingga dapat segera dilakukan pengelolaan dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 21

pengamanan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan tersebut diantaranya dilakukan pada tahun 2014 untuk validasi aset satker inaktif dan monitoring perkembangan penyelesaian tindak lanjut satker inaktif.

4) Koordinasi Pengawasan Dana Alokasi Khusus Bidang Kelautan dan

Perikanan

Itjen KKP melaksanakan Koordinasi Pengawasan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan ke beberapa Inspektorat Kabupaten/Kota. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai upaya mengawal pelaksanaan DAK Bidang KP melalui sinergi Pengawasan. Sesuai alur anggaran, DAK Bidang KP masuk ke Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan mekanisme yang demikian, maka yang berhak melaksanakan pengawasan atas DAK KP adalah Inspektorat Kabupaten/Kota. Untuk itu, Itjen KKP perlu sharing data dan informasi terkait pelaksanaan pengawasan di Kabupaten/Kota. Kegiatan Koordinasi Pengawasan DAK ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang: a. Rencana pengawasan DAK KP oleh Inspektorat Kabupaten/Kota; b. Pelaksanaan pengawasan DAK KP oleh Inspektorat

Kabupaten/Kota; c. Hasil pengawasan DAK KP oleh Inspektorat Kabupaten/Kota.

Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan gambaran tentang kendala pelaksanaan dan pengawasan DAK KP di seluruh kabupaten/kota penerima DAK sebagai bahan penyusunan kebijakan perbaikan perencanaan DAK KP dan pengawasannya.

Berdasarkan hasil Koordinasi Pengawasan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat disimpulan sebagai berikut :

a. Pengawasan Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota terhadap DAK Bidang Kelautan dan Perikanan dilaksanakan secara komprehensif dan sebagian besar telah masuk dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang pelaksanaan pemeriksaannya bersamaan dengan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota setempat;

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 22

b. Terdapat Inspektorat Kabupaten/Kota yang belum memahami bahwa kewenangan pengawasan terhadap pelaksanaan DAK ada pada Inspektorat Kabupaten/Kota dimana DAK itu berada;

c. Terdapat beberapa kelemahan dalam pengadaan alat/kapal penangkap ikan dan rumpon, pembentukan kelompok nelayan, sertifikasi kepemilikan tambak, pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi tambak, pengadaan lifnet (bagan), kedai pesisir dan jalan produksi pembudidaya laut, hingga pembangunan pasar hiegienis.

Berdasarkan hasil Koordinasi Pengawasan DAK Bidang Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan Itjen KKP serta permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan, umumnya Inspektorat Kabupaten/Kota menyarankan sebagai berikut : a. Berdasarkan PP.60 Tahun 2008, kewenangan pengawasan DAK

berada pada Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di daerah, tetapi sering kali belum terinformasikan dengan baik tentang DAK bidang KP. Itjen KKP perlu melaksanakan forum sosialisasi terhadap APIP daerah yang mendapat DAK bidang KP;

b. APIP daerah (inspektorat provinsi/kabupaten/kota) agar mengawal tahap penyusunan kegiatan yang dibiayai DAK bidang KP, pelaksanaan hingga pemanfaatannya;

c. Itjen KKP dapat mengirimkan Juknis DAK bidang KP secara rutin kepada APIP daerah (inspektorat provinsi/kabupaten/kota) untuk mendukung pelaksanaan dan pengawasan DAK bidang KP;

d. Itjen KKP dapat melaksanakan joint audit, bimbingan teknis (bimtek) atau pendidikan dan latihan (diklat) terkait pengawasan DAK bidang KP untuk APIP daerah (inspektorat provinsi/kabupaten/kota).

5) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Pihak Eksternal

Segala bentuk rekomendasi hasil pengawasan dari aparat pengawas intern dan ekstern adalah dalam rangka untuk meningkatkan kinerja KKP. Untuk itu, sangat penting sekali bagi Itjen untuk memantau perkembangan tindak lanjut hasil pengawasan dari BPK-RI dan Itjen KKP. Hingga akhir Agustus 2014, terdapat sisa hasil pengawasan aparat pengawas ekstern dan intern yang perlu segera ditindaklanjuti sebagai berikut:

Perkembangan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sampai dengan Semester I Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 23

a) Jumlah rekomendasi yang diberikan BPK RI sebanyak 471 rekomendasi dengan nilai keuangan sebesar Rp163.090.864.154,51.

b) Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti dengan kondisi sebagai berikut sebanyak 327 (69,43%) rekomendasi senilai Rp99.470.767.525,19 (60,99%) dinyatakan sesuai dengan saran (tuntas), sebanyak 142 (30,15%) rekomendasi senilai Rp58.731.055.129,32 (36,01%) dinyatakan belum sesuai saran (proses). Sehingga masih tersisa sebanyak 2 (0,42%) rekomendasi senilai Rp4.889.032.500 (3,00%) dinyatakan belum ditindaklanjuti.

Beberapa kendala dalam percepatan penyelesaian temuan BPK RI, antara lain :

a) Pihak Satker, khususnya didaerah, relatif kurang responsif atas percepatan penyelesaian tindak lanjut temuan BPK RI.

b) Beberapa tindak lanjut masih dalam proses di luar kewenangan Eselon I yang bersangkutan, antara lain : 1) Penyelesaian sertifikasi tanah yang kewenangannya berada

di Badan Pertanahan Nasional/BPN setempat. 2) Surat teguran dari Kepala Daerah Provinsi/Kab/Kota kepada

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan. 3) Beberapa peraturan turunan dari UU No.31/2004 tentang

Perikanan yang belum dapat dituntaskan mengingat harus mendapat persetujuan pihak lain diluar KKP.

4) Pihak ketiga/rekanan yang sulit dimintai penyelesaian tindak lanjutnya.

5) Koordinasi antar unit kerja/instansi baik di pusat maupun di daerah masih belum berjalan dengan baik dalam percepatan tindaklanjutnya.

Upaya percepatan penyelesaian Temuan hasil pemeriksaan BPK RI, antara lain :

a) Berkoordinasi dengan BPK RI untuk membantu percepatan penyelesaian saldo temuan BPK RI.

b) Mendorong percepatan penyelesaian temuan antara lain : (1) Mendorong Eselon I terkait untuk mempercepat upaya

penyelesaian saldo temuan BPK RI yang berada di instansinya

(2) Meningkatkan koordinasi dan penyelesaian tindak lanjut dengan pihak terkait (Daerah dan Pihak Ketiga)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 24

(3) Menyusun action plan sebagai bentuk komitmen penyelesaian temuan hasil pemeriksaan BPK RI

(4) Mengefektifkan mekanisme monitoring dan evaluasi atas tindak lanjut yang dilakukan Satker Pusat dan Daerah.Mendorong percepatan penyelesaian turunan UU No. 31/2004 jo UU No. 45/2009.

Gambar 6. Pembahasan Tindak Lanjut Temuan BPK RI

b. Pengawalan Pengadaan Barang/Jasa

Kegiatan dilaksanakan melalui pendampingan terhadap Satuan Kerja (Satker). Fokus pengawalan adalah pada Satker yang melaksanakan pengadaan barang/jasa yang diidentifikasikan bernilai strategis, yaitu nilai pengadaannya besar dan dinilai/diperkirakan berpotensi terjadinya permasalahan dalam pelaksanaanya.

Diketahui bahwa permasalahan utama yang menghambat pelaksanaan pengadaan barang/jasa lingkup KKP adalah penyusunan dokumen yang belum sesuai dengan metode pelelangan secara elektronik (e-proc), jenis kontrak yang digunakan, besaran nilai pekerjaan dan ruang lingkup pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh:

1) Lemahnya pemahaman panitia terhadap Perpres 54 tahun 2010 beserta perubahannya.

2) Penyusunan dokumen pengadaan hanya mengutip langsung dari standar dokumen pengadaan yang dikeluarkan LKPP, tanpa penyesuaian kebutuhan.

3) HPS dan spesifikasi teknis yang disusun tanpa melalui survey.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 25

Gambar 7. Diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa

IKU No. 2: Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP

Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja adalah nilai yang mencerminkan implementasi sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan KKP pada periode evaluasi. Evaluasi dilaksanakan untuk menilai lima komponen sistem akuntabilitas kinerja, yaitu perencanaan, pengukuran, pelaporan, evaluasi, dan capaian kinerja. Adapun sesuai tugas dan fungsi Itjen, peran dan wewenang utama Itjen dalam implementasi sistem akuntabilitas kinerja adalah pada komponen evaluasi. Nilai evaluasi kinerja dibagi menjadi dua komponen yaitu nilai evaluasi AKIP dengan koefisien 81,53% yang menjadi tugas dari Itjen.

Berdasarkan penilaian Kementerian PAN dan RB untuk tahun 2014, nilai evaluasi kinerja KKP memperoleh nilai 7,20 atau 92,69 dari rata-rata nilai AKIP 77,68. Setelah dilakukan pembobotan, nilai evaluasi AKIP KKP yang menjadi tugas Itjen adalah 81,53% x 7,20 = 5,87.

Tabel 8. Capaian Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP 6,2 5,87 94,68%

Dengan demikian, capaian IKU ke-2 ini belum mencapai target. Hal tersebut disebabkan belum optimalnya pemanfaatan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dan evaluasi program secara nyata untuk umpan balik (feedback) perbaikan perencanaaan kinerja, penerapan manajemen kinerja dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 26

peningkatan capaian kinerja organisasi secara berkelanjutan. Perkembangan nilai evaluasi kinerja AKIP KKP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Perkembangan Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 Nilai Evaluasi Kinerja AKIP KKP

2,28 4,85 4,72 5,09 5,87

Perkembangan nilai evaluasi kinerja AKIP KKP dari tahun 2010 terus mengalami perbaikan, akan tetapi pada tahun 2012 terjadi penurunan nilai dari 4,85 menjadi 4,72, namun kembali meningkat pada tahun 2013 dan 2014. Peningkatan nilai evaluasi kinerja AKIP KKP memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas AKIP secara keseluruhan sebagaimana disajikan pada gambar berikut:

Gambar 8. Perkembangan Nilai AKIP KKP 2010-2014 Beberapa kegiatan utama yang telah dilaksanakan Itjen untuk mendukung pencapaian IKU ke-2 ini yaitu, Evaluasi AKIP unit Eselon I dan UPT terpilih, Evaluasi pengukuran kinerja, Reviu LAKIP, Reviu Perencanaan dan Gelar pengawasan hasil evaluasi AKIP. IKU No. 3: Nilai Integritas KKP

Nilai Integritas KKP merupakan nilai kualitas pelayanan publik atas persepsi pengguna layanan terhadap praktek korupsi yang terjadi di lingkungan KKP. Nilai integritas merupakan hasil Survei Integritas yang dilakukan oleh KPK.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 27

Pada tahun 2014, KPK melakukan Survei Integritas pada layanan: 1) Izin Penangkapan Ikan; 2) Pengadaan Barang dan Jasa. Dari hasil Survei tersebut, KKP mendapatkan nilai 7,46 sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut.

Tabel 10. Nilai Integritas KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Nilai Integritas KKP 8 7,46 93,25%

Catatan: Batas toleransi ± 10%, dengan demikian nilai 7,46 masih masuk dalam kategori tercapai. Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa realisasi nilai integritas KKP dibawah target yang telah ditetapkan, namun demikian nilai tersebut masih berada diatas nilai rata-rata nasional sebesar 7,22 dan dalam urutan Instansi Pusat yang disurvei KPK menempatkan KKP pada urutan ke 8 dari 20 Instansi Pusat. Beberapa hal yang masih menjadi catatan KPK untuk perbaikan layanan publik pada Kementerian/Lembaga antara lain: a. Perlunya edukasi anti korupsi dan pengelolaan pengaduan masyarakat

yang lebih serius b. Mengkomunikasikan kepada pengguna layanan untuk memanfaatkan

sarana media yang ada baik saran dan pengaduan serta mensosialisasikan anti korupsi dengan cara diucapkan oleh petugas kepada pengguna layanan sebagai bentuk kampanye anti korupsi.

c. Meningkatkan upaya pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan, cepat dan adil bagi pengguna layanan.

d. Melakukan upaya yang lebih serius dalam menghilangkan pemberian/penerimaan gratifikasi dalam layanan publik.

e. Sosialisasi kepada pemberi dan pengguna layanan sebaiknya dilakukan dengan lebih intensif

f. Bagi unit layanan yang layanannya belum disurvei agar tetap melakukan upaya-upaya pencegahan korupsi dalam memberi kepada masyarakat.

Perkembangan nilai integritas KKP dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 11. Perkembangan Indeks Integritas KKP

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 Nilai Integritas KKP 5,3 7,46 6,89 7,12 7,46

Nilai integritas tersebut berasal dari survey KPK atas unit layanan publik yang ada di KKP sebagaimana pada tabel berikut ini.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 28

Tabel 12. Unit Layanan Publik KKP yang disurvei oleh KPK

NO UNIT LAYANAN YANG DISURVEI TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014 1. a. Surat Izin Penangkapan Ikan

b. Surat Izin Impor Obat Ikan 5,3 - - -

2. a. Surat Izin Penangkapan Ikan b. Surat Keterangan Aktivasi Transmitter

- 7,46 - -

3. a. Surat Izin Usaha Perikanan b. Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan - - 6,89 -

4. a. Surat Izin Penangkapan Ikan b. Pengadaan Barang dan Jasa - - - 7,12

5. a. Surat Izin Kapal Angkut Ikan b. Surat Izin Penangkapan Ikan - - - -

7,34 7,58

Rata2 7,46

Keterangan: KPK, 2010-2014

Dalam survey KPK tersebut, komponen yang digunakan adalah “pengalaman integritas” dan “potensi integritas” dengan perkembangan sebagaimana gambar berikut ini.

Gambar 9. Perbandingan Komponen Integritas Tahun 2011-2014

IKU No. 4 : Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP

Nilai Inisiatif Anti Korupsi merupakan nilai yang mencerminkan sejauh mana capaian inisiatif anti korupsi unit utama lingkup KKP pada Tahun 2014. Pada tahun 2010 Penilaian Inisiatif Anti Korupsi dilakukan oleh KPK, namun karena pada saat ini nilai KKP mampu berada diatas rata-rata nilai nasional, maka selanjutnya KPK mempercayakan penilaian dilakukan secara mandiri oleh KKP, yang dalam hal ini dilakukan oleh Itjen.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 29

Dari hasil penilaian mandiri tersebut, pada tahun 2014 KKP mendapatkan inisiatif anti korupsi sebesar 8,56, nilai tersebut melebihi target yang ditetapkan Itjen pada IKU ke-4 ini sebesar 7,75 sebagaimana ditunjnjukan pada tabel berikut.

Tabel 13. Capaian Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP 7,75 8,56 110,45%

Keberhasilan pencapaian target IKU ke-4 ini didukung oleh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2014 seperti Asistensi pengisian kuesioner PIAK, Verifikasi Dokumen IAK, dan Penilaian IAK. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

Tabel 14. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP 6,75 6,63 7,46 7,6 8,56

Gambar 10. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP, 2010-2014

Pada gambar diatas dapat dilihat perkembangan nilai inisiatif anti korupsi KKP terus meningkat setelah mengalami penurunan tipis pada tahun 2011. Salah satu upaya yang dilakukan Itjen KKP didalam meningkatakan nilai inisiatif anti korupsi adalah dengan membentuk pokja yang bertugas untuk meningkatkan inisiatif anti korupsi lingkup KKP.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 30

Gambar 11 Acara Penandatanganan Komitmen Pengendalian Gratifikasi

Bersama KPK

IKU No. 5: Nilai Reformasi Birokrasi KKP

Nilai penerapan Reformasi Birokrasi KKP adalah tingkat proses pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup KKP untuk mewujudkan birokrasi yang lebih baik sehingga aparatur KKP mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel didalam memberikan pelayanan dan melaksanakan program pembangunan bidang KP.

Nilai Reformasi Birokrasi KKP diperoleh dari hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) online Tahun 2013 yang disampaikan secara online ke Kementerian PAN dan RB pada bulan Agustus 2014. Dari hasil PMPRB online tahun 2013 KKP mendapatkan nilai 77,29. Nilai tersebut melebihi target nilai yang ditetapkan Itjen sebesar 75. Sedangkan pada tahun 2014 mendapat nilai 63,29 dengan target 80. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai sasaran Reformasi Birokrasi antara lain: 1. Menerapkan penetapan kinerja individu yang mendukung indikator

kinerja organisasi 2. Menata kembali sistem manajemen SDM baik pengembangan kompetensi

maupun promosi jabatan pegawai 3. Melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan gratifikasi, whitsle

blowing system dan penanganan benturan kepentingan secara berkala 4. Menetapkan unit kerja yang kan dikembangkan menuju Wilayah Bebas

dari Korupsi 5. Memperhatikan proses kegiatan utama agar dapat dipetakan seluruhnya

sesuai dengan tugas dan fungsi kemudian dijabarkan dalam prosedur operasional tetap.

6. Membuka akses terhadap hasil survei kepuasan masyarakat dan pengaduan pelayanan dari masyarakat.

Upaya yang telah dilaksanakan oleh Itjen dalam mendorong Reformasi Birokrasi lingkup KKP, yaitu:

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 31

1. Reviu Pengisian Kertas Kerja Pengungkit dan Hasil pada 10 Eselon I 2. Reviu Pelaksanaan Survey Internal dan Eksternal pada 10 Eselon I 3. Simulasi Penilaian Kertas Kerja PMPRB secara Manual atau Online 4. Reviu Penilaian dengan Relevansi Bukti/Evidence (Panel I dan II) 5. Pendampingan Tim Verikator Kementerian PAN dan RB Perkembangan implementasi Reformasi Birokrasi KKP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Perkembangan Nilai Reformasi Birokrasi KKP

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014

Nilai RB KKP - - 45 70,81 63,29

Perkembangan capaian kinerja jangka menengah dari IKU yang termuat pada dokumen Penetapan Kinerja Itjen KKP dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 16. Tren Capaian Kinerja 2010 – 2013 & Perbandingan terhadap Target Akhir Tahun RPJMN

Indikator Kinerja Capaian Kinerja

2010 2011 2012 2013 2014 1. Opini BPK-RI LK KKP WTP

DPP WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

WTP DPP

2. Nilai AKIP KKP CC B B A A

3. Nilai Integritas KKP 5,3 7,46 6,89 7,12 7,46

4. Nilai Inisiatif Anti Korupsi KKP

6,75 6,633 7,464 7,60 8,80

Dengan semakin membaiknya tata kelola di lingkungan KKP maka upaya berikutnya adalah bagaimana agar kondisi tersebut selalu berada dalam kondisi continous improvement. Untuk itu telah dilakukan berbagai kerja sama dengan instansi lain. Sebagai contoh, saat ini s.d. Desember 2014, Itjen dijadikan mitra oleh KPK untuk melakukan reviu aspek kelembagaan dalam Kajian Sumberdaya Ikan (Perizinan). Dengan KPK, Itjen juga bekerjasama dalam hal Program Pengendalian Gratifikasi (PPG). Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa bimtek bagi Eselon II lingkup KKP dan Training of Trainers (TOT) PPG bagi Personil Pejabat yang menangani pelayanan (Tunas Integritas).

Berikutnya, kerja sama dengan BPK-RI dalam hal tindak lanjut hasil pemeriksaan. Semula tindak lanjut hanya per semester, dewasa ini tindak lanjut dapat dilakukan tiap saat. Selain itu, dengan BPK-RI juga dilakukan pembagian objek yang akan diaudit sehingga cakupan pengawasan menjadi luas. Kerjasama juga dilakukan dengan BPKP dalam hal sinergi pengawasan (reviu LK) dan pengembangan SDM (technical assistance penyusunan Renstra

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 32

AAIPI). Atas permintaan AAIPI (Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia), Itjen telah melakukan peer review terhadap kinerja auditor Itjen kemenkeu, dan hasil peer review diakui serta akan ditindaklanjuti. Kerjasama lainnya yaitu berupa koordinasi/ bimtek dengan Inspektorat Provinsi/Kab./Kota terkait DAK bidang KP. Bentuk kegiatannya berupa pembekalan dari sisi teknis terhadap auditor Inspektorat Provinsi/ Kab./Kota sehingga tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dapat terkawal.

Gambar 12. Arahan dari BPK RI pada acara Rakerwas Tahun 2014 Secara ringkas, target pada level customer dapat dicapai. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari tingginya komitmen pimpinan KKP, kerjasama yang erat antar unit kerja eselon I, dengan Setjen sebagai koordinator, Unit Kerja Eselon I sebagai pelaksana, dan Itjen sebagai evaluator.

============================================================== Interal Process Perspective (apa yang dilakukan, kerangka logis dari persiapan, pelaksanaan, dan pengendalian) ==============================================================

SS 2 memiliki 1 IKU, dengan capaian sebagai berikut:

IKU No. 6: Persentase kegiatan pengawasan internal berbasis risiko

Pada tahun 2014, terdapat beberapa kegiatan di KKP yang berisiko tinggi berdasarkan penilian risiko, yaitu: Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), Kapal 30 GT Inkamina, Cold Storage, dan lain-lain. Dalam Program

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 33

Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Itjen Tahun 2014, fokus pengawasan Itjen adalah pada kegiatan-kegiatan tersebut dalam bentuk evaluasi yaitu Evaluasi Program Prioritas, sebagaimana tabel berikut:

Tabel 17. Analisis Risiko Lingkup KKP

No Kegiatan Eselon I Nilai

Anggaran Nilai

Risiko Status

1 PUMP Ditjen Perikanan Tangkap 300 milyar 2,6 Tinggi Ditjen Perikanan Budidaya 260 milyar 2,5 Tinggi Ditjen P2HP 75 milyar 2,4 Tinggi

2 INKAMINA Ditjen Perikanan Tangkap 187,5 milyar 2,4 Tinggi 3 PUGAR Ditjen KP3K 75 milyar 2,4 Tinggi

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam PKPT Tahun 2014, menetapkan kegiatan-kegiatan sebagaimana tersebut di atas menjadi fokus pengawasan sebagaimana berikut:

Tabel 18. Fokus Pengawasan Itjen KKP Tahun 2014

No Kegiatan Prioritas Fokus Pengawasan 2014

1. PUMP Evaluasi Program Prioritas

2. Kapal Inkamina Evaluasi Program Prioritas

3. Cold Storage Evaluasi Program Prioritas

4. Industrialisasi KP Evaluasi Program Prioritas

Dengan demikian, seluruh kegiatan dalam PKPT Itjen tahun 2014 telah mengacu pada risk based analysis sehingga capaiannya 100%.

SS ketiga ini terdiri dari 3 IKU dengan capaian kinerja sebagai berikut:

IKU No. 7: Persentase Jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja

Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja adalah jumlah rekomendasi yang disampaikan oleh Inspektorat Jenderal kepada objek pengawasan sebagai hasil kegiatan pengawasan sesuai rencana pengawasan dan telah ditindaklanjuti sesuai ketentuan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 34

Penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Beberapa kendala dalam penyelesaian temuan Itjen KKP, antara lain :

a. Tidak/belum berjalannya mekanisme monitoring dan evaluasi oleh Satker Pusat atas tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan baik dipusat maupun daerah.

b. Tingkat kepedulian dan responsiveness percepatan tindak lanjut hasil pengawasan masih kurang

c. Unit kerja/Satker tidak memfokuskan pada penyelesaian temuan dengan segera

d. Pihak ketiga/rekanan yang sulit dimintai penyelesaian tindak lanjutnya.

Upaya penyelesaian temuan Itjen KKP yang telah dilakukan antara lain :

a. Melakukan koordinasi pemantauan tindak lanjut dengan Eselon I terkait dalam upaya penyelesaian temuan di Pusat, Daerah, dan UPT Pusat.

b. Melakukan koordinasi pemantauan tindak lanjut dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota terkait dalam upaya penyelesaian temuan.

c. Memberikan surat peringatan/pengingat secara rutin kepada Unit Kerja/Satker terkait atas saldo temuan yang belum ditindaklanjuti.

Pada tahun 2013 jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti mencapai 70,38% dari target 70%. Pada tahun 2014 jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti mencapai 85,68% dari target 80% atau 107,10% dari target. Angka tersebut dihitung berdasarkan Tindak Lanjut atas Hasil Pengawasan berupa kegiatan audit, evaluasi, dan reviu sampai dengan Triwulan IV 2014. Keberhasilan capaian tersebut didukung dengan upaya-upaya yang dilakukan Itjen seperti melakukan supervisi berjenjang pada setiap penugasan, pembahasan konsep laporan pengawasan untuk unit eselon I dan II serta melakukan pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan.

Tabel 19. Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja

80% 85,68% 107,10%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 35

Perkembangan jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Perkembangan IKU Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan Untuk Perbaikan Kinerja

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Persentase Jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja

48,37% 74,68% 70,38% 85,68%

Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun bila dilihat dalam perkembangan tahun 2011-2014, terjadi fluktuasi dimana capaian tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Itjen KKP terus melakukan upaya perbaikan untuk mendorong peningkatan pemanfaatan rekomendasi hasil pengawasan untuk perbaikan kinerja melalui kegiatan pemantauan dan koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan internal dan eksternal, pemutakhiran data atas tindak lanjut hasil pengawasan eksternal serta validasi dan sinkronisasi data penyelesaian rekomendasi hasil pengawasan.

IKU No. 8 : Berkurangnya Materialitas TATD

Berkurangnya materialitas TATD (temuan audit yang tidak dapat ditindaklanjuti) adalah penurunan jumlah dan nilai TATD pada akhir periode pengukuran sebagai salah satu indikator bahwa rekomendasi yang diberikan oleh aparat pengawasan telah berkualitas dan dapat ditindaklanjuti oleh auditable object sebagai bahan perbaikan kinerja.

Dari hasil analisa Bagian Analisa Tindak Lanjut Itjen terhadap Laporan Hasil Audit (LHA) yang diterbitkan tahun 2014 yaitu sebanyak 59 LHA, dapat disampaikan bahwa tidak terdapat rekomendasi yang tidak dapat ditindaklanjuti. Analisa LHA mengacu kepada kriteria TATD dalam Peraturan Inspektur Jenderal Nomor 95.17.1 Tahun 2013. Dengan demikian realisasi IKU “Berkurangnya materialitas TATD” dengan target 8% tercapai. Namun demikian, harus diakui bahwa mekanisme penetapan TATD belum berjalan secara otomatis. Saat ini, penetapan tersebut didasarkan setelah ada pelaksanaan pemantauan tindak lanjut dari Bagian Analisa dan Tindak Lanjut dimana dari hasil tersebut didapatkan IKU yang kemungkinan tidak dapat ditindaklanjuti. Setelah itu, baru diproses apakah menjadi TATD atau tidak.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 36

Untuk sementara, perkembangan jumlah materialitas temuan audit yang tidak dapat ditindaklanjuti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Perkembangan IKU Sasaran Terselenggaranya Pengawasan Internal KKP yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Berkurangnya materialitas TATD 0% 0% 0% 0%

IKU No. 9: Persentase Jumlah rekomendasi hasil pengawasan

manajemen risiko, pelayanan publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP

Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan Manajemen Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja adalah jumlah rekomendasi yang disampaikan oleh Inspektorat Jenderal kepada objek pengawasan sebagai hasil kegiatan pengawasan sesuai rencana pengawasan dan telah ditindaklanjuti sesuai ketentuan.

Pada tahun 2013 jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti mencapai 83,75% dari target 70%. Pada tahun 2014 jumlah rekomendasi yang telah ditindaklanjuti mencapai 90,77% dari target 80% dengan demikian maka capaian IK9 sebesar 113,46% atau diatas target.

Keberhasilan capaian tersebut didukung dengan upaya-upaya yang dilakukan Itjen seperti supervisi berjenjang pada setiap penugasan, pembahasan konsep laporan pengawasan untuk unit eselon I dan II, FGD penyusunan laporan penilaian terhadap seluruh unit Eselon I KKP dan Pemantauan tindak lanjut.

Perkembangan jumlah rekomendasi hasil pengawasan manajemen risiko, pelayanan publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22. Perkembangan Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Manajemen Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP

dan PBJ lingkup KKP

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Persentase Jumlah rekomendasi hasil pengawasan manajemen risiko, pelayanan publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP

IKU Baru

IKU Baru

83,75% 90,77%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 37

Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa jumlah rekomendasi hasil pengawasan manajemen risiko, pelayanan publik, SAKIP, RB, LK KKP dan PBJ lingkup KKP mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Terselenggaranya pengendalian pengawasan internal dan efektif Itjen KKP didukung oleh dua buah IKU dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 23. Realisasi Sasaran Terselenggaranya Pengendalian Pengawasan yang Efektif Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

IKU 10

Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standar pelaksanaan pengawasan

90% 90,12% 100,13%

IKU 11

Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pelaporan

90% 88,69% 98,55%

Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2014, pelaksanaan penugasan pengawasan yang memenuhi standar tahun 2014 mencapai 90,12% dari target 90%, dengan demikian capaian IKU mencapai 100,13% dari target, sedangkan pelaporan pengawasan yang memenuhi standar mencapai 88,69% dari target 90%, dengan demikian capaian IKU mencapai 88,69% dari target 90%.

Capaian kinerja Sasaran ke-4 sebagaimana disampaikan pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari dua IKU tersebut satu IKU telah mencapai target sedangkan satu IKU lainnya belum mencapai target. Secara lebih jelas pencapaian SS ke-4 adalah sebagai berikut:

IKU No. 10: Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi

standard pelaksanaan pengawasan

Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standar pelaksanaan pengawasan adalah perbandingan antara jumlah penugasan pengawasan yang dilaksanakan oleh Itjen dan memenuhi standar pelaksanaan pengawasan dengan jumlah seluruh penugasan pengawasan yang dilaksanakan oleh Itjen pada periode pengukuran.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 38

Dari hasil pengukuran, pelaksanaan penugasan pengawasan yang memenuhi standar pada tahun 2014 sebanyak 90,12% dari target 90%, dengan demikian capaian IKU mencapai 100,13% atau mencapai target.

Didalam memastikan pelaksanaan penugasan pengawasan sesuai dengan standar, Itjen melakukan pengendalian berjenjang pada setiap tahapan pengawasan dan pengendalian penerbitan surat penugasan pengawasan, namun masih terdapat penugasan pengawasan yang belum memenuhi standar. Perkembangan pelaksanaan penugasan yang memenuhi standar pelaksanaan pengawasan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24. Perkembangan Pelaksanaan Penugasan yang Memenuhi Standar Pelaksanaan Pengawasan

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014*)

Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standar pelaksanaan pengawasan

- - 73,69% 90,12%

*) Data realisasi tahun 2014 belum termasuk data capaian Inspektorat III

Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa perkembangan pelaksanaan penugasan pengawasan yang sesuai dengan standar di Itjen pada tahun 2014 menunjukan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

IKU No. 11: Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi

standar pelaporan

Persentase jumlah laporan yang memenuhi standar pelaporan adalah perbandingan antara jumlah laporan pengawasan yang diterbitkan oleh Itjen dan memenuhi standar pelaporan pengawasan dengan jumlah seluruh laporan pengawasan yang diterbitkan oleh Itjen pada periode pengukuran.

Dari hasil pengukuran, jumlah pelaporan yang memenuhi standar pada tahun 2014 sebanyak 88,69% dari target 90%. Dengan demikian IKU ke-2 pada SS ke-4 ini tidak mencapai target dengan capaian 98,55% namun masih pada toleransi cukup baik dengan capaian >90%. Hal tersebut disebabkan masih terdapat laporan hasil pengawasan yang belum sesuai dengan standar yang ada.

Upaya yang dilakukan Itjen untuk memantau penyusunan laporan pengawasan sesuai dengan standar antara lain dengan menerapkan Kendali Mutu Audit, penelaahan oleh Bagian Analisa Tindak Lanjut dan membangun sistem informasi penugasan pengawasan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 39

Perkembangan jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pelaporan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 25. Perkembangan Jumlah Laporan Pengawasan yang Memenuhi Standar Pelaporan

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014 *)

Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pelaporan

- - 90,41% 88,69%

*) Data realisasi tahun 2014 belum termasuk data capaian Inspektorat III

Dari tabel diatas dapat disampaikan bahwa persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pada tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan belum maksimalnya pengawasan berjenjang lingkup auditor.

Gambar 13. Kegiatan Peringatan Hari Anti Korupsi

========================================================== Learning and Growth Perspective (Apa yang Dimiliki: SDM, IT, Tata Kelola dan Anggaran)

==========================================================

Sasaran strategis ke 5 ini didukung oleh 1 buah IKU yaitu:

IKU No. 12: Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen Indeks Kesenjangan Kompetensi pegawai Itjen adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu atau untuk satu jabatan fungsional umum tertentu dengan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat/staf tersebut. Dari hasil penilaian nilai indeks kesenjangan pegawai Itjen pada tahun 2014 sebesar 18,3% sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 40

Tabel 26. Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen KKP

50% 18,3% 163,40%

IKU Indeks kesenjangan pegawai Itjen merupakan IKU baru yang ditetapkan pada tahun 2013, perkembangan indeks kesenjangan pegawai Itjen disampaikan pada tabel berikut:

Tabel 27. Perkembangan Sasaran SDM Itjen KKP yang Kompeten dan Profesional

Indikator Kinerja Utama Keterangan 2012 2013 2014

Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen

IKU Baru - 43,33% 18,3%

Capaian kinerja SS ke-5 sebagaimana disampaikan pada tabel diatas menunjukkan bahwa indeks kesenjangan pegawai Itjen pada tahun 2013 sebesar 43,33%, nilai indeks tersebut melebihi target yang ditetapkan Itjen pada IKU ini sebesar 60%. Pada tahun 2014 indeks kesenjangan pegawai Itjen mengalami perbaikan menjadi 18,3% dan berada diatas target yang ditetapkan sebesar 50%.

Nilai Indeks Kesenjangan Pegawai Itjen diambil dari hasil pengukuran kompetensi yang dilakukan oleh Bagian Kepegawaian, Hukum dan Humas Itjen KKP. Didalam mengurangi kesenjangan kapabilitas pegawai, Itjen melaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan, Pelatihan Kantor Sendiri, mengikuti kegitan workshop/seminar dan mengadakan studi banding dengan Instansi lain.

Target serta Capaian SS 6 dan IKU-nya sebagai berikut:

Tabel 28. Realisasi Sasaran Tersedianya Informasi yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses lingkup Itjen Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi

IKU 13 Service Level Agreement di Itjen 75% 100

IKU 14 Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen (skala Likert 1-5)

4,25 4,48

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 41

Capaian kinerja SS ke-4 sebagaimana disampaikan pada tabel diatas menunjukkan bahwa kedua IKU yang mendukung sasaran telah mencapai target yang ditetapkan. Secara lebih jelas pencapaian SS ke-6 adalah sebagai berikut:

IKU No.13: Service Level Agreement di Itjen

Service Level Agreement di Itjen adalah Layanan Pengaduan yang disampaikan masyarakat melalui layanan pengaduan di web www.itjen.kkp.go.id dan harus ditindaklanjuti 100%.

Berdasar data yang masuk dan dipantau oleh Inspektorat V, dari 35 pengaduan telah ditindaklanjuti seluruhnya atau 100% oleh Inspektorat V. Dengan demikian capaian IKU ke-1 pada SS ke-6 ini telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%.

Tabel 29. Capaian Service Level Agreement di Itjen Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

Service Level Agreement di Itjen 75% 100% 133,33%

Keberhasilan capaian tersebut didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Koordinasi dalam rangka pembentukan dan penetapan tim penanganan

pengaduan whistle blower dan pengaduan masyarakat tingkat kementerian dan tingkat eselon I;

b. Penyusunan pedoman tata cara pengelolaan pengaduan whistle blower dan pengaduan masyarakat di lingkungan KKP;

c. Sosialisasi/Asistensi tata cara pengelolaan pengaduan whistle blower dan pengaduan masyarakat di unit eselon I KKP dan mekanisme pengintegrasian aplikasi Whistleblowing KKP;

d. Pemantauan penanganan pengaduan masyarakat di unit eselon I; e. Evaluasi penanganan pengaduan masyarakat di unit eselon I; f. Penanganan pengaduan masyarakat melalui verifikasi/analisis, telaah,

klarifikasi/konfirmasi, dan audit investigasi di lingkungan KKP.

Perkembangan Service Level Agreement di Itjen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 30. Perkembangan Service Level Agreement di Itjen

Indikator Kinerja Utama 2012 2013 2014

Service Level Agreement di Itjen IKU Baru 100% 100%

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 42

IKU No.14: Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen (skala Likert 1-5)

Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen pada tahun 2013 dipersepsikan sebagai pandangan unit kerja eselon I lain terhadap kinerja Itjen. Survei tersebut dilaksanakan oleh Bagian Kepegawaian, Hukum dan Humas Itjen terhadap seluruh unit eselon I sebagai mitra kerja.

Dari hasil pengukuran yang dilakukan oleh tim pemantau dan pengukuran kinerja Itjen dengan menggunakan skala Likert (1-5), persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen pada tahun 2014 berada pada nilai 4,48 atau Baik. Nilai tersebut melampaui target yang ditetapkan pada IKU ke-2 dari SS ke- 6.

Tabel 31. Nilai Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses di Itjen Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen (skala Likert 1-5)

4,25 4,48% 105,41%

Keberhasilan capaian tersebut didukung oleh upaya yang dilakukan oleh Itjen pada tahun 2014 seperti membangun sistem informasi pengawasan, mengadakan pelatihan mengenai pelayanan dengan hati, menerapkan standar dan kode etik pengawasan. Perkembangan Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 32. Perkembangan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses di Itjen

Indikator Kinerja Utama 2012 2013 2014

Persepsi user terhadap kemudahan akses di Itjen (skala Likert 1-5)

IKU Baru 4 (Baik)

4,48

SS ke tujuh ini didukung oleh enam IKU dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 33. Capaian IKU pada SS-7 Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

100% 100% 100

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 43

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

Tingkat Kualitas Akuntabilitas Itjen KKP A A (84,17) A

Indeks Integritas Itjen KKP 8,00 7,46 93,25 Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP 7,75 8,56 110,45 Nilai Implementasi RB Itjen KKP 80 63,29 79,11 Nilai Evaluasi SPIP Itjen KKP 80 93,17 116,46

Capaian SS ke-7 sebagaimana disampaikan pada tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 6 IKU yang mendukung SS-ke7, terdapat 2 IKU yang tidak mencapai target, yaitu IKU Indeks Integritas Itjen KKP dan IKU Nilai Implementasi RB Itjen KKP. Pencapaian masing-masing IKU pada SS ke-7 secara lebih terperinci dijelaskan sebagai berikut:

IKU No. 15: Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan adalah tingkat penyelesasian rekomendasi pada temuan aparat pengawas eksternal dan internal pada pemeriksaan di Itjen sebagai entitas organisasi yang diperiksa.

Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2014, Itjen telah menindaklanjuti 100% atau seluruh temuan yang diberikan oleh pengawas Internal dan Eksternal. Dengan demikian capaian IKU ke-1 dari SS ke-7 ini mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 100%. Berikutnya, dari hasil pengukuran kinerja Tahun 2014, Itjen telah menindaklanjuti 100% temuan yang diberikan oleh pengawas Internal dan eksternal dari target 100%. Dengan demikian capaian kinerja IK 15 pada Tahun 2014 sesuai dengan target.

Keberhasilan tersebut didukung oleh kegiatan yang dilaksanakan Itjen pada tahun 2014 seperti Forum Group Discusion (FGD) penyelesaian tindak lanjut, Inventarisir Permasalahan dalam temuan dan percepatan penyelesaian temuan yang didukung oleh komitmen pimpinan didalam penyelesaian temuan hasil pengawasan di Itjen. Perkembangan jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan pada Itjen dapat dilihat pada tabel berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 44

Tabel 34. Perkembangan Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Eksternal dan Internal yang Ditindaklanjuti Dibandingkan Total Rekomendasi yang

Diberikan Pada Itjen

Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

100% 100% 100% 100% 100%

IKU No.16: Tingkat Kualitas Akuntabilitas Itjen KKP

Akuntabilitas kinerja Itjen adalah perwujudan kewajiban Itjen untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan surat dari Inspektur III Nomor R.120.26.2/ITJ/VI/2014, 26 Juni 2014 tentang Laporan Hasil Evaluasi Implementasi SAKIP, Itjen mendapatkan nilai 84,17 (A). Nilai tersebut merupakan hasil evaluasi tim Itjen yang dijadikan sebagai ukuran sementara atas tingkat kualitas akuntabilitas Itjen tahun 2014 sebelum dilakukan penilaian oleh tim dari Kementerian PAN dan RB.

Keberhasilan capaian tersebut didukung oleh berbagai upaya yang dilakukan Itjen seperti Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP), Menetapkan Petugas Pemantau dan Pengukur Kinerja, Menyusun Prosedur Operasional Standar (POS), membangun pengelolaan kinerja berbasis Teknologi Informasi, melengkapi bukti dukung data kinerja dan menerapkan reward and punishment capaian kinerja. Perkembangan tingkat kualitas akuntabilitas Itjen KKP dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 35. Perkembangan Tingkat Kualitas Akuntabilitas Itjen KKP

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Tingkat Kualitas Akuntabilitas Itjen KKP

67,36 79,47 A (81,01) A (84,17)

Untuk peningkatan capaian kinerja, selain memantau perkembangan capaian kinerja dari tahun ke tahun, perlu juga dilakukan perbandingan capaian dengan unit eselon I lain lingkup KKP. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 45

Gambar 14. Grafik hasil Evaluasi AKIP pada Unit Eselon I KKP Tahun 2014

IKU No.17: Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen adalah tingkat persepsi pengguna layanan/mitra kerja atas kualitas kinerja pengawasan Itjen. Nilai indeks kepuasan masyarakat tersebut diperoleh dari hasil survei melalui pengisian kuesioner dan wawancara dengan mitra kerja Itjen. Dari hasil survei tersebut dapat disampaikan bahwa sebanyak 90,29% atau 1.069 dari 1.184 responden menyatakan rasa puas atas kinerja pengawasan Itjen. Mengacu pada indeks yang telah ditetapkan, angka 90,29% setara dengan nilai 10, dengan demikian, target nilai indeks kepuasan mayarakat itjen tahun 2014 tercapai. Target dan realisasi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen tahun 2014 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 36. Target dan Realisasi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP Tahun 2014

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP Tahun 2014

8 10 125%

Upaya yang dilakukan oleh Itjen untuk meningkatkan nilai indeks kepuasan masyakarat yaitu melakukan kegiatan internalisasi nilai-nilai integritas Itjen KKP, membuat pakta integritas, menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), melaporkan gratifikasi apabila ada, evaluasi paska pengawasan dan pengembangan sistem informasi pengawasan. Perkembangan Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 37. Perkembangan Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP

Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Itjen KKP

IKU Baru 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 46

IKU No.18: Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP

Nilai inisiatif anti korupsi Itjen adalah nilai upaya membangun sistem antikorupsi di Itjen yang dilakukan oleh pimpinan instansi dalam menerapkan program-program antikorupsi. Dari hasil penilaian mandiri tahun 2014, Itjen mendapatkan nilai 8,8040 atas inisiatif anti korupsi tahun 2014. Nilai tersebut berada diatas target yang ditetapkan itjen sebesar 7,75. Keberhasilan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Itjen seperti, Asistensi pengisian kuesioner PIAK, Verifikasi Dokumen IAK dan Penilaian inisiatif anti korupsi.

Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 38. Perkembangan Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Nilai Inisiatif Anti Korupsi Itjen KKP

6,654 8,524 7,6997 8,80

Perbandingan capaian IKU dengan unit eselon I lain dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 15. Grafik Hasil Penilaian IAK Unit Eselon I Lingkup KKP Tahun 2014

IKU No.19: Nilai Penerapan RB Itjen KKP

Nilai penerapan Reformasi Birokrasi Itjen adalah tingkat proses pelaksanaan reformasi birokrasi di Itjen untuk merubah bentuk birokrasi yang lama dengan bentuk birokrasi yang lebih baik sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas internal KKP.

Penilaian atas perkembangan implementasi RB Itjen dilaksanakan oleh tim pengawasan pelaksanaan RB KKP pada tahun 2014. Dari hasil pemantauan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 47

pelaksanaan RB Itjen dengan menggunakan instrumen Lembar Kerja Penilaian Mandiri (LKPM) versi baru sesuai dengan PermenPAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi RB Instansi Pemerintah diperoleh nilai Indeks RB Itjen KKP sebesar 78,88 dan masuk dalam kategori BB dengan interprestasi sangat baik. Nilai tersebut diatas target yang ditetapkan untuk tahun 2014 sebesar 7,75.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Itjen untuk meningkatkan nilai evaluasi RB itjen adalah sebagai berikut:

a. Reviu Pengisian Kertas Kerja Pengungkit dan Hasil pada 10 Eselon I b. Reviu Pelaksanaan Survey Internal dan Eksternal pada 10 Eselon I c. Simulasi Penilaian Kertas Kerja PMPRB secara Manual atau Online d. Reviu Penilaian dengan Relevansi Bukti/Evidence (Panel I dan II) e. Pendampingan Tim Verikator Kementerian PAN dan RB

Perkembangan Nilai Implementasi RB Itjen KKP dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 39. Perkembangan Nilai Implementasi RB Itjen KKP

Indikator Kinerja Utama 2011 2012 2013 2014

Nilai Implementasi RB Itjen KKP - IKU Baru 65,29 *)78,88

*) Penilaian Mandiri Itjen KKP

IKU No. 20: Nilai Evaluasi SPIP Itjen KKP

Nilai evaluasi SPI di Itjen adalah tingkat penerapan sistem pengendalian internal Itjen dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2014 oleh tim Itjen, nilai evaluasi SPIP Itjen mendapatkan nilai 93,17 dari target nilai 80. Nilai tersebut terbagi merupakan rata-rata dari nilai aktivitas sebesar 93,33 dan nilai evaluasi tingkat organisasi eselon I sebesar 93, hasil evaluasi secara lebih terperinci disajikan dalam lampiran. Dengan demikian target implementasi SPI Itjen tercapai diatas target dengan capaian sebesar 116,46% dari target.

Perkembangan nilai evaluasi SPI Itjen dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 40. Perkembangan Nilai Evaluasi SPI Itjen KKP

Indikator Kinerja Utama 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Evaluasi SPIP Itjen KKP - IKU Baru 89,70 83,50 93,17

Strategi pelaksanaan SPIP pada tahun 2014 yaitu dilaksanakan asistensi penerapan seluruh unsur SPIP pada seluruh satker KKP, sedangkan untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 48

kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap mulai dari tingkat satker, Eselon I, Eselon II, sampai dengan tingkat kementerian.

Beberapa hal telah dilaksanakan sebagai berikut : 1. Pada tahap persiapan penyelenggaraan SPI dan implementasi Manajemen

Risiko: menganggarkan penyelenggaraan SPIP dan Manajemen Risiko dalam bentuk honor dan kegiatan; Satgas SPI dan Komite Manajemen Risiko; Beberapa unit Eselon I telah dilaksanakan Diagnostic Assessment (DA), namun demikian masih terdapat beberapa yang belum mengimplementasikan DA tersebut dalam unit kerjanya disebabkan oleh personil di dalam unit kerja tersebut masih belum menyadari arti penting pelaksanaan SPI.

2. Tahap penyelenggaraan SPI, a. Lingkungan Pengendalian telah diupayakan peningkatan Integritas

dan nilai etika, kepimpinan yang kondusif, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, kebijakan yang sehat dalam pembinaan SDM, hubungan kerja yang baik dengan instansi terkait.

b. Penilaian Risiko telah dilaksanakan dengan melakukan identifikasi dan analisis risiko serta penyusunan rencana aksi pengendalian terhadap risiko pengelolaan keuangan dan BMN.

c. Informasi dan Komunikasi berupa ditandatanganinya laporan penyelenggaraan SPI dan Implementasi Risiko oleh pimpinan, LK dan BMN telah disampaikan kepada UAPPA-E1 dan UAPPA-W, serta Rencana Umum Pengadaan telah diumumkan secara elektronik.

d. Pemantauan dan Evaluasi Pengendalian Intern yaitu seluruh Eselon I telah melaksanakan tindak lanjut hasil temuan BPK-RI maupun Inspektorat Jenderal, namun demikian masih perlu adanya peningkatan pemantauan pelaksanaan aktifitas pengendalian dari risiko tinggi yang telah diidentifikasi.

Perbandingan capaian IKU dengan unit eselon I lain dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 16. Grafik hasil Penilaian SPI pada Eselon I KKP Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 49

Gambar 17. Sosialisasi Revitalisasi Pengawasan Pembangunan KP

1. SS8 Terkelolanya Anggaran Secara Optimal Lingkup Itjen Sasaran strategis ini diidukung oleh satu buah IKU dengan realisasi dan capaian sebagai berikut:

Tabel 41. Target dan Capaian SS-8

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian Target 2014

21 Persentase Penyerapan DIPA Itjen

≥95% 98,98% 103,16% >95%

IKU No.21: Penyerapan Anggaran

Persentase penyerapan DIPA Itjen adalah Persentase pelaksanaan anggaran dibanding dengan alokasi anggaran. Persentase penyerapan DIPA Itjen per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp57.770.267.013,00 atau 97,53% dari pagu sebesar Rp59.230.867.000,00. Dengan demikian target Persentase penyerapan DIPA Itjen sebesar >95% tercapai. Keberhasilan capaian didukung oleh pelaksanaan kegiatan berdasarkan Pedoman Operasional Kegiatan (POK) dan evaluasi penyerapan anggaran secara periodik.

Terrdapat sisa anggaran yang berasal dari belanja gaji pegawai berupa tunjangan kinerja dan uang makan yang tidak dapat dibayarkan karena adanya penugasan pegawai, ijin, sakit dan hal lainnya yang mempengaruhi tingkat kehadiran pegawai.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 50

Melalui program Pengawasan Akuntabilitas Aparatur, Itjen KKP melaksanakan pengawasan terhadap satker Pusat, Unit Pelaksana Teknis, dan Satker Daerah (Dekonsentrasi dan Tugas pembantuan) dengan kebutuhan anggaran dan realisasinya sebagai berikut:

Tabel 42. Pagu Anggaran dan Realisasi Itjen KKP Tahun 2010 - 2014

No Tahun Baseline (Rp)*) Pagu (Rp) Realisasi %

1 2010 43.700.000.000 43.649.200.000 42.348.563.864 97,02 2 2011 50.000.000.000 61.139.000.000 61.970.824.361 101,36 3 2012 55.000.000.000 60.296.837.000 60.190.485.277 99,82 4 2013 60.000.000.000 59.118.512.000 58.515.408.549 98,98 5 2014 70.000.000.000 59.230.867.000 57.770.267.013 97,53

Gambar 18. Grafik Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Itjen

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja antara lain tercermin pada: 1. Laporan realisasi Anggaran; 2. Neraca; dan 3. Catatan Atas Laporan Keuangan.

Adapun Ikhtisar Laporan Keuangan yang merupakan akuntabilitas keuangan dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan Itjen KKP, diketahui bahwa

Pendapatan Itjen dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp10.450.528,00 yang berasal dari

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 51

penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL Rp528,00 dan pendapatan dari pemindahtanganan BMN lainnya Rp10.450.000,00. Realisasi PNBP TA 2014 mengalami penurunan sebesar Rp176.581.894,00 (94,41%) dibandingkan 2013 yang disebabkan berkurangnya Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL dan Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya.

2. Jumlah anggaran yang dikelola oleh Inspektorat Jenderal sebagai upaya mendukung kegiatan utama “Pengawasan dan peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara” adalah senilai Rp59.230.867.000,00 (lima puluh sembilan miliyar dua ratus tiga puluh juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah). Hingga 31 Desember 2014, dari anggaran tersebut telah direalisasikan senilai Rp57.770.267.013,00 atau 97,53%. Disebabkan adanya sisa uang makan yang tidak dibayarkan yang dipengaruhi oleh tingkat kehadiran pegawai juga sisa belanja modal dan sisa kegiatan karena terjadi penghematan dalam pelaksanaan.

3. Di dalam Ringkasan Laporan Neraca Keuangan pada 31 Desember 2014, dapat disampaikan bahwa jumlah Aset pada TA 2014 adalah Rp3.232.138.972,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp15.343.456,00 Aset Tetap (bersih) sebesar Rp2.966.145.516,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp250.650.000,00;

4. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2014 sebesar Rp365.986,00 yang merupakan kewajiban jangka pendek berupa belanja langganan telepon;

5. Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2014 sebesar Rp3.231.772.986,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp14.977.470,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp3.216.795.516,00.

Realisasi Belanja (bruto) per 31 Desember 2014 sebesar Rp57.770.267.013,00 atau 97,53% dari jumlah yang dianggarkan dalam DIPA TA 2014 sebesar Rp59.230.867.000,00, terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp21.648.102.000,00 dan Belanja Barang sebesar R37.582.765.000,00. Bila dibandingkan dengan tahun 2013, realisasi anggaran TA 2013 adalah sebesar 58.515.408.549,00 atau 98,98% dari pagu Rp59.118.512.000,00.

Dengan demikian dapat disampaikan bahwa terjadi penurunan jumlah pagu dan realisassi anggaran pada tahun 2014. Penurunan pagu disebabkan adanya pemotongan anggaran dalam rangka penghematan anggaran negara sedangkan penurunan angka realisasi karena adanya sisa pembayaran gaji, uang makan, tunjangan kinerja dan belanja barang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 I 52

BAB 4. PENUTUP

Secara keseluruhan terdapat 21 IKU dari 8 Sasaran Strategis lingkup Itjen, dari jumlah IKU tersebut terdapat 3 IKU yang tidak mencapai target dimana 2 IKU masih dalam toleransi penilaian baik (>90%) yaitu, Nilai Evaluasi AKIP KKP dengan capaian kinerja 94,68% dan Nilai Integritas KKP dengan capaian kinerja 93,25%, sedangkan 1 IKU lainnya memiliki capaian <90% yaitu Nilai Implementasi RB Itjen KKP dengan capaian 79,11%. Selain itu terdapat beberapa kendala lain yang dihadapi dalam pengelolaan kinerja yaitu, pengumpulan data kinerja belum tertib dan terdapat IKU yang perlu perlu penyempurnaan dalam metode pengukurannya, seperti Nilai Integritas Itjen dan Service Level Agreement.

Untuk itu perlu adanya langkah-langkah perbaikan dan upaya peningkatan pengelolaan kinerja pada tahun berikutnya, sehingga kualitas akuntabilitas kinerja Itjen KKP dapat lebih baik dari tahun sebelumnya. Beberapa langkah perbaikan tersebut antara lain: 1. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan hasil evaluasi AKIP; 2. Meningkatkan pengendalian pengumpulan data kinerja; 3. Melakukan reviu perencanaan (Indikator Kinerja) Tahun 2015; 4. Meningkatkan integritas dan kualitas mutu pengawasan Itjen KKP dengan

membangun manajemen pengawasan berbasis Sistem Informasi; 5. Meningkatkan pemenuhan standar pelaksanaan pengawasan melalui

penerapan Kendali Mutu secara konsisten serta melalui aplikasi Audit Manajemen Sistem (AMS) yang memungkinkan kendali mutu secara online dan terdokumentasi secara baik;

6. Meningkatkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Road Map RB secara berkala;

7. Meningkatkan pemantauan secara terintegrasi antara kinerja dan output dalam RKA-KL.

Demikian laporan akuntabilitas kinerja ini disampaikan, semoga dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan dan capaian kinerja Itjen KKP pada tahun 2014 untuk selanjutnya menjadi bahan perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

53

Lampiran 1. Struktur Organisasi Itjen

54

Lampiran 2. Matriks Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran Strategis Itjen KKP TA 2015-2019

Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran

1 Mendorong terwujudnya pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan dan pengelolaan kinerja lingkup KKP yang taat pada peraturan, efisien, dan efektif melalui Peningkatan Efektifitas Peran Pengawasan Internal

1 Makin tertibnya tata kelola keuangan

1 Terwujudnya good governance dan clean government lingkup KKP

1 Batas toleransi materialitas temuan Pengawas Eksternal dan Internal dari total anggaran

2 Meningkatnya pengelolaan kinerja teknis dan manajerial lingkup KKP

2 Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 3 Indeks integritas KKP 4 Nilai Inisiatif anti korupsi KKP 5 Nilai Evaluasi atas Implementasi RB KKP

2 Mewujudkan pengawasan bermutu untuk menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

3 Makin matangnya tingkat perencanaan pengawasan

2 Tersedianya kebijakan pengawasan pengawasan internal berbasis risiko

6 Persentase kegiatan pengawasan internal berbasis risiko

4 Meningkatnya pelaksanaan pengawasan yang bermutu

3 Terselenggaranya pengawasan internal KKP yang efektif dan efisien

7 Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja

8 Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Manajemen Risiko, Pelayanan Publik, SAKIP, RB, LK KKP, dan PBJ lingkup KKP

5 Makin efektifnya tingkat pengendalian pengawasan

4 Terselenggaranya pengendalian pengawasan internal yang efektif

9 Persentase pelaksanaan penugasan yang memenuhi standard pelaksanaan pengawasan

55

Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran

10 Persentase jumlah laporan pengawasan yang memenuhi standar pelaporan

3 Mewujudkan organisasi Itjen yang modern dilandasi internalisasi nilai-nilai: integritas, inovasi, profesionalisme .

6 Meningkatnya kemampuan organisasi Itjen dalam aspek SDM, informasi teknologi, tata kelola dan pengelolaan anggaran

5 Tersedianya SDM Itjen KKP yang kompeten dan profesional

11 Indeks Kesenjangan Kompetensi pegawai Itjen

6 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Itjen

12 Service Level Agreement di Itjen 13 Persepsi user terhadap kemudahan akses

di Itjen (skala Likert 1-5)

7 Terwujudnya good governance dan clean government lingkup Itjen

14 Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

15 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Itjen

16 Nilai integritas di Itjen KKP 17 Nilai Inisiatif anti korupsi di Itjen 18 Nilai Penerapan RB di Itjen KKP 19 Nilai Evaluasi SPI di Itjen 20 Level Kapabilitas Itjen (IACM)

8 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Itjen

21 Persentase penyerapan DIPA di Itjen

56

Lampiran 3. Peta Strategis dan IKU Sekretariat Inspektorat Jenderal

57

Lampiran 4. SS dan IKU Sekreteriat Inspektorat Jenderal

SASARAN STRATEGIS

URAIAN IKU

1.

Tersedianya SDM Itjen KKP yang kompeten dan profesional

1.

Indeks Kesenjangan Kompetensi Pegawai Lingkup Itjen

2. Tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudak diakses lingkup Itjen

2. Service Level Agreement (SLA) lingkup Itjen

3. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala likert 1-5)

3.

Terwujudnya good governance and clean government lingkup Itjen

4. Tingkat ketaatan terhadap SAP Itjen 5. Tingkat kepatuhan terhadap SPI Itjen 6. Kecukupan pengungkapan BAS dalam LK

Itjen 7. Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas

Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Itjen

8. Nilai perencanaan Kinerja Itjen 9. Nilai Pengukuran Kinerja Itjen

10. Nilai Pelaporan Kinerja Itjen 11. Nilai Evaluasi Program Itjen 12. Nilai Pencapaian Kinerja Itjen 13. Nilai Penerapan RB KKP

4. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Itjen

14. Persentase penyerapan DIPA Itjen KKP

5. Terwujudnya citra positif Itjen KKP

15. Indeks persepsi pegawai KKP terhadap Itjen di setiap Eselon I (skala likert)

6.

Tersedianya kebijakan pengawasan pengawasan internal berbasis risiko

16. Persentase kegiatan pengawasan internal berbasis risiko

7. Terselenggaranya RB lingkup Itjen yang sesuai road map RB Itjen

17. Persentase rencana aksi RB di Itjen KKP yang telah terpenuhi

8.

Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal

18. Persentase pengendalian dokumen anggaran

19. Persentase ketepatan pencatatan transaksi keuangan dan BMN

58

SASARAN STRATEGIS

URAIAN IKU

20.

Persentase ketepatan waktu penyampaian LK (bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan)

9. Terkelolanya informasi pengawasan internal lingkup Itjen

21. Persentase teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada

10. Terwujudnya kerja sama pengawasan yang implementatif

22. Jumlah perjanjian yang telah diimplementasikan

11.

Tersedianya SDM Itjen KKP yang kompeten dan profesional

23. Indeks Kesenjangan Kompetensi pegawai lingkup Set Itjen

6. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup Set. Itjen

24. Service Level Agreement di Set. Itjen 25. Persepsi user terhadap kemudahan akses

di Set. Itjen (skala Likert 1-5) 7. Terwujudnya good governance

dan clean government lingkup Set. Itjen

26. Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal dan internal yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi yang diberikan

27. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Set. Itjen

28. Nilai integritas di Set. Itjen KKP 29. Nilai Inisiatif anti korupsi di Set. Itjen 30. Nilai Penerapan RB di Set. Itjen KKP 31. Nilai Evaluasi SPI di Set. Itjen

8. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup Set. Itjen

32. Persentase penyerapan DIPA di Set. Itjen

59

Lampiran 5. Peta Strategis dan IKU Inspektorat I-V