EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf ·...

31
1 EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI TAMAN BUDAYA RAJA ALI HAJI KELURAHAN SENGGARANG TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI OLEH YUNI ARTI NIM:110563201183 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Transcript of EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf ·...

Page 1: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

1

EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI TAMAN BUDAYA

RAJA ALI HAJI KELURAHAN SENGGARANG TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

YUNI ARTI

NIM:110563201183

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

2

ABSTRAK

Kota Tanjungpinang merupakan sebuah kota Gurindam (gigih, rapi, indah,

nyaman, damai, aman, dan manusiawi) akan tetapi taman Budaya Raja Ali Haji

yang berlokasi di Kelurahan Senggarang tersebut tidak terlihat indah dan nyaman.

Dengan demikian Pemerintah Kota Tanjungpinang membuat dasar hukum yaitu

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan Lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengevaluasi tentang

Program Keindahan Di Taman Budaya Raja Ali Haji Kelurahan Senggarang

Tahun 2014.

Sedangkan konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teori menurut Dunn (2003:610) ialah efektivitas, efesiensi, kecukupan, perataan,

responsivitas, dan ketepatan. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak

14 orang dan 2 orang kunci informasi.

Adapun hasil kesimpulan dari penelitian ini dapat dilihat dari dimensi

efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman belum sepenuhnya terlaksana dan Peraturan Daerah

nomor 8 tahun 2005 sangat bisa memperindah taman budaya dilaksanakan dengan

baik.Dimensi efisiensi bahwa strategi dari Dinas kebersihan sangat baik seperti

melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan rumah adat dan Satpol PP sudah

melaksanakan sosialisasi tentang peraturan daerah nomor 8 tahun 2005 kepada

masyarakat dan melaksanakan koordinasi kepada masyarakat. Dimensi kecukupan

bahwa Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang ketertiban, kebersihan dan

keindahan telah dirasakan sangat berguna. Dan masih rendahnya kesadaran dari

masyarakat untuk menjaga keindahan lingkungannya. Dimensi perataan bahwa

sudah ada dana untuk melakukan pemeliharaan ditaman budaya dan menjalankan

Peraturan daerah nomor 8 tahun 2005. Akan tetapi belum dilaksanakannya Sanksi

dari Peraturan daerah nomor 8 tahun 2005. Dimensi responsivitas yaitu terdapat

kendala seperti terbatasnya anggaran dalam melaksanakan pemeliharaan dan

masih rendahnya kesadaran dari masyarakat. Peraturan daerah nomor 8 tahun

2005 belum sepenuhnya dilaksanakan oleh semua pihak. Dimensi ketepatan

bahwa taman budaya belum dirasakan memuaskan oleh masyarakat.

Kata Kunci : Evaluasi, Program, Keindahan

Page 3: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

3

ABSTRACT

Tanjungpinang is a city couplets (persistent, neat, beautiful, comfortable,

peaceful, secure, and humane) but Taman Budaya Raja Ali Haji located in The

Village Senggarang not look beautiful and comfortable. Thus the City of

Tanjungpinang create legal basis, namely the Regional Regulation No. 8 of 2005

on Order, Hygiene and Environmental Beauty. The purpose of this study was to

evaluatio programme the beauty of the district Taman Budaya Raja Ali Haji

Senggarang 2014.

While the concept of the theory used in this study using the theory according

to Dunn (2003: 610) is the effectiveness, efficiency, adequacy, grading,

responsiveness, and accuracy. In this study the authors used a qualitative

descriptive study. Informants in this study amounted to 14 people and 2 people

key informan

As for the conclusions of this study can be seen from the dimensions of

effectiveness that the maintenance program carried out by the Department of

Hygiene and Cemeteries have not been fully implemented and the Regional

Regulation No. 8 of 2005 so can beautify cultural park implemented by

baik.Dimensi efficiency that the strategy of excellent sanitation department such

as carry out maintenance and repair of traditional houses and municipal police

have conducted socialization of local regulations No. 8 of 2005 to the community

and coordinate to the public. Adequacy dimension that Regional Regulation No. 8

of 2005 on the order, cleanliness and beauty have to be especially useful. And the

low awareness of the community to maintain the beauty of their surroundings.

Dimensional alignment that already exists funds to undertake the garden

maintenance culture and run a local Regulation No. 8 of 2005. But not yet

implemented sanctions of Rule No. 8 in 2005. The regional dimension of

responsiveness that there are constraints such as limited budgets to carry out

maintenance and the low awareness of society , Local regulations No. 8 of 2005

has not been fully implemented by all parties. Dimensional accuracy that satisfy

the cultural park has not felt by the community.

Keywords: Evaluation, Program, The Beauty

Page 4: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintahan negara Indonesia menganut sistem demokrasi, yang mana

penyelenggaraan pemerintahan negara diselenggarakan melalui kebijakan publik.

Menurut Anderson dalam Subarsono (2005:2) kebijakan publik sebagai kebijakan

yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari

bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor dari luar

pemerintah. Menurut dari pengertian Anderson dapat dikatakan bahwa suatu

kebijakan dibuat oleh badan pemerintah atau pejabat yang berwenang baik dalam

bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya.

Permasalahan publik yang terjadi di kehidupan sering menjadi perhatian

studi kebijakan dan memerlukan kebijakan publik tersebut adalah mulai dari

masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, pertahanan, keamanan, hingga

sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Disamping hal tersebut kebijakan

publik dapat ditinjau dari hirarki yaitu kebijakan publik yang bersifat nasional,

regional maupun lokal. Contohnya seperti undang-undang, peraturan pemerintah,

dan keputusan bupati.

Kebijakan publik merupakan suatu proses yang pada pokoknya terdiri dari

tiga kegiatan pokok yaitu: kegiatan formulasi, implementasi, dan evaluasi

kebijakan. Kebijakan publik bukan hanya diperhatikan pada tahap implementasi

saja namun sampai pada tahap evaluasi. Walaupun dengan adanya evaluasi hanya

membuang biaya dan tenaga tetapi evaluasi memberikan dampak atau manfaat

Page 5: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

5

yang sangat besar. Pentingnya evaluasi dilakukan agar mengetahui tingkat

efektivitas suatu kebijakan, dapat memenuhi akuntabilitas publik, para pihak

terkait bisa merasakan manfaat kebijakan serta tidak mengulangi kesalahan yang

sama.

Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau.

Luas wilayah Kota Tanjungpinang mencapai 239,50 km² dengan jumlah

penduduk 199.723.00 jiwa. Kota Tanjungpinang memiliki berbagai Suku Bangsa

dan budaya yang terdiri dari suku Melayu, Bugis, Tionghoa, Jawa, Minang dan

Batak. Untuk melekatkan identitas kota budaya tersebut Pemerintah Kota

Tanjungpinang meresmikan sebuah kawasan yang disebut Taman Budaya Raja

Ali Haji. Taman Budaya Raja Ali Haji berada di kawasan Kelurahan Senggarang.

Didalam taman budaya tersebut dibangun sebuah semi permanen tujuh unit

miniatur rumah adat yang dilengkapi dengan berbagai simbol budaya dari masing-

masing daerah. Diantaranya terdiri dari miniatur rumah adat melayu, lengkap

dengan masjid penyengat. rumah adat Padang, rumah adat Jawa, rumah adat

Bugis, rumah adat Batak hingga rumah khas milik etnis Tionghoa.

Namun sangat disayangkan Taman Budaya Raja Ali Haji yang diresmikan

pada tahun 2012 tersebut kondisinya sangat memprihatinkan. Kondisi taman

budaya yang gersang, tidak terlihat pohon peneduh, dan tidak bersih juga indah.

Taman budaya yang telah selesai dibangun seolah-olah hanya untuk dibiarkan

begitu saja tanpa diurus atau di rawat. Pada hal Kota Tanjungpinang sudah

beberapa kali mendapatkan penghargaan Adipura, tentunya seluruh daerah Kota

Tanjungpinang sudah bersih, rapi dan indah. Sedangkan yang terjadi pada taman

Page 6: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

6

budaya tersebut tidak terlihat indah dan bersih. Bahkan kondisi taman yang

berserak dengan pecahan kaca minuman keras, bangunan minuatur rumah adat

yang dicoret-coret, dirusak dan rumput yang semakin tinggi. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut bukan hanya dilakukan oleh Pemerintah Kota

Tanjungpinang saja, melainkan harus kesadaran ada peran masyarakat dalam

menjaga dan menciptakan keindahan lingkungan daerahnya.

Konsep keindahan menurut Muhammad (2011:111) yang berasal dari kata

indah yang dapat diartikan bagus, cantik, molek, elok, permai, yaitu sifat yang

menyenangkan, mengembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan

yang melekat pada suatu obejek. Objek tersebut berbentuk konkret, dapat berupa

benda, ciptaan, perbuatan, atau keadaan. Hal tersebut tidak terlihat indah di

Taman Budaya Raja Ali Haji disebabkan kondisi taman yang kotor dan sampah

berserakan sehingga tidak terlihat indah dipandang.

Dengan demikian dalam penelitian ini bermaksud mengkaji tentang evaluasi

program keindahan di Taman Budaya Raja Ali Haji mengacu pada Peraturan

Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2005 khususnya tentang keindahan

lingkungan. Taman budaya Raja Ali Haji yang berada dikawasan Kelurahan

Senggarang tidak terlihat indah dan bersih, bahkan bangunan miniatur rumah adat

banyak dipenuhi dengan coret-coret di dinding, pecahan kaca minuman keras

berserakan, dan ditumbuhi rumput sekitar rumah adat. Disamping itu juga terdapat

masalah perilaku masyarakat yang kurang bertanggung jawab seperti mencoret-

coret pada tembok atau dinding miniatur rumah adat, merusak bangunan miniatur

rumah adat tersebut bahkan melakukan perbuatan tidak senonoh yang melanggar

Page 7: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

7

aturan. Hal tersebut bukan hanya mengurangi rasa keindahan yang terdapat di

taman budaya saja melainkan merugikan pihak Pemerintah Kota Tanjungpinang.

Maka dari itu Pemerintah Kota Tanjungpinang membuat dasar hukum yaitu

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan Lingkungan. Dengan adanya peraturan yang mengatur tentang

keindahan, sehingga segala aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lebih teratur,

terkonsentrasi dan masyarakat hanya perlu menjaga keindahan lingkungannya

tanpa berbuat semena-mena. Peraturan Nomor 8 Tahun 2005 dibuat bukan hanya

untuk pelaksanaan di taman budaya saja, melainkan dilaksanakan untuk seluruh

wilayah Kota Tanjungpinang. Agar daerah Kota Tanjungpinang menjadi bersih,

tertib dan indah. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2005 dalam BAB IV tentang

keindahan terdapat di pasal 19 menyatakan bahwa Pemerintah Kota

Tanjungpinang menyelenggarakan dan membina masyarakat dalam melaksanakan

keindahan. Adapun dalam pasal 20 yang berbunyi dibentuknya peraturan tentang

keindahan yaitu bertujuan untuk terciptanya keindahan lingkungan didaerah Kota

Tanjungpinang. Dengan dibentuknya peraturan tentang keindahan maka

terciptanya Kota Tanjungpinang yang indah, bersih, dan terhindar dari kerusakan-

kerusakan seperti coretan pada tembok dan fasilitas umum lainnya yang ada di

taman.

Dalam Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 tahun 2005 pada

Bab IV tentang keindahan pasal 21 yang berbunyi sebagai berikut:

a. Pemeliharaan dengan baik dan bersih bangunan bangunan dan persilnya

termasuk perkarangan pagar, batas pekarangan, jembatan saluran dan

lingkungan sekitarnya;

Page 8: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

8

b. Kewajiban mengapur dan mengecat kembali dengan baik bangunan-

bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas;

c. Menanam pohon-pohon pelindung dan tanaman bunga di halaman

persilnya.

Adapun didalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 Bab IV tentang

keindahan dalam pasal 24 di atur bahwa setiap orang atau Badan dilarang:

a. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, slogan, pamflet dan

sejenisnya disepanjang jalan, pohon-pohon ataupun dibangunan-

bangunan lain, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

b. Mencoret-coret tembok, pagar, fasilitas umum atau tempat-tempat

tertentu

c. Mengotori, merusak, melakukan coretan-coretan pada jalan, pohon-

pohon ataupun dibangunan lain, fasilitas umum dan fasilitas sosial

d. Memasang, menempel atau menggantung benda-benda / barang

sepanjang jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali atas izin

Walikota atau pejabat setempat yang ditunjuk.

Berkenaan dengan hal tersebut penulis mengamati keadaan wilayah tersebut

merupakan wilayah Kelurahan Senggarang yang merupakan daerah yang

mempunyai tingkat beraneka ragam suku, ras, dan agama. Selain itu juga lokasi

Taman Budaya Raja Ali Haji sangat strategis dimana taman tersebut dekat dengan

pusat pemerintahan Kota Tanjungpinang dan berdekatan dengan Sekolah

Menengah Atas selain itu juga taman tersebut berdekatan dengan kampus

Universitas Maritim Raja Ali Haji. Sehingga masyarakat yang tinggal di daerah

Kelurahan Senggarang dapat ikut menjaga dan menikmati pembangunan fasilitas

Taman Budaya Raja Ali Haji, serta dapat mematuhi Peraturan Daerah Nomor 8

Tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan Lingkungan yang ada

di Kelurahan Senggarang.

Dalam hal ini, pemerintah Kota Tanjungpinang diharapkan mampu

mengkoordinir dengan dinas terkait, yaitu dinas Kebersihan Pertamanan dan

Page 9: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

9

Pemakaman kota Tanjungpinang dalam pengelolaan dan penataan pada Taman

Budaya Raja Ali Haji dan Satpol PP dapat menegakkan Peraturan daerah sebaik

mungkin agar berkurangnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat

terhadap Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 khususnya tentang keindahan

ditaman budaya. Sehingga untuk kedepan terciptanya keindahan lingkungan di

taman budaya dan taman budaya bisa menarik wisata local maupun wisatawan

asing untuk berkunjung di Kota Tanjungpinang khususnya di Taman Budaya Raja

Ali haji.

Adapun gejala-gejala yang terdapat di Taman Budaya Raja Ali Haji yaitu:

a. Kurangnya perhatian Pemerintah dan kesadaran masyarakat terhadap

keindahan Taman Budaya Raja Ali Haji

b. Kurangnya kebersihan dan pemeliharaan di Taman Budaya Raja Ali Haji

di Kelurahan Senggarang.

c. Bangunan miniatur rumah adat yang rusak dan dipenuhi dengan coretan.

d. Taman Budaya Raja Ali Haji terlihat gersang dan tidak terawat.

Berdasarkan dari gejala-gejala tersebut penulis tertarik mengambil judul

penelitian “Evaluasi Tentang Program Keindahan di Taman Budaya Raja Ali Haji

Kelurahan Senggarang Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana diuraikan pada bagian latar belakang diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian ini kedalam rumusan masalah sebagai

berikut:”Mengevaluasi Tentang Program Keindahan Di Taman Budaya Raja Ali

Haji Kelurahan Senggarang Tahun 2014?”

Page 10: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

10

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan penelitian deskriptif kualitatif,

karena tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang akan diselidiki. Menurut Sugiyono (2012:11)

bentuk penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Budaya Raja Ali Haji di

Kelurahan Senggarang. Penentuan lokasi penelitian di Kelurahan Senggarang

merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Tanjungpinang Kota

yang merupakan sasaran pelaksanaan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan

Pemakaman dan merupakan Kelurahan yang dekat dengan pusat Pemerintahan

Kota Tanjungpinang. Lokasi penelitian yang dipilih adalah wilayah kerja Dinas

Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang dengan alasan :

a. Penelitian tentang Evaluasi Tentang Program Keindahan di Taman Budaya

Raja Ali Haji di Kelurahan Senggarang tahun 2014.

b. Selain itu, Kelurahan Senggarang merupakan suatu kawasan Kelurahan

yang dekat dengan pusat pemerintahan Kota Tanjungpinang.

Page 11: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

11

3. Informan

Untuk memperoleh informasi dalam penelitian ini menggunakan sebutan

informan, informan adalah orang yang memberikan informasi. Dalam menentukan

jumlah informan peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2012:96) mendefinisikan purposive sampling yaitu teknik penentuan

sample dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan teknik Purposive Sampling

tersebut maka peneliti mengambil informan sebanyak 14 orang dan 2 orang key

informan.

4. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012:156) data primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam

penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan

observasi.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012:156) data sekunder adalah sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh melalui studi kepustakaan atau kearsipan.

Page 12: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

12

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Agar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat mudah di peroleh,

maka penulis menggunakan beberapa tehknik data sebagai berikut:

a. Wawancara

Menurut Arikunto (2010:198) “Wawancara adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara” Alat yang digunakan dalam wawancara yaitu

pedoman wawancara.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik menggunakan cara pedoman yang di dapat

melalui buku, majalah surat kabar, foto foto dan lain lain yang

bertujuan mendukung hasil penelitian. Adapun alat yang digunakan

dalam dokumentasi yaitu berupa kamera.

c. Observasi

Observasi adalah mengadakan observasi dilapangan dengan cara

mengamati /survey secara langsung di Taman Budaya Raja Ali Haji.

Observasi adalah suatu aktivas yang sempit, yakni memperhatikan

sesuatu dengan mata” (Suharsimi Arikunto,2010:199). Alat yang

digunakan dalam observasi yaitu checklist, dan kamera.

D. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan. Menurut Sugiyono

(2011:252) Teknik analisa yang digunakan yaitu:

Page 13: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

13

a. Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

b. Penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Menurut miles dan huberman yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat

naratif.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut miles dan

huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. LANDASAN TEORI

1. Kebijakan Publik

Secara konseptual kebijakan publik dapat dilihat dari kamus Administrasi

Publik menurut Chandler dan Plano dalam Pasolong (2010:38) mengatakan

bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber-

sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah publik atau pemerintah.

Sedangkan kebijakan publik menurut Nasucha dalam Pasolong (2010:39)

mengatakan bahwa kewenangan pemerintah dalam pembuat suatu kebijakan yang

digunakan kedalam perangkat peraturan hukum.

Sedangkan kebijakan menurut Pasolong (2010:38) merupakan suatu hasil

analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang bermuara keputusan

tentang alternatif terbaik. Menurut Ealau dan Prewitt dalam Suharto (2010:7)

mendefinisikan kebijakan sebagai sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan

oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun

Page 14: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

14

dari yang menaatinya (yang terkena kebijakan itu). Sedangkan kebijakan publik

menurut Young dan Quinn dalam Suharto (2010:44) adalah tindakan yang dibuat

dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memiliki kewenangan

hukum, politis dan finansial untuk melakukannya.

Dalam pandangan Easton dalam Subarsono (2005:3) ketika pemerintah

membuat kebijakan publik, ketika itu pula pemerintah mengalokasikan nilai-nilai

kepada masyarakat, karena setiap kebijakan mengandung seperangkat nilai

didalamnya. Menurut Wahab dalam Widodo (2006:14) kebijakan publik adalah

berkaitan dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan

sekedar apa yang diinginkan.

Sedangkan kebijakan publik sebagaimana yang dikemukakan oleh

Anderson dalam Widodo (2006:14) yang antara lain mencakup beberapa hal

sebagai berikut :

a. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan

tertentu.

b. Kebijakan berisitindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.

c. Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah dan

bukan apa yang bermaksud akan dilakukan.

d. Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah

mengenai suatu masalah tertentu) dan bersifat negatif (keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).

e. Kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan

perundangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

Easton dalam Islamy (2009-19) memberikan arti kebijakan negara-negara

sebagai:

“The autoritative allocation of values for for the whole society

(pengalokasian nilai-nilai secara paksa atau syah kepada seluruh anggota

masyarakat). Selanjutnya Easton menegaskan bahwa hanya pemerintah lah

yang syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan

Page 15: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

15

pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu tersebut

dirupakan dalam bentuk alokasian nilai-nilai pada masyarakat.”

2. Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap

kedalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan

mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi

“evaluasi”. Menurut Suchman dalam Arikunto dan Jabar (2009:1) memandang

evaluasi sebagai sebuah proses menetukan hasil yang telah dicapai beberapa

kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.

Menurut Jones dalam Santosa (2008:43) evaluasi kebijakan adalah penilaian

terhadap kemampuan pemerintah dalam proses dan programnya. Adapun definisi

evaluasi menurut Maclcolm dalam Tayibnapis (2008:3) sebagai perbedaan apa

yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Sedangkan

menurut Committe dalam Tayibnapis (2008:4) menyatakan evaluasi adalah

penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa

objek.

Masih menurut Jones dalam Widodo (2006:113) mengartikan evaluasi

sebagai:

“Evaluasi kebijakan publik merupakan suatu aktivitas yang dirancang untuk

menilai hasil-hasil kebijakan pemerintah yang mempunyai perbedaan-

perbedaan yang sangat penting dalam spesifikasi objeknya, teknik-teknik

pengukurannya, dan metode analisisnya.”

Selanjutnya evaluasi menurut Stufflebeam dalam Arikunto dan Jabar

(2009:2) mengatakan bahwa:

Page 16: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

16

“Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian

informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusandalam

menentukan alternatif keputusan”.

Secara umum Dunn dalam Nugroho (2012:317) menggambarkan kriteria-

kriteria evaluasi sebagai berikut :

a. Efektifitas, yaitu berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai

hasil yang diharapkan.

b. Efisiensi, yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektifitas yang dikehendaki.

c. Kecukupan, yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah.

d. Perataan, yaitu berkenaan dengan pemerataan distribusi manfaat

kebijakan.

e. Responsifitas, yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat yang menjadi target kebijakan.

f. Ketepatan, yaitu berkenaan dengan hasil (tujuan) yang diinginkan benar-

benar berguna atau bernilai bagi masyarakat.

Sedangkan menurut Muhadjir dalam Widodo (2006:112) mendefinisikan

evaluasi kebijakan sebagai:

“Suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat

membuahkan hasil, yaitu dengan membandingkan hasil yang diperoleh

dengan dengan tujuan atau target kebijakan publik yang ditentukan.”

Adapun istilah evaluasi menurut Wandt dan Brown dalam Sudijono

(1995:1) mengemukakan evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi menurut Groudlund dalam jihad dan haris

(2012:54) menyatakan bahwa penilaian sebagai proses sistematis pengumpulan,

penganalisaan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa

mencapai tujuan.

Page 17: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

17

Sedangkan menurut Widodo (2006:112) evaluasi kebijakan publik

dimaksudkan untuk melihat atau mengukur tingkat kinerja pelaksanaan suatu

kebijakan publik yang latar belakang dan alasan-alasan diambilnya sesuatu

kebijakan, tujuan dan kinerja kebijakan, berbagai instrumen kebijakan yang

dikembangkan dan dilaksanakan, responsi kelompok sasaran dan stakeholder

lainnya serta konsistensi aparat, dampak yang timbul dan perubahan yang

ditimbulkan, perkiraan perkembangan tanpa kehadirannya dan kemajuan yang

dicapai kalau kebijakan dilanjutkan atau diperluas.

Terdapat 6 kriteria menurut Dunn (2003:610) dalam menentukan evaluasi,

yaitu sebagai berikut:

a. Efektivitas, apakah hasil yang diinginkan telah dicapai.

b. Efesiensi, seberapa banyak usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.

c. Kecukupan, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

memecahkan masalah.

d. Peralatan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata

kepada kelompok yang berbeda.

e. Responsivitas, apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi

atau nilai kelompok-kelompok tertentu.

f. Ketepatan, apakah hasil/tujuan yang diinginkan benar-benar berguna atau

bernilai.

Menurut Stufflebeam dan Shinkfeild dalam Widoyoko (2009:3)

mendefinisikan evaluasi sebagai:

“Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat

dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the

worrth and merit) dari tujuan yang mencapai, desain, implementasi dan

dampak untuk membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan

pemahaman terhadap fenomena.”

Sedangkan evaluasi menurut Stark dan Thomas dalam Widoyoko (2009:4)

adalah:

Page 18: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

18

“Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,

analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.”

Menurut Brinkerhoff dalam Widoyoko (2009:4) dalam pelaksanaan evaluasi

ada tujuh elemen yang harus dilakukan, yaitu:

a. Penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation)

b. Penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation)

c. Pengumpulan informasi (collecting informasi)

d. Analisis dan interpretasi informasi (analyzing and interpreting)

e. Pembuatan laporan (reporting information)

f. Pengelolaan evaluasi (managing evaluation)

g. Evaluasi untuk evaluasi (evaluating evaluation)

Sedangkan Widoyoko (2009:6) mengemukakan evaluasi merupakan proses

yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,

menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang suatu keputusan,

menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Menurut Winarno

(2007:144) evaluasi dipandang secara luas mempunyai makna pelaksanaan

undang-undang dimana berbagai aktor, organisasi prosedur, dan teknik bekerja

bersama-sama menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan

kebijakan.

Menurut Arikunto dan Safruddin dalam Widoyoko (2009:6) ada empat

kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi

pelaksanaan program, yaitu:

a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak

ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan

harapan (terdapat kesalahan tetapi sedikit)

Page 19: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

19

c. Melanjutkan program, karena perlaksanaan program menunjukkan bahwa

segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan

hasil yang bermanfaat.

d. Menyebarkan program (melaksanakan program ditempat lain atau

mengulangi lagi program dilain waktu), karena program tersebut berhasil

dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan

waktu lain.

Menurut Agustino (2006:188) kinerja kebijakan dalam evaluasi kebijakan

meliputi:

a. Seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai

melalui tindakan kebijakan / program

b. Tindakan yang ditempuh oleh Implementasi Agencies sudah benar-benar

efektif, responsive, akuntabel dan adil.

c. Efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri.

Menurut Wibawa dkk (1994:10) mengatakan evaluasi kebijakan memiliki

empat fungsi sebagai berikut:

a. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program

dan dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antar

berbagai dimensi realitas yang diamatinya.

b. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang

dilakukan oleh para pelaku, baik birokrasi maupun para pelaku lainnya

sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

c. Auditing. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar

sampai ke tangan kelompok sasaran maupun penerima lain (individu,

keluarga, organisasi, birokrasi desa dan lain-lain) yang dimaksud oleh

pembuat kebijakan. Tidak ada penyimpangan dan kebocoran.

d. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial ekonomi

dari kebijakan tersebut.

Evaluasi menurut Subarsono (2006:120) memiliki beberapa tujuan yang

dapat dirinci sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat

diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat

diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan

evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau

output dari suatu kebijakan.

Page 20: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

20

3. Keindahan

Definisi keindahan menurut Gie dalam Prasetya dkk (2009:75) dalam

bahasa inggris diterjemahkan dengan beautiful, Perancis beau, Italia dan Spanyol

bello, kata-kata itu berasal dari bahasa latin bellum. Akar katanya adalah bonum

yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum

dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis bellum.

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika

berkaitan dengan nilai indah-jelek (tidak indah). Nilai estetik berarti nilai tentang

keindahan. Menurut Herimanto dan Winarno (2008: 30) keindahan dapat diberi

makna:

a. Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala sesuatu

yang baik termasuk abstrak maupun nyata yang mengandung ide

kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal,

seperti watak yang indah, hukum yang indah, kebajikan yang indah, dan

ilmu yang indah. Indah dalam arti luas mencakup hampirseluruh yang

ada, apakah merupakan hasil seni, alam, moral dan intelektual.

b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi

penglihatan (bentuk dan warna)

c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam

hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui

penglihatan, pendengaran, perabaan dan perasaan, yang semuanya dapat

menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

F. Hasil Penelitian

Efektivitas

1. Pelaksanaan pemeliharaan di taman budaya

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti menemukan bahwa

pemeliharaan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Pemakaman belum sepenuhnya terlaksana. Dinas Kebersihan Pertamanan dan

Page 21: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

21

Pemakaman sudah melakukan pembersihan rumput secara berkala dan melakukan

perbaikan disalah satu rumah adat yang rusak tetapi bangunan miniatur rumah

adat semuanya belum bisa diperbaiki, dan juga masih ada rumput yang panjang

belum dibersihkan.

2. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2005 yang

diterapkan dapat memperbaiki, memperindah sera memelihara Taman

Budaya Raja Ali Haji.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 sangat bisa memperbaiki serta membuat

taman budaya menjadi indah dan bersih apabila peraturan daerah ini diterapkan

dengan baik.

Efisensi

1. Strategi atau usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah (Kelurahan

Senggarang, Satpol PP, dan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan

Pemakaman Kota Tanjungpinang) dalam pemeliharaan di taman budaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

Strategi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

Kota Tanjungpinang sudah bagus yaitu melakukan pemeliharaan dan penjagaan di

taman budaya dengan cara merenovasi rumah-rumah adat yang rusak. Selain itu

juga Dinas pertamanan sudah melakukan penambahan lampu penerangan

dimalam hari dan juga meletakkan satu orang petugas penjagaan ditaman budaya

dan memasang beberapa tong sampah. Adapun strategi yang dilakukan oleh pihak

Satpol PP yaitu memberi himbauan kepada masyarakat serta melakukan patroli

keliling di wilayah Kota Tanjungpinang.

Page 22: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

22

2. Sosialisasi terkait Peraturan Nomor 8 Tahun 2005 tentang keindahan

ditaman budaya

Berdasarkan hasil wawancara peneliti menemukan bahwa Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman belum pernah melakukan sosialisasi kepada

masyarakat untuk menjaga keindahan dimasyarakat, seperti memberikan

himbauan jangan mencoret ataupun merusak fasilitas dari miniatur rumah adat.

Sedangkan Satpol PP selaku penegak Perda sudah menjalankan tugasnya

melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang Perda Nomor 8 Tahun 2005

khususnya tentang keindahan lingkungan.

3. Koordinasi atau kerja sama yang jelas

Berdasarkan hasi wawancara peneliti menemukan bahwa Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang belum ada melakukan

koordinasi atau kerja sama dengan Kelurahan Senggarang ataupun Satpol PP,

Adapun Satpol PP sudah ada melakukan koordinasi dan kerja sama dengan

masyarakat Kelurahan Senggarang seperti melakukan ronda malam pada hari-hari

tertentu.

Kecukupan

1. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 yang diterapkan telah

dirasakan manfaatnya dan kegunaannya oleh semua pihak.

Dari hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

Peraturan daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan dan

Keindahan khususnya tentang keindahan sangat berguna dan bermanfaat bagi

masyarakat yang menaati dan juga melaksanakannya. Karena masyarakat sendiri

Page 23: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

23

yang langsung merasakan manfaatnya. Seperti lingkungan menjadi bersih, tidak

kotor, tertib dan lingkungan yang indah.

2. Kesadaran masyarakat untuk menjaga keindahan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

masih kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk menjaga, dan peduli dengan

bangunan milik pemerintah. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti melihat

adanya sisa-sisa pecahan kaca botol minuman keras yang masih ada berserakan di

depan tangga gerbang taman bahkan pintu dan jendela yang dirusak pun masih

berserakan di tanah dekat samping rumah adat.

Perataan

1. Dana untuk menjalankan Peraturan Daerah mengenai keindahan dan

pemeliharaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan peneliti

menemukan bahwa sudah ada dana untuk menjalankan Perda karena Perda

tersebut merupakan Tupoksi dari Satpol PP dan melaksanakan kewajibannya.

Sedangkan Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman sudah mengangaran

dana dari APBD khusus untuk melakukan pemeliharaan dan penataan ditaman

budaya.

2. Sanksi/hukuman yang diberikan bagi yang melanggar peraturan ditaman

budaya.

Page 24: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

24

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

sanksi atau hukuman yang ada didalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005

tersebut belum diterapkan atau dijalankan oleh Satpol PP Kota Tanjungpinang.

Responsivitas

1. Kendala/Hambatan dalam pemeliharaan di taman budaya

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

terdapat banyak kendala atau hambatan dalam pemeliharaan dan pengelolaan

ditaman budaya yang dilakukan oleh Dinas kebersihan pertamanan dan

pemakaman Kota Tanjungpinang dalam melakukan pemeliharaan di taman

budaya.

2. Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2005 terkait

kebersihan dan keindahan telah dilakukan secara merata oleh semua pihak

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2005 belum diterapkan atau dilaksanakan oleh

semua pihak. Ada sebagian masyarakat yang patuh dan melaksanakan Perda tetapi

masih banyak juga masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar

sehingga mengabaikan ketentuan dari Perda.

Ketepatan

Taman Budaya yang dirasakan telah memuaskan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan peneliti menemukan bahwa

hasil dilaksanakan taman budaya itu belum memuaskan, masih kurang karena

taman budaya belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya.

Page 25: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

25

G. Kesimpulan

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari informan serta hasil wawancara

dengan Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman sebagai key

informan berkenaan dengan judul Evaluasi Tentang Program Keindahan di Taman

Budaya Raja Ali Haji Kelurahan Senggarang Tahun 2014 maka dapat

disimpulkan dengan menggunakan teori menurut Dunn (2003:610) mengenai

evaluasi kebijakan dari enam dimensi terdiri dari efektifitas, efisiensi, kecukupan,

perataan, responsivitas, dan ketepatan. Hal ini dapat dilihat dari:

1. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi efektivitas bahwa

program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan

dan Pemakaman belum sepenuhnya terlaksana. Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakaman sudah melakukan pembersihan rumput secara

berkala dan melakukan perbaikan disalah satu rumah adat yang rusak tetapi

semua fasilitas rumah adat belum bisa diperbaiki. Dan Peraturan Daerah

Nomor 8 Tahun 2005 sangat bisa memperbaiki serta membuat taman

budaya menjadi indah dan bersih apabila peraturan daerah ini diterapkan

dengan baik.

2. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi efisiensi bahwa strategi

yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota

Tanjungpinang sudah bagus yaitu melakukan pemeliharaan dan penjagaan

di taman budaya dengan cara merenovasi rumah-rumah adat yang rusak dan

menempatkan petugas yang menjaga taman. Satpol PP selaku penegak

Page 26: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

26

Perda sudah menjalankan tugasnya melaksanakan sosialisasi kepada

masyarakat. Serta Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota

Tanjungpinang belum ada melakukan koordinasi atau kerja sama dengan

Kelurahan Senggarang ataupun Satpol PP. Untuk Satpol PP sudah ada

melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat Kelurahan

Senggarang seperti melakukan ronda malam pada hari-hari tertentu.

3. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi kecukupan bahwa

bahwa Peraturan daerah Nomor 8 Tahun 2005 tentang Ketertiban,

Kebersihan dan Keindahan khususnya tentang keindahan sangat berguna

bagi masyarakat yang menaati dan juga melaksanakannya karena

masyarakat sendiri yang langsung merasakan manfaatnya. Masih kurangnya

kesadaran dari masyarakat untuk menjaga, dan peduli dengan bangunan

milik pemerintah. Satpol PP selaku penegak Perda berkewajiban untuk

mengawasi keadaan ditaman budaya karena sering terjadi perbuatan

kenakalan remaja yang merusak bangunan miniatur rumah adat.

4. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi perataan bahwa sudah

ada dana untuk melakukan pemeliharaan ditaman budaya dan perbaikan

rumah adat yang rusak dan ada dana untuk menjalankan Perda karena Perda

tersebut merupakan Tupoksi dari Satpol PP dalam melaksanakan

kewajibannya. Sanksi yang diberikan kepada pelaku yang merusak serta

berbuat mesum ditaman budaya hanya pada pemberian sanksi moral seperti

teguran dan nasehat kepada pelaku yang melanggar Perda ditaman budaya.

Page 27: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

27

Tetapi Satpol PP tidak menjalankan Sanksi yang ada dalam Perda Nomor 8

Tahun 2005 tersebut.

5. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi Responsivitas bahwa

terdapat banyak kendala atau hambatan dalam pemeliharaan dan

pengelolaan ditaman budaya. Kendala yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan

Pertamanan dan Pemakan adalah masalah kurangnnya anggaran untuk

melakukan perbaikan di rumah adat, kurangnya sarana prasarana dan juga

kesadaran dari masyarakat masih kurang. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun

2005 belum diterapkan atau dilaksanakan oleh semua pihak. Ada sebagian

masyarakat yang patuh dan melaksanakan Perda tetapi masih ada juga

masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga

mengabaikan ketentuan dari Perda.

6. Hasil tanggapan dari informan berdasarkan dimensi ketepatan bahwa

memang taman budaya belum dirasakan memuaskan dari kegunaannya

karena taman budaya itu belum berfungsi secara maksimal.

H. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini

mengenai Evaluasi Tentang Program Keindahan di Taman Budaya Raja Ali Haji

Kelurahan Senggarang Tahun 2014, selanjutnya disampaikan beberapa saran

diantaranya yaitu:

1. Diharapkan agar Pemerintah Kota Tanjungpinang (Dinas Kebersihan,

Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang) untuk dapat lebih

Page 28: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

28

memperhatikan masalah keindahan ditaman budaya dengan melakukan

pembersihan secara rutin ataupun berkala dan melakukan pemelihaan

dengan bersih ditaman budaya. Diharapkan juga kepada Satpol PP Kota

Tanjungpinang untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih maksimal dalam

mengatasi prilaku remaja yang melanggar Perda ditaman budaya.

2. Diharapkan agar Pemerintah Kota Tanjungpinang (Dinas Kebersihan,

Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang) untuk dapat melakukan

koordinasi atau kerja sama dengan Kelurahan Senggarang ataupun Satpol

PP dalam mengatasi permasalahan keindahan ditaman budaya. Diharapkan

Kepada Satpol PP Kota Tanjungpinang untuk dapat melaksanakan

sosialisasi lebih menyeluruh kepada masyarakat tentang Perda nomor 8

tahun 2005 khususnya tentang keindahan.

3. Diharapkan Kepada Kelurahan Senggarang untuk dapat menumbuhkan

kesadaran dari masyarakat agar bisa menjaga keindahan di taman budaya

juga menjaga kebersihan dan keindahan dilingkungan sekitarnya.

4. Diharapkan kepada Satpol PP Kota Tanjungpinang untuk dapat lebih tegas

dalam memberikan Sanksi kepada yang merusak atau melanggar Perda

ditaman budaya juga dapat melaksanakan sanksi yang ada didalam Perda

Nomor 8 Tahun 2005.

5. Diharapkan kepada Dinas kebersihan Pertamanan dan Pemakaman dan juga

Satpol PP Kota Tanjungpinang untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan

lebih baik lagi dan dapat mengatasi kendala yang dihadapi.

Page 29: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

29

6. Diharapkan kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Kota Tanjungpinang

untuk dapat mengelola dan menata taman budaya dengan baik sehingga

taman budaya dapat berfungsi secara optimal.

Page 30: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

30

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ardianto, Elvinaro. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi. S.A. Jabar.2004. Evaluasi Program Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi dan Jabar Syafruddin Abdul. 2010. Evaluasi Program

Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara

Crawford, John. 2000. Ed.2. Evaluation of Libraries and Information Services.

London: Aslib, the association for information management and information

management international.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisi Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hendrayady, Agus, dkk., Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Serta

Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim

Raja Ali Haji. Tanjungpinang: Umrah Press.

Herimanto, dan Winarno. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara

Islami, M Irfan. 2009. Prinsip prinsip kebijaksanaan negara. Jakarta: Bumi

Aksara.

Jihad, Asep, dan Haris, Abdul.2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Lembaga Administrasi Negara.2003. Sistem Administrasi Negara Republik

Indonesia( SANRI) Buku I Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Negara.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Nugroho Riant D. 2012, Kebijakan publik, Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Kopotindo.

Prasetya, Joko Tri Dkk. 2009. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Subarsono, Agus. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrapindo

Persada.

Page 31: EVALUASI TENTANG PROGRAM KEINDAHAN DI …jurnal.umrah.ac.id/.../2015/09/JURNAL-YUNI-ARTI.pdf · efektivitas bahwa program pemeliharaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan ... bidang

31

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Tarsito.

Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji

Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.

Tambunan, Watarsa.2000. Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Antara Pemerintah

DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dengan

Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) (TESS).

Jakarta: Universitas Indonesia.

Wibawa, Samodra Dkk.1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta:PT Raja

Grafindo Persada

Widodo, Joko.2006. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis

Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis

Bagi Pendidik Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winarno, Budi.2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta: PT. Buku Kita

Yudiatmaja, Wayu Eko. 2013. Negara Masyarakat Sipil dan Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Capiya Publishing

Zainal, Said Abidin. 2002. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah.

A. Dokumen

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Ketertiban,

Kebersihan, dan Keindahan Lingkungan Kota Tanjungpinang

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

http://haluankepri.com/tanjungpinang/56137-taman-budaya-raja-ali-haji-jadi-

tempat-mesum-dan-mabuk-mabukkan.html

http://www.tanjungpinangpos.co.id/2015/114280/kurang-terawat-taman-budaya-

raja-ali-haji-gersang/