EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI...

76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA STASIUN SOLOBALAPAN SKRIPSI Oleh: LESTIA ROVI MARETHA K7408038 PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012

Transcript of EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI...

Page 1: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI

DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM

PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA

STASIUN SOLOBALAPAN

SKRIPSI

Oleh:

LESTIA ROVI MARETHA

K7408038

PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 2: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Lestia Rovi Maretha

NIM : K7408038

Jurusan/ Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Ekonomi

m EVALUASI SISTEM PENERI-

MAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYS-

TEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPE-

ini benar-benar meru-

pakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi ini dikutip dari penu-

lis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jipla-

kan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan,

Lestia Rovi Maretha

Page 3: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI

DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM

PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA

STASIUN SOLOBALAPAN

Oleh:

LESTIA ROVI MARETHA

K7408038

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,

Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 4: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Ngadiman, M.Si Sohidin, SE, M.Si Ak

NIP. 19500121 1968603 1 001 NIP. 19720128 200501 1 001

Page 5: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ..............................................

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ..............................................

Anggota I : Drs. Ngadiman, M.Si ..............................................

Anggota II : Sohidin, SE, M.Si Ak ..............................................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 6: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd

Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M

Anggota I : Drs. Ngadiman, M.Si

Anggota II : Sohidin, SE, M.Si Ak

Page 7: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Lestia Rovi Maretha. EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA STASIUN SOLOBALAPAN. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan, (2) kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem Rail Ticketing System, serta (3) upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari narasumber/informan serta dokumen dan arsip perusahaan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian dimulai dari tahap pralapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis intensif, dan tahap penulisan laporan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian perbendaharaan (PBD). Diantara kedua bagian tersebut terdapat pemisahan fungsi yang jelas. Dokumen yang digunakan sebagai bukti proses transaksi terdiri dari formulir pemesanan tiket, tiket, dan nota pembatalan tiket. Catatan yang digunakan dalam mencatat semua transaksi yang terjadi terdiri dari bentuk 501 (Buku setoran), 581a (Buku catatan kas), B13 (Analisa penerimaan), B15 (Analisa Pengeluaran), 576 (Buku catatan kas 4 harian) dan 575 (Daftar penerimaan BPU dari stasiun). (2) Kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem Rail Ticketing System secara umum terjadi pada sistemnya itu sendiri seperti koneksinya lambat, sehingga sulit untuk diakses. (3) Solusi untuk mengatasi kendala tersebut untuk saat ini belum bisa diatasi secara langsung oleh pihak Stasiun Solobalapan. Kata kunci: Evaluasi, Sistem Penerimaan Kas, Rail Ticketing System.

Page 8: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK Lestia Rovi Maretha. EVALUATION SYSTEM APPLICATION RECEIPT OF CASH AS A RAIL TICKETING SYSTEM IN PT. INDONESIA RAILWAY (LIMITED) OPERATING AREA 6 YOGYAKARTA SOLO-BALAPAN STATION. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta. June 2012.

The purpose of this study was to determine: (1) cash receipt system to the application of Rail Ticketing System in PT. Indonesia Railways (Limited) operating area 6 Yogyakarta Solobalapan Station, (2) constraints encountered in the application of Rail Ticketing System, and (3) attempts to overcome the obstacles encountered.

This study is a qualitative descriptive study. The source data came from sources/informants as well as documents and corporate records. Techniques of data collection by interview, observation, and documentation. The validity of the data using the source and method triangulation techniques. Analysis of data using an interactive analysis techniques. The procedure begins study of post-pre field phase, fieldwork phase, the stage of intensive analysis and report writing stage.

The results showed that: (1) the system of cash receipts on the application of Rail Ticketing System in PT. Indonesia Railways (Limited) operating area 6 Yogyakarta Solobalapan Station consists of two parts, namely the booking/ticket sales and the treasury (PBD). Between the two sections are a clear separation of functions. Documents used as evidence of the transaction process consists of the ticket order forms, tickets, and a memorandum of cancellation of tickets. Records used in the records of all transactions that take place consists of a form 501 (Deposit book), 581a (Diary of cash), B13 (Acceptance analysis), B15 (Expen-diture Analysis), 576 (4 daily cash record book) and 575 (List of acceptance BPU from the station). (2) Obstacles encountered in the application of Rail Ticketing System generally occurs in the system itself, such as slow connections, making it difficult to access. (3) Solutions to overcome these obstacles to now could not be resolved directly by the Solobalapan Station. Key words: Evaluation, Cash Receipt System, Rail Ticketing System.

Page 9: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

dan hanya kepada Tuhanmu-

(Q.S Al-Insyiroh :5-8)

Man jadda wa jadda, Man shabara zhafira

Awali dari diri sendiri untuk melakukan perubahan yang lebih berarti menuju masa

depan yang cerah

Page 10: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Teiring syukur pada-Mu, kupersembahkan

karya ini untuk:

1. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu

mendukung dalam segala hal.

2. Kakakku Dian Rika Wisri.

3. Sahabat-sahabatku Kafe Robelin

(Ika, Febri, Bety dan Herlin).

4. Teman-teman PAK angkatan 2008.

5. Almamater.

Page 11: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan judul EVALUASI SISTEM PENERIMAAN

KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM

PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6

YOGYAKARTA STASIUN SOLOBALAPAN.

Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Akuntansi. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi

ini banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak,

kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk

bantuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pendidikan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan

bijaksana.

4. Bapak Drs. Ngadiman, M.Si., selaku pembimbing I atas segala kesabaran,

bantuan, motivasi dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Sohidin, SE, M.Si Ak., selaku pembimbing II atas segala kesabaran,

bantuan, motivasi dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Helena Widyawati selaku Manager Pemasaran Angkutan yang telah

memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Bapak Ivo Kristianto selaku Supervisor Komersial Stasiun yang telah

memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

Page 12: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

8. Bapak Rahmad selaku ketua bagian perbendaharaan (PDB) yang telah

bersedia memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian ini.

9. Bapak dan Ibu asih sayang serta

dukungannya selama ini.

10. Kakakku Dian Rika Wisri yang telah memberikan semangat dan motivasi

dalam penulisan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku (Ika, Febri, Bety dan Herlin) yang telah memberikan ke-

ceriaan dalam hari-hariku. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya

selama ini.

12. Teman-teman akuntansi angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam me-

nyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna

kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 13: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................

HALAMAN REVISI ...................................................................................

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................

HALAMAN MOTTO ..................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

DAFTAR TABEL .......................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................

B. Perumusan masalah ..................................................................

C. Tujuan penelitian ......................................................................

D. Manfaat penelitian ....................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka .......................................................................

1. Sistem Informasi Akuntansi ................................................

a. Sistem ..............................................................................

b. Informasi .........................................................................

c. Akuntansi ........................................................................

d. Sistem Informasi .............................................................

e. Sistem Informasi Akuntansi ............................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xi

xiii

xvi

xvii

xviii

1

4

4

5

6

6

6

7

9

9

10

Page 14: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

2. Sistem Penerimaan Kas .......................................................

B. Penelitian yang relevan .............................................................

C. Kerangka berpikir .....................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian ....................................................

B. Bentuk dan strategi penelitian ..................................................

C. Sumber data ..............................................................................

D. Teknik sampling .......................................................................

E. Teknik pengumpulan data .........................................................

F. Validitas data ............................................................................

G. Analisis data ..............................................................................

H. Prosedur penelitian ...................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ...........................................

1. Sejarah Kereta Api ...............................................................

2. Profil Lokasi Penelitian .......................................................

3. Visi dan Misi .......................................................................

4. Arti Logo .............................................................................

5. Produk dan Layanan ............................................................

6. Struktur Organisasi ..............................................................

7. Tugas dan fungsi masing-masing pejabat ............................

B. Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................

1. Gambaran Umum Rail Ticketing System.............................

2. Prosedur Pemesanan/Penjualan, Penundaan dan Pembatal-

an dengan Rail Ticketing System .......................................

3. Sistem Penerimaan Kas dengan Rail Ticketing System ......

4. Keuntungan dan kelemahan dari penerapan Rail Ticketing

System ..................................................................................

C. Pembahasan ..............................................................................

1. Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System pada

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6

16

18

19

22

23

24

25

25

26

27

28

30

30

31

32

33

33

35

36

39

39

44

47

50

52

Page 15: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Yogyakarta Stasiun Solobalapan .........................................

2. Kendala dalam penerapan Rail Ticketing System pada

penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan ............

3. Upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail

Ticketing System pada penerimaan kas di PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun

Solobalapan ..........................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Implikasi ...................................................................................

C. Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN ................................................................................................

52

53

54

56

57

58

59

60

Page 16: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ...........................

Tabel 2. Tempat dan Jenis Layanan Tiket Kereta Api ................................

Tabel 3. Aktivitas Transaksi dan Keluaran dari Tempat Pemesanan/ Pem-

belian Tiket Kereta Api .................................................................

22

42

43

Page 17: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran .........................................................

Gambar 2. Skema Analisis Interaktif ............................................................

Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi ...........................................................

Gambar 4. Tahapan Pergantian Jika Memperoleh Kode Booking ................

21

28

35

44

Page 18: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Flow chart pemesanan tiket memalui stasiun online ...............

Lampiran 2. Flow chart pencatatan di bagian perbendaharaan (PBD) ........

Lampiran 3. Flow chart pemesanan melalui Call center ..............................

Lampiran 4. Flow chart pemesanan melalui Agen ......................................

Lampiran 5. Flow chart pemesanan melalui Indomaret, CITOS dan PT.

Pos Indonesia ...........................................................................

Lampiran 6. Simulasi pencatatan akuntansi di Stasiun Solobalapan ..........

Lampiran 7. Instrumen penelitian ................................................................

Lampiran 8. Dokumentasi wawancara penelitian ........................................

Lampiran 9. Surat ijin penelitian .................................................................

Lampiran 10. Jurnal penelitian ......................................................................

60

61

62

62

63

64

93

102

103

110

Page 19: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi se-

bagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan ke-

amanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi

efektivitas, aksesibilitas tinggi, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat,

mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman serta rendah

polusi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh karena itu, pe-

ngembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan meng-

gerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai katalisa-

tor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi darat

adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disebut dengan PT.

KAI, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berada di bawah naungan

Departemen Perhubungan. PT. KAI ditunjuk oleh pemerintah untuk menye-

lenggarakan layanan jasa transportasi perkeretaapian. Keberadaan kereta api di-

harapkan bukan sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana trans-

portasi sebagai alat angkut dan distribusi saja akan tetapi, lebih untuk memberikan

kepuasan pelayanan kepada masyarakat sebagai pemakai jasa kereta api, dengan

memberikan kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu. Sehingga mampu

menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi maupun jasa domestik di

pasar global.

Upaya yang dilakukan oleh PT. KAI dalam meningkatkan pelayanan

kepada para pemakai jasa kereta api yaitu dengan melakukan perubahan sistem

penjualan tiket. Semula penjualan tiket di PT. KAI dilakukan secara manual yakni

hanya dilayani di loket saja. Namun sistem ini menghadapi berbagai masalah se-

perti seringnya terjadi keterlambatan pemesanan dalam penjualan tiket, sehingga

antrian yang begitu panjang di loket stasiun tidak bisa dilayani dengan cepat, dan

Page 20: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

juga terkadang terjadi masalah tiket yang sudah dipesan ternyata tidak terdeteksi

sehingga kursi yang sudah dipesan dapat terisi lagi (double seat).

Agar perusahaan dapat mencatat transaksi akuntansinya dengan baik,

maka perlu disiapkan berbagai prosedur pencatatan dan sarana pendukungnya.

Transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jumlahnya sangat banyak dan dapat

melibatkan hampir setiap bagian di dalam perusahaan. Masing-masing transaksi

memiliki karakteristik sendiri-sendiri, misalnya ada yang berhubungan dengan

penerimaan kas dan ada yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Karena me-

miliki karakteristik yang berbeda-beda maka tiap transaksi harus dicatat dengan

cara yang berbeda-beda. Untuk menyiapkan prosedur akuntansi yang berbeda-

beda tersebut diperlukanlah sistem informasi akuntansi.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam

suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain untuk

merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pe-

makainya. Fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan

menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan, memproses data

menjadi informasi yang berguna pihak manajemen, memanajemen data-data yang

ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan

untuk mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi

atau perusahaan terjaga.

Untuk mengatasi masalah penjualan tiket yang terjadi, maka PT. KAI

Sistem Online

Ticketing . Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang rumit dapat teratasi dengan

mudah dan lancar, sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis

untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan dan dapat

mencapai proses pengambilan keputusan bagi pihak perusahaan.

Sistem Online Ticketing ini mulai diberlakukan tanggal 1 Oktober 2011.

Dengan sistem ini pelanggan bisa memesan tiket secara online beberapa hari se-

belum keberangkatan. Namun, pada praktiknya sistem online masih menemui se-

jumlah kendala seperti ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan kompu-

Page 21: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

terisasi sulit diakses, sehingga penjualan tiket dialihkan ke sistem manual. Hal ini

dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan petugas di setiap loket stasiun kereta

api karena petugas akan mengalami kesulitan untuk menentukan tempat duduk

calon penumpang, karena tempat duduk yang belum dan sudah terjual sulit ter-

pantau oleh petugas loket.

Dari berbagai masalah yang telah terjadi pada sistem penjualan tiket se-

belumnya, maka PT. KAI per 1 Januari 2012 melakukan perubahan pada sistem

informasi akuntansinya dengan mengganti Sistem Online Ticketing dengan sistem

informasi akuntansi baru yang berbasis web yaitu dengan nama Rail Ticketing

System . Penerapan sistem baru ini diharapkan semakin mempercepat pelayanan

dan memudahkan pemakai jasa angkutan kereta api dalam mendapatkan tiket serta

upaya perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Selain itu

juga dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan para penumpang saat mengantri

membeli tiket dan kenyamanan di setiap loket stasiun kereta api.

Tujuan dibuatnya sistem informasi akuntansi Rail Ticketing System pada

PT. KAI adalah merupakan antisipasi karena saat ini sangat banyak pesaing baru

dibidang transportasi darat dan udara. Tujuan utama perusahaan dari sistem

informasi akuntansi untuk meningkatkan kualitas informasi, maksudnya adalah

informasi yang dihasilkan harus berguna, terpercaya dan tepat waktu dan mem-

berikan inovasi pelayanan kepada penumpang kereta api.

Pada Rail Ticketing System ini, selain di stasiun pemesanan tiket dapat

dilakukan melalui layanan PT. Pos Indonesia, Contact Center 121, drive

thru, vending machine, mobile phone (layanan telepon), mobile ticketing (mobil

penjualan tiket), Agen, Indomaret, City Terminal Online System (Citos), dan inter-

net. Dari puluhan stasiun yang tergabung dalam Rail Ticketing System akan

berlomba menginput pembelian dari penumpang dalam waktu yang relatif singkat

ditambah masuknya beberapa travel agent yang dapat melakukan input dari kantor

masing-masing.

Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dan meningkatkan pelayanan

kepada pelanggan, PT. KAI berusaha memberikan akses pelayanan yang lebih

baik kepada pengguna jasa. Termasuk diantaranya kemudahan untuk mendapat-

Page 22: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kan tiket kereta api dengan dukungan teknologi sistem informasi Rail Ticketing

System.

Dari latar belakang masalah diatas, peneliti terdorong untuk melakukan pe-

nelitian terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dengan mengambil judul

SEBAGAI DAMPAK

PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API

INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA STASIUN

SOLOBALAPAN

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan per-

masalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di

PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan?

2. Apakah kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada penerimaan kas di

PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan?

3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail Ticketing

System pada penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun

Solobalapan?

C. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitin ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing

System di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

2. Untuk mengetahui kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada pe-

nerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

3. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail

Ticketing System pada penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6

Yogyakarta stasiun Solobalapan.

Page 23: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat penelitian.

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan

sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. KAI

daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti permasalah-

an yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi.

2. Manfaat Praktis

a) Mahasiswa

Dapat membantu mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi khusus-

nya BKK Akuntansi dalam memahami penerapan sistem penerimaan kas

pada penerapan Rail Ticketing System dan dapat mengaplikasikannya

dengan baik saat terjun ke dunia kerja.

b) Masyarakat

Memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang

sistem informasi akuntansi Rail Ticketing System di PT. KAI daerah

operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

c) Penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang sistem pe-

nerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. KAI daerah

operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

Page 24: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Informasi Akuntansi

a) Sistem

Pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan-

nya antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu

yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Sistem adalah sekelompok

dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau

subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Rom-

ney, 2003: 9).

Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem

dan prosedur, agar diperolah gambaran yang jelas mengenai berbagai sistem

yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem akun-

tansi. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang

terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5).

Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibat-

kan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi ber-

ulang-ulang.

Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi tersebut di atas bahwa

suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan

urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal (clerical operation) terdiri dari ke-

giatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, me-

milih (mensortasi), memindah, membandingkan yang dilakukan untuk men-

catat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat

Page 25: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem

mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu

dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Menurut Winarno kom-

ponen sistem memiliki fungsi yang berbeda-beda (2006). Komponen tersebut

adalah:

(1) Input.

Input berfungsi untuk menerima masukan dari luar sistem. Masukan

adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi berserta metode

dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data ter-

sebut ke dalam sistem. Masukan dapat berupa data transaksi.

(2) Proses.

Proses berfungsi mengubah input menjadi output.

(3) Output.

Output berfungsi untuk mengirimkan hasil olahan kepada pihak di luar

sistem. Produk suatu sistem informasi adalah yang berupa informasi yang

bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pe-

makai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi.

(4) Kontrol.

Kontrol berfungsi untuk mengendalikan komponen lain agar berfungsi

seperti yang diharapkan.

(5) Batas sistem.

Batas sistem berfungsi untuk memisahkan sistem dengan lingkungannya

atau dengan sistem lainnya.

(6) Sistem juga memiliki tujuan/sasaran yang hendak dicapai. Kalau sistem

tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

b) Informasi

Informasi merupakan sejumlah data yang telah diproses dan disajikan

sedemikian rupa, sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan,

seperti pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang tersusun melalui

proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi kesalah-

Page 26: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

an dalam informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga ber-

guna untuk pembuatan keputusan. Informasi adalah data yang tersusun me-

lalui proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi ke-

salahan dalam informasi (Winarno, 2006: 1.6).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data

yang telah diolah melalui suatu proses menjadi suatu bentuk yang lebih

bernilai dan berguna bagi yang menerimanya serta dapat digunakan sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan baik pada saat ini maupun yang akan

datang.

Karakteristik informasi yang baik yaitu:

(1) Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat materi-

al serta harus menggambarkan kondisi objek yang sesungguhnya.

(2) Tepat waktu berarti informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat.

Informasi tidak akan berguna lagi jika datangnya terlambat.

(3) Lengkap berarti tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi

pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi

mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan.

(4) Relevan berarti isi sebuah dokumen harus melayani suatu tujuan

sehingga dapat mendukung keputusan manajer dan berhubungan dengan

keputusan yang diambil.

(5) Terpercaya berarti isi informasi harus dapat dipercaya.

(6) Terverifikasi berarti informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan

pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing

akan menghasilkan informasi yang sama.

(7) Mudah dipahami berarti informasi dapat dipahami jika disajikan dalam

bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

(8) Mudah diperolah berarti informasi yang sulit diperoleh bisa tidak ber-

guna (Winarno, 2006).

Page 27: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c) Akuntansi.

Akuntansi adalah proses mencatat dan mengolah data transaksi dan

menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.

Berbagai bidang ilmu akuntansi, yaitu:

1. Akuntansi keuangan, mempelajari dan menjalankan pencatatan, pengolahan dan penyajian data dan informasi akuntansi.

2. Akuntansi biaya, mempelajari perhitungan, pengalokasian dan pe-laporan biaya-biaya produksi.

3. Akuntansi perpajakan, mempelajari peraturan dan perhitungan pajak. 4. Akuntansi pemerintahan, mempelajari akuntansi yang diterapkan

khusus untuk instansi pemerintah. 5. Akuntansi publik/pengauditan, mempelajari pemeriksaan laporan ke-

uangan perusahaan apakah sudah sesuai dengan SAK yang berlaku. 6. Sistem akuntansi, mempelajari perancangan dan pengevaluasian

sistem informasi akuntansi didalam suatu perusahaan. (Winarno, 2006: 1.8).

d) Sistem Informasi.

Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana

data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada

para pemakai (Hall, 2001: 7). Sistem informasi dari sebuah perusahaan

terdiri dari 2 subsistem utama yaitu sistem informasi akuntansi (SIA) dan

sistem informasi manajemen (SIM). Sistem Informasi Akuntansi bertugas

mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan meng-

komunikasikan informasi keuangan sedang sistem informasi manajemen

bertugas mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan

mengkomunikasikan semua tipe informasi.

Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasinya dengan ke-

butuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang spesifik

dapat berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Namun demikian,

Hall (2001) berpendapat bahwa terdapat 3 tujuan utama yang umum bagi se-

mua sistem, yaitu:

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk me-ngatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi me-nyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eks-

Page 28: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dan berbagai laporan pertanggungjawaban.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem in-formasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.

3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efek-tif dan efisien.

e) Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan maka semakin ba-

nyak dan komplek permasalahan yang timbul dalam perusahaan, sehingga

fungsi informasi akan semakin meningkat juga dalam situasi ini manajemen

dituntut untuk memiliki ketahanan fisik, mental dan intelektualitas yang ting-

gi. Setiap perusahaan mempunyai sistem informasi akuntansi yang khas untuk

perusahaan tersebut didalam setiap sistem informasi akuntansi perusahaan,

akan meliputi juga berbagai fungsi dan tujuan yang hendak dicapai dari unsur

untuk sistem yang terkandung di dalamnya.

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan mem-

punyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis dan ruang lingkupnya

namun pada akhirnya tetap akan mengarah kepada tujuan utamanya yaitu

untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai itu semua, maka pimpinan

perusahaan harus berusaha sedemikian rupa untuk tercapainya efisiensi

operasi. Sehingga peranan sistem informasi akuntansi yang baik mutlak harus

ada dalam setiap aktivitas perusahaan.

Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan turun langsung dalam me-

ngawasi pekerjaannya, akan tetapi apabila perusahaan telah berkembang men-

jadi perusahaan besar diperlukan adanya pendelegasian tugas dan wewenang

pimpinan yang dijalankan oleh orang lain sebagai kepercayaannya untuk

membantu mengawasi jalannya setiap aktivitas yang ada agar tujuan per-

usahaan tercapai. Dengan demikian perlu pula diciptakan alat yang dapat

membantu pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan mengontrol setiap

Page 29: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

gerak yang ada dan alat tersebut adalah sistem informasi akuntansi yang di-

rencanakan dengan sebaik-baiknya.

Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnard Sistem in-

formasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralat-

an yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (2005: 23). Semen-

tara itu menurut ahli lain,

Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan meng-komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur) dan pihak-pihak dalam terutama manajemen (Baridwan, 1996:4).

istem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan per-

usahaan 2001: 3). Dari definisi tersebut, maka unsur pokok dari

suatu SIA adalah:

1) Formulir.

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Dalam sistem manual, media yang digunakan untuk merekam

data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper

form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer digunakan berbagai

macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data

seperti: papan ketik, optical and magnetic character and code.

2) Jurnal.

Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat,

mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Sum-

ber pencatatan dalam jurnal adalah formulir.

3) Buku besar.

Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk me-

ringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Page 30: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4) Buku pembantu.

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rin-

ciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger).

Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data

keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.

5) Laporan.

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

Laporan berisi informasi yang nerupaka keluaran sistem akuntansi.

Berikut ini merupakan beberapa karakteristik sistem informasi akun-

tansi yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya, yaitu: (a) SIA

melaksanakan tugas yang diperlukan, (b) berpegang pada prosedur yang rela-

tif standar, (c) menangani data rinci, (d) berfokus historis, (e) menyediakan

informasi pemecahan minimal.

Sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan non-

keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuang-

an. SIA terdiri dari 3 subsistem utama, yaitu:

1) Sistem pemrosesan transaksi (SPT) yang mendukung operasi bisnis se-

tiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai

seluruh organisasi. Sistem pemrosesan transaksi merupakan pusat seluruh

fungsi sistem informasi dengan mengkonversi peristiwa ekonomi ke

transaksi keuangan, mencatat transaksi keuangan ke dalam record akun-

tansi serta mendistribusikan informasi keuangan yang utama ke personel

operasi untuk mendukung kegiatan operasi harian mereka. Sistem

pemrosesan transaksi menangani peristiwa-peristiwa bisnis yang muncul

secara berkala.

2) Sistem pelaporan buku besar/keuangan (SPBB/K) adalah dua subsistem

yang saling berkaitan. SPBB/K merupakan subsistem yang menghasilkan

laporan keuangan tradisional seperti laporan laba/rugi, neraca, laporan

arus kas, pengembalian pajak dan laporan-laporan lainnya yang ditetap-

kan oleh hukum.

Page 31: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Sistem pelaporan manajemen (SPM) yang menyediakan manajemen in-

ternal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan

varian dan laporan pertanggungjawaban. Para manajer harus segera me-

nangani banyak masalah bisnis hari demi hari, juga rencana dan kontrol

atas kegiatan operasi mereka.

Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pem-

buat keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas

sebagai berikut:

1) Mengumpulkan transaksi dan data lain kemudian memasukkanya ke da-

lam sistem.

2) Memproses data transaksi.

3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang.

4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan

atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang ter-

simpan di komputer.

5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang

dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.

Sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan akan berbeda

dengan perusahaan lain. Bahkan dalam perusahaan itu sendiri, sistem infor-

masi akuntansi harus dikembangkan dengan kemungkinan meluasnya per-

usahaan, bertambahnya pegawai berpindahnya kepemilikan dan sebagainya.

Tujuan umum penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:

1) Untuk memperbaiki informasi yang diberikan oleh sistem dalam kualitas,

ketepatan waktu atau struktur dari informasi tersebut.

2) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yang

berarti memperbaiki daya andal informasi akuntansi dan menyediakan

catatan yang lengkap sebagai pertanggungjawaban dalam melindungi

harta perusahaan.

3) Untuk menurunkan biaya dalam menyelenggarakan catatan akuntansi.

Page 32: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dari ketiga tujuan tersebut harus dipertimbangkan pada waktu pe-

nyusunan suatu sistem informasi akuntansi, sehingga dapat diharapkan tidak

ada salah satu tujuan yang terlewatkan. Adapun tujuan sistem informasi

akuntansi menurut Bordnar menyatakan bahwa:

1. To improve the quality of information

2. To improve internal control

3. To minimize cost, where apporiate (2005: 20).

Hal tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi akuntansi

disusun mempunyai tujuan untuk memperlancar proses kegiatan yang ada da-

lam perusahaan dengan cara:

1) Meningkatkan kualitas informasi, maksudnya adalah informasi yang di-

hasilkan harus berguna, terpercaya dan tepat waktu.

2) Meningkatkan pengendalian internal.

3) Mengurangi biaya secara tepat, maksudnya adalah untuk manfaat yang

dihasilkan dari penyusunan sistem informasi akuntansi harus lebih besar

dari pada biaya akuntansi yang dikeluarkan.

Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas maka dapat membantu

dalam merencanakan sistem tersebut agar dapat membentuk sistem informasi

akuntansi yang efektif dan efisien.

SIA mempunyai 5 manfaat utama yaitu sebagai berikut:

1) Pengumpulan data.

Fungsi pengumpulan data meliputi tahap-tahap pengungkapan data

transaksi, pencatatan, dan edit data untuk menjamin keakuratan dan ke-

lengkapan data tersebut. Jika ditangan merupakan data kuantitatif maka

diukur sebelum dicatat.

2) Pemrosesan data.

Pemrosesan data berarti mengubah masukan-masukan (input) men-

jadi keluaran-keluaran (output). Fungsi pemrosesan data meliputi tahap-

tahap klasifikasi data, penyalinan data ke media lain, penyortiran data,

pengelompokan data (batch data) dan mengkombinasikan dua atau lebih

Page 33: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

file data, penghitungan, peringkasan, membandingkan item-item tertentu

dengan file yang terpisah untuk menentukan mengapa berbeda atau sama.

3) Manajemen data.

Fungsi manajemen data meliputi tahap-tahap penyimpanan, pem-

baharuan (up date) dan pengambilan kembali (relieving). Pembaharuan

adalah menyesuaikan data agar mencerminkan kejadian yang terbaru. Pe-

ngambilan kembali berhubungan dengan akses terhadap data yang di-

simpan untuk diproses lebih lanjut.

4) Pengendalian data.

Fungsi pengendalian data mempunyai tujuan: menjaga aset per-

usahaan termasuk data, menjamin data yang akurat dan lengkap dan

diproses secara benar.

5) Menghasilkan informasi.

Fungsi ini mencakup tahap-tahap pemrosesan informasi seperti

penginterpretasian, pelaporan dan pengkomunikasian. (Wilkinson et al,

2000).

SIA mampu menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam

rangka melaksanakan pengendalian keuangan. Pengendalian keuangan tidak

lain adalah memahami dimana posisi perusahaan pada setiap waktu ditinjau

dari sudut laba atau kas, merancang akan keamanan dengan sumber daya

yang dimiliki dan memastikan apakah perusahaan akan dapat mencapai ren-

cana melalui laporan keuangan yang memantau setiap kemajuan yang telah

dicapai.

Disamping itu, dengan menyusun SIA maka akan dapat dihasilkan pu-

la informasi untuk operasi perusahaan. Agar informasi yang dihasilkan dalam

sistem pemrosesan transaksi benar-benar berguna dan dapat dipercaya, maka

diperlukan perancangan prosedur maupun elemen-elemen seperti dokumen

sumber, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan.

Page 34: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Sistem Penerimaan Kas.

Sistem penerimaan kas adalah siklus yang bertujuan untuk mengubah

produk perusahaan (barang/jasa) menjadi kas (Winarno, 2006: 4.8). Siklus ini

merupakan siklus yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena mendatang-

kan aliran kas masuk. Sementara itu menurut ahli lain, Sistem informasi

akuntansi penerimaan kas adalah satu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari penjualan rutin

dan tidak rutin berdasarkan ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang ber-

sangkutan (Mulyadi 2001: 3). Kesimpulan dari definisi di atas bahwa sistem

informasi akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses yang kegiatannya

meliputi pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi serta membuat

laporan keuangan.

Dalam sistem komputerisasian, pembeli tidak harus datang secara fisik ke

perusahaan, karena saat ini berbagai metode pembayaran sudah sangat memudah-

kan pembeli/pelanggan dalam membayar tagihan. Menurut Winarno (2006) ber-

bagai cara pembayaran yang saat ini sudah tersedia adalah:

1. Pembayaran melalui ATM. 2. Pembayaran melalui sms banking, yaitu layanan perbankan melalui jasa

sms. 3. Pembayaran melalui online banking, yaitu pembayaran melalui aplikasi

yang dipasang pada telpon. 4. Pembayaran melalui internet banking, pembayaran melalui jaringan

internet. 5. Pembayaran melalui EDC (Electronic Data Capture)(15.28).

Sistem penerimaan kas meliputi sistem penerimaan kas melalui penjualan

tunai maupun sistem penerimaan kas melalui penjualan kredit. Sistem akuntansi

penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi 3 prosedur yaitu:

a) Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales.

Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan

pemilihan barang/jasa yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dan

kemudian menerima barang yang dibeli.

Page 35: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b) Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).

Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang

melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum/angkutan sendiri dalam

penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.

c) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Credit card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan

sarana penagihan bagi penjual yang memberikan kemudahan baik bagi

pembeli maupun penjual.

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai

yaitu: (a) fungsi penjualan, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai

fungsi ini bertanggung jawab menerima order dari pembeli, mengisi faktur pen-

jualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan

pembayaran harga barang ke fungsi kas; (b) fungsi kas, bertanggung jawab se-

bagai penerima kas dari pembeli dan berada di tangan bagian kasir; dan (c) fungsi

akuntansi, bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan

kas, dan pembuat laporan penjualan.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah sebagai berikut: (a) faktur penjualan, dokumen ini digunakan untuk

merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi

penjualan tunai; (b) pita register kas, dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas

dengan cara mengoperasikan mesin register kas; (c) bukti setor bank, dokumen ini

dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank

dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi

penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari

penjualan jasa adalah: (a) jurnal penerimaan kas, jurnal ini digunakan oleh fungsi

akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari

penjualan jasa; (b) jurnal umum, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk

mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.

Page 36: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan

tunai adalah sebagai berikut:

a) Prosedur penjualan. Fungsi penjualan menerima order dari pelanggan dan

membuat faktur penjualan tunai sebagai kemungkinan atas pengguna jasa

melakukan pembayaran tarif jasa ke fungsi kas.

b) Prosedur penerimaan kas. Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pem-

bayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran ke-

pada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambil-

an barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.

c) Prosedur pencatatan penjualan tunai. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi

melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan

jurnal penerimaan kas.

d) Prosedur penyetoran kas ke bank. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi

mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti

setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.

e) Prosedur pencatatan ke buku besar. Pada bagian jurnal akan memposting

jurnal penerimaan kas ke buku besar.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bowo Susanto (2007) dengan judul Evaluasi

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket BPU Rosalia Indah. Dari hasil

penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi

penjualan tiket di perusahaan tersebut secara keseluruhan dapat dikatakan kurang

baik (tidak berjalan dengan tepat) sehingga prinsip-prinsip pengendalian intern

pada perusahaaan tersebut tidak berjalan secara efektif.

Permasalahan tersebut disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitu

dalam prosedur pencatatan penjualan tunai fungsi penjurnalan pada bagian

akuntansi tidak melakukan pencatatan data transaksi ke dalam suatu agenda (log)

berdasarkan kelompok transaksinya sehingga kesalahan/kecurangan yang muncul

sulit untuk dideteksi. Selain itu, penggolongan rekening di perusahaan tersebut

Page 37: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

tidak cukup mewakili transaksi yang terjadi, sehingga tujuan pengklasifikasian

kode rekening tersebut secara khusus tidak jelas.

Selain penelitian di atas, juga ada penelitian lain yang relevan yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Sekar Adjeng Bramesti (2005) dengan judul

Evaluasi penerimaan kas dari penjualan kredit (studi kasus PT. Solo Sembada

Indo Foam). Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan

mempunyai beberapa kelemahan dalam sistem penerimaan kas. Hal ini dapat

mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan secara rutin.

Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya yaitu masih adanya beberapa

fungsi yang tidak terpisah, misalnya fungsi order penjualan dan fungsi kas di-

rangkap oleh fungsi keuangan. Hal ini mengakibatkan tidak tercapainya efisiensi

pelaksanaan tugas. Selain itu formulir dan catatan akuntansi yang digunakan

formatnya kurang lengkap sehingga penyajian informasinya kurang bisa me-

nyampaikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

C. Kerangka berpikir

Pada era globalisai sekarang ini persaingan dalam dunia bisnis makin

berkembang secara pesat untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan untuk

melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk tetap mem-

pertahankan eksistensinya. Untuk itu perlunya suatu informasi yang berkualitas

yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu sehingga keputusan yang

tepat dapat dibuat sesuai dengan sistem informasi yang diterapkan oleh per-

usahaan. Dengan demikian pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sa-

ngat penting untuk dilakukan oleh suatu perusahaan.

Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran

transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan

pertahanan keamanan. Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam

menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi ber-

fungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pe-

ngembangan wilayah.

Page 38: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

PT. KAI merupakan satu-satunya perusahaan jasa dalam bidang trans-

portasi yang menggunakan kereta api sebagai sarananya yang telah lama melayani

masyarakat Indonesia. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk

meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan yaitu dengan melakukan per-

ubahan sistem penjualan tiket. Sistem penjualan tiket ini berhubungan erat dengan

sistem penerimaan kas pada perusahaan.

Awalnya penjualan tiket di PT. KAI dilakukan secara manual, tetapi hal

ini mempunyai beberapa kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan

mulai menerapkan sistem penjualan tiket secara online disamping penerapan

penjualan tiket secara manual. Namun pada kenyataannya, sistem online ini juga

memiliki beberapa kelemahan sehingga, pada 1 Januari 2012 pihak perusahaan

Rail Ticketing System

Sistem penjualan tiket yang diterapkan oleh PT. KAI saat ini mempunyai dampak

pada sistem penerimaan kas pada perusahaan. Sistem penerimaan kas yang terjadi

meliputi sistem penerimaan kas secara tunai dan sistem penerimaan kas secara

kredit.

Kerangka berpikir tersebut jika diwujudkan gambar nampak sebagai

berikut:

Page 39: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Sistem penerimaan kas (piutang)

Sistem penjualan tiket (Rail Ticketing System):

1. Contact center 121. 2. Rail agent. 3. Stasiun online. 4. PT. POS Indonesia. 5. Mobile ticketing system. 6. Citos. 7. Vending Machine. 8. Mobile phone. 9. Drive THRU. 10. Indomaret. 11. CIMB cliks.

Sistem penerimaan kas

Sistem penerimaan kas (tunai)

Permasalahan dalam penjualan tiket yang masih dilakukan secara manual

di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Sistem penjualan secara manual

Sistem penjualan secara online

Dampak dari penerapan sistem Rail Ticketing System

(Kelebihan dan Kekurangan)

Upaya mengatasi kendala yang di hadapi oleh PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)

Page 40: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta

stasiun Solobalapan yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi No. 112 Solo.

Adapun alasan dalam pemilihan tempat tersebut karena penulis mempunyai per-

timbangan sebagai berikut:

1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran penulis dalam mengum-

pulkan data-data yang dibutuhkan.

2. Belum adanya penelitian tentang sistem penerimaan kas di PT. KAI daerah

operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan, sehingga terhindar dari adanya pe-

nelitian ulang.

2. Waktu penelitian

Waktu yang direncanakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah lima

bulan, yaitu dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012, yang

meliputi kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan

laporan, dengan rincian jadwal sebagai berikut :

Keterangan

Bulan / Tahun 2012

Januari Februari Maret April Mei 1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan judul

b. Penyusunan Proposal

c. Pengurusan Perizinan

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan data

b. Analisis data

3. Penyusunan Laporan

Table 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian

Page 41: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian.

Dalam mengadakan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat

menentukan keberhasilan suatu penelitian. Pemilihan metode penelitian harus di-

sesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Ketepatan dan ke-

sesuaian dalam pemilihan metode penelitian dapat mendukung dalam proses

pemilihan metode pendekatan penelitian. Ada beberapa jenis metode pen-

dekatan penelitian yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penelitian yaitu: (1)

metode sejarah, (2) metode deskriptif, (3) metode eksperimental, (4) metode

grounded research, (5) metode penelitian tindakan (Nazir, 1988: 54).

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa

adanya. Menurut pendapat Kirk dan Miller sebagaimana dikutip Moleong -

litian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam per-

ist (2007: 4).

Metode deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan membuat deskrip-

si, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan

sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Nazir,

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa

(1988: 63).

2. Strategi Penelitian.

Dalam penelitian kualitatif secara umum strategi dasar atau bentuk

rancangan studinya biasanya berupa studi kasus. Pada penelitian kualitatif studi

kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai

potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapang-

an studinya. Penelitian kualitatif mempunyai 3 tingkatan meliputi: penelitian eks-

ploratif, deskriptif dan eksplanatif.

Page 42: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Penelitian eksploratif merupakan penelitian tingkat awal yang sifatnya

merupakan penelitian penjelajahan artinya peneliti sama sekali belum mengetahui

apa yang terjadi. Penelitian deskriptif merupakan penelitian tingkat kedua yang

merupakan lanjutan dari penelitian eksploratif, peneliti sudah mengetahui

beragam variabel yang terlibat dalam sasaran studinya. Penelitian eksplanatif

merupakan kajian lanjut dari penelitian deskriptif yang mengarah pada studi

dengan analisis sebab-akibat. Penelitian ini mengacu pada penelitian deskriptif

yang memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam

objek pe-nelitian. Di sini permasalahan yang diteliti terfokus pada sistem

penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan

ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Jenis data dapat di-

kelompokkan sebagai berikut:

1. Narasumber (Informan)

Posisi sumber data manusia dalam penelitian kualitatif sangat penting

perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber

memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan tang-

gapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam

menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa

manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.

2. Peristiwa atau Aktivitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau

perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pe-

ngamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana

sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Pe-

ristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara

sengaja atau tidak, aktivitas rutin yang berulang atau hanya sekali.

Page 43: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu

peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian, dapat berupa

laporan-laporan atau catatan-catatan perusahaan dan studi kepustakaan atau

instansi terkait.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan per-

masalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling atau sampel bertujuan, dimana sampel yang diambil tidak ditekankan

pada jumlah melainkan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang akan

diteliti. Peneliti tidak menentukan sejumlah sampel, tetapi peneliti menentukan

jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang

permasalahan yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang

tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah se-

cara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara langsung, yaitu:

1. Wawancara.

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manu-

sia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan informasi

dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khu-

susnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum terdapat dua jenis

wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur, ini yang di-

sebut wawancara mendalam.

Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam

wawancara ini masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara

berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan

Page 44: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta

definisi permasalahannya..

2. Observasi.

Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ter-

hadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan

dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali data dari sum-

ber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar.

3. Dokumentasi.

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersumber

dari arsip dan dokumen yang ada. Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai

suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada

atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat

kabar, dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi berorientasi untuk mendapatkan

data melalui dokumen-dokumen dan catatan tertulis berupa arsip yang terdapat

dalam obyek penelitian.

F. Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan pe-

nelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data

dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali da-

ta yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak

hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya te-

tapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data.

Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Triangu-

lasi data cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib

menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya data yang sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.

Menurut Patton dalam Sutopo

yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, (4)

tri (2002: 78). Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang

digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metodologis. Triangulasi

Page 45: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sumber adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber yang berbeda

untuk mengumpulkan data yang sejenis. Triangulasi metodologis yaitu penelitian

yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.

G. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data

ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis inter-

aktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi,

baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses

yang berbentuk siklus.

Menurut Sutopo (2002:

utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga kom-

ponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan

kesimpulan serta verifikasinya (Miles & Adapun penjelasan-

nya adalah :

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa

data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field

note.

3. Sajian data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.

4. Penarikan simpulan atau verifikasi

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat di-

pertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi dapat berupa kegiatan yang di-

lakukan dengan leb Sutopo, 2002: 96).

Page 46: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :

Gambar 2: Skema analisis interaktif

(Sumber: Sutopo, 2002: 96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah dalam melaksanakan suatu

penelitian. Tahap-tahap dalam prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap,

yaitu :

1. Tahap pralapangan, terdiri dari:

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Mengurus perizinan penelitian.

c. Menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap kegiatan lapangan, terdiri dari:

a. Mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara dan me-

ngumpulkan beberapa dokumen dan arsip yang dibutuhkan.

b. Membuat catatan lapangan (field notes) atas hasil observasi serta wawan-

cara yang dilakukan.

3. Tahap analisis intensif, terdiri dari:

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang

meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Pengumpulan Data

Penarikan simpulan/ verifikasi

Sajian Data

Reduksi Data

Page 47: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian dibanding-

kan dengan temuan lapangan.

c. Data yang diperoleh sesuai intensitas kebutuhan selanjutnya dilakukan

proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan do-

sen pembimbing.

d. Membuat simpulan akhir sesuai dengan hasil observasi di lapangan.

4. Tahap penulisan laporan

a. Menyusun laporan awal.

b. Meninjau laporan yang telah disusun dengan dosen pembimbing.

c. Melakukan perbaikan sesuai hasil diskusi dengan dosen pembimbing.

d. Menyusunan laporan akhir.

Page 48: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian

1. Sejarah Kereta Api

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, j

Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pem-

bangunan diprakarsai Nederlandsch Indische

Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas

jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan kereta api antara

Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat meng-

hubungkan kota Semarang-Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat inves-

tor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan,

kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900 tumbuh dengan pesat.

Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 men-

capai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338

Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh

(1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),

bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47

Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli

1923, sisanya Ujung Pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di

Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak-

Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok,

pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia men-

capai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910

Page 49: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

km, kurang lebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa

pendu-dukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan kereta api

di sana.

Jenis jalan rel kereta api di Indonesia semula dibedakan dengan lebar

sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan

tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943)

sepanjang 473 Km, sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan

Jepang adalah 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 Km antara Muaro-Pekanbaru.

Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api Muaro-Pekanbaru

diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan

27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-

rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban

yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

1945, karyawan kereta api Angkatan Moeda Kereta Api

(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa

bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan per-

nyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan

bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di

tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi

urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28

September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya

2. Profil Lokasi Penelitian

Stasiun Solobalapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di kota

Surakarta, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi No.112, wilayah kelurahan

Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta. Nama "Balapan" diambil dari nama

kampung yang terletak di sebelah utara komplek stasiun. Stasiun ini terletak di

jalur kereta api yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta

Semarang.

Page 50: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api masa

kolonial Nederlandsch Indische Spoorweg (NIS) pada abad ke-19 (tepatnya 1873)

dan merupakan salah satu stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun

Semarang Tawang). Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mang-

kunagara IV, dan merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mang-

kunagaran. Stasiun besar di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo

Jebres. Pembangunannya dirancang oleh Herman Thomas Karsten, seorang arsi-

tek kenamaan beraliran Indisch.

Stasiun Solobalapan memiliki dua emplasemen yaitu utara dan selatan.

Emplasemen selatan memiliki lima sepur/jalur sedangkan emplasemen utara

memiliki tujuh sepur. Emplasemen selatan umumnya dipakai untuk pelayanan ke-

reta api penumpang, sementara emplasemen utara lebih diperuntukkan untuk

pelayanan kereta api barang dan pemberangkatan kereta api Senja Utama Solo. Ke

arah timur, terdapat dua jurusan, rel arah ke utara menuju ke Semarang, rel ke ti-

mur menuju Surabaya.

Di sisi timur stasiun terdapat segitiga pembalik (wye) yang me-

mungkinkan rangkaian kereta api berbalik arah seluruhnya dengan menggunakan

prinsip langsir. Sisi-sisi segitiga pembalik ini juga memungkinkan kereta api dari

timur (dari stasiun Solo Jebres) untuk langsung ke utara atau ke Semarang tanpa

lewat stasiun solobalapan dan sebaliknya. Di dekat segitiga pembalik ini terdapat

Depo BBM Pertamina, yang rel masuknya juga dari salah satu sisi segitiga pem-

balik ini.

3. Visi dan Misi

Visi

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan

pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

Misi

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,

melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai

Page 51: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4

pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

4. Arti Logo

3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT. KAI dalam

mencapai visi dan misinya.

2 Garis warna orange melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan

pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.

Anak panah berwarna putih melambangkan nilai integritas, yang harus dimiliki

insan PT. KAI dalam mewujudkan pelayanan prima.

1 Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat inovasi yang harus

dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. (Inovasi dilakukan

dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil

sehingga dapat melesat).

5. Produk dan Layanan

a. Kereta Api Penumpang

Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT.

KAI telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik kereta api

utama (Komersil dan non komersil), maupun kereta api lokal, yang terdiri

dari :

1) Kereta api penumpang eksekutif,

2) Kereta api penumpang bisnis,

3) Kereta api penumpang campuran (eksekutif, bisnis dan ekonomi),

4) Kereta api penumpang lokal.

Page 52: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Pelayanan Penumpang

1) Restorasi.

Setiap rangkaian kereta api dilengkapi dengan kereta makan

yang berguna sebagai restorasi. Restorasi melayani makan dan minum

selama dalam perjalanan. Terdapat menu-menu khas kereta api yang

dapat dinikmati pelanggan. Kru restorasi terdiri dari: koki, prama dan

prami yang siap melayani pelanggan di dalam perjalanan.

2) Kru kereta api (Kru KA)

Kru KA adalah petugas kereta api yang bertanggung jawab

selama dalam perjalanan. Kru KA terdiri dari: masinis, assisten masinis,

kondektur, teknisi kereta api dan runner AC. Mereka secara profesional

terlatih untuk melayani pelanggan kereta api.

3) Manager On Dutty

Seorang Manager On Duty berperan sebagai customer service

yang menemani perjalanan penumpang kereta api. Siap menerima kritik,

saran, komplain guna memenuhi kebutuhan pelanggan akan pelayanan

yang prima.

4) On Train Cleaning

Petugas On Train Cleaning (OTC) bertugas menjaga kebersihan

kereta api selama dalam perjalanan. Terdapat dua petugas OTC di setiap

kereta yang siap melayani pelanggan.

Page 53: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6.

Stru

ktur

org

anis

asi

STR

UK

TU

R O

RG

AN

ISA

SI

PT

. KE

RE

TA

AP

I I

ND

ON

ESI

A (

PE

RS

ER

O)

STA

SIU

N S

OL

OB

AL

AP

AN

DA

OP

6 Y

K

Kep

ala

Stas

iun

Wak

il K

epal

a S

tasi

un

Supe

rvis

or

Kom

ersi

al S

tasi

un

Supe

rvis

or

PER

KA

dan

Adm

inis

tras

i Su

perv

isor

Pe

laya

nan

Stas

iun

Supe

rvis

or

Kam

tib S

tasi

un

Satp

am

(Sec

urit

y)

Cos

tum

er

Serv

ice

KK

BH

PLR

R

OA

Lok

et

Man

dor

Cle

anin

g S

ervi

ce

PPK

A/ P

AP

Kep

ala

Gud

ang

Juru

L

angs

ir

Juru

T

ulis

KA

B

TD

/ D

inas

Lua

r Pe

ngaw

as

Em

plas

emen

Gam

bar 3

: Str

uktu

r org

anis

asi

Page 54: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

7. Tugas dan fungsi masing masing pejabat

a. Kepala Stasiun (KS).

Tugasnya yaitu:

1) Membantu kepala daerah operasi dalam melaksanakan kegiatan dan ke-

lancaran angkutan penumpang dan atau barang serta pengamanan

kegiatan angkutan kereta api di stasiun.

2) Membuat jadwal pengawasan/pemeriksaan terhadap semua pelaksanaan

tugas para pegawai bawahannya.

3) Memeriksa penjualan tiket dan pembukuannya.

4) Bertanggung jawab selama 24 jam terhadap stasiun yang dikuasainya.

b. Wakil Kepala Stasiun

Tugasnya yaitu:

1) Mewakili kepala stasiun bila tidak ada di stasiun.

2) Membantu kepala stasiun dalam urusan administratif, tata laksana serta

terlaksananya peraturan.

3) Mengerjakan statistik dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap kas-

kas bawahan.

4) Mengadakan pemeriksaan terhadap buku-buku laporan gerbong (lg) dan

pengawasan/penjagaan atas perintah pembagian gerbong (ppg) dan buku-

buku materiel.

5) Melayani dan mengawasi angkutan penting, mengusut dan menyele-

saikan urusan kdlb (kejadian luar biasa).

c. Supervisor PERKA dan administrasi

Tugasnya yaitu mengawasi tugas pemimpin perjalanan kereta api (PPKA)

dan pengawas peron (PAP).

Tugas PPKA yaitu:

1) Melakukan serah terima dinas kereta api dalam buku serah terima dengan

penggantinya.

2) Melayani sinyal-sinyal dengan menekan tombol pada meja palayanan

untuk keluar masuknya kereta api.

3) Memberikan warta lepas/masuk untuk kereta api yang berangkat/datang.

Page 55: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4) Memberi perintah kepada penjaga perlintasan untuk menutup pintu per-

lintasan.

5) Mencatat dan melaporkan kepada pejabat yang bersangkutan bila ada

gangguan.

Tugas PAP yaitu:

1) Melakukan serah terima dinas kereta api dalam buku serah terima kepada

penggantinya.

2) Memelihara Gapeka setiap ada perubahan perjalanan/pembatalan kereta

api.

3) Memberikan laporan kepada PPKA mengenai kereta api yang sudah siap

diberangkatkan.

4) Mengawasi peron dan gerakan langsiran.

5) Membuat catatan-catatan penting di papan tulis mengenai perjalanan

kereta api seperti pembatalan dan berhenti luar biasa.

6) Melakukan koordinasi dengan bagian-bagian operating lainnya demi

kelancaran kereta api.

PPKA/ PAP ini terdiri dari:

a) Pengawas emplasemen (PE).

Tugasnya yaitu:

(1) Memimpin dan mengawasi bawahannya agar semua pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya dapat berjalan dengan lancar.

(2) Mengadakan pengecekan atas kesesuaian tentang adanya gerbong-

gerbong atau kereta api yang berada di emplasemen.

(3) Mengerjakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan bagian

dinas ini.

b) BTD/ Dinas luar.

Tugasnya yaitu:

(1) Menentukan rangkaian kereta penumpang, campuran maupun ba-

rang.

(2) Memuat perintah langsir untuk juru langsir.

(3) Mengawasi jalannya langsiran.

Page 56: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(4) Memberitahukan kepada polsuska mengenai adanya gerbong-

gerbong yang bermuatan yang perlu diawasi.

c) Juru tulis kereta api.

Tugasnya yaitu:

(1) Menulis rangkaian kereta api penumpang yang akan berangkat dan

memasukkannya ke dalam Lapka.

(2) Membubuhi tanda tangan untuk tanda penerimaan.

(3) Membukukan ke dalam buku materiel atas semua gerbong-gerbong

yang datang.

(4) Mengerjakan tugas lainnya yang telah ditentukan oleh PE.

d) Juru langsir, tugasnya yaitu melaksanakan tugas langsiran dengan

memperhatikan perintah langsir yang diterima BTD.

e) PLRR, tugasnya yaitu membantu juru langsir dalam pelaksanaan lang-

siran dan harus tunduk pada perintah juru langsir.

d. Supervisor pelayanan stasiun

Tugasnya yaitu mengawasi tugas mandor cleaning service dan pesuruh atas

kebersihan stasiun dan kereta api. Selain itu juga bertugas mengatur para

pedagang yang berada distasiun.

e. Supervisor komersial stasiun

Tugasnya yaitu mengawasi tugas OA loket, costumer service, kepala gudang

maupun KKBH.

Tugas OA loket yaitu:

(1) Melayani penjualan tiket kepada para penumpang.

(2) Melakukan serah terima dengan penggantinya setiap selesai dinas.

(3) Menerima setoran pendapatan suplisi kondektur.

(4) Membayar permintaan kembali bea penumpang (restitusi).

Tugas costumer service yaitu:

(1) Melayani penumpang terkait dengan perjalanan kereta.

(2) Melayani penumpang yang ketinggalan kereta.

(3) Melayani penumpang yang akan melakukan reservasi tiket.

Page 57: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tugas kepala gudang yaitu:

(1) Menerima angkutan barang serta melakukan surat menyuratnya.

(2) Membuat laporan gerbong yang akan diserahkan kepada PE.

(3) Melakukan pengawasan terhadap inventaris gudang.

(4) Membuat statistik angkutan barang yang sudah selesai.

(5) Mengerjalan pembukuan pengiriman dan penerimaan kiriman.

Tugas kepala kantor begasi/hantaran (KKBH) yaitu:

(1) Mengatur surat menyurat yang berhubungan dengan angkutan kiriman

hantaran/begasi sesuai peraturan yang berlaku.

(2) Menyelesaikan semua tagihan yang bersangkutan dengan kiriman/begasi

dengan tertib.

(3) Mengawasi tugas bawahannya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan

tertib dan lancar.

(4) Bertanggung jawab terhadap semua inventaris yang diserahkan untuk

keperluan kantor hantaran/begasi/portir.

f. Supervisor kamtib stasiun

Tugasnya yaitu mengawasi tugas satpam dan polsuska. Satpam bertugas men-

jaga keamanan distasiun, sedangkan polsuska menjaga keamanan di atas

kereta api.

A. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Gambaran Umum Rail Ticketimg System

Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini begitu pesat, seiring

dengan pesatnya laju perkembangan ini dituntut adanya informasi yang cepat,

tepat dan akurat sehingga mengakibatkan persaingan yang semakin kompetitif.

Ketatnya persaingan dan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang

ada menuntut suatu sistem yang lebih baik, cepat dan handal dalam me-

nyelesaikan masalah. Dalam menghadapi persaingan tersebut, PT. KAI mulai me-

nerapkan sistem pemesanan/penjualan tiket yang dikenal dengan

untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan.

Page 58: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Aplikasi ticketing

merupakan aplikasi ticketing yang baru yang didesain dengan mengambil konsep

Electronic Application Ticketing System, sehingga semua proses reservasi dan

pembelian tiket disusun secara sistematis dengan konsep electronic system.

Software yang digunakan dalam sistem ini adalah paket program PHYTON dan

menggunakan database ORACEL 11. Aplikasi ini berjalan berdasarkan web based

application system, sehingga perlu digunakan browser untuk mengakses aplikasi

ini. Untuk dapat mengakses aplikasi ini sebaiknya gunakan browser yang

compatible dengan aplikasi ini. Adapun browser yang compatible dengan aplikasi

ini adalah Internet Explorer ver.7, Mozilla FireFox ver. 5.0 (Windows NT 6.1;

rv:2.0.1), atau versi diatasnya.

Sistem Rail Ticketing System atau yang sering disebut RTS ini mulai

diberlakukan awal tahun 2012. Dengan sistem RTS ini, penjualan tiket tidak

hanya dilakukan di loket yang berada di stasiun saja, melainkan dapat dilakukan

di beberapa tempat yang telah bekerja sama dengan PT. KAI. Sistem ini di-

laksanakan dengan melakukan beberapa perjanjian kerjasama dengan beberapa

pihak untuk dapat melakukan pelayanan pemesanan maupun penjualan tiket.

Seperti kerjasama dengan PT. Pos Indonesia, Agen, Indomaret, City Terminal

Online System (Citos) dan lain-lain. Pihak-pihak yang telah bekerjasama dengan

PT. KAI akan diberikan password/pin agar bisa masuk/mengakses sistem RTS

sehingga dapat melakukan penjualan tiket.

Saat ini PT. KAI sedang berupaya keras untuk memudahkan pemakai

jasa angkutan kereta api dalam mendapatkan tiket kereta api. Tempat-tempat

pelayanan tiket kereta api adalah sebagai berikut:

1. Loket (Tempat pelayanan tiket yang disediakan PT. KAI di stasiun kereta

api).

2. Drive Thru (Layanan tambahan bagi pengguna jasa kereta api berupa layanan

pemesanan tiket dalam kendaraan, sehingga pembelian tiket yang meng-

gunakan kendaraan mobil tidak perlu parkir ataupun turun dari kendaraan

terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta api, cukup masuk ke dalam jalur

drive thru dan petugas loket akan melayani dengan cepat).

Page 59: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Mobile Ticketing (Unit pelayanan tiket bergerak, pelaksanaan pelayanan da-

pat berpindah-pindah sesuai jadwal).

4. Agen (Badan usaha/perusahaan yang berbadan hukum yang mewakili PT.

KAI dalam memasarkan, mempromosikan dan melayani pemesanan tiket di

daerah tertentu).

Daftar Agen yang ada di daerah Surakarta adalah:

a.

Jl. Sugiyopranoto No. 80, Keprabon, Solo 0271-7060364

b. Hadi Luhur

Jl. Dr. Radjiman No. 319, RT. 004 RW. 005, Kel. Panularan, Kec. La-

weyan, Surakarta, 0271-737443.

c. Abadi Express (Tiki Solo)

Jl. Honggowongso 113, Solo, 0271-645028.

d. Mandiri Sukses

Jl. Garuda Mas 17, Komplek Kampus UMS Ds. Pabelan, Kec. Kartasura,

Kab. Sukoharjo, 0271-7653321/ 7020156

5. Vending Machine (Seperangkat sistem pelayanan tiket kereta api yang di-

sediakan oleh PT. KAI agar pengguna jasa kereta api dapat melakukan

pembelian dan penukaran tiket secara mandiri).

6. Indomaret (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan di Indomaret yang

sudah bekerja sama dengan PT. KAI).

7. CITOS (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan secara online di mitra

usaha CITOS yang sudah tersebar di kota-kota besar).

8. PT. Pos Indonesia (Tempat pemesanan tiket yang dilakukan di kantor pos

yang sudah online).

9. Internet banking (Tempat pemesanan tiket yang dilakukan dengan layanan

internet banking dari Bank CIMB Niaga).

10. Mobile Phone (Tempat pemesanan tiket dengan menggunakan aplikasi Kabila

yang di download dari handphone/HP).

Page 60: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

11. Call Center 121 (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan dengan me-

nelepon contact center kereta api melalui nomor panggilan 121 untuk telepon

rumah dan 021-121 untuk telepon genggam).

Jenis layanan yang dapat dilayani di tempat pelayanan tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

TEMPAT DAN JENIS LAYANAN TIKET KERETA API

NO TEMPAT

PELAYANAN

JENIS PELAYANAN

RESER VASI

PENJUALAN / GO SHOW

TUKAR TIKET

PEMBATALAN

TUNDA PEMBELI PETUGAS

1 Loket

2 Drive Thru - - - - -

3 Mobile Ticketing

- - - - -

4 Agen - - - -

5 Vending Machine

- - - -

6 Indomaret - - - - - 7 CITOS - - - - -

8 PT POS - - - - - 9 Internet - - - - -

10 Mobile Phone

- - - - -

11 Call Center - - - - -

Tabel 2: Tempat dan jenis layanan tiket kereta api

Pelayanan pemesanan tiket/karcis kereta api dapat dilakukan dari

beberapa tempat pelayanan pemesanan/penjualan, tetapi keluaran yang diperoleh

pembeli berbeda-beda. Dari kesamaan aktivitas transaksi pemesanan/penjualan

yang dilakukan dan bentuk keluaran yang diperoleh pemesan, tempat pelayanan

dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok sebagai berikut :

a. Tempat pelayanan yang mengeluarkan Tiket kereta api,

b. Tempat pelayanan yang baru memberikan Bukti Bayar,

c. Tempat pelayanan yang hanya dapat memberikan Kode Booking.

Page 61: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Aktivitas transaksi dan keluaran dari tempat pemesanan/penjualan tiket kereta api

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

AKTIVITAS TRANSAKSI DAN KELUARAN DARI TEMPAT PEMESANAN/ PEMBELIAN TIKET KERETA API

NO TEMPAT PEMESANAN AKTIVITAS TRANSAKSI

KELUARAN

A

1 Loket

Terima Pesanan, Terima Pembayaran & Cetak Tiket

2 Drive Thru

3 Mobile Ticketing

4 Agen

5 Vending Machine

B

1 Indomaret

Terima pesanan, Terima Pembayaran & Cetak Bukti Bayar

2 CITOS

3 PT POS

4 Internet

5 Mobile Phone

C 1 Call Center Terima Pesanan & Infokan Kode Booking

Tabel 3: Aktivitas transaksi dan keluaran dari tempat pemesanan/pembelian tiket

kereta api

Keluaran yang diterima calon penumpang dari tempat-tempat pelayanan

pemesanan yang disediakan berbeda-beda, ada yang berupa kode booking, bukti

bayar dan tiket kereta api, sedangkan tanda atau bukti yang harus dimiliki seorang

penumpang kereta api adalah tiket kereta api, maka untuk mengganti apa yang

diperoleh di tempat pemesanan harus diganti menjadi tiket kereta api. Jika calon

penumpang baru menerima kode booking, maka calon penumpang harus

melakukan proses:

1. Pembayaran.

Proses pembayaran yang dilakukan di jaringan pelayanan perbankan (ATM,

kasir, internet & phone banking) yang telah bekerjasama dengan PT. KAI.

Kode booking tersebut digunakan sebagai dasar pembayaran. Setelah itu

Tiket

Kode

Bukti bayar

Page 62: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

calon penumpang akan mendapatkan bukti bayar sebagai dasar penukaran

tiket.

2. Tukar Tiket.

Proses penukaran bukti bayar dapat dilakukan di loket stasiun atau vending

machine menjadi tiket kereta api.

Berikut ini adalah tahapan pergantian jika calon penumpang memperoleh

kode booking:

Gambar 4: Tahapan pergantian jika memperoleh kode booking

2. Prosedur Pemesanan/Penjualan, Penundaan serta Pembatalan Tiket

dengan Rail Ticketing System

Kegiatan pelayanan tiket kereta api terdiri dari 3 jenis yaitu: (a) pe-

mesanan/penjualan, (b) penundaan, (c) pembatalan. Prosedur pemesanan melalui

masing-masing program dalam Rail Ticketing System adalah sebagai berikut:

1. Pemesanan tiket melalui contact center 121 (gambar terlampir):

a) Penjualan atau pemesanan melalui sistem ini dilakukan di contact center

kereta api melalui nomor panggilan 121 (Telepon rumah) dan 021- 121

(telepon genggam).

b) Setelah itu penumpang akan mendapatkan kode booking yang se-

lanjutnya penumpang dapat melakukan pembayaran lewat e-banking dan

ATM.

Kode Booking

PEMBAYARAN Bukti Bayar

Tiket TUKAR TIKET

di - 1. Jaringan Pelayanan

Perbankan (Yang bekerjasama dengan PT. KAI)

2. Vending Machine

di - 1. Loket Stasiun

( Max H-1 s/d .. ) 2. Vending Machine

( Max H-7 s/d .. )

Page 63: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c) Untuk saat ini bank yang dapat melayani adalah ATM bank mandiri,

BPR KS, BII, BRI, BPD DIY dan Bank OCBC NISP selanjutnya akan

dikembangkan melalui ATM bank lainnya antara lain Bank Panin, BNI,

CIMB Clicks dll.

d) Pembayaran dilakukan maksimal 3 (tiga) jam setelah mendapatkan kode

booking.

e) Resi pembayaran ATM kemudian ditukarkan ke loket penjualan di sta-

siun yang sudah online dengan membawa KTP asli dan fotocopy.

f) Pemesanan tiket dianggap batal jika pembayaran melalui ATM tidak di-

lakukan dalam periode waktu 3 jam tersebut.

g) Pemesanan tiket melalui contact center ini dilayani 40 hari sampai de-

ngan 6 jam sebelum keberangkatan kereta api yang bersangkutan.

h) Pemesanan tiket tersebut hanya untuk tiket dewasa dan anak tanpa

pelayanan reduksi.

i) Extra charge sebesar Rp7.500,00 (saat transaksi pembayaran).

2. Pemesanan melalui stasiun online (gambar terlampir):

a) Datang ke loket pemesanan dan penjualan tiket yang berada di stasiun.

b) Calon penumpang kereta api memesan tiket dengan mengisi formulir

pemesanan tiket dengan membawa fotocopy KTP.

c) Petugas loket memeriksa formulir yang telah diisi dengan teliti dan benar

sesuai dengan data calon penumpang kereta api.

d) Petugas loket memindahkan data formulir pada komputer dengan catatan

data sudah benar dan tidak ada yang salah.

e) Setelah di input, maka akan secara otomatis tercetak secarik kertas yang

diprint berupa tiket kereta api dan penumpang membayar sesuai jumlah

yang tertera dalam tiket.

f) Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan loket stasiun online.

3. Pemesanan melalui Agen (gambar terlampir):

a) Datang ke lokasi Rail Agent tiket kereta api.

b) Memesan tiket kereta api sesuai keinginan.

c) Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam tiket.

Page 64: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d) Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan Rail Agent.

4. Pemesanan melalui PT. POS Indonesia (gambar terlampir):

a) Penjualan dengan sistem ini dilayani mulai 40 hari sampai dengan 2 hari

sebelum keberangkatan kereta api yang bersangkutan.

b) Pemesanan/penjualan dengan sistem ini dilayani di loket Kantor Pos

yang sudah online.

c) Dalam pemesanan/penjualan tiket dengan sistem ini, calon penumpang

bisa langsung membayar tiket kereta api sebesar tarif plus extra charge.

d) Kemudian calon penumpang memperoleh resi atau bukti pembayaran

yang oleh calon penumpang akan digunakan untuk menukarkan tiket di

stasiun.

e) Pada resi yang diberikan oleh PT. POS ini sudah ada informasi kode

booking/kode bayar yang akan dipakai stasiun untuk mencetak tiket.

f) Pemesanan/pembelian tiket kereta api melalui sistem ini juga hanya

melayani penumpang dewasa dan anak tanpa pelayanan reduksi.

5. Pemesanan melalui CITOS (gambar terlampir):

a) Datang ke mitra usaha CITOS.

b) Pesan tiket sesuai keinginan anda.

c) Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam struk.

d) Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.

e) Tukarkan struk di stasiun dengan tiket kereta api.

6. Pemesanan melalui Indomaret (gambar terlampir):

a) Datang ke gerai Indomaret terdekat.

b) Pesan tiket sesuai dengan keinginan anda.

c) Bayar sesuai dengan jumlah struk.

d) Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.

e) Tukarkan struk di stasiun dengan tiket kereta api.

Dalam Rail Ticketing System ada 11 jenis tempat pemesanan tiket yang

disediakan, namun yang sudah diterapkan di daerah operasi 6 Yogyakarta yaitu

call center 121, stasiun online, agen, PT. Pos Indonesia, CITOS serta indomaret.

Sedangkan tempat pelayanan lainnya seperti drive thru, mobile ticketing system,

Page 65: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

vending machine, internet serta mobile phone di daerah operasi 6 Yogyakarta baru

dalam proses perealisasian.

Prosedur penundaan dengan Rail Ticketing System yaitu hanya bisa di-

lakukan di loket stasiun online saja. Penundaan tiket dapat dilakukan dengan cara

mendatangi loket stasiun online dan melaporkan kepada petugas loket bahwa akan

melakukan transaksi penundaan perjalanan kereta api serta menginformasikan

nomor kereta api dan nomor seri tiket yang akan ditunda. Setelah itu petugas loket

akan menginput data penundaan oleh pelanggan dan akan mencetak tiket baru

pengganti tiket yang ditunda. Untuk kelas eksekutif dikenai biaya Rp10.000,00

untuk satu kali penundaan, sedangkan untuk kelas bisnis dikenai biaya

Rp6.000,00 untuk satu kali penundaan.

Prosedur pembatalan dengan Rail Ticketing System yaitu hanya bisa

dilakukan di loket stasiun online dan agen. Pembatalan tiket dapat dilakukan

dengan cara mendatangi loket stasiun online atau agen dan melaporkan kepada

petugas bahwa akan melakukan transaksi pembatalan perjalanan kereta api serta

menginformasikan nomor kereta api dan nomor seri tiket yang akan dibatalkan.

Proses pembatalan ini akan dipotong sebesar 25%, sehingga uang yang akan

dikembalikan kepada pelanggan hanya 75% dari harga tiket. Setelah melaporkan

pembatalan tiket, pelanggan akan diberi nota pembatalan tiket oleh petugas loket

sebagai bukti telah melakukan proses pembatalan tiket.

3. Sistem Penerimaan Kas dengan Rail Ticketing System.

Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System di stasiun Solo-

balapan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian

perbendaharaan (PBD). Bagian pemesanan/penjualan tiket fungsinya yaitu me-

layani pelanggan yang akan melakukan pemesanan/pembelian tiket. Sedangkan

bagian perbendaharaan fungsinya melakukan pencatatan akuntansi sampai proses

penjurnalan. Untuk pencatatan akuntansi selanjutnya dilakukan oleh bagian

akuntansi yang berada di kantor pusat daerah operasi 6 Yogyakarta.

Oleh karena itu, fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tiket

dengan Rail Ticketing System di PT. KAI stasiun Solobalapan adalah:

Page 66: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1. Fungsi pemesanan dan penjualan.

Fungsi pemesanan dan penjualan tiket ini bertugas untuk:

a) Menerima pemesanan tiket oleh pelanggan.

b) Menjual tiket sesuai pesanan serta mencetak print out tiket.

c) Menginput setiap transaksi yang terjadi.

d) Menerima uang dari pelanggan atas penjualan tiket.

e) Membuat laporan penjualan tiket.

f) Menyetorkan uang hasil penjualan tiket kepada bagian PDB.

2. Fungsi PBD.

a) Menerima setoran kas dari petugas loket dan setoran dari stasiun di-

lingkungannya.

b) Mencatat keluar masuknya uang stasiun serta melakukan pembukuan di

stasiun.

c) Pemeliharaan bentuk-bentuk yang berhubungan dengan keuangan.

d) Menyetorkan uang ke bank.

Untuk merekam semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan, di-

butuhkan dokumen-dokumen pendukung sebagai bukti terjadinya transaksi.

Dokumen-dokumen yang digunakan oleh PT. KAI stasiun Solobalapan sebagai

bukti proses transaksi dengan pelanggan dengan Rail Ticketing System terdiri dari:

1. Formulir pemesanan tiket.

Dokumen ini disediakan untuk pelanggan yang ingin memesan tiket untuk

beberapa hari sebelum keberangkatan. Formulir ini dapat diperoleh di loket

stasiun online, kemudian diisi oleh pelanggan sesuai keinginannya.

2. Tiket.

Dokumen ini berguna bagi penumpang sebagai tanda bukti telah melakukan

transaksi pembelian. Tiket harus dibawa ketika melakukan perjalanan untuk

tanda bukti bahwa tiket yang dipesan sudah sesuai dengan tempat duduk

penumpang atau belum.

3. Nota pembatalan tiket.

Dokumen ini disediakan oleh petugas tiket apabila ada pelanggan yang

membatalkan tiket yang telah dibeli.

Page 67: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Semua transaksi yang dilakukan dengan pelanggan akan dilakukan pen-

catatan secara akuntansi mulai dari penjurnalan sampai dengan laporan keuangan.

Catatan akuntansi yang dilakukan oleh PT. KAI stasiun Solobalapan atas transaksi

yang dilakukan dengan pelanggan dengan Rail Ticketing System meliputi:

a. Bentuk 501, yaitu buku setoran.

Buku setoran merupakan catatan akuntansi yang berisikan semua

pendapatan yang diterima oleh petugas loket baik dari hasil penjualan tiket

kepada penumpang, pendapatan atas begasi, maupun pendapatan suplisi oleh

kondektur. Buku setoran ini dibuat oleh petugas loket setiap selesai dinas.

Setelah itu petugas loket menyetorkan semua pendapatan yang diterima

kepada bagian perbendaharaan. Selain itu, petugas loket diwajibkan membuat

laporan penjualan tiket 4 harian.

b. Bentuk B13, yaitu analisa penerimaan.

Analisa penerimaan merupakan catatan akuntansi yang berisikan

semua pendapatan yang diterima oleh stasiun, misalnya pendapatan hasil

penjualan tiket penumpang, suplisi serta begasi. Di dalam akuntansi analisa

penerimaan ini hampir sama dengan jurnal penerimaan kas.

c. Bentuk B15, yaitu analisa pengeluaran.

Analisa pengeluaran merupakan catatan akuntansi yang berisikan

semua pengeluaran yang dilakukan oleh stasiun, misalnya transaksi pe-

nyetoran uang ke bank dan pembiayaan awak kereta api. Di dalam akuntansi

analisa pengeluaran ini hampir sama dengan jurnal pengeluaran kas.

d. Bentuk 581a, yaitu buku catatan kas.

Buku catatan kas merupakan catatan akuntansi yang digunakan

untuk mencatat semua transaksi ke dalam bentuk jurnal. Fungsinya yaitu

mencatat penerimaan dari semua loket yang ada di stasiun serta pengeluaran

yang dikeluarkan oleh bagian PBD stasiun. Bentuk 581a ini dibuat oleh ba-

gian PBD stasiun.

e. Bentuk 576, yaitu buku kas/ catatan kas 4 harian.

Buku kas merupakan catatan akuntansi yang berisikan penerimaan

dan pengeluaran yang dilakukan oleh stasiun. Bentuk 576 ini merupakan

Page 68: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

rekapan dari bentuk 581a atau disebut juga dengan buku tutupan 4 harian

yang dibuat bagian PBD oleh setiap stasiun.

f. Bentuk 575, yaitu daftar penerimaan BPU dari stasiun.

Daftar penerimaan bukti pemindahan uang (BPU) dari stasiun ini

digunakan sebagai bukti penerimaan uang dari stasiun-stasiun yang berada di

lingkungan stasiun Solobalapan. Daftar ini berisi jumlah setoran yang

diterima dari masing-masing stasiun lingkungan.

Untuk proses pencatatan akuntansi selanjutnya seperti buku besar sampai

dengan laporan keuangan akan dilakukan oleh bagian akuntansi yang berada di

kantor pusat daerah operasi 6 Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena di lingkungan

daerah operasi 6 Yogyakarta sendiri terdapat banyak stasiun yang bisa melakukan

transaksi penjualan tiket. Oleh karena itu, hasil penjurnalan dari masing-masing

stasiun harus di laporkan ke bagian akuntansi untuk mempermudah proses pen-

catatan akuntansi.

4. Keuntungan dan kelemahan dari penerapan Rail Ticketing System

Tujuan utama perusahaan menerapkan Rail Ticketing System adalah un-

tuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan tiket. Penerapan Rail Ticketing

System selama ini menghasilkan banyak keuntungan bagi PT. KAI. Keuntungan

yang diperoleh tersebut, diantaranya:

a. Mempermudah melakukan pengecekan data.

b. Memperkecil terjadinya penyimpangan oleh petugas.

c. Dapat mengetahui pendapatan di setiap stasiun.

d. Dapat menghindari adanya pencaloan.

e. Pendapatan perusahaan dapat ter-update dengan baik.

f. Pelanggan mempunyai kepercayaan terhadap perusahaan.

g. Pelanggan dapat lebih mudah untuk mendapatkan tiket.

Selain keuntungan diatas, penerapan Rail Ticketing system juga

mempunyai beberapa kelamahan diantaranya yaitu:

Page 69: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Koneksi lambat, karena banyak pihak-pihak yang dapat mengakses sistem

RTS. Sehingga proses pemesanan maupun penjualan tiket kepada pelanggan

menjadi lambat.

b. Terkadang sistem RTS itu sendiri dari pusatnya mengalami gangguan, tapi

hal ini dapat diatasi secepat mungkin agar dapat kembali diakses oleh pe-

langgan.

c. Admin dari kantor pusat terkadang kurang teliti sehingga selain terjadi ke-

mungkinan double seat bisa juga terjadi nomor tiket yang double.

Untuk mengatasi kelemahan/kendala yang terjadi dalam penerapan Rail

Ticketing System yang telah diuraikan diatas, pihak PT. KAI khususnya yang

bertugas di stasiun Solobalapan belum bisa mengatasinya secara langsung. Pihak

stasiun hanya bisa melaporkan permasalahan tersebut ke petugas bagian informasi

dan teknologi (IT) yang berada di kantor pusat Bandung. Gangguan pada sistem

ini biasanya hanya terjadi pada malam hari itupun hanya terjadi beberapa jam saja,

karena petugas akan standby melakukan perbaikan dan berusaha meminimalisir

terjadinya gangguan tersebut. Namun apabila gangguan tidak bisa segera teratasi,

maka di setiap stasiun akan menerapkan karcis manual yang sudah disediakan di

semua stasiun untuk mengantisipasi ketika sistem mengalami gangguan.

Sistem yang diterapkan oleh PT. KAI saat ini sangat berbeda dengan

sistem yang lama. Perbedaan sistem lama dengan Rail Ticketing System yaitu ter-

letak pada backup datanya. Pada sistem yang lama data pelanggan-pelanggan

yang mendapatkan diskon pembelian tiket seperti Kartu Tanda Anggota (KTA),

Korpri, Lansia, Veteran serta keluarga karyawan tidak bisa di cek. Sedangkan

dengan sistem Rail Ticketing System data-data tersebut bisa di cek secara lang-

sung. Selain itu, dengan Rail Ticketing System pendapatan ter-update dengan baik

sehingga pihak manajer dapat melakukan pengecekan setiap saat.

Penerapan Rail Ticketing System mempunyai dampak terhadap pe-

nerimaan kas di stasiun. Penerimaan kas/pendapatan di stasiun mengalami pe-

ngurangan, karena pelanggan lebih banyak melakukan transaksi pembelian dan

me-lakukan pembayaran di tempat penjualan tiket resmi yang telah bekerja sama

dengan PT. KAI. Walaupun demikian, dampak penerapan RTS terhadap pe-

Page 70: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

nerimaan kas pada PT. KAI secara keseluruhan sama saja seperti pada saat pem-

berlakuan sistem yang lama. Karena pihak perusahaan tidak menambah jumlah

rangkaian kereta api, kecuali pada saat-saat tertentu.

Secara keseluruhan penerapan Rail Ticketing System itu sendiri tidak

mempunyai dampak yang fundamental terhadap sistem yang digunakan oleh PT.

KAI. Hanya saja pada saat peralihan dari sistem lama ke Rail Ticketing System

pada pertama kalinya banyak terjadi double seat maupun nomor tiket yang

double. Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak perusahaan, dengan menyediakan

kursi tambahan di setiap rangkaian gerbong kereta api.

B. Pembahasan

1. Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System pada PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun

Solobalapan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui

bahwa pelaksanaan sistem penerimaan kas pada PT. KAI daerah operasi 6

Yogyakarta stasiun Solobalapan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari:

a. Aplikasi atau sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk layanan

pemesanan/penjualan tiket sudah berbasis web, sehingga pemesanan/

pembelian tiket dapat dilakukan dengan lebih mudah di berbagai tempat.

Hal ini akan mempermudah pelanggan untuk mendapatkan tiket sehingga

tidak perlu menunggu antrian yang panjang di loket stasiun.

b. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan untuk memproses transaksi

penjualan tiket yang sudah terkomputerisasi. Semua transaksi pemesanan

dan penjualan/penundaan/pembatalan tiket akan tersimpan secara oto-

matis di dalam aplikasi yang ada di dalam komputer tersebut, sehingga

pengecekan data dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh pihak-pihak yeng

berwenang. Selain itu juga terdapat komponen penunjang lainnya yang

mendukung dalam pelaksanaan penjualan tiket di stasiun.

Page 71: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Dokumen yang digunakan oleh perusahaan sudah dibuat sesuai dengan

data transaksi yang tersimpan didalam komputer dan sudah menyajikan

informasi yang jelas. Namun dokumen yang berupa tiket tidak dibuatkan

rangkapnya sebagai arsip bagi perusahaan.

d. Adanya pemisahan tugas yang jelas antara bagian yang terkait dengan

penerimaan kas. Bagian pemesanan/penjualan tiket sudah terpisah dari

bagian pencatatan, hal ini menunjukkan bahwa bagian akuntansi sudah

terpisah dari bagian kasir. Pemisahan fungsi/tugas dilakukan untuk

menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk me-

nutupi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

e. Catatan-catatan akuntansi yag dibuat sudah cukup lengkap sesuai dengan

transaksi yang terjadi dan telah sesuai dengan kebutuhan, seperti buku

setoran, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku tutupan

(penjurnalan) dan sebagainya. Catatan-catatan akuntansi tersebut sudah

dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas.

f. Setiap harinya bagian perbendaharaan (PBD) stasiun Solobalapan

menyetorkan semua pendapatan yang diterima baik pendapatan dari

semua loket yang ada di stasiun Solobalapan serta setoran pendapatan

dari stasiun-stasiun lingkungannya ke rekening PT. KAI daerah operasi 6

Yogyakarta di Bank BNI. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir ter-

jadinya penyelewengan maupun pencurian uang kas.

2. Kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada penerimaan kas di

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta

Stasiun Solobalapan

Penerapan Rail Ticketing system di stasiun Solobalapan sudah berjalan

kurang lebih selama 5 bulan, namun pada praktiknya masih terdapat beberapa

kendala yang terjadi dalam penerapannya. Kendala tersebut, diantaranya:

Page 72: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

a. Koneksi menjadi lambat.

Hal ini disebabkan karena dalam Rail Ticketing system pemesanan tiket dapat

dilakukan di beberapa tempat. Semua pihak yang telah bekerjasama akan di

berikan password agar bisa mengakses sistem tersebut. Oleh karena ba-

nyaknya pihak yang bisa mengakses sistem ini, maka koneksi sistem akan

mengalami gangguan atau sistem sulit untuk diakses yang berdampak ter-

hadap penjualan tiket yang menjadi lambat dan penerimaan kas menjadi

lambat pula.

b. Terkadang sistemnya itu sendiri yang mengalami gangguan dari pusatnya/

sedang offline. Hal ini dapat mengganggu pekerjaan petugas loket stasiun

karena petugas loket akan mengalami kesulitan dalam menentukan tempat

duduk penumpang. Ketika sistem sedang offline tempat duduk yang sudah

terjual atau belum sulit untuk dideteksi, sehingga penjualan tiket hanya bisa

dilakukan di loket stasiun secara manual. Oleh karena itu, penerimaan kas

akan mengalami hambatan pula.

c. Admin yang mengelola Rail Ticketing System yang berada dikantor pusat

terkadang kurang teliti dalam bekerja, sehingga terjadi kesalahan (human

error) seperti terjadinya double seat maupun nomor tiket double.

3. Upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail Ticketing System

pada penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah

Operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan

Dari beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan Rail Ticketing

System di stasiun Solobalapan, apabila dilihat secara keseluruhan kendala yang

dihadapi oleh perusahaan tersebut terletak pada sistemnya. Petugas yang berada di

stasiun Solobalapan belum bisa mengatasi kendala yang terjadi secara langsung,

hal ini disebabkan karena petugas yang bertugas di stasiun Solobalapan hanya

sebagai pelaksana dari sistem yang ada. Jadi, ketika terjadi gangguan petugas

akan segera melaporkan ke bagian Informasi dan Teknologi (IT) yang berada di

kantor pusat Bandung.

Page 73: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Ketika sistem sulit untuk di akses atau sistem sedang offline dalam

jangka waktu yang cukup lama, maka dalam keadaan darurat seperti ini petugas

akan menerapkan penjualan tiket secara manual sesuai instruksi dari atasannya.

Tiket manual ini selalu disediakan di setiap stasiun yang melakukan penjualan

tiket untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada sistem. Namun, selama

penerapan Rail Ticketing System ini belum pernah tiket manual diterapkan karena

kendala hanya terjadi beberapa kali saja.

Page 74: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis serta pembahasan yang dilakukan peneliti, maka da-

pat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi

6 Yogyakarta khususnya stasiun Solobalapan terdiri dari dua bagian yaitu

bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian perbendaharaan (PBD). Secara

umum, bagian pemesanan/penjualan mempunyai tugas melakukan penjualan

serta menerima pendapatan dari hasil penjualan tiket. Sementara itu, bagian

perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pencatatan atas semua transaksi

yang terjadi. Diantara kedua bagian ini sudah terdapat pemisahan fungsi yang

jelas, sehingga resiko terjadinya penyelewengan oleh petugas akan menjadi

lebih kecil.

2. Kendala yang dihadapi oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah

operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan dalam penerapan Rail Ticketing

System terlihat dalam analisis pembahasan pada bab sebelumnya. Secara

umum kendala tersebut terjadi karena gangguan pada sistemnya itu sendiri,

seperti koneksi sistem menjadi lambat sehingga sulit untuk diakses. Hal ini

disebab-kan karena banyak pihak-pihak yang mengakses sistem ini.

Gangguan ini da-pat berpengaruh terhadap lambatnya proses penjualan tiket

dan penerimaan kas menjadi lambat pula.

3. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun

Solobalapan saat ini belum bisa mengatasi kendala yang dihadapi seperti

yang telah diuraikan diatas. Hal ini disebabkan karena petugas yang berada di

sta-siun Solobalapan hanya sebagai pelaksana yang mengoperasikan sistem

yang sudah ada. Ketika sistem tidak bisa diakses, atas perintah atasannya,

petugas yang berada di stasiun Solobalapan akan menerapkan sistem

Page 75: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

penjualan tiket secara manual agar kegiatan penjualan tiket kereta api tidak

terhenti.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikaji lebih

lanjut implikasinya, baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu seba-

gai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat pembuktian bahwa

penerapan sistem informasi akuntansi pada suatu perusahaan dapat mem-

permudah pengelolaan keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan pe-

nerapan sistem informasi akuntansi yaitu untuk memperbaiki kualitas infor-

masi yang dihasilkan oleh sistem, yaitu informasi yang dihasilkan harus ber-

guna, akurat, terpercaya dan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan tersebut

dapat digunakan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam pengambilan ke-

putusan. Selain itu, penerapan sistem informasi akuntansi ini juga dapat me-

ningkatkan pengendalian internal bagi manajemen perusahaan.

Penerapan penjualan tiket berbasis web ini dapat menjadi sumber pe-

ngembangan sistem bagi perusahaan transportasi lainnya. Keberhasilan pe-

nerapan sistem ini harus didukung pula oleh sumber daya manusia yang ber-

mutu. Oleh karena itu, semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan sis-

tem ini harus saling melengkapi agar sistem ini dapat berjalan dengan baik se-

hingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian diatas terbukti bahwa penerapan sistem

informasi akuntansi yang diberi nama Rail Ticketing System dapat meng-

hasilkan banyak keuntungan jika dibandingkan dengan sistem yang diterapkan

sebelumnya, sehingga sistem ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan efektivitas penggunaan sistem Rail

Ticketing System. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ma-

sukan bagi perusahaan agar dapat segera mengatasi beberapa kelemahan yang

Page 76: EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

masih timbul selama dalam penerapan sistem ini, sehingga sistem penerimaan

kas menjadi lebih baik lagi.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan melakukan sedikit pembaharuan terhadap Rail

Ticketing System yang telah diterapkan, yaitu dengan menambah kapasitas/

quota dari software yang digunakan agar dapat menyediakan informasi yang

cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan sesuai kualitas yang

diharapkan. Selain itu, perusahaan sebaiknya menggunakan koneksi internet

yang jaringan/sinyalnya kuat agar koneksi sistem menjadi lancar, sehingga

proses penjualan tiket dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2. Pelaksanaan sistem penerimaan kas sebaiknya ada penambahan dokumen/

formulir nota, kwitansi pembayaran dan sebagainya agar dapat mencegah ke-

mungkinan terjadi adanya penyelewengan hasil penjualan tiket.

3. Sebaiknya proses pencatatan akuntansi di bagian perbendaharaan dilakukan

dengan komputerisasi agar kegiatan penerimaan kas dapat berlangsung secara

efektif.

4. Untuk mengatasi terjadinya human error, misalnya salah pencet oleh petugas,

sebaiknya tampilan penggunanya dibuat yang komunikatif agar data cepat

dan mudah diakses oleh petugas.

5. Petugas loket stasiun maupun admin yang mengelola sistem ini hendaknya

lebih teliti dalam mengoperasikannya, sehingga sistem dapat berjalan lancar

dan kendala yang dihadapi bisa teratasi. Pelaksanaan pendidikan dan pe-

latihan karyawan yang terkait dalam pelaksanaan sistem perlu dilakukan

secara berkesinambungan. Karyawan yang akan mengikuti pendidikan dan

pelatihan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu karyawan pemakai informasi

dan karyawan pelaksana sistem.