EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI...
Transcript of EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK …/Evaluasi...EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI
DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM
PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA
STASIUN SOLOBALAPAN
SKRIPSI
Oleh:
LESTIA ROVI MARETHA
K7408038
PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Lestia Rovi Maretha
NIM : K7408038
Jurusan/ Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Ekonomi
m EVALUASI SISTEM PENERI-
MAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYS-
TEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPE-
ini benar-benar meru-
pakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi ini dikutip dari penu-
lis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jipla-
kan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan,
Lestia Rovi Maretha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI
DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM
PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA
STASIUN SOLOBALAPAN
Oleh:
LESTIA ROVI MARETHA
K7408038
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi,
Program Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JUNI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Ngadiman, M.Si Sohidin, SE, M.Si Ak
NIP. 19500121 1968603 1 001 NIP. 19720128 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ..............................................
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M ..............................................
Anggota I : Drs. Ngadiman, M.Si ..............................................
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si Ak ..............................................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M
Anggota I : Drs. Ngadiman, M.Si
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si Ak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Lestia Rovi Maretha. EVALUASI SISTEM PENERIMAAN KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA STASIUN SOLOBALAPAN. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan, (2) kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem Rail Ticketing System, serta (3) upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari narasumber/informan serta dokumen dan arsip perusahaan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Prosedur penelitian dimulai dari tahap pralapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis intensif, dan tahap penulisan laporan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian perbendaharaan (PBD). Diantara kedua bagian tersebut terdapat pemisahan fungsi yang jelas. Dokumen yang digunakan sebagai bukti proses transaksi terdiri dari formulir pemesanan tiket, tiket, dan nota pembatalan tiket. Catatan yang digunakan dalam mencatat semua transaksi yang terjadi terdiri dari bentuk 501 (Buku setoran), 581a (Buku catatan kas), B13 (Analisa penerimaan), B15 (Analisa Pengeluaran), 576 (Buku catatan kas 4 harian) dan 575 (Daftar penerimaan BPU dari stasiun). (2) Kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem Rail Ticketing System secara umum terjadi pada sistemnya itu sendiri seperti koneksinya lambat, sehingga sulit untuk diakses. (3) Solusi untuk mengatasi kendala tersebut untuk saat ini belum bisa diatasi secara langsung oleh pihak Stasiun Solobalapan. Kata kunci: Evaluasi, Sistem Penerimaan Kas, Rail Ticketing System.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK Lestia Rovi Maretha. EVALUATION SYSTEM APPLICATION RECEIPT OF CASH AS A RAIL TICKETING SYSTEM IN PT. INDONESIA RAILWAY (LIMITED) OPERATING AREA 6 YOGYAKARTA SOLO-BALAPAN STATION. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta. June 2012.
The purpose of this study was to determine: (1) cash receipt system to the application of Rail Ticketing System in PT. Indonesia Railways (Limited) operating area 6 Yogyakarta Solobalapan Station, (2) constraints encountered in the application of Rail Ticketing System, and (3) attempts to overcome the obstacles encountered.
This study is a qualitative descriptive study. The source data came from sources/informants as well as documents and corporate records. Techniques of data collection by interview, observation, and documentation. The validity of the data using the source and method triangulation techniques. Analysis of data using an interactive analysis techniques. The procedure begins study of post-pre field phase, fieldwork phase, the stage of intensive analysis and report writing stage.
The results showed that: (1) the system of cash receipts on the application of Rail Ticketing System in PT. Indonesia Railways (Limited) operating area 6 Yogyakarta Solobalapan Station consists of two parts, namely the booking/ticket sales and the treasury (PBD). Between the two sections are a clear separation of functions. Documents used as evidence of the transaction process consists of the ticket order forms, tickets, and a memorandum of cancellation of tickets. Records used in the records of all transactions that take place consists of a form 501 (Deposit book), 581a (Diary of cash), B13 (Acceptance analysis), B15 (Expen-diture Analysis), 576 (4 daily cash record book) and 575 (List of acceptance BPU from the station). (2) Obstacles encountered in the application of Rail Ticketing System generally occurs in the system itself, such as slow connections, making it difficult to access. (3) Solutions to overcome these obstacles to now could not be resolved directly by the Solobalapan Station. Key words: Evaluation, Cash Receipt System, Rail Ticketing System.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmu-
(Q.S Al-Insyiroh :5-8)
Man jadda wa jadda, Man shabara zhafira
Awali dari diri sendiri untuk melakukan perubahan yang lebih berarti menuju masa
depan yang cerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Teiring syukur pada-Mu, kupersembahkan
karya ini untuk:
1. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu
mendukung dalam segala hal.
2. Kakakku Dian Rika Wisri.
3. Sahabat-sahabatku Kafe Robelin
(Ika, Febri, Bety dan Herlin).
4. Teman-teman PAK angkatan 2008.
5. Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul EVALUASI SISTEM PENERIMAAN
KAS SEBAGAI DAMPAK PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM
PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6
YOGYAKARTA STASIUN SOLOBALAPAN.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Akuntansi. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini banyak mengalami hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak,
kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk
bantuan, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pendidikan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
bijaksana.
4. Bapak Drs. Ngadiman, M.Si., selaku pembimbing I atas segala kesabaran,
bantuan, motivasi dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sohidin, SE, M.Si Ak., selaku pembimbing II atas segala kesabaran,
bantuan, motivasi dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Helena Widyawati selaku Manager Pemasaran Angkutan yang telah
memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Bapak Ivo Kristianto selaku Supervisor Komersial Stasiun yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8. Bapak Rahmad selaku ketua bagian perbendaharaan (PDB) yang telah
bersedia memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu asih sayang serta
dukungannya selama ini.
10. Kakakku Dian Rika Wisri yang telah memberikan semangat dan motivasi
dalam penulisan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku (Ika, Febri, Bety dan Herlin) yang telah memberikan ke-
ceriaan dalam hari-hariku. Terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya
selama ini.
12. Teman-teman akuntansi angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam me-
nyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna
kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
HALAMAN REVISI ...................................................................................
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ............................................................
B. Perumusan masalah ..................................................................
C. Tujuan penelitian ......................................................................
D. Manfaat penelitian ....................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka .......................................................................
1. Sistem Informasi Akuntansi ................................................
a. Sistem ..............................................................................
b. Informasi .........................................................................
c. Akuntansi ........................................................................
d. Sistem Informasi .............................................................
e. Sistem Informasi Akuntansi ............................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
xi
xiii
xvi
xvii
xviii
1
4
4
5
6
6
6
7
9
9
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2. Sistem Penerimaan Kas .......................................................
B. Penelitian yang relevan .............................................................
C. Kerangka berpikir .....................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ....................................................
B. Bentuk dan strategi penelitian ..................................................
C. Sumber data ..............................................................................
D. Teknik sampling .......................................................................
E. Teknik pengumpulan data .........................................................
F. Validitas data ............................................................................
G. Analisis data ..............................................................................
H. Prosedur penelitian ...................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ...........................................
1. Sejarah Kereta Api ...............................................................
2. Profil Lokasi Penelitian .......................................................
3. Visi dan Misi .......................................................................
4. Arti Logo .............................................................................
5. Produk dan Layanan ............................................................
6. Struktur Organisasi ..............................................................
7. Tugas dan fungsi masing-masing pejabat ............................
B. Deskripsi Temuan Penelitian ....................................................
1. Gambaran Umum Rail Ticketing System.............................
2. Prosedur Pemesanan/Penjualan, Penundaan dan Pembatal-
an dengan Rail Ticketing System .......................................
3. Sistem Penerimaan Kas dengan Rail Ticketing System ......
4. Keuntungan dan kelemahan dari penerapan Rail Ticketing
System ..................................................................................
C. Pembahasan ..............................................................................
1. Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6
16
18
19
22
23
24
25
25
26
27
28
30
30
31
32
33
33
35
36
39
39
44
47
50
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Yogyakarta Stasiun Solobalapan .........................................
2. Kendala dalam penerapan Rail Ticketing System pada
penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan ............
3. Upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail
Ticketing System pada penerimaan kas di PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun
Solobalapan ..........................................................................
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Implikasi ...................................................................................
C. Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................
52
53
54
56
57
58
59
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ...........................
Tabel 2. Tempat dan Jenis Layanan Tiket Kereta Api ................................
Tabel 3. Aktivitas Transaksi dan Keluaran dari Tempat Pemesanan/ Pem-
belian Tiket Kereta Api .................................................................
22
42
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran .........................................................
Gambar 2. Skema Analisis Interaktif ............................................................
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi ...........................................................
Gambar 4. Tahapan Pergantian Jika Memperoleh Kode Booking ................
21
28
35
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Flow chart pemesanan tiket memalui stasiun online ...............
Lampiran 2. Flow chart pencatatan di bagian perbendaharaan (PBD) ........
Lampiran 3. Flow chart pemesanan melalui Call center ..............................
Lampiran 4. Flow chart pemesanan melalui Agen ......................................
Lampiran 5. Flow chart pemesanan melalui Indomaret, CITOS dan PT.
Pos Indonesia ...........................................................................
Lampiran 6. Simulasi pencatatan akuntansi di Stasiun Solobalapan ..........
Lampiran 7. Instrumen penelitian ................................................................
Lampiran 8. Dokumentasi wawancara penelitian ........................................
Lampiran 9. Surat ijin penelitian .................................................................
Lampiran 10. Jurnal penelitian ......................................................................
60
61
62
62
63
64
93
102
103
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi se-
bagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan ke-
amanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu segi
efektivitas, aksesibilitas tinggi, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat,
mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman serta rendah
polusi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi. Oleh karena itu, pe-
ngembangan transportasi sangat penting artinya dalam menunjang dan meng-
gerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi berfungsi sebagai katalisa-
tor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi darat
adalah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disebut dengan PT.
KAI, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berada di bawah naungan
Departemen Perhubungan. PT. KAI ditunjuk oleh pemerintah untuk menye-
lenggarakan layanan jasa transportasi perkeretaapian. Keberadaan kereta api di-
harapkan bukan sekedar memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana trans-
portasi sebagai alat angkut dan distribusi saja akan tetapi, lebih untuk memberikan
kepuasan pelayanan kepada masyarakat sebagai pemakai jasa kereta api, dengan
memberikan kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu. Sehingga mampu
menciptakan keunggulan kompetitif terhadap produksi maupun jasa domestik di
pasar global.
Upaya yang dilakukan oleh PT. KAI dalam meningkatkan pelayanan
kepada para pemakai jasa kereta api yaitu dengan melakukan perubahan sistem
penjualan tiket. Semula penjualan tiket di PT. KAI dilakukan secara manual yakni
hanya dilayani di loket saja. Namun sistem ini menghadapi berbagai masalah se-
perti seringnya terjadi keterlambatan pemesanan dalam penjualan tiket, sehingga
antrian yang begitu panjang di loket stasiun tidak bisa dilayani dengan cepat, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
juga terkadang terjadi masalah tiket yang sudah dipesan ternyata tidak terdeteksi
sehingga kursi yang sudah dipesan dapat terisi lagi (double seat).
Agar perusahaan dapat mencatat transaksi akuntansinya dengan baik,
maka perlu disiapkan berbagai prosedur pencatatan dan sarana pendukungnya.
Transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jumlahnya sangat banyak dan dapat
melibatkan hampir setiap bagian di dalam perusahaan. Masing-masing transaksi
memiliki karakteristik sendiri-sendiri, misalnya ada yang berhubungan dengan
penerimaan kas dan ada yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Karena me-
miliki karakteristik yang berbeda-beda maka tiap transaksi harus dicatat dengan
cara yang berbeda-beda. Untuk menyiapkan prosedur akuntansi yang berbeda-
beda tersebut diperlukanlah sistem informasi akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam
suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain untuk
merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pe-
makainya. Fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan
menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan, memproses data
menjadi informasi yang berguna pihak manajemen, memanajemen data-data yang
ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan
untuk mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi
atau perusahaan terjaga.
Untuk mengatasi masalah penjualan tiket yang terjadi, maka PT. KAI
Sistem Online
Ticketing . Hal ini dimaksudkan agar pekerjaan yang rumit dapat teratasi dengan
mudah dan lancar, sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis
untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan yang diinginkan dan dapat
mencapai proses pengambilan keputusan bagi pihak perusahaan.
Sistem Online Ticketing ini mulai diberlakukan tanggal 1 Oktober 2011.
Dengan sistem ini pelanggan bisa memesan tiket secara online beberapa hari se-
belum keberangkatan. Namun, pada praktiknya sistem online masih menemui se-
jumlah kendala seperti ada kalanya mengalami hambatan ketika jaringan kompu-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
terisasi sulit diakses, sehingga penjualan tiket dialihkan ke sistem manual. Hal ini
dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan petugas di setiap loket stasiun kereta
api karena petugas akan mengalami kesulitan untuk menentukan tempat duduk
calon penumpang, karena tempat duduk yang belum dan sudah terjual sulit ter-
pantau oleh petugas loket.
Dari berbagai masalah yang telah terjadi pada sistem penjualan tiket se-
belumnya, maka PT. KAI per 1 Januari 2012 melakukan perubahan pada sistem
informasi akuntansinya dengan mengganti Sistem Online Ticketing dengan sistem
informasi akuntansi baru yang berbasis web yaitu dengan nama Rail Ticketing
System . Penerapan sistem baru ini diharapkan semakin mempercepat pelayanan
dan memudahkan pemakai jasa angkutan kereta api dalam mendapatkan tiket serta
upaya perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Selain itu
juga dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan para penumpang saat mengantri
membeli tiket dan kenyamanan di setiap loket stasiun kereta api.
Tujuan dibuatnya sistem informasi akuntansi Rail Ticketing System pada
PT. KAI adalah merupakan antisipasi karena saat ini sangat banyak pesaing baru
dibidang transportasi darat dan udara. Tujuan utama perusahaan dari sistem
informasi akuntansi untuk meningkatkan kualitas informasi, maksudnya adalah
informasi yang dihasilkan harus berguna, terpercaya dan tepat waktu dan mem-
berikan inovasi pelayanan kepada penumpang kereta api.
Pada Rail Ticketing System ini, selain di stasiun pemesanan tiket dapat
dilakukan melalui layanan PT. Pos Indonesia, Contact Center 121, drive
thru, vending machine, mobile phone (layanan telepon), mobile ticketing (mobil
penjualan tiket), Agen, Indomaret, City Terminal Online System (Citos), dan inter-
net. Dari puluhan stasiun yang tergabung dalam Rail Ticketing System akan
berlomba menginput pembelian dari penumpang dalam waktu yang relatif singkat
ditambah masuknya beberapa travel agent yang dapat melakukan input dari kantor
masing-masing.
Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dan meningkatkan pelayanan
kepada pelanggan, PT. KAI berusaha memberikan akses pelayanan yang lebih
baik kepada pengguna jasa. Termasuk diantaranya kemudahan untuk mendapat-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kan tiket kereta api dengan dukungan teknologi sistem informasi Rail Ticketing
System.
Dari latar belakang masalah diatas, peneliti terdorong untuk melakukan pe-
nelitian terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dengan mengambil judul
SEBAGAI DAMPAK
PENERAPAN RAIL TICKETING SYSTEM PADA PT. KERETA API
INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI 6 YOGYAKARTA STASIUN
SOLOBALAPAN
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan per-
masalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di
PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan?
2. Apakah kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada penerimaan kas di
PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan?
3. Bagaimana upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail Ticketing
System pada penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun
Solobalapan?
C. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitin ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing
System di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
2. Untuk mengetahui kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada pe-
nerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
3. Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail
Ticketing System pada penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6
Yogyakarta stasiun Solobalapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat penelitian.
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan
sistem penerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. KAI
daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti permasalah-
an yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi.
2. Manfaat Praktis
a) Mahasiswa
Dapat membantu mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi khusus-
nya BKK Akuntansi dalam memahami penerapan sistem penerimaan kas
pada penerapan Rail Ticketing System dan dapat mengaplikasikannya
dengan baik saat terjun ke dunia kerja.
b) Masyarakat
Memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang
sistem informasi akuntansi Rail Ticketing System di PT. KAI daerah
operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
c) Penulis
Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang sistem pe-
nerimaan kas pada penerapan Rail Ticketing System di PT. KAI daerah
operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sistem Informasi Akuntansi
a) Sistem
Pada dasarnya sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungan-
nya antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu
yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Sistem adalah sekelompok
dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau
subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (Rom-
ney, 2003: 9).
Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem
dan prosedur, agar diperolah gambaran yang jelas mengenai berbagai sistem
yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem akun-
tansi. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001: 5).
Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibat-
kan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi ber-
ulang-ulang.
Kesimpulan yang dapat diambil dari definisi tersebut di atas bahwa
suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan
urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal (clerical operation) terdiri dari ke-
giatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, me-
milih (mensortasi), memindah, membandingkan yang dilakukan untuk men-
catat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem
mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu
dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Menurut Winarno kom-
ponen sistem memiliki fungsi yang berbeda-beda (2006). Komponen tersebut
adalah:
(1) Input.
Input berfungsi untuk menerima masukan dari luar sistem. Masukan
adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi berserta metode
dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data ter-
sebut ke dalam sistem. Masukan dapat berupa data transaksi.
(2) Proses.
Proses berfungsi mengubah input menjadi output.
(3) Output.
Output berfungsi untuk mengirimkan hasil olahan kepada pihak di luar
sistem. Produk suatu sistem informasi adalah yang berupa informasi yang
bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pe-
makai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi.
(4) Kontrol.
Kontrol berfungsi untuk mengendalikan komponen lain agar berfungsi
seperti yang diharapkan.
(5) Batas sistem.
Batas sistem berfungsi untuk memisahkan sistem dengan lingkungannya
atau dengan sistem lainnya.
(6) Sistem juga memiliki tujuan/sasaran yang hendak dicapai. Kalau sistem
tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
b) Informasi
Informasi merupakan sejumlah data yang telah diproses dan disajikan
sedemikian rupa, sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan,
seperti pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang tersusun melalui
proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi kesalah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
an dalam informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga ber-
guna untuk pembuatan keputusan. Informasi adalah data yang tersusun me-
lalui proses sehingga lebih berguna, lebih memiliki nilai dan mengurangi ke-
salahan dalam informasi (Winarno, 2006: 1.6).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang telah diolah melalui suatu proses menjadi suatu bentuk yang lebih
bernilai dan berguna bagi yang menerimanya serta dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan baik pada saat ini maupun yang akan
datang.
Karakteristik informasi yang baik yaitu:
(1) Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat materi-
al serta harus menggambarkan kondisi objek yang sesungguhnya.
(2) Tepat waktu berarti informasi harus tersedia sebelum keputusan dibuat.
Informasi tidak akan berguna lagi jika datangnya terlambat.
(3) Lengkap berarti tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi
pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi
mencakup semua yang diperlukan oleh pembuat keputusan.
(4) Relevan berarti isi sebuah dokumen harus melayani suatu tujuan
sehingga dapat mendukung keputusan manajer dan berhubungan dengan
keputusan yang diambil.
(5) Terpercaya berarti isi informasi harus dapat dipercaya.
(6) Terverifikasi berarti informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan
pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing
akan menghasilkan informasi yang sama.
(7) Mudah dipahami berarti informasi dapat dipahami jika disajikan dalam
bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
(8) Mudah diperolah berarti informasi yang sulit diperoleh bisa tidak ber-
guna (Winarno, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c) Akuntansi.
Akuntansi adalah proses mencatat dan mengolah data transaksi dan
menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.
Berbagai bidang ilmu akuntansi, yaitu:
1. Akuntansi keuangan, mempelajari dan menjalankan pencatatan, pengolahan dan penyajian data dan informasi akuntansi.
2. Akuntansi biaya, mempelajari perhitungan, pengalokasian dan pe-laporan biaya-biaya produksi.
3. Akuntansi perpajakan, mempelajari peraturan dan perhitungan pajak. 4. Akuntansi pemerintahan, mempelajari akuntansi yang diterapkan
khusus untuk instansi pemerintah. 5. Akuntansi publik/pengauditan, mempelajari pemeriksaan laporan ke-
uangan perusahaan apakah sudah sesuai dengan SAK yang berlaku. 6. Sistem akuntansi, mempelajari perancangan dan pengevaluasian
sistem informasi akuntansi didalam suatu perusahaan. (Winarno, 2006: 1.8).
d) Sistem Informasi.
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana
data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada
para pemakai (Hall, 2001: 7). Sistem informasi dari sebuah perusahaan
terdiri dari 2 subsistem utama yaitu sistem informasi akuntansi (SIA) dan
sistem informasi manajemen (SIM). Sistem Informasi Akuntansi bertugas
mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan meng-
komunikasikan informasi keuangan sedang sistem informasi manajemen
bertugas mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan semua tipe informasi.
Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasinya dengan ke-
butuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang spesifik
dapat berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Namun demikian,
Hall (2001) berpendapat bahwa terdapat 3 tujuan utama yang umum bagi se-
mua sistem, yaitu:
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen. Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk me-ngatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi me-nyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eks-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
ternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dan berbagai laporan pertanggungjawaban.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem in-formasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efek-tif dan efisien.
e) Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan maka semakin ba-
nyak dan komplek permasalahan yang timbul dalam perusahaan, sehingga
fungsi informasi akan semakin meningkat juga dalam situasi ini manajemen
dituntut untuk memiliki ketahanan fisik, mental dan intelektualitas yang ting-
gi. Setiap perusahaan mempunyai sistem informasi akuntansi yang khas untuk
perusahaan tersebut didalam setiap sistem informasi akuntansi perusahaan,
akan meliputi juga berbagai fungsi dan tujuan yang hendak dicapai dari unsur
untuk sistem yang terkandung di dalamnya.
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan mem-
punyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis dan ruang lingkupnya
namun pada akhirnya tetap akan mengarah kepada tujuan utamanya yaitu
untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai itu semua, maka pimpinan
perusahaan harus berusaha sedemikian rupa untuk tercapainya efisiensi
operasi. Sehingga peranan sistem informasi akuntansi yang baik mutlak harus
ada dalam setiap aktivitas perusahaan.
Dalam perusahaan kecil biasanya pimpinan turun langsung dalam me-
ngawasi pekerjaannya, akan tetapi apabila perusahaan telah berkembang men-
jadi perusahaan besar diperlukan adanya pendelegasian tugas dan wewenang
pimpinan yang dijalankan oleh orang lain sebagai kepercayaannya untuk
membantu mengawasi jalannya setiap aktivitas yang ada agar tujuan per-
usahaan tercapai. Dengan demikian perlu pula diciptakan alat yang dapat
membantu pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan mengontrol setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
gerak yang ada dan alat tersebut adalah sistem informasi akuntansi yang di-
rencanakan dengan sebaik-baiknya.
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnard Sistem in-
formasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralat-
an yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi (2005: 23). Semen-
tara itu menurut ahli lain,
Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan meng-komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur) dan pihak-pihak dalam terutama manajemen (Baridwan, 1996:4).
istem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan per-
usahaan 2001: 3). Dari definisi tersebut, maka unsur pokok dari
suatu SIA adalah:
1) Formulir.
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Dalam sistem manual, media yang digunakan untuk merekam
data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper
form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer digunakan berbagai
macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data
seperti: papan ketik, optical and magnetic character and code.
2) Jurnal.
Jurnal merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Sum-
ber pencatatan dalam jurnal adalah formulir.
3) Buku besar.
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk me-
ringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
4) Buku pembantu.
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rin-
ciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger).
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
5) Laporan.
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Laporan berisi informasi yang nerupaka keluaran sistem akuntansi.
Berikut ini merupakan beberapa karakteristik sistem informasi akun-
tansi yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya, yaitu: (a) SIA
melaksanakan tugas yang diperlukan, (b) berpegang pada prosedur yang rela-
tif standar, (c) menangani data rinci, (d) berfokus historis, (e) menyediakan
informasi pemecahan minimal.
Sistem informasi akuntansi memproses transaksi keuangan dan non-
keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuang-
an. SIA terdiri dari 3 subsistem utama, yaitu:
1) Sistem pemrosesan transaksi (SPT) yang mendukung operasi bisnis se-
tiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai
seluruh organisasi. Sistem pemrosesan transaksi merupakan pusat seluruh
fungsi sistem informasi dengan mengkonversi peristiwa ekonomi ke
transaksi keuangan, mencatat transaksi keuangan ke dalam record akun-
tansi serta mendistribusikan informasi keuangan yang utama ke personel
operasi untuk mendukung kegiatan operasi harian mereka. Sistem
pemrosesan transaksi menangani peristiwa-peristiwa bisnis yang muncul
secara berkala.
2) Sistem pelaporan buku besar/keuangan (SPBB/K) adalah dua subsistem
yang saling berkaitan. SPBB/K merupakan subsistem yang menghasilkan
laporan keuangan tradisional seperti laporan laba/rugi, neraca, laporan
arus kas, pengembalian pajak dan laporan-laporan lainnya yang ditetap-
kan oleh hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Sistem pelaporan manajemen (SPM) yang menyediakan manajemen in-
ternal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan
varian dan laporan pertanggungjawaban. Para manajer harus segera me-
nangani banyak masalah bisnis hari demi hari, juga rencana dan kontrol
atas kegiatan operasi mereka.
Untuk dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pem-
buat keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan transaksi dan data lain kemudian memasukkanya ke da-
lam sistem.
2) Memproses data transaksi.
3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang.
4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang ter-
simpan di komputer.
5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang
dihasilkan akurat dan dapat dipercaya.
Sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan akan berbeda
dengan perusahaan lain. Bahkan dalam perusahaan itu sendiri, sistem infor-
masi akuntansi harus dikembangkan dengan kemungkinan meluasnya per-
usahaan, bertambahnya pegawai berpindahnya kepemilikan dan sebagainya.
Tujuan umum penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1) Untuk memperbaiki informasi yang diberikan oleh sistem dalam kualitas,
ketepatan waktu atau struktur dari informasi tersebut.
2) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yang
berarti memperbaiki daya andal informasi akuntansi dan menyediakan
catatan yang lengkap sebagai pertanggungjawaban dalam melindungi
harta perusahaan.
3) Untuk menurunkan biaya dalam menyelenggarakan catatan akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dari ketiga tujuan tersebut harus dipertimbangkan pada waktu pe-
nyusunan suatu sistem informasi akuntansi, sehingga dapat diharapkan tidak
ada salah satu tujuan yang terlewatkan. Adapun tujuan sistem informasi
akuntansi menurut Bordnar menyatakan bahwa:
1. To improve the quality of information
2. To improve internal control
3. To minimize cost, where apporiate (2005: 20).
Hal tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa sistem informasi akuntansi
disusun mempunyai tujuan untuk memperlancar proses kegiatan yang ada da-
lam perusahaan dengan cara:
1) Meningkatkan kualitas informasi, maksudnya adalah informasi yang di-
hasilkan harus berguna, terpercaya dan tepat waktu.
2) Meningkatkan pengendalian internal.
3) Mengurangi biaya secara tepat, maksudnya adalah untuk manfaat yang
dihasilkan dari penyusunan sistem informasi akuntansi harus lebih besar
dari pada biaya akuntansi yang dikeluarkan.
Dengan memperhatikan tujuan-tujuan diatas maka dapat membantu
dalam merencanakan sistem tersebut agar dapat membentuk sistem informasi
akuntansi yang efektif dan efisien.
SIA mempunyai 5 manfaat utama yaitu sebagai berikut:
1) Pengumpulan data.
Fungsi pengumpulan data meliputi tahap-tahap pengungkapan data
transaksi, pencatatan, dan edit data untuk menjamin keakuratan dan ke-
lengkapan data tersebut. Jika ditangan merupakan data kuantitatif maka
diukur sebelum dicatat.
2) Pemrosesan data.
Pemrosesan data berarti mengubah masukan-masukan (input) men-
jadi keluaran-keluaran (output). Fungsi pemrosesan data meliputi tahap-
tahap klasifikasi data, penyalinan data ke media lain, penyortiran data,
pengelompokan data (batch data) dan mengkombinasikan dua atau lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
file data, penghitungan, peringkasan, membandingkan item-item tertentu
dengan file yang terpisah untuk menentukan mengapa berbeda atau sama.
3) Manajemen data.
Fungsi manajemen data meliputi tahap-tahap penyimpanan, pem-
baharuan (up date) dan pengambilan kembali (relieving). Pembaharuan
adalah menyesuaikan data agar mencerminkan kejadian yang terbaru. Pe-
ngambilan kembali berhubungan dengan akses terhadap data yang di-
simpan untuk diproses lebih lanjut.
4) Pengendalian data.
Fungsi pengendalian data mempunyai tujuan: menjaga aset per-
usahaan termasuk data, menjamin data yang akurat dan lengkap dan
diproses secara benar.
5) Menghasilkan informasi.
Fungsi ini mencakup tahap-tahap pemrosesan informasi seperti
penginterpretasian, pelaporan dan pengkomunikasian. (Wilkinson et al,
2000).
SIA mampu menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam
rangka melaksanakan pengendalian keuangan. Pengendalian keuangan tidak
lain adalah memahami dimana posisi perusahaan pada setiap waktu ditinjau
dari sudut laba atau kas, merancang akan keamanan dengan sumber daya
yang dimiliki dan memastikan apakah perusahaan akan dapat mencapai ren-
cana melalui laporan keuangan yang memantau setiap kemajuan yang telah
dicapai.
Disamping itu, dengan menyusun SIA maka akan dapat dihasilkan pu-
la informasi untuk operasi perusahaan. Agar informasi yang dihasilkan dalam
sistem pemrosesan transaksi benar-benar berguna dan dapat dipercaya, maka
diperlukan perancangan prosedur maupun elemen-elemen seperti dokumen
sumber, jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Sistem Penerimaan Kas.
Sistem penerimaan kas adalah siklus yang bertujuan untuk mengubah
produk perusahaan (barang/jasa) menjadi kas (Winarno, 2006: 4.8). Siklus ini
merupakan siklus yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena mendatang-
kan aliran kas masuk. Sementara itu menurut ahli lain, Sistem informasi
akuntansi penerimaan kas adalah satu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari penjualan rutin
dan tidak rutin berdasarkan ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang ber-
sangkutan (Mulyadi 2001: 3). Kesimpulan dari definisi di atas bahwa sistem
informasi akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses yang kegiatannya
meliputi pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi serta membuat
laporan keuangan.
Dalam sistem komputerisasian, pembeli tidak harus datang secara fisik ke
perusahaan, karena saat ini berbagai metode pembayaran sudah sangat memudah-
kan pembeli/pelanggan dalam membayar tagihan. Menurut Winarno (2006) ber-
bagai cara pembayaran yang saat ini sudah tersedia adalah:
1. Pembayaran melalui ATM. 2. Pembayaran melalui sms banking, yaitu layanan perbankan melalui jasa
sms. 3. Pembayaran melalui online banking, yaitu pembayaran melalui aplikasi
yang dipasang pada telpon. 4. Pembayaran melalui internet banking, pembayaran melalui jaringan
internet. 5. Pembayaran melalui EDC (Electronic Data Capture)(15.28).
Sistem penerimaan kas meliputi sistem penerimaan kas melalui penjualan
tunai maupun sistem penerimaan kas melalui penjualan kredit. Sistem akuntansi
penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi 3 prosedur yaitu:
a) Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales.
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan
pemilihan barang/jasa yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dan
kemudian menerima barang yang dibeli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b) Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales).
Cash-on-delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang
melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum/angkutan sendiri dalam
penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.
c) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Credit card merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan
sarana penagihan bagi penjual yang memberikan kemudahan baik bagi
pembeli maupun penjual.
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
yaitu: (a) fungsi penjualan, dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai
fungsi ini bertanggung jawab menerima order dari pembeli, mengisi faktur pen-
jualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke fungsi kas; (b) fungsi kas, bertanggung jawab se-
bagai penerima kas dari pembeli dan berada di tangan bagian kasir; dan (c) fungsi
akuntansi, bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan, penerimaan
kas, dan pembuat laporan penjualan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut: (a) faktur penjualan, dokumen ini digunakan untuk
merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi
penjualan tunai; (b) pita register kas, dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas
dengan cara mengoperasikan mesin register kas; (c) bukti setor bank, dokumen ini
dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. Bukti setor bank
dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan jasa adalah: (a) jurnal penerimaan kas, jurnal ini digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan jasa; (b) jurnal umum, jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat transaksi selain yang dicatat dalam jurnal khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah sebagai berikut:
a) Prosedur penjualan. Fungsi penjualan menerima order dari pelanggan dan
membuat faktur penjualan tunai sebagai kemungkinan atas pengguna jasa
melakukan pembayaran tarif jasa ke fungsi kas.
b) Prosedur penerimaan kas. Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pem-
bayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran ke-
pada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambil-
an barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
c) Prosedur pencatatan penjualan tunai. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan
jurnal penerimaan kas.
d) Prosedur penyetoran kas ke bank. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi
mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti
setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
e) Prosedur pencatatan ke buku besar. Pada bagian jurnal akan memposting
jurnal penerimaan kas ke buku besar.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Bowo Susanto (2007) dengan judul Evaluasi
Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tiket BPU Rosalia Indah. Dari hasil
penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
penjualan tiket di perusahaan tersebut secara keseluruhan dapat dikatakan kurang
baik (tidak berjalan dengan tepat) sehingga prinsip-prinsip pengendalian intern
pada perusahaaan tersebut tidak berjalan secara efektif.
Permasalahan tersebut disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitu
dalam prosedur pencatatan penjualan tunai fungsi penjurnalan pada bagian
akuntansi tidak melakukan pencatatan data transaksi ke dalam suatu agenda (log)
berdasarkan kelompok transaksinya sehingga kesalahan/kecurangan yang muncul
sulit untuk dideteksi. Selain itu, penggolongan rekening di perusahaan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tidak cukup mewakili transaksi yang terjadi, sehingga tujuan pengklasifikasian
kode rekening tersebut secara khusus tidak jelas.
Selain penelitian di atas, juga ada penelitian lain yang relevan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Sekar Adjeng Bramesti (2005) dengan judul
Evaluasi penerimaan kas dari penjualan kredit (studi kasus PT. Solo Sembada
Indo Foam). Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan
mempunyai beberapa kelemahan dalam sistem penerimaan kas. Hal ini dapat
mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan secara rutin.
Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya yaitu masih adanya beberapa
fungsi yang tidak terpisah, misalnya fungsi order penjualan dan fungsi kas di-
rangkap oleh fungsi keuangan. Hal ini mengakibatkan tidak tercapainya efisiensi
pelaksanaan tugas. Selain itu formulir dan catatan akuntansi yang digunakan
formatnya kurang lengkap sehingga penyajian informasinya kurang bisa me-
nyampaikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
C. Kerangka berpikir
Pada era globalisai sekarang ini persaingan dalam dunia bisnis makin
berkembang secara pesat untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan untuk
melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien untuk tetap mem-
pertahankan eksistensinya. Untuk itu perlunya suatu informasi yang berkualitas
yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu sehingga keputusan yang
tepat dapat dibuat sesuai dengan sistem informasi yang diterapkan oleh per-
usahaan. Dengan demikian pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang sa-
ngat penting untuk dilakukan oleh suatu perusahaan.
Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat dipengaruhi oleh peran
transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Pengembangan transportasi sangat penting artinya dalam
menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena transportasi ber-
fungsi sebagai katalisator dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pe-
ngembangan wilayah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
PT. KAI merupakan satu-satunya perusahaan jasa dalam bidang trans-
portasi yang menggunakan kereta api sebagai sarananya yang telah lama melayani
masyarakat Indonesia. Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk
meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan yaitu dengan melakukan per-
ubahan sistem penjualan tiket. Sistem penjualan tiket ini berhubungan erat dengan
sistem penerimaan kas pada perusahaan.
Awalnya penjualan tiket di PT. KAI dilakukan secara manual, tetapi hal
ini mempunyai beberapa kelemahan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan
mulai menerapkan sistem penjualan tiket secara online disamping penerapan
penjualan tiket secara manual. Namun pada kenyataannya, sistem online ini juga
memiliki beberapa kelemahan sehingga, pada 1 Januari 2012 pihak perusahaan
Rail Ticketing System
Sistem penjualan tiket yang diterapkan oleh PT. KAI saat ini mempunyai dampak
pada sistem penerimaan kas pada perusahaan. Sistem penerimaan kas yang terjadi
meliputi sistem penerimaan kas secara tunai dan sistem penerimaan kas secara
kredit.
Kerangka berpikir tersebut jika diwujudkan gambar nampak sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Sistem penerimaan kas (piutang)
Sistem penjualan tiket (Rail Ticketing System):
1. Contact center 121. 2. Rail agent. 3. Stasiun online. 4. PT. POS Indonesia. 5. Mobile ticketing system. 6. Citos. 7. Vending Machine. 8. Mobile phone. 9. Drive THRU. 10. Indomaret. 11. CIMB cliks.
Sistem penerimaan kas
Sistem penerimaan kas (tunai)
Permasalahan dalam penjualan tiket yang masih dilakukan secara manual
di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Sistem penjualan secara manual
Sistem penjualan secara online
Dampak dari penerapan sistem Rail Ticketing System
(Kelebihan dan Kekurangan)
Upaya mengatasi kendala yang di hadapi oleh PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta
stasiun Solobalapan yang beralamat di Jalan Wolter Monginsidi No. 112 Solo.
Adapun alasan dalam pemilihan tempat tersebut karena penulis mempunyai per-
timbangan sebagai berikut:
1. Tersedianya data-data yang mendukung kelancaran penulis dalam mengum-
pulkan data-data yang dibutuhkan.
2. Belum adanya penelitian tentang sistem penerimaan kas di PT. KAI daerah
operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan, sehingga terhindar dari adanya pe-
nelitian ulang.
2. Waktu penelitian
Waktu yang direncanakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah lima
bulan, yaitu dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012, yang
meliputi kegiatan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan penyusunan
laporan, dengan rincian jadwal sebagai berikut :
Keterangan
Bulan / Tahun 2012
Januari Februari Maret April Mei 1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan judul
b. Penyusunan Proposal
c. Pengurusan Perizinan
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
b. Analisis data
3. Penyusunan Laporan
Table 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian.
Dalam mengadakan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian. Pemilihan metode penelitian harus di-
sesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Ketepatan dan ke-
sesuaian dalam pemilihan metode penelitian dapat mendukung dalam proses
pemilihan metode pendekatan penelitian. Ada beberapa jenis metode pen-
dekatan penelitian yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penelitian yaitu: (1)
metode sejarah, (2) metode deskriptif, (3) metode eksperimental, (4) metode
grounded research, (5) metode penelitian tindakan (Nazir, 1988: 54).
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa
adanya. Menurut pendapat Kirk dan Miller sebagaimana dikutip Moleong -
litian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam per-
ist (2007: 4).
Metode deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan membuat deskrip-
si, gambaran, dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan
sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Nazir,
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
(1988: 63).
2. Strategi Penelitian.
Dalam penelitian kualitatif secara umum strategi dasar atau bentuk
rancangan studinya biasanya berupa studi kasus. Pada penelitian kualitatif studi
kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai
potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapang-
an studinya. Penelitian kualitatif mempunyai 3 tingkatan meliputi: penelitian eks-
ploratif, deskriptif dan eksplanatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Penelitian eksploratif merupakan penelitian tingkat awal yang sifatnya
merupakan penelitian penjelajahan artinya peneliti sama sekali belum mengetahui
apa yang terjadi. Penelitian deskriptif merupakan penelitian tingkat kedua yang
merupakan lanjutan dari penelitian eksploratif, peneliti sudah mengetahui
beragam variabel yang terlibat dalam sasaran studinya. Penelitian eksplanatif
merupakan kajian lanjut dari penelitian deskriptif yang mengarah pada studi
dengan analisis sebab-akibat. Penelitian ini mengacu pada penelitian deskriptif
yang memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena yang terjadi dalam
objek pe-nelitian. Di sini permasalahan yang diteliti terfokus pada sistem
penerimaan kas di PT. KAI daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena
ketepatan dalam memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan
ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Jenis data dapat di-
kelompokkan sebagai berikut:
1. Narasumber (Informan)
Posisi sumber data manusia dalam penelitian kualitatif sangat penting
perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber
memiliki posisi yang sama, narasumber bukan hanya sekedar memberikan tang-
gapan pada yang diminta peneliti, tetapi bisa lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini sumber data yang berupa
manusia dalam penelitian kualitatif disebut informan.
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas atau
perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Dari pe-
ngamatan dan peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana
sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Pe-
ristiwa sebagai sumber beragam dari berbagai peristiwa baik yang terjadi secara
sengaja atau tidak, aktivitas rutin yang berulang atau hanya sekali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumen yang berhubungan dengan obyek penelitian, dapat berupa
laporan-laporan atau catatan-catatan perusahaan dan studi kepustakaan atau
instansi terkait.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan per-
masalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling atau sampel bertujuan, dimana sampel yang diambil tidak ditekankan
pada jumlah melainkan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang akan
diteliti. Peneliti tidak menentukan sejumlah sampel, tetapi peneliti menentukan
jumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang
permasalahan yang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang
tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah se-
cara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara langsung, yaitu:
1. Wawancara.
Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manu-
sia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan informasi
dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khu-
susnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum terdapat dua jenis
wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur, ini yang di-
sebut wawancara mendalam.
Wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam
wawancara ini masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara
berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta
definisi permasalahannya..
2. Observasi.
Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ter-
hadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan
dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali data dari sum-
ber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar.
3. Dokumentasi.
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang bersumber
dari arsip dan dokumen yang ada. Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai
suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada
atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat
kabar, dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi berorientasi untuk mendapatkan
data melalui dokumen-dokumen dan catatan tertulis berupa arsip yang terdapat
dalam obyek penelitian.
F. Validitas Data
Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan pe-
nelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data
dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali da-
ta yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. Ketepatan data tersebut tidak
hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya te-
tapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data.
Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data. Triangu-
lasi data cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data wajib
menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya data yang sejenis akan lebih
mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.
Menurut Patton dalam Sutopo
yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, (4)
tri (2002: 78). Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data yang
digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metodologis. Triangulasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
sumber adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber yang berbeda
untuk mengumpulkan data yang sejenis. Triangulasi metodologis yaitu penelitian
yang dilakukan dengan menggunakan data yang sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
G. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis. Penelitian ini menggunakan model analisis inter-
aktif yaitu tiap komponen analisis, aktivitasnya dilakukan dengan cara interaksi,
baik antar komponen maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses
yang berbentuk siklus.
Menurut Sutopo (2002:
utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Tiga kom-
ponen utama tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan serta verifikasinya (Miles & Adapun penjelasan-
nya adalah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang berupa
data yang dikumpulkan melalui berbagai teknik.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari field
note.
3. Sajian data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam
bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
4. Penarikan simpulan atau verifikasi
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar dapat di-
pertanggungjawabkan, sedangkan verifikasi dapat berupa kegiatan yang di-
lakukan dengan leb Sutopo, 2002: 96).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema analisis interaktif berikut ini :
Gambar 2: Skema analisis interaktif
(Sumber: Sutopo, 2002: 96)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah dalam melaksanakan suatu
penelitian. Tahap-tahap dalam prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap,
yaitu :
1. Tahap pralapangan, terdiri dari:
a. Menyusun proposal penelitian.
b. Mengurus perizinan penelitian.
c. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap kegiatan lapangan, terdiri dari:
a. Mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara dan me-
ngumpulkan beberapa dokumen dan arsip yang dibutuhkan.
b. Membuat catatan lapangan (field notes) atas hasil observasi serta wawan-
cara yang dilakukan.
3. Tahap analisis intensif, terdiri dari:
a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai desain penelitian yang
meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pengumpulan Data
Penarikan simpulan/ verifikasi
Sajian Data
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian dibanding-
kan dengan temuan lapangan.
c. Data yang diperoleh sesuai intensitas kebutuhan selanjutnya dilakukan
proses verifikasi dan pengayaan dengan mengkonsultasikan dengan do-
sen pembimbing.
d. Membuat simpulan akhir sesuai dengan hasil observasi di lapangan.
4. Tahap penulisan laporan
a. Menyusun laporan awal.
b. Meninjau laporan yang telah disusun dengan dosen pembimbing.
c. Melakukan perbaikan sesuai hasil diskusi dengan dosen pembimbing.
d. Menyusunan laporan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian
1. Sejarah Kereta Api
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama
pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, j
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pem-
bangunan diprakarsai Nederlandsch Indische
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan kereta api antara
Kemijen-Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat meng-
hubungkan kota Semarang-Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat inves-
tor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan,
kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864-1900 tumbuh dengan pesat.
Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 men-
capai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338
Km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh
(1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),
bahkan tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47
Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli
1923, sisanya Ujung Pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di
Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak-
Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok,
pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia men-
capai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
km, kurang lebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa
pendu-dukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan kereta api
di sana.
Jenis jalan rel kereta api di Indonesia semula dibedakan dengan lebar
sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan
tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943)
sepanjang 473 Km, sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan
Jepang adalah 83 km antara Bayah-Cikara dan 220 Km antara Muaro-Pekanbaru.
Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api Muaro-Pekanbaru
diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan
27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-
rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban
yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, karyawan kereta api Angkatan Moeda Kereta Api
(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan per-
nyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan
bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di
tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi
urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28
September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya
2. Profil Lokasi Penelitian
Stasiun Solobalapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di kota
Surakarta, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi No.112, wilayah kelurahan
Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta. Nama "Balapan" diambil dari nama
kampung yang terletak di sebelah utara komplek stasiun. Stasiun ini terletak di
jalur kereta api yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta
Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api masa
kolonial Nederlandsch Indische Spoorweg (NIS) pada abad ke-19 (tepatnya 1873)
dan merupakan salah satu stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun
Semarang Tawang). Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mang-
kunagara IV, dan merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mang-
kunagaran. Stasiun besar di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo
Jebres. Pembangunannya dirancang oleh Herman Thomas Karsten, seorang arsi-
tek kenamaan beraliran Indisch.
Stasiun Solobalapan memiliki dua emplasemen yaitu utara dan selatan.
Emplasemen selatan memiliki lima sepur/jalur sedangkan emplasemen utara
memiliki tujuh sepur. Emplasemen selatan umumnya dipakai untuk pelayanan ke-
reta api penumpang, sementara emplasemen utara lebih diperuntukkan untuk
pelayanan kereta api barang dan pemberangkatan kereta api Senja Utama Solo. Ke
arah timur, terdapat dua jurusan, rel arah ke utara menuju ke Semarang, rel ke ti-
mur menuju Surabaya.
Di sisi timur stasiun terdapat segitiga pembalik (wye) yang me-
mungkinkan rangkaian kereta api berbalik arah seluruhnya dengan menggunakan
prinsip langsir. Sisi-sisi segitiga pembalik ini juga memungkinkan kereta api dari
timur (dari stasiun Solo Jebres) untuk langsung ke utara atau ke Semarang tanpa
lewat stasiun solobalapan dan sebaliknya. Di dekat segitiga pembalik ini terdapat
Depo BBM Pertamina, yang rel masuknya juga dari salah satu sisi segitiga pem-
balik ini.
3. Visi dan Misi
Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan
pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,
melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4
pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
4. Arti Logo
3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT. KAI dalam
mencapai visi dan misinya.
2 Garis warna orange melambangkan proses pelayanan prima (kepuasan
pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Anak panah berwarna putih melambangkan nilai integritas, yang harus dimiliki
insan PT. KAI dalam mewujudkan pelayanan prima.
1 Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat inovasi yang harus
dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. (Inovasi dilakukan
dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil
sehingga dapat melesat).
5. Produk dan Layanan
a. Kereta Api Penumpang
Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT.
KAI telah banyak mengoperasikan kereta api penumpangnya, baik kereta api
utama (Komersil dan non komersil), maupun kereta api lokal, yang terdiri
dari :
1) Kereta api penumpang eksekutif,
2) Kereta api penumpang bisnis,
3) Kereta api penumpang campuran (eksekutif, bisnis dan ekonomi),
4) Kereta api penumpang lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
b. Pelayanan Penumpang
1) Restorasi.
Setiap rangkaian kereta api dilengkapi dengan kereta makan
yang berguna sebagai restorasi. Restorasi melayani makan dan minum
selama dalam perjalanan. Terdapat menu-menu khas kereta api yang
dapat dinikmati pelanggan. Kru restorasi terdiri dari: koki, prama dan
prami yang siap melayani pelanggan di dalam perjalanan.
2) Kru kereta api (Kru KA)
Kru KA adalah petugas kereta api yang bertanggung jawab
selama dalam perjalanan. Kru KA terdiri dari: masinis, assisten masinis,
kondektur, teknisi kereta api dan runner AC. Mereka secara profesional
terlatih untuk melayani pelanggan kereta api.
3) Manager On Dutty
Seorang Manager On Duty berperan sebagai customer service
yang menemani perjalanan penumpang kereta api. Siap menerima kritik,
saran, komplain guna memenuhi kebutuhan pelanggan akan pelayanan
yang prima.
4) On Train Cleaning
Petugas On Train Cleaning (OTC) bertugas menjaga kebersihan
kereta api selama dalam perjalanan. Terdapat dua petugas OTC di setiap
kereta yang siap melayani pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6.
Stru
ktur
org
anis
asi
STR
UK
TU
R O
RG
AN
ISA
SI
PT
. KE
RE
TA
AP
I I
ND
ON
ESI
A (
PE
RS
ER
O)
STA
SIU
N S
OL
OB
AL
AP
AN
DA
OP
6 Y
K
Kep
ala
Stas
iun
Wak
il K
epal
a S
tasi
un
Supe
rvis
or
Kom
ersi
al S
tasi
un
Supe
rvis
or
PER
KA
dan
Adm
inis
tras
i Su
perv
isor
Pe
laya
nan
Stas
iun
Supe
rvis
or
Kam
tib S
tasi
un
Satp
am
(Sec
urit
y)
Cos
tum
er
Serv
ice
KK
BH
PLR
R
OA
Lok
et
Man
dor
Cle
anin
g S
ervi
ce
PPK
A/ P
AP
Kep
ala
Gud
ang
Juru
L
angs
ir
Juru
T
ulis
KA
B
TD
/ D
inas
Lua
r Pe
ngaw
as
Em
plas
emen
Gam
bar 3
: Str
uktu
r org
anis
asi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
7. Tugas dan fungsi masing masing pejabat
a. Kepala Stasiun (KS).
Tugasnya yaitu:
1) Membantu kepala daerah operasi dalam melaksanakan kegiatan dan ke-
lancaran angkutan penumpang dan atau barang serta pengamanan
kegiatan angkutan kereta api di stasiun.
2) Membuat jadwal pengawasan/pemeriksaan terhadap semua pelaksanaan
tugas para pegawai bawahannya.
3) Memeriksa penjualan tiket dan pembukuannya.
4) Bertanggung jawab selama 24 jam terhadap stasiun yang dikuasainya.
b. Wakil Kepala Stasiun
Tugasnya yaitu:
1) Mewakili kepala stasiun bila tidak ada di stasiun.
2) Membantu kepala stasiun dalam urusan administratif, tata laksana serta
terlaksananya peraturan.
3) Mengerjakan statistik dan melakukan pemeriksaan berkala terhadap kas-
kas bawahan.
4) Mengadakan pemeriksaan terhadap buku-buku laporan gerbong (lg) dan
pengawasan/penjagaan atas perintah pembagian gerbong (ppg) dan buku-
buku materiel.
5) Melayani dan mengawasi angkutan penting, mengusut dan menyele-
saikan urusan kdlb (kejadian luar biasa).
c. Supervisor PERKA dan administrasi
Tugasnya yaitu mengawasi tugas pemimpin perjalanan kereta api (PPKA)
dan pengawas peron (PAP).
Tugas PPKA yaitu:
1) Melakukan serah terima dinas kereta api dalam buku serah terima dengan
penggantinya.
2) Melayani sinyal-sinyal dengan menekan tombol pada meja palayanan
untuk keluar masuknya kereta api.
3) Memberikan warta lepas/masuk untuk kereta api yang berangkat/datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
4) Memberi perintah kepada penjaga perlintasan untuk menutup pintu per-
lintasan.
5) Mencatat dan melaporkan kepada pejabat yang bersangkutan bila ada
gangguan.
Tugas PAP yaitu:
1) Melakukan serah terima dinas kereta api dalam buku serah terima kepada
penggantinya.
2) Memelihara Gapeka setiap ada perubahan perjalanan/pembatalan kereta
api.
3) Memberikan laporan kepada PPKA mengenai kereta api yang sudah siap
diberangkatkan.
4) Mengawasi peron dan gerakan langsiran.
5) Membuat catatan-catatan penting di papan tulis mengenai perjalanan
kereta api seperti pembatalan dan berhenti luar biasa.
6) Melakukan koordinasi dengan bagian-bagian operating lainnya demi
kelancaran kereta api.
PPKA/ PAP ini terdiri dari:
a) Pengawas emplasemen (PE).
Tugasnya yaitu:
(1) Memimpin dan mengawasi bawahannya agar semua pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya dapat berjalan dengan lancar.
(2) Mengadakan pengecekan atas kesesuaian tentang adanya gerbong-
gerbong atau kereta api yang berada di emplasemen.
(3) Mengerjakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan bagian
dinas ini.
b) BTD/ Dinas luar.
Tugasnya yaitu:
(1) Menentukan rangkaian kereta penumpang, campuran maupun ba-
rang.
(2) Memuat perintah langsir untuk juru langsir.
(3) Mengawasi jalannya langsiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
(4) Memberitahukan kepada polsuska mengenai adanya gerbong-
gerbong yang bermuatan yang perlu diawasi.
c) Juru tulis kereta api.
Tugasnya yaitu:
(1) Menulis rangkaian kereta api penumpang yang akan berangkat dan
memasukkannya ke dalam Lapka.
(2) Membubuhi tanda tangan untuk tanda penerimaan.
(3) Membukukan ke dalam buku materiel atas semua gerbong-gerbong
yang datang.
(4) Mengerjakan tugas lainnya yang telah ditentukan oleh PE.
d) Juru langsir, tugasnya yaitu melaksanakan tugas langsiran dengan
memperhatikan perintah langsir yang diterima BTD.
e) PLRR, tugasnya yaitu membantu juru langsir dalam pelaksanaan lang-
siran dan harus tunduk pada perintah juru langsir.
d. Supervisor pelayanan stasiun
Tugasnya yaitu mengawasi tugas mandor cleaning service dan pesuruh atas
kebersihan stasiun dan kereta api. Selain itu juga bertugas mengatur para
pedagang yang berada distasiun.
e. Supervisor komersial stasiun
Tugasnya yaitu mengawasi tugas OA loket, costumer service, kepala gudang
maupun KKBH.
Tugas OA loket yaitu:
(1) Melayani penjualan tiket kepada para penumpang.
(2) Melakukan serah terima dengan penggantinya setiap selesai dinas.
(3) Menerima setoran pendapatan suplisi kondektur.
(4) Membayar permintaan kembali bea penumpang (restitusi).
Tugas costumer service yaitu:
(1) Melayani penumpang terkait dengan perjalanan kereta.
(2) Melayani penumpang yang ketinggalan kereta.
(3) Melayani penumpang yang akan melakukan reservasi tiket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tugas kepala gudang yaitu:
(1) Menerima angkutan barang serta melakukan surat menyuratnya.
(2) Membuat laporan gerbong yang akan diserahkan kepada PE.
(3) Melakukan pengawasan terhadap inventaris gudang.
(4) Membuat statistik angkutan barang yang sudah selesai.
(5) Mengerjalan pembukuan pengiriman dan penerimaan kiriman.
Tugas kepala kantor begasi/hantaran (KKBH) yaitu:
(1) Mengatur surat menyurat yang berhubungan dengan angkutan kiriman
hantaran/begasi sesuai peraturan yang berlaku.
(2) Menyelesaikan semua tagihan yang bersangkutan dengan kiriman/begasi
dengan tertib.
(3) Mengawasi tugas bawahannya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan
tertib dan lancar.
(4) Bertanggung jawab terhadap semua inventaris yang diserahkan untuk
keperluan kantor hantaran/begasi/portir.
f. Supervisor kamtib stasiun
Tugasnya yaitu mengawasi tugas satpam dan polsuska. Satpam bertugas men-
jaga keamanan distasiun, sedangkan polsuska menjaga keamanan di atas
kereta api.
A. Deskripsi Temuan Penelitian
1. Gambaran Umum Rail Ticketimg System
Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini begitu pesat, seiring
dengan pesatnya laju perkembangan ini dituntut adanya informasi yang cepat,
tepat dan akurat sehingga mengakibatkan persaingan yang semakin kompetitif.
Ketatnya persaingan dan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang
ada menuntut suatu sistem yang lebih baik, cepat dan handal dalam me-
nyelesaikan masalah. Dalam menghadapi persaingan tersebut, PT. KAI mulai me-
nerapkan sistem pemesanan/penjualan tiket yang dikenal dengan
untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Aplikasi ticketing
merupakan aplikasi ticketing yang baru yang didesain dengan mengambil konsep
Electronic Application Ticketing System, sehingga semua proses reservasi dan
pembelian tiket disusun secara sistematis dengan konsep electronic system.
Software yang digunakan dalam sistem ini adalah paket program PHYTON dan
menggunakan database ORACEL 11. Aplikasi ini berjalan berdasarkan web based
application system, sehingga perlu digunakan browser untuk mengakses aplikasi
ini. Untuk dapat mengakses aplikasi ini sebaiknya gunakan browser yang
compatible dengan aplikasi ini. Adapun browser yang compatible dengan aplikasi
ini adalah Internet Explorer ver.7, Mozilla FireFox ver. 5.0 (Windows NT 6.1;
rv:2.0.1), atau versi diatasnya.
Sistem Rail Ticketing System atau yang sering disebut RTS ini mulai
diberlakukan awal tahun 2012. Dengan sistem RTS ini, penjualan tiket tidak
hanya dilakukan di loket yang berada di stasiun saja, melainkan dapat dilakukan
di beberapa tempat yang telah bekerja sama dengan PT. KAI. Sistem ini di-
laksanakan dengan melakukan beberapa perjanjian kerjasama dengan beberapa
pihak untuk dapat melakukan pelayanan pemesanan maupun penjualan tiket.
Seperti kerjasama dengan PT. Pos Indonesia, Agen, Indomaret, City Terminal
Online System (Citos) dan lain-lain. Pihak-pihak yang telah bekerjasama dengan
PT. KAI akan diberikan password/pin agar bisa masuk/mengakses sistem RTS
sehingga dapat melakukan penjualan tiket.
Saat ini PT. KAI sedang berupaya keras untuk memudahkan pemakai
jasa angkutan kereta api dalam mendapatkan tiket kereta api. Tempat-tempat
pelayanan tiket kereta api adalah sebagai berikut:
1. Loket (Tempat pelayanan tiket yang disediakan PT. KAI di stasiun kereta
api).
2. Drive Thru (Layanan tambahan bagi pengguna jasa kereta api berupa layanan
pemesanan tiket dalam kendaraan, sehingga pembelian tiket yang meng-
gunakan kendaraan mobil tidak perlu parkir ataupun turun dari kendaraan
terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta api, cukup masuk ke dalam jalur
drive thru dan petugas loket akan melayani dengan cepat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Mobile Ticketing (Unit pelayanan tiket bergerak, pelaksanaan pelayanan da-
pat berpindah-pindah sesuai jadwal).
4. Agen (Badan usaha/perusahaan yang berbadan hukum yang mewakili PT.
KAI dalam memasarkan, mempromosikan dan melayani pemesanan tiket di
daerah tertentu).
Daftar Agen yang ada di daerah Surakarta adalah:
a.
Jl. Sugiyopranoto No. 80, Keprabon, Solo 0271-7060364
b. Hadi Luhur
Jl. Dr. Radjiman No. 319, RT. 004 RW. 005, Kel. Panularan, Kec. La-
weyan, Surakarta, 0271-737443.
c. Abadi Express (Tiki Solo)
Jl. Honggowongso 113, Solo, 0271-645028.
d. Mandiri Sukses
Jl. Garuda Mas 17, Komplek Kampus UMS Ds. Pabelan, Kec. Kartasura,
Kab. Sukoharjo, 0271-7653321/ 7020156
5. Vending Machine (Seperangkat sistem pelayanan tiket kereta api yang di-
sediakan oleh PT. KAI agar pengguna jasa kereta api dapat melakukan
pembelian dan penukaran tiket secara mandiri).
6. Indomaret (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan di Indomaret yang
sudah bekerja sama dengan PT. KAI).
7. CITOS (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan secara online di mitra
usaha CITOS yang sudah tersebar di kota-kota besar).
8. PT. Pos Indonesia (Tempat pemesanan tiket yang dilakukan di kantor pos
yang sudah online).
9. Internet banking (Tempat pemesanan tiket yang dilakukan dengan layanan
internet banking dari Bank CIMB Niaga).
10. Mobile Phone (Tempat pemesanan tiket dengan menggunakan aplikasi Kabila
yang di download dari handphone/HP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
11. Call Center 121 (Tempat pemesanan tiket yang dapat dilakukan dengan me-
nelepon contact center kereta api melalui nomor panggilan 121 untuk telepon
rumah dan 021-121 untuk telepon genggam).
Jenis layanan yang dapat dilayani di tempat pelayanan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
TEMPAT DAN JENIS LAYANAN TIKET KERETA API
NO TEMPAT
PELAYANAN
JENIS PELAYANAN
RESER VASI
PENJUALAN / GO SHOW
TUKAR TIKET
PEMBATALAN
TUNDA PEMBELI PETUGAS
1 Loket
2 Drive Thru - - - - -
3 Mobile Ticketing
- - - - -
4 Agen - - - -
5 Vending Machine
- - - -
6 Indomaret - - - - - 7 CITOS - - - - -
8 PT POS - - - - - 9 Internet - - - - -
10 Mobile Phone
- - - - -
11 Call Center - - - - -
Tabel 2: Tempat dan jenis layanan tiket kereta api
Pelayanan pemesanan tiket/karcis kereta api dapat dilakukan dari
beberapa tempat pelayanan pemesanan/penjualan, tetapi keluaran yang diperoleh
pembeli berbeda-beda. Dari kesamaan aktivitas transaksi pemesanan/penjualan
yang dilakukan dan bentuk keluaran yang diperoleh pemesan, tempat pelayanan
dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
a. Tempat pelayanan yang mengeluarkan Tiket kereta api,
b. Tempat pelayanan yang baru memberikan Bukti Bayar,
c. Tempat pelayanan yang hanya dapat memberikan Kode Booking.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Aktivitas transaksi dan keluaran dari tempat pemesanan/penjualan tiket kereta api
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
AKTIVITAS TRANSAKSI DAN KELUARAN DARI TEMPAT PEMESANAN/ PEMBELIAN TIKET KERETA API
NO TEMPAT PEMESANAN AKTIVITAS TRANSAKSI
KELUARAN
A
1 Loket
Terima Pesanan, Terima Pembayaran & Cetak Tiket
2 Drive Thru
3 Mobile Ticketing
4 Agen
5 Vending Machine
B
1 Indomaret
Terima pesanan, Terima Pembayaran & Cetak Bukti Bayar
2 CITOS
3 PT POS
4 Internet
5 Mobile Phone
C 1 Call Center Terima Pesanan & Infokan Kode Booking
Tabel 3: Aktivitas transaksi dan keluaran dari tempat pemesanan/pembelian tiket
kereta api
Keluaran yang diterima calon penumpang dari tempat-tempat pelayanan
pemesanan yang disediakan berbeda-beda, ada yang berupa kode booking, bukti
bayar dan tiket kereta api, sedangkan tanda atau bukti yang harus dimiliki seorang
penumpang kereta api adalah tiket kereta api, maka untuk mengganti apa yang
diperoleh di tempat pemesanan harus diganti menjadi tiket kereta api. Jika calon
penumpang baru menerima kode booking, maka calon penumpang harus
melakukan proses:
1. Pembayaran.
Proses pembayaran yang dilakukan di jaringan pelayanan perbankan (ATM,
kasir, internet & phone banking) yang telah bekerjasama dengan PT. KAI.
Kode booking tersebut digunakan sebagai dasar pembayaran. Setelah itu
Tiket
Kode
Bukti bayar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
calon penumpang akan mendapatkan bukti bayar sebagai dasar penukaran
tiket.
2. Tukar Tiket.
Proses penukaran bukti bayar dapat dilakukan di loket stasiun atau vending
machine menjadi tiket kereta api.
Berikut ini adalah tahapan pergantian jika calon penumpang memperoleh
kode booking:
Gambar 4: Tahapan pergantian jika memperoleh kode booking
2. Prosedur Pemesanan/Penjualan, Penundaan serta Pembatalan Tiket
dengan Rail Ticketing System
Kegiatan pelayanan tiket kereta api terdiri dari 3 jenis yaitu: (a) pe-
mesanan/penjualan, (b) penundaan, (c) pembatalan. Prosedur pemesanan melalui
masing-masing program dalam Rail Ticketing System adalah sebagai berikut:
1. Pemesanan tiket melalui contact center 121 (gambar terlampir):
a) Penjualan atau pemesanan melalui sistem ini dilakukan di contact center
kereta api melalui nomor panggilan 121 (Telepon rumah) dan 021- 121
(telepon genggam).
b) Setelah itu penumpang akan mendapatkan kode booking yang se-
lanjutnya penumpang dapat melakukan pembayaran lewat e-banking dan
ATM.
Kode Booking
PEMBAYARAN Bukti Bayar
Tiket TUKAR TIKET
di - 1. Jaringan Pelayanan
Perbankan (Yang bekerjasama dengan PT. KAI)
2. Vending Machine
di - 1. Loket Stasiun
( Max H-1 s/d .. ) 2. Vending Machine
( Max H-7 s/d .. )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c) Untuk saat ini bank yang dapat melayani adalah ATM bank mandiri,
BPR KS, BII, BRI, BPD DIY dan Bank OCBC NISP selanjutnya akan
dikembangkan melalui ATM bank lainnya antara lain Bank Panin, BNI,
CIMB Clicks dll.
d) Pembayaran dilakukan maksimal 3 (tiga) jam setelah mendapatkan kode
booking.
e) Resi pembayaran ATM kemudian ditukarkan ke loket penjualan di sta-
siun yang sudah online dengan membawa KTP asli dan fotocopy.
f) Pemesanan tiket dianggap batal jika pembayaran melalui ATM tidak di-
lakukan dalam periode waktu 3 jam tersebut.
g) Pemesanan tiket melalui contact center ini dilayani 40 hari sampai de-
ngan 6 jam sebelum keberangkatan kereta api yang bersangkutan.
h) Pemesanan tiket tersebut hanya untuk tiket dewasa dan anak tanpa
pelayanan reduksi.
i) Extra charge sebesar Rp7.500,00 (saat transaksi pembayaran).
2. Pemesanan melalui stasiun online (gambar terlampir):
a) Datang ke loket pemesanan dan penjualan tiket yang berada di stasiun.
b) Calon penumpang kereta api memesan tiket dengan mengisi formulir
pemesanan tiket dengan membawa fotocopy KTP.
c) Petugas loket memeriksa formulir yang telah diisi dengan teliti dan benar
sesuai dengan data calon penumpang kereta api.
d) Petugas loket memindahkan data formulir pada komputer dengan catatan
data sudah benar dan tidak ada yang salah.
e) Setelah di input, maka akan secara otomatis tercetak secarik kertas yang
diprint berupa tiket kereta api dan penumpang membayar sesuai jumlah
yang tertera dalam tiket.
f) Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan loket stasiun online.
3. Pemesanan melalui Agen (gambar terlampir):
a) Datang ke lokasi Rail Agent tiket kereta api.
b) Memesan tiket kereta api sesuai keinginan.
c) Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam tiket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
d) Periksa kembali tiket sebelum meninggalkan Rail Agent.
4. Pemesanan melalui PT. POS Indonesia (gambar terlampir):
a) Penjualan dengan sistem ini dilayani mulai 40 hari sampai dengan 2 hari
sebelum keberangkatan kereta api yang bersangkutan.
b) Pemesanan/penjualan dengan sistem ini dilayani di loket Kantor Pos
yang sudah online.
c) Dalam pemesanan/penjualan tiket dengan sistem ini, calon penumpang
bisa langsung membayar tiket kereta api sebesar tarif plus extra charge.
d) Kemudian calon penumpang memperoleh resi atau bukti pembayaran
yang oleh calon penumpang akan digunakan untuk menukarkan tiket di
stasiun.
e) Pada resi yang diberikan oleh PT. POS ini sudah ada informasi kode
booking/kode bayar yang akan dipakai stasiun untuk mencetak tiket.
f) Pemesanan/pembelian tiket kereta api melalui sistem ini juga hanya
melayani penumpang dewasa dan anak tanpa pelayanan reduksi.
5. Pemesanan melalui CITOS (gambar terlampir):
a) Datang ke mitra usaha CITOS.
b) Pesan tiket sesuai keinginan anda.
c) Bayar sesuai jumlah yang tertera dalam struk.
d) Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.
e) Tukarkan struk di stasiun dengan tiket kereta api.
6. Pemesanan melalui Indomaret (gambar terlampir):
a) Datang ke gerai Indomaret terdekat.
b) Pesan tiket sesuai dengan keinginan anda.
c) Bayar sesuai dengan jumlah struk.
d) Periksa kembali struk sebelum meninggalkan tempat pembelian.
e) Tukarkan struk di stasiun dengan tiket kereta api.
Dalam Rail Ticketing System ada 11 jenis tempat pemesanan tiket yang
disediakan, namun yang sudah diterapkan di daerah operasi 6 Yogyakarta yaitu
call center 121, stasiun online, agen, PT. Pos Indonesia, CITOS serta indomaret.
Sedangkan tempat pelayanan lainnya seperti drive thru, mobile ticketing system,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
vending machine, internet serta mobile phone di daerah operasi 6 Yogyakarta baru
dalam proses perealisasian.
Prosedur penundaan dengan Rail Ticketing System yaitu hanya bisa di-
lakukan di loket stasiun online saja. Penundaan tiket dapat dilakukan dengan cara
mendatangi loket stasiun online dan melaporkan kepada petugas loket bahwa akan
melakukan transaksi penundaan perjalanan kereta api serta menginformasikan
nomor kereta api dan nomor seri tiket yang akan ditunda. Setelah itu petugas loket
akan menginput data penundaan oleh pelanggan dan akan mencetak tiket baru
pengganti tiket yang ditunda. Untuk kelas eksekutif dikenai biaya Rp10.000,00
untuk satu kali penundaan, sedangkan untuk kelas bisnis dikenai biaya
Rp6.000,00 untuk satu kali penundaan.
Prosedur pembatalan dengan Rail Ticketing System yaitu hanya bisa
dilakukan di loket stasiun online dan agen. Pembatalan tiket dapat dilakukan
dengan cara mendatangi loket stasiun online atau agen dan melaporkan kepada
petugas bahwa akan melakukan transaksi pembatalan perjalanan kereta api serta
menginformasikan nomor kereta api dan nomor seri tiket yang akan dibatalkan.
Proses pembatalan ini akan dipotong sebesar 25%, sehingga uang yang akan
dikembalikan kepada pelanggan hanya 75% dari harga tiket. Setelah melaporkan
pembatalan tiket, pelanggan akan diberi nota pembatalan tiket oleh petugas loket
sebagai bukti telah melakukan proses pembatalan tiket.
3. Sistem Penerimaan Kas dengan Rail Ticketing System.
Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System di stasiun Solo-
balapan terdiri dari dua bagian yaitu bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian
perbendaharaan (PBD). Bagian pemesanan/penjualan tiket fungsinya yaitu me-
layani pelanggan yang akan melakukan pemesanan/pembelian tiket. Sedangkan
bagian perbendaharaan fungsinya melakukan pencatatan akuntansi sampai proses
penjurnalan. Untuk pencatatan akuntansi selanjutnya dilakukan oleh bagian
akuntansi yang berada di kantor pusat daerah operasi 6 Yogyakarta.
Oleh karena itu, fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan tiket
dengan Rail Ticketing System di PT. KAI stasiun Solobalapan adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1. Fungsi pemesanan dan penjualan.
Fungsi pemesanan dan penjualan tiket ini bertugas untuk:
a) Menerima pemesanan tiket oleh pelanggan.
b) Menjual tiket sesuai pesanan serta mencetak print out tiket.
c) Menginput setiap transaksi yang terjadi.
d) Menerima uang dari pelanggan atas penjualan tiket.
e) Membuat laporan penjualan tiket.
f) Menyetorkan uang hasil penjualan tiket kepada bagian PDB.
2. Fungsi PBD.
a) Menerima setoran kas dari petugas loket dan setoran dari stasiun di-
lingkungannya.
b) Mencatat keluar masuknya uang stasiun serta melakukan pembukuan di
stasiun.
c) Pemeliharaan bentuk-bentuk yang berhubungan dengan keuangan.
d) Menyetorkan uang ke bank.
Untuk merekam semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan, di-
butuhkan dokumen-dokumen pendukung sebagai bukti terjadinya transaksi.
Dokumen-dokumen yang digunakan oleh PT. KAI stasiun Solobalapan sebagai
bukti proses transaksi dengan pelanggan dengan Rail Ticketing System terdiri dari:
1. Formulir pemesanan tiket.
Dokumen ini disediakan untuk pelanggan yang ingin memesan tiket untuk
beberapa hari sebelum keberangkatan. Formulir ini dapat diperoleh di loket
stasiun online, kemudian diisi oleh pelanggan sesuai keinginannya.
2. Tiket.
Dokumen ini berguna bagi penumpang sebagai tanda bukti telah melakukan
transaksi pembelian. Tiket harus dibawa ketika melakukan perjalanan untuk
tanda bukti bahwa tiket yang dipesan sudah sesuai dengan tempat duduk
penumpang atau belum.
3. Nota pembatalan tiket.
Dokumen ini disediakan oleh petugas tiket apabila ada pelanggan yang
membatalkan tiket yang telah dibeli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Semua transaksi yang dilakukan dengan pelanggan akan dilakukan pen-
catatan secara akuntansi mulai dari penjurnalan sampai dengan laporan keuangan.
Catatan akuntansi yang dilakukan oleh PT. KAI stasiun Solobalapan atas transaksi
yang dilakukan dengan pelanggan dengan Rail Ticketing System meliputi:
a. Bentuk 501, yaitu buku setoran.
Buku setoran merupakan catatan akuntansi yang berisikan semua
pendapatan yang diterima oleh petugas loket baik dari hasil penjualan tiket
kepada penumpang, pendapatan atas begasi, maupun pendapatan suplisi oleh
kondektur. Buku setoran ini dibuat oleh petugas loket setiap selesai dinas.
Setelah itu petugas loket menyetorkan semua pendapatan yang diterima
kepada bagian perbendaharaan. Selain itu, petugas loket diwajibkan membuat
laporan penjualan tiket 4 harian.
b. Bentuk B13, yaitu analisa penerimaan.
Analisa penerimaan merupakan catatan akuntansi yang berisikan
semua pendapatan yang diterima oleh stasiun, misalnya pendapatan hasil
penjualan tiket penumpang, suplisi serta begasi. Di dalam akuntansi analisa
penerimaan ini hampir sama dengan jurnal penerimaan kas.
c. Bentuk B15, yaitu analisa pengeluaran.
Analisa pengeluaran merupakan catatan akuntansi yang berisikan
semua pengeluaran yang dilakukan oleh stasiun, misalnya transaksi pe-
nyetoran uang ke bank dan pembiayaan awak kereta api. Di dalam akuntansi
analisa pengeluaran ini hampir sama dengan jurnal pengeluaran kas.
d. Bentuk 581a, yaitu buku catatan kas.
Buku catatan kas merupakan catatan akuntansi yang digunakan
untuk mencatat semua transaksi ke dalam bentuk jurnal. Fungsinya yaitu
mencatat penerimaan dari semua loket yang ada di stasiun serta pengeluaran
yang dikeluarkan oleh bagian PBD stasiun. Bentuk 581a ini dibuat oleh ba-
gian PBD stasiun.
e. Bentuk 576, yaitu buku kas/ catatan kas 4 harian.
Buku kas merupakan catatan akuntansi yang berisikan penerimaan
dan pengeluaran yang dilakukan oleh stasiun. Bentuk 576 ini merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
rekapan dari bentuk 581a atau disebut juga dengan buku tutupan 4 harian
yang dibuat bagian PBD oleh setiap stasiun.
f. Bentuk 575, yaitu daftar penerimaan BPU dari stasiun.
Daftar penerimaan bukti pemindahan uang (BPU) dari stasiun ini
digunakan sebagai bukti penerimaan uang dari stasiun-stasiun yang berada di
lingkungan stasiun Solobalapan. Daftar ini berisi jumlah setoran yang
diterima dari masing-masing stasiun lingkungan.
Untuk proses pencatatan akuntansi selanjutnya seperti buku besar sampai
dengan laporan keuangan akan dilakukan oleh bagian akuntansi yang berada di
kantor pusat daerah operasi 6 Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena di lingkungan
daerah operasi 6 Yogyakarta sendiri terdapat banyak stasiun yang bisa melakukan
transaksi penjualan tiket. Oleh karena itu, hasil penjurnalan dari masing-masing
stasiun harus di laporkan ke bagian akuntansi untuk mempermudah proses pen-
catatan akuntansi.
4. Keuntungan dan kelemahan dari penerapan Rail Ticketing System
Tujuan utama perusahaan menerapkan Rail Ticketing System adalah un-
tuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan tiket. Penerapan Rail Ticketing
System selama ini menghasilkan banyak keuntungan bagi PT. KAI. Keuntungan
yang diperoleh tersebut, diantaranya:
a. Mempermudah melakukan pengecekan data.
b. Memperkecil terjadinya penyimpangan oleh petugas.
c. Dapat mengetahui pendapatan di setiap stasiun.
d. Dapat menghindari adanya pencaloan.
e. Pendapatan perusahaan dapat ter-update dengan baik.
f. Pelanggan mempunyai kepercayaan terhadap perusahaan.
g. Pelanggan dapat lebih mudah untuk mendapatkan tiket.
Selain keuntungan diatas, penerapan Rail Ticketing system juga
mempunyai beberapa kelamahan diantaranya yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Koneksi lambat, karena banyak pihak-pihak yang dapat mengakses sistem
RTS. Sehingga proses pemesanan maupun penjualan tiket kepada pelanggan
menjadi lambat.
b. Terkadang sistem RTS itu sendiri dari pusatnya mengalami gangguan, tapi
hal ini dapat diatasi secepat mungkin agar dapat kembali diakses oleh pe-
langgan.
c. Admin dari kantor pusat terkadang kurang teliti sehingga selain terjadi ke-
mungkinan double seat bisa juga terjadi nomor tiket yang double.
Untuk mengatasi kelemahan/kendala yang terjadi dalam penerapan Rail
Ticketing System yang telah diuraikan diatas, pihak PT. KAI khususnya yang
bertugas di stasiun Solobalapan belum bisa mengatasinya secara langsung. Pihak
stasiun hanya bisa melaporkan permasalahan tersebut ke petugas bagian informasi
dan teknologi (IT) yang berada di kantor pusat Bandung. Gangguan pada sistem
ini biasanya hanya terjadi pada malam hari itupun hanya terjadi beberapa jam saja,
karena petugas akan standby melakukan perbaikan dan berusaha meminimalisir
terjadinya gangguan tersebut. Namun apabila gangguan tidak bisa segera teratasi,
maka di setiap stasiun akan menerapkan karcis manual yang sudah disediakan di
semua stasiun untuk mengantisipasi ketika sistem mengalami gangguan.
Sistem yang diterapkan oleh PT. KAI saat ini sangat berbeda dengan
sistem yang lama. Perbedaan sistem lama dengan Rail Ticketing System yaitu ter-
letak pada backup datanya. Pada sistem yang lama data pelanggan-pelanggan
yang mendapatkan diskon pembelian tiket seperti Kartu Tanda Anggota (KTA),
Korpri, Lansia, Veteran serta keluarga karyawan tidak bisa di cek. Sedangkan
dengan sistem Rail Ticketing System data-data tersebut bisa di cek secara lang-
sung. Selain itu, dengan Rail Ticketing System pendapatan ter-update dengan baik
sehingga pihak manajer dapat melakukan pengecekan setiap saat.
Penerapan Rail Ticketing System mempunyai dampak terhadap pe-
nerimaan kas di stasiun. Penerimaan kas/pendapatan di stasiun mengalami pe-
ngurangan, karena pelanggan lebih banyak melakukan transaksi pembelian dan
me-lakukan pembayaran di tempat penjualan tiket resmi yang telah bekerja sama
dengan PT. KAI. Walaupun demikian, dampak penerapan RTS terhadap pe-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
nerimaan kas pada PT. KAI secara keseluruhan sama saja seperti pada saat pem-
berlakuan sistem yang lama. Karena pihak perusahaan tidak menambah jumlah
rangkaian kereta api, kecuali pada saat-saat tertentu.
Secara keseluruhan penerapan Rail Ticketing System itu sendiri tidak
mempunyai dampak yang fundamental terhadap sistem yang digunakan oleh PT.
KAI. Hanya saja pada saat peralihan dari sistem lama ke Rail Ticketing System
pada pertama kalinya banyak terjadi double seat maupun nomor tiket yang
double. Namun hal ini dapat diatasi oleh pihak perusahaan, dengan menyediakan
kursi tambahan di setiap rangkaian gerbong kereta api.
B. Pembahasan
1. Sistem penerimaan kas dengan Rail Ticketing System pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta Stasiun
Solobalapan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui
bahwa pelaksanaan sistem penerimaan kas pada PT. KAI daerah operasi 6
Yogyakarta stasiun Solobalapan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari:
a. Aplikasi atau sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk layanan
pemesanan/penjualan tiket sudah berbasis web, sehingga pemesanan/
pembelian tiket dapat dilakukan dengan lebih mudah di berbagai tempat.
Hal ini akan mempermudah pelanggan untuk mendapatkan tiket sehingga
tidak perlu menunggu antrian yang panjang di loket stasiun.
b. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan untuk memproses transaksi
penjualan tiket yang sudah terkomputerisasi. Semua transaksi pemesanan
dan penjualan/penundaan/pembatalan tiket akan tersimpan secara oto-
matis di dalam aplikasi yang ada di dalam komputer tersebut, sehingga
pengecekan data dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh pihak-pihak yeng
berwenang. Selain itu juga terdapat komponen penunjang lainnya yang
mendukung dalam pelaksanaan penjualan tiket di stasiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
c. Dokumen yang digunakan oleh perusahaan sudah dibuat sesuai dengan
data transaksi yang tersimpan didalam komputer dan sudah menyajikan
informasi yang jelas. Namun dokumen yang berupa tiket tidak dibuatkan
rangkapnya sebagai arsip bagi perusahaan.
d. Adanya pemisahan tugas yang jelas antara bagian yang terkait dengan
penerimaan kas. Bagian pemesanan/penjualan tiket sudah terpisah dari
bagian pencatatan, hal ini menunjukkan bahwa bagian akuntansi sudah
terpisah dari bagian kasir. Pemisahan fungsi/tugas dilakukan untuk
menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk me-
nutupi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
e. Catatan-catatan akuntansi yag dibuat sudah cukup lengkap sesuai dengan
transaksi yang terjadi dan telah sesuai dengan kebutuhan, seperti buku
setoran, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku tutupan
(penjurnalan) dan sebagainya. Catatan-catatan akuntansi tersebut sudah
dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas.
f. Setiap harinya bagian perbendaharaan (PBD) stasiun Solobalapan
menyetorkan semua pendapatan yang diterima baik pendapatan dari
semua loket yang ada di stasiun Solobalapan serta setoran pendapatan
dari stasiun-stasiun lingkungannya ke rekening PT. KAI daerah operasi 6
Yogyakarta di Bank BNI. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir ter-
jadinya penyelewengan maupun pencurian uang kas.
2. Kendala dari penerapan Rail Ticketing System pada penerimaan kas di
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta
Stasiun Solobalapan
Penerapan Rail Ticketing system di stasiun Solobalapan sudah berjalan
kurang lebih selama 5 bulan, namun pada praktiknya masih terdapat beberapa
kendala yang terjadi dalam penerapannya. Kendala tersebut, diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a. Koneksi menjadi lambat.
Hal ini disebabkan karena dalam Rail Ticketing system pemesanan tiket dapat
dilakukan di beberapa tempat. Semua pihak yang telah bekerjasama akan di
berikan password agar bisa mengakses sistem tersebut. Oleh karena ba-
nyaknya pihak yang bisa mengakses sistem ini, maka koneksi sistem akan
mengalami gangguan atau sistem sulit untuk diakses yang berdampak ter-
hadap penjualan tiket yang menjadi lambat dan penerimaan kas menjadi
lambat pula.
b. Terkadang sistemnya itu sendiri yang mengalami gangguan dari pusatnya/
sedang offline. Hal ini dapat mengganggu pekerjaan petugas loket stasiun
karena petugas loket akan mengalami kesulitan dalam menentukan tempat
duduk penumpang. Ketika sistem sedang offline tempat duduk yang sudah
terjual atau belum sulit untuk dideteksi, sehingga penjualan tiket hanya bisa
dilakukan di loket stasiun secara manual. Oleh karena itu, penerimaan kas
akan mengalami hambatan pula.
c. Admin yang mengelola Rail Ticketing System yang berada dikantor pusat
terkadang kurang teliti dalam bekerja, sehingga terjadi kesalahan (human
error) seperti terjadinya double seat maupun nomor tiket double.
3. Upaya untuk mengatasi kendala dari penerapan Rail Ticketing System
pada penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi 6 Yogyakarta Stasiun Solobalapan
Dari beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan Rail Ticketing
System di stasiun Solobalapan, apabila dilihat secara keseluruhan kendala yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut terletak pada sistemnya. Petugas yang berada di
stasiun Solobalapan belum bisa mengatasi kendala yang terjadi secara langsung,
hal ini disebabkan karena petugas yang bertugas di stasiun Solobalapan hanya
sebagai pelaksana dari sistem yang ada. Jadi, ketika terjadi gangguan petugas
akan segera melaporkan ke bagian Informasi dan Teknologi (IT) yang berada di
kantor pusat Bandung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Ketika sistem sulit untuk di akses atau sistem sedang offline dalam
jangka waktu yang cukup lama, maka dalam keadaan darurat seperti ini petugas
akan menerapkan penjualan tiket secara manual sesuai instruksi dari atasannya.
Tiket manual ini selalu disediakan di setiap stasiun yang melakukan penjualan
tiket untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada sistem. Namun, selama
penerapan Rail Ticketing System ini belum pernah tiket manual diterapkan karena
kendala hanya terjadi beberapa kali saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis serta pembahasan yang dilakukan peneliti, maka da-
pat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi
6 Yogyakarta khususnya stasiun Solobalapan terdiri dari dua bagian yaitu
bagian pemesanan/penjualan tiket dan bagian perbendaharaan (PBD). Secara
umum, bagian pemesanan/penjualan mempunyai tugas melakukan penjualan
serta menerima pendapatan dari hasil penjualan tiket. Sementara itu, bagian
perbendaharaan mempunyai tugas melakukan pencatatan atas semua transaksi
yang terjadi. Diantara kedua bagian ini sudah terdapat pemisahan fungsi yang
jelas, sehingga resiko terjadinya penyelewengan oleh petugas akan menjadi
lebih kecil.
2. Kendala yang dihadapi oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah
operasi 6 Yogyakarta stasiun Solobalapan dalam penerapan Rail Ticketing
System terlihat dalam analisis pembahasan pada bab sebelumnya. Secara
umum kendala tersebut terjadi karena gangguan pada sistemnya itu sendiri,
seperti koneksi sistem menjadi lambat sehingga sulit untuk diakses. Hal ini
disebab-kan karena banyak pihak-pihak yang mengakses sistem ini.
Gangguan ini da-pat berpengaruh terhadap lambatnya proses penjualan tiket
dan penerimaan kas menjadi lambat pula.
3. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) daerah operasi 6 Yogyakarta stasiun
Solobalapan saat ini belum bisa mengatasi kendala yang dihadapi seperti
yang telah diuraikan diatas. Hal ini disebabkan karena petugas yang berada di
sta-siun Solobalapan hanya sebagai pelaksana yang mengoperasikan sistem
yang sudah ada. Ketika sistem tidak bisa diakses, atas perintah atasannya,
petugas yang berada di stasiun Solobalapan akan menerapkan sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
penjualan tiket secara manual agar kegiatan penjualan tiket kereta api tidak
terhenti.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikaji lebih
lanjut implikasinya, baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu seba-
gai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat pembuktian bahwa
penerapan sistem informasi akuntansi pada suatu perusahaan dapat mem-
permudah pengelolaan keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan pe-
nerapan sistem informasi akuntansi yaitu untuk memperbaiki kualitas infor-
masi yang dihasilkan oleh sistem, yaitu informasi yang dihasilkan harus ber-
guna, akurat, terpercaya dan tepat waktu. Informasi yang dihasilkan tersebut
dapat digunakan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dalam pengambilan ke-
putusan. Selain itu, penerapan sistem informasi akuntansi ini juga dapat me-
ningkatkan pengendalian internal bagi manajemen perusahaan.
Penerapan penjualan tiket berbasis web ini dapat menjadi sumber pe-
ngembangan sistem bagi perusahaan transportasi lainnya. Keberhasilan pe-
nerapan sistem ini harus didukung pula oleh sumber daya manusia yang ber-
mutu. Oleh karena itu, semua komponen yang terlibat dalam pelaksanaan sis-
tem ini harus saling melengkapi agar sistem ini dapat berjalan dengan baik se-
hingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian diatas terbukti bahwa penerapan sistem
informasi akuntansi yang diberi nama Rail Ticketing System dapat meng-
hasilkan banyak keuntungan jika dibandingkan dengan sistem yang diterapkan
sebelumnya, sehingga sistem ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan efektivitas penggunaan sistem Rail
Ticketing System. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ma-
sukan bagi perusahaan agar dapat segera mengatasi beberapa kelemahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
masih timbul selama dalam penerapan sistem ini, sehingga sistem penerimaan
kas menjadi lebih baik lagi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya perusahaan melakukan sedikit pembaharuan terhadap Rail
Ticketing System yang telah diterapkan, yaitu dengan menambah kapasitas/
quota dari software yang digunakan agar dapat menyediakan informasi yang
cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan sesuai kualitas yang
diharapkan. Selain itu, perusahaan sebaiknya menggunakan koneksi internet
yang jaringan/sinyalnya kuat agar koneksi sistem menjadi lancar, sehingga
proses penjualan tiket dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2. Pelaksanaan sistem penerimaan kas sebaiknya ada penambahan dokumen/
formulir nota, kwitansi pembayaran dan sebagainya agar dapat mencegah ke-
mungkinan terjadi adanya penyelewengan hasil penjualan tiket.
3. Sebaiknya proses pencatatan akuntansi di bagian perbendaharaan dilakukan
dengan komputerisasi agar kegiatan penerimaan kas dapat berlangsung secara
efektif.
4. Untuk mengatasi terjadinya human error, misalnya salah pencet oleh petugas,
sebaiknya tampilan penggunanya dibuat yang komunikatif agar data cepat
dan mudah diakses oleh petugas.
5. Petugas loket stasiun maupun admin yang mengelola sistem ini hendaknya
lebih teliti dalam mengoperasikannya, sehingga sistem dapat berjalan lancar
dan kendala yang dihadapi bisa teratasi. Pelaksanaan pendidikan dan pe-
latihan karyawan yang terkait dalam pelaksanaan sistem perlu dilakukan
secara berkesinambungan. Karyawan yang akan mengikuti pendidikan dan
pelatihan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu karyawan pemakai informasi
dan karyawan pelaksana sistem.