EVALUASI RENCANA AKSI 2018 TBC, IMUNISASI DAN … · Ket. • RAD Imunisasiadalah RAD yang disusun...

40
EVALUASI RENCANA AKSI 2018 TBC, IMUNISASI DAN RENCANA TINDAKLANJUT TAHUN 2019 DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT ANUNG SUGIHANTONO RAKORPOP KEMENTERIAN KESEHATAN, 23 NOVEMBER 2018 ANUNG untuk RAKORPOP 2018 1

Transcript of EVALUASI RENCANA AKSI 2018 TBC, IMUNISASI DAN … · Ket. • RAD Imunisasiadalah RAD yang disusun...

EVALUASI RENCANA AKSI 2018 TBC, IMUNISASI DAN RENCANA TINDAKLANJUT TAHUN 2019

DIREKTUR JENDERAL

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

ANUNG SUGIHANTONO

RAKORPOP KEMENTERIAN KESEHATAN, 23 NOVEMBER 2018

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 1

SISTEMATIKA

• PENDAHULUAN

• TBC

• IMUNISASI

• PENUTUP

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 2

PENDAHULUAN

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 3

Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TINDAK LANJUT RAKERKESNAS 2018

Ket.

• RAD Imunisasi adalah RAD yang disusun

pada saat Rakerkenas dan rakontek

• RAD TBC adalah RAD yang sduah

ditandatangani oleh Gubernur atau

Bupati/ walikota

RAKONTEK

P2P (19-12 Mar)

• Integarsi

dengan

Yankes,

farmalkes

dan kesmas

Rakerkesnas,

5-8 Maret

RAKONTEK P2P PROVINSI

(Mar –Apr)

• 8 Prov. Integrasi dengan

yankes dan kesmas

• 2 Prov Integrasi dengan

Kesmas

• 1 Prov Integrasi dengan

farmalkes dan Yankes

• 22 Prov tidak terintegrasi

RAKORPOP (22 –

24 Nov)

Situasi TW III 2017TUBERCULOSIS 365.000 kasus TBC diobati tidak dilaporkan (36%)

290.000 kasus TBC tidak terdeteksi dan tidak terjangkau

(28%)

Penyisiran kasus di RS : 42.903 Kasus (di 16 Prov, 42 Kab/

kota dan 115 RS)

Notifikasi 2017 : 446.732 kasus

TBC RO : Konfirm 5.327 kasus, Diobati : 3.283 Kasus

IMUNISASI IDL TW III : 60,9%

Kasus PD3I : 1.061

KLB Campak : 349

14 Mei :DKI

Tandatangan Komitmen

Bebas TB

ANUNG untuk RAKORPOP 2018

EVAUASI P2P (8-

11 Ags)

• CDR: 32 %

• SR : 57 %

• IDL : 34,4 %

• Kasus Difteri :

654

EVALUASI PROV BINWIL P2P (Jul-Okt)

• Baten, Sumsel, Sulsel, Papua Barat dan Sulbar

4

DOKUMEN RADTUBERCULOSIS 1 RAD Provinsi

19 RAD Kab/ Kota

IMUNISASI 34 RAD Provinsi

479 RAD Kab/ Kota

PELAKSANAAN RAD (Apr-Des)

• Monev

• Bimtek

• Penyisiran kasus TB di RS

• Integrasi SITT dan SIMRS

• Deteksi/ Screning kasus TB di KKP

• Kajian oleh B/BTKLPP

SITUASI TW III 2018

TUBERCULOSIS Notifikasi : 370.838

Penyisiran Kasus di RS :

93.642 kasus (Data tidak lengkap)

53.407 kasus (data lenkap)

TBC RO : Konfirm 6.738 kasus,

Diobati : 3.278 kasus

IMUNISASI IDL TW III 2018 : 55,4%

Kasus PD3I : 828

KLB Campak : 52

INTEGRASI

SINERGI

INPUT

• DOK RAD

OUTPUT

• CDR TB ↗️• Cakupan

Imunissi ↗️• KLB PD3I

↘️

PELAKSANAAN RAD

PENGUATAN KEGIATAN

PRO AKTIF

DUKUNGAN LS

PROSES

• Implementasi RAD

• Manajemen

didaerah

• Dukungan UPT

• Dukungan LS

KONSEP5

TBC

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 6

26.7%

31.8%33.3%

39.0%

19.5%21.3%

27.7%26.4%

41.2%

19.9%

33.9%

29.9%

23.0%

26.9%

22.3% 23.0%

27.2%

19.1%

35.3%

20.9%

31.4%

22.6%24.1%

28.1%

21.8%23.1%

50.1%

25.8%

80.8%

33.1%

38.8%

29.3%

45.0%

62.3%

41.7%

51.1% 51.3%48.9%

50.7%

29.9% 30.5%

36.6%34.8%

47.1%

25.0%

38.4%

33.7%

26.7%

30.5%

25.6% 25.7%

28.9%

20.1%

35.4%

21.0%

31.5%

22.2%23.5%

27.4%

20.5% 21.3%

47.5%

22.7%

77.1%

27.5%

32.4%

22.9%

37.6%

53.9%

24.1%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

Capaian CDR TW 3 TAHUN 2017 vs 2018

2017 2018 Target CDR

Turun : 38 % Prov

Naik : 62 % Prov

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 7

64%

85%

82%

67%

88%

78%

86%

91%

74%

85%

76%

90%

85%87% 86%

84%86%

88%

91%

83% 82%

89% 90%

85%

90%

94%

90%

97%

76%78%

92%

71%

84%

75%

85%

71%

89%

84%

68%

87%

77%

84%

88%

71%

81%

70%

82%

76%77% 77%

74% 73%75%

78%

69% 67%

74% 74%

68%71%

73%

69%

75%

49% 50%

61%

39%

51%

40% 40%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Capaian SR TW 3, 2017 vs 2018

2017 2018 Target SR 90

Turun : 88 % ProvNaik : 12 % Prov

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 8

24%

29%

29%

35%

35%

35%

35%

38%

41%

47%

50%

56%

59%

71%

100%

0% 50% 100% 150%

Pelacakan kontak belum optimal

Belum optimalnya integrasi penemuan kasus…

Penemuan kasus di tempat khusus belum…

Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir

Jejaring layanan internal dan eksternal untuk…

Adanya penolakan memulai pengobatan…

Pemberian INH pada ODHA dan anak masih…

Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS

Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang…

Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI…

Belum melakukan penemuan kasus secara aktif

Belum optimalnya penyisiran kasus di RS

Pelaksanaan KOPI TB belum optimal

Belum semua fasyankes melakukan wajib…

Hasil akhir pengoabatan belum semua…

KENDALA PELAKSANAAN PROGRAMFaktor Yang Berperan

Meningkatkan Program1. Dilakukan penyisiran kasus RS

2. Penambahan lokasi pencarian penemuan aktif pada

tingkat desa

3. Keterlibatan peran kader dalam investigasi kontak

4. Keterlibatan DPM dalam melaporkan kasus TBC

5. Adanya kesepajatan untuk melakukan Intensifikasi

penemuan kasus di BP/Poli yang dipantau oleh kepala

Puskesmas setiap minggu

6. Mewajibkan seluruh DPM untuk merujuk terduga TBC ke

puskesmas untuk mendapatkan pelayanan sesuai

standar

7. Penelusuran data ke RS

8. Penelusuran data ke praktek mandiri

9. Bekerjasama dengan kab/kota dalam memberkuat

jaringan PPM dengan faskes pemerintah, swasta, dan

DPM dengan membentuk Memorandum of

Understanding

10. Adanya DO yang membantu menginput data ke SIT -->

CDR meningkat

11. Adanya penemuan aktif melalui skrining di tempat

khusus

12. Adanya pengumpulan data Tb di rumah sakit

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 9IMPLEMENTASI RAD TBC

2. MOPPING UP KASUS TUBERKULOSIS DI RS

Tahun ∑ provinsi ∑ kab/kota ∑ RS ∑ kasus

2017 16 42 115 42.903

Triwulan 1-32018

2320*

177127*

420292*

93.642 (tidak lengkap)53.407 (lengkap)*

• Lengkap adalah variabel nama, jenis kelamin, umur, tanggal mulai pengobatan, lokasi anatomi, tipe

diagnosis, kode ICD X terisi

1. SURAT EDARAN DIRJEN YANKES TENTANG KEWAJIBAN LAPOR KASUS TB

3. INTEGRASI SITT DAN SIMRS (PILOTING)

Sampai dengan tgl 2 November 2018 sudah berhasil dikirimkan

3.481 kasus realUPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

UNTUK MENURUNKAN MISSING

CASES

10

22.442 Screening TBC 165 Positif TBC

Deteksi TBC diwilayah Pelabuhan

4. Dukungan UPT P2P

2386

2379

1824

1250

1022

1007

714

623

606

579

570

537

535

512

494

453

451

450

448

445

440

429

414

414

400

376

354

320

298

296

275

254

250

200

150

107

82

82

13

3

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Tan

jun

g P

ina

ng

Tern

ate

ba

nd

un

g

De

np

asa

r

Su

rab

aya

Ja

mb

i

Po

ntia

na

k

Ma

tara

m

Tan

jun

g B

ala

i ka

rim

un

Am

bo

n

Sa

ma

rin

da

Me

rau

ke

Tem

bila

ha

n

ba

nja

rma

sin

Ke

nd

ari

Pro

bo

ling

go

Du

ma

i

Pa

lem

ba

ng

Ba

likp

ap

an

tara

ka

n

Ba

nte

n

So

eta

Ba

nd

a A

ce

h

Ma

no

kw

ari

Pa

nja

ng

Sa

mp

it

ma

na

nd

o

Me

da

n

Ba

tam

Pa

ng

ka

l P

ina

ng

Se

ma

ran

g

pa

da

ng

pa

lu

jog

ja

sab

an

g

Lho

kse

ma

we

Bia

k

Pa

lan

gka

raya

Tj.

Prio

k

Cila

ca

p

Jumlah Pemeriksaan TB Jumlah TB Positif

11

• Terjadi peningkatan CDR TW 3 Tahun 2018 tetapi SR TW 3 Tahun 2018 menurun

• Kegiatan yang meningkatkan cakupan, Antara lain :

a. Penyisiran kasus RS dan DPM

b. Penemuan kasus secara aktif pada tingkat desa melalui PIS PK

c. Keterlibatan peran kader dalam investigasi kontak,

d. Intensifikasi penemuan kasus di BP/Poli yang dipantau oleh kepala Puskesmas setiap

minggu,

e. Mewajibkan seluruh DPM untuk merujuk terduga TBC

f. Skrining di tempat khusus ( Lapas, ODHA dll)

KESIMPULAN TBC12

Daerah dengan CDR<70% dan SR<90%

• Meningkatkan komitmen Kepala Daerah melaluipenyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

• Melakukan penemuan pasien secara aktif (terintegrasiPIS PK, pasif), dan masif

• Melakukan surveilan aktif melalui penyisiran data di RS dan integrasi SITT dan SIMRS

• Meningkatkan kapasitas PMO dan pelacakan kasusmangkir

• Menerapkan mandatory notification (PMK NO.67/2016 dan SE Dirjen Yankes no. HK.02.02/2201/2018)

• Melakukan sinkronisasi dengan BPJS

• Membentuk Jejaring Public Private Mix (PPM) TBC dan memberdayakan koalisi organisasi profesi (KOPI ) TB

• Meningkatkan surveilans

• Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC (membangunjejaring dengan transport sputum)

• Meningkatkan promosi dan pengendalian faktor risiko(perilaku dan lingkungan)

• Investigasi kontak melalui pemberdayaanmasyarakat/kader

Daerah dengan CDR<70% dan SR>90%, CDR>70% dan SR<90%, CDR>70% dan SR>90%

• Meningkatkan komitmen Kepala Daerah melaluipenyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

• Melakukan penguatan surveilan TBC berbasis digital

• Meningkatkan jejaring PPM TBC

• Menemukan pasien TB secara pasif intensif dan promotif terintegrasi PIS PK

• Mengendalikan faktor risiko (perilaku danlingkungan)

• Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC

• Meningkatkan kapasitas SDM TBC

• Meningkatkan penemuan TBC laten

• Meningkatkan kapsitas PMO dan pelacakan kasus mangkir

• Melakukan surveilan aktif melalui penyisiran data di RS dan integrasi SITT dan SIMRS

• Meningkatkan penemuan TBC melaluipenguatan kolaborasi layanan ( HIV, DM, Gizi, KIA, PAL)

Langkah Kegiatan 2019

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 13

IMUNISASI

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 14

40

60.8

58.8

67.3

62.1

52.2

62.9

48.3

46.9

37.1

85

33.2

73.9

26.4

38

67.3

59.7

81.3

3

45

.3 48.1

68.3

57.2

62.8

51.9

65

63.6

52.2

79.3

68.8

85

74.5

90.4

73.3

81.8

55

75

.5

72

.2

73

67

.5

65

.1

74

.23

57

.2

51

.3

41

.4

88

37

.7

76

28

39

66

.5

57

.9

78

.3

41

.7 44

.4

64

.3

51

.9

52

.6

41

.2

53

.7

48

.9

34

.9

56

.7

40

.2

54

41

.9

55

.2

36

.3

66

.38

97

.44

97

.67

98

.02 1

05.9

2

10

4.6

4

65

.37

82

.50

65

.69

56

.10

84

.99 9

3.7

6

84

.39

78

.17

10

1.6

4

9.5

5

65

.98

56

.72

39

.92

56

.89

88

.28

83

.77

73

.18

75

.63

96

.71

91

.81

95

.57

74

.77

75

.83

68

.89

82

.28

96

.60

94

.24

41

.73

95

.8

0

20

40

60

80

100

120Ja

ba

r

DK

I

DIY

Ja

tim

Ja

ten

g

Ba

be

l

Ja

mb

i

Ka

lta

ra

Su

mu

t

Ma

lut

NTT

Ka

ltim

Su

mse

l

Pa

pu

a B

ara

t

Ac

eh

NTB

Ka

lse

l

Su

mb

ar

Ke

pri

Ma

luku

Be

ng

ku

lu

Su

lba

r

Su

ltra

Go

ron

talo

Su

lte

ng

Ba

li

Ka

lba

r

Su

lse

l

Pa

pu

a

Ka

lte

ng

Lam

pu

ng

Su

lut

Ria

u

Ba

nte

n

CAKUPAN IDL TW 3 & MR MENURUT PROVINSI

TAHUN 2017 DAN 2018

2017 2018 MR

61.2 55.8

0

20

40

60

80

100

2017 2018

Cakupan Imunisasi NASIONAL

Turun : 59% ProvNaik : 41 % Prov

Jawa Luar JawaJawa

Luar Jawa

Cakupan Kampanye Imunisasi MR Fase 2 NasionalPer 20 November 2018 Pukul 18.00 WIB

Catatan:

Cakupan Imunisasi Kampanye MR Fase I di Pulau

Jawa : 100,98%* Pada peta ini data cakupan imunisasi MR Fase I di Pulau Jawa tidak

disertakan

< 50% 79 Kab/Kota

50%-<95% 192 Kab/Kota

>= 95% 124 Kab/Kota

Total Kabupaten/Kota dengan cakupan:

> 95% 124

85-95% 54

75-85% 51

65-75% 36

55-65% 38

45-55% 20

35-45% 19

25-35% 19

15-25% 10

5-15% 17

<5% 7

Total = 395 Kabupaten/Kota

0

100

200

300

400

500

600

JAK

AR

TA

YO

GY

AK

AR

TA

JAW

A T

EN

GA

H

JAW

A T

IMU

R

BA

NTE

N

JAW

A B

AR

AT

LAM

PU

NG

KA

LIM

AN

TAN

SELA

TAN

SU

MA

TER

A S

ELA

TAN

BA

LI

NU

SA

TEN

GG

AR

A…

SU

LAW

ESI

SELA

TAN

SU

MA

TER

A B

AR

AT

RIA

U

AC

EH

KA

LIM

AN

TAN

BA

RA

T

JAM

BI

KA

LIM

AN

TAN

TIM

UR

PA

PU

A

KEP

ULA

UA

N R

IAU

SU

LAW

ESI

BA

RA

T

KA

LIM

AN

TAN

TEN

GA

H

NU

SA

TEN

GG

AR

A…

SU

MA

TER

A U

TAR

A

SU

LAW

ESI

TEN

GG

AR

A

KA

LIM

AN

TAN

UTA

RA

GO

RO

NTA

LO

BA

NG

KA

BELI

TUN

G

MA

LUK

U

SU

LAW

ESI

UTA

RA

PA

PU

A B

AR

AT

BEN

GK

ULU

SU

LAW

ESI

TEN

GA

H

MA

LUK

U U

TAR

A

Ca

ses

ProvinceJan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

Distribusi Suspek Campak Per Provinsi per

Bulan s.d November Tahun 2018

PROVINSI Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep TOTAL

JAKARTA 49 63 73 91 83 14 47 52 19 491

YOGYAKARTA 66 71 57 36 26 33 35 74 25 423

JAWA TENGAH 40 36 63 33 44 22 42 65 16 361

LAMPUNG 55 46 49 54 34 10 23 23 11 305

JAWA TIMUR 62 26 38 38 21 11 42 47 18 303

KALIMANTAN SELATAN 0 10 12 25 14 27 8 62 98 256

SUMATERA SELATAN 40 8 53 53 12 16 24 16 20 242

BALI 35 37 49 47 24 11 20 8 0 231

NUSA TENGGARA BARAT 47 40 43 27 16 14 0 1 4 192

JAWA BARAT 25 15 19 26 27 8 24 25 15 184

SULAWESI SELATAN 36 43 37 33 1 6 6 7 0 169

SUMATERA BARAT 23 16 23 21 19 3 15 11 15 146

RIAU 12 12 44 31 10 3 1 11 6 130

ACEH 12 18 31 26 6 0 3 16 4 116

KALIMANTAN BARAT 12 37 14 14 9 1 1 12 0 100

JAMBI 9 7 17 19 6 8 15 7 0 88

KALIMANTAN TIMUR 6 8 9 6 11 4 7 11 13 75

PAPUA 35 13 14 1 0 0 0 4 0 67

KEPULAUAN RIAU 6 11 13 15 1 3 6 6 0 61

SULAWESI BARAT 2 16 30 2 10 1 0 0 0 61

KALIMANTAN TENGAH 5 5 8 6 6 0 1 9 18 58

NUSA TENGGARA TIMUR 0 5 17 18 8 0 0 0 0 48

SUMATERA UTARA 0 10 0 3 2 0 4 19 6 44

SULAWESI TENGGARA 3 6 11 2 5 6 1 4 0 38

KALIMANTAN UTARA 8 6 0 2 2 0 0 3 14 35

BANTEN 4 4 0 2 7 1 2 1 8 29

GORONTALO 6 0 8 2 2 1 0 1 0 20

BANGKA BELITUNG 3 0 2 4 5 0 3 0 0 17

MALUKU 13 3 0 0 0 0 0 0 0 16

SULAWESI UTARA 0 0 0 2 5 0 0 0 0 7

PAPUA BARAT 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2

BENGKULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SULAWESI TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

MALUKU UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Non POLIO AFP RATE 2018

Published 21 November 2018NP AFP rate ≥ 2

NP AFP rate 1 - 1,99

NP AFP rate < 1

No case/report

Ja

mb

i

Ja

wa

Te

ng

ah

Su

ma

tera

Se

lata

n

Su

law

esi

Se

lata

n

DI Y

og

ya

ka

rta

Ja

ka

rta

Su

law

esi

Uta

ra

Ka

lima

nta

n B

ara

t

Ba

li

Ja

wa

Tim

ur

Kal

iman

tan

Ten

gah

Sum

ater

a B

arat

Sula

wes

i Bar

at

Ban

gka

Bel

itu

ng

IND

ON

ESIA

Nu

sa T

engg

ara

Tim

ur

Ace

h

Su

ma

tera

Uta

ra

Ka

lim

an

tan

Tim

ur

Be

ng

ku

lu

Ke

pu

lau

an

Ria

u

Su

law

esi

Te

ng

ga

ra

Ja

wa

Ba

rat

Lam

pu

ng

Ria

u

Ba

nte

n

Pa

pu

a

Nu

sa T

en

gg

ara

Ba

rat

Ka

lima

nta

n U

tara

Ka

lima

nta

n S

ela

tan

Pa

pu

a B

ara

t

Go

ron

talo

Su

law

esi

Te

ng

ah

Ma

luk

u

Ma

luk

u U

tara

0

1

2

3

4

5

6

NP

-AFP

Rat

e

Provinsi

NP-AFP Rate Target NP-AFP Rate

• 162 kasus belum terlaporkan ke Pusat

• 121 kasus pending belum di follow up

Distribusi kasus difteri s.d mgg 46 Tahun 2018

Pembelajaran dari pelaksanaan

RAD IMUNISASI

KEGIATAN YANG

BERPENGARUH Pada kenaikan cakupan

1. Pertemuan/ Koordinasi

2. Kegiatan Aktif ke Sasaran

3. Bimbingan Teknis

4. Penyediaan Media KIE

Hambatan Pelaksanaan

Program Imunisasi1. Penolakan Masyarakat (19%)

2. Perbedaan data Sasaran Pusdatain dan

Riil (14%)

3. Isu Haram (14%)

4. Mutasi Petugas (14%)

TANTANGAN PROGRAM… KEBERHASILAN PROGRAM…

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 20

Kesimpulan Imunisasi

1.Cakupan imunisasi turun dari tahun 2017

2.Jumlah KLB penyakit Campak turun dari tahun 2017

3.62,5 % RAD ditingkat Provinsi dapat dilaksanakan

4.Kegiatan yang berpengaruh pada peningkatan cakupan, antara lain : Pertemuan/ Koordinasi, Kegiatan Aktif ke Sasaran, Bimbingan Teknis danPenyediaan Media KIE

5.Tantangan Pelaksanaan Program, antara lain : Penolakan Masyarakat (19%), Perbedaan data Sasaran Pusdatain dan Riil (14%), Isu Haram (14%) dan Mutasi Petugas (14%)

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 21

Rencana Tindak Lanjut Program Imunisasi Tingkat Pusat Tahun 2019

Peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata serta terjangkau melalui kegiatan:

Sweeping dan Drop-out Follow Up (DOFU)

Backlog Fighting (BLF)

Crash Program

Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui :

Petugas yang kompeten

Peralatan & logistik yang memenuhi standar

Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan Mampu menjangkau pelayanan imunisasi melalui Pemberdayaan organisasi kemasya- rakatan, Organisasi Profesi & Lintas Sektor/ Lintas Program

Advokasi dan sosialisasi kepada stakeholder dengen melibatkan LS/LP terkait seperti Kemendagri, Kemendikbud, Kemenag, MUI dll

DAERAH SULIT:

Kerja sama dengan LS

terkait untuk dukungan

dalam menjangkau

daerah sulit (TNI,

POLRI, Swasta)

Mewajibkan kegiatan

SOS sebagai strategi

utama untuk daerah

sulit (dikuatkan dengan

PERDA)

IMUNISASIANUNG untuk RAKORPOP 2018 22

SURVEILANS

• Fokus pada cakupan imunisasi untuk

mempersempit imunity GAP

• Suskesnya MR kampanye di Pulau Jawa

harus diikuti dengan cakupan rutin MR >

95% baik balita baupun batuta

• Kewaspadaan KLB Polio di PNG Papua

harus meningkatkan surveilans AFP (min.

3/100.000 pddk)

• Mengaktifkan Surveilans Aktif Rumah Sakit

(SARS)

• Kewaspadaan munculnya KLB Difteri

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 23

• Pasca sertifikasi eradikasi polio

regional, Kinerja surveilans AFP

menurun

• Kualitas specimen Tidak Adekuat

penemuan kasus terlambat

• Keterlibatan swasta masih minim

dalam pelaporan kasus

Kendala Tindaklanjut

Realisasi Dekonsentarsi

0%

23%

32%

45%

47%

49%

51%

60%

62%

67%

67%

70%

71%

72%

72%

76%

79%

82%

84%

86%

86%

87%

89%

89%

92%

95%

95%

96%

96%

97%

98%

98%

99%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100%120%

NUSA TENGGARA BARAT

KALIMANTAN TIMUR

JAWA BARAT

JAWA TIMUR

SULAWESI BARAT

MALUKU

SULAWESI UTARA

BANGKA BELITUNG

MALUKU UTARA

NUSA TENGGARA TIMUR

JAWA TENGAH

BENGKULU

SUMATERA BARAT

KALIMANTAN BARAT

JAMBI

SULAWESI TENGGARA

KALIMANTAN UTARA

SUMATERA UTARA

KEPULAUAN RIAU

GORONTALO

NANGGROE ACEH…

SUMATERA SELATAN

BALI

KALIMANTAN TENGAH

PAPUA BARAT

SULAWESI SELATAN

LAMPUNG

DKI JAKARTA

D.I. YOGYAKARTA

KALIMANTAN SELATAN

SULAWESI TENGAH

RIAU

BANTEN

PAPUA

PERSANTASE REALISASI LAYANAN

TB SATKER DEKOSENTARSI, 19 NOV

2018

164648

566366667071747474757880818487888888888990909292939394969898100

0 50 100 150

Banten

Bali

Jatim

Sulbar

Jabar

Riau

Babel

Maluku

Kalteng

Sultra

Kalbar

DIY

Jateng

Aceh

Gorontalo

Kalsel

Kaltara

Sumut

NTB

Sumsel

Kepri

Kaltim

Jambi

Bengkulu

DKI

Sultra

Papua

Lampung

Malut

Sumbar

Sulteng

NTT

Sulsel

Papua Barat

PERSENTASE REALISASI LAYANAN

IMUNISASI SATKER DEKONSETRASI,

19 NOV 2018

PElAKSANAAN DEKONSENTRASI

2019 • Terbit DIPA : 5 Desember 2019

• Tanda Tangan Perjanjian Kinerja :

paling lambat 16 Januari 2018

• Tanda Tangan ROK dengan Kabid

P2P pada pertemuan Rakontek P2P

42.12

44.15

45.44

52.29

55.34

60.93

63.00

63.95

64.26

67.83

72.04

74.24

74.85

75.24

77.16

77.27

77.46

77.95

78.06

78.76

79.23

79.64

81.18

81.36

82.57

82.74

83.55

83.63

84.53

84.75

85.23

87.58

89.44

93.30

0.00 50.00 100.00

KALIMANTAN BARAT

SULAWESI BARAT

MALUKU

KALIMANTAN UTARA

KEPULAUAN RIAU

JAWA BARAT

JAWA TIMUR

D.I. YOGYAKARTA

BENGKULU

BALI

JAWA TENGAH

SUMATERA UTARA

NUSA TENGGARA BARAT

RIAU

BANTEN

BANGKA BELITUNG

SULAWESI TENGGARA

DINKES PEMERINTAH ACEH

MALUKU UTARA

PAPUA

DKI JAKARTA

SUMATERA BARAT

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN SELATAN

PAPUA BARAT

SULAWESI TENGAH

GORONTALO

NUSA TENGGARA TIMUR

JAMBI

SULAWESI UTARA

KALIMANTAN TENGAH

SUMATERA SELATAN

LAMPUNG

SULAWESI SELATAN

REALISASI DEKONSENTRASI PROGRAM P2P

SAMPAI 21 NOV 2018

49.59

70.67 73.86

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSENTRASI

Data : SPAN 21 Nov 2018

Data : EMONEV DJA 21 Nov 2018

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 24

TERIMA KASIH

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 25

PELAKSANAAN PROGRAM P2P TAHUN 2018 DAN 2019

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 26

• Bali, Riau dan Sumsel mencapai respons alert > 80%, sementara

yang lain belum mencapai target di mggu 45 tahun 2018 agar

meningkatkan kelengkapan, ketepatan laporan dan respons Alert.

• Dari data SKDR minggu 45 tahun 2018 (secara nasional

kelengkapan laporan 85%, ketepatan 77%, respons 74%), alert yang

paling banyak muncul adalah GHPR dan Campak.

• Suspek Dengue, GHPR dan diare terjadi peningkatan pada mggu

45 di beberapa provinsi

121 kasus 45 kasus 35 kasus 9 kasus

Distribusi KLB pada minggu 46 tahun 2018

yang thangkas PHEOC

Alert/Rumor yang ditangkap sejumlah 77 terdiri dari 4 rumor media, 61 alert SKDR, 7 laporan

dari petugas surveilans provinsi, 1 laporan dari petugas surveilans kabupaten, dan 4 laporan dari

petugas rumah sakit.

Pada Minggu Ke-46 Tahun 2018 terjadi 13 KLB di 13 Kab/Kota (Kab. Aceh Utara, Kab. Bandung,

Kab. Kapuas, Kab. Bogor, Kota Jakarta Timur, Kota Bandung, Kab. Merangin, Kota Jakarta Utara,

Kab. Bangkalan, Kota Singkawang, Kota Palembang dan Kab. Ngawi) di 8 Provinsi (Aceh, Jawa

Barat, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan).

Dari 13 KLB/Dugaan KLB tersebut, 69% disebabkan karena Difteri, 15% karena Keracunan

Pangan, 8% karena DBD dan 8% karena Hepatitis A. Kasus Difteri terbanyak terjadi di Provinsi

Jawa Timur dan DKI Jakarta 2 kasus).

1 kasus suspek difteri pada suatu wilayah Kab/Kota dikatakan sebagai KLB.

Jumlah KLB di minggu 1 – 46 tahun 2018 sebanyak 1057 kejadian. Sementara pada tahun 2017

jumlah KLB yang dilaporkan dan diverifikasi sebanyak 801 Kejadian

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons KLB ANUNG untuk RAKORPOP 2018 27

HIV AIDS• Tujuan pencegahan dan pengendalian HIV

AIDS dan IMS adalah eliminasi HIV di tahun

2030 (3 zero) – Zero new HIV infection, Zero

AIDS related death dan Zero discrimination

• Strategi dilakukan dengan STOP:

• Suluh untuk pencegahan dan penurunan stigma

dan diskriminasi

• Tes untuk menemukan sebanyak-banyaknya

kasus

• Obati untuk memulai terapi ARV lebih dini

• Pertahankan untuk meningkatkan kepatuhan

minum obat sehingga jumlah virus HIV dalam

tubuh dapat ditekan

HAL PENTING

1. Pengetahuan masyarakat yang benar

tentang HIV AIDS - bahwa HIV tidak mudah

menular dan HIV adalah seperti penyakit

kronis lainnya yang sudah ada obatnya -

dapat menurunkan stigma dan diskriminasi

terhadap ODHA

2. Peran lintas program, lintas sektor serta

masyarakat sangat penting dalam upaya

penurunan stigma dan diskriminasi

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 28

Persentase Kab/Kota Telah Eliminasi Malaria dan Kab/Kota Endemis Rendah (API < 1/1000) Per

Provinsi, 2017Belum

ada

kab/kot

a yg

eliminasi

PERBANDINGAN JUMLAH KASUS POSITIF PER PROVINSI PER OKTOBER TH.2017 & 2018

Secara nasional jumlah kasus positif malaria per oktober 2018 sebanyak 119.007 dan pada periode yang sama tahun

2017 kasus malaria sejumlah 155.593.

24

8

15

62

11

9

21

0

15

8

66

0 10

03

39

83

80 3

02

11

1

0

34

0

20 10

7

42

45

89

9

25

6

42 10

2 43

2

24

3

10

66

15

3

90

1 12

3

23

0

1 12

1

12

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

2017 2018

33 536

2270

5

116

532

740

625

61 831

467

726

529

46 120 31

43

864

1170

5

1028

69

16 524

11196

1 391 30 1627 16 351 15 459 388 64 140 341 1935889

9354

1

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

2017 2018

Tantangan dan Peluang• Tantangan

1. Tingginya angka kesakitan di Kawasan Timur Indonesia terutama Papua

2. Akses layanan malaria pada populasi sulit

3. Penularan malaria pada populasi khusus seperti Penambang illegal, pekerja pembalakan

liar, perkebunan illegal dan suku asli yang hidup di hutan

4. Menjaga daerah dari penularan lokal malaria setelah mendapat sertifikat

• Peluang

1. Penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan malaria dengan terbentuknya

malaria center di 5 wilayah adat di Prop. Papua

2. Telah tersedianya payung hukum untuk deteksi dini dan pengobatan bagi daerah sulit

berupa Permenkes No 41/2018

3. Surat edaran Menteri Kesehatan tahun 2018 kepada seluruh Bupati dan Lintas Kementerian

tentang percepatan eliminasi malaria

4. Pemanfaatan dana desa untuk penanggulangan Malaria

31

Leptospirosis di IndonesiaThn 2007 – 2018 (s.d Maret)

664

426

335

409

923

255

641

578

404

830

908

215

5722 23 43

8229

60 62 61 61

136

51

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Kasus Meninggal CFR

TANTANGAN

1. Surveilans Leptospirosis belum optimal ( surveilans kasus dan

faktor risiko)

2. Kurangnya kapasitas laboratorium yang mampu melakukan

pemeriksaan konfirmasi kasus leptospirosis

3. Pengendalian vektor (rodentia ) yang kurang terintegrasi.

Solusi

1. Penguatan surveilan leptospirosis ( dilakukan surveilan

sentinel leptospirosis daerah yang endemis leptospirosis

Banten, Sumsel, DKI Jakarta, Jatim, Jateng, Jabar, DIY )

2. Penguatan kapasitas laboratorium (B/BTKLPP, Laboratorium

Daerah )

3. Pengendalian leptospirosis yang terintegrasi melibatkan lintas

sektor.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN LEPTOSPIROSIS

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 32

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN KANKER LEHER RAHIM

Target 2019

50%

Target

Epidemiologis

80%

Total Target

37.415.483

26.26

25.53

19.37

18.93

17.80

16.76

15.57

13.41

13.28

13.21

10.98

10.83

10.23

9.78

9.74

9.22

8.14

8.09

7.49

7.43

6.78

6.64

6.09

6.03

5.80

5.79

5.45

5.13

4.18

3.81

3.07

2.65

2.33

1.68

1.00

- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Bali

Bangka Belitung

Sumatera Barat

DKI Jakarta

Kalimantan Selatan

Sumatera Selatan

NTB

Sulawesi Utara

Lampung

Kalimantan Utara

Jawa Timur

Riau

DIY

Sumatera Utara

Sulawesi Tengah

Nasional

Kep. Riau

Bengkulu

Jawa Tengah

Kalimantan Timur

Maluku

Papua Barat

Sulawesi Selatan

Jambi

NTT

Kalimantan Barat

Kalimantan Tengah

Jawa Barat

Sulawesi Barat

Maluku Utara

NAD

Gorontalo

Banten

Sulawesi Tenggara

Papua

Jumlah Diperiksa=

3.449.017

IVA positif= 112.157

orang (3%)

Harapan :

• Peningkatan

Cakupan sesuai

Target

• Kerjasama dengan

TP-PKK dan LSM

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 33

Cakupan Kampanye MR Fase II di Luar Jawaper 13 November 2018 pukul 18.00 WIB

10

1.6

4

96

.71

94

.29

95

.57

93

.90 97

.79

91

.19

88

.64

79

.22 82

.96

82

.74

77

.76

78

.77

79

.43

77

.61

73

.42

74

.55

73

.79

68

.92

62

.56 6

7.5

7

65

.25

66

.59

57

.14

56

.15

55

.51

41

.40

39

.94

9.4

5

10

1.6

4

96

.71

96

.60

95

.57

93

.90

93

.76

91

.19

88

.16

83

.83

83

.77

81

.82

81

.76

81

.40

78

.17

75

.63

75

.20

74

.58

73

.18

69

.25

68

.38

65

.69

65

.54

65

.37

56

.89

56

.15

55

.51

41

.40

39

.26

9.4

5

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Ca

ku

pa

n (

%)

Daerah Pusdatin Target (95%)

Nasional:

69,25%

Cakupan

> 95% Tantangan1. Masalah kehalalan vaksin perbedaan

persepsi/pemahaman Fatwa MUI No. 33 Tahun 2018

2. Kurangnya kesadaran masyarakat : manfaat imunisasi dan

keamanan vaksin

3. Informasi negatif/hoax

4. Komitmen dan dukungan Pimpinan Daerah tidak optimal di

beberapa wilayah

5. Hambatan geografis, keterbatasan SDM, keterbatasan biaya

Rencana Tindak Lanjut

1. Memberikan kesempatan untuk mencapai 95% s.d 31 Oktober 2018

2. Memaksimalkan forum komunikasi pimpinan daerah dan forum komunikasi umat beragama

untuk memobilisasi dukungan terhadap kampanye imunisasi MR

3. Menyusun ulang mikroplanning, terutama identifikasi sasaran baik jumlah maupun lokasi

sasaran berada (sekolah, posyandu, kelompok resiko tinggi, dan pos kesehatan lain)

4. Mengoptimalkan advokasi dan sosialisasi kepada pimpinan daerah, MUI dan pihak lain yang

terkait, pendekatan kepada sekolah atau kelompok masyarakat yang masih belum menerima

imunisasi MR serta memberikan motivasi kepada petugas kesehatan.

5. Surat permohonan dari Kemenkes ke Kominfo untuk menindaklanjuti hoax KIPI di media massa

dan medsos untuk membuat efek jera

6. Press Briefing terkait pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR di lapangan dan penjelasalan KIPI

7. Surat Edaran Bersama 4 Menteri terkait untuk penguatan komitmen terhadap imunisasi MR

(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri

Kesehatan)

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 34

Persentase Desa/Kelurahan yang Melaksanakan Kegiatan Posbindu Tahun 2018

Telah mencapai target 2019

Kendala :1. Pelaksanaan Posbindu PTM belum optimal

menjangkau sasaran

2. Kurangnya tenaga kesehatan dan kader terlatih

3. Ketersediaan Peralatan dan Bahan Habis Pakai

belum memadai

4. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu

PTM belum sesuai dengan ketentuan

5. KIE terhadap masyarakat terkait PTM dan Posbindu

belum optimal

Rencana Tindak Lanjut1. Peningkatan kompetensi petugas dan kader melalui pelatihan

1. Membentuk Posbindu PTM di lingkungan institusi Perkantoran dan

sekolah

2. Penguatan sistem RR melalui SI PTM dan SMS berlangganan untuk

daerah yang tidak dapat diakses dengan internet

3. Penguatan dan pengembangan e-monev

4. Meningkatkan KIE kepada masyarakat untuk memanfaatkan

posbindu sebagai sarana deteki dini dan pencegahan PTM

5. Sosialisasi bahwa posbindu kit dan BHP dapat diadakan bersumber

APBD/ADD

Telah mencapai target 2018 Belum mencapai target 2018

Fasyankes IPWL (KMK 615 tahun 2016 )

131174

274 316

434

549

0

100

200

300

400

500

600

201120122013201420152016

Jum

lah

IPW

L

229

137

32

73

32 46

0

50

100

150

200

250

PUSKESMAS

RSU/RSUD/RSUP

RSJ/RSK

RSBHAYANGKARABIDOKKES POLRI

KLINIK/

LEMBAGA REHAB

BNN

Jumlah IPWL Tahun2011-2016

1. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 sebagaimana

dimaksud dalam Instruksi Presiden ini

2. Melaporkan hasil pelaksanaan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 kepada

Presiden melalui Kepala Badan Narkotika Nasional setiap akhir tahun

anggaran

3. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 dengan dibiayai APBN

pada bagian anggaran kementerian dan lembaga, APBD, dan sumber lain

yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 dapat

mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Melakukan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab

Gubernur, dan Walikota/Bupati untuk

Inpres No 6 thn 2018 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN (Pencegahan & Pemberantasan Penyalahgunaan & Peredaran Gelap Narkotika

& Prekusor Narkotika)

Dalam RAN P4GN Kewajiban yg harus dilakukan K/L dan PEMDA adalah :

1. Sosialisasi bahaya narkotika dan P4GN kepada ASN

2. Pembentukan regulasi P4GN

3. Pelaksanaan tes urine kpd seluruh pegawai ASN termasuk calon ASN

4. Pembentukan satgas/relawan anti narkotika

5. Pengembangan potensi masyarakat pada kawasan rawan narkotika

6. Penyediaan data terkait pencegahan Napza

PROGRAM IPWLANUNG untuk RAKORPOP 2018 36

TP-KJM (TIM PENGARAH, PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT)

• TP-KJM merupakan suatu wadah koordinatiflintas sektor dalam pencegahan danpenanggulangan masalah kesehatan jiwadan psikososial, yang terdiri dari Tim Pembina (tingkat Pusat), Tim Pengarah(tingkat Provinsi), dan Tim Pelaksana (tingkatKab/Kota) Kesehatan Jiwa Masyarakat Kepmenkes No: 220/Menkes/SK/III/2002

• Aktivitas hingga saat ini belum optimal(Prov 15, Kab/Kota 41)

• Berproses revisi KMK 220/Menkes/SK/III/2002

Tugas Tim TPKJM

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 37

Sekian dan Terima Kasih

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 38

No TantanganCDR Naik SR Turun

TOTALAbsolut % Absolut %

1

Pengembangan puskesmas satelit menjadi

puskesmas pemeriksaan mikroskopis 0 0% 2 100% 2

2Desentralisasi layanan TB RO di puskesmas masih

rendah 2 20% 8 80% 10

3

Kurangnya edukasi dan adanya stigma di

petugas kesehatan dan masyarakat 3 30% 7 70% 10

4 Dukungan LSM terbatas 1 33% 2 67% 3

5 Dukungan dana untuk program TBC masih rendah 4 33% 8 67% 12

6Hasil akhir pengoabatan belum semua

terlaporkan 3 38% 5 63% 8

7 Kolaborasi layanan TB belum optimal 4 40% 6 60% 10

8 Pelaksanaan KOPI TB belum optimal 6 40% 9 60% 15

9

Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI

untuk RAD TBC 7 41% 10 59% 17

10 Masih tingginya lost to follow up 5 42% 7 58% 12

11 Dukungan psikososial belum optimal 6 43% 8 57% 14

12 Sistem transportasi sputum belum berjalan optimal 16 47% 18 53% 34

13 Belum melakukan penemuan kasus secara aktif 9 47% 10 53% 19

14 Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS 8 50% 8 50% 16

15

Belum optimalnya integrasi penemuan kasus TBC

dengan PIS-PK 8 50% 8 50% 16

16 Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir 4 50% 4 50% 8

17

Jejaring layanan internal dan eksternal untuk

pelaporan kasus TBC belum berjalan dengan baik 6 50% 6 50% 12

18 Tidak semua kabkota memiliki data officer 10 50% 10 50% 20

19 Uji mutu pemeriksaan Lab belum optimal 2 50% 2 50% 4

20 Tidak ada dukungan fasyankes swasta 7 54% 6 46% 13

21 Belum melakukan sinkronisasi dengan BPJS 13 54% 11 46% 24

22 PMO belum optimal 7 58% 5 42% 12

23 Pemanfaatan TCM masih rendah 6 60% 4 40% 10

24Adanya penolakan memulai pengobatan kasus TB

RO 6 60% 4 40% 10

25

Masih adanya penggunaan regimen pengobatan

jangka panjang 3 60% 2 40% 5

26Pemberian INH pada ODHA dan anak masih

rendah 3 60% 2 40% 5

27 Adanya efek samping dalam pengobatan TB RO 5 63% 3 38% 8

28Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang

layanan TB RO 5 63% 3 38% 8

29Belum semua fasyankes melakukan wajib lapor

kasus TBC 7 70% 3 30% 10

30 Belum optimalnya penyisiran kasus di RS 3 75% 1 25% 4

31

Penemuan kasus di tempat khusus belum optimal

(lapas/rutan/asrama) 2 100% 0 0% 2

32

Jaringan online kurang lancar dan adanya

kendala pada pengguhnaan aplikasi 1 100% 0 0% 1

33 Pelacakan kontak belum optimal 1 100% 0 0% 1

34 Ketersediaan logistik masih rendah 2 100% 0 0% 2

TANTANGAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

CDR

NO KEGIATAN

SR NAIK SR Turun

TOTALAbsolut % Absolut %

1Belum optimalnya penyisiran kasus di RS 0 0% 4 100% 4

2

Penemuan kasus di tempat khusus belum optimal

(lapas/rutan/asrama) 0 0% 2 100% 2

3

Jaringan online kurang lancar dan adanya kendala

pada pengguhnaan aplikasi 0 0% 1 100% 1

4

Pemberian INH pada ODHA dan anak masih

rendah 0 0% 5 100% 5

5Uji mutu pemeriksaan Lab belum optimal 0 0% 4 100% 4

6Pelacakan kontak belum optimal 0 0% 1 100% 1

7Ketersediaan logistik masih rendah 0 0% 2 100% 2

8Pelaksanaan KOPI TB belum optimal 1 8% 12 92% 13

9

Kurangnya edukasi dan adanya stigma di petugas

kesehatan dan masyarakat 1 10% 9 90% 10

10

Desentralisasi layanan TB RO di puskesmas masih

rendah 1 11% 8 89% 9

11Kolaborasi layanan TB belum optimal 1 13% 7 88% 8

12Sistem transportasi sputum belum berjalan optimal 4 13% 27 87% 31

13Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS 2 14% 12 86% 14

14Adanya efek samping dalam pengobatan TB RO 1 14% 6 86% 7

15

Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang layanan

TB RO 1 14% 6 86% 7

16Belum melakukan penemuan kasus secara aktif 3 17% 15 83% 18

17Dukungan psikososial belum optimal 2 17% 10 83% 12

18Tidak semua kabkota memiliki data officer 3 17% 15 83% 18

19Tidak ada dukungan fasyankes swasta 2 18% 9 82% 11

20Belum melakukan sinkronisasi dengan BPJS 4 19% 17 81% 21

21

Belum semua fasyankes melakukan wajib lapor

kasus TBC 2 20% 8 80% 10

22Pemanfaatan TCM masih rendah 2 20% 8 80% 10

23Masih tingginya lost to follow up 2 20% 8 80% 10

24Dukungan dana untuk program TBC masih rendah 2 20% 8 80% 10

25

Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI untuk

RAD TBC 3 21% 11 79% 14

26

Adanya penolakan memulai pengobatan kasus TB

RO 2 22% 7 78% 9

27

Belum optimalnya integrasi penemuan kasus TBC

dengan PIS-PK 4 27% 11 73% 15

28

Jejaring layanan internal dan eksternal untuk

pelaporan kasus TBC belum berjalan dengan baik 3 27% 8 73% 11

29Hasil akhir pengoabatan belum semua terlaporkan 2 29% 5 71% 7

30PMO belum optimal 3 30% 7 70% 10

31Dukungan LSM terbatas 1 33% 2 67% 3

32Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir 3 38% 5 63% 8

33

Masih adanya penggunaan regimen pengobatan

jangka panjang 2 40% 3 60% 5

34

Pengembangan puskesmas satelit menjadi

puskesmas pemeriksaan mikroskopis 1 50% 1 50% 2

SRANUNG untuk RAKORPOP 2018 39

3495

2

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Frekwensi KLB Campak

Nasional, 2017-2018

2017 2018

71

0

26

13 11

4

31

21 2015

1013

8 9 10 84

73 2 2 2 2 3 5

1 0 1 1 0

42

1 301 0

30 1 0

8

0 26

25

0 2 3 1 03

0 0 0 0 0 1 30 0 1 1 0 1 2 4 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

JA

WA

_TI

MU

R

DK

I_JA

KA

RTA

JA

WA

_TE

NG

AH

DI_

YO

GY

AK

AR

TA

JA

WA

_B

AR

AT

BA

NTE

N

SU

LAW

ESI_

SELA

TAN

JA

MB

I

SU

MA

TER

A_SELA

TAN

BA

LI

SU

MA

TER

A_U

TAR

A

KA

LIM

AN

TAN

_B

AR

AT

SU

LAW

ESI_

TEN

GA

H

SU

MA

TER

A_B

AR

AT

LAM

PU

NG

SU

LAW

ESI_

TEN

GG

AR

A

BEN

GK

ULU

KA

LIM

AN

TAN

_SELA

TAN

PA

PU

A_B

AR

AT

BA

NG

KA

_B

ELI

TUN

G

KA

LIM

AN

TAN

_TE

NG

AH

KA

LIM

AN

TAN

_TI

MU

R

SU

LAW

ESI_

UTA

RA

NU

SA

_TE

NG

GA

RA

_B

AR

AT

NU

SA

_TE

NG

GA

RA

_TI

MU

R

KA

LIM

AN

TAN

_U

TAR

A

KEP

ULA

UA

N_R

IAU

GO

RO

NTA

LO

MA

LUK

U

MA

LUK

U_U

TAR

A

PA

PU

A

AC

EH

SU

LAW

ESI_

BA

RA

T

RIA

U

Frekwensi KLB Campak Per Provinsi 2017-2018

2017 2018

Turun

Naik

KLB PD3I, Tahun 2017 dan 2018ANUNG untuk RAKORPOP 2018 40