EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan...

42
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : I Putu Dicky Prasetya NIM : 148114052 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan...

Page 1: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

i

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI

RINI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2015-2016

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

I Putu Dicky Prasetya

NIM : 148114052

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

ii

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI

RINI YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2015-2016

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

I Putu Dicky Prasetya

NIM : 148114052

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada,

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai

Keluarga untuk segala doa, bimbingan, dan kasih sayang yang selalu ada

Teman-teman terkasih yang telah berproses bersama, dan

Untuk almamater Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Tahun 2015-2016” dengan baik dan

sesuai waktu yang telah ditetapkan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Fram.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran serta sabar dalam

memberikan bimbingan dan dukungan terhadap penulis dalam proses

penyusunan Skripsi ini.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt.

selaku dosen pengujji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan dalam

penyelesaian penelitian ini.

4. Petugas Instalasi Rekam Medis dan segenap staff RS Panti Rini Yogyakarta

yang membantu kelancaran dalam perizinan dan pengambilan data.

5. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Duta Wacana Yogyakarta yang telah mengarahkan dan membantu selama

proses pembuatan ethical clearance.

6. Bapak, ibu, adik dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,

semangat dan dorongan dalam berproses selama ini.

7. Bapak Wayan Lebah dan keluarga yang sudah seperti orang tua kedua

penulis selama tinggal di Yogyakarta dan telah memberikan doa, semangat

dan dorongan dalam berproses selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

ix

8. Teman-teman FSM B 2014 dan Farmasi angkatan 2014 atas kebersamaan

dan telah berjuang bersama mulai dari masa orientasi TITRASI hingga masa

perkuliahan berakhir.

9. Teman-teman Semeton Puri Nangka “Pande, Alit, Wisnu, Miasa, Bio,

Dewa, Gelok, Agung, Krisna, Yoga, Bontalan, Agus, Padu, Kacrit, Wahyu,

Praja, dan Pedrik” atas kebersamaan dan hiburan selama perkuliahan hingga

penyusunan skripsi.

10. Teman-teman dari Jogjakarta Corpse Grinder “Roy Devo, Oki Devo, Pandu

Venomed, Tambun, Vagot, Dimex, Bogel, Ega, Aprek, Norix, Husen, Bayu,

Ridha, Nisia, Jarwo, Obet, dan kawan-kawan JCG lainnya” atas

kebersamaan, hiburan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis

selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

11. Teman-teman dari Venomous “Jo, Agus, Reza, Imam, dan Diyin" atas

kebersamaan, hiburan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis

selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan

doa bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa naskah penelitian ini masih jauh dari sempurna

sehingga masih memiliki kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang dapat membangun naskah penelitian agar dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 9 Oktober 2017.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

PRAKATA ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

ABSTRACT ...................................................................................................... xv

PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ................................................................................ 3

Desain dan Subjek Penelitian ..................................................................... 3

Pengambilan Data ...................................................................................... 4

Analisis Data .............................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 5

KESIMPULAN ............................................................................................... 13

SARAN ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

LAMPIRAN .................................................................................................... 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Antibiotik Tunggal, Kombinasi, dan Penggantian Jenis Antibiotik

yang Diberikan .................................................................................. 6

Tabel II. Ketepatan Pemilihan Antibiotik ....................................................... 7

Tabel III. Ketepatan Lama Pemberian Antibiotik .......................................... 9

Tabel IV. Ketepatan Interval Pemberian Antibiotik ....................................... 9

Tabel V. Ketepatan Lama Pemberian Antibiotik ............................................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian .............................................................. 4

Gambar 2. Gambaran Rasionalitas Penggunaan Antibiotik .......................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ................................................................ 18

Lampiran 2. Definisi Operasional Penelitian ........................................... 19

Lampiran 3. Guideline Dosis Antibiotik Untuk Terapi Demam Tifoid ... 21

Lampiran 4. Lembar Pengambilan Data Rekam Medis ........................... 22

Lampiran 4. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik ................. 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

xiv

ABSTRAK

Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang menyerang saluran pencernaan

disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini merupakan salah satu

penyakit yang sering terjadi, khususnya di negara bekembang. Dalam proses

pengobatan penyakit demam tifoid dibutuhkan antibiotik. Penggunaan antibiotik

yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi

antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan

antibiotik dan jumlah penggunaan antibiotik rasional pada pasien demam tifoid

yang menjalani rawat inap di RS Panti Rini Yogyakarta periode tahun 2015 - 2016.

Penggunaan antibiotik yang rasional harus memenuhi beberapa kriteria yaitu tepat

indikasi penyakit, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian,

tepat lama pemberian dan tepat kondisi pasien. Penelitian ini merupakan penelitian

non eksperimental yang menggunakan desain metode deskriptif evaluatif dan

pengambilan data bersifat retrospektif. Data yang diambil berasal dari data rekam

medis pasien demam tifoid kelompok dewasa dengan total 31 pasien. Hasil

penelitian ini menunjukkan antibiotik yang paling sering digunakan adalah

Golongan Cephalosporin, yaitu Ceftriaxone sebanyak 16 kasus (51,61%). Pada

penelitian ini ditemukan kejadian pemilihan obat yang tidak tepat pada 9 pasien

(29,04%), pemberian antibiotik overdose pada 1 pasien (3,23 %), pemberian

antibiotik dengan interval yang tidak tepat pada 5 pasien (16,13 %), dan lama

pemberian antibiotik yang terlalu singkat pada 5 pasien (16,13 %).

Kata kunci: Demam tifoid, Dewasa, Antibiotik, Rasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

xv

ABSTRACT

Typhoid fever is an infectious disease in digestive tract caused by

Salmonella typhi bacteria. This disease is one of the most common diseases in

developing countries. Antibiotics are needed in the treatment of typjoid fever.

Incorrect usage of antibiotics may increase the risk of adverse events and antibiotic

resistance. The purpose of this study is to describe the pattern of antibiotic

prescribing and rational use of antibiotic in patients with typhoid fever at Panti

Rini Hospital Yogyakarta period 2015 - 2016. Criteria for rational drug usage are

pecise indication of the patient, proper drug selection, right dosage, right time

intervals of administration, duration of administration exact, precise assessment of

the patient condition. This non-experimental study conducted with descriptive and

retrospective study design. Data taken from the medical records of adult patients

with a total 31 cases. The result of this study indicate the most frequency used

antibiotics are class of Cephalosporin, that is Ceftriaxone as 16 cases (51,61%). In

this study, there are incidence of inappropriate drug selection in 9 patients

(29.04%), overdose antibiotics in 1 patient (3.23%), inappropriate interval

administration of antibiotics in 5 patients (16,13%), and too short duration of

administration antibiotics in 5 patients (16.13%).

Keywords: Typhoid fever, Adult, Antibiotics, Rationale

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

1

PENDAHULUAN

Infeksi merupakan salah satu kategori penyebab penyakit dan kematian

yang tinggi di dunia. Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang

saluran pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masih

dijumpai secara luas di berbagai Negara berkembang, terutama yang terletak di

daerah tropis dan subtropis (Widodo, 2010). Demam tifoid banyak ditemukan

dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu dan kebersihan

makanan, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat umum (rumah makan,

restoran) yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk

hidup sehat (Nani and Muzakkir, 2014). Pasien demam tifoid memiliki gejala yaitu

demam, sakit kepala, detak jantung melambat, limpa membesar, pada beberapa

orang terjadi ruam berwarna merah pada tubuh, dan sembelit atau diare yang mulai

terasa pada 1-3 minggu setelah infeksi (WHO, 2011).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) memperkirakan

angka insidensi di seluruh dunia terdapat sekitar 17 juta per tahun dengan 600.000

orang yang meninggal karena demam tifoid dan 70 % kematian terjadi di Asia

(Depkes RI, 2013). Menurut WHO 2008, penderita dengan tifoid di Indonesia

tercatat 81,7 per 100.000 (Depkes RI, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2010 penderita demam tifoid dan paratifoid yang dirawat inap di

Rumah Sakit sebanyak 41.081 kasus dan 279 diantaranya meninggal (Depkes RI,

2010).

Pilihan terapi pada kasus demam tifoid yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Salmonella typhi adalah menggunakan antibiotik. Antibiotik yang dapat digunakan

sebagai terapi kepada pasien demam tifoid adalah antibiotik golongan

fluoroquinolon, golongan chepalosporin generasi III, chloramphenicol, amoxycilin,

dan cotrimoxazole (WHO, 2011). Selain pemberian antibiotik, beberapa terapi

suportif perlu diberikan yaitu cairan untuk mengkoreksi ketidakseimbangan cairan

dan elektrolit serta antipiretik (Nelwan 2012). Pemberian antibiotik yang kurang

tepat dapat menimbulkan masalah resistensi dan potensi terjadinya kejadian efek

samping. Meningkatnya kejadian resistensi antibiotik menjadi penyebab dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

2

perkembangan infeksi menjadi lebih parah, terjadinya komplikasi, waktu tinggal di

rumah sakit menjadi lebih lama dan meningkatnya resiko kematian (Llor and

Bjerrum, 2014). Mengoptimalkan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan

monitoring dan evaluasi penggunaan antibiotik di rumah sakit yang merupakan

tempat paling banyak ditemukan penggunaan antibiotika.

Penelitian terkait rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam

tifoid belum banyak dilakukan. Salah satu penelitian tentang evaluasi penggunaan

antibiotik pada pasien dewasa penderita demam tifoid di salah satu rumah sakit di

Yogyakarta pada tahun 2005 didapatkan hasil kesesuaian penggunaan antibiotik

dengan standar terapi dari segi macam antibiotik yang digunakan adalah sebesar

92,72%, dari segi dosis yang digunakan adalah sebesar 72,73%, sedangkan dari segi

lama pemberian adalah sebesar 36,13% (Rahmi, 2007). Pada penelitian yang

dilakukan oleh Rahmi tahun 2007 hanya dilakukan evaluasi dari segi jenis

antibiotik, dosis, dan lama pemberian. Dari segi lama pemberian dapat dilihat

bahwa hasil kesesuaian penggunaan antibiotik dengan standar terapi sangat rendah.

Berdasarkan uraian tersebut dan pentingnya pemberian antibiotik secara rasional

untuk mencapai tujuan terapi maka perlu dilakukan penelitian kembali tentang

evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di

Yogyakarta.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta karena lokasi rumah sakit ini yang terletak jauh di bagian

timur dari kota Yogyakarta sehingga banyak masyarakat sekitar yang datang untuk

berobat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pola

peresepan meliputi golongan dan jenis antibiotik pada pasien demam tifoid dan

mengidentifikasi rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien demam tifoid

dengan menggunakan acuan terapi “Guidelines for the Management of Typhoid

Fever” oleh WHO pada tahun 2011, Drug Information Handbook 24th ed. (APA,

2015), Tata Laksana Terkini Demam Tifoid (Nelwan, 2012) dan Modul

Penggunaan Obat Rasional tahun 2011 oleh Kemenkes RI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

3

METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimental. Pada

penelitian ini subjek penelitian tidak diberikan suatu perlakuan tertentu. Metode

analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif evaluatif. Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis

mengenai fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2017). Pendekatan yang digunakan

adalah pendekatan evaluatif yang mengumpulkan data tentang implementasi

kebijakan (Arikunto, 2010). Dengan pendekatan evaluatif akan didapatkan suatu

kesimpulan mengenai apakah suatu kebijakan sudah diterapkaan dengan baik atau

belum. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan pengumpulan data

dimulai dari adanya suatu akibat yang kemudian ditelusuri kebelakang mengenai

penyebabnya (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Oktober di Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta. Sampel penelitian yang digunakan adalah rekam medis

pasien demam tifoid dewasa periode Januari 2015 – Desember 2016. Subyek

penelitian ini adalah pasien demam tifoid kelompok dewasa dengan usia minimal

18 tahun. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien demam tifoid kelompok

dewasa yang menjalani rawat inap minimal selama 3 hari dengan periode perawatan

bulan Januari 2015 - Desember 2016, pasien yang terdiagnosis demam tifoid, dan

mendapatkan terapi antibiotik selama menjalani rawat inap, serta pasien yang tidak

memiliki penyakit penyerta infeksi lain. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

pasien dengan data rekam medis yang hilang atau tidak lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

4

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian Pasien Demam Tifoid Dewasa di Instalasi

Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta Periode Tahun 2015-2016.

Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data

berupa rekam medis di Instalasi Rekam Medis RS Panti Rini Yogyakarta dan

dilakukan pengisian data pada lembar pengambilan data dalam bentuk tabel. Data

yang diambil meliputi nomor rekam medis, inisial pasien, jenis kelamin, umur,

tanggal masuk dan keluar RS, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat alergi

obat, keadaan pasien saat pulang, pemeriksaan fisik pasien (keluhan utama, tanda

vital, diagnosa utama), hasil pemeriksaan laboratorium, dan catatan penggunaan

antibiotik pasien (jenis antibiotik, rute pemberian, dosis dan waktu pemberian

antibiotik). Pada penelitian ini data yang akan dianalisis sesuai dengan data yang

diperoleh dan tidak diberikan suatu intervensi, data rekam medis subjek penelitian

akan dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan tanpa persetujuan yang

bersangkutan, serta data subyek sepenuhnya hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta dengan nomor surat

455/C.16/FK/2017.

Analisis Data

Profil penggunaan antibiotik dikelompokkan menjadi jenis, golongan,

dosis, dan rute pemberian antibiotik. Analisis profil penggunaan antibiotik

46 pasien demam tifoid

periode Januari 2015 –

Desember 2016

31 pasien memenuhi

kriteria inklusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

5

dilakukan dengan menghitung jumlah kasus pada setiap kategori dibagi jumlah

seluruh kasus yang kemudian dikali 100%. Hasil analisis data kemudian disajikan

dalam bentuk persentase dalam tabel.

Identifikasi rasionalitas pemberian antibiotik pada pasien demam tifoid

ditentukan berdasarkan kriteria penggunaan obat rasional yaitu tepat indikasi

penyakit, pemilihan obat, dosis, interval waktu pemberian, lama pemberian, dan

penilaian kondisi pasien. Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medis

pasien demam tifoid. Alat penelitian yang digunakan adalah Guidelines for the

Management of Typhoid Fever (WHO, 2011), Drug Information Handbook 24th ed.

(APA, 2015), Tata Laksana Terkini Demam Tifoid (Nelwan, 2012) dan Modul

Penggunaan Obat Rasional tahun 2011 (Kemenkes RI, 2011). Terapi antibiotik

dapat dikatakan rasional apabila telah memenuhi keseleruhunan kriteria

penggunaan obat rasional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di RS Panti Rini

Yogyakarta

Pada penelitian ini, diperoleh 2 golongan antibiotik dan 7 jenis antibiotik

yang diresepkan. Profil jenis dan golongan antibiotik yang dberikan selama terapi

terbagi dalam 26 kasus (83,87 %) penggunaan antibiotik tunggal, 1 kasus (3,23%)

penggunaan antibiotik kombinasi (Tabel I), dan 4 kasus (12,90%) pergantian jenis

antibiotik selama terapi (Tabel II). Antibiotik tunggal yang paling sering diberikan

pada pasien demam tifoid di RS Panti Rini Yogyakarta adalah golongan

cephalosporin, yaitu ceftriaxone sebanyak 16 kasus (51,61%). Antibiotik golongan

fluoroquinolone (ciprofloxacin, ofloxacin, dan pefloxacin) merupakan terapi yang

efektif untuk demam tifoid yang disebabkan isolat tidak resisten terhadap

fluoroquinolone dengan angka kesembuhan klinis sebesar 98%, waktu penurunan

demam 4 hari, dan angka kekambuhan dan fecal carrier kurang dari 2% (Nelwan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

6

2012). Namun berdasarkan data yang didapatkan tidak terdapat satupun

penggunaan antibiotik golongan ini.

Tabel I. Antibiotik Tunggal, Kombinasi, dan Penggantian Jenis Antibiotik yang

Diberikan pada Pasien Demam Tifoid Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Panti

Rini Yogyakarta Periode Tahun 2015-2016

Antibiotik Jumlah Persentase (%)

Terapi Tunggal

Golongan Cephalosporin Generasi III

Cefixime

Cefotaxime

Ceftriaxone

Golongan Cephalosporin Generasi II

Cefuroxime

Golongan Tetrasiklin

Doxycycline

Terapi Kombinasi

Ceftriaxone + Metronidazole

Penggantian Antibiotik

Cefotaxime – Doxycycline

Cefixime - Cefotaxime

Ceftriaxone – Cefixime

Cefuroxime – Cefadroxil

3

1

16

5

1

1

1

1

1

1

9,68

3,23

51,61

16,13

3,23

3,23

3,23

3,23

3,23

3,23

TOTAL 31 100

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Tepat Indikasi Penyakit

Pemberian antibiotik kepada pasien harus memiliki dasar yang kuat.

Antibiotik dapat diberikan kepada pasien bila pasien sudah terbukti mengalami

infeksi bakteri. Pemilihan awal penggunaan antibiotik bersifat empiris yang

didasarkan pada informasi yang dikumpulkan dari riwayat pasien dan pemeriksaan

fisik. Tepat indikasi penyakit adalah pemberian antibiotik kepada pasien hanya bila

pasien terdiagnosis terinfeksi bakter (Kemenkes RI, 2011a). Diagnosis demam

tifoid dapat dipastikan dengan melihat diagnosis utama pada rekam medis pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

7

dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien (Tes Widal atau Tubex TF/IgM). Dari

31 pasien terdapat 27 pasien yang menjalani tes widal dan 4 pasien yang menjalani

Tubex TF/IgM. Pada penelitian ini ketepatan indikasi penggunaan antibiotik adalah

100% yang menunjukkan bahwa seluruh pasien mendapatkan tatalaksana terapi

yang tepat sesuai indikasi demam tifoid. Penggunaan antibiotik yang sesuai dengan

indikasi dapat mencegah atau menurunkan resiko terjadinya resistensi antibiotik

(Kemenkes, 2011a)

Tepat Pemilihan Obat

Pemilihan obat secara tepat dapat dilakukan setelah diagnosis ditegakkan

dengan benar. Sehingga obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan

spektrum bakteri penyakitnya (Kemenkes RI, 2011a). Demam tifoid disebabkan

oleh infeksi bakteri Salmonella typhi (Kaur and Jain, 2012). Berdasarkan hal

tersebut pemberian antibiotik yang disarankan adalah antibiotik yang dapat bekerja

secara spesifik pada Salmonella typhi. Evaluasi ketepatan pemilihan obat

disesuaikan dengan standar acuan terapi yaitu Guidelines for the Management of

Typhoid Fever (WHO, 2011), Drug Information Handbook 24th ed (APA, 2015),

dan Tata Laksana Terkini Demam Tifoid (Nelwan, 2012).

Tabel II. Ketepatan Pemilihan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Dewasa di

Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta

Ketepatan Dosis Jumlah Pasien

(n=31)

Persentase

(%)

Pemilihan obat tepat

Pemilihan obat kurang tepat

22

9

70,96

29,04

Terdapat 22 kasus (70,96%) yang sesuai dengan standar acuan terapi dan 9

kasus (29,04%) yang tidak sesuai dengan standar acuan terapi demam tifoid. Dari

9 kasus tersebut tersebut, terdapat 4 jenis antibiotik yang tidak sesuai dengan

standar acuan terapi yaitu antibiotik cefuroxime, cefadroxil, doxycycline, dan terapi

antibiotik kombinasi (ceftriaxone + metronidazole). Berdasarkan Guidelines for the

Management of Typhoid Fever oleh WHO (2011), tidak terdapat rekomendasi

penggunaan antibiotik tersebut. Cefadroxil merupakan antibiotik golongan

cephalosporin generasi I yang sangat aktif melawan bakteri gram positif dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

8

memiliki aktifitas bakterisidal yang lambat terhadap bakteri gram negatif (Sultana

and Arayne, 2007). Terdapat penelitian pembanding yang menyatakan bahwa

cefuroxime dapat digunakan sebagai terapi antibiotik pada pasien demam tifoid,

namun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efikasi dan

efek samping yang signifikan (Rani, 2015). Pemilihan antibiotik yang tidak tepat

merupakan komponen utama pemicu penggunaan antibiotik yang tidak rasional

yang dapat meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik (Kemenkes RI,

2011b). Metronidazol efektif untuk terapi infeksi oleh bakteri anaerob, seperti

infeksi intra-abdomen, infeksi ginekologi, septikemia, endokarditis, infeksi tulang

dan sendi, infeksi sistem saraf pusat, infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit dan

struktur kulit, serta infeksi mulut dan gigi (Lofmark et al, 2010). Pemberian terapi

antibiotik kombinasi ceftriaxone + metronidazole pada kasus ini dikatakan tidak

tepat karena pada kasus tersebut pasien tidak mengalami penyakit infeksi lain

seperti yang sudah dipaparkan diatas. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan

bahwa terapi yang didapatkan pasien tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Tepat Dosis

Dosis antibiotik dapat memberikan pengaruh terhadap efek terapi.

Pemberian dosis yang kurang atau terlalu kecil tidak dapat menjamin tercapainya

kadar terapi yang diarapkan oleh suatu antibiotik, sedangkan dosis yang terlalu

besar dapat meningkatkan resiko terjadinya efek samping (Kemenkes RI, 2011a).

Evaluasi ketepatan dosis disesuaikan dengan acuan dosis dewasa pada literatur

Guidelines for the Management of Typhoid Fever (WHO, 2011), Drug Information

Handbook 24th ed. (APA, 2015), dan Tata Laksana Terkini Demam Tifoid (Nelwan,

2012). Pada pemberian terapi antibiotik kombinasi, dosis yang dievaluasi adalah

dosis tunggal dari masing-masing jenis antibiotik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

9

Tabel III. Ketepatan Dosis Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Dewasa di

Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta

Ketepatan Dosis Jumlah Pasien

(n=31)

Persentase

(%)

Dosis kurang

Dosis tepat

Dosis lebih

0

25

1

0

96,77

3,23

Hasil penelitian (Tabel III) menunjukkan bahwa pemberian dosis antibiotik

yang tidak tepat sebesar 3,23% dan dosis antibiotik yang tepat sebesar 96,77%.

Antibiotik yang diberikan dengan dosis berlebih pada penelitian ini adalah

cefadroxil yang berdasarkan DIH diberikan 1 gram yang terbagi menjadi 1-2 kali

pemberian. Namun di RS Panti Rini Yogyakarta ditemukan 1 kasus pemberian

cefadroxil dengan dosis 2 x 1 gram pada pasien demam tifoid. Penggunaan

antibiotik dengan dosis yang berlebihan merupakan salah satu penyebab

terterjadinya resisensi antibiotik (Paterson et al., 2016).

Tepat Interval Waktu Pemberian

Interval waktu pemberian merupakan jarak pemberian antibiotik dari

pemberian pertama, kedua, dan seterusnya selama pelaksanaan terapi. Menurut

Kemenkes RI (2011a) semakin sering frekuensi penggunaan obat perhari dapat

menurunkan ketaatan pasien dalam meminum obat. Sebaliknya, frekuensi

penggunaan obat yang semakin sedikit dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam

meminum obat.

Tabel IV. Ketepatan Interval Pemberian Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid

Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta

Ketepatan Interval Pemberian

Antibiotik

Jumlah Pasien

(n=31)

Persentase

(%)

Interval pemberian tepat

Interval pemberian tidak tepat

26

5

83,87

16,13

Pada penelitian ini, terdapat 5 kasus (16,13%) pemberian antibiotik dengan

interval pemberian yang tidak tepat dan 26 kasus (83,87%) pemberian antibiotik

dengan interval yang tepat. Interval pemberian antibiotik yang tidak tepat pada

kelima pasien tersebut adalah pemberian interval (rentang waktu) yang lebih

panjang pada pemberian antibiotik daripada seharusnya. Pemberian cefuroxime 750

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

10

mg berdasarkan Drug Information Handbook 24th ed. (APA, 2015) seharusnya

setiap 8 jam namun pada pasien di RS Panti Rini Yogyakarta diberikan setiap 12

jam. Pemberian antibiotik dengan interval yang tidak tepat dapat menyebabkan

bakteri beregenerasi menjadi lebih kuat sehingga meningkatkan resiko terjadinya

resistensi antibiotik dan aktivitas antibiotik (farmakodinamik) dalam tubuh menjadi

tidak maksimal (Kemenkes, 2011a). Antibiotik kelompok β-lactam (penicillin,

cephalosporin) merupakan antibiotik time-dependent, artinya ativitas antibiotik

akan maksimal bila interval pemberian antibiotik tepat (Leekha et al, 2011). Pada

penelitian ini pemberian interval yang tidak tepat terjadi pada antibiotik

cephalosporin sehingga kerja antibiotik dalam tubuh menjadi tidak maksimal dan

meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik.

Tepat Lama Pemberian

Lama pemberian antibiotik harus disesuaikan dengan penyakit. Pemberian

antibiotik yang terlalu lama atau terlalu singkat dari seharusnya dapat berpengaruh

terhadap hasil pengobatan (Kemenkes RI, 2011a). Evaluasi ketepatan lama

pemberian disesuaikan jenis antibiotik dan tingkat keparahan berdasarkan literatur

yaitu Guidelines for the Management of Typhoid Fever (WHO, 2011), Drug

Information Handbook 24th ed. (APA, 2015), dan Tata Laksana Terkini Demam

Tifoid (Nelwan, 2012). Lama pemberian antibiotik dikatakan tidak tepat bila

pemberian antibiotik kepada pasien terlalu cepat atau singkat sehingga terapi yang

dijalani pasien belum sepenuhnya selesai. Berdasarkan Guidelines for the

Management of Typhoid Fever (WHO, 2011) durasi terapi pada pasien demam

tifoid adalah 5-14 hari. Dari 31 kasus yang digunakan dalam penelitian ini rata-rata

durasi rawat inap pasien adalah 4 hari. Durasi rawat inap di RS Panti Rini tentu

masih terlalu singkat bila dibandingkan dengan durasi penggunaan antibiotik

berdasarkan guideline diatas. Pada penelitian ini bila ditemukan pasien yang

menjalani rawat inap kurang dari 5 hari maka evaluasi lama pemberian antibiotik

dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian spektrum antara antibiotik yang

didapatkan selama rawat inap dan antibiotik yang dibawa pulang serta durasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

11

pemberian antibiotik selama dua periode penggunaan antibiotik tersebut

(Lampiran 4.). Hasil evaluasi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel V. Ketepatan Lama Pemberian Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid

Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta

Lama Pemberian /

Durasi

Jumlah Pasien

(n=31)

Persentase

(%)

Durasi tepat

Durasi tidak tepat

26

5

83,87

16,13

Pada penelitian ini, terdapat 5 kasus (16,13%) pemberian antibiotik dengan

lama pemberian yang tidak sesuai atau terlalu singkat dan 26 kasus (83,87%)

pemberian antibiotik dengan lama pemberian yang tepat. Antibiotik tersebut adalah

pemberian cefadroxil, ceftriaxone, dan metronidazole. Penggunaan antibiotik

dengan waktu pemberian yang terlalu singkat dapat mengurangi efficacy antibiotik

sebagai pembunuh bakteri dan juga dapat meningkatkan resiko terjadinya resistensi

antibiotik (Kemenkes RI, 2011a).

Tepat Penilaian Kondisi Pasien

Pemberian antibiotik kepada pasien perlu mempertimbangkan kondisi

pasien seperti adanya kontraindikasi, terjadiya efek samping, kelainan organ (hepar

dan ginjal), riwayat alergi atau adanya penyakit lain yang menyertai (Kemenkes RI,

2011a). Seluruh pasien demam tifoid di RS Panti Rini Yogyakarta menjalani

pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan ALT/AST, serum kreatinin, dan

ureum. Pada penelitian ini tidak ditemukan pasien yang memiliki riwayat alergi

maupun kontraindikasi dengan antibiotik yang digunakan. Kadar kreatinin pasien

merupakan penanda spesifik untuk melihat fungsi ginjal masih dalam rentang

normal (Winnett et al., 2010). Pada penelitian ini kadar kreatinin pasien di RS Panti

Rini Yogyakarta masih pada rentang normal, sehingga ketepatan penilian kondisi

pasien dalam pemberian antibiotik sebesar 100%. Pemberian terapi antibiotik yang

disesuaikan dengan kondisi pasien dapat memberikan efek terapi sesuai dengan

yang diharapkan serta dapat mengurangi resiko terjadinya efek samping (With et

al., 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

12

Penggunaan antibiotik yang rasional dapat mencegah terjadinya resistensi

antibiotik sehingga dapat mengurangi beban biaya perawatan pasien,

mempersingkat lama perawatan, serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah

sakit (Kemenkes RI, 2011b). Pada penelitian terdapat ini ditemukan kejadian

pemilihan obat yang tidak sesuai standar terapi pada 9 pasien (29,04%), pemberian

antibiotik overdose pada 1 pasien (3,23 %), pemberian antibiotik dengan interval

yang terlalu lama pada 5 pasien (16,13 %), dan lama pemberian antibiotik yang

terlalu singkat pada 5 pasien (16,13 %). Sebagian besar kasus penggunaan

antibiotik yang tidak tepat pada penelitian ini terjadi disebabkan oleh tidak tepatnya

pemilihan antibiotik kepada pasien. Keadaan pasien setelah menjalani rawat inap

adalah 27 pasien membaik dan 4 lainnya tanpa keterangan.

Gambar 2. Gambaran Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam

Tifoid Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rini Yogyakarta Periode Tahun

2015-2016

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat disebabkan oleh beberapa

alasan seperti kurangnya pengetahuan mengenai obat yang disresepkan, kebiasaan

orang yang meresepkan obat tersebut, kurangnya ketersediaan informai seperti

guideline dan buletin obat, promosi farmasi yang berlebihan, waktu konsultasi atau

waktu interaksi dengan pasien yang sangat singkat, permintaan pasien yang kurang

0

5

10

15

20

25

30

35

Indikasi

penyakit

Pemilihan Obat Dosis Interval

pemberian

Lama

pemberian

Penilaian

kondisi pasien

Jum

lah P

asie

n

Tepat Tidak tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

13

sesuai, kurangnya dukungan layanan diagnosis seperti laboratorium, dan

ketersediaan obat yang kurang (Holloway, 2011). Meningkatkan kesadaran pasien

dan masyarakat tentang resistensi bakteri dan mempromosikan penggunaan

antibiotik secara rasional merupakan kunci untuk memerangi penggunaan

antibiotik yang tidak rasional (Sumpradit et al, 2012). Kerjasama antara semua

pihak, baik rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan farmasi, dan

pemerintah dalam pencegah resistensi antibiotik perlu dilakukan (Kemenkes RI,

2015).

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh klinisi dan farmasis sebagai bahan

acuan atau sumber informasi dan bahan evaluasi kepada tenaga medis di rumah

sakit dalam meningkatkan upaya penggunaan antibiotik yang rasional. Khususnya

bagi farmasis, dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk lebih berperan dalam

meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik kepada pasien demam tifoid.

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti tidak dapat melakukan

wawancara dengan dokter penulis resep terkait alasan pemilihan terapi yang

diterima pasien. Selain itu jumlah sampel yang didapatkan terlalu sedikit, pada

beberapa rekam medis tidak mencantumkan keadaan pasien saat pulang dan berat

badan pasien sehingga penyesuaian dosis berdasarkan berat badan pasien tidak

dapat dilakukan.

KESIMPULAN

Pada penelitian ini diperoleh 7 jenis antibiotik dari 4 golongan antibiotik

(cephalosporin generasi I, II, III, dan tetrasiklin) yang diresepkan. Antibiotik

tunggal yang paling sering diberikan adalah golongan cephalosporin, yaitu

ceftriaxone sebanyak 16 kasus (51,61%). Pada penelitian ini ditemukan kejadian

pemilihan obat yang tidak tepat pada 9 pasien (29,04%), pemberian antibiotik

overdose pada 1 pasien (3,23 %), pemberian antibiotik dengan interval yang tidak

tepat pada 5 pasien (16,13 %), dan lama pemberian antibiotik yang terlalu singkat

pada 5 pasien (16,13 %).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

14

SARAN

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan rancangan prospektif untuk dapat

mengkaji keseluruhan kriteria rasionalitas penggunaan antibiotik. Dengan

rancangan prospektif penggunaan antibiotik rasional yang dikaji secara

representatif dan peneliti dapat melakukan wawancara dengan dokter penulis resep

untuk mengetahui alasan pemilihan terap antibiotik yang diterima pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

15

DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacists Association, 2015, Drug Information Handbook, 24th

edition, Lexi Comp, United States, pp. 139-929.

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta, hal. 37.

Depkes RI, 2010, Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, ( 2013), Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid,

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan,

Jakarta

Holloway, K.A., 2011, Promoting The Rational Use of Antibiotics, Regional

Helath Forum, 15(1), pp.122-130.

Humaida, R., 2014, Strategy to Handle Resistance of Antibiotics, J Majority, 3(7),

pp.114-118.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a, Modul Penggunaan Obat

Rasional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

Jakarta, hal. 3-8.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b, Penggolongan Antibiotika,

dalam Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, hal. 31-40.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015, Pedoman Program

Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 24-27.

Leekha, S., Terrebell, C.L., Edson, R.S., 2011, General Principles of Antimocrobial

Therapy, Mayo Clin Proc, 86(2), pp. 156-167.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

16

Llor, C. and Bjerrum, L., 2014, Antimicrobial resistance: risk associated with

antibiotic overuse and initiatives to reduce the problem. Ther Adv Drug

Saf., 5 (6), pp. 29-41.

Lofmark, S., Edlund, C., Nord, C.E., 2010, Metronidazole Is Still the Drug of

Choice for Treatment of Anaerobic Infections, Clinical Infectious Disease,

50, pp. 16-22.

Nani and Muzakkir, 2014, Kebiasaan Makan dengan Kejadian Demam Typoid

pada Anak, Journal of Pedriatric Nursing, hal. 143-148.

Nelwan, R.H.H., 2012, Tata Laksana Terkini Demam Tifoid, Continuing Medical

Education, CKD-192, 39 (4), hal. 247-250.

Notoatmodjo S., 2010, Jenis dan Rancangan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, hal.

37-38.

Paterson, I.K., Hoyle, A., Ochoa, G., Austin, C.B., Taylor, N.H.G., 2016,

Optimising Antibiotic Usage to Treat Bacterial Infection, Nature,

37853(6), p.1.

Rahmi, E., 2007, Studi Retrospektif: Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien

Dewasa Penderita Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSU PKU

Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2005, Skripsi, Universitas Islam

Yogyakarta, Yogyakarta, hal 2-3.

Rani, U.M., 2015, Comparative Study of Efficacy of Cefuroxime and Ceftriaxone

in Enteric Fever, Journal of Dental and Medical Sciences, 14(1), pp.27-32.

Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit

Alfabeta Bandung, Bandung, hal. 147.

Sultana, N., Arayne, M.S., 2007, In Vitro Activity of Cefadroxil, Cephalexin,

Cefatrizine and Cefpirome In Presence of Essential And Trace Elements,

Pak. J. Pharm. Sci, 20(4), pp. 305-310.

Sumpradit, N., Chongtrakul, P., Anuwong, K., Pumtong, S., Konsomboon, K.,

Butdeemee, P. et al, 2012, Antibiotics Smart Use: a workable model for

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

17

promoting the rational use of medicines in Thailand, Bull World Health

Organ, Vol. 90, pp.905-913.

Widodo, D., 2010, Kebijakan Penggunaan Antibiotik Bertujuan Meningkatkan

Kualitas Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi Kuman,

Cermin Dunia Kedokteran (CDK), 37 (1), hal 7-10.

Winnett, G., Cranfield, L., and Almond, M., 2010, Apparent Renal Disease Due to

Elevated Creatinine Levels Associated with The Use of Boldenone,

Nephrology Dialysis Transplantation Advence Access, pp.1-3.

With, K.D., Allerberger, F., Amann, S., Apfalter, P., Brodt, H.R., et al, 2016,

Strategies to enhance rational use of antibiotics in hospital: a guideline by

the German Society for Infectious Diseases, Infection, 44, pp.395-439.

World Health Organization, 2011, Guideline for the Management of Typhoid Fever,

World Health Organization.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

18

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

19

Lampiran 2. Definisi Operasional Penelitian

1. Pasien demam tifoid merupakan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini yang terdiagnosis demam difoid dengan kode ICD 10 : A01.00.

2. Antibiotik merupakan jenis obat yang dapat membunuh atau menghambat

pertumbuhan dan perkembangan bakteri.

3. Data rekam medis adalah data yang didapatkan dari bagian rekam medis

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang berkaitan dengan data pasien

demam tifoid yang mencantumkan data pengobatan dan perawatan pasien

seperti nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, berat badan, tanggal masuk

dan keluar rumah sakit, keadaan pasien saat pulang, keluhan utama, diagnosa,

pemeriksaan fisik (suhu tubuh, kecepatan denyut nadi, dan kecepatan nafas),

pemeriksaan laboratorium (ALT, AST, serum kreatinin), riwayat alergi dan

catatan penggunaan obat pasien.

4. Evaluasi adalah analisa rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan

Modul Penggunaan Obat Rasional oleh Kemenkes RI pada tahun 2011.

5. Profil penggunaan antibiotik meliputi golongan, jenis, dosis, dan durasi

pemberian antibiotik.

6. Rasionalitas penggunaan antibiotik dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan oleh Kemenkes pada tahun 2011 yaitu :

a. Tepat indikasi penyakit yaitu antibiotik yang diberikan berdasarkan

diagnosis bahwa pasien terinfeksi bakteri yang didukung oleh hasil tes

widal (+).

b. Tepat pemilihan obat yaitu antibiotik yang diberikan kepada pasien harus

dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Jenis

antibiotik yang diberikan disesuaikan dengan literatur Guidelines for the

Management of Typhoid Fever oleh WHO pada tahun 2011, Drug

Information Handbook 24th ed oleh APA pada tahun 2015, dan Standar

Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

c. Tepat dosis yaitu disesuaikan dengan acuan dosis dewasa pada literatur

Guidelines for the Management of Typhoid Fever oleh WHO pada tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

20

2011, Drug Information Handbook 24th ed oleh APA pada tahun 2015,

dan Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

d. Tepat interval waktu pemberian obat yaitu interval pemberian obat

disesuaikan dengan T1/2 antibiotik yang digunakan.

e. Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian antibiotik yang sesuai

dengan tingkat keparahan infeksi pasien dan disesuaikan dengan literatur

literatur Guidelines for the Management of Typhoid Fever oleh WHO

pada tahun 2011, Drug Information Handbook 24th ed oleh APA pada

tahun 2015, dan Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta.

f. Tepat penilaian kondisi pasien yaitu pemberian antibiotik sesuai dengan

kondisi pasien seperti kemampuan ADME pasien yang dilihat dari data

hasil pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan ALT, AST, dan

serum kreatinin selama pasien dirawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

21

Lampiran 3. Guideline Dosis Antibiotik Untuk Terapi Demam Tifoid

Terapi antibiotika yang direkomendasikan oleh WHO untuk demam tifoid (WHO,

2011).

Dosis Antibiotik berdasarkan DIH

No Jenis Antibiotik Dosis

1 Cefixime 12-20 mg/kgBB/hari p.o. dibagi dalam 2 dosis selama 7-14

hari

2 Cefotaxime 1 g i.v. setiap 12 jam selama 5-7 hari

3 Ceftriaxone 2 g i.v. setiap 12-24 jam selama 10-14 hari

4 Cefuroxime 750 mg i.v. setiap 8 jam selama 10 hari

5 Cefadroxil 1 g i.v. sehari dengan dosis tunggal atau terbagi 2 dosis

selama 10 hari

6 Doxycycline 100- 200 mg per hari p.o. dengan pembagian dosis 1-2 kali

selama 5-7 hari

7 Metronidazole 2 kali sehari 500 mg

Optimal Therapy Alternative Effective Drug

Susceptibility Antibiotic

Daily

dose

mg/kg

Days Antibiotic

Daily

dose

mg/kg

Days

Mild disease

Full sensitive Ciprofloxacin

or Ofloxacin

15 5-7 Chloramphenicol

Amoxycilin

Cotrimoxazole

50 -75

75–100

8 – 40

14 – 21

14

14

Multi drug

resistant

As above or

Cefixime

15

15-20

7-14

7-14

Azythromycin

Cefixime

8 – 10

15 – 20

7

7-14

Quinolone

resistance

Azythromycin

Rocephine

8-10

75

7

10-14

Cefixime 20 7-14

Severe illness

Full sensitive Ciprofloxacin

or Ofloxacin

15 10-14 Chloramphenicol

Amoxycilin

Cotrimoxazole

100

100

8 - 40

14-21

14

14

Multi drug

resistant

As above or

Cefixime

15

15-20

10-14

10-14

Rocephine

Cefotaxime

75

80

10-14

10-14

Quinolone

resistance

Rocephine

Cefotaxime

Azythromycin

75

80

8-10

10-14

10-14

10-14

Fluoroquinolone 20 7-14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

22

Lampiran 4. Lembar Pengambilan Data Rekam Medis

LEMBAR PENGAMBILAN DATA REKAM MEDIS

No. Rekam medis 23XXXX

Inisial pasien S

Jenis kelamin Laki-laki

Umur 38 tahun

Berat badan -

Tanggal masuk 10 Oktober 2015

Tanggal keluar 13 Oktober 2015

Riwayat penyakit -

Riwayat pengobatan -

Alergi obat -

Keadaan pasien saat pulang Membaik

Hasil Pemeriksaan awal

Keluhan utama Pusing, demam, mual

Kondisi klinis awal (tanda vital) Suhu tubuh : 36,7°C

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 98 kali/menit

Nafas : 18 kali/menit

Diagnosa utama Thypoid Fever

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

23

Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Waktu Pemeriksaan

31/1/2015

ALT 175,4 U/L (H)

AST 88,5 U/L (H)

Serum kreatinin 1,09 mg/dL

Ureum 38 mg/dL

Trombosit 180.000 sel/mm3

Leukosit 5.900 sel/mm3

Eritrosit 5,91x 103 sel/mm3

Serologi Widal O 1/80

Terapi antibiotik

Jenis

antibiotik

Rute

pemberian

Dosis

pemberian

Tanggal pemberian

11 pagi 11 malam 12 pagi 12 malam 13 pagi

Ceftriaxone Iv 1 gr / 12 jam √ √ √ √ √

Terapi Antibiotik yang Diterima Pasien Setelah Rawat Inap

No Nama obat Jenis/ golongan

Dosis dan

frekuensi

pemberian

Jumlah obat

1 Starcef 200 mg Cefixime / Cephalosporin III 2 x 1 kapsul 10 kapsul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

24

Lampiran 5. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

NO Antibiotik Antibiotik yang dibawa

pulang (jumlah obat)

Kriteria Rasionalitas

Tepat

Indikasi

Tepat

Pemilihan

Obat

Tepat

Dosis

Tepat

Interval

Waktu

Pemberian

Obat

Tepat

Lama

Pemberian

Tepat

Penilaian

Kondisi

Pasien

1 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

2 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

3 Cefotaxime inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

4 Cefuroxime inj 2 x 1 g

(ganti)

Cefadroxil inj 2 x 1 g

Cefadroxil 500 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ X X (O) √ X √

5 Ceftriaxone inj 2 x 1 g - √ √ √ √ X √

6 Doxyciclin 2 x 100 mg po Doxyciclin 100 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ X √ √ √ √

7 Cefixime 2 x 200 mg po Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (18 kapsul) √ √ √ √ √ √

8 Cefotaxime inj 2 x 1 g

(ganti)

Doxycycline 2 x 100 mg po

Doxyciclin 100 mg

2 x 1 kapsul (13 kapsul) √ X √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

25

9 Cefixime 2 x 200 mg po

(ganti)

Cefotaxime inj 2 x 1 g

Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

10 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

11 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √ √ √ √ √

12 Ceftriaxone inj 2 x 1 g +

Metronidazole 2 x 500 mg

po

Co amoxyclav 625 mg

3 x 1 kapsul (15 kapsul) √ X √ √ X √

13 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ X √

14 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ X √

15 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

16 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √ √ √ √ √

17 Ceftriaxone inj 2 x 1 g

(ganti)

Cefixime 2 x 200 mg po

Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

18 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √ √ √ √ √

19 Cefixime 2 x 200 mg po Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

26

20 Cefixime 2 x 200 mg po Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √ √ √ √ √

21 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

22 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

23 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √ √ √ √ √

24 Cefuroxime inj 2 x 750 mg Ciprofloxacin 500 mg

2 x 1 tablet (10 tablet) √ X

√ X √ √

25 Cefuroxime inj 2 x 750 mg Ciprofloxacin 500 mg

2 x 1 tablet (10 tablet) √ X

√ X √ √

26 Cefuroxime inj 2 x 750 mg Doxycycline 100 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ X

√ X √ √

27 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 100 mg

2 x 2 kapsul (20 kapsul) √ √

√ √ √ √

28 Cefuroxime inj 2 x 750 mg Levlofloxacin 500 mg

1 x 1 tablet (5 tablet) √ X

√ X √ √

29 Cefuroxime inj 2 x 750 mg Ciprofloxacin 500 mg

2 x 1 tablet (10 tablet) √ X

√ X √ √

30 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

31 Ceftriaxone inj 2 x 1 g Cefixime 200 mg

2 x 1 kapsul (10 kapsul) √ √ √ √ √ √

100% 70,96% 96,77% 83,87 83,87 100%

Keterangan : √ (tepat), X (tidak tepat), O(overdose), U(underdose)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN … · yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah

27

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap I Putu Dicky Prasetya, lahir di

Sukawati pada tangga 9 Maret 1997 dan merupakan anak

pertama dari pasangan Nyoman Sudiana dan Made

Murdani. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis

yaitu TK Kumara Lilawati (2000 - 2001), tingkat Sekolah

Dasar di SD N 3 Sukawati (2002 - 2008), tingkat Sekolah

Menengah Pertama di SMP Widya Suara Sukawati (2008 –

2011), dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMA N 1 Sukawati (2011 – 2014).

Pada tahun 2014, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan,

penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti PEPTIDA tahun 2016 sebagai

ketua panitia, Pharmacy 3on3 tahun 2015 sebagai anggota divisi perlengkapan, dan

Pelepasan Wisuda sebagai anggota divisi perlengkapan. Penulis juga aktif dalam

beberapa kegiatan organisasi dalam kampus seperti UKF Squadra Viola sebagai

koordinator periode 2015/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI