EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini...

52
EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RS BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Krispina Priska Adriani NIM : 138114067 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini...

Page 1: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

INFEKSI SALURAN KEMIH DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RS

BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Krispina Priska Adriani

NIM : 138114067

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

ii

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASIEN

INFEKSI SALURAN KEMIH DEWASA DI INSTALASI RAWAT INAP RS

BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi ( S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Krispina Priska Adriani

NIM : 138114067

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

“All your dreams can come true if we have the courage to pursue

them”

-Walt Disney-

“You Don’t Have to Be Great to Start

But You Have to Start to Be Great”

-Zig Zagler-

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai sumber kekuatan dan pengharapanku

Papa, Mama, dan Adik serta keluarga tercinta sebagai ungkapan baktiku

Para sahabat dan teman-teman tercinta

Almamaterku Universiras Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

viii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat, rahmat, dan cinta kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasien Infeksi

Saluran Kemih Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta

Tahun 2015” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keberhasilan penulis dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini telah banyak melibatkan berbagai pihak

yang telah memberi dukungan tenaga, pikiran, dan kasih saying kepada penulis.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Pembimbing utama Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si, Apt., yang telah

bersedia memberikan waktu, tenaga, dukungan, motivasi, semangat, serta

kritik dan saran dalam penyusunan proposal skripsi hingga selesainya

skripsi ini.

3. Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc, Apt., dan Ibu Putu Dyana Christasani,

M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran

serta arahan dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam

membimbing penulis selama masa perkuliahan.

5. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

6. Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran UKDW yang telah memberikan

arahan dan izin terkait pembuatan Ethical Clearance pada penulis.

7. Kedua orang tua, Gregorius Agung Prihartanto dan Lusia Ida Ayu

Rusmana Dewi, serta adik Silvia Rosalina yang setia mendukung,

mendoakan, mendampingi, dan memberikan saran kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

ix

8. Tim skripsi De-One, yaitu Tirza Yunita, Wilda Apriliana Datuan, Yohanes

Hastya Ekaristiadi atas perjuangan, kerjasama, dukungan, dan bantuan

selama penelitian berlangsung.

9. Sahabat-sahabat “Wih”, yaitu Sari, Yoke, Tiwi, Ucil, Noni, Pisil, dan

Aven atas kebersamaan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat “Betutu’s Family”, yaitu Gilang, Ajeng, Tirza, Sari,

Cewe, Puspa, Tiwi, Hastya, dan Chandra atas kerjasama dan

kebersamaannya selama perkuliahan dari awal semester hingga akhir

kuliah.

11. Teman-teman FSM B, FKK B, dan semua angkatan 2013 atas

kebersamaannya dalam berbagi pengalaman, suka, dan duka selama

berkuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam proses penyusunan penelitian

ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna maka

penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dan dapat

membuat karya ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi khalayak yang

membutuhkan, terutama dalam bidang kefarmasian. Terimakasih.

Yogyakarta, 9 Januari 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

x

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering

terjadi, khususnya di negara berkembang. Infeksi saluran kemih dapat

mengakibatkan angka morbiditas yang signifikan dimana wanita lebih sering

mengalami infeksi saluran kemih daripada pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran peresepan antibiotik serta jumlah penggunaan antibiotik

rasional pada pasien infeksi saluran kemih kelompok dewasa di instalasi rawat

inap RS Bethesda Yogyakarta. Kriteria penggunaan obat rasional meliputi tepat

indikasi pasien, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval waktu pemberian,

tepat lama pemberian, dan tepat penilaian kondisi pasien. Penelitian ini

merupakan penelitian observasional dengan rancangan deskriptif. Data yang

diambil merupakan rekam medis pasien dewasa dengan rentang usia 15-64 tahun

dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang

dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu levofloxacin sebanyak

29 kasus (14,87%). Terapi antibiotik yang rasional pada terapi infeksi saluran

kemih yaitu 137 kasus (70,3%) dan penggunaan antibiotik irasional yaitu 58 kasus

(29,7%).

Kata kunci: Infeksi Saluran Kemih (ISK), Dewasa, Antibiotik, Rasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

xi

ABSTRACT

Urinary tract infection is one of the infectious diseases that often occur,

especially in developing countries. Urinary tract infections can lead to significant

morbidity which women experience more frequent urinary tract infections than

men. The purpose of this study is to describe the amount of antibiotic prescribing

and rational using of antibiotics in adult inpatient with urinary tract infections in

Bethesda Hospital, Yogyakarta. The criteria for rational drug use include the

precise indication of the patient, the proper drug selection, the right dosage, the

right time intervals of administration, the appropriate duration of administration,

and the patient's precise condition assessment. This study was an observational

study with a descriptive design. The data that was taken is the medical records of

adult patients with the age range from 15 years old until 64 years old with the total

of the patient are 195. The results of this study indicate that the predominant use

of antibiotics is a fluoroquinolon class, it is levofloxacin, 29 cases (14.87%).

Rational antibiotic therapy in the treatment of urinary tract infections, 137 cases

(70.3%) and the irrational use of antibiotics, 58 cases (29.3%).

Keywords : Urinary Tract Infection, Adult, Antibiotics, Rationality

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

PRAKATA .................................................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xv

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

METODE PENELITIAN ...................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Penggunaan Antibiotik ...................................................................... 4

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik .................................................... 6

KESIMPULAN ............................................................................................................ 12

SARAN ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

LAMPIRAN ................................................................................................................ 16

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Antibiotik Monoterapi dan Kombinasi yang Diberikan pada Pasien

ISK Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun

2015 .............................................................................................................. 5

Tabel II. Penggantian Jenis Antibiotik yang Diberikan pada Pasien ISK Dewasa

di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015.................... 6

Tabel III. Ketepatan Dosis pada Pasien ISK Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS

Bethesda Yogyakarta Tahun 2015 ............................................................... 9

Tabel IV. Ketepatan Lama Pemberian pada Pasien ISK Dewasa di Instalasi

Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015 ...................................... 10

Tabel V. Ketepatan Penilaian Kondisi Pasien pada Pasien ISK Dewasa di

Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015 ........................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian Pasien ISK Dewasa di Instalasi Rawat

Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015 ................................................ 3

Gambar 2. Gambaran Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISK

Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun

2015 ............................................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance............................................................................... 17

Lampiran 2. Surat Perizinan Penelitian RS Bethesda Yogyakarta ......................... 18

Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian.......................................................... 19

Lampiran 4. Terapi Antibiotik ISK pada AAFP (2011 dan 2005) ......................... 20

Lampiran 5. Dosis berdasarkan DIH 24th

ed dan IONI 2014 ................................. 22

Lampiran 6. Lembar Pengambilan Data Rekam Medis.......................................... 23

Lampiran 7. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik ................................ 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

1

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu infeksi dengan keterlibatan

bakteri tersering di komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK selama hidupnya

(Rajabnia, 2012). Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan infeksi yang melibatkan

struktur tempat mulai dibentuknya urin (glomerulus) sampai muara saluran urin di meatus

uretra eksterna dan didapatkannya mikroorganisme pada urin yang disertai gejala sebagai

tanda adanya infeksi (Anwar, 2008). Berdasarkan letaknya, ISK terbagi menjadi infeksi

saluran kemih bawah (sistitis) dan infeksi saluran kemih atas (pyelonefritis) (Dipiro et al.,

2015).

ISK merupakan salah satu infeksi bakterial yang paling sering terjadi pada

populasi umum dengan keseluruhan kasus diperkirakan mencapai angka kejadian 18 per

1000 orang per tahun dan merupakan infeksi yang paling sering ditemui pada pasien

dewasa (Puca, 2014). Infeksi saluran kemih (ISK) dapat mengakibatkan angka morbiditas

yang signifikan dimana 50-60% dari wanita akan mengalami ISK setidaknya satu kali

dalam hidup mereka. Pria mempunyai insidensi ISK yang jauh lebih rendah (5 per 10.000

per tahun) (Sumolang et al., 2013).

Obat untuk mengatasi masalah infeksi adalah antimikroba seperti antibiotik.

Pengelolaan pasien dengan ISK meliputi evaluasi awal, pemilihan agen antibakteri dan

durasi terapi, dan evaluasi follow up. Pemilihan agen antimikroba untuk pengobatan ISK

berdasarkan pada tingkat keparahan tanda dan gejala, letak infeksi, dan apakah infeksi

tergolong kompleks atau simpleks (Dipiro et al., 2015).

Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai

permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri

terhadap antibiotik (Permenkes, 2011). Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%

antibiotik digunakan secara tidak tepat, antara lain untuk penyakit-penyakit yang

sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di

berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada

indikasi (Hadi et al., 2009).

Resistensi tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan

antibiotik yang bijak (Kemenkes, 2011b). Penggunaan antibiotik secara bijak adalah

penggunaan antibiotik yang sesuai dengan penyebab infeksi dengan rejimen dosis optimal,

lama pemberian optimal, efek samping minimal, dan dampak minimal terhadap munculnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

2

mikroba resisten. Oleh sebab itu, pemberian antibiotik harus disertai dengan upaya

menemukan penyebab infeksi dan pola kepekaannya (Kemenkes, 2015).

Penelitian terkait rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien ISK belum

banyak dilakukan di Indonesia. Salah satu penelitian evaluasi penggunaan antibiotik pada

pasien ISK di salah satu rumah sakit di Yogyakarta pada tahun 2014 menunjukkan bahwa

yang memenuhi kriteria tepat indikasi sebesar 100%, tepat pasien sebesar 100%, tepat obat

90%, dan tepat dosis sebesar 17,5%, penggunaan antibiotik yang rasional sebesar 17,5%

(Puspitosari, 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penggunaan antibiotik untuk

pasien ISK yang meliputi jenis dan golongan antibiotik dan mengidentifikasi jumlah

pengobatan antibiotik yang rasional pada pasien ISK kelompok dewasa dengan

mengevaluasi kesesuaian peresepan antibiotik terapi ISK dengan standar acuan terapi

AAFP (2011 dan 2005) dan Modul Penggunaan Obat Rasional (Kemenkes RI, 2011a).

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional dengan

rancangan deskriptif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2016.

Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data yang tercantum

pada rekam medis (RM) pasien rawat inap RS Bethesda Yogyakarta. Sampel penelitian

yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien rawat inap di RS Bethesda Yogyakarta

dalam rentang waktu Januari-Desember 2015. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien

usia 15-64 tahun dengan diagnosis utama infeksi saluran kemih tanpa penyakit penyerta

infeksi bakteri lain dan mendapatkan terapi antibiotik selama menjalani rawat inap.

Pengelompokan usia pasien diperoleh dari rentang usia dewasa yang digunakan di RS

Bethesda Yogyakarta pada tahun 2015. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu pasien dengan

diagnosis suspect ISK maupun bukan ISK, pasien rawat inap bukan pada tahun 2015, dan

pasien dengan data rekam medis yang tidak ditemukan. Total sampel penelitian ini

sejumlah 195 rekam medis.

Penelitian ini telah mendapat izin dari RS Bethesda dengan nomor surat

7042/KC.211/2016 dan prosedur yang digunakan telah disetujui oleh Komisi Etik

Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

dengan nomor surat 245/C.16/FK/2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

3

Gambar 1. Bagan Sampel Penelitian Pasien ISK Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS

Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Teknik pengambilan sampel rekam medis pasien dilakukan dengan teknik simple

random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelompok

subjek dari suatu populasi dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi sampel sebuah penelitian. Jumlah sampel data diperoleh dari perhitungan

populasi pasien kelompok dewasa dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh

jumlah sampel yang harus diambil. Jumlah sampel yang harus diambil tersebut kemudian

ditambah ± 10% untuk mengantisipasi kekurangan jumlah sampel karena adanya ekslusi

pasien.

Perhitungan sampel yang harus diambil =

=

= 195 rekam medis

N = populasi, e = batas toleransi kesalahan

Jumlah sampel ± 10% = 195 + (195 x ±10%)

= 232 rekam medis

Pemilihan nomor rekam medis yang akan digunakan pada penelitian ini dipilih

secara random dengan menggunakan program Microsoft Excel sesuai dengan jumlah

501 RM pasien

ISK periode Jan-

Des 2015

Hasil random data

± 10% = 232 RM

pasien

Pengelompokan

usia dewasa = 385

RM pasien

8 RM pasien

tereksklusi

3 diagnosis suspect ISK

2 pasien rawat inap

bukan pada tahun 2015

3 rekam medis tidak

ditemukan

203 RM pasien

memenuhi kriteria

inklusi

Total subjek 195

RM pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

4

sampel yang telah ditentukan. Data yang diambil terdiri dari nomor rekam medik,

usia/tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal masuk dan keluar, keluhan utama, kondisi klinis

awal, diagnosis utama, diagnosis akhir, riwayat penyakit, riwayat alergi, pemeriksaan

penunjang, pemeriksaan mikrobiologi, hasil pemeriksaan fisik/tanda vital, hasil

laboratorium, dan catatan penggunaan obat yang meliputi jenis dan golongan obat, rute

pemberian, aturan pakai yang digunakan selama terapi infeksi saluran kemih.

Analisis Data

Data gambaran penggunaan antibiotik pasien ISK yang digunakan dikelompokkan

menjadi jenis dan golongan antibiotik. Analisis gambaran penggunaan antibiotik dilakukan

dengan menghitung jumlah kasus pada tiap kategori dibagi dengan jumlah seluruh kasus

lalu dikali 100%. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan

persentase.

Data terapi antibiotik yang diperoleh dikaji berdasarkan kriteria penggunaan obat

rasional yaitu tepat indikasi penyakit, pemilihan obat, dosis, interval waktu pemberian

obat, lama pemberian, dan penilaian kondisi pasien dengan membandingkan data

penggunaan antibiotik pada literatur. Ke-enam kriteria dipilih berdasarkan kondisi data

yang terdapat pada rekam medis pasien. Literatur yang digunakan adalah Diagnosis and

Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis (AAFP, 2011), Diagnosis and Management of

Acute Pyelonephritis in Adults (AAFP, 2005), Drug Information Handbook 24th

ed (APA,

2015), dan Modul Penggunaan Obat Rasional (Kemenkes RI, 2011a). Apabila keseluruhan

kriteria penggunaan obat rasional telah terpenuhi artinya terapi antibiotik yang rasional

terpenuhi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISK Dewasa di RS Bethesda Yogyakarta

Jenis dan golongan antibiotik yang digunakan dalam terapi ISK

Pada penelitian ini, diperoleh 5 golongan antibiotik dan 18 jenis antibiotik yang

diresepkan. Profil jenis dan golongan antibiotik yang diberikan selama terapi terbagi dalam

142 kasus (72,82%) penggunaan antibiotik tunggal, 12 kasus (6,15%) penggunaan

antibiotik kombinasi (Tabel I), dan 41 kasus (21,03%) dengan pergantian jenis antibiotik

selama terapi (Tabel II).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

5

Tabel I. Antibiotik Monoterapi dan Kombinasi yang Diberikan pada Pasien ISK

Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Antibiotik Jumlah Persentase

(%)

Terapi Tunggal

Golongan Penicillin

Amoxicillin

1

0,51

Golongan Cephalosporin

Cefadroxil

Cefprozil

Cefuroxime

Cefixime

Cefoperazone

Cefotaxime

Ceftazidime

Ceftriaxone

Ceftizoxim

Cefepime

3

2

4

14

6

6

7

27

9

16

1,54

1,03

2,05

7,2

3,08

3,08

3,6

13,85

4,62

8,21

Golongan Fluoroquinolon

Pefloxacin

Ciprofloxacin

Ofloxacin

Levofloxacin

4

1

6

29

2,05

0,51

3,08

14,87

Golongan Aminoglycoside

Amikacin

1

0,51

Golongan Sulfonamid

Cotrimoxazole

6

3,08

Terapi Kombinasi

Gol. Penicillin + Beta lactamase inhibitor

Amoxicillin + Clavulanic acid

Ampicillin + Sulbactam

1

1

0,51

0,51

Gol. Cephalosporin + Beta lactamase inhibitor

Cefoperazone + Sulbactam

5

2,57

Gol. Cephalosporin + Fluoroquinolon

Ceftriaxone + Ofloxacin

Cefotaxime + Pefloxacin

Cefoperazone+Levofloxacin

Pipemidic acid + Levofloxacin + Cefixime

1

1

1

1

0,51

0,51

0,51

051

Gol.Cephalosporin + Cephalosporin

Cefixime + Cefuroxime

1

0,51

Total 154 79,02

Antibiotik monoterapi yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon,

yaitu levofloxacin sebanyak 29 kasus (14,87%). Penggunaan ceftriaxone (golongan

cephalosporin) menempati urutan ke-2 setelah levofloxacin dengan jumlah penggunaan

pada 27 kasus (13,85%). Antibiotik kombinasi yang paling dominan digunakan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

6

cefoperazone-sulbactam yang merupakan golongan cephalosporin dan beta lactamase

inhibitor sebanyak 5 kasus (2,57%).

Tabel II. Penggantian Jenis Antibiotik yang Diberikan pada Pasien ISK Dewasa di

Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Antibiotik Jumlah Persentase

(%)

Penggantian Antibiotik

Cefepime-Amikacin 1 0,51

Ceftriaxone-Cefixime 9 4,62

Cefotaxime-Ofloxacin 1 0,51

Ceftizoxime+Pefloxacin–Cefoperazone+Cefixime 1 0,51

Ceftriaxone-Cefadroxil 1 0,51

Amikacin-Pefloxacin 1 0,51

Cefixime – Cefoperazone+Sulbactam 4 2,05

Ceftriaxone – Cefoperazone+Sulbactam 1 0,51

Ceftizoxime – Cefoperazone+Sulbactam 1 0,51

Cefuroxime-Levofloxacin 1 0,51

Cefepime-Pefloxacin 1 0,51

Ceftazidime-Cefixime 1 0,51

Pipemidic acid-Cefixime 2 1,03

Ceftriaxone-Levofloxacin 4 2,05

Ciprofloxacin-Cefprozil 1 0,51

Cefotaxime-Ampicillin+Sulbactam 1 0,51

Cefadroxil-Cefixime 1 0,51

Cefoperazone-Cefixime 1 0,51

Cefprozil-Levofloxacin 1 0,51

Ceftriaxone-Cefepime 1 0,51

Ceftriaxone-Ciprofloxacin 2 1,03

Cefixime-Levofloxacin 1 0,51

Cefixime-Ciprofloxacin 1 0,51

Ceftizoxime-Pefloxacin 1 0,51

Cefotaxime-Levofloxacin 1 0,51

Total 41 20,98

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Tepat Indikasi Penyakit

Memilih agen antibiotik untuk terapi infeksi jauh lebih rumit daripada

mencocokkan obat untuk penyakit yang telah diketahui atau diduga patogen. Salah satu

penyalahgunaan penggunaan antibiotik adalah pemberian ketika sebenarnya antibiotik

tersebut tidak diperlukan, seperti misalnya pada infeksi virus yang sebenarnya tidak

memerlukan antibiotik. Seleksi awal penggunaan antibiotik hampir selalu empiris dimana

pemilihan antibiotik secara empiris biasanya didasarkan pada informasi yang dikumpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

7

dari riwayat pasien dan pemeriksaan fisik. Pemilihan agen biasanya dipilih antibiotik

berspektrun luas apabila tidak dilakukan kultur bakteri (Dipiro et al, 2015).

Menurut Kemenkes (2011a), yang dimaksud tepat indikasi penyakit adalah

pemberian agen antibiotik hanya diberikan untuk pasien yang terdiagnosis infeksi bakteri.

Diagnosis infeksi saluran kemih dapat dipastikan dengan melihat diagnosis utama pada

lembar ringkasan pasien masuk dan keluar, hasil pemeriksaan imejing USG abdomen dan

hasil sedimen urine leukosit pada lembar hasil laboratorium pemeriksaan urine. Pada

penelitian ini ketepatan indikasi penggunaan antibiotik menunjukkan hasil 100% yang

berarti seluruh pasien mendapatkan tatalaksana terapi yang tepat sesuai indikasi infeksi

saluran kemih. Penggunaan antibiotik yang sesuai dengan indikasinya dapat mencegah

ataupun menurunkan risiko resistensi antibiotik (Kemenkes, 2011a).

Tepat Pemilihan Obat

Upaya untuk melakukan pemilihan obat secara tepat dapat dilakukan setelah

diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang

memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakitnya (Kemenkes, 2011a). Infeksi

saluran kemih sendiri terbagi menjadi ISK atas (pyelonefritis) dan ISK bawah (sistitis).

Letak infeksi saluran kemih dapat dipastikan dengan melihat lembar hasil pemeriksaan

imejing USG abdomen dan hasil sedimen urine leukosit pada lembar hasil laboratorium

pemeriksaan urine. Selain itu, ketepatan pemilihan obat juga disesuaikan dengan bakteri

penginfeksi yang dapat dilihat pada lembar hasil pemeriksaan kultur.

Pada penelitian ini terdapat 2 pasien (1,03%) yang tidak mendapatkan terapi

dengan ketepatan pemilihan antibiotik untuk infeksi saluran kemih. Acuan AAFP (2011)

tidak memberikan pilihan antibiotik golongan aminoglikosida sebagai terapi sistitis.

Amikasin digunakan sebagai terapi infeksi serius pada bakteri basil aerobik gram negatif

yang telah teridentifikasi resisten dengan gentamycin dan tobramycin sehingga dapat

dikatakan pemilihan antibiotik tidak tepat (Hopkins, 2012). Meskipun pemilihannya tidak

tepat, Rossetti (1986) mengatakan bahwa penggunaan amikasin dapat menjadi terapi yang

mengutungkan dan rasional bagi penderita sistitis dengan total keefektivan sebesar 99,3%

namun perlu diperhatikan efek samping yang dapat terjadi pada pasien.

Apabila infeksi saluran kemih diduga disebabkan oleh lebih dari satu

mikroorganisme, penggunaan antibiotik kombinasi dapat memperluas spektrum aktivitas

antimikroba sehingga efek yang dicapai lebih besar daripada penggunaan antibiotik

tunggal. Ketika pasien dirawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

8

mikroorganisme basil gram negatif dapat tumbuh dalam kultur darah sehingga pasien dapat

terkena infeksi nosokomial. Kombinasi antara agen beta-lactam dengan fluorokuinolon

dapat dipergunakan untuk mencegah infeksi nosokomial (Leekha, 2011). Kombinasi

sesama golongan cephalosporin dengan generasi yang berbeda dapat diberikan dengan

pertimbangan terkait efektivitasnya terhadap bakteri penginfeksi. Cephalosporin generasi 2

lebih efektif pada infeksi community-acquired sedangkan Cephalosporin generasi 3 lebih

efektif pada infeksi hospital-acquired. Pemberian kombinasi cephalosporin generasi 2 dan

3 diharapkan dapat memberikan efek yang lebih besar daripada pemberian tunggal (Agbor,

2011). Akan tetapi, kombinasi sesame golongan Cephalosporin dengan generasi yang sama

dapat meningkatkan resistensi karena bakteri dapat dengan cepat beradaptasi dengan

lingkungan baru (Sun, 2012).

Terdapat 8 jenis antibiotik (44,4%) yang sudah sesuai dengan standar acuan

Diagnosis and Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis (AAFP, 2011) dan Diagnosis

and Management of Acute Pyelonephritis in Adults (AAFP, 2005) dan 10 jenis antibiotik

(55,6%) yang diresepkan namun tidak termasuk dalam pilihan terapi infeksi saluran kemih.

Dari kesepuluh jenis antibiotik tersebut, 8 diantaranya merupakan antibiotik golongan

cephalosporin dan 2 jenis lainnya merupakan golongan fluoroquinolon.

Menurut acuan Diagnosis and Management of Acute Pyelonephritis in Adults

(AAFP, 2005), terapi empirik untuk penatalaksanaan pyelonefritis akut dapat diberikan

antibiotik golongan fluoroquinolon, amoxicillin-clavulanate, cephalosporin, dan

trimethoptim-sulfamethoxazole sebagai antibiotik alternatif yang dapat diberikan pada

bakteri yang peka. Penggunaan pipemidic acid pada pasien sistitis dan pyelonefritis

menunjukkan eradikasi yang baik sehingga dapat menjadi antibiotik yang efektif dalam

pengobatan infeksi saluran kemih (Kamran et al, 1984).

Tepat Dosis

`Dosis sangat berpengaruh terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang

berlebihan akan sangat beresiko terhadap timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang

terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang diharapkan oleh suatu

antibiotik (Kemenkes, 2011a). Ketepatan dosis disesuaikan dengan acuan dosis dewasa

pada literatur Diagnosis and Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis (AAFP, 2011),

Diagnosis and Management of Acute Pyelonephritis in Adults (AAFP, 2005), dan IONI

(BPOM, 2014) dengan range dosis yang mengacu pada literatur Drug Information

Handbook 24th

ed (APA, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

9

Tabel III. Ketepatan Dosis pada Pasien ISK Dewasa di Instalasi Rawat Inap RS

Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Ketepatan Dosis Jumlah Pasien

(n = 195)

Persentase

(%)

Dosis kurang 7 3,59

Dosis tepat 168 86,15

Dosis lebih 20 10,26

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III) menunjukkan bahwa pemberian dosis

antibiotik yang tidak tepat sebesar 13,85% dan dosis antibiotik yang tepat sebesar 86,15%.

Pada penggunaan antibiotik kombinasi, dosis yang digunakan adalah dosis tunggal dari

masing-masing jenis antibiotik kemudian antibiotik kombinasi tersebut diberikan kepada

pasien dalam waktu yang bersamaan.

Menurut Paterson et al. (2016), penggunaan antibiotik dengan dosis yang

berlebihan telah teridentifikasi sebagai penyebab utama terjadinya resistensi. Sedangkan

penggunaan antibiotik dengan dosis yang kurang dapat mengakibatkan efek terapi yang

diharapkan tidak dapat tercapai karena antibiotik tidak mencapai Kadar Hambat Minimum

(KHM) (Lisni et al, 2015). Pengobatan antibiotik secara tepat tergantung pada nilai

parameter dan jenis bakteri yang menginfeksi serta menseleksi dan mengoptimasi dosis

penggunaan antibiotik secara farmakodinamik. Selama pengobatan berlangsung, perlu

dilakukan monitoring untuk melihat apakah antibiotik yang diberikan telah mencapai kadar

terapetik atau belum (Connors et al., 2013).

Tepat Interval Waktu Pemberian

Pemberian antibiotik pada pasien infeksi perlu dilakukan pemantauan interval

waktu pemberian. Interval waktu pemberian merupakan jarak pemberian antibiotik dari

pemberian pertama, kedua, ketiga dan seterusnya dalam satu hari. Semakin sering

frekuensi penggunaan obat per hari dapat menurunkan ketaatan pasien dalam meminum

obat. Sebaliknya, frekuensi penggunaan obat yang semakin sedikit dapat meningkatkan

ketaatan pasien dalam meminum obat (Kemenkes, 2011a).

Pada penelitian ini ketepatan interval waktu pemberian obat menunjukkan hasil

100% yang berarti seluruh pasien mendapatkan terapi antibiotik sesuai dengan interval

waktu pemberian yang ditetapkan. Pemberian antibiotik yang sesuai dengan interval waktu

pemberian dapat menurunkan risiko resistensi antibiotik (Humaida, 2014).

Tepat Lama Pemberian

Lama pemberian antibiotik dalam penatalaksanaan infeksi harus selalu

diperhatikan. Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

10

akan berpengaruh terhadap hasil pengobatan (Kemenkes, 2011a). Dalam praktiknya, durasi

optimal terapi antibiotik tergantung pada sindrom klinis, mikroorganisme penyebab, dan

respon pasien terhadap terapi (Gilbert 2015).

Durasi penggunaan antibiotik pada pasien sistitis yang tepat yaitu 3 – 7 hari

(AAFP, 2011) dan pada pasien pyelonefritis yaitu 7 – 14 hari (AAFP, 2005). Beberapa

studi mengatakan bahwa durasi terapi dengan antibiotik golongan aminoglikosida, beta

laktam, atau fluorokuinolon pada pasien pyelonefritis selama 5 – 7 hari sebanding dengan

7 – 14 hari dalam hal hasil klinis dan bakteriologis (AAFP, 2005).

Tabel IV. Ketepatan Lama Pemberian pada Pasien ISK Dewasa di Instalasi Rawat

Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Ketepatan Lama Pemberian Jumlah Pasien

(n = 195)

Persentase

(%)

Durasi tepat 162 83,08

Durasi tidak tepat 33 16,92

Durasi tidak tepat yang dimaksud adalah lama pemberian yang terlalu cepat

sehingga terapi yang dijalani pasien terlalu singkat maupun lama pemberian yang terlalu

lama. Pada penelitian ini, durasi pemberian antibiotik yang terlalu cepat terjadi pada 28

pasien (84,8%) dan durasi pemberian antibiotik yang terlalu lama terjadi pada 5 pasien

(15,2%). Pemberian yang terlalu singkat dapat terjadi karena kondisi pasien yang telah

membaik ataupun pihak keluarga pasien yang meminta untuk pulang. Pemberian terlalu

lama dapat terjadi karena pasien terdapat komplikasi lain yang mengharuskan pasien

menjalani rawat inap dalam waktu lama sehingga terapi antibiotik diteruskan selama

pasien dirawat.

Tepat Penilaian Kondisi Pasien

Mengingat respon individu terhadap efek obat sangat beragam maka diperlukan

pertimbangan yang seksama, mencakup kemungkinan adanya kontraindikasi, terjadinya

efek samping, kelainan organ (hepar, ginjal), riwayat alergi, atau adanya penyakit lain yang

menyertai (Kemenkes, 2011a). Penilaian kondisi pasien merupakan pemberian antibiotik

yang disesuaikan dengan kondisi fisiologis pasien yang didukung dengan data hasil

pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan SGOT, SGPT, dan serum kreatinin.

Apabila dosis tidak disesuaikan pada pasien dengan gangguan hepar dan ginjal dapat

menyebabkan akumulasi dan toksisitas dari banyak obat (Fahimi et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

11

Tabel V. Ketepatan Penilaian Kondisi Pasien pada Pasien ISK Dewasa di Instalasi

Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

Ketepatan Penilaian Kondisi

Pasien

Jumlah Pasien

(n = 195)

Persentase

(%)

Penilaian kondisi pasien tepat 183 93,85

Penilaian kondisi pasien tidak tepat 12 6,15

Pada penelitian ini, terdapat 12 pasien (6,15%) dengan penilaian kondisi pasien

yang tidak tepat yang terdiri dari 11 pasien (91,7%) dengan nilai SGOT dan SGPT tinggi

namun diberikan antibiotik yang dapat menginduksi hepatotoksisitas dan 1 pasien (8,3%)

memiliki alergi antibiotik jenis cefepime dengan reaksi alergi berupa gatal dan kemerahan

namun antibiotik injeksi tetap diberikan secara perlahan oleh dokter. Penggunaan

antibiotik yang tidak sesuai dengan kondisi pasien dapat menyebabkan efek terapi

antibiotik yang diharapkan tidak tercapai (With, 2016).

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang rasional dan terkendali dapat mencegah munculnya

resistensi antibiotik sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi beban biaya

perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan, serta dapat meningkatkan kualitas

pelayanan rumah sakit (Kemenkes, 2011b). Pada penelitian ini, penggunaan antibiotik

dapat disebut rasional apabila memenuhi ke-enam kriteria ketepatan yang telah ditetapkan

oleh Kemenkes RI (2011a). Pada penelitian ini diperoleh hasil penggunaan antibiotik

rasional sebanyak 137 kasus (70,3%) dan penggunaan antibiotik irasional sebanyak 58

kasus (29,7%). Sebagian besar kasus penggunaan antibiotik irasional disebabkan oleh tidak

tepatnya lama pemberian antibiotik (durasi).

Gambar 2. Gambaran Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien ISK Dewasa di

Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Tahun 2015

70%

30%

Rasional

Irasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

12

Menurut Kotwani (2011), penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat

disebabkan karena kebiasaan membuat resep, penyimpangan dalam pasokan antibiotik

dalam publik, self-medication, dan kepentingan komersial. Meningkatkan kesadaran akan

resistensi antimikroba dan mempromosikan penggunaan antibiotik secara rasional antara

pasien dan masyarakat umum merupakan kunci untuk memerangi penggunaan antibiotik

yang tidak diperlukan (Sumpradit, 2012).

Kerjasama antar semua pihak, baik rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat,

perusahaan farmasi, dan pemerintah dalam pencegahan resistensi antibiotik perlu

dilakukan (Kemenkes, 2015). Sebagai seorang Apoteker diharapkan pula dapat berperan

aktif dalam memberikan informasi, konseling, dan edukasi kepada pasien secara individual

ataupun kepada masyarakat secara umum terkait penggunaan antibiotik (Kemenkes,

2011b).

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh klinisi dan farmasis untuk meningkatkan

kualitas pelayanan dan mencegah resistensi antibiotik. Keterbatasan penelitian ini adalah

peneliti tidak dapat melakukan wawancara dengan dokter penulis resep terkait alasan

pemilihan terapi yang diterima pasien.

KESIMPULAN

Pada penelitian ini diperoleh 5 golongan antibiotik dan 18 jenis antibiotik yang

diresepkan. Antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

levofloxacin sebanyak 29 kasus (14,87%). Pada penelitian ini ditemukan penggunaan

antibiotik yang rasional sebanyak 137 kasus (70,3%) dan penggunaan antibiotik irasional

sebanyak 58 kasus dengan persentase sebesar 29,7%. Penggunaan antibiotik yang irasional

terjadi karena tidak tepat pemilihan obat (1,03%), tidak tepat dosis (13,85%), tidak tepat

lama pemberian (16,92%), dan tidak tepat penilaian kondisi pasien (6,15%).

SARAN

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan rancangan prospektif untuk dapat

mengkaji keseluruhan kriteria rasionalitas penggunaan antibiotik sehingga penggunaan

obat rasional dapat dikaji secara representatif. Selain itu, dengan rancangan prospektif

peneliti dapat melakukan wawancara dengan dokter penulis resep untuk mengetahui alasan

pemilihan terapi antibiotik yang diterima pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

13

DAFTAR PUSTAKA

Agbor, V.O., Ma’ori, L., and Opajobi, S.O., 2011. Bacterial Resistance to

Cephalosporins in Clinical Isolates in Jos University Teaching Hospital

(JUTH). New York Science Journal, 4 (9): 46-55.

American Pharmacists Association, 2015. Drug Information Handbook. 24th

Edition. Lexicomp Drug Reference Handbook, USA, pp. 106-1888.

Anwar R., 2008. Bakteri Gram-Positif dari Air Kemih. Majalah Kedokteran

Nusantara, 41 (1): 6-38.

BPOM, 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI). Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Colgan, R. and Williams, M., 2011. Diagnosis and Treatment of Acute

Uncomplicated Cystitis. American Academy of Family Physician, Volume

84 (7): 771-776.

Connors, K.P., Kuti, J.L., Nicolau, D.P., 2013. Optimizing Antibiotic

Pharmacodynamics for Clinical Practice. Pharmaceutica Analytica Acta,

(4): 1-8.

Dipiro, J.t., Wells, B.G., Dipiro, C.V., Schwinghammer, T.L., 2015.

Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edition. McGraw-Hill Education, USA,

pp. 313.

Fahimi, F., Emami, S., and Farokhi, F.R., 2012. The Rate of Antibiotic Dosage

Adjusment in Renal Dysfunction. Iranian Journal of Pharmaceutical

Research, 11 (1): 157-161.

Gilbert, G.L., 2015. Knowing when to stop antibiotic therapy. Marie Bashir

Institute for Infectious Diseases and Biosecurity, 202 (3), pp. 122.

Hadi, U., Duerink, D. O., Lestari, E. S., Nagelkerke, N. J., Keuter, M., Veld, D. H.

I., et al., 2009. Audit of Antibiotic Prescribing in Two Governmental

Teaching Hospitals in Indonesia. Clinical Microbiology and Infection, pp.

66.

Hopkins, J., 2012. Antimicrobial Use Guidelines.

https://www.uwhealth.org/files/uwhealth/docs/antimicrobial/Antimicrobial_

Use_Guidelines_including_all_appendices.pdf diakses pada tanggal 20

Januari 2017.

Humaida, R., 2014. Strategy to Handle Resistance of Antibiotics. J Majority, 3(7),

114-118.

Kamran, M.A.J., Ali, S., Khattak, K.U.N., 1984. Therapeutic Evaluation of

Pipemidic Acid (R-Urexin) in Urinary Tract Infection. A Preliminary

Report. Journal of the Pakistan Medical Association, Vol. 34(8): 235-238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

14

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011a, Modul Penggunaan Obat

Rasional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

Jakarta, hal. 3-8.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011b. Pedoman Pelayanan

Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta, hal. 1-2.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Pedoman Program

Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit. Direktorat Jenderal

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta, hal. 10-13.

Kotwani, A., Wattal, C., Joshi, P.C., Holloways, K., 2011. Irrational use of antibiotics

and role of the pharmacist: an insight from a qualitative study in New Delhi,

India. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics, 37:308-312.

Leekha, S., Terrell, C.L., and Edson, R.S., 2011. General Principles of

Antimicrobial Therapy. Mayo Foundation for Medical Education and

Research, Vol. 86(2): 156-167.

Lisni, I. et al., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis di

Suatu Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Galenika, 02 (01):

43-52.

Paterson, I.K., Hoyle, A., Ochoa, G., Austin, C.B., Taylor, N.G.H., 2016.

Optimising Antibiotic Usage to Treat Bacterial Infections. Nature,

(6):37853, pp.1.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2406 Tahun 2011. Pedoman

Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta, Menkes.

Puca, E. et al, 2014. Urinary Tract Infection in Adults. Clinical Microbiology:

Open Access, Vol. 3:6, pp. 1.

Puspitosari, E., 2015. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi

Saluran Kemih di Instalasi Rawat Inap RSPAU dr. S. Hardjolukito

Yogyakarta Tahun 2004. Naskah Publikasi, Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah, Surakarta.

Rajabnia, M., Gooran, S., Fazeli, F., Dashipour, A., 2012. Antibiotic resistance

pattern in urinary tract infections in Imam-Ali hospital Zahedan (2010-

2011). Zahedan Journal of Research in Medical Science: Zahedan.

Ramakrishnan, K. and Scheid, D.C., 2005. Diagnosis and Management of Acute

Pyelonephritis in Adults. American Academy of Family Physician, Volume

71 (5): 933-942.

Rossetti, R.S., 1986. Single-shot vs conventional therapy with amikacin for

treatment of uncomplicated urinary tract infection: a multicenter study.

Chemioterapia, 5(6):394-9.

Sumolang, S. A. Ch., Porotu’o, J., dan Soeliongan, S., 2013. Pola Bakteri pada

Penderita Infeksi Saluran Kemih di BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou

Manado. Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol. 1, No.1, hal. 597.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

15

Sumpradit, N., Chongtrakul, P., Anuwong, K., Pumtong, S., Kongsomboon, K.,

Butdeemee, P. et al, 2012. Antibiotics Smart Use: a workable model for

promoting the rational use of medicines in Thailand. Bull World Health

Organ, Vol. 90:905-913.

With, K.D., et al., 2016. Strategies to Enhance Rational Use of Antibiotics in

Hospital: A Guideline by the German Society for Infectious Diseases.

Infection, 44, 395-439.

World Health Organization, 2014. Antimicrobial Resistance: Global Report on

Surveillance. Geneva: WHO.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

16

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

17

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

18

Lampiran 2. Surat Perizinan Penelitian RS Bethesda Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

19

Lampiran 3. Definisi Operasional Penelitian

1. Pola peresepan antibiotik pada kasus infeksi saluran kemih kelompok dewasa

meliputi golongan dan jenis antibiotika. Contoh golongan dan jenis antibiotika

dalam terapi ISK yaitu Cephalosporin (golongan) terbagi dalam Ceftriaxone,

Cefixime (jenis).

2. Rasionalitas penggunaan antibiotik pada penelitian ini akan dievaluasi

berdasarkan kriteria Kemenkes (2011b), yaitu:

a. Tepat indikasi, yaitu antibiotik diberikan apabila pasien telah positif

terdiagnosis infeksi saluran kemih.

b. Tepat pemilihan obat, yaitu antibiotik terapi infeksi dipilih berdasarkan

letak infeksi saluran kemih dan spektrum mikroorganisme penginfeksi.

c. Tepat dosis, yaitu dosis antibiotik yang diberikan merupakan dosis optimal

yang disesuaikan dengan acuan literatur.

d. Tepat interval waktu pemberian, yaitu jarak pemberian antibiotik dari

pemberian pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dalam satu hari yang

disesuaikan dengan acuan literatur.

e. Tepat lama pemberian, yaitu durasi pemberian terapi antibiotik yang

optimal dan disesuaikan dengan acuan literatur.

f. Tepat penilaian kondisi pasien, yaitu antibiotik yang diberikan disesuaikan

dengan keadaan pasien dengan mempertimbangkan usia, berat badan, dan

kondisi fisiologis pasien.

Penggunaan antibiotik dapat dikategorikan rasional apabila ke-enam

kriteria terpenuhi. Bila salah satu dari keenam kriteria di atas tidak terpenuhi

maka penggunaan antibiotik masuk dalam kategori tidak rasional (irasional).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

20

Lampiran 4. Terapi Antibiotik ISK pada AAFP (2011 dan 2005)

Pilihan Antibiotik pada Pasien Sistitis

Tingkat Jenis Antibiotik Dosis

First Fosfomycin

Nitrofurantoin

Trimethoprim/sulfamethoxazole

3 g single dose

100 mg tiap 12 jam selama 5 hari

160/800 mg tiap 12 jam selama 3 hari

Second Ciprofloxacin

Ciprofloxacin, extended release

Levofloxacin

Ofloxacin

250 mg tiap 12 jam selama 3 hari

500 mg/hari selama 3 hari

250 mg/hari selama 3 hari

200 mg/hari selama 3 hari atau

400 mg single dose

Third Amoxicillin/clavulanate

Cefdinir

Cefpodoxime

500/125 mg tiap 12 jam selama 7 hari

300 mg tiap 12 jam selama 10 hari

100 mg tiap 12 jam selama 7 hari

Pilihan Antibiotik pada Pasien Pyelonefritis

Jenis Antibiotik Interval Dosis Oral Dosis Intravena

Penicillins

Amoxicillin

Amoxicillin-clavulanate

potassium

Ampicillin-sulbactam

Aztreonam

Imipenem

Piperacillin

Piperacillin-tazobactam

Ticarcillin-clavulanate

Tiap 8-12 jam

Tiap 8-12 jam

Tiap 4-6 jam

Tiap 6-8 jam

Tiap 6 jam

Tiap 6 jam

Tiap 6-8 jam

Tiap 4-6 jam

500

500/125

150-200 mg/kg

1 – 2 g

0,5 g

3 g

3,375 g/4,5 g

3,1 g

Cephalosporins

Cefotaxime

Ceftriaxone

Cephalexin

Tiap 8-12 jam

Tiap 24 jam

Tiap 6 jam

500

1 – 2 g

1 – 2 g

Fluoroquinolones

Ciprofloxacin

Enoxacin

Gatifloxacin

Levofloxacin

Lomefloxacin

Norfloxacin

Ofloxacin

Tiap 12 jam

Tiap 24 jam

Tiap 24 jam

Tiap 24 jam

Tiap 24 jam

Tiap 12 jam

Tiap 12 jam

500

400

250 – 750

400

400

200 – 400

400 mg

400 mg

250-750 mg

400 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

21

Lampiran 4. Lanjutan

Jenis Antibiotik Interval Dosis Oral Dosis Intravena

Aminoglycoside

Amikacin

Gentamicin

Tobramycin

Tiap 12 jam

Tiap 24 jam

Tiap 24 jam

75 mg/kg

5 – 7 mg/kg

5 – 7 mg/kg

Other antibiotics

TMP-SMX

Tiap 12 jam

160/800

8 – 10 mg/kg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

22

Lampiran 5. Dosis berdasarkan DIH 24th

ed dan IONI 2014

No Nama Antibiotik Dosis

Golongan Penicillin

1 Amoxicillin 250-500mg tiap 8 jam atau 500-875mg tiap 12

jam

2 Amoxicillin-clavulanate 875mg tiap 12 jam atau 500mg tiap 8 jam

3 Ampicillin-sulbactam 375-750 mg tiap 12 jam

Golongan Cephalosporin

4 Cefadroxil Sistitis: 1 atau 2 g/hari terbagi tiap 12 jam atau

dosis tunggal tiap 24 jam

Pyelonefritis: 1 g tiap 12 jam

5 Cefprozil 250-500mg tiap 12 jam atau 500 mg tiap 24 jam

6 Cefuroxime Peroral: 250-500mg tiap 12 jam

Intravena: 750mg-1,5g tiap 6-8 jam

7 Cefixime 400mg terbagi tiap 12 jam atau dosis tunggal 24

jam

8 Cefoperazone 2-4g/hari terbagi tiap 12 jam

9 Cefotaxime 1-2g tiap 4-12 jam

10 Ceftazidime 500-2g tiap 8 sampai 12 jam

11 Ceftriaxone 1-2g tiap 24 jam

12 Ceftizoxim 0,5-2g/hari terbagi tiap 6-12 jam

13 Cefepime Sistitis: 0,5-1 g tiap 12 jam selama 7-10 hari

Pyelonefritis: 2 g tiap 12 jam selama 10 hari

Golongan Fluoroquinolon

14 Pipemidic acid 400 mg tiap 12 jam 7-10 hari

15 Pefloxacin 800mg terbagi tiap 12 jam

16 Ciprofloxacin 200mg/100mL tiap 12 jam

17 Ofloxacin 200-400mg tiap 12 jam

18 Levofloxacin Sistitis: 250 mg tiap 24 jam selama 3 hari

Pyelonefritis: mg tiap 24 jam selama 10 hari

atau 750 mg tiap 24 jam selama 5 hari

Golongan Aminoglycoside

19 Amikacin 5-7,5mg/kg/dose tiap 8 jam

Golongan sulfonamide

20 Trimethoprim-

sulfamethoxazole

1-2 double-strength (TMP160:800 SMX) tiap

12-24 jam

Kombinasi Golongan Cephalosporin dan Beta-lactamase inhibitor

21 Cefoperazone-sulbactam 2-4g tiap 12 jam dalam dosis terbagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

23

Lampiran 6. Lembar Pengambilan Data Rekam Medis

No RM 61

Nama/Sex GMK / L

Umur/Tgl lahir 20 th 8 bl 28 hr / 09-11-1994

BB -

Tgl masuk 7-08-2015

Tgl keluar 11-08-2015

R. rawat VI/II

Keluhan/RPS Badan panas naik turun sejak 4 hari yang lalu

Kondisi klinis awal

GCS = E4 V5 M6 Nafas = 20x/menit

Suhu = 37,7 ⁰C TD = 110/60 mmHg

Nadi = 84x / menit

Diagnosis utama/ICD10 ISK / N 39.0

Diagnosis

sekunder/ICD10

-

Jenis tindakan/ICD10 -

Riwayat penyakit -

Riwayat obat -

Riwayat alergi -

Tanda Vital

8/8 9/8 10/8 11/8

Nadi

(x/menit)

88

84

86

88

92

80

84

80

80

88

84

84

80

Nafas

(x/menit)

22

20

20

20

20

20

18

20

20

20

20

20

20

Suhu

(ᴼC)

37,8

38,6

37,4

38,2

36,4

36,4

36,5

37,4

38,6

36,4

36,6

36,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

24

Lampiran 6. Lanjutan

Obat Parenteral

Obat Dosis Aturan

Pakai

Tanggal

8/8 9/8 10/8 11/8

Cernevit 1x1 fl 16 8 16 16

Obat Non Parenteral

Obat Dosis Aturan

Pakai

Tanggal

8/8 9/8 10/8 11/8

Paracetamol 3-4x1 P, Si, So P,Si,So,M P, Si, So P, Si, So

Biocurliv 2x1 P, So

Clavamox 500 3x1 Si, So P, Si, So

Sarbex 1x1 Dibawa pulang

Hasil Pemeriksaan USG

Hasil Laboratorium

Tanggal: 7/8 Bahan: Darah

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Eosinofil L 0,0 % 2,0-4,0

Segmen H 70,6 % 50,0-70,0

Hematokrit L 37,7 % 40,0-54,0

RDW L 11,30 % 11,50-14,50

MCV L 75,10 fL 80,00-94,00

MCHC H 36,30 g/dL 32,00-36,00

Salmonella

typhi Ig M

H 3,0 Negatif ≤ 2,0

Tanggal: 8/8 Bahan: Urine

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Lekosit gelap 2+: 5-9

sel/LPB

10/8

Kesan: Gambaran sistitis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

25

Lampiran 6. Lanjutan

Resume Pasien Keluar

- Alasan dirawat (diagnosa dan comorbiditas)

ISK

- Ringkasan riwayat & pemeriksaan fisik (yang penting/berhubungan)

Demam

- Hasil laboratorium/PA, rontgen, USG, dll

PDL

Urinalisis: LG 2+

- Terapi/pengobatan

Pamol Sarbex T

Bioculiv Cernevit

Clavamox

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

26

Lampiran 7. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotik

No Antibiotik

Kriteria Rasionalitas

Pengobatan

Rasional Tepat

Indikasi

Tepat

Pemilihan

Obat

Tepat

Dosis

Tepat

Interval

Waktu

Pemberian

Tepat

Lama

Pemberian

Tepat

Penilaian

Kondisi

Pasien

1 Cefotaxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

2 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

3 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

4 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

5 Cefotaxime 2x1 g √ √ √ √ × √ I

6 Levofloxacin 1x500 mg inj √ √ × (O) √ √ √ I

7 Cefuroxime 2x250 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

8 Levofloxacin 1x500 mg p.o √ √ √ √ × × I

9 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

10 Ofloxacin 2x200 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

11 Cefepime inj 2x1 g,

Amikasin inj 2x500 mg √

√ √

× (U) √

×

√ √

√ I

12 Ceftriaxone inj 2x1 g,

Cefixime 2x1 p.o √ √ √, √ √ √ √ R

13 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ × I

14 Cefadroxil inj 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

15 Levofloxacin 1x500 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

27

16

Kombinasi

Ceftriaxone inj 2x1g

Ofloxacin p.o 2x200mg

R

17 Cefotaxime inj 2x1 g,

Ofloxacin p.o 2x200 mg √

√ R

18 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

19 Cef.sulbactam inj 2x2 g √ √ √ √ √ √ R

20 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

21

Kombinasi

Pefloxacin p.o. 2x400mg

Ceftizoxime inj 2x1g

Kombinasi

Cefoperazone inj 2x1g

Cefixime p.o 2x100mg

×

R

22 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

23 Cotrimoxazole p.o 2x2

(480mg) √ √ √ √ × √ I

24 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

25 Levofloxacin inj 1x500 mg √ √ √ √ × × I

26 Ceftriaxone 2x100 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

27 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefadroxil 2x500 mg p.o √ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

R

28 Cotrimoxazole 2x2 (480 mg)

p.o √ √ √ √ √ √ R

29 Ceftazidim inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

30 Cefoperazon.sulbactam inj

2x1 g √ √ √ √ × √ I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

28

31 Levofloxacin 1x 500 mg p.o √ √ × (O) √ √ √ I

32 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

33 Cefoperazone-Sulbactam inj

2x1 g √ √ √ √ √ √ R

34 Levofloxacin 1x500 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

35 Cefoperazone inj 3x1 g √ √ × √ √ √ I

36 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

37 Ceftriaxonee inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

38 Amikasin inj 2x500 mg

Pefloxacin 2x400 mg p.o √

× (U)

√ √

√ I

39 Levofloxacin 1x500 mg p.o √ √ × (O) √ × √ I

40 Ciprofloxacin 2x500 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

41

Cefixime 2x100 mg p.o

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

√ R

42 Cefixime 2x100 mg p.o √ √ √ √ √ √ R

43 Ceftizoxime 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

44 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

45 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ × √ I

46

Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

√ R

47 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

48 Cefotaxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

49 Cotrimoxazole 2x2 (480 mg)

p.o √ √ √ √ √ √ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

29

50

Ceftizoxime inj 2x1 g

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

√ R

51 Cefoperazone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

52 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

53 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

54 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

55 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ × I

56

Kombinasi

Pipemidic acid p.o 3x400 mg

Levofloxacin p.o 1x500 mg

Cefixime 2x100 mg

√ √

× (O)

× (O)

√ √

√ √

√ ×

I

57 Cefoperazone p.o 2x1 g √ √ × (U) √ √ √ I

58 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

59 Levofloxacin inj 1x500 mg

Cefuroxime inj 2x750 mg √

√ × (U)

×

√ I

60 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

61 Amoxicillin-clavulanate p.o

3x500 mg √ √ √ √ × √ I

62 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

63 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

64 Cefepime inj 2x1 g

Pefloxacin p.o 2x400 mg √

√ R

65 Ceftazidime inj 2x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

66 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

67 Cefadroxil p.o 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

30

68 Pipemidic acid p.o 2x400 mg

Cefixime 2x100 mg √

√ R

69 Cotrimoxazole p.o 2x2

(480mg) √ √ √ √ √ √ R

70 Ceftriaxone inj 1x1 g

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

√ R

71 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

72 Ciprofloxacin inj 2x200 mg

Cefprozil p.o 2x500 mgR √

√ R

73

Cefotaxime inj 2x1 g

Ampicillin-sulbactam 3x375

mg

√ R

74 Cefadroxil p.o 2x500 mg

Cefixime p.o 2x500 mg √

√ R

75 Levofloxacin 1x500 mg √ √ × (O) √ √ √ I

76 Amikasin inj 2x500 mg √ × √ √ √ √ R

77 Cefoperazone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

78 Ceftriaxone inj 1x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

79 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

80 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

81 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

82 Cefoperazone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

83 Pefloxacin p.o 2x400 mg √ √ √ √ √ √ R

84 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

85 Pefloxacin p.o 2x400 mg √ √ √ √ √ √ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

31

86 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

87 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

88 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

89 Ceftriaxone inj 2x1g √ √ √ √ √ √ R

90 Cefuroxime p.o 2x250 mg √ √ √ √ √ √ R

91 Ceftriaxone inj 1x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

92 Ceftizoxim inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

93 Ceftizoxim inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

94 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

95

Kombinasi

Cefixime 2x100 mg

Cefuroxime 2x250 mg p.o

√ √

√ R

96 Levofloxacin inj 1x500 mg √ √ × (O) √ √ × I

97 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

98 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefixime 2x100 mg p.o √

√ R

99 Cefotaxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

100 Ofloxacin p.o 2x200 mg √ √ √ √ √ √ R

101 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

102 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

103 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

104 Cefprozil p.o 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

105 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

106 Cefoperazone inj 2x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

107 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ × (O) √ √ √ I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

32

108 Cefadroxil p.o 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

109 Ceftriaxone inj 1x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

110 Ceftriaxone inj 2x1 g

Levofloxacin inj 1x500 mg √

×

× √

√ I

111 Cefprozil p.o 2x500 mg

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

√ √

× (O) √

√ √ ×

√ I

112 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

113 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

114 Levofloxacin 1x500 mg p.o √ √ × (O) √ × × I

115 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefepime inj 2x1 g √

√ R

116 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

117 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

118 Cefotaxim inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

119 Levofloxacin inj 1x500 mg

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

× ×

I

120 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

121 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

122 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

123 Cefotaxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

124 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

125 Ceftriaxone inj 2x1 g

Ciprofloxacin p.o 2x500 mg √

√ √

× (O) √

√ I

126 Cefixime p.o 2x100 mg

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

×

√ √

√ I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

33

127 Cefixime p.o 2x100 mg

Ciprofloxacin p.o 2x500 mg √

√ √

× √

√ I

128 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

129 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

130

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

Cefixime p.o 2x100mg

√ R

131 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ × (O) √ × √ I

132 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ × (O) √ √ × I

133 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

134 Cefuroxime inj 2x1 g √ √ × (O) √ √ √ I

135 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

136 Pefloxacin p.o 2x400 mg √ √ √ √ √ √ R

137

Cefixime p.o 2x100 mg

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

√ √

× √

√ I

138 Levofloxacin inj 1x500 mg

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

√ R

139 Ofloxacin p.o 2x200 mg √ √ √ √ √ √ R

140 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

141 Cefuroxime p.o 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

142 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

143 Cefepime inj 2x1 g √ √ × (U) √ × √ I

144 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

145 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ × I

146 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

147 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

34

148

Cefixime p.o 2x100 mg

Cefoperazone-sulbactam inj

2x1 g

√ R

149 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

150

Kombinasi

Cefoperazone inj 2x1 g

Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √

√ ×

√ I

151 Pipemidic acid p.o 2x400 mg

Cefixime p.o 2x100 mg √ √

√ √

√ √

√ √

√ √

√ √

R

152 Levofloxacin inj 1x500 mg √ √ × (O) √ √ × I

153 Cefoperazone inj 3x1 g

Levofloxacin inj 1x500 mg √

× (O)

√ √

√ I

154 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

155 Cefoperazone-sulbactam inj

2x2 g √ √ √ √ × √ I

156 Ceftizoxime inj 2x1 g

Pefloxacin p.o 2x400 mg √

√ R

157 Ofloxacin p.o 2x400 mg √ √ √ √ × √ I

158 Ampicillin-Sulbactam p.o

2x375 mg √ √ √ √ √ √ R

159 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

160 Cotrimoxazole p.o 2x2 tab

(480 mg) √ √ √ √ √ √ R

161 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

162 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

35

163

Cefotaxime inj 2x1 g

Levofloxacin inj 1x500 mg

p.o 1x500 mg

√ √

× (O) √

×

√ √

√ I

164 Cotrimoxazole p.o 2x2 g (480

mg) √ √ √ √ × √ I

165 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

166

Kombinasi

Cefotaxime inj 2x1 g

Pefloxacin 2x400 mg

√ √

√ R

167 Ofloxacin p.o 2x1/2 (400 mg) √ √ √ √ √ √ R

168 Ceftriaxone inj 2x1 g

Levofloxacin p.o 1x500 mg √

√ R

169 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

170 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

171 Ofloxacin p.o2x½ (400 mg) √ √ √ √ √ √ R

172 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ × (O) √ √ √ I

173 Cefprozil 2x500 mg √ √ √ √ √ √ R

174 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

175 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ ×(O) √ √ √ I

176 Amoxicillin p.o 2x500 mg √ √ × (O) √ √ √ I

177 Ceftriaxone inj 1x1 g √ √ √ √ √ √ R

178 Ceftazidime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

179 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

180 Pefloxacin p.o 2x400 mg √ √ √ √ √ √ R

181 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ √ √ √ √ R

182 Cefepime inj 2x1 g √ √ × (U) √ × √ I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

36

183 Cefoperazone-Sulbactam inj

2x1 g √ √ √ √ √ √ R

184 Ceftizoxime inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

185 Ceftriaxone 2x1 g

Cefixime p.o 2x100 mg √

√ R

186 Cefepime 2x1 g √ √ √ √ × √ I

187 Cefixime p.o 2x100 mg √ √ √ √ √ √ R

188 Levofloxacin p.o 1x500 mg √ √ × (O) √ √ √ I

189 Cefoperazone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

190 Ceftriaxone inj 2x1 g

Cefixime p.o 2x200 mg √

√ R

191 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

192 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

193 Cefepime inj 2x1 g √ √ √ √ × √ I

194 Ceftriaxone inj 2x1 g √ √ √ √ √ √ R

195 Ceftriaxone inj 1x1 g

Ciprofloxacin 2x500 mg √

√ R

Jumlah 195 194 168 195 162 183 137

Keterangan: O (Overdose), U (Underdose), R (Rasional), I (Irasional)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK … · dengan total 195 pasien. Hasil penelitian ini menunjukkan antibiotik yang dominan digunakan adalah golongan fluorokuinolon, yaitu

37

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Krispina Priska Adriani. Lahir

di Semarang, 18 Januari 1995. Penulis merupakan anak

pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Gregorius

Agung Prihartanto dan Lusia Ida Ayu Rusmana Dewi.

Penulis telah menempuh pendidikan di TK Kristen Petra

12 Sidoarjo (1999-2001), SDK Untung Suropati 2

Sidoarjo (2001-2005), SD Xaverius 2 Jambi (2005-

2007), SMP Xaverius 1 Jambi (2007-2008), SMP

Xaverius 2 Bandar Lampung (2008-2010), SMA Sedes

Sapientiae (2010-2013), dan pada tahun 2013 penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis pernah mengikuti kegiatan

kepanitiaan, yaitu panitia donor darah Fakultas Farmasi Sanata Dharma (2014),

PPRtoS (2015), dan Insadha yang merupakan kegiatan inisiasi pada mahasiswa

baru (2015), Pelatihan dan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I & II, dan

Latihan Kepemimpinan I (2014). Pada tahun 2015 penulis lolos PKM-M yang

didanai Dikti dengan judul ”Person to Person KDRT (Knowing, Doing,

Repeating, and Telling)”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI