EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf ·...

54
EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN TERDIAGNOSA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI RSUD SLEMAN PERIODE 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Feliciane Mojau NIM : 148114065 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf ·...

Page 1: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN

TERDIAGNOSA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI

RSUD SLEMAN PERIODE 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Feliciane Mojau

NIM : 148114065

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

ii

EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN

TERDIAGNOSA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DI

RSUD SLEMAN PERIODE 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Feliciane Mojau

NIM : 148114065

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus yang senantiasa mengasihi dan menyertai sepanjang perjalanan hidupku.

Papa, Mama, Liliane dan Oliviane yang selalu memberikan dukungan dan semangat

Pihak-pihak yang memberikan dukungan dalam studi dan penyelesaian tulisan ini

Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.

“The heart never lies. It is able to overcome and

answer oneself when in doubt.”

-Pdt. Liny Tampake-

“’For I know the plans I Have for you’, declares the

LORD, ‘plans to prosper you and not to harm you,

plans to give you hope and a future’.”

-Jeremiah 29 : 11-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,

maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 15 April 2018

Penulis

Feliciane Mojau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Feliciane Mojau

Nomor Mahasiswa : 148114065

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

‘Evaluasi Rasionalitas Antibiotika Pada Pasien Terdiagnosa Penyakit Paru

Obstruktif Kronik (PPOK) di RSUD Sleman Periode 2017’

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Univeristas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkalan data,

mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 13 Mei 2018

Yang menyatakan

(Feliciane Mojau)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

viii

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus yang karena berkat dan kasih-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ‘Evaluasi Rasionalitas

Antibiotika Pada Pasien Terdiagnosa Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di

RSUD Sleman Periode 2017’. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Univeristas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, ilmu, saran dan

arahan serta semangat selama penyusunan prosopsal penelitian hingga

penyusunan naskah skripsi ini selesai.

3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., dan Ibu Putu Dyana Christasani,

M.Sc., Apt., selaku dosen penguji skripsi yang telah bersedia memberikan

waktu, kritik dan saran dalam penyelesaian penelitian ini.

4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan ilmu, saran dan semangat selama masa

perkuliahan.

5. Segenap staff sekertariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah membantu dalam menyediakan surat-surat yang

dibutuhkan dalam penyelesaian penelitian ini.

6. Tim Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana

yang telah memberikan arahan dan menerbitkan Ethical Clearance

penelitian ini.

7. Kesbangpol Sleman dan Rumah Sakit Umum Daerah Sleman yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

ix

8. Petugas Instalasi Rekam Medis RSUD Sleman yang dengan sabar telah

membantu kelancaran dalam pengambilan data.

9. Dokter dan Apoteker di RSUD Sleman yang telah menyediakan waktu

ditengah kesibukan, memberikan konsultasi dalam penyelesaian penelitian

ini.

10. Papa (Julianus Mojau), mama (Liny Tampake), Liliane dan Oliviane serta

keluarga atas dukungan, semangat, kasih sayang dan doa yang telah

diberikan kepada penulis.

11. Pdt. Tabita Kartika Christiani, Ph.D. yang telah membantu dan

memberikan dukungan pada awal studi penulis.

12. Yayasan Satyabhakti Widya di Jakarta yang telah memberikan dukungan

selama studi dan penyelesaian penelitian ini.

13. Ika Hanna dan Biata Munika atas kebersamaan dan dukungan, motivasi,

serta kesabarannya selama proses perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan Lintang Sari, Cik Livia, Myisha, Epen, Debby,

Tien, Dito, Vito, Mas Denis dan Mbak Aca atas segala kebersamaannya

selama masa kuliah dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian

skripsi ini.

15. Teman-teman FSM B 2014 dan angkatan 2014 atas kebersamaannya

selama proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis dalam proses penyelesaian penelitian

ini.

Penulis menyadari bahwa naskah skripsi ini belum sempurna dan masih

banyak kekurangan, maka penulis memohon maaf atas kekurangan dalam naskah

ini. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan

ilmu pengetahuan.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

x

DAFTAR ISI

Halaman Cover....................................................................................................... i

Halaman Judul ...................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ...................................................................... iii

Halaman Pengesahan .......................................................................................... iv

Halaman Persembahan .......................................................................................... v

Pernyataan Keaslian Karya .................................................................................. vi

Lembar Persetujuan Publikasi ............................................................................. vii

Prakata ................................................................................................................ viii

Daftar Isi................................................................................................................ x

Daftar Tabel ......................................................................................................... xi

Daftar Gambar ..................................................................................................... xii

Daftar Lampiran ................................................................................................. xiii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiv

ABSTRACK ......................................................................................................... xv

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 2

Rancangan dan Subyek Penelitian ................................................................. 2

Analisis Data .................................................................................................. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 5

Profil Karakteristik Pasien PPOK .................................................................. 5

Profil Pola Penggunaan Antibiotik ................................................................ 6

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik ............................................... 9

KESIMPULAN ................................................................................................... 15

SARAN ............................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

LAMPIRAN ........................................................................................................ 18

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Karakteristik Pasien PPOK yang Menjalani Rawat Inap di RSUD

Sleman Periode Januari-Desember 2017…………………………………………..6

Tabel II. Penggunaan Antibiotika Pada Pasien PPOK yang Menjalani Rawat

Inap di RSUD Sleman Periode Januari-Desember 2017…………………………..7

Tabel III. Profil Lama Penggunaan Antibiotika Pada Pasien PPOK yang

Menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017……………………………8

Tabel IV. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Modul

POR menurut Kemenkes RI (2011) yang Dimodifikasi……………………………9

Tabel V. Ketepatan Dosis Antibiotika Pada Pasien PPOK yang Menjalani

Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017………………………………………11

Tabel VI. Ketepatan Interval Waktu Pemberian Antibiotika Pada Pasien

PPOK yang Menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017……………...12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Perolehan Sampel Penelitian Pasien PPOK di RSUD Sleman

Periode Januari-Desember 2017…………………………………………………...3

Gambar 2. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien PPOK yang

Menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017…………………………...14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance ........................................................................ 19

Lampiran 2. Surat Perizinan Penelitian Kesbangpol Sleman ............................ 20

Lampiran 3. Surat Perizinan Penelitian RSUD Sleman .................................... 21

Lampiran 4. Definisi Operasional Penelitian .................................................... 22

Lampiran 5. Pilihan Antibiotika untuk Pasien PPOK ....................................... 23

Lampiran 6. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis ....................... 24

Lampiran 7. Lembar Terapi Antibiotika yang Diterima Oleh Pasien ............... 26

Lampiran 8. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotika ......................... 32

Lampiran 9. Hasil Wawancara dengan Salah Satu Dokter Penulis Resep ........ 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

xiv

ABSTRAK

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan suatu penyakit pada

saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala pernapasan yang persisten dan

hambatan aliran pernapasan di saluran pernapasan. Kondisi perburukkan PPOK

hingga mengalami eksaserbasi disebabkan oleh bakteri (4-50%). Oleh karena itu,

dibutuhkan terapi antibiotika untuk menurunkan resiko kejadian dan kekambuhan

eksaserbasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola penggunaan

antibiotika pada pasien PPOK berdasarkan golongan, jenis rute dan lama pemberian

antibiotika serta mengevaluasi penggunaan antibiotika yang rasional pada pasien

terdiagnosa PPOK di RSUD Sleman periode 2017. Penelitian ini non-eksperimental

ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan pengambilan data secara

retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis pasien PPOK dengan total 35 pasien.

Pada penelitian ini diperoleh 4 golongan antibiotika dan 7 jenis antibiotika yang

diresepkan. Golongan dan jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan yaitu

golongan sefalosporin generasi 3 yaitu seftriakson (51,4%). Hasil penelitian

menunjukan penggunaan antibiotika yang rasional pada 9 pasien (25,7%) dan 26

pasien (74,3%) tidak rasional. Pemberian antibiotika yang tidak rasional terjadi

karena ketidaktepatan dalam dosis antibiotika (25,7%) dan interval waktu

pemberian antibiotika (68,6%).

Kata Kunci : Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Rasionalitas, Antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

xv

ABSTRACT

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a respiratory tract

disease that characterized by persistent respiratory symptoms and airflow

limitation. Worsening of COPD to exacerbate is caused by bacteria (40-50%).

Therefore, antibiotic therapy is required to reduce risk of occurrence and

recurrence of exacerbations. The aim of this study are to identify patterns of

antibiotic use in COPD patients based on class, type, route and duration of

antibiotics and also to evaluate the rational use of antibiotics in patient diagnosed

CPOD in RSUD Sleman period 2017. This non-experimental study used descriptive

study design and retrospective retrieval data. Data were obtained from medical

record of COPD patients with total of 35 patients. In this study obtained 4 classes

of antibiotics and 7 types of antibiotics prescribed. The most commonly prescribed

class of antibiotic is third generation cephalosporin, ceftriaxone (51,4%). The

result of this study showed rational use of antibiotics in 9 patients (25,7%) and 26

patients (74,3%) was irrational. Irrational antibiotic use was due to inaccuracy of

antibiotic dose (25,7%) and interval time of antibiotic administration (68,6%).

Keywords: Chronic Obstructive Pulmonary Disease, Rationality, Antibiotics

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

1

PENDAHULUAN

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan suatu penyakit pada

saluran pernapasan yang menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian di

dunia. PPOK ditandai dengan gejala pernapasan yang persisten dan hambatan aliran

pernapasan di saluran pernapasan yang disebabkan oleh abnormalitas alveolar

karena paparan partikel atau gas berbahaya (GOLD, 2017). Faktor resiko utama

PPOK adalah merokok, hanya sekitar 25-45% pasien PPOK tidak pernah merokok.

Faktor resiko untuk pasien tidak merokok diantaranya adalah paparan polusi udara

(termasuk asap rokok), paparan debu di tempat kerja, infeksi berulang saluran

pernapasan bawah pada masa kanak-kanak, riwayat tuberculosis, asma kronik dan

status sosioekonomi yang buruk (Viet et al., 2015).

Saat ini PPOK menduduki peringkat keempat penyebab kematian di dunia

dan diperkirakan akan menduduki peringkat ketiga penyebab kematian di dunia

pada tahun 2020. Terhitung lebih dari tiga juta orang meninggal karena PPOK pada

tahun 2012 (GOLD, 2017). Secara keseluruhan estimasi prevalensi PPOK sedang

hingga berat di 12 negara Asia adalah 6,3%, dengan tingkat prevalensi mulai dari

3,5% di Hongkong dan Singapura, hingga 5,6% di Indonesia dan 6,7 di Vietnam

(Viet et al., 2015). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013, prevalensi PPOK di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 3,1%. Jumlah kasus

rawat inap PPOK di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru Yogyakarta tahun 2007

menempati urutan ketiga dengan 92 kasus (Khotimah, 2013). Prevalensi penderita

PPOK di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2012-2014 sebanyak

1.074 orang (Puspasari, 2016).

PPOK dengan eksaserbasi akut ditandai dengan peningkatan volume dan

frekuensi pengeluaran sputum, batuk dan wheezing. 50-70% kasus PPOK dengan

eksaserbasi disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan. 40-0% infeksi terjadi

karena bakteri, 30-40% karena virus dan 5-10% karena bakteri atipikal (GOLD,

2017 ; Dogan et al., 2016). Peresepan antibiotika diindikasikan untuk menurunkan

resiko kejadian dan kekambuhan eksaserbasi akut serta mengurangi durasi rawat

inap pada pasien PPOK. Namun, peresepan antibiotika yang kurang tepat dapat

menjadi penghambat dalam mencapai tujuan terapi, resistensi antibiotika, biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

2

pengobatan berlebihan, hingga terjadinya efek samping bahkan kematian (Adil et

al., 2015).

Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi

terkait penggunaan antibiotika di rumah sakit dan menjadi salah satu indicator mutu

program pengendalian resistensi di rumah sakit. Oleh karena itu, evaluasi pola

penggunaan antibiotika hendaknya dilakukan setiap tahun (Permenkes, 2015).

Salah satu penelitian terkait evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

terdiagnosa PPOK Rawat Inap di RSUD Ibnu Sina Gresik menunjukan presentase

penggunaan antibiotika yang rasional sebanyak 78,3% dan tidak rasional sebanyak

21,7% (Anggreini, 2014). Sejauh penelusuran pustaka, penelitian tentang evaluasi

rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien terdiagnosa PPOK di RSUD

Sleman belum pernah dilakukan oleh peneliti lainnya. Selain itu juga, bila

dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian ini berbeda dalam hal lokasi dan

periode penelitian, subyek yang diteliti serta metode yang dilakukan untuk

melakukan evaluasi penggunaan antibiotika.

Penelitian dilakukan dengan menelusuri catatan rekam medik pasien PPOK

di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi pola peresepan antibiotika pada pasien

terdiagnosa PPOK dan memberikan evaluasi rasionalitas peresepan antibiotika

pada pasien terdiagnosa PPOK berdasarkan ‘Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia’ oleh Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia (PDPI) 2011 dan American Family Physican ‘Management

of Acute Exacerbations and Chronic Stable Disease (2011).

METODE PENELITIAN

Rancangan dan Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif yaitu

mengambil atau menelusuri data catatan rekam medis pasien yang terdiagnosa

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di RSUD Sleman periode 2017. Subjek

penelitian ini adalah rekam medis pasien dewasa yang terdiagnosa PPOK di RSUD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

3

193 rekam medis

pasien PPOK rawat

inap periode Januari-

Desember 2017

Sleman periode 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi

penelitian ini adalah pasien dewasa terdiagnosa PPOK dengan kode ICD 10 : J44

di RSUD Sleman periode perawatan Januari-Desember 2017, menjalani rawat inap

minimal 3 hari, menerima terapi antibiotika serta tidak terdiagnosa penyakit lain

yang membutuhkan terapi antibiotika. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien

dengan data rekam medis hilang.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2018 di RSUD

Sleman. Bahan penelitian diambil dari data rekam medis pasien PPOK yang

menjalani rawat inap periode 2017 dan hanya dilakukan pengamatan saja tanpa

intervensi pada bahan penelitian. Data yang diambil hanya digunakan untuk

keperluan penelitian ini saja dan identitas subyek akan dirahasiaan. Pengambilan

data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data rekam medis yang

berisi nomor rekam medis, jenis kelamin, usia, diagnosis, anamnesis, hasil

pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan hematologi, hasil fotothorax dan

terapi yang diterima oleh pasien selama menjalani rawat inap serta terapi yang

dibawa pulang pasien. Total sampel rekam medis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 35 rekam medis dengan rincian seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagan Perolehan Sampel Penelitian Pasien PPOK di RSUD Sleman

Periode Januari – Desember 2017

35 rekam medis yang

digunakan dalam

penelitian

158 rekam medis pasien tidak memenuhi kriteria

inklusi :

3 Pasien menjalani perawatan kurang dari 3 hari

2 Pasien tidak menerima terapi antibiotika

108 Pasien memiliki penyakit penyerta infeksi lain

45 Pasien dengan rekam medis hilang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

4

Pada penelitian ini dilakukan wawancara kepada dokter spesialis penyakit

dalam sebagai salah satu dokter penulis resep pada tanggal 11 Mei 2018 untuk

konsultasi dan konfirmasi terapi yang diberikan kepada pasien. Juga dilakukan

konfirmasi kepada apoteker yang menjadi salah satu anggota PPRA pada tanggal

24 Mei 2018 untuk wawancara atau konfirmasi terkait data penelitian yang

diperoleh.

Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan pengambilan data dari RSUD

Sleman Yogyakarta dan menjalani prosedur penelitian yang diantaranya penerbitan

Ethical Cleareance oleh komisi etik Fakultas Kedokteran Univerisitas Kristen Duta

Wacana dengan nomor surat 580/C.16/FK/2018 serta mendapatkan surat perizinan

penelitian dari Kesbangpol Sleman.

Analisis data

Profil karakteristik demografik pasien PPOK diperoleh dengan

mengelompokan data pasien berdasarkan usia, jenis kelamin dan lama perawatan

pasien di RSUD Sleman pada tahun 2017 yang kemudian disajikan dalam bentuk

persentase dengan menghitung jumlah kasus PPOK pada kelompok usia, jenis

kelamin dan lama perawatan dibagi jumlah seluruh kasus lalu dikali dengan 100%.

Profil pola penggunaan antibiotika pasien PPOK dilihat dengan

mengelompokan data pasien berdasarkan golongan, jenis dan lama pemberian

antibiotika. Persentase penggunaan antibiotika diperoleh dengan menghitung

jumlah kasus tiap kelompok dibagi dengan jumlah seluruh kasus lalu dikali dengan

100%.

Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika dilakukan dengan meninjau

data yang diperoleh berdasarkan kriteria penggunaan obat yang rasional menurut

Kemenkes RI (2011) yang telah dimodifikasi dan literatur. Kriteria rasionalitas

yang ditinjau meliputi tetap indikasi, tepat pemilihan obat, tepat dosis, tepat interval

waktu pemberian, tepat lama pemberian antibiotika dan tepat penilaian kondisi

pasien. Literatur yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah

‘Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) : Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia’ oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

5

2011 dan American Family Physican ‘Management of Acute Exacerbations and

Chronic Stable Disease’ tahun 2011. Penggunaan obat dikatakan rasional apabila

telah memenuhi seluruh kriteria penggunaan obat rasional yang digunakan dalam

penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di RSUD Sleman pada bulan Maret – April 2018

dan diperoleh 193 data rekam medis pasien terdiagnosa PPOK yang menjalani

rawat inap tahun 2017. Data rekam medis yang masuk dalam kriteria penelitian

yaitu 35 rekam medis.

Profil Karateristik Pasien PPOK yang Menjalani Rawat Inap di RSUD

Sleman Periode 2017

Profil karakteristik pasien PPOK dikelompokkan berdasarkan usia, jenis

kelamin dan lama perawatan. Pasien PPOK yang menjalani rawat inap di RSUD

Sleman Periode 2017 paling banyak terjadi pada usia ≥70 tahun, yaitu sebanyak 17

pasien (48,6%), dilanjutkan dengan kelompok usia 60-69 tahun sebanyak 10 pasien

(28,6%) dan kelompok usia 50-59 tahun sebanyak 8 (22,8%) (Tabel I). Menurut

GOLD (2017), angka kejadian PPOK meningkat seiiring dengan bertambahnya

usia. Hal ini sejalan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), dimana prevalensi

PPOK meningkat dari dengan bertambahnya usia yaitu meningkat pada usia ≥25

tahun dan tertinggi pada usia ≥75 tahun (9,4%).

Prevalensi PPOK cenderung lebih tinggi pada pasien laki-laki dibandingkan

dengan perempuan. Hal ini sejalan dengan kejadian PPOK di RSUD Sleman

periode 2017 lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan 31 pasien (88,6%)

dibandingkan dengan pasien perempuan dengan 4 pasien (11,4%) (Tabel I). Salah

satu faktor yang berperan dalam peningkatan kejadian PPOK adalah kebiasaan

merokok dan kebiasaan merokok yang tinggi ini terutama pada laki-laki diatas usia

15 tahun (60-70%) (PDPI, 2011).

Salah satu parameter kualitas management PPOK di rumah sakit adalah

penurunan lama perawatan pasien PPOK. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Harries et al., (2015) lama perawatan pasien PPOK di rumah sakit pada tahun 2009-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

6

2010 ≤10 hari (79%) dengan rata-rata lama perawatan yaitu 3,7 hari. Hal ini serupa

dengan lama perawatan pasien PPOK di RSUD Sleman terbanyak yaitu pada

rentang 3-5 hari dengan 22 pasien (62,8%), kemudian 6-9 hari dengan 10 pasien

(28,6%) dan ≥10 hari dengan 3 pasien (8,6%) (Tabel I).

Tabel I. Karakteristik Pasien PPOK yang Menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman

Periode Januari-Desember 2017

Karakteristik Pasien Jumlah Persentase

(%)

Usia 50-59 8 22,8

60-69 10 28,6

70+ 17 48,6

Total 35 100

Jenis Kelamin Laki-laki 31 88,6

Perempuan 4 11,4

Total 35 100

Lama Perawatan (hari) 3-5 22 62,8

6-9 10 28,6

10+ 3 8,6

Total 35 100

Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien PPOK

Pada penelitian ini profil penggunaan antibiotik dilihat dari golongan, jenis

dan lama pemberian antibiotik selama pasien menjalani rawat inap. Dari 35 pasien,

penggunaan antibiotika terbagi dalam 21 kasus (60,0%) penggunaan antibiotika

tunggal, 11 kasus (31,4%) penggunaan antibiotika kombinasi dan 3 kasus (8,6%)

penggantian jenis antibiotik selama terapi. Antibiotika tunggal yang paling banyak

digunakan adalah golongan sefalosporin, yaitu seftriakson (51,4%). Antibiotika

kombinasi yang paling banyak digunakan adalah seftriakson dan azitromisin

(22,9%) dan penggantian jenis antibiotika yaitu seftriakson yang menjadi dengan

kombinasi seftriakson + azitromisin ataupun kombinasi seftriakson + levofloksasin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

7

diganti dengan meropenem (Tabel II). Alasan penggantian antibiotika tersebut

diperoleh dari hasil wawancara dengan salah satu dokter penulis resep berikut :

“Penggantian antibiotika dilakukan apabila kondisi klinis pasien tidak menunjukan

perbaikan atau respon terhadap antibiotika yang diberikan, serta menyesuaikan

dengan ketersediaan antibiotika yang ada di rumah sakit” (Lampiran 10).

Tabel II. Penggunaan Antibiotika pada Pasien PPOK yang Menjalani Rawat Inap

di RSUD Sleman Periode Januari-Desember 2017

Antibiotika Jumlah

Kasus

Persentase

(%)

Terapi Tunggal

Golongan Sefalosporin Generasi 3

Seftriakson* 18 51,4

Sefotaksim* 1 2,9

Seftazidim* 1 2,9

Golongan Fluorokuinolon

Levofloksasin* 1 2,9

Terapi Kombinasi

Sefoperason + Sulbaktam* 1 2,9

Seftriakson* + Levofloksasin* 2 5,7

Seftriakson* + Azitromisin+ 8 22,9

Penggantian Antibiotik

Seftriakson* Seftriakson* + Levofloksasin* 1 2,9

Seftriakson* Seftriakson* + Azitromisin+ 1 2,9

Seftriakson* Seftriakson* + Levofloksasin*

Meropenem*

1 2,9

Total 35 100

+ : Obat diberikan secara oral

* : Obat diberikan secara intravena

Salah satu pilihan terapi yang disarankan oleh PDPI (2011) adalah

antibiotika golongan sefalosporin generasi 3. Seftriakson merupakan antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

8

golongan sefalosporin generasi 3, memiliki spektrum yang luas terhadap bakteri

pathogen utama pada pasien PPOK dengan eksaserbasi akut. Bakteri pathogen yang

umumnya terdapat pada kultur sputum pasien PPOK diantaranya adalah

Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, E.coli, GNNF,

dan Citrobacter. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri pathogen yang

paling sering terisolasi pada kultur sputum pasien PPOK (42%) dan seftriakson

merupakan antibiotika yang paling efektif untuk bakteri ini sehingga disarankan

sebagai lini pertama antibiotik empiris untuk pasien PPOK (Sankar et al., 2016 ;

Shashibhusan et al., 2016).

Penggunaan antibiotika kombinasi bertujuan untuk memberikan efek

sinergis pada infeksi dan memperlambat serta mengurangi resiko timbulnya bakteri

resisten (Permenkes, 2011). Penggunaan antibiotika golongan makrolida seperti

azitromisin disarankan pada pasien PPOK dengan eksaserbasi ringan hingga

sedang. Selain memiliki efek antibakterial, makrolida juga memiliki efek

immunomodulaltor dan antiinflamasi. Beberapa penelitian menunjukan

penggunaan makrolida menurunkan frekuensi kejadian eksaserbasi pada pasien

PPOK (Hunter and King, 2011; Albert et al., 2011).

Tabel III. Profil Lama Penggunaan Antibiotika Pada Pasien PPOK yang Menjalani

Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017

Jenis Antibiotika Lama Penggunaan Antibiotika (Hari)

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Azitromisin 10

Seftriakson 4 10 5 2 3 2

Sefotaksim 1

Seftazidim 1

Sefoperason Sulbaktam 1

Levofloksasin 1 2 1 1

Meropenem 1

Pola lama penggunaan antibiotika pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel III. Terdapat 10 pasien yang menerima antibiotika azitromisin dan kesepuluh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

9

pasien tersebut menggunakan antibiotika selama 5 hari. Hal ini sejalan dengan lama

penggunaan antibiotika oral yaitu selama 5-10 hari (Hunter and King, 2011).

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotika

Evaluasi penggunaan antibiotika merupakan salah satu indikator mutu

program pengendalian resistensi antibiotika di rumah sakit. Resistensi antibiotika

dapat dihambat dengan cara penggunaan antibiotika secara bijak yaitu penggunaan

antibiotika yang sesuai dengan penyebab infeksi dengan regimen dosis optimal,

lama pemberian optimal, efek samping minimal dan dampak minimal terhadap

munculnya mikroba resisten (Permenkes, 2015).

Tabel IV. Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Modul POR

menurut Kemenkes RI (2011) yang Dimodifikasi

Kriteria Rasionalitas Tepat (%) Kurang Tepat (%)

Tepat Indikasi 100 0

Tepat Pemilihan Obat 100 0

Tepat Dosis 74,3 25,7

Tepat Interval Waktu Pemberian Obat 34,3 65,7

Tepat Lama Pemberian 100 0

Tepat Penilaian Kondisi Pasien 100 0

Tepat Indikasi

Pemberian antibiotika hanya dianjurkan untuk pasien yang menunjukan

gejala infeksi bakteri (Kemenkes RI, 2011). Pada pasien PPOK, antibiotika

diberikan apabila terdapat dua atau lebih gejala eksaserbasi, yaitu sesak napas yang

bertambah, bertambahnya volume sputum dan purulensi sputum. Peresepan

antibiotika pada pasien PPOK bertujuan untuk menurunkan resiko kejadian dan

kekambuhan eksaserbasi akut (PDPI, 2011; Adil et al., 2015).

Pada penelitian ini menunjukan bahwa ketepatan indikasi penggunaan

antibiotika adalah 100%, dimana pasien mendapat terapi antibiotika sesuai indikasi

penyakitnya. Ketepatan indikasi penggunaan antibiotika dinilai dari diagnosa

pasien yaitu PPOK eksaserbasi akut dan juga dari hasil pemeriksaan laboratorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

10

pasien, dimana nilai leukosit ataupun neutrophil yang lebih tinggi dari nilai rujukan.

Selain itu juga, pasien dinilai mendapatkan antibiotika sesuai indikasi karena

menunjukan gejala yaitu sesak yang bertambah dan batuk mengeluarkan dahak.

Tepat Pemilihan Obat

Pemilihan obat dikatakan tepat apabila dilakukan setelah penegakan

diagnosa dan obat yang dipilih memiliki efek terapi yang sesuai dengan keadaan

penyakitnya (Kemenkes RI, 2011). Pemilihan terapi antibiotika pada pasien PPOK

dilakukan berdasarkan tingkat keparahan eksaserbasi ataupun bakteri penyebabnya,

yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, dan Moraxella

catarrhalis. Beberapa acuan menyarankan penggunaan antibiotika spektrum luas

dan memiliki aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa untuk pasien yang

mengalami gagal nafas dan menjalani rawat inap di rumah sakit karena pasien

dengan kondisi ini memiliki resiko besar terhadap organisme yang lebih resisten

(Alldredge et al., 2013).

Pada penelitian ini ketepatan pemilihan obat dievaluasi dengan standar

acuan terapi yaitu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2011) dan American

Family Physican ‘Management of Acute Exacerbations and Chronic Stable

Disease’ (2011). Hasil penelitian menunjukan ketepatan pemilihan obat adalah

100%, dimana pasien menggunakan antibiotika sesuai dengan standar acuan terapi

yang digunakan. Antibiotika golongan sefalosporin generasi kedua dan ketiga

menjadi pilihan utama pengobatan parenteral untuk pasien PPOK karena

spektrumnya yang luas. Penggunaan sefalosporin generasi kedua dan ketiga dapat

dikombinasi dengan antibiotika golongan fluorokuinolon seperti levofloksasin atau

antibiotika golongan makrolida seperti azitromisin untuk mendapatkan efek terapi

yang sinergis. Pada kasus yang jarang seperti pada pasien nomor 32 diberikan

antibiotika golongan carbapenem yaitu meropenem. Pasien dengan eksaserbasi

berat disarankan penggunaan antibiotika beta laktam dengan aktivitas

Pseudomonas aeruginosa (PDPI, 2011). Sensitivitas meropenem terhadap

Pseudomonas aeruginosa adalah 86,2% (Sader et al., 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

11

Tepat Dosis

Pemberian dosis obat mempengaruhi efek terapi. Dosis yang terlalu kecil

tidak akan menjamin kadar terapi yang diharapkan tercapai, sedangkan dosis yang

berlebihan memiliki resiko terjadi efek samping (Kemenkes RI, 2011). Pada

penelitian ini ketepatan dosis disesuaikan dengan standar acuan dosis antibiotika

dewasa, yaitu American Family Physican ‘Management of Acute Exacerbations

and Chronic Stable Disease’ (2011).

Hasil penelitian menunjukan bahwa 9 pasien (25,7%) menggunakan

antibiotika dengan dosis yang kurang tepat dari yang disarankan dan 25 pasien

(74,3%) menggunakan antibiotika dengan dosis tepat (Tabel V). Regimen dosis

azitromisin yang disarankan untuk pasien PPOK adalah dosis inisial 500 mg/hari

dan diikuti 250 mg/hari pada hari selanjutnya (Hunter and King, 2011). Namun,

pada pasien nomor 1, 3, 5, 14, 18, 19, 29 dan 30 menerima azitromisin dengan dosis

500mg/hari hingga hari kelima. Sedangkan pasien nomor 28 hanya menerima

azitromisin dengan dosis 250 mg/hari hingga hari kelima. Regimen dosis harus

dapat mencapai kadar hambat minimal (KHM). Jika tidak mencapai kadar ini, maka

akan mengakibatkan kegagalan terapi dan situasi ini selanjutnya menjadi salah satu

penyebab timbulnya resistensi (Permenkes, 2011).

Tabel V. Ketepatan Dosis Antibiotika pada Pasien PPOK yang menjalani Rawat

Inap di RSUD Sleman Periode 2017

Ketepatan Dosis Jumlah Pasien Persentase (%)

Dosis Kurang Tepat 9 25,7

Dosis Tepat 26 74,3

Total 35 100

Tepat Interval Waktu Pemberian Obat

Secara umum antibiotika dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan sifat

farmakokinetikanya, yaitu consentration dependent dan time dependent killing.

Antibiotika yang termasuk dalam kelompok consentration dependent adalah

antibiotika golongan quinolone dan aminoglikosida dimana semakin tinggi kadar

antibiotika dalam darah maka semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap bakteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

12

Sedangkan antibiotika yang termasuk dalam kelompok time dependent killing

adalah antibiotika golongan penicillin, sefalosporin dan macrolide dimana

ketepatan interval pemberian antibiotika berperan untuk mempertahankan kadar

antibiotika dalam darah sehingga dapat mencapai efek terapi yang diinginkan

(Permenkes, 2011 ; Amin, 2014).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien hanya 11 pasien (34,3%)

menggunakan antibiotika dengan interval waktu pemberian yang tepat dan 24

pasien (65,7%) kurang tepat dalam inverval waktu pemberian (Tabel V.).

Penggunaan seftriakson yang disarankan adalah 1-2 gram sehari, artinya interval

waktu pemberian seftriakson adalah 24 jam (Hunter and King, 2011). Namun, 24

pasien menggunakan seftriakson dengan interval waktu pemberian tiap 12 jam.

Waktu paruh seftriakson yaitu 5-9 jam untuk pasien dengan fungsi hati dan ginjal

normal dan 12-16 jam untuk pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal

(APhA, 2015).

Tabel VI. Ketepatan Interval Waktu Pemberian Antibiotika pada Pasien PPOK

yang menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017

Ketepatan Interval Waktu Pemberian

Antibiotika

Jumlah Pasien

(n=35)

Persentase

(%)

Interval pemberian tepat 12 34,3

Interval pemberian tidak tepat :

Pemberian Tunggal 14 40,0

Pemberian Kombinasi 9 25,7

Tepat Lama Pemberian

Lama pemberian obat mempengaruhi hasil pengobatan, sehingga lama

permberian obat harus sesuai dengan penyakit yang dialami oleh pasien (Kemenkes

RI, 2011). Penggunaan antibiotika oleh pasien harus memperhatikan lama

pemberian sesuai jenis antibiotika dan kondisi klinis pasien. Hasil penelitian

menunjukan bahwa ketepatan lama pemberian antibiotika adalah 100%, dimana

lama pemberian antibiotika sesuai dengan yang disarankan yaitu 5-10 hari.

Penggunaan antibiotika parenteral dapat diganti dengan peroral apabila setelah 24-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

13

48 jam dengan kondisi klinis pasien yang sudah membaik, tidak mengalami

gangguan pencernaan dan tidak demam (Permenkes, 2011).

Tepat Penilaian Kondisi Pasien

Respon pasien terhadap efek terapi obat sangat beragam sehingga perlu

dilakukan penilaian kondisi pasien terhadap pemberian antibiotika. Kondisi-kondisi

yang perlu diperhatikan diantaranya adalah derajat infeksi, tempat infeksi, usia,

berat badan, penyakit komorbid, kondisi kehamilan atau laktasi serta riwayat alergi

(Kemenkes RI, 2011 ; Amin, 2014). Adanya penyakit komorbid seperti kelainan

hati atau ginjal perlu diperhatikan karena dapat menurunkan efektifitas antibiotika

dan memperberat efek toksisitas (Amin, 2014).

Hasil penelitian menunjukan bahwa tepat penilaian kondisi pasien 100%,

dimana tidak terdapat alergi dan kontraindikasi pada pasien yang menggunakan

antibiotika. Pada pasien nomor 13 yang memiliki penyakit penyerta Acute kidney

injury (AKI), serta pasien nomor 33 dan 34 yang nilai kreatinin lebih tinggi dari

nilai rujukan, pemberian seftriakson secara intravena tidak perlu dilakukan

penyesuaian dosis (APhA, 2015).

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika

Penggunaan antibiotika yang tepat yaitu penggunaan antibiotika yang

paling efektif dari segi biaya dengan peningkatan efek terapeutik klinis,

meminimalkan toksisitas serta terjadinya resistensi (Amin, 2014). Pada penelitian

ini, penggunaan antibiotika dikatakan rasional apabila memenuhi keenam kriteria

rasionalitas menurun Kemenkes RI (2011). Pada penelitian ini didapatkan 9 pasien

(25,7%) yang menggunakan antibiotika secara rasional dan 26 pasien (74,3%) tidak

menggunakan antibiotika secara rasional. Penggunaan antibiotika yang tidak

rasional pada pasien disebabkan karena tidak tepatnya dosis dan waktu interval

waktu pemberian antibiotika. Berdasarkan hasil wawancara dengan apoteker bagian

PPRA di RSUD Sleman, dosis dan interval waktu pemberian antibiotika yang

diresepkan oleh dokter didasarkan pada panduan pemberian antibiotika yang lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

14

dan juga pengalaman klinis dokter. Panduan pemberian antibiotika yang baru

sedang dalam tahap penyusunan.

Gambar 2. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien PPOK yang

Menjalani Rawat Inap di RSUD Sleman Periode 2017

Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dapat disebabkan karena

kurangnya informasi terkait pengobatan terbaru dan pedoman perawatan klinis,

faktor kebiasaan penulis resep, pemeriksaan yang kurang memadai sehingga tidak

mendukung diagnosa (Bbosa and Mwebaza, 2015). Penggunaan antibiotika yang

tidak rasional dapat menyebabkan terjadinya resistensi, oleh karena itu perlu

pengendalian resistensi baik perorangan maupun di tingkat rumah sakit. Diperlukan

pemahaman tentang masalah resistensi dan gerakan penanganan resistensi melalui

program terpadu yang disebut dengan Program Pengendalian Resistensi

Antimikroba (PPRA). Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, diperlukan

pedoman pelaksanaan agar pengendalian resistensi berlangsung di seluruh

Indonesia berlangsung secara baku (Permenkes, 2015).

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh klinisi dan juga farmasis sebagai

sumber informasi dan bahan evaluasi dalam peresepan antibiotika yang rasional

pada pasien PPOK. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan

retrospektif sehingga tidak bisa mengevaluasi keseluruhan kriteria rasionalitas yang

ditetapkan Kemenkes RI (2011) dan tidak bisa melihat outcome klinis pasien.

Selain itu, jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi terlalu sedikit sehingga

kurang menggambarkan keadaan lebih rinci.

25,7

74,3

Rasional Tidak Rasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

15

KESIMPULAN

Pada penelitian ini diperoleh 4 golongan antibiotika dan 7 jenis antibiotika

yang diresepkan. Golongan dan jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan

adalah terapi tunggal golongan sefalosporin generasi 3 yaitu seftriakson (51,4%).

Hasil penelitian menunjukan penggunaan antibiotika yang rasional pada 9 pasien

(25,7%) dan 26 pasien (74,3%) tidak rasional. Pemberian antibiotika yang tidak

rasional terjadi karena ketidaktepatan dalam dosis antibiotika (25,7%) dan interval

waktu pemberian antibiotika (65,7%).

SARAN

Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan penelitian serupa dengan

rancangan penelitian prospektif sehingga dapat mengevaluasi rasionalitas

penggunaan antibiotika dengan menggunakan keseluruhan kriteria rasionalitas

penggunaan obat dan juga melihat pengaruh antibiotika terhadap outcome klinis

pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

16

DAFTAR PUSTAKA

Adil, M. S., et al., 2015. EMPADE Study : Evaluation of Medical Prescriptions and

Adverse Drug Events in COPD Patients Admitted to Intensive Care Unit.

Journal of Clinical and Diagnostic Research. 9(11). pp 5-8.

Albert, R. K., et al., 2011. Azitromycin for Prevention of Exacerbations of COPD.

The New England Journal of Medicine. 365 (8). pp. 689-698.

Alldredge, B. K., et al., Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics : The

Clinical Use of Drugs. Lippincott Williams & Wilkins, USA.

American Pharmacists Association, 2015. Drug Information Handbook. 24th

Edition. Lexicomp Drug Reference Handbook, USA.

Amin, L. Z., 2014. Pemilihan Antibiotik yang Rasional. Medicinus. 27(3), pp. 40-

45.

Anggreini, N., 2014. Evaluasi Penatalaksanaan Penggunaan Antibiotik pada

Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Rawar Inap di RSUD Ibnu Sina

Gresik Periode Januari 2011 – Desember 2016, Thesis. Universitas

Gadjahmada, Yogyakarta.

Bbosa, G. S., and Mwebaza, N., 2015. Global Irrational Antibiotics/Antibacterial

Drugs Use : A current and future health and environmental consequences.

Microbial Pathogens and Strategies for Combating : Science, Technology

and Education.

Dogan, M., et al., 2016. Are Treatment Guides and Rational Drug Use Policies

Adequately Exploited in Combating Respiratory System Disease?. Journal

of Infection and Public Health. Elsevier, 9, pp. 42-51.

Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2017. Global

Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease : Pocket Guide to COPD

Diagnosis, Management, and Prevention – a Guide for Health Care

Professionals.

Harries, T. E., et al., 2015. Length of Stay of COPD Hospital Admissions Between

2006 and 2010: a retrospective longitudinal study. International Journal of

COPD. pp. 603-611.

Hunter, M. H., and King, D. E., 2011. COPD : Management of Acute Exacerbations

and Chronic Stable Disease. American Family Physician. 64(4), pp. 603 –

612.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta :

Direktrur Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, hal. 3-8.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar :

RISKESDAS 2013. Jakarta : Balai Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Republik Indonesia.

Khotimah, S., 2013. Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas Hidup Lebih Baik

Daripada Latihan Pernapasan Pada Pasien PPOK di BP4 Yogyakarta. Sport

and Fitness Journal.

Peraturan Menteri Kesehatan. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 2406 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.

Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

17

Peraturan Menteri Kesehatan. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 8 tentang Program Pengendalian Resistensi

Antimikroba di Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Penyakit Paru Obstruktif Kronik

(PPOK) : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta

: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Puspasari, S. F. A., 2016. Pengaruh Pernapasan Pursed-Lip Sebelum Latihan Fisik

Terhadap Kualitas Hidup Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan. 5(2), hal.

107-112.

Sader, H. S., et al., 2017. Pseudomonas aeruginosa Antimicrobial Susceptibility

Result from Four Years (2012 to 2015) of the International Network for

Optimal Resistance Monitoring Program in the United States.

Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 61(3).

Sankar, V., et al., 2016. Open Label Observational Comparative Efficacy Study of

Seftriakson and Levofloksasin in COPD Exacerbations. Journal of

Pharmacy Practice and Community Medicine. 2(2) : 46-53.

Shashibhushan, B. L., et al., 2016. Bacteriological Profile and Antibiotic Sensitivity

Pattern in Sputum Culture of Chronic Obstructive Pulmonary Disease

Patients. International Journal of Advances in Medicine. 3(3) : 671-674.

Viet, N. H. N., et al., 2015. The Prevalence and Patien Characteristics of Chronic

Obstructive Pulmonary Disease in Non-Smokers in Vietnam and Indonesia

: And Obeservational Survey. Journal of the Asian Pasific Society of

Respirology. pp. 602-611.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

18

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

19

Lampiran 1. Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

20

Lampiran 2. Surat Perizinan Penelitian Kesbangpol Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

21

Lampiran 3. Surat Perizinan Penelitian RSUD Sleman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

22

Lampiran 4. Definisi Operasional Penelitian

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang dimaksud adalah penyakit pada

saluran pernapasan yang bersifat persisten berdasarkan diagnosa dokter.

2. Subjek penelitian adalah rekam medis pasien dewasa yang terdiagnosa PPOK

dan menjalani rawat inap minimal 3 hari di RSUD Sleman pada tahun 2017.

3. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan terkait identitas pasien, hasil

pemeriksaan dan pengobatan yang dijalani oleh pasien terdiagnosa PPOK di

RSUD Sleman pada tahun 2017.

4. Karakteristik pasien PPOK yaitu usia, jenis kelamin dan lama perawatan pasien

di RSUD Sleman pada tahun 2017.

5. Pola penggunaan antibiotika adalah golongan, jenis, rute dan lama pemberian

antibiotika yang digunakan oleh pasien terdiagnosa PPOK selama menjalani

rawat inap di RSUD Sleman.

6. Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika dilakukan berdasarkan kriteria

Kemenkes RI (2011) sebagai berikut :

i. Tepat indikasi yaitu antibiotika diberikan kepada pasien berdasarkan

indikasi dan telah terdiagnosa PPOK yang terinfeksi bakteri.

ii. Tepat pemilihan obat yaitu peresepan antibiotika kepada pasien PPOK

untuk membunuh dan menghambat bakteri penyebab infeksi berdasarkan

PDPI (2011) dan American Family Physican ‘Management of Acute

Exacerbations and Chronic Stable Disease’ (2011).

iii. Tepat dosis yaitu pemberian antibiotika atau kekuatan obat yang diterima

pasien per sekali pemberian maupun sehari menurut American Family

Physican ‘Management of Acute Exacerbations and Chronic Stable

Disease’ (2011).

iv. Tepat interval waktu pemberian obat yaitu interval antara pemberian

antibiotika pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sesuai jumlah

pemberian yang harus diperoleh per hari.

v. Tepat lama pemberian yaitu lama pemberian antibiotika kepada pasien

yang sesuai dengan kondisi pasien atau keparahan infeksi yang dialami

pasien serta lama seharusnya antibiotika diberikan.

vi. Tepat penilaian kondisi pasien yaitu pemberian antibiotika yang harus

sesuai berdasarkan respon individu atau pasien setelah pemberian

antibiotika yang mungkin dapat mempengaruhi efek terapi antibiotika.

Penggunaan antibiotika dikatakan rasional apabila memenuhi keenam

kriteria rasionalitas menurut Kemenkes RI (2011). Jika terdapat salah satu

kriteria yang tidak terpenuhi, maka penggunaan antibiotika dikatakan tidak

rasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

23

Lampiran 5. Pilihan Antibiotika untuk Pasien PPOK

Antibiotika Dosis

Eksaserbasi ringan hingga sedang*

First line :

Doxycycline

Trimethoprim Sulfametoxazole

100 mg 2 x sehari

1 tablet 2 x sehari

Amoxicillin-clavulanate potassium 500 mg/125 mg 3 x sehari ;

875 mg/125 mg 2 x sehari

Macrolida :

Clarithromycin

Azithromycin

500 mg 2 x sehari

Inisial 500mg; lalu 250mg/hari

Fluoroquinolones:

Levofloksasin

Gatifloxacin

Moxifloxacin

500 mg sehari

400 mg sehari

400 mg sehari

Eksaserbasi sedang hingga berat+

Sefalosporins:

Seftriakson

Sefotaksim

Ceftazime

1 – 2 g iv sehari

1 g iv setiap 8 – 12 jam

1 – 2 g iv setiap 8 – 12 jam,

Antipseudomonal penicillins

Piperacillin – tazobactam

Ticarcillin – clavulanate potassium

3,375 g iv setiap 6 jam

3,1 g iv sertiap 4 – 6 jam

Fluoroquinolones:

Levofloksasin

Gatifloxacin

500 mg iv sehari

400 mg iv

Aminoglycoside :

Tobramycin

1 mg/kgBB iv setiap 8 – 12 jam ; atau

5 mg/kgBB iv sehari

* untuk antibiotika oral, durasi pemberian adalah 5 – 10 hari + obat biasanya digunakan kombinasi untuk mendapatkan terapi yang sinergi;

biasanya diberikan secara intavena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

24

Lampiran 6. Contoh Lembar Pengambilan Data Rekam Medis

No Rekam Medis 30

Jenis Kelamin Laki-Laki

Usia 76 tahun

Lama Perawatan 3 hari

Riwayat Penyakit Hipertensi

Alergi Obat -

RPO -

Diagnosa Masuk PPOK eksaserbasi akut

Diagnosa Utama PPOK eksaserbasi akut

Diagnosa Sekunder Dyspepsia

Anamnese Pasien mengatakan sesak dan batuk ± 1 minggu yang

lalu, pusing, nafsu makan menurun, post mondok

September kemarin di RSUD Sleman (Kenanga)

Pemeriksaan Awal TD : 160/90 mmHg

Frekuensi nadi : 90x/menit

Frekuensi nafas : 26x/menit

Suhu : 37,6 oC

Hasil Laboratorium

Pemeriksaaan Nilai Rujukan

Leukosit 12,9 4,5-11,0 ribu/µL

Hitung Jenis

Leukosit

Basofil 1,1 0-1%

Limfosit 12,1 22-40%

Neutrofil 76,2 40-70%

Kesan Fotothorax Bronkitis kronis dengan emphysematous lung

Cardiomegaly

Terapi yang diterima Pasien

Terapi Rute Dosis Tanggal Pemberian

15 16 17 18

Azitromisin 500 mg PO 1 x 1 tab 18.00 18.00 18.00

KSR PO 3 x 1 tab

Nebul combivent Per 6 jam 17.00 –

23.00

05.00-

11.00-

05.00-

11.00-

05.00-

11.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

25

17.00-

23.00

17.00-

23.00

MP IV 3 x 62,5mg 13.00 05.00 –

13.00

05.00 –

13.00

05.00 –

13.00

Seftriakson IV 1 x 2 g 17.00 17.00 17.00

Ranitidin IV 2 x 1 A 17.00 05.00-

17.00

15.00-

17.00

05.0

0

Furosemid IV 1 x 1 A

Lavemir SC 6 U (ekstra) 21.30

Obat yang dibawa Pulang

Terapi Dosis

Symbicort 3 x 1 puff

MP 8 mg 3 x 1 tab

Ranitidin 2 x 1 tab

Salbutamol 3 x 1 tab

Amoxicillin 3 x 1 g

Azitromisin 1 x 500 mg (2 tab)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

26

Lampiran 7. Lembar Terapi Antibiotika yang Diterima Oleh Pasien

NO. Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin

Lama

Perawatan

(Hari)

Terapi Antibiotika

Golongan Jenis Rute Dosis Interval

(Jam)

Lama

Pemberian

(Hari)

1. 60 L 5 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

2. 59 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Fluorokuinolon Levofloksasin IV 500

mg

24 2

Obat Pulang : Levofloksasin 1 x 500mg

3. 72 P 8 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 8

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

4. 74 L 4 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

27

Obat Pulang : Cefixime 100 mg 2x2

5. 60 L 6 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 6

Obat Pulang : Cefixime 200 mg 2 x ½

6. 62 L 3 Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 3

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

7. 81 L 4 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 4

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

8. 68 P 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

9. 52 L 4 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 4

10. 54 L 6 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 6

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

11. 61 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 5

12. 71 L 5 Fluorokuinolon Levofloksasin IV 500

mg

24 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

28

Obat Pulang : Levofloksasin 1 x 500mg

13. 70 L 7 Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 7

Obat Pulang : Cefixime 2 x 100 mg

14. 58 L 5 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : tidak diberikan AB

15. 54 L 3 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 3

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

16. 76 L 8 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 8

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

17. 59 L 5 Sefalosporin Ceftazidim IV 1 g 8 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

18. 59 L 6 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

19. 66 L 5 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

29

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

20. 66 L 7 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 7

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

21. 78 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : Azitromisin 1 x 500 mg

Cefixime 2 x 200 mg

22. 53 L 8 Sefalosporin Sefoperason

Sulbaktam

IV 1 g 12 8

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

23. 67 L 11 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 10

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

24. 68 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

25. 70 P 4 Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 4

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

26. 75 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

30

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

27. 80 L 7 Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 6

Fluorokuinolon Levofloksasin IV 500

mg

24 6

Obat Pulanag : Cefixime 2 x 200 mg

28. 82 P 3 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 3

Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 3

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

Azitromisin 1 x 250 mg sampai h5

29 76 L 8 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 jam 5

Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 jam 8

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

30. 76 L 3 Macrolide Azitromisin Oral 500

mg

24 jam 3

Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 jam 3

Obat pulang :Azitromisin 1x500mg (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

31

31. 71 L 11 Fluorokuinolon Levofloksasin IV 500

mg

24 jam 10

Sefalosporin Seftriakson IV 2 g 24 jam 10

Obat Pulang : Ciprofloxacin 2x500mg

32. 63 L 10 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 jam 4

Fluorokuinolon Levofloksasin IV 500

mg

24 jam 3

Carbapenem Meropenem IV 1 g 8 jam 6

Obat Pulang : Cefixime 2 x 200 mg

33 80 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 jam 5

Obat Pulang : Cefixime 100 mg 2 x 2

34 80 L 6 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 jam 6

Obat Pulang: Cefixime 2 x 200 mg

Azitromisin 2 x 500 mg

35 72 L 5 Sefalosporin Seftriakson IV 1 g 12 jam 5

Obat pulang : Cefixime 2 x 200 mg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

32

Lampiran 8. Check List Rasionalitas Penggunaan Antibiotika

No. Antibiotika Kriteria Rasionalitas Pengobatan

Rasional Tepat

Indikasi

Tepat

Pemilihan

Obat

Tepat

Dosis

Tepat

Interval

Waktu

Pemberian

Tepat

Lama

Pemberian

Tepat

Penilaian

Kondisi

1 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x x I

2 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Levofloksasin IV 1 x 500 mg

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

Levofloksasin 1 x 500 mg

x I

3 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x x I

4 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

33

5 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 100 mg

x x I

6 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

7 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

8 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

x I

9 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

x I

10 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

x I

11 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

R

12 RS:

Levofloksasin IV 1 x 500 mg

Pulang :

Levofloksasin 1 x 500 mg

R

13 RS:

Seftriakson IV 1 x 2 g

Pulang :

R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

34

Cefixime 2 x 100 mg

14 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

x x I

15 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

16 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

17 RS:

Seftazidim

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

R

18 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 1 x 2 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

19 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x x I

20 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

x I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

35

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

21 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

22 RS:

Cefoperazon Sulbaktam IV

2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

R

23 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

24 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

25 RS:

Seftriakson IV 1 x 2 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

R

26 RS:

Sefotaksim IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

R

27 RS: R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

36

Seftriakson IV 1 x 2 g

Levofloksasin 1 x 500 mg

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

28 RS:

Azitromisin PO 1 x 250 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Azitromisin 1 x 250 mg

Cefixime 2 x 200 mg

x x I

29 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 1 x 2 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

30 RS:

Azitromisin PO 1 x 500 mg

Seftriakson IV 1 x 2 g

Pulang :

Azitromisin 1 x 500 mg

Amoxicillin 3 x 1 g

x I

31 RS:

Levofloksasin IV 1 x 500 mg

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Ciprofloxacin 2 x 500 mg

R

32 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

x I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

37

Levofloksasin IV 1 x 500 mg

Meropenem 3 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

33 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

34 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

35 RS:

Seftriakson IV 2 x 1 g

Pulang :

Cefixime 2 x 200 mg

x I

Keterangan :

: Tepat

x : Tidak tepat

R : Rasional

I : Irrasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

38

Lampiran 10. Hasil Wawancara dengan Salah Satu Dokter Penulis Resep

No. Pertanyaan Hasil Wawancara

1. Standar acuan terapi yang digunakan untuk pasien

PPOK dan Pneumonia di RSUD Sleman?

Panduan Praktek Klinis oleh Perkumpulan Ahli Penyakit Dalam Indonesia

(PAPDI).

2. Berdasarkan hasil penelitian, golongan antibiotika

yang paling banyak digunakan adalah golongan

sefalosporin generasi 3, yaitu seftriakson, mengapa?

Seftriakson merupakan lini pertama untuk pasien PPOK dan Pneumonia.

3. Kombinasi dengan Azitromisin, mengapa ? Azitromisin merupakan antibiotika golongan macrolide dapat digunakan

untuk infeksi paru karena bakteri atipikal. Infeksi paru-paru dapat

disebabkan oleh bakteri atipikal.

4. Alasan penggantian antibiotika? Penggantian antibiotika dilakukan apabila kondisi klinis pasien tidak

menunjukan perbaikan atau respon terhadap antibiotika yang diberikan,

serta menyesuaikan dengan ketersediaan antibiotika yang ada di rumah

sakit.

5. Lama pemberian antibiotika ? Dilihat 3 hari, kemudian evaluasi kondisi klinis pasien. Apabila membaik,

terapi dilanjutkan 3 hari dan pasien sudah bisa pulang, lalu dilanjutkan

dengan terapi oral. Apabila belum membaik, terapi diganti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI RASIONALITAS ANTIBIOTIKA PADA PASIEN …repository.usd.ac.id/30848/2/148114065_full.pdf · Evaluasi penggunaan antibiotika bertujuan untuk memberikan informasi terkait penggunaan

39

BIOGRAFI PENULIS

Penulis naskah skripsi dengan judul ‘Evaluasi Rasionalitas

Antibiotika pada Pasien Terdiagnosa Penyakit Paru Obstruktif

Kronik (PPOK) di RSUD Sleman Periode 2017’ bernama

Feliciane Mojau. Penulis lahir di Ujung Pandang pada tanggal

30 Mei 1996 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari

pasangan Julianus Mojau dan Liny Betsi Mutual Tampake.

Penulis menempuh pendidikan formal dari TK Katolik Rajawali Makassar (2001-

2002), SD GMIH 4 Tobelo (2002-2008), SMP Kristen Tobelo (2008-2011), SMA

Kristen Satya Wacana Salatiga (2011-2014). Pada tahun 2014 penulis melanjutkan

pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh kuliah, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan diantaranya

Pelepasan Wisuda II tahun 2015, Pelepasan Wisuda I tahun 2016, Makrab JMKI

tahun 2016, Cerdas Cermat Kimia tahun 2016 dan Pharmacy Performance tahun

2016. Selain itu juga, penulis memiliki pengalaman sebagai asisten Praktikum

Mikrobiologi pada tahun 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI