EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DARI ANGSURAN … · dari Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah...

55
EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DARI ANGSURAN KREDIT DAN PROSEDUR PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KOPERASI WIJAYA KUSUMA KABUPATEN SUKOHARJO TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi disusun oleh: Adi Jati Nugroho F.3307129 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DARI ANGSURAN … · dari Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah...

EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DARI ANGSURAN

KREDIT DAN PROSEDUR PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA

KOPERASI WIJAYA KUSUMA KABUPATEN SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli

Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

disusun oleh:

Adi Jati Nugroho

F.3307129

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo didirikan pada tanggal 30 Juni

2007 yang beralamatkan di Ruko Pasar Bumi Rejo nomor 11 Pabelan

Sukoharjo dengan berbadan hukum nomor 518/ 143. a/ BH/ PAD/ VI/ 2007

tanggal 30 Juni 2007. Sebelumnya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

bernama Koperasi Serba Usaha Mentari yang didirikan pada tanggal 26 Mei

1999 dengan berbadan hukum nomor 179/ BH/ KWK. 11. 27/ V/ 1999 yang

beralamatkan Ruko Pasar Bumi Rejo nomer 11 Pabelan Sukoharjo. Pendiri

dari Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah Ngoe Hok Djiang yang

menggagas untuk mengganti nama Koperasi Serba Usaha Mentari menjadi

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat

yang berwatak sosial, beranggotakan orang- orang badan hukum yang

merupakan tata susunan ekonomi sebagi usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

1. Tujuan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai.

Demikian juga dengan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Koperasi

tersebut mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1

a. Untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan

ekonomi dengan meningkatkan kesejahteraan anggotanya khususnya

dan kemajuan daerah pada umumnya.

b. Salah satu urat nadi perekonomian nasional. Sesuai dengan tujuannya,

koperasi berkeinginan untuk melayani dengan sebaik- baiknya kepada

anggotanya dan bertekad kuat untuk mensukseskan program

pemerintah di bidang perkoperasian dengan cara menunjukkan citra

yang baik bahwa dengan berkoperasi masyarakat akan dapat maju.

2. Produk dan layanan

Adapun produk dan layanan yang diberikan oleh Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo antara lain

a. Simpanan sukarela.

b. Deposito.

c. Simpanan wajib.

d. Kredit jangka panjang (maksimal 2 tahun) dan jangka pendek

(maksimal 3 bulan).

3. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Setiap perusahaan pasti memiliki unsur permodalan di dalam

menjalankan usahanya. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

terdiri dari:

a. Koperasi mempunyai modal sendiri. Modal sendiri terdiri dari

kekayaan bersih yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,

dan simpanan sukarela.

b. Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari

modal penyertaan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah,

c. Simpanan berjangka ( deposito).

4. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa hasil usaha merupakan sumber pendapatan koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan

kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

Besarnya pembagian SHU adalah sebagai berikut :

a. Dana Cadangan 20%

b. Dana Jasa Anggota 55%

c. Dana Pengurus 5%

d. Dana Pendidikan 2,5%

e. Dana Pembangunan Perkoperasian 2,5%

f. Dana Manager/ Pengelola 8%

g. Dana Sosial 2%

h. Dana Audit 5%

5. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang diperoleh dari

penyisihan Sisa Hasil Usaha yang dimaksudkan untuk memupuk modal

sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi bila diperlukan sehingga

tidak boleh dibagikan kepada anggota. Rapat anggota memutuskan untuk

untuk mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah seluruh cadangan

untuk pemupukan modal sendiri. Sekurang- kurangnya 25% dari dana

cadangan harus disimpan atau didepositokan terutama pada Bank Swasta.

6. Pembukuan

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam pembukuan melakukan

sebagai berikut:

a. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang perusahaan

menurut contoh yang ditetapkan dalam Standart Khusus Akuntansi

Koperasi.

b. Koperasi wajib pada setiap tutup buku membuat laporan keuangan.

c. Tahun buku perusahaan koperasi berjalan dari 1 Januari sampai 31

Desember dan harus sudah disusun paling lambat 1 (satu) bulan

sebelum Rapat Anggota.

7. Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

merupakan perangkat atau bagan yang menunjukkan hubungan- hubungan

atau peran serta diantara organisasi yang terkait didalamnya sehingga jelas

kedudukannya. Wewenang dari masing- masing unsur disusun dalam satu

kesatuan yang teratur dan organisasi yang memiliki posisi dan tanggung

jawab yang jelas. Perangkat organisasi yang ada pada Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo terdiri dari :

a. Rapat Anggota

b. Pengurus

c. Pengelola

8. Deskripsi Jabatan

Uraian jabatan dari masing- masing alat kelengkapan Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo dapat dirinci sebagai berikut:

a. Rapat Anggota

Rapat anggota Koperasi Wijaya Kusuma Sukuharjo pada

dasarnya adalah kekuasaan tertinggi dalam tatanan kehidupan

organisasi Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.

Fungsi dari rapat anggota adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan Anggaran Dasar Koperasi.

2) Menetapkan kebijaksanaan umum serta pelaksanaan

keputusan- keputusan koperasi yang lebih baik.

3) Memilih dan mengangkat serta memberhentikan

pengurus.

4) Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja serta

kebijakan pengurus dibidang organisasi dan usaha.

b. Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pengurus ditetapkan dalam forum rapat anggota tahunan. Dimasa

kerja pengurus ditetapkan selama tiga tahun terhitung sejak rapat

anggota pemilihan sampai rapat anggota pemilihan pengurus

berikutnya. Susunan pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo :

Ketua : Ngoe Hok Djiang

Ketua II : Eddy Wohon , SH

Bendahara : Njoo Tjauw Hwee

Sekretaris I : Fredy Sri Mulyono

Sekretaris II : Dwi Herry Widiatmoko

Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Gambar 1. 1 Struktur pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memiliki tugas antara

lain :

a. Memimpin organisasi dan perusahaan koperasi.

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana

anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

c. Menyelenggarakan rapat anggota.

d. Menyelenggarakan administrasi organisasi dan perusahaan

koperasi.

c. Pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Berikut adalah daftar nama pengelola Koperasi Wijaya Kusuma

Sukoharjo adalah sebagai berikut :

Manager : Rini Setyowati, SH

Teller dan staff akuntansi : Yulia Arifatul Chorida, SE

KETUA I

KETUA II

BENDAHARA SEKRETARIS II SEKRETARIS I

Bagian kredit : Yogie Tangguh Aprihantoro

Staff Penagihan dan surveiyor : Purwo Handoko, SE

Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Gambar 1. 2 Struktur pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Pembagian tugas dimaksudkan untuk mendistribusikan pekerjaan secara

merata, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugas, dimana

setiap departemen mempunyai tugas dan wewenang tersendiri.

Secara singkat pembagian tugas dan wewenang yang ada pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah sebagai berikut :

Tugas manager koperasi

Adapun yang menjadi tugas dari manager koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-

masing bagian yang ada di bawah tanggung jawabnya, kepada

pengurus.

Manager

Teller dan staff akuntansi

Bagian Kredit Staff penagihan dan survei

2. Menyusun perencanaan yang tepat dalam rangka pembukaan

usaha- usaha baru.

3. Melaksanakan tugas-tugas bidang usaha sesuai dengan rencana

kerja dan anggaran yang disetujui rapat anggota serta pengarahan

yang dilakukan oleh pengurus.

4. Menghimpun dan mengkoordinir para karyawan dalam

pelaksanaan tugas- tugas bidang usaha.

5. Melaksanakan tugas-tugas pengurus yang telah dilimpahkan

kewenangannya kepada manager.

Wewenang manager koperasi

Adapun yang menjadi wewenang dari manager koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Atas persetujuan tertulis dari pengurus, manager

menandatangani surat-surat berharga dengan bank dan

mengesahkan pengeluaran-pengeluaran sejumlah uang atau

barang tertentu.

2. Manager berhak mengotorisasi persetujuan kredit.

Tugas bagian teller dan staff akuntansi

Adapun yang menjadi tugas dari bagian teller dan staff akuntansi

koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana

tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran

kredit).

2. Melakukan pembukuan hasil transaksi harian pada buku kas

harian.

3. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima.

4. Menyelenggarakan verifikasi data- data dari pihak terkait.

5. Menyusun laporan keuangan tiap periode tahun berjalan.

Wewenang bagian teller dan staff akuntansi

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian teller dan staff

akuntansi koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Menyerahkan dana pinjaman.

2. Menerima angsuran pinjaman.

Tugas bagian kredit

Adapun yang menjadi tugas dari bagian kredit koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Manerima formulir atau dokumen permohonan kredit yang telah

diisi oleh calon peminjam yang diberikan oleh teller.

2. Membuat rekomendasi persetujuan pinjaman.

3. Menganalisis kredit.

4. Mengotorisasi permohonan kredit.

5. Mancatat dalam daftar peminjam.

6. Melengkapi surat pernyataan kredit.

Wewenang bagian kredit

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian kredit koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Membuat rekomendasi permohonan kredit.

2. Mempunyai hak alvalis, yaitu bagian pinjaman dapat sebagai

penjamin kredit jika bagian survei tidak menyetujui kredit.

Tugas bagian staff penagihan dan surveiyor

Adapun yang menjadi tugas dari bagian staff penagihan dan

surveiyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Mensurvei calon nasabah.

2. Membuat laporan hasil survei.

3. Menagih angsuran kredit dari nasabah.

Wewenang bagian staff penagihan dan surveiyor

Adapun yang menjadi wewenang dari bagian staff penagihan dan

surveiyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :

1. Memberikan penilaian terhadap hasil survei.

2. Menerima kas angsuran dari nasabah.

3. Melakukan penagihan kas dari nasabah.

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu, bangsa Indonesia telah

mengalami beberapa perubahan dalam bidang pemerintahan dan

hal ini sangat berpengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan

sosial. Khusus dalam bidang ekonomi, saat ini perekonomian di

Negara kita belum stabil dimana semakin berkurangnya

kesempatan kerja, banyaknya pengangguran dan tidak layaknya

pendapatan yang diterima. Untuk itulah masyarakat kita sering

dituntut untuk menciptakan inovasi baru yang bisa membuka

lapangan kerja bagi orang lain dengan kemampuan yang

dimilikinya.

Koperasi mempunyai peran yang penting bagi aktivitas

perekonomian yaitu sebagai wahana yang mampu menghimpun

dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke

arah peningkatan taraf hidup rakyat. Kegiatan utama koperasi yaitu

menerima simpanan dari anggota atau masyarakat dalam bentuk

tabungan atau deposito, serta menyalurkan kembali kepada anggota

atau masyarakat bagi yang membutuhkan pinjaman modal untuk

membuka dan meningkatkan usahanya dalam bentuk kredit baik

itu kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjang, karena

penerimaan utama dari koperasi diharapkan dari penyaluran kredit.

Penyaluran kredit tergolong aktiva produktif atau tingkat

penerimaannya tinggi sehingga mengandung resiko relative tinggi

dari pada aktiva yang lain sedangkan tingkat likuiditasnya

tergantung pada jangka waktu kredit dan kolektibilitas atau

kemungkinan tertagihnya. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998

tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992, yang dimaksud

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga. Dengan adanya prosedur penerimaan kas dari angsuran

kredit maka kita bisa mengetahui jumlah kas yang diterima dari

bagian teller sewaktu-waktu dibutuhkan, pada prosedur penerimaan

kas dari angsuran kredit harus ada pemisahan fungsi antara bagian

teller dan bagian akuntansi agar tidak terjadi kecurangan waktu

penerimaan kas karena saat penerimaan kas dan pencatatn

akuntansi sangat komplek di perusahaan, tetapi penerimaan kas

dari angsuran kredit tidak dapat dijadikan pendapatan prioritas

karena perusahaan mengatisipasi bila ada kredit bermasalah atau

kredit macet. Kredit bermasalah atau kredit macet memberi

dampak yang ganda terhadap investasi dana karena dana yang

dikreditkan kepada debitur terlambat kembali atau tidak kembali

kepada kreditur, sehingga dana yang di kreditkan tersebut tidak

dapat dikreditkan kembali kepada debitur lain yang membutuhkan.

Kredit macet yang ada di koperasi selain merugikan

koperasi juga dapat membunat koperasi gulung tikar. Mengingat

kredit macet sangat berdampak buruk bagi koperasi maka

seharusnya dilakukan penanganan kredit yang serius oleh koperasi.

Kesehatan koperasi ditentukan oleh besar kecilnya kredit yang

disalurkan apakah akan kembali dengan aman dan bermanfaat bagi

koperasi. Sehingga setiap koperasi harus memantau perkembangan

kredit agar pihak manajemen koperasi dapat secara dini mengatasi

kredit-kredit bermasalah atau kredit macet.

Berdasarkan hal diatas maka dalam laporan tugas akhir ini

penulis mengambil judul :

“ EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DARI

ANGSURAN KREDIT DAN PROSEDUR PENYELESAIAN

KREDIT MACET PADA KOPERASI WIJAYA KUSUMA

SUKOHARJO”.

B. Perumusan masalah.

Mengingat bahwa Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo salah

satu kegiatannya menyediakan pinjaman kredit serta menerima

angsuran dari pembayaran kredit dan dalam pembayaran kredit

tidak selamanya lancar atau nasabah bermasalah dalam

pembayaran kreditnya, maka dari hal tersebut masalah yang

relevan untuk dikemukakan dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimanakah prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit

Koperasi wijaya Kusuma Sukoharjo?

2. Bagaimanakah prosedur penyelesaian pembayaran kredit untuk

nasabah yang bermasalah atau macet?

3. Bagaimanakah sistem pengendalian intern pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang prosedur

penerimaan kas dari angsuran kredit.

2. Untuk mengetahui prosedur penyelesaian kredit bermasalah

atau kredit macet.

3. Untuk mengetahui sistem pengengedalian intern pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo.

D. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh peneliti dalam membuat

tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Untuk mengetahui proses penerimaan kas dari angsuran kredit

dan mengetahui prosedur dalam pnyelesaian untuk kredit

bermasalah atau kredit macet

2. Bagi penulis

Sebaga pengalaman bagi penulis dalam menerapkan teori yang

telah diperoleh ke dalam dunia nyata.

3. Bagi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Untuk menambah daftar pustaka.

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Dalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian

mengenai sistem dan prosedur, agar dapat diperoleh gambaran jelas

mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir

yang diolah dalam sistem akuntansi.

Adapun pengertian dari sistem dan prosedur sebagai berikut :

a. Pengertian sistem secara umum adalah (Mulyadi:1997, 6)

1) Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil,

yang terdiri pula dari sekelompok unsur yang membentuk sub

sistem tersebut.

2) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan

Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan yang lainnya

dan sifat serta kerjasama antar unsur sistem tersebut mempunyai

bentuk tertentu.

3) Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.

4) Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

15

Definisi sistem secara khusus adalah suatu jaringan prosedur yang

dibuat menurut pola terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan.

b. Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang

dibuat untuk menjamin secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang (Mulyadi:1997, 6)

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem

terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan kegiatan

klerikal secara urut. Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis,

menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih,

memudahkan, dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat

informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.

2. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang

berulangkali atau yang secara rutin terjadi.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan

yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan

perusahaan (Mulyadi:2001, 3).

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem

akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku

besar dan buku pembantu serta laporan. Sistem akuntansi merupakan

subsistem sistem informasi manajemen yang mengolah data keuangan

menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pemakai intern

maupun pemakai ekstern.

3. Pengertian Kas

Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai

ukuran dalam akuntansi. kas merupakan aktiva yang paling likuid dalam

fungsinya sebagai alat pembayaran untuk membiayai kegiatan perusahaan

di banding dengan aktiva lain yang dimiliki perusahaan. Kas dibutuhkan

oleh semua orang tanpa memandang dan melihat apakah orang tersebut

sebagai pemilik atau sebagai karyawan.

Yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat

pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima

sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga

simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang dapat diambil

sewaktu-waktu (Zaki Baridwan:2000, 85)

Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, cek yang belum

disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveler’s check,

chasier check, bank draft, dan money order, serta segala sesuatu yang

diklasifikasikan dalam kas yaitu :

a. Harus dapat diterima oleh umum sebagai alat pembayaran atau dapat

diterima sesuai dengan nilai nominalnya.

b. Harus dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk kegiatan sehari-

hari.

4. Sistem Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal merupakan suatu alat atau metode

organisasi yang kesemuanya itu terkoordinasi di dalam suatu perusahaan,

menentukan ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya,

menyangkut efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan

yang telah ditetapkan.

Definisi sistem pengendalian internal dalam arti sempit adalah

pengecekan penjumlahan baik itu penjumlahan mendatar maupun

penjumlahan menurun. (Zaki Baridan,1998 : 13)

Sedangkan pengedalian internal dalam arti luas adalah sistem yang

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan unuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2000 ; 165). Definisi sistem

pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai

dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.

Masing-masing perusahaan mempunyai persoalan-persoalan dan

kondisi yang berbeda satu sama lainnya, hal ini menyebabkan

pengendalian internal cocok untuk diterima dan dalam organisasi sudah

barang tentu akan dapat berfungsi dengan baik apabila memenuhi unsur-

unsur pokok pengendalian internal.

Unsur pokok pengendalian internal adalah sebagai berikut :

a. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

secara tegas.

Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum

tentu baik bagi perusahaan yang lain. Hal ini disebabkan oleh

berbagai hal seperti jenis perusahaan, luas perusahaan, dan

banyaknya cabang-cabang perusahaan. Dasar yang berguna

dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah

pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti

memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus

mengadakan perubahan total. Organisasi yang disusun harus

dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggung jawab

yang jelas, jangan sampai terjadi adanya bermacam-macam

fungsi dalam satu bagian. Supaya suatu pengawasan dapat

berjalan dengan baik, maka struktur organisasi dapat

memisahkan fungsi pencatatan, fungsi kredit, dan fungsi kas.

Pemisahan fungsi-fungsi ini diharapkan dapat mencegah

timbulnya kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.

b. Adanya sistem wewenang prosedur pembukuan yang baik dan

berguna untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang

cukup terhadap harta, hutang, pendapatan, dan biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu

perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan

pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang

terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi

dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi dapat dilakukan dalam

rekening buku besar. Pengawasan terhadap operasi dan

transaksi dapat dilakukan melalui prosedur-prosedur yang

diterapkan lebih dahulu, prosedur-prosedur disusun untuk

seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.

c. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam

melakukan tugas-tugas dengan fungsi setiap departemen dalam

organisasi itu.

Yang dimaksud praktek sehat adalah setiap pegawai dalam

perusahaan melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan. Apabila semua pegawai melakukan

pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan tidak asal saja maka

diharapkan bisa terdapat suatu pengendalian internal yang

cukup baik. Praktek yang sehat berlaku untuk seluruh prosedur

yang ada, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek

oleh bagian lainnya. Pekerjaan pengecekan ini dapat terjadi

apabila struktur organisasi dan prosedur yang disusun sudah

memisahkan tugas-tugas dan wewenang-wewenang secara

jelas.

d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya.

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya

suatu sistem pengendalian internal. Apabila sudah disusun

struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik

tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat

yang diminta, maka dipastikan sistem pengendalian internal

tidak akan berjalan dengan baik.

Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya

baik, langkah-langkah harus dimulai sejak penerimaan pegawai

baru. Jika ada penerimaan pegawai baru, sebaiknya dilakukan

seleksi dan test-test agar dapat ditentukan apakah calon

pegawai yang bersangkutan memenuhi kriteria yang

diinginkan. Apabila pegawai sudah diterima bekerja dalam

perusahaan, perlu diadakan latihan-latihan agar dapat

meningkatkan kecakapan pegawai tersebut, hal ini perlu

dilakukan agar pegawai dapat selalu mengikuti perkembangan

perusahaan.

5. Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “ credere” yang berarti

kepercayaan. Dalam prakteknya, pengertian kredit berkembang secara

luas, antara lain :

a. Kredit merupakan hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban

untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada

waktu yang akan datang, karena penyerahan barang- barang sekarang.

(Raymond P. Kent )

b. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan- tagihan yang dapat

disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam- meminjam

antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam

berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga yang telah ditetapkan. (Undang- Undang Nomor 14

tahun 1967 tentang Pokok- pokok perbankan).

a. Unsur- Unsur Kredit

Unsur- unsur yang terdapat dalam kredit antara lain :

1) Kepercayaan.

Keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya

baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar- benar

diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan

datang.

2) Waktu.

Suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

kontraprestasi yang akan yang akan diterima pada masa yang akan

datang.

3) Degree of risk

Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya

jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

4) Prestasi

Obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga

dapat bentuk barang atau jasa.

b. Manfaat Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan antara lain sebagai berikut :

1) Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.

2) Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu- lintas uang.

3) Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

4) Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

5) Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

6) Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

6. Sistem penerimaan kas dari piutang

Sumber penerimaan kas suatu perusahaan manufaktur biasanya dari

perlunasan piutang dari debitur.(Mulyadi, 2008:482).

a. Fungsi yang terkait

1. Fungsi sekretariat

Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat

bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat

pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan.

2. Fungsi penagihan

Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada

debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan

bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para

debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh

fungsi akuntansi.

3. Fungsi kas

Fungsi kas bertugas menerima cek dari fungsi sekretariat atau dari

fungsi penagihan.

4. Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan

penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan

berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.

5. Fungsi pemeriksa intern

Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa

intern bertanggung jawab dalam melakukan perhitungan kas yang

ada di tangan fungsi kas secara periodik.

b. Dokumen yang digunakan

1. Surat pemberitahuan

Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud

pembayaran yang dilakukannya.

2. Daftar surat pemberitahuan

Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan

kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.

3. Bukti setor bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas

yang diterima dari piutang ke bank.

4. Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat

perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran

uang mereka.

c. Catatan akuntansi yang digunakan

1. Jurnal penerimaan kas

Yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat penerimaan kas

pada perusahaan.

2. Kartu piutang

Yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat piutang perusahaan.

d. Prosedur pelaksanaan

1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya

ditagih kepada bagian penagih.

2. Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan

karyawan perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada para

debitur.

3. Bagian penagihan meneriman cek atas nama dan surat

pemberitahuan.

4. Bagian penagih menyerahkan cek pada bagian kasa.

5. Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian

piutang untuk kepentingan posting pada kartu piutang.

6. Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas

kepada debitur.

7. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank setelah cek atas cek

tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.

8. Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank

debitur.

B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Prosedur Penerimaan Kas dari Angsuran Kredit :

Prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit pada Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo pada dasarnya masih terpusat pada satu bagian saja

yang merangkap tugas sebagai bagian penerimaan kas dan pencatat

akuntansi.

a. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penerimaan kas dari

angsuran kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah:

1) Bagian Teller

Dalam prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit pada

Koperasi Wijaya Kusuma bagian teller merangkap juga sebagai

staff akuntansi bertugas menerima dan meneliti bukti kredit

nasabah, menghitung bunga dan angsuran yang harus dibayar,

membuat bukti penerimaan angsuran, mencatat angsuran pada

buku pembantu pelunasan kredit, menerima uang angsuran dari

nasabah, dan mencatat pembayaran kredit pada buku penerimaan

kas.

2) Manager.

Dalam prosedur penerimaan kas pada angsuran kredit

manager bertugas mengotorisasi bukti setoran dari bagian teller

dan mengecek langsung uang yang ada di kas yang ada,

memverifikasi data-data dari buku penerimaan kas harian, serta

menyetorkan uang ke bank dan bukti setor dari bank di berikan lagi

ke bagian teller sebagai dokumen bukti setor ke bank.

b. Dokumen atau formulir yang digunakan dalam penerimaan kas secara

angsuran adalah :

1) Bukti kredit

Bukti kredit ini di bawa oleh nasabah dan sebagai bukti

pembayaran angsuran yang telah dilakukan.

2) Bukti Penerimaan

Bukti penerimaan ini memuat angsuran dan bunga yang harus

dibayar oleh nasabah kepada koperasi

3) Buku pembantu pelunasan kredit

Buku pembantu pelunasan kredit berisi angsuran kredit yang telah

dibayar oleh nasabah

4) Buku penerimaan kas

Buku penerimaan kas berisi tentang data-data yang berhubungan

dengan pembayaran kredit.

c. Prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit pada Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo adalah nasabah langsung datang sendiri ke

koperasi untuk membayar angsuran kreditnya, adapun prosedurnya

adalah :

1) Prosedur penerimaan kas

a) Nasabah menyerahkan bukti kredit kepada bagian teller.

b) Teller meneliti bukti kredit dan membuat bukti penerimaan

yang memuat angsuran pinjaman dan bunga yang harus dibayar

oleh nasabah rangkap dua yang didistribusikan sebagai berikut

:

I. Lembar asli untuk nasabah

II. Lembar kedua untuk teller

c) Teller mencatat angsuran yang dilakukan oleh nasabah pada

buku pembantu pelunasan kredit.

d) Teller memberikan bukti kredit kepada nasabah untuk

menerima uang angsuran dari nasabah sebesar bukti

penerimaan.

2) Prosedur pencatatan

a) Teller kemudian mencatat data-data sehubungan dengan

pembayaran kredit pada buku penerimaan kas.

b) Manager kemudian meyelenggarakan verifikasi data dari buku

penerimaan kas.

TELLER DAN STAFF AKUNTANSI

Nasabah menyerahkan

BK

Nasabah

Keterangan :

BK : Bukti Kredit

BP : Bukti Penerimaan

BPPK : Buku Pembantu Pelunasan Kredit

Gambar II. 1 Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas dari Angsuran Kredit

pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

Mulai

Mencatat pada BPPK

Membuat BP angsuran pinjaman

2

BP

Meneliti BK

1

T

TELLER DAN STAFF AKUNTANSI

Keterangan :

BPPK : Buku Pembantu Pelunasan Kredit

BKM : Bukti Kas Masuk

Gambar II. 2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas dari Angsuran Kredit

pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

BPPK

1

BKM

Mencatat pada BKM

2

MANAGER

Keterangan :

BKM : Bukti Kas Masuk

Gambar II. 2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan Kas dari Angsuran Kredit

pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

2

Verifikasi BKM

BKM telah diverifikasi

selesai

2. Prosedur Penyelesaian Kredit Macet atau Bermasalah

Penyelesaian kredit macet atau bermasalah adalah upaya

penyelesaian kredit yang dilakukan oleh koperasi terhadap debitur yang

sudah tidak mempunyai prospek usaha, atau usahanya sudah tidak ada

lagi, atau tidak mempunyai itikad baik lagi yang dilakukan secara damai

maupun melalui saluran hukum untuk penyelesaian kreditnya.

Penyelesaian kredit macet atau bermasalah dapat dilakukan dengan cara :

a. Penyelesaian secara damai.

Penyelesaian secara damai yaitu penyelesaian atau pelunasan kredit

secara bertahap (angsuran) atau lunas sekaligus berdasarkan

kesepakatan bersama antara pihak kreditur dan debitur. Misalnya :

penjualan sebagian atau seluruh agunan atau jaminan debitur yang

dilakukan secara dibawah tangan. Penjualan tersebut meliputi

penjualan kepada pihak ketiga atau penebusan oleh pemilik agunan

atau jaminan.

b. Penyelesaian kredit melalui saluran atau mekanisme hukum.

Penyelesaian kredit melalui saluran atau mekanisme hukum adalah

segala tindakan koperasi yang dimaksukan untuk mengeksekusi

jaminan pihak debitur melelui bantuan atau lembaga atau melalui

instrument hukum tertentu berdasarkan hukum yang berlaku.

c. Penyelesaian kredit melalui upaya penagihan.

Penyelesaian kredit melalui upaya penagihan adalah segala tindakan

yang dilakukan oleh pihak internal koperasi atau dengan bantuan

lembaga atau pihak-III yang dimaksudkan untuk memperoleh

pembayaran atau pelunasan dari debitur atau penjamin.

d. Penyelesaian kredit melalui balai lelang.

Merupakan upaya penyelesaian kredit yang dilakukan oleh koperasi

bekerjasama dengan balai lelang.

a. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur peneyelesaian kredit macet

atau bermasalah pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah :

1) Bagian administrasi kredit

Dalam prosedur penyelesaian kredit macet atau bermasalah pada

Koperasi Wijaya Kusuma administrasi kredit bertugas :

a) Membuat surat peringatan

b) Membuat surat somasi

c) Membuat surat tugas pihak-III atau depkolektor.

2) Manager

Dalam prosedur penyelesaian kredit macet atau bermasalah

manager bertugas mengotorisasi surat peringatan, somasi dan surat

tugas bagi pihak-III atau depkolektor, serta memasukkan berkas

jaminan dari nasabah ke balai lelang.

b. Dokumen yang digunakan dalam prosedur penyelesaian kredit macet

adalah :

1) Surat peringatan.

2) Surat somasi

3) Surat tugas bagi pihak-III atau depkolektor.

c. Prosedur penyelesaian kredit macet atau bermasalah pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo apabila masa pembayaran angsuran

kreditnya sudah jatuh tempo maka langkah yang dilakukan sebagai

berikut :

1) Menunggu selama sebulan dulu lagi dari masa jatuh tempo apakah

ada tindak lanjut pembayaran angsuran kredit lagi yang dilakukan

oleh nasabah.

2) Setelah selama sebulan masih belum ada tindak lanjut pembayaran

angsuran kredit dari nasabah maka nasabah akan aktif ditelfon dulu

setiap minggu.

3) Selama dua bulan dari masa jatuh tempo masih tidak melakukan

pembayaran angsuran kreditnya maka langkah yang dilakukan

terhadap nasabah adalah :

1) Memberikan Surat peringatan I dan aktif ditelfon dengan

tenggang waktu selama dua minggu dari batas pembayarannya.

2) Surat peringatan II dan masih aktif di telfon dengan tenggang

waktu selama dua minggu dari surat peringatan I.

3) Surat peringatan III dengan tenggang waktu satu minggu, bila

masih belum membayar angsuran kredit maka dari pihak

koperasi akan menelfon nasabah untuk yang terakhir kali.

4) Diberi somasi untuk diundang ke kantor dengan tenggang waktu

tiga hari dan bila masih tidak ada tanggapan dari nasabah maka

koperasi menyerahakan ke pihak-III atau depkolektor.

5) Masalah akan dilimpahkan ke pihak-III atau depkolektor, setelah

itu koperasi tidak mengurusi lagi permasalahan karena telah

dilimpahkan ke pihak-III atau depkolektor, bila pihak-III atau

depkolektor dapat menagih tunggakan nasabah maka pihak–III

akan meminta imbalan 20% (dua puluh persen) dari tagihan yang

diterima dari nasabah. Masa kerja pihak ke-III atau depkolektor

hanya satu bulan. Bila pihak-III atau depkolektor dapat masalah

dengan :

I. Nasabah tidak ada maka masalah penagihan masih tanggung

jawab pihak-III atau depkolektor.

II. Jaminan atau unit tidak ada maka masalah akan dilimpahkan ke

kantor polisi karena sudah termasuk tindak penggelapan.

6) Setelah satu bulan masa kerja pihak-III tidak bisa menagih

tunggakan nasabah maka pihak manager koperasi akan

memasukkan jaminan nasabah ke balai lelang untuk dinilai harga

pasar jaminan nasabah untuk membayar tunggakan kreditnya.

BAGIAN KREDIT

Ditanggapi Tidak ditanggapi

Nasabah

Keterangan :

SP : Surat Peringatan

Gambar II. 3 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

Mulai

SP diserahkan ke manager

untuk diotorisasi

SP ke I

Membuat SP

1

2

SP I diotorisasi

Membuat SP II

SP II

SP II diserahkan manager untuk

diotorisasi

3

Selesai

MANAGER

Keterangan :

SP : Surat Peringatan

Gambar II. 4 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

1

SP I diotorisasi

Manager mengotorisasi

SP I

Menyuruh bagian kredit

mengirim SP I ke nasabah

2

3

Manager mengotorisasi

SP II

SP II diotorisasi

Menyuruh bagian kredit

mengirim SP II ke nasabah

4

BAGIAN KREDIT

Ditanggapi Tidak ditanggapi Ditanggapi Tidak ditanggapi

Nasabah Nasabah

Keterangan :

SP : Surat Peringatan

Gambar II. 5 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

4

Surat somasi

Somasi diserahkan manager untuk

diotorisasi

5

SP I diotorisasi

Membuat SP III

SP III

SP III diserahkan manager untuk

diotorisasi

6

SP III diotorisasi

Membuat Somasi

7

Selesai Selesai

BAGIAN MANAGER

Keterangan :

SP : Surat Peringatan

Gambar II. 6 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

5

Mengotorisasi somasi

Surat somasi diotorisasi

Menyuruh bagian kredit mengirim

somasi ke nasabah

Manager mengotorisasi

SP III

SP III diotorisasi

Menyuruh bagian kredit

mengirim SP III ke nasabah

6

7

8

BAGIAN KREDIT

Tidak ditanggapi

Ditanggapi Nasabah

Gambar II. 7 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

8

Membuat surat tugas pihak III

Surat tugas pihak III

Diserahkan pada manager untuk

diotorisasi

9

Somasi yang diotorisasi

10

Surat tugas pihak III telah diotorisasi

11

Selesai

BAGIAN MANAGER

Gambar II.8 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

9

Mengotorisasi surat tugas pihak III

Surat tugas pihak III telah diotorisasi

10

Menyuruh bagian kredit

mengirim Surat tugas pihak III

PIHAK III ATAU DEPKOLEKTOR

Ditanggapi Tidak ditanggapi

Gambar II. 9 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada Koperasi

Wijaya Kusuma Sukoharjo

11

Surat tugas dari koperasi

Selesai Pihak III tidak bisa menagih

nasabah

12

BAGIAN MANAGER

Gambar II. 10 Bagan Alir Prosedur Penyelesaian Kredit Macet pada

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo

12

Menyerahkan jaminan nasabah ke

balai lelang

selesai

Dokumen nasabah diserahkan ke balai

lelang

B. EVALUASI PROSEDUR PENERIMAAN KAS DAN PROSEDUR

PENYELESAIAN KREDIT MACET

Berikut ini evaluasi prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit

dan prosedur penyelesaian kredit macet pada Koperasi Wijaya Kusuma

Sukoharjo :

1. Evaluasi prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit

a. Evaluasi terhadap fungsi yang terkait

Pada prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit belum

cukup memadai, karena dalam transaksi tersebut fungsi penerimaan

kas dan fungsi pencatatan akuntansi masih dirangkap oleh satu

bagian yaitu bagian teller yang merangkap staff akuntansi.

Sehingga dengan adanya perangkapan fungsi dibagian penerimaan

kas dan pencatatan akuntansi oleh bagian teller dapat terjadi

penyimpangan atau penyelewengan terhadap kas.

b. Evaluasi terhadap dokumen

Pada prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit untuk

formulir atau dokumen yang digunakan berupa Bukti kredit, Bukti

Penerimaan Angsuran, Buku Pembantu Pelunasan Kredit, Buku

Penerimaan Kas. Bukti Penerimaan Angsuran belum bernomor urut

tercetak sehingga menyulitkan pegawain lain waktu pemeriksaan

transaksi dilakukan. Dokumen- dokumen penerimaan kas dari

angsuran kredit belum diotorisasi oleh fungsi yang berwenang

karena masih ada perangkapan tugas di bagian penerimaan kas dan

pencatatan akuntansi oleh bagian teller.

c. Evaluasi terhadap catatan akuntansi

Pencatatan akuntansinya telah berdasarkan dokumen yang

berkaitan seperti bukti penerimaan kas. Koperasi telah mengadakan

pencatatan yang cukup lengkap. Hal ini terbukti dari penggunaan

buku pembantu pelunasan kredit dan buku penerimaan kas.

Evaluasi terhadap prosedur

d. Jaringan prosedur yang membentuk sistem pada Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo sudah memadai. Tetapi masih ada bagian yang

masih merangkap tugas pada bagian teller dan staff akuntansi.

e. Evaluasi Terhadap Bagan Alir

Bagan alir pada prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit yang

dibentuk Koperasi telah menunjukkan prosedur yang urut, sesuai

dengan bagan alir standar operasional dan dapat dipahami dengan

mudah.

2. Evaluasi prosedur penyelesaian kredit macet

a. Evaluasi terhadap fungsi yang terkait

Pada prosedur penyelesaian kredit macet fungsi yang terkait

dalam prosedur ini sudah cukup memadai. Karena fungsi

administrasi kredit, fungsi teller dan fungsi manager sudah

menjalankan tanggung jawab masing- masing.

b. Evaluasi terhadap dokumen

Pada prosedur penyelesaian kredit macet formulir atau

dokumen yang digunakan berupa surat peringatan, surat somasi

dan surat tugas bagi pihak III atau depkolektor. Dokumen-

dokumen penyelesaiaan kredit macet telah di otorisasi oleh fungsi

yang berwenang.

c. Evaluasi terhadap prosedur

Jaringan prosedur pada Koperasi Wijaya Kusuma

Sukoharjo sudah memadai. Bagian – bagiannya sudah menjalankan

tugasnya dengan benar.

d. Evaluasi Terhadap Bagan Alir

Bagan alir pada prosedur penyelesaian kredit macet yang dibentuk

koperasi telah menunjukkan prosedur yang urut, sesuai dengan

bagan alir standar operasional dan dapat dipahami dengan mudah.

BAB III

TEMUAN

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sejak berdiri sampai sekarang ini

telah mengalami kemajuan yang pesat, terbukti dengan diperolehnya asset

yang semakin besar. Hal ini terjadi karena kemitraan dari Koperasi Wijaya

Kusuma Sukoharjo sudah dikenal masyarakat, karena telah berhasil

meningkatkan pelayanan terhadap para nasabah. Namun dalam menjalankan

usahanya untuk melayani masyarakat ada beberapa kekurangan atau

kelemahan. Meskipun demikian tidak sedikit pula kebaikan yang dapat

dirasakan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan

Adapun kelebihan yang terdapat pada Koperasi Wijaya Kusuma

Sukoharjo dalam sistem prosedur penerimaan kas dari angsuran kredit dan

prosedur penyelesaian kredit macet adalah:

1. Fungsi yang terkait pada penyelesaian kredit macet sudah baik dan

efektif karena sudah ada pemisahan bagian antara fungsi administrasi

kredit, fungsi teller, dan fungsi manager.

2. Dokumen penerimaan kas dari angsuran kredit dan penyelesaiaan

kredit macet yang digunakan pada Koperasi Wijaya Kusuma

Sukoharjo sudah cukup untuk mencatat kejadian atau transaksi yang

terjadi.

48

3. Catatan akuntansi yang digunakan pada penerimaan kas dari angsuran

kredit berdasarkan dokumen yang berkaitan dengan penerimaan kas

sudah cukup lengkap. Hal ini terbukti dari penggunaan duku pembantu

pelunasan kredit dan duku penerimaan kas.

4. Prosedur pelaksanan transaksi penerimaan kas dari angsuran kredit dan

penyelesaiaan kredit macet sudah efektif. Pada prosedur penerimaan

kas melalui prosedur pelunasan pinjaman, penerimaan kas dan

prosedur pencatatan, sedangkan prosedur pada penyelesaian kredit

macet melalui prosedur penagihan, pencatatan dan penerimaan kas.

5. Bagan alir yang pada prosedur penerimaan kas dan penyelesaian kredit

macet telah menunjukkan prosedur yang urut, sesuai dengan bagan alir

standar operasional dan dapat dipahami dengan mudah.

B. Kelemahan

Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem prosedur penerimaan

kas dari angsuran kredit antara lain :

1. Adanya perangkapan tugas yaitu bagian teller bertugas merangkap

sebagai staff akuntansi juga dengan tugas sebagai penerima kas

sekaligus pencatatan akuntansi, yang seharusnya dipisahkan karena

dapat terjadi penyimpangan dalam pengendalian internalnya serta

dapat terjadi kecurangan saat penerimaan kas.

2. Dokumen bukti penerimaan yang belum bernomor urut tercetak yang

dapat menyulitkan saat dilakukan pemeriksaan transaksi.

.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan mengenai Prosedur

Penerimaan Kas dari Angsuran Kredit dan Penyelesaian Kedit Macet pada

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Unit organisasi yang terkait

Semua bagian yang dibentuk sudah sesuai dengan standard operasional

yang ditetapkan, tetapi masih terdapat penggabungan bagian atau

fungsi yang terdapat dalam prosedur penerimaan kas dari angsuran

kredit yaitu bagian teller merangkap juga sebagai staff akuntansi.

2. Formulir yang digunakan.

Formulir yang digunakan adalah bukti penerimaan yang memuat

angsuran nasabah, buku pembantu kredit yang berisi angsuran kredit

yang telah terbayar, dan buku penerimaan kas yang berisi data tentang

pembayaran kredit. Sedangkan prosedurnya terdiri dari prosedur

pelunasan pinjaman, prosedur penerimaan kas, dan prosedur

pencatatan.

51

3. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi.

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo terdiri dari buku pembantu

pelunasan kredit dan buku penerimaan kas sudah dibuat dengan baik

karena pembuatan catatan tersebut berdasarkan bukti dari transaksi

yang terjadi.

4. Prosedur pelaksanan transaksi penerimaan kas dari angsuran kredit dan

penyelesaiaan kredit macet sudah efektif. Pada prosedur penerimaan

kas melalui prosedur pelunasan pinjaman, penerimaan kas dan

prosedur pencatatan, sedangkan prosedur pada penyelesaian kredit

macet melalui prosedur penagihan, pencatatan dan penerimaan kas.

B. Saran

Pada akhir penulisan tugas ini, penulis memberikan saran kepada

Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo supaya dapat menjalankan prosedur

penerimaan kas yang baik, adapun saran yang diberikan penulis adalah

sebagai berikut :

1. Pemisahan fungsi yang jelas antara bagian pelunasan pinjaman,

penerimaan kas dan pencatatan akuntansi agar tidak tejadi

penyelewengan dan kecurangan dengan penambahan pegawai agar

bagian teller dan staff akuntansi terpisah atau dengan jalan lain jika

kondisi keuangan yang pas-pas an dengan cara menciptakan internal

control yang ketat bagi para pegawai agar tidak terjadi penyelewengan

rerhadap kas.

2. Formulir bukti penerimaan sebaiknya bernomor urut tercetak agar

tidak terjadi kesalahan dan mempermudah saat pencarian datanya.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi “Penyusunan Prosedur dan Metode”. Edisi Lima. Cetakan Tujuh, Yogyakarta: BPFE

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh, Yogyakarta:

BPFE Mulyadi. 1997. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: STIE YKPN

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Selemba Empat

Suyatno, Thomas dkk. Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Jakarta: STIE

Perbanas UU No. 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998

tentang Perbankan