EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA...

27
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh W. Budhi Wicaksono 132012602 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA...

Page 1: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

W. Budhi Wicaksono

132012602

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,
Page 3: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,
Page 4: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,
Page 5: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,
Page 6: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI

SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh: W. Budhi Wicaksono

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Dr. Yari Dwikurnaningsih, M. Pd.

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 3 Salatiga yang ditinjau dari evaluasi context, evaluasi

input, evaluasi process dan evaluasi product. Sumber data pada penelitian ini

adalah guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, siswa dan dokumentasi.

Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan model evaluasi CIPP (Context, Input,

Process, Product). Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi,

dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada masing-masing

aspek yaitu: (1) Context: di SMA Negeri 3 Salatiga sudah melakukan identifikasi

kebutuhan dengan beberapa instrumen, namun penyebaran instrumen belum

maksimal; (2) Input: secara keseluruhan aspek input sudah sesuai dengan

ketentuan, hanya pada sub komponen sarana prasana perlu dilengkapi; (3)

Process: secara keseluruhan implementasi program berjalan sesuai dengan

prosedur pelaksanaan; (4) Product: penilaian hasil pelayanan dari pelanggan atau

siswa berdampak positif pada masing-masing siswa, sesuai dengan kebutuhan

siswa dan dianggap sudah memenuhi tujuan program bimbiang konseling.

Kata Kunci: Evaluasi, Program Bimbingan dan Konseling, model CIPP

PENDAHULUAN

Bimbingan Konseling yang

dilaksanakan atau dipraktikan

sebagai upaya untuk membantu

individu-individu yang memerlukan

bantuan diperlukan adanya berbagai

persiapan-persiapan agar pelayanan

yang diberikan optimal. Persiapan

yang dimaksud adalah meliputi

perencanaan yang merupakan fungsi

dasar atau fundamental. Setelah

dilaksanakan perencanaan

diperlukan pengorganisasian yang

merupakan fungsi organik kedua.

Kemudian pengarahan atau

Page 7: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

penggerak yang merupakan fungsi

fundamental sebagai tindak lanjut

fungsi perencanaan dan

pengorganisasian. Terakhir adalah

pengawasan yang harus

dilaksanakan oleh seorang manajer

dan merupakan fungsi yang terakhir.

Dan kesemuanya tersebut terangkum

dalam manajemen bimbingan

konseling. Sama halnya dengan

Mashudi (2013) yang mengatakan

bahwa kedudukan evaluasi dalam

manajemen ada empat fungsi

manajemen yang berasal dari

klarifikasi paling awal dari fungsi-

fungsi manajerial yaitu: planning,

organizing, leading, dan controlling.

Manajemen bertujuan untuk

mempermudah mencapai tujuan

yang dalam hal ini manajemen

Bimbingan Konseling bertujuan

untuk mempermudah mencapai

tujuan bimbingan konseling yang

dilaksanakan dalam sekolah atau

instansi pendidikan yang dimaksud.

Sepaham dengan pendapat Sugiyo

(2012) yang menyatakan dengan

proses tersebut agar mencapai tujuan

serta mengevaluasi kegiatan

bimbingan dan konseling untuk

mengetahui apakah semua kegiatan

layanan sudah dilaksanakan dan

mengetahui bagaimana hasilnya.

Dari beberapa model evaluasi

peneliti memilih model evaluasi

CIPP. Model CIPP adalah model

evaluasi yang memandang program

yang dievaluasi sebagai sebuah

sistem (Stufflebeam 2003)

Pengadaan program

bimbingan konseling di sekolah

dapat membantu guru maupun

siswa. Melalui layanan Bimbingan

dan koseling pada siswa dibentuk

mengenal diri dan lingkungannya,

serta perencanaan masa depan.

Bimbingan diperlukan siswa untuk

menciptakan situasi yang dapat

menstimulirnya memahami diri dan

lingkungan sehingga ia mampu

membuat pilihannya secara bijak

dan tepat dimasa mendatang.

Dengan demikian, maka bimbingan

dan konseling seharusnya diterapkan

dan dilaksanakan secara proaktif

oleh guru pembimbing atau konselor

sesuai dengan jangka kerja yang

telah ditetapkan, dalam hal ini

melaksanakan bimbingan pribadi,

bimbingan sosial, bimbingan belajar

dan bibingan jabatan atau karir.

Yang tentu saja sesuai dengan

Page 8: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

kondisi atau keadaan siswa yang

membutuhkan.

Berkaitan dengan Undang-

Undang Sistim Pendidikan Nasional

no 20 tahun 2003 pasal 3 bertujuan

untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung

jawab, walaupun dalam proses

pendidikan di sekolah siswa kadang

mengalami masalah yang dapat

menghambat prestasi belajar dan

pengembangan diri. Masalah yang

muncul dalam proses belajar siswa

dapat menimbulkan berbagai

gangguan yang dimanifestasikan

dalam berbagai macam tingkah laku

seperti membolos, datang terlambat,

tidak menyelesaikan tugas yang

pada gilirannya siswa tersebut akan

tinggal kelas. Dengan demkian,

untuk mengatasi masalah yang

dihadapi siswa diatas perlu adanya

bantuan layanan bimbingan dan

konseling yang prima.

LANDASAN TEORI

Salah satu peran penting

dalam pendidikan kususnya di

sekolah yaitu bimbingan dan

konseling, maka perlu dibahas dan

dikaji pengertian bimbingan dan

konseling. Bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada sorang

atau beberapa individu, baik anak-

anak, remaja, maupun dewasa; agar

orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri; dengan

memanfaatkan kekuatan individu

dan sarana yang ada dan dapat

dikembangkan; berdasarkan norma-

norma yang berlaku, (Prayitno dan

Amti, 2004:99). Sedangkan

Konseling adalah kegiatan di mana

semua fakta dikumpulkan dan

semua pengalaman siswa difokuskan

pada masalah tertentu untuk diatasi

sendiri oleh yang bersangkutan,

dimana ia diberi bantuan pribadi dan

langsung dalam pemecahan masalah

itu. Konselor tidak memecahkan

masalah untuk klien. Konseling

harus ditujukan pada perkembangan

yang progresif dari individu untuk

memecahkan masalah-masalahnya

sendiri tanpa bantuan. (Jones dalam

Page 9: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

Prayitno dan Amti, 2004:100).

Dapat dimaknai bimbingan dan

konseling adalah proses bantuan

yang diberikan oleh individu yang

berkompoten dalam bidang

bimbingan kepada orang lain dalam

memecahkan masalah kehidupannya

dengan wawancara dan dengan cara

yang sesuai dengan keadaan.

Setiap bimbingan konseling

di sekolah pastinya memiliki

program untuk mempermudah guru

melakukan layanan dan membantu

siswa secara mendalam. Program

tersebut perlu adanya evaluasi demi

perbaikan untuk kemajuan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

Yusuf (dalam Tohirin, 2009:60)

mengemukakan bahwa evaluasi

program bimbingan dan konseling

merupakan proses penilaian

terhadap keberhasilan program

bimbingan dan konseling yang

dilakukan melalui pengumpulan

data, pengolahan data serta analisis

data yang akan dijadikan dasar

untuk membuat keputusan. Senada

dengan Yusuf, Prasetyo (2010:50)

mengemukakan evaluasi

pelaksanaan program bimbingan dan

konseling adalah usaha penelitian

dengan cara mengumpulkan data

secara sistematis, menarik

kesimpulan atas dasar data yang

diperoleh secara objektif,

mengadakan penafsiran dan

merencanakan langkah-langkah

perbaikan, pengembangan dan

pengarahan staf. Dari beberapa

pendapat tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa evaluasi

program bimbingan dan konseling

merupakan suatu kegiatan yang

sangat penting, karena berdasarkan

hasil evaluasi itulah dapat diambil

suatu kesimpulan apakah kegiatan

yang telah dilakukan itu mencapai

sasaran yang diharapkan secara

efektif dan efesien atau tidak, serta

apakah kegiatan tersebut perlu

diteruskan atau tidak.

Tujuan program bimbingan

dan konseling menurut Hastuti

(dalam Sukardi, 2008:86) memiliki

dua macam tujuan yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan

umum bertujuan sebagai berikut: (1)

Mengetahui kemajuan program

bimbingan dan konseling atau

subjek yang telah memanfaatkan

layanan bimbingan dan konseling;

(2) Mengetahui tingkat efesiensi dan

Page 10: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

efektifitas strategi pelaksanaan

program bimbingan dan konseling

yang telah dilaksanakan dalam

kurun waktu tertentu; (3) Secara

operasional penyelenggaraan

evaluasi pelaksanaan program

bimbingan dan konseling ditujukan

untuk meneliti secara berkala

pelaksanaan program bimbingan

dan konseling, mengetahui jenis

layanan yang sudah atau belum

dilaksanakan dan atau perlu

diadakan perbaikan dan

pengembangan, dan mengetahui

sampai sejauh mana keterlibatan

semua pihak dalam usaha

menunjang keberhasilan

pelaksanaan program bimbingan dan

konseling. Berikutnya adalah tujuan

khusus yaitu, (1) Untuk mengetahui

jenis-jenis layanan bimbingan dan

konseling apakah sudah ada atau

belum diberikan kepada siswa di

sekolah (madrasah); (2) Untuk

mengetahui aspek-aspek lain apakah

yang perlu dimasukkan kedalam

program bimbingan dan konseling

untuk perbaikan layanan yang

diberikan; (3) Untuk membantu

kepala sekolah (madrasah), guru-

guru termasuk pembimbing atau

konselor dalam melakukan

perbaikan tata kerja mereka dalam

memahami dan memenuhi

kebutuhan tiap-tiap siswa; (4) Untuk

mengetahui dalam bagian-bagian

manakah dari program bimbingan

yang perlu diadakan perbaikan-

perbaikan; (5) Untuk mendorong

semua personil bimbingan dan

konseling agar bekerja lebih giat

dalam mengembangkan program-

program bimbingan dan konseling di

sekolah.

Untuk mencapai tujuan

dan terlaksananya program

bimbingan dan konseling dengan

baik, maka pelaksanaannya harus

dikelola seefisien dan seefektif

mungkin selaras dengan pinsip-

prinsip suatu program. Gibson dan

Mitchell (dalam Prasetyo, 2010:80)

mengemukakan beberapa prinsip

yang harus diperankan dalam

penyelenggaraan evaluasi

pelaksanaan program bimbingan dan

konseling yaitu evaluasi yang efektif

menuntut pengenalan terhadap

tujuan-tujuan program, memerlukan

kriteria pengukuran yang jelas dan

hendaknya terencana dan

berkesinambungan, evaluasi

Page 11: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

melibatkan berbagai unsur yang

professional.

Beralih pada Lingkup

evaluasi program bimbingan dan

konseling di sekolah menurut

Tohirin (2009:53) yakni evaluasi

peserta didik (input), evaluasi jenis

ini dimulai dari layanan

pengumpulan data pada saat peserta

didik diterima oleh sekolah yang

bersangkutan. Kedua adalah

evaluasi program yang menurut

Prayitno (2004:59) dikelompokkan

menjadi beberapa kegiatan layanan

yaitu layanan kepada peserta didik,

guru, kepala sekolah, dan orang tua

siswa atau masyarakat. Selanjutnya

adalah evaluasi proses yang

dievaluasi yakni proses pelayanan

bimbingan dan konseling secara

keseluruhan dari mulai perencanaan

hingga pelaksanaan. Terakhir adalah

evaluasi hasil, yang dimaksudkan

evaluasi terhadap hasil pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling

ditujukan pada pencapaian tujuan

program baik jangka pendek, jangka

menengah maupun jangka panjang.

Berbicara tentang program, perlu

diperhatikan aspek-aspek yang perlu

dievaluasi. Menurut Surya (2006:32)

aspek program yang perlu dievaluasi

dimulai dari dasar atau acuan

penyusunan program lalu proses

penyusunan program dengan melihat

bagaimana program bimbingan dan

konseling diwujudkan dan

kurikulum layanan.

Setelah mengetahui aspek

yang perlu dievaluasi maka

dilakukanlah pelaksanaan program.

Program yang dilaksanakan tidak

sembarangan dilakukan tetapi

terdapat prosedur didalamnya.

Seperti menurut Surya (2006:40)

dalam mengadakan evaluasi

terhadap pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah

harus melalui prosedur- prosedur

evaluasi yang terbagi menjadi dua,

yang pertama adalah identifikasi

tujuan yang akan dicapai dalam

program pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling.

Melakukan identifikasi terhadap

tujuan yang ingin dicapai sangatlah

penting karena memberikan arah

terhadap pekerjaan yang akan

dilaksanakan, artinya selama

melakukan evaluasi tetap mengacu

pada tujuan yang telah ditetapkan.

Kedua yaitu pengembangan rencana

Page 12: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

evaluasi program bimbingan dan

konseling. Pengembangan rencana

evaluasi merupakan langkah

lanjutan setelah menetapkan tujuan

yang ingin dicapai. Untuk

merancang program melakukan

pendekatan adalah bagian yang

penting dalam mengetahui

kebutuhan peserta didik (sasaran

program). Pendekatan evaluasi

pelaksanaan program bimbingan dan

konseling dapat dilakukan dengan

berbagai cara dan kegiatan. Macam-

macam metode metode yang

digunakan untuk menyelenggarakan

evaluasi pelaksanaan program

bimbingan dan konseling antara lain

metode survei, metode observasi,

metode eksperimental, dan metode

studi kasus (Sukardi 2008) .

Untuk mendapatkan data

yang tepat dan akurat dalam

melakukan evaluasi program

bimbingan dan konseling, maka

diperlukan sumber data yang

relevan. Adapun sumber data yang

perlu dihubungi, sangat bergantung

pada jenis data atau informasi yang

diperlukan. Menurut Prayitno

(2004:33) sumber data yang dapat

dihubungi, yaitu Kepala sekolah,

Wakil kepala sekolah, Koordinator

bimbingan dan konseling, Konselor

sekolah, Guru mata pelajaran,

Personil sekolah lainnya, Siswa dan

teman terdekatnya, Orang tua dan

masyarakat, Para ahli atau lembaga-

lembaga terkait.

METODE

Penelitian yang dilakukan

adalah penelitian kualitatif, yaitu

metode penelitian yang meneliti

kondisi objek alamiah, dimana

peneliti adalah sebagai instrumen

kunci (Sugiyono, 2010:15).

Penelitian kualitatif lebih bersifat

deskriptif. Penelitian ini juga lebih

mengutamakan pada proses daripada

hasil. Metode kualitatif digunakan

untuk mendapatkan data yang

mendalam dan memiliki makna.

Menurut Sugiyono (2010:15) teknik

pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan secara triangulasi dan

analisis data bersifat deduktif.

Triangulasi memiliki arti

menggunakan berbagai teknik

pengumpulan data secara gabungan.

Yakni gabungan dari teknik

wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Page 13: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

Penelitian ini menggunakan

model penelitian CIPP Evaluation

Model yang dikembangkan oleh

Stuefflebeam di Ohio State

University. Model CIPP ini adalah

model evaluasi yang paling sering

digunakan. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Guili Zhang, dkk

(2011), “the CIPP evaluation

program belongs in the

improvement / accountability

category and is one of the most

widely applied evaluation models”.

CIPP ini terdiri dari empat

komponen yakni context evaluation,

evaluasi konteks adalah upaya untuk

menggambarkan dan merinci

lingkungan, kebutuhan yang tidak

terpenuhi, populasi dan sampel yang

dilayani, dan tujuan program. Dalam

penelitian ini, evaluasi konteks

diarahkan pada tujuan, kebutuhan,

masalah dan peluang keberhasilan

program bimbingan dan koseling.

Input evaluation, Evaluasi masukan

ditujukan pada kemampuan awal

peserta didik dan sekolah yang

meliputi perekrutan peserta didik,

guru, dan sarana prasarana yang

disediakan. Pada penelitian ini

evaluasi masukan berfokus pada

identifikasi personil, pola atau

metode, anggaran dana, unit

organisasi dan bahan material.

Process evaluation, Evaluasi proses

diarahkan pada seberapa jauh

kegiatan yang dilaksanakan di dalam

program sudah terlaksana sesuai

rencana. Dalam penelitian ini,

evaluasi proses berfokus pada

implementasi program dan

hambatan pelaksanaan program.

Product evaluation, evaluasi produk

diarahkan pada hal-hal yang

menunjukkan perubahan yang

terjadi pada masukan, dalam hal ini

adalah peserta didik. Hal ini dapat

dilakukan dengan melihat hasil

identifikasi pelayanan bimbingan

dan konseling.

Penelitian ini dilakukan di

SMA Negeri 3 Salatiga. Adapun

sumber dalam penelitian ini adalah

guru bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga, kepala sekolah

SMA Negeri 3 Salatiga, siswa SMA

Negeri 3 Salatiga dan dokumen.

Fokus penelitian ini adalah

implementasi progam bimbingan

dan konseling di SMA Negeri 3

Salatiga yang meliputi perencanaan,

proses dan evaluasi program

Page 14: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

bimbingan dan konseling. Teknik

penelitian dalam penelitian ini

meliputi teknik observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Selanjutnya adalah ujikeabsahan

data, Uji keabsahan ini bertujuan

untuk memastikan kevalidan data

yang didapatkan. Sehingga hasil

penelitian ini dapat

dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Uji keabsahan data yang

dilakukan dalam penelitian ini,

dengan menggunakan metode

triangulasi dan pengecekan

konfirmasi oleh ahli yang dalam hal

ini adalah para pembimbing

penelitian. Menurut Moleong

(2010) menyatakan bahwa teknik

triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembanding

terhadap dua data tersebut. Teknik

triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini terdapat tiga macam

yaitu, triangulasi data, triangulasi

metode, dan triangulasi sumber.

Penelitian ini menggunakan

teknik analisis data reduksi yang

berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan

polanya dan membuang yang tidak

perlu. Reduksi data merupakan

proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan dan

kedalaman wawasan yang tinggi.

Dalam mereduksi data harus

diperhatikan tujuan awal dari

penelitian. Selain data reduksi dalam

penelitian ini menggunakan

penyajian data. Penyajian data

dimaksudkan untuk menemukan

makna dari kata-kata yang diperoleh

kemudian disusun secara sistematis

dan logis sehingga mudah dipahami.

Teknik analisis data yang terakhir

yaitu penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Penarikan kesimpulan

adalah kegiatan terakhir yang

dilakukan dan merupakan pokok

dari hasil penelitian. Penarikan

kesimpulan merupakan jawaban dari

rumusan masalah yang telah

dirumuskan sejak awal dan

diharapkan merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komponen Context

Evaluasi Tujuan Program

Page 15: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

Tujuan merupakan pedoman/arah

yang harus dipatuhi oleh semua

petugas bimbingan dan konseling di

sekolah agar program bimbingan

dan konseling yang telah

direncanakan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa dalam perumusan

tujuan dikaji dari berbagai produk

hukum yang memuat tujuan

pendidikan secara umum maupun

tujuan pendidikan di sekolah terkait.

Penyusunan tujuan program

bimbingan dan konseling tidak dapat

semaunya sendiri, melainkan

mengacu pada tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan dalam UU

Nomor 20 Tahun 2003 agar

menyelaraskan dengan arah

pelaksanaan pendidikan yang sudah

diatur oleh pemerintah. Hal tersebut

sesuai dengan pendapat Sugiyo

(2011:16) mengemukakan bahwa

tujuan bimbingan dan konseling

bersifat kompetibel dengan tujuan

pendidikan. Tujuan yang dimaksud

dalam bentuk sejumlah kompotensi

yang harus dikuasi peserta didik,

maka segala aktivitas bimbingan dan

konseling harus selalu diarahkan

untuk membantu peserta didik

dalam pencapaian standar

kompetensi. Tujuan dalam program

bimbingan dan konseling terdiri dari

tujuan utama dan tujuan yang sudah

diturunkan dalam berbagai layanan.

Berdasarkan dengan hasil penelitian,

tujuan utama program bimbingan

dan konseling SMA Negeri 3

Salatiga yaitu “Membantu siswa

dalam menyelesaikan masalah dan

mengembangkan diri baik bidang

belajar, sosial, pribadi, dan karir”.

Di samping itu, penentuan tujuan

program bimbingan dan konseling

juga diarahkan pada pencapaian

kompetensi yang harus dikuasai oleh

peserta didik. Tujuan yang bersifat

konkrit dan dapat terukur ini

diperoleh dari turunan tujuan utama

program bimbingan dan konseling.

Tujuan program tersebut juga dapat

bersifat sasaran apabila tujuan yang

diharapkan dapat diukur secara

konkrit dengan ciri pragmatis,

konkrit dan kuantitatif misalnya

seperti siswa dapat mengentaskan

masalah yang dihadapi, atau klien

dapat menunjukkan rasa bahagia dan

merasa puas setelah memperoleh

layanan konseling. Selain itu, tujuan

prioritas pada masing-masing

Page 16: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

tingkatan (kelas X, XI, XII) dirasa

sudah sesuai dengan kebutuhan

sasaran layanan. Berdasarkan

penelitian diketahui bahwa tujuan

prioritas tersebut telah dituangkan

dalam berbagai jenis layanan

bimbingan dan konseling di SMA

Negeri 3 Salatiga.

Evaluasi Identifikasi Kebutuhan

Berdasarkan hasil penelitian dapat

dikatakan identifikasi kebutuhan

siswa masih kurang karena telah

melakukan asesmen dari berbagai

sumber. Selain itu identifikasi juga

digunakan untuk melihat latar

belakang munculnya kebutuhan

siswa tersebut. Terdapat beberapa

bagian yang perlu diperbaiki dan

ditingkatkan kembali pada kegiatan

identifikasi kebutuhan. Identifikasi

kebutuhan seharusnya dilakukan

kepada seluruh siswa agar diperoleh

data kebutuhan yang sesuai dengan

kondisi seluruh siswa. Agar kegiatan

identifikasi tidak memakan waktu

yang lama diperlukannya siasat yang

tepat untuk meminimalisir

penggunaan waktu oleh unit

bimbingan dan konseling.

Penggunaan berbagai instrumen

dalam identifikasi akan membantu

dalam memperoleh data identifikasi

yang lebih sesuai dengan kondisi di

lapangan. Berdasarkan hal tersebut

maka sub komponen identifikasi

kebutuhan dalam program

bimbingan dan konseling perlu

mendapat perhatian khusus.

Evaluasi Masalah Program

Masalah dalam suatu program

terkadang menjadi suatu hambatan

dalam proses pelaksanaan program.

Dari hasil penelitian diketahui

bahwa masalah dalam program

bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga adalah

keterbatasan waktu menjalankan

program. Hal tersebut dikarenakan

terdapat administrasi atau kegiatan

yang tak terduga sehingga menyita

waktu yang sudah direncanakan.

Selain itu waktu libur yang cukup

banyak terlebih pada semester dua

yang membuat guru dan siswa

khususnya kelas X dan XI harus

menunda layanan. Berdasarkan

temuan tersebut perlu diwaspadai

dan dicari cara pemecahannya

sehingga tidak berdampak pada saat

pelaksanaan program. Terkait

dengan masalah keterbatasan waktu

mengarah kepada terhambatnya

Page 17: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

suatu kegiatan pelayanan yang

sudah terprogram namun terkendala

jadwal yang tidak pasti. Dengan

penanganan yang tepat harapannya

masalah ini tidak akan

mengakibatkan tidak terlaksananya

program bimbingan dan konseling

Evaluasi Peluang Program

Menurut Gibson dan Mitchell

(2011:584), evaluasi program adalah

untuk menyediakan yang paling

bermakna, maka ia harus dilakukan

dengan semangat positif,

dimaksudkan untuk memfasilitasi

program dan menyoroti kekuatan

serta kelemahannya. Dapat

disimpulkan bahwa perlu

diketahuinya kekuatan dan

kelemahan program bimbingan dan

konseling sehingga program dapat

berjalan secara optimal. Melihat

kekuatan program bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 3 Salatiga

yaitu yaitu sebagai program

pendidikan yang memfasilitasi

peserta didik untuk senantiasa

mengembangkan diri, dapat

dikatakan program bimbingan dan

konseling memiliki peran tersendiri

dalam pendidikan sekolah. Di

samping itu program bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 3 Salatiga

memiliki kelemahan pada

keterbatasan waktu. Berdasarkan

kelebihan dan kelemahan tersebut

dapat simpulkan jika program

bimbingan dan konseling sudah

memiliki peran tersendiri di sekolah

yang memang dibutuhkan oleh

siswa tetapi karena keterbatasan

waktu dikhawatirkan pelaksanaan

program tidak dapat terjadwal secara

pasti sesuai dengan porgram yang

sudah disusun

Evaluasi Komponen Input

Evaluasi Personel Bimbingan dan

Konseling

Berdasarkan hasil penelitian, kepala

sekolah sebagai peran supervisi

telah dilaksanakan. Selain peran

supervisi, kepala sekolah juga

berperan dalam memotivasi dan

mendukung peningkatan pelayanan

bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa kepala sekolah

sudah cukup berperan dalam

supervisi bimbingan dan konseling.

Dapat dikatakan bahwa peran

pengawas dan kepala sekolah dalam

program bimbingan dan konseling

telah memberikan kontribusi dalam

Page 18: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

ketercapaian program bimbingan

dan konseling.

Hasil penelitian di SMA Negeri 3

Salatiga diketahui bahwa terdapat 2

orang guru senior dan 2 orang guru

junior. Diketahui bahwa semua guru

bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga memiliki latar

belakang S1 bimbingan dan

konseling. Diketahui bahwa masing-

masing guru bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

setiap tahun mengampu kurang lebih

300 siswa setiap tahunnya. Beban

kerja guru bimbingan dan konseling

SMA Negeri 3 Salatiga berdasarkan

Peraturan bersama Menteri

Pendidikan Nasional dan Kepala

Badan Kepegawaian Negara Nomor

03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun

2010, dapat dikatakan tidak

proporsional. Terlalu banyak siswa

asuh bisa menjadi salah satu faktor

penyebab kurang optimal dan tidak

meratanya layanan bimbingan dan

konseling yang diberikan.

Berdasarkan hasil dokumentasi

penelitian, diketahui bahwa 1.010

siswa merupakan pelanggan yang

memiliki hak untuk memperoleh

pelayanan bimbingan dan konseling

guna mengembangkan potensinya.

Keanekaragaman potensi yang

dimiliki siswa SMA Negeri 3

Salatiga termasuk dalam sasaran

utama pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan

bimbingan dan konseling tidak

hanya diberikan kepada siswa yang

dianggap bermasalah saja tetapi

kepada seluruh siswa yang miliki

potensi yang berbeda-beda untuk

dioptimalkan.

Evaluasi Anggaran Dana

Bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga memperoleh dana

operasional layanan bimbingan dan

konseling pada setiap kegiatan

layanan. Tersedianya dana

operasional tersebut membuktikan

adanya dukungan kepala sekolah

dalam kegiatan pelayanan

bimbingan dan konseling di sekolah.

Dukungan kepala sekolah tersebut

dapat dimaknai sebagai suatu

kesadaran sekolah terhadap peran

bimbingan dan konseling di sekolah.

Hal ini sejalan dengan pendapat

Gibson dan Mitchell (2011:599)

yang mengemukakan bahwa

Page 19: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

anggaran memampukan program

apapun untuk mendukung lebih

baiknya layanan yang diberikan

untuk publik. Sejalan menurut

pendapat Gibson dan Mitchell

(2011:599) bahwa pada penelitian

ini anggaran berjalan untuk

mendukung program melalui

bendahara sekolah. Adanya

dukungan dana operasional tersebut

diharapkan kegiatan layanan

bimbingan dan konseling dapat

berjalan dengan baik. Hambatan

yang mungkin muncul dengan

dikelolanya anggaran bimbingan dan

konseling oleh bendahara sekolah

adalah sulitnya pengajuan anggaran

kegiatan layanan dengan dana

tertentu, karena anggaran setiap

kegiatan layanan akan di anggarkan

oleh bendahara sekolah bukan pihak

bimbingan dan konseling.

Evaluasi Unit Organisasi

Organisasi bimbingan dan konseling

terdiri dari berbagai personel yang

memiliki peran dan tanggung

jawabnya masing-masing. Sugiyo

(2011:32) mengemukakan bahwa

pembagian pekerjaan merupakan

kegiatan dalam membagi beban

kerja kedalam aktivitas-aktivitas

yang secara logis dan

menyenangkan dan dapat dilakukan

oleh anggota organisasi. Pembagian

tugas dalam organisasi bimbingan

dan konseling mengacu kepada

prinsip “the right man on the right

place”. Adanya pengorganisasian

yang tepat, pengaturan petugas

bimbingan dan konseling lebih

sesuai dengan kemampuan dan

karakteristik pribadinya sehingga

tidak akan terjadi tumpang tindih.

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

sudah memiliki struktur organiasi

dan memiliki pembagian tugas yang

spesifik pada masing-masing

pelaksana bimbingan dan konseling.

Selain itu terdapat pula pembagian

tugas antar guru bimbingan dan

konseling sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Dapat

disimpulkan perlunya pemeliharaan

dan peningkatan pola komunikasi

yang sudah terjalin baik dengan

warga sekolah guna memperoleh

keberhasilan dalam pelayanan

bimbingan dan konseling.

Evaluasi Sarana Prasarana

Page 20: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

Prasarana pokok yang diperlukan

ialah ruang bimbingan dan

konseling yang cukup memadai.

Ruang bimbingan dan konseling

hendaknya dapat menyimpan

segenap perangkat instrumen

bimbingan dan konseling, himpunan

data serta informasi lainnya. Ruang

bimbingan dan konseling juga

hendaknya memuat berbagai

informasi seperti informasi

pendidikan, jabatan, kegiatan

ekstrakurikuler dan sebagainya. Hal

yang harus diperhatikan ruangan

bimbingan dan konseling hendaknya

nyaman, sehingga guru bimbingan

dan konseling betah dan giat untuk

bekerja sebab kenyamanan itu

merupakan modal utama bagi

kesuksesan pelayanan yang

terselenggara. Hal ini didukung

dengan temuan Rahmawati

(2013:132) bahwa sarana prasana

pelayanan bimbingan dan konseling

termasuk faktor non personal

dengan kategori tinggi yang

menghambat pelayanan bimbingan

dan konseling di sekolah. Jumlah

ruang bimbingan dan konseling

disesuaikan dengan kebutuhan jenis

layanan dan jumlah ruangan. Antar

ruangan sebaiknya tidak tembus

pandang. Depdiknas (2007:73)

menyebutkan bahwa jenis ruangan

bimbingan dan konseling yang

diperlukan meliputi: (1) ruang kerja,

(2), ruang administrasi/ data, (3)

ruang konseling individual, (4)

ruang bimbingan dan konseling

kelompok, (5) ruang biblio terapi,

(6) ruang relaksasi/ desensitisasi,

dan (7) ruang tamu.

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa ruang bimbingan

dan konseling SMA Negeri 3

Salatiga dalam kondisi cukup

nyaman. Jika dilihat dari ruang

layanan, ruang bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

dapat dikatakan belum lengkap

karena belum memiliki ruang

layanan ruang relaksasi. Kekurangan

lainnya terletak pada pembatas

setiap ruangan konseling kelompok

dan individu yang kurang memadai,

selain itu gabungan antara ruang

tamu dan ruang kerja guru sedikit

tidak layak yang seharusnya ruangan

tersebut terpisah. Kelengkapan

penunjang pelayanan yang dimiliki

oleh SMA Negeri 3 Salatiga sudah

cukup memadai. Namun masih ada

Page 21: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

beberapa kelengkapan yang dirasa

perlu untuk ditambah yaitu perlu

ditambah papan pola dan komputer.

Berdasarkan hal tersebut maka sub

komponen sarana prasana

bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga kurang optimal.

Ruang bimbingan dan konseling

SMA Negeri 3 Salatiga hendaknya

perlu direnovasi sesuai dengan

syarat ruangan bimbingan dan

konseling agar tercipta suasana yang

nyaman bagi guru bimbingan dan

konseling maupun siswa yang

memperoleh layanan. Di samping itu

juga diperlukan penataan ruangan

secara tepat agar ruangan dapat

meningkatkan kinerja guru

bimbingan dan konseling.

Evaluasi Pola atau Metode

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa unit bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

masih menggunakan pola 17 plus

dan K13 dalam pelayanan

bimbingan dan konseling.

Penggunaan pola 17 plus dan K13

dalam layanan bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

dikarenakan SMA Negeri 3 Salatiga

masih dalam transisis untuk

menggunakan pola layanan.

Pemilihan pola dalam layanan

bimbingan dan konseling hendaknya

menyesuaikan dengan kurikulum

terbaru agar berjalan selaras dengan

implementasi kurikulum yang

digunakan sekolah. Pada saat ini

sekolah menerapkan kurikulum

2013 yang diatur pada Pasal 1

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 81 A Tahun

2013 tentang Implementasi

Kurikulum menyebutkan

Implementasi kurikulum pada

sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah

(SD/MI), sekolah menengah

pertama/madrasah tsanawiyah

(SMP/MTs), sekolah menengah

atas/madrasah aliyah (SMA/MA),

dan sekolah menengah

kejuruan/madrasah aliyah kejuruan

(SMK/MAK) dilakukan secara

bertahap mulai tahun pelajaran

2013/2014.

Evaluasi Komponen Process

Evaluasi Kredibilitas Guru

Bimbingan dan Konseling

Page 22: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

Hasil identifikasi pada komponen

input personel bimbingan dan

konseling diketahui bahwa 3 orang

guru berlatar pendidikan S1 BK dan

1 orang guru berlatar belakang

pendidikan S2 psikologi, sedangkan

jika dilihat dari pengalaman bekerja

diketahui 2 orang guru dapat

dikategorikan guru senior dan 2

orang guru dapat dikategorikan guru

junior. Berdasarkan hal tersebut,

dapat dikatakan bimbingan dan

konseling SMA Negeri 3 Salatiga

sudah memiliki guru bimbingan dan

konseling yang mampu untuk

melaksanakan kegiatan layanan

dalam program bimbingan dan

konseling. Namun, kredibilitas guru

bimbingan dan konseling akan dapat

lebih dipercaya jika didukung

dengan bukti berupa kesanggupan

melaksanakan kegiatan dalam

program bimbingan dan konseling.

Hal ini sejalan dengan kompetensi

profesional yang dijelaskan dalam

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 27 Tahun 2008

tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi

Konselor. Kredibilitas guru

bimbingan dan konseling ini terkait

dengan kompetensi profesional yang

ditandai dengan penguasaan dan

penyelenggaraan layanan bimbingan

dan konseling yang berorientasi

pada kesanggupan dan kemampuan

praktik secara langsung.

Evaluasi Waktu Pelaksanaan

Diketahui bahwa bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 3 Salatiga

memiliki jam masuk kelas dan jam

di luar kelas. Alokasi untuk

bimbingan kelompok tidak

dialokasikan karena dilaksanakan

pada jam istrirahat atau setelah

pulang sekolah. Berdasarkan

implementasi kurikulum 2013,

pelayanan bimbingan dan konseling

merupakan salah satu bentuk

kegiatan pengembangan diri

sehingga penyelenggaraan

pelayanan bimbingan dan konseling

dapat dilaksanakan di dalam kelas

maupun di luar kelas. Jika dicermati

lebih mendalam, alokasi waktu yang

sudah dijalankan oleh pihak sekolah

dengan peraturan yang ada sudah

cukup sesuai karena di SMA Negeri

3 Salatiga memiliki alokasi waktu

untuk tatap muka atau jam pelajaran

walaupun hanya satu jam pelajaran.

Pada luar jam pelajaran guru

Page 23: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

bimbingan dan konseling masih

menyediakan waktu untuk siswa

yang ingin berkonsultasi

permasalahan siswa. Pengamatan

yang didapat peneliti ditempat

menunjukan bahwa guru bimbingan

dan konseling bersedia melakukan

konsultasi di luar jam pelajaran.

Evaluasi Perangkat Layanan

Perangkat layanan yang dimaksud

adalah kelengkapan format satuan

layanan yang berisi prosedur

operasional layanan, bahan materi,

media dan format penilaian layanan.

Pada setiap layanan bimbingan dan

konseling di sekolah, guru

bimbingan dan konseling dituntut

untuk mempersiapkan RPL

(Rancangan Pelaksanaan Layanan)

dalam bentuk satuan layanan dan

bahan materi. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa

perangkat layanan pada program

bimbingan dan konseling di SMA

Negeri 3 Salatiga dapat dikatakan

sudah sesuai. Bahan materi layanan

yang disiapkan sudah sesuai dengan

hasil identifikasi dan prioritas

kebutuhan dan metode klasikal yang

digunakan.

Evaluasi Pemanfaatan Sumber

Daya Sesuai Kegunaan

Evaluasi pemanfaatan sumber daya

merupakan evaluasi yang dilakukan

untuk mengetahui apakah

penggunaan fasilitas baik berupa

sarana prasarana maupun anggaran

operasional sesuai dengan fungsi

dan kegunaannya dalam pelayanan

bimbingan dan konseling. Berikut

merupakan hasil evaluasi

pemanfaatan sumber daya: (1)

Sarana Prasarana, guru bimbingan

dan konseling sudah berusaha

menoptimalkan penggunaan sarana

prasarana untuk mendukung

kelancaran layanan bimbingan dan

konseling. (2) Anggaran dana,

berdasarkan data wawancara

anggaran yang disediakan oleh

sekolah sudah dimanfaatkan sebaik-

baiknya.

Evaluasi Hambatan yang Muncul

Hambatan yang muncul pada saat

pelaksanaan program merupakan

implikasi dari masalah program

pada komponen context dan

kekurangan pada komponen input.

Dari hasil penelitian diketahui

bahwa hambatan yang muncul

dalam pelaksanaan program

Page 24: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

bimbingan dan konseling di SMA

Negeri 3 Salatiga antara lain: (1)

keterbatasan waktu pelaksanaan

program; (2) terdapat pihak-pihak

yang kurang mendukung layanan;

(3) terlalu disibukan oleh masalah

administrasi; (4) fasilitas yang

belum optimal; (5) banyaknya

layanan yang bersifat insidental

sehingga sering mengganggu

layanan yang sudah terprogram.

Berbagai hambatan tersebut

berdampak kepada kurang

optimalnya pelayanan bimbingan

dan konseling. Melihat berbagai

hambatan pelaksanaan program

yang muncul, dapat dikatakan usaha

penanganan yang dilakukan oleh

bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga sudah cukup baik.

Evaluasi Komponen Product

Evaluasi Hasil Layanan dari

Siswa

Bimbingan dan konseling

merupakan bentuk layanan sub

sitem pendidikan dimana seharusnya

mengacu kepada kepuasan

pelanggan. Seperti yang

dikemukakan Sallis dalam Sugiyo

(2011:46) bahwa sebagai bentuk

layanan harus mendorong semua

anggota stafnya untuk memuaskan

para pelanggan. Oleh karena itu

layanan bimbingan dan konseling

juga harus memuaskan

pelanggannya yaitu siswa.

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa pelayanan

bimbingan dan konseling SMA

Negeri 3 Salatiga dinilai baik oleh

siswa. Melihat hasil peneltian,

dapat dikatakan jika layanan

bimbingan dan konseling sudah

memenuhi tujuan program

bimbingan dan konseling.

Evaluasi Hasil dengan

Membandingkan Tujuan,

Kebutuhan, dan Komponen Program

Lainnya

Arikunto dan Jabar

(2009:49) program layanan adalah

sebuah kesatuan kegiatan yang

bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu sehingga

merasa puas sesuai dengan tujuan

program. Keberhasilan program

bimbingan dan konseling tidak

hanya menuju kepada ketercapaian

tujuan tetapi juga kepada

pemenuhan kebutuhan pelanggan

layanan bimbingan dan konseling.

Jika dikaji dari hasil layanan dengan

Page 25: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

tujuan program diketahui bahwa

hasil layanan sudah sesuai dengan

tujuan program bimbingan dan

konseling. Kesesuaian hasil dengan

tujuan tersebut membuktikan bahwa

pelayanan sudah berjalan seperti

yang direncanakan dan

diprogramkan sehingga kebutuhan

dan masalah siswa dipenuhi secara

tepat. Sub komponen hasil layanan

dari siswa yang sudah sesuai

dibandingkan dengan komponen

context, input, process yang

memiliki kategori cukup sesuai,

dapat disimpulkan bahwa hasil

program yang diperoleh sudah

sesuai bahkan lebih dari pelaksanaan

perogram yang sudah dilakukan. Hal

ini berarti bahwa pelaksanaan

program sudah efektif melihat hasil

layanan yang diperoleh, komponen

product memperoleh hasil yang

lebih baik daripada ketiga

komponen lainnya.

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat ditarik dari

penelitian “evaluasi program

bimbingan dan konseling di SMA

Negeri 3 Salatiga tahun ajaran

2016/2017” yang dilihat dari

beberapa aspek. Diantaranya yaitu:

a Aspek context: sudah

dilakukan evaluasi

identifikasi kebutuhan siswa,

namun identifikasi yang

menggunakan instrumen

belum dilakukan secara

menyeluruh pada siswa.

b Aspek Input: sub komponen

input identifikasi personil,

pola atau metode, anggaran

dana, organisasi sudah sesuai

dengan ketentuan, tetapi

pada identifikasi sarana dan

prasarana masih terdapat

ruangan dan kelengkapan

penunjang layanan yang

kurang memadai.

c Aspek process: dari setiap

sub komponen process,

implementasi program sesuai

dengan prosedur pelaksanaan

program bimbingan dan

konseling walaupun masih

terdapat beberapa hambatan

dalam pelaksanaan program.

d Aspek product: ditinjau dari

pelanggan yaitu siswa, hasil

pelayanan bimbingan dan

konseling di SMA Negeri 3

Salatiga mempunyai dampak

positif karena banyak siswa

Page 26: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

yang terbantu dengan

layanan bimbingan

konseling. Selain itu layanan

bimbingan dan konseling di

SMA Negeri 3 Salatiga

sudah memenuhi tujuan

program bimbingan dan

konseling. Kesesuaian hasil

dengan tujuan membuktikan

bahwa pelayanan sudah

berjalan seperti yang

direncanakan dan

diprogramkan. Dapat

diartikan juga bahwa

kebutuhan dan masalah

siswa dipenuhi dengan tepat.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Mashudi, F. (2013). Panduan Evaluassi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling. Jogjakarta: Divapress.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prasetyo. (2010). Penilaian BK. Parung: Naskah Bahan Ajar BK.

Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta.

Page 27: EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14328/2/T1_132012602_Full... · kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif,

R. L Gibson dan Marianne H Mitchell. (2011). Bimbingan dan Konseling (Edisi Indonesia-Edisi Ke tujuh). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rahmawati, S. (2013). Faktor Determinan Kesenjangan Antara Pprogram Bimbingan Konseling dan pelaksanaannya Di SMP Negeri Se-Kota Semarang Tahun 2011-2012. Jurnal Skripsi Universitas Negeri Semarang.

Stufflebeam, D. L. (2003). The CIPP Model for Evaluation. The article Presented at 2003 annual conference of the oregon program evaluator Network (OPEN).

Sugiyo. (2012). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.

Tohirin. (2009). Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali.