evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan, emosi, kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 1 Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. 3 Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13 %. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan 1

description

evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Transcript of evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Page 1: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua

aspek kehidupan manusia. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah

membangun sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat

melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat

sejahtera, adil dan makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan,

emosi, kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. 1

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi

peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI

merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti

memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap

beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.3

Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak

13 %. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat

dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI eksklusif

selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai lebih dari 2 tahun

bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita

sebanyak 19%.1

Tahun 1990 pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan

Pemberian ASI (PP-ASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan

perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai dengan berumur

4 bulan. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran badan kesehatan dunia (WHO),

pemberian ASI Eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

450/MENKES/SK/VI/2004 tahun 2004.4

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan secara menyeluruh

diseluruh daerah di Indonesia. Dari Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia

1

Page 2: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

(SDKI) Tahun 1997 tercatat bahwa pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur

4 bulan di Indonesia hanya 52%. Angka pencapaian tersebut telah meningkat

sebesar 36% bila dibandingkan dengan hasil survei serupa yang diadakan oleh

WHO (World Health Organization) pada tahun 1986. Bila dibandingkan dengan

target yang harus segera dicapai pada tahun 2020, angka pencapaian tersebut

belum mencapai target 80%.3

Berdasarkan SDKI 2007, Angka Cakupan ASI Ekslusif 6 bulan di Indonesia

hanya 39,5% (SDKI 2007), masih jauh dari rata-rata dunia, yaitu 38%. Sementara

itu, saat ini jumlah bayi di bawah 6 bulan yang diberi susu formula meningkat dari

16,7% pada tahun 2002 menjadi 32,4% pada tahun 2007.8

Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh

ibu. Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan

ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.1,5

Dalam upaya pengawasan dan evaluasi pemberian ASI Eksklusif,

pemerintah Kabupaten Magelang memasukkan program ASI Eksklusif ke dalam

Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten

Magelang menargetkan pemberian ASI Eksklusif sebesar 80%. Namun

permasalahan yang ada di Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Muntilan 1

periode Januari - Februari 2012 adalah cakupan hasil kegiatan bayi yang

mendapat ASI Eksklusif belum tercapai dengan besar pencapaian 71% . Dari 8

desa yang berada di bawah wilayah kerja Puskesmas Muntilan 1. Peneliti

mengambil penelitian di desa Congkrang, karena desa Congkrang memiliki

persentase pemberian ASI Eksklusif yang rendah, sedangkan pengambilan data di

Dusun Semawe, karena di Dusun Semawe memiliki cakupan Pemberian ASI

Eksklusif yang rendah dibandingkan dari ke-5 Dusun yang ada di Desa

Congkrang.12 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu dicari penyebab dari

permasalahan bayi yang diberi ASI Eksklusif di Dusun Semawe, serta

menemukan alternatif pemecahan masalahnya.11

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui, yaitu :

2

Page 3: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Apakah yang menyebabkan rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

Periode Januari – Febuari 2012 sehingga tidak memenuhi target?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab

rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012

sehingga tidak memenuhi target .

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab

rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang periode Januari – Febuari 2012

sehingga tidak memenuhi target .

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui cakupan ASI Ekslusif di Dusun Semawe Desa Congkrang

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

b. Mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi cakupan ASI

Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang.

c. Mampu menganalisis masalah ASI Eksklusif di Dusun Semawe Desa

Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

d. Mampu membuat rencana tindak lanjut dalam menyelesaikan masalah ASI

Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

b. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang

ditemukan di dalam survei yang dilaksanakan.

3

Page 4: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

c. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan

masyarakat.

1.4.2 Bagi Puskesmas

1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas mengenai penerapan

ASI Eksklusif.

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya

puskesmas dalam hal penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian

terhadap masalah penerapan ASI Eksklusif yang tidak berjalan.

1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Menambah pengetahuan, khususnya bagi para ibu mengenai

pentingnya manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.

b. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan masyarakat

dengan mensosialisasikan program ASI Eksklusif.

c. Membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI Eksklusif

sebagai satu-satunya makanan yang diperlukan oleh bayi usia 0-6

bulan.

1.5 Batasan Pengkajian

1.5.1 Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Cakupan Pemberian ASI

Eksklusif di Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang Periode Januari - Februari 2012” mempunyai

batasan pengertian judul sebagai berikut:

a. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian

solusi-solusi atau permasalahan yang ditemukan.

b. Cakupan

Adalah jangkauan suatu hal.

c. Program ASI Eksklusif

d. Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan, Kabupaten

Magelang

4

Page 5: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Muntilan,

Kabupaten Magelang.

e. Periode Januari – Febuari 2012

Adalah kurun waktu selama 2 bulan yang diawali dari Bulan Januari

2012 dan berakhir pada bulan Febuari 2012.

1.5.2 Batasan Operasional

a. Frekuensi kegiatan berlangsung selama 2 bulan.

b. Sasaran adalah Ibu yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 – 24 bulan.

c. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah ibu yang

memberikan ASI Eksklusif di Dusun Semawe dibagi jumlah semua

ibu ada di Desa tersebut pada periode Januari-Febuari 2012.

1.5.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

a. Lingkup lokasi : Desa Congkrang, Dusun Semawe, Kecamatan

Muntilan, Kabupaten Magelang.

b. Lingkup waktu : Januari 2012 sampai Febuari 2012.

c. Lingkup sasaran : seluruh ibu yang memunyai bayi dan balita ≥ 6-24

bulan.

d. Lingkup metode : kuesioner, wawancara, dan pencatatan.

e. Lingkup materi : evaluasi cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten

Magelang Periode Januari – Februari 2012.

1.6 Metodologi Kegiatan

Survei dilakukan di dusun Semawe desa Congkrang Kecamatan Muntilan

Kabupaten Magelang, pada tanggal 06-08 April 2012. Responden yang diambil

adalah 16 orang ibu yang mempunyai bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan, di Desa

Semawe. Jenis data yang diambil adalah :

1. Data primer, yang diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) dengan

cara wawancara. Kemudian pertanyaan tersebut ditanyakan kepada ibu 16

orang ibu yang memiliki bayi dan balita ≥ 6 -24 bulan. Selain itu,

wawancara juga dilakukan kepada bidan Desa Congkrang mengenai

program pelayanan kesehatan untuk pemberian ASI Eksklusif.

5

Page 6: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

2. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari laporan

registrasi pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas, dan buku kelahiran dari

bidan Desa Congkrang.

Data yang terkumpul diolah dan kemudian dianalisis masalah yang

ditemukan dengan mencari kemungkinan penyebabnya, melalui pendekatan

sistem, yang meliputi kelima input, yaitu man, money, material, machine,

methods, proses yang meliputi fungsi manajemen baik P1, P2, P3, serta

lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah

berdasarkan penyebab masalah yang paling mungkin dan penggabungan alternatif

pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, prioritas pemecahan masalah ditentukan

dengan menggunakan rumus kriteria matriks, yang kemudian dibuat rencana

kegiatan dan plan of action (POA) berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih

dan dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

6

Page 7: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

II.1 Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan, untuk kemudian

diteruskan hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi

dengan makanan / minuman pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan

pencernaan anak. 4

Pemberian ASI pada bayi erat kaitannya dengan keputusan yang dibuat oleh

ibu. Selama ini ibu merupakan figure utama dalam keputusan untuk memberikan

ASI atau tidak pada bayinya. Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak

faktor, baik faktor dari dalam maupun dari faktor dari luar diri ibu.

Faktor-faktor dari dalam diri ibu atau faktor internal antara lain pengetahuan

ibu mengenai proses laktasi, pendidikan, motivasi, sikap, pekerjaan ibu, dan

kondisi kesehatan ibu. Sementara itu, faktor dari luar diri ibu atau faktor eksternal

antara lain social ekonomi, tata laksana rumah sakit, kondisi kesehatan bayi,

pengaruh iklan susu formula yang intensif, keyakinan keliru yang berkembang di

masyarakat dan kurangnya penerangan dan dukungan terhadap ibu dari tenaga

kesehatan atau petugas penolong persalinan maupun orang-orang terdekat ibu

seperti ibu, mertua, suami, dan lain-lain.

11.2 Manfaat ASI Eksklusif 5,6

1) Manfaat untuk ibu :

Membantu proses pemulihan setelah melahirkan.

Mencegah perdarahan dan membantu ibu untuk pemulihan uterus.

Salah satu cara ber-KB

Mencurahkan kasih sayang kebayi, dengan menyusui terjalinnya ikatan

kasih sayang yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat keduannya

merasa aman dan bahagia.

2) Manfaat untuk bayi :

Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga tidak mudah terserang

penyakit infeksi terutama diare.

7

Page 8: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Tidak hanya mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi

juga mengandung enzim penyerapnya sehingga semua ASI dengan mudah

diserap seluruhnya oleh pencernaan bayi.

II.3 Kandungan ASI

ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk

menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami

tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:

1. Laktosa

merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting

sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa

dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini

membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.

2. Lemak

Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi 

utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI

mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam

alda linolenat  yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA

dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.

3. Oligosakarida

Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai

prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami

hidup dalam sistem pencernaan bayi.

4. Protein

Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai

pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin,

triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses

ingatan.

II.4 Komposisi zat utama dalam ASI

1. Laktosa- 7gr/100ml.

2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.

8

Page 9: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.

4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.

II.5 Macam-macam ASI

a. Kolostrum

1) Kolostrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke4

setelah melahirkan.

2) Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat

anti infeksi dan berprotein tinggi.

3) Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara,

mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam

alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa

puerperium.

4) Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.

5) Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning kuningan,

lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matang.

6) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari

usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan

makanan bayi dan makanan yang akan datang.

7) Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur,

tetapi berlainan dengan ASI yang matur. Pada kolostrum protein yang

utama adalah globulin (gamma Globulin).

b. Air Susu Transisi atau Masa Air Susu Peralihan

1) Yaitu ASI yang keluar sejak hari ke-4 sampai hari ke-10 dimasa

laktasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur

terjadi pada minggu ke-3 sampai dengan minggu ke-5.

2) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang

matur.

9

Page 10: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

3) Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak makin meninggi.

4) Volume akan makin meningkat.

c. Air Susu Matang (Mature)

1) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan (adapula yang menyatakan bahwa komposisi

ASI relatif konstan baru mulai minggu ke-3 sampai minggu ke-5).

2) Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI ini merupakan

makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayinya

sampai umur 6 bulan.

3) Merupakan suatu cairan yang berwarna putih kekuning-kuningan yang

diakibatkan warna garam Ca-caseinat, riboflavin, dan kariten yang

terdapat di dalamnya.

4) Tidak menggumpal jika dipanaskan.

II.6 MANAJEMEN ASI EKSKLUSIF7,8

Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi menurut Depkes

RI adalah :

1. Masa Kehamilan (Antenatal).

Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat

dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga

serta cara pelaksanaan management laktasi.

2. Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinya.

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara.

Disamping itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil

selama kehamilan.

10

Page 11: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

4. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk

mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu

ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi

1-2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk

kebutuhan gizi ibu hamil.

5. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Penting pula

perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil

untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa

kehamilan merupakan anugerah dan tugas yang mulia.

a) Saat segera setelah bayi lahir.

1. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi

agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai

menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka

terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu

secara naluriah.

2. Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk

memberikan rasa aman dan kehangatan.

b) Masa Neonetus

1. Bayi hanya diberi ASI saja atau ASI Eksklusif tanpa diberi minum

apapun.

2. Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung.

3. Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand).

4. Melaksanakan cara menyusui (meletakan dan melekatkan) yang baik

dan benar.

5. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus

tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk

mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar.

6. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam

waktu kurang dari 30 hari setelah melahirkan.

c) Masa menyusui selanjutnya (post neonatal).

11

Page 12: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

1. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia

bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman

lainnya.

2. Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-

hari. Ibu menyusui perlu makan 1½ kali lebih banyak dari biasanya

(4-6 piring) dan minum minimal 10 gelas sehari.

3. Cukup istirahat (tidur siang/berbaring 1-2 jam), menjaga ketenangan

pikiran dan menghindari kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi

ASI tidak terhambat.

4. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

5. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak

mau menyusu, puting lecet, dan lain-lain ).

BAB III

DATA UMUM DESA CONGKRANG

DAN

DATA KHUSUS DUSUN SEMAWE

III.1 Keadaan Geografi

12

Page 13: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

III.1.1 Letak wilayah

Desa Congkrang terletak di wilayah Kecamatan Muntilan, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah. Terdapat 6 dusun di Desa congkrang, yaitu Dusun

congkrang, semawe, kedan, kramat ,besaran, demangan

III.1.2 Batas wilayah

Wilayah Desa Congkrang dibatasi oleh :

a) Sebelah utara : Desa Keji

b) Sebelah selatan : Desa Menayu dan Adi karto

c) Sebelah timur : Desa Ngawen dan Sriwedari

d) Sebelah barat : Desa Sukorini dan Tanjung

III. 1. 3. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Congkrang berdasarkan data statistik Bulan Desember

tahun 2009 adalah 131.717 hektar.

III. 2. Keadaan Demografi

III. 2. 1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Congkrang pada bulan Desember tahun

2009 berdasarkan data statistik kantor desa Congkrang adalah 3083 jiwa.

III. 2. 2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk

Desa Congkrang menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan

pendidikan.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Congkrang menurut Jenis Kelamin

pada Bulan Desember tahun 2007

PENDUDUK TOTAL

Laki-laki Perempuan

1521 1562 3083

(Sumber : data statistik kantor Desa Congkrang, Desember 2009)

13

Page 14: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Berdasarkan tabel di atas, jumlah perempuan di Desa Congkrang

lebih banyak dibandingkan laki-laki meskipun perbedaan ini tidak terlalu

signifikan yaitu sebesar 41

Dengan data lebih rinci penduduk Desa Congkrang dikelompokkan

berdasarkan umur dan jenis kelamin pada bulan Desember tahun 2009,

sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah penduduk Desa Congkrang berdasarkan Usia

Pada bulan Desember 2009

Umur (tahun) Penduduk

(orang)

Umur(tahun) Penduduk

(orang)

0-4 256 25-29 289

5-9 275 30-39 535

10-14 229 40-49 392

15-19 215 50-59 294

20-24 258 60+ 346

(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Congkrang, Desember 2009)

Berdasarkan tabel jumlah penduduk kelompok umur disimpulkan

bahwa kelompok umur terbanyak di desa Congkrang adalah kelompok umur

30-39 tahun , yaitu 535jiwa.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Congkrang Menurut Mata Pencaharian pada

bulan Desember tahun 2009

Mata pencaharian Jumlah

Petani 236

Buruh tani 276

Nelayan -

Pengusaha 2

Buruh industry 91

Buruh bangunan 226

Buruh harian lepas 153

Pedagang 252

Pengangguran 15

PNS 79

14

Page 15: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

TNI 13

Polri 9

Sipil 92

Pensiunan 61

Jumlah

(Sumber: Data Statistik Kantor Desa Congkrang tahun 2009)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian

terbanyak pada masyarakat di wilayah desa congkrang adalah di bidang

buruh/ swasta.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Pendidikan Jumlah

Tidak sekolah 441

Belum tamat SD 399

Tidak tamat SD 388

Tamat SD 661

Tamat SLTP 583

Tamat SLTA 476

Tamat Akademi 121

Jumlah

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Congkrang tahun2009)

Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

Desa Congkrang adalah tamatan SD, yaitu sebanyak 661 orang.

III.3 Data Khusus Dusun Semawe

III.3.1. Letak wilayah

Dusun Semawe terletak di wilayah Desa Congkrang, Kecamatan

Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa tengah.

III.3. 2. Batas Wilayah

Wilayah Dusun semawedibatasi oleh :

15

Page 16: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

a) Sebelah utara : Dusun congkrang

b) Sebelah selatan : Dusun Sukorini

c) Sebelah timur : Dusun Tanjung

d) Sebelah barat : Dusun Sriwedari

III.3.3. Keadaan Demografi

III. 3. 4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Dusun Semawe Mei tahun 2010 berdasarkan data

statistik Kantor Desa Congkrang adalah 829 jiwa.

Gambar 1. Peta wilayah Dusun Semawe

BAB IV

HASIL SURVEY DAN PENGAMATAN

VI.1 HASIL SURVEY

Pada tanggal 6-8 April 2012, telah dilaksanakan wawancara dan pengisian

kuisioner terhadap bidan desa dan 5 orang kader di Dusun Semawe Desa 16

Page 17: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang dan 16 responden yang

merupakan ibu yang mempunyai bayi dan balita usia ≥ 6-24 bulan di Dusun

Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

Hasil Wawancara Bidan:

a. Terdapat satu bidan di Dusun Semawe desa Congkrang kecamatan

Muntilan Kabupaten Magelang Endah Wulan, berdasarkan penjelasan yang

disampaikan bidan tersebut, beliau dengan bantuan kader sudah berusaha

untuk menjelaskan pentingnya ASI Eksklusif secara individu kepada ibu-ibu

yang sedang hamil ataupun yg mempunyai bayi usia < 6 bulan. Penjelasan

tersebut disampaikan terutama pada saat pemeriksaan ANC ataupun PNC.

Beliaupun sudah menerapkan IMD kepada ibu-ibu yang melahirkan terutama

di tempat prakteknya. Beliau mengutarakan bahwa secara garis besar

masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki bayi, tahu tentang pentingya

ASI Eksklusif hanya saja mereka menghiraukannya dengan alasan mereka

masing-masing. Kesulitan yang dihadapi bidan adalah sulitnya pengawasan

terhadap ibu-ibu yang memiliki bayi < 6 bulan untuk tetap menerapkan ASI

Eksklusif. Bidanpun mengaku, walaupun telah diberikan penyuluhan tentang

manfaat ASI Eksklusif tetapi tetap saja, para ibu memberikan makanan

tambahan selain ASI, sehingga penerapan ASI Eksklusif tidak tercapai.

Hasil Pengisian Kuisioner oleh Bidan:

Dari 5 pertanyaan pengetahuan, bidan dapat menjawab pertanyaan yang

meliputi tentang Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), langkah

kegiatan dalam manajemen laktasi, cara mengatasi kesulitan menyusui,dan cara

penyimpanan ASI dirumah.

Hasil Pengisian Kuisioner oleh Kader :

Dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan ASI Eksklusif yang

diajukan kepada kader, persentase hasil yang didapatkan sebanyak 90%

terhadap pengetahuan kader Posyandu, yang dapat disimpulkan

pengetahuan kader terhadap ASI Eksklusif baik. Begitupun untuk

17

Page 18: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

pertanyaan essay kader menjawab dengan tepat. Dapat disimpulkan

pengetahuan Kader di dusun Semawe sudah baik.

Hasil Wawancara Kader:

Berdasarkan hasil wawancara salah satu kader, didapatkan bahwa

jumlah kader di Dusun Semawe, Kecamatan Muntilan sebanyak 5 orang,

dan pihak puskesmas yag diwakili oleh bidan desa juga sudah sering

memberikan penyuluhan secara langsung saat dilakukan imunisasi atau saat

posyandu, tapi pihak kader tidak pernah membantu penyuluhan tetang ASI

Eksklusif, dikarenakan banyaknya tugas-tugas yang harus mereka kerjakan

saat posyandu, seperti melakukan timbangan berat badan terhadap bayi,

pengisian KMS dan lain-lain. Kader tersebut mengaku tidak ada catatan

khusus tentang cakupan pemberian ASI Eksklusif di dusun Semawe.

Pendataan hanya berdasarkan pada tanya jawab langsung kepada ibu yang

membawa bayinya ke posyandu tapi tidak dicatat.

Tabel 5. Hasil kuisioner pengetahuan terhadap 16 responden

Pertanyaan Pengetahuan

ASI Eksklusif

Jawaban

Benar Salah

Jumlah % Jumlah %

18

Page 19: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Pengertian ASI eksklusif 7 43,75 9 56,25

Usia Pemberian ASI eksklusif 5 31,25 11 68,75

Umur berapa anak mulai

diberikan MPASI

7 43,75 9 56,25

Alasan pemberian MPASI

sebelum > 6 bulan

14 87,5 2 12,5

Berapa kali bayi menyusu

dalam sehari

14 87,5 2 12,5

Apakah komposisi susu

formula saat ini bisa

menyamai komposisi ASI

15 93,75 1 6,25

Cairan yang berwarna

kekuning-kuningan yang

keluar saat ASI pertama kali

13 81,25 3 18,75

Darimana ibu mendapatkan

pengetahuan tentang ASI

Eksklusif

16 100 - -

Teknik menyusui yang benar 16 100 - -

Manfaat pemberian ASI

eksklusif bagi pertumbuhan

bayi

9 43,75 7 56,25

Untuk perhitungan pengetahuan dari kuisioner diatas, dikatakan

pengetahuan ibu baik, apabila jumlah perhitungan mencapai > 80%, dikatakan

cukup apabila jumlah perhitungan 60-80 %, dan jika didapatkan hasil perhitungan

<60 % dikatakan kurang, dan didapatkan enam orang ibu yang memiliki

pengetahuan baik, tujuh orang ibu berpengetahuan cukup, dan tiga orang ibu yang

memiliki pengetahuan kurang.

Dari hasil survey menggunakan kuisioner di atas, dapat dilihat bahwa

43,75 % ibu yang memiliki bayi mengetahui tentang pengertian ASI Eksklusif.

Sedangkan hanya 31,25% ibu yang mengetahui berapa lama pemberian ASI

Eksklusif, dan hanya 43,75 ibu yang mengetahui kapan waktu yang tepat

pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil survey tersebut dapat disimpulkan 19

Page 20: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

bahwa pengetahuan ibu yang memiliki balita sudah cukup baik tentang ASI dan

manfaatnya, hanya saja mereka masih belum mengerti tentang pemberian ASI

Eksklusif antara lain waktu yang tepat ibu mulai bisa memberikan makanan padat,

sehingga diperlukan adanya penyuluhan untuk menambah tingkat pengetahuan

kepada ibu di Dusun Semawe tentang begitu pentingnya pemberian ASI

Eksklusif.

Tabel 6. Hasil kuisioner terhadap pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Ekskusif

Jawaban

Ya Tidak

Jumlah % Jumlah %

Saat ibu melahirkan, apakah

ibu langsung menyusui anak

ibu

16 100 - -

Apakah ibu memberikan ASI

saja selama 6 bulan

4 25 12 75

Apakah sebelum menyusui

ibu mencuci tangan dulu

2 12,5 14 87,5

Jika anak ibu menanggis,

apakah ibu memberikan

makanan tambahan

15 93,75 1 6,25

Bagi ibu yang bekerja,

apakah ASI diganti dengan

susu formula

2 12,5 6 37,5

Berdasarkan survey yang dilakukan tentang status ASI Eksklusif, hanya

25% bayi yang diberikan ASI selama 6 bulan, dan 93,75 % ibu juga memberikan

makanan tambahan sebelum usia bayi 6 bulan. Adapun alasan ibu memberikan

makanan tambahan sebelum usia bayi menginjak 6 bulan, sangat bervariasi.

Sebagian besar responden yang memberikan makanan tambahan sebelum bayi

berusia 6 bulan mengatakan bahwa kadang – kadang air susu ibu tidak keluar atau

keluarnya hanya sedikit pada hari-hari pertama kelahiran bayinya, kemudian

membuang ASI-nya tersebut dan menggantikannya dengan madu, gula, mentega,

air atau makanan lain. Responden lain mengatakan bahwa bayinya rewel terus jika

tidak mendapatkan makanan tambahan selain ASI.20

Page 21: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Dan bagi ibu yang bekerja 12,5 % memberikan susu formula kepada

bayinya dan 37,5 % ibu yang bekerja, tidak memberikan susu formula, adapun

alasan ibu tidak memberikan susu formula, karena masih ada keperluan lain yang

bisa dibeli selain membeli susu, dan mereka lebih memilih memberikan bayinya

biskuit atau nasi tim dari hal tersebut, menunjukkan bahwa kesadaran ibu masih

kurang tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif.

Pada pertanyaan tentang tenaga kesehatan, didapatkan bahwa sekitar 85%

ibu menjawab bahwa tenaga kesehatan sudah memberikan penjelasan mengenai

ASI Eksklusif dan manfaatnya.

BAB V

ANALISIS MASALAH

21

Page 22: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

V.I KEGIATAN/ INDIKATOR KEGIATAN YANG BERMASALAH

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dan Indikator Indonesia Sehat

menargetkan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 80%. Namun

permasalahan yang ada di Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Muntilan 1

pada periode 2011 adalah cakupan hasil kegiatan bayi yang mendapat ASI

Eksklusif 36,09% ,sedangkan sisanya sebanyak 63,91 % tidak diberi ASI

eksklusif , sedangkan untuk pemberian ASI Eksklusif bulan Januari –Februari

2012 pencapaian yang didapatkan sebanyak 71% yang dimana dari hasil tersebut

bahwa belum mencapai Standar Pelayanan Minimal Puskesmas, yang ditargetkan

80 % Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

5.1. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Dalam pemecahan masalah, langkah pertama adalah mengidentifikasi

masalah yag ada, lalu menganalisis penyebab masalah dengan cara menggali

berdasarkan data atau kepustakaan. Untuk membantu menentukan kemungkinan

penyebab masalah digunakan diagram Fish Bone. Kemudian, mencari penyebab

dilakukan dengan mengkonfirmasikan kemungkinan penyebab yang ditemukan

pada bagian program tersebut. Setelah itu, dicari penanggulangan penyebab

masalah dengan menyusun alteratif pemecahan masalah. Selanjutnya, menetapkan

pemecahan masalah terpilih dengan kriteria matriks. Setelah menemukan urutan

prioritasnya, disusunlah Plan of Action (POA).

Gambar 2. Siklus Pemecahan Masalah

BAB VI

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

22

Page 23: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Upaya penyelesaian dari masalah hasil cakupan kegiatan puskesmas yang

belum memenuhi target tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pengkajian

masalah berdasarkan metode pendekatan sistem sebagai berikut:

Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem tersebut

di atas, untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan –

pendekatan masalah. Dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal – hal yang

mungkin menyebabkan munculnya permasalahan pemberian ASI Ekskusif di

Dusun Semawe.

Tabel 7. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Tahap Analisis Pendekatan Sistem

23

INPUTMan,

Money,Method,Material,Machine

PROSESP1P2P3

OUT PUTCakupanProgram

LINGKUNGANFisikKependudukanSosial BudayaSosial Ekonomi

OUT COME

Gambar 3. Kerangka Pikir Pendekatan Sistem

Page 24: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

INPUT Kelebihan Kekurangan

Man Tersedianya 1 Bidan desa,

koordinator promosi

kesehatan dan 5 Kader

Posyandu.

Tidak ada koordinasi antara bidan

dan bagian promosi kesehatan

Money Tersedianya dana Bantuan

Operasional Kesehatan untuk

transportasi

Tidak adanya dana khusus untuk

program penyuluhan dan

sosialisasi ASI Eksklusif.

Method a. Pemberitahuan secara lisan

oleh bidan kepada ibu-ibu

yang memeriksa kandungan,

setelah melahirkan dan saat

membawa anak-anak mereka

ke posyandu tentang ASI

Eksklusif melalui ANC dan

PNC.

b. Tidak adanya Standar Operasional

dalam pelaksanaan program

pemberian ASI eksklusif.

c. Kurangnya materi yang

disampaikan tentang keunggulan

ASI Eksklusif

Material Terdapat 1 unit posyandu di

dusun Semawe dan

puskesmas

Machine Terdapat buku lembar

balik tentang ASI Eksklusif

Tidak adanya brosur, pamflet dan

poster sebagai sarana edukasi

mengenai pentingnya ASI

Eksklusif.

Lingkungan Adanya warga yang dapat

direkrut sebagai kader

Terjangkaunya posyandu dari

wilayah tempat tinggal

masyarakat.

Ketidakpercayaan diri para ibu

apabila hanya memberikan ASI

saja tanpa disertai makanan

tambahan.

Permasalahan yang dihadapai oleh

para ibu dalam manajemen laktasi

(puting susu datar/terbenam,

puting susu nyeri, payudara

24

Page 25: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

bengkak, ASI tidak keluar, dll).

Ibu yang bekerja tidak

memberikan ASI Eksklusif.

P1

(Perencanaan

)

Tersedianya jadwal

posyandu sebulan sekali,

setiap rabu minggu pertama

Belum adanya penjadwalan rutin

untuk kegiatan penyuluhan

mengenai ASI Eksklusif.

P2

(Pergerakan,

Pelaksanaan)

Jadwal pelayanan sesuai

dengan perencanaan

Dilakukan pencatatan bumil

dan bayi serta balita yang

datang ke posyandu

Tidak ada program dari Puskesmas

atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal

untuk meningkatkan pengetahuan

ibu mengenai ASI Eksklusif dan

manajemen laktasi.

Tidak ada buku pencatatan khusus

bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyandu dusun

Semawe.

P3

(Pengawasan,

Pengendalian

dan penilaian)

Adanya registrasi

mengenai jumlah bayi yang

mendapat ASI Eksklusif yang

dibuat oleh bidan.

Adanya evaluasi tiap 2

bulan sekali melalui

pertemuan bidan desa dengan

kader setiap akhir bulan.

Tidak ada pencatatan khusus atau

laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

Tidak ada tindak lanjut dari hasil

evaluasi.

25

Page 26: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

VI.1 Kemungkinan Penyebab Masalah

1. Tidak ada koordinasi antara bidan dan bagian promosi kesehatan.

2. Tidak adanya dana khusus untuk program penyuluhan dan sosialisasi ASI 26

Page 27: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Eksklusif.

3. Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

4. Kurangnya materi yang disampaikan tentang keunggulan ASI Eksklusif

5. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif

6. Ketidakpercayaan diri para ibu apabila hanya memberikan ASI saja tanpa

disertai makanan.

7. Tidak ada program dari Puskesmas atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal untuk meningkatkan pengetahuan ibu

mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi.

8. Tidak ada buku pencatatan khusus bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyandu dusun Semawe

9. Tidak ada pencatatan khusus atau laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

10. Tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi pertemuan.

VI.2 Penyebab Masalah Yang Paling Mungkin

Setelah dilakukan konfirmasi kepada bidan desa dan kader posyandu , maka

didapatkan penyebab masalah yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.

4. Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

BAB VII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

27

Page 28: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

VII.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah

selanjutnya yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini

adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada :

Tabel 8. Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Yang paling

Mungkin

Alternatif Pemecahan Masalah

1. Tidak ada pencatatan cakupan ASI

eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Melakukan pembinaan kepada petugas

dalam pencatatan bayi yang diberi ASI

Eksklusif .

2. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

Melakukan penyuluhan mengenai ASI

Eksklusif.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster

sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif

Membuat sarana edukasi tentang ASI

Eksklusif.

4. Tidak adanya Standar Operasional dalam

pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Membuat Standar Operasional tentang

ASI Eksklusif

VII.2 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah

28

Page 29: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

29

Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran

ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI Eksklusif.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya ASI Eksklusif

Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi ASI Eksklusif

Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi, serta membuat sarana edukasi yang menarik

Gambar 4. Kerangka Alternatif Pemecahan Masalah

Tidak adanya Standar Operasional dalam

pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Membuat Standar Operasional tetang ASI Eksklusif

Page 30: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

VII.3 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan

masalah sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi

ASI Eksklusif.

2. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi,

serta membuat sarana edukasi yang menarik.

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif.

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya

dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan Kriteria Matriks. Berikut ini proses penentuan prioritas

alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria Matriks

Menggunakan Rumus

1. Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program:

a. Magnitude (M) : Besarnya penyebab masalah yang dapat

diselesaikan.

b. Importancy (I) : Pentingnya cara penyelesaian masalah

c. Vulnerability (V) : Sensitifitas cara penyelesaian masalah

2. Efisiensi pogram

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost

(c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.

Tabel 9. Skor Penentuan Pemecahan Masalah

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak

magnitude

1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2=Kurang

magnitude

2 = Kurang

penting

2 = Kurang

sensitif

2 = Murah

3= Cukup

magnitude

3 = Cukup

penting

3 = Cukup

sensitif

3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = Sedikit Mahal

30

Page 31: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

5= Sangat

magnitude

5 = Sangat

penting

5 = Sangat

sensitif

5 = Mahal

Tabel 10. Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

NO Alternatif pemecahan masalah Nilai Kriteria Hasil

(m x i x v)/c

Priorita

sM I V C

1. Melakukan pembinaan kepada

petugas dalam pencatatan bayi

yang diberi ASI Eksklusif

3 4 4 2 24 II

2. Mengadakan penyuluhan mengenai

ASI eksklusif dan manajemen

laktasi, serta membuat sarana

edukasi yang menarik.

4 5 5 4 25 I

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif

4 4 3 3 16 III

Setelah menentukan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah

dengan menggunakan M.I.V/C maka didapatkan urutan prioritas alternatif

pemecahan masalah cakupan ASI Eksklusif di Dusun Semawe sebagai berikut :

1. Mengadakan penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan manajemen laktasi,

serta membuat sarana edukasi yang menarik.

2. Melakukan pembinaan kepada petugas dalam pencatatan bayi yang diberi

ASI Eksklusif.

3. Membuat Standar Operasional tentang ASI Eksklusif.

31

Page 32: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Gambar 6. Contoh media edukasi yang dibuat

32

Page 33: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian sederhana ini didapatkan bahwa cakupan bayi yang

diberi ASI Eksklusif di Dusun Semawen adalah 0%, yaitu dari 16 responden yang

diberikan kuesioner tidak satupun yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya.

Sehingga keadaan ini menjadi masalah karena cakupan yang kurang dari target

dan pencapaian yang kurang dari 80%. Adapun penyebab yang terjadi antara lain

adalah sebagai berikut :

Tidak ada koordinasi antara bidan dan bagian promosi kesehatan.

Tidak adanya dana khusus untuk program penyuluhan dan sosialisasi ASI

Eksklusif.

Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Kurangnya materi yang disampaikan tentang keunggulan ASI Eksklusif.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.

Ketidakpercayaan diri para ibu apabila hanya memberikan ASI saja tanpa

disertai makanan.

Tidak ada program dari Puskesmas atau Posyandu setempat untuk

mengadakan penyuluhan terjadwal untuk meningkatkan pengetahuan ibu

mengenai ASI Eksklusif dan manajemen laktasi..

Tidak ada buku pencatatan khusus bagi ibu yang memberikan ASI

Eksklusif di Posyand Dusun Semawe

Tidak ada pencatatan khusus atau laporan ASI Eksklusif tiap bulannya.

Tidak ada tindak lanjut dari hasil evaluasi pertemuan.

Dan dari hasil analisis alternatif pemecahan masalah didapatkan empat

prioritas alternatif pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut :

33

Page 34: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

Tidak ada pencatatan cakupan ASI eksklusif oleh kader ,bidan desa.

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI.

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya ASI Eksklusif.

Tidak adanya Standar Operasional dalam pelaksanaan program pemberian

ASI eksklusif.

Selanjutnya dirancang Plan Of Action (POA) untuk dapat dijalani sehingga

dapat mencapai target yang ditentukan.

B. SARAN

Diharapkan masalah yang ada dapat diselesaikan dengan menjalankan POA

yang sudah dirancang, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan pencapaian

bayi yang diberi ASI eksklusif. selain itu harus ditingkatkan juga kerjasama antara

aparat puskesmas seperti bidan desa dengan kader yang ada, sehingga program

yang ada dapat dijalankan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dan untuk

masyarakat juga disarankan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya

ASI eksklusif dengan cara turut mengikuti penyuluhan maupun pelatihan tentang

bagaimana caranya memberikan ASI eksklusif yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 35: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

1. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi

Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.Kepmenkes Nomor

1202/Menkes/SK/VIII/2003.DEPKES RI.Available from:

http://www.litbang.depkes.go.id/download/is2010/indikator.pdf

2. Supraptini,Lubis Agustina,lrianto Joko.CAKUP AN IMUNISASI BALIT A

DAN ASI ESKLUSIF DI INDONESIA,HASIL SURVEI KESEHA TAN

NASIONAL (SURKESNAS) 2001.Available from:

http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Supraptini2_2.pdf

3. Arimurti Ida.KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG

PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) PEKERJA

WANITA.2007[cited 08 Juli 2007].Available from: http://www.mail-

archive.com/[email protected]/msg18698.html

4. Depkes RI. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua Persen. Jakarta.

2004.Available from: http://asuh.wikia.com/wiki/ASI_eksklusif

5. Seminar ASI Ekslusif dan Aturan Hukumnya bagi Wanita Pekerja.2006[cited

23 Februari 2006].Available from:

http://medicastore.com/seminar/1/Seminar_ASI_Ekslusif_dan_Aturan_Hukum

nya_bagi_Wanita_Pekerja.html

6. Pengertian ASI Eksklusif.Dewa (Editor).[cited 3 Februari 2010].Available

from: http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/

7. ASI Eksklusif.Susi (Editor).[Cited 7 Agustus 2008].Available from:

http://susirahmawati.multiply.com/journal/item/73

8. Komposisi Asi.Club Nutricia.2009.Available from:

http://www.clubnutricia.co.id/new_mum/breastmilk_breastfeeding/benefits/

article/Breastmilk_composition

9. Komposisi Asi.2010.Available from:

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2010/04/komposisi-asi.html

10. Manajemen Laktasi.Departemen Kesehatan RI.2005.Available from:

http://askep-free.blogspot.com/2010/04/manajemen-laktasi.html35

Page 36: evaluasi program ASI EKSKLUSIF Muntilan

11. Profil Puskesmas Muntilan 1 tahun 2011

12. Laporan Kegiatan Survey dan Intervensi Masalah Kesehatan Masyarakat

Dusun Semawe Desa Congkrang Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

36