Evaluasi Program

31
EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN DONI GUSTION PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

Transcript of Evaluasi Program

Page 1: Evaluasi Program

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

DONI GUSTION

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode September 2012

Page 2: Evaluasi Program

PERSETUJUAN PEMBIMBING

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

Doni Gustion

Artikel ini disusun berdasarkan tesis Doni Gustion untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua

pembimbing

Padang, 25 September 2012

Page 3: Evaluasi Program

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA

3

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 1 PALEMBAYAN

Doni Gustion1, Jalius Jama2, Fahmi Rizal3

Program Studi Pendidikan Teknologi dan KejuruanFT Universitas Negeri Padang

Email: dgustion @yahoo. com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan context, input, process, product program praktik kerja industri di SMK Negeri 1Palembayan. Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan modelCIPP. Metodologi yang digunakan adalah metode kombinasi (Mixed Methods) dengan desain urutan pembuktian (Sequential Explanatory). Penelitian dilaksanakan di SMK negeri 1 Palembayan. Informan penelitian adalah ketua prakerin, bendahara prakerin, guru pembimbing, pembimbing industri dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, kuesioner/angket, dan wawancara. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa tingkat ketercapaian program prakerin pada variabel context program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 89.42% dengan kategori baik. Variabel input program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar84,51% dengan kategori baik. Variabel process program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 83,34% dengan kategori baik. Variabel product program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan sebesar 86,88% dengan kategori baik.

Abstract

This study was aimed at describing the context, inputs, processes, and products, at internship program at SMK Negeri 1 Palembayan. This study was an evaluation research model of CIPP. The methodology used was a combination of method (Method Mix) by order of the design verification (Sequential Explanatory Notes). The experiment was conducted at SMK 1 Palembayan. Informants prakerin research were chairman of prakerin, treasurer prakerin, teachers, mentors and industry students. The technique of collecting data was observation, it was questionnaires, and interviews. Based on the analysis of the data found that the level of achievement of the program in the context of variable prakerin prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 89.42% with a good category. Input variables prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 84.51% with a good category. Prakerin process variables program in SMK Negeri 1 Palembayan

1

Page 4: Evaluasi Program

EVALUASI PROGRAM PRAKTIK KERJA

4

was 83.34% with a good category. Variable products prakerin program at SMK Negeri 1 Palembayan was 86.88% with a good category.

Kata kunci: evaluasi, prakerin, CIPP

Pendahuluan

Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1)

Sistem Pendidikan Nasional adalah “untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis”. Kemudian Peraturan Pemerintah No.19

Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional menjelaskan “Sekolah

Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk jenis pekerjaan

tertentu”.

SMK sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan

dalam penjelasan Pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah

yang bertujuan: 1) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,

mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia

usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan

kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, 2) Menyiapkan peserta

didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi,

beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam

bidang keahlian yang diminatinya, 3) Membekali peserta didik dengan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri

dikemudian hari baik

Page 5: Evaluasi Program

33

secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4)

Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan

program keahlian yang dipilih.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didirikan untuk mengantisipasi

kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai di dunia usaha

dan dunia industri, yang tujuan utamanya adalah menyiapkan peserta didik

memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme. Lulusan

SMK yang dihasilkan harus memiliki kompetensi keahlian kejuruan sesuai

dengan program keahlian masing-masing serta siap bersaing di dunia kerja.

Mengacu pada tujuan pendidikan dan keadaan yang disebutkan di atas,

maka Sekolah Menengah Kejuruan melakukan inovasi atau reformasi, salah

satunya melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda. Pendidikan Sistem Ganda

(PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional

yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara pendidikan di sekolah dan

industri yang diperoleh melalui kegiatan langsung di dunia kerja untuk mencapai

suatu tingkat keahlian profesional. Keahlian profesional tersebut hanya

dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat.

“Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana

saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai

melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu

tersebut” (Saifudin:

2009).

Wujud Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda adalah Praktik Kerja

Industri. Praktik Kerja Industri diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga

kerja yang

Page 6: Evaluasi Program

44

profesional di bidangnya dan dapat menciptakan tenaga kerja yang professional,

dimana peserta didik yang melaksanakan Praktik Kerja Industri diharapkan

dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajarinya di industri.

Wardiman Djoyonegoro (1999:75) menyatakan, tujuan Praktik Kerja Industri

adalah : 1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesioanl,

tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja

yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan, 2) memperkokoh Link and

Macth antara sekolah dengan dunia usaha/industri, 3) meningkatkan efesiensi

proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional, 4) memberi

pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari

proses pendidikan.

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, persoalan yang dihadapi oleh

Sekolah Menengah Kejuruan sesuai ha s il k a jia n ya ng d i la k uka n

o le h Mar d i Ra s yid ( 200 8: 2 15) ad a la h industri yang menjadi

mitra sekolah belum mampu ikut merencanakan kegiatan belajar peserta

didik da la m me mbent uk pro fes io na lis me siswa. Hal yang sama

ditenggarai oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1996) bahwa

terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri, yaitu:

1) Keragaman tingkat kesiapan dan kemajuan SMK, 2) belum dimiliki struktur

jabatan dan keahlian yang baku pada industri,

3) belum adanya alokasi biaya pengembangan sumber daya manusia di industri,

4) belum dimilikinya persepsi bahwa Praktik Kerja Industri dapat

menguntungkan industri yang bersangkutan, 5) belum dimilikinya kesadaran

oleh industri tentang peningkatan efisiensi, keefektivan dan kualitas.

Page 7: Evaluasi Program

55

Pendidikan Sistem Ganda Merupakan program nasional yang wajib

dilaksanaknan oleh setiap SMK. Di Sumatera Barat terdapat 168 SMK yang terdiri

dari 108 sekolah negeri dan 60 sekolah swasta (Dinas Pendidikan Sumbar:

2009). Dari jumlah SMK di Sumatera Barat tersebut semua sekolah

melaksanakan Praktik Kerja Industri sesuai dengan program sekolah masing-

masing. Salah satu SMK yang melaksanakan Praktik Kerja Industri

tersebut adalah SMK Negeri 1

Palembayan.

Dalam pelaksanaannya yang diawali persiapan meliputi pembentukan

kepanitiaan, penyiapan semua perlengkapan administrasi, pendataan peserta,

sosialisasi, pencarian tempat industri, pembekalan dan penunjukan guru

pembimbing. Kemudian pelaksanaan di industri yang meliputi kegiatan

mengantar peserta ke industri, monitoring oleh guru pembimbing, penjemputan

peserta didik dari industri. Di akhir Praktik Kerja Industri peserta didik

mendapat penilaian dari Industri dan sertifikat sebagai tanda telah memiliki

pengalaman industri dan kesiapan kerja.

SMK Negeri 1 Palembayan berdiri pada tahun 2004, pada awalnya hanya

membuka 2 (dua) jurusan yaitu, 1) Teknik Otomotif sekarang bernama Teknik

Kendaraan Ringan (TKR), 2) Teknik Audio Video, pada tahun ajaran 2009/2010

SMK Negeri 1 Palembayan menambah satu jurusan lagi yaitu Teknik Sepeda

Motor (TSM), dan pada tahun ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Palembayan

kembali membuka jurusan Teknik Multi Media (TMM). Prakerin di SMK

Negeri

1 Palembayan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006. Pada tahun 2011

kemaren SMK Negeri 1 Palembayan sudah melaksanakan prakerin sebanya 6

Page 8: Evaluasi Program

66

(enam) kali. Pada tahun 2006, 2007, 2008 prakerin dilaksanakan di kelas III

semester V, sejak tahun 2009, 2010, 2011 prakerin dilaksanaka di kelas II

semester IV.

Dari observasi awal yang dilakukan pada bulan Desember 2011 dengan

kepala sekolah, wakil bidang kurikulum, wakil bidang hubungan masyarakat dan

beberapa orang siswa yang telah melaksanakan prakerin di SMK Negeri 1

Palembayan dan banyak sekali masalah yang dihadapi antara lain, 1) sulitnya

mencarikan tempat prakerin, hal ini disebabkan oleh banyaknya

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Sumatera Barat atau bahkan

luar propinsi bersaing untuk menempatkan siswa mereka di industri yang

sesuai dengan standar prakerin, 2) materi pembekalan yang diberikan kepada

siswa kurang memperhatikan acuan yang ada dalam kurikulum/silabus prakerin,

3) kurangnya monitoring terhadap siswa yang ada di industri, 4) tidak adanya

monitoring bagi siswa yang berada di luar kota, sehingga komunikasi antara

pihak industri dan sekolah jadi terputus, 5) sistem penilaian/evaluasi belum

terlaksana dengan baik,

6) evaluasi program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan belum pernah

dilakukan.

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah 1) Mendeskripsikan

konteks (context) yang ada dalam program praktik kerja industri SMK Negeri 1

Palembayan ditinjau dari tujuan program, dan lingkungan tempat program

prakerin, 2) Mendeskripsikan masukan (input) yang ada dalam program praktik

kerja industri SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari sarana prasarana

pendukung, sumber dana prakerin dan relevansi prakerin degan kebutuhan siswa,

Page 9: Evaluasi Program

77

3) Mendiskripsikan proses (process) pelaksanaan praktik kerja industri SMK

Negeri 1 Palembayan ditinjau dari persiapan, pelaksanaan, monitoring,

penjemputan dan hambatan pelaksanaan program prakerin, 4) Mendeskripsikan

hasil (product) yang telah dicapai dari program prakerin SMK Negeri 1

Palembayan ditinjau dari nilai Prakerin siswa dan nilai ujian kompetensi.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model Context,

Input, Process, Product (CIPP). Sukmadinata (2009:121) menyatakan “penelitian

evaluatif diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan

suatu praktik”. Dalam hal ini peneliti mengevaluasi program prakerin di SMK

Negeri 1

Palembayan yang yang ditinjau dari Context, Input, Process, Product (CIPP).

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran pelaksanaan Praktek Kerja

Industri di SMK Negeri 1 Palembayan. Metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Kombinasi (Mixed Metod) dengan desain Urutan

Pembuktian (Sequential Explanatory). Sugiyono (2011:415) menyatakan “metode

penelitian yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif secara

berurutan, dimana pada tahap awal dilakukan dengan menggunakan metode

kuantitatif dan tahap ke dua menggunakan metode kualitatif”. Metode kuantitatif

berperan untuk memperoleh data kuantitatif yang terukur yang dapat

bersifat deskriptif, komparatif asosiatif dan metode kualitatif berperan untuk

membuktikan, memperdalam, memperluas, memperlemah dan menggugurkan

data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal. Penelitian ini

dilaksanakan

Page 10: Evaluasi Program

88

di SMK Negeri 1 Palembayan, kabupaten Agam. Informan penelitian ini adalah

Ketua Prakerin, Bendahara Prakrin, Guru Pembimbing, Pembimbing Industri dan

siswa SMK Negeri 1 Palembayan yang duduk di kelas XII semua program studi

keahlian yang telah melaksanakan prakerin pada 1 Maret-15 Juni 2011 tahun

pelajaran 2011-2012 pada semester IV (empat) tahun ajaran 2010/2011. Teknik

pengumpulan data evaluasi program Praktik Kerja Industri siswa SMK Negeri 1

Palembayan dikumpulkan dengan menggunakan data primer yaitu, 1) observasi,

2) Kuesioner/Angket, dan 3) wawancara. Pengumpulan data sekunder dilakukan

dengan studi dokumentasi. Dokumentasi yang dikumpulkan berupa arsi-arsip

pelaksanaan program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan. Uji coba instrumen

dilakukan pada siswa yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Analisis data

uji coba dilakukan dengan komputerisasi melalui program analisis SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 17. Hasil uji coba selanjutnya

dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir pernyataan dari

masing-masing indikator dan variabel.

Hasil dan Pembahasan

1. Konteks dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

tujuan program dan lingkungan program

Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari

10 butir pernyataan diperoleh skor total 2772 dan dibandingkan dengan total

skor ideal maksimum 3100, maka tingkat ketercapaian sebesar 89,42% berada

pada kategori baik.

Page 11: Evaluasi Program

99

Berdasarkan temuan di atas, ternyata temuan secara kualitatif berada

pada kategori sangat baik. Artinya tujuan program prakerin di SMK Negeri 1

Palembayan dapat meningkatkan kompetensi produktif siswa, meningkatkan

disiplin kerja siswa, meningkatkan kompetensi keahlian siswa, Siswa/i

memperoleh pengalaman kompetensi produktif sesuai dengan bidang keahlian

yang dimiliki, dan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa/i.

Berkaitan dengan indikator lingkungan tempat program prakerin hasil

wawancara peneliti dengan responden yang mengemukakan bahwa

lingkungan industri prakerin sudah sesuai dengan kompetensi keahlian siswa

dan dapat meningkatkan kompetensi produktif siswa. Artinya lingkungan

tempat program prakerin sangat sesuai dengan kompetensi keahlian siswa/i,

Industri Pasangan (IP) memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi,

Pihak industri memberikan respon positif terhadap siswa prakerin, Industri

Pasangan (IP) tempat prakerin sesuai dengan permohonan siswa/i, lingkungan

tempat siswa/i prakerin dapat menerima siswa/i dengan baik.

Dari hasil data kuantitatif dan kualitatif pada variabel context

membuktikan bahwa tujuan program prakerin dan lingkungan tempat program

prakerin dapat meningkatkan kompetensi keahlian siswa, sehingga para siswa

siap untuk bekerja ke dunia industri setelah tamat nantinya.

2. Masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

sarana prasarana pendukung, sumber dana, dan relevansi pelaksanaan program

dengan kebutuhan siswa

Page 12: Evaluasi Program

11

Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari

16 butir pernyataan diperoleh skor total 4192 dan dibandingkan dengan total

skor ideal maksimum 4960, maka tingkat ketercapaian sebesar 84,51% berada

pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen

masukan dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan.

Hal ini juga didukung dari pernyataan siswa kepada peneliti bahwa

untuk indikator masukan dapat meningkatkan kompetensi produktif. Siswa

juga mendapatkan hal yang tidak dipelajari di sekolah mereka dapatkan

selama di industri sehingga menambah wawasan mereka tentang kompetensi

keahlian. Depdiknas (2005:3) menyatakan klasifikasi industri antara lain: a)

memiliki fasilitas sesuai dengan standar kompetensi, b) bidang usaha yang

sesuai dengan kompetensi siswa.

3. Proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan ditinjau dari

persiapan, pelaksanaan, monitoring, penjemputan dan hambatan prakerin

Dari angket yang disebarkan kepada 62 orang responden yang terdiri dari

29 butir pernyataan diperoleh skor total 7493 dan dibandingkan dengan total

skor ideal maksimum 8990, maka tingkat ketercapaian sebesar 83,34% berada

pada kategori baik. Berikut ini akan dibahas setiap indikator pada komponen

proses dalam program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan.

Hal ini didukung pernyataan ketua prakerin bahwa, Sebelum

menerjunkan siswa kelapangan tim prakerin mengadakan pembekalan terlebih

dahulu, pembekalan merupakan kegiatan yang wajib diikuti siswa

sebelum

Page 13: Evaluasi Program

11

berangkat prakerin. Materi pembekalan adalah: 1) pengenalan dunia usaha

dan industri, 2) tata tertib di dunia usaha dan industri yang berbeda antara tata

tertib di sekolah, 3) cara pengisian jurnal yang berguna sebagai laporan bagi

siswa saat guru pembimbing melaksanakan monitoring, 4) cara membuat

laporan, agar siswa dapat melaporkan kegiatan selama prakerin.

Wahyu Nurhajatmo (2008:222) menyatakan, sebelum siswa diterjunkan

untunk melaksanakan praktik kerja industri maka kepada siswa perlu

diberikan pembekalan. Adapun materi pembekalan adalah: 1) orientasi dunia

usaha dan industri, 2) tugas dan kewajiban siswa prakerin di dunia usaha dan

industri, 3) petunjuk pengisian buku prakerin seperti jurnal prakerin,

pembuatan laporan dan sebagainya, 4) pembenahan sikap siswa selama berada

di industri, dan 5) pelatihan mengenai budi pekerti. Adapun petugas petugas

yang memberikan pembekalan terdiri atas guru sekolah dan instruktur dan

intitusi pasangan, serta majelis sekolah. Menurut Depdikbud (2009) hal-hal

yang menjadi focus pembekalan antara lain: “1) pelaksanaaan program

prakerin yang dituangkan dalam jurnal yang mereka bawa, 2) tata tertib atau

aturan yang berlaku di dunia kerja dimana mereka berada, 3) menjaga atau

memelihara nama baik sekolah”.

Untuk menguatkan hasil temuan peneliti, data ini juga didukung oleh

pernyataan instruktur dilapangan bahwa nilai diberikan berdasarkan

kemampuan siswa masing-masing terutama sikap, disiplin, sopan santun

selama prakerin berlangsung, dan diakhir prakerin diadakan uji kompetensi

kepada siswa baik teori maupun praktik.

Page 14: Evaluasi Program

11

Data ini juga didukung pernyataan guru pembimbing bahwa saat

melakukan monitoring guru menanyakan keadaan siswa, kesehatannya,

dan apa saja pengalaman serta skil yang telah mereka dapatkan. Guru

pembimbing pada saat monitoring belum menggunakan instrument

monitoring.

4. Hasil yang telah dicapai dari program prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan,

ditinjau dari hasil prakerin dan hasil uji kompetensi

Berdasarkan data komponen hasil diperoleh skor total 1077,40 dan

dibandingkan dengan total skor ideal maksimum 1240, maka tingkat

ketercapaian sebesar 86,88% berada pada kategori baik. Berikut ini akan

dibahas setiap indikator pada komponen hasil dalam program prakerin di

SMK Negeri 1 Palembayan.

Djudju Sudjana (2008:56) menyatakan, “evaluasi produk mengukur dan

menginterpretasikan pencapaian program selama pelaksanaan program dan

pada akhir program yaitu berupa keluaran yang dihasilkan”. Terkait dengan

produk yang dihasilkan dalam hal ini tentunya nilai yang mereka dapatkan

setelah program prakerin berakhir dan nilai uji kompetensi berdasarkan

kemampuan dan skil dari masing-masing siswa.

Menurut Dikmenjur (2005:9) “evaluasi pelaksanaan praktik kerja

industri dilakukan di industri, sebagai bukti bahwa telah terlaksananya

evaluasi kompetensi prakerin siswa memperoleh sertifikasi dari industri”.

Sedangkan menurut Nokler dalam Tatang (2000:35) menyatakan “instruktur

memberikan

Page 15: Evaluasi Program

11

nilai terhadap hasil pekerjaan latihan dan berperan serta

dalam penyelenggaraan ujian”.

Simpulan, implikasi dan saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian evaluasi

dengan model Context (konteks), Input (masukan), Process (proses), Product

(hasil) (CIPP) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Konteks

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri di SMK Negeri 1 Palembayan pada

komponen konteks berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian

89,42%.

b. Masukan

Pada komponen masukan pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 84,51%.

c. Proses

Pada komponen proses pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 83,34%.

d. Hasil

Pada komponen hasil pelaksanaan praktek kerja industri di SMK Negeri 1

Palembayan berada pada kategori baik dengan tingkat ketercapaian 86,88%.

Page 16: Evaluasi Program

11

2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka implikasi penelitian ini

ditujukan kepada, a) Pemerintah Kabupaten Agam khususnya Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, b) Pihak Sekolah, c) Waka Humas &

Industri dan Pokja Prakerin, d) Guru pembimbing, e) Industri, f) Siswa.

3. Rekomendasi

Peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam prakerin di SMK Negeri 1 Palembayan yaitu, a) Perlu

dilakukan pendataan industri yang sesuai dengan program studi dan kerja sama

antara sekolah dengan industri, b) Perlu dilakukan pembekalan untuk guru

pembimbing, c) Perlu dilengkapi instrumen kegiatan monitoring, d) Perlu

diadakan magang kerja di industri bagi guru-guru produktif, e) Melengkapi

sarana praktek di sekolah, dan f) Menanamkan kedisiplinan sejak kelas 1.

Daftar Rujukan

Depdiknas. 2005. Panduan Praktik Kerja Industri. Jakarta: Dikmenjur.

Dikmenjur. 2005. Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta: Depdiknas.

Djudju Sudjana. 2008. Evaluasi Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. remajaRosdakarya.

Mardi Rasyid. 2008. Dukungan Industri terhadap Keberhasilan Pendidikan Sistem

Ganda di Sumatera Barat. Forum Pendidikan, UNP No. 01 Tahun XXIII hal.53-67.

Saifuddin, Muhammad Ali. 2009. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda. Online h t t p : // f o r u m gu r u . b l o k s p ot . c o m .

Page 17: Evaluasi Program

11

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: AlfaBeta.

Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaa Rosdakarya.

Wahyu Nurhajatmo. 2008. Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan

SistemGanda di Sekolah Kujuruan, Jurusan Administrasi Negara. Tesis. FISIPUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

Wardiman Djoyonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia MelaluiSekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta. Jayakarta: Agus Offset.

Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Doni Gustion dengan judul Evaluasi

Program Praktik Kerja Industri Di SMK Negeri 1 Palembayan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Jalius Jama, M.Ed.

Ph.D dan Pembimbing II Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT yang telah berkenan

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.