Evaluasi Pileg 2014 Dan Konstruk Kepemimpinan Nasional 2014-2019

download Evaluasi Pileg 2014 Dan Konstruk Kepemimpinan Nasional 2014-2019

of 22

Transcript of Evaluasi Pileg 2014 Dan Konstruk Kepemimpinan Nasional 2014-2019

Evaluasi Pileg 2014 dan Konstruk Kepemimpinan Nasional 2014-2019

Evaluasi Pileg 2014 dan Konstruk Kepemimpinan Nasional 2014-2019

Shohibul Anshor SiregarILATAR BELAKANG1PROBLEM NEGARA/BANGSA TRANSISI(Prismatic Society: Riggs)Dunia Lama YangDiakui SudahTidak Lagi SesuaiDunia Baru YangDiakui Lebih BaikDan Harus DicapaiBimbangDi AntaraTarik MenarikDua Dunia2

3INDEKS DEMOKRASI INDONESIA TAHUN 2010-20114ASPEK PENILAIAN SKORJumlah kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu49,32Jumlah kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam perhitungan suara9,09Hak memilih dan dipilih49,32Kadar (Pemilu) yang bebas dan adil25,43Kebebasan Sipil76,64Keterpenuhan hak-hak politik warga57,42Kadar kedewasaan Institusi Demokrasi56,45Jumlah ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparatPemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat16,67Kualitas Daftar Pemilih Tetap (DPT)30,00Diolah dari Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Sumut 2010KONSOLIDASI DEMOKRASI (KENDALA DEMOKRASI) SUMUT 2010Catatan: Menurut data KOMNAS HAM untuk tahun 2010 Sumut adalah pelanggar HAM terbesar di luar Jawa dan itu terkait dengan ekpresi Pemda 5USAHA BELAJAR DEMOKRASI INDONESIA(Sarah Birch: PERCEPTION OF ELECTORAL FAINESS AND VOTER TURNOUT)Legal framework; Kewenangan (penyelenggara) pemilihan independen (Electoral authority independence); Kontestasi;Pendaftaran pemilih; Registrasi;Pengaturan polling; Pemberian suara;Perhitungan suara; Tabulasi dan pelaporan; Penyelesaian sengketa;Akses para pemantau serta peliputan media;Penyalah-gunaan wewenang oleh pejabat Negara termasuk perdagangan pengaruh lewat program pemerintah; Jual-beli suara;Intimidasi pemilih dan Intimidasi kandidat; Asesmen menyeluruh dalam pemilihan.KONKLUSIPENELITIAN DI PULUHAN NEGARA6IIPEMILU YANG BUKAN ATRIBUT DEMOKRASI7HULUTENGAHHILIRANATOMI KEBOBROKAN PEMILU 2014Legal frame-workData PendudukData PemilihRekrutmen PenyelenggaraMoney PoliticsIntimidasiMobilisasi (pemerintah)Trading in influencePenggelembunganPenggembosanPenyalahgunaan C6Penyalahgunaan A5Indonesia belum memiliki Data PolitikMelainkan sejadar data klaim politikMasalah Law EnforcementNegaraParpolPenyelenggaraJIKA ADA YANG MENGKLAIM PARTISIPASI PADA PEMILU 2014 MENINGKAT, ITU PERNYATAAN TAK BERDASAR. MENGAPA? DATA PENDUDUK TAK JELAS, DPT TAK JELAS, C6 DAN A5 BEREDAR TAK WAJAR, PERHITUNGAN SUARA TIDAK JUJUR, C1 TAK BISA DIAKSES OPTIMUM.8RAKYATPENYELENGGARACALEGPARPOLNEGARAWILAYAHMAKSIATPOLITIKKEBOBROKAN PEMILU 2014ANDIL SIAPA?9Jika mengikuti pemberitaan media, proses rekrutmen penyelenggara pemilu tidak luput dari masalah serius.

Bawaslu mengkonstruk Pemilu 2014 dengan label rawan tindakan kekerasan oleh rakyat dengan mengadakan simulasi pengamanan besar-besaran di Jakarta dengan melibatkan pihak kepolisian dan ekspose media. Dengan konstruk itu Bawaslu bukan saja pura-pura tidak faham ancaman kejurdilan pemilu 2014, akan tetapi juga berusaha mendiskreditkan rakyat sebagai ancaman serius.

(3) Dua kotak suara hilang pada pemilukada di Deliserdang. Tetapi satu hari sebelum PSU kedua kotak itu ditemukan. Sembilan ribu kotak suara dan sembilan ribu bilik suara hilang dari gudang KPU Medan. Kedua kejadian itu seakan dianggap kejadian biasa, sebiasa hidup mati listrik sesuka PLN.

(4) Saya yakin Kapolri tahu siapa pemenang sesungguhnya Pemilu 2014 dan bagaimana tingkat kebobrokannya.

10FAKTA-FAKTA (1)Masalah formulir C1 yang disorot dari aspek UU keterbukaan informasi publik benar sangat penting. Tetapi amat tidak memadai ditilik dari sifat kebobrokan sistemik mulai dari hulu hingga ke hilir.

Kepada siapa penyelenggara pemilu mensosialisasikan pemilu 2014, secara filosofis kepada semua pihak itulah penyelenggara wajib memberi tahu hasil pemilu (form C1) secepat mungkin terutama dalam kaitannya dengan mekanisme kontrol. Formulir C1 bukan dokumen rahasia apalagi komoditi perdagangan.

Para ahli hukum hendaknya memikirkan sanksi untuk penyelenggara dan caleg serta partai yang terlibat dalam kecurangan. Setidaknya dianggap sabotase politik yang mengancam eksistensi negara.

Partai politik saat ini bermasalah dari aspek anggaran biaya, kadar ideologi, rekrutmen dan kaderisasi. Faktor itu besar sekali sumbangannya dalam menentukan tingkat kejurdilan pemilu. 11FAKTA-FAKTA (2)

12SOLUSIDokumen C1 yang ada pada Bawaslu mestinya tidak sekadar data pembanding, tetapi juga dapat digunakan untuk membatalkan atau menganulir hasil pemilu 2014. Kecuali ia sendiri tak yakin bahwa kesesuaian antara data Form C1 dengan data C Plano. Dalam keadaan data C1 dan data Plano diyakini tidak sesuai, maka satu-satunya cara adalah pemilu ulang. Saya setuju usul berbagai pihak diterbitkannya perpu untuk ini.

Tidak ada kemungkinan memeroleh kriteria figur yang profesional, independen dan berintegritas tinggi dalam pola rekrutmen penyelenggara selama ini. Karena itu penyelenggara pemilu kembalikan kepada parpol. Parpol akan sangat peduli dengan data penduduk, data DPT, sosialisasi dan tak akan mau suaranya dicuri di tingkat mana pun. Kondisi ini akan menjadi prasyarat penting bagi semua partai untuk benar-benar mengembangkan diri mengejar kualitas terbaik untuk mengawal proses demokratisasi secara substantif.

13

14

15IIIINDONESIA 2014-20191616Dari total 3016 Jabatan Strategis KenegaraanKoalisi akan membagi 1 (sau) Wapres, 3 (tiga) Menko, 31 Menteri, 4 Pejabat setingkat Menteri, dan lain-lain termasuk BUMN

Berapa pun Jumlah Partainya,polarisasinya adalah Kiri, TengahDan Kanan yang sekaligusMencerminkan platform17RIVALITAS CAPRES 2014KUBU PDIP & KOALISIKUBU GERINDRA & KOALISIKUBU GOLKAR & KOALISIKUBU ALTERNATIFKEUNGGULAN JOKOWIFAKTA GUMUN SOSIALMEDIA FRAMINGOPINI ELIT (PENGAMAT) 18

ARAH SEHARUSNYA UNTUK INDONESIA19TERIMAKASIH

Dr. SI ANU, SH, M.HUM

Demokrasi itu sebuah proses

Demokrasi itu sebuah proses