EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK 2013-2014 ...

23
Tinjauan Kebijakan Moneter | 1 EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK 2013 2013 2013 2013-2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh terhadap terhadap terhadap terhadap kinerja kinerja kinerja kinerja tahun tahun tahun tahun 2012 2012 2012 2012 dan dan dan dan prospek prospek prospek prospek tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013- - -2014 2014 2014 2014 menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan dan dan dan momentum momentum momentum momentum pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia perlambatan ekonomi dunia. . . Ke depan, Ke depan, Ke depan, Ke depan, Bank Bank Bank Bank Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia juga juga juga juga akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan mon mon mon moneter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal menjaga keseimbangan eksternal, , , mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi mencapai sasaran inflasi, , , dan dan dan dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. I. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi dan dan dan dan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Moneter Moneter Moneter Moneter 2012 2012 2012 2012 Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut, perekonomian Indonesia pada tahun 2012 masih tumbuh cukup kuat, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Inflasi tetap terkendali pada level yang cukup rendah dan berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5%±1%. Kondisi tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam upaya menjaga momentum perekonomian, di tengah melambatnya perekonomian global dengan tetap memelihara kestabilan makroekonomi. Kuatnya perekoonomian domestik di tengah lemahnya ekonomi global menyebabkan meningkatnya defisit transaksi berjalan selama tahun 2012. PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA DUNIA DUNIA DUNIA Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pad Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Berbagai permasalahan ekonomi dunia, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat (AS), yang belum sepenuhnya dapat diatasi mengakibatkan pemburukan ekonomi global yang telah terjadi sejak akhir tahun 2011 masih berlanjut di tahun 2012 (Grafik 1.1). Perekonomian kawasan Eropa masih mengalami pertumbuhan yang negatif, sementara ekonomi AS mulai membaik meskipun masih rentan dan dibayangi isu keterbatasan stimulus fiskal (fiscal cliff). Kontraksi pertumbuhan ekonomi Eropa disebabkan oleh krisis utang fiskal, sempitnya ruang kebijakan moneter, meningkatnya angka pengangguran, rapuhnya sektor keuangan, dan menurunnya kepercayaan pasar. Memburuknya perekonomian di negara-negara maju telah memberikan dampak pada melambatnya perekonomian sebagian besar negara emerging markets seperti China dan India. Berdasarkan kondisi tersebut, ekonomi dunia tahun 2012 diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, lebih rendah dari tahun 2011 sebesar 3,8%. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2013

Transcript of EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK 2013-2014 ...

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 1

EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK EVALUASI PEREKONOMIAN TAHUN 2012, PROSPEK

2013201320132013----2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA2014, DAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA

Evaluasi Evaluasi Evaluasi Evaluasi menyeluruh menyeluruh menyeluruh menyeluruh terhadap terhadap terhadap terhadap kinerja kinerja kinerja kinerja tahuntahuntahuntahun 2012201220122012 dandandandan prospek prospek prospek prospek tahun 2013tahun 2013tahun 2013tahun 2013----2014 2014 2014 2014

menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap perekonomian Indonesia tumbuh cukup tinggi dengan inflasi yang tetap

terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. terkendali dan rendah. KinerjaKinerjaKinerjaKinerja tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang

ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah untuk menjaga stabilitas makro dan dan dan dan momentum momentum momentum momentum

pertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomi nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah nasional di tengah perlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi dunia.... Ke depan, Ke depan, Ke depan, Ke depan, Bank Bank Bank Bank

Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia juga juga juga juga akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan akan memperkuat bauran kebijakan monmonmonmoneter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta eter dan makroprudensial serta

mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah mempererat koordinasi dengan Pemerintah untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar untuk mengelola permintaan domestik agar

sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya sejalan dengan upaya menjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternalmenjaga keseimbangan eksternal,,,, mencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasimencapai sasaran inflasi,,,, dan dan dan dan

kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.

IIII. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Ekonomi Ekonomi Ekonomi Ekonomi dan dan dan dan Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakan MoneterMoneterMoneterMoneter

2012201220122012

Di tengah pelemahan ekonomi global yang masih berlanjut, perekonomian Indonesia pada tahun

2012 masih tumbuh cukup kuat, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Inflasi tetap terkendali

pada level yang cukup rendah dan berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5%±1%. Kondisi tersebut tidak

terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam upaya menjaga

momentum perekonomian, di tengah melambatnya perekonomian global dengan tetap memelihara

kestabilan makroekonomi. Kuatnya perekoonomian domestik di tengah lemahnya ekonomi global

menyebabkan meningkatnya defisit transaksi berjalan selama tahun 2012.

PERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMIPERKEMBANGAN EKONOMI DUNIADUNIADUNIADUNIA

Pertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global padPertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih a tahun 2012 tercatat lebih rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun rendah dibandingkan tahun

sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Berbagai permasalahan ekonomi dunia, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat (AS),

yang belum sepenuhnya dapat diatasi mengakibatkan pemburukan ekonomi global yang telah terjadi

sejak akhir tahun 2011 masih berlanjut di tahun 2012 (Grafik 1.1). Perekonomian kawasan Eropa masih

mengalami pertumbuhan yang negatif, sementara ekonomi AS mulai membaik meskipun masih rentan

dan dibayangi isu keterbatasan stimulus fiskal (fiscal cliff). Kontraksi pertumbuhan ekonomi Eropa

disebabkan oleh krisis utang fiskal, sempitnya ruang kebijakan moneter, meningkatnya angka

pengangguran, rapuhnya sektor keuangan, dan menurunnya kepercayaan pasar. Memburuknya

perekonomian di negara-negara maju telah memberikan dampak pada melambatnya perekonomian

sebagian besar negara emerging markets seperti China dan India. Berdasarkan kondisi tersebut, ekonomi

dunia tahun 2012 diperkirakan tumbuh sebesar 3,3%, lebih rendah dari tahun 2011 sebesar 3,8%.

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

Januari 2013

Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama Inflasi dunia selama tahun tahun tahun tahun

perlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi duniaperlambatan ekonomi dunia

melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang

khususnya komoditas nonmigas.

alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat

mengalami penurunan harga yang cukup tinggi

yang merupakan konsumen terbesar di dunia dari kedua komoditas tersebut.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....2222

Inflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara Maju

Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya

besar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi ke

pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi. Negara-

yang longgar disertai dengan langkah

ekonomi. Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan

melakukan kebijakan moneter yang akomodatif

perlambatan ekonomi global secara signifikan.

memiliki keterbatasan fiscal space

ruang untuk memberikan stimulus fiskal

longgar yang diterapkan oleh negara

pasar keuangan global yang sebagian besar

08 0807

4.53.8

2.5

0201

00

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Ma

r-0

8

Jun

-08

Se

p-0

8

% yoy

, Sumber:

-2

-1

0

1

2

3

4

Jan

-10

Jun

-10

No

p-1

0

Ap

r-1

1

Se

p-1

1

Fe

b-1

2

Jul-

12

Jan

-10

Jun

-10

No

p-1

0

Ap

r-1

1

Eropa

US

Jepang

Kanada

Australia

Skala Kiri Skala Kanan% yoy

Sumber: Bloomberg

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.1

Realisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi DuniaRealisasi dan Prakiraan Ekonomi Dunia

tahun tahun tahun tahun 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan

(Grafik 1.2 dan 1.3). Penurunan inflasi tersebut

ekonomi global yang berdampak pada menurunnya harga komoditas

Penurunan harga banyak terjadi pada komoditas berbasis sumber daya

alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat

mengalami penurunan harga yang cukup tinggi terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi China

yang merupakan konsumen terbesar di dunia dari kedua komoditas tersebut.

Inflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara MajuInflasi Negara Maju

GrafikGrafikGrafikGrafik 1111....

Inflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional Asia

Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya Melemahnya perekonomian dan rendahnya inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian

besar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kebesar negara mengalihkan fokusnya dari pengendalian inflasi kepadapadapadapada upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong

-negara maju secara umum tetap mempertahankan kebijakan moneter

tai dengan langkah-langkah nonkonvensional sebagai upaya mendorong

Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan

yang akomodatif, terutama di negara-negara yang terkena dampak

perlambatan ekonomi global secara signifikan. Di sisi kebijakan fiskal, berbeda dengan

fiscal space, pemerintah di negara berkembang pada umumnya

memberikan stimulus fiskal untuk mendorong perekonomiannya.

yang diterapkan oleh negara-negara maju tersebut pada akhirnya meningkatkan likuiditas di

sebagian besar mengalir ke negara berkembang kawasan Asia

07

03

0102

04

06

09 0907 08 08

07 07

2.5

-0.6

-2.7-2.1

-0.7

2.3

05

05 05 05

053.9 3.83.4

3.4 03 03 03

-03

-05-05

-04

00

03

03 0303

0202 02

Se

p-0

8

De

c-0

8

Ma

r-0

9

Jun

-09

Se

p-0

9

De

c-0

9

Ma

r-1

0

Jun

-10

Se

p-1

0

De

c-1

0

Ma

r-1

1

Jun

-11

Se

p-1

1

De

c-1

1

Ma

r-1

2

Jun

-12

Se

p-1

2

De

c-1

2

Ma

r-1

3

Jun

-13

Se

p-1

3

De

c-1

3

Negara Berkembang

Dunia

Negara Maju

, Sumber: Realisasi Bloomberg, Proyeksi Consensus Forecast Des-12 (diolah)

realisasi proyeksi

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Ap

r-1

1

Se

p-1

1

Fe

b-1

2

Jul-

12

Kanada

UK

N.Zealand

Per Nov 2012

% yoy

India

Filipina

Vietnam

Korea

-4

0

4

8

12

16

20

24

Jan

-10

Ap

r-1

0

Jul-

10

Oct-

10

Jan

-11

Ap

r-1

1

Jul-

11

Oct-

11

Jan

-12

Ap

r-1

2

Jul-

12

Oct-

12

Jan

-10

Ap

r-1

0

SkalaSkala Kiri% yoy

Sumber: Bloomberg

Thailand

China

Indonesia

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 2

2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan 2012 secara umum mengalami penurunan sejalan dengan

). Penurunan inflasi tersebut sejalan dengan

berdampak pada menurunnya harga komoditas,

harga banyak terjadi pada komoditas berbasis sumber daya

alam (SDA), termasuk komoditas hasil pertanian. Komoditas logam dasar dan batubara tercatat

terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi China

....3333

Inflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional AsiaInflasi IHK Regional Asia

inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian inflasi mendorong otoritas moneter di sebagian

upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong upaya untuk mendorong

negara maju secara umum tetap mempertahankan kebijakan moneter

mendorong pertumbuhan

Sementara itu, beberapa negara berkembang merespons pelemahan ekonominya dengan

negara yang terkena dampak

berbeda dengan negara maju yang

negara berkembang pada umumnya masih memiliki

. Kebijakan moneter

negara maju tersebut pada akhirnya meningkatkan likuiditas di

negara berkembang kawasan Asia.

Korea

0

1

2

3

4

5

6

7

Ap

r-1

0

Jul-

10

Oct-

10

Jan

-11

Ap

r-1

1

Jul-

11

Oct-

11

Jan

-12

Ap

r-1

2

Jul-

12

Oct-

12

Skala Kanan % yoy

Thailand

Malaysia

Singapura

Per Des 2012

PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI

Permintaan AgregatPermintaan AgregatPermintaan AgregatPermintaan Agregat

Perekonomian Perekonomian Perekonomian Perekonomian tahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuh

oleh oleh oleh oleh konsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasi

peningkatan sebesar 5,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan

meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,

peralatan informasi dan komunikas

beberapa lembaga survei menunjukkan penguatan mencapai titik tert

1.5). Faktor-faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain

meningkatnya jumlah kelas menengah, menguatnya keyakinan konsumen,

masyarakat, rendahnya inflasi, dan

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....4444

Indeks Penjualan EceranIndeks Penjualan EceranIndeks Penjualan EceranIndeks Penjualan Eceran

Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012

pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya

investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia

investasi yang tercermin dari survei preferensi negara tujuan investasi

kestabilan makroekonomi. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya

kredit investasi yang tumbuh sebesar

eksternal lainnya serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan

investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor

perkebunan. Peningkatan investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat

angkut, serta mesin dan elektronik.

Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga

-10

-05

00

05

10

15

20

25

30

35

40

1

%, yoy

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

PERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMIPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIAINDONESIAINDONESIAINDONESIA

tahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuhtahun 2012 masih tumbuh cukup tinggicukup tinggicukup tinggicukup tinggi sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama

konsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasikonsumsi rumah tangga dan investasi. . . . Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami

sebesar 5,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan konsumsi

rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan

meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,

peralatan informasi dan komunikasi, serta suku cadang (Grafik 1.4). Keyakinan konsumen menurut

beberapa lembaga survei menunjukkan penguatan mencapai titik tertinggi sepanjan

faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain

meningkatnya jumlah kelas menengah, menguatnya keyakinan konsumen, membaiknya daya

dan tersedianya pembiayaan konsumsi.

Indeks Penjualan EceranIndeks Penjualan EceranIndeks Penjualan EceranIndeks Penjualan Eceran

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111

Indeks Indeks Indeks Indeks Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 Kinerja investasi pada tahun 2012 terus membaikterus membaikterus membaikterus membaik mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan

pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya pencapaian tahun sebelumnya sebesar 8,8%sebesar 8,8%sebesar 8,8%sebesar 8,8%. Faktor-faktor yang mendukung peningkatan kinerja

investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia

survei preferensi negara tujuan investasi (UNCTAD)

. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya

kredit investasi yang tumbuh sebesar 29,8% (Grafik 1.6), meningkatnya FDI dan sumber pembiayaan

serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan

investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor

n investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat

angkut, serta mesin dan elektronik.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.6.6.6.6

Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi & Suku Bunga Kredit Investasi RiilKredit Investasi RiilKredit Investasi RiilKredit Investasi Riil

2

4

6

8

10

12

14

3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2010 2011 2012

%Kredit Investasi

Sk.Bunga KI (sk.kanan)

Sk.Bunga Depo 1m (sk.kanan)

Peralatan RT

Lainnya

Komunikasi

Total

Makanan

Rekreasi

Sk.Cadang

Otomotif

Bensin

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 3

sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama sebesar 6,3%, terutama ditopang ditopang ditopang ditopang

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami

Peningkatan konsumsi

rumah tangga tersebut utamanya bersumber dari konsumsi nonmakanan. Hal tersebut sejalan dengan

meningkatnya indeks penjualan eceran kelompok nonmakanan khususnya perlengkapan rumah tangga,

). Keyakinan konsumen menurut

inggi sepanjang historisnya (Grafik

faktor yang mendukung solidnya kinerja konsumsi rumah tangga tersebut antara lain

membaiknya daya beli

1111....5555

Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan mencapai 10,7%, dibandingkan

faktor yang mendukung peningkatan kinerja

investasi tersebut antara lain optimisme pelaku usaha terhadap perekonomian Indonesia, perbaikan iklim

(UNCTAD), serta terjaganya

. Dari sisi pembiayaan, peningkatan investasi juga didukung oleh tersedianya

meningkatnya FDI dan sumber pembiayaan

serta dukungan belanja modal Pemerintah. Dari sisi alokasi investasi, peningkatan

investasi terutama terjadi di sektor industri yang diikuti oleh sektor pertambangan dan sektor

n investasi di sektor industri tersebut terutama terjadi di industri kimia, alat

Melemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampa

sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. sepanjang tahun 2012. Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara

mitra dagang utama Indonesia seperti China dan India,

dan komoditas industri seperti produk kimia.

disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur

Melambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA

(Grafik 1.7). Dari sisi domestik, penurunan kinerja ekspor

mengetatkan ekspor mineral mentah

jangka menengah.

Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)

Di tengah Di tengah Di tengah Di tengah melambatnya melambatnya melambatnya melambatnya

impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi.

impor terutama terjadi di kelompok barang modal

termasuk pesawat terbang. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri

mengakibatkan impor bahan baku juga masih tetap tinggi.

terkait dengan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.

Memasuki semester II 2012, akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan

dan termoderasinya pertumbuhan investasi

nonmigas. Hampir seluruh komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor

barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal

seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbu

ditopang oleh impor bahan baku (

Penawaran AgregatPenawaran AgregatPenawaran AgregatPenawaran Agregat

Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan

berorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektor

masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. masih tumbuh cukup kuat. Sektor

adalah sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami p

2012. Sementara itu, sektor-sektor

pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domesti

kinerja sektor nontradables juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sej

meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan

tumbuh lebih baik sejalan dengan

keuangan, persewaan, dan jasa juga tumbuh

keuangan nonbank yang masih baik seiring

80

100

120

140

160

180

200

220

Jan

-07

Ap

r-0

7Indeks 200

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Melemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampaMelemahnya perekonomian global berdampak pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor

Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara

mitra dagang utama Indonesia seperti China dan India, terutama pada komoditas pertanian seperti karet

dan komoditas industri seperti produk kimia. Berdasarkan sektornya, perlambatan ekspor terutama

disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur

elambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA

, penurunan kinerja ekspor disebabkan oleh kebijakan

mentah yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....7777

Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia (IHEx)

melambatnya melambatnya melambatnya melambatnya ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan

impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. impor masih tumbuh cukup tinggi. Sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi,

impor terutama terjadi di kelompok barang modal, terutama dalam bentuk mesin dan alat angkut,

. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri

mengakibatkan impor bahan baku juga masih tetap tinggi. Pertumbuhan impor yang masih tetap tinggi

engan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.

akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan

nya pertumbuhan investasi. Perlambatan impor terjadi baik pada impor migas maupun

komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor

barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal

seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbu

ditopang oleh impor bahan baku (processed) untuk industri.

Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan Di sisi penawaran, sejalan dengan pelemahan permintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektor

berorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektorberorientasi ekspor mengalami perlambatan, sementara sektor----sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik

Sektor yang paling terkena dampak dari penurunan permintaan global

dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif sejak triwulan III

sektor tradables lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor

pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domesti

juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sej

meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan

tumbuh lebih baik sejalan dengan aktivitas investasi dan konstruksi yang meningkat

keuangan, persewaan, dan jasa juga tumbuh lebih baik terkait kinerja subsektor bank dan lembaga

keuangan nonbank yang masih baik seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan aktivitas

Ap

r-0

7

Jul-

07

Oct

-07

Jan

-08

Ap

r-0

8

Jul-

08

Oct

-08

Jan

-09

Ap

r-0

9

Jul-

09

Oct

-09

Jan

-10

Ap

r-1

0

Jul-

10

Oct

-10

Jan

-11

Ap

r-1

1

Jul-

11

Oct

-11

Jan

-12

Ap

r-1

2

Jul-

12

Oct

-12

Pertanian Pertambangan

Industri Non-migas

2006=100

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 4

k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor k pada termoderasinya kinerja ekspor

Perlambatan ekspor disebabkan oleh melambatnya permintaan dari negara

terutama pada komoditas pertanian seperti karet

erdasarkan sektornya, perlambatan ekspor terutama

disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di sektor pertambangan dan sektor manufaktur.

elambatnya ekspor juga didorong oleh tren penurunan harga komoditas terutama komoditas SDA

kebijakan Pemerintah untuk

yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam

ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan

Sejalan dengan meningkatnya kegiatan investasi, peningkatan

terutama dalam bentuk mesin dan alat angkut,

. Sementara itu, masih tingginya kegiatan produksi di dalam negeri

Pertumbuhan impor yang masih tetap tinggi

engan keterbatasan industri domestik dalam memenuhi pasokan barang modal dan bahan baku.

akselerasi impor mengalami penurunan sejalan dengan melambatnya ekspor

impor terjadi baik pada impor migas maupun

komponen impor nonmigas mengalami perlambatan terutama pada impor

barang konsumsi berupa makanan dan minuman jadi, dan diikuti oleh perlambatan impor barang modal

seperti perlengkapan transportasi untuk industri. Sementara itu, impor bahan baku masih tumbuh tinggi

permintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektorpermintaan global, sektor----sektor yang sektor yang sektor yang sektor yang

sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik sektor yang berorientasi domestik

yang paling terkena dampak dari penurunan permintaan global

ertumbuhan negatif sejak triwulan III

lainnya seperti sektor industri pengolahan dan sektor

pertanian masih tumbuh cukup kuat seiring dengan masih kuatnya permintaan domestik. Di sisi lain,

juga masih mencatat pertumbuhan yang tetap tinggi meski lebih rendah jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor PHR masih mampu tumbuh tinggi sejalan dengan

meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga dan masih tingginya impor. Kinerja sektor bangunan

konstruksi yang meningkat (Grafik 1.9). Sektor

terkait kinerja subsektor bank dan lembaga

kebutuhan pembiayaan aktivitas

ekonomi. Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan

komunikasi masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....8888

Produksi PadiProduksi PadiProduksi PadiProduksi Padi

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)

Pada Pada Pada Pada tahun 2012, tahun 2012, tahun 2012, tahun 2012, NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya

meningkatnyameningkatnyameningkatnyameningkatnya defisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalan

meningkatnya defisit neraca perdagangan

realokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar

itu, neraca perdagangan nonmigas masih mengalami surplus meskipun lebih

sebelumnya sehingga belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas

Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas merupakan

dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup

impor nonmigas masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan baha

untuk mendukung meningkatnya kegiatan perekonomian

yang masih tinggi, defisit neraca jasa diprakirakan

pengangkutan. Selain itu, defisit neraca

meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi

asing langsung (FDI).

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11110000

Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan

Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus

yang cukup signifikan.yang cukup signifikan.yang cukup signifikan.yang cukup signifikan. Masih baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta

kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk

-02

00

02

04

06

08

2005 2006 2007 2008 2009 2010

gLuas Tanam gProduktivitas Padi

Data: BPS, ARAM II-2012

% y

oy

Pert.Luas

TanamPert.Produktivitas

Padi

Trf. Berjalan

Jasa

Neraca Trs. Berjalan

Pendapatan

Neraca Perdagangan

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan

i masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi pada tahun 2012.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....9999

Penjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material Bangunan

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)

NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya

defisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalandefisit neraca transaksi berjalan,,,, (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik 1111....11110)0)0)0).... Tekanan terutama

perdagangan migas akibat melonjaknya konsumsi BBM

realokasi gas untuk pemenuhan konsumsi gas di dalam negeri yang lebih besar (Grafik

itu, neraca perdagangan nonmigas masih mengalami surplus meskipun lebih rendah

belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas

Menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas merupakan dampak dari melemahnya

dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup

masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan baha

meningkatnya kegiatan perekonomian domestik. Searah dengan pertumbuhan impor

neraca jasa diprakirakan meningkat yang didorong oleh tingginya biaya jasa

Selain itu, defisit neraca pendapatan juga diprakirakan meningkat

meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi

Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan Neraca Transaksi Berjalan

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11111111

Neraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non Migas

Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus

baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta

kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk

2010 2011 2012*

gProduksi Padi

Pert.Produksi Padi

Pert.Produktivitas

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV*

2011

%, yoy

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, CEIC

PDB Bangunan

-3000

-2000

-1000

0

1000

2000

3000

4000

Jan

-11

Fe

b-1

1

Ma

r-1

1

Ap

r-1

1

Me

i-1

1

Jun

-11

Jul-

11

Ag

ust

-11

Se

p-1

1

Okt-

11

No

p-1

1

De

s-1

1

Jan

-12

juta dolar ASPendapatan

Neraca Perdagangan

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 5

Selain itu, sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi domestik, sektor transportasi dan

Penjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material BangunanPenjualan Semen dan Impor Material Bangunan

NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya NPI mengalami surplus di tengah meningkatnya tekanan tekanan tekanan tekanan dari dari dari dari

terutama bersumber dari

konsumsi BBM di dalam negeri serta

(Grafik 1.11). Sementara

rendah dibanding tahun

belum mampu mengimbangi memburuknya neraca perdagangan migas.

melemahnya permintaan

dari negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas ekspor yang cukup besar. Di sisi lain,

masih tumbuh cukup tinggi terutama dalam bentuk barang modal dan bahan baku

Searah dengan pertumbuhan impor

meningkat yang didorong oleh tingginya biaya jasa

diprakirakan meningkat disebabkan oleh

meningkatnya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor asing sejalan dengan peningkatan investasi

1111

Neraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non MigasNeraca Perdagangan Migas dan Non Migas

Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus Sepanjang tahun 2012, neraca transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus

baiknya kinerja ekonomi domestik dan imbal hasil investasi rupiah, serta

kebijakan stimulus ekonomi yang dilakukan oleh beberapa negara mendorong tingginya aliran masuk

4

5

6

7

8

9

IV* 9 10 11

2012

%, yoy

Impor Barang

Keramik

Impor kerikil,

semen, mika

Penjualan

Semen

Jan

-12

Fe

b-1

2

Ma

r-1

2

Ap

r-1

2

Me

i-1

2

Jun

-12

Jul-

12

Ag

ust

-12

Se

p-1

2

Okt-

12

No

p-1

2

Neraca Perdagangan

NP Migas

NP Nonmigas

modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsun

investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.

Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing

terhadap kondisi fundamental dan prospek perekonomian Indone

asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya

penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta.

negeri tersebut masih berada dalam tingkat yang aman.

devisa pada akhir tahun 2012 mencapai 112,

pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

NILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAHNILAI TUKAR RUPIAH

Selama tahun 2012,Selama tahun 2012,Selama tahun 2012,Selama tahun 2012, nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah

dijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendah

Rp9.358 per dolar AS dari Rp8.768

point, rupiah melemah sebesar 5,91

yang lebih terjaga pada level 4,3%

terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas

rupiah pada tingkat yang rendah.

Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian

ekonomi globalekonomi globalekonomi globalekonomi global dan dan dan dan melebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalan

kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek

pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka

menghindari risiko (perilaku risk aversion

Indonesia. Dari sisi domestik, ketidakseimbangan

ekspor di tengah tingginya impor memberikan tekanan pada neraca

terutama pada transaksi berjalan (

tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk

investasi portofolio maupun investas

lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor

terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peri

investasi (investment grade), faktor risiko yang membaik

masih menarik (Grafik 1.13 dan 1

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsun

investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.

Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing

terhadap kondisi fundamental dan prospek perekonomian Indonesia ke depan. Selain net beli investor

asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya

penerbitan utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta. Meskipun meningkat, posisi utang luar

ih berada dalam tingkat yang aman. Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan

devisa pada akhir tahun 2012 mencapai 112,78 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah.

nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya

dijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendahdijaga pada tingkat yang relatif rendah. Secara rata-rata, rupiah terdepresiasi sebesar

8.768 per dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara itu, secara

5,91% dan ditutup pada level Rp9.638 per dolar AS dengan volatilitas

% (annualised) (Grafik 1.12). Terjaganya volatilitas ru

terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas

Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian

melebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalanmelebarnya defisit transaksi berjalan.... Dari sisi eksternal, mengemukanya kembali

kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek

pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka

risk aversion) dari aset-aset keuangan di negara emerging markets

Indonesia. Dari sisi domestik, ketidakseimbangan di pasar valuta asing dalam negeri akibat perlambatan

ekspor di tengah tingginya impor memberikan tekanan pada neraca pembayaran Indonesia (NPI)

terutama pada transaksi berjalan (current account) yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan

tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk

investasi portofolio maupun investasi langsung (FDI) dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar lebih

lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor

terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peri

faktor risiko yang membaik, dan tingkat imbal hasil dalam aset rupiah yang

1.14).

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11112222

Perkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar RupiahPerkembangan Nilai Tukar Rupiah

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 6

modal asing selama tahun 2012. Arus masuk modal asing didominasi oleh investasi langsung, namun

investasi portofolio juga mengalami kenaikan tajam baik dalam pasar saham maupun pasar obligasi.

Meningkatnya arus masuk modal tersebut menggambarkan tingginya kepercayaan investor asing

sia ke depan. Selain net beli investor

asing di pasar saham dan obligasi, surplus di investasi portofolio juga didorong oleh meningkatnya

Meskipun meningkat, posisi utang luar

Berdasarkan perkembangan tersebut, cadangan

8 miliar dolar AS atau setara dengan 6,1 bulan impor dan

mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya mengalami depresiasi walaupun volatilitasnya dapat dapat dapat dapat

rata, rupiah terdepresiasi sebesar 6,3% (yoy) ke

per dolar AS pada tahun sebelumnya. Sementara itu, secara point-to-

% dan ditutup pada level Rp9.638 per dolar AS dengan volatilitas

. Terjaganya volatilitas rupiah tersebut tidak

terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam melakukan stabilisasi nilai tukar untuk menjaga volatilitas

Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian Tekanan depresiasi rupiah selama tahun 2012 terutama disebabkan oleh ketidakpastian

Dari sisi eksternal, mengemukanya kembali

kekhawatiran terhadap penyelesaian krisis utang dan fiskal di kawasan Eropa serta melemahnya prospek

pertumbuhan ekonomi regional dan global sempat memicu penarikan dana oleh investor dalam rangka

emerging markets, termasuk

valuta asing dalam negeri akibat perlambatan

pembayaran Indonesia (NPI)

menyebabkan peningkatan

tekanan terhadap rupiah. Namun, peningkatan arus modal asing yang cukup besar, baik dalam bentuk

i langsung (FDI) dapat menahan tekanan depresiasi nilai tukar lebih

lanjut. Meningkatnya arus modal asing yang cukup besar tersebut didukung oleh kepercayaan investor

terhadap kondisi fundamental dan prospek ekonomi Indonesia dan perolehan status atau peringkat layak

tingkat imbal hasil dalam aset rupiah yang

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.13333

Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS &

INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI

Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012

kisaran sasaran kisaran sasaran kisaran sasaran kisaran sasaran inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar

kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

Inflasi pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,3% (yoy)

stabil, inflasi volatile food yang terkendali dan inflasi

stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

tekanan inflasi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali

itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan

Pemerintah melalui forum TPI dan TPID, terutama pada upay

distribusi, dan stabilisasi harga pangan strategis.

Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah

didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam

merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun

terakhir. Terjaganya kapasitas utilisasi pada level

permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi

itu tercermin dari inflasi industri pengolahan yang terjaga di

rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (

(Grafik 1.17) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai

tukar yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .

1 Data terakhir dari SKDU Triwulan III 2012 dan Survei Produksi November 2012.

-10

-4

2

8

14

20

1 2 3 4 5

2007

%, yoy

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Indikator Risiko Indonesia (CDS & Yield SpreadYield SpreadYield SpreadYield Spread))))

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.1

CIP (CIP (CIP (CIP (Covered Interest ParityCovered Interest ParityCovered Interest ParityCovered Interest Parity

Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 Inflasi sepanjang tahun 2012 tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada

inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar inflasi sebesar 4,5% ± 1%4,5% ± 1%4,5% ± 1%4,5% ± 1%. . . . Terkendalinya inflasi merupakan hasil dari berbagai

kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

Inflasi pada tahun 2012 tercatat sebesar 4,3% (yoy) (Grafik 1.15) terutama didorong oleh inflasi inti yang

yang terkendali dan inflasi administered prices yang rendah. Inflasi inti yang

stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial

asi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali

itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan

Pemerintah melalui forum TPI dan TPID, terutama pada upaya peningkatan produksi, kelancaran

distribusi, dan stabilisasi harga pangan strategis.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11115555

Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi Perkembangan Inflasi

Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah Inflasi inti tahun 2012 tercatat rendah sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy)sebesar 4,40% (yoy). Rendahnya inflasi inti tersebut

didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam

merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun

Terjaganya kapasitas utilisasi pada level 70%-75%1 (Grafik 1.16) masih dapat mengimbangi

permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi

itu tercermin dari inflasi industri pengolahan yang terjaga di level yang rendah dan stabil. Selain itu,

rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (

) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai

yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .

2012 dan Survei Produksi November 2012.

4.30

4.40

5.68

2.66

4 5 6 7 8 91

011

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

2007 2008 2009 2010 2011 2012

IHK

Inflasi Inti

Inflasi Bhn.Makanan Begejolak

Inflasi Harga Diatur Pemerintah

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 7

.1.1.1.14444

Covered Interest ParityCovered Interest ParityCovered Interest ParityCovered Interest Parity))))

tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada tetap terkendali pada level yang rendah dan berada pada

merupakan hasil dari berbagai

kebijakan Bank Indonesia yang didukung oleh semakin baiknya koordinasi kebijakan dengan Pemerintah.

terutama didorong oleh inflasi inti yang

yang rendah. Inflasi inti yang

stabil didukung oleh penerapan strategi bauran kebijakan moneter dan makroprudensial sehingga

asi dari sisi permintaan, harga komoditas impor, dan ekspektasi inflasi tetap terkendali. Selain

itu, terjaganya inflasi juga didukung oleh koordinasi yang semakin intensif antara Bank Indonesia dan

a peningkatan produksi, kelancaran

. Rendahnya inflasi inti tersebut

didukung oleh terkelolanya permintaan domestik serta meningkatnya kemampuan sisi produksi dalam

merespons permintaan domestik sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi dalam beberapa tahun

) masih dapat mengimbangi

permintaan yang masih kuat sehingga tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan pada harga. Kondisi

level yang rendah dan stabil. Selain itu,

rendahnya inflasi inti juga disebabkan oleh rendahnya tingkat inflasi dari sisi impor (imported inflation)

) seiring dengan penurunan harga komoditas akibat perlambatan perekonomian dunia, nilai

yang terjaga dengan tingkat volatilitas rendah, dan kebijakan Pemerintah terkait bea masuk impor .

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....11116666

Kapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor Manufaktur

Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama

sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut

sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus F

dan Survei Konsumen Bank Indonesia

berangsur-angsur membaik (bergerak menurun)

pada paruh kedua tahun 2012 (Grafik

terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi

kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah

komunikasi yang terarah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.1.1.1.18888

Ekspektasi Inflasi Ekspektasi Inflasi Ekspektasi Inflasi Ekspektasi Inflasi ---- Consensus ForecastConsensus ForecastConsensus ForecastConsensus Forecast

Inflasi kelompok Inflasi kelompok Inflasi kelompok Inflasi kelompok volatile food volatile food volatile food volatile food

peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi.

pada tingkat yang rendah yakni sebesar 5,68% (yoy) pada tahun 2012

Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi

yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam hal pengendalian harga. Pe

terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi

pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI

secara aktif melakukan pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang

perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga

memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan

pokok dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang

diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan

memberikan evaluasi dan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan

diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Kapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor ManufakturKapasitas Produksi Sektor Manufaktur

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....1111

Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global

Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama Ekspektasi inflasi selama tahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baik

sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut

sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus F

dan Survei Konsumen Bank Indonesia (SK-BI) yang pada awal tahun cenderung tinggi namun

(bergerak menurun) hingga mendekati sasaran inflasi sebesar 4,5% ± 1%

2012 (Grafik 1.18 dan 1.19). Membaiknya ekspektasi inflasi tersebut tidak

terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi

kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah yang turut didukung oleh penguatan strategi

ah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.

Consensus ForecastConsensus ForecastConsensus ForecastConsensus Forecast

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111

Ekspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga Konsumen

volatile food volatile food volatile food volatile food tahuntahuntahuntahun 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh

peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. peningkatan produksi pangan domestik dan kelancaran distribusi. Terkendalinya inflasi

pada tingkat yang rendah yakni sebesar 5,68% (yoy) pada tahun 2012 tidak terlepas dari upaya

memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi

yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam hal pengendalian harga. Peningkatan produksi pangan

terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi

pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI

uan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang

perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga

memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan

k dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang

diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan

memberikan evaluasi dan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan-kebijakan di tingkat nasional yang

diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5

2009 2010 2011

Inflasi IHK aktual (skala kanan)Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad (CMA 5)

Indeks

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 8

11117777

Inflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga GlobalInflasi Inti, Nilai Tukar dan Harga Global

tahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baiktahun 2012 secara umum dapat terkendali dengan baik, meski

sempat meningkat pada awal tahun terkait dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut

sebagaimana tercermin pada beberapa indikator ekspektasi inflasi seperti hasil survei Consensus Forecast

pada awal tahun cenderung tinggi namun secara

hingga mendekati sasaran inflasi sebesar 4,5% ± 1%

Membaiknya ekspektasi inflasi tersebut tidak

terlepas dari penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi

didukung oleh penguatan strategi

ah dan berkelanjutan untuk pembentukan ekspektasi para pelaku ekonomi.

1111.1.1.1.19999

Ekspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga KonsumenEkspektasi Harga Konsumen ---- SKBISKBISKBISKBI

2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh 2012 cenderung turun terutama dipengaruhi oleh

Terkendalinya inflasi volatile food

tidak terlepas dari upaya

memperbaiki infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah serta koordinasi

yang intensif antara Bank Indonesia dan Pemerintah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim

ningkatan produksi pangan

terutama didukung oleh peningkatan luas lahan tanam dan produktivitas. Selain itu, kecukupan sisi

pasokan juga tidak terlepas dari peran TPI baik di tingkat pusat maupun daerah. Di tingkat pusat, TPI

uan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang

perlu diambil untuk mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga

memberikan masukan terkait kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan

k dan mendorong pengembangan pusat informasi harga. Dengan tujuan yang sama, TPID yang

diwadahi Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan

akan di tingkat nasional yang

diperlukan untuk menjaga inflasi bahan pangan pokok pada tingkat yang rendah dan stabil.

0

5

10

15

6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2011 2012

Inflasi IHK aktual (skala kanan)Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yad (CMA 5)

%, yoy

Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices

yang cukup besar pada kelompok

kenaikan tarif rata-rata 15%2. Selain rokok, komoditas

rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi

perkembangan tersebut, inflasi kelompok

dibandingkan tahun sebelumnya.

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN MONETER, MONETER, MONETER, MONETER,

MoneterMoneterMoneterMoneter

Pada awal tahunPada awal tahunPada awal tahunPada awal tahun 2012201220122012, kebijakan , kebijakan , kebijakan , kebijakan

momentummomentummomentummomentum pertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomi

menmenmenmengendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dan

menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,

Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah s

bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk

mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber

pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi

inflasi yang dipicu oleh pilihan-pilihan kebijakan yang akan

BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%

dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek

melalui penguatan operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.

Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga

PUABPUABPUABPUAB secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.

tahun 2012 tercatat sebesar 4,17

Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku

bunga PUAB O/N dengan volatilitas yang sedikit meningkat

tahun 2012 diikuti dengan persepsi risiko yang tetap terjaga.

suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N

sebesar 10 bps dibandingkan dengan akhir

SSSSuku bungauku bungauku bungauku bunga simpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kredit

sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar

suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga

tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun

2011. Peningkatan transparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku

bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.

Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps

menjadi 5,42%, sedangkan rata-

1.20). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku

bunga kredit, maka selisih antara suku bunga deposito dan suku

6,43% di tahun 2011 menjadi sebesar 6,71%

jenis kredit berdasarkan penggunaannya

konsumsi masing-masing mengalami penurunan sebesar

dengan tahun sebelumnya menjadi 11,

2 Tarif cukai rokok yang ditetapkan pada tahun 2011 adalah rata

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)

yang cukup besar pada kelompok administered price hanya terjadi di cukai rokok yang mengalami

. Selain rokok, komoditas administered prices lainnya seperti bahan bakar

rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi

inflasi kelompok administered prices pada tahun 2012 mengalami penurunan

MONETER, MONETER, MONETER, MONETER, PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA

, kebijakan , kebijakan , kebijakan , kebijakan moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya

pertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomipertumbuhan ekonomi,,,, namunnamunnamunnamun memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua memasuki triwulan kedua kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan

gendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dangendalikan ekspektasi inflasi dan keseimbangan eksternalkeseimbangan eksternalkeseimbangan eksternalkeseimbangan eksternal.... Bank Indonesia

menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,

Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi moneter Bank Indonesia sebesar 50

bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk

mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber

Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi

pilihan kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi

BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%

dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek

n operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.

Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga

secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012.secara umum mengalami penurunan pada tahun 2012. Suku bunga PUAB O/N pada akhir

17% atau menurun 38 bps dari akhir tahun sebelumnya sebesar 4

Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku

dengan volatilitas yang sedikit meningkat. Penurunan suku bunga PUAB O/N selama

tahun 2012 diikuti dengan persepsi risiko yang tetap terjaga. Hal tersebut tercermin pada selisih antara

suku bunga tertinggi dan terendah PUAB O/N selama tahun 2012 (spread) yang relatif kecil yakni hanya

dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang mencapai 22 bps.

simpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kreditsimpanan dan kredit perbankanperbankanperbankanperbankan mengalamimengalamimengalamimengalami penurunan penurunan penurunan penurunan

sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar sejalan dengan penurunan suku bunga di pasar uanguanguanguang. Perkembangan tersebut menempatkan tingkat

suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga

tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun

ansparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku

bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.

Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps

-rata suku bunga kredit turun sebesar 66 bps menjadi 12,13% (Grafik

). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku

bunga kredit, maka selisih antara suku bunga deposito dan suku bunga kredit tercatat

sebesar 6,71% di tahun 2012. Penurunan suku bunga terjadi pada seluruh

jenis kredit berdasarkan penggunaannya. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit

masing mengalami penurunan sebesar 55 bps, 80 bps dan 6

njadi 11,61%, 11,24%, dan 13,53% (Grafik 1.21 dan Tabel

Tarif cukai rokok yang ditetapkan pada tahun 2011 adalah rata-rata sebesar 5%.

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 9

tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy)tahun 2012 tercatat rendah sebesar 2,66% (yoy).... Kenaikan harga

cukai rokok yang mengalami

lainnya seperti bahan bakar

rumah tangga dan bensin memberikan sumbangan yang minimal terhadap inflasi. Dengan

mengalami penurunan

, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGA, DAN SISTEM KEUANGANNNN

moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya moneter Bank Indonesia difokuskan pada upaya menjaga menjaga menjaga menjaga

kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan difokuskan difokuskan difokuskan difokuskan untuk untuk untuk untuk

Bank Indonesia pada Februari 2012

menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk memberikan dorongan bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi global. Pada saat yang sama,

uku bunga operasi moneter Bank Indonesia sebesar 50

bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi moneter tersebut dimaksudkan untuk

mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko likuiditas bank sekaligus memperluas sumber

Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia dihadapkan pada melambungnya ekspektasi

ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi

BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret 2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75%

dan mengambil langkah kebijakan untuk mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek

n operasi moneter untuk mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.

Sejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bungaSejalan dengan penurunan suku bunga BI Rate dan koridor bawah suku bunga, suku bunga, suku bunga, suku bunga, suku bunga

Suku bunga PUAB O/N pada akhir

atau menurun 38 bps dari akhir tahun sebelumnya sebesar 4,55%.

Sementara itu, suku bunga PUAB dengan tenor yang lebih panjang turut bergerak searah dengan suku

Penurunan suku bunga PUAB O/N selama

Hal tersebut tercermin pada selisih antara

relatif kecil yakni hanya

sebelumnya yang mencapai 22 bps.

penurunan penurunan penurunan penurunan selama tahun 2012selama tahun 2012selama tahun 2012selama tahun 2012,

Perkembangan tersebut menempatkan tingkat

suku bunga simpanan dan kredit sebagai yang terendah sejak tahun 2005. Menurunnya suku bunga

tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang cenderung akomodatif sejak tahun

ansparansi melalui kewajiban perbankan untuk mengumumkan penentuan suku

bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat turut memengaruhi pergerakan suku bunga tersebut.

Sampai dengan November 2012, suku bunga deposito 1 bulan tercatat menurun sebesar 93 bps

rata suku bunga kredit turun sebesar 66 bps menjadi 12,13% (Grafik

). Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku

bunga kredit tercatat melebar, yaitu dari

enurunan suku bunga terjadi pada seluruh

. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit

62 bps dibandingkan

dan Tabel 1.1).

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.20000

Suku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga Perbankan

Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik,

tahun 2012tahun 2012tahun 2012tahun 20123333 meningkatmeningkatmeningkatmeningkat (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik

(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya

sebesar 16,4% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan M2 tersebut sejalan dengan

tetap tinggi. Sementara itu, pertu

19,4% (yoy) menjadi 20,0% (yoy) dengan level Rp801 triliun

pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)

khususnya di akhir tahun dan meningkatnya sumbangan

Pertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas Perekonomian

3 Data sampai dengan November 2012

5

7

9

11

13

15 Ja

n-0

5

Jul-

05

Jan

-06

Jul-

06

Jan

-07

Jul-

07

Jan

-08

Jul-

08

Jan

-09

Jul-

09

Jan

-10

Spread (Rhs) Credit rate

BI rate Sb LPS

%

As of Nov 2012

korelasi: rLPS dan rDep :0.89

korelasi ; BI rate dan rDep: 0.85

15.68

21.53

0

5

10

15

20

25

30

Jan

-10

Ma

r-1

0

Ma

y-1

0

%, yoy

Per Nov 2012

Rata-rata periode sebelum krisis

Mei 2006-

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Suku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga PerbankanSuku Bunga Perbankan

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.21111

Suku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan

Tabel Tabel Tabel Tabel 1111....1111

Perkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku BungaPerkembangan Berbagai Suku Bunga

Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi domestik, likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama

(Grafik (Grafik (Grafik (Grafik 1111.2.2.2.22222)))). Pertumbuhan M2 tercatat sedikit meningkat menjadi 17,4%

(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya

sebesar 16,4% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan M2 tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit yang

Sementara itu, pertumbuhan M1 juga meningkat dari akhir tahun sebelumnya

menjadi 20,0% (yoy) dengan level Rp801 triliun. Dari sisi faktor

pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)

khususnya di akhir tahun dan meningkatnya sumbangan Net Foreign Asset (NFA).

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.22222

Pertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas PerekonomianPertumbuhan Likuiditas Perekonomian

12.13

5,50

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jan

-10

Jul-

10

Jan

-11

Jul-

11

Jan

-12

Jul-

12

Deposit rate

Spread: 6.71%

%

12

.16

12

.0

12

.01

11

.62

11

.79

11

.46

11

.61

11

.24

55

80

11

12

13

14

15

Sb KMK Sb KI

Dec-11 Mar-12 Jun-12 Nov

%

17.4

20.0

4

6

8

10

12

14

Ma

y-1

0

Jul-

10

Se

p-1

0

No

v-1

0

Jan

-11

Ma

r-1

1

Ma

y-1

1

Jul-

11

Se

p-1

1

No

v-1

1

Jan

-12

Ma

r-1

2

Ma

y-1

2

Jul-

12

Se

p-1

2

No

v-1

2

M2 M1 BI Rate (RHS)%, yoy

2012

rata periode sebelum krisis

-Sept 2008 M1: 21.5%, M2: 15,7%

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 10

1111

Suku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis PenggunaanSuku Bunga Kredit per Jenis Penggunaan

likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama likuiditas perekonomian selama

Pertumbuhan M2 tercatat sedikit meningkat menjadi 17,4%

(yoy) dengan level Rp3.204 triliun dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir tahun sebelumnya

pertumbuhan kredit yang

tahun sebelumnya sebesar

yang memengaruhi,

pertumbuhan M2 yang sedikit meningkat sejalan dengan ekspansi keuangan Pemerintah (NCG)

14

.2

14

.13

13

.90

11

.24

13

.53

62

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Sb KK

Nov-12

bps

KinerjaKinerjaKinerjaKinerja PerbankanPerbankanPerbankanPerbankan

Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif

dengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjaga

Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum

relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan seba

kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan

yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan

diprakirakan akan mencapai sekitar

tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi

sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit

konsumsi sebesar 12,1% (yoy) (Grafik

Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik

Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,

pengangkutan, perdagangan dan konstruksi m

dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami

perlambatan. Dengan meningkatnya penyaluran kredit ke sektor

dapat menambah kapasitas ekonomi ke depan.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.23333

Pertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun

mengalami kenaikan sebesar 18,4% (yoy) atau mencapai Rp3.131 triliun

yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap

stabil.

-

5

10

15

20

25

30

35

-10

0

10

20

30

40

50

Jan

-08

Ma

y-0

8

Se

p-0

8

Jan

-09

Ma

y-0

9

Se

p-0

9

Jan

-10

Ma

y-1

0

Se

p-1

0

Jan

-11

Ma

y-1

1

Total Loans Working Capital

Investment Consumption

% yoy

As of Nov 2012

Total Kredit

Kredit Modal Kerja

Kredit KonsumsiKredit Investasi

Per November 2012

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif

dengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjagadengan ketahanan yang tetap terjaga. Dengan dukungan berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank

Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum

relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan seba

kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan

yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan

sekitar 23% untuk keseluruhan tahun 2012. Tingginya pertumbuhan kredit

tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi

sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit

(yoy) (Grafik 1.23).

Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik

Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penyaluran kredit ke sektor-sektor seperti pertanian,

pengangkutan, perdagangan dan konstruksi mengalami peningkatan (Grafik 1.24). Sebaliknya sejalan

dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami

an. Dengan meningkatnya penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif tersebut diharapkan

dapat menambah kapasitas ekonomi ke depan.

Pertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis PenggunaanPertumbuhan Kredit per Jenis Penggunaan

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111

Pertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun

mengalami kenaikan sebesar 18,4% (yoy) atau mencapai Rp3.131 triliun (Grafik 1.2

yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....22225555

Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)Ketiga (DPK)

1.60

0.77

4.24

0.35

0.96

6.13

1.25

2.37

0.21

4.43

19

28

17

19

22

30

22

26

33

20

27

13

27

34

29

23

8

13.05

-3 18 38

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

Konstruksi

Perdagangan

Pengangkutan

Jasa Dunia Usaha

Jasa Sosial

Lain-lain

-

5

10

15

20

25

-

5

10

15

20

25

30

35

Jan

-10

Ma

r-1

0

Ma

y-1

0

Jul-

10

Se

p-1

0

No

v-1

0

Jan

-11

Ma

r-1

1

Ma

y-1

1

Jul-

11

Se

p-1

1

No

v-1

1

Jan

-12

Ma

r-1

2

Ma

y-1

2

Jul-

12

Se

p-1

2

No

v-1

2

DPK (RHS) Giro (Pangsa 23.5%)

Tab (Pangsa: 32.3%) Depo (Pangsa 44.2%)%, yoy

Per Nov 2012

26.1

29.8

12.1

Ma

y-1

1

Se

p-1

1

Jan

-12

Ma

y-1

2

Se

p-1

2

Working Capital

Consumption

Kredit Modal Kerja

Kredit Konsumsi

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 11

Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif Selama tahun 2012 sistem keuangan dan perbankan menunjukkan kinerja yang positif

. Dengan dukungan berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Bank

Indonesia, kinerja perbankan terlihat menunjukkan perbaikan. Dari sisi kelembagaan, jumlah bank umum

relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan jumlah dan sebaran

kantor yang memadai. Kinerja intermediasi perbankan dapat dipertahankan pada tingkat pertumbuhan

yang aman bagi perekonomian. Pertumbuhan kredit hingga akhir November 2012 mencapai 22,3% dan

n 2012. Tingginya pertumbuhan kredit

tersebut terutama disalurkan dalam bentuk kredit investasi. Kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi

sebesar 29,8% (yoy), yang diikuti dengan pertumbuhan kredit KMK sebesar 26,1% (yoy) dan kredit

Tingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baikTingginya pertumbuhan kredit diikuti dengan kualitas penyaluran kredit yang lebih baik.

Hal itu sebagaimana tercermin pada penyaluran kredit yang lebih besar pada sektor-sektor produktif.

sektor seperti pertanian,

4). Sebaliknya sejalan

dengan penurunan kredit konsumsi, penyaluran kredit pada sektor bukan lapangan usaha mengalami

sektor produktif tersebut diharapkan

1111.2.2.2.24444

Pertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor EkonomiPertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi

Dari sisi penghimpunan dana masyarakat, jumlah dana pihak ketiga (DPK) pada tahun 2012

.25). Pertumbuhan DPK

yang masih kuat tersebut terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap

44

58 78

Nov-12 (yoy)

Nov 11 (yoy)

kontribusi Nov-12

%

Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/

RatioRatioRatioRatio) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.

terutama bersumber dari ekuitas (tier 1)

modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank

atau perubahan lingkungan bisnis

Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,

kemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjaga

dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih

tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan

merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut

selain disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh

pertumbuhan kredit yang lebih ditujukan kepada sektor

operasional juga tetap terjaga di tengah nilai tukar yang c

antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem

pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan

mengalami peningkatan. Namun, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan

relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko

pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif

terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses

likuiditas, risiko likuiditas masih tet

Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat

likuid, dan DPK yang dimiliki oleh 14 bank utama (

PasarPasarPasarPasar KeuanganKeuanganKeuanganKeuangan

Pasar SahamPasar SahamPasar SahamPasar Saham

Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski

pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham

dari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternal

emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan

IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam

perkembangannya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul

berlarutnya penyelesaian krisis Eropa. Hal tersebut mengakibatkan k

beberapa periode mengalami penurunan. Selama periode April

Sampai dengan 28 Desember 2012, IHSG ditutup pada level 4.316.69 (Grafik

12,9% jika dibandingkan dengan tahun 2011

Indikator

Utama Jan Feb

Total Aset (T Rp) 3.598,7 3.628,1

DPK (T Rp) 2.742,3 2.763,9

Kredit * (T Rp) 2.160,2 2.203,0

LDR* (%) 78,8 79,7

NPLs Gross* (%) 2,4

NPLs Net * (%) 0,5

CAR (%) 18,4 18,5

NIM (%) 0,5

ROA (%) 3,7

* tanpa channeling

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/

) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%.) tercatat jauh di atas batas minimum 8%. Dilihat dari struktur permodalannya, modal bank

terutama bersumber dari ekuitas (tier 1). Dengan struktur permodalan bank yang lebih didominasi oleh

modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank

atau perubahan lingkungan bisnis bank menjadi lebih baik.

Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,

kemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjagakemampuan bank dalam mengelola risiko masih tetap terjaga. Secara umum risiko kredit, risiko pasar

dan risiko operasional, serta risiko likuditas bank masih relatif rendah. Di tengah penyaluran kredit yang

tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan

merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut

n disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh

pertumbuhan kredit yang lebih ditujukan kepada sektor-sektor produktif. Di sisi lain, risiko pasar dan

operasional juga tetap terjaga di tengah nilai tukar yang cenderung mengalami depresiasi, didukung oleh

antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem

pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan

, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan

relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko

pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif

terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses

likuiditas, risiko likuiditas masih tetap terjaga meskipun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan.

Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat

likuid, dan DPK yang dimiliki oleh 14 bank utama (systemically important banks).

Tabel Tabel Tabel Tabel 1.21.21.21.2

Kondisi Umum PerbankanKondisi Umum PerbankanKondisi Umum PerbankanKondisi Umum Perbankan

Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski

pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas

dari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternaldari peningkatan risiko eksternal. Dukungan stabilitas makro ekonomi yang cukup kondusif, kinerja

emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan

IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam

ya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul

berlarutnya penyelesaian krisis Eropa. Hal tersebut mengakibatkan kinerja pasar saham domestik selama

beberapa periode mengalami penurunan. Selama periode April-Mei, IHSG terkoreksi sebesar 8,32%.

Sampai dengan 28 Desember 2012, IHSG ditutup pada level 4.316.69 (Grafik 1.26) atau tumbuh sebesar

dengan tahun 2011.

Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agt

3.628,1 3.708,7 3.745,1 3.827,5 3.891,1 3.902,5 3.923,8

2.763,9 2.826,0 2.841,4 2.909,0 2.955,8 2.961,4 2.984,1

2.203,0 2.266,2 2.317,2 2.386,1 2.452,9 2.470,1 2.510,6

79,7 80,2 81,6 82,0 83,0 83,4 84,1

2,3 2,3 2,3 2,3 2,2 2,2 2,2

1,0 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,7

18,5 18,3 18,0 17,9 17,5 17,3 17,2

0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5

3,4 3,1 3,0 3,0 3,2 3,1 3,0

2012

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 12

Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Sementara itu, dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal bank (CAR/Capital Adequacy Capital Adequacy Capital Adequacy Capital Adequacy

Dilihat dari struktur permodalannya, modal bank

. Dengan struktur permodalan bank yang lebih didominasi oleh

modal inti, diharapkan ketahanan bank dalam menyerap risiko yang muncul dari kegiatan usaha bank

Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012, Di tengah kinerja perbankan yang mengalami peningkatan selama tahun 2012,

. Secara umum risiko kredit, risiko pasar

relatif rendah. Di tengah penyaluran kredit yang

tumbuh meningkat, risiko kredit masih terjaga, yang terlihat dari NPLs perbankan sebesar 2,02% yang

merupakan rasio NPLs terendah yang pernah dialami oleh perbankan nasional. Rendahnya NPLs tersebut

n disebabkan oleh proses penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif, juga didukung oleh

sektor produktif. Di sisi lain, risiko pasar dan

enderung mengalami depresiasi, didukung oleh

antara lain eksposur perbankan nasional terhadap nilai tukar yang relatif rendah dan kehandalan sistem

pembayaran nasional. Kepemilikan perbankan terhadap aset dalam bentuk instrumen keuangan

, mengingat jumlah aset perbankan dalam bentuk instrumen keuangan

relatif tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan total asetnya, sehingga risiko operasional dan

pasar dari pergerakan indeks saham, suku bunga, imbal hasil ataupun harga komoditas juga relatif

terbatas. Sementara itu, dari sisi likuiditas, dengan kondisi perbankan yang sebelumnya mengalami ekses

ap terjaga meskipun pertumbuhan kredit mengalami peningkatan.

Distribusi kepemilikan aset, alat likuid, dan DPK membaik, terlihat dari menurunnya konsentrasi aset, alat

Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski Selama tahun 2012, kinerja pasar saham domestik mampu tumbuh positif meski

gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas gabungan (IHSG) diwarnai oleh beberapa gejolak sebagai imbas

. Dukungan stabilitas makro ekonomi yang cukup kondusif, kinerja

emiten yang stabil serta kebijakan perekonomian yang akomodatif menjadi faktor penopang penguatan

IHSG hingga kembali mencapai level tertinggi sebesar 4.375,17 pada 26 November 2012. Dalam

ya, kinerja pasar saham sempat terimbas oleh gejolak pasar keuangan global menyusul

inerja pasar saham domestik selama

Mei, IHSG terkoreksi sebesar 8,32%.

6) atau tumbuh sebesar

Sep Okt Nov

4.009,4 4.028,8 4.103,5

3.050,0 3.070,6 3.130,5

2.555,9 2.585,4 2.631,0

83,8 84,2 84,0

2,1 2,2 2,0

0,6 0,7 0,6

17,3 17,2 17,4

0,5 0,5 0,5

3,1 3,1 3,1

Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan

kualitas yang kualitas yang kualitas yang kualitas yang semakin baiksemakin baiksemakin baiksemakin baik. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan

peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4%

1.27). Penguatan juga dialami oleh sektor infrastruktur, perdagangan,

lain, sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan masing

Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.

Kinerja sektoral ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor

mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti

oleh sektor pertanian dan perdagangan.

Fundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada ak

stabilizationstabilizationstabilizationstabilization pada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekanan

investor nonresiden membukukan jual neto sebesar Rp7,69

membukukan jual neto tersebut, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun

2012 beli asing neto mencapai sebesar Rp15,88 triliun.

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....22226666

IHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI Rate

Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara

Kinerja pasar Kinerja pasar Kinerja pasar Kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan

perekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastian

merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburukn

risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun

2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.

Namun, seiring dengan langkah

peringkat layak investasi (investment grade

dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.

Imbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor men

cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan

tahun 2011 (Grafik 1.28). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing

turun sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84

bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di

kawasan, imbal hasil SBN masih cukup menarik.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

Jan

-07

Ma

r-0

7M

ay-0

7Ju

l-0

7S

ep

-07

No

v-0

7Ja

n-0

8M

ar-

08

Ma

y-0

8Ju

l-0

8S

ep

-08

No

v-0

8Ja

n-0

9M

ar-

09

Ma

y-0

9Ju

l-0

9S

ep

-09

No

v-0

9Ja

n-1

0M

ar-

10

Ma

y-1

0Ju

l-1

0S

ep

-10

No

v-1

0Ja

n-1

1

JCI BI RATE

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan

. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan

peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4%

7). Penguatan juga dialami oleh sektor infrastruktur, perdagangan, industri dasar dan konsumsi. Di sisi

lain, sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan masing-masing 26,4% dan 3,9%.

Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.

ik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor

mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti

oleh sektor pertanian dan perdagangan.

Fundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akFundamental emiten yang cukup kokoh pada akhirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya

pada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekananpada saat kondisi pasar mengalami tekanan. Pada periode pasar mengalami tekanan,

residen membukukan jual neto sebesar Rp7,69 triliun dan Rp1,97

t, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun

2012 beli asing neto mencapai sebesar Rp15,88 triliun.

IHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI RateIHSG dan BI Rate

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....2222

IHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan Sektoral

Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara Pasar Surat Berharga Negara

Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan

perekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastianperekonomian global masih diliputi ketidakpastian. Pada awal tahun 2012, para pelaku di pasar SBN

merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburukn

risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun

2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.

Namun, seiring dengan langkah-langkah lanjutan yang dilakukan oleh Pemerintah dan pencapaian

investment grade), pergerakan imbal hasil SBN kembali menurun dan sampai

dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.

Imbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor menImbal hasil SBN seluruh tenor mengalami penurunan.galami penurunan.galami penurunan.galami penurunan. Pergerakan imbal hasil SBN tahun 2012

cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan

8). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing

sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84

bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di

kawasan, imbal hasil SBN masih cukup menarik.

4

5

6

7

8

9

10

11

Jan

-11

Ma

r-1

1M

ay-1

1Ju

l-1

1S

ep

-11

No

v-1

1Ja

n-1

2M

ar-

12

Ma

y-1

2Ju

l-1

2S

ep

-12

No

v-1

2

-26,4%

1,9%

-3,9%

-35% -25% -15% -5% 5%

IHSG

Infrastructure

Mining

Finance

Basic Industry

Misc. Industry

Consumption

Trade

Agriculture

Property

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 13

Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan Sementara itu, secara sektoral, struktur pertumbuhan sektoral dalam IHSG menunjukan

. Selama tahun 2012, sebagian sektoral mengalami pertumbuhan dengan

peningkatan tertinggi dialami oleh sektor properti yang mengalami penguatan sebesar 42,4% (Grafik

industri dasar dan konsumsi. Di sisi

masing 26,4% dan 3,9%.

Sementara dari sisi mikro emiten, kinerja keuangan emiten domestik diperkirakan akan terus membaik.

ik jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun tersebut seluruh sektor

mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi dialami sektor pertambangan sebesar 73,2%, diikuti

hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya hirnya mendorong bekerjanya self market self market self market self market

. Pada periode pasar mengalami tekanan,

riliun dan Rp1,97 triliun. Setelah

t, investor asing kembali masuk sehingga secara keseluruhan selama tahun

22227777

IHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan SektoralIHSG dan Perkembangan Sektoral

Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan Surat Berharga Negara (SBN) tetap tumbuh positif meski pemulihan

. Pada awal tahun 2012, para pelaku di pasar SBN

merespons positif penurunan BI Rate sebesar 25 bps. Dalam perkembangan selanjutnya, memburuknya

risiko eksternal dan domestik menyebabkan tekanan di pasar SBN meningkat pada pertengahan tahun

2012. Sebagai akibatnya, imbal hasil di pasar SBN mengalami kenaikan menjadi 6,52% pada Mei 2012.

an oleh Pemerintah dan pencapaian

), pergerakan imbal hasil SBN kembali menurun dan sampai

dengan akhir tahun ditutup pada level yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2011.

Pergerakan imbal hasil SBN tahun 2012

cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang mencapai 72 bps ke level 5,16% dibandingkan dengan

8). Imbal hasil SBN untuk tenor pendek, menengah dan panjang masing-masing

sebesar 56 bps, 77 bps dan 84 bps. Imbal hasil SBN 10 Tahun mengalami penurunan sebesar 84

bps ke level 5,19% dibandingkan Desember 2011 sebesar 6,03%. Dibandingkan dengan negara di

12,9%

29,7%

11,9%

29,0%

1,9%

19,0%

27,3%

42,4%

5% 15% 25% 35% 45%

Annually Changes

Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar

SBNSBNSBNSBN. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan

dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada

seluruh tenor seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang

ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara

negara di kawasan (Grafik 1.29).

EVALUASIEVALUASIEVALUASIEVALUASI KEBIJAKANKEBIJAKANKEBIJAKANKEBIJAKAN BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012

Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas

dari dari dari dari berbagai langkahberbagai langkahberbagai langkahberbagai langkah----langkah langkah langkah langkah kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,

dan sektor riil.dan sektor riil.dan sektor riil.dan sektor riil. Dari sisi Bank Indonesia,

kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan

komunikasi dan koordinasi.

Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam

sasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetsasaran yang telah ditetapkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk

memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekono

global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi

moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi

moneter tersebut dimaksudkan untuk mendorong pembiayaan antar ba

likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia

dihadapkan pada melambungnya ekspektasi inflasi yang dipicu oleh pilihan

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.28888

Imbal HasilImbal HasilImbal HasilImbal Hasil SBN dan BI RateSBN dan BI RateSBN dan BI RateSBN dan BI Rate

Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar

. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan

dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada

seluruh tenor seiring dengan fundamental ekonomi domestik yang membaik dengan pertumbuhan

ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111.2.2.2.29999

Imbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara KawasanImbal Hasil di Negara Kawasan

BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012BANK INDONESIA 2012

Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas

kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,

Dari sisi Bank Indonesia, perumusan kebijakan tetap ditempuh dengan melakukan bauran

kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan

Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam

apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk

memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekono

global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi

moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi

moneter tersebut dimaksudkan untuk mendorong pembiayaan antar bank dan mengurangi risiko

likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia

dihadapkan pada melambungnya ekspektasi inflasi yang dipicu oleh pilihan-pilihan kebijakan yang akan

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 14

Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar Investor nonresiden menambah eksposur pada pasar keuangan domestik termasuk di pasar

. Selama tahun 2012, investor nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp47,67 triliun dibandingkan

dengan tahun 2011 yang mengalami beli neto sebesar Rp27,11 triliun. Aksi beli asing terjadi pada

membaik dengan pertumbuhan

ekonomi dan inflasi yang stabil serta imbal hasil yang cukup menarik dibandingkan dengan negara-

Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas Berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional tersebut tidak terlepas

kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal, kebijakan dan koordinasi diantara otoritas kebijakan moneter, fiskal,

perumusan kebijakan tetap ditempuh dengan melakukan bauran

kebijakan yang terdiri kebijakan suku bunga, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan

Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam Kebijakan suku bunga diarahkan agar pergerakan inflasi ke depan tetap berada dalam

apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.apkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Bank

Indonesia pada Februari 2012 menurunkan BI rate 25 bps sebagai langkah antisipatif lanjutan untuk

memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi

global. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga menurunkan koridor bawah suku bunga operasi

moneter Bank Indonesia sebesar 50 bps menjadi 3,75%. Penurunan koridor bawah suku bunga operasi

nk dan mengurangi risiko

likuiditas bank sekaligus memperluas sumber pendanaan Bank. Pada Maret 2012, ekonomi Indonesia

pilihan kebijakan yang akan

ditempuh Pemerintah terkait kebijak

2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk

mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk

mengendalikan ekses likuiditas jangka pendek.

Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar

tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.

Kalibrasi dilakukan agar pergerakan nilai tukar

pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau

perkembangan nilai tukar rupiah di pasar dan melakukan intervens

Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia

mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari

2012. Sesuai dengan kebijakan DHE,

negeri. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara

reguler melakukan lelang Term Deposit

instrumen valas domestik dan menjadi

termasuk yang berasal dari hasil ekspor.

Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung

penguatan pasokan valuta asing melalui pendalaman pasar valuta asing domestik

Bank Indonesia dilakukan sebagai salah satu upaya dengan memberikan

dalam melakukan lindung nilai (hedging

upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi

sehingga dapat meminimalkan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya

menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah

valas secara efektif di pasar valas domestik.

Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan

mendukung mendukung mendukung mendukung keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.

keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor

perumahan dan otomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan

besaran rasio loan-to-value ratio

tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat

awal pemberian kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan

kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berlaku pada Juni 2012.

makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi

tekanan terhadap defisit transaksi berjalan.

sistem pembayaran yang selama tahun

dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara

lain: (i) penyusunan standar dan penggunaan

jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah

BPR melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). S

penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai

pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai

dengan kemampuan keuangan nasabahnya.

Penguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan Pemerintah

selama selama selama selama tahun tahun tahun tahun 2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti

agar kebijakan moneter Bank Indonesia dapat

kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan

ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di

4 Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.

7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

ditempuh Pemerintah terkait kebijakan subsidi BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret

2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk

mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk

n ekses likuiditas jangka pendek. Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar Kebijakan nilai tukar diarahkan agar stabilitas nilai tukar rrrrupiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan

tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.

Kalibrasi dilakukan agar pergerakan nilai tukar rupiah mendukung pengendalian inflasi, neraca

pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau

upiah di pasar dan melakukan intervensi di pasar valas sesuai kebutuhan.

Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia

mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari

2012. Sesuai dengan kebijakan DHE, eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui bank devisa

. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara

Term Deposit (TD) Valas. Instrumen ini diharapkan dapat memperkaya

instrumen valas domestik dan menjadi outlet penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa,

termasuk yang berasal dari hasil ekspor. Bank Indonesia juga melakukan relaksasi terhadap ketentuan

Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung

penguatan pasokan valuta asing melalui pendalaman pasar valuta asing domestik4. Perubahan Peraturan

Bank Indonesia dilakukan sebagai salah satu upaya dengan memberikan fleksibilitas bagi pelaku pasar

hedging) atas kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini juga merupakan

upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi

kan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya

menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan

valas secara efektif di pasar valas domestik.

Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan Kebijakan makroprudensial ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan

keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal.keseimbangan eksternal. Untuk mencegah terjadinya risiko pada stabilitas sistem

keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor

tomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan

(LTV) dan minimum down payment (DP). Kebijakan tersebut mengatur

tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat

awal pemberian kredit untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan minimum down payment

kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berlaku pada Juni 2012. Di samping itu, kebijakan

makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi

tekanan terhadap defisit transaksi berjalan. Kebijakan makroprudensial juga didukung oleh kebijakan

tahun 2012 diarahkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran

dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara

(i) penyusunan standar dan penggunaan chip untuk kartu ATM/Debit, (ii) mendorong kerjasama

jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah

BPR melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Selain itu, dalam rangka memitigasi risiko

penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai

pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai

uangan nasabahnya.

Penguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan PemerintahPenguatan koordinasi dengan Pemerintah dandandandan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan

2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efekti2012 untuk mendukung efektivvvvitas kebijakan moneteritas kebijakan moneteritas kebijakan moneteritas kebijakan moneter. Penguatan koordinasi

agar kebijakan moneter Bank Indonesia dapat saling mendukung dengan kebijakan fiskal maupun

kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan

ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di

Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.

7/14/PBI/2008 tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 15

an subsidi BBM. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia sejak Maret

2012 mempertahankan BI rate pada tingkat 5,75% dan mengambil langkah kebijakan untuk

mengantisipasi dampak peningkatan inflasi jangka pendek melalui penguatan operasi moneter untuk

upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan upiah tetap terjaga dan

tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.tingkatnya sesuai dengan kondisi fundamental melalui intervensi dan pendalaman pasar valas.

upiah mendukung pengendalian inflasi, neraca

pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi. Dalam implementasinya, Bank Indonesia perlu terus memantau

i di pasar valas sesuai kebutuhan.

Dalam rangka penguatan pasokan valuta asing yang lebih berkesinambungan Bank Indonesia

mengeluarkan ketentuan terkait penerimaan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mulai efektif pada Januari

eksportir wajib menerima seluruh DHE melalui bank devisa di dalam

. Selain itu, untuk memperkuat struktur pasokan devisa, sejak Juni 2012 Bank Indonesia secara

(TD) Valas. Instrumen ini diharapkan dapat memperkaya

penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa,

Bank Indonesia juga melakukan relaksasi terhadap ketentuan

Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank untuk mendukung

. Perubahan Peraturan

fleksibilitas bagi pelaku pasar

) atas kegiatan ekonomi di Indonesia. Hal ini juga merupakan

upaya memperkuat keterkaitan antara transaksi valuta asing di pasar domestik dengan kegiatan ekonomi

kan transaksi valuta asing yang bersifat spekulatif dan mendukung upaya

langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan

untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan

Untuk mencegah terjadinya risiko pada stabilitas sistem

keuangan yang bersumber dari meningkatnya secara tajam kredit perbankan, khususnya di sektor

tomotif, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan makroprudensial melalui pengaturan

(DP). Kebijakan tersebut mengatur

tentang besaran rasio antara nilai kredit yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan pada saat

down payment (DP) untuk

samping itu, kebijakan

makroprudensial LTV dan minimum DP juga mendukung upaya menekan impor untuk mengurangi

Kebijakan makroprudensial juga didukung oleh kebijakan

2012 diarahkan untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayaran

dan mendukung upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, melalui beberapa langkah penting, antara

untuk kartu ATM/Debit, (ii) mendorong kerjasama

jaringan ATM antarbank, serta (iii) pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik (STKE) bagi nasabah

elain itu, dalam rangka memitigasi risiko

penyelenggaraan kartu kredit, Bank Indonesia pada awal tahun 2012 menerbitkan peraturan mengenai

pembatasan kepemilikan kartu kredit berdasarkan jumlah penerbit kartu kredit, per nasabah, sesuai

komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan komunikasi kebijakan juga terus dilakukan

Penguatan koordinasi dilakukan

saling mendukung dengan kebijakan fiskal maupun

kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh Pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan

ekonomi dan kestabilan perekonomian makro. Penguatan koordinasi dalam pengendalian inflasi baik di

Peraturan Bank Indonesia No. 14/ 10/PBI/2012 tanggal 8 Agustus 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.

tingkat pusat maupun daerah dilakukan melalui penguatan TPI dan TPID.

pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk

mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan mas

kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong

pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

yang diwadahi Pokjanas TPID dengan intensif memantau perke

memberikan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan

dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem

keuangan, Bank Indonesia telah

memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem

Keuangan (FKSSK).

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

aerah dilakukan melalui penguatan TPI dan TPID. TPI secara aktif melakukan

pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk

mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan mas

kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong

pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

yang diwadahi Pokjanas TPID dengan intensif memantau perkembangan inflasi di daerah dan

memberikan masukan ke tingkat pusat terkait kebijakan-kebijakan di tingkat nasional yang memberikan

dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem

keuangan, Bank Indonesia telah memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam

memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 16

TPI secara aktif melakukan

pemantauan serta merumuskan dan merekomendasikan respons kebijakan yang perlu diambil untuk

mengendalikan tekanan inflasi. Dalam kerangka yang lebih luas, TPI juga memberikan masukan terkait

kerangka kebijakan untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan pangan pokok dan mendorong

pengembangan pusat infomasi harga. Dengan tujuan yang sama, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)

mbangan inflasi di daerah dan

kebijakan di tingkat nasional yang memberikan

dampak inflasi di tingkat daerah. Sementara itu, dalam kerangka pemeliharaan stabilitas sistem

memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam

memperkuat protokol manajemen krisis tingkat nasional melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem

2012201220122012

PDB DuniaPDB DuniaPDB DuniaPDB Dunia 3.13.13.13.1

Jepang 2.2

Amerika Serikat 2.0

Kawasan Eropa -0.5

Perancis 0.3

Jerman 0.8

Italia -2.4

Spanyol -1.9

Negara Kawasan Eropa Lainnya -0.8

China 7.7

India 5.5

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1

Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)

IIIIIIII. . . . Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan

Perekonomian Indonesia

Pertumbuhan ekonomi di tahun 2013

6,7%-7,2%, terutama didukung oleh kuatnya

perekonomian dunia yang lebih baik.

persiapan dan penyelenggaraan Pemilihan Umum (

masih akan didorong oleh kinerja

serta sektor transportasi dan komunikasi.

Dengan dukungan bauran kebijakan

bahwa inflasi ke depan akan tetap terkendali dan berada pada kisaran

perkiraan inflasi tersebut juga berasal dari

yang terjaga.

PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL

kegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yang

memprakirakan volume perdagangan dunia tumbuh sebesar

pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami

peningkatan sebesar 1,7%.

PROSPEK PROSPEK PROSPEK PROSPEK PERPERPERPEREKONOMIEKONOMIEKONOMIEKONOMIAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIA

Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik

kisaran kisaran kisaran kisaran 6,3% 6,3% 6,3% 6,3% ---- 6,6,6,6,8888%%%% dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%

diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.

utama pertumbuhan ekonomi ke

mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan

penyelenggaraan Pemilu 2014. Dari sisi eksternal, p

dan peningkatan harga komoditas diperkirakan

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

2013201320132013 2014201420142014

3.43.43.43.4 3.93.93.93.9

0.8 1.1

2.0 2.6

0.1 1.0

0.6 1.1

0.9 1.4

-0.7 0.5

-1.2 0.8

-0.1 0.7

8.0 8.2

6.0 6.4

Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)Proyeksi PDB Dunia (%y-o-y)

ProyeksiProyeksiProyeksiProyeksi

Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan

erekonomian Indonesia ke depan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi.

di tahun 2013 dan 2014 diprakirakan dapat mencapai kisaran

terutama didukung oleh kuatnya konsumsi dan investasi serta

perekonomian dunia yang lebih baik. Peningkatan konsumsi tersebut antara lain terkait dengan

Pemilihan Umum (Pemilu). Secara sektoral, pertumbuhan perekonomian

kinerja sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran

serta sektor transportasi dan komunikasi.

dukungan bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan, Bank Indonesia memperkirakan

depan akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasarannya.

juga berasal dari membaiknya respons sisi penawaran dan

PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBALPROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL

PadaPadaPadaPada tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 tahun 2013 perekonomian global perekonomian global perekonomian global perekonomian global

dipdipdipdipeeeerkirakan rkirakan rkirakan rkirakan tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik

tahun sebelumnyatahun sebelumnyatahun sebelumnyatahun sebelumnya.... Beberapa perkembangan positif

di akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 seperti

tercapainya kesepakatan di AS mengenai penurunan

defisit anggaran (fiscal cliff

optimisme prospek pertumbuhan global yang lebih

baik di tahun 2013. Walaupun demikian, masih

terdapat berbagai faktor risiko

diwaspadai seperti proses negosiasi penetapan pagu

utang (debt ceiling) dan pemotongan belanja secara

otomatis (automatic spending

kemungkinan terjadinya pertumbuhan

tertahan di China, Jepang

penyelesaian krisis Eropa.

PPPPererererkiraankiraankiraankiraan pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian

global yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan p

kegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yangkegiatan volume perdagangan dan harga komoditas yang meningkat.meningkat.meningkat.meningkat.

memprakirakan volume perdagangan dunia tumbuh sebesar 4,1%. Sejalan dengan lebih tingginya

pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami

AN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIAAN INDONESIA

Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik Pertumbuhan perekonomian domestik tahun tahun tahun tahun 2013201320132013 dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014 diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai

dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%dan 6,7%----7,2%7,2%7,2%7,2% sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang

diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual.diperkirakan meningkat secara gradual. Permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor

depan, baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Salah satu faktor yang

mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan

Dari sisi eksternal, pertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi

dan peningkatan harga komoditas diperkirakan meningkatkan permintaan produk ekspor

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 17

Prospek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah KebijakanProspek, Tantangan, dan Arah Kebijakan

depan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi.

kisaran 6,3%-6,8% dan

serta perkiraan kinerja

Peningkatan konsumsi tersebut antara lain terkait dengan

Secara sektoral, pertumbuhan perekonomian

i pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran

Bank Indonesia memperkirakan

. Optimisme terhadap

dan ekspektasi inflasi

perekonomian global perekonomian global perekonomian global perekonomian global

tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik tumbuh lebih baik dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan

Beberapa perkembangan positif

di akhir tahun 2012 dan awal tahun 2013 seperti

tercapainya kesepakatan di AS mengenai penurunan

fiscal cliff), meningkatkan

optimisme prospek pertumbuhan global yang lebih

Walaupun demikian, masih

berbagai faktor risiko ke depan yang perlu

proses negosiasi penetapan pagu

dan pemotongan belanja secara

automatic spending cut) di AS,

pertumbuhan ekonomi yang

dan India, serta

pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian pertumbuhan perekonomian

global yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan pglobal yang lebih tinggi diikuti dengan peeeerkiraan rkiraan rkiraan rkiraan

meningkat.meningkat.meningkat.meningkat. Bank Indonesia

Sejalan dengan lebih tingginya

pertumbuhan volume perdagangan dunia, harga komoditas nonmigas diprakirakan juga akan mengalami

diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai diprakirakan dapat mencapai

sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang sejalan dengan kinerja perekonomian dunia yang

Permintaan domestik diperkirakan tetap menjadi kontributor

Salah satu faktor yang

mendorong pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi adalah aktivitas persiapan dan

ertumbuhan perekonomian dunia yang lebih tinggi

meningkatkan permintaan produk ekspor, sehingga

kontribusi ekspor ke depan diperkirakan akan lebih baik

tumbuh cukup tinggi. Dari sisi lapangan usaha, sektor

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan

tetap mondominasi perkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor

akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.

Prospek Permintaan Prospek Permintaan Prospek Permintaan Prospek Permintaan Agregat Agregat Agregat Agregat

KKKKonsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga

kisaran kisaran kisaran kisaran 5555,8% ,8% ,8% ,8% ---- 6666,,,,3333%.%.%.%. Pertumbuhan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat

terkait kenaikan UMP serta rencana peningkatan gaji PNS. Pendapatan masyarakat juga akan meningkat

melalui pertumbuhan ekspor seiring dengan p

pemerintah menaikkan pendapatan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp24 juta per tahun

meningkatkan daya beli masyarakat

peningkatan optimisme dan daya beli masyarakat (Grafik

diperkirakan meningkatkan sisi konsumsi masyarakat.

tangga juga didukung oleh populasi dan struktur demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia

produktif dan semakin meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.1.1.1.1

Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen

PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013

10,6%, meningkat 10,6%, meningkat 10,6%, meningkat 10,6%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya.

meningkat terutama untuk belanja

Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1

investasi yang tetap tinggi tersebut

yang kuat serta prospek kinerja ekspor

pertumbuhan investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang

lebih tinggi, relatif rendahnya suku bunga, serta membaiknya iklim usaha domestik.

Berdasarkan World Investment Report

UNCTAD tahun 2012, Indonesia untuk pertama

kalinya berhasil masuk dalam 4 besar negara yang

paling prospektif untuk alokasi investasi pada periode

2012 – 2014 (Tabel 3.2), posisi tersebut meningkat

bila dibandingkan dengan peringkat

sebelumnya.

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

depan diperkirakan akan lebih baik. Dengan kondisi tersebut, investasi diperkirakan

Dari sisi lapangan usaha, sektor-sektor utama, yakni sektor industri pengolahan;

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan

rkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor

akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.

Agregat Agregat Agregat Agregat

onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga onsumsi rumah tangga pada tahun 2013 pada tahun 2013 pada tahun 2013 pada tahun 2013 diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai

Pertumbuhan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat

terkait kenaikan UMP serta rencana peningkatan gaji PNS. Pendapatan masyarakat juga akan meningkat

seiring dengan perkiraan membaiknya perekonomian global

pendapatan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp24 juta per tahun

meningkatkan daya beli masyarakat. Selain itu, inflasi yang relatif terkendali

optimisme dan daya beli masyarakat (Grafik 2.1). Adanya aktivitas persiapan Pemilu 2014

meningkatkan sisi konsumsi masyarakat. Secara struktural, peningkatan konsumsi rumah

tangga juga didukung oleh populasi dan struktur demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia

produktif dan semakin meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah (Grafik 2.2)

Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen Indeks Ekspektasi Konsumen –––– SK BISK BISK BISK BI

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.2.2.2.2

StrukturStrukturStrukturStruktur Demografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi Indonesia

konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 konsumsi riil Pemerintah di tahun 2013 diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan

dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nominal, belanja pemerintah diprakirakan

meningkat terutama untuk belanja barang yang tumbuh sekitar 24%.

Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 1Investasi di tahun 2013 diprakirakan tumbuh 10000,,,,2222% % % % ---- 11110000,,,,7777%.%.%.%. Perkiraan pertumbuhan

tersebut didasarkan pada tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik

serta prospek kinerja ekspor ke depan yang membaik. Selain itu, perkiraan

investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang

lebih tinggi, relatif rendahnya suku bunga, serta membaiknya iklim usaha domestik.

d Investment Report

Indonesia untuk pertama

kalinya berhasil masuk dalam 4 besar negara yang

paling prospektif untuk alokasi investasi pada periode

, posisi tersebut meningkat

bila dibandingkan dengan peringkat pada periode

Tabel Tabel Tabel Tabel 2222.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi

2012

RRC

Amerika Serikat

India

Indonesia

Brazil

Australia

Rusia

Sumber : UNCTAD

Negara Tujuan

Investasi

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 18

tersebut, investasi diperkirakan

sektor utama, yakni sektor industri pengolahan;

sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR); serta sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan

rkembangan perekonomian nasional. Secara umum, perkembangan sektor-sektor

akan membaik seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dan global.

diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai diperkirakan tetap tumbuh kuat mencapai

Pertumbuhan tersebut didukung oleh meningkatnya pendapatan masyarakat

terkait kenaikan UMP serta rencana peningkatan gaji PNS. Pendapatan masyarakat juga akan meningkat

membaiknya perekonomian global. Kebijakan

pendapatan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp24 juta per tahun juga akan

nflasi yang relatif terkendali juga mendukung

danya aktivitas persiapan Pemilu 2014

eningkatan konsumsi rumah

tangga juga didukung oleh populasi dan struktur demografi penduduk Indonesia yang didominasi usia

.2).

.2.2.2.2

Demografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi IndonesiaDemografi Indonesia

diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan mencapai 10,1%mencapai 10,1%mencapai 10,1%mencapai 10,1%----

Secara nominal, belanja pemerintah diprakirakan

Perkiraan pertumbuhan

didasarkan pada tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga domestik

itu, perkiraan terjaganya

investasi di tahun 2013 juga didukung oleh adanya alokasi belanja modal pemerintah yang

.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi.2 Peringkat Negara Tujuan Investasi

2012 2011

1 1

2 2

3 3

4 6

5 4

6 7

7 5

Peringkat

PPPPertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa

mencapai kisaran mencapai kisaran mencapai kisaran mencapai kisaran 3333,,,,2222% % % % ---- 3333,,,,7777%.%.%.%.

dengan pertumbuhan perekonomian global yang lebih baik

komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respon

pertumbuhan perekonomian negara

Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif,

barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013

domestik dan pertumbuhan ekspor

produksi yang pada gilirannya akan

konsumsi yang sebagian berasal dari

Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)

(Tabel (Tabel (Tabel (Tabel 3333....3333). ). ). ). Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan

permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih

didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor pada tri

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan

perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif

stabil didukung oleh kuatnya keyakinan

yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih

moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai

membaiknya kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan

domestik, impor berpotensi kembali meningkat.

Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat

Dari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usaha

dan restorandan restorandan restorandan restoran,,,, serta serta serta serta sektor sektor sektor sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih

2013.2013.2013.2013. Relatif tingginya tingkat investasi

masyarakat menjadi faktor positif yang men

beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,

hotel dan restoran tetap tumbuh tinggi.

tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang

mendorong kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013

Perkiraan tersebut terutama didukung oleh

terutama dalam bentuk investasi asing (

global yang lebih baik dari tahun 2012, ekspor diper

mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Pemerintah

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Ekspor Barang dan Jasa

Impor Barang dan Jasa

PDBPDBPDBPDB

Sumber : BPS

* Proyeksi Bank Indonesia

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

KomponenKomponenKomponenKomponen

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa ertumbuhan ekspor barang dan jasa di tahun 2013 di tahun 2013 di tahun 2013 di tahun 2013 diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan

%.%.%.%. Pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2012

pertumbuhan perekonomian global yang lebih baik dan diikuti dengan peningkatan harga

komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respon

pertumbuhan perekonomian negara-negara mitra dagang utama seperti China dan India

Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif,

barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 barang dan jasa di tahun 2013 diprakirakandiprakirakandiprakirakandiprakirakan meningkatmeningkatmeningkatmeningkat menjadi 4,9%menjadi 4,9%menjadi 4,9%menjadi 4,9%----5,4%5,4%5,4%5,4%

pertumbuhan ekspor yang diperkirakan meningkat akan menambah

akan meningkatkan kebutuhan bahan baku, barang modal

konsumsi yang sebagian berasal dari impor.

Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)

Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan

permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih

didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kinerja ekspor pada triwulan I 2012 diprakirakan

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan

perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif

stabil didukung oleh kuatnya keyakinan konsumen dan daya beli masyarakat. Pertumbuhan investasi

yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih

moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai

kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan

domestik, impor berpotensi kembali meningkat.

Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat Prospek Penawaran Agregat

Dari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usahaDari sisi lapangan usaha,,,, kontribusikontribusikontribusikontribusi sektor industri pengolahansektor industri pengolahansektor industri pengolahansektor industri pengolahan, sektor, sektor, sektor, sektor

pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih

nvestasi dalam beberapa waktu terakhir serta masih tingginya konsumsi

masyarakat menjadi faktor positif yang menjaga kinerja sektor industri (Grafik 2.3 dan

beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,

hotel dan restoran tetap tumbuh tinggi. Tetap tingginya aktivitas ekonomi domestik jug

tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang

mendorong kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2013 diperkirakan diperkirakan diperkirakan diperkirakan

terutama didukung oleh tren peningkatan kegiatan investasi sejak awal tahun 2010

investasi asing (foreign direct investment-FDI). Dengan prospek kondisi ekonomi

global yang lebih baik dari tahun 2012, ekspor diperkirakan semakin membaik. Kondisi ini akan

mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan

2013201320132013

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IV*IV*IV*IV* I*I*I*I*

4.7 4.9 5.2 5.7 5.6 5.4 5.6

3.2 5.9 7.4 (-3.2) 12.9 6.4 7.2

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8.8 10.0 12.3 10.0 10.5 10.7 10.2

13.6 7.9 2.2 -2.8 -1.8 1.1 -0.6

13.3 8.0 10.9 -0.5 1.9 4.9 3.7

6.56.56.56.5 6.36.36.36.3 6.46.46.46.4 6.26.26.26.2 6.26.26.26.2 6.36.36.36.3 6.26.26.26.2

Tabel 2.3Tabel 2.3Tabel 2.3Tabel 2.3

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PermintaanProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

20112011201120112012201220122012

2012*2012*2012*2012*

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 19

diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan diprakirakan akan meningkat dan meningkat dan meningkat dan meningkat dan

Pertumbuhan ekspor diperkirakan lebih tinggi dari tahun 2012 sejalan

diikuti dengan peningkatan harga

komoditas. Kinerja ekspor Indonesia diperkirakan meningkat sebagai respons dari positifnya

dan India.

Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, Sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekspor yang tumbuh positif, impor impor impor impor

5,4%5,4%5,4%5,4%.... Laju permintaan

yang diperkirakan meningkat akan menambah intensitas aktivitas

barang modal dan barang

Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy) Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2013 diprakirakan stabil pada level 6,2% (yoy)

Stabilnya pertumbuhan tersebut didorong oleh prospek pemulihan kinerja eksternal dan

permintaan domestik yang tetap kuat. Motor penggerak pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih

wulan I 2012 diprakirakan

membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meski masih terbatas sejalan dengan ekspektasi pemulihan

perekonomian dunia dan kembali naiknya harga komoditas. Konsumsi rumah tangga tumbuh relatif

konsumen dan daya beli masyarakat. Pertumbuhan investasi

yang tinggi diprakirakan masih berlanjut di triwulan I 2013, walaupun dengan akselerasi yang lebih

moderat. Tingginya pertumbuhan investasi sejalan dengan kondusifnya iklim usaha dan mulai

kinerja ekspor. Sebagai respons terhadap kinerja ekspor dan masih kuatnya permintaan

, sektor, sektor, sektor, sektor perdagangan, hotel perdagangan, hotel perdagangan, hotel perdagangan, hotel

pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih dominan dominan dominan dominan di tahun di tahun di tahun di tahun

beberapa waktu terakhir serta masih tingginya konsumsi

.3 dan 2.4). Selain itu, daya

beli masyarakat yang masih kuat dan pasar domestik yang relatif besar mendorong sektor perdagangan,

aktivitas ekonomi domestik juga berdampak pada

tingginya mobilitas masyarakat dan kebutuhan akan jasa komunikasi. Hal tersebut menjadi faktor yang

diperkirakan diperkirakan diperkirakan diperkirakan masih cukup tinggimasih cukup tinggimasih cukup tinggimasih cukup tinggi....

kegiatan investasi sejak awal tahun 2010,

FDI). Dengan prospek kondisi ekonomi

kirakan semakin membaik. Kondisi ini akan

mendorong optimisme dunia usaha dan meningkatkan kinerja sektor industri pengolahan. Pertumbuhan

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

5.8 - 6.3 7.0 - 7.5

10.1 - 10.6 6.9 - 7.4

10.2 - 10.7 12.4 - 12.9

3.2 - 3.7 6.9 - 7.4

4.9 - 5.4 8.4 - 8.9

6.36.36.36.3 - 6.86.86.86.8 6.76.76.76.7 ---- 7.27.27.27.2

2013*2013*2013*2013* 2014*2014*2014*2014*

sektor industri pengolahan pada tahun 2013 dip

sektor industri pengolahan diperkirakan berasal dari subsektor otomotif, makan

baja serta semen. Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah

yang meningkat dengan daya beli yang relatif kuat. Untuk beberapa tahu

kendaraan bermotor diperkirakan masih terus meningkat. Dari sisi industri makanan dan minuman, jumlah

penduduk yang besar dan permintaan domestik yang tetap solid menjadi faktor utama pendorong kinerja

subsektor ini. Sementara itu, kegiatan pada industri besi dan baja serta semen diperkirakan akan semakin

tinggi seiring dengan kegiatan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperkirakan akan terus

meningkat.

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.3.3.3.3

Pertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & Konsumsi

PertumbPertumbPertumbPertumb

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada

kisaran kisaran kisaran kisaran 7777,7% ,7% ,7% ,7% ---- 8888,,,,2222%.%.%.%. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan

yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh

meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa

rekreasi, yang semakin meningkat.

juga diperkirakan akan menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan

dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum

akan ikut meningkat (Grafik 2.5).

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh

mencapai 10,mencapai 10,mencapai 10,mencapai 10,2222% % % % ---- 10,10,10,10,7777%.%.%.%. Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus

barang, aktivitas perjalanan serta arus informasi.

aktivitas bongkar pasang di pelabuhan dan angkutan kargo

diangkut oleh berbagai jenis moda transportasi terutama pesawat udara.

komunikasi data diperkirakan akan terus meningkat

tinggi.

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

sektor industri pengolahan pada tahun 2013 diprakirakan sebesar 6,4% - 6,9%. Kontributor utama kinerja

i pengolahan diperkirakan berasal dari subsektor otomotif, makanan dan minum

Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah

yang meningkat dengan daya beli yang relatif kuat. Untuk beberapa tahun ke depan tren produksi

kendaraan bermotor diperkirakan masih terus meningkat. Dari sisi industri makanan dan minuman, jumlah

penduduk yang besar dan permintaan domestik yang tetap solid menjadi faktor utama pendorong kinerja

kegiatan pada industri besi dan baja serta semen diperkirakan akan semakin

tinggi seiring dengan kegiatan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperkirakan akan terus

Pertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & KonsumsiPertumbuhan Ekspor, Manufaktur & Konsumsi

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.4.4.4.4

Perkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan Investasi

Grafik Grafik Grafik Grafik 2222.5.5.5.5

PertumbPertumbPertumbPertumbuuuuhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakauhan, Makanan , Minuman dan Tembakau

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada

Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan

yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh

meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa

semakin meningkat. Selain peningkatan wisatawan domestik, kunjungan wisatawan asing

menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan

dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh

Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus

barang, aktivitas perjalanan serta arus informasi. Tren pertumbuhan sektor ini terlihat dari meningkatnya

aktivitas bongkar pasang di pelabuhan dan angkutan kargo serta meningkatnya jumlah penumpang yang

diangkut oleh berbagai jenis moda transportasi terutama pesawat udara. Penggunaan internet dan

akan terus meningkat untuk mendukung aktivitas ekonomi yang cukup

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 20

Kontributor utama kinerja

dan minuman, besi dan

Perkembangan subsektor otomotif sangat didukung oleh keberadaan kelas menengah

n ke depan tren produksi

kendaraan bermotor diperkirakan masih terus meningkat. Dari sisi industri makanan dan minuman, jumlah

penduduk yang besar dan permintaan domestik yang tetap solid menjadi faktor utama pendorong kinerja

kegiatan pada industri besi dan baja serta semen diperkirakan akan semakin

tinggi seiring dengan kegiatan pembangunan berbagai infrastruktur yang diperkirakan akan terus

.4.4.4.4

Perkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan InvestasiPerkembangan Investasi

Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada tahun 2013 diperkirakan tumbuh pada

Pertumbuhan tersebut sejalan dengan konsumsi masyarakat dan aktivitas impor

yang diperkirakan tetap kuat. Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang didorong oleh

meningkatnya jumlah kelompok kelas menengah menyebabkan kebutuhan barang dan jasa, termasuk

wisatawan domestik, kunjungan wisatawan asing

menunjukkan tren yang sama. Dengan kondisi tersebut pengeluaran sehubungan

dengan kegiatan wisata yang mencakup antara lain akomodasi serta makan dan minum juga diperkirakan

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh

Prospek ekonomi domestik yang tetap solid akan meningkatkan kegiatan arus

ertumbuhan sektor ini terlihat dari meningkatnya

meningkatnya jumlah penumpang yang

enggunaan internet dan

mendukung aktivitas ekonomi yang cukup

Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel

didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke

depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah

tangga dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi

masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.

PROSPEK INFLASIPROSPEK INFLASIPROSPEK INFLASIPROSPEK INFLASI

Di Di Di Di tahun 2013tahun 2013tahun 2013tahun 2013 dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014

sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%.sebesar 4,5%±1%. Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh

makroekonomi yang kondusif dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan

Meneruskan keberhasilan pencapaian target inflasi

Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta

melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk

menjaga inflasi dalam kisaran 4,5%

SSSSumber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan

domestikdomestikdomestikdomestik. . . . Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan

permintaan domestik. Walaupun demikian, kapasitas

mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan

relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi

masyarakat yang semakin terjangkar ke rentang sasaran inflasi.

diperkirakan akan tetap terkendali,

didukung oleh perbaikan infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwil

cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat

sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan

merespons kenaikan UMP tersebut dengan

prices diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik

(TTL) sebesar 15% di tahun 2013.

diperkirakan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi di tahun 2013.

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa

Jasa-jasa

PDBPDBPDBPDB

Sumber : BPS

* Proyeksi Bank Indonesia

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

S e k t o rS e k t o rS e k t o rS e k t o r

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3333....4444). ). ). ). Sektor industri pengolahan diprakirakan tumbuh meningkat

didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke

depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah

dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi

masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.

dan 2014dan 2014dan 2014dan 2014, inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan , inflasi diperkirakan dapat diarahkan pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya

Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh

dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan

pencapaian target inflasi di tahun sebelumnya, di tahun 2013

Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta

melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk

kisaran 4,5% + 1%.

umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan

Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan

Walaupun demikian, kapasitas produksi yang ada diperkirakan masih dapat

mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan

relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi

akin terjangkar ke rentang sasaran inflasi. Sementara itu,

terkendali, sejalan dengan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi

perbaikan infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah.

cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat

sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan

merespons kenaikan UMP tersebut dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas.

diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik

sebesar 15% di tahun 2013. Dengan memperhitungkan dampak kenaikan UMP dan TTL,

diperkirakan masih berada dalam kisaran sasaran inflasi di tahun 2013.

2013201320132013

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IV*IV*IV*IV* I*I*I*I*

3.0 4.3 3.6 4.8 3.1 4.0 3.8

1.4 2.8 2.9 (-0.1) (-0.6) 1.2 (-0.8)

6.2 5.7 5.5 6.4 6.4 6.0 6.6

4.8 5.2 5.9 5.6 5.2 5.5 5.0

6.7 7.2 7.1 8.0 8.2 7.6 8.0

9.2 8.3 8.9 6.9 6.9 7.7 7.2

10.7 10.3 10.1 10.5 10.7 10.4 10.5 10.2

6.8 6.3 7.0 7.4 7.5 7.1 7.2

6.7 5.5 5.7 4.4 5.6 5.3 5.6

6.56.56.56.5 6.36.36.36.3 6.46.46.46.4 6.26.26.26.2 6.26.26.26.2 6.36.36.36.3 6.26.26.26.2

Tabel 2.4Tabel 2.4Tabel 2.4Tabel 2.4

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

20112011201120112012201220122012

2012*2012*2012*2012*

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 21

Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan Kinerja sektoral pada triwulan I 2013 diprakirakan tumbuh relatif stabil dibandingkan

Sektor industri pengolahan diprakirakan tumbuh meningkat

didukung oleh masih kuatnya permintaan domestik disertai dengan potensi pemulihan kinerja ekspor ke

depan. Sektor PHR diprakirakan tumbuh meningkat didorong oleh masih solidnya konsumsi rumah

dan masih baiknya aktivitas domestik. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi

masih tumbuh tinggi didukung oleh kinerja subsektor angkutan udara dan komunikasi data.

pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya pada kisaran sasarannya

Perkiraan inflasi yang tetap terkendali tersebut juga didukung oleh kondisi

dan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi bahan makanan.

di tahun sebelumnya, di tahun 2013 dan 2014 Bank

Indonesia dan Pemerintah akan mempererat koordinasi baik di tingkat pusat dan daerah serta

melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dengan tujuan utama untuk

umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan umber tekanan inflasi diperkirakan antara lain berasal dari peningkatan permintaan

Tekanan inflasi dari sisi permintaan diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan

produksi yang ada diperkirakan masih dapat

mengimbangi peningkatan permintaan sehingga dampaknya terhadap kenaikan harga diperkirakan

relatif terbatas. Di sisi lain, tekanan inflasi diperkirakan juga semakin terkendali dengan ekspektasi

Sementara itu, inflasi volatile food,

produksi dan distribusi yang

ayah. Kenaikan UMP yang

cukup tinggi di tahun 2013 diperkirakan memberikan dampak terhadap inflasi yang relatif moderat

sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan akan

peningkatan efisiensi dan produktivitas. Inflasi administered

diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2012 seiring dengan adanya penyesuaian tarif tenaga listrik

Dengan memperhitungkan dampak kenaikan UMP dan TTL, inflasi

%Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

3.7 - 4.2 3.6 - 4.1

0.7 - 1.2 1.3 - 1.8

6.4 - 6.9 6.3 - 6.8

5.2 - 5.7 5.5 - 6.0

7.7 - 8.2 7.8 - 8.3

7.7 - 8.2 8.6 - 9.1

10.2 - 10.7 10.4 - 10.9

7.1 - 7.6 7.3 - 7.8

5.9 - 6.4 6.6 - 7.1

6.36.36.36.3 ---- 6.86.86.86.8 6.76.76.76.7 ---- 7.27.27.27.2

2013*2013*2013*2013* 2014*2014*2014*2014*

ARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKANARAH KEBIJAKAN

Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi Pencapaian ekonomi tahun tahun tahun tahun

meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013meningkat pada tahun 2013----2014201420142014

dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.dari global maupun domestik.

ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor

Indonesia. Permintaan domestik yang terus

global dapat meningkatkan tekanan terhadap ketidakseimbangan

perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan

baku menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal

mengalami peningkatan.

Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik

agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan

memperkuat bauran kebijakan melalui

ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target

yang ditetapkan. Kedua, kebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah

dengan kondisi fundamentalnya.

sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal.

penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan

koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya

dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber p

respons sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK).

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

tahun tahun tahun tahun 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan

2014201420142014, namun , namun , namun , namun sejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapi

Di sisi global, faktor risiko terutama bersumber dari masih tingginya

ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor

Permintaan domestik yang terus berlanjut di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi

global dapat meningkatkan tekanan terhadap ketidakseimbangan eksternal. Di sisi

ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan

baku menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika kegiatan investasi terus

Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik

agar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbanganagar sejalan dengan upaya untuk menjaga keseimbangan eksternal.eksternal.eksternal.eksternal. Bank Indonesia akan

memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan.lima pilar kebijakan. Pertama, kebijakan suku bunga akan

ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target

ebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah

Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan

sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal.

penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan

koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya

dalam memperkuat struktur perekonomian, memperluas sumber pembiayaan ekonomi, penguatan

respons sisi penawaran, serta pemantapan Protokol Manajemen Krisis (PMK).

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 22

2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan

sejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapisejumlah tantangan harus dihadapi baik yang berasal baik yang berasal baik yang berasal baik yang berasal

Di sisi global, faktor risiko terutama bersumber dari masih tingginya

ketidakpastian pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang dapat mengganggu kinerja ekspor

di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi

. Di sisi struktural, struktur

ketergantungan impor yang tinggi khususnya untuk barang modal dan bahan

ketika kegiatan investasi terus

Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik Ke depan, kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan untuk mengelola permintaan domestik

Bank Indonesia akan terus

Pertama, kebijakan suku bunga akan

ditempuh secara konsisten dengan prakiraan inflasi ke depan agar tetap terjaga dalam kisaran target

ebijakan nilai tukar akan diarahkan untuk menjaga pergerakan Rupiah sesuai

kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan

sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal. Keempat,

penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi. Kelima, penguatan

koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro, khususnya

embiayaan ekonomi, penguatan

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan

Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan November. Laporan

ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan

masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia

serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijaka

triwulanan pada setiap bulan April, Juli, Oktober, dan Desember. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas

perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Divisi Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan

Grup Kebijakan Moneter - Departemen Riset Ekonomi dan

Telp: +62 21 381 8180/8163/8119

Email:

Website: http//www.bi.go.id

Jan

SUKU BUNGA & SAHAM

Suku bunga SBI 9 bln 1) 4.88

Suku bunga deposito 1 bln 2) 6.26

Suku bunga deposito 3 bln 2) 6.68

JIBOR satu minggu 2) 4.43

IHSG Indeks 3) 3,942

BESARAN MONETER (miliar Rp)

Base Money 594,078

M1(C+D) 696,323

Uang Kartal (C) 286,242

Uang giral (D) 410,082

Broad Money (M2 = C+D+T+S) 2,854,978 2,849,796

Uang kuasi (T) 2,145,246 2,150,808

Uang kuasi (Rupiah) 1,842,815 1,848,124

Deposito 993,655

Tabungan Total 849,160

Deposito (Valas) 141,171

Simpanan Giro Valuta Asing 161,260

Surat Berharga Selain Saham (S) 13,409

M2 - Rupiah 2,854,978 2,849,796

Tagihan kepada Sektor Lainnya 2,374,862 2,403,464

Tagihan pada Sektor Swasta 2,106,449 2,138,727

Inflasi bulanan (%, mtm) 0.76

Inflasi tahunan (%, yoy) 3.65

Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) 9,000

Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) 12,414

Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) 11,715

Pertumbuhan PDB (%, yoy) **

Konsumsi

Investasi (PMTB)

Perubahan Stok

Ekspor

Impor

* angka sementara

** angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000

*** angka prakiraan Bank Indonesia

1) minggu terakhir

2) rata-rata tertimbang

3) penutupan pada akhir periode

4) closed file

Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPS

SEKTOR KEUANGAN

H A R G A

SEKTOR EKSTERNAL

INDIKATOR KUARTALAN

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r

INDIKATOR TERKINIINDIKATOR TERKINIINDIKATOR TERKINIINDIKATOR TERKINI

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan

Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan November. Laporan

ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada

masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia

serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijaka

triwulanan pada setiap bulan April, Juli, Oktober, dan Desember. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas

perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan

respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia

ntuk informasi lebih lanjut hubungi:

Divisi Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan

Departemen Riset Ekonomi dan

Kebijakan Moneter

Telp: +62 21 381 8180/8163/8119

Fax: +62 21 345 2489

Email: [email protected]

Website: http//www.bi.go.id

Darmin Nasution

Hartadi A. Sarwono

Halim Alamsyah

Ronald Waas

Feb Mar Apr Mei Juni Jul Agt Sep

3.82 3.83 3.93 4.24 4.32 4.46 4.54 4.67

5.97 5.66 5.42 5.35 5.39 5.39 5.42 5.40

6.52 6.31 6.00 5.89 5.76 5.67 5.61 5.69

3.93 3.81 3.81 3.83 4.10 4.17 4.29 4.24

3,985 4,122 4,181 3,833 3,956 4,142 4,060 4,263

578,964 586,034 596,592 604,979 627,359 634,993 657,955 638,869

683,253 714,258 720,924 749,450 779,416 771,792 783,478 770,935

280,103 287,046 290,861 294,768 314,670 315,375 327,059 325,566

403,150 427,212 430,064 454,682 464,746 456,417 456,418 445,370

2,849,796 2,911,920 2,927,259 2,992,057 3,050,355 3,054,534 3,100,060 3,100,951

2,150,808 2,182,891 2,190,885 2,227,527 2,254,329 2,269,809 2,304,474 2,318,559

1,848,124 1,875,257 1,887,124 1,900,824 1,915,625 1,926,046 1,960,339 1,968,062

998,643 1,022,038 1,020,792 1,027,151 1,016,060 1,017,021 1,030,262 1,030,830

849,481 853,219 866,332 873,673 899,565 909,025 930,077 937,232

145,623 148,649 148,486 159,186 164,762 170,722 171,517 180,380

157,061 158,984 155,275 167,516 173,942 173,041 172,617 170,117

15,735 14,771 15,450 15,081 16,610 12,932 12,108 11,457

2,849,796 2,911,920 2,927,259 2,992,057 3,050,355 3,054,534 3,100,060 3,100,951

2,403,464 2,464,483 2,519,946 2,586,786 2,653,871 2,668,447 2,696,876 2,758,170

2,138,727 2,189,236 2,230,960 2,289,504 2,361,812 2,378,914 2,406,188 2,471,071

0.05 0.07 0.21 0.07 0.62 0.70 0.95 0.01

3.56 3.97 4.50 4.45 4.53 4.56 4.58 4.31

9,085 9,180 9,190 9,565 9,480 9,485 9,560 9,588

12,594 13,565 12,698 13,315 12,420 13,257 10,594 13,623

11,894 12,296 12,381 13,363 12,918 13,249 10,337 11,824

6.2

4.6

10.0

-9.5

-2.8

-0.5

Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPS

5.5

10.9

12.3

Tw.I

6.3

5.0

7.9

8.0

2012

2012

Tw.III

108.7

2.2

10.0

164.1

Tw.II

6.4

T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r | 23

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan

Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei, Juni, Agustus, September, dan November. Laporan

Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada

masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia

serta respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara

triwulanan pada setiap bulan April, Juli, Oktober, dan Desember. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas

perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan

kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Dewan GubernurDewan GubernurDewan GubernurDewan Gubernur

Darmin Nasution – Gubernur

Hartadi A. Sarwono - Deputi Gubernur

Halim Alamsyah - Deputi Gubernur

Ronald Waas - Deputi Gubernur

Okt Nov Des

4.67 4.75 4.77 -

5.40 5.49 5.42 -

5.69 5.66 5.81 -

4.24 4.27 4.29 -

4,263 4,350 4,276 4,317

638,869 648,106 647,979 -

770,935 796,071 775,933 -

325,566 326,119 327,069 -

445,370 469,952 448,864 474,334

3,100,951 3,182,813 3,178,941 -

2,318,559 2,376,102 2,392,602 -

1,968,062 2,009,812 2,022,257 -

1,030,830 1,060,357 1,058,478 -

937,232 949,456 963,779 -

180,380 187,859 190,178 -

170,117 178,430 180,166 -

11,457 10,640 10,406 -

3,100,951 3,182,813 3,178,941 -

2,758,170 2,791,363 2,832,903 -

2,471,071 2,504,939 2,503,677 -

0.01 0.16 - -

4.31 4.61 - -

9,588 9,615 9,605 9,670

13,623 - - -

11,824 - - -

6.2

6.8

10.5

n.a

-1.8

1.9

Tw.IV***