EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN...

156
EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh : Aurelia Puspa Nadya Estika NIM : 062114064 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

Transcript of EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN...

Page 1: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Aurelia Puspa Nadya Estika

NIM : 062114064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

i

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Aurelia Puspa Nadya Estika

NIM : 062114064

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 3: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

ii

Page 4: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

iii

Page 5: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

iv

Page 6: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ketika aku mohon kekuatan, Tuhan memberikan kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika aku mohon kebijaksanaan, Tuhan memberiku banyak masalah agar aku belajar memecahkannya. Ketika aku mohon kesejahteraan, Tuhan memberiku jalan pikiran agar aku dapat mengusahakannya. Ketika aku mohon keberanian, Tuhan memberiku bahaya agar aku dapat mengatasinya. Ketika aku membutuhkan cinta Allah, Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan agar aku dapat menolong. Ketika aku memohon bantuan, Tuhan memberiku halangan agar aku dapat menggunakan kesempatan. Aku memang tidak menerima apa yang aku minta, tetapi Tuhan memberikan apa yang sesungguhnya aku butuhkan. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4 : 6)

Karya ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menopang dan menguatkanku

Bapak dan Ibuku, terima kasih atas doa dan perhatian kalian yang luar biasa Kakakku Mbak Pipiet,Mas Niko dan adikku Danu,kalian warna dalam hidupku

Keponakanku dek Rangga, kamu mengajariku untuk lebih bersabar Mbah Putri dan Lek Supri terima kasih atas doa dan dukungan kalian

Sahabatku Dinda, Lia, Lina, Rifki, Mbak Dita, Mbak Dian, Vero, Theo, Bruder Yosef, Nia, Devi, Molen, Rindha, Ayu, Duwex, Mas Adit, Gundhul, Boris, Kris,

Agnes, Desi, Mas Anang, Mas Sigit, Mas Gugus, Uyik, Kuncoro, Lilik terima kasih kalian telah memberiku semangat, dukukgan serta berbagi suka dan duka

bersamaku Sahabatku yang telah bersama Yesus, Thomas Christian Dwi Handono,terima

kasih karena kamu telah mengajariku untuk tetap tersenyum dan kuat Seseorang yang selalu memberiku semangat serta keceriaan dihidupku

Teman-temanku Prodi Akuntansi angkatan 2006, terima kasih kalian telah berjuang bersamaku

Mudika Santo Carolus Borromeus, tempatku berproses dan melayani Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas

doa, perhatian, dan dukungan kalian semua

Page 7: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

vi

Page 8: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus dan

Bunda Maria atas penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Evaluasi Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Bagi Wajib

Pajak Badan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

a. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada

penulis.

b. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

c. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA selaku Kaprodi Jurusan

Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

d. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt, selaku Dosen

Pembimbing yang telah berkenan memberi bimbingan, pengarahan,

dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

e. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi yang telah mendidik dan

memberikan bekal ilmu kepada penulis, serta seluruh karyawan

Page 9: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

viii

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah melayani

semua kebutuhan akademis selama duduk di bangku perkuliahan.

f. Keluarga besar Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta, Pak

Dasuki, Bu Hastarini, Pak Agus yang telah membantu dan mengijinkan

penulis dalam melakukan penelitian.

g. Bapak dan Ibuku yang selalu peduli padaku, mendoakan dan

mendukungku hingga skripsi ini dapat selesai.

h. Sahabat, teman-teman serta semua pihak yang selalu memberi

semangat, doa dan dukungan hingga skripsi ini dapat selesai.

Akhir kata, penulis menyadari karena adanya keterbatasan kemampuan

dan pengetahuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka, segala kritik

maupun saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Page 10: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

ABSTRAK ..................................................................................................... xvii

ABSTRACT ................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

C. Batasan Masalah ................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6

Page 11: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pajak Penghasilan ..................................................... 8

1. Definisi Pajak ................................................................... 8

2. Penghasilan ...................................................................... 10

3. Pengertian Pajak Penghasilan .......................................... 11

B. Subjek dan Objek Pajak penghasilan, Penghasilan yang

Dikenai Pajak Final, dan yang Bukan Objek Pajak ............... 12

1. Subjek Pajak Penghasilan ................................................ 12

2. Objek Pajak Penghasilan .................................................. 14

3. Penghasilan Yang Dikenai Pajak Final ............................ 17

4. Penghasilan Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak .......... 18

C. Kompensasi Kerugian ............................................................ 21

D. Penghasilan Kena Pajak ......................................................... 23

1. Biaya-Biaya Yang Boleh Dikurangkan Dari Penghasilan

Bruto ................................................................................. 24

2. Biaya-Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan Dari

Penghasilan Bruto ............................................................ 27

E. Tarif Pajak Penghasilan.......................................................... 34

F. Pajak Penghasilan terutang .................................................... 35

G. Surat Pemberitahuan (SPT) .................................................... 36

1. Pengertian SPT ................................................................. 36

2. Jenis SPT .................................................................. 36

3. Batas Waktu Penyampaian SPT ....................................... 37

Page 12: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xi

H. Koperasi .............................................................................. 37

1. Pengertian .................................................................. 37

2. Landasan, Asas, Tujuan .................................................. 38

3. Fungsi dan Peran ............................................................. 38

4. Prinsip Koperasi .............................................................. 39

5. Anggaran Dasar dan Perangkat ....................................... 39

6. Modal Koperasi ............................................................... 40

7. Sisa Hasil Usaha .............................................................. 43

8. Jenis-Jenis Koperasi ........................................................ 43

I. Pendapatan atau Penerimaan dan Beban Koperasi ............... 44

J. Penyesuaian Fiskal ................................................................. 46

K. Keputusan-keputusan, Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur

Jendral Pajak, Surat Edaran Direktur Jendral Pajak yang

Berkaitan dengan Penghitungan Pajak Penghasilan

Wajib Pajak Badan ............................................................... 49

L. Perlakuan Pajak Penghasilan Usaha Koperasi secara

Umum .............................................................................. 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 56

B. Waktu Penelitian ................................................................... 56

C. Tempat Penelitian ................................................................. 56

D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 57

Page 13: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xii

E. Data Penelitian ...................................................................... 57

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 58

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 58

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru ...... 62

B. Modal Koperasi ..................................................................... 64

C. Sisa Hasil Usaha Koperasi .................................................... 64

D. Bidang Usaha Koperasi ......................................................... 66

E. Sruktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru ..... 68

F. Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru .............. 71

G. Kebijakan Akuntansi Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru .. 71

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ....................................................................... 75

B. Perbedaan Perlakuan Penghasilan dan Biaya Koperasi

Bina Usaha PT Madu Baru Menurut Standart Akuntansi

Keuangan dengan Undang-Undang RI No 36 Tahun 2008

Tentang Pajak Penghasilan .................................................... 94

C. Penyesuaian Fiskal atas Penghasilan dan Biaya yang

Ditemukan pada Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha

PT Madu Baru ....................................................................... 107

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 114

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 115

Page 14: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xiii

C. Saran ....................................................................................... 115

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 117

LAMPIRAN .................................................................................................. 119

Page 15: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud ............................................. 31

Tabel II.2 Tarif Amortisasi Harta Tak Berwujud ...................................... 33

Tabel IV.1 Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ................. 71

Tabel V.1 Penjualan Tahun 2009 ............................................................... 92

Tabel V.2 Harga Pokok Penjualan Tahun 2009 ......................................... 92

Tabel V.3 Pendapatan Jasa Tahun 2009 .................................................... 93

Tabel V.4 Biaya Usaha Tahun 2009 .......................................................... 93

Tabel V.5 Pendapatan Lain-Lain Tahun 2009 ........................................... 94

Tabel V.6 Pengelompokan Penghasilan dan Biaya Menurut Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru berdasarkan Laporan Rugi Laba Per 31 Desember 2009 .................. 95

Tabel V.7 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun ................................... 102

Tabel V.7 (Lanjutan) Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun ...................... 103

Tabel V.8 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang Ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Metode Saldo Menurun yang digunakan dalam Kepentingan Perpajakan ..................................................................... 104

Tabel V.9 Laporan Harga Pokok Penjualan Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal ........................................................ 108

Tabel V.10 Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal ...... 108

Page 16: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xv

Tabel V.11 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Hasil Hitungan Peneliti untuk Kepentingan Perpajakan ........................ 112

Page 17: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak ..................................... 24

Gambar 2.2 Formula Umum Penghitungan Pajak Penghasilan .................... 36

Gambar 2.3 Proses Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal ............................................. 47

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ....... 68

Gambar 5.1 Neraca Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ........................... 77

Gambar 5.2 Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ....... 90

Gambar 5.2 (Lanjutan) Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru .............................................................. 91

Gambar 5.3 Penghitungan PPh Setelah Pajak Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru .............................................................. 91

Gambar 5.4 Ringkasan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru berdasarkan Hitungan Peneliti .......................................................................... 113

Page 18: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xvii

ABSTRAK

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

BAGI WAJIB PAJAK BADAN Studi Kasus Pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

Aurelia Puspa Nadya Estika NIM: 062114064

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah penghitungan besarnya

pajak penghasilan terutang tahun 2009 bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Latar belakang penelitian ini adalah koperasi merupakan badan usaha ekonomi yang dinyatakan menjadi wajib pajak. Koperasi harus melaporkan jumlah pajak penghasilan terutangnya kepada negara, namun dalam menghitung jumlah pajak penghasilan terutang kadang terjadi kesalahan. UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan sebagai acuan dalam menentukan jumlah pajak penghasilan terutang.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya menurut Standar Akuntansi Keuangan dan UU RI. No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Selanjutnya dilakukan penyesuaian fiskal atas Laporan Rugi Laba Koperasi sehingga ditemukan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP), kemudian PKP dikalikan dengan tarif Wajib Pajak Badan Pasal 17 dan 31 E UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghitungan pajak penghasilan terutang yang dilakukan oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru pada tahun 2009 kurang sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dalam mengelompokkan penghasilan dan biaya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, namun khusus untuk biaya penyusutan aktiva tetap koperasi kurang sesuai dengan peraturan yang ada. Hal ini disebabkan karena Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tidak melakukan penyesuaian fiskal untuk biaya penyusutan aktiva tetap.

Page 19: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

xviii

ABSTRACT

AN EVALUATION OF THE CALCULATION OF INCOME TAX PAYABLE FOR INSTITUTIONAL TAX PAYER

A Case Study at Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Yogyakarta

Aurelia Puspa Nadya Estika Student Number : 062114064

Sanata Dharma University Yogyakarta

2011

The Objective of this research was to know whether the calculation of the amount of income tax payable for the cooperative was in line with the tax regulation. The background of the research is that cooperative is an economic business entity which is stated as tax payer. Cooperative must report the amount of its income tax payable to the government, but in calculating the amount of the income tax payable, sometimes cooperative makes mistake. UU RI No.36 year 2008 about income tax is used as the standard to decide the amount of income tax payable. The research wase case study. The data were obtained through interview and documentation. The data analysis technique was done by analysing the different treatment in income and cost between the one based on Financial Accounting Standard and UU RI No.36 year 2008 about tax income. Next, fiscal adjustment was done on the cooperative’s income statement, so it was found the amount of Taxable Income, and then the Taxable Income was multiplied with the Institutional Tax Payer tariff of articlel 17 and 31 E UU RI No.36 year 2008 about income tax. The result of the research showed that the calculation of income tax payable which was done by Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru in 2009 was not suitable with UU RI No.36 year 2008 about income tax. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru had grouped income and cost according to tax rules UU RI No.36 year 2008 about income tax, but for the depreciation of fixed assets, it was not suitable with the existing rules. It happened because Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru did not do fiscal adjustment for the depreciation expense of fixed assets.

Page 20: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Koperasi merupakan lembaga ekonomi rakyat yang menggerakan

perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat.

Pertumbuhan bisnis koperasi dari waktu ke waktu perlu ditingkatkan.

Tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu untuk

mencapai tujuan tersebut, koperasi menyelenggarakan berbagai macam

usaha yang bermanfaat dan menguntungkan bagi para anggotanya. Sebagai

badan usaha, koperasi harus dikelola dengan baik seperti layaknya bentuk

badan usaha lainnya.

Koperasi sebagai badan usaha ekonomi berdasarkan Undang-Undang

No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dinyatakan menjadi Wajib

Pajak. Penetapan ini sudah sesuai dengan Undang-Undang No 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian, yang menyebutkan bahwa :

”dalam hal pajak penghasilan, koperasi adalah badan usaha ekonomi,

yang sama dengan badan usaha yang lain seperti Perseroan Terbatas,

yang dinyatakan sebagai wajib pajak ”.

Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas laba atau

penghasilan yang diterima oleh subjek pajak dalam tahun pajak. Peraturan

yang mengatur tentang pajak penghasilan yang terbaru tertuang pada

Page 21: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

2

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008. yang sebelumnya

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.17 tahun 2000.

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008 mulai berlaku 1

Januari 2009. Perubahan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan lagi

keamanan penerimaan negara, menciptakan sistem perpajakan yang lebih

sederhana, lebih adil, dan lebih transparansi khususnya pada pajak

penghasilan.

Perusahaan atau koperasi biasanya menghitung jumlah laba sebelum

pajak pada laporan laba/rugi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK). Penghitungan jumlah laba tersebut tidaklah sama dengan peraturan

perpajakan khususnya pajak penghasilan. Perbedaan penghitungan jumlah

laba sebelum pajak disebabkan karena ada pengakuan yang berbeda

terhadap penghasilan dan biaya menurut SAK dan peraturan pajak

penghasilan. Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya akan

mempengaruhi besar laba sebelum pajak yang nantinya akan dikenakan

tarif pajak penghasilan. Hal ini menyebabkan besar pajak penghasilan yang

akan dilaporkan kepada fiskus bukan jumlah yang sebenarnya.

Selain adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, besar pajak

penghasilan yang dilaporkan bukan jumlah yang sebenarnya juga

disebabkan kelalaian wajib pajak. Kelalaian yang dimaksud dapat berupa

penghitungan data yang salah, kealpaan wajib pajak untuk menyimpan buku

dan bukti-bukti secara lengkap serta penafsiran ketentuan peraturan

perundang-undangan pajak karena tidak mengetahui perubahan Peraturan

Page 22: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

3

Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, dan Surat Edaran yang

berhubungan dengan pajak penghasilan.

Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

diharapkan lebih mencerminkan keadilan dan memberi kepastian hukum

melalui perluasan basis pengenaan pajak dan sistem perpajakan. Meskipun

pemerintah sudah berusaha menyederhanakan sistem perpajakan, tetapi

masih banyak masyarakat wajib pajak pada umumnya dan wajib pajak

badan koperasi khususnya, sulit memahami Undang-Undang Perpajakan.

Evaluasi penghitungan pajak penghasilan yang terutang bagi wajib pajak

badan pada Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dimaksudkan untuk

mengetahui kemungkinan terjadinya salah hitung, salah tulis, atau pun salah

dalam menentukan mana yang dapat diakui sebagai pendapatan dan biaya

menurut peraturan perpajakan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Batas

waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) harus diperhatikan oleh

wajib pajak seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang

KUP No.16 tahun 2009 tentang sanksi administrasi denda menyebutkan

apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang

telah ditentukan maka akan dikenai sanksi administrasi berupa denda.

Page 23: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan

terutang tahun 2009 bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan?

C. Batasan Masalah

Pada evaluasi terhadap penghitungan pajak penghasilan terutang ini,

penulis membatasi masalah pada :

1. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas

Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.

2. Undang-Undang RI No.16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 2008 tentang

Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

3. Peraturan Menteri Keuangan No.96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis

harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan

untuk keperluan penyusutan.

Page 24: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

5

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis yaitu untuk mengetahui

apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2009 bagi

Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dapat memanfaatkan hasil

penelitian sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan

kebijakan khususnya dalam penentuan masalah perpajakannya.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi

bahan kepustakaan bagi Universitas Sanata Dharma dan dapat digunakan

sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan.

3. Bagi Penulis

Dengan mengadakan penelitian, penulis memperoleh kesempatan untuk

menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan yang didapat di

bangku kuliah untuk diterapkan dalam praktik sesungguhnya.

Page 25: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

6

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi uraian tentang teori-teori yang digunakan

sebagai dasar untuk mengolah data yang berasal dari

Koperasi.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, waktu

penelitian, tempat penelitian, subjek dan objek penelitian,

data penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik

analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi uraian tentang sejarah, sistem pembagian

Sisa Hasil Usaha, usaha yang dijalankan, struktur

organisasi, sifat keanggotaan dan modal Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru serta data-data lain yang diperoleh

saat penelitian.

Page 26: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

7

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang deskripsi dan analisis data-data

yang diperoleh dari Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

serta pembahasan sesuai dengan rumusan masalah.

Bab VI : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diambil

berdasarkan deskripsi dan analisis serta pembahasan data

yang dilakukan oleh penulis, mengungkapkan keterbatasan

dari penelitian yang dilakukan, dan memberikan saran

yang diharapkan penting bagi Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru dan peneliti berikutnya.

Page 27: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pajak Penghasilan

1. Definisi Pajak

Definisi pajak menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam buku

Manajemen Perpajakan, Zain (2008:10) menyatakan: “Pajak adalah

iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-

undang), dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat

ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan

pemerintahan.”

Definisi pajak menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. Dalam

buku Manajemen Perpajakan, Zain (2008:11) menyatakan: “Pajak

adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal-balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

untuk membayar pengeluaran umum.” Definisi tersebut kemudian

dikoreksi kembali oleh Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH dalam buku

Manajemen Perpajakan, Zain (2008:11) sebagai berikut: “Pajak adalah

peralihan kekayaan dari pihak rakyat ke kas negara untuk membiayai

Page 28: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

9

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang

merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.”

Definisi pajak menurut S.I. Djajadiningrat yang dikutip oleh Resmi

(2005:1) sebagai berikut: ”Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan

sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan suatu keadaan,

kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah

serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara

secara umum.”

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

a. Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

b. Pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

c. Pembayaran pajak tidak mendapat prestasi kembali yang langsung

dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran yang

berhubungan dengan tugas negara.

d. Pajak dialokasikan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai public investment.

Page 29: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

10

2. Penghasilan

Definisi penghasilan berdasarkan PSAK No.23 (Reformat 2007)

penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi

selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan adalah

penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan

dikenal degan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa,

bunga, deviden, royalty dan sewa.

Definisi penghasilan menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008

pasal 4 ayat (1) tentang Pajak Penghasilan menyatakan: “Penghasilan

yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apa pun.”

Berdasarkan kedua definisi di atas terdapat perbedaan pengertian

penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan. Menurut akuntansi

penghasilan hanya meliputi pendapatan dan keuntungan saja. Menurut

perpajakan semua penghasilan yang berasal dari sumber apapun yang

dapat menambah kemampuan ekonomis wajib pajak badan dalam satu

Page 30: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

11

tahun dikelompokkan dalam penghasilan yang akan dikenakan pajak.

Dengan demikian, cakupan pengertian penghasilan menurut perpajakan

lebih luas daripada akuntansi.

3. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak

atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun

pajak (Resmi, 2005:74).

Definisi pajak penghasilan menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK 2007, No. 46) adalah: pajak yang dihitung

berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas

Penghasilan Kena Pajak perusahaan.

Berdasarkan dua definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Dikenakan kepada subjek pajak yang mendapatkan penghasilan.

b. Pajak dikenakan terhadap penghasilan masyarakat dalam satu tahun

pajak.

c. Ada peraturan yang mengatur tentang perhitungan pajak khususnya

pajak penghasilan.

Page 31: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

12

B. Subjek Dan Objek Pajak Penghasilan, Penghasilan Yang Dikenai Pajak Final Dan Yang Bukan Objek Pajak

1. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek pajak penghasilan merupakan wajib pajak yang diwajibkan

membayar pajak atas penghasilan yang diterima dalam satu tahun pajak.

Pasal 2 ayat (1) UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

mengelompokkan subjek pajak menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. 1) Orang Pribadi;

2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak;

Berdasarkan penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan, orang pribadi yang dimaksud dalam hal ini

adalah subjek pajak yang dapat bertempat tinggal atau berada

di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Warisan yang belum

terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pajak

pengganti, menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris.

Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak

pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan

yang berasal dari waisan tersebut tetap dapat dilaksanakan.

b. Badan

Penjelasan atas UU RI No.17 Tahun 2000 tentang pajak

penghasilan menjelaskan badan adalah sekumpulan orang dan/atau

modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

Page 32: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

13

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/BUMD

dengan nama dan bentuk apapun firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan

bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan

bentuk usaha tetap.

BUMN/BUMD merupakan subjek pajak tanpa memperhatikan

nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu dari badan

Pemerintah, misalnya lembaga badan, dan sebagainya yang

dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk memperoleh

penghasilan merupakan subjek pajak. Dalam pengertian

perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan, atau

ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.

c. Bentuk Usaha Tetap.

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak

bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih

dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

Penjelasan atas UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan menjelaskan suatu bentuk usaha tetap mengandung

Page 33: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

14

pengertian adanya suatu tempat usaha yaitu fasilitas yang dapat

berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin dan peralatan,

gudang dan komputer atau agen elektronik atau peralatan otomatis

yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi

elektronik untuk menjalankan aktivitas usaha melalui internet.

Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan untuk

menjalankan usaha atau kegiatan dari orang pribadi yang tidak

bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia. Selain itu bentuk usaha tetap

mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yang

kedudukannya tidak bebas yakni yang bertindak untuk dan atas

nama orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal atau

tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

2. Objek Pajak Penghasilan

Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan menyebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah

penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari

luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk

apapun, termasuk:

Page 34: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

15

a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan

dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-

undang ini;

b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;

c. laba usaha;

d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk :

1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan,dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal;

2) keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham,

sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan,

dan badan lainnya;

3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,

pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau

reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun;

4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah

dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan

keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,

koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro

Page 35: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

16

dan kecil, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di

antara pihak-pihak yang bersangkutan; dan

5) keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau

seluruh hak penambangan, tanda turut serta dalam

pembiayaan, atau permodalan dalam perusahaan

pertambangan;

e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak;

f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang;

g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen

dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian

sisa hasil usaha koperasi;

h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;

j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;

k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;

m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;

n. premi asuransi;

Page 36: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

17

o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya

yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas;

p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;

r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

yang mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara

perpajakan; dan

s. surplus Bank Indonesia.

3. Penghasilan Yang Dikenai Pajak Final

Pasal 4 ayat (2) UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

menyebutkan bahwa atas penghasilan berupa bunga deposito dan

tabungan-tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan

bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi

orang pribadi; penghasilan berupa hadiah undian; penghasilan dari

transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang

diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan

penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh

perusahaan modal ventura; penghasilan dari transaksi pengalihan harta

berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate,

Page 37: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

18

dan persewaan tanah dan bangunan; dan penghasilan tertentu lainnya;

yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Penghasilan-penghasilan yang disebutkan diatas akan dikenakan pajak

yang sifat pemungutannya final. Pajak Penghasilan Final menurut PSAK,

2007 No. 46 yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah

selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak

digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan

yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis

penghasilan, transaksi atau usaha tertentu.

4. Penghasilan Yang Dikecualikan Dari Objek Pajak

Pasal 4 ayat (3) UU No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

menyebutkan bahwa yang dikecualikan dari objek pajak adalah:

a. 1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan

oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang

berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi

pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh

lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah

dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan

Pemerintah;

Page 38: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

19

2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis

keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan

pendidikan atau badan social atau pengusaha kecil termasuk

koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak

ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan;

b. warisan;

c. harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau

sebagai pengganti penyertaan modal;

d. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari

Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan wajib

pajak, wajib pajak yang dikenakan pajak secara final atau wajib pajak

yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)

sebagaimana dimaksud dalam pasal 15;

e. pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi

jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;

f. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha

milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal

Page 39: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

20

pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di

Indonesia dengan syarat:

1) dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan

2) bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan

usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham

pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua

puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;

g. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya

telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi

kerja maupun pegawai;

h. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun

sebagaimana dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu

yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;

i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan

komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,

persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit

penyertaan kontrak investasi kolektif;

j. dihapus;

k. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura

berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan

menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan

pasangan usaha tersebut:

Page 40: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

21

1) merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur

dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

2) sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

l. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan;

m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba

yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan

pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang

membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan

prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan,

dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya

sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan

n. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

C. Kompensasi Kerugian

Keuntungan dan kerugian adalah dua hal yang biasa terjadi dalam suatu

usaha bisnis. Ada kalanya sebuah usaha mengalami keuntungan dan ada

kalanya juga sebuah usaha mengalami kerugian. Dalam konteks Pajak

Page 41: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

22

Penghasilan, keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak akan dikenai pajak

penghasilan, sedangkan kerugian yang diderita Wajib Pajak tidak akan

dikenai pajak penghasilan. Bahkan kerugian yang didapatkan dalam satu

tahun pajak dapat digunakan untuk menutupi keuntungan pada tahun-tahun

berikutnya sehingga pada tahun-tahun tersebut pajak penghasilan menjadi

lebih kecil atau tidak terutang sama sekali. Proses membawa kerugian dalam

satu tahun pajak ke tahun-tahun pajak berikutnya ini dinamakan sebagai

Kompensasi Kerugian (Carrying Loss).

Berdasarkan Surat Edaran SE-03/PJ.31/2004 tentang kompensasi

kerugian fiskal dalam penghitungan pajak penghasilan menyebutkan:

1. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian fiskal berdasarkan pada

ketetapan pajak yang telah diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak

maupun kerugian fiskal berdasarkan SPT Tahunan Wajib Pajak (self

assessment) dalam hal tidak ada atau belum diterbitkan ketetapan

pajak oleh Direktur Jenderal Pajak.

2. Apabila setelah pemeriksaan terhadap SPT Tahunan yang menyatakan

rugi tidak lebih bayar maupun rugi lebih bayar tidak meniadakan hak

kompensasi kerugian fiskal. Namun apabila ditemukan jumlah

kerugian fiskal yang berbeda dari SPT Tahunan atau menjadi tidak

rugi maka kompensasi kerugian fiskal menurut SPT Tahuanan

tersebut harus segera dibetulkan.

Page 42: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

23

3. Kerugian fiskal dari penghasilan yang bersumber di luar negeri hanya

dapat dikompensasikan dengan penghasilan dari sumber yang sama di

luar negeri.

4. Kerugian fiskal dari penghasilan yang dikenakan PPh final atau

penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak, tidak dapat

dikompensasikan dengan penghasilan lainnya yang dikenakan pajak

berdasarkan ketentuan umum.

Berdasarkan penjelasan Pasal 6 ayat (2) atas UU RI No.36 tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan menyebutkan kerugian fiskal dapat

dikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba fiskal selama lima

tahun berturut-turut dimulai sejak tahun berikutnya sesudah tahun

didapatnya kerugian tersebut.

D. Penghasilan Kena Pajak

PSAK 2007, No.46 menyebutkan bahwa Penghasilan Kena Pajak (PKP)

atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau

rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan

dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. Pasal 6 ayat (1)

UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa

Penghasilan Kena Pajak untuk wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha

tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya-biaya untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Rumusan penghasilan

kena pajak yang dimaksud pasal 6 ayat (1) UU RI No.36 tahun 2008 tentang

Page 43: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

24

Pajak Penghasilan sama halnya dengan menentukan penghasilan neto fiskal

wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

Penghasilan bruto yang dimaksud merupakan semua penghasilan yang

menjadi objek pajak (pasal 4 ayat (1)) yang diperoleh dalam tahun pajak.

Penghasilan neto fiskal yang dimaksud adalah penghasilan neto komersial

dikurangi dengan penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak

termasuk objek pajak dalam tahun pajak yang telah ditambah dengan biaya-

biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (penyesuaian

koreksi positif) dan dikurangi dengan biaya-biaya yang boleh dikurangkan

dari penghasilan bruto (penyesuaian koreksi negatif). Perhitungan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Penghitungan Penghasilan Kena pajak 1 Penghasilan Neto Fiskal xxx 2 Kompensasi Kerugian Fiskal xxx 3 Penghasilan Kena Pajak (1 – 2 ) xxx

Sumber : SPT Tahunan Formulir 1771

1. Biaya-Biaya Yang Boleh Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto yang diatur

oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal

6 ayat (1) adalah :

a. biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

kegiatan usaha, antara lain:

1) biaya pembelian bahan;

Page 44: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

25

2) biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,

honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan

dalam bentuk uang;

3) bunga, sewa, dan royalti;

4) biaya perjalanan;

5) biaya pengolahan limbah;

6) premi asuransi;

7) biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

8) biaya administrasi; dan

9) pajak kecuali Pajak Penghasilan;

b. penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan

amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;

c. iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh

Menteri Keuangan;

d. kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan

digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan;

e. kerugian selisih kurs mata uang asing;

f. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

Indonesia;

Page 45: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

26

g. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

h. piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat

ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

3) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri

atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau

adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan

piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang

bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum

atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya

telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

4) syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk

penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

i. sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;

j. sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang

dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan

Pemerintah;

Page 46: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

27

k. biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur

dengan Peraturan Pemerintah;

l. sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan

Peraturan Pemerintah; dan

m. sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan didapat kerugian,

kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun

pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

2. Biaya-Biaya Yang Tidak Boleh Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto

Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto diatur

dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

pasal 9 ayat (1) adalah :

a. pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti

dividen, termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi

kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;

b. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

pemegang saham, sekutu, atau anggota;

c. pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:

d. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain

yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,

perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;

Page 47: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

28

e. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang

dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

f. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;

g. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

h. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan

i. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan

limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang

ketentuan dan syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

j. premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang

pribadi, kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut

dihitung sebagai penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;

k. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang

diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan

makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau

imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan

yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

l. jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang

saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai

imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;

Page 48: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

29

m. harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,

kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf i sampai dengan huruf m serta zakat yang diterima oleh badan

amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi

pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga

keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;

n. Pajak Penghasilan;

o. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi

Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya;

p. gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;

q. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi

pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-

undangan di bidang perpajakan.

Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan pasal 9 ayat (2) menyebutkan bahwa pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan

sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 atau Pasal 11A yang berisi ayat :

Page 49: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

30

Adapun Pasal 11 berisi sebagai berikut :

1) Penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian,pendirian, penambahan,

perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang

berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, dan hak

pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1

(satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama

masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut;

2) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) selain bangunan, dapat juga dilakukan dalam bagian-

bagian yang menurun selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara

menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku,dan pada akhir masa

manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus, dengan syarat dilakukan

secara taat asas;

3) Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali

untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya

dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut;

4) Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak

diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut

digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan;

5) Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aktiva berdasarkan

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, maka dasar

Page 50: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

31

penyusutan atas harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali

aktiva tersebut;

6) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan

harta berwujud ditetapkan sebagai berikut:

Tabel II.1 Tarif Penyusutan Harta Berwujud

Kelompok HartaBerwujud

Masa Manfaat

Tarif Penyusutan sebagaimana dimaksud dalam

Ayat (1) Ayat (2) I. Bukan bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

4 tahun8 tahun

16 tahun20 tahun

25%

12,5% 6,25%

5%

50% 25%

12,5% 10%

II. Bangunan Permanen Tidak Permanen

20 tahun10 tahun

5% 10%

Sumber: UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

7) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan atas harta berwujud yang

dimiliki dan digunakan dalam bidang usaha tertentu diatur dengan

Peraturan Menteri Keuangan.

8) Apabila terjadi pengalihan atau penarikan harta sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d atau penarikan harta karena sebab

lainnya, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut dibebankan sebagai

kerugian dan jumlah harga jual atau penggantian asuransinya yang

diterima atau diperoleh dibukukan sebagai penghasilan pada tahun

terjadinya penarikan harta tersebut.

9) Apabila hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru

dapat diketahui dengan pasti di masa kemudian, maka dengan

persetujuan Direktur Jenderal Pajak jumlah sebesar kerugian

Page 51: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

32

sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dibukukan sebagai beban masa

kemudian tersebut.

10) Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, yang berupa

harta berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta tersebut tidak boleh

dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang mengalihkan.

11) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok harta berwujud sesuai

dengan masa manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur

dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Adapun pasal 11A berisi ayat:

Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud

dan pengeluaran lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan,

hak guna usaha, hak pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang dipergunakan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dilakukan dalam

bagian-bagian yang sama besar atau dalam bagian-bagian yang menurun

selama masa manfaat, yang dihitung dengan cara menerapkan tarif

amortisasi atas pengeluaran tersebut atau atas nilai sisa buku dan pada

akhir masa manfaat diamortisasi sekaligus dengan syarat dilakukan secara

taat asas.

1) Amortisasi dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran,

kecuali untuk bidang usaha tertentu yang diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Page 52: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

33

2) Untuk menghitung amortisasi, masa manfaat dan tarif amortisasi

ditetapkan sebagai berikut :

Tabel II.2 Tarif Amortisasi Harta Tak Berwujud

Kelompok Harta Tak Berwujud

Masa Manfaat

Tarif Amortisasi berdasarkan

metode Garis Lurus

Saldo Menurun

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun

25% 12,5% 6,25%

5%

50% 25%

12,5% 10%

Sumber: UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

3) Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal

suatu perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran

atau diamortisasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2).

4) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan

pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun di bidang penambangan minyak dan gas bumi dilakukan

dengan menggunakan metode satuan produksi.

5) Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan

selain yang dimaksud pada ayat (4), hak pengusahaan hutan, dan

hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan

dengan menggunakan metode satuan produksi setinggi-tingginya

20% (dua puluh persen) setahun.

Page 53: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

34

6) Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dikapitalisasi

dan kemudian diamortisasi sesuai dengan ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2).

7) Apabila terjadi pengalihan harta tak berwujud atau hak-hak

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (4), dan ayat (5), maka

nilai sisa buku harta atau hak-hak tersebut dibebankan sebagai

kerugian dan jumlah yang diterima sebagai penggantian

merupakan penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebut.

8) Apabila terjadi pengalihan harta yang memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b,

yang berupa harta tak berwujud, maka jumlah nilai sisa buku harta

tersebut tidak boleh dibebankan sebagai kerugian bagi pihak yang

mengalihkan.

E. Tarif Pajak Penghasilan

Berdasarkan Pasal 17 ayat (1b) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan menyebutkan tarif pajak yang ditetapkan atas

Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk

usaha tetap adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen). Untuk

keperluan penerapan tarif pajak sesuai Pasal 17 ayat (4) Undang-Undang

No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, menyebutkan bahwa jumlah

Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.

Page 54: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

35

Menurut pasal 31E Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, menyebutkan bahwa Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan

peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar

rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima

puluh persen) dari tarif Wajib pajak Badan pasal 17 ayat 1 (b) yang

dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai

dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

F. Pajak Penghasilan Terutang

Pajak penghasilan terutang adalah pajak penghasilan yang harus dibayar

pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian

tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

(Waluyo dan Wirawan, 2001: 4). Ada pun formula umum penghitungan

pajak penghasilan yang terutang menurut Zain (2008:79) di bawah ini :

Page 55: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

36

Gambar 2.2 Formula Umum Penghitungan Pajak Penghasilan 1 2

(-)

Jumlah seluruh penghasilan Penghasilan yang dikecualikan objek pajak

Pasal 4 ayat 1 Pasal 4 ayat 3

3 4

(=) (-)

Penghasilan Bruto Biaya fiskal boleh dikurangkan Koreksi :Biaya fiskal tidak boleh dikurangkan

(1-2) Pasal 6 ayat 1 Pasal 11 Pasal 11A Pasal 9 ayat 1 dan 2

5 6 7

(=) (-) (-)

Penghasilan Neto Kompensasi kerugian PTKP (Wajib Pajak Orang Pribadi)

(3-4) Pasal 6 ayat 2 Pasal 7 ayat 1

8 9

(=) (x)

Penghasilan Kena Pajak Tarif

(5-6-7) Pasal 17

10 11

(=) (-)

Pajak Penghasilan Terutang Kredit Pajak

(8x9) Pasal 21(WP orang pribadi)Pasal 22,23.24.25)

12 (=) Pajak Penghasilan Kurang Bayar/Lebih Bayar/Nihil Bayar

(10-11) Pasal 28,28A,29

Sumber : Mohammad zain (2008:79)

G. Surat Pemberitahuan (SPT)

1. Pengertian SPT

Menurut Mardiasmo (2008:29) mendefinisikan bahwa Surat

Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek

pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Jenis SPT

Mardiasmo (2008:32) membagi jenis SPT menjadi 2 yaitu :

a) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk

suatu Masa Pajak.

Page 56: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

37

b) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk

suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

3. Batas Waktu Penyampaian SPT

Menurut Mardiasmo (2008:33) batas waktu penyampaian SPT

antara lain :

a) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-lambatnya 20 hari

setelah akhir Masa Pajak.

b) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak orang pribadi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah akhir

Tahun Pajak.

c) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak badan, selambat-lambatnya 4 bulan setelah akhir Tahun

Pajak.

H. Koperasi

1. Pengertian

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Pengkoperasian pada pasal 1 menyebutkan bahwa koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

Page 57: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

38

2. Landasan, Asas, Tujuan

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Pengkoperasian pasal 2 dan 3 menyebutkan bahwa koperasi

berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta berdasar

atas asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut

membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

3. Fungsi dan Peran

Ada beberapa fungsi dan peran koperasi Menurut Undang-Undang

No. 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian pasal 4, antara lain :

a) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

c) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai

sokogurunya.

d) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Page 58: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

39

4. Prinsip Koperasi

Adapun prinsip koperasi Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun

1992 tentang Pengkoperasian pada pasal 5 :

a) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut :

(1) Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.

(2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

(3) Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

(4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

(5) Kemandirian.

b) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan

pula prinsip Koperasi sebagai berikut :

(1) Pendidikan perkoperasian

(2) Kerja sama antar Koperasi

5. Anggaran Dasar dan Perangkat

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Pengkoperasian menyebutkan anggaran dasar dan perangkat koperasi

bahwa :

a) Anggaran dasar sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 7 ayat i

memuat sekurang-kurangnya : daftar nama pendiri, nama dan tempat

kedudukan, maksud dan tujuan serta bidang usaha, ketentuan

mengenai keanggotaan, ketentuan mengenai Rapat Anggota,

ketentuan mengenai pengelolaan, ketentuan mengenai permodalan,

Page 59: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

40

ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya, ketentuan mengenai

pembagian Sisa Hasil Usaha, ketentuan mengenai sanksi.

b) Perangkat organisasi koperasi adalah Rapat Anggota, pengurus, dan

pengawas.

6. Modal Koperasi

Wikipedia Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa modal koperasi

terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

a) Modal sendiri dapat berasal dari :

(1) Simpanan pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan

oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi

anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama

yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan

pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.

(2) Simpanan wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus

dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah

simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib

tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi.

Page 60: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

41

(3) Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari

penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk

pemupukan modal sendiri, pembagian kepada anggota yang

keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian

koperasi bila diperlukan.

(4) Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat

dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat

hibah/pemberian dan tidak mengikat.

b) Modal pinjaman dapat berasal dari :

(1) Anggota

Pinjaman yang berasal dari anggota adalah pinjaman yang

diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan

simpanan sukarela anggota. Dalam simpanan sukarela, besar

kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota.

(2) Koperasi lainnya

Pinjaman yang berasal dari koperasi lainnya adalah pinjaman

yang pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang

dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling

membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup

kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau

Page 61: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

42

dalam lingkup yang sempit, tergantung dari kebutuhan modal

yang diperlukan.

(3) Bank dan lembaga keuangan lainnya

Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya merupakan

pinjaman komersial dari bank dan lembaga keuangan untuk

badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan.

Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi yang sebetulnya

merupakan komitmen pemerintah untuk mengangkat

kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.

(4) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya

Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya merupakan modal

pinjaman koperasi yang diperoleh untuk menambah modal

koperasi dengan cara menjual obligasi atau surat utang kepada

masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat

umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk

menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam

ketentuan otoritas pasarmodal yang ada.

(5) Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah adalah semua sumber keuangan, kecuali

sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah dapat

dijadikan tempat untuk meminjam modal.

Page 62: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

43

7. Sisa Hasil Usaha

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Pengkoperasian pasal 45 menjelaskan bahwa :

a) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang

diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,

penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku

yang bersangkutan.

b) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada

anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-

masing anggota Koperasi, serta digunakan untuk keperluan

pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari Koperasi, sesuai

dengan keputusan Rapat Anggota.

c) Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat

Anggota.

8. Jenis-Jenis Koperasi

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, koperasi dapat dikelompokkan

secara umum menjadi :

a) Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam

bidang simpanan dan pinjaman.

Page 63: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

44

b) Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para

konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli menjual

barang konsumsi.

c) Koperasi Produsen

Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para

pengusaha kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan

pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.

d) Koperasi Pemasaran

Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan

kegiatan penjualan produk atau jasa koperasinya atau

anggotanya.

e) Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha

jasa lainnya.

I. Pendapatan atau Penerimaan dan Beban Koperasi

1. Pendapatan atau Penerimaan

Menurut Arifin Sitio (2001:11) pendapatan pada perhitungan hasil

usaha sebuah koperasi terdapat beberapa karakteristik sebagai berikut :

a) Pendapatan yang timbul dari transaksi penjualan produk atau

penyerahan jasa kepada anggota dan bukan anggota.

Page 64: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

45

b) Pendapatan tertentu yang realisasi penerimaannya masih tergantung

pada persyaratan atau ketentuan yang ditetapkan. Contoh fee

koperasi yang diperoleh dari penyaluran dan pengadaan komoditi

program seperti fee pangan, fee gula, fee pupuk, dan lain-lain.

Menurut PSAK No.27 Revisi 1998 menjelaskan bahwa Pendapatan

koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar

partisipasi bruto. Partisipasi bruto pada dasarnya adalah penjualan

barang atau jasa kepada anggota. Dalam kegiatan pengadaan barang dan

jasa untuk anggota, partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang

diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan

partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil produksi anggota,

partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota baik

kepada non-anggota maupun kepada anggota. Pendapatan koperasi yang

berasal dari transaksi dengan non-anggota diakui sebagai pendapatan

(penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam

laporan penghitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara

pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui

sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota.

2. Beban

Beberapa karakteristik beban pokok penjualan dan beban pada

koperasi adalah sebagai berikut :

a) Beban pokok penjualan produk kepada anggota dan bukan anggota.

Page 65: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

46

b) Beban yang terjadi karena aktivitas koperasi dalam kaitannya dengan

program-program pemerintah.

c) Beban yang pada hakekatnya dapat dipisahkan menjadi beban untuk

kegiatan pelayanan kepada anggota dan beban untuk kegiatan

pelayanan bukan anggota.

Menurut PSAK No. 27 (revisi 1998) menyebutkan bahwa beban

usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam

laporan penghitungan hasil usaha. Dalam meningkatkan kesejahteraan

anggota, koperasi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis

yang memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi kepada anggota,

tetapi juga harus menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan

kemampuan sumber daya anggota, baik secara khusus maupun sumber

daya koperasi secara nasional.Kegiatan ini tidak dilakukan oleh badan

usaha lain. Beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini disebut

dengan beban perkoperasian. Termasuk dalam beban ini antara lain

adalah beban pelatihan anggota, beban pengembangan usaha anggota,

dan beban iuran untuk gerakan koperasi (Dewan Koperasi Indonesia).

J. Penyesuaian Fiskal

Rekonsiliasi fiskal adalah usaha mencocokkan perbedaan yang terdapat

dalam laporan keuangan komersial yang disusun berdasarkan prinsip

akuntansi dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal

yang disusun berdasarkan prinsip fiskal. (Markus dan Yujana, 2002: 704)

Page 66: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

47

Menurut Early Suandy (2006:78-79) adanya perbedaan pengakuan

penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal

menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena

pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara

akuntansi komersial yang mendasarkan laba pada konsep dasar akuntansi

yaitu penandingan antara pendapatan dengan biaya-biaya terkait

(matching cost against revenue), sedangkan dari segi fiskal tujuan

utamanya adalah penerimaan negara. Dalam penyusunan laporan

keuangan fiskal, Wajib Pajak harus mengacu kepada peraturan

perpajakan, sehingga laporan keuangan komersial yang dibuat

berdasarkan SAK harus disesuaikan atau dibuat penyesuaian fiskalnya

terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya penghasilan kena pajak.

Gambar 2.3 Proses Rekonsiliasi Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal

Sumber : Early Suandy (2006:78)

Perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan laporan

keuangan fiskal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Perbedaan waktu (timing differences) : perbedaan yang bersifat

sementara karena adanya ketidaksamaan waktu pengakuan

penghasilan dan beban antara peraturan perpajakan dengan

SAK. Perbedaan waktu dibagi menjadi :

a. Perbedaan waktu positif : terjadi apabila pengakuan beban

untuk akuntansi lebih lambat dari pengakuan beban untuk

Laporan Keuangan Komersial

Penyesuaian Fiskal

Laporan Keuangan Fiskal

Page 67: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

48

pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak lebih

lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi

b. Perbedaan waktu negatif : terjadi jika ketentuan perpajakan

mengakui beban lebih lambat dari pengakuan beban

akuntansi komersial atau akuntansi mengakui penghasilan

lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut

ketentuan pajak.

2. Perbedaan tetap/permanen (permanent differences) : perbedaan

yang terjadi karena peraturan perpajakan menghitung laba fiskal

berbeda dengan perhitungan laba menurut SAK tanpa ada

koreksi di kemudian hari. Perbedaan permanen dibagi menjadi :

a. Perbedaan permanen positif : terjadi apabila ada laba

akuntansi yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan dan

pembebasan pajak.

b. Perbedaan permanen negatif : terjadi apabila adanya

pengeluaran sebagai beban laba akuntansi yang tidak

diakui oleh ketentuan fiskal.

Page 68: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

49

K. Keputusan-Keputusan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jendral Pajak, Surat Edaran Direktur Jendral Pajak yang Berkaitan dengan Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Adapun beberapa peraturan-peraturan yang digunakan sebagai acuan

dalam menghitung pajak penghasilan yang terutang, antara lain :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009

Tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga Simpanan yang Dibayarkan

oleh Koperasi Kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi, ditetapkan

pada 9 Februari 2009 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009.

Ketentuan pokok yang dikandung dalam Peraturan Pemerintah atau

(PP) ini adalah :

a) Penghasikan berupa bunga simpanan koperasi yang dibayarkan

kepada anggota koperasi orang pribadi dikenakan PPh final.

b) Tarif 0% dikenakan atas bunga simpanan koperasi sampai dengan

Rp240.000,00 per bulan.

c) Tarif 10% dari jumlah bruto dikenakan atas bunga simpanan

koperasi yang melebihi Rp240.000,00 per bulan.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009

Tentang Bantuan atau Sumbangan Termasuk Zakat atau Sumbangan

Keagamaan yang sifatnya Wajib yang Dikecualikan dari Objek Pajak

Penghasilan, ditetapkan pada tanggal 9 Februari 2009. PP ini mengatur

tentang bantuan atau sumbangan termasuk zakat atau sumbangan

keagamaan yang sifatnya wajib yang dikecualikan dari objek Pajak

Penghasilan. PP ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009.

Page 69: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

50

Kandungan PP ini pada intinya adalah bahwa bantuan dan sumbangan,

termasuk zakat dan sumbangan wajib keagamaan, bukan merupakan

objek pajak jika tidak ada hubungan usaha, kepemilikan, penguasaan

dan pekerjaan.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2009 Tentang

Pembentukan Dana Cadangan Yang Boleh Dikurangkan sebagai

Biaya, ditetapkan pada tanggal 22 April 2009 menyebutkan bahwa

pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang boleh dikurangkan

sebagai biaya yaitu cadangan khusus penyisihan pembiayaan untuk

badan usaha lain yang menyalurkan kredit, yaitu cadangan khusus

penyisihan pembiayaan untuk badan usaha selain bank umum dan

bank perkreditan rakyat yang menyalurkan kredit kepada masyarakat,

yang meliputi :

a) Koperasi simpan pinjam; dan

b) PT Permodalan Nasional Madani (Persero);

Besarnya cadangan piutang tak tertagih koperasi simpan pinjam

ditetapkan sebagai berikut :

a) 0,5% (setengah persen) dari piutang dengan kualitas

lancar

b) 10% (sepuluh persen) dari piutang dengan kualitas

kurang lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan

c) 50% (lima puluh persen) dari piutang dengan kualitas

diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan

Page 70: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

51

d) 100% (seratus persen) dari piutang dengan kualitas

macet setelah dikurangi dengan nilai agunan.

Besamya nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang

pada cadangan paling tinggi adalah :

a) 100% (seratus persen) dari nilai agunan yang bersifat

likuid; dan

b) 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai agunan lainnya

atau sebesar nilai yang ditetapkan perusahaan penilai.

Jumlah piutang yang digunakan sebagai dasar untuk membentuk dana

cadangan adalah pokok pinjaman yang diberikan oleh koperasi simpan

pinjam. Kerugian yang berasal dari piutang yang nyata-nyata tidak

dapat ditagih dibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.

Dalam hal jumlah cadangan piutang tak tertagih seluruhnya atau

sebagian tidak dipakai untuk menutup kerugian, jumlah kelebihan

cadangan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan. Dalam hal

jumlah cadangan piutang tak tertagih dipakai untuk menutup kerugian

namun tidak mencukupi, jumlah kekurangan cadangan tersebut

diperhitungkan sebagai kerugian.

4. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-48/PJ/2009 Tentang

Penyampaian Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 30/PJ/2009

Tentang Tata Cara Pemberian Pengecualian dari Kewajiban

Pembayaran atau Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari

Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan, ditetapkan pada

Page 71: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

52

tanggal 27 April 2009, menyebutkan bahwa penghasilan yang diterima

atau diperoleh orang pribadi atau badan dari pengalihan hak atas tanah

dan/atau bangunan wajib dibayar Pajak Penghasilan. Dikecualikan dari

kewajiban pembayaran atau pemungutan Pajak Penghasilan atas

penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah :

a) orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh

penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

kepada Pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk

kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus;

b) badan yang melakukan pengalihan tanah dan/atau bangunan

dengan cara hibah kepada badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau

orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang

ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri

Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungan

dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara

pihak-pihak yang bersangkutan;

c) orang pribadi atau badan yang tidak termasuk subjek pajak.

7. Surat Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-50/PJ/2009 Tentang

Tata Cara Penerbitan Surat Penerbitan Bebas Pembayaran Pajak

Penghasilan yang Bersifat Final Bagi wajib Pajak Badan, termasuk

Koperasi, yang Usaha Pokoknya melakukan Transaksi Pengalihan Hak

atas Tanah dan/atau Bangunan, ditetapkan pada tanggal 25 Mei 2009

Page 72: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

53

menyebutkan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pelaksanaan ketentuan Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut

adalah sebagai berikut :

a) Wajib Pajak Badan, termasuk koperasi, yang usaha pokoknya

melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau

bangunan:

(1) melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

sebelum tanggal 1 Januari 2009 dan atas pengalihan hak

tersebut belum dibuatkan akta, keputusan, perjanjian,

kesepakatan, atau risalah lelang oleh pejabat yang

berwenang; dan

(2) penghasilan atas pengalihan hak telah dilaporkan dalam

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun

pajak yang bersangkutan dan Pajak Penghasilan atas

penghasilan tersebut telah dilunasi,

Atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau

bangunan yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud

pada huruf a tidak dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang

Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun

1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan

dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan yang

dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas Pembayaran Pajak

Page 73: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

54

Penghasilan yang bersifat final. Untuk memperoleh Surat

Keterangan Bebas Pembayaran Pajak Penghasilan yang bersifat

final Wajib Pajak harus mengajukan surat permohonan ke

Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak yang bersangkutan

terdaftar yang dilampiri dengan daftar tanah dan/atau bangunan

yang penghasilan atas pengalihannya telah dilaporkan dalam

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

L. Perlakuan Pajak Penghasilan Usaha Koperasi Secara Umum

Harian Suara Merdeka menyatakan bahwa Wajib Pajak badan koperasi

dalam menghitung Sisa Hasil Usaha atau Penghasilan Kena Pajak atas usaha

koperasi harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam

menghitung Penghasilan Kena Pajak. Adapun hal-hal yang harus dipahami

sebelum menentukan jumlah pajak penghasilan yang terutang, antara lain :

1. Semua penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan

pasal 4 ayat (1) UU RI No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

yaitu penghasilan sebagai objek pajak penghasilan kecuali yang diatur

dalam pasal 4 ayat (3), yaitu yang tidak termasuk sebagai objek Pajak

Penghasilan.

2. Dalam menghitung Harga Pokok Penjualan, persediaan secara fiskal

adalah persediaan dan penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan

yang dilakukan secara rata-rata, atau dengan cara mendahulukan

penyediaan yang diperoleh pertama.

Page 74: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

55

3. Dalam menghitung biaya diatur dalam pasal 9 ayat (1) UU RI No. 36

tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yaitu terdapat biaya-biaya atau

pengeluaran yang tidak boleh mengurangi penghasilan bruto.

4. Pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi yang diatur dalam pasal

11 atau 11A UU RI No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

5. Peraturan-peraturan Perpajakan lainnya yang mengatur perlakuan PPh

secara umum maupun yang mengatur pengenaan PPh atas usaha

koperasi.

Page 75: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yakni penelitian

terhadap suatu data dengan mengambil beberapa elemen kemudian masing-

masing elemen tersebut dianalisis selanjutnya menjadi kesimpulan.

Kesimpulan yang diambil hanya berlaku atau terbatas pada Koperasi yang

diteliti.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 1 bulan, yaitu dimulai pada

bulan Mei-Juni 2010.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada badan usaha yang berbentuk koperasi, yaitu

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan,

Bantul.

Page 76: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

57

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Wajib Pajak badan Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru dalam menghitung pajak penghasilan

terutangnya.

2. Objek Penelitian

a) Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak

Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tahun 2009.

b) Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tahun

2009.

E. Data Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran umum Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru, maka data yang diperlukan adalah :

a) Sejarah berdirinya Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

b) Sistem pembagian Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru

c) Usaha yang dijalankan oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

d) Struktur organisasi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

e) Sifat keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

f) Modal Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

2. Untuk mengetahui cara penghitungan besarnya pajak penghasilan yang

terutang Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru, maka data yang

Page 77: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

58

diperlukan adalah SPT tahunan pajak penghasilan tahun 2009 Wajib

Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dan laporan

Keuangan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru pada tahun 2009.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara yakni melakukan tanya jawab dengan pengurus atau

karyawan bagian keuangan yang mengurusi masalah perpajakan dan

penyusun laporan keuangan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yakni teknik pengumpulan data dengan mengambil data

dan melihat SPT tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak Badan

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dan Laporan Keuangan Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru.

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Deskriptif

Teknik deskriptif yaitu menganalisis data dengan menyajikan

data yang diperoleh di lapangan yang diharapkan mampu

menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Adapun

langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan menganalisis data tanpa

menggunakan perhitungan angka tetapi berdasarkan teori yang ada :

Page 78: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

59

Langkah yang ditempuh untuk mengetahui apakah

penghitungan besarnya pajak penghasilan Wajib Pajak badan Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai dengan peraturan perpajakan

yang berlaku, yaitu dengan cara menganalisis terlebih dahulu

perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya menurut Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) dan menurut Undang-Undang Republik

Indonesia No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan ditambah

dengan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan

Direktur Jendral Pajak, Surat Edaran Direktur Jendral Pajak. Langkah

yang ditempuh dengan cara menganalisis laporan keuangan Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru, apakah perlakuan penghasilan dan biaya

serta tata cara penghitungannya sudah sesuai dengan peraturan-

peraturan yang ada, yang kemudian dibuat penyesuaian fiskalnya

dengan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Hal ini perlu dilakukan agar

peneliti dapat mengetahui perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya

antara akuntansi yang berdasar pada SAK dan fiskal yang berdasar

pada peraturan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan. Dari analisis ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru menghitung pajak

penghasilannya sesuai atau tidak dengan Undang-Undang No.36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Page 79: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

60

2. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif yakni teknik untuk menganalisis data dengan

menggunakan perhitungan angka. Teknik ini digunakan untuk

menganalisis permasalahan di atas. Adapun langkah yang ditempuh

untuk mengetahui apakah penghitungan besarnya pajak penghasilan

Wajib Pajak badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sudah sesuai

dengan peraturan perpajakan yang berlaku, yaitu :

a. Langkah I

Langkah pertama yang dilakukan yaitu peneliti melakukan

penyesuaian fiskal atas Laporan Rugi Laba dari temuan analisis

peneliti yang berkaitan dengan perbedaan perlakuan penghasilan

dan biaya berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan dan ditambah dengan Peraturan Pemerintah,

Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jendral Pajak,

Surat Edaran Direktur Jendral Pajak. Kemudian hasil perbedaan

tersebut dimasukkan dalam sebuah tabel penyesuaian fiskal.

b. Langkah II

Langkah kedua yang ditempuh setelah langkah pertama dilakukan

maka akan diperoleh Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru menurut akuntansi dan menurut fiskal, yang disebut

Penghasilan Kena Pajak. Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan

tarif Wajib Pajak Badan pasal 17 ayat 1(b) Undang-Undang No. 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yaitu 28%. Menurut pasal

Page 80: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

61

31E Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan, apabila Wajib Pajak Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru memiliki peredaran bruto sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) maka mendapat

fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif Wajib

Pajak Badan pasal 17 ayat 1(b) yang dikenakan atas Penghasilan

Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp

4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

Kemudian akan diperoleh jumlah pajak terutang yang harus

dibayar oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru.

c. Langkah III

Kesimpulan dapat ditarik dari hasil Evaluasi Penghitungan Pajak

Penghasilan Terutang Bagi Wajib Pajak Badan Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru yaitu apabila dalam menghitung jumlah

pajak terutang koperasi sudah memperlakukan penghasilan dan

biaya yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi sesuai dengan

Undang-Undang RI No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan

dan ketentuan umum peraturan perundang-undangan perpajakan,

maka dapat disimpulkan bahwa koperasi tersebut sudah sesuai

dalam menentukan jumlah pajak terutangnya.

Page 81: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

62

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru

Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru atas kuasa rapat dibentuk pada

tanggal 17 Oktober 1985, yang diberi kuasa oleh rapat untuk

menandatangani akta pendirian ini adalah Insinyur Soendoro

Praptokoesoemo (karyawan), Soecipto Bachelor of Sciences (karyawan),

Drs. Soepomo Prodjoharjono (karyawan), Ny. Musdjati Dinusatama

(karyawati), Antonius Harsoyo (karyawan). Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru ini berkedudukan di Pabrik Gula Madukismo desa Padokan, kelurahan

Tirtonirmolo, kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul. Keanggotaan Koperasi

ini terdiri dari karyawan pabrik gula PT. Madu Baru dan pensiunan. Pada

awalnya anggota Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru berjumlah ± 500

orang, dengan modal berjumlah Rp 5.000.000,00. Koperasi “Bina Usaha”

PT. Madu Baru berazaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan, sehingga

dalam menetapkan suatu keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.

Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru bertujuan mengembangkan usaha

untuk memenuhi kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan

daerah kerja pada umumnya dalam rangka mewujudkan terlaksananya

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pada awalnya unit usaha Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru hanya

melayani kebutuhan anggota sehari-hari, kemudian meningkat ke unit

Page 82: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

63

simpan pinjam. Pada tanggal 9 April 1986 Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu

Baru telah berbadan hukum dengan No. 1397/BH/1986. Unit usaha koperasi

meningkat menjadi 4 macam, yaitu pertokoan, logistik (beras dan gula),

simpan pinjam dan barang titipan.

Pada tahun 1988 unit usaha Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru

bertambah lagi satu barang inventaris yaitu barang yang bernilai lebih dari

Rp 100.000,00 yaitu meliputi mebeler (meja, kursi, difan, bufet, dll.),

elektronik (TV, lemari es, mesin cuci, dll.), sepeda motor, sepeda. Usaha

yang dijalankan Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru banyak

memperoleh keuntungan, pengurus pun lebih meningkatkan usahanya serta

koperasi memperoleh tambahan modal dari pinjaman Bank Bukopin sebesar

Rp 25.000.000,00.

Tahun 1989 unit usaha koperasi bertambah lagi yaitu satu kapling tanah,

hingga pada tahun 1994 Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu baru memiliki

146 kapling. Atas kerja keras pengurus dengan dibantu karyawan dan

karyawati dan kesadaran anggota yang tinggi, maka Koperasi “Bina Usaha”

PT. Madu Baru pada tahun 1991 mendapat juara I lomba Koperasi non KUD

tingkat Kabupaten Bantul. Dengan mendapatkan prestasi tersebut, pada

tanggal 21 Februari 1991 Dewan Komisaris PT. Madu Baru menghibahkan

gedung yang dulu masih berstatus milik perusahaan menjadi milik Koperasi

“Bina Usaha” PT. Madu Baru secara penuh.

Tahun 1993 Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru telah meraih juara

terbaik II tingkat propinsi dalam rangka lomba penilaian koperasi terbaik,

Page 83: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

64

teladan, dan teladan utama. Usaha yang dijalankan Koperasi “Bina Usaha”

PT. Madu Baru semakin lama semakin meningkat. Pada awal tahun

pendirian yaitu tahun 1984, SHU Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu baru

hanya memperoleh Rp 1.544.833,23 dengan jumlah anggota ± 500 orang,

sedangkan pada tahun 2009 ini telah memperoleh SHU Rp 78.980.852.05

dengan anggota berjumlah 846 orang. Oleh sebab itu Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kopersai (DISPERINDAGKOP) Bantul memberi

klasifikasi predikat “Sangat Sehat” dengan nilai 86,16.

B. Modal Koperasi

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru mempunyai modal perusahaan

tidak tetap yang diperoleh dari uang simpanan pokok, uang simpanan wajib,

uang simpanan sukarela yang merupakan deposito, uang pinjaman dan

penerimaan yang sah. Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada

Koperasi, simpanan pokok sejumlah Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah).

C. Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)

1. Sisa Hasil Usaha (SHU) yaitu pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

suatu tahun buku dikurangi dengan penyusutan nilai barang dan segala

biaya yang dikeluarkan dalam tahun buku itu. SHU Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru terdiri atas 2 bagian :

a. yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota

koperasi.

Page 84: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

65

b. yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan

anggota koperasi.

2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk

anggota dibagi sebagai berikut :

a. 25% untuk cadangan

b. 25% untuk anggota menurut perbandingan jasanya dalam usaha

koperasi untuk memperoleh sisa pendapatan perusahaan

c. 20% untuk anggota menurut perbandingan simpanannya, dengan

ketentuan tidak melebihi suku bunga yang berlaku pada bank-bank

pemerintah

d. 10% untuk dana pengurus

e. 5% untuk dana kesejahteraan pegawai

f. 5% untuk dana pendidikan koperasi

g. 5% untuk dana pembangunan daerah kerja

h. 5% untuk dana sosial

3. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk

pihak bukan anggota dibagi sebagai berikut :

a. 40% untuk cadangan

b. 10% untuk dana pengurus

c. 10% untuk dana pegawai

d. 20% untuk dana pendidikan koperasi

e. 10% untuk dana sosial

f. 10% untuk dana pembentukan daerah kerja

Page 85: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

66

Pada tahun 2009 ini Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru adalah sebesar Rp 78.980.852,05 dan SHU

setelah pajak sebesar Rp 67.923.571,45.

D. Bidang Usaha Koperasi

Adapun usaha-usaha yang dijalankan oleh Koperasi “Bina Usaha” PT.

Madu baru antara lain :

1. Usaha Simpan Pinjam

Usaha ini dilakukan oleh Koperasi “Bina Usaha” PT. Madu Baru

dengan cara memberikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi

melayani pemberian pinjaman dari tanggal 15 ditutup tanggal 25 bulan

yang bersangkutan kemudian dibayarkan pada akhir bulan.

2. Usaha Pertokoan

Usaha pertokoan ini oleh pengurus selalu diusahakan penambahan

jenis atau macam barang kebutuhan anggota koperasi sesuai dengan

permintaan anggota dan kemampuan keuangan koperasi.

3. Usaha Pengadaan Beras dan Gula

Usaha ini meliputi pelayanan penjualan beras dan pelayanan gula

catu kepada para anggota. Koperasi juga membeli dan menjual gula yang

berasal dari para karyawan pabrik maupun dari pihak luar (misal gula

milik petani/KUD)

Page 86: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

67

4. Usaha Pemberian Kredit Investasi

Usaha ini meliputi pelayanan pemberian kredit barang investasi

kepada anggota. Pelayanan mengenai kredit barang investasi biasanya

anggota langsung pinjam uang pada koperasi atau ganti nota untuk

membeli barang investasi menurut kebutuhan anggota yang

bersangkutan, antara lain tanah, renovasi rumah, televisi, radio, tape

record, sepeda motor, sepeda, mebeler, komputer, HP, dll atau langsung

ke toko yang ditunjuk koperasi sebagai rekanan.

5. Mengusahakan Tambahan Modal dari Simpanan Deposito Anggota

Usaha ini dilakukan dengan cara menggalakan simpanan

berjangka/deposito/sukarela dari anggota lewat potong gaji tiap bulannya

dan menerima simpanan secara tunai/kas dengan diberi bunga

disesuaikan setara dengan bunga bank 9% per tahun.

6. Menyewakan Meja, Kursi, Taplak, Tenda, dan Kendaraan Truck

Usaha ini meliputi penyewaan meja, kursi, taplak, tenda, dan

kendaraan truck kepada anggota maupun bukan anggota dengan

penerapan tarif sewa yang berbeda antara anggota dan non anggota.

7. Melayani Perpanjangan SIM / STNK

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru membuka usaha jasa

perpanjangan SIM / STNK atau balik nama kendaraan untuk wilayah

Sleman, Yogyakarta, dan Bantul. Pelayanan ini diadakan untuk

meringankan beban anggota dan untuk mengurangi ijin keluar karyawan

PT. Madu Baru.

Page 87: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

68

8. Ikut Menangani Tenaga Borong Perusahaan

Untuk menambah hasil usaha Koperasi Bina Usaha dan atas ijin dari

Bapak Direktur PT. Madu Baru, koperasi ikut menangani borong tenaga

perbaikan atau pemeliharaan alat-alat pabrik PT. Madu Baru.

9. Menyediakan Tanah Kapling untuk Anggota

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru memberikan pinjaman kepada

anggota yang berusaha di bidang tanaman tebu.

10. Memberikan pinjaman modal kerja bagi anggota yang berusaha dalam

bidang penanaman tebu.

11. Melanjutkan usaha dengan menanam tebu sebagai wujud partisipasi

penyediaan bahan baku untuk perusahaan.

E. Struktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Karyawan Unit

Simpan Pinjam

Karyawan Unit

Pinjaman Barang

Investasi

Karyawan Unit

Warung Koperasi

Rapat Anggota

Badan Pemeriksa

Pengurus

Manager

Karyawan Unit

Penagihan/Pemegang

Kas

Karyawan Unit

Administrasi Pembukuan

Page 88: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

69

Penjelasan Struktur Organisasi

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru. Rapat Anggota yang diadakan sekurang-kurangnya 1/5 dari

jumlah anggota, jika anggota yang hadir kurang dari 1/5 jumlah anggota

koperasi maka dapat ditawarkan kepada anggota yang hadir bahwa rapat

anggota tersebut sah untuk dilaksanakan atau dibatalkan. Rapat anggota

diadakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 tahun.

2. Pengurus

Pengurus koperasi adalah orang-orang yang dipilih dari dan oleh anggota

dalam Rapat Anggota yang bertugas atau berkewajiban memimpin koperasi,

melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan-

keputusan dalam Rapat Anggota. Pengurus Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru mempunyai jabatan paling lama 3 tahun, dapat dipilih kembali atas

keputusan Rapat Anggota. Pengurus Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ini

berjumlah 5 orang yang terdiri dari :

a. Ketua I : Suharto

b. Ketua II : A. Harsoyo

c. Sekretaris : Dasuki

d. Bendahara I : FX. Dullah W, SE

e. Bendahara II : Dwi Aryanti

Page 89: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

70

3. Manager

Manager adalah orang yang dipilih oleh pengurus untuk mengkoordinir

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya di koperasi. Manager Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru ini adalah Hastarini yang diangkat dengan surat

penetapan dari pengurus No.05/KOPBU/I/1997.

4. Karyawan

Karyawan adalah orang-orang yang diangkat dengan surat keputusan yang

dibuat oleh pengurus untuk melaksanakan tugas-tugas yang ada di koperasi

baik administrasi maupun pembukuan. Karyawan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru ini terdiri dari 8 orang yaitu :

a. Ariswan Sunaryanto

b. Sagiman

c. Sutiyana Suripto

d. Agus Suryanto

e. Ucik Prawesti

f. Eva Rias Utami

g. Vicky Veranita

h. Sukiman

5. Badan Pemeriksa/Pengawas

Badan pemeriksa adalah orang-orang yang dipilih dari dan oleh anggota yang

bertugas mengadakan pemeriksaan pada koperasi sekurang-kurangnya 3 bulan

sekali. Pemeriksaan meliputi surat berharga, persediaan barang, alat

perlengkapan, serta mengenai kebenaran pembukuan dan kebijaksanaan

Page 90: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

71

pengurus dalam menyelenggarakan organisasi koperasi. Badan Pemeriksa ini

dipilih sekurang-kurangnya 3 orang anggota koperasi yang tidak termasuk

golongan pengurus dengan masa jabatan 3 tahun. Badan pengawas Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru ini terdiri dari :

a. Ketua : Paiman

b. Anggota : Gatot Wibowo dan Jemiko

F. Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Anggota dari Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru ini terdiri

dari para karyawan dan pensiunan PT. Madu Baru. Pada tahun 2009 ini

jumlah anggota koperasi ada 846 orang yang terdiri :

Tabel IV.1 Keanggotaan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Uraian Jumlah Pria Jumlah Wanita Total Per 31 Desember 2008 801 34 835 Penambahan tahun 2009 21 1 22 Jumlah 822 35 857 Keluar tahun 2009 11 11 Jumlah per 31 Desember 2009 811 35 846 Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

G. Kebijakan Akuntansi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

1. Pendapatan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Macam-macam pendapatan yang terdapat pada Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru antara lain laba penjualan barang, bunga simpan

pinjam, pendapatan lain-lain, pendapatan jasa. Pada tahun 2009 ini

jumlah pendapatan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru terkumpul Rp

1.300.409.721,02

Page 91: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

72

2. Beban Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Adapun beban atau biaya-biaya yang terdapat pada Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru antara lain biaya gaji dan tunjangan, biaya

kantor, biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya penyusutan, biaya

penjualan, biaya diklat dan latihan, biaya pemeliharaan kendaraan.

Pada tahun 2009 ini biaya yang dikeluarkan oleh Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru adalah sejumlah Rp 1.221.428.868,97

3. Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru memiliki aktiva tetap yang

tergolong pada jenis harta berwujud kelompok 1 dan kelompok 2 serta

kelompok bangunan permanen. Harta berwujud yang tergolong dalam

kelompok 1 memiliki harga perolehan sebesar Rp 93.598.000,00 dan

yang tergolong dalam kelompok 2 harga perolehannya sebesar Rp

291.957.225,00. Sedangkan yang tergolong dalam kelompok bangunan

permanen harga perolehannya sebesar Rp 78.951.675,00. Aktiva tetap

yang dimiliki oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tersebut untuk

kepentingan komersial disusutkan berdasarkan metode garis lurus,

sedangkan untuk kepentingan fiskal disusutkan menggunakan metode

saldo menurun. Khusus untuk harta berwujud berupa bangunan hanya

bisa disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus.

Page 92: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

73

4. Kebijakan-Kebijakan yang Lain Tentang Ketenagakerjaan dan Usaha Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Manajer dan karyawan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru diangkat

dengan surat penetapan dari pengurus No. 05/KOPBU/I/1997. Karyawan

memiliki gaji tetap dengan gaji tertinggi sebesar Rp 873.500,00 dan gaji

terendah sebesar Rp 707.000,00. Karyawan mendapatkan uang pengobatan

Rp 75.000,00 per orang per bulannya dan memiliki hak beli gula pasir 5

kg per bulan dengan harga kontrak serta mendapat Tunjangan Hari Raya

(THR) sebesar gaji per bulan. Sedangkan dalam bidang usaha pengurus

memiliki beberapa kebijakan antara lain :

a. Mengutamakan pelayanan anggota dengan memberikan tingkat

harga yang bersaing dengan harga pasar.

b. Memberikan kredit simpan pinjam bagi keperluan anggota dengan

beban bunga sebesar 1,25% per bulan atau 15% per tahun.

Pemberian pinjaman secara selektif dan melihat kemampuan

anggota.

c. Kredit barang investasi kepada anggota dengan kebijaksanaan

dinilai masuk peminjaman uang dengan bunga seperti halnya

simpan pinjam.

d. Usaha barang konsumsi atau beras dijual dengan harga yang dapat

bersaing dengan harga pasar, sehingga keuntungan dari barang

konsumsi bervariasi. Sistem pembayaran dapat kontan ataupun

pemotongan gaji pada bulan berikutnya.

Page 93: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

74

5. Perpajakan

Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru merupakan suatu badan yang

berbentuk koperasi. Di dalam pasal 2 UU RI No.36 tahun 2008 tentang

subjek pajak menyebutkan bahwa badan adalah salah satu yang menjadi

subjek pajak. Penjelasan Pasal 2 ayat 2 UU RI No.36 tahun 2008 juga

menyebutkan bahwa subjek pajak badan dalam negeri menjadi Wajib

Pajak sejak saat didirikan, atau bertempat kedudukan di Indonesia. Wajib

Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib

mendaftarkan diri dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP). Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru resmi terdaftar sebagai

wajib pajak badan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Yogyakarta dengan

NPWP yang diberikan adalah 01.435.748.7.541.000.

6. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan badan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru tahun 2009 disampaikan pada tanggal 05 Maret 2010 dengan

jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) tahun 2009 adalah Rp

78.980.852,00 sehingga jumlah Pajak Penghasilan (PPh) yang terutang

adalah Rp 11.057.280,00 dan jumlah angsuran PPh pasal 25 tahun 2009

sebesar Rp 921.440,00.

Page 94: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

75

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Badan merupakan sarana yang digunakan oleh Wajib Pajak Badan dalam

melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak penghasilan badan yang

terutang menurut ketentuan peraturan perpajakan. Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru dalam menyampaikan penghitungan dan pembayaran pajaknya

telah menggunakan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan

1771. Di dalam SPT Tahunan tersebut Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

juga melampirkan lampiran-lampiran 1771-I hingga 1771-VI beserta

Laporan Keuangan berupa Neraca Komparative dan Laporan Rugi Laba,

Daftar Penyusutan dan Amortisasi Fiskal serta Daftar Persediaan Barang.

Dalam mengisi SPT Tahunan Wajib Pajak Badan harus dilakukan dengan

teliti agar Wajib Pajak Badan tidak terkena sanksi, terlebih dalam

menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang. Penghasilan Kena

Pajak (PKP) yang dihasilkan oleh Koperasi Bina Usaha akan menentukan

besarnya jumlah pajak penghasilan yang terutang. Semakin besar PKP yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah pajak terutang yang

dibayarkan, dan jika PKP yang dihasilkan semakin kecil maka pajak

terutang yang dibayarkan akan semakin kecil juga.

Page 95: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

76

Berikut ini adalah data-data yang diperoleh dari Koperasi Bina Usaha PT

Madu Baru yang bertujuan untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh

penulis:

Page 96: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

77

Gambar 5.1 Neraca Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

NERACA Per 31 Desember 2009

AKTIVA 2009 PASSIVA 2009 Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas Rp336.725.008,37 Simpanan Berjangka Anggota Rp1.415.770.008,18

Simpanan di Bank Rp257.391.608,62 Hutang Liveransir Rp49.709.277,91

Piutang Anggota Rp119.991.050,68 Hutang Pajak Rp11.057.280,60

Piutang Non Anggota Rp110.381.951,30 Cad. Dana Pembangunan Daker Rp4.962.135,40

Pajak Dibayar dimuka Rp7.480.750,00 Cad. Dana Pendidikan Rp3.870.054,79

Piutang Simpan Pinjam Rp4.770.399.106,89 Cad. Dana Sosial Rp26.311,97 Dana Penghapusan Piutang Rp-500.000,00 Cad. Dana Pengurus Rp21.428,77

Uang Tanggungan Rp5.736.050,00 Cad. Dana Pegawai Rp50.198,18

Biaya Dibayar Dimuka Rp19.142.039,00 Biaya YMH Dibayar Rp254.120.114,51

Pendapatan YMA diterima Rp0,00 Cad. Pendukung Usaha Rp115.170,25 Persediaan Barang Dagangan Rp95.727.554,00 Simpanan Suka Rela Rp81.687.016,96

Uang Muka Pembelian Rp255.579.600,30 Hutang Lain-lain Rp17.965.220,00

Jumlah aktiva lancar Rp5.978.054.719,16 Jumlah hutang jangka pendek Rp1.839.354.217,52

Penyertaan Hutang jangka panjang Penyertaan pada Koperasi Pusat Rp546.100,00 Hutang Bank Rp2.139.109.448,00

Simp. Koperasi Jasa Audit /KJA Rp885.500,00 Jumlah hutang jangka panjang Rp2.139.109.448,00

Simpanan di PUSKOPKAR Rp1.505.470,27 Simpanan di GKPN.RI Rp9.139.980,00 Modal Jumlah investasi jangka panjang Rp12.077.050,27 Simpanan Pokok Rp84.075.000,00

Simpanan Wajib Rp1.206.941.150,00

Simpanan Hari Tua Rp420.674.650,00

Aktiva tetap Simpanan HUT Koperasi Rp52.672.500,00 Investasi Ged. dan Bangunan Rp78.951.675,00 Simpanan Wajib Pinjam Rp116.044.662,80

Investasi Kendaraan Rp109.965.050,00 Cad. Resiko Piutang Rp17.406.250,00

Investasi Kantor Rp294.586.175,00 Modal / Donasi / Subsidi Rp32.115.082,00

Rp483.502.900,00 Sisa Hasil Usaha (SHU) Rp67.923.571,45 Akumulasi Peyusutan Inventaris Rp294.731.649,67 SHU Tidak Dibagi Rp1.064.468,90 Jumlah aktiva tetap Rp188.771.250,33 Cadangan Rp201.522.019,09

Jumlah modal Rp2.200.439.354,24

Jumlah Aktiva Rp6.178.903.019,76 Jumlah Passiva Rp6.178.903.019,76 Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Page 97: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

78

Penjelasan tiap-tiap pos yang ada dalam Neraca per 31 Desember 2009

Koperasi Bina Usaha PT. Madu baru :

1. Kas Rp 336.725.008,37

Saldo awal 2009 Rp 303.676.861,08

Pemasukan tahun 2009 Rp 15.753.839.139,96

Rp 16.057.516.001,04

Pengeluaran tahun 2009 Rp 15.720.790.992,67

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 336.725.008,37

2. Simpanan di Bank Rp 257.391.608,62

Saldo awal 2009 Rp 453.698.356,73

Pemasukan tahun 2009 Rp 2.689.213.228,60

Rp 3.142.911.585,33

Pengeluaran tahun 2009 Rp 2.885.519.976,71

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 257.391.608,62

3. Piutang Anggota Rp 119.991.050,68

Saldo awal 2009 Rp 131.697.216,06

Penambahan piutang tahun 2009 Rp 482.959.108,00

Rp 614.656.324,06

Penerimaan/angsuran tahun 2009 Rp 494.665.273,38

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 119.991.050,68

Page 98: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

79

4. Piutang Non Anggota Rp 110.381.951,30

Saldo awal 2009 Rp 128.107.009,51

Penambahan piutang tahun 2009 Rp 355.647.429,21

Rp 483.754.438,72

Penerimaan/angsuran tahun 2009 Rp 365.891.737,42

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 110.381.951,30

5. Pajak dibayar di muka Rp 7.480.750,00

Jumlah tersebut merupakan saldo pajak dibayar di muka per 31 Desember

2009.

6. Piutang Simpan Pinjam Rp 4.770.399.106,89

Saldo awal 2009 Rp 5.178.041.409,19

Penambahan piutang tahun 2009 Rp 4.438.212.704,50

Rp 9.616.254.113,69

Penerimaan/angsuran tahun 2009 Rp 4.845.855.006,80

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 4.770.399.106,89

7. Dana Penghapusan Piutang Rp 500.000,00

Jumlah tersebut merupakan saldo dana penghapusan piutang per 31

Desember 2009. Cadangan ini untuk mengantisipasi bila ada pinjaman

yang tak tertagih.

8. Uang Tanggungan Rp 5.736.050,00

Jumlah tersebut merupakan saldo uang tanggungan per 31 Desember 2009.

Uang tanggungan tersebut untuk jaminan botol Coca Cola, air mineral, dan

tabung gas elpiji.

Page 99: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

80

9. Biaya Dibayar Di Muka Rp 19.142.039,00

Jumlah tersebut merupakan saldo biaya dibayar di muka per 31 Desember

2009.

10. Persediaan Barang Dagangan Rp 95.727.554,00

Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan barang dagangan per 31

Desember 2009 dengan rincian sebagai berikut :

Beras Rp 7.235.800,00

Konsumsi Rp 88.491.754,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 95.727.554,00

11. Uang Muka Pembelian Rp 255.579.600,30

Jumlah tersebut merupakan saldo uang muka pembelian per 31 Desember

2009. Uang muka ini timbul karena adanya pinjaman dinas pengurus dan

karyawan untuk keperluan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru.

12. Penyertaan Rp 12.077.050,27

Jumlah tersebut merupakan saldo penyertaan per 31 Desember 2009 yang

terdiri dari :

Penyertaan pada Koperasi Pusat, Yogyakarta Rp 546.100,00

Koperasi Jasa Audit / KJA, Yogyakarta Rp 885.500,00

Penyertaan di PUSKOPKAR, Yogyakarta Rp 1.505.470,27

Penyertaan di GKPN-RI, DIY Rp 9.139.980,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 12.077.050,27

Page 100: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

81

13. Aktiva Tetap Rp 188.771.250,33

Jumlah tersebut merupakan saldo aktiva tetap Koperasi bina Usaha PT.

Madu Baru per 31 Desember 2009 dengan rincian sebagai berikut :

Gedung dan Bangunan Rp 78.951.675,00

Kendaraan Rp 109.965.050,00

Kantor Rp 294.586.175,00

Rp 483.502.900,00

Akumulasi penyusutan Rp 294.731.649,67

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 188.771.250,33

14. Simpanan Berjangka Anggota Rp 1.415.770.008,18

Saldo awal 2009 Rp 1.504.814.337,86

Pemasukan tahun 2009 Rp 714.539.415,52

Rp 2.219.353.753,38

Pengeluaran tahun 2009 Rp 803.583.745,20

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 1.415.770.008,18

Page 101: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

82

15. Hutang Liveransir Rp 49.709.277,91

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang liveransir per 31 Desember 2009

dengan rincian sebagai berikut :

Gula Rp 7.052.500,00

Kawat Las Rp 20.325.000,00

PT. Gunung Subur Rp 1.912.000,00

PT. Yudha Hutama Rp 2.195.569,01

Oly Bambang Rp 1.018.000,00

PT. Progo Rp 3.973.708,90

Beras Rp 13.232.500,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 49.709.277,91

16. Hutang Pajak Rp 11.057.280,60

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang pajak per 31 Desember 2009 atas

PPh pasal 25 tahun 2009.

17. Cadangan Dana Pembangunan Daerah Kerja Rp 4.962.135,40

Saldo awal 2009 Rp 4.603.235,40

Pemasukan tahun 2009 Rp 1.700.000,00

Rp 6.303.235,40

Pengeluaran tahun 2009 Rp 1.341.100,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 4.962.135,40

Page 102: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

83

18. Cadangan Dana Pendidikan Rp 3.870.054,79

Saldo awal 2009 Rp 3.617.254,79

Pemasukan tahun 2009 Rp 3.700.000,00

Rp 7.317.254,79

Pengeluaran tahun 2009 dengan rincian :

Biaya siswa anak anggota yang berprestasi Rp 2.350.000,00

Pelatihan perpajakan dan koperasi Rp 370.000,00

Sumbangan kegiatan latihan ke berbagai instansi Rp 417.200,00

Kegiatan lain Rp 310.000,00

Total pengeluaran tahun 2009 Rp 3.447.200,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 3.870.054,79

19. Cadangan Dana Sosial Rp 26.311,97

Saldo awal 2009 Rp 32.311,97

Pemasukan tahun 2009 Rp 1.700.000,00

Rp 1.732.311,97

Pengeluaran tahun 2009 dengan rincian :

Uang duka cita anggota koperasi Rp 1.350.000,00

Sumbangan ke berbagai organisasi panti Rp 95.000,00

Kegiatan keagamaan Rp 35.000,00

Sumbangan ke berbagai organisasi sosial Rp 226.000,00

Total pengeluaran tahun 2009 Rp 1.706.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 26.311,97

Page 103: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

84

20. Cadangan Dana Pengurus Rp 21.428,77

Saldo awal 2009 Rp 21.428,77

Pemasukan tahun 2009 Rp 6.800.000,00

Rp 6.821.428,77

Pengeluaran tahun 2009 Rp 6.800.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 21.428,77

21. Cadangan Dana Pegawai Rp 50.198,18

Saldo awal tahun 2009 Rp 50.198,18

Pemasukan tahun 2009 Rp 5.100.000,00

Rp 5.150.198,18

Pengeluaran tahun 2009 Rp 5.100.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 50.198,18

22. Biaya Yang Masih Harus Dibayar Rp 254.120.114,51

Jumlah tersebut merupakan saldo biaya yang masih harus dibayar per 31

Desember 2009.

23. Cadangan Pendukung Usaha Rp 115.170,25

Jumlah tersebut merupakan uang transport dari pengangkutan barang ke

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru selama tahun 2009.

Page 104: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

85

24. Simpanan Sukarela Rp 81.687.016,96

Saldo awal 2009 Rp 68.530.021,70

Pemasukan tahun 2009 Rp 113.341.815,54

Rp 181.871.837,24

Pengeluaran tahun 2009 Rp 100.184.820,28

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 81.687.016,96

25. Hutang Lain-Lain Rp 17.965.220,00

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang lain-lain per 31 Desember 2009

dengan rincian sebagai berikut :

Hutang anggota Rp 5.065.220,00

Pinjaman PKBL Rp 12.900.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 17.965.220,00

26. Hutang Bank Rp 2.139.109.448,00

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang bank per 31 Desember 2009

dengan rincian sebagai berikut :

Bank Bukopin Rp1.387.026.170,00

BPD Cabang Bantul Rp 18.749.950,00

Bank Negara Indonesia Rp 733.333.328,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp2.139.109.448,00

Page 105: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

86

27. Simpanan Pokok Rp 84.075.000,00

Saldo awal 2009 Rp 84.445.800,00

Pemasukan tahun 2009 Rp 1.875.000,00

Rp 86.330.800,00

Pengeluaran tahun 2009 Rp 2.255.800,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 84.075.000,00

28. Simpanan Wajib Rp 1.206.941.150,00

Saldo awal 2009 Rp1.111.732.050,00

Pemasukan tahun 2009 Rp 114.855.000,00

Rp 1.226.587.050,00

Pengeluaran tahun 2009 Rp 19.645.900,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 1.206.941.150,00

Pengeluaran simpanan pokok dan simpanan wajib terjadi atas pengambilan

simpanan anggota yang mengundurkan diri dari koperasi karena pensiun

dan meninggal dunia.

29. Simpanan Hari Tua Rp 420.674.650,00

Saldo awal 2009 Rp 419.457.150,00

Pemasukan tahun 2009 Rp 33.055.000,00

Rp 452.512.150,00

Pengeluaran tahun 2009 Rp 31.837.500,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 420.674.650,00

Page 106: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

87

30. Simpanan HUT Koperasi Rp 52.672.500,00

Saldo awal 2009 Rp 50.187.500,00

Pemasukan tahun 2009 Rp 3.150.000,00

Rp 53.337.500,00

Pengeluran tahun 2009 Rp 665.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 52.672.500,00

Simpanan sejumlah Rp 52.672.500,00 adalah tabungan seluruh anggota

yang disimpan tiap satu tahun sekali yang bertepatan dengan HUT

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru.

31. Simpanan Wajib Pinjam Rp 116.044.662,80

Saldo awal 2009 Rp 92.988.207,80

Pemasukan tahun 2009 Rp 31.947.990,00

Rp 124.936.197,80

Pengeluaran tahun 2009 Rp 8.891.535,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 116.044.662,80

32. Cadangan Resiko Piutang Rp 17.406.250,00

Saldo awal 2009 Rp 15.706.250,00

Pemasukan tahun 2009 Rp 1.700.000,00

Rp 17.406.250,00

Pengeluaran tahun 2009 -

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 17.406.250,00

Page 107: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

88

33. Modal / Donasi / Subsidi Rp 32.115.082,00

Jumlah tersebut merupakan saldo modal/donasi/subsidi per 31 Desember

2009 dengan rincian sebagai berikut :

Dari SHU sebelum berbadan hukum Rp 4.913.194,99

Dari Yayasan Kesejahteraan Karyawan

PG/PS Madukismo Rp 5.000.000,00

Dari subsidi perusahaan Rp 8.188.000,00

Dari hadiah :

a. Juara II Koperasi lain-lain Rp 20.000,00

b. Hasil undian Simpedes Rp434.400,00

c. Juara I tingkat Kabupaten Rp 30.000,00

d. Juara terbaik II tingkat propinsi Rp 50.000,00

e. Juara terbaik tingkat kabupaten Rp 50.000,00

f. Juara Koperasi dalam rangka HUT

Koperasi ke 47 Rp 50.000,00

g. Hadiah terbaik I se Perda Bantuh

tahun 1995 Rp 50.000,00

h. Hadiah terbaik I se Bantul

untuk Kopkar tahun 1996 Rp 50.000,00

Total dari hadiah Rp 734.400,00

Dari simpanan sukarela koperasi Rp 234.780,00

Dari hibahan gedung Kom. P2G Madu Baru PT Rp 10.000.000,00

Dari dana pembinaan industri kecil / koperasi Rp 2.000.000,00

Page 108: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

89

Dari pembulatan pembagian uang SHU 1992 Rp 44.707,01

Hibah / hadiah dari P2G Madu Baru PT. Rp 1.000.000,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 32.115.082,00

34. Sisa Hasil Usaha Rp 67.923.571,45

Jumlah tersebut merupakan Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru masa 1 Januari samapi dengan 31 Desember 2009.

35. Sisa Hasil Usaha Tidak Dibagi Rp 1.064.468,90

Jumlah tersebut merupakan penyisihan Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru selama tahun 2009.

36. Cadangan Rp 201.522.019,09

Cadangan awal Rp 191.381.619,09

Penerimaan SHU tahun 2008 Rp 10.140.400,00

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 201.522.019,09

Page 109: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

90

Gambar 5.2 Laporan Laba Rugi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

LAPORAN LABA RUGI Periode 31 Desember 2009 Partisipasi Anggota B e r a s Rp175.493.000,00 Barang Konsumsi Rp972.271.582,00 Barang Investasi Rp51.891.658,00

Rp1.199.656.240,00Beban Pokok Persediaan Awal Tahun 2009 Rp87.265.733,00 Pembelian : B e r a s Rp179.272.500,00 Barang Konsumsi Rp936.968.406,75 Barang Investasi Rp31.986.100,00

Rp1.148.227.006,75

Rp1.235.492.739,75 Persediaan Akhir Tahun 2009 (Rp95.727.554,00)

(Rp1.139.765.185,75) Laba Kotor Atas Penjualan Barang Rp59.891.054,25 Bunga Simpan Pinjam Rp1.044.276.916,62 Pendapatan Jasa Rp138.261.573

Rp1.242.429.543,87 Partisipasi Netto Anggota Partisipasi Non Anggota Penjualan - Harga Pokok - Laba/Rugi Kotor Non Anggota -

Laba (Rugi) / SHU Kotor Rp1.242.429.543,87 Beban-Beban Beban Pinjaman Rp873.036.623,31 Beban Administrasi dan Umum Gaji Rp100.943.640,00 Kantor Rp169.321.005,20 Pemeliharaan Kendaraan Rp25.846.666,00 Penyusutan Rp31.089.066,75

Page 110: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

91

Gambar 5.2 (Lanjutan) Laporan Laba Rugi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

LAPORAN LABA RUGI Periode 31 Desember 2009

Penjualan

Rp4.737.345,00 Administrasi Bank Rp513.022,71

Jumlah Beban Usaha : Rp332.450.745,66 (Rp1.205.487.368,97) Hasil Usaha Koperasi Rp36.942.174,90 Beban Perkoperasian Diklat dan Latihan (Rp15.941.500,00) SHU Setelah Beban Perkoperasian Rp21.000.674,90 Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pendapatan Lain-lain Rp57.980.177,15 Beban Lain-lain -

Rp57.980.177,15

Sisa Hasil Usaha Rp78.980.852,05 Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Gambar 5.3 Perhitungan PPh Setelah Pajak Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

KOPERASI “BINA USAHA” PT. MADU BARU

Perhitungan PPh Pasal 25 Sisa Hasil Usaha sebelum Pajak Rp 78.980.852,05 Koreksi Positif - Rp 78.980.852,05 Koreksi Negative 0,00 Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp 78.980.852,05 Perhitungan Pajak : 14% Rp 11.057.280,60 Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp 67.923.571,45

Page 111: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

92

Perhitungan PPh Pasal 25 Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

PPh Pasal 25 = 1/12 x Pajak Penghasilan Terutang

= 1/12 x Rp 11.057.280,00

= Rp 921.440,00

Penjelasan tiap-tiap pos dalam Laporan Rugi / Laba Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru per 31 Desember 2009

1. Penjualan Rp 1.199.656.240,00

Jumlah tersebut merupakan penjualan bersih selama tahun 2009 dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel V.1 Penjualan Tahun 2009 Jenis Penjualan Jumlah

Beras Barang Konsumsi Barang Investasi

Rp175.493.000,00 Rp972.271.582,00 Rp51.891.658,00

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

2. Harga Pokok Penjualan Rp 1.139.765.185,75

Jumlah tersebut merupakan harga pokok penjualan selama tahun 2009

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel V.2 Harga Pokok Penjualan Tahun 2009 Keterangan Jumlah

Persediaan awal tahun 2009 Pembelian : Beras Barang Konsumsi Barang Investasi Persediaan akhir tahun 2009 Harga Pokok Penjualan

Rp87.265.733,00 Rp179.272.500,00 Rp936.968.406,75 Rp31.986.100,00 Rp1.148.227.006,75 Rp1.235.492.739,75 Rp95.727.554,00 Rp1.139.765.185,75

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Page 112: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

93

3. Bunga Simpan Pinjam Rp 1.044.276.916,62

Jumlah tersebut merupakan rincian dari pendapatan bunga pinjaman

selama tahun 2009.

4. Pendapatan Jasa Rp 138.261.573,00

Jumlah tersebut merupakan pendapatan jasa Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru dengan rincian sebagai berikut :

Tabel V.3 Pendapatan Jasa Tahun 2009 Jenis Pendapatan Jasa Jumlah

Pendapatan sewa meja / kursi Perpanjangan SIM / STNK Pendapatan sewa kendaraan Pendapatan sewa tenda Borongan Jumlah

Rp34.147.745,00 Rp4.610.000,00

Rp16.072.487,00 Rp17.773.500,00 Rp65.657.841,00 Rp138.261.573,00

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

5. Beban Pinjaman Rp 873.036.623,31

Jumlah tersebut merupakan biaya bunga pinjaman yang diberikan pada

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru selama tahun 2009.

6. Biaya Usaha Rp 332.450.745,66

Jumlah tersebut merupakan biaya usaha yang terjadi selama tahun 2009

dengan rincian sebagai berikut :

Tabel V.4 Biaya Usaha Tahun 2009 Jenis Biaya Usaha Jumlah

Biaya gaji Biaya kantor Biaya pemeliharaan kendaraan Biaya penyusutan Biaya penjualan Biaya administrasi bank Jumlah

Rp100.943.640,00 Rp169.321.005,20,00

Rp25.846.666,00 Rp31.089.066,75 Rp4.737.345,00 Rp513.022,71 Rp332.450.745,66

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Page 113: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

94

7. Beban Perkoperasian (Diklat dan Latihan) Rp 15.941.500,00

Jumlah tersebut merupakan biaya perkoperasian untuk dilkat dan latihan

para pengurus dan karyawan selama tahun 2009.

8. Pendapatan Lain-Lain Rp 57.980.177,15

Jumlah tersebut merupakan pendapatan lain-lain yang diperoleh Koperasi

Bina Usaha PT. Madu Baru selama tahun 2009 dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel V.5 Pendapatan Lain-Lain Tahun 2009 Jenis Pendapatan Lain-Lain Jumlah

Pendapatan bunga bank Sumbangan dari pabrik gula Fee gula Pendapatan sewa gudang Hasil penanaman tebu Discount, jual karung, dll Jumlah

Rp4.226.306,60 Rp450.000,00

Rp18.690.650,00 Rp13.240.000,00 Rp17.676.582,00 Rp3.696.638,55

Rp57.980.177,15 Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

B. Perbedaan Perlakuan Penghasilan dan Biaya Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Laporan keuangan yang disusun oleh wajib pajak badan biasanya

mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan Rugi/Laba

akan menghasilkan jumlah laba yang diterima perusahaan yang

penghitungannya berdasarkan SAK. Besar laba yang dilaporkan dalam

laporan keuangan tersebut akan dikenakan pajak penghasilan. Ada

perbedaan antara penghasilan dan biaya menurut standar akuntansi tidak

diakui atau belum diakui oleh peraturan perpajakan sehingga harus

dilakukan penyesuaian fiskal terhadap laporan keuangan tersebut sesuai

Page 114: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

95

dengan peraturan perpajakkan. Penyesuaian fiskal yang dilakukan akan

mempengaruhi besar laba yang telah dihitung oleh wajib pajak badan

sebelumnya. Besar laba yang berasal dari hasil penyesuaian fiskal akan

dikenakan tarif pajak penghasilan dan dilaporkan dalam Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan wajib pajak badan sebagai pajak penghasilan

terutang. Berdasarkan pada metode penelitian untuk rumusan masalah

pertama, maka penulis menganalisis perbedaan perlakuan penghasilan dan

biaya menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan peraturan

perpajakan yang berlaku yaitu UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan seperti dibawah ini:

Tabel V.6 Pengelompokkan Penghasilan dan Biaya Menurut Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Berdasarkan Laporan Rugi Laba Per 31 Desember 2009

Keterangan Jumlah Penghasilan : Laba Kotor atas Penjualan Barang Pendapatan Bunga Simpan Pinjam Pendapatan Jasa Pendapatan Lain-Lain Biaya-Biaya/Beban : Beban Bunga/Pinjaman Biaya Gaji Biaya Kantor Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Penyusutan Biaya Penjualan Biaya Administrasi Bank Biaya Diklat dan Latihan

Rp59.891.054,25

Rp1.044.276.916,62 Rp138.261.573,00 Rp57.980.177,15

Rp873.036.623,31 Rp100.943.640

Rp169.321.005,20 Rp25.846.666,00 Rp31.089.066,75 Rp4.737.345,00 Rp513.022,71 Rp15.941.500,00

Sumber : Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Page 115: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

96

1. Laba Kotor atas Penjualan Barang

Laba kotor atas penjualan barang yang diperoleh Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru meliputi laba atas penjualan beras, barang

konsumsi dan barang investasi. Dalam peraturan perpajakan Undang-

Undang RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, laba

penjualan barang tergolong penghasilan dan merupakan salah satu

jenis penghasilan yang menjadi objek pajak dalam perpajakan. Oleh

sebab itu laba penjualan barang tidak mendapat perlakuan yang

berbeda dalam peraturan pajak penghasilan. Hal ini didasarkan pada

UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (1)

huruf c. Oleh karena itu, laba kotor atas penjualan barang tetap

diperhitungkan dalam menghitung pajak penghasilan atau dengan kata

lain tidak ada penyesuaian fiskal negatif ataupun positif.

2. Pendapatan Bunga Simpan Pinjam

Bunga simpan pinjam yang dimaksud oleh Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru ini merupakan pendapatan bunga yang diperoleh

koperasi dari pemberian pinjaman kepada anggotanya. Pendapatan

bunga simpan pinjam ini tidak mendapat perlakuan berbeda dalam

aturan pajak penghasilan karena menurut akuntansi pendapatan bunga

simpan pinjam tergolong sebagai penghasilan dan merupakan salah

satu jenis penghasilan yang menjadi objek pajak dalam perpajakan.

Hal ini didasarkan pada UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan pasal 4 ayat 1 huruf f, sehingga pendapatan bunga simpan

Page 116: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

97

pinjam tahun 2009 tetap diperhitungkan dalam menghitung pajak

penghasilan atau dengan kata lain tidak ada penyesuaian fiskal positif

atau negatif dilakukan.

3. Pendapatan jasa

Pendapatan jasa yang diperoleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru pada tahun 2009 meliputi pendapatan jasa meja kursi,

perpanjangan SIM/STNK, sewa kendaraan, sewa tenda, dan borongan.

Pendapatan jasa ini tidak mendapat perlakuan berbeda dalam aturan

pajak penghasilan karena menurut akuntansi pendapatan jasa atas jasa

meja kursi, perpanjangan SIM/STNK, sewa kendaraan, sewa tenda,

dan borongan tergolong sebagai penghasilan dan merupakan salah satu

jenis penghasilan yang menjadi objek pajak dalam perpajakan. Hal ini

didasarkan pada UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

pasal 4 ayat 1 huruf i dan p. Sehingga pendapatan lain-lain tahun 2009

tetap diperhitungkan dalam menghitung pajak penghasilan atau dengan

kata lain tidak ada penyesuaian fiskal positif atau negatif dilakukan.

4. Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan lain-lain yang dimaksud oleh Koperasi Bina Usaha PT.

Madu baru ini meliputi pendapatan atas bunga bank, sumbangan dari

pabrik gula, fee gula, sewa gudang, hasil penanaman tebu, jual karung.

Pendapatan lain-lain ini tidak mendapat perlakuan berbeda dalam

aturan pajak penghasilan karena menurut akuntansi pendapatan lain-

lain atas pendapatan bunga bank, sumbangan dari pabrik gula, fee

Page 117: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

98

gula, sewa gudang, hasil penanaman tebu, jual karung tergolong

sebagai penghasilan dan merupakan salah satu jenis penghasilan yang

menjadi objek pajak dalam perpajakan. Hal ini didasarkan pada UU RI

No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 1 huruf i dan

p. Sehingga pendapatan lain-lain tahun 2009 tetap diperhitungkan

dalam menghitung pajak penghasilan atau dengan kata lain tidak ada

penyesuaian fiskal positif atau negatif dilakukan.

5. Beban Bunga atau Pinjaman

Beban bunga atau pinjaman yang dimaksud oleh Koperasi Bina

Usaha PT. Madu Baru merupakan biaya atas pinjaman yang ada di

Bank. Berdasarkan UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a (3) biaya bunga dapat dikurangkan

dari penghasilan bruto karena biaya bunga atas pinjaman dari bank

digunakan untuk memelihara penghasilan. Jadi beban bunga atau

pinjaman tahun 2009 tidak dilakukan penyesuaian positif maupun

negatif dalam menghitung pajak penghasilan terutang.

6. Biaya Gaji

Biaya gaji yang dikeluarkan oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru digunakan untuk membayar gaji para karyawan dan memberikan

tunjangan kepada mereka. Menurut akuntansi biaya gaji dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto demikian juga menurut perpajakan

karena biaya tersebut berhubungan secara langsung atau tidak

langsung dengan kegiatan usaha. Hal ini didasarkan pada UU RI No.36

Page 118: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

99

tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a (2). Maka,

biaya gaji tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif

dalam menghitung pajak penghasilan.

7. Biaya Kantor

Biaya Kantor merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

kegiatan operasional yang dilakukan koperasi. Menurut akuntansi

biaya kantor dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Menurut

perpajakan biaya kantor dapat dikurangkan juga dari penghasilan bruto

karena berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dalam hal

mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Hal ini

didasarkan pada UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

pasal 6 ayat 1 huruf a, sehingga biaya kantor tidak dilakukan

penyesuaian fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak

penghasilan terutang.

8. Biaya Pemeliharaan Kendaraan

Biaya pemeliharaan ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

membiayai kebutuhan kendaraan yang digunakan dalam melaksanakan

kegiatan usaha koperasi. Kebutuhan kendaraan tersebut seperti service

kendaraan dan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut

akuntansi semua biaya yang dikeluarkan oleh koperasi untuk koperasi

dapat dikurangkan dari penghasilan bruto demikian juga menurut

perpajakan karena biaya tersebut berhubungan secara langsung atau

tidak langsung dengan kegiatan usaha. Hal ini didasarkan pada UU RI

Page 119: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

100

No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a (2).

Maka, biaya pemeliharaan kendaraan tidak dilakukan penyesuaian

fiskal positif maupun negatif dalam menghitung pajak penghasilan.

9. Biaya Penyusutan

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru memiliki kebijakan dalam

menyusutkan aktiva tetap yaitu dengan menggunakan metode garis

lurus untuk kepentingan komersial dan menggunakan metode saldo

menurun untuk kepentingan perpajakan. Berdasarkan UU RI No.36

tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 11 metode penyusutan

untuk harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan

metode garis lurus (dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa

manfaat yang telah ditetapkan bagi harta tersebut) sedangkan harta

berwujud selain bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus

atau metode saldo menurun (dalam bagian-bagian yang menurun

dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku).

Berdasarkan Lampiran khusus SPT Tahunan Koperasi Bina Usaha

PT. Madu Baru memiliki aktiva tetap harta berwujud kelompok 1

disusutkan setiap tahunnya sebesar Rp 3.559.882,00. Sedangkan untuk

harta berwujud kelompok 2 setiap tahunnya disusutkan sebesar Rp

23.581.601,00, dan untuk harta berwujud berupa bangunan permanen

disusutkan setiap tahunnya sebesar Rp 3.947.584,00. Dari lampiran

khusus SPT Tahunan ini dapat diketahui total penyusustan aktiva tetap

Page 120: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

101

selama tahun 2009 yang dimiliki Koperasi Bina Usaha PT. madu Baru

sebesar Rp 31.089.069,00.

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru perlu melakukan penyesuaian

fiskal, karena ada perbedaan penghitungan biaya penyusutan aktiva

tetap antara metode garis lurus dengan metode saldo menurun. Peneliti

mengevaluasi metode penyusutan yang diterapkan koperasi

berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan dan evaluasi biaya penyusutan dilakukan berdasarkan data

per kelompok harta berwujud. Peneliti tidak memperoleh rincian data

penyusutan aktiva tetap secara lengkap. Peneliti hanya memperoleh

data penyusutan aktiva tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dari

lampiran khusus SPT Tahunan. Dalam evaluasi ini diasumsikan aktiva

tetap diperoleh pada tahun yang sama yaitu tahun 2008 dan umur

manfaat ekonomis aktiva tetap sesuai dengan pengelompokkan aktiva

tetap berdasarkan pasal 11 ayat 6 Undang-undang RI No.36 tahun

2008 tentang pajak penghasilan. Di bawah ini adalah hasil analisis

hitungan peneliti terhadap perbedaan penghitungan biaya penyusutan

dengan metode garis lurus dan saldo menurun :

Page 121: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

102

Tabel V.7 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Selisih

Kelompok 1 Di bawah ini merupakan hasil analisis peneliti terhadap biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 dengan metode garis lurus Rp93.598.000,00:4tahun =Rp23.399.500,00 (harga perolehan dibagi umur manfaat harta berwujud kelompok 1 pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan) Kelompok 2 Di bawah ini merupakan hasil analisis peneliti terhadap biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 dengan metode garis lurus Rp291.957.225,00:8tahun = Rp36.494.653,00 (harga perolehan dibagi umur manfaat harta berwujud kelompok 2 pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan)

Kelompok 1 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp23.399.500,00. Jumlah di atas merupakan biaya penyusutan akhir tahun harta berwujud kelompok 1, penghitungan di bawah ini berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan : Harga perolehan : Rp93.598.000,00

(dalam rupiah) Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa

Buku 2008 50% 46.799.000 46.799.000 2009 50% 23.399.500 23.399.500 2010 50% 11.699.750 11.699.750 2011 Disusutkan

sekaligus 11.699.750 0

Kelompok 2 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp54.741.980,00. Jumlah di atas merupakan biaya penyusutan akhir tahun harta berwujud kelompok 2, penghitungan di bawah ini berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan : Harga perolehan : Rp291.957.225,00

(dalam rupiah) Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa

Buku 2008 25% 72.989.306 218.967.919 2009 25% 54.741.980 164.225.939 2010 25% 41.056.485 123.169.454 2011 25% 30.792.364 92.377.090 2012 25% 23.094.273 69.282.817 2013 25% 17.320.704 51.962.113 2014 25% 12.990.528 38.971.585 2015 Disusutkan

sekaligus 12.990.528 0

0

Rp18.247.327,00

Page 122: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

103

Tabel V.7 (Lanjutan) Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dengan Metode Garis Lurus dan Saldo Menurun

Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Selisih

Bangunan Permanen Di bawah ini merupakan biaya penyusutan harta berwujud berupa bangunan permanen tahun 2009 Rp78.951675,00x5%= Rp3.947.584,00 (harga perolehan dikalikan tarif penyusutan kelompok bangunan permanen pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan)

_

_

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Page 123: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

104

Tabel V.8 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang Ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Metode Saldo Menurun yang digunakan dalam Kepentingan Perpajakan

SPT Tahunan Hasil Hitungan Peneliti Selisih Kelompok 1 Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp3.559.882,00 Kelompok 2 Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp23.581.601,00 Bangunan Permanen Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan harta berwujud berupa bangunan permanen tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp3.947.584,00

Kelompok 1 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp23.399.500,00 (perhitungan metode penyusutan saldo menurun kelompok 1 sama dengan tabel V.10) Kelompok 2 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp54.741.980,00 (perhitungan metode penyusutan saldo menurun kelompok 2 sama dengan tabel V.10 (lanjutan) Bangunan Permanen (harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus)

Rp19.839.618,00

Rp31.160.379,00

0

Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa total dari biaya

pennyusutan aktiva tetap yang dimiliki Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru yang seharusnya dilaporkan pada lampiran khusus SPT Tahunan

adalah sebesar Rp82.089.064,00 (penjumlahan harta berwujud

kelompok 1, kelompok 2, dan bangunan permanen) sehingga ada

selisih dengan dengan biaya penyusutan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru yang dilaporkan pada SPT Tahunan Wajib Pajak Badan

Page 124: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

105

sebesar Rp50.999.997,00. Oleh sebab itu perlu dilakukan penyesuaian

fiskal negatif pada laporan rugi laba koperasi tahun 2009. Penyesuaian

fiskal negatif ini akan menyebabkan biaya penyusutan koperasi

semakin bertambah dan penghasilannya menjadi berkurang.

10. Biaya Penjualan

Biaya penjualan yang dimaksud oleh Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru adalah biaya-biaya yang dikeluarkan koperasi untuk

membiayai keperluan-keperluan yang berkaitan dengan kegiatan

penjualan yang dilakukan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru.

Menurut akuntansi biaya penjualan dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto, demikian juga menurut perpajakan biaya penjualan

dapat pula mengurangi penghasilan bruto karena berhubungan

langsung dengan kegiatan usaha dalam hal mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan. Hal ini didasarkan pada UU RI No.36 tahun

2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a (7), sehingga

biaya penjualan tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun

negatif dalam menghitung pajak penghasilan terutang.

11. Biaya Administrasi Bank

Biaya administrasi bank merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru atas biaya yang berkaitan dengan

administrasi yang ada di bank. Berdasarkan UU RI No.36 tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf a (8) biaya bunga dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto karena biaya administrasi bank

Page 125: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

106

digunakan untuk memelihara penghasilan. Maka biaya admimistrasi

bank tahun 2009 tidak dilakukan penyesuaian positif maupun negatif

dalam menghitung pajak penghasilan terutang.

12. Biaya Diklat dan Latihan

Biaya diklat dan latihan ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru untuk membiayai pengurus

ataupun karyawan dalam mengikuti diklat dan latihan untuk

mengembangkan pengetahuan mereka tentang koperasi. Menurut

akuntansi biaya diklat dan latihan dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto. Menurut perpajakan biaya diklat dan latihan dapat dikurangkan

juga dari penghasilan bruto karena berhubungan langsung dengan

kegiatan usaha dalam hal mendapatkan, menagih dan memelihara

penghasilan. Hal ini didasarkan pada UU RI No.36 tahun 2008 tentang

Pajak Penghasilan pasal 6 ayat 1 huruf g, sehingga biaya diklat dan

latihan tidak dilakukan penyesuaian fiskal positif maupun negatif

dalam menghitung pajak penghasilan terutang.

Page 126: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

107

C. Penyesuaian Fiskal atas Penghasilan dan Biaya yang Ditemukan pada Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

Sesuai dengan metode penelitian yang telah dirumuskan, kemudian

langkah selanjutnya yang harus ditempuh yaitu dengan melakukan

penyesuaian fiskal untuk tahun 2009 atas temuan perbedaan perlakuan

penghasilan dan biaya Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru dalam

menghitung jumlah pajak penghasilan terutang sesuai dengan aturan

perpajakan yang berlaku yaitu UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan. Berikut adalah penyesuaian fiskal yang dilakukan peneliti pada

laporan keuangan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru tahun 2009 :

Page 127: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

108

Tabel V.9 Laporan Harga Pokok Penjualan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal

Keterangan Jumlah Penyesuaian Fiskal

Fiskal

Persediaan awal Pembelian : Beras Barang Konsumsi Barang Investasi Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan

Rp87.265.733,00

Rp179.272.500,00 Rp936.968.406,75 Rp31.986.100,00

(Rp95.727.554,00) Rp1.139.765.185,75

Rp87.265.733,00

Rp179.272.500,00 Rp936.968.406,75 Rp31.986.100,00

(Rp95.727.554,00) Rp1.139.765.185,75

Sumber : Hasil olahan penulis Tabel V.10 Laporan Laba Rugi Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru Per 31 Desember 2009 setelah Penyesuaian Fiskal

Keterangan Jumlah Penyesuaian Fiskal

Fiskal

Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor atas Penjualan Barang Bunga simpan pinjam Pendapatan jasa Partisipasi Neto Anggota Biaya-biaya : Biaya bunga/pinjaman Gaji dan tunjangan Biaya kantor Administrasi Bank Biaya penyusutan Biaya penjualan Biaya Dilklat dan latihan Pemeliharaan kendaraan Jumlah biaya koperasi SHU setelah beban perkoperasian Pendapatan lain-lain Penghasilan Kena Pajak

Rp1.199.656.240,00 (Rp1.139.765.185,75)

Rp59.891.054,25 Rp1.044.276.916,62

Rp138.261.573,00 Rp1.242.429.543,87

(Rp873.036.623,31) (Rp100.943.640,00) (Rp169.321.005,20) (Rp513.022,71) (Rp31.089.067,00) (Rp4.737.345,00) (Rp15.941.500,00) (Rp25.846.666,00) Rp1.221.428.869,22

Rp21.000.674,65 Rp57.980.177,15 Rp78.980.852,00

(Rp50.999.997,00)

Rp1.199.656.240,00 (Rp1.139.765.185,75)

Rp59.891.055,00 Rp1.044.276.916,62

Rp138.261.573,00 Rp1.242.429.544,00

(Rp873.036.623,31) (Rp100.943.640,00) (Rp169.321.005,20) (Rp513.022,71) (Rp82.089.064,00) (Rp4.737.345,00) (Rp15.941.500,00) (Rp25.846.666,00) Rp1.272.428.866,22

Rp-29.999.322,00 Rp57.980.177,15 Rp27.980.854,93

Sumber : Hasil olahan penulis

Perhitungan Laporan Harga Pokok Penjualan dan Laporan Laba Rugi

setelah penyesuaian fiskal diatas, berdasarkan perincian harga pokok

penjualan, biaya usaha lainnya, dan biaya dari luar usaha secara komersial

pada lampiran II SPT Tahunan Pajak Penghasilan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru serta Laporan Rugi Laba Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

yang dilampirkan pada SPT Tahunan tersebut.

Page 128: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

109

Penghitungan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) tahun 2009

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Rp78.980.852,00

sedangkan menurut hasil analisis peneliti berdasarkan peraturan perpajakan

yang berlaku sebesar Rp27.980.854,93. Berdasarkan UU RI No.36 Tahun

2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat (4) untuk keperluan penerapan

tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam

ribuan rupiah penuh sehingga PKP menjadi Rp27.980.000,00. PKP

selanjutnya dikalikan dengan tarif pajak wajib pajak badan dalam negeri

sesuai dengan UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 17

ayat 1 huruf b yaitu 28%, akan tetapi karena jumlah peredaran bruto

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tidak melebihi Rp4.800.000.000,00

maka PKP yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut dikenai tarif 50%

dari tarif Pajak Penghasilan badan yang berlaku (sesuai pasal 31E UU RI

No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan), sehingga perhitungannya

menjadi :

(50% x 28%) x Rp27.980.000,00 = Rp3.917.200,00

Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui bahwa ada selisih antara

pajak terutang yang dianalisis oleh peneliti dengan yang tertulis pada SPT

Tahunan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru. Hasil analisis peneliti jumlah

pajak terutang koperasi tahun 2009 sebesar Rp3.917.200,00 sedangkan

menurut hasil perhitungan koperasi, pajak terutang tahun 2009 sejumlah

Rp11.057.280,00. Dari hasil analisis ini terdapat selisih antara koperasi dan

Page 129: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

110

hasil hitungan peneliti, hal ini dikarenakan adanya penyesuaian fiskal untuk

biaya penyusutan aktiva tetap koperasi.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui jumlah pajak

penghasilan terutang Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sebesar

Rp3.917.200,00 sedangkan jumlah pajak penghasilan terutang yang

dilaporkan di SPT Tahunan sebesar Rp11.057.280,00, sehingga dapat

diketahui ada selisih lebih sebesar Rp7.140.080,00.

Hasil analisis peneliti menemukan bahwa penghitungan pajak

penghasilan terutang Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru kurang sesuai

dengan UU RI No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Hal ini

disebabkan karena Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru tidak melakukan

penyesuaian fiskal untuk biaya penyusutan aktiva tetapnya. Di dalam

lampiran khusus SPT Tahunan, koperasi mencantumkan metode penyusutan

yang digunakan untuk menyusutkan aktiva tetap yang dimilki adalah dengan

menggunakan metode garis lurus untuk laporan komersial dan saldo

menurun untuk laporan pajaknya. Oleh sebab itu koperasi perlu melakukan

penyesuaian fiskal karena ada perbedaan penghitungan antara kedua metode

tersebut, akan tetapi pada SPT Tahunan koperasi belum melakukan

penyesuaian fiskal.

Peneliti mengevaluasi metode penyusutan harta berwujud yang

diterapkan koperasi berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008

Page 130: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

111

tentang pajak penghasilan dan evaluasi biaya penyusutan dilakukan

berdasarkan data per kelompok harta berwujud. Peneliti tidak memperoleh

rincian data penyusutan aktiva tetap secara lengkap. Peneliti hanya

memperoleh data penyusutan aktiva tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu

Baru dari lampiran khusus SPT Tahunan. Dalam evaluasi ini diasumsikan

aktiva tetap diperoleh pada tahun yang sama yaitu tahun 2008 dan umur

manfaat ekonomis aktiva tetap sesuai dengan pengelompokkan aktiva tetap

berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan.

Berikut ini adalah perbedaan penghitungan biaya penyusutan harta

berwujud antara Lampiran Khusus SPT Tahunan Koperasi Bina Usaha PT.

Madu Baru dan hasil hitungan peneliti :

Page 131: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

112

Tabel V.11 Perbedaan Penghitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru yang ada dalam Lampiran Khusus SPT dengan Hasil Hitungan Peneliti untuk Kepentingan Perpajakan

(dalam rupiah) SPT Tahunan Hasil Hitungan Peneliti Selisih

Kelompok 1 Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp3.559.882,00 Kelompok 2 Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp23.581.601,00 Bangunan Permanen Di bawah ini merupakan jumlah biaya penyusutan harta berwujud berupa bangunan permanen tahun 2009 yang dilaporkan dalam lampiran khusus SPT Tahunan Rp3.947.584,00

Kelompok 1 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 1 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp23.399.500,00. Jumlah di atas merupakan biaya penyusutan akhir tahun harta berwujud kelompok 1, penghitungan di bawah ini berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan dengan metode saldo menurun : Harga perolehan : Rp93.598.000,00

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku

2008 50% 46.799.000 46.799.000 2009 50% 23.399.500 23.399.500 2010 50% 11.699.750 11.699.750 2011 Disusutkan

sekaligus 11.699.750 0

Kelompok 2 Jumlah biaya penyusutan aktiva tetap kelompok 2 tahun 2009 berdasarkan analisis peneliti sebesar Rp54.741.980,00. Jumlah di atas merupakan biaya penyusutan akhir tahun harta berwujud kelompok 2, penghitungan di bawah ini berdasarkan pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan dengan metode saldo menurun : Harga perolehan : Rp291.957.225,00

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku

2008 25% 72.989.306 218.967.919 2009 25% 54.741.980 164.225.939 2010 25% 41.056.485 123.169.454 2011 25% 30.792.364 92.377.090 2012 25% 23.094.273 69.282.817 2013 25% 17.320.704 51.962.113 2014 25% 12.990.528 38.971.585 2015 Disusutkan

sekaligus 12.990.528 0

Bangunan Permanen Harta berwujud bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus. Biaya penyusutan per tahun diperoleh dari harga perolehan dikalikan tarif penyusutan kelompok bangunan permanen pasal 11 ayat 6 UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Rp78.951675,00 x 5% = Rp3.947.584,00

Rp19.839.618,00 Rp31.160.379,00

(tidak ada selisih)

Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Page 132: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

113

Berdasarkan hasil evaluasi peneliti maka pelaporan jumlah

pajak penghasilan terutang Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru pada SPT

Tahunan 1771 tahun pajak 2009 adalah sebagai berikut :

Gambar 5.4 Ringkasan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru berdasarkan Hitungan Peneliti

1. Penghasilan Neto Fiskal 2. Kompensasi kerugian fiskal 3. Penghasilan Kena Pajak 4. PPh Terutang : (tarif PPh pasal 31E ayat (1)) 5. Pengembalian/Pengurangan Kredit Pajak Luar Negeri 6. Jumlah PPh terutang 7. PPh ditanggung Pemerintah 8. a. Kredit Pajak Dalam Negeri b. Kredit Pajak Luar Negeri c. Jumlah (8a+8b) 9. a. PPh yang harus dibayar sendiri b. PPh yang lebih dipotong/dipungut 10. PPh yang dibayar sendiri : PPh Pasal 25 Bulanan 11. PPh yang lebih dibayar 12. a. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan angsuran b. Kompensasi Kerugian Fiskal c. Penghasilan Kena Pajak d. PPh yang terutang

e. Kredit pajak tahun pajak yang lalu atas penghasilan yang termasuk dalam angka 14a yang dipotong/dipungut oleh pihak lain

f. PPh yang harus dibayar sendiri g. PPh pasal 25 : (1/12 x 14f)

Rp27.980.000,00 -

Rp27.980.000,00

Rp3.917.200,00 -

Rp3.917.200,00 - - - -

Rp3.917.200,00 -

Rp8.968.125,00 Rp5.050.925,00

Rp27.980.000,00 -

Rp27.980.000,00 Rp3.917.200,00

- Rp3.917.200,00

326.433,33 Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Page 133: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

114

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui

jumlah pajak penghasilan terutang Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

sebesar Rp3.917.200,00 sehingga terdapat selisih lebih sebesar

Rp7.140.080,00 dengan jumlah pajak penghasilan terutang yang dilaporkan

dalam SPT tahunan 1771 untuk tahun pajak 2009. Oleh sebab itu dapat

ditarik kesimpulan bahwa penghitungan pajak penghasilan terutang yang

dilakukan oleh Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru pada tahun 2009

kurang sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru dalam mengelompokkan

penghasilan dan biaya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yaitu UU

RI No.36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, namun khusus untuk biaya

penyusutan aktiva tetap koperasi kurang sesuai dengan peraturan yang ada.

Hal ini disebabkan karena Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tidak

melakukan penyesuaian fiskal untuk biaya penyusutan aktiva tetap.

Page 134: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

115

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu saat melakukan penelitian hanya

memperoleh data SPT Tahunan untuk tahun pajak 2009 dan laporan

keuangan koperasi tahun 2009. Di dalam penelitian ini tidak diketahui jenis

dan kelompok aktiva tetap menurut kebijakan koperasi untuk penyesuaian

biaya penyusutan aktiva tetap yang dimiliki.

C. Saran

1. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru

a. Dalam menghitung pajak penghasilan terutang sebaiknya koperasi

memahami terlebih dahulu UU RI No.36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan agar tidak terjadi kesalahan dalam melaporkan

kewajiban perpajakannya.

b. Dalam membuat laporan keuangan untuk keperluan perpajakan

sebaiknya Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru lebih meningkatkan

pemahaman terhadap peraturan perpajakan yang berlaku dan

menerapkannya sehingga penghitungan pajak penghasilan terutang

dapat dilakukan dengan tepat.

c. Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru sebaiknya melakukan

penyesuaian fiskal jika menggunakan dua metode penyusutan

(metode garis lurus dan saldo menurun) dalam menyusutkan aktiva

tetap yang dimiliki, karena kedua metode tersebut memiliki

perbedaan dalam mengakui penyusutan aktiva.

Page 135: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

116

2. Peneliti Berikutnya

Penelitian ini didasarkan pada UU RI No. 36 tahun 2008

tentang Pajak Penghasilan dan ketentuan umum peraturan perundang-

undangan perpajakan, karena objek yang diteliti adalah tahun 2009. Bagi

peneliti yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama wajib

untuk tetap mengikuti dan memahami peraturan perpajakan yang berlaku

sesuai dengan tahun yang diteliti sehingga penelitian dapat dilakukan

dengan baik dan benar.

Page 136: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syukur,Moh. 2003. Pajak Penghasilan atas Koperasi. Suara Merdeka.

Gunadi. 1997. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo

Ikatan Akuntansi Indonesia (Revisi 1998). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia (Reformat 2007, per 1 Juli 2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . Jakarta: Salemba Empat.

Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru tahun 2009

Laporan Umum Pertanggungjawaban Pengurus dan Badan Pemeriksa Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru tahun 2009

Lumbantoruan, Shopar. 1993. Akuntansi Pajak Edisi 2. Jakarta: PT Gramedia

Mardiasmo. 2008. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi

Pandji A, Ninik W. 1994. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Jaya.

Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Rochmat, Soemitro. 1994. Dasar-Dasar Hukum Pajak Dan Pendapata. Bandung: PT. Eresco

Rudi, 2008. Objek Pajak Versi Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) yang Baru. http://www.klinik-pajak.com/2008/objek-pajak-penghasilan/ 12 Juli 2010.

Sitio, Arifin. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Surat Pemberitahuan Wajib Pajak Badan Koperasi Bina Usaha PT Madu Baru tahun 2009

Tohar, M. 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi. Yogyakarta : Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia No.16 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menjadi Undang-Undang.

Page 137: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

118

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Bandung: Penabur llmu.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Page 138: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

119

Page 139: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

120

MODEL PENELITIAN

Laporan Keuangan Koperasi tahun 2009

Penyesuaian Fiskal atas Laporan Rugi Laba

Koperasi Bina Usaha PT. Madu Baru tahun 2009

Penghasilan Kena Pajak

Pajak Penghasilan Terutang

Page 140: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

121

Page 141: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

122

Page 142: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

123

Page 143: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

124

Page 144: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

125

Page 145: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

126

Page 146: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

127

Page 147: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

128

Page 148: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

129

Page 149: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

130

Page 150: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

131

Page 151: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

132

Page 152: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

133

Page 153: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

134

Page 154: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

135

Page 155: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

136

Page 156: EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG … fileEVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG BAGI WAJIB PAJAK BADAN ... Tuhan memberiku orang-orang yang punya kesulitan

137