EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM...

153
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Cornelius Danan Rufaldi NIM : 078114100 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM...

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKAPADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK

DI INSTALASI RAWAT INAPRUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Cornelius Danan Rufaldi

NIM : 078114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

i

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK

DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Cornelius Danan Rufaldi

NIM : 078114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

ii

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK PEDIATRIK

DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Skripsi yang diajukan oleh :

Cornelius Danan Rufaldi

NIM : 07811410

telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

(Drs. Mulyono, Apt.)

Tanggal 4 Juli 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA

PADA PASIEN DEMAM TIFOID KELOMPOK UMUR PEDIATRIK

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH

YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Oleh :

Cornelius Danan Rufaldi

NIM : 078114100

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

pada tanggal :

8 Agustus 2011

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Ipang Djunarko, M.Si., Apt.

Pembimbing

Drs. Mulyono, Apt.

Panitia Penguji Tanda Tangan

1. Drs. Mulyono, Apt. .....................

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK. .....................

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. .....................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

When we accept tough jobs as a challenge and wade into

them with joy and enthusiasm, miracles can happen.

- Arland Gilbert

The challenge is not to manage time, but to manage

ourselves.

- Steven Covey

Experience is a hard teacher because she gives the test first,

the lesson afterwards

- Vernon Law

Kupersembahkan karya ini bagi:

Tuhan Yesus Kristus-ku

Bapak dan Ibu tesayang

Terima kasih atas segala doa dan dukungan kalian........

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Cornelius Danan Rufaldi

NIM : 078114100

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM

TIFOID KELOMPOK UMUR PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-

DESEMBER 2010

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari

saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 8 Agustus 2011

Yang menyatakan

Cornelius Danan Rufaldi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

vi

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pencerahan,

bimbingan, penyertaan, dan kekuatan yang diberikan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada

Pasien Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta Periode Desember-Januari 2010”. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu

Farmasi (S.Farm.).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah

membantu secara material maupun secara moral, memberikan motivasi, semangat,

dorongan, kritik, maupun saran hingga dapat terselesaikannya skripsi ini, terutama

kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala restu dan bimbinganNya selama

penulisan skripsi.

2. Direktur Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta yang memberikan ijin

penelitian kepada penulis.

3. Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta atas

kerjasama dan kemudahan yang diberikan pada saat pengambilan data-data

untuk penelitian.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

vii

5. Drs. Mulyono, Apt., selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,

motivasi, kritik, maupun saran yang selalu diberikan agar skripsi dapat

selesai tepat pada waktunya.

6. Dokter Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen penguji atas masukan, kritik

dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

7. Maria Wisnu Donowati M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas saran maupun

kritik serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

yang telah memberikan ilmu dan softskill sebagai bekal praktik kefarmasian

kelak.

9. Robertus Heru Saptono dan Vincentia Sedyarningsih, selaku kedua orang

tuaku yang senantiasa dengan sabar memberikan dukungan motivasi, doa,

materi, dan nasihat hingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Clarissa Resty Prabaniswari atas motivasi, doa, waktu, dan kasih sayang

demi kelancaran dan keberhasilan penyusunan skripsi ini.

11. Rosanna Olivia Hartono, sahabat berbagi keceriaan baik dalam suka

maupun duka serta kawan diskusi saat menghadapi permasalahan dalam

penyelesaian skripsi.

12. Staff Sekretariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas segala

bantuan demi kelancaran dalam pengurusan ijin.

13. Mahendra Agil Kusuma, Yeyen Kristiyana, dan Prima Mustika, atas

motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

viii

14. Teman-teman angkatan 2007 khususnya kelas C dan FKK B atas hari-hari

yang indah dan menyenangkan selama kuliah.

15. Semua bagian dari perjalanan hidup penulis yang mampu menjadi inspirasi.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi

lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 7 Juli 2011

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 7 Juli 2011

Penulis

Cornelius Danan Rufaldi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

x

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................................v

PRAKATA.........................................................................................................vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................x

DAFTAR TABEL.............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiv

INTISARI..........................................................................................................xv

ABSTRACT.......................................................................................................xvi

BAB I. PENGANTAR........................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

1. Perumusan Masalah .............................................................................3

2. Keaslian Penelitian ..............................................................................4

3. Manfaat Penelitian ...............................................................................6

B. Tujuan Penelitian .......................................................................................7

1. Tujuan Umum......................................................................................7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xi

2. Tujuan Khusus .....................................................................................7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.................................................................8

A. Antibiotika ..............................................................................................8

B. Resistensi Bakteri .................................................................................12

C. Demam Tifoid .......................................................................................14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................26

A. Jenis Penelitian......................................................................................26

B. Definisi Operasional..............................................................................27

C. Subjek Penelitian...................................................................................28

D. Bahan Penelitian....................................................................................29

E. Tata Cara Penelitian ..............................................................................29

F. Tata Cara Analisis Hasil........................................................................30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................33

A. Profil Pasien ..........................................................................................34

B. Identifikasi dan Diagnosis Pasien .........................................................38

C. Pola Penggunaan Antibiotika................................................................42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................56

A. Kesimpulan ...........................................................................................56

B. Saran......................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................58

LAMPIRAN......................................................................................................62

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I Penggolongan antibiotika berdasarkan sifat ............................ 9

Tabel II Terapi yang direkomendasi WHO untuk demam tifoid ......... 22

Tabel III Gejala klinis yang dialami pasien demam tifoid di RS. Panti

Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010 ............... 39

Tabel IV Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pasien demam tifoid

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Desember

2010 ....................................................................................... 40

Tabel V Dosis dan Frekuensi Pemakaian Antibiotika Pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Umur Pediatrik di Instalasi Rawat

Inap RS. Panti Rapih Yogyakarta selama periode 2010......... 46

Tabel VI Durasi Penggunaan Antibiotika Kombinasi ........................... 49

Tabel VII Durasi Penggunaan Antibiotika Tunggal................................ 50

Tabel VIII Kategori Ketepatan Penggunaan Antibiotika menurut Kurrin dan

Gyssens ................................................................................... 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Mekanisme kerja antibiotika sebagai bakteriosida

dan bakteriostatik .......................................................................... 9

Gambar 2 Mekanisme kerja antibiotika ....................................................... 11

Gambar 3 Struktur kimia Penicilin .............................................................. 11

Gambar 4 Struktur kimia Kloramfenikol ..................................................... 11

Gambar 5 Struktur kimia Sefalosporin ........................................................ 12

Gambar 6 Diagram patofisiologi demam tifoid ........................................... 15

Gambar 7 Persentasi jumlah pasien pria dan wanita penderita penyakit

demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010....... 35

Gambar 8 Persentasi kasus demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta

periode 2010 berdasarkan umur pasien....................................... 36

Gambar 9 Frekuensi kejadian pasien demam tifoid di RS. Panti Rapih

Yogyakarta periode 2010 ........................................................... 37

Gambar 10 Profil penggunaan terapi antibiotika tunggal dan kombinasi di RS.

Panti Rapih Yogyakarta periode 2010 ........................................ 43

Gambar 11 Jenis antibiotika untuk pengobatan demam tifoid di RS. Panti

Rapih Yogyakarta periode 2010.................................................. 44

Gambar 12 Profil rute pemberian antibiotika untuk pasien demam tifoid di RS.

Panti Rapih Yogyakarta periode 2010 ........................................ 51

Gambar 13 Profil kategori ketepatan penggunaan antibiotika pada pasien

demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010....... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar diagnosis pasien terkait demam tifoid.............................. 62

Lampiran 2 Guideline dosis antibiotika untuk pengobatan demam tifoid...... 65

Lampiran 3 Daftar antibiotika yang digunakan pasien demam tifoid di

RS. Panti Rapih tahun 2010 ....................................................... 66

Lampiran 4 Data dan evaluasi penggunaan antibiotika kombinasi

pasien demam tifoid di RS. Panti Rapih tahun 2010 .................. 67

Lampiran 5 Data dan evaluasi penggunaan antibiotika tunggal

pasien demam tifoid di RS. Panti Rapih tahun 2010 .................. 70

Lampiran 6 Data pemeriksaan laboratorium dan terapi antibiotika

pasien........................................................................................... 75

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian RS. Panti Rapih Yogyakarta.................... 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xv

INTISARI

Penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab utama kematian diIndonesia. Menurut survey tahun 2005 pada beberapa rumah sakit di Indonesia,kejadian demam tifoid menduduki tempat kedua dari 10 penyakit dan sebagianbesar menyerang anak-anak. Pengobatan demam tifoid dilakukan denganmenggunakan antibiotika, namun penggunaan antibiotika juga beresiko memicutimbulnya resistensi bakteri apabila tidak digunakan secara tepat. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pasien demamtifoid kelompok pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental denganrancangan deskriptif-evaluatif yang bersifat retrospektif. Kriteria inklusipenelitian ini ialah pasien pria dan wanita berumur 0-12 tahun, dirawat di RumahSakit Panti Rapih pada periode 2010, terdiagnosa demam tifoid tanpa adanyakomplikasi dan mendapatkan terapi menggunakan antibiotika.

Dari hasil penelitian terdapat 62 pasien (58.1% pria dan 41.9% wanita).Pasien terbanyak pada kelompok 6-12 tahun (42.9%). Berdasarkan kategoriketepatan penggunaan antibiotika menurut Kurin dan Grysens, dari 62 kasus yangmemenuhi konsep rasional (kategori I) sebesar 16.13%, kategori IIA sebesar70.98%, kategori IIB sebesar 48.39%, kategori IIIB sebesar 25.81%, dan kategoriIVA sebesar 1.61%. Berdasarkan Behrman (1992), Roespandi dan Nurhamzah(2009), dan Kass (1990), disimpulkan bahwa penggunaan antibiotika di RS.PantiRapih Yogyakarta kurang tepat.

Kata kunci : demam tifoid, evaluasi, antibiotika, pediatrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

xvi

ABSTRACT

Infectious diseases become one of the leading causes of death inIndonesia. According to the survey in 2005 at several hospitals in Indonesia, theincidence of typhoid fever occupies the second place of 10 diseases and mostlyaffects children. Treatment of typhoid fever is done by using antibiotics.However, the use of antibiotics lead to bacterial resistance are at risk if not usedproperly. The purpose of this study was to evaluate the use of antibiotics oftyphoid fever patients on pediatric group in Panti Rapih Yogyakarta period of2010.

This study included type of non-experimental research with descriptive-evaluative designs that are retrospective. Inclusion criteria of this study is thatmale and female patients aged 0-12 years, hospitalized in the period 2010 PantiRapih, diagnosed with typhoid fever without complications and get therapy usingantibiotics.

From the results of the study there were 62 patients (58.1% men and41.9% women). Most patients in groups 6-12 years (42.9%). Based on the correctuse of antibiotics according to category and Grysens Kurin, from 62 cases thatmeet the rational concepts (category I) amounting to 16.13%, category IIA of70.98%, 48.39% for category IIB, category IIIB of 25.81% and category IVA of1.61%. According to Behrman (1992), Roespandi and Nurhamzah (2009), andKass (1990) as a guide, it was concluded that the use of antibiotics in RS.PantiRapih Yogyakarta less precise.

Keywords: typhoid fever, evaluation, antibiotics, pediatric

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Infeksi ataupun penyakit yang disebabkan akibat adanya suatu infeksi

merupakan salah satu kategori penyebab kesakitan dan kematian yang tinggi di

dunia. Menurut data Surkesnas (Survey Kesehatan Nasional) pada tahun 2001,

berbagai penyakit infeksi seperti tuberkulosis, pneumonia, diare, dan demam

tifoid tercatat dalam 10 penyebab utama kematian di Indonesia (Widodo, 2010).

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang saluran

pencernaan dan disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang masih dijumpai

secara luas di berbagai negara berkembang terutama yang terletak di daerah tropis

dan subtropis (Judarwanto, 2009). Kejadian demam tifoid banyak dijumpai di

negara-negara berkembang seperti di Indonesia dan kebanyakan menyerang anak-

anak. Prevalensi demam tifoid di Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2007 sebesar 1.6% dan sebesar 4.3% terjadi pada anak-anak.

Data survey mortalitas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik

Indonesia (Depkes RI) pada tahun 2005 di 10 provinsi menyatakan bahwa angka

kematian bayi yang diakibatkan demam tifoid berada pada peringkat kesembilan

(1.2%) sedangkan angka kematian balita yang disebabkan oleh demam tifoid

berdasarkan data terakhir pada tahun 2002-2003 yaitu 46 per 1000 kelahiran hidup

(Herawati dan Ghani, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

3

tersebut adalah Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Kelompok Pediatrik di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2010.

Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan salah satu

rumah sakit swasta besar di Yogyakarta yang berdiri sejak tahun 1940-an dan

menerima pelayanan asuransi kesehatan baik dari pemerintah maupun swasta.

Evaluasi yang dimaksud adalah menjabarkan profil pasien demam tifoid

yang menggunakan antibiotika meliputi umur, jenis kelamin, frekuensi kejadian,

dan beberapa pemeriksaan penunjang diagnosis yang dilakukan serta menjabarkan

profil penggunaan antibiotika yang meliputi jenis, dosis, frekuensi, durasi, dan

rute pemberian antibiotika. Penggunaan antibiotika tersebut dibandingkan dengan

pustaka yang telah dijadikan acuan untuk mengetahui kriteria ketepatan

penggunaannya dan kemudian hasilnya dinyatakan dalam persen (%). Hal ini

perlu dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bertambahnya jumlah bakteri

yang resisten terhadap antibiotika.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa permasalahan yang

ditemukan antara lain :

a. Bagaimana karakteristik pasien demam tifoid kelompok umur pediatrik yang

menggunakan antibiotika di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari-Desember 2010?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

4

b. Berapa persentasi penggunaan antibiotik yang rasional pada pasien demam

tifoid kelompok umur pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2010?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang dilakukan, beberapa

penelitian yang berhubungan dengan evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien

demam tifoid yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain :

a. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Kasus Demam Tifoid Yang

Dirawat Pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP. dr. Kariadi Semarang tahun

2008 (Santoso, 2009). Hasilnya, konsep rasionalitas terhadap 137 terapi

antibiotika, yang termasuk kategori VI (data tidak lengkap) sebesar 14 terapi

antibiotika, kategori V sebesar 1 terapi antibiotika, kategori IVA sebesar 15

terapi antibiotika, kategori IVC sebesar 92 terapi antibiotika dan kategori IVD

sebesar 4 terapi antibiotika. Sedangkan yang masuk dalam kategori I

(memenuhi konsep rasional) hanya sebesar 11 terapi.

b. Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan Demam Tifoid Anak Di Rumah

Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001-2002 (Musnelina et al., 2004). Hasilnya,

ditemukan 182 kasus demam tifoid, sebanyak 120 kasus (74.6%) kriteria

inklusi dan 62 kasus (25.4%) kriteria ekslusi. Sebanyak 97 kasus (53.5%)

menggunakan kloramfenikol dan sebanyak 49 kasus (29.6%) menggunakan

seftriaksone sebagai terapi antibiotika.

Perbedaan : sampel, lokasi, periode, poin evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

5

c. Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Penderita DemamTifoid

di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Agoesdjam Ketapang Periode Juni 2008-

Juni 2009 (Pratiwi, 2010). Hasilnya ditemukan 40 kasus. Penggunaan

antibiotika selama rawat inap yaitu sefalosporin generasi I (2.9%), golongan

sefalosporin generasi III (31.9%), dan golongan kloramfenikol (65.2%).

Outcome terapi pasien, lama rawat inap terbanyak pada lama perawatan 1-3

hari (52.5%), keadaan pasien keluar rumah sakit sebanyak 39 kasus (97%)

keluar rumah sakit dengan keadaan membaik dan sebanyak 1 kasus (3%)

dengan keadaan sembuh. Identifikasi DRPs penggunaan antibiotika diperoleh

3 kasus, yang terdiri dari 4 dalam kasus dosis kurang (10%), 2 dalam kasus

dosis berlebih (5%), dan 2 dalam kasus efek obat yang tidak diinginkan (5%).

d. Evaluasi Drug Therapy Problems Pada Pengobatan Kasus Demam Tifoid di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Kalasan Sleman Periode Juni

2007-Juni2008 (Sari, 2009). Hasilnya jumlah kasus yang diteliti sebanyak 45

kasus. Kelas terapi terbanyak adalah obat antiinfeksi golongan antibakteri

(Tiamfenikol) dan obat gizi dan darah (100%). Jenis DTPs yang terjadi

adalah dosis terlalu rendah sebanyak 10 kasus dan potensial interaksi obat

sebanyak 28 kasus. Outcome kasus tifoid yaitu sembuh 9 kasus (20%),

membaik 34 kasus (76%) dan belum sembuh 2 kasus (4%).

e. Kajian Penggunaan Obat Demam Tifoid Bagi Pasien Anak di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2000-Desember

2001 (Triana, 2003). Hasilnya golongan obat yang paling banyak digunakan

adalah golongan antimikroba dan antibiotika (27.04%). Jenis obat terbanyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

6

adalah kotrimoksazol (44.32%). Cara pemberian obat peroral dengan bentuk

sediaan tablet merupakan jumlah yang paling banyak digunakan. Ada 4 obat

yang menyebabkan terjadinya efek samping dan 9 kasus terjadi interaksi obat.

Dari penelitian ini ditemukan ada 39 kasus yang tepat indikasi sedangkan 16

kasus kurang tepat indikasi, rata-rata lama perawatan anak demam tifoid

adalah 4-10 hari.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis

a. Bagi Pasien

1) Membantu pasien memahami penggunaan antibiotika untuk penyakit

demam tifoid secara tepat, sehingga pengobatan penyakit pada kejadian

rawat jalan dapat berjalan secara efisien.

b. Bagi Tenaga Kesehatan (dokter dan apoteker)

1) Suatu sarana evaluasi ataupun refleksi bagi dokter maupun apoteker

bahwa dalam melaksanakan pelayanan kesehatan juga dibutuhkan sikap

yang bijaksana, serta menggunakan hati nurani, tidak hanya

mengutamakan keuntungan sepihak, namun merugikan pasien.

2) Suatu sarana untuk memacu para dokter dan apoteker untuk

menggunakan antibiotika pada kasus demam tifoid secara rasional

berdasarkan dasar-dasar ilmiah yang sudah ada.

c. Bagi Peneliti

1) Menambah pengetahuan peneliti mengenai penggunaan antibiotika

secara rasional pada kasus demam tifoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

7

2) Sarana evaluasi dan bahan untuk refleksi bahwa dalam menjalankan

tugas melayani pasien haruslah mempertimbangkan banyak hal tidak

semata-mata hanya kesembuhan pasien, tetapi juga harus

mempertimbangkan daya beli pasien.

Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan baik untuk masyarakat umum maupun untuk

tenaga kesehatan mengenai antibiotika untuk penatalaksanaan penyakit demam

tifoid serta penggunaannya secara rasional.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Melihat rasionalitas penggunaan antibiotika sebagai obat anti infeksi.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus dimaksudkan untuk :

a. Melihat karakteristik pasien demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di

RS. Panti Rapih Yogyakarta pada periode Januari sampai dengan Desember

2010.

b. Mengevaluasi rasionalitas peresepan antibiotika pada pasien rawat inap

pasien demam tifoid di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta berdasarkan

pedoman pengobatan yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antibiotika

Pada awal ditemukan, definisi antibiotika adalah suatu jenis obat yang

dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau dapat

membunuh mikroorganisme lain (Ganiswara, 1995). Seiring dengan

berkembangnya teknologi, definisi antibiotika mengalami pergeseran. Antibiotika

pada prinsipnya adalah suatu zat atau senyawa obat alami maupun sintesis yang

digunakan untuk membunuh kuman penyakit dalam tubuh manusia dengan

berbagai mekanisme sehinga manusia terbebas dari infeksi bakteri (Katzung,

2008).

Istilah “antibiotika” awalnya dikenal sebagai senyawa alami yang

dihasilkan oleh jamur atau mikroorganisme lain yang digunakan untuk membunuh

bakteri penyebab penyakit pada manusia atau hewan. Secara teknis istilah “agen

anti bakteri” mengacu kepada kedua senyawa alami dan buatan tersebut baik

sintesis maupun semi sintesis. Saat ini banyak orang beranggapan dan

menggunakan kata antibiotika untuk merujuk kepada suatu senyawa yang

digunakan untuk membunuh bakteri baik yang dihasilkan langsung oleh jamur

atau mikroorganisme maupun yang dihasilkan dari proses sintesis atau semi

sintesis yang strukturnya mirip dengan yang dihasilkan pada jamur atau

mikroorganisme. Antibiotika yang akan digunakan untuk membasmi mikroba

penyebab infeksi pada manusia, harus mememiliki sifat toksisitas selektif setinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

9

mungkin terhadap mikroorganisme. Artinya, antibiotika yang digunakan harus

memiliki sifat toksisitas selektif yang tinggi (Katzung, 2008). Berdasarkan sifat

ini, ada antibiotika yang bersifat bakteriostatik ada juga yang bersifat bakterisida.

Gambar 1. Mekanisme kerja bakteriosida dan bakteriostatik pada antibiotika(Lullmann et al., 2000)

Tabel I. Penggolongan antibiotika berdasarkan sifat beserta contohnya

Bakteriostatik BakterisidaKloramfenikol

TetrasiklinEritromisinLinkomisinKlindamisinRifampisinSulfonamidTrimetoprim

SpektinomisinMetenamin Mandelat

Asam NalidiksidAsam OksolinikNitrofurantoin

PenisilinSefalosporin

AminoglikosidPolimiksin

VankomisinBasitrasinSikloserin

(Katzung, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

10

Antibiotika dan kemoterapetika merupakan jenis obat yang paling

banyak digunakan dalam klinik. Hal ini tidak lepas dari tingginya angka kejadian

infeksi dalam populasi dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain.

Perkembangan ilmu kedokteran dan farmasi dalam beberapa dekade terakhir ini

telah memungkinkan ditemukannya berbagai jenis obat baru termasuk antibiotika

(Ganiswara, 1995).

Perkembangan ini jelas sangat menggembirakan karena kasus-kasus

infeksi yang dahulu tidak dapat disembuhkan oleh beberapa jenis antibiotika saat

ini seiring dengan banyak ditemukannya antibiotika baru dapat teratasi.

Banyaknya penemuan antibiotika baru juga dapat memicu timbulnya masalah

seperti sulitnya untuk menentukan pilihan dan pemakaian yang sesuai (Ganiswara,

1995).

Ada beberapa macam penggolongan antibiotika, antara lain

penggolongan antibiotika berdasarkan sifat, mekanisme kerja serta berdasarkan

aktifitasnya (Katzung, 2008).

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotika dibagi dalam 5 kelompok,

yaitu :

1. Mengganggu metabolisme sel mikroba.

2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba.

3. Merusak keutuhan membran sel mikroba.

4. Menghambat sintesis protein sel mikroba.

5. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

(Katzung, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

11

Gambar 2. Mekanisme kerja antibiotika (Lullmann et al., 2000)

Berdasarkan aktifitasnya, antibiotika dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Antibiotika berspektrum sempit.

2. Antibiotika berspektrum luas.

(Ganiswara, 1995)

Gambar 3. Struktur Penicillin Gambar 4. Struktur Kloramfenikol(Craig and Stitzel, 2005) (Connor, 1992)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

12

Gambar 5. Struktur Sefalosporin (Craig dan Stitzel, 2005)

B. Resistensi Bakteri terhadap Antibiotika

Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dapat berakibat pada

timbulnya resistensi terhadap antibiotika. Terdapat empat jalur mekanisme

terjadinya resistensi antibiotika yaitu penurunan permeabilitas terhadap

antibiotika, adanya proses enzimatik, modifikasi letak reseptor obat, dan

peningkatan sintesis metabolit antagonis terhadap antibiotika (Shulman, 1992).

1. Perubahan permeabilitas

Antibiotika tidak dapat mencapai lokasi target yang dikehendaki.

Keadaan ini berhubungan dengan penurunan permeabilitas dinding

mikroorganisme terhadap antibiotika. Perubahan permeabilitas berhubungan

dengan perubahan reseptor permukaan sel sehingga antibiotika kehilangan

kemampuan untuk melakukan transportasi aktif guna melewati membran sel, dan

akhirnya terjadi perubahan struktur dinding sel yang tidak spesifik. Sebagai

contoh mekanisme ini terjadi pada Gram negatif. Bakteri Gram negatif

mempunyai lapisan lipid pada membran luar dinding sel, membran luar tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

13

terdiri dari protein porin yang berbentuk saluran, penuh berisi air. Perubahan yang

terjadi pada porin akan menyebabkan penurunan permeabilitas terhadap

antibiotika tertentu, misalnya golongan beta laktam (Shulman, 1992).

2. Proses inaktifasi oleh enzim

Organisme patogen memacu terjadinya mekanisme biokimia, melalui

proses enzimatik yang berperan mengurangi atau mengeliminasi antibiotika.

Mikroorganisme yang telah mengalami mutasi mengalami peningkatan aktifitas

enzim atau terjadi mekanisme baru sehingga obat menjadi tidak aktif, seperti

contohnya adalah adanya beta-laktamase menyebabkan penisilin dan sefalosporin

menjadi inaktif. Modifikasi biokimia antibiotika oleh enzim bakteri merupakan

suatu masalah yang sangat serius dalam pengobatan antibiotika dan kemoterapi

(Shulman, 1992).

3. Modifikasi lokasi reseptor sel target

Melalui mekanisme biokimiawi yang menyebabkan ikatan antara

antibiotika dengan mikroorganisme tidak berlangsung lama, interaksi antara obat

dengan sel target tidak terjadi. Pada mikroorganisme yang telah mengalami

mutasi, perubahan biokimiawi ini terjadi selama fase pengobatan pasien, seperti

pada contoh resistensi yang terjadi pada pengobatan menggunakan eritromisin,

klindamisin, dan streptomisin (Shulman, 1992).

4. Peningkatan sintesis metabolit yang bersifat antagonis

Peningkatan kemampuan mikroba untuk membuat zat metabolit esensial

yang bersifat antagonis terhadap antibiotika, dapat memutuskan kerja antibiotika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

14

Sebagai contoh terjadinya resistensi terhadap kloramifenikol, trimetropim dibantu

diperantarai oleh plasmid (Shulman, 1992).

C. Demam Tifoid (Typhoid Fever)

1. Definisi

Demam tifoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Salmonella typhi atau Salmonella paratyphii (Crump et al., 2005). Bakteri

penyebab penyakit demam tifoid tersebut merupakan suatu bakteri Gram negatif

(Anonim, 2003) yang masuk menembus ke dalam saluran gastrointestinal,

berkembang biak dan menyebar melalui pembuluh darah serta menyebabkan

inflamasi pada dinding usus (Crump et al., 2005).

2. Epidemiologi

Penyebaran demam tifoid sangat luas, khususnya di negara-negara

berkembang dengan keadaan sanitasi yang buruk. Demam tifoid endemik di Asia,

Afrika, Amerika Latin, Kepulauan Karibia, dan Oceania (Brusch, 2010). Diantara

beberapa wilayah tersebut, demam tifoid paling banyak terjadi pada negara-negara

berkembang ataupun pada negara terbelakang. Demam tifoid menginfeksi kurang

lebih 21.6 juta orang (angka kejadian 3.6 per 1000 populasi) dan diperkirakan

membunuh 200.000 orang setiap tahun (Brusch, 2010).

3. Patofisiologi

Masuknya kuman Salmonella typhii ke dalam tubuh manusia terjadi

melalui makanan yang terkontaminasi. Sebagian kuman dimusnahkan di lambung

oleh asam lambung dan sebagian lainnya dapat masuk ke dalam usus. Bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

patogen yang masuk diselubungi oleh sel

fagosit tersebut tidak dapat merusak bakteri dengan segera sehingga bakteri bisa

menembus dan masuk dalam lamina propria usus (Behrman, 1992).

hidup dan berkembangbiak di dalam makrofag

masuk dalam sirkulasi darah dan menyebar

(Behrman, 1992). Pada saat berada dalam

dari sel fagosit dan berkembang biak

empedu dan kemudian larut disana menyebabkan terjadinya bakterimia (Soedarto,

1996).

Gambar 6 : Diagram patofisiologi Demam Tifoid

patogen yang masuk diselubungi oleh sel-sel fagosit (Brusch, 2010), namun sel

fagosit tersebut tidak dapat merusak bakteri dengan segera sehingga bakteri bisa

menembus dan masuk dalam lamina propria usus (Behrman, 1992).

hidup dan berkembangbiak di dalam makrofag (Parry et al., 2002)

masuk dalam sirkulasi darah dan menyebar hingga mencapai hati dan limpa

Pada saat berada dalam organ retikuloendotelial

berkembang biak. Melalui kapiler hati, bakteri dapat mencapai

empedu dan kemudian larut disana menyebabkan terjadinya bakterimia (Soedarto,

: Diagram patofisiologi Demam Tifoid (Soedarto, 1996)

15

(Brusch, 2010), namun sel

fagosit tersebut tidak dapat merusak bakteri dengan segera sehingga bakteri bisa

menembus dan masuk dalam lamina propria usus (Behrman, 1992). Kuman dapat

., 2002) kemudian

hingga mencapai hati dan limpa

organ retikuloendotelial, bakteri keluar

Melalui kapiler hati, bakteri dapat mencapai

empedu dan kemudian larut disana menyebabkan terjadinya bakterimia (Soedarto,

(Soedarto, 1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

16

Kuman yang terdapay dalam empedu kemudian diekskresikan secara

bersama cairan empedu ke dalam lumen usus dan dikeluarkan dalam bentuk feses

(Soedarto, 1996). Tidak semua kuman tersebut diekskresi, sebagian ada yang

masuk dan kembali menembus usus sehingga proses yang sama terulang kembali.

Makrofag yang telah teraktivasi kemudian melakukan upaya pertahanan diri

dengan membebaskan suatu zat endotoksin, yaitu lipopolisakarida (LPS) yang

bertanggung jawab terhadap beberapa tanda dan gejala infeksi (Behrman, 1992).

4. Manifestasi Klinis

Masa tunas penyakit demam tifoid berlangsung 10 sampai 14 hari (Parry

et al., 2002). Keluhan dan gejala demam tifoid tidak khas, dan bervariasi dari

gejala seperti flu ringan sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai

banyak sistem organ. Gejala yang timbul amat bervariasi. Gambaran penyakit

bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit

yang khas dengan komplikasi dan kematian (Brusch, 2010).

Secara klinis gambaran penyakit demam tifoid berupa demam

berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan sistem saraf pusat. Panas

lebih dari 7 hari, biasanya makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu ke

2 panas tinggi secara terus menerus. Demam biasanya dialami pada malam hari.

Gejala gangguan saluran gastrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual,

muntah, dan kembung (Soedarto, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

17

Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan

penyakit infeksi akut. Pada umumnya timbul gejala seperti demam,nyeri kepala,

pusing, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, perut kembung dan perasaan

tidak enak diperut, sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu

pertama diare lebih sering terjadi. Pemeriksaan fisik hanya ditemukan suhu badan

meningkat. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,

denyut jantung relatif lambat, lidah yang khas (kotoran ditengah, tepi dan ujung

merah, tremor/bergetar, hati membesar, limpa membesar, gangguan mental) (Ali,

2006).

Pada minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun, dan normal

kembali di akhir minggu. Hal itu terjadi jika tanpa komplikasi atau berhasil

diobati. Bila keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur

mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan dan

perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus. Jika denyut

nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini

menunjukkan telah terjadinya perforasi usus sedangkan keringat dingin, gelisah,

sukar bernapas, dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran

adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik merupakan penyebab umum

dari terjadinya kematian penderita demam tifoid pada minggu ketiga (Ali, 2006).

Minggu keempat merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal

minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena

femoralis. Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga

hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

18

berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari

serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi

primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati akan

mengakibatkan timbulnya relaps (Brusch, 2010).

5. Diagnosis

Gambaran klinis penyakit demam tifoid sangat bervariasi dari hanya

sebagai penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang

khas dengan komplikasi dan dapat mengakibatkan kematian (Behrman, 1992).

Penegakan diagnosis harus dilakukan sedini mungkin agar bisa diberikan terapi

yang tepat serta meminimalkan terjadinya komplikasi. Pengetahuan mengenai

gambaran klinis penyakit ini sangat penting untuk membantu mendeteksi secara

dini walaupun pada kasus tertentu dibutuhkan pemeriksaan tambahan untuk

membantu menegakkan diagnosis (Brusch, 2010).

Penegakan diagnosis penyakit demam tifoid ini masih kurang lengkap

apabila belum ditunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan

laboratorium secara konvensional dapat dilakukan melalui identifikasi adanya

antigen/antibodi sampel (darah) dan melalui kultur mikroorganisme (Brusch,

2010)

a. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, urinalisis,

kimia klinik, imunoserologi, dan mikrobiologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

19

1) Hematologi

Kadar hemoglobin dapat menurun ataupun normal apabila terdapat

pendarahan usus atau perforasi. Jumlah lekosit sering rendah (lekopenia) tetapi

dapat juga normal atau tinggi. Jumlah trombosit sering menurun

(trombositopenia) ataupun normal (Kass dan Platt, 1990).

2) Urinalisis

Adanya protein di dalam urine bervariasi dari negatif sampai dengan

positif (akibat demam). Jumlah lekosit dan eritrosit normal, apabila terjadi

peningkatan maka kemungkinan terjadi pendarahan (Brusch, 2010).

3) Kimia Klinik

Enzim hati (SGPT dan SGOT) akan meningkat dengan gambaran adanya

komplikasi pada fungsi hati (mulai dari peradangan hingga hepatitis akut)

(Brusch, 2010).

4) Imunoserologi

Pemeriksaan serologi Widal ditujukan untuk mendeteksi adanya antibodi

(dalam darah) terhadap antigen kuman Salmonella typhi / paratyphi (reagen). Uji

ini merupakan test kuno yang masih amat popular dan paling sering diminta

terutama di negara dimana penyakit ini endemis seperti di Indonesia. Sebagai uji

cepat (rapid test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan dengan

adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal sebagai febrile agglutinin.

(Brusch, 2010).

Reaksi Widal adalah suatu reaksi pengendapan antara antigen dan

antibody (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terdapat pada serum penderita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

20

penyakit tifus. Reaksi Widal bertujuan untuk menentukan adanya aglutinin dalam

serum penderita yang disangka menderita penyakit tifus (Judarwanto, 2009).

Hasil uji Widal dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga dapat

memberikan hasil positif palsu atau negatif palsu. Hasil positif palsu dapat

disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi

silang dengan spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik (pernah

sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF). Hasil negatif palsu dapat disebabkan

oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu

pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien yang buruk,

dan adanya penyakit imunologik lain (Sherwal et al., 2004).

Pemeriksaan tes Typhidot merupakan uji imunologik yang lebih baru,

yang dianggap lebih sensitif dan spesifik dibandingkan uji Widal untuk

mendeteksi Demam Tifoid/Paratifoid. Sebagai tes cepat (rapid test) hasilnya juga

dapat segera di ketahui (Sherwal et al., 2004).

5) Mikrobiologi

Uji kultur merupakan standar baku untuk pemeriksaan demam tifoid.

Apabila hasil biakan positif maka diagnosis pasti untuk demam tifoid. Apabila

hasil negatif, maka belum tentu bukan demam tifoid karena hasil biakan negatif

palsu dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain jumlah darah terlalu

sedikit, adanya kesalahan pada saat preparasi, sudah mendapat terapi antibiotika

atau sudah mendapat vaksinasi demam tifoid (WHO, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

21

6. Penatalaksanaan

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu

istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang (simptomatik dan suportif),

serta pemberian terapi farmakologi. Tatalaksana pengobatan demam tifoid antara

lain adalah dengan pemberian antibiotika. Antibiotika yang biasa diberikan antara

lain adalah kloramfenikol, amoksisilin, ampisilin serta golongan sefalosporin

generasi ketiga seperti cefixime, cefotaxime dan ceftriaxone (Shah et al., 2009).

Selain dengan terapi antibiotik, terapi lain juga perlu dilakukan untuk pengobatan

demam tifoid seperti pemberian oral/intravena cairan tubuh, pemberian antipiretik

serta asupan nutrisi yang cukup ke dalam tubuh (WHO, 2003).

Kloramfenikol merupakan salah satu obat pilihan utama dalam

pengobatan demam tifoid. Kloramfenikol biasanya diberikan secara oral kepada

pasien, namun tidak menutup kemungkinan juga apabila kloramfenikol diberikan

melalui saluran intravena dengan tujuan untuk mempercepat kerja obat apabila

pasien sudah benar-benar membutuhkan pertolongan. Kloramfenikol mempunyai

ketersediaan biologik 80% pada pemberian iv. Waktu paruh plasmanya 3 jam

pada bayi baru lahir, dan bila terjadi sirosis hepatis diperpanjang sampai dengan 6

jam. Pada anak berumur 6-12 tahun diberikan dosis sebesar 40-50 mg/kg/hari

sedangkan pada anak berumur 1-3 tahun membutuhkan dosis 50-100 mg/kg/hari.

Kloramfenikol apabila diberikan secara intravena, dosis untuk anak berumur 7-12

tahun sebesar 50-80 mg/kg/hari, dan 50-100 mg/kg/hari untuk anak berumur 2-6

tahun (Lacy et al., 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

22

Ampisilin dan amoksisilin memiliki kemampuan untuk menurunkan

demam lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. Obat ini mempunyai

ketersediaan biologik sebesar 60%. Waktu paruh plasmanya 1.5 jam (bayi baru

lahir: 3,5 jam). Dosis untuk pemberian per oral dalam lambung yang kosong

dibagi dalam pemberian setiap 6-8 jam sekitar setengah jam sebelum makan.

Dosis yang dianjurkan diberikan pada anak adalah 100-200 mg/kg/hari (Lacy et

al., 2006).

Antibiotika lain yang bisa digunakan untuk pengobatan demam tifoid

selain menggunakan kloramfenikol dan amoksilin adalah antibiotika golongan

quinolon dan sefalosporin (WHO, 2003). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

merekomendasikan penggunaan antibiotika golongan quinolon dan sefalosporin

untuk pengobatan demam tifoid, namun dalam prakteknya penggunaan quinolon

tidak dianjurkan pada anak-anak karena dapat menyebabkan toksisitas pada tulang

yang berakibat terhambatnya pertumbuhan anak (Shah et al., 2006).

Tabel II. Terapi yang direkomendasi WHO untuk demam tifoid

(WHO, 2003)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

23

Antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga yang dapat menjadi

pilihan untuk pengobatan demam tifoid antara lain adalah cefixime, cefotaxime,

dan ceftriaxone. Cefixime bisa dijadikan sebagai pilihan pertama pengobatan

demam tifoid. Cefixime memiliki ketersediaan biologik sebesar 40-50%, waktu

paruh eliminasi antara 3 sampai 4 jam serta membutuhkan waktu sekitar 2 sampai

dengan 6 jam untuk mencapai konsentrasi maksimum. Dosis yang biasa

digunakan pada anak-anak adalah 15-20 mg/kg/hari selama 10 sampai 14 hari

(Lacy et al., 2006).

Cefotaxime dan ceftriaxone merupakan alternatif antibiotika yang dapat

digunakan untuk pengobatan demam tifoid yang disertai dengan beberapa

komplikasi dengan penyakit lain. Cefotaxime maupun ceftriaxone digunakan

sebagai pilihan pertama apabila ditemukan adanya riwayat resistensi suatu bakteri

terhadap antibiotika golongan quinolon (WHO, 2003). Dosis cefotaxime untuk

anak berumur > 12 tahun adalah 1-2 g setiap 4-12 jam dan untuk anak berumur

< 12 tahun dengan berat badan < 50 kg adalah 50-200 mg/kg (Lacy et al., 2006).

Dosis ceftriaxone untuk anak-anak adalah 50-100 mg/kg dengan interval 1-2 kali

perhari dan dosis maksimum yang masih diperkenankan adalah 4 g/hari (Lacy et

al., 2006).

c. Landasan Teori

Pengobatan penyakit infeksi selama ini dilakukan dengan pemberian

agen-agen antimikroba seperti salah satu contohnya dengan pemberian obat-obat

antibiotika, begitu pula dengan pengobatan demam tifoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

24

Antibiotika sebaiknya digunakan secara rasional untuk mengurangi

kemungkinan timbulnya bahaya resistensi.. Menurut WHO, kriteria penggunaan

obat yang rasional meliputi tepat pasien, tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, dan

waspada efek samping (WHO, 2003), begitu pula dengan pengobatan

menggunakan antibiotika haruslah meliputi kelima aspek tersebut. Kurrin dan

Gyssens menggolongkan ketepatan penggunaan antibiotika dalam enam kategori

dimana kategori I adalah penggunaan antibiotika secara tepat atau rasional.

Kategori II adalah ketidaktepatan penggunaan antibiotika karena adanya dosis

yang tidak sesuai, interval pemberian maupun rute pemberian yang tidak sesuai.

Kategori III adalah ketidaktepatan yang diakibatkan penggunaan antibiotika

terlalu lama maupun terlalu singkat. Kategori IV adalah ketidaktepatan

penggunaan antibiotika diakibatkan karena ada pilihan antibiotika lainnya yang

lebih efektif maupun lebih aman. Kategori V diakibatkan karena antibiotika yang

digunakan tidak memiliki indikasi untuk penyakit tertentu dan kategori VI adalah

penggunaan antibiotika tidak dapat dievaluasi karena tidak ada data (Benin dan

Dowel, 2001).

Selama ini antibiotika yang digunakan untuk pengobatan demam tifoid

adalah kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kg BB selama 5 sampai 14 hari.

Namun pada perkembangannya antibiotika lainnya dari golongan sefalosporin

generasi ketiga seperti cefixime juga dapat digunakan dalam pengobatan demam

tifoid mengingat banyaknya kasus resistensi bakteri terhadap kloramfenikol yang

dilaporkan akhir-akhir ini (Lacy et al., 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

25

d. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

penggunaan antibiotika untuk pengobatan demam tifoid pada kelompok pediatrik

di RS. Panti Rapih Yogyakarta serta evaluasinya yang bisa bermanfaat untuk

mengurangi timbulnya resistensi bakteri terhadap antibiotika dan meningkatkan

efisiensi pengobatan pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik di RS. Panti

Rapih Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Penggunaan Antibiotika pada Pasien

Demam Tifoid Kelompok Pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rapih Yogyakarta periode 2010 merupakan jenis penelitian non eksperimental

dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental karena tidak

ada perlakuan pada subjek uji. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena

data yang diperoleh dari catatan rekam medik kemudian dievaluasi berdasarkan

studi pustaka, dan dideskripsikan terhadap fenomena yang terjadi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel dan atau gambar. Selain itu, rancangan penelitian

deskriptif evaluatif karena tujuan penelitian yaitu memberikan gambaran dan

evaluasi mengenai penggunaan obat antibiotika pada pasien demam tifoid

kelompok pediatrik.

Penelitian bersifat retrospektif, karena data diambil dengan menggunakan

penelusuran terhadap dokumen yang terdahulu yaitu berupa kartu rekam medik

pasien demam tifoid kelompok pediatrik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta periode 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

27

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variable bebas

Jenis, dosis, frekuensi, dan durasi penggunaan antibiotika

b. Variable terikat

Kondisi pasien pada saat proses pengobatan

2. Variabel terkendali

a. Usia

b. Jenis kelamin

3. Variabel tak terkendali

a. Berat badan

4. Definisi Operasional

a. Pasien pediatrik adalah pasien dengan berumur 0-12 tahun (Izenberg,

2000) pria maupun wanita yang terdiagnosa demam tifoid tanpa adanya

komplikasi (ditunjang dengan hasil laboratorium), dirawat di RS. Panti

Rapih Yogyakarta pada periode Januari-Desember 2010, mendapatkan

terapi antibiotika dan menyelesaikan pengobatan di RS. Panti Rapih

Yogyakarta sampai sembuh atau dinyatakan sembuh oleh dokter.

b. Antibiotika adalah suatu jenis obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme

maupun yang dihasilkan melalui proses sintesis atau semi sintesis yang

strukturnya menyerupai zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut

yang dapat membunuh ataupun menghambat pertumbuhan

mikroorganisme lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

28

c. Evaluasi penggunaan antibiotika adalah evaluasi mengenai

kerasionalitasan penggunaan antibiotika dalam penatalaksanaan penyakit

demam tifoid. Evaluasi yang dilakukan meliputi ketepatan dosis,

frekuensi, durasi, dan rute pemberian antibiotika.

d. Terapi antibiotika kombinasi adalah terapi menggunakan antibiotika baik

yang digunakan bersamaan maupun yang sifatnya penggantian antibiotika.

e. Lembar atau kartu rekam medis adalah lembar catatan yang berisi data

klinis pasien demam tifoid yang menjalani terapi di RS. Panti Rapih

Yogyakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua pasien pediatrik demam tifoid yang

menerima terapi antibiotika dan dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2010 kemudian diambil sesuai

dengan kriteria inklusi yaitu semua pasien berumur 0-12 tahun baik pria maupun

wanita yang didiagnosis positif menderita demam tifoid tanpa adanya penyakit

penyerta, menerima terapi antibiotika hingga selesai di RS. Panti Rapih

Yogyakarta dan dinyatakan sembuh oleh dokter, serta dengan kriteria eksklusi

yaitu pasien peditarik yang terdiagnosis positif menderita demam tifoid dengan

beberapa penyakit penyerta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

29

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

rekam medis pasien demam tifoid yang ada di Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta periode 2010.

E. Tata Cara Penelitian

1. Analisis Situasi

Analisis situasi dengan melihat data laboratorium dan obat antibiotika

yang digunakan pasien pediatrik demam tifoid yang diperoleh dari Instalasi

Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada bulan Januari 2010

sampai bulan Desember 2010.

2. Pengambilan Data

Data pasien yang diperoleh dari lembar rekam medik dipilih sesuai

dengan kriteria inklusi yang sudah ditetapkan oleh penulis. Tahap pengambilan

data meliputi beberapa proses sebagai berikut :

a. Penelusuran data, dilakukan dengan menelusuri data menggunakan

komputer di Instalasi Rekam Medik mengenai jumlah pasien yang

didiagnosis menderita demam tifoid kelompok pediatrik, nomor rekam

medis, umur pasien kelompok pediatrik, serta lama pengobatan di Rumah

Sakit.

b. Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian pasien pediatrik

sesuai dengan definisi operasional yang sudah ditetapkan sebelumnya

berdasarkan nomor rekam medis yang didapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

30

c. Pencatatan data, dilakukan dengan mencatat data pasien pediatrik yang

menjalani rawat inap di rumah sakit serta melakukan pemeriksaan

laboratorium dan mendapat terapi antibiotika.

Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis, nama pasien, usia

pasien, lama pasien dirawat di rumah sakit, data pemeriksaan laboratorium serta

terapi yang didapatkan pasien selama pasien dirawat.

3. Pengolahan Data

Data yang sudah didapat kemudian dievaluasi apakah antibiotika yang

diresepkan oleh dokter rasional atau tidak rasional pada penatalaksanaan demam

tifoid pada kelompok pediatrik. Data kemudian disajikan dalam bentuk tabel

maupun diagram.

Evaluasi penggunaan antibiotika dilakukan dengan membandingan terapi

antibiotika yang diterima pasien dengan literatur yang diacu. Pustaka yang

digunakan sebagai acuan yaitu Drug Information Handbook (Lacy et al., 2006),

Textbook of Pediatrics (Behrman, 1992), Current Therapy of Infectious Disease

(Kass dan Plat, 1990), Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

(Roespandi dan Nurhamzah, 2009).

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data kualitatif yang diperoleh dibahas dalam bentuk uraian secara

deskriptif dalam bentuk tabel maupun gambar. Evaluasi dilakukan dengan

melakukan analisis ketepatan penggunaan antibiotika yang diresepkan untuk

pengobatan demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta. Langkah-langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

31

melakukan analisis dari hasil rekam medis yang didapatkan adalah sebagai

berikut:

1. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan frekuensi kejadian di RS dengan menghitung jumlah pasien yang

sesuai kriteria per bulan dibagi total kasus dikali 100%.

2. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan usia dengan menghitung jumlah pasien dibagi total kasus dikali

100%.

3. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan jenis kelamin dengan menghitung jumlah pasien laki-laki dan

perempuan dibagi total kasus dikali 100%.

4. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan menghitung

jumlah pasien tiap pemeriksaan dibagi total kasus dikali 100%.

5. Persentasi penggunaan antibiotika berdasarkan jenisnya (nama generik) yang

dilakukan dengan menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali

100%.

6. Persentasi penggunaan antibiotika berdasarkan dosis dan frekuensinya yang

dilakukan dengan menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali

100%.

7. Persentasi penggunaan antibiotika berdasarkan durasi yang dilakukan dengan

menghitung jumlah antibiotika dibagi total kasus dikali 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

32

8. Persentasi penggunaan antibiotika berdasarkan rute pemberiannya yang

dilakukan dengan menghitung jumlah antibiotika tiap rute dibagi total kasus

dikali 100%.

9. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan antibiotika dengan menghitung

jumlah pasien dengan penggunaan antibiotika yang tepat (jenis, dosis,

frekuensi, rute dan cara pemberian, dan durasi) dibagi total kasus dikali 100%.

10. Persentasi pasien demam tifoid yang telah menerima terapi antibiotika

berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan antibiotika dengan menghitung

jumlah pasien dengan penggunaan antibiotika yang tidak tepat (jenis, dosis,

frekuensi, rute dan cara pemberian, dan durasi) dibagi total kasus dikali 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran

mengenai profil pasien demam tifoid pada kelompok umur pediatrik yang terjadi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta serta untuk melihat

ketepatan penggunaan antibiotika yang digunakan dalam pengobatan demam

tifoid khususnya pada kelompok umur pediatrik. Data mengenai antibiotika yang

sudah didapatkan kemudian dianalisis ketepatannya meliputi ketepatan dosis,

frekuensi, rute pemberian serta durasi pemakaian antibiotika. Data yang sudah

didapatkan tersebut kemudian dibandingkan dengan pedoman pengobatan yang

telah ditentukan. Pedoman pengobatan yang digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini adalah Current Therapy in Infectious Disease (Kass dan Platt,

1990), Textbook of Pediatrics (Behrman, 1992), Drug Information Handbook

(Lacy et al., 2006), The Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever

(WHO, 2003), dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

(Depkes RI, 2009).

Subyek dari penelitian ini adalah pasien pada kelompok umur pediatrik,

baik pria maupun wanita dengan diagnosis demam tifoid tanpa adanya penyakit

penyerta, mendapatkan terapi antibiotika, serta dinyatakan sembuh atau membaik

oleh dokter pada saat keluar dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hasil

penelitian disajikan dalam tiga bagian yaitu profil pasien demam tifoid,

identifikasi dan diagnosis pasien demam tifoid, serta pola penggunaan antibiotika

beserta evaluasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

34

A. Profil Pasien

Pada penelitian ini, gambaran profil pasien yang dibahas meliputi jenis

kelamin, umur, serta gejala klinis yang dialami. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari kartu rekam medis pasien yang ada di RS. Panti

Rapih Yogyakarta. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kriteria

inklusi maupun kriteria eksklusi dari subjek penelitian. Langkah selanjutnya

adalah melakukan penelusuran kartu rekam medis pasien sesuai dengan kriteria

inklusi maupun ekslusi yang sudah ditetapkan sebelumnya dan kemudian

melakukan analisis masing-masing kasus kemudian menyajikan data-data yang

sudah didapat dalam bentuk tabel maupun grafik.

Persentase dihitung dari jumlah pasien menurut jenis kelamin, umur serta

gejala klinis yang dialami pasien pada tahun 2010 dibagi jumlah keseluruhan

pasien demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta selama periode 2010

kemudian dikalikan 100%.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah pasien yang didapatkan

sebagai subyek penelitian sebesar 62 pasien. Dari total pasien sejumlah 62 pasien,

36 diantaranya adalah pria dan 26 sisanya adalah wanita. Penelitian sebelumnya

yang pernah dilakukan di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta oleh Musnelina,

Afdhal, Gani, dan Andayani (2004) juga menemukan pasien pria lebih banyak

daripada pasien demam tifoid yang berjenis kelamin wanita. Menurut Hook (cit.,

Musnelina et al., 2004), anak laki-laki lebih banyak menderita demam tifoid

dibandingkan dengan perempuan dikarenakan anak laki-laki memiliki aktifitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

berdasarkan Jenis Kelamin

diluar rumah yang lebih banyak daripada perempuan. Hal ini memungkinkan anak

laki-laki untuk memiliki resiko lebih besar terserang demam tifoid diba

dengan anak perempuan.

Gambar 7. Persentasidemam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Dari gambar

tifoid adalah pria dan sebesar 41.9% pasien demam tifoid adalah wanita.

2. Umur

Subjek penelitian ini adalah pasien

menderita demam tifoid.

kelompok neonatus (≤ 1 tahun), kelompok balita (>1

anak-anak (>5-12 tahun). Hasil

tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta paling banyak terjadi pada kelompok usia

anak-anak yaitu pada

mendukung beberapa

58,1%41,9%

Karakteristik Pasienberdasarkan Jenis Kelamin

Pria Wanita

diluar rumah yang lebih banyak daripada perempuan. Hal ini memungkinkan anak

laki untuk memiliki resiko lebih besar terserang demam tifoid diba

dengan anak perempuan.

Persentasi jumlah pasien pria dan wanita penderita penyakitdemam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

gambar diatas, dapat dilihat bahwa sebesar 58.1% pasien demam

tifoid adalah pria dan sebesar 41.9% pasien demam tifoid adalah wanita.

Subjek penelitian ini adalah pasien pada kelompok pediatrik yang

demam tifoid. Kelompok pediatrik dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu

≤ 1 tahun), kelompok balita (>1-5 tahun), dan kelompok

12 tahun). Hasil penelitian mendapatkan bahwa kasus demam

tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta paling banyak terjadi pada kelompok usia

pada rentang umur 6-12 tahun sebesar 42.9%. Hasil

beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

35

diluar rumah yang lebih banyak daripada perempuan. Hal ini memungkinkan anak

laki untuk memiliki resiko lebih besar terserang demam tifoid dibandingkan

jumlah pasien pria dan wanita penderita penyakitdemam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

diatas, dapat dilihat bahwa sebesar 58.1% pasien demam

tifoid adalah pria dan sebesar 41.9% pasien demam tifoid adalah wanita.

pada kelompok pediatrik yang

menjadi 3 bagian yaitu

5 tahun), dan kelompok usia

dapatkan bahwa kasus demam

tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta paling banyak terjadi pada kelompok usia

%. Hasil penelitian ini

dilakukan sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

0

5

10

15

20

25

30

Jum

lah

Kas

us

Profil Pasien berdasarkan Umur

Ochiai et al.

6-12 tahun memiliki resiko terserang demam tifoid lebih besar.

Ochiai et al. (2008) menunjukkan bahwa dari total sebanyak 131 kasus demam

tifoid yang terjadi pada kelompok pediatrik, sebesar 58 kasus (44.27%) terjadi

pada rentang usia 6-

tersebut anak-anak masih sangat menyukai membeli makanan sembarangan di

lingkungan sekitar yang higienitasnya tidak dapat dijamin. Lingkungan, dalam hal

ini salah satu contohnya

pendukung untuk mengurangi atau menambah luas penyebaran demam tifoid

(Castillo cit., Musnelina

Gambar 8. Persentasi

Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India pada tahun 1995. Sinha

sebanyak 28 kasus dari total 63

≤ 1 tahun > 1-5 tahun > 5-12 tahun

Profil Pasien berdasarkan Umur

. (2008) mendapatkan hasil bahwa anak pada

12 tahun memiliki resiko terserang demam tifoid lebih besar.

(2008) menunjukkan bahwa dari total sebanyak 131 kasus demam

tifoid yang terjadi pada kelompok pediatrik, sebesar 58 kasus (44.27%) terjadi

-12 tahun. Hal tersebut dikarenakan karena pada saat usia

anak masih sangat menyukai membeli makanan sembarangan di

sekitar yang higienitasnya tidak dapat dijamin. Lingkungan, dalam hal

salah satu contohnya adalah faktor higienitas, merupakan salah satu faktor

pendukung untuk mengurangi atau menambah luas penyebaran demam tifoid

, Musnelina et al., 2004).

Persentasi kasus demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakartaperiode 2010 berdasarkan umur pasien

Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan di India pada tahun 1995. Sinha et al. (1999) menyatakan bahwa

sebanyak 28 kasus dari total 63 kasus demam tifoid di India ditemukan pada anak

36

pada rentang usia

12 tahun memiliki resiko terserang demam tifoid lebih besar. Hasil penelitian

(2008) menunjukkan bahwa dari total sebanyak 131 kasus demam

tifoid yang terjadi pada kelompok pediatrik, sebesar 58 kasus (44.27%) terjadi

Hal tersebut dikarenakan karena pada saat usia

anak masih sangat menyukai membeli makanan sembarangan di

sekitar yang higienitasnya tidak dapat dijamin. Lingkungan, dalam hal

merupakan salah satu faktor

pendukung untuk mengurangi atau menambah luas penyebaran demam tifoid

kasus demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta

Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang juga pernah

. (1999) menyatakan bahwa

kasus demam tifoid di India ditemukan pada anak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

anak berusia 5-12 tahun. Laju insidensi demam tifoid di India sebesar 27.3 terjadi

pada usia dibawah 5 tahun per 1000 orang dalam satu tahun (Sinha

3. Frekuensi Kejadian

Berdasarkan kriteria

didiagnosis menderita demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS. Panti

Rapih Yogyakarta adalah sebanyak 62 pasien

pada kelompok umur pediatrik selama periode 2010 di R

Yogyakarta adalah sebanyak 63 kasus.

Gambar 9. Frekuensi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ujung Pandang pada

tahun 1997, kasus demam tifoid lebih banyak terdiagnosis antara bulan April

sampai dengan bulan September yaitu pada saat setelah melewati musim hujan

0

2

4

6

8

10

12

14

Jum

lah

Kas

us

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

tahun. Laju insidensi demam tifoid di India sebesar 27.3 terjadi

pada usia dibawah 5 tahun per 1000 orang dalam satu tahun (Sinha

ejadian

Berdasarkan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi, jumlah pasien yang

didiagnosis menderita demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS. Panti

rta adalah sebanyak 62 pasien, sedangkan kasus demam tifoid

pada kelompok umur pediatrik selama periode 2010 di R

Yogyakarta adalah sebanyak 63 kasus.

. Frekuensi kejadian demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakartaperiode 2010

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ujung Pandang pada

tahun 1997, kasus demam tifoid lebih banyak terdiagnosis antara bulan April

sampai dengan bulan September yaitu pada saat setelah melewati musim hujan

Frekuensi Kejadian Demam Tifoiddi RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

37

tahun. Laju insidensi demam tifoid di India sebesar 27.3 terjadi

pada usia dibawah 5 tahun per 1000 orang dalam satu tahun (Sinha et al., 1999).

inklusi maupun kriteria eksklusi, jumlah pasien yang

didiagnosis menderita demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS. Panti

edangkan kasus demam tifoid

pada kelompok umur pediatrik selama periode 2010 di RS. Panti Rapih

demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ujung Pandang pada

tahun 1997, kasus demam tifoid lebih banyak terdiagnosis antara bulan April

sampai dengan bulan September yaitu pada saat setelah melewati musim hujan

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

38

dan akan memasuki musim kering/kemarau (Valema et al., 1997). Hal tersebut

bertolak belakang dengan hasil penelitian yang didapatkan di RS. Panti Rapih

Yogyakarta. Kasus demam tifoid pada tahun 2010 di RS. Panti Rapih Yogyakarta

paling banyak terdiagnosis pada bulan Maret (22.2%) dan pada bulan November

(11.1%). Kejadian tersebut kemungkinan disebabkan akibat adanya pergeseran

musim akibat pemanasan global.

B. Identifikasi dan Diagnosa

Data-data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan

penegakan diagnosis pasien dapat dilihat pada kartu rekam medis pasien. Data

yang diperoleh antara lain berupa gejala yang dialami pasien serta pemeriksaan

laboratorium yang digunakan sebagai penunjang dalam penegakan diagnosa.

Pada penelitian, beberapa data ini dikelompokkan kemudian ditampilkan

dalam bentuk persentase. Persentasi dihitung berdasarkan jumlah kasus menurut

banyaknya gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium yang dialami pasien

demam tifoid dibagi jumlah keseluruhan kasus demam tifoid pada kelompok umur

pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta selama periode Januari 2010 sampai

Desember 2010.

Kasus dihitung berdasarkan kunjungan pasien ke RS. Panti Rapih

Yogyakarta dengan diagnosis demam tifoid serta menerima terapi menggunakan

antibiotika. Dari 62 pasien yang termasuk kriteria inklusi maupun kriteria

eksklusi, ditemukan sebanyak 63 kasus demam tifoid pada periode Januari 2010

sampai dengan Desember 2010 di RS. Panti Rapih Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

39

1. Gejala yang dialami pasien

Secara klinis, infeksi yang dialami oleh pasien dapat bermanifestasi

menjadi gejala umum. Gejala umum demam tifoid antara lain adalah demam,

mual, muntah, flu ringan, perut kembung, konstipasi, dan diare (Brusch, 2010).

Keluhan ataupun gejala awal yang dialami pasien demam tifoid tidak khas, karena

hal itulah perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis yang dialami oleh pasien demam tifoid

kelompok umur pediatrik di Instalasi Rawat Inap RS. Panti Rapih Yogyakarta

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel III. Gejala klinis yang dialami pasien demam tifoiddi RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

No. Gejala JumlahKasus

Persentasi(%)

1. Demam 63 100,0

2. Mual dan muntah 60 95,2

3. Flu 23 36,5

4. Batuk 10 15,9

5. Diare 7 11,1

6. Konstipasi (susah BAB)* 20 31,7

7. Sesak nafas 15 23,8

*BAB = Buang Air Besar

Dalam penelitian ditemukan bahwa gejala klinis yang paling sering

dijumpai pada pasien demam tifoid kelomok umur pediatrik adalah demam yang

biasanya disertai dengan mual dan muntah. Sebanyak 63 pasien (100%)

mengalami gejala demam. Gejala lain yang sering dijumpai adalah mual dan

muntah yaitu sekitar 95.2%. Gejala demam tifoid yang paling sering dijumpai

adalah demam tinggi yang disertai mual dan muntah (Brusch, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

40

Sebagian besar infeksi meningkatkan denyut nadi dan suhu tubuh. Hal

tersebut dapat dijumpai pada beberapa kasus penyakit infeksi seperti demam

tifoid, demam berdarah dengue (Tunkel, 2009)

2. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada pasien demam tifoid

antara lain adalah pemeriksaan hematologi, urinalisis, dan immunoserologi.

Pemeriksaan immunoserologi dengan reaksi Widal merupakan salah satu cara

penunjang diagnosa demam tifoid yang masih cukup populer sampai saat ini.

Reaksi Widal adalah suatu reaksi pengendapan antara antigen dengan antibodi

(aglutinin) (Judarwanto, 2009). Aglutinin yang spesifik terdapat pada serum

penderita demam tifoid. Hasil positif ditandai dengan adanya peristiwa aglutinasi.

Gambaran pemeriksaan laboratorium pada pasien demam tifoid dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel IV. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pasien demam tifoiddi RS. Panti Rapih Yogyakarta 2010

No. PemeriksaanLaboratorium

JumlahPasien

Persentasi(%)

1. Hematologi 63 100,0

2. Typhidot test 46 73,0

3. Widal Test 12 19,0

4. Urinalisis 35 55,6

5. Kimia klinik 5 7,9

Dari 63 pasien, masing masing pasien tidak hanya mendapat satu jenis

pemeriksaan laboratorium saja. Pemeriksaan laboratorium yang digunakan

sebagai penunjang penegakan diagnosa demam tifoid yang paling sering adalah

pemeriksaan hematologi. Hal tersebut terlihat dalam tabel dimana sebanyak 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

41

pasien semuanya mendapat pemeriksaan hematologi (100%). Pemeriksaan

penunjang selanjutnya yang sering dilakukan untuk membantu penegakan

diagnosa demam tifoid adalah pemeriksaan immunoserologi. Pemeriksaan

immunoserologi yang sering dilakukan saat ini adalah dengan menggunakan

pemeriksaan Typhidot tes. Metode ini sekarang lebih sering dilakukan karena

memiliki sensitifitas dan spesifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan uji

Widal. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sherwal (2004), didapatkan

nilai sensitifitas dan spesifitas dari dua metode yang biasa digunakan sebagai

pemeriksaan penunjang demam tifoid yaitu tes Widal, dan tes Typhidot. Nilai

sensitifitas dan spesifitas tes widal yang didapatkan dari penelitian tersebut

sebesar 57% dan 83% sedangkan nilai sensitifitas dan spesifitas tes Typhidot

sebesar 92% dan 87.5% (Sherwal et al., 2004). Berdasarkan penelitian tersebut,

tes Widal saat ini sudah mulai ditinggalkan, begitu juga di RS. Panti Rapih

Yogyakarta. Pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis demam tifoid

saat ini sudah menggunakan tes Typhidot. Sebanyak 46 pasien (73%) melakukan

pemeriksaan penunjang dengan tes Typhidot, sedangkan pasien yang

menggunakan tes Widal sejumlah 12 pasien (19%). Tes Typhidot memiliki

beberapa kelebihan seperti sensitifitas dan spesifitas yang tinggi, cepat, mudah

digunakan dan reliabel (Sherwal et al., 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

42

C. Pola Penggunaan Antibiotika

Keberhasilan suatu pengobatan tidak semata-mata bergantung dari

kandungan atau zat aktif dari obat tersebut namun juga perlu diperhatikan

mengenai dosis, frekuensi pemberian, rute, dan durasi pengobatan.

Analisis mengenai profil dan ketepatan penggunaan antibiotika dalam

terapi mengacu pada Kategori Ketepatan Penggunaan Antibiotika menurut Kurin

dan Gyssens (Benin dan Dowell, 2001). Pembahasan akan dimulai dengan

memaparkan jenis antibiotika, dosis, rute pemberian, frekuensi, serta durasi

penggunaan antibiotika di RS. Panti Rapih Yogyakarta untuk terapi demam tifoid

pada kelompok umur pediatrik. Setelah itu baru kemudian akan dianalisis

mengenai ketepatan penggunaan antibiotika pada masing-masing kasus mengacu

pada kategori ketepatan penggunaan antibiotika menurut Kurrin dan Gyssens.

1. Jenis Antibiotika

Hasil penelitian berkaitan dengan jumlah serta persentasi jenis antibiotika

yang diresepkan dalam penatalaksanaan terapi demam tifoid. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui jenis antibiotika apa saja yang diresepkan dokter kepada pasien

demam tifoid di RS. Panti Rapih Yogyakarta. Berdasarkan data dari rekam medik,

antibiotika yang digunakan untuk pasien demam tifoid terdiri dari 9 jenis yaitu

kloramfenikol, cefixime, amoxicillin, meropenem, cefotaxime, ceftriaxone,

cephadrine, tiamfenikol, serta kombinasi imipenem dan silastatin.

Pada beberapa kejadian, pasien menerima terapi lebih dari satu jenis

antibiotika. Tujuan pemberian antibiotika lebih dari satu jenis ini dimaksudkan

sebagai terapi kombinasi (amoxicillin dengan kloramfenikol) maupun sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

Penggunaan Antibiotika Pada

antibiotika pengganti (ceftriaxone diganti dengan cefixime). Sebany

(69.8%) menerima terapi antibiotika tunggal dan sebanyak 19 pasien (30.2%)

menerima terapi antibiotika kombinasi.

pada kasus-kasus khusus dan digunakan untuk beberapa tujuan tertentu seperti

untuk mencegah adanya resistensi bakteri terhadap antibiotika yang sifatnya

mendadak, dan untuk mendapatkan manfaat dari dua atau lebih antibiotika yang

mekanisme kerjanya saling bersinergi

Gambar 10. Profil penggunaan terapi antibiotika tunggal dan kombinasipada pengobatan demam tifoid kelompok umur pediatrik

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, terda

antibiotika yang digunakan

Panti Rapih Yogyakarta.

kloramfenikol yaitu sebanyak 38% kemudian disusul dengan Cefixime yaitu

sebesar 31%.

69.8%

30.2%

Penggunaan Antibiotika PadaPasien Demam Tifoid

Tunggal

Kombinasi

antibiotika pengganti (ceftriaxone diganti dengan cefixime). Sebany

(69.8%) menerima terapi antibiotika tunggal dan sebanyak 19 pasien (30.2%)

terapi antibiotika kombinasi. Terapi antibiotika kombinasi digunakan

kasus khusus dan digunakan untuk beberapa tujuan tertentu seperti

h adanya resistensi bakteri terhadap antibiotika yang sifatnya

mendadak, dan untuk mendapatkan manfaat dari dua atau lebih antibiotika yang

mekanisme kerjanya saling bersinergi (Murray et al., 2009).

. Profil penggunaan terapi antibiotika tunggal dan kombinasipada pengobatan demam tifoid kelompok umur pediatrik

di RS. Panti Rapih Yogyakarta 2010

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, terdata sebanyak 88 jenis

yang digunakan dari 62 pasien demam tifoid pada periode 2010 di RS.

Panti Rapih Yogyakarta. Penggunaan antibiotika yang paling tinggi adalah

kloramfenikol yaitu sebanyak 38% kemudian disusul dengan Cefixime yaitu

43

Penggunaan Antibiotika Pada

Tunggal

Kombinasi

antibiotika pengganti (ceftriaxone diganti dengan cefixime). Sebanyak 44 pasien

(69.8%) menerima terapi antibiotika tunggal dan sebanyak 19 pasien (30.2%)

Terapi antibiotika kombinasi digunakan

kasus khusus dan digunakan untuk beberapa tujuan tertentu seperti

h adanya resistensi bakteri terhadap antibiotika yang sifatnya

mendadak, dan untuk mendapatkan manfaat dari dua atau lebih antibiotika yang

. Profil penggunaan terapi antibiotika tunggal dan kombinasipada pengobatan demam tifoid kelompok umur pediatrik

sebanyak 88 jenis

en demam tifoid pada periode 2010 di RS.

Penggunaan antibiotika yang paling tinggi adalah

kloramfenikol yaitu sebanyak 38% kemudian disusul dengan Cefixime yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

8%

5%10%

1% 2%

Jenis Antibiotika yang digunakan di RS. Panti

Kloramfenikol dan cefixime merupakan dua contoh obat yang

sebagai first line therapy

golongan sefalosporin generasi ketiga terbukti dapat menjadi pilihan antibiotika

setelah pada beberapa penelitian ditemukannya resistensi bakteri terhadap

kloramfenikol (Shah

Gambar 11. Jenis antibiotika yang digunakan untuk pengobatan demam tifoid

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Menurut pedoman WHO

antibiotika yang dianjurkan sebagai

berasal dari golongan quinolon seperti ciproploxacin, ofloxacin serta yang berasal

dari golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu cefixim

Golongan Quinolon digunakan sebagai pilihan pertama karena pada beberapa

penelitian menyebutkan bahwa obat antibiotika golongan Quinolon mampu

bekerja lebih baik dari antibiotika sebelumnya seperti kloramfenikol, amoxicilin,

38%

31%

2% 3% 2%

Jenis Antibiotika yang digunakan di RS. PantiRapih Yogyakarta Periode 2010

Kloramfenikol

Cefixime

Amoxicilin

Meropenem

Cefotaxime

Ceftriaxone

Tiamfenikol

Imipenem + Cilastatin

Kloramfenikol dan cefixime merupakan dua contoh obat yang

first line therapy demam tifoid. Cefixime yang merupakan bagian dari

golongan sefalosporin generasi ketiga terbukti dapat menjadi pilihan antibiotika

setelah pada beberapa penelitian ditemukannya resistensi bakteri terhadap

(Shah et al., 2006).

. Jenis antibiotika yang digunakan untuk pengobatan demam tifoidpada kelompok umur pediatrik

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Menurut pedoman WHO terkait penatalaksanaan terapi demam tifoid,

antibiotika yang dianjurkan sebagai first line therapy adalah antibiotika yang

berasal dari golongan quinolon seperti ciproploxacin, ofloxacin serta yang berasal

dari golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu cefixime (

Golongan Quinolon digunakan sebagai pilihan pertama karena pada beberapa

penelitian menyebutkan bahwa obat antibiotika golongan Quinolon mampu

bekerja lebih baik dari antibiotika sebelumnya seperti kloramfenikol, amoxicilin,

44

Jenis Antibiotika yang digunakan di RS. Panti

Kloramfenikol

Amoxicilin

Meropenem

Cefotaxime

Ceftriaxone

Tiamfenikol

Imipenem + Cilastatin

Kloramfenikol dan cefixime merupakan dua contoh obat yang digunakan

demam tifoid. Cefixime yang merupakan bagian dari

golongan sefalosporin generasi ketiga terbukti dapat menjadi pilihan antibiotika

setelah pada beberapa penelitian ditemukannya resistensi bakteri terhadap

. Jenis antibiotika yang digunakan untuk pengobatan demam tifoid

penatalaksanaan terapi demam tifoid,

antibiotika yang

berasal dari golongan quinolon seperti ciproploxacin, ofloxacin serta yang berasal

e (WHO, 2003).

Golongan Quinolon digunakan sebagai pilihan pertama karena pada beberapa

penelitian menyebutkan bahwa obat antibiotika golongan Quinolon mampu

bekerja lebih baik dari antibiotika sebelumnya seperti kloramfenikol, amoxicilin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

45

dan kombinasi trimethoprim-sulfamethoxazole (Anonim, 2003). Antibiotika

golongan Quinolon memiliki kekuatan penetrasi untuk menembus dinding sel

bakteri lebih besar dibandingkan dengan antibiotik pendahulunya seperti

amoxicilin, kloramfenikol, maupun ampicilin (WHO, 2003). Namun

permasalahannya adalah antibiotika golongan Quinolon memiliki resiko yang

cukup berbahaya apabila diberikan kepada anak berusia dibawah 18 tahun.

Menurut beberapa penelitian pada hewan uji, penggunaan antibiotika golongan

Quinolon dapat meningkatkan resiko terjadinya ruptur tendon (Baker et al., 2009).

Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit (2009)

menyatakan bahwa antibiotika pertama yang dianjurkan dalam pengobatan

demam tifoid adalah kloramfenikol. Apabila tidak memungkinkan untuk memberi

kloramfenikol dapat dganti dengan pemberian amoxicillin sebagai pilihan kedua.

Pilihan antibiotika ketiga yang dianjurkan adalah antibiotika golongan

sefalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone ataupun cefixime. Pemberian

antibiotika golongan sefalosporin dilakukan apabila setelah pemberian

kloramfenikol ataupun amoxicillin, pasien tidak menunjukkan adanya perbaikan

gejala klinis.

Saat ini, penggunaan ceftriaxone dan cefixime yang biasa digunakan

sebagai pilihan ketiga terapi demam tifoid mulai bergeser. Ditemukannya

beberapa kasus mengenai resistensi bakteri terhadap kloramfenikol mendorong

para peneliti untuk mencari alternatif antimikroba lain untuk melawan penyakit

demam tifoid. Beberapa daerah endemik demam tifoid tidak lagi menggunakan

kloramfenikol sebagai first line theraphy namun mulai menggunakan antibiotika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

46

golongan sefalosporin seperti cefixime dan ceftriaxone. Hal tersebut didukung

dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Santillan, Benavente, dan Garcia

(2000). Penelitian menggunakan metode Uji Susceptibiltas. Isolat yang digunakan

adalah isolat S.typhii dan antibiotika yang digunakan adalah kloramfenikol,

ampicillin, trimetoprim, dan cefixime. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa

dari 24 isolat, 22 isolat sensitif terhadap ampicilin, 96% sensitif terhadap

kloramfenikol dan kombinasi trimetoprim-sulfametoxazole serta 24 isolat (100%)

sensitif terhadap cefixime (Santillan et al., 2000).

2. Dosis dan Frekuensi Penggunaan Antibiotika

Tabel V. Dosis dan Frekuensi Penggunaan Antibiotika

No. Antibiotika Dosis FrekuensiJumlahkasus

1. Amoxicillin

62.5 mg 1 1

125 mg 3 2

150 mg 3 1

200 mg 1 1

333 mg 3 1

500 mg 3 1

2. Cefixime

32 mg 2 1

34 mg 2 1

38 mg 2 1

40 mg 2 2

44 mg 2 1

50 mg 2 2

60 mg 2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

47

Tabel V. (lanjutan)

Berdasarkan tabel V, antibiotika yang paling sering digunakan dalam

terapi demam tifoid adalah kloramfenikol dengan dosis 500 mg dengan frekuensi

No. Antibiotika Dosis FrekuensiJumlahkasus

2. Cefixime

70 mg 2 1

72 mg 2 1

72 mg 1 1

100 mg 2 11

150 mg 2 3

3. Cefotaxime

75 mg 2 1

200 mg 2 1

250 mg 2 1

400 mg 2 1

500 mg 2 2

500 mg 3 3

4. Ceftriaxone 500 mg 2 1

5. Cephradine500 mg 3 1

400 mg 2 1

6 Imipenem + Cilastatin 300 mg 3 3

7. Kloramfenikol

30 mg 3 1

100 mg 3 1

150 mg 3 5

200 mg 3 3

200 mg 4 2

250 mg 3 5

333 mg 3 5

400 mg 3 1

500 mg 3 10

8. Meropenem

72 mg 1 1

333 mg 3 2

500 mg 3 1

9. Tiamfenikol 250 mg 3 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

48

tiga kali per hari (10 kasus) dan cefixime dosis 100 mg dengan frekuensi dua kali

sehari (11 kasus).

Dosis antibiotika yang digunakan haruslah sesuai dengan diagnosis

penyakit, tingkat keparahan infeksi, mekanisme kerja obat, serta efek samping

dari obat tersebut. Penetapan dosis pada pasien kelompok umur pediatrik haruslah

diperhatikan. Organ-organ yang digunakan untuk melakukan metabolisme obat

(ginjal dan hati) belum sempurna perkembangannya pada anak-anak. Apabila

pemberian dosis pada anak tidak tepat, bisa jadi obat tersebut akan menjadi racun

di dalam tubuh anak.

Frekuensi penggunaan antibiotika dipengaruhi oleh sifat farmakokinetika

obat serta kondisi pasien itu sendiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam suatu

farmakokinetika obat adalah t½ eliminasi. Definisi t½ eliminasi adalah waktu

yang dibutuhkan oleh obat untuk mencapai penurunan konsentrasi obat sebesar

50% dari konsentrasi sebelumnya di dalam plasma. Nilai t½ eliminasi bervariasi

untuk masing-masing obat. Tujuan adanya interval pemberian obat adalah untuk

menjaga konsentrasi obat dalam cairan plasma agar selalu berada pada konsentrasi

terapetik minimal sehingga obat dapat bekerja dan memberikan efek. Kondisi

ginjal dan hati sebagai organ ekskresi utama juga mempengaruhi frekuensi

pemberian obat. Jika organ ekskresi mengalami gangguan, maka proses eliminasi

obat akan berjalan lebih lambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

49

3. Durasi Penggunaan Antibiotika

Tabel VI. Durasi Pemakaian Antibiotika Kombinasi

No. AntibiotikaDurasi(hari)

Jumlahkasus

1. Amoxicillin + Cefixime 7 1

2. Amoxicillin + Meropenem 8 1

3. Cefotaxime + Cefixime 6 1

4. Ceftriaxone + Cefotaxime 6 1

5. Cephradine + Cefixime 8 1

6. Kloramfenikol + Amoxicillin + Cefixime 8 1

7. Kloramfenikol + Amoxicillin6 18 1

8. Kloramfenikol + Cefixime

6 17 38 19 1

9. Kloramfenikol + Cefotaxime6 18 19 1

10. Kloramfenikol + Meropenem + Cefotaxime 10 1

11. Meropenem + Imipenem 12 1

Durasi ataupun lama penggunaan antibiotik untuk pasien demam tifoid

tidak sama untuk setiap golongan antibiotika. Menurut Behrman, durasi

pengobatan demam tifoid menggunakan kloramfenikol adalah 3 sampai dengan 7

hari, sedangkan durasi pengobatan demam tifoid menggunakan antibiotika

golongan Penisilin seperti amoxicillin adalah sekitar 7 sampai dengan 14 hari

(Behrman, 1992). Menurut Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah

Sakit, durasi pengobatan demam tifoid menggunakan antibiotika golongan

Sefalosporin generasi ketiga seperti cefixime dan ceftriaxone adalah selama 8-10

hari untuk penggunaan cefixime serta 5-7 hari untuk penggunaan ceftriaxone

(Roespandi dan Nurhamzah, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

50

Tabel VII. Durasi Pemakaian Antibiotika Tunggal

No. Antibiotika Durasi (hari) Jumlah Kasus

1. Amoxicillin6 19 1

2. Cefixime

5 16 57 18 39 1

10 211 1

3. Cefotaxime5 17 18 1

4. Cephradine 7 1

5. Imipenem + Cilastatin7 18 1

6. Kloramfenikol

5 16 27 118 19 3

7. Meropenem 6 1

8. Tiamfenikol6 17 1

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa durasi penggunaan antibiotika

tunggal untuk demam tifoid paling sering digunakan adalah kloramfenikol selama

7 hari yaitu sebanyak 11 kasus, sedangkan pada penggunaan antibiotika

kombinasi yang paling sering adalah penggunaan kombinasi antara kloramfenikol

dan cefixime selama 7 hari.

Durasi pemberian antibiotika berkaitan dengan proses pembunuhan bakteri

penginfeksi. Masing-masing antibiotika memiliki waktu optimum untuk

membunuh suatu bakteri atau mikroorganime tertentu. Kloramfenikol optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

untuk pengobatan demam tifoid apabila digunakan selama 7

Kloramfenikol diasumsikan mampu membunuh bakteri penyebab demam tifoid

dalam waktu 7-14 hari. Apabila

dihasilkan tidak jauh berbeda dengan durasi optimal

resiko resistensi bakteri

(Islam et al., 1993).

4. Rute Pemberian Antibiotika

Gambar 12. Profil rute pemberian antibiotika untuk pasien demam tifoidkelompok umur pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Diagram pie

kepada pasien. Dapat kita lihat bahwa rute yang p

secara intravena. Dari 88 jenis antibiotika yang di

antibiotika (59.1%) diberikan secara parenteral melalui intravena dan sebanyak 36

antibiotika (40.9%) diberikan k

Menurut pustaka yang digunakan sebagai acuan, tidak disebutkan secara

spesifik mengenai rute pemberian antibiotika yang digunakan dalam pengobatan

intravena peroral

5236

Rute Pemberian Antibiotika di RS.Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

untuk pengobatan demam tifoid apabila digunakan selama 7

Kloramfenikol diasumsikan mampu membunuh bakteri penyebab demam tifoid

14 hari. Apabila durasi pengobatan ditambah, efek yang akan

dihasilkan tidak jauh berbeda dengan durasi optimal bahkan bisa meningkatkan

resiko resistensi bakteri apabila penggunaan antibiotika melebihi waktu optimal

Rute Pemberian Antibiotika

. Profil rute pemberian antibiotika untuk pasien demam tifoidkelompok umur pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

pie diatas menunjukkan profil rute pemberian antibiotika

kepada pasien. Dapat kita lihat bahwa rute yang paling sering digunakan adalah

Dari 88 jenis antibiotika yang diresepkan

antibiotika (59.1%) diberikan secara parenteral melalui intravena dan sebanyak 36

antibiotika (40.9%) diberikan kepada pasien secara perenteral.

Menurut pustaka yang digunakan sebagai acuan, tidak disebutkan secara

spesifik mengenai rute pemberian antibiotika yang digunakan dalam pengobatan

51

Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

untuk pengobatan demam tifoid apabila digunakan selama 7-14 hari.

Kloramfenikol diasumsikan mampu membunuh bakteri penyebab demam tifoid

durasi pengobatan ditambah, efek yang akan

bahkan bisa meningkatkan

apabila penggunaan antibiotika melebihi waktu optimal

. Profil rute pemberian antibiotika untuk pasien demam tifoidkelompok umur pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

diatas menunjukkan profil rute pemberian antibiotika

aling sering digunakan adalah

resepkan, sebanyak 52

antibiotika (59.1%) diberikan secara parenteral melalui intravena dan sebanyak 36

Menurut pustaka yang digunakan sebagai acuan, tidak disebutkan secara

spesifik mengenai rute pemberian antibiotika yang digunakan dalam pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

52

demam tifoid. Antibiotika yang digunakan bisa diberikan melalui intravena,

peroral, maupun melalui intramuskular. Rute pemberian antibiotika untuk pasien

demam tifoid dalam hal ini secara umum terbagi menjadi dua yaitu secara

intravena secara peroral. Pemberian antibiotika secara intravena maupun secara

peroral dilakukan dengan berbagai maksud dan tujuan. Pemberian antibiotika

secara intravena dilakukan agar obat dapat lebih cepat masuk ke dalam tubuh dan

memberikan efek (Cunha, 2007). Pemberian obat secara intravena juga memiliki

beberapa keuntungan seperti menghindari first pass effect dan mencegah obat

terdegradasi oleh asam lambung (Cunha, 2007).

5. Analisis Rasionalitas Penggunaan Antibiotika

Pengobatan yang rasional menurut kriteria WHO adalah menyangkut

ketepatan indikasi, ketepatan penderita, ketepatan obat, ketepatan dosis dan cara

pemberian serta waspada terhadap adanya efek samping. Penelitian ini

memfokuskan pada analisis ketepatan penggunaan antibiotika pada pasien demam

tifoid kelompok umur pediatrik di Instalasi Rawat Inap RS. Panti Rapih

Yogyakarta periode 2010. Analisis mengenai ketepatan penggunaan antibiotika

mengacu pada kategori ketepatan penggunaan antibiotika menurut Kurin dan

Gyssens (Benin dan Dowell, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

53

Tabel VIII. Kategori Ketepatan Penggunaan Antibiotika (Kurrin dan Gyssens)

Kategori Penjelasan

I Tepat atau rasional-antibiotika optimal

IITidak tepat, karena kesalahan dosisa atau interval

pemberianb atau cara dan rute pemberianc

IIITidak tepat, karena pemberian terlalu lamaa atau terlalu

pendekb

IV

Tidak tepat, karena tersedianya antibiotika alternatif

yang lebih efektifa atau kurang toksikb atau lebih murahc

atau antibiotika dengan spektrum lebih sempitd

V Antibiotika tidak ada indikasi

VI Tidak ada data atau tidak dapat dievaluasi

(Benin dan Dowell, 2001)

Keterangan:

IIa : tidak tepat, karena kesalahan dosis

IIb : tidak tepat, karena kesalahan interval/ frekuensi pemberian

IIc : tidak tepat, karena kesalahan cara dan rute pemberian

IIIa : tidak tepat, karena durasi pemberian terlalu lama

IIIb : tidak tepat, karena durasi pemberian terlalu pendek

IVa : tidak tepat, karena tersedianya antibiotika alternatif yang lebih efektif

IVb : tidak tepat, karena tersedianya antibiotika alternatif yang kurang toksik

IVc : tidak tepat, karena tersedianya antibiotika alternatif yang lebih murah

IVd : tidak tepat, karena tersedianya antibiotika alternatif dengan spektrum

lebih sempit

Menurut kriteria WHO, penggunaan obat yang rasional didasarkan pada

ketepatan indikasi, ketepatan pasien, ketepatan pemilihan obat, ketepatan dosis

dan rute pemberian serta waspada akan adanya efek samping obat. Dalam

penelitian ini akan dianalisis mengenai ketepatan penggunaan antibiotika pada

pasien demam tifoid kelompok umur pediatrik di RS. Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2010 sampai dengan Desember 2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I

Jum

lah

Kas

us

Profil Ketepatan PenggunaanAntibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Pada periode 2010, total antibiotika yang diresepkan untuk pengobatan

demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS.Panti Rapih Yogyakarta

adalah sebanyak 88 jenis antibiotika pada 6

Gambar 13

pada pasien

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Berdasarkan

terbanyak terdapat pada kategori IIA yaitu sebesar

kategori IIB terdapat

(25,81%), kategori I

kasus (1.61%).

Kategori I

Ketepatan ini meliputi ketepatan dosis, frekuensi dan durasi

antibiotika yang dipilih sesuai dengan indikasi.

I IIA IIB IIIB IVA

Kategori Ketepatan

Profil Ketepatan PenggunaanAntibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Pada periode 2010, total antibiotika yang diresepkan untuk pengobatan

demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS.Panti Rapih Yogyakarta

adalah sebanyak 88 jenis antibiotika pada 62 pasien.

13. Profil kategori ketepatan penggunaan antibiotik

pasien demam tifoid kelompok umur pediatrik

di RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010

Berdasarkan dari diagram batang tersebut, dapat diketahui bahwa kasus

terbanyak terdapat pada kategori IIA yaitu sebesar 44 kasus (

terdapat 30 kasus (48.39%), kategori IIIB terdapat

(25,81%), kategori I terdapat 10 kasus (16.13%) dan pada kategori IVA

berarti antibiotika digunakan secara tepat dan rasional.

meliputi ketepatan dosis, frekuensi dan durasi pengobatan serta

antibiotika yang dipilih sesuai dengan indikasi. Kategori IIA berarti

54

IVA

Antibiotika pada Pasien Demam Tifoid

Pada periode 2010, total antibiotika yang diresepkan untuk pengobatan

demam tifoid pada kelompok umur pediatrik di RS.Panti Rapih Yogyakarta

penggunaan antibiotika

demam tifoid kelompok umur pediatrik

dapat diketahui bahwa kasus

kasus (70.98%). Pada

terdapat 16 kasus

10 kasus (16.13%) dan pada kategori IVA sebesar1

antibiotika digunakan secara tepat dan rasional.

pengobatan serta

berarti penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

55

antibiotika belum tepat dalam hal pemberian dosis. Dosis yang diberikan bisa

terlalu kecil sehingga tidak mencapai konsentrasi terapi minimum atau bahkan

berlebihan sehingga mendekati konsentrasi toksik minimum. Kategori IIB berarti

antibiotika yang digunakan belum tepat dalam hal pemberian frekuensi. Pemilihan

frekuensi pemberian berkaitan dengan tujuan agar tetap terjaganya konsentrasi

suatu obat di dalam plasma agar selalu berada pada jendela terapi sehingga bisa

memberikan efek. Kategori IIIB artinya penggunaan antibiotika belum tepat yang

disebabkan karena ketidaktepatan durasi penggunaan. Durasi penggunaan

berkaitan dengan kemampuan antibiotika dalam membunuh atau menghambat

pertumbuhan bakteri. Apabila durasi terlalu pendek dikhawatirkan bakteri belum

mati sepenuhnya sehingga masih dapat menginfeksi kembali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan :

1. Profil pasien Demam Tifoid yang menjalani rawat inap di RS. Panti Rapih

Yogyakarta pada periode Januari-Desember 2010, terdiri dari 36 pasien pria

(58.1%) dan 26 pasien wanita (41.9%). Pasien terbanyak berumur 6-12 tahun

yaitu sebesar 27 pasien (42.9%), 1-5 tahun sebanyak 22 pasien (34.9%), dan

≤ 1 tahun (neonatus) 14 pasien (22.2%).

2. Kriteria ketepatan penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid di

Instalasi Rawat Inap RS. Panti Rapih Yogyakarta periode 2010 adalah

kategori I sebesar 16.13%, kategori IIA sebesar 70.98%, kategori IIB sebesar

48.39%, kategori IIIB sebesar 25.81% dan kategori IVA sebesar 1.61%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

57

B. Saran

Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian ini agar penelitian selanjutnya

dapat lebih baik adalah :

1. Perlu ada penelitian selanjutnya mengenai evaluasi penggunaan antibiotika

dengan menggunakan metode prospektif agar dapat melihat efek antara

penggunaan antibiotika lanjutan setelah tidak dirawat inap di rumah sakit

dengan kondisi kesehatan pasien.

2. Pengisian catatan medis pasien sebaiknya diusahakan lebih lengkap lagi agar

bisa dipergunakan untuk membantu pengobatan agar bisa lebih efisien dan

optimal seperti adanya pencatatan berat badan pasien, tekanan darah pasien,

dan rute pemberian obat sehingga kesalahan pemberian dosis dan frekuensi

dapat diminimalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

58

DAFTAR PUSTAKA

Ali, S., 2006, Typhoid Fever, pp. 25-43, Gildeprints, Netherlands.

Baker, D., 2009, Current FDA-Related Drug Information, Hospital Pharmacy,vol.44, pp 701-707, Wolters Kluwer Health, Inc.

Behrman, R.E., 1992, Textbook of Pediatrics, pp. 731-734, WB. SaundersCompany, Philadelphia.

Benin, A.L. and Dowell, S.F., 2001, Antibiotic Resistance and Implications forThe Appropriate Use of Antimicrobial Agents. Dalam Mainous AG,Pomeroy C (eds). Management of Antimicrobial in Infectious Disease.Impact of Antibiotics Resistance, pp.3-25, New Jersey: Humana Press Inc.

Brusch, J., 2010, Typhoid Fever : Treatment & Medication,http://emedicine.medscape.com/article/231135, diakses tanggal 14 April2011.

Chin, J., 2011, Typhoid “Enteric” Fever, http://www.doh.wa.gov/notify/guidelines/pdf/typhoid.pdf, diakses tanggal 18 Juni 2011.

Craig, C.L. and Stitzel, R.E., Modern Pharmacology with Clinical Applications,5th edition, p.49, Lippincott, USA.

Crump, J.A., Stephen, P., Luby, E.D., and Mintz, 2005, The Global Burden ofTyphoid Fever. Bulletin of the World Health Organization (BLT), WorldHealth Organization, http://www.who.int /bulletin/volumes/82/5/en/346.pdf, diakses tanggal 10 Mei 2011.

Cunha, B.A., 2007, Drugs; Administration and Kinetic of Drugs,http://www.merckmanuals.com /home /sec02 /ch011/ch011b.html, diakses8 Juni 2011.

Ganiswara, 1995, Farmakologi dan Terapi, hal.25-38, Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta.

Herawati, M.H., dan Ghani, L., 2009, Hubungan Faktor Determinan denganKejadian Tifoid di Indonesia Tahun 2007, Media Penelitian danPengembangan Kesehatan vol. XIX No.4., hal.165-173.

Islam, A., Butler T., Kabir I., and Alam H., 1993, Treatment of Typhoid Feverwith Ceftriaxone for 5 Days or Chloramphenicol for 14 Days: aRandomized Clinical Trial, Antimicrobial Agents and Chemotherapyvol.37 No.8, pp. 1572-1575.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

59

Izenberg, N., 2000, Handbook of Pediatric Drug Therapy, 2nd edition,pp. 1525-1527, Springhouse Corporation, USA.

Judarwanto, W., 2009, Demam Tifus, Koran Indonesia Sehat, YudhasmaraPublisher, Jakarta.

Katzung, B., 2008, Basic and Clinical Pharmacology, 10th edition, pp. 1007-1012,Mc Graw-Hill, USA.

Kass, E.H., and Platt, R., 1990, Current Therapy of Infectious Disease-3, pp.105-116, BC Pecker Inc., Philadelphia.

Lacy, C.F., Armstrong, L.L., and Goldman, M.P., 2006, Drug InformationHandbook: A Comprehensive Resource for All Clinicians and HealthcareProfessionals, pp.149-1089, Lexi-Comp. Inc., USA.

Lullmann, H., Mohr, K., Ziegler, A., and Bieger, D., 2000, Colour Atlas ofPharmacology, 2nd edition, p.152, Thieme, New York.

Murray, P.R., Rosenthal, K.R., and Pfaller, M.A., Medical Microbiology 6th

edition, pp.235-247, Elsevier Inc., USA.

Musnelina, L., Afdhal, A.F., Ghani, A., dan Andayani, P., 2004, Pola PemberianAntibiotika Pengobatan Demam Tifoid Anak Di Rumah Sakit FatmawatiJakarta Tahun 2001-2002, Makara Kesehatan vol.8 No.1, hal. 27-31.

Ochiai, R., Camilo, J., Carolina, M., Dong, B., Sujit, K., and Magdarina, D.,2008, A Study of Typhoid Fever in Five Asian Countries: Disease Burdenand Implications for Controls, Buletin of The World Health Organization,World Health, http://www.who.int/bulletin/volumes/862/4/en/268.pdf,

diakses tanggal 10 Mei 2011.

Parry, C.M., Hien, T.T., Dougan, G., White, N.J., and Farrar, J.J., 2002, TyphoidFever, The New England Journal of Medicine vol.347 No.22, pp.1770-1782.

Pratiwi, E.P., 2010, Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak PenderitaDemamTifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Agoesdjam KetapangPeriode Juni 2008-Juni 2009, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

Prayitno, A., Aslam, M., dan Tan, C.K., 2003, Farmasi Klinis (ClinicalPharmacy), hal.58-64, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

60

Roespandi, H., dan Nurhamzah, W., 2007, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anakdi Rumah Sakit, hal. 167-168, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.

Santillan, R.M., Garcia, G.R., Benavente, I.H., and Garcia, E.M., 2000, Efficacyof Cefixime in the Therapy of Typhoid Fever, West Pharmacology Society,pp.65-66.

Santoso, H., 2009, Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada KasusDemam Tifoid Yang Dirawat Pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP. dr.Kariadi Semarang tahun 2008, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Sari, L.M., 2009, Evaluasi Drug Therapy Problems Pada Pengobatan KasusDemam Tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini KalasanSleman Periode Juni 2007-Juni2008, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

Shah, R., Kundu, R., Ganguly, N., Ghosh, T., Yewale, V., and Shah, N, 2006, IAPTask Force Report: Management of Enteric Fever in Children, IndianPediatric, vol. 43, pp. 884-887.

Sherwal, B.L., Dhamija, R.K., Randhawa, V.S., Jais, M., Kaintura, A., andKumar, M., 2004, A Comparative Study of Typhidot and Widal Test inPatients of Typhoid Fever, Journal Indian Academy of Clinical Medicine,Vol. 5, No. 3, pp.244-246.

Shulman, 1992, The Biology and Clinical Basisof Infectious Diseases, 4th edition,in Sommers (Ed.), pp.134-146, WB. Saunders Company, Philadelphia.

Sinha, A., Sazawal, S., Kumar, R., Sood, S., Reddaiah, V.P., and Singh, B., 1999,Typhoid Fever in Children Aged Less Than 5 Years, Indian Council forMedical Research, Advanced Centre for Diarrhoeal Disease Research,Division of Paediatric Gastroenterology, New Delhi, pp.645-647.

Soedarto, 1996, Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia, hal.42-49, Widya Medika,Jakarta.

Triana, M., 2003, Kajian Penggunaan Obat Demam Tifoid Bagi Pasien Anak diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari2000-Desember 2001, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tunkel, D., 2009, Biology of Infectious Disease; Infectious Disease,http://www.merckmanuals.com/professional /sec14/ch167/ch167d.html,diakses tanggal 6 Juni 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

61

Valema, J.P., Wijnen, G., Bult, P., Naerssen, T., and Jota., S., 1997, Typhoidfever in Ujung Pandang, Indonesia – high-risk groups and high-riskbehaviours, Tropical Medicine and International Health, vol.2 No.11,pp.1088-1094.

Widodo, D., 2010, Kebijakan Penggunaan Antibiotika Bertujuan MeningkatkanKualitas Pelayanan Pasien dan Mencegah Peningkatan Resistensi Kuman,Cermin Dunia Kedokteran (CDK), vol.37 no.1, pp.7 – 10

World Health Organization, 2003, Background Document : The Diagnosis,Treatment, and Prevention of Typhoid Fever, World Health Organization,http://whqlibdoc.who.int/hq /2003 /WHO_V%26B_03.07.pdf, diaksestanggal 10 Juni 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

62

Lampiran 1. Daftar Diagnosis Pasien Demam Tifoiddi RS. Panti Rapih Tahun 2010

No. Nomor RM Diagnosis Umur (tahun)

1. 024330 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 112. 177529 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 103. 182977 Demam Tifoid komplikasi ISPA 104. 184447 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 95. 209004 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 96. 237776 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 87. 241376 Demam Tifoid komplikasi ISPA 98. 246499 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 99. 251728 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 9

10. 255128 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 811. 269300 Demam Tifoid komplikasi ISK 1212. 274233 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 813. 286606 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 714. 293621 Suspect Demam Tifoid 815. 371026 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 616. 411859 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1017. 421144 Suspect Demam Tifoid 1018. 424208 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1019. 435228 Demam Tifoid komplikasi ISPA 520. 436790 Demam Tifoid komplikasi ISPA 521. 458861 Demam Tifoid komplikasi ISPA 522. 459348 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 523. 496744 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 424. 505050 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 425. 510020 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 526. 512903 Demam Tifoid komplikasi Bronchitis 427. 529242 Demam Tifoid komplikasi ISPA 328. 539764 Demam Tifoid komplikasi ISPA 429. 543020 Demam Tifoid komplikasi ISPA 330. 547970 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 431. 559617 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 832. 560340 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 333. 564402 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 334. 567273 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 435. 567737 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 336. 571242 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 237. 589375 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 438. 590349 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 239. 590349 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

63

Lampiran 1. (lanjutan)

No. Nomor RM Diagnosis Umur (tahun)

40. 593672 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1241. 596180 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 542. 598413 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 443. 599059 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 244. 605158 Demam Tifoid komplikasi ISPA 445. 616821 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1246. 617977 Suspect Demam Tifoid 447. 624686 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 248. 628698 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 149. 628838 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 250. 630243 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 651. 631440 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 152. 637914 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 153. 639270 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 854. 660967 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 055. 669805 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 056. 670914 Demam Tifoid komplikasi ISPA 857. 672825 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 758. 673476 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 159. 675035 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 160. 677615 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 161. 691792 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 062. 692767 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 863. 696354 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 164. 696693 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1265. 697156 Suspect Demam Tifoid 766. 697593 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 367. 698022 Suspect Demam Tifoid 368. 699035 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 269. 699297 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 170. 699674 Typhus abdominalis 1271. 701125 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 072. 702457 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 673. 705633 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1274. 708440 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1075. 714433 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 1176. 718554 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 177. 720228 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 478. 720375 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 079. 722588 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

64

Lampiran 1. (lanjutan)

No. Nomor RM Diagnosis Umur (tahun)

80. 722954 Demam Tifoid komplikasi ISPA 581. 724459 Demam Tifoid komplikasi ISPA 882. 726798 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 383. 728434 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 584. 729810 Demam Tifoid komplikasi ISK 585. 731035 Demam Tyfoid tanpa komplikasi 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

65

Lampiran 2. Guideline Dosis Antibiotika untuk Demam Tifoid

pada Kelompok Pediatrik

Drug Name Dose Duration

Chloramphenicol 50-100 mg/kg/day q6h 5-7 daysAmpicillin 100-200mg/kg/day q6h 10-14 daysAmoxicillin 100 mg/kg/day q6h 10-14 daysCotrimoxazole 185 mg/m2/day q8h (TMP) 10 days

925 mg/m2/day q8h (SMZ)(Behrman, 1992)

Chloramphenicol 50 mg/kg/day q6h 7-14 daysAmoxicillin 100 mg/kg/day q6h 10-14 days

(Kass dan Platt, 1990)

Cefixime 20 mg/kg/day q12h 8-14 daysMeropenem 60 mg/kg/day q8hCefotaxime 50-200 mg/kg/day q8hCeftriaxone 50-100 mg/kg/day q12hImipenem+Cilastatin 15-25 mg/kg/day q6hCephradine 50-100 mg/kg/day q6h

(Lacy et al., 2006)

Chloramphenicol 50-75 mg/kg/day 14-21 daysAmoxicillin 75-100 mg/kg/day 14 daysCefixime 15-20 mg/kg/day 7-14 days

(WHO, 2003)

Chloramphenicol 50-100 mg/kg/day q6h 7-14 daysAmoxicillin 100 mg/kg/day 10 daysCotrimoxazole 48 mg/kg/day q12h 10 daysCeftriaxone 80 mg/kg/day 5-7 daysCefixime 20 mg/kg/day q12h 10 days

(Roespandi danNurhamzah, 2009)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

66

Lampiran 3. Daftar Antibiotika yang Digunakan oleh Pasien Kelompok Pediatrik

di RS. Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2010

No. AntibiotikaJumlah

Pemakaian

1. Golongan KarbapenemMeropenem 4

2. Golongan SefalosporinCefiximeCefotaximeCeftriaxoneCephradine

27912

3. Golongan PenisilinAmoxicillin 7

4. Antibiotika Golongan lainTiamfenikolKloramfenikol

233

5. Antibiotika Kombinasi3Imipenem + Cilastatin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

67

Lampiran 4. Data dan Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pasien Demam Tifoid di RS. Panti Rapih Tahun 2010

NoRM

No.Kasus

Usia(tahun)

BB(kg)

Keterangan Generik RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

593672 1. 12 47 kombinasiKloramfenikol i.v 500 3 4 1500 2350-4700

IIA IIBCefixime p.o 100 2 3 200 705-940

567273 4. 4 15 ganti obatAmoxicillin i.v 200 3 1 600 1500

IMeropenem i.v 300 3 4 900 900

596180 8. 5 19 ganti obat Cefotaxime i.v 500 3 4 1500 760-1520 IKloramfenikol i.v 333 3 3 999 950-1900

547960 12. 4 20 kombinasi Kloramfenikol p.o 250 3 3 750 1000-2000 IIA IIBAmoxicillin p.o 62,5 1 2 62,5 2000

505050 15. 4 17.5 ganti obat Cefotaxime i.v 500 3 1 1500 700-1400 IIB IIIBKloramfenikol i.v 333 3 3 999 875-1750

589375 20. 4 15 ganti obat Ceftriaxone i.v 500 2 2 1000 750-1125 ICefotaxime i.v 75 2 1 150 600-1200

624686 23. 2 20 ganti obatKloramfenikol i.v 250 3 4 750 1000-2000 IIA IIB

Cefixime p.o 50 2 1 100 300-400

598413 25. 4 19 ganti obat

Kloramfenikol i.v 333 3 2 999 950-1900

IIA IIBMeropenem i.v 400 3 4 1200 1140

Cefixime p.o 72 1 1 72 285-380

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

68

Lampiran 4. (lanjutan)

No.RM

No.Kasus

Umur(tahun)

BB(kg)

Keterangan Antibiotika RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

616821 28. 12 37 ganti obatKloramfenikol i.v 500 3 4 1500 1850-3700

IIA IIBCefixime p.o 150 2 3 300 555-740

599059 30. 2 15 ganti obatCephradine i.v 400 2 4 800 750-1500

ICefixime p.o 50 2 1 100 225-300

675025 34. 1 10 ganti obatMeropenem i.v 333 3 5 999 600

IIA IIB IVAImipenem & Cilastatin i.v 333 3 4 999 150-250

669805 36.7

bulan7.3 kombinasi

Cefixime p.o 32 2 2 64 109.5-146

IKloramfenikol i.v 150 3 4 450 365-730

Cefixime p.o 38 2 3 76 109.5-146

677615 37. 1 10 kombinasiKloramfenikol i.v 250 3 6 750 500-1000

ICefotaxime i.v 500 2 5 1000 400-800

628838 38. 2 17 ganti obatCefotaxime i.v 500 3 3 1500 680-1360

IIA IIB IIIBKloramfenikol p.o 400 3 2 1200 850-1700

699035 45. 2 12 kombinasi Kloramfenikol i.v 200 3 3 600 600-1200 ICefixime p.o 50 2 3 100 180-240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

69

Lampiran 4. (lanjutan)

No.RM

No.Kasus

Umur(tahun)

BB(kg)

Keterangan Antibiotika RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

699674 49. 12 44 kombinasi

Kloramfenikol i.v 500 3 5 1500 2200-4400

IIA IIBAmoxicillin i.v 500 3 3 1500 4400

Cefixime p.o 150 2 3 300 660-880

720228 57. 4 15 ganti obatAmoxicillin p.o 125 3 2 375 1500

IIA IIB IIIBCefixime p.o 40 2 2 80 225-300

731035 65.11

bulan8.1 kombinasi

Cefotaxime i.v 250 2 3 500 324-648I

Cefixime p.o 34 2 3 68 121.5-162

255128 75. 8 20 kombinasiAmoxicillin i.v 333 3 5 999 2000

IIA IIBKloramfenikol i.v 333 3 4 999 1000-2000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

70

Lampiran 5 Data dan Evaluasi Penggunaan Antibiotika Tunggal Pasien Demam Tifoid di RS. Panti Rapih Tahun 2010

No.RM

Umur(tahun)

BB(kg)

No.Kasus

Generik RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

590349 3 16.5 2. Cefixime p.o 66 2 3 132 247.5-412.5 IIA IIIB

567737 3 17 3. Amoxicillin p.o 125 3 6 375 1700 IIA IIIB

564402 3 10 5. Kloramfenikol i.v 333 3 3 999 500-1000 IIB

560340 3 18 6.Imipenem &

Cilastatini.v 333 3 5 999 270-450 IIA IIB

559617 8 47 7. Kloramfenikol i.v 500 3 2 1500 2350-4700 IIA IIB

590349 3 16.5 9. Cefixime p.o 100 2 3 200 247.5-412.5 IIA IIIB

510020 5 30 14. Cefixime p.o 100 2 4 200 450-750 IIA IIIB

459348 5 20 19. Cefixime p.o 74 2 3 148 300-500 IIA

630243 6 14 24. Tiamfenikol p.o 250 3 3 750 420-700 IIA

628698 2 10 26. Kloramfenikol i.v 150 3 4 450 500-1000 IIA IIB

631440 1 11.7 29. Kloramfenikol i.v 333 3 2 999 585-1170 IIB

672825 7 29 32. Cefixime p.o 100 2 6 200 435-725 IIA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

71

Lampiran 5 (lanjutan)

No.RMUmur

(tahun)BB(kg)

No.kasus Antibiotika RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

66096711

bulan9.5 33. Kloramfenikol i.v 150 3 6 450 475-950 IIA IIB

673476 1 10 35. Kloramfenikol i.v 200 3 3 600 500-1000 IIB

637914 1 11 39. Kloramfenikol i.v 150 3 3 450 550-1100 IIA IIB

639270 12 17 40. Kloramfenikol i.v 250 3 3 750 850-1700 IIA IIB

692767 8 24 41. Cefixime i.v 100 2 7 200 360-600 IIA

699297 1 10 42. Cefixime p.o 44 2 2 88 150-250 IIA IIIB

696693 12 31 43 Kloramfenikol i.v 500 3 3 1500 1550-3100 IIA IIB

697593 3 15 44. Kloramfenikol i.v 250 3 3 750 750-1500 IIB

69179211

bulan8 46. Amoxicillin i.v 250 3 3 750 800 IIA IIB IIIB

696354 1 8 47. Kloramfenikol i.v 200 3 3 600 400-800 IIB

722588 10 46 51. Cefixime i.v 150 2 5 300 690-1150 IIA

708440 10 42 52. Kloramfenikol i.v 500 3 3 1500 2100-4200 IIA IIB

718554 1 10 53. Cefotaxime i.v 500 2 2 1000 400-800 IIA IIIB

702457 6 22 54. Cefixime p.o 75 2 3 150 330-440 IIA IIIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

72

Lampiran 5 (lanjutan)

No.RMUmur

(tahun)BB(kg)

No.Kasus

Antibiotika RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

705633 12 53 55. Kloramfenikol i.v 500 3 4 1500 2650-5300 IIA IIB

7011257

bulan7.1 56. Cefotaxime i.v 200 2 4 400 284-568 I

7203759

bulan8.5 58. Cefotaxime i.v 400 2 4 800 340-680 IIA IIIB

714433 11 25 59. Cefixime p.o 100 2 3 200 375-500 IIA IIIB

726798 3 16.5 62. Cefixime p.o 72 2 3 144 247.5-330 IIA IIIB

728434 5 20.5 63. Kloramfenikol p.o 250 4 3 1000 1025-2050 IIA

024330 11 53 66. Tiamfenikol p.o 250 3 3 750 1590-2650 IIA IIB

177529 10 34 67. Meropenem i.v 500 3 3 1500 2040 IIA

209004 9 50 69. Cefixime p.o 100 2 4 200 750-1250 IIA

184447 9 35 70. Cefixime p.o 100 2 8 200 525-875 IIA

237776 8 34 71. Kloramfenikol i.v 500 3 6 1500 1700-3400 IIA IIB

246499 9 20 73. Kloramfenikol p.o 250 4 4 1000 1000-2000 I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

73

Lampiran 5 (lanjutan)

No.RMUmur

(tahun)BB(kg)

No.Kasus

Antibiotika RuteDosis(mg)

Frekuensi(x/hari)

Durasi(hari)

TotalDosis

(mg/hari)

Literatur(mg)

Kategori

251728 9 30 74. Kloramfenikol i.v 500 3 4 1500 1500-3000 IIB

274233 8 28 77. Cephradine i.v 500 3 4 1500 1400-2800 IIB

286606 7 29 78. Cefixime i.v 100 2 7 200 435-725 IIA

371026 6 26 80. Kloramfenikol i.v 500 3 3 1500 1300-2600 IIB

424208 10 41.5 81. Cefixime i.v 100 2 4 200622.5-1037.5

IIA

411859 10 23 85.Imipenem &

Cilastatini.v 333 3 3 999 345-575 IIA IIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

74

Informasi PasienPria, berumur 12 tahun, BB 47 kg. Keluhan utama : demam, mual, muntah,batuk, diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(11 Maret 2010)Nilai Normal

HematologiHemoglobin 13.2 (12.0-14.0) g%Lekosit 13.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.50 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.6 (36.0-44.0) %Trombosit 277 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.8 (0.0-2.5) %Neutrofil 66.1 (35.0-88.7) %Limfosit 23.1 (12.0-44.0) %Monosit 8.6 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTest Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatif+ 1/160negatifnegatif+ 1/160negatifnegatifnegatif

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 11,12,13,14,15Sporetic® 2x1 cth 12,13,14,15

Lampiran 6. Data Pemeriksaan Laboratorium dan Terapi Antibiotika Pasien

Kasus 1

Nomor RM : 593672Dirawat tanggal : 11-15 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

75

Informasi PasienPria, berumur 3 tahun, BB 16.5 kg. Keluhan utama ; demam, susah buangair besar, mual dan muntah tiap pagi hari. Diagnosis : demam tifoid.Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan(23 November 2010)

Nilai Normal

HematologiHemoglobin 12.8 (12.0-14.0) g%Lekosit 8.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.01 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.4 (36.0-44.0) %Trombosit 318 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.6 (0.0-9.5) %Basofil 1.1 (0.0-2.5) %Neutrofil 43.3 (35.0-88.7) %Limfosit 39.6 (12.0-44.0) %Monosit 15.4 (0.0-11.2) %Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii 4≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x3.3 cc 23, 24, 25

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 2

Nomr RM :590349Dirawat tanggal : 23-26 November 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

76

Informasi PasienPria, berumur 3 tahun, BB 17 kg. Keluhan : demam disertai dengan mual danmuntah, diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (Januari 2010)

Nilai Normal1 2 3 4 5 7

Hematologi

Hemoglobin 10.2(12.0-14.0)

g%

Lekosit 14.614.8 10.7

(4.0-11.0)103 /µL

Eritrosit 4.02(4.10-5.50)

106 /µL

Hematokrit 30.4 29.0 29.6(36.0-44.0)

%

Trombosit 122 133 166 296(150-450)103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.1 (0.0-2.5) %

Neutrofil 83.3(35.0-88.7)

%

Limfosit 10.9(12.0-44.0)

%Monosit 5.5 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 =indikasiTyphoid≥ 6 =

indikasi kuatTyphoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Kalomoxicillin® 3x1 cth 1,2,3,4,5,6,7

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 3

Nomor RM : 567737Dirawat tanggal : 1-7 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

77

Informasi PasienWanita, berumur 4 tahun, BB 15 kg. Keluhan utama : susah buang air besar,muntah, demam. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien pada saatkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Oktober2010) Nilai Normal27 31

Hemoglobin 11.3 11.3 (12.0-14.0) g%Lekosit 19.2 11.7 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.36 4.26 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.6 34.0 (36.0-44.0) %Trombosit 332 346 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 1.4 (0.0-9.5) %Basofil 1.0 3.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 71.6 68.7 (35.0-88.7) %Limfosit 14.3 18.6 (12.0-44.0) %Monosit 12.8 8.0 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Amoxan® 3x200 mg 28Injeksi Merofen® 3x⅓ gram 28,29,30,31

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 4

Nomor RM : 567273Dirawat tanggal : 27-31Oktober 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

78

Informasi PasienWanita, berumur 3 tahun, BB 10 kg. Keluhan utama : demam, batuk, diare.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien pada saat keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal22

Hemoglobin 11.3 (12.0-14.0) g%Lekosit 19.2 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.36 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.6 (36.0-44.0) %Trombosit 332 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 1.0 (0.0-2.5) %Neutrofil 71.6 (35.0-88.7) %Limfosit 14.3 (12.0-44.0) %Monosit 12.8 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x⅓ gram 22,23,24

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 5

Nomor RM : 564402Dirawat tanggal : 21-25 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

79

Informasi PasienPria, berumur 3 tahun, BB 18 kg. Keluhan utama : demam disertai mual danmuntah, diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan(Juli-Agustus 2010) Nilai Normal

28 29 30 31 2Hemoglobin 11.1 11.3 11.3 11.2 11.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 7.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.32 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 31.4 31.6 32.1 31.5 31.2 (36.0-44.0) %Trombosit 139 155 173 158 283 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.3 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 56.0 (35.0-88.7) %Limfosit 33.7 (12.0-44.0) %Monosit 9.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Pelastine® 3x⅓ gram 28,29,30,31,1,2

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 6

Nomor RM : 560340Dirawat tanggal : 28 Juli-2Agustus 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

80

Informasi PasienPria, berumur 8 tahun, BB 47 kg. Keluhan utama : mual, demam, diare,batuk selama 2 hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar:sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal25 26 27 28

Hemoglobin 12.2 13.0 14.0 14.0 (12.0-14.0) g%Lekosit 2.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.88 5.40 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.6 39.5 42,8 42.4 (36.0-44.0) %Trombosit 179 133 118 121 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 2.1 0.6 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 2.5 (0.0-2.5) %Neutrofil 61.7 50.8 (35.0-88.7) %Limfosit 26.3 36.1 (12.0-44.0) %Monosit 9.6 10.0 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 27,28

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 7

Nomor RM : 559617Dirawat tanggal : 25-28 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

81

Informasi PasienPria, berumur 5 tahun, BB 19 kg. Keluhan utama :demam disertai denganmual dan muntah, batuk dan flu. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (Juni 2010)

Nilai Normal4 7 8

Hemoglobin 12.0 12.8 12.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 13.5 5.8 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.86 5.29 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.0 38.8 36.7 (36.0-44.0) %Trombosit 246 283 256 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.4 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.2 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 80.8 34.9 (35.0-88.7) %Limfosit 10.9 57.9 (12.0-44.0) %Monosit 7.7 6.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Cefotaxime 3x500 mg 4,5,6,7,8Injeksi Colsancetine® 3x⅓ gram 8,9,10,11

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 8

Nomor RM : 596180Dirawat tanggal : 4-11 Juni 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

82

Informasi PasienPria, berumur 2 tahun, BB 13 kg. Keluhan utama : demam,tidak nafsumakan, flu. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Mei 2010) Nilai Normal3 4

Hemoglobin 12.8 13.4 (12.0-14.0) g%Lekosit 6.0 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.01 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.8 39.0 (36.0-44.0) %Trombosit 288 309 (150-450) 103 /µL

Eosinofil (0.0-9.5) %Basofil (0.0-2.5) %Neutrofil 52 (35.0-88.7) %Limfosit 29 (12.0-44.0) %Monosit 9.0 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefixime 2x1 cth 4,5,6

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 9

Nomor RM : 590349Dirawat tanggal : 3-6 Mei 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

83

Informasi PasienWanita, berumur 4 tahun, BB 20 kg. Keluhan utama : muntah tiap pagi hari,flu, demam. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal8 9

Hemoglobin 11.6 12.2 (12.0-14.0) g%Lekosit 5.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.19 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 32.5 36.0 (36.0-44.0) %Trombosit 289 311 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.7 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 48.6 (35.0-88.7) %Limfosit 43.2 (12.0-44.0) %Monosit 6.8 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 3x2 cth 8,9,10,11Amoxan® 1x½ cth 8,10

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 10

Nomor RM : 547970Dirawat tanggal : 8-11 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

84

Informasi PasienWanita, berumur 5 tahun, BB 30 kg. Keluhan utama : demam tiap pagi dansore hari selama 3 hari, mual dan muntah, diare. Diagnosis : demam tifoid.Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(April 2010) Nilai Normal4 5 6

Hemoglobin 10.9 10.6 10.4 (12.0-14.0) g%Lekosit 19.8 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.68 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 32.5 31.5 31.9 (36.0-44.0) %Trombosit 346 274 261 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.6 (0.0-9.5) %Basofil 0.2 (0.0-2.5) %Neutrofil 72.1 (35.0-88.7) %Limfosit 16.5 (12.0-44.0) %Monosit 10.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 5

6

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x5.7 cc 5,6,7,8

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 11

Nomor RM : 510020Dirawat tanggal : 4-8 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

85

Informasi PasienPria, berumur 4 tahun, BB 17.5 kg. Keluhan utama : batuk pilek, demam.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Februari 2010) Nilai Normal14 15

Hemoglobin 11.2 10.6 (12.0-14.0) g%Lekosit 9.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.99 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 34.8 34.3 (36.0-44.0) %Trombosit 366 308 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 2.3 (0.0-9.5) %Basofil 0.5 (0.0-2.5) %Neutrofil 60.4 (35.0-88.7) %Limfosit 28.8 (12.0-44.0) %Monosit 6.0 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x⅓ gram 14,15,16,17Cefotaxime 3x500 mg 14

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 12

Nomor RM : 505050Dirawat tanggal : 14-17 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

86

Informasi PasienWanita, berumur 5 tahun, BB 20 kg. Keluhan Utama : demam, flu, mualdan muntah, susah buang air besar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaanpasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(November 2010) Nilai Normal19 21

Hemoglobin 11.0 11.8 (12.0-14.0) g%Lekosit 7.8 5.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.19 4.41 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.1 34.9 (36.0-44.0) %Trombosit 405 379 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 2.7 4.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.6 0.9 (0.0-2.5) %Neutrofil 44.5 34.2 (35.0-88.7) %Limfosit 46.9 53.3 (12.0-44.0) %Monosit 5.3 7.5 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x3.7 cc 19,20,21

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 13

Nomor RM : 459348Dirawat tanggal : 19-21 November 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

87

Informasi PasienPria, berumur 4 tahun, BB 15 kg. Keluhan utama : mual dan muntah, sertadiare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Oktober 2010) Nilai Normal19 20 21

Hemoglobin 13.5 12.3 11.9 (12.0-14.0) g%Lekosit 6.8 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.65 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 40.1 36.6 36.6 (36.0-44.0) %Trombosit 357 285 257 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.6 (0.0-2.5) %Neutrofil 42,5 (35.0-88.7) %Limfosit 45.3 (12.0-44.0) %Monosit 11.6 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCeftriaxone 2x500 mg 21,22Cefotaxime 2x75 mg 23

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 14

Nomor RM : 589375Dirawat tanggal : 19-23 Oktober 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

88

Informasi PasienPria, berumur 2 tahun, BB 20 kg. Keluhan Utama : mual disertai muntahsetiap pagi dan sore hari, demam tinggi, kadang mengalami sesak nafas.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Oktober 2010) Nilai Normal23

Hemoglobin 11.3 (12.0-14.0) g%Lekosit 4.9 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.06 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 31.5 (36.0-44.0) %Trombosit 218 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.6 (0.0-9.5) %Basofil 0.1 (0.0-2.5) %Neutrofil 61.9 (35.0-88.7) %Limfosit 26.1 (12.0-44.0) %Monosit 11.3 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTest Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatifnegatifnegatifnegatif+1/160negatifnegatifnegatif

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x250 mg 23,24,25,26,27Cefspan® 2x½ cth 27

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 15

Nomor RM : 624686Dirawat tanggal : 23-27 Oktober 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

89

Informasi PasienWanita, berumur 6 tahun, BB 14 kg. Keluhan Utama :demam tinggi selama3 hari, dsertai mual dan muntah serta sesak nafas di malam hari. Diagnosis :demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Januari 2010) Nilai Normal25 26

Hemoglobin 11.8 (12.0-14.0) g%Lekosit 4.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.66 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.3 (36.0-44.0) %Trombosit 204 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 (0.0-9.5) %Basofil 0.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 54.7 (35.0-88.7) %Limfosit 35.7 (12.0-44.0) %Monosit 8.9 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasikuat Typhoid

UrinalisisLekosit esterase 7.5 negatifBacteria 111.7 0.0-100.0

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianBiothicol® 3x2 cth 26,27,28,29

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 16

Nomor RM : 630243Dirawat tanggal : 25-29 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

90

Informasi PasienWanita, berumur 4 tahun, BB 19 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, fludisertai batuk. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(September 2010) Nilai Normal18

Hemoglobin 12.0 (12.0-14.0) g%Lekosit 6.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.47 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.2 (36.0-44.0) %Trombosit 229 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.3 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 71.5 (35.0-88.7) %Limfosit 22.2 (12.0-44.0) %Monosit 5.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x⅓ gram 19,20Sporetik® 1x3.6 ml 19

Injeksi Merosan® 3x400 mg 20,21,22,23

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 17

Nomor RM : 598413Dirawat tanggal : 19-23 September 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

91

Informasi PasienPria, berumur 2 tahun, BB 10 kg. Keluhan Utama : diare, demam tinggiselama 2 hariDiagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal17

Hemoglobin 13.0 (12.0-14.0) g%Lekosit 7.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.11 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 38.1 (36.0-44.0) %Trombosit 284 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.9 (0.0-2.5) %Neutrofil 17.7 (35.0-88.7) %Limfosit 67,5 (12.0-44.0) %Monosit 13.8 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x150 mg 17,18,19,20,21

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 18

Nomor RM : 628698Dirawat tanggal : 17-21 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

92

Informasi PasienWanita, berumur 12 tahun, BB 37 kg. Keluhan Utama : mual dan muntah,demam tinggi selama 2 hari, susah buang air besar, nafsu makan menurun.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Februari 2010) Nilai Normal1 2

Hemoglobin 12.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 6.1 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.66 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.0 (36.0-44.0) %Trombosit 236 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.6 (0.0-2.5) %Neutrofil 64.2 (35.0-88.7) %Limfosit 26.8 (12.0-44.0) %Monosit 8.3 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii6

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

TyphoidTest Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

+1/320+1/80negatifnegatif+1/80+1/160negatif+1/320

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 3x500 mg 3,4,5,6,7Sporetic® 2x1½ cth 5,6,7

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 19

Nomor RM : 616821Dirawat tanggal : 2-7 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

93

Informasi PasienWanita, berumur 1 tahun, BB 11.7 kg. Keluhan Utama : demam tinggi,muntah dan mual. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(September 2010) Nilai Normal12

Hemoglobin 12.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 4.1 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.52 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.3 (36.0-44.0) %Trombosit 282 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.7 (0.0-9.5) %Basofil 0.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 25.1 (35.0-88.7) %Limfosit 55.7 (12.0-44.0) %Monosit 17.8 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 3x⅓ cth 12,13

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 20

Nomor RM : 631440Dirawat tanggal : 12-13 September 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

94

InformasiPria, berumur 2 tahun, BB 15 kg. Keluhan Utama : demam dan mual sertamuntah. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Juli 2010) Nilai Normal5 7 8

Hemoglobin 11.8 12.5 (12.0-14.0) g%Lekosit 6.9 6.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.47 4.68 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.2 35.1 (36.0-44.0) %Trombosit 231 176 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.5 0.0 (0.0-9.5) %Basofil 0.5 1.6 (0.0-2.5) %Neutrofil 53.1 31.3 (35.0-88.7) %Limfosit 35.3 47.9 (12.0-44.0) %Monosit 10.6 19.2 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Dynacef® 2x400 mg 7,8,9,10,11Sporetic® 2x½ cth 10

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 21

Nomor RM : 599059Dirawat tanggal : 7-17 Juli 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

95

Infprmasi PasienPria, berumur 7 tahun, BB 29 kg. Keluhan Utama : demam selama 4 hari,ada rasa tidak enak di perut (semacam mual). Diagnosis : demam tifoid.Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (Februari 2010)

Nilai Normal6 7 8 9 10 13

Hemoglobin 11.6 10.7 10.3 10.4 11.0 10.8 (12.0-14.0) g%

Lekosit 4.8 5.5(4.0-11.0)

103 /µL

Eritrosit 4.56 4.07(4.10-5.50)

106 /µL

Hematokrit 34.3 30.3 31.3 31.1 32.9 32.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 149 138 115 118 155 357(150-450)

103 /µL

Eosinofil 1.1 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.4 0.5 (0.0-2.5) %Neutrofil 64.8 76.7 (35.0-88.7) %Limfosit 25.5 14.8 (12.0-44.0) %Monosit 8.2 7.9 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig MantibodiS.typhii

5 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasikuat Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefixime 2x1 7,8,9,10,11,12,13

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 22

Nomor RM : 672825Dirawat tanggal : 7-13 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

96

Informasi PasienBalita berjenis kelamin pria, berumur 11 bulan, BB 9.5 kg. Keluhan Utama: demam tinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(April 2010) Nilai Normal16 19

Hemoglobin 11.5 11.3 (12.0-14.0) g%Lekosit 16.8 9.1 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.57 4.53 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.8 36.4 (36.0-44.0) %Trombosit 164 288 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.7 5.5 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 0.6 (0.0-2.5) %Neutrofil 63.1 22.3 (35.0-88.7) %Limfosit 26.0 61.4 (12.0-44.0) %Monosit 9.0 10.1 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x150 mg 15,16,17,18Colsancetine® oral 3x150 mg 18,19,20

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 23

Nomor RM : 660967Dirawat tanggal : 15-20 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

97

Informasi PasienPria, berumur 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan Utama : tidak nafsu makan,susah buang air besar, demam, mual dan muntah. Diagnosis : demam tifoid.Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(November-Desember 2010) Nilai Normal26 30 6

Hemoglobin 9.8 9.7 11.0 (12.0-14.0) g%Lekosit 20.4 22.6 17.2 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 3.65 3.58 4.13 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 29.3 29.0 33.6 (36.0-44.0) %Trombosit 926 841 673 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.9 1.6 2.5 (0.0-9.5) %Basofil 0.5 0.3 0.4 (0.0-2.5) %Neutrofil 59.4 65.9 59.4 (35.0-88.7) %Limfosit 33.2 25.4 32.0 (12.0-44.0) %Monosit 6.0 6.8 5.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Pelastine® 3x⅓ gram 27,28,29,30,1Injeksi Merosan® 3x⅓ gram 1,2,3,4,5,6

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 24

Nomor RM : 675035Dirawat tanggal : 27 November-6 Desember 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

98

Informasi PasienPria, 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan Utama : demam dan perut merasa tidakenak (mual). Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Februari 2010) Nilai Normal17

Hemoglobin 11.4 (12.0-14.0) g%Lekosit 10.0 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.63 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 32.1 (36.0-44.0) %Trombosit 298 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.2 (0.0-9.5) %Basofil 3.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 34.3 (35.0-88.7) %Limfosit 44.9 (12.0-44.0) %Monosit 15.8 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x200 mg 17,18,19

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 25

Nomor RM : 673476Dirawat tanggal : 17-19 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

99

Informasi PasienPria, 7 bulan, BB 7.3 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, kesulitan untukbernafasDiagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal15 17 20

Hemoglobin 9.4 9.7 9.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 10.4 8.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 3.90 3.69 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 28.8 31.2 29.0 (36.0-44.0) %Trombosit 709 684 753 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 2.3 3.8 (0.0-9.5) %Basofil 0.7 0.5 (0.0-2.5) %Neutrofil 69.0 35.0 (35.0-88.7) %Limfosit 69.3 80.9 (12.0-44.0) %Monosit 20.7 11.2 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x1.6 cc 16,17

Injeksi Colsancetine® 3x150 mg 16,17,18,19,20Sporetic® 2x1.9 cc 17,18,19,20

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 26

Nomor RM : 669805Dirawat tanggal : 16-20 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

100

Informasi PasienPria, 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan Utama : demam tinggi selama 3 hari.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(April 2010) Nilai Normal26 29

Hemoglobin 8.8 8.5 (12.0-14.0) g%Lekosit 21.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 3.97 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 26.6 26.0 (36.0-44.0) %Trombosit 606 642 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.4 (0.0-2.5) %Neutrofil 51.0 (35.0-88.7) %Limfosit 36.5 (12.0-44.0) %Monosit 12.0 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii 7

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 3x250 mg 26,27,28,29,30,1Injeksi Clacef® 2x500 mg 26,27,28,29,30,1

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 27

Nomor RM : 677615Dirawat tanggal : 26 April-1 Mei 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

101

Informasi PasienPria, 2 tahun, BB 17 kg. Keluhan Utama : turunnya nafsu makan, susahbuang air besar, demam tinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Desember 2010) Nilai Normal4 5 6 8

Hemoglobin 13.0 13.0 12.2 (12.0-14.0) g%Lekosit 11.8 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.0 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.8 36.1 351 (36.0-44.0) %Trombosit 147 150 157 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.8 (0.0-9.5) %Basofil 3.0 (0.0-2.5) %Neutrofil 30.9 (35.0-88.7) %Limfosit 61.9 (12.0-44.0) %Monosit 3.4 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTest Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatifnegatifnegatifnegatif+1/80negatifnegatif+1/160

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefotaxime 3x500 mg 6,7,8

Chloramphenicol 3x400 mg 8,9,10

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 28

Nomor RM : 628838Dirawat tanggal : 4-10 Desember 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

102

Informasi PasienWanita, 1 tahun, BB 11 kg. Keluhan utama : demam tinggi. Diagnosis :demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal13 15

Hemoglobin 11.9 12.8 (12.0-14.0) g%Lekosit 17.8 16.9 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.82 5.21 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.0 40.5 (36.0-44.0) %Trombosit 42.8 610 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 1.5 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 1.0 (0.0-2.5) %Neutrofil 66,1 49.7 (35.0-88.7) %Limfosit 21,6 42.1 (12.0-44.0) %Monosit 12.0 5.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x150 mg 15,16,17

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 29

Nomor RM : 637914Dirawat tanggal : 13-17 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

103

Informasi PasienWanita, 12 tahun, BB 17 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, mual danmuntah, susah buang air besar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Februari 2010) Nilai Normal3 4 5 6

Hemoglobin 12.4 12.5 12.4 12.2 (12.0-14.0) g%Lekosit 5.7 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.0 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.8 39.2 39.4 39.6 (36.0-44.0) %Trombosit 210 150 185 181 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 76.3 (35.0-88.7) %Limfosit 15.8 (12.0-44.0) %Monosit 7.6 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x250 mg 3,4,5

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 30

Nomor RM : 639270Dirawat tanggal : 3-6 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

104

Informasi PasienPria, 8 tahun, BB 24 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, mual dan muntah,susah buang air besar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Februari 2010) Nilai Normal1 2

Hemoglobin 14.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 5.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.90 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 40.5 38.6 (36.0-44.0) %Trombosit 150 165 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.7 (0.0-9.5) %Basofil 0.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 60.5 (35.0-88.7) %Limfosit 31.1 (12.0-44.0) %Monosit 7.0 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Starcef® 2x100 mg 2,3,4,5,6,7,8,9

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 31

Nomor RM : 692767Dirawat tanggal : 1-9 Februari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

105

Informasi PasienPria, 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, flu, batuk.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (April 2010)

Nilai Normal18 20 21 22

Hemoglobin 11.8 12.4 12.1 11.9 (12.0-14.0) g%Lekosit 9.8 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.11 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.9 38.6 37.6 37.0 (36.0-44.0) %Trombosit 253 165 177 190 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.9 (0.0-9.5) %Basofil 0.5 (0.0-2.5) %Neutrofil 54.9 (35.0-88.7) %Limfosit 29.4 (12.0-44.0) %Monosit 14.2 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x2.2 cc 22,23

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 32

Nomor RM : 699297Dirawat tanggal : 18-23 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

106

Informasi PasienPria, 12 tahun, BB 31 kg. Keluhan Utama : flu dan batuk selama seminggu,demam tinggi tiap pagi dan sore hari selama 3 hari, mual dan muntah setiapselesai makan. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal22

Hemoglobin 12.4 (12.0-14.0) g%Lekosit 8.0 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.34 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 34.8 (36.0-44.0) %Trombosit 390 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 6.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.2 (0.0-2.5) %Neutrofil 56.0 (35.0-88.7) %Limfosit 30.2 (12.0-44.0) %Monosit 7.4 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 22,23,24Colsancetine® oral 3x500 mg 24,25

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 33

Nomor RM : 696693Dirawat tanggal : 22-25 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

107

Informasi PasienPria, 3 tahun, BB 15 kg. Keluhan Utama : demam tinggi serta muntah-muntah setiap pagi dan sore hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal16 17

Hemoglobin 12.1 (12.0-14.0) g%Lekosit 5.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.89 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.1 (36.0-44.0) %Trombosit 177 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 4.1 (0.0-9.5) %Basofil 1.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 40.0 (35.0-88.7) %Limfosit 43.5 (12.0-44.0) %Monosit 10.7 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x250 mg 17,18,19

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 34

Nomor RM : 697593Dirawat tanggal : 15-19 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

108

Informasi PasienPria, 2 tahun, BB 12 kg. Keluhan Utama : mual dan muntah, diare, batuk,demam tinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal25

Hemoglobin 11.7 (12.0-14.0) g%Lekosit 7.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.45 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.2 (36.0-44.0) %Trombosit 211 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.1 (0.0-9.5) %Basofil 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 54.5 (35.0-88.7) %Limfosit 37.1 (12.0-44.0) %Monosit 8.0 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x200 mg 26,27,28Spretic® 2x½ cth 26,27,28

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 35

Nomor RM : 699035Dirawat tanggal : 25-28 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

109

Informasi PasienPria, balita berusia 11 bulan, BB 8 kg. Keluhan Utama : demam tinggiselama lebih dari 1 hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Januari 2010) Nilai Normal23 25 26

Hemoglobin 12.2 12.0 12.5 (12.0-14.0) g%Lekosit 13.04 5.1 2.9 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 3.6 4.56 4.72 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.6 37.8 39.6 (36.0-44.0) %Trombosit 239 160 167 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 0.0 0.0 (0.0-9.5) %Basofil 0.0 0.6 0.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 45 41.4 31.5 (35.0-88.7) %Limfosit 38 37.7 49.3 (12.0-44.0) %Monosit 17 20.3 18.9 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasikuat Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianAmoxan® 3x150 mg 25,26,27

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 36

Nomor RM : 691792Dirawat tanggal : 24-27 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

110

Informasi PasienPria, 1 tahun, BB 8 kg. Keluhan Utama : demam tinggi, mual serta muntah.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal4 5

Hemoglobin 12.6 12.2 (12.0-14.0) g%

Lekosit 13.1 10.7 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.78 4.65 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 38.0 35.6 (36.0-44.0) %

Trombosit 359 376 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.1 (0.0-9.5) %Basofil 1.0 (0.0-2.5) %Neutrofil 28.6 (35.0-88.7) %Limfosit 65.0 37.0 (12.0-44.0) %Monosit 10.0 13.3 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTest Widal

S.typhii H +1/640 negatifS.typhii O +1/640 negatifS.paratyphii AH +1/80 negatifS.paratyphii AO Negatif negatifS.paratyphii BH Negatif negatifS.paratyphii BO Negatif negatifS.paratyphii CH Negatif negatifS.paratyphii CO Negatif negatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x200 mg 5,6,7

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 37

Nomor RM :696354Dirawat tanggal : 5-7 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

111

Identifikasi PasienPria, 12 tahun, BB 44 kg. Keluhan utama : demam tinggi, mual dan muntahserta diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan(Maret-April 2010) Nilai Normal30 1

Hemoglobin 15.9 (12.0-14.0) g%

Lekosit (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 44.9 (36.0-44.0) %

Trombosit 266 (150-450) 103 /µL

Eosinofil (0.0-9.5) %Basofil (0.0-2.5) %Neutrofil (35.0-88.7) %Limfosit (12.0-44.0) %Monosit (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 6

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 31,1,2,3,4,5Injeksi Amoxicillin 3x500 mg 31,1,2,3

Sporetic® 2x1½ cth 3,4,5,6

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 38

Nomor RM :699674Dirawat tanggal : 30 Maret-6 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

112

Identifikasi PasienWanita, 10 tahun, BB 46 kg. Keluhan utama : demam tinggi selama 3 hari, nafsumakan hilang, sulit buang air besar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (Sep-Okt

2010) Nilai Normal27 28 29 30 1

Hemoglobin 14.6 13.3 12.6 12.3 13.1 (12.0-14.0) g%

Lekosit 5.1 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.51 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 41.7 38.6 35.8 35.6 37.9 (36.0-44.0) %

Trombosit 174 176 189 215 260 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.6 (0.0-2.5) %Neutrofil 58.4 (35.0-88.7) %Limfosit 31.1 (12.0-44.0) %Monosit 9.8 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefixime 2x150 mg 27,28,29,30,31,1,2

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 39

Nomor RM :722588Dirawat tanggal : 27 September-2 Oktober 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

113

Identifikasi PasienWanita, 10 tahun, BB 42 kg. Keluhan utama : demam tinggi yang tidakkunjung hilang selama 2 hari, perasaan tidak nyaman di perut (mual).Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(September 2010) Nilai Normal1 2

Hemoglobin 12.7 (12.0-14.0) g%

Lekosit (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.0 37.9 (36.0-44.0) %

Trombosit 222 225 (150-450) 103 /µL

Eosinofil (0.0-9.5) %Basofil (0.0-2.5) %Neutrofil (35.0-88.7) %Limfosit (12.0-44.0) %Monosit (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

+1/80+1/80negatifnegatif+1/160+1/80negatifnegatif

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 3x500 mg 1,2,3

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 40

Nomor RM :708440Dirawat tanggal : 1-3 September 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

114

Identifikasi PasienPria, 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan utama : demam tinggi, susah buang airbesar, sering muntah tiap pagi dan sore hari. Diagnosis : demam tifoid.Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Agustus 2010) Nilai Normal26 28

Hemoglobin 11.3 11.4 (12.0-14.0) g%

Lekosit 20.5 8.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.28 5.38 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.0 35.4 (36.0-44.0) %

Trombosit 491 506 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.0 8.3 (0.0-9.5) %Basofil 0.4 0.4 (0.0-2.5) %Neutrofil 15.3 24.4 (35.0-88.7) %Limfosit 63.6 52.5 (12.0-44.0) %Monosit 19.7 14.4 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 3

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefotaxime 2x500 mg 26,27

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 41

Nomor RM :718554Dirawat tanggal : 26-28 Agustus 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

115

Identifikasi PasienPria, 1 tahun, BB 10 kg. Keluhan utama : susah buang air besar, demamselama 2 hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(April 2010) Nilai Normal19

Hemoglobin 12.7 (12.0-14.0) g%

Lekosit 7.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.82 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 39.6 (36.0-44.0) %

Trombosit 259 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 1.0 (0.0-2.5) %Neutrofil 40.1 (35.0-88.7) %Limfosit 51.5 (12.0-44.0) %Monosit 7.3 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii 3

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x¾ cth 19,20,21

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 42

Nomor RM :702457Dirawat tanggal : 19-21 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

116

Identifikasi PasienPria, 12 tahun, BB 53 kg. Keluhan utama : demam tinggi yang tidakkunjung sembuh, diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Mei-Juni 2010) Nilai Normal28 31 1

Hemoglobin 13.4 14,5 14.1 (12.0-14.0) g%

Lekosit 8.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.01 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 38.8 42.4 41.1 (36.0-44.0) %

Trombosit 273 180 205 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 4.9 (0.0-9.5) %

Basofil 0.2 (0.0-2.5) %

Neutrofil 78.4 (35.0-88.7) %

Limfosit 10.6 (12.0-44.0) %

Monosit 5.8 (0.0-11.2) %Immunoserologi

Ig M antibodiS.typhii

5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Chloramphenicol 3x500 mg 28,29,30,31,1

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 43

Nomor RM :705633Dirawat tanggal :28 Mei-1 Juni 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

117

Identifikasi PasienPria, 7 bulan, BB 7.1 kg. Keluhan utama : demam tinggi. Diagnosis :demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Mei-Juni 2010) Nilai Normal17 18 19 20 21

Hemoglobin 11.0 9.6 9.7 10.4 10.3 (12.0-14.0) g%

Lekosit 11.0 22.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 11.03 3.86 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 31.7 28.1 29.0 30.9 30.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 177 175 219 235 227 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 3.5 0.6 (0.0-9.5) %

Basofil 0.6 1.0 (0.0-2.5) %

Neutrofil 38.4 49.5 (35.0-88.7) %

Limfosit 47.3 38.5 (12.0-44.0) %

Monosit 10.2 10.4 (0.0-11.2) %Immunoserologi

Ig MantibodiS.typhii

6

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianClaforan® 2x250 mg 21,22,23,24,25

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 44

Nomor RM :705633Dirawat tanggal :28 Mei-1 Juni 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

118

Identifikasi PasienPria, 4 tahun, BB 15 kg. Keluhan utama : demam tinggi, diare, sesak nafaspada malam hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(September2010) Nilai Normal9

Hemoglobin 11.5 (12.0-14.0) g%

Lekosit 7.45 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.4 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 33.5 (36.0-44.0) %

Trombosit 305 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.5 (0.0-9.5) %Basofil 0.4 (0.0-2.5) %Neutrofil 62.3 (35.0-88.7) %Limfosit 30.1 (12.0-44.0) %Monosit 9.8 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianAmoxan® 3x1 cth 10,11Starcef® 2x40 mg 11,12

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 45

Nomr RM :720228Dirawat tanggal : 19-23 September 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

119

Identifikasi PasienPria, 9 bulan, BB 8.5 kg. Keluhan utama : demam tinggi. Diagnosis :demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan (Sept 2010)

Nilai Normal11 14 15 16 17 18

Hemoglobin 12.4 12.3 12.9 12.8 12.9 12.4 (12.0-14.0) g%

Lekosit 13.2 6.0(4.0-11.0)103 /µL

Eritrosit 4.75 4.74(4.10-5.50)

106 /µL

Hematokrit 35.4 36.8 38.4 37.7 37.8 36.8 (36.0-44.0) %

Trombosit 343 180 118 93 84 91(150-450)

103 /µL

Eosinofil 0.6 0.2 (0.0-9.5) %

Basofil 0.2 0.7 (0.0-2.5) %

Neutrofil 50.7 18.5 (35.0-88.7) %

Limfosit 37.6 64.8 (12.0-44.0) %

Monosit 10.9 15.8 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Cefotaxime 2x400 mg 11,12,13,14,15

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 46

Nomr RM :720375Dirawat tanggal : 11-18 September 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

120

Identifikasi PasienPasien : pria, 11 tahun, BB 25 kg. Keluhan utama : demam tinggi, susahbuang air besar, mual dan muntah. Diagnosis : demam tifoid. Keadaanpasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Juli 2010) Nilai Normal25

Hemoglobin 12.2 (12.0-14.0) g%

Lekosit 13.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.27 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 36.0 (36.0-44.0) %

Trombosit 361 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %Basofil 0.4 (0.0-2.5) %Neutrofil 73.6 (35.0-88.7) %Limfosit 16.3 (12.0-44.0) %Monosit 9.5 (0.0-11.2) %

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianCefspan® 2x5 cc 25,26,27

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 47

Nomr RM :714433Dirawat tanggal : 25-27 Juli 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

121

Identifikasi PasienPria, 3 tahun, BB 16.5 kg. Keluhan utama : diare, muntah setiap pagi hariselam 2 hari, demam tinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Oktober 2010) Nilai Normal28 30

Hemoglobin 12.4 11.8 (12.0-14.0) g%

Lekosit 25.6 11.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.17 4.94 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.5 34.4 (36.0-44.0) %

Trombosit 393 451 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.3 5.9 (0.0-9.5) %

Basofil 0.3 0.7 (0.0-2.5) %

Neutrofil 62.0 31.3 (35.0-88.7) %

Limfosit 24.2 51.6 (12.0-44.0) %

Monosit 12.2 10.5 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x3.6 cc 28,29,30

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 48

Nomor RM :726798Dirawat tanggal : 28-30 Oktober 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

122

Identifikasi PasienWanita, 5 tahun, BB 20.5 kg. Keluhan utama : demam tinggi, mual danmuntah, diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : membaik.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

( November 2010) Nilai Normal9

Hemoglobin 14.6 (12.0-14.0) g%

Lekosit 2.1 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.83 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 43.4 (36.0-44.0) %

Trombosit 205 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.5 (0.0-9.5) %Basofil 1.3 (0.0-2.5) %Neutrofil 195 (35.0-88.7) %Limfosit 68.9 (12.0-44.0) %Monosit 9.8 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatifnegatifnegatifnegatif+1/160negatifnegatif+1/80

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 4x2 cth 9,10,11

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 49

Nomor RM :728434Dirawat tanggal : 9-11 November 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

123

Identifikasi PasienWanita, 11 bulan, BB 8.1 kg. Keluhan : demam tinggi. Diagnosis : demamtifoid. Keadaan pasien keluar : membaik.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Nov-Des 2010) Nilai Normal29

Hemoglobin 11.9 (12.0-14.0) g%

Lekosit 20.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.86 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 35.6 (36.0-44.0) %

Trombosit 374 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.3 (0.0-9.5) %Basofil 0.7 (0.0-2.5) %Neutrofil 45.4 (35.0-88.7) %Limfosit 43.1 (12.0-44.0) %Monosit 10.4 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

Ig M antibodi S.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Cefotaxime 2x250 mg 29,30,1Sporetic® 2x1.7 cc 29,30,1,2

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 50

Nomr RM :731035Dirawat tanggal : 29 November-2 Desember 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

124

Identifikasi PasienPria, 11 tahun, BB 53 kg kg. Keluhan utama : demam tinggi, mual danmuntah serta susah buang air besar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaanpasien keluar : membaik.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Januari 2010) Nilai Normal23 24 25 26 27

Hemoglobin 12.6 (12.0-14.0) g%

Lekosit 3.37 2.4 2.6 11 10.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.97 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.6 36.9 39.4 36.9 39.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 388 173 149 142 144 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 (0.0-9.5) %

Basofil 0.0 (0.0-2.5) %

Neutrofil 73.5 (35.0-88.7) %

Limfosit 19.6 (12.0-44.0) %

Monosit 6.8 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatifnegatifnegatifnegatif+1/80+1/320negatif+1/80

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianBiothicol® 3x2 cth 25,26,27

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 51

Nomr RM :024330Dirawat tanggal : 23-27 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

125

Identifikasi PasienWanita, 10 tahun, BB 34 kg kg. Keluhan utama : demam tinggi sejak 2 hari,disertai mual dan muntah serta susah buang air besar. Diagnosis : demamtifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(November 2010) Nilai Normal4 5 6 7

Hemoglobin 14.1 13.5 13.7 13.7 (12.0-14.0) g%

Lekosit 1.4 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.94 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 40.2 39.9 40.2 40.2 (36.0-44.0) %

Trombosit 122 97 95 145 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 (0.0-9.5) %

Basofil 5.1 (0.0-2.5) %

Neutrofil 25.3 (35.0-88.7) %

Limfosit 46.4 (12.0-44.0) %

Monosit 23.2 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Merosan® 3x500 mg 5,6,7

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 52

Nomr RM :177529Dirawat tanggal : 4-7 November 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

126

Identifikasi PasienPria, 9 tahun, BB 35 kg. Keluhan utama : demam tinggi, flu disertai batukserta diare. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Januari 2010) Nilai Normal19 20 21 23

Hemoglobin 12.3 (12.0-14.0) g%

Lekosit 6.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.74 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 38.7 38.4 37.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 131 101 109 122 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.5 (0.0-9.5) %

Basofil 0.8 (0.0-2.5) %

Neutrofil 51.9 (35.0-88.7) %

Limfosit 39.6 (12.0-44.0) %

Monosit 7.2 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

7

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Starcef® 2x100 mg 22,23,24,25,26,27,28,29

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 53

Nomr RM :184447Dirawat tanggal : 19-28 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

127

Identifikasi PasienPria, 8 tahun, BB 34 kg. Keluhan utama : demam tinggi, flu, diare.Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemerksaan

(Maret 2010) Nilai Normal15 17 18

Hemoglobin 12.8 14,4 13 (12.0-14.0) g%

Lekosit 8.5 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.94 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.8 43 40.2 (36.0-44.0) %

Trombosit 207 173 195 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.2 (0.0-9.5) %

Basofil 0.4 (0.0-2.5) %

Neutrofil 52.4 (35.0-88.7) %

Limfosit 38.2 (12.0-44.0) %

Monosit 8.2 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatifnegatifnegatif+1/80negatif+1/160negatif+1/160

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 15,16,17,18,19,20

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 54

Nomor RM : 237776Dirawat tanggal : 15-20 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

128

Identifikasi PasienWanita, 9 tahun, BB 20 kg. Keluhan utama : mual dan muntah, susah buangair besar, demam tinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(November 2010) Nilai Normal25 26

Hemoglobin 12.7 13.1 (12.0-14.0) g%

Lekosit 8.8 9.0 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.69 4.82 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 37.0 38.1 (36.0-44.0) %

Trombosit 334 354 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 2.9 0.3 (0.0-9.5) %

Basofil 0.8 0.4 (0.0-2.5) %

Neutrofil 46.1 72.9 (35.0-88.7) %

Limfosit 40.0 13.1 (12.0-44.0) %

Monosit 10.1 9.0 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

5

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Colsancetine® 4x2 cth 27,28,29

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 55

Nomor RM :246499Dirawat tanggal : 26-29 November 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

129

Identifikasi PasienWanita, 9 tahun, BB 30 kg. Keluhan utama :demam tinggi, disertai mual danmuntah, nafas sesak jka malam hari. Diagnosis : demam tifoid. Keadaanpasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Juli 2010) Nilai Normal26 28

Hemoglobin 13.9 13.3 (12.0-14.0) g%

Lekosit 7.7 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.24 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 41.9 38.4 (36.0-44.0) %

Trombosit 381 304 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.1 (0.0-9.5) %

Basofil 0.4 (0.0-2.5) %

Neutrofil 67.7 (35.0-88.7) %

Limfosit 22.7 (12.0-44.0) %

Monosit 7.9 (0.0-11.2) %

ImmunoserologiTes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

negatif+1/160negatifnegatif+1/160+1/80negatifnegatif

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 26,27,28,29

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 56

Nomor RM : 251728Dirawat tanggal :26-29 Juli 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

130

Identifikasi PasienWanita, 8 tahun, BB 20 kg. Keluhan utama : demam tinggi, flu, nafas menjadisesak pada malam hari, mual. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Januari 2010) Nilai Normal1 2 3 4 6

Hemoglobin 16.6 11.1 10.5 11 11.1 (12.0-14.0) g%

Lekosit 4.9 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.15 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 31.2 31.9 31.4 32.5 33.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 137 134 149 173 189 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.6 (0.0-9.5) %

Basofil 0.4 (0.0-2.5) %

Neutrofil 68.6 (35.0-88.7) %

Limfosit 19.1 (12.0-44.0) %

Monosit 10.3 (0.0-11.2) %

Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

3

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasikuat Typhoid

Tes Widal

S.typhii HS.typhii OS.paratyphii AHS.paratyphii AOS.paratyphii BHS.paratyphii BOS.paratyphii CHS.paratyphii CO

+1/80negatif+1/320negatif+1/80negatif+1/160negatif

negatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatifnegatif

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x⅓ gram 3,4,5,6,7Injeksi Amoxan® 3x⅓ gram 1,2,3,4,5,6,7

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 57

Nomor RM : 255128Dirawat tanggal : 1-8 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

131

Identifikasi PasienWanita, 8 tahun, BB 28 kg. Keluhan utama : demam, mual muntah, nafsumakan menurun. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar :sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(April 2010) Nilai Normal23 24 25

Hemoglobin 12.9 13.1 13.7 (12.0-14.0) g%

Lekosit 2.3 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.51 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 38.5 39.6 42.1 (36.0-44.0) %

Trombosit 175 133 120 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 1.2 (0.0-9.5) %

Basofil 0.4 (0.0-2.5) %

Neutrofil 50.3 (35.0-88.7) %

Limfosit 41.6 (12.0-44.0) %

Monosit 6.5 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Dynacef® 3x500 mg 23,24,25,26

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 58

Nomor RM : 274233Dirawat tanggal : 23-26 April 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

132

Identifikasi PasienPria, 7 tahun, BB 29 kg. Keluhan utama : mual dan muntah, diare, demamtinggi. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter

TanggalPemeriksaan

(Januari 2010)Nilai Normal

19

Hemoglobin (12.0-14.0) g%

Lekosit (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit (36.0-44.0) %

Trombosit 259 (150-450) 103 /µL

Eosinofil (0.0-9.5) %

Basofil (0.0-2.5) %

Neutrofil (35.0-88.7) %

Limfosit (12.0-44.0) %

Monosit (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 5

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Starcef® 2x100 mg 19,20,21,22,23,24,25

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 59

Nomor RM : 286606Dirawat tanggal : 19-25 Januari 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

133

Identifikasi PasienWanita, 6 tahun, BB 26 kg. Keluhan utama : demam dan susah buang airbesar. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Maret 2010) Nilai Normal26 27

Hemoglobin 11.8 12.4 (12.0-14.0) g%

Lekosit 10.2 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.48 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 34.9 37.8 (36.0-44.0) %

Trombosit 249 223 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.0 (0.0-9.5) %

Basofil 0.3 (0.0-2.5) %

Neutrofil 73.5 (35.0-88.7) %

Limfosit 16.0 (12.0-44.0) %

Monosit 10.2 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Colsancetine® 3x500 mg 26,27,28

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 60

Nomor RM : 371026Dirawat tanggal :26-29 Maret 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

134

Identifikasi PasienPria, 10 tahun, BB 41.5 kg. Diagnosis : demam tifoid. Keadaan pasienkeluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

ParameterTanggal Pemeriksaan

(Juli 2010) Nilai Normal21 22 23 24

Hemoglobin 13.6 (12.0-14.0) g%

Lekosit 1.6 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 5.7 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 42.6 37.2 35.7 35.1 (36.0-44.0) %

Trombosit 114 92 110 114 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.5 (0.0-9.5) %

Basofil 1.5 (0.0-2.5) %

Neutrofil 33.2 (35.0-88.7) %

Limfosit 49.4 (12.0-44.0) %

Monosit 15.4 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodiS.typhii

4

≤ 2 = negatif3 = grayzone4-5 = indikasi

Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal PemberianSporetic® 2x100 mg 21,22,23,24

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 61

Nomor RM : 424208Dirawat tanggal :21-24 Juli 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

135

Identifikasi PasienWanita, 10 tahun, BB 23 kg. Keluhan utama : demam selama 2 hari, mualdan muntah, susah buang air besar, nafas sesak di malam hari. Diagnosis :demam tifoid. Keadaan pasien keluar : sembuh.

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter

TanggalPemeriksaan(Juni 2010)

Nilai Normal

20

Hemoglobin 11.0 (12.0-14.0) g%

Lekosit 8.2 (4.0-11.0) 103 /µL

Eritrosit 4.89 (4.10-5.50) 106 /µL

Hematokrit 31.7 (36.0-44.0) %

Trombosit 277 (150-450) 103 /µL

Eosinofil 0.7 (0.0-9.5) %

Basofil 1.0 (0.0-2.5) %

Neutrofil 50.3 (35.0-88.7) %

Limfosit 38.6 (12.0-44.0) %

Monosit 9.4 (0.0-11.2) %Immunoserologi

IgM antibodi S.typhii 3

≤ 2 = negatif3 = grayzone

4-5 = indikasi Typhoid≥ 6 = indikasi kuat

Typhoid

Terapi AntibiotikaNama Obat Dosis Tanggal Pemberian

Injeksi Pelastin® 3x⅓ gram 20,21,22

Lampiran 6 (lanjutan)

Kasus 62

Nomor RM : 411859Dirawat tanggal :19-22 Juni 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

136

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM …repository.usd.ac.id/17571/2/078114100_Full.pdf · evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien demam tifoid kelompok pediatrik

137

BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap : Cornelius Danan Rufaldi

Nama panggilan : Danan

Tempat / tanggal lahir : Cilacap / 1 Mei 1989

Agama : Katholik

Nama Ayah : Robertus Heru Saptono

Nama Ibu : Vincentia Sedyarningsih

Riwayat Pendidikan

1992-1995 : TK Pius Cilacap

1995-2001 : SD Pius Cilacap

2001-2004 : SLTP Pius Cilacap

2004-2007 : SMA Pangudi Luhur Vanlith Muntilan

2007-2011 : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Kegiatan Bidang Akademik :

1. Sebagai asisten praktikum Botani Dasar pada tahun 2011

Kegiatan Bidang kemahasiswaan :

1. Anggota Unit Kegiatan Fakultas (UKF) Bola Basket pada tahun 2007-

2011

2. Panitia peringatan Hari Pendidikan Nasional kerjasama Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan Satu Atap Advertising

pada tahun 2007

3. Panitia Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (Titrasi) sebagai seksi Publikasi,

Dekorasi, dan Dokumentasi (Pubdekdok) pada tahun 2008

4. Panitia Pharmacy Performance and Event Cup (PpnEC) sebagai seksi

Keamanan pada tahun 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI