EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC ...

21
TESIS EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC DENGAN MESIN 3R DAN UJI UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN (Studi Kasus pada Bengkel AC Mobil Di Denpasar - Bali) I MADE RASTA NIM 0891261004 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2010

Transcript of EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC ...

TESIS

EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC DENGAN MESIN 3R

DAN UJI UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN (Studi Kasus pada Bengkel AC Mobil Di Denpasar - Bali)

I MADE RASTA NIM 0891261004

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2010

i

PRASYARAT GELAR

EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC DENGAN MESIN 3R

DAN UJI UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN (Studi Kasus pada Bengkel AC Mobil Di Denpasar - Bali)

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I MADE RASTA NIM 0891261004

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2010

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL, 31 AGUSTUS 2010

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS NIP. 19460703 198011 1 001 NIP. 19600318 198503 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana, Prof. Ir. M. Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19561102 198303 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001

iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Tesis ini Telah Diuji pada

Tanggal, 31 Agustus 2010

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

No. : 1389/H.14.4/HK/2010, Tanggal, 26 Agustus 2010

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M. Rur.Sc

Anggota :

1. Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

2. Prof. Ir. M. Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD

3. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS

4. Dr. Ir. I P.G. Ardhana, M.Agr.Sc

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan

Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung wara

nugraha/karunia-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M. Rur.Sc, Pembimbing I yang

dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan

saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya dalam menyelesaikan

tesis ini. Terimakasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. I

Gede Mahardika, MS, Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr. Dr. dr. Made Bakta, Sp.PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program

Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr.

A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas

Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Ir. Putu Dana

Pariawan Salain, MSc, MIHT, Direktur Politeknik Negeri Bali atas ijin yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti program Magister. Pada kesempatan ini,

penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ir. I Ketut Gde Juli Suarbawa,

MErg, Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali. Ungkapan terima kasih

v

penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Ir. M. Sudiana

Mahendra, MAppSc, PhD., Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS., dan Dr. Ir. I P.G.

Ardhana, M.Agr.Sc, yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi

sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q, Menteri Pendidikan

Nasional melalui Tim Managemen Program Magister yang telah memberikan

bantuan finansial dalam bentuk BPPS sehingga meringankan beban penulis dalam

menyelesaikan studi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru serta dosen-dosen yang telah

membimbing penulis mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis

ucapkan terima kasih kepada Ayah, Ibu dan Paman serta mendiang Bibi, Nenek dan

Kakek yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar

berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk

berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada isteri

tercinta Ni Made Suartini, A.Par, serta anak-anak I Putu Harry Arya Bagiada dan I

Made Krisna Wira Astawa tersayang, yang dengan penuh pengorbanan telah

memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan

tesis ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan

dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.

vi

ABSTRAK Refrigeran CFC telah diketahui sebagai salah satu penyebab terjadinya penipisan lapisan ozon dan HFC termasuk salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global melalui kebocoran dan buangan refrigeran sintetis ke lingkungan. Sebagai tanggapan terhadap kerusakan lapisan ozon di statosfer, pada tahun 1981 UNEP melalui proses negosiasi pengembangan langkah-langkah Internasional untuk melindungi lapisan ozon melalui Konvensi Wina yang disyahkan pada bulan maret 1985. Kemudian ditindaklanjuti dengan pengesahan Montreal Protokol, pada bulan September 1987 yang memuat aturan pengawasan produksi, konsumsi dan perdagangan bahan-bahan perusak ozon. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut melalui Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1992. Selanjutnya pelaksanaan program perlindungan lapisan ozon di Indonesia difasilitasi oleh KLH. Gubernur Bali mengeluarkan Keputusan No. 523/04-B/HK/2010 tentang pembentukan dan susunan keanggotaan tim kerja perlindungan lapisan ozon dan pengendalian bahan perusak ozon Propinsi Bali, Penelitian ini dilakukan pada 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar - Bali. Penelitian ini lebih difokuskan pada monitoring dan evaluasi, yaitu bagaimana perusahaan/bengkel service AC Mobil melaksanakan pengelolaan refrigeran CFC/R-12 dan HFC/R-134a pada saat servicing menggunakan mesin 3R sehingga refrigeran tidak terlepas ke atmosfir. Pengujian unjuk kerja (COP) mesin pendingin dilakukan dilaboratorium. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk melihat pengelolaan refigeran dan uji T untuk membandingkan unjuk kerja mesin pendingin. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan/bengkel service AC mobil dapat melaksanakan pengelolaan refrigeran CFC/R-12 dan HFC/R134a secara efektif (88,3%). Unjuk kerja mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R didapat 2,435 sedangkan CFC/R-12 murni 2,54. Terdapat perbedaan unjuk kerja mesin pendingin terhadap penggunaan refrigeran CFC/R-12 murni dengan refrigeran hasil mesin 3R dengan rata-rata perbedaannya 0,089 atau 3,53 %. Pemakain refrigeran CFC/R-12 dari tahun 2007 hingga Mei 2010 telah terjadi penurunan dengan rata-rata 21,44 % pertahun, sedangkan pemakaian HFC/R-134a meningkat rata-rata 8,3 % pertahun. Kata kunci : CFC, HFC, mesin 3R, AC mobil, pengelolaan refrigeran, COP

vii

ABSTRACT CFC refrigerant has been known to be one of causes of ozone layer diminishing and HFC is one of green house gases contributing to global warming through the leak and synthetic refrigerant waste to environment. As a response to the ozone layer diminishment on stratosphere, UNEP, in 1981, through a negotiating process of international stages of development reserve the ozone layer through Wina Convention legalized in March 1985. It was then followed up with Montreal Protocol in September 1987 consisting supervision rules on producing, consuming, and treading ozone damaging materials. The government of Indonesia had ratified the convention through President Decree Number 23 Year 1999. The ozone layer reservation program implementation in Indonesia is facilitated by KLH. Governor of Bali issued Decree Number 523/04-B/HK/2010 on membership restructuring of ozone layer reservation and ozone damaging materials control team work in province of Bali. This research was done in 27 car AC service companies or workshop, which received grant of 3R engine in Denpasar, Bali. The research was dominantly focused on monitoring and evaluation, that is how car AC service company or workshop manage CFC/ R-12 and HFC/R-134a refrigerant at service time using 3R engine that refrigerant does not escape to atmostphere. Cooling machine work procedure test (COP) was conducted in laboratory. Research result showed that car AC service company or workshop could manage CFC/ R-12 and HFC/R-134a eefctively (88,3%). The cooling engine work procedure using CFC/R-12 as the result of 3R engine recovery and recycel resulted in 2,435 while pure CFC/R-12 resulted in 2,54. There were differences in cooling engine work procedure to the use of pure CFC/R-12 refrigerant with that resulted by 3R engine with avarage difference 0,089 0r 3,53%. The use of refrigrant CFC/R-12 from 2007 until May 2010 han been decreasing about 21,44% per year, while the use of HFC/R-134a has been increasing average about 8,3% per year. Key words: CFC, HFC, 3R engine, car AC, refrigerant management, COP

viii

EVALUASI PENGELOLAAN REFRIGERAN CFC DAN HFC DENGAN MESIN 3R DAN UJI UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN STUDI KASUS PADA BENGKEL AC MOBIL DI DENPASAR - BALI

RINGKASAN

Terjadinya pelepasan (emisi) CFC dan BPO lain ke atmosfir menyebabkan terjadinya perusakan lapisan ozon dan terhambatnya pembentukan ozon baru, sehingga menyebabkan berkurangnya konsentrasi ozon di atmosfir maka terjadilah lubang ozon. Menurut penelitian yang telah dilakukan, lubang ozon sudah terjadi dan meliputi daerah yang cukup besar khususnya di daerah kutub selatan. Konsentrasi ozon di daerah selatan ini telah berkurang 70% dan luas daerah lubang ini dari tahun ke tahun cenderung membesar. Ozon di lapisan statosfer sangat bermanfaat untuk kehidupan di bumi karena bersifat melindungi bumi dari sinar ultra ungu yang terdapat dalam radiasi surya. Radiasi UV-B intensitas tinggi bila sampai kepermukaan bumi akan membahayakan kesehatan manusia dan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Setelah masyarakat dunia menyadari adanya bahaya yang mengancam sebagai akibat menipisnya lapisan ozon akhirnya mengadakan berbagai kesepakatan intenasional yang membatasi penggunaan CFC dan senyawa perusak ozon lainnya. Beberapa kesepakatan internasional penting antara lain adalah sebagai berikut : 1) Konvensi Wina yang diadakan di Austria pada tanggal 22 Maret 1985, merupakan awal kerjasama internasional dalam menghilangkan penggunaan bahan perusak ozon; 2) Protokol Montreal yang diadakan di Kanada pada tanggal 16 september 1987, menyusun jadwal penghapusan CFC dan beberapa bahan perusak ozon lainnya; 3) Amandemen London yang diadakan di Inggris pada tanggal 27-29 Juni 1990, jadwal penghapusan CFC dipercepat; 4) Amandemen Kopenhagen yang diadakan di Denmark pada tanggal 23-25 November 1992, mengatur pengawasan beberapa bahan perusak ozon lainnya, antara lain Metil Bromida dan HBFC (hydrobromoflourocarbon) dan senyawa HCFC (hydrochloroflourocarbon) dan 5) Protokol Kyoto tahun 1997 mengatur pembatasan dan pengurangan gas-gas penyebab rumah kaca, termasuk HFCs Indonesia telah meratifikasi Konvensi Wina, Protokol Montreal, dan Amandemen London melalui Keputusan Presiden RI N0. 23 Tahun 1992, berarti Indonesia berkewajiban turut serta dalam program penghapusan BPO. Indonesia sebagai negara yang termasuk ke dalam negara artikel 5 yaitu negara berkembang yang mengkonsumsi BPO kurang dari 0,3 kg perkapita. Untuk CFC Indonesia masih dapat mengkonsumsi sampai dengan tahun 2010, dengan demikian Indonesia tidak boleh lagi mengimpor CFC selambat-lambatnya tahun 2010. Hasil survei pada bengkel-bengkel kecil dan besar di enam Propinsi di Indonesia, yaitu ; DKI Jakarta, Banten (Botabek), Jawa Timur (Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto), Bali (Denpasar), Lampung (Bandar Lampung), Sumatera Selatan (Palembang) yang meliputi 465 bengkel. Hampir semua bengkel yang disurvei adalah bengkel AC mobil yang merupakan konsumsi terbesar CFC khususnya CFC-12/R-12. Dari hasil survei dapat disimpulkan pemakaian CFC di bengkel-bengkel AC mobil sangat tinggi diatas 95%. Terlepasnya refrigeran ke lingkungan 60% dari service sector.

ix

Gubernur Bali, sesuai dengan surat Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor B-79777/MENLH/10/2008 tanggal 30 Oktober 2008 perihal peningkatan pengawasan bahan perusak ozon di tingkat daerah, mengeluarkan Keputusan Nomor 523/04-B/HK/2010 tentang pembentukan dan susunan keanggotaan tim kerja perlindungan lapisan ozon dan pengendalian bahan perusak ozon propinsi Bali Penelitian ini dilakukan pada 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R dari World bank melalui KLH di Denpasar-Bali. Sedangkan pengujian unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R dibandingkan dengan yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni dilakukan di laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134apada perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan hibah mesin 3R di Denpasar-Bali, dan untuk mengetahui unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R dibandingkan dengan yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengelolaan refrigeran CFC dan HFC pada 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali dapat dikatakan bahwa perusahaan/bengkel service AC mobil dapat melaksanakan pengelolaan refrigeran CFC-12 dan HFC-1234a secara efektif. Secara keseluruhan rata-rata skor menunjukkan 61,81, proporsi pencapaian skor maksimum ideal 88,3%. Unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recycle mesin 3R dibandingkan dengan yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni di laboratorium, didapat bahwa rata-rata unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni, yaitu 2,54. Sedangkan unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran hasil recovery dan recycle mesin 3R satu laluan didapatkan 2,435. Terdapat perbedaan unjuk kerja (COP) mesin pendingin terhadap penggunaan refrigeran CFC-12/R-12 murni dengan refrigeran hasil recovery dan recycle mesin 3R dengan rata-rata pebedaannya 0,089 atau 3,53 %. Jadi refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R masih layak untuk digunakan kembali pada AC mobil. Pemakain refrigeran CFC-12/R-12 dari tahun 2007 hingga Mei 2010 telah terjadi penurunan dengan rata-rata 21,44 % pertahun. Pemakaian HFC-134a/R-134a meningkat rata-rata 8,3 % pertahun. Untuk dapat mencegah pelepasan (emisi) CFC ke atmosfir oleh perusahaan/bengkel service AC mobil di Denpasar-Bali perlu adanya kerjasama antar pihak; baik pemerintah, swasta, perusahaan/bengkel AC, akademisi, dan masyarakat secara berkesinambungan. Khususnya dalam penanganan CFC oleh perusahaan/bengkel AC mobil perlu dibantu penyediaan spare part (suku cadang) dan tempat service mesin 3R di Bali karena beberapa spare part mesin 3R telah mengalami kerusakan. Pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan mesin 3R baru baik untuk CFC, HCFC dan HFC untuk mencegah emisi refrigeran tersebut ke atmosfir pada saat service. Adanya alat identifikasi refrigeran sehingga refrigeran tidak terkontaminasi/bercampur antar refrigeran. Adanya pusat reklamasi refrigeran di Bali sehingga refrigeran hasil recycle dapat ditingkatkan kemurniannya. Dengan demikian, semoga semua menjadi lebih baik dan lingkungan terselamatkan dari kerusakan lapisan ozon oleh CFC dan pemanasan global oleh HFC dapat dicegah.

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ……………………………………………………………... i

PRASYARAT GELAR ……..………………………………………………....... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………………………….............................. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ..………………………............................................ v

ABSTRAK …………………………………………………………………........ vii

ABSTRACT …………………………………………………………………….. viii

RINGKASAN ………………………………………………………………........ ix

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………. xvi

DAFTAR SINGKATAN .……………….............................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xx

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ...……………………………………………….... 1

1.2 Rumusan Masalah ...……………………………………………... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...……………………………………………… 4

1.4 Manfaat Penelitian ...…………………………………………….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...……………………………………………….. 6

2.1 Tinjauan Umum Ozon, CFC, HFC dan Mesin 3R …………..…... 6

2.1.1 Teknik Pengelolaan Refrigeran CFC (R-12)

xi

dan HFC (134a) ………………………………………….. 7

2.1.2 Service Mesin Pendingin (AC Mobil) ………………….... 7

2.1.3 Cara Kerja Mesin 3R Laluan Tunggal …………………... 9

2.1.4 Pengelolaan Sumber Kerusakan Ozon …………………... 13

2.1.5 Pelaksanaan Retrofit dan Recycle Refrigeran .................... 14

2.1.5.1 Pelaksanaan retrofit .............................................. 15

2.1.5.2 Pelaksanaan recycle ............................................. 15

2.1.6 Definisi dan Hubungan Recovery dan Recycle ………….. 16

2.1.6.1 Hal-hal penting dalam proses recovery ......……. 19

2.1.6.2 Proses recharging ……………………………… 20

2.1.7 Penanganan Refrigeran yang Terkumpul ………………… 21

2.2 Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin ………………………….... 24

2.2.1 Mesin Pendingin ……………………………………........ 24

2.2.2 Prinsip Kerja Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap …... 25

2.2.3 Dasar-Dasar Perhitungan Unjuk Kerja Mesin Pendingin .. 26

2.2.3.1 Efek Refrigerasi (ER) ………………………….. 26

2.2.3.2 Kerja Kompresi (Wk) ………………………….. 27

2.2.3.3 Unjuk Kerja (COP) .............................................. 27

2.2.4 Refrigeran ........................................................................... 28

2.2.5 Pengaruh Refrigeran Terhadap Permasalahan

Lingkungan Global …………………………………….... 32

2.2.5.1 Kerusakan Lapisan Ozon ……………................. 33

2.2.5.2 Pemanasan Global …………………………….... 43

xii

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 47

3.1 Kerangka Berpikir ……………………………………………….. 47

3.2 Konsep Penelitian ……………………………………………….. 50

3.3 Hipotesis Penelitian ……………………………………………... 51

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………………...... 52

4.1 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………..... 52

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………..... 53

4.2.1 Lokasi Penelitian ………………………………………….. 53

4.2.2 Waktu Penelitian …………………………………………... 53

4.3 Subyek Penelitian ……………………………………………….. 54

4.4 Bahan dan Alat Penelitian ………………………………….......... 55

4.4.1 Bahan Penelitian …………………………………………… 55

4.4.2 Alat Penelitian …………………………………………….. 56

4.5 Variabel Penelitian ………………………………………………. 58

4.5.1 Variabel Pengelolaan refrigeran …………………………… 58

4.5.2 Variabel unjuk kerja/COP (Coefficient of Performance) ….. 60

4.6 Analisa Data ……………………………………………………… 63

4.7 Flowchart Penelitian …………………………………………….. 64

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………. 65

5.1 Pengelolaan Refrigeran CFC (R-12) dan HFC (R-134a)

dengan Mesin 3R …………………………………………….….. 65

5.1.1 Variabel Recovery ………………………………………… 65

xiii

51.2 Variabel Recycle …………………………………………... 70

5.1.3 Variabel Recharging ………………………………………. 74

5.2 Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin …..……………………….. 85

5.2.1 Penyebab Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin

Menjadi Lebih Rendah ………………………………......... 88

5.2.1.1 Refrigeran bercampur atau terkontaminasi …........ 88

5.2.1.2 Refrigeran bercampur atau terkontaminasi

dengan udara …………………………………..… 92

5.2.1.3 Terjadi multi kontaminasi refrigeran .......………… 95

5.2.1.4 Refrigeran alternatif .................………………….. 96

5.2.1.5 Refrigeran illegal ............................…………….... 98

5.2.1.6 Kelarutan dalam minyak pelumas .......…………… 98

5.2.2 Cara Meningkatkan Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin .. 102

5.2.3 Retrofitting CFC-12 ke HFC-134a ………………………… 102

5.3 Pemakaian Refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a …… 104

5.4 Saran dari Responden ……………………………………………. 108

5.5 Prediksi Terhadap Dampak Lingkungan ………………………… 108

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….. 112

6.1 Simpulan ………………………………………………………… 112

6.2 Saran …………………………………………………………….. 112

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….... 115

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 120

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Kode pewarnaan tangki untuk refrigeran yang umum ….……………… 23

2.2 Nilai ODP dan GWP refrigeran …….…………………………………. 33

4.1 Daftar penerima bantuan hibah sektor mobil air conditioner (Bali) …… 55

4.2 Kisi-kisi alat evaluasi pengelolaan refrigeran dengan menggunakan

mesin 3R ……………………………………………………………….. 59

4.3 Variabel yang diukur dalam uji unjuk kerja (COP) …………………… 63

5.1 Rangkuman analisis deskriptif data hasil pengukuran variabel

Pengelolaan refrigeran CFC dan HFC ……………………………….... 78

5.2 Rekapitulasi hasil analisis tingkat efektivitas variabel pengelolaan

Refrigeran CFC dan HFC menggunakan mesin 3R ……………………. 81

5.3 Rekapitulasi data hasil pengujian tingkat unjuk kerja (COP)

mesin pendingin menggunakan refrigeran murni dibandingkan

dengan hasil recovery dan recycle ………………………………………. 87

5.4 Rekapitulasi refrigeran CFC-12 dan HFC-12 pada bengkel AC mobil

di Denpasar – Bali ………………………………………………………. 105

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Pengelolaan sumber kerusakan ozon …………………………………… 14

2.2 Hubungan antara berbagai proses penanganan refrigeran ……………… 17

2.3 Prosedur penanganan refrigeran ……………………………………….. 18

2.4 Hirarki sentra pengumpulan, pengolahan dan distribusi ………………. 22

2.5 Kebutuhan peralatan dan teknologi …………………………………..... 23

2.6 Skema komponen utama mesin pendingin siklus kompresi uap

dengan p-H diagram …………………………………………………… 25

2.7 Perkembangan refrigeran .……………………………………………… 30

2.8 Lapisan atmosfer bumi ………………………………………………… 34

2.9 Manfaat lapisan ozon ………………………………………………….. 35

2.10 Distribusi ozon di atmosfer ……………………………………………. 35

2.11 Reaksi pembentukan dan penguraian ozon ……………………………. 37

2.12 Reaksi perusakan dan pencegahan pembentukan ozon ………………… 38

2.13 Proses kerusakan ozon oleh chlorin …………………………………….. 39

2.14 Lubang ozon …………………………………………………………… 40

2.15 Ketebalan lapisan ozon ………………………………………………… 41

2.16 Dampak kerusakan lapisan ozon ………………………………………. 42

2.17 Kontribusi gas rumah kaca terhadap pemanasan global ………………. 45

3.1 Kerangka konsep penelitian …………………………………………… 50

4.1 Kegiatan proses pengambilan data pada perusahaan/bengkel service

xvi

AC mobil di Denpasar – Bali …………………………………………. 52

4.2 Langkah-langkah proses pengujian refrigeran CFC (R-12) …………… 62

4.3 Bagan alir penelitian …………………………………………………… 64

5.1 Histogram pengelolaan refrigeran CFC dan HFC pada bengkel

AC mobil di Denpasar Bali ……………………………………………. 80

5.2 Pemakaian refrigeran CFC-12/R-12 pada bengkel AC mobil

Di Denpasar Bali dari tahun 2007 sampai Mei 2010 ………………….. 106

5.3 Pemakaian refrigeran HFC-134a/R-134a pada bengkel AC mobil

Di Denpasar Bali tahun 2007 sampai Mei 2010 ………………………. 107

xvii

DAFTAR SINGKATAN

3R : Recovery, Recycle and Recharging abs : absolute AC : Air Conditioning APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Negara ASHRAE : Association Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineer B3 : Bahan Berbahaya dan Breracun BLH : Badan Lingkungan Hidup BPO : Bahan Perusak Ozon CCl4 : Carbon tetra klorida CDM : Clean Development Mechanism CFC : Chloro-Fluoro-Carbon CH4 : Metana CSIRO : Commenwealth Scientific and Industrial Research Organization ClO : Chlorin monoksida CO2 : Carbondioksida COP : Coefficient of Performance CTC : Carbon Tetra Chloride DU : Dobson Unit EPA : Environment Protection Agency ER : Efek Refrigerasi ERK : Efek Rumah Kaca f : Frekuensi GWP : Global Warming Potential GRK : Gas Rumah Kaca h : Enthalpi HC : Hydrocarbon HFC : Hydro-Fluoro-Carbon HCFC : Hydro-Chloro-Flouro-Carbon IPCC : Intergovernmental Panel on Climate Change KLH : Kementerian Lingkungan Hidup KMNLH : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KNLH : Kementerian Negara Lingkungan Hidup LPK : Lembaga Pelatihan Kompetensi LSK : Lembaga Sertifikasi Kompetensi

xviii

LSP : Lembaga Sertifikasi Profesi MAC : Mobile Air Conditioner MACS : Mobile Air Conditioning Society mref : massa refrigerant NASA : National Aeronautics and Space Administration NH3 : Ammonia N2O : Dinitroksida O2 : Oksigen O3 : Ozon ODP : Ozone Depletion Potential ODS : Ozone Depleting Substances P : Pressure PAG : Polyalkylglycol PAP : Pedoman Acuan Patokan PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa PFCs : Perfluorokarbon P dan K : Pendidikan dan Kebudayaan p-H : Pressure Vs Enthalpy POE : Polyoester PPLH : Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Psig : Pound sguare inchi gauge R-12 : Refrigerant 12 Rh : Relative humidity RI : Republik Indonesia rpm : rotation per minute SF6 : Sulfurheksafluorida SNI : Standar Nasional Indonesia T : Temperature TK : Tingkat Keadaan UNDP : United Nation Development Programme UNEP : United Nation Environment Programme UNFCCC : United Nation Framework Convention on Climate Change UV-B : Ultraviolet B V : Voltage (tegangan) Wk : Kerja Kompresi WMO : World Meteorological Organization

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat

bantuan mesin 3R di Denpasar Bali ………………………………………… 121

2. Instrumen pengumpulan data pengelolaan refrigeran ……………………… 122

3. Data hasil pengukuran pengelolaan refrigeran CFC dan HFC .......………… 126

4. Hasil pengolahan data hasil pengukuran pengelolaan refrigeran …………… 127

5. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 330 gram) …….. 128

6. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 360 gram) ...….. 129

7. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 390 gram) ...….. 130

8. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 420 gram) ...….. 131

9. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 450 gram) ...….. 132

10. Pengujian massa optimum refrigeran CFC-12/R-12 (mref = 480 gram) ...….. 133

11. Diagram P-h refrigeran R-12 ……………………………………………….. 134

12. Conton perhitungan unjuk kerja (COP) mesin pendingin ………………….. 135

13. Data rata-rata hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 murni (Psig) ...……………………………………. 138

14. Data rata-rata hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 murni (Bar) ………………………………………. 139

15. Pengolahan data hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 murni ……………………………………………… 140

xx

16. Data rata-rata hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle (Psig) ………………… 141

17. Data rata-rata hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle (Bar) ……………….… 142

18. Pengolahan data hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle ……………………….. 143

19. Data rata-rata hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 murni (mref = 330 gram) …………………………. 144

20. Pengolahan data hasil pengujian massa optimum

refrigeran CFC-12/R-12 murni (mref = 330 gram) …………………………. 145

21. Print out analisis data ………………………………………………………. 146

22. Data saran dari perusahaan/bengkel AC mobil yang mendapat

Bantuan mesin 3R di Denpasar – Bali ……………………………………… 147

xxi