EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG AKUNTANSI DANA PENSIUN · Akuntansi Dana Pensiun agar sesuai...
Transcript of EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG AKUNTANSI DANA PENSIUN · Akuntansi Dana Pensiun agar sesuai...
EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG
AKUNTANSI DANA PENSIUN
( Studi Kasus pada Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia )
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Nama : Ika Justina Barus
NIM : 43206110297
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA2008
EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG
AKUNTANSI DANA PENSIUN
( Studi Kasus pada Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia )
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar SARJANA EKONOMI
Program Studi Akuntansi
Nama : Ika Justina Barus
NIM : 43206110297
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Ika Justina Barus
N I M : 43206110297
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Evaluasi Penerapan PSAK No.18 Tentang Akuntansi Dana Pensiun (Studi Kasus Pada Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia)
Tanggal Ujian Skripsi : 28 Maret 2008
Disahkan Oleh :
Pembimbing
( H. Sabarudin Muslim, SE, MSi. )Tanggal :
Dekan, Ketua Jurusan Akuntansi
( Drs. Hadri Mulya, MSi ) ( H. Sabarudin Muslim, SE, MSi.) Tanggal : Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena berkat
dan kasih karuniaNya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dana Pensiun merupakan Lembaga Non Keuangan yang sedang berkembang saat
ini. Karena fungsinya yang sangat membantu Negara dalam mensejahterakan kehidupan
para keryawan setelah masa kerja (pensiun). Dengan adanya program Dana Pensiun ini juga
diharapkan dapat memicu semangat bekerja kepada karyawa untuk memberikan kontribusi
yang terbaik bagi Perusahaan atau tempat bekerja.
Dilihat dari bentuk laporan keuangan yang berbeda dari laporan keuangan
perusahaan pada umumnya maka dipandang perlu menerapkan PSAK No. 18 tentang
Akuntansi Dana Pensiun agar sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Karena bentuk
laporan keuangan Dana Pensiun yang khusus maka penulis tertarik mengambil judul skripsi
“Evaluasi Penerapan PSAK No. 18 Tentang Akuntansi Dana Pensiun” (Studi Kasus Pada
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia)”>
Atas karya terindah ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa hadir mencurahkan berkat-berkatNya.
Thanks God!
2. Ayahanda M. Barus yang menjadi titik tolak dari perkuliahan ini semoga setiap
kejadian dapat membawa makna seperti ini.
3. Ibunda M. Tobing (alm) yang menjadi inspirator secara maya.
4. Bapak Anthon Sidjabat dan Ibu Elvianna Gloria Hutapea yang kasihnya
melebihi kasih orang tua, yang memberi inisiatif, dorongan, bantuan material
dan restu-restu dalam perkuliahan ini. Hubungan kekeluargaan ini akan selalu
terpatri di hati.
5. Dearest Wanderson Jesmahir Panjaitan (Weder) yang setiap detiknya
mencurahkan kasih, waktu, pikira dan seluruh rasa sayangnya kepada hubungan
ini, telebih sejak awal sampai akhir di Jakarta. Kamu adalah malaikatku sama
seperti alm mama, tidak ada duanya.
6. Keluarga dimanapun berada. Terutama saudara-saudariku, tetap 1 untuk 6 dan 6
untuk 1. Thx banget buat bro Jay dan Jhon.
7. Bapak Dekan dan Wakil Dekan Universitas Mercubuana
i
8. Bapak Ketua Program Akuntansi Universitas Mercubuana
9. Bapak Pembimbing H. Sabaruddin Muslim SE, MSi
10. Seluruh Staf DP LAI yang terhormat, benar-benar kerjasama yang luar biasa.
11. Seluruh temen-temen kantor yang tidak dapat disebutin satu-persatu. Semangat
yang pernah ada akan selalu membakar jiwaku. Selamat berjuang temen-temen,
aku menyayangi kalian semua!
12. Seluruh temen-temen PKSM Mercubuana yang tidak akan terlupakan walau kita
bersama hanya selama 1,5 tahun saja.
13. Special, my sister K’Jesica Pasaribu, kapan yah kita bisa sama lagi, sukses
selalu.
14. Setiap orang dimanapun berada yang tidak dapat disebutin sama Penulis.
Jakarta, 20 Februari 2008
Penulis,
Ika Justina Barus
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang Penelitian………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………… 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………… 4
D. Sistematika Penulisan………………………………………. 6
BAB II LANDASAN TEORITIS…………………………………………. 7
A. Gambaran Umum Program Dana Pensiun…………………. 7
1. Pengertian Dana Pensiun…………………………… 7
2. Tujuan dan Manfaat………………………………… 9
3. Jenis-jenis Program Dana Pensiun……………........ 11
4. Pendanaan…………………………………………. 20
5. Pengembangan Dana……………………………… 21
B. Akuntansi Dana Pensiun (PSAK No. 18)………………… 23
C. Investasi (Penyertaan)…………………………………….. 26
1. Pengertian Investasi......…………….……….…….. 27
2. Pedoman Penyusunan Laporan Investasi Dana
Pensiun.................................................................... 27
3. Ketentuan Investasi Dana Pensiun yang Bersifat
Administratif........................................................... 29
4. Ketentuan Invetsai Dana Pensiun Yang Bersifat
iii
Teknis.................................................................. 31
5. Arahan Investasi……………………………….. 35
6. Elemen-elemen dari Investasi………………….. 36
7. Resiko-resiko yang Mempengaruhi Investasi…. 37
8. Investasi Jangka Panjang………………………. 38
9. Akuntansi untuk Investasi Jangka Panjang Berupa
Saham.................................................................. 39
10. Akuntansi untuk Investasi Jangka Panjang
Berupa Obligasi.................................................. 43
11. Penyajian Investasi Jangka Panjang pada Neraca
Neraca................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 46
A. Gambaran Umum Objek Penelitian………………….. 46
1. Sejarah Terbentuknya Dana Pensiun LAI…….. 46
2. Lokasi Objek Penelitian……………………….. 47
3. Maksud dan Tujuan Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Indonesia……………………………………… 47
4. Struktur Organisasi Dana Pensiun LAI……….. 47
5. Arahan Investasi Dana Pensiun LAI…………. 61
B. Metode Penelitian……………………………………. 66
C. Defenisi Operasional Variabel………………………. 66
D. Metode Pengumpulan Data………………………….. 66
E. Metode Analisis Data……………………………….. 68
iv
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Evaluasi Penerapan PSAK No. 18 Tentang Akuntansi pada
Akuntansi Dana Pensiun LAI…………………………………. 69
1. Tujuan dari Pelaporan Dana Pensiun yang Menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti (DP LAI merupakan Program
Pensiun Iuran Pasti)...................................................... 70
2. Laporan Keuangan Dana Pensiun……………………. 71
3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun………………………. 73
B. Evaluasi Kesesuaian Portofolio Invstasi dengan Arahan Investasi
Dana Pensiun LAI Sebagai Penerapan Kepatuhan Terhadap Undang-
Undang……………………………………………………….. 74
C. Sasaran Investasi…………………………………………….. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………. 84
B. Saran………………………………………………………… 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Penelitian
Dana pensiun merupakan salah satu lembaga keuangan yang baru tetapi
memegang peranan besar dalam memupuk dana secara berkesinambungan. Di
samping itu, dana pensiun juga menggambarkan hubungan yang harmonis antara
pemberi kerja dengan karyawannya.
Bagi karyawan, program dana pensiun menjamin kesejahteraannya
sejak saat masih bekerja sampai di masa yang akan datang saat ia memasuki masa
pensiunnya; atau dengan kata lain program dana pensiun memberikan
kesinambungan penghasilan.
Bagi pemberi kerja, program dana pensiun dapat meningkatkan loyalitas
karyawan yang membawa pengaruh bagi peningkatan produktivitas.
Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan telah mencadangkan dana
untuk membentuk suatu badan yang terpisah berupa badan hukum untuk
mengelola dana pensiun guna menjamin pembayaran pensiun serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
Peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar pembentukan dana
pensiun di Indonesia adalah Arbeidersfondsen Ordonnantie yang merupakan
produk kolonial, serta UU No.7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan, dalam hal
ini pasal 4 ayat (3) huruf h. Ordonansi colonial tersebut merupakan peraturan
1
2
perundang-undangan yang ada, ternyata belum cukup memadai sebagai
dasar hukum penyelenggaraan dana pensiun secara sehat dan memadai.
Maka pada tanggal 20 April 1992, lahirlah UU No.11 Tahun1992
tentang UU Dana Pensiun sebagai landasan hukum dan operasional yang mantap
bagi dana pensiun, yang disahkan dengan ditandatangani oleh Presiden Soeharto.
Agar mampu menjalankan fungsinya, Dana Pensiun harus
mengembangkan dana yang terkumpul dengan cara aman dan menguntungkan,
salah satunya dengan melakukan investasi jangka panjang.
Dana pensiun dapat ditanamkan dalam investasi jangka panjang karena
alirannya yang teratur dan terus-menerus selama masa kerja pegawai atau buruh
yang bersangkutan. Dalam hal ini Dana Pensiun harus mempertimbangkan
investasi jangka panjang yang paling menguntungkan. Arus dana yang stabil dan
pengumpulan informasi yang cukup dalam waktu yang layak akan membantu
dalam proses investasi yang optimal.
Dana pensiun harus menghindari sekor-sektor yang tinggi resikonya,
sehingga menghasilkan arus income yang stabil bagi pemakainya. Dengan
demikian diversivikasi portofolio sangat diperlukan.
Investasi ini diharapkan akan memberikan sumbangan terhadap
keberhasilan pihak dana Dana Pensiun baik pengaruhnya dalam mendukung
operasi pada umumnya ataupun memberikan sumbangan tersendiri terhadap
pendapatan Dana Pensiun dalam jangka panjang.
3
Menimbang bahawa investasi kekayaan dana pensiun merupakan upaya
pengembangan kekayaan dana pensiun, maka Menteri Keuangan menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 231/KMK.017/1993
tentang Investasi Dana Pensiun, yang diubah terakhir menjadi KMK No.
511/KMK.06/2002 tentang Investasi Dana Pensiun dan Keputusan Direktur
Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP-2344/LK/2003 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Investasi Dana Pensiun.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
masalah tentang portofolio investasi jangka panjang pada Dana Pensiun
sebagaimana juga diatur di dalam PSAK No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun,
namun penulis lebih memperkecil ruang lingkup penulisan yaitu hanya di bidang
portofolio. Hasil penelitian tersebut akan penulis tuangkan dalam suatu karya tulis
yang berjudul :
“EVALUASI PENERAPAN PSAK NO. 18 TENTANG
AKUNTANSI DANA PENSIUN”
( Studi kasus pada Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia )
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul karya tulis ini, maka penulis akan membahas masalah
yang dibatasi sebagai berikut :
4
1. Bagaimana penerapan PSAK No. 18 tentang akuntansi Dana
Pensiun pada investasi portofolio Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Indonesia?
2. Apakah portofolio investasi yang dilakukan oleh Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia sudah sesuai dengan Arahan Investasi?
3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan PSAK No. 18 tentang
akuntansi Dana Pensiun yang dilakukan oleh Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia?
2. Untuk mengetahui apakah portofolio Dana Pensiun Lembaga
Alkitab Indonesia sudah sesuai dengan Arahan Investasi yang
ditetapkan pihak manajemen?
b. Kegunaan Penelitian
Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah : bahwa hasil
penelitian ini kiranya dapat digunakan bagi pihak-pihak
berkepentingan, sebagai berikut :
5
1. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini sendiri maupun hasilnya nanti adalah
sangat berarti bagi penulis; diantaranya, penulis akan dapat
mengetahui bagaimna sebenarnya penerapan dari teori-teori
yang diperoleh selama ini di bangku kuliah, terutama sekali
yang berkaitan dengan judul skripsi, dan dapat mengetahui
perbedaan-perbedaan yang mendasar di antara teori yang
diperoleh dengan prakteknya di dunia nyata.
2. Bagi Pihak Dana Pensiun (Objek yang diteliti)
Penulis mengharapkan agar hasil dari penelitian yang telah
dilakukan ini, yaitu yang berupa kesimpulan dan saran-saran,
akan dapat digunakan oleh pihak Dana Pensiun sebagai bahan
masukan dan bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan-
tindakan perubahan dan perbaikan selanjutnya apabila dirasa
perlu.
3. Pihak-Pihak Lain (Akademik)
Penulis akan dengan senang hati memberikan hasil penelitian
ini yang kiranya dapat digunakan sebagai salah satu informasi
bagi pihak-pihak yang memerlukan terutama untuk tujuan
penelitian selanjutnya.
6
4. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi akan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
Bab pertama sebagai pendahuluan, mengemukakan latar belakang pemilihan
judul skripsi, perumusan permasalahan, maksud dan tujuan penelitian serta
sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua, menguraikan tentang gambaran umum mengenai program dana
pensiun, konsep dasar akuntansi, pengertian investasi, jenis investasi, metode
perlakuan investasi yang berlaku, serta penyajiannya dalam laporan keuangan.
Bab ketiga, berisikan uraian tentang metodologi penelitian yang
mengiformasikan lokasi penelitian, gambaran umum tentang obyek penelitian
mencakup riwayat singkat dan metode penelitian.
Bab keempat berisi analisis data mengenai penyesuaian kebijaksanaan
keputusan investasi portfolio dan pengaruhnya terhadap hasil investasi portfolio,
pengujian hipotesa, perlakuan akuntansi atas investasi jangka panjang menurut
prinsip-prinsip akuntnasi yang lazim serta penyajiannya dalam laporan keuangan.
Bab kelima, sebagai bab penutup berisikan kesimpulan dari pemaparan
permasalahan yang dibahas di atas dan saran-saran perbaikan sebagai sumbangan
pemikiran penulis.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Gambaran Umum Program Dana Pensiun
1. Pengertian Dana Pensiun
Pemerintah Amerika Serikat memperkenalkan sistem jaminan sosial
pada sekitar tahun 1930 untuk membantu menangani masalah manula (manusia
usia lanjut). Diikuti dengan tuntutan serikat pekerja terhadap perusahaan (pemberi
kerja) agar membentuk program pensiun perusahaan guna melengkapi tunjangan
jaminan sosial tersebut.
“Pensiun” menurut Kasmir, (2007 : 307) adalah sebagai berikut :
Pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
Jadi, pada prinsipnya, pensiun adalah suatu bentuk pemberian balas
jasa yang diberikan oleh pihak pemberi kerja (employer) dalam hal ini adalah
perusahaan kepada para pegawaianya atas jasa-jasa yang telah diberikan selama
masa kerjanya. Di samping itu, pensiun juga merupakan suatu alat untuk
menghadapi resiko kerugian ekonomi yang disebabkan karena penurunan
kemampuan menghasilkan pendapatan pada usia tua.
7
8
Berikut pengertian ‘pensiun’ yang disadur dari
http://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202002/buku%20restruk%2
0pensiun/baru/BAB%20I.htm :
“Pensiun merupakan hak bagi PNS yang memenuhi syarat di samping itu juga merupakan jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah bertahun-tahun mengabadikan dirinya kepada Negara.”
Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa pensiun
merupakan istilah umum untuk menyatakan pemberian tunai secara periodik
dalam jangka panjang guna menghadapi resiko di hari tua, cacat dan kematian
bagi peserta dalam hal ini PNS termasuk karyawan dan serikat pekerja.
Menurut Undang-Undang 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, Bab
I, Pasal 1 mengatakan bahwa manfaat pensiun adalah :
“…pembayaran berkala yang dibayarkan pada saat peserta pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau sesudahnya”.
Sedangkan pengertian Program Dana Pensiun menurut Pahardjo, (2004
: 316) adalah :
Program Dana Pensiun adalah suatu program yang dibentuk untuk pembayaran karyawan setelah tidak bekerja karena memasuki masa pensiun.
9
Program Pendidikan Dana Pensiun, Pelatihan Akuntansi Program
pensiun Angkatan XIV, Lembaga Management FE, Universitas Indonesia, 1997,
memberikan pengertian program dana pensiun sebagai berikut :
“…badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, yang bertugas mengelola dana masyarakat yang berasal dari iuran pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta, selanjutnya diinvestasikan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.”
2. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Program Dana Pensiun
Tujuan penyelenggaraan program dana pensiun menurut Badan
Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan (BAPEPAMLK) yang
tertera dalam
http://www.bapepam.go.id/dana_pensiun/edukasi_dp/program.htm,
adalah :
a. Tujuan Utama
Menjaga kesinambungan penghasilan peserta pada masa pensiun.
b. Tujuan Tambahan (berdasarkan ketentuan Undang-Undang)
Menjaga kesinambungan penghasilan peserta atau ahli warisnya
apabila peserta menjadi cacat atau meninggal dunia sebelum
pensiun.
10
2. Pada dasarnya yang menjadi manfaat program dana pensiun adalah :
1. Bagi Peserta
a. Jaminan kesinambungan penghasilan
b. Disiplin menabung
c. Fasilitas pajak
2. Bagi Masyarakat
a. Mengurangi ketergantungan kelompok masyarakat tertentu
pada kelompok yang lain.
b. Lebih mandiri
3. Bagi Pemberi Kerja
a. Mempertahankan pekerja yang berkualitas
b. Faktor keunggulan dalam mendapatkan pekerja yang
berkualitas
c. Membuang kesan “membuang” pada saat terjadi pemutusan
hubungan kerja
d. Membantu pembentukan citra positif
e. Membantu pengelolaan biaya pegawai
f. Fasilitas pajak untuk pembiayaan pegawai
g. Membentuk iklim kerja yang kondusif untuk peningkatan
produktifitas dan keuntungan
11
4. Bagi Negara
a. Mendorong upaya pemberdayaan masyarakat
b. Sumber dana pembangunan
Pada dasarnya, tujuan dan manfaat pokok semua program pensiun
perusahaan adalah sama yaitu menyediakan santunan atau tunjangan kepada
karyawan dan peningkatan keuntungan bagi pemberi kerja, karena itu masalah
pokok tentang program dana pensiun adalah bagaimana menyediakan dana yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan para pensiunan, atau bagaimana mengelola
dana pensiun itu, yaitu melalui investasi yang sudah diatur oleh Undang-Undang
sehingga dari hasil investasi itu dapat diberikan kepada karyawan pada saat
pensiun.
3. Jenis-Jenis Program Dana Pensiun
Program dana pensiun dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Jumlah Pemberi Kerja yang Terlibat dalam Program
Dana Pensiun.
a. Single Employer Plans (Program Satu Perusahaan).
Yaitu, program yang khusus dirancang untuk perusahaan.
b. Multiple Employer Plans (Program Banyak Perusahaan).
Merupakan suatu program pensiun yang diikuti oleh beberapa
perusahaan.
12
2. Berdasarkan Penerima Pensiun.
a. Program Jabatan
Jenis program ini ditujukan kepada karyawan yang mencapai masa
pensiun, dengan memberikan santunan seperti : santunan pensiun
karyawan baik karena pensiun normal, pensiun dipercepat, pensiun
diperlambat atau karena sakit.
b. Program Individual
Jenis program ini memberikan santunan kepada para direktur atau
eksekutif, juga kepada seorang karyawan atau sejumlah kecil
karyawan secara perseorangan.
c. Program Pensiun Wiraswasta
Ditujukan kepada para wiraswasta (self employed) atau pensiun
pribadi, yang pembayaran santunannya ditangguhkan.
3. Berdasarkan Pencadangan Dana
a. Program dengan Cadangan Dana (Akumulasi Dana)
Pada program ini, perusahaan diharuskan untuk menyisihkan dana
tertentu untuk keperluan jaminan pensiun nanti dengan membayar
kepada suatu lembaga keuangan yang berdiri sendiri (independent)
13
atau yang terpisah dari perusahaan, misalnya melalui bank,
perusahaan asuransi, atau yayasan.
b. Program Tanpa Cadangan Dana (Unfunded Plans)
Pada program ini, dana seluruhnya dikelola oleh perusahaan
sendiri dan bukan oleh lembaga pengelola dana.
4. Berdasarkan Pendanaan (Kontribusi Pekerja)
a. Program Tanpa Kontribusi (Non-contributory Plans)
Pada program ini program pensiun didanai seluruhnya oleh
perusahaan.
b. Program dengan Kontribusi (Contributory Plan)
Pada program ini perusahaan diharuskan untuk memungut
sebagian dari pendapatan karyawan sebagian dari pendapatan
karyawan sebagai kontribusi atau iuran untuk program tersebut dan
selanjutnya perusahaan akan memberikan iurannya sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.
5. Berdasarkan Jumlah dan Saat Pembayaran Iuran menurut PSAK
No.18 :
1. Program Iuran Pasti (Defined Contribution Plans)
14
Dalam program pensiun iuran pasti, perusahaan secara berkala
membayar sejumlah iuran kepada suatu dana terpisah, yang
dikelola oleh trustee (pihak ketiga yang mandiri). Besarnya iuran
pasti ini bisa dalam bentuk uang, suatu prosentase pendapatan
karyawan, atau kombinasi faktor-faktor ini dengan faktor lainnya.
Iuran yang dibayarkan akan diinvestasikan oleh pihak pengelola.
Apabila seorang karyawan pensiun, dana yang terkumpul itu
digunakan untuk membayar tunjangan pensiun kepada karyawan
yang bersangkutan. Sebab itu, penghasilan pensiun karyawan
tersebut tergantung kepada cara pengelolaaan dana. Pada
hakekatnya, investasi tersebut ditanggung perusahaan. Kewajiban
perusahaan hanya terbatas pada pembayaran iuran berkala tertentu.
Program defined contribution ini banyak dipergunakan, terutama
dalam perusahaaan yang non profit motive atau dalam system
public employees retirement.
Singkatnya, manfaat pensiun tergantung akumulasi iuran dan hasil
pengembangannya.
a. Keuntungan yang didapat dari program ini adalah :
1. Pengelolaanya lebih mudah dan fleksibel (tanpa
perhitungan aktuaris)
15
2. Bagi karyawan, pembayaran pensiun berdasrkan fully
funded plans, jadi biaya atau kontribusi karyawan akan
tetap jumlahnya (% gaji).
3. Kontribusi dari perusahaan maupun dari karyawan dapat
diperhitungkan setiap tahunnya.
b. Kelemahan program ini yaitu :
1. Kontribusi karyawan yang tetap prosentasenya, dirasakan
kurang dapat mencukupi jumlah pensiunnya, karena
mereka mengikuti program dalam usia yang berbeda.
2. Uang pensiun yang akan dapat diterima oleh para
pensiunan lebih sulit diperkirakan.
3. Karyawan akan menanggung resiko atas naik turunnya
investasi.
4. Tidak dapat memperhitungkan masa kerja karyawan.
5. Pendekatan ini sangat tergantung pada tingkat gaji dan
tingkat bunga yang berlaku.
2. Program Manfaat Pasti (Defined Benefit Plans)
Rumus manfaat pensiun sudah ditetapkan dalam peraturan Dana
Pensiun, sedangkan besar iuran pensiun ditetapkan berdasarkan
16
perhitungan aktuaria, kecuali iuran peserta yang ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun atau besar iuran adalah perkiraan
kebutuhan dana yang harus disisihkan sekarang untuk
merealisasikan pembayaran manfaat pensiun. Pada umumnya
kontribusi perusahaan lebih besar dari kontribusi karyawan.
a. Keuntungan dari defined plan antara lain :
1. Besarnya pensiunan dapat diperkirakan sebelumnya.
2. Karena pada umumnya pensiun yang diberikan atas dasar
gaji saat-saat mendekati pensiun.
3. Bila ada program lain yang akan dibentuk setelah
perusahaan berjalan, maka masa kerja yang sudah dilalui
karyawan dapat diperhitungkan.
b. Kelemahan program ini adalah :
1. Perusahaan menanggung resiko kekurangan dana bila hasil
investasi kurang memenuhi harapan.
2. Relatif lebih sulit pengelolaannya
17
Berikut ini disajikan perbedaan antara Program Manfaat Pasti (Defined
Benefit Plans) dan Iuran Pasti (Defined Contribution Plans) :
Tabel 2.1
Perbedaan Program Manfaat Pasti dan Program Iuran Pasti
No. Uraian Manfaat Pasti Iuran Pasti
1. Aspek Manfaat Pensiun
Ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diperoleh semenjak permulaan program.
Tidak ada kepastian besarnya manfaat pensiun yang akan diperoleh (tergantung akumulasi dana).
2. Aspek Iuran Besarnya iuran tidak pasti dan harus dihitung aktuaris (biasanya iuran karyawan tetap).
Besarnya iuran pasti menyangkut kemampuan dan persetujuan semua pihak.
3. Aspek Dana Awal Umumnya diperlukan dana awal dan harus dihitung aktuaris.
Tidak memerlukan dana awal.
4. Aspek Pengendalian Dana
Kelompok dan aktuarial Intensif
Perorangan (personal account) dan administrative intensif
5. Aspek Resiko Pemberi Kerja Peserta
6. Aspek Investasi Konservatif, ada target manfaat.
Lebih berani
7. Aspek Tujuan Langsung Life annuity Life annuity yang didahului mekanisme tabungan
8. Aspek Penyelenggara
Dana Pensiun Pemberi Kerja
1. DPPK
2. DPLK, yaitu :
2.1. Bank
2.2. Perusahaan Asuransi
9. Aspek Aktuaris Mutlak diperlukan sejak permulaan program dan
Tidak diperlukan
18
No. Uraian Manfaat Pasti Iuran Pasti
secara regular untuk menghitung besarnya iuran dan valuasi dana.
10. Aspek Besarnya Iuran
Dibatasi Tidak dibatasi
11. Aspek Penarikan Dana
Dilarang Diperbolehkan sebatas iuran sendiri.
Sumber : Juli Iramayan (2007 : 261)
6. Berdasarkan Pola Pengelolaan Dana Pensiun.
1. Melalui perusahaan itu sendiri, yaitu dengan membentuk dana
cadangan pensiun pegawai. Dana tersebut tidak terpisah dari
kegiatan operasional perusahaan, sehingga perusahaan sepenuhnya
bertanggung jawab atas dana pensiun yang terkumpul.
2. Melalui perusahaan asuransi, dimana seluruh pengelolaan dana
menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi. Keuntungan
menggunakan cara ini adalah adanya kemudahan dalam administrasi
dan menghindari resiko yang terlalu besar dalam pengelolaan dana.
3. Melalui lembaga professional yang independent, misalnya melalui
bank, di mana lembaga tersebut berfungsi sebagai administrator dan
pengelola manajemen dana pensiun.
4. Melalui Yayasan Dana Pensiun Pegawai
Merupakan suatu badan yang terpisah dari perusahaan, yang
didirikan melalui seorang notaris, dan para pendirinya merupakan
wakil perusahaan dan wakil pegawai.
19
a. Keuntungan dari penyelenggaraan program dana pensiun
ini adalah:
1. Adanya fasilitas keringanan pajak berupa tidak
dimasukkannya ke dalam obyek pajak penghasilan atas
penghasilan dana yang diperoleh dari beberapa bentuk
investasi, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 957/KMK.04/1983 dalam bidan
deposito berjangka pada bank pemerintah, tanah dan
bangunan, saham yang diperdagangkan di bursa, sertifikat
saham dan sertifikat dana yang diperdagangkan di luar
bursa, obligasi yang dikeluarkan BUMN.
2. Pegawai merasa ikut memiliki program pensiun;
3. Manajemen dan pegawai secara langsung ikut aktif
berperan dalam penentuan langkah investasi dana dan cara
pemanfaatannya berdasarkan usulan pengurus.
4. Hasil pengelolaan dana dapat dimanfaatkan sepenuhnya
oleh yayasan tersebut untuk peningkatan atau penyesuaian
pensiun setiap saat diperlukan ataupun untuk menurunkan
tingkat pembiayaan.
5. Dana pensiun terpisah dari keuangan perusahaan induk,
sehingga jika perusahaan induk mengalami kelesuan usaha,
maka jaminan kelangsungan pembayaran pensiun tidak
terpengaruh.
20
b. Ada pun kerugian dari program ini adalah dalam
pembentukannya memerlukan biaya tinggi.
4. Pendanaan
Kekayaan program dana pensiun berasal dari beberapa sumber, yaitu:
pemberi kerja, iuran pensiun karyawan, hasil investasi dan bantuan dari pihak
ketiga. Namun yang merupakan sumber utama adalah pemberi kerja dan iuran
karyawan.
Dana dari iuran karyawan merupakan sekian persen dari gaji pokok
karyawan yang bersangkutan. Potongan ini dipungut oleh pemberi kerja pada saat
membayar gaji karyawannya.
Dana yang diperoleh dari pemberi kerja terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Iuran pensiun pemberi kerja, yang ditetapkan sekian persen dari
gaji pokok karyawan dan biasanya disebut biaya normal (normal
cost). Iuran pensiun dibayarkan oleh pemberi kerja ke pihak Dana
Pensiun setiap bulan.
b) Angsuran atas pembayaran kewajiban jasa masa lalu karyawan
(Past Service Liabilities). Kewajiban atas jasa masa lalu karyawan
merupakan kewajiban yang timbul akibat ditanggungnya masa
kerja karyawan sebelum program pensiun dibentuk. Pembayaran
21
Past Service Liabilities merupakan tanggung jawab dari pemberi
kerja, karenanya perusahaaan yang telah beroperasi selama jangka
waktu yang panjang akan menanggung Pembayaran Past Service
Liabilities yang bernilai sangat besar. Untuk mengatasi jumlah
masalah ini, pemberi kerja diperbolehkan mengangsur Pembayaran
Past Service Liabilities sampai dengan jangka waktu tertentu
dengan memperhatikan keadaan keuangan (solvabilitas) pemberi
kerja.
5. Pengembangan Dana
Sesuai dengan tujuannya, Dana Pensiun harus mengembangkan dana
yang terkumpul dengan cara yang aman dan menguntungkan, sehingga kewajiban
untuk membayarkan manfaat pensiun dapat dipenuhi. Salah satunya adalah
dengan melakukan investasi.
Setiap pembelian dari dana uang tersedia dengan mengharapkan
pendapatan atau keuntungan modal dapat dikatakan investasi. Tujuan investasi
secara umum adalah meningkatkan kesejahteraan. Kebijaksanaan dapat dikatakan
baik apabila merupakan suatu campuran dari berbagai bentuk investasi, yang
menjanjikan adanya stabilitas nilai dan pendapatan, tingkat hasil yang memadai
dan resiko atau kerugian yang dihadapi relatif kecil.
22
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
511/KMK.06/2002 tentang Investasi Dana Pensiun di antaranya mengatur
mengenai jenis-jenis investasi kekayaan dana pensiun.
Investasi kekayaan dana pensiun hanya dapat ditempatkan pada jenis
investasi sebagai berikut:
a) Deposito berjangka pada Bank;
b) Deposito on call pada Bank;
c) Serifikat deposito pada Bank;
d) Saham yang tercatat pada Bursa Efek;
e) Obligasi yang tercatat pada Bursa Efek;
f) Penempatan langsung pada saham yang diterbitkan oleh badan hukum yang
didirikan berdasarkan hukum di Indonesia;
g) Surat pengakuan utang yang diterbitkan oleh badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum di Indonesia;
h) Tanah di Indonesia;
i) Bangunan di Indonesia;
j) Tanah dan Bangunan di Indonesia;
k) Unit penyertaan reksadana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Pasar Modal;
l) Sertifikat Bank Indonesia, dan atau ;
m) Surat berharga yang diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia
23
Bila Dana Pensiun keuangan hanya menawarkan jenis investasi seperti
yang telah disebutkan di atas, atau sekurang-kurangnya menawarkan jenis
investasi yang sesuai dengan jenis investasi sebagaimana dimaksud di atas, maka
bagi pengelolaan kekayaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang bersangkutan
tidak ditentukan mengenai pembatasan kekayaan dana pensiun yang dapat
ditanamkan dalam berbagai jenis investasi yang telah dikemukakan di atas,
sedangkan dalam pengelolaan kekayaan Dana Pensiun Pemberi Kerja berlaku
ketentuan pembatasan investasi kekayaan dana pensiun.
B. Akuntansi Dana Pensiun (PSAK No. 18)
Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan sebagai hasil
pemikiran para ahli (akuntansi) untuk menghasilkan seperangkat informasi yang
bermanfaat. Beberapa pendapat mengenai defenisi Akuntansi disajikan sebagai
berikut:
Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fees (2005 : 10),
memberikan definisi akuntansi sebagai berikut :
“Sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Dari pengertian ini bahwa akuntansi terdiri dari seperangkat informasi
keuangan yang melaporkan kegiatan dan kondisi perusahaan untuk menetapkan
keputusan.
24
Sofyan Safri Harahap (2005 : 4) mengartikan akuntansi sebagai
berikut :
“Proses mengidentifikasikan, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
Meskipun defenisi-defenisi di atas berasal dari sumber-sumber yang
berbeda, tetapi pada dasarnya terdapat persamaan pokok yang penting dari
akuntansi, yaitu :
1. Proses pengukuran dan pengkomunikasian tentang data keuangan
2. Berhubungan dengan kegiatan ekonomi
3. Disediakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan
keputusan
Informasi yang disajikan oleh akuntansi adalah berupa suatu laporan
keuangan yang biasanya terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Dalam PSAK No. 18 tentang
Akuntansi Dana Pensiun menyatakan bahwa :
1. Tujuan dari Pelaporan Dana Pensiun
Tujuan pelaporan Dana Pensiun adalah menyediakan informasi secara
periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan
serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya
kekayaan Dana Pensiun dihubungkan dengan besarnya kewajiban
25
membayar manfaat pensiun kepada peserta pada saat tertentu. Tujuan
tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan antara lain
terdiri dari :
a. Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode
pelaporan dan dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode
pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode
pelaporan; dan
c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.
2. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri dari Laporan Aktiva Bersih,
Laporan Perubahan Aktiva Bersih, Neraca, Perhitungan Hasil Usaha,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Aktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan SAK yang berlaku, namun
mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang
diperlukan maka dalam neraca, untuk aktiva tertentu disamping nilai
historis perlu ditentukan pula nilai wajarnya. Selisih antara nilai
historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi.
Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan
aktiva bersih, investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar
26
(fair value). Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar
karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai
surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponya sudah
ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk membayar manfaat
pensiun dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi
tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak mempunyai
nilai wajar maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak
dapat ditentukan. Aktiva operasional dinilai berdasarkan nilai buku.
Jika suatu investasi tidak memiliki nilai wajar maka perlu diungkapkan
alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan.
C. Investasi (Penyertaan)
1. Pengertian Investasi
Menurut Abdul Halim, (2003 : 2), mendefenisikan investasi sebagai
berikut :
“Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang”.
Menurut Charles P. Jones (2004 : 3), investasi didefenisikan sebagai
berikut :
27
“An investment can be defined as the commitment of funds to one more assets that will be held over some future time period”.
Sedangkan menurut Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan
No.KEP-2345/LK/2003 meberikan pengertian investasi sebagai berikut :
Investasi adalah bagian dari asset Dana Pensiun yang digunakan untuk
meningkatkan asset melalui distribusi hasil investasi.
Menurut defenisi di atas investasi dapat disimpulkan bahwa investasi
sebagai suatu kumpulan dana yang dikelola sedemikian rupa dengan
mengharapkan tingkat hasil optimum. Dimana pengertian investasi ini harus
dibedakan dengan spekulasi dimana spekulasi biasanya mencakup pembelian
aktiva yang dapat dijual dengan harapan memperoleh keuntungan yang cepat dari
kenaikan harga asset tersebut yang dapat terjadi dalam beberapa periode.
2. Pedoman Penyusunan Laporan Investasi Dana Pensiun
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun
b. Peraturan Pemerintah Nomor 76 tentang Dana Pensiun Pemberi
Kerja
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 511/KMK.06/2002 tentang
Investasi Dana Pensiun
d. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Keuangan Nomor : KEP –
2344/LK/2003
e. PSAK No.18 tentang Akuntansi Dana Pensiun (pada investasi)
28
Bentuk dan susunan laporan hasil pemeriksaan portofolio investasi Dana
Pensiun merupakan laporan berkala bagi pengurus untuk memberitahukan
keadaan portofolio investasi Dana Pensiun dalam suatu periode tertentu yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Keputusan Direktur Jenderal Lembaga
Keuangan No KEP – 2344/LK/2003 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Investasi Dana Pensiun adalah sebagai berikut :
1.) Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan
No. 511/KMK.06/2002 tentang Investasi Dana Pensiun terdiri atas :
1. Pernyataan Pengurus
2. Laporan Posisi Portofolio Investasi
3. Laporan Hasil Investasi
4. Analisis Investasi
5. Pengungkapan
2.) Laporan investasi Dana Pensiun sebagaimana telah dimaksud dalam ayat (a)
harus disusun sesuai dengan Pedoman Penyusunan Laporan Investasi Dana
Pensiun.
a. Laporan Posisi Portofolio Investasi Dana Pensiun
Bentuk dan susunan laporan hasil pemeriksaan portofolio investasi Dana
Pensiun merupakan laporan berkala bagi pengurus untuk memberitahukan
keadaan portofolio investasi Dana Pensiun dalam suatu periode tertentu.
29
Perbedaan laporan posisi portofolio investasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan adalah laporan posisi portofolio investasi ditampilkan
dalam bentuk matrix, dengan maksud agar laporan seperti demikian akan
lebih mudah melihat apakah Dana Pensiun mematuhi ketentuan batas
investasi per pihak dan ketentuan batas investasi per jenis investasi.
b. Laporan Hasil Investasi
Merupakan laporan hasil investasi digunakan untuk melihat apakah
Dana Pensiun yang bersangkutan telah melampaui sasaran hasil investasi,
dengan melihat prosentase hasil investasi Dana Pensiun apakah telah
sesuai atau melampaui prosentase yang ditetapkan dalam arahan investasi.
c. Analisis Investasi
Merupakan penyajian mengenai penjelasan analisis investasi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan itu sendiri.
3. Ketentuan Investasi Dana Pensiun yang Bersifat Administratif
a. Dalam Pasal 50 ayat (1) dan (2) UU No.11 Dana Pensiun meyatakan
bahwa salah satu tugas pembinaan dan pengawasan Dana Pensiun berada
di bawah Menteri Kreuangan, adalah meliputi pengelolaan kekayaan
Dana Pensiun dan penyelenggaraan program pensiun, baik dari segi
keuangan maupun teknis operasional.
30
b. Pasal 52 ayat (1) tentang pelaporan dokumen menekankan bahwa setiap
Dana Pensiun wajib menyampaikan laporan berkala mengenai
kegiatannya kepada Menteri Keuangan yang terdiri dari :
- Laporan Keuangan Audit
- Laporan Portofolio Audit
c. Pasal 18 dan Pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1992
mengenai tugas dan tanggung jawab pengurus dan dewan pengawas
meliputi penunjukkan penunjukkan Akuntan Publik untuk mengaudit
laporan hasil pemerikasaan portofolio investasi oleh dewan pengawas,
menetapkan arahan investasi, neraca dan penghitungan hasil usaha,
menurut bentuk dan susunan yang ditetapkan Menteri Keuangan.
d. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 76/KMK.017/1995 Pasal 6 Ayat
2, menyebutkan bahwa penyampaian laporan kegiatan kepada Menteri
Keuangan paling lambat 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun buku
Dana Pensiun. Apabila penyampaian tersebut melewati batas waktu yang
telah ditentukan akan dikenakan denda Rp. 100.000,00 per hari.
e. Pasal 7 Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1992 dimana kontrak
perjanjian dengan penerima toitipan tersebut dilakukan oleh pengurus
dan harus mendapat persetujuan dari dewan pengawas.
4. Ketentuan Investasi Dana Pensiun Yang Bersifat Teknis
Ketentuan investasi Dana Pensiun yang bersifat teknis merupakan
ketentuan yang mengatur bagaimana pengurus melakukan pengelolaan dan
31
penempatan investasi yang sesuai dengan batasan atau criteria yang telah termuat
dalam peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 29 UU No.11 Dana Pensiun menyatakan bahwa salah satu sumber
kekayaan Dana Pensiun adalah hasil investai yang nantinya dijadikan sebagai
unsur pendanaan untuk membayar manfaat pensiun.
Selanjutnya dalam pasal 30 Ayat (1) dikatakan bahwa pengelolaan
kekayaan Dana Pensiun harus dilakukan pengurus sesuai dengan arahan investasi
yang telah digariskan oleh pendiri dan ketentuan tentang investasi yang ditetapkan
oleh Menteri.
a. Dalam kaitannya dengan hubungan afiliasi antara dana pensiun dengan pihak-
pihak tertentu diatur dalam Pasal 31 ayat (3) dimana dalam ketentuan ini
mengatur bahwa tidak satu bagianpun dari kekayaan dana pensiun dapat
dipinjamkan atau diinvestasikan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
pada surat berharga yang diterbitkan oleh, atau pada tanah dan bangunan yang
dimiliki atau dipergunakan oleh orang atau badan yang tersebut di bawah ini:
1. Pengurus, pendiri, mitra pendiri atau penerima titipan;
2. Badan usaha yang lebih dari 25% sahamnya dimiliki oleh orang atau
badan yang terdiri dari pendiri, mitra pendiri, pengurus, penerima titipan,
atau serikat kerja yang anggotanya adalah peserta dana pensiun yang
bersangkutan;
32
3. Pejabat atau direktur dan badan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a)
dan (b) serta keluarganya sampai derajat kedua menurut garis lurus
maupun garis ke samping, termasuk menantu dan ipar. Ketentuan ini
menjadi batal apabila dana pensiun menempatkan investasi pada surat
berharga di Pasar Modal dan penyewaan tanah yang didasarkan pada harga
pasar.
b. Laporan hasil pemeriksaan portofolio investasi yang harus dilaporkan harus
memuat pernyataan akuntan tentang kesesuaian portofolio investasi terhadap:
1. Ketentuan perudangan yang mengatur investasi dana pensiun;
2. Arahan investasi pada Dana Pensiun Pemberi Kerja;
Serta analisa mengenai portofolio investasi tersebut
c. Pedoman dalam menentukan bagaimana pengurus mengelola Dana Pensiun
tertuang dalam suatu pedoman yang disebut arahan investasi. Menurut Pasal 2
Surat Keputusan Menteri Keuangan No.78/KMK.017/1995 materi yang harus
dicantumkan sekurang-kurangnya memuat:
1. Sasaran hasil investasi setiap tahun dalam bentuk kuantitatif yang harus
dicapai oleh pengurus;
2. Batas maksimum proporsi kekayaan Dana Pensiun yang dapat
ditempatkan untuk setiap jenis investasi;
3. Batas maksimum proporsi kekayaan Dana Pensiun yang dapat
ditempatkan pada satu pihak;
33
4. Objek investasi yang dilarang untuk penempatan kekayaan Dana Pensiun;
5. Ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi Dana Pensiun;
6. Sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi;
7. Ketentuan mengenai penggunaan tenaga ahli, penasehat, lembaga
keuangan, dan jasa lain yang dipergunakan dalam pengelolaan investasi;
8. Sanksi yang akan diterapkan Dana Pensiun kepada pengurus atas
pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang ditetapkan dalam Undang
Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
d. Dilihat dari batasan investasi secara kwantitatif ada beberapa jenis investasi
yang dibatasi persentase penempatannya yaitu untuk penempatan langsung
dan surat pengakuan hutang maksimum 20% dari total investasi serta tanah
dan bangunan maksimum 15% dari total investasi. Sedangkan batasan untuk
satu pihak maksimum ditetapkan 10% dari total investasi sebagaimana diatur
dalam pasal 10 dan 11 Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
78/KMK.017/1995.
e. Kekayaan Dana Pensiun pada umumnya terdiri dari dua kategori yaitu
kekayaan yang dikategorikan sebagai bukan investasi. Kekayaan yang
dikategorikan sebgai investasi menurut Undang-Undang terdiri dari:
1. Deposito berjangka dan sertifikat deposito berjangka;
2. Saham, obligasi dan surat berharga lainnya yang tercatat di bursa efek di
Indonesia, kecuali opsi dan warant;
34
3. Surat berharga pasar uang (SBPU) yang diterbitkan badan hukum;
4. Penempatan langsung pada saham atau surat pengakuan hutang berjangka;
5. Tanah dan bangunan di Indonesia;
6. Saham atau unit penyertaan reksadana.
Dengan demikian jenis investasi yang ditanamkan selain dari jenis investasi
yang telah diuraikan di atas, dilarang untuk diinvestasikan.
f. Dasar penilaian investasi menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
76/KMK.017/1995 didasarkan atas:
1. deposito bernilai nominal;
2. saham, obligasi dan surat berharga lainnya yang diperjualbelikan di bursa
efek;
3. penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek;
4. investasi berupa tanah dan bangunan;
5. saham atau unit penyertaan reksadana berdasarkan nilai aktiva bersih pada
tanggal laporan.
Menurut PSAK No. 18 paragraf 28 bahwa penilaian aktiva Dana Pensiun untuk
tujuan penilaian laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, aktiva
dinilai sebagai berikut :
a. Uang tunai, rekening giro dan deposito di Bank dinilai menurut nilai nominal
35
b. Sertifikat deposito, surat berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang
dan Surat Pengakuan Hutang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai.
c. Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek,
dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independent.
d. Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal
sebagai hasil penilaian independent.
5. Arahan Investasi
Frianto Pandi, dkk, (2005 : 126) mendefenisikan arahan investasi
sebagai berikut :
Arahan investasi merupakan kebijaksanaan dalam pemilihan bentuk investasi yang ditetapkan oleh Pendiri beserta Pengawas yang harus dijadikan pedoman bagi Pengurus Dana Pensiun dalam melaksanakan investasi.
Sedangkan menurut KMK No.511/2002 tentang investasi Dana Pensiun
bahwa arahan investasi adalah :
Kebijakan investasi yang ditetapkan oleh Pendiri atau Pendiri dan Dewan Pengawas yang dijadikan pedoman bagi Pengurus Dana Pensiun dalam melakukan investasi.
Menurut pengertian di atas dapat dikatakan bahwa arahan investasi
digunakan oleh Dana Pensiun sebagai dokumen pedoman dalam rangka
pengelolaan investasi. Menetapkan arahan investasi sudah menjadi salah satu
ketetapan yang ditetapkan dalam KMK No.511/2002, BAB III, pasal 3 yaitu,
pengurus dilarang menyimpang dari ketentuan dalam Arahan Investasi dan juga
36
PSAK No.18 tentang akuntansi Dana Pensiun paragraph 13 huruf c, bahwa Dana
Pensiun menyusun secara periodik laporan penjelasan mengenai arahan investasi
yaitu :
1. Nomor dan tanggal ketetapan arahan investasi
2. Maksimum penempatan setiap jenis investasi
3. Sasaran hasil investasi
4. Obyek investasi yang dilarang
5. Ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi.
6. Elemen-elemen dari Investasi
a. Penerimaan
Penerimaan dari investasi termasuk current income dan capital gain or
losses terjadi dengan adanya depresiasi dari nilai surat berharga.
b. Faktor waktu
Dalam melakukan investasi, faktor waktu sangat penting. Seorang
investor harus dapat menemukan suatu kombinasi yang tepat dari dua
factor utama, yaitu antara seleksi investasi dan penentuan saat investasi
yang tepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan jangkauan
investasi yang lebih panjang dari faktor waktu, karena investasi jangka
panjang selalu dihadapkan pada ketidakpastian.
c. Hasil dan resiko
37
Di dalam setiap kegiatan investasi terkandung dua unsure pokok, yaitu
hasil dan resiko yang berbanding lurus. Semakin tinggi tingkat resiko
yang ditanggung, makin tinggi pula tingkat hasil yang didapat.
Sebaliknya bila tingkat resiko yang ditanggung rendah, maka hasil yang
akan didapat juga rendah.
7. Resiko-Resiko yang Mempengaruhi Investasi
a. Business Risk
Setiap usaha atau hak milik selalu mengahadapi kemungkinan, bahwa
daya beli (earning power) dan kegunaannya berkurang karena
persaingan, perubahan permintaan, biaya-biaya yang tak terawasi,
kesalahan manajemen, kebijaksanaan pemerintah dan sebagainya.
b. Market Risk
Kerugian yang timbul dari perubahan pasar dan nilai jaminan (collateral
value) dari surat-surat berharga (walaupun daya belinya tidak berubah),
disebabkan karena adanya perbedaan penilaian investor mengenai
perkembangan kekayaan perusahaannya di masa yang akan datang.
c. Money Rate Risk
38
Resiko turunnya harga pasar dari investasi jangka panjang (investasi
yang memberikan penerimaan tetap walaupun saat jatuh temponya tidak
pasti).
d. Price Level Risk
Kemungkinan terjadinya perubahan nilai investasi, yang tadinya
menguntungkan jadi merugikan atau bahkan membahayakan, karena
daya beli dari penerimaan menurun.
8. Investasi Jangka Panjang
Menurut Suad Husnan, Enny Pudjiastuti (2004 : 251), menyatakan
bahwa “
“Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan”.
Suad juga menyatakan, bahwa investasi dikatakan berjangka panjang
karena dana yang tertanam dalam saham berarti akan tertanam selamanya dalam
perusahaan tersebut, sedangkan untuk obligasi umumnya paling tidak
memerlukan waktu 5 tahun baru dilunasi. Saham menunjukkan bukti kepemilikan,
sedangkan obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan
oleh Perusahaan.
39
Investasi jangka panjang (long term investment) atau investasi
permanent meliputi berbagai unsur serta diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Investasi dalam saham/surat berharga baik saham preferen maupun saham
biasa.
b. Investasi dalam obligasi, hipotik, dan instrument-instrumen hutang sejenis.
c. Dana pelunasan obligasi, penebusan saham, dan tujuan-tujuan khusus lainnya.
d. Investasi lainnya termasuk real estate yang dikuasai untuk apresiasi uang
muka pada afiliasi, bunga dalam kontrak asuransi jiwa, kekayaan pemilik
dalam persekutuan atau joint ventures, dan bunga dalam trust dan tanah milik.
9. Akuntansi untuk Investasi Jangka Panjang Berupa Saham
Pengertian saham menurut H. Sutrisno, (2007 : 310) adalah :
“Saham merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)”.
Perlakuan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam bentuk
saham haruslah dibedakan antara pemilikan saham biasa yang memiliki hak suara
(voting interest) atau pemilikan saham istimewa (preferred stock) yang tidak
memiliki hak suara.
Perlakuan akuntansi atas investasi jangka panjang dalam bentuk saham
biasa (common stock) tergantung pada pengaruh pengendalian investor (degree if
influence) terhadap investee.
40
Menurut Accounting Principles Boards (APB) No. 18; Significant
Influence diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan operasi keuangan perusahaan lain yang disebabkan oleh tingkat
kepemilikan saham perusahaan terhadap perusahaan tersebut. Kemampuan untuk
dapat mempengaruhi ini ditinjukkan oleh beberapa cara yaitu menjadi anggota
dewan direksi perusahaan lain, ikut serta dalam menentukan kebijaksanaan
perusahaan lain, menjamin kontinuitas supply bahan baku, pertukaran staff, atau
ketergantungan terhadap penggunaan teknologi. Pengaruh ini dimiliki perusahaan
yang memiliki persentase kepemilikan antara paling sedikit 20% tetapi tidak lebih
dari 50% dari saham perusahaan lain yang beredar.
Berdasarkan pedoman yang ditentukan oleh APB Opinion No. 18,
metode yang digunakan oleh investor adalah sebagai berikut:
a. Hak suara (voting interest) < 20% dan tidak mempunyai hak pengaruh dan
mengawasi, menggunakan cost method.
b. Hak suara (voting interest) 20% - 50% dan mempunyai pengaruh tetapi tidak
berhak untuk mengawasi, menggunakan Equity Method.
c. Hak suara (voting interest) > 50% dan mempunyai hak mengawasi,
menggunakan Consolidated Statement Management.
a. Metode Harga Perolehan (Cost Method)
Cost Method merupakan suatu metode akuntansi dalam investasi jangka
panjang dalam bentuk saham dimana perusahaan investor akan mencatat dan
melaporkan investasinya sebesar harga perolehan (jumlah yang dibayar pada saat
perolehan) dan kemudian selanjutnya tidak akan melakukan penyesuaian
(adjustment) terhadap perkiraan investasi tersebut sampai terjadi perubahan yang
diakibatkan karena adanya penambahan atau pengurangan saham yang dibeli.
b. Metode Pemilikan (Equity Method)
41
Equity Method merupakan suatu metode akuntansi lainnya dalam
investasi jangka panjang berbentuk saham, dimana investasi ini mula-mula dicatat
pula sebesar harga perolehannya. Perkiraan investasi akan selalu berubah dengan
sendirinya karena setiap mutasi yang terjadi (net income / net loss perusahaan
investee, penambahan dan pengurangan jumlah saham dan pembagian deviden)
akan dicatat investor dalam perusahaan investasi, karena itu sering disebut sebagai
suatu “one line consolidation.”
Tabel 2.2
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara kedua metode di atas adalah sebagai
berikut:
No Cost Method Equity Methoda. Perkiraan investasi akan berubah
karena transaksi perolehan, disposisi,
dan write down (valuation).
Setiap transaksi dan kejadian (kecuali
valuation) akan selalu terpantau dalam
perkiraan investasi.b. Revenue hanya dicatat pada saat
pembagian deviden
Revenue dicatat lebih awal, tidak
menunggu pembagian deviden (pada
saat net income investor dilaporkan)c. Lost tidak tercermin Loss akan terpantau dengan mengkredit
perkiraan investasi.d. Perubahan voting interest menjadi cost
method tidak membutuhkan
adjustment.
Perubahan voting interest dari cost
method ke equity method membutuhkan
retroactive adjustment.Sumber : Investment
Baik dalam Cost Method maupun Equity Method, pembagian stock
deviden tidak mempengaruhi perkiraan investasi. Pencatatan hanya dilakukan
secara administratif. Laba atau pendapatan tidak diakui karena belum terealisasi.
42
Dengan demikian, pengakuan laba akan diakui pada saat penjualan
dengan mengakui laba atau rugi karena nilai per lembar saham pada saat
penjualan menjadi lebih besar atau lebih kecil dibanding nilai pada saat
perolehannya.
c. Metode Konsolidasi (Consolidate Financial Statement)
Laporan keuangan konsolidasi akan tepat disajikan apabila investor
memiliki hak suara yang cukup besar (lebih dari 50%). Dengan jumlah hak suara
tersebut, investor yang bersangkutan akan dapat mengendalikan perusahaan
investee karena memiliki hak dalam menentukan keputusan yang lebih besar
terhadap pemegang saham lainnya (minority interest) yang kepemilikannya lebih
kecil dari 50%.
Laporan keuangan konsolidasi biasanya dapat didukung hanya apabila:
a. Kepentingan kendali keuangan (Controlling Financial Interest) berkelanjutan,
dan terjamin
b. Operasi dari perusahaan yang bersangkutan merupakan kegiatan dari kesatuan
yang diintegrasikan.
c. Konsolidasi memberikan gambaran yang benar mengenai status keuangan
yang bersangkutan.
43
Dalam menyusun neraca gabungan untuk perusahaan investor dan
investee, saldo aktiva dan kewajiban perusahaan investee disatukan dengan saldo
yang sama pada perusahaan investor. Saldo silang yang timbul dari transaksi antar
perusahaan dan yang tidak mempengaruhi aktiva, kewajiban, atau pemilikan dan
mempunyai arti yang penting bila kesatuan usaha yang bersangkutan dipandang
sebagai kesatuan usaha tunggal, harus dihapuskan.
10. Akuntansi untuk Investasi Jangka Panjang Berupa Obligasi
Menurut Suad Husnan, Enny Pudjiastuti dalam (2004 : 259)
mengartikan obligasi sebagai berikut :
“Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin dengan aktiva tertentu, karena itu kalau Perusahaan bangkrut, pemegang obligasi diperlakukan sebagai kreditur umum”.
Seorang investor dapat mencatat investasi dalam obligasi dengan nilai
nominalnya dengan suatu perkiraan premi atau diskonto, tetapi secara tradisional
para investor mencatat investasinya dengan harga perolehan atau bersih dari setiap
premi atau diskonto. Harga perolehan meliputi biaya pedagan perantara dan
biaya-biaya lain yang menyertai pembelian.
Apabila obligasi diterbitkan dan dijual di antara tanggal–tanggal
bunga, harus dibuat suatu penyesuaian untuk bunga yang diantisipasikan di antara
tanggal pembayaran bunga yang terakhir dan tanggal transaksi. Jumlah bunga
44
yang dibayarkan didebit pada perkiraan Pendapatan Bunga, sebagai offset
terhadap jumlah yang akan diterima pada tanggal pembayaran bunga berikutnya.
Ayat pembukuan untuk premi dan diskonto mungkin dibuat sebagai
ayat penyesuaian pada akhir tahun fiskal perusahaan atau periode interim, atau
dibuat pada setiap pembayaran bunga.
Amortisasis diskonto akan menambah perkiraan investasi dan
pendapatan bunga. Amortisasi premium akan mengurangi perkiraan investasi dan
pendapatan bunga.
Bunga yang diterima dari investasi obligasi dicatat dengan mendebit
Kas dan mengkredit Pendapatan Bunga. Pada akhir tahun fiskal, dibuat
penyesuaian terhadap bungan yang diantisipasikan (accrued) dengan mendebit
perkiraan Piutang Bunga dan mengkredit perkiraan Pendapatan Bunga. Jurnal
Penyesuaian ini kemudian dibalik (reverse) setelah perkiraan tersebut ditutup.
Dewasa ini, beberapa obligasi telah diterbitkan dengan suku bunga
mengembang (floating interest rates). Karena fluktuasi suku bunga yang tidak
menetu yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, suku bunga
mengambang surat berharga mengurangi resiko bagi penanam modal apabila suku
bunga meningkat dan bagi penerbit apabila suku bunga menurun.
45
11. Penyajian Investasi Jangka Panjang pada Neraca
Umumnya investasi jangka panjang dilaporkan pada neraca setelah
klasifikasi aktiva lancar. Bagian investasi jangka panjang tidak termasuk investasi
sementara (temporary investment) yang dipegang sebagai sumber kas yang siap
pakai.
Investasi jangka panjang berbentuk saham dinyatakan dalam neraca
sebesar harga perolehannya, sedangkan obligasi dinyatakan sebesar nilai bukunya.
Namun demikian, pengungkapan dalam tanda kurung dari kumpulan nilai pasar
surat-surat berharga akan membuat laporan keuangan lebih informatif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Terbentuknya Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
Dipandang dari sudut ekonomi dan sosial, Dana Pensiun merupakan
lembaga yang mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana peserta program
pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun.
Lembaga Alkitab Indonesia didirikan pada tanggal 1 Januari 1954,
berdasarkan Akte Notaris Pondaag Nomor 101, tanggal 9 Februari 1954, yang
telah diubah dengan Akte Notaris Lieke L. Tukgali, SH Nomor 195 tanggal 26
Februari 1990.
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia didirikan berdasarkan Surat
Keputusan Badan Lembaga Alkitab Indonesia Nomor 268.A/KPTS/BP/96 tanggal
23 Juli 1996 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Indonesia dengan menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, yang telah
mendapat penengesahan Menteri berdasarkan Keputusan nomor KEP-
368/KM.17/1997 tanggal 15 Juli 1997 dengan nama Dana Pensiun Lembaga
Alkitab Indonesia, dan kemudian sejak 1 April 2003 diubah menjadi
menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti dengan Surat Keputusan Badan
Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia Nomor 298/KPTS/BP/2002.
46
47
2. Lokasi Obyek Penelitian
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia berkedudukan di Jalan Salemba
Raya No.12, Jakarta Pusat.
3. Maksud dan Tujuan Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
1. Maksud didirikannya Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan
Program Pensiun Iuran Pasti sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Dana Pensiun.
2. Tujuan didirikannya Dana Pensiun adalah untuk memberikan
kesejahteraan kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak agar
kesinambungan penghasilan Peserta pada hari tua setelah tidak bekerja
lagi pada Pemberi Kerja tetap.
4. Struktur Organisasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
Dalam penyelenggaraan Dana Pensiun, struktur organisasi yang utama
adalah Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus. Dalam pelaksanaannya, Dewan
Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun dapat dibantu oleh lebih dari satu
karyawan Dana Pensiun.
Struktur operasional Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia seperti
tersaji pada gambar 3.2.1
48
Gambar 3.1
Sumber : Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia, 2001
Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun berdasarkan
SK Badan Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia Nomor : 290/KPTS/BP/96
tentang penunjukan Dewan Pengawas Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
yang telah diubah dengan Nomor : 229/KPTS/Pengurus/2007 tentang
perpanjangan masa kerja Pengurus dan Pengawas Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Indonesia.
Jumlah anggota harus seimbang antara wakil dari Pendiri dan wakil
dari Peserta. Dewan Pengawas pada Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
bertanggung jawab kepada Pendiri untuk melakukan pengawasan atas
pelaksanaan tugas Pengurus dalam mengelola Dana Pensiun, adapun struktur
organisasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia adalah sebagai berikut :
Pendiri
Ketua Pengurus Badan Pengawas
BendaharaSekretasris
49
1. Pendiri
Dalam struktur organisasi DP LAI yang dimaksud dengan Pendiri
adalah bukan pencetus pertama kali atau pemrakarsa didirikannya program
ini, melainkan Pemberi Kerja yang berupa Badan atau orang.
Pendiri Dana Pensiun adalah Lembaga Alkitab Indonesia yang
didirikan di Jakarta 1 Januari 1954 dengan Akte Notaris Elisa Pondaag No.
101 tanggal 9 Februari 1954, yang telah diubah dengan Akte Notaris Lieke
L. Tukgali, SH. No. 195 tanggal 26 Februari 1990.
Pendiri dapat merubah peraturan Dana Pensiun dengan
mengajukannya pada Menteri Keuangan, menetapkan dan mengubah
arahan investasi dengan berpedoman pada Undang-undang Dana Pensiun.
2. Badan Pengurus
Badan Pengurus adalah selaku Pendiri Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Badan Pengurus terdiri dari :
Ketua : Prof. Dr Liem kiem Yang
Sekretaris Umum : Harsiatmo Duta Pranowo, M.B.A
Bendahara : Ir. Yassin Tedjakusuma
3 Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah orang yang dipilih dari wakil-wakil Pemberi
Kerja dan Peserta dalam jumlah yang sama. Dewan pengawas yang
50
sebelumnya hanya bertugas mengawasi pengelolaan Dana Pensiun yang
dilakukan Pengurus, menurut UU yang baru selain melakukan pengawasan
juga bertugas membuat laporan tertulis atas hasil pengawasan kepada
Pendiri, yang sifatnya terbuka untuk seluruh peserta.
Dewan Pengawas terdiri dari :
1. Nama Lengkap : Harsiatmo Duta Pranowo, M.B. A
Jabatan Pekerjaan : Sekretaris Umum
Jabatan Pengawas : Ketua
Sebagai wakil dari : Pemberi Kerja
2. Nama Lengkap : Dra. Ny. Sri Suryanti S. Sujadi
Jabatan Pekerjaan : Kepala Departemen Keuangan LAI
Jabatan Pengawas : Anggota
Sebagai wakil dari : Peserta
1. Rapat Dewan Pengawas
Dewan Pengawas harus mengadakan rapat sekurang-kurangnya 6 (enam)
bulan sekali dan setiap waktu apabila dianggap perlu oleh Ketua Dewan
Pengawas.
51
Panggilan rapat Dewan Pengawas harus dilakukan oleh Ketua Dewan
Pengawas dengan surat resmi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
rapat diadakan dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat
serta keterangan singkat tentang hal-hal yang akan dibicarakan.
Syarat-syarat Rapat Dewan Pengawas :
1. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas,
apabila Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir, maka rapat
ditunda.
2. Rapat Dewan Pengawas sah dan berhak mengambil keputuan yang
mengikat apabila semua anggota Dewan Pengawas hadir.
3. Semua keputusan rapat harus diambil secara musyawarah.
4. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat
Dewan Pengawas, harus dibuat notulen yang ditandatangani oleh
salah seorang anggota Dewan Pengawas yang hadir yang khusus
ditunjuk oleh rapat untuk maksud itu.
5. Pengurus
Badan Pengurus ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan yang
wajib mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan
Peserta dan Pihak Yang Berhak atas manfaat pensiun.
52
Pengurus wajib menginvestasikan kekayaan Dana Pensiun sesuai arahan
investasi yang ditetapkan oleh Pendiri bersama Dewan Pengawas dengan
sebaik-baiknya guna mencapai hasil yang optimal.
Pengurus terdiri dari :
1. Nama Lengkap : P. W. S. Widodo
Jabatan pekerjaan : Pensiunan BBD
Jabatan pengurus : Ketua
2. Nama Lengkap : Satya Moddhana
Jabatan pekerjaan : Pensiunan PT. Reasuransi Umum
Indonesia
Jabatan pengurus : Sekretaris
3. Nama Lengkap : Sri Sampurno
Jabatan pekerjaan : Pensiunan PT. Aneka Gas Industri
Jabatan pengurus : Bendahara
Job description diusulkan berdasarkan Surat Dana Pensiun LAI No.
16/DAPEN/I/97 kepada :
1. Sekretaris Umum LAI mewakili Pendiri (BP)
2. Dewan Pengawas Dana Pensiun LAI
53
Job description Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia diuraikan sebagai
berikut:
a. KETUA
Mencakup Bidang Investasi
1. Mengelola kekayaan Dana Pensiun LAI, dengan memperharikan
aspek kebijaksanaan investasi.
2. Mengusulkan kepada Pendiri arahan investasi untuk ditetapkan
atau dirubah.
3. Mengusulkan kepada Dewan Pengawas rencana investasi untuk
disetujui.
4. Menyusun laporan perkembangan portofolio investasi dan hasilnya
untuk diaudit oleh Akuntan Publik selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan setelah tahun buku berakhir untuk disampaikan kepada
Menteri Keuangan.
5. Menyusun laporan perkembangan investasi dan hasilnya untuk
diaudit oleh Akuntan Publik selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah tahun buku berakhir, untuk disampaikan kepada Pendiri.
6. Menyampaikan laporan kepada Pendiri mengenai realisasi
investasi Dana Pensiun LAI dan hasilnya setiap 3 (tiga) bulan
sekali, selambat-lambatnya 1(satu) bulan berikutnya.
54
7. Mengumumkan perkembangan portofolio investasi serta hasil
investasi kekayaan Dana Pensiun LAI kepada Peserta sekurang-
kurangnya setiap 6 (enam) bulan sekali, dan waji menyampaikan
laporan perkembangan portoolio dan hasil investasi tersebut
kepada Pendiri dan Dewan Pengawas.
8. Mengajukan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan biaya
dibidang investasi sebagai bagian dari rancana kerja serta anggaran
pendapatan dan biaya tiap tahun.
9. Mengikuti dengan seksama Bank-Bank Umum yang menawarkan
jasa-jasa penerima titipan (custodian Bank), terutama dari
pengalamannya dan penawaran tarifnya.
10. Menyiapkan usul kepada Pendiri untuk menunjuk, mengubah
penunjukan dn menetapkan penggunaan penerima titipan.
11. Melakukan pembicaraan terinci untuk mengadakan perjanjian,
menubah perjanjian dan menyelesaikan perjanjian dengan
penerima titipan.
12. Mencatat surat-surat atau dokumen-dokumen mengenai kekayaan
Dana Pensiun LAI yang disimpan pada penerima titipan.
b. SEKRETARIS
Mencakup Bidang Sumber Daya Manusia Dan Administrasi Umum
55
1. Mencatat dan memelihara penetapan garis-garis besar
kebijaksanaan Dana Pensiun dan Peraturan Dana Pensiun LAI
serta perubahannya oleh Pendiri.
2. Mencatat dan memelihara penunjukan dan pemberhentian,
penetapan besarnya honorarium anggota Pengurus dan anggota
Dewan Pengawas.
3. Mencatat dan memelihara risalah-risalah rapat yang diadakan
antara Dewan Pengawas dan Pengurus, dan risalah-risalah rapat
antara Pengurus.
4. Mengajukan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan
biaya dibidang sumber daya manusia dan administrasi umum
sebagai bagian dari rencana kerja srta anggaran pendapatan dan
biaya tiap tahun.
5. Memelihara Daftar Peserta Pensiun LAI yang terdiri dari :
1. Peserta Aktif, yaitu karyawan yang memenuhi syarat
kepesertaan yang masih dipungut iuran pensiun.Dari daftar
peserta aktif setiap waktu dapat diketahui masa kerja,
penghasilan dasar pensiun, isteri dan suami, anak atau pihak
yang ditunjuk dalam hal peserta tidak menikah dan tidak
mempunyai anak.
2. Peserta Pasif, yaitu pensiun yang tidak lagi dipungut iuran
pensiun dan menerima pembayaran manfaat pensiun.Dari
56
daftar peserta pasif setiap waktu dapat diketahui manfaat
pensiun yang dibayarkan, isteri atau suami, anak atau pihak
yang ditunjuk dalam hal peserta tidak menikah dan tidak
mempunyai anak.
6. Membuat dan memelihara formulir pernyataan peserta aktif
tentang kesediaannya untuk mentaati Peraturan Dana Pensiun
LAI, dan kesediaannya untuk dipotong gajinya guna membayar
iuran kepada Dana Pensiun LAI.
7. Membuat dan membagikan kartu Peserta Dana Pensiun LAI
kepada semua Peserta
8. Membagikan Peraturan Dana Pensiun LAI kepada semua
Peserta.
9. Mendaftarkan isteri/suami/anak sebagai penerima manfaat
pensiun pada saat dimulai menjadi Peserta atau dalam periode
kepesertaan dengan menggunakan formulir yang dibuat untuk
keperluan tersebut.
10. Manfaat besarnya iuran Peserta dan besarnya iuran Pendiri per
bulan yang disetor kepada pensiun LAI.
11. Menerima dan mendokumentasikan surat keputusan atau surat
keterangan dari Pemberi Kerja, beserta daftar keluarga, daftar
gaji yang menyatakan Peserta akan menjalani pensiun dan
berhak memperoleh pembayaran manfaat pensiun.
57
12. Menghitung pajak penghasilan atas manfaat pensiun yang
dibebankan kepada Peserta atau pihak yang berhak atas
manfaat pensiun pada saat pembayaran manfaat.
13. Menyelenggarakan administrasi umum, termasuk surat
menyurat dan dokumentasi untuk keperluan seluruh Dana
Pensiun LAI.
c. BENDAHARA
Mencakup Bidang Akuntansi Dan Keuangan
1. Mengajukan rencana kerja serta anggaran pendapatan dan biaya
dibidang akuntansi dan keuangan sebagai bagian dari rencana kerja
serta anggran pendapatan dan biaya tiap tahun.
2. Merangkum dan menyelesaikan rencana kerja serta anggran
pendapatan dan biaya pada waktu yang ditentukan untuk mendapat
pengesahan dari Pendiri.
3. Mengusulkan beda waktu yang diperlukan penunjukan Akuntan
Publik untuk mengaudit laporan keuangan, Akuntan Publik untuk
menganalisa portofolio investasi, Aktuaris untuk menyusun
laporan aktuaria, disertai pertimbangan masing-masing kepada
Dewan Pengawas untuk diputuskan.
4. Mencatat dan merekapitulasi semua biaya-biaya yang dibebankan
pada Dana Pensiun LAI, yang meliputi :
58
a. Biaya Operasional
b. Biaya Personalia
c. Biaya Pengurus dan Dewan Pengawas
d. Biaya Administrasi dan Umum
e. Biaya Pajak
5. Membuat secara periodic laporan keuangan Dana Pensiun LAI,
yang terdiri dari :
a. Laporan Aktiva Bersih
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
c. Neraca
d. Perhitungan Hasil Usaha
e. Laporan Arus Kas
f. Catatan atas Laporan Keuangan
Memelihara persediaan kas keperluannya untuk sewaktu-waktu
melakukan pembayaran tunai biaya-biaya dan pembayaran menfaat
pensiun.
Selebihnya kebutuhan untuk transaksi-transaksi pembayaran
disalurkan lewat instrument perbankan.
59
6. Rapat Pengurus
Pengurus harus mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurngnya 6
(enam) bulan sekali atau setiap waktu apabila dipandang perlu oleh Ketua
atau atas usul dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Pengurus
lainnya yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada
Ketua dengan menyebutkan hal-hal yang ingin dibicarakan dalam rapat.
Syarat-syarat Rapat Pengurus :
1. Panggilan rapat Pengurus harus dilakukan dengan surat resmi
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan dengan
menyebutkan nama hari, tanggal, waktu, dan tempat rapat serta
keterangan singkattentang hal-hal yang dibicarakan.
2. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua, apabila Ketua berhalangan hadir,
maka rapat dipimpin oleh Wakil Ketua.
3. Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
apabila lebih dari setengah jumlah anggota Pengurus hadir. Apabila
kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda dan rapat berikutnya harus
diadakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal rapat
pertama. Dalam rapat pengurus yang kedua harus diusahakan agar
kuorum tercapai sehingga keputusan rapat dapat diambil serta
dianggap sah.
4. Semua keputusan rapat harus diambil secara musyawarah, dan apabila
dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan
60
diambil berdasarkan suara terbanyak dan setiap anggota Pengurus
hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Apabila jumlah suara yang
setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka keputusan diambil oleh
rapat, berdasarkan keputusan Ketua Pengurus.
5. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Pengurus,
harus dibuat notulen yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
Sekretaris, dan apabila Sekretaris tidak hadir, oleh salah seorang
anggota yang hadir.
6. Seorang anggota Pengurus dalam suatu rapat diwakili hanya oleh
Anggota Pengurus lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang khusus
untuk keperluan itu.
7. Peserta
Peserta adalah karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai
Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada Dana Pensiun. Jumlah
karyawan yang menjadi Peserta Program pensiun pada Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia per 31 Desember 2006 sebanyak 206 orang
dengan penjelasan sebagai berikut :
Peserta per 31 Des 2005 232
Penambahan peserta tahun 2006 8
Jumlah 240
Peserta Pensiun Normal 17
61
Peserta Pensiun Dipercepat 16
Peserta yang Meninggal Dunia 1
Pengurangan Peserta TAhun 2006 34
Jumlah Peserta Pensiun Tahun 1998 206
Jumlah Peserta Pria 114 dan Peserta Wanita 92 orang.
5. Arahan Investasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
Tujuan arahan investasi merupakan upaya pengembangan kekayaan
Dana Pensiun yang pada gilirannya akan berperan penting dalam menunjang
keberhasilan penyelenggaraan program pensiun dengan memperhatikan aspek
keamanan, hasil investasi, tingkat likuiditas serta tingkat resiko dari setiap
investasi.
Sesuai dengan kebijakan investasi Dana Pensiun yang ditetapkan dengan surat
keputusan Pendiri dan Dewan Pengawas Dana Pensiun Nomor 276/KPTS/BP-
PGWS/INV/2003, tanggal 15 Oktober 2003, tentang Arahan Investasi Dana
Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Hasil Investasi
Hasil investasi kekayaan Dana Pensiun dalam 1 (satu) tahun sekurang-
kurangnya sebesar 9,0% (sembilan per seratus) dari rata-rata total investasi
setelah dikurangi biaya investasi.
2. Proporsi Kekayaan Untuk Setiap Jenis Investasi
Alokasi investasi kekayaan Dana Pensiun ditetapkan sebagai berikut :
62
No. Jenis Investasi
Maksimun
terhadap
investasi
1. Deposito Berjangka Rupiah 90%
2. Sertifikat Deposito 20%
3. Sertifikat Bank Indonesia 40%
4. Reksadana 75%
5. Obligasi yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 75%
6. Obligasi yang dikeluarkan Pemerintah RI 40%
7. Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 30%
8. Surat Berharga Pasar Uang 5%
9. Surat Pengakuan Utang 5%
10. Penyertaan Langsung 5%
11. Tanah dan Bangunan 15%
3. Batasan Investasi Per Satu Pihak.
Investasi Dana Pensiun yang boleh ditanamkan pada 1 (satu) pihak
maksimun sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah investasi Dana
Pensiun. Seluruh investasi Dana Pensiun yang ditempatkan pada semua
pihak yang dalam tahun buku terakhir mengalami kerugian atau mengalami
kegagalan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, tidak boleh melebihi
25% (dua puluh lima per seratus) dari jumlah investasi Dana Pensiun.
4. Batasan Untuk Setiap Jenis Investasi
a. Investasi dalam bentuk SBPU hanya dapat ditempatkan pada :
63
1. SBPU yang diterbitkan oleh badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia.
2. SBPU yang diterbitkan oleh badan hukum yang bukan Pendiri atau
Mitra Pendiri Dana Pensiun
3. SPBU yang diterbitkan oleh badan hukum yang tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan Pendiri atau Mitra Pendiri Dana Pensiun.
4. SPBU yang pembayaran bunga dan pengembaliannya dijamin oleh
Bank Umum di Indonesia.
b. Investasi pada Tanah dan Bangunan hanya dapat ditempatkan pada :
1. Tanah dan Bangunan di Indonesia
2. Tanah yang sudah mulai dibangun atau Bangunan yang sudah
selesai dibangun
3. Investasi pada Tanah dan Bangunan tidak melebihi 15% (lima
belas per seratus) dari total investasi Dana Pensiun
c. Seluruh investasi Dana Pensiun yang ditempatkan pada :
1. Semua pihak dalam tahun buku terakhir mengalami kerugian atau
mengalami kegagalan dalam memnuhi kewajiban keuangannya
2. Surat Berharga Pasar Uang, dan
3. Penyertaan alangsung pada Saham atau Surat Pengakuan Hutang
Berjangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun, yang diterbitkan oleh
badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
64
Tidak boleh melebihi 50% (lima puluh per seratus) dari total investasi
Dana Pensiun.
5. Penilaian Investasi Dana Pensiun
Penilaian investasi Dana Pensiun adalah sebagai berikut :
1. Deposito Berjangka berdasarkan nilai nominal
2. Sertifikat Deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga
Pasar Uang dan Surat Pengakuan Hutang lebih dari setahun,
berdasarkan nilai tunai.
3. Reksadana, Saham, Obligasi, dan Surat Berharga lainnya yang
diperjualbelikan di Bursa Efek di Indonesia, berdasarkan nilai pasar
yang wajar pada tanggal laporan
4. Penyertaan langsung, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh Penilai
Independen
5. Tanah dan Bangunan, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh Penilai
Independen.
6. Obyek-obyek Investasi yang Dilarang
1. Penempatan investasi di luar negeri
2. Penempatan Sertifikat Deposito pada bank selain Bank Umum, Bank
di luar negeri, Bank yang terafiliasi dengan Pendiri, dan Bank yang
menjadi Penerima Titipan.
7. Likuiditas Minimum Portofolio Investasi
65
1. Pengurus harus menjaga likuiditas minimum portofolio investasi Dana
Pensiun pada periode tertentu.
2. Alat likuiditas minimum portofolio investasi Dana Pensiun adalah
Deposito dan Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan.
3. Likuiditas minimum sebagaimana dimaksud pad apoin 1 ditetapkan
sekurang-kurangnya sebesar 3% (tiga per seratus) dari jumlah investasi
Dana Pensiun
8. Penggunaan Tenaga Ahli
1. Pihak ketiga atau tenaga ahli yang boleh digunakan oleh Pengurus
di dalam membantu mengelola kekayaan Dana Pensiun harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ijin dari instansi yang berwenang
b. Memiliki pengalaman di bidang pengelolaan investasi minimal
3 (tiga) tahun
c. Pendiri berpendapat bahwa pihak ketiga yang bersangkutan
mampu mengelola portofolio investasi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan dan dapat mencapai tingkat hasil investasi
yang ditetapkan.
B. Metode Penelitian
66
Metode penelitian adalah metode deskriptif dimana tujuan daripada
penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek penelitian).
C. Definisi Operasional Variabel
1. PSAK No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun adalah suatu
landasan teoritis dan Undang-Undang Dana Pensiun No. 11/1992 merupakan
suatu landasan hukum penyelenggaraan Dana Pensiun secara sehat dan
bertanggung jawab.
2. Investasi adalah setiap pembelian dari dana yang tersedia dengan
mengharapkan pendapatan atau keuntungan modal.
D. Metode Pengumpulan Data
a. Penelitian kepustakaan
Dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis
di dalam menganalisa masalah yang diteliti dan juga merupakan
pedoman dalam melaksanakan studi di lapangan.
b. Penelitian lapangan
67
Dimaksudkan untuk memperoleh data primer pihak Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia yaitu mengenai sejarah singkat dan struktur
organisasi dan lain-lainnya dengan menggunakan cara sebagai berikut :
1. Observasi
Mengamati aktivitas pihak Dana Pensiun secara langsung terutama pada
penyesuaian yang dilakukan serta penerapan perlakuan akuntansinya.
2. Wawancara
Dilakukan terhadap bagian-bagaian yang berhubungan dengan masalah
yang akan diteliti, untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
data yang dibutuhkan.
3. Mempelajari Data Tertulis
Dengan mengamati dokumen-dokumen dan catatan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
E. Metode Analisa Data
a. Analisa Kuantitatif
68
Data dianalisa dan disederhanakan dalam bentuk yang mudah dibaca
dan dipahami oleh pembaca.
b. Analisa Kualitatif
Data dianalisa untuk memperoleh makna yang lebih luas, caranya
dengan mengintepretasikan data yang telah dianalisis kemudian
dibandingkan dengan perumusan hipotesis. Akhirnya, hasil analisis
dihubungkan dengan teori untuk penarikan kesimpulan.
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini akan dibahas mengenai penerapan PSAK No.18 tentang
Akuntansi Dana Pensiun pada investasi yang ditempatkan oleh Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia dan mengevaluasi kesesuaian portofolio investasi
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dengan arahan investasi sebagai produk
dari Undang-undang No.11/1992 tentang Dana Pensiun.
A. Evaluasi Penerapan PSAK No. 18 Tentang Akuntansi Dana Pensiun pada
Akuntansi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
Seperti yang telah dikemukakan dalam Bab II bahwa Akuntansi Dana
Pensiun berdasarkan PSAK No.18 merupakan standar akuntansi secara khusus
sebagai pedoman bagi Dana Pensiun dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
hal DP LAI merupakan program manfaat iuran pasti, maka akan dikemukakan
analisa secara teoritis untuk melihat dan menilai seberapa jauh tingkat kesesuaian
penerapan PSAK No. 18 pada akuntansi Dana Pensiun Lembaga Alkitab
Indonesia
69
70
1. Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program
Pensiun Iuran Pasti (DP LAI merupakan Program Pensiun Iuran Pasti)
adalah :
a. Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode
pelaporan dan dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun
Selama tahun 2005 DP LAI telah mengungkapkan secara administratif
kegiatan investasinya yang menunjukkan posisi portofolio investasi serta
hasil investasi yang diperoleh dari kegiatan investasi selama periode
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa DP LAI telah melakukan sesuai
dengan tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang tertera dalam PSAK
No.18 tentang Akuntansi Dana Pensiun, yaitu pelaporan kegiatan
penting dan dampak dari kegiatan tersebut selama satu periode.
b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode
pelaporan dan posisi keuangan Dana Pensiun pada akhir periode
pelaporan.
Berdasarkan analisa dan bukti-bukti yang didapat oleh penulis
ternyata Pengurus Dana Pensiun DP LAI telah mempersiapkan laporan
portofolio investasi dan laporan keuangan. Sehingga dengan adanya
penyusunan laporan portofolio investasi dan laporan keuangan oleh
pengurus maka DP LAI telah melakukan sesuai PSAK No. 18.
71
c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.
Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi dapat dilihat pada
kebijakan investasi Dana Pensiun Nomor 276/KPTS/BP-
PGWS/INV/2003, tanggal 15 Oktober 2003 yang menjelaskan tentang
Arahan Investasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia. Sehingga
melalui hal ini DP LAI sudah menerapkan mengenai penyusunan arahan
investasi dan kebijakan-kebijakannya sesuai PSAK No. 18.
2. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan keuangan yang disusun oleh pengurus telah menyajikan informasi
keuangan yang signifikan secara lebih andal dan dapat diperbandingkan
sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kredibilitas Dana Pensiun.
Adapun laporan keuangan Dana Pensiun DP LAI terdiri dari elemen sebagai
berikut :
1. Laporan Aktiva Bersih
Menyajikan jumlah kekayaan bersih DP LAI yang tersedia untuk
manfaat pensiun kepada peserta. Nilai aktiva bersih ini merupakan
jumlah kekayaan DP LAI setelah dikurangi dengan kewajiban.
Investasi dinilai berdasarkan nilai wajar semata-mata untuk tujuan
penyajian dan pengungkapan posisi kekayaan bersih Dana Pensiun.
72
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan yang memberikan informasi tentang perubahan atas jumlah
aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun serta menguraikan
penyebab terjadinya perubahan dalam suatu periode tertentu. Secara
jelas telah diuraikan antara :
a. Penyebab penambahan kekayaan Dana Pensiun
b. Penyebab kekurangan kekayaan Dana Pensiun
3. Neraca
Neraca Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia memuat pensiun dan
pendapatan yang belum direalisasi sebagaimana program yang
diselenggarakan yaitu Program Pensiun Iuran Pasti.
4. Laporan Hasil Usaha
Merupakan laporan yang menggambarkan hasil usaha dana Pensiun
selama periode tertentu yang mencerminkan hasil prestasi pengurus
dana Pensiun pada periode yang bersangkutan agar dapat memberikan
informasi yang jelas, perhitungan hasil usaha harus :
a. Disajikan secara terinci unsure pendapatan dan beban;
b. Dipisahkan antara kegiatan investasi dan kegiatan di luar investasi.
73
5. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas DP LAI memberikan informasi kepada para pemakai
laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih dalam
pengaruhnya terhadap penerimaan dan penggunaan kas, laporan arus
kas menggunakan metode langsung.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Dana Pensiun LAI telah
menyusun secara baik komponen laporan keuangan sehingga telah sesuai
dengan PSAK No. 18 tentang Penyajian Laporan Keuangan Dana Pensiun,
yang berbeda dari entitas lainnya.
3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Dalam penyusunan Laporan Aktiva Bersih dan Perubahan Aktiva
Bersih, Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia telah mengunakan nilai wajar
dalam penilaian investasinya. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 18 tentang
akuntansi dana pensiun yang menetapkan penggunaan nilai wajar dalam
penyusunan Laporan Aktiva Bersih dan Laporan Perubahan Aktiva Bersih.
74
B. E valuasi Kesesuaian Portofolio Investasi dengan Arahan Investasi
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia Sebagai Penerapan
Kepatuhan Terhadap Undang-Undang
Portofolio penempatan dana yang dilakukan oleh Dana Pensiun
Lembaga Alkitab Indonesia didasarkan pada falsafah keamanan dana,
perkembangan dana, cash flow yang terkendali serta sumber dana yang konsisten
dan konsekuen.
Seperti yang sudah diungkapkan dalam Bab III mengenai Arahan
Investasi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pendiri dan Dewan Pengawas
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia Nomor : 276/KPTS/BP-
PGWS/INV/2003 tanggal 15 Oktober 2003, maka evaluasi realisasi investasi
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Investasi
Dalam rangka pengelolaan kekayaan Dana Pensiun, pendiri
menetapkan sasaran tingkat hasil investasi yang harus dicapai Pengurus
dalam 1 (satu) tahun, sekurang-kurangnya sebesar 9% (sembilan per seratus)
dari rata-rata total investasi, setelah dikurangi biaya investasi
Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia menggunakan salah satu
alat penilaian yaitu ROI ( Return On Investment ) atau Tingkat Hasil
Investasi untuk mengukur keamanan dananya guna pembayaran manfaat
pensiun dan operasional Dana Pensiun; dimana ROI adalah suatu
75
perbandingan anatara seluruh pendapatan investasi dengan nilai rata-rata
investasinya.
Hal ini dapat digambarkan dengan rumus berdasarkan arahan investasi
DP LAI tahun 2006, sebagai berikut :
1. Tingkat Hasil Investasi (ROI)
ROI = Total Hasil InvestasiNilai Rata-rata Investasi
Dimana, total hasil investasi = Jumlah hasil investasi (Laporan hasil
usaha) + Nilai SPI (Neraca), sedangkan nilai rata-rata investasi = total
investasi tahun berjalan + total investasi tahun sebelumnya (Laporan Aktiva
Bersih), dan jumlahnya dibagi dengan 2 (dua).
Oleh karena itu, jika ROI dapat mencapai sasaran investasi yang
ditetapkan di dalam arahan investasi, berarti kewajiban Dana Pensiun untuk
membayar pensiun dapat ditutup sepenuhnya oleh kekayaannya. Atau
semakin tinggi tingkat ROI, dana semakin aman.
Hasil investasi yang dicapai untuk periode 1 (satu) tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 283.469.750,- setelah
dikurangi beban investasi Rp 24.258.790,- atau 6.39% dari rata-rata total
investasi sebesar Rp.4.435.262.957,-. Jika dibandingkan dengan yang
ditetapkan pada Arahan Investasi sebesar 9%, maka hasil investasi yang
76
dicapai oleh Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia belum memenuhi
sasaran investasi atau kurang 2,61%.
Tingkat Hasil Investasi DP LAI (ROI) 31 Desember 2005 adalah :
ROI = Rp.283.469.750,-Rp.4.435.262.957,-
= 6.39%
2. Proporsi Kekayaan untuk Setiap Jenis Investasi
Adapun realisasi portofolio penempatan dana yang sudah disesuaikan
oleh Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia paling lambat sampai dengan
31 Desember 2006 adalah sebagai berikut :
Tabel 1: Jenis Investasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
Jenis INVESTASI
Target
Arahan
Investasi
REALISASI
PER
31 DES ‘06
MIN MAX Dalam %
Deposito Berjangka 0% 90% 28,12%
Sertifikat Deposito 0% 20% -
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 0% 40% -
Reksadana 0% 75% 33,54%
Obligasi yg tercatat di Bursa Efek di Indonesia 0% 75% 37,05%
Saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia 0% 30% 0,03%
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 0% 5% -
77
Jenis INVESTASI
Target
Arahan
Investasi
REALISASI
PER
31 DES ‘06
MIN MAX Dalam %
Surat Pengakuan Hutang 0% 5% -
Obligasi yang dikeluarkan Pemerintah RI 0% 40% -
Penyertaan Langsung 0% 5% 1,26%
Tanah dan Bangunan 0% 15% -
Sumber: DP LAI, 2006
Dalam memenuhi proporsi kekayaan untuk setiap jenis investasi Dana
Pensiun terhadap total investasi, Dana Pensiun telah memenuhi Arahan
Investasi yang ditetapkan.
a. Investasi jangka panjang Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia
dalam bentuk Deposito Berjangka sebagai berikut:
1. Deposito berjangka 1 bulan, pada Bank Yudha Bakti, rate 13,00%
2. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Ina Perdana, rate 13,00%
3. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Ina Perdana, rate 13,00%
4. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 27, rate
17,00%
5. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 27, rate
17,00%
6. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 27, rate
17,00%
7. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 27, rate
17,00%
8. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 19, rate
14,00%
9. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 19, rate
14,00%
78
10. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 19, rate
14,00%
11. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bumiasih NBP 19, rate
16,00%
12. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Akita, rate 11,50%
13. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Akita, rate 13,15%
14. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Akita, rate 13,15%
15. Deposito berjangka 1 bulan, pada Bank Harda International, rate
13,00%
16. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Harda International, rate
13,15%
17. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank Bukopin, rate 13,00%
18. Deposito berjangka 1 bulan, pada Bank BTPN, rate 13,00%
19. Deposito berjangka 12 bulan, pada Bank BPR Bumiasih NBP 12, rate
16,00%
b. Investasi jangka panjang Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dalam
bentuk Obligasi sebagai berikut:
1. Obligasi PT Mayora Indah 2 / 2003, rate 14.00%
2. Obligasi PT Indofood SM 2 / 2003, rate 13.50%
3. Obligasi PT Jasa Marga 10-O / 2000, rate 16.15%
4. Obligasi PT FIF 4-B / 2004, rate 10,75%
5. Obligasi PT Maspion 1 / 2003, rate 13.50%
6. Obligasi PT Adira Dinamika 1A / 2003, rate 18.50%
7. Obligasi PT Indosat 1-A / 2001, rate 14.00%
79
c. Investasi jangka panjang Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dalam
bentuk Saham sebagai berikut:
1. Saham Bank Negara Indonesia sebanyak 1.200 shares @ Rp.1.280,-
d. Investasi jangka panjang Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dalam
bentuk Reksadana sebagai berikut :
1. Reksadana Jisawi Flexi
2. Reksadana Jisawi Flexi Kelolaan
3. Reksadana MR Flex
4. Reksadana Manulife Dana Campuran
5. Reksadana Manulife Dana Saham
6. Reksadana Brent Dana Flexi
e. Investasi jangka panjang Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dalam
bentuk Penempatan Langsung sebagai berikut:
1. Penempatan Langsung atas Saham pada PT Jisawi Finas Tahun 2006
3. Investasi Dana Pensiun Pada Satu Pihak
Penempatan investasi Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia pada
satu pihak dapat digambarkan sebagai berikut:
80
Nama Pihak
Realisasi
Investasi per 31
Des 05%
Max %
per 1
pihak
Arahan
Investasi
Sesuai
/ Tidak
Sesuai
PT Jisawi Finas 863.483.360,- 19,04% 20,00% Sesuai
PT Mayora Indah 459.375.000,- 10,13% 20,00% Sesuai
PT Manulife Asset Management 362.997.650,- 8,01% 20,00% Sesuai
PT Indofood 286.632.000,- 6,32% 20,00% Sesuai
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 251.276.707,- 5,54% 20,00% Sesuai
PT Bank Bumiasih NBP.27 250.000.000,- 5,51% 20,00% Sesuai
PT Indosat 242.597.500,- 5,35% 20,00% Sesuai
PT Adira Dinamika 230.312.500,- 5,08% 20,00% Sesuai
PT Maspion 228.185.000,- 5,03% 20,00% Sesuai
PT Bank Bumiasih NBP 19 225.000.000,- 4,96% 20,00% Sesuai
PT Bank AKITA 200.000.000,- 4,41% 20,00% Sesuai
PT Jasa Marga 182.536.000,- 4,03% 20,00% Sesuai
PT Harda International 150.000.000,- 3,31% 20,00% Sesuai
PT Brent Aset Manajemen 100.055.540,- 2,21% 20,00% Sesuai
PT Ina Perdana 100.000.000,- 2,21% 20,00% Sesuai
PT Bank Bukopin 100.000.000,- 2,21% 20,00% Sesuai
PT Bank BTPN 100.000.000,- 2,21% 20,00% Sesuai
PT Bank BPR Bumiasih NBP 12 100.000.000,- 2,21% 20,00% Sesuai
PT FIF 50.036.734,- 1,10% 20,00% Sesuai
PT Bank Yudha Bakti 50.000.000,- 1,10% 20,00% Sesuai
PT Bank BNI 46 1.536.000,- 0,03% 20,00% Sesuai
JUMLAH 4.534.023.991,- 100%
4. Batasan untuk Setiap Jenis Investasi
81
Dalam memenuhi batasan untuk setiap jenis investasi Dana Pensiun
terhadap total investasi, Dana Pensiun telah memenuhi Arahan Investasi
yang ditetapkan.
5. Obyek Investasi yang Dilarang
Dana Pensiun tidak melakukan investasi pada obyek investasi yang dilarang
yang ditetapkan dalam Arahan Investasi Dana Pensiun.
6. Ketentuan Likuiditas Minimum Portofolio Investasi
Dalam arahan investasi ditetapkan bahwa pengurus harus menjaga likuiditas
minimum portofolio investasi Dana Pensiun sekurang-kurangnya 3% (tiga
per seratus) dari jumlah investasi Dana Pensiun atau sebesar
Rp.136.020.720,-. Dalam realisasi, likuiditas portofolio investasi Dana
Pensiun adalah sebesar Rp. 200.000.000,- dan telah memenuhi ketentuan
yang ditetapkan dalam Arahan Investasi. Likuiditas portofolio investasi DP
LAI adalah sebagai berikut:
a. Deposito PT Bank Yudha Bakti, jangka waktu 1 (satu) bulan, rate
13,00%, nominal Rp50.000.000,-
b. Deposito PT Bank Harda Internasional, jangka waktu 1 (satu) bulan, rate
13,00%, nominal Rp50.000.000,-
82
c. Deposito PT Bank BTPN, jangka waktu 1 (satu) bulan, rate 13,00%,
nominal Rp100.000.000,-
7. Penggunaan Tenaga Ahli
Dalam hal pengelolaan investasi Dana Pensiun menggunakan jasa tenaga
ahli di bidang Investasi yaitu PT Jisawi Finas dengan Surat Perjanjian
Pengelolaan Dana No. 002/PD-JF/V/2001 tanggal 22 Mei 2001, dengan
jangka waktu perjanjian 1 (satu) tahun sejak tanggal ditandatangani dan
akan secara otomatis diperpanjang (rolled-over) untuk 1 (satu) tahun
berikutnya. Adapun investasi yang dikelola berupa: Saham sebesar Rp
1.536.000,- dan Obligasi sebesar Rp1.679.674.734,- serta Reksadana sebesar
Rp 806.433.360,-.
8. Analisa Pendapatan dan Beban Investasi
1. Sasaran Hasil Investasi
Hasil Investasi yang dicapai untuk periode 1 (satu) tahun berakhir pada
tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp.283.469.750,- setelah
dikurangi beban investasi sebesar Rp.24.258.790,- atau sebesar 6,39%
dari rata-rata total investasi sebesar Rp. 4.435.262.957,-. Jika
83
dibandingkan dengan yang ditetapkan pada Arahan Investasi sebesar
9%, maka hasil investasi yang dicapai oleh Dana Pensiun belum
memenuhi sasaran atau kurang 2,61%.
2. Hasil Investasi Per Jenis Investasi
Untuk tahun 2006, Dana Pensiun memperoleh hasil investasi untuk per
jenis sebagai berikut:
Keterangan %Total
Investasi
Pendapatan Investasi
Beban
InvestasiTerealisasi
Belum
TerealisasiTotal
Deposito 4,75 1.275.000.000 1.389.133 61.949.495 - 60.560.362
Saham -932,0
5
1.536.000 713.310 161.034 (13.764.000) (14.316.276)
Obligasi 6,72 1.679.674.734 10.885.988 263.408.647 (139.625.266) 112.897.393
Reksadana 9,24 1.520.763.257 11.270.359 117.664.516 34.103.903 140.498.060
Penempatan
Langsung
12,36 57.050.000 - - 7.050.000 7.050.000
Jumlah 4.534.023.991 24.258.790 443.183.691 (112.235.363) 306.689.539
Hasil investasi yang lebih menguntungkan adalah investasi reksadana dan
obligasi.
Namun dari analisa hasil investasi yang belum terealisasi dengan nilai negatif
adalah investasi saham dan obligasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari uaraian dan analisa di atas, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Lahirnya Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun
disambut gembira oleh berbagai pihak karena Undang-undang Dana
Pensiun memberikan landasan hukum yang kuat dan memberi petunjuk
yang jelas bagi pengelola dalam menjalankan program Dana Pensiun,
juga dapat meningkatkan rasa aman dan produktivitas bagi peserta
program pensiun. Beberapa hal yang diatur dalam UU tersebut adalah
ditetapkannya Arahan Investasi bagi setiap Dana Pensiun sebagai
pedoman pengelolaan investasi sehingga membawa pengaruh bagi
pelaksanaan program Dana Pensiun mengenai penempatan dana harus
berdasarkan arahan investasi tersebut yang digariskan Pendiri dan tidak
melanggar ketentuan Menteri Keuangan.
2. Berdasarkan Undang-undang Dana Pensiun tersebut, maka dirasa perlu
untuk menyusun standar akuntansi secara khusus sebagai pedoman
penyusunan laporan Dana Pensiun, karena entitas ini berbeda dari
84
entitas lainnya. Dengan berlakunya Standar Akuntansi Keuangan
No.18 tentang Akuntansi Dana Pensiun maka Dana Pensiun juga
mempunyai pedoman dalam pembentukan dan pengelolaan Dana
Pensiun untuk menyajikan informasi keuangan yang lebih andal.
3. Program Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia resmi didirikan pada
tanggal 23 Juli 1996 yang berkedudukan di Jalan Salemba Raya No.12,
Jakarta Pusat. Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia mengelola
Program Pensiun Iuran Pasti sejak tanggal 1 April 2003, setelah
perubahan Peraturan Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dari
Program Pensiun Manfaat Pasti.
4. Ditinjau dari penerapan PSAK No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun
maka dilihat dari segi penyusunan laporan keuangan, tujuan penyusunan
laporan keuangan, penjelasan arahan investasi dan penilaian atas aktiva
tidak melanggar segala ketentuan dalam Standar Akuntansi Keuangan
No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun.
5. Dilihat dari segi jenis investasi yang dipilih dan dikelola oleh Dana
Pensiun maka Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia dalam
menempatkan investasinya juga telah sesuai dengan Arahan Investasi
sehingga telah sejalan dengan ketentuan perundang-undangan Dana
Pensiun yang berlaku.
86
6. Disisi lain Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia juga mampu
memenuhi dan menjaga:
a. Tingkat likuiditas minimum portofolio yang telah
ditetapkan dalam Arahan Investasi.
7. Target sasaran hasil investasi tahun 2005 yang telah ditetapkan Pendiri
belum mencapai sasaran berdasarkan Arahan Investasi (mengacu kepada
UU No.11/1992).
B. Saran
1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan diharapkan dapat mempertahankan
kredibilitas penyusunan Laporan Keuangan agar tetap konsisten sesuai
PSAK No.18.
2. Dana Pensiun Lembaga Alkitab Indonesia diharapkan dapat menjaga
dan mempertahankan optimalisasi portofolio sesuai Arahan Investasi
yang digariskan oleh Pendiri
3. DP LAI lebih menyebarkan lagi pengalokasian dananya pada pihak lain
di luar pihak yang sekarang telah ada, terutama bila pihak yang yang
baru tersebut juga bisa memberikan keamanan investasi, hasil yang
memadai dan tidak melanggar ketentuan yang telah digariskan dalam
UU.
86
86
4. Bila hasil investasi telah mencapai sasaran investasi dalam arahan
investasi , sebaiknya investasi dipertahankan pada investasi yang slow
yielding (investasi yang current returny0a lambat) – misalnya pasar
modal tetapi jangka panjangnya baik.
5. DP LAI tidak menggunakan jasa aktuaris karena mengelola Program
Pensiun Iuran Pasti. Namun, dalam PSAK No. 18 paragraf 11,
dikatakan bahwa nasehat aktuaris dapat digunakan untuk menentukan
manfaat pensiun dan mengestimasi hasil investasi, terutama saham yang
hasil investasinya minus.
87
DAFTAR PUSTAKA
Carl S. Warren, James M. Reeve and Philip E. Reeve. 2005. Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Charles P. Jones. 2004. Investment : Analysis and management, John Wiley & Sons : 2.
Frianto Pandi, SE. 2005. Lembaga Keuangan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
H. Sutrisno, Drs., MM. 2007. Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Juli Iramayan dkk. 2007. Bank & Lembaga Keuangan, Universitas Trisakti, Jakarta.
Kashmir, Se., MM. 2007. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mandala Manurung. 2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, Penerbit Pahardjo, Fakultas Ekonomi.
Sofyan Syafri Harahap. 2005. Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit UPP (Unit Penerbit dan Percetakan) AMP YKPN.
_____2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
_____2003. Himpunan Peraturan Perundangan Dana Pensiun, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, Jakarta.
_____2003. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : 2344/LK/2003 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Investasi Dana Pensiun.
1. _____2003. Salinan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : 2345/LK/2003 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Dana Pensiun..
89
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Contoh Laporan Aktiva Bersih
2. Contoh Laporan Perubahan Aktiva Bersih
3. Contoh Laporan Neraca
4. Contoh Laporan Perhitungan Hasil Usaha
5. Contoh Laporan Arus Kas
6. Lembar Bukti Konsultasi Dosen Pembimbing
7. Lembar Surat Keterangan dari DP LAI
8. Lembar Curriculum Vitae
vi