EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK...

186
i EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI ( RTLH ) (Studi pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya AMIR HASAN ARROSYID 135030107111078 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Transcript of EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK...

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

i

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI

( RTLH ) (Studi pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi pada Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

AMIR HASAN ARROSYID

135030107111078

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

ii

MOTTO

“Keluruhan budi pekerti seseorang akan terlihat pada

ucapan dan tindakan orang itu sendiri ”

(Nabi Muhammad SAW)

“Istighfar untuk masa lalu.

Bersyukur untuk hari ini.

Berdo’a untuk esok”

(Amir Hasan Arrosyid)

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

v

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

vi

RINGKASAN

Amir Hasan Arrosyid. 2017. Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal

Layak Huni (Studi pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban). Ketua Komisi Pembimbing: Dr. Sarwono,

M.Si (179+xix).

Paradigma good governance yang menggabungkan konsep-konsep seperti

reformasi yang lebih luas dan menjadikan pemerintahan lebih terbuka, responsive,

akuntabel dan demokratis. Salah satu penerapan good governance di Kabupaten

Tuban Jawa Timur adalah pelaksanaan program Rumah Tinggal Layak Huni yang

ada pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman merupakan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani program tersebut. Adapun

bidang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Rumah Tinggal

Layak Huni adalah pada Bidang Perumahan dan Permukiman pada Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban yang memiliki

fungsi pengembangan dan pembangunan perumahan, pengembangan dan

penataan infrastruktur permukiman serta pengelolaan data dan pengendalian

pembangunan perumahan permukiman.

Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

RI Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Provinsi dan Kabupaten atau Kota, dimana Kabupaten Tuban melaksanakan

kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dalam rangka peningkatan kualitas

kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tuban, program ini dilatarbelakangi untuk

memenuhi hak dasar memiliki rumah yang layak. Penelitian yang berjudul

Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) (Studi pada

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban) ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni yang dikelolah oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban dilihat dari enam kriteria evaluasi yaitu efektifitas,

efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, ketepatan, kemudian melihat

bagaimana dinamika penanganan program yang ada pada Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban serta melihat tantangan ke

depan dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman & Saldana yaitu kondensasi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban sebagai pelaksana belum memenuhi keenam kriteria evaluasi

menurut Dunn (2003:610). Kriteria yang terpenuhi adalah kriteria pemerataan,

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

vii

kriteria responsivitas dan kriteria ketepatan. Sedangkan kriteria efektivitas,

efisiensi dan kecukupan pada pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

belum terpenuhi. Dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni terdapat

dinamika penanganan dimulai dari pengajuan proposal, Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban memberikan tembusan ke

BAPPEDA dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tuban, Bupati atau Sekretaris Daerah mendapatkan rekomendasi dari

BAPPEDA dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tuban, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban melakukan pengecekan persyaratan, survei lokasi, penetapan

usulan lokasi, pengajuan anggaran, perencanaan pembangunan, lelang pengadaan,

pelaksanaan pembangunan, pengawasan, pemeliharaan, serah terima. Tantangan

kedepan pada pelaksanaannya program rumah tinggal layak huni adalah sarana

dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang, sumber dana program

rumah tinggal layak huni, evaluasi program rumah tinggal layak huni dan data

base dalam penunjang pelaksanaan program rumah tinggal layak huni.

Kata Kunci: Good Governance, Evaluasi Program, Rumah Tinggal Layak Huni

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

viii

SUMMARY

Amir Hasan Arroyisd, 2017, The Evaluation of the Rumah Tinggal Layak Huni

(RTLH) Programme (study at Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman of Tuban). Advisor Commission Chairman: Dr. Sarwono, M.Si

(179+xix).

The paradigm of good governance that incorporates with concepts like broader

reform will make the government more open, responsive, accountable and

democratic. One of good governance implementation in Tuban Regency, East

Java is implementation of Rumah tinggal layak huni program by Dinas

perumahan rakyat dan kawasan pemukiman satuan kerja perangkat daerah

(SKPD). The division that responsible for this program implementation is

Perumahan dan pemukiman division which is part of Dinas perumahan rakyat dan

kawasan pemukiman in Tuban District. This division has duties that are housing

development, developing and structuring housing infrastructure and also

maintaining the data and controlling the housing development.

The government of Tuban District through Dinas perumahan rakyat dan

kawasan pemukiman in Tuban District, in Minister of Home Affairs regulation of

Republic of Indonesia No 42, 2010 about handling poverty coordination team of

province and District or city, where Tuban District implement the house

renovation activities for unlivable house in order to increase the welfare quality

of Tuban District society. This program has background to fulfill the basic right

for people in having the livable house. The research having title Evaluasi

Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) (Studi pada Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban) has aim to

understand how the evaluation from Rumah tinggal layak huni program that is

managed by Dinas perumahan rakyat dan kawasan pemukiman in Tuban District.

The evaluation criteria can be seen by using six measurements, first is

effectiveness and then efficiency, sufficiency, distribution, responsiveness, and

accuracy and then view how the dynamics of handling program which is exists in

dinas perumahan rakyat dan kawasan pemukinan in Tuban District. The

evaluation also could be seen in challenges facing in implement the program. This

research is using descriptive method with qualitative approach. The data collected

using observation, interview and documentation. Analysis data of this research is

interactive model developed by Miles, Huberman & Saldana and the steps are

condensation of the data, the presentation of the data and the conclusion.

The result of this research shows that implementation of Rumah tinggal

layak huni program not fulfill the evaluation criteria yet according to Dunn

(2003:610). The criteria fulfilled are distribution, responsiveness, and accuracy,

while effectiveness, efficiency and sufficiency criteria in this program are not

fulfilled yet. In the implementation of Rumah tinggal layak huni program, there is

dynamics handling. Starting from submission of the proposal, Dinas perumahan

Rakyat dan kawasan pemukiman in Tuban District gives the copy to BAPPEDA

and Dinas pendapatan Tuban District. And then regent (Bupati) or regional

secretary gets recommendation from Dinas pendapatan dan pengelolaan

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

ix

Keuangan dan Aset Daerah, then Dinas perumahan Rakyat dan kawasan

pemukiman in Tuban District checked the requirements, survey the location,

assignment the proposal location, budgeting submission, planning development,

procurement auctions, control, maintenance, and handover. The future challenge

for this program is facilities and infrastructures, lacking of Human resource, fund

resource of this program, evaluation of this program and database in order to

supports the implementation of Rumah tinggal layak huni program.

Key Words: Good Governance, Evaluation Of Programs, rumah tinggal layak

huni

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

x

KUPERSEMBAHKAN KARYAKU INI

KEPADA ABAH ROSYID DAN ALM. UMI MURSIYAH

SAUDARAKU NURUL AFIFAH

CHOIRUL ANAM

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat

serta rezekinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban)”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan motivasi

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua tercinta (Abah Rosyid dan Alm. umi Mursiyah) yang

selalu memberikan motivasi, dukungan, doa dan kasih sayang yang

tulus dan luar biasa. Kedua keluarga kecil kakak saya (Nurul Afifah,

Mampuri, Nayla Nur Azkya, Adiba Azzahra Maulida) dan (Choirul

Anam, Istiqomah, Fadhil Muhamad Faqih) yang selalu memberikan

motivasi dan doa yang tulus ketika saudaranya berjuang menyelesaikan

skripsi ini.

2. Bapak Prof. Bambang Supriyono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xii

4. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Prodi Jurusan

Administasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Malang

5. Bapak Dr. Sarwono, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan

arahan dalam proses mengerjakan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Administari Universitas Brawijaya

Malang yang telah mengajar, mendidik dan membagi ilmunya kepada

penulis selama ini.

7. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Bapak/Ibu

pegawai Bidang Perumahan dan Permukiman dan kepada seluruh

pegawai/staff Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu peneliti dalam

memperoleh data penelitian.

8. Kepala Bidang Permukiman dan Prasarana wilayah, Kepala Bidang

Sosial dan Budaya dan Kepala Bidang Umum BAPPEDA Kabupaten

Tuban, Kepala Bagian Persidangan dan Undang-Undang, Bagian

Umum DPRD Kabupaten Tuban, Kantor Kecamatan Tuban, Kantor

BAKESBANGPOL Kabupaten Tuban, ketua RT Sukolilo serta

Bapak/Ibu pegawai pada dinas tersebut dan masyarakat penerima

bantuan yang memberikan kemudahan dalam proses penelitian.

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xiii

9. Sahabat saya Tiffany, Tetty, Adnan, Dessy yang telah memberikan

support yang tulus, memberikan kebahagiaan melalui canda dan tawa

setiap kali jenuh dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Sahabat dan teman-teman keluarga besar Evension serta keluarga besar

Administratio Choir dan Kepengurusan Administratio Choir 2016 yang

telah memberikan kebahagiaan, pengalaman baru, canda dan tawa

dalam mengerjakan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman seperjuangan Administrasi Publik 2013 dan

pihak-pihak yang turut membantu kelancaran pengerjaan proposal

skripsi hingga skripsi ini selesai.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan peneliti menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, masih perlu adanya koreksi,

saran, dan kritik yang konstruktif dan sifatnya membangun agar dapat berhasil

dalam penelitian selanjutnya. Akhirnya penulis berharap dengan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terimakasih.

Malang, April 2017

Penulis

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

MOTTO .......................................................................................................... ii

SURAT TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................. iii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

SUMMARY .................................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 15

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 15

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 16

E. Sistematika Penulisan ................................................................. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Good Governance ....................................................................... 19

1. Ciri-ciri Good Governance ................................................... 24

B. Kebijakan Publik ......................................................................... 26

1. Konsep Kebijakan Publik ...................................................... 26

2. Tahap-tahap Kebijakan Publik .............................................. 27

C. Teori Program ............................................................................. 31

1. Pengertian Program ............................................................. 31

2. Evaluasi Program ................................................................ 34

a. Model evaluasi .............................................................. 35

b. Kriteria evaluasi ............................................................ 40

c. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Program ........................... 42

D. Evaluasi Deliberatif ..................................................................... 44

1. Definisi Deliberatif................................................................ 44

2. Definisi Evaluasi Deliberatif ................................................. 46

E. Pengertian Rumah, Perumahan dan Permukiman ....................... 48

1. Pengertian Rumah ................................................................. 48

2. Pengertian Perumahan ........................................................... 48

3. Pengertian Permukiman ........................................................ 48

F. Rumah Tinggal Layak Huni ........................................................ 48

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xv

G. Kebijakan Permukiman dan Perumahan Restras Puslitbang Tahun

2015-2019 ................................................................................... 50

1. Visi, Misi dan Tujuan Nasioanal Pembangunan Perumahan.. 50

2. Arah Kebijakan ..................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 54

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 55

C. Lokasi dan Situs Penelitian ......................................................... 56

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 58

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 59

F. Instrumen Penelitian.................................................................... 61

G. Analisis Data ............................................................................... 62

BAB IV Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Lokasi Penelitian ....................................................... 65

1. Gambaran Umum Kabupaten Tuban .................................... 65

a. Aspek Geografis ............................................................. 65

b. Aspek Demografis .......................................................... 70

c. Sebaran Bangunan Rumah Layak Huni dan Tidak

Layak Huni ..................................................................... 71

d. Visi dan Misi Kabupaten Tuban .................................... 73

2. Gambaran Umum Dinas Perumahn Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban ............................................ 75

a. Gambaran Umum ........................................................... 75

b. Visi Dinas Perumahn Rakyat dan Kawasan Permukiman 78

c. Misi Dinas Perumahn Rakyat dan Kawasan Permukiman 78

d. Bagan Struktur Dinas Perumahn Rakyat dan Kawasan

Permukiman .................................................................. . 79

B. Penyajian Data Fokus Penelitian ................................................. 80

1. Evaluasi Pelaksanaan Program RTLH di Kecamatan Tuban . 80

a. Efektivitas Pelaksanaan Program RTLH ..................... 82

b. Efisiensi Pelaksanaan Program RTLH ......................... 89

c. Kecukupan Pelaksanaan Program RTLH .................... 96

d. Pemerataan Pelaksanaan Program RTLH .................... 99

e. Responsivitas Pelaksanaan Program RTLH ................ 101

f. Ketepatan Pelaksanaan Program RTLH ...................... 105

2. Dinamika Penanganan Program RTLH ................................. 108

3. Tantangan dalam Menyelesaikan Target pada Program RTLH 117

1. Sarana dan Prasarana .................................................... 118

2. Sumber Daya Manusia ................................................. 120

3. Data Base ..................................................................... 121

4. Sumber Dana Program Rumah Tinggal Layak Huni .... 122

5. Evaluasi Program Rumah Tinggal Layak Huni ............ 124

C. Analisis Data Fokus Penelitian ................................................... 127

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xvi

1. Evaluasi Pelaksanaan Program RTLH di Kecamatan Tuban.. 127

a. Efektivitas Pelaksanaan Program RTLH ..................... 135

b. Efisiensi Pelaksanaan Program RTLH ......................... 137

c. Kecukupan Pelaksanaan Program RTLH .................... 140

d. Pemerataan Pelaksanaan Program RTLH .................... 141

e. Responsivitas Pelaksanaan Program RTLH ................ 143

f. Ketepatan Pelaksanaan Program RTLH ...................... 144

2. Dinamika Penanganan Program RTLH ............................. 145

3. Tantangan dalam Menyelesaikan Target pada Program

RTLH ................................................................................. 149

1. Sarana dan Prasarana .................................................... 149

2. Sumber Daya Manusia ................................................. 151

3. Data Base ..................................................................... 151

4. Sumber Dana Program Rumah Tinggal Layak Huni .... 152

5. Evaluasi Program Rumah Tinggal Layak Huni ............ 153

BAB V Penutup

A. Kesimpulan .................................................................................. 156

B. Saran ........................................................................................... 161

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 161

LAMPIRAN ........................................................................................... 164

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xvii

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel

Halaman

1 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Tuban............... 7

2

3

Gambaran Meyeluruh dari Masing-masing Model......................

Kriteria Evaluasi Menurut Dunn (2003).......................................

38

42

4 Kondisi Tata Ruang Kabupaten Tuban....................................... 66

5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kab. Tuban

2015........................................................................................... 2015.................................................................................

71

6 Data Rumah Tidak Layak Huni 2016 .......................................... 72

7 Jumlah Unit Rumah Tidak Layak Huni telah Terbangun

Kec. Tuban 2011/2016 Kab. Tuban..............................................

83

8

9

10

Dokumen Data RTLH Terbangun Kecamatan Tuban..................

Komposisi Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan dann Jenis

Kelamin tahun 2016......................................................................

Pengumpulan Data Rumah Tidak Layak Huni 2016....................

88

92

103

11

Dokumen Data RTLH Terbangun Kec. Tuban............................ 131

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar

Halaman

1 Grafik Kondisi Bangunan Hunian Kecamatan ……………... 11

2

3

Tahap-tahap atau Proses Kebijakan Publik..............................

Analisis Data Model Interaktif................................................

29

64

4 Peta Pola Ruang Kabupaten Tuban......................................... 66

5 Bagan Struktur Susunan Organisasi Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban……....

79

6 Rangkuman Prosedur Mendapatkan bantuan program

RTLH.......................................................................................

110

7

8

9

10

Contoh Proposal Pengajuan Bantuan Program RTLH............

Rancangan Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni..........

Berita Acara Serah Terima Bantuan Sosial.............................

Perbandingan Target dan Realisasi Pembangunan RTLH

Kabupaten Tuban 2013-2016...................................................

111

115

116

134

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

Halaman

1 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa

dan Politik Kabupaten Tuban..................................................

167

2 Kerangka Acuan Kegiatan Program Rumah Tinggal Layak

Huni Kabupaten Tuban............................................................

168

3 Contoh Proposal Permohonan Pembangunan Rumah Tidak

Layak Huni..............................................................................

171

4 Berita Acara Serah Terima Bantuan Sosial............................. 178

5

6

7

Rancangan Pembanguna Rumah Tinggal Layak Huni............

Kondisi Rumah Tinggal Layak Huni.......................................

Wawancara dengan Penerima Bantuan dan Pegawai Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.......................

179

180

181

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

xx

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia

yang terjadi akibat faktor-faktor yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia yang berada di

bawah garis kemiskinan dari tahun ke tahun semakin berkurang namun

angkanya masih cukup besar yaitu sebanyak 8,01 juta orang pada Maret 2016

(bps.go.id). Kemiskinan sendiri terjadi akibat ketidakmampuan masyarakat

bersaing dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi serta bisa timbul

akibat tidak adanya peluang bersaing dalam dunia pekerjaan. Masyarakat harus

menempuh pendidikan yang tidak gratis meskipun terdapat program wajib

belajar sembilan tahun tetap masih ada pungutan-pungutan lain yang masih

memberatkan masyarakat dengan ekonomi rendah, ditambah lagi pendidikan

sembilan tahun pada saat ini sebenarnya masih belum siap untuk menghadapi

kerasnya dunia pekerjaan dan kesiapan untuk bersaing di dunia pekerjaan.

Permasalahan kemiskinan identik dengan permasalahan seperti

permukiman yang padat, pada kelompok masyarakat perkotaan yang tergolong

kurang mampu biasanya menempati lingkungan yang tidak diperuntukkan

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

2

untuk tempat permukiman dan mempunyai lingkungan tempat tinggal yang

tidak memadai, keadaan yang ada di perkotaan kerap harus mengorbankan

fungsi kota lainnya. Kota sebagai pusat pertumbuhan ekonomi tentu saja

memerlukan lahan untuk pengembangan kepentingan yang lain. Persoalan

yang muncul adalah persoalan ruang dan wilayah perkotaan, jumlah dan luas

ruang wilayah tetap akan tetapi jumlah penduduk bisa terus bertambah seiring

dengan kondisi lingkungan yang ada, sehingga untuk kepentingan ekonomi

harus menggunakan fungsi ruang wilayah, permasalahan perkotaan yang lain

akan muncul seperti permukiman kumuh, sanitasi yang buruk, drainase yang

tidak tertata, polusi udara yang mempengaruhi kualitas udara di perkotaan,

ketersedian air bersih serta berbagai gangguan kesehatan lainnya. Kota sebagai

pusat kehidupan sosial, ekonomi dan politik, menjadi suatu tempat yang sangat

diinginkan oleh orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki

garis kehidupan, maka kota pun di pandang sebagai wilayah yang bisa

merubah kehidupan masyarakat.

Proses perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain (migrasi)

penduduk desa ke kota yang sering kali disebut dengan istilah (urbanisasi) ini

mengakibatkan semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk di wilayah

perkotaan, akibatnya muncul berbagai permasalahan sosial yang saling terkait

satu sama lain dan sulit untuk terselesaikan. Selain itu sistem sosial masyarakat

perkotaan yang bersifat lebih terbuka terhadap budaya luar mengakibatkan

cultural shock di kalangan masyarakat, hal tersebut biasanya berujung pada

tingkah laku penyimpangan sosial. Perkotaan umumnya memiliki

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

3

permasalahan yang sama seperti kondisi lingkungan yang kumuh di beberapa

wilayah kota. Kepadatan permukiman diakibatkan semakin meningkatnya

jumlah orang yang datang ke kota sehingga cenderung melebihi daya tampung

dan daya dukung lingkungan, serta kondisi sosial yang dapat mempengaruhi

pribadi masyarakat yang berada pada permukiman di kawasan kota. Kualitas

perumahan dan permukiman yang buruk di daerah perkotaan diakibatkan

semakin menipisnya wilayah permukiman masyarakat serta di dukung

banyaknya lapangan pekerjaan yang ada di perkotaan menjadikan daya tarik

masyarakat pada umumnya sehingga lebih memilih untuk berpindah dari desa

ke kota (urbanisasi).

Pertumbuhan penduduk yang menunjukkan tingginya angka kepadatan

penduduk di perkotaan yang munculnya tidak diimbangi dengan kawasan

permukiman yang luas mengakibatkan kawasan pinggiran seperti kawasan

jalur kereta api, tepi sungai, dan kawasan yang lain dimana secara penggunaan

Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) bukan diperuntukkan untuk daerah

permukiman menjadi daerah kawasan permukiman baru. Sehingga timbul

permasalahan lain dan berkelanjutan apabila tidak ditata ulang oleh

pemerintah. Terbentuknya permukiman baru yang sebenarnya tidak

diperuntukkan untuk daerah permukiman mengakibatkan terbentuknya

kawasan permukiman liar. Hal ini jika tidak dapat diatasi secara serius dan

cepat oleh pemerintah maka akan berdampak pada meluasnya kawasan

permukiman liar yang pasti akan muncul lingkungan permukiman kumuh.

Permukiman kumuh pada dasarnya disebabkan oleh ketidakteraturan tata

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

4

bangunan perumahan yang ada dan pasti tidak sesuai dengan peraturan yang

mengharuskan kriteria dalam pembangunan suatu rumah. Sebagaimana

tercantum dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman mendefinisikan tentang permukiman kumuh mengenai,

permukiman kumuh adalah permukiman yang dikarenakan ketidak teraturan

bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan

serta sarana dan prasarana yang tidak layak atau memenuhi syarat.

Munculnya pemukiman kumuh (slums area) di bagian dalam kota

merupakan konsekuensi spasial karena adanya kepadatan bangunan di daerah

permukiman yang tidak terkontrol. Menurut Rencana Strategis Kementerian

Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014, pembangunan perumahan dan

permukiman masih dihadapkan pada tiga permasalahan pokok yaitu:

a. Keterbatasan penyediaan rumah,

b. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang

tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana

lingkungan dan utilitas umum yang memadai,

c. Permukiman kumuh yang semakin meluas

Permukiman kumuh yang ada di perkotaan menimbulkan kesan kegagalan

pemerintah dalam memberikan pelayanan dan menyediakan layanan publik

kepada masyarakat dan bisa dianggap sebagai ketidaksanggupan pemerintah

daerah dalam mangatur tata ruang yang baik dan bermanfaat. Kebutuhan

perumahan dan permukiman yang layak untuk masyarakat kurang mampu

menjadi tanggungjawab pemerintah, sebagaimana dalam Undang Undang

Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28H Amandemen UUD 1945, rumah adalah

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

5

salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak

untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Serta berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai

tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat

dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Upaya mengatasi

permasalahan tersebut pembangunan perumahan dan permukiman harus

didukung oleh suatu kebijakan, strategi dan program yang komprehensif dan

terpadu sehingga selain mampu memenuhi hak dasar rakyat juga akan

menghasilkan suatu lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat,

serasi, harmonis, aman dan nyaman.

Arah kebijakan dan strategi Kementerian perumahan Perumahan Rakyat

dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim

yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat

Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Perumahan dan Permukiman.

b. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH)

yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta

kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-

bawah.

c. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman

bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah (MBM).

d. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan

dan permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil

penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan

kearifan lokal.

e. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku

kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan

permukiman.

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

6

(Dokumen rencana strategis Kementerian Perumahan Rakyat tahun

2010-2014)

Kebijakan Nasional tersebut dijabarkan ke dalam strategi-strategi yang

kemudian diimplementasikan di seluruh wilayah Indonesia, Kabupaten Tuban

sendiri juga mempunyai fokus kewenangan dalam hal perumahan, penataan

ruang dan perencanaan pembangunan. Dalam hal pembangunan perumahan

diarahkan untuk peningkatan sarana-prasarana perumahan dan permukiman

dengan, pemeliharaan lingkungan sehat melalui pembangunan sanitasi

lingkungan serta bantuan rumah layak huni bagi masyarakat tidak mampu dan

akibat bencana. Terkait penataan ruang diarahkan untuk penyusunan dan

penyediaan dokumen rencana tata ruang sesuai perkembangan serta

mengadakan pengendalian terhadap pemanfaatan ruang melalui sosialisasi tata

ruang wilayah dan pelatihan pengendalian pemanfaatan tata ruang. Serta di

lingkup perencanaan pembangunan pemerintah Kabupaten Tuban

mengarahkan untuk meningkatkan fungsi perencanaan pembangunan daerah di

bidang ekonomi, sosial budaya, prasarana wilayah dan sumber daya alam serta

evaluasi pelaksanaan pembangunan sebagai acuan penyusunan perencanaan

tahun berikutnya. Salah satu Kabupaten di Indonesia yang melakukan

pembangunan daerah mengacu pada kebijakan nasional mengenai perumahan,

penataan ruang dan perencanaan pembangunan adalah Kabupaten Tuban.

Kabupaten Tuban ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang

berfungsi untuk mendorong sistem kota-perkotaan sebagai pusat pelayanan

sekunder dan pengembangan atau peningkatan fungsi revitalisasi dan

percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional. Kabupaten

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

7

Tuban merupakan wilayah pengembangan Germakertosusila Plus. Kawasan

Tuban-Bojonegoro merupakan kawasan andalan dengan sektor unggulan

pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industri dan pariwisata,

memiliki pengembangan jaringan jalan bebas hambatan Gresik-Tuban dan

Demak-Tuban, serta pengembangan wilayah sungai Bengawan Solo yang

merupakan wilayah sungai lintas provinsi sebagai konservasi sumber daya

alam, pendayagunaan sumber daya alam dan pengendalian daya rusak air.

Tabel 1 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Tuban

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

9

ketersediaan ruang untuk lahan permukiman masyarakat. Jika lahan

permukiman semakin berkurang maka akan menyebabkan pembentukan lahan

permukiman yang baru secara legal maupun illegal, gejala yang lainya bisa

seperti kepadatan bangunan perumahan di beberapa titik permukiman yang

ada. Apabila permasalahan ini terus terjadi dan tidak di atasi ataupun di kontrol

oleh Pemerintah Kabupaten Tuban maka yang bisa terjadi adalah kurang

tertatanya kawasan permukiman yang padat penduduk atau padat perumahan

serta pemenuhan sarana dan prasarana kawasan permukiman.

Pemerintah Kabupaten Tuban menargetkan untuk menurunkan angka

kemiskinan yang ada, pada tahun 2015 angka kemiskinan sebanyak 15,26

dengan hasil realisasi kinerja tahun 2015 sebanyak 6,64 yang artinya

pemerintah Kabupaten Tuban tidak bisa memaksimalkan target yang disusun.

Akan tetapi pada tahun-tahun sebelumnya angka kemiskinan dari tahun 2003

sampai dengan tahun 2015 menunjukkan perkembangan yang cukup baik,

tentunya hal tersebut tidak lepas dari upaya dan komitmen untuk menurunkan

angka kemiskinan.

Permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Tuban ini diupayakan

pemerintah Kabupaten Tuban dengan membuat program Gerakan Bersama

Membantu Masyarakat Miskin (GEMATUMASKIN) yang merupakan

program prioritas untuk mengentaskan kemiskinan. Program ini sudah berjalan

dari tahun 2013 sampai 2016 dengan hasil yang baik. Program tersebut

memiliki beberapa kluster, salah satunya pada kluster IV bentuknya yaitu

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

10

program murah untuk rakyat seperti, rumah tidak layak huni, pasar murah serta

desa model pengentasan kemiskinan.

Program rumah tinggal layak huni mempunyai kriteria masyarakat yang

berhak menerima bantuan, berdasar atas kriteria penerima bantuan dari

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (PU.go.id)

1.) Penerima bantuan haruslah Warga Negara Indonesia

2.) MBR dengan penghasilan dibawah UMP rata-rata nasional

3.) Sudah berkeluarga

4.) Memiliki atau menguasai tanah

5.) Belum memiliki rumah atau memiliki dan menghuni rumah tidak

layak huni

6.) Belum pernah menerima bantuan perumahan dari pemerintah

7.) Didahulukan bagi yang memiliki rencana pembangunan atau

peningkatan kualitas rumah, dibuktikan dengan adanya:

1. Memiliki tabungan bahan bangunan,

2. Telah memulai pembangunan rumah sebelum memperoleh

bantuan,

3. Memiliki aset lain yang dapat dijadikan danatambahan BSPS,

4. Memiliki tabungan uang yang dijadikan dana tambahan BSPS.

8.) Bersungguh-sungguh mengikuti program BSPS

9.) Dapat bekerja secara berkelompok

Kriteria Objek Bantuan

1. Rumah tidak layak huni yang berada di atas tanah:

1. Dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya

2. Bukan merupakan tanah warisan yang belum dibagi

3. Tidak dalam status sengketa dan

4. Penggunaannya sesuai dengan rencana tata ruang

2. Bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh

masyarakat sampai paling tinggi struktur tengah dan luas lantai

bangunan paling tinggi 45 meter persegi

3. Terkena kegiatan konsolidasi tanah atau relokasi dalam rangka

peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman,

dan/atau

4. Terkena bencana alam, kerusuhan sosial dan/atau kebakaran.

Definisi Rumah Tidak Layak Huni

a. Bahan lantai berupa tanah atau kayu kelas IV

b. Bahan dinding berupa bilik bambu/kayu/rotan atau kayu kelas

IV, tidak/kurang mempunyai ventilasi dan pencahayaan

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

12

sebanyak 400 rumah yang dengan setiap kecamatan di Kabupaten Tuban yang

berjumlah 20 kecamatan dengan jumlah 20 pembangunan rumah layak huni.

Dalam mencapai target tersebut, Pemerintah Kabupaten Tuban mengadakan

beberapa penanganan program yang serupa, antara lain :

a. Program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman

b. Program lingkungan sehat perumahan

c. Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri perkotaan dan

pedesaan

d. Program rumah tinggal layak huni

e. Program kota tanpa kumuh

Program dan bantuan-bantuan yang dilakukan pemerintah Kabupaten

Tuban tersebut dilakukan dalam rangka menangani masalah pemberdayaan

masyarakat, lingkungan permukiman, menata permukiman-permukiman

kumuh dan masalah rumah tidak layak huni di Kabupaten Tuban. Program

perbaikan rumah tinggal layak huni merupakan bantuan yang diberikan kepada

masyarakat miskin yang menempati atau yang mempunyai rumah tidak layak

huni dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup serta menjaga kualitas

lingkungan kesehatan masyarakat miskin yang ada di wilayah permukiman

Kabupaten Tuban, karena permukiman padat seringkali identik dengan

permukiman kumuh sehingga kesehatan di lingkungan tersebut sangat rendah.

Pelaksanaan program rumah tinggal layak huni Kabupaten Tuban sudah

berjalan selama 5 tahun, di mulai tahun 2011-2016 dengan target Kabupaten

Tuban membangun rumah sebnayak 1.000 unit rumah.

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

13

Dinamika penanganan bantuan sosial ini berupa perbaikan rumah warga,

program yang dianggarkan oleh kementerian sosial dengan nominal 10 juta per

unit rumah, diharapkan mampu memberi manfaat bagi keluarga kriteria rumah

yangauh dari kelayakan. Menurut Sekretaris Pelaksana RTLH Kelurahan

Sukolilo, Sutrisno (dalam bloktuban.com)

“Warga Kelurahan Sukolilo mendapatkan anggaran perbaikan rumah

sebesar 500 juta dari Kemensos, anggaran tersebut untuk perbaikan rumah

warga yang tidak layak huni. Ada sebanyak 50 rumah warga yang akan

diperbaiki, terdiri dari 50 Kartu Keluarga yang menerima bantuan tersebut,

masing-masing tiap rumah mendapatkan bantuan senilai 10 juta, jadi total

keseluruhan anggaran adalah 500 juta,"

Pengerjaan proyek rumah tinggal layak huni di Kelurahan Sukolilo

Kecamatan Tuban mencapai 80 persen, program dari Kementerian Sosial

tersebut ditargetkan selesai per 31 Desember 2015. Pengerjaan rumah tinggal

layak huni di kelurahan Sukolilo sejak awal bulan Desember 2015 terus

dikebut, tercatat dari 50 rumah warga yang sudah didata menerima bantuan

rumah tinggal layak huni ada sedikitnya lima rumah dibongkar total, dan

lainnya diperbaiki beberapa bagiannya mulai dari atap, dinding, maupun

lantainya. Memasuki minggu ketiga sudah 46 rumah yang sudah selesai

diperbaiki, dan siap dihuni oleh pemiliknya.

Evaluasi pelaksanaan program perbaikan rumah tinggal layak huni di

Kabupaten Tuban ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan

program tersebut, untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan berdasarkan

Dunn (2003) sebagai tolak ukur keberhasilan program yaitu efektivitas

program, efisiensi program, kecukupan program, responsivitas program,

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

14

ketepatan program, dan pemerataan program Sehingga, dengan adanya

evaluasi pelaksanaan program perbaikan rumah tinggal layak huni di

Kabupaten Tuban dapat memberikan informasi serta rekomendasi atau usulan

pengembangan program ini ataupun program selanjutnya yang berhubungan.

Persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah

Kabupaten Tuban yaitu jumlah dari rumah tinggal layak huni terhitung dalam

kurun waktu 5 tahun program ini berjalan, setiap tahun muncul jumlah rumah

yang tidak layak huni menjadikan perlu adanya evaluasi yang dilakukan karena

bisa jadi program ini mengalami hambatan secara tidak langsung yang

disebabkan karena pemerintah Kabupaten Tuban bekerja secara top-down.

Dinamika penanganan program rumah tinggal layak huni selama ini kurang

evaluasi dari pihak lain dengan cara musyawarah untuk mendapat masukan

atas program yang sudah berjalan, dengan cara ini diharapkan program rumah

tinggal layak huni Kabupaten Tuban bisa menjadi lebih baik, untuk dapat

memastikannya maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh.

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

15

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka

penentuan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program perbaikan rumah

tinggal layak huni yang dilaksanakan di Kecamatan Tuban ?

2. Bagaimana dinamika penanganan program rumah tinggal layak huni?

3. Apa saja tantangan ke depan dalam program rumah tinggal layak

huni?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut.

1. Mengevaluasi pelaksanaan program perbaikan rumah tinggal layak huni

yang dilaksanakan di Kecamatan Tuban

2. Untuk mengetahui proses penanganan program rumah tinggal layak

3. Untuk mengetahui tantangan ke depan dalam program rumah tinggal

layak huni.

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

16

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki berbagai manfaat antara lain

sebagai berikut :

1. Bagi disiplin Ilmu Administrasi Publik, produk studi dapat

digunakan sebagai masukan terhadap konsep dan teori mengenai

pelaksanaan program perbaikan rumah tak layak huni.

2. Bagi Pemerintah Kabupaten Tuban, hasil studi akan memberikan

sumbangan mengenai hal-hal yang perlu dikembangkan dalam

pelaksanaan program perbaikan rumah tak layak huni.

3. Bagi Masyarakat setempat, hasil evaluasi akan menyadarkan

mengenai pentingnya pemahaman terhadap rumah tinggal layak

huni dan manfaat program perbaikan rumah tinggal layak huni

E. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan disajikan dalam lima pokok bahasan yang

semuanya merupakan satu kesatuan, diantaranya adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan yang berisi tentang

alasan penulisan skripsi terhadap Evaluasi Pelaksanaan Program

Rumah Tinggal Layak Huni dalam Perspektif Good Governance,

rumusan masalah menjelaskan masalah apa yang akan diteliti

sesuai dengan judul, tujuan penelitian menerangkan tujuan yang

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

17

hendak dicapai terhadap penelitian skripsi ini dan sedangkan

kontribusi peneliti bahwa penelitian ini dipersembahkan atau dapat

dimanfaatkan untuk siapa saja dan hal apapun, serta sistematika

penelitian yang memperlihatkan apa saja bagian-bagian dalam

penelitian skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi teori-teori yang berhubungan masalah

penelitian yang digunakan dalam menyelesaikan masalah yang ada

pada penelitian. Peneliti menggunakan beberapa teori para ahli

sebagai berikut:

1. Good Governance

2. Teori Kebijakan Publik

3. Teori Evaluasi program

4. Teori evaluasi deliberatif

5. Teori Rumah, Perumahan dan Permukiman

6. Teori Rumah Tinggal layak Huni

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang

digunakan penulis dalam penelitian termasuk di dalamnya jenis

penelitian, fokus penelitian digunakan untuk memfokuskan data

apa yang ingin diambil disaat penelitian lapangan, lokasi dan situs

penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitian,

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

18

jenis dan sumber data adalah data yang yang ingin diambil oleh

peneliti berasal dari mana, teknik pengumpulan data menjelaskan

cara-cara peneliti mendapatkan data penelitian, instrumen

penelitian menerangkan alat-alat yang digunakan dalam

penelitiannya dan analisis data menerangkan tentang bagaimana

peneliti mengolah data yang telah didapat selama penelitian.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan tentang gambaran umum lokasi

dan situs penelitian serta menjelaskan tentang data-data yang telah

diperoleh selama penelitian dilapangan baik data dari hasil

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya menguraikan

analisis yang merupakan penganalisaan data yang telah disajikan

dan kemudian diinterpretasikan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil

penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta memberikan

saran terkait masalah-masalah yang ditemukan pada saat

penelitian.

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Good Governance

Secara terminologis governance sebagai kepemerintahan, sehingga masih

banyak yang beranggapan bahwa governance adalah persamaan government.

Interpretasi dari praktik-praktik governance selama ini memang lebih banyak

mengacu pada perilaku dan kapasitas pemerintah, sehingga good governance

seolah-olah otomatis akan tercapai apabila ada good government. Governance

diarahkan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam menjalankan

kebijakan publik dan mendorong adanya pemerintah yang bersih

(menghilangkan korupsi) governance dan good governance mempunyai

beberapa pengertian yang dikemukakan oleh banyak ahli, seperti dalam

Sumarto (2009:15)

“good governance adalah mekanisme, praktik dan tata cara pemerintah

dan warga mengatur sumber daya dan memecahkan masalah-masalah

publik. Kualitas governance dinilai dari kualitas interaksi yang terjadi

antara komponen governance yaitu pemerintah, civil society dan sector

swasta. Governance yang baik memiliki unsur-unusr akuntabilitas,

partisipasi, predictability dan transparansi.”

Selanjutnya dijelaskan oleh Sumarto (2009:1) istilah governance

diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga

mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-masalah publik. Serta

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

20

konsep governance harus dipahami sebagai suatu proses menurut Leach dan

Percy-Smith (2001) dalam Sumarto (2009:2) government mengandung

pengertian politisi dan pemerintahlah yang mengatur, melakukan sesuatu,

memberikan pelayanan, sementara governance meleburkan perbedaan antara

pemerintah dan yang diperintah, kita semua adalah bagian dari proses

governance. Diperjelas dengan definisi dari World Bank (1992) dalam

Mindarti (2007:179). Definisi governance sebagai

“the way state power is used in managing economic and social resources

for development of society (suatu tata cara penggunaan kekuasaan negara

dalam mengelola sumber daya ekonomi dan sosial bagi pembangunan

masyarakat)”.

Konsep Governance diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Governance

merupakan cara interaksi antara pemerintah dengan pihak masyarakat dalam

berbagai bidang serta didalamnya mempunyai kepentingan masyarakat dan

pemerintah mempunyai tanggungjawab dalam pelaksanaan pemerintahan yang

baik. Setiap pemerintahan yang baik dijalankan pasti mempunyai konsep-

konsep yang menjadikan landasan untuk menjalankan roda pemerintah yang

baik pula, berikut ini terdapat 4 konsep governance, dalam Mindarti (2007:

176-177) yaitu:

1. Change in the meaning of government (perubahan dalam makna

pemerintahan),

2. Referrimg a new process of governing (mengacu pada sebuah proses

baru dalam memerintah),

3. A change condition of ordered rule (perubahan kondisi dalam tata

pengaturan)

4. The new method by which society is governed (metode baru bagaimana

masyarakat diperintah

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

21

Konsep diatas jika ditarik kesimpulan berarti didalam governance

pemerintah menjalankan pemerintahanya harus memikirkan keefektifan

maupun keefisienan serta lebih pada proses penyelenggaraan pemerintahan

yang menekankan pada kesadaran akan pentingnya pemerintahan yang baik.

Pemerintah bisa menirukan gaya pekerja pihak swasta yang mementingkan

konsumen, dalam pemerintahan seharusnya dilakukan konsep tersebut yakni

pemerintah sebagai pelayan masyarakat dan masyarakat sebagai konsumen

yang mendapatkan fasilitas pelayanan serta pemerintah harus memiliki

jaringan luas yang bisa bekerjasama untuk kepentingan masyarakat, harus ada

pihak yang ada didalamnya yang berusaha untuk bekerjasama dalam

pembangunan yang lebih baik, ketiga pihak yang biasa disebut dengan aktor

yakni pemerintah, swasta dan masyarakat. Antara pihak satu dengan pihak

yang lain mempunyai peran masing-masing dan bertugas sesuai dengan

tugasnya sendiri.

Terdapat tiga aktor dalam konsep governance menurut Mindarti

(2007:180) mencakup negara (state), swasta (privatesector) dan masyarakat

sipil (civil society). Peran masing-masing aktor tersebut antara lain: negara,

yang memiliki tugas penting yakni mewujudkan pembangunan manusia yang

berkelanjutan dengan mengartikan peran pemerintah dalam mengintegrasikan

kehidupan sosial, ekonomi dan perlindungan lingkungan, melindungi

masyarakat dari kerentanan, menciptakan komitmen politik, menyediakan

infrastruktur, melakukan desentralisasi dan demokrasi pemerintahan,

memperkuat finansial dan kapasitas administratif pemerintahan lokal, yakni

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

22

kota dan metropolitan. Swasta (private sector) memiliki peran dalam hal

pembangunan dengan menggunakan pendekatan pasar, pendekatan untuk

pembangunan ekonomi berkaitan dengan menciptakan kondisi yang kondusif

sehingga produksi barang dan jasa berjalan dengan baik. Masyarakat sipil

(civil societu) berperan dalam hal terwujudnya pembangunan manusia yang

berkelanjutan untuk terlibat aktivitas sosial, ekonomi dan politik. Ketiga unsur

aktor tersebut harus berhubungan secara harmonis untuk mencapai adanya

sinergi, dengan cara saling melakukan control yang efektif satu sama lain.

Setelah diatas dijelaskan mengenai governance selanjutnya, dalam

governance terdapat paradigma good governance yang menggabungkan

konsep-konsep seperti reformasi yang lebih luas dan menjadikan pemerintahan

lebih terbuka, responsive, akuntabel dan demokratis. M. Adil Khan (1966)

dalam Mindarti (2007:182) menyatakan dari sisi administrasi pembangunan

good governance didefinisikan sebagai berikut:

“…. an overall institutional framework, withun which its citizens are

allowed to interact and transact freely, at different levels, to fulfill its

political, economic and social aspiration. Basically, governance has

there aspect: (i) the ability of citizens to express views and access

decision making friendly: (ii) the capacity of the government agencies

(both political and bureaucratic) to translate these view into realistic

plans and to implement them cost effectively: and (iii) the ability of

citizens and institutions to compare what has been asked for with what

has been planned, and to compare what has been planned with what has

been planned, and to compare what has been planned with what has

been implemented” (Tjokrowinoto, 2001:3)

Berikutnya adalah Asian Development Bank dalam Sumarto (2009:2),

ADB sejak tahun 1995 telah memiliki policy paper bertajuk Governance:

Sound Development Management. Kebijakan ADB mengartikulasikan empat

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

23

elemen esensial dari good governance yaitu accountability, participation,

predictability, dan transparency. Kemudian UNDP membuat definisi tentang

governance yang meliputi pemerintah, pihak swasta dan civil society serta

interaksi antara ketiga elemen tersebut.

Selanjutnya dalam Mindarti (2007:182) bahwa good governance

mengandung 2 (dua) makna yaitu sebagai berikut: pertama, mengandung

makna tentang orientasi ideal Negara yang diarahkan pada pencapaian tujuan

negara yang menjunjung tinggi kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat

meningkatkan kemampuan rakyat dalam kemandirian, pembangunan

berkelanjutan, keadilan sosial, demokratisasi dalam kehidupan bernegara

secara legitimasi, akuntabilitas, perlindungan hak asasi manusia, otonomi, dan

devolusi kekuasaan, pemberdayaan masyarakat sipil dan sebagainya. Kedua,

mengandung makna aspek-aspek fungsional pemerintahan yang efektif dan

efisien dalam upaya pencapaian tujuan nasional. Hal ini sangat tergantung

kepada sejauh mana pemerintah mempunyai kompetensi serta sejauh mana

struktur dan mekanisme politik serta administrasi mampu berfungsi secara

efektif dan efisien.

Berbagai definisi menurut para ahli diatas jika disimpulkan bahwa good

governance merupakan suatu usaha perbaikan kinerja di sektor publik yang

bisa dilakukan dengan pengembangan ataupun penguatan hubungan antara

pemerintah, swasta dan masyarakat, dan didukung dengan adanya penataan

kembali atau reformasi dalam lembaga pemerintahan, serta bisa dengan cara

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

24

pendayagunaan sumberdaya ekonomi dan sosial untuk kepentingan

pembangunan berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

1. Ciri-ciri Good Governance

Proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik perlu adanya kerja

sama yang baik antara aktor pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

mewujudkan tujuan bersama yang bermanfaat dan dapat mensejahterakan

masyarakat luas. Ketiga aktor tersebut harus mempunyai hubungan yang

saling mendukung dan saling bekerjasama, menurut UNDP

memformulasikan ciri-ciri sekaligus sebagai prinsip utama untuk

mewujudkan good governance dikutip Mindarti (2007:184-185) sebagai

berikut:

a. Participation, keterlibatan masyarakat dalam pembuatan kebijakan,

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga

perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tesebut

dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta

berpartisipasi secara kontruktif.

b. Rule of low, kerangka hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa

pandang bulu

c. Transparency, adanya keterbukaan yang dibangun atas dasar

kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan

kepentingan publik dapat diperoleh secara langsung dan tepat waktu

bagi yang membutuhkan

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

25

d. Responsiveness, lembaga-lembaga publik harus cepat dan tanggap

dalam melayani stakeholder

e. Consensus Orientation, berorientasi pada kepentingan masyarakat

yang lebih luas

f. Equity, setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk

meperoleh kesejahteraan dan keadilan

g. Efficency and Effectiveness, pengelolaan sumber daya publik

dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna

h. Accountability, pertanggungjawaban kepada publik atas setiap

aktivitas yang dilakukan

i. Strategy vision, penyelenggaraan pemerintahan dan masyarakat

harus memiliki visi jauh ke depan (Mardiasmo: 2002:24)

Ciri-ciri good governance diatas menunjukkan bahwa pemerintahan yang

baik dalam membuat suatu kebijakan harus memikirkan dengan baik dan

kedepan yang artinya dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah apakah

bermanfaat kedepanya, serta transparan menjadi kewajiban pemerintah dalam

segala hal agar terhindar dari perilaku yang tidak diingnkan. Pembuatan

kebijakan pemerintah harus mengikutsertakan masyarakat yang dalam hal ini

sebagai tujuan dari pemerintah serta kebijakan atau program yang nantinya

dikeluarkan harus mempunya keefektifan serta efisien dalam menentukan

kebijakan.

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

26

B. Kebijakan Publik

1. Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan publik pada hakikatnya merupakan sebuah aktivitas yang

khas (a unique activity) dalam artian bahwa kebijakan publik memiliki ciri-

ciri tertentu yang agaknya tidak dimiliki oleh kebijakan jenis lain, hal ini

diungkapkan oleh Wahab (2012:18), yang menyebutkan bahwa:

“ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan-kebijakan publik

bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu lazimnya dipikirkan,

didesain, dirumuskan, dan diputuskan oleh mereka yang oleh David

Easton (153:1965) disebut sebagai orang-orang yang memiliki otoritas

(public authorities) dalam sistem politik”

Kebijakan publik berasal dari kata kebijakan dan publik. Dari segi asal

kata, kebijakan merupakan kata yang berasa dari Bahasa Yunani polis yang

berarti negara/kota, dan dalam Bahasa Latin disebut pilitia yang berarti

negara. Sedangkan kata publik berasal dari Bahasa Inggris yakni public

yang berarti masyarakat negara atau umum. Berdasarkan asal kata tersebut

maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan keputusan

yang dikeluarkan yang menyangkut kepentingan masyarakat umum.

Beberapa ahli yang menyatakan pendapatan tentang konsep kebijakan

publik, salah satunya adalah Hamdi (2014:37) yang menyebutkan bahwa:

“kebijakan publik merupakan pola tindakan yang ditetapkan oleh

pemerintah dan terwujudnya dalam bentuk peraturan perundang-

undangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

Karakter utama dari kebijakan publik adalah sebagai berikut:

- Setiap kebijakan publik selalu memiliki tujuan, yakni untuk

menyelesaikan masalah publik.

- Setiap kebijakan publik selalu merupakan pola tindakan yang

terjabarkan dalam program dan kegiatan.

- Setiap kebijakan publik selalu termuat dalam hukum positif”

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

28

a. Tahap Penyusunan Agenda. Proses penyusunan agenda dimulai dari

kegiatan pendefinisian masalah, yakni kegiatan yang berkaitan dengan

pengenalan dan perumusan isu-isu yang perlu untuk diperhatikan oleh

pemerintah. Isu-isu tersebut senyatanya merupakan keadaan yang

berkembang di dalam masyarakat. Keadaan tersebut dirasakan oleh

masyarakat atau sebagaian besar masyarakat sebagai suatu

ketidaknyamanan, yang kemudian memunculkan kesadaran dan

kebutuhan masyarakat untuk mengubah keadaan tersebut melalui

tindakan-tindakan pemerintah.

b. Tahap Formulasi Kebijakan. Formulasi kebijakan menunjuk pada proses

perumusan pilihan-pilihan atau alternatif kebijakan yang dilakukan

dalam pemerintahan. Menurut Kraft & Furlong seperti yang dikutip

dalam Hamdi (2014:87) menyebutkan bahwa formulasi kebijakan

merupakan desain dan penyusunan rancangan tujuan kebijakan serta

stategi untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

c. Tahap Penetapan Kebijakan. Penetapan kebijakan pada dasarnya adalah

pengambilan keputusan terhadap alternatif kebijakan yang tersedia.

Penetapan kebijakan (policy legitimation) menurut Kraft & Furlong pada

Hamdi (2014:94) merupakan mobilisasi dari dukungan politik dan

penegasan (enactment) kebijakan secara formal termasuk justifikasi

untuk tindakan kebijakan.

d. Tahap Pelaksanaan Kebijakan. Pelaksanaan atau implementasi kebijakan

bersangkut paut dengan ikhtiar-ikhtiar untuk mencapai tujuan dari

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

29

ditetapkannya suatu kebijakan tertentu. Tahap ini pada dasarnya

berkaitan dengan bagaimana pemerintah bekerja atau proses yang

dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan kebijakan menghasilkan

keadaan yang direncanakan. Pelaksanaan kebijakan dapat melibatkan

penjabaran-penjabaran lebih lanjut tujuan-tujuan yang telah ditetapkan

tersebut oleh pejabat atau instansi pelaksana.

Pelaksanaan suatu kebijakan maupun program bukanlah sebuah

proses yang sederhana. Dalam pelaksanaannya terdapat banyak faktor

yang mempengaruhinya, baik faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor

penghambat. Keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh

banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling

berhubungan satu sama lain. Dalam pandangan Edwars III, implementasi

kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: (1) komunikasi, (2)

sumberdaya, (3) disposisi, (4) struktur birokrasi (Subarsono.2012:90).

1. Komunikasi

Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang

menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada

kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi

distorsi implentasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan

tidak jelas atau bahkan tidak diketahui oleh kelompok sasaran,

maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

2. Sumber Daya

Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumber daya

untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan dengan

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

30

efektif. Sumber daya tersebut kompetensi implementator dan

sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk

implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan

hanya tinggal dikertas menjadi dokumen saja.

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh

implementator, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis.

Apabila implemntator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan

dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang

diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator

memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuatan

kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga tidak efektif.

4. Struktur Birokrasi

Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi

kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap

organisasi adalah adanya prosedur operasi yang standar (Standard

Operating Procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi

setiap implementator dalam bertindak.

e. Tahap Evaluasi Kebijakan. Evaluasi atau penilaian kebijakan menyangkut

pembahasan kembali terhadap implementasi kebijakan. Tahap ini berfokus

pada identifikasi hasil-hasil dan akibat-akibat dari implementasi kebijakan.

Dengan fokus tersebut, evaluasi kebijakan akan menyediakan umpan-balik

bagi penentuan keputusan mengenai apakah kebijakan yang ada perlu

diteruskan atau dihentukan. Namun, terdapat juga pandangan bahwa

evaluasi kebijakan tidak sekedar menentukan berhasil tidaknya suatu

implementasi kebijakan.

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

31

C. Teori Program

1. Pengertian Program

Menurut Arikunto (2014:3) program dapat dipahami dalam dua

pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, program dapat

diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan

oleh seseorang di kemudian hari. Menurut PP No 39 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,

program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan

yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Sedangkan

pengertian khusus dari program biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi

yang bermakna suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi

atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses

berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang melibatkan

sekelompok orang. Pengertian ini sejalan dengan pengertian program

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menyebutkan

bahwa program itu sendiri terdiri dari dua hal yaitu:

a. program adalah rencana

b. program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama.

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

32

Melihat garis besar pengertian diatas, sebuah program tidak hanya

terdiri dari satu kegiatan melainkan rangkaian kegiatan lain yang

membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya dengan

melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakan. Serta program

merupakan cara pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yang disusun

dalam masa jabatan dan mempunyai tujuan tertentu, dari program yang

ada masyarakat bisa mengerti apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah

serta masyarakat bisa menilai program yang dikeluarkan pemerintah

dengan cara-cara yang ada.

Berdasarkan Stufflebeam (1971, dalam fernandes 1984) dalam

Arikunto (2009:2) evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian,

dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil

keputusan dalam melakukan alternatif keputusan. Sedangkan menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 1 ayat (16) program

merupakan “instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga untuk mencapai

sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan

masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi masyarakat”.

Berdasarkan penjelasan dapat disimpulkan bahwa, program merupakan

bentuk atau tahapan perencanaan yang didalamnya memiliki sasaran

kebijakan, prosedur, anggaran dan waktu pelaksanaan, program

merupakan unsur penting demi terciptanya suatu kegiatan. Program ada

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

33

apabila dalam suatu daerah membutuhkan dan biasanya memiliki tujuan

agar bisa lebih baik, program juga merupakan bagian dari kebijakan

publik, yang mana program merupakan salah satu alternatif pemerintah

untuk mewujudkan tujuan dari kebijakan publik

Pengertian program menurut Arikunto dan Jabar (2004:34) “yaitu

suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan

rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waaktu tertentu

secara berkesinambungan”. Dalam sebuah program terdapat banyak aspek

yaitu berupa tujuan kegiatan, aturan yang harus dipegang dalam kegiatan,

anggaran atau biaya yang digunakan, dan strategi pelaksanaan kegiatan.

Melalui program segala sesuatu rencana yang telah disusun dapat

dioperasionalkan dengan mudah dan teratur. Selanjutnya Arikunto dan

Jabar (2004:4) menyebutkan bahwa ada tiga pengertian penting dan perlu

ditekankan dalam menentukan suatu program, yaitu:

a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan

b. Terjadi dalam waktu yang relatif lama, bukan kegiatan tunggal

tetapi jamak berkesinambungan

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang

Pelaksanaan suatu program harus memperhatikan unsur pelaksanaan

program yang dimana bertanggung jawab dari awal sampai selesai

program serta bagaimana program itu berjalan tepat sasaran sehingga

muncul manfaat dari program yang ada, ketika program tersebut berjalan

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

34

unsur yang berperan adalah masyarakat sekitar dan yang menilai apakah

dari program tersebut terdapat perubahan atau ada peningkatan.

2. Evaluasi Program

Menurut Sudjana (2006:17) evaluasi program sering disalahartikan

dan dianggap sebagai kegiatan untuk mencari kesalahan atau kelemahan

program, seseorang atau kelompok pelaksana program. Evaluasi program

bukanlah kegiatan untuk menetapkan baik dan buruknya suatu program

tetapi meminimalisir dampak negatif ataupun kekurangan suatu program

untuk tujuan perbaikan dimasa mendatang. Definisi yang lain dari ahli

evaluasi yaitu Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) dalam Arikunto

(2009:5) evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk

disampaikan kepada pengambil keputusan.

Evaluasi program ini merupakan sebuah dasar yang digunakan untuk

menilai atau mengukur secara sistematis kelebihan maupun kelemahan

suatu program yang digunakan untuk memutuskan apakah program layak

dilanjutkan atau diperbaiki. Evaluasi program adalah suatu rangkaian

kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat

keberhasilan program. Evaluasi program merupakan proses penetapan

secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas atau kecocokan sesuatu

sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

35

mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan atau

proyek.

Pedoman Evaluasi yang diterbitkan oleh Direktorat Ditjen PLS

Depdiknas (2002:2) memberikan pengertian bahwa evaluasi program

adalah “proses pengumpulan dan penelaahan data secara berencana,

sistematis dan dengan menggunakan metode dan alat tertentu untuk

mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan program dengan

menggunakan tolak ukur yang telah ditentukan.”

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi program

merupakan sebuah proses yang dilaksanakan untuk memberikan informasi

dan nilai pada suatu pelaksanaan rencana kegiatan pemerintah dengan

membandingkan antara tujuan dan hasil yang diperoleh, atau dengan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

a. Model Evaluasi

Berikut merupakan tipologi model-model evaluasi dalam Wahab

(2011: 134) terdapat enam model evaluasi sebagi berikut:

1. Model-model yang berorientasi pada hasil, kadang disebut juga

sebagai summative evaluation. Model-model ini memfokuskan diri

pada hasil berupa kinerja, program atau organisasi tertentu. Pada

model ini ada beberapa kategori, pertama yang disebut model

pencapaian tujuan. Model ini yang hakikatnya merupakan model

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

36

klasik dalam evaluasi program dan evaluasi organisasi, hasil-hasil

hanya akan dinilai dalam kaitanya dengan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Evaluator dalam hal ini mencermati obyek

yang dievaluasi terkait dengan tujuan tersebut. Kedua model

akibat. Ini merupakan model yang cakupan ruang lingkup cukup

luas, model ini dimaksudkan untuk menjelaskan semua akibat atau

konsekuensi dari obyek yang menjadi subyek evaluasi.

2. Model proses, fokusnya pada proses-proses yang sedang

berlangsung dan upaya-upayanya, model evaluasi proses

eksplanatoris mengikuti intervensi dari sejak tahap awal berupa

gagasan hingga saat keputusan implementasinya, juga

implementasi dan daya penerimaanya diatara klien dan pemangku

kepentingan lainya.

3. Model sistem berorientasi sepenuhnya pada perspektif sistem,

yakni menganalisis masukan (input), struktur, proses dan hasil

akhir (outcome) dari sudut hasil. Penilainya dapat dilakukan

dengan memperbandingkan antara masukan yang direncanakan

dan realisasinya, struktur, proses dan hasil-hasilnya atau dengan

menggunakan benchmarking tertentu, yakni dengan

membandingkan hasil-hasil yang dicapai dengan program-

program atau organisasi serupa yang dianggap unggul.

4. Model ekonomi, pada dasarnya juga bersandar pada logika dan

perspektif model sistem, meskipun demikian model-model ini

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

37

cenderung berbeda dengan sistem pada umumnya, dalam artian

bahwa model-model tersebut memandang obyek evaluasinya yaitu

program atau organisasi sebagai sebuah kotak hitam dengan

membandingkan penilaian atas hasil-hasil yang diperoleh, baik

berupa kinerja dalam masukan, dampak maupun manfaat, dengan

keseluruhan pengeluarannya (input).

5. Model aktor, pada umunya mendasarkan kriteria penilaianya pada

kriteria yang dibangun oleh sang aktor sendiri. Model yang

berorientasi pada klien atau pelanggan.

6. Model teori program, pada model ini kriteria penilaianya pada

validitas teori yang telah digunakan dalam melakukan intervensi

atau membangun organisasi. Model ini bisa dikatakan sebagai

perluasan dari model hasil (result model). Bedanya pada model

hasil klasik hanya memfokuskan diri pada tujuan-tujuan atau

akibat konkret terkait intervensi atau organisasi, dan bermaksud

mengevaluasi hasilnya. Tujuan dari model ini ialah untuk

memperbaiki dan mengembangkan lebih lanjut teori program, dan

dengan cara demikian akan dapat dipetik pelajaran mengenai apa

yang sesungguhnya bekerja dengan baik, untuk kepentingan siapa

dan dalam konteks yang bagaimana.

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

38

Tabel 2 Gambaran menyeluruh dari masing-masing model

Model-model

Evaluasi

Pertanyaan

Kriteria yang

digunakan untuk

mengevaluasi

Model-model

berorientasi hasil

(Result Models)

a) Model

pencapaian

tujuan (Goal

Attainment

model)

b) Model

dampak/aki

bat (effects

model)

a) Seberapa jauh

derajat atau

tingkat

pencapaian

tujuan ?

b) Dampak

manakah

yang dapat

diungkap

a) Berasal dari

tujuan

b) Terbuka, semua

akibat atau

dampak harus

dapat

diungkapkan

Model

Eksplanatoris

(Explanatory

process model)

Apakah tingkatan

aktivitasnya benar-

benar memuaskan?

Adakah masalah-

masalah

implementasi?

Kinerja dianalisi dari

sudut gagasan dan

pengambilan keputusan

dan implementasinya,

serta reaksi-reaksi yang

dialamatkan kepadanya

Model sistem

(System model)

Secara keseluruhan

bagaimanakah

kinerja telah

berfungsi

Dimensi-dimensi input,

proses struktur dan

hasil akhir dinilai

dengan cara

disandingkan atau

dibandingkan dengan

tujuan

Model ekonomi

(Economics

models)

a) Cost-

efficiency

b) Cost-

effectiveness

a) Apakah para

palanggan

terpuaskan ?

b) Apakah para

pemangku

kpenetingan

terpuaskan?

a) Mengukur

keluaran

(output)

dibandingka

dengan ongkos

b) Mengukur

dampak yang

ditimbulkan

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

39

c) Cost-benefit c) Apakah

tingkat

pemanfaatan

terpuaskan?

c) Megukur

manfaat

dibandingkan

dengan keluaran

Model-model

aktor

(Actor models)

a) Model

berorientasi

pada klien

b) Model

pemangku

kepentingan

c) Peer revies

model

a) Apakah para

pelanggan

terpuaskan

b) Apakah para

pemangku

kepentingan

terpuaskan

c) Apakah

kualitas

profesionalny

a sesuai?

a) Dirumuskan

oleh pelanggan

b) Dirumuskan

oleh para

pemangku

kepentinga

c) Dirumuskan

oleh sesame

sejawat

Model teori

program

(Programme theory

model) atau theory

based evaluation

Pekerjaan macam

apakah yang

dilakukan oleh siapa

dan dalam konteks

yang mana?

Apakah

memungkinkan

menetapkan derajad

kesalahan dalam

teori program

Teori program

direkonstruksi dan

dinila melalui analisi

empiris

Sumber: Hansen, Choosing Evaluation Models: A Discussion on

Evaluation Models. Sage Publication, London, 2005 dalam Wahab

(2011:134)

Pemaparan model-model evaluasi diatas peneliti tertarik untuk

menggunakan model evaluasi berorientasi hasil, dikaitkan dengan

implementasi good governance bagi pemerintahan yang

mengamanatkan agar dalam membuat kebijakan untuk perbaikan

kinerja di sektor publik yang bisa dilakukan dengan pengembangan

atau penguatan hubungan antar pemerintah, swasta dan masyarakat,

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

40

serta didukung dengan adanya penataan kembali atau reformasi dalam

lembaga pemerintahan.

b. Kriteria Evaluasi

Adapun kriteria-kriteria dalam rangka mengevaluasi suatu

kebijakan yang dikemukakan oleh Dunn (2003) meliputi 6 tipe yaitu:

1. Effectiveness. Kriteria ini berkenaan dengan apakah suatu

alternatif mencapai hasil akibat yang diharapkan atau mencapai

tujuan diadakannya tindakan.

2. Efficiency. Kriteria ini berkenaan dengan rasionalitas ekonomi,

yakni hubungan antara efektivitas dan usaha yang terakhir

umumnya diukur dari ongkos moneter.

3. Adequancy. Kriteria ini berkenaan dengan seberapa jauh suatu

tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.

4. Adequity. Kriteria ini berkenaan dengan rasionalitas legal dan

sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat.

Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan

yang akibatnya (misalnya unit pelayanan atau manfaat moneter)

secara adil didistribusikan.

5. Responsiveness. Kriteria ini berkenaan dengan seberapa jauh

suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau

nilai kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

41

6. Appropriateness. Kriteria ini berkenaan dengan rasionalitas

substantif, karena pertanyaan tentang ketepatan kebijakan tidak

berkenaan dengan suatu kriteria individu tetapi dua atau lebih

kriteria secara bersama-sama.

Tabel 3 Kriteria Evaluasi

No Tipe Kriteria

(Kategori)

Pertanyaaan Ilustrasi

1. Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah

tercapai?

Unit pelayanan

2. Efisiensi Seberapa banyak usaha yang diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan?

Unit biaya,

Manfaat bersih,

Rasio cost-

benefit

3. Kecukupan Seberapa pencapaian hasil yang

diinginkan untuk memecahkan

masalah?

Biaya tetap.

Efektivitas

tetap.

4. Perataan Apakah biaya dan manfaat

didistribusikan secara merata kepada

kelompok-kelompok yang berbeda?

Kriteria Pareto,

Kriteria Kaldor

Hicks, Kriteria

Rawls.

5. Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, prefrensi, atau nilai

kelompok-kelompok tertentu?

Konsistensi

dengan survei

warga negara

6. Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

benar-benar berguna dan bernilai?

Program publik

harus merata

dan efisien.

Sumber : William Dunn (2003:610)

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk menilai dan

mengukur keberhasilan pelaksanaan program peneliti akan

menggunakan kriteria evaluasi Dunn (2003:610) sebagai tolak ukur

keberhasilan program yaitu efektivitas program, efisiensi program,

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

42

kecukupan program, responsivitas program, ketepatan program,

dan pemerataan program.

c. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi memegang peranan utama dalam setiap analisis

kebijakan atau program, secara umum fungsi evaluasi adalah

sebagai berikut :

a. Memberikan informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan

atau program, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan

kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik, dalam

hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa besar tujuan telah

dicapai.

b. Melakukan klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang

medasari pemilihan tujuan dan target.

c. Evalusai memberikan sumbangan pada aplikasi metode-

metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan

masalah dan rekomendasi.

Sedangkan tujuan dari pelaksanaan evaluasi ada dua, yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada

program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih

difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program

harus senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program

tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program

yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi,

program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat

efektifitasnya. Dengan demikian kebijakan-kebijakan baru

sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data.

Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk mengetahui

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

43

pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui

keterlaksanaan kegiatan program, Arikunto (2009:18).

Rossi dan Freeman menyebutkan bahwa ada 4 tujuan

dilaksanakannya suatu evaluasi seperti yang dikutip dalam Hamdi

(2014:108). Adapun keempat tujuan tersebut antara lain yaitu:

a. Evaluasi dilakukan untuk menilai kelayakan program yang

sedang berlangsung dan untuk mengestimasi kemanfaatan

upaya-upaya untuk memperbaikinya.

b. Evaluasi dilakukan untuk menaksir kemanfaatan dari inisiatif

dan program yang bersifat inovatif.

c. Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dari

administrasi dan manajemen program.

d. Evaluasi dilakukan untuk memenuhi berbagai persyaratan

akuntabilitas.

Selain tujuan, evaluasi kebijakan publik juga memiliki fungsi.

Ada beberapa fungsi dari evaluasi menurut Wibawa, dkk dalam

Nugroho (2009:541) yaitu:

a. Eksplanasi. Melalui evaluasi dapat dipotret realitas

pelaksanaan program dan dapat dibuat suatu generalisasi

tentang pola-pola hubungan antar berbagai dimensi realitas

yang diamatinya. Dari evaluasi ini, evaluator dapat

mengidentifikasikan masalah, kondisi dan aktor yang

mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.

b. Kepatuhan. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan

yang dilakukan oleh pelaku, baik birokrasi maupun pelaku

lainnya, sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan

oleh kebijakan.

c. Audit. Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-

benar sampai ketangan kelompok sasaran kebijakan, atau

justru ada kebocoran dan penyimpangan.

d. Akunting. Dengan evaluasi dapat diketahui akibat sosial-

ekonomi dari kebijakan tersebut.

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

44

Berdasarkan penjelasan kegiatan evaluasi program sangat

berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari

program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para

pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program

yang sedang atau telah dilaksanakan, wujud dari hasil evaluasi

adalah sebuah rekomendasi. Evaluasi program, memegang peranan

besar dalam suatu proses kebijakan publik, dengan dilakukannya

suatu tahap evaluasi maka penyelenggara pelayanan publik dalam

hal ini adalah pemerintah dapat mengetahui sejauh mana suatu

kebijakan berjalan.

D. Evaluasi Deliberatif

1) Definisi Deliberatif

Indonesia merupakan negara yang demokratis dan menganut

kebijakan desentralisasi dimana masyarakat atau rakyat memiliki

kedaulatan penuh dalam berpartisipasi dalam pemerintahan yang ada dan

dikenal dengan istilah deliberatif. Seperti dikutip dalam buku Hardiman

(2009:128)

“istilah deliberasi berasal dari kata latin deliberatio yang lalu di dalam

bahasa Inggris menjadi deliberation. Istilah ini berarti

„konsultasi”,‟menimbang-nimbang” atau – kita telah memiliki kosa

kata politis ini – “musyawarah”. Semua arti leksikal ini harus

ditempatkan dalam konteks “publik” atau “kebersamaan secara

politis‟ untuk memberi pengertian yang penuh sebagai sebuah konsep

dalam teori diskursus.

Dari definisi diatas bahwa konsep deliberatif memandang bahwa

komunikasi antara pihak pemerintah dan stakeholder lainya penting

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

45

dilaksanakan, karena dengan adanya komunikasi pemerintahan sebagai

alat untuk mencapai tujuan, dan persamaan persepsi di antara masyarakat

dan pemerintah terhadap suatu kebijakan. Konsep deliberatif ini

memusatkan pada ruang publik di setiap pengambilan keputusan-

keputusan kolektif sebuah kebijakan.

Dalam Hardiman (2009:18) menjelaskan tentang pengertian

demokrasi deliberatif sebagai berikut:

…Demokrasi bersifat deliberatif, jika proses pemberian alasan atas

suatu kandidat kebijakan publik diuji lebih dahulu lewat konsultasi

publik atau lewat – dalam kosakata teoritis Habernas – “diskursus

publik”, Demokrasi deliberatif ingin meningkatkan intensitas

partisipasi warga negara dalam pembentukan aspirasi dan opini

(oefentlicher Meinungs-und Willensbildungsprozess) agar

kebijakan-kebijakan dan undang-undang yang dihasilkan oleh

pihak yang memerintah semakin mendekati harapan pihak yang

diperintah

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, demokrasi yang bersifat

deliberatif dalam membuat kebijakan harus melewati tata cara prosedural

untuk mencapai tujuan dasar yang dilakukan dengan menggunakan aturan

argumentatif dan naratif, sehingga pada akhirnya mampu menyediakan

ruang bagi masyarakat dalam berpartisipasi untuk ikut dalam mencapai

tujuan bersama. Dalam hal ini demokrasi memiliki sifat deliberasi dimana

keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi mengurusi negara dalam

proses demokrasi. Ditandai juga dengan adanya ruang publik untuk

bertukar pendapat seperti musyawarah, usl dan kritik.

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

46

2) Definisi Evaluasi Deliberatif

Berdasarkan pengertian evaluasi dan pengertian deliberatif yang telah

dijelaskan sebelumnya, berarti merupakan suatu proses agar terciptanya

deliberatif yang berkualitas tanpa adanya paksaan dari pihak manapun

serta evaluasi deliberatif merupakan metode untuk menilai hasil

pelaksanaan suatu program dan untuk melihat sejauh mana program

tersebut tercapai sesuai dengan tujuan awal melalui cara bermusyawarah

dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder). Evaluasi ini

mempunyai bentuk proses deliberatif, menurut Habermas (1996:305-306)

antara lain:

1. Proses deliberatif meletakkan pada bentuk argumentasi melalui

bertukarnya informasi maupun alasan sebagai suatu kritk yang

akan disampaikan

2. Deliberatif berifat inklusi dan publik. Semua partisipan yang ada

memiliki kesempatan dan peluang untuk mempengaruhi suatu

keputusan yang akan diambil

3. Deliberatif bersifat bebas, yang berarti tanpa adanya paksaan dari

luar atau eksternal, para partisipan hanya terkait dengan aturan cara

berargumentasi

4. Proses deliberatif juga bebas tanpa adanya paksaan dari pihak

internal dalam dalam yang dapat mengurangi kesetaraan para

partisipan, partisipan memiliki kesempatan yang sama untuk

mendengar, memahami topik, memberikan kontribusi, memberikan

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

47

saran dan juga kritik, sehingga argumenya berdasarkan jawaban ya

atau tidak.

Proses deliberatif dari yang pertama sampai yang keempat dapat

diambil kesimpulan bahwa proses deliberatif ini merupakan proses agar

saat bermusyawarah tidak ada paksaan dari sisi manapun sehingga

terciptanya proses deliberatif yang berkualitas. Model evaluasi deliberatif

ini nantinya dapat dijadikan sebagai acuan terkait saran ke depan untuk

pemerintah Kabupaten Tuban pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman sebagai inovasi dalam melakukan evaluasi dari program

rumah tinggal layak huni agar lebih partisipatif.

E. Pengertian Rumah, Perumahan dan Permukiman

1. Pengertian Rumah

Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat

dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya (UU No.1 tahun

2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).

2. Pengertian Perumahan

Perumahan menurut UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

48

prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan

rumah yang layak huni.

3. Pengertian Permukiman

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di

luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun

perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan

dan penghidupan (UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman).

F. Rumah Tinggal Layak Huni

Berdasarkan Permenpera nomor 22/Permen/M/2008, Rumah Tinggal

Layak Huni adalah rumah yang tak memenuhi persyaratan teknis keselamatan

bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan

penghuninya. Berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah nasional

(RPJMN) 2015-2019, pemerintah menargetkan mampu membantu

pembedahan sebanyak 1,75 juta unit rumah untuk ditingkatkan kualitasnya.

Untuk Mendapatkan bantuan rehabitasi rumah tidak layak huni ada beberapa

kriteria rumah yang bisa dilihat apakah layak untuk mendapatkan bantuan

bedah rumah atau tidak didasarkan atas kriteria bangunan rumah tersebut

namun, bantuan pemerintah tersebut ditujukan hanya bagi kelompok

masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Program yang dikenal sebagai

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini berupa bantuan maksimum

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

49

Rp15 juta untuk peningkatan kualitas dan maksimum Rp30 juta untuk

pembangunan baru.

Berikut ini kriteria masyarakat yang berhak menerima bantuan tersebut

(pu.go.id)

1. Penerima bantuan haruslah Warga Negara Indonesia

2. MBR dengan penghasilan dibawah UMP rata-rata nasional

3. Sudah berkeluarga

4. Memiliki atau menguasai tanah

5. Belum memiliki rumah atau memiliki dan menghuni rumah tidak

layak huni

6. Belum pernah menerima bantuan perumahan dari pemerintah

7. Didahulukan bagi yang memiliki rencana pembangunan atau

peningkatan kualitas rumah, dibuktikan dengan adanya:

1. Memiliki tabungan bahan bangunan,

2. Telah memulai pembangunan rumah sebelum memperoleh

bantuan,

3. Memiliki aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan BSPS,

4. Memiliki tabungan uang yang dijadikan dana tambahan BSPS.

8. Bersungguh-sungguh mengikuti program BSPS

9. Dapat bekerja secara berkelompok

Kriteria Objek Bantuan

1. Rumah tidak layak huni yang berada di atas tanah:

1. Dikuasai secara fisik dan jelas batas-batasnya

2. Bukan merupakan tanah warisan yang belum dibagi

3. Tidak dalam status sengketa dan

4. Penggunaannya sesuai dengan rencana tata ruang

2. Bangunan yang belum selesai dari yang sudah diupayakan oleh

masyarakat sampai paling tinggi struktur tengah dan luas lantai

bangunan paling tinggi 45 meter persegi

3. Terkena kegiatan konsolidasi tanah atau relokasi dalam rangka

peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman, dan

atau

4. Terkena bencana alam, kerusuhan sosial dan/atau kebakaran.

Definisi Rumah Tidak Layak Huni

1. Bahan lantai berupa tanah atau kayu kelas IV

2. Bahan dinding berupa bilik bambu/kayu/rotan atau kayu kelas IV,

tidak/kurang mempunyai ventilasi dan pencahayaan

3. Bahan atap berupa daun atau genteng plentong yang sudah rapuh

4. Rusak berat dan/atau

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

50

5. Rusak sedang dan luas bangunan tidak mencukupi standar minimal

luas per anggota keluarga, yaitu 9 meter persegi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemerintah memiliki kriteria sendiri untuk mendapatkan bantuan program

rumah tinggal layak huni, adanya kriteria yang ditetapkan agar pemerintah

menyalurkan bantuan kepada pihak yang tepat sasaran, dengan adanya

kriteria ini dapat semaksimal mungkin untuk tidak salah dalam memberikan

bantuan, seperti kita ketahui sekarang ini banyak bantuan yang salah sasaran

pihak yang seharusnya mendapat bantuan akan tetapi tidak mendapatkan,

yang terjadi pihak yang seharusnya tidak berwenang mendapat bantuan

kenyataanya mendapat bantuan, untuk itulah kriteria ini diberikan.

G. Kebijakan Permukiman dan Perumahan RENSTRA PUSLITBANG

TAHUN 2015-2019

1. Visi, Misi dan Tujuan Nasional Pembangunan Perumahan

Untuk mewujudkan pembangunan visi pembangunan nasional tahun

2015-2019 menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih

cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi pembangunan

nasional tersebut ke dalam visi, misi, tujuan dan sasaran Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan peran, tugas

dan fungsinya serta dengan mempertimbangkan pencapaian

pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat periode

tahun 2010-2014, potensi dan permasalahan, tantangan utama

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

51

pembangunan yang dihadapi lima tahun kedepan serta sasaran utama

dan arah kebijakan pembangunan nasional dalam RPJMN tahun 2015.

Oleh karena itu visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya infrasturktur pekerjaan

umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia

yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.

Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang

merupakan rumusan upaya-upaya yang akan dilaksanakan selama periode

Renstra 2015–2019 dalam rangka mencapai visi serta mendukung upaya

pencapaian target pembangunan nasional, berdasarkan mandat yang

diemban oleh Kementerian PU dan Perumahan Rakyat sebagaimana yang

tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 165 Tahun 2014 tentang

Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja, amanat RPJMN tahap ketiga

serta perubahan kondisi lingkungan strategis yang dinamis adalah sebagai

berikut :

1. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri

konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan

antar daerah terutama, dikawasan tertinggal, kawasan perbatasan,

dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI.

2. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air

termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air,

kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, kedaulatan pangan,

dan ketahanan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi.

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung

konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan

pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing

bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpaduan

konektivitas daratan dan maritim

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

52

4. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan

perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar

yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia sejalan dengan prinsip „infrastruktur untuk semua‟.

5. Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang

pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang meliputi sumber daya

manusia, pengendalian dan pengawasan, kesekertariatan serta

penelitian dan pengembangan untuk mendukung fungsi manajemen

meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien,

pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

2. Arah Kebijakan

Arah kebijakan sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025, pembangunan perumahan beserta prasarana dan

sarana pendukungnya akan ditingkatkan, sehingga kebutuhan hunian

yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung terpenuhi bagi

seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan

jangka panjang yang market friendly, efisien, dan akuntabel serta

terwujud kota tanpa permukiman kumuh (cities without slum) sesuai

dengan Millennium Development Goals (MDGs). Sejalan dengan

pemenuhan hunian yang layak, pembangunan prasarana dan sarana

diarahkan pada peningkatan cakupan pelayanan air minum perpipaan

secara nasional hingga mencapai 100 persen, peningkatan proporsi

rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi dasar yang layak

hingga mencapai 100 persen, dan pengembangan sistem sanitasi

terpusat. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana

pendukungnya diarahkan pada: (Peraturan Menteri Negara Perumahan

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

53

Rakyat Republik Indonesia nomor 13 tahun 2011 tentang Rencana

Strategis Kementerian Perumahan Rakyat tahun 2010-2014)

1. Penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan,

memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta

didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi

dan berkualitas yang dikelola secara profesional, credible, mandiri

dan efisien.

2. Penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan

sarana pendukungnya yang mandiri, mampu membangkitkan

potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal,

menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan

penyebaran pembangunan.

3. Pembangunan pembangunan perumahan beserta prasarana dan

sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan

keseimbangan lingkungan hidup

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2004:6) adalah

“penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.”

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan pelaksanaan program peneliti

akan menggunakan kriteria evaluasi Dunn (2003) sebagai tolak ukur

keberhasilan program yaitu efektivitas program, efisiensi program, kecukupan

program, responsivitas program, ketepatan program, dan pemerataan program.

Evaluasi pelaksanaan program perbaikan rumah tidak layak huni yang

dilaksanakan di Kabupaten Tuban ini dilakukan untuk melihat sejauh mana

keberhasilan program tersebut. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat

dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Evaluasi dilakukan

dengan menggunakan indikator dan tolak ukur yang didasarkan pada literatur

maupun peraturan formal, dan dikelompokkan berdasarkan kriteria evaluasi

yaitu efektifitas, efisiensi, kecukupan, responsibilitas, ketepatan dan

pemerataan.

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

55

Proses diawali dengan mengidentifikasi indikator dan tolak ukur yang

akan dievaluasi, identifikasi indikator dilakukan dengan menggunakan metode

studi literatur, yang meliputi teori-teori dan peraturan perundangan yang terkait

dengan perumahan dan permukiman. Selanjutnya, dengan menggunakan

indikator dan tolak ukur yang telah dihasilkan, dilakukan perbandingan

terhadap kondisi pelaksanaan program bantuan pembangunan atau perbaikan

rumah tinggal layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Kabupaten

Tuban. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, akan didapat hasil evaluasi

pelaksanaan program perbaikan rumah tinggal layak huni yang dilaksanakan di

Kabupaten Tuban tersebut, sehingga dapat memberikan informasi serta

rekomendasi atau usulan pengembangan program ini.

Atas dasar tersebut, penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan,

mengevaluasi, dan menganalisis suatu fenomena atau peristiwa yang sedang

terjadi pada pelaksanaan program rumah tinggal layak huni, serta mengetahui

tahapan penanganan program ini dan untuk mengetahui tantangan ke depan

dalam menyelesaikan target program rumah tinggal layak huni untuk

masyarakat berpenghasilan rendah di Kabupaten Tuban.

B. Fokus Penelitian

Tujuan dengan adanya fokus penelitian ini berguna untuk mempertajam

fokus yang akan diteliti, serta dapat mempermudah untuk dihubungkan dengan

keterkaitan antara peneliti dan fokus penelitian. Pada penelitian ini yang

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

56

menjadi fokus dari evaluasi program rumah tinggal layak huni Kecamatan

Tuban membahas mengenai sebagai berikut:

1. Pelaksanaan program rumah tinggal layak huni pada Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman yang terdiri dari 6 kriteria evaluasi

menurut William Dunn (2003) yaitu:

a. Efektivitas pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

b. Efisiensi pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

c. Kecukupan pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

d. Kesamaan pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

e. Responsivitas pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

f. Ketepatan pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

2. Dinamika penanganan program rumah tinggal layak huni pada Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.

3. Tantangan ke depan yang dihadapi dalam program rumah tinggal layak

huni.

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau letak dimana peneliti

memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan tema masalah serta

fokus penelitian yang telah ditetapkan. Adapun yang menjadi lokasi penelitian

ini berada di Kabupaten Tuban. Alasan peneliti memilih Kabupaten Tuban

sebagai lokasi penelitian dikarenakan Kabupaten Tuban merupakan salah satu

kota di Jawa Timur yang melaksanakan program pengurangan rumah tidak

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

57

layak huni serta dalam kurun waktu program ini berjalan, disetiap tahun pula

masih mucul data rumah tinggal tidak layak huni.

Sedangkan yang menjadi situs penelitian adalah Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban Jl. Pahlawan No. 10.

Tuban. Dipilihnya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban ini sebagai lokasi penelitian dikarenakan Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman ini merupakan Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) yang mengelolah program tersebut.

Situs penelitian adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Jl. Pahlawan No. 10. Tuban. Dipilihnya Dinas tersebut sebagai

lokasi penelitian dikarenakan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman ini merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

berdasarkan Peraturan Bupati tuban Nomor : 64 Tahun 2016 Tentang Uraian

Tugas, Fungsi dan Tata Kerja disebutkan bahwa, Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban merupakan unsur pelaksana otonomi

daerah. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan. Selanjutnya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban diarahkan untuk meningkatkan prasarana

bidang perumahan dan permukiman, air minum dan sanitasi, serta kebersihan

pertamanan dan pemakaman.

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

58

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggali data dari berbagai sumber

baik data dari internal maupun eksternal Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban. Sumber data merupakan tempat

dimana data dan informasi diperoleh untuk diteliti sehingga memberikan

kesimpulan yang menyeluruh. Dalam proses pengumpulan data di lapangan,

peneliti berusaha memperoleh data yang akurat dari narasumber yang tepat

sehingga dapat dijadikan pegangan keakuratan hasil penelitian nantinya.

Adapun data yang dijadikan peneliti sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah:

1. Data Primer (Primary Data)

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan berhubungan

dengan fokus penelitian dapat berupa kata-kata, tindakan orang-orang

yang diamati atau diwawancarai. Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan yang sekiranya

dapat memberikan informasi dan pernyataan terkait pelaksanaan

program rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Yaitu data pendukung yang berasal dari dokumen-dokumen,

catatan-catatan, laporan-laporan, serta arsip-arsip yang diperoleh

secara tidak langsung. Adapun data sekunder yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah:

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

59

a. Data yang berupa dokumen-dokumen resmi, arsip-arsip

maupun laporan hasil kerja pada Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban, data tersebut

bisa terdiri atas : LAKIP, peraturan tentang program rumah

tinggl layak huni Kabupaten Tuban.

b. Situs dari internet berupa website resmi Pemerintah

Kabupaten Tuban, media massa, dan laporan dari hasil

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang tepat untuk

memperoleh atau mengambil data atau informasi dalam suatu kegiatan

penelitian tertentu. seperti yang diungkapkan oleh Pasalong (2012:130) bahwa

“pengumpulan data merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam

metode ilmiah karena pada umumnya data yang terkumpul digunakan

dalam rangka analisis penelitian, kecuali untuk penelitian eksploratif,

untuk pengujian hipotesa. Pengumpulan data harus menggunakan prosedur

yang sistematik dan terstandar untuk memperoleh data yang diperlukan

dalam suatu penelitian”.

Sehingga untuk mengumpulkan data yang akurat dalam menjawab

permasalahan yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini adalah:

1. Pengamatan (Observasi)

Teknik pengumpulan data melalui pengamatan atau observasi

dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan untuk melihat

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

60

secara langsung apa yang menjadi objek penelitian. Menurut Widi

(2010:236-237)

“observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat,

sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan

interaksi atau fenomena yang terjadi”.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, maka peneliti

menggunakan observation non participant, yang mana peneliti tidak

terlibat secara langsung dengan kegiatan dan mengamati setiap

interaksi ataupun fenomena yang terjadi pada pelaksanaan program

rumah tingal layak huni.

2. Wawancara (interview)

Teknik wawancara atau interview ini mengharuskan peneliti

menyediakan kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan

dalam proses wawancara. Wawancara yang dilakukan peneliti pada

penelitian ini disesuaikan dengan perumusan masalah dan fokus

penelitian yaitu tentang evaluasi program rumah tinggal layak huni,

dinamika penanganan pada program, sertas tantangan kedepan dalam

program rumah tinggal layak huni. Adapun jenis wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur.

Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2004:191) bahwa:

“wawancara ini sangat berbeda dengan wawancara terstruktur

dalam hal waktu bertanya dan memberikan respons, yaitu jenis ini

jauh lebih bebas iramanya. Responden biasanya terdiri atas mereka

yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas. Biasanya mereka

memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih

mengetahui informasi yang diperlukan”.

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

61

Berdasarkan teori diatas, maka pihak-pihak yang akan

diwawancara oleh peneliti terkait pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni adalah Kepala bidang, pegawai/staff pada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman, serta masyarakat Kabupaten

Tuban yang pernah mendapatkan bantuan program tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang umumnya

adalah data sekunder, seperti:

a. Dokumen, arsip dan juga artikel-artikel yang berhubungan

dengan perumusan masalah peneliti

b. Foto-foto yang dapat dijadikan sebagai gambaran untuk

mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data atau informasi. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah:

1. Peneliti sendiri yaitu peneliti dapat menggunakan indera untuk

dapat melakukan pengamatan dan pencatatan semua fenomena

yang terjadi di lokasi penelitian.

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

62

2. Pedoman wawancara (interview guide), peneliti menggunakan

pedoman wawancara untuk mengarahkan peneliti dalam rangka

mencari data. Pedoman wawancara itu sendiri merupakan

serangkaian pokok-pokok pertanyaan yang hendak diajukan

kepada responden untuk mendapatkan keterangan dari informan

yang berguna dalam penelitian.

3. Peralatan Penunjang Lapangan: cacatan lapangan (field note),

catatan penting hasil pengamatan di lapangan baik berupa

wawancara ataupun dokumentasi yang telah dibuat. Alat tulis dan

alat-alat lain yang diperlukan untuk mengumpulkan data, seperti

tape recorder atau kamera yang digunakan untuk

mendokumentasikan dan mencatat berbagai informasi yang

relevan dengan masalah yang diteliti.

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti selama penelitian memiliki alur

kegiatan yang terdiri dari Data Collection, Data Display, dan Data

Condensation. Adapun tahapan dalam analisis data pada penelitian ini

sebagaimana dijelaskan oleh Miles, Hubberman, dan Saldana (2014:33)

adalah sebagai berikut:

1. Data Collection

Merupakan proses penilaian, pemilihan, pemusatan perhatian, dan

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

63

muncul dari catatan tertulis di lapangan. Data yang diperoleh dari

lapangan lalu direduksi oleh peneliti dengan cara pengkodean dan

klasifikasi data dan selanjutnya dilakukan pemilihan terhadap data

yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan pada

fokus penelitian. Reduksi data ini berlanjut terus sesudah penelitian di

lapangan sampai pada laporan akhir secara lengkap tersusun.

2. Data Display

Penyajian data dimaksud sebagai sekumpulan informasi yang

tersusun dan memberikan kemungkinan tentang adanya penarikan

kesimpulan dan mengambil tindakan. Dengan melihat penyajian data,

kita dapat memahami apa yang sedang terjadi, kapan terjadinya dan

apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

peneliti melihat gambaran secara keseluruhan bagian-bagian tertentu

dari penelitian sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulan.

Penyajian data dalam penelitian dapat berupa tabel, gambar, skema

atau matriks dan dalam bentuk teks naratif yaitu kumpulan kalimat

singkat agar lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.

3. Data Condensation

Kondensasi data merujuk pada proses memilih,

menyederhanakan, mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data

yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan

secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-dokumen, dan materi-

materi empiris lainnya.

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

65

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Tuban

a. Aspek Geografis

Kabupaten Tuban merupakan bagian wilayah propinsi Jawa Timur yang

berada di sebelah barat dan berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah,

secara astronomi terletak pada posisi 111030’-112035’ bujur timur dan

6º40’-7018’ lintang selatan, dengan batas-batas sebelah utara laut jawa,

sebelah timur Kabupaten Lamongan, sebelah barat Kabupaten Rembang

dan Blora Jawa Tengah, sebelah selatan Kabupaten Bojonegoro. Luas

wilayah Kabupaten Tuban 183.994.562 Ha yang secara administrasi

terbagi menjadi 20 Kecamatan dan 328 desa atau kelurahan yakni 311

desa dan 17 kelurahan. Kecamatan tersebut antara lain Kecamatan

Plumpang, Kecamatan Widang, Kecamatan Singgahan, Kecamatan

Rengel, Kecamatan Soko, Kecamatan Senori, Kecamatan Bangilan,

Kecamatan Bancar, Kecamatan Parengan, Kecamatan Merakurak,

Kecamatan Palang, Kecamatan Jatirogo, Kecamatan Jenu, Kecamatan

Tuban, Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Montong, Kecamatan

Semanding, Kecamatan Kenduruan, Kecamatan Kerek, dan Kecamatan

Grabagan.

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

67

Tabel 4 Kondisi Tata Ruang Kabupaten Tuban menurut penggunaannya

No Uraian Luas Ket

1 Luas Wilayah 183.994,562 Ha

2 Kawasan Budi Daya 181.478,172 Ha

Hutan Produksi 44.760,877 Ha

Lahan pertanian 863.965,499 Ha

Lahan perikanan 5.677,455 Ha

Lahan perkebunan 796,240 Ha

Lahan pariwisata 67,910 Ha

Kawasan pemukiman

pedesaan

23.841,622 Ha

Kawasan pemukiman

perkotaan

5.32,710 Ha

Lahan industri 4.907,000 Ha

Lahan pertambangan 8.485,000 Ha

3 Kawasan Non Budi Daya 2.516,420 Ha

Cagar alam 3.000 Ha

Taman wisata alam 42,700 Ha

Pantai berhutan bakau 572,500 Ha

Cagar budaya 9,200 Ha

Mata air 439,950 Ha

Waduk 59,660 Ha

Sungai 1.444,310 Ha

Kawasan pantai 572,500 Ha

4 Luas wilayah perairan

laut

22.608 Km2 ha

Sumber : Dokumen DPU, 2016

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

68

Secara geologi Kabupaten Tuban termasuk dalam cekungan Jawa

Timur bagian utara yang memanjang ke arah barat–timur mulai dari

Semarang sampai Surabaya, yang tersusun dari batuan sedimen dan kaya

akan sumberdaya alam berupa bahan tambang galian golongan C

diantaranya: pasir silica, clay, ball clay, phospat, dolomit dan trass serta

golongan A berupa minyak bumi. Secara geologi terdapat 3 (tiga) jenis

tanah yang dominan di Kabupaten Tuban yaitu :

a. Mediteran merah kuning berasal dari endapan batu kapur di daerah

bukit sampai gunung, terdapat di kecamatan Semanding, Montong,

Kerek, Palang, Jenu, sebagian Tambakboyo, Widang, Plumpang dan

Merakurak.

b. Aluvial berasal dari endapan di daerah daratan dan cekungan, terdapat

di kecamatan Tambakboyo, Bancar, Tuban, Palang, Rengel, Soko,

Parengan, Singgahan, Senori dan Bangilan.

c. Grumosol, berasal dari endapan batuan didaerah bergelombang,

terdapat di kecamatan Bancar, Jatirogo dan Senori.

Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban berkisar antara 5-182 meter

diatas permukaan laut (dpl). Bagian utara berupa dataran rendah dengan

ketinggian 0–15 meter diatas permukaan laut, bagian selatan dan tengah

juga merupakan dataran rendah dengan ketinggian 5–500 meter. Daerah

yang berketinggian 0–25 m terdapat disekitar pantai dan sepanjang

Bengawan Solo sedangkan daerah yang berketinggian diatas 100 meter

terdapat di Kecamatan Kenduruan, Montong, Parengan dan Grabagan.

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

69

Kabupaten Tuban memiliki wilayah seluas 24.447,49 km2 yang terdiri

dari wilayah daratan seluas 1.839,95 km2 dan wilayah lautan seluas

22.608 km2, dengan kawasan pantai sepanjang 65 Km yang membentang

dari arah Timur di Kecamatan Palang sampai arah barat di Kecamatan

Bancar. Wilayah Kabupaten Tuban merupakan wilayah dataran dan

pegunungan, wilayah ini merupakan wilayah yang paling luas dengan

kondisi yang berbeda. Dari luas daerah menurut jenis lahan di wilayah

Kabupaten Tuban terdiri dari lahan kering (dry land) seluas 174.298,06 Ha

dan lahan cukup basah (wetland) seluas 9.696,51 Ha.

Di bagian utara merupakan kawasan pantai yang relatif kurang subur

untuk pertanian sehingga diarahkan untuk kawasan industri dan perikanan,

di bagian tengah merupakan kawasan gugusan pegunungan kapur yang

mempunyai kandungan bahan tambang galian golongan C yang cukup

potensial, diantaranya: pasir silica, clay, ball clay, phospat, dolomit dan

trass serta golongan A berupa minyak bumi, sedangkan bagian selatan

merupakan lahan pertanian yang subur penghasil padi yang potensial bagi

Kabupaten Tuban, dan bagian tenggara merupakan daerah aliran sungai

(DAS) Bengawan Solo.

Akibat letak astronomisnya, wilayah Kabupaten Tuban termasuk dalam

iklim tropis sedangkan akibat letak geografisnya memiliki dua musim

yaitu musim penghujan dan musim kemarau, dengan curah hujan kategori

sedang, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Pebruari sebesar 292,88

mm dan terendah pada bulan Agustus sebesar 1,24 mm.

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

70

Pola penggunaan lahan kawasan di Kabupaten Tuban berdasarkan

Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2012-2023 terbagi

dalam kawasan budidaya dan kawasan lindung yang meliputi:

- Hutan produksi : 49. 942,52 Ha

- Sawah : 69. 253,96 Ha

- Semak belukar : 9. 752,03 Ha

- Tegalan : 36. 872,17 Ha

- Sungai : 502,50 Ha

- Pariwisata : 14,35 Ha

- Pemukiman : 11. 517,52 Ha

- Industri : 360,15 Ha

- Industri dan Perdagangan : 447,71 Ha

- Pertambangan : 1. 257,93 Ha

- Waduk : 681,29 Ha

- Empang : 2. 602,92 Ha

- PPI : 0,6I Ha

- Hutan lindung : 730,00 Ha

b. Aspek Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Tuban pada tahun 2015 mencapai

1.304.080 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk laki – laki 653.413 jiwa

(50,11%) dan jumlah penduduk perempuan 650.667 jiwa (49,89%).

Tingkat kepadatan penduduk rata–rata 708,76 berarti setiap 1 km2 luas

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

71

daratan di Kabupaten Tuban dihuni oleh rata-rata sebanyak 709 jiwa

(0,14%) dari luas wilayah daratan sebesar 1.839,95 km².

Tabel 5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Tuban

Tahun 2015

No. Kelompok

Umur/Tahun

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0 – 4 37.338 35.055 72.393

2. 5 – 9 48.013 44.710 92.723

3. 10 – 14 47.861 45.341 93.202

4. 15 – 19 51.004 48.371 99.375

5. 20 – 24 49.943 49.108 99.051

6. 25 – 30 64.585 62.718 127.303

7. 31 – 40 115.351 110.189 225.540

8. 41 – 50 97.556 97.560 195.116

9. 51 – 60 74.345 76.952 151.297

10. 61 – 70 41.589 41.909 83.498

11 71 25.832 38.750 64.582

JUMLAH 653.413 650.667 1.304.080

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tuban

dalam LKjIP Tuban 2015

c. Sebaran Bangunan Rumah Layak Huni dan Tidak Layak Huni

Berikut adalah data rumah tidak layak huni Kabupaten Tuban tahun

2016.

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

72

Tabel 6 Data Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2016

No Desa

Jumlah Rumah (Unit) Total

Rumah

(Unit) Layak

Huni

Tidak

Layak Huni

1 Kec. Parengan

15.634

724

16.358

2 Kec. Bancar

15.752

906

16.658

3 Kec. Singgahan

11.599

1.011

12.610

4 Kec. Rengel

17.019

2.033

19.052

5 Kec. Kenduruan 8.841

294

9.135

6 Kec. Plumpang

19.730

3.315

23.045

7 Kec. Widang 9.542

2.547

12.089

8 Kec. Tuban

21.838

959

22.797

9 Kec. Bangilan

12.940

1.063

14.003

10 Kec. Montong

14.034

596

14.630

11 Kec. Grabagan

11.668

296

11.964

12 Kec. Palang

23.381

617

23.998

13 Kec. Senori

12.293

160

12.453

14 Kec. Merakurak

17.145

455

17.600

15 Kec. Soko

22.304

2.591

24.895

16 Kec. Tambakboyo

10.332

1.400

11.732

17 Kec. Jenu

15.956

401

16.357

18 Kec. Semanding

33.033

2.356

35.389

19 Kec. Jatirogo

13.833

916

14.749

20 Kec. Kerek

8.491

187

8.678

JUMLAH TOTAL

315.365

22.827

338.192

Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, 2017

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

73

Tabel diatas menunjukkan bahwa Kecamatan Tuban yang

wilayahnya terdapat di pusat administrasi Kabupaten Tuban masih

mempunyai jumlah rumah tidak layak huni cukup besar, sedangkan di

Kecamatan lain jumlah rumah tidak layak huni lebih sedikit jumlahnya.

Berikut tabel dan grafik mengenai jumlah rumah layak huni.

d. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Tuban

Berdasarkan kondisi lingkungan saat ini, permasalahan dan

tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan memperhitungkan

faktor strategis maupun potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku

kepentingan serta Pemerintah Daerah, maka Visi Kabupaten Tuban untuk

periode tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :

“ Kabupaten Tuban yang lebih Religius, Bersih, Maju dan Sejahtera”.

Pada visi tersebut terdapat empat kata kunci, yaitu religius, bersih ,

maju dan sejahtera. Penggunaan kata “lebih” pada visi tersebut merupakan

upaya untuk meningkatkan suatu keadaan yang lebih baik, dengan

penjabaran sebagai berikut :

a. Religius, yaitu kondisi masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai–

nilai agama dalam kehidupan sehari–hari dan senantiasa meningkatkan

kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan, ketertiban

dan produktivitas yang tinggi.

b. Bersih, adalah sebagai perwujudan dari tata pemerintahan yang

transparan, akuntabilitas dan mampu memberikan layanan publik yang

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

74

memuaskan (satisfied public service) guna meningkatkan pelayanan

publik yang cepat, tepat dan pasti.

c. Maju, yaitu semakin meningkatnya kondisi kualitas sumber daya

manusia dan hasil – hasil pembangunan yang ditandai juga dengan

semakin meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM).

d. Sejahtera, yaitu keadaan masyarakat yang tercukupi kebutuhan

minimalnya, meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan

kesehatan dalam situasi lingkungan yang aman dan damai.

Setelah diketahui Visi Kabupaten Tuban untuk periode tahun 2016

– 2021, maka perlu dirumuskan misi, dimana misi adalah rumusan umum

mengenai upaya – upaya untuk mewujudkan visi tersebut.

Adapun misi yang di emban oleh Pemerintah Kabupaten Tuban

adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam berbagai aspek

kehidupan dengan mengutamakan toleransi dan kerukunan antara

umat beragama

2. Peningkatan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang kreatif

dan bersih

3. Peningkatan pembangunan yang berkelanjutan dan optimal penataan

ruang guna mendorong kemajuan daerah

4. Membangun struktur ekonomi daerah yang kokoh berlandaskan

keunggulan lokal yang kompetitif

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

75

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merata dan

berkelanjutan

2. Gambaran Umum Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban

a. Gambaran Umum

Di dalam penyelenggaraan organisasi Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban sesuai Peraturan Bupati

Tuban Nomor: 64 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata

Kerja disebutkan bahwa, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban merupakan unsur pelaksana otonomi

daerah yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di

bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban diarahkan untuk

meningkatkan prasarana bidang perumahan dan permukiman, air minum

dan sanitasi, serta kebersihan pertamanan dan pemakaman.

Penyelenggaraan tugas dimaksud Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban mempunyai fungsi :

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

76

1) Perumusan kebijakan teknis di bidang perumahan dan permukiman,

air minum dan sanitasi, serta kebersihan pertamanan dan pemakaman

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang perumahan dan permukiman, air minum dan sanitasi, serta

kebersihan, pertamanan dan pemakaman

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perumahan dan

permukiman, air minum dan sanitasi, serta kebersihan, pertamanan

dan pemakaman

4) Penyelenggaran urusan administrasi umum, kepegawaian, keuangan

serta program dan pelaporan

5) Perumusan kebijakan pengelolaan dan pengamanan barang milik

daerah yang menjadi tanggung jawab dinas

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Sedangkan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Dinas, memimpin dinas yang berkedudukan dan bertanggung

jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

2. Sekretariat, yang dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan

dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat

selanjutnya membawahkan dan mengkoordinasikan :

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

77

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Program dan Pelaporan

c. Bidang Perumahan dan Permukiman yang dipimpin oleh Kepala

Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab

kepada Kepala Dinas. Bidang Perumahan dan Permukiman

selanjutnya membawahkan dan mengkoordinasikan :

1. Seksi Pengembangan dan Pembangunan Perumahan

2. Seksi Pengembangan dan Penataan infrastruktur

Permukiman

3. Seksi Pengelolaan Data dan Pengendalian Pembangunan

Perumahan Permukiman

d. Bidang Air Minum dan Sanitasi yang dipimpin oleh Kepala

Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Bidang Air Minum dan Sanitasi

selanjutnya membawahkan dan mengkoordinasikan :

1. Seksi pengelolaan air minum

2. Seksi penataan drainase

3. Seksi pengelolaan air limbah

e. Bidang Kebersihan dan Pertamanan yang dipimpin oleh Kepala

Bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Bidang Kebersihan dan Pertamanan

selanjutnya membawahkan dan mengkoordinasikan :

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

78

1. Seksi kebersihan

2. Seksi pertamanan dan pemakaman

3. Seksi penerangan jalan umum

b. Visi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Memperhatikan Visi Kabupaten Tuban untuk periode tahun 2017 –

2021 tersebut dan analisis permasalahan tugas pokok bidang urusan

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Perumahan

Permukiman, maka dirumuskan Visi Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban adalah :

“Terwujudnya Kualitas Hidup Masyarakat yang Sehat dan Bersih ,

Maju dan Sejahtera Melalui Pembangunan dan Peningkatan

Infrastruktur Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman ”.

c. Misi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan Misi

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas PSU lingkungan permukiman yang layak

huni dan produktif sehingga perwujudan Universal akses Air

bersih. Pengurangan Kawasan Kumuh dan Sanitasi ( Air Limbah,

Drainase dan Sampah)

2. Mewujudkan kebersihan dan keindahan kota melalui manajemen

penataan kota yang berwawasan lingkungan.

3. Mewujudkan kawasan permukiman perdesaan yang tertata dengan

pemenuhan sarana dan prasarana yang memadahi.

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

79

d. Bagan Struktur Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban

B.

C.

D.

Gambar 5 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban

Sumber : Dokumen Draft RENSTRA Dinas PRKP 2017 - 2021

KEPALA DINAS

SUBAG UMUM

BIDANG AIR MINUM DAN SANITASI

BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

SEKRETARIS

SEKSI PENGEMBANGAN DAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

SUBAG PROGRAM & PELAPORAN

SEKSI PENGELOLA DATA DAN PENGENDALIAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN PERMUKIMAN

SEKSI PENGEMBANGAN DAN PENATAAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

SEKSI PENGELOLAAN AIR MINUM

SEKSI PENATAAN DRAINASE

SEKSI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

SEKSI KEBERSIHAN

SEKSI PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN

SEKSI PENERANGAN JALAN UMUM

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

80

B. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni

(RTLH) di Kecamatan Tuban

Penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan kawasan

permukiman dilakukan secara desentralisasi oleh pemerintah pusat

dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat.

Pemerintah (baik pusat maupun daerah) akan lebih berperan sebagai

pembina, pengarah, dan pengatur, agar terus dapat tercipta suasana

yang semakin kondusif. Antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah, juga terdapat pembagian peran dalam pengaturan,

pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian mengacu pada peraturan

perundangan yang berlaku, disamping itu agar terjadi efisiensi dan

efektivitas dalam pembangunan perumahan dan permukiman, baik di

kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 42 Tahun 2010

tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan

Kabupaten atau Kota, dimana Kabupaten Tuban melaksanakan

kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dalam rangka

peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tuban.

Setiap tahun Kecamatan Tuban terdapat pembangunan untuk rumah

tidak layak huni menjadi layak huni. Oleh karena itu, Pemerintah

Daerah dan Dinas-dinas terkait bekerjasama untuk memaksimalkan

program rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban.

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

81

Penyelenggaraan program rumah tinggal layak huni (RTLH) di

Kecamatan Tuban pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban memiliki beberapa kendala dan

permasalahan dalam implementasinya. Untuk itu perlu adanya

evaluasi agar kedepan pelaksanaan program RTLH dapat berjalan

dengan baik, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pada

Pemerintahan Kabupaten Tuban. pelaksanaannya harus dilakukan

secara terpadu (baik sektor, pembiayaan, maupun pelaku) dan

dilakukan berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan dan

penataan ruang yang berlaku, pembagian peran dan kewenangan

dalam pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman

secara luas.

Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman

melibatkan banyak pihak. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman merupakan aktor utama dalam pembangunan rumah

layak huni, namun bukan sebagai pelaku tunggal, perlu dipahami

bahwa pencapaian target pembangunan merupakan upaya dari

berbagai pemangku kepentingan baik pemerintah maupun

masyarakat. Program RTLH Kabupaten Tuban juga mempunyai

kriteria masyarakat yang berhak menerima bantuan, agar tidak ada

penerima bantuan yang bukan termasuk dari kriteria dan untuk

mengurangi kesalahan penerima bantuan program

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

82

kriteria masyarakat yang berhak menerima bantuan yang di

tetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban, berikut ini (dokumen

laporan pelayan rumah sehat 2016) :

• Dinding rumah dari bambu/kayu sudah lapuk

• Lantai rumah tanah

• Warga miskin/Masyarakat berpenghasilan rendah

• Usia tidak produktif.

a. Efektivitas Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Efektivitas dalam indikator evaluasi program dapat

ditentukan dari hasil pencapaian program yang telah ditentukan

pada awal anggaran, dalam hal ini tujuan dari adanya

penyelenggaraan program rumah tinggal layak huni adalah

pemberian bantuan pembangunan atau perbaikan rumah tidak

layak huni yang diberikan kepada masyarakat miskin dengan

menempati atau mempunyai rumah tidak layak huni dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup atau derajat kesejahteraan

dan kesehatan masyarakat miskin, serta memperluas akses

terhadap tempat tinggal yang layak dilengkapi dengan sarana

dan prasarana yang memadai untuk seluruh kelompok

masyarakat secara berkeadilan, melalui pengembangan multi-

sistem penyediaan perumahan secara utuh dan seimbang,

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

83

Sejalan dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005–2025 menetapkan bahwa sasaran pokok

pembangunan perumahan dan permukiman jangka panjang

adalah terpenuhi rumah layak huni dan terjangkau yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan yang

memadai yang didukung oleh sistem pembiayaan jangka

panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk

mewujudkan kota tanpa kumuh.

Pelaksanaa program RTLH mulai dilaksakan pada tahun

2011 dengan target sampai tahun 2016 Kabupaten Tuban

membangun rumah layak huni sebanyak 1.000 unit rumah akan

tetapi setiap tahunya menyisakan target yang tidak terselesaikan.

Pembangunan rumah tingal layak huni masih menyisakan target

rumah yang harus dibangun, dibawah ini penjelasan dari Bapak

Agung Prasetyo Kepala Bidang Perumahanan dan Permukiman,

menyatakan:

“pelaksanaan program rumah tinggal layak huni Kabupaten

Tuban ini mentargetkan di setiap Kecamatan terdapat 20

obyek RTLH, jumlah kecamatan di Kabupaten Tuba nada

20 kecamatan berarti total ada 400 obyek RTLH, sedangkan

tenaga teknis kami cuma ada 5 orang mas... (Wawancara, 2

Maret 2017 di Ruang bidang Perumahan dan Permukiman)

Pendapat serupa berdasarkan wawancara dengan Bapak

Abdul Rakhmat Kasubid Permukiman dan Prasarana Wilayah

BAPPEDA Kabupaten Tuban.

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

84

“….implementasi program rumah tinggal layak huni di

Kabupaten Tuban ini untuk pembangunan rumah tinggal

layak huni sesuai kemampuan anggaran bisanya berapa

setiap tahun paling tidak ada 400 unit rumah per-tahunya

yang sudah dilaksanakan, karena sudah menjadi target di

setiap tahunya untuk membangun 400rumah tinggal layak

huni di Kabupaten Tuban” (Wawancara, 10 April 2017 di

Ruang Permukiman dan Prasarana Wilayah BAPPEDA

Kabupaten Tuban)

Sehubungan dengan pernyataan diatas mengenai target,

hasil wawancara dengan Bapak Danang kepala bidang Sosial

dan Budaya Bappeda Kabupaten Tuban bahwa:

“….kalau yang kerjasama dengan TNI setiap tahun itu

hampir 1000 itu yang melaksanakan TNI dari program

provinsi itu yang punya hanya Jawa Timur setahu saya.

Gubernur kerjasama dengan Pangdam, Pangdam

meneruskan tugas itu ke Dandim di semua Jawa Timur. Itu

sudah berjalan lama sejak 2006, kalau dari Kabupaten

sekitar 400 unit rumah lebih jelasnya tanya ke Dinas

Pekerjaan Umum” (Wawancara, 6 Februari 2017 di kantor

Bappeda)

Pada pembangunan program rumah tinggal layak huni di

Kecamatan Tuban tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, tahun

2011 terdapat pembangunan RTLH di Kembangbilo dan

Sugiharjo membangun rumah tidak layak huni menjadi layak

huni sebanyak 10 unit, pada tahun 2012 membangun di desa

Mondokan, Sumurgung, Sidorejo, Sidomulyo, Kingking dengan

jumlah 23 unit rumah, pada tahun 2013 di Sumurgung,

Mondokan, Ronggomulyo, Kembangbilo, Sukolili, Perbon,

Sugiharjo dan Latsari berjumlah 17 unit rumah, tahun 2014

rumah layak huni yang telah terbangun sebanyak 24 unit dengan

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

87

Pembangunan RTLH di Kecamatan Tuban berdasarkan

data dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di

tahun 2013 mengalami kendala yakni antara target dan realisasi

masih tidak terpenuhi, berikut ungkapan pegawai Bidang

Perumahanan dan Permukiman

“kalau target jumlah total rumah se Kabupaten ya tidak

bisa, kalau target tahunan ya bisa. Kalau total dari data base

tiap-tiap desa, kalau tahunan diambil dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten yang

setiap tahun kurang lebih 200 unit rumah” (Wawancara, 2

Maret 2017 di Ruang bidang Perumahan dan Permukiman)

Wawancara mengenai kuota untuk Kecamatan Tuban

dengan Bapak Agung Prasetyo selaku Kepala Bidang

Pengembangan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

sebagai berikut

“….kuota per-Kecamatan di Kabupaten Tuban sebanyak 20

unit rumah, tapi kemarin ada Kecamatan yang hanya

mengirimkan 4 data rumah tidak layak huni, untuk seperti

itu selebihnya kuota diambil kecamatan lainya. Khusus

untuk Kecamatan Tuban 40 unit rumah karena terdapat 2

program yakni program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

dan program RTLH ini….” (Wawancara, 2 Maret 2017 di

Ruang bidang Perumahan dan Permukiman)

Berdasarkan wawancara diatas setiap kecamatan di

Kabupaten Tuban mendapat kuota sebanyak 20 unit rumah yang

akan dibangunkan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban, untuk

Kecamatan Tuban sendiri mendapatkan jumlah rumah lebih

banyak dikarenakan terdapat dua program yang berjalan di

Kecamatan Tuban yakni program kota tanpa kumuh dan

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

89

membangun rumah 20 unit akan tetapi realisasi masih kurang

dari harapan yakni sebanyak 15 unit rumah layak huni yang

terbangun.

Berdasarkan uraian data dan data pada tabel 4 tersebut,

menunjukkan realisasi pembangunan program rumah tinggal

layak huni di Kecamatan Tuban masih belum maksimal dengan

target yang sudah ditetapkan setiap tahun akan tetapi

realisasinya masih banyak yang belum terpenuhi.

b. Efisiensi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni

Efisiensi dalam indikator evaluasi suatu program digunakan

untuk menilai seberapa jauh usaha yang dikeluarkan agar dapat

mencapai hasil yang diinginkan pada suatu program, efisiensi

sangat berkaitan dengan indikator efektivitas. Salah satu

indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur nilai efisiensi

dari pelaksanaan program rumah tinggal layak huni ini adalah

seberapa besar upaya sumber daya manusia dalam kegiatan yang

dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban serta bagaimana upaya tersebut

berdampak terhadap tujuan program.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 42

Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten atau Kota, program rumah

tinggal layak huni merupakan program dimana Kabupaten

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

90

Tuban melaksanakan kegiatan pemugaran rumah tidak layak

huni dalam rangka peningkatan kualitas kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Tuban, sehingga yang terlibat dalam

pelaksanaan program ini adalah Pemeritah Kabupaten Tuban

dalam hal ini adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman. Namun untuk pengembangan program Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman menggunakan

pengawas lapangan untuk mengawasi program RTLH yang

sedang berjalan.

Permasalahan yang terjadi selain masih terdapatnya rumah

layak huni yang belum terbangun, berdasarkan wawancara

dibawah ini penjelasan dari Ibu Fien Roekmini sebagai Kepala

Bagian Persidangan dan Undang-Undang DPRD Kabupaten

Tuban mengenai pembagian Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagi berikut.

“….kalau untuk realisasi pembuatan rumah layak huninya

itu dari Dinas Pekerjaan Umum, karena kalau dulu

dikerjakan oleh Dinas PU untuk sekarang ini dibagi dua

artinya yang mengurusi OPD (Organisasi Perangkat

Daerah) itu dulu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

sekarang OPD itu yang mewadahi dan mengurusi dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.”

(Wawancara, 21 Maret 2017 di Ruang bagian Persidangan

dan Undang-Undang).

Seperti halnya yang di sampaikan Bapak Agung Prasetya

selaku Kepala Bidang Perumahanan dan Permukiman mengenai

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

91

kendala pada sumber daya manusia saat ini dalam program

RTLH, menyatakan:

“Tepatnya sehubungan terjadi perubahan OPD (Organisasi

Perangkat Daerah) dan terjadi kekurangan tenaga teknis

yang mengawasi pelaksanaan RTLH mulai Kecamatan

Bancar sampai Kecamatan Widang yang totalnya ada 20

Kecamatan, sedangkan di setiap Kecamatan terdapat 20

obyek RTLH, berarti total ada 400 obyek RTLH,

sedangkan tenaga teknis kami Cuma ada 5 orang mas.

Kalau dulu sih enak diawasi pegawai UPTD Dinas

Pekerjaan Umum…. Terbatasnya pengawas teknis dan

SDM yang sangat kurang untuk program ini seharusnya ada

banyak tenaga pembantu yang menunjang program seperti

membantu administrasi, scan, foto. Unsur pegawai disini

juga kurang seperti halnya sekarang ada orang yang

maunya hanya desain rumah, untuk pengawas program

sekrang tidak ada pada waktu di pecah menjadi dua,

dinasnya di pecah tapi orang UPT tidak ikut disini.”

(Wawancara, 11 April 2017 di Ruang bidang Perumahan

dan Permukiman)

Permasalahan di atas muncul ketika Dinas Pekerjaan Umum

di bagi menjadi dua bagian yang artinya Dinas Pekerjaan Umum

berdiri sendiri dan di tambah dengan Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman, dari sinilah terjadi perubahan

Organisasi Perangkat Daerah atau OPD yang mengakibatkan

kurangnya tenaga teknis untuk mengawasi pelaksanaan RTLH,

sebelum OPD di bagi menjadi dua yang menjalankan

pengawasan program RTLH merupakan UPTD yang ada di

setiap Kecamatan, peran pengawas program sangat penting

karena di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tuban terdapat

program pembangunan RTLH yang berjalan apabila pengawas

ini kurang atau tidak ada maka akan sangat menghambat kerja

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

92

dari stakeholder yang bersangkut di sini yang berperan yaitu

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Bidang

Perumahanan dan Permukiman.

Berdasarkan data yang ada mengenai jumlah pegawai

pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam

hal ini Bidang Perumahan dan Permukiman sebagai pelaksana

program rumah tinggal layak huni.

Tabel 9 Komposisi Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tahun 2016.

JENJANG PENDIDIKAN

JENIS

KELAMIN

JENIS

PEGAWAI

JUMLAH

N

O

SEKRETARIAT/

BIDANG/UPTD S

2

S

1

D.II

I SLTA

SM

P SD

Laki -

Laki Perempuan PNS

Kont

rak

/Satg

as

Jumlah

1 Sekertariat - 6 - 12 - 1 13 6 19 1 20

2 Perumahan dan

Pemukiman 1 3 2 4 - - 9 1 10 - 10

3 Kebersihan dan

Pertamanan - 4 2 83 34 66 137 52 189 120 309

4 Air Minum dan

Sanitasi 3 2 1 4 1 - 9 2 11 - 11

TOTAL JUMLAH 4 15 5 103 35 67 168 61 229 121 350

Sumber : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman .

Dalam melaksanakan tugas – tugas rutin Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban sampai

tahun 2016 didukung dengan sumber daya manusia seperti pada

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

93

tabel diatas yaitu 350 orang tenaga pegawai yang terdiri dari 229

orang PNS/CPNS, 51 orang tenaga kontrak dan 69 tenaga

outsorsing, dengan komposisi diatas Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman terutama pada bidang perumahan

yang menyangkut pelaksanaan program rumah tinggal layak

huni belum memenuhi harapan, hal ini yang menjadi kendala

dalam pelayanan.

Dalam indikator efisiensi bisa dilihat juga dari sisi dana

pengelolaan untuk mencapai hasil yang diinginkan, di program

RTLH ini sumber dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) untuk pelaksanaan program, seperti

dalam wawancara dengan Ibu Fien Roekmini Kepala Bagian

Persidangan dan Undang-Undang DPRD Kabupaten Tuban

“….Program RTLH masuk dalam APBD otomatis dengan

persetujuan DPRD Kabupaten Tuban… sekian rumah yang

harus di realisasi itu sudah masuk pembahasan antara

Badan Anggaran DPRD Kabupaten Tuban dan Tim

Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) itu sudah dilakukan

pembahasan, karena artinya untuk persetujuan APBD itu

harus ada rapat terlebih dahulu, jadi sudah pasti dilakukan

pembahasan dan DPRD Kabupaten Tuban menyetujui

karena terkait dengan visi dan misi Bupati Tuban saat ini”

(Wawancara, 21 Maret 2017 di ruang bagian persidangan

dan undang-undang).

Senada dengan yang di sampaikan oleh Bapak Abdul

Rakhmat Kasubid Permukiman dan Prasaranan Wilayah

BAPPEDA Kabupaten Tuban menjelaskan bahwa:

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

94

“sebetulnya program RTLH ini tidak hanya APBD tetapi

ada juga dana dari CSR, karena memang banyaknya rumah

tidak layak huni di Tuban sedangkan untuk mengandalkan

hanya dari dana APBD menurut saya kurang, APBD

disesuaikan anggaran untuk pembangunan rumah sesuai

kemampuan anggaran bisanya berapa setiap tahun….

Jumlah rumah tidak layak huni banyak sedangkan anggaran

dari APBD terbatas akhirnya meminta bantuan dari CSR

juga dan sangat membantu.” (Wawancara, 10 April 2017 di

ruang Permukiman dan Prasaranan Wilayah BAPPEDA

Kabupaten Tuban).

Hal serupa disampaikan oleh Bapak Agung Prasetyo selaku

Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman mengenai

pendanaan program Rumah Tinggal Layak Huni yang berasal

APBD bahwa

“sumber pendanaan pakai APBD murni untuk program

Rumah Tinggal Layak Huni setiap tahun kan disuruh buat

hitungan dan juga setiap tahun harus target 400 unit rumah,

jadi kita buat setiap Kecamatan mendapat jatah RTLH 20,

kita hubungi pihak Kecamatan bahwa ada program RTLH

yang membutuhkan 20 data rumah tidak layak huni di

setiap Kecamatan, proposal masuk pada Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG).”

(Wawancara, 11 April 2017 di Ruang bidang Perumahan

dan Permukiman)

Berdasarkan wawancara diatas sumber dana program

Rumah Tinggal Layak Huni Kabupaten Tuban menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam

melakukan pembangunan rumah layak huni untuk masyarakat,

tetapi terkendala dengan jumlah APBD yang terbatas dengan

target jumlah pembangunan rumah layak huni 400 unit rumah

per-tahun, berdasarkan wawancara dengan Kasubid

Permukiman dan Prasaranan Wilayah BAPPEDA Kabupaten

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

95

Tuban untuk meminta kerjasama dengan pihak lainya dengan

pendanaan dari CSR. Pendanaan dari APBD ini bertujuan agar

program ini bisa lebih terkontrol karena menggunakan uang

negara yang harus ada pertanggungjawaban di setiap

pembangunan rumah layak huni yang terselesaikan.

Program RTLH Kabupaten Tuban menggunakan dana dari

APBD dengan anggaran program RTLH yang setiap daerah

berbeda-beda seperti yang disampaikan Bapak Agung Prasetyo

selaku Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman.

“….setiap daerah beda anggaranya misal dengan ukuran

5x5 seperti contoh Kabupaten Bojonegoro 20 Juta kenapa

bisa beda itu dilihat material yang digunakan contoh dari

lantai yakni paving, untuk Kabupaten Tuban menggunakan

lantai keramik tetapi Kabupaten Tuban itu termasuk paling

tinggi kalau lainya 15-20 juta per unit anggaran. Tidak ada

peraturan yang mengikat tentang anggaran kalau namanya

bedah rumah tidak mungkin mewah” (wawancara 22 Maret

2017 di ruang Bidang Pengembangan Pembangunan

Perumahan dan Permukiman)

Pendapat mengenai anggaran untuk satu unit rumah

bantuan program RTLH disampaikan oleh Bapak Abdul

Rakhmat Kasubid Permukiman dan Prasarana Wilayah

BAPPEDA Kabupaten Tuban yakni

“….Bantuan rumah program RTLH ini dibangun sederhana

idealnya rumah itu ada fasilitas sanitasi dan air bersihnya

serta kamar mandi dengan anggaran Tuban per unit rumah

mendapatkan sekitar 35 juta belum bisa memberikan

fasilitas seperti itu, untuk sekarang masyarakat yang

menerima bantuan harus membangun fasilitas seperti kamar

mandi dan lain-lain sendiri.” (Wawancara, 10 April 2017 di

ruang Permukiman dan Prasaranan Wilayah BAPPEDA

Kabupaten Tuban).

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

96

Berdasarkan wawancara diatas anggaran per unit rumah

yang di bangun di setiap Kabupaten berbeda tergantung dari

daerahnya sendiri yang menentukan. Untuk Kabupaten Tuban

termasuk tinggi anggaran per unit rumah di karenakan untuk

memaksimalkan rumah yang dibangun dengan tujuan membuat

nyaman masyarakat dengan memberikan yang terbaik untuk

masyarakat. Akan tetapi dengan anggaran yang dikeluarkan

pemerintah Kabupaten Tuban sekitar tiga puluh lima juta per

unit rumah masih belum bisa memberikan bangunan rumah

dengan maksimal, masyarakat harus membangun sendiri

kebutuhan dasar seperti sanitasi, air bersih dan kamar mandi.

c. Kecukupan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Kriteria evalusi selanjutnya terletak pada kecukupan

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni dilihat dari

kecukupan fasilitas kelengkapan sarana dan prasarana yang

digunakan pegawai untuk memperlancar pendataan program

atau pelaksanaan program RTLH. Sarana dan prasarana yang

digunakan dalam pelaksanaan program ini sangat kurang, hal ini

diungkapkan oleh Bapak Riko Pramudia selaku pegawai bidang

Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban sebagai berikut.

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

97

“untuk sarana dan prasarana seperti komputer, internet

maupun gedung yang ada saat ini sangat kurang mas.

Seperti laptop harus bawa sendiri scan dan internet tidak

ada, kursi tidak memadai dan jumlahnya kurang.

Seharusnya untuk pendataan agar lebih cepat kan bisa

mengirimkan soft kopi dokumen terlebih dahulu lewat

email, tetapi untuk keadaan saat ini masih dengan cara

manual artinya masih harus mengantar dokumen ke kantor

terlebih dulu dan itu sangat berpengaruh dari kecepatan

pengerjaan dan kefalitan data RTLH. (Wawancara, 4 April

2017).

Hal yang sama dikatakan oleh Bapak Agung Prasetya

selaku kepala bidang Perumahan dan Permukiman perihal

sarana dan prasarana yang terdapat pada kantor Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yakni.

“untuk sarana dan prasarana di kantor yang menunjang

program seperti sambungan internet tidak ada, komputer

tidak disediakan sehingga pegawai harus membawa laptop

sendiri. Sebenarnya kantor Dinas PRKP ini masih numpang

tempat kerja di Dinas Pekerjaan Umum, karena pada rapat

terakhir memang tidak boleh di pecah kantornya harus satu

lingkungan kalau mau ya keluar. Dengan kondisi seperti ini

kami tidak bisa memlihara, kan memelihara butuh anggaran

sedangkan ini kantor Dinas PU. Dari kita sudah

merencakan pindah kantor karena ada tanah di sana milik

Dinas, sekarang sudah pada tahap perencanaan kalau di

setujui tahun 2018 bisa pembangunan. (wawancara 11 April

2017 di ruang Bidang Perumahan dan Permukiman)

Berdasarkan observasi peneliti ke Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman melihat bahwa sarana dan prasarana

yang tersedia pada Bidang Pengembangan dan Pembangunan

Perumahan dan Permukiman sebagai bidang yang mengurusi

program RTLH sangat kurang, kondisi ruangan sebagai berikut:

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

98

a. Ruang kerja dilengkapi dengan AC

b. Komputer kantor tidak ada

c. Scan tidak ada

d. Koneksi internet tidak ada

e. Meja 14

f. Kursi 12 (kondisi kursi tidak memadai serta jumlahnya

terbatas).

Komputer dan koneksi internet merupakan sarana dan

prasarana yang paling dibutuhkan dalam menunjang program

RTLH, akan tetapi kondisi yang ada adalah pegawai harus

membawa laptop sendiri karena tidak disediakan komputer oleh

kantor padahal komputer dan koneksi internet sangat dibutuhkan

pegawai untuk pendataan agar bisa lebih cepat dengan

mengirimkan dokumen memalui email. Terkait kantor Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yang masih

menumpang terjadi pada waktu pemecahan Organisasi

Perangkat Daerah, dulu masih menjadi satu dengan Dinas

Perkerjaan Umum untuk saat ini sudah di pisah sendiri yakni

Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman.

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

99

d. Pemerataan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Indikator pemerataan dalam evaluasi suatu program yakni

mengukur apakah manfaat suatu program telah diberikan secara

merata kepada masyarakat. Pada pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni pemerataan berkaitan dengan bagaimana

upaya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban dalam menyebarkan informasi kepada

masyarakat sebagai sasaran program. Sosialisasi kepada

masyarakat merupakan usaha atau cara yang digunakan oleh

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban untuk memperkenalkan program rumah tinggal layak

huni. Pendapat mengenai sosialisasi yang dilakukan Bappeda

Kabupaten Tuban, dari Bapak Abdul Rakhmat Kasubid

Permukiman dan Prasarana Wilayah BAPPEDA Kabupaten

Tuban yakni.

“untuk proses sosialisasi yang mengadakan Bappeda

langsung biasanya sosialisai dari program nasional yang

menggunakan dana APBN dan kita sendiri langsung

mencari lokasi sedangkan yang menggunakan dana dari

APBD biasanya sudah ada proposal, yang melalakukan

Bappeda dan SKPD jadi kita mengundang perangakat desa

dan Kecamatan serta masyarakat yang menjadi sasaran

penganggaran, untuk sosialiasai dilakukan pas awal

anggaran, untuk tahun ini bulan Maret kemarin sosialisasi

untuk program Perumahan Swadaya yang dari nasional,

kalau RTLH usulan dari bawah karena dari APBD, untuk

bulan Maret kemaren sosialisasi terkait program RTLH dan

program BSPS walaupun beda anggaran yang satu dari

APBD dan satunya dari APBN tetapi dilakukan bersama

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

100

karena mempunyai tujuan sama yakni membantu

masyarakat dalam bidang membangun rumah yang layak

huni.” (Wawancara, 10 April 2017 di ruang Permukiman

dan Prasaranan Wilayah BAPPEDA Kabupaten Tuban).

Mengenai sosialisasi program berikut ini pendapat dari Bapak

Agung Prasetya selaku kepala bidang Perumahan dan

Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban.

“sosialisasi pada saat MUSRENBANG jadi ada usulan-

usulan, Bappeda punya kegiatan MUSRENBANG dengan

Kecamatan-kecamatan, nah kita sekalian pada saat itu

sosialisasi Program RTLH, untuk MUSRENBANG sendiri

biasanya dilaksanakan pada awal tahun, disana bukan saya

saja ada Dinas-dinas lain yang sosialisasi tentang program

masing-masing Dinas.” (wawancara 11 April 2017 di ruang

Bidang Perumahan dan Permukiman)

Pendapat yang sama dijelaskan oleh Bapak Riko Pramudia

sebagai pegawai Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

yakni

“untuk program rumah tinggal layak huni yang

bersangkutan dengan perihal, sosialisasi sebelum

pelaksanaan sosialisasinya sementara ini hanya kepala desa

atau lurah dan perwakilan Kecamatan se Kabupaten Tuban,

RTLH kan hanya masyarakat berpenghasilan rendah atau

miskin” (Wawancara, 4 April 2017).

Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa sosialisasi

yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban telah dilakukan. Sosialisasi

tentang program rumah tinggal layak huni dilakukan ketika ada

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

101

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG)

yang bertujuan untuk penjaringan aspirasi masyarakat dengan

keterlibatan Dinas-Dinas dan Kecamatan yang ada di Kabupaten

Tuban, selain itu adanya sosialisasi yang diperuntukkan untuk

SKPD dan pengurus kecamatan dan kelurahan tentang adanya

program rumah tinggal layak huni mempermudah penyebaran

penyampaian informasi. Sehingga kriteria pemerataan dalam

evaluasi program rumah tinggal layak huni dalam hal ini adalah

pemerataan informasi telah dijalankan.

e. Responsivitas Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Kriteria responsivitas mengacu pada daya tanggap atau

respon Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Bidang Pengembangan dan Pembangunan Perumahan

Permukiman sebagai pelaksana program RTLH dan di sisi lain

masyarakat yang memperoleh bantuan program rumah tinggal

layak huni. Program rumah tinggal layak huni merupakan salah

satu program Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban berupa pemberian bantuan

kepada masyarakat miskin yang menempati atau mempunyai

rumah tidak layak huni dengan tujuan meningkatkan kualitas

hidup serta menjaga kualitas lingkungan kesehatan masyarakat.

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

102

Program RTLH ini dikelolah oleh Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman yang kemudian pengajuan untuk

mendapatkan bantuan RTLH harus memenuhi kriteria dan syarat

yang sudah ditetapkan. Berikut pendapat dari Bapak Riko

Pramudia selaku pegawai Bidang Perumahanan dan

Permukiman mengatakan

“mengenai responsivitas atau daya tanggap dalam hal

pengajuan dari pihak Kepala Desa maupun Lurah biasanya

satu minggu sudah banyak yang mengirimkan proposal,

waktu satu minggu untuk perekapan kalau proposal sesudah

masuk semua kurang lebih tiga minggu.” (Wawancara, 4

April 2017).

Pendapat lain dijelaskan oleh Bapak Agung Prasetya selaku

kepala bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

“karena proposal sekarang menggunakan e-proposal jadi

ada yang masuk langsung di proses sesuai kuota, kalau

lebih nanti masuk deposito tahun depan, untuk e-proposal

yang masuk dua minggu ini terakhir tanggal 11 April 2017

ini yang masuk sebanyak 400 proposal dari setiap

Kecamatan di Kabupaten Tuban, dengan waktu kurang

lebih dua minggu ini masuk lebih dari 400 proposal.”

(wawancara 11 April 2017 di ruang Bidang Perumahan dan

Permukiman)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan untuk proses

masuknya proposal dari Kepala Desa atau Lurah harus

menunggu dua sampai tiga minggu karena harus menunggu

proposal masuk dan selanjutnya akan di lakukan perekapan data

yang masuk ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban untuk tahun 2017 ini proposal

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

104

Tabel diatas menunjukkan untuk Kecamatan Tuban sendiri

belum semua kelurahan terdata untuk rumah yang tidak layak

huni. Kriteria responsivitas selanjutnya mengacu pada daya

tanggap atau respon masyarakat yang memperoleh bantuan

program rumah tinggal layak huni. Masyarakat sebagai

penerima bantuan program RTLH secara langsung merasakan

efek yang didapat dari program RTLH. Dari wawancara dengan

penerima bantuan RTLH Ibu Yuli di Kelurahan Doromukti

Kecamatan Tuban sebagai berikut

“saya mengajukan dulu, rumahnya tidak begini rumahnya

dari seng (lampiran besi tipis) temboknya ikut tetangga, ini

sebenarnya rumah orang tua saya terus yang mengajukan

saya soalnya yang menempati. Pengajuanya langsung pada

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, saya

dulu mengajukan di balai desa tapi dari Kecamatan itu

diundur terus sampai akhirnya saya mengajukan langsung

ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,

saya mengajukan dulu ke balai desa tapi dari Kecamatan

diundur terus, dari berbulan-bulan terus akhirnya saya

mengajukan langsung ke Dinas…. Ya saya senang sekali

akhirnya rumah saya jadi dan saya dapat bantuan.”

(Wawancara, 22 Maret 2017 di rumah penerima bantuan,

Kelurahan Doromukti Kecamatan Tuban).

Berikut merupakan tanggapan dari Ibu Ngaisah Kelurahan

Baturetno sebagai penerima bantuan program rumah tinggal

layak huni:

“saya dulu dapet dari rt terus mengajukan ke kelurahan,

nunggu lumayan lama untuk dapet bantuan rumah ini,

mengajukan tahun 2015 kalo tidak salah terus dibangunkan

akhir tahun 2016 3 bulan sebelum tahun baru mas, untuk

pembangunanya saya rasa sekitar 2 bulan pas langsung

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

105

jadi.” (Wawancara, 15 April 2017 di kios Ibu Ngaisah

Kelurahan Baturetno Kecamatan Tuban).

Hasil wawancara dengan penerima bantuan RTLH

menggambarkan bahwa pada indikator respon dilihat dari daya

tanggap yang dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban, untuk saat ini

pengumpulan proposal dari setiap kecamatan di Kabupaten

Tuban ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

menggunakan e-proposal yang bertujuan agar lebih cepat dan

efektif, berdasarkan wawancara diatas dengan menggunakan e-

proposal hanya butuh waktu kurang lebih dua minggu sudah

bisa terkumpul 400 proposal dari setiap kecamatan yang ada di

Kabupaten Tuban. Untuk respon masyarakat penerima bantuan

berdasarkan wawancara diatas tidak berjalan dengan baik karena

harus menunggu lama untuk bisa mendapatkan bantuan program

rumah tinggal layak huni.

f. Ketepatan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Indikator yang terakhir yakni ketepatan dalam evaluasi

suatu program adalah dengan mengukur apakah hasil yang

dicapai benar-benar bermanfaat atau tidak. Apakah tujuan dari

program rumah tinggal layak huni benar-benar berguna,

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

106

mengacu pada peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 42

Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan

Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota, dimana Kabupaten

Tuban melaksanakan kegiatan pemugaran rumah tidak layak

huni dalam rangka peningkatan kualitas kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Tuban. Seperti pada wawancara dengan

ketua RT Sukolilo Bapak Munif mengatakan bahwa:

“kalau saya menilai bantuan RTLH itu sangat diperlukan

untuk mensejahterakan warga itu sangat penting, soalnya

dari beberapa pertemuan kemarin itu ya sudah ada yang

terlaksana tetapi belum sepenuhnya dalam artian data yang

diinginkan sudah full semua. “kalau tepat sasaran saya kira

sudah tapi belum bisa terealisasi semua belum maksimal

seumpama kita mengajukan empat tiba-tiba hanya satu

yang dapat bantuan, masih ada tahapan dan seleksinya lagi

yang dilakukan kadang-kadang pemerataanya kurang,

disana juga dapat belum terealisasi masih dalam tahap

kemarin sudah perencanaan sudah ada tinjauan tapi belum

ditinjau ulang lagi.” (wawancara 22 Maret 2017, rumah

Bapak Munif)

Menyambung pada indikator ketepatan dalam evaluasi

suatu program adalah dengan mengukur apakah hasil yang

dicapai benar-benar bermanfaat atau tidak. Dari yang

diungkapkan Bapak Agung Prasetya selaku kepala bidang

Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban apakah program

RTLH ini sudah tepat sasaran atau malah sebaliknya.

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

107

“program ini bermanfaat untuk meningkatkan standar hidup

masyarakat Tuban dengan cara membuatkan rumah yang

nyaman untuk masyarakat, saya kira program ini penting

untuk masyarakat yang rumahnya benar-benar dalam

kategori tidak layak.” (wawancara 11 April 2017 di ruang

Bidang Perumahan dan Permukiman)

Berikut wawancara terkait respon masyarakat yang

memperoleh bantuan program Rumah Tinggal Layak Huni

wawancara dengan Ibu Yuni Kelurahan Doromukti Kecamatan

Tuban penerima bantuan.

“saya senang akhirnya bisa mendapatkan bantuan Program

rumah tinggal layak huni, karena sebelumnya saya tinggal

di rumah yang benar benar tidak layak menurut saya

dengan dinding kanan kiri yang numpang dengan dinding

tetangga. Program RTLH ini sangat membantu saya sebagai

masyarakat yang kurang mampu, dengan adanya bantuan

ini setidaknya saya bisa tinggal di rumah yang layak seperti

yang lainya.” (wawancara 22 Maret 2017 di rumah Ibu

Yuli)

Senada dengan yang disampaikan diatas, wawancara

dilakukan dengan penerima bantuan yakni Ibu Ngaisah Kelurahan

Baturetno Kecamatan Tuban, mengenai respon tentang program

rumah tinggal layak huni

“dulu tidak ada rumah belakang, terus ada RW yang kasih

tau kalau ada bantuan program RTLH. alhamdulilah senang

dibangunkan rumah layak huni, dulu tidak punya seperti ini

terus diajukan dari RT atau RW dan dapat, ya senang

rumahnya bagus.” (wawancara 15 April 2017 di Kios Ibu

Ngaisah)

Hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa program

RTLH di Kecamatan Tuban belum maksimal dan terkendala

dari lamanya tahapan atau proses yang ada di Dinas terkait yang

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

108

harus menunggu lama untuk bisa mendapatkan bantuan program

RTLH, untuk kriteria tepat sasaran pada wawancara dengan Pak

Munif selaku RT yang wilahnya mendapat bantuan program

sudah dirasa tepat sasaran karena harus ada tahapan seleksi dan

dilakukan survey langsung kepada penerima bantuan agar

penerima bantuan benar-benar layak untuk mendapatkan

bantuan RTLH. Masyarakat yang mendapat bantuan program

RTLH merasa sangat senang karena dengan mendapat bantuan

masyarakat bisa lebih nyaman dan aman tinggal di rumah

bantuan yang layak.

2. Dinamika Penanganan Program Rumah Tinggal Layak Huni

Pembangunan rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban

yang peruntukannya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

indikator tersebut untuk menurunkan angka "backlog" rumah yang

kekurangan atau selisih antara jumlah Kepala Keluarga (KK) dengan

jumlah rumah (asumsi ideal satu rumah per kepala keluarga atau

lima orang) adalah ditujukan sebagai upaya untuk memenuhi

kebutuhan perumahan dan permukiman, baik di perkotaan maupun

di perdesaan melalui penyediaan perumahan yang layak huni. Untuk

mendapatkan bantuan program RTLH Kabupaten Tuban masyarakat

harus mengikuti prosedur RTLH serta harus sesuai dengan kriteria

yang berhak menerima bantuan RTLH, dapat dilihat dari hasil

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

109

wawancara dengan Bapak Agung Prasetyo selaku Kepala Bidang

Perumahan dan Permukiman

“kalau saya tangkap dulu waktu masih PU satu dia sesuai

dengan proposalnya yang masuk proposal dari kelurahan atau

desa yang mengajukan sekarang proposal ada di keuangan dia

kan menjadi dana hibah bansos istilahnya itu, nanti kasih

proposal terus kita ada proses administrasinya untuk sampai

penyerahan bantuan…. yang pasti ada tahapan atau prosesnya

sampai di bangun.” (wawancara 16 Februari 2017, di ruang

Bidang Perumahan dan Permukiman)

Berhubungan dengan prosedur yang harus dilewati masyarakat

untuk memperoleh bantuan program RTLH berikut wawancara

mengenai kriteria calon yang akan memperoleh bantuan program

RTLH berikut wawancara dengan Ibu Fien Roekmini Kepala

Bagian Persidangan dan Undang-Undang DPRD Kabupaten Tuban

“….karena kalau rumah layak huni ini di Perdakan nanti disitu

kan ada peraturan yang harus ditetapkan sedangkan kriteria

untuk layak huni seperti apa, sedangkan penilaian dari kacamata

DPRD dan dari kacamata eksekutif nanti kan berbeda tingkat

kemiskinan masyarakat yang seperti apa yang nanti akhirnya

ditetapkan sebagai ini lo warga dianggap tidak mampu dan

kriterinyanya itu seperti apa, apakah yang rumahnya hanya

lantai tanah apakah atapnya dari ijuk terus temboknya dari

anyaman bambu nah seperti itu apakah itu yang dimaksud

kriteria miskin, lalu apakah tidak mungkin orang yang

mempunyai kriteria seperti itu kadang-kadang mereka punya

hewan peliharaan, sawah dll jadikan kriteria miskin belum

terpenuhi karena dia masih punya sapi domba kerbau sawah,

seperti itu kalau di Perdakan saya kira sulit karena di Perda itu

nantinya harus betul-betul di patuhi karena Perda sifatnya

mengikat jadi mau tidak mau saya rasa kan harus mengikuti

senang atau tidak mereka harus mengikuti dan sifatnya mengikat

Perda itu baik ke dalam maupun ke luar.” (Wawancara, 21

Maret 2017 di ruang bagian persidangan dan undang-undang).

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

110

Proposal ke Bupati dan tembusan ke

Dinas PRKP

Dinas PRKP tembusan ke

BAPPEDA dan DISPENDA

BAPPEDA DAN DISPENDA memberikan

rekomendasi ke Bupati/Sekda

kembali ke BAPPEDA dan

DISPENDA untuk dikembalikan ke

Dinas PRKP

Dinas PRKP melakukan pengecekan

persyaratan sampai selesai

Kesimpulan dari wawancara diatas adalah masyarakat untuk

mendapatkan bantuan program RTLH tidak bisa langsung dapat itu

karena harus melalui proses panjang dari proposal sampai dibangun

rumah harus menempuh waktu yang panjang serta melewati

penilaian yang sesuai dengan kriteria serta syarat yang sudah

ditetapkan untuk masyarakat yang mengajukan bantuan program

RTLH, berikut gambar rangkuman tata cara mendapatkan bantuan.

Gambar 6 Rangkuman Prosedur Mendapatkan Pemugaran atau

Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni

Sumber : olahan penulis, 2017

Untuk pengajuan mendapatkan bantuan RTLH harus memenuhi

kriteria dan syarat yang sudah ditetapkan sebagai berikut prosedur

atau tata cara mendapatkan pemugaran atau pembangunan rumah

tinggal layak huni sebagai berikut:

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

112

Proposal tersebut harus mendapat tanda tangan yang

mengajukan dan mengetahui kepala desa atau lurah setempat dan

camat setempat. Dimulai dari pengajuan proposal dengan mendapat

tanda tangan yang mengajukan dan mengetahui kepala desa atau

lurah setempat dan camat setempat dalam wawancara dengan ketua

RT Sukolilo Bapak Munif

“biasanya pengajuan dari kelurahan atau BKM kalau ada

program dari pemerintah seperti ini itu kan nanti dari

kelurahan kemudian ke BKM setelah itu dirapatkan mau

ada usulan-usulan setelah itu dirapatkan di kelurahan,

pertemuan BKM tadi terus nanti ada menampung usulan

dari sana turun ke RT nanti RT mengusulkan apa saja nanti

disampaikan ke kelurahan atau BKM, kemudian kalau saya

sebagai RT mensurvei siapa saja yang membutuhkan siapa

yang layak mendapatkan bantuan…. Untuk pembuatan

proposal RT tidak kalau kelurahan iya jadi kelurahan yang

menyampaikan ke semua RT ini ada program, apakah ada

yang diusulkan.” (wawancara 22 Maret 2017, rumah Bapak

Munif)

Berdasarkan wawancara diatas adalah prosedur untuk tahap

yang pertama di mulai dari kelurahan yang mengadakan rapat untuk

mengetahui apakah ada usulan dari RT dalam hal pengajuan bantuan

program RTLH dilanjutkan dengan pembuatan proposal yang

dilakukan kelurahan dengan dilampiri fotocopy Kartu Tanda

Penduduk (KTP), fotocopy Kartu Keluarga (KK), fotocopy Gakin

atau Surat keterangan miskin, fotocopy sertifikat atau petok tanah

atas hak milik, foto rumah kondisi tidak layak, kemudian proposal

tersebut harus mendapat tanda tangan yang mengajukan bantuan

dalam hal ini masyarakat yang mengajukan bantuan program RTLH

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

113

dan mengetahui kepala desa atau lurah setempat dan camat setempat

untuk pengajuan ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman.

2. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

memberikan tembusan kepada Bappeda dan Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

1) Bappeda, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah dan Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman melakukan rapat koordinasi

penentuan nilai anggaran, kemudian merekomendasikan

nilai anggaran pada APBD tahun anggaran 2017

Prosedur pada point ke dua ini dijelaskan dari hasil wawancara

dengan Bapak Abdul Rakhmat Kasubid Permukiman dan Prasarana

Wilayah BAPPEDA Kabupaten Tuban sebagai berikut.

“maksud pada point ini Bappeda bertujuan untuk

memastikan dalam rangka melakukan control evaluasi

pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan. Kepastian

anggaran apakah sesuai atau tidak Bappeda memastikan

harus ada proposal dan itu sesuai ini kan dalam rangka

pembuatan proposal, proposal itu harus ada sebelum

anggaran di finalkan kita pastikan proposalnya dulu untuk

proposal itu anggaran 2017 berarti proposal tahun 2016 dan

itu disahkan akhir-akhir tahun 2016 kemarin, seperti itu

sudah tidak bisa berubah lagi. Dinas PRKP kalau mau

membangun menunggu proposal dari masyarakat ke

kelurahan kemudian kecamatan mengetahui camat setempat

nanti ditujukan ke dinas, setelah itu baru bisa mementukan

kegiatan, jadi masyarakat menunggu tidak bisa tahun ini

mengajukan tahun ini pula dibangun, usul sekarang tahun

depan dibangun.” (wawancara 10 April 2017, di ruang

Permukiman dan Prasarana Wilayah BAPPEDA Kabupaten

Tuban)

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

114

3. Bupati atau Sekretaris Daerah mendapat rekomendasi dari

Bappeda dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah.

1) Bupati atau Sekretaris Daerah menyetujui pagu anggaran

yang telah diajukan

Prosedur pada point ke tiga ini dijelaskan dari hasil wawancara

dengan Bapak Abdul Rakhmat Kasubid Permukiman dan Prasarana

Wilayah BAPPEDA Kabupaten Tuban sebagai berikut.

“untuk prosedur pada point ini bertujuan menyetujui

anggaran karena anggaran harus disetujui oleh Bupati ada

Perbup tentang APBD, otomatis untuk mendapatkan

persetujuan dari Bupati harus dilihat terlebih dahulu apakah

sudah lengkap persyaratanya setelah lengkap baru bisa

mendapat persetujuan dari Bupati, kalau sudah kita setujui

dalam hal ini sudah ada persetujuan dari Bupati ada

Perbupnya setelah itu dirapatkan di DPRD dan disetujui

setelah itu sudah tinggal dinas yang bersangkutan

melaksakan sampai selesai.” (wawancara 10 April 2017, di

ruang Permukiman dan Prasarana Wilayah BAPPEDA

Kabupaten Tuban)

4. Selanjutnya kembali ke Bappeda dan Dinas Pendapatan

untuk dikembalikan ke Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

5. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

melakukan pengecekan persyaratan penerima bantuan,

antara lain:

1) Survei atau pengecekan lokasi usulan

2) Penetapan usulan lokasi

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

117

anggaran yang telah ditentukan yang didalamnya terdapat

pula anggaran untuk biaya ATK dan lain sebagainya,

setelah itu pemenang langsung melakukan pembangunan.

Tahapan selanjutnya serah terima yang dilakukan kepala

dinas ke perorangan yang menerima bantuan program

RTLH yang terakhir adalah evaluasi menurut saya evaluasi

disini dalam hal perbaikan rumah yang tidak layak huni dan

evaluasi mengenai kontruksi itu sambil jalan dilakukan.”

wawancara 11 April 2017 di ruang Bidang Perumahan dan

Permukiman)

Prosedur diatas berfungsi untuk mendapatkan pemugaran atau

pembangunan program rumah tinggal layak huni, dengan adanya

prosedur diatas bertujuan agar Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman meminimalisir kesalahan memberikan

bantuan program RTLH untuk masyarakat Kabupaten Tuban yang

membutuhkan.

3. Tantangan dalam Menyelesaikan Target pada Program Rumah

Tinggal Layak Huni

Tantangan ke depan dalam menyelesaikan target pada program

RTLH ini merupakan sama halnya dengan indikator faktor

pendukung dan faktor penghambat yang harus dipertahankan atau

ditingkatkan dan yang dapat dijadikan sebagai pemacu upaya

perbaikan kualitas pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan

program rumah tinggal layak huni, ditemukan beberapa tantangan

dalam pelaksanaan program ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

118

1) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana menjadi indikator dalam menyelesaikan

target program RTLH. Program Rumah Tingggal Layak Huni

yang dilaksanakan oleh Bidang Perumahan dan Permukiman

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. Sarana dan

prasarana yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban

sangat tidak mendukung pelaksanaan program Rumah Tinggal

layak Huni, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Riko Pramudia

selaku pegawai Bidang Perumahan dan Permukiman menyatakan

bahwa:

“untuk sarana dan prasarana seperti komputer, internet

maupun gedung yang ada saat ini sangat kurang mas.

Seperti laptop harus bawa sendiri scan dan internet tidak

ada, kursi tidak memadai dan jumlahnya kurang.

Seharusnya untuk pendataan agar lebih cepat kan bisa

mengirimkan soft kopi dikumen terlebih daulu lewat email,

tetapi untuk keadaan saat ini masih dengan cara manual

artinya masih harus mengantar dokumen ke kantor terlebih

dulu dan itu sangat berpengaruh dari kecepatan pengerjaan

dan kefalitan data RTLH. (Wawancara, 4 April 2017).

Berdasarakan pengamatan peneliti, keadaan sarana dan

prasarana yang ada di ruangan Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman sebagai penunjang program Rumah

Tinggal Layak Huni pada ruangan Bidang ini antara lain:

a. Ruang kerja dilengkapi dengan AC

b. Komputer kantor tidak ada

c. Scan tidak ada

d. Koneksi internet tidak ada

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

119

e. Meja 14

f. Kursi 12 (kondisi kursi tidak memadai serta jumlahnya

terbatas)

Faktor lain diungkapkan berdasarkan wawancara dengan

Bapak Agung Prasetya selaku kepala bidang Perumahan dan

Permukiman perihal sarana dan prasarana yang terdapat pada

kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yakni.

“….sebenarnya kantor Dinas PRKP ini masih numpang

tempat kerja di Dinas Pekerjaan Umum, karena pada rapat

terakhir memang tidak boleh di pecah kantornya harus satu

lingkungan kalau mau ya keluar. Dengan kondisi seperti ini

kami tidak bisa memelihara, serta sarana prasarana ke

lapangan yang saya rasakan seperti mobil untuk

pengawasan tidak cukup layak.” (wawancara 11 April 2017

di ruang Bidang Perumahan dan Permukiman)

Sarana dan prasarana merupakan penunjang kegiatan yang

sangat berpengaruh pada pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni, berdasarkan hasil wawancara serta observasi diatas

menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada sekarang

sangat tidak memadai seperti dengan pegawai harus

membawa laptop sendiri tidak adanya koneksi internet meja dan

kursi dengan jumlah yang tidak seimbang serta kantor yang masih

menumpang dengan Dinas Pekerjaan Umum yang disebabkan

karena dibagi menjadi dua yakni Dinas Pekerjaan umum berdiri

sendiri begitu pula Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman, serta sarana penunjang untuk pengawasan ke

Page 140: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

120

lapangan dalam hal ini adalah mobil dinas yang dirasa tidak layak

lagi untuk dipakai.

2) Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting

dalam pelaksanaan suatu program, sumber daya manusia sebagai

aktor pelaksana. Akan tetapi pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban terkendala dengan

keterbatasan jumlah pegawai yang menunjang program rumah

tinggal layak huni. Seperti yang di sampaikan Bapak Agung

Prasetya selaku Kepala Bidang Perumahanan dan Permukiman

mengenai kendala pada sumber daya manusia saat ini dalam

program RTLH.

“Tepatnya sehubungan terjadi perubahan OPD (Organisasi

Perangkat Daerah) dan terjadi kekurangan tenaga teknis

yang mengawasi pelaksanaan RTLH mulai Kecamatan

Bancar sampai Kecamatan Widang yang totalnya ada 20

Kecamatan, sedangkan di setiap Kecamatan terdapat 20

obyek RTLH, berarti total ada 400 obyek RTLH,

sedangkan tenaga teknis kami Cuma ada 5 orang mas.

Kalau dulu sih enak diawasi pegawai UPTD Dinas

Pekerjaan Umum…. Terbatasnya pengawas teknis dan

SDM yang sangat kurang untuk program ini seharusnya ada

banyak tenaga pembantu yang menunjang program seperti

membantu administrasi, scan, foto.” (Wawancara, 11 April

2017 di Ruang bidang Perumahan dan Permukiman)

Permasalahan di atas muncul ketika Dinas Pekerjaan

Umum di bagi menjadi dua bagian yang artinya Dinas Pekerjaan

Umum berdiri sendiri dan di tambah dengan Dinas Perumahan

Page 141: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

121

Rakyat dan Kawasan Permukiman, dari sinilah terjadi perubahan

Organisasi Perangakat Daerah atau OPD yang mengakibatkan

kurangnya tenaga teknis untuk mengawasi pelaksanaan RTLH,

sebelum OPD di bagi menjadi dua yang menjalankan pengawasan

program RTLH merupakan UPTD yang ada di setiap Kecamatan,

peran pengawas program sangat penting karena di seluruh

Kecamatan di Kabupaten Tuban terdapat program pembangunan

RTLH yang berjalan apabila pengawas ini kurang atau tidak ada

maka akan sangat menghambat kerja dari stakeholder yang

bersangkut di sini yang berperan yaitu Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Bidang Perumahanan dan Permukiman.

3) Data Base

Lemahnya data base merupakan faktor yang menjadi

pengahambat dalam program rumah tinggal layak huni di

Kabupaten Tuban, sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kepala

Bidang Perumahanan dan Permukiman Bapak Agung Prasetya

bahwa.

“….Selanjutnya dari data base yang masih minim dan

kurang sempurna, butuh data base yang valid antara

kebutuhan rumah se-Kabupaten dan RTLH yang belum

terbangun. Kemudian selain pengawas, kendala yang ada

dalam pelaksanaan pembangunan RTLH adalah kurang

banyaknya tenaga operator lapangan yang mencukupi

kebutuhan data calon-calon RTLH yang mau mendapat

bantuan, termasuk yang mengurusi semua proses

administrasi baik hibah dan bansos sampai selesai”.

Page 142: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

122

(Wawancara, 2 Maret 2017 di Ruang bagian Perumahan

dan Permukiman).

Seperti halnya diungkapkan oleh Bapak Riko Pramudia pegawai

Bidang Perumahanan dan Permukiman mengenai permasalahan

data base yang masih kurang

“….data base kita yang belum punya, harusnya sudah

punya terus pengambilan nama dan alamatnya dari data

base itu mas, karena data base nantinya akan sangat

membantu dalam perekapan seluruh data selaa ini, agar

tidak mencari datanya dengan cara konvensional”

(Wawancara, 2 Maret 2017 di Ruang bagian Perumahan

dan Permukiman).

Permasalahan data base yang masih menggunakan cara

konvensional yang artinya harus mencari dengan membuka

proposal yang lama akan sangat berpengaruh pada kecepatan

pendataan dan kefalitan data tersebut disebabkan karena data

penerima RTLH sangat banyak.

4) Sumber Dana Program Rumah Tinggal Layak Huni

Dana pengelolaan untuk mencapai hasil yang diinginkan

pada program rumah tinggal layak huni ini berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pelaksanaan

program yang bertujuan untuk memaksimalkan pembangunan

program rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban. Hal

tersebut didukung dengan pernyataan Kepala seksi Bidang Sosial

dan Budaya Bappeda.

Page 143: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

123

“….dalam Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K) ada berbagai macam program-

program yang sifatnya untuk menanggulangi kemiskinan,

salah satunya itu ada program RTLH, bedah rumah.

Istilahnya kan macam-macam tapi intinya sama masalah

rumah, untuk rumah itu macam-macam juga dananya dari

APBN, APBD, CSR…. (Wawancara, 6 Februari 2017 di

Bappeda Kabupaten Tuban).

Pernyataan berikut mengenai dana APBD untuk program rumah

tinggal layak huni wawancara dengan Bapak Abdul Rakhmat

Kasubid Permukiman dan Prasarana Wilayah BAPPEDA

Kabupaten Tuban yakni.

“…. kalau RTLH usulan dari bawah karena dari APBD,

untuk bulan Maret kemaren sosialisasi terkait program

RTLH dan program BSPS walaupun beda anggaran yang

satu dari APBD dan satunya dari APBN tetapi dilakukan

bersama karena mempunyai tujuan sama yakni membantu

masyarakat dalam bidang membangun rumah yang layak

huni.” (Wawancara, 10 April 2017 di ruang Permukiman

dan Prasaranan Wilayah BAPPEDA Kabupaten Tuban).

Pendanaan dari APBD ini bertujuan agar program ini bisa

lebih terkontrol karena menggunakan uang negara yang harus ada

pertanggungjawaban di setiap pembangunan rumah layak huni.

Sumber dana program rumah tinggal layak huni Kabupaten Tuban

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

dalam melakukan pembangunan rumah layak huni untuk

masyarakat, tetapi terkendala dengan jumlah APBD yang terbatas

dengan target jumlah pembangunan rumah layak huni 400 unit

rumah per-tahun.

Page 144: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

124

5) Evaluasi Program Rumah Tinggal Layak Huni

Evaluasi program bukanlah kegiatan untuk menetapkan

baik dan buruknya suatu program tetapi meminimalisir dampak

negatif ataupun kekurangan suatu program untuk tujuan perbaikan

dimasa mendatang. evaluasi program adalah upaya menyediakan

informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan

Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) dalam Arikunto

(2009:5).

Adapun wawancara menurut Bapak Danang Kepala Bidang

Sosial dan Budaya Bappeda menjelaskan bahawa:

“evaluasi dari kita dalam arti saat itu kan kita minta laporan

perkembanganya seperti apa, kalau di RTLH yang di

APBD hamper tidak ada permasalahan, kalaupun ada itu

yang dulu Cuma sudah ditindak lanjuti…. Secara tugas

pokok dan fungsi sudah jelas tidak perlu memberikan

wewenang, jadi sesuai tugas pokok dan fungsi masing-

masing…. Kita maintain laporan yang sesuai dengan

kegiatan mereka, kegiatan juga macam-macam, harus

sering berkoordinasi dengan SKPD terkait… kalau masalah

RTLH masuk bidang Prasarana dan Fisik, kalo saya kan

bidang Budaya sifatnya kemiskinan. SKPD wajib

melaporkan kepada kita, saat ada permasalahan sifatnya

kurang pas dengan perencanaan tetapi selama ini tidak ada

masalah. (Wawancara, 6 Februari 2017 di Bappeda

Kabupaten Tuban).

Bedasarkan wawancara dengan Bapak Riko Pramudia pegawai

Bidang Perumahanan dan Permukiman bahwa:

“Itu rapat koordinasi evaluasi kegiatan per-tahunya, nanti

kan ada evaluasi dari pengawas lapanganya dan juga dari

Pejabat Pembuat Komitmen kita tampung nanti kita

bicarakan, pengerjaan di lapangan tahun ini yang menjadi

Page 145: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

125

kendala apaevaluasi dalam program ini hanya ketika selesai

kegiatan setiap tahun pasti ada rapat evaluasi, rapatnya

seperti biasa tidak ada tahapanya. (Wawancara, 2 Maret

2017 di Ruang bagian Perumahan rakyat dan Kawasan

Permukiman)

Berdasarkan paparan dari kedua stakeholder diatas bahwa

sejauh ini evaluasi dari program RTLH dari Bappeda sendiri

hanya sebatas mengawasi program RTLH ini berjalan, untuk

masalah teknis yang menangani Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman. Evaluasi yang dilakukan Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban hanya

pada saat selesai pembangunan program rumah tinggal layak

huni. Dapat disimpulkan bahwa evaluasi pada program rumah

tinggal layak huni tidak berjalan dengan maksimal.

Dari penyajian data diatas dapat disimpulkan bahwa

terdapat beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan program

rumah tinggal layak huni pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman antara lain yaitu yang pertama terletak

pada sarana dan prasarana yang menunjang program yakni masih

kurang untuk keperluan sehari-hari yakni seperti tidak ada

komputer yang disediakan oleh kantor, fasilitas sambungan

internet tidak ada, meja dan kursi yang jumlahnya tidak

seimbang, mobil sebagai sarana pengawas lapangan yang sudah

tidak layak serta kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman yang masih menumpang pada Dinas Pekerjaan

Page 146: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

126

Umum, faktor selanjutnya terletak pada sumber daya manusia

yang terdiri dari pegawai dinas, pengawas lapangan, unit

pelayanan teknis di setiap kecamatan yang saat ini masih sangat

kurang untuk keperluan progam rumah tinggal layak huni dan

untuk keperluan data base yang masih minim dan kurang

sempurna, butuh data base yang valid antara kebutuhan rumah se-

Kabupaten dan RTLH yang belum terbangun. Tantangan kedepan

pada pelaksanaannya program rumah tinggal layak huni adalah

sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang,

sumber dana program rumah tinggal layak huni, evaluasi program

rumah tinggal layak huni dan data base dalam penunjang

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni.

C. Analisis Data Fokus Penelitian

1. Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni

(RTLH) di Kecamatan Tuban

Paradigma good governance yang menggabungkan konsep-

konsep seperti reformasi yang lebih luas dan menjadikan

pemerintahan lebih terbuka, responsive, akuntabel dan demokratis.

Menurut M. Adil Khan (1966) dalam Mindarti (2007:182)

menyatakan dari sisi administrasi pembangunan good governance

didefinisikan sebagai berikut:

Page 147: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

127

“…. an overall institutional framework, withun which its

citizens are allowed to interact and transact freely, at different

levels, to fulfill its political, economic and social aspiration.

Basically, governance has there aspect: (i) the ability of citizens

to express views and access decision making friendly: (ii) the

capacity of the government agencies (both political and

bureaucratic) to translate these view into realistic plans and to

implement them cost effectively: and (iii) the ability of citizens

and institutions to compare what has been asked for with what

has been planned, and to compare what has been planned with

what has been planned, and to compare what has been planned

with what has been implemented” (Tjokrowinoto, 2001:3)

Berikutnya dalam Mindarti (2007:182) bahwa good governance

mengandung 2 (dua) makna yaitu sebagai berikut: pertama,

mengandung makna tentang orientasi ideal Negara yang diarahkan

pada pencapaian tujuan negara yang menjunjung tinggi kehendak

rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat

dalam kemandirian, pembangunan berkelanjutan, keadilan sosial,

demokratisasi dalam kehidupan bernegara secara legitimasi,

akuntabilitas, perlindungan hak asasi manusia, otonomi, dan

devolusi kekuasaan, pemberdayaan masyarakat sipil dan sebagainya.

Kedua, mengandung makna aspek-aspek fungsional pemerintahan

yang efektif dan efisien dalam upaya pencapaian tujuan nasional.

Hal ini sangat tergantung kepada sejauh mana pemerintah

mempunyai kompetensi serta sejauh maan struktur dan mekanisme

politik serta administrasi mampu berfungsi secara efektif dan efisien.

Salah satu penerapan Good Governance di Kabupaten Tuban

Jawa Timur adalah pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

yang ada pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Page 148: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

128

merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani

program tersebut. Adapun bidang yang bertanggung jawab dalam

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni adalah pada Bidang

Perumahan dan Permukiman pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban yang memiliki fungsi

pengembangan dan pembangunan perumahan, pengembangan dan

penataan infrastruktur permukiman serta pengelolaan data dan

pengendalian pembangunan perumahan permukiman.

Program rumah tinggal layak huni berjalan mulai tahun 2011,

hal ini berdasarkan wawancara dengan Bapak Riko Pramudia selaku

pegawai Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban. Program ini dikelolah oleh

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman mulai tahun

2011. Dalam sebuah program terdapat implementasi yang dilakukan

oleh stakeholder yang terkait dan program tersebut sudah berjalan

secara berkesinambungan, Selanjutnya Arikunto dan Jabar (2014:14)

menyebutkan bahwa ada tiga pengertian penting dan perlu

ditekankan dalam menentukan suatu program, yaitu:

a. Realisasi atau implementasi suatu kebijakan

b. Terjadi dalam waktu yang relatif lama, bukan kegiatan

tunggal tetapi jamak berkesinambungan

c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang

Page 149: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

129

Pelaksanaan suatu program harus memperhatikan unsur

pelaksanaan program yang dimana bertanggung jawab dari awal

sampai selesai program serta bagaimana program itu berjalan tepat

sasaran sehingga muncul manfaat dari program yang ada, ketika

program tersebut berjalan unsur yang berperan adalah masyarakat

sekitat dan yang menilai apakah dari program tersebut terdapat

perubahan atau ada peningkatan, untuk menilai suatu program perlu

diadakan evaluasi terkait program tersebut.

Tujuan evaluasi pelaksanaan program menurut Rossi dan

Freeman dalam Hamdi (2014:104) adalah evaluasi dilakukan untuk

menilai kelayakan program yang sedang berlangsung dan untuk

mengestimasi kemanfaatan upaya-upaya untuk memperbaikinya.

Dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni peneliti

menemukan beberapa kekurangan, sehingga dibutuhkan beberapa

evaluasi agar pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

diharapkan bisa berjalan dengan maksimal. Evaluasi ini diperlukan

untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan secara menyeluruh dari

suatu program, baik yang berasal dari kelemahan strategi program

sendiri, maupun karena kelemahan dalam implementasi.

Sesuai dengan pendapat Suchman dalam Winarno (2012:233-

234), peneliti telah melakukan enam tahapan evaluasi pada evaluasi

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni, yakni:

Page 150: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

130

a. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi

Tujuan dari pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

Kabupaten Tuban adalah mewujudkan keadilan bagi seluruh

masyarakat yang tidak mampu atau Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (MBR) dalam pemenuhan kebutuhan dasar rumah layak

yang sehat, aman, serasi dan teratur serta mengurangi jumlah

rumah tidak layak huni. Program RTLH ini sangat

menguntungkan masyarakat secara umum karena masyarakat

merasa terbantu dengan adanya program rumah tinggal layak huni

karena mereke merasa terpenuhi atas hak mendapat bantuan

rumah layak huni dari pemerintah Kabupaten Tuban.

b. Analisis terhadap masalah

Menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan

program rumah tinggal layak huni di Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban. Dalam

pelaksanaanya terdapat permasalahan-permasalahan yang terjadi

dalam pelaksanaan program Rumah Tinggal Layak Huni yaitu

kurangnya jumlah pegawai, tenaga pengawas lapangan serta

sarana dan prasarana yang ada pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman untuk kebutuhan penunjang pelaksanaan

program Rumah Tinggal Layak Huni.

c. Deskripsi dan standarisasi kegiatan.

Page 151: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

131

Peneliti menilai tentang standarisasi yang merupakan

penetapan batasan tertentu dalam suatu kegiatan. Kegiatan yang

dilakukan adalah mengevaluasi pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban, yang didasarkan pada enam

indikator evalusi program yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan,

pemerataan, responsivitas, dan ketepatan dengan melihat

pedoman wawancara yang berkaitan dengan fokus penelitian.

d. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

Sebelum program rumah tinggal layak huni dilaksanakan pada

tahun 2011 jumlah sebaran rumah tidak layak huni jika dibandingkan

sampai akhir tahun 2016 terus mengalami penurununan karena

adanya target realisasi yang harus di bangun oleh Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban. Realisasi

tersebut menjadikan acuan pemerintah Kabupaten Tuban dalam hal

ini adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

untuk terus mengurangi jumlah rumah tidak layak huni yang ada di

Kabupaten Tuban, dengan data realisasi pembangunan rumah tidak

layak huni menjadi layak huni dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2016 sebagai berikut:

Page 152: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada
Page 153: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

133

untuk di tindak lanjut dan diserahkan ke Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman. Tujuan dari di haruskannya melengkapi

dokumen yang menjadi syarat penerima bantuan adalah agar

pemberian bantuan program rumah tinggal layak huni tepat sasaran.

f. Indikator untuk menentukan suatu dampak

Untuk melihat bagaimana dampak ataupun perubahan yang

terjadi pada pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

Kabupaten Tuban adalah dengan berpedoman pada keenam indikator

pelaksanaan program menurut Dunn yaitu efektivitas, efisiensi,

kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan. Berdasarkan

pedoman evaluasi yang diterbitkan oleh Direktorat Ditjen PLS

Depdiknas (2002:2) memberikan pengertian bahwa evaluasi program

adalah “proses pengumpulan dan penelaahan data secara berencana,

sistematis dan dengan menggunakan metode dan alat tertentu untuk

mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan program

dengan menggunakan tolak ukur yang telah ditentukan.”

Program rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban

dilaksanakan sejak tahun 2011 hingga sekarang, setiap tahun

Pemerintah Kabupaten Tuban memiliki target untuk diselesaikan,

namun dalam pelaksanaanya belum terealisasikan sesuai dengan

target. Perbandingan target dan realisasi pembangunan RTLH

Kabupaten Tuban dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Page 154: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

134

0

100

200

300

400

500

600

700

2013 2014 2015 2016TAHUN

PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI

PEMBANGUNAN RLTH KABUPATEN TUBAN

2013-2016

Target

Realisasi

Gambar 10. Perbandingan Target dan Realisasi Pembangunan RTLH

Kabupaten Tuban 2013-2016

Sumber: Olahan Penulis (2017)

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan menggunakan indikator

evaluasi menurut William Dunn sebagai tolak ukur dalam

mengevaluasi pelaksanaan program rumah tinggal layak huni pada

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban. Adapun indikator evaluasi menurut Dunn (2003:612) terdiri

dari 6 tipe sebagai berikut:

a. Efektivitas Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Indikator efektivitas merupakan indikator pertama dalam

kriteria evalusi program menurut Dunn (2003:612). Kriteria

efektivitas merujuk pada tercapai atau tidaknya hasil atau

tujuan dari sebuah program. Efektivitas berkenaan dengan

apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang

Page 155: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

135

diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.

Efektivitas berhubungan dengan rasionalitas, teknis dan selalu

diukur dari unit produk layanan. Penilaian efektivitas dalam

evaluasi pelaksanaan program rumah tinggal layak huni di

Kabupaten Tuban dapat ditentukan dari hasil pencapaian

program yang telah ditentukan pada awal anggaran, dalam hal

ini tujuan dari adanya penyelenggaraan program rumah tinggal

layak huni adalah pemberian bantuan pembangunan atau

perbaikan rumah tidak layak huni yang diberikan kepada

masyarakat miskin.

Data dibawah ini yang menunjukan realisasi pembangunan

program rumah tinggal layak huni di Kecamatan Tuban tahun

2011 sampai dengan tahun 2016, tahun 2011 terdapat

pembangunan RTLH di Kembangbilo dan Sugiharjo

membangun rumah tidak layak huni menjadi layak huni

sebanyak 10 unit, pada tahun 2012 membangun di desa

Mondokan, Sumurgung, Sidorejo, Sidomulyo, Kingking

dengan jumlah 23 unit rumah, pada tahun 2013 di Sumurgung,

Mondokan, Ronggomulyo, Kembangbilo, Sukolili, Perbon,

Sugiharjo dan Latsari berjumlah 17 unit rumah, tahun 2014

rumah layak huni yang telah terbangun sebanyak 24 unit

dengan sebaran berada di Kembangbilo, Karangsari,

Sidomulyo, Mondokan, pada tahun 2015 sebanyak 30 unit

Page 156: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

136

rumah tersebar di Sidorejo, Doromukti, Karangsari, Mondokan,

lanjut pada tahun 2016 sebaran berada di Kembangbilo,

sugiharjo sebanyak 11 unit rumah, total keseluruhan rumah

tinggal layak huni yang terbangun di Kecamatan Tuban

sebanyak 82 unit rumah sepanjang tahun 2011 sampai dengan

tahun 2016.

Data yang menunjukan antara target dan realisasi

pembangunan rumah tinggal layak huni di Kecamatan Tuban

dengan realisasi pembangunan pada tahun 2013 target

sebanyak 25 unit rumah dan terbanguan 17 unit rumah layak

huni, tahun 2014 target 25 unit rumah yang terealisasi 24 unit,

pada tahun 2015 target membangun rumah layak huni sebanyak

30 unit dan yang terealisasi sesuai dengan jumlah target yakni

30 unit rumah layak huni, sedangkan untuk 2016 mempunyai

target membangun rumah 20 unit akan tetapi realisasi masih

kurang dari harapan yakni sebanyak 15 unit rumah layak huni

yang terbangun. Berikut data yang diperoleh dari Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.

Berdasarkan data tersebut realisasi pembangunan RTLH di

Kecamatan Tuban dilihat dari kriteria efektivitas evaluasi

program menurut Dunn (2003) dapat dikatakan belum

maksimal dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahun

dengan realisasinya masih banyak yang belum tercukupi.

Page 157: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

137

Selain itu dilihat tenaga teknis pengelola Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban hanya

mempunyai lima pegawai lapangan yang harus menangani 20

Kecamatan dengan total 400 objek rumah tinggal layak huni.

Ketidakseimbangan antara pengelola dengan jumlah objek

RTLH yang harus dibangun menjadi salah satu penyebab

kriteria efektiktivitas tidak terpenuhi.

b. Efisiensi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni

Efisiensi dalam indikator evaluasi suatu program berkenaan

dengan jumlah usaha (sumber daya manusia, kegiatan

penunjang) yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat

efektifitas tertentu untuk menilai seberapa jauh usaha yang

dikeluarkan agar dapat mencapai hasil yang diinginkan pada

suatu program (Dunn, 2003:430), efisiensi sangat berkaitan

dengan indikator efektivitas. Salah satu indikator yang

digunakan peneliti untuk mengukur nilai efisiensi dari

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni ini adalah

seberapa besar upaya sumber daya manusia dan kegiatan yang

dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban serta bagaimana upaya tersebut

berdampak terhadap tujuan program.

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek yang

perlu diperhatikan dalam evaluasi pelaksanaan program kriteria

Page 158: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

138

efisiensi. Sumber Daya Manusia menjadi unsur pertama dan

utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang

andal/canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa

(Hasibuan.2009:244). Dalam pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni, sumber daya manusia dalam hal ini adalah

pihak penyelenggara yaitu Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban belum dapat dikatakan

baik karena kekurangan tenaga teknis yang mengawasi

pelaksanaan RTLH di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten

Tuban dengan total di setiap Kecamatan terdapat 20 obyek

RTLH dengan jumlah semua terdapat 400 obyek RTLH di

Kabupaten Tuban setiap tahunya, sedangkan tenaga teknis yang

ada di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukman

hanya berjumlah 5 orang. Terbatasnya pengawas teknis dan

SDM untuk program ini terdiri dari tenaga pembantu yang

menunjang program seperti membantu administrasi, scan, foto

dan lain-lain. Permasalahan tersebut ada ketika Dinas Pekerjaan

Umum di bagi menjadi dua bagian yang artinya Dinas Pekerjaan

Umum berdiri sendiri dan di tambah dengan Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman, dari sinilah terjadi

perubahan Organisasi Perangakat Daerah atau OPD yang

mengakibatkan kurangnya tenaga teknis untuk mengawasi

pelaksanaan RTLH, sebelum OPD di bagi menjadi dua yang

Page 159: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

139

menjalankan pengawasan program RTLH merupakan UPTD

yang ada di setiap Kecamatan.

Indikator efisiensi dilihat juga kegiatan penunjang, peneliti

melihat dari sisi dana pengelolaan untuk mencapai hasil yang

diinginkan, dalam program RTLH sumber dana berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang setiap

awal anggaran masuk pembahasan antara Badan Anggaran

DPRD Kabupaten Tuban dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TAPD). Berdasarkan wawancara Kasubid Permukiman dan

Prasaranan Wilayah BAPPEDA Kabupaten Tuban menjelaskan

bahwa dana APBD untuk Program RTLH Kabupaten Tuban

belum mencukupi dengan demikian menggunakan bantuan dari

CSR. Program RTLH Kabupaten Tuban menggunakan dana dari

APBD dengan anggaran program RTLH yang setiap daerah

berbeda-beda, bantuan rumah program RTLH ini dibangun

sederhana dengan anggaran Tuban per unit rumah mendapatkan

sekitar 35 juta per pembangunan satu unit rumah.

Pemasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi

menyebab pelaksanaan program rumah tinggal layak huni dapat

disimpulkan belum memenuhi kriteria efektif dalam evaluasi

pelaksanaan program, disebabkan karena faktor pecahnya OPD

dari yang menjadi satu di Dinas Pekerjaan Umum kemudian

pecah manjadi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Page 160: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

140

Permukiman serta Dinas Pekerjaan Umum sendiri. Sumber dana

program rumah tinggal layak huni Kabupaten Tuban

menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) dalam melakukan pembangunan rumah layak huni

untuk masyarakat, tetapi terkendala dengan jumlah APBD yang

terbatas dengan target jumlah pembangunan rumah layak huni

400 unit rumah per-tahun, berdasarkan wawancara dengan untuk

itu meminta kerjasama dengan pihak lainya dengan pendanaan

dari CSR.

c. Kecukupan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Kriteria kecukupan dalam evaluasi pelaksanaan program

rumah tinggal layak huni ini dilihat dari kecukupan sarana dan

prasarana yang disediakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban Menurut Dunn

(2003:430), indikator kecukupan (adequacy) berkenaan dengan

seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan,

nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.

Selain itu kriteria kecukupan dilihat dari ketersediaan fasilitas,

sarana dan prasarana dalam pelaksanaan suatu program.

Kecukupan sarana dan prasarana yang disediakan oleh

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban sabagai penunjang pelaksanaan program ini tidak

Page 161: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

141

memadai hal ini berdasarkan hasil wawancara dan observasi

yang dilakukan peneliti menemukan bahwa pada tempat kerja

bidang Perumahan dan Permukiman yang menangani program

rumah tinggal layak huni sarana dan prasarana yang ada seperti

laptop harus membawa sendiri scan dan sambungan internet

tidak ada, kursi tidak memadai dan jumlahnya kurang serta

kantor Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

masih menumpang tempat kerja di Dinas Pekerjaan Umum.

d. Pemerataan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni,

indikator pemerataan atau kesamaan dapat dilihat dari seberapa

besar usaha yang dilakukan oleh pihak penyelenggara dalam hal

ini adalah Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

dalam memberikan informasi terkait program kepada seluruh

masyarakat sebagai objek dari program secara adil berdasarkan

indikator pemerataan atau kesamaan menurut Dunn (2003:435)

Sosialisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk

meningkatkan pelaksanaan suatu kebijakan ataupun program

pemerintah. Adanya sosialisasi membantu penyelenggara dalam

mendistribusikan informasi terkait program kepada masyarakat.

Menurut Arikunto dan Jabar (2004:34) “yaitu suatu rencana

yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan dan

Page 162: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

142

rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu

tertentu secara berkesinambungan”. Dalam sebuah program

terdapat banyak aspek yaitu berupa tujuan kegiatan, aturan yang

harus dipegang dalam kegiatan, anggaran atau biaya yang

digunakan, dan strategi pelaksanaan kegiatan.

Strategi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagai pihak

penyelenggara program mengambil sosialisasi sebagai cara

untuk mendistribusikan informasi terkait program ini, sosialisasi

bertujuan untuk memperkenalkan program rumah tinggal layak

huni kepada masyarakat. Sosialisasi terkait program rumah

tinggal layak huni ini dilakukan pada Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (MUSRENBANG) diprakarsai oleh Bappeda

Kabupaten Tuban yang bertujuan untuk penjaringan aspirasi

masyarakat dengan keterlibatan Dinas-Dinas dan Kecamatan

yang ada di Kabupaten Tuban, selain itu adanya sosialisasi yang

diperuntukkan untuk SKPD dan pengurus kecamatan serta

kelurahan tentang adanya program rumah tinggal layak huni

mempermudah penyebaran penyampaian informasi. Sehingga

kriteria pemerataan dalam evaluasi program rumah tinggal layak

huni dalam hal ini adalah pemerataan informasi telah dijalankan.

Page 163: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

143

e. Responsivitas Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Berdasarkan indikator responsivitas menurut Dunn (2003)

responsivitas dalam suatu evaluasi kebijakan atau program

publik dapat dilihat dari respon masyarakat sebagai objek

terhadap suatu program, dan respon atau daya tanggap pelaksana

program terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat pada

pelaksanaan suatu program.

Kriteria responsivitas mengacu pada daya tanggap atau

respon Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Bidang Perumahanan dan Permukiman sebagai pelaksana

program RTLH berdasakan kriteria evaluasi menurut Dunn yaitu

indikator responsivitas dapat dikatakan sudah tercapai. Pada

indikator ini responsivitas dinilai dari daya tanggap Bidang

Perumahan dan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman dalam hal merespon proposal bantuan

program yang masuk ke Dinas. Proposal sekarang ini

menggunakan e-proposal untuk penangananya yang masuk

langsung di proses sesuai kuota yang disediakan, akan tetapi jika

melebihi kuota yang sudah ditentukam akan masuk deposito

tahun depan, dalam implementasi tahun ini untuk e-proposal

yang masuk dua minggu dengan batas akhir tanggal 11 April

2017 proposal yang masuk pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Page 164: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

144

Kawasan Permukiman pada Bagian Perumahan dan

Permukiman sebanyak 400 proposal dari setiap Kecamatan di

Kabupaten Tuban.

f. Ketepatan Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak

Huni

Kriteria ketepatan menurut Dunn (2003:610) adalah apakah

hasil (tujuan) yang diinginkan berguna atau bernilai atau suatu

program adalah dengan mengukur apakah hasil yang dicapai

benar-benar bermanfaat atau tidak. Dalam pelaksanaan program

rumah tinggal layak uni oleh Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman dapat dikatakan telah memenuhi

indikator ketepatan. Hal ini dapat dilihat dari latar belakang dan

tujuan program rumah tinggal layak huni adalah untuk

pemenuhan kebutuhan dasar rumah yang sehat, aman, serasi dan

teratur serta mengurangi jumlah rumah tidak layak huni.

Berdasarkan analisis peneliti melihat hasil wawancara

dengan beberapa informan yang mendapatkan bantuan program

rumah tinggal layak huni dapat disimpulkan bahwa program ini

memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dilihat setelah

masyarakat mendapat bantuan program RTLH masyarakat

merasa terbantu karena dibangunkan rumah yang layak huni

sebab dulu rumah yang dimiliki tidak layak untuk di huni,

masyarakat yang memperoleh bantuan merasa senang bisa

Page 165: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

145

mendapatkan bantuan program rumah tinggal layak huni,

masyarakat yang mendapat bantuan menilai rumah yang

dibangunkan bagus dan sesuai harapan.

Dari ke enam indikator evaluasi diatas berdasarkan analisis

peneliti menunjukkan pada pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban sebagai pelaksana belum

memenuhi keenam kriteria evaluasi menurut Dunn (2003:610).

Kriteria yang terpenuhi adalah kriteria pemerataan, kriteria

responsivitas dan kriteria ketepatan, sedangkan kriteria

efektivitas, efisiensi dan kecukupan pada pelaksanaan program

rumah tinggal layak huni belum terpenuhi.

2. Dinamika Penanganan Program Rumah Tinggal Layak Huni

Pelaksanaan program rumah tinggal layak huni tidak lepas dari

prosedur penanganan ataupun dinamika penanganan program yang

menjadi acuan kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman sesuai prosedur yang ada. Berdasarkan Permenpera

nomor 22/Permen/M/2008, rumah tinggal layak huni adalah rumah

yang tak memenuhi persyaratan teknis keselamatan bangunan dan

kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya.

Berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah nasional

(RPJMN) 2015-2019 terdapat kriteria masyarakat yang berhak

Page 166: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

146

menerima bantuan, berdasarkan RPJMN 2015-2019 Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman membentuk dinamika

penanganan program RTLH untuk Kabupaten Tuban, hal ini dapat

membantu terlaksananya program ini dengan baik, dalam dinamika

penanganan program rumah tinggal layak huni yang dikelolah oleh

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman terdapat

beberapa prosedur yang harus dijalankan sesuai dengan Kerangka

Acuan Kegiatan (KAK) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan proposal kepada Bupati Tuban dan tembusan ke

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukian Kabupaten

Tuban, pada proposal dilampiri :

1. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Fotocopy Kartu Keluarga (KK)

3. Fotocopy Gakin / Surat keterangan miskin

4. Fotocopy Sertifikat / Petok tanah atas hak milik

5. Foto rumah kondisi tidak layak

2. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

memberikan tembusan kepada Bappeda dan Dinas Pendapatan.

* Bappeda, Dinas Pendapatan dan Dinas Perumahan Rakyat

dan Kawasan Permukiman melakukan rapat koordinasi

penentuan nilai anggaran, kemudian merekomendasikan nilai

anggaran pada APBD tahun anggaran 2017

Page 167: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

147

3. Bupati atau Sekretaris Daerah mendapat rekomendasi dari

Bappeda dan Dinas Pendapatan

*Bupati atau Sekretaris Daerah menyetujui pagu anggaran

yang telah diajukan

4. Selanjutnya kembali ke Bappeda dan Dinas Pendapatan untuk

dikembalikan ke Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman

5. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

melakukan pengecekan persyaratan penerima bantuan, antara

lain:

Survei / pengecekan lokasi usulan

Melakukan perencanaan pembangunan

Melakukan lelang atau tender untuk pengerjaan rumah

bantuan

Pengecekan langsung ke lokasi

Pelaksanaan pembangunan rumah (berdasarkan denah

lokasi dan detail gambar bangunan)

Pengawasan

Pemeliharaan oleh kontraktor yang memenangkan

tender

Penerimaan hasil oleh masyarakat yang mendapatkan

bantuan

Serah terima bantuan sosial kepada penerima sesuai

nama dan alamat berdasarkan surat keputusan Bupati

Page 168: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

148

Berdasarkan dinamika penanganan RTLH Kabupaten Tuban

menurut analisis peneliti dinamika penanganan yang ada saat ini

sudah berjalan sesuai dengan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

yang di tetapkankan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman, yang berpengaruh terhadap kelompok sasaran yakni

masyarakat tidak mampu atau masyarakat berpengasilan rendah bisa

merasakan bantuan dari program rumah tinggal layak huni yang

sangat membantu dalam pemenuhan tempat tinggal karena tanpa ada

pungutan biaya dan bisa mendapat bangunan rumah baru yang tentu

layak huni.

Akan tetapi dinamika yang ada selama ini tergolong lambat,

disebabkan karena hanya mengandalkan anggaran program dari

Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD). penanganan

selama ini masih harus menunggu disahkan anggaran setiap tahun,

dan berarti masyarakat harus menunggu satu tahun untuk

mendapatkan bantuan pembangunan program rumah tinggal layak

huni. Dengan adanya dinamika penanganan program RTLH

diharapkan penerima bantuan program yang khusus untuk

masyarakat berpenghasilan rendah bisa tepat sasaran.

Page 169: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

149

3. Tantangan ke Depan Dalam Menyelesaikan Target Program

Rumah Tinggal Layak Huni

Pelaksanaan suatu program tidak terlepas dari faktor-faktor yang

menjadi tantangan ke depan, tantangan ke depan ini bisa jadi

berpengaruh terhadap pelaksanaan program dalam hal tantangan ke

depan peneliti memfokuskan pada faktor penghambat yang

merupakan salah satu indikator yang menjadi penghambat pada

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni. Dalam pelaksanaan

program rumah tinggal layak huni yang dikelolah oleh Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

terdapat beberapa faktor-faktor penghambat.

1. Sarana dan Prasarana

Salah satu penunjang kelancaran proses penanganan

program rumah tinggal layak huni yang ada pada Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman yaitu adanya

sarana dan prasarana yang memadai yang disediakan oleh

institusi yang bersangkutan, sehingga pelaksanaan program

dapat terselenggara dengan baik. Dengan kata lain, suatu

program dapat berjalan dengan maksimal apabila didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai. Sarana menurut Moenir

(2006:119) adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan

fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu

dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam

Page 170: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

150

rangka kepentingan orang-orang yang sedang berkepentingan

dalam organisasi kerja itu.

Akan tetapi pada penunjang pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni ini sarana dan prasarana yang ada tidak

memadai, untuk sarana dan prasarana seperti komputer, internet

maupun gedung yang ada saat ini sangat kurang. seperti laptop

harus bawa sendiri scan dan internet tidak ada, kursi tidak

memadai dan jumlahnya kurang serta kantor Dinas Perumahan

Rakyat dan Kawasan Permukiman untuk saat ini masih

menumpang tempat kerja di Dinas Pekerjaan Umum,

berdasarkan wawancara dengan kepala bidang perumahan dan

permukiman disebabkan karena terjadi pemisahan OPD antara

Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiaman, faktor lain yang ditemukan peneliti

berdasarkan wawancara yang dilakukan terletak pada sarana

prasarana ke lapangan yang dirasa kurang layak seperti mobil

untuk pengawasan kondisi yang ada sekarang tidak layak.

2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang

dapat menunjang keberhasilan suatu program. Peralatan yang

andal/canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa

(Hasibuan.2009:244). Sumber daya manusia dilihat dari kualitas

merujuk pada potensi atau kemampuan yang dimiliki sumber

Page 171: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

151

daya manusia dalam menganalisis dan menjalankan suatu

program, sedangkan kuantitas merujuk pada jumlah sumber

daya manusia dalam mengelolah suatu program. Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

dalam penunjang atau pelaksanaan program rumah tinggal layak

huni memiliki hambatan dari segi tenaga teknis yang megawasi

program rumah tinggal layak huni, jumlahnya kurang padahal

dalam pelaksanaan RTLH seluruh Kecamatan dalam Kabupaten

Tuban totalnya ada 20 Kecamatan dengan di setiap Kecamatan

terdapat 20 obyek RTLH dengan total ada 400 obyek RTLH,

sedangkan tenaga teknis hanya ada 5 orang.

3. Data Base

Dalam menjalankan program rumah tinggal layak huni data

base sangat di butuhkan untuk menunjang kebenaran data yang

ada, akan tetapi pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban masih minim dan kurang

sempurna, dan menjadikan faktor pengahambat dalam program

rumah tinggal layak huni di Kabupaten Tuban, data base

berfungsi untuk pengambilan nama dan alamat masyarakat

penerima bantuan. Permasalahan data base berpengaruh pada

kecepatan pendataan dan kefalitan data keperluan data base yang

masih minim dan kurang sempurna, dibutuhkan data base yang

Page 172: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

152

valid antara kebutuhan rumah se-Kabupaten dan RTLH yang

belum terbangun.

4. Sumber Dana Program Rumah Tinggal Layak Huni

Pendanaan dari APBD ini bertujuan agar program ini bisa

lebih terkontrol karena menggunakan uang negara yang harus

ada pertanggungjawaban di setiap pembangunan rumah layak

huni. Sumber dana untuk mencapai hasil yang diinginkan pada

program rumah tinggal layak huni ini, akan tetapi terkendala

jumlah APBD yang terbatas dengan target jumlah pembangunan

rumah layak huni 400 unit rumah per-tahun.

Dalam Dokumen Arah Kebijakan dan Strategi 2015 - 2019

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang

Perumahan pada Strategi terdapat point yang menjelaskan

bahwa Program ini bertujuan untuk mendorong Pemerintah

daerah agar berperan sesuai kewenangannya dalam

pembangunan perumahan, baik ditingkat provinsi maupun

kabupaten atau kota didukung dengan mekanisme pendanaan

yang tepat. Berdasarkan lampiran V Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor

33/PRT/M/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dana

Alokasi Khusus Bidang Infrastriktur. Sumber Pendanaan berasal

dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

Page 173: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

153

Dana Alokasi Khusus (DAK), dana Anggaran Pendpatan dan

Belanja Daerah (APBD), serta Dana Swadaya Masyarakat.

Pada Kabupaten Tuban program rumah tinggal layak huni

menggunakan dana APBD, akan tetapi di lapangan dana APBD

tidak bisa membantu dengan maksimal karena masih terdapat

data setiap tahun target dengan realisasi tidak sesuai yang

artinya masih ada rumah yang tidak terbangun. Lemahnya

pemerintah Kabupaten Tuban dalam bekerjasama dengan

perusahaan-perusahaan besar dengan mengandalkan dari segi

dana CSR (Coorporate Social Responsibilty) perusahaan yang

bisa menguntungkan pemerintah Kabupaten Tuban.

5. Evaluasi Program Rumah Tinggal layak Huni

Evaluasi program merupakan kegiatan yang dilakukan

dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program atau

proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,

efektifitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, kegiatan yang

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat

keberhasilan dari suatu kegiatan atau program yang ada. Pada

kegiatan program rumah tinggal layak huni Kabupaten Tuban

evaluasi yang selama ini dilakukan masih menggunakan cara

evaluasi yang bersifat birokratis yang artinya hanya berdasar

pada aturan yang ada terkait program serta evaluasi dengan cara

Page 174: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

154

konvensional, pada era saat ini diperlukan evaluasi yang

melibatkan semua unsur yang ada dalam program rumah tinggal

layak huni dalam hal ini pemerintah dan masyarakat, apabila

melibatkan dana CSR evaluasi program bisa dengan melibatkan

pihak swasta. Pentingnya evaluasi dengan melibatkan masyrakat

karena saat ini dengan era modern masyarakat lebih cerdas,

lebih tanggap dan memiliki kapasitas kemampuan untuk ikut

membantu melakukan evaluasi bukan hanya masyarakat sebagai

obyek atau kelompok sasaran tetapi bisa terlibat dalam evaluasi

program rumah tinggal layak huni Kabupaten Tuban.

Evaluasi dengan mengacu pada aspirasi secara demokratis

yakni dengan partisipasi masyarakat secara aktif untuk

memberikan informasi mengenai opini publik secara

komunikatif dan obyektif dengan cara memasukkan berbagai

pandangan dan kepentingan, dilakukanya dialog dengan

masyarakat membantu menciptakan keterbukaan pada

pemerintah, evaluasi ini biasa di sebut dengan evaluasi

deliberatif yang menenkan pada musyawarah bersama antar

stakeholder bersangkutan yang berkaitan dengan program

rumah tinggal layak huni, komunikasi masyarakat atau warga

yang terdiri dari perhimpunan, organisasi dan gerakan yang

bersifat spontan dan menyaring kondisi yang terjadi sekarang di

wilayah-wilayah privat kemudian dibawa dalam ruang publik.

Page 175: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

155

Page 176: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

155

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Tuban Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban sesuai

Peraturan Bupati tuban Nomor : 64 Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas, Fungsi

dan Tata Kerja disebutkan bahwa, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan. Selanjutnya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Kabupaten Tuban diarahkan untuk meningkatkan prasarana

bidang perumahan dan permukiman, air minum dan sanitasi, serta kebersihan

pertamanan dan pemakaman. Salah satu program Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban adalah program rumah tinggal layak

huni program ini telah terlaksana mulai tahun 2011. Berdasarkan data di

lapangan dan hasil analisa penulis serta berdasarkan teori yang berkaitan dapat

disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

belum sepenuhnya berjalan dengan baik, karena dalam pelaksanaanya belum

memenuhi kriteria evaluasi menurut Dunn (2003) yaitu indikator efektivitas,

efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan.

Page 177: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

156

1. Dari keenam indikator tersebut indikator pemerataan, indikator

responsivitas dan indikator ketepatan yang telah terpenuhi dalam

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni. Selain itu, tiga

indikator dalam evaluasi pelaksanaan program menurut Dunn (2003)

yaitu indikator efektivitas, indikator efisiensi dan indikator

kecukupan belum terpenuhi.

a. Indikator efektivitas pada pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni ini belum terpenuhi. Hal ini berdasarkan atas uraian

data realisasi pembangunan RTLH di Kecamatan Tuban masih

belum maksimal dengan target yang sudah ditetapkan setiap tahun

tetapi realisasinya masih banyak yang belum tercukupi.

b. Indikator efisiensi pada pelaksanaan program rumah tinggal layak

huni belum terpenuhi, hal ini disebabkan karena Sumber Daya

Manusia (SDM) yang ada pada Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban tidak terpenuhi karena

kurangnya tenaga teknis untuk mengawasi pelaksanaan RTLH.

c. Indikator kecukupan pada pelaksanaan program Rumah Tinggal

Layak Huni belum terpenuhi. Indikator kecukupan dilihat dari

sarana dan prasarana yang digunakan dalam penunjang ataupun

pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni, sarana dan prasarana yang disediakan belum terpenuhi

seperti komputer tidak disediakan kantor, pegawai harus

membawa laptop sendiri, tidak ada jaringan wireless fidelity (Wi-

Page 178: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

157

Fi), tidak ada scan, jumlah meja dan kursi tidak seimbang dengan

kondisi yang tidak layak serta mobil yang berfungsi sebagai

penunjang kegiatan program kondisi tidak sudah tidak layak.

d. Indikator pemerataan pada pelaksanaan program Rumah Tinggal

Layak Huni sudah terpenuhi. Pemerataan dalam pelaksanaan

program ini dilihat dari distribusi informasi program secara

merata, pemberian informasi yang dilakukan oleh Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban

pada saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(MUSRENBANG) keterlibatan Dinas-Dinas dan Kecamatan yang

ada di Kabupaten Tuban, selain itu adanya sosialisasi yang

diperuntukkan untuk SKPD dan pengurus kecamatan dan

kelurahan tentang adanya program Rumah Tinggal Layak Huni

untuk mempermudah penyebaran penyampaian informasi.

e. Indikator responsivitas pada pelaksanaan program rumah tinggal

layakhuni sudah terpenuhi. Responsivitas dalam pelaksanaan

program ini dilihat dari daya tanggap penanganan proposal yang

masuk untuk program rumah tinggal layak huni. untuk saat ini

pengumpulan proposal dari setiap kecamatan di Kabupaten Tuban

menggunakan e-proposal yang bertujuan agar lebih cepat dan

efektif, berdasarkan wawancara dengan menggunakan e-proposal

hanya butuh waktu kurang lebih dua minggu sudah bisa

Page 179: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

158

terkumpul 400 proposal dari setiap kecamatan yang ada di

Kabupaten Tuban.

f. Indikator ketepatan pada pelaksanaan program rumah tinggal

layak huni sudah terpenuhi. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

program tepat sesuai sasaran masyarakat yang membutuhkan

dengan klasifikasi berpengasilan rendah untuk penerima bantuan

program rumah tinggal.

2. Pelaksanaan program rumah tinggal layak huni terdapat dinamika

penangannan sesuai dengan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) yang

ditetapkan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,

ditetapkannya kerangka acuan kegiatan yang didalamnya terdapat

dinamika penanganan dengan persyaratan yang telah ditetapkan

bertujuan agar masyarakat penerima bantuan program RTLH tepat

sasaran. Dinamika penanganan program RTLH terdiri dari pengajuan

proposal, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban memberikan tembusan ke BAPPEDA dan Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Tuban, Bupati atau Sekretaris Daerah mendapatkan rekomendasi dari

BAPPEDA dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kabupaten Tuban, Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Tuban melakukan pengecekan

persyaratan, survei lokasi, penetapan usulan lokasi, pengajuan

Page 180: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

159

anggaran, perencanaan pembangunan, lelang pengadaan, pelaksanaan

pembangunan, pengawasan, pemeliharaan, serah terima

3. Selanjutnya pada pelaksanaan program rumah tinggal layak huni ini

juga terdapat tantangan dalam proses pelaksanaannya yakni sarana

dan prasarana yang tidak memadai seperti tidak disediakan komputer

oleh kantor, tidak ada jaringan internet dan alat scan dan kursi, meja

jumlahnya tidak sesuai. Selanjutnya Sumber Daya Manusia (SDM)

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban sebagai pelaksana program rumah tinggal layak huni yang

jumlahnya sangat terbatas dan kurang memadai. Data base

dibutuhkan untuk menunjang kebenaran data yang ada, akan tetapi

pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban masih minim dan kurang sempurna, dan menjadikan faktor

penghambat dalam program rumah tinggal layak huni di Kabupaten

Tuban, data base berfungsi untuk pengambilan nama dan alamat

masyarakat penerima bantuan, selanjutnya sumber dana program

rumah tinggal layak huni terkendala jumlah yang terbatas. Evaluasi

program rumah tinggal layak huni hanya dijalankan dengan cara

konvensional tanpa melibatkan aktor yang terkait.

Page 181: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

160

B. Saran

Dalam pelaksanaan program rumah tinggal layak huni oleh Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman masih ditemukan beberapa

permasalahan yang menghambat proses pelaksanaannya, oleh karena itu

diperlukan adanya beberapa perbaikan yang meliputi:

1. Disarankan untuk Pemerintah Kabupaten Tuban dalam Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman untuk bekerjasama

dengan pihak swasta yakni perusahaan-perusahaan maupun dengan

bank pemerintah maupun swasta yang ada di Kabupaten Tuban.

2. Diberlakukan kerjasama antara pemerintah dengan perusahaan dalam

bidang CSR serta membuat Peraturan Bupati tentang bantuan

perusahaan dengan menggunakan dana CSR Perusahaan.

3. Pemerintah Kabupaten Tuban lebih inisiatif melakukan dialog terbuka

dan partisipasi dengan masyarakat Kabupaten Tuban, dengan

membuat agenda mendengarkan aspirasi masyarakat terkait bantuan

program rumah tinggal layak huni.

4. Disarankan untuk melakukan evaluasi pada pelaksanaan program

rumah tinggal layak huni baik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman sendiri atau melibatkan dinas-dinas terkait program dan

masyarakat Kabupaten Tuban

5. Penambahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya

Manusia (SDM) yang menangani program rumah tinggal layak huni di

Page 182: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

161

Kabupaten Tuban untuk menunjang pelaksanaan program rumah

tinggal layak huni

6. Dalam upaya menambah dan meningkatkan sumber daya manusia

pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten

Tuban agar merencanakan anggaran untuk jasa konsultan baik untuk

pengawas program maupun tenaga administrasi sebagai penunjang

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni

7. Diperlukan peningkatan data base untuk penyimpanan dan

pengelolaan data-data rumah tinggal yang tidak layak huni per-

kecamatan seperti nama dan alamat masyarakat, sehingga

mempermudah pihak pengelolah dalam membuat target dalam

program RTLH setiap tahunnya. Selain itu, data base yang valid

antara kebutuhan rumah di Kabupaten Tuban dan RTLH yang belum

terbangun akan berpengaruh pada percepatan realisasi target

pembangunan RTLH.

8. Dalam upaya meningkatkan hasil yang baik di Dinas Perumahan

Raykat dan Kawasan Permukiman pada program rumah tinggal layak

huni bisa dilakukan dengan memulai merencanakan anggaran pada

tahun ini untuk pengadaan konsultan pengendali dan pengembangan

kawasan permukiman perkotaan dan pedesaan.

9. Diperlukan pengadaan sarana dan prasarana yang ada di kantor Dinas

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagai penunjang

pelaksanaan program rumah tinggal layak huni, pengadaan sarana dan

Page 183: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

162

prasaran tersebut meliputi diadakanya komputer serta alat

kelengkapan lainya untuk pegawai, diadakanya sambungan internet,

diadakan alat scan, memperbaharui meja dan kursi yang ada serta

meningkatkan jumlahnya agar sesuai dan berfungsi, serta mengganti

kendaraan yang lebih layak untuk pengawasan lapangan program

rumah tinggal layak huni.

Page 184: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

163

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur. Dokumentasi

Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur

Tahun 2015.

Depdiknas. 2002. Pedoman Evaluasi. Diakses pada tanggal 16 Desember 2016.

http://kemdikbud.go.id

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Tuban, dalam Dokumentasi Hasil

Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota Se-Jawa Timur Tahun

2015.

Dokumen Profil Permukiman Kabupaten Tuban

Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik edisi kedua.

Yogyakarta: Gajahmada University Press

Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik Proses, Analisis, dan Partisipasi.

Bogor: Ghalia.

Hardiman F, Budi. 2009. Demokrasi Deliberatif. Yogyakarta: Kanius

Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Revisi.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Katalog BPS : 3101001.3523 Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tuban

2015

Kebijakan dan Strategi Penyediaan Perumahan Tahun 2015-2019 Direktorat

Perencanaan Penyediaan Perumahan Direktoran Jenderal Penyediaan

Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kebijakan Percepatan Perkembangan Tingkat Kemiskinan (Online),

(http://www.tnp2k.go.id), diakses 15 November 2016

Kebijakan perumahan dan permukiman dalam Rencana Strategis Pembangunan

Perumahan 2010-2014

Lampiran V Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor

33 /PRT/M/2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Dana Alokasi

Khusus Bidang Infrastuktur Mekanisme Perencanaan dan Pemrograman

serta Pelaksanaan Bidang Perumahan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Tuban Tahun 2015

Page 185: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

164

Laporan Pelayanan Rumah Sehat 2016, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

permukiman

Makarau, Vicky H. 2011. Penduduk, Perumahan Pemukiman Perkotaan dan

Pendekatan Kebijakan. Jurnal Program Studi Perencanaan Wilayah dan

Kota (PWK) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam

Ratulangi Manado

Mindarti. 2007. Revolusi Administrasi Publik Aneka Pendekatan dan Teori Dasar.

Malang : Bayumedia Publishing

Miles, Metthew B, A. Michael Huberman and Johnny Saldana. 2014. Qualitative

Data Analysis, A Methods Sourcebook, Third Edition.Sage Publications,

Inc.

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Teori Kebijakan, Analisis Kebijakan, Proses

Kebijakan, Perumusan, Implementasi, Evaluasi, Revisi, Risk Management

dan Kebijakan Publik, Kebijakan sebagai The Fifth Estate, Metode

Penelitian. Jakarta: Elex Media

Pasalong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:

Alfabeta.

Pengerjaan Rtlh Sukolilo Capai 80 Persen (Online), (http://suarabanyuurip.com),

diakses 10 November 2016

Peraturan Daerah Kabupaten nomor 09 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Tuban Tahun 2012 – 2032

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

nomor 39/PRT/M/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Perumahan Rakyat nomor 06 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.

22/Permen/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Perumahan Rakyat

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No 13 tahun

2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun

2010-2014

Page 186: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RUMAH TINGGAL LAYAK …repository.ub.ac.id/5117/1/Amir%20Hasan%C2%A0Arrosyid.pdf · Evaluasi Pelaksanaan Program Rumah Tinggal Layak Huni (Studi pada

165

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

PU-net 2016. Kementerian PUPR Berhasil Bedah 82.245 Unit Rumah

Masyarakat Diakses pada tanggal 16 November 2016.

http://www.pu.go.id

RENSTRA PUSLITBANG Perumahan dan Permukiman Tahun 2015-2019

Rencana Strategis Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Kabupaten Tuban Tahun 2016 – 2021

Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi program pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Syarat Mendapatkan Bantuan Bedah Rumah Tahun 2016 (Online),

(http://rumahpantura.com), diakses 20 November 2016

Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28H Amandemen UUD 1945

Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Nasional

Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Tahun 2005 – 2025 kantor

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional

Wahab, Solichin Abdul. 2011. Evaluasi Kritis. Malang: Universitas Brawijaya

Press (UB Press)

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian Sebuah Pengenalan dan

Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Winarno, Budi, 2012, Kebijakan Publik, Teori, Proses, dan Studi Kasus,

Jogjakarta: CAPS.

Beberapa Permasalahan Perkotaan (Online),

(http://machsusth.blogspot.co.id), (2008), diakses 15 November 2016

Entas Kemiskinan Pemerintah Tuban Minta Sumbangan (Online),

(http://www.panturajatim.com), diakses 20 November 2016