“EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA...

206
“EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponegoro I Rawamangun Jakarta Timur) TESIS Oleh MOHAMAD TISNA NIM : 21140110000013 MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Transcript of “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA...

Page 1: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

“EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponegoro I Rawamangun Jakarta Timur)

TESIS

Oleh

MOHAMAD TISNA

NIM : 21140110000013

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

LEMBAR PENGESAHAN PENGUЛ

Tesis yallg berJudul ``Evaluasi Pelaksanakan Pelldekatan Sainti■ k Mata

Pelajaran Pendidikan Agama lslam"(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas

DiponegoFO I Rawalllangun Jakarta Timur)yallg diulis oloh Mohal■lad Tisna dengall

Nomor hdik Mahasiswa 2H40110000013 telall dittikan pada sidang prolnOsi teds oleh

Fakultas 1lmu Tarbiyah dall Kegttan(FITK)UIN Syarif Hidvatl11lah Jakalta.pada hari

SemL tangga1 21 Agustus 2017.Tesis ini telall diperbaiki sesuai sTall‐ sttan pcllguJl,

J2止alta 29 Agustus 2017

Til■ PenguJl

Ketua Progr脚

Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,Ag

卜IIP,196703282000031001

PenguJl I

NaFna :Prof Dr.Ruslnin TLll■langgor,Ll.A

卜IIP :194701141965101001

Peng可 i ll

Nttma lE)ra.Nurlena Rifaiラ トI・ A.,Ph.D卜IIP :195910201986032001

Pengtti Ⅲ

Narna :Dr.H.Sapiudin Shidiq,M,AgNIP :196703282000031001

Pembimbing

Nalllla :Dr.Jtten Musfah,M.A

NIP :197706022005011004

笏 9′ %

り 、g‐ 201

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FITK)lJIN S idayttu1/Jよ arta

ProE Dr.

Mengetahui,

NIP.1 504 1982031007

Page 3: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

Tempat/Tgl Lahir

NIM

Pr03Tanl Studi

Judul Tesis

Mohamad Tisna

Bckasi,16 Maret 1985

21140110000013

Magister Pendidikan Agama lslam

``EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Diponcgoro I Rawamangun

Jakarta Timur)

Dr.Jtten Musfah,MADosen Pembimbing

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya

bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta,29 Agustus 2017

NIM。 21140110000013

Page 4: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

iii

ABSTRAK

Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan

Saintifik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas

Diponegoro 1 Rawamangun Jakarta Timur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah guru sudah

menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan komponen

dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 103 Tahun 2014; (2) apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014; (3) bagaimana

persepsi siswa terhadap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

menerapkan pendekatan saintifik pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini

merupakan penelitian evaluasi model countenance Stake. Penelitian evaluasi ini

dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta pada bulan

November 2016 sampai dengan Mei 2017. Subjek pada penelitian ini adalah guru

Pendidikan Agama Islam serta siswa kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2 dengan jumlah

keseluruhan 64 siswa di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Data

dikumpulkan menggunakan teknik kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil evaluasi Komponen Antecendence RPP

yang disusun oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam penyusunan RPP

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir dan

Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor 103

Tahun 2014 dengan skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan kriteria

sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% (2) Hasil evaluasi komponen

aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai

adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. dan (3)

Komponen yang dievaluasi pada outcome yaitu hasil belajar PAI ada kesesuaian

antara hasil belajar PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kata kunci : evaluasi model countenance Stake, RPP, Kurikulum 2013, Pendekatan

Saintifik,

Page 5: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

iv

ABSTRACT

Mohamad Tisna, NIM: 21140110000013, Evaluation Of Performance Of

Learning Using a Scientific Approach At Subject Of Islamic Education In

Diponegoro 1 High School Rawamangun Jakarta Timur

The objectives of this study are: (1) to examine whether the teachers have

arranged the Learning Plans in the subject of Islamic Education in accordance with

the components and system of Regulation of the Minister of Education and Culture

of the Republic of Indonesia Number 103, 2014; (2) to examine whether the

teachers have applied the scientific approach in accordance with the learning steps

in the Regulation of the Minister of Education and Culture of Republic of

Indonesia Number 103, 2014; and to examine (3) how the perception of students on

teachers in the subject of Islamic Education in terms of applying a scientific

approach in the performance of learning. The study is a countenance Stake model

evaluation. The countenance Stake model evaluation study was conducted in

Diponegoro 1 High School Jakarta from November 2016 to Mei 2017. The

Subjects of the study were teachers in subject of Islamic Education of 64 students

of the eleven class of MIPA 1 and the eleven class of IIS 2. Data were collected by

using questionnaires, observation, and documentation. The results of the study

indicate that: (1) The result of Antecendence component of the Learning Plans

arranged by the teachers in subject of Islamic Education are in accordance with the

components and system of the Learning Plans in the Regulation of the Minister of

Education and Culture of the Republic of Indonesia Number 103, 2014 with the

score for Learning Plans 1 was 65 (67,7%); (2) The result of Transaction

Component of the learning activities was 74,5% for the eleven class of MIPA 1 and

71,8% for the eleven class of IIS 2. (3) The result of outcome component was the

final result of learning with school standardization (KKM)

Keywords: learning plans, the 2013 curricula, scientific approach, student

perception

Page 6: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

v

1

XIMIPA ) IXI IIS

65 67.7

65 67.7

74.5

171.8XI IIS 2

PAI PAI

(KKM).

Page 7: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahir rahmanir rahim

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan

kehadirat Illahi Rabbi, Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq dan

hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya

ilmiah dalam bentuk Tesis yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN

PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM”. Untaian sholawat dan butiran-butiran mutiara salam semoga mengalir

deras keharibaan sang kekasih, lentera dunia, penenang jiwa, pengobat qalbu dan

pemberi syafa‟at sepanjang masa (Nabi Muhammad SAW).

Penulisan Tesis ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh Gelar Magister Pendidikan Agama islam (M.P.d.I.) Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

meskipun telah mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan secara maksimal

dan optimal. Karena memang kesempurnaan hanyalah milik zat yang Maha

sempurna. Penulis berharap tesis ini memiliki nilai bagi diri pribadi maupun bagi

para pembaca. Penulis juga sadar bahwa tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan

berbagai pihak tesis ini tidak akan dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Ketua Program

Magister FITK, Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag. Serta seluruh dosen dan segenap

stap Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dr. Jejen Musfah, MA. Dan Dr. YayahNurmaliah, MA.

selaku pembimbing penulisan tesis yang telah memberikan bimbingan, petunjuk

dan saran yang sangat berguna dalam tesis ini. Hanny Atie Sumarni, S.Pd.,

Jamaluddin, S.Ag dan Dra. Tutik Alawiyah disela kesibukan mereka masih

menyempatkan diri untuk diwawancari guna penelitian tesis ini. Teman-teman

angkatan 2014 Magister Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai tempat berdiskusi dan berdialog peneliti.

Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga pula kepada

ayahanda Muyan Almarhum dan Ibunda Mas‟udah, dan mertua kami ayahanda H.

Dasuki dan Ibunda Nurjanah kedua belah pihak sebagai orang tua tercinta yang

selalu memberikan doa restu dan motivasinya untuk penyelesaian tesis. Siti Fajriah,

S.Pd, istri tercinta yang selalu memberikan semangat dan motivasi dan bantuan

Page 8: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

vii

yang tiada henti dalam proses penyelesaian tesis ini. Begitu juga dengan dua buah

hati kami tersayang Hilwatul Fauziyah dan Ahmad Hannan Dzahabi yang selalu

memberikan kehangatan kesegaran kembali ditengah kepenatan dan kecapean

dalam penyusunan tesis ini. Drs. H. Muhammad Khotib, Maswati, S.Pd, Isnah,

S.Pd dan Abdul Holir kakak-kakakku terhormat, tercinta dan tersayang selalu

mendukung dan mendoakan hingga selesai penyusunan tesis ini. Serta ponakanku

Ahmad zamaksyari, MA.Pd dan Mifathul Huda, S.Si yang selalu memotivasi agar

selasai tesis ini. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan dalam proses penyelesaian tesis ini.

Akhirnya, peneliti berharap semoga tesis ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk memberikan masukkan kepada guru dalam proses Evaluasi Pelaksanaan

Pendekatan Saintifik Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Semoga budi baik

dan bantuan dari semua pihak kepada peneliti mendapatkan ganjaran kebaikan

yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 29 Agustus 2017

Penulis,

Mohamad Tisna

Page 9: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya,

dari aksara Arab ke aksara Latin.

Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997 tentang Transliterasi

Arab-Latin yang peneliti gunakan dalam penulisan Tesis ini.

A. Konsonan

ARAB NAMA Latin KETERANGAN RUMUS*

- - - Alif ا

- Ba‟ B Be ة

- Ta‟ T Te ت

Ṡ ث a‟ Ṡ Es dengan titk di

atas

1e60 &

1e61

- Jim J Je ج

Ḥa‟ Ḥ ح Ha dengan titik di

bawah

1e24 &

1e25

- Kha Kh Ka dan ha خ

- Dal D De د

Żal Ż ذZet dengan titik di

atas

017b &

017c

- Ra‟ R Er ر

- Zai Z Zet ز

- Sin S Es ش

- Syin Sy Es dan ye ش

Ṣ ص ad Ṣ Es dengan titik di

bawah

1e62 &

1e63

Ḍaḍ ض Ḍ De dengan titik di

bawah

1e0c &

1e0d

Ṭ ط a Ṭ Te dengan titik di

bawah

1e6c &

1e6d

Ẓ ظ a Ẓ Zet dengan titik di

bawah

1e92 &

1e93

„ Ain„ عKoma terbalik di

atas „_

Gain G Ge غ

Fa F Fa ف

Page 10: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

ix

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ى

Wau W We و

Ha‟ H Ha ه

‟_ Hamzah ‟ Apostrof ء

Ya‟ Y ye ي *

Rumus hanya dipergunakan untuk font yang tidak ada di kibor komputer gunanya

untuk mempermudah. Rumus dioperasikan dengan cara mengetik kode yang tersedia lalu

klik alt+x (kode pertama untuk huruf kapital dan kode kedua untuk huruf kecil).

B. Vokal

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥ ا ah A A

Kasrah I I ا

Ḍammah U U ا

Contoh:

su‟ila :سئل kataba dan :كتت

2. Vokal Rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥ ىي ah dan ya‟ sakin Ai A dan I

Fatḥ ىو ah dan wau sakin Au A dan U

Contoh:

ḥ =حول kaifa dan :كيف aula

3. Vokal Panjang

Tanda

Vokal Nama Latin Keterangan Rumus

Fatḥ ىب ah dan alif Ā A dengan garis di atas 100 & 101

Kasrah dan ya‟ Ī I dengan garis di atas 12a & 12b ىي

Ḍammah dan wau Ū U dengan garis di atas 16a & 16b ىو

Contoh:

yaqūlu : يقول qīla dan : قيل qāla : قبل

Page 11: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

x

C. Ta’ Matrbuṭ ah

1. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah hidup

Ta‟ matrbuṭ ah yang hidup atau yang mendapat harakat Fatḥ ah, Kasrah, dan

Ḍammah, transliterasinya adalah “T/t”.

2. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah mati

Ta‟ matrbuṭ ah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya adalah “h”.

Contoh:

ṭ : طلحة alḥ ah.

3. Transliterasi untuk ta‟ matrbuṭ ah jika diikuti oleh kata yang menggunakan kata

sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟ matrbuṭ ah ditransliterasikan dengan “h”.

Contoh:

rauḍ : روضة األطفبل ah al-aṭ fāl

al-Madīnah al-Munawwarah : الودينة الونورة

D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)

Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan tanda tasydīd (ى), dalam transliterasi dilambangkan dengan huruf yang sama

(konsonan ganda).

Contoh:

rabbanā : رثنب

nazzala : نسل

E. Kata sandang alif-lam “ال”

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurug alif-lam

ma„rifah “ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas kata sandang

yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.

1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan

bunyi yaitu “ال” diganti huruf yang sama dengan huruf yang mengikuti kata sandang

tersebut.

Contoh:

ar-rajulu : الرجل

as-sayyidah : السيدة

2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan

aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf sandang ditulis

terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan tanda sambung (-).

Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun kata

sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.

Contoh: القلن : al-qalamu الفلسفة : al-falsafah

F. Hamzah

Page 12: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

xi

Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal kata, hamzah

tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

Contoh:

an-nau‟u : النوء umirtu : اهرت syai‟un : شيئ

G. Huruf Kapital

Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf

kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti keterangan-

keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak menggunakan huruf

kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.

Contoh:

Wamā Muhammadun illā rasūl : وهب هحود إال رسول

Abū Naṣ īr al-Farābīl

Al-Gazālī

Syahru Ramaḍ ān al-lażī unzila fīh al-Qur‟ān

H. Lafẓ al-Jalālah (اهلل)

Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya, atau

berkedudukan sebagai muḍ āf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Contoh:

dīnullāh : دينبهلل

billāh : ثبهلل

Adapun ta‟ matrbuṭ ah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,

ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Contoh:

hum fī raḥ : هن في رحوة اهلل matillah

I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat

yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah

lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis

dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.

Misalnya kata al-Qur‟an dari al-Qur‟ān, Sunah dari sunnah. Kata al-Qur‟an dan sunah

sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka ditulis seperti bahasa Indonesia. Namun, bila

kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi

secara utuh.

Contoh:

Fī ẓ ilāl al-Qur‟ān As-Sunnah qabl at-tadwīn

Page 13: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................. ii

ABSTRAK .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah ................................................................... 8

2. Pembatasan Masalah .................................................................. 8

3. PerumusanMasalah .................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Evaluasi .................................................................... 11

1. Pengertian Evaluasi .................................................................... 11

2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran ...................................... 15

B. Pendekatan Saintifik Pembelajaran PAI .......................................... 24

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................ 38

1. Perencanaan ................................................................................ 38

2. Pelaksanaan ................................................................................. 42

Page 14: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

xiii

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................. 47

E. Kerangka Konseptual ....................................................................... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian ............................................................................ 51

2. Fokus Penelitian ............................................................................... 53

3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54

4. Sumber Data .................................................................................... 56

5. Teknik Analisis Data ....................................................................... 60

6. Pengecekan Kredibilitas Data .......................................................... 62

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Temuan Lapangan ........................................................................... 65

1. Evaluasi Countenance Stake ...................................................... 65

2. Hasil Temuan Wawancara ......................................................... 71

B. Analisis Temuan Lapangan ............................................................. 82

1. Analisis Kerangka Konseptual ................................................... 82

2. Analisis Evaluasi Countenance Stake RPP dalam

Implementasi Kurikulum 2013 .................................................. 84

3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik ................................ 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 102

B. Saran ................................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 108

Page 15: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. : Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XI ..................................................... 6

Tabel 1.2. : Hasil Survei Awal Perilaku Siswa ..................................................... 6

Tabel 2.1. : Kegiatan Inti Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 ................................................................................. 28

Tabel 3.1. : Komponen-komponen RPP berdasarkan Permendikbud No. 103

Tahun 2014 ........................................................................................ 57

Tabel 4.1. : Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.

103 Tahun 2014 ................................................................................. 65

Tabel 4.2. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 66

Tabel 4.3. : Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 68

Tabel 4.4. : Countenance Matrix Komponen Antecedent .................................... 68

Tabel 4.5. : Hasil Belajar PAI .............................................................................. 70

Tabel 4.6. : Countenance Matrix Komponen Outcomes ...................................... 71

Page 16: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Konsep Evaluasi Countenance....................................................... 19

Gambar 2.2. : Model Pengolahan Data Deskripsi ............................................... 22

Gambar 3.1. : Desain Penelitian dengan model Countenance Stake .................. 52

Gambar 3.2. : Alur Analisis Data ......................................................................... 62

Page 17: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah aspek yang penting dalam sebuah negara, karena

pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan dan kemajuan sebuah

negara. Salah satu strategi untuk mempersiapkan generasi muda dan juga

generasi-generasi berikutnya agar siap menyongsong masa depan dalam keadaan

apapun adalah dengan memberlakukan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi

Kurikulum 2013 yang berpegang teguh pada ranah sikap, pengetahuan dan juga

keterampilan, pemerintah ingin membentuk generasi muda yang produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif, sehingga nantinya siswa bisa sukses dalam menghadapi

berbagai persoalan dan tantangan memasuki masa depan yang lebih baik.

Salah satu perubahan dan pengembangan kurikulum yang terjadi adalah

untuk menghadapi pesatnya tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Selain itu

juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan kualitas moral bangsa. Pada tanggal

5 Desember 2014 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anis

Baswedan mengeluarkan Surat Menteri Nomor /MPK/KR/2014 yang berisi

pemberhentian Kurikulum Peraturan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013

ini pada sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak tahun

pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah tersebut dihimbau untuk kembali

menerapkan Kurikulum 2006 mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Untuk sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga

semester, yaitu sejak tahun pelajaran 2013/2014 akan tetap menerapkan Kurikulum

Sekolah-sekolah tersebut akan dijadikan sekolah pengembangan dan percontohan

penerapan Kurikulum Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 pembelajaran adalah proses interaksi

antar peserta dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan potensi mereka menjadi

kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup, serta perkembangan fisik dan

psikologis peserta didik. Oleh karena itu pengembangan pada Kurikulum 2013 ini

diharapkan dapat mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan potensi sesuai

dengan tujuan di atas

Adapun penerapan Kurikulum 2013 di jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasari oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81A

tahun 2013 yang berisi; Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan, Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses,

Permendikbud No 66 tahun 2013 tenang Standar Penilain, Permendikbud No 67

1

Page 18: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

2

tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SD-MI, Permendikbud No 68

tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMP-MTs, Permendikbud No 69

tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum SMA-MA. Terbaru pada tahun

2016 pemerintah mengeluarkan Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ketercapaian suatu pengembangan kurikulum di sekolah adalah kontribusi

dan kerja sama yang baik antara kepala sekolah, guru, dan peserta didik. Pada

proses pelaksanaan pembelajaran di kelas guru menjadi salah satu kunci

pengembangan kualitas pendidikan. Oleh karena itu guru harus benar-benar

memahami konsep kurikulum yang diterapkan. Ketika guru benar-benar

memahami kurikulum tentunya proses belajar mengajar akan berjalan secara

efektif. Pada umumnya keberhasilan suatu program kegiatan yang dilakukan sangat

ditentukan seberapa besar kualitas perencanaan yang dibuatnya. Sebelum proses

belajar mengajar dilakukan, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru yang

mengacu pada silabus. Oleh karena itu setiap guru harus menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara benar karena itu menjadi salah satu kunci

keberhasilan dalam implementasi kurikulum. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus,

buku teks pelajaran dan buku panduan guru. RPP mencakup: (1) identitas

sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI,

KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan

pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar. Melalui

rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru secara tepat

proses pelaksanaan pembelajaran akan berjalan dengan efektif.

Bercermin dari kebijakan penerapan Kurikulum 2013 yang telah diuraikan di

atas, ada beberapa elemen perubahan esensial dalam kurikulum 2013,

diantaranya adalah penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan

pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Hal ini mengindikasikan bahwa pendekatan saintifik dianggap lebih efektif

dalam pembelajaran daripada pendekatan tradisional karena proses pembelajaran

harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Elemen perubahan lain yang dijadikan ajang perubahan dan penataan dalam

kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran kurikulum 2013.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang pokok

dalam implementasi Kurikulum 2013. Pada tingkat Sekolah Menengah,

Pendidikan Agama Islam mempunyai pembelajaran istimewa karena disaat mata

pelajaran lain melebur menjadi pembelajaran tematik, namun Pendidikan

Agama Islam masih tetap eksis menjadi mapel tersendiri, bahkan mengalami

Page 19: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

3

peningkatan waktu pembelajaran menjadi 4 jam pembelajaran dalam satu

minggu. Keistimewaan lain bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

penyematan label Pendidikan Budi Pekerti sejalan dengan tujuan Kurikulum

2013 yang berbasis karakter dan kompetensi.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyikapi

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran

agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain

dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan demikian Pendidikan Agama Islam

berperan sekali dalam membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah Subhanahu wata’aladengan mengamalkan ajaran agama dalam setiap

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara kaaffah.

Perintah untuk mejalankan kehidupan melalui jalan keselamatan (Islam)

sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam surat Al Baqarah ayat 208:

يا أيها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كافة

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara

keseluruhannya….... (QS al-Baqarah: 208)

Jika diadaptasikan pada siswa, maka ayat di atas menunjukkan bahwa

seorang siswa muslim haruslah totalitas dalam melaksanakan seluruh ajaran Islam,

baik hablumminallah (hubungan dengan Allah Subhanahu wata’ala) maupun

hablumminannaas (hubungan dengan sesama manusia). Terkait dengang hubungan

kepada sesama manusia, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah

menyatakan dalam hadits

خير الناس أنفعهم للناس

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.

Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di

dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Oleh karena itu pembelajaran Pendidikan Agama Islam diorientasikan pada

pembentukan akhlak yang mulia, penuh kasih sayang, kepada segenap manusia

serta unsur alam semesta lainnya. Hal tersebut selaras dengan Kurikulum 2013

yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Selain itu, peseta didik tidak hanya diharapkan bertambah

pengetahuan dan wawasannya, tapi juga meningkat kecakapan dan

keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya atau yang

berbudi pekerti luhur.

Page 20: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

4

Diperkuat oleh pendapat Fertman and van Linden (2008:14), bahwa:

“character education as formal instruction in honesty, trust, cooperation, respect,

responsibility, hope, determination, and loyalty”. Pendidikan karakter merupakan

formal pembelajaran formal dalam kejujuran, kepercayaan, kerjasama, rasa hormat,

tanggungjawab, harapan, tekad, danloyalitas. Maknanya bahwa siswa harus

memiliki semua karakter tersebut dalam pembelajaran.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, Thomas Lickona, et.al (2007:151)

meyatakan bahwa; “Most students to model caring, honesty, fairness,

responsibility, and respect for self and others though classroom discussions”.

Bahwa yang diinginkan dalam proses pembelajaran adalah siswa bisa menjadi

model kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan menghormati diri

sendiri dan orang lain meskipun diskusi kelas.

Dukungan atas pernyataan di atas menurut Christie Blazer (2005:1)

“character education promote values that are generalized across contexts (such as

respect, integrity, responsibility, trustworthiness, and loyalty)”. Bahwa pendidikan

karakter mempromosikan nilai-nilai yang umum dalam konteks seperti rasa

hormat, integritas, tanggungjawab, kepercayaan dan loyalitas. Jadi demikianlah

yang diusung dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013.

Selain didasari oleh beberapa landasan berpikir di atas, penelitian terdahulu

sejenis juga mendukung penulisan ini, seperti yang dilakukan oleh Kusaeri &

Rangga Sa’adillah dengan penelitian yang berjudul “Evaluasi Penerapan

Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian

dilakukan pada Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Surabaya dan

Kabupaten Sidoarjo. Hasil temuan menunjukkan (1) Kendala penerapan

pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati. (2) Pada desain RPP yang

dikembangkan, langkah mengamati diperluas. Hal yang berbeda, penelitian ini

hanya menguraikan problematika sedangkan rencana penulis selain

mendeskripsikan problematika juga akan merancang pembelajaran PAI dengan

pendekatan saintifik.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah Wulansari dengan judul “

Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dan Penilaian Otentik

(Authentic Assessment) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMK Telekomunikasi TunasHarapanTengaran

Kab. Semarang dan SMK Negeri 1Tengaran Kab. Semarang). Hasil penelitian

tersebut menemukan (1) Guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti memahami

aturan yang tertera dalam PP No 65 dan 66, baik secara administratif berupa RPP,

pendekatan ilmiah dan penilaian otentik. (2) Respon positif diberikan guru mata

pelajaran PAI dan Budi Pekerti terhadap implementasi kurikulum 2013. Perbedaan

tersebut berbeda dengan yang akan penulis lakukan yaitu dalam hal evaluasi

pelaksanaan pembelajaran tersebut.

Page 21: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

5

Penelitian lainnya sebagai pendukung dilakukan oleh Yunengsih yang

berjudul “Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP Kota

Bandung Tahun 2014”. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala yang

dihadapi guru, serta faktor pendukung pelaksanaan penilaian dalam pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Untuk Standar penilaian menurut BSNP terdiri dari

standar umum penilaian, standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan

penilaian, standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaian, dan standar

pemanfaatan hasil penilaian sudah cukup baik. Adapun kendala yang dihadapi

guru dalam melaksanakan penilaian, yaitu menyebutkan bahwa kendala dalam

menyusun instrumen adalah membutuhkan banyak waktu. Guru juga

menyebutkan bahwa kendala dalam menentukan nilai praktik adalah

banyaknya jumlah siswa, dan dalam menentukan nilai akhir PAI adalah adanya

siswa yang belum mencapai standar ketuntasan materi. Berbeda dengan rencana

penelitian yang dilakukan penulis, penelitian di atas belum secara spesifik

mengukur pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Keunggulan yang dalam rencana penelitian yang akan dilakukan yaitu untuk

menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program

kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Terlebih dalam rencana penelitian ini merupakan sekolah swasta umum yang

heterogen dilihat dari karakteristik siswa yang belajar.

Beberapa landasan di atas dapat memperkuat rencana penelitian yang akan

dilakukan, hanya saja saat berdasarkan kenyataan yang ada, masih banyak orang

beranggapan bahwa Pendidikan Agama Islam belum mampu menjadikan peserta

didik menguasai pengetahuan tentang ajaran agama Islam secara utuh, lebih-lebih

dalam hal pembangunan moralitas peserta didik. Hal yang menjadi tugas pendidik

adalah bagaimana caranya agar implementasi pendidikan agama Islam itu bisa

seiring dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam,

yaitu menjadikan peserta didik yang memiliki pengetahuan agama Islam serta dapat

terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil temuan yang dilakukan oleh penulis di Sekolah Menengah Atas

Diponegoro 1 Jakarta, hasil belajar Pendidikan Agama Islam sudah memenuhi

kriteria penilaian Karena berada di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yang

ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Page 22: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

6

Tabel 1.1.

Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Sekolah Menengah

Atas Diponegoro 1 Jakarta

TA 2015-2016

No Kelas KKM Nilai Rata-

Rata

1 XI MIPA 1 75 82

2 XI MIPA 2 75 84

3 XI IIS 1 75 80

4 XI IIS 2 75 85

5 XI IIS 3 75 79

6 XI IIS 4 75 78

Sumber : Data Base Nilai Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Diponegoro

1 Jakarta

Meski hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa melebihi nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), namun belum adanya perimbangan nilai rata-rata

siswa. Adapun penelitian pendahuluan yang dilakukan melalui penyebaran angket

ke siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta terkait dengan

sikap dan perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan pada tabel

di bawah ini:

Tabel 1.2.

Hasil Survey Awal Tentang Perilaku 30 Siswa

No Indikator

Pilihan

Jawaban

(siswa)

Prosentase

Pilihan

Jawaban

Ya Tidak Ya

(%)

Tidak

(%)

1 Saya melaksanakan sholat wajib 28 2 93,3 6,7

2 Saya membaca Qur’an setiap

hari

15 15 50,0 50,0

3 Saya mengucapkan salam

terlebih dahulu ketika bertemu

guru

29

1

96,7

3,3

4 Saya mengajarkan teman yang

tak mengerti pelajaran

26 4 86,7 13,3

5 Saya membiasakan makan dan

minum sambil duduk

28 2 93,3 6,7

Tabel di atas menggambarkan bahwa pengetahuan Pendidikan Agama Islam

yang dipelajari di sekolah sudah terealisasi dalam sikap dan perilaku siswa dalam

Page 23: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

7

kehidupan sehari-hari. Hasil yang sudah baik tersebut perlu dievaluasi program

maupun pelaksanaan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam, agar para guru

lebih mempersiapkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih baik lagi.

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat tiga orang guru yang

mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas

Diponegoro 1 Jakarta. Berdasar diskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam,

masih terdapat kendala yang dialami guru dalam menerapkan Kurikulum. Kendala

yang pertama proses penerimaan dan pemahaman dari ketiga guru tersebut dalam

mengimplementasikan Kurikulum 2013 berbeda-beda karena perbedaan

pengalaman mengajar. Guru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan

metode pembelajaran dalam Kurikulum 2013, hal ini dikarenakan mereka sudah

terbiasa dengan kurikulum dan cara mengajar yang selama ini sudah diterapkan

dalam kurikulum sebelumnya.

Kendala yang kedua kurangnya pemahaman dalam penyusunan RPP

Kurikulum 2013 dan sistem penilaian yang rumit. Untuk mengetahui seberapa jauh

pencapaian yang sudah dilakukan dan yang belum tercapai dalam penerapan

Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta perlu dilakukan

evaluasi baik program maupun pelaksanaannya. Evaluasi program adalah upaya

untuk mengumpulkan data mengenai kondisi nyata tentang suatu hal, kemudian

membandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui seberapa jauh atau seberapa

tinggi kesenjangan yang ada antara kondisi nyata tersebut dengan kondisi yang

diharapkan (Arikunto & Jabar, 2014). Tujuan dari evaluasi adalah untuk

mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan

kegiatan program, karena evaluatorprogram ingin mengetahui dari komponen dan

subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya (Arikunto dan

Jabar, 2009).

Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan melalui

pendekatan saintifik ini merupakan salah satu pendekatan agar pembelajaran dapat

berjalan dengan baik. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran ilmiah. Majid (2014: 193) mengungkapkan bahwa penerapan

pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa

informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru.

Daryanto (2014:51) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan

ataumerumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum

atau prinsip yang ditemukan.

Page 24: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

8

Dapat dikatakan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang

berpusat kepada siswa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan. Oleh karena itu maka penting bagi guru sebagai

pendidik untuk bisa mengevaluasi penerapan pendekatan saintifik pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka akan

ditelusuri lebih lanjut melalui sebuah penelitian yang berjudul, “Evaluasi

Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas

Diponegoro 1 Jakarta”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, dapat

diidentifikasi bahwa guru perlu mengevaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Maka dalam hal ini peneliti dapat

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Belum adanya evaluasi program pada pelaksanaan pendekatan saintifik

pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan para guru

2. Belum ada evaluasi yang bisa menyelaraskan perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

3. Belum optimalnya pelaksanaan pendekatan saintifik pada Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

4. Guru dalam menyusun RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

belum mengevaluasi apakah sudah sesuai dengan komponen dan

sistematika RPP menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014

5. Guru dalam melaksanakan pendekatan saintifik pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam belum mengevaluasi langkah-langkah

pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas maka

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini maka penelitian ini dibatasi

pada masalah yang berkaitan dengan Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 25: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

9

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut; “ Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan

Saintifik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas

Diponegoro 1 Jakarta”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan penelitian adalah untuk: 1)

Mengetahui guru sudah menyusun RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

sesuai dengan komponen dan sistematika Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 2) Mengetahui guru

sudah menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 103 Tahun 2014. 3) Mengetahui persepsi siswa terhadap guru

mata pelajaran PAI dalam menerapkan pendekatan saintifik pada implementasi

pembelajaran

D. Manfaat Penelitian

Manfaat secara umum penelitian ini memberi inspirasi yang akurat mengenai

pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran PAI di Sekolah Menengah

Atas Diponegoro 1 Jakarta. Secara khusus, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya kajian tentang pelaksanaan pendekatan

saintifik kususnya lembaga-lembaga pendidikan dan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk

memberikan masukan kepada personal guru dalam evaluasi pelaksanaan

pendekatan saintifik.

b. Guru:

1) Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan kajian dan informasi

untuk meningkatkan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran

2) Untuk menemukan gagasan baru dalam usaha mengoptimalkan peran

guru dalam pelaksanaan pendekatan saintifik

Page 26: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

10

3) Mendorong guru untuk kreatif dalam mengembangkan pendekatan

pembelajaran

c. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam proses

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan

pembelajaran melalui Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Page 27: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (2007:9)“evaluation is a study designed

and conducted to assist some audience to assess an object‟s merit or

worth”.Evaluasi adalah studi dirancang dan dilakukan untuk membantu orang lain

untuk menilai prestasi suatu objek atau nilai". Pengertian tersebut bermakna bahwa

evaluasi dilakukan membantu membuat penilaian terhadap suatu kebijakan atau

pekerjaan orang lain. Selanjutnya Scriven yang dikutip Federica Calidoni

(2006:19) menyatakan bahwa;

Evaluation is the process of determining the merit, worth and value of things

and evaluations are the products of that process. Evaluation is not the mere

accumulation and summarizing of data that are clearly relevant for decision

making…gathering and analyzing the data that are needed for decision

making comprise only one of the two key components in evaluation, a second

element is required to get to conclusions about merit or net benefits:

evaluative premises or standards. Evaluation has two arms: one in engaged

in data gathering, the other collects, clarifies and verifies relevant values and

standards

Evaluasi adalah proses penentuan prestasi, hal-hal yang bernilai dan evaluasi

adalah produk dari proses tersebut. Evaluasi tidak hanya akumulasi ringkasan

datayang relevan untuk pengambilan keputusan mengumpulkan dan menganalisis

data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan terdiri hanya satu dari dua

komponen kunci dalam evaluasi, keduaelemen diperlukan untuk mendapatkan

kesimpulan tentang manfaat: tempat atau standar evaluatif. Evaluasi memiliki dua

lengan : satu sisi terlibat dalam pengumpulan data dan juga mengumpulkan data

yang lain,menjelaskan dan memverifikasi nilai-nilai dan standar yang relevan.

Definisi di atas mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan pengambilan

keputusan yang dilakukan dengan berbagai penilaian dari data-data yang

dikumpulkan.

Yumi Sera and Susan Beaudry (2007) menyatakan bahwa;

Evaluation is the systematic and objective assessment of an ongoing or

completed project, program, or policy, and its design, implementation and

results. The aim is to determine the relevance and fulfillment of objectives,

development efficiency, effectiveness, impact, and sustainability. An

evaluation should provide information that is credible and useful, enabling

the incorporation of lessons learned into the decision making process of both

recipients and donors.

Page 28: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

12

Evaluasi adalah penilaian yang sistematis dan objektif melalui atau

terselesainya proyek, program, atau kebijakan, dan yang didesain, diimplementasi

dan memperoleh hasil. Tujuannya adalah untuk menentukan relevansi dan

pemenuhan tujuan, pengembangan efisiensi, efektivitas, dampak, dan

keberlanjutan. Sebuah evaluasi harus memberikan informasi yang kredibel dan

bermanfaat, memungkinkan penggabungan pelajaran ke dalam proses pembuatan

keputusan baik penerima dan donor.

Menurut Areti Stavropoulou dan Theodora Stroubouk (2014:1) menyatakan;

Evaluation has been defined as “a process of making judgements about

student learning and achievement, clinical performance, employee

competence, and educational programs, based on assessment data

Evaluasi telah didefinisikan sebagai suatu proses pembuatan keputusan tentang

belajar siswa dan prestasi, kinerja klinis, kompetensi karyawan dan program

pendidikan, berdasarkan data penilaian. Definisi tersebut bermakna bahwa evaluasi

salah satunya bermuara pada belajar siswa yang perlu diperbaiki.

Karen Phillips et al. (2014:3) menyatakan;

evaluation as a meaningless exercise to be endured and that to be effective,

evaluation must provide accurate assessment, be meaningful, and engage

teachers in dialogue about excellence in professional practice

Evaluasi sebagai bentuk latihan untuk bertahan dan efektif, evaluasi harus

memberikan informasi yang akurat tentang penilaian, bermakna dan terlibatnya

guru dalam dialog tentang keunggulan dalampraktik profesional. Jadi evaluasi jika

diadaptasikan pada kegiatan pembelajaran oleh guru merupakan penilaian yang

dilakukan secara akurat oleh guru terhadap murid.

Sudarwan Danim (2008:14) mengemukakan definisi evaluasi adalah:

“Proses pengukuran dan perbandingan dari hasil-hasil pekerjaan yang

nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya. Ada beberapa hal yang

penting diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu:

1. Bahwa evaluasi merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi

tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi.

2. Bahwa evaluasi itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penilaian

adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan

manajemen

3. Bahwa evaluasi menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan

yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai”

Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil

pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut

rencana, sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan,

serta dapat dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan di dalamnya. Evaluasi

Page 29: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

13

menurut Suharsimi Arikunto (2011:1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan

informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut

digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambilkeputusan.

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa evaluasi berkaitan dengan

pengambilan keputusan

Menurut Djaali (2010:3) mendefinisikan evaluasi sebagai proses menilai

sesuatu berdasarkan kriteria atau standar objektif yang dievaluasi. Menurut

Wirawan (2011:7) evaluasi sebagai riset untuk mengemukakan, menganalisa, dan

menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi dan hasilnya

dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.

Menurut Sofan Amri (2013:207) evaluasi meruapakan proses yang

menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini

menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan

mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya, evaluasi juga

merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan

mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan.

Sitiatava Rizema (2013:73), evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara

sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam

diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa atau

tidak.

Evaluasi menurut Sukardi (2008:1) merupakan proses yang menentukan

kondisi di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi tersebut menerangkan

secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur

derajat, di mana suatu tjuan dapat dicapai. Menurut Toha (2003:1) pengertian

evaluasi berarti penilaian atau penaksiran. Pengertian istilah evaluasi merupakan

kegiatan yang terencana untuk mengikuti keadaan sesuatu objek dengan

menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk

memperoleh kesimpulan.

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari

tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaandan akhirnya monitoring dan

evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi

kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya

sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan

alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (Arikunto dan Jabar,

2009:2). Kurikulum diartikan sebagai rancangan dan proses pendidikan yang

dikembangkan oleh pengembang kurikulum sebagai jawaban terhadap tantangan

komunitas, masyarakat, bangsa dan umat manusia yang dilayani kurikulum

tersebut. (Hasan, 2008: 103)

Page 30: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

14

Evaluasi memiliki arti dan makna yang luas, tetapi dalam penelitian ini

evaluasi diartikan khusus berkaitan dengan evaluasi pendidikan yang di dalamnya

mencakup evaluasi kurikulum, yang digunakan untuk melakukan penilaian bagi

seseorang yang melakukan program, yaitu guru dalam mengelola kelas, materi

pembelajaran dan bahan ajar kepada peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

merupakan kegiatan : merencanakan, memperoleh, mengumpulkan, dan

menyediakan informasi yang dilakukan dengan cara membandingkan untuk menilai

sesuatu apakah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yang hasilnya digunakan

untuk mengambil keputusan yang lebih baik di masa depan.

Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode

analisis kebijakan lainnya yaitu:

1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada

penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan

program.

2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta”

maupun “nilai”.

3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda

dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan

masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.

4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai

kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus

cara.

Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat

karakter. Pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari suatu

kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua yaitu

interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu kebijakan

bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari buktiatau fakta

bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu orientasi masa

kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada hasil sekarang dan

masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari kebijakan tersebut.

Keempat yaitu kualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi mempunyai arti ganda

baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada maupun nilai yang

diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan.

Kegiatan utama pada tahap evaluasi adalah menilai sejauh mana sebuah

kegiatan/ program kerja sudah dicapai, dan apakah hasilnya sudah sesuai dengan

standar yang ditetapkan. Dengan kata lain evaluasi adalah parameter untuk

mengukur apakah suatu program/kegiatan sudah mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

Susan S. Westin (2006:3) memberi pengertian evaluasi program dengan

manyatakan;

Page 31: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

15

“Program evaluations are individual systematic studies conducted

periodically or on an ad hoc basis to assess how well a program is working.

They are often conducted by experts external to the program, either inside or

outside the agency, as well as by program managers”.

Evaluasi program studi sistematis individu yang dilakukan secara periodik

atau secara ad hoc untuk menilai seberapa baik program bekerja. Mereka sering

dilakukan oleh para ahli eksternal untuk program ini, baik di dalam atau di luar

badan, serta oleh manajer program. Selanjutnya para ahli evaluasi telah

mengembangkan beberapa jenis evaluasi program. Jenis evaluasi program tersebut

sangat beragam dan variatif, namun semuanya dapat disimpulkan bahwa pada

akhirnya hasil dari evaluasi digunakan sebagai kepentingan pengambilan

keputusan.

Evaluasi program menurut Suharsimi Arikunto (2004:18) adalah proses untuk

mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu

dengan tujuan untuk membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.

Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam mendeskripsikan dan

menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai dengan ketentuan atau

tidak. dalam pelaksanaan sebuah program keputusan yaitu :

1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak

ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan

harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit.

3. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa

segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan

hasil yang bermanfaat.

4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program ditempat-tempat lain

atau mengulangi lagi program dilain waktu) karena program tersebut

berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat

dan waktu yang lain.

2. Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran

Evaluasi pendidikan menurut Arikunto (2010:4) mencakup dua sasaran pokok

yaitu evaluasi makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi

terbagi dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasi

input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis evaluasi memiliki fungsi

yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsi kesiapan

penempatan dan seleksi. Evaluasi proses mencakup formatif, diagnostic dan

monitoring, sedangkan evaluasi output mencakup sumatif.

Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-

masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran

yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum

Page 32: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

16

dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan

penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian.

Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi

bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk

bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.

Dengan melihat perkembangan zaman kurikulum tidak mungkin berlaku

sepanjang masa karena itu ada keterbatasan dalam konteks waktu. Oleh karena itu

kurikulum selalu berubah sesuai dengan kemajuan yang ditandai oleh kurun

waktu dimana kurikulum itu direncanakan. Kurikulum itu sendiri semakin

berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan yang harus

disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

maju pula. Karena kurikulum itu sendiri bersifat dinamis maka dalam praktik dan

perkembangannya membutuhkan evaluasi.

Melalui evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai

kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang

ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat

berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih

dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan

kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi

mengenai area –area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat

dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik.

Pada prinsipnya tujuan evaluasi kurikulum harus dirumuskan dengan titik

tolak tujuan kurikulum itu sendiri yang akan dievaluasi. Secara mendasar

tujuan suatu pekerjaan evaluasi kurikulum dan evaluasi lainnya, bersifat praktis.

Hasan mengatakan, secara mendasar tujuan suatu evaluasi kurikulum dan evaluasi

lainnya bersifat praktis. Hasan mengelompokan tujuan dari evaluasi sebagai

berikut (Hasan, 2008: 42-43) :

a. Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan

dan pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan

keputusan.

b. Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta

factor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.

c. Mengembangkan berbagai alternative pemecahan masalah yang

dapat digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum

d. Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu kurikulum dan

pelaksanaan

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:190), evaluasi merupakan salah satu

komponen sistem pembelajaran/ pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan

kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan atau proses pembelajaran.

Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/ pendidikan. Sitiatava Rizema (2013:17)

Page 33: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

17

menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk

menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Guru merupakan salah satu orang yang terlibat di dalam kegiatan

pembelajaran, dan sudah tentu mereka ingin mengetahui hasil kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik

atau buruk proses dan hasil pembelajaran, maka seorang guru harus

menyelenggarakan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru

memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru akan lebih menguasai

kemampuan ini apabila sejak dini dikenalkan dengan kegiatan evaluasi.

Berdasarkan definisi di atas maka evaluasi pembelajaran merupakan suatu

proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam

rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti)

pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan

pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang kegiatannya

berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar mengajar. Jika objek

evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan

pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari evaluasi kurikulum, di mana

evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi

mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai

dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks (Hasan,2008:1). Menurut Hasan,

tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi.

Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui apakah peserta didik

mengalamai perubahan dalam nilai maupun kemampuan pengetahuan yang

diperoleh.

Terkait dengan dengan evaluasi pembelajaran maka pembelajaran merupan

salah satu program dalam pedidikan. Evaluasi program adalah proses untuk

mendeskripsikan dan menilai suatu program dengan menggunakan kriteriatertentu

dengantujuan untuk membantu merumuskan keputusan atau kebijakan yang lebih

baik. Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam

mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah sesuai

dengan ketentuan atau tidak. Menurut Arikunto dan Cepy (2014:23) evaluasi

program juga berarti upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu

kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektifitas masing-masing

komponennya. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan

berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program, yaitu:

a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak

ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.

Page 34: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

18

b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan

harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).

c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program sudah berjalan sesuai

dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.

d. Menyebarluaskan program, karena program berhasil dengan baik maka

sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.

Menurut Hasan (2008: 46-50) mengemukakan bahwa secara garis besar

fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:

1. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif difungsikan untuk memberikan informasi dan

pertimbangan yang berkenaan dengan upaya untuk memperbaiki suatu

kurikulum. Perbaikan itu dapat saja dilakukan pada waktu konstruksi

kurikulum yang menghasilkan suatu dokumen kurikulum dan pada waktu

implementasi kurikulum. Fungsi formatif hanya dapat dilakukan ketika

kurikulum masih dalam proses pengembangan. untuk proses pengembangan.

konstruksi kurikulum maka fungsi evaluasi hanya dapat dilakukan pada waktu

pengembangan dokumen kurikulum belum selesai atau masih dalam keadaan

fluid

2. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif difungsikan untuk memberikan pertimbangan terhadap

hasil pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan kurikulum dapat berupa

dokumen kurikulum, hasil belajar ataupun dampak kurikulum terhadap sekolah

dan masyarakat. Berdasarkan fungsi sumatif ini maka evaluator dapat

memberikan pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dilanjutkan karena

keberhasilannya dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta

tuntutan masyarakat

Model evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah merupakan suatu elemen

dalam proses sosial yang dihubungkan dengan perkembangan pendidikan. Model

evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli atau pakar

evaluasi.Model evaluasi dibuat untuk mengetahui apakah program yang telah

dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Terdapat beberapa model

evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi kurikulum salah

satunya adalah model countenance stake (Hasan, 2008:179-255):

Model countenance adalah model pertama evaluasi kurikulum yang

dikembangkan oleh Stake. Stake mendasarkan modelnya pada evaluasi formal,

dimana dikatakannnya sebagai suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada

pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons, and

standardized testing of student. Evaluasi formal adalah evaluasi yang dilakukan

oleh pihak luar yang tidak terlibat dalam evaluan. Model ini dikembangkan atas

keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah memberikan deskripsi dan pertimbangan

sepenuhnya mengenai evaluan.

Page 35: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

19

Evaluasi countenance merupakan jenis evaluasi program yang dianggap

cukup memadai dalam menilai pembelajaran secara kompleks. Sedangkan secara

istilah evaluasi countenance berarti evaluasi yang menekankan pelaksanaan

deskripsi dan pertimbangan. Kaitan arti dengan asal kata di atas adalah pada

pertimbangan yang diperoleh dari evaluator sehingga menimbulkan keputusan atau

persetujuan tentang suatu hal. Menurut Farida Yusuf (2010:22) evaluasi ini

menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok; deskripsi dan pertimbangan,

serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi, yaitu; Anteceden (konteks

awal), Transaksi (Proses), dan Hasil (outcome).

Jadi selain mengungkapkan deskripsi dari evaluan juga mengutamakan

adanya pertimbangan terhadap hasil evaluasi. Model countenance adalah salah satu

model evaluasi yang memiliki komponen hasil. Evaluasi hasil didasarkan pada

kategori hasil belajar. Kategori hasil belajar yang umumnya digunakan adalah hasil

kerja Benjamin Bloom dan kawan-kawannyayang dikenal dengan nama taxonomy

Bloom. Yakni hasil belajar terbagi ataskemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa.

Model evaluasi countenance ini diajukan stake dalam bentuk gambar berikut:

Gambar 2.1.

Konsep Evaluasi Countenance

Berdasarkan gambar konsep evaluasi countenance di atas, penerapan evaluasi

model countenance dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

Kategori pertama dari matriks deskripsi adalah sesuatu yang direncanakan

(intent) pengembang program. Program adalah silabus atau rencana program

pengajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru. Seorang guru sebagai

pengembang program merencanakan keadaan (persyaratan) yang diinginkannya

untuk suatu kegiatan dikelas tertentu. Baik persyaratan tersebut berhubungan

dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalamannya, dan lain

sebagainyayang biasa diistilahkan dengan entry behaviors, ataupun persyaratan

yang berhubungan dengan lingkungan di kelas, yang kesemuanya dapat

dicantumkan dalam antecedent yang direncanakan. Lebih lanjut, menurut Hasan

(2008:2018) guru tersebut merencanakan apa yang diperkirakan akan terjadi pada

waktu interaksi di kelas, dan kemampuan apa yang diharapkan dimiliki peserta

didik setelah proses interaksi berlangsung.

Page 36: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

20

Kategori kedua dari matriks deskripsi, dinamakan observasi. Yakni

berhubungan dengan apa yang sesungguhnya terjadi sebagai implementasi dari

rencana di kategori pertama. Pada kategori ini evaluator harus melakukan observasi

(pengumpulan data) mengenai antecedent, transaksi dan hasil. Oleh karena itu

evaluator harus memahami apa yang direncanakan sebelumnya, menentukan data

yang diperlukan dan mengembangkan prosedur atau alat untuk mengumpulkan data

yang diperlukan.

Sedangkan matriks pertimbangan terdiri atas kategori standard dan

pertimbangan yang tetap fokus pada antecedent, transaksi dan hasil. Standar adalah

kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu program yang dijadikan evaluan. Dalam hal

ini adalah kriteriayang harus dipenuhi oleh proses belajar, evaluator dapat

mengambil standar yang telah ditentukan oleh sekolah.

Kategori kedua adalah kategori pertimbangan. Kategori ini menghendaki

evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori

pertama dan kedua dari matriks deskripsi dan kategori pertama dari matriks

pertimbangan. Evaluator harus mengumpulkan data mengenai pertimbangan

tersebut dari sekelompok orang yang dianggap memiliki kualifikasi untuk

memberikan pertimbangan tersebut.

Model countenance stake terdiri atas dua matriks, yaitu: (Hamid, Hasan

2008:210-214)

1) Matriks deskripsi

Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang

kurikulum atau program. Dalam konteks Kurikulum 2103, kurikulum tersebut

adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan

pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program

Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang

program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu

kegiatan kelas tertentu. Melihat apakah persyaratan tersebut berhubungan

dengan peserta didiknya seperti minat, kemampuan, pengalaman dan lain

sebagainya yang biasa diistilahkan dengan entry behaviors dari peserta didik.

Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa yang

sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori yang

pertama. Kategori observasi ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil.

Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai

antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan.

2) Matriks Pertimbangan

Menurut model „Countenance‟, penilaian harus mengandung langkah-

langkah berikut; menerangkan program; melaporkan keterangan tersebut

kepada pihak yang berkepentingan; mendapatkan dan menganalisis „judgment;

melaporkan kembali hasil analisis kepada pelanggan. Seterusnya, model

Page 37: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

21

responsif mencadangkan perhatian yang terus menerus oleh penilai dan

semua pihak yang terlibat dengan penilaian.

Model evaluasi Stake (1967), merupakan analisis proses evaluasi yang

membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini, meletakkan dasar

yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat untuk

perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake menekankan

pada dua jenis operasi yaitu deskripsi (descriptions) dan pertimbangan

(judgments) serta membedakan tiga fase dalam evaluasi program yaitu :

Persiapan atau pendahuluan (antecedents), proses/transaksi (transaction-

processes) dan keluaran atau hasil (outcomes, output).

Model ini menekankan kepada evaluator agar membuat keputusan/penilaian

tentang program yang sedang dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap. Stake

menunjukkan bahwa description di satu pihak berbeda dengan pertimbangan

(judgment) atau menilai. Di dalam model ini data tentang Antecendent (input),

Transaction (process) dan Outcomes (Product) data tidak hanya dibandingkan

untuk menentukan kesenjangan antara yang diperoleh dengan yang diharapkan,

tetapi juga dibandingkan dengan standar yang mutlak agar diketahui dengan jelas

kemanfaatan kegiatan di dalam suatu program.

Terdiri atas kategori standar dan pertimbangan, fokus antecendents,

transaction dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar adalah kriteria yang harus

dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program. Standar dapat dikembangkan dari

karakteristik yang dimiliki kurikulum, tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini

menghendaki evaluator melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan

dari kategori yang pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama

matriks Pertimbangan. Suatu evaluasi harus sampai kepada pemberian

pertimbangan.

Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator setelah matriks

Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas kategori rencana dan

observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas kategori standar dan pertimbangan.

Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data mengenai apa

yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan dengan kondisi

awal, pelaksanan dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui studi dokumen dapat

pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam memberikan

pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal, transaksi dan hasil dari

kotak-kotak tujuan.

Evaluator harus dapat menentukan apakah prasyarat awal yang telah

dikemukakan pengembang program akan tercapai dengan rencana transaksi yang

dikemukakan. Atau sebetulnya ada model transaksi lain yang lebih efektif.

Demikian pula mengenai hubungan antara transaksi dengan hasil yang diharapkan.

Analisis kedua adalah analisis empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis

logis tapi data yang digunakan adalah data empirik. Pekerjaan evaluator berikutnya

Page 38: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

22

adalah mengadakan analisis congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan

dalam tujuan dengan apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu

diperhatikan apakah yang telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan

pelaksanaanya di lapangan atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas

evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai program yang

sedang dikaji, untuk itu evaluator memerlukan standar. Dalam melakukan evaluasi

sebelum melakukan pengumpulan data, maka evaluator harus membuat kerangka

acuan yang berhubungan dengan masukan, transaksi dan hasil. Hal tersebut

dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat

apakah model Countenance Stakes konsisten terhadap transactions, antecedent dan

outcome.

Selanjutnya Sebelum langkah-langkah pelaksanaan evaluasi countenance

terlebih dahulu di jelaskan keseluruhan konsep countenance yang digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.2.

Model Pengolahan Data Deskripsi

Contingency terdiri atas contingency logis dan contingency empirik.

Contingency logis adalah hasil pertimbangan evaluator terhadapketerkaitan atau

keselarasan logis antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil. Ini adalah

pertimbangan pertama yang harus dilakukan evaluator. Sedangkan contingency

empiric adalah hasil pertimbangan evaluator terhadap keterkaitan atau keselarasan

empirik antara kotak antecedents dengan transaksi dan hasil berdasarkan data

lapangan. Selain itu, evaluator juga harus memberikan pertimbangan mengenai

congruence atau perbedaan yang terjadi antara rencana dengan kenyataan di

lapangan.

Page 39: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

23

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan evaluasi

countenance menurut Hamid Hasan (2008:212) tercakup dalam empat langkah

pasti berdasarkan empat matriks yang ada. Yaitu:

1) Sehubungan dengan kategori intent, evaluator dapat melakukan studi

dokumen atau wawancara kepada pengembang program, baik

berhubungan dengan antecedents (persyaratan awal), transaksi (proses)

serta hasil. Dalam hal pembelajaran dapat dilakukan dengan

mempersiapkan rencana yang dituangkan dalam silabus dan RPP.

2) Sehubungan dengan kategori observasi, evaluator harus megadakan

analisis kongruen, yaitu menganalisa implementasi dari rencana pada

intent. Apakah sesuai atau terjadi penyimpangan, jika terjadi

menyimpangan faktor-faktor apa yang menyebabkannya.

3) Tugas evaluator berikutnya adalah memberikan pertimbangan mengenai

program yang sedang dikaji, oleh karenanya perlu standar yang dapat

diperoleh dari sekolah.

4) Dan yang terakhir adalah memberi pertimbangan terhadap hasil dari

analisis ketiga kategori sebelumnya. Pertimbangan dapat diperoleh

dengan mengumpulkan data dari sekelompok orang yang memiliki

kualifikasi untuk memberikan pertimbangan. Dalam pembelajaran

pertimbangan dapat berdasarkan factor karakteristik siswa, sarana sekolah

ataupun faktor-faktor yang lain.

Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan evaluasi

model countenance adalah:

1. Memberikan gambaran yang sangat detail terhadap suatu program, mulai

dari konteks awal hingga hasil yang dicapai.

2. Lebih komprehensif, lebih lengkap dalam menyaring informasi.

3. Dengan adanya pertimbangan terhadap standar, evaluasi tidak hanya

mengukur keterlaksanaan program sesuai rencana, akan tetapi juga dapat

mengetahui ketercapaian standar yang telah ditentukan.

4. Dengan adanya pertimbangan dari sekelompok orang yang berkualifikasi

di bidangnya, evaluator dapat mengetahui hambatan atau faktor-faktor

yang mempengaruhi ketercapaian program.

Adapun kelebihan dari evaluasi model countenance antara lain:

a. Memiliki pendekatan yang holistic dalam evaluasi yang bertujuan

memberikan gambaran yang sangat detail atau luas terhadap suatu proyek,

mulai dari konteknya hinggasaat proses penerapannya.

b. Lebih komprehensif atau lebih lengkap menyaring informasi.

c. Mampu memberikan dasar yang baik dalam mengambil keputusan dan

kebijakan maupun penyusunan program selanjutnya.

Page 40: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

24

d. Dengan adanya pertimbangan evaluasi dapat mengetahui ketercapaian

standar yang telah ditentukan serta dapat mengidentifikasi faktor-faktor

yang menghambat ataupun mendukung keberhasilan program.

Sedangkan beberapa kelemahan dari evaluasi model countenance adalah:

a. Terlalu mementingkan dimana proses seharusnya dari pada kenyataan

dilapangan.

b. Cenderung fokus pada rational management dari pada mengakui

kompleksitas realiatas empiris.

c. Penerapan dalam bidang pembelajaran dikelas mempunyai tingkat

keterlaksanaan yang kurang tinggi.

Karena pada penelitian ini hanya membatasi terhadap evaluasi RPP mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh guru, pelaksanaan

pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan pendekatan saintifik,

analisis deskriptif terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

menerapkan pendekatan saintifik, oleh karena itu deskriptif kualitatif menurut Nana

Syaodih Sukmadinata (2011: 73) tepat untuk digunakan pada penelitian ini.

B. Pendakatan Saintifik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendeketan menurut Hamruni (2012:6) adalah konsep dasar yang mewadahi,

menginspirasi, menguatan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode

pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak

pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode

Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses

pembelajaran dapat dipadankan dengan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu

kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan ilmiah berarti

konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode

mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran

ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada

pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasai penerapan metode ilmiah.

Dalam beberapa referensi, banyak yang telah mengungkapkan definisi

tentang pendekatan saintifik ini dan semua memang mengacu pada sebuah

proses pembelajaran yang ilmiah.

M. Hosnan (2014:34) mengatakan bahwa : Pendekatan saintifik adalah

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik aktif

mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati

(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai

tekhnik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Page 41: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

25

Menurut Sani (2014:5) terkait pendekatan sintifik yaitu : Pendekatan

saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik pada umumnya

melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan

hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah ini pada umumnya dilandasi

dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh

informasi dari berbagai sumber.

Menurut Nur dan Wikandari (2000:4)., dalam teorinya menyatakan bahwa

pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-

tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan

kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah

terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai

kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau

teman sebaya yang lebih mampu.

Kemendikbud (2013:208) menyatakan bahwa metode ilmiah merupakan

teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan observasi dan

melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metodeilmiah teradpat aktivitas yang

dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan.

Menurut Said dan Sutadji (2016:68),. Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah

adalah penelusuran pengetahuan melalui dua cara, yaitu cara berfikir (alasan) dan

observasi. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para

ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang

penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena

umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran

induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas.

Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan

detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.

Pembelajaran Saintifik menurut Majid dan Rochman (2014:3) merupakan

pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun

pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah

yang memungkinkan berbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangnya

sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Jadi implementasi pendekatan saintifik yang penulis maksud disini yaitu

pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang menekankan pada

keaktifan peserta didik dan hasil belajar yang bermakna dalam pembelajaran yang

didalamnya terdapat beberapa komponen kegiatan pembelajaran seperti

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan

mengkomunikasikan dengan harapan berbagai ranah kompetensi peserta didik

seperti afektif, kognitif dan psikomotorik dapat tercapai dan terus berkembang.

Page 42: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

26

Menurut Daryanto (2014:55), metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik

investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh

pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahan sebelumnya.

Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (methode of inquiry) harus berbasis

pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan

prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya

memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau

eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,

dan menguji hipotesis. Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif

hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian

membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru

sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar

25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari

guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman

kontekstual sebesar 50-70 persen.

Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas

bisa kita dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam

Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan

saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan

ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap

(ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah

kognitif) siswa.

Menurut Kemendikbud (2013:1) menyatakan bahwa proses pembelajaran

pada kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat

dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh

tiga ranah, yaitu sikap, pengetahan, dan ketrampilan. Dalam proses pembelajaran

berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi subtansi atau

materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa”. Ranah ketrampilan menggamit

transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah

pengetahuan menggamit transformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik

“tahu apa”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang

memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari

peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam

pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran,

materi atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat

diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses

pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan sifat-

sifat non ilmiah.

Page 43: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

27

Menurut Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari dalam Abidin, (2014:125), model

pembelajaran proses saintifik merupakan model pembelajaran yang menuntut

siswa beraktivitas sebagaimana seorang ahli sains. Dalam praktiknya siswa

diharuskan melakukan serangkaian aktivitas selayaknya langkah-langkah

penerapan metode ilmiah. Serangkaian aktivitas dimaksud meliputi (1)

merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4)

mengolah dan menganalisis data, dan (5) membuat kesimpulan.

Abidin (2014:125) mengungkapkan bahwa pembelajaran proses saintifik

merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis

dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat erat kaitannya dengan tata cara

melaksanakan sebuah penelitian secara ilmiah. Sepintas terlihat sulit ketika harus

menerapkan langkah-langkah yang ada pada sebuah penelitian, diterapkan pada

sebuh proses pembelajaran. Akan tetapi, dengan adanya pendekatan ini, para siswa

akan lebih kritis dalam memahami sebuah konsep pembelajaran. Siswa tidak hanya

mendengarkan pengetahuan dari gurunya, tetapi juga diharuskan untuk mencari

informasi atau data secara mandiri.

Harapan yang dituju siswa akan lebih paham tentang konsep yang telah

mereka temukan secara mandiri, bukan sekedar diberikan oleh guru. Dengan

adanya pendekatan saintifik pula, akan memberikan rasa ingin tahu yang tinggi

terhadap siswa untuk lebih menggali informasi. Hal ini dikarenakan guru tidak

memberikan konsep secara langsung melainkan hanya memberi pengarahan saja

dalam pembelajaran, sementara siswa yang akan melaksanakan prosesnya. Dengan

ini siswa akan berperan lebih aktif dalam sebuah pembelajaran, dimana mereka

tidak hanya terpaku pada buku atau berdiam diri mendengarkan guru mengajar.

Pendekatan saintifik ini akan sangat menstimulasi siswa untuk lebih aktif

dalam sebuah pembelajaran.

Kemendikbud (2013:15) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik

(scientific appoacch ) dalam pembelajaran, di dalamnya mencakup komponen : (1)

mengamati (observasi) (2) menanya (Questioning) (3) menalar (associating) (4)

mencoba (experimenting) (5) membentuk jejaring (networking). Menurut Peraturan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, langkah-langkah

pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti

(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.

b. Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan

sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan

dikembangkan

Page 44: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

28

c. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari

d. Menyampaikan garis besar cakupan materi yang akan dilakukan

2. Kegiatan Inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

mengkomunikasikan)

Tabel 2.1.

Kegiatan Inti Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati (observing), mengamati (observing),

Mengamati dengan indra

(membaca, mendengar,

menyimak, melihat,

menonton, dan sebagainya)

dengan atau tanpa alat

perhatian pada waktu

mengamati suatu

objek/membaca suatu

tulisan/mendengar suatu

penjelasan, catatan yang

dibuat tentang yang

diamati, kesabaran,

waktu (on task) yang

digunakan untuk

mengamati

Menanya (questioning) membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi

yang belum dipahami,

informasi tambahan yang

ingin diketahui, atau sebagai

klarifikasi

jenis, kualitas, dan

jumlah pertanyaan yang

diajukan peserta didik

(pertanyaan faktual,

konseptual, prosedural,

dan hipotetik)

Mengumpulkan

informasi

(experimenting)

mengeksplorasi, mencoba,

berdiskusi,

mendemonstrasikan, meniru

bentuk/gerak, melakukan

eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks,

mengumpulkan data dari

nara sumber melalui angket,

wawancara, dan

memodifikasi/

menambahi/mengembangkan

jumlah dan kualitas

sumber yang

dikaji/digunakan,

kelengkapan informasi,

validitas informasi yang

dikumpulkan, dan

instrumen/alat yang

digunakan untuk

mengumpulkan data

Menalar (associating) mengolah informasi yang fakta/konsep/teori,

Page 45: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

29

sudah dikumpulkan,

menganalisis data dalam

bentuk membuat kategori,

mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi yang

terkait dalam rangka

menemukan suatu pola dan

menyimpulkan

menyintesis dan

argumentasi serta

kesimpulan keterkaitan

antar berbagai jenis

fakta/konsep/teori/

pendapat;

mengembangkan

interpretasi, struktur

baruargumentasi, dan

kesimpulan yang

menunjukkan hubungan

fakta/konsep/teori dari

dua sumber atau lebih

yang tidak bertentangan;

mengembangkan

interpretasi, struktur

baru, argumentasi dan

kesimpulan dari

konsep/teori/pendapat

yang berbeda dari

berbagai jenis sumber

Mengkomunikasikan

(communicating)

menyajikan laporan dalam

bentuk bagan, diagram, atau

grafik; menyusun laporan

tertulis; dan menyajikan

laporan meliputi proses,

hasil, dan kesimpulan secara

lisan

menyajikan hasil kajian

(dari mengamati sampai

menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media

elektronik, multi media

dan lain-lain

3. Kegiatan Penutup Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup terdiri atas:

a. Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat

rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan

yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran;

b. Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Page 46: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

30

Menurut Kurniasih (2014:141) komponen-komponen tersebut seyogyanya

dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah

siklus pembelajaran. Keterangan menurutnya sebagai berikut.

a. Mengamati

Pendekatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran (meaningfull learning). Pendekatan ini memiliki keunggulan

tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan

tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam

rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan

matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan

mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

Pendekatan mengamati sangat bemanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang

tinggi. Dengan pendekatan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa

ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang

digunakan oleh guru.

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi

kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan;

melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan

(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

b. Menanya

Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik.

Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat

dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi

yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang

ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang

beragam.

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan

pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing

atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab

pertanyaan peserta didik, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk

menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

c. Menalar

Kegiatan mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil

kegiatan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati. Istilah “menalar”

dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut

dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik

merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi

Page 47: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

31

peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berpikir

yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diamati untuk

memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan

penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Istilah menalar di sini merupakan penalaran dari associating, bukan

merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar

atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks

pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk

pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif.

Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif

jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Pola interaksi

itu dilakukan melalui stimulus dan respon (S-R). Teori ini dikembangkan

berdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori

asosiasi. Jadi, prinsip dasar proses pembelajaran yang dianut oleh Thorndike

adalah asosiasi, yang dikenal dengan teori Stimulus Respon (S-R). Menurut

Thorndike, proses pembelajaran lebih khusus lagi proses belajar peserta didik

terjadi secara perlahan atau bertahap, bukan secara tiba-tiba.

d. Mencoba

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik

dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek

yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut

terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubung-

hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil

kesimpulan.

e. Membentuk Jejaring

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang

ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan

menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Anak

perlu dibiasakan untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan ide,

pengalaman, dan hasil belajarnya kepada orang lain (teman atau guru bahkan

orang tua).

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: a.

Meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan b. Berpikir tingkat

tinggi peserta didik, c. Membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan

suatu masalah secara sistematik, d. Memperoleh hasil belajar yang tinggi, e.

Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis karya ilmiah, serta f. Mengembangkan karakter peserta didik.

Page 48: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

32

Terkait dengan Pendekatan saintifik, dalam penelitian ini difokuskan pada

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Nana Sudjana (2009:13)

memberi pengertian pembelajaran adalah satu kegiatan yang berdampak pada

pembelajar/siswa melalui berbagai fasilitas pembelajaran. .

Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di mana menurut Zakiah (1994:25) Pendidikan Agama Islam dalam bahasa Arab

adalah “Tarbiyah Islamiyah” asal kata tarbiyah Islamiyah tersebut adalah

“Rabba” yang berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar

ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam atau bimbingan

terhadap seseorang agar siswa menjadi muslim semaksimal mungkin. Pendidikan

Agama Islam dapat merubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik

menjadi baik sebagaimana dikehendaki oleh Islam (Jurnal At-Ta‟dib, Vol. II, No.

1, 2010: 14).

Pendidikan Islam adalah nama kegiatan atau usaha-usaha dalam

mendidikkan Agama Islam. Secara formal, Pendidikan Agama Islam dipahami

sebagai mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di setiap satuan

pendidikan. Dalam struktur kurikulum di sekolah, mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam memiliki posisi setara dengan mata pelajaran lain, seperti IPS, IPA,

Bahasa Indonesia, serta mata pelajaran lain.

Menurut Usman (2012:4) pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan

yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah

keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi

manusiayang taqwa kepada Allah Swt. Pengertian Pendidikan dalam bahasa Arab

berarti Ta‟dib yang tekanannya tidak hanya pada unsur-unsur ilmu pengetahuan

(„ilm) dan pengajaran (ta‟lim) belaka, tetapi lebih menitik beratkan pada

pendidikan diri manusia seutuhnya (tarbiyatunafs wal akhlaq).

Pusat Kurikulum Depdiknas (2005:2) mengemukakan bahwa Pendidikan

Agama Islam di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan, peserta didik melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berangkat dari pemahaman makna dan tugas berat yang diemban oleh

PAI di sekolah, menurut maka pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan

bagi terbentuknya kepribadian yang memiliki integritas diniyah (tafakkuh fi al

din) dan loyalitas nasional. Suatu kepribadian yang utuh tidak saja taat beragama

lebih dari itu memiliki kesanggupan untuk menjaga dan mengawal Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dan untuk mencapai tujuan yang demikian mulia

itu rasanya tidak mungkin terwujud apabila kurikulum atau GBPP PAI

menggunakan model organisasi Corelated Subyek Curriculum, Kompetensi

Page 49: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

33

dasarnya hanya rajin berdzikir dan berdoa, gemar membaca Al –Quran, sholat

lima waktu dan terbiasa berakhlak mulia. Dengan alokasi waktu 2-3 jam

seminggu dan harus mengajarkan materi Al-Quran dan Al-Hadits, akhlak

tauhid, fiqih ibadah, muamalah dan sejarah Islam. Dengan wawasan

metodologi dan kecakapan Guru Agama Islam yang terbatas, maka sulit

rasanya mewujudkan output pendidikan yang memiliki integritas diniyah dan

loyalitas nasional dalam era global dan abad informasi ini.

Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bangsa

dan Negara.

Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Syahminan Zaini (2006:3) adalah:

a) Agar anak didik dapat memahami ajaran Islam secara elementer (sederhana)

dan bersifat menyeluruh sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan

amalan perbuatannya, baik dalam hubungan dirinya dengan Allah SWT,

hubungan dirinya dengan masyarakat maupun hubungan dirinya dengan alam

sekitar

b) Membentuk pribadi yang berakhlak mulia, sesuai dengan ajaran agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Serta untuk dapat melanjutkan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan memperhatikan dari dua pengertian tujuan Pendidikan Agama Islam

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Islam khususnya

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama adalah agar anak didik

dapat memahami ajaran agama isalam secara sederhana dalam rangka untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pembinaan dan pemupukan

berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat berkembang dalam hal keimanannya

serta berakhlak mulia. Selanjutnya dapat tercerminkan dalam bentuk tingkah laku

kepribadiannya.

Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut maka ruang

lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama

manusia, dirinya sendiri dan dengan makhluk lainnya (lingkungannya). Dari ruang

lingkup tersebut kemudian dijabarkan ke dalam bahan-bahan pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang meliputi 7 unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, AlQur‟an,

akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh atau sejarah (kebudayaan) Islam.

Page 50: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

34

Menurut Ahmad Tafsir (2012:7), ada tujuh fungsi Pendidikan Agama Islam

yaitu:

a) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada

dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan

ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.

b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat.

c) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d) Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangankekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam

keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan lingkungannya atau

dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata

dan mr nyata), sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara

optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang

lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh Nur Uhbiyati (2006:18) bahwa fungsi

Pendidikan Agama Islam adalah menumbuhkan habit forming (pembentukan

kebiasaan) dalam melakukan amal ibadah serta akhlak yang mulia, mendorong

tumbuhnya iman yang kuat, mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah

alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi

Pendidikan Agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakat-bakat peserta

didik yang telah dimiliki khususnya Pendidikan Agama Islam sehingga bakat

tersebut dapat berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam

perilakunya, sehingga dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia.

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar-dasar

yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk (2012:11) dapat ditinjau dari

berbagai segi, yaitu:

a) Dasar Yuridis atau Hukum

Dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dari perundang-undangan yang

secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan

agama di sekolah secara formal

b) Segi Religius

Page 51: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

35

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran

Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan

merupakan perwujudan ibadah KepadaNya. Dalam Al Qur‟an banyak ayat yang

menunjukkan perintah tersebut, antara lain: (1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang

yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya

mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran”. (2)

Q.S. Al Imron: 104: “ dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari

yang mungkar…. ”. (3) Al Hadits: “ sampaikanlah ajaran kepada orang lain

walaupun hanya sedikit ”

c) Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan

bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik

sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal

yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan

adanya pasangan hidup bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan

adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam

jiwanya ada suatu perasaan yang megakui adanya zat Yang Maha Kuasa tempat

mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya. Hal

semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun masyarakat

yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka

dapat mendekat dan mengabdi kepada zat Yang Maha Kuasa.

Adapun pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam :

1) Sekolah dalam fungsi pendidikan nasional :

a) Mengembangkan kemampuan

b) Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

c) Mencerdaskan kehidupan bangsa

d) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

e) Berakhlak mulia

f) Menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab ( Ps.3 UU RI

No.20/2003 ttg Sisdiknas) Kurikulum disusun dengan memperhatikan

peningkatan iman taqwa akhlak mulia serta wajib berisi pendidikan agama

terutama untuk jenjang Diknas dan Dikmenengah. ( Ps.36 dan 37 UU RI

No.30/2003 Sisdiknas )

2) Visi PAI pada sekolah umum:

Terwujudnya pelaksanaan pendidikan yang mendukung perkembangan

Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, berkualitas yang mampu

mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kepribadian

dilandasi keimanan dan ketaqwaan serta tertanamnya nilai- nilai akhlak mulia,

berbudi pekerti yang tercermin dalam keseluruhan sikap dan perilaku sehari-

hari.

3) Misi PAI pada sekolah umum:

Page 52: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

36

a) Penyelengaraan PAI sebagai bagian integral dari keseluruhan proses

Pendidikan

b) Menyelenggarakan PAI dengan mengintegrasikan aspek pembelajaran

(kognitif, afektif, dan psikomotor), kunjungan dan memperhatiakan

lingkungn sekitar serta penerapan nilai-nilai dan norma-norma akhlak

dalam perilaku sehari- hari

c) Melakukan upaya bersama antara guru agama dan kepala sekoalh serta

seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan School Culture yang

dijiwai oleh suasana dan disiplin keagamaan dalam keseluruhan interaksi

antar unsur pendidikan di sekolah dan luar sekolah.

d) Melakukan penguatan posisi peran GPAI secara berkelanjutan, baik sebagai

pendidik, pembimbing, penasehat, komunikator dan penggerak bagi

terciptanya suasana keagamaan yang kondusif disekolah.

4) Strategi dan Upaya Pembelajaran PAI

a) Mampu mengajarkan akidah kepada peserta didik sebagai landasan

keberagamaanya

b) Mampu mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik tentang ajaran

agama islam

c) Mampu mengajarkan pengetahuan agama sebagai landasan bagi semua

mata pelajaran yang diajarkan disekolah

d) Menjadi landasan moral dan etika social dalam kehidupan sehari- hari

5) Materi PAI

Dikembangkan dari ketiga kerangka dasar ajaran agama islam

a) Akidah penjabaran konsep iman

b) Syariah (ibadah) penjabaran konsep islam

c) Akhlak penjabaran konsep ihsan

6) Tujuan PAI di sekolah umum

Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta

didik terhadap ajaran agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhak mulia dalam kehidupan pribadi

bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

7) Fungsi PAI di sekolah umum

a) Pengembangan, menumbuhkembangkan dan peningkatan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik yang telah ditanamkan di linkungan keluarga

b) Penyaluran bakat yang dilandasi dengan agama agar berkembang secara

optimal dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain

c) Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan

peserta didik dalam hal keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran

agama islam dalam kehidupan sehari-hari

d) Pecegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya luar

yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangan menuju

manusia seutuhnya

e) Penyesuaian agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan

dapat merubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam

Page 53: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

37

f) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat.

8) Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler PAI di Sekolah

Peraturan Direktur Jendral Pendidikan Islam No. Dj.1/12A Tahun 2009

Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam

Pada Sekolah.

a) Kegiatan ekstrakulikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayan dan

perbaikan nilai- nilai, norma serta pengembangan bakat, minat dan

kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab

suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni dan

kebudayaan, dilakukan diluar jam intrakulikuler, melalui bimbingan guru

PAI, guru mata peljaran lain, tenaga kependidikan dan tenaga lainnya yang

berkompeten, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekoalah.

b) Sekolah adalah taman kanak- kanak(TK), sekolah dasar (SD), sekolah

menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah

menengah kejuruan(SMK).

c) Panduan umum adalah panduan yang secara garis besar mengatur

penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah.

d) Panduan khusus adalah panduan yang secara khusus mengatur pelaksanaan

9) Jenis- jenis kegiatan ekstrakulikuler PAI di sekolah:

a) Pesantren kilat

b) Pembiasaan akhlak mulia

c) Tuntas baca tulis al-qur‟an

d) Ibadah ramadhan

e) Wisata rohani

f) Kegiatan rohani islam

g) Pekan ketrampilan dan seni

h) Peringatan hari besar islam

Jadi pendidikan agama Islam, sistem pendidikan yang mengupayakan

terbentuknya akhlak mulia peserta didik serta memiliki kecakapan hidup

berdasarkan nilai-nilai Islam. Karena pendidikan agama Islam mencakup dua hal,

a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak

Islam, (b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran Islam

yang sekaligus menjadi pengetahuan tentang ajaran Islam itu sendiri. Karena

pendidikan merupakan subsistem dari sistem pendidikan nasional, maka di

dalamnya terdapat komponen-komponen yang antara satu dengan lainnya saling

memiliki keterkaitan dan hubungan yang tak bisa dipisahkan. Komponen tersebut

antara lain, kurikulum, pendidik, sarana dan prasarana pendidikan dan lingkungan

belajar. Hal ini sekaligus menjadi faktor pendidikan yang mendukung tercapainya

tujuan pendidikan baik pendidikan secara umum maupun pendidikan Islam secara

khusus.

PAI mengharapkan siswa didiknya dapat menerapkan ajaran Islam dan

mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai

Page 54: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

38

dengan tujuan pendidikan Islam dan sesuai dengan kriteria manusia yang

baik. Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai. Cerdas ditandai

oleh adanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat,

sedangkan cerdas ditandai dengan banyak memiliki pengetahuan.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Perencanaan

Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang

diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

a. Hakikat RPP

RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci

mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. RPP

mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)

alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (4) materi

pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian; dan (7) media/alat, bahan,

dan sumber belajar.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk

kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata

pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.

Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal tahun pelajaran

dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.

Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau

berkelompok dikoordinasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

b. Prinsip Penyusunan RPP

1. Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD

dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan

keterampilan (KD dari KI-4).

2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

3. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan

memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,

motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,

kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,

dan/atau lingkungan peserta didik.

4. Berpusat pada peserta didik proses pembelajaran dirancang dengan berpusat

pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,

inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan

Page 55: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

39

saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

5. Berbasis konteks Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan

sekitarnya sebagai sumber belajar.

6. Berorientasi kekinian Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.

7. Mengembangkan kemandirian belajar Pembelajaran yang memfasilitasi

peserta didik untuk belajar secara mandiri.

8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran RPP memuat

rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,

dan remedial.

9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar

muatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan

antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran

tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan

keragaman budaya.

10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan

mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

c. Komponen dan Sistematika RPP (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014)

Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk

format berikut ini:

Page 56: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

40

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas/Semester :

Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD pada KI-2

3. KD pada KI-3

4. KD pada KI-4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)

1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2

3. Indikator KD pada KI-3

4. Indikator KD pada KI-4

D. Materi Pembelajaran (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan

guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks

pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk

pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

- Mengamati

- Menanya

- Mengumpulkan informasi/mencoba

- Menalar/mengasosiasi

- Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti **)

- Mengamati

- Menanya

- Mengumpulkan informasi/mencoba

- Menalar/mengasosiasi

- Mengomunikasika

Page 57: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

41

Sumber: Permendikbud, 2014

1) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikator untuk KD

yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku

umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai

dampak pengiring dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang

diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik

yang dapat diamati dan terukur.

2) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul

seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan

berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Setiap langkah

pembelajaran dapat digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran.

d. Langkah Penyusunan RPP

1) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3)

proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)

sumber belajar

2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 3.

3) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku

panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,

konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi

materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial;

4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk

yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan

kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media,

alat, bahan, dan sumber belajar;

c. Kegiatan Penutup

3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik penilaian \

2. Instrumen penilaian

a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan seterusnya

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian.

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

Page 58: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

42

5) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu

pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup;

6) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup,

teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;

7) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan

penilaian; dan

8) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan

yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Pendahuluan

1) mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan

2) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan

sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan

dikembangkan

3) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari

4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan

dilakukan

5) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi,

yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan

karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik

untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba,

menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap

peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri

karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai

pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

c. Kegiatan Penutup

1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat

rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan

Page 59: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

43

yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran; dan

2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program pengayaan,

layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan kegiatan

ilmiah dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen, dan

mengkomunikasikan.

Menurut Slavin (2008:134);

“Learning is usually defined as a change in an individual caused by

experience. Changes caused by development (such as growing taller) are not

instances of learning. Neither are characteristics of individuals that are

present at brith (such as reflexes and respons to hunger or pain). However,

humans do so much learning from the day of brith (and some say earlier) that

learning and development are inseparably linked.”

Pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi

melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya

atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan

bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Belajar bukan merupakan sesuatu

yang instan, tetapi suatu proses yang membutuhkan waktu lama dan berlangsung

sepanjang waktu.

Pembelajaran terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

disengaja dan menuju pada suatu perubahan pada diri seseorang. Perubahan

perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang

diperoleh individu, sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu

dengan lingkungannya sebagai sumber belajar.

Definisi pembelajaran menurut Houwer, Holmes & Agnes Moors (2013:1),

Learning as a change in behavior that is due to experience. This is essentially

a very basic functional definition of learning in that learning is seen as a

function that maps experience onto behavior. In other words, learning is

defined as an effect of experience on behavior.

Pembelajaran sebagai perubahan perilaku melalui pengalaman. Hal ini

esensinya adalah definisi pembelajaran yang sangat mendasar bahwa pembelajaran

dipandang sebagai fungsi yang memetakan pengalaman menuju perilaku. Dengan

kata lain, pembelajaran didefinisikan sebagai efek dari pengalaman pada perilaku.

Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasi sebagai pola-pola respon yang

baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Page 60: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

44

Rossum dan Hamer (2010:2) menjelaskan lima konsep pembelajaran;

1) Learning as the increase of knowledge.

2) Learning as memorising.

3) Learning as the acquisition of facts, procedures etcetera, which can be

retained and/or utilised in practice.

4) Learning as the abstraction of meaning.

5) Learning as an interpretative process aimed at the understanding of

reality.

Ada lima konsep pembelajaran yaitu; 1) Pembelajaran sebagai peningkatan

pengetahuan. 2) Pembelajaran sebagai hafalan.3) Pembelajaran sebagai akuisisi

fakta, prosedur dan sebagainya, yang dapat dipertahankandan/atau digunakan

dalam praktik.4) Pembelajaran sebagai abstraksi makna. 5) Pembelajaran sebagai

proses interpretatif ditujukan pada pemahaman realitas.Pembelajaran merupakan

suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar

hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai

tujuan tertentu.

Dalam proses pembelajaran, baik guru dan siswa bersama sama menjadi

pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembalajaran akan tercapai pada

hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Sejalan dengan

pemikiran Rossum dan Hamer (2010:13)

the student has become an active participant in the teaching-learning

process, while the teacher‟s role lies more in coaching the learning process.

Both focus more on understanding and how solutions are found within a

particular discipline (building expertise), and less on finding „the correct

answer.

Siswa telah menjadi peserta aktif dalam proses belajar mengajar, sedangkan

peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran. Keduanya lebih

fokus pada pemahaman dan bagaimana solusi yang ditemukan dalam tertentu

disiplin, dan kurang pada menemukan “jawaban yang benar”. Sejalan pendapat

tersebut menurut Wilson dan Peterson (2006:2) secara teori;

One behavior leads to another, behavioral learning theorists argued, and so

if teachers act in a certain way, students will likewise act in a certain way.

Central to behaviorism was the idea of conditioning, that is, training the

individual to respond to stimuli.

Salah satu perilaku mengarah ke yang lain di mana teori perilaku belajar

berpendapat, dan jika guru bertindak dengan cara tertentu, siswa juga akan

bertindak dengan cara tertentu pula. Pusat teori belajan behaviorisme adalah ide

pengkondisian yang melatih individu untuk menanggapi rangsangan.

Dari beberapa uraian di tentang pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu

proses kegiatan, yaitu interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan

Page 61: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

45

siswa. Pembelajaran hendaknya tidak menganut paradigma transfer of knowledge,

yang mengandung makna bahwa siswa merupakan obyek dari belajar. Tetapi upaya

untuk membelajarkan siswa.

Pembelajaran yang diterapkan dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam

melalui pendekatan Kurikulum 2013, yaitu kurikulum terbaru yang diluncurkan

oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk

pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam

pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-

2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah

siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013

dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtida‟iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran

2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas X

sampai dengan Kelas XII.

Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai

dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta

perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum

2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan

mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standart nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diversifikasikan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah, dan peserta didik.

3. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian

kompetensi.

4. SKL dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan

masyarakat, negara serta perkembangan global.

5. SI dijabarkan dari SKL

6. Standart proses dijabarkan dari SI

7. Standart Penilaian dijabarkan dari SKL, SI, dan Standart Proses.

8. Standart Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Standart Inti

9. Kompetensi Inti dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

Page 62: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

46

10. Kurikuklum Satuan Pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat

nasional, daerah, dan satuan pendidikan

11. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

12. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk

13. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

Untuk menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik dan

sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan

bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki

karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006.

Implementasi kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia

untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Tujuan merupakan

dasar untuk mengukur hasil pembelajaran dan juga menjadi landasan untuk

menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Berdasarkan isi dan metode

tersebut lalu menentukan kondisi kegiatan pembelajaran sebagai kondisi internal.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan

dalam merencanakan pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran muaranya pada

tujuan tersebut. Kunci utama dalam tujuan pembelajaran adalah siswa, mata

pelajaran, dan guru, karena dilihat dari kebutuhan siswa yang ditentukan hasil

belajar dengan kaitan terhadap kurikulum yang diterapkan. Menurut Hamalik

(2005:77) guru merupakan sumber utama tujuan siswa dalam mencapai tujuan

yang bermakna dan dapat diukur.

Metode pembelajaran pada kurikulum 2013 diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu.

1. Problem Based Learning adalah metode yang menempatkan siswa untuk

berperan sebagai pemecah masalah yang tidak terstruktur dalam real world

sebagai kegiatan belajar mereka. Problem based learning merupakan metode

pembelajaran yang berorientasikan pada peran aktif siswa dengan cara

menghadapkan siswa pada suatu permasalahan dengan tujuan siswa mampu

untuk menyelesaikan masalah yang ada secara aktif dan kemudian menarik

kesimpulan dengan menentukan sendiri langkah apa saja yang harus dilakukan.

Melalui metode ini, siswa diberi sebuah permasalahan, kemudian dengan

adanya suatu masalah tersebut siswa dituntut untuk menemukan jalan

keluarnya. Bersamaan dengan proses mencari jalan keluar untuk sebuah

masalah ini, siswa akan mengalami proses belajar. Siswa tidak dibekali materi

atau informasi yang dipelajari, siswa akan memahami bahwa mereka lebih

banyak mempelajari cara belajar dengan membangun kemampuan dalam

Page 63: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

47

menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi. Sukmadinata

(2006:40) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan

keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Hamalik (2005:80) mengatakan

bahwa metode problem based learning memiliki karakteristik adalah (1)

adanya permasalahan yang mendasari proses belajar siswa; (2) proses

pembelajaran yang berpusat pada siswa; (3) proses pembelajaran yang

dikendalikan oleh siswa; dan (4) refleksi terhadap proses pembelajaran dan

hasil pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa

2. Project Based Learning merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip dan

konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan

tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri

membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Bern

dan Erickson, (2001:34) Melalui metode proyek ini, siswa akan memiliki hasil

kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari

aktivitas belajar.

3. Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang memberikan

kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep. Hal ini diungkapkan

Hamalik (2005:80) yang mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan

dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-

contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Discovery merupakan metode

yang mengharuskan siswa untuk menemukan jawaban tanpa bantuan khusus.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian pendekatan saintifik dalam pembelajaran sudah banyak dilakukan

oleh berbagai ahli dan peneliti, sehingga terdapat hasil yang relevan dengan

penelitian ini di antaranya:

1) Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah dengan judul Evaluasi

Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada

tahun 2015. Penelitian dilakukan pada 10 sekolah sasaran Kurikulum 2013 di

Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini mengkombinasi field

research dan development research. Hasil penelitian menunjukkan:

(1) Kendala penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati.

Utamanya pada materi aqidah. Guru sering mengartikan kegiatan mengamati

dengan tayangan visual, dan (2) Pada desain RPP yang dikembangkan, langkah

mengamati diperluas. Tidak hanya mengamati objek yang empiris, namun

juga mengamati gejala fenomenologis.

2) Baeni Nur Faroida (2016) melakukan penelitian dengan judul Implementasi

Pendekatan Saintifik Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Page 64: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

48

Kurikulum 2013 di SMP Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa dalam implementasi pendekatan saintifik pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 1

Karangmoncol secara keseluruhan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah

pendekatan saintifik kurikulum 2013, yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengolah informasi/ mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan.

3) Mohamad Fauzan (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pendekatan

Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”. Penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan aktifitas pengalaman belajar peserta didik dalam

pendekatan saintifik, bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan proses

pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, dengan demikian diharapkan

pemahaman yang sebelumnya terdapat pada guru PAI dapat berubah. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan studi

literatur pada buku, jurnal dan beberapa peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013. Hasil kajian yang diperoleh

menjelaskan bahwa pendekatan saintifik dapat diterapkan dalam mata pelajaran

PAI, karena aktifitas yang terdapat dalam pendekatan ini dapat mengembangkan

kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013.

4) Reni Sintawati. (2014) Implementasi Pendekatan Saintifik Model

Discovery Learning pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1

Jetis Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) Penerapan pendekatan saintifik

model discovery learning dalam pembelajaran PAI menunjukan bahwa guru dalam

melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran melalui beberapa langkah

pembelajaran pendekatan saintifik model discovery learnig dengan mengamati

melalui problem statement, menanya melalui stimulasi, mengumpulkan data

melalui data colection, mengasosiasi melalui data prosessing dan generalisasi

serta mengkomunikasikan melalui verification, dengan memperhatikan prinsip-

prinsip pembelajaran meskipun tidak maksimal. 2) Hasil Penerapan pendekatan

saintifik model discovery learning dalam pembelajaran PAI dapat membuat peserta

didik antusias dalam mengikuti pembelajaran PAI, rasa ingin tahunya berkembang,

aktif, berpusat pada peserta didik, dan dapat mengembangkan kemampuan

berkomunikasi. 3) Kelebihan dan kelemahan pendekatan saintifik model discovery

learnig pada pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Jetis Bantul yaitu ada pada

sumber belajar, metode dan strategi pembelajaran, media pembelajaran, potensi

peserta didik yang berbeda-beda, pengelolaan kelas, dan peserta didik aktif atau

berpusat pada peserta didik.

5) Dina Amalia (2015), Implementasi Kurikulum 2013 Melalui Model

Pembelajaran PAI Berbasis Pendekatan Saintifik pada Kelas X di SMA N 1

Kedungwuni Kabupten Pekalongan. Penelitian ini menghasilkan temuan

pelaksanaan pembelajaran PAI kelas X di SMA N 1 Kedungwuni telah

dilaksanakan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

Page 65: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

49

mengasosiasi atau menalar dan mengkomunikasikan, namun belum maksimal

karena pembelajarannya masih terbatas pada kegiatan membaca buku, melihat

tayangan, tanya jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas. Faktor

pendukungnya antara lain siswa yang aktif, guru yang berkompeten, metode

pembelajaran yang bervariatif, dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan

yang menjadi faktor penghambatnya adalah belum adanya buku pelajaran

Pendidikan Agma Islam dan Budi Pekerti dari pusat dan alokasi waktu mengajar

yang sedikit. Faktor pendukung dan penghambat ini mempengaruhi pelaksanaan

pembelajaran di SMAN 1 Kedungwuni. Upaya yang dilakukan oleh SMA N 1

Kedungwuni untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

pembelajaarn PAI berbasis pendekatan saintifik antara lain mengadakan

pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013, mengikutkan guru dalam

pelatihan kurikulum 2013, serta mengembangkan strategi dan metode

pembelajaran yang baik. Upaya ini mampu mengatasi hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran PAI berbasis pendekatan saintifik.

6) Mulyaningsih Nurul (2015) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan

Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 di SMA Kota Yogyakarta”. Penelitian

ini menghasilkan tiga temuan yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pertama, kualitas perencanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota Yogyakarta dengan pendekatan saintifik

termasuk dalam kategori baik. Kedua, kualitas pelaksanaan proses pembelajaran

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA Kota

Yogyakarta dengan pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 termasuk dalam

kategori baik. Ketiga, penilaian hasil belajar termasuk dalam kategori baik

Berdasar temuan-temuan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah, Baeni Nur Faroida, Mohamad

Fauzan, Reni Sintawati, Dina Amalia, serta Mulyaningsih Nurul adalah sama-sama

mengkaji tentang pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Hanya saja penelitian peneliti berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut.

Penelitian yang dilakukan Kusaeri dan Rangga Sa‟adillah merupakan field

research dan development research di 10 Sekolah yang ada kendala penerapan

pendekatan saintifik pada kegiatan mengamati, sedangkan peneliti hanya meneliti

1 sekolah yang tidak terkendala dalam kegiatan mengamati. Adapun penelitian

yang dilakukan Dina Amalia, penelitian yang dilakukan terbatas dalam hal

pembelajaran yang masih pada kegiatan membaca buku, melihat tayangan, tanya

jawab, penugasan, diskusi dan presentasi didalam kelas, adapun yang dilakukan

peneliti adalah banyak aspek yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di

antaranya untuk menilai keberhasilan manfaat, kegunaan, sumbangan dan

kelayakan suatu program kegiatan pendekatan saintifik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

Page 66: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

50

Dampak

Pembelajaran PAI

Sesuai standar

Proses permendikbud

No 103 tahun 2014

Proses Pendekatan

Saintifik

Proses Evaluasi

menggumakan evaluasi

model Countenance

Stake

evaluasi model

countenance Stake

masing-masing 3

komponen program

yang dikelompokan

menurut antecedent,

transaction, dan

outcomes atas

Pembelajaran PAI

pendekatan saintifik

(1) RPP, (2)

pelaksanaan

pembelajaran, (3)

hasil belajar.

Faktor yang

melatarbelakangi

Evaluasi

Pelaksanaan

Pembelajaran

Pendekatan

Saintifik Mapel PAI

Kajian tentang evaluasi pelaksanaan pendekatan saintifik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam sangat penting mengingat evaluasi merupakan bagian

dari manajemen lembaga pendidikan dalam rangka menjaga kualitas pendidikan di

sekolah.

E. Kerangka Konseptual

Page 67: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

51

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penelitian ini melalui pendekatan kualitatif di mana jenis penelitian ini

melalui prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, menurut Sudarwan

Danim (2002:35) mempunyai ciri-ciri: (a) fokus penelitiannya bersifat kompleks

dan luas (b) bermaksud untuk memberi makna atas fenomen secara holistik, dan (c)

menempatkan diri peneliti secara aktif dalam seluruh proses penelitian. Adapun

model evaluasi yang dilakukan adalah dengan evaluasi

Selain itu, menurut Sudarwan Danim (2002:36-37) penelitian kualitatif

dilakukan untuk membangun pengetahuan melalui pemaknaan dan penemuan

(meaning and discovery). dengan menggunakan observasi terstruktur dan tidak

terstruktur, interaksi komunikatif, wawancara mendalam (in depth interview), serta

peneliti itu sendiri sebagai instrumen. Relevan dengan pendapat sebelumnya,

Sudjana dan Ibrahim (2002:197-200) menjelaskan ciri-ciri penelitian kualitatif

adalah (a) Sumber data menggunakan lingkungan alamiah; (b) Sifatnya deskriptif

analitik yang berarti data yang diperoleh dari penelitian yang disusun di lokasi

penelitian dituangkan dalam analisis data dengan memperkaya informasi; (c)

Tekanan penelitian pada proses bukan pada hasil; (d) Induktif atau data yang

bersifat empiris dianalisis kemudian diambil kesimpulan; (e) mengutamakan

makna, artinya makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang

dimiliki orang mengenai hidupnya.

Sudarman Danim (2002:51) menyatakan, ada lima ciri utama penelitian

kualitatif, yaitu (a) mempunyai setting alami sebagai sumber data; (b) Bersifat

deskriptif, yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata; (c) menekankan proses

dibandingkan hasil; (d) Cenderung menggunakan pendekatan induktif; (e) Memberi

tekanan pada makna. Lebih rinci lagi menurut Creswell (2007:37-39) bahwa

terdapat beberapa karakteristik dalam penelitian kualitatif, yakni: Natural setting,

researcher as key instrument, multiple sources of data, inductive data analysis,

participant;s meaning, emergent design, theoretical lens, interpretive inquirí, and

holistic account.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan model evaluasi

yang digunakan adalah Coutenance Stake. Model evaluasi Stake merupakan

analisis proses evaluasi yang menekankan pada dua jenis operasi yaitu

deskripsi (descriptions) dan pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga

fase dalam evaluasi program yaitu: (1) persiapan (antecedents) dalam penelitian

ini adalah perencanaan pembelajaran; (2) transaksi adalah pelaksanaan

pembelajaran; dan (3) outcome dari program ini yakni hasil belajar peserta

didik. Matriks deskripsi berhubungan dengan intens program pembelajaran PAI

dan hasil observations dari program ini di sekolah. Matriks judgement

Page 68: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

52

berhubungan dengan standar atau kriteria dalam hal ini adalah Permendikbud

No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pembelajaran dan judgement

(pertimbangan) evaluator. Penekanan paling besar pada model ini adalah pendapat

bahwa evaluator membuat keputusan tentang program yang sedang dievaluasi.

Desain penelitian ini menggunakan model evaluasi countenance yang di

kembangkan Stake seperti pada Gambar di bawah ini:

Gambar 3.1.

Desain Penelitian dengan model Countenance Stake

Alur evaluasi model Countenance Stake terdiri dari empat langkah, yaitu

langkah awal, mengumpulkan data, analisis logis, dan analis empiris. Setiap

langkah dijelaskan sebagai berikut. Langkah awal yang dilakukan adalah

menyusun rasional dari program pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1

Jakarta. Pada bagian ini dikumpulkan data awal tentang program yang telah

dilaksanakan oleh guru yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil

belajar peserta didik erdasarkan kajian teoretis, dukungan peraturan yang

berlaku, serta kondisi nyata sekolah.

Tahap pengumpulan data mengenai intens ini dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang tujuan dari program pembelajaran PAI SMA dan

efek yang diharapkan dari program tersebut. Analisis tujuan ini dilakukan pula

pada tiga bagian komponen evaluasi yaitu antecedent berupa RPP, transaction

(proses) yakni pelaksanaan, dan juga hasil belajar PAI sebagai outcomes dalam

program ini. Analisis dilakukan dengan memperhatikan kondisi objektif program

Page 69: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

53

tersebut kemudian dilakukan pengolahan data matriks deskripsi, dengan dua

konsep yaitu contigency dan congruence. Kedua konsep ini berbeda dalam

penggunaannya. Contigency dipergunakan untuk menganalisis data secara

vertikal, mencari keterhubungan/keselarasan antara antecedent, transaksi, dan

juga outcome. Analsis Contigency ini dilakukan dengan dua cara yaitu

keterhubungan secara logika dan keterhubungan secara empirik.

Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk

memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent (RPP),

transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI yang ada di dalam

matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP yang dibuat guru PAI

sebagai persyaratan awal dalam program pembelajaran PAI akan tercapai

dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Demikian pula mengenai hubungan

antara pelaksanaan pembelajaran dengan hasil belajar PAI yang diharapkan.

Analisis empiris dilakukan untuk mempertimbangkan keterhubungan

antara antecedent (RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil

belajar. Analisis ini berdasarkan data empirik yang diperoleh dilapangan. Selain

mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan mengenai

congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang direncanakan dengan

apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence dilakukan terlebih dahulu

dengan cara menyusun standar pengukuran keterlaksanaan program pada semua

tahap evaluasi dengan menyusun kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar

yang akan digunakan berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan

praktis pada kondisi lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar

dengan data hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan

(judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga komponen

evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome. Langkah terakhir dari

penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan pertimbangan berdasarkan hasil

evaluasi.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian lebih ditekankan kepada, bagaimana evaluasi program

pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Di

mana evaluasi ini menyangkut kegiatan dalam pembelajaran terkait dengan

perencanaan dan pelakasanaan di kelas, faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan evaluasi serta solusi yang dapat ditawarkan terhadap masalah yang

dihadapi guru, sebelum, pada saat dan setelah evaluasi dilaksanakan.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang disebut dengan RPP adalah rencana pembelajaran yang disusun oleh guru

Page 70: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

54

yang dikembangkan mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang disusun oleh guru harus sesuai sistematika RPP yang tercantum pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2014. Indikatornya penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor.

103 Tahun 2014 mencakup: (1) identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan

kelas/semester; (2) alokasi waktu; (3) KI, KD, indikator pencapaian

kompetensi; (4) materi pembelajaran; (5) kegiatan pembelajaran; (6) penilaian;

dan (7) media/alat, bahan, dan sumber belajar.

b. Implementasi pembelajaran dengan pendekatan saintifik sesuai langkah-

langkah pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014

Pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan langkah-langkah

pembelajaran adalah pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan kegiatan

pembuka, kegiatan inti yang terdiri dari lima pengalaman belajar, yaitu

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup. Indikatornya adalah kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa pada saat kegiatan pembuka,

kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi, dokumentasi dan wawancara. Observasi digunakan pada pelaksanaan

pembelajaran di kelas meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup

dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan standar proses. Observasi

dilakukan oleh observer yakni peneliti dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar

kredibilitas observer dapat dipercaya, dengan mempertimbangkan kepala sekolah

lebih mengetahui kondisi sekolah.

Dokumentasi digunakan untuk melakukan penilaian RPP yang dibuat guru

PAI. Penilaian RPP dilakukan dengan cara memberi kor sesuai kuantifikasi

ketersediaan RPP yang dimiliki guru dengan menggunakan instrumen penilaian

sesesuai dengan standar proses. Di samping itu studi dokumen digunakan untuk

data nilai harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Instrumen

yang digunakan adalah instrumen yang tercantum dalam standar proses

pembelajaran Permendikbud No. 103 Tahun 2014 yang terdiri dari standar

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Wawancara

dilakukan kepada guru dan kepala sekolah untuk memperoleh data kesiapan

guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta upaya kepala

sekolah dalam melaksanakan supervisinya pada pembelajaran PAI.

Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan secara deskriptif kualitatif.

Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis tematik yaitu membandingkan data

Page 71: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

55

pada tiga tahapan Stake yaitu: antecedent, transaction dan outcomes pada matriks

deskripsi dengan standar yang ada pada matriks pertimbangan, kemudian

disimpulkan. Dalam analisis tematik ini ditempuh alur analisis yang terdiri dari

pengumpulan data, reduksi data dan kesimpulan verifikasi.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui (1) pengamatan; (2)

angket, (3) wawancara mendalam; dan (4) analisis dokumen. Teknik pengamatan

yang dipilih adalah pengamatan yang terlibat (participant observer). Alasannya

adalah bahwa penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana individu

memproses dan mengkonstruksikan makna dalam setiap perilakunya. Hal ini hanya

dapat dilakukan melalui interaksi sosial yang mendalam. Dengan demikian, melalui

kegiatan pengamatan terlibat, peneliti dapat dengan mudah membangun

komunikasi dengan para pelaku sehingga dapat memahami bagaimana mereka

mengkonstruksikan pekerjaannya sebagai seorang guru. Implementasi dari ketiga

teknik penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada

awal kegiatan direncanakan peneliti berusaha masuk ke dalam dengan mengadakan

pendekatan (approach) informan dengan melakukan wawancara.

Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

umum terlebih dahulu untuk setiap tema yang menjadi fokus penelitian. Dalam

setiap wawancara peneliti berupaya agar tidak menyela setiap ucapan para

informan, jika terjadi penyelaan, hal itu semata-mata hanya untuk mendapatkan

klarifikasi atau dalam rangka menggali keterangan tambahan. Dalam kegiatan ini,

di samping keterangan verbal yang diberikan informan, peneliti juga

memperhatikan dan mencatat ekspresi wajah mereka. Setelah beberapa pertanyaan

dalam kegiatan wawancara, peneliti berupaya agar para informan memegang

kendali perbincangan.

Konsistensi ungkapan dan ekspresi para informan ini merupakan penampakan

diri (self exposure) yang sangat berharga sebagai bahan informasi. Konsistensi

penampakan diri ini juga diuji melalui teknik interaksi langsung (face-to face

interaction) dan dalam kelompok (collective interaction).

Pelaksanaan penelitian Multicase studies yang dilaksanakan, khususnya

dalam penelitian kualitatif dengan studi komparasi, maka seperti yang dikatakan

Bogdan (2007:70), most qualitative researcher do not do fieldwork at more than

one site at a time. They do their fieldwork at for one case an tan move to the next.

Dalam penelitian kualitatif studi komparasi yang dilaksanakan maka peneliti

melakukan pengumpulan data tidak dalam satu waktu di dua tempat penelitian

tetapi dilakukan secara bergantian. Dalam setiap kegiatan wawancara, peneliti

menggunakan alat perekam ditambah dengan catatan-catatan untuk

mendeskripsikan ekspresi para informan.

Page 72: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

56

Hasil rekaman wawancara dan catatan ini kemudian dituangkan ke dalam

catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan merupakan pencatatan hal-hal

yang pokok dalam penelitian kualitatif, baik yang menyangkut deskripsi orang,

tempat, kejadian, kegiatan, pembicaraan, maupun pencatatan refleksi. Selanjutnya

dijelaskan bahwa pada dasarnya catatan lapangan terdiri dari dua bentuk, yaitu (1)

catatan deskripsi ialah catatan yang menjelaskan kejadian yang sebenarnya baik

yang menyangkut interaksi, tempat, maupun hal-hal menarik, dan (2) catatan

analitik, yaitu catatan berupa komentar peneliti terhadap sesuatu.

Pada saat „tidak ke lapangan‟ peneliti mempelajari dokumen-dokumen yang

berasal dari laporan resmi dari kantor pemerintah, laporan dari para pengelola,

tulisan dari koran-koran dan majalah setempat. Hasil analisis terhadap dokumen-

dokumen ini kemudian menjadi bahan rujukan jika relevan dengan tema

pembicaraan pada kegiatan wawancara berikutnya.

4. Sumber Data

Menurut Lexy J. Moleong (2010:157-159), sumber data dalam penelitian

kualitatif dapat dibagi dalam tiga bagian, yakni: (1) kata-kata dan tindakan

(informan), (2) sumber tertulis (dokumentasi), dan (3). photo. Masing-masing

sumber data tersebut juga digunakan dalam penelitian ini dan dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Kata-kata dan tindakan (Informan Penelitian)

Informan penelitian adalah para guru, pimpinan, pengawas dan konsultan

Sekolah Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat

Borg dan Gall yang dikutip Moleong (2010:160), yaitu (1) mempunyai

pengetahuan atau informasi luas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti

(key informant), (2) mempunyai track record yang baik pada bidang yang

diteliti; dan (3) pihak-pihak lain yang terkait yang dapat memberikan informasi

tambahan. Jika dikaji dari perspektif lain, informan penelitian ini terdiri dari

atas: (1) Direktorat Kasi Bidang Kurikulum, (2) Pengawas Agama TK dan SD,

(3) Kepala Sekolah, (4) Wakil Kepala Sekolah, (5) Guru Pendidikan Agama

Islam berjumlah 5 orang guru.

b. Dokumentasi

Untuk menambah informasi yang diperlukan, penelitian ini juga

menggunakan dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian. Hal

ini sejalan dengan pernyataan Creswell (2007:121) yang menjelaskan bahwa

dokumen resmi, pribadi ataupun yang ditulis oleh pihak lain dapat dijadikan

sumber informasi.

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari buku-buku yang

relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip, catatan-

Page 73: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

57

catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dokumen yang

dikumpulkan oleh peneliti adalah RPP untuk mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang disusun oleh guru. Peneliti akan menganalisis RPP yang disusun

oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Kisi-kisi kesesuaian

komponenan sistematika RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1.

Kisi-kisi kesesuaian komponen RPP Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014

Aspek Kriteria Penilaian Skor

Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat komponen, 4

yaitu identitas mata pelajarn (sekolah, mata

pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu)

Mencatumkan tiga komponen identitas

Mencantumkan dua komponen identitas

Mencantumkan satu komponen identitas

Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat kompetensi 4

inti (kompetensi inti satu, kompetensi inti

dua, kompetensi inti tiga, dan kompetensi

inti empat)

Mencantumkan tiga komponen inti

Mencantumkan dua komponen inti

Mencantumkan satu komponen inti

Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi dasar

pada empat kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi dasar

pada tiga kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi dasar

pada dua kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi dasar

pada satu kompetensi inti

Indikator Mencantumkan minimal dua indikator pada

empat kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indikator pada

tiga kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indikator pada

dua kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indikator pada

Page 74: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

58

satu kompetensi inti

Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumber belajar dan dijabarkan

secara lengkap sesuai materi yang akan

dipelajari

Mencantumkan materi belajar kurang dari

empat atau lebih sumber belajar dan

dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang

akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar kurang dari

empat atau lebih sumber belajar tetapi tidak

dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang

akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumbr belajar tetapi tidak

dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang

akan dipelajari

Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup pada setiap pertemuan

Mencantumkan lengkap kurang dari tiga

kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada

setiap pertemuan

Mencantumkan lengkap tiga kegiatan yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan pada

setiap pertemuan

Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup tetapi tidak dijabarkan

pada setiap pertemuan

Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan pendahuluan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan pendahuluan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan pendahuluan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan pendahuluan

Page 75: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

59

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Kegiatan Inti

a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran dan

deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014 kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

1 Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

b. Menanya

c. Mengumpulkan

informasi

Mencantumkan langkah pembelajaran dan

deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014 kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

d.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah

pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

e. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran dan

deskripsi kegiatan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014 kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014 kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan lima kegiatan penutup sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Page 76: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

60

Mencantumkan empat kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan penutup sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan penutup sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan satu kegiatan penutup sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

Penilaian, Remedial, dan

Pengayaan

Mencantumkan teknik penilaian (instrumen

penilaian), remedial, dan pengayaan

Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Media, Bahan, dan

Sumber Belajar

Mencantumkan media, bahan, dan sumber

belajar

Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik penilaian,

kisi-kisi soal, kunci jawaban, rubik

Mencantumkan hanya tiga lampiran

Mencantumkan hanya dua lampiran

Mencantumkan hanya satu lampiran

c. Photo

Sumber informasi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah photo.

Menurut Creswell (2007:22) photo sebagai dokumen dapat dijadikan “nara

sumber” sebab photo bukan hanya sekedar gambar, tetapi memiliki makna,

seperti dalam konteks apa photo itu diambil, menggambarkan kondisi apa yang

sedang terjadi dan siapa yang ada dalam photo tersebut. Dokumen-dokumen,

catatan-catatan, serta photo-photo yang terkumpul dijadikan sebagai bahan

kajian permulaan dan kemudian diikuti dengan menggali persepsi dan

keterangan para informan untuk pendalaman kajian mengenai fokus yang akan

diteliti.

5. Teknik Analisis Data

Moleong (2013:139) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, pengamatan, dokumentasi sebagai berikut. Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

Page 77: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

61

rangkuman, kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat koding

atau pengelolaan data.

Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3 komponen penting,

yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Modul

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif, yaitu

analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen. Peneliti

menggunakan analisis interaktif dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif

menggunakan proses siklus, yaitu pada waktu pengumpulan data peneliti selalu

membuat reduksi data dan sajian data, kemudian data tersebut dikumpulkan berupa

field notes/catatan dilapangan yang terdiri dari berbagai disertasi dan refleksi.

Kemudian peneliti menyusun peristiwa tersebut reduksi data dan diteruskan dengan

penyusunan sajian data yaitu berupa cerita sistematis yang didukung dengan

perabot seperti printer dan dokumen yang lainnya.

Terdapat tiga tahapan dalam analisis data, yaitu:

1) Reduksi Data (Data Reduction )

Setelah data dikumpulkan, peneliti melakukan seleksi data sesuai dengan

fokus penelitian. Data yang kurang relevan atau kurang berhubungan dengan

fokus penelitian direduksi agar lebih mudah meringkas dan membuat abstraksi

terhadap data mentah, sehingga menjadi jelas. Reduksi data ini merupakan

proses pemilihan, memfokuskan pada penyederhanaan, pengabstraksian dan

transformasi data mentah yang muncul dari data catatan-catatan tertulis di

lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan hal-hal

yang penting, membuang hal-hal yang tidak relevan dengan fokus penelitian

agar sistematis dan bermakna.

2) Menyajikan data (Display Data)

Penyajian data merupakan proses penyampaian sejumlah informasi yang

sudah disusun, yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil

tindakan. Penyajian data merupakan gambaran sementara keseluruhan dan

sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca secara menyeluruh. Pada

tahap ini data dapat disajikan dalam bentuk narasi, matriks, grafik dan

didiskusikan dengan berbagai pihak dan sumber. Dengan menyajikan data,

peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam penelitian baik menyangkut

validitas data maupun hal- hal yang kurang dalam penelitian.

3) Membuat Kesimpulan

Pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dan memverifikasi serta

mencocokkan kembali pada data atau hasil lapangan atau menelaah dengan

sejawat. Kemudian diproses agar menjadi data yang siap disajikan untuk

selanjutnya dibuat kesimpulan hasil penelitian. Kesimpulan merupakan suatu

Page 78: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

62

konfigurasi yang utuh. Selanjutnya dijelaskan bahwa analisis data ini dilakukan

semenjak pengumpulan data, artinya tidak harus menunggu data itu terkumpul

semua tetapi dalam waktu proses pengumpulan data pun dapat dilakukan

analisis data.

Alur analis data dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2.

Alur Analisis Data

Jika merujuk pada kedua pendapat di atas, dibandingkan yang dikemukakan

terakhir ini merupakan teknik analisis yang lebih sederhana. Dengan demikian,

teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan yang

dikemukakan oleh pendapat yang terakhir. Dalam bentuk yang lebih operasional,

implementasi dari langkah-langkah analisis tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

Pertama: hasil pengumpulan data yang diperoleh dari setiap kegiatan

pengamatan terlibat, wawancara, dan analisis dokumen menghasilkan transkrip

yang diorganisasikan dalam bentuk file-file yang terpisah sesuai temanya. Kedua,

dilanjutkan dengan mengkompilasi dan memilah-milah dalam kategori yang lebih

kecil dengan menggabungkan tema yang serupa atau memiliki kemiripan. Ketiga,

adalah pemilahan yang lebih lanjut atas sub tema hingga ke sub-sub tema yang

terakhir dengan isu spesifik dalam bentuk “struktur pohon” (tree structure) yang

relevan untuk masing- masing kategori. Keempat, analisis terhadap masing-masing

isu spesifik tersebut untuk menghasilkan deskripsi konseptual dan teoretik bagi

data secara keseluruhan.

6. Pengecekan Kredibilitas Data

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, semua data dan informasi yang

diperoleh dalam penelitian dicatat dalam sebuah catatan lapangan. Data/informasi

yang terekam pada catatan lapangan belum tentu bersifat bebas nilai. Dengan kata

Temuan

Penelitian

Simpulan:

Verifikasi

Penyajian

Data

Reduksi

Data

Pengumpulan

Data

Page 79: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

63

lain, tidak mustahil ekspresi-ekspresi dan ungkapan-ungkapan yang dikemukakan

masih bersifat subjektif sehingga diperlukan upaya lain untuk menguji

keabsahannya. Keabsahan data/informasi, menurut Goetz dan LeCompte, harus

memenuhi dua persyaratan utama, yaitu (1) validitas dan (2) reliabilitas.

Lincoln dan Guba menegaskan keabsahan data dalam penelitian kualitatif

disebut kepercayaan yang bernilai (trustworthiness) yang di dalamnya terkandung

nilai-nilai: (1) nilai kebenaran (truth value); (2) dapat diterapkan (applicability); (3)

konsistensi; dan (4) netralitas.

Selanjutnya untuk mengoperasionalkan keempat nilai ini, maka setiap

data/informasi yang diterima hendaklah mempertimbangkan aspek (a) kredibilitas,

untuk memenuhi nilai kebenaran data/informasi yang dikumpulkan; (b) dapat

ditransfer (transferability) untuk memenuhi keterterapan data/informasi; (c)

tergantung pada informasi lain (dependability) dan (d) dapat ditanyakan pada

pihak lain (confirmability).

Teknik untuk memelihara aspek kredibilitas ini selama aktivitas penelitian di

lapangan dapat dilakukan dengan cara: (a) memperpanjang kegiatan penelitian; (b)

melakukan pengamatan secara terus menerus; dan (c) melakukan trianggulasi, baik

trianggulasi sumber, metode, dan investigasi. Di samping itu, dapat juga dilakukan

dengan cara: (1) komentar rekan sejawat (peer debriefing); (2) analisis kasus

negatif (negative case analysis); (3) menambah rujukan yang memadai (referential

adequacy); dan (4) pemeriksaan anggota (member check), baik selama proses

penelitian, maupun setelah melakukan perumusan.

Untuk memelihara transferabilitas dapat dilakukan dengan cara membuat

deskripsi yang sebanyak-banyaknya (thick description). Sedangkan untuk menjaga

dependabilitas dan konfirmabilitas dapat dilakukan dengan cara melakukan audit,

termasuk audit kesalahan yang diperbuat.

Senada dengan pendapat sebelumnya, Owens menegaskan upaya untuk

menjaga kredibilitas data dan informasi dapat dilakukan dengan mengikuti enam

prosedur, yakni: (1) memperpanjang waktu untuk mendapatkan data; (2)

triangulasi; (3) pemeriksaan anggota; (4) referensi lainnya; (5) membuat uraian

khusus; dan (6) konsultasi sejawat.

Mengacu pada landasan teori di atas, maka pemeriksaan keabsahan data

dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (a) memperpanjang waktu

penelitian; (b) diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing); (c) pemeriksaan

anggota; (d) observasi yang terus menerus; dan (e) trianggulasi (dengan sumber

dan metode).

Pemeriksaan anggota dilakukan dengan mengecek keabsahan informasi

pihak-pihak yang membantu peneliti melakukan pengamatan. Observasi yang

Page 80: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

64

terus-menerus dilakukan tidak hanya pada saat penelitian, tetapi juga sesudah

laporan ini dibuat. Terakhir trianggulasi dilakukan tidak hanya dengan melakukan

pemeriksaan silang (cross check) dengan informan atau sumber lain , tetapi juga

dengan melakukan metode yang berbeda.

Page 81: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

65

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Temuan Lapangan

Pada temuan lapangan, penelitian yang dilakukan melalui observasi evaluasi

model countenance Stake dan wawancara terhadap sumber data dari hasil evaluasi

yang telah dilakukan.

1. Evaluasi Countenance Stake

Analisis data dan pembahasan berdasarkan model evaluasi countenance

Stake. Hasil penelitian untuk setiap tahapan evaluasi disajikan pada matriks

Countenance Stake pada tabel yang meliputi intens, observasi, standar dan

judgment untuk masing-masing 3 komponen program yang dikelompokan

dalam tabel menurut antecedent, transaction, dan outcomes. Selanjutnya hal

itu dianalisis congruence dan contingency.

a. Perencanaan atau Komponen Antecendence

Komponen yang dievaluasi pada antecedent ini adalah RPP yang dibuat guru

PAI SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Untuk

mengetahui apakah guru Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah menyusun RPP

untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, peneliti

mengumpulkan dokumen berupa RPP yang sudah dibuat oleh guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang pertama

dengan materi Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman

Kepada Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat

kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014. Hasil analisis

RPP Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel. 4.1.

Tabel 4.1.

Hasil Analisis Penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014

No Skor Kriteria Skor Penilaian

RPP 1 RPP 2

1 70 - 96 Sangat sesuai - -

2 43 - 69 Sesuai 65 65

3 16 - 42 Tidak sesuai - -

Sumber: Data primer diolah, 17 Mei 2017

Berdasarkan hasil data di atas, skor RPP 1 adalah 65 dengan persentase

67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7% dengan

kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyusunan

RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman kepada Hari Akhir

dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan Permendikbud Nomor. 103

Page 82: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

66

Tahun 2014. Berikut ini disajikan countenance matrix komponen antecedent pada

berikut:

Tabel 4.2.

Countenance Matrix Komponen Antecedent

Description Matrix Judgment Matrix

Intens Observasi Standar Judgments

RPP yang dibuat

guru PAI sesuai

dengan standar

proses

permendikbud No

103 tahun 2014

Aktualitas

ketercapaian

RPP

yang dibuat

guru

PAI sebanyak

67,7% kategori

sesuai,

meskipun belum

semua guru PAI

merencanakan

pembelajaran

sesuai dengan

kriteria yang

telah ditetapkan

dalam standar

proses

permendikbud

No 103 tahun

2014

Komponen RPP

berdasarkan Standar

Proses Pembelajaran

meliputi:1) Identitas

ekolah; 2) Identitas mata

pelajaran; 3) materi

pokok; 4) alokasi waktu;

5) tujuan pembelajaran

yang dirumuskan

berdasarkan KD; 6)

kompetensi dasar dan

indikator pencapaian

kompetensi; 7) materi

pembelajaran, memuat

fakta, konsep, prinsip,

dan prosedur yang

relevan; 8) metode

pembelajaran yang

digunakan pendidik guna

mencapai KD yang

disesuaikan dengan

karakteristik siswa; 9)

media pembelajaran guna

membantu proses

menyampaikan materi

pelajaran; 10) sumber

belajar dapat berupa buku,

media cetak dan

elektronik, alam sekitar,

atau sumber belajar lain

yang relevan ;11)

langkah-langkah

pembelajaran dilakukan

melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan

penutup; 12) penilaian

hasil pembelajaran

Sebagian RPP yang

dibuat guru PAI

belum sesuai

dengan

Permendikbud No

103 tahun 2014

tentang standar

proses. Beberapa

faktor yang

menyebabkan belum

terpenuhinya adalah :

1. Pemenahaman

guru dalam

menyusun RPP, 2.

Guru belum

memahami

sepenuhnya tentang

Permendikbud No

103 tahun 2014

tentang standar

proses. Hal yang

perlu dilakukan

dalam penanganan

tersebut adalah; 1.

Pelatihan

penyusunan RPP

yang sesuai dengan

K13 dan

mengikutkan seminar

maupun penataran

tentang isi

Permendikbud No

103 tahun 2014

Berdasarkan Tabel 4.2. RPP yang dibuat guru PAI SMA Diponegoro 1

Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 termasuk dalam kategori sesuai

Page 83: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

67

(67,7%). Kesesuaian intens dengan observasi, pada matriks deskripsi ditemukan

semuanya ada kesesuaian antara ketersediaan RPP yang dibuat guru PAI dengan

Standar Proses Pembelajaran, terutama dalam komponen pemilihan sumber belajar

pada indikator kesesuaian dengan pendekatan saintifik, dan karakteristik siswa;

komponen pemilihan media belajar pada indikator kesesuaian dengan pendekatan

saintifik dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga

membuat siswa aktif belajar; komponen metode pembelajaran dan skenario

pembelajaran pada indikator kegiatan pembelajaran dirancang membuat siswa

aktif belajar, sedangkan pada komponen penutup yaitu dalam indikator membuat

rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil belajar, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedial, pengayaan,

konseling, dan/atau tugas) dan menyampaikan rencana pembelajaran pada

pertemuan berikutnya.

b. Pelaksanaan Program atau Komponen Transaction

Untuk mengetahui apakah guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dan

langkah-langkah pembelajaran pada implementasi pembelajaran peneliti

melakukan observasi dikelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2. Observasi dilakukan

menggunakan 50 pernyataan dengan empat pilihan jawaban SL (selalu) dengan

skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadang-kadang) dengan skor dua, dan

TP (tidak pernah) dengan skor satu.

Ada tiga kegiatan yang digunakan untuk menilai implementasi pembelajaran

dengan pendekatan saintifik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah yang pertama

adalah kegiatan guru dan siswa saat :

a. Pembukaan pembelajaran, pernyataan termuat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7;

b. Kegiatan mengamati guru dan siswa termuat pada nomor 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15,16;

c. Kegiatan guru dan siswa pada saat menanya termuat pada pernyataan nomor

17, 18, 19, 20, 21, 22;

d. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengumpulkan informasi termuat pada 23,

24, 25, 26, 27, 28, 29, 30;

e. Kegiatan guru dan siswa pada saat mengasosiasi termuat pada pernyataan 31,

32, 33, 34, 35, 36, 37, 38;

f. Kegiatan guru dan siswa saat mengkomunikasikan termuat pada 85 nomor 39,

40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47; dan

g. Kegiatan yang terakhir adalah guru dan siswa saat menutup pelaksanaan

pembelajaran termuat pada nomor 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55.

Page 84: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

68

Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan menerapkan kurikulum 2013 yang dilakukan dua kali pertemuan

secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 4.3.

Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

No Skor Kriteria Skor Penilaian

Observasi

Kelas XI

MIPA 1

Observasi

Kelas XI

IIS 2

1 165- 220 Sangat sesuai - -

2 109 - 164 Sesuai 164 158

3 55 - 108 Tidak sesuai - -

Sumber: Data primer diolah, 19 Mei 2017

Berdasarkan data di atas, hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA

1 pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil

observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 158

atau 71,8% dengan kriteria sesuai.

Komponen yang dievaluasi pada Transaction ini adalah kegiatan

pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan

Kurikulum 2013.

Tabel 4.4.

Countenance Matrix Komponen Antecedent

Description Matrix Judgment Matrix

Intens Observasi Standar Judgments

Guru PAI dapat

melaksanakan

pembelajaran

sesuai dengan

Standar Proses

Permendikbud No

103 tahun 2014

Aktualitas

ketercapaian

pelaksanaan

pembelajaran PAI

adalah 74,5 %

pada kelas XI

MIPA 1 dan

71,8% pada kelas

XI IIS 2 dengan kategori sesuai.

Belum semua

guru PAI

melaksanakan

Pembelajaran PAI

dengan menggunakan

pendekatan saintifik di

anatarnya adalah : 1)

Mengamati (Observing)

di mana aktivitas yang

dilakukan adalah dengan

Melihat, Membaca, dan

Mendengar materi

pembelajaran. 2)

Menanya (Questioning)

Menanya siswa dengan

Memberi umpan balik,

Mengungkapkan Dialog

Keterlaksanaan

pembelajaran PAI

SMA Diponegoro

1 Jakarta masih

ada yang belum

sepenuhnya sesuai

dengan standar

proses. Guru PAI

masih perlu

meningkatkan

profesionalismenya

melalui kegiatan

kelompok kerja

guru (KKG),

Page 85: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

69

pembelajaran

sesuai dengan

kriteria yang telah

ditetapkan dalam

standar proses

permendikbud No

103 tahun 2014

mendalam secara

klasikal untuk

mengungkap bagaimana

siswa menunjukkan

sikap: rasa hormat dan

kata hatinya berdasarkan

hasil pengamatan

terhadap pembelajaran.

3) Mengumpulkan

informasi

(experimenting), siswa

mendemosnstrasikan

serta membaca sumber

lain selain buku teks

tentang materi yang

diajarkan. 4) Menalar

(associating), siswa

mengolah informasi

yang sudah

dikumpulkan terkait

dengan materi

pelajaran yang telah

disampaikan. 5)

Mengkomunikasikan

(communicating) siswa

Menyusun dan

menyajikan laporan

dalam bentuk tertulis

tentang materi yang

dipelajari.

forum diskusi dan

bimbingan dari

kepala sekolah.

Hal-hal lain

tentang pendekatan

saintifik, guru

dituntut

mengeksplore

metode pendekatan

saintifik dari

berbagai macam

sumber yang dapat

mendukung

pelaksanaan

pembelajaran di

kelas.

Tabel 4.4. menjelaskan bahwa aktualitas ketercapaian pelaksanaan

pembelajaran termasuk dalam kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA

1 dan 71,8% pada kelas XI IIS 2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai

namun belum semuanya tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan

pembelajaran yang ada di sekolah dengan standar proses pelaksanaan

pembelajaran yang ada pada tujuan. Belum tercapainya hingga sangat sesuai ini

terdapat pada komponen pendahuluan yakni dalam indikator mengajukan

pertanyaan yang menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran,

mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema, dan mengecek prilaku awal

(entry behavior). Demikian halnya dalam kegiatan inti pembelajaran belum

Page 86: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

70

semua guru PAI melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, sebagai dampak pengiring hasil

pembelajaran (nurturant effect atau suasana kondusif yang tercipta dengan

sendirinya (hidden curriculum).

Selain itu, ditemukan pula kesulitan guru PAI dalam menerapkan pendekatan

pembelajaran saintifik (mengamati, menanya, menalar, mencoba,

mengkomunikasikan). Temuan lainnya pada indikator kemampuan mengkaitkan

materi dengan pengetahuan lain yang relevan, dan kehidupan nyata, mengelola

pembahasan materi pembelajaran dan pengalaman belajar dengan tepat,

memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi serta memberikan pertanyaan siswa untuk menalar (proses berpikir

yang logis dan sistematis). Pada kegiatan penutup ditemukan ketidak sesuaian

pada indikator melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa, mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, serta

melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan

tugas pengayaan.

c. Komponen Outcomes

Komponen yang dievaluasi pada outcome ini adalah hasil belajar PAI

SMA Diponegoro 1 Jakarta yang menerapkan Kurikulum 2013. Hasil belajar PAI

yang dilakukan, khususnya pada kelas XI MIPA 1 dan kelas XI IIS 2 yaitu dapat

dilihat pada tabel yang ditampilkan berikut ini

Tabel 4.5.

Hasil Belajar PAI

No Kelas KKM Nilai Rata-

Rata

Kategori

1 XI MIPA 1 75 82 Sesuai

2 XI IIS 2 75 85 Sesuai

Berikut ini disajikan countenance matriks komponen outcome pada Tabel

berikut. Tabel 4.5 menjelaskan bahwa sudah ada kesesuaian antara hasil belajar

PAI dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh

aktualitas ketercapaian hasil belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian

ini adalah pada penentuan proses penilaian.

Page 87: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

71

Tabel 4.6.

Countenance Matrix Komponen Outcomes

Description Matrix Judgment Matrix

Intens Observasi Standar Judgments

Hasil belajar

PAI memenuhi

Kriteria

Ketuntasan

Minimal (KKM)

sebesar 75%

Aktualitas

ketercapaian hasil

belajar PAI adalah

kategori sesuai.

Meskipun ditemukan

masih ada siswa yang

tidak tuntas pada

ulangan harian, tugas,

ujian tengah semester

dan ujian akhir

semester

Nilai siswa pada

ulangan harian,

tugas,

ujian tengah

semester, ujian

akhir semester

dan buku rapor

memenuhi KKM

Hasil belajar siswa

secara rata-rata sudah

memenuhi KKM.

Guru PAI seyogyanya

lebihmenggunakan

pendekatan penilaian

otentik (authentic

assesment) yang

menilai kesiapan

siswa, proses, dan

hasil belajar secara

utuh.

Belum semua guru menguasai penilaian otentik dan tidak tersedianya

dokumen penilaian. Penilaian pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru belum

memadukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui proses penilaian otentik.

Bahwasannya kesesuaian ketersediaan dokumen pendukung pembelajaran dengan

realisasi pelaksanaannya, mencakup: jurnal guru, modul/bahan ajar, LKS, bank

soal. Terkait dengan kreativitas siswa ditemukan belum adanya kesesuaian antara

perencanaan dengan proses pembelajaran terkait dengan kreativitas siswa.

2. Hasil Temuan Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada para sumber data dilakukan

melalui tatap muka dan terdokumentasi melalui alat perekam. Wawancara

dilakukan setelah dilakukannya evaluasi untuk meminta pendapat para informan

terkait dengan Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta.

a. Persiapan melalui Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam

Implementasi Kurikulum 2013

Guru pada lembaga pendidikan formal seperti sekolah memiliki

berbagai macam karakteristik mengajar. Antara guru yang satu denganyang lain

tentu memiliki gaya mengajar yang berbeda dan strategi pembelajaran sesuai

dengan kreatifitasnya. Menurut pandangan penulis, karakteristik mengajar

adalah ciri khas atau bentuk gaya mengajar dari seorang guru yang melekat

pada diri orang tersebut. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru

Page 88: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

72

mata pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin selaku

guru PAI Kelas XI yang mengatakan, bahwa :

Hubungan Strategi, Metode dan Teknik sangat erat sekali karena

tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Dan

juga setiap anak tidak sama pasti berbeda yang satu dengan yang

lainnya. Maka dari itu sebagai seorang guru/pendidik harus pandai-

pandai menggunakan strategi, metode dan teknik yang tepat guna

menunjang motivasi belajar siswa

Seorang guru dalam pembelajaran harus berorientasi pada tujuan

pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut secara otomatis guru harus

mempunyai perencanaan yang matang sekaligus mendesain strategi dan

metode pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Peneliti

mencoba menelaah salah satu dokumen Rencana Persiapan Pembelajaran

(RPP) Kurikulum 2013 yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru mata

pelajaran PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta. Dalam dokumen RPP yang

peneliti telaah tersebut memuat Kompetensi Inti (KI) yang terdiri dari : 1)

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, 2)

Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,

ramah lingkungan,gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-

aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia, 3) Memahami dan menerapkan pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, 4) Mengolah,

menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori dan sekaligus memuat Kompetensi Dasar (KD) yang

terdiri dari : (1) Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir, (2)

Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari

kesadaran berIman kepada Hari Akhir. (3) Memahami makna Iman kepada Hari

Akhir. (4) Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari

Akhir.

Kemudian peneliti melacak Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD) yang termaktub pada Kurikulum 2013 mata pelajaran PAI ternyata

peneliti dapati rumusan KI seuai Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Page 89: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

73

Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Berarti, redaksi KI dan KD yang

dimuat dalam RPP yang disusun oleh bapak Jamaluddin selaku guru PAI

di SMA Diponegoro 1 Jakarta adalah benar-benar sama persis (identik)

dengan rumusan KI dan KD yang termaktub dalam permenag Kurikulum

Madrasah 2013.

Kemudian berpijak pada setiap rumusan KD, guru menindaklanjuti

dengan mengembangkan kreatifitasnya untuk menentukan indikator hasil belajar

melalui penentuan Kata Kerja Operasional (KKO) yang tepat, skop materi

pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, teknik dan model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan

taraf perkembangan fisik dan psikis para siswa. Dan berdasarkan observasi

yang dilakukan oleh peneliti ini, berarti penyusunan RPP tersebut memang

sudah sesuai lagi sejalan dengan kurikulum 2013. Hal ini didukung oleh

pernyataan bapak Jamaluddin selaku guru PAI Kelas XL, bahwa :

Penyusunan RPP ini saya susun berdasarkan kurikulum 2013. Termasuk

dari pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran danmodel

pembelajaran. Maka dari itu sebagai pendidik harus pandai-pandai

memilih pendekatan, strategi, metode dan teknik dengan harapan siswa

dapat menerima hasil yang maksimal.

Sejalan dengan pendapat di atas, ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI

kelas X menyatakan:

Ketika saya menyusun RPP yang berbasiskan pada Kurikulum 2013 saya

juga harus memperhatikan bagiman cara penyampaian materi yang ada pada

RPP tersebutm hmm….artinya bahwa melalui cara menyampaikan materi

pelajaran tentunya akan memudahkan guru dalam pembelajaran, pun siswa

akan mudah menangkap materi tersebut.

Dua pernyataan diatas menunjukkan bahwa pada lembaga pendidikan

tidak bisa lepas dari peran guru dan tanggung jawab seorang guru. Peran dari

seorang guru penting sekali untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus paham betul peran dari

posisinya. Tugas seorang guru adalah mengajar, sedangkan siswa belajar.

Antara keduanya saling berkaitan dalam proses pendidikan dengan

semangat siswa yang tinggi akan saling berkaitan dalam proses pendidikan

dengan semangat siswa yang tinggi akan tercipta pembelajaran yang aktif-

interaktif demi penciptakan interaksi-edukatif.

Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang guru lakukan adalah

melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun

keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit dialog

Page 90: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

74

ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk belajar. Pada

saat dimulai pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan salam, berdoa

bersama, guru menyuruh siswa untuk mempersiapkan peralatan belajar,

guru memberi pengantar. Dalam penggunaan media, guru menggunakan buku

paket PAI dan LKS.

Lalu setelah itu guru memulai proses pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah sebagai permulaan lalu diteruskan tanya jawab dan diskusi.

Hal ini sesuai dengan penuturan oleh bapak Jamaluddin selaku guru pengampu

mata pelajaran PAI, bahwa :

Sebelum memulai pelajaran hal pertama yang saya lakukan adalah

melihat situasi, kondisi dan karakter kelas baik dari siswa maupun

keadaan lingkungan kelas, barulah setelah itu mengadakan sedikit

dialog ataupun cerita dengan tujuan mengkondisikan siswa untuk

belajar.

Dalam pembelajaran di kelas berdasarkan hasil observasi, guru

melaksanakan perencanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

dibuat. Selain itu pendidik sebelum mengajar terlebih dahulu mempelajari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan matang sehingga nantinya

proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan. Seperti

yang diungkapkan oleh ibu Tutik Alawiyah selaku guru PAI Kelas X,

bahwa :

Namanya juga guru mas.., ya saya itu tetap belajar kalau saya tidak

belajar terus apa nantinya yang saya akan berikan kepada siswa ?.

Sebelum mengajar malamnya saya mempelajari RPP nya,melihat

materinya, media, metode dan tugas-tugas siswa. Dengan harapan nanti

dalam pembelajaran siswa bisa belajar dengan efektif dan sesuai dengan

harapan

Beliau menambahkan bahwa dalam perencanaan pembelajaran selain

menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan, guru harus

siap dalam psikisnya, menjaga kestabilan emosinya sehingga dalam

pembelajaran bisa menyampaikan materi dengan efektif dan efisien.

Menurut beliau, guru harus mempersiapkan strategi yang sesuai

dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan serta mempersiapkan

strategi alternatif jika kondisi pembelajaran tidak sesuai dengan RPP.

Terkadang pembelajaran bisa sesuai dengan perencanaan akan tetapi

adakalanya tidak sesuai dengan pembelajaran. Hal ini karena situasi dan

kondisi sehingga beliau menggunakan strategi baru yang dalam penerapannya

efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Ditambahkan lagi ibu Tutik Alawiyah menyatakan bahwa :

Page 91: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

75

Kadang pembelajaran sesuai dengan perencanaan akan tetapi

adakalanya tidak sesuai, hal ini karena situasi dan kondisi sehingga

saya menggunakan strategi baru sampai-sampai saya belum menemukan

nama strateginya

Melihat pernyataan di atas, setiap guru dituntut berkompeten dalam

merencanakan pembelajaran, yakin dengan menemukan strategi baru yang

dalam pemaparannya efektif sebagai salah satu upaya meningkatkan motivasi

belajar siswa. Perangkat pembelajaran menyebutkan beberapa metode

diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi. Media yang digunakan diantaranya

audio visual, papan tulis, lingkungan. Sedangkan sumber yang digunakan yaitu

buku LKS, buku paket, buku yang relevan, perpustakaan. Strategi yang

digunakan adalah menggunakan pendekatan saintifik melalui active learning,

think pair share, ceramah dan information research.

Ibu Hanny selaku kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta menjelaskan,

bahwa :

Seorang guru wajib hukumnya untuk membuat perencanaan

pembelajaran. Mengingat keberhasilan pendidikan adalah di tangan

guru, dengan perangkat pembelajaran yang baik harapan pembelajaran

nantinya sesuai dengan tujuan, disamping guru harus mengembangkan

kompetensinya sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

Sesuai dengan hal di atas seorang guru, tentunya memiliki kekurangan

dalam mengajar. Maka dari itu untuk menyempurnakan pembelajaran perlu

adanya berbagai perencanaan yang sebaik mungkin agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Adapun selama ini perencanaan yang dilakukan guru PAI dalam

pembelajaran terlihat sudah sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh

seorang guru. Salah seorang siswa kelas XI IIS 2Yuki Zabrina menyatakan

bahwa:

Guru-guru PAI di sekolah ini kelihatannya selalu mempersiapkan

pembelajaran dengan serius, setiap awal pembelajaran beliau-beliay

menyampaikan rencana yang akan diajarkan ke siswa baik secara

langsung maupun tak langsung

Pernyataan siswa tersebut menunjukkan bahwa dalam pembelajaran PAI

dengan mengimplementasikan Kurikulum 2013, para guru sudah membuat

perencanaan pembelajaran dengan baik. Adapun terkait dengan kesempurnaan

keterlaksanaan pembelajaran sesuai atau tidak dalam komponen RPP maka

tergantung dari kesiapan guru dalam mengajar.

Page 92: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

76

RPP sangat penting sebagai acuan guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran. RPP dalam Kurikulum 2013 tentunya memandang berbagai

aspek dalam target pencapaian, baik tercapainya materi pembelajaran PAI oleh

guru maupun tercapainya hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Hasil

pembelajaran siswa tersebut menjadi tolak ukur ketercapaian kualitas

pendidikan di sekolah.

b. Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum 2013

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat

program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya

tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didikpun

diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu

menanti perintah dari guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak

lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah

satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan

penentuan strategi yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan

pengajaran. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI di SMA

Diponegoro 1 Jakarta, bapak Jamaluddin mengatakan, bahwa :

Karena di sekolah ini telah menggunakan kurikulum 2013 yang

mengharuskan siswanya berpikir secara saintifik maka pendekatan

pembelajarannya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa

(student oriented approach). Maka dari itu strategi yang saya gunakan

ketika pembelajaran di kelas adalah strategi pembelajaran

inquiry/discovery learning. Dan untuk metode yang relevan dengan

strategi ini adalah metode diskusi, eksperimen dan tanya jawab.

Sedangkan untuk model pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran yang variatif seperti kooperatif, think pair and share.

Alasan saya menggunakan strategi ini adalah pertama, menyesuaikan

dengan kurikulum 2013 dan supaya siswa mampu mengembangkan

keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial rasa

ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik, kedua, mampu mengembangkan sikap, pengetahuan,

dan ketrampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di

madrasah dan masyarakat, ketiga, karena tuntutan perkembangan

zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir serta pendalaman dan

perluasan materi, keempat, jika masih menggunakan strategi satu arah

guru ke murid, anak 50% masih belum bisa menyerap materi tersebut dan

yang kelima, siswa mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah

Page 93: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

77

ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber

belajar.

Sesuai dengan pernyataan bapak Jamaluddin, maka dapat diketahui

bahwa strategi yang dilakukan dalam pembelajaran PAI adalah strategi

pembelajaran inquiry/discovery learning. Karena di sekolah tersebut telah

menerapkan kurikulum 2013, yang mana pada kurikulum tersebut, siswa

dituntut untuk berpikir secara saintifik. Dan pada strategi pembelajaran

inquiry menekankan supaya siswa dapat berpikir secara kritis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang ditanyakan, artinya

strategi ini menempatkan siswa sebagai objek belajar sesuai dengan

tuntutan kurikulum 2013.

Pendekatan yang berpusat pada siswa, pada prinsip ini menekankan

bahwa siswa yang belajar adalah makhluk individu dan makhluk sosial.

Sebagai makhluk individu, setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan

yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya

belajar. Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi

dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan penuturan ibu Hanny Atie Sumarni

selaku kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta, bahwa :

Prinsip pendekatan yang berpusat pada siswa adalah bahwa siswa yang

belajar adalah makhluk individu dan makhluk sebagai makhluk individu,

setiap siswa memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya,

dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar.

Sebagai makhluk sosial, setiap siswa memiliki kebutuhan berinteraksi

dengan orang lain.

Pembelajaran juga harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk

membangun hubungan baik dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran

harus dikondisikan untuk memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan

siswa lain, pendidik dan masyarakat.

Berkaitan dengan ini, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi

pembelajaran, waktu belajar, alat bantu pembelajaran, bahan ajar, dan cara

penilaian perlu disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pembelajaran juga

harus diarahkan untuk mengasah siswa untuk membangun hubungan baik

dengan pihak lain. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikondisikan untuk

memungkinkan siswa melakukan interaksi dengan siswa lain, pendidik dan

masyarakat. Kegiatan pembelajaran perlu memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan semangat berkompetisi sehat, bekerjasama, dan

solidaritas. Untuk itu kegiatan pembelajaran dapat dirancang dengan strategi

diskusi, kunjungan ke tempat-tempat yatim piatu, ataupun pembuatan laporan

secara berkelompok.

Page 94: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

78

Pendidik harus memahami bahwasanya setiap siswa memiliki tingkat

keragaman yang berbeda satu sama lain. Dalam konteks ini, kegiatan

pembelajaran perlu didesain agar masing-masing siswa dapat mengembangkan

potensinya secara optimal, dengan memberikan kesempatan dan kebebasan

secara konstruktif. Ini merupakan bagian dari pengembangan kreativitas siswa.

Selain itu peneliti mengamati dan mengobservasi proses pembelajaran

tersebut dari awal sampai akhir sebagaimana observasi sebelumnya. Pada

kegiatan awal di kelas guru memberi salam kepada siswa dan siswa membalas

salam dari guru. Setelah itu siswa berdoa bersama-sama untuk mengawali

proses pembelajaran lalu guru mengabsen siswa dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi, tempat duduk dan kebersihan kelas. Lalu setelah itu siswa

menyimak penjelasan guru tentang indikator yang akan dicapai pada materi

yang akan disampaikan.

Kemudian masuk ke kegiatan inti, dimulai dari pengamatan. Di sini siswa

mengamati gambar yang ada di buku paket LKS mereka kemudian siswa

mengemukakan hasil pengamatan terhadap gambar yang ada lalu guru

mengarahkan pengamatan siswa dan memberi penguatan terhadap hasil

pengamatan siswa. Kemudian masuk ke kegiatan menanya, di sini guru

memotivasi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan materi lalu melalui think pair share, siswa mengajukan

pertanyaan tentang apa yang diamati kepada teman ataupun kepada guru.

Kemudian lanjut ke kegiatan mengumpulkan data, melalui searching

information guru meminta siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan tersebut lalu guru meminta siswa untuk mencatat jawaban-

jawaban berdasarkan referensi.

Kemudian lanjut ke kegiatan mengasosiasi, guru membuat 4 kelompok

besar yang beranggotakan 9 orang, dari tiap kelompok kemudian dibentuk

3 kelompok kecil untuk membahas dan mendiskusikan materi yang telah

disampaikan oleh guru. Lalu yang terakhir kegiatan mengkomunikasikan, guru

meminta perkelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain

memberikan tanggapan lalu setelah itu siswa melaporkan kesimpulan hasil

presentasi dalam bentuk tulisan pada guru.

Yang terakhir kegiatan penutup, siswa merefleksi pembelajaran dan

menyimak kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas-tugas individu yang

diberikan guru. Lalu guru menyampaikan tema materi yang akan disampaikan

pada pertemuan yang akan datang dan guru mengingatkan siswa untuk belajar

di rumah dan menutup pembelajaran dengan doa penutup

Secara subtansial, mata pelajaran PAI memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi siswa untuk mengenal, memahami, menghayati PAI

yang mengandung nilainilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih

Page 95: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

79

kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian siswa sesuai dengan

indikator yang terdapat pada RPP tersebut. Hal ini sesuai dengan peryataan

bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :

Di dalam setiap indikator RPP tersebut disebutkan bahwa siswa mampu

menjelaskan, memahami dan menerapkan apa yang ada pada materi

tersebut. Maka dari itu manfaat dari mempelajari PAI antara lain yang

pertama membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai norma Islam yang dibangun Rasulullah

dalam rangka mengajarkan Islam, kedua melatih daya kritis siswa untuk

memahami aqidah secara benar, ketiga mengembangkan kemampuan

siswa dalam mengambil ilmu-ilmu agama yang terkait tauhid, fiqih,

akhlak dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jamaluddin tersebut, dapat

dipahami bahwa pentingnya mempelajari Pendidikan Agama Islam sebagai

pijakan untuk menjalani kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian

metode justru akan mempersulit bagi guru dalam mencapai tujuan pengajaran.

Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya

disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang

bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan

metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan

pengajaran. Karena itu dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang

memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya

adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

Selain itu peneliti mengamati ketika pembelajaran di kelas, guru

berpakaian rapi dan menjelaskan dengan suara lantang dan penuh semangat

sehingga siswa memperhatikan dan antusias dalam mengikuti pelajaran.

Strategi guru dalam mengajar berkembang sesuai dengan zaman. Tidak

hanya menggunakan metode yang lama akan tetapi harus lebih dikembangkan

dan sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini. Dalam pandangan Ibu

Tutik Alawiyah selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :

Memang untuk pelajaran agama sebagian besar metode yang sering

digunakan guru adalah ceramah makanya siswa sering merasa jenuh

pada saat pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pandangan siswa yang

kosong, mengantuk dan bermain sendiri. Hal ini dapat diatasi dengan

cara guru mengatur strategi untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Jadi jangan sampai siswa diam, guru dituntut mampu

menggunakan gaya mengajar yang bervariasi misalnya dengan

memberikan penjelasan berupa contoh-contoh yang disesuaikan dengan

kenyataan atau kejadian yang sedang terjadi, sehingga minat siswa

Page 96: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

80

akan bertambah akan muncul sikap tanggap dari mereka serta

memberikan sedikit hiburan dengan lelucon tetapi mengenang

terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berguna untuk mencegah dan

mengatasi gangguan-gangguan pada siswa yang nantinya membuat

kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Seorang guru harus pandai-pandai dalam memilih metode yang tepat guna

mengaktifkan proses pembelajaran di kelas. Metode ceramah memang metode

yang paling mudah dalam pembelajaran tetapi yang perlu diingat bahwa metode

tersebut bukan tanpa hambatan karena banyak siswa yang merasa bosan dan

mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Untuk media LCD memang

sudah sebagai penunjang pembelajaran.

Media yang masih bersinggungan langsung dengan pembelajaran PAI

adalah media cetak. Misalnya buku paket PAI, LKS, dan sarana pendukung

lain yang mendukung materi pelajaran. Sedangkan sarana tulisnya

menggunakan papan tulis dan kapur.

Selain itu upaya ibu Hanny Atie Sumarni selaku Kepala Sekolah untuk

mengembangkan potensi guru-guru di SMA Diponegoro 1 Jakarta di antaranya

adalah mengembangkan SDM, mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini

punya semboyan selalu berinovasi untuk meraih kesuksesan, sesuai yang

dituturkan oleh beliau bahwa :

Yang saya lakukan untuk mengembangkan potensi guru-guru di SMA

Diponegoro 1 Jakarta antara lain dengan mengembangkan SDM,

mengikuti pelatihan-pelatihan karena di sini punya semboyan selalu

berinovasi untuk meraih kesuksesan, selalu mengikutsertakan tenaga

guru workshop, seminar dan selalu menjaga ketika KBM siswa tidak

dibiarkan jam kosong dan melayani anak-anak sebisa mungkin.

Selain itu, peneliti mengamati lagi ketika pembelajaran di kelas

menggunakan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning terlihat banyak

siswa yang aktif di dalam kelas. Mereka yang dulunya pasif menjadi aktif dan

pola pembelajaran yang dulunya satu arah (interaksi guru-peserta didik),

menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-siswa-masyarakat lingkungan

alam, sumber/media lainnya

Sebagaimana penuturan Ansa Widiani salah satu siswa kelas XI MIPA 1,

bahwa:

Menurut saya, beliau (bapak Jamaluddin) ketika menjelaskan materi

pelajaran sangat mudah dipahami dan disiplin dalam pemberian tugas.

Dan dalam pembelajaran sebelum memberi pelajaran beliau membahas

terlebih dahulu dan menerangkan yang tidak dipahami oleh siswa

Page 97: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

81

Dengan taktik pembelajaran yang santai namun bersemangat untuk

mengajar dari guru, membuat siswa pun termotivasi dalam belajar, kelas

terkesan tidak menegangkan karena siswa dapat belajar dengan nyaman dan

muncul perasaan yang saling menyenangi dan guru dengan siswa di dalam

kelas yang menimbulkan suatu situasi dan kondisi belajar yang kondusif

sehingga guru dapat menyampaikan bahan pelajaran.

c. Evaluasi Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan Kurikulum

2013

Setelah perencanaan dan pelaksanaan strategi guru dalam pembelajaran,

rancangan evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan.

Hal ini disebabkan melalui evaluasi yang tepat, guru dapat menentukan

efektifitas program dan keberhasilan siswa melaksanakan kegiatan

pembelajaran, sehingga informasi dari kegiatan evaluasi seorang guru dapat

mengambil keputusan apakah program pembelajaran yang dirancangnya perlu

diperbaiki atau tidak, bagian-bagian mana yang dianggap memiliki kelemahan

sehingga perlu diperbaiki.

Pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar berkaitan

dengan proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak

dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan

guru dan siswa. Seorang guru tidak bisa mengabaikan evaluasi dalam

pendidikan, sekalipun seni, cara dan teknik pelaksanaannya bergantung pada

guru masing-masing. Tetapi yang perlu diingat agar evaluasi yang dilakukan

tidak menjadi suatu hal yang menakutkan bagi siswa dan memberikan

masukan pada proses pembelajaran berikutnya. Seperti yang dikatakan oleh

Bapak Jamaluddin selaku guru mata pelajaran PAI, bahwa :

Evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar dan setiap guru juga memiliki cara tersendiri untuk

mengevaluasi hasil belajar siswa. Saya mengevaluasi hasil belajar siswa

yaitu setiap kali pertemuan sesudah penyampaian materi pembelajaran

saya memberikan pertanyaan, terkadang lisan ataupun tulis. Ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang

telah saya sampaikan dengan menggunakan metode yang berbeda tiap

pertemuan, tetapi jika hasilnya siswa kurang baik maka saya membuat

strategi baru untuk penyampaian berikutnya.

Sejalan dengan pendapat bapak Jamaluddin, ibu Tutik Alawiyah selaku

guru PAI menyatakan :

Namanya kegiatan pembelajaran harus dilakukan evaluai…nah evaluasi

ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Kalau saya sih bukan hanya di

akhir pembelajaran dalam melakukan evaluasi tapi di awal mau mulai

Page 98: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

82

pelajaran saya juga melakukan evaluasi, tujuannya untuk mengukur

sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang

disampaikan

Dari pernyataan bapak Jamaluddin dan ibu Tuti Alawiyah, evaluasi

merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan, karena

bagi guru evaluasi dapat menentukan efektifitas kinerjanya selama ini. Evaluasi

sering dianggap sebagai salah satu hal yang menakutkan bagi siswa. Karena,

memang melalui kegiatan evaluasi dapat ditentukan nasib siswa dalam proses

pembelajaran selanjutnya. Evaluasi mestinya dipandang sebagai sesuatu

yang wajar yakni sebagai suatu bagian dari suatu proses kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, mestinya evaluasi dijadikan kebutuhan

oleh siswa sebab dengan evaluasi siswa tahu tentang keberhasilan pembelajaran

yang dilakukannya.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap evaluasi pelaksanaan strategi guru

yaitu yang pertama dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa, baik

pertanyaan lisan maupun pertanyaan dalam bentuk tulisan. Pertanyaan yang

diajukan bersumber dari materi yang disampaikan sebelumnya, untuk

mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam menjawab pertanyaan guru. Kedua,

jika pertanyaan yang diajukan guru belum dapat dijawab oleh siswa, maka

guru perlu mengulangi kembali bagian materi yang belum dikuasai siswa

sampai betul-betul mengerti dan paham. Ketiga untuk menambah pengetahuan

siswa, guru dapat memberikan pekerjaan rumah (PR) yang berhubungan

dengan materi yang telah disampaikan. Keempat, seorang guru harus

mengingatkan siswa waktu pendidikan atau pelajaran yang akan dipelajari

berikutnya, pokok-pokok materi yang akan dipelajari serta tugas yang perlu

disiapkan untuk pertemuan berikutnya

B. Analisis Atas Temuan Lapangan

1. Analisis Kerangka Konseptual

a. Faktor yang Melatarbelakangi

Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses

pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan

saintifik/ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam

proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi

kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya

menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut. Upaya penerapan

pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang

aneh dan mengada-ada tetapi memang itulah yang seharusnya terjadi

Page 99: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

83

dalam proses pembelajaran, karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri

adalah sebuah proses ilmiah (keilmuan).

Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan

saintifik/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam

mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong

siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari

suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa

dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan

diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Para

siswa dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan

menggunakan kapasistas berfikir tingkat tinggi.

Dalam rumusan kurikulum baru : (1) Perubahan yang mempengaruhi pola

pikir yaitu pebelajaran disusun seimbang mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan dan ketrampilan. (2) Lintasan yang berbeda untuk proses

pembentukan tiap kompetensi. (3) Ketrampilan ditekankan pada

ketrampilan berpikir menuju terbentuknya kreatifitas, kemampuan

psikomotorik adalah penunjang ketrampilan. (4) Pembelajaran melalui

pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan. (5) Model pembelajaran meliputi Discovery

Learning, Project Based Learning, Collaborative Learning

b. Proses Evaluasi Menggunakan Evaluasi Countenance Stake

Analisis logis terhadap data dalam penelitian ini digunakan untuk

memberikan pertimbangan mengenai keterhubungan antara antecedent

(RPP), transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan hasil belajar PAI

yang ada di dalam matrik intents. Hasil analisis ini menemukan apakah RPP

yang dibuat guru PAI sebagai persyaratan awal dalam program

pembelajaran PAI akan tercapai dengan rencana transaksi yang

dikemukakan.

Demikian pula mengenai hubungan antara pelaksanaan pembelajaran

dengan hasil belajar PAI yang diharapkan. Analisis empiris dilakukan

untuk mempertimbangkan keterhubungan antara antecedent (RPP),

transaksi (pelaksanaan pembelajaran), dan juga hasil belajar. Analisis ini

berdasarkan data empirik yang diperoleh di lapangan.

Selain mencari kontigensi peneliti kemudian memberikan pertimbangan

mengenai congruence atau perbedaan yang terjadi antara apa yang

direncanakan dengan apa yang terjadi di lapangan. Analisis congruence

dilakukan terlebih dahulu dengan cara menyusun standar pengukuran

keterlaksanaan program pada semua tahap evaluasi dengan menyusun

kriteria-kriteria yang jelas dan terukur. Standar yang akan digunakan

berdasarkan pertimbangan teoretis dan pertimbangan praktis pada kondisi

Page 100: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

84

lapangan penelitian. Analisis terhadap kesesuaian standar dengan data

hasil penelitian akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan

(judgment). Pengambilan keputusan ini dilaksanakan untuk ketiga

komponen evaluasi yaitu antecedent, transaksi, dan juga outcome.

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi dan

pertimbangan berdasarkan hasil evaluasi.

c. Dampak dari Evaluasi

Dari hasil temuan penelitian, Model evaluasi Stake dapat membawa

dampak yang cukup besar dalam penilaian, dan merupakan konsep yang

cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi.

Dalam model ini, evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara satu

program dengan program lain yang dianggap standar. Hasil positif yang

diperoleh di antaranya adalah guru sebagai pengembang program

merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk suatu

kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat,

kemampuan, pengalaman,dan lain sebagainya dari peserta didik

2. Analisis Evaluasi Countenance Stake Perencanaan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dalam Implementasi Kurikulum 2013

a. Komponen Antecendence

Data yang sudah dikumpulkan peneliti melalui RPP yang sudah dibuat oleh

guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. RPP pertama dengan materi

Beriman kepada Hari Akhir, RPP kedua dengan materi Beriman Kepada

Qadha dan Qadar. Dari kedua RPP tersebut kemudian dianalisis tingkat

kesesuainya berdasarkan Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014.

Komponen yang terdapat pada Kurikulum 2013 adalah identitas mata

pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, penilaian, media, bahan dan sumber belajar (Permendikbud,

Nomor 103 Tahun 2014).

Berdasarkan hasil analisis, dapat dijelaskan bahwa skor RPP 1 adalah 65

dengan persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan

persentase 67,7% dengan kriteria sesuai. Berdasarkan skor tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

materi Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar sesuai

dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014.

Dilihat dari RPP 1 pada materi Beriman kepada Hari Akhir dan RPP 2 pada

materi Beriman Kepada Qadha dan Qadar, memiliki skor yang sama pada masing-

masing aspek. Pada aspek identitas mata pelajaran diberi skor 4, artinya guru

Page 101: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

85

mencantumkan lengkap empat komponen, yaitu identitas mata pelajaran (sekolah,

mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi waktu). Pada aspek kompetensi inti,

guru sudah mencantumkan pada setiap RPP. Pada aspek kompetensi dasar

memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan lengkap kompetensi dasar pada empat

kompetensi inti.

Pada aspek indikator memiliki skor 4, artinya guru mencantumkan minimal

dua indikator pada empat kompetensi inti. Pada aspek materi pembelajaran

memiliki skor 1, artinya guru mencantumkan materi belajar hanya satu dari empat

atau lebih sumber belajar yaitu Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada

Qadha dan Qadar, serta tidak dijabarkan secara lengkap sesuai materi yang akan

dipelajari. Pada aspek kegiatan pembelajaran memiliki skor 4, artinya guru

mencantumkan lengkap tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup pada setiap pertemuan. Sebagaimana menurut Peraturan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan no 103 tahun 2014, (2013:15) langkah-

langkah pembelajaran dan pendekatan saintifik meliputi kegiatan pembuka,

kegiatan inti (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,

mengkomunikasikan) serta kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan merupakan awal dari pembelajaran yang akan

dimulai. Setiap guru wajib melaksanakan setiap langkah yang ada pada poin

kegiatan pendahuluan. Pada umumnya di setiap RPP, melaksanakan langkah

kegiatan yang sama karena hal ini biasa dilakukan oleh guru sebelum mulai

pembelajaran. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:281-282), dalam setiap

kegiatan pendahuluan, terdapat empat kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

guru, yaitu orientasi, apersepsi, motivasi, dan pemberian acuan.

Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:283), kegiatan inti yang pertama

dalam langkah pembelajaran saintifik adalah mengamati. Banyak kegiatan yang

dapat dilakukan guru untuk mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara

yang digunakan guru menurut RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan

materi, mengamati gambar atau tayangan tentang materi, dan menyimak

penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru agar dapat

berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran tentang pelaksanaannya akan

dijelaskan pada poin berikutnya di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Adapun menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:285) kegiatan penutup perlu

dilakukan untuk memantapkan penguasaan pengetahuan siswa dengan

mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersama-sama materi pembelajaran.

Agar siswa dapat menangkap poin penting yang harus diingat dan dihafal

untuk pembelajaran selanjutnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi belum tercapainya hingga sangat sesuai

capaian tersebut dikarenakan latar belakang guru PAI. Para guru masih ada yang

belum memiliki kualifikasi bidang Pendidikan Agama Islam melainkan dari

Page 102: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

86

jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Manajemen Dakwah dan Hukum Ekonomi

Syariah sehingga dalam merencanakan pembelajaran PAI mengalami kesulitan.

Hal ini yang menyebabkan guru kurang kreatif dalam memilih sumber dan media

belajar yang berkesesuaian dengan pendekatan saintifik sehingga pembelajaran

dirancang tidak dapat membuat siswa aktif bahkan siswa enggan untuk

mengemukakan pertanyaan yang kritis.

Dengan demikian, guru PAI diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan

guru utama untuk mengawali pengalamannya dari merancang pembelajaran,

praktik mengajar dan merefleksikannya, serta belajar bagaimana membelajarkan

siswa dengan beragam kepentingan dan pengalaman dalam memahami ide-ide

ilmiah.

b. Komponen Transaction

Aktualitas ketercapaian pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam

kategori sesuai adalah 74,5 % pada kelas XI MIPA 1 dan 71,8% pada kelas XI IIS

2. Dari tabel tersebut juga ditemukan sudah sesuai namun belum semuanya

tercapai hingga sangat sesuai antara pelaksanaan pembelajaran yang ada di sekolah

dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran yang ada pada tujuan.

Pada aspek kegiatan pendahuluan memiliki skor 5, artinya guru

mencantumkan lima kegiatan pendahuluan sesuai permendikbud no 103 tahun

2014. Pada aspek kegiatan inti kategori mengamati memiliki skor 2, artinya guru

mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud

no 103 tahun 2014, pada kategori menanya memiliki skor 2, artinya guru

mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai permendikbud

no 103 tahun 2014, pada kategori mengumpulkan informasi memiliki skor 2,

artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014, pada kategori mengasosiasi memiliki skor 2,

artinya guru mencantumkan langkah pembelajaran dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014, dan pada kategori mengkomunikasikan

memiliki skor, artinya guru tidak mencantumkan keduanya.

Pada aspek kegiatan penutup memiliki skor 4, artinya guru hanya

mencantumkan empat kegiatan penutup yang sesuai permendikbud no 103 tahun

2014. Pada aspek penilaian, remedial dan pengayaan memiliki skor 2, artinya guru

mencantumkan satu penilaian. Pada aspek media, bahan dan sumber belajar

memiliki skor 3, artinya guru mencantumkan hanya dua, yaitu media dan sumber

belajar. Pada aspek yang terakhir yaitu lampiran-lampiran memiliki skor 2, artinya

guru mencantumkan hanya dua lampiran, yaitu rubrik dan teknik penilaian

Berdasarkan hasil skor RPP yang disusun oleh guru Pendidikan Agama Islam kelas

XI penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman

kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dapat dikatakan sesuai

dengan Permendikbud no. 103 tahun 2014. RPP yang disusun oleh guru dapat

Page 103: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

87

dikatakan sesuai karena sudah memenuhi komponen meskipun belum 100% masih

ada komponen yang tidak di susun secara lengkap dan tepat sesuai yang

dicantumkan pada permendikbud no 103 tahun 2014.

Meskipun sudah masuk kategori sesuai namun masih ada kelemahan

pelaksanaan pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru

serta faktor-faktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar.

RPP yang dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan

kemampuan guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi

pembelajaran, serta guru sulit dalam mengelola waktu. Hal ini berdampak pada

cara mengajar guru yang selalu hanya membentuk budaya menghapal dibanding

dengan membentuk pola berpikir kritis anak. Padahal pelaksanaan pembelajaran

PAI dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman konseptual dan

kemampuan untuk menyelidiki (membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan-

pertanyaan ilmiah), dapat berkomunikasi dan membenarkan temuan, produknya

diperlukan untuk membangun warga negara yang produktif.

Terkait dengan kondisi keterbatasan kemampuan guru dalam strategi

pembelajaran merupakan masalah sumber daya sekolah yang, menurut Naisbitt

yang dikutip Usep Supriyatna (2016:320) menegaskan bahwa“Education and

traning must be a major priority, they are the keys to maintaining

competitiveness”. Sumber daya manusia yang berkualitas, dengan pegangan norma

dan nilai yang kuat, kinerja dan disiplin tinggi yang dihasilkan oleh pendidikan

yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah

yang dihadapi. Sebaliknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas, lemah

dalam pegangan norma dan nilai, rendah disiplin dan kinerja yang dihasilkan oleh

pendidikan yang kurang berkualitas dapat merupakan pangkal dari permasalahan

yang dihadapi.

Adapun berkaitan dengan kreativitas mengajar guru, menurut Abdullah

(2016:61) guru juga dituntut lebih kreatif dalam mengembangkan soal berikut

rubrik dan penskorannya sesuai dengan kebutuhan siswa, dan guru diharapkan

untuk memiliki catatan sikap atau nilai-nilai karakter yang dimiiki siswa selama

dalam proses pembelajaran.

c. Komponen Outcome

Hasil belajar siswa rata-rata sudah memenuhi KKM meskipun masih ada

siswa yang belum memenuhi KKM. Hal tersebut menunjukkan ketercapaian hasil

belajar siswa pada kategori sesuai.

Contingency, keterhubungan antara antecedent dengan transaction,

transaction dengan outcome dan antecedent, transaction dan outcomes, baik pada

intens dan observation, semua hasil evaluasi dalam kategori sesuai. Hal ini

sesuai dengan fenomena hasil observasi bahwa masih ada sebagian guru PAI

yang belum memahami cara menyusun RPP yang baik serta melaksanakan

Page 104: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

88

pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang dibuat. Sebagian guru PAI masih

melakukan “copy paste“ RPP dan ini terkadang berdampak pada tidak berhasilnya

pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini memberikan gambaran bahwa terdapat

contingency antara perencanaan, pelaksanaan dengan hasil belajar PAI.

RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam

merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi

oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran

sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan

pembelajaran di kelas belum optimal.

Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses.

Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran

terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan

pertanyaan yang menantang dalam kelas. Jika guru dapat menyusun RPP yang baik

maka pelaksanaan pembelajaran di kelas baik pula sehingga berdampak pada hasil

belajar siswa yang baik. Secara umum hasil belajar PAI dalam kategori sesuai

KKM yang menggambarkan RPP dan pelaksanaan pembelajaran PAI sepenuhnya

sesuai dengan standar proses pembelajaran namun masih ada siswa yang belum

memenuhi KKM.

Selanjutnya berkaitan dengan penilaian otentik yang masih belum dikuasai

sepenuhnya oleh para guru, tidak sepenuhnya disalahkan pada guru. Masalah

umum yang terjadi menurut Abdullah (2016:61) :

Implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak

terdapat kendala, mulai dari kesiapan madrasah, baik sarana dan prasarana

dalam menunjang proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa

yang belum didistribusikan ke madrasah, beban mengajar guru yang terlalu

banyak. Sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit,

yang dikenal dengan penilaian autentik

Penilaian autentik menjadi salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013.

Kunandar mengungkapkan bahwa melalui Kurikulum 2013 penilaian autentik

menjadi penekanan yang serius dimana guru harus menerapkan penilaian autentik

dalam setiap proses pembelajaran. Kunandar (2014:35) juga mengungkapkan

bahwa penilaian bertujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan sekaligus mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan

kompetensi yang telah ditentukan. Guru dapat melakukan refleksi dan evaluasi

terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan melalui kegiatan penilaian.

Imas Kurinasih dan Berlin Sani (2014:48) juga menjelaskan bahwa penilaian

autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang

meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Page 105: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

89

Selanjutnya dalam penilaian autentik selain memiliki beberapa keunggulan

penilaian autentik juga memiliki beberapa kelemahan. Adapun keunggulan dan

kelemahan dalam penilaian autentik tersebut akan dijabarkan oleh Ismet Basuki

dan Hariyanto (2014:175):

3. Analisis Pelaksanaan Pendekatan Saintifik sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran pada permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dengan

Kurikulum 2013

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dan

langkah-langkah pembelajaran. Dengan kata lain adalah pembelajaran yang

berbasis keilmuan. Kegiatan pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran adalah kegiatan pembuka,

lima proses pengalaman belajar yaitu, mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, serta kegiatan penutup.

Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran langsung (direct instructional)

dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaran langsung adalah

pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan

Page 106: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

90

keterampilan menggunakan pengetahuan siswa melalui interaksi langsung dengan

sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran

langsung siswa melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah

pembelajaran pada kelas XI MIPA 1 memiliki skor 164 dengan kriteria S (sesuai).

Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2 pelaksanaan pembelajaran

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik dan langkah-

langkah pembelajaran memiliki skor 158 dengan kriteria S (sesuai). Hasil tersebut

membuktikan bahwa guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI sudah

sesuai dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan

langkah-langkah pembelajaran.

Untuk melihat apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan strategi

yang telah dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evaluasi. Kegiatan

belajar yang melibatkan tujuh indikator proses mengajar, yaitu kegiatan pembuka,

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi,

mengkomunikasikan dan kegiatan penutup.

Peneliti melakukan observasi setiap minggunya satu kali pertemuan pada

kelas XI MIPA 1 dan satu kali pertemuan pada kelas XI IIS 2, dan total

keseluruhan peneliti melakukan observasi dua kali pertemuan.

Observasi dilakukan menggunakan 55 pernyataan dengan empat pilihan

jawaban SL (selalu) dengan skor empat, S (sering) dengan skor tiga, KK (kadang-

kadang) dengan skor dua, dan TP (tidak pernah) dengan skor satu.

Berdasarkan hasil observasi 1 yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau 74,5% dengan kriteria sesuai pada

interval antara 109-164. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai pada

interval antara 109-164. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan menerapkan kurikulum 2013

berdasarkan dengan pendekatan saintifik dan langkah-langkah pembelajaran dalam

Permendikbud no. 103 tahun 2014. Hasil tersebut didukung dan hasil masing-

masing indikator.

a. Kegiatan Pedahuluan

Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 dan XI IIS 2.

Guru sering menyampaikan terlebih dahulu kompetensi pembelajaran yang akan

dicapai secara lisan. Pada saat observasi materi yang akan diajarkan adalah

mengenai Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar.

Page 107: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

91

Selain itu guru juga sering menyampaikan manfaat pembelajaran dan mengaitkan

materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dengan yang akan

dipelajari. Guru selalu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga

membuat siswa belajar dengan semangat tanpa ada rasa tegang.

b. Kegiatan Mengamati

Kegiatan inti yang pertama dalam langkah pembelajaran saintifik adalah

mengamati. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk

mengimplementasikan proses mengamati ini. Cara yang digunakan guru menurut

RPP ini adalah dengan membaca buku bacaan materi, mengamati gambar atau

tayangan tentang materi, dan menyimak penjelasan guru. Hal ini dapat dilakukan

dengan bimbingan guru agar dapat berjalan baik, untuk lebih jelas gambaran

tentang pelaksanaannya akan dijelaskan pada poin berikutnya di dalam

pelaksanaan pembelajaran

Pada kegiatan mengamati guru memberikan sebuah kasus yang berhubungan

Beriman kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar dan

menjelaskan secara detail sambil terkadang memberikan pertanyaan kepada siswa

agar ikut aktif dalam mengamati materi pada kasus tersebut.

Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk dijadikan referensi, tetapi

guru juga sering meminta siswa untuk aktif mencari informasi dari sumber lain.

Dengan memberikan arahan untuk mencari sumber informasi lain, guru juga sering

meminta siswa untuk melakukan pengamatan sendiri.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MIPA 1 siswa sering

mengikuti instruksi guru untuk mencari informasi dari sumber lain. Jika guru

memberikan tugas, siswa sering melakukan pengamatan sesuai intruksi guru dan

mencatat hasil pengamatan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI IIS

2 siswa kadang-kadang tidak mengikuti intruksi guru untuk mencari dan

mengamati informasi dari sumber lain. Tetapi jika mendapatkan tugas dari guru,

siswa sering melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.

Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya

memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif

banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan

pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin

tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang

tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada

hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang

digunakan oleh guru.

c. Kegiatan Menanya

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

Page 108: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

92

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka

pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,

biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna

serta tujuan pembelajaran. Proses mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan

rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki

kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan

fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi

pembelajaran yang digunakan oleh guru

Kegiatan menanya, dalam RPP ini dilaksanakan setelah kegiatan mengamati

selesai. Guru telah menjelaskan materi pada kegiatan mengamati dan siswa

menyimak apa yang guru paparkan, setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya-

jawab antara guru dan siswa, siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang baru saja dijelaskan. Setiap siswa dipersilahkan mengajukan

pertanyaan tentang materi yang belum dipahami. Kegiatan dilanjutkan dengan

proses ketiga yaitu mencari data dan informasi tentang materi ajar dari berbagai

sumber. Guru biasanya mengizinkan siswa untuk mengakses internet guna mencari

informasi yang lebih dalam sehingga tidak terpaku pada buku paket yang ada

Pada kegiatan menanya guru kadang-kadang memberikan kesempatan kepada

siswa untuk membuat daftar pertanyaan. Tetapi guru sering memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan informasi atau materi yang belum

dipahami dengan cara berdiskusi terlebih dahulu dengan teman lain. Guru selalu

menjawab pertanyaan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Dari hasil yang diteliti pada kelas XI MIPA 1 siswa termasuk sering aktif

bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Namun berbeda dengan

siswa kelas XI IIS 2, dari hasil observasi siswa kadang-kadang atau kurang aktif

bertanya kepada guru jika ada materi yang kurang dipahami. Hal itu dapat dilihat

ketika guru memberikan pertanyaan mengenai materi ada yang masing belum bisa

menjawab.

d. Kegiatan Mengumpulkan Informasi

Pada kegiatan ini guru sering memberikan waktu yang cukup kepada siswa

untuk mengumpulkan materi yang sedang dibahas sebagai bahan tugas atau

penilaian. Guru juga sering mengarahkan bagaimana cara mencari informasi yang

relefan. Tetapi guru tidak pernah memberikan tugas untuk mengumpulkan data

melalui angket atau wawancara.

Dari hasil observasi kegiatan mengumpulkan informasi siswa kelas XI MIPA

1 sering mengumpulkan informasi mengenai materi dengan membaca sumber lain

dan mengeksplorasi hasil informasi tersebut sesuai dengan intruksi guru. Untuk

hasil observasi pada kelas XI IIS 2 siswa sering mengumpulkan informasi sesuai

Page 109: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

93

intruksi guru, tetapi kadang-kadang kurang dalam mengeksplorasi dan mencari dari

sumber belajar yang lain.

e. Kegiatan Mengasosiasi

Istilah “mengasosiasi” dalam kerangka proses pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan

bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam

banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran

adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat

diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud

merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak

bermanfaat.

Istilah mengasosiasi di sini merupakan padanan dari associating; bukan

merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna

mengasosiasi atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas mengasosiasi dalam

konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak

merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi

dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan

mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi

penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,

pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-

pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan

pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi

atau mengasosiasi. Dari persepektif psikologi, asosiasi merujuk pada koneksi

antara entitas konseptual atau mental sebagai hasil dari kesamaan antara pikiran

atau kedekatan dalam ruang dan waktu.

Dalam kegiatan ini guru sering memberikan perintah untuk mengolah

informasi dengan berdiskusi bersama teman terlebih dahulu dan memberikan waktu

untuk menganalisi hasil dari informasi tersebut. \

Dari hasil observasi kelas XI MIPA 1 dan X IIS 2 siswa sama-sama

melakukan semua intruksi guru dalam kegiatan mengasosiasi, seperti mengolah

informasi, menganalisis informasi dan menyimpulkan hasil dari informasi yang

sudah dikumpulkan.

f. Kegiatan Mengkomunikasikan

Setelah mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisi, guru sering

meminta siswa menyusun laporan secara tertulis dan memberikan kesempatan

untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas. Guru juga sering memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat kepada siswa

yang sedang menyampaikan hasil laporan.

Guru selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang telah melaporkan atau

menyajikan laporan. Dari hasil observasi kepada siswa kelas XI MIPA 1 dan IIS 2

hasilnya sama yaitu siswa berani menyampaikan hasil laporan didepan kelas tetapi

Page 110: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

94

kadang-kadang kurang aktif dalam memberikan pendapat kepada siswa yang

sedang menyajikan laporan.

g. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup guru sering mengajak siswa untuk merangkum atau

menyimpulkan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Diakhir pelajaran

guru selalu menilai setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa. Guru juga

seringmemberikan tugas sebagai bahan pendalaman materi, tetapi kadang-kadang

tidak mengarahkan tugas sebagai bahan remidial. Guru sering mengakhiri pelajaran

dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dan

menutup dengan salam.

Kegiatan penutup perlu dilakukan untuk memantapkan penguasaan

pengetahuan siswa dengan mengarahkan siswa dalam menyimpulkan bersama-

sama materi pembelajaran. Agar siswa dapat menangkap poin penting yang

harus diingat dan dihafal untuk pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru

melakukan refleksi terhadap pembelajaran, biasanya dilakukan dengan

menemukan manfaat pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari siswa, sehingga

siswa dapat mengamalkan apa yang telah diajarkan. Dalam RPP tersebut

terdapat pemberian reward pada kelompok terbaik, hal ini sangat bagus untuk

dilakukan agar siswa semakin semangat dalam belajar dan terus termotivasi

untuk selalu berprestasi.

Selanjutnya, guru harus menginformasikan materi yang akan dibahas pada

pertemuan mendatang, agar siswa dapat mempersiapkan materi sebelum

pembelajaran. Tentu harus ada pemberian tugas dan tindak lanjut, agar siswa

senantiasa kembali mempelajari apa yang telah disampaikan di dalam kelas.

Untuk menutup pembelajaran, guru membimbing siswa bersama-sama berdoa

setelah belajar, agar menjadi pembiasaan bagi siswa untuk selalu berdoa setelah

mengerjakan sesuatu.

Langkah pembelajaran saintifik sudah terdapat juga pada RPP yang lain di

setiap pertemuannya. Hal yang membedakan hanya materi ajar yang

dibawakan pada setiap pertemuan pasti berbeda sehingga langkah-langkah

saintifik yang ada disesuaikan kegiatannya dengan materi pembahasan. Pada

prinsipnya langkah-langkah pembelajaran ini memiliki inti yang sama yaitu

mengamati, menanya, mencari informasi, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikan.

Komponen terakhir RPP dalam kurikulum 2013 adalah penilaian hasil

pembelajaran. Pada bagian ini harus dituliskan secara jelas

jenis/ragam/prosedur/bentuk penilaian yang akan digunakan untuk mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain itu, harus dituliskan juga instrumen

penilaian dan kunci jawaban atau pedoman penilaian yang akan digunakan.

Page 111: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

95

Menurut Abidin (2014:303-304) penilaian harus mencakup tiga ranah, yaitu sikap,

keterampilan, dan pengetahuan .

Adapun strategi kegiatan pembelajaran PAI melalui pendekatan saintifik di

mana strategi guru merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam

melaksanakan rencana secara menyeluruh dan berjangka panjang, guna mendidik,

membimbing dan mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik. Setiap

strategi yang dipilih guru memiliki manfaat yang dapat digunakan dalam mencapai

tujuan yang diharapkan. Dengan berpijak pada pandangan ini, maka dapat

disajikan pembahasan mengenai temuan yang terkait dengan strategi pembelajaran

PAI yang diterapkan di SMA Diponegoro 1 Jakarta seperti di bawah ini:

a. Guru menerapkan empat tahap pekerjaannya secara profesional, yaitu

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,

tindak lanjut. Ini sesuai pernyataan Wina Sanjaya (2009:77), mekanisme

model sistem pembelajaran secara umum meliputi :

1) Tahap persiapan; persiapan proses pembelajaran yang menyangkut

penyusunan desain (rancangan) kegiatan belajar mengajar yang akan

diselenggarakan, di dalamnya meliputi tujuan, metode, media, sumber,

evaluasi dan kegiatan belajar siswa.

2) Tahap pelaksanaan; pelaksanaan proses pembelajaran menggambarkan

dinamika kegiatan belajar siswa yang dipandu dan dibuat dinamis oleh

guru.

3) Tahap evaluasi; evaluasi merupakan laporan dari proses pembelajaran,

khususnya laporan tentang kemajuan dan prestasi belajar siswa.

4) Tahap refleksi; tindaklanjut dalam proses pembelajaran dapat dipilah

menjadi dua hal, yakni promosi dan rehabilitasi. Promosi adalah penetapan

untuk melangkah dan peningkatan lebih lanjut atas keberhasilan siswa.

Rehabilitasi adalah perbaikan atas kekurangan yang telah terjadi dalam

proses pembelajaran.

b. Guru menerapkan pendekatan yang berpusat pada siswa (student oriented

approach) dengan semakin mantap terhadap group and individual learning,

sambil memastikan diri memperlemah penerapan teacher oriented approach.

Ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2009:127)

adalah “suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses

pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu ”Pendekatan

pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu student centered approach (pendekatan

yang berpusat pada siswa) dan teacher centered approach (pendekatan yang

berpusat pada guru).

c. Guru menerapkan strategi pembelajaran inquiry/discovery learning dengan

semakin mantap, sambil memastikan diri memperlemah penerapan

exposition/expository learning.

Page 112: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

96

Menurut Wina Sanjaya (2009:191) strategi pembelajaran inkuiri menekankan

kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara

langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan

sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan

pembimbing siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir kritis

dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah

yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui

tanya jawab antara guru dan siswa.

Langkah-langkah lainnya dalam pembelajaran PAI melalui pendekatan

saintifik dapat dilakukan dengan :

a. Langkah guru menstimulasi siswa terhadap konsep yang diajarkan

Pada kegiatan ini, sebuah objek harus ada untuk dijadikan sebagai bahan

pengamatan siswa. Oleh karena itu, guru senantiasa harus memfasilitasi siswa

untuk pengamatan ini. Guru menyiapkan objek pengamatan atau benda yang akan

diamati dalam pembelajaran sesuai dengan materi ajar. Kreativitas guru dalam

memfasilitasi objek pengamatan untuk siswa sangat ditekankan, agar dapat menarik

atau menstimulasi siswa dalam belajar, terutama mengembangkan pemikirannya

tentang konsep yang akan diajarkan. Banyak sekali objek yang dapat digunakan

guru seperti buku, artikel, gambar, video, benda asli, lingkungan, dll. Objek ini

dapat disesuaikan dengan materi yang sedang dibahas dan kegiatan atau tugas

siswa adalah membaca, menyimak, melihat, mendengar, dan kegiatan lainnya.

Hal ini terjadi pada pelaksanaan proses pembelajaran yang peneliti amati di

sekolah yang menjadi tempat penelitian. Secara keseluruhan, proses pembelajaran

yang dilakukan oleh para narasumber telah mencakup kegiatan mengamati objek

dengan baik. Dari hasil observasi peneliti, kegiatan mengamati yang dilakukan

guru selama proses pembelajaran yang muncul adalah melihat tayangan video,

menyimak presentasi kelompok atau penjelasan guru, mengamati power point

materi, melihat atau mengamati gambar dan membaca buku.

Cara-cara tersebut sesuai dengan kegiatan mengamati pada pembelajaran

saintifik. Melalui penayangan video, guru menstimulasi siswa agar mereka mampu

membuat persepsi awal terhadap konsep yang akan diajarkan. Sebelum guru

menjelaskan materi, siswa akan mencoba menanggapi seputar tayangan video

tersebut atau bertanya tentang video tersebut. Dengan begitu, siswa akan mampu

membangun konsep awal materi dan menambah rasa ingin tahu tentang materi.

Demikian juga dengan melihat atau mengamati gambar, kegiatan ini diharapkan

membuat siswa menjadi ingin tahu lebih tentang hubungan antara gambar yang

diamati dan materi yang akan dipelajari. Tujuannya agar siswa belajar menanggapi

gambar yang nampak dan hubungannya dengan materi, atau siswa dapat

Page 113: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

97

mengajukan berbagai pertanyaan tentang gambar, ini menunjukan rasa ingin tahu

siswa tinggi.

Media lain yang dapat digunakan guru untuk menstimulasi siswa adalah peta

konsep, power point, atau buku ajar siswa. Guru dapat menyiapkan media tersebut

untuk proses mengamati, sebagaimana yang dilakukan dengan menggunakan media

power point. Jika media ini dibuat oleh guru untuk kegiatan mengamati maka

tugas siswa adalah menyimak penjelasan guru dan mengamati power point.

b. Langkah guru menstimulasi siswa untuk bertanya tentang konsep yang

diajarkan

Kegiatan guru dalam hal ini adalah mendorong, membimbing, dan menilai

kemampuan berpikir siswa, mengarahkan perhatian siswa pada aspek yang belum

diketahuinya, membimbing siswa agar dapat mengajukan pertanyaan tentang hasil

pengamatan objek, atau membuka kesempatan secara luas kepada siswa untuk

bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, ketika proses

mengamati dilakukan sebagaimana pendapat Hosnan (2014:49).

Sebagaimana pendapat di atas, guru PAI di SMA Diponegoro 1 Jakarta

melakukan hal-hal yang sama. Berdasarkan hasil selama observasi peneliti

mengikuti pembelajaran, ada beberapa langkah guru dalam menstimulasi siswa

untuk bertanya yang muncul ketika pembelajaran berlangsung yaitu:

1) Tanya-jawab setelah presentasi selesai dilakukan antara siswa dengan

siswa atau per kelompok siswa

2) Siswa bertanya kepada guru saat pembelajaran berlangsung (pada

proses mengamati dan pemaparan materi dari guru)

3) Menstimulasi siswa untuk bertanya dengan reward

Guru memfasilitasi siswa agar mereka bebas bertanya melalui presentasi.

Dengan presentasi ini, siswa lebih dulu menjelaskan materi.Kemudian guru

membuka sesi tanya jawab bagi siswa lain yang menyimak untuk bertanya dan

siswa yang berpresentasi menjawabnya sehingga siswa dapat bertanya apapun

tentang materi yang belum dipahaminya dan teman yang lain dapat membantu

mencari jawabannya.

Keaktifan inilah yang diharapkan, pertanyaan dari siswa dan dijawab oleh

siswa. Sebuah pembelajaran bagi mereka agar dapat menemukan jawaban

sendiri dari setiap pertanyaan yang diajukan dan tanya-jawab tidak berjalan

satu arah, tetapi melibatkan semua siswa. Tugas guru adalah menilai proses tanya-

jawab, menilai penanya, dan mengapresiasi penjawab. Sejauh yang diamati

peneliti, guru lebih sering diam, memperhatikan, dan menilai siswa ketika proses

ini berlangsung.

Sementara siswa sangat aktif dan antusias dalam tanya jawab ini, bahkan

tidak jarang terjadi debat dan kegaduhan dalam jalannya kegiatan. Selain itu,

Page 114: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

98

guru juga memotivasi siswa untuk bertanya ketika proses mengamati berlangsung

atau ketika guru sedang menjelaskan. Dalam setiap proses mengamati, guru

memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang objek atau hal lain

yang sedang diamati dan belum dipahami. Dengan demikian, guru dapat

menjelaskan jawabannya. Guru juga memberi kesempatan pada siswa yang ingin

bertanya ditengah pemaparan materi.

Hal ini terjadi hanya satu arah, antara siswa dengan guru atau guru dengan

siswa. Beberapa guru menstimulasi siswa dengan sistem reward, biasanya siswa

akan lebih antusias apabila dimotivasi dengan reward, seperti nilai atau hal lainnya.

c. Langkah guru memfasilitasi siswa dalam mengumpulkan berbagai informasi

terkait konsep yang diajarkan

Langkah ketiga pembelajaran saintifik adalah mengumpulkan informasi.

Proses ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber. Kegiatan yang dilakukan siswa adalah membaca buku,

memperhatikan fenomena atau objek, mencari data/informasi dari internet, atau

melakukan eksperimen seperti yang diungkapkan oleh Hosnan (2014:57).

Sebagaimana dijelaskan dalam

Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yang dikutip oleh M. Hosnan (2014:

57) mencantumkan bahwa aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber, dan sebagainya. Kegiatan

mengumpulkan data dan informasi ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan

proses mengamati. Selama siswa mengamati objek, dari sana mereka juga

akan memperoleh informasi, misalnya guru menugaskan siswa untuk membaca

buku teks dan menggali informasi tentang materi, ini artinya bahwa ketika

siswa membaca buku, dengan otomatis mereka akan mendapatkan informasi.

Sementara guru dapat kegiatan sebagai berikut (Hosnan, 2014, hal. 57):

1) Guru harus membuat siswa aktif terlibat dalam kegiatan mengamati,

dengan membangun suasana belajar yang semangat dan menyenangkan

2) Guru harus menampung semua pendapat siswa dan membimbingnya

untuk memperbaiki yang kurang tepat tanpa membuat patah semangat

3) Mengoreksi setelah siswa selesai mengungkapkan pendapatnya dan

jangan memotong ketika siswa sedang berbicara

4) Memfasilitasi siswa dengan sumber data dan informasi agar ia dapat

mencari secara mandiri

Berdasarkan hasil observasi, guru telah memfasilitasi siswa untuk mencari

data dan informasi secara mandiri bersamaam dengan proses pengamatan melalui

buku dan internet. Sebagian besar cara yang dilakukan guru adalah

Page 115: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

99

menugaskan siswa mencari informasi tentang materi pada buku paket dan

internet secara berkelompok.

Guru memberi subtema materi yang berbeda pada setiap kelompoknya,

kemudian ketika mereka ditugaskan untuk mengamati buku bacaan dan

membacanya, pada saat itu pula proses pencarian informasi berlangsung.

Informasi dan data yang telah diperoleh dapat dibuat dalam beberapa cara,

diantaranya dirangkum dengan menuliskan poin-poin penting materi, dibuat

dalam bentuk power point untuk dipresentasikan, dibuat dalam bentuk makalah,

atau dibuat dalam bentuk peta konsep.

d. Langkah guru membimbing siswa untuk membangun argumentasi dari

konsep yang diajarkan

Langkah keempat adalah kegiatan mengkomunikasikan. Menurut M.

Hosnan (2014: 76) kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menuliskan atau

menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di depan

kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa.

Masih dalam pendapat dan sumber yang sama, berikut beberapa kegiatan yang

dapat dilakukan dalam proses mengkomunikasikan :

1) Siswa membacakan hasil kerja mereka di depan kelas

2) Setiap kelompok mendengarkan dengan baik presentasi yang

dibawakan kelompok lain

3) Setiap anggota kelompok bergiliran membacakan hasil kerja

kelompoknya

4) Guru mengarahkan dan memastikan kegiatan ini berjalan dengan baik

5) Semua siswa harus terlibat aktif dalam kegiatan mengkomunikasikan

ini

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, setiap kegiatan untuk

mengimplementasikan proses keempat ini adalah dengan cara presentasi kelompok

atau individual. Presentasi adalah cara yang utama dan paling sering dilakukan

oleh guru ketika proses mengkomunikasikan berlangsung. Melalui presentasi

siswa, guru dapat melihat kemampuan berbicara siswa di depan umum dan

membelajarkan mereka tampil berani bicara serta terampil dalam berkomunikasi.

Hal ini sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada proses ini yaitu

mengembangkan keberanian, toleransi, berpikir sistematis, mengungkapkan

pendapat dengan singkat dan jelas, serta dapat mengembangkan kemampuan

berbahasa yang baik dan benar. Jadi, kegiatan presentasi dalam setiap

pembelajaran merupakan langkah rutin yang dilakukan guru untuk membimbing

siswa dalam membangun keberanian berargumentasi.

Seluruh kegiatan observasi yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran

PAI, mengimplementasikan proses mengkomunikasikan ini dengan cara presentasi.

Page 116: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

100

Siswa sudah tampil kreatif dengan adanya media dan objek yang dimanfaatkan

sebagai pendukung presentasinya. Selain itu, guru menstimulasi kekreatifan siswa

dengan menugaskan mereka membuat peta konsep pada materi sejarah sehingga

mereka tidak hanya membaca atau bercerita. Namun juga menghasilkan kreasi

berupa peta konsep yang beragam sesuai dengan submateri yang ditugaskan

pada setiap kelompok.

Langkah ini mendorong siswa untuk lebih berkreasi, sementara guru menilai

kerja sama yang dilakukan kelompok selama proses pembuatan peta konsep

tersebut. Biasanya guru membawa jurnal penilaian siswa untuk diisi sebagai

nilai proses pembelajaran siswa. Setelah peta konsep selesai, setiap kelompok

mempresentasikannya sesuai dengan apa yang ada di dalam peta konsep.

Dalam setiap presentasi, guru selalu mendorong siswa agar berbicara secara

bergantian sehingga tidak hanya satu atau beberapa orang saja yang berbicara

menyampaikan materi, tetap semua anggota kelompok harus dapat bagian dalam

penyampaiannya. Para guru pun berpendapat sama bahwa harus ada pembagian

tugas dalam presentasi, agar rasa percaya diri dan keberanian siswa lebih

terasah.

e. Langkah guru membimbing siswa untuk menyimpulkan konsep yang

diajarkan

Langkah terakhir dari pembelajaran saintifik adalah kegiatan menyimpulkan.

Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atau

seluruh proses kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Menurut Abidin

(2014:140) simpulan biasanya harus menjawab poin-poin inti materi yang telah

dipelajari pada pertemuan itu. Dalam menyimpulkan materi pembelajaran,

biasanya ada yang disampaikan pada saat akhir kegiatan inti atau pada saat

kegiatan penutup. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri,

guru, atau bersama-sama antara guru dan siswa.

Berdasarkan observasi pembelajaran, guru melakukan hal yang sama pada

saat pembelajaran. Beberapa narasumber menugaskan siswa untuk

menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka diskusikan dan menyampaikan

simpulannya pada saat presentasi. Beberapa pendapat mengatakan bahwa

proses menyimpulkan dilakukan bersamaan dengan proses mengasosiasi atau

menganalisis data sehingga ketika siswa selesai membuat hasil diskusi, pada saat

itu juga mereka menyimpulkan data hasil temuan tersebut sebelum

dipresentasikan. Menurut Abidin 2014:143) hasil temuan dapat dapat diartikan

juga sebagai simpulan yang dibuat oleh siswa dan selanjutnya menjadi

pengetahuan yang benar-benar dikontruksi oleh siswa sendiri

Kegiatan ini dapat juga dilakukan pada saat kegiatan penutup. Artinya setelah

kegiatan inti selesai, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang

telah disampaikan pada pertemuan itu. Biasanya, guru bertanya tentang poin inti

Page 117: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

101

materi dan siswa menjawabnya. Dalam proses menyimpulkan ini, guru juga

memberi tambahan informasi materi dan penguatan.

Penguatan materi berarti guru menyebutkan kembali dengan tegas poin inti

materi yang harus diingat dan dihafal siswa, juga memberi penjelasan tambahan

tentang apa yang belum dibahas siswa pada saat presentasi.

Pada saat kegiatan menyimpulkan, guru dapat sekaligus memberi penjelasan

tentang materi tambahan yang penting untuk dibahas. Dengan teknik ceramah,

guru menjelaskan materi secara satu arah pada siswa. Sementara siswa menyimak

atau menulis rangkuman dari apa yang dijelaskan guru. Pada saat itulah guru

menyampaikan kesimpulan pembelajaran.

Beberapa cara tersebut dilakukan oleh guru dalam mengaplikasikan kegiatan

terakhir ini. Keterampilan menyimpulkan akan muncul jika siswa dapat fokus pada

materi yang disampaikan selama pembelajaran berlangsung. Maka guru harus

selalu memperhatikan setiap siswanya agar mereka tetap fokus selama

pembelajaran, dan diakhir pembelajaran guru harus mengecek pemahaman siswa

dengan cara menyimpulkan materi pembahasan pada saat itu. Baik secara individu

ataupun kelompok, dengan demikian akan terlihat siswa mana yang telah paham

dan tidak. Pencatatan dalam proses menyimpulkan juga sangat penting, karena

siswa sewaktu-waktu dapat lupa dan catatan itulah yang akan mengingatkannya

kembali.

Page 118: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Beriman

kepada Hari Akhir dan Beriman Kepada Qadha dan Qadar, sesuai dengan

Permendikbud Nomor. 103 Tahun 2014 namun masih ada kelemahan pelaksanaan

pembelajaran PAI dengan standar proses berpangkal dari RPP, guru serta faktor-

faktor pendukung pembelajaran seperti media dan metode mengajar. RPP yang

dibuat guru PAI masih ada yang belum optimal, karena keterbatasan kemampuan

guru dalam melakukan pembaharuan metode dan strategi pembelajaran, serta guru

sulit dalam megelola waktu. Berdasarkan hasil data, skor RPP 1 adalah 65 dengan

persentase 67,7% dengan kriteria sesuai, RPP 2 adalah 65 dengan persentase 67,7%

dengan kriteria sesuai

RPP yang dibuat guru menggambarkan kemampuan guru PAI dalam

merencanakan pembelajaran termasuk dalam kategori cukup. Hal ini dipengaruhi

oleh sebagian guru tidak paham menyusun RPP sehingga rancangan pembelajaran

sulit untuk diimplementasikan di kelas, Hal ini berdampak pada pelaksanaan

pembelajaran di kelas belum optimal.

Pelaksanaan pembelajaran menggambarkan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran masih ada yang belum sesuai dengan standar proses.

Faktor ini dipengaruhi oleh guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran

terutama dalam indikator menyebabkan siswa aktif dan siswa mampu mengajukan

pertanyaan yang menantang dalam kelas. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan pendekatan saintifik memiliki skor 164 atau

74,5% dengan kriteria sesuai. Hasil observasi 2 yang dilakukan pada kelas XI IIS 2

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pendekatan saintifik memiliki skor 158 atau 71,8% dengan kriteria sesuai.

Sudah ada kesesuaian antara hasil belajar PAI dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini ditunjukan oleh aktualitas ketercapaian hasil

belajar siswa pada kategori sesuai. Faktor kesesuaian ini adalah pada penentuan

proses penilaian

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Hendaknya guru PAI meningkatkan kemampuannya dalam strategi

pembelajaran yang meliputi: penggunaan media, metode pembelajaran dan

pendekatan pembelajaran

Page 119: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

103

b. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya dirancang sehingga dapat

mendorong pelaksanaan pembelajaran yang aktif, efektif dan

menyenangkan

c. Hendaknya guru PAI menggunakan penilaian otentik (authentic

assesment) dalam pembelajaran.

2. Siswa

a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam setiap belajar mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, sehingga pengetahuan dan kemampuannya semakin

meningkat.

b. Pada tahap pengembangan pemahaman, siswa dapat memanfaatkan teknologi

informasi, seperti internet untuk mencari sumber belajar lain yang dapat

menambah pengetahuan dan wawasan tentang mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

c. Diperlukan partisipasi aktif siswa dalam melakukan belajar kelompok dengan

cara berkerjasama lebih serius dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru.

3. Peneliti selanjutnya

Peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian

ini dapat menambahkan masalah lain lebih mendalam dengan perspektif yang

berbeda, sehingga hasil penelitian lebih kuat lagi.

Page 120: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

104

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.

(Bandung: Refika Aditama, 2014)

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012)

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi program

Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)

Arikunto, Suharsimi dan Jabar. Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta:Bumi

Aksara, 2004)

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2010)

Basuki, Ismet dan Hariyanto. Asesmen Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014)

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. Qualitative Research for Education: An Introduction

to Theories and Methods (Fifth Edition). (Boston: Pearson Education Inc,

2007)

Calidoni, Federica. Evaluation: definitions, methods and models, (Östersund:

Swedish Institute For Growth Policy Studies, 2006)

Creswell, Jhon W. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among

Five Traditions (London: SAGE Publication,2007)

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung :PustakaSetia, 2002)

Daryanto. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. (Yogyakarta:

Gava Media, 2104)

Departemen Pendidikan Nasional,Garis Garis besar pembelajaran /GBPP /PAI di

Sekolah, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005).

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2009).

Djaali, Puji Mulyono & Ramly. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakarta:

PPs UNJ, 2010)

Erickson and Bern. Contextual Teaching and Learning. iJournal of Economy No.

2. 2001

Evaluation of Educational Programmes – the Contribution of History to Modern

Evaluation Thinking.Health Science Journal.2014;8 (2)

Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

Page 121: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

105

Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja rosda karya, 2008)

Hosnan, M. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

(Bogor : Ghalia Indonesia, 2014)

Houwer, Jan De & Dermot Barnes-Holmes & Agnes Moors. What is learning? On

the nature and merits of a functionaldefinition of learning.

(Belgium:Psychonomic Society, Inc. 2013)

Kemendikbud, Pendekatan, Jenis Dan Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: T.P.

2013)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan no. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. (Jakarta: BSNP,

2014)

Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan

Contoh, Ed. Rev. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014.)

Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan

Penerapan. (Surabaya: Kata Pena, 2014)

Lickona, Thomas. Character Matters: HowTo Help Our Children Develop Good

Judgement, Integrity and Other Essential Virtues (New York:Simmon and

Schuster, 2007)

Linden, van J., and C. I. Fertman. . Youth leadership: A guide to understanding

leadership development in adolescents. (San Francisco, Calif.: Jossey-Bass,

2008)

Lukum, A. Evaluation of Science Learning Supervision on SecondarySchool”,

International Journal of Education. 2014. Vol. 5, no:74, pp. 61-81

Majid, Abdul & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi

Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda

Karya

Mulyasa, Enco. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2014)

Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2006)

Oerman, M. H. and Gaberson K.B. Evaluation and Testing in Nursing Education.

3rd edition. (New York:Springer Publishing Company, 2009)

Phillips, Karen. Rose Balan, dan Tammy Manko. Teacher Evaluation: Improving

the Process. Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal

Volume 7 Issue 3. 2014

Page 122: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

106

Putra, Nusa dan Santi Lisnawati. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012)

Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

(Yogyakarta: Diva Press, 2008)

Rogers, Alan. What is thedifference?A new critique of adult learning and teaching.

(Oxford:NIACE’s publications, 2003)

Rossum, Jan van and Rebecca Hamer, The Meaning of Learning and Knowing.

(Rotterdam: Sense Publishers, 2010)

Said, Isa Muhammad. Eddy Sutadj. The Scientific Approach-Based Cooperative

Learning Tool for Vocational Students Vocation Program of Autotronic

(Automotive Electronic) Engineering. IOSR Journal of Research & Method

in Education (IOSR-JRME) e-ISSN: 2320–7388,p-ISSN: 2320–737X

Volume 6, Issue 3 Ver. IV (May. - Jun. 2016), PP 67-73.

Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013. (Jakarta: Bumi Aksaram 2014)

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009)

____________. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana,

2009)

____________. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

(Jakarta: Kencana 2009)

Sera, Yumidan Susan Beaudry. Monitoring and Evaluation: Tips for

Strengthening Organizational Capacity. (World Bank:2007)

Slavin, R.E. Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. (Boston:

Allyn and Bacon, 2000)

Sofan, Amri. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013,

(Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013)

Stavropoulou, Aretiand Theodora Stroubouk. 2014. Evaluation of Educational

Programmes the Contribution of History to Modern Evaluation Thinking.

Health Science Journal.VOLUME 8 (2014),ISSUE 2

Stufflebeam, Daniel L. and Anthony J.Shinkfield, Evaluation Theory, Models, and

Applications, (San Francisco: A Wiley Imprint, 2007)

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. (Bandung: PT. Remaja,

2009)

Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008)

Page 123: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

107

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Rosdakarya,

2002)

Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk

Program PendidikandanPenelitian. (Jakarta: RinekaCipta, 2008)

Toha, Chabib. Tekhnik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2003)

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta:Ciputat

Pers,2002)

Westin, Susan S. Performance Measuremnt and Evaluation Definition and

Relationship. GAO. 2006.

Wilson, Suzanne M. and Penelope L. Peterson. Theories of Learning and Teaching

What Do They Mean for Educators? (New York:National Education

Association, 2006)

Wirawan Ismail, Evaluasi :Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, (Jakarta,

Rajagrafindo Persada, 2011)

Wood, B.B. Stake’s Countenance Model: Evaluating an Enveronmental Education

Proffesional Development Course. The Journal of Environmental

Education, 2011. Vol.32, No.2, pp. 18-27

Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam, Cet.III; (Jakarta : Bumi Aksara,2002)

Page 124: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN
Page 125: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN
Page 126: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

108

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka menjalankan proses belajar mengajar dilingkungan sekolah dan kegiatan

menunjang lainya maka diperlukan garis besar kebijakan yang dituangkan dalam program kerja.

Program kerja merupakan arahan bagi aparatur sekolah dalam melaksanakan proses belajar

mengajar dan sebagai acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan

sekolah,selain itu pula program kerja berguna untuk kepala sekolah dalam mengendalikan

sekolah dan bermanfaat bagi pengawas sekolah dalam membina sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut maka setiap sekolah sebagai institusi pendidikan yang

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar perlu menyusun program kerja sebagai arahan

pelaksanaan kegiatan.

2. Landasan operasional

Program kerja tahunan sekolah disusun berdasarkan:

a. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

b. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang standar Pengelolaan

d. Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar Sarana Prasarana

e. Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar Proses

f. Permendikbud No.54 tahun 2013 tentang standar Kompetensi Lulusan

g. Permendikbud No.59 tahun 2014 tentang standar Isi

h. Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti

i. Permendikbud No.53 tahun 2015 tentang standar Penilaian

j. Permendikbud no. 18 tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa

baru

k. Pedoman Umum Penyelenggaraan Administrasi Sekolah Menengah DKI Jakarta,

wilayah Jakarta Timur.

l. Juknis Penerimaan Siswa Baru Perguruan Diponegoro

m. Panduan Penyelenggaraan Masa Orientasi Sekolah Bagi Siswa SMP – SMA

n. Kalender Pendidikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta

3. Maksud dan Tujuan Penyusunan program tahunan/rencana kerja

a. Maksud penyusunan rencana kerja tahunan :

1) Memberikan arah kerja untuk aparatur sekolah dalam melaksanakan tugas.

2) Pedoman bagi kepala sekolah dalam mengendalikan sekolah.

3) Bahan acuan untuk pengawas sekolah dalam membina sekolah.

4) Bahan acuan dalam mengevaluasi/mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan sekolah.

b. Tujuan penyusunan rencana kerja tahunan agar seluruh aparatur sekolah memahami dan

mengaktualisasikan diri terhadap:

1) Latar belakang permasalahan yang dihadapi sekolah dalam mencapai tujuan

Page 127: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

109

2) Kebijakan yang digariskan kepala sekolah untuk mencapai tujuan sekolah

3) Pembagian tugas serta hubungan kerja masing-masing

4) Standar pelaksanaan kegiatan –kegiatan yang akan dilakukan sepanjang tahun

pelajaran

5) Pendayagunaan sarana prasarana dan anggaran sekolah

4. VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

a. VISI

“Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan “

b. MISI

1) Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan teknologi

2) Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta menjalankan 18

karakter bangsa

3) Menumbuh kembangkan potensi peserta didik melalui berbagai kegiatan sekolah

4) Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional

c. Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017:

1) Membentuk pribadi peserta didik yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian

terhadap sesama

2) Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi peserta didik

3) Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi

4) Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi peserta didik

5) Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik

6) Memberikan kesempatan dan memfasilitasi peserta didik dalam berbagai kegiatan

pada tingkat lokal dan nasional

d. Target pada tahun 2016/2017

1) Peserta didik sebanyak 75% menjalankan ibadah dan memiliki kepedulian terhadap

kebersihan lingkungan, kepedulian sosial, (program : dzikir, tadarus, shalat wajib

berjamaah, anti bullying, anti tindak kekerasan, bakti sosial, bersih kelas bersama)

2) Sebanyak 70% guru mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan baik dan

benar (Layanan instruksional, layanan administrasi dan layanan bantuan)

3) Sebanyak 70% guru dan siswa mampu memanfaatkan TIK dalam proses belajar

mengajar (pelatihan, bim tik)

4) Sebanyak 70% siswa terfasilitasi dalam kegiatan ekskul sesuai minat dan bakatnya

(Program Ekskul dlm lamp)

5) Meningkatkan Indeks integritas ujian nasional

6) Mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan OSN, O2SN dan FL2SN minimal

tingkat wilayah (pencarian bibit melaui class meeting dan Ekskul)

Page 128: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

110

BAB II

RENCANA KERJA SEKOLAH TAHUN 2016/2017

1. Organisasi dan Manajemen

Struktur Organisasi Sekolah pada tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari :

a. Kepala Sekolah : Hanny Atie Sumarni, S.Pd

b. Wakil Kepala bid.akademik : Dwi Yuniarti, S.Pd

c. Wakil Kepala bid.Kesiswaan : Urip Supriadi, S.Kom

d. Kepala Tata Usaha : Slamet Riyadi

e. Koordinator Akademik : Hans Darusman, S.Pd

Vitri Lestari, S.Pd

Ilham Wahyudin, S.Pd

f. Pembina Kesiswaan : Harry Cahyadi, S.Si

Jamaluddin, S.Ag

Mardiyana, S.Pd

Ricky Saputro, S.Pd

Gemah Gerriani, S.Pd

g. Kepala Perpustakaan : Vitri Lestari, S.Pd

h. Kepala Laboratorium IPA : Dra. Tety Herawati

2. Pengembangan pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar dan sistem evaluasi

a. Kegiatan belajar mengajar menggunakan kurikulum nasional

b. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian

berbasis proses

c. Mengembangkan muatan lokal yang berlatar belakang keunggulan lokal

d. Kegiatan Mengajar guru menggunakan/berbasis TIK

e. Program sukses Ujian nasional : dengan mengadakan penguatan dan pendalaman materi

untuk pelajaran yang akan di uji nasionalkan untuk kelas 12

f. Program layanan bagi peserta didik yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu

program remedial dan klinis mata pelajaran.

g. Sistem Evaluasi menggunakan komputerisasi pengolahan data (SIP MKKS), nilai dan

perangkat lainya

Page 129: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

111

3. Pengembangan program Kesiswaan:

a. Mengaktifkan dan mengefektifkan kegiatan Pengembangan diri yang disesuaikan dengan

bakat dan minat peserta didik

b. Menambah jenis kegiatan pengembangan diri sesuai dengan kondisi peserta didik

c. Meningkatkan kemampuan setiap personel pelatih ekstrakulikuler

d. Mengaktifkan/menggiatkan peserta didik dalam organisasi kesiswaan OSIS dan

PRAMUKA

e. Aktif mengikuti berbagai kegiatan kesiswaan yang diselenggarakan sekolah

lain/lembaga/dinas pendidikan

4. Pengembangan Peningkatan Pendidik dan Tenaga kependidikan:

a. Melakukan peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran berbasis TIK

b. Mengaktifkan kegiatan MGMP baik dilingkungan sanggar 16 maupun di internal perguruan

Diponegoro

c. Mengadakan pelatihan/workshop pengembangan Kurikulum Nasional

d. Aktif dalam berbagai seminar yang diselenggarakan Dinas Pendidikan maupun lembaga

lain

e. Memberikan kesempatan belajar untuk menyelesaikan S1 dan S2 tanpa menggangu

kegiatan belajar mengajar

5. Pengembangan lingkungan sekolah

a. Penataan lingkungan areal parkir siswa dan guru

b. Penataan lingkungan taman sekolah

c. Penataan lingkungan areal kantin sekolah

d. Penataan ruang belajar dan kegiatan penunjang lainya

6. Pengembangan Sarana Prasarana:

a. Penambahan sarana prasarana belajar mengajar seperti buku-buku,alat peraga guru, LCD ,

Laptop dan Audio visual

b. Penambahan ruang tamu sebagai wujud pelayanan terhadap masyarakat

Page 130: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

112

7. Pengembangan kerja sama

a. Bekerjasama dengan WEBSIS untuk mengembangkan pembelajaran berbasis TIK

b. Bekerjasama dengan PAMFLET dalam mengembangkan alat peraga pada mata pelajaran

Sejarah, Sosiologi dan PPKn

c. Melanjutkan kegiatan program pendampingan kurikulum nasional dengan SMAN 21

Jakarta

d. Bekerjasama dengan Pihak kedua dalam melaksanakan Program Pembelajaran Luar Kelas

Page 131: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

113

BAB III

PROGRAM KERJA DAN JADWAL KEGIATAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

1

Akademik/Kurikulum

RAPAT KERJA

a. Rapat persiapan

mengajar

b. Rapat pembagian

tugas mengajar

Guru mengetahui visi misi

sekolah dan program

kegiatan sekolah selama 1

tahun pelajaran

Persiapan program kerja dan

administrasi mengajar guru

Membagi mata pelajaran

kepada masing-masing guru

sesuai dengan bidang studi

yang diampuhnya

Menginformasikan tugas

kepada seluruh guru agar

dapat melaksanakan tugas

sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

Peserta didik mengetahui

mata pelajaran yang

diberikan setiap hari oleh

sekolah

Guru mengetahui kelas dan

15 Juli 2016

18 Juli 2016

SPMP

-

Kep. Sek

Waka

Kurikulum

Seluruh guru

dan

karyawan

Koordinator

tingkat

Page 132: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

114

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

c. Penyusunan jadwal

pelajaran

d. Pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dan

evaluasi hasil

(ulangan harian)

e. Penyelenggaraan

tes/ulangan akhir

semester(UAS/UKK)

f. Kegiatan

pembelajaran luar

kelas

waktu proses kegiatan

mengajar sesuai dengan

waktu yang telah di

jadwalkan

Mengukur/evaluasi

kemampuan peserta didik

melalui tes harian untuk

mencapaian kompetensi per

indikator

Guru mengetahui

pencapaian kompetensi

peserta didik persemester

sebagai evaluasi kenaikan

kelas

Memberikan pelajaran yang

langsung diperoleh dari

alam/sosial

Memberikan bekal kepada

peserta didik dalam

menyusun penelitian

lapangan

Pembentukan

karakter peserta didik

Per Kompetensi

dasar/per bulan

Akhir semester

ganjil/genap

9 – 11 November

2016

Awal juli s/d

-

BOP 80%

BOS

20%

BOP

BOP

Waka

Kurikulum

Waka

Kurikulum

Wakasek

kurikulum

Waka

Seluruh guru

Guru dan

karyawan

Koordinator

tingkat

Wali kelas

Page 133: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

115

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

g. Bimbingan

Belajar/matrikulasi

h. Uji coba /TryOut

i. Career Day

j. Ujian Sekolah dan

Ujian Nasional

Meningkatkan hasil ujian

nasional

Memberikan materi

tambahan kepada peserta

didik untuk menghadapi

ujian nasional

Mengetahui gambaran

kemampuan peserta didik

dalam menghadapi UN

Ajang informasi ke

Perguruan Tinggi

Sebagai alat ukur untuk

mengetahui keberhasilan

pembelajaran peserta didik

Sebagai tolak ukur

keberhasilan proses belajar

mengajar

Sebagai bahan evaluasi out

put sekolah

Mengetahui tingkat

kemampuan dan minat

peserta didik untuk program

peminatan dan kelanjutan

studi

April

Mulai September

2016 sampai

menjelang

UN(satu bulan

sekali)

31 Januari 2017

April – Mei 2017

22 Juli 2016

BOP

BOP

BOP

BOP

Kurikulum

Waka

Kurikulum

Waka

Kurikulum

Kepsek

Wakasek

kurikulum

Seluruh guru

Koordinator

tingkat dan

seluruh guru

mapel UN

Seluruh guru

Koordinator

tingkat dan

guru mapel

UN

Guru BP/BK

Page 134: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

116

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

k. Psikotest

2 Kesiswaan:

a. Penerimaan peserta

didik baru

b. LDKS dan lari lintas

juang

c. Pengembangan Diri

d. Pesatren Ramadhan

Terlayaninya peserta didik

baru yang akan masuk ke

SMA

Memperoleh peserta didik

baru guna mempertahankan

kelangsungan sekolah

Penggantian kepengurusan

OSIS

Peserta didik mendapatkan

pengalaman berorganisasi

Pembentukan karakter

bangsa

Menumbuhkembangkan

minat dan bakat peserta

didik dibidang olah raga dan

seni

Menambah keimanan dan

ketaqwaan terhadap allah

SWt

28 Maret – 17

Juli 2017

Agustus –

september 2017

Terjadwal

30 – 31 Juni 2017

(kelas 11)

1-2 Juli 2017

Formulir

BOP dan

OSIS

BOP

BOP

Kepsek

Wakasek

kesiswaan

Wakasek

kesiswaan

Wakasek

kesiswaan

Panitia

PPDB

Pembina

Kesiswaan

Pembina

Kesiswaan

Pembina

Kesiswaan

Page 135: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

117

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

e. Buka puasa bersama

f. Qurban

g. Trip Obsevasi

h. Pentas Seni

i. Dipo Fest

Meningkatkan tali

silaturahmi antara warga

sekolah

Melatih peserta didik untuk

berqurban pada Idul Adha

Menjalin pertemanan

dengan teman lain kelas

Pembentukan karakter

peserta didik

Peningkatan keimanan

Ajang unjuk kreasi seni

peserta didik

Promosi sekolah

Pembentukan karakter siswa

Penguatan karakter siswa

Menumbuhkan jiwa

kewirausahan peserta didik

Menumbuhkan jiwa

ekonomi kreatif

Mengenalkan ragam budaya

Indonesia

Penguatan karakter siswa

(kelas 11)

2 Juni 2017

13 September

2017

4 – 7 Oktober

2016

12 Mei 2017

BOP

BOP

BOP

BOP

Wakasek

kesiswaan

Pembina

Kesiswaan

Waka

Kesiswaan

Waka

Kesiswaan

Seluruh guru

Panitia idul

qurban

Panitia Trip

Observasi

Panitia Pensi

Page 136: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

118

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

j. Pameran

k. Jambore

l. Class Meeting

Menumbuhkan kecintaan

pada seni

Wadah aktualisasi hasil karya

terbaik siswa

Penguatan karakter siswa

Pelantikan anggota pramuka

baru

Ajang pencarian bakat dan

minat siswa

Pencarian bibit unggul untuk

FL2 SN dan O2SN

12 Mei 2017

22 Desember

2017

3 – 4 April 2017

13 – 21 Desember

2017

BOP

BOP

BOP

OSIS

Wakasek

kesiswaan

Waka

Kurikulum dan

Kesiswaan

Waka

Kesiswaan

Waka

Kesiswaan

Panitia

Dipofest

Seluruh guru

seni dibantu

pembina

kesiswaan

Pembina

Kesiswaan

dan guru

yang

ditunjuk

Pembina

Kesiswaan

dan guru

yang

ditunjuk

3

Tendik:

a. Pengisian formasi

untukguruyang

kosong

b. Pengurusan data guru

dan karyawan

Formasi guru untukdapat

terisi dengan personil yang

tepat sesuai dengan

kebutuhannya

Adanya kerapihan

administrasi sekolah

Juli 2016

SPP

Kepsek

Perguruan

Page 137: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

119

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

c. Pembinaan profesi

/supervisi guru dan

karyawan

Kepala sekolah memiliki

data guru /karyawan yang

dapat digunakan untuk

berbagai keperluan

Guru mengetahui

kekuranganya sehingga bisa

memperbaiki diri dalam

upaya peningkatan kualitas

diri

Juli 2016

Agustus –

Februari 2016

SPP

SPP

Ka. TU

Kepsek

Staf Tu

Waka Kur

4 Sarana prasarana:

a. Inventarisasi barang

b. Perencanaan dan

penggunaan barang

c. Penghapusan barang

Tercatatnya kondisi barang

inventaris dan non

inventaris

Tersusunnya rencana

keperluan barang

Tersedianya barang yang

diperlukan untuk proses

belajar mengajar

Penambahan/penggantian

barang yang tercatat untuk

dihapuskan

Juli

Juli

Agustus

SPP

SPP

SPP

Ka. TU

Ka. TU

Ka. TU

Staf TU

Staf TU

Staf TU

5 Keuangan:

a. Penyusunan RAPBS

Menyusun RAPBS sesuai

dengan plafon anggaran

yang telah ditetapkan

Januari

SPP/BOP/

SPMP

Kep Sek

Perguruan

Page 138: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

120

No Kegiatan Sasaran yang ingin dicapai Waktu

pelaksanaan

Sumber

dana

Penanggung

jawab

Personil

yang terlibat

b. Pelaksanaan APBS

c. Pelaporan keuangan

Menerima dan menyalurkan

anggaran sesuai dengan pos

kegiatan

Melaksanakan pembukuan

uang sesuai peraturan yang

berlaku

Adanya dokumen laporan

keuangan sebagai bentuk

pertanggung jawaban dan

evaluasi anggaran

Sepanjang tahun

ajaran

Setiap akhir

kegiatan

SPP/BOP/

SPMP

SPP/BOP/

SPMP

Kep Sek

Kep Sek

Wakasek

Ka,Tu

Penanggung

jawab

kegiatan

6 Lain-lain:

Menjalin hubungan

kerjasama dengan:

a. Perguruan

Diponegoro

b. Dinas Pendidikan

c. Orang tua/wali

peserta didik

Menjalankan semua garis

kebijakan yang ditentukan

perguruan

Pembinaan dan pengawasan

dari diikannas pendidik

Terbentuknya wadah

organisasi wali orang tua

siswa tingkat kelas (WOTK)

Sepanjang tahun

ajaran

Sepanjang tahun

ajaran

Agustus

SPP/BOP

SPP/BOP

SPMP

Kep Sek

Kep Sek

Kepsek

Seluruh guru

dan

karyawan

Seluruh guru

dan

karyawan

Wali kelas

Page 139: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

121

BAB IV

PEMBAGIAN TUGAS DAN APBS

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1. JADWAL PELAJARAN SEMESTER GANJIL

HARI JAM KE-

WAKTU

KELAS

10MIPA1 10MIPA2 10 IPS 1 10 IPS 2 10 IPS 3 10 IPS 4 11 MIPA1 11 MIPA2 11 IPS 1 11 IPS 2 11 IPS 3 11 IPS 4 12MIPA1 12MIPA2 12 IPS 1 12 IPS 2 12 IPS

3 12 IPS 4 PIKET

SEN

IN

06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN RA, GG,

R

1 06.45 - 07.30 BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA

2 07.30 - 08.15

BI/YS PK/IW A/TA EN/HW OR/RS EK/G A/UJ K/VL SO/EP G/SB P/RY SO/M K/BI F/HC M/NE EN/HD P/DH EK/DA

3 08.15 - 09.00 M/RV EN/HW A/TA BI/ID OR/RS EK/G A/UJ EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH EN/HD M/NE SO/M

4 09.00 - 09.45 M/RV EN/HW OR/RS BI/ID pramuka BK/L BK/S EK/K BI/FF M/OD OR/PM P/RY F/HC BIO/D PK/IH BTQ M/NE SO/M

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT

5 10.00 - 10.45 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP OR/PM pramuka BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH

6 10.45 - 11.30 EK/K M/RV OR/RS G/SB SB/WD BI/ID M/OD F/HC P/RY SO/EP EN/HW OR/PM BIO/D BI/YS A/TA SO/M EN/HD P/DH

7 11.30 - 12.15 EK/K BK/L M/RV G/SB BI/ID SB/WD P/RY pramuka M/OD BI/FF EN/HW OR/PM A/UJ M/NE A/TA P/DH EN/HD PK/IH

8 12.15 - 13.00 pramuka K/TH M/RV BK/L BI/ID SB/WD P/RY S/EP M/OD BI/FF SO/M OR/PM A/UJ M/NE EK/DA P/DH BI/YS PK/IH

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH BTQ BIO/D S/EP pramuka BK/S SO/M G/SB A/UJ EK/G EK/DA BK/N BI/YS EN/HD

10 14.15 - 15.00 SB/WD K/TH BI/ID M/RV P/DH pramuka BIO/D PK/IW EN/HW EK/IH K/VL G/SB M/NE EK/G BK/N BI/YS EK/DA EN/HD

11 15.00 - 15.45 pramuka PK/IW EN/HW EK/IH K/VL BK/S M/NE BK/N BTQ BI/YS EK/DA EN/HD

Page 140: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

122

SELA

SA

06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN RS,

HW , G

1 06.45 - 07.30 M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA

2 07.30 - 08.15

M/RV EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI F/HC P/RY G/SB SP/EA K/VL PK/DA OR/IM M/NE P/DH BJ/JK G/R S/RA

3 08.15 - 09.00 K/TH EK/K EN/HD SO/EP A/TA K/BI PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH OR/IM BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG

4 09.00 - 09.45 K/TH BI/YS BTQ/T M/RV SP/EA P/DH PK/IW F/HC A/UJ OR/PM M/OD EK/IH BK/N BIO/D G/R EK/DA BJ/JK SB/GG

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT

5 10.00 - 10.45 K/TH BI/YS PK/DA M/RV SP/EA P/DH MP/DY M/OD A/UJ OR/PM G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE

6 10.45 - 11.30 F/IW SB/WD PK/DA A/TA SP/EA SO/EP MP/DY M/OD OR/PM A/UJ G/SB BI/FF BIO/D OR/IM BJ/JK SB/GG S/RA M/NE

7 11.30 - 12.15 F/IW SB/WD P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE OR/IM S/RA G/R SB/GG SO/M

8 12.15 - 13.00 F/IW MP/DY

P/DH A/TA M/RV SO/EP EK/K BIO/D OR/PM A/UJ EK/IH K/VL M/NE EN/HD S/RA G/R SB/GG SO/M

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 S/RA MP/DY

SM/DF SR/W BK/L M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK

10 14.15 - 15.00 S/RA

MP/DY SM/DF SR/W Bim TIK M/RV K/VL BI/FF SO/EP EK/IH PK/DA M/OD PK/IW EN/HD M/NE BI/YS SO/M BJ/JK

RA

BU

06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN HC, VL, W

1 06.45 - 07.30 BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BTQ BJ/JK

2 07.30 - 08.15

BI/YS M/RV G/R BI/ID G/SB S/RA S/EP MP/DY SP/EA PK/DA BI/FF EK/IH EK/G PK/IW OR/IM A/TA BK/N BJ/JK

3 08.15 - 09.00 PK/IW P/DH G/R OR/RS G/SB BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG OR/IM A/TA BJ/JK SP/So

4 09.00 - 09.45 PK/IW P/DH BK/L OR/RS M/RV BI/ID BIO/D En/HW M/OD SP/EA EK/IH SO/M K/BI SB/GG EN/HD OR/IM BJ/JK SP/So

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT

5 10.00 - 10.45 MP/DY En/HW S/RA OR/RS M/RV Bim TIK M/OD BIO/D BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS

6 10.45 - 11.30 MP/DY En/HW S/RA EK/G BI/ID A/TA M/OD BIO/D BI/FF SB/GG SP/EA G/SB P/DH K/BI EN/HD OR/IM EK/DA BI/YS

7 11.30 - 12.15 MP/DY En/HW M/RV EK/G BI/ID A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA

8 12.15 - 13.00 En/HW F/IW M/RV EK/G K/BI A/TA BI/FF A/UJ KL/TH M/OD SO/M S/EP S/RA P/DH SP/So BJ/JK M/NE EK/DA

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY A/UJ PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BK/N

10 14.15 - 15.00 En/HW F/IW BI/ID P/DH K/BI M/RV MP/DY BK/S PK/DA SO/EP G/SB BI/FF BI/YS M/NE BJ/JK PK/IH SP/So BTQ

Page 141: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

123

KA

MIS

06.30 - 06.45 TADARUS QUR'AN DH, PM, IW

1 06.45 - 07.30 Bim TIK BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US

2 07.30 - 08.15

OR/RS BI/YS SO/EP S/RA EN/HD En/HW K/VL EK/K G/SB P/RY A/UJ SP/EA EK/G F/HC G/R M/NE OR/IM A/US

3 08.15 - 09.00 OR/RS Pramuka SO/EP K/BI EN/HD SP/EA F/HC M/OD BK/S BI/FF A/UJ En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA OR/IM A/US

4 09.00 - 09.45 OR/RS BIO/D Bim TIK K/BI BTQ/T SP/EA F/HC M/OD BTQ BI/FF Pramuka En/HW M/NE EK/G SB/GG EK/DA SP/So OR/IM

09.45 - 10.00 ISTIRAHAT

5 10.00 - 10.45 En/HW BIO/D SP/HA K/BI EK/G SP/EA BI/FF SB/W KL/TH Pramuka SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M G/R

SP/So OR/IM

6 10.45 - 11.30 En/HW BIO/D SP/HA Pramuka EK/G OR/RS BI/FF SB/W KL/TH BTQ/S SB/GG M/OD BI/YS S/RA SO/M G/R

PK/IH OR/IM

7 11.30 - 12.15 BTQ/T S/RA SP/HA PK/DA EK/G OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD BTQ/S BTQ/J K/BI BI/YS SP/So PK/IH G/R

8 12.15 - 13.00 BIO/D S/RA Pramuka PK/DA SO/EP OR/RS EK/K BI/FF SB/W KL/TH M/OD A/UJ EN/HD K/BI BI/YS SP/So A/US G/R

13.00 - 13.30 ISTIRAHAT

9 13.30 - 14.15 BIO/D BTQ/T En/HW Bim TIK SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE

10 14.15 - 15.00 BIO/D Bim TIK En/HW BTQ/T SO/EP PK/DA SB/W K/VL EK/IH G/SB BI/FF A/UJ EN/HD BI/YS SP/So SO/M A/US M/NE

JUM

'AT

06.00 - 06.45 Dzikir / Lari Pagi FF, RY, RV

1 06.45 - 07.30 A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R

2

07.30 - 08.15 A/TA OR/RS K/BI EN/HD S/RA G/SB En/HW OR/PM SP/EA KL/TH S/EP K/VL SB/GG M/NE BI/YS SP/So SO/M G/R

3 08.15 - 09.00 A/TA OR/RS K/BI EN/HD PK/DA G/SB BTQ/S OR/PM S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC BTQ SO/M M/NE G/R BI/YS

09.00 - 09.20 ISTIRAHAT

4 09.20 - 10.05 P/DH A/TA EK/G SP/HA PK/DA EN/HD OR/PM BTQ/S S/EP En/HW SP/EA SB/GG F/HC A/UJ SO/M M/NE G/R BI/YS

5 10.05 - 10.55 P/DH A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BTQ/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So

6 10.55 - 11.35 BK/L A/TA EK/G SP/HA En/HW EN/HD OR/PM MP/DY EK/IH S/EP BK/S SP/EA M/NE A/UJ EK/DA S/RA BI/YS SP/So

Page 142: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

124

2. KALENDER KEGIATAN

SMA DIPONEGORO 1

TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Juli 2016

HBE = 10

Tanggal Keterangan

Sn 4 11 18 25

1 - 2 Libur Semester

Sl 5 12 19 26

4 - 16 Libur Hari Raya Idul Fitri

Rb 6 13 20 27

18 Hari pertama masuk sekolah

Km 7 14 21 28

19 - 21 MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah)

Jm 1 8 15 22 29

22 Psikotest kls 10 dan 12

Sb 2 9 16 23 30

29 AMT Kelas 12

Mg 3 10 17 24 24/31

30 In House Training (IHT)

Agustus 2016

HBE = 22

Tanggal Keterangan

Sn 1 8 15 22 29

1 - 5 Seleksi akademik LDKS

Sl 2 9 16 23 30

6 Tes Kesehatan LDKS

Rb 3 10 17 24 31

6 Pertemuan orang tua peserta didik dan sekolah

Km 4 11 18 25

9 Tes Fisik LDKS

Jm 5 12 19 26

10 Tes Wawancara LDKS

Sb 6 13 20 27

13 LDKS Teori

Mg 7 14 21 28

22 - 31 Supervisi kelas

23 - 25 LDKS Lapangan

30 Pemilu Raya OSIS

September 2016 HBE = 21

Tanggal Keterangan

Sn 5 12 19 26

1 - 2 Supervisi kelas

Sl 6 13 20 27

3 Lari lintas juang

Rb 7 14 21 28

12 Hari Raya Idul Adha

Km 1 8 15 22 29

13 Pemotongan hewan kurban

Jm 2 9 16 23 30

17, 24 Pra Trip Observasi (TO)

Sb 3 10 17 24

19 - 23 TO UN Ke-1 Materi Kelas 10

Mg 4 11 18 25

Page 143: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

125

Oktober 2016

HBE = 21

Tanggal Keterangan

Sn 3 10 17 24/31

1 Pra TO

Sl 4 11 18 25

3 Peringatan Tahun Baru Islam

Rb 5 12 19 26

4 - 7 Trip Observasi (TO)

Km 6 13 20 27

17 - 21 TO UN Ke-2 Materi Kelas 11

Jm 7 14 21 28

22 Penerimaan laporan evaluasi belajar

mid semester

Sb 1 8 15 22 29

Mg 2 9 16 23/30

November 2016 HBE = 22

Tanggal Keterangan

Sn 7 14 21 28

9 - 11 Pembelajaran Luar Kelas (PLK)

Sl 1 8 15 22 29

21 - 25 TO UN Ke-3 Materi Kelas 12 Smt Ganjil

Rb 2 9 16 23 30

25 AMT Kelas 11

Km 3 10 17 24

Jm 4 11 18 25

Sb 5 12 19 26

Mg 6 13 20 27

Desember 2016 HBE = 16

Tanggal Keterangan

Sn 5 12 19 26

12 Maulid Nabi Muhammad SAW

Sl 6 13 20 27

5 - 9 Ulangan Akhir Semester

Rb 7 14 21 28

13 - 15 Remedial

Km 1 8 15 22 29

13 - 21 Class Meeting

Jm 2 9 16 23 30

22 Penerimaan raport semester ganjil

Sb 3 10 17 24 31

22 Pameran dan Dipo Fest

Mg 4 11 18 25

25 Hari Natal

26 - 31 Libur Semester

Page 144: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

126

Januari 2017

HBE = 17

Tanggal Keterangan

Sn 2 9 16 23/30

2 - 7 Libur semester ganjil

Sl 3 10 17 24/31

9 Hari pertama semester genap

Rb 4 11 18 25

23 - 30 Perkiraan Simulasi UNBK Ke-1

Km 5 12 19 26

23 - 31 Supervisi kelas

Jm 6 13 20 27

28 Tahun Baru Imlek

Sb 7 14 21 28

31 Career Day

Mg 1 8 15 22 29

Februari 2017

HBE= 20

Tanggal Keterangan

Sn 6 13 20 27

1 - 3 Supervisi kelas

Sl 7 14 21 28

6 - 13 Try Out UNBK Sekolah Ke-1

Rb 1 8 15 22

13 - 17 Ujian Praktik Kelas 12

Km 2 9 16 23

20 - 28 Perkiraan Simulasi UNBK Ke-2

Jm 3 10 17 24

22 - 28 UN Perbaikan

Sb 4 11 18 25

Mg 5 12 19 26

Maret 2017

HBE = 22

Tanggal Keterangan

Sn 6 13 20 27

1 - 5 UN Perbaikan

Sl 7 14 21 28

6 - 14 Perkiraan Ujian Sekolah Kelas 12

Rb 1 8 15 22 29

20 - 27 Try Out UNBK Sekolah Ke-2

Km 2 9 16 23 30

25 Penerimaan Hasil Belajar Mid Semester

Genap

Jm 3 10 17 24 31

28 Hari Raya Nyepi

Sb 4 11 18 25

Mg 5 12 19 26

April 2017

HBE = 18

Tanggal Keterangan

Sn 3 10 17 24

3 - 4 Jambore

Sl 4 11 18 25

4 - 13 Perkiraan UN

Rb 5 12 19 26

14 Wafat Isa Al Masih

Km 6 13 20 27

24 Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Jm 7 14 21 28

Sb 1 8 15 22 29

Mg 2 9 16 23/30

Page 145: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

127

Mei 2017

HBE = 18

Tanggal Keterangan

Sn 1 8 15 22 29

1 Hari Buruh

Sl 2 9 16 23 30

11 Hari Raya Waisak

Rb 3 10 17 24 31

12 Petunia (Pensi)

Km 4 11 18 25

17 - 23 UKK

Jm 5 12 19 26

24 Wisuda

Sb 6 13 20 27

25 Kenaikan Isa Al Masih

Mg 7 14 21 28

26 - 29 Libur awal Ramadhan

30 - 31 Pesantren Ramadhan Kelas 10

Remedial Kelas 11

Juni 2017

HBE = 8

Tanggal Keterangan

Sn 5 12 19 26

1 - 2

Pesantren Ramadhan Kelas 11

Sl 6 13 20 27

Remedial Kelas 10

Rb 7 14 21 28

2 Buka Puasa Bersama

Km 1 8 15 22 29

10 Penerimaan raport kenaikan kelas

Jm 2 9 16 23 30

19 - 24 Libur Ramadhan

Sb 3 10 17 24

25 - 26 Hari Raya Idul Fitri

Mg 4 11 18 25

27 Juni - 8 Juli Libur Semester

10 Juli Hari Pertama Tahun Ajaran 2017/2018

Page 146: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

128

3. JADWAL MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

NO MATA

PELAJARAN NAMA GURU HARI MGMP KOORDINATOR

1 PEND. AGAMA Jamaluddin S. Ag SELASA Dra. Tutik Alawiyah

Dra. Tutik Alawiyah

Drs. Saripudin

2 PKn Drs. Dodo Hidayat SENIN Drs. Dodo Hidayat

Retno Yulianti S. Pd

3 B. INDONESIA Drs. Yono Subagyo JUM’AT Drs. Yono Subagyo

Fifi Fildzah, S.Pd

Irra Dwi purwita, M.Pd

4 B. INGGRIS Hans Darusman, S.Pd KAMIS Hans Darusman S. Pd

Hesty Wulandari S. Pd

5 MATEMATIKA Dwi Yuniarti S, Pd KAMIS Neni Erliyana S. Pd

Neni Erliyana S. Pd

Richala Vinda S. Pd

Oktiza Devina ZY S. Pd

6 PENJASKES Ricki Saputro S. Pd SELASA Ricki Saputro S. Pd

Iqbal Mutaqien S.Pd

Pandapotan Manurung, S.Pd

7 SENI BUDAYA Gemah Gerriani S. Pd SENIN Gemah Geriani S. Pd

Wahyudi S. Pd

8 FISIKA Harry Cahyadi S. Si JUM’AT Harry Cahyadi S. Si

Ilham Wahyudin, S.Pd

9 BIOLOGI Drh. Darwono KAMIS Drh. Darwono

10 KIMIA Dra. Tety Herawati JUM’AT Dra. B. Indriastuti

Dra. B. Indriastuti

Vitri Lestari

11 SEJARAH Hanny Atie Sumarni S. Pd RABU Elly Alpes Jusa, S.Pd Gr

Elly Alpes Jusa, S.Pd Gr

Solikin, S.Pd Gr

Page 147: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

129

NO MATA

PELAJARAN NAMA GURU HARI MGMP KOORDINATOR

Dra. Eny Purwanti

Robby Amrullah, S.Pd

12 EKONOMI Gunaryo SELASA Dewi Andayani, M.Pd Dewi Andayani, M.Pd

Imas Hujaimah,M.Pd

Kusmiati S. Pd

13 GEOGRAFI Dra. Sri Budi Purwanti RABU Dra. Sri Budi P

Riandi, S.Pd

14 SOSIOLOGI Dra. Eny Purwanti KAMIS Dra. Eny Purwanti

Mardiyana S. Pd

15 BIMBINGAN TIK Urip Supriadi, S.Kom SELASA Urip Supriadi, S.Kom

16 B. ASING Julkifli , S.Pd JUM’AT Julkifli , S.Pd

17 PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

Dewi Andayani S. Pd JUM’AT Ilham Wahyudin, S.Pd

Ilham Wahyudin, S.Pd

Imas Hujaimah, M.Pd

18 BK Nurhay Abdurrahman RABU Nurhay Abdurrahman, S.Sos

Esa

Lina Marina, S.Pd

Page 148: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

130

4. DAFTAR KOORDINATOR KEGIATAN SEKOLAH

No Kegiatan Ketua Pelaksana Tanggal Pelaksanaan Bidang Anggaran

1 MPLS Ricki Saputro 19 - 21 Juli 2017 Kesiswaan Rp 32.300.000

2 LDKS Harry Cahyadi 9 - 30 Juni 2016, 3 September 2016 Kesiswaan Rp 90.601.500

3 Qurban Dodo Hidayat 13 September 2016 Kesiswaan Rp 39.833.500

4 Tahun Baru Islam Saripudin 3 Oktober 2016 Kesiswaan Rp 1.000.000

5 Trip Observasi Jamaluddin 4 - 7 Oktober 2016 Kesiswaan Rp 193.800.000

6 PLK Ilham Wahyudin 9 - 11 November 2016 Akademik Rp 251.940.000

7 Ulangan Umum Smt 1 Hans Darusman 5 - 9 Desember 2016 Akademik Rp 85.357.500

8 Class Meeting Risky Batista Sandi 13 - 21 Desember 2016 Kesiswaan Rp 10.000.000

9 Pameran Wahyudi 22 Desember 2016 Kesiswaan Rp 51.061.625

10 Dipo Fest Hesty Wulandari 22 Desember 2016 Kesiswaan Rp 56.905.000

11 Career Day Basuki Indriastuti 31 januari 2017 Akademik Rp 57.814.875

12 Ujian Sekolah & Ujian Nasional Dwi Yuniarti 6 - 14 Maret 2017, 4 - 13 April 2017 Akademik Rp 81.652.500

13 Jambore Pembina Ekskul Pramuka 3 - 4 April 2017 Kesiswaan Rp 42.750.000

14 Pentas Seni Gemah Gerriani 12 Mei 2017 Kesiswaan Rp 65.892.000

15 Wisuda Vitri Lestari 21 Mei 2017 Akademik Rp 72.580.000

16 Ulangan Umum Smt 2 Tutik Alawiyah 17 - 23 Mei 2017 Akademik Rp 72.675.000

17 Pesantren Ramadhan Mardiyana 30-31 Mei 2017, 1-2 Juni 2017 Kesiswaan Rp 15.504.000

18 Buka Puasa Bersama Neni Erliyana 2 Juni 2017 Kesiswaan Rp 23.256.000 19 PPDB Yono Subagyo 4 April - 8 Juli 2017 Kesiswaan Rp 12.000.000

Page 149: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

131

5. PENGAJUAN PROGRAM SEKOLAH YANG PERLU DUKUNGAN / PERAN SERTA KOMITE SEKOLAH

No Kegiatan sekolah Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan

Dana Materi Nara Sumber Lain-lain

1 Kegiatan kurikulum:

a. Program sukses UN:

Seminar motivasi

b. Pembelajaran Luar

Kelas(kelas11)

c. Hadiah/reward untuk peserta

didik yg berprestasi(juara kls)

d. Career day(ajang informasi ke

PERGURUAN TINGGI)

Dana diperlukan untuk

melaksanakan kegiatan

tersebut karena tidak

dianggarkan pada

RAPBS tahun ini

Diperlukan dana

tambahan untuk

bimbingan penulisan

karya tulis dan LKS

Dana berupa buku

tabungan

Diperlukan dana

tambahan untuk

mengundang motivator

Diperlukan hadiah

berupa alat

tulis/pembelajaran/buku

Diperlukan buku

informasi tentang PTN

Diperlukan nara

sumber buat

kegiatan AMT

peserta didik kelas

12

Diperlukan nara

sumber untuk

memotivasi

semangat belajar

peserta didik kelas

12.

2 Kegiatan Kesiswaan

a. Pemotongan hewan Qurban

Diperlukan :

a. Sumbangan hewan

Qurban

b. Ember Plastik

c. Kantong plastik yg

Page 150: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

132

No Kegiatan sekolah Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan

Dana Materi Nara Sumber Lain-lain

b. Program orang tua asuh

c. Programpemeriksaan kesehatan

peserta didik

d. Perpisahan peserta didik kelas

12

e. Pentas Seni

Diperlukan dana

subsidi silang untuk

peserta didik yg

berasal dari ekonomi

lemah dan kemampuan

akademik lemah

Diperlukan bantuan

tambahan dana

operasional untuk

pelaksanaan kegiatan

tersebut

Diperlukan bantuan

tambahan dana

operasional untuk

pelaksanaan kegiatan

tersebut

disablon

d. Alat untuk

memotong hewan

e. Konsumsi pagi

Obat/ vitamin

Gedung pertemuan yang

memadai,terjangkau dan

mudah transportasinya

Alat-alat

panggung/musik

Tenaga medis

Pemikiran dan

konsep tentang

pensi

Page 151: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

133

No Kegiatan sekolah Bentuk dukungan masyarakat/komite yang diperlukan

Dana Materi Nara Sumber Lain-lain

f. Promosi Sekolah

Brosur, kalender, profil

sekolah

Pemikiran dan

konsep untuk

promosi

sekolah

3 Pendidik dan tenaga kependidikan

a. Program Jumat Barokah

b. Bubur kacang hijau setiap habis

lari pagi Jum’at

c. AMT /Raker

Diperlukan bantuan

tambahan dana

operasional untuk

pelaksanaan kegiatan

tersebut

Diperlukan bantuan

tambahan dana

operasional

untukpelaksanaan

kegiatan tersebut

Diperlukan bantuan

tambahan dana

operasional untuk

pelaksanaan kegiatan

tersebut

Beras dan lauk pauk

Bubur kacang hijau dan

roti

Tempat penginapan di

luar kota

Pelatih/instruktur

untuk AMT guru

Page 152: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

134

PROFIL SEKOLAH

A. DATA SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMA DIPONEGORO 1

2. Alamat : Jl. Sunan Giri No. 5

Kelurahan Rawamangun

Kecamatan Pulogadung

Kota Jakarta Timur

No. Telp (021) 4757826

No. Fax (021) 47860364

Websiter : perguruandiponegoro.sch.id

Email : [email protected]

3. Status Sekolah : Swasta

Jenjang Akreditasi : A

Tahun 2011 s.d 2017

Tanggal akreditasi terakhir 24 Nov 2014

4. Nama Yayasan/pengelola : Yayasan Al-Hidayah Jakarta

5. N.S.S : 302016402010

N.P.S.N : 20103205

6. Luas tanah : 4800 m2

Luas bangunan : 1500 m2

Status tanah dan bangunan : Milik sendiri

7. Jumlah ruang belajar : 18 lokal kelas

8. Waktu belajar : Pagi, pukul 06.30 s.d 15.00

1 jam pelajaran 45 menit

9. Kurikulum yang dipakai : Kurikulum 2013

10. Muatan lokal : Informasi dan teknologi

11. Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler :

a. Pramuka j. Renang

b. Karate k. Rohis/Hadroh

c. Paduan Suara l. Futsal

d. Paskibra m. Bulutangkis

e. Seni lukis dan Desain Grafis n. Jurnalsitik dan Fotografi

f. Palang Merah Remaja o. Tari Modern

g. Taekwondo p. Tari Tradisional

h. Basket q. Bahasa Jepang

i. Gitar

12. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Visi :

Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK serta berwawasan kebangsaan.

Page 153: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

135

Misi :

1. Meningkatkan iman dan taqwa, akhlak mulia serta ilmu pengetahuan dan

teknologi

2. Melaksanakan belajar mengajar secara aktif, kreatif dan inovatif serta

menjalankan 18 karakter bangsa

3. Menumbuh kembangkan potensi siswa melalui berbagai kegiatan sekolah

4. Berperan aktif dalam kegiatan lokal dan nasional

Tujuan dan sasaran sekolah pada tahun 2016/2017 :

1. Membentuk pribadi siswa yang beriman, bertaqwa dan memiliki kepedulian

terhadap sesama

2. Memberikan layanan belajar yang terbaik bagi siswa

3. Memaksimalkan teknologi informasi untuk melahirkan inovasi

4. Memberikan layanan bakat dan minat sesuai potensi siswa

5. Menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik

6. Memberikan kesempatan dan memfasilitasi siswa dalam berbagai kegiatan

pada tingkat lokal dan nasional

B. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

1. Nama Kepala Sekolah : Hanny Atie Sumarni, S.Pd

2. NIP. : 197703112007102004

3. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1977

4. Alamat rumah : Jl. Pasar Jumat Rt. 009/002 Lebak Bulus Cilandak

Jakarta Selatan

5. HP : 081511936218

6. Tanggal pengangkatan Kepala di sekolah ini : 2 Mei 2016

7. Pendidikan dua jenjang terakhir :

Jenjang Jurusan Tahun Institusi

S1 Sejarah 2001 UNJ

C. WAKIL KEPALA SEKOLAH DAN STAF

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Nama dan No telefon

rumah/HP

Pendidikan dan

Jurusan

Masa Kerja

Sebagai

guru

Dalam

jabatan

1. Kurikulum Dwi Yuniarti, S. Pd S1/Matematika 8 1

2. Kesiswaan Urip Supriadi, S. Kom S1/Komputer 5 1

D. IDENTITAS KEPALA URUSAN TATA USAHA SEKOLAH

1. Nama Kepala urusan : Slamet Riyadi

2. Tempat tanggal lahir : Cilacap, 13 Januari 1972

Page 154: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

136

3. Alamat rumah : Vila Gading Harapan Jl Sunan Gunung Jati IV Rt.

004/36 No. 22A Kel. Bahagia, Babelan Bekasi

HP : 0813 890 8686

4. Tanggal pengangkatan Kaur TU di sekolah ini : 1 Juli 2012

E. SISWA/PESERTA DIDIK

1. Masukan tahun 2015/2016

Jumlah Persentase

diterima

NUN SMP yang diterima

Peminat Diterima Tertinggi Terendah

315 227 72% 34 23,4

2. Jumlah Rombongan Belajar

Kelas X Kelas XI Kelas XII Semua

kelas MIPA IPS MIPA IPS MIPA IPS

2 4 2 4 2 4 18

3. Jumlah peserta didik

Kelas 10 Jumlah Kelas 11 Jumlah Kelas 12 Jumlah Total

MIPA IPS MIPA IPS MIPA IPS

63 145 208 70 138 208 63 130 193 609

4. Tamatan/Keluaran Tahun 2015/2016

Jumlah Peserta Ujian Peserta yang lulus ujian

Bhs IPA IPS Total Bhs IPA IPS Total

- 73 132 205 - 73 132 205

F. KETENAGAAN

1. Guru

Jumlah semua guru

Pendidikan terakhir Guru

tetap

Guru

Honor

Guru

DPK

Guru

bantu/PTT

Jumlah

Guru

Pasca Sarjana (S2-S3)

a. Kependidikan

b. Non kependidikan

-

-

1

-

1

-

-

-

2

-

Sarjana / S1 17 22 2 - 41

Sarmud/D3 dan lebih

rendah - 1 - - 1

Jumlah guru 17 24 3 - 44

Page 155: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

137

2. Pegawai

Jumlah Pegawai

Pendidikan

Terakhir

Pegawai

Tetap

Pegawai

Honor Pegawai DPK

Jumlah

Pegawai

Pasca Sarjana - - - -

Sarjana 2 - - 2

Sarmud/D3 - 1 - 1

D2/D1 - - - -

SLTA/KPAA 3 - - 3

SLTP&SD - - - -

Jumlah semua 5 1 - 6

Jakarta, 01 Juni 2016

Kepala Sekolah

Hanny Atie Sumarni, S.Pd NIP. 197703112007102004

Page 156: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 3(Ganjil) Materi Pokok : Beriman kepada Hari Akhir Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran

A. Kompetisi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1 1.1. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Hari Akhir.

2. KD pada KI-2 2.5. Menunjukkan sikap mawas diri dan taat beribadah sebagai cerminan dari kesadaran berIman kepada Hari Akhir.

3. KD pada KI-3 3.3. Memahami makna Iman kepada Hari Akhir.

4. KD pada KI-4 4.3. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran berIman kepada Hari Akhir.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1

Peserta didik mampu: 1.1.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku Iman kepada Hari Akhir.

2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik mampu: 2.5.1. Membiasakan diri untuk bersikap mawas diri dalam hidup. 2.5.2. Membiasakan diri untuk taat menjalankan ibadah.

3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu: 3.3.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Hari Akhir. 3.3.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir. 3.3.3. Menjelaskan pengertian Hari Akhir. 3.3.4. Membedakan antara kiamat kubra dan shugra. 3.3.5. Menyebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir. 3.3.6. Mengidentifikasi periodesasi Hari Akhir. 3.3.7. Menyebutkan macam-macam surga. 3.3.8. Menyebutkan macam-macam neraka 3.3.9. Menjelaskan tanda-tanda penghayatan Iman kepada Hari Akhir. 3.3.10. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Hari Akhir.

4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik mampu: 4.3.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Hari Akhir. 4.3.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar Iman kepada Hari Akhir

Page 157: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

139 D. Materi Pembelajaran : Beriman kepada Hari Akhir

Konsep : Hari Akhir menurut bahasa artinya Hari Penghabisan (QS Al Baqarah {2} 177), juga disebut Hari Pembalasan (الدين يوم)/(QS. Al Fātihah {1}: 4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir adalah hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah SWT. Hari Akhir juga disebut Hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah SWT yang seadil-adilnya (QS Al Mumtahanah {60}: 3). Adapun pengertian Iman kepada Hari Akhir adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhirat kelak.

Fakta : Adanya bencana alam.

Prinsip/dalil/Teori/hukum : QS Al Baqarah {2} : 177, QS Al A’raf {7}: 187, dan QS Al Kahfi {18}: 94, QS Ali Imran {3): 185, QS Al An’am {6}: 93, QS Ar Ruum {30}: 55-56, QS At Takwir {81}: 1-3, 6, QS Al Mujadallah {58}: 6, QS Al Kahfi {18}: 47 dan 49, QS Al Anbiya {21}: 47, QS Al Mu’min {40}: 17.

Prosedur : Melalui model pembelajaran Colaborative Learning diharapkan peserta didik memiliki kesadaran tentang pentingnya beriman pada Hari Akhir.

Dampak/Hikmah/manfaat : 1. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di kemudian hari.

2. Tidak menunda-nunda amal shaleh

3. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun mengetahui kapan ajalnya tiba.

4. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara.

5. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi. E. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,

memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik

menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat

Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari

Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman kepada Hari Akhir

yang diketahuinya.

20 menit

Inti: Mengamati Menanya

Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Hari Akhir”

Mencermati teks bacaan tentang beriman kepada Hari Akhir secara individu maupun kelompok.

Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada Hari Akhir?,

Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.

Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh

110 menit

Page 158: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

140

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Ekslorasi Asosiasi Komunikasi

salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan

jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab

dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain.

GPAI memilih 4 orang peserta didik yang memiliki pengetahuan agama yang baik, dan diangkat sebagai ketua kelompok. Kemudian alur pembelajaran tugas diatur sebagai berikut:

Kelompok I mendiskusikan tentang dalil naqli dan dalil akli terkait dengan Iman pada Hari Akhir.

Kelompok II mendiskusikan tentang Hari Akhir.

Kelompok III mendiskusikan tentang periodesasi Hari Akhir. Kelompok IV mendiskusikan tentang manfaat beriman kepada

Hari Akhir. Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu

dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok. Selama pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan sikap terhadap peserta didik terkait dengan tanggung jawab, kerjasama, toleran, responsip dan santun peserta didiknya, serta mencatat di lembar pengamatan semua hal yang terjadi di kelas (penilaian proses: memperhatikan cara peserta didik berdiskusi dan menyusun resume (sekaligus menilai keberanian mengemukakan pendapat dan ketepatan dalam menyusun resume. Jika ada peserta didik yang tidak aktif dalam mengemukakan pendapat dan pembuatan resume, langsung diingatkan dan diberi catatan)

Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat resume hasil diskusi berupa gambar atau simbol, dan selanjutnya menyiapkan bahan untuk menjual informasi melalui market place activity pembelajaran.

Selanjutnya: Setiap ketua kelompok menjadi penjual informasi materi yang sudah

didiskusikan dalam kelompoknya melalui gambar atau simbol. Sementara anggota kelompok secara bergantian mendatangi

kelompok lain untuk membeli informasi materi. Setelah selesai membeli informasi dari kelompok lain, kemudian

kembali ke kelompok masing-masing dan menjelaskan secara bergantian apa yang sudah didapat atau di beli dari kelompok lainnya kepada ketua kelompok.

Setelah pembeli melaporkan pada ketua kelompok, seluruh pembeli memberi penilaian dengan mendatangi kelompok lain, untuk memberi tanda bintang pada kelompok yang dianggap memiliki poster yang sesuai dengan tema dan memiliki kemampuan menjadi penjual informasi yang baik.

Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir penampilan peserta didik pada kegiatan market place activity.

Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Penutup Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar

yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya

Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran

15 menit

Pertemuan II: Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Page 159: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

141

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Waktu

Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,

memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. 3) Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru

berkata: Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat.

Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari

Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut

Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio

Guru mengingatkan kembali tentang tujuan pembelajaran Meminta informasi dari peserta didik tentang implementasi

beriman pada Hari Akhir, yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman

kepada Hari Akhir”

20 menit

Inti: Mengamati Menanya Ekslorasi Asosiasi Komunikasi

Mencermati video terkait dengan Iman pada Hari Akhir Mencermati gambar-gambar terkait dengan bencana alam Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi

berIman kepada Hari Akhir dalam kehidupan?, pentingnya berIman kepada Hari Akhir?

Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.

Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh salah satu peserta didik saja).

Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban.

Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain.

Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya untuk memberikan komentar pada gambar terkait dengan Hari Kiamat (Permasalahan-penyebab-solusi). Pembagian tugas diatur sebagai berikut:

o Kelompok I memberikan komentar pada bencana alam di daratan; o Kelompok II memberikan komentar pada bencana alam di lautan; o Kelompok III memberikan komentar pada bencana alam di udara. o Kelompok IV memberikan komentar pada bencana akibat ulah

manusia. Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing

melakukan brain storming.

Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu

dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat

bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab

untuk melakukan tugas diskusi kelompok Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari

berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat resume hasil pengamatan gambar (poster coment), dan selanjutnya menyiapkan diri untuk celebration exebition di depan kelas.

Selanjutnya setiap kelompok melakukan celebration exebition atas hasil kerja kelompoknya, kelompok lain memperhatikan dan mengajukan pertanyaan/sanggahan dengan menggunakan kata-kata santun. Adapun urutan celebration exebition, sebagai berikut:

Kelompok I

110 menit

Page 160: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

142

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir

celebration exebition. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Tes Formatif

Penutup Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya

Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran

15 menit

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Tehnik penilaian Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Tugas (Terstuktur) • Mengisi rubrik tentang Iman kepada Hari Akhir. a. Penilaian Sikap

1) Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan: “Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”.

2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir) 3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir) 4) Jurnal (lembar jurnal terlampir)

b. Penilaian pengetahuan Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir)

c. Penilaian keterampilan 1) Projek

• Membuat makalah tentang “Implementasi Iman kepada Hari Akhir dalam kehidupan sehari-hari”. 2) Praktik

• Mempresentasikan poster coment terkait dengan materi Iman kepada Hari Akhir. 3) Portofolio

• Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri).

2. Instrumen Penilaian (Terlampir)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Terlampir)

G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point, 2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission. 3. Sumber Belajar :

a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 109, 1019, 1028, 1032, 1086, 1093 b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud c. www. YouTube: Keajaiban Al-Qur’an. Mengetahui Jakarta, 01 Juli 2016 Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Guru Mata Pelajaran Agama Islam,

Hanny Atie Sumarni, S.Pd Jamaluddin, S.Ag NIP. 197703112007102004 NIP.

Page 161: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

143

FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA HARI AKHIR

Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian!

No Pernyataan Kebiasaan

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1 Saya berusaha melaksanakan shalat 5 waktu dengan khusuk. 2 Saya berusaha membaca Al Qur’an dengan ikhlas. 3 Saya menjalankan puasa Ramadhan.

4 Setelah melaksanakan shalat 5 waktu, saya melaksanakan

shalat sunnah.

5 Saya melakukan puasa Senin dan Kamis.

Page 162: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

144

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman Kepada Hari Akhir Kelompok : Nama Siswa : 1. 2. 3. 4. 5.

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja kelompok

selama proses pembelanjaran berlangsung.

No Aspek yang di observasi Hasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok

2 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

3 Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

4 Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

5 Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Jumlah Total Nilai Akhir (total/5)

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN

( TUGAS KELOMPOK )

Aspek Kriteria Skor

Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Keterangan: MK = 4,00

MB = 3,00 - 3,99

MT = 2,00 - 2,99

BT = 1,00 - 1,99

Page 163: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

145

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang

dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda

awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku

yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan

dalam indikator secara konsisten). DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN

TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN

No Nama Siswa

Skor Aktivitas Siswa

Jumlah NA

(Jml: 5)

Interaksi Kerjasama

Kesungguhan

Menghargai dlm

kelompok

Menghargai kelompok

lain 1 2 3 4 5 dst Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap Skor Kualifikasi 1,00-1,99 Sikap kurang (K) 2,00-2,99 Sikap cukup (C) 3,00-3,99 Sikap baik (B) 4,00 Sikap Sangat Baik (SB)

Page 164: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

146

INSTRUMEN ANTAR TEMAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa : NIS : A. Petunjuk

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.

No KD/Pernyataan Tanggapan Verifikasi Guru

TP KD SR SL Ya Tidak 1 Melaksanakan syari’at Islam

2 Mentaati peraturan sekolah 3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar 4 Membantu teman yang sedang menghadapi

kesulitan dalam belajar

5 Membantu teman yang sedang menghadapi

kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah

B. Tabel Pedoman Penyekoran

Tanggapan Keterangan Skor SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4 SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan.

3

KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak

melakukan.

2

TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Skor Nomor

Jumlah Nilai Predikat 1 2 3 4 5

Maksimal 4 4 4 4 4 Perolehan

Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4

Page 165: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

147

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa : NIS :

A. Petunjuk

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti.

2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.

No KD/Pernyataan Tanggapan Verifikasi Guru

TP KD SR SL Ya Tidak 1 Saya menjalankan shalat lima waktu.

2 Saya melaksanakan shalat sunnah baik di rumah

atau di sekolah

3 Saya melaksanakan tadarrus di sekolah 4 Saya melaksanakan tadarrus di rumah

5 Saya mendengarkan atau membaca tentang

siraman rohani

B. Tabel Pedoman Penyekoran

Tanggapan Keterangan Skor SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4 SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan.

3

KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak

melakukan.

2

TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Skor Nomor

Jumlah Nilai Predikat 1 2 3 4 5

Maksimal 4 4 4 4 4 20 Perolehan

Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4

Page 166: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

148

INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Hari Akhir

No Hari/tanggal Aspek yang

diamati Kejadian Keterangan

Tanda tangan GPAI Mentor

1 2 dst

Page 167: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

149

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA INDIVIDUAL)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Hari Akhir

Nama Siswa : Kelas : No Absen : Petunjuk Mengerjakan: 1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri 2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru Soal 1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir 2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Hari Akhir 3. Jelaskan pengertian Iman kepada Hari Akhir. 4. Apa yang dimaksud dengan Hari Akhir! 5. Coba bedakan antara kiamat kubra dan kiamat shugra? 6. Sebutkan tanda-tanda datangnya Hari Akhir? 7. Coba identifikasikan periodesasi Hari Akhir? 8. Sebutkan nama-nama surga dan nama-nama neraka? 9. Coba identifikasikan contoh perilaku orang yang berIman kepada Hari Akhir! 10. Sebutkan manfaat berIman kepada Hari Akhir!. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Penilaian Kemampuan Pengetahuan Kunci Jawaban: No Kunci Jawaban Skor 1 QS Takwir {81}: 1-3 dan 6 5 2 Dalil akli tentang Iman kepada Hari Akhir adalah segala sesuatu yang ada di muka bumi ini,

tidak ada yang bersifat abadi, suatu saat akan punah, begitu juga alam semesta beserta seluruh isinya.

10

3 Percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal abadi di akhirat kelak 5 5 4 Peristiwa berakhirnya kehidupan seluruh makhluk dan hancur leburnya alam semesta 10

secara total dan serentak.

10

5 Kiamat kubra adalah peristiwa hancurnya alam semesta secara total dan kehidupan 10 semua makhluk berakhir, sementara kiamat shugra adalah peristiwa datangnya kematian bagi setiap makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu.

10

6 a. Tanda-tanda kecil: Hamba sahaya wanita melahirkan anak majikannya, ada sekelompok orang yang tidak beralas kaki lengkap (sebelah saja), dan apabila telah ada penggembala yang berlomba -lomba membangun gedung yang tinggi dan lain sebagainya. b. Tanda-tanda besar: Datangnya Ya’juj dan Ma’juj, adanya malam yang panjang dan terbitnya matahari dari sebelah barat.

10

7 a. Yaumul Ba’tsi b. Yaumul Hasyr c. Yaumul Hisab d. Yaumul Mizan e. Yaumul Fashl f. Yaumul Jaza’ g. Ash-Shirath h. Surga dan neraka

8 a. Macam-macam surga: Firdaus, Adn, Na’īm, Ma’wā, Dārussalām, Dārul Muqāmah, Al Maqāmul Amīn, Khuldi.

10

Page 168: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

150 No Kunci Jawaban Skor

b. Macam-macam neraka: Jahannam, Jahīm, HāwiyahWail, Sa’īr, Ladhā, Saqar, Huthamah. 9 a. BerIman kepada Hari Akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa

hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan kembali pada Allah SWT. Semua perbuatannya selama hidup di dunia akan dipertanggung-jawabkan pada Allah SWT. Sejalan dengan itu, hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati -hatian, sikap dan perilaku senantiasa didasari dengan kebaikan sesuai tuntunan agama. b. Mengimani Hari Akhir, membuat manusia sadar, bahwasanya manusia itu sangat tidak ada artinya, kalau bukan karena kebesaran Allah SWT. Dengan demikian diharapkan manusia dapat menghilangkan sikap takabur, sombong atau membanggakan diri atas kelebihan yang dimilikinya baik berupa kekayaan, kecantikan, ketampanan, kedudukan atau keturunan. c. Mempercayai akan datangnya hari akhir, membuat manusia untuk menghindari dari perbuatan tidak baik, sehingga apapun yang diperbuat akan dipikirkan terlebih dahulu, sesuai tidaknya dengan norma-norma agama. d. Mengantarkan manusia untuk tetap melakukan amal shaleh, meskipun tidak menghasilkan keuntungan materi. e. Tumbuhnya perilaku akhlakul karimah, seperti mawas diri yaitu suatu sikap bertanya tentang kekurangan yang terdapat pada diri mengenai ibadah yang dilakukan, sikap semangat untuk mempersiapkan bekal sebanyak -banyaknya untuk menghadapi akhirat, ikhlas dalam berbuat yang didasarkan hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT.

20

10 a. Membiasakan hidup hati-hati karena sekecil apa pun perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di kemudian hari. b. Tidak menunda-nunda amal shaleh c. Segera bertaubat sebelum ajal tiba, karena tidak seorang pun mengetahui kapan ajalnya tiba. d. Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. e. Menyadari bahwa azab di akhirat sangat pedih dan abadi

15

Jumlah Skor 100 Penskoran Nilai = Jumlah Skor

L (Lulus) = Nilai > 78

U (Ulang) = Nilai < 78

Page 169: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

151

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN

DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK (KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman kepada Hari Akhir

Kelompok :……………………………... Nama Siswa :……………………………….. 1……………………… 5……………………………….. 2……………………… 6……………………………….. 3……………………… 7……………………………….. Petunjuk Penugasan Individual : 1. Bersama teman Anda, buatlah makalah dengan tema “Implementasi Iman kepada Hari Akhir . 2. Kumpulkan pada saat pertemuan berikutnya

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai/Skor Maksimal Jumlah

skor

NA (Jumlah skor: 4)

Kesesuaian isi makalah dengan tema

Teknik penulisan

Kedalaman materi

Setting layout

1 2 3 4 Dst

I. Kesesuaian isi makalah dengan tema

3. Isi makalah relevan dengan tema yang telah ditentukan 2. Isi makalah kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan 1. Isi makalah tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan

II. Teknik Penulisan

3. Sesuai 2. Cukup sesuai 1. kurang sesuai

III. Kedalaman materi 3. Pembahasan sangat dalam 2. Pembahasan cukup dalam 1. Pembahasan kurang dalam

IV. Setting layout

3. Menarik 2. Cukup menarik 1. Kurang menarik

Catatan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang Baik

Page 170: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

152

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM

(PELAKSANAAN DISKUSI)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman kepada Hari Akhir

Kelompok :……………………………... No Nama Siswa Aspek yang dinilai Skor Maks Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut

1 2 3 R P 1 2 Dst

Aspek dan rubrik penilaian: 1) Kejelasan dan kedalaman informasi.

a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30.

b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.

c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10.

2) Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10.

3) Kejelasan dan kerapian presentasi a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 1

Page 171: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

153

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN Nama Sekolah : SMA DIPONEGORO 1 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir Program Perbaikan Sasaran perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78 Bentuk perbaikan : Tes perbaikan Jenis perbaikan : Individual Materi pokok : Iman kepada Hari Akhir Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu

kelompoknya Pelaksanaan Hari/Tanggal : ... Waktu : ... Hasil : ... Program Pengayaan Sasaran pengayaan : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78 Bentuk pengayaan : Pemberian materi tambahan Jenis pengayaan : Individual Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir Pelaksanaan Hari/Tanggal : ... Waktu : ... Hasil : ... Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Pokok : Iman kepada Hari Akhir Kelas/Semester : XII/3 Ulangan Harian ke : ... Tanggal : ...

PERBAIKAN

Nomor Nama Siswa

Nilai Sebelum Perbaikan

Tanggal Perbaikan

Hasil Perbaikan

Bentuk Perbaikan

Ket. Urut Absen

PENGAYAAN

Nomor Nama Siswa

Nilai Sebelum

Pengayaan

Tanggal Pengayaan

Hasil Pengayaan

Bentuk Pengayaan

Ket. Urut Absen

Page 172: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

154

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Materi Pokok : Beriman Kepada Qadha dan Qadar Alokasi Waktu : 2 X 3 Jam Pelajaran

A. Kompetisi Inti

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1 1.2. Menghayati nilai-nilai keimanan kepada Qadha dan Qadar.

2. KD pada KI-2 2.6. Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan bertawakal sebagasi cerminan dari kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT.

3. KD pada KI-3 3.4. Memahami makna iman kepada Qadha dan Qadar.

4. KD pada KI-4 4.6. Berperilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qadha dan Qadar.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator KD pada KI-1 Peserta didik mampu: 1.2.1. Membiasakan diri untuk mengamalkan perilaku beriman pada Qadha dan Qadar.

2. Indikator KD pada KI-2 Peserta didik mampu: 2.6.1. Membiasakan diri bersikap optimis dalam hidup. 2.6.2. Membiasakan diri untuk selalu berikhtiar. 2.6.3. Membiasakan diri untuk selalu bertawakal

3. Indikator KD pada KI-3 Peserta didik mampu: 3.4.1. Menyebutkan dalil naqli dan aqli terkait dengan Iman pada Qadha dan Qadar. 3.4.2. Menjelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar. 3.4.3. Membedakan antara Qadha dan Qadar. 3.4.4. Menjelaskan macam-macam taqdir. 3.4.5. Membedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin. 3.4.6. Membedakan antara ikhtiar dan tawakal. 3.4.7. Mengidentifikasi tanda-tanda penghayatan Iman kepada Qadha dan Qadar. 3.4.8. Menyebutkan dampak beriman kepada adanya Qadha dan Qadar.

4. Indikator KD pada KI-4 Peserta didik mampu: 4.6.1. Mengidentifikasi contoh perilaku yang mencerminkan kesadaran beriman pada Qadha dan Qadar.

Page 173: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

155

4.6.2. Melaksanakan perintah Allah atas dasar iman kepada Qadha dan Qadar.

D. Materi Pembelajaran : Beriman kepada Qadha dan Qadar Konsep : Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,”

sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali.”Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”, sedangkan menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatunya.”

Fakta : Adanya keinginan yang terkabul.

keinginan yang tidak terkabul.

Prinsip/dalil/Teori/hukum : QS Fusshilat {41}: 11-12, QS Al Balad {90}: 10, QS An Nisa {4}: 79,

QS Al Ahqaf {46}: 9, QS Al Baqarah {2}: 216

Prosedur : Melalui model pembelajaran Colaborative Learning diharapkan peserta didik memiliki kesadaran untuk selalu beriman kepada Qadha dan Qadar.

Dampak/Hikmah/manfaat : 1. Bertawakkal kepada Allah SWT setelah melakukan suatu usaha, karena setiap usaha yang dilakukan dan hasil yang diharapkan, akan diperolehnya (baik di dunia maupun di akhirat). Semua itu terjadi dengan Qadha dan Qadar Allah SWT.

2. Memperoleh ketenangan jiwa dan kedamaian hati, karena semua yang terjadi berkat Qadha dan Qadar Allah SWT.

3. Tidak sombong dan membanggakan diri ketika memperoleh apa yang diinginkan.

4. Tidak merasa sedih dan kesal hati di saat apa yang diinginkan tidak tercapai.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,

memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata:

“ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat

Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut

Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio

Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

Meminta informasi dari peserta didik tentang Iman pada Qadha dan Qadar, yang diketahuinya.

Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang “Iman kepada Qadha dan Qadar”

20 menit

Inti: Mengamati Menanya

Mencermati teks bacaan tentang ketentuan beriman kepada Qadha

dan Qadar secara individu maupun kelompok. Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang makna beriman kepada

Qadha dan Qadar Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk

menjawab. Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak didominasi oleh

salah satu peserta didik saja). Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan

110 menit

Page 174: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

156

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Ekslorasi Asosiasi Komunikasi

jawaban. Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab

dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain.

Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya. Pembagian tugas, diatur sebagai berikut:

Kelompok I mendiskusikan tentang prinsip-prinsip keimanan kepada Qadha dan Qadar.

Kelompok II mendiskusikan tentang hubungan antara taqdir, ikhtiar, doa dan tawakal.

Kelompok III mendiskusikan tentang tanda-tanda penghayatan beriman kepada Qadha dan Qadar.

Kelompok IV mendiskusikan tentang dampak beriman kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika diskusi kelompok sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, santun, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok.

Selama pembelajaran berlangsung guru melakukan pengamatan sikap terhadap peserta didik, dan mencatat di lembar pengamatan semua hal yang terjadi di kelas.

Setelah peserta didik dalam kelompok mendapatkan jawaban dari berbagai informasi, kemudian diminta untuk menyimpulkan jawaban, membuat Resume Hasil Diskusi, dan selanjutnya menyiapkan bahan untuk dipresentasikan di depan kelas.

Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain mengajukan pertanyaan/sanggahan dengan menggunakan kata-kata santun. Adapun urutan mempresentasikannya adalah sbb:

Kelompok I mempresentasikan tentang prinsip-prinsip keimanan kepada Qadha dan Qadar.

Kelompok II mempresentasikan tentang hubungan antara taqdir, ikhtiar, doa dan tawakal.

Kelompok III mempresentasikan tentang tanda-tanda penghayatan beriman kepada Qadha dan Qadar.

Kelompok IV mempresentasikan tentang dampak beriman kepada Qadha dan Qadar dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir presentasi.

Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Penutup Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar

yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya

Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri pembelajaran

15 menit

Pertemuan II:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran Melakukan konfirmasi tentang kehadiran peserta didik,

memperhatikan kerapihan pakaian dan kebersihan kelas. Peserta didik berdinamika dengan yel-yel. Contoh: guru berkata:

“ Aku {singkatan SMA Diponegoro 1}. Peserta didik menjawab:A(tangan di atas), Kkemauan dan kemampuan (tangan menunjuk ke dada),U (tangan mengepal ke kedepan ), takbir dan tepuk semangat.

Peserta didik bertadarus sesuai dengan tema yang akan dipelajari Dilanjutkan dengan membaca terjemahannya dan bertanya jawab tentang makna yang terkandung pada ayat tersebut

Peserta didik mengisi kegiatan tadarrus pada buku praktikum sebagai kegiatan portofolio

Guru mengingatkan kembali tentang kompetensi dasar yang akan dicapai.

Meminta informasi dari peserta didik tentang contoh perilaku

20 menit

Page 175: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

157

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

beriman kepada Qadha dan Qadar, yang diketahuinya. Menginformasikan Tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang

“Iman kepada Qadha dan Qadar” Inti: Mengamati Menanya Ekslorasi Asosiasi Komunikasi

Mencermati tayangan terkait dengan mengimani kepada Qadha dan

Qadar. Mengajukan pertanyaan, misalnya tentang bagaimana fungsi

Qadha dan Qadar dalam kehidupan?, pentingnya beriman kepada Qadha dan Qadar?

Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.

Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak di dominasi oleh salah satu peserta didik saja).

Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban.

Mengamati keberanian dan sikap peserta didik dalam menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban dari peserta didik lain.

Peserta didik membagi diri menjadi 4 kelompok dan duduk sesuai dengan kelompoknya untuk membuat naskah drama dengan dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.

Selanjutnya peserta didik dalam kelompoknya masing-masing melakukan brain storming.

Ketika brain storming sedang berlangsung, peserta didik selalu dimotivasi, dibimbing, difasilitasi dan diingatkan guru agar dapat bekerjasama, toleran, peduli, responsif dan bertanggung jawab untuk melakukan tugas diskusi kelompok

Setelah peserta didik dalam kelompok selesai membuat naskah drama, kemudian berlatih berulang-ulah. Dan selanjutnya menyiapkan diri untuk bermain peran di depan kelas.

Selanjutnya setiap kelompok melakukan bermain peran sesuai dengan, secara bergantian. Ketika kelompok melakukan happy performing kelompok lain memperhatikan. Adapun urutan happy performing, sebagai berikut:

Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir happy

performing. Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompok Tes Formatif

110 menit

Penutup Guru menanyakan pendapat peserta didik tentang proses belajar yang dilakukan (merefleksi kegiatan), apakah ada masukan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Peserta didik menyimak penjelasan tentang topik materi serta tugas yang diberikan guru PAI terkait dengan pembelajaran selanjutnya 3) Mengajak semua peserta didik berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran

15 menit

F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Tehnik penilaian Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa (Bukti terlampir pada Buku Praktikum dan Penilaian PAI dan Budi Pekerti) . Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Tugas (Terstuktur) • Mengisi rubrik tentang Iman kepada Qadha dan Qadar. a. Penilaian Sikap

1) Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan lembar observasi terkait dengan: “Implementasi Iman kepada Qadha dan Qadardalam kehidupan sehari-hari”.

Page 176: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

158

2) Penilaian antar teman (lembar penilaian antar teman terlampir) 3) Penilaian diri (lembar penilaian diri terlampir) 4) Jurnal (lembar jurnal terlampir)

b. Penilaian pengetahuan Tes tulis; essay (soal, kunci, penskoran terlampir)

c. Penilaian keterampilan 1) Projek

Membuat makalah tentang “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.

2) Praktik Memperagakan melalui bermain peran dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.

3) Portofolio Tuliskanlah semua aktivitas keagamaan, baik di sekolah, rumah, dan masyarakat di buku Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Tugas mandiri).

2. Instrumen Penilaian

(Terlampir)

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Terlampir)

G. Media/Alat/Sumber Pembelajaran 1. Media : Gambar/ Poster, video, Power point, 2. Alat dan Bahan : LCD, Laptop, Wolf Vission. 3. Sumber Belajar :

a. Al Qur’an dan Terjemahnya, Kemenag RI, halaman 559, 946

b. Buku PAI dan Budi Pekerti SMK kelas XII, penerbit Kemendikbud

c. www. YouTube: Api dan mukjizat para Nabi, hewan dan mukjizat para Nabi (Khazanah

Ensiklopedi

d. Electronic Book Mengetahui Jakarta, 01 Juli 2016 Kepala SMA Diponegoro 1 Jakarta Guru Mata Pelajaran Agama Islam Hanny Atie Sumarni, S.Pd Jamaluddin, S.Ag NIP. 197703112007102004 NIP.

Page 177: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

159

FORMAT RUBRIK IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Isilah dengan memberikan tanda () pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan kalian!

No Pernyataan Kebiasaan

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1 Saya berusaha bersikap ridha terhadap apa yang saya miliki.

2 Saya beriktiar dengan sepenuh hati atas apa yang saya cita-citakan.

3 Saya berusaha untuk bersikap tabah, ketika mendapat cobaan dari Allah SWT.

4 Apabila saya diberi anugerah oleh Allah SWT, saya bersyukur

5 Setelah berikhtiar lahir dan batin, sya bertawakal pada Allah SWT.

Page 178: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

160

INSTRUMEN PENILAIAN OBSERVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar Kelompok : Nama Siswa : 1. 2. 3. 4. 5.

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda chek list (√) pada kolom yang sesuai dengan perilaku peserta didik dalam kerja kelompok selama proses pembelanjaran berlangsung.

No Aspek yang di observasi Hasil Pengamatan

1 2 3 4

1 Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok

2 Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

3 Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

4 Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

5 Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain Jumlah Total Nilai Akhir (total/5)

RUBRIK PENILAIAN PENGAMATAN SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN

( TUGAS KELOMPOK )

Aspek Kriteria Skor

Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Kesungguhan dalam mengerjakan tugas kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Kerjasama antar siswa dalam belajar kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam satu kelompok

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Menghargai pendapat teman dalam kelompok lain

Selalu tampak 4 Sering tampak 3 Mulai tampak 2 Belum tampak 1

Keterangan: MK = 4,00

MB = 3,00 - 3,99

MT = 2,00 - 2,99

BT = 1,00 - 1,99

Page 179: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

161

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang

dinyatakan dalam indikator).

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda

awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku

yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan

dalam indikator secara konsisten).

DAFTAR NILAI SISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELAJARAN

TEKNIS NON TES BENTUK PENGAMATAN

No Nama Siswa

Skor Aktivitas Siswa

Jumlah NA

(Jml: 5)

Interaksi Kerjasama

Kesungguhan

Menghargai dlm

kelompok

Menghargai kelompok

lain 1 2 3 4 5 dst Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap Skor Kualifikasi 1,00-1,99 Sikap kurang (K) 2,00-2,99 Sikap cukup (C) 3,00-3,99 Sikap baik (B) 4,00 Sikap Sangat Baik (SB)

Page 180: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

162

INSTRUMEN ANTAR TEMAN

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa : NIS : A. Petunjuk

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.

No KD/Pernyataan Tanggapan Verifikasi Guru

TP KD SR SL Ya Tidak 1 Melaksanakan syari’at Islam

2 Mentaati peraturan sekolah 3 Perduli terhadap kebersihan lingkungan

sekitar

4 Membantu teman yang sedang menghadapi kesulitan dalam belajar

5 Membantu teman yang sedang menghadapi kesulitan ekonomi atau menghadapi masalah

B. Tabel Pedoman Penyekoran

Tanggapan Keterangan Skor SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4 SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang

tidak melakukan.

3

KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.

2

TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Skor Nomor

Jumlah Nilai Predikat 1 2 3 4 5

Maksimal 4 4 4 4 4 Perolehan

Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4

Page 181: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

163

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa : NIS :

A. Petunjuk

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti. 2. Berikanlah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.

No KD/Pernyataan Tanggapan Verifikasi Guru

TP KD SR SL Ya Tidak 1 Saya menjalankan shalat lima waktu.

2 Saya melaksanakan shalat sunnah baik di rumah atau di sekolah

3 Saya melaksanakan tadarrus di sekolah 4 Saya melaksanakan tadarrus di rumah

5 Saya mendengarkan atau membaca tentang siraman rohani

B. Tabel Pedoman Penyekoran

Tanggapan Keterangan Skor SL Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan. 4 SR Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang

tidak melakukan.

3

KD Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan.

2

TP Tidak Pernah, apabila tidak pernah melakukan 1

C. Tabel Penilaian

Skor Nomor

Jumlah Nilai Predikat 1 2 3 4 5

Maksimal 4 4 4 4 4 20 Perolehan

Nilai = ∑ Skor Pernyataan/Skor Maksimal * 4

Page 182: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

164

INSTRUMEN LEMBARAN JURNAL

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

No Hari/tanggal Aspek yang

diamati Kejadian Keterangan

Tanda tangan GPAI Mentor

1 2 dst

Page 183: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

165 Lampiran Aspek Pengetahuan

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN (KERJA INDIVIDUAL)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI / 5 Topik : Iman Kepada Qadha dan Qadar

Nama Siswa : Kelas : No Absen : Petunjuk Mengerjakan: 1. Kerjakan Soal - soal berikut dengan cermat, teliti, jujur dan secara mandiri 2. Perhatikan Intruksi dari Bapak / Ibu Guru dan sikap dalam mengerjakan soal akan diamati oleh guru Soal

1. Sebutkan satu dalil naqli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar 2. Sebutkan dalil akli terkait dengan Iman kepada Qadha dan Qadar 3. Jelaskan pengertian Iman kepada Qadha dan Qadar!. 4. Coba bedakan antara Qadha dan Qadar? 5. Ada berapa macam taqdir? Jelaskan 6. Coba bedakan antara ikhtiar lahir dan ikhtiar batin? 7. Mengapa manusia harus berikhtiar? 8. Coba bedakan antara ikhtiar dan tawakal! 9. Coba identifikasikan tanda-tanda orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar! 10. Jelaskan implementasi sikap mengimani Qadha dan Qadar yang sudah Anda lakukan!. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Penilaian Kemampuan Pengetahuan Kunci Jawaban: No Kunci Jawaban Skor 1 QS Al Furqan {25}: 2 5 2 Dalil akli tentang Iman kepada Qadha dan Qadar adalah takdir Allah SWT berupa

hukum-hukum alam semesta yang berjalan secara adil, tertib, dan teratur. Takdir Allah SWT disebut pula sunnatullah. Takdir, yang baik maupun yang buruk, sedikitpun tidak mengandung makna bahwa Allah SWT mengendalikan manusia seperti dalang memainkan wayang. Adanya takdir baik dan buruk, tidak menutup ruang gerak manusia untuk melakukan segala perbuatan menurut pilihan dan kemauannya.

10

3 Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT sudah menetapkan ketentuannya atas seluruh makhluk-Nya.

5

4 Qadha menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan,” sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah SWT sejak zaman azali.” Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan ”, sedangkan menurut istilah berarti “ketetapan Allah SWT terhadap seluruh makhluk -Nya tentang segala sesuatunya.”

10

5 Takdir terbagi dua: Pertama, Takdir Mubrom yakni takdir semata-mata ketentuan Alla SWT seperti mati, kelahiran dan jenis kelamin. Kedua, Takdir Mu’allaq yakni takdir yang tergantung ikhtiar dan potensi yang ada pada manusia seperti sembuh dengan berobat, sukses dalam studi, sukses dalam karir, dan lain-lain.

10

6 Ikhtiar lahir adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan mengunakan akal dan fisik, sementara ikhtiar batin berusaha dengan sungguh -sungguh dengan cara memohon kepada Sang Maha Pencipta.

10

Page 184: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

166 No Kunci Jawaban Skor 7 a. Takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah.” Artinya keberhasilan hidup sangat

tergantung sejalan atau tidaknya dengan Sunnatullah. Misalnya malas belajar berakibat bodoh, tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api akan merasakan panas, menanam benih akan menuai padi. b. Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang mampu mengetahuinya (QS. Al-Ahqaf {46}: 9). c. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh -sungguh, otomatis hampir seratus persen akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita -cita sesuai tujuan yang ditetapkan. Pepatah Arab mengatakan: دجو دج نم Artinya: “Siapa pun orangnya yang bersungguh-sungguh akan memperoleh keberhasilan.”

20

8 Ikhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Sementara tawakal adalah menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah SWT .

10

9 a. Memberi keyakinan kepada manusia bahwasanya segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah, baik yang tertulis dalam ayat -ayat Al Qur’an (Qauliyah) maupun yang terhampar di alam semesta yang disebut ayat -ayat kauniyah. Persamaan antara keduanya adalah sama-sama dari Allah SWTdan dijamin mutlak kebenarannya. b. Menambah keyakinan pada manusia untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha untuk lebih giat lagi dalam mengejar cita -citanya. c. Meningkatkan keyakinan pada manusia untuk berdo ’a agar lebih fokus pada sasaran yang diharapkan dengan izin Allah SWT. d. Memberi keyakinan pada manusia untuk senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT atas segala ikhtiarnya, sehingga apabila gagal tidak mudah berputus asa, sejalan dengan itu bila berhasil selalu bersyukur kepada-Nya (QS. At-Taubah {9}: 51). e. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupannya dibatasi oleh aturan - aturan Allah SWT, yang tujuannya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

15

10 a. Belajar dengan sungguh-sungguh. b. Ridha terhadap taqdir-Nya c. Gemar berdoa d. Tidak mudah putus asa bila gagal e. Tidak sombong bila berhasil

5

Jumlah Skor 100 Penskoran Nilai = Jumlah Skor

L (Lulus) = Nilai > 78

U (Ulang) = Nilai < 78

Page 185: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

167

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PROJEK

(KERJA KELOMPOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman kepada Qadha dan Qadar

Kelompok :……………………………... Nama Siswa :……………………………….. 1……………………… 5……………………………….. 2……………………… 6……………………………….. 3……………………… 7……………………………….. Petunjuk Penugasan Individual :

1. Bersama teman Anda, buatlah naskah drama dengan tema “Mengaplikasikan sifat-sifat mengimani Qadha dan Qadar Allah SWT dalam kehidupan”.

2. Selanjutnya setiap kelompok bermain peran sesuai naskah yang sudah dibuat, kelompok yang lain memperhatikan dan bertanya berkaitan dengan drama tersebut

3. Penilaian Penulisan Naskah Drama

No Nama Siswa

Aspek yang dinilai/Skor Maksimal Jumlah

skor

NA (Jumlah skor: 4)

Tema atau Isi

Latar Belakang Cerita

Alur Cerita Penyampaian Amanat

1 2 3 4 Dst

I. Tema atau Isi

3. Isi cerita relevan dengan tema yang telah ditentukan 2. Isi cerita kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan 1. Isi cerita tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan

II. Latar Belakang Cerita

3. Cerita dikembangkan dengan kreatifitas tanpa keluar dari tema yang ditentukan 2. Pengembangan latar cerita kurang kreatif 1. Tidak ada pengembangan latar cerita

III. Alur Cerita 3. Urutan cerita logis, runtut, dan tidak terpotong - potong 2. Urutan cerita logis, runtut, namun terpotong-potong/tidak lengkap 1. Urutan cerita tidak logis, tidak runtut, dan terpotong-potong

IV. Amanat Cerita

3. Adanya penyampaian amanat, suasana yang disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat 2. Adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat 1. Tidak adanya penyampaian amanat dan suasana tidak disertai contoh baik tersirat ataupun tersurat

Catatan : 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang Baik

Page 186: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

168

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN DALAM BENTUK PENUGASAN PRATIKUM (BERMAIN PERAN)

(KERJA KELOMOK)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Topik : Iman kepada Qadha dan Qadar

Kelompok :……………………………... Nama Siswa :……………………………... Kelas :……………………………... No Absen :……………………………... Penilaian Bermain Drama: No Nama

Siswa Aspek yang dinilai Skor Maks Nilai Tokoh Ekspresi Intonasi Penguasaan

1 2 Dst

Aspek dan rubrik penilaian: I. Tokoh/Perwatakan

3. Kesesuaian karakter tokoh baik 2. Karakter tokoh kurang 1. Karakter tokoh tidak sesuai

II. Ekspresi/Gesture

3. Sesuai 2. Kurang sesuai 1. Tidak sesuai

III. Intonasi Vokal

3. Tepat 2. Kurang tepat 1. Tidak tepat

IV. Penguasaan Panggung 3. Menguasai 2. Kurang menguasai 1. Tidak menguasai

Page 187: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

169

PROGRAM REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Nama Sekolah : SMA Diponegoro 1 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : XI/3 Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar Program Perbaikan Sasaran perbaikan : Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 78 Bentuk perbaikan : Tes perbaikan Jenis perbaikan : Individual Materi pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar Proses perbaikan : Peserta didik diberikan kesempatan belajar di bawah bimbingan teman dalam satu

kelompoknya Pelaksanaan Hari/Tanggal : ... Waktu : ... Hasil : ... Program Pengayaan Sasaran pengayaan : Siswa yang memeproleh nilai di atas 78 Bentuk pengayaan : Pemberian materi tambahan Jenis pengayaan : Individual Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar Pelaksanaan Hari/Tanggal : ... Waktu : ... Hasil : ... Lampiran Pelaksanaan Perbaikan/Pengayaan

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Materi Pokok : Iman kepada Qadha dan Qadar Kelas/Semester : XII/3 Ulangan Harian ke : ... Tanggal : ...

PERBAIKAN

Nomor Nama Siswa

Nilai Sebelum Perbaikan

Tanggal Perbaikan

Hasil Perbaikan

Bentuk Perbaikan

Ket. Urut Absen

PENGAYAAN

Nomor Nama Siswa

Nilai Sebelum

Pengayaan

Tanggal Pengayaan

Hasil Pengayaan

Bentuk Pengayaan

Ket. Urut Absen

Page 188: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

170

Analisis Penyusunan RPP 1 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)

Aspek Kriteria Penilaian Skor

Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat

komponen, yaitu identitas mata pelajarn

(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,

dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas

Mencantumkan dua komponen identitas

Mencantumkan satu komponen identitas

Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat

kompetensi inti (kompetensi inti satu,

kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,

dan kompetensi inti empat) 0 Mencantumkan tiga komponen inti

Mencantumkan dua komponen inti

Mencantumkan satu komponen inti

Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada empat kompetensi inti

4

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada tiga kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada dua kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada satu kompetensi inti

Indikator Mencantumkan minimal dua indicator

pada empat kompetensi inti

4

Mencantumkan minimal dua indicator

pada tiga kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indicator

pada dua kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indicator

pada satu kompetensi inti

Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumber belajar dan dijabarkan

secara lengkap sesuai materi yang akan

dipelajari

2 Mencantumkan materi belajar kurang

dari empat atau lebih sumbr belajar dan

dijabarkan secara lengkap sesuai materi

yang akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar kurang

dari empat atau lebih sumber belajar

Page 189: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

171

tetapi tidak dijabarkan secara lengkap

sesuai materi yang akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumbr belajar tetapi tidak

dijabarkan secara lengkap sesuai materi

yang akan dipelajari

Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup pada setiap

pertemuan

4

Mencantumkan lengkap kurang dari tiga

kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada

setiap pertemuan

Mencantumkan lengkap tiga kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak

dijabarkan pada setiap pertemuan

Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak

dijabarkan pada setiap pertemuan

Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

5

Mencantumkan empat kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Kegiatan Inti

a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

2

Page 190: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

172

1 Mencantumkan sa lah satu antara

langkah pembelajaran atau deskripsi

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

a. Mengumpulkan

informasi

Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

b.Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah

pembelajaran dan deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

c. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 0

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

Page 191: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

173

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

4

Mencantumkan lima kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan satu kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Penilaian, Remedial, dan

Pengayaan

Mencantumkan teknik penilaian

(instrumen penilaian), remedial, dan

pengayaan 2

Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Media, Bahan, dan

Sumber Belajar

Mencantumkan media, bahan, dan

sumber belajar

3 Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik

penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,

rubik 2

Mencantumkan hanya tiga lampiran

Mencantumkan hanya dua lampiran

Mencantumkan hanya satu lampiran

Page 192: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

174

Analisis Penyusunan RPP 2 (Permendikbud No. 103 Tahun 2014)

Aspek Kriteria Penilaian Skor

Indentitas Mata Pelajaran Mencantumkan lengkap empat

komponen, yaitu identitas mata pelajarn

(sekolah, mata pelajaran, kelas/semester,

dan alokasi waktu) 4 Mencatumkan tiga komponen identitas

Mencantumkan dua komponen identitas

Mencantumkan satu komponen identitas

Komponen Inti Mencantumkan lengkap empat

kompetensi inti (kompetensi inti satu,

kompetensi inti dua, kompetensi inti tiga,

dan kompetensi inti empat) 0 Mencantumkan tiga komponen inti

Mencantumkan dua komponen inti

Mencantumkan satu komponen inti

Kompetensi Dasar Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada empat kompetensi inti

4

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada tiga kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada dua kompetensi inti

Mencantumkan lengkap kompetensi

dasar pada satu kompetensi inti

Indikator Mencantumkan minimal dua indicator

pada empat kompetensi inti

4

Mencantumkan minimal dua indicator

pada tiga kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indicator

pada dua kompetensi inti

Mencantumkan minimal dua indicator

pada satu kompetensi inti

Materi Pembelajaran Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumber belajar dan dijabarkan

secara lengkap sesuai materi yang akan

dipelajari

2 Mencantumkan materi belajar kurang

dari empat atau lebih sumbr belajar dan

dijabarkan secara lengkap sesuai materi

yang akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar kurang

dari empat atau lebih sumber belajar

Page 193: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

175

tetapi tidak dijabarkan secara lengkap

sesuai materi yang akan dipelajari

Mencantumkan materi belajar dari empat

atau lebih sumbr belajar tetapi tidak

dijabarkan secara lengkap sesuai materi

yang akan dipelajari

Kegiatan Pembelajaran Mencantumkan lengkap tiga kegiatan,

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup pada setiap

pertemuan

4

Mencantumkan lengkap kurang dari tiga

kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada

setiap pertemuan

Mencantumkan lengkap tiga kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak

dijabarkan pada setiap pertemuan

Mencantumkan kurang dari tiga kegiatan

yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tetapi tidak

dijabarkan pada setiap pertemuan

Kegiatan Pendahuluan Mencantumkan lima kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

5

Mencantumkan empat kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan

pendahuluan sesuai permendikbud no

103 tahun 2014

Kegiatan Inti

a. Mengamati Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

2

Page 194: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

176

1 Mencantumkan sa lah satu antara

langkah pembelajaran atau deskripsi

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

b. Menanya Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

d.Mengumpulkan

informasi

Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

e. Mengasosiasi Mengasosiasi Mencantumkan langkah

pembelajaran dan deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 2

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

f. Mengkomunikasikan Mencantumkan langkah pembelajaran

dan deskripsi kegiatan sesuai

permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014 0

Mencantumkan salah satu antara langkah

pembelajaran atau deskripsi kegiatan

Page 195: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

177

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

kegiatan sesuai permendikbud no 103

tahun 2014

Kegiatan Penutup Mencantumkan enam kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

4

Mencantumkan lima kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan empat kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan tiga kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan dua kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Mencantumkan satu kegiatan penutup

sesuai permendikbud no 103 tahun 2014

Penilaian, Remedial, dan

Pengayaan

Mencantumkan teknik penilaian

(instrumen penilaian), remedial, dan

pengayaan 2

Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Media, Bahan, dan

Sumber Belajar

Mencantumkan media, bahan, dan

sumber belajar

3 Mencantumkan hanya dua

Mencantumkan hanya satu

Tidak mencantumkan sama sekali

Lampiran-lampiran Mencantumkan Lampiran teknik

penilaian, kisi-kisi soal, kunci jawaban,

rubik 2

Mencantumkan hanya tiga lampiran

Mencantumkan hanya dua lampiran

Mencantumkan hanya satu lampiran

Page 196: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

178

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta

No PERNYATAAN SL SR KK TP

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran dan media pembelajaran sebelum

pelajaran dimulai

2 Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa

dengan cara mengabsen siswa

3 Guru menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan guru mengajar penuh

semangat

4 Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah

dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang

akan dipelajari

5 Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran

yang akan dicapai

6 Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk

kehidupan sehari-hari

7 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi

yang akan dipelajari

II KEGIATAN INTI

A MENGAMATI

8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengamati objek atau fenomena sebagai

sumber informasi

9 Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk

dijadikan referensi selama melakukan

pengamatan

10 Guru meminta siswa untuk membaca sumber

informasi lain untuk mendukung informasi

tentang objek yang telah diamati

11 Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail

hasil pengamatan

12 Guru meminta siswa untuk melakukan

pengamatan berdasarkan instruksi yang telah

dijelaskan oleh guru

13 Siswa mencari sumber informasi dengan

mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi

guru

14 Siswa mencari sumber informasi lain untuk

Page 197: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

179

mendapat informasi tambahan tentang objek yang

sudah diamati

15 Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi

guru

16 Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan

B MENANYA

17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membuat daftar pertanyaan

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan

19 Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih

dahulu tentang informasi yang belum dipahami

20 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang informasi yang belum

dipahami

21 Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan

jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa

22 Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi

atau informasi yang belum dimengerti

C MENGUMPULKAN INFORMASI

23 Guru memberikan waktu yang cukup kepada

siswa untuk mengumpulkan informasi

24 Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi

yang relavan dengan topik yang sedang dibahas

25 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi,

mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen

26 Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain

selain buku teks untuk mendukung informasi

yang diperoleh

27 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data

dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan

instrument lain

28 Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi

guru

29 Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan

melakukan eksperimen terhadap informasi yang

sedang mereka kumpulkan

30 Siswa membaca sumber lain selain buku teks

untuk mendukung informasi yang diperoleh

D MENGASOSIASI

31 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

yang sudah dikumpulkan

Page 198: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

180

32 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

dengan cara mendiskusikannya dengan teman

33 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

menganalisis data atau informasi yang sudah

dikumpulkan

34 Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau

menghubungkan fenomena/informasi yang terkait

dalam rangka menemukan suatu pola dan

menyimpulkan

35 Guru meminta siswa untuk menyimpulkan

informasi yang telah didiskusikan bersama teman

36 Siswa mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik individu atau berdiskusi

dengan teman

37 Siswa menganalisis informasi yang sudah

didapatkan

38 Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi

yang sudah dikumpulkan

E MENGKOMUNIKASIKAN

39 Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis

dari informasi yang telah diperoleh secara

individu dan kelompok

40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas

41 Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat

pada siswa yang sedang menyajikan laporan

42 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang

telah menyajikan laporan

43 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan

kesimpulan secara lisan hasil laporan

44 Siswa menyusun laporan dari informasi yang

telah diperoleh baik secara individu atau

kelompok

45 Siswa berani menyampaikan hasil laporan

didepan kelas

46 Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa

yang sedang menyajikan laporan

47 Siswa memberikan kesimpulan secara lisan

tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan

III KEGIATAN PENUTUP

48 Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman

atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang

sudah dilakukan

Page 199: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

181

49 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan

nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan

siswa

50 Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan

oleh siswa

51 Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bahan remedian

52 Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman

materi

53 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

membahas materi diluar jam pembelajaran

54 Guru Memberikan tugas individual atau tugas

kelompok

55 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

164

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Atas Diponegoro 1 Jakarta

No PERNYATAAN SL SR KK TP

I KEGIATAN PENDAHULUAN

1 Guru memeriksa kesiapan ruang, alat

pembelajaran dan media pembelajaran sebelum

Page 200: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

182

pelajaran dimulai

2 Guru memeriksa kesiapan dan kelengkapan siswa

dengan cara mengabsen siswa

3 Guru menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan guru mengajar penuh

semangat

4 Guru mengaitkan pembelajaran yang sudah

dipelajari sebelumnya dengan pembelajaran yang

akan dipelajari

5 Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran

yang akan dicapai

6 Guru menyampaikan manfaat pembelajaran untuk

kehidupan sehari-hari

7 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi

yang akan dipelajari

II KEGIATAN INTI

A MENGAMATI

8 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengamati objek atau fenomena sebagai

sumber informasi

9 Guru memberikan berbagai sumber belajar untuk

dijadikan referensi selama melakukan

pengamatan

10 Guru meminta siswa untuk membaca sumber

informasi lain untuk mendukung informasi

tentang objek yang telah diamati

11 Guru meminta siswa untuk mencatat secara detail

hasil pengamatan

12 Guru meminta siswa untuk melakukan

pengamatan berdasarkan instruksi yang telah

dijelaskan oleh guru

13 Siswa mencari sumber informasi dengan

mengamati objek atau fenomena sesuai instruksi

guru

14 Siswa mencari sumber informasi lain untuk

mendapat informasi tambahan tentang objek yang

sudah diamati

15 Siswa melakukan pengamatan sesuai instruksi

guru

16 Siswa mencatat secara detail hasil pengamatan

B MENANYA

17 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membuat daftar pertanyaan

Page 201: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

183

18 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pertanyaan

19 Guru meminta siswa untuk berdiskusi terlebih

dahulu tentang informasi yang belum dipahami

20 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang informasi yang belum

dipahami

21 Guru menjawab semua pertanyaan siswa dengan

jelas dengan bahasa yang mudah dipahami oleh

siswa

22 Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi

atau informasi yang belum dimengerti

C MENGUMPULKAN INFORMASI

23 Guru memberikan waktu yang cukup kepada

siswa untuk mengumpulkan informasi

24 Guru menjelaskan cara mengumpulkan informasi

yang relavan dengan topik yang sedang dibahas

25 Guru meminta siswa untuk mengeksplorasi,

mencoba, berdiskusi, dan melakukan eksperimen

26 Guru meminta siswa untuk membaca sumber lain

selain buku teks untuk mendukung informasi

yang diperoleh

27 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan data

dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan

instrument lain

28 Siswa mengumpukan informasi sesuai instruksi

guru

29 Siswa mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, dan

melakukan eksperimen terhadap informasi yang

sedang mereka kumpulkan

30 Siswa membaca sumber lain selain buku teks

untuk mendukung informasi yang diperoleh

D MENGASOSIASI

31 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

yang sudah dikumpulkan

32 Guru meminta siswa untuk mengolah informasi

dengan cara mendiskusikannya dengan teman

33 Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

menganalisis data atau informasi yang sudah

dikumpulkan

34 Guru meminta siswa untuk mengasosiasi atau

menghubungkan fenomena/informasi yang terkait

dalam rangka menemukan suatu pola dan

Page 202: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

184

menyimpulkan

35 Guru meminta siswa untuk menyimpulkan

informasi yang telah didiskusikan bersama teman

36 Siswa mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik individu atau berdiskusi

dengan teman

37 Siswa menganalisis informasi yang sudah

didapatkan

38 Siswa menyimpulkan fenomena atau informasi

yang sudah dikumpulkan

E MENGKOMUNIKASIKAN

39 Guru meminta siswa menyusun laporan tertulis

dari informasi yang telah diperoleh secara

individu dan kelompok

40 Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan hasil laporan didepan kelas

41 Guru meminta siswa untuk memberikan pendapat

pada siswa yang sedang menyajikan laporan

42 Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang

telah menyajikan laporan

43 Guru meminta kepada siswa untuk memberikan

kesimpulan secara lisan hasil laporan

44 Siswa menyusun laporan dari informasi yang

telah diperoleh baik secara individu atau

kelompok

45 Siswa berani menyampaikan hasil laporan

didepan kelas

46 Siswa berani memberikan pendapat kepada siswa

yang sedang menyajikan laporan

47 Siswa memberikan kesimpulan secara lisan

tentang hasil laporan yang sudah dikumpulkan

III KEGIATAN PENUTUP

48 Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman

atau kesimpulan terhadap pembelajaran yang

sudah dilakukan

49 Guru mengajak siswa untuk melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dan

nilai-nilai pembelajaran yang bisa didapatkan

siswa

50 Guru menilai setiap pekerjaan yang dilakukan

oleh siswa

51 Guru mengumumkan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bahan remedian

Page 203: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

185

52 Guru memberikan arahan, kegiatan atau tugas

sebagai bagian dari pengayaan atau pendalaman

materi

53 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

membahas materi diluar jam pembelajaran

54 Guru Memberikan tugas individual atau tugas

kelompok

55 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

158

Page 204: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

186

Page 205: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

187

Page 206: “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35760/2/MOHAMAD... · “EVALUASI PELAKSANAAN PENDEKATAN SAINTIFIK MATA PELAJARAN

188