EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI...

280

Click here to load reader

Transcript of EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI...

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL)

DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

KOTA CILEGON TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

ALFI SYAHRIYANTI

NIM 6661110742

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG 2017

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

ABSTRAK

Alfi Syahriyanti. NIM. 6661110742. Skripsi. Evaluasi Pelaksanaan KTP

Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon Tahun 2015. Pembimbing I: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si dan

Pembimbing II: Riny Handayani, M.Si

Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan, KTP-el, Cilegon

Tahun 2011 Kota Cilegon merupakan salah satu dari 197 Kota/Kabupaten yang

telah melaksanakan program KTP-el, pada pelaksanaannya Disdukcapil Kota

Cilegon masih mengalami banyak kendala yaitu masih kurang memadainya

blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data biometrik

menyebabkan KTP-elnya tidak bisa dicetak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan teori kriteria evaluasi

Dunn (2012:728), yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas,

dan ketepatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan

teknik deskriptif, dalam pemilihan informan menggunakan metode purposive.

Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisa data lapangan Miles dan

Huberman. Komponen dalam analisis data diantaranya, reduksi data, display data,

pengelompokkan data dan penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa program KTP-el yang sudah dicapai masih belum maksimal,

dimana masih banyaknya ketidaksesuaian NIK di Kartu Keluarga dengan di

KTP-el, kemudian sering terjadinya kekosongan blangko KTP-el menyebabkan

pelayanan menjadi terlambat dan banyaknya data duplicated record karena belum

adanya pengecekan biometrik di Kecamatan. Adapun saran dalam penelitian ini

yaitu perlunya dilakukannya sosialiasasi secara komprehensif dan perlunya

ditambahkan aplikasi untuk cek biometrik di kecamatan supaya lebih efektif dan

efisien.

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

ABSTRACT

Alfi Syahriyanti. NIM. 6661110742. Research. Evaluation of Electronic Identity

Card (KTP-el) in the Department of Population and Civil Registration Cilegon

2015. Advisor I: Maulana Yusuf, S.IP., M.Si and Advisor II: Riny Handayani,

M.Si

Keywords: Evaluation of Policy, KTP-el, Cilegon

In 2011 Cilegon is one of 197 Cities / Regencies which has been implementing the

program ID-el, in practice Disdukcapil Cilegon still has many obstacles are still

inadequate blank KTP-el, duplicate data, and unable to be printed because of the

number of biometric data. The purpose of this research was to find out the the

Evaluation of KTP-el in the Department of Population and Civil Registration

Cilegon Year 2015. This study used Dunn (2012: 728) evaluation criteria theory of

the effectiveness, efficiency, adequacy, flattening, responsiveness, and accuracy.

The method used is qualitative method with descriptive techniques, so in choosing

informants used purposive method. Besides, the techniques that researcher used

were interview, observation and documentation. Analysis of the data used was the

analysis the field of data by Miles and Huberman. Components in the data analysis

were data reduction, data display, data collecting and verification. Based on the

results of this study of the program KTP-el that has been achieved is still not

maximal, where there are many incompatibilities between NIK in Family Card

(KK) and KTP-el, and the frequent vacancy of blank KTP-el causing the overdue

service, and a lot of data duplicated record because there is no biometric checks in

the District. The suggestions in this study is the need to do a comprehensive

socialization and the need for added applications for biometric checks in the

district in order to more effectively and efficiently.

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

“ Tuhan membiarkan semua

terjadi dengan satu alasan.

Semua itu adalah proses belajar

Dan kamu harus melewati

setiap tingkatannya”.

- Mike Tyson

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Bapak dan mamah tercinta

Yang selalu menjadi semangat saya dan yang selalu

mendo’akan.

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata I

(Satu) Pada program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai

perbaikan dan untuk menambah wawasan dimasa yang akan datang. .

Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada pihak yang telah

memberikan pengajaran, bantuan serta dorongan dalam upaya menyelesaikan

penelitian ini. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa .

3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan juga sebagai Dosen

Pembimbing Akademik yang selalu memberikan masukan motivasi dari

awal perkuliahan.

4. Bapak Iman Mukroman, M. Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

ii

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, Ph.D sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang

selalu memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Rini Handayani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

membantu dan memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Semua Dosen dan Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

11. Bapak Joko Purwanto, MM sebagai Camat Citangkil dan atasan di Kantor

Kecamatan Citangkil yang telah memberikan motivasi dalam penelitian

ini.

12. Bapak Drs.H.Suadilah, M.Si sebagai Kasi Bidang Tata Pemerintahan

selaku atasan peneliti yang senantiasa memberikan ijin dan motivasi

kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini.

13. Bapak dan Ibu Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Cilegon.

14. Kedua orang tua tercinta Bapak Habibullah dan Ibu Neti Herawati yang

selalu sabar dan telah menjadi motivasi terbesar dalam perjalanan hidupku,

terimakasih atas do’a serta motivasi yang tiada hentinya selalu diberikan

untukku.

15. Seluruh keluarga tersayang Nurhayati, Althaf Ghiffari, Alya Salsabiela,

Alfan Nur Iman yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

16. Rekan-rekan di Kantor Kecamatan Citangkil Teh Novi, Teh Nenty, Euis

yang tidak pernah lelah mengingatkan peneliti.

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

iii

17. Sahabat Perjuangan Magda Lena, Putri Permatasari, Anis Yuliana, Vergi

Putri Gayatri, Rizki Septi Nurafifah, Lailatul Aliya, Mursi dan Iwan yang

selalu memberikan motivasi.

18. Teman-teman seperjuangan kelas B Administrasi Negara angkatan

2011yang saling mendukung.

19. Teman-teman angkatan 2011 Adminitrasi Negara tahun 2011 yang

memberikan kesan selama perkuliahan.

Selain itu peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu peneliti memohon untuk kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cilegon, Maret 2016

Alfi Syahriyanti

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 16

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 17

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 18

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 18

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................. 18

1.6.1 Manfaat Teoritis ........................................................................ 18

1.6.2 Manfaat Praktis ......................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori .................................................................................... 20

2.1.1 Kebijakan Publik ....................................................................... 20

2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik ........................................................ 26

2.1.3 Evaluasi Implementasi Kebijakan ............................................. 29

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

v

2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan ........................................................ 33

2.1.5 Konsep E-Government .............................................................. 40

2.1.6 Konsep Administrasi Kependudukan ....................................... 43

2.1.7 Konsep KTP-el (Kartu Tanda Penduduk Elektronik)................ 45

2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 65

2.3 Kerangka Berfikir .............................................................................. 68

2.4 Asumsi Dasar ..................................................................................... 72

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................... 73

3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................ 73

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 74

3.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 74

3.4.1 Definisi Konsep .......................................................................... 74

3.4.2 Definisi Operasional ................................................................... 75

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 79

3.6 Informan Penelitian ............................................................................. 81

3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data ........................................... 83

3.7.1 Teknik Analisis Data .................................................................. 83

3.7.2 Uji Keabsahan Data .................................................................... 86

3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................. 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................. 90

4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon .................................................... 90

4.1.2 Gambaran Umum DKCS Kota Cilegon ........................................ 96

4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 112

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 112

4.2.2 Data Informan ................................................................................ 114

4.3 Penyajian Data ..................................................................................... 115

4.4 Pembahasan Hasil Penelitin ................................................................. 144

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 160

5.2 Saran .................................................................................................... 162

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Cilegon ........... 9

Tabel 1.2 Laporan Perekaman KTP-el di Kota Cilegon Tahun 2012

s/d 2015........................................................................................... 9

Tabel 2.1 Pendekatan-pendekatan dalam Evaluasi Kebijakan ..................... 30

Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi Kebijakan menurut Dunn .................................. 34

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 65

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara .................................................................... 77

Tabel 3.2 Daftar Informan Penelitian ............................................................ 82

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .......................................................................... 89

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatannya Di Kota

Cilegon Tahun 2015 ....................................................................... 93

Tabel 4.2 Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasar Jenis Kelamin Kota

Cilegon Tahun 2015 ....................................................................... 94

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan Kota Cilegon

Tahun 2015 .................................................................................... 95

Tabel 4.4 Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Cilegon .................................................................................. 97

Tabel 4.5 Data Informan Penelitian ............................................................... 114

Tabel 4.6 Capaian Perekaman KTP-el Di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Cilegon ............................................................ 146

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

viii

Tabel 4.7 Laporan Perekaman KTP-el Oktober 2016 Di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon ............................ 152

Tabel 4.8 Hasil Temuan Lapangan ................................................................ 155

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Sebagai Proses .................................................... 24

Gambar 2.2 Proses Kebijakan yang Ideal ............................................... 25

Gambar 2.3 Sekuensi Implementasi Kebijakan ...................................... 26

Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir .................................................... 71

Gambar 3.1 Komponen dan Analisis Data (Interactive Model) .............. 84

Gambar 4.1 Mobil pelayanan keliling Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Cilegon ................................................... 124

Gambar 4.2 Surat Keterangan Pengganti KTP-el .................................... 125

Gambar 4.3 Sosialisasi yang dilakukan DKCS ........................................ 134

Gambar 4.4 Pelayanan Keliling di Kecamatan Pulomerak ...................... 139

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Wawancara

Lampiran 2 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 3 Membercheck

Lampiran 4 Peraturan Presiden RI Nomor 26 Tahun 2009 Tentang

Penerapan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional

Lampiran 5 Peraturan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2012 Tentang

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden RI Nomor 26

Tahun 2009 Tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk

berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional

Lampiran 6 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471.13/10231/Dukcapil

Tentang Format Surat Keterangan sebagai Pengganti KTP-el

Lampiran 7 Surat Edaran Kemendagri Nomor 470/296/SJ Tentang KTP

Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup

Lampiran 8 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471/1768/SJ Tentang

Percepatan Penerbitan KTP-el dan Akta Kelahiran

Lampiran 9 Surat Edaran Kemendagri Nomor 471.13/5216/Dukcapil.Ses

Tentang Proses Penunggalan Hasil Perekaman KTP-el

Lampiran 10 Laporan Pelaksanaan Perekaman dan Pencetakan KTP-el

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

Lampiran 11 Surat Penelitian

Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu negara. Hal ini

dikarenakan penduduk adalah salah satu dari unsur-unsur negara yang berperan

sebagai sekaligus sasaran pembangunan. Maju mundurnya suatu negara secara

tidak langsung bergantung kepada sumber daya manusia yang dimiliki dalam hal

ini penduduk. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

tertinggi urutan keempat yaitu sebanyak 253.609.643 jiwa setelah Amerika

Serikat. Negara indonesia merupakan negara bagian Asia Tenggara yang memiliki

jumlah penduduk paling besar dibandingkan dengan negara-negara lainnya di

Asia Tenggara. Jumlah tersebut akan semakin meningkat mengingat tingkat

kelahiran yang cukup tinggi di Indonesia.

Indonesia merupakan negara berkembang dengan penguasaan teknologi

yang masih rendah, sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan

teknologi terhadap segala bidang terutama berkaitan dengan pelayanan kepada

masyarakat. Melakukan pengaturan terhadap jumlah penduduk yang besar

tidaklah mudah, diperlukan suatu pengaturan yang komprehensif agar data

mengenai penduduk bersifat valid dan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai

dasar untuk membuat suatu keputusan atau kebijakan. Berdasarkan hal tersebut

maka dibuat suatu sistem yang mengatur mengenai kependudukan yang dikenal

dengan administrasi kependudukan.

1

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

2

Administrasi kependudukan menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2006

tentang Administrasi Kependudukan Pasal 1 ayat (1) adalah rangkaian kegiatan

penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan

melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi

administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik

dan sektor lain. Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan

dapat memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik

serta perlindungan yang berkenaan dengan dokumen kependudukan, tanpa adanya

perlakuan yang diskriminatif.

Penyelenggaraan administrasi kependudukan bertujuan untuk mewujudkan

tertib administrasi kependudukan secara nasional dan terpadu. Tertibnya database

kependudukan akan membangun database kependudukan yang akurat ditingkat

kabupaten/kota, provinsi dan pusat yang mana tersambung (online) dengan

provinsi dan pusat menggunakan SIAK (Sistem Infomasi Administrasi

Kependudukan). Dalam UU RI No. 24 Tahun 2013 disebutkan bahwa Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan atau yang disingkat SIAK adalah sistem

informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di tingkat

penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

Tertib dalam penerbitan NIK (Nomor Induk Penduduk) yaitu setiap

penduduk wajib memiliki NIK. NIK wajib dicantumkan pada setiap dokumen

kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP dan penerbitan

dokumen lainnya. Dalam rangka mewujudkan kepemilikan 1 (satu) KTP untuk 1

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

3

(satu) penduduk, maka dari itu diperlukan sistem keamanan/pengendalian dari sisi

administrasi ataupun teknologi informasi dengan melakukan verifikasi dan

validasi dalam sistem database kependudukan. Kemudian tertibnya dokumen

kependudukan dimaksudkan agar tidak adanya dokumen kependudukan yang

ganda dan pemalsuan data. Salah satu bentuk dokumen kependudukan yang

penting di Indonesia adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, melakukan berbagai upaya dalam

mewujudkan tertib administrasi kependudukan dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi sebagai solusi mengatasi masalah kependudukan. Sistem

pemerintahan sekarang ini sudah mulai diintegrasikan dalam suatu teknologi yang

dapat dikendalikan dari pusat pemerintahan. Dengan adanya Pelaksanaan e-

government yang telah diterapkan di Indonesia dengan Intruksi Presiden

No.3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government.

Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri selaku pihak yang

berkewajiban dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan administrasi

kependudukan pada tahun 2006 membuat suatu program strategis nasional yaitu

KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan atau yang sekarang disebut KTP

elektronik (KTP-el) sebagai salah satu langkah pencapaian e-government untuk

mengatasi problematika kependudukan terutama pencatatan dan kependudukan,

KTP ganda, pemalsuan KTP yang diharapkan akan mendukung terciptanya

keakuratan data penduduk. KTP-el bertujuan untuk memberlakukan data

kependudukan secara nasional. Sehingga seorang warga hanya memiliki satu KTP

yang berlaku di wilayah administratif manapun di Indonesia.

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

4

KTP-el merupakan dokumen kependudukan yang memuat sistem

keamanan/ pengendalian baik dari administrasi maupun teknologi informasi

dengan berbasis pada database administrasi kependudukan. KTP-el sebagai kartu

identitas penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dilengkapi

dengan rekaman elektronik yang berisi biodata, foto, sidik jari, iris mata dan tanda

tangan penduduk. KTP-el merupakan sebuah inovasi yang dilakukan pemerintah

yang bertujuan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP satu penduduk.

Pembuatan KTP elektronik juga memanfaatkan teknologi informasi yaitu

menggunakan sistem pengamanan biometric, seperti fingerpint (sidik jari) dan

pemindai mata. Selain itu, untuk mendukung pembuatan KTP elektronik ini

diperlukan alat-alat seperti komputer, signature pad, kamera, dan lain-lain. Data

penduduk yang telah terekam secara digital kemudian akan dikirimkan melalui

jaringan internet kepada pemerintah pusat dan disimpan dalam satu database

nasional. Di masa mendatang database tersebut dapat diakses oleh masyarakat

untuk mengurus surat perijinan, pembukaan rekening bank, dan fasilitas

pelayanan publik lainnya. (Sumber : Draft Materi sosialisasi pelaksanaan KTP-el

oleh DKCS Kota Cilegon Tahun 2015)

Implementasi KTP-el secara nasional merupakan hal yang penting dalam

penataan sistem administrasi kependudukan sesuai dengan amanat Undang –

Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Pelaksanaan

KTP-el yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat dan

mendukung akurasi terbangunnya database kependudukan yang terintegrasi di

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

5

seluruh kabupaten/kota, provinsi maupun database kependudukan secara

nasional.

Berdasarkan Peraturan Presiden RI No.26 Tahun 2009 tentang

Pelaksanaan Kartu Tanda Penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan secara

nasional bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk

sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nomor Induk

Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau

khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk

Indonesia. Penduduk wajib KTP adalah warga negara Indonesia yang telah

berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin secara sah.

Dengan kepemilikan KTP, seseorang dapat mengurus berbagai perijinan seperti

pembuatan SIM, STNK, dan sebagainya. KTP-el memuat kode keamanan (sidik

jari) dan rekaman elektonik (chip). Chip bermanfaat sebagai alat penyimpan data

elektronik penduduk yang diperlukan, data yang termuat dalam chip dapat dibaca

secara elektronik dengan alat tertentu (Reader). (Sumber : Draft Materi sosialisasi

pelaksanaan KTP-el oleh Disdukcapil Kota Cilegon 2015)

Program KTP-el dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP

konvensional di Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih

dari satu KTP. Hal ini disebabkan belum adanya basis data terpadu yang

menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta tersebut memberi

peluang penduduk yang ingin berbuat curang terhadap negara dengan

menggandakan KTP-nya. Beberapa diantaranya digunakan untuk menghindari

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

6

pajak, memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat di seluruh kota,

mengamankan korupsi serta menyembunyikan identitas (misalnya oleh para

teroris).

KTP-el menjadi sangat penting dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir

ini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada beberapa permasalahan yang berkaitan

dengan lemahnya sistem Administrasi Kependudukan di Indonesia. Diantara

masalah tersebut adalah mulai dari orang yang meninggal yang masih

mendapatkan hak suara ataupun kepemilikan KTP ganda yang menyebabkan

permasalahan pada kepemilikan hak suara ganda dalam pemilu. Jumlah KTP

palsu yang sangat besar dapat dipastikan bahwa dengan menggunakan KTP

manual pemerintah sering mengalami kecolongan dalam mengawasi penggunaan

KTP manual, karena KTP manual dapat dibuat dengan mudah dimana saja,

apalagi jika memiliki orang dalam disebuah instansi kecamatan.

Sejauh ini program KTP-el sudah dilaksanakan hampir di seluruh

Indonesia. Di Provinsi Banten , pada tahun 2011 telah dilakukan perekaman KTP-

el di 3 (tiga) daerah yaitu Kota Cilegon, Kota Tangerang dan Kabupaten Serang.

Dan 5 (lima) daerah kota/kabupaten lainnya mulai melaksanakan program KTP-el

pada tahun 2012 yaitu Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten

Lebak , Kota Tangerang Selatan dan Kota Serang. Kepala Biro Pemerintahan

Provinsi Banten, Anwar Sulaeman mengatakan, capaian target perekaman KTP-el

Banten masuk peringkat enam nasional dari 33 Provinsi. Sementara progres

capaian perekaman KTP-el hingga Oktober 2012 mencapai 81,81 persen atau

sebanyak 3.588.535 jiwa dari total 4.386.638 jiwa wajib KTP-el di provinsi

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

7

tersebut. (http://indonesiarayanews .com/read/2012/10/25/ 27504/news-nusantara-

10-25-2012-15-16-realisasi-KTP-EL-banten-capai-81-81 persen).

Kota Cilegon merupakan kota industri , banyak penduduk yang melakukan

pindah datang sehingga jumlah penduduk terus mengalami peningkatan, namun

tidak sedikit juga yang mengurus poses pindah dengan benar atau bahkan tidak

mengurus surat pindah dari tempat asal. Dikarenakan sebelum tahun 2013

Disdukcapil Cilegon masih menggunakan SIAK dengan sistem offline sehingga

tidak dipungkiri disdukcapil masih kecolongan dalam penerbitan Kartu Keluarga

dan KTP padahal Tahun 2011 sudah mulai diterapkannya KTP-el di hampir

semua daerah , tentu hal seperti akan mempengaruhi keakuratan database

kependudukan di Disdukcapil Kota Cilegon.

Pada tahun 2011 Kota Cilegon sebagai salah satu dari 197 kota/kabupaten

yang telah melaksanakan program KTP-el dengan melalui tahap-tahap sebagai

berikut : (1) Pemutakhiran data penduduk, dan (2) Penerbitan NIK . Di Kota

Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Program KTP-el telah

dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di 7 (Tujuh) kecamatan yaitu Cibeber,

Cilegon, Pulomerak, Ciwandan, Jombang, Grogol, Purwakarta. Sedangkan satu

kecamatan yaitu Kecamatan Citangkil baru bisa melaksanakan program KTP-el

pada bulan Desember 2011 karena terjadi kesalahan teknis yaitu server KTP-el

nya tertukar dengan Jawa Timur. Perekaman KTP-el dilakukan secara masal

dalam kurun waktu kurang lebih 6 (enam) bulan. Dan juga ada beberapa server

mobile yang melakukan perekaman KTP-el di sekolah-sekolah bagi siswa yang

sudah berumur 17 tahun, server mobile ini melakukan perekaman KTP-el di

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

8

sekolah-sekolah sampai akhir tahun 2012. (Wawancara dengan Bapak Parko

Prahima, Pelaksana Bidang Kependudukan, 23 Oktober 2015, pukul 14.25 WIB

di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon).

Pada Perpres No.26 Tahun 2009 pasal 10 disebutkan bahwa Pelaksanaan

KTP-el paling lambat akhir tahun 2011. Dan kemudian pada Perpres No.35/2010

tentang perubahan atas Perpres 26/2009 bahwa Pelaksanaan KTP-el paling lambat

akhir tahun 2012. Dan pada Perpres No.112 Tahun 2015 Pasal 10 tentang

perubahan keempat atas Perpres No.26 Tahun 2009 disebutkan bahwa KTP non

elektronik tetap berlaku bagi penduduk yang belum mendapatkan KTP-el sampai

dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2014, namun kenyataannya tidak

demikian karena sampai pada saat ini masih banyak yang menggunakan KTP non

elektronik karena belum mendapatkan KTP-el.

Pada awalnya pencetakan KTP-el ini dilakukan oleh pusat , namun

program ini tidak berjalan dengan baik dan muncul berbagai masalah seperti

kesalahan cetak KTP-el yang tidak sesuai sehingga KTP-el yang sudah jadi dan

sudah didistribusikan ke daerah dikembalikan lagi ke pusat , sehingga program

ini sempat dihentikan dan kembali pada KTP non elektronik atau KTP manual.

Namun , banyak KTP-el yang tidak tercetak karena terjadi kesalahan biometrik

pada saat perekaman. Maka dari itu tidak sedikit masyarakat yang telah

melakukan perekaman tetapi tidak mendapatkan KTP-el nya.

Tahun 2014 menjadi tahun transisi program KTP-el berdasarkan Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2013 terkait pencetakan dokumen dan personalisasi

KTP-el oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Dan pemerintah Kota

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

9

Cilegon melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon mulai

melakukan pencetakan dan personalisasi KTP-el pada bulan Januari Tahun 2015.

Dan juga KTP-el yang dicetak oleh daerah telah memberlakukan KTP-el seumur

hidup. Salah satu urgensi pemberlakuan KTP-el seumur hidup yaitu untuk

penghematan anggaran negara. Setalah dihitung oleh tim perumus ada

penghematan sebesar Rp. 4 Triliun pertahun. Selain soal penghematan, perubahan

masa berlaku KTP-el seumur hidup ini sebagai upaya penyederhanaan. Sehingga

masyarakat tidak perlu lagi memperpanjang tiap 5 (lima) tahun.

Berikut ini adalah jumlah penduduk serta jumlah penerbitan KTP di Kota

Cilegon, yaitu pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk dan Jumlah Penerbitan KTP di Kota Cilegon

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KTP

2011 431.936 262.680

2012 441.787 273.287

2013 429.751 264.741

2014 436.450 290.852

2015 438.348 256.800

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, 2015)

Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dari tahun ke

tahun jumlah penduduk Kota Cilegon selalu bertambah begitu juga dengan

penerbitan dokumen KTP mengalami peningkatan. Namun pada Tahun 2013

jumlah penduduk dan penerbitan KTP mengalami penurunan, hal ini dikarenakan

adanya integrasi perekaman KTP-el terhadap data hasil pelayanan. Di Tahun 2014

kepemilikan KTP-el meningkat kembali, hal ini dikarenakan jumlah penduduk

yang meningkat di Tahun 2014 dan karena kembali diterbitkannya KTP non

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

10

elektronik karena program KTP-el yang sempat dihentikan oleh pusat. Dan pada

tahun 2015, pencetakan KTP-el dilanjutkan , sehingga terjadi penurunan

kepemilikan KTP-el di Kota Cilegon.

Pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon telah berjalan kurang lebih 4

(empat) tahun, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon , capaian realisasi program KTP-el yaitu dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Laporan Perekaman KTP-el di Kota Cilegon

Tahun 2013 s/d 2015

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, 2015)

Berdasarkan data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa antusiasme

penduduk cukup tinggi dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon ini.

Tiap tahunnya hasil capaian perekaman KTP-el telah mengalami peningkatan.

Berdasarkan data tersebut sebanyak 16,6% atau sebanyak 51.282 penduduk belum

melakukan perekaman KTP-el. Hasil capaian rekaman KTP-el tersebut masih

KECAMATAN WAJIB KTP DESEMBER

2013

HASIL PEREKAMAN DESEMBER

2013

CAPAIAN REKAMAN

KTP-EL 2013

WAJIB KTP DESEMBER

2014

HASIL PEREKAMAN DESEMBER

2014

CAPAIAN REKAMAN

KTP-EL 2014

WAJIB KTP DESEMBER

2015

HASIL PEREKAMAN DESEMBER

2015

CAPAIAN REKAMAN

KTP-EL 2015

CIBEBER 36.698 26.434 72,0% 36.589 28.557 78,0% 38.955 29.589 76,0%

CILEGON 33.429 27.352 81,8% 33.088 27.867 84,2% 34.726 30.068 86,6%

PULOMERAK 38.026 27.535 72,4% 37.510 27.841 74,2% 39.041 29.589 75,8%

CIWANDAN 34.038 28.341 83,3% 33.888 28.341 83,6% 35.164 29.406 83,6%

JOMBANG 48.638 37.266 76,6% 47.897 37.527 78,3% 47.814 40.162 84,0%

GROGOL 30.147 24.363 80,8% 29.769 24.525 82,4% 30.116 25.664 85,2%

PURWAKARTA 30.964 24.646 79,6% 30.400 24.780 81,5% 30.583 27.553 90,1%

CITANGKIL 49.729 41.898 84,3% 49.497 42.246 85,4% 51.683 44.769 86,6%

JUMLAH 301.669 237.835 78,8% 298.638 241.684 80,9% 308.082 256.800 83,4%

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

11

bersifat sementara, tentunya akan semakin bertambah mengingat jumlah

penduduk wajib KTP yang setiap harinya terus bertambah.

Dalam Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon, meskipun pemerintah daerah telah melaksanakan program ini

tersebut dengan semaksimal mungkin, tetapi berdasarkan observasi awal yang

peneliti dapatkan di lapangan dan berdasarkan wawancara awal yang peneliti

lakukan, terjadi beberapa permasalahan dalam Pelaksanaan KTP-el yang menjadi

kendala bagi pemerintah, yaitu :

Pertama, kurang memadainya blangko KTP-el serta jaringan sering

mengalami gangguan. Blangko KTP-el merupakan bahan baku utama dalam

pencetakan KTP-el. Tidak ada blangko berarti KTP-el tidak bisa dicetak. Hal

tersebut berkaitan dengan hasil yang akan dicapai dari program KTP-el, tentu saja

hal ini menjadi penghambat untuk mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, total blangko yang

diterima dari pusat pada tahun 2015 yang dilakukan secara bertahap yaitu

sebanyak 33.284 keping, tidak sesuainya dengan rencana distribusi blangko yang

diminta oleh dinas yaitu sebanyak 54.347 keping. Jumlah blangko yang diterima

tidak mencukupi sehingga banyak KTP-el yang belum tercetak karena kehabisan

blangko, melihat antusiasme penduduk yang terus meningkat tiap harinya

dibutuhkan banyak blangko dan ribbon untuk penerbitan KTP-el di Disdukcapil

Kota Cilegon. (Sumber : Laporan Pelaksanaan Perekaman dan Pencetakan KTP-el

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Desemer 2015).

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

12

Pada awal bulan Juni sampai akhir Agustus 2015, tidak adanya pencetakan

KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dikarenakan blangko dan

ribbon kosong. Kualitas blangko dan ribbon yang kurang baik juga menjadi

masalah , karena seringkali terjadi kecacatan dalam pencetakan KTP-el sehingga

harus dicetak ulang. Bahan baku seperti blangko dan ribbon masih disediakan

oleh pusat, pencetakan KTP-el di daerah masih sangat tergantung pada pengadaan

di pusat. Sehingga apabila dipusat kosong, maka di daerahpun tidak akan

mendapat blangko. (Wawancara dengan bapak Parko Prahima , Pelaksana Bidang

Kependudukan, 22 Juli 2016, pukul 16.00 WIB, di Kantor Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon).

Selain permasalahan blangko dan ribbon , permasalahan lainnya yaitu

jaringan atau server KTP-el di dinas maupun di kecamatan-kecamatan yang sering

trouble juga menghambat warga yang ingin melakukan perekaman, sehingga

dialihkan ke dinas untuk melakukan perekaman. Sedangkan di dinas hanya ada

dua alat yang dipakai untuk perekaman, sehingga banyak warga yang mengantri

untuk melakukan perekaman. Jaringan yang sering trouble pun menghambat

dalam proses pencetakan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. Masalah-masalah

tersebut mengakibatkan pelayanan pembuatan KTP-el baik di Dinas maupun di

Kecamatan-kecamatan menjadi terlambat, sehingga melebihi dari batas waktu

pengambilan yang harusnya paling lambat 14 hari kerja namun kenyataanya lebih

dari 14 hari kerja.

Kedua, Nomor Induk Kependudukan tidak terdaftar di SIAK (Sistem

Informasi Administrasi Kependudukan). Atau biasa disebut dengan istilah “data

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

13

tidur” menjadi kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Kecamatan - kecamatan.

SIAK merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi

kependudukan di tingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu

kesatuan supaya terciptanya database yang akurat secara nasional.

Karena NIK nya tidak muncul , warga tidak bisa melakukan perekaman

pada saat itu juga. Dan untuk pengembalian data tidur petugas kecamatan tidak

bisa memastikan kapan warga tersebut bisa perekaman KTP-el, karena terkadang

operator di dinas yang mengerjakan tidak ada ditempat sehingga berkas-berkas

dari 7 (tujuh) Kecamatan yang ada di Cilegon menumpuk di dinas. (Wawancara

dengan Bu Nunung , Operator Kecamatan Ciwandan, 29 Juli 2016, pukul 11.00

WIB, di Kantor Kecamatan Ciwandan).

Istilah “data tidur” tersebut merupakan indikasi dari data ganda yang mana

tercatat dalam database memiliki NIK lebih dari satu yang mungkin berada di

daerah-daerah lain. KTP-el merupakan single identity number yang artinya hanya

ada satu NIK untuk satu orang penduduk. Apabila memiliki NIK lebih dari satu

indikasi ganda maka oleh kementrian akan di nonaktifkan sementara datanya.

Ketiga, masalah SDM yang masih harus ditingkatkan lagi kemampuannya.

Setelah peneliti melakukan observasi awal, peneliti menemukan bahwa sebelum

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon, hanya sekali dilakukan bintek

untuk para operator KTP-el di Kota Cilegon karena waktu yang tidak

memungkinkan, dalam bintek tersebut operator hanya diberitahu penggunaan alat

perekaman KTP-el sambil berjalannya waktu. Tidak sedikit pula operator-

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

14

operator dipindah tugaskan dan kemudian diganti dengan petugas operator yang

baru tanpa adanya bintek atau pelatihan lagi. Untuk terus meningkatkan kualitas

para operator , diperlukan bintek tidak hanya sekali karena sistem dan informasi

yang selalu update.

Hampir semua operator KTP-el maupun SIAK se-Kota Cilegon masih

non-PNS sehingga dari sisi kesejahteraan akan mempengaruhi kinerja para

operator. Dan juga tidak dibekali dengan bintek yang cukup sehingga masih

banyak yang belum paham baik dalam pelaksanaan KTP-el maupun dalam

mengakses SIAK. Sebelum diterapkannya SIAK versi 5.7 , operator-operator

SIAK masih dengan mudahnya meng-input data penduduk. Itu merupakan salah

satu penyebab mengapa banyaknya data ganda di Kota Cilegon.

Keempat, terjadinya kesalahan biometrik menjadi kendala dalam

pencetakan KTP-el di Kota Cilegon. Bahwa NIK yang diajukan dalam

permohonan pembuatan KTP-el tidak bisa dicetak KTP-el nya. Dalam hal ini

warga yang bersangkutan harus datang langsung ke Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil untuk melakukan pengecekan biometrik supaya diketahui

permasalahannya. Karena biometrik disebabkan oleh beberapa faktor seperti

Adjudicate record, Duplicated record, Enroll failureat central dan Sent for

enrollment. (Wawancara dengan Bu Nenty, Operator Citangkil, 29 Juli 2016,

pukul 09.00 WIB, di Kantor Kecamatan Citangkil)

Permasalahan duplicated record merupakan yang paling sering terjadi.

Duplicate record merupakan situasi dimana seseorang telah melakukan

perekaman KTP-el lebih dari satu kali dengan NIK yang berbeda. Setelah

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

15

dilakukan observasi yang dilakukan peneliti, bahwa di tingkat kecamatan untuk

pelaksanaan perekaman KTP-el tidak dilengkapi dengan pengecekan biometrik

seperti yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Sehingga tidak dapat diketahui apakah seseorang sudah pernah melakukan

perekaman KTP-el atau belum, karena ketika seorang warga ditanya apakah sudah

pernah perekaman KTP-el atau belum, kebanyakan dari mereka menjawab belum.

padahal sebelumnya mungkin sudah pernah didaerah lain atau dengan NIK yang

berbeda yang akhirnya menyebabkan duplicated record.

Kelima, masih belum tertibnya dokumen, NIK, dan database dalam

penyelenggaraan administrasi kependudukan di Kota Cilegon. Program KTP-el

merupakan salah satu upaya untuk menertibkan administrasi kependudukan.

Belum tertibnya dokumen yaitu masih banyaknya masyarakat yang tidak

mengikuti prosedur dalam penerbitan KTP-el. Dalam observasi awal yang

dilakukan peneliti, peneliti menemukan tidak sedikit penduduk yang masih

memiliki Kartu Keluarga(KK) dengan tanda tangan camat, padahal kartu keluarga

tersebut sudah tidak berlaku. Kartu Keluarga (KK) merupakan dasar dalam

pembuatan KTP-el. Dan tidak sedikit masyarakat yang ingin mengajukan

permohonan KTP-el tetapi kartu keluarganya tidak diperbaharui, baik untuk

perubahan status, alamat, maupun pekerjaan. Ketika KTP-el nya sudah diterbitkan

dan kartu keluarga tidak tidak diperbaharui ini akan menjadi masalah ketika akan

mengurus kepentingan seperti pelayanan perijinan, perbankan maupun BPJS

karena adanya perbedaan data antara KTP-el dan kartu keluarga.

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

16

Belum tertibnya database kependudukan, dalam mewujudkan 1(satu) KTP

untuk 1 (satu) identitas. Semenjak diberlakukannya KTP-el di Kota Cilegon,

tentunya administrasi kependudukan menjadi lebih tertib dan data ganda pun

berkurang. Namun masih terdapat sekitar 10.000 data ganda yang tercatat oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. (Wawancara dengan Bu

Nuriyana, ADB Kota Cilegon, 30 Maret 2016, pukul 15.00 WIB).

Oleh karena permasalahan-permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “EVALUASI PELAKSANAAN KTP

ELEKTRONIK (KTP-EL) DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN

PENCATATAN SIPIL KOTA CILEGON TAHUN 2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mencoba

mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dalam Pelaksanaan program KTP-el

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Identifikasi masalah

dalam penelitian ini yaitu :

1. Blangko KTP-el yang tidak memadai, sering habisnya ribbon serta

jaringan trouble, menyebabkan pelayanan pembuatan KTP-el menjadi

terlambat.

2. NIK yang tidak terdaftar di SIAK atau biasa disebut dengan istilah

“data tidur” menghambat proses perekaman KTP-el di Kota Cilegon.

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

17

3. Bintek yang belum cukup menyebabkan masih belum pahamnya

SDM dalam pelaksanaan KTP-el baik dalam penggunaan alat

perekaman maupun SIAK.

4. Banyaknya data biometrik menyebabkan KTP-el nya tidak bisa

dicetak.

5. Masih belum tertibnya dokumen, NIK, dan database kependudukan.

Masih terdapat sekitar 10.000 data ganda semenjak diberlakukan

KTP-el di Kota Cilegon.

1.3 Pembatasan Masalah

Peneliti menyadari bahwa permasalahan dalam Pelaksanaan KTP-el sangat

kompleks. Peneliti menyadari memiliki keterbatasan dalam kemampuan berfikir,

oleh karena itu peneliti membatasi dalam penelitiannya pada Evaluasi

Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon Tahun 2015.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan permasalahan di atas, maka rumusan masalahnya

yaitu Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015?

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

18

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Evaluasi Pelaksanaan KTP-el

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dalam penelitian yang berjudul Evaluasi

Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil)

Kota Cilegon Tahun 2015, ini adalah :

1.6.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang

dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi

pengembangan ilmu administrasi negara.

2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti

maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian secara

lebih mendalam mengenai evaluasi pelaksanaan KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

1.6.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan skripsi dan

sebagai sarana Pelaksanaan ilmu pengetahun yang selama ini

didapat dalam perkuliahan dikelas.

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

19

2. Bagi Instansi

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan memberikan

masukan bagi instansi terkait untuk lebih maksimal lagi

dalam pelaksanaan program KTP-el.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kepemilikan

dokumen.

\

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kebijakan Publik

Kata kebijakan atau policy dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara bertindak (tentang

pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan prinsip dan garis

pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran.

Kebijakan menurut Islamy dalam Suandi (2010:12) bahwa kebijakan harus

dibedakan dengan kebijaksanaan. Policy diterjemahkan sebagai kebijakan yang

berbeda artinya dengan wisdom yang artinya kebijaksanaan. Pengertian

kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi,

sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya.

Kebijakan menurut Anderson dalam Islamy (2009:17) adalah :

“A purposive course of action followed by an actor or set of actors in

dealing with a problem or matter of concern” (serangkaian tindakan yang

mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang

pelaku atau kelompok pelaku guna memecahkan masalah).

20

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

21

Konsep kebijakan yang ditawarkan oleh Anderson ini menurut Winarno

(2007:18) dianggap lebih tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang

sebenarnya dilakukan dan bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.

Selain itu konsep ini juga membedakan secara tegas antara kebijakan (policy)

dengan keputusan (decision) yang mengandung arti pemilihan berbagai alternatif

yang ada.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa kebijakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan guna memecahkan

masalah dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun pengertian kebijakan publik menurut Friedrick dalam Agustino

(2008:7) adalah :

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang , kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap

pelaksanaan usulan kebijaksaaan tersebut dalam angka mencapai tujuan

tertentu”.

Sedangkan kebijakan publik menurut Dye dalam Agustino (2008:7) adalah :

“Kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk

dikerjakan atau tidak dikerjakan”. (Public policy is whatever government

choose to do or not to do).

Berdasarkan definisi di atas bahwa dapat dipahami bahwa kebijakan

publik merupakan suatu pilihan atau tindakan yang menghasilkan suatu keputusan

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

22

yang diambil oleh pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk kepentingan masyarakat.

Definisi lain kebijakan publik menurut Lasweel dan Kaplan dalam

Nugroho (2012:119) adalah :

“Kebijakan publik adalah suatu program yang diproyeksikan dengan

tujuan-tujuan tertentu, nilai-nilai tertentu, dan praktik-praktik tertentu”. (a

projected program of goals, values, and practices).

Terdapat beberapa ahli yang mendefinisikan kebijakan publik sebagai

tidakan yang diambil oleh pemerintah dalam merespon suatu masalah publik.

Begitupun menurut David Easton dalam Agustino (2009:19) memberikan definisi

kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the ehole

society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem

politik (pemerintah) yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya

dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu

diwujudkan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena

pemerintah termasuk ke dalam “athorities in a political system” yaitu para

penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-

hari dan mempunyai tanggung jawab dalam suatu masalah tertentu dimana pada

suatu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan dikemudian hari.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

bahwa kebijakan publik merupakan suatu keputusan yang diambil oleh

pemerintah dari berbagai pilihan yang ada untuk dilakukan atau tidak dilakukan

oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

23

masalah-masalah publik atau demi kepentingan publik. Dengan melalui tiga

kegiatan pokok yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan dengan

tujuan menciptakan kesejahteraan bagi orang banyak. Kebijakan untuk melakukan

sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan-ketentuan atau peraturan perundang-

undangan yang dibuat pemerintah sehingga bersifat mengikat dan memaksa.

Adapun proses kebijakan yang ideal dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1

Proses Kebijakan yang Ideal

Proses Kebijakan

Evaluasi Kebijakan

Proses Politik

Input Proses Output

Sumber : Nugroho, 2012:533

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dipahami sebuah proses kebijakan, bahwa

kebijakan berawal dari sebuah isu kebijakan yang menjadi agenda pemerintah,

kemudian masuk kedalam tahap perumusan kebijakan, menurut Nugroho

(2012:539) mendefinisikan perumusan kebijakan publik sebagai inti dari

kebijakan publik, karena disini dirumuskan batas-batas kebijakan itu sendiri.

Proses selanjutnya yaitu pelaksanaan kebijakan atau implementasi kebijakan.

Menurut Nugroho (2012:674) implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah

Isu Kebijakan

(Agenda Pemerintah)

Formulasi

Kebijakan

Implementasi

Kebijakan

Kinerja

Kebijakan

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

24

cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang.

Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua langkah yang ada, yaitu

langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi

kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Secara umum

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2

Sekuensi Implementasi Kebijakan

Sumber : Nugroho, 2012:675

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui turunan dari kebijakan publik,

dimulai dari program-program, kemudian diturunkan kembali menjadi proyek-

proyek, dan akhirnya diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Ketiganya

merupakan bagian dari sebuah implementasi kebijakan.

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik

Penjelas

Program

Pemanfaat (beneficiaries)

Kegiatan

Proyek

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

25

2.1.2 Evaluasi Kebijakan Publik

Evaluasi kebijakan publik menurut Dunn dalam Agustino (2008:185)

mengungkapkan secara sederhana evaluasi kebijakan berkenaan dengan produksi

informasi mengenai nilai-nilai atau manfaat-manfaat hasil kebijakan.

Adapun pengertian evaluasi kebijakan publik menurut lester dan stewart

dalam Agustino (2008:185) yaitu :

“Evaluasi ditujukan untuk melihat sebagian-sebagian kegagalan suatu

kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan

dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang diinginkan”.

Berdasarkan beberapa definisi evaluasi kebijakan publik oleh para ahli di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi ditujukan untuk menilai sejauh

mana keefektifan kebijakan publik agar dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi

juga diperlukan untuk melihat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.

Selain itu definisi lain mengenai evaluasi kebijakan publik seperti yang

diungkapkan oleh islamy bahwa :

“Evaluasi kebijakan merupakan suatu aktivitas untuk melakukan penilaian

terhadap akibat-akibat atau dampak kebijakan dari berbagai program-

program pemerintah. Pada studi evaluasi kebijakan telah dibedakan antara

akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan dengan

dilaksanakannya suatu kebijakan. Adapun yang dimaksud dengan evaluasi

kebijakan ialah dari apa-apa yang telah dihasilkan dengan adanya program

proses perumusan kebijakan pemerintah”.

Sedangkan menurut Anderson dalam Soekarno (2003:149)

mengungkapkan bahwa :

“Evaluasi kebijakan adalah lebih dari sekedar proses teknis atau analitis,

melainkan juga merupakan proses politis dan selanjutnya evaluasi

kebijakan itu menunjukkan bahwa meskipun evaluasi itu dimaksudkan

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

26

dengan tujuan yang tidak memihak dan objektif akan menjadi suatu politis

atau kegiatan politik dengan terjadinya pengaruh terhadap alokasi sumber-

sumber daya dalam masyarakat”.

Dan menurut Dye dalam Parson (2008:351) mengatakan bahwa :

“Evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif, sistematis dan

empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap

targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai”.

Berdasarkan beberapa definisi evaluasi kebijakan publik di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa evaluasi mempunyai peranan yang sangat penting,

dengan evaluasi maka suatu program atau kebijakan dapat diketahui

kelemahannya dengan membandingkan tujuan dan sasaran dengan pencapaian

target selain itu untuk memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.

Pengertian lain menurut Nugroho dalam bukunya yang berjudul “Public

Policy” (2012:723) bahwa evaluasi merupakan penilaian pencapaian kinerja dari

implementasi. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan “selesai dilaksanakan”

dengan dua pengertian “selesai”, yaitu pengertian waktu (mencapai/melewati

“tenggang waktu”) dan (2) pengertian kerja (pekerjaan tuntas).

Ada tiga fungsi dari evaluasi kebijakan, pertama evaluasi kebijakan harus

memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kinerja kebijakan. Kinerja

kebijakan yang dinilai dalam evaluasi kebijakan melingkupi: (1) Seberapa jauh

kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan kebijakan/

program. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-

tujuan tertentu telah dicapai. (2) Apakah tindakan yang ditempuh oleh

implementing agencies sudah benar-benar efektif, responsif, akuntabel dan adil.

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

27

Dalam bagian ini evaluasi kebijakan harus juga memerhatikan persoalan-

persoalan hak azazi manusia ketika kebijakan itu dilaksanakan. (3) Bagaimana

efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri.

Kedua, evaluasi kebijakan berfungsi memberi sumbangan pada klarifikasi

dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

Pemilihan nilai dalam mencapai tujuan dan target, sejatinya tidak didasari oleh

kepentingan-kepentingan nilai dari kelompok/golongan/partai tertentu.

Ketiga, evaluasi kebijakan berfungsi juga untuk memberi sumbangan pada

aplikasi metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk bagi perumusan

masalah maupun pada rekomendasi kebijakan.

Berdasarkan definisi evaluasi kebijakan publik menurut Nugroho yang

telah dipaparkan di atas, bahwa yang dimaksud dengan evaluasi kebijakan publik

adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui hasil atau pencapaian dari

sebuah kebijakan yang telah diimplementasikan, apakah kebijakan tersebut

berhasil atau bahkan sebaliknya.

2.1.3 Evaluasi Implementasi Kebijakan

Dunn dalam Nugroho (2012:731) mengembangkan tiga pendekatan

evaluasi implementasi kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal dan

evaluasi keputusan teoritis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

sebagai berikut :

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

28

Tabel 2.1

Pendekatan-pendekatan dalam evaluasi kebijakan versi Dunn

Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk-bentuk

utama

Evaluasi

Semu

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi valid

tentang hasil

kebijakan.

Ukuran manfaat

atau nilai terbukti

dengan

sendirinya atau

tidak

kontroversial.

Eksperimentasi

sosial, Akuntansi

sistem sosial,

Pemeriksaan sosial,

Sintesis riset dan

praktik.

Evaluasi

Formal

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi yang

terpercaya dan valid

mengenai hasil

kebijakan secara

formal diumumkan

sebagai tujuan

program kebijakan.

Tujuan dan

sasaran

pengambil

kebijakan dan

administrator

yang secara resmi

diumumkan

merupakan

ukuran yang tepat

dari manfaat atau

nilai.

Evaluasi

perkembangan,

Evaluasi

eksperimental,

Evaluasi proses

retrospektif,

Evaluasi hasil

retrospektif.

Evaluasi

Keputusan

Teoritis

Menggunakan metode

deskriptif untuk

menghasilkan

informasi yang

terpercaya dan valid

mengenai hasil

kebijakan yang secara

eksplisit diinginkan

oleh berbagai pelaku

kebijakan.

Tujuan dan

sasaran dari

berbagai pelaku

yang diumumkan

secara formal

ataupun diam-

diam merupakan

ukuran yang tepat

dari manfaat atau

nilai.

Penilaian tentang

dapat atau tidaknya

dievaluasi, Analisis

utilitas multiatribut.

Sumber : Nugroho, 2012:731

Berdasarkan pendekatan evaluasi implementasi kebijakan menurut Dunn

pada tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga pendekatan evaluasi

implementasi kebijakan , yaitu evaluasi semu, evaluasi formal, dan evaluasi

keputusan teoritis.

Sedangkan Lester dan Steward dalam Nugroho (2012:733)

mengelompokkan evaluasi implementasi kebijakan menjadi tiga yaitu :

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

29

“Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan proses

implementasi; evaluasi impak, yaitu evaluasi berkenaan dengan hasil

dan/atau pengaruh dari implementasi kebijakan; evaluasi kebijakan, yaitu

apakah benar hasil yang dicapai mencerminkan tujuan yang dikehendaki;

dan evaluasi meta-evaluasi yang berkenaan dengan evaluasi berbagai

implementasi kebijakan yang ada untuk menemukan kesamaan-kesamaan

tertentu”.

Berdasarkan definisi evaluasi implementasi kebijakan menurut Lester dan

Steward dalam Nugroho (2012:733) dapat dipahami bahwa evaluasi proses yaitu

berkaitan dengan proses pelaksanaan kebijakan. Evaluasi impak berkaitan dengan

pengaruh dari implementasi kebijakan. Evaluasi kebijakan berkaitan dengan hasil

implementasi sesuai dengan tujuan. Evaluasi meta-evaluasi berkaitan dengan

berbagai implementasi kebijakan untuk mencari kesamaan.

Adapun evaluasi implementasi kebijakan menurut Anderson dalam

Nugroho (2012:734) membagi evaluasi implementasi kebijakan menjadi tiga,

yaitu :

“Pertama, evaluasi kebijakan publik yang dipahami sebagai kegiatan

fungsional yang selalu melekat pada setiap kebijakan publik. Kedua,

evaluasi yang memfokuskan pada bekerjanya kebijakan. Ketiga, evaluasi

sistematis untuk mengukur kebijakan atau mengukur kebijakan atau

mengukur pencapaian dibanding target yang ditetapkan”.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang selalu melekat pada kebijakan

publik untuk mengukur pencapaian dengan target yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Effendi dalam Nugroho (2012:741), tujuan evaluasi

implementasi kebijakan publik adalah untuk mengetahui variasi dalam indikator-

indikator kinerja yang digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan pokok, yaitu:

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

30

a. Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik ? Jawabannya

berkenaan dengan kinerja implementasi publik (variasi dari outcome)

terhadap variabel independen tertentu.

b. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu? Jawabannya

berkenaan dengan faktor kebijakan itu sendiri, organisasi

implementasi kebijakan, dan lingkungan implementasi kebijakan yang

memengaruhi variasi outcome implementasi kebijakan.

c. Bagaimana strategi meningkatkan kinerja implementasi kebijakan

publik? Pertanyaan ini berkenaan dengan “tugas” pengevaluasi untuk

memilih variabel-variabel yang dapat diubah.

Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat dipergunakan sebagai

panduan pokok, yaitu :

1. Terdapat perbedaan tipis antara evaluasi kebijakan dan analisis

kebijakan. Namun demikian, terdapat satu perbedaan pokok, yaitu

analisis kebijakan biasanya diperuntukkan bagi lingkungan pengambil

kebijakan untuk tujuan formulasi atau penyempurnaan kebijakan,

sementara evaluasi dapat dilakukan oleh internal ataupun eksternal

pengambil kebijakan.

2. Evaluasi kebijakan yang baik harus mempunyai beberapa syarat pokok

yaitu :

a. Tujuannya menemukan hal-hal yang strategis untuk

meningkatkan kinerja kebijakan.

b. Yang bersangkutan harus mampu mengambil jarak dari pembuat

kebijakan, pelaksana kebijakan, dan target kebijakan.

c. Prosedur evaluasi harus dapat dipertanggungjawabkan secara

metodologi.

3. Evaluator haruslah individu atau lembaga yang mempunyai karakter

profesional, dalam arti menguasai kecakapan keilmuan, metodologi,

dan dalam beretika.

4. Evaluasi dilaksanakan tidak dalam suasana permusuhan atau

kebencian.

Berdasarkan definisi di atas, dapat diketahui bahwa tujuan dari evaluasi

implementasi kebijakan adalah untuk mengetahui pencapaian berdasar indikator-

indikator kinerja yaitu (1) Bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik?

(2) faktor-faktor apa saja yang menyebabkan variasi itu ? (3) Bagaimana strategi

meningkatkan kinerja implementasi kebijakan publik?.

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

31

2.1.4 Model Evaluasi Kebijakan

Menurut Dunn dalam Nugroho (2012:728), istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assesment). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,

dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari

pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

metode-metode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan

rekomendasi.

Jadi, meskipun berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan, evaluasi

kebijakan lebih berkenaan pada kinerja dari kebijakan, khususnya pada

implementasi kebijakan publik . evaluasi pada “perumusan” dilakukan pada sisi

post-tindakan, yaitu lebih pada “proses” perumusan daripada muatan kebijakan

yang biasanya “hanya” menilai apakah prosesnya sudah sesuai dengan prosedur

yang sudah disepakati. Secara umum, Dunn menggambarkan kriteria-kriteria

evaluasi kebijakan publik sebagai berikut :

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

32

Tabel 2.2

Kriteria Evaluasi Kebijakan Menurut Dunn

Tipe Kriteria Pertanyaan

Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah

dicapai?

Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan?

Kecukupan Seberapa jauh pancapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah?

Perataan

Apakah biaya manfaat didistribusikan

dengan merata kepada kelompok-

kelompok yang berbeda?

Responsivitas

Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi , atau nilai

kelompok-kelompok tertentu?

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

benar-benar berguna atau bernilai?

Sumber : Nugroho, 2012:729

Berdasarkan model evaluasi kebijakan menurut Dunn , dapat disimpulkan

bahwa evaluasi berkenaan dengan keseluruhan proses kebijakan. Dan evaluasi

kebijakan berkenaan dengan kinerja dari sebuah kebijakan. Khususnya pada

implementasi kebijakan publik, serta evaluasi kebijakan publik dilakukan untuk

menilai pencapaian dari sebuah kebijakan yang telah diimplementasikan.

Sementara itu, House dalam Nugroho (2012:733) membuat taksonomi

evaluasi yang cukup berbeda, yang membagi model evaluasi menjadi :

1. Model sistem, dengan indikator utama adalah efisiensi.

2. Model perilaku, dengan indikator utama adalah produktivitas dan

akuntabilitas.

3. Model formulasi keputusan, dengan indikator utama adalah keefektifan

dan keterjagaan kualitas.

4. Model tujuan-bebas (goal free), dengan indikator utama adalah pilihan

pengguna dan manfaat sosial.

5. Model kekritisan seni (art criticism) dengan indikator utama adalah

standar yang semakin baik dan kesadaran yang semakin meningkat.

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

33

6. Model review profesional, dengan indikator utama adalah penerimaan

profesional.

7. Model kuasi-legal (quasi-legal), dengan indikator utama adalah

resolusi.

8. Model studi kasus, dengan indikator utama adalah pemahaman atas

diversitas.

Ada pula pemilihan evaluasi sesuai dengan teknik evaluasinya, yaitu :

1. Evaluasi komparatif, yaitu membandingkan implementasi kebijakan

(proses dan hasilnya) dengan implementasi kebijakan yang sama atau

berlainan, di satu tempat yang sama atau berlainan.

2. Evaluasi historikal, yaitu membuat evaluasi kebijakan berdasarkan

rentang sejarah munculnya kebijakan-kebijakan tersebut.

3. Evaluasi laboratorium atau eksperimental, yaitu evaluasi namun

menggunakan eksperimen yang diletakkan dalam sejenis

laboratorium.

4. Evaluasi ad hock, yaitu evaluasi yang dilakukan secara mendadak

dalam waktu segera untuk mendapatkan gambar pada saat itu (snap

shot).

Sedangkan menurut Anderson dalam Nugroho (2012: 734) membagi

evaluasi (implementasi) kebijakan publik menjadi tiga. Tipe pertama, evaluasi

kebijakan publik yang dipahami sebagai kegiatan fungsional yang selalu melekat

pada setiap kebijakan publik. Kedua, evaluasi yang memfokuskan pada

bekerjanya kebijakan. Ketiga, evaluasi sistematis untuk mengukur kebijakan atau

mengukur pencapaian dibanding target yang ditetapkan.

Adapun menurut Wibawa,dkk dalam Nugroho (2012:734) bahwa evaluasi

kebijakan publik memiliki empat fungsi, yaitu :

1. Eksplanasi

Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program dan dapat

dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antarberbagai

dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini evaluator dapat

mengidentifikasi masalah, kondisi, dan aktor yang mendukung

keberhasilan atau kegagalan kebijakan.

2. Kepatuhan

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

34

Melalui evaluasi dapat diketahui apabila tindakan yang dilakukan oleh

para pelaku, baik birokrasi maupun pelaku lainnya, sesuai dengan

standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan.

3. Audit

Melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar sampai ke

tangan kelompok sasaran kebijkan, atau justru ada kebocoran atau

penyimpangan.

4. Akunting

Dengan evaluasi ini dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari

kebijakan tersebut.

Pada model evaluasi yang dipaparkan oleh Wibawa, dkk dapat dipahami

bahwa evaluasi kebijakan publik memiliki empat fungsi. Diantaranya eksplanasi

yaitu dari evaluasi ini dapat mengidentifikasi masalahserta faktor-faktor

pendukung keberhasilan atau kegagalan. Fungsi kepatuhan bahwa apakah

tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Fungsi

audit yaitu dapat mengetahui hasil dari program/ kebijakan tersebut tepat pada

kelompok sasaran atau tidak. Dan terakhir fungsi akunting, bahwa dapat diketahui

apa saja dampak sosial-ekonomi dar kebijakan tersebut.

Sementara itu Bingham dan Felbinger dalam Nugroho (2012:735)

membagi evaluasi kebijakan menjadi empat jenis, yaitu :

1. Evaluasi proses, yang fokus pada bagaimana proses implementasi

suatu kebijakan.

2. Evaluasi impak, yang fokus pada hasil akhir suatu kebijakan.

3. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan yang

direncanakan dalam kebijakan pada saat dirumuskan.

4. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil atau

temuan dari berbagai kebijakan yang terkait.

Pada model Bingham dan Felbinger ini, dapat dipahami bahwa terdapat

empat jenis evaluasi kebijakan. Diantaranya, evaluasi proses yang berkaitan

dengan proses implementasi suatu kebijakan. Kemudian evaluasi impak yang

hanya dilihat dari hasil akhir (output) suatu kebijakan. Berikutnya evaluasi

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

35

kebijakan yang dilakukan dengan membandingkan hasil (ouput) kebijakan dengan

tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, meta-evaluasi berkaitan dengan

berbagai hasil dari berbagai kebijakan terkait.

Adapun menurut Howlet an Ramesh dalam Nugroho (2012:735)

mengelompokkan evaluasi menjadi tiga, yaitu :

1. Evaluasi administratif, yang berkenaan dengan evaluasi sisi

administratif-anggaran, efisiensi, biaya-dari proses kebijakan didalam

pemerintah yang berkenaan dengan :

a. Effort evaluation, yang menilai dari sisi input program yang

dikembangkan oleh kebijakan.

b. Performance evaluation, yang menilai keluaran (output) dari

program yang dikembangkan oleh kebijakan.

c. Adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation,

yang menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah

ditetapkan.

d. Efficiency evaluation, yang menilai biaya program dan memberikan

penilaian tentang keefektifan biaya tersebut.

e. Process evaluations, yang menilai metode yang dipergunkan oleh

organisasi untuk melaksanakan program.

2. Evaluasi judisial, yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan

hukum tempat kebijakan diimplementasikan, termasuk kemungkinan

pelanggaran terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan

administrasi negara, hingga hak asasi manusia.

3. Evaluasi politik, yaitu menilai sejauh mana penerimaan konstituen

politik terhadap kebijakan publik yang diimplementasikan.

Pada model Howlet dan Ramesh yang telah dipaparkan di atas, dapat

dipahami bahwa terdapat tiga jenis evaluasi. Pertama, evaluasi administratif yaitu

yang berkenaan dengan evaluasi sisi administratif-anggaran, efisiensi, biaya-dari

proses kebijakan didalam pemerintah. Kedua, evaluasi judisial yang berkenaan

dengan isu keabsahan hukum tempat kebijakan diimplementasikan, termasuk

kemungkinan pelanggaran terhadap konstitusi, sistem hukum, etika, aturan

administrasi negara, hingga hak asasi manusia. Ketiga, evaluasi politik, berkenaan

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

36

untuk menilai sejauh mana penerimaan konstituen politik terhadap kebijakan yang

diimplementasikan.

Berbeda dengan Suchman dalam Nugroho (2012:734) di sisi lain lebih

masuk ke sisi praktis dengan mengemukakan enam langkah dalam evaluasi

kebijakan, yaitu :

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi.

2. Analisis terhadap masalah.

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan.

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi.

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab lain.

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

Berdasarkan model evaluasi Suchman , dapat dipahami bahwa untuk

melakukan evaluasi dari suatu kebijakan harus melalui beberapa tahapan.

Tahapan-tahapan tersebut ialah pertama, tujuan dari suatu kebijakan/program

tersebut harus diidentifikasi masalah-masalahnya, kemudian dilakukan analisis,

selanjutnya dilakukan deskripsi dan standarisasi kegiatan, berikutnya dilakukan

pengukuran apakah ada perubahan yang terjadi, dan menentukan apakah

perubahan yang rejadi, merupakan akibat dari program/kebijakan tersebut atau

karena penyebab lainnya. Dan yang terakhir dibutuhkan beberapa indikator untuk

menentukan keberadaan suatu dampak.

Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Program KTP-el (Kartu Tanda

Penduduk Elektronik) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

Tahun 2015, penulis menggunakan teori Dunn, dengan enam kriteria dalam

evaluasi kebijakan yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas

serta ketepatan. Alasan penulis menggunakan teori tersebut, karena dari beberapa

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

37

permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah. Masalah-

masalah tersebut sesuai dengan indikator-indikator tahapan evaluasi kebijakan

menurut Dunn.

2.1.5 Konsep e-Government

Inisiatif Pelaksanaan e-government di Indonesia yang diperkenalkan

melalui Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001 tentang telematika (Telekomunikasi,

Media, dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus

menggunakan teknologi untuk mendukung Good Governance dan percepatan

proses demokrasi. Melalui proses tersebut, pemerintah dapat mengoptimalkan

sekat-sekat organisasi dan birokrasi. Serta membentuk jaringan sistem manajemen

dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara

terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik

yang harus disediakan oleh pemerintah.

Dalam Inpres No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government , e-Government tersebut merupakan upaya untuk

mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan)

elektronika dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan

efisien. Pengertian umum e-Government (electronic government) adalah

“Penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (teknologi informasi dan

komunikasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good

governance”.

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

38

Menurut Heeks dan Djunaedi (2002:49), e-Government diartikan sebagai

pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governnce).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Government mencakup :

1. e-Administration : untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan

menghemat biaya, dengan mengelola kinerja, dengan membangun koneksi

strategis dalam pemerintahan sendiri, dan dengan menciptakan

pemberdayaan;

2. e-Citizen & e-Service : menghubungkan warga masyarakat dengan

pemerintah, dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung demokrasi,

dan dengan meningkatkan layanan publik;

3. e-Society : membangun interaksi di luar pemerintah dengan bekerja secara

baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat, dengan

membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan membangun

masyarakat madani.

Menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen penting

yang harus diperhatikan dalam Pelaksanaan e-Government , diantaranya :

1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat

lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman,

spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain sebagainya;

2. Competency Building, menyangkut pengadaan SDM pelatihan dan

pengembangan kompetensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya

manusia di berbagai lini pemerintahan;

3. Connectivity , menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan

teknologi di lokasi e-Government diterapkan;

4. Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang

yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas e-Government;

5. Citizen interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan berbagai

kanal akses (multi acces chanel) yang dapat dipergunakan oleh seluruh

masyarakat atau stakeholder e-Government dimana saja dan kapan saja

mereka inginkan.

6. Capital, menyangkut permodalan proyek e-Government terutama yang

berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk

keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan

jenis-jenis pendapatan yang mungkin untuk diterapkan di pemerintahan.

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

39

Berdasarkan Keputusan Menteri dan Informatika bahwa objek layanan

aplikasi e-Government dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

1. Government to Government (Pemerintah untuk Pemerintah)

Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah dalam layanan

antar instansi pemerintah dan/ antar negara. Berbagai layanan dapat diberikan

oleh satu instansi pemerintah pada instansi oemerintah yang lain sesuai

dengan tugas dan fungsi instansi tersebut atau sesuai dengan kebutuhan

koordinasi antar instansi. Pada umumnya aplikasi jenis Government to

Government bekerja di atas satu jaringan data yang disebut sebagai internet

yaitu jaringan data yang digunakan untuk keperluan internal instansi

pemerintah. Beberapa contoh aplikasi Government to Government antara lain:

a. Koordinasi dan konsolidasi anggaran;

b. Koordinasi kepegawaian;

c. Koordinasi kegiatan bidang ekonomi ;

d. Koordinasi kegiatan bidang politik dan keamanan.

2. Government to Citizen (Pemerintah untuk Masyarakat)

Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan

dengan layanan masyarakat luas, baik warga negara Indonesia maupun warga

negara asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Citizen antara lain :

a. Kependudukan;

b. Keimigrasian;

c. Akta nikah.

3. Government to Business (Pemerintah untuk Pihak Bisnis)

Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan

dengan layanan pada sektor usaha. Sektor usaha pada umumnya dapat berupa

berbagai jenis dan bentuk usaha komersial baik nasional maupun asing.

Beberapa contoh aplikasi Government to Business diantaranya :

a. Pembayaran pajak;

b. Perijinan usaha;

c. Pengadaan barang dan jasa (e-procerement).

Dari beberapa definisi e-Government di atas, maka e-Government

merupaka pemanfaatan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi

secara online dengan menggunakan internet atau perangkat lainnya yang dikelola

oleh pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat, pihak bisnis, dan

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

40

semua pihak-pihak pemerintah lainnya untuk meningkatkan efiseinsi, efektifitas,

transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

publik.

2.1.6 Konsep Administrasi Kependudukan

Peristiwa kependudukan, antara lain perubahan alamat, pindah datang,

serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan

peristiwa penting, antara lain kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian,

termasuk pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak, serta perubahan status

kewarganegaraan, dan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang

harus dilaporkan. Untuk itu, setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting

memerlukan bukti sah untuk dilakukan pengadministrasian dan pencatatan sesuai

dengan ketentuan undang-undang.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2006 bahwa

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

dalampenerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pelayanan informasi penduduk, pendayagunaan hasil untuk

pelayanan publik dan sektor lain. Administrasi kependudukan yang berintikan

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada hakikatnya merupakan

pengakuan negara terhadap hak penduduk dalam dimensi publik dan perdata.

Menurut Sudjarwo (2004:24) bahwa pelayanan administrasi kependudukan

adalah pelayanan dibidang kependudukan yang diberikan oleh aparat pemerintah

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

41

dan non pemerintah dari tingkat pusat sampai ketingkat desa atau kelurahan, RW,

RT. Misalnya pengurusan izin nikah, KTP, KK serta surat keterangan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 bahwa pemerintah

Kabupaten/Kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan

administrasi kependudukan antara lain pengelolaan dan penyajian data

kependudukan skala kabupaten/kota yang dilakukan bupati/walikota. Dan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil kabupaten/kota berkewajiban antara lain

memberikan pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, dan

menerbitkan dokumen kependudukan. Adapun tujuan dari administrasi

kependudukan yaitu :

1. Tertib dalam database kependudukan

a. Terbangunnya database kependudukan yang akurat ditingkat

kabupaten/kota, provinsi dan pusat.

b. Database kependudukan kabupaten/kota tersambung online

dengan provinsi dan pusat menggunakan SIAK (Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan)

2. Tertib dalam penerbitan NIK

3. Tertibnya dokumen kependudukan (KK, KTP, Akta Catatan Sipil, dll)

Administrasi kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat

diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari

sisi kepentingan penduduk, administrasi kependudukan memberikan pemenuhan

hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang

berkenaan dengan dokumen kependudukan, tanpa adanya perlakuan diskriminatif.

Administrasi kependudukan diarahkan untuk :

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

42

1. Memenuhi hak asasi setiap orang dibidang administrasi kependudukan

tanpa adanya diskriminasi dengan dengan pelayanan publik yang

profesional;

2. Meningkatkan kesadaran penduduk akan kewajibannya untuk berperan

serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan;

3. Memenuhi data statistik secara nasional mengenai peristiwa

kependudukan dan peristiwa penting;

4. Mendukung perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan

secara nasional, regional, serta lokal;

5. Perumusan kebijakan dan perencanaan mendukung pembangunan

sistem administrasi kependudukan.

2.1.7 Konsep KTP Elektronik (KTP-el)

KTP Elektronik (KTP-el) adalah Kartu Tanda Penduduk yang dibuat

secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya

berfungsi secara komputerisasi. KTP-el atau KTP Elektronik adalah dokumen

kependudukan yang memuat sistem keamanan pengendalian baik dari sisi

administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database

kependudukan nasional. Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP

yang tercantum Nomor Induk Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas

tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.

Nomor NIK yang ada di KTP-el nantinya akan dijadikan dasar dalam

penerbitan Paspor, Surat Izin Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan penerbitan dokumen

identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk.

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

43

Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu

verifikasi dan validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah

laku manusia. Ada banyak jenis pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari

(fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan bentuk gigi. Pada KTP-el,

yang digunakan adalah sidik jari.

Struktur KTP-el terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan

pengamanan dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan

transparan pada dua layer teratas (dilihat dari depan). Chip ini memiliki antena

didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah

yang akan dikenali oleh alat pendeteksi KTP-el sehingga dapat diketahui apakah

KTP tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan

KTP-el dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya:

1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip

2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu

3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang

menyerupai spiral)

4. Printing, yaitu pencetakan kartu

5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik

6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman

KTP-el dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text,

microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar

ultra violet serta anti copy design.Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

44

standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents

ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai

dengan ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60

mm. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan KTP-el adalah :

1. UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

2. UU No. 52 thn 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga

3. PP No. 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2006

4. Perpres No. 25 tahun 2008 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pendaftaran

Penduduk dan Pencatatan Sipil

Adapun tujuan Pelaksanaan KTP-el yaitu :

1. Memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen

kependudukan.

2. Memberikan perlindungan status hak sipil setiap penduduk.

3. Merupakan bentuk pengakuan Negara bagi setiap penduduk.

Manfaat Pelaksanaan KTP-el dengan biometric dan chip berbasis NIK

diantaranya :

1. Identifikasi jati diri, data dalam KTP-el benar-benar menunjukkan

identitas diri pemegang KTP-el. Mencegah terjadinya pemalsuan dokumen

maupun dokumen ganda serta mempunyai pengamanan data yang dapat

diandalkan

2. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yg akurat,

khususnya yg berkaitan dengan data penduduk wajib KTP yang identik

dengan DPT Pemilu yg selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

45

lagi, sehingga semua warga negara Indonesia yang berhak memilih

terjamin hak pilihnya;

3. Dapat mendukung peningkatan keamanan negara sebagai dampak positif

dari tertutupnya peluang KTP ganda & KTP palsu, dimana selama ini

para pelaku kriminal termasuk teroris selalu menggunakan KTP ganda dan

KTP palsu;

4. Bahwa KTP-el merupakan KTP Nasional yang sudah memenuhi semua

ketentuan yang diatur dalam UU No. 23 Thn 2006 & Perpres No.26

Thn 2009 dan Perpres No. 35 Thn 2010. Dengan demikian

mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari Lembaga

Pemerintah dan Swasta, karena tidak lagi memerlukan KTP setempat.

Salah satu sifat dari KTP elektronik yang harus dipahami oleh penduduk

adalah tidak bisa digandakan, adapun beberapa hal yang harus diketahui adalah :

1. Penduduk bisa membuat KTP elektronik bila telah melakukan perekaman

KTP elektronik, dimana melalui beberapa tahapan antara lain :

a. Perekaman Foto;

b. Perekaman Sidik Jari (10 Jari Tangan)

c. Perekaman Irish Mata

d. Perekaman Tanda Tangan

2. Walaupun perekaman bisa dilakukan kecamatan bahkan kelurahan, namun

pencetakan KTP elektronik merupakan kewenangan Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, oleh karena itu untuk KTP elektronik,

peran Dinas dalam pembuatan KTP elektronik sangat erat.

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

46

3. Penduduk yang telah melakukan perekaman KTP elektronik atau telah

memiliki KTP elektronik akan memiliki Nomor Induk Kependudukan

(NIK) yang bersifat tunggal, tidak bisa berubah dan berlaku seumur hidup

4. Penduduk dimungkinkan memiliki NIK lebih dari satu, hal ini merupakan

imbas Pelaksanaan KTP konvensional (sebelum KTP elektronik

diberlakukan)

5. Apabila penduduk memiliki lebih dari satu NIK, maka yang dapat dilakukan

pencetakan KTP elektroniknya adalah NIK yang pertama kali dilakukan

perekaman KTP elektronik.

6. Apabila penduduk melakukan perekaman lebih dari satu kali dengan NIK

yang berbeda, maka NIK KTP elektronik yang bukan pertama akan bersifat

“Duplicate Record”, hal ini dipastikan NIK penduduk tersebut tidak akan

tercetak KTP elektroniknya.

7. Apabila dalam proses pembuatan KTP elektronik, penduduk telah diketahui

NIK KTP elektroniknya berada di daerah lain (di luar domisili tempat yang

ditinggali saat ini), maka harus melakukan proses perpindahan di daerah

asal terlebih dahulu.

8. Operator KTP elektronik dapat melakukan pemeriksaan (apakah sudah

melakukan perekaman atau belum) dengan menggunakan iris mata dan sidik

jari penduduk, sehingga dapat dilakukan verifikasi, penduduk berapa kali

melakukan perekaman, dimana saja penduduk melakukan perekaman,

sehingga penyelewengan terkait duplikat data bisa dipastikan tidak ada.

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

47

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian “Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik

(KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota

Cilegon Tahun 2015”. Peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya, baik berupa jurnal, skripsi maupun tesis, yang terkait

dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Dasar atau acuan yang berupa

teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya

merupakan hal yang sangat perlu dan dapat disajikan sebagai data pendukung.

Walaupun fokus dan masalahnya tidak sama persis, tetapi sangat membantu

peneliti dalam menentukan sumber-sumber pemecahan masalah penelitian ini.

Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang peneliti baca, dapat

dilihat melalui tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

N

o Item Mira Hasanawati Destiani Afriana Alfi Syahriyanti

1 Judul Implementasi e-

KTP Di

Kecamatan Baros

Kabupaten Serang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

Program Nasional

e-KTP Di

Kelurahan Ancol,

Kecamatan

Pademangan,

Jakarta Utara

Evaluasi

Pelaksanaan KTP

Elektronik (KTP-

el) di Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon

2 Tahun 2012 2012 2015

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

48

3 Tujuan

Penelitian

Mengetahui

implementasi

peraturan

pemerintah

tentang

Pelaksanaan KTP

berbasis Nomor

Induk

Kependudukan

secara nasional.

Mengetahui faktor-

faktor yang

mempengaruhi

program nasional e-

KTP Di Kelurahan

Ancol, Kecamatan

Pademangan,

Jakarta Utara

Mengetahui

evaluasi KTP-el di

Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon

4 Teori Model

implementasi

kebijakan George

C. Edward III ,

mengacu pada

empat faktor

yaitu:

1. Sumber daya

2. Komunikasi

3. Disposisi

(sikap)

4. Struktur

birokrasi

Model

implementasi Van

Meter dan Van

Horn, terdapat

enam hal dalam

membentuk

hubungan antara

kebijakan dan

implementasi, yaitu

:

1. Ukuran dan

tujuan

kebijakan

2. Sumber-

sumber

kebijakan

3. Ciri-ciri atau

sifat instansi

pelaksana

4. Komunikasi

antar

organisasi

terkait dan

kegiatan

pelasanaan

5. Sikap para

pelaksana

6. Lingkungan

ekonomi,

sosial, dan

politik

Evaluasi

implementasi

kebijakan menurut

Willian Dunn,

kriterianya yaitu :

1. Efektivitas

2. Efisiensi

3. Kecukupan

4. Perataan

5. Responsivitas

6. Ketepatan

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

49

5 Metode Kualitatif

Deskriptif

Positivis

Deskriptif

Kualitatif

Deskriptif

6 Kesimpula

n 1. Kemampuan

sumber daya

pegawai yang

menangani e-

KTP kurang

optimal dan

kurang siap

2. Kurangnya

fasilitas dalam

Pelaksanaan

e-KTP di

Kecamatan

Baros

3. Koordinasi

dan

komunikasi

antara

pemerintah

Dinas

Kependuduka

n dan

Pencatatan

Sipil dengan

Kecamatan

Baros tidak

bberjalan

dengan baik

4. Adanya

ketidakdisipli

nan yang

dilakukan

pegawai

operatordalam

pelaksanaan

e-KTP

Berdasarkan 6

(enam) faktor yang

memengaruhi

implementasi

kebijakan yang

dikemukakan oleh

Van meter dan Van

Horn, setidaknya

terdapat 4(empat)

faktor yang

memengaruhi

implementasi

program nasional e-

KTP di Kelurahan

Ancol yaitu faktor

ukuran dan tujuan

kebijakan, sumber-

sumber kebijakan,

komunikasi antar

organisasi terkait

dan kegiatan

pelaksanaan, serta

lingkungan sosial.

-

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

50

7 Persamaan meneliti tataran

pelaksanaan

program e-KTP

dengan metode

kualitatif

deskriptif.

Meneliti tataran

pelaksanaan

program e-KTP.

Meneliti hasil

pelaksanaan

program KTP-el

dengan lokus

suatu wilayah

kerja Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil, metode

kualitatif

deskriptif.

8 Perbedaan Teori yang

digunakan

Implementasi

Teori yang

digunakan

implementasi, lebih

terfokus pada

faktor-faktor yang

memengaruhi

pelaksanaan

program e-KTP.

Menjelaskan hasil

pelaksanaan

program KTP-el

dengan teori

evaluasi William

Dunn

9 Kritik Belum ada Belum ada

Sumber : Peneliti, 2015

2.3 Kerangka Berfikir

Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa

seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun

kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan

penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Untuk

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan

sebuah kerangka konsep atau model penelitian.

Kerangka berfikir juga merupakan alur berfikir dalam penelitian, untuk

mendeskripsikan dengan apa adanya sesuai temuan yang peneliti dapatkan di

lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Evaluasi

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

51

Pelaksanaan KTP Elekronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih belum optimalnya pelaksanaan

KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon sehingga hasil yang dicapai belum

maksimal. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, hal tersebut dikarenakan

masih adanya hambatan hambatan dalam pelaksanaan KTP-el ini.

Dalam penelitian tentang Evaluasi Program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015, peneliti

menggunakan model evaluasi kriteria Dunn. Adapun dalam penelitian ini

mengacu pada enam kriteria evaluasi Dunn dalam Nugroho (2012:729), yang

berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan suatu program atau kebijakan,

diantaranya (1) Efektivitas, yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan dari

suatu kebijakan telah dicapai atau sebaliknya, (2) Efisiensi, yaitu mengenai

sebarapa banyak usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, (3)

Kecukupan, yaitu mengenai seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

dalam memecahkan masalah, (4) Perataan, yaitu mengenai apakah biaya manfaat

didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda, (5)

Responsivitas, yaitu mengenai apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan,

preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu, dan (6) Ketepatan, yaitu

mengenai apakah hasil yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai.

Untuk menggambarkan evaluasi dari pelaksanaan KTP-el peneliti harus

mencari data dan informasi yang mendukung bagi penelitian tentang evaluasi

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

52

program KTP-el ini. Selain itu peneliti juga melakukan observasi dan wawancara

dengan informan maupun pihak terkait.

Apabila permasalahan-permasalahan dalam penelitian evaluasi

Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

tahun 2015, yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, setelah dikaitkan

dengan enam kriteria evaluasi menurut Dunn, tidak mendukung satu sama lain,

maka kemungkinan tidak berhasilnya suatu program dapat terjadi, dan sebaliknya

apabila keenam tipe kriteria saling berkaitan satu sama lain, maka kemungkinan

keberhasilan program bisa terjadi. Sedangkan tujuan dari penelitian yang berjudul

evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon Tahun 2015 ini adalah untuk menilai program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015. Berikut adalah

skema kerangka berfikir dalam penelitian ini :

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

53

Gambar 2.3

Skema Kerangka Berfikir

Sumber: Peneliti, 2016

Identifikasi masalah :

1. Blangko KTP-el yang tidak memadai dan sering habisnya ribbon

serta jaringan trouble, menyebabkan pelayanan pembuatan KTP-

el menjadi terlambat.

2. NIK yang tidak terdaftar di SIAK atau biasa disebut dengan

istilah “data tidur” menghambat proses perekaman KTP-el di

Kota Cilegon.

3. Bintek yang belum cukup menyebabkan masih belum pahamnya

SDM dalam pelaksanaan KTP-el baik dalam penggunaan alat

perekaman maupun SIAK.

4. Banyaknya data biometrik menyebabkan KTP-el nya tidak bisa

dicetak.

5. Masih belum tertibnya dokumen, NIK, dan database

kependudukan. Masih terdapat sekitar 10.000 data ganda

semenjak diberlakukan KTP-el di Kota Cilegon

Model Evaluasi Kebijakan Dunn

1. Efektivitas

2. Efisiensi

3. Kecukupan

4. Perataam

5. Responsivitas

6. Ketepatan

Hasil:

Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon Tahun 2015

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

54

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan kajian

pustaka dan kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Berdasarkan

pada kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah melakukan

observasi awal terhadap objek penelitian beserta data yang mendukung, maka

peneliti dapat berasumsi bahwa Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 belum berjalan

optimal, hal ini dilihat berdasarkan masih adanya permasalahan-permasalahan

dalam penyelenggaraan program KTP-el dalam upaya meningkatkan tertib

administrasi kependudukan.

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu berusaha

mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai Evaluasi Pelaksanaan

KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Dalam arti

luas, metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

terorganisir untuk menyelidiki masalah yang ada dengan maksud mendapatkan

informasi untuk digunakan sebagai solusi atas permasalahan yang ada.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Evaluasi

Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan Kota Cilegon

Tahun 2015 adalah metode penelitian kualitatif. Dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive,

teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.

3.2 Instrumen Penelitian

Penelitian tentang Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen

55

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

56

penelitian adalah peneliti sendiri. menurut Moleong (2010:168) kedudukan

peneliti dalam kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana,

pengumpulan data dan pada hasilnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu menjelaskan locus yang akan dilaksanakan,

termasuk menjelaskan tempat, serta alasan memilihnya. Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Kota Cilegon dipilih sebagai locus penelitian

didasarkan pada permasalahan - permasalahan yang muncul, sebagaimana telah

dipaparkan pada latar belakang masalah yaitu terkait belum maksimalnya

pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon, hasil yang dicapai belum mencapai target , dan sarana

prasarana yang masih jauh dari memadai menjadi kendala dalam mencapai hasil

yang diinginkan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai

konsep dari variable yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan

kerangka teori yang akan digunakan. Adapun definsi konsep dalam penelitian

yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” yaitu :

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

57

1. Evaluasi Kebijakan

Menurut Dunn dalam Nugroho (2012:728), istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan

penilaian (assesment). Evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai

nilai atau manfaat hasil kebijakan. Evaluasi memberi informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai,

dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik; evaluasi memberi

sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari

pemilihan tujuan dan target; dan evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi

metode-metode analisis kebijakan lainnya.

2. KTP-el (KTP Elektronik)

Kartu Tanda Penduduk elektronik atau electronic-KTP (KTP-el) adalah

Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik

dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi. KTP-el

atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem

keamanan / pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi

dengan berbasis pada database kependudukan nasional.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel dalam penelitian ini

yaitu “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon Tahun 2015”. Pada observasi awal ditemukan masalah mendasar

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

58

yaitu belum optimalnya pelaksanaan program KTP-el dalam upaya meningkatkan

tertib administrasi kependudukan. Oleh karena itu, untuk melihat lebih jauh lagi

diperlukan evaluasi kebijakan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan

dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon dengan menggunakan 6

(enam) kriteria Dunn dalam Nugroho (2012:729), adapun kriteria evaluasinya

adalah :

1. Efektivitas, yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan dari suatu

kebijakan telah dicapai atau sebaliknya.

2. Efisiensi, yaitu mengenai sebarapa banyak usaha yang diperlukan untuk

mencapai hasil yang diinginkan.

3. Kecukupan, yaitu mengenai seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan dalam memecahkan masalah.

4. Perataan, yaitu mengenai apakah biaya manfaat didistribusikan dengan

merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda.

5. Responsivitas, yaitu mengenai apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok tertentu.

6. Ketepatan, yaitu mengenai apakah hasil yang diinginkan benar-benar

berguna atau bernilai.

Peneliti menggunakan teori evaluasi dari William Dunn tersebut, karena

paling tepat untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah penelitian. berikut

adalah pedoman wawancara berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu :

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

59

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara

No. Tipe

Kriteria Kisi-Kisi Pertanyaan Informan

1 Efektivitas Apakah hasil pencapaian dari

pelaksanaan program KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon mencapai target

di Tahun 2015 ?

Apakah semenjak diterapkannya

program KTP-el di Kota Cilegon,

administrasi kependudukan sudah

menjadi lebih tertib ?

Apa saja kendala/hambatan dalam

mencapai tujuan dari pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon?

Kepala Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil,

Kepala bidang

Pelayanan

Pendaftaran

Penduduk,

Administrator

Database

2 Efisiensi Upaya apa saja yang dilakukan

dalam menangani kendala/hambatan

dalam pelaksanaan program KTP-el

di Kota Cilegon?

Efisiensi apa saja yang dilakukan

dalam kebijakan KTP-el ini?

Apakah ada kesulitan dalam

pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Kepala Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil,

Kepala bidang

Pelayanan

Pendaftaran

Penduduk,

3 Kecukupan Apakah sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan program KTP-el di Kota

Cilegon sudah memadai?

Apakah SDM dalam pelaksanaan

program KTP-el ini diberikan

pelatihan/bintek yang cukup?

Apakah hasil yang diinginkan dalam

program KTP-el di Cilegon sudah

memenuhi kebutuhan masyarakat?

Kepala Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil,

Kepala bidang

Kependudukan,

Administrator

Database,

pelaksana bidang

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

60

data dan

kependudukan,

Operator,

masyarakat.

4 Perataan Apakah sosialisasi program KTP-el

yang telah dilakukan dengan sudah

optimal?

Adakah masyarakat yang sulit

dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el

ini ?

Bagaimana koordinasi yang

dilakukan dengan pihak kecamatan

dan kelurahan serta RT dan RW

dalam pelaksanaan program KTP-el

di Kota Cilegon?

Kepala Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil,

Kepala bidang

Kependudukan,

Adminitrator

Database,

Operator

5 Responsivit

as

Bagaimana tanggapan masyarakat

terhadap program KTP-el di Kota

Cilegon?

Apa harapan setelah diterapkannya

KTP-el di Kota Cilegon?

Kepala bidang

Kependudukan,

Adminitrator

Database,

pelaksana bidang

data dan

kependudukan,

masyarakat.

6 Ketepatan Bagaimana dampak positif yang

ditimbulkan dari pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon?

Apakah program KTP-el ini sudah

tepat dalam mengatasi permasalahan

identitas penduduk?

Adakah perubahan signifikan yang

didapat masyarakat setelah

diterapkannya program KTP-el di

Kota Cilegon?

Kepala Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil,

Kepala bidang

Kependudukan,

Administrator

Database,

pelaksana bidang

data dan

kependudukan,

masyarakat.

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

61

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti merupakan

kombinasi dari beberapa teknik, yaitu :

a. Wawancara

Moleong (2010:168) menjelaskan bahwa wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang ada dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan,

dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

yang diajukan. Dalam wawancara yang dilakukan, yang menjadi

pewawancara ialah peneliti sendiri, dan yang berlaku sebagai

terwawancara ialah setiap pihak yang menjadi objek dalam penelitian ini.

Proses wawancara ini dilakukan dengan peneliti mengajukan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan tema penelitian terhadap objek penelitian yang

memberikan jawaban dan informasi terkait dengan penelitian tersebut.

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu

wawancara mendalam dimana peneliti melakukan tanya jawab dengan

informan tanpa batas sehingga peneliti memperoleh informasi sebanyak-

banyaknya. Adapun jenis wawancara yang dilakukan yaitu wawancara tak

berstuktur, dimana pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu,

tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari informan

sehingga pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti percakapan sehari-hari.

Adapun pertanyaan tetapi hanya poin-poin pokok saja yang akan

dipertanyakan dan dikembangkan.

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

62

b. Observasi

Dalam penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon peneliti melakukan

observasi partisipan yaitu aktifitas peneliti yang dilakukan dengan cara

terjun langsung kelapangan dan ikut terlibat dengan subjek kegiatan

penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan baik berupa tulisan atau catatan,

gambar dan rekaman suara yang penting yang sangat erat hubungannya

dengan objek penelitian. Dalam penelitian Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015,

peneliti melakukan pendokumentasian, seperti merekam dan menulis

percakapan pada saat wawancara dan dokumentasi lainnya berupa foto.

Selanjutnya sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi

atas data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari

infroman penelitian. Dalam hal ini data primer diambil melalui wawancara

(interview). Sedangkan data sekunder diperoleh melalui data-data dan

dokumen-dokumen yang relevan dengan masalah yang diteliti.

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan informan atau narasumber

untuk memperoleh data yang diperlukan secara kongkrit. Pemilihan informan

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

63

dalam penelitian mengenai Evaluasi Program KTP-el di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon, menggunakan teknik purposive, yaitu teknik

pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu

ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita

harapkan. Pada teknik ini , peneliti sudah mengetahui siapa informan yang akan

diwawancara untuk mendapatkan informasi.

Informan tersebut terbagi ke dalam dua kriteria informan yakni, key

informan dan secondary informan. Key informan merupakan pihak yang

mempunyai kewenangan secara langsung dalam pelaksanaan program KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Sedangkan secondary

informan adalah informan yang tidak terlibat secara langsung namun memiliki

pengetahuan atau informasi terkait program tersebut.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan informan atau

narasumber dalam penelitian “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” , dapat dilihat

melalui tabel 3.2 Berikut :

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

64

Tabel 3.2

Daftar Informan Penelitian

No

. Informan

Kode

Informan Peran/Fungsi Informan

1 Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran

Penduduk Disdukcapil Kota Cilegon

I1 Pelaksana kebijakan

KTP-el

2 Administrator Database (ADB) Kota

Cilegon

I2 Pengolah Data dan

informasi kependudukan

di dinas

3 Kasi Pendataan Penduduk Disdukcapil

Kota Cilegon I3

Pelaksana kebijakan

KTP-el

4 Operator se-Kota Cilegon

a. Operator Bidang Pengelolaan

Informasi Adm. Kependudukan

Disdukcapil

b. Operator Kecamatan Cilegon

c. Operator Kecamatan Jombang

d. Operator Kecamatan Grogol

e. Operator Kecamatan Pulomerak

f. Operator Kecamatan Purwakarta

g. Operator Kecamatan Ciwandan

h. Operator Kecamatan Cibeber

i. Operator Kecamatan Cilegon

I4-1

I4-2

I4-3

I4-4

I4-5

I4-6

I4-7

I4-8

I4-9

Pelaksana kebijakan

KTP-el di Kota Cilegon

4 Masyarakat I5 Sasaran Kebijakan

5 Kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon

I6 Penanggung jawab dan

pengawas di Disdukcapil

dalam kebijakan KTP-el

(Sumber : Peneliti, 2015)

Berdasarkan pengertian key informan dan secondary informan, peneliti

menetapkan Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, Bidang

Pengelolaan sistem informasi Adm. Kependudukan, Administrator Database

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon serta Operator se-Kota

Cilegon sebagai Key Informan karena terlibat secara langsung dalam pelaksanaan

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

65

program KTP-el di Kota Cilegon. Sedangkan Masyarakat dan Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon menjadi Secondary Informan.

Masyarakat merupakan obyek atau sasaran dari kebijakan KTP-el yang

mendapatkan pelayanan publik. Sedangkan Kepala Disdukcapil merupakan

Penanggung jawab serta pengawas dalam segala kegiatan di dinas.

3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data

3.7.1 Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015 peneliti menggunakan teknik

analisis data model miles dan Huberman, dimana analisis data dalam penelitian

kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban dari narasumber yang diwawancarai, bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis belum memuaskan, maka peneliti

akan mengajukan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang

kredibel.

Miles dan Huberman (1992:16) mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam prosesnya,

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles

dan Huberman (2007:15-21), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

66

tiga kegiatan penting, diantaranya : reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dana verifikasi (verification) jika digambarkan maka proses

tersebut akan nampak seperti berikut ini :

Gambar 3.1

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber : Miles dan Huberman, 2007:18

Berdasarkan komponen analisis data pada gambar 3.1, dapat dipahami

Pertama, kegiatan reduksi data, pada tahap ini terfokus pada pemilihan,

penyederhanaan dan tranformasi data kasar dari catatan lapangan. Dalam proses

ini dipilih data yang relevan dengan fokus penelitian. Proses reduksi ini dilakukan

secara bertahap selama dan sesudah pengumpulan data sampai laporan hasil.

Reduksi data dilakukan dengan cara membuat ringkasan data, menelusuri tema

terbesar dan membuat kerangka penyajian data.

Kedua, penyajian data dalam kegiatan ini peneliti menyusun kembali data

berdasarkan klarifikasi dan masing-masing topik dipisahkan. Kemudian topik

yang sama disimpan dalam satu tempat, masing-masing tempat diberi kode, hal ini

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

67

dikarenakan agar tidak terjadi ketimpangan data yang telah dijaring. Pada tahap

ini data disajikan dalam kesatuan tema yang terkhusus pada permasalahan yang

dituangkan dalam pertanyaan penelitian.

Ketiga, data yang dikelompokkan yang sesuai dengan topik-topik

kemudian diteliti kembali dengan cermat, mana data yang sudah lengkap dan

mana data yang belum lengkap dan masih memerlukan data tambahan, kegiatan

ini dilakukan selama penelitian berlangsung.

Keempat, setelah data dianggap cukup dan dianggap telah sampai pada

titik jenuh, maka kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun laporan

hingga pada akhir pembuatan kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian mengenai evaluasi program

KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015,

menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman. Teknik analisis data

dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah, yaitu pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hal ini digunakan sebagai

alat untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis data yang didapat dari hasil

penelitian lapangan dan mendapatkan kesimpulan mengenai penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

3.7.2 Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian evaluasi pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015, peneliti menggunakan uji

keabsahan data sebagai berikut:

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

68

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian (Moleong, 2004:330). Menurut Sugiyono

(2005:105) triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber, dengan berbagai cara dan dengan berbagai waktu.

Triangulasi menurut Paton dalam Moleong (2004:330) berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu infromasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi peneliti

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti masyarakat biasa, kalangan

yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

mempunyai keterkaitan.

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

69

Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015, menggunakan

dua teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian

lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi pendekatan yang digunakan oleh

peneliti, diantaranya :

a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang

sudah diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber

tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk

tabel matriks. Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan,

dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan mana

yang lebih spesifik.

b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data

dari berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan

dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan,

adakah konsistensi, jika berbeda maka dapat dijadikan catatan dan

dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa data bisa berbeda

(Fuad dan Nugroho, 2014:19-20).

Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data,

peneliti menggunakan dua teknik triangulasi. Pertama menggunakan teknik

triangulasi sumber, peneliti memperoleh informasi dari sudut pandang pihak

pelaksana dan masyarakat. Sedangkan kedua menggunakan teknik triangulasi

teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara,

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

70

observasi, dan studi dokumentasi. Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk

mengetahui apakah data yang didapatka ada perbedaan atau tidak. Apabila

terdapat perbedaan, maka selanjutnya peneliti melakukan pengecekan ulang

dilapangan.

2. Membercheck

Membercheck, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data

tersebut valid, sehingga data tersebut bersifat kredibel.

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian paparan waktu penelitian dalam melakukan tahapan-

tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun tahapan-tahapan

dalam penelitian mengenai Evaluasi Program KTP-EL di Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.3

berikut :

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

71

Tabel 3.3

Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Tahun

2015 2016 2017

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Agst Sept Okt Nov Des

Jan-

Feb Mar

1 Pengajuan

Judul

2 Observasi

Awal

3 Bab I

Pendahuluan

4 Bab II

Deskripsi Teori

5 Bab III Metode

Penelitian

6 Seminar

Proposal

7 Revisi Proposal

8 Pengumpulan

Data di

lapangan

9 Reduksi Data

10 Penyajian Data

11 Verifikasi Data

12 Mengecek data

dan

membercheck

13 Bab IV

Pembahasan

14 Bab V

Peneutup

15 Sidang Hasil

Penelitian

(Sumber : Peneliti,2017)

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Deskripsi Lokasi penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum

Kota Cilegon, gambaran umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon. Hal tersebut akan dijelaskan dibawah ini:

4.1.1 Gambaran Umum Kota Cilegon

Cilegon merupakan wilayah bekas kewedanan ( Wilayah kerja pembantu

Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu

Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak. Berdasarkan Pasal 27 ayat (4) UU No.5

Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintah di Daerah, Cilegon kiranya sudah

memenuhi persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif. Tentang

ditetapkannya dan disahkannya UU No.15 Tahun 1999 tanggal 27 April 1999

tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya

Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi

Kotamadya Cilegon.

Kota Cilegon mempunyai luas 175,50 km2, dengan jumlah penduduk

sebanyak 438.348 jiwa pada tahun 2015.

Batas-batas wilayah Kota Cilegon terdiri dari :

72

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

73

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara Kab. Serang

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu Kab.

Serang

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan

Mancak Kab. Serang

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda

Secara Administratif Kota Cilegon terdiri dari 8 Kecamatan dan 43

Kelurahan dengan pembagian sebagai berikut :

a. Kecamatan Cibeber, terdiri dari kelurahan Cibeber, Kedaleman,

Karang Asem, Kalitimbang, Bulakan dan Cikerai.

b. Kecamatan Cilegon, terdiri dari Kelurahan Bagendung, Ciwedus,

Bendungan, Ketileng dan Ciwaduk.

c. Kecamatan Pulomerak, terdiri dari Kelurahan Tamansari, Lebakgede,

Mekarsari dan Suralaya.

d. Kecamatan Ciwandan, terdiri dari Kelurahan Banjar Negara, Tegal

Ratu, Kubangsari, Gunung Sugih, Kepuh dan Randakari.

e. Kecamatan Jombang, terdiri dari Kelurahan Sukmajaya, Jombng

Wetan, Masigit, Panggung Rawi dan Gedong Dalem.

f. Kecamatan Grogol, terdiri dari Kelurahan Kotasari, Grogol, Rawa

Arum dan Gerem.

g. Kecamatan Purwakarta, terdiri dari Kelurahan Ramanuju, Kotabumi,

Kebondalem, Purwakarta, Tegal Bunder dan Pabean.

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

74

h. Kecamatan Citangkil, terdiri dari Kelurahan Warnasari, Dringo, Lebak

Denok, Taman Baru, Kebonsari, Samangraya dan Citangkil.

Adapun visi dan misi Kota Cilegon 2016-2021 , sebagai berikut :

1) Visi

“Terwujudnya Kota Cilegon yang Unggul dan Sejahtera Berbasis

Industri Perdagangan dan Jasa”

2) Misi

a. Memantapkan perekonomian daerah .

b. Memantapkan lingkungan kota yang asri dan lestari.

c. Memantapkan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan

kesejahteraan sosial.

d. Memantapkan pelayanan sarana dan prasarana kota.

e. Memantapkan tata kelola pemerintahan.

Sebagai kota yang bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa, Kota

Cilegon ditunjang oleh keberadaan industri berskala besar hingga industri

kecil/menengah, baik yang bergerak di bidang industri logam, kimia, agro kimia

dan insustri aneka.

Adapun jumlah penduduk dan luas desa di Kota Cilegon, dapat dilihat

melalui tabel 4.1 berikut :

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

75

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatannya

Di Kota Cilegon Tahun 2015

No. Kecamatan

Penduduk Luas

Wilayah Kepadatan

(Jiwa) (Km2) (Jiwa/Km

2)

1 Cibeber 55.359 21.49 2.576

2 Cilegon 48.064 9.15 5.253

3 Pulomerak 54.990 19.86 2.768

4 Ciwandan 5.339 51.85 970.8

5 Jombang 68.469 11.55 5.928

6 Gerogol 43.188 23.43 1.843

7 Purwakarta 42.630 15.29 2.788

8 Citangkil 75.309 22.98 3.277

Total Kab/Kota 438.348 175.60 2.496

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, 2015)

Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

Kota Cilegon Tahun 2015 sebanyak 438.348 jiwa. Adapun Rasio Kepadatan

penduduk Kota Cilegon pada tahun 2015 menunjukkan angka 2.496 jiwa/km2

yang artinya tiap kilometer persegi wilayah Kota Cilegon di huni oleh 2.496 jiwa.

Kecamatan Jombang merupakan Kecamatan terpadat dengan jumlah 5.298

jiwa/Km2, dan paling sedikit adalah Kecamatan Ciwandan yaitu 970.8 jiwa/Km

2.

Adapun jumlah penduduk Kota Cilegon berdasarkan jenis kelamin, dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

76

Tabel 4.2

Jumlah Keluarga dan Penduduk berdasar Jenis Kelamin

Kota Cilegon Tahun 2015

No. Kecamatan Keluarga

Penduduk

Laki-

Laki Perempuan Jumlah

1 Cibeber 14.629 28.319 27.040 55.359

2 Cilegon 13.411 24.592 23.472 48.064

3 Pulomerak 16.334 28.150 26.840 54.990

4 Ciwandan 14.441 26.191 24.148 50.339

5 Jombang 18.527 35.006 33.463 68.469

6 Gerogol 12.535 22.226 20.962 43.188

7 Purwakarta 12.202 21.878 20.752 42.630

8 Citangkil 20.756 38.611 36.698 75.309

Total Kab/Kota 122.805 224.973 213.375 438.348

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, 2015)

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah keluarga di Kota Cilegon

sebanyak 122.805 keluarga yang tersebar di 8 (delapan) kecamatan. Kecamatan

Citangkil memiliki jumlah keluarga terbesar sebesar 20.756 keluarga dan jumlah

keluarga terkecil berada di Kecamatan Purwakarta sebesar 12.202 Keluarga.

Adapun jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 224.973 jiwa dan

jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 213.375 jiwa.

Berdasarkan jumlah tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kota

Cilegon yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan.

Penduduk Kota Cilegon, apabila dilihat dari segi mata pencahariannya,

memiliki beberapa jenis mata pencaharian yang dijadikan sumber untuk mencari

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

77

penghasilan. Untuk mengatahui jumlah penduduk Kota Cilegon menurut tingkat

pekerjaan Tahun 2015 , sebagai berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pekerjaan

Kota Cilegon Tahun 2015

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Cilegon, 2015)

Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa penduduk di Kota

Cilegon paling banyak bekerja sebagai karyawan sebanyak 53.681 jiwa. Karena

Kota Cilegon merupakan Kota industri , sehingga banyak berdiri perusahaan-

perusaan yang menyerap tenaga pekerjaan. Sehingga jumlah tersebut paling

(paling banyak) dibandingkan pekerjaan lainnya, yang diikuti dengan Buruh

harian lepas, Wiraswasta, PNS, Perdagangan, Guru, Petani Pekebun serta

TNI/POLRI.

Pekerjaan Kecamatan

Jumlah Cibeber Cilegon Pulomerak Ciwandan Jombang Gerogol Purwakarta Citangkil

PNS 840 788 337 346 951 554 589 1.050 5455

TNI / POLRI 112 87 158 6 162 109 300 160 1094

Perdagangan 353 177 566 196 1.109 183 288 360 3232

Petani

Pekebun 456 109 348 435 259 538 288 182 2615

Karyawan 6.551 6.704 5.591 4.624 7.169 6.202 6.507 10.333 53681

Buruh Harian

Lepas 3993 2634 3987 4777 2960 2428 2733 5313 28825

Dosen 26 15 6 4 21 9 21 26 128

Guru 440 404 176 286 433 273 355 588 2955

Wiraswasta 3.946 5.139 4.639 2.857 7.731 2.932 2.555 4.052 33851

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

78

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Disdukcapil) Kota Cilegon

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cilegon

yang dikepalai seorang Kepala Dinas yang bertanggungjawab kepada walikota

dan pelaksana kebijakan pemerintah Kota Cilegon dibidang kependudukan.

4.1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon

Visi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

“Pelayanan Prima dan Tertib Administrasi Kependudukan untuk

mewujudkan Kepuasan Masyarakat dalam memperoleh Dokumen”.

Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil menetapkan misi sebagai pernyataan

komprehenshif pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta sasaran dan

tujuan yang hendak dicapai. Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas SDM, Sarana dan Prasarana Administrasi

Kependudukan dan Penatausahaan Perkantoran.

2. Meningkatkan Pelayanan Pendaftaran penduduk.

3. Meningkatkan pelayanan akta-akta pencatatan sipil.

4. Meningkatkan pengolahan data dan informasi kependudukan.

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

79

Tabel 4.4

Tujuan dan Sasaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon

Tujuan Sasaran

a. Meningkatkan

pelayanan pendaftaran

penduduk

1. Meningkatkan mutu sumber daya aparatur

2. Meningkatkan sarana dan prasarana

3. Penatausahaan pendaftaran penduduk

b. Meningkatkan

Penyelenggaraan

pelayanan akta-akta

catatan sipil

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana

pelayanan akta-akta capil

2. Melaksanakan penyuluhan secara kontinu baik

melalui media maupun penyuluhan langsung

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya memiliki akta-akta capil

4. Meningkatkan pelayanan akta-akta capil kepada

masyarakat

5. Terlaksananya penerbitan akta-akta capil

6. Terlaksananya penataan buku register akta-akta

capil dan data pendukung penerbitan akta-akta capil

c. Meningkatkan

Kualitas Databse

Kependudukan

1. Terlaksananya pemeliharaan Jaringan Komunikasi

SIAK

2. Tersedianya database Kependudukan Kota Cilegon

3. Tersedianya laporan kependudukan

4. Tersedianya SDM tim pengelola data SIAK yang

handal

5. Tersedianya sarana dan prasarana SIAK

6. Terlaksananya pengarsipan data kependudukan

(Sumber: Profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon 2015)

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

80

4.1.2.2 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon

Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Cilegon No.63 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon mempunyai kedudukan unsur pelaksana urusan pemerintah daerah

di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah mempunyai tugas

pokok dan fungsi.

A. Tugas Pokok

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon mempunyai

tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah

di bidang kependudukan yang menjadi kewenangan daerah, dan tugas

pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah.

B. Fungsi

Dinas dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi;

1. pelayanan pendaftaran penduduk;

2. pelayanan pencatatan sipil;

3. pengumpulan data kependudukan;

4. pemanfaatan dan penyajian database kependudukan Daerah;dan

5. penyusunan profile kependudukan Daerah.

Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon dalam

rangka penyelenggaraan pemerintahan menuju Good Governance. Untuk

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

81

mencapai kinerja pelayanan serta dalam menunjang faktor keberhasilan visi

dan misi dinas seperti diharapkan mempunyai Susunan Organisasi yang

terdiri dari ;

1. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris

Daerah. Dalam hal ini Kepala Dinas memiliki tugas membantu Walikota

dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil yang menjadi kewenangan daerah, dan

tugas pembantuan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah. Dalam hal ini

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon memiliki

tugas pokok yakni sebagai berikut:

Memimpin, merumuskan dan mengkoordinasikan sasaran kegiatan

dinas, melakukan pembinaan dan pengarahan kegiatan dinas serta

menyelenggarakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan dinas agar

terlaksana dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Kemudian Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon memiliki fungsi yang mana sebagai berikut:

a. Perumusan perencanaan kebijakan teknis operasional dan

administratif di bidang kependudukan dan catatan sipil;

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

82

b. Penyelenggaraan, pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan

operasional dan adminitratif di bidang kependudukan dan pencatatan

sipil;

c. Penyelenggaraan pembinaan aparatur pada dinas;

d. Pembinaan dan pengendalian tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas di

lingkungan dinas;

e. Pengkoordinasian di bidang kependudukan dan catatan sipil dengan

instansi terkait;

f. Penyelenggaraan pelaporan pertanggung jawaban (akuntabilitas) dan

kinerja dinas.

2. Sekretariat

Sekretariat di pimpin oleh seorang Sektretaris berkedudukan dibawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Sekretariat Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon memiliki tugas pokok

yakni sebagai berikut:

Memimpin dan melaksanakan tugas lingkup Sub Bagian Perencanaan,

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, dan Sub Bagian Keuangan, baik

pelayanan teknis maupun administratif dan koordinasi tugas Bidang-Bidang

secara terpadu sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk mendukung

kelancaran pelaksanaan tugas.

Kemudian Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon memiliki fungsi yang mana sebagai berikut :

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

83

a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada

Sekretariat;

b. Pengkoordinasian penyusunan program kerja dan kegiatan Dinas;

c. Penghimpunan rencana Kerja Dinas;

d. Penyelenggaraan visi dan misi Dinas;

e. Penyelenggaraan pengelolaan urusan administrasi umum,

kepegawaian, dan keuangan Dinas;

f. Penyelenggaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan Dinas;

g. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas-tugas Sub Bagian pada

Sekretariat;

h. Pengkoordinasian dan sinkronisasi tugas, program, dan kegiatan tiap-

tiap Bidang pada Dinas;

i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) dan Kinerja

Dinas;

j. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Sekretariat.

3. Sub Bagian Perencanaan

Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Dalam hal

ini Sub Bagian Perencanaan memiliki Tugas Pokok, sebagai berikut:

Merencanakan dan mengontrol kegiatan penyusunan perencanaan,

memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,

memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, melakukan koordinasi,

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

84

konsultasi, dan kerjasama dengan instansi terkait, sesuai dengan peraturan dan

ketentuan yang berlaku sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas, dan membuat

laporan Sub Bagian Perencanaan sehingga berhasil guna dan berdaya guna,

efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Sub Bagian Perencanaan juga memiliki fungsi yang mana

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Sub Bagian Perencanaan;

b. Pelaksanaan penyusunan visi dan misi dinas;

c. Pelaksanaan penghimpunan rencana kerja Sekretariat dan bidang-

bidang;

d. Pelaksanaan perencanaan, pengkoordinasian dan evaluasi program

dan kegiatan Dinas;

e. Pelaksanaan pengelolaan bahan referensi kegiatan Dinas;

f. Penyusunan rencana strategis Dinas;

g. Pengumpulan, pengelolaan data dan penyusunan laporan hasil

kegiatan Dinas;

h. Penyusunan laporan akuntabilitas dan Kinerja Dinas;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / pihak terkait di bidang

program dan evaluasi;

j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Perencanaan.

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

85

4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala

Sub Bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Kepada

Sekretaris. Dalam Hal ini Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki

tugas pokok sebagai berikut:

Merencanakan dan mengontrol kegiatan administrasi umum,

kerumahtanggaan dan administrasi kepegawaian, memberi petunjuk dan

membagi tugas serta membimbing bawahan , memeriksa dan mengoreksi

hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien,

dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian memiliki fungsi yang

mana sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum dan tata usaha Dinas;

c. Pelaksanaan pengelolaan adminitrasi kepegawaian Dinas;

d. Pelaksanaan pengelolaan kerumahtanggaan Dinas;

e. Penyusunan rencana kebutuhan peralatan dan perlengkapan Dinas;

f. Pelaksanaan pengadaan peralatan dan perlengkapan Dinas;

g. Pelaksanaan pengindustrian barang keperluan Dinas;

h. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemenfaatan barang inventaris Dinas;

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

86

i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang umum

dan kepegawaian;

j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian.

5. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Dalam hal

ini Sub Bagian Keuangan memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Merencanakan dan mengontrol kegiatan administrasi keuangan,

memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,

memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan Sub

Bagian Keuangan sehingga berhasil guna dan berdaya guna , efektif dan

efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Sub Bagian Keuangan juga memiliki fungsi yang mana

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Sub Bagian Keuangan;

b. Penyusanan anggaran belanja langsung dan tidak langsung ;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi gaji pegawai Dinas;

d. Penyusunan surat pertanggungjawaban (SPJ) Dinas;

e. Penyusunan alur kas keuangan Dinas;

f. Pelaksanaan administrasi keuangan Dinas;

g. Penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan Dinas;

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

87

h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi / pihak yang terkait di bidang

keuangan;

i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Keuangan.

6. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk

Bidang Kependudukan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Dalam

hal ini Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk mempunyai tugas memimpin

dan melaksanakan tugas lingkup Seksi Identitas Penduduk, Seksi Pindah

Datang Penduduk, dan Seksi Pendataan Penduduk, sesuai prosedur serta

ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas. Dan

memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Memimpin, merencanakan, penyusunan program dan pengendalian

anggaran Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, mengkoordinir,

menyelenggarakan dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk, membagi tugas dan mengatur serta

memberi petunjuk kegiatan Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk kepada

bawahan dan memberi laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan dapat

berjalan dengan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Kemudian Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk memiliki fungsi

yang mana sebagai berikut:

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

88

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian anggaran pada

Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk;

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada

Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

d. Penyelenggaraan Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk;

f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/ pihak terkait

kependudukan;

g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk.

7. Seksi Identitas Penduduk

Seksi Identitas Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk. Dalam Hal ini Seksi Identitas Penduduk

memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Merencanakan dan mengontrol kegiatan Seksi Identitas Penduduk,

memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,

memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

89

Identitas Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan

efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Seksi Pendaftaran Penduduk memiliki fungsi yang mana

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Seksi Identitas Penduduk;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis Seksi Identitas Penduduk;

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada

Seksi Identitas Penduduk;

d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk;

e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pendaftaran

Penduduk;

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pengendalian di Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/ pihak terkait di Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Seksi Identitas Penduduk.

8. Seksi Pindah Datang Penduduk

Seksi Pindah Datang Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk. Dalam hal ini Seksi Pindah Datang

Penduduk memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

90

Merencanakan dan mengontrol kegiatan Seksi Pindah Datang

Penduduk, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing

bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil Kerja bawahan, dan membuat

laporan Seksi Pindah Datang Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya

guna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Seksi Pindah Datang Penduduk fungsi yang mana sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Seksi Pengawasan Pindah

Datang Penduduk;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis Seksi Pindah Datang Penduduk;

c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada

Seksi Pindah Datang Penduduk;

d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di Bidang Pindah

Datang Penduduk;

e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pindah Datang

Penduduk;

f. Pelaksanaan kegiatan di Bidang Pindah Datang Penduduk;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi Pindah Datang

Penduduk.

9. Seksi Pendataan Penduduk

Seksi Pendataan Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang

bertangggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

91

Penduduk. Dalam hal ini Seksi Pendataan Penduduk memiliki tugas pokok

sebagai berikut:

Merencanakan dan mengontrol kegiatan Seksi Pendataan Penduduk,

memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,

memeriksa dan mengoreksi hasil Kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi

Pendataan Penduduk, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan

efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Seksi Pendataan Penduduk memiliki fungsi sebagai

berikut:

h. Pelaksanaan penyusunan perencanaan Seksi Pendataan Penduduk;

i. Pelaksanaan kebijakan teknis Seksi Pendataan Penduduk;

j. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada

Seksi Pendataan Penduduk;

k. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk;

l. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk;

m. Pelaksanaan kegiatan di Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;

n. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi Pendataan

Penduduk.

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

92

10. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil

Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil di pimpin oleh seorang kepala

bidang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Dalam hal ini Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil memiliki tugas pokok

sebagai berikut:

Memimpin, merencanakan penyusunan program dan pengendalian

anggaran Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil, mengkoordinir,

menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang

Pelayanan Pencatatan Sipil, membagi tugas dan mengatur serta memberi

petunjuk kegiatan Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil kepada bawahan dan

memberikan laporan kepada pimpinan sehingga dapat berjalan dengan baik,

efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil memiliki fungsi yang

mana sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian anggaran pada

Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Pelayanan

Pencatatan Sipil;

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada

Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;

d. Penyelenggaran Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;

e. Penyelenggaraan Pengendalian dan pengawasan di Bidang Pelayanan

Pencatatan Sipil;

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

93

f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di Bidang

Pelayanan Pencatatan Sipil;

g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pelayanan Pencatatan

Sipil.

11. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan di pimpin

oleh seorang kepala bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Bidang Data dan Informasi

Kependudukan memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Memimpin, merencanakan penyusunan program dan pengendalian

anggaran Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan,

mengkoordinir, menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevaluasi

kegiatan Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan kepada

bawahan, dan memberikan laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan dapat

berjalan baik, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

memiliki fungsi yang mana sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;

b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan;

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

94

c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;

d. Penyelenggaran Bidang Pendataan dan Informasi Kependudukan:

e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan;

f. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan.

12. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan

Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan di pimpin oleh

seorang kepala bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas. Dalam hal ini Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi

Pelayanan n memiliki tugas pokok sebagai berikut:

Memimpin, merencanakan penyusunan program dan pengendalian

anggaran Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, mengkoordinir,

menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan Bidang

Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan kepada bawahan, dan memberikan

laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan dapat berjalan baik, efektif dan

efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemudian Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan memiliki

fungsi yang mana sebagai berikut:

g. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada

Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan;

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

95

h. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis Bidang Pemanfaatan

Data dan Inovasi Pelayanan;

i. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap Seksi pada

Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan;

j. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di Bidang

Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan;

k. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pemanfaatan Data

dan Inovasi Pelayanan.

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

96

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

97

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang telah didapatkan

dari hasil penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, penelitian mengenai evaluasi

Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon,

peneliti menggunakan teori evaluasi kebijakan menurut William Dunn . Teori

tersebut menjabarkan dengan 6 (enam) kriteria yang perlu diperhatikan dalam

mengevaluasi suatu kebijakan. Adapun 6 (enam) kriteria tersebut meliputi

efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan ketepatan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif, yang

terbentuk dari kata dan kalimat hasil wawancara, hasil observasi lapangan, dan

dokumentasi. Sumber data utama dicatat dalam catatan tertulis, atau melalui alat

perekam yang peneliti gunakan selama proses wawancara berlangsung.

Selain berupa kata-kata, peneliti juga menggunakan data-data dan

dokumentasi yang ada di lapangan, dokumentasi tersebut bermacam-macam

bentuknya. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil yaitu profil Kota Cilegon,

profil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, data laporan-laporan pencapaian

KTP-el, petunjuk teknis pelaksanaan KTP-el dan Perwal No.63 tentang

pembentukan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto lapangan dimana foto-foto terebut

merupakan foto kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan KTP-el

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

98

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles

and Huberman, dimana dikemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi

data (data reduction), penyajian data (data display), dan verifikasi (conclusion

drawing/ verifying).

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mereduksi data, yaitu

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan

reduksi data, peneliti memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu:

a. Kode Q1,2,3, dan seterusnya menandakan daftar urut pertanyaan.

b. Kode I1,2,3, dan seterusnya menandakan daftar urut informan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display).

Dalam penelitian kualitatif penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Namun

yang paling sering digunakan dan juga dilakukan peneliti untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif ialah dengan teks yang bersifat naratif.

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan (verification). Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

99

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

4.2.2 Data Informan

Penelitian mengenai Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon dalam penentuan informan,

peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Adapun informan-informan yang peneliti tentukan merupakan orang-orang

yang menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Para informan tersebut adalah pihak-pihak yang terkait, terlibat langsung dan turut

berpartisipasi dalam pelaksanaan program KTP-el di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah

18 (delapan belas) orang, di antaranya adalah:

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

100

Tabel 4.5

Daftar Informan Penelitian

No. Kode

Informan

Nama Informan Keterangan

1 I1 Drs. Kusmajaya Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran

Penduduk Disdukcapil Cilegon

2 I2 Nuriyana Administrator Database (ADB)

Disdukcapil Cilegon

3 I3 Parko Prahima, S.SI,

M.Si

Kasi Pendataan Penduduk

4 I4-1 Yayat Pelaksana di Bidang Pengelolaan

Informasi Adm. Kependudukan

5 I4-2 Ma’ruf Operator Kecamatan Pulomerak

6 I4-3 Sahlawi Operator Kecamatan Grogol

7 I4-4 Iyus Yusya Operator Kecamatan Purwakarta

8 I4-5 Nunung Lesmana Operator Kecamatan Ciwandan

9 I4-6 Ernita Yurika Operator Kecamatan Jombang

10 I4-7 Aam Riani Operator Kecamatan Cilegon

11 I4-8 Ukon Furkoni Operator Kecamatan Cibeber

12 I4-9 Nenty Rillya Operator Kecamatan Citangkil

13 I5-1 Masayu Azka L. Masyarakat

14 I5-2 Wina Maryamul H. Masyarakat

15 I5-3 Leonardo Masyarakat

16 I5-4 Wawi Masyarakat

17 I5-5 Nuraeni Masyarakat

18 I6 H. Soleh, SE Kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota

Cilegon

Sumber : Peneliti (2017)

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

101

4.3 Penyajian Data

Pembahasan pada penyajian data merupakan hasil analisis dan fakta yang

peneliti temukan di lapangan, serta disesuaikan dengan teori yang digunakan

dalam penelitian. Dalam penelitian mengenai “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cilegon Tahun

2015”, teori yang digunakan adalah teori evaluasi implementasi menurut Dunn,

Dunn dalam Nugroho (2012:729) menyebutkan 6 (enam) tipe kriteria evaluasi

kebijakan, diantaranya : efektivitas, efisiensi, responsivitas, kecukupan, perataan

dan ketepatan. Tujuan dari penetapan teori ini yaitu untuk mengevaluasi

sejauhmana dampak atau manfaat yang dirasakan atas kebijakan tersebut. Adapun

pembahasan yang dapat peneliti paparkan, yaitu sebagai berikut :

1) Kriteria Efektivitas

Efektivitas berkenaan dengan apakah suatu program mencapai hasil

(akibat) yang diharapkan (maksimal), atau tercapainya suatu tujuan dari

diadakannya tindakan. Dalam penelitian ini “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” berupa

pencapaian target pelaksanaan KTP-el, dan hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Berikut temuan di lapangan:

Pencapaian target dalam meningkatkan tertib administrasi kependudukan

dapat menjadi tolak ukur efektivitas dari pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, terhadap hasil (akibat) yang

diharapkan. Sudah sejauh mana Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

102

Cilegon sebagai pelaksana program KTP-el dalam meningkatkan tertib

administrasi kependudukan, dalam upaya pelaksanaan program KTP-el secara

maksimal.

Pada temuan di lapangan, pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon, memiliki hasil atau pencapaian yang sudah

mencapai target, namun masih banyaknya hambatan dalam pelaksanaannya. Hal

ini dapat tercermin dari pernyataan I1, beliau mengatakan sebagai berikut :

“Mengenai target tidak bisa mencapai 100% karena Lampid

(laporan lahir mati pindah datang) yang berubah-ubah setiap

detiknya, sehingga tidak bisa mencapai target. Namun capaian

KTP-el di Kota Cilegon terus bertambah”.

Dari penyataan di atas, dapat diketahui bahwa pada temuan di lapangan,

hasil yang dicapai dari program KTP-el di Kota Cilegon cukup optimal. Setiap

kebijakan mempunyai pencapaian target yang ingin dicapai, dan seberapa besar

perubahan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan KTP-el ini. setiap perubahan

pasti menginginkan kearah yang lebih baik , begitu pula efektivitas dalam

pelaksanaan KTP Elektronik.

Disdukcapil selaku penyelenggara pelaksanaan KTP-el tingkat

pemerintahan kota/kabupaten terus melakukan upaya untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Persentase pencapaian KTP-el tidak bisa mencapai 100%, hal ini

dikarenakan oleh lampid yang berubah-ubah. Laporan kelahiran kematian pindah

datang selalu berubah setiap detiknya, tentu hal ini mempengaruhi jumlah

persentase pencapaian perekaman KTP-el d Disdukcapil Kota Cilegon.

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

103

Adapun hasil yang hendak dicapai bukan saja hanya target pencapaian

perekaman semata, melainkan seberapa besar perubahan yang telah dirasakan.

Peningkatan tertibnya administrasi kependudukan merupakan salah satu tujuan

dilaksanakannya kebijakan ini, setelah diterapkannya KTP-el di Disdukcapil Kota

Cilegon bahwa masih belum tercapainya tertib administrasi kependudukan di

Kota Cilegon, hal ini diungkapkan oleh I1 sebagai berikut :

“Masih belum tercapainya tertib NIK, database, tertib dokumen

karena faktor lampid yang berubah-ubah dan juga karena kesadaran

dan konsistensi penduduk yang masih rendah. Masih belumnya

tertib dokumen meliputi tidak melengkapi berkas, kemudian tidak

melaporkan kepindahan dan sebagainya”.

Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa setelah

diterapkannya KTP-el di Disdukcapil Cilegon masih belum tercapainya tertib

administrasi kependudukan yang meliputi, tertib NIK, tertib database dan tertib

dokumen. Masih banyaknya ketidaksesuaian NIK KTP-el dengan NIK yang ada

di Kartu Keluarga. Sehingga masih banyaknya data yang perlu dirapihkan. Masih

belum tertibnya dokumen dikarenakan kesadaran dan konsistensi penduduk yang

masih rendah dalam melengkapi dokumen kependudukan seperti tidak adanya

data pendukung untuk perubahan nama , tanggal ataupun status. Sehingga dapat

diketahui bahwa belum adanya perubahan yang besar dalam penertiban

administrasi kependudukan, untuk saat ini masih membutuhkan waktu supaya

kedepannya database kependudukan benar-benar tertata dengan baik dan benar-

benar valid.

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

104

Sesuai dengan data yang peneliti dapatkan, capaian realisasi KTP-el terus

mengalami peningkatan walaupun sulit untuk mencapai target 100%. Walaupun

demikian, namun masih banyaknya kendala-kendala yang menghambat

terlaksananya program KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon untuk mencapai hasil maksimal. Seperti yang diungkapkan I3 sebagai

berikut :

“Ada banyak kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Cilegon ini,

yang pertama kurangnya informasi, kurangnya sosialisasi yang

menyebabkan tidak adanya pemahaman tentang fungsi dari KTP-el

tidak hanya di kalangan menengah kebawah, namun di lapisan

menengah keatas masih banyak yang belum paham mengenai KTP

elektronik ini. Kendala lainnya yaitu ketersediaan blangko yang

sering kosong , sekarang lancar tapi tidak tahu untuk kedepannya.

Kendala lainnya yaitu koordinasi lintas sektoral, dalam hal ini

misalkan disdukcapil dengan samsat, imigrasi, perbankan dan

lainnya terkadang data yang diambil berbeda dengan BPJS, tidak

tahu BPJS ngambilnya dari mana. Ada juga di perbankan mereka

mengklaim mengambil data dari kementerian , tapi data yang di

DKCS dengan Bank BRI itu beda”.

Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa dalam

pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

masih mengalami banyak kendala. Adapun kendala yang ditemui diantaranya

adalah (1) Sarana dan prasarana yang belum memadai yaitu blangko dan ribbon

yang sering kosong, serta jaringan yang sering trouble. Sering habisnya blangko

tentu saja sangat menghambat dalam pelaksanaan KTP-el ini, karena dalam SOP

untuk pembuatan KTP-el maksimal 14 (empat belas) hari kerja, namun karena

keadaan blangko yang belum stabil saat ini butuh waktu berbulan-bulan untuk

pembuatan KTP-el. Peralatan juga masih kurang , program KTP-el ini mulai

diterapkan sejak tahun 2011 dan sekarang tahun 2016 sudah banyak peralatan

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

105

untuk perekaman yang sering eror atau tidak berfungsi baik yang di Kecamatan

maupun di Dinas dan untuk pembetulan di pusat memerlukan waktu yang lama.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2009

bahwa untuk pengadaan blangko KTP-el dari pusat dengan anggaran APBN, dan

Kota ataupun Kabupaten tidak melakukan pengadaan sendiri untuk ketersediaan

blangko. Sehingga kalau di Pusat tidak ada blangko , di daerahpun ketersediaan

blangko kosong. Berbeda dengan pengadaan ribbon, awalnya memang ribbon

masuk dalam pengadaan pusat, namun saat ini ribbon sudah bisa pengadaan

sendiri dengan APBD.

(2) Masih kurangnya informasi dan pemahaman tentang fungsi KTP-el

sendiri, bukan saja hanya dari lapisan masyarakat menengah kebawah namun juga

lapisan menengah keatas masih banyak yang belum paham. Hal ini menyebabkan

adanya perekaman KTP-el dengan NIK yang berbeda sehingga terjadi duplicated

record. Karena di tingkat Kecamatan belum bisa untuk melakukan pengecekan

biometrik sehingga duplicated record sulit untuk dihindari. (3) Koordinasi lintas

sektoral seperti dengan perbankan, BPJS, samsat yang mana data yang dimiliki

mereka dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengalami perbedaan.

Hal ini terjadi karena data yang mereka akses bukan langsung dari Disdukcapil

secara langsung melainkan dari pusat, dan data tersebut baru melakukan update

tiap 3 bulan sekali. Sehingga menjadi masalah ketika KTP-el yang sudah dirubah

melalui Disdukcapil tetapi data diperbankan masih belum di update.

Mengenai hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program KTP-el,

diutarakan juga oleh I4-1 sebagai berikut :

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

106

“Kendala pertama yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih

kurang dalam keahlian mengenai KTP-el, masih banyak yang

belum tahu baik operator maupun bagian pelayanan di tingkat

kecamatan. Membedakan yang mana KTP-el yang mana KTP

reguler masih ada yang belum tahu, ada yang sudah KTP-el tapi

disuruh ke dinas untuk cek biometrik padahal sudah jelas itu NIK

KTP-el. Kedua pada saat pertama diterapkannya KTP-el setelah

pemutakhiran data perekaman KTP-el dilakukan tahun 2011,

banyaknya perubahan tanggal lahir saat perekaman sehingga NIK

ikut berubah , dan aplikasi database dari Kementrian belum siap

waktu itu, padahal peraturannya NIK itu tidak boleh dirubah. Tapi

kenyataannya waktu itu NIK bisa dirubah dengan perubahan

tanggal lahir. Dan tahun 2013 NIK sudah dikunci dari pusat,

walupun merubah tanggal lahir NIK tidak akan berubah.

Kendalanya dari pertama perekaman yang sudah KTP-el waktu

perekaman masal, ternyata NIK nya berubah dan melakukan

perekaman lagi atau pengajuan yaitu dampaknya tidak bisa dicetak

dan menjadi duplicated record. Kemudian kendala dalam

pencetakan biasanya gangguan dari pusat , kemudian yang

perekaman menggunakan kontak lens tidak akan pernah bisa

dicetak”.

Berdasarkan pernyataan di atas, yang menyatakan bahwa kendala lainnya

yaitu SDM (Sumber Daya Manusia). Adapun SDM dalam pelaksanaan program

KTP-el adalah petugas pelayanan dari Kelurahan, Kecamatan dan Dinas serta para

Operator pelaksana di tingkat Kecamatan dan di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Secara kualitas masih kurang dalam keahlian

mengenai program KTP-el. Seperti yang telah disebutkan bahwa dalam

pelaksanaan KTP-el ini melibatkan banyak pihak mulai dari tingkatan yang paling

dekat dengan masyarakat yaitu RT/RW sampai dengan tingkat penyelenggara

yaitu Disdukcapil bahwa masih minimnya informasi yang mereka pahami

mengenai pelaksanaan KTP-el ini, SDM yang berkualitas akan menghasilkan

hasil yang maksimal.

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

107

Berdasarkan uraian di atas mengenai kriteria efektivitas dalam pelaksanaan

KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon sebagaimana yang dimaksud dalam

pelaksanaannya, secara umum dikatakan belum efektif karena belum adanya

perubahan yang besar dalam upaya mewujudkan tertib adminitrasi kependudukan.

2) Kriteria Efisiensi

Efisiensi merupakan salah satu bentuk kriteria di dalam proses evaluasi

kebijakan. Efisiensi disini merupakan seberapa banyak usaha yang dilakukan

dalam mencapai hasil yang diinginkan. Efisiensi biasanya ditentukan melalui

perhitungan biaya unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektifitas

tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien.

Efisiensi dalam penelitian mengenai “Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015”,

berkenaan dengan usaha apa saja yang dilakukan oleh pihak Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Cilegon sebagai penyelenggara program KTP-el tingkat

Kabupaten/Kota. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis mengenai efisiensi

program KTP-el dari sisi kemudahan dan ketepatan waktu pembuatan KTP-el .

Berdasarkan temuan lapangan usaha yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Cilegon seperti diutarakan I1 sebagai berikut:

“Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Cilegon yaitu dengan memanfaatkan sarana prasarana yang ada

dengan maksimal, kemudian memanfaatkan SDM yang ada melalui

bintek, program pelatihan, pengawasan, dan terus melakukan

sosialisasi baik kegiatan , maupun menjadi narasumber untuk

menginformasikan sadar KTP-el . dan juga kami telah melakukan

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

108

pelayanan keliling dalam rangka jemput bola dalam pelaksanaan KTP-

el”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas menegaskan bahwa, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon sebagai pelaksana program

KTP-el yaitu telah melakukan pelayanan keliling atau jemput bola ke kecamatan-

kecamatan. Hal ini dilakukan supaya untuk menjangkau masyarakat yang sulit

dijangkau dan untuk percepatan hasil yang maksimal dalam program KTP-el

sesuai dengan surat edaran dari Kemendagri. Berikut ini adalah mobil milik

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon yang digunakan untuk

pelayanan keliling sebagai berikut :

Gambar 4.1

Mobil pelayanan keliling Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon

Dalam mobil pelayanan keliling tersebut, terdapat 3 (tiga) perangkat

komputer untuk melakukan perekaman KTP-el , pencetakan KK dan pencetakan

akte kelahiran. Tahun 2016 pelayanan keliling hanya dilakukan di salah satu

kelurahan perwakilan di tiap kecamatan, namun untuk tahun 2017 Disdukcapil

akan melakukan pelayanan keliling di 43 kelurahan yang ada di Kota Cilegon. Hal

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

109

tersebut tentu sangat disambut dengan baik oleh masyarakat, karena antusias yang

sangat besar karena pelayanan langsung sangat memudahkan masyarakat dalam

pembuatan KTP-el.

Sering habisnya blangko KTP-el tentu menyebabkan terlambatnya

pencetakan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

sehingga kebutuhan masyarakat tidak dapat terpenuhi. Berikut adalah pernyataan

yang diutarakan oleh I6 sebagai berikut :

“Untuk mengatasi kekosongan blangko , kami memberikan informasi

dan melakukan sosialisasi bahwa blangko kosong dan untuk

sementara sebagai pengganti kami menerbitkan Surat Keterangan

Pengganti KTP-el”.

Berdasarkan pernyataan di atas, menerangkan bahwa untuk mengatasi

kekosongan blangko KTP-el pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Cilegon mengeluarkan “Surat Keterangan Penggantian KTP-el”. Surat keterangan

tersebut ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon yang berlaku selama 6 (enam) bulan, dan pada surat keterangan

tersebut bahwa dapat digunakan untuk kepentingan Pemilu, Pemilukada,

perbankan, Imigrasi, Kepolisisan, Asuransi, BPJS, Pernikahan dan lainnya.

Adapun surat keterangan tersebut seperti gambar berikut:

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

110

Gambar 4.2

Surat Keterangan pengganti KTP-el

Sesuai dengan surat edaran dari Kemendagri No.471.13/10231/Dukcapil

bahwa bagi yang telah perekaman KTP-el dan belum mendapatkan fisik KTP-el

nya boleh diterbitkannya surat keterangan tersebut supaya bisa digunakan untuk

pengganti KTP-el. Walaupun masyarakat telah diberikan surat keterangan

pengganti KTP-el tersebut dan Disdukcapil telah mengedarkan surat mengenai

penggunaan surat keterangan tersebut , masih ada saja instansi swasta atau

perbankan yang menyulitkan masyarakat dengan meminta fisik KTP-el. Seperti di

Bank Mandiri , Bank BJB yang menolak surat keterangan tersebut , hal seperti ini

seharusnya tidak terjadi apabila koordinasi yang dilakukan lintas sektoral berjalan

dengan baik.

Dan juga untuk membaca chip yang terdapat didalam kartu KTP-el

dibutuhkan alat pembaca KTP-el yaitu Card Reader. Namun saat ini Card Reader

baru Disdukcapil yang menggunakannya, instansi swasta dan perbankan yang ada

di Cilegon belum memilikinya. Padahal Kemendagri sudah mengedarkan surat ke

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

111

seluruh instansi , swasta maupun perbankan untuk melakukan pengadaan Card

Reader. Supaya tidak hanya melihat data yang diakses saja melainkan untuk

memastikan apakah data yang ada didatabase sama dengan dalam Chip KTP-el

tidak lain untuk mencegah pemalsuan KTP-el.

Pernyataan berikutnya mengenai usaha-usaha yang dilakukan dalam

penyelenggaraan program KTP-el yang diutarakan I3 sebagai berikut :

“Yang pertama melakukan sosialisasi secara komprehensif dan

berkesinambungan, komprehensif dalam artian kita selalu melakukan

update-update tentang peraturan perundangan, seperti adanya instruksi

bahwa pembuatan KTP-el tidak perlu melalui RT, RW. Itu kan

update-update yang kita dapatkan dari pusat untuk diterapkan di

daerah. Secara berkesinambungan artinya selalu kita melakukan

sosialisasi itu terus menerus. Tetapi tidak hanya melalui sosialisasi

saja karena kita terkendala anggaran, maka dari itu kita memanfaatkan

aparat-aparat di kelurahan dan kecamatan untuk melakukan

pembinaan dalam rangka pelayanan-pelayanan langsung. Upaya

lainnya yaitu dengan pelayanan keliling, kita akan melakukan jemput

bola”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa usaha-usaha yang

dilakukan dalam pelaksanaan program KTP-el adalah dengan melakukan

sosialisasi secara komprehensif dan berkesinambungan artinya selalu dilakukan

terus menerus mengenai update peraturan perundang-undangan yang didapatkan

dari pusat untuk diterapkan daerah. Seperti intruksi dari Kemendagri yang baru

dalam upaya percepatan pencapaian perekaman KTP-el dilakukan

penyederhanaan prosedur bahwa untuk pembuatan KTP-el tidak perlu lagi

pengantar RT, RW dan kelurahan cukup membawa fotocopy keluarga dengan

catatan bahwa Kartu Keluarga sudah update dan sudah tidak ada kesalahan atau

perubahan.

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

112

Namun kenyataannya dalam pelaksanaan dan sosialisasi intruksi tersebut

di Kota Cilegon mengalami pro dan kontra, karena petugas pelayanan di

kecamatan-kecamatan menolak pembuatan KTP-el apabila tidak ada pengantar

dari kelurahan. Apabila intruksi tersebut dapat berjalan dengan baik, mayarakat

tidak perlu minta pengantar dari RT, RW dan kelurahan sehingga dapat

memudahkan masyarakat untuk menghemat biaya dan waktu yang dikeluarkan.

Berikut adalah pernyataan mengenai efisiensi dalam program KTP-el yang

diutarakan Oleh I1 :

“Jelas dengan adanya KTP-el bisa meningkatkan efisiensi anggaran di

pusat, karena sudah berlaku seumur hidup, tetapi kalau ada perubahan

tetap saja harus diganti KTP-el nya”.

Berdasarkan pernyataan di atas, menegaskan bahwa dengan berlakunya

KTP-el seumur hidup tentu meningkatkan efisiensi anggaran dipusat. Berdasarkan

surat edaran Mendagri Nomor 470/295/SJ yang dikeluarkan 29 Januari 2016

Isinya menyebutkan sesuai Undang-undang nomor 24 tahun 2013 pasal 64 ayat

(7) huruf a mengamanatkan KTP elektronik warga negara Indonesia masa

berlakunya seumur hidup. Selanjutnya KTP elektronik yang sudah diterbitkan

sebelum UU tersebut ditetapkan berlaku seumur hidup.

Salah satu urgensi pemberlakuan KTP-el seumur hidup untuk

penghematan anggaran 4 triliun pertahunnya. Selain soal penghematan, perubahan

masa berlaku KTP-el seumur hidup ini sebagai upaya penyederhanaan, sehingga

masyarakat tidak perlu lagi memperpanjang tiap 5 (lima) tahun. Dan sudah

banyaknya KTP-el di tangan masyarakat yang masih mencantumkan masa

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

113

berlakunya, tidak menjadi masalah karena itu termasuk sudah berlaku seumur

hidup.

Berikut adalah pernyataan mengenai prosedur dan pelayanan dalam

pembuatan KTP-el di Kota Cilegon , diutarakan oleh I5-4 sebagai berikut:

“Prosedurnya yang terlalu panjang menurut saya, karena harus minta

pengantar dari RT RW Kelurahan baru ke Kecamatan. Dan saat saya

mau mengambil KTP-el di Kecamatan ternyata belum jadi katanya

KTP-el nya tidak bisa dicetak, disuruh ke dinas buat cek biometrik”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa informan memiliki

kesulitan dalam pembuatan KTP-el. Masyarakat yang dulu sudah pernah

melakukan perekaman belum tentu KTP-el nya bisa dicetak. Hal ini dikarenakan

adanya perbedaan NIK KTP-el dengan NIK yang ada di dalam Kartu Keluarga

saat ini. Terjadi demikian sebenarnya karena ulah operator yang masih belum

paham dengan NIK KTP-el. NIK yang tidak bisa dicetak KTP-el nya padahal

sudah pernah melakukan perekaman yang bersangkutan harus datang ke Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon untuk melakukan pengecekan

biometrik. Pengecekan biometrik dilakukan dengan sidik jari atau iris mata,

nantinya akan muncul NIK mana yang KTP-el dan ada dimana.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa kekosongan blangko

menyebabkan terlambatnya pencetakan sehingga pela

yanan pun menjadi terlambat. Seperti yang diutarakan oleh I5-3 sebagai berikut :

“Saya buat tanggal 4 dan sekarang tanggal 17 untuk pengambilan ,

baru kartu keluarga saja yang sudah jadi, KTP-el nya belum jadi

karena katanya balngko baru ada tahun 2017. Jadi hanya dikasih surat

keterangan untuk mengurus keperluan-keperluan yang berlaku untuk 6

(enam) bulan kedepan”.

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

114

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pembuatan KTP-el

melebihi batas waktu pengambilan yang harusnya 2 (dua) minggu tetapi berbulan-

bulan tidak belum juga mendapatkan KTP-elnya, nyatanya karena kehabisan

blangko masyarakat hanya diberikan surat keterangan pengganti KTP-el yang

diterbitkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Pada keseluruhan pernyataan dari berbagai informan, dapat disimpulkan

bahwa efisiensi terkait dengan pelaksanaan KTP-el untuk saat ini masih belum

efisien karena masih belum berjalan dengan baik intruksi dari kemendagri

mengenai penyederhanaan dalam pembuatan KTP-el dan juga dari segi waktu

dalam pembuatan KTP-el ini memakan waktu berbulan-bulan karena kendala

kekosongan blangko. Selain itu, saat ini bagi yang baru melakukan perekaman

KTP-el, akan membutuhkan waktu yang lama karena data perekaman baru bisa

masuk ke pusat setelah paling lama 3-5 bulan, hal ini dikarenakan bahwa semakin

banyak yang sudah memiliki KTP-el maka semakin lama pula untuk

memverifikasi data hasil perekaman.

3) Kriteria Kecukupan

Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas

memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah. Kriteria kecukupan disini merupakan suatu nilai dari seberapa jauhnya

pencapaian dari sebuah hasil yang diinginkan. Dalam hal ini hasil yang diinginkan

merupakan kesesuaian proses pelaksanaan KTP-el dengan kepuasan dan tingkat

kebutuhan masyarakat.

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

115

Adapun implementasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentu

mengharapkan suatu perubahan yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan. Adapun perubahan yang ingin dicapai dari pelaksanaan KTP-el ini,

hasilnya dapat memuaskan masyarakat dan pemerintah.

Kecukupan berkenaan dengan sejauh mana kebijakan tersebut dalam

pencapaian target, dapat menurunkan jumlah data penduduk ganda di Kota

Cilegon. Untuk mencapai target tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang

memadai dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon ini.

Adapun temuan lapangan yang dipaparkan oleh I1 sebagai berikut:

“Belum memadainya sarana prasarana menjadi kendala , terutama

untuk blangko dan ribbon yang masih disediakan oleh pusat”.

Pernyataan hampir sama diutarakan oleh I4-3 sebagai berikut :

“Kalau menurut saya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon ini belum memadai karena yah seperti kendala-

kendala yang tadi disebutkan blangko KTP-el terbatas, sedangkan

antusias masyarakat cukup tinggi. Kemudian juga untuk pengecekan

biometrik hanya bisa dilakukan di DKCS, padahal harusnya di

kecamatan juga ada supaya untuk menghindari “duplicated record”

atau perekaman lebih dari sekali”.

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa masih

kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon, perlu penambahan sedikit karena peralatan yang rusak untuk

diperbaiki dipusat membutuhkan waktu yang lama. Sebagaimana berdasar Perpres

Nomor 26 Tahun 2009 pengadaan blangko KTP-el disediakan oleh pusat , dan

untuk pemeliharaan perangkat keras menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi

dan pemerintah kota. Namun blangko yang diterima Disdukcapil belum cukup

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Cilegon karena pusat

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

116

memberikan blangko sesuai jumlah data perekaman yang masuk sedangkan di

Kota Cilegon ini beberapa daerah seperti di Kelurahan Kebonsari, Tamanbaru,

Deringo, Citangkil, Tegal Ratu, Kepuh, Kebondalem, Tegal Bunder. Cibeber, dan

Kelurahan Rawa Arum telah melakukan pemekaran RT sehingga banyak

mayarakat yang mengganti KTP-el nya sesuai perubahan tersebut. Sehingga hasil

yang diinginkan masih belum sesuai dengan harapan dan tingkat kebutuhan

masyarakat.

Kemudian untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan pelatihan dan

bintek yang cukup. Hal ini akan menunjang dalam pelaksanaan KTP-el yang

maksimal, berikut pernyataan yang diutarakan oleh I1 :

“Tentu saja operator diberikan bintek, kalau tidak dilakukan bintek

tidak akan bisa operasional. Ada bintek oleh Kementerian Dalam

Negeri, provinsi, dan oleh disdukcapil. Namun operator yang sudah di

bintek sering dipindah tugas atau rolling diganti dengan orang baru

tentu menjadi terhambat sehingga kurang maksimal”.

Pernyataan di atas menegaskan bahwa, operator telah diberikan bintek oleh

kemendagri, provinsi dan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon. Namun operator-operator yang telah diberikan bintek kebanyakan dari

mereka dimutasi atau dipindah tugaskan dan diganti dengan operator yang baru

sehingga dalam peLaksanaan KTP-el ini kurang maksimal.

Pernyataan berbeda yang diutarakan oleh I4-1 sebagai berikut :

“Kalau untuk bintek, Kota Cilegon belum pernah melakukan bintek

untuk operator mengenai pelaksanaan KTP-el, adapun waktu itu yang

diadakan oleh provinsi. Kalau SIAK ada setiap tahunnya, karena

SIAK kan dasar nya juga dalam melakukan verifikasi data”.

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

117

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa Dinas

Kependudukan belum pernah mengadakan bintek mengenai program KTP-el,

adapun waktu itu yang mengadakan dari tingkat Provinsi yang diadakan di Hotel

Sukma Cilegon pada tahun 2011. Sedangkan untuk SIAK diadakan bintek setiap

tahunnya namun terkadang sekali dalam setahun pun tidak terlaksana.

Pernyataan yang mendukung diungkapkan oleh I2 sebagai berikut:

“Bintek harusnya dilakukan tiap tahun , tapi pelaksanaannya

tergantung dari PPTK nya . PPTK nya nggak jalan bintek juga tidak

berjalan. Tapi kita berkoordinasi dengan operator kecamatan cukup

lancar”.

Pernyataan di atas menerangkan bahwa, seharusnya bintek memang

dilakukan setiap tahun. Namun pelaksanaan bintek sendiri tergantung dari PPTK.

Namun berdasar pernyataan tersebut walaupun bintek belum terlaksana,

koordinasi yang dilakukan oleh dinas dengan kecamatan cukup lancar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti dapat dapat

menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan KTP-el ini belum dapat memuaskan

kebutuhan masyarakat dimana masih kurang memadainya sarana dan prasarana

dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon diperlukan penambahan sedikit

supaya pelayanan dalam pembuatan KTP-el bisa lebih maksimal. Dan juga

diperlukan bintek setiap tahunnya baik mengenai KTP-el dan SIAK supaya

kualitas SDM lebih meningkat dan lebih menguasai mengenai program KTP-el

baik dalam pengetahuan ataupun dalam pengoperasiannya karena bintek yang

dilakukan sekali tiap tahunnya masih belum cukup untuk meningkatkan kualitas

SDM.

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

118

4) Kriteria Perataan

Perataan berkaitan dengan bagaimana suatu kebijakan yang dibuat dan

dilaksanakan dapat terdistribusikan pelayanannya atas dasar kriteria kesamaan

manfaat yang diberikan. Pada proses pelaksanaan KTP-el, pihak pemerintah

harusnya dapat melaksanakan dengan adil tanpa adanya perbedaan diskriminasi.

Dalam penelitian tentang “Evaluasi Program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015”, perataan

berkenaan dengan pendistribusian sosialisasi dalam pelaksanaan program KTP-el

oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon kepada masyarakat,

dengan memperhatikan elemen-elemen masyarakat sebagai objek, apakah

masyarakat sudah tahu dan paham dari dilaksanakannya program KTP-el ini dan

apakah sosialisasi mengenai KTP-el sudah dilakukan seacara merata. berikut ini

pernyataan mengenai sosialisasi KTP-el yang diutarakan oleh I1 :

“Sosialisasi sudah berjalan namun belum optimal, setiap tahun Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Cilegon melakukan sosialisasi di

8 (delapan) Kecamatan tetapi pesertanya tidak mencakup semua.

Belum maksimal karena terkendala anggaran yang terbatas untuk

sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya melalui tatap muka,

tetapi juga melalui radio, media cetak, papan umbul”.

Pelaksanaan program KTP-el oleh Disdukcapil Kota Cilegon berdasarkan

keteranagn di atas, dapat diketahui bahwa memang sosialisasi telah dilakukan

secara di 8 (delapan) kecamatan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam

pelaksanaannya.

Tetapi pada praktiknya belum optimal, masih banyak yang tidak

mengetahui mengenai pelaksanaan dan fungsi dari KTP-el. Juga dikarenakan

pesertanya tidak mencakup semua karena terbatas paling banyak hanya 60 peserta

Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

119

disetiap sosialisasi, tediri dari perwakilan-perwakilan RT, RW, Kelurahan dan

Kecamatan saja sehingga penyampaiannya kurang maksimal. Perwakilan-

perwakilan RT yang mengikuti sosialisasi merupakan rekomendasi dari kelurahan

dan kecamatan, jumlah RT di Kota Cilegon +1400 dan Disdukcapil menginginkan

peserta yang belum pernah mengikuti sosialisasi namun tidak demikian perwakian

RT yang diundang yang sudah pernah mendapatkan sosialisasi. Sosialisasi yang

telah disampaikan oleh Disdukcapil kepada peserta tidak disampaikan dengan

baik kepada masyarakatnya.

Dan juga sosialisasi yang dilakukan juga terkendala anggaran yang

terbatas sehingga hasil juga belum optimal. Selain sosialisasi yang dilakukan di

Kecamatan secara tatap muka, juga dilakukan melalui radio dan media cetak.

Berikut ini adalah salah satu kegiatan sosialisasi mengenai KTP-el yang dilakukan

oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Cilegon:

Gambar 4.3

Sosialisai yang dilakukan DKCS

Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

120

Adapun kendala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

dalam mensosialisasikan program KTP-el ini yaitu masih adanya daerah yang

cukup sulit dijangkau dan yang mana kesadaran penduduknya akan kepemilikan

dokumen seperti KTP-el masih cukup rendah. Berikut adalah pernyataan yang

diungkapkan oleh I3 :

“Masih banyak daerah yang sulit dijangkau di Kota Cilegon ini,

masyarakat yang merasa tidak membutuhkan KTP-el seperti di daerah

Cipala, Gunung Batur, Batu lawang daerah-daerah gunung disana.

Mereka terkendala transportasi dan juga ekonomi, untuk turun ke

bawah saja mengeluarkan Rp.50.000 untuk bulak balik belum lagi

kalau KTP-el tidak bisa dicetak karena biometrik harus ke DKCS.

Saya pikir kalo Kecamatan Citangkil, Jombang, Cilegon sangat

antusias sekali”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa di Kota Cilegon ini

masih adanya daerah yang agak sulit dijangkau untuk pelaksanaan program KTP-

el ini, yaitu beberapa daerah di Kecamatan Pulomerak karena disana secara

geografis terdiri dari beberapa gunung-gunung yang menjadi tempat pemukiman

penduduk. Faktor ekonomi juga ternyata menjadi kendala masyarakat, lokasi

kantor kelurahan, kecamatan serta Disdukcapil yang berada dipusat kota terbilang

cukup jauh dan membutuhkan biaya yang membuat mereka enggan untuk datang.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh I4-2 sebagai berikut:

“Masih banyak penduduk yang masih sulit untuk dijangkau karena

Kecamatan Pulomerak ini terdapat gunung-gunung. Di Kecamatan

sendiri masih kurangnya sarana untuk melakukan perekaman secara

mobile , sebenarnya sudah pernah meminta ke DKCS sarana untuk

perekaman mobile di daerah pegunungan, tetapi belum di respon.

Adapun daerahnya meliputi Gunung Batur I , Gunung Batur II,

Ciporong, Tembulung, Lebakgede, Cipala, Suralaya. Pinginnya sih

kesana , tetapi transportasi dan sarana prasana belum mendukung”.

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

121

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menerangkan bahwa memang masih

adanya daerah yang agak sulit dijangkau seperti Gunung Batur I, Gunung Batur II,

Ciporong, Tembulung, Lebakgede, Cipala dan Suralaya. Faktor ekonomi yang

rendah, kesadaran akan kepemilikin KTP-el yang masih rendah serta jalan yang

kurang baik menjadi kendala masyarakat di Kecamatan Pulomerak untuk datang

ke Kecamatan dalam pembuatan KTP-el. Perlu dilakukannya jemput bola yaitu

pelayanan mobile dari Kecamatan namun sarana untuk pelayanan mobile belum

memadai. Dalam pencapaian tujuan kebijakan yang telah dicanangkan oleh

pemerintah, diperlukan sosialisasi penuh oleh pemerintah itu sendiri kepada

masyarakat luas. Oleh karena itu peran serta pemerintah di bawahnya, baik

kecamatan, kelurahan, RT/RW sangat diperlukan untuk membantu

mensosialisasikan kebijakan ini, hal ini mengingat guna pembangunan yang

merata.

5) Kriteria Responsivitas

Kriteria responsivitas menurut Dunn dalam Nugroho (2012:317),

berhubungan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan,

preferensi atau nilai-nilai kelompok mayarakat tertentu. Kriteria responsivitas

adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya

efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan masih gagal jika belum menanggapi

kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu

kebijakan.

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

122

Pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon diharapkan mampu menjadi respon

pemerintah agar proses pelaksanaan yang sudah ada ini bisa lebih maksimal,

memberikan hasil yang baik serta memberikan kemudahan terhadap kebutuhan

masyarakat. Responsivitas dalam penelitian “Evaluasi Program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” berkenaan

dengan partisipasi dan tanggapan dari masyarakat terhadap pelaksanaan program

KTP-el. Berikut ini adalah pernyataan mengenai tanggapan mengenai

diterapkannya program KTP-el yang diutarakan I4-8 sebagai berikut :

“Menurut saya bagus, karena dengan adanya KTP-el ini nantinya

tidak adalagi KTP ganda atau data ganda , sehingga data penduduk

benar-benar valid”.

Hasil wawancara dengan informan di atas, bahwa dari pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon mendapatkan respon yang baik dari masyarakat yang pada

dasarnya mereka mendukung pelaksanaan program tersebut. Karena dibandingkan

KTP non elektronik yang tidak dilengkapi sistem keamanan, KTP-el yang

dilengkapi dengan biometrik tentunya lebih baik sehingga tidak ada KTP ganda

nantinya dan juga data akan menjadi lebih valid. Berikut pernyataan yang

mendukung diutarakan juga oleh I4-7 sebagai berikut :

“Kalau menurut saya bagus juga dengan diterapkannya KTP-el , kita

lebih tertib tidak bisa memiliki KTP lebih dari satu, karena apabila ada

NIK lebih dari satu akan ketahuan. Intinya penduduk menjadi lebih

tertib dalam administrasi kependudukan, dan berkependudukan di satu

wilayah saja”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

diterapkannya program KTP-el menuju tertib administrasi kependudukan.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program KTP-el ditunjukkan dengan

Page 140: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

123

antusiasme masyarakat dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon. Peran aktif

masyarakat akan mendukung diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon. Berikut ini

adalah pernyataan mengenai partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon, seperti yang diutarakan I3 sebagai berikut :

“Hal itu terbagi dua, yang pertama kalangan menengah keatas yaitu

penduduk yang antusias sekali dengan diterapkannya KTP-el ini.

Yang kedua kalangan menengah kebawah, ini yang kita pikirkan

mereka yang rasa ingin tahunya kurang mengenai diterapkannya KTP-

el. Kurangnya informasi mengenai perekaman, fungsi dari KTP-el itu.

Contohnya ada ibu rumah tangga dia tidak melakukan perekaman ,

“untuk apa perekaman toh saya dirumah aja” kata dia, ternyata suatu

saat anaknya melamar TNI dan diminta fotocopy KTP-el orang

tuanya. Disaat itu dia menyesal karena deadline nya tidak cukup. Hal-

hal seperti ini membutuhkan sosialisasi secara menyeluruh, tetapi

tidak dari aparat saja melainkan dari seluruh lapisan masyarakat dari

tingkatan RT, RW, kelurahan bahkan masyarakatpun bisa

mensosialisasikan melalui media sosial atau media lainnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, diketahui bahwa ada dua kategori

antusiasme masyarakat dalam pelaksanaan program KTP-el. Pertama yaitu

kalangan menengah keatas yang antusias sekali dengan diterapkannya KTP-el.

Kedua yaitu kalangan menengah kebawah yang mana mereka yang rasa ingin

tahunya masih kurang dan kesadaran akan kepemilikian KTP-el nya masih

rendah. Masih kurangnya informasi mengenai perekaman dan fungsi dari KTP-el

sendiri, dari pernyataan di atas juga menjelaskan bahwa sosialisasi bukan hanya

dari aparat pemerintah saja melainkan seluruh lapisan masyarakat melalui media

sosial maupun media lainnya.

Pernyataan lain juga diutarakan oleh I4-2 sebagai berikut :

“Masyarakat Kecamatan Pulomerak sangat antusias apabila ada

pelayanan langsung dari DKCS, tetapi kalau tidak ada pelayanan

keliling dan harus datang untuk mengurus sendiri di Kecamatan agak

sulit karena kesadaran penduduk di Kecamatan Pulomerak akan

Page 141: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

124

kepemilikan KTP-el masih rendah padahal untuk pembuatan KTP-el

di Kecamatanpun gratis atau tidak dipungut biaya. Di Kota Cilegon,

Kecamatan Pulomerak yang capaian KTP-el nya paling rendah yaitu

baru 75%”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa masyarakat di

Kecamatan Pulomerak sangat antusias dalam pembuatan KTP-el apabila ada

pelayanan keliling dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon.

Karena pelayanan keliling yang diadakan hanya satu hari pembuatan KTP-el bisa

langsung selesai, maka dari itu masyarakat sangat antusias sekali apabila ada

pelayanan keliling dari dinas, bisa kita lihat pada gambar berikut ini pelayanan

keliling yang diadakan di Kecamatan Pulomerak :

Gambar 4.4

Pelayanan Keliling di Kecamatan Pulomerak

Sedangkan untuk pembuatan KTP-el atau mengurus sendiri di Kecamatan

Pulomerak, masyarakat agak sulit karena kesadaran penduduk yang masih rendah.

Padahal di Kecamatan pun tidak dipungut biaya sama sekali, teteapi pelayanan

Page 142: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

125

pembuatan KTP-el di Kecamatan Pulomerak terlihat sepi seperti dilihat pada

gambar dibawah:

Gambar 4.5

Pelayanan pembuatan KTP-el di Kecamatan Pulomerak.

Pernyataan berbeda diutarakan oleh I4-9 sebagai berikut:

“Program KTP-el ini kan baru dimulai lagi pada januari 2015 lalu,

baru sekarang ini masyarakat antusias untuk melakukan perekaman

KTP-el, karena adanya informasi yang menyatakan bahwa paling

lambat perekaman KTP-el 30 September 2016. Jadi masyarakat

berbondong-bondong datang ke kecamatan untuk perekaman”.

Dari kutipan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa antusiasme

masyarakat dalam pembuatan KTP-el baru ketika ada intruksi dari kemendagri

bahwa untuk perekaman KTP-el paling lambat 30 September 2016. Dengan di

edarkannya instruksi tersebut baik melalui media cetak atau media sosial,

masyarakat baru antusias untuk melakukan perekaman KTP-el.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kriteria responsivitas dalam

pelaksanaan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon bahwa hasil dan ketanggapan

dalam pelaksanaan ini dinilai cukup baik. Respon baik dari masyarakat dan

Page 143: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

126

pemerintah pada dasarnya mendukung program ini, dengan harapan kedepannya

dapat terus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya

kepemilikan dokumen kependudukan melalui kecamatan.

6) Kriteria Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai dari tujuan program kebijakan dan kuatnya

asumsi yang melandasi tujuan-tujuan kebijakan. Mengacu pada standar

operasional pelaksanaannya apakah pembagian peran dan tanggung jawab dalam

pelaksanaan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon telah disosialisasikan, tepat

tujuan dan manfaat, dapat membawa dampak perubahan terhadap masyarakat dan

pemerintah.

Perintah yang diberikan kepada implementor harus konsisten, jelas dan

tepat antara tujuan dan manfaat karena perintah yang berubahubah akan

membingungkan pelaksana kebijakan, sehingga tujuan dari kebijakan KTP-el

tidak akan tercapai.

Pada temuan lapangan seperti yang diutarakan oleh I4-1 sebagai berikut:

“Dengan adanya KTP-el semua terlayani seperti pengurusan asuransi,

perbankan dan lainnya. Semua instansi memanfaatkan KTP-el,

sekarang kan berbasis KTP-el, kalau bukan KTP-el tidak mau

melayani seperti BPJS, perbankan dan lainnya”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa program KTP-el

memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan diterapkannya program KTP-el

masyarakat menjadi lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan publik. Karena

Page 144: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

127

saat ini untuk pelayanan BPJS, asuransi, perbankan ataupun pelayanan publik

lainnya sudah berbasis KTP-el. Namun pada praktiknya tidak sedikit yang masih

menggunakan KTP manual mendapatkan penolakan pelayanan di perbankan . Hal

tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 Pasal 10

disebutkan bahwa KTP non elektronik tetap berlaku bagi penduduk yang belum

mendapatkan KTP-el sampai dengan paling lambat tanggal 31 Desember 2014.

Pernyataan hampir sama juga diutarakan oleh I4-9 sebagai berikut:

“Beberapa dampak setelah diterapkannya KTP-el ini yaitu

kedepannya tidak ada lagi data ganda , satu NIK untuk satu penduduk.

sehingga dengan KTP-el tunggal tentunya dapat meminimalisir

terjadinya penipuan dan lainnya. Dengan adanya KTP-el juga

meudahkan kita untuk mendapatkan pelayanan publik baik perbankan,

rumah sakit dan pelayanan publik lainnya”.

Berdasarkan kutipan wawancara dengan informan tersebut, dapat diketahui

bahwa mengenai perubahan setelah diterapkannya program KTP-el ini banyak

sekali dampak yang dirasakan sekalipun pelaksanaannya belum 100%. Satu NIK

KTP untuk satu penduduk dan dengan dilengkapi biometrik dalam chip KTP-el

sehingga tidak bisa digandakan. Dengan adanya KTP-el juga akan meminimalisir

terjadinya penipuan dan kriminalitas lainnya. Dampak lainnya yaitu membuat

database menjadi lebih akurat dengan NIK tunggal tersebut, walaupun saat ini

masih ditemukannya data ganda karena itu masih perlu dirapihkan dengan

berdasarkan NIK KTP-el sehingga nantinya kedepan tidak ada lagi ditemukan

data ganda.

Program KTP-el merupakan kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh

Indonesia, kebijakan ini dibuat dengan dilatarbelakangi oleh beberapa

Page 145: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

128

permasalahan identitas penduduk yaitu seperti banyaknya jumlah data ganda

sehingga database menjadi tidak akurat. Berikut ini tanggapan informan

mengenai program KTP-el diutarakan oleh I3 :

“Kalau masalah tepat atau tidaknya kita masih belum bisa jawab

sekarang, karena sekarang ini sedang ruet-ruetnya jadi ada masanya

ketika Pelaksanaan yang baru pertama kali diterapkan masih

membereskan permasalahan-permasalahan kemarin , 2-3 tahun

kedepan kita baru bisa merasakan. Karena sekarang masih bnyaknya

data ganda, tetapi semakin kesini kan semakin sedikit”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa memang dengan

dilaksanaknnya KTP-el belum mampu menekan jumlah data ganda di Disdukcapil

Kota Cilegon, namun seiring berjalannya waktu semakin kesini semakin sedikit.

Dan berdasar pernyataan informan di atas, butuh waktu 2-3 tahun lagi untuk

melihat tepat atau tidaknya dari dilaksanakannya program KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon. Akan tetapi kontribusi dari

pelaksanaan KTP-el memberikan dampak yang baik bagi penataan dan

administrasi kependudukan.

Berdasarkan pada seluruh pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa

program KTP-el memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, pemerintah,

perbankan ataupun perusahaan swasta lainnya. Beberapa dampaknya yaitu NIK

KTP-el tidak bisa digandakan atau dipalsukan sehingga meminimalisir terjadinya

penipuan dan juga database menjadi lebih akurat sehingga data yang akurat dapat

digunakan untuk kepentingan pembangunan dan juga dalam pemilu dan

pemilukada.

Page 146: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

129

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah melakukan kegiatan

interpretasi hasil penelitian. Interpretasi hasil penelitian merupakan penafsiran

terhadap hasil akhir. Dalam melakukan pengujian data dengan teori dan konsep

ahli, sehingga bisa mengembangkan teori, atau bahkan menemukan teori baru,

serta mendeskripsikan hasil data dari hasil data dan fakta di lapangan. Peneliti

dalam hal ini menghubungkan temuan hasil penelitian dilapangan dengan dasar

operasional yang telah ditetapkan sejak awal, dalam hal ini adalah teori evaluasi

kebijakan yang dikemukakan oleh William Dunn.

Ada enam kriteria yang dapat mengevaluasi suatu kebijakan, dapat

dikatakan berhasil atau tidaknya dalam proses pelaksanaannya. Adapun kriteria

terssebut meliputi kriteria efektivitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas

dan ketepatan. Adapun temuan yang didapatkan dalam penelitian mengenai

Evaluasi Pelaksanaan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Cilegon Tahun 2015 , adalah sebagai berikut:

Pertama, efektivitas berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan suatu

aktivitas, sehingga suatu kegiatan akan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut

mempunyai pengaruh yang besar terhadap sasaran kebijakan publik yang telah

ditetapkan sebelumnya. Setiap kebijakan mempunyai pencapaian target yang

ingin dicapai. Adapun perubahan yang ingin dicapai dari pelaksanaan program

KTP-el, harapan pemerintah menginginkan suatu perubahan yang lebih baik

Page 147: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

130

menuju tertib adminitrasi kependudukan sehingga mampu mewujudkan database

kependudukan yang valid dan akurat.

Berdasarkan hasil penelitian, pencapaian target pelaksanaan perekaman

KTP-el sudah mendekati target yang diharapkan. Namun perubahan yang hendak

dicapai belum bisa dirasakan, yaitu belum tertibnya administrasi kependudukan

ditunjukkan dengan masih banyak ditemukannya data ganda, adanya

ketidaksesuaian Nomor Induk Kependudukan KTP-el dengan NIK dalam Kartu

Keluarga, sebagaimana pelaksanaan KTP-el ini untuk mewujudkan satu NIK

untuk satu penduduk. Saat ini Disdukcapil masih membutuhkan waktu supaya

pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon bisa benar-benar efektif, kendati masih

banyak data-data kependudukan yang perlu dirapihkan.

Adapun dalam pelaksanaannya, program KTP-el ini masih mengalami

hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya yaitu masih kurang memadainya

sarana dan prasarana di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan juga di

kecamatan-kecamatan. Alat perekaman sering mengalami error atau tidak

berfungsi seperti saat awal-awal baru dilaksanakannya program ini, di tiap

kecamatan kebanyakan alat pemindai mata yang sering mengalami error. Pada

awalnya di tiap kecamatan memiliki dua set alat perekaman tetapi saat ini hanya

tinggal satu, karena sudah banyak yang tidak berfungsi lagi. Kemudian hambatan

lainnya yaitu ketersediaan blangko KTP-el yang sering kehabisan bukan hanya

seminggu dua minggu tetapi bahkan sampai berbulan-bulan, penyediaan blangko

sebagaimana sesuai dengan Perpres No.26 Tahun 2009 disediakan oleh pusat

yang dilakukan secara bertahap. Dalam pengadaan blangko KTP-el Kemendagri

Page 148: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

131

tidak menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, blangko yang diberikan hanya

sesuai data perekaman yang masuk ke pusat sedangkan blangko yang dibutuhkan

lebih dari itu, di Kota Cilegon ini membutuhkan banyak blangko karena beberapa

daerah melakukan perubahan dan pemekaran RT. KTP-el merupakan kebutuhan

dasar masyarakat dalam pengurusan segala hal untuk mendapatkan pelayanan

publik, maka dari itu kurang memadainya ketersediaan blangko menyebabkan

pelayanan menjadi terlambat sehingga masyarakat kesulitan untuk mendapatkan

pelayanan publik. Kemudian dalam mengimplementasikan suatu kebijakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, harus adanya koordinasi yang baik dengan

stakeholder seperti instansi swasta, BPJS, asuransi serta perbankan. Koordinasi

yang dilakukan disdukcapil dengan stakeholder masih belum terkoodinasi secara

langsung, seperti di perbankan data yang mereka akses sering sekali mengalami

perbedaan dengan Disdukcapil, karena mereka langsung terkoordinasi dengan

pusat sehingga data yang mereka akses update tiap 3 bulan sekali. Sehingga

masyarakat yang sudah memiliki KTP-el yang telah diperbaharui, namun dalam

database perbankan datanya belum ter-update sehingga menjadi kendala.

Kedua, efisiensi merupakan salah satu bentuk kriteria didalam proses

evaluasi pelaksanaan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. Efisiensi disini

merupakan seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam mencapai hasil yang

diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian, Disdukcapil selaku pelaksana dalam

upaya percepatan pencapaian perekaman KTP-el memberikan kemudahan kepada

masyarakat dengan mengadakan pelayanan keliling atau jemput bola yang

dilakukan di tiap kecamatan, kegiatan tersebut disambut baik oleh masyarakat.

Page 149: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

132

Kemudian dalam prosedur pembuatan KTP-el di Kota Cilegon sebelumnya

harus ada pengantar dari RT, RW dan kelurahan tetapi saat ini sesuai dengan surat

edaran dari Kemendagri bernomor 471/1768/SJ dalam surat tersebut Mendagri

menegaskan, seiring dengan semakin tertatanya database kependudukan di

seluruh Indonesia, maka dalam pelayanan perekaman, penerbitan, dan

penggantian KTP-el yang rusak dan tidak merubah elemen data kependudukan,

perlu penyederhanaan prosedur. Cukup dengan menunjukkan fotokopi Kartu

Keluarga tanpa surat pengantar dari RT, RW dan Kelurahan/Kecamatan. Namun

dalam praktiknya mengalami pro dan kontra karena masih belum sesuai dengan

instruksi yang telah ditetapkan kemendagri, untuk pembuatan KTP-el di

kecamatan masih perlu pengantar dari RT/RW dan kelurahan. Kebijakan yang

dibuat oleh kemendagri dalam penyederhanaan prosedur pembuatan KTP-el di

Kota Cilegon belum terlaksana dengan baik.

Pada temuan di lapangan, mengenai kriteria efisiensi yang berkenaan

dengan ketepatan waktu dalam pembuatan KTP-el, dapat diketahui bahwa

program KTP-el belum efisien. Karena kekosongan blangko di Disdukcapil

pembuatan KTP-el tidak tepat waktu yaitu lebih dari 14 hari kerja, padahal sesuai

SOP pelayanan pembuatan KTP-el paling lambat adalah 14 hari kerja. Untuk

mengatasi kekosongan blangko tersebut Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon mengeluarkan Surat Keterangan Pengganti KTP-el, surat

tersebut hanya bisa dibuat untuk NIK yang sudah KTP-el atau berstatus “Print

Ready Record” atau sudah siap cetak. Surat tersebut ditandatangani oleh Kepala

Dinas, dan disitu tertulis bahwa surat keterangan tersebut sebagai pengganti KTP-

Page 150: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

133

el sehingga bisa digunakan untuk mengurus kepentingan seperti BPJS, perbankan

dan lainnya. Walaupun dalam surat keterangan tersebut tertulis dapat digunakan

untuk pelayanan publik selayaknya KTP-el, namun ada saja yang menolak surat

tersebut dan tetap meminta KTP-elnya . Dan juga saat ini sudah 95% penduduk di

Indonesia sudah melakukan perekam KTP-el, sehingga semakin banyak yang

rekam semakin lama pula untuk proses penunggalan hasil perekaman KTP-el.

Artinya yang baru melakukan perekaman membutuhkan waktu yang lama untuk

bisa dilakukan pencetakan KTP-el nya.

Ketiga, kecukupan merupakan salah satu bentuk kriteria pula dalam proses

evaluasi pelasanaan KTP-el di Disdukcapil Kota Cilegon. Dalam hal ini hasil

yang diinginkan merupakan kesesuaian proses pelaksanaan KTP-el dengan

kepuasan dan tingkat kebutuhan masyarakat. Kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah biasanya mengharapkan suatu perubahan yang lebih baik dan dapat

memuaskan bagi pelaksananya maupun dengan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, adanya pelaksanaan KTP-el belum dapat

memuaskan kebutuhan masyarakat

Kriteria Kecukupan yaitu berkaitan dengan kemampuan program KTP-el

dalam menekan jumlah data ganda dan berkaitan dengan kecukupan akan sarana

dan prasarana dalam pelaksanaan program KTP-el. pada temuan di lapangan,

program KTP-el sedikit demi sedikit mengurangi jumlah data ganda. Hanya saja

masih butuh waktu, karena masih banyak data yang perlu dirapihkan sehingga

dapat mewujudkan tertib NIK, tertib, database serta tertib dokumen.

Page 151: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

134

Kecukupan juga berkenaan dengan sejauh mana kebijakan tersebut dalam

pencapaian target, dapat menurunkan jumlah data penduduk ganda di Kota

Cilegon. Untuk mencapai target tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang

memadai dalam pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon ini. Permasalahan

blangko kosong, peralatan perekaman yang sudah mulai kurang berfungsi, serta

kualitas SDM yang perlu ditingkatkan menyebabkan hasil yang diinginkan dalam

program KTP-el ini menjadi kurang optimal.

Keempat, perataan berkaitan dengan bagaimana suatu kebijakan yang

dibuat dan dilaksanakan dapat terdistribusikan pelayanannya atas dasar kesamaan

manfaat yang diberikan. Pada proses pelaksanaan KTP-el oleh Disdukcapil Kota

Cilegon, pihak pemerintah harusnya dapat melaksanakan dengan adil tanpa

adanya perbedaan diskriminasi sehingga proses pelaksanaan KTP-el dalam upaya

penertiban administrasi kependudukan dapat dirasakan oleh semua masyarakat.

Kebijakan pemerintah berupaya untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kebijakan

terdapat beberapa jenis manfaat sebagai dampak positif yang dihasilkan oelh

pengimplementasian kebijakan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, adapun dalam pelaksanaannya sosialisasi

yang telah dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil selaku

pelaksana dalam program KTP sudah dilakukan di delapan kecamatan namun

belum mencakup semua karena pesertanya terbatas 60 orang. Disdukcapil

menginginkan peserta hadir adalah yang belum pernah mengikuti sosialisasi

namun tidak demikian perwakian RT yang diundang yang sudah pernah

mendapatkan sosialisasi. Sosialisasi yang telah disampaikan oleh Disdukcapil

Page 152: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

135

kepada peserta tidak disampaikan dengan baik kepada masyarakatnya. Maka dari

itulah masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami program

KTP-el tersebut. Berdasarkan keterangan informan bahwa pihak pelaksana sangat

penting perannya guna pelaksanaan program KTP-el. Dalam sosialisasi tersebut

dinas juga terkendala anggaran yang terbatas. Sebuah program kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah sudah semestinya didukung oelh sumber dana yang cukup,

karena kebijakan tidakan akan berjalan dengan baik anggaran tidak memadai.

Selain dari pada itu, berdasarkan hasil penelitian jumlah penduduk yang

belum melakukan perekaman sebanyak 37.808 jiwa pada Oktober 2016. jumlah

tersebut akan selalu berubah karena bersifat dinamis dan jumlah wajib KTP akan

terus bertambah. Ada beberapa faktor penyebab bagi yang belum melakukan

perekaman yaitu mereka yang masih belum membutuhkan KTP-el, faktor lainnya

yakni belum sempat melakukan perekaman KTP-el karena bekerja di luar kota

ataupun di luar negeri, padahal untuk di luar kota (luar domisili) bisa melakukan

perekaman ditempat ia menetap. Faktor lainnya masyarakat lanjut usia juga belum

perekaman karena keterbatasan dan tidak mampu untuk datang ke kecamatan atau

dinas sehingga harus dilakukan pelayanan mobile atau pelayanan perekaman

KTP-el di rumah masyarakat.

Kelima, responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat tertentu. Proses pelaksanaan KTP-el ini diharapkan mampu menjadi

respon pemerintah agar hasil yang telah dicapai dapat lebih maksimal,

Page 153: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

136

memberikan hasil yang baik, memberikan kemudahan terhadap kebutuhan

masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan KTP-el di Disdukcapil Kota

Cilegon mendapatkan respon yang baik. Dengan adanya instruksi dari

Kemendagri mengenai bahwa perekaman KTP-el paling lambat 30 September

2016 masyarakat datang ke kecamatan dan dinas untuk melakukan perekaman

KTP-el. Sebelum adanya instruksi tersebut pelayanan pembuatan KTP-el baik di

Kecamatan dan dinas tidak terlalu ramai, dan setelah beredarnya intruksi tersebut

antrian untuk perekaman KTP-el cukup banyak. Karena masih banyak yang

belum melakukan perekaman KTP-el sehingga Kemendagri memperpanjang

waktu perekaman sampai dengan pertengahan tahun 2017.

Antusiasme masyarakat yang cukup tinggi tidak diimbangi dengan sarana

prasarana yang memadai seperti blangko kosong. Masyarakat mengeluhkan

pemerintah mengistruksikan masyarakat untuk melakukan perekaman tetapi

blangko kosong sehingga tidak sedikit yang merasa kecewa.

Keenam, pada kriteria keenam yaitu ketepatan , kriteria ini berkenaan

dengan apakah suatu kebijakan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Pada

temuan di lapangan program KTP-el memberikan dampak yang baik bukan saja

untuk masyarakat, namun juga untuk memberikan data yang valid yang mana

digunakan untuk keperluan pemilu atau rencana pembangunan kedepannya.

Berdasarkan pada temuan lapangan, masyarakat mengungkapkan bahwa

program KTP-el ini akan memimalisir kriminalitas seperti penipuan. Karena satu

Page 154: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

137

NIK KTP-el untuk satu penduduk, sehingga tidak bisa digandakan dan database

menjadi lebih akurat. Dan juga pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Cilegon telah melakukan kerjasama dengan beberapa instansi lainnya seperti

BPJS dan perbankan supaya dengan KTP-el masyarakat lebih mudah untuk

mendapatkan pelayanan publik.

Berikut ini adalah matriks hasil temuan lapangan dalam penelitian

mengenai “Evaluasi Program KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Cilegon Tahun 2015” :

Tabel 4.6 Hasil Temuan Lapangan

No. Kriteria Hasil Temuan

1. Efektivitas 1. Terget dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon, tidak bisa mencapai 100% karena

faktor lampid yang berubah setiap waktu.

2. Belum tercapainya tertib administrasi

kependudukan, meliputi masih belum tertib

NIK, masih adanya data ganda atau memiliki

NIK lebih dari satu. Masih belum tertibnya

dokumen, yaitu ketidaksesuaian antara NIK di

KTP-el dengan NIK yang ada di Kartu Keluarga

(KK).

3. Koordinasi lintas sektoral antara DKCS Kota

Cilegon dengan instansi lainnya mengenai

database KTP-el belum berjalan dengan baik.

4. Tidak adanya pengecekan biometrik di tingkat

kecamatan menyebabkan duplicated record atau

Page 155: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

138

perekaman KTP-el lebih dari satu kali dengan

NIK berbeda

2. Efisiensi 1. Disdukcapil melakukan pelayanan keliling tahun

2016 di Kelurahan dan Kecamatan dalam upaya

untuk mempercepat mencapai hasil yang

maksimal.

2. Disdukcapil juga melakukan pelayanan mobile

untuk warga yang tidak bisa datang ke

kecamatan untuk perekaman KTP-el karena

sakit atau cacat, namun diperlukan surat

tembusan dari kelurahan dan kecamatan.

3. Sering habisnya blangko, membuat pelayanan

menjadi terlambat yang mana jika sesuai SOP

pembuatan dokumen kependudukan KTP-el 14

hari kerja. Namun sekarang untuk membuat

KTP-el membutuhkan waktu berbulan-bulan.

4. KTP-el yang masih ada masa berlakunya sudah

menjadi KTP-el seumur hidup, namun nyatanya

masih banyak masyakarat di Kota Cilegon yang

belum tahu dan tetap megajukan permohon

KTP-el untuk diganti seumur hidup ke

kecamatan dan dinas.

5. Saat ini bagi yang baru melakukan perekaman

KTP-el, akan membutuhkan waktu 3-5 bulan

karena terjadi gangguan pada server KTP-el, dan

semakin banyak yang sudah memiliki KTP-el

maka semakin lama pula untuk proses

penunggalan hasil perekaman KTP-el.

Page 156: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

139

3. Kecukupan 1. Dengan adanya KTP-el seiring berjalannya

waktu, data ganda di Kota Cilegon ini akan

semakin berkurang.

2. Kurang memadainya blangko KTP-el padahal

antusiasme masyarakat kota Cilegon cukup

tinggi.

3. Banyak peralatan untuk perekaman yang

mengalami kerusakan menyebabkan perekaman

menjadi terhambat.

4. Printer Fargo550 atau alat cetak KTP-el saat ini

hanya ada 4 yang bisa digunakan, karena 3 alat

rusak.

5. SDM dalam pelakasaan porgram KTP-el di Kota

Cilegon dari tingkat kelurahan, kecamatan dan

dinas masih kurang secara kualitas sehingga

diperlukan bintek secara terus menerus.

4. Perataan 1. Setiap tahunnya Disdukcapil Kota Cilegon

selalu mengadakan kegiatan sosialisasi program

KTP-el di 8 Kecamatan, namun pesertanya

terbatas 60 orang sehingga hasil belum optimal.

2. Masih adanya daerah yang agak sulit dijangkau,

yang mana disana kesadaran akan kepemilikan

dokumen kependudukan seperti KTP-el masih

rendah. Seperti daerah di gunung-gunung yang

berada di Kecamatan Pulomerak dan Grogol.

5. Responsivitas 1. Masyarakat merespon dengan baik, bahwa KTP-

el lebih baik dari KTP manual sehingga KTP

tidak bisa digandakan.

2. Masyarakat di Kecamatan Pulomerak sangat

antusias apabila ada pelayanan keliling dari

Page 157: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

140

Disdukcapil, tetapi kalau untuk mengurus

sendiri di Kecamatan agak sulit karena

kesadaran penduduk di Kecamatan Pulomerak

akan kepemilikan KTP-el masih rendah.

3. Adanya instruksi dari Kemendagri bahwa paling

lambat perekaman KTP-el 30 September,

masyarakat baru antusias datang ke kecamatan

untuk melakukan perekaman.

6. Ketepatan 1. Adanya KTP-el membuat database menjadi

lebih akurat dengan NIK tunggal tersebut,

walaupun saat ini masih ditemukannya data

ganda karena itu masih perlu dirapihkan dengan

berdasarkan NIK KTP-el sehingga nantinya

kedepan tidak ada lagi ditemukan data ganda.

Page 158: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

141

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai “Evaluasi Pelaksanaan KTP Elektronik (KTP-el) di

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon Tahun 2015”,

berdasarkan teori evaluasi kebijakan William Dunn dapat disimpulkan bahwa

program KTP-el ini belum efektif sehingga hasil belum maksimal karena belum

mencapai tujuan administrasi kependudukan, yaitu:

1. Program KTP-el yang diterapkan oleh Disdukcapil Kota Cilegon masih

belum efektif, dikarenakan masih banyak mengalami kendala sehingga

belum tercapainya tertib administrasi kependudukan.

2. Program ini masih belum efisien dikarenakan membutuhkan waktu

yang lama bagi yang baru melakukan perekaman KTP-el. Semakin

banyak yang melakukan perekaman KTP-el semakin lama proses

penunggalan hasil perekaman KTP-el.

3. Masih belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara merata karena

Disdukcapil Kota Cilegon sering kehabisan blangko KTP-el, dimana

pusat hanya memberikan blangko sesuai data perekaman yang masuk

ke pusat padahal Kota Cilegon memerlukan banyak blangko karena

beberapa daerah melakukan pemekaran RT seperti Kelurahan

Kebonsari, Tamanbaru, Cibeber, Rawa Arum, Kepuh, Tegal Ratu,

Samangraya, Kebon Dalem, Tegal Bunder.

Page 159: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

142

4. Program KTP-el yang telah diterapkan di Disdukcapil Kota Cilegon

sudah tepat, karena seiring berjalannya waktu jumlah data ganda akan

semakin sedikit sehingga database menjadi benar-benar valid namun

untuk saat ini masih banyak data yang perlu dirapihkan, dan nantinya

database yang akurat dapat mewujudkan pembangunan yang tepat

sasaran di Kota Cilegon

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan KTP

Elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon

Tahun 2015”, maka peneliti dapat memberikan saran untuk perbaikan kebijakan

berikutnya agar lebih baik. Adapun saran-saran tersebut yaitu

1. Perlunya dilakukan sosialisasi secara terus menerus supaya dapat

mencakup semua lapisan masyarakat, sehingga dapat mewujudkan

tertib NIK, tertib database dan tertib dokumen.

2. Perlunya dilakukan bimbingan teknis (bintek) operator dan petugas

pelayanan setiap tahunnya supaya dapat meningkatkan kualitas SDM

karena dampak dari rotasi atau mutasi pegawai operator yang sudah

dibintek dipindahtugaskan.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil perlu melakukan

penambahan sarana dan prasarana. Seperti alat printer cetak KTP-el

supaya setiap kecamatan masing-masing punya dan bisa melakukan

Page 160: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

143

pencetakan di kecamatan sehingga operator tidak bolak balik ke dinas

untuk mencetak KTP-el namun tetap dikontrol oleh dinas.

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil perlu menambahkan

aplikasi di bagian perekaman supaya dapat melakukan pengecekan

biometrik di kecamatan sehingga dapat menghindari data “duplicated

record” dan masyarakat tidak perlu ke dinas.

Page 161: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung: AIPI.

.2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Indrajit, Richardus Eko dkk. 2005. E-Government In Action: Ragam Kasus

Implementasi Sukses di Berbagai Dunia. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta.

Irawan, Prasetya. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta : DIA Fisip Universitas Indonesia.

Miles, Mathew dan Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif (Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta : Universitas

Indonesia (UI-Press).

Nugroho, R. 2012. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta : Gramedia.

Parson, W. 2008. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan.

Jakarta : Prenada Media Group.

Poerwadarminta. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suandi, I Wayan. 2010. Eksistensi Kebijakan Publik dan Hukum Dalam

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bali Universitas Udayana.

Sudjarwo. 2004. Buku Pintar Kependudukan. Penerbit: PT. Grasindo.

Soekarno SD. 2003. Public Policy. Surabaya : Airlangga University Press.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R dan D.

Bandung : Alfabeta.

DOKUMEN LAIN :

Dokumen Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon. Laporan

Pelaksanaan Perekaman dan Pencetakan KTP-el. Tahun 2015.

Page 162: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Dokumen Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon. Materi

Sosialisasi Pelaksanaan KTP-el . Tahun 2015.

Dokumen Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon. Himpunan

Peraturan Pelaksanaan e-KTP. Tahun 2012.

Instruksi Presiden No.6 Tahun 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media,

dan Informatika).

Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government.

Peraturan Presiden RI No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda

Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional.

SUMBER LAIN :

http://banten.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/51, ( Diakses pada Tanggal 11

November 2015).

http://indonesiarayanews .com/read/2012/10/25/ 27504/news-nusantara-10-25-

2012-15-16-realisasi-e-ktp-banten-capai-81-81 persen, (Diakses pada

Tanggal 13 November 2015)

https://riyandarmawan.wordpress.com/2013/03/20/pengertian-e-government,

(Diakses pada Tanggal 13 November 2015).

http://www.e-ktp.com/2011/06/hello-world, (Diakses pada Tanggal 20 Desember

2015).

Page 163: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Efektivitas

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan KTP-el

Q1

I

Apakah hasil yang dicapai dalam pelaksanaan KTP-el di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon mencapai target di

Tahun 2015?

I1

“Mengenai target tidak bisa mencapai 100% karena Lampid (laporan lahir

mati pindah datang) yang berubah-ubah setiap detiknya, sehingga tidak

bisa mencapai target. Namun capaian KTP-el di Kota Cilegon terus

bertambah”.

I2

“Target yang dicapai memang belum 100% tapi sudah mencapai target

dari Kemendagri yang hampir mencapai 90% di bulan oktober 2016.

Karena pelayanan terus berjalan dan jumlah wajib KTP-el semakin

bertambah dan lampid yang berubah sehingga tidak bisa mencapai 100%”.

I6

“Target di tahun 2015 sudah mencapai 86% dan saat ini telah mencapai

95% masih sekitar 5% atau sekitar 20.000 masyarakat belum melakukan

perekaman KTP-el”.

Q2

I

Apakah semenjak diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon,

administrasi kependudukan sudah menjadi lebih tertib ?

I1

“Masih belum tercapainya tertib NIK, database, tertib dokumen karena

faktor lampid yang berubah-ubah dan juga karena kesadaran dan

konsistensi penduduk yang masih rendah. Masih belumnya tertib dokumen

meliputi tidak melengkapi berkas, kemudian tidak melaporkan kepindahan

dan sebagainya”.

Page 164: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I2

“Hampir, karena dibilang sudah juga belum. Karena masih banyak data

yang harus dirapihkan mulai dari penyesuaian NIK di KTP-el dengan NIK

di kartu keluarga, masih banyak penyimpangan. Kemudian

ketidakpahaman warga akan NIK yang dia gunakan sesuai KTP-el itu

kan,makanya banyak dilakukan pengecekan biometrik”.

I6

“Ya, dengan diterapkannya KTP-el akan mengarah pada tujuan , yaitu

tertibnya administrasi kependudukan. orang tidak bisa sembarangan

membuat KTP-el tanpa menggunakan sidik jari. Kalau dulu masih manual

orang bisa membuat KTP dimana saja bisa. Sekarang tentunya data

penduduk menjadi lebih tertib dan akurat. Kalau tertib NIK semua sudah

tercapai, NIK semua penduduk sudah ada dalam kartu keluarga. Karena

kartu keluarga merupakan basis data untuk pembuatan KTP-el. Dengan

adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) tentu

database sudah menjadi lebih tertib, ditambah dengan adanya KTP-el

dapat mengurangi jumlah data ganda karena satu NIK satu penduduk,

kalau dulu kan bisa buat KTP dimana saja”.

Q3

I

Apa saja kendala/hambatan dalam mencapai tujuan dari pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon?

I1

“Kendalanya cukup banyak yaitu sarana prasarana masih belum memadai

seperti blangko dan ribon yang sering kosong, serta jaringan yang sering

trouble sehingga pelayanan menjadi terlambat. Dan kesadaran penduduk

yang masih rendah untuk melakukan perekaman KTP-el dan untuk

perubahan dokumen kependudukan. ada enam faktor penyebab penduduk

belum melakukan perekaman KTP-el yaitu diantaranya seseorang memiliki

kartu identitas lebih dari satu, seseorang melakukan perpindahan ke daerah

Page 165: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

lain tanpa melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, belum sempat

melakukan perekaman karena bekerja diluar kota atau luar negeri, dan

terakhir yaitu seseorang telah meninggal”.

I2

“Kendalanya itu peralatan yang masih kurang dan banyak alat-alat yang

rusak saat ini beda dengan 2-3 tahun yang lalu. Kalau waktu itu keinginan

masyarakat untuk memilki KTP-el belum termotivasi, kalau sekarang kan

dengan adanya instruksi Kemendagri otomatis masyarakat berbondong-

bondong untuk perekaman KTP-el karena ada batas waktunya. Mereka

melakukan perekaman tapi sebenarnya belum paham dengan KTP-el

sendiri. Ketersediaan blangko dan ribbon yang sering kosong juga otomatis

menghambat penerapan KTP-el. Kalau waktu ribbon belum boleh

melakukan pengadaan sendiri kalau sekarang sudah dari APBD. Kalau

blangko kan karena masih dari pusat jadi masih tergantung APBN. Kaya

sekarang sudah habis nih blangko nya , untuk sementara kita ganti dengan

surat keterangan pengganti KTP-el”.

I6

“Yang menjadi kendala yaitu tidak adanya blangko KTP-el, kalau ada

blangko KTP-el semua terlayani dengan baik dan cepat. Ribbon yang

terbatas juga sempat menjadi kendala kami karena kebutuhan yang sangat

tinggi namun ribbon terbatas, tapi sekarang sudah bias dari APBD. Kalau

untuk SDM sekarang mereka semua menguasai , hanya kekurangan SDM

saja yang seharusnya 3 orang sekarang dipegang satu orang. Kita tidak

bisa menambahkan begitu saja, karena itu kan dari pemerintah kota

khususnya BKD. Jadi untuk pelayanan ke masyarakat memang harus

ditambahkan SDM nya”.

Page 166: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I3

“Ada banyak kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Cilegon ini, yang

pertama kurangnya informasi, kurangnya sosialisasi yang menyebabkan

tidak adanya pemahaman tentang fungsi dari KTP-el tidak hanya di

kalangan menengah kebawah, namun di lapisan menengah keatas masih

banyak yang belum paham mengenai KTP elektronik ini. Kendala lainnya

yaitu ketersediaan blangko yang sering kosong , sekarang lancar tapi tidak

tahu untuk kedepannya. Kendala lainnya yaitu koordinasi lintas sektoral,

dalam hal ini misalkan disdukcapil dengan samsat, imigrasi, perbankan

dan lainnya terkadang data yang diambil berbeda dengan BPJS, tidak tahu

BPJS ngambilnya dari mana. Ada juga di perbankan mereka mengklaim

mengambil data dari kementerian , tapi data yang di DKCS dengan Bank

BRI itu beda”.

I4-1

“Kendala pertama yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih kurang

dalam keahlian mengenai KTP-el, masih banyak yang belum tahu baik

operator maupun bagian pelayanan di tingkat kecamatan. Membedakan

yang mana KTP-el yang mana KTP reguler masih ada yang belum tahu,

ada yang sudah KTP-el tapi disuruh ke dinas untuk cek biometrik padahal

sudah jelas itu NIK KTP-el. Kedua pada saat pertama diterapkannya KTP-

el setelah pemutakhiran data perekaman KTP-el dilakukan tahun 2011,

banyaknya perubahan tanggal lahir saat perekaman sehingga NIK ikut

berubah , dan aplikasi database dari Kementrian belum siap waktu itu,

padahal peraturannya NIK itu tidak boleh dirubah. Tapi kenyataannya

waktu itu NIK bisa dirubah dengan perubahan tanggal lahir. Dan tahun

2013 NIK sudah dikunci dari pusat, walupun merubah tanggal lahir NIK

tidak akan berubah. Kendalanya dari pertama perekaman yang sudah KTP-

Page 167: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

el waktu perekaman masal, ternyata NIK nya berubah dan melakukan

perekaman lagi atau pengajuan yaitu dampaknya tidak bisa dicetak dan

menjadi duplicated record. Kemudian kendala dalam pencetakan biasanya

gangguan dari pusat , kemudian yang perekaman menggunakan kontak lens

tidak akan pernah bisa dicetak”.

I4-2

“Kendalanya yaitu sering habisnya blangko dan ribon menghambat dalam

pencetakan KTP-el ini, jaringan yang sering trouble baik server KTP-el

maupun jaringan SIAK nya apabila hujan lebat jaringan nya offline , dan

kesadaran penduduk Kecamatan Pulomerak yang masih rendah akan

kepemilikan KTP-el”.

I4-3

“Kendalanya cukup banyak meliputi peralatan rekam yang sering error

atau tidak berfungsi , jaringan server yang sering offline bisa dari pusat

atau dari DKCS masalahnya. Sehingga menghambat pelaksanaan KTP-el

ini karena harus diperbaiki dulu. Kendala lainya pada saat pencetakan

blangko dan ribon yang sering kosong , sehingga tidak bisa melakukan

pencetakan. Kalau lagi ada alhamdulilah lancar”.

I4-4

“Kendala yang paling utama yaitu sering kosongnya balngko KTP-el

sehingga tidak bisa melakukan pencetakan, dan juga jaringan yang sering

offline menghambat dalam perekaman KTP-el. Kalau offline lokal biasanya

yang mau perekaman kita alihkan ke DKCS, tetapi banyak yang tidak mau

karena jauh. Kendala lainnya yaitu “data tidur” yang mana data nya tdak

muncul didata SIAK sehingga tidak bisa langsung perekaman, kemudian

banyak yang membuat KTP-el tetapi tidak bisa dicetak karena biometrik”.

I4-5

“Kendalanya itu jaringan SIAK maupun untuk perekaman yang sering

offline sangat mengganggu perekaman menjadi terhambat, terkadang juga

Page 168: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

peralatan tidak berfungsi seperti alat finger dan irish matanya. Kemudian

tidak sedikit masyarakat lupa sudah pernah perekaman KTP-el atau belum,

karena di Kecamatan tidak adanya aplikasi untuk pengecekan biometrik

sehingga sering sekali terjadi perekaman lebih dari satu kali dengan NIK

yang berbeda baik masih di Kota Cilegon maupun daerah asalnya”.

I4-6

“Kendalanya peralatan untuk perekaman sering eror atau tidak berfungsi,

seperti irish mata nya dan untuk finger nya, kemudian jaringan yang sering

trouble juga menghambat perekaman. “Data tidur” juga menjadi kendala ,

karena banyak data yang tidak muncul karena adanya integrasi data dari

pusat, sehingga tidak bisa perekaman kalau datanya belum ditampilkan

oleh ADB (Administrator Database). Hal itu terjadi biasanya karena NIK

nya lebih dari satu , karena itu dinonaktifkan sementara oleh Kemendagri.

Kendala lainnya yaitu banyaknya NIK yang biometrik atau KTP-el nya

tidak bisa dicetak biasanya disebabkan karena melakukan perekaman 2

(dua) kali dengan NIK yang berbeda atau NIK yag ada di KK bukan NIK

yang KTP-el sehingga yang bersangkutan harus melakukan cek biometrik

di DKCS karena di kecamatan belum bisa untuk cek biometrik”.

I4-7

“Kendala cukup banyak yaitu ketika masyarakat banyak yang mau

perekaman KTP-el tetapi alat perekaman eror, jaringan offline , data

penduduknya “data tidur” , dan untuk pencetakan di DKCS printer untuk

mencetak nya hanya ada beberapa printer untuk 8 (delapan) kecamatan

dan dinas , harusnya disediakan masing-masing untuk kecamatan supaya

tidak mengantri atau bergantian untuk pencetakan KTP-el supaya lebih

cepat. Kemudian untuk blangko KTP-el dan ribbon kadang lancar , kadang

kosong sehingga tidak bisa melakukan pencetakan KTP-el. Banyaknya data

Page 169: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

penduduknya yang “data tidur” sehingga tidak bisa perekaman pada saat

itu juga, karena di dinas juga berkasnya menumpuk yang mengerjakan

hanya satu jadi kita tidak bisa menjanjikan kepada masyatakat kapan bisa

perekaman, ada yang mengerti atau maklum, ada juga yang marah-marah

karena sudah ijin kerja hanya untuk buat KTP-el. Hal-hal seperti itu yang

sulit untuk dijelaskan kepada masyarakat”.

I4-8

“Kendala utama perekaman KTP-el itu jaringan yang sering offline dan

juga alat perekaman yang sudah tidak memungkinkan atau sering tidak

berfungsi sehingga menjadi terhambat. Dan kendala utama dalam

pencetakan yaitu blangko KTP-el yang sering kosong dan printer untuk

mencetak tidak cukup untuk 8 (delapan) kecamatan”.

I4-9

“Kendalanya cukup banyak, yaitu blangko KTP-el dan ribbon yang sering

kosong sehingga kami tidak bisa melakukan pencetakan , kemudian

peralatan untuk perekaman yang sering error serta jaringan server yang

kadang mengalami gangguan sehingga menghambat perekaman KTP-el.

Masyarakat juga terkadang lupa ketika ditanya sudah pernah perekaman

KTP-el atau belum , sehingga banyak sekali KTP-el yang tidak bisa dicetak

karena duplicated record , karena di kecamatan belum adanya aplikasi

untuk melakukan pengecekan biometrik seperti yang di dinas. Padahal

kalau di Kecamatan bisa melakukan pengecekan biometrik akan

meminimalisir terjadinya duplicated record atau perekaman lebih dari

sekali”.

Page 170: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Efisiensi

Usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan

Q4

I

Upaya apa saja yang dilakukan dalam menangani kendala/hambatan

dalam pelaksanaan program KTP-el?

I1

“Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Cilegon yaitu dengan memanfaatkan sarana prasarana yangg ada dengan

maksimal, kemudian memanfaatkan SDM yang ada melalui bintek, program

pelatihan, pengawasan, dan terus melakukan sosialisasi baik kegiatan ,

maupun menjadi narasumber untuk menginformasikan sadar KTP-el . dan

juga kami telah melakukan pelayanan keliling dalam rangka jemput bola

dalam pelaksanaan KTP-el”.

I2

“Sekarang kita upaya nya dengan melakukan pelayanan keliling,

menjemput bola ke kecamatan-kecamatan. Terus juga bagi warga nya yang

sakit, cacat, atau tidak mampu untuk datang ke kecamatan atau dinas kita

adakan pelayanan mobile”.

I6

“Untuk mengatasi kekosongan blangko , kami memberikan informasi dan

melakukan sosialisasi bahwa blangko kosong dan untuk sementara sebagai

pengganti kami menerbitkan Surat Keterangan Pengganti KTP-el”.

I3

“Yang pertama melakukan sosialisasi secara komprehensif dan

berkesinabungan, komprehensif dalam artian kita selalu melakukan update-

update tentang peraturan perundangan, seperti adanya instruksi bahwa

pembuatan KTP-el tidak perlu melalui RT, RW. Itu kan update-update yang

kita dapatkan dari pusat untuk diterapkan di daerah. Secara

Page 171: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

berkesinambungan artinya selalu kita melakukan sosialisasi itu terus

menerus. Tetapi tidak hanya melalui sosialisasi saja karena kita terkendala

anggaran, maka dari itu kita memanfaatkan aparat-aparat di kelurahan

dan kecamatan untuk melakukan pembinaan dalam rangka pelayanan-

pelayanan langsung langsung. Upaya lainnya yaitu dengan pelayanan

keliling, kita akan melakukan jemput bola”.

I4-1

“Upaya yang dilakukan kalau masalah jaringan kita hubungi Jarkomdat,

dan kalau KTP-el tidak bisa dicetak harus cek biometrik di dinas, karena di

kecamatan belum bisa melakukan untuk pengecekan biometrik”.

I4-2

“Kalau dari pihak kecamatan hanya bisa menghimbau masyarakat untuk

melakukan perekaman bagi yang belum memiliki KTP-el melalui RT, RW,

kelurahan”

I4-3

“Upaya yang dilakukan dari kecamatan terus koordinasi dengan pihak

DKCS , dan dari DKCS koordinasi dengan kemendagri. Dan juga terus

mensosialisasikan ke lapisan-lapisan masyarakat supaya untuk melakukan

perekaman KTP-el bagi yang belum rekam”.

I4-4

“Adapun yang dilakukan hanya mensosialisasikan ke kelurahan-kelurahan

dan RT RW nya supaya menyampaikan ke masyarakat untuk melakukan

perekaman KTP-el di Cilegon”.

I4-5

“Kita dari Kecamatan terus melakukan himbauan kepada aparatur dan

masyarakat supaya untuk membuat KTP-el di kecamatan”.

I4-6

“Adapun upaya yang dilakukan dengan terus menghimbau dan

mensosialisasikan supaya bagi yang belum perekaman segera untuk

perekaman KTP-el, karena untuk jemput bola sarana tidak memadai”.

Page 172: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-7

“Dari kecamatan kita selalu menghimbau masyarakat yang belum

melakukan perekaman KTP-el supaya datang ke Kecamatan, dan untuk

kendala lainnya selalu dikonsultasikan kepada dinas”.

I4-8

“Upaya yang dilakukan , terus mensosialisasikan ke RT dan RW nya dan

juga kita jemput bola yaitu mengadakan perekaman KTP-el di kelurahan”.

I4-9

“Upaya yang dilakukan Kecamatan Citangkil yaitu terus menghimbau

masyarakat melalui kelurahan, RW dan RT supaya segera datang ke

kecamatan bagi yang belum memiliki KTP-el atau belum melakukan

perekaman”.

Q5

I

Apakah dengan adanya KTP-el ini bisa meningkatkan efisiensi?

I1

“Jelas dengan adanya KTP-el bisa meningkatkan efisiensi anggaran di

pusat, karena sudah berlaku seumur hidup, tetapi kalau ada perubahan

tetap saja harus diganti KTP-el nya”.

I6

“Kami kurang tau untuk anggaran dari pusat untuk pengadaan blangko,

ribbon dan peralatannya, karena kami hanya menerima dalam bentuk

barang. Pastinya anggaran jauh lebih besar dibandingkan KTP manual,

tetapi untuk jangka panjang KTP-el ini sudah berlaku seumur hidup jadi

cukup meningkatkan efisiensi”.

Q6

I

Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

I5-1

“Kalau saya alhamdulilah lancar tidak ada kesulitan saat pembuatan KTP-

el karena saya pindahan dari Kecamatan Cilegon dan sudah KTP-el jadi

Page 173: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

saat pindah ke Kecamatan Citangkil tidak ada kesulitan”.

I5-2

“Tidak ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di DKCS , tapi yah katanya

jadinya agak lama”.

I5-3

“Untuk prosedur pembuatan tidak ada kesulitan karena sebelumnya saya

sudah KTP-el di Bekasi, jadi tinggal perubahan alamat Cilegon saja”.

I5-4

“Bukan sulit sih, tapi agak ribet karena saya sudah pernah rekam tapi

KTP-el nya tidak bisa dicetak karena biometrik”.

I5-5

“Prosedurnya yang terlalu panjang menurut saya, karena harus minta

pengantar dari RT RW Kelurahan baru ke Kecamatan. Dan saat saya mau

mengambil KTP-el di Kecamatan ternyata belum jadi katanya KTP-el nya

tidak bisa dicetak, disuruh ke dinas buat cek biometrik”.

Q7

I

Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan KTP-el di

Kota Cilegon?

I5-1

“Waktu itu kalau tidak salah kurang dari 2 (dua) minggu sudah jadi, kalau

sekarang lama yah karena blangko nya kosong”.

I5-2

“Saya buat tanggal 4 dan sekarang tanggal 17 untuk pengambilan , baru

kartu keluarga saja yang sudah jadi, KTP-el nya belum jadi karena katanya

balngko baru ada tahun 2017. Jadi hanya dikasih surat keterangan untuk

mengurus keperluan-keperluan yang berlaku untuk 6 (enam) bulan

kedepan”.

I5-3

“Waktu yang dijanjikan sebenarnya 2 (dua) minggu, tapi blangko KTP-el

lagi kosong katanya jadinya kemungkinan tahun 2017 belum tau pastinya”.

I5-4

“Dari kecamatan diberi waktu pengambilan 2 (dua) minggu, tetapi KTP-el

saya tidak jadi-jadi sampai sekarang karena blangko juga kosong katanya

Page 174: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

jadi tahun 2017”.

I5-5

“Diberi waktu untuk pengambilan sebenarnya hanya 2 minggu, tapi

katanya blangkonya lagi kosong jadi hanya diberi surat keterangan”.

Page 175: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Kecukupan

Q7

I

Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program KTP-el di

Kota Cilegon sudah memadai?

I1

“Belum memadainya sarana prasarana menjadi kendala , terutama untuk

blangko dan ribon yang masih disediakan oleh pusat”.

I2

“Cukup memadai, tetapi perlu penambahan karena sekarang perbaikan ke

pusatnya juga lama”.

I6

“Kan di Kota Cilegon ini ada penambahan untuk program Kartu Identitas

Anak (KIA), ini perlu penambahan komputer dan alat cetak printer untuk

KTP-el dan KIA. Mungkin tahun 2017 untuk pelaksanaan penambahan 2

(dua) set komputer dan printer”.

I3

“Kalau sarana prasarana untuk saat ini hanya perlu penambahan sedikit,

yang masih kurang itu masalah SDM di DKCS lebih sedikit dibandingkan

dengan kecamatan”.

I4-1

“Masing-masing kecamatan sudah memiliki dua perangkat KTP-el dari

pusat, Cuma ada beberapa yang mengalami kerusakan, paling banyak yang

rusak itu iris mata. Sidik jari ada dua yang belum kembali dari pusat sejak

tahun 2013”.

I4-2

“Sarana dan prasarana masih belum memadai, di Kecamatan Pulomerak

sebenarnya ada 2 (dua) alat untuk perekaman KTP-el tapi yang satu rusak

alat untuk iris matanya rusak. Kemudian alat untuk pencetakan KTP-el

yang terbatas di DKCS sehingga harus bergantian, ditambah lagi kalau

Page 176: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

ketersediaan blangko yang kosong sampai berbulan-bulan membuat

pelayanan menjadi terlambat”.

I4-3 “Cukup memadai , namun belum 100% “.

I4-4

“Kalau menurut saya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon ini belum memadai karena yah seperti kendala-kendala yang

tadi disebutkan blangko KTP-el terbatas, sedangkan antusias masyarakat

cukup tinggi. Kemudian juga untuk pengecekan biometrik hanya bisa

dilakukan di DKCS, padahal harusnya di kecamatan juga ada supaya untuk

menghindari “duplicated record” atau perekaman lebih dari sekali”.

I4-5

“Kalau menurut saya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el

ini masih kurang memadai. Peralatan yang sering error , waktu itu pernah

alat yang untuk tanda tangan rusak terua alat tersebut di bawa ke DKCS

untuk diperbaiki, sehingga di Kecamatan Ciwandan tidak bisa melakukan

perekaman. Dan untuk warga yang ingin melakukan perekaman dialihkan

sementara ke DKCS, namun banyak masyarakat yang mengeluh karena

jarak dari Ciwandan ke Kantor DKCS lumayan jauh. Ditambah lagi

jaringan eror sampai seminggu baru diperbaiki. Sehingga menghambat

pelayanan”.

I4-6

“Masih belum memadai, karena sering habisnya blangko dan ribon

menghambat dalam pecetakan. Setelah beberapa bulan tidak ada blangko,

ketika sudah ada sebaliknya ribon yang habis. Masyarakat kan tidak tahu

menahu mengenai kosongnya blangko dan ribon, sehingga mereka

mengklaim bahwa pembuatan KTP-el itu lama dan sulit. Alat untuk

pencetakan di DKCS pun hanya ada 3 sehingga harus menunggu dan

Page 177: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

bergantian untuk melakukan pencetakan KTP-el”.

I4-7

“Sarana dan prasarana masih belum memadai, sebelumnya ada dua alat

perekaman di Kecamatan Cilegon tapi yang satu rusak jadi sekarang hanya

satu dan itupun sering eror alatnya. Dan untuk pencetakan nya belum

memadai , saya pingin nya sih setiap kecamatan memiliki satu alat pencetak

KTP-el supaya tidak berebut”.

I4-8

“Belum memadai, yang pertama ketersediaan blangko yang jauh dari

memadai sehingga sering kosong, dan juga alat atau printer pencetak KTP-

el yang terbatas sehingga harus bergantian dengan 7 (tujuh) kecamatan

lainnya”.

I4-9

“Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el masih kurang

memadai, yaitu tadi blangko dan ribbon sering kosong, alat perekaman

juga sudah mulai error, dan juga untuk pencetakan di DKCS hanya ada

beberapa printer , sehingga harus menunggu dan bergantian”.

Q9

I

Apakah SDM dalam pelaksanaan program KTP-el ini diberikan

pelatihan/bintek yang cukup?

I1

“Tentu saja operator diberikan bintek, kalau tidak dilakukan bintek tidak

akan bisa operasional. Ada bintek oleh Kementerian Dalam Negeri,

provinsi, dan oleh disdukcapil. Namun operator yang sudah di bintek sering

dipindah tugas atau rolling diganti dengan orang baru tentu menjadi

terhambat sehingga kurang maksimal”.

I2

“Bintek harusnya dilakukan tiap tahun , tapi pelaksanaannya tergantung

dari PPTK nya . PPTK nya nggak jalan bintek juga tidak berjalan. Tapi

kita berkoordinasi dengan operator kecamatan cukup lancar”.

Page 178: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I3 “Bintek pasti ada setiap tahunnya, dari pusat, provinsi dan kota”.

I4-1

“Kalau untuk bintek, Kota Cilegon belum pernah melakukan bintek untuk

operator mengenai pelaksanaan KTP-el, adapun waktu itu yang diadakan

oleh provinsi. Kalau SIAK ada setiap tahunnya, karena SIAK kan dasar nya

juga dalam melakukan verifikasi data”.

I4-2

“Pernah diberikan bintek mengenai pelaksanaan KTP-el tingkat kota yang

di adakan di Hotel Cilegon pada tahun 2014”.

I4-3

“Tentu saja pernah diberikan bintek untuk para operator yang diadakan

oleh DKCS , kalau tidak salah waktu itu dilakukan di Hotel Sukma

Cilegon”.

I4-4

“Kalau saya kebetulan baru satu tahun , jadi untuk KTP-el tidak pernah

mengikuti binteknya”.

I4-5

“Kalau saya kebetulan baru setahun disini, jadi belum pernah ikut bintek

KTP-el di Cilegon”.

I4-6

“Setiap ada program baru pastinya operator di bintek , dan untuk

pelaksanaan KTP-el ini sudah diberikan bintek sejak 2011 saat perekaman

masal. Karena percontohan penerapan KTP-el itu kan Kota Cilegon

awalnya”.

I4-7

“Kalau seinget saya untuk SIAK setiap tahun diadakan bintek karena selalu

di upgrade ke versi baru, dan KTP-el hanya sekali diadakan di hotel sukma

tahun 2011 itupun hanya materi, prakteknya langsung di Kecamatan

masing-masing didampingi dengan pembimbing 2(dua) orang

Kemendagri”.

Page 179: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-8 “Saya 2 (dua) kali mengikuti bintek pelaksanaan KTP-el yaitu di Hotel

Sukma Cilegon dan Hotel City Cilegon”.

I4-9

“Kalau untuk bintek mengenai pelaksanaan KTP-el saya belum pernah ikut,

karena saya baru menjadi operator selama 2 tahun saya hanya pernah

mengikuti bintek SIAK versi 5 yang diadakan provinsi”.

Q10

I

Apakah hasil yang diinginkan dalam program KTP-el di Cilegon sudah

memenuhi kebutuhan masyarakat?

I1

“KTP-el merupakan kebutuhan dasar, namun sayangnya masih banyak

yang belum melakukan perekaman KTP-el. Bila belum KTP-el nanti susah

untuk mendapatkan pelayanan publik lainnya”.

I6

“Program KTP-el sudah memenuhi kebutuhan masyarakat terutama yang

mempunyai NIK itu sudah terpenuhi semua, kecuali yang masih memiliki

Kartu Keluarga (KK) yang lama, datanya perlu di bangunkan atau

dimunculkan supaya KTP-el nya bisa diproses. Kami optimis dengan

pelayanan KTP-el, masyarakat juga antusias”.

Page 180: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Perataan

Perataan Sosialisasi

Q11

I

Apakah sosialisasi program KTP-el yang telah dilakukan sudah

optimal?

I1

“Sosialisasi sudah berjalan namun belum optimal, setiap tahun Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Cilegon melakukan sosialisasi di 8

(delapan) Kecamatan tetapi pesertanya tidak mencakup semua. Belum

maksimal karena terkendala anggaran yang terbatas untuk sosialisasi.

Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya melalui tatap muka, tetapi juga

melalui radio, media cetak, papan umbul”.

I2

“Kita sudah sosialisasikan mengenai KTP-el di setiap kecamatan dan

sudah merata se-Kota Cilegon”.

I6 “Untuk sosialisasi sudah kita lakukan secara merata, setiap tahunnya

melakukan 3 kali sosialisasi di 8 (delapan) kecamatan dan juga beberapa

kali melakukan pelayanan keliling untuk meningkatkan koordinasi dengan

dinas , dan juga RT RW koordinasi dengan dinas melalui kecamatan”.

Q12

I

Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon ini ?

I1

“Cukup banyak masyarakat yang sulit dijangkau ada beberapa daerah

yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el ini diantaranya daerah

Cipala, Gunung batur, Grogol, pulomerak, maka dari itu diperlukan

pelayanan keliling”.

Page 181: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I2

“Paling didaerah yang masih gunung-gunung seperti Cipala, Gunung

Batur dan lainnya. Selain itu kan geografis yang lainnya mudah untuk

dijangkau”.

I6

“Kalau dilihat dari hasil capaian KTP-el Kecamatan Pulomerak

merupakan Kecamatan dengan capaian paling kecil dibanding kecamatan

lainya, karena disana masih ada beberapa daerah gunung-gunung dan

mereka masih belum butuh untuk untuk kepemilikan dokumen seperti KK

dan KTP. Mereka punya KK dan KTP tetapi yang cetakan lama yang masih

tandatangan Camat”.

I3

“Masih banyak daerah yang sulit dijangkau di Kota Cilegon ini,

masyarakat yang merasa tidak membutuhkan KTP-el seperti di daerah

Cipala, Gunung Batur, Batu lawang daerah-daerah gunung disana. Mereka

terkendala transportasi dan juga ekonomi, untuk turun ke bawah saja

mengeluarkan Rp.50.000 untuk bulak balik belum lagi kalau KTP-el tidak

bisa dicetak karena biometrik harus ke DKCS. Saya pikir kalo Kecamatan

Citangkil, Jombang, Cilegon sangat antusias sekali”.

I4-1

“Masih ada beberapa daerah gunung-gunung seperti Cipala, Gunung

Batur, Ciporong, Pasir Salam. Jadi untuk kesana haru pakai motor, dengan

melakukan pelayanan mobile”.

I4-2

“Masih banyak penduduk yang masih sulit untuk dijangkau karena

Kecamatan Pulomerak ini terdapat gunung-gunung. Di Kecamatan sendiri

masih kurangnya sarana untuk melakukan perekaman secara mobile ,

sebenarnya sudah pernah meminta ke DKCS sarana untuk perekaman

mobile di daerah pegunungan, tetapi belum di respon. Adupun daerahnya

meliputi Gunung Batur I , Gunung Batur II, Ciporong, Tembulung,

Page 182: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Lebakgede, Cipala, Suralaya. Pinginnya sih kesana , tetapi transportasi

dan sarana prasana belum mendukung”.

I4-3

“Karena lokasi yang cukup strategis , tidak ada masyarakat yang sulit

dijangkau dan juga hanya ada 4 (empat) kelurahan jumlah paling sedikit

dibandingkan dengan kecamatan lainnya”.

I4-4

“Kalau untuk lokasi masih bisa terjangkau, paling kalau yang benar-benar

sakit tidak bisa berjalan itu yang sulit untuk dijangkau sehingga harus

dilakukan jemput bola untuk perekaman”.

I4-5

“Yang sulit dijangkau bukan hanya lokasi tapi kondisi yang kurang

memungkinkan untuk datang ke kecamatan seperti yang lansia, yang tidak

bisa berjalan, dan struk jadi mereka belum memiliki KTP-el. Dan dari

lokasi yang sulit dijangkau yaitu daerah Kelurahan Banjarnegara dan

Gunung sugih”.

I4-6

“Secara geografis Kecamatan Jombang berada di tengah kota jadi tidak

terlalu sulit untuk dijangkau, paling yang agak sulit dijangkau yang lansia

sehingga tidak bisa datang ke kecamatan untuk perekaman. Yah memang

harusnya kita jemput bola, tetapi di kecamatan alat yang bisa dipakai

hanya satu”.

I4-7

“Di Kecamatan Cilegon lokasinya cukup strategis jadi tidak terlalu sulit

untuk dijangkau, paling hanya di sekitar Kelurahan Bagendung (TPU

sampah Cilegon) yang lumayan agak jauh”.

I4-8

“Ada satu kelurahan yang agak sulit dijangkau , yaitu daerah yang

berbatasan dengan Kebupaten Serang. Karena lokasinya lumayan jauh

sehingga kesadaran penduduk untuk membuat KTP-el masih rendah”.

Page 183: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-9

“Kecamatan Citangkil memiliki lokasi yang cukup strategis sehingga tidak

terlalu sulit, paling yang sulit dijangkau usia lansia yang yang tidak bisa

datang ke kecamatan untuk perekaman”.

Q13

I

Bagaimana koordinasi yang dilakukan dengan pihak kecamatan dan

kelurahan serta RT dan RW dalam pelaksanaan program KTP-el di

Kota Cilegon?

I1

“Koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan KTP-el ini untuk

perekaman dilakukan di Kecamatan dan untuk pencetakannya dilakukan di

Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Cilegon”.

I2

“Koordinasi yang dilakukan dengan Kecamatan juga kita lakukan tiap hari

dengan melalui telepon, atau “spark” atau datang langsung”.

I6

“Kami koordinasi dengan kecamatan melalui sosialisasi dengan RT RW

ibu-ibu PKK juga dengan Camat dan Lurah. Dan juga kami akan jemput

bola dengan pelayanan keliling supaya hasil capaian KTP-el lebih

maksimal”.

I3

“Sampai sejauh ini , kita harus selalu koordinasi dengan kemendagri

karena keterkaitannya dengan ketersediaan bangko. Tidak hanya dengan

pusat karena proses pelaporanpun melalui provinsi berapa jumlah

perekaman, nerapa jumlah blangko yang habis dan lainnya”.

I4-1 “Koordinasi dilakukan dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan”.

I4-2

“Koordinasi yang dilakukan dengan DKCS cukup baik, jika ada trouble

mengenai perekaman , pencetakan KTP-el maupun database dalam SIAK

langsung dikonsultasikan dengan pihak DKCS”.

Page 184: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-3

“Seperti yang tadi saya bilang , pihak kecamatan berkoordinasi dengan

baik dengan DKCS untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam

pelaksanaan KTP-el ini”.

I4-4

“Koordinasi yang dilakuakn dengan dinas cukup baik , karena kita terus

komunikasi terkait masalah perekaman maupun mengenai pencetakan KTP-

el”.

I4-5

“Kalau ada kendala kita koordinasi dengan pihak DKCS baik melalui via

telpon maupun melalui “Spark” ( aplikasi chatting) yang difasilitasi oleh

DKCS”.

I4-6

“untuk koordinasi dengan operator DKCS kita difasilitasi dengan adanya

“Spark” atau semacam aplikasi chatting online , sehingga kalau ada

kendala bisa langsung menghubungi pihak DKCS”.

I4-7

“Komunikasi antara operator kecamatan dan dinas terus berjalan dengan

baik supaya bisa berkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon ini”.

I4-8

“Koordinasi yang dilakukan alhamdulilah lancar, sehingga apabila ada

trouble kita langsung konsultasi dan menghubungi DKCS”.

I4-9

“Koordinasi yang kami lakukan dengan dinas cukup baik, apabila ada

kendala kami selalu menghubungi operator atau ADB DKCS melalui

“Spark” semacam aplikasi untuk chatting atau melalui Whatsapp”.

Q14

I

Apakah masyarakat Kota Cilegon telah merasakan manfaat dari

dilaksanakannya program KTP-el secara merata?

I1

“Belum merata terkait dengan lampid yang beubah-ubah, manfaatnya

kaitannya dengan pelayanan publik, mulai 30 September 2016 untuk

pelayanan BPJS, asuransi, perbankan dan lainnya harus memiliki KTP-el.

Page 185: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Jadi nantinya yang belum KTP-el sulit untuk mengakses pelayanan publik”.

I2

“Karena belum semua penduduk memiliki KTP-el jadi belum semuanya

merasakan manfaat diterapkannya KTP-el”.

Page 186: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Responsivitas

Tanggapan setelah diterapkannya program KTP-el

Q15

I

Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

I3

“Program KTP-el yang telah diterapkan sudah bagus, dengan adanya

KTP-el semakin banyak penduduk yang mendapatkan pelayanan publik dan

semakin meminimalisir penggandaan terkait dengan identitas KTP. Dan

terbangunnya database yang akurat”.

I4-1

“Dengan diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon tentu menjadi lebih efektif

dan praktis dengan menggunakan data KTP-el itu kan satu NIK satu orang

untuk seumur hidup, walaupun pindah NIK nya tidak bisa berubah”.

I4-2

“Menurut saya bagus, dengan diterapkannya KTP-el ini penduduk tidak

bisa memiliki KTP lebih dari satu , meminimalisir data ganda”.

I4-3

“Bagus, karena dengan diterapkannya KTP-el dapat meningkatkan

pelayanan publik di Kota Cilegon dan juga ada sistem keamanannya

dibanding dengan KTP lama yang terbuat dr kertas yaitu didalam kartu

terdapat chips yang memuat data rekam seperti foto, ttd, sidik jari,

identitas”.

I4-4

“Sangat bagus, karena dengan KTP-el ini masyarakat hanya bisa memiliki

NIK tunggal yang tidak bisa dirubah”.

I4-5

“Bagus, karena dengan diterapkannya KTP-el ini penduduk hanya memilki

satu tidak bisa double NIK sehingga menjadi lebih efektif”.

Page 187: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-6

“Dengan diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon ini, tentunya menjadi lebih

tertib administrasi kependudukannya, database menjadi lebih akurat

walaupun memang belum optimal. Jadi NIK yang sudah KTP-el tidak bisa

digandakan lagi”.

I4-7

“Kalau menurut saya bagus juga dengan diterapkannya KTP-el , kita lebih

tertib tidak bisa memiliki KTP lebih dari satu, karena apabila ada NIK

lebih dari satu akan ketahuan. Intinya penduduk menjadi lebih tertib dalam

administrasi kependudukan, dan berkependudukan di satu wilayah saja”.

I4-8

“Menurut saya bagus, karena dengan adanya KTP-el ini nantinya tidak

adalagi KTP ganda atau data ganda , sehingga data penduduk benar-benar

valid”.

I4-9

“Menurut saya program KTP-el ini sangat bagus , karena dengan

diterapkannya KTP-el masyarakat hanya bisa memiliki satu NIK KTP-el

sehingga tidak bisa digandakan , namun program ini masih belum

maksimal karena masih mengalami kendala”.

I5-1

“Saya Cuma ibu rumah tangga biasa, jarang menggunakan KTP-el jadi

manfaatnya kurang dirasa, tetapi dengan diterapkannya KTP-el ini sistem

sudah online jadi kalau mau pindah kemana ketahuan sehingga tidak bisa

digandakan”.

I5-2

“Program KTP-el ini sangat bagus , dibandingkan dengan KTP lama yang

dilaminating. Karena NIK KTP-el tidak bisa digandakan”.

I5-3

“Lebih tertib yang sekarang terus untuk pengurusan ke Bank lebih cepat

karena kan sudah online”.

I5-4

“Dengan adanya KTP-el ini cukup bagus, karena sekarang sudah online

jadi kalau kita mau pindah ketahuan”.

Page 188: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I5-5 “Kayanya sih KTP-el lebih bagus karena adanya sidik jari jadi lebih

aman”.

Q16

I

Bagaimana respon masyarakat terhadap dilaksanaknnaya program

KTP-el di Kota Cilegon?

I3

“Hal itu terbagi dua, yang pertama kalangan menengah keatas yaitu

penduduk yang antusias sekali dengan diterapkannya KTP-el ini. Yang

kedua kalangan menengah kebawah, ini yang kita pikirkan mereka yang

rasa ingin tahunya kurang mengenai diterapkannya KTP-el. Kurangnya

informasi mengenai perekaman, fungsi dari KTP-el itu. Contohnya ada ibu

rumah tangga dia tidak melakukan perekaman , “untuk apa perekaman toh

saya dirumah aja” kata dia, ternyata suatu saat anaknya melamar TNI dan

diminta fotocopy KTP-el orang tuanya. Disaat itu dia menyesal karena

deadline nya tidak cukup. Hal-hal seperti ini membutuhkan sosialisasi

secara menyeluruh, tetapi tidak dari aparat saja melainkan dari seluruh

lapisan masyarakat dari tingkatan RT, RW, kelurahan bahkan

masyarakatpun bisa mensosialisasikan melalui media sosial atau media

lainnya”.

I4-1

“Masyarakat Kota Cilegon antusiasnya sangat tinggi apalagi dibantu

dengan pemberlakuan KIA (Kaartu Identitas Anak). Dengan adanya KIA

sekarang masyarakat berbondong-bondong untuk membuat KTP-el”.

I4-2

“Masyarakat Kecamatan Pulomerak sangat antusias apabila ada

pelayanan langsung dari DKCS, tetapi kalau tidak ada pelayanan keliling

dan harus datang untuk mengurus sendiri di Kecamatan agak sulit karena

kesadaran penduduk di Kecamatan Pulomerak akan kepemilikan KTP-el

masih rendah padahal untuk pembuatan KTP-el di Kecamatanpun gratis

Page 189: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

atau tidak dipungut biaya. Di Kota Cilegon, Kecamatan Pulomerak yang

capaian KTP-el nya paling rendah yaitu baru 75%”.

I4-3

“Masyarakat Kecamatan Gerogol sangat antusias dan mendukung dalam

pelaksanaan KTP-el ini dan juga pembuatan KTP-el ini gratis atau tidak

dipungut biaya”.

I4-4

“Masyarakat Kecamatan Purwakarta cukup antusias untuk membuat KTP-

el”.

I4-5

“Sebenarnya karena pada saat perekaman masal pada tahun 2011 tidak

semua yang sudah melakukan perekaman KTP-el nya jadi, sehingga

menyebabkan menurunnya anstusias penduduk Kecamatan Ciwandan”.

I4-6

“Masyarakat Kecamatan Jombang cukup antusias untuk perekaman KTP-

el, mungkin hanya yang baru berusia 17 tahun masih banyak yang belum

rekam KTP-el”.

I4-7

“Mengenai respon dari masyarakat sebenarnya sangat antusias, hanya saja

ada 2 (dua) kategori yaitu, pertama tanggapan mereka bagus apabila KTP-

el nya tidak bermasalah , yang kedua tanggapan mereka kurang bagus

karena KTP-elnya bermasalah atau tidak bisa dicetak karena beberapa

alasan seperti biometrik sehingga yang bersangkutan harus ke DKCS ,

disitulah mereka merasa dipersulit dalam pembuatan KTP-el”.

I4-8 “Masyarakat Cibeber cukup antusias dengan diterapkannya KTP-el ini”.

I4-9

“Program KTP-el ini kan baru dimulai lagi pada januari 2015 lalu, baru

sekarang ini masyarakat antusias untuk melakukan perekaman KTP-el,

karena adanya informasi yang menyatakan bahwa paling lambat

perekaman KTP-el 30 September 2016. Jadi masyarakat berbondong-

Page 190: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

bondong datang ke kecamatan untuk perekaman”.

Q17

I

Apa harapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon?

I1

“Harapannya selaku pemerintah , data KTP-el ini digunakan oleh seluruh

instansi pemerintah maupun swasta untuk perencanaan pembangunan

sehingga data valid dan sesuai dan juga untuk pemilu”.

I2

“Harapannya kalau secara data dengan adanya KTP elektronik otomatis

NIK ketunggalan masing-masing warga sudah tercapai

ketunggalannyaberarti tertib administrasinya tercapai. Mudah-mudahan

dengan NIK ketunggalan itu juga mengarah kepada pembuatan akte dan

KIA sesuai dengan NIK KTP elektroniknya”.

I6

“Harapan semua penduduk di Kota Cilegon dapat memiliki KTP-el dan

administrasi kependudukan lainnya, jangan hanya datang pada saat yang

mendesak atau saat butuh saja. Dan yang sudah punya KTP-el sudah

berlaku seumur hidup walaupun masih ada masa berlakunya”.

I3

“Harapannya yang pertama pelayanan publik lebih prima, kemudian

pemanfaatan database itu lebih dioptimalkan. Kita uda punya sms

gateaway di sistem SIAK kita, gimana caranya ketika ada warga usia 17

tahun kita kasih sms gateaway bahwasanya dia sudah sudah bisa

melakukan perekaman KTP-el”.

I4-1

“Harapannya kalau semua sudah KTP-el , tidak ada lagi data ganda ,

sehingga akurasi datanya tepat”.

Page 191: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-2

“Aplikasi untuk pengecekan biometrik bisa diaplikasikan di tingkat

Kecamatan , supaya bisa mempermudah penduduk untuk pembuatan KTP-

el khususnya di Pulomerak ini apalagi yang usianya yang sudah rentan.

Dan juga harapannya supaya kedepan KTP-el bisa menjadi kartu

multifungsi tidak hanya identitas penduduk saja sehingga nantinya kita

tidak perlu banyak kartu”.

I4-3

“Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi baik dari

jaringan, maupun ketersediaan blanko dan ribon sehingga masyarakat puas

dengan pelayanan yang cepat dalam pembuatan KTP-el di Cilegon ini, dan

juga lebih tertib administrasi kependudukannya”.

I4-4

“Harapan kedepan mudah-mudahan sarana dan prasarana bisa lebbih

ditingkat, bisa melakukan cek biometrik dan pencetakan KTP-el di

Kecamatan supaya lebih efektif”.

I4-5

“Harapannya supaya lebih baik lagi kedepannya tidak adanya kendala-

kendala sehingga pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon menjadi lebih efektif

dan efisien”.

I4-6

“Harapannya dengan adanya KTP-el kedepannya tidak ada lagi data

ganda, database lebih akurat dan tertib administrasi kependudukan.

sehingga nantinya akan mudah untuk mendapatkan pelayanan publik baik

BPJS, Perbankan, rumah sakit dan instansi lainnya”.

I4-7

“Harapannya kualitas baik sarana prasarana dan SDM lebih ditingkatkan

lagi, banyak KTP-el yang sudah dicetak namun ada cacatnya dibagian foto

atau biodata ada yang kurang jelas, banyak masyarakat yang komplain

untuk dicetak ulang. Dan juga supaya nanti di kecamatan bisa pengecekan

biometrik sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk ke dinas”.

Page 192: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

I4-8

“Harapannya supaya di Kecamatan Cibeber ini bisa melakukan pencetakan

di Kecamatan supaya bisa menjadi lebih efektif dan efisien, dan juga

supaya ditingkatkan lagi baik dari sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan KTP-el ini”.

I4-9

“Harapan saya selaku operator, perlu diadakan bintek setiap tahunnya

karena operator selalu berganti-ganti guna meningkatkan kualitas SDM,

kemuadian supaya lebih ditingkatkan lagi sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon , mudah-mudahan ke depannya nanti

bisa melakukan pencetakan dan pengecekan biometrik di tingkat

Kecamatan supaya lebih mempermudah masyarakat dan pelayanan

menjadi lebih cepat”.

I5-1

“Harapan kedepan dengan adanya KTP-el ini supaya lebih dipermudah

untuk mengurus segala hal, jadi tidak dipersulit untuk mendapatkan

pelayanan publiknya”.

I5-2

“Harapannya kedepan ketersediaan blangko selalu ada, walaupun sudah

dikasih surat keterangan tetap saja kami ingin KTP-el yang asli. Supaya

lebih mudah untuk dibawa , dibandingkan surat keterangan agak repot”.

I5-3

“Harapan kedepan lebih tertib dan lancar dan lebih ditingkatkan lagi”.

I5-4

“Harapan saya kedepan semoga pembuatan KTP-el bisa lebih cepat dan

blangko KTP-el selalu tersedia”.

I5-5

“Harapan saya sebagai warga mudah-mudahan pembuatan KTP-el

menjadi lebih cepat dan tidak ribet”.

Page 193: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MATRIKS HASIL WAWANCARA

Ketepatan

Dampak dari pelaksanaan program KTP-el

Q18

I

Bagaimana dampak positif yang ditimbulkan dari pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon?

I1

“Dampak positifnya KTP-el berlaku nasional, nantinya tidak adanya data

ganda, untuk perbankan, BPJS dan pelayanan publik lainnya”.

I2

“Dampaknya tentu menjad lebih tertib administrasi penduduknya, mulai

dari akte kelahiran, KIA (Kartu Identitas Penduduk), kemudian NIK yang

KTP-el sesuai dengan KK, mengurangi data ganda juga. Itu semua

mengarah ke administrasi kependudukan”.

I6

“Dampaknya, masyarakat secara administrasi kependudukan dimanfaatkan

untuk BPJS , perbankan . ini mereka sudah memiliki administrasi yang

dibutuhkan oleh instansi, perbankan ataupun swasta”.

I

“Masyarakat semakin aware terkait dengan datanya, masyarakat semakin

memahami bahwa NIK itu tidak bisa digandakan, kemudian masyarakat

untuk mendapatkan pelayanan publik menjadi lebih mudah”.

I4-1

“Dengan adanya KTP-el semua terlayanai seperti pengurusan asuransi,

perbankan dan lainnya. Semua instansi memanfaatkan KTP-el, sekarang

kan berbasis KTP-el, kalau bukan KTP-el tidak mau melayani seperti BPJS,

perbankan dan lainnya”.

I4-2

“Dampak positifnya tentu saja membuat database menjadi lebih akurat

dengan adanya KTP-el ini, karena data tunggal dan tidak bisa digandakan

atau dipalsukan. Dengan adanya KTP-el juga lebih menjadi efisien karena

Page 194: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

sudah berlaku seumur hidup tidak perlu diperpanjang setiap 5 (lima) tahun

sekali, kecuali ada perubahan elemen data atau rusak dan hilang”.

I4-3

“Dengan adanya KTP-el ini data kependudukan menjadi lebih valid, dan

tentunya sedikit demi sedikit mengurangi data ganda penduduk”.

I4-4

“Dampak setelah diterapkannya KTP-el ini tentu administrasi menjadi

lebih tertib walaupun belum maksimal”.

I4-5

“Yang tadinya punya KTP lebih dari satu, sekarang ketahuan sehingga

harus dihapus NIK yang satunya. Biasanya yang istrinya lebih dari satu ,

sekarang kan tidak bisa digandakan sehingga harus memilih salah satu

mau tinggal di alamat yang mana”.

I4-6

“Banyak dampak positifnya diantaranya dengan adanya KTP-el ini tentu

NIK tidak bisa digandakan dan dipalsukan, kalau dulu KTP manual sangat

mudah sekali untuk dibuat di Kecamatan karena tidak adanya keamanan

sistem nya. Kalau sekarang akan terdeteksi apabila sudah punya KTP-el di

daerah lain. Kemudian administrasi menjadi lebih tertib walaupun belum

maksimal”.

I4-7

“Dampaknya administrasi kependudukan menjadi lebih tertib, hanya ada

satu NIK KTP-el dan tidak bisa digandakan, karena sekarang juga

beberapa instansi seperti perbankan, BPJS dan lainnya yang

mengaharuskan KTP-el. Pengalaman saya dulu saya dulu saat masih KTP

yang reguler atau manual, untuk mengganti tahun lahir dituakan atau

dimudakan tidak menggunakan data pendukung , dan ternyata itu untuk

hutang di bank kalau dulu ganti tanggal dan tahun lahir bisa ganti NIK

dengan input baru. kalau sekarang perubahan apapun harus menggunakan

data pendukung sehingga dokumen menjadi lebih tertib dan NIK juga tidak

Page 195: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

bisa diganti”.

I4-8

“Dengan adanya KTP-el sangat berdampak baik , semakin hari semakin

meminimalisir adanya KTP ganda karena sudah online seluruh Indonesia.

Sehingga mengurangi juga bentuk kriminalitas seperti penipuan dan

lainnya”.

I4-9

“Beberapa dampak setelah diterapkannya KTP-el ini yaitu kedepannya

tidak ada lagi data ganda , satu NIK untuk satu penduduk. sehingga dengan

KTP-el tunggal tentunya dapat meminimalisir terjadinya penipuan dan

lainnya. Dengan adanya KTP-el juga meudahkan kita untuk mendapatkan

pelayanan publik baik perbankan , rumah sakit dan pelayanan publik

lainnya”.

I5-1

“Dengan diterapkannya KTP-el bisa lebih mempermudah untuk pelayanan

publik, seperti perbankan bisa langsung di scan KTP-el nya”.

I5-2

“Dengan diterapkannya KTP-el ini sebenarnya data menjadi lebih akurat

sehingga dapat mempermudah hal lainnya, tapi sayang blangko sering

kosong jadi menghambat”.

I5-3

“Dampak positifnya sekarang jadi serba mudah untuk pengurusan apa-apa

lebih cepat karena sudah online sekarang”.

I5-4

“Pastinya dengan adanya KTP-el akan lebih mudah untuk mendapatkan

pelayanan publik”.

I5-5

“Dampaknya belum tahu karena saya baru mau buat KTP-el, mungkin

menjadi lebih mudah”.

Page 196: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Q19

I

Apakah program KTP-el ini sudah tepat dalam mengatasi

permasalahan identitas penduduk?

I1

“Untuk mengenai tepat atau tidaknya bukan hanya Cilegon, tetapi secara

nasional. KTP-el itu masalahnya sama di seluruh Indonesia”.

I2 “Sudah tepat”.

I6

“Program KTP-el sudah tepat untuk mengatasi seperti data ganda, dan

dengan adanya KTP-el mempermudah masyarakat dan instansi-instansi

seperti perbankan menggunakan KTP-el”.

I3

“Kalau masalah tepat atau tidaknya kita masih belum bisa jawab sekarang,

karena sekarang ini sedang ruet-ruetnya jadi ada masanya ketika

penerapan yang baru pertama kali diterapkan masih memberekan

permasasalah-permasalahan kemarin , 2- 3 tahun kedepan kita baru bisa

merasakan. Karena sekarang masih bnyaknya data ganda, tetapi semakin

kesini kan semakin sedikit”.

I4-1

“Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el dilengkapi dengan

biometrik sehingga tidak akan ada lagi KTP ganda disaat yang akan

datang”.

I4-2

“Menurut saya sudah tepat apabila tujuannya untuk menertibkan

administrasi kependudukan, karena sedikit demi sedikit permasalahan

seperti KTP ganda menjadi berkurang dengan adanya KTP-el ini. Mudah-

mudahan beberapa tahun lagi kita bisa merasakan, karena saat ini sedang

proses ruet nya”.

I4-3

“Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el ini sistem berbasis online

sehingga dapat mempermudah dalam pelayanan publik seperti BPJS, dan

Page 197: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

perbankan”.

I4-4

“Program KTP-el ini menurut saya sudah cukup tepat dalam mengatasi

permasalahan identitas penduduk”.

I4-5

“Menurut saya sudah tepat, waktu itu pernah ada data ganda setelah

dilakuakan cek biometrik ternyata dia sudah pernah memiliki KTP-el di

daerah lain. Dengan begitu dia harus mengurus surat pindah dan hanya

memiliki satu KTP-el”.

I4-6

“Program KTP-el ini sudah tepat untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan penduduk, tinggal dijalankan dan menunggu untuk beberapa

tahun kedepan untuk melihat hasil dari diterapkannya KTP-el”.

I4-7

“Sudah tepat karena sedikit demi sedikit membuat administrasi

kependudukan menjadi lebih tertib”.

I4-8

“Sebenarnya kalau untuk permasalahan penduduk sudah cukup tepat,

namun untuk kedepannya mudah-mudahan KTP-el inin bisa menjadi kartu

multifungsi sehingga cukup satu kartu untuk pelayanan publik”.

I4-9

“Untuk saat ini masih belum bisa dikatakan tepat atau tidak, karena masih

banyaknya kendala, mungkin nanti beberapa tahun lagi kita baru bisa

merasakannya”.

Q20

I

Adakah perubahan signifikan yang didapat masyarakat setelah

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon?

I1

“Jelas ada perubahan KTP manual bisa dibuat dimana saja, namun KTP-el

tidak bisa digandakan karena datnya tunggal”.

I2

“Tentu ada perubahan yang cukup signifikan , karena dengan adanya KTP-

el hanya ada satu NIK yang dipakai walaupun berpindah-pindah”.

Page 198: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

LAMPIRAN

Gambar 1

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

Gambar 2

Mobil Pelayanan Keliling

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

Page 199: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 3

Wawancara peneliti dengan Bpk. H. Soleh, SE selaku Kepala Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon

Gambar 4

Wawancara peneliti dengan Bpk. Drs. Kusmajaya selaku Kepala Bidang DKCS

Kota Cilegon

Page 200: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 5

Wawancara Peneliti dengan ibu Nuriyana selaku Administrator Database (ADB)

di DKCS Kota Cilegon

Gambar 6

Wawancara peneliti dengan Bpk. Parko Prahima selaku pelaksana di Bidang

Kependudukan

Page 201: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 7

Wawancara peneliti dengan ibu Ernita Yurika selaku Operator di Kantor

Kecamatan Jombang

Gambar 8

Wawancara peneliti dengan Bpk. Ma’ruf selaku Operator di Kantor Kecamatan

Pulomerak

Page 202: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 9

Wawancara peneliti dengan Bpk. Samlawi selaku Operator di Kantor Kecamatan

Grogol

Gambar 10

Wawancara peneliti dengan Ibu Nunung Lesmana selaku Operator di Kantor

Kecamatan Ciwandan

Page 203: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 11

Wawancara peneliti dengan Bpk. Ukon Furkoni selaku Operator di Kantor

Kecamatan Cibeber

Gambar 12

Wawancara peneliti dengan Ibu Aam Riani selaku Operator di Kantor Kecamatan

Cilegon

Page 204: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Gambar 12

Wawancara peneliti dengan Ibu Masayu Azka

Warga Kecamatan Cilegon

Gambar 13

Wawancara peneliti dengan Ibu Wina Maryamul

Warga Kecamatan Purwakarta

Page 205: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Drs. Kusmajaya (Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran

Penduduk )

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Apakah pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon suda optimal?

Informan :Sudah optimal, dikatakan optimal relatif karena kita sudah melakukan

pelayanan keliling di kelurahan dan kecamatan.

Peneliti :Apakah di Disdukcapil sendiri pernah melakukan evaluasi terkait

pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Biasanya hampir tiap bulan kami melakukan rapar evaluasi mengenai

pelaksanaan KTP-el di Cilegon terkait hasil capaian yang telah dicapai,

kendala-kendalanya apa saja, alat yang rusak yang mana saja itu kami

data untuk kami laporkan kepada provinsi supaya ada tindak lanjut.

Peneliti :Apakah hasil pencapaian dari pelaksanaan KTP-el mencapai target di

tahun 2015?

Informan :Mengenai target tidak bisa mencapai 100% karena Lampid (laporan

lahir mati pindah datang) yang berubah-ubah setiap detiknya, sehingga

tidak bisa mencapai target. Namun capaian KTP-el di Kota Cilegon

terus bertambah.

Peneliti :Apakah hasil yang diinginkan dalam program KTP-el di Kota Ciegon

sudah memenuhi kebutuhan masyarakat?

Informan :KTP-el merupakan kebutuhan dasar, namun sayangnya masih banyak

yang belum melakukan perekaman KTP-el. Bila belum KTP-el nanti

susah untuk mendapatkan pelayanan publik lainnya.

Peneliti :Apakah setelah diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon, tujuan

dari administrasi kependudukan meliputi tertib NIK, tertib database dan

tertib dokumen sudah tercapai?

Informan :Masih belum tercapainya tertib NIK, database, tertib dokumen karena

faktor lampid yang berubah-ubah dan juga karena kesadaran dan

konsistensi penduduk yang masih rendah. Masih belumnya tertib

dokumen meliputi tidak melengkapi berkas, kemudian tidak

melaporkan kepindahan dan sebagainya.

Peneliti :Apa saja faktor pendukung terlaksananya program KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Banyak faktor pendukung terlaksananya KTP-el di Cilegon meliputi

sarana prasarana, kesadaran penduduk.

Page 206: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan KTP-

el di Kota Cilegon?

Informan :Kendalanya cukup banyak yaitu sarana prasarana masih belum

memadai seperti blangko dan ribon yang sering kosong, serta jaringan

yang sering troble sehingga pelayanan menjadi terlambat. Dan

kesadaran penduduk yang masih rendah untuk melakukan perekaman

KTP-el dan untuk perubahan dokumen kependudukan. ada enam faktor

penyebab penduduk belum melakukan perekaman KTP-el yaitu

diantaranya seseorang memiliki kartu identitas lebih dari satu,

seseorang melakukan perpindahan ke daerah lain tanpa melalui Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil, belum sempat melakukan perekaman

karena bekerja diluar kota atau luar negeri, dan terakhir yaitu seseorang

telah meninggal.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit di jangkau dalam pelaksanaan KTP-el

ini?

Informan :Cukup banyak masyarakat yang sulit dijangkau ada beberapa daerah

yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el ini diantaranya daerah

Cipala, Gunung batur, Grogol, pulomerak, maka dari iru diperlukan

pelayanan keliling.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan DKCS dalam mengatasi kendala-

kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Adapun upaya yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Cilegon yaitu dengan memanfaatkan sarana prasarana yangg ada

dengan maksimal, kemudian memanfaatkan SDM yang ada melalui

bintek, program pelatihan, pengawasan, dan terus melakukan sosialisasi

baik kegiatan , maupun menjadi narasumber untuk menginformasikan

sadar KTP-el . dan juga kami telah melakukan pelayanan keliling dalam

rangka jemput bola dalam pelaksanaan KTP-el.

Peneliti :Bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh DKCS Kota Cilegon dalam

pelaksanaan KTP-el?

Informan :Sosialisasi sudah berjalan namun belum optimal, setiap tahun Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Cilegon melakukan sosialisasi di 8

(delapan) Kecamatan tetapi pesertanya tidak mencakup semua. Belum

maksimal karena terkendala anggaran yang terbatas untuk sosialisasi.

Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya melalui tatap muka, tetapi juga

melalui radio, media cetak, papan umbul.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh DCKS Cilegon dengan

Kemendagri dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Koordinasi yang dilakukan dinas dengan kemendagri cukup baik ,

karena apabila ada trouble ribon, blangko dan haringan kita langsung

konultasikan dengan kemendagri.

Page 207: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan oleh DKCS dengan Kecamatan

dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Peneliti :Koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan KTP-el ini untuk

perekaman dilakukan di Kecamatan dan untuk pencetakannya

dilakukan di Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kota Cilegon.

Informan :Apakah Operator KTP-el diberikan bintek / pelatihan dalam

pelaksanaan KTP-el?

Peneliti : Tentu saja operator diberikan bintek, kalau tidak dilakukan bintek tidak akan bisa

operasional. Ada bintek oleh Kementerian Dalam Negeri, provinsi, dan

oleh disdukcapil. Namun operator yang sudah di bintek sering dipindah

tugas atau rolling diganti dengan orang baru tentu menjadi terhambat

sehingga kurang maksimal.

Informan :Apakah dengan adanya KTP-el bisa meningkatkan efisiensi anggaran?

Peneliti :Jelas dengan adanya KTP-el bisa meningkatkan efisiensi anggaran di

pusat, karena sudah berlaku seumur hidup, tetapi kalau ada perubahan

tetap saja harus diganti KTP-el nya.

Informan :Apakah Sarana dan Prasarana pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon

yang disediakan oleh pusat sudah memadai?

Peneliti :Belum memadainya sarana prasarana menjadi kendala , terutama untuk

blangko dan ribon yang masih disediakan oleh pusat.

Informan :Apakah masyarakat Kota Cilegon telah merasakan manfaat dari

dilaksanakannya program KTP-el secara merata?

Peneliti :Belum merata terkait dengan lampid yang beubah-ubah, manfaatnya

kaitannya dengan pelayanan publik, mulai 30 September 2016 untuk

pelayanan BPJS, asuransi, perbankan dan lainnya harus memiliki KTP-

el. Jadi nantinya yang belum KTP-el sulit untuk mengakses pelayanan

publik.

Informan :Apa saja dampak positif yang dirasakan masyarakat setelah

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon?

Peneliti :Dampak positifnya KTP-el berlaku nasional, nantinya tidak adanya

data ganda, untuk perbankan, BPJS dan pelayanan publik lainnya.

Informan :Adakah perubahan signifikan yang didapat masyarakat setelah

memiliki KTP-el di Kota Cilegon?

Peneliti :Jelas ada perubahan KTP manual bisa dibuat dimana saja, namun KTP-

el tidak bisa digandakan karena datnya tunggal.

Informan :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan kependudukan di Kota Cilegon?

Peneliti :Untuk mengenai tepat atau tidaknya bukan hanya Cilegon, tetapi secara

nasional. KTP-el itu masalahnya sama di seluruh Indonesia.

Informan :Apa harapan anda selaku pemerintah setelah diterapkannya program

KTP-el di Kota cilegon?

Page 208: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Harapannya selaku pemerintah , data KTP-el ini digunakan oleh

seluruh instansi pemerintah maupun swasta untuk perencanaan

pembangunan sehingga data valid dan sesuai dan juga untuk pemilu.

Page 209: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Nuriyana (Administrator Database Disdukcapil Cilegon)

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Apakah pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon telah berjalan

dengan optimal?

Informan :Sudah optimal, karena berdasarkan data kementerian semester II 2015

kita sudah melebihi target sudah mencapai 95 % tapi kalau berdasarkan

data penduduk karena penduduk itu kan bersifat dinamis ada pindah

datang mati lahir , kita hampir mencapai 85%. Jadi dianggap sudah

optimal lah penerapan KTP-el di Kota Cilegon ini.

Peneliti :Apakah hasil pencapaian program KTP-el di Kota Cilegon sudah

mencapai target di tahun 2015?

Informan :Target yang dicapai memang belum 100% tapi sudah mencapai target

dari Kemendagri yang mencapai 90%. Karena pelayanan terus berjalan

dan jumlah wajib KTP-el semakin bertambah dan lampid yang berubah

sehingga tidak bisa mencapai 100%.

Peneliti :Apakah setelah diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon, tujuan

dari administrasi kependudukan meliput tertib NIK, tertib database dan

tertib kependudukan sudah tercapai?

Informan :Hampir, karena dibilang sudah juga belum. Karena masih banyak data

yang harus dirapihkan mulai dari penyesuaian NIK di KTP-el dengan

NIK di kartu keluarga, masih banyak penyimpangan. Kemudian

ketidakpahaman warga akan NIK yang dia gunakan sesuai KTP-el itu

kan, makanya banyak dilakukan pengecekan biometrik.

Peneliti :Apakah jumlah data ganda di Kota Cilegon masih banyak? Ada

berapa?

Informan :Jumlah data ganda saya sudah lama tidak proses data ganda, cuma data

ganda itu pasti banyak akan ada 10.000an data ganda. Dengan adanya

KTP-el ini tentu data ganda berkurang.

Peneliti :Apa saja faktor-faktor yang mendukung terlaksananya program KTP-el

di Kota Cilegon ?

Informan :Sebelum dilakukan pelayanan keliling sudah tercapai , ditambah

dengan adanya pelayanan keliling lebih bagus. Faktor-faktornya yang

pasti dengan adanya perangkat KTP-el nya yang bagus , terus SDM nya

. Kita kan SDM nya masih kurang nih baik yang di dinas maupun

kecamatan, kan SDM mencakup keahliannya, pemahaman tentang KTP-

el, baik operatornya maupun di pelayanannya.

Page 210: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon ?

Informan :Pertama kalo dibilang sisi geografisnya nggak juga, sebenernya

peralatan yang masih kurang dan banyak alat-alat yang rusak saat ini

beda dengan 2-3 tahun yang lalu. Kalau waktu itu keinginan masyarakat

untuk memilki KTP-el belum termotivasi, kalau sekarang kan dengan

adanya instruksi Kemendagri otomatis masyarakat berbondong-bondong

untuk perekaman KTP-el karena ada batas waktunya. Mereka

melakukan perekaman tapi sebenarnya belum paham dengan KTP-el

sendiri. Ketersediaan blangko dan ribbon yang sering kosong juga

otomatis menghambat penerapan KTP-el. Kalau waktu ribbon belum

boleh melakukan pengadaan sendiri kalau sekarang sudah dari APBD.

Kalu blangko kan karena masih dari pusat jadi masih tergantung APBN.

Kaya sekarang sudah habis nih blangko nya , untuk sementara kita ganti

dengan surat keterangan pengganti KTP-el.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan perekaman

KTP-el ini?

Informan :Paling didaerah yang masih gunung-gunung seperti Cipala, Gunung

Batur dan lainnya. Selain itu kan geografis yang lainnya mudah untuk

dijangkau.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan DKCS dalam mengatasi kendala-

kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Sekarang kita upaya nya dengan melakukan pelayanan keliling ,

menjemput bola ke kecamatan-kecamatan. Terus juga bagi warga nya

yang sakit, cacat, atau tidak mampu untuk datang ke kecamatan atau

dinas kita adakan pelayanan mobile.

Peneliti :Apa saja penyebab KTP-el biometrik?

Informan :Biometrik itu sebenarnya panggilan, itu tadi ketidaktahuan warganya

NIK mana yang dia sudah rekam, NIK mana yang dipake di KK (Kartu

Keluarga) itu berbeda. Karena dulu proses data ganda pada saat

panggilan ada, terus ketika ada pembersihan data, namanya tidak ada di

database , akhirnya di input ulang sama temen-temen operator, padahal

itu tidak boleh di input ulang. Karena warga sudah merekam dengan

NIK yang lama akhirnya menjadi data ganda. Ketika warga sudah

dengan NIK “B” di KK (Kartu Kelurga) tapi dia merekam dengan NIK

“A” , akhirnya itulah harus dilakukan pengecekan biometrik. Biometrik

adalah hasil perekaman mata, sidik jari dan lainnya . Artinya

pengecekan biometrik itu pengecekan yang mana nih NIK yang KTP-el.

Peneliti :Bagaimana pendistribusian sosialisasi yang dilakukan oleh DKCS Kota

Cilegon dalam pelaksanaan KTP-el ? Apakah sudah merata ?

Informan :Kita sudah sosialisasikan mengenai KTP-el di setiap kecamatan dan

sudah merata se-Kota Cilegon.

Page 211: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Bagaimana Koordinasi yang dilakukan oleh DKCS Kota Cilegon

dengan Kemendagri dalam dilaksanakannya program KTP-el?

Informan :Koordinasi dengan Kemendagri kita lakukan tiap hari melalui telepon,

surat dan koordinasi langsung kesana , hampir tiap hari kita update.

Peneliti :Bagaimana Koordinasi yang dilakukan oleh DKCS dengan Kecamatan

yang ada di Cilegon dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon ?

Peneliti :Koordinasi yang dilakukan dengan Kecamatan juga kita lakuakan tiap

hari dengan melalui telepon, atau “spark” atau datang langsung.

Informan :Apakah Operator KTP-el diberikan bintek / pelatihan khusus dalam

melaksanakan KTP-el?

Peneliti :Bintek harusnya dilakukan tiap tahun , tapi pelaksanaannya tergantung

dari PPTK nya . PPTK nya nggak jalan bintek juga tidak berjalan. Tapi

kan kita koordinasi dengan operator kecamatan cukup lancar.

Informan :Apakah sarana dan prasarana pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon

yang disediakan oleh pusat sudah memadai ?

Peneliti :Cukup memadai, tetapi perlu penambahan karena sekarang perbaikan

ke pusatnya juga lama.

Informan :Bagaimana untuk permintaan blangko dan ribbon ke pusat?

Peneliti :Kita langsung datang kesana dengan surat, permintaaan nya banyak

misal 5000 tapi dikasihnya 2000 tergantung dari sana, terus tergantung

jumlah KTP-el yang Print Ready Record (PRR). Kalau Print Ready

Record nya banyak bisanya sih dikasih banyak Cuma tergantung stok

dari pusatnya juga.

Informan :Bagaimana kualitas blangko dan ribbon yang disediakan oleh pusat?

Peneliti :Memang kalau di awal-awal dulu, kualitasnya bagus tapi agak kesini

kualitasnya kurang bagus tapi sepanjang ini sih masih bisa ditangani

dengan penurunan temperatur di printer pencetakan.

Informan :Ada berapa jumlah printer untuk mencetak KTP-el yang diberikan oleh

pusat?

Peneliti :Semuanya ada 7 (tujuh) printer untuk melakukan pencetakan KTP-el,

tetapi hanya 4 (empat) yang bisa digunakan karena yang 3 agak rusak.

Informan :Apakah masyarakat Kota Cilegon telah merasakan manfaat dari

dilaksanakannya program KTP-el secara merata?

Peneliti :Karena belum semua penduduk memiliki KTP-el jadi belum semuanya

merasakan manfaat diterapkannya KTP-el.

Informan :Apa saja dampak positif yang dirasakan masyarakat setelah

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon ?

Peneliti :Tentu menjadi tertib administrasi penduduknya, mulai dari akte

kelahiran, KIA (Kartu Identitas Penduduk), kemudian NIK yang KTP-el

sesuai dengan KK, mengurangi data ganda juga. Itu semua mengarah ke

administrasi kependudukan.

Informan :Adakah perubahan signifikan yang didapat masyarakat setelah

Page 212: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon?

Peneliti :Tentu ada perubahan yang cukup signifikan , karena dengan adanya

KTP-el hanya ada satu NIK yang dipakai walaupun berpindah-pindah.

Informan :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan di Kota Cilegon ini

sudah tepat dalam mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Peneliti :Sudah tepat.

Informan :Apa harapan anda selaku pemerintah setelah diterapkannya Program

KTP-el di Kota Cilegon ?

Peneliti :Harapannya kalau secara data dengan adanya KTP elektronik otomatis

NIK ketunggalan masing-masing warga sudah tercapai

ketunggalannyaberarti tertib administrasinya tercapai. Mudah-mudahan

dengan NIK ketunggalan itu juga mengarah kepada pembuatan akte dan

KIA sesuai dengan NIK KTP elektroniknya.

Page 213: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : H. Soleh, SE (Kepala Disdukcapil Kota Cilegon)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Apakah pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon telah berjalan

dengan optimal?

Informan :Pelaksanaan pelayanan KTP-el di Kota Cilegon sudah berjalan dengan

optimal, dan saat ini hasilnya sudah 95% masyarakat yang telah

melakukan perekaman KTP-el. Namun untuk 5 % kedepan kita

terkendala dengan blangko belum ada dari Kemendagri nya. Sebagai

pengganti blangko KTP-el, surat keterangan pengganti KTP-el

(SUKET) telah diterbitkan yang bisa dipergunakan dengan sebaik-

baiknya.

Peneliti :Apakah hasil pencapaian program KTP-el di Kota Cilegon sudah

mencapai target di tahun 2015?

Informan :Target di tahun 2015 sudah mencapai 86% dan saat ini telah mencapai

95% masih sekitar 5% atau sekitar 20.000 masyarakat belum melakukan

perekaman KTP-el.

Peneliti :Apakah hasil yang diinginkan dalam program KTP-el di Kota Cilegon

sudah memenuhi kebutuhan masyarakat?

Informan :Program KTP-el sudah memenuhi kebutuhan masyarakat terutama

yang mempunyai NIK itu sudah terpenuhi semua, kecuali yang masih

memiliki Kartu Keluarga (KK) yang lama, datanya perlu di bangunkan

atau dimunculkan suapaya KTP-el nya bisa diproses. Kami optimis

dengan pelayanan KTP-el, masyarakat juga antusias.

Peneliti :Apakah setelah diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon, tujuan

dari administrasi kependudukan meliputi tertib NIK, tertib database dan

tertib dokumen sudah tercapai?

Informan :Ya, dengan diterapkannya KTP-el akan mengarah pada tujuan , yaitu

tertibnya administrasi kependudukan. orang tidak bisa sembarangan

membuat KTP-el tanpa menggunakan sidik jari. Kalau dulu masih

manual orang bisa membuat KTP dimana saja bisa. Sekarang tentunya

data penduduk menjadi lebih tertib dan akurat. Kalau tertib NIK semua

sudah tercapai, NIK semua penduduk sudah ada dalam kartu keluarga.

Karena kartu keluarga merupakan basis data untuk pembuatan KTP-el.

Dengan adanya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)

tentu database sudah menjadi lebih tertib, ditambah dengan adanya

Page 214: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

KTP-el dapat mengurangi jumlah data ganda karena satu NIK satu

penduduk, kalau dulu kan bisa buat KTP dimana saja.

Peneliti :Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

program KTP-el di Kota Cilegon ?

Informan :Yang menjadi kendala yaitu tidak adanya blangko KTP-el, kalau ada

blangko KTP-el semua terlayani dengan baik dan cepat. Ribbon yang

terbatas juga sempat menjadi kendala kami karena kebutuhan yang

sangat tinggi namun ribbon terbatas, tapi sekarang sudah bias dari

APBD. Kalau untuk SDM sekarang mereka semua menguasai , hanya

kekurangan SDM saja yang seharusnya 3 orang sekarang dipegang satu

orang. Kita tidak bisa menambahkan begitu saja, karena itu kan dari

pemerintah kota khususnya BKD. Jadi untuk pelayanan ke masyarakat

memang harus ditambahkan SDM nya.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan DKCS dalam mengatasi kendala-

kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk mengatasi kekosongan blangko , kami memberikan informasi

dan melakukan sosialisasi bahwa blangko kosong dan untuk sementara

sebagai pengganti kami menerbitkan Surat Keterangan Pengganti KTP-

el.

Peneliti :Bagaimana pendistribusian sosialisasi yang dilakukan oleh DKCS Kota

Cilegon dalam pelaksanaan KTP-el ? Apakah sudah merata ?

Informan :Untuk sosialisasi sudah kita lakukan secara merata, setiap tahunnya

melakukan 3 kali sosialisasi di 8 (delapan) kecamatan dan juga beberapa

kali melakukan pelayanan keliling untuk meningkatkan koordinasi

dengan dinas , dan juga RT RW koordinasi dengan dinas melalui

kecamatan.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan perekaman

KTP-el ini?

Informan :Kalau dilihat dari hasil capaian KTP-el Kecamatan Pulomerak

merupakan Kecamatan dengan capaian paling kecil dibanding

kecamatan lainya, karena disana masih ada beberapa daerah gunung-

gunung dan mereka masih belum butuh untuk untuk kepemilikan

dokumen seperti KK dan KTP. Mereka punya KK dan KTP tetapi yang

cetakan lama yang masih tandatangan Camat.

Peneliti :Bagaimana Koordinasi yang dilakukan oleh DKCS dengan Kecamatan

yang ada di Cilegon dalam pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon ?

Informan :Kami koordinasi dengan kecamatan melalui sosialisasi dengan RT RW

ibu-ibu PKK juga dengan Camat dan Lurah. Dan juga kami akan jemput

bola dengan pelayanan keliling supaya hasil capaian KTP-el lebih

maksimal.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon

Page 215: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

yang disediakan oleh pusat sudah memadai ?

Informan :Kan di Kota Cilegon ini ada penambahan untuk program Kartu

Identitas Anak (KIA), ini perlu penambahan komputer dan alat cetak

printer untuk KTP-el dan KIA. Mungkin tahun 2017 untuk pelaksanaan

penambahan 2 (dua) set komputer dan printer.

Peneliti :Apakah dengan adanya KTP-el bisa meningkatkan efisiensi?

Informan :Kami kurang tau untuk anggaran dari pusat untuk pengadaan blangko,

ribbon dan peralatannya, karena kami hanya menrima dalam bentuk

barang. Pastinya anggaran jauh lebih besar dibandingkan KTP manual,

tetapi untuk jangka panjang KTP-el ini sudah berlaku seumur hidup jadi

cukup meningkatkan efisiensi.

Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan masyarakat setelah

diterapkannya program KTP-el di Kota Cilegon ?

Peneliti :Dampak positifnya , masyarakat secara administrasi kependudukan

dimanfaatkan untuk BPJS , perbankan . ini mereka sudah memiliki

administrasi yang dibutuhkan oleh instansi, perbankan ataupun swasta.

Informan :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan di Kota Cilegon ini

sudah tepat dalam mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon ?

Peneliti :Program KTP-el sudah tepat untuk mengatasi seperti data ganda, dan

dengan adanya KTP-el mempermudah masyarakat dan instansi-instansi

seperti perbankan menggunakan KTP-el.

Informan :Apa harapan anda selaku pemerintah setelah diterapkannya Program

KTP-el di Kota Cilegon ?

Peneliti :Harapan semua penduduk di Kota Cilegon dapat memiliki KTP-el dan

administrasi kependudukan lainnya, jangan hanya datang pada saat yang

mendesak atau saat butuh saja. Dan yang sudah punya KTP-el sudah

berlaku seumur hidup walaupun masih ada masa berlakunya.

Page 216: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Parko Prahima, S.SI, M.Si (Kasi Pendataan Penduduk)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Program KTP-el yang telah diterapkan sudah bagus, dengan adanya

KTP-el semakin banyak penduduk yang mendapatkan pelayanan publik

dan semakin meminimalisir penggandaan terkait dengan identitas KTP.

Dan terbangunnya database yang akurat.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Hal itu terbagi dua, yang pertama kalangan menengah keatas yaitu

penduduk yang antusias sekali dengan diterapkannya KTP-el ini. Yang

kedua kalangan menengah kebawah, ini yang kita pikirkan mereka yang

rasa ingin tahunya kurang mengenai diterapkannya KTP-el. Kurangnya

informasi mengenai perekaman, fungsi dari KTP-el itu. Contohnya ada

ibu rumah tangga dia tidak melakukan perekaman , “untuk apa

perekaman toh saya dirumah aja” kata dia, ternyata suatu saat anaknya

melamar TNI dan diminta fotocopy KTP-el orang tuanya. Disaat itu dia

menyesal karena deadline nya tidak cukup. Hal-hal seperti ini

membutuhkan sosialisasi secara menyeluruh, tetapi tidak dari aparat saja

melainkan dari seluruh lapisan masyarakat dari tingkatan RT, RW,

kelurahan bahkan masyarakatpun bisa mensosialisasikan melalui media

sosial atau media lainnya.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Ada banyak kendala dalam pelaksanaan KTP-el di Cilegon ini, yang

pertama kurangnya informasi, kurangnya sosialisasi yang menyebabkan

tidak adanya pemahaman tentang fungsi dari KTP-el tidak hanya di

kalangan menengah kebawah, namun di lapisan menengah keatas masih

banyak yang belum paham mengenai KTP elektronik ini. Kendala

lainnya yaitu ketersediaan blangko yang sering kosong , sekarang lancar

tapi tidak tahu untuk kedepannya. Kendala lainnya yaitu koordinasi

lintas sektoral, dalam hal ini misalkan disdukcapil dengan samsat,

imigrasi, perbankan dan lainnya terkadang data yang diambil berbeda

dengan BPJS, tidak tahu BPJS ngambilnya dari mana. Ada juga di

perbankan mereka mengklaim mengambil data dari kementerian , tapi

data yang di DKCS dengan Bank BRI itu beda.

Page 217: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Masih banyak daerah yang sulit dijangkau di Kota Cilegon ini,

masyarakat yang merasa tidak membutuhkan KTP-el seperti di daerah

Cipala, Gunung Batur, Batu lawang daerah-daerah gunung disana.

Mereka terkendala transportasi dan juga ekonomi, untuk turun ke bawah

saja mengeluarkan Rp.50.000 untuk bulak balik belum lagi kalau KTP-

el tidak bisa dicetak karena biometrik harus ke DKCS. Saya pikir kalo

Kecamatan Citangkil, Jombang, Cilegon sangat antusias sekali.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Yang pertama melakukan sosialisasi secara komprehensif dan

berkesinabungan, komprehensif dalam artian kita selalu melakukan

update-update tentang peraturan perundangan, seperti adanya instruksi

bahwa pembuatan KTP-el tidak perlu melalui RT, RW. Itu kan update-

update yang kita dapatkan dari pusat untuk diterapkan di daerah. Secara

berkesinambungan artinya selalu kita melakukan sosialisasi itu terus

menerus. Tetapi tidak hanya melalui sosialisasi saja karena kita

terkendala anggaran, maka dari itu kita memanfaatkan aparat-aparat di

kelurahan dan kecamatan untuk melakukan pembinaan dalam rangka

pelayanan-pelayanan langsung langsung. Upaya lainnya yaitu dengan

pelayanan keliling, kita akan melakukan jemput bola.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Bintek pasti ada setiap tahunnya, dari pusat, provinsi dan kota.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Sampai sejauh ini , kita harus selalu koordinasi dengan kemendagri

karena keterkaitannya dengan ketersediaan bangko. Tidak hanya dengan

pusat karena proses pelaporanpun melalui provinsi berapa jumlah

perekaman, nerapa jumlah blangko yang habis dan lainnya.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :kalau sarana prasarana untuk saat ini hanya perlu penambahan sedikit ,

yang masih kurang itu masalah SDM di DKCS lebih sedikit

dibandingkan dengan kecamatan.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Ya itu tadi, masyarakat semakain aware terkait dengan datanya,

masyarakat semakin memahami bahwa NIK itu tidak bisa digandakan,

kemudian masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik menjadi

lebih mudah.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

Page 218: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Kalau tepat kita masih belum bisa jawab sekarang, karena sekarang ini

sedang ruet-ruetnya jadi ada masanya ketika penerapan yang baru

pertama kali diterapkan masih memberekan permasasalah-permasalahan

kemarin , 2- 3 tahun kedepan kita baru bisa merasakan. Karena sekarang

masih banyaknya data ganda, tetapi semakin kesini kan semakin sedikit.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapannya yang pertama pelayanan publik lebih prima, kemudian

pemanfaatan database itu lebih dioptimalkan. Kita uda punya sms

gateaway di sistem SIAK kita, gimana caranya ketika ada warga usia 17

tahun kita kasih sms gateaway bahwasanya dia sudah sudah bisa

melakukan perekaman KTP-el.

Page 219: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Yayat

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dengan diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon tentu menjadi lebih

efektif dan praktis dengan menggunakan data KTP-el itu kan satu NIK

satu orang untuk seumur hidup, walaupun pindah NIK nya tidak bisa

berubah.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat Kota Cilegon antusiasnya sangat tinggi apalagi dibantu

dengan pemberlakuan KIA (Kaartu Identitas Anak). Dengan adanya

KIA sekarang masyarakat berbondong-bondong untuk membuat KTP-

el.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendala pertama yaitu SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih

kurang dalam keahlian mengenai KTP-el, masih banyak yang belum

tahu baik operator maupun bagian pelayanan di tingkat kecamatan.

Membedakan yang mana KTP-el yang mana KTP reguler masih ada

yang belum tahu, ada yang sudah KTP-el tapi disuruh ke dinas untuk

cek biometrik padahal sudah jelas itu NIK KTP-el. Kedua pada saat

pertama diterapkannya KTP-el setelah pemutakhiran data perekaman

KTP-el dilakukan tahun 2011, banyaknya perubahan tanggal lahir saat

perekaman sehingga NIK ikut berubah , dan aplikasi database dari

Kementrian belum siap waktu itu, padahal peraturannya NIK itu tidak

boleh dirubah. Tapi kenyataannya waktu itu NIK bisa dirubah dengan

perubahan tanggal lahir. Dan tahun 2013 NIK sudah dikunci dari pusat,

walupun merubah tanggal lahir NIK tidak akan berubah.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Masih ada beberapa daerah gunung-gunung seperti Cipala, Gunung

Batur, Ciporong, Pasir Salam. Jadi untuk kesana haru pakai motor,

dengan melakukan pelayanan mobile.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Upaya yang dilakukan kalau masalah jaringan kita hubungi Jarkomdat,

dan kalau KTP-el tidak bisa dicetak haus cek biometrik di dinas, karena

Page 220: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

di kecamatan belum bisa melakukan untuk pengecekan biometrik.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau untuk bintek, Kota Cilegon bernah melakukan bintek untuk

operator mengenai pelaksanaan KTP-el, adapun waktu itu yang

diadakan oleh provinsi. Kalau SIAK ada setiap tahunnya, karena SIAK

kan dasar nya juga dalam melakukan verifikasi data.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Koordinasi dilakukan dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Masing-masing kecamatan sudah memiliki dua perangkat KTP-el dari

pusat, Cuma ada beberapa yang mengalami kerusakan, paling banyak

yang rusak itu iris mata. Sidik jari ada dua yang belum kembali dari

pusat sejak tahun 2013.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dengan adanya KTP-el semua terlayanai seperti pengurusan asuransi,

perbankan dan lainnya. Semua instansi memanfaatkan KTP-el, sekarang

kan berbasis KTP-el, kalau bukan KTP-el tidak mau melayani seperti

BPJS, perbankan dan lainnya.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el dilengkapi dengan

biometrik sehingga tidak akan ada lagi KTP ganda disaat yang akan

datang.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapannya kalau semua sudah KTP-el , tidak ada lagi data ganda ,

sehingga akurasi datanya tepat.

Page 221: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Ma’ruf ( Operator Kecamatan Pulomerak)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Pulomerak

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Menurut saya bagus, dengan diterapkannya KTP-el ini penduduk tidak

bisa memiliki KTP lebih dari satu , meminimalisir data ganda.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat Kecamatan Pulomerak sangat antusias apabila ada

pelayanan langsung dari DKCS, tetapi kalau tidak ada pelayanan

keliling dan harus datang untuk mengurus sendiri di Kecamatan agak

sulit karena kesadaran penduduk di Kecamatan Pulomerak akan

kepemilikan KTP-el masih rendah padahal untuk pembuatan KTP-el di

Kecamatanpun gratis atau tidak dipungut biaya. Di Kota Cilegon,

Kecamatan Pulomerak yang capaian KTP-el nya paling rendah yaitu

baru 75%.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendalanya yaitu sering habisnya blangko dan ribon menghambat

dalam pencetakan KTP-el ini, jaringan yang sering trouble baik server

KTP-el maupun jaringan SIAK nya apabila hujan lebat jaringan nya

offline , dan kesadaran penduduk Kecamatan Pulomerak yang masih

rendah akan kepemilikan KTP-el.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Masih banyak penduduk yang masih sulit untuk dijangkau karena

Kecamatan Pulomerak ini terdapat gunung-gunung. Di Kecamatan

sendiri masih kurangnya sarana untuk melakukan perekaman secara

mobile , sebenarnya sudah pernah meminta ke DKCS sarana untuk

perekaman mobile di daerah pegunungan, tetapi belum di respon.

Adupun daerahnya meliputi Gunung Batur I , Gunung Batur II,

Ciporong, Tembulung, Lebakgede, Cipala, Suralaya. Pinginnya sih

kesana , tetapi transportasi dan sarana prasana belum mendukung.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Kalau dari pihak kecamatan hanya bisa menghimbau masyarakat untuk

Page 222: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

melakukan perekaman bagi yang belum memiliki KTP-el melalui RT,

RW, kelurahan.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Pernah diberikan bintek mengenai pelaksanaan KTP-el tingkat kota

yang di adakan di Hotel Cilegon pada tahun 2014.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Koordinasi yang dilakukan dengan DKCS cukup baik, jika ada trouble

mengenai perekaman , pencetakan KTP-el maupun database dalam

SIAK langsung dikonsultasikan dengan pihak DKCS.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Sarana dan prasarana masih belum memadai, di Kecamatan Pulomerak

sebenarnya ada 2 (dua) alat untuk perekaman KTP-el tapi yang satu

rusak alat untuk iris matanya rusak. Kemudian alat untuk pencetakan

KTP-el yang terbatas di DKCS sehingga harus bergantian, ditambah

lagi kalau ketersediaan blangko yang kosong sampai berbulan-bulan

membuat pelayanan menjadi terlambat.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dampak positifnya tentu saja membuat database menjadi lebih akurat

dengan adanya KTP-el ini, karena data tunggal dan tidak bisa

digandakan atau dipalsukan. Dengan adanya KTP-el juga lebih menjadi

efisien karena sudah berlaku seumur hidup tidak perlu diperpanjang

setiap 5 (lima) tahun sekali, kecuali ada perubahan elemen data atau

rusak dan hilang.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Menurut saya sudah tepat apabila tujuannya untuk menertibkan

administrasi kependudukan, karena sedikit demi sedikit permasalahan

seperti KTP ganda menjadi berkurang dengan adanya KTP-el ini.

Mudah-mudahan beberapa tahun lagi kita bisa merasakan, karena saat

ini sedang proses ruet nya.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Page 223: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Aplikasi untuk pengecekan biometrik bisa diaplikasikan di tingkat

Kecamatan , supaya bisa mempermudah penduduk untuk pembuatan

KTP-el khususnya di Pulomerak ini apalagi yang usianya yang sudah

rentan. Dan juga harapannya supaya kedepan KTP-el bisa menjadi kartu

multifungsi tidak hanya identitas penduduk saja sehingga nantinya kita

tidak perlu banyak kartu.

Page 224: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Ernita Yurika (Operator Kecamatan Jombang)

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Agustus 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Jombang

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dengan diterapkannya KTP-el di Kota Cilegon ini, tentunya menjadi

lebih tertib administrasi kependudukannya, database menjadi lebih

akurat walaupun memang belum optimal. Jadi NIK yang sudah KTP-el

tidak bisa digandakan lagi.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat Kecamatan Jombang cukup antusias untuk perekaman

KTP-el, mungkin hanya yang baru berusia 17 tahun masih banyak yang

belum rekam KTP-el.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendalanya peralatan untuk perekaman sering eror atau tidak

berfungsi, seperti irish mata nya dan untuk finger nya, kemudian

jaringan yang sering trouble juga menghambat perekaman. “Data tidur”

juga menjadi kendala , karena banyak data yang tidak muncul karena

adanya integrasi data dari pusat, sehingga tidak bisa perekaman kalau

datanya belum ditampilkan oleh ADB (Administrator Database). Hal itu

terjadi biasanya karena NIK nya lebih dari satu , karena itu

dinonaktifkan sementara oleh Kemendagri. Kendala lainnya yaitu

banyaknya NIK yang biometrik atau KTP-el nya tidak bisa dicetak

biasanya disebabkan karena melakukan perekaman 2 (dua) kali dengan

NIK yang berbeda atau NIK yag ada di KK bukan NIK yang KTP-el

sehingga yang bersangkutan harus melakukan cek biometrik di DKCS

karena di kecamatan belum bisa untuk cek biometrik.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Secara geografis Kecamatan Jombang berada di tengah kota jadi tidak

terlalu sulit untuk dijangkau, paling yang agak sulit dijangkau yang

lansia sehingga tidak bisa datang ke kecamatan untuk perekaman. Yah

memang harusnya kita jemput bola, tetapi di kecamatan alat yang bisa

dipakai hanya satu.

Page 225: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Adapun upaya yang dilakukan dengan terus menghimbau dan

mensosialisasikan supaya bagi yang belum perekaman segera untuk

perekaman KTP-el, karena untuk jemput bola sarana tidak memadai.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Setiap ada program baru pastinya operator di bintek , dan untuk

pelaksanaan KTP-el ini sudah diberikan bintek sejak 2011 saat

perekaman masal. Karena percontohan penerapan KTP-el itu kan Kota

Cilegon awalnya.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dalam pelaksanaan KTP-

el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk koordinasi dengan operator DKCS kita difasilitasi dengan

adanya “Spark” atau semacam aplikasi chatting online , sehingga kalau

ada kendala bisa langsung menghubungi pihak DKCS

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Masih belum memadai, karena sering habisnya blangko dan ribon

menghambat dalam pecetakan. Setelah beberapa bulan tidak ada

blangko, ketika sudah ada sebaliknya ribon yang habis. Masyarakat kan

tidak tahu menahu mengenai kosongnya blangko dan ribon, sehingga

mereka mengklaim bahwa pembuatan KTP-el itu lama dan sulit. Alat

untuk pencetakan di DKCS pun hanya ada 3 sehingga harus menunggu

dan bergantian untuk melakukan pencetakan KTP-el.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Banyak dampak positifnya diantaranya dengan adanya KTP-el ini tentu

NIK tidak bisa digandakan dan dipalsukan, kalau dulu KTP manual

sangat mudah sekali untuk dibuat di Kecamatan karena tidak adanya

keamanan sistem nya. Kalau sekarang akan terdeteksi apabila sudah

punya KTP-el di daerah lain. Kemudian administrasi menjadi lebih

tertib walaupun belum maksimal.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Program KTP-el ini sudah tepat untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan penduduk, tinggal dijalankan dan menunggu untuk

beberapa tahun kedepan untuk melihat hasil dari diterapkannya KTP-el.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Page 226: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Harapannya dengan adanya KTP-el kedepannya tidak ada lagi data

ganda, database lebih akurat dan tertib administrasi kependudukan.

sehingga nantinya akan mudah untuk mendapatkan pelayanan publik

baik BPJS, Perbankan, rumah sakit dan instansi lainnya.

Page 227: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Sahlawi ( Operator Kecamatan Grogol)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Grogol

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Bagus, karena dengan diterapkannya KTP-el dapat meningkatkan

pelayanan publik di Kota Cilegon dan juga ada sistem keamanannya

dibanding dengan KTP lama yang terbuat dr kertas yaitu didalam kartu

terdapat chips yang memuat data rekam seperti foto, ttd, sidik jari,

identitas.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat Kecamatan Gerogol sangat antusias dan mendukung dalam

pelaksanaan KTP-el ini dan juga pembuatan KTP-el ini gratis atau tidak

dipungut biaya.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendalanya cukup banyak meliputi peralatan rekam yang sering error

atau tidak berfungsi , jaringan server yang sering offline bisa dari pusat

atau dari DKCS masalahnya. Sehingga menghambat pelaksanaan KTP-

el ini karena harus diperbaiki dulu. Kendala lainya pada saat pencetakan

blangko dan ribon yang sering kosong , sehingga tidak bisa melakukan

pencetakan. Kalau lagi ada alhamdulilah lancar.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Karena lokasi yang cukup strategis , tidak ada masyarakat yang sulit

dijangkau dan juga hanya ada 4 (empat) kelurahan jumlah paling sedikit

dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Upaya yang dilakukan dari kecamatan terus koordinasi dengan pihak

DKCS , dan dari DKCS koordinasi dengan kemendagri. Dan juga terus

mensosialisasikan ke lapisan-lapisan masyarakat supaya untuk

melakukan perekaman KTP-el bagi yang belum rekam.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Tentu saja pernah diberikan bintek untuk para operator yang diadakan

oleh DKCS , kalau tidak salah waktu itu dilakukan di Hotel Sukma

Page 228: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Cilegon.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Seperti yang tadi saya bilang , pihak kecamatan berkoordinasi dengan

baik dengan DKCS untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi

dalam pelaksanaan KTP-el ini.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Cukup memadai , namun belum 100% .

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dengan adanya KTP-el ini data kependudukan menjadi lebih valid, dan

tentunya sedikit demi sedikit mengurangi data ganda penduduk.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Kalau menurut saya sudah tepat, karena KTP-el ini sistem berbasis

online sehingga dapat mempermudah dalam pelayanan publik seperti

BPJS, dan perbankan.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Mudah-mudahan kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi baik dari

jaringan, maupun ketersediaan blanko dan ribon sehingga masyarakat

puas dengan pelayanan yang cepat dalam pembuatan KTP-el di Cilegon

ini, dan juga lebih tertib administrasi kependudukannya.

Page 229: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Nunung Lesmana (Operator Kecamatan Ciwandan)

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Ciwandan

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Bagus, karena dengan diterapkannya KTP-el ini penduduk hanya

memilki satu tidak bisa double NIK sehingga menjadi lebih efektif.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Sebenarnya karena pada saat perekaman masal pada tahun 2011 tidak

semua yang sudah melakukan perekaman KTP-el nya jadi, sehingga

menyebabkan menurunnya anstusias penduduk Kecamatan Ciwandan.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendalanya itu jaringan SIAK maupun untuk perekaman yang sering

offline sangat mengganggu perekaman menjadi terhambat, terkadang

juga peralatan tidak berfungsi seperti alat finger dan irish matanya.

Kemudian tidak sedikit masyrakat lupa sudah pernah perekaman KTP-el

atau belum , karena di Kecamatan tidak adanya aplikasi untuk

pengecekan biometrik sehingga sering sekali terjadi perekaman lebih

dari satu kali dengan NIK yang berbeda baik masih di Kota Cilegon

maupun daerah asalnya.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Yang sulit dijangkau bukan hanya lokasi tapi kondisi yang kurang

memungkinkan untuk datang ke kecamatan seperti yang lansia, yang

tidak bisa berjalan, dan struk jadi mereka belum memiliki KTP-el. Dan

dari lokasi yang sulit dijangkau yaitu daerah Kelurahan Banjarnegara

dan Gunung sugih.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Kita dari Kecamatan terus melakukan himbauan kepada aparatur dan

masyarakat supaya untuk membuat KTP-el di kecamatan.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau saya kebetulan baru setahun disini, jadi belum pernah ikut bintek

KTP-el di Cilegon.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Page 230: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Kalau ada kendala kita koordinasi dengan pihak DKCS baik melalui

via telpon maupun melalui “Spark” ( aplikasi chatting) yang difasilitasi

oleh DKCS.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Kalau menurut saya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el

ini masih kurang memadai. Peralatan yang sering error , waktu itu

pernah alat yang untuk tanda tangan rusak terua alat tersebut di bawa ke

DKCS untuk diperbaiki, sehingga di Kecamatan Ciwandan tidak bisa

melakukan perekaman. Dan untuk warga yang ingin melakukan

perekaman dialihkan sementara ke DKCS, namun banyak masyarakat

yang mengeluh karena jarak dari Ciwandan ke Kantor DKCS lumayan

jauh. Ditambah lagi jaringan eror sampai seminggu baru diperbaiki.

Sehingga menghambat pelayanan.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Yang tadinya punya KTP lebih dari satu, sekarang ketahuan sehingga

harus dihapus NIK yang satunya. Biasanya yang istrinya lebih dari satu ,

sekarang kan tidak bisa digandakan sehingga harus memilih salah satu

mau tinggal di alamat yang mana.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Menurut saya sudah tepat, waktu itu pernah ada data ganda setelah

dilakuakan cek biometrik ternyata dia sudah pernah memiliki KTP-el di

daerah lain. Dengan begitu dia harus mengurus surat pindah dan hanya

memiliki satu KTP-el.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapannya supaya lebih baik lagi kedepannya tidak adanya kendala-

kendala sehingga pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon menjadi lebih

efektif dan efisien.

Page 231: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Iyus Yusya (Operator Kecamatan Purwakarta)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 1 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Purwakarta

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Sangat bagus, karena dengan KTP-el ini masyakat hanya bisa memiliki

NIK tunggal yang tidak bisa dirubah.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat Kecamatan Purwakarta cukup antusias untuk membuat

KTP-el.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendala yang paling utama yaitu sering kosongnya balngko KTP-el

sehingga tidak bisa melakukan pencetakan, dan juga jaringan yang

sering offline menghambat dalam perekaman KTP-el. Kalau offline

lokal biasanya yang mau perekaman kita alihkan ke DKCS, tetapi

banyak yang tidak mau karena jauh. Kendala lainnya yaitu “data tidur”

yang mana data nya tdak muncul didata SIAK sehingga tidak bisa

langsung perekaman, kemudian banyak yang membuat KTP-el tetapi

tidak bisa dicetak karena biometrik.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Kalau untuk lokasi masih bisa terjangkau, paling kalau yang benar-

benar sakit tidak bisa berjalan itu yang sulit untuk dijangkau sehingga

harus dilakukan jemput bola untuk perekaman.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Adapun yang dilakukan hanya mensosialisasikan ke kelurahan-

kelurahan dan RT RW nya supaya menyampaikan ke masyarakat untuk

melakukan perekaman KTP-el di Cilegon.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau saya kebetulan baru satu tahun , jadi untuk KTP-el tidak pernah

mengikuti binteknya.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Page 232: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Koordinasi yang dilakuakn dengan dinas cukup baik , karena kita terus

komunikasi terkait masalah perekaman maupun mengenai pencetakan

KTP-el.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Kalau menurut saya, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon ini belum memadai karena yah seperti kendala-kendala

yang tadi disebutkan blangko KTP-el terbatas, sedangkan antusias

masyarakat cukup tinggi. Kemudian juga untuk pengecekan biometrik

hanya bisa dilakukan di DKCS, padahal harusnya di kecamatan juga ada

supaya untuk menghindari “duplicated record” atau perekaman lebih

dari sekali.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dampak setelah diterapkannya KTP-el ini tentu administrasi menjadi

lebih tertib walaupun belum maksimal.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Program KTP-el ini menurut saya sudah cukup tepat dalam mengatasi

permasalahan identitas penduduk,

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapan kedepan mudah-mudahan sarana dan prasarana bisa lebbih

ditingkat, bisa melakukan cek biometrik dan pencetakan KTP-el di

Kecamatan supaya lebih efektif.

Page 233: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Aam Riani (Operator Kecamatan Cilegon)

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Kamis, 29 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Kalau menurut saya bagus juga dengan diterapkannay KTP-el , karena

dengan adanya KTP-el kita lebih tertib tidak bisa memiliki KTP lebih

dari satu, karena apabila ada NIK lebih dari satu akan ketahuan. Intinya

penduduk menjadi lebih tertib dalam administrasi kependudukan, dan

berkependudukan di satu wilayah saja.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Mengenai respon dari masyarakat sebenarnya sangat antusias, hanya

saja ada 2 (dua) kategori yaitu, pertama tanggapan mereka bagus apabila

KTP-el nya tidak bermasalah , yang kedua tanggapan mereka kurang

bagus karena KTP-elnya bermasalah atau tidak bisa dicetak karena

beberapa alasan seperti biometrik sehingga yang bersangkutan harus ke

DKCS , disitulah mereka merasa dipersulit dalam pembuatan KTP-el.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendala cukup banyak yaitu ketika masyarakat banyak yang mau

perekaman KTP-el tetapi alat perekaman eror, jaringan offline , data

penduduknya “data tidur” , dan untuk pencetakan di DKCS printer

untuk mencetak nya hanya ada beberapa printer untuk 8 (delapan)

kecamatan dan dinas , harusnya disediakan masing-masing untuk

kecamatan supaya tidak mengantri atau bergantian untuk pencetakan

KTP-el supaya lebih cepat. Kemudian untuk blangko KTP-el dan ribbon

kadang lancar , kadang kosong sehingga tidak bisa melakukan

pencetakan KTP-el. Banyaknya data penduduknya yang “data tidur”

sehingga tidak bisa perekaman pada saat itu juga, karena di dinas juga

berkasnya menumpuk yang mengerjakan hanya satu jadi kita tidak bisa

menjanjikan kepada masyatakat kapan bisa perekaman, ada yang

mengerti atau maklum, ada juga yang marah-marah karena sudah ijin

kerja hanya untuk buat KTP-el. Hal-hal seperti itu yang sulit untuk

dijelaskan kepada masyarakat.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Page 234: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Kota Cilegon?

Informan :Di Kecamatan Cilegon lokasinya cukup strategis jadi tidak terlalu sulit

untuk dijangkau, paling hanya di sekitar Kelurahan Bagendung (TPU

sampah Cilegon) yang lumayan agak jauh.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Dari kecamatan kita selalu menghimbau masyarakat yang belum

melakukan perekaman KTP-el supaya datang ke Kecamatan, dan untuk

kendala lainnya selalu dikonsultasikan kepada dinas.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau seinget saya untuk SIAK setiap tahun diadakan bintek karena

selalu di upgrade ke versi baru, dan KTP-el hanya sekali diadakan di

hotel sukma itupun hanya materi, prakteknya langsung di Kecamatan

masing-masing didampingi dengan pembimbing 2(dua) orang

Kemendagri.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dalam pelaksanaan KTP-

el di Kota Cilegon?

Informan :Komunikasi antara operator kecamatan dan dinas terus berjalan dengan

baik supaya bisa berkoordinasi dengan baik dalam pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon ini.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Sarana dan prasarana masih belum memadai, sebelumnya ada dua alat

perekaman di Kecamatan Cilegon tapi yang satu rusak jadi sekarang

hanya satu dan itupun sering eror alatnya. Dan untuk pencetakan nya

belum memadai , saya pingin nya sih setiap kecamatan memiliki satu

alat pencetak KTP-el supaya tidak berebut.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Administrasi kependudukan menjadi lebih tertib, hanya ada satu NIK

KTP-el dan tidak bisa digandakan, karena sekarang juga beberapa

instansi seperti perbankan, BPJS dan lainnya yang mengaharuskan

KTP-el. Pengalaman saya dulu saya dulu saat masih KTP yang reguler

atau manual, untuk mengganti tahun lahir dituakan atau dimudakan

tidak menggunakan data pendukung , dan ternyata itu untuk hutang di

bank kalau dulu ganti tanggal dan tahun lahir bisa ganti NIK dengan

input baru . kalau sekarang perubahan apapun harus menggunakan data

pendukung sehingga dokumen menjadi lebih tertib dan NIK juga tidak

bisa diganti.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Sudah tepat karena sedikit demi sedikit membuat administrasi

Page 235: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

kependudukan menjadi lebih tertib.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapannya kualitas baik sarana prasarana dan SDM lebih ditingkatkan

lagi, banyak KTP-el yang sudah dicetak namun ada cacatnya dibagian

foto atau biodata ada yang kurang jelas, banyak masyarakat yang

komplain untuk dicetak ulang. Dan juga supaya nanti di kecamatan bisa

pengecekan biometrik sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk

ke dinas.

Page 236: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Ukon Furkoni (Operator Kecamatan Cibeber)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Kamis, 29 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Cibeber

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Menurut saya bagus, karena dengan adanya KTP-el ini nantinya tidak

adalagi KTP ganda atau data ganda , sehingga data penduduk benar-

benar valid.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Masyarakat cibeber cukup antusias dengan diterapkannya KTP-el ini.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendala utama perekaman KTP-el itu jaringan yang sering offline dan

juga alat perekaman yang sudah tidak memungkinkan atau sering tidak

berfungsi sehingga menjadi terhambat. Dan kendala utama dalam

pencetakan yaitu blangko KTP-el yang sering kosong dan printer untuk

mencetak tidak cukup untuk 8 (delapan) kecamatan.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Ada satu kelurahan yang agak sulit dijangkau , yaitu daerah yang

berbatasan dengan Kebupaten Serang. Karena lokasinya lumayan jauh

sehingga kesadaran penduduk untuk membuat KTP-el masih rendah.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Informan :Adapun upaya yang dilakukan , terus mensosialisasikan ke RT dan RW

nya dan juga kita jemput bola yaitu mengadakan perekaman KTP-el di

kelurahan.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Saya 2 (dua) kali mengikuti bintek pelaksanaan KTP-el yaitu di Hotel

Sukma Cilegon dan Hotel City Cilegon.

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Koordinasi yang dilakukan alhamdulilah lancar, sehingga apabila ada

trouble kita langsung konsultasi dan menghubungi DKCS.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

Page 237: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Belum memadai, yang pertama ketersediaan blangko yang jauh dari

memadai sehingga sering kosong, dan juga alat atau printer pencetak

KTP-el yang terbatas sehingga harus bergantian dengan 7 (tujuh)

kecamatan lainnya.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dengan adanya KTP-el sangat berdampak baik , semakin hari semakin

meminimalisir adanya KTP ganda karena sudah online seluruh

Indonesia. Sehingga mengurangi juga bentuk kriminalitas seperti

penipuan dan lainnya.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Sebenarnya kalau untuk permasalahan penduduk sudah cukup tepat,

namun untuk kedepannya mudah-mudahan KTP-el inin bisa menjadi

kartu multifungsi sehingga cukup satu kartu untuk pelayanan publik.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Informan :Harapannya supaya di Kecamatan Cibeber ini bisa melakukan

pencetakan di Kecamatan supaya bisa menjadi lebih efektif dan efisien,

dan juga supaya ditingkatkan lagi baik dari sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan KTP-el ini.

Page 238: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Nenty Rillya (Operator Kecamatan Citangkil)

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Kamis, 29 September 2016

Tempat : Kantor Kecamatan Citangkil

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda mengenai diterapkannya program KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Menurut saya program KTP-el ini sangat bagus , karena dengan

diterapkannya KTP-el masyarakat hanya bisa memiliki satu NIK KTP-

el sehingga tidak bisa digandakan , namun program ini masih belum

maksimal karena masih mengalami kendala.

Peneliti :Bagaimana respon masyarakat dalam pelaksanaan KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Program KTP-el ini kan baru dimulai lagi pada januari 2015 lalu, baru

sekarang ini masyarakat antusias untuk melakukan perekaman KTP-el,

karena adanya informasi yang menyatakan bahwa paling lambat

perekaman KTP-el 30 September 2016. Jadi masyarakat berbondong-

bondong datang ke kecamatan untuk perekaman.

Peneliti :Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan KTP-el ini?

Informan :Kendalanya cukup banyak, yaitu blangko KTP-el dan ribbon yang

sering kosong sehingga kami tidak bisa melakukan pencetakan ,

kemudian peralatan untuk perekaman yang sering error serta jaringan

server yang kadang mengalami gangguan sehingga menghambat

perekaman KTP-el. Masyarakat juga terkadang lupa ketika ditanya

sudah pernah perekaman KTP-el atau belum , sehingga banyak sekali

KTP-el yang tidak bisa dicetak karena duplicated record , karena di

kecamatan belum adanya aplikasi untuk melakukan pengecekan

biometrik seperti yang di dinas. Padahal kalau di Kecamatan bisa

melakukan pengecekan biometrik akan meminimalisir terjadinya

duplicated record atau perekaman lebih dari sekali.

Peneliti :Adakah masyarakat yang sulit dijangkau dalam pelaksanaan KTP-el di

Kota Cilegon?

Informan :Kecamatan Citangkil memiliki lokasi yang cukup strategis sehingga

tidak terlalu sulit, paling yang sulit dijangkau usia lansia yang yang

tidak bisa datang ke kecamatan untuk perekaman.

Peneliti :Upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Page 239: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Adapun upaya yang dilakukan Kecamatan Citangkil yaitu terus

menghimbau masyarakat melalui kelurahan, RW dan RT supaya segera

datang ke kecamatan bagi yang belum memiliki KTP-el atau belum

melakukan perekaman.

Peneliti :Apakah anda selaku operator pernah diberikan bintek / pelatihan

mengenai petunjuk pelaksanaan program KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau untuk bintek mengenai pelaksanaan KTP-el saya belum pernah

ikut, karena saya baru menjadi operator selama 2 tahun saya hanya

pernah mengikuti bintek SIAK versi 5 yang diadakan provinsi .

Peneliti :Bagaimana koordinasi yang dilakukan DKCS dala pelaksanaan KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Koordinasi yang kami lakukan dengan dinas cukup baik, apabila ada

kendala kami selalu menghubungi operator atau ADB DKCS melalui

“Spark” semacam aplikasi untuk chatting atau melalui Whatsapp.

Peneliti :Apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan dan pencetakan KTP-

el di Kota Cilegon sudah cukup memadai?

Informan :Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan KTP-el masih kurang

memadai, yaitu tadi blangko dan ribbon sering kosong, alat perekaman

juga sudah mulai error, dan juga untuk pencetakan di DKCS hanya ada

beberapa printer , sehingga harus menunggu dan bergantian.

Peneliti :Apa saja dampak positif setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :beberapa dampak setelah diterapkannya KTP-el ini yaitu kedepannya

tidak ada lagi data ganda , satu NIK untuk satu penduduk. sehingga

dengan KTP-el tunggal tentunya dapat meminimalisir terjadinya

penipuan dan lainnya. Dengan adanya KTP-el juga meudahkan kita

untuk mendapatkan pelayanan publik baik perbankan , rumah sakit dan

pelayanan publik lainnya.

Peneliti :Apakah program KTP-el yang telah diterapkan ini sudah tepat dalam

mengatasi permasalahan penduduk di Kota Cilegon?

Informan :Untuk saat ini masih belum bisa dikatakan tepat atau tidak, karena

masih banyaknya kendala, mungkin nanti beberapa tahun lagi kita baru

bisa merasakannya.

Peneliti :Apa harapan anda selaku operator setelah diterapkannya program KTP-

el di Kota Cilegon ini?

Page 240: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Harapan saya selaku operator, perlu diadakan bintek setiap tahunnya

karena operator selalu berganti-ganti guna meningkatkan kualitas SDM,

kemuadian supaya lebih ditingkatkan lagi sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan KTP-el di Kota Cilegon , mudah-mudahan ke depannya

nanti bisa melakukan pencetakan dan pengecekan biometrik di tingkat

Kecamatan supaya lebih mempermudah masyarakat dan pelayanan

menjadi lebih cepat.

Page 241: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Wina Maryamul

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Program KTP-el ini sangat bagus , dibandingkan dengan KTP lama

yang dilaminating. Karena NIK KTP-el tidak bisa digandakan.

Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup

di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?

Informan :Karena saya pindahan dari Tasik, saya buat KTP-el di dinas dan

mereka bilang bahwa KTP-el sekarang berlaku seumur hidup.

Tanggapannya dengan begitu tidak perlu memperpanjang tiap 5 tahun.

Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup

mudah?

Informan :Kalau untuk prosedur cukup mudah, tetapi di dinas ini banyak sekali

yang antri jadi lama menunggu antriannya.

Peneliti : Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas

dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk pelayanan dari tingkat bawah alhamdulilah tidak dipersulit.

Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau dari tingkatan bawah seperti RT RW Kelurahan Kecamatan

masih kurang informasi yang saya dapat mengenai KTP-el ini.

Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Tidak ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di DKCS , tapi yah

katanya jadinya agak lama.

Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?

Informan :Saya buat tanggal 4 dan sekarang tanggal 17 untuk pengambilan , baru

kartu keluarga saja yang sudah jadi, KTP-el nya belum jadi karena

katanya balngko baru ada tahun 2017. Jadi hanya dikasih surat

keterangan untuk mengurus keperluan-keperluan yang berlaku untuk 6

(enam) bulan kedepan.

Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dengan diterapkannya KTP-el ini sebenarnya data menjadi lebih akurat

sehingga dapat mempermudah hal lainnya, tapi sayang blangko sering

Page 242: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

kosong jadi menghambat.

Peneliti :Apa harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Harapannya kedepan ketersediaan blangko selalu ada, walaupun sudah

dikasih surat keterangan tetap saja kami ingin KTP-el yang asli. Supaya

lebih mudah untuk dibawa , dibandingkan surat keterangan agak repot.

Page 243: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Leonardo

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Lebih tertib yang sekarang terus untuk pengurusan ke Bank lebih cepat

karena kan sudah online.

Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup

di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?

Informan :Ya, saya sudah tahu dari teman-teman saya. Ini saya baru mau

mengurus untuk pembuatan KTP-el karena saya pindahan dari Bekasi.

Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup

mudah?

Informan :Kalau di Cilegon cukup mudah dan saya akui bersih, cuma kalau di

Bekasi “kotor” masih banyak nya pungutan-pungutan liar.

Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas

dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau di kelurahan dan kecamatan pelayanannya tertib dan ramah , tapi

kalau di dinas yah begini ngantri.

Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau informasi yang diberikan kelurahan maupun kecamatan

informasinya belum terlalu jelas, paling saya dapet informasi lainnya

dari teman-teman dan juga sekarang bisa akses di internet.

Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk prosedur pembuatan tidak ada kesulitan karena sebelumnya saya

sudah KTP-el di Bekasi, jadi tinggal perubahan alamat Cilegon saja.

Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?

Informan :waktu yang dijanjikan sebenarnya 2 (dua) minggu, tapi blangko KTP-el

lagi kosong katanya jadinya kemungkinan tahun 2017 belum tau

pastinya.

Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dampak positifnya sekarang jadi serba mudah untuk pengurusan apa-

apa lebih cepat karena sudah online sekarang.

Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program

KTP-el di Kota Cilegon?

Page 244: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Harapan kedepan lebih tertib dan lancar dan lebih ditingkatkan lagi.

Page 245: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Masayu Azka

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Saya Cuma ibu rumah tangga biasa, jarang menggunakan KTP-el jadi

manfaatnya kurang dirasa, tetapi dengan diterapkannya KTP-el ini

sistem sudah online jadi kalau mau pindah kemana ketahuan sehingga

tidak bisa digandakan.

Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup

di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?

Informan :Saya sudah tahu bahwa KTP-el sekarang berlaku untuk seumur hidup,

karena saya pindahan dari Kecamatan Cilegon ke Kecamatan Citangkil

tahun 2015. Menurut saya cukup efisien dengan diberlakukannya

seumur hidup sehingga tidak perlu untuk diperpanjang tiap 5 tahun

sekali.

Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup

mudah?

Informan :Alhamdulilah waktu saya membuat KTP-el di Kecamatan cukup

mudah , karena belum tarlalu ramai seperti saat ini , sekarang juga

blangko katanya lagi kosong.

Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas

dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Pelayanan di Kecamatan cukup mudah dan ramah sehingga tidak

dipersulit.

Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk informasi mengenai KTP-el cukup jelas saya dapatkan dari RT,

RW kelurahan dan kecamatan.

Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Kalau saya alhamdulilah lancar tidak ada kesulitan saat pembuatan

KTP-el karena saya pindahan dari Kecamatan Cilegon dan sudah KTP-

el jadi saat pindah ke Kecamatan Citangkil tidak ada kesulitan.

Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?

Informan :waktu itu kalau tidak salah kurang dari 2 (dua) minggu sudah jadi,

kalau sekarang lama yah karena blangko nya kosong.

Page 246: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dengan diterapkannya KTP-el bisa lebih mempermudah untuk

pelayanan publik, seperti perbankan bisa langsung di scan KTP-el nya.

Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Harapan kedepan dengan adanya KTP-el ini supaya lebih dipermudah

untuk mengurus segala hal, jadi tidak dipersulit untuk mendapatkan

pelayanan publiknya.

Page 247: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Wawi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Dengan adanya KTP-el ini cukup bagus, karena sekarang sudah online

jadi kalau kita mau pindah ketahuan.

Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup

di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?

Informan :Saya belum tahu karena KTP-el saya belum jadi, kalau memang sudah

berlaku seumur hidup baguslah karena jadi lebih efisien.

Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup

mudah?

Informan :Pembuatan KTP-el ini cukup ribet yah, karena saya beberapa kali

mengajukan tapi tidak jadi-jadi, saya dulu sudah pernah rekam katanya

biometrik.

Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas

dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Pelayanan cukup ramah, tapi saya harus ke DKCS untuk cek biometrik

tapi di dinas ngantrinya cukup lama, itu saja sih.

Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Informasi yang saya dapatkan mengenai KTP-el kurang jelas mulai dari

bawah sampai tingkat kecamatan.

Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Bukan sulit sih, tapi agak ribet karena saya sudah pernah rekam tapi

KTP-el nya tidak jadi karena biometrik.

Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?

Informan :Dari kecamatan diberi waktu pengambilan 2 (dua) minggu, tetapi KTP-

el saya tidak jadi-jadi sampai sekarang karena blangko juga kosong

katanya jadi tahun 2017.

Peneliti :Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Pastinya dengan adanya KTP-el akan lebih mudah untuk mendapatkan

pelayanan public.

Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program

KTP-el di Kota Cilegon?

Page 248: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

Informan :Harapan saya kedepan semoga pembuatan KTP-el biasa lebih cepat dan

blangko KTP-el selalu tersedia.

Page 249: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

MEMBERCHECK

Nama : Nuraeni

Usia : 24th

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari/Tanggal : Senin, 17 Oktober 2016

Tempat : Kantor Disdukcapil Kota Cilegon

Hasil wawancara :

Peneliti :Bagaimana tanggapan anda setelah diterapkannya KTP-el di Kota

Cilegon?

Informan :Kayanya sih KTP-el lebih bagus karena adanya sidik jari jadi lebih

aman.

Peneliti :Apakah anda sudah tahu mengenai pemberlakuan KTP-el seumur hidup

di Kota Cilegon ? bagaimana tanggapan anda ?

Informan :Yah saya tahu dari pak RT bahwa sekarang KTP-el sudah berlaku

seumur hidup, maka dari itu saya baru mau rekam KTP-el di Kecamatan

karena KTP saya masih manual. Tanggapannya bagus karena tidak

perlu repot untuk memperpanjang tiap 5 tahun sekali.

Peneliti :Bagaimana prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP-el cukup

mudah?

Informan :Prosedur pelayanan agak sulit, karena katanya data saya ada perbedaan

tanggal jadi kartu keluarga saya harus diperbaiki dan balik lagi ke

Kelurahan untuk minta pengantar pembuatan Kartu Keluarga.

Peneliti :Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kecamatan / Dinas

dalam pelayanan pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Untuk pelayanan cukup ramah tidak masalah.

Peneliti :Apakah anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai program

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Informasi yang diberikan pegawai kecamatan cukup jelas.

Peneliti :Apakah ada kesulitan dalam pembuatan KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Prosedurnya yang terlalu panjang menurut saya, karena harus minta

pengantar dari RT RW Kelurahan baru ke Kecamatan. Dan saat saya

mau mengambil KTP-el di Kecamatan ternyata belum jadi katanya

KTP-el nya tidak bisa dicetak, disuruh ke dinas buat cek biometrik.

Peneliti :Berapa lama waktu yang dijanjikan dalam pembuatan KTP-el?

Informan :Diberi waktu untuk pengambilan sebenarnya hanya 2 minggu, tapi

katanya blangkonya lagi kosong jadi hanya diberi surat keterangan.

Peneliti : Apa saja dampak positif yang dirasakan setelah diterapkannya KTP-el

di Kota Cilegon?

Informan :Dampaknya belum tahu karena saya baru mau buat KTP-el, mungkin

menjadi lebih mudah.

Peneliti :Apa Harapan anda selaku masyarakat, setelah diterapkannya program

Page 250: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

KTP-el di Kota Cilegon?

Informan :Harapan saya sebagai warga mudah-mudahan pembuatan KTP-el

menjadi lebih cepat dan tidak ribet.

Page 251: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009

TENTANG

PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN

SECARA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kartu Tanda Penduduk sebagai identitas resmi penduduk merupakan bukti diri yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan kepemilikan satu Kartu Tanda Penduduk untuk satu penduduk diperlukan kode keamanan dan rekaman elektronik data kependudukan berbasiskan Nomor Induk Kependudukan;

c. bahwa berdasarkan Pasal 101 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pemerintah memberikan Nomor Induk Kependudukan kepada setiap penduduk paling lambat akhir tahun 2011 dan dicantumkan dalam Kartu Tanda Penduduk;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4674);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4736);

5. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL.

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP adalah identitas resmi

Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia.

3. KTP berbasis NIK adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.

Page 252: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

4. Penduduk wajib KTP adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau telah kawin atau pernah kawin secara sah.

5. Instansi Pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan.

6. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dalam negeri.

8. Kode keamanan adalah alat identifikasi jati diri yang menunjukan identitas diri penduduk secara tepat dan akurat sebagai autentikasi diri yang memastikan dokumen kependudukan sebagai milik orang tersebut.

9. Rekaman elektronik adalah alat penyimpan data elektronik penduduk yang dapat dibaca secara elektronik dengan alat pembaca dan sebagai pengaman data kependudukan.

Pasal 2

(1) Untuk keperluan penerapan KTP berbasis NIK secara nasional, Pemerintah

menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko KTP berbasis NIK yang dilengkapi kode keamanan dan rekaman elektronik, serta pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK.

(2) Standar dan spesifikasi perangkat keras, perangkat lunak, dan blangko KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

(3) Bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah dengan peserta dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 3

(1) Perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1) diberikan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota hanya 1 (satu) kali.

(2) Blangko KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diberikan oleh Pemerintah kepada Pemerintah Kabupaten/Kota hanya 1 (satu) kali.

(3) Pemeliharaan atas perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 4

Pengadaan perangkat pendukung yang diperlukan dalam penerapan KTP berbasis NIK serta pemeliharaannya menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pasal 5

(1) Penyediaan blangko KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (2) didasarkan pada data penduduk wajib KTP pada saat Peraturan Presiden ini ditetapkan.

(2) Penyediaan blangko KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap sampai terpenuhinya jumlah yang dibutuhkan.

(3) Penyediaan secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada ketersediaan anggaran dan kondisi daerah yang meliputi kualitas cakupan data penduduk, sumber daya manusia yang telah terlatih, dan akses jaringan yang tersedia.

Pasal 6

(1) Blangko KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat

(1) memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi jati diri dalam pelayanan publik.

Page 253: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

(2) Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata, pas photo, dan sidik jari seluruh jari tangan penduduk yang bersangkutan.

(3) Sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diambil pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis NIK, dengan ketentuan: a. untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan b. untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap, dilakukan di

Instansi Pelaksana. (4) Rekaman sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses

oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

(1) Setiap penduduk wajib KTP berhak memperoleh KTP berbasis NIK yang

diterbitkan oleh Instansi Pelaksana sesuai domisili penduduk yang bersangkutan.

(2) Setiap penduduk yang telah memiliki KTP tetapi belum berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3, harus mengajukan penggantian KTP berbasis NIK sesuai domisili penduduk yang bersangkutan.

(3) Pelaksanaan penerbitan dan penggantian KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berdasarkan pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 8

(1) Dalam hal KTP berbasis NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

mengalami kerusakan, hilang, dan/atau tidak dapat dipergunakan, Instansi Pelaksana menerbitkan KTP pengganti berdasarkan pengajuan oleh penduduk yang bersangkutan.

(2) Penggantian KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

(1) Pembiayaan perangkat keras, perangkat lunak, blangko KTP berbasis NIK,

dan pemberian bimbingan teknis pelayanan KTP berbasis NIK oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (3), dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(2) Pembiayaan untuk pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), dan pembiayaan untuk pengadaan dan pemeliharaan perangkat pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pasal 10

Pada saat Peraturan Presiden ini ditetapkan, KTP yang belum berbasis NIK tetap berlaku dan harus disesuaikan dengan Peraturan Presiden ini paling lambat akhir tahun 2011.

Pasal 11

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Juni 2009 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Page 254: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 126 TAHUN 2012

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009

TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR

INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa jumlah Penduduk Wajib KTP saat ini telah

melampaui target perekaman KTP Elektronik yang telah

ditentukan pada tahun 2009 sehingga terdapat kelebihan

jumlah Penduduk Wajib KTP yang belum terakomodir

perekamannya;

b. bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor

26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk

Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional perlu

disesuaikan dengan perkembangan yang ada;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden

Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda

Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan Secara

Nasional;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang …

Page 255: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 2 -

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4674);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4736) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun

2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 265, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5373);

5. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang

Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67

Tahun 2011;

MEMUTUSKAN …

Page 256: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 3 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG

PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR

INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL.

Pasal I

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan

Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan

Secara Nasional yang telah beberapa kali diubah dengan

Peraturan Presiden:

a. Nomor 35 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu

Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan

Secara Nasional; dan

b. Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang

Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional;

diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 3 diubah, sehingga

Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3 …

Page 257: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 4 -

Pasal 3

(1) Perangkat keras dan perangkat lunak sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diberikan oleh

Pemerintah kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota hanya 1 (satu) kali.

(2) Blangko KTP Elektronik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1) diberikan oleh Pemerintah kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota setiap tahun.

(3) Pemeliharaan atas perangkat keras dan perangkat lunak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung

jawab Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/

Kota sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya.

2. Ketentuan Pasal 10 diubah, sehingga Pasal 10 berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 10

(1) KTP non elektronik tetap berlaku dan harus disesuaikan

dengan Peraturan Presiden ini paling lambat tanggal 31

Desember 2013.

(2) Dalam hal penduduk yang sudah melakukan perekaman

KTP Elektronik tetapi belum menerima KTP Elektronik,

KTP non elektronik yang telah habis masa berlakunya

dinyatakan tetap berlaku.

(3) Masa …

Page 258: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 5 -

(3) Masa berlaku KTP non elektronik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) sampai dengan penduduk yang

bersangkutan menerima KTP Elektronik.

3. Ketentuan ayat (3) Pasal 10 B diubah, sehingga Pasal 10 B

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10 B

(1) KTP Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 A

merupakan:

a. Identitas resmi bukti domisili penduduk;

b. Bukti diri penduduk untuk pengurusan kepentingan

yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan;

c. Bukti diri penduduk untuk pengurusan kepentingan

pelayanan publik di Instansi Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Lembaga Perbankan, dan Swasta yang

berkaitan dengan dan tidak terbatas pada Perizinan,

Usaha, Perdagangan, Jasa Perbankan, Asuransi,

Perpajakan dan Pertanahan.

(2) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga

Perbankan, dan Swasta wajib memberikan pelayanan

bagi penduduk dengan dasar KTP Elektronik dengan

tidak mempertimbangkan tempat penerbitan KTP

Elektronik.

(3) Instansi ...

Page 259: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 6 -

(3) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Lembaga

Perbankan, dan Swasta tetap memberikan pelayanan

kepada penduduk yang memiliki KTP non Elektronik

dengan lingkup kabupaten/kota tempat penerbitan KTP

non Elektronik sampai dengan tanggal 31 Desember

2013.

4. Ketentuan ayat (1) dan ayat (3) Pasal 10 E diubah, sehingga

Pasal 10 E berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10 E

(1) Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Lembaga

Perbankan wajib melaporkan penyelenggaraan

pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 B

ayat (2) setiap 6 (enam) bulan sekali sampai dengan

tanggal 31 Desember 2013 hasil pemberlakuan KTP

Elektronik kepada Presiden melalui Menteri.

(2) Menteri berhak meminta laporan penyelenggaraan

pelayanan dengan menggunakan KTP Elektronik yang

dilaksanakan oleh swasta.

(3) Ketentuan mengenai pelaporan atas penyelenggaraan

pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

Pasal II

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar …

Page 260: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

- 7 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2012

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 293127

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

Plh. Deputi Bidang Politik, Hukum,

dan Keamanan,

ttd

Fadlansyah Lubis

Page 261: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 262: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 263: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 264: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 265: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 266: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 267: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 268: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 269: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 270: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 271: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 272: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 273: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 274: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 275: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 276: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 277: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 278: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data
Page 279: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Pribadi

Nama : Alfi Syahriyanti

NIM : 6661110742

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 04 Agustus 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. H. Abdullah No.43 RT.03/01 Kelurahan Citangkil

Kecamatan Citangkil, Cilegon – Banten

Moto Hidup : “Proses tidak akan mengkhianati hasil”

Email : [email protected]

2. Riwayat Pendidikan

TK : TK Al-Khaeriyah (1998-1999)

SD : SDN Krenceng II (1999-2005)

SMP : SMP N 2 Cilegon (2005-2008)

Page 280: EVALUASI PELAKSANAAN KTP ELEKTRONIK (KTP-EL) DI …repository.fisip-untirta.ac.id/904/1/EVALUASI PELAKSANAAN KTP... · blangko KTP-el, masih ditemukannya data ganda, banyaknya data

SMA : SMAN 3 Cilegon (2008-2011)

Perguruan Tinggi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2011-2017)

3. Riwayat Organisasi

Anggota UKM PSM Gita Tirtayasa