Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Ditjen. Pemberdayaan...
Transcript of Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Ditjen. Pemberdayaan...
Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Ditjen. Pemberdayaan Sosial
Arif Nahari Sekretaris Ditjen. Pemberdayaan Sosial
Sinkronisasi Perencanaan Program dan Anggaran Tahun 2020. Jogjakarta, 13 September 2019
Implementasi UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 01
Sistematika
Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja 03
Pengukuran Kinerja melalui Indeks Partisipasi Sosial 04
Gambaran Umum Hasil Monev Dayasos 2019 05
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang Sosial 02
Implementasi UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
01
WAJIB
PELAYANAN
DASAR NON PELAYANAN DASAR
S P M
PILIHAN
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. PU & Penataan Ruang
4. Perumahan Rakyat &
Kawasan Permukiman
5. Tramtibum & Linmas
6. Sosial
Tenaga Kerja,
Pemberdayaan Perempuan &
Pelindungan Anak, Pangan,
Pertanahan, LH, Adminduk & Capil,
PMD, pengendalian pddk &KB,
perhubungan,
Kominfo, Koperasi, Usaha Kecil &
Menengah,
Penanaman Modal,
Kepemudaan & Olahraga,
Statistik, Persandian,
Kebudayaan, Perpustakaan dan
Kearsipan
1. Kelautan & Perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. ESDM
6. Perdagangan
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas, Akuntabilitas dan
Efisiensi dan Kriteria tertentu
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
4
(Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah)
Implementasi UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
SUB BIDANG NO PEMERINTAH PUSAT PEMDA PROVINSI PEMDA KAB/KOTA
PEMBERDAYAAN
SOSIAL
1 Penetapan Lokasi Pemberdayaan Sosial KAT ----------------------------- Pemberdayaan Sosial KAT
2 Penerbitan izin pengumpulan sumbangan lintas
daerah provinsi
Penerbitan izin pengumpulan
sumbangan lintas Kab/Kota dalam
1 (satu) provinsi
Penerbitan izin
pengumpulan sumbangan
dalam daerah kab/kota
3 Pembinaan PSKS Pemberdayaan PSKS Provinsi Pengembangan PSKS
daerah kab/kota
4
----------------------------- -----------------------------
Pembinaan LK3 yang
wilayah kegiatannya di
daerah kab/kota
Lampiran UU 23 tahun 2014 Urusan Konkuren bidang Sosial pada kegiatan Pemberdayaan Sosial
Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat dalam pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan: - Daerah Kabupaten/Kota dan - Tugas Pembantuan oleh Daerah Kabupaten/Kota
Supervisi
Monitoring
Evaluasi
Fasilitasi
Evaluasi Ranperda Kab/Kota
Pengawasan Perda Kab/Kota
PP 33 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
Kegiatan Inti
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik bidang Sosial
02
7
Ditjen Rehabilitasi Sosial Pusdatin
01. Rehab sarana dan prasarana penunjang dalam panti Rehabilitasi Sosial Anak yang dimiliki oleh Pemprov
02. Rehab sarana dan prasarana penunjang dalam panti Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia yang dimiliki oleh Pemprov
03. Rehab sarana dan prasarana penunjang dalam panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas yang dimiliki oleh Pemprov
04. Pengadaan peralatan bantu bagi anak penerima layanan panti rehabilitasi sosial anak di provinsi dan luar panti di kabupaten/kota
05. Pengadaan peralatan bantu bagi lanjut usia penerima layanan panti rehabilitasi sosial lanjut usia di provinsi dan luar panti di kabupaten/kota
06. Pengadaan peralatan bantu bagi penyandang disabilitas penerima layanan panti rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di provinsi dan luar panti di kabupaten/kota
Ditjen Pemberdayaan Sosial
07. Rehabilitasi ruang dan pengadaan peralatan layanan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos)
08. Revitalisasi dan pengadaan perangkat pengolah data untuk mendukung Pusat Layanan Data Sosial di Kabupaten/Kota
JENIS KEGIATAN DAK FISIK BIDANG SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2020
9/12/2019 8
200 M 25 M
PAGU DAK FISIK BIDANG SOSIAL
PAGU DAK MENU PUSKESOS
ALOKSI PAGU & KRITERIA LOKASI
Kriteria lokasi penerima DAK Fisik Rehabilitasi dan Pengadaan Peralatan Layanan Puskesos, antara lain:
a. Daerah yang mengalami bencana alam. b. Memiliki Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dan
Aktif Memberikan Layanan; c. Kab/Kota dengan tingkat kemiskinan, kedalaman dan
keparahan kemiskinan diatas rata-rata nasional; d. Kemampuan fiskal rendah; e. Telah melakukan verifikasi dan validasi sebagian besar data
terpadu dan mengirimkan hasil ke SIKS-NG pada 2018;
Indeks menu DAK Fisik Puskesos, antara lain: a. Rehabilitasi ruang Puskesos yang rusak sedang;
Rp1.800.000/m2 b. Rehabilitasi ruang Puskesos yang rusak berat; Rp2.600.000/m2 c. Pengadaan meubelair (Meja, kursi, & lemari);
Rp3.750.000,- /Paket d. Pengadaan komputer dan Printer;
Rp25.000.000,-/Paket e. Pengadaan tablet.
Rp4.000.000,-/Unit
PROSES & JADWAL
Mei Juni Juli
M4 Juni – M4 Juli :
Penilaian Pusat 25-31 Mei : Verifikasi
Provinsi dan Pusat
(untuk usulan Provinsi)
23 April : Sosialisasi
Aplikasi Krisna DAK
kepada Bappeda Provinsi
01 Mei – M2 Juni :
Pengusulan DAK Fisik
melalui aplikasi KRISNA
M1-2 Juni :
Sidang Kabinet dan Penetapan
Perpres RKP
M3-M4 Juni :
Verifikasi untuk usulan
Kab/Kota
6 Maret : Rapim penetapan
bidang DAK
21 Maret : MM DAK Fisik
22 Maret : MM DAK Non
Fisik
April
September Oktober
September-Oktober
Pembahasan dengan DPR-&
penetapan pagu alokasi
DAK per-daerah
Penyusunan Rencana
Kegiatan (RK)
M1-M2 September
TM IV Penilaian Final oleh
Pusat
November Desember
Penyusunan Rencana
Kegiatan (RK) M1-M3 Agustus
Sinkronisasi Online Usulan DAK
M4 Agustus
Finalisasi Hasil Penilaian oleh Pusat
Maret
Agustus
9/12/2019 10
01-Rehabilitasi ruang Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang rusak sedang
02-Rehabilitasi ruang Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang rusak berat
03-Pengadaan meubelair (Meja, kursi, & lemari)
04-Pengadaan komputer dan Printer
RINCIAN USULAN DAK : MENU PUSKESOS
05-Pengadaan Tablet
73 Kabupaten/Kota 645 Puskesos
Rp. 46.433.344.000
USULAN AWAL DAERAH
Beberapa faktor penyebab: Terdapat Kabupaten yang tidak memiliki SLRT (Temanggung &
Palembang) Indeks dan nilai usulan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan K/L Anomali Usulan (target, volume dan nilai usulan)
25.000.000 .000 20.264.450.000
PAGU AWAL PENILAIAN AWAL
PENILAIAN SINKRONISASI Data Per 10 September 2019
20.115.050.000
PENILAIAN SINKRONISASI
StatusJumlah
Provinsi
Jumlah
Kabupaten
Jumlah
Puskesos Nilai Sinkronisasi
Approval 27 64 603 19.828.350.000Rp
Discuss 2 2 3 49.500.000Rp
Reject 6 7 39 237.200.000Rp
20.115.050.000Rp TOTAL
Beberapa faktor penyebab: Discuss : Mojokerto , Kep. Anambas Reject : Kota Palembang, Temanggung, Kep.
Selayar, Barito Kuala, Pasang Kayu, Kota Pekalongan dan Kepulauan Selayar
Approved 9 10 65 490.500.000Rp
Discuss 27 71 611 19.773.950.000Rp
Reject 2 2 33 -Rp
TOTAL 38 83 709 20.264.450.000Rp
Status usulanJumlah
Provinsi
Jumlah
Kabupaten
Jumlah
Puskesos Total
PENILAIAN AWAL
No Data Dukung Berlaku untuk rincian menu Hal yang harus tercantum dalam data dukung
· Rehab Ruang berat/sedang
· Meublair
· Komputer
· Printer
· Rehab Ruang berat/sedang · TOR/KAK harus menjelaskan :
· Meublair 1. Jenis Pengadaan
· Komputer a) Rehab Sedang
· Printer b) Rehab Berat
c) Meublair
d) Komputer+printer
e) Tablet
2. Volume yang diusulkan
a) Untuk Rehab Ruang, dalam satuan m2. Volume harus sesuai
dengan yang ada di Krisna.
b) Untuk meublair, computer dan tablet, dalam satuan paket.
Satu puskesos hanya boleh mengusulkan 1 paket.
3. Nilai usulan -> harus sesuai dengan nilai usulan versi K/L
yang ada di Krisna
a) Rehab Sedang: Rp. 1.800.000 / m2
b) Rehab Berat: Rp. 2.600.000 / m2
c) Meublair: Rp. 3.750.000 / paket
d) Komputer+printer: Rp. 25.000.000 / paket
e) Tablet: Rp. 4.000.000 / paket
4. Total usulan = volume x nilai usulan.
· Foto harus menunjukan:
1. Foto tampak depan Puskesos (lengkap dengan papan
informasi/spanduk/plang nama puskesos)
2. Foto Ruang layanan (front office, back office)
3. Foto Bagian yang mengalami kerusakan dan perlu direhab.
4.
Surat Analisa kerusakan
bangunan/ruang dari dinas PU
setempat
· Rehab Ruang Berat/Sedang· Surat Analisa kerusakan dari dinas PU setempat yang
menyatakan tingkat kerusakan bagunan/ruang Puskesos.
5. Foto Ruang · Rehab Ruang Berat / Sedang
1. SK Puskesos · SK Penetapan Puskesos yang diusulkan untuk program DAK
2. TOR/KAK
3. RAB · Rehab Ruang Berat/Sedang
· RAB berisi rencana penggunaan anggaran untuk perbaikan
ruang. Missal perbaikan Plafon, Pintu, Pembelian Cat dan upah
pekerja ssuai dengan total usulan rehab yang dicantumkan di
KAK/TOR.
DATA DUKUNG ADMINISTRASI DAK BESERTA PENJELASANNYA
No Data Dukung Berlaku untuk rincian menu Hal yang harus tercantum dalam data dukung
· Rehab Ruang berat/sedang
· Meublair
· Komputer
· Printer
· Rehab Ruang berat/sedang · TOR/KAK harus menjelaskan :
· Meublair 1. Jenis Pengadaan
· Komputer a) Rehab Sedang
· Printer b) Rehab Berat
c) Meublair
d) Komputer+printer
e) Tablet
2. Volume yang diusulkan
a) Untuk Rehab Ruang, dalam satuan m2. Volume harus sesuai
dengan yang ada di Krisna.
b) Untuk meublair, computer dan tablet, dalam satuan paket.
Satu puskesos hanya boleh mengusulkan 1 paket.
3. Nilai usulan -> harus sesuai dengan nilai usulan versi K/L
yang ada di Krisna
a) Rehab Sedang: Rp. 1.800.000 / m2
b) Rehab Berat: Rp. 2.600.000 / m2
c) Meublair: Rp. 3.750.000 / paket
d) Komputer+printer: Rp. 25.000.000 / paket
e) Tablet: Rp. 4.000.000 / paket
4. Total usulan = volume x nilai usulan.
· Foto harus menunjukan:
1. Foto tampak depan Puskesos (lengkap dengan papan
informasi/spanduk/plang nama puskesos)
2. Foto Ruang layanan (front office, back office)
3. Foto Bagian yang mengalami kerusakan dan perlu direhab.
4.
Surat Analisa kerusakan
bangunan/ruang dari dinas PU
setempat
· Rehab Ruang Berat/Sedang· Surat Analisa kerusakan dari dinas PU setempat yang
menyatakan tingkat kerusakan bagunan/ruang Puskesos.
5. Foto Ruang · Rehab Ruang Berat / Sedang
1. SK Puskesos · SK Penetapan Puskesos yang diusulkan untuk program DAK
2. TOR/KAK
3. RAB · Rehab Ruang Berat/Sedang
· RAB berisi rencana penggunaan anggaran untuk perbaikan
ruang. Missal perbaikan Plafon, Pintu, Pembelian Cat dan upah
pekerja ssuai dengan total usulan rehab yang dicantumkan di
KAK/TOR.
No Data Dukung Berlaku untuk rincian menu Hal yang harus tercantum dalam data dukung
DATA DUKUNG ADMINISTRASI DAK BESERTA PENJELASANNYA
Perjanjian Kinerja dan Pelaporan Kinerja
03
PERJANJIAN KINERJA
Dasar Penyusunan
RENCANA STRATEGIS
Pengukuran Kinerja
= Perbandingan antara capaian kinerja dengan
target kinerja dalam PK
LAPORAN KINERJA (LKj)
PERJANJIAN KINERJA Disampaikan paling Lambat 1 Bulan setelah DIPA disahkan
MENTERI
Pimpinan Unit Kerja Eselon 1
Satker Daerah pelaksana DK
dan TP
Pimpinan Unit Kerja Eselon 2
Pimpinan UPT
Setiap Satuan Kerja wajib menyusun Perjanjian Kinerja menggunakan indikator kinerja Satker
Setiap satuan kerja di lingkungan Kementerian Sosial wajib melakukan pengukuran kinerja.
PRESIDEN
Penyusunan Perjanjian Kinerja
Tujuan LKj a. memberikan informasi kinerja yang terukur
kepada pemberi mandat; dan b. sebagai upaya perbaikan berkesinambungan
bagi Kementerian Sosial untuk meningkatkan kinerjanya
Peraturan Menteri Sosial no 19 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pengukuran, Laporan, dan Reviu atas Laporan Kinerja
PERJANJIAN KINERJA
Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Pasal 25 ------------- DEKONSENTRASI
(1) SKPD pelaksana Kegiatan dana dekonsentrasi menyelenggarakan
SAKIP dan menyusun Laporan Kinerja sebagaimana berlaku bagi
satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga.
(2) Kepala SKPD menyampaikan Laporan Kinerja atas pelaksanaan
Kegiatan dana dekonsentrasi kepada Gubernur dan
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.
(3) Gubernur menyiapkan Laporan Kinerja gabungan berdasarkan
laporan yang diterima dari SKPD yang menjadi pelaksana Kegiatan
dana dekonsentrasi, dan menyampaikannya kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait serta kepada Presiden melalui
Menteri Keuangan.
(4) Masing-masing Menteri/Pimpinan Lembaga mengkompilasi dan
merangkum Laporan Kinerja Kegiatan dana dekonsentrasi di
lingkungannya dalam Laporan Kinerja Kementerian
Negara/Lembaga.
Pasal 26 ------------- TUGAS PEMBANTUAN
(1) SKPD pelaksana Kegiatan tugas pembantuan menyelenggarakan
SAKIP dan menyusun Laporan Kinerja sebagaimana berlaku bagi
satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga.
(2) Laporan Kinerja atas pelaksanaan Kegiatan tugas pembantuan
disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota dan
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait.
(3) Gubernur/Bupati/Walikota menyiapkan Laporan Kinerja
gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD
pelaksana Kegiatan tugas pembantuan dan menyampaikannya
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga terkait serta kepada
Presiden melalui Menteri Keuangan.
(4) Masing-masing Menteri/Pimpinan Lembaga mengkompilasi dan
merangkum Laporan Kinerja Kegiatan tugas pembantuan di
lingkungannya dalam Laporan Kinerja Kementerian
Negara/Lembaga.
PELAPORAN KINERJA
Laporan Kinerja (LKj) memuat: 1. uraian singkat organisasi terkait dengan
tugas dan fungsi; 2. rencana dan target kinerja yang
ditetapkan dalam PK; 3. pengukuran capaian PK; dan 4. evaluasi dan analisis pencapaian
kinerja. Lampiran III Permensos 19 Tahun 2015 ttg Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pengukuran Kinerja, LKJ, dan Reviu LKj
LAPORAN KINERJA (LKj)
PELAPORAN Terus dikembangkan dan akan
menjadi laporan hasil kinerja sesuai kontrak Perjanjian Kinerja.
KINERJAKU - KEMENSOS
Aplikasi pelaporan kinerja Penginputan Capaian per Triwulan
E-MONEV - BAPPENAS
Aplikasi pelaporan keuangan dan aset yang dilakukan setiap triwulan.
SAIBA dan SIMAK-BMN
Aplikasi pelaporan kinerja Penginputan capaian per bulan
SMART – DJA KEMENKEU
Berbasis Aplikasi Non Aplikasi
APLIKASI PELAPORAN KINERJA
CEK PROGRES AWAL
MENGKOORDINASIKAN PENGINPUTAN APLIKASI
PROSES INPUT APLIKASI
CEK PROGRES AKHIR
OUTPUT: PEYELESAIAN PENGINPUTAN APLIKASI
PELAPORAN KINERJA
SMART
eMONEV
KINERJAKU
PENGECEKAN OLEH SEKRETARIAT DITJEN DAYASOS SEBAGAI UNIT KERJA ESELON 1
S.D JULI
1. JABAR (DK) 2. SUMSEL (DK & TP) 3. KALTENG (DK) 4. KALTIM (DK & TP) 5. SULTENG (DK) 6. SULTRA (DK) 7. KALTARA (DK)
1. JATIM (DK) 2. ACEH (DK & TP) 3. SUMBAR (DK & TP) 4. LAMPUNG (DK) 5. KALBAR (DK & TP) 6. KALTENG (TP) 7. KALSEL (TP) 8. SULTENG (TP) 9. SULSEL (DK) 10. MALUKU (DK) 11. PAPUA (TP) 12. BANTEN (DK) 13. KEP. BABEL (DK) 14. KEPRI (TP)
1. DKI JAKARTA (DK) 2. JATENG (DK) 3. DI. YOGYAKARTA (DK) 4. SUMUT (DK & TP) 5. KAB. KEP. MERANTI (TP) 6. RIAU (DK & TP) 7. JAMBI (DK & TP) 8. KALSEL (DK) 9. KAB. PASER (TP) 10. SULUT (DK & TP) 11. KAB. TANA TORAJA (TP) 12. SULSEL (TP) 13. KAB. MUNA (TP) 14. KAB. BUTON SELATAN (TP) 15. KAB. BURU (TP) 16. MALUKU (TP) 17. BALI (DK) 18. KAB. BIMA (TP) 19. KAB. SUMBAWA (TP)
20. NTB (DK) 21. NTT (DK & TP) 22. KAB. JAYAPURA (TP) 23. KAB. ASMAT (TP) 24. KAB. KEEROM (TP) 25. KAB. DOGIYAI (TP) 26. PAPUA (DK) 27. BENGKULU (DK) 28. KAB. PULAU TALIABU (TP) 29. MALUT (DK & TP) 30. GORONTALO (DK & TP) 31. KAB. KAIMANA (TP) 32. PABAR (DK & TP) 33. SULBAR (DK) 34. KAB. POLEWALI MANdar (TP) 35. KAB. NUNUKAN (TP) 36. KAB. MALInau (TP) 37. KAB. TELUK WONDAMA (TP) 38. KAB. KEPULAUAN SULA (TP)
PROGRES APLIKASI SMART S/D BULAN AGUSTUS 2019
1. JABAR 2. ACEH (DK & TP) 3. SUMUT (DK & TP) 4. SUMBAR (DK & TP) 5. RIAU (DK & TP) 6. JAMBI (TP) 7. SUMSEL (DK & TP) 8. LAMPUNG (DK) 9. KALBAR (DK & TP) 10. KALTENG (DK & TP) 11. KALTIM (DK & TP) 12. SULUT (DK & TP) 13. SULTENG (DK & TP) 14. KAB. MUNA (TP)
15. SULTRA (DK) 16. KAB. BURU (TP) 17. MALUKU (DK & TP) 18. BALI (DK) 19. NTB (DK) 20. NTT (DK & TP) 21. BANTEN (DK) 22. KEP. BABEL (DK) 23. GORONTALO (TP) 24. KEPRI (DK) 25. KAB. POLEWALI MANDAR
(TP) 26. KALTARA (DK)
1. DKI JAKARTA (DK) 2. JATENG (DK) 3. DI. YOGYAKARTA (DK) 4. JATIM (DK) 5. KAB. KEP. MERANTI (TP) 6. JAMBI (DK) 7. KALSEL (DK & TP) 8. KAB. PASER (TP) 9. KAB. TANA TORAJA (TP) 10. SULSEL (DK & TP) 11. KAB. BUTON SELATAN (TP) 12. KAB. BIMA (TP) 13. KAB. SUMBAWA (TP) 14. KAB. JAYAPURA (TP) 15. KAB. ASMAT (TP)
16. KAB. KEEROM (TP) 17. KAB. DOGIYAI (TP) 18. PAPUA (DK & TP) 19. BENGKULU (DK) 20. KAB. PULAU TALIABU (TP) 21. MALUT (DK & TP) 22. GORONTALO (DK) 23. KAB. KAIMANA (TP) 24. PABAR (DK & TP) 25. SULBAR (DK) 26. KAB. NUNUKAN (TP) 27. KAB. MALINAU (TP) 28. KAB. TELUK WONDAMA (TP) 29. KAB. KEP. SULA (TP)
PROGRES APLIKASI eMonev S/D BULAN AGUSTUS 2019
PROGRES APLIKASI KINERJAKU S/D BULAN AGUSTUS 2019
1. KALIMANTAN TIMUR (DK & TP) 2. KALIMANTAN UTARA (TP) 3. KEP. BANGKA BELITUNG (DK) 4. SULAWESI SELATAN (DK) 5. SUMATERA BARAT (DK & TP)
Pengukuran Kinerja melalui Indeks Partisipasi Sosial
04
Penggunaan Indeks Partisipasi Sosial Dalam Pengukuran Capaian Kinerja Ditjen. Pemberdayaan Sosial
Mengukur capaian kinerja pemberdayaan sosial yaitu meningkatnya partisipasi
perorangan dan/atau lembaga sebagai potensi dan sumber
daya sosial.
TUJUAN 1. PSKS perorangan (PSM,
TKSK, Pekerja Sosial Profesional)
2. PSKS Lembaga (Karang Taruna, LKS, LK3, LPK, CSR)
SASARAN 1. Tolok ukur partisipasi PSKS
per daerah 2. Bahan evaluasi program
dam pelaksanaan pemberdayaan sosial di tingkat Kab/Kota, Provinsi, dan Pusat
3. Capain kinerja terukur
MANFAAT
1. Dilakukan secara bertahap 2. Offline: Uji petik alat ukur di
lapangan secara langsung 3. Online: Pelaksanaan
pengukuran melalui media survey online
METODE 1. Daerah dengan nilai IPS tinggi
sebagai percontohan bagi daerah lain
2. Data dan nilai IPS sebagai bahan perencanaan anggaran
TINDAK LANJUT
Sasaran Pengukuran Indeks Partisipasi Sosial 2018 - 2020 INDEKS PARTISIPASI
SOSIAL (IPS)
INDEKS PARTISIPASI SOSIAL KELEMBAGAAN
INDEKS PARTISIPASI SOSIAL PERORANGAN
IPS PSM
IPS LKS
IPS Karang Taruna
IPS TKSK
IPS Peksos
LK3 WKSBM
CSR LPK
Indikator Partisipasi PSM 1. Durasi
pelayanan/aktifitas sebagai PSM
2. Keterikatan: dedikasi 3. Keterlibatan: aktifitas
dasar, jaringan, dan dampak
INDIKATOR partisipasi Karang Taruna : 1. Keterlibatan anggota/masyarakat dalam kegiatan 2. Kepemimpinan/kemampuan menggalang keterlibatan 3. Keterampilan mengatasi masalah sosial yang ada 4. Sumber daya yang dimiliki 5. Jaringan anggota dan jejaring kerja 6. Kesadaran komunitas ke dalam dan ke luar organisasi 7. Pemahaman terhadap sejarah wilayah dan organisasi 8. Kemampuan pemberdayaan anggota dan masyarakat 9. Aktualisasi nilai dalam organisasi dan nilai lokal 10.Kemampuan menganalisa lingkungan dan mengolah
argumen
TAHUN 2018 - Alat ukur IPS PSM telah
dibuat pada 2018 - Pengukuran IPS PSM
dilakukan secara online dengan pemberitahuan ke Dinas Sosial dan IPSM Nasional dilakukan 2019
- Pada tahap selanjutnya data PSM yang masuk akan dimintakan verifikasi ke Dit PSPKKM dan/atau Dinas Sosial
TAHUN 2019 - Sedang menyusun alat ukur
partisipasi PSKS Lembaga yaitu Karang Taruna
- Uji petik alat ukur dilakukan dengan metode Offline (uji petik lapangan) dan Online (survey online)
- Dinas Sosial lokasi uji petik diharapkan mendukung pelaksanaan di lapangan
2020-2021
Gambaran Umum Hasil Monev Dayasos 2019
05
Gambaran Umum Hasil Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Sosial 2019
Waktu Pelaksanaan : Mei – September 2019
Dari 34 lokasi monitoring dan evaluasi yang direncanakan telah direalisasikan sejumlah 31 lokasi yang terdiri atas :
Wilayah Barat : Wilayah Tengah : Wilayah Timur :
1. Aceh (Kota Banda Aceh) 2. Sumatera Utara (Kab.Tanjung Balai) 3. Sumatera Barat (Kota Pariaman) 4. Sumsel (Kab.Banyuasin) 5. Kepri (Kota Batam) 6. Riau (Kota Pekanbaru) 7. Bengkulu (Kab.Kaur) 8. Babel (Kab.Belitung Timur) 9. Lampung (Kab. Pringsewu) 10. Banten (Kota Tangerang) 11. Jawa Tengah (Kab.Semarang) 12. DIY (Kab.Bantul) 13. Jabar (Kab.Depok) 14. Jabar (Kab.Tasik) 15. Kalbar (Kab. Mempawah) 16. Kalteng (Kab.Barito Selatan) 17. Jabar (Bandung) 18. Jatim (Kab. Lamongan) 19. Jabar (Kab.Cirebon) 20. Jabar (Kab.Bogor) 21. DKI (Kota Jakarta Selatan)
1. Gorontalo (Kota Banda Aceh) 2. Sulawesi Utara (Kota Manado) 3. Sulawesi Tenggara (Kota Kendari) 4. Sulawesi Selatan (Kab.Gowa) 5. Kaltim (Kab.Kutai Kartanegara) 6. NTB (Kab. Lombok Tengah) 7. NTT (Kab.Timur Tengah Selatan) 8. Kalsel (Kab.Banjar)
1. Maluku (Kab.Halmahera Utara) 2. Papua (Kota Jayapura)
PSKS Perorangan terkait pemberdayaan PSM oleh Dinsos Provinsi (18 lokasi)
PSKS Kelembagaan terkait pemberdayaan LK3 dan LKS oleh Dinsos Kab/Kota (12 lokasi)
Pengelolaan HTT/HTDP oleh Dinsos Provinsi (8 lokasi) Kegiatan Pelestarian Nilai-Nilai K2KRS oleh Dinsos Provinsi
(8 lokasi) Peran Peksos di tingkat provinsi (12 lokasi)
Tema Monev :
Pemberdayaan PSM (18 Lokasi)
88%
Ketersediaan Data PSM
Dari 18 lokasi monev, ada 16 lokasi yang memiliki data sebaran PSM dan 2 lokasi yang tidak memiliki data sebaran PSM yakni Kab.Tasikmalaya dan Kota Batam
Pelibatan PSM di Masyarakat
Keterlibatan PSM di masyarakat mendapat dukungan Pemda di semua lokasi monev. Namun dari 18 lokasi monev, tingkat keterlibatan PSM di masyarakat yang paling tinggi terjadi di Kab. Gorontalo sedangkan tingkat keterlibatan PSM di masyarakat yang paling rendah ada di Kab. Tasikmalaya
Kendala – Kendala terkait ketidaktifan PSM
1. Faktor kesibukan (ada yang bekerja)
2. Kurangnya perhatian dari Pemda;
3. Keterbatasan dukungan operasional;
4. Faktor pribadi (menikah);
5. Pindah domisili;
6. Faktor usia;
Dukungan Pemda
Dari 18 lokasi ada 11 lokasi yang memberikan dukungan untuk pemberdayaan PSM dalam bentuk APBD, dukungan regulasi, pengadaan seragam, dan pemberian insentif. Sedangkan 7 lokasi lainnya tidak memberi dukungan untuk pemberdayaan PSM
Pemberdayaan LK3 (12 Lokasi)
Pemberdayaan LK3 oleh Dinsos
Dukungan Pemda
Manfaat LK3 Bagi Masyarakat
Strategi perluasan /penjangkauan
LK3
Dari 12 lokasi monev yang dikunjungi, hanya 8 lokasi yang mendapat dukungan Pemda seperti dukungan dana APBD, Regulasi daerah (Perda, SK Walikota), Penyediaan sekretariat dan perlengkapan; dalam bentuk Usaha Ekonomi Produktif; monitoring dan evaluasi Pembinaan dan penguatan LK3 sedangkan untuk dan 4 lokasi lainnya tidak mendapat dukungan Pemda yakni Kota Pekanbaru, Kota Tangerang, Maluku Tengah dan Kab. Gorontalo
Dinas Sosial yang melakukan pemberdayaan terhadap LK3 ada 9 lokasi. Adapun jenis pemberdayaan yang diberikan dalam bentuk rapat-rapat koordinasi, bantuan psikososial untuk klien, bantuan operasional, bantuan UEP, bimtek LK3 tentang pelaporan, pembenahan visi,misi sekretariat, pembinaan SDM dan pendampingan terhadap masalah-masalah yang diterima. Adapun 3 lokasi lainnya yang tidak memberikan penguatan dan pembinaan yakni Maluku Tengah, Kab. Gorontalo, dan Kota Batam
Dengan adanya LK3, peran Dinas Sosial terbantu karena LK3 merupakan perpanjangan tangan Dinsos untuk penanganan PPKS. Manfaat LK3 yakni membantu tugas Dinas Sosial untuk menyelesaikan permasalahan keluarga dan permasalahan sosial pada umumnya dan sebagai mitra dinas sosial.
Strategi perluasan penjangkauan layanan LK3 yang dilakukan oleh Dinas Sosial di daerah antara lain: memfasilitasi sarana prasarana penyelenggaraan LK3 (Banten), LK3 melakukan jemput bola apabila diketahui ada permasalahan keluarga/sosial (Kab.Lamongan), mengaktifkan fasilitas kantor/pelayanan kantor pada malam hari (Kota Tanjung Balai), sosialisasi melalui brosur (Kota Makassar), bekerjasama dengan TKSK sebagai penanganan tahap awal kasus (Kab.Tasikmalaya)
Secara umum disemua lokasi monev, pelaksanaan kegiatan K2KRS yang meliputi kegiatan Ziarah Wisata, Olimpiade Kepahlawanan, Penguatan Restorasi Sosial sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Dana Dekonsentrasi yakni dasar pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran peserta kegiatan, dan penggunaan anggaran. Kegiatan K2KRS yang dilaksanakan juga telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
PELAKSANAAN KEGIATAN K2KRS DI DAERAH
PENGUKURAN INDIKATOR MANFAAT PELAKSANAAN KEGIATAN
PERAN PEMERINTAH DAERAH
Kegiatan Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial (8 Lokasi)
Dari hasil monitoring evaluasi yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa pemerintah daerah juga memberikan dukungan untuk kegiatan pelestarian nilai-nilai K2KRS menggunakan melalui dana APBD maupun dalam bentuk dukungan regulasi.
Dalam rangka mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan K2KRS, maka daerah mengusulkan beberapa indikator untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan yakni:
1. Tingkat partisipasi peserta yang mengikuti kegiatan; 2. Pengetahuan peserta; 3. Jumlah masyarakat yang berkunjung ke TMP dan
MPN; 4. Antusiasme peserta melalui diskusi dan tanya
jawab;
KEBERLANJUTAN PELAKSANAAN KEGIATAN DI DAERAH
Dari semua lokasi monev, responden mengusulkan agar kegiatan pelestarian nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial tetap dilanjutkan pelaksanaannya di daerah.
Pemberdayaan LKS (12 Lokasi)
Dukungan Pemda terhadap pengembangan LKS
Dari 12 lokasi monitoring, ada 10 lokasi monev yang memberi dukungan terhadap pemberdayaan
LKS dan 2 lokasi yang tidak memberi dukungan.
Bentuk dukungan yang diberikan antara lain:
1. Alokasi APBD : untuk pembinaan LKS, Pendidikan, pelatihan, untuk LKSA, UKS, bantuan sembako,
perlengkapan sekolah di LKSA, pengembangan LKS, UEP, dana operasional dan sapras Panti,
2. Regulasi : Perbup, SK Walkot, Perda, SK Bupati
3. Dukungan lain : dana hibah, monitoring pendataan LKS, pembinaan dan penguatan LKS meliputi
kegiatan bimtek pelaporan penanganan kesos, pembinaan organisasi dan kinerja LKS, program
kerja LKS, pertemuan rutin, validasi data, bimbingan akreditasi lembaga, sosialisasi, bimbingan
manajemen, memberikan Pendidikan dan pelatihan bagi anak LKSA
Upaya yang dilakukan Dinas Sosial untuk akselerasi LKS
1. Data ulang LKS yang aktif
2. Verifikasi LKS yang layak diusulkan
3. Pembinaan administrasi LKS
4. Pemeriksaan kelengkapan dokumen LKS
5. Monev layanan LKS terhadap penghuni panti
6. Melakukan pembinaan dan sosialisasi kepada pengurus LKS dalam rangka akreditas;
7. Mendorong LKS yang belum melaksanakan akreditasi untuk melengkapi persyaratan yang
dibutuhkan;
8. Pendampingan terhadap LKSA
9. Monev terhadap kondisi lembaga
10. Pembinaan LKSA
Penyelenggaraan UGB dan Penyaluran HTT/HTDP (8 Lokasi)
Monitoring dan evaluasi kegiatan PSDBS di lakukan di 8 lokasi yakni : NTT, Aceh, Jawa Timur, Kepri, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara Persentase penyelenggaraan UGB yang memiliki izin 100% 5 lokasi : Jatim, Kepri, Jabar,Sumsel, Sumbar 80% 1 lokasi : Sulawesi Tenggara 60% 1 lokasi : Aceh TK 1 lokasi : NTT
Kendala Penyaluran HTT/HTDP: Terlalu banyak persyaratan Harus menunggu persetujuan dari Kementerian Sosial
untuk disalurkan Proses HTT itu dilaporkan ke Kemenkeu sehingga
memerlukan waktu yang lama untuk mendapat persetujuan HTT/HTDP
Kurang tersosialisasinya HTT kepada panti/yayasan sosial sehingga permintaan atau proposal permohonan dana hibah/permintaan HTT tidak ada
Solusi Menyederhanakan penyaluran HTT/HTDP yang nilainya
dibawah 10 juta ada upaya untuk mempercepat proses penyaluran HTT
kepada jumlah penerima manfaat dengan hanya mendapat persetujuan dari Kemensos RI
Sosialisasi tatacara permohonan dana hibah kepada Yayasan Verifikasi yayasan yang berhak mendapatkan dana hibah
Saran Pemerintah Daerah untuk peningkatan efektivitas kinerja PPNS : penguasaan materi tentang UGB dan materi hasil Diklat PPNS serta
dukungan dari lembaga/Dinas terkait Koordinasi lintas sektor antara biro hukum, korwas PPNS Penambahan Sarana Prasarana Penambahan Dana dalam rangka Monev ke 22 Kab/Kota Dukungan sarana transportasi Dukungan pendidikan & latihan yang berkelanjutan
Terima Kasih Ditjen. Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI [email protected]
021 - 3103679