EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA...

113
EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH MUAMALAT Oleh: ASEP SYAIFUL BAHRI NIM : 102046125320 KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H/2008M

Transcript of EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA...

Page 1: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH

PADA BANK SYARIAH MUAMALAT

Oleh:

ASEP SYAIFUL BAHRI

NIM : 102046125320

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429H/2008M

Page 2: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke Hadirat Ilaahi Robbi yang telah memberikan nikmat,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Shalawat serta Salam semoga dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan hingga alam terang

benderang yang penuh dengan cahaya, juga kepada keluarga, dan para sahabatnya,

dan semoga kami semua mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Amin

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materil, karena

penulis menyadari dan yakin bahwa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua

pihak, sulit bagi penulis untuk dapat menyelesai skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Bapak Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., dan Bapak Ah. Azharuddin Latif. M.Ag, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat di Fakultas Syariah dan Hukum.

Page 3: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

3. Bapak H. M. Dawud A. Khan, SE, M.Si, Ak, CPA dan Bapak Supriyono, SE,

MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu,

bimbingan, saran petumjuk, kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dwi Nur’ani Ihsan SE, MM dan Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si.

selaku Dosen Penguji yang sudah menguji dan membantu merevisi skripsi

saya sehingga skripsi saya menjadi lengkap.

5. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika Fakultas Syari’ah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu kepada penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

6. Seluruh Staff dan Karyawan Muamalat Institute terutama Mbak Sani atas

segala bantuan dan kesempatan untuk meluangkan waktu dari awal hingga

akhir penelitian.

7. Rasa ta’zhim dan terima kasih yang mendalam untuk Ayahanda/papa Endin

Fachrudin dan Ibunda/mama Aan Rihanah yang telah memberikan dukungan

baik moril maupun materil, perhatian, pengertian, kasih sayang dan do’a-

do’anya yang tidak henti-hentimya diberikan kepada penulis. Robbihgfirli

waliwalidayya war hamhuma kama robbayani shogiro.

8. Yang tercinta dan tersayang adik-adikku Deela, Dewinda, Deana yang telah

memberikan dukungan, dan spirit serta do’a bagi penyelesaian penulisan

skripsi ini.

Page 4: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

9. Hormat penulis kepada kakak sepupuku AA Deni yang sedang menyelesaikan

S2 di Malaysia dan sekeluarga di Sukabumi serta kepada keluarga besar H.

Deden dan Wa Empah di Sukabumi atas perhatian dan do’a yang selalu

diberikan kepada penulis.

10. Teman-temanku dirumah bang Ipul, Dian, Iwan, Ahmad, bang Fadli dan

teman-temanku lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan dan menjadi penghibur dikala penulis sedang merasa

jenuh sehingga dapat memberikan semangat dan inspirasi kembali.

11. Sahabat-sahabatku yang terbaik di kampus UIN Syahid, Try Sari, Malik

Ibrahim, H. Fauzan H, Dedy Akmadi, Syatria Rahman, Ibnu Said, Muisah,

Tety Mariwati, Muhandi, dan sahabatku lainnya mahasiswa Jurusan

Perbankan Syariah angkatan 2002, terutama kelas D maaf tidak bisa

menyebutkan namanya satu persatu tetapi memori terindah bersama tidak

akan pernah terlupakan.

12. Untuk Istriku yang tersayang Rahmatiyah, Akbar dan sekeluarga terima kasih

atas segala perhatian, pengertian dan spirit secara lahir batin serta do’a yang

telah diberikan kepada penulis. Ya Allah limpahkanlah rahmat, inayah dan

hidayah-Mu baginya.

13. Boy Nunumete Sebagai Manager Operasional dan Samuel sebagai Asisten

Manejer Transjakarta Busway yang telah mengizinkan penulis untuk tidak

masuk kerja karena untuk menyelesaikan skripsi ini, serta Teman-temanku di

tempat kerja Transjakarta Busway, Ridho, Ronald & Koko sebagai Spv,

Page 5: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Babay, Haryo, Hendri, Dani, Eemaa, Yani, Dian, Rani Tati dan teman-teman

tiketingku lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan serta waktunya untuk menggantikan kerja dikala

penulis ada keperluan didalam menyelesaikan skripsi ini dan menjadi

penghibur dikala penulis sedang merasa jenuh sehingga dapat memberikan

semangat dan inspirasi kembali.

14. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan umum UIN, perpustakaan Syariah,

atas kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi

yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

15. al-Mukarram Habib Husein Al-Haddad di Depok dan Ust. Ridwan Shaleh di

Lenteng Agung yang banyak memberi dukungan, spirit, dan do’a kepada

penulis.

Akhirnya penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh

bantuan, pengorbanan dan amal baik yang telah kalian berikan semua, akan

mendapatkan balasan setimpal disisi Allah SWT.

عسىاهللاأنيهدينيويهديکمإلىحسنسبيله،جزاکماهللاخيراکثيرا

Jakarta, Maret 2008 M 1429 H

Penulis

Page 6: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................

viii ..................................................................................................

Bab I PENDAHULUAN

1. ............................................................................................ Latar

Belakang Masalah ...................................................................................... 1

2. ............................................................................................ Rum

usan Masalah.............................................................................................. 4

3. ............................................................................................ Tuju

an Penelitian ............................................................................................... 5

4. ............................................................................................ Meto

de Penelitian .............................................................................................. 6

5. ............................................................................................ Siste

matika Penulisan. ....................................................................................... 8

Bab II TINJAUAN TEORITIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH

1. Pembiayaan Pada Bank Syariah……………………………...... …10

1.1 Pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts……….... …12

Page 7: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

1.2 Pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts…….... …14

2. Manajemen Risiko Bank Syariah……………………………… 16

2.1 Pengertian Manajemen Risiko…………………………….. 16

2.2 Risiko Menurut Pandangan Islam…………………………. 19

2.3 Teknik Mengidentifikasi Risiko…………………………… 21

2.4 Jenis-jenis Risiko Bank Syariah…………………………… 24

3. Mekanisme Pembiayaan Murabahah………………………….. 30

3.1 Murabahah Dalam Wacana Fiqih…………………………. 30

3.2 Praktek Murabahah Dalam Sistem Perbankan Syariah……. 33

3.3 Peranan Bank Syariah Dalam Murabahah Sebagai Penyandang

Dana Bukan Penjual………………………………………... 40

4. Prinsip Dalam Analisis Pembiayaan di Bank Syariah………….. 41

Bab III Profil Bank Syariah Muamalat

1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Bank Syariah

Muamalat….. 44

2. Visi dan

Misi……………………………………………………. 46

3. Produk-produk

Bank…………………………………………… 47

4. Struktur

Organisasi……………………………………………... 54

Page 8: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Bab IV Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah

Muamalat

1. Proses Manajemen Risiko Pada Bank Syariah…………………..

58

1.1 Proses Penilaian Risiko Pada Bank Syariah……………….. 58

1.2 Proses Pengelolaan Risiko Terhadap Risiko Pembiayaan

Murabahah Pada Bank Syariah

Muamalat………………………………………………….. 65

1.3 Proses Pengelolaan Risiko Operasional

…………...…………………….…………………………. 77

1.4 Proses Evaluasi dan Pengawasan…………………………. 78

2. Pengelolaan Pembiayaan Bermasalah Pada Bank

Syariah Muamalat……………………………………………… 80

Bab V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 86

B. Saran........................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

89

LAMPIRAN........................................................................................................... 91

Page 9: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Cutomer Risk Rating (CRR)……………………………………… 60

Tabel 4.2 Industry Rating (Rating Industri)………………………………… 61

Tabel 4.3 Rating Jaminan atas RasioPemenuhan Jaminan (RPJ)…………… 62

Tabel 4.4 Matriks Kombinasi CRR dan RPJ Untuk penentuan

Customer Credit Rating…………………………………………… 63

Tabel 4.5 Customer Credit Rating (CCR)…………………………………… 63

Tabel 4.6 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna

Bank MuamalatTahun 2004 ……………………………………... 68

Tabel 4.7 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat Tahun 2004

…………………………………………………….……………… 69

Tabel 4.8 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna

Bank MuamalatTahun 2005 ……………………………………... 70

Tabel 4.9 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat Tahun 2005

…………………………………………………….……………… 71

Tabel 4.10 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna

Bank MuamalatTahun 2006 ……………………………………... 72

Tabel 4.11 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat Tahun 2006

…………………………………………………….……………… 73

Page 10: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Tabel 4.12 Nilai Kredit Rasio KAP

…………………………………………………….……………… 75

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Akad-akad dalam Bank Syariah………………………………… 12

Gambar 2.2 Siklus risiko industri……………………………………………. 27

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank Syariah Muamalat............................... 54

Gambar 4.1 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di

Bank Syariah Muamalat…………………………………………. 83

Page 11: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan jasa pengiriman uang. DiDalam

sejarah perekonomian kaum muslimin, fungsi-fungsi bank telah dikenal sejak zaman

Rasulullah SAW. Fungsi-fungsi tersebut adalah menerima titipan harta,

meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta

melakukan pengiriman uang.1

Pengertian bank menurut Undang Undang Perbankan No. 10 tahun 1998

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Sedangkan Bank

syariah adalah bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah, yang mengacu

kepada al-Qur’an dan Hadits Nabi2, artinya bahwa Bank Syariah secara operasional

dan teoritis mengikuti ketentuan-ketentuan Syariah yang terkandung di dalam al-

Qur’an dan Hadits Nabi, yaitu tata cara bermuamalah secara Islami.

1 Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, (Jakarta : Karim Business

Consulting, 2001), h. 1 2 Karnaen Purwaatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,

(Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Prima Yasa), cet.ke-1, h.1

Page 12: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Fatwa MUI tentang pengharaman bunga (interest) bank beberapa waktu lalu

telah mampu menimbulkan optimisme yang cukup besar mengenai peranan dan

prospek bank syariah dimasa depan. Bank syariah telah menjadi alternatif rasional di

luar bank konvensional. Apabila bank konvensional beroperasi dengan sistem bunga

(interest), maka bank syariah bekerja berdasarkan prinsip dasar rela sama rela atau

suka sama suka (an taraddin minkum) dan tidak ada boleh pihak yang menzalimi dan

dizalimi. Inilah mengapa bank syariah menjadi solusi yang tepat di tengah krisis

moneter dan keuangan yang mengglobal sekarang ini.

Salah satu fungsi utama bank syariah adalah menyalurkan dana. Penyaluran

dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang

membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan

yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga keuangan Islami adalah pembiayaan

dengan sistem bagi hasil. Praktik bagi hasil ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan,

yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Jenis pembiayaan

lainnya adalah terkemas dalam pembiayaan berakad atau sistem jual beli, yaitu

pembiayaan murabahah, bai as-salam dan bai isthisna’.3

Dari jenis pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah, pembiayaan

murabahah merupakan pembiayaan dengan porsi terbesar. Dari data yang ada pada

Bank Indonesia, pembiayaan skim murabahah atau jual beli persentasenya mencapai

3 Muhamad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : 2002, h. 259

Page 13: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

66,47%, mudharabah 17,97%, sementara sisanya adalah pembiayaan istishna dan

pembiayaan lainnya sebesar 2,73% dan 1,77%.4

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan berbasis Natural Certainty

Contracts (NCC), yaitu kontrak atau akad dalam bisnis yang memberikan kepastian

pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)-nya. Karena itu,

skim ini menjadi pilihan oleh mayoritas bank syariah sekarang ini. Walaupun

demikian, bukan berarti pembiayaan ini tidak berisiko.

Yang membedakan pembiayaan ini dengan bank konvensional adalah margin

keuntungan bank yang tidak didasarkan atas fluktuasi bunga pasar, sehingga cash

flow-nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua

belah pihak yang bertransaksi di awal akad, sehingga tidak akan berubah hingga

pengembalian pembiayaan tersebut selesai. Karena itu, jika bank melakukan

kesalahan analisa dalam menyalurkan pembiayaan, seperti penentuan jangka waktu

maupun pricing yang akan diberikan kepada nasabah, maka hal ini akan dapat

menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga (DPK).

Disinilah pentingnya fungsi manajemen risiko bagi bank syariah. Walaupun

demikian, dalam pandangan syariah, risiko tetap merupakan sesuatu yang lazim yang

ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian dan dianggap sebagai sunatullah (hukum

alam yang Allah tetapkan), sehingga itu merupakan suatu konsekuensi yang logis atas

dibuatnya suatu pilihan.

4 Bank Indonesia. “Laporan Indikator Perkembangan Perbankan Syariah”, Jakarta : Bank Indonesia, Desember 2004

Page 14: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Hal inilah yang akan dianalisa lebih lanjut oleh penulis, karena dengan

semakin banyaknya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah, tentunya juga

mempunyai risiko yang apabila dikelola kurang baik akan membahayakan

perkembangan bank syariah itu sendiri. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut,

Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan ingin menuangkannya dalam

bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul, “EVALUASI MANAJEMEN

RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH

MUAMALAT INDONESIA”.

B. Rumusan Masalah

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang dicirikan dengan

adanya penyerahan barang di awal akad dan pembayaran kemudian, baik dalam

bentuk angsuran maupun dalam bentuk lump sum (sekaligus). Dengan demikian,

pemberian pembiayaan murabahah dengan jangka waktu panjang akan menimbulkan

potensi risiko tidak bersaingnya bagi hasil kepada dana pihak ketiga.

Selain itu, risiko-risiko seperti pembayaran yang tertunda (default risk), risiko

industri (industry risk), market risk (seperti kenaikan nilai tukar mata uang dan

kenaikan suku bunga) maupun potensi lainnya yang berasal dari manajemen bank

syariah itu sendiri, harus juga menjadi perhatian khusus bagi bank syariah dalam me-

manage risiko-risiko tersebut, sehingga setiap pembiayaan yang dikeluarkan bisa

lebih kompetitif dibanding kredit di perbankan konvensional.

Page 15: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Secara empiris belum banayak kajian yang membahas detail mengenai hal ini.

Oleh karena itu, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana proses manajemen risiko pembiayaan murabahah pada Bank

Syariah Muamalat Indonesia?

2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan Bank Syariah Muamalat Indonesia

dalam pengelolaan risiko-risiko terkait dengan pembiayaan murabahah?

3. Langkah-langkah dan solusi apa saja yang akan dilakukan Bank Syariah

Muamalat Indonesia dalam penanganannya terhadap penyelesaian

pembiayaan bermasalah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan ini adalah :

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menjelaskan langkah-langkah Bank Syariah Muamalat dalam

pengelolaan risiko-risiko terkait dengan pembiayaan murabahah.

b. Untuk mengetahui langkah-langkah dan solusi apa saja yang akan

dilakukan Bank Syariah Muamalat terhadap penyelesaian pembiayaan

murabahah bermasalah.

Page 16: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Manfaat Penulisan ini adalah :

a. Menambah wawasan keilmuan tentang manajemen risiko pembiayaan

murabahah pada Bank syariah Muamalat

b. Memberi masukan yang bermanfaat dalam menentukan langkah

selanjutnya kearah yang lebih baik

c. Menambah dan melengkapi koleksi yang telah ada tentang perbankan

syariah khususnya mengenai manajemen risiko pembiayaan murabahah

pada bank syariah

D. Metode Penulisan

1. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada Bank Syariah Muammalat Indonesia

berlokasi di. Jl. Beringin Raya No. 30 Karawaci Baru, Tangerang.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan (library

research), penelitian lapangan (Field Research)

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Untuk Penelitian Perpustakaan (Library Research), dengan

mengumpulkan data dari berbagai literatur yang ada, seperti buku-buku

Page 17: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

sumber, dokumen-dokumen bank, makalah, serta tulisan lain yang

berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

b. Untuk Penelitian Lapangan (Field Research) yang menjadi data sekunder

dilakukan penulis sebagai pelengkap data dalam hasil penulisan kelak.

Teknik pengambilan data, yaitu :

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke lapangan

dengan mendatangi nara sumber yakni PT. Bank Syariah Muammalat. Hal ini

guna mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian berkaitan

dengan penerapan Evaluasi Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada

Bank Syariah Muamalat.

b. Wawancara

Penulis mengadakan wawancara dengan tokoh lembaga/para fungsionaris Bank

Syariah Muammalat yang dianggap berkompeten dan representatif dengan

masalah yang dibahas untuk memperoleh informasi mengenai Evaluasi

Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Muamalat.

c. Teknik Dokumentasi (study kepustakaan)

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan data-data/laporan yang

didapat dari Bank Syariah Muammalat dan laporan lainnya yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

Page 18: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Metode analisa data :

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teknik deskriptif-analitis-

evaluatif yaitu dengan menjabarkan data yang diperoleh dari observasi maupun

wawancara dilapangan, kemudian dengan berpedoman pada sumber tertulis

sebagai langkah konfirmasi mengenai data yang diperoleh dari penelitian

lapangan.

3. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan adalah menunjuk pada Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : UIN

Jakarta Press, 2002, cet. Ke-2.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam karya ilmiah skripsi, penulis

membagi menjadi menjadi lima bab, yaitu :

Bab I, Pendaluhuan, yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan pasalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II, Tinjauan teoritis manajemen risiko pembiayaan murabahah. dalam bab

ini di bahas tinjauan teoritis mengenai konsep manajemen bank

syariah, dimulai dengan pembahasan mengenai urgensi pelarangan

Page 19: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

riba, profit sharing sebagai karakteriatik dasar bank syariah, perbedaan

bank syariah dengan bank konvensional, dan jenis-jenis pembiayaan

pada bank syariah. Dalam ini juga akan menguraikan tinjauan umum

mengenai risiko. Selain itu, dibahas pula mengenai bagaimana

mekanisme pembiayaan murabahah dan prinsip analisis pembiayaan di

bank syariah

Bab III, Profil Bank Syariah Muamalat Indonesia terdiri dari, sejarah singkat

dan perkembangan Bank Syariah Muamalat Indonesia, visi dan misi,

produk-produk dan struktur organisasi Bank Syariah Muamalat

Indonesia

Bab IV, Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan bank

syariah dalam me-manage risiko yang terkait dengan pembiayaan

murabahah. Proses yang akan dilakukan adalah proses penilaian risiko

pada Bank Syariah, proses pengelolaan risiko pembiayaan murabahah

pada Bank Syariah Muamalat dan yang terakhir proses evaluasi dan

pengawasan.. Dan yang terakhir membahas mengenai teknik

penanganan bank syariah dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah.

.

Bab V, Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Page 20: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

MURABAHAH

1. Pembiayaan Pada Bank Syariah

Dari segi ada atau tidaknya adanya kompensasi (keuntungan), fiqih muamalat

membagi lagi akad pada bank syariah menjadi dua bagian, yakni akad tabarru’ dan

akad tijarah/mu’awadah.5

Akad tabarru’ (gratuitous contract) adalah segala macam perjanjian yang

menyangkut non-for profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada

hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil melainkan

akad untuk mencari keuntungan akhirat. Dalam akad tabarru’ (tabarru’ berasal dari

kata birr dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan), pihak yang berbuat kebaikan

tersebut tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan

dari akad tabarru’ adalah dari Allah SWT, bukan dari manusia. Namun demikian,

pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya untuk

sekedar menutupi biaya (cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan

akad tabarru’ tersebut. Namun ia tidak dapat boleh sedikit pun mengambil laba dari

akad tabarru’ itu. Contoh akad-akad tabarru’ adalah qard, rahn, hiwalah, wakalah,

kafalah, wadi’ah, hibah, waqf, shadaqah, hadiah, dan lain-lain.6

5 Karim, Adiwarman, Ir, S.E, M.B.A, M.A.E.P, “Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan”, Edisi Ketiga, Jakarta : Rajawali Press, 2004, h. 66 6 Ibid

Page 21: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Berbeda dengan akad tabarru’, akad tijarah (compensational contract) adalah akad-

akad yang menyangkut for profit transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan

tujuan mencari keuntungan, karena itu bersifat komersil.

Contoh akad tijarah adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-menyewa, dan lain-

lain. Dari akad inilah kemudian muncul dua kelompok besar dalam konsep

pembiayaan, yang dibagi berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperolehnya,

yaitu Natural Certainty Contracts dan Natural Uncertainty Contracts. Hal inilah

yang akan dibahas lebih lanjut.7

7 Ibid h. 70

Page 22: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Gambar 2.1 Akad-akad dalam Bank Syariah

Sumber : Karim, Adiwarman, “Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan”, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada 2004 1.1 Pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts (NCC)

Pembiayaan berbasis Natural Certainty Contracts (NCC) yaitu kontrak/akad

dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah

Wa’ad

Akad

Tabarru’ Not for profit transaction

Tijarah For profit transaction

Natural Certainty Contracts

Natural Uncertainty Contracts

1. Qard 2. Wadi’ah 3. Wakalah 4. Kafalah 5. Rahn 6. Hibah 7. Waqf 1. Murabahah

2. Salam 3. Istishna 4. Ijarah

1. Musyarakah (wujuh, inan, abdan, mufawadah, mudharabah)

2. Muzara’ah 3. Musaqah 4. Mukhabarah Teori

Pertukaran

Teori Percampuran

Page 23: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

(amount) maupun waktu (timing)-nya. Cah flow-nya bias diprediksi dengan relatif

pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi diawal akad,

baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price) dan waktu

penyerahannya (time of delivery). Jadi, kontrak ini secara “sunatullah” (by their

nature) menawarkan return yang tetap dan pasti. Yang termasuk kategori ini adalah

kontrak-kontrak jual-beli, upah-mengupah, sewa-menyewa, dan lain-lain, yakni

sebagai berikut :

a. Akad Jual-Beli (Al-Bai’. salam, dan Istishna’)

b. Akad Sewa-Menyewa (Ijarah dan IMBT).8

Dalam akad-akad diatas, pihak-pihak yang bertransaksi saling

mempertukarkan asetnya (baik real assets maupun financial assets). Jadi

masing-masing pihak tetap berdiri sendiri (tidak saling bercampur membentuk

usaha baru), sehingga tidak ada pertanggungan risiko bersama. Juga tidak ada

percampuran aset si A dengan asset si B. yang ada misalnya adalah si A

memberikan barang ke B, kemudian sebagai gantinya B menyerahkan uang

kepada A. disini barang ditukarkan dengan uang, sehingga terjadilah kontrak

jual-beli (al-Bai’).

Dalam jual-beli murabahah , sipenjual menyatakan dengan terbuka

kepada si pembeli mengenai tingkat keuntungan yang diambilnya.

Bentuk jual-beli lainnya adalah salam. Dalam jual-beli jenis ini, barang

yang ingin dibeli biasanya belum ada (misalnya masih harus diproduksi). Dalam 8 Ibid h. 72

Page 24: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

jual-beli salam, uang diserahkan sekaligus dimuka sedangkan barangnya

diserahkan diakhir periode pembiayaan.

Bentuk jual-beli selanjutnya adalah istishna’. Akad ini sebenarnya adalah

akad salam yang pembayaran atas barangnya dilakukan secara cicilan selama

periode pembiayaan (jadi tidak dilakukan secara lump-sum diawal).

Sedangkan untuk sewa-menyewa dikenal ada dua jenis yaitu ijarah dan

IMBT. Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik itu jasa atas barang

maupun jasa atas tenaga kerja. Pada ijarah tidak terjadi perpindahan kepemilikan

objek ijarah. Objek ijarah tetap menjadi milik yang menyewakan. Perbedaan

yang paling utama dengan IMBT (Ijarah Muntahia bittamlik) adalah adanya

perpindahan kepemilikan objek pada akhir periode peminjaman.

1.2 Pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC)

Pembiayaan berbasis Natural Uncertainty Contracts (NUC) adalah

kontrak/akad dalam bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return),

dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)-nya. Tingkat return-nya bisa

positif, negatif atau nol. Dalam NUC, pihak-pihak yang bertransaksi saling

mencampurkan asetnya (baik real asset maupun financial asset) menjadi satu

kesatuan, dan kemudian menanggung risiko secara bersama-sama untuk mendapatkan

keuntungan. Yang termasuk dalam kontrak ini adalah kontrak-kontrak investasi.

Kontrak investasi ini secara “sunatullah” tidak menawarkan return yang tetap dan

pasti. Jadi sifatnya tidak fixed and predetermined.

Page 25: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Contoh-contoh NUC adalah sebagai berikut:

a. Musyarakah (wujuh, ’inan, abdan, mufawadah, dan mudharabah)

b. Muzara’ah (kerjasama antara pemilik lahan dengan penggarap dimana

benih berasal dari pemilik lahan, dan pembagian keuntungan sesuai

dengan kesepakatan bersama).

c. Mukharabah (sama seperti muzara’ah, hanya benihnya berasal dari

penggarap).

d. Musaqah (muzara’ah yang lebih sederhana, dimana penggarap hanya

bertanggung jawab pada penyiraman dan pemeliharaan).

Akad musyarakah (atau disebut juga syirkah) mempunyai lima variasi,

yakni: mufawadah, ‘inan, wujuh, abdan, dan mudharabah. Dalam syirkah

mufawadah, para pihak yang berserikat mencampurkan modal dalam jumlah

yang sama. Sedangkan pada syirkah ‘inan, para pihak yang berserikat

mencampurkan modal dalam jumlah yamg tidak sama. Sedangkan dalam

syirkah wujuh, terjadi percampuran antara modal dengan reputasi/nama baik

seseorang (wujuh, bersal dari kata bahasa Arab yang berarti wajah atau

reputasi).

Bentuk syirkah selanjutnya adalah syirkah abdan, dimana terjadi

percampuran keahlian/keterampilan dari pihak-pihak berserikat. Misalnya,

ketika konsultan perbankan syariah bergabung dengan konsultan information

technologi untuk mengerjakan proyek system informasi Bank Syariah XYZ.

Dalam syirkah ini, tidak terjadi percampuran modal (dalam arti uang), tetapi

Page 26: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

yang terjadi adalah percampuran keahlian/keterampilan dari pihak-pihak yang

berserikat.9

Sedangkan Bentuk syirkah yang terakhir adalah syirkah mudharabah.

Dalam syirkah ini, terjadi percampuran antara modal dengan jasa

(keahlian/keterampilan) dari pihak-pihak yang berserikat. Ada dua pihak yang

berserikat yaitu penyandang dana (shahibul mal) dan pihak yang menjadi

pelaksana/pengelola (mudharib).

Perbadaan antara natural certainty contracts (NCC) dengan natural

uncertainty contracts (NUC) ini sangat penting. Karena keduanya memiliki

karakteristik khas yang tidak boleh dicampuradukkan. Bila natural certainty

contracts diubah menjadi uncertain, terjadilah gharar (ketidakpastian). Dengan

kata lain, kita mengubah hal-hal yang sudah pasti menjadi tidak pasti.

Demikian pula sebaliknya, yakni bila natural uncertainty contracts diubah

menjadi certain, maka terjadilah riba nasiah. Artinya, kita mengubah hal-hal

yang seharusnya tidak pasti menjadi pasti. Kedua hal diatas jelas telah

melanggar “sunatullah”.

2. Manajemen Risiko Bank Syariah

2.1 Pengertian Manajemen Risiko

Berdasarkan bahasa, risiko mempunyai makna akibat yang kurang

menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan 9 Ibid h.75

Page 27: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

sedangkan manajemen Risiko berarti upaya untuk mengurangi dampak dari unsur

ketidak pastian. Apabila kata-kata diatas ditambahkan dengan kata investasi dan

pembiayaan, menjadi risiko investasi dan pembiayaan, akan memberikan makna

akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu

transaksi investasi dan pembiayaan. Dengan demikian manajemen risiko investasi

dan pembiayaan berarti upaya untuk mengurangi dampak dari unsur

ketidakpastiaan dan potensi yang menimbulkan kerugian finansial dari transaksi-

transaksi investasi dan pembiayaan.10

Ir. Adiwarman A. Karim (2004) dalam bukunya Bank Islam menjelaskan

risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang

dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan

(unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan

bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan

dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya,

bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan

risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau yang biasa disebut sebagai

manajemen risiko.11

10 Surbakti, Muhamad Syarif, “Manajemen Risiko Perbankan Syariah” (PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.)”, Jakarta : 2004, h. 9-10 11 Karim, Adiwarman, Ir, S.E, M.B.A, M.A.E.P, op.cit, h. 255

Page 28: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

D. Borge mendefenisikan manajemen risiko sebagai suatu tindakan

dengan penuh pertimbangan untuk menghilangkan keanehan-keanehan demi

kepentingan kita, meningkatkan hasil yang baik dan mengurangi hasil yang buruk.

Sementara itu, Culp menyebutkan definisi umum manajemen risiko adalah

proses dimana seseorang mencoba untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang

dihadapinya adalah risiko-risiko yang diyakininya untuk dan ingin dihadapi

dengan tujuan untuk mencapai apa yang diinginkannya.12

Berdasarkan terminologi, beberapa pakar mengungkapkan manajemen

risiko dengan berbagai penekanan yang berbeda, tetapi secara umum mempunyai

makna inti yang relatif sama dengan pengertian berdasarkan bahasa diatas.

Sebenarnya pengertian manajemen risiko bersifat umum, namun dapat dipahami

secara khusus untuk aspek manajemen risiko investasi dan pembiayaan pada

perbankan syariah.

Dari berbagai uraian diatas mengenai definisi manajemen risiko, dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen risiko investasi dan pembiayaan

merupakan suatu tindakan mengidentifikasi risiko-risiko investasi dan

pembiayaan yang ada secara terencana dan terukur, dan mempersiapkan berbagai

pendekatan untuk mengendalikannya agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan

tercapai.

12 Surbakti, Muhamad Syarif, op.cit 13

Page 29: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2.2 Risiko Menurut Pandangan Islam

Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan

(kerugian) dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak.

Hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan

untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan.

Allah berfirman dalam surat Al Hasyr (59) ayat 18 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok

(masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang engkau kerjakan.”

Dalam al-Qur’an, surat Yusuf (12) ayat 43-49, Allah juga

menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapi

kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang

pertanyaan raja Mesir tentang mimpinya kepada Nabi Yusuf, dimana raja Mesir

bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor

Page 30: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

sapi yang kurus, dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah

serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah.

Nabi Yusuf dalam hal ini menjawab supaya kamu bertanam tujuh tahun

dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan

datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan

untuk menghadapi masa sulit tersebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.

Sangat jelas dalam ayat ini kita dianjurkan untuk berusaha menjaga

kelangsungan kehidupan dengan memproteksi kemungkinan terjadinya kondisi

yang buruk. Dan sangat jelas ayat-ayat diatas menyatakan bahwa Allah

menganjurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan

dengan sistem proteksi.

Dalam suatu riwayat hadits dikemukakan ketika harga-harga

melambung tinggi dan orang-orang mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW,

“Wahai Rasulullah, tentukanlah harga untuk kami”, beliau menjawab :

“Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga, yang menekan, yang

melapangkan, dan yang memberi rezeki. Saya ingin bertemu Allah sedang tidak

ada seorang pun dari kamu yang menuntut saya karena suatu kezaliman baik

mengenai masalah darah maupun masalah harta.” (Diriwayatkan oleh Abu daud,

Tirmizi, Ibnu Majah, ad-Daimi dan Abu Ya’la).13

Dengan hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa campur tangan

penguasa atau pihak manapun yang berkepentingan atas kebebasan seseorang 13 Qardawi, Yusuf, DR, “Halal dan Haram”, Robbani Press, Indonesia : 2001, h. 293

Page 31: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

(mekanisme pasar) tanpa ada alasan yang mendesak adalah suatu kezaliman,

sehingga beliau ingin bertemu Allah dalam keadaan bebas dari tanggung

jawabnya. Kondisi ini menghindari terjadinya risiko kesewenangan pihak tertentu

didalam menentukan harga barang-barang yang tentunya akan menzalimi pihak

konsumen.14

Dari beberapa contoh nash diatas, terlihat bahwa Islam sangat memperhatikan

fungsi manajemen risiko dan syariat Islam sangat kental dengan kultur

manajemen risiko., demi kemashlahatan manusia itu sendiri. Demikian juga

halnya bagi perbankan syariah harus selalu menjalankan fungsi manajemen risiko

karena sudah merupakan sunatullah dan keharusan relijius. Maka, sudah menjadi

karakter dan kultur yang inheren bagi perbankan syariah untuk mengembangkan

dan mengaplikasikan fungsi manajemen risiko didalam mengelola amanah

finansial yang diembannya sehingga tidak menimbulkan kerugian finansial yang

tidak perlu terjadi bagi pihak mudharib maupun shahibul mal. Permasalahan yang

muncul kemudian adalah manajemen risiko yang bagaimana harus dikembangkan

dan diaplikasikan oleh perbankan syariah agar sesuai dengan akar syariah itu

sendiri, yaitu Islam. Pengembangan sistem manajemen risiko yang Islami akan

mengacu kepada kaidah fiqh muamalah, yaitu semuanya boleh sepanjang terdapat

nash yang melarangnya.

2.3 Teknik Mengidentifikasi Risiko

14 Surbakti, Muhamad Syarif, op.cit, h. 7

Page 32: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Identifikasi risiko yang dilakukan bank Islam tidak hanya mencakup

berbagai risiko yang ada pada bank-bank pada umumnya, melainkan juga meliputi

berbagai risiko yang khas hanya ada pada bank-bank yang beroperasi berdasarkan

prinsip syariah.15

Menurut Emmett J. Vaughan dalam bukunya “Risk Management”, ada

empat (4) teknik dalam mengidentifikasikan risiko16 :

1. Orientation

Pada tahap awal ini, identifikasi risiko dilakukan dengan cara mengenal lebih

dekat dengan organisasi dan teknik pelaksanaan operasional suatu perusahaan.

Manajer risiko harus mengetahui secara cermat mengenai informasi tersebut,

seperti perkembangan terakhir kondisi perusahaan, kemampuan perusahaan

dalam meraih laba, maupun hubungan perusahaan dengan pihak lain seperti :

investor, supplier, dan lainnya.

2. Analysis of documents

Dokumen yang wajib dianalisa adalah:

• Laporan keuangan terakhir

• Flowchart operasional internal perusahaan, apakah sudah memenuhi

standar (Standar Operational Procedures)?

• Kebijakan perusahaan, analisa dilakukan dengan memeriksa kontrak-

kontrak yang dahulu pernah dilakukan oleh perusahaan 15 Karim, Adiwarman, Ir, S.E, M.B.A, M.A.E.P, op.cit, h. 256 16 Vaughan, Emmett j., “Risk Management”, United States of America : John Wiley & Sons, Inc, 1997, h. 113

Page 33: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

• Loss Report, laporan ini berisi kerugian-kerugian yamg pernah dialami

oleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Kerugian yang

dimaksud bukan saja kerugian yang di-cover oleh asuransi saja, tetapi

semua jenis kerugian yang pernah dialami oleh perusahaan.

• Selain itu, perlu juga diperiksa dokumen-dokumen lainnya yang

berhubungan dengan risk planning yang pernah dilakukan oleh

perusahaan

3. Interview

Bagian penting lainnya adalah dengan mewawancara dengan pihak-pihak

kompeten dengan bisnis perusahaan (seperti: Manajer Operasional, Manajer

Keuangan, Konsultan Hukum, Manajer Sumber Daya Manusia, Supervisor,

pihak di Divisi Pembelian dan Penjualan, hingga wawancara dengan

pekerja/karyawan). Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi yang detail

mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sehingga, risiko yang dihadapi

nantinya bisa lebih mudah untuk diantisipasi.

4. Inspection

Tahap ini dilakukan dengan cara menginspeksi secara langsung kondisi alat

atau property perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasinya. Dari

inspeksi ini diharapkan dapat diketahui mengenai possible loss yang mungkin

akan dialami perusahaan dalam kegiatan operasinya.

Page 34: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2.4 Jenis-jenis Risiko Bank Syariah

Sebagaimana juga dialami bank konvensional, pengalaman perbankan

syariah dalam menghadapi berbagai jenis banking risk juga kerap terjadi.karena

bahasan pada penelitian ini adalah pembiayaan murabahah, maka risiko yang dibahas

merupakan hasil penelitian di Bank Syariah Muamalat yang terkait dengan

pembiayaan murabahah. Risiko-risiko tersebut dibagi menjadi dua faktor yaitu risiko

terkait dengan faktor internal dan faktor-faktor eksternal bank syariah.

Risiko terkait dengan Faktor Internal (Internal Factor)

Dari hasil penelitian Bank Syariah Muamalat, ada beberapa faktor internal

(manajemen bank syariah) yang bisa diidentifikasi dapat menimbulkan risiko pada

pembiayaan murabahah, antara lain:

1. Faktor Manajemen (management risk) bank syariah itu sendiri.

- Risiko yang dihadapi karena adanya ketidakmampuan manajemen dalam

melakukan analisa pembiayaan. Seperti ketidakmampuan manajemen bank

dalam menilai karakter nasabah (character), menilai kelayakan (capacity)

usaha calon nasabah, kemampuannya dalam menjalankan usaha dan

hambatannya (constraints), dan yang terakhir dimungkinkan adanya salah

penilaian dalam penentuan jaminan (collateral) yang harus diberikan nasabah

kepada bank.

Page 35: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

- Kurang cermatnya pihak bank dalam mengantisipasi adanya perubahan

kebijakan moneter maupun adanya pengaruh ekonomi luar negeri.

2. Pricing risk

Pricing risk adalah risiko-risko yang berhubungan dengan penetapan harga

dan jangka waktu pembiayaan. Bila risiko ini tidak diperhatikan secara hati-

hati maka risiko ini akan memunculkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil

kepada dana pihak ketiga. Karena faktor penentuan harga akan sangat

berpengaruh kepada pendapatan bank, sedangka faktor penentuan jangka

waktu pembiayaan akan berpengaruh pada likuiditas bank.

Oleh karena itu, bank dapat menentukan jangka waktu maksimal untuk

pembiayaan murabahah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini17:

a. Tingkat keuntungan (marjin) saat ini dan prediksi perubahannya

dimasa mendatang yang berlaku dipasar perbankan syariah (Direct

Competitor’s Market Rate - DCRM18). Semakin cepat perubahan

DCRM diperkirakan akan terjadi, semakin pendek jangka waktu

maksimal pembiayaan.

b. Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa

mendatang yang berlaku di pasar perbankan konvensional (Inderect

Competitor’s Market Rate - ICRM19). Semakin cepat perubahan ICRM

17 Karim, Adiwarman, Ir, S.E, M.B.A, M.A.E.P, op.cit, h. 264 18 DCRM adalah tingkat marjin keuntungan rata-rata perbankan syariah 19 ICRM adalah tingkat suku bunga rata-rata perbankan konvensional

Page 36: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

diperkirakan akan terjadi, semakin pendek pula jangka waktu

maksimal pembiayaan.

c. Ekspektasi Bagi Hasil kepada Dana Pihak Ketiga yang kompetitif di

pasar perbankan syariah (Expected Competitive Return for Investors -

ECRI20). Semakin besar perubahan ECRI diperkirakan akan terjadi,

semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.

Kedua hal diatas dapat memunculkan lagi risiko yang dinamakan

Operational risk, dimana karena lemahnya sistem operasional dan prosedur

bank syariah menyebabkan naiknya biaya operasional dan pada akhirnya

akan mengurangi laba usaha. Secara umum, kelemahan-kelemahan tersebut

akan menurunkan kinerja dan daya saing bank.

Risiko terkait dengan Faktor Eksternal (External Factor)

Selain faktor internal, ada juga faktor eksternal yang bisa diidentifikasi

menjadi faktor timbulnya risiko pada pembiayaan murabahah di Bank Syariah

Muamalat :

1. Risiko default (kelalaian), yang berasal dari nasabah, risiko ini dapat terjadi

karena beberapa hal, antara lain :

a. Nasabah tidak membayar atau terlambat melakukan pembayaran jumlah

pokok atau angsuran berikut marjinnya.

20 ECRI adalah target bagi hasil kompetritif yang diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga

Page 37: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

b. Nilai agunan atau kekuatan hukum agunan menjadi merosot, sehingga dapat

merusak kekuatan bank terhadap pengikatan agunan, atau harganya menjadi

jatuh. Misalnya:

Jatuhnya nilai mesin-mesin yang dijaminkan karena sudah tua, rusak

atau sengaja dikurangi nilainya.

Sebagian barang agunan berupa kendaraan sudah dikontrakkan oleh

nasabah dalam jangka waktu yang cukup panjang

c. Kemampuan usaha nasabah menurun karena alat produksinya mulai

ketinggalan zaman dan mulai tidak disukai oleh masyarakat.

d. Kekayaan bersih nasabah semakin menurun karena nasabah mulai terlibat

hutang-hutang dengan pihak lain.

e. Adanya beberapa persyaratan pinjam (loan covenants) yang tidak dipenuhi

oleh nasabah, baik karena tidak mampu, maupun karena memang mempunyai

itikad tidak baik.

2. Risiko Industri (Industry risk)

Risiko ini ditentukan oleh siklus industri seperti dibawah ini:

Gambar 2.2 Siklus risiko industri

Pelunasan utang bank

Pembelian alat produksi

Piutang perusahaan

Finished good

IV I

III II

Page 38: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Pada risiko industri, banyak hal yang harus diperhatikan dan diawasi oleh

pihak bank syariah: (kasus pembelian alat produksi)

• Mulai dari penyediaan raw material oleh supplier, apakah selama ini

supplier-nya berpengalaman dalam menyuplai barang? (tahap I)

• Kemudian pada divisi produksi, apakah tenaga kerjanya bagus dan

kompeten?; apakah mesin yang digunakannya sudah usang atau tidak

layak pakai? (tahap II)

• Ketika barang produksi telah menjadi finished goods, apakah tim

pemasaran perusahaan tersebut kredibel dalam melakukan distribusi

barang?; bagaimana pula dalam penentuan harga dan promosi terhadap

barangnya? (tahap III)

• Hingga pengelolaan piutang, apakah banyak kendala? (tahap IV)

3. Risiko Pasar (market risk), yaitu risiko kerugian pada posisi neraca dan

rekening administratif akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi

pasar.21 Risiko ini dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu karena forex risk,

interest dan fluktuasi harga komparatif:

a. Forex (foreign currency exchange) risk, yaitu risiko kerugian akibat

perubahan nilai tukar mata uang.

21 Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia No: 7/13/PBI/2005 tentang kewajiban penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah”

Page 39: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Apabila terjadi perubahan pada kurs mata uang asing terhadap rupiah pada

saat bank memiliki posisi mata uang asing yang kurang menguntungkan

dapat menimbulkan kerugian yang berdampak negatif terhadap kinerja

bank. Perubahan kurs juga dapat menimbulkan kerugian bagi debitur-

debitur bank yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing (sementara

sumber pengembaliannya berasal dari valuta rupiah). Ini juga berisiko bagi

bank, karena akan berdampak pada kemampuan pengembalian debitur atas

pinjamannya yang semakin menurun karena kenaikan kurs.

b. Interet risk, yaitu risiko karena kenaikan suku bunga pasar. Bila terjadi

kenaikan suku bunga pasar, maka bank tidak diperkenankan untuk

melakukan perubahan harga jual yang telah disepakati sebelumnya diawal

akad pembiayaan murabahah (fixed payment). Tingkat suku bunga yang

tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melakukan

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).

c. Fluktuasi harga komparatif

Hal ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank

membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual-beli

tersebut.

4. Disaster risk yaitu keadaan force majeur (bencana alam) yang dampaknya

sangat besar terhadap bisnis nasabah yang dibiayai bank, seperti bencana

sunami di Aceh. Bank syariah sendiri telah dapat mengantisipasinya dengan

Page 40: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

adanya pemberlakuan jaminan, bank mensyaratkan adanya asuransi bangunan

atau benda yang dijadikan jaminan.

3. Mekanisme Pembiayaan Murabahah

3.1 Murabahah Dalam Wacana Fiqih

Murabahah adalah suatu akad jual beli barang, dimana penjual menyebutkan

harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya

laba/keuntungan dalam jumlah tertentu. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan

oleh Rasulullah SAW. dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti

suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang

disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali

dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan

dalam nominal rupiah atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya.

Murabahah merupakan salah satu konsep Islam dalam melakukan perjanjian

jual beli. Konsep ini telah banyak digunakan oleh bank-bank dan lembaga-

lembaga keuangan Islam untuk pembiayaan modal kerja dan pembiayaan

perdagangan para nasabahnya.

Dalam bukunya Ir. Adiwarman Karim menjelaskan, jadi singkatnya

murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

margin (keuntungan) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.22 Keseluruhan

22 Karim, Adiwarman, Ir, S.E, M.B.A, M.A.E.P, op.cit, h. 113

Page 41: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

harga barang yang telah disepakati tersebut kemudian dibayar oleh pembeli

(nasabah) secara mencicil. Pemilikan (ownership) dari asset tersebut dialihkan

kepada nasabah (pembeli) secara proporsional sesuai dengan cicilan-cicilan yang

telah dibayar. Dengan demikian, barang yang dibeli berfungsi sebagai agunan

sampai seluruh biaya dilunasi. Selain itu, bila pada kenyataannya bank meminta

pula agunan tambahan dari nasabah, maka hal tersebut masih diperkenankan.

Dasar Hukum :

Al-Qur’an

Ayat-ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi

murabahah, adalah :

Surat An-Nisa’ : 29

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.”

Surat Al- Baqarah : 275

Page 42: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Artinya : “Dan Allah SWT telah menghalakan jual beli dan mengharamkan

riba.”

Al-Hadits

Hadits-hadits Rasulullah SAW yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi

murabahah, adalah :

E. أي الكسب اطيب ؟ قال عمل الر جل : عن رفاعة بن رافع رضي اهللا عنه ان النبي صلى عليه وسلم سئل) رواه البز ارو صححه الحاآم(بيده و آل بيع مبرور

“Dari Rafaah bin Rafie ra. Bahwa rasulullah SAW. Pernah ditanya pekerjaan

apakah yang paling mulia, Rasulullah SAW. Menjawab : pekerjaan seseorang

dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur” (HR. Al-Bazzar, Imam

Hakim mengkategorikan hadits ini “sahih”).

ثلاث : ان النبي صلى اهللا عليه وسلم قال عن صهيب رضى اهللا عنه الى أ جل ، والمقا رضة وخلط البر با الشعير : فيهن البر آة البيع )رواه ابن ماجه ، بإ سناد ضعيف(للبيت ال للبيع

“Dari sohib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Tiga hal yang dari dalamnya

terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, maqaradhah (mudharabah) dan

mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”

(HR. Ibnu Majah).

Page 43: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Ijma

“Umat Islam telah berkonsesus tentang keabsahan jual beli, karena manusia

sebagai anggota masyarakat selalu membutuhkan apa yang dihasilkan dan

dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, jual beli adalah salah satu jalan untuk

mendapatkannya secara sah. Dengan demikian maka mudahlah bagi setiap

individu untuk memenuhi kebutuhannya.”

Para ulama awal seperti Imam Malik dan Imam Syafi’I yang secara khusus

menyatakan bahwa penjualan murabahah sah, walaupun tidak menyebutkan

referensi dari hadits yang jelas. Ulama yang masyhur mulai mengungkapkan

pandangan mereka mengenai murabahah pada pada perempat pertama abad

kedua Hijriah, atau lebih. Karena nampaknya tidak ada acuan langsung

kepadanya dalam al-Qur’an atau dalam Hadits yang diterima umum, para ahli

hukum harus membenarkan murabahah berdasarkan landasan lain.

3.2 Praktek Murabahah Dalam Sistem Perbankan Syariah

Murabahah umunya diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian

barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri seperti melalui Letter

of Credit (L/C). skema ini paling banyak digunakan karena sederhana dan

menyerupai kredit investasi pada bank konvensional.

Bank-bank syariah pada umumnya menggunakan murabahah sebagai

metode utama pembiayaan, hampir tujuh puluh lima persen (75%) dari dana pihak

Page 44: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

ketiganya. Pada awal 1984, di Pakistan, pembiayaan keuangan jenis murabahah

berjumlah hampir delapan puluh persen (80%) dari seluruh investasi deposito PLS

(profit Loss Sharing). Sedangkan dalam kasus Bank Islam Dubai (DIB),

pembiayaan murabahah berjumlah delapan puluh dua persen (82%) dari seluruh

pembiayaan untuk tahun 1989. bahkan untuk Bank Pembangunan Islam, lebih

dari sepuluh tahun periode pembiayaan, tujuh puluh tiga persen (73%) seluruh

pembiayaan keuangan perdagangan luar negerinya berdasarkan pola murabahah.

Tujuan pembiayaan murabahah pada bank Islam23:

1. Bank dapat membiayai keperluan modal kerja nasabahnya untuk membeli:

a. Bahan Mentah

b. Bahan setengah jadi

c. Barang jadi

d. Stok dan persediaan

e. Suku cadang dan penggantian

2. Bank dapat pula membiayai penjualan barang atau jasa yang dilakukan oleh

nasabahnya. Termasuk didalamnya biaya produksi barang baik untuk pasar

domestik maupun di ekspor. Pembiayaan akan meliputi :

a. Biaya Bahan Mentah

b. Tenaga Kerja

c. Overhead cost 23 Muhammad, “Sistem & Prosedur Operasional Bank Islam”, Yogyakarta : UII press 2000, h. 25

Page 45: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

d. Marjin (keuntungan)

3. Nasabah dapat pula meminta bank untuk membiayai stok dan persediaan

mereka. Keperluan pembiayaan mereka ditentukan pada besarnya stok dan

persediaannya. Pembiayaan juga meliputi biaya bahan mentah, tenaga kerja

dan overhead.

4. Dalam hal ini nasabah perlu untuk mengimpor bahan mentah, barang setengah

jadi, suku cadang dan penggantian dari luar negeri menggunakan letter of

credit, bank dapat membiayai permintaan akan letter of credit tersebut dengan

menggunakan prinsip murabahah.

5. Nasabah yang telah mendapatkan kontrak, baik itu kontrak kerja maupun

kontrak pemasukan barang, dapat pula meminta pembiayaan dari bank. Bank

dapat membiayai keperluan ini dengan prinsip murabahah dan untuk itu bank

dapat meminta surat perintah kerja (SPK) dari nasabah yang bersangkutan.

Kondisi/syarat-syarat pembiayaan murabahah24:

Menurut perspektif Islam, pembiayaan murabahah adalah bentuk penjualan

karena itu kondisi murabahah sama dengan penjualan pada umumnya yang

meliputi :

1. Bank Islam memberitahu biaya modal kepada nasabah

2. Kontrak pertama harus sah

3. Kontrak harus bebas dari unsur riba

24 www.tazkiaonline.com, “Kondisi/Syarat-syarat dan Prosedur Pembiayaan Murabahah”

Page 46: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

4. Bank Islam harus memiliki dan menguasai barang komoditi tersebut

sebelum menjualnya kepada klien

5. Komoditi yang diperjual belikan harus halal

6. Bank Islam seharusnya mengungkapkan setiap cacat yang terjadi setelah

pembelian atas produk dan membuka semua hal yang berhubungan

dengan cacat

7. Bank Islam harus membuka semua ukuran yang berlaku bagi harga

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang

8. Jika syarat dalam 1, 6 atau 7 tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan:

a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya

b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan

c. Membatalkan kontrak

Prosedur pembiayaan murabahah25:

Pembiayaan murabahah dalam bank Islam harus mengikuti prosedur sebagai

berikut:

1. Klien meminta bank melalui form tertulis untuk membeli produk

tertentu, dimana klien akan melalui murabahah. Form tersebut berisi

tentang spesifikasi produk yang diminta, persyaratan dokumen, total nilai

produk, informasi tentang klien, pembagian laba dan sumber penawaran

produk,

25 Ibid

Page 47: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Bank Islam mempelajari form surat permohonan klien dari segala aspek

yang meliputi:

a. Mempelajari posisi klien, seperti jenis bisnis klien, situasi kredit

dan likuiditasnya.

b. Mempelajari produk dari segi ekonomi, gambaran situasi umum

pasar, yaitu jumlah penawaran dan permintaan produk.

c. Mempelajari metode penawaran pembelian, seperti biaya operasi

pembiayaan murabahah, jangka waktu perjanjian, laba

pembiayaan dan pembayaran angsuran pinjaman.

d. Meminta jaminan untuk melindungi hak bank dalam

mendapatkan kembali uangnya sesuai dengan waktu perjanjian.

3. Setelah memeriksa dan mengesahkan pembiayaan murabahah, bank

meminta pembeli untuk menandatangani kontrak perjanjian. Pada tahap

ini, biaya operasi pembiayaan murabahah dan penentuan pembagian laba

didiskusikan dan disepakati. Disamping itu bank Islam meminta pembeli

untuk membayar angsuran pertama harga murabahah. Bentuk paling

umum kontrak pembelian bank Islam disini adalah pernyataan oleh klien

bahwa klien akan menyelesaikan perjanjian pembeliannya ketika

diberitahukan oleh bank bahwa produk telah tersedia.

4. Setelah bank Islam membeli produk, kemudian bank Islam dan pembeli

menandatangani kontrak penjualan murabahah. Pada kontrak tersebut,

Page 48: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

biaya operasi yang sesungguhnya pembiayaan murabahah dan

keuntungan yang diperoleh bank harus diketahui.

5. Pembeli menerima produk.

Persyaratan pembiayaan (terms of conditions):

Semua permohonan untuk fasilitas murabahah harus memenuhi terms of

conditions sebagai berikut :

Persyaratan pembiayaan perusahaan26 :

1. Proposal/Surat Permohonan

a. Gambaran Umum Usaha

b. Rencana atau Prospek Usaha

c. Perincian Rencana Penggunaan Dana

d. Jumlah dan Jangka Waktu Penggunaan Dana

2. Legalitas

a. Surat Ijin Umum Perusahaan (SIUP)

b. Nomor Pokok Wajib Pajak

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

d. Akta Pendirian Perusahaan

e. Identitas Pengurus (KTP, NPWP, KK)

26 www.muamalatbank.com, “Persyaratan Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia”

Page 49: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

3. Laporan Keuangan

a. Neraca dua tahun terakhir

b. Rugi laba dua tahun terakhir

c. Data Persediaan terakhir

d. Data Penjualan tiga bulan terakhir

e. Copy Rekening Koran tiga bulan terakhir

4. Data Jaminan

5. Persyaratan lainnya akan diberitahukan kemudian

Persyaratan pembiayaan individual27 :

1. Ketentuan Umum

a. WNI

b. Usia 21-54 tahun (tidak melebihi usia pensiun)

c. Minimum pembiayaan Rp. 100.000.000,-

d. Jangka waktu maksimal 5 tahun

e. Masa kerja minimal 2 tahun

2. Dokumen yang dibutuhkan

a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan individual

b. Surat persetujuan suami/istri diatas materai

c. Fotokopi KTP suami/istri (2 buah)

d. Fotokopi Surat Nikah (1 buah) 27 Ibid

Page 50: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

e. Data Penghasilan Karyawan (Surat Keterangan/Rekomendasi dari

Perusahaan, Slip gaji asli 3 bulan terakhir, rekening Bank 3 bulan

terakhir, Surat Pernyataan dari Bendahara Gaji perusahaan yang

bersangkutan untuk mentransfer gaji ke Bank Syariah Muamalat).

3. Syarat-syarat Jaminan

a. Asli SHM/SHGB/BPKB/Pernyataan Dealer

b. Asli IMB/Blue Print, STNK

c. Asli PBB tahun terakhir/asli faktur pembeliaan kendaraan

d. Denah lokasi rumah yang akan dibeli/dijaminkan/asli kuitansi

kosong 3 lembar (1 bermaterai).

3.3 Peranan Bank Syariah Dalam Murabahah Sebagai Penyandang Dana

Bukan Penjual

Peran bank syariah dalam murabahah dapat dijelaskan secara lebih tepat

dengan istilah “pembiaya” dari pada istilah “penjual” barang. Bank tidak menangani

barang, dan juga tidak menanggung risiko dalam hubungan ini. Kerja bank hampir

secara penuh terkait dengan penanganan dokumen yang terkait.

Kontrak segera dijelaskan setelah pihak bank memberikan informasi dengan

korespondensinya bahwa eksportir atau penjual siap untuk mengirimkan barangnya,

atau setelah dokumen tiba di bank. Bank tidak menunggu barangnya tiba untuk

mengujinya sebelum mengirimkan barang kepada pembeli. Pada kenyataannya, hal

tersebut tidak mendapat cukup perhatian dari bank, karena hal itu merupakan

Page 51: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

tanggung jawab pembeli untuk mengecek spesifikasi item-itemnya, sebelum

menandatangani perjanjian, dimana klien menegaskan bahwa ia tidak dapat meminta

bantuan kepada bank atas cacat yang ada pada barang. Jika cacat terjadi, hal ini

diperhatikan oleh perusahaan asuransi, biayanya dicakup dalam harga dan itu

dikeluarkan oleh pembeli. Karena pembawa (perusahaan kapal atau udara atau

lainnya) dipandang sebagai “wakil” bank, yang berkaitan dengan barang-barang itu,

maka pembeli harus mampu mengatasi semua masalah yang diakibatkan pada saat

barang diantarkan, tanpa harus mengunjungi bank. Karena itu, bank syariah

mengeliminasi kemungkinan keharusan membayar biaya yang tidak termasuk dalam

transaksi murabahah.

4. Prinsip Dalam Analisis Pembiayaan di Bank Syariah

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis

pembiayaan di bank syariah, adalah sebagai berikut28 :

Prinsip Analisis Pembiayaan

Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5 C, yaitu:

1. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

2. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan

mengembalikan pinjaman yang diambil.

3. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam. 28 Muhamad, DRS, M.Ag, op.cit bab 14

Page 52: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

4. Colateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam

kepada bank.

5. Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.

Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1 C, yaitu Constraint artinya

hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.

Tujuan Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan memiliki dua tujuan, yaitu: tujuan umum dan tujuan

khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan adalah pemenuhan jasa pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan

perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan konsumsi yang kesemuanya ditunjukkan

untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan tujuan khusus analisis

pembiayaan, adalah sebagai berikut :

1. Untuk menilai kelayakan usaha calon peminjam

2. Untuk menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan

3. Untuk menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak

Analisis pembiayaan juga bertujuan agar prinsip Syariah mampu dioptimalkan

sebagai prinsip dalam operasional perbankan syariah, sehingga mengatur

pembiayaan-pembiayaan yang harus dihindari, yaitu:

1. Pembiayaan untuk usaha spekulasi;

Page 53: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Pembiayaan untuk usaha tanpa data yang jelas dan informasi yang

memadai;

3. Pembiayaan pada bidang yang tidak dikuasai bank;

4. Pembiayaan kepada penerima pembiayaan yang bermasalah pada bank lain;

Page 54: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

BAB III

PROFIL BANK SYARIAH MUAMALAT

A. Sejarah Singkat

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakasai

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai

kegiatan operasinya pada tanggal Syawal 1412 H atau tanggal 27 1 Mei 1992.

Didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendikiawan muslim, pendirian Bank

Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbuktui dari komitmen

pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta

pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian di Istana

Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut

menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai Bank Syari’ah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan.29

Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

29 Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamalat Laporan Tahunan 2005 Annual Report,

(Jakarta, Muamalat Institute, 2006), h.4, t.d.

Page 55: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi, Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet

(NPF) mencapai lebih dari 60 %. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal

setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development

Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.

Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa

yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun

waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi

laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan

terhadap pelaksanaan perbankan syari`ah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota

Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar

rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) restrukturisasi aset dan program

efisiensi, (ii) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang

saham, (iii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada,

dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun,

Page 56: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

(iv) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas

utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (v) peletakan landasan usaha

baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun

kedua, dan (vi) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan

seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati,

ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2005 dan seterusnya.

Bahkan hingga akhir tahun 2005, Bank Muamalat tetap merupakan Bank

Syari’ah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 7,43 triliun,

modal disetor sebesar Rp 492,79 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp

106,66 miliar pada tahun 2005.30

B. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,

dikagumi di pasar rasional.

2. Misi

Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syari’ah dunia dengan penekanan

pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi

yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.31

30 Ibid, h.5. 31 Ibid, h.1.

Page 57: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

C. Produk dan Jasa

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Shar-E

Shar-E adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan

kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan

dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000,00

langsung dapat kartu paket Shar-E dengan saldo awal tabungan

Rp.100.000,00, sebagai sarana menabung dan berinvestasi di Bank

Muamalat melalui kantor pos. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal

dengan bagi hasil kompetitif.

b. Tabungan Ummat

Merupakan investasi tabungan dengan akad mudharabah di counter Bank

Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang

penarikannya dapat dilakukan di seluruh counter Bank Muamalat, ATM

Muamalat, ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama.

c. Tabungan Arafah

Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin.

d. Deposito Mudharabah

Page 58: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum

dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan dikelola

melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja, sehingga

memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6

dan 12 bulan.

e. Deposito Fulinves

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan,

dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp

2.000.000,00 atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang

dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat

dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank

Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang sangat menarik setiap

bulan.

f. Giro Wadi'ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

bilyet, giro dan pemindahbukuan.

g. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh

mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau

Page 59: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65

tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu

minimal Rp 20.000,00 per bulan dan

pembayarannya dapat didebet secara otomatis

dari rekening bank muamalat atau dapat

ditransfer dari bank lain.32

2. Produk Penanaman Dana

a. Konsep jual beli:

1. Murabahah

Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama

masa perjanjian. [Q. S. An Nisaa’ (4): 29]

2. Salam

Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana

pembayaran dilakukan dimuka, tunai. [Q. S. Al Baqarah (2): 282]

3. Istishna’

32 Ibid, h. 177

Page 60: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Adalah jual beli barang dimana shaani’ (produsen) ditugaskan untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan). Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pemesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada sistem pembayarannya yaitu Istishna’ pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pemesanan.

b. Konsep bagi hasil:

1. Musyarakah

Adalah kerjasama antar dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai kesepakatan. [Q. S. Shad (28): 24]

2. Mudharabah

Adalah kerjasama antar bank dengan Mudharib (nasabah) yang

mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam

hal ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada

pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.

c. Konsep sewa:

1. Ijarah

Adalah perjanjian antara bank (Muajjir) dengan nasabah (Mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.

2. Ijarah Muntahia Bittamlia

Adalah perjanjian antara bank (Muajjir) dengan nasabah sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut.

3. Produk Jasa

a. Wakalah

Page 61: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Merupakan akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberi kuasa.

b. Kafalah

Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain, Kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. [Q. S. Yusuf (12): 72].

c. Hiwalah

Merupakan pemindahan beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih atau orang yang berkewajiban membayar hutang.

d. Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas

pinjaman yang diterimanya. Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang

atau gadai.

e. Qardh

Adalah pemberian pinjaman dari bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. [Q. S. Al Hadid (57): 11].33

4. Jasa Layanan

a. ATM

33 Ibid, h.179

Page 62: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan penarikan

dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo,

pembayaran zakat-infaq-shadaqah (hanya pada ATM Muamalat), dan

tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, Kartu Muamalat dapat diakses di

lebih dari 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM

Muamalat, ATM BCA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan

tunai. Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000

lebih merchant Debit BCA. Khusus untuk ATM Bersama saat ini sudah

dapat dilakukan transfer antar bank yang menjadi anggota ATM Bersama.

b. SalaMuamalat

Merupakan layanan phone banking dan call center melalui (021) 2511616,

0807-1-68262528 atau 0807-11-74273 yang memberikan kemudahan

kepada nasabah, setiap saat dan di mana pun nasabah berada untuk

memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi,

pemindahbukuan antar rekening, serta mengubah PIN.

c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga-

lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS

lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui mesin ATM

Muamalat dan seluruh cabang Bank Muamalat.

d. Jasa-jasa Lain

Page 63: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada

masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank

draft, referensi bank dan sebagainya.34

D. Manajemen dan Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1

STRUKTUR ORGANISASI

34 Ibid, h. 181

• Resident Auditor • Adm. & IT System• Data Control • FinancingTreasury• Monitoring & Audit

Analysis

Financing & Settlement • Financing Supervision

& SOP • F.I. & Sharia Financial

Institution • Financing Product

Development

Compliance &Risk Management • KYC Unit

Corporate Support• Communication & Public

Relation • Corp. Legal & Investor

Relation • Protocolair & Internal

Relation • Corporate Planning

Administration • MIS & Tax • Personnel Adm & Log. • Information &

Technology • Technical Support &

Data Center • Opr. Supervision & SOP

Business Development • Syst. Development &

SOP • Product & Dev.

Maintenance • Treasury

Network & Alliance • Network Alliance (POS. Da’l

Muamalat, Pegadaian) • Shar-E & Gerai Optimizing • Virtual Banking Operations

(Call Center & Card Center)

Business Units• Opr. Head Office • Coordinating

Branches & Branches Office

• DPLK

Business (Funding & Individual)

Compliance & Corporate Support

Business(Policy & Support)

Board of Commissioners

KPNO

Shareholders Meeting

President Director

IAG

Sharia Supervisory Board

Administration &Financing

Business(Net. & Alliance)

Page 64: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Sumber: Annual Report Bank Muamalat 2005

1. Ilustrasi dari struktur organisasi adalah:

a. Shareholders Meeting (Rapat Umum Pemegang Saham)

RUPS di dalam struktur organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada perusahaan, di mana

kedudukannya berada pada posisi teratas dari struktur organisasi tersebut.

RUPS di dalam pelaksanaan kekuasaannya tidak bekerja secara keseluruhan

karena RUPS merupakan kumpulan dari para pemegang saham yang

mengambil bagian untuk ikut serta di dalam usaha perusahaan, oleh karena

hal ini maka RUPS mendelegasikan wewenang kepada Dewan Komisaris dan

Dewan Syariah.

b. Board of Commisioners (Dewan Komisaris)

Bertugas mengawasi perseroan serta memeriksa laporan dari presiden direktur

sekaligus melaporkannya secara tahunan ke RUPS.

c. Sharia Supervisory Board (Dewan Pengawas Syariah)

Badan ini berfungsi memeriksa dan mengawasi kegiatan usaha bank agar

tidak menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan

oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

Page 65: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

d. President Director (Direktur utama)

Pejabat pelaksana yang secara langsung bertanggung jawab atas kelancaran

kegiatan operasional bank dan pengambil keputusan tertinggi yang

membawahi direktur muda.

e. Compliance &Corporate Support

Bertanggung jawab memastikan kepatuhan bank dalam beroperasi sesuai

dengan prosedur dan aturan-aturan yang berlaku, serta membuat laporan yang

akan diajukan ke Bank Indonesia, dalam hal ini compliance&corporate

director tidak melakukan aktivitas lainnya atau tidak terjun langsung dalam

operasional untuk membantu tugasnya, maka dibentuklah tim kerja dengan

struktur sendiri. Didalamnya yakni corporate support group dan kumpulan

beberapa orang yang dijadikan staff pembantu untuk compliance.

f. Financing & Settlement

Tugasnya adalah mempromosikan produk baru, mengumpulkan opini dari

sharia supervision board, membangun hubungan dengan institusi luar,

melaporkan anggaran dan jurnal laporan tahunan, mengevaluasi fortopolio

dan memonitor NPL.

2. Kepengurusan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk:35

• Dewan Pengawas Syariah - Sharia Supervisory Board

Ketua : KH. M. A. Sahal Mahfudh

35 Ibid, h. 176

Page 66: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Anggota : KH. Ma’ruf Amin, Prof. Dr. H. Umar Shihab dan

Prof. Dr. H. Muardi chatib

• Dewan komisaris - Board of Commisioners

Komisaris Utama : Drs. H. Abbas Adhar

Komisaris : Prof. Korkut Ozal, Drs. H. Syaiful Amir, Ak, MBA,

H. Iskandar Zulkarnain, SE, MSi dan H. Zainulbahar

Nur, SE.

• Direktur utama : H. A. Riawan Amin, MSc.

3. Komposisi pemegang saham PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah:36

Diagram 3.1

36 Ibid, h. 30

28,01%

21,28%

15,32%

6,71%5,49%

3,25% 2,98% 2,98% 2,44%

11,56%

1

Komposisi Pemegang Saham PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

IDB Baubyan Bank KuwaitAtwill Holding Limited Abdul RohimRizal Ismael Dr. H. Abbas adharIDF Foundation BMF Holdings LimitedBadan Pengelola Dana ONHI Masyarakat

Page 67: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

BAB IV

MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK

SYARIAH MUAMALAT

1. Proses Manajemen Risiko Pada Bank Syariah

Manajemen risiko adalah sebuah fungsi pengelolaan sebuah risiko untuk men-

design dan mengimplementasikan beberapa prosedur yang dapat meminimalkan

risiko kerugian atau meminimalkan financial impact akibat risiko-risiko tersebut.37

Sedangkan pengelolaan risiko lainnya yang berhubungan dengan pembiayaan

murabahah dilakukan dengan langkah-langkah yaitu : Pengelolaan pembiayaan

bermasalah secara efektif dan efisien.

Adapun proses manajemen resiko pada pembiayaan murabahah dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.1 Proses Penilaian Risiko Pada Bank Syariah

Tujuan utama dari penilaian risiko ini adalah untuk mengukur potensi risiko

yang mungkin terjadi pada nasabah (debitor), sehingga bank syariah mampu

menentukan jangka waktu yang cocok dan menentukan tingkat marjin yang sesuai

dengan karakteristik usaha nasabah. 37 Vaughan, Emmett J (1997), op.cit. hlm.30

Page 68: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Penilaian risiko ini sebenarnya bukan merupakan langkah yang dilakukan

oleh bank tempat penulis melakukan penelitian. Penulis hanya mencoba untuk

memberikan tool untuk mempermudah bank syariah dalam menilai kelayakan

nasabah dalam pembiayaan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi risiko.

Adapun dalam proses penilaian (evaluasi) risiko, bank syariah membagi

risiko lagi menjadi (2) aspek, yaitu :

1. First Way Out

Jenis risiko yang terjadi pada First Way Out adalah default risk (risiko

kebangkrutan), risiko ini dipengaruhi oleh :

a. Industry risk, yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan

oleh karakteristik dan kinerja keuangan usaha nasabah.

b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi,

pemasaran, teknis produksi, dan keuangan.

c. Faktor negatif lainnya, seperti keadaan force majeur, market risk (forex

risk, interest risk), maupun karena permasalahan hukum.

2. Second Way Out

Pada tahap ini, risiko yang terjadi dipengaruhi oleh :

a. Kesempurnaan pengikatan jaminan.

b. Nilai jual kembali jaminan (marketability value of guarantee)

c. Kredibilitas penjamin (bila ada), pihak ini yang nantinya akan

menjamin bila nasabah tidak mampu membayar.

Page 69: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Default risk akan menentukan Customer Risk Rating (CRR, Rating Risiko

Nasabah). Jika kondisi industry risk dan kondisi internal perusahaan nasabah baik,

maka CRR akan tinggi ratingnya atau rendah risikonya serta diberi nilai dan score

sebagai berikut :

Rating Score Tingkat Risiko

1 = baik sekali 5 Very low risk

2 = baik 4 Low risk

3 = cukup/sedang 3 Moderate risk

4 = kurang 2 High risk

5 = buruk sekali 1 Very high risk

Sumber : Data Bank Muamalat

Sedangkan, kondisi internal perusahaan nasabah diukur dari hasil analisis

aspek manajemen, pemasaran, teknis produksi, dan keuangan perusahaan. Kondisi

keuangan perusahaan (rasio keuangan perusahaan) dibandingkan dengan kinerja

keuangan rata-rata industri. Dari hasil tersebut didapat industry rating :

Table 4.1 Cutomer Risk Rating (CRR)

Page 70: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Score Industry Risk Rating Ciri-ciri umum

5 Very low risk Struktur industri perusahaan sangat kuat, kinerja

keuangan dan kinerja pinjaman diatas rata-rata

industri.

4 Low risk Diatas rata-rata kinerja industri.

3 Moderate risk Rata-rata industri dengan proyek pertumbuhan

yang memadai dan mempunyai kemampuan

keuangan yang cukup untuk membayar kembali

pinjamannya.

2 High risk Di bawah rata-rata kinerja industri.

1 Very high risk Industri berisiko untuk diberikan pinjaman

dengan prospek dan kemampuan keuangan yang

meragukan.

Sumber : Data Bank Muamalat

Recovery risk merupakan pembayaran kembali atas pinjaman nasabah dari

hasil penjualan jaminan, apabila first way out tidak dapat diharapkan lagi. Dalam

menilai recovery risk ini dianalisis dengan menggunakan Rasio Pemenuhan Jaminan

(RPJ), yaitu dari prosentase Nilai Total Jaminan (NTJ) dan diberi rating sebagai

berikut :

Table 4.2 Industry Rating (Rating Industri)

Page 71: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

RPJ TOTAL NTJ RATING JAMINAN

> 10% Diatas ketentuan 1 (very low risk)

s.d 10% diatas ketentuan 2 (low risk)

Sesuai ketentuan 3 (moderate risk)

s.d 10% di bawah ketentuan 4 (high risk)

> 10% di bawah ketentuan 5 (very high risk)

Sumber : Data Bank Muamalat

Langkah terakhir adalah mengkombinasikan default risk (CRR) dan recovery

risk (RPJ) untuk mendapatkan Customer Credit Rating dengan matriks sebagai

berikut :

Table 4.3 Rating Jaminan atas RasioPemenuhan Jaminan (RPJ)

Page 72: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

CRR

RPJ 1 2 3 4 5

1 1 2 3 4 5

2 1 2 3 4 5

3 1 2 3 4 5

4 2 3 4 4 5

5 3 4 5 5 5

Sumber : Data Bank Muamalat

Dari hasil matriks di atas, maka Customer Credit Rating bisa

ditentukan dengan tabel di bawah ini. Rating ini dapat memberikan gambaran

mengenai karakter konsumen yang layak diberikan pembiayaan :

Rating Score Tingkat Risiko

1 = baik sekali 5 Very low risk

2 = baik 4 Low risk

3 = cukup/sedang 3 Moderate risk

Table 4.5 Customer Credit Rating (CCR)

Table 4.4 Matriks Kombinasi CRR dan RPJ Untuk penentuan Customer Credit Rating

Page 73: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

4 = kurang 2 High risk

5 = buruk sekali 1 Very high risk

Sumber : Data Bank Muamalat

Pada tabel diatas Bank Syariah Muamalat Indonesia memberikan pembiayaan

murabahah pada nasabahnya dari rating 1 sampai dengan rating 3. Bank syariah

Muamalat Indonesia melihat dari usaha-usaha nasabahnya, apakah layak atau tidak

diberikan pembiayaan murabahah. Karea Bank Syariah Muamalat Indonesia sangat

memperhatikan risiko-risiko yang akan dihadapinya dan Bank Muamalat ingin semua

nasabah yang diberikan pembiayaan murabahah lancar dalam hal ini pembayarannya.

Penulis menganalisis disini bahwa Bank Syariah Muamalat Indonesia

memberikan pembiayaan pada nasabahnya sangat memperhatikan prinsip-prinsip

kehati-hatian. Bisa dilihat dari penjelasan diatas, bahwa Bank Syariah Muamalat

Indonesia memberikan pembiayaan pada nasabahnya dari rating 1 sampai 3

maksudnya bahwa nasabah rating 1 disini mempunyai usaha yang lancar sekali/baik

sekali, rating 2 nasabah mempunyai usaha yang lancar/ baik, rating 3 nasabah

mempunyai usaha yang cukup disini untuk rating 3 Bank Muamalat masih

memberikan pembiayaan karena masih diaggap cukup layak diberikan pembiayaan.

Karena Bank Muamalat sangat memperhatikan risiko maka untuk rating 4 dan 5 Bank

Muamalat tidak memberikan pembiayaan karena mereka menganggap usaha mereka

kurang dan buruk sekali itu yang mengakibatkan pembiayaan macet .jadi penulis

berkesimpulan Bank Muamalat sudah cukup baik untuk memperhatikan risiko karena

Page 74: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

sudah melihat karakter-karakter dari nasabahya layak atau tidak layak untuk

diberikan pembiayaan.

1.2 Proses Pengelolaan Risiko Terhadap Risiko Pembiayaan Murabahah

Pada Bank Syariah Muamalat

Risiko pembiayaan dikaitkan dengan kemampuan nasabah untuk membayar

kembali pinjamannya. Semakin besar porsi pembiayaan yang bermasalah karena

adanya keraguan atas kemampuan nasabah dalam membayar kembali pinjamannya,

semakin besar pula kebutuhan biaya penyisihan penghapusan pembiayaan dan

berpengaruh pada keuntungan bank. Karena itu langkah-langkah yang dilakukan

untuk memitigasi risiko adalah sebagai berikut :

1. Membuat kebijakan pembiayaan secara tepat dan efektif.

2. Menerapkan prinsip kehati-hatian (pudential banking). Hal ini dapat

dilakukan dengan proses manajemen risiko yang telah dibahas di atas.

3. Membentuk “Risk Management Unit” yang efektif dan menguasai

teknik analisa pembiayaan.

Fungsi Risk Management Unit ini antara lain adalah :

Memantau dan membandingkan hasil perhitungan marjin jual beli

dalam prosentasi dengan tingkat bunga pinjaman bank konvensional.

Apabila perhitungan marjin jual beli bank syariah terlalu besar, maka

langkah untuk memitigasi risiko tersebut adalah :

- Mengurangi nominal keuntungan laba bank syariah.

Page 75: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

- Bila langkah pertama belum sesuai, maka langkah selanjutnya

adalah mengurangi proyeksi biaya operasional yang tidak efisien.

- Bila langkah 1 dan 2 masih belum sesuai, maka langkah

selanjutnya adalah meningkatkan volume pembiayaan dengan cara

menambah modal.

Langkah lain yang mungkin dilakukan Bank Muamalat adalah dengan

melakukan diversifikasi risiko. Diversifikasi bertujuan untuk mengurangi tingkat

risiko dan tetap memberika potensi tingkat keuntunagn yang cukup. Diversifikasi

adalah sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai

instrument investasi dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau

strategi ini biasa disebut dengan alokasi asset (asset allocation). Alokasi asset ini

lebih fokus terhadap penempatan dana di berbagai instrument investasi, bukan

memfokuskan terhadap satu pilihan dalam satu portofolio. Hal ini bertujuan untuk

meminimalkan risiko yang terjadi apabila portofolio tersebut gagal untuk

menghasilkan tingkat return yang diharapkan.

Kondisi bank syariah memang serba sulit, mengingat sebagian besar

portofolio penyaluran dana bank syariah berbentuk piutang murabahah (jual beli).

Sekali harga ditetapkan, maka kewajiban pembeli (debitor – dalam bank

konvensional) kepada bank syariah aka tetap. Akibatnya, bila nanti suku bunga di

pasar naik, bank syariah tidak dapat menaikkan kewajiban nasabah. Hasil bank

syariah akan tetap sehingga bagi hasil bagi nasabah dana juga akan tetap.

Page 76: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Pada pembiayaan murabahah, Bank Muamalat sudah cukup baik dalam

melakukan diversifikasi risiko, portofolio yang dilakukan Bank Muamalat bukan saja

diinvestasikan dalam bentuk pembiyaaan murabahah saja, tetapi mudharabah,

musyarakah, istishna, salam, qard dan lainnya. Hingga tahun 2004, prosentase

murabahah di Bank Muamalat hanya sekitar 45% lebih, ini menandakan Bank

Muamalat telah mampu menunjukkan identitasnya sebagai bank dengan prinsip bagi

hasil.

Berikut adalah tabel aktiva produktif dan portofolio pembiayaan yang

berprinsip jual beli di Bank Muamalat (murabahah dan istishna) :

Page 77: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Tabel 4.6 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam

Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Murabahah

Istishna

1,625,390,609

210,435,101

50,985,516

-

32,818,763

-

13,863,257

-

20,063,789

-

1,743,121,934

210,435,101

Jumlah 1,835,825,710 50,985,516 32,818,763 13,863,257 20,063,789 1,953,557,025

Dolar AS

Murabahah

Istishna

117,374,062

-

-

-

5,613,674

-

-

-

-

-

122,987,736

-

Jumlah 117,374,062 0 5,613,674 0 0 122,987,736

Total 1,953,199,772 50,985,516 38,432,437 13,863,257 20,063,789 2,076,544,771

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2004

Page 78: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Tabel 4.7 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Perdagangan

Pertanian

Jasa Usaha

Social

Pertambangan

Konstruksi

Listriik, Air dan Gas

Pengangkutan

Industri

Jasa Lainnya

Lain-lain

185,402,177

267,552,000

217,327,444

118,718,663

16,279,891,

102,704,240

702,830

81,475,077

73,910,558

239,158,192

432,597,638

5,698,000

12,679,267

53,553

405,056

-

4,841,762

-

11,688,413

131,873

4,516,351

10,971,241

2,142,415

-

839,396

3,124,892

17,249,305

2,265,377

-

-

118,183

2,119,365

4,959,830

1.999.474

-

-

-

-

767.566

-

-

85.892

9.726.085

1.284.240

4,335,231

372,329

2,272,975

1,243,554

-

168,16

-

-

173,810

5,055,226

6,441,498

199,577,297

280,603,596

220,493,368

123,492,165

133,529,196

110,747,111

702,830

93,160,490

74,420,316

260,576,219

456,254,447

Jumlah 1,835,825,710 50,985,516 32,818,763 13,863,257 20,063,789 1,953,557,025

Dolar AS

Jasa Usaha

Pertambangan

Jasa Lainnya

Pengangkutan

Perdagangan

34,750,751

30,259,874

29,346,773

14,837,639

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

34.750.751

30.259.874

29.346.773

14.837.639

Page 79: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

8,179,025

- 5.613.674 - -

13.792.699

Jumlah 117,374,062 0 5,613,674 0 0 122,987,736

Total 1,953,199,772 50,985,516 38,432,437 13,863,257 20,063,789 2,076,544,771

Tabel 4.8 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Murabahah

Istishna

2,628,860,802

205,309,874

63,457,079

-

28,456,769

-

6,214,212

-

53,978,351

-

2,780,967,213

205,309,874

Jumlah 2,834,170,676 63,457,079

28,456,769

6,214,212

53,978,351

2,986,277,087

Dolar AS

Murabahah

Istishna

184,469,929

-

-

-

-

-

-

-

13,737,032

-

198,206,961

-

Jumlah 184,469,929

0 0 0 13,737,032

198,206,961

Total 3,018,640,605 63,457,079

28,456,769

6,214,212

67,715,383 3,184,484,048

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2004

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2005

Page 80: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Tabel 4.9 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Perdagangan

Pertanian

Jasa Usaha

Social

Pertambangan

Konstruksi

Listrik, Air dan Gas

Pengangkutan

Industri

Jasa Lainnya

Lain-lain

243.807.804

198.835.847

921.740.188

168.062.516

168.697.156

229.283.091

103.934.620

192.397.085

68.953.598

52.716.244

486.418.423

11.814.389

-

18.856.450

2.055.122

392.956

481.511

-

9.283.382

266.574

2.978.289

17.723.629

4.214.930

-

5.093.843

-

-

-

-

10.000.000

87.379

1.941.679

7.118.938

1.310.030

-

832.369

266.233

-

-

-

-

2.060.021

116.640

1.628.919

7.549.624

5.597.790

10.801.659

3.486.824

17.393.837

2.813.816

-

-

725.848

446.563

5.162.390

268.696.777

204.433.637

957.324.509

173.870.695

186.483.949

232.578.418

103.934.620

211.680.467

72.093.420

58.199.415

518.052.299

Jumlah 2.834.846.572 63.852.302 28.456.769 6.214.212 53.978.351 2.978.348.206

Dolar AS

Jasa Usaha

Pertambangan

Jasa Lainnya

51.501.602

75.817.546

10.684.493

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13.737.032

-

51.501.602

89.554.578

10.684.493

Page 81: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Pengangkutan

Perdagangan Industri

16.121.855

30.344.433

-

-

-

105.517

-

-

-

-

-

-

-

-

-

16.121.855

30.344.433

105.517

Jumlah 184.469.929 105.517 0 0 13.737.032 198.312.478

Total 3.019.316.501 63.957.819 28.456.769 6.214.212 67.715.383 3.185.660.684

Tabel 4.10 Aktiva Produktif Pembiayaan Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Murabahah

Istishna

2.578.722.094

184.479.617

118.722.142

-

111.012.274

-

10.876.743

-

71.345.875

-

2.890.679.128

184.479.617

Jumlah 2.763.201.711 118.722.142

111.012.274

10.876.743

71.345.875

3.075.158.745

Dolar AS

Murabahah

Istishna

214.050.044

-

-

-

5.099.821

-

8.048.682

-

-

-

227.198.547

-

Jumlah 214.050.044

0 5.099.821

8.048.682

-

227.198.547

Total 2.977.251.755 118.722.142

116.112.095

18.925.425 71.345.875

3.302.357.292

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2005

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2006

Page 82: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Tabel 4.11 Portofolio Murabahah dan Istishna Bank Muamalat (dalam ribuan rupiah)

Lancar Dalam Perhatian

Khusus

Kurang

Lancar

Diragukan Macet Total

Rupiah

Perdagangan

Pertanian

Jasa Usaha

Social

Pertambangan

Konstruksi

Listrik, Air dan Gas

Pengangkutan

Industri

Jasa Lainnya

Lain-lain

202.248.529

180.199.541

708.126.767

112.965.565

67.531.131

271.471.566

43.526.427

235.708.007

81.365.780

92.310.699

767.840.888

7.718.716

-

33.514.495

5.781.596

-

26.980.751

-

177.573

-

232.462

44.316.549

100.000

-

33.647.765

1.600.000

-

31.571.741

-

8.016.486

21.668.194

512.111

13.895.977

13.010

-

451.747

171.321

-

-

-

-

-

473.265

9.767.400

9.907.841

-

13.341.096

750.000

-

7.126.571

-

10.882.900

6.439.532

1.003.519

21.894.416

219.988.096

180.199.541

789.081.870

121.268.482

67.531.131

337.150.629

43.526.427

254.784.966

109.473.506

94.532.056

857.715.230

Jumlah 2.763.294.900 118.722.142 111.012.274 10.876.743 71.345.875 3.075.251.934

Page 83: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Dolar AS

Jasa Usaha

Pertambangan

Listrik, Air dan Gas

Pengangkutan

Perdagangan

32.561.204

108.521.365

6.388.744

4.868.783

61.709.948

-

-

-

-

-

-

-

-

5.099.821

-

-

8.048.682

-

-

-

-

-

-

-

-

32.561.204

116.570.047

6.388.744

9.968.604

61.709.948

Jumlah 214.050.044 0 5.099.821 8.048.682 0 227.198.547

Total 2.977.344.944 118.722.142 116.112.095 18.925.425 71.345.875 3.302.450.481

Dari table diatas dapat dibuat rasio KAP (kualitas aktiva produktif) :

Rasio KAP : APD x %100 AP

APD adalah aktiva produktif yang diklasifikasikan

AP adalah Aktiva Produktif

APD : (0% x KAP lancar) + (25% x KAP dalam perhatian khusus) +

(50% x KAP kurang lancar) + (75% x KAP diragukan) + (100% x KAP

macet)

2004

APD : (0% x 1.625.390.609) + (25% x 50.985.516) +

(50% x 32.818.763) + (75% x 13863.257) + (100% x 20.063.789)

: 59.616.992,25

Rasio KAP 2004 : 59.616.992,25 x %100 1.953.557.025

Sumber : Data Bank Muamalat tahun 2006

Page 84: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

: 3,05%

2005

APD : (0% x 2.628.860.802) + (25% x 63.457.079) +

(50% x 28.456.769) + (75% x 6.214.212) + (100% x 53.978.351)

: 88.731.664,25

Rasio KAP 2004 : 88.731.664,25 x %100 2.986.277.087 : 2,97%

2006

APD : (0% x 2.578.722.094) + (25% x 118.722.142) +

(50% x 111.012.274) + (75% x 10.876.743) + (100% x 71.345.875)

: 164.690.104,75

Rasio KAP 2004 : 164.690.104,75 x %100 3.075.158.745 : 5.35%

Tabel 4.12

Nilai Kredit Rasio KAP

Tahun

Rasio KAP NK (15,5% -

Rasio / 0,15%)

NKK

NKK >100 : 100 NK x 0,83

NKK < 100 : 0

NKF

NKK x 0,3

Page 85: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2004

2005

2006

3,05%

2,97%

5,35%

83

83,5

67,5

100 68,89

100 69,3

100 56,1

20,66

20,79

16,83

Dilihat dari tabel diatas rasio KAP penulis menggambarkan keadaan kualitas

aktiva produktif yang dimiliki Bank Syariah Muamalat dari tahu 2004-2006 termasuk

kategori yang diklasifikasikan dalam kondisi sehat. Hal tersebut ini menunjukkan

bahwa pada tahun 2004 sampai dengan 2006 Bank Syariah Muamalat sangat

memiliki kemampuan untuk mengatasi risiko usaha yang terkandung dalam

komponen aktiva produktif terutama komponen pembiayaan yang diberikan apabila

nasabah gagal mengembalikan sebagian atau seluruh kredit yang diterima Bank

Syariah Muamalat. Disini Bank Syariah Muamalat sangat memperhatikan kehati-

hatian untuk mengelola risiko sehingga aktiva produktif pada tahun 2004 sampai

dengan 2006 dikatakan cukup sehat.

Dari tabel aktifa produktif juga diatas dapat dianalisa sebagai berikut :

1. NPF (non performing financing) Bank Muamalat untuk pembiayaan

murabahah tahun 2004 sebesar 3,5%, tahun 2005 sebesar 3%, tahun 2006

sebesar 5 %. Ini berarti, pengelolaan Bank Muamalat terhadap risiko pada

pembiayaan murabahah sudah cukup baik walaupun dari tahun ketahun NPF

dari pembiayaan Murabahah naik tetapi masih dibawah 5%.

Page 86: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Tiga sektor terbesar yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah

(dikategorikan macet) adalah :

Pada tahun 2004

- Lain-lain (Rp. 6.441.498)

- Jasa lainnya (Rp. 5.055.226)

- Perdagangan (Rp. 4.335.231)

Pada tahun 2005

- Pertambangan (Rp. 17.393.837)

- Jasa usaha (Rp. 10.801.659)

- Perdagangan (Rp. 7.549.624)

-

Pada tahun 2006

- Lain-lain (Rp. 21.894.416)

- Pengangkutan (Rp. 10.882.900)

- Jasa usaha (Rp. 13.341.096)

Analisis penulis disini bahwa proses pengelolaan pembiayaan

murabahah sudah cukup baik karena bank muamalat untuk memitigasi risiko

sangat memperhatikan langkah-langkah yang sudah dibuat oleh bank muamalat

seperti yang sudah dicantumkan diatas. Terbukti dari tingkat NPF Bank Muamalat

untuk pembiayaan murabahah yang sudah cukup baik karena tingkat NPF nya

masih dibawah 5% walaupun dari tahun ketahun NPF untuk pembiayaan

murabahah selalu meningkat, meningkatnya NPF dari tahun ketahun itu juga

Page 87: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

karena nasabah bank muamalat untuk pembiayaan murabahah meningkat

walaupun dari pembiayaan tersebut ada yang kurang lancar dan macet.

Untuk pembiayaan murabahah yang bermasalah (dikategorikan macet)

menurut penulis dari tahun ketahun juga meningkat tetapi itu hanya sedikit

dibandingkan pembiayaan yang lancar, ini bisa kita lihat dari tingkat NPF yang

masih cukup baik karena masih dibawah 5%. Jadi pengelolaan pembiayaan

murabahah pada Bank Muamalat cukup baik.

1.3 Proses Pengelolaan Risiko Operasional

Langkah-langkah yang ditempuh :

1. Membuat kebijakan dan prosedur yang ketat atas kegiatan operasional bank

agar lebih efektif dan efisien.

2. Mengelola sistem informasi yang dimiliki bank saat ini secara cermat dan

teliti untuk memantau kondisi risiko operasional bank.

Disini penulis melihat bahwa Bank Syariah Muamalat sangat

memperhatikan prosedur-prosedur yang dibuat oleh Bank Muamalat sehingga

risiko-risiko yang dihadapi sangat minim. Bisa dilihat dari langkah-langkah dari

proses pengelolaan risiko operasional

1.4 Proses Evaluasi dan Pengawasan

Pengendalian risiko menurut Muhammad Syarif Surbakti sebagai senior

comphance dan risk management officer Bank Muamalat bahwa pengendalian

risiko dapat dilaksanakan dengan pendekatan ex ante atau ex post. Ex ante adalah

Page 88: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

suatu pendekatan dengan melibatkan system pengawasan internal terhadap

transaksi-transaksi yang berisiko.

Contoh pengendalian risiko secara ex ante adalah :

- Penetapan secara tertulis dan formal atas seluruh aspek operasional

dan prosedur standard an pengembangan produk

- Penetapan limit kewenangan memberikan persetujuan dari pejabat

investasi dan pembiayaan

- Keterlibatan manajer atau direktorat manajemen risiko melakukan

evaluasi dan analisis seluruh aspek risiko, termasuk risiko ketidak

patuhan syariah, atas seluruh bentuk produk, transaksi dan kontrak

yang akan dilakukan oleh bank syariah, termasuk terms dan

conditionnya.

Ex post adalah suatu pendekatan mengendalikan risiko dengan cara

mengevaluasi kembali transaksi-transaksi dan tindakan-tindakan yang telah

dilakukan atau terjadi untuk mengetahui risiko-risiko yang masih ada. Begitu

risiko dimaksud teridentifikasi dan diukur, selanjutna dilakukan langkah-langkah

preventif untuk mengendalikan risiko tersebut.

Tujuan pengevaluasian dan pengawasan ini adalah :

1. Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghindari adanya

penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dari dalam

bank syariah.

Page 89: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang

pembiayaan.

3. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di

bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang diterapkan.

4. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapih dan mekanisme

dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi.

Sedangkan media yang digunakan sebagai media pemantauan antara lain :

1. Informasi dari bank syariah

Diupayakan data dari laporan periodic usaha dibiayai baik itu berupa

laporan stok, realisasi kerja dan laporan keuangan. Laporan harus juga

dikontrol melalui realisasi kerjanya, jangan hanya berdasarkan formulir

laporan keuangan.

2. Informasi dari dalam bank syariah

Penelitian mutasi keuangan nasabah dalam rekening, sehingga diperoleh

gambaran mutasi yang sesungguhnya dan tidak terjadi manipulasi.

3. meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit bank pada beberapa

bulan berjalan.

4. Memeriksa tanggal-tanggal jatuh tempo yang segera terealisasi.

5. meneliti file yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah.

Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa proses evaluasi dan

pengawasan sangat penting sekali dilakukan karena untuk menghindari risiko-risiko

yang akan terjadi. Pada Bank Muamalat sangat memperhatikan pengawasan dengan

Page 90: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

mengendalikan risiko dengan cara mengevaluasi transaksi-transaksi dan tindakan-

tindakan yang telah dilakukan oleh bank muamalat.untuk hal ini bank muamalat

sangat menjunjung rinsip kehati-hatian karena penulis melihat bank muamalat tidak

bias jauh dari prinsip ini agar semua pembiayaan yang diberikan oleh bank muamalat

berjalan lancar.

2. Pengelolaan Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah

Dari hasil kajian mengenai pembiayaan bermasalah pada bank syariah

muamalat, proses penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan sesuai dengan

kolektabilitas pembiayaan, sebagai berikut :

1. Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara :

a. Pemantauan usaha nasabah.

b. Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan.

2. Pembiayaan potensial bermasalah atau pembiayaan yang kurang lancar,

dilakukan dengan cara :

a. Pembinaan anggota.

b. Pemberitahuan dengan surat teguran.

c. Kunjungan laporan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan

kepada nasabah.

d. Upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu

penjadwalan kembali jangka waktu angsuran serta memeprkecil

jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan dengan reconditioning,

yaitu dengan memperkecil marjin keuntungan atau bagi hasil.

Page 91: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

3. Pembiayaan diragukan atau macet, dilakukan dengan cara :

a. Dilakukan rescheduling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu

angsuran serta memperkecil jumlah angsuran.

b. Dilakukan reconditioning, yaitu dengan memperkecil margin

(keuntungan)atau bagi hasil usaha.

c. Dilakukan restructuring, yaitu melakukan perubahan atau konversi

akad murababah kepada akad yang lain.

d. Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk

pembiayaan al-Qardhul Hasan.38

Bilamana cara-cara di atas tidak juga diacuhkan oleh nasabah, maka cara-cara

yang ditempuh adalah dengan terpaksa untuk :

1. Menjual barang jaminan.

Prosedur yang dijalankan dalam hal ini adalah jika sebelumnya telah

diadakan perjanjian atau di dalam akad secara tertulis untuk menjual

barang jaminan. Jika nilai jaminan tidak sebanding dengan nilai yang

dipinjamkan maka dari salah satu dari kedua belah pihak harus

menutupinya. Prosedur penjualan barang jaminan adalah dijual, kemudian

dikonversikan, lalu ditutupi.

2. Menyita barang yang senilai dengan nilai jaminan.

38 Muhammad M.Ag, “Manajemen bank syariah”, Jakarta : UPP AMPYKPN, September 2002

Page 92: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Prosedur ini hanya dapat dilakukan jika sebelumnya telah ada perjanjian

secara tertulis untuk menyita barang yang senilai dengan nilai

peminjamanan.

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Muamalat39

Seperti telah disebutkan di atas bahwa Bank Muamalat telah mampu

mengelola pembiayaan bermasalahnya di bawah 2%, berkat kehati-hatian dalam

menentukan proyek pembiayaan, hal ini tentunya dapat membantu peningkatan

perusahaan dalam meraih laba. Hal ini dapat terwujud, selain karena adanya

penyempurnaan dalam standar analisis pembiayaan, Bank Muamalat, juga

didukung dengan kerjasama yang baik antara Penanggungjawab Pemantau, Unit

Kerja, Manajer Cabang dan Account Manager terkait.40

Bila ada pembiayaan bermasalah (seperti : nasabah yang tidak sanggup

bayar) maka langkah-langkah penyelesaian yang akan dilakukan Bank Muamalat

adalah sebagai berikut :

1. Melakukan musyawarah dengan nasabah untuk penyelesaian lebih lanjut.

2. Mengadukan kepada lembaga Basyarnas (Badan Arbitrase Syariah

nasional).

3. Melakukan Non-ligitasi seperti penjualan asset atau melakukan

rescheduling, reconditioning atau restructuring.

39 Hasil wawancara dengan Global Officer dan Research Officer Bank Syariah Muamalat (Ibu Sanny Naury SE, MSi) 40 Bank Muamalat, Laporan Keuangan Tahun 2004 Bank Muamalat, hlm. 27

Page 93: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

• Rescheduling adalah melakukan penambahan jangka waktu

pengembalian tanpa menambah jumlah tagihan.

• Reconditioning adalah melakukan penambahan terhadap

persyaratan yang tidak dsebutkan di awal akad, dan tidak

menambah waktu tagihan. Contoh : penambahan jaminan atau

pengurangan tingkat marjin.

• Restructuring yaitu melakukan perubahan atau konversi akad

murabahah kepada akad yang lain. Contoh : Ijarah Muntahia Bil

Tamlik (IMBT).

4. Melakukan langkah ligitasi seperti lewat persidangan di pengadilan

negeri.

Langkah kedua biasanya jarang dilakukan, karena selama ini belum efektif

dan legitimasinya masih banyak diragukan, sehingga langkah yang akan diambil

adalah melakukan langkah Non-Ligitasi dan langkah Ligitasi (melalui Pengadilan

Negeri) bila belum dicapai kata sepakat. Walaupun demikian, bank sangat

menghindari hal ini terjadi, karena tahap ke empat tersebut, terlalu memakan

banyak biaya, tenaga dan waktu.

Penulis menganalisis pengelolaan dan penyelesaiaan pembiayaan

bermasalah di bank syariah muamalat sangat baik dan sopan-santun karena sangat

menjalan prosedur yang telah dibuat, tidak langsung mencabut atau menghakimi

nasabah yang pembiayaannya bermasalah atau macet. Bank Muamalat sangat

Page 94: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

professional dalam hal ini apabila ada nasabah pembiayaannya bermasalah maka

bank dengan bijaksana memberikan pembinaan, teguran, kunjungan dan seperti

yang disebutkan diatas. Jadi Bank Muamalat sudah cukup baik untuk menangani

pembiayaan bermasalah atau macet hal ini dilakukan guna untuk memperlancar

pembiayaan yang ada di bank muamalat dan kebaikan nasabah.

Secara garis besar langkah-langkah tersebut bisa digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah Muamalat

Pembiayaan Bermasalah (Nasabah tidak sanggup bayar)

Melakukan Musyawarah dengan Nasabah untuk

penyelesaian lebih lanjut

Diselesaikan dengan bantuan

BASYARNAS

Karena belum efektifnya lembaga ini, sehingga tahap ini banyak dilewatkan dan langsung pada

tahap selanjutnya

Artinya : tahap yang selama ini dilakukan a : tahap yang sebenarnya harus dilakukan

Page 95: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

BAB V

PENUTUP

Kami sadar bahwa dalam penulisan kajian (penelitian) ini tidak sepenuhnya

diliputi kesempurnaan. Walaupun demikian, dengan keterbatasan kami, semoga

kajian ini setidaknya dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Untuk itu, kami

akan mencoba menyimpulkan, memberikan saran dari keseluruhan materi yang ada

pada kajian ini, semoga dengan embaca apa yang disimpulkan dan disarankan

penulis, dapat mendorong pembacanya untuk lebih mengembangkannya lagi menuju

arah kesempurnaan. Terlebih bila yang dikembangkan adalah ilmu-ilmu yang

berhubungan dengan kemajuan perbankan Syariah dan ekonomi Islam. Semoga.

5.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan pada bab-bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan sebagai

inti dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, antara lain :

1. Walaupun murabahah termasuk NCC (Natural Certainty Contracts), tetapi

ternyata masih banyak risiko yang perlu di-manage agar pembiayaan ini tetap

Page 96: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

menguntungkan buat bank syariah dan tetap kompetitif bila dibandingkan

dengan kredit konvensional.

2. Bank Syariah Muamalat disini dikategorikan dalam kondisi sehat karena Bank

Syariah Muamalat sangat memiliki kemampuan untuk mengatasi risiko usaha

yang terkandung dalam komponen aktiva produktif terutama komponen

pembiayaan yang diberikan apabila nasabah gagal mengembalikan sebagian

atau seluruh kredit yang diterima Bank Syariah Muamalat.

3. Secara garis besar manajemen risiko yang dilakukan perbankan syariah

terhadap pembiayaan murabahah sudah cukup baik. Hal ini bias dibuktikan

dengan presentase NPF (non performing financing) Bank Syariah Muamalat

untuk pembiayaan murabahah tahun 2004 sebesar 3,5%, tahun 2005 sebesar

3%, tahun 2006 sebesar 5%. Tiga sektor utama yang menjadi penyebab

pembiayaan murabahah bermasalah tahun 2004 adalah : perminyakan, jasa

lainnya dan perdagangan, tahun 2005 adalah : Pertambangan, jasa usaha dan

perdagangan, tahun 2006 adalah : lain-lain, pengangkutan, jasa usaha.

4. Pada Pembiayaan murabahah, Bank Syariah Muamalat sudah cukup baik

dalam melakukan diversifikasi risiko, portofolio yang dilakukan Bank Syariah

Muamalat bukan saja diinveatasikan dalam bentuk pembiayaan murabahah

saja, tetapi mudharabah, musyarakah, isthisna, salam, qard dan lainnya.

5. Upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah pada bank syariah ternyata

masih lebih adil dan menguntungkan nasabah jika dibanding dengan bank

Page 97: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

konvensional. Ini berarti pembiayaan ini masih lebih kompetitif jika

disbanding dengan kredit konvensional.

5.2 SARAN

Setelah melakukan analisis, maka saran-saran yang dapat diberikan kepada

Bank Muamalat Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Setiap pembiayaan harus sesuai dengan standar DSN, bila tidak diatur oleh

DSN sebaiknya bank syariah tersebut harus melakukan konfirmasi terlebih

dahulu.

2. Memenuhi dan mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia agar terhindar dari berbagai risiko yang ada pada perbankan dan

juga selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian agar selalu berada pada jalur

yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan

keuangan bank khususnya.

3. Pihak manajemen juga harus cermat dalam mengantisipasi adanya perubahan

kebijakan moneter maupun adanya pengaruh ekonomi luar negeri.

4. Bank dapat menentukan jangka waktu maksimal untuk pembiayaan

murabahah dengan mempertimbangkan hal-hal seperti tingkat marjin

keuntungan rata-rata perbankan syariah, tingkat suku bunga rata-rata

perbankan konvensional, maupun target bagi hasil kompetitif yang diharapkan

dapat diberikan kepada dana pihak ketiga. Semakin cepat

perubahandiperkirakan akan terjadi, semakin pendek pula jangka waktu yang

dapat diberikan. (persyaratan pembiayaan diperketat)

Page 98: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

5. Perlu langkah-langkah yang jelas dan tegas tehadap pembiayaan bermasalah.

Terutama yang secara signifikan dapat mengganggu profitabilitas bank

syariah.

6. Dalam menjaga prestasi dan peningkatan kinerja di tahun mendatang, Bank

Syariah perlu menjaga profesionalisme para bankir, inovasi produk-produk

yang kompetitif yang mampu bersaing dengan perbankan konvensional yang

tentunya tidak menyimpang dari prinsip syariah yang telah ditetapkan.

Page 99: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Al-Hadits

Antonio, M.Syafi’i, Bank Syariah, dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,

2001

Bank Indonesia. Laporan Indikator Perkembangan Perbankan Syariah, Jakarta :

Bank Indonesia, Desember 2004

-------------------, Peraturan Bank Indonesia No: 7/13/PBI/2005 tentang kewajiban

penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank Muamalat Laporan Tahunan 2005 Annual

Report, Jakarta : Muamalat Institute 2006

Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, Islam dan Perbankan Syariah, Jakarta:

Karim Business Consulting, 2001

Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kumpulan

fatwa mengenai murabahah:

--------------------, Fatwa Tentang Murabahah (No: 04/DSN-MUI/IV/2000)

Page 100: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

--------------------, Fatwa Tentang Diskon Dalam Murabahah (No: 16/DSN-

MUI/IX/2000)

--------------------, Fatwa Tentang Potongan Tagihan Murabahah (No: 46/DSN-

MUI/II/2005)

--------------------, Fatwa Tentang Penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah

Tidak Mampu Membayar (No: 47/DSN-MUI/II/2005)

--------------------, Fatwa Tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah (No:

48/DSN-MUI/II/2005)

--------------------, Fatwa Tentang Konversi Akad Murabahah (No: 49/DSN-

MUI/II/2005)

Karim, Adiwarman, Ir, SE. MBA, MAEP, Bank Islam; Analisis Fiqh & Keuangan,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, Edisi ke-3

Muhammad, DRS, M.Ag, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP

YKPN, 2002

Muhammad, Sistem & Prosedur Operasional Bank Islam, Yogyakarta : UII press

2000

Purwaatmadja, Karnaen dan Antonio, Muhammad Syafi’i, Apa dan Bagaimana Bank

Islam, Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Prima Yasa, cet.ke-1

Qardawi, Yusuf, DR, Halal dan Haram, Robbani Press, Indonesia : 2001

Surbakti, Muhamad Syarif, Manajemen Risiko Perbankan Syariah (PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk.), Jakarta : 2004

Page 101: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Vaughan, Emmett J, Risk Management, United States of America : John Wiley &

Sons, Inc, 1997

www.muamalatbank.com, Persyaratan Pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia

www.tazkiaonline.com, Kondisi/Syarat-syarat dan Prosedur Pembiayaan

Murabahah

Page 102: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Lampiran 1

Fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) dan MUI Tentang Murabahah :

1. Fatwa Tentang Murabahah (No : 04/DSN-MUI/IV/2000)41

1. Ketentuan umum murabahah dalam Bank Syariah :

a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas

riba

b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’at Islam

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang

yang telah disepakati kualifikasinya

d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba

e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang

f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan

harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam hal ini bank

harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah

berikut biaya yang diperlukan

41 Berlaku mulai tanggal ditetapkan, Jakarta, 1 April 2000 atau 26 Dzulhijjah 1420 H

Page 103: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

g. Nasabah membayar hrga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati

h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad

tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan

nasabah

i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli

barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan

setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank

2. Ketentuan murabahah kepada nasabah

a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian suatu

barang atau aset kepada bank

b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih

dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang

c. Bank menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus

membelinya sesuai dengan peqjanjian yang telah disepakati

d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk

membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal

pemesanan

e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya

bank riil harus dibayar dari uang muka tersebut

Page 104: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung

oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada

nasabah

g. Jika uang muka memakai kontrak urbun sebagai alternatif dari uang

muka, maka :

- Jika nasabah memutuskn untuk membeli barang tersebut, ia tinggal

membayar sisa harga

- Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi milik bank

maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat

pembatalan tersebut, dan jika uang muka tidak mencukupi, nasabah

wajib melunasi kekurangannya

3. Jaminan dalam murabahah

a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan

pemesanannya

b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang

dapat dipegang

4. Hutang dalam murabahah

a. Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi

murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang

dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang tersebut. Jika

nasabah menjual kembali barangtersebut dengan keuntungan atau

Page 105: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan hutangnya

kepada bank

b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran

berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsuran

c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah

harus tetap harus menyelesaikan hutangnya sesuai kesepakatan awal

5. Penundaan pembayaran dalam murabahah

a. Nasabah yang memiliki kemampuan, tidak dibenarkan menunda

penyelesaian hutangnya

b. Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau jika

salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya, maka

penyelesaiaan dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah

tidak tercapai kesepakaan melalui musyawarah

6. Bangkrut dalam murabahah

Jika nasabah telah dinyatakan pailit dan gagal menyelesaikan hutangnya, bank

harus menunda tagihan hutang sampai ia menjadi sanggup kembali, atau

berdasarkan kesepakatan

2. Fatwa Tentang Diskon Dalam Murabahah (No : 16/DSN-MUI/IX/2000)42

1. Harga dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua

belah pihak, baik sama dengan nilai benda yang menjadi objek jual beli,

lebih tinggi maupun lebih rendah 42 Ditetapkan di Jakarta pada 16 September 2000 atau 17 Jumadil Akhir 1421 H

Page 106: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

2. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan biaya yang

diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

3. Jika dalam jual beli murabahah Lembaga Keuangan Syariah mendapat

diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon, karena

itu diskon adalah hak nasabah

4. Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut

dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad

5. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaklah diperjanjikan dan

ditandatangani

3. Fatwa Tentang Potongan Tagihan Murabahah (No : 46/DSN-MUI/II/2005)43

1. LKS boleh memberikan potongan dari total kewajiban pembayaran kepada

nasabah dalam akad murabahah yang telah melakukan kewajiban

pembayaran cicilannya dengan tepat waktu dan/atau nasabah yang

mengalami penurunan kemampuan pembayaran

2. Besar potongan sebagaimana dimaksud di atas diserahkan pada

kebijakan LKS

3. Pemberian potongan tidak boleh diperjanjikan dalam akad

4. Fatwa Tentang Penyelesaian Piutang Murabahah Bagi Nasabah Tidak

Mampu Membayar (No : 47/DSN-MUI/II/2005)44

43 Ditetapkan di Jakarta pada 22 Februari 2005 atau 13 Muharram 1426 H 44 Ibid

Page 107: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

LKS tidak boleh melakukan penyelesaian murabahah bagi nasabah yang tidak bisa

menyelesaikan/melunasi pembiayaannya sesuai jumlah dan waktu yang telah

disepakati, dengan ketentuan :

1. Objek murabahah dan/atau jaminan lainnya dijual oleh nasabah kepada

atau melalui LKS dengan harga pasar yang disepakati

2. Nasabah melunasi sisa hutangnya kepada LKS dari hasil penjualan

3. Apabila hasil penjualan melebihi sisa hutang maka LKS mengembalikan

sisanya kepada nasabah

4. Apabila hasil penjualan lebih kecil dari sisa hutang maka sisa hutang

tetap menjadi hutang nasabah

5. Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa hutangnya, maka LKS

dapat membebaskannya

5. Fatwa Tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Murabahah (N0 : 48/DSN-

MUI/II/2005)45

LKS boleh melakukan penjadwalan kembali tagihan murabahah bagi nasabah yang

tidak bisa menyelesaikan/melunasi pembiayaannya sesuai jumlah dan waktu yang

telah disepakati, dengan ketentuan :

1. Tidak menambah jumlah tagihan yang tersisa

2. Pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya riil

45 Ditetapkan di Jakarta pada 25 Februari 2005 atau 16 Muharram 1426 H

Page 108: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

3. Perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua

belah pihak

Seluruh fatwa-fatwa diatas berlaku sejak tanggal ditetapkan engan ketentuan

jika dikemudian hari ternyata dapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan

sebagaimana mestinya. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajbannya (baik itu

pihak bank maupun nasabah) atau jika terjadi perselisihan diantara pihak-pihak

terkait, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah Nasional

(BASYARNAS) setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Page 109: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Lampiran 2

Hasil wawancara dengan Ibu Sanny Naury SE, MSi Global Officer dan

Research Officer Bank Syariah Muamalat :

1. Risiko-risiko apa saja yang terkait dengan pembiayaan murabahah ?

Jawab :

- Risiko yang biasanya terjadi paling besar pda sektor industri sehingga

dinamakan risiko industri. Pada risiko industri, banyak hal yang harus

diperhatikan dan diawasi oleh pihak bank syariah khususnya muamalat

- Mulai dari penyediaan raw material oleh supplier, apakah selama ini

suppliernya berpengalaman dalam menyuplai barang ?

- Kemudian pada divisi produksi, apakah tenaga kerjanya bagus dan

kompeten ? apakah mesin yang digunakannya sudah usang atau masih

layak pakai ?

Page 110: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

- Ketika barang produksi telah menjadi finished good, apakah tim

pemasaran perusahaan tersebut kredibel dalam melakukan distribusi

barang ? bagaimana pula dalam penentuan harga dan promosi terhadap

barangnya ?

- Hingga pengelolaan piutang , apakah banyak kendala ?

2. Selama ini pembiayaan murabahah paling banyak untuk pembiayaan

produktif atau pembiayaan konsumtif ?

Segmentasi pembiayaan murabahah selama ini adalah 70% untu UKM (Usaha

Kecil Dan Menengah) dan 30% sisanya untuk non-UKM. Dari UKM dan non

UKM tersebut dibagi lagi berdasarkan dua jenis pembiayaan yaitu :

1. Pembiayaan produktif (pembiayaan kepada sektor riil)

- Project financing (seperti pembiayaan perakitan kapal laut)

- Investasi murni (ekspansi usaha)

- Modal kerja

2. Pembiayaan Konsumtif (pembiayaan yang tidak produktif)

- Kendaraan

- Rumah, dll

3. Maksimal pembiayaan murabahah berapa tahun?

Pembiayaan murabahah pada Bank Syari’ah Muamalat maksimal 7 tahun

4. Apakah ada potongan atau diskon pada pembiayaan murabahah?

Page 111: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Potongan tergantung dari kebijakan bank, bila ternyata nasabah selalu

tepat waktu dalam melakukan pembayaran dan menaruh semua asset

produktifnya di Bank Syariah Muamalat dan juga telah lama bermitra

dengan muamalat, maka bank bisa memberikan potongan terhadap

pembiayaannya.

5. Bagaimana penyelesaiaan sengketa bagi pembiayaan bermasalah

pada bank syariah muamalat ?

Bila ada nasabah yang tidak sanggup bayar akan dilakukan penyelesaian

sebagai berikut :

1. Melakukan musyawarah

2. Mengadukan kepada lembaga Basyarnas

3. Melakukan non-ligitasi seperti penjualan asset atau melakukan

reshedulling atau reconditioning

- reshedulling adalah melakukan penambahan jangka waktu

pengembalian tanpa menambah jumlah tagihan

- reconditioning adalah melakukan penambahan terhadap

persyaratan yang tidak disebutkan diawal akad, dan tidak

menambah waktu tagihan. Contoh : penambahan jaminan

4. Melakukan langkah ligitasi seperti lewat persidangan di

pengadilan negeri

Page 112: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat

Langkah kedua biasanya jarang dilakukan, karena selama ini belum

efektif, sedangkan langkah ke-4 sangat dihindari karena terlalu makan

banyak tenaga dan waktu

Page 113: EVALUASI MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...evaluasi manajemen risiko pembiayaan murabahah pada bank syariah muamalat