EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

12
EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL Oleh : Arjun Fatah Amitha 11105241023 Abstrak Pendidikan meliputi kurikulum dan perangkan dibawahnya, keberhasilan pendidikan bisa tercapai jika kurikulum yang digunakan sesuai dan tidak ada kesenjangan. Kurikulum muatan lokal merupakan salah satu pilihan yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan dan bangsa. Tujuan evaluasi kurikulum sebagai langkah untuk mengetahui kekurangan yang terjadi didalam kurikulum muatan lokal sehingga dapat digunakan untuk memperbaharui dan menyemmpurnakan kembali kurikulum muatan lokal. Evaluasi terhadap kurikulum muatan lokal meliputi dimensi ide dan dimensi proses kurikulum tersebut. Kurikulum muatan lokal memuat berbagai berbedaan isi materi di setiap daerah diseluruh Indonesia. Subjek evaluasi kurikulum muatan lokal meliputi pendidik, peserta didik dan masyarakat. Sebagai rujukan sebuah evaluasi maka ketiga subjek evaluasi tersebut dikaitkan dengan tujuan evaluasi, dengan begitu sebuah kurikulum muatan lokal tersebut terlihat dampak dari tujuan langsung dan tujuan tidak langsung dari kurikulum muatan lokal. Kata Kunci : Evaluasi, Kurikulum Muatan Lokal Pendahuluan Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama, kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut, flora fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam.

Transcript of EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Page 1: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL

Oleh : Arjun Fatah Amitha 11105241023

Abstrak

Pendidikan meliputi kurikulum dan perangkan dibawahnya, keberhasilan pendidikan bisa tercapai jika kurikulum yang digunakan sesuai dan tidak ada kesenjangan. Kurikulum muatan lokal merupakan salah satu pilihan yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan dan bangsa. Tujuan evaluasi kurikulum sebagai langkah untuk mengetahui kekurangan yang terjadi didalam kurikulum muatan lokal sehingga dapat digunakan untuk memperbaharui dan menyemmpurnakan kembali kurikulum muatan lokal. Evaluasi terhadap kurikulum muatan lokal meliputi dimensi ide dan dimensi proses kurikulum tersebut. Kurikulum muatan lokal memuat berbagai berbedaan isi materi di setiap daerah diseluruh Indonesia. Subjek evaluasi kurikulum muatan lokal meliputi pendidik, peserta didik dan masyarakat. Sebagai rujukan sebuah evaluasi maka ketiga subjek evaluasi tersebut dikaitkan dengan tujuan evaluasi, dengan begitu sebuah kurikulum muatan lokal tersebut terlihat dampak dari tujuan langsung dan tujuan tidak langsung dari kurikulum muatan lokal.

Kata Kunci : Evaluasi, Kurikulum Muatan Lokal

Pendahuluan

Indonesia terdiri dari lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni oleh berbagai suku

bangsa yang mempunyai berbagai macam adapt-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama,

kepercayaan dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat didarat, laut, flora

fauna dan berbagai hasil tambang yang semuanya merupakan sumber daya alam.

Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang

luhur dan beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan

masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri

rumah tangga, jasa pertanian (argo industri dan argo bisnis), perkebunan, perikanan

perternakan, pertaqnian holtikultura, kepariwisataan, pemeliharaan lingkungan hidup

sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan dan keseimbangan yang dinamis. Kurikulum kecuali

mangacu pada karakteristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamanya

juga mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Edi Waluyo menegaskan bahwa pengembangan kurikulum yang mempersiapkan

peserta didik untuk mengembangkan potensi daerah belum berjalan secara baik di masing-

masing tingkat satuan pendidikan, hal ini ditandai dengan belum memasyarakatnya

Page 2: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

kurikulum muatan lokal yang mengembangkan potensi masing-masing daerah dan masih

banyaknya muatan lokal yang seragam antara sekolah yang satu dengan yang lain.

Penyusunan kurikulum atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut “

Kurikulum Muatan Lokal “. Kurikulum muatan lokal keberadaan di Indonesia telah

dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan

dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah Nomor

173/-C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987. Selanjutnya penerapan muatan dipertegas oleh

pemerintah melalui peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 dan Keputusan Mendikbud

Nomor 060/U/1993. Sekarang muatan lokal telah disempurnakan dan diperkuat melalui

UU.No.20 Tahun 2003 dan PP.No.19 Tahun 2005.

Pemahaman Kurikulum Muatan Lokal

Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal

ialah program pendidikan yang disi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan

alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah

tersebut.

Lingkungan peserta didik terdiri atas :

1. Lingkungan alam Fisik yang terdiri atas :

Fisik alami, misalnya : daerah rural, urban, semi rural dan semi urban.

Lingkungan fisik buatan, misalnya : lingkungan dekat pabrik, pasar, pariwisata,

pelabuhan dan sebagainya.

2. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi, misalnya : perdagangan,

pertanian, perikanan, transportasi, jasa dan sebagainya.

Masyarakat yang berlapangan dibidang politik, misalnya : sebagai pimpinan partai,

pimpinan lembaga swasta maupun pemerintahan dan sebagainaya.

Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang ilmu Pengetahuan, misalnya : guru,

peneliti, ahli-ahli tertentu pencipta dan sebagainya.

Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang keagamaan misalnya : pesantren

dan sebagainya.

Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang olah raga, kurikulum mutan

lokalnya misalnya berbagai permainan daerah.

Page 3: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Masyarakat yang hidup dalam bidang kekeluargaan, kurikulum dalam muatan

lokalnya misalnya: gotong royong, silaturrahmi, melayat dan sebagainya.

Menurut sejarah, sebelum ada sekolah formal, pendidikan yang berprogram muatan

lokal telah dilaksanakan oleh para orang tua peserta didik dengan metode drill dan dengan

trial and error serta berdasarkan berbagai pengalaman yang mereka hayati. Tujuan

pendidikamn mereka terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam kehidupan.

Bahan yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada dialam

sekitar. Sedang kriteria keberhasilannya ditandai mereka telah dapat hidup mandiri.

Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat

pada standar isi dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadan mata pelajaran

muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai

upaya agar penyelenggraan penididkan di setiap daerah lebih meningkat relevansinya terhdap

keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.

Kududukan Muatan Lokal dalam Kurikulum

Muatan lokal dalam kurikulum dapat merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri

atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri

sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata

pelajaran, muatan lokal dapat sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah

ada atau disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada. Karena itu,

untuk muatan lokal dapat dan tidak dapat diberikan alokasi waktu tersendiri. Muatan lokal

sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam pelajaran.

Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan keterampilan.

Demikian pula, sebagai bahan kajian tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai

satu atau lebih pokok bahasan dapat diberikan alokasi waktu. Tetapi muatan lokal sebagai

bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub

pokok bahasan yang telah ada sukar untuk diberikan aiokasi jam pelajaran. Bahkan muatan

lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara, kebersihan sena

keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi waktu.

Tujuan Kurikulum Muatan Lokal

Secara umum tujuan muatan lokal adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar

memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang kondisi lingkungannya, keterampilan

Page 4: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

fungsional, sikap dan nilai-nilai, bersedia melestariakan dan mengembangkan sumber daya

alam, serta meningkatkan kualitas sosial dan budaya daerah sesuai dengan pembangunan

daerah dan pembangunan nasional.

Wahyono (2012) menjelaskan bahwa dalam tujuan kurikulum muatan lokal memuat

tujuan langsung dan tujuan tidak langsung.

Tujuan langsung :

1. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh murid.

2. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.

3. Murid dapat menerapkanpengetahuan dan keterampilan yangdipelajarinyauntuk

memecahkan masalah yang ditemukan di sekitarnya.

4. Murid lebih mengenal kondisi alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya yang

terdapat di daerahnya.

Tujuan tak langsung :

1. Murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.

2. Murid diharapkan dapat menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Murid menjadi akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap

lingkungannya sendiri.

Depdiknas (2006) menjelaskan mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk

memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pesrta didik agar memiliki

wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan

nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan

daerah serta pembangunan nasional. Lebih jelas lagi agar pesrta didik dapat:

1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungn alam, sosial, dan budayanya.

2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya

yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.

3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang

berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangakan nilai-nilai luhur

budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Page 5: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Pengembangan Muatan Lokal

Untuk melaksanakan muatan lokal dalam KTSP, Depdiknas (2006) mengemukakan

ada dua pola pengembangan mata pelajaran muatan lokal, yaitu:

1. Pengembangan muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah saat ini

Dalam pengembangan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan kondisi

sekolah, ada tiga langkah yang harus di lakukan, yaitu:

a. Analisis mata pelajaran muatan lokal yang ada di sekolah, apakah masih layak

dan relevan mata pelajaran muatan lokal diterapkan disekolah?

b. Bila mata pelajaran muatan lokal yang di terapkan di sekolah tersebut masih

layak di gunakan, maka kegiatan berikutnya adalah mengubah mata pelajaran

muatan lokal tersebut ke SK dan KD.

c. Bila mata pelajaran muatan lokal yang tidak ada layak lagi untuk di terapkan,

maka sekolah bisa menggunakan mata pelajaran muatan lokal dari sekolah lain

atau tetap menggunakan mata pelajaran muatan lokal yang di tawarkan oleh

dinas atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai.

2. Pembuatan Muatan Lokal Dalam KTSP

Pengembangan mata pelajaran muatan lokal yang sepenuhnya di tangani oleh

sekolah dan komite sekolah membutuhkan penanganan seacra profesional, baik dalam

merencanakan, mengelola, maupun melaksanakannya. Dengan demikian, di samping

mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan,

pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal harus memperhatikan kseimbangan

dengan KTSP. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung

jawab pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu sekolah dan komite sekolah.

Pengembangan mata pelajaran muatan lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat di

lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan keadaan dan kebutuhan daerah.

b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal.

c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal

d. Menentukan mata pelajaran muatan lokal

e. Mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi serta silabusdengan

mengacu pada standar isi yang di tetapkan oleh BSNP.

Page 6: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Evaluasi pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Waluyo (2010), bahwa

keterbatasan sekolah dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan potensi

daerah dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan-kemampuannya yang

sesuai dengan lingkungannya, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Kurangnya sumber daya manusia yang tersedia untuk mengembangkan kurikulum

muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah.

2. Kurangnya pemahaman guru/sekolah dalam mengembangkan kurikulum muatan

lokal.

3. Adanya kurikulum muatan lokal yang sudah ada sebelumnya, dirasakan oleh sekolah

sudah cukup untuk memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik.

4. Terbentur masalah dana yang digunakan untuk pengembangan kurikulum muatan

lokal.

Evaluasi Ide Kurikulum Muatan Lokal

Menurut Hamid Hasan evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan

mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Berdasarkan pertimbangan nilai

memberikan sebuah bentuk-bentuk evaluasi, seperti evaluasi ide. Evaluasi ide haruslah

sinkron dengan Ide suatu kurikulum tersebut dengan materi. Pemahaman Ide menjadi sebuah

dasar apakah terjadi kesesuaian atau kesenjangan. Kurikulum muatan lokal memiliki tujuan

atau ide yaitu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pesrta didik agar

memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat

sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan

pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Dalam pelaksanaanya terjadi sebuah

kesenjangan antara pemahaman Ide dengan ruang lingkup materi yang sesuai tujuan.

Ketidakjelasan materi tersebut terhadap ide atau tujuan dikarena dalam suatu daerah memiliki

beberapa potensi alam dan hanya satu yang menjadi fokus untuk materi dalam kurikulum

muatan lokal. Keadaan ini belum bisa maksimal untuk mengembangkan dan memberi bekal

pengetahuan atau pilihan bekal pengetahuan.

Secara umum kurikulum muatan lokal memberikan konrtribusi ide terhadap kemajuan

bangsa dan daerah. Kurikulum muatan lokal lokal yang mempunyai anggapan bahwa dengan

terlaksananya kurikulum akan memberikan dampak yang signifikan. Memajukan daerah

sesuai keadaan alamnya atau SDA dan berkontribusi langsung terhadap masyarakat daerah.

Page 7: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Berbagai sektor pendapatan dan potensi daerah akan lebih terjaga dan berkembang dengan

berlangsungya kurikulum muatan lokal ini. Peserta didik yang diterjunkan langsung melihat

potensi daerahnya diharapkan dapat mengembangakan potensi daerahnya untuk lebih maju.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan memberikan kontribusi nyata dalam mengembangkan daerahnya.

Evaluasi Proses Kurikulum Muatan Lokal

Evaluasi kurikulum merupakan salah satu langkah dalam siklus pengembangan

kurikulum. Oleh karena itu, pemahaman suatu model yang diperkanalkan oleh para ahli

tentang evaluasi kurikulum tersebut merupakan suatu keharusan bagi para pengembang

kurikulum. Melalui sekian banyak jenis model yang diperkenalkan oleh para ahli, para

pengembang kurikulum dapat memilih model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi,

karakter, dan sebagainya dengan kurikulum yang akan dievaluasi. Arifin (2009) CIPP

(Context, input, process, product) dari Stufflebveam merupakan salah satu model evaluasi

kurikulum yang sesuai dengan evaluasi kurikulum muatan lokal sebab kurikulum muatan

lokal merupakan kurikulum baru yang lengkap. Dalam arti dimulai dari need assessment

sesuai kebutuhan masyarakat.

Penyusunan perangkat kurikulum, uji coba pelaksanaan dan pelaksanan itu sendiri,

evaluasi kurikulum, dan kembali ke penyempurnaan perangkat kurikulum sesuai masukan

hasil evaluasi. Apabila dilihat dari masalah yang akan dicari jawabannya dalam pelajaran

dengan hasil belajar siswa. Dalam ciri pengembang kurikulum dan masalah seperti itulah

kiranya model CIPP memberikan masukan yang optimal dalam pengambilan keputusan.

Terjadinya kesenjangan antara tujuan dengan hasil belajar siswa, disebabkan guru kurang

memahami apa dan bagaimana pembelajaran serta evaluasi untuk mata pelajaran yang

berkarakteristik afektif (penanaman nilai-nilai) seperti halnya kurikulum muatan lokal.

Kesimpulan

Kurikulum muatan lokal untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki wawasan

yang luas dan mantap tentang kondisi lingkungannya, keterampilan fungsional, sikap dan

nilai-nilai, bersedia melestariakan dan mengembangkan sumber daya alam, serta

meningkatkan kualitas sosial dan budaya daerah sesuai dengan pembangunan daerah dan

pembangunan nasional

Page 8: EVALUASI KURIKULUM MUATAN LOKAL1.docx

Kurikulum muatan lokal memberikan kontribusi khusus terhadap kemajuan sebuah

bangsa. Didalam rancangan ide, dokumen, proses dan hasil terdapat titik kelemahan yang

menjadi faktor penghambat untuk mencapai tujua kurikulum muatan lokal. Keterbatasan

materi atau bahan ajar menjadi masalah tersendiri dan dapat diatasi dengan kompetensi

pendidikan dan sekolah untuk bisa improvisasi dalam pengembangan materi kurikulum

muatan lokal.

Terdapat faktor-faktor penghambat bahwa keterlibatan peserta didik langsung

terhadap potensi daerah sangat minim dan perlu peningkatan minat. Pelatihan secara intensif

terhadap pembimbing atau pendidik sekolah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. (2009).Evaluasi Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdokarya

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Hamid Hasan.(2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahyono, Budi. (2012). Kurikulum Muatan Lokal. Diakses tanggal 26 Juli 2013 dari http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/kurikulum-muatan-lokal.html

Waluyo, Edi. (2010). Pentingnya Kurikulum Muatan Lokal. diaskses tanggal 25 Juli 2013 dari http://ediwaluyo.blogspot.com/2010/01/pentingnya-kurikulum-muatan-lokal-yang.html