EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU (...

17
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( Saccarum Officinarum) DI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Oleh: TENTREM E 100 080 051 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU (...

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

1

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU

( Saccarum Officinarum) DI KECAMATAN JATINOM

KABUPATEN KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

TENTREM

E 100 080 051

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

2

Page 3: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

1

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU

(Saccarum Officinarum)

KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

Tentrem, E 100 080 051, Fakultas Geografi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012

ABSTRAK

The study, entitled "Evaluation of Land Suitability for Sugarcane Crop in

District Jatinom Klaten" aims to: (1). Knowing the level of suitability of land for

sugar cane crops in the district Jatinom. (2). Knowing the limiting factor affecting the

decline in sugarcane production in the District Jatinom Klaten district.

The data used in this study is the primary data that includes the physical data

obtained directly from field survey and data obtained through laboratory analysis.

Physical data includes (effective depth of soil, surface rocks, rock outcrops, drainage

and slope), while for the data obtained from the laboratory is (pH, K2O, P2O5,

salinity, total N, CEC and soil texture). The method used is survey method, whereas

in this study using a sampling method for stratified sampling and data analysis using

matching methods.

From this research, the results obtained 2 land suitability classes, namely class

S3 and N1. S3 land suitability class consists of three sub-classes of compliance with

each of the limiting factors. Which includes sub-class S3.n with K2O limiting factor,

there were 14 land units, namely V3IIReKbc, V3IIRePmk, V3IIReTgl, V3IIIRePmk,

V3IIIReSwh, V3IIIReSwh, V3IIIReTgl, V4IReKbc, V4IRePmk, V4IReswh,

V4IIReKbc, V4IIReSwh, V4IIReTgl, V4IIIReKbc, V4IIIRePmk, with a total area of

2376.99 ha of land. Sub-class S3.rn with K2O and Drainage limiting factor consists

of two fields, namely satauan V3IIReswh and V4IIRePmk, with a total land area of

515.59 ha. Sub-class S3.ne with drainage and slope limiting factor, consisting of 3

units of land that is V3IVTgl, V4IIIReTgl, V4IVRePmk with a total land area of

116.88 ha. Land suitability class with sub class N1 N1.e the slope of the limiting

factors there are five land units, namely V3IIIReKbc, V3IVReKbc, V3IVRePmk,

V4IIIreSwh, V4IvreKbc, with a total land area of 543.54 ha.

Key Word : Decline indsugarcan, level of suitability and suitability classes

1. PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu

jenis tanaman sangat

bergantung pada kualitas

tanaman, lingkungan tempat

tumbuh, tempat melakukan

budidaya tanam dan

pengelolaan yang dilakukan

oleh petani. Mengenai

lingkungan tempat tumbuh,

walaupun pada dasarnya

untuk memenuhi

persyaratan tumbuh suatu

tanaman dapat direkayasa

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

2

oleh manusia, namun

memerlukan biaya yang

tidak sedikit. Dalam rangka

pengembangan suatu

komoditas tanaman, pertama

kali yang harus dilakukan

adalah mengetahui

persyaratan tumbuh dari

komoditas yang akan

dikembangkan kemudian

mencari wilayah yang

mempunyai tempat tumbuh

yang sesuai.

Tanaman Tebu

(Saccarum Oficinarum)

merupakan tanaman

perkebunan semusim, yang

mempunyai sifat tersendiri

sebab didalam batangnya

terdapat zat gula. Tebu

termasuk keluarga rumput –

rumputan seperti halnya

padi, glagah, jagung,

bambu.

Dalam usaha

meningkatkan kualitas

pertanian tanaman tebu di

Kecamatan Jatinom perlu

adanya perencanaan

pertanian yang sesuai

dengan kemampuan lahan.

Pengolahan lahan yang tidak

sesuai dengan kesesuaian

lahan dibuktikan dengan

hasil panen yang tidak

stabil. Evaluasi tingkat

kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu bertujuan

untuk meningkatkan

produksi pertanian agar

optimal dan menjaga

kelestarian sumber daya

alam. Sehingga perlu

dilakukan pengkajian

terhadap lahan yang ada

agar dapat dimanfaatkan

secara optimal.

Kecamatan Jatinom

sebagai daerah penelitian

merupakan salah satu

penghasil tebu di Jawa

Tengah, namun saat ini

diketahui hasil produksi

tanaman tebu mulai

menurun. Berdasarkan data

dari Badan Pusat Statistik

Kabupaten Klaten, maka

diperoleh data sebagai

berikut :

Tabel 1.1 Luas Penggunaan Lahan dan Hasil Produksi Tanaman Tebu

Tahun 1994-2009

Tahun Luas Panen (Ha) Hasil Produksi

(Ton)

1994 105.23 416,136

1995 313,94 2617

1996 69,62 702

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

3

1997 76,00 616,9

1998 105,32 76,73

1999 105,322 617,33

2000 116,07 39,66

2001 128,93 486,076

2002 4,642 5,176

2003 110,00 388,107

2004 108,988 420,106

2005 122,030 466,421

2006 126,397 521,135

2007 149,96 640,03

2008 184,15 758,28

2009 13,36 57,24

Sumber :kecamatan dalam Angka Tahun 1994-2009

Untuk mengembangkan tanaman yang

sudah ada, maka perlu adaya evaluasi

lahan untuk tanaman tebu di daaerah

penelitian, sehingga dapat di lakukan

pengolahan lahan untuk mencapai

hasil produksisi tebu yang maksilmal.

2. METODE PENELITIAN

Untuk mencapai tujuan

penelitian ini diperlukan beberapa

metode dalam proses penelitianya,

baik dalam pengambilan sampel

maupun dalam menganalisa data.

Metode yang di gunakan adalah

metode survay, Stratified sampling dan

Matching.

a. Metode Survay

Metode survey yang dilakukan

peneliti dengan pengukuran

dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena

yang diselidiki.

b. Metode Stratified Sampling

Metode yang digunakan

peneliti dalam pengambilan

sampel pada penelitian ini.

Pengambilan sampel dilakukan

berdasarkan strata dengan

satuan lahan sebagai stratanya.

c. Metode matching

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

4

Data yang telah di peroleh

peneliti dari hasil survey

lapangan serta hasil analisa

laboratorium dari sampel yang

di ambil kemudian dapat di

lakukan analisa dengan metode

Matching, Yaitu

membandingkan antara data

criteria tiap satuan lahan di

daerah penelitian dengan data

kriteria kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari penelitian yang dilakukan,

maka dapat diperoleh hasil dua kelas

kesesuaian lahan untuk tanaman tebu,

yaitu kelas S3 dan N1 dengan

beberapa factor penghambat

kesesuaian lahan untuk tanaman tebu

di daerah penelitian. Untuk labih

detailnya maka akan di bahas pada

pembahasan dibawah ini.

Tabel 3.1 Hasil Survey Lapangan

No Satuan Lahan Drainase Lereng

(%)

Batuan

singkapa

n ( %/m)

Batuan

permuka

an(%/m)

Kedalam

an

efektif

(cm)

1 V3IIReKbc ab 11 3 2 150

2 V3IIRePmk b 8,8 2 3 150

3 V3IIReSwh at 8,8 1 1 100

4 V3IIReTgl b 11 2 3 125

5 V3IIIReKbc b 33 5 2 150

6 V3IIIRePmk b 11 4 5 120

7 V3IIIReSwh ab 6,7 1 1 90

8 V3IIIReTgl b 11 1 3 155

9 V3IVReKbc b 46,7 3 15 200

10 V3IVRePmk b 33 3 4 160

11 V3IVReTgl b 28,9 1 6 175

12 V4IreKbc ab 2 6 2 100

13 V4IrePmk ab 2 4 3 110

14 V4IreSwh ab 2 1 1 90

15 V4IIReKbc b 4 3 2 120

16 V4IIRePmk at 4 2 2 110

17 V4IIReSwh ab 8,8 1 1 100

18 V4IIReTgl b 35,6 5 2 140

19 V4IIIReKbc b 13 4 2 155

20 V4IIIRePmk b 8,8 3 2 120

21 V4IIIReSwh ab 11 1 1 100

22 V4IIIReTgl b 24,4 4 2 110

23 V4IVReKbc b 37,8 5 2 150

24 V4IVRePmk b 28,9 3 2 120

Page 7: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

5

Sumber: Data primer 2012

Keterangan Drainase:

ab : Agak buruk

b : Buruk

at : Agak terhambat

Tabel 3.2. Hasil Uji Laboratorium

Satuan lahan

Karakteristik Lahan

Tekstur Total

N

(%)

P2O5

Tersedia

(ppm)

K2O

(me %)

PH Salinitas

(ms)

KTK

(me%)

V3IIReSwh LS 0,18 16,74 0,26 5,47 0,75 19,80

V3IIReKbc LS 0,20 13,31 0,29 6,03 0,14 18,60

V3IVReTgl LS 0,18 13,62 0,28 5,29 0,30 20,48

V4IReSwh LS 0,15 14,52 0,26 6,02 0,20 20,80

V4IIReKbc LS 0,17 15,63 0,27 5,97 0,17 21,40

V4IIIReTgl C 0,18 14,22 0,28 6,70 0,14 20,60

V4IIIReKbc L 0,20 14,83 0,25 5,81 0,11 21,00

V4IIRePmk SCL 0,20 13,31 0,24 5,90 0,16 19,40

Sumber : Data primer 2012

Keterangan:

Tekstur:

LS (Loamy Sand) : Pasir Berlempung

C (Clay) : Liat

L (Loam) : Lempung

SCL (Sandy Clay Loam): Lempung Liat Berpasir

Setelah melihat hasil

survey dan analisis lapangan,

maka analisis sampel tanah untuk

unsur kimia, peneliti mengambil 8

sampel tanah dimasing-masing

bentuk lahan, 3 sampel dibentuk

lahan 3 dan 5 sampel dibentuk

lahan 4 untuk memperkuat

keseluruhan sampel.

Berdasarkan hasil survey

lapangan yang dilakukan pada

tanggal 25 april–5 mei dan 13-20

mei 2012, serta analisa

labotratorium diperoleh hasil

karakteristik tiap-tiap satuan lahan

daerah penelitian sebagaimana

ditampilkan pada tabel 4.3.

Dari proses

metching/membandingkan antara

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

5

table 3.3 dengan tabel 2.2 maka

dapat diketahui kelas dan sub

kelas kesesuaian lahan ditiap-tiap

satuan lahan pada daerah

penelitian, sebagaimana

ditampilkan pada tabel 3.4

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

5

Tabel 3.3 Karakteristik pada tiap-tiap satuan lahan

Satuan Lhan

(t) (w) (r) ( f ) (c) (n) ( p) (e)

Temperatur rata-

rata tahunan (˚C)

Bk CH

(mm)

Drainase Tekstur

tanah

Kedalaman

Efektif tanah

(cm)

KTK

(me %)

PH Salinitas

(ms)

N

Total

(%)

P2O5

(ppm)

K20

(me %)

Batuan

Permukaan

(%)

Batuan

singkapan

(%)

Lereng (%)

V3IIReKbc 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 150 18,60 6,03 0,14 0,20 13,31 0,29 2 3 11

V3IIRePmk 24,08 3,5 2.120,3 b SCL 150 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 3 2 8,8

V3IIReSwh 24,08 3,5 2.120,3 at LS 100 19,80 5,47 0,75 0,18 16,74 0,26 1 1 11

V3IIReTgl 24,08 3,5 2.120,3 b LS 125 20,48 5,29 0,30 0,18 13,62 0,28 3 2 8,8

V3IIIReKbc 24,08 3,5 2.120,3 b LS 150 18,60 6,03 0,14 0,20 13,31 0,29 2 5 33

V3IIIRePmk 24,08 3,5 2.120,3 b SCL 120 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 5 4 11

V3IIIReSwh 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 90 19,80 5,47 0,75 0,18 16,74 0,26 1 1 6,7

V3IIIReTgl 24,08 3,5 2.120,3 b LS 155 20,48 5,29 0,30 0,18 13,62 0,28 3 1 11

V3IVReKbc 24,08 3,5 2.120,3 b LS 200 18,60 6,03 0,14 0,20 13,31 0,29 15 3 46,7

V3IVRePmk 24,08 3,5 2.120,3 b SCL 160 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 4 3 33

V3IVReTgl 24,08 3,5 2.120,3 b LS 175 20,48 5,29 0,30 0,18 13,62 0,28 6 1 28,9

V4IReKbc 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 100 18,60 5,97 5,97 0,17 15,63 0,27 2 6 2

V4IRePmk 24,08 3,5 2.120,3 ab SCL 110 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 3 4 2

V4IReSwh 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 90 20,80 6,02 0,20 0,15 14,52 0,26 1 1 2

V4IIReKbc 24,08 3,5 2.120,3 b LS 120 18,60 5,97 5,97 0,17 15,63 0,27 2 3 4

V4IIRePmk 24,08 3,5 2.120,3 at SCL 140 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 2 2 35,6

V4IIReSwh 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 110 20,80 6,02 0,20 0,15 14,52 0,26 1 1 4

V4IIReTgl 24,08 3,5 2.120,3 b C 100 20,60 6,70 0,14 0,18 14,22 0,28 2 5 8,8

V4IIIReKbc 24,08 3,5 2.120,3 b LS 155 18,60 5,97 5,97 0,17 15,63 0,27 2 4 13

V4IIIRePmk 24,08 3,5 2.120,3 b SCL 120 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 2 3 8,8

V4IIIReSwh 24,08 3,5 2.120,3 ab LS 100 20,80 6,02 0,20 0,15 14,52 0,26 1 1 11

V4IIIReTgl 24,08 3,5 2.120,3 b C 110 20,60 6,70 0,14 0,18 14,22 0,28 2 4s 24,4

V4IVReKbc 24,08 3,5 2.120,3 b SCL 150 21,00 5,81 0,11 0,20 14,83 0,25 2 5 37,8

V4IvRePmk 24,08 3,5 2.120,3 b L 120 19,40 5,90 0,16 0,20 13,31 0,24 2 3 28,9

Sumber: Data primer (Penulis 2012)

6

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

777

Tabel 3.4 Kelas dan Sub kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tebu di Daerah Penelitian

Satuan

Lahan

(t) (w) (r) ( f ) (c) (n) ( p) (e)

Kelas

Sub

Kelas

Temperatur

rata-rata

tahunan

Bk CH Drainase Tekstur Kedalaman

Efektif

tanah

KTK

(me %)

PH Salinitas

(ms)

N

(%)

P2O5

(ppm)

K20

(me %)

Batuan

Permukaan

(%)

Batuan

singkapan

(%)

Lereng

(%)

V3IIReKbc S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S2

S3 S3.n

V3IIRePmk S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S2 S2 S2

S3 S3.n

V3IIReSwh S1 S1 S1 S3 S2 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S1 S1 S2

S3 S3.r.n

V3IIReTgl S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S2 S2 S2

S3 S3.n

V3IIIReKbc S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 N1

N1 N1.e

V3IIIRePmk S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S2 S2 S2

S3 S3.n

V3IIIReSwh S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S1 S1 S2

S3 S3.n

V3IIIReTgl S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S2 S1 S2

S3 S3.n

V3IVReKbc S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S2 S2 N1

N1 N1.e

V3IVRePmk S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S2 S2 N1

N1 N1.e

V3IVReTgl S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S2 S1 S2 S2 S3 S2 S1 S3

S3 S3.n.e

V4IreKbc S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S1

S3 S3.n

V4IrePmk S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S2 S2 S1

S3 S3.n

V4IreSwh S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S1 S1

S3 S3.n

V4IIReKbc S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S1

S3 S3.n

V4IIRePmk S1 S1 S1 S3 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S1

S3 S3.n

V4IIReSwh S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S1 S2

S3 S3.n

V4IIReTgl S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 N1

N1 N1.e

V4IIIReKbc S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S2

S3 S3.n

V4IIIRePmk S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S2

S3 S3.n

V4IIIReSwh S1 S1 S1 S2 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S1 S2

S3 S3.n

V4IIIReTgl S1 S1 S1 S1 S2 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S3

S3 S3.n.e

V4IVReKbc S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 NI

N1 N1.e

V4IvRePmk S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S2 S3 S1 S2 S3

S3 S3.n.e

Sumber : Data Primer (Penulis 2012)

7

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

8

3.1. Faktor Pembatas Kesesuaian

Lahan Untuk Tanaman Tebu di

Daerah Penelitian.

Setelah dilakukan proses

matching antara Karakteristik tiap

satuan lahan daerah penelitian dengan

tabel persyaratan tumbuh tanaman tbeu,

maka diperoleh kelas-kelas kesesuaian

lahan di daerah penelitian yang terdiri

atas dua kelas kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu, yaitu Sesuai marginal

(S3) dan tidak sesuai untuk saat ini

(N1). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.5

Tabel 3.5 Kelas kesesuaian lahan dan Faktor Pembatas daerah penelitian

Kelas Sub Kelas Satuan Lahan Faktor Pembatas

S3 (Sesuai Marginal) S3.n V3IIReKbc o

V3IIRePmk

V3IIReTgl

V3IIIRePmk

V3IIIReSwh

V3IIIReTgl

V4IReKbc

V4IRePmk

V4IReSwh

V4IIReKbc

V4IIReSwh

V4IIReTgl

V4IIIReKbc

V4IIIRePmk

S3.r.n V3IIReSwh o dan Drainase

V4IIRePmk

S3.n.e V3IVReTgl Drainase dan

kemiringan lereng V4IIIReTgl

V4IVRePmk

N1 (Tidak Sesuai

untuk saat ini)

N1.e V3IIIReKbc Kemiringan lereng

V3IVReKbc

V3IVRePmk

V4IIIReSwh

V4IVReKbc

Sumber: Data primer Dan Data Sekunder 2012

Dengan melihat tabel diatas

dapat diketahui ada dua kelas

kesesuaian lahan di daerah penelitian

dengan masing-masing sub kelas

kesesuaian dan faktor pembatas. Kelas

kesesuaian S3 memiliki 3 sub kelas

kesesuaian lahan yaitu (S3.n, s3.r.n, dan

S3.n.e) dengan faktor pembatas o,

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

8

drainase dan kemiringan lereng. Untuk

kelas N1 memiliki 1 sub kelas

kesesuaian lahan, yaitu N1.e dengan

faktor pembatas yang dominan adalah

kemiringan lereng.

3.2 Evaluasi Kesesuaian Lahan

Untuk Tanaman Tebu di

Daerah Penelitian

Melalui perbandingan (matching)

antara karakteristik kesesuaian lahan di

daerah penelitian dengan pedoman

klasifikasi kesesuaian lahan utuk tanaman

tebu, diketahui bahwa daerah penelitian

mempunyai 2 kelas kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu, yaitu S3 (sesuai marginal)

yang terdiri dari 3 sub kelas yaitu (S3.n ,

S3.r.n dan S3.n.e). Kelas yang kedua adalah

kelas N1 ( tidak sesuai untuk saat ini) yang

terdiri dari 1 sub kelas kesesuaian lahan

yaitu N1.e.

Sub kelas S3.n memiliki faktor

pembatas K2O ada 14 satuan lahan, yaitu

(V3IIReKbc, V3IIRePmk, V3IIReTgl,

V3IIIRePmk, V3IIIReSwh, V3IIIReSwh,

V3IIIReTgl, V4IReKbc, V4IRePmk,

V4IReswh, V4IIReKbc, V4IIReSwh,

V4IIReTgl, V4IIIReKbc, V4IIIRePmk)

terdapat di desa Kayumas, Bandungan,

Temuireng, Bengking, Socokangsi, Glagah,

Randulanag, Beteng, Tibayan, Cawan,

Mranggen, Jatinom, Gedaren dan Bonyokan,

dengan total luas lahan 2376,99 ha. Dengan

kondisi yang demikian, faktor pembatas

berupa K2O dapat diperbaiki dengan

pengolahan lahan dan pemupukan yang

tepat sesuai dengan kebutuhan lahan untuk

tanaman tebu, sehingga menjadikan kadar

K2O seimbang.

Sub kelas S3.r.n dengan faktor

pembatas K2O dan Drainase terdiri dari dua

satauan lahan yaitu (V3IIReSwh dan

V4IIRePmk) terdapat di desa Krajan,

Glagah, Jatinom, Gedaren, Beteng,

Randulanang, Mranggen, Jemawan,

Bonyokan dan Puluhan, dengan total luas

lahan 515,59 ha. Hambatan K2O pada

lahan, dapat dilakukan perbaikan dengan

pengolahan lahan yang tepat serta dosis

pupuk yang tepat berdasarkan kebutuhan

lahan sedangkan untuk hambatan berupa

drainase, maka harus dilakukan pengaturan

pola irigasi sehingga dapat memenuhi air

yang dibutuhkan oleh tanaman tebu. Dengan

melihat kebutuhan kadar air yang

dibutuhkan tenaman tebu yang tidak begitu

banyak setelah masa tanam, maka para

petani tebu hanya perlu mengatur waktu

penanaman yang tepat. Untuk lahan di

daerah yang kering sebaiknya melakukan

proses tanam tebu pada musim hujan, karena

tebu lebih membutuhkan banyak air diusia

penanaman sampai berumur 1-3 bulan Sub

kelas S3.n.e dengan faktor pembatas

drainase dan lereng, terdiri dari 3 satuan

lahan yaitu (V3IVTgl, V4IIIReTgl,

V4IVRePmk) terdapat di desa Bandungan,

Randulanang, Cawan dan Beteng, dengan

total luas lahan 116,88 ha. Dengan kondisi

demikian, faktor pembatas berupa drainase

dapat diatasi dengan pengaturan waktu

penanaman dan pengaturan irigasi,

sedangkan untuk kemiringan lereng

kemungkinan untuk diperbaikinya kecil.

Kelas kesesuaian lahan N1( tidak

sesuai untuk saat ini) dengan sub kelas N1.e

dengan faktor pembatas terberat adalah

kemiringan lereng ada lima satuan lahan

yang tidak sesuai saat ini untuk tanaman

tebu, yaitu (V3IIIReKbc, V3IVReKbc,

V3IVRePmk, V4IIIreSwh, V4IvreKbc)

terdapat di desa Bandungan, Beteng,

Socokangsi, Tibayan, Cawan, Glagah dan

Pandean, dengan total luas lahan 543,54 ha.

Dengan adanya faktor pembatas kemiringan

lereng kemungkinan perbaikan yang

tentunya tidak mudah dilakukan dan

memerlukan tenaga serta biaya yang tidak

sedikit.

9

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

8

3.3. Faktor lain

Aspek sosial ekonomi dimaksudkan

untuk mengetahui faktor lain yang

menyebabkan penurunan produksi tanaman

tebu di daerah penelitian selain faktor lahan.

Untuk mendaptkan informasi faktor

tersebut, peneliti melakukaan wawancara

pada sejumlah petani tebu di Kecamatan

Jatinom. Dengan adanya wawancara maka

diperoleh beberapa informasi beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap penurunan

luas area dan jumlah produksi.

Aspek 11actor yang dimaksud dalam

hal ini adalah capur tangan manusia dalam

mengolah lahan untuk tanaman tebu, dengan

maksud meningkatkan kualitas lahan yang

ada. Dalam hal ini petani tabu di daerah

penelitian melakukan perbaikan lahan salah

satunya dengan melakukan pengolahan

lahan serta pemupukan. Pemupukan yang di

lakukan adalah dengan menggunakan pupuk

kandang, sehingga diperoleh hasil yang

kurang maksimal karena 11actor hara yang

di butuhkan oleh tanaman tebu tidak dapat

tercukupi hanya dengan pupuk kandang saja.

Para petani tebu di kecamatan Jatinom

terbagi menjadi dua kelompok yaitu, Petani

tebu yang masuk dalam organisasi

“Kelompok Tani” dan petani tebu individu.

Dalam yang ada dalam hal ini adalah

masalah penjualan hasil produksi tanaman

tebu. Para petani tebu yang masuk dalam

kelompok tani lebih mudah dalam menjual

hasil panenya, yaitu dengan menyetorkan

langsung ke pabrik-pabrik yang menjaadi

tempat tujuan. Pabrik yang sering menjadi

tujuan utama penyetoran hasil panen adalah

Pabrik Gula Gondang Winangun dan

Madukismo.

Untuk petani yang tidak masuk dalam

kelompok tani tidak dapat menyetorkan

langsung ke pabrik, biasanya para petani

memilih menjual melalui Mandor rembang

(bahasa petani) tebu. Sehingga untuk hasil

jual tebu biasanya tidak dapat diterima

langsung 100% tetapi minimal pembayanran

tebu dilakukan 2 kali waktu. (Sebagai uang

muka tanda kesepakatan dan di bayarkan

setelah selesai panen).

Untuk harga jual tnaman tebu pun

berbeda, Harga jual Tebu bagi kelompok

tani yang menyetorkan langsung hasil

panenya mendapatkan harga Rp.25.000,-/kw

(Rp.25.000.000,-/Ton). Sedangkan untuk

petani yang menjual tebu pada Mandor

rembang, mendapatkan harga jual rata-rata

Rp.20.000,-/Kw (Rp.20.000.000,-/Ton.

Permasalahan cara penjualan hasil panen

dan selisih harga jual yang lumayan besar

menyebabkan penurunan minat petani untuk

bertanam tebu. Berkurangnya minat petani

untuk bertanamn tebu, secara otomatis juga

menyebabkan penurunan hasil produksi

tanaman Tebu di Kecamatan Jatinom.

Dalam hal ini berkurangya luas area tanam

tebu bukan karena 11actor kesesuaian lahan,

akan tetapi dipengaruhi oleh 11actor

penurunan minat bertanam tebu oleh petani

tebu di Kecamatan Jatinom.

Lahan yang sudah ditanami tebu tidak

dapat diselingi tanaman lain (di model

tanam tumpang sari). Tanaman tebu dapat

dipanen setelah berusian satu tahun,

sehingga petani yang tidak memiliki

penghasilan lain dari tanaman tebu harus

menyisakan sebagian lahan mereka untuk

menanam tanaman lain yang dapat dipanen

dalam waktu singkat selama menunggu hasil

panen tebu. Tanaman yang dipilih para

petani adalah tanaman musiman. Tanaman

yang dipilih antara lain tanaman cabai dan

jagung.

Pembagian lahan inilah yang

menyebabkan penurunan luas lahan tanaman

tebu dan juga hasil produksi tanaman tebu di

Kecamatan Jatinom. Meskipun demikian

petani tebu di kecamatan Jatinom masih

tetap menanam tebu terutama di tujuh

kelurahan yaitu: Temuireng, Beteng,

Bengking, Randulanang, Puluhan,

Mranggen dan socokangsi. Hal ini

10

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

8

disebabkan oleh hasil panen tebu yang

menjanjikan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kelas kesesuaian lahan untuk

tanaman tebu di Kecamatan Jatinom,

Kabupaten Klaten ada dua yaitu: (1)

Kelas kesesuaian lahan sesuai

marginal (S3) sesuai marginal,

terdapat disatuan lahan V3IIReKbc,

V3IIRePmk,V3IIReTgl,V3IIIRePmk

,V3IIIReSwh,V3IIIReSwh,V3IIIReT

gl,V4IReKbc,V4IRePmk,V4IReswh,

V4IIReKbc,V4IIReSwh, V4IIReTgl,

V4IIIReKbc,V4IIIRePmk,V3IIResw

h, V4IIRePmk,V3IVTgl, V4IIIReTgl

dan V4IVRePmk, dan (2). Kelas (N)

tidak sesuai untuk saat ini terdapat

disatuan lahan V3IIIReKbc,

V3IVReKbc,V3IVRePmk,V4IIIreS

wh dan V4IvreKbc.

2. Faktor pembatas pada kelas

kesesuaian lahan S3 ( sesuai

marginal) berupa k2O, Drainase dan

kemiringan lereng terrdapat disatuan

lahanV3IIReKbc,V3IIRePmk,V3IIR

eTgl, V3IIIRePmk, V3IIIReSwh,

V3IIIReSwh,V3IIIReTgl,V4IReKbc,

V4IRePmk, V4IReswh, V4IIReKbc,

V4IIReSwh,V4IIReTgl,V4IIIReKbc,

V4IIIRePmk,V3IIReswh,V4IIRePm

k,V3IVTgl,V4IIIReTgl dan

V4IVRePmk.Faktor penghambat

dikelas kesesuaian lahan N1 (Tidak

sesuai untuk saat ini) berupa

kemiringan lereng, terdapat pada

satuan lahan V3IIIReKbc,

V3IVReKbc,V3IVRePmk,V4IIIreS

wh dan V4IvreKbc.

3. Penurunan luas area lahan untuk

tanaman tebu disebabkan karena

petani mengalihfungsikan sebagian

lahan tanaman tebu untuk tanaman

non tebu yaitu cabai dan jagung.

Alihfungsi lahan ini bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan selama

menunggu hasil panen tanaman tebu.

4.2 Saran

1. Untuk mengatasi faktor penghambat

berupa K2O, maka dapat dilakukan

perbaikan dengan pemberian

komposisi pupuk dan pengolahan

yang tepat, teratur serta seimbang,

sehingga dapat memberikan unsur

K2O yang tepat dan seimbang pula

untuk tanaman tebu

2. Untuk faktor penghambat berupa

drainase, maka dapat dilakukan

dengan pengaturan irigasi serta

pemilihan masa/waktu penanaman

yang tepat, mengingat kebutuhan air

pada tanaman tebu sangat

dibutuhkan pada saat tebu berusia 1-

3 bulan.

3. Perlu diadakan penelitian tentang

keberterimaan masyarakat dalam

penanaman tebu di Kecamatan

jatinom, Kabupaten Klaten.

11

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

12

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

12

DAFTAR PUSTAKA

Al Hidayah. 2011. Rencana Pengembangan Tanaman Ubi Jalar Di

Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Geografi UMS

Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB.

BPS. 1994-2009. Kabupaten Klaten dalam Angka. Klaten : BPS

BPS. 2010. Kecamatan Jatinom dalam Angka. Klaten : BPS

Daldjoeni. Drs.N, 1983. Pokok-pokok Iklim. Bandung: Penerbit Alumni

Darmawijaya, M Isa. 1980. KLASIFIKASI TANAH dasar-dasar bagi

peneliti tanah dan pelaksana pertanian di Indonesia. Bandung:

Balai penelitian teh dan kina.

Dwi Martono, Agus. 1999. Kartografi Analisa dan Interpretasi Peta.

Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Hardjowigeno, Sarwono dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian

Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press.

Ida Bagus Mantra, 1983. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta : Nur

Cahaya

Muljana, Wahju. 1995. Teori dan Praktek Cocok Tanam Tebu Dengan

Segala Masalahnya. Semarang: CV.Aneka Ilmu

Priyana, Yuli. 1998. Dasar-dasar Meteorologi dan Klimatologi. Fakultas

Geografi UMS

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN TEBU ( …eprints.ums.ac.id/20250/17/PUBLIKASI_ILMIAH.pdfadalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian

12

Sabari Yunus, Hadi. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah

Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Setyamidjaja, Djoehono dan Husaini Azharni. 1992. Tebu Bercocok Tanam

Dan Pascapanen. Jakarta: CV.Yasaguna

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito

Sulastri, Siti. 1991. Kessuaian Lahan untuk Tanaman Tebu Lahan

Kering Daerah Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Surakarta :

Fakultas Geografi

Supriyadi, Ahmad. 1992. Redemen Tebu dan Liku-liku

Permasalahanya. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

Susilowati, Heni Ika. 2008. kesesuaian lahan untuk tanaman tebu di

kecamatan gondangrejo kabupaten karanganyar propinsi jawa

tengah. Skripsi. Fakultas Geografi UMS

Taryono. 1997. Sumber Daya Lahan. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.

Taryono, 1997. Pedoman Survey Sumberdaya Lahan. Surakarta: Fakultas

Geografi UMS.

Thornbury, william D. 1954. Principle off Geomorphology. New york :

John Wiley & sons. INC

Tim Pusat Penelitian Agroklimat. 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi

Lahan. Departemen Pertanian

Widayati, Wahyu. 2004. Kesesuaian Lahan untuk Berbagai Tanaman

Alternatif Di Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Skripsi.

Surakarta : Fakultas Geografi