EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO...

40
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Oleh TAUFIQ SATYO WIDODO UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Transcript of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO...

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO

KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Oleh

TAUFIQ SATYO WIDODO

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO

KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG

Oleh: Taufiq Satyo Widodo

105040201111105

Program Studi Agroekoteknologi Minat Manajemen Sumberdaya Lahan

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TANAH

MALANG 2017

Page 3: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi yang berjudul

“Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jeruk (Citrus L.) Di Desa Selorejo

Kecamatan Dau Kabupaten Malang” merupakan hasil penelitian saya sendiri,

dengan bimbingan dosen pembimbing. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk

memperoleh gelar di suatu perguruan tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas tertulis sebagai rujukan dalam naskah

skripsi dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Agustus 2017

Taufiq Satyo Widodo

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Jeruk ( Citrus L.) Di

Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Nama Mahasiswa : Taufiq Satyo Widodo

N I M : 105040201111105

Jurusan : Tanah

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui,

Pembimbing Utama,

Prof. Dr. Ir. Soemarno, M.S

NIP. 195508171 98003 1 003

Diketahui,

Ketua Jurusan Tanah

Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU

NIP. 19540501 198103 1 006

Tanggal Persetujuan :

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan,

MAJELIS PENGUJI

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Ir. Zaenal Kusuma, SU Prof. Dr. Ir. Soemarno M.S

NIP. 195405011981031006 NIP. 195508171980031003

Penguji III Penguji IV

Christanti Agustina, SP. MP Aditya Nugraha Putra, SP. MP

NIK. 820826 04 32 0025 NIK. 2016098 91227 1 001

Tanggal Lulus :

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

i

RINGKASAN

Taufiq Satyo Widodo (10504020111105). Evaluasi Kesesuaian Lahan

Tanaman Jeruk (Citrus L.) di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten

Malang. Di bawah bimbingan Soemarno

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat dan langkanya lahan pertanian

yang subur dan memiliki potensi tinggi, serta adanya persaingan penggunaan

lahan dari sektor non pertanian, membuat dibutuhkannya teknologi yang tepat

dalam mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Untuk dapat

memanfaatkan lahan secara optimal diperlukan data informasi mengenai tanah,

iklim dan sifat fisik lingkungan lain, ditambah persyaratan tumbuh tanaman yang

akan digunakan dalam sebidang lahan (satuan peta lahan), terutama tanaman-

tanaman yang mempunyai peluang pasar tinggi dan memiliki nilai ekonomi yang

baik.

Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan keberlanjutan suatu

komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi, sehingga dengan adanya penelitian

evaluasi kesesuaian lahan tanaman jeruk di Desa Selorejo dapat menjadi

pertimbangan awal dalam menentukan wilayah pertanaman guna menjaga

keberlanjutan komoditas jeruk. Salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi

yang baik di Indonesia adalah Jeruk. Jeruk memiliki kandungan vitamin C yang

cukup tinggi dan juga merupakan tanaman yang mudah tumbuh di berbagai

agroklimat. Salah satu jenis jeruk lokal yang berpotensi dikembangkan di

Indonesia adalah jeruk manis. Jeruk manis memiliki keunggulan tahan terhadap

kekurangan air. Salah satu kawasan produksi jeruk ini adalah masyarakat

Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan

pengamatan langsung di lapangan dan pendekatan evaluasi lahan melalui system

informasi geografis. Kriteria kesesuaian lahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kriteria kesesuaian lahan menurut Djaenudin et al. (2011) dan FAO

(1983). Tahap penelitian ini dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu : 1) Tahap

persiapan, 2) Tahap pengamatan lapangan, 3) Pengolahan data.

Hasil penyusunan peta satuan lahan desa Selorejo disajikan dalam peta

dengan skala 1:10.000 yang menghasilkan 6 jenis satuan peta lahan. Peta ini

dihasilkan dari intersect dari overlay peta dasar. Dari ke enam jenis satuan peta

lahan, faktor pembatas yang muncul adalah bahaya erosi (eh). pada SPL1 kelas

kesesuaian lahan S2 dengan faktor pembatas bahaya erosi yang dilihat dari peta

projek elevasi dan peta klerengan Desa Selorejo. untuk SPL2 sampai SPL4

memiliki kelas kesesuaian S3, dengan faktor pembatas eh. dan untuk SPL5 dan

SPL6 memiliki kelas kesesuaian N, sehingga pada wilayah ini seharusnya tidak

dilakukan penanaman tanaman jeruk atau dilakukan penanaman dengan

pengolahan lahan lebih lanjut guna menjaga keberlanjutan tanaman jeruk.

Page 7: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

ii

SUMMARY

Taufiq Satyo Widodo (10504020111105). Evaluation of Land Suitability of

Citrus Land (Citrus L.) in Selorejo Village, Dau District, Malang Regency.

Supervised by Soemarno

The increasing land demand and the scarcity of fertile and high potential agricultural land, and the existence of land use competition from the non-

agricultural sector, require appropriate technology to optimize sustainable land

use. To be able to optimally utilize the land, soil data, climate and other physical

properties of the environment, plus the requirement of growing plants to be used

in a plot of land (unit of land map), especially plants that have high market

opportunities and have a good economic value .

This research is conducted because of the problems of sustainability of a

superior commodity of high economic value, so that with the evaluation of the

suitability of citrus field in Selorejo Village can be the initial consideration in

determining the area of cultivation in order to maintain the sustainability of citrus

commodities. One of the commodities that have good economic value in

Indonesia is Orange. Oranges contain vitamin C which is quite high and is also a

plant that is easy to grow in various agroklimat. One type of local orange that has

the potential to be developed in Indonesia is sweet orange. Sweet orange has the

advantage of being resistant to water shortages. One of the citrus production areas

is the community of Dau District, Malang Regency.

The method used in this research is survey with direct observation in field

and approach of land evaluation through geographic information system. The land

suitability criteria used in this study are land suitability criteria according to

Djaenudin et al. (2011) and FAO (1983). This research phase is divided into three

activities, namely: 1) preparation stage, 2) field observation stage, 3) data

processing.

The result of arrangement of Selorejo village land unit map is presented in

map with scale 1: 10.000 which produce 6 type of land map unit. This map is

generated from intersect of the base map overlay. Of the six types of land map

units, the limiting factor is the erosion hazard (eh). in SPL1 land suitability class

S2 with erosion hazard factor seen from elevation project map and cluster map of

Selorejo Village. for SPL2 until SPL4 has a S3 conformity grade, with a limiting

factor eh. and for SPL5 and SPL6 have N suitability class, so that in this area

should not be done cultivation of citrus plants or planted with further processing

of land in order to maintain the sustainability of citrus crops.

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Jeruk (Citrus

L.) di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang”.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang setulus-tulusnya

penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dosen pembimbing skripsi yaitu Bapak Prof. Dr. Ir Soemarno, M.S atas

bimbingan, arahan dan masukan dalam pelaksanaan penelitian dan

penulisan skripsi.

2. Prof. Dr. Ir. Kuswanto, MP sebagai Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian

yang telah memberi motivasi, dukungan serta kesempatan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Prof. Dr.Ir. Zaenal Kusuma, SU sebagai Ketua Jurusan Tanah Fakultas

Pertanian serta seluruh dosen dan karyawan di jurusan Tanah Fakultas

Pertanian atas kerjasamanya selama ini.

4. Bapak Bambang Soponyono, sebagai Kepala Desa Selorejo beserta

seluruh staf kelurahan yang turut membantu dalam kelancaran

penyelesaian tugas akhir ini.

5. Teman-teman MSDL 2010, terutama Baihaqi yang sangat membantu saya

dalam moril serta materil, Felix, Pandu, Ghea, Rinda atas semua ilmu dan

bantuan untuk motivasi dan mendukung saya.

6. Ayah, Ibu (Malaikatku), adik serta seluruh keluarga yang senantiasa

memberikan nasehat dan doa serta dukungan yang tak henti untuk sebuah

kehidupan yang harus diperjuangkan.

7. Novaria Lailatul Jannah serta keluarga tercinta yang terus memberikan

dukungan untuk perjuangan yang masih panjang ini.

Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, atas bantuannya

selama penulis menempuh pendidikan dan melakukan penelitian.

Penulis sangat menyadari bahwa proses penulisan hasil laporan penelitian

ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.

Walaupun demiikian adanya, penulis berharap semoga hasil penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua.

Malang, Agustus 2017

Penulis

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Mojokerto pada tanggal 14 Januari 1993

sebagai putra pertama dari empat bersaudara dari Bapak Sri Widodo dan Ibu

Mufarida.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Krangaan 1 Mojokerto tahun

1999 sampai tahun 2004. Kemudian, penulis melanjutkan ke SMPN 1 Kota

Mojokerto pada tahun 2004 hingga lulus pada tahun 2007. Selanjutnya, penulis

melanjutkan sekolah ke SMAN 3 Kota Mojokerto tahun 2008 hingga lulus tahun

2010. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Strata-1 Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa

Timur, melalui jalur Prestasi Akademik.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan

Mahasiswa Ilmu Tanah periode 2014/2015. Penulis pernah aktif dalam

kepanitiaan Gatraksi (Galang Mitra dan Kenal Profesi) pada tahun 2014 dan 2015.

Selain itu, penulis juga menjadi anggota aktiv KSR UB (Korps Sukarela)

Universitas Brawijaya pada tahun 2013-2015.

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

v

DAFTAR ISI

RINGKASAN…………………………………………………………………… i

SUMMARY……………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. viii

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………....... 1

1.2 Tujuan Penelitian………………………………………………………... 2

1.3 Manfaat………………………………………………………................. 2

1.4 Batasan Masalah……………………………………………………….... 2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan………………………………...………….... 3

2.1.1. Prinsip Dasar Evaluasi Kesesuaian Lahan…………..…………… 3

2.1.2. Tipe Penggunaan Lahan……………………………..…………… 3

2.1.3. Kualitas Lahan……………………………………….…………... 4

2.1.4. Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan………………….……….. 4

2.1.5. Sistem Informasi Geografi untuk Evaluasi Lahan………..………. 6

2.2. Karakteristik Lahan Jeruk……………………………………………….. 7

2.3. Pengelolahan Lahan Jeruk………………………………………………. 8

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………………. 10

3.2 Alat dan Bahan ………………………………………………………..... 10

3.3 Metode Penelitian……………………………………………………….. 11

3.4 Alur Kerja……………………………………………………………….. 11

IV KONDISI UMUM WILAYAH

4.1 Keadaan Umum Lokasi………………………………………………… 12

4.2 Geologi dan Geomorfologi Desa Selorejo……………………………… 13

4.3 Penggunaan Lahan pada Desa Selorejo………………………………… 14

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

vi

4.4 Kondisi Lereng Desa Selorejo…………………………………………... 15

4.5 Elevasi Desa Selorejo…………………………………………………… 16

4.6 Curah hujan Desa Selorejo……………………………………………… 17

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Satuan Peta Lahan…………………………………………… 20

5.2 Kesesuaian Lahan Tanaman Jeruk……………………………………… 21

5.3 Persyaratan Tumbuh Tanaman Jeruk dan Data Produksi………………. 23

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………………………………………………………........... 26

6.2 Saran……………………………………………………….................... 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Karakteristik Lahan …………………………………………… 7

Tabel 2 Persyaratan penggunaan Lahan Jeruk…………………………. 9

Tabel 3 Alat dan Bahan yang digunakan untuk penelitian…………….. 10

Tabel 4 Kelas Kemiringan Lereng……………………………………… 15

Tabel 5 Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Jeruk ……………………. 21

Tabel 6 Adaptasi Beberapa Varietas Jeruk Terhadap Elevasi………….. 24

Tabel 7 Kelas Kesesuaian Lahan Produksi (FAO, 1993) ……………… 24

Tabel 8 Presentase Produksi Jeruk ……………………………………… 25

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerja ……………………………………………….. 11

Gambar 2 Peta Administrasi Desa Selorejo…………………………. 12

Gambar 3 Peta Geologi Desa Selorejo……………………………… 13

Gambar 4 Peta Bentuk Lahan Desa Selorejo………………………… 14

Gambar 5 Peta Penggunaan Lahan Desa Selorejo…………………… 15

Gambar 6 Peta Kelerengan Desa Selorejo…………………………… 16

Gambar 7 Peta Elevasi Desa Selorejo………………………………… 17

Gambar 8 Rerata Curah Hujan Desa Selorejo ………………………… 18

Gambar 9 Peta Curah Hujan Sepanjang Tahun Desa Selorejo……….. 18

Gambar 10 Total Curah Hujan sepanjang Tahun Desa Selorejo.............. 19

Gambar 11 Peta SPL Desa Selorejo …………………………………… 20

Gambar 12 Peta Kesesuaian Lahan Aktual Desa Selorejo…………… 23

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan lahan yang semakin meningkat dengan langkanya lahan

pertanian yang subur dan memiliki potensi tinggi, serta adanya persaingan

penggunaan lahan dari sektor non pertanian, membuat dibutuhkannya teknologi

yang tepat dalam mengoptimalkan penggunaan lahan secara berkelanjutan. Untuk

dapat memanfaatkan lahan secara optimal diperlukan data informasi mengenai

tanah, iklim dan sifat fisik lingkungan lain, ditambah persyaratan tumbuh tanaman

yang akan digunakan dalam sebidang lahan (satuan peta lahan), terutama

tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar tinggi dan memiliki nilai

ekonomi yang baik.

Salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang baik di Indonesia

adalah Jeruk. Jeruk memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi dan juga

merupakan tanaman yang mudah tumbuh di berbagai iklim. Salah satu jenis jeruk

lokal yang berpotensi dikembangkan di Indonesia adalah jeruk manis. Jeruk manis

memiliki keunggulan tahan terhadap kekurangan air. Salah satu kawasan produksi

jeruk ini adalah masyarakat Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Jeruk manis ini

telah dikembangkan secara komersial dan menjadi mata pencaharian utama oleh

sebagian besar penduduknya (Cahyani, et, al. 2003).

Meski sudah menjadi kawasan produksi jeruk manis, masyarakat

Kecamatan Dau masih belum mendapatkan hasil buah yang optimal. Hal ini

membuktikan bahwa petani belum memaksimalkan potensi yang ada untuk

menghasilkan jeruk yang berkualitas dan berkuantitas tinggi (Soelarso, 1996).

Selain dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang teknik budidaya,

permasalahan ekologi atau lingkungan juga menjadi faktor kurang optimalnya

hasil buah jeruk pada Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Faktor lingkungan

tersebut antara lain diakibatkan oleh penurunan kualitas sumber daya lahan yang

berimbas pada hasil produksi buah jeruk manis.

Upaya optimalisasi sumberdaya lahan untuk pengelolaan produksi

tanaman jeruk dapat dilakukan dengan mengetahui faktor-faktor pembatas

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

2

kesesuaian lahan tanaman jeruk. Menurut Syam (2010) pemetaan sifat-sifat tanah

merupakan langkah penting pertama yang harus dilakukan dalam meningkatkan

akurasi sistem pertanian (precision agriculture), yang bertujuan untuk

mengintegrasikan karakteristik sumberdaya lahan dan kebutuhan tanaman pada

suatu tempat dan waktu. Evaluasi lahan merupakan suatu proses pendugaan suatu

potensi sumberdaya lahan untuk berbagai penggunaan.

1.2 Tujuan

1. Menentukan kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatas pada

semua satuan peta lahan jeruk

2. Mencari karakteristik lahan yang mempengaruhi produksi jeruk

pada semua satuan peta lahan tanaman jeruk

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi awal

bagi para peneliti lainnya dalam melakukan upaya pengelolaan optimalisasi

lahan jeruk manis di wilayah Desa Selorejo Kecamatan Dau Malang.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah pada pelaksanaan penelitian ini adalah pemetaan dan

evaluasi kesesuaian lahan tanaman jeruk pada setiap tipe lahan Desa Selorejo

Kecamatan Dau pada skala survei semi detail (1:25.000).

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Kesesuaian Lahan

2.1.1 Prinsip Dasar Evaluasi Kesesuaian Lahan

Dalam buku inventarisasi sumberdaya lahan (Rayes, 2006) dijelaskan

bahwa evaluasi lahan memiliki tiga prinsip antara lain sebagai berikut: evaluasi

lahan harus ditunjukan untuk menilai kesesuaian lahan dari sebidang lahan (satuan

peta lahan) untuk penggunaan yang lebih spesifik. Selanjutnya perlu penegasan

mengenai besaran keuntungan yang diperoleh dari budidaya tanaman tertentu atau

penerapan suatu penggunaan lahan yang spesifik. Prinsip ketiga perlu kerjasama

antar disiplin ilmu, mengingat bukan hanya terkonsentrasi pada keilmuan tanah

namun juga hasil evaluasi berpengaruh pada masyarakat disekitar area evaluasi.

Namun apabila dilakukan hanya oleh ahli tanah maka prinsip ketiga ini gugur

sehingga aspek seperti sosiologi, ekonomi, lingkungan, budaya, dan lain- lain

terabaikan.

Tidak kalah penting juga mengingatkan bahwa dampak jangka panjang

dari kegiatan evaluasi lahan harus dipikirkan. Khususnya pada aspek yang perlu

mendapat perhatian khususnya kerusakan lingkungan atau degradasi lahan.

2.1.2 Tipe Penggunaan Lahan

Dalam studi evaluasi lahan, setiap jenis penggunaan lahan dirinci kedalam

tipe-tipe penggunaan lahan. Dimana jenis-jenis penggunaan lahan yang diuraikan

secara lebih detail karena menyangkut pengelolahan. Tipe penggunaan lahan

bukan merupakan tingkat kategori dari klasifikasi penggunaan lahan, tetapi

mengacu kepada penggunaan lahan secara umum, karena berkaitan dengan aspek

masukan, teknologi, dan keluarannya.

Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dibedakan atas dua

macam yaitu multiple dan compound. Tipe multiple merupakan tipe penggunaan

lahan yang tergolong terdiri lebih dari satu jenis penggunaan lahan yang

diusahakan secara serentak pada suatu area sama dari sebidang lahan. Setiap

penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan berbeda serta memberikan hasil

tersendiri. Compound merupakan tipe pengguanaan lahan yang tergolong lebih

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

4

dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada area-area unit lahan

yang dimana apabila untuk evaluasi diberlakukan unit tunggal.

2.1.3 Kualitas Lahan

Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau atribut yang bersifat

kompleks dari sebidang tanah. Kondisi-kondisi lahan yang sangat erat dengan

persyaratan suatu tipe penggunaan lahan tertentu disebut kualitas tanah

(Sastrohartono, 2011). Beberapa metode evaluasi lahan yang menggunakan

kualitas tanah adalah CSR/FAO (1983) dan Sys et al (1993).

Kualitas lahan bisa menjadi faktor pembatas atau penghambat apabila

berperan negative dan merugikan terhadap penggunaan lahan tertentu. Kualitas

tanah dapat diartikan secara luas sebagai kemampuan berkelanjutan tanah untuk

menerima, menyimpan, dan mendaur ulang nutrisi dan air, mempertahankan hasil

ekonomi dan menjaga kualitas lingkungan. Bahan organik tanah merupakan

atribut kunci dari kualitas tanah karena merupakan sumber nutrisi (N, P) untuk

pertumbuhan tanaman melalui mineralisasi dan penting dalam menjaga stabilitas

tanah (Haynes, 1997).

2.1.4 Struktur Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Siswanto (2006) menjabarkan struktur klasifikasi kesesuaian lahan dikenal

4 kategori dari yang paling baik hingga yang paling tidak baik antara lain:

1. Ordo

Mencerminkan macam kesesuaian secara umum. Kesesuaian lahan pada

tingkat ordo dibedakan menjadi:

Ordo S (sesuai)

Lahan yang masuk dalam ordo ini dapat digunakan tanpa atau sedikit

resiko kerusakan terhadap sumber daya lahanya. Sehingga keuntungan

lebih besar dari masukan yang diberikan.

Ordo N (tidak sesuai)

Lahan yang masuk ordo ini, mempunyai faktor pembatas yang cukup

tinggi sehingga memiliki resiko besar terhadap kerusakan sumber daya

lahan apabila digunakan untuk suatu tujuan yang direncanakan.

Page 18: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

5

2. Kelas

Tingkatan kelas dicerminkan dalam angka yang ditulis dibelakang simbol

ordo.

Kelas S1 (sangat sesuai)

Kelas lahan yang tidak mempunyai faktor pembatas. Kalaupun ada

merupakan pembatas yang sangat kecil dan tidak berpengaruh nyata

terhadap kenaikan masukan yang diberikan secara umum.

Kelas S2 (cukup sesuai)

Lahan mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat

pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas mengurangi produktifitas dan

keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.

Kelas S3 (sesuai marginal)

Memiliki faktor pembatas berat untuk mempertahankan upaya

pengelolaan. Memerlukan masukan yang tinggi untuk mendapatkan hasil

yang optimal.

Kelas N (tidak sesuai)

Pada kelas ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu Kelas N1 (Tidak sesuai saat

ini), lahan mempunyai pembatas yang lebih berat tapi masih mungkin

untuk diatasi. Hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan

sekarang dengan biaya yang rasional. Kedua adalah Kelas N2 (Tidak

sesuai selamanya), lahan mempunyai faktor pembatas yang sangat berat

sehingga tidak memungkinkan digunakan bagi suatu penggunaan lahan

yang lestari.

3. Sub Kelas

Mencerminkan macam pembatas atau macam perbaikan yang perlu

dilakukan. Dapat dilihat dari huruf kecil yang ditulis setelah penulisan

simbol kelas. Missal S2t yang dimana lahan tersebut memiliki kelas

kesesuaian cukup sesuai dengan faktor pembatas lereng.

4. Satuan (unit)

Page 19: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

6

Kesesuaian pada tingkat ini merupakan bembagian lebih lanjut dari sub

kelas kesesuaian lahan yang didasarkan atas besarnya faktor pembatas.

2.1.5 Sistem Informasi Geografi untuk Evaluasi Lahan

SIG adalah suatu componen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat

lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerjasama secara efektif

untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data dalam

suatu informasi berbasis geografis (Esri, 1990). Menurut Prahasta (2005) SIG

adalah tehnologi baru yang saat ini menjadi alat bantu yang sangat esensial dalam

menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-

kondisi alam dengan bantuan data atribut dan spasial.

Prahasta (2005) juga menjelaskan bahwa data berdasarkan jenisnya untuk

merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia

nyata dibagi menjadi dua. Jenis data pertama disebut sebagai data-data posisi,

koordinat, ruang atau spasial yaitu jenis data yang merepresentasikan aspek

keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Kedua adalah jenis data yang

merepresentasikan aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Jenis data ini

sering disebut sebagai data atribut atau data non spasial.

Menurut Qoriani (2012) SIG atau sistem pemetaan dan geografi adalah

alat bantu managemen berupa informasi berbasis komputer yang terkait dengan

pemetaan dan analisis keruangan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

bumi.

Page 20: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

7

Tabel 1. Karakteristik Lahan

Kualitas Lahan Karakteristik

Lahan

Basis data SIG

1 Temperatur (t) Temperatur rerata Estimasi temperatur rerata

berdasarkan peta elevasi dan

rumus braak

2 Ketersediaan air (w) Curah hujan bulanan Estimasi curah hujan bulanan

dengan metode polygon thiessen

3 Ketersediaan O2 (o) Drainasi aktual serta

Permeabilitas

Berdasarkan hasil pengamatan

kualitatif dari pengamatan

fiografis di lapang

5 Bahaya erosi Segi lereng Estimasi bahaya erosi pada peta

topografi

6 Bahaya Banjir Genangan Pengamatan berdasar kepada ada

tidaknya genangan.

7 Penyiapan lahan (lp) Prosentase batuan di

permukaan serta

prosentase singkapan

batuan

Pengamatan dilakukan secara

kualitatif

Tabel 1 Karakteristik Lahan diatas merupakan keterangan pengukuran

karakteristik lahan dan basis data SIG yang digunakan dalam analisis spasial. Hal

ini digunakan dalam dasar pemetaan dan interpretasi.

Beberapa karakteristik lahan pada umunya berhubungan satu sama lain

dalam pengertian luas lahan dan akan berpengaruh terhadap jenis penggunaan dan

pertumbuhan tanaman. Evaluasi kesesuaian lahan melibatkan langsung satuan

peta lahan (SPL) bagi penggunaan lahan yang spesifik yang akan diusahakan

dalam suatu daerah. Peta kesesuaian lahn dalam format SIG dapat digunakan

sebagai alat bantu penentu kebijakan dan rencana tata ruang wilayah serta

pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Oleh karena untuk

mengefisiensikan waktu, mempermudah dalam input data, serta membantu dalam

perencanaan dan pengelolaan sumber daya lahan berkelanjutan Sistem informasi

geografis diperlukan.

2.2 Karakteristik Lahan Jeruk

Manfaat dari evaluasi lahan adalah menilai kesesuaian lahan untuk suatu

penggunaan lahan sehingga dapat memprediksi konsekuensi dari penggunaan

lahan tersebut. Setiap tanaman memiliki persyaratan penggunaan lahan yang

Page 21: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

8

berbeda. Dimana dari setiap evaluasi lahan menghasilkan kelas kesesuaian lahan

potensial dan kelas kesesuaian lahan aktual.

Siswanto (2006) menyatakan sekelompok kualitas lahan yang menentukan

tingkat produksi dan kondisi macam pengelolahan untuk macam penggunaan

lahan tertentu disebut persyaratan penggunaan lahan. Persyaratan penggunaan

lahan jeruk ditampilkan dalam tabel 2 dimana terdapat 12 faktor utama yang

didapat dari buku pedoman teknis evaluasi lahan yang di keluarkan oleh

kementrian pertanian Republik Indonesia.

2.3 Pengelolaan Lahan Jeruk

Menurut Soelarso (1996) tanaman jeruk termasuk dalam golongan

Spermathopyta, sub divisi Ahgiospermae, kelas Dicotyledone, ordo Rutales,

family Rutacceae, dan Genus Cyrus. Pengelolaan lahan yang tepat harus diketahui

karena faktor ini sangat penting dan dapat mempengaruhi proses pengambilan

keputusan selanjutnya yang kebanyakan didasarkan oleh praktek pengelolaan

lahan. Selain itu terdapat beberapa syarat agar pertumbuhan tanaman jeruk dapat

optimal. Adapun syarat lahan jeruk secara umum adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan lokasi

Ketinggian tempat yang sesuai. Meskipun adaptasinya luas,

beberapa jeruk memiliki kriteria ketinggian tempat untuk dapat tumbuh

secara optimal. Seperti pada dataran rendah (±400 mdpl) terdapat jenis

pamelo, sebagian besar varietas Siam, keprok Tejakula, dan Madura.

Sedangkan pada varietas lain seperti Batu 55, siam madu, tawangmangu,

pulung, garut, dan sebagainya akan tumbuh optimum pada kawasan

dataran tinggi dengan ketinggian ±700 mdpl.

2. Iklim

Tanaman jeruk menghendaki sinar matahari secara penuh (bebas

naungan) dengan suhu 13-35˚C yang akan optimum apabila suhu berkisar

antara 22-23˚C dengan curah hujan 1.000-3.000 mm/th.

3. Tanah

Lahan ideal untuk tanaman jeruk adalah yang memiliki lapisan

tanah dalam, hingga kedalaman 150cm tidak ada lapisan kedap air.

Kedalaman air tanah ±75 cm, tekstur lempung berpasir, dan pH ±6.

Page 22: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

9

Tabel 2. Persyaratan Penggunaan Lahan Jeruk

Persyaratan penggunaan /

karakteristik lahan

Kelas kesesuaian lahan

S1 S2 S3 N

Temperature (tc)

Temperatur rerata (C) 19 – 33 33 - 36

16 - 19

36 - 39

13 – 16

> 39

< 13

Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) 1.200 -

3.000

1.000 - 1.200

3.000 - 3.500

800 - 1.000

3.000 – 4.000

< 800

> 4.000

Lamanya masa kering (bulan)

kelembapan (%)

2,5 – 4

50 – 90

4 – 5

< 50

> 90

5 - 6 > 6

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik,

sedang

Agak terhambat Terhambat, agak

cepat

Sangat

terhambat,

cepat

Media perakaran (rc)

Tekstur Sedang,

agak halus

Agak kasar,

halus

Sangat halus Kasar

Bahan kasar (%) < 15 15 – 35 35 – 55 > 55

Kedalaman tanah (cm) > 100 75 – 100 50 – 75 < 50

Gambut :

Ketebalan (cm) < 50 50 – 100 100 – 200 > 200

Kematangan Saprik Saprik, hemik Hemik Fibrik

Retensi hara (nr)

KTK tanah (cmol) > 16 5 – 16 < 5

Kejenuhan basa (%) ≥ 20 < 20 < 20

pH H2O 5,5 – 7,6 5,2 – 5,5

7,6 – 8,0

< 5,2

> 8,0

C-organik (%) > 1,2 0,8 – 1,2 < 0,8

Hara tersedia (na)

N total (%) Sedang Rendah Sgt rendah -

P2O5 (mg/100g) Tinggi Sedang Rendah – Sgt

rendah

K2O (mg/100g) Sedang Rendah Sgt rendah

Toksisitas (xc)

Salinitas (dS/m) < 3 3 – 4 4 - 6 > 6

Sodisitas (xn)

Alkalinitas / ESP (%) < 8 8 - 12 12 - 15 > 15

Bahaya sulfidik (xs)

Kedalaman sulfidik (cm) > 125 100 - 125 60 - 100 < 60

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) < 8 8 – 15 15 – 30 > 30

Bahaya erosi Sangat

ringan

Ringan–sedang Berat Sangat berat

Bahaya banjir / genangan pada

masa tanam (fh)

Tinggi (cm) 25

Lama (hari) < 7

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) < 5 5 – 15 15 – 40 > 40

Singkapan batuan (%) < 5 5 – 15 15 – 25 > 25

Page 23: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten

Malang, Propinsi Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga

Agustus 2017. Dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis laboratorium dan

hanya menggunakan pengamatan fisiografis dari lokasi Desa Selorejo Kecamatan

Dau Kabupaten Malang.

3.2 Alat dan Bahan

Pada penelitian ini digunakan metode survey dengan pendekatan

pengamatan Sistem Informasi Geografis sehingga alat dan bahan didominasi

untuk pembuatan peta dasar dan peta projek. Penelitian ini menggunakan alat dan

bahan dengan rincian pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian

No Alat Fungsi

1 Software Arc GIS 10.1 Digunakan untuk pembuatan peta.

2 Google Earth Digunakan untuk melihat kenampakan

daerah penelitian

3 Global Mapper Digunakan untuk menyesuaikan

koordinat.

4 Global Positioning System

(GPS)

Digunakan untuk penunjuk menuju titik

sampel.

No Bahan Fungsi

1 Peta Rupa Bumi Digital

Bakosurtanal Skala 1:25.000

Digunakan untuk pembuatan peta.

2 Peta Geologi Lembar Malang

1608-1 Skala 1:100.000

Digunakan untuk pembuatan peta

3 Digital Elevation Model Digunakan untuk pembuatan peta

Page 24: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

11

3.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode survei lapang untuk pengamatan

fisiografis lahan dan pendekatan evaluasi lahan melalui Sistem Informasi

Geografis. Dimana metode ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama

pembuatan peta dasar yang akan digunakan untuk penentuan peta SPL (satuan

peta lahan) yang dimana merupakan hasil overlay dari peta geologi, peta

penggunaan lahan, dan peta kelerengan. Kriteria kesesuaian lahan jeruk

menggunakan paduan evaluasi lahan (Djaenudin et al, 2011). Survey dilakukan

dengan metode fisiografi, penentuan titik pengamatan disesuaikan dengan hasil

overlay pada peta kerja. Pada kegiatan survey dilakukan pengumpulan data.

Pada peta kerja terdapat 6 SPL dengan kriteria SPL1 lahan sawah dengan

kelerengan landai, SPL2 lahan tegal dengan kelerengan landai, SPL3 lahan sawah

dengan kelerengan agak curam, SPL4 lahan tegal dengan kelerengan agak curam,

SPL5 lahan sawah dengan kelerengan curam, dan SPL6 lahan tegal dengan

kelerengan curam.

3.4 Alur Kerja

Gambar 1. Alur Kerja

Kelas Kesesuaian

Lahan Tanaman

Jeruk

Faktor Pembatas

Faktor Produksi

Analisis Jalur

Spesifikasi pengolahan

Lahan

Peta kesesuaian lahan

potensial

Pengamatan fisiografis dan

diskripsi penampang tanah Data Produksi

Peta Elevasi Karakteristik Lahan

Evaluasi

Lahan

Matching Persyaratan penggunaan

lahan Jeruk

Peta Geologi Peta

Landuse

Peta Lereng

Satuan Peta Lahan

Digital Elevasi Model

Page 25: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4.1 Keadaan Umum Lokasi

Penelitian dilaksanakan pada Kecamatan Dau tepatnya di Desa Selorejo

yang memiliki luas area 384 Ha dengan posisi 7⁰56’19.70” lintang selatan dan

112⁰32’46.65” bujur timur. Topografi desa Selorejo tergolong dataran tinggi atau

perbukitan, ketinggian desa Selorejo ± 800 – 1200 mdpl. Secara administratif

batas-batas wilayah Desa Selorejo adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Gading kulon

Sebelah barat : Hutan

Sebelah selatan : Desa Petungsewu

Sebelah timur : Desa Tegalweru

Gambar 2. Peta Admistrasi Desa Selorejo

Desa Selorejo terdiri dari dua dusun yaitu Dusun Selokerto dan Dusun

Krajan. Desa Selorejo ini merupakan produsen utama jeruk manis di Kecamatan

Page 26: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

13

Dau. Suhu rata-rata harian berkisar 24˚C. dan 5-6 bulan basah/tahun. Penduduk di

desa Selorejo sebagian besar berprofesi sebagai petani jeruk, hal ini diperkuat dari

luas lahan jeruk di Desa Selorejo 260 ha dari total luas desa 384 ha.

Petani jeruk di desa ini berada pada usia produktif antara 30-50 tahun.

Petani jeruk pada desa ini dikoordinir melalui kelompok tani di tiap dusun,

dimana pada Dusun Selokerto memiliki Kelompok Tani Margo Mulyo dengan

ketua Bapak Suwandi dan untuk Dusun Krajan memiliki Kelompok Tani Subur

Makmur dengan ketua Bapak Purwanto. Lahan yang digunanakan merupakan

lahan tegal dan lahan sawah tersebut sebelum tahun 1984 komoditas utamanya

adalah palawija dan padi.

4.2 Geologi dan Geomorfologi Desa Selorejo

Dilihat dari peta geologi lembar Malang 1608-1 skala 1:100.000 tahun

1992 Desa Selorejo dipengaruhi oleh satu jenis batuan yaitu batuan gunung api

quarter tengah (Qpkb) hasil dari endapan gunung api Kawi-Butak dimana memiliki

material penyusun yang terdiri atas lava andesit-basal piroksen, breksi gunung api,

tuf, lava, aglomerat, dan lahar dari Kawi-Butak.

Gambar 3. Peta Geologi Desa Selorejo

Page 27: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

14

Geomorfologi sangat berkaitan dengan bentukan lahan permukaan bumi.

Wilayah desa Selorejo dioengaruhi oleh aktivitas gunungapi Kawi-Butak dengan

bentukan landform lereng vulkan atas dengan kode (V.1.1.3) dimana mendekati

kerucut vulkan yang curam sehingga bentukan lahan biasa diiringi dengan garis-

garis kikisan yang dalam. Landform selanjutnya adalah lereng vulkan tengah

dengan kode (V.1.1.4) yang dicirikan dengan kerucut vulkan tidak terlalu curam

dengan pola drainase radial dimana aliran air sungai memancar ke segala arah

dengan factor daerah yang berbukit.

Gambar 4. Peta Bentuk Lahan Desa Selorejo

4.3 Penggunaan Lahan Pada Desa Selorejo

Pada peta penggunaan lahan terlihat jelas dominasi dari sawah dan tegal di

mana dibahas sebelumnya bahwa pada Desa Selorejo hampir 80% merupakan

lahan jeruk dengan jenis lahan sawah dan tegalan. Dari data peta penggunaan

lahan dari total luas desa 384ha terbagi menjadi pemukiman 46ha, lahan sawah

125ha, dan tegalan 213ha.

Page 28: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

15

Gambar 5. Peta Penggunaan Lahan Desa Selorejo

4.4 Kondisi Lereng Desa Selorejo

Desa Selorejo memiliki 3 tipe lereng yang meliputi landai (8-15%), agak

curam (15-30%), dan terdapat juga lereng bergelombang sampai bergunung yang

termasuk pada kategori lereng curam (>30%). Dilihat dari peta dapat diketahui

bahwa kondisi wilayah pada Desa Selorejo didominasi oleh daerah yang agak

curam dengan kemiringan daerah 15-30% daerah ini dikelilingi oleh relief

berbukit (perbukitan intrusive). Yang dimana tiap kelas lereng mamiliki luasan

sebagai berikut. Lereng curam (>30%) 125ha, lereng agak curam (15-30%)

187ha, dan lereng melandai (8-15%) 72ha.

Peta lereng Desa Selorejo didapat dari hasil olah Digital Elevasi Model

(DEM) dengan resolusi 30 meter. Hasil olah DEM tersebut di reclassify sesuai

Arsyad S (1989) dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel 4. Kelas Kemiringan Lereng Kelas Kemiringan (%) Klasifikasi

I 0 – 8 Datar

II 8 – 15 Landai

III 15 – 25 Agak Curam

IV 25 – 45 Curam

V > 45 Sangat Curam

Page 29: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

16

Gambar 6. Peta Kelerengan Desa Selorejo

4.5 Elevasi Desa Selorejo

Bentuk penampang wilayah pada Desa Selorejo merupakan daerah

berbukit yang sangat biasa terjadi fluktuatif ketinggian antar satu daerah dengan

daerah lainnya. Pada peta elevasi yang dibuat dari DEM Malang ini dilakukan

pembeda rentan antar kelas elevasi senilai 50 mdpl dimana titik terendah pada

763mdpl sehingga diketemukan kelas elevasi sejumlah 9 kelompok dengan beda

tinggi 50 mdpl antara lain 763-813 mdpl, 813-863 mdpl, 863-913 mdpl, 913-963

mdpl, 963-1013 mdpl, 1013-1063 mdpl, 1063-1113 mdpl, 1113-1163 mdpl, dan

1163-1194 mdpl. Pada ketinggian 763-963 mdpl merupakan akses utama dan

masih banyak pemukiman warga. Dimana daerah tersebut bisa dikatakan lebih

datar dan layak untuk mendirikan pemukiman. Pada bagian paling barat di

wilayah penelitian dengan ketinggian mencapai 1194 mdpl karena merupakan

wilayah lereng atas dari gunung api Kawi-Butak.

Page 30: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

17

Gambar 7. Peta Elevasi Desa Selorejo

4.6 Curah Hujan Desa Selorejo

Peta curah hujan dalam penelitian ini digunakan sebagai parameter

mengetahui iklim, peta curah hujan pada Desa Selorejo dipengaruhi oleh 3 stasiun

yang tersebar di 3 kecamatan. Berikut ini disampaikan tabel berupa jumlah total

curah hujan sepanjang tahun per bulan. Ada alasan kenapa menggunakan nilai

total curah hujan bukan rerata nilai curah hujan. Karena tanaman pengamatan

merupakan tanaman tahunan yang dimana kriteria kesesuaian lahan yang dimiliki

jeruk menggunakan nilai curah hujan sepanjang tahun.

Bila mana dilihat dari curah hujan yang ada kawasan Desa Selorejo

tergolong pada kelas kesesuaian S3 untuk tanaman jeruk karena memili total masa

kering 6 bulan pada rentan tahun 2004 – 2013. Disajikan dalam Gambar 9 dan

Gambar 11. Total curah hujan sepanjang tahun dan rerata curah hujan bulanan:

Page 31: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

18

Sumber BMKG Karangploso

Gambar 8. Rerata Curah Hujan Desa Selorejo

Gambar 9. Peta Curah Hujan Sepanjang Tahun Desa Selorejo

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

350.0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Page 32: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

19

Sumber BMKG Karangploso

Gambar 10. Total Curah Hujan Sepanjang Tahun Desa Selorejo

0.0

500.0

1000.0

1500.0

2000.0

2500.0

3000.0

3500.0

Total Curah hujan Sepanjang Tahun

Page 33: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Satuan Peta Lahan

Gambar 11. Peta SPL Desa Selorejo

Hasil penyusunan peta satuan lahan desa Selorejo disajikan dalam peta

dengan skala 1:10.000 yang menghasilkan 6 jenis satuan peta lahan. Peta ini

dihasilkan dari intersect dari overlay peta dasar.

SPL1 terdiri dari penggunaan lahan sawah dengan kelerengan melandai (8-

15%) dengan batuan induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb).

SPL2 terdiri dari penggunaan lahan tegalan dengan kelerengan melandai (8-15%)

dengan batuan induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb). SPL3

terdiri dari penggunaan lahan sawah dengan kelerengan agak curam (15-30%)

dengan batuan induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb). SPL4

terdiri dari penggunaan lahan tegalan dengan kelerengan agak curam (15-30%)

dengan batuan induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb). SPL5

terdiri dari penggunaan lahan sawah dengan kelerengan curam (>30%) dengan

Page 34: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

21

batuan induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb). SPL6 terdiri

dari penggunaan lahan tegalan dengan kelerengan curam (>30%) dengan batuan

induk berasal dari batuan gunungapi quarter tengah (Qpkb).

5.2 Kesesuaian Lahan Tanaman Jeruk

Tabel 4 adalah kesesuaian lahan tanaman jeruk menurut hasil olah data

peta klerengan dan curah hujan pada lokasi pengamatan dengan menggunakan

kriteria pedoman evaluasi lahan Djaenudin et al, (2011).

Tabel 5. Kesesuaian Lahan Aktual Tanaman Jeruk

SPL Kelas Kesesuaian Lahan Faktor Pembatas

SPL 1 S2 eh

SPL 2 S3 eh

SPL 3 S3 eh

SPL 4 S3 eh

SPL 5 N eh

SPL 6 N eh

Ket: eh: bahaya erosi

Pada Tabel 5 menunjukkan kelas kesesuaian lahan di lokasi pengamatan.

Kesesuaian lahan untuk tanaman jeruk hanya 2 faktor dominan pada lokasi

pengamatan yaitu dibatasi oleh ketersediaan air terutama dari curah hujan.

Menurut pariwisata Batu (2013) rata-rata curah hujan di kota malang adalah 875-

3.000 mm/tahun. Namun dari data yang didapat di BMKG Stasiun Klimatologi

Karangploso pada tahun 2004 sampai tahun 2013, rata-rata curah hujan di

Kecamatan Dau adalah 1907,6 mm/tahun atau memiliki kisaran antara 1528-2932

mm/tahun. Selain curah hujan, faktor lain yang mempengaruhi adalah lereng, hal

ini disebabkan wilayah kota malang merupakan daerah yang bergelombang dan

berbukit.

Pada tabel 5 menunjukkan faktor pembatas pada pengamatan SPL1 adalah

faktor bahaya erosi. Dimana menjadi faktor pembatas utama dalam penelitian ini

karena melihat kelerengan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dalam

melakukan aktivitas pengolahan tanah. Dilihat dari nilai kelerengan yang masuk

pada lereng melandai, dengan presentase kemiringan 8-15%. Jadi faktor pembatas

Page 35: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

22

pada pengamatan SPL1 adalah bahaya erosi (eh) dan masuk dalam kelas S2

dengan luas total SPL1 25ha.

Faktor pembatas pengamatan SPL2 adalah faktor bahaya erosi (eh) yang

dilihat dari nilai kelerengan yang masuk pada lereng agak curam, dengan

presentase kemiringan 15-30%. Jadi faktor pembatas pada pengamatan SPL2

adalah eh dan wa, masuk dalam kelas S3. SPL2 ini memiliki luasan 42ha, faktor

wa (ketersediaan air) didapat karena lokasi pengamatan yang terletak pada

kawasan tanah tegal dan jauh dari wilayah irigasi, sehingga perlu modifikasi

irigasi untuk memenuhi kebutuhan air pada suatu lahan tersebut.

Pengamatan SPL3 yang memiliki total luasan 70ha dikategorikan memiliki

faktor bahaya erosi yang dilihat dari nilai kelerengan yang masuk pada lereng

agak curam, dengan presentase kemiringan 15-30%. Jadi pengamatan terhadap

SPL3 digolongkan menjadi kelas kesesuaian S3 dengan factor pembatas bahaya

erosi (eh).

Pada pengamatan SPL4 yang menurut data peta memiliki kriteria nilai

kelerengan yang masuk pada lereng agak curam, dengan presentase kemiringan

15-30%, penggunaan lahan tegalan, memiliki elevasi mulai dari terendah

(763mdpl) hingga tertinggi (1194mdpl), dan total luasan daerah mencapai 131ha

memiliki factor pembatas utama adalah baya erosi (eh) sehingga tergolong kelas

S3 pada kelas kesesuaian lahan.

Pada Desa Selorejo sebenarnya terdapat pula wilayah yang tidak sesuai

untuk dijadikan lahan budidaya jeruk, faktor pembatas utamanya sangat mencolok

dari bahaya erosi. Dimana jeruk adalah tanaman yang tidak mentolelir naungan

sehingga dalam suatu lahan jeruk tidak didapati tanaman dengan kelas strata lebih

tinggi dari jeruk (pohon) karena dapat merusak hasil produksi jeruk tersebut.

Lahan pada SPL5 memiliki kelas lereng curam dengan presentase kemiringan

>30%. Hal ini seharusnya menjadikan lahan tersebut menjadi daerah konservasi

karena resiko bahaya longsor sangat tinggi dapat terjadi. Dari SPL5 ini sendiri

memiliki total luasan 29ha. Sedangkan pada faktor pembatas pengamatan SPL5

adalah faktor bahaya erosi yang dilihat dari nilai kelerengan yang masuk pada

lereng curam, dengan presentase kemiringan >30%. Jadi faktor pembatas pada

pengamatan SPL5 adalah bahaya erosi (eh) dan masuk dalam kelas N. Pada

Page 36: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

23

pengamatan terahir dalam SPL6 adalah faktor bahaya erosi yang dilihat dari nilai

kelerengan yang masuk pada lereng curam, dengan presentase kemiringan >30%.

Jadi faktor pembatas pada pengamatan SPL6 adalah eh dan masuk dalam kelas N,

sehingga 2 SPL terahir (SPL5 dan SPL6) merupakan lahan yang tidak sesuai

untuk dilakukan budidaya taneman jeruk dengan factor utama bahaya erosi.

Dibawah ini peta kesesuaian lahan aktual tanaman jeruk pada Desa Selorejo

Kecamatan Dau.

Gambar 12. Peta Kesesuaian Lahan Aktual Desa Selorejo

5.3 Persyaratan Tumbuh Tanaman Jeruk Dan Data Produksi

Dari informasi Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

pemilihan lokasi menjadi syarat tumbuh pertama dan utama untuk tanaman jeruk.

Pemilihan lokasi ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu ketinggian tempat,

iklim, dan unsur hara (tanah). Pada penelitian ini digunakan dua dari tiga syarat

tumbuh tanaman jeruk menurut pamilihan lokasi, yaitu ketinggian tempat dan

iklim. Meskipun adaptasinya luas, setiap varietas jeruk memiliki kriteria khusus

dan akan berproduksi secara optimal apabila ditanam pada ketinggian yang sesuai.

Pada penelitian ini dilakukan pada varietas siam madu dengan pacitan.

Page 37: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

24

Tabel 6. Adaptasi beberapa varietas jeruk terhadap ketinggian tempat

Varietas Dataran Rendah

≤ 400 m dpl

Dataran Medium

> 400 – 700 m dpl

Datarn Tinggi

>700 m dpl

Keprok Batu 55 - + + +

Keprok Tejakula + + - -

Siam Madu - + + +

Siam Pontianak + + + -

Pamelo + + - -

Pacitan + + + +

Ket : (++) optimal, (+) kurang optimal, (-) tidak dianjurkan http://balitjestro.litbang.deptan.go.id

Pada Desa Selorejo yang memiliki ketinggian daerah 763-1194 dapat

diketahui bahwa varietas Siam Madu akan tumbuh optimal karena adaptasi

terhadap dataran tinggi bisa optimal. Namun kurang optimal untuk Jeruk Pacitan.

Hasil kelas kesesuaian lahan jeruk yang didapat berdasarkan persyaratan

tumbuh dari Djaenudin dkk, (2011) kemudian dibandingkan dengan kelas

kesesuaian lahan aktual di lapangan pada tanaman jeruk. Kelas kesesuaian lahan

jeruk diolah dengan menggunakan data produksi serta kriteria kesesuaian lahan

berdasarkan produksi dengan pedoman dari FAO (1993). Kriteria kesesuaian

lahan tanaman apel berdasarkan data produksi faktual dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 7 Kelas Kesesuaian Lahan Produksi (FAO, 1993)

Persentase nilai produksi Kelas

<40% N

40-60% S3

60-80% S2

>80% S1

Untuk mengetahui presentase produksi jeruk menggunakan rumus sebagai

berikut:

Presentase Produksi :

Sumber : Libang Pertanian.go.id

Page 38: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

25

Produksi aktual adalah nilai produksi aktual di lahan dengan satuan ton per

hektar. Data nilai produksi actual didapat dari data Desa Selorejo berkat kerja

sama dengan Bapak Bambang Soponyono selaku kepala desa Selorejo beserta

Bapak Purwanto selaku ketua kelompok tani Subur Makmur yang berada pada

dusun Krajan dan Bapak Suwandi selaku ketua kelompok tani Margo Mulyo yang

berada pada dusun Selokerto.

Sedangkan potensi produksi adalah potensi produktivitas jeruk perpohon.

Potensi produksi untuk jeruk adalah 32,16 ton/ha (RENSTRA Kementrian

Pertanian, 2015). Rerata potensi produksi 25-40 ton/ha.

Tabel 8. Presentase Produksi Jeruk

Lokasi Jeruk Baby

(Citrus sinensis)

Kelas Jeruk Siam Madu

Kelas

Produksi

aktual

(ton/ha)

Presentase

produksi

(%)

Produksi

aktual

(ton/ha)

Presentase

produksi

(%)

SPL 1 24,9 62.25 S2 38,07 95 S1

SPL 2 21,5 53,75 S3 36,5 91,25 S1

SPL 3 22,23 55,57 S3 36,55 91,3 S1

SPL 4 20,22 50,55 S3 32,16 80,4 S1

SPL 5 19,35 49,37 S3 32,44 81,1 S1

SPL 6 20,4 51 S3 34,9 87,25 S1

Tabel 8 menunjukan kelas kesesuaian potensial tanaman jeruk baby dan

jeruk siam. Hasil menunjukkan setiap varietas memiliki kelas kesesuaian yang

berbeda di setiap SPL. Dilihat dari tabel diatas produksi aktual pada jeruk baby

(Citrus sinensis) tertinggi terdapat pada SPL1 dengan hasil 24,9 ton/ha. Hal ini

ditunjukkan karena adaptasi varietas jeruk baby terhadap ketinggian tempat. Dari

data Balitjestro Malang jeruk baby akan optimal pada ketinggian >400 – 700mdpl.

Sedangkan untuk daerah desa Selorejo memiliki ketinggian >700 mdpl. Sehingga

presentase produksi dari jeruk baby kurang optimum untuk kawasan ini.

Namun berbeda pada hasil data varietas jeruk siam madu yang terdapat

pada desa Selorejo. Kelas potensi produksi pada setiap SPL menunjukkan skala

S1 dimana memiliki arti sangat sesuai. Hal ini dikarenakan varietas jeruk siam

madu sangat sesuai dengan wilayah desa Selorejo yang memiliki ketinggian diatas

700 m dpl. Sehingga sangat optimal lingkungan tumbuh daerah pengamatan untuk

jeruk siam madu.

Page 39: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kelas kesesuaian lahan berdasarkan kriteria penelitian dilihat dari data

kelerengan, curah hujan, dan satuan peta lahan yang dimana penilaian

disesuaikan dengan ketentuan menurut Djaenudin (2011) sehingga perlu

ada penambahan factor pembatas untuk mengetahui kelas kesesuaian yang

lebih detail.

2. Kelas kesesuaian produksi didapatkan kelas S1, S2 dan S3. Dilihat dari

beda varietas, beda kebutuhan tanaman, dan beda tipe penggunaan lahan.

Produksi jeruk akan optimal apabila ketiga poin tersebut dapat dipenuhi,

dengan perbedaan kelerengan pada lahan yang digunakan dapat

mempengaruhi produktifitas jeruk.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian ini dapat menjadi acuan untuk

penanaman tanaman jeruk untuk mendapatkan produksi yang optimal, namun

diperlukan penambahan pengamatan pada parameter lain antara lain media

perakaran dan retensi hara agar data peta kesesuaian lahan lebih valid.

Page 40: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus ...repository.ub.ac.id/6109/1/TAUFIQ SATYO WIDODO.pdfEVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JERUK (Citrus L.) DI DESA SELOREJO KECAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

Balittanah. 2004. Juknis Pengamatan Tanah. ISBN 979-9474-46-9. (Tersedia daring di

balittanah.litbang.pertanian.go.id>juknis).

BBSDLP. 2016. Evaluasi Lahan. (Tersedia daring di bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/evaluasi_lahan.php).

Cahyani, et. al. 2003. Keberadaan Jenis-Jenis Tanaman Jeruk (Citrus sp) di Kecamatan Dau Kabupaten

Malang Sebagai Upaya Pendahuluan Konservasi. Agrivita 25(1) : 1-5

CSR/FAO. 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 Scale Atlas Format Procedures.

(Tersedia daring di library.wur.nl/isric/fulltext/isricu_i00006137_001.pdf).

Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan Untuk

Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang

Pertanian, Bogor.

ESRI, 1990, “Understanding GIS : The Arc/ Info Methode Environmental System”, Research Institute,

Redlands, California

Hardjowigeno, S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Lahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis : Konsep-konsep dasar. Penerbit Informatika :

Bandung.

Rayes, M. L. 2006. Metode Inventarisasi Sumberdaya Lahan. Andi. Yogyakarta.

Soil Survey Staff. 2014. Keys to Soil Taxonomy. Twelfth Edition, 2014. United States Department of

Agriculture. United States.

Soelarso, B. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrohartono, H. 2011. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Perkebunan dengan Aplikasi Extensi Artificil

Neutral Network (ANN.AVX) dalam ArcView-GIS. Edisi Pertama. FTP Institut Pertanian

Stiper : Yogyakarta.

Sys, C., E. Van Rast, J. Debaveye, and F. Beernaert. 1993. Land Evaluation, part III, Crop Requirements.

Agriculltural Publication No. 7. General Administration for Development Cooperations.

Brussels. Belgium.

Siswanto. 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. UPN Veteran Jawa Timur : Surabaya.

Qoriani, H.F. 2012, “Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui Tingkat Pencemaran Limbah Pabrik

Di Kabupaten Sidoarjo”, Jurnal LINK, Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer,

Universitas Norotama Surabaya.