EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian...

41
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI KECAMATAN CIJULANG DAN PARIGI, CIAMIS, JAWA BARAT AFWAN SYAUGY DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian...

Page 1: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG

DI KECAMATAN CIJULANG DAN PARIGI,

CIAMIS, JAWA BARAT

AFWAN SYAUGY

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki
Page 3: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kesesuaian

Lahan Tambak Udang di Kecamatan Cijulang dan Parigi, Ciamis, Jawa Barat

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2013

Afwan Syaugy

NIM C54080035

Page 4: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

ABSTRAK

AFWAN SYAUGY. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Udang di Kecamatan

Cijulang dan Parigi, Ciamis, Jawa Barat. Dibimbing oleh VINCENTIUS P

SIREGAR dan RISTI ENDRIANI ARHATIN.

Pemilihan lokasi tambak yang salah akan menimbulkan masalah,

diantaranya adalah meningkatkan biaya konstruksi, operasional, dan dapat

menimbulkan masalah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengevaluasi kesesuaian lahan tambak udang dengan mempertimbangkan

perencanaan sempadan pantai dan sempadan sungai di Kecamatan Cijulang dan

Parigi. Penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam

menentukan tingkat kesesuaian lahan tambak yang ada di lokasi tersebut.

Parameter yang diperhitungkan dan dianalisis adalah: penggunaan lahan; tekstur

tanah; jenis tanah; kelerengan lahan; jarak dari sungai; jarak dari pantai; pH air;

dan salinitas. Hasil analisis spasial tersebut kemudian ditambahkan faktor

pembatas sempadan sungai dan pantai sehingga luas tambak udang seluruhnya

yang sebesar 23,8 ha terbagi menjadi tiga kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai

sebesar 11,7 ha (49,0%); sesuai sebesar 1,0 ha (4,3%); dan tidak sesuai sebesar

11,1 ha (46,6%). Tidak terdapat tambak di area sesuai bersyarat. Tambak yang

eksis di wilayah ini hampir seluruhnya berada pada wilayah yang seharusnya

menjadi sempadan sungai. Agar tercipta pengelolaan tambak yang lestari, perlu

adanya kerjasama yang baik antara pengelola tambak dengan pemerintah.

Kata kunci: tambak, kesesuaian, SIG, sempadan

ABSTRACT

AFWAN SYAUGY. Shrimp Farms Land Evaluation Suitability in Kecamatan

Cijulang and Parigi, Ciamis, West Java. Supervised by VINCENTIUS P

SIREGAR and RISTI ENDRIANI ARHATIN.

Selection of wrong location fishponds will cause the problems, such as

increasing the cost of construction, oprational, and may cause environmental

degradation. The purpose of this study was to evaluate the land suitability for

shrimp farms considering the coastal and river border planning maps in

Kecamatan Cijulang and Parigi. This study uses the Geographic Information

Systems (GIS) to determine the level of compliance of existing shrimp farms in

the area. The parameters taken into calculated are: land use; soil texture; soil type;

land slope; distance from the river; distance from the shore; water pH, and

salinity. The result of the spatial analysis was added by limiting factor coastal and

river border, so the extensive shrimp farms area is 23.8 ha divided into three

classes of suitability, namely very accordance (11.7 ha or 49.0%); accordance (1.0

ha or 4.3%), and not in accordance (11.1 ha or 46.6%). There are no shrimp farms

in the area of conditional suitability. The existing farm in this region is almost

entirely located in the area that should be a river border. In order to keep a

sustainable shrimp farms management, it is needed a good cooperation between

the management of the shrimp farms and the goverment.

Keywords: shrimp farms, suitability, GIS, border

Page 5: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Kelautan

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG

DI KECAMATAN CIJULANG DAN PARIGI,

CIAMIS, JAWA BARAT

AFWAN SYAUGY

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki
Page 7: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

Judul Skripsi : Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Udang di Kecamatan Cijulang

dan Parigi, Ciamis, Jawa Barat

Nama : Afwan Syaugy

NIM : C54080035

Disetujui oleh

Dr. Ir. Vincentius P. Siregar, DEA

Pembimbing I

Risti Endriani Arhatin, S.Pi, M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: 11 Maret 2013

Page 8: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Skripsi yang

berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak di Kecamatan Cijulang dan Parigi,

Ciamis, Jawa Barat” diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1 Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa;

2 Dr. Ir. Vincentius P. Siregar, DEA, selaku Dosen Pembimbing I dan Risti

Endriani Arhatin, S.Pi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan bimbingan kepada penulis;

3 Dr. Syamsul Bahri Agus, S.Pi, M.Si, selaku Dosen Penguji Tamu dalam ujian

skripsi ini;

4 Prof. Dr. Ir. Mulia Purba, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Akademik;

5 Prof. Dr. Ir. Enang Haris, M.S, untuk arahannya dalam memodifikasi matriks

kesesuaian tambak yang penulis gunakan;

6 Pak Setia, Pak Dudung, masyarakat nelayan Desa Karangjaladri yang banyak

membantu dalam melakukan survei lapang maupun bimbingannya di

Kabupaten Ciamis;

7 HIMITEKA FPIK-IPB 2011 yang memberikan banyak inspirasi untuk skripsi

ini;

8 Anta, Resti, dan Meilani yang banyak membantu saat survei lapang;

9 Keluarga ITK angkatan 45 atas dukungannya selama ini;

10 Serta semua pihak yang telah membantu penulis, Nufzatussalimah, Bang Githa,

Mbak Valent, Bang Dino, Bang Riza dan teman-teman ITK lainnya atas

dukungannya selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi yang

membacanya.

Bogor, Maret 2013

Afwan Syaugy

Page 9: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODOLOGI PENELITIAN 2

Waktu dan Wilayah Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Metode Penelitian 3

Pengumpulan data ............................................................................................. 3

Pengolahan dan penyusunan basis data ............................................................ 4

Analisis SIG ...................................................................................................... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 7

Kondisi geografis .............................................................................................. 7

Kondisi umum tambak ...................................................................................... 8

Analisis Penutupan Lahan 9

Analisis Kondisi Fisik Lahan Tambak Udang 9

Kualitas tanah dan kelerengan .......................................................................... 9

Sumber dan kualitas air................................................................................... 10

Jarak dari sungai ............................................................................................. 12

Jarak dari pantai .............................................................................................. 12

Sempadan sungai dan sempadan pantai .......................................................... 13

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Udang Berdasarkan Peta Perancanan

Pembuatan Sempadan sebagai Faktor Pembatas 13

KESIMPULAN DAN SARAN 15

Kesimpulan 15

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 31

Page 10: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

DAFTAR TABEL

1 Matriks parameter kesesuaian lahan tambak udang 5 2 Luas lahan tambak udang yang sudah eksis berdasarkan kelas

kesesuaiannya di lokasi penelitian dengan penambahan faktor pembatas

sempadan 15 3 Luas lahan tambak udang yang sudah eksis berdasarkan kelas

kesesuaiannya di Desa Margacinta, Desa Kondangjajar, dan Desa

Karangjaladri 16

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi tambak udang di sekitar muara sungai Cijulang 2 2 Diagram alir penelitian 7 3 Peta Administrasi Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi 8 4 Lokasi tambak di sekitar muara sungai Cijulang 8 5 Peta penggunaan lahan (land use) di sekitar muara Sungai Cijulang 10 6 Pompa air untuk mengisi dan menguras air pada tambak 11 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 8 Peta kesesuaian lahan tambak udang dengan penambahan sempadan

sebagai faktor pembatas 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta administrasi Kabupaten Ciamis 18

2 Crop peta satuan lahan daerah Priangan Selatan, Jawa Barat (tahun

1991 dengan skala 1:100000) 19 3 Peta stasiun pengambilan data pH dan salinitas 20 4 Peta jenis tanah di sekitar muara sungai Cijulang 21 5 Peta tekstur tanah di sekitar muara sungai Cijulang 22

6 Peta kelerengan lahan di sekitar muara sungai Cijulang 23 7 Tabel koordinat titik pengambilan parameter pH dan salinitas 24

8 Peta sebaran pH pada tambak udang di sekitar muara sungai Cijulang 25 9 Peta sebaran salinitas pada tambak udang di sekitar muara sungai

Cijulang 26 10 Peta jarak tambak dari sungai 27 11 Peta jarak dari pantai 28

12 Peta perencanaan pembuatan sempadan di sekitar muara sungai

Cijulang 29

13 Peta kesesuaian tambak pada lahan tambak yang eksis 30

Page 11: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang

besar dan sangat potensial untuk dikembangkan. Seiring meningkatnya

pertumbuhan penduduk dan pembangunan, meningkat pula kebutuhan masyarakat

untuk mengkonsumsi hasil sumberdaya perikanan. Masyarakat akan kesulitan

memperolehnya apabila hanya mengandalkan sumberdaya perikanan tangkap

yang semakin menipis. Masih banyak potensi sumberdaya perikanan selain dari

perikanan tangkap yang belum dimanfaatkan dengan baik di Indonesia. Salah satu

kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dapat dilakukan dan

dioptimalkan adalah budidaya tambak.

Pengelolaan tambak secara umum di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa

masih perlu perencanaan pengelolaan yang lebih baik lagi. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya tambak yang terlantar karena kegagalan panen, bahkan tambak

yang terlantar di pulau Jawa mencapai 70%. Beberapa hasil studi menyebutkan

salah satu penyebab kegagalan budidaya tambak adalah menurunnya kualitas

lingkungan akibat pengrusakan kawasan hutan mangrove (Kordi dan Tancung

2007). Salah satu kawasan tambak di Pulau Jawa tersebut adalah yang berada di

sekitar muara Sungai Cijulang, Ciamis, Jawa Barat.

Tambak udang di sekitar muara sungai Cijulang banyak dikembangkan di

wilayah yang merupakan hasil konversi dari kawasan mangrove. Alasan yang

dipilih oleh pemilik lahan melakukan hal tersebut adalah karena secara ekonomi

akan lebih menguntungkan membuat tambak dari pada membiarkannya sebagai

kawasan hutan mangrove. Namun secara ekologi, kegiatan mengkonversi tersebut

akan mengganggu ekosistem pesisir dan berpotensi menyebabkan abrasi.

Pemilihan lokasi untuk lahan tambak yang keliru akan menimbulkan

masalah-masalah, diantaranya akan menimbulkan peningkatan biaya konstruksi,

oprasional budidaya, dan dapat menimbulkan masalah lingkungan (Poernomo

1992). Menurut petani tambak di sekitar muara sungai Cijulang, tambak-tambak

udang yang ada di sekitar muara Sungai Cijulang ini dilaporkan sering terkena

dampak abrasi dan serangan berbagai penyakit. Penurunan mutu lingkungan

tambak ini diakibatkan oleh konstruksi dan tata letak tambak yang tidak mengacu

pada kaidah budidaya (Poernomo 2004). Hal ini tentunya menyebabkan

peningkatan biaya yang harus dikeluarkan dalam memproduksi udang. Penelitian

yang dilakukan Sukmawan (2004), menunjukkan bahwa hasil produksi udang di

Kecamatan Parigi mengalami penurunan hasil sejak tahun 2000 sampai tahun

2004. Oleh karena itu, tambak-tambak yang ada di sekitar muara sungai Cijulang

ini, perlu dianalisis dan dievaluasi tingkat kesesuaian lahannya.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis dan

mengevaluasi kesesuaian lahan tambak adalah melalui aplikasi Sistem Informasi

Geografis (Meaden dan Kapetsky 1991). Keutungan dalam menggunakan

teknologi ini diantaranya adalah dapat dilakukan analisis kesesuaian lahan dalam

waktu yang relatif cepat dengan cakupan wilayah yang relatif luas serta biaya

pyang relatif murah.

Page 12: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian

lahan tambak udang dengan mempertimbangkan perencanaan wilayah sempadan

pantai dan sempadan sungai di Kecamatan Cijulang dan Parigi, Kabupaten

Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Wilayah Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak tanggal 17 April 2012 untuk survei

lapang, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data pada bulan Mei 2012.

Pengolahan data dilakukan hingga bulan November 2012. Lokasi penelitian ini

adalah lokasi tambak udang yang ada di sekitar muara sungai Cijulang,

Kecamatan Cijulang dan Parigi, Ciamis, Jawa Barat (Gambar 1).

Gambar 1. Lokasi tambak udang di sekitar muara sungai Cijulang

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan terdiri atas perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software). Perangkat keras yang digunakan meliputi notebook,

flashdisk, printer, scanner. Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini

Page 13: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

3

terdiri atas ArcGIS 9.3 untuk proses analisis SIG. Alat-alat yang digunakan untuk

survei lapang diantaranya adalah refraktometer, kertas pH, Hand GPSmap 76CSx

Garmin.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

1) Citra satelit GeoEye, hasil perekaman 25 Juni 2009 (sumber: www. google.

com/maps);

2) Peta Administrasi Kabupaten Ciamis (sumber: Dinas Karya Cipta, Ciamis).

Peta tersebut ditampilkan pada Lampiran 1;

3) Peta Satuan Lahan Daerah Priangan, Jawa Barat, hasil survei tahun 1991

dengan skala 1:100000 (sumber: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Lahan Pertanian, Bogor, Jawa Barat). Peta tersebut ditampilkan

pada Lampiran 2.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menghasilkan peta kesesuaian lahan tambak

adalah dengan teknik penggabungan (overlay) beberapa data parameter dengan

mengggunakan SIG. Proses dalam pembuatan peta kesesuaian meliputi 3 tahapan,

yaitu: pengumpulan data, pengolahan dan penyusunan basis data, dan analisis

SIG.

Pengumpulan data

Pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

1) Citra satelit GeoEye digunakan untuk peta dasar (base map) dalam membuat

peta penggunaan lahan (land use). Tahapan yang dilakukan dalam pembuatan

peta land use mula-mula dengan melakukan koreksi geometrik. Koreksi

geometrik ini bertujuan untuk pemulihan cita agar koordinatnya sesuai dengan

koordinat geografi. Kemudian dilakukan klasifikasi penutupan lahan dengan

digitasi on screen yang bertujuan untuk menentukan jenis penggunaan lahan

pada kenampakkan citra.

2) Peta Administrasi Kabupaten Ciamis digunakan untuk membuat peta

administrasi lokasi penelitian dengan cara mendigitasi ulang peta tersebut

sehingga didapat peta administrasi lokasi penelitian.

3) Hasil scan Peta Satuan Lahan Daerah Priangan, Jawa Barat (Tahun 1991

dengan skala 1:100000). Peta ini dibuat oleh Departemen Pertanian yang

disertakan dengan buku laporan Identifikasi dan Karakterisasi Lahan Kritis

Daerah Priangan Selatan, Provinsi Jawa Barat (No. 02/PSDL/1992). Buku

laporan ini kemudian digunakan untuk membantu dalam membaca dan

menentukan jenis tanah, tekstur tanah, dan kelerengan lahan di lokasi

penelitian. Selain buku laporan tersebut, digunakan juga buku dari Soil Survey

Staff (1999) dari United States Departement of Agriculturae (USDA) untuk

mencari padanan nama jenis tanah pada buku laporan No. 02/PSDL/1992.

4) Data hasil survei lapang yaitu nilai pengukuran pH dan salinitas tambak.

Pengukuran nilai pH dilakukan di 39 titik pengamatan dengan menggunakan

kertas pH. Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan refraktometer.

Setiap pengambilan data pH dan salinitas di tiap titik, dilakukan mark dengan

menggunakan GPS untuk mengetahui koordinat titik tersebut. Peta stasiun

Page 14: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

4

pengambilan data tertera pada Lampiran 3. Selain itu, survei lapang juga

bertujuan untuk menyesuaikan kondisi kenampakan pada citra dengan

kenampakan asli di lokasi penelitian sehingga akan membantu dalam membuat

peta penggunaan lahan.

Pengolahan dan penyusunan basis data

Pengolahan data pH dan salintas pada tambak yang eksis dilakukan untuk

mendapatkan peta sebaran nilai pH dan salinitas pada tambak udang yang eksis.

Oleh karena itu, data nilai pH dan salinitas dilakukan interpolasi pada lokasi

tambak tersebut.

Selanjutnya data jarak dari sungai, jarak dari pantai, dan data perencanaan

pembuatan sempadan diolah dengan membuat buffer dengan masukkan data dari

tepi sungai untuk buffer sungai dan dari garis pantai untuk buffer pantai. Jarak

yang dibuat untuk buffer sungai adalah 50 m, 500 m, dan 1000 m. Sedangkan

untuk jarak yang dibuat untuk buffer pantai adalah 100 m, 300 m, 500 m, dan

4000 m. Sempadan sungai menggunakan buffer 50 m, sedangkan sempadan pantai

menggunakan buffer 100 m.

Pengolahan ini bertujuan untuk membuat basis data dari setiap parameter

sehingga basis data dapat diperoleh. Basis data tersebut meliputi: 1) peta

penggunaan lahan; 2) peta tekstur tanah; 3) peta jenis tanah; 4) peta kelerengan; 5)

peta jarak dari garis pantai; 6) jarak dari sungai; 7) peta sebaran nilai pH; 8) peta

sebaran nilai salinitas; 9) peta perencanaan pembuatan sempadan pantai dan

sempadan sungai.

Analisis SIG

Pembuatan suatu peta kesesuaian lahan, perlu dibuat suatu matriks untuk

melakukan analisis keruangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Matriks

kesesuaian yang digunakan adalah yang mengandung kriteria-kriteria untuk

menentukan kesesuaian lahan untuk tambak udang . Matriks kesesuaian dan

analisis keruangan tersebut yang akan menentukan sesuai atau tidak sesuainya

suatu wilayah. Matriks ini diperoleh melalui studi pustaka sehingga dapat

diketahui parameter-parameter yang diperlukan untuk berbagai keperluan

budidaya tambak. Parameter-parameter yang ada pada matriks kesesuaian tersebut

tidaklah mutlak melainkan dapat dimodifikasi sesuai potensi dan kondisi wilayah

setempat.

Setiap parameter, baik yang berasal dari data spasial maupun data non

spasial memiliki kontribusi yang berbeda terhadap tingkat kesesuaian lahan

tambak. Sistem pemberian skor mengacu pada Kapetsky dan Nath (1997) yakni

pemberian skor 4 untuk kriteria yang sangat sesuai (S1), skor 3 untuk kriteria

sesuai (S2), skor 2 untuk kriteria sesuai bersyarat (S3), dan skor 1 untuk kriteria

yang tidak sesuai (N). Oleh karena itu, dalam penentuan bobot untuk setiap

parameter disesuaikan dengan besarnya pengaruh parameter tersebut terhadap

nilai kesesuaian.

Matriks kesesuaian lahan tambak udang terdiri dari 8 parameter yang

ditampilkan pada Tabel 1. Dalam pembuatan matriks kesesuaian lahan tambak

udang, digunakan beberapa literatur matriks-matriks yang digunakan sebagai

acuan. Dilakukan modifikasi matriks yang ada pada tabel tersebut untuk

menggabungkan beberapa matriks tersebut.

Page 15: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

5

Modifikasi matriks juga dilakukan untuk menyesuaikan matriks dengan

tujuan kesesuaian lahan tambak yang diinginkan. Pada jarak dari pantai dan jarak

dari sungai, dilakukan modifikasi nilai jarak untuk dijadikan lahan sempadan

pantai dan sempadan sungai. Oleh karena itu, parameter jarak dari pantai untuk

lahan yang tidak sesuai dijadikan tambak salah satunya adalah <100 meter, dan

parameter jarak dari sungai untuk lahan yang tidak sesuai dijadikan tambak salah

satunya adalah <50 meter.

Selain itu, modifikasi juga dilakukan karena data yang tersedia tidak sama

seperti data yang dibutuhkan pada matriks-matriks yang ada pada literatur. Pada

data parameter tekstur tanah, dilakukan modifikasi menjadi halus, kasar dan halus,

kasar, dan pasir (Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat 1992). Dalam

memodifikasi bobot dari setiap parameter ini, juga dilakukan diskusi dengan pakar

sehingga pembobotan yang tertera pada Tabel 1 dapat dipertanggungjawabkan.

Tabel 1 Matriks parameter kesesuaian lahan tambak udang

Parameter Bobot

(%)

S1

(sangat

sesuai)

Skor S2

(sesuai) Skor

S3

(sesuai

bersyarat)

Skor

N

(tidak

sesuai)

Skor

Land use 20

tambak,

sawah, hutan

pantai

4

kebun, hutan

rawa/

mangrove

3

hutan lindung,

area

pertambangan

2

pemuki-

man dan

bangunan

1

Tekstur tanah 13 halus 4 halus dan

kasar 3 kasar 2 pasir 1

Jenis Tanah 13 Aluvial 4 Entisol 3 Inceptisol 2 Ultisol 1

Kelerangan

lahan (%) 12 0-3 4 3-6 3 6-9 2 >9 1

Jarak dari garis

pantai (m) 12 300-500 4 500-4000 3 100 – 300 2

<100

dan

>4000

1

Jarak dari

sungai (m) 10 50-500 4 500-1000 3 1000-1500 2

<50 dan

>1500 1

pH 10 6,5-8,5 4 5,5-6,5 &

8,5-9,5 3

4,0-5,5 & 9,5-

10,5 2

<4,0 &

> 10,5 1

Salinitas (o/oo) 10 15-25 4 25-30 3 5-15;30-35 2 <5 &

>35 1

Total

(bobot x skor) 100 4 3 2 1

Sumber : dimodifikasi dari Yustiningsih (1997); Pantjara (2008); Hardjowigeno dan

Widiatmaka (2007); dan diskusi personil dengan pakar.

Teknik analisis overlay yang digunakan adalah dengan menggunakan

langkah operasi kalkulasi data raster (raster calculation) dengan tools – raster

calculator pada tool spatial analyst pada perangkat lunak ArcGIS 9.3. Secara

matematis, proses overlay penentuan kesesuaian lahan tambak udang

menggunakan perhitungan berikut :

{([land use] x 20) + ([tekstur tanah] x 13) + ([jenis tanah] x 13) + ([kelerengan

lahan] x 12) + ([jarak dari garis pantai] x 12) + ([jarak dari sungai] x 10) + ([pH] x

10) + ([salinitas] x 10)} x 1% ………..……………………………………… (1)

Proses ini mengkalkulasikan jumlah sel dari tiap kategori pada masing-

masing parameter yang diperlukan, dimana dilakukan pengkalian pada masing-

masing yang telah ditentukan. Proses raster calculation menghasilkan nilai total

bobot pada lokasi tertentu, kemudian nilai bobot tersebut dikelompokan

berdasarkan selang kelas kesesuaian.

Page 16: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

6

Berdasarkan perhitungan dengan persamaan (1) diperoleh nilai bobot

maskimum (Nmaks) yang diperoleh sebesar 3,78 dan nilai minimum (Nmin) sebesar

1,74. Selang kelas diperlukan untuk membagi kelas kedalam jumlah

kelompok/kategori yang telah ditentukan. Pembagian selang/interval kelas

dilakukan degan membagi nilai yang ada menjadi 4 kelas yang besarnya sama

(equal interval) sehingga menggunakan persamaan berikut (Aryati et al. 2007) :

dimana : = total nilai bobot maksimum di lokasi-j

= total nilai bobot minimum di lokasi-j

Berdasarkan perhitungan selang kelas sebagaimana telah dirumuskan dalam

persamaan (2), klasifikasi kesesuaian lahan tambak dibagi kedalam empat

kategori, meliputi :

S1 = sangat sesuai, dengan selang 3,27 – 3,78

S2 = sesuai, dengan selang 2,76 – 3,26

S3 = sesuai bersyarat, dengan selang 2,25 – 2,75

N = tidak sesuai, dengan selang 1,74 – 2,24

Penjelasan dari masing-masing kelas kesesuaian diuraikan sebagai berikut:

1) Kelas S1 : sangat sesuai (highly suitable)

Daerah ini tidak mempunyai pembatas yang serius untuk menerapkan

perlakuan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti

atau tidak berpengaruh secara nyata terhadap penggunaannya dan tidak akan

menaikan masukkan/tingkatan perlakuan yang diberikan.

2) Kelas S2 : sesuai (moderately suitable)

Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk

mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas ini akan

meningkatkan masukkan/tingkatan perlakuan yang diperlukan.

3) Kelas S3 : sesuai bersyarat (marginally suitable)

Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk

mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Pembatas akan

lebih meningkatkan masukkan/tingkatan perlakuan yang diperlukan.

4) Kelas N : tidak sesuai (non suitable)

Daerah ini mempunyai pembatas permanen sehingga mencegah segala

kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.

Sebagai contoh, misalkan pada lokasi-j memiliki jarak dari sungai 1300

meter, maka nilai tersebut berada pada area S3 (sesuai bersyarat). Agar wilayah

tersebut dapat dijadikan tambak, maka diperlukan teknologi tambahan untuk

memperoleh air tawar untuk mengisi tambak. Penambahan teknologi tersebut

merupakan syarat agar tambak yang ada menjadi tambak yang berkesinambungan.

Begitu pula untuk parameter yang lainnya, setiap parameter yang berada di

wilayah kelas kesesuaian S3 memiliki perlakuan khusus sesuai kebutuhan yang

harus dilakukan agar tambak dapat tetap eksis.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah evaluasi kesesuaian lahan tambak

udang yang ada di Kecamatan Cijulang dan Parigi. Diagram alir dari penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

…………………………….... (2)

Page 17: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

7

Gambar 2 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kondisi geografis

Sungai Cijulang, merupakan perbatasan antara Kecamatan Cijulang dengan

Kecamatan Parigi. Kawasan tambak yang berada di sekitar muara sungai Cijulang

ini berada pada lintang 7o42’00” LS sampai 7

o43’15” LS dan bujur 108

o29’15”

BT sampai 108o30’30” BT. Sungai ini bermuara langsung ke Teluk Parigi yang

merupakan bagian dari Samudra Hindia. Selain berbatasan dengan Kecamatan

Parigi, Kecamatan Cijulang juga berbatasan dengan Kecamatan Cigugur dan

Cimerak. Sedangkan Kecamatan Parigi berbatasan dengan Kecamatan

Langkaplancar, Banjarsari, dan Sidamulih.

Secara administratif, tambak-tambak di sekitar muara sungai Cijulang,

terletak di Kecamatan yang berbeda, yaitu Kecamatan Cijulang dan Kecamatan

Parigi. Kecamatan Cijulang terdiri atas Desa Cijulang, Batukaras, Kondangjajar,

Ciakar, Cibanten, Kertayasa, dan Margacinta. Kecamatan Parigi terdiri atas Desa

Ciliang, Karangjaladri, Cibenda, Parigi, Bojong, Cintakarya, Cintaratu,

Karangbenda, Parakanmanggu, dan Selasari. Tambak-tambak yang menjadi

wilayah kajian dalam penelitian ini berada di Desa Margacinta dan Desa

Kondangjajar, yang berada di Kecamatan Cijulang dan Desa Karangjaladri yang

berada di Kecamatan Parigi. Peta administrasi dari Kecamatan Cijulang dan Parigi

dapat dilihat pada Gambar 3.

Koreksi

geometrik

Klasifikasi penggunaan

lahan dengan digitasi

on screen

Peta Penggunaan lahan

Data Sekunder

(Data spasial Peta Satuan

Lahan Daerah Priangan,

Jawa Barat)

- Peta tekstur tanah

- Peta jenis tanah

- Peta kelerengan

Analisis data

dengan SIG

Zona kesesuaian lahan tambak

udang yang eksis

Buffer sempadan

sungai dan pantai serta

buffer jarak dari sungai

dan pantai.

Data Primer

(Data atribut survei lapang)

Citra

GeoEye

Digitasi

Peta sebaran

salinitas dan pH

Basis data

(spasial dan atribut)

Page 18: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

8

Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Parigi

Kondisi umum tambak

Pada Gambar 4 diperlihatkan lokasi tambak yang ada di sekitar muara

sungai Cijulang. Tambak pada gambar tersebut berada sangat dekat muara sungai

yang sangat memungkinkan terjadi abrasi. Abrasi dapat terjadi di sekitar tambak

karena di sekitar tambak sedikit atau hampir tidak ada sempadan yang dapat

mereduksi terjadinya abrasi.

Gambar 4. Lokasi tambak di sekitar muara sungai Cijulang

(sumber: www.google.com/maps)

Page 19: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

9

Berdasarkan klasifikasi sistem budidaya tambak udang yang dikemukakan

oleh Suyanto dan Mudjiman (1999), sebagian besar lahan tambak yang berada di

Kecamatan Cijulang dan Parigi, merupakan tambak udang yang dikelola secara

intensif dan semi-intensif. Kebanyakan lokasi tambak tersebut berada di luar

wilayah daerah rekomendasi yang sesuai untuk dijadikan tambak (Prasetyawati,

2001). Lokasi tambak tersebut sebagian besar terdapat di wilayah sempadan yang

tidak boleh dibangun karena merupakan kawasan lindung terhadap bencana

abrasi.

Analisis Penutupan Lahan

Penggunaan lahan (land use) perlu diketahui untuk menganalisis kesesuaian

lahan yang ingin dijadikan lahan tambak, karena tidak semua lahan dapat

dikonversi menjadi lahan tambak. Meskipun hal tersebut mungkin saja dilakukan

dengan biaya yang sangat besar. Kualitas lingkungan, erat kaitannya dalam

penentuan lokasi tambak yang akan berpengaruh langsung terhadap proses

produksi.

Daerah yang paling sesuai untuk dijadikan lahan tambak adalah daerah yang

dekat dari sungai dan laut, hal ini akan mempermudah dalam perolehan air yang

menjadi media hidup bagi udang pada tambak. Sawah, tegalan, belukar dan hutan

pantai adalah contoh lahan yang cocok jika dikonversi menjadi lahan tambak

(Afrianto dan Liviawati 1991).

Pada Gambar 5 dapat dilihat peta penggunaan lahan di sekitar muara sungai

Cijulang. Lokasi yang sudah menjadi tambak udang ( ) di wilayah tersebut

berdasarkan perhitungan adalah sebesar 23,8 ha. Vegetasi yang banyak tumbuh di

kawasan tambak ini adalah mangrove dan kelapa. Luas hutan mangrove ( )

adalah sebesar 66,1 ha. Meskipun cukup luas, hutan mangrove tersebut jarang

ditemukan pada wilayah yang seharusnya menjadi sempadan sungai maupun

sempadan pantai. Pemukiman/bangunan ( ) dan bandar udara ( ) merupakan

wilayah-wilayah yang tidak sesuai untuk dikonversi menjadi tambak, luas lokasi

tersebut adalah sebesar 50,4 ha.

Hutan mangrove yang berada di daerah tersebut, adalah mangrove tidak

sejati atau yang disebut nipha. Nipha banyak tumbuh dilokasi ini, terutama di tepi

sungai Citerusan dan Cijulang. Nipha di lokasi tersebut banyak yang dikonversi

menjadi lahan tambak.

Analisis Kondisi Fisik Lahan Tambak Udang

Kualitas tanah dan kelerengan

Kualitas tanah yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis dan tekstur

tanah untuk tambak. Berdasarkan literatur, jenis tanah yang paling sesuai untuk

dijadikan lahan tambak adalah aluvial. Namun, pada lokasi penelitian ini tidak

terdapat tambak yang berada pada lahan yang didominasi jenis tanah aluvial,

semua tambak terletak pada lahan yang didominasi oleh jenis tanah entisol. Jenis

tanah ini dibentuk oleh endapan resen/subresen hasil aktivitas laut, berlingkungan

asin dan payau dengan tekstur halus (Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat

Page 20: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

10

1992 dan Soil Survey Staff 1999). Oleh karena itu, tambak-tambak tersebut masih

termasuk sesuai untuk dijadikan lahan tambak udang berdasarkan aspek jenis dan

tekstur tanah. Peta jenis tanah ditampilkan pada Lampiran 4 dan Peta tekstur tanah

pada Lampiran 5.

Gambar 5 Peta penggunaan lahan (land use) di sekitar muara Sungai Cijulang

Budidaya tambak memerlukan lahan yang datar dan sebaiknya dapat

digenangi langsung oleh air saat pasang. Topografi yang terlalu tinggi atau terlalu

rendah, akan berpengaruh terhadap pengelolaan air. Lahan yang terlalu tinggi

tidak dapat dialiri air yang cukup, apabila terlalu rendah lahan sulit untuk

dikeringkan. Lahan yang terlalu terjal juga tidak baik dalam pembuatan lahan

tambak karena akan memerlukan banyak biaya untuk membuat lahan menjadi

datar dan banyak unsur hara dalam tanah yang terbuang.

Dalam pengelolaan kuantitas air, tambak udang di Kecamatan Cijulang dan

Parigi ini menggunakan pompa, baik untuk mengisi maupun untuk menguras

airnya (Gambar 6). Oleh karena itu, topografi lahan tambak yang terlalu tinggi

menjadi tidak berpengaruh.

Lahan yang baik untuk tambak, memiliki kelerengan sekitar 0 – 3%. Lahan

tambak yang ada di sekitar muara sungai Cijulang, memiliki kelerengan 0 – 3%.

Oleh karena itu, tambak yang sudah ada di wilayah tersebut dapat dikatakan

sesuai dari aspek kelerengannya. Peta kelerengan lahan ditampilkan pada

Lampiran 6.

Sumber dan kualitas air

Sumber air untuk mengisi tambak di sekitar muara sungai Cijulang berasal

dari sungai yang mengalir sepanjang tahun, yaitu sungai Cijulang, sungai Cialit,

dan sungai Citerusan. Sungai-sungai tersebut berada dekat dengan muara sungai,

Page 21: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

11

sehingga air sungai tersebut memiliki salinitas yang cukup sesuai untuk dijadikan

pengairan bagi tambak. Namun, dalam mengevaluasi kesesuaian lahan tambak,

tetap perlu dilakukan pengukuran nilai salinitas pada tambak-tambak tersebut.

Gambar 6 Pompa air untuk mengisi dan menguras air pada tambak

Kualitas air yang digunakan untuk tambak, seharusnya memiliki kriteria

yang sesuai bagi kelangsungan hidup udang dalam tambak. Parameter kualitas air

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH dan salinitas (Lampiran 7).

1) Derajat keasaman (pH)

Kondisi keasaman tambak sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak.

Lahan tambak yang dibuat hasil konversi dari lahan mangrove biasanya memiliki

derajat keasaman yang rendah (Kordi dan Tancung 2007). Tambak yang dibangun

di lokasi penelitian ini, hampir seluruhnya merupakan lahan konversi dari lahan

mangrove, sehingga air dalam tambak pun menjadi agak asam. Pada Gambar 7

terlihat salah satu cara pengelola tambak untuk menaikan derajat keasaman air

pada tambak dengan pemberian kapur.

Nilai pH air yang sesuai untuk budidaya tambak udang berada pada kisaran

5,5 – 9,5. Hasil pengamatan pH air yang dilakukan di 39 titik pengamatan didapat

kisaran nilai pH 6 – 8. Nilai pH 6 mendominasi setiap pengambilan sampel pH di

titik-titik pengambilan data, nilai pH 8 terdapat pada satu titik yaitu di dekat

Sungai Cialit, Kecamatan Parigi. Peta sebaran nilai pH air tertera pada Lampiran

8. Berdasarkan hasil pengambilan data pH, dapat dikatakan lokasi tambak udang

yang eksis masih termasuk sesuai.

2) Salinitas

Udang memiliki kemampuan toleransi yang cukup besar terhadap salinitas.

Udang ini mampu menyesuaikan diri terhadap salinitas 3 – 45 0/00. Namun,

kondisi salinitas yang sesuai untuk tambak udang berkisar antara 15 – 30 0/00. Saat

dilakukan pengamatan salinitas di 39 titik, nilai salinitas di lokasi penelitian

sangat bervariasi, yaitu berkisar antara 3 – 24 0/00. Nilai salinitas terkecil yaitu 3

0/00 yang berada di dua titik di Kecamatan Cijulang dan dua titik di Kecamatan

Parigi. Sedangkan nilai salinitas terbesar yaitu 24 0/00 terdapat di dua titik yang

keduanya berada di Kecamatan Cijulang. Peta sebaran salinitas tertera pada

Lampiran 9. Kisaran salinitas tersebut cukup variatif, sehingga wilayah kajian

memiliki tingkat kesesuaian yang berbeda-beda berdasarkan parameter salinitas.

Page 22: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

12

Gambar 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air

Jarak dari sungai

Tambak memerlukan air dalam jumlah besar untuk media hidup udang yang

akan dibudidayakan. Dalam mempermudah proses pengisian air tambak maka

tambak harus terletak dekat dengan sumber air, baik air tawar maupun air asin.

Sehingga jarak tambak dari sumber air menjadi salah satu parameter kesesuaian

lahan tambak.

Jarak dari tepi sungai yang paling baik untuk dibangun tambak adalah 50 –

500 meter. Jarak yang cukup dekat ini akan memudahkan dalam pengisian air

tawar untuk tambak. Jarak 500 – 1500 meter dari sungai masih memungkinkan

untuk mendapatkan air tawar, tetapi harus didukung oleh teknologi, sehingga akan

membutuhkan biaya produksi tambahan. Tambak yang ada di lokasi penelitian

berada pada jarak 0 – 50 meter sehingga tambak tersebut termasuk wilayah yang

tidak sesuai. Peta jarak tambak dari sungai ditampilkan pada Lampiran 10.

Jarak dari pantai

Air laut diperlukan untuk mengatur salinitas pada tambak. Apabila salinitas

tambak terlalu rendah maka air laut akan ditambahkan. Oleh karena itu, jarak dari

pantai ke tambak juga perlu diperhitungkan sehingga tambak akan lebih mudah

dalam memperoleh air laut.

Jarak dari pantai yang masih sesuai untuk tambak adalah 300 – 4000 meter.

Pada jarak tersebut, tambak masih terjangkau pasang surut sehingga pengelola

tambak akan mudah memperoleh air asin untuk menaikan salinitas tambak. Jarak

yang kurang dari 300 meter tidak cocok untuk dibangun tambak karena lokasi

tersebut sebaiknya digunakan untuk sempadan pantai sehingga pantai akan

terlindung dari abrasi. Selain itu, jarak tambak yang terlalu dekat dengan pantai

akan mempunyai salinitas yang tinggi dan sulit diturunkan karena tergenang air

laut saat pasang. Tambak yang ada di sekitar muara sungai Cijulang kebanyakan

terletak pada jarak antara 300 – 4000 m, sehingga apabila dilihat pada aspek jarak

dari pantai maka tambak tersebut dapat dikatakan sesuai. Peta jarak tambak dari

pantai ditampilkan pada Lampiran 11.

Page 23: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

13

Sempadan sungai dan sempadan pantai

Sempadan merupakan salah satu pengelolaan lingkungan pesisir yang harus

dikendalikan dengan baik. Sempadan memiliki peranan penting yang utamanya

adalah menjaga daratan dari abrasi, baik itu sempadan sungai maupun sempadan

pantai. Jarak sempadan pantai yang digunakan adalah 100 meter. Sedangkan

sempadan sungai 50 meter. Sempadan tidak termasuk dalam parameter

perhitungan untuk kesesuaian lahan tambak, namun peta perencanaan pembuatan

sempadan ini juga dapat menjadi acuan apabila ingin mengelola tambak dengan

mempertimbangkan aspek kelestarian alam.

Sempadan sungai dan sempadan pantai di sekitar muara sungai Cijulang

belum terbentuk dengan baik. Tambak banyak dibuat di lokasi yang sangat dekat

dengan tepi sungai yang berarti lokasi tersebut seharusnya adalah sempadan

sungai. Peta perencanaan sempadan sungai dan sempadan pantai yang sebaiknya

dibangun di sekitar muara sungai Cijulang ditampilkan pada Lampiran 12.

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tambak Udang Berdasarkan Peta Perancanan

Pembuatan Sempadan sebagai Faktor Pembatas

Pengelolaan lingkungan pesisir di wilayah sekitar muara sungai Cijulang

masih belum maksimal. Hal ini terlihat dari belum terfungsikannya sempadan

untuk melindungi daratan dari ancaman abrasi. Kawasan tambak yang sudah ada

pun luasnya 54 ha masih banyak yang terletak di wilayah yang seharusnya

menjadi sempadan sungai. Peta kesesuaian pada lahan tambak eksis yang

merupakan hasil dari tumpang tindih dari beberapa peta tematik, yaitu: peta

penggunaan lahan, jenis tanah, tekstur tanah, kelerengan, jarak dari pantai, jarak

dari sungai, pH, dan salinitas dapat dilihat pada Lampiran 13.

Penggunaan lahan (land use) dalam proses pengolahan dijadikan sebagai

faktor pembatas utama. Parameter land use memiliki bobot terbesar dalam

pembobotan parameter. Penggunaan lahan suatu wilayah adalah suatu hal penting

dalam penentuan lokasi kesesuaian lahan tambak. Apabila penggunaan lahannya

adalah sebagai pemukiman/bangunan dan sungai yang lebar maka lahan tersebut

sudah tentu tidak bisa dijadikan lahan tambak. Penggunaan lahan yang sesuai

untuk pembuatan lahan tambak adalah kawasan tambak itu sendiri, sawah,

perkebuan, kawasan mangrove, dan pepohonan/hutan.

Salah satu tujuan penelitian ini adalah agar dapat dijadikan acuan dalam

mengelola tambak yang aman dari ancaman abrasi. Oleh karena itu, apabila

tambak udang yang ada di Kecamatan Cijulang dan Parigi memperhatikan faktor

pembatas yaitu perencanaan sempadan, maka tambak-tambak tersebut hampir

seluruhnya berada pada wilayah yang seharusnya dijadikan sempadan. Hal ini

berarti tambak yang sudah eksis tersebut dapat dikatakan tidak sesuai. Hanya ada

lima petakkan tambak di Kecamatan Cijulang, yaitu tiga tambak di Desa

Kondangjajar dan dua tambak di Desa Margacinta serta tiga petakkan tambak

yang berada di Desa Karangjaladri, Kecamatan Parigi yang berada di wilayah S1

(Gambar 8).

Page 24: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

14

Gambar 8 Peta kesesuaian lahan tambak udang dengan penambahan sempadan

sebagai faktor pembatas

Tambak-tambak di lokasi penelitian terlalu dekat dengan sungai sehingga

tambak-tambak tersebut ada yang seluruh dan ada yang sebagian areanya berada

dalam wilayah yang seharusnya menjadi sempadan sungai. Namun, di lokasi

tersebut tidak ada tambak yang dibangun di wilayah yang seharusnya menjadi

sempadan pantai.

Luas area tiap tingkat kesesuaian tambak udang setelah diberlakukan faktor

pembatas area perencanaan sempadan dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel

tersebut, terlihat bahwa luas tambak yang berada di wilayah tidak sesuai (N)

adalah 11,1 ha. Tidak terdapat tambak di kelas sesuai bersyarat (S3).

Tabel 2 Luas lahan tambak udang yang sudah eksis berdasarkan kelas

kesesuaiannya di lokasi penelitian dengan penambahan faktor pembatas

sempadan

Keseluruhan Tambak Udang

Kelas

kesesuaian Persentase (%) Luas (Ha)

S1 49,0 11,7

S2 4,3 1,0

S3 0,0 0,0

N 46,6 11,1

Jumlah 100 23,8

Catatan: S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai bersyatrat), dan N (tidak sesuai)

Kelestarian lingkungan pesisir dalam megelola tambak perlu diperhatikan,

untuk itu rencana pembuatan sempadan sungai dan sempadan pantai harus

dilakukan. Salah satu cara untuk tetap membuat sempadan sungai dalam keadaan

tambak sudah ada adalah dengan menimbun beberapa bagian area tambak untuk

dijadikan sempadan sungai. Dalam melakukan hal tersebut tentu diperlukan biaya

Page 25: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

15

yang besar serta kerjasama yang baik antara pihak pengelola tambak dan

pemerintah. Apabila hal tersebut dilakukan, maka luas area tambak yang ada akan

berkurang sebanyak 46,6% dari 23,8 ha menjadi 12,7 ha. Hal ini tentunya akan

sangat memberatkan bagi pengelola tambak. Namun, apabila ada dukungan penuh

dari pemerintah, pengelola tambak tidak perlu khawatir akan hasil tambak yang

menurun. Masih terdapat wilayah lain yang dapat dikembangkan untuk dikonversi

menjadi tambak. Lokasi seperti persawahan dan perkebunan yang berada pada

kelas sangat sesuai dan sesuai dapat dikonversi menjadi tambak tanpa

mengganggu kelestarian lingkungan pesisir.

Tambak yang sangat sesuai paling luas berada di Desa Karangjaladri yaitu

sebesar 6,0 ha. Sedangkan wilayah tambak yang tidak sesuai paling luas berada di

Desa Margacinta yaitu sebesar 6,2 ha. Keseluruhan luas tambak udang

berdasarkan tingkat kesesuaiannya di setiap desa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Luas lahan tambak udang yang sudah eksis berdasarkan kelas

kesesuaiannya di Desa Margacinta, Desa Kondangjajar, dan Desa

Karangjaladri

Kecamatan Desa Kelas

kesesuaian Persentase (%) Luas (Ha)

Cijulang

Margacinta

S1 19,6 4,7

S2 0,4 0,1

S3 0,0 0,0

N 26,2 6,2

Kondangjajar

S1 4,2 1,0

S2 0,0 0,0

S3 0,0 0,0

N 0,4 0,1

Jumlah 50,8 12,1

Parigi Karangjaladri

S1 25,2 6,0

S2 3,9 0,9

S3 0,0 0,0

N 20,1 4,8

Jumlah 49,2 11,7

Luas Keseluruhan Tambak 100 23,8

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Parameter yang digunakan dalam mengevaluasi kesesuaian wilayah

budidaya tambak udang di Kecamatan Cijulang dan Parigi, Ciamis, yaitu:

penggunaan lahan (land use); tekstur tanah; jenis tanah; kelerengan; jarak dari

pantai; jarak dari sungai; pH perairan; dan salinitas; serta penambahan faktor

pembatas peta perencanaan pembuatan sempadan. Berdasarkan parameter tersebut

maka luas tambak udang seluruhnya yang sebesar 23,8 ha terbagi menjadi tiga

kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai sebesar 11,7 ha (49,0%); sesuai sebesar 1,0

ha (4,3%); dan tidak sesuai sebesar 11,1 ha (46,6%). Tidak terdapat tambak di

area kelas kesesuaian sesuai bersyarat.

Page 26: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

16

Tambak yang eksis di wilayah ini hampir seluruhnya berada pada wilayah

yang seharusnya menjadi sempadan sungai. Luas wilayah tambak udang yang

sesuai akan berkurang sebanyak 46,6% menjadi 12,7 ha; yaitu 11,7 ha di wilayah

sangat sesuai dan 1,0 ha di wilayah sesuai.

Saran

Perlu dilakukan ujicoba kembali terhadap matriks kesesuaian lahan tambak

udang yang digunakan dalam penelitian ini di beberapa lokasi berbeda, sehingga

matriks kesesuaian tersebut dapat teruji kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E dan Liviawati E. 1991. Teknik Pembuatan Tambak Udang. Penerbit

Kanisius. Yogyakarta (IDN).

Aryati RW, Syahrani L, dan Arini E. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau

Karimunjawa dan Pulau Kemajuan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut

Menggunakan SIG. Jurnal Pasir Laut. Vol. 4. No.1 hlm.27 – 45

Hardjowigeno S, dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan Tataguna Lahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta (IDN).

Kapetsky JM and SS Nath. 1997. A strategic assessment of the potential for

freshwater fish farming in Latin America. FAO. Roma (ITA).

Kordi MGH dan Tancung AB. 2007. Pengelolaan Kualitas Air, dalam Budidaya

Perairan. Rineka Cipta. Jakarta (IDN).

Maeden and Kapetsky. 1991. Geographical Information System and Remote

Sensing in Inland Fisheries and Aquaculture. FAO Fisheries Technical Paper

No.318. Roma (ITA).

Pantjara B, Utojo, Aliman, dan Mangampa M. 2008. Kesesuaian Lahan Budidaya

Tambak Di Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Jurnal Ris Akuakultur Vol.3 No.1 hlm.123 – 135.

Poernomo A.1992. Pemilihan Lokasi Tambak Udang Berwawasan Lingkungan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Jakarta (IDN).

Poernomo A. 2004. Sejarah Perkembangan dan Pemilihan Teknologi Budidaya

Udang di Tambak. Makalah Simposium Nasional, Pengembangan dan Inovasi

Ilmu dan Teknologi Budidaya. Semarang (IDN).

Prasetyawati R. 2001. Kajian Pengembangan Perikanan di Pesisir Barat

Pangandaran (Teluk Parigi), Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Thesis. Bogor

(IDN). Institut Pertanian Bogor, Program Pasca Sarjana. 119 hlm.

Soil Survey Staff. 1999. Kunci Taksonomi Tanah. United States Departement of

Agriculture Natural Resources Conservation Service (USDA). Penerjemah:

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Bogor (IDN).

Sukmawan D. 2004. Penilaian Ekonomi Manfaat Hutan Mangrove di Desa

Karangjaladri, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.

Skripsi. Bogor (IDN). Institut Pertanian Bogor. 71 hlm.

Page 27: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

17

Suyanto SR dan Mudjiman A. 1999. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya.

Jakarta (IDN).

(Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat). 1992. Identifikasi dan Karakteristik

Lahan Kritis, Daerah Priangan Selatan, Provinsi Jawa Barat. Laporan No.

02/PSDL/1992. Proyek Penelitian Sumber Daya Lahan. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Pusat Penelitian Sumber

Daya Lahan. Bogor (IDN).

Yustiningsih N. 1997. Aplikasi SIG di dalam Evaluasi Lahan untuk Perikanan

Tambak dan Potensi Pengembangannya di Teluk Banten dalam Remote

Sensing and Geographic System Year Book 1996/1997. BPP Teknologi. Jakarta

(IDN).

Page 28: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

18

Lampiran 1 Peta administrasi Kabupaten Ciamis

Page 29: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

19

Lampiran 2 Crop peta satuan lahan daerah Priangan Selatan, Jawa Barat (tahun

1991 dengan skala 1:100000)

(wilayah sekitar muara sungai Cijulang)

Page 30: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

20

Lampiran 3 Peta stasiun pengambilan data pH dan salinitas

Page 31: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

21

Lampiran 4 Peta jenis tanah di sekitar muara sungai Cijulang

Page 32: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

22

Lampiran 5 Peta tekstur tanah di sekitar muara sungai Cijulang

Page 33: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

23

Lampiran 6 Peta kelerengan lahan di sekitar muara sungai Cijulang

Page 34: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

24

Lampiran 7 Tabel koordinat titik pengambilan parameter pH dan salinitas

salinitas salinitas

(O/oo) (O/oo)

1 108,4932 -7,7144 6 24 21 108,4964 -7,7143 6 5

2 108,4930 -7,7146 6 23 22 108,4977 -7,7122 6 7

3 108,4931 -7,7148 6 18 23 108,4973 -7,7130 6 11

4 108,4924 -7,7157 6 5 24 108,4976 -7,7135 6 22

5 108,4925 -7,7161 6 5 25 108,4974 -7,7138 6 21

6 108,4928 -7,7164 6 4 26 108,4972 -7,7141 6 20

7 108,4921 -7,7165 7 3 27 108,4966 -7,7135 6 20

8 108,4910 -7,7167 6 3 28 108,4961 -7,7128 6 22

9 108,4942 -7,7138 6 12 29 108,4992 -7,7108 6 19

10 108,4950 -7,7133 6 6 30 108,4999 -7,7103 8 7

11 108,4945 -7,7123 6 20 31 108,5002 -7,7100 6 14

12 108,4947 -7,7119 6 24 32 108,5005 -7,7093 6 3

13 108,4949 -7,7114 6 22 33 108,5013 -7,7093 6 20

14 108,4941 -7,7115 6 22 34 108,5018 -7,7088 6 15

15 108,4939 -7,7117 7 22 35 108,5016 -7,7084 6 19

16 108,4929 -7,7113 6 9 36 108,5009 -7,7080 6 16

17 108,4923 -7,7112 6 10 37 108,4984 -7,7118 6 3

18 108,4913 -7,7106 6 20 38 108,4984 -7,7120 6 17

19 108,4950 -7,7132 6 5 39 108,4982 -7,7120 6 3

20 108,4952 -7,7111 6 5

Lintang pHNo. Bujur Lintang pH No. Bujur

Page 35: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

25

Lampiran 8 Peta sebaran pH pada tambak udang di sekitar muara sungai Cijulang

Page 36: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

26

Lampiran 9 Peta sebaran salinitas pada tambak udang di sekitar muara sungai

Cijulang

Page 37: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

27

Lampiran 10 Peta jarak tambak dari sungai

Page 38: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

28

Lampiran 11 Peta jarak tambak dari pantai

Page 39: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

29

Lampiran 12 Peta perencanaan pembuatan sempadan di sekitar muara sungai

Cijulang

Page 40: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

30

Lampiran 13 Peta kesesuaian tambak pada lahan tambak yang eksis

Page 41: EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TAMBAK UDANG DI … · 7 Pemberian kapur pada tambak sebelum pengisian air 12 ... PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir dan lautan Indonesia memiliki

31

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi, Jawa Barat, 19 Oktober

1989 dari Ayah Jawaz Abdul Khaer dan Ibu Bariyyah

Mahfudz. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2005 – 2008 Penulis menyelesaikan pendidikan

di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 48 Jakarta. Pada

tahun 2008 diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian

Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen

Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur USMI (Undangan

Seleksi Masuk IPB).

Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, Penulis aktif mengikuti lembaga

kemahasiswaan kampus sebagai pengurus anggota Divisi Pengembangan Sumber

Daya Manusia Himiteka (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan)

tahun 2010, sebagai Ketua Umum Himiteka tahun 2011, dan sebagai Dewan

Penasihat Himiteka tahun 2012. Selain itu, Penulis juga pernah berperan sebagai

panitia pelaksana Marine Goes to School tahun 2010 dan Pekan Olah Raga dan

Seni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan tahun 2010.

Dalam menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Penulis melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Tamak

Udang di Kecamatan Cijulang dan Parigi, Ciamis, Jawa Barat”.