EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) · PDF filesehingga dapat membantu dan mempermudah...
Transcript of EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) · PDF filesehingga dapat membantu dan mempermudah...
EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN
LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK
DILAKSANAKAN PADA :
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ZAINOEL ABIDIN (RSUDZA) Jl. Daud Beureuh No.108 Banda Aceh
Oleh:
LEDYANA FITRIANI 0808002010002
JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI D-III INSTRUMENTASI DAN KOMPUTASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH, DARUSSALAM
OKTOBER, 2010
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis sehingga dapat menyelesaikan Kuliah Kerja Praktik (KKP) di
Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin dan (RSUDZA) dan dapat menyelesaikan Laporan
Kuliah Kerja Praktik (LKKP) dengan baik. Selanjutnya shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
pada saat sekarang ini.
Kuliah Kerja Praktik ini merupakan salah satu syarat pemenuhan kurikulum
akademik pada Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Syiah Kuala. Dengan Kuliah Kerja Praktik ini mahasiswa diharapkan
memperoleh dan memahami secara langsung pengetahuan dan pengalaman yang
didapatkan semasa Kuliah Kerja Praktik sebagai bahan perbandingan dengan teori yang
diperoleh selama masa perkuliahan.
Penulisan Laporan Kuliah Kerja Praktik (LKKP) yang dilakukan dari tanggal 27
September sampai dengan 22 Oktober 2010 di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD)Zainoel Abidin Banda Aceh dengan judul “EVALUASI KERJA
ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN”.Penulisan
Laporan Kuliah Kerja Praktik ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Mustanir, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala.
2. Bapak Dr. Ir. Adi Rahwanto, M.Eng.Sc, (Ketua Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Unsyiah).
3. Bapak Dr. Mursal, S.Si, M.Si (Ketua Program studi D3 Instrumentasi dan
Komputasi Fakultas MIPA Unsyiah).
4. Ibu Dr. Rini Safitri, M.Si, (selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan laporan ini).
iii
5. Ibu Zulfalina, M.Si, selaku Koordinator Kuliah Kerja Praktik (KKP) atas
petunjuk dan bimbingannya.
6. Bapak Dr Taufik Mahdi Sp.OG selaku Kepala Rumah Sakit Umum Daerah
Zainoel Abidin Banda Aceh.
7. Bapak Nazaruddin ST,MSc, selaku pembimbing lapangan yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing saya selama melakukan KKP.
8. Seluruh staf Dinas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, Terima
kasih atas semua bantuan dan bimbingan selama ini kepada saya.
9. Teristimewa Ayahanda tercinta Saifuddin A.Gani SE dan Ibunda tersayang
Ir.Zahrul Fuadi,MP yang telah mendoakan, memberi dorongan serta selalu
memberi motivasi dan semangat dengan segala cinta dan kasih sayangnya.
10. Keluargaku tercinta, Ledyana Fitriana, Farah Diba Anggraini, dan Cut Meutia
Sabrina yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada penulis.
11. Seluruh teman-teman D3 Instrumentasi dan Komputasi. Nur Irhamni, dan
khususnya letting 2008, yang selalu memberikan semangat kepada penulis
dalam menyusun laporan KKP ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah yang setimpal atas jasa-
jasa yang diberi kepada penulis. Dalam penulisan laporan ini, Namun Penulis menyadari
bahwa penulisan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi maupun
pada teknik penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan pandangan pikiran berupa kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Banda Aceh, 25 November 2010
Penulis,
LEDYANA FITRIANI
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan KKP .......................................................................................... 1
1.3 Manfaat KKP ........................................................................................ 2
BAB II PROFIL ORGANISASI DAN MANAJEMEN ....................................... 3
2.1 Sejarah Singkat lahirnya RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh ............. 3
2.2 Bidang dan Skala Kerja ....................................................................... 5
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 7
2.4 Proses Kerja Secara Umum .................................................................. 8
BAB III METODE KERJA ................................................................................ 9
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................... 9
3.2 Ruang Lingkup Kerja ........................................................................... 9
3.3 Alat dan Bahan ..................................................................................... 9
3.4 Metode dan Proses Kerja ...................................................................... 10
3.4.1 Pengamatan Lapangan(field research) ........................................ 10
3.4.2 Pengamatan Kepustakaan (library research) .............................. 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 12
4.1 Pengertian Electrocardiograph ............................................................ 12
4.2 Blok Diagram ECG .............................................................................. 13
v
4.3 Sistem Lead Monitoring ECG .............................................................. 13
4.4 Karakteristik dan Parameter pada ECG ................................................ 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 20
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20
5.2 Saran ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Blok Diagram ECG ......................................................................................13
Gambar 4.2 Sandapan Bipolar .........................................................................................15
Gambar 4.3 Sandapan Unipolar .......................................................................................16
Gambar 4.4 Sandapan Unipolar Ekstremitas ...................................................................16
Gambar 4.5 Gelombang sinyal ECG ...............................................................................19
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Gelombang dan Interval pada ECG ......................................................................18
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kartu Kendali Kuliah Kerja Praktik ...........................................................22
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Kuliah Kerja Praktik ..........................................24
Lampiran 3. Foto Kegiatan ..............................................................................................25
Lampiran 4. Struktur Organisasi RSUD Zainoel Abidin .................................................27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi aktifitas
manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya di bidang kesehatan, kemajuan
dibidang kesehatan merupakan faktor penentu demi terciptanya kesejahteraan hidup suatu
bangsa. Di Indonesia bidang kesehatan dijadikan sebagai sasaran pokok dalam
pembangunan nasional dengan upaya peningkatan sumber daya manusia dan untuk
mencapai masyarakat Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani. Salah satu
perkembangan di bidang kesehatan tersebut adalah instrumen Electrocardiograph.
Electrocardiograph (ECG) merupakan salah satu sarana untuk menganalisa
diagnosis penyakit jantung. Alat ini merekam bioelektrik yang keluar dari jantung.
Elektrokardiogram yang merupakan hasil rekaman alat ini dapat menunjukkan adanya
peruabahan-perubahan bioelektrik yang di keluarkan oleh jantung.
Peningkatan teknologi di bidang kesehatan sudah nyata dapat di lihat dari berbagai
peralatan-peralatan baru sebagai penunjang kesehatan yang canggih, akurat serta tepat guna
sehingga dapat membantu dan mempermudah pekerjaan para tenaga ahli dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.
1.2 Tujuan KKP
Adapun Tujuan yang hendak di capai dalam KKP ini adalah :
1. Mempelajari dan Memahami Cara penggunaan Electrocardiograph yang di
gunakan pada instalasi-instalasi yang terdapat di RSUDZA.
2. Mengetahui secara langsung Sistem pemakaian, Sistem diagnosa peralatan
(troubleshooting) dan Sistem pemeliharaan peralatan (Maintenance) pada
Electrocardiograph.
2
1.3 Manfaat KKP
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan dan penulisan laporan kuliah kerja
praktik (KKP) ini adalah :
1. Menambah wawasan tentang evaluasi kerja pada Electrocardiograph.
2. Dapat menambah dan memperdalam pengetahuan di bidang instrumentasi
medis, khususya mengenai dan prinsip kerja pada Electrocardiograph.
3. Mempererat hubungan antara instansi RSUDZA dengan UNSYIAH.
3
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN MANAJEMEN
2.1 Sejarah singkat lahirnya RSUDZA Banda Aceh
Rumah Sakit ini pada mulanya dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Banda
Aceh terhitung sejak tanggal 7 Mei 1979 sesuai dengan surat keputusan Gubernur kepala
daerah istimewa Aceh No.445/173.1979, diubah menjadi Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel
Abidin. Pemberian nama ini adalah untuk mengenang putra Aceh pertama yang menjadi
dokter pertama dan efektif dalam perang kemerdekaan Indonesia di Front Jawa Timur.
Tanggal 22 Februari 1979 sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia
No.51/Menkes/SK/2/1979 Rumah Sakit ini menjadi Rumah Sakit kelas C. Kebutuhan akan
pelayanan kesehatan yang formal bersifat luas dan bermutu telah terjadi titik awal
pemikiran akan perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin.
Perkembangan pemekaran dan peningkatan tersebut telah dimulai penataannya
sejak tahun 1981 dan dimotori dengan keinginan yang sangat berkembang ditengah –
tengah masyarakat. Akan adanya Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh. Dengan diterbitkan surat keputusan menteri kesehatan RI No.233/Menkes SK/IV/83
tanggal 11 juni 1983, maka Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin ditingkatkan
kelasnya menjadi kelas B. memandang ruang lingkup yang cukup luas dan komplek dari
rencana tersebut, maka sejak ini telah dikembangkan konsep perencanaan pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Zainoel Abidin sebagai Rumah Sakit kelas B pendidikan
yang mekanisme operasional dilakukan secara bertahap, berkesinambungan dan terpadu.
Sebagai Rumah Sakit yang digunakan sebagai penunjang pendidikan bagi
mahasiswa kedokteran, maka Rumah Sakit Umum Daerah umum Dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh dibebankan tugas ganda sebagaimana yang tertera pada perda No. 5 Tahun
1984 dan surat keputusan bersama 3 menteri yang kemudian diganti dengan Perda No. 8
Tahun 1997 tanggal 17 Nopember 1997 dengan beban antara lain :
4
a. Menjamin keberhasilan peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Sebagai Rumah Sakit rujukan wilayah/daerah istimewa Aceh dan juga sebagai
Rumah Sakit pendidikan.
Pola dasar pembinaan dan pengembang Rumah Sakit ini tetap mempedomani
persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Namun disisi lain mengingat Rumah Sakit milik pemerintah daerah TK I
Provinsi Aceh, maka sudah barang tentu implementasi operasional pembinaan dan
pengembangan dengan peraturan-peraturan dan kemampuan daerah. Bagian lain yang
terpenting dalam konsep pengembangan tersebut adalah peranan Rumah Sakit ini dalam
kontek Sistem kesehatan nasional. Diharapkan peranan pelayanan yang dilaksanakan akan
memberi dampak yang positif terhadap upaya-upaya kesehatan dan merupakan pelayanan
yang bermutu, berhasil dan berdaya guna, khususnya bagi perangkat kesehatan Provinsi
Aceh.
Peristiwa Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 menghancurkan daratan Aceh
dan menewaskan ratusan ribu nyawa. RSUDZA termasuk salah satu fasilitas publik yang
rusak parah akibat Tsunami. Hampir seluruh sarana dan prasarananya hancur. Melihat
kondisi tersebut pemerintah Republik Federal Jerman merasa perlu untuk membantu
membangun gedung baru dengan sarana dan prasarana yang lebih modern dan canggih
dalam penegakan diagnosa dan teraphy guna peningkatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Gedung baru tersebut terletak di samping RSUDZA lama, yang berdiri dilahan
seluas 42.946,57 m2 dengan luas bangunan 19.056,43 m2. Pembangunan gedung baru
RSUDZA menghabiskan biaya sebesar 31 juta Euro yang merupakan dana hibah
Pemerintah Republik Federal jerman melalui KFW bagi masyarakat Aceh. Pembangunan
gedung yang diawali dengan peletakan batu pertama pada 8 Maret 2006 ini memakan
waktu selama 3 tahun 4 bulan.
5
Pada pertengahan Juli 2009, RSUDZA sudah mulai melaksanakan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat Aceh di gedung baru. Namun proses perpindahan RSUDZA
ke gedung baru baru dimulai pada tanggal 4 Juli 2009 hingga pertengahan Juli 2009 semua
pelayanan kesehatan dan pendidikan sudah dilaksanakan di gedung baru RSUDZA.
Bangunan gedung RSUDZA baru yang dibangun 2 lantai ini terdiri dari gedung
administrasi, Instalasi rawat jalan/ MR, gedung IGD dan insentif, gedung rawat inap dan
gedung untuk pelayanan penunjang dengan fasilitas terbaru dan canggih.
2.2 Bidang dan Skala Kerja
1. Kepala IPS-RS
a. Kedudukan
Kepala IPS-RS adalah seorang yang melakukan tugasnya dibawah koordinasi
bidang Pelayanan direktur bertugas melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana-prasarana di Rumah Sakit. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala
IPS-RS bertanggung jawab kepada semua hasil kerja dari staf IPS-RS.
b. Tugas Pokok
Sebagai kepala IPS-RS bertugas menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana-prasarana dan memberikan masukan kepada kepala badan
pelayanan kesehatan tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas
pokok.
2. Pengadaan Administrasi Umum
a. Kedudukan
Pengadaan Administrasi Umum adalah pelaksana yang membantu kepala IPS-
RS, bertugas menyelenggarakan pelayanan administrasi untuk menunjang
kelancaran tugas kepala IPS-RS.
6
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana dibidang administrasi dalam membantu kepala IPS-
RS bertugas menyelenggarakan urusan administrasi umum, teknik, inventarisasi,
laporan dan pelatihan demi kelancaran tugas IPS-RS.
3. Koordinator Gedung
a. Kedudukan
Koordinator Gedung adalah pelaksana yang membantu kepala IPS-RS dalam
menyelenggarakan penyediaan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana
Rumah Sakit.
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana dibidang sarana dalam membantu kepala IPS-RS
bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan
pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi sarana Rumah Sakit.
4. Koordinator Listrik
a. Kedudukan
Koordinator Listrik IPS-RS adalah seorang pelaksana yang membantu tugas
kepala IPS-RS, dalam menyelenggarakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan
dan rehabilitasi prasarana di Rumah Sakit.
b. Tugas Pokok
Sebagai seorang pelaksana di bidang prasarana dalam membantu kepala IPS-
RS, bertugas menyelenggarakan kegiatan.
7
5. Koordinator Alat Medis
a. Kedudukan
Koordinator Alat Medis ialah seorang pelaksana yang membantu tugas kepala
IPS-RS, dalam menyelenggarakan pemasangan, perbaikan, dan rehabilitasi
peralatan medik di Rumah Sakit.
b. Tugas Pokok
Sebagai pelaksana dibidang peralatan medik dalam membantu kepala IPS-RS,
bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan
pemasangan, pemeliharaan, inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja
peralatan medik di Rumah Sakit.
6. Koordinator Medikal
a. Kedudukan
Koordinator Medikal ialah seorang pelaksana yang membantu tugas kepala
IPS-RS, dalam menyelenggarakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, peralatan
non medik di Rumah Sakit.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi pada Instansi Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin yaitu sebagai
berikut :
1. Dewan Penasehat
2. Direktur
3. Jabatan Fungsional
4. Wakil Direktur Administrasi dan Umum
a. Bagian Tata Usaha
b. Bagian Umum
5. Wakil Direktur Pengembangan SDM
a. Bidang Pendidikan dan Latihan
b. Bidang Pendidikan dan Pengembangan
8
6. Wakil Direktur Pelayanan
a. Bidang Pelayanan Medis
b. Bidang Keperawatan
7. Wakil Direktur Penunjang
a. Bidang Pengadaan Sarana Penunjang
b. Bidang Logistik dan Fasilitas
c. Bidang Keamanan RSUD Zainoel Abidin
2.4 Proses Kerja Secara Umum
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin bekerja untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan memberikan pelayanan yang terbaik
terhadap rumah sakit ini, di harapkan dapat mewujudkan kinerja yang baik pada rumah
sakit. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin tidak hanya melayani kesehatan
masyarakat seperti melayani rawat jalan ataupun rawat inap melainkan rumah sakit ini juga
meningkatkan pelayanannya menjadi pendidikan yang memandang pada ruang lingkup
yang cukup luas dan komplek.
Rumah sakit ini juga diperuntukkan sebagai sarana pendidikan kepada mahasiswa
yang mengambil program di bidang kesehatan. Khususnya di bidang Instrumentasi alat
Medik yang di gunakan di RSUD Zainoel Abidin. Pada bagian Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit yang perkaitan dengan perbaikan alat-alat medis yang di gunakan pada
RSUD Zainoel Abidin.
9
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Kuliah Kerja Praktik (KKP) di RSUD Zainoel Abidin, Jln. Teuku Daud Beureueh
dilaksanakan mulai dari tanggal 27 September 2010 sampai dengan 22 Oktober 2010.
Rincian kegiatan bisa dilihat pada lampiran.
3.2 Ruang Lingkup Kerja
Sumber daya pada instrumentasi medis telah banyak diterapkan untuk berbagai
keperluan pada instansi khususnya pada rumah sakit. Terutama dalam mencapai kinerja
yang lebih efektif. Penanganan perbaikan Instrumentasi Medis ini dibawah tanggung jawab
bidang Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS). Instalasi ini sangat membantu
pihak rumah sakit dalam hal memperbaiki instrumentasi medis atau alat-alat medis yang
rusak pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin.
Dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini hanya membahas hal-hal
yang berhubungan dengan penggunaan Electrocardiograph yang difungsikan sebagai
perekam beda potensial denyut jantung pada pasien. ECG yang digunakan pada
pelaksanaan KKP adalah ECG yang di lengkapi dengan Bed Side Monitor serta Patient
Simulator untuk melihat proses perekaman denyut jantung.
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang tersedia untuk penulis dalam melakukan kuliah kerja
praktik (KKP) yaitu seperangkat unit Electrocardiograph pada Bed Side Monitor yang di
lengkapi dengan Patient Simulator, alat tulis, buku panduan yang berkaitan dengan laporan
kuliah kerja praktik penulis.
10
3.4 Metode dan Proses Kerja
Dalam penulisan laporan kuliah kerja praktik ini, data-data diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
1. Mengunjungi perpustakaan untuk memperoleh wawasan, serta mempelajari
buku- buku yang berkaitan dengan judul yang dipilih.
2. Mengamati langsung dilapangan kerja praktik, dengan cara terjun ke lapangan
dan meminta penjelasan kepada pembimbing lapangan yang bersangkutan.
3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing.
3.4.1 Pengamatan lapangan ( field research )
Pengamatan lapangan atau field research ini merupakan suatu proses kerja
penulis yang dilakukan secara langsung melihat ke lapangan atau instansi yang
menjadi objek tempat penelitian. Pengamatan lapangan atau field research dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Wawancara
Wawancara di lakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung
kepada pihak yang berkaitan dengan sistem yang di teliti,menanyakan
masalah yang sering terjadi sehingga mendapatkan informasi data yang
tepat dan akurat.
b. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung tentang
evaluasi kerja Electrocardiograph pada Rumah Sakit Umum Zainoel
Abidin.
11
3.4.2 Pengamatan Kepustakaan (library research)
Pengamatan Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang di laukan
melalui perpustakaan sebagai penyelidikan secara teoritis yang di peroleh yang
bersumber dari bahan-bahan bacaan, bahan-bahan kuliah dan tulisan-tulisan ilmiah
yang erat kaitannya dengan permasalahan yang sedang di teliti di dalam penyusunan
laporan kuliah kerja praktik.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Electrocardiograph
Electrocardiograph adalah suatu alat yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang di hubungkan dengan waktu. Di tinjau dari segi bahasanya, yaitu
Electrocardiograph yang berarti electro, karena berkaitan dengan elektronika, cardio yang
artinya jantung (berasal dari bahasa Yunani), dan graph yang berarti grafik (tulisan atau
menulis).
Electrocardiograph merupakan pemeriksaan non-invasif yang digunakan untuk
mengetahui keadaan jantung, melalui pengukuran aktifitas listrik jantung. Pemeriksaan
EKG dilakukan dengan menempelkan alat penerima impuls listrik jantung di beberapa
lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu, informasi mengenai keadaan jantung dapat
diketahui melalui pola grafik yang dihasilkan. Beberapa hal yang dapat di amati dari
pemeriksaan ECG adalah :
a. Denyut dan irama jantung.
b. Posisi jantung di dalam rongga dada.
c. Penebalan otot jantung (hipertrofy).
d. Kerusakan bagian jantung.
e. Gangguan aliran darah di dalam jantung.
f. Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
Electrocardiograph biasanya dilakukan dalam rangka :
a. Pemeriksaan fisik rutin (check up)
b. Tes pembebanan jantung
c. Penilaian beberapa gejala seperti nyeri dada, napas pendek, pusing, pingsan,
atau palpitasi.
13
4.2 Blok Diagram ECG
ECG merupakan instrumentasi medis yang di gunakan untuk mengukur beda
potensial yang timbul akibat aktifitas listrik.
Gambar 4.1. Blok Diagram ECG
Keterangan :
Elektroda-elektroda di letakkan pada anggota badan dan dada pasien, dan di
hubungkan ke ECG. Defibrilation Protection Unit berfungsi untuk mencegah atau
menghindari kemungkinan adanya kebocoran arus listrik dari alat ke tubuh pasien. Lead
Selector Switch berfungsi untuk menentukan kombinasi-kombinasi pengukuran atau
rekaman. Amplifier berfungsi menaikkan sinyal ECG yang di terima oleh elektroda-
elektroda yang sebesar 1 mV. Amplifier menaikkan sinyal tersebut ke level yang cocok
untuk mengendalikan atau menggerakkan motor stylus.
4.3 Sistem Lead Monitoring ECG
Untuk memperoleh rekaman pada ECG, di pasang elektroda-elektroda di kulit pada
tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting di perhatikan karena
penempatan yang salah akan menghasilkan hasil yang berbeda.
14
Terdapat 2 jenis sandapan pada ECG :
1. Sandapan Bipolar adalah sandapan yang hanya merekam perbedaan potensial
dua elektroda, sandapan ini di tandai dengan angka romawi I,II,III.
a. Sandapan I
Merekam beda potensial antara tangan kanan atau right arm (RA) dengan
tangan kiri atau left arm (LA) di mana tangan kanan bermuatan negatif (-)
dan tangan kiri bermuatan positif (+).
b. Sandapan II
Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LE) di
mana tangan kanan bermuatan negatif (-) dan kaki kiri bermuatan positif (+).
2. Sandapan Unipolar
a. Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam beda potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi
diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-
elektroda pada ektremitas yang lain membentuk elektroda indiferen
(potensial 0).
1. Sandapan aVR
Merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan
bermuatan positif (+), tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda
indiferen.
2. Sandapan aVL
Merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri
bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indiferen.
3. Sandapan aVF
Merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri
bermuatan positif (+), tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
elektroda indiferen.
15
b. Sandapan Unipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi
yang ditempatkan di beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen
diperoleh dengan menggabungkan ketiga elektroda ektremitas.
Letak Sandapan Pada ECG:
1. V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan
2. V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri
3. V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
4. V4 : Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
5. V5 : Sejajar V4 garis aksila depan
6. V6 : Sejajar V5 garis aksila tengah
Gambar 4.2 Sandapan Bipolar
16
Gambar 4.3 Sandapan Unipolar
Gambar 4.4 Sandapan Unipolar Ekstrimitas
17
Umumnya perekaman ECG lengkap dibuat 12 sandapan (lead), akan tetapi pada
keadaan tertentu perekaman dibuat sampai V7, V8, V9, atau V3R dan V4R. Sistem
perekaman (Recording System) dari ECG bermacam-macam, antara lain :
a. Hot Stylus
b. Ink Jet
c. Pressure Stylus.
Peralatan yang di perlukan untuk Perekaman ECG :
1. Kertas Perekam (Recording Paper)
Kertas perekam yang digunakan pada pesawat ECG adalah kertas yang
dibuat khusus untuk mencatat atau merekam kurva jantung. Kertas perekam ini
berupa grafh-paper dengan ukuran kertas yang tertentu yang disesuaikan dengan
pesawatnya.
2. Kabel Tenaga (Power Cord)
Berfungsi untuk menghubungkan pesawat ECG dengan sumber arus listrik.
3. Penghantar Hubungan Tanah (Ground Lead)
Berfungsi untuk menghubungkan pesawat ECG dengan hubungan tanah.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan gangguan atau pengaruh arus bolak balik
(AC) yang mengakibatkan hasil rekaman tidak jelas.
4. Kabel Pasien (Patient Cable)
Adalah kabel yang menghubungkan pasien dengan pesawat ECG.
5. Elektroda Anggota Badan (Limb Electrodes)
Adalah elektroda yang khusus untuk dipasang pada anggota badan pasien.
18
6. Sabuk Penahan Elektroda Anggota
Badan (Limb Electrode Strap) Berfungsi untuk pengikat elektroda anggota
badan.
7. Elektroda Dada (Chest Electrodes)
Adalah elektroda yang di pasang pada dada dalam sistem “sandapan
unipolar prekordial”. (S.Wijaya,1990).
4.4 Karakteristik dan parameter-parameter dalam Electrocardiograph
Sinyal ECG terdiri dari gelombang P, kompleks QRS, dan gelombang T
(diperlihatkan pada gambar di bawah ini digunakan untuk mendeteksi kelainan jantung atau
aritmia (arrythmia). Urutan terjadinya sinyal ECG yang dapat menimbulkan gelombang P,
kompleks QRS, dan gelombang T adalah sebagai berikut :
1. Setiap siklus kontraksi dan relaksasi jantung dimulai dengan depolarisasi spontan
pada nodus. Peristiwa ini tidak tampak pada rekaman ECG
2.Gelombang P merekam peristiwa depolarisasi dan kontraksi atrium (atria
contract). Bagian pertama gelombang P menggambarkan aktivitas atrium kanan;
bagian kedua mencerminkan aktivitas atrium kiri (J.S.Walker,1999).
Tabel 4.1 Gelombang dan Interval pada ECG
Defleksi Deskripsi
Gelombang P Gelombang ECG yang dil lihat dengan ciri-ciri lengkung kecil, defleksi positif
(dengan amplitudo < 0,3 mV)
Interval PR Jarak dengan awal gelombang P dengan awal kompleks QRS;pengukuran waktu
antara gelombang depolarisasi dari atrium ke ventrikel yang mempunyai durasi
0,12-0,2 detik.
Interval QRS Gelombang Q :defleksi negatif (dengan amplitude 25% dari gelombang R);
Gelombang R :defleksi positif (dengan amplitudo 1,6-3mV); Gelombang S:
19
defleksi negatif (dengan amplitudo 0,1-0,5mV) setelah gelombang R.
Segmen ST Jarak antara gelombang S dan awal gelombang T; Pengukuran waktu antara
depolarisasi ventrikel dan awal repolarisasi ventrikel yang berdurasi 0,05-
0,15detik.
Gelombang T Lengkung positif setelah kompleks QRS yang mempresentasikan repolarisasi
ventrikel dengan amplitudo 0,1-0,5mV.
Interval QT Pengukuran waktu dari awal QRS sampai akhir gelombang T yang dapat
mempresentasikan aktivitas ventrikel yang berdurasi 0,35-0,44 detik.
Gambar 4.5 Gelombang sinyal ECG
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pengamatan dan pengalaman selama melakukan kegiatan Kuliah
kerja Praktik, maka dapat disimpulkan :
1. Sinyal ECG merupakan sinyal listrik yang di hasilkan oleh aktifitas kelistrikan
jantung. ECG merupakan sebuah rekaman informasi kondisi jantung yang di ambil
dengan electrocardiograph yang di tampilkan pada monitor atau di cetak pada
kertas.
2. Pada sistem sinyal ECG tiap lead merupakan antar anggota tubuh antara lain :
a. Lead I : Beda Potensial antara LA (left arm) dengan RA (right arm)
b. Lead II : Beda Potensial antara LL (left leg) dengan RA (right arm)
c. Lead III : Beda Potensial antara LL (left leg) dengan LA (left arm)
3. Terdapat 2 jenis sandapan pada ECG :
a. Sandapan Unipolar
b. Sandapan Bipolar
1. Sandapan Unipolar terbagi atas :
a. Sandapan I
b. Sandapan II, dan
c. Sandapan III.
2. Sandapan Bipolar terbagi atas :
a. Sandapan Unipolar Ekstermitas
b. Sandapan Unipolar Prekordial
21
4. Terdapat 2 cara monitoring ECG, yaitu :
a. Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard
limb leads.
b. Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads.
5.2 Saran
Penulis mencoba memberikan saran-saran dan pemikiran yang mungkin ada
manfaatnya bagi perkembangan Electrocardiograph pada RSUD Zainoel Abidin. Dari segi
perkembangan teknologi di bidang instrumentasi medis, penulis memandang sudah baik,
namun demikian masih harus dilakukan peningkatan dalam hal pemahaman operasional
cara kerja pada Electrocardiograph. Sebaiknya pihak RSUD Zainoel Abidin lebih
meningkatkan dari segi ketersediaan alat untuk mahasiswa yang melakukan kuliah kerja
praktik untuk lebih memudahkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, V. Suryani,2006. “pengenalan suara jantung menggunakan dekomposisi
paket wavelet dan jaringan syaraf tiruan ART2,proceeding EECIS”. Universitas
Brawijaya Malang.
J.S Walker, 1999.” Wavelet and Their Scientific Application”. CRC Press.
S Wijaya. 1990, “EKG Praktis”. Binarupa Aksara,Jakarta.
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
24
LAMPIRAN III
25
Foto.1. Grafik ECG pada Bed Side Monitor
Foto 2. Memasang Patient Simulator Pada Bed Side Monitor
26
Foto 3.Menghidupkan ECG pada Bed Side Monitor
LAMPIRAN IV
27