EVALUASI JALUR EVAKUASI BENCANA ERUPSI ...eprints.ums.ac.id/76674/12/NASKAH PUBLIKASI-129.pdfawal...

17
EVALUASI JALUR EVAKUASI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST COST PATH ANALYSIS DI KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: RISANG PAMUNGKAS E100181325 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of EVALUASI JALUR EVAKUASI BENCANA ERUPSI ...eprints.ums.ac.id/76674/12/NASKAH PUBLIKASI-129.pdfawal...

EVALUASI JALUR EVAKUASI BENCANA ERUPSI GUNUNG

MERAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST COST

PATH ANALYSIS DI KECAMATAN TURI KABUPATEN

SLEMAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Geografi Fakultas Geografi

Oleh:

RISANG PAMUNGKAS

E100181325

PROGRAM STUDI GEOGRAFI

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

“Kajian Jalur Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Dengan Menggunakan

Metode Least Cost Path Analysis Di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman”

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

RISANG PAMUNGKAS

E100181325

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing :

Jumadi, M.Sc, Ph.D

ii

HALAMAN PENGESAHAN

“Evaluasi Jalur Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Merapi Dengan

Menggunakan Metode Least Cost Path Analysis Di Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman”

Oleh :

RISANG PAMUNGKAS

E100181325

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Geografi

Universitas Muhamadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 5 Agustus 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Jumadi, S.Si., M.Sc., Ph.D. (..............................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Aditya Saputra, M.Sc., Ph.D. (..............................)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Vidya Nahdhiyatul Fikriyah, S.Si., M.Sc. (..............................)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Drs. Yuli Priyana, M.Si.

NIK. 573

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka

akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 24 Juli 2019

Penulis

RISANG PAMUNGKAS

E100181325

1

EVALUASI JALUR EVAKUASI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST COST PATH ANALYSIS DI

KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN

Abstrak

Bencana menjadi salah satu kejadian yang merugikan mahluk hidup baik moral

maupun material. Bencana erupsi merupakan salah satu kejadian bentuk bencana yang

terjadi di Kabupaten Sleman, tepatnya di Kecamatan Turi. Data penginderaan jauh dan

sistem informasi geografis merupakan salah satu media yang mampu menjadi sarana

pembuatan jalur evakuasi. Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan turi Kabupaten

Sleman untuk mengkaji efektifitas dari metode Least Cost Path. Parameter yang

digunakan dalam penelitian antara lain ialah kondisi jalan, lebar jalan, perkerasan jalan,

arah lajur, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Pengolahan data tersebut

dilakukan dalam bentuk format data raster untuk memperoleh jalur evakuasi melalui

kalkulasi nilai piksel. Hasil yang diperoleh akan dianalisa secara kualitatif untuk

tingkat efetifitas jalur terhadap jalur evakuasi yang sudah ada. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode least cost path memiliki efektifitas yang

baik dengan menghasilkan 4 jalur evakuasi yang baru. Jalur terebut memiliki waktu

tempuh yang lebih pendek dibandingkan dengan jalur yang telah ada serta beberapa

aspek lain. Perbandingan waktu menunjukkan bahwa selisih yang ada hanya berkisar

antara 3-10 detik. Kondisi jalan yang dilalui memiliki data yang menunjukkan hasil

yang relative hampir sama.

Kata Kunci: Jalur evakuasi, Erupsi Gunung Api, Metode Least Cost Path,

Penginderaan Jauh.

Abstract

Disasters become one of the events that harm living things both morals and materials.

Volcano Eruption is one of disasters that occurred in Sleman Regency, especially in

Turi District. Remote sensing data and geographic information systems are one of the

media capable of making evacuation routes. This research was conducted in the Turi

District of Sleman Regency to study the effectiveness of the Least Cost Path method.

The parameters used in the study are road conditions, road width, road pavement, lane

direction, slope, and land use. Processing the data is done in raster form to obtain

evacuation routes through calculations on pixel value. The results will be analyzed

qualitatively for the effectiveness of the path to the existing evacuation route. Based on

the results obtained it can be concluded that the least cost path method has good

effectiveness by producing 4 new evacuation routes. The route has a shorter time

compared to existing routes and from the other aspects too. Time comparison shows

2

that the time difference is only 3-10 seconds. The condition of the road shows that it

have similar conditions.

Keywords: Evacuation Route, Volcano Eruption, Least Cost Path Method, Remote

Sensing.

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang terletak pada jalur api (Ring of Fire), Hal tersebut

menyebabkan banyaknya aktivitas vulkanisme yang terjadi di Indonesia. Salah satu

gunung vulkanik yang masih aktif di Indonesia ialah Gunung Merapi yang terletak di

Sleman, Yogyakarta. Aktivitas vulkanik terjadi pada beberapa kurun waktu Terakhir,

Aktivitas tersebut menyebabkan kerugian material serta merenggut sejumlah korban

yang ada pada sekitar lereng Gunung Merapi.

Peristiwa Erupsi yang terjadi pada Gunung Merapi beberapa tahun terakhir ialah

pada tahun 1998, 2006, dan 2010. Salah satu letusan yang besar terjadi pada tahun

2010, letusan tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa permukiman dekat

dengan lereng Gunung Merapi. Akibat lain yang ditimbulkan dari erupsi ialah adanya

korban jiwa sebesar 347 orang meninggal serta pengungsi akibat erupsi sebesar

410.318 jiwa. Jumlah Kecamatan Turi Kabupaten Sleman merupakan salah satu yang

mengalami dampak dari Erupsi Gunung Merapi dengan jumlah korban meninggal

dunia sebanyak 20 jiwa (BPS Kabupaten Sleman, 2010).

Kerusakan yang terjadi mengakibatkan banyaknya rumah serta fasilitas umum

yang rusak akibat pengaruh aliran awan panas atau wedhus gembel. Bencana Erupsi

merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi secara pasti oleh siapapun, oleh

karena itu upaya untuk meminimalisir dampak perlu untuk dilakukan. Upaya untuk

meminimalisir hal tersebut diwujudkan pemerintah melalui Undang – Undang No. 24

Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pasal tersebut menjelaskan mengenai

upaya negara dalam meminimalisir korban serta kerugian akibat adanya berbagai

bencana seperti social, alam, dan sebagainya. Jalur evakuasi yang ada pada saat ini

dibuat oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sleman.

3

Masih banyaknya jalan yang dapat dimanfaatkan untuk jalur evakuasi yang

memungkinkan perlu dipertimbangkan untuk bahan pembuatan jalur yang baru.

Citra penginderaan jauh merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi objek yang ada pada permukaan bumi secara tidak langsung.

Penerapan identifikasi jalur evakuasi dapat diterapkan dengan memperhatikan

gambaran citra dan metode tertentu. Metode Least Cost Path merupakan salah satu

metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jalur evakuasi melalui nilai pixel

yang terdapat pada sebuah citra satelit. Metode tersebut mampu digunakan untuk

mengidentifikasi jalur evakuasi dengan akurasi yang tergolong baik. Evaluasi perlu

dilakukan untuk menambah optimalisasi dari jalur evakuasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah terhadap publik.

1.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

a. Bagaimana metode Least Cost Path diterapkan dalam penetapan Jalur

Evakuasi Bencana erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Turi?

b. Bagaimana perbandingan efektifitas peta jalur evakuasi yang dihasilkan

dengan metode Least Cost Path dengan peta jalur evakuasi BPBD

Kabupaten Sleman?

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini ialah :

a. Memetakan jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi dengan metode

Least Cost Path.

b. Membandingkan efektifitas peta jalur evakuasi dinas BPBD Kabupaten Sleman

dengan peta jalur evakuasi metode Least Cost Path.

4

2. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Least Cost Path dan Surve lapangan.

Metode Least Cost Path merupakan metode yang mengacu pada nilai piksel untuk

membuat sebuah jalur/ terobosan, sedangkan metode survei merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan sampling dari sebuah populasi. Sampel yang

diambil untuk mewakili populasi dari penelitian. Obyek penelitian yang diteliti adalah

jalur evakuasi dengan populasi penelitian berupa jaringan jalan yang ada pada

Kecamatan Turi. Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah

Purposive Sampling dengan alasan lingkup wilayah yang dipilih hanyalah daerah yang

termasuk pada jalur evakuasi. Uji akurasi dari beberapa parameter akan dilakukan

untuk mengetahui valid tidaknya data yang digunakan dengan acuan data jalur evakuasi

yang disediakan oleh BPBD Kabupaten Sleman. Proses validasi dilakukan untuk

mengetahui valid tidaknya sampel yang telah ditentukan pada lapangan. Tujuan dari

validasi parameter ialah untuk memutakhirkan data yang diolah. Analisis data

dilakukan dengan menggunakan metode Least Cost Path, metode ini merupakan salah

satu metode system informasi geografis yang berbasis data raster. Metode ini

menerakan pencarian jalur yang optimum dengan memperhatikan parameter yang ada

sebagai salah satu acuan tolak ukur pembuatan jalur optimum.

Pengolahan data pertama ialah menentukan cost surface, dimana nilai tersebut

diperoleh melalui akumulasi parameter yang digunakan dalam penelitian. Masing-

masing parameter tersebut memiliki pengaruh terhadap pembuatan jalur optimum yang

ditunjukan dengan besar nilai yang direpresentasikan. Semakin besar nilai dari sebuah

parameter, maka memiliki dampak yang semakin buruk terhadap pembuatan jalur.

Semakin kecil nilai parameter akan memiliki dampak yang lebih baik pada penentuan

jalur.

Pembuatan cost distance/cost backlink dilakukan untuk memperoleh titik awal dan

titik akhir dari jalur yang diperoleh. Penerapan dari jalur evakuasi untuk kebencanaan

pada studi yang dilakukan merujuk pada titik-titik vital yang digunakan utnuk jalur

5

evakuasi. Beberapa titik tersebut dibagi sesuai dengan titik awal dan titik akhir. Titik

awal yang digunakan pada penelitian ialah titik kumpul serta beberapa titik yang

menjadi rute awal, sedangan titik akhir yang digunakan adalah titik barak pengungsian

dan titik aman dari kawasan rawan bencana. Beberapa pembanding tersebut digunakan

untuk membandingkan data yang dihasilkan dengan jalur yang telah ada. Validasi yang

dilakukan akan menunjukkan hasil yang dapat dibandingkan antara satuaspek dengan

yang lainnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode ini memiliki keunggulan berupa kalkulasi pembuatan jalur dan pemilihan rute

dilakukan oleh perangkat lunak. Beberapa parameter yang digunakan pada penelitian

meliputi aspek yakni jalan dengan rincian perkerasan, kondisi, lebar, dan arah lajur.

Penilaian parameter dilakukan secara kualitatif dengan mempertimbangkan kondisi

pada daerah kajian (Purwanto, 2015). Parameter lain yang digunakan ialah kemiringan

lereng dan penggunaan lahan, aspek ini digunakan karena memiliki pengaruh yang

besar terhadp jalannya sebuah evakuasi. Kajian yang dilakukan pada kedua dilakuan

dengan menggunakan acuan jalur menuju barak pengungsian.

Masing–masing jalur yang dihasilkan diperoleh berdasarkan pengaruh yang paling

baik dengan ditunjukkan skor terkecil. Pengalihan jalan yang ditampilkan merujuk

pada wilayah dengan nilai skor terkecil yang telah diakumulasikan. Berdasarkan

tampilan peta jalur yang diperoleh memiliki jarak yang lebih jauh dibandingkan jalur

evakuasi oleh BPBD kabupaten Sleman. Perbandingan analisis dilakukan untuk

memperoleh efektifitas antara jalur baru dengan jalur BPBD. Beberapa jalur memiliki

rute yang hamper sama dengan rute yang disediakan oleh BPBD sleman. Beberapa

jalur yang diperoleh memiliki pola sedemikian rupa dikarenakan faktor parameter

menunjukkan bahawa jalan yang memiliki kriteria berlokasi pada jalur yang ditetapkan

BPBD. Jalur baru yang dibuat memiliki rute tempuh yang lebih pendek dibandingkan

dengan rute yang lain.

6

a. Barak Girikerto

Barak Girikerto merupakan salah satu barak yang berada pada kecamatan

Turi Kabupaten Sleman. Barak tersebut merupakan barak yang masih

fungsional sampai sekarang. Barak yang terletak di sisi timur Kecamatan Turi

ini merupakan salah satu barak yang dituju pengungsi dari beberapa titik

kumpul. Peta jalur evakuasi menuju barak Girikerto yang dihasilkan melalui

metode penelitian menghasilkan 2 buah jalur evakuasi.

Kedua jalur tersebut memiliki titik kumpul yang berbeda antara satu

dengan yang lain, jalur 1 berlokasi pada lapangan desa girikerto sedangkan

jalur 2 berada pada lapangan warga masjid dusun. Jalur 1 memiliki panjang

rute sebesar 2.82 km menuju ketitik barak pengungsian, sedangkan Jalur 2

berjarak 7.35 km ke barak dari titik kumpul. Uji waktu tempuh yang diperoleh

dari validasi lapangan dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor

dengan kecepatan rata – rata 40 km/jam. Hasil dari uji waktu tempuh yang

dilakukan jalur membutuhkan waktu 4 menit 15 detik dari titik kumpul menuju

ke lokasi barak pengungsian. Jalur evakuasi 2 memiliki waktu tempuh sebesar

13 menit untuk mencapai barak sesuai dengan rute yang telah dibuat. Kondisi

rute jalan jalur 1 lebih banyak melalui permukiman dibandingkan dengan

kebun, sedangkan pada jalur evakuasi 2 melewati beberapa pemukiman namun

lebih condong pada wilayah perkebunan.

7

Gambar 1. Kajian Jalur Evakuasi Girikerto

8

Tabel 1. Tabel Evaluasi Jalur Evakuasi

No Faktor Pembanding BPBD Penelitian

1. Waktu tempuh Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

11 Menit 04 Detik 13 Menit 00 Detik

Jalur Evakuasi 2

4 Menit 15 Detik

2. Jarak Tempuh Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

5,00 km 2,82 km

Jalur Evakuasi 2

7,35 km

3. Jumlah Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 2 Jalur Evakuasi

4. Tahun Pembuatan 2018 2019

5. Kondisi Jalan Tidak melewati permukiman,

Jalan beraspal kondisi buruk,

lebar jalan 3 - 4 meter, degan 2

lajur

Melewati beberapa pemukiman

dan perkebunan salak, jalan

beraspal kondisi baik, lebar

jalan 3 – 4 meter degan 2 lajur

6. Tingkat efektifitas Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

Efektif langsung menuju lokasi

barak.

Tidak Efektif dikarenakan rute

memutar dari jalur

Jalur Evakuasi 2

Efektif lagsung menuju lokasi

barak

Jalur BPBD Sleman memiliki kondisi jalan yang buruk namun menuju

langsung pada lokasi barak pengungsian, sehingga pada penerapannya tidak dapat

melaju pada rute dengan kecepatan tinggi. Rute yang dibuat melalui least cost path

memiliki 2 jalur salah satu jalur memiliki jalan dan waktu tempuh yang lebih

pendek namun dengan titik kumpul yang berbeda. Jalur 2 yang memiliki titik

kumpul sama memiliki rute yang memutar untuk menuju ke titik barak

pengungsian. Jarak tempuh dan waktu condong lebih lama dibandingkan dengan

jalur milik BPBD Sleman, namun pada terapannya pada jalur ini dapat melakukan

9

percepatan mengenal kondisi dari lahan yang condong memiliki aksesibilitas baik.

Hal ini ditunjang dengan adanya jalan beraspal dalam kondisi baik serta lebar jalan

4 meter dengan arah 2 lajur.

Kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa secara umum jalur evakuasi yang

dibuat memiliki efektifitas yang hampir sama dengan jalur yang disediakan oleh

BPBD Sleman. Hal tersebut disebabkan kondisi jalan serta waktu tempuh yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dapat diasumsikan hampir sama. Parameter

yang mendukung jalannya rute evakuasi mempercepat proes evakuasi seperti

lebar, arah, dan kondisi jalan (Harsini, 2014). Rute yang dibuat memiliki jarak

tempuh yang lebih jauh namun laju kendaraan dapat dipercepat untuk

mempercepat menuju tujuan. Rute BPBD tidak memungkinkan untuk dilakukan

percepatan, mengenal rute dengan kondisi jalan buruk dapat mengakibatkan

kecelakaan.

b. Barak Wonokerto

Barak wonokerto merupakan barak fungsional yang masih digunakan sampai

sekarang. Barak tersebut terletak pada sisi barat Kecamatan Turi Desa Wonokerto.

Jalur evakuasi yang pada barak wonokerto yang diolah menghasilkan dua buah

jalur. Kedua jalur memiliki 2 buah titik kumpul yang berbeda, jalur evakuasi 1

terdapat pada pekarangan warga desa dan jlur evakuasi 2 terletak pada musholla

Desa Girikerto. Panjang rute dari jalur evakuasi 1 berjarak 5.38 km dari titik

kumpul menuju ke lokasi barak. Jalur evakuasi 2 memiliki jarak lebih pendek

yakni 4.46 km, hal tersebut dikarenakan perbedaan jarak antara titik kumpul

terhadap lokasi barak.

Validasi lapangan dilakukan untuk mengecek kondisi serta medan yang dilalui

dalam rute jalur evakuasi. Waktu tempuh divalidasi dengan menggunakan

kendaraan bermotor dengan kecepatan rata – rata 40 km/jam. Hsil yang diperoleh

menunjukkan bahwa rute 1 memiliki waktu tempuh selama 06 menit 01 detik

untuk sampai pada bark pengungsian. Kondisi medan yng dilalui keluar dari

pemukiman dan condong melewati areal perkebunan salak warga. Jalur evakuasi

10

2 yang telah dirancang memiliki waktu tempuh 9 menit 20 detik untuk mencapai

titik pengungsian dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kondisi medan

memiliki jalan baik dengan perkersan berupa aspal, rute yang dilalui hanya

melewati permukiman selama beberapa saat yang dilanjutkan dengan areal

perkebunan salak secara keseluruhan.

Tabel 2. Evaluasi Jalur Evakuasi Wonokerto

No Faktor Pembanding BPBD Penelitian

1. Waktu tempuh Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

09 Menit 37 Detik 09 Menit 20 Detik

Jalur Evakasi 2 Jalur Evakuasi 2

6 Menit 01 Detik 05 Menit 58 Detik

2. Jarak Tempuh Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

4,68 km 4,55 km

Jalur Evakuasi 2 Jalur Evakuasi 2

5,98 km 5,38 km

3. Jumlah Jalur Evakuasi 2 Jalur Evakuasi 2 Jalur Evakuasi

4. Tahun Pembuatan 2018 2019

5. Kondisi Jalan Melewati Beberapa

permukiman dan kebun salak,

Jalan beraspal kondisi buruk,

lebar jalan 3 - 4 meter, degan 2

lajur

Melewati beberapa pemukiman

dan perkebunan salak, jalan

beraspal kondisi baik, lebar

jalan 3 – 4 meter degan 2 lajur

6. Tingkat efektifitas Jalur Evakuasi 1 Jalur Evakuasi 1

Efektif langsung menuju lokasi

barak.

Tidak Efektif dikarenakan rute

memutar dari jalur

Jalan Evakuasi 2 Jalur Evakuasi 2

Efektif langsung menuju lokasi

barak.

Efektif langsung menuju lokasi

barak

Salah satu efektifitas yang dapat diperoleh dari jalur ialah memiliki rute yang

melewati pemukiman, Semakin banyak permukiman yang dilalui di sepanjang

11

jalur evakuasi, maka semakin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkan jalur

evakuasi tersebut (Utami, 2017). Persamaan jalur evakuasi yang hampir sama

disebabkan karena kondisi jalan yang memenuhi kriteria terdapat pada titik yang

sama. Jalan yang digunakan pada rute untuk barak wonokerto merupakan jalan

utama yang digunakan untuk akses transportasi. Jalan utama yang ada pada wilyah

terebut memiliki kesamaan pada jalan jalan yang ada wilayah permukiman. Hal

tersebut menyebabkan program mendefinisikan bahwa jalan yang mampu

menempuh jarak lebih pendek menuju ke barak akan digunakan, akibat karakter

jalan yang sama.

12

Gambar 2. Peta Kajian Jalur Evakuasi Wonokerto

13

4. PENUTUP

Jalur evakuasi dapat dibuat dengan metode Least Cost Path menggunakan

beberapa parameter yakni kemiringan lereng, penggunaan lahan, kondisi jalan,

perkerasan jalan, lebar jalan, dan arah lajur menghasilkan 4 buah jalur evakuasi

yang menghubungkan antara titik kmpul pada barak pengungsian. Tingkat

efektifitas dari jalur evakuasi yang telah dihasilkan tergolong baik, hal tersebut

didasari pada hasil validasi dimana kondisi jalur yang memiliki waktu tempuh,

jarak yang lebih dekat, dan kondisi jalan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2010. Sleman Dalam Angka Tahun 2010. Pemerintah Kabupaten

Sleman

Harsini, Sri. 2014. Aplikasi sistem informasi geografis untuk penentuan jalur evakuasi

bencana banjir luapan sungai bengawan solo di kota surakarta. Skripsi

Program Sarjana. Surakarta : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Purwanto, Tegar Adi. 2015. Penentuan Lokasi Optimum Jalur Pipa PDAM Baru

Dengan Metode Least Cost Path Serta Analisis Debit Dan Tekanan Airnya Di

Kecamatan Gamping Dan Sekitarnya. Skripsi Program Sarjana. Yogyakarta:

Fakultas Geografi, Universitas Gajah Mada

Undang – Undang Nomor 27 Tahun 2004 tentang Kebencanaan

Utami, Anik Puji. 2017. Perbandingan jalur evakuasi metode least cost path dengan

jalur evakuasi badan penanggulangan bencana daerah (bpbd) kabupaten sleman

pada erupsi Gunung merapi (studi kasus kecamatan pakem, kabupaten sleman).

Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.