Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

40
Konsep Evaluasi dari Implementasi Kurikulum 2013 Sebuah Pengantar kajian Oleh: Adhia Nugraha Mahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung Abstrak: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah dilakukan mulai Tahun Pelajaran Baru 2013/2014 pada 15 Juli lalu. Aspek pertama yang akan dilihat selama monev adalah terkait materi atau bahan ajar. Kegiatan monev akan melibatkan guru, peserta didik, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan orang tua. Para guru akan dilihat rapornya mulai saat pelatihan nasional guru inti hingga guru sasaran guna mengetahui nilainya sebelum dilatih dan sesudah dilatih. Selain dinilai terhadap penguasaan materi dan metodologi mengajar, para guru juga akan dinilai kemampuannya dalam melakukan evaluasi. Jika sebelumnya penilaian menggunakan sistem numerik, sekarang dengan sistem deskriptif. Hingga dianggap perlu diberikan pendampingan dalam melakukan evaluasi. Kegiatan pendampingan melibatkan unsur dari instruktur nasional, guru inti, lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), serta mahasiswa S2 dan S3 yang memahami konsep kurikulum. Kata Kunci: materi atau bahan ajar, evaluasi, guru, siswa/peserta didik, kepala sekolah, pengawas Pendahuluan Dalam kesempatan itu, Mendikbud Mohammad Nuh mengemukakan, meski telah diterapkan mulai Tahun Pelajaran Baru 2013/2014 pada 15 Juli lalu, namun pelaksanaan Kurikulum 2013 baru efektif berjalan pada 19 Agustus. Hal ini disebabkan ada sejumlah daerah yang selama bulan puasa sekolahnya libur total. “Ada sekolah yang tidak memberikan materi pelajaran reguler, tetapi materi pembentukan karakter. Misalnya di Provinsi Gorontalo,” papar Mendikbud. 1 Setelah kurikulum diimplementasikan beberapa waktu lamanya, dengan pengertian bahwa kurikulum selalu diupayakan dalam konsidi siap 1 http://www.setkab.go.id/berita-9818-akhir-agustus-kemdikbud-evaluasi- pelaksanaan-kurikulum-2013.html

description

Evaluasi K13

Transcript of Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013

Konsep Evaluasi dari Implementasi Kurikulum 2013Sebuah Pengantar kajianOleh: Adhia NugrahaMahasiswa Program Magister Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung

Abstrak:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah dilakukan mulai Tahun Pelajaran Baru 2013/2014 pada 15 Juli lalu. Aspek pertama yang akan dilihat selama monev adalah terkait materi atau bahan ajar. Kegiatan monev akan melibatkan guru, peserta didik, kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan orang tua. Para guru akan dilihat rapornya mulai saat pelatihan nasional guru inti hingga guru sasaran guna mengetahui nilainya sebelum dilatih dan sesudah dilatih. Selain dinilai terhadap penguasaan materi dan metodologi mengajar, para guru juga akan dinilai kemampuannya dalam melakukan evaluasi. Jika sebelumnya penilaian menggunakan sistem numerik, sekarang dengan sistem deskriptif. Hingga dianggap perlu diberikan pendampingan dalam melakukan evaluasi. Kegiatan pendampingan melibatkan unsur dari instruktur nasional, guru inti, lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK), serta mahasiswa S2 dan S3 yang memahami konsep kurikulum.Kata Kunci: materi atau bahan ajar, evaluasi, guru, siswa/peserta didik, kepala sekolah, pengawas

PendahuluanDalam kesempatan itu, Mendikbud Mohammad Nuh mengemukakan, meski telah diterapkan mulai Tahun Pelajaran Baru 2013/2014 pada 15 Juli lalu, namun pelaksanaan Kurikulum 2013 baru efektif berjalan pada 19 Agustus. Hal ini disebabkan ada sejumlah daerah yang selama bulan puasa sekolahnya libur total. Ada sekolah yang tidak memberikan materi pelajaran reguler, tetapi materi pembentukan karakter. Misalnya di Provinsi Gorontalo, papar Mendikbud.[footnoteRef:1] [1: http://www.setkab.go.id/berita-9818-akhir-agustus-kemdikbud-evaluasi-pelaksanaan-kurikulum-2013.html]

Setelah kurikulum diimplementasikan beberapa waktu lamanya, dengan pengertian bahwa kurikulum selalu diupayakan dalam konsidi siap untuk dikembangkan kembali dan diperbaiki kembali demi penyempurnaan, maka kurikulum tersebut perlu diadakan penilaian secara menyeluruh.Pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada saat kurikulum diimplementasikan akan memberikan kematangan untuk menemukan inovasi-inovasi baru yang lebih baik dan sempurna.Penilaian dilakukan untuk mencari jawaban atas permasalahan sebagai berikut:1. Sejauh mana para pelaku di lapangan sudah memahami dan menguasai kurikulum lengkap dengan semua komponennya.2. Sejauh mana efektivitas pelaksanaannya di sekolah.3. Sejauh mana efektivitas penggunaan dan sarana penunjang seperti buku, alat pelajaran/alat peraga dan fasilitas lainnya serta biaya dalam menunjang pelaksanaan kurikulum tersebut.4. Sejauh mana siswa telah berhasil mencapai tujuan yang dirumuskan, atau sejauh mana siswa telah menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan.5. Apakah ada dampak pelaksanaan kurikulum, baik sifatnya positif maupun negative yang merupakan akibat yang ditimbulkan oleh kurikulum yang belum diperkirakan sebelumnya?.Konsep Sistem Penilaian KurikulumSistem penilaian kurikulum pendidikan dan latihan tenaga program selanjutnya disingkat sistem penilaian kurikulum, adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai suatu kurikulum.DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKATKEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013GURUKEPALA SEKOLAHPENGAWASDIKLAT KURIKULUM2013SD, SMP, SMA, SMK

Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan[footnoteRef:2]: [2: Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana diubah dalam Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas PP No. 19 Tahun 2005]

1. Pertimbangan,2. Deskripsi objek penilaian,3. Kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.Pertimbangan, adalah pangkal pembuatan-pembuatan keputusan. Keputusan berarti menentukan derajat hasil penilaian. Untuk ini dibutuhkan informasi yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya, sehingga pertimbangan yang dilakukan dan keputusan yang dihasilkan mantap.Deskripsi objek penilaian, adalah perubahan yang terjadi sebagai produk suatu kurikulum pendidikan. Produk itu perlu dirinci agar lebih jelas, dapat diamati dan diukur. Kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan, artinya ukuran-ukuran yang digunakan untuk menilai suatu objek, dalam hal ini adalah kurikulum 2013 tenaga program.

Fungsi dan Tujuan Penilaian KurikulumFungsi Penilaian KurikulumPenilaian kurikulum 2013 berfungsi:1. Edukatif, untuk mengetahui kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan latihan.2. Instruksional, untuk mengetahui pendayagunaan dan keterlaksanaan kurikulum dalam rangka pelaksanaan proses belajar-mengajar dalam proses implementasi kurikulum 2013.3. Diagnosis, untuk memperoleh informasi masukan dalam rangka perbaikan kurikulum 2013.4. Administratif, untuk memperoleh informasi masukan dalam rangka pengelolaan program 2013.Tujuan Penilaian KurikulumPenilaian kurikulum 2013 betujuan, untuk memperoleh informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang kurikulum, yang meliputi:1. Keputusan tentang perencanaan kurikulum yang mengarah pada pencapaian tujuan umum dan tujuan khusus.2. Keputusan tentang komponen masukan kurikulum, seperti: ketenagaan, sarana prasarana, waktu, dan biaya.3. Keputusan tentang implementasi kurikulum yang mengarahkan kegiatan-kegiatan pengajaran dan latihan.4. Keputusan tentang produk kurikulum yang menyangkut efek dan dampak program pendidikan.

Sasaran penilaian KurikulumSasaran penilaian kurikulum terdiri dari:1. Proses pengembangan komponen-komponen kurikulum baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan.2. Aspek-aspek perencanaan (silabus) tiap mata pelajaran dan paket-paket program latihan sesuai dengan kategorinya.3. Pelaksanaan kurikulum, baik di lingkungan pendidikan maupun di lapangan.4. Pembinaan kurikulum pada tingkat pusat dan daerah sejalan dengan pendekatan dekonsentrasi.5. Perbaikan kurikulum pada tingkat mata pelajaran, dan paket program pendidikan.

Dasar-dasar PenilaianPenilaian kurikulum 2013 berdasarkan asas atau dasar sebagai berikut:a. Rasional, artinya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mendasar dan objektif.b. Spesifikasi, artinya mengandung tujuan-tujuan yang jelas dan khusus.c. Manfaat, artinya bermanfaat sesuai dengan hakikat peserta yang mempelajari kurikulum tersebut.d. Efektivitas, artinya mengacu kepada cirri-ciri dan kondisi yang perlu untuk menentukan dampak kurikulum.e. Kondisi, artinya persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum.f. Praktis, artinya mengacu kepada factor-faktor dasar yang menunjang pelaksanaan kurikulum.g. Diseminasi, artinya berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi yang efektif.Pelatihan GuruPELAKSANAAN

PersiapanPelatih NasionalGuru IntiGuruEVALUASI

PendampinganPERSIAPAN (Jan-Jun)IMPLEMENTASI (Jul)

Aspek-aspek yang dinilaia. Ketercapaian target kurikulum yang telah ditentukan.b. Kemampuan awal (entry behavior) pada peserta didik program pendidikan.c. Derajat kemampuan professional tenaga pelatih/pembimbing/guru.d. Kuantitas dan mutu sarana dan prasarana kelembagaan(LPMP).e. Jumlah dan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan kurikuler.f. Penyediaan dan pemanfaatan sumber informasi bagi pelaksanaan kurikulum.Kategori Proses:a. Koherensi antara unsure-unsur dalam program pengajaran.b. Kedayagunaan dan keterlaksanaan program pengajaran dalam proses KBM (kegiatan belajar mengajar).c. Perumusan isi kurikulum.d. Pemilihan dan penggunaan strategi belajar mengajar dan media pengajaran.e. Pengorganisasian kurikulum.f. Prosedur evaluasi.g. Bimbingan, penyuluhan dan pengajaran remidi.Kategori produk/kelulusan:a. Kuantitas dan kualitas kemampuan yang didapat oleh peserta didik.b. Jumlah lulusan program pendidikan.c. Karya yang dibuat oleh lulusan.d. Keterlaksanaan dan dampak program pendidikan.Kriteria Penilaian Kurikuluma. Perumusan tujuan dalam artian perubahan tingkah laku untuk mengembangkan kamampuan dalam tiga matra: pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.b. Perumusan tujuan dengan jelas dan operasional.c. Tujuan bersumber/berdasarkan data: masyarakat, perkembangan manusia, dan disiplin ilmu pengetahuan.d. Berdasarkan system nilai/kebudayaan masyarakat yang berubah dengan cepat.e. Tujuan-tujuan itu harus terperinci, memadai dan menyeluruh.f. Perumusan tujuan sambil mempertimbangkan aspek prioritas dan keseimbangan, baik dari segi disiplin ilmu maupun dalam masing-masing matra.

Kriteria Seleksi Peserta Didika. Prosedur seleski harus merupakan alat instruksional dan bertugas sebagai syarat untuk mempersiapkan tenaga lulusan.b. Lembaga pendidikan bertanggung jawab mengadakan seleksi, menerima dan memberikan rekomendasi serta surat tanda tamat belajar kepada tenaga lulusan.c. Program seleksi berkaitan dengan kemampuan institusi dan struktur administrasi kelembagaan.d. Kegiatan seleksi dilakukan oleh tenaga program pengajar/pelatih dalam bidang pendidikan professional.e. Hasil seleksi berguna untuk latihan/rekrutmen dan penyaringan terhadap tenaga program untuk memperoleh tenaga yang baik.f. Penerimaan masuk harus dirumuskan dengan jelas dan diformulasikan agar dipahami oleh semua pihak.g. Proses seleksi berdasarkan penilaian tentang; Kemampuan akademik Tingkat kecerdasan Prestasi akademik Kematangan emosional Kematangan moral dan etika Keadaan kesehatan Kemampuan bekerjasama Kemampuan berbicara Keterampilan berkomunikasi Minat dan motivasi professionalKriteria Isi Kurikuluma. Isi kurikulum harus sesuai dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru.b. Isi kurikulum memberikan kemudahan untuk memahami prinsip-prinsip, konsep, fakta, prosedur dalam ruang lingkup pengetahuan tertentu.c. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu untuk memperoleh keterampilan intelektual, keterampilan psikomotorik, keterampilan reaktif dan keterampilan interaktif.d. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu terhadap perkembangan moral khususnya yang berkenaan dengan penggunaan pengetahuan.e. Isi kurikulum hendaknya mendorong siswa/peserta untuk belajar secara berkelanjutan serta sesuai dengan tingkat kematangan dan pengalaman peserta.f. Isi kurikulum memberikan sumbangan terhadap perkembangan siswa/peserta secara menyeluruh dan seimbangan.g. Isi kurikulum mengarahkan siswa/peserta kepada tindakan-tindakan sehari-hari, terhadap pelajaran dan pengalaman selanjutnya.

Kriteria Pemilihan Isi Pendidikan Umum (kelompok dasar)a. Isi kurikulum bermakna untuk memecahkan masalah-masalah social dalam masyarakat.b. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam rangka pendidikan.c. Isi kurikulum bermakna untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, membina hubungan antara insane dalam masyarakat.d. Isi kurikulum bermakna untuk mengadakan usaha-usaha kearahh perbaikan kualitas kehidupan masyarakat.e. Isi kurikulum memberikan sumbangan tertentu bagi pengembangan kreativitas, pengembangan gagasan-gagasan baru dan melakukan eksplorasi terhadap masalah-masalah dalam masyarakat.f. Isi kurikulum memberikan landasan dalam usaha mendalami suatu bidang inti dalam kelompok mata pelajaran pokok.

Kriteria Pemilihan Isi dalam Pengajaran Pokok (kelompok inti)a. Isi kurikulum bermakna bagi peserta untuk memecahkan masalah-masalah personal dan social.b. Isi kurikulum membantu peserta untuk memahami bidang sebagai suatu spesialis.c. Isi kurikulum membantu peserta untuk memahami suatu bidang pengajaran.d. Isi bidang kelompok pokok meliputi juga studi secara mendalam terhadap daerah tertentu dalam berbagai disiplin ilmu cara analisis.e. Isi pengajaran memiliki kaitan kuat dengan bahan-bahan dalam pengajaran kelompok dasar.Kriteria Pemilihan Isi Metodologi Pendidikana. Isi pengajaran bermakna bagi peserta dalam menggunakann prinsip-prinsip pendidikan dan latihan guna menerapkan bidang pengajaran pokok dalam situasi-situasi masyarakat.b. Metodologi ke2013an dikembangkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta, proses belajar, kondisi masyarakat, disiplin ilmu, proses pendidikan/kurikulum dan situasi kelembagaan.c. Isi pengajaran dipadukan dengan pelaksanaan lapangan dalam bentuk praktek terbatas dan praktek lapangan.d. Isi pengajaran dalam ruang lingkup mata pelajaran: desain pengajaran dalam ruang lingkup mata pelajaran: desain pengajaran/latihan, strategi belajar-mengajar, media pendidikan, evaluasi dan pengukuran pendidikan, praktek lapangan berdasarkan pilihan sesuai dengan tuntutan dalam paket program.e. Isi pengajaran meliputi konsep, prinsip. Dan tehnik dalam proses belajar-mengajar dalam kaitannya dengan penyampaian mata pelajaran pokok.Kriteria Pemilihan Isi Kelompok Penunjanga. Isi pengajaran memberikan sumbangan tertentu untuk menerapkan pengajaran pokok yang bersifat mendukung pengajaran pokok.b. Isi pengajaran turut memperkaya pengajaran kelompok dasar dan kelompok inti, baik sebagai ilmu maupun sebagai seni dan teknologi.c. Isi kurikulum membantu peserta dalam usaha mendalami dan memperluas kemampuannya dalam bidang pengajaran inti/spesialisasi.d. Isi pengajaran terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan pengajaran dasar/umum dan pengajaran inti.e. Isi pengajaran memadukan antara teori yang diperoleh dalam pengajaran pokok dengan praktek di lapangan.f. Isi pengajaran membantu peserta untuk menganalisa dan memecahkan masalah-masalah dalam pelaksanaan program di lapangan.Kriteria Pemilihan Metode dan Mediaa. Konstitusi dengan dasar-dasar filosof dan psikologis.b. Berhubungan dengan jenis dan tingkat belajar yang diinginkan oleh penjaga/pelatih.c. Penggunaan media adalah untuk meningkatkan pengaruh proses belajar.d. Penggunaan macam-macam media yang berbeda-beda.e. Pemberian kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam menggunakan system komunikasi yang luas.f. Pemilihan berdasarkan penilaian dari segi positif dan negative.g. Berdasarkan perencanaan penilaian dari segi positif dan negative.h. Sedapat mungkin melibatkan peserta dalam penyusunan perencanaan.i. Pemilihan teknik mengajar berdasarkan tujuan-tujuan yang harus dicapai.j. Pengajaran bermaksud melaksanakan, melayani perbedaan-perbedaan individual untuk membantu perkembangan masing-masing peserta.k. Pengembangan kerja kelompok dan kerja perorangan yang masing-masing memiliki tujuan tertentu.Kriteria Bimbingan dan Penyuluhana. Penyuluhan dilakukan secara terus-menerus. Tiap peserta/kelompok peserta dibimbing oleh seorang pelatih.b. Bimbingan dilakukan dalam jangka panjang, berkenaan dengan pelajaran atau dengan pelaksanaantugas-tugas di lapangan.c. Bimbingan berfungsi membantu peserta untuk memahami diri sendiri agar lebih berkembang dan mampu memecahkan masalah-masalah di lapangan.d. Bimbingan dilakukan secara luwes dan dapat menggunakan bermacam-macam yang diperlukan untuk hal itu.e. Gunakan kumulatif anecdotal dan kumulatif recird untuk mencatat kegiatan dan kemajuan peserta.f. Gunakan bentuk pengarahan kembali khususnya bagi peserta kurang mampu bekerja sebagai pelatih.Kriteria Pembinaan Profesional Kependidikana. Program memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperoleh pengalaman langsung dalam berbagai kegiatan yang berkenaan dengan kependidikan.b. Penyediaan kesempatan yang luas untuk berperanserta dalam pembinaan kemampuan sebagai tenaga/kelulusan.c. Keikutsertaan semua pihak, khususnya yang bertalian dengan pendidikan dan latihan seperti: pelatih, pimpinan lembaga, pendidikan formal dan non formal, membantu Pembina tenaga kependidikan.d. Pembinaan diarahkan pada pengembangan kemampuan kepribadian yang penting bagi tenaga program dalam melaksanakan tugas-tugasnya.e. Penilaian terus-menerus terhadap tenaga program yang telah mengalami 2013 dengan maksud mendorongnya lebih berkembang.Kriteria Organisasi Kurikuluma. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan professional yang tersusun sebagai suatu kesatuan yang meliputi empat aspek yaitu: aspek umum, aspek pokok/inti, aspek penunjang, dan aspek metodologi ke2013an, masing-masing memiliki fungsi yang khusus, yang mengacu kepada persiapan peserta secara menyeluruh sebagai tenaga yang professional pendidikan.b. Antara komponen-komponen tersebut disusun secara seimbang, tidak tumopang tindih, tetapi merupakan kesatuan program berdasarkan tugas keseluruhan.c. Program kurikulum memadukan antara teori dan praktek lapangan antara isi dan metode.d. Isi subtansi berisikan macam-macam bidang bersama-sama dihadapkan di mana siswa sendiri yang mengambil pilihan dan keputusan, baik secara pribadi maupun sebagai warga masyarakat dan tenaga kependidikan.e. Kurikulum tersusun dari konsep, prinsip dan tehnik inkuiri sebagai alat untuk mempelajari lapangan.f. Kurikulum tersusun dari berbagai disiplin untuk melihat hubungan-hubungan dari berbagai konsep di lapangan.g. Kurikulum tersusunmenurut urutan yang berkesinambungan berdasarkan tingkat kematangan dan arah perkembangan para peserta.h. Kurikulum diorganisasi kea rah pengembangan perilaku nyata sebagai penerapan ilmu pengetahuan.i. Program kurikulum dikembangkan melalui proses kerjasama antara staf dengan pimpinan baik pada tingkat perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan dan penilaian.j. Program pendidikan awal (pre service) hendaknya dikaitkan dengan program professional (in service).k. Organisasi kurikulum perlu terus menerus dikembangkan melalui uji coba penilaian dan perbaikan.IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMKPENDAMPINGANGuru IntiKepala SekolahPengawas

Program Penilaian KurikulumPenyusunan Program PenilaianProgram penilaian merupakan serangkaian tindakan yang dilaksanakan pengelola dan evaluator dalam menyelenggarakan penilaian kurikulum. Program kurikulum memuat:a. Penentuan tujuan program penilaian.b. Penilaian terhadap instrument penilaianc. Pengadministrasian penilaiand. Pengelolaan datae. Penganalisahan penafsiranf. Pendayagunaan hasil penilaiang. Pencatatan dan pelaporanSehubungan aspek-aspek tersebut, ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan, yakni:a. Penyusunan tujuan program penilaian harus didasarkan prinsip-prinsip kerjasama, praktis dan ruang lingkupnya terbatas/tidak umum.b. Instrument penilaian yang akan digunakan hendaknya dinilai terlebih dahulu oleh orang/tenaga yang diberi tanggungjawab khusus untuk melaksanakan penilaian kurikulum dan menggunakan bermacam-macam instrument yang sesuai.c. Pelaksanaan penilaian hendaknya diatur dalam jadwal tertentu yang diketahui secara umum. Selain instrument utama, juga perlu dipersiapkan instrument cadangan. Pihak-pihak yang akan dinilai perlu disiapkan terlebih dahulu. Kondisi dan lingkungan di mana penilaian akan dilaksanakan juga perlu dipersiapkan. Tenaga pelaksanaan penilaian perlu mendapat latihan khusus dalam penyelenggaraan penilaian.d. Petugas yang ditunjuk untuk mengelola data hasil penilaian hendaknya memperhatikan unsure kecepatan, ketepatan dan efisiensi dengan bantuan computer untuk mencegah terjadinya kekeliruan.e. Analisa dan penafsiran hasil penilaian agar dilakukan berdasarkan tehnik yang tepat sesuai dengan jenis data dan tujuan penilaian tersebut.f. Penggunaan hasil penilaian dilakukan untuk kepentingan administrative, untuk perbaikan program, dan untuk memberikan informasi kepada pengelola dalam membuat keputusan dan dan kebijaksanaan pada masa mendatang.g. Pencatatan dan pelaporan perlu disusun sedemikian rupa agar dapat memenuhi kepentingan banyak pihak, seperti: Pengelolaan pada semua tingkat, unit pelaksana di lapangan, pemerintah daerah pada semua tingkat, instansi yang terkait dalam program lain-lain.Strategi Penilaiana. Strategi penilaian kebutuhan dan kelayakan. Strategi ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka penyusunan atau perencanaan kurikulum.b. Strategi penilaian masukan. Strategi ini bertujuan untuk mengenali dan menilai sumber-sumber yang tersedia dalam tersedia dalam rangka penyusunan program pengajaran tentang ketegangan, kemudahan, biaya, waktu yang diperlukan.c. Strategi penilaian proses. Strategi ini bertujuan untuk melaksanakan kurikulum dan meramalkan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program pengajaran.d. Strategi penilaian produk. Strategi ini bertujuan untuk menentukan tingkat efektivitas dan hasil kurikulum dengan cara menafsirkan hasil-hasil yang telah dicapai program pengajaran.

Prosedur Evaluasia. Evaluasi merupakan bagian integral dalam proses implementasi kurikulum 2013 secara berencana dan berlangsung secara simultan.b. Evaluasi dilakukan terhadap semua fase implementasi kurikulum 2013 yang meliputi semua komponen kurikulum dan pengalaman lapangan.c. Evaluasi sebaliknya melibatkan semua pihak yang turut dipengaruhi oleh program implem,entasi kurikulum2013, seperti: peserta, pelatih, pengelola/pelaksana dan masyarakat.d. Tugas dan tanggungjawab pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan evaluasi hendaknya dirumuskan secara jelas dan spesifik agar mudah dilaksanakan oleh yang bersangkutan.e. Evaluasi menyediakan kegiatan tindak lanjut dalam rangka perbaikan kurikulum secara keseluruhan.Desain Penilaian KurikulumPerencanaan penilaian meliputi komponen-komponen:Penetapan garis besar penilaian:a. Identifikasi tingkat perbuatan keputusan untuk siapab. Menetapkan siatuasi-situasi keputusan bagi masing-masing tingkat dan tentukanc. Merumuskan criteria bagi setiap situasi dengan cara merinci variable-variabel pengukuran dan standar dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan.Pengumpulan Informasia. Merinci sumber-sumber informasib. Merinci instrument dan metode pengumpulan informasic. Merinci prosedur sampeld. Merinci kondisi-kondisi dan jadwal pengumpulan informasiOrganisasi Informasia. Merinci format informasib. Merinci alat untuk koding, penusunan, penyimpanan, dan meretreiving informasi.Analisa Informasia. Merumuskan penerima laporanb. Merinci alat untuk menyampaikan informasic. Merinci format laporand. Jadwal pelaporan informasiKONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJARPenilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum 2013Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. Penilaian Autentik dan Pembelajaran AutentikPenilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi guru autentik. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran.b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

Jenis-jenis Penilaian Autentika. Penilaian Kinerjab. Penilaian Proyekc. Penilaian Portofoliod. Penilaian Tertulis

Penilaian KinerjaPenilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. Daftar cek (checklist). Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Skala penilaian (rating scale). Memori atau ingatan (memory approach).Penilaian ProyekPenilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

PortofolioPenilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.Penilaian TertulisTes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Evaluator Kurikulum Evaluator kurikulum adalah tenaga yang memeroleh tugas melaksanakan penilaian terhadap program. Untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab, evaluator perlu memiliki/menguasai kemampuan-kemampuan tertentu/kualifikasi yang memadai dalam bidang evaluasi/penilaian.

SimpulanBerdasarkan penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa setelah kurikulum implementasikan beberapa waktu lamanya, dengan pengertian bahwa kurikulum selalu diupayakan dalam konsidi siap untuk dikembangkan kembali dan diperbaiki kembali demi penyempurnaan, maka kurikulum tersebut perlu diadakan penilaian secara menyeluruh.Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi adalah efektifitas, relevansi, efisiensi, dan kelaikan (feasibillty) program.Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan: perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam lima model yaitu:a. Measurement Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi terutama digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan. Obyek evaluasi model ini menitik beratkan pada aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan.b. Congruence Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan atau keberhasilan pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Pada model ini obyek evaluasi menitik beratkan dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan sikap. Jenis datayang dikumpulkan adalah data obyektif khsusunya skor hasil test.c. Illumination Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Pada model ini evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi pada model ini mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif (judgement data) dalam kegiatan evaluasi.d. Educational System Evaluation Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.e. Model CIPP Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk menimbulkan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA Hasan, P. D. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Hermawan, A. H. (2009). Kurikulum dan Pebelajaran. Bandung: Jurusan kurtekpen.

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Pada dasarnya kurikulum terdiri atas komponen dimana yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Bahwa setiap komponen yang saling terkait tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum. Evaluasi kurikulum sendiri berisikan hakekat evaluasi kurikulum, dimensi evaluasi kurikulum, prinsip-prinsip evaluasi kurikulum, fungsi, dan prosedur evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria, evaluasi kurikulum juga suatu kebijakan publik, dimana dibanyak negara keberadaan evaluasi didasari oleh ketentuan bahwa pengembangan kurikulum terbuka untuk dievaluasi. Agar kurikulum yang baik dapat tercapai, harus diimplementasikan dengan baik, kreatif, dan inovatif. Untuk dapat mengetahui tingkat tersebut harus melewati satu tahap yang dinamakan evaluasi kurikulum. Kata-kata yang kami ambil daru buku Prof. DR. S. HAMID HASAN adalah evaluasi kurikulum tanpa kurikulum tidak punya arti sebaliknya kurikulum tanpa evaluasi tidak akan mendapatkan hasil maksimal, baik dalam proses konstruksi kurikulum maupun dalam proses pelaksanaan kurikulum. Maka dari itu, kelompok kami akan menjabarkan materi dari evaluasi kurikulum disertai dengan studi kasus yang diangkat dari permasalahan evaluasi kurikulum yang ada di Indonesia terutama.B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:1. Apa pengertian, tujuan, fungsi dan dimensi dari evaluasi kurikulum?2. Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum?3. Studi kasus apakah yang diangkat dari evaluasi kurikulum ini?

BAB IIPEMBAHASAAN

A. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUMKurikulum merupakan bagian dari pendidikan dalam lingkup yang luas. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Mengevaluasi keberhasilan sebuah pendidikan berarti juga mengevaluasi kurikulumnya. Hal ini berarti bahwa evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada program-program untuk peserta didik. Sedangkan evaluasi merupakan bagian penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Evaluasi yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya fase pengembangan ini dengan efektif dan bermakana. Dari hasil-hasil evaluasi ini lah pihak pengembang dapat mengadakan perbaikan dan penyesuaian sebelum kurikulum yang baru tersebut terlanjur disebarluaskan secara nasional. Menurut Hamid Hasan (1988:13) evaluasi adalah suatu proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Jadi dengan demikian, evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curriculum) dalam bentuk pembelajaran.B. TUJUAN EVALUASI KURIKULUMEvaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.1. Untuk perbaikan programBersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan.2. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihakDiperlukan semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak tersebut baik yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu keharusan dari luar.3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembanganTindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yg bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Dan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan diperlukan kegiatan evaluasi kurikulum.C. CAKUPAN PROSES EVALUASI KURIKULUM1. Judgement (menetapkan suatu nilai)- Subjektif- Objektif (berdasar kriteria yang disepakati)2. Kriteria- Internal (program)- Eksternal (luar program)3. Objek penilaian- Luas (program pendidikan)- Terbatas (program belajar-mengajar) D. KATEGORI EVALUASI KURIKULUM1. PENILAIAN KONTEKS Dasar dalam menentukan tujuan programo Fisibilitas dengan kondisi dan situasi di mana program itu akan dilaksanakan2. PENILAIAN INPUT (MASUKAN) Memperoleh informasi dan menyajikan keterangan sebagai dasar pemanfaatan sumber daya untuk pencapaian tujuan PENILAIAN PROSES Mengetahui kekuatan/kelemahan rencana dan pelaksanaano Memperoleh informasi untuk perbaikan, penyempurnaan, pengembangan program PENILAIAN3. OUTPUT (KELUARAN-HASIL) Menentukan keberhasilan program dan dampaknyaE. DIMENSI EVALUASI KURIKULUM

Kurikulum memiliki dimensi yang luas karena mencakup banyak hal. Aspek-aspek kegiatan kurikulum dimulai dari perencanaan, pengembangan komponen, implementasi serta hasil belajar dianggap sebagai ruang lingkup kajian evaluasi kurikulum. Dengan demikian, evaluasi kurikulum mencakup semua aspek tersebut, artinya bahwa evaluasi kurikulum merupakan suatu proses evaluasi terhadap kurikulum secara keseuruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas (ideal curriculum) maupun lingkup mikro (actual curricuum) dalam bentuk pembelajaran. Dimensi evaluasi kurikulum mencakup dimensi program (tujuan, isi kurikulum dan pedoman kurikulum) dan dimensi pelaksanaan (input, proses, output dan dampak).1. Dimensi Programa. Tujuan (institusional, kurikuler, instruksional) yang terdiri dari : Lingkup abilitas/kompetensi, kedalaman/keluasan tujuan, kesinambungan antar tujuan, relevansi antar tujuan, rumusan kalimat.b. Isi Kurikulum (Struktur, Komposisi, Jumlah mata pelajaran, alokasi waktu) yang terdiri dari : Kesesuaian dengan tujuan, scope dan sequence, sifat isi, esensi, kesinambungan, organisasi, keseimbangan, dan kegunaan.c. Pedoman Pelaksanaan yang terdiri dari : Proses belajar-mengajar, sistem penilaian, administrasi dan supervisi, dan sumber belajar.2. Dimensi Pelaksanaana) Komponen Masukan Masukan mentah (input peserta didik)Komponen- komponen yang ada didalam masukan mentah ini yaitu : Jumlah peserta didik, minat dan motivasi, kecakapan sebelumnya, dan bakat/potensi. Masukan Alat yang terdiri dari : Bahan pelajaran/pelatihan, alat-alat pembelajaran, media dan sumber belajar, pengajar/pelatih (jumlah dan kualitasnya), Sistem administrasi, dan prasarana pendidikan. Masukan Lingkungan yang terdiri dari : lingkungan social, lingkungan budaya, lingkungan geografis, dan lingkungan religius.b) Komponen ProsesInteraksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan : Peserta Peserta Peserta Pengajar/pelatih Peserta Lingkungan Pengajar Pengajarc) Komponen KeluaranKomponen keluaran ini nantinya akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku (kompetensi) setelah mengalami proses : pengetahuan, sikap/nilai, dan keterampilan.d) Komponen DampakDampak yang akan dirasakan oleh peserta didik di masyarakat /tempat kerja yaitu : Kemandirian, kemampuan intelektual, kemampuan social, moral, etos kerja, dsb.F. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI Tujuan evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan indikator kinerja yang akan dievaluasikan yang merupakan efektivitas program. Dalam sebuah evaluasi harus berpatokan pada kurikulum atau silabi dan dirancang secara jelas yaitu apa yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilai, dan interpretasi hasil penilaian.Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam suatu pelaksanaan evaluasi pendidikan:1. Keterpaduan.Evaluasi tersebut harus memegang pada prinsip-prinsip keterpaduan atau keselarasan. Dimana ada kesesuaian antara tujuan intruksional pengajaran tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran.2. Keterlibatan peserta didikDalam sebuah prinsip evaluasi harus memperhatikan keterlibatan peserta didik merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif dan seluruhnya mempunyai keterkaitan yang erat.3. KoherensiSuatu evaluasi pendidikan harus berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. Dan keselarasan peseta didik dengan pembelajaran harus sesuai.4. PedagogisPedagogis adalah seni dalam mengajar. Prinsip evaluasi pendidikan yang ketujuah adalah perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa atau peserta didik.5. AkuntabelSudah semestinya hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seperti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya. Yang harus diperhatikan agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:1. Dirancang secara jelas abilitas2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.3. Agar hasil penilaian obyektif, menggunakan penilaian yang komprehensif.4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut. 5. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian (grading)6. Penilaian harus bersifat komparabel.7. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya bagi siswa dan juga guru. Secara sederhana dalam penggambaran prinsip-prinsip evaluasi menyangkut beberapa hal yang mesti diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:a. Kejelasan Tujuan adalah Menjabarkan segala proses dan hasil pembelajaran yang dicapaib. Realistik dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi dan kemampuan para siswac. Ekologi adalah memperhitungkan situasi dimana kurikulum yang akan dilaksanakand. Operasional adalah merumuskan secara spesifik dan terperinci segala sesuatu yang harus diukure. Klasifikasi merupakan Jenjang atau tingkatan, jenis pendidikan, daya dukung, dan geografisf. Keseimbangan merupakan Penilaian kurikulum yang ideal dan aktual, mengenai komponen kurikulum yang mesti diperhatikang. Kontinuitas merupakan penilaian yang harus dilakukan secara menyeluruh terhadap semua program yang akan dilaksanakan.G. FUNGSI EVALUASI KURIKULUM1. Evaluasi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan.2. Evaluasi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum).

H. PROSEDUR EVALUASI KURIKULUMProsedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh sesorang evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah tersebut merupakan tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal sampai akhir suatu kegiatan evaluasi. Prosedur yang dikemukakan disini adalah hasil revisi dari prosedur, model, PSP yang dikemukakan Storeange dan Helm (1992).1. Kajian terhadap evaluan Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau bentuk kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara mendalam latar belakang kelahiran suatu kurikulum, landan filsofi fan teoritis kurikulum tersebut, ide kurikulum, model kurikulum yang digunakan untuk dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen kurikulum, proses impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.2. Pengembangan proposal Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan digunakan.3. Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasiPertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi merupakan langkah penting dan menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa akan menentukan apakah proposal yang diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau tidak. Jika evaluator berhasil meyakinkan calon pengguna jasa evaluasi maka proposal yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan proposal tersebut4. Revisi Proposal Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak diperlukan.5. Rekruitmen personalia Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada proposal.6. Pengurusan persyaratan administrasiSetiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan menjadi responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini sangan penting dan sangat mutlak diperlukan.7. Pengorganisasian pelaksanaan Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan oleh seorang maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari sebuah tim.8. Analisis data Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model kuatitatif harus dilaksanakan.9. Penulisan pelaporan Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.10. Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam pembahasan ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan tersebut.11. Penulisan laporan akhir Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa.

BAB IIISTUDI KASUS

Dalam proses pembelajaran yang kita ketahui bersama bahwa syarat dalam menjalankan proses belajar mengajar harus disertai dengan perencanaan tertulis atau biasa disebut kurikulum, dan dalam makalah ini kami akan mencoba untuk membahas mengenai permasalahan yang terjadi pada evaluasi kurikulum dengan membandingkan KBK ( kurikulum berbasis kompetensi) dan KTSP ( kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Sebelum masuk ke studi kasus yang kelompok kami ambil ada beberapa persamaan dan perbedaan dari kedua kurikulum tersebut yaitu:1. Persamaan KBK dan KTSP adalah:A. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang bertujuan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial, serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional.B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.2. Perbedaan KBK dan KTSP adalah:A. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Depdiknas 2002) memiliki karakteristik yaitu:a) Pencapaian kompetensi siswa (individual/klasikal)b) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.c) Penyampaian pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi.d) Sumber belajar guru dan sumber lainnya yang memenuhi unsur edukatife) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar (penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi)f) Menggunakan sistem sentralisasi penuh dari pusat.B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu:a) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.b) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.c) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.d) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.e) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengam kebutuhan.Memang dilihat dari perbedaan dan persamaan kedua kurikulum tersebut, KTSP jauh lebih memahami siswa daripada KBK yang sedikit agak memberatkan siswa dilihat dari beban belajar siswa. Tapi pada kenyataan KTSP pun masih dirasakan kekurangannya, diantaranya adalah dalam hal struktur kurikulum, baik di tingkat SD/MI, SMP/MTs, atau di tingkat SMA/MA. Yang perubahan strukturnya dirasakan banyak adalah di tingkat SMA/MA. Sementara sosialisasi dan panduan KTSP belum merata. Apalagi untuk Standar Isi (SK dan KD) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Madrasah Aliyah sulit didapat, entah apakah memang DEPAG RI belum mengeluarkan standar isi tersebut atau sosialisasinya yang belum merata. Keadaan seperti ini membingungkan sekolah dan guru-guru, sebenarnya mata pelajaran apa saja yang harus dipelajari anak dalam KTSP. Di satu sisi sekolah dituntut untuk menyusun dan melaksanakan KTSP, di sisi lain sosialisasi kurikulum baru ini belum merata dan maksimal, selain itu perangkat untuk menyusun KTSP belum semuanya tersedia, dan belum didistribusikan ke sekolah-sekolah. Banyak kasus dibeberapa sekolah, ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan tetapi ketika UAS tidak diujikan, begitu juga sebaliknya. Selain itu format buku raport yang berubah-ubah, hal ini tentu membuat semakin bingung pihak sekolah dan guru-guru, apa sebenarnya yang diinginkan pemerintah dengan KTSP ini.

BAB IVKESIMPULAN

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang di evaluasi adalah efektifitas, relevansi, evisiensi, dan kelaiakan ( feasibillty ) program.Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk keperluan : perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model evaluasi digolongkan kedalam lima model yaitu :a. Measurement Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi terutama digunakan untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan. Obyek evaluasi model ini menitik beratkan pada aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang obyektif dan dapat dibakukan.b. Congruence Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk melihat sejauh mana perubahan atau keberhasilan pendidikan yang telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian informasi kepada pihak-pihak diluar pendidikan. Pada model ini obyek evaluasi menitik beratkan dalam bentuk kognitif, psikomotorik, maupun nilai dan sikap. Jenis datayang dikumpulkan adalah data obyektif khsusunya skor hasil test.c. Illumination Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan-kebaikan dan kelemahan program, serta pengaruh program terhadap perkembangan hasil belajar. Pada model ini evaluasi lebih didasarkan pada jugment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Obyek evaluasi pada model ini mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar, dan kesulitan-kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya data subyektif (judgement data) dalam kegiatan evaluasi.d. Educational System Evaluation Evaluasi pada dasarnya adalah perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Obyek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses, dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data obyektif maupun data subyektif (judgment data) dalam kegiatan evaluasi.e. Model CIPP Model ini menitik beratkan pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : Karakteristik peserta didik, dan lingkungan, tujuan program, dan peralatan yang digunakan, serta prosedur, dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi kurikulum pada model ini dimaksudkan untuk membandinghkan performance atau kinerja dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu untuk menimbulkan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA Hasan, P. D. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Hermawan, A. H. (2009). Kurikulum dan Pebelajaran. Bandung: Jurusan kurtekpen.