Evaluasi i Mortar
description
Transcript of Evaluasi i Mortar
TEKNOLOGI BAHAN 2
EVALUASI TEKNOLOGI ADUKAN / MORTAR
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Ditulis oleh :
Nama : Mirza Vidyani
NIM : 1114030018
Kelas : 1 Gedung 1 Pagi
TUGAS EVALUASI
BAB I
1. Kriteria apa yang harus diperhatikan ketika akan merencanakan pembuatan adukan?
Jawab:
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan adukan adalah:
Bahan Adukan
Agregat
Karena ketebalan adukan dibatasi 5 – 15 mm, besar butir agregat maksimum dibatasi 1/5
tebal adukan.
Susunan butir pasir untuk adukan, antara lain menurut ASTM sebagai berikut:
Susunan besar butir yang ditetapkan dengan angka kehalusan (Fineness Modulus)
berkisar antara 2,2-2,6 yang ideal dengan maksimum 2,8. Besar butir ideal 2,4 mm.
Untuk mendapatkan workability yang baik, sebaiknya: antara ayakan 0,6-0,3 mm kurang
lebih 15 % dan antara ayakan 0,15-0,075 maksimum 10%
Agregat harus keras antara lain mengandung silika dalam jumlah besar.
Agregat harus bersih jika mengandung butiran halus (< 0,075mm) dibatasi maksimum
5%, karena jika terlalu banyak maka penyusutan menjadi besar ; bersih dari zat organik
agar tidak mengganggu rekatan dengan bahan perekat.
Butiran halus (< 0,3 mm) sebaiknya lebih besar dari 20% sedangkan butiran kasar harus
sedikit.
Perekat
Harus sesuai dengan :
Lubang ayakan,mm Standar ASTM Susunan butir ideal
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
100
95-100
60-100
35-70
15-35
0-15
100
97
84
50
27
6
Jenis bahan / komponen bahan bangunan yang direkatkan
Kekuatan yang harus dicapai
Iklim dan cuaca dimana bangunan ditempatkan
Penampakan yang diinginkan
Persyaratan mutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan
Jenis-jenis perekat mineral yang digunakan untuk adukan antara lain:
Semen Portland, semen Portland Pozolan, semen Pozolan kapur, semen adukan/masonry
cement, kapur padam
Air
Persyaratan umum air harus bersih dan dapat diminum. Apabila tidak memungkinkan, dapat
dipakai air yang tidak menurunkan kekuatan adukan. > 10% dari adukan yang dibuat dengan
air bersih.
Bahan tambah
Serbuk halus
Untuk membuat adukan lebih lecak/plastis (berfungsi sebagai plastimen. Bahan dari
gilingan batu ataupun yang lain (tras, semen merah) yang tidak memberikan dampak
negatif (retak akibat susut muai tinggi), bersih dan kekal.
Admixture
Sebaiknya pemakaian admixture dipertimbangkan dengan baik karena sifat mortar tidak
seperti halnya beton dalam kebutuhan terhadap admixture.
Perbandingan campuran
Sebaiknya dalam perbandingan berat, karena perbandingan dan jumlah bahan dapat
dijaga tetap sehingga mutu adukan seragam. Namun perbandingan volume masih banyak
dijumpai, karena lebih mudah, volume pekerjaan relatif kecil dan bukan pekerjaan struktural.
Dalam buku analisa BOW, pedoman angka bahan adukan sebagai berikut:
Jenis bahan Kadar padat tiap bagian
bahan
Kebutuhan air untuk tiap
bagian
Kapur padam 0,325 bagian volume 0,225 bagian volume
PC 0,51 bagian volume 0,25 bagian volume
Tras alam 0,48 bagian volume 0,25 bagian volume
Semen merah 0,57 bagian volume 0,175 bagian volume
Pasir biasa 0,58 bagian volume 0,175 bagian volume
Berpedoman angka diatas, misalnya adukan dengan 1 PC : 3 pasir, didapat:
1 x 0,51 + 1 x 0,25 + 3 x (0,58 + 0,875) = 3,025 bagian volume adukan
Angka tersebut dapat berubah-ubah, bila:
Cara pengisian tidak seragam
Kadar air bahan berubah
Kehalusan bahan berubah
Bahan yang halus dan kering beratnya tiap bagian volume lebih kecil dari bahan yang
kasar. Perbandingan campuran bahan dapat juga dilakukan sesuai tujuan penggunaannya.
Susunan campuran adukan harus memenuhi sebagian atau seluruh kriteria dibawah ini.
Kekuatan, disesuaikan dengan:
a. Jenis komponen bangunan yang akan direkatkan.
b. Daya rekat yang dibutuhkan.
c. Kekuatan konstruksi yang dibuat.
Adukan harus mempunyai kekuatan, dinyatakan sebagai kuat tekan yang sesuai dengan
kebutuhan konstruksi. Hal ini dapat dipenuhi dengan:
a. Modifikasi perekat
b. Modifikasi agregat
c. Susunan campuran / jenis adukan
Kekuatan perlu bagi konstruksi tembok, karena dapat membantu menahan gaya-gaya
samping (horisontal). Dari segi kekuatan, adukan digolongkan menjadi:
1. Adukan dengan kekuatan sangat tinggi
Untuk memikul beban langsung. Adukan berfungsi monolit dengan bagian konstruksi
yang bersangkutan.
2. Adukan berkekuatan tinggi
Untuk memikul beban konstruksi dan mempunyai ikatan cukup kuat terhadap bagian
konstruksi yang diberi adukan.
3. Adukan berkekuatan sedang
Untuk penggunaan luar (eksterior) dimana adukan akan berhubungan terus menerus
dengan air, gas, cuaca panas/ dingin, lumut, dsb, serta untuk interior.
4. Adukan berkekuatan rendah.
Untuk konstruksi yang tidak memikul beban dan terlindung dari pengaruh cuaca.
5. Adukan berkekuatan sangat rendah.
Untuk bagian konstruksi di dalam dan terlindung dari pengaruh cuaca. Sifatnya hanya
sebagai pengisi, misalnya partisi.
Kuat tekan adukan ditentukan dengan cara uji yang sama dengan uji kuat tekan semen
Portland.
Syarat kuat tekan adukan
ASTM C 270 membagi adukan dalam kekuatan (dalam perbandingan volume) sebagai
berikut:
Tipe Adukan Komposisi Kuat TekanPsi, kg/cm2
Tipe M 1 PC : min 21/4 pasir1semen tembok: 1/4kp: min 21/4 pasir
2500 psi 172 kg/cm2
Tipe S 1/2 PC : 1semen tembok:maks 3 pasir1PC : 1/4-1/2 kp : maks 3 pasir
1800 124
Tipe N 1semen tembok : pasirsama dengan volume semen &kapur1 PC : 1/2-11/4 kapur : pasirsama dengan volume semen &kapur
750 52
Tipe O 1 semen tembok : pasir tidak dibatasi1 PC : 11/4-21/2 kapur : pasir tidak dibatasi
350 24
Tipe K 1 PC : 21/2 kapur : pasir tidak dibatasi
75 5
Menurut spesifikasi Inggris dibagi dalam 5 kelas (dalam perbandingan volume) sbb:
Mutu adukan
Kapur pasir
Semen kapur pasir
Semen pasir
Semen pasir&bahan pembantu
Semen tembok pasir
Kuat tekan N/mm2)
7hr 28hr1 - 1 : 1/2 : 3 1:3 - - 7,0 11,02 - 1:1/2:41/2 - 1:4 1:3 3,5 5,53 - 1:1:(5-6) - 1:6 1:41/2 1,0 2,54 1:2 1:2:(8-9) - 1:(7-8) 1:6 0,7 1,05 1:3 1:3:(10:12) - 1:8 1:7 - -
Di Indonesia belum ada syarat kekuatan, tetapi untuk konstruksi tertentu, dianjurkan
untuk menggunakan jenis campuran seperti tercantum dalam Peraturan Bangunan Nasional
1977, sbb (dalam perbandingan volume):
PC Tras Semen Merah Kapur padam Pasir Tujuan Pemakaian
--------11
--1111-
----1121--
-----
1
1112------
-1---
-
11131
11/2
11--
11---
-
1234355524
21234
4
Aduk PerekatPondasi konst.berat rumah biasa sederhanaDinding rumahPondasi rumah sederhanaDinding rumahTrasraam dindingPondasi rumah
PlesteranDinding lama/ baruDinding baruTrasraamLantaiAnyamanbambu/kawatDekat lautDinding
1 - 1 3
Selain itu pasangan untuk dinding bata tras kapur sekurang-kurangnya harus sama
dengan kekuatan batanya, seperti : 1kp : 5 tras atau 1/2 PC : 1kp : 7pasir.
Workability, disesuaikan dengan:
a. Jenis komponen bangunan
b. Cara pengerjaan
c. Besar/kecilnya pengerjaan
c. Suhu, tingkat penguapan
Penggunaan, disesuaikan dengan:
Untuk apa adukan tersebut dibuat, seperti: pasangan, plesteran, adukan kedap air, dan
sebagainya.
Pencampuran merata dan mempunyai retentivitas yang sesuai
Sifat dapat menahan air (water retentivity) berarti setelah adukan ditambah air, ia
mampu untuk menahan air tersebut selama beberapa saat untuk memberikan kesempatan
bagi adukan mengeras tanpa terlepas. Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah butiran halus, serta
pembentukan gel dari bahan perekat.
Makin kecil nilai retentivitas adukan kurang baik karena mudah untuk bleeding. ASTM
C 270 mnsyaratkan nilai retentivitas minimum 70-80%
Kekekalan bentuk
Adukan dapat berubah bentuk terutama memanjang dan menyusut. Apabila
pengembangan dan penyusutan besar maka rekatan adukan akan mudah lepas atau retak-
retak. Adukan yang gemuk, terlalu banyak butiran halus/lumpur memiliki susut muai besar
dan mudah retak.
Workability sesuai dengan teknik pemasangan
Perawatan secara sempurna
2. Hal apa yang harus diperhatikan pada pembuatan plesteran?
Jawab:
Plester bagian luar dari sebuah bangunan harus awet serta dapat menahan rembesan air dari
luar secara merata dan tahan terhadap serangan cuaca. Selain itu harus memperlihatkan warna
dan pola permukaan yang menarik.
Untuk menghasilkan plesteran yang awet dan bebas dari retak-retak sebaiknya diperhatikan
hal berikut :
Teknologi serta peralatan yang tepat
Sifat dari bahan plesteran
Sifat dinding yang akan diplester
Pekerjaan plesteran harus direncanakan dengan memperhatikan antara lain :
1. Teknologi dan alat-alat yang digunakan dalam plesteran
Pekerjaan dilakukan dalam 3 tahap yaitu melemparkan aduk ketembok dengan sendok aduk,
meratakan dengan roskam dan membersihkan dengan gerakan melingkar menggunakan bilah
penggaris.
2. Sifat bahan plesteran
Perhatikan pemakaian kapur yang belum terbakar sempurna ataupun sudah terbakar lewat.
3. Lapisan plesteran
Jumlah lapisan ideal dua lapis dengan ketebalan10-15mm tiap lapisnya
4. Daya isap permukaan yang diplester
Keseragaman daya isap harus dicapai oleh tembok dengan membasahi bata sebelum
dipasang, danmembasahi permukaan yang akan diplester.
Selain itu, bahan adukan plester seperti pasir, tras dan kapur yang telah dicampur rata harus
diayak terlebih dahulu, supaya butiran-butiran kasar tidak ikut bercampur. Usahakan jangan
menggunakan adukan bekas tembok lama karena daya lekatnya kurang.
3. Jelaskan tahapan pembuatan komponen bangunan dengan bahan dasar adukan, secara umum.
Jawab:
Pembuatan Adukan
Pengadukan secara manual
Mempersiapkan wadah/kotak adukan lalu bahan-bahan yang telah ditakan diaduk
dalam kotak tersebut dalam keadaan kering sehingga merata. Bagian atas timbunan
campuran dilubangi sehingga terbentuk seperti kawah. Tuangkan sebagian air dan aduk
terus. Sisa air selebihnya dituang sedikit demi sedikit sambil diaduk terus sehingga
didapatkan adukan yang lecak, homogen, plastis, mudah dikerjakan (workability) dan
tidak kelebihan air (bleeding).
Pengadukan dengan mesin
Pemasangan Bata
Sifat penting untuk menghasilkan pasangan bata yang baik antara lain: lecak, enak
dikerjakan, plastis, dapat menahan air, memiliki kekuatan rekatan yang cukup baik,
stabil/tidak banyak berubah volumenya, tahan lama dan memberikan penampilan yang baik.
Bata yang digunakan untuk pasangan adalah bata tidak dibakar dan dibakar, dengan kuat
tekan berkisar 25 – 250 kg/cm2. Sifat pasangan bata yang harus diperhatikan adalah ikatan
pasangan, kuat tekan, kuat lentur, susut muai, pengaruh basah kering, dan kemampuan
menyekat panas.
Untuk mendapatkan ikatan pasangan yang baik harus selalu diingat bahwa siar
sambungan vertikal tidak merupakan garis lurus. Untuk bata ukuran besar (bata beton atau
bata berlubang) pasanagn ikatan bata umumnya disebut ikatan memanjang, dimana siar
vertikal berada ditengah panjang bata (strescher bond). Untuk bata ukuran kecil seperti
umumnya bata merah ada ikatan memanjang dan ada ikatan silang atau ikatan palang (cross
bond) dimana siar vertikal satu sama lain berselang keatas, dalam jarak 1/2 bata.
Untuk mendapatkan pasangan bata yang kuat, perlu diperhatikan hal sbb:
Usahakan agar jumlah sambungan sesedikit mungkin
Seandainya bata harus dipotong usahakan ukuran yang umum misalnya 1/2 bata
Hal yang harus dilakukan dalam pemasangan bata adalah menghamparkan adukan pada
bata yang telah direndam terlebih dahulu. Pemasangan bata dilakukan secara tegak lurus
sehingga diperlukan pengontrolan ketegakan dan kerataan secara bertahap dengan
menggunakan waterpass. Pemasangan bata juga berpatokan pada benang profil yang telah
dipasangkan. Bila terdapat siar adukan yang menempel tidak sempurna yang melebihi
ketebalan, bersihkan segera sebelum mengeras.
Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang bila baru terpasang, hal ini
akan melepaskan ikatan antara bata dan adukannya. Pasangan tidak dibiarkan segera kering
oleh panas matahari, oleh karena itu diatas pasangan ditutup dengan plastik terpal, dan
sebagainya. Adukan yang baik adalah yang tidak mengering dengan cepat, karena air tersebut
dapat memberikan pengerasan yang sempurna dari bahan pengikat.
Plesteran dan Acian
Plesteran merupakan penutup dinding yang terdiri dari bahan semen (PC) dan pasir
pasangan. Sedangkan acian adalah campuran antara semen PC dengan air saja. Beberapa
kasus sering terlihat retak-retak pada dinding, hal ini dikarenakan plesteran pada dinding
tersebut langsung diaci ketika kadar airnya masih jenuh. Supaya tidak terjadi kondisi yang
demikian maka diberi waktu yang cukup agar plesteran mengering dengan maksimal
kemudian baru dapat ditutup dengan acian.
Untuk plesteran dinding yang perlu kedap air atau pasangan bata dibawah permukaan
tanah sampai ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dipakai perbandingan campuran PC
dan pasir pasang adalah 1pc : 2psr. Demikian juga untuk plesteran pada beton dan daerah
basah seperti dinding kamar mandi, wc atau toilet menggunakan jenis campuran tersebut.
Sedangkan untuk bidang lainnya menggunakan plesteran campuran 1pc : 4psr.
Hal yang harus dilakukan dalam pemelesteran dan acian adalah membasahi permukaan
dinding sampai rata tanpa ada kantong-kantong air terutama pada pasangan tembok yang
bata-batanya mempunyai penghisap tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan
memakai kuas/sikat agar debu/kotoran yang menempel dapat terlepas, sehingga plesteran
dapat melekat dengan baik pada tembok. Beri lapisan kamprot sampai rata dengan campuran
yang telah ditentukan, buang butiran-butiran kamprotan yang melekat tidak sempurna dengan
alat penggaruk secara horizontal. Buat lajur kepala dengan jarak dan ketebalan sesuai
ketentuan. Letakan lapis badan plesteran dengan menggunakan sendok aduk. Ratakan
permukaan dengan mistar perata dan bila terdapat lubang-lubang, isi kembali dengan adukan.
Padatkan dan ratakan permukaan plesteran dengan ruskan kayu berlapis kain laken. Biarkan
sampai batas waktu tertentu atau sampai tidak terjadi keretakan. Beri lapisan acian sebagai
penyempuranaan plesteran tembok. Usahakan penggosokan tembok secara sempurna, sebab
bila kurang dapat terjadi keretakan. Setelah tembok kelihatan halus, sikat dengan adukan
pengencer agar tembok lebih rata dan halus lagi sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan
pengapuran atau pengecatan.