EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL …
Transcript of EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL …
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL
PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam “ASLI” Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Anggun Septiani
NIM: 142114108
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL
PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam “ASLI” Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Anggun Septiani
NIM: 142114108
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu
kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah
apa yang dikarunikan kepadamu pada saat itu juga, sebab
bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus”
(Markus 13:11)
“Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya
datang pengetahuan dan kepandaian”
(Amsal 2:6)
“Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada
sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak
ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.”
(Matius 10:26)
“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena
kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu
takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.”
(1 Petrus 3:14)
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orangtuaku T. Gunadi dan S. Listyarini
Keluarga Besarku
Sahabat-sahabatku
Keluarga besar Akuntansi FE USD Angkatan 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan rahmat, bertkat dan kasih-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul EVALUASI EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN INTERNAL PEMBERIAN KREDIT DI KOPERASI
SIMPAN PINJAM Studi Kasus di Koperasi Asli.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk
belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Lisa Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membantu serta membimbing penulis selama proses
belajar dan pengembangan diri.
5. Dra. YFM. Gien Agustinawansari.,MM.,Ak.,CA, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membantu serta membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh dosen dan karyawan sektretariat Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempattan untuk berbagi ilmu
pengetahuan.
7. Selaku manajer dan staff Koperasi Simpan Pinjam Asli yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Papa Teofilus Gunadi, Mama Susana Listyarini, dan keluarga besar yang
selalu mendukung dan mendorong serta mendoakan penulis hingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
9. Paguyuban Shine of Java yaitu Eka Kristiastanti, Stella Prastica, Christy
Putri Kusumaningtiyas, yang selalu memberi semangat dan dukungan dari
awal perkuliahan sampai akhir untuk dapat menyelesaikan skripsi.
10. Trio Cendol’s yaitu Arvienda Elsa Azuba dan Yulia Christin yang selalu
ada untuk berkeluh kesah tentang apapun.
11. My Support System Pego-pego yaitu Chatarina Endang Sri Mranani,
Maudiana, Romi Damar, Danu Agil, Agata Ari H, Pury Arta, Grace Nesia,
Yonastio Danar, yang selama 10 tahun telah menemani dari terbit dan
tenggelamnya sang surya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. Iii
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS.............................................. Iv
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI………........................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR......................................................... vii
DAFTAR ISI............................................................................................. x
DAFTAR TABEL..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xv
ABSTRAK................................................................................................ xvi
ABSTRACT.............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................ 3
C. Batasan Masalah........................................................... 3
D. Tujuan Penelitian......................................................... 4
E. Manfaat Penelitian....................................................... 4
F. Sistematika Penulisan................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal........................... 7
2. Tujuan Pengendalian Internal................................ 8
3. Komponen Pengendalian Internal.......................... 8
B. Efektivitas Pengendalian Internal 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Koperasi
1. Pengertian Koperasi............................................... 15
2. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam...................... 15
3. Tujuan Koperasi..................................................... 15
D. Kredit
1. Pengertian Kredit................................................... 16
2. Unsur-unsur Kredit................................................. 17
3. Prinsip Pemberian Kredit....................................... 18
4. Prosedur Pemberian Kredit.................................... 20
5. Pemberian Kredit................................................... 23
6. Jenis-jenis Kredit.................................................... 23
E. Pengendalian Internal Pemberian Kredit....................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Peneltian............................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................... 27
C. Subyek dan Obyek Penelitian....................................... 27
D. Proses Penelitian....................................... 28
E. Data Penelitian.............................................................. 28
F. Cara Pengumpulan Data................................................ 29
G. Populasi dan Sampel…................................................. 29
H. Penjelasan Operasional................................................. 30
I. Teknik Analisis Data..................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan........................................................ 44
B. Dasar Hukum................................................................. 45
C. Visi dan Misi................................................................. 45
D. Gedung.......................................................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Kepengurusan................................................................ 46
F. Produk Koperasi Simpan Pinjam Asli........................... 53
G. Keanggotaan.................................................................. 53
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Pemberian Kredit KSP Asli
1. Dokumen-dokumen dalam Pemberian Kredit........ 55
2. Fungsi-fungsi yang terkait Pemberian Kredit........ 56
3. Catatan Akuntansi Pemberian Kredit..................... 58
4. Prosedur Pemberian Kredit.................................... 59
B. Evaluasi Pengendalian Internal Pemberian Kredit
1. Lingkungan Pengendalian...................................... 86
2. Penaksiran Risiko................................................... 88
3. Aktivitas Pengendalian........................................... 95
4. Informasi dan Komunikasi..................................... 100
5. Pemantauan............................................................ 104
C. Uji Kepatuan Sampling
1. Menentukan attribute yang akan diuji.................... 108
2. Menentukan populasi............................................. 108
3. Menentukan Tingkat Keandalan............................ 109
4. Menentukan Sampel Pertama................................. 109
5. Membuat Tabel Stop-or-go decision….................. 109
6. Evaluasi Hasil Pemeriksaan Sampel...................... 111
D. Pembahasan
1. Komponen Pengendalian Internal Menurut COSO 116
2. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal......... 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... 135
B. Keterbatasan Peneliti..................................................... 136
C. Saran.............................................................................. 136
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 137
LAMPIRAN.............................................................................................. 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Besarnya Sampel Minimum untuk Menguji Kepatuhan.......... 40
Tabel 3.2 Stop-or Go Decision………………….................................... 40
Tabel 3.3 Attribute Sampling...………………….................................... 41
Tabel 4.1 Predikat Penilaian Kesehatan KSP “Asli”………................... 44
Tabel 4.2 Deskripsi Tugas setiap Pengurus KSP “Asli” ......................... 48
Tabel 4.3 Info Bunga dan Biaya Administrasi......................................... 53
Tabel 5.1 Tabel Perbandingan Komponen Lingkungan Pengendalian.... 83
Tabel 5.2 Tabel Perbandingan Komponen Penilaian Risiko................... 89
Tabel 5.3 Tabel Perbandingan Komponen Aktivitas Pengendalian........ 96
Tabel 5.4 Tabel Perbandingan Komponen Informasi dan Komunikasi... 101
Tabel 5.5 Tabel Perbandingan Komponen Pemantauan.......................... 105
Tabel 5.6 Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalian Internal............ 110
Tabel 5.7 Attribute Sampling................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Bagan Organisasi KSP Asli................................................ 51
Gambar 4.2 Bagan Organisasi Operasional KSP Asli............................ 51
Gambar 4.3 Struktur Organisasi KSP Asli.............................................. 52
Gambar 5.1 Gambar Flowchat Pinjaman Agunan Tunai........................ 64
Gambar 5.2 Gambar Flowchat Pinjaman Debitur Baru.......................... 73
Gambar 5.3 Gambar Flowchat Pinjaman Kendaraan Bermotor............. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRAK
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN
KREDIT DI KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam “ASLI” Klaten)
Anggun Septiani
NIM: 142114108
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui pengendalian internal
pemberian kredit di Koperasi Simpan Pinjam “Asli” Klaten sudah memenuhi
unsur-unsur COSO; 2) mengetahui efektivitas pengendalian internal pemberian
kredit yang telah diterapkan oleh Koperasi simpan pinjam “Asli” Klaten
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk
menjawab permasalahan yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif
komparatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
komponen pengendalian internal, dokumen dan catatan pemberian kredit, dan
bagian yang terkait dalam sistem pemberian kredit. Teknik analisis komparatif
digunakan untuk membandingkan praktik yang telah dilakukan dengan teori yang
ada. Uji kepatuhan dilakukan dengan menggunakan metode stop-or-go sampling.
Attribute yang digunakan dalam uji kepatuhan ada lima yaitu pemberian nomor
urut, kelengkapan dokumen pendukung, bukti hasil survey, tanggal pengesahan
dan pemberian otorisasi. Sampel yang digunakan dalam pengujian ini
menggunakan tingkat keandalan sebesar 95% dan AUPL sebesar 5% sehingga
didapatkan jumlah sampel sebanyak 60 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal dalam pemberian
kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Asli Klaten telah diterapkan sesuai dengan
unsur-unsur pengendalian internal COSO. Dari hasil uji kepatuhan yang telah
dilakukan diketahui bahwa pengendalian internal sistem pemberian kredit efektif.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian lima attribute yang tidak ditemukan
adanya kesalahan dalam pemeriksaan, di mana AUPL sama dengan DUPL, yaitu
sebesar 5%.
Kata kunci : Koperasi, Pemberian Kredit, Pengendalian Internal, Sistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
ABSTRACT
The Evaluation of Internal Control’s Effectivity in Loans-giving System at
Credit Union
(A Case Study at “ASLI” Klaten Credit Union)
Anggun Septiani
NIM: 142114108
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
The purposes of this research were: 1) to find out the internal control of
loans at “Asli” Klaten Credit Union has fulfilled the COSO elements; 2) to find
out the effectiveness in the internal control of loans-giving system that have been
applied by ASLI” Klaten Credit Union.
The type of this research was a study case. The data collection methods
used in this research were interviews and documentations. The methods of data
analysis done to answer the problems are descriptive and comparative analysis.
Descriptive analysis was by describing components of internal control, document,
loan data record, and other related parts of loaning system. Comparative analysis
used by comparing practices that have been done using existed theories.
Compliance test is conducted using stop-or-go sampling method. Five attributes
are used for the compliance test; there are serial numbers, completion of
supporting documents, proof of survery result, the date of validation, and
authorization. The amount of samples used in this test were determined using of
reability of 95% and AUPL of 5% having obtained 60 samples.
The result of this research shows that the internal control of loans-giving
system at “Asli” Klaten Credit has been applied according to COSO elements of
internal control. Based compliance test that have been done, the internal control
of loans-giving system is effective. The result of the test show, that there are no
any mistakes found from the attribute, where the AUPL is 5% and it is equal with
DUPL.
Keywords: Credit Union, Internal Control, Loans-giving, System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Koperasi sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong
untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan anggotanya agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan
kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan
ekonomi masyarakat. Definisi koperasi menurut Undang-undang Koperasi
no. 25 tahun 1992 pasal 1, adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Koperasi berperan ikut membangun tatanan perekonomian nasional,
maka diharapkan pihak koperasi harus dapat menciptakan kebijakan dan tata
cara pemberian kredit yang baik. Kebijakan pemberian kredit berjalan baik
dengan adanya kerjasama yang erat dari semua anggota dengan fungsinya
masing-masing. Kebijakan pemberian kredit yang diterapkan akan semakin
efektif apabila dalam koperasi terdapat pengendalian internal yang baik.
Koperasi yang baik adalah koperasi yang saling menguntungkan, maksud
dari saling menguntungkan adalah terjadinya simbiosis mutualisme antara
koperasi dan nasabahnya maupun koperasi dengan pihak interen agar
koperasi tersebut bisa menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Untuk mendukung berjalannya pemberian kredit yang sehat, koperasi
harus melakukan pengawasan serta pembinaan selama proses pemberian
kredit berlangsung. Pemberian kredit yang sehat dilakukan untuk mencegah
adanya risiko kredit yang telah mengalami kemacetan. pengendalian internal
diperlukan sebagai dasar kegiatan operasional koperasi yang sehat dan aman
dalam manajemen koperasi.
Salah satu kegiatan utama dan merupakan sumber pendapatan bagi
Koperasi simpan pinjam “Asli” Klaten dengan memberikan jasa pinjaman
kredit. Jenis-jenis kredit yang ada dalam Koperasi simpan pinjam “Asli” ini
ada beberapa macam, seperti kredit usaha, kredit konsumsi/umum, dan
kredit flexy. Pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu pemberian
kredit kepada calon nasabah merupakan terlaksananya dengan baik
penyaluran kredit yang diberikan Koperasi simpan pinjam “Asli” Klaten
oleh pihak manajemen.
Penulis tertarik melakukan penelitian terkait dengan pengendalian
internal pemberian kredit karena adanya kemungkinan pemberian fasilitas
kredit di Koperasi Simpan Pinjam “Asli” menghadapi permasalahan yaitu
resiko kredit yang terdapat kemungkinan kredit yang telah disalurkan tidak
kembali sesuai dengan yang dipinjamkan, sehingga penulis ingin menilai
dan mengevaluasi apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah
berjalan dan sesuai dengan teori COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pengendalian internal yang efektif dapat menjamin terjadinya pelaporan
keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan
koperasi terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta mengurangi resiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan
pelanggaran. Terjaminnya efektivitas pengendalian internal pemberian
kredit yang berkesinambungan, koperasi harus melakukan tinjauan serta
melaksanakan pengendalian internal kredit yang mencakup semua aspek
pengkreditan sehingga dapat dipastikan bahwa pemberian kredit yang
dilakukan oleh koperasi sesuai dengan prosedur yang berlaku.
B. Rumusan masalah
Latar belakang masalah mendasari rumusan masalaah dalam penelitian yang
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal pemberian kredit di Koperasi simpan
pinjam Asli Klaten sudah memenuhi unsur-unsur COSO?
2. Apakah pengendalian internal pemberian kredit diterapkan secara efektif
di Koperasi simpan pinjam Asli Klaten?
C. Batasan Masalah
Pengendalian internal dalam penelitian ini adalah lima komponen
pengendalian internal menurut COSO, yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, aktivitas pengendalian internal, informasi dan komunikasi,
serta pemantauan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada aktivitas pemberian kredit
yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam “Asli” yang meliputi aktivitas
pelayanan pemberian kredit pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
17.00 WIB. pengendalian internal atas pemberian kredit periode 2017 pada
Koperasi simpan pinjam “Asli” Klaten. Jadi, jika pengendalian internal telah
diterapkan dengan baik maka diharapkan untuk pengendalian internal secara
keseluruhan juga baik.
D. Tujuan Penelitian
1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengendalian internal pemberian
kredit di Koperasi simpan pinjam “Asli” Klaten sudah memenuhi unsur-
unsur COSO.
2. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal
pemberian kredit yang telah diterapkan oleh Koperasi simpan pinjam
“Asli” Klaten
E. Manfaat Peneltian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah
pengetahuain dan memperoleh pemahaman mengenai koperasi. Selain itu
penelitian ini berguna sebagai bahan penulisan praskripsi yang menjadi
syarat untuk mencapai gelar Sarjana.
2. Bagi Koperasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk menilai
sistem pemberian kredit yang telah diterapkan dan untuk meningkatkan
pengendalian atas pemberian kredit didalam koperasi.
3. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi untuk mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian
selanjutnya dan menjadi salah satu informasi yang dapat memberikan
wawasan dalam bidang akuntansi.
F. Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang
mendukung dari hasil pustaka.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang
diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa
data.
Bab IV : Gambaran Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab ini berisi tentang sejarah singkat koperasi, maksud
dan tujuan koperasi, struktur organisasi koperasi, dan
ketenagakerjaan.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil penelitian, analisis data
dana pembahasannya.
Bab VI : Penutup
Bab ini merupakan penutup dari penulisan yang berisi
tentang kesimpulan dari hasil analisis dan saran bagi
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian internal menurut International standards of
Auditing (ISA) yang dikutip oleh Tuanakotta (2013: 126) adalah proses
yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh TCWG,
manajemen dan karyawan lain untuk memberikan asuransi yang
memadai tentang tercapainya tujuan efisiensi operasi, dan kepatuhan
terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan. Istilah
pengendalian internal bermakna satu atau beberapa unsur pengendalian
internal.
Pengertian pengendalian internal menurut COSO (Commite of
Sponsoring Organization of Treadway Commission) dalam Moeller
(2009: 30-31) adalah suatu proses yang dilakukan oleh dewan direksi,
manajemen, dan personal lainnya, yang dirancang, untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan
operasi (operations), pelaporan (reporting), dan kepatuhan (compliance).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Tujuan pengendalin internal menurut COSO dalam Amin (2014: 23),
yaitu:
a. Tujuan Operasi (Operations/performance objective) yaitu adanya
aktivitas yang efisien dan efektif dalam hubungannya dengan misi
dasar dan kegiatan usaha organisasi, termasuk standar kinerja dan
pengamanan sumber daya.
b. Tujuan Pelaporan (Information/financial reporting objectives), yaitu
adanya informasi mengenai keuangan dan informasi untuk manajemen
yang bebas dan dapat dipercaya, lengkap dan tepat waktu, termasuk
penyiapan laporan keuangan yang handal serta mencegah penggelapan
informasi kepada publik.
c. Tujuan Kepatuhan (Compliance objectivies), yaitu adanya kepatuhan
kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Tujuan ini memastikan
bahwa kegiatan usaha perusahaan patuh kepada hukum, peraturan,
rekomendasi dari regulator, kebijakan dan prosedur intern perusahaan.
3. Komponen Pengendalian Internal
Komponen pengendalian internal menurut COSO dalam Moeller
(2009: 38-57), pengendalian internal mempunyai lima komponen sebagai
berikut:
a. Lingkungan Pengendalian (Control environment)
Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses dan
struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
internal di seluruh organisasi. Ada lima prinsip yang berkaitan dengan
lingkungan pengendalian dalam COSO (2013), yaitu:
1) Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-
nilai etika.
2) Melaksanakan tanggung jawab pengawasan
Dewan pengawas independen terhadap manajemen dan
melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja
pengendalian internal.
3) Menetapkan struktur, wewenang dan tanggung jawab.
Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan, struktur, jalur
pelaporan, kewenangan dan tanggung jawab dalam mencapai
tujuan.
4) Komitmen terhadap kompetensi.
Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarrik,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten.
5) Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian internal.
Organisasi mendorong individu mengemban akuntabilitas atas
tanggung jawabnya terhadap pengendalian internal.
b. Penilaian risiko (risk asesment)
Penilaian risiko adalah identifikasi, analisis dan manajemen risiko
entitas yang relevan dengan menyusun laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
umum. Proses penilaian risiko entitas harus memperhatikan keadaan
internal dan eksternal yang dapat sangat mempengaruhi
kemampuannya dalam mencatat, memproses dan melaporkan data
keuangan yang konsisten, dan asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Contoh-contoh risiko seperti itu adalah sistem informasi
yang baru atau diperbaiki, teknologi baru, dan personil baru. Dengan
demikian, penilaian risiko membentukdasar untuk menentukan
bagaimana risiko akan dikelola.
Ada empat prinsip yang berkaitan dengan penilaian risiko dalam
COSO (2013), yaitu:
1) Menentukan tujuan
Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko
2) Mengidentifikasi dan menganalisis risiko
Organisasi mengidentifikasi risiko pencapaian tjuan di seluruh
entitas dan menganalisa risiko sebagai dasar untuk menentukan
bagiamana risiko harus dikelola.
3) Menilai risiko fraud
Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam
menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
4) Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi perubahan yang
dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara
signifikan.
c. Aktivitas pengendalian (control activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
dikembangkan oleh manajemen untuk mengantisipasi risiko yang
dapat menghalangi entitas mencapai tujuannya. Secara umum aktivitas
pengendalian terdiri dari kategori berikut:
1. Penelaahan kinerja: kinerja aktual dapat dibandingkan dengan
kinerja yang telah dianggarkan, diramalkan periode sebelumnya,
dan berbagai jenis data yang dapat dihubungkan satu sama lain.
2. Pemrosesan informasi: aktivitas pengendalian ini digunakan untuk
mengecek otorisasi, akurasi, dan kelengkapan transaksi.
3. Pengendalian fisik: aktivitas ini terdiri dari pengamanan aktiva
secara fisik, termasuk perlindungan yang memadai atas akses ke
aktiva dan catatannya, seperti keamanan fasilitas, otorisasi
keprogram komputer dan berkas data.
4. Pemisahan tugas: tugas harus dipisahkan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan usaha untuk
menyembunyikan kesalahan dan penyimpangan tugas oleh orang-
orang terkait.
Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian
dalam COSO (2013), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Mengembangkan kegiatan pengendalian
Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
yang berkontribusi memitigasi risiko sampai tingkat yang dapat
diterima.
2) Mengembangkan kontrol umum atas teknologi
Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian
umum atas teknologi informasi untuk mendukung tercapainya
tujuan.
3) Merinci ke dalam kebijakan dan prosedur
Orgnanisasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui
kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur
untuk menerapkan kebijkan.
d. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Sistem informasi yang efektif berupaya untuk mentapkan metode
serta catatan yang akan mencapai tujuan-tujuan seperti
mengidentifikasi, menggambarkan transaksi secara rinci atas dasar
ketepatan waktu, mengukur nilai transaksi, menentukan periode
transaksi, menyajikan pengungkapan.
Komunikasi melibatkan penyediaan informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi pelaporan keuangan oleh pihak-pihak terkait dari
suatu entitas secara tepat waktu. Ada tiga prinsip yang berkaitan
dengan informasi dan komunikasi dalam COSO (2013), yaitu:
1) Menggunakan informasi yang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang berkualitas dan relevan untuk mendukung
berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
2) Komunikasi internal yang efektif.
Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal,
termasuk tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal,
yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
3) Komunikasi eksternal yang efektif.
Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal
terkait dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi
berfungsinya seluruh komponen pengendalian internal.
e. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau
beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan
apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal ada
dan berfungsi.
Evaluasi berkelanjutan dibangun dalam proses bisnis pada tingkat
yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu,
sedangkan evaluasi terpisah dilakukan secara periodic, akan bervariasi
dalam lingkup frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas
evaluasi yang berkelajutan dan pertimbangan manajemen lainnya,
temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh
regulator. Kriteria yang diakui badan penetapan standar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
manajemen dan dewan direksi dan kekurangan dikomunikasikan
kepada manjemen dan dewan direksi yang sesuai. Ada dua prinsip
yang berkaitan dengan pengawasan dalam COSO (2013), yaitu:
1) Evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah
Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi
berkelanjutaan dan/atau terpisah untuk memastikan apakah
komponen pengendalian internal eksis dan berfungsi baik.
2) Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan.
Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan
pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak
yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif,
termasuk manajemen senior dan dewan direksi.
B. Efektivitas pengendalian internal
Efektivitas menurut Amirah Ahmad (2013: 5) adalah suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Pengujian
pengendalian dilakukan untuk menguji keefektifan pengendalian internal
yang sudah dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
dari pengujian pengendalian internal yaitu untuk memperoleh bukti atau
keyakinan yang memadai tentang sudah dilakukannya prosedur
pengendalian internal dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Definisi Koperasi menurut UU No. 25/1992 koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
2. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang memberikan pinjaman
yang sebanyak mungkin memberikan manfaat dengan syarat-syarat yang
mudah dan ringan, selain itu koperasi simpan pinjam hanya bertugas
menyimpan, menyediakan, dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi
anggota dan masyarakat umum (Theodulus, 2008:8).
3. Tujuan koperasi
Tujuan koperasi Indonesia dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
koperasi pasal 3 disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya,
serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan maksmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit memiliki makna yang beraneka ragam. Berawal dari kata
“kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang mempunyai arti
“kepercayaan” sedangkan dalam bahasa Latin “creditum” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran.
Definisi kredit menurut Iswi Hariyani (2010: 10), sebagai berikut:
“Kredit yang diberikan oleh bank didasari atas kepercayaan sehingga
pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah.”
Definisi kredit menurut PAPI revisi 2001 yang di kutip oleh Eddie
Rinaldy (2009: 29) sebagai berikut: “Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
hasil keuntungan.”
Berdasarkan Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan
atas Undang-Undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan, “Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
menurut Kasmir (2012: 87) adalah:
a. Kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di
masa datang.
b. Kesepakatan
Unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini di tuangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka Waktu
Pemberian kredit pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Risiko
Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu
tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang
jangka waktu suat kredit semakin besar risikonya, demikian
sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan perusahaan, baik risiko
yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak
disengaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit, atau
jasa yang biasa kita kenal dengan nama bunga.
3. Prinsip pemberian Kredit
Penilaian dari pinsip-prinsip dalam pemberian kredit yang
mengandung risiko menurut Tantri dan Abdullah (2012: 172), terdiri
dari:
a. Character/Watak, dalam hal ini adalah watak dari calon debitur,
apakah calon debitur memiliki history pinjaman yang baik.
b. Capacity/Kemampuan, yaitu kemampuan calon nasabah dalam
membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya
mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada
akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit
yang disalurkan.
c. Capital/Modal, yaitu sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
d. Colleteral/Jaminan, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah
baik yang bersifat fisik maupun nonfisik.
e. Condition of Economic/Kondisi Ekonomi. Penilaian kredit hendaknya
juga menilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dengan analisis tujuh P (7p) yaitu:
a. Personality
Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan
nasabah dalam menghadapi masalah. Menilai nasabah dari segi
kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun maasa
lalunya.
b. Party
Nasabah diklasifikasi dalam golongan-golongan tertentu berdasarkan
modal, loyalitas dan karakternya. Sehingga nasabah dapat
digolongkan ke dalam golongan tertentu karena mendapatkan fasilitas
yang berbeda dari bank.
c. Purpose
Nasabah memiliki tujuan dalam pengambilan kredit, termasuk kredit
yang diinginkan. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.
Sebagai ontoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif,
atau produktif dan lain sebagainya.
d. Prospect
Nasabah dinilai melalui usahanya dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, memiliki prosepek atau tidak. Hal ini
penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang dirugikan, tetapi juga
nasabah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
e. Payment
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kedit. Semakin banyak sumber penghasilan kredit
semakin baik. Jika salah satu usahanya merugi maka akan ditutupi
oleh usaha lainnya.
f. Profitability
Nasabah dianalisis melalui kemampuan dalam mencari laba.
Profitability diukur dari satu periode ke periode lainnya apakah akan
tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit
yang akan diperolehnya.
g. Protection
Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi kredit dengan jaminan kredit yang diberikan dengan suatu
jaminan. Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan
jaminan mendapat perlindungan. Jaminan tersebut dapat berbentuk
barang berwujud atau bukan berwujud atau jaminan orang.
4. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit secara umum menurut Abdullah dan Tantri
(2012: 177), dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan
pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian ditinjau dari segi tujuannya
apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum akan dijelaskan
prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Penerimaan proposal pengajuan kredit
Nasabah mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam
suatu proposal. Proposal pengajuan kredit tersebut hendaknya
mencakup latar belakang perusahaan yang meliputi riwayat hidup
singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama
pengurus berikut tingkat pendidikannya, perkembangan perusahaan
serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta. Maksud
dan tujuan apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru serta
tujuan lainnya.
b. Penyelidikan berkas pinjaman
Penyelidikan berkas pinjaman bertujuannya untuk mengetaui apakah
berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai dengan persyaratan. Jika
menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah
diminta untuk segera melengkapi dan apabila sampai batas waktu
yang telah ditentukan tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut,
maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan.
c. Wawancara
Wawancara dilakukan pihak perbankan untuk meyakinkan berkas-
berkas yang dikirm sudah lengkap dan sesuai dengan yang diajukan
pihak perbankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d. On the spot
Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian dicocokan
dengan hasil wawancara. Pada saat akan melakukan on the spot
nasabah sebaikanya jangan diberitahu, sehingga apa yang ada
dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
e. Keputusan kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit akan diberikan
atau ditolah, jika diterima akan dipersiapkan administrasinya dalam
keputusan kredit ini biasanya akan mencakup jumlah uang yang akan
diterma, jangka waktu kredit, dan biaya-biaya yang harus dibayar.
f. Penandatanganan akta kredit
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit, maka
sebelum kredit itu dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek, dan
surat perjanjian, penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan
debitur secara langsung maupun melalui notaris.
g. Realisasi kredit
Realisasi kredit ini diberikan setelah penandatanganan surat-surat
yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di
bank yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5. Pemberian Kredit
Pemberian kredit yang ditetapkan pada koperasi terdiri atas suatu
prosedur yang dibuat sesuai dengan pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan pokok koperasi. Urutan langkah dalam prosedur pengkreditan yang
harus ditangani yaitu: tahap-tahap permohonan kredit, penyidikan dan
analisis, keputusan persetujuan atau penolakan permohonan, perncairan
kredit, administrasi, pengawasan dan pembinaan serta pelunasan kredit.
Sistem pemberian kredit membutuhkan adanya dokumen-dokumen yang
memadai. Dokumen dalam pemberian kredit menurut Yosef, (2013: 15)
adalah:
a. Surat permohonan nasabah
b. Daftar isian dari koperasi
c. Daftar lampiran sesuai jenis kredit
d. Surat jaminan
e. Dokumen penyidikan dan analisis
f. Surat keputusan
g. Bukti pembayaran atau pelunasan kredit
6. Jenis-jenis Kredit
Berdasarkan tujuan penggunaan dana yang di peroleh menurut Kasmir
(2012: 90), kredit dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Kredit Komersial, yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai
kebutuhan dunia usaha, baik dalam bentuk kredit revolving maupun
kredit non-revolving. Yang dimaksud kredit revolving adalah kredit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dananya dapat ditarik berulang-ulang, artinya jumlah kredit dapat ditarik
sekaligus atau secara bertahap tergantung pada kebutuhan debitur.
Sedangkan kredit non-revolving adalah kredit yang dananya dilakukan
sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus.
b. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang dipergunakan untuk pembelian
barang tertentu bukan keperluan usaha (akvitas yang produktif)
melainkan untuk pemkaian (konsumsi) dan merupakan pinjaman yang
bersifat non-revolving.
Pengembalian kredit menurut jangka waktunya menurut Kasmir (2012:
90), dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu
maksimum satu tahun.
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang memiliki jangka waktu
dari tiga tahun.
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari
tiga tahun.
E. Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Pengendalian internal pemberian kredit menurut Mulyono (2001:460)
dalam Theodulus (2008: 37) yaitu salah satu fungsi manajemen dalam
usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan
koperasi dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna
menghindarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan cara
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perkreditan yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditetapkan serta mengusahakan penyusunan administrasi perkreditan yang
benar.
Pengendalian internal pada pemberian kredit dapat dilakukan dua bagian
yang berwenang, yaitu pengendalian oleh direksi atau pejabat dan satuan
pengendalian intern.
1. Pengendalian oleh Direksi atau Pejabat koperasi
Pengendalian yang dilakukan oleh Direksi dan/atau pejabat yang
menangani perkreditan secara berjenjang sekurang-kurangnya meliputi
hal-hal berikut:
a. Memantau dan mengawasi kesesuaian proses pemberian kredit,
dokumentasi dan administrasi kredit, pemantauan debitur, penanganan
kredit bermasalah, dan penyelesaian kredit telah sesuai dengan
kebijakan perkreditan dan/atau peruaturan/perundangan undangan
yang berlaku.
b. Memberi perinatan dini kepada pejabat atau pegawai terkait apabila
ditemukan kualitas kredit debitur berpotensi mengalami penurunan.
c. Memantau dan mengawasi secara khusus atas pemberian kredit
kepada pihak yang terkait.
d. Melakukan evaluasi atas pegawai yang menempati jenjang jabatan di
bidang perkreditan dengan kompetensinya.
e. Mengawasi perilaku pegawai perkreditan, apabila terjadi pelanggaran.
f. Mengevaluasi kebijakan, prosedur, organisasi dan manajemen
perkreditan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Satuan pengendalian internal
Tugas dan wewenang satuan pengendalian internal adalah:
a. Melakukan pengecekan terhadap berkas permohonan kredit dan
berkas kredit yang telah dicairkan.
b. Melakukan pemeriksaan atas proses pemberian kredit.
c. Melakukan pemeriksaan atas angsuran kredit
d. Melakukan pemeriksaan atas pelunasan kredit
e. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap jaminan
f. Melakukan konfirmas terhadap debitur
g. Dalam rangka pengawasan terhadap kredit bermasalah, bersama-sama
dengan bagian terkait melakukan pemeriksaan on site maupun off site.
h. Mengkoordinasi tindak lanjut atas hasil pemeriksaan eksternal
i. Membuat laporan hasil pemeriksaan rutin kepada direksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif
komparatif. Dikatakan studi kasus karena merupakan penelitian
terhadap suatu obyek pada kurun waktu tertentu dalam sebuah
perusahaan, dalam hal ini penulis meneliti pemberian kredit yang
dilaksanakan atau diterapkan pada Koperasi Simpan Pinjam “Asli”
Klaten.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pusat Koperasi simpan
pinjam “Asli” Klaten
Jl. Pemuda No.185, Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan
April tahun 2018
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang bekerja pada
bagian yang menangani pemberian kredit perusahaan, antara lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
direktur utama, kepala personalia, kepala administrasi kredit,
bagian administrasi kredit angsuran.
2. Obyek Penelitian
Prosedur pemberian kredit koperasi, dokumen pemberian kredit
dan catatan pemberian kredit.
D. Proses Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode stop-or-go sampling, yaitu metode untuk menentukan adanya
penyimpangan atau menentukan jumlah penyimpangan tertentu yang
telah ditetapkan.
Desain penelitian merupakan suatu pedoman langkah-langkah
proses yang harus dilakukan dalam melakukan analisis data hasil
penelitian. Langkah-langkah dalam menggunakan metode stop-or-go-
sampling yaitu: 1) menentukan desired upperprecision limit dan
tingkat keandalan; 2) menggunakan tabel besarnya sampel minimum
untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang
harus diambil; 3) membuat tabel stop-or-go decision; dan yang
terakhir adalah 4) mengevaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel.
E. Data Penelitian
Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder, dimana
data primer diperoleh langsung dari perusahaan meliputi wawancara
langsung terhadap pihak manajemen dan karyawan perusahaan di
lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil olahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang sudah ada di lokasi penelitian berupa dokumen-dokumen dan
prosedur.
F. Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada subjek penelitian
dan fungsi terkait dengan pemberian kredit.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melihat berkas, catatan, dan dokumentasi lain yang
terkait dengan pemberian kredit.
G. Populasi dan Sampel
Populasi berupa dokumen pokok dan catatan yang berhubungan
dengan pemberian kredit di Koperasi simpan pinjam Asli Klaten.
Sampel berisi tentang dokumen perjanjian pemberian kredit
sebanyak 60 lembar dokumen. Angka 60 didapat dari tabel besarnya
sampel minimum dengan tingkat keandalan (R%) sebesar 95% dan
DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan dan DUPL tersebut dipilih
karena kepercayaan peneliti terhadap aktivitas pengendalian internal
pemberian kredit. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
random sampling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
H. Penjelasan Operasional
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
pengamatan dan faktor yang berperan dalam peristiwa yang terjadi.
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Evaluasi
Evaluasi menurut Arikunto (2008: 2) merupakan kegiatan
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
2. Efektivitas
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan
prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa
kegiatan yang dijalankannya. (Sondang, 2008:4)
3. Pengendalian internal
Pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan semua
metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan
untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan
keandalan data akuntansi, memajukan efisiensi operasi, dan
mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan. (James
Hall, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Efektivitas pengendalian internal
Pengujian pengendalian dilakukan untuk menguji keefektifan
pengendalian internal yang sudah dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan dari pengujian pengendalian internal
yaitu untuk memperoleh bukti atau keyakinan yang memadai
tentang sudah dilakukannya prosedur pengendalian internal dengan
baik.
5. Kredit
Berdasarkan Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang No 7 tahun 1992 tentang
perbankan, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
6. Koperasi
Definisi koperasi menurut Undang-undang Koperasi no. 25
tahun 1992 pasal 1, adalah badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
7. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang memberikan
pinjaman sebanyak mungkin untuk memberikan manfaat dengan
syarat-syarat yang mudah dan ringan, selain itu koperasi simpan
pinjam hanya bertugas menyimpan, menyediakan atau
mengusahakan pinjaman atau kredit bagi anggota dan masyarakat
umum. (Theodulus, 2008:8)
8. Pengendalian internal Kredit
Pengendalian internal kredit yaitu salah satu fungsi manajemen
dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam
pengelolaan kekayaan koperasi dalam bentuk perkreditan yang
lebih baik dan efisien, guna menghindarkan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya
kebijakan-kebijakan perkreditan yang telah ditetapkan serta
mengusahakan penyusunan administrasi perkreditan yang benar.
(Theodulus, 2008:36-37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
permasalahan yang ada adalah dengan teknik analisis deskriptif
komparatif dan pengujian kepatuhan. Teknik analisis deskriptif
komparatif digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai
kesesuaian sistem pemberian kredit dengan kajian teori. Sedangkan,
pengujian kepatuhan akan digunakan untuk menjawab pertanyaan
mengenai efektivitas pengendalian internal yang ditetapkan.
1. Langkah-langkah untuk menjawab rumusan masalah yang pertama
dengan teknik analisis deskriptif komparatif yaitu dengan
membandingkan dan memberi gambaran secaara lengkap hasil
penelitian. Peneliti akan melakukan beberapahan tahapan sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan data hasil wawancara mengenai Pengendalian
Internal pada Pemberian Kredit.
Peneliti mempersiapkan data hasil wawancara berupa
penjelasan jawaban.
b. Menguraikan dan mendeskripsikan data hasil wawancara
mengenai Pengendalian Internal pada Pemberian Kredit.
Peneliti akan menguraikan hasil wawancara agar lebih mudah
dipahami untuk proses pengolahan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Merbandingkan hasil deskripsi data dengan 5 komponen
pengendalian internal beserta masing-masing prinsip
komponen menurut COSO yaitu:
1) Lingkungan pengendalian
Di dalam lingkungan pengendalian tersebut, terdapat
lima prinsip yang berkaitan yaitu:
a) Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas
dan nilai-nilai etika.
b) Melaksanakan tanggung jawab pengawasan
Dewan pengawas independen terhadap manajemen dan
melaksanakan pengawasan terhadap pengembangan
dan kinerja pengendalian internal.
c) Menetapkan struktur, wewenang dan tanggung jawab.
Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan,
struktur, jalur pelaporan, kewenangan dan tanggung
jawab dalam mencapai tujuan.
d) Komitmen terhadap kompetensi.
Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarrik,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang
kompeten.
e) Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian
internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Organisasi mendorong individu mengemban
akuntabilitas atas tanggung jawabnya terhadap
pengendalian internal.
2) Penilaian Risiko
Dalam penilaian risiko tersebut, terdapat empat
prinsip yang terkait antara lain:
a) Menentukan tujuan
Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang
cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian
risiko
b) Mengidentifikasi dan menganalisis risiko
Organisasi mengidentifikasi risiko pencapaian tjuan di
seluruh entitas dan menganalisa risiko sebagai dasar
untuk menentukan bagiamana risiko harus dikelola.
c) Menilai risiko fraud
Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud
dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.
d) Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan
signifikan
Organisasi mengidentifikasi dan mengevaluasi
perubahan yang dapat mempengaruhi sistem
pengendalian internal secara signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3) Aktivitas pengendalian
Dalam aktivitas pengendalian, terdapat tiga prinsip
yang berkaitan antara lain:
a) Mengembangkan kegiatan pengendalian
Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan
pengendalian yang berkontribusi memitigasi risiko
sampai tingkat yang dapat diterima.
b) Mengembangkan kontrol umum atas teknologi
Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan
pengendalian umum atas teknologi informasi untuk
mendukung tercapainya tujuan.
c) Merinci ke dalam kebijakan dan prosedur
Orgnanisasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui
kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan
prosedur untuk menerapkan kebijkan.
4) Informasi dan komunikasi
Dalam informasi dan komunikasi, terdapat tiga
prinsip yang terkaitan yaitu:
a) Menggunakan informasi yang relevan
Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan
menggunakan informasi yang berkualitas dan relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk mendukung berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
b) Komunikasi internal yang efektif.
Organisasi mengkomunikasikan informasi secara
internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab
pengendalian internal, yang diperlukan untuk
mendukung fungsi pengendalian internal.
c) Komunikasi eksternal yang efektif.
Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai
hal terkait dengan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
5) Pemantauan
Dalam komponen pemantauan juga terdapat dua
prinsip yang berkaitan antara lain:
a) Evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah
Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan
evaluasi berkelanjutaan dan/atau terpisah untuk
memastikan apakah komponen pengendalian internal
eksis dan berfungsi baik.
b) Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan.
Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan
kekurangan pengendalian internal secara tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk
mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen
senior dan dewan direksi.
d. Menganalisis data hasil perbandingan yang telah
dideskripsikan.
Peneliti menganallisis data hasil perbandingan sesuai
dengan table perbandingan yang telah dibuat dan
memberikan gambaran secara lengkap mengenai
pengendalian internal yang diterapkan di KSP “Asli” apakah
sudah diterapkan atau belum sesuai dengan prinsip
pengendalian internal menurut COSO.
2. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab permasalah
yang kedua adalah:
a. Menentukan attribute yang akan diuji, yaitu:
1) Attribute I : Pemberian nomor urut dan penggunaanya
dapat dipertanggungjawabkan.
2) Attribute II : Kelengkapan surat keputusan kredit,
dengan adanya dokumen-dokumen pendukung yang
diperlukan, antara lain fotocopy KTP, fotocopy KK,
fotocopy slip gaji, surat jaminan (bisa berupa sertifikat
tanah, BPKP), serta Surat Kuasa Menjual Jaminan (SKMJ).
3) Attribute III : Bukti hasil survey (berupa foto fisik
jaminan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4) Attribute IV : Tanggal pengesahan surat keputusan kredit.
5) Attribute V : Pemberian tanda tangan oleh pihak yang
berwenang.
b. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya.
Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem pemberian
kredit, populasi yang akan diambil sampelnya adalah semua
dokumen perjanjian kredit beserta dokumen pendukung lainnya
selama periode 2017.
c. Menentukan tingkat keandalan DUPL, dalam pengujian
kepatuhan akan digunakan tingkat keandalan (R%) 95% dan
DUPL sebesar 5%.
Tingkat keandalan atau R sebesar 95% berarti terdapat
resiko sebesar 5% dalam mempercayai pengendalian intern
yang sebenarnya tidak efektif.
d. Menentukan sampel pertama yang harus diambil menurut tabel
besarnya sampel minimum.
Dengan tingkat keandalan (R%) 95% dan DUPL 5%, maka
menurut tabel sampel minimum, besarnya sampel yang dapat
diambil adalah sebanyak 60 buah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.1. Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian
Kepatuhan
(Zero Expected Occurrences)
Acceditable Upper
Precision Limit
Sample Size Bazed on Confidance Levels
90% 95% 97,50%
10% 24 30 37
9 27 34 42
8 30 38 47
7 35 43 53
6 40 50 62
5 48 60 74
4 60 75 93
3 80 100 124
2 120 150 185
1 240 300 370
Sumber: Mulyadi,2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat,Jakarta (Hal 265)
e. Membuat tabel Stop or Go Decision
Tabel 3.2. Tabel Stop-Or-Go Decision
S
u
m
b
e
r
:
M
u
l
y
a Sumber: Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat, Jakarta (Hal
266)
a) Pada jumlah 60 sampel pertama, jika auditor tidak menemukan
kesalahan atau AUPL=DUPL, maka pengambilan sampel
dihentikan.
Langkah Besarnya
sampel
kumulatif
yang
digunakan
Berhenti jika
kesalahan
kumulatif
yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan ke
langkah
berikutnya
jika kesalahan
yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan
ke langkah
5 jika
kesalahan
paling tidak
sebesar
1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4
156 3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
AUPL dihitung dengan rumus = Confidence level factor at
desired reliability for occurance observed / sample size.
Menurut tabel 3.1, confidence level factor pada R=95% dan
tingkat kesalahan=0 adalah 3. Maka AUPL = 3/60 = 5%. Jika
kesalahan yang dijumpai 0 dan DUPL=AUPL maka
pengambilan sampel dihentikan.
Tabel 3.3 Attribute Sampling for Determining Stopor Go
Sampling Sample Size and Upper Precision Limit Population
Occurance Rate Base on Sample Result
Number of
occurance
Convidance levels
90% 95% 97,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
-
-
51
2,4
3,9
5,4
6,7
8,0
9,3
10,6
11,8
-
-
61,5
3,0
4,8
6,3
7,8
9,2
10,6
11,9
13,2
-
-
64,5
3,7
5,6
7,3
8,8
10,3
11,7
13,1
14,5
-
-
67,0
Sumber: Mulyadi dalam Paskarani (2014:89)
b) Jika kesalahan sampel = 1 maka confidence level factor pada
R=95% adalah 4,8 dan AUPL = 4,8/60 = 8%. Karena AUPL >
DUPL maka perlu mengambil keputusan dengan rumus
Sample size = Confidence level factor at desired reliability for
occurance observed / DUPL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Maka besar sampel 4,8/5% = 96. Angka sampel kemudian
dicantumkan dalam kolom besarnya sampel kumulatif yang
digunakan pada tabel 3.1.
Jika kesalahan pada 96 sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 =
5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel
dihentikan.
c) Jika pemeriksaan 96 sampel pada langkah 2 ditemukan 2
kesalahan ,maka perlu mengambil sampel tambahan. Besarnya
sampel dihitung dengan 6,3/5% = 126. Angka sampel ini
kemudian dicantumkan dalam kolom besarnya sampel
kumulatif yang digunakan pada tabel 3.1.
Jika kesalahan pada 126 sampel = 2, maka AUPL = 6,3/126 =
5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel
dihentikan.
d) Jika pemeriksaan 126 sampel pada langkah 3 ditemukan 3
kesalahan ,maka perlu mengambil sampel tambahan. Besarnya
sampel dihitung dengan 7,8/5% = 156. Angka sampel ini
kemudian dicantumkan dalam kolom besarnya sampel
kumulatif yang digunakan pada tabel 3.1.
Jika kesalahan pada 156 sampel = 3, penulis akan mengambil
keputusan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif,
dan penulis akan menghentikan pengambilan sampel karena
AUPL = DUPL. Namun jika kesalahan pada 156 sampel= 4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
maka AUPL menjadi 5,9% (9,2/156). Dalam keadaan ini
penulis beralih ke langkah lima yaitu mengambil kesimpulan
bahwa elemen sistem pengendalian internal yang diperiksa
tidak dapat dipercaya atau penulis dapat menggunakan metode
fixed sample size attribute sampling sebagai alternatif.
f. Evaluasi hasil pemeriksaan sampel
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan tingkat
kesalahan maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan
tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL). Bila AUPL=DUPL,
maka pengendalian internal efektif. Tapi jika AUPL>DUPL
maka pengendalian internal belum efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
Gambaran Umum Perusahaan
A. Sejarah Perusahaan
Berdiri pada tanggal 23 September 2003 yang diberntuk dari beberapa
karyawan asli motor grup dibawah asli grup yang mempunyai konsumen
banyak, kemudian dikelola dalam suatu koperasi.
Asli grup terdri dari 1 kantor pusat dan 5 kantor cabang pembantu.
Kantor pusat terletak di Jalan Pemuda no. 185 Klaten Tengah, Klaten.
Kantor-kantor cabang pembantu tersebut diantara terletak berada:
1. Jl. Solo-Jogja Km.21 Karang, Delanggu
2. Jl. Cawas – Sukoharjo No.9 Barepan, Cawas
3. Jl. Solo-Semarang Km.24 Mojosongo, Boyolali
4. Jl. KH. Samanhudi No. 38 Sukoharjo
5. Jl. Jogja-Solo 17 Prambanan
Tabel 4.1. Predikat penilaian kesehatan KSP Asli sebagai berikut:
Tahun Skor Predikat
2012 83,05 Sehat
2013 82,40 Sehat
2014 82,50 Sehat
2015 75,55 Cukup Sehat
2016 76,95 Cukup Sehat
Sumber: KSP “Asli” Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintahan Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
3. Akta Pendirian Koperasi Simpan Pinjam Asli yang telah didaftar pada
tanggal 23 September 2003 dengan nomor 4037/BH/KDK. 11/I/2003. Di
Kantor Menteri Negara Urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, Dinas Pelayanan Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Propinsi Jawa Tengah.
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Simpan Pinjam
Asli tanggal 15 April 2003 beserta perubahannnya.
5. Risalah Rapat Anggota Tahunan tanggal 3 Mei 2008.
C. Visi dan Misi
Visi
Menjadi lembaga jasa keuangan yang sehat, mandiri dan terpercaya di
perkoperasian Indonesia.
Misi
1. Menjadi koperasi yang bertumpu pada praktek terbaik manajemen.
2. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan anggota yang berkualitas
bertumpu pada praktek terbaik sumber daya manusia.
3. Mengembangkan jaringan usaha dengan pembukaan cabang baru dan
produk yang menarik dan inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
D. Gedung
Koperasi Simpan Pinjam Asli Klaten pada tanggal 23 September 2003
sampai sekarang berkantor di satu rumah Jalan Pemuda no 185 Klaten
Tengah, yang sampai sekarang tetap menjadi kantor pusatnya.
E. Kepengurusan
Koperasi Simpan Pinjam Asli mempunyai enam orang pengurus yang
terdiri dari pelindung/penasehat, badan pengawas, pengurus, manager,
officer, dan petugas. Masing-masing pengurus mempunyai tugas dan
wewenang masing-masing. Adapun tugas dan wewenag pengurus sebagai
berikut:
1. Pelindung/penasehat
a. Mengawasi pelaksanaan tugas pengurus dan badan pengawas baik
secara langsung atau tidak langsung
b. Memberikan pengarahan atau teguran secara lisan atau tertulis.
c. Menjadi penengah atau penyelesai secara tuntas masalah yang timbul
karena perbedaan pendapat antara anggota badan pengawas, antara
anggota badan pengurus maupun antara anggota koperasi secara
keseluruhan.
2. Badan Pengawas
a. Mengadakan pemeriksaan minimal 3 bulan sekali dan dapat
menggunakan jasa pihak lain yang disetujui oleh penasehat.
b. Membuat laporan tertullis hasil pemeriksaan kepada
pellindung/penasehat diketahui oleh pengurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
c. Merahasiakan hasil pengawasan dan pemeriksaannya.
3. Pengurus
a. Menghimpun ususl-usul anggota baik yang diberikan di dalam
maupun diluar rapat anggota sepanjang menyangkut kepentingan
koperasi.
b. Mengindahkan pengarahan dan teguran dari penasehat dan atau
pejabat yang berwenang.
c. Mempertimbangkan nasehat dari konsultan.
d. Mempertimbangkan saran dari dewan pengawas.
e. Membuat peraturan khusus.
4. Manager
Pejabat yang diberi wewenang dan kuasa dari pengurus koperasi
untuk mengelola koperasi dan bertanggung jawab secara langsung
kepada pengurus koperasi.
5. Officer
Pejabat yang mempunyai tugas untuk mengkoordinir kegiatan petugas
yang ada dibawahnya untuk melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban
sesuai bidang tugasnya.
Officer bertanggung jawab secara langsung kepada manager.
6. Petugas
Petugas pelaksana yang dalam struktur organisasi berada dibawah
koordinasi officer. Petugas bertanggung jawab secara langsung kepada
officer yang membawahinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berikut adalah tabel tentang deskripsi tugas setiap bagian di Koperasi
Simpan Pinjam Asli.
Tabel 4.2. Deskripsi dari Tugas setiap pengurus di Koperasi Simpan
Pinjam Asli.
Bagian Deskripsi tugas yang dijalankan
a. Ketua 1) Memimpin jalannya segala bentuk siding,
rapat, maupun pertemuan-pertemuan resmi
yang diselenggarakan KSP Asli.
2) Bersama-sama dengan sekretaris dan bendahara
mewakili koperasi dalam hal penandatangan
segala bentuk kerjasama dan kemitraan dengan
pihak lain selama menguntungkan koperasi.
3) Bersama-sama pengurus yang lain mengadakan
pembinaan kepada anggota maupun calon
anggota dalam meningkatkan kesadaran
beranggota koperasi.
4) Menjaga stabilitas organisasi kelebagaan dan
usaha koperasi.
5) Ketua bertanggung jawab langsung pada
pencapaian tujuan, visi dan misi koperasi yang
telah diamanatkan oleh Rapat Anggota
Tahunan.
6) Bersama-sama pengurus yang lain membahas,
mengoreksi serta memberikan persetujuan atas
RAPB berserta perubahannya yang dibuat oleh
operasinal (Manager).
7) Melaporkan segala kegiatan usaha koperasi
dalam bentuk laporan pertanggungjawaban
pengurus kepada Rapat Anggota Tahunan.
8) Menjadi supervise langsung dari Manager.
9) Bersama dua orang pengurus lain menjadi
supervise untuk persetujuan batas maksimum
pemberian kredit dengan jumlah tertentu.
b. Sekretaris 1) mencatata serta mendokumentasikan hasill
jalannya segala bentuk siding, rapat, maupun
pertemuan-pertemuan resmi yang
diselenggarakan KSP Asli.
2) Bersama-sama dengan ketua dan bendahara
mewakili koperasi dalam hal penandanganan
segala bentuk kerjasama kemitraan dengan
pihak lain selama menguntungkan koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3) Bersama-sama pengurus yang lain mengadakan
pembinaan kepada anggota maupun calon
anggota dalam meningkatkan kesadaran
beranggota koperasi.
4) Menjadi supervisi terhadap pengelolaan buku
administrasi organisasi koperasi.
5) Menjadi supervisi langsung terjadap Manajer
personalia.
6) Supervisi terhadap segala bentuk surat keluar
KSP Asli
7) Bersama pengurus yang lain membahas,
mengoreksi serta memberikan persetujuan atas
RAPB beserta perubahannya yang dibuat oleh
operasional.
8) Supervisi langsung terhadap segala bentuk
rancangan laporan pertanggungjawaban
pengurus yang dibuat oleh operasional sebelum
dibahas dalam rapat pengurus untuk menjadi
bahan laporan pertanggungjawaban pengurus
kepada rapat anggota tahunan.
9) Bersama dua orang pengurus lain menjadi
supervisi untuk persetujuan batas maksimum
pemberian kredit dengan jumlah tertentu.
c. Bendahara 1) Mencatat serta mendokumentasikan segala
bentuk biaya untuk keperluan pengurus dalam
melaksanakan tugas koperasi termasuk
didalamnya biaya-biaya untuk siding, rapat,
maupun pertemuan resmi yang diselenggarakan
KSP Asli.
2) Bersama dengan ketua dan bendahara mewakili
koperasi dalam hal penandatangan segala
bentuk kerjasama kemitraan dengan pihak lain
selama menguntungkan koperasi.
3) Bersama pengurus yang lain mengadakana
pembinaan kepada anggota maupun calon
anggota dalam meningkatkan kesadaran
beranggota koperasi.
4) Menjadi supervisi terhadap pengelolaan buku
administrasi usaha dan administrasi pembukuan
koperasi.
5) Menjadi supervisi untuk pengadaan aktiva tetap
yang diusulkan manager sebelum diajukan ke
rapat pengurus untuk disetujui.
6) Menjadi supervisi langsung terhadap manager
funding dan manager kredit.
7) Supervisi terhadap segala bentuk biaya umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yang melebihi kewenangan manager KSP Asli.
d. Ketua bidang
organisasi dan
kelembagaan
1) Supervisi terhadap kelengkapan organisasi dan
kelembagaan KSP Asli.
2) Supervisi terhadap penerimaan keanggotaan
KSP Asli sebelum diajukan ke rapat pengurus
untuk disetujui.
3) Menjadi supervisi langsung terhadap manager
operasional.
4) Bersama pengurus yang lain mengadakan
pembinaan kepada anggota maupun calon
anggota dalam meningkatkan kesadaran
beranggota koperasi.
e. Ketua bidang
usaha dan
pengembangan
jaringan.
1) Supervisi terhadap rencana pengembangan
jaringan usaha pembukaan kantor cabang,
cabang pembantu dan kantor pelayanan kas
KSP Asli.
2) Supervisi terhadap pengembangan kebutuhan
teknologi informasi KSP Asli.
3) Bersama pengurus lain membahas, mengoreksi
serta memberikan persetujuan atas RAPB
beserta perubahannya yang dibuat oleh
operasional (manager).
Sumber: UU KSP “Asli” Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 4.1 Bagan Organisasi KSP Asli
Sumber: UU KSP “Asli” Klaten
Gambar 4.2 Bagan Organisasi Operasional KSP Asli
Sumber: UU KSP “Asli” Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.3. Struktur Organisasi KSP Asli
Sumber: UU KSP “Asli” Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.3. Info Bunga Pinjaman dan Biaya Administrasi
No. Plafond Pinjaman Jasa Pinjaman Biaya Administrasi
1 Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- 2% 3,5%
2 >.Rp. 5000.000,- s/d Rp. 10.000.000,- 1,75% 3,5%
3 >. Rp. 10.000.000,- 1,50% 3,5%
Sumber: KSP “Asli” Klaten
F. Produk Koperasi Simpan Pinjam Asli Klaten
Unit kerja Koperasi Simpan Pinjam Asli sebagai berikut:
1. Unit pinjaman:
a. Berdasarkan Jenisnya: Surut dan Tetap
b. Berdasarkan Penggunaannya: Modal usaha, Konsumtif, Kredit
kendaraan bermotor, dan Kredit voucher (khusus anggota).
2. Unit Tabungan:
a. Tabungan Sitampan (simpanan harian)
b. Simpanan berjangka
c. Antariksa (arisan gugur)
G. Keanggotaan
Anggota koperasi adalah orang-orang / badan hukum koperasi
yang memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai pemilik dan
sekaligus pengguna jasa. Persyaratan menjadi anggota:
a. Mengisi formulir permohonan anggota
b. Mengisi buku koperasi
c. Membayar simpanan pokok sebersar Rp 25.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Pemberian Kredit KSP Asli Klaten
Kredit yang diberikan oleh KSP Asli kepada anggota yaitu pinjaman
surut, pinjaman tetap, pinjalam modal usaha, pinjaman konsumtif, pinjaman
kendaraan bermotor, dan pinjaman voucher. Pinjaman Surut diberikan
dengan tidak menetapkan jumlah pembayaran pokok dan bunga, boleh
hanya membayar pokoknya saja, boleh membayar bunga nya saja. Pinjaman
tetap diberikan dengan menetapkan jumlah pokok dan bunga yang selalu
sama setiap bulannya. Pinjaman modal usaha bertujuan untuk membantu
anggota mendapatkan modal usaha. Pinjaman konsumtif bertujuan untuk
membantuk kebutuhan konsumtif anggota. Pinjaman kendaraan bermotor
memiliki tujuan untuk membantu anggota dalam mendapatkan kendaraan
bermotor yang diinginkan. Pinjaman voucher diberikan khusus untuk
pegawai KSP Asli yang bertujuan untuk memfasilitasi pegawai dalam
meningkatkan kebutuhan pegawai tersebut.
Pemberian kredit dapat diberikan dengan melengkapai dokumen dalam
pengajuan kredit. Dokumen merupakan secarik kertas yang digunakan untuk
merekam terjadinya transasksi yang pertama kalinya sebagai dasar
pencatatan dalam catatan. Adapun dokumen-dokumen yang digunakan
dalam sistem informasi permohonan kredit pada Koperasi Simpan Pinjam
“Asli” adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit
a. Surat Permohonan Pinjaman (Aplikasi Pinjaman)
Formulir aplikasi pinjaman adalah formulir yang diisikan dan
ditandatangani oleh calon debiur untuk mengajukan permohonan
pinjaman. Surat Permohonan Pinjaman berisikan tentang data diri
anggota, data suami/istri (bila telah menikah), data keuangan anggota
yang ada di KSP Asli, jumlah pinjaman yang diajukan, jenis pinjaman
dan tujuan pinjaman, serta jangka waktu pembayaran.
Formulir surat permohonan pinjaman ini telah disediakan oleh KSP
Asli untuk diisi dan dilengkapi oleh calon debitur bila mengajukan
pinjaman.
b. Hasil Survei Anggota
Dokumen ini berisi mengenai penilaian survei yang telah dilakukan
oleh bagian kredit dalam mewawancarai tetangga dan dengan melihat
langsung keadaan dilapangan. Dokumen tersebut berisikan mengenai
informasi yang menyangkut kesehatan kredit, seperti prospek usaha
(bila untuk membangun atau mengembangkan usaha), barang jaminan
serta rencana pengembalian fasilitas kredit yang akan diberikan oleh
calon debitur.
c. Persetujuan Pinjaman
Dokumen ini berisikan analisis berdasarkan permohonan pinjaman
dengan memperhatikan kelengkapan administrasi, catatan dari bagian
kredit yang telah dirapatkan. Dalam dokumen persetujuan pinjaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pula diputuskan besar nilai pinjaman yang disetujui oleh pihak KSP
Asli.
d. Perjanjian Kredit
Dokumen ini berisi tentang pasal-pasal yang mengatur tentang
perjanjian kredit yang dilakukan antara koperasi dengan debitur dan
ditandatangani oleh pihak koperasi dan debitur.
e. Berita Acara Serah Terima Jaminan
Dokumen ini berisi mengenai penyerahan jaminan berupa STNK
asli, sertifikat tanah dan bangunan kepada KSP Asli yang dilakukan
oleh debitur. Apabila pinjaman dan bunga angsuran telah dilunasi oleh
debitur, maka jaminan langsung dikembalikan kepada pemilik.
f. Kuitansi Pencairan Kredit
Kuitansi dibuat oleh sub bagian kredit yang digunakan sebagai
bukti bahwa koperasi telah mencairkan kredit kepada debitur.
Selain dokumen-dokumen yang terkait diatas, terdapat fungsi sistem
akuntansi yang terkait pemberian kredit di Koperasi Simpan Pinjam Asli,
diantaranya yaitu:
2. Fungsi-fungsi yang terkait dalam pemberian kredit di Koperasi Simpan
Pinjam Asli
a. Fungsi marketing kredit
Fungsi marketing bertugas memeriksa kelengkapan persyaratan
permohonana kredit dan melakukan survey kepada pemohon kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Sehingga fungsi marketing ni selain mencari nasabah atau calon
pemohon kredit juga melakukan tugas menyurve calon pemohon
kredit.
b. Fungsi analis kredit
Fungsi analis kredit bertugas dalam menganalisa permohonan kredit
baik permohonan baru maupun tambahan kredit
c. Fungsi komite kredit
Fungsi komite kredit bertugas untuk merekomendasikan kepada
Manager koperasi apakah permohonan pinjaman dapat disetujui atau
ditolak berdasarkan hasil evaluasi nota analisa pinjaman yang dibuat
oleh pejabat dan atau petugas analisa pinjaman.
d. Fungsi Administrasi Kredit
Fungsi administrasi kredit bertugas dalam membuat perjanjian kredit
dan melaksanakan pengikatan agunan, mengantisipasi dan
menyelesaikan permasalan hokum yang timbul dalam hal
hubungannya dengan masalah perkreditan.
e. Fungsi manager
Fungsi manager bertugas dalam melaksanakan wewenang dan kuasa
dari pengurus koperasi untuk bertanggung jawab secara langsung
dalam keputusan perkreditan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Terdapat 4 jenis catatan akuntansi yang digunakan dalam permberian
kredit di Koperasi Simpan Pinjam Asli, yaitu:
3. Catatan akuntansi yang digunakan pada Koperasi Simpan Pinjam Asli
Klaten adalah
a. Buku kas
Catatan dalam buku kas digunakan untuk mendebit rekening kas
apabila terjadi penerimaan kas atau saat pelunasan dan mengkreditt
rekening kas apabila terjadi pengeluaran kas atau saaat pemberian
kredit.
b. Rekapitulasi kredit
Catatan dalam rekapitulasi kredit digunakan untuk merekap kembali
kredit yang diberikan, kemudian mengakumulasikan jumlah kredit
setiap bulannya.
c. Ikhtisar kredit dan pelunasan
Catatan akuntansi yang berisi saldo awal yang diambil dari saldo akhir
bulan rekapitulasi kredit yang diberikan berdasarkan golongan kredit.
Data pelunasan piutang diambil dari saldo akhir bulan rekapitulasi
kredit dan taksiran.
d. Laporan harian kas
Catatan akuntansi ini berisi tentang saldo awal kantor perhari dan
mencatat pengeluarannya sehingga didapat saldo akhir pada hari itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Selanjutnya, terdapat prosedur dalam pemberian pinjaman terdiri dari 3
jenis, yaitu pinjaman agunan tunai, pinjaman debitur baru, dan pinjaman
kendaraan bermotor.
4. Prosedur pemberian pinjaman
Ada 3 prosedur pemberian pinjaman yang akan diuraikan dibawah
ini, prosedur tersebut adalah Pinjaman Agunan Tunai, Pinjaman Debitur
Baru, dan Pinjaman Kendaraan Bermotor. Uraian dan flowchat untuk
masing-masing prosedur akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pinjaman Agunanan Tunai (PAT):
1) Permohonan Kredit
a) Marketing pinjaman meneliti keabsahan atas Bilyet Simpanan
Berjangka yang akan dijadikan agunan atau meneliti bahwa
calon debitur yang bersangkutan adalah benar-benar anggota
simpanan antariksa.
b) Apabila berdasarkan penelitian tersebut dapat dinyatakan
memenuhi syarat sebagaimana disebutkan tersebut, selanjutnya
calon debitur diminta untuk mengisi formulir aplikasi pinjaman.
c) Marketing pinjaman menerima kembali formulir aplikasi
pinjaman yang telah ditandatangani calon debitur dan
meneliti/mengecek kebenaran pengisisannya.
2) Nota analisa pinjaman
a) Analisis Pinjaman (ANP) membuat/mengisi nota analisa
pinjaman agunan tunai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
b) Selanjutnya Analisis Pinjaman menyerahkan nota analisa yang
telah ditandatangani oleh Analisis Pinjaman Operasional
(ANPO) kepada komite pinjaman yang akan membahas dan
membuat rekomendasi kepada manager sesuai keputusan Rapat
Komite Kredit (RKK).
3) Keputusan pinjaman
a) Berdasarkan nota analisa pinjaman serta rekomendasi dari Rapat
Komite Kredit, manager atau pejabat pemegang kewenangan
mengambil keputusan apakah menyetujui atau menolak
permohanan pinjaman tersebut sesuai limit kewenagan yang
dimilikinya.
b) Apabila limit permohonan pinjaman melebihi kewenangannya,
manager akan meneruskan nota analisa beserta rekomendasi
Rapat Komite Kredit kepada pemegang kewenagnan yang lebih
tinggi.
c) Bila permohonan pinjaman ditolak, maka manager menugaskan
Administrasi Pinjaman (ADP) untuk membuat Surat Penolakan
Pinjaman (SPK) untuk disampaikan kepada calon debiur.
d) Bila permohonan pinjamamn disetujui maka manager
menugaskan ADK untuk membuat Surat Persetujuan Pinjaman
(SPP).
e) Apabila calon debitur menyetujui ketentuan dan persyaratan
yang tertera dalam Surat Persetujuan Pinjaman, maka debitur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
diminta untuk menandatangani dan mengembalikan Surat
Persetujuan Pinjaman.
4) Penandatangan Perjanjian Pinjaman
a) Analisis Pinjaman (ANP) menerima Surat Persetujuan Pinjaman
yang telah ditandangani oleh calon debitur dan meminta kepada
calon debitur untuk menunjukkan dan menyerahkan dokumen
asli sesuaidengan yang dipersyaratkan dalam Surat Persetujuan
Pinjaman, memenuhi kewajiban yang disyaratkan dalam Surat
Persetujuan Pinjaman seperti biaya administrasi dan asuransi,
serta calon debitur diminta untuk mengisi formulir calon
anggota koperasi.
b) Analisis Pinjaman (ANP) membuat Beerita Acara Serah Terima
Dokumen (BAST).
c) Berita Acara Serah Terima (BAST) berikut dokumen pendukung
beserta bukti pemenuhan persyaratan pinjaman oleh Analisis
Pinjaman (ANP) kemudian diserahkan kepada Administrasi
Kredit (ADK) untuk dilakukan compliance review dengan
mengisi formulir pemenuhan persyaratan dokumen.
d) Administrasi Kredit (ADK) setelah meyakini kebenaran dan
kelengkapan dokumen pinjaman tersebut selanjutnya
menyiapkan perjanjian pinjaman dan pengikatan agunan.
e) Penandatangan perjanjian Pinjaman dilaksanakan antara
pemegang kewenangan dan calon debitur dan meminta calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
debitur untuk menyerahkan buki asli barang agunan pinjaman
untuk dilaksanakan pengikatan agunan dan menutup asuransi
kerugian dan asuransii jiwa.
5) Dokumentasi dan Administrasi
a) Dokumen legal seperti Nota Analisa Pinjaman seperti lembar
keputusan, perjanjan pinjaman, dan dokumen agunan dikelolah
bagian Administrasi Kredit (ADK)
b) Bagian Administrasi Kredit (ADK) akan mempersiapkan dan
memonitor pelaksanaan pengikatan agunan pinjaman sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, melaksakan dan memonitor
penutupan asuransi, masa berlaku asuransi dan pengurusan
klaim asuransi sesuai dengan ketentuan, melakukan penelitian
pemenuhan syarat pencairan pinjaman, dan melaksakan
pencatatan serta penyimpanan asli perjanjian pinjaman dan
dokumen agunan pinjaman.
6) Pencairan Pinjaman
a) Pencairan pinjaman dapat dilaksanakan setelah debitur
menandatangani Surat Perjanjian Pinjaman dan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Debitur telah menyerahkan bukti asli barang agunan pinjaman
dan telah dilakukan pengikatannya
c) Debitur telah menyelesaikan kewajiban asuransi dan melunasi
biaya-biaya lainnya sesuai yang dipersyaratkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d) Pencairan pinjaman merupakan wewenang manager oleh
karenanya pencairan pinjaman harus diketahui dan ditandangani
manager.
7) Monitoring dan Pelaporan Pinjaman
a) Memantau kepatuhan debitur terhadap pemenuhan dokumen
legal sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman
b) Mereview kebenaran penetapan kolektibilitas pinjaman
c) Melaksanakan fungsi penagihan debitur dengan kolektibilitas
lancer dan fungsi pelaporan pinjaman unuk kebutuhan pihak
intern dan pihak ekstern
d) Mengelola data pinjaman
e) Melakukakan monitoring terhadap jangka waktu pinjaman dan
masa laku agunan dan asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mulai
Calon Anggota
Data Pendukung
Aplikasi Pinjaman
Data Pendukung
Aplikasi Pinjaman
Marketing Kredit
Pra Kualifikasi
SesuaiAplikasi Pinjaman
Aplikasi Pinjaman
Analisa Kredit
Sesuai
Analis Kredit
Surat Penolakan
Komite Kredit
Formulir Analisa Pinjaman
Rapat Komite
Sesuai
Formulir RKK
Formulir RKK
Proses Evaluasi Manager
Surat Penolakan
Gambar 5.1 Flowchart Pemberian Kredit Agunan Tunai
Ditolak Disetujui
Ditolak Disetujui
Ditolak
Disetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Calon Anggota Analis KreditAdministrasi
KreditManager
Gambar 5.1 Flowchart Pemberian Kredit Agunan Tunai
(lanjutan)
Formulir RKK
Di evaluasi
Sesuai
Surat Penolakan
Formulir RKK
Buat Perjanjian
Pinjaman dan
peningkatan
agunan
Surat
Persetujuan
Surat Perjanjian
Pinjaman
Surat Perjanjian
Pinjaman Surat Perjanjian
Pinjaman
Diteliti dan
Disetujui
Cek Dokumen
dan pengikatan
Memo Realisasi
Kredit
Memo Realisasi
Kredit
Kasir
Memo Realisasi
Kredit
UangUang
Ditolak
Disetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
b. Pinjaman untuk Debitur Baru
1) Pemasaran Pinjaman
Marketing Pinjaman atau petugas yang ditunjuk melakukan
pemasaran pinjaman secara proaktif, antara lain melalui unjungan
kepada calon debitur, melakukan penawaran melalui surat atau
telepon, pertemuan, member get member, dan melalui sarana
premasaran lainnya.
2) Pra-Kualifikasi
Marketing Plinjaman melakukan pra-kualifikasi terhadap calon
debitur dan usahanya apakah telah memenuhi ketentuan umum
perpinjaman yang berlaku, antara lain dengan meyakini hal-hal
berikut:
a) Umur minimum 21 tahun atau pernah menikah (untuk calon
usaha perseorangan)
b) Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Indonesia
(untuk usaha perseorangan).
c) Memiliki surat ijin sesuai dengan bidang usahanya.
d) Memiliki asset yang dapat diagunkan
e) Mempunyai usaha untuk tujuan produktif dan telah berjalan baik
minimum selama dua tahun, yang diyakini dengan melakukan
kunjungan ke lokasi usaha calon debitur.
f) Memiliki usaha yang tidak tergolong usaha yang dilarang sesuai
ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
g) Memiliki penghasilan tetap (bagi pemohon pinjaman konsumtif)
yang dapat dibuktikan jumlahnya dengan slip gaji dari
perusahaan dimana dia bekerja.
3) Permohonan Pinjaman
Apabila setelah pra kualifikasi calon debitur dipandang memenuhi
persyaratan untuk diproses lebi lanjut, maka:
a) Calon debitur diminta untuk mengisi formulir aplikasi pinjaman
secara lengkap
b) Marketing Pinjaman menerima aplikasi pinjaman yang telah
diisi secara lengkap dilampiri persyaratan yang diperlukan dan
ditandatangani oleh calon debitur.
c) Marketing Pinjaman memastikan atau mengecek kelengkapan
dan kebenaran data yang diperlukan.
d) Selanjutnya Marketing Pinjaman menyerakan formulir aplikasi
pnjaman beserta seluruh dokumen pendukungnya ke Bagian
Analis Pinjaman.
4) Verifikasi Data dan Dokumen
Analisis Pinjaman melakukan verifikasi teradap akurasi dan
kebenaran data dan dokumen yang disampaikan oleh Marketing
Pinjaman dengan melaksanakan kunjungan nasabah atau caallon
debitur untuk mengetahui dan mengamati secara langsung terhadap
lokasi dan kondisi usaha untuk mengetahui atau memperoleh data
mengenai calon debitur benar-benar belum memperoleh fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pinjaman dari lembaga keuangan lain, calon debitur mempunyai
usaha dann tujuan produktif, layak untuk dibayar dan sudah
berjalan minimal 2 tahun, dan usaha calon debitur merupakan tidak
usaha yang dilarang sesuai ketentuan pemerintah.
5) Nota analisa pinjaman
Apabila berdasarkan observasi dan penilaian agunan ternyata
permohonan pinjaman tersebut dinilai tidak dapat dipertimbangkan
untuk disetujui atau tidak memenuhi syarat untuk diproses lebih
lanjut, maka analis pinjaman langsung pembuat Surat Penolakan
Pinjaman.
Untuk pinjaman yang dapat diproses lebih lanjut, Analis Pinjaman
menyiapkan nota Analisa Pinjaman yanag dilengkapi dengan
dokumen pendukung dan mengajukannya kepaa Manager untuk
mendapat persetujuan dan keputusan. Selanjutnya, sebelum
mengambil keputusan, manager menyerahkan nota analisa
pinjaman beserta seluruh lampiran kepada Komite Pinjaman ntuk
dibahas dalam Rapat Komite Kredit (RKK).
6) Keputusan Pinjaman
a) Berdasarkan Nota Analisa Pinjaman serta rekomendasi dari
Rapat Komite Kredit, Manager atau Pejabat Pemegang
Kewenangan mengambil keputusan apakah menyetujui atau
menolak permohonan pinjaman tersebut sesuai limit
kewenangan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
b) Apabila limit permohonan pinjaman melebihi kewenangannya,
manager akan meneruskan nota analisa beserta rekomendasi
rapat komite kredit pada pemegang kewenangan yang lebih
tinggi.
c) Apabila permohonan pinjaman ditolak, maka manager
menugaskan Adminitrasi Kredit untuk membuat Surat
Penolakan Kredit (SPK) untuk disampaikan kepada calon
debitur.
d) Apabila permohonan pinjaman disetujui maka Manager
menugaskan Administrasi Kredit (ADK) untuk membuat Surat
Persetujuan Pinjaman (SPP) dengan ketentuan calon debitur
menyetujui ketentan dan persyaratan yang tertera dalam Surat
Persetujuan Pinjaman, maka debitur diminta untuk
menandatangani dan mengembalikan Surat Persetujuan
Pinjaman paling lambat 1 bulan sejak tanggal surat, dan apabila
dalam jangka waktu 1 bulan calon debitur belum
mengembalikan Surat Persetujuan Pinjaman makan Surat
Persetujuan Pinjaman tersebut dinyatakan batal secara sepihak
oleh Koperasi.
7) Penandatangan Perjanjian Pinjaman
a) Analisis Pinjaman (ANP) menerima Surat Persetujuan Pinjaman
yang telah ditandangani oleh calon debitur dan meminta kepada
calon debitur untuk menunjukkan dan menyerahkan dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
asli sesuaidengan yang dipersyaratkan dalam Surat Persetujuan
Pinjaman, memenuhi kewajiban yang disyaratkan dalam Surat
Persetujuan Pinjaman seperti biaya administrasi dan asuransi,
serta calon debitur diminta untuk mengisi formulir calon
anggota koperasi.
b) Analisis Pinjaman (ANP) membuat Beerita Acara Serah Terima
Dokumen (BAST).
c) Berita Acara Serah Terima (BAST) berikut dokumen pendukung
beserta bukti pemenuhan persyaratan pinjaman oleh Analisis
Pinjaman (ANP) kemudian diserahkan kepada Administrasi
Kredit (ADK) untuk dilakukan compliance review dengan
mengisi formulir pemenuhan persyaratan dokumen.
d) Administrasi Kredit (ADK) setelah meyakini kebenaran dan
kelengkapan dokumen pinjaman tersebut selanjutnya
menyiapkan perjanjian pinjaman dan pengikatan agunan.
e) Penandatangan perjanjian Pinjaman dilaksanakan antara
pemegang kewenangan dan calon debitur dan meminta calon
debitur untuk menyerahkan buki asli barang agunan pinjaman
untuk dilaksanakan pengikatan agunan dan menutup asuransi
kerugian dan asuransii jiwa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
6) Dokumentasi dan Administrasi
a) Dokumen legal seperti Nota Analisa Pinjaman seperti lembar
keputusan, perjanjan pinjaman, dan dokumen agunan dikelolah
bagian Administrasi Kredit (ADK)
b) Bagian Administrasi Kredit (ADK) akan mempersiapkan dan
memonitor pelaksanaan pengikatan agunan pinjaman sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, melaksakan dan memonitor
penutupan asuransi, masa berlaku asuransi dan pengurusan
klaim asuransi sesuai dengan ketentuan, melakukan penelitian
pemenuhan syarat pencairan pinjaman, dan melaksakan
pencatatan serta penyimpanan asli perjanjian pinjaman dan
dokumen agunan pinjaman.
7) Pencairan Pinjaman
a) Pencairan pinjaman dapat dilaksanakan setelah debitur
menandatangani Surat Perjanjian Pinjaman dan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
b) Debitur telah menyerahkan bukti asli barang agunan pinjaman
dan telah dilakukan pengikatannya
c) Debitur telah menyelesaikan kewajiban asuransi dan melunasi
biaya-biaya lainnya sesuai yang dipersyaratkan.
d) Pencairan pinjaman merupakan wewenang manager oleh
karenanya pencairan pinjaman harus diketahui dan ditandangani
manager.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
8) Monitoring dan Pelaporan Pinjaman
f) Memantau kepatuhan debitur terhadap pemenuhan dokumen
legal sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman
g) Mereview kebenaran penetapan kolektibilitas pinjaman
h) Melaksanakan fungsi penagihan debitur dengan kolektibilitas
lancer dan fungsi pelaporan pinjaman unuk kebutuhan pihak
intern dan pihak ekstern
i) Mengelola data pinjaman
j) Melakukakan monitoring terhadap jangka waktu pinjaman dan
masa laku agunan dan asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Mulai
Calon Anggota
Data Pendukung
Aplikasi Pinjaman
Data Pendukung
Aplikasi Pinjaman
Marketing Kredit
Pra Kualifikasi
SesuaiAplikasi Pinjaman
Aplikasi Pinjaman
Analisa Kredit
Sesuai
Analis Kredit
Surat Penolakan
Komite Kredit
Formulir Analisa Pinjaman
Rapat Komite
Sesuai
Formulir RKK
Formulir RKK
Proses Evaluasi Manager
Surat Penolakan
Gambar 5.2 Flowchart Pemberian Kredit Debitur Baru
Ditolak Disetujui
Ditolak Disetujui
Ditolak
Disetujui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Calon Anggota Analis Kredit Administrasi Kredit Manager
Gambar 5.2 Flowchart Pemberian Kredit Debitur Baru (lanjutan)
Formulir RKK
Di evaluasi
Sesuai
Surat Penolakan
Formulir RKK
Buat Perjanjian Pinjaman
Surat Persetujuan
Surat Perjanjian Pinjaman
Surat Perjanjian Pinjaman Surat Perjanjian
Pinjaman
Diteliti dan Disetujui
Cek Dokumen dan pengikatan
Memo Realisasi Kredit
Memo Realisasi Kredit
Kasir
Memo Realisasi Kredit
UangUang
Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Pinjaman Kendaraan Bermotor (PKB):
1) Permohonan Pinjaman
a) Marketing Pinjaman meneliti bahwa calon peminjam yang
bersangkutan adalah anggota simpanan anatariksa dan paling
tidak sudah terdaftar sebagai calon anggota koperasi.
b) Apabila berdasarkan penelitian calon dapat dinyatakan
memenuhi syarat, selanjutnya calon peminjam diminta untuk
mengisi formulir aplikasi pinjaman.
c) Petugas marketing menerima kembali formulir aplikasi
pinjaman yang telah ditandangani calon peminjam dan
meneliti/mengecek kebenaran pengisian serta data
pendukungnya.
2) Nota analisa pinjaman
a) Analisis Pinjaman (ANP) meneliti aplikasi pinjaman beserta
kelengkapan dokumen pendukungnya.
b) Analisis Pinjaman selanjutnya melakukan penelitian dan
memverifikasi kebenaran data pendukung baik dengan metode
analisa data maupun dengan kunjungan On The Spot (OTS) ke
tempat tinggal calon peminjam.
c) Apabila dari hasil On The Spot dan penelitian dokumen dapat
diproses lebih lanjut maka Analisis Pinjaman akan membuat
nota analisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
d) Selanjutnya, hasil analisa yang dituangkan dalam formulir nota
analisa pinjaman kendaraan bermotor.
e) Nota analisa yang telah ditandatangani oleh analis pinjaman
disertai dokumen pendukungnya, selanjutnya diserahkan kepada
komite pinjaman yang akan membahas dan membuat
rekomendasi kepada manager sesuai keputusan Rapat Komite
Pinjaman (RKP).
f) Rekomendasi Rapat Komite Pinjaman dituangkan dalam
formulir Rapat Komite Pinjaman
3) Keputusan Pinjaman
a) Berdasarkan nota analisa pinjaman serta rekomendasi dari Rapat
Komite Pinjaman, manager atau pejabat pemegang kewenangan
mengambil keputusan apakah menyetujui atau menolak
permohanan pinjaman tersebut sesuai limit kewenangan yang
dimilikinya.
b) Apabila limit permohonan pinjaman melebihi kewenangannya,
manager akan meneruskan nota analisa beserta rekomendasi
Rapat Komite Pinjaman kepada pemegang kewenangan ang
lebih tinggi
c) Bila permooanan pinjamanan ditolak, maka manager
menugaskan bagian Administrasi Pinjaman (ADP) untuk
membuat Surat Penolakan Pinjaman (SPK) untuk disampaikan
kepada calon peminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
d) Bila permohonan pinjaman disetujui maka manager menugaskan
Administrasi Pinjaman untuk membuat Surat Persetujuan
Pinjaman (SPP).
Apabila calon peminjam menyetujui ketentuan dan persyaratan
yang tertera dalam Surat Persetujuan Pinjaman, maka peminjam
diminta untuk menadatangani dan mengembalikan Surat
Perjanjian Pinjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Calon Aggota Marketing Kredit Analis Kredit Komite Kredit
Data Pendukung
Aplikasi Pinjaman Aplikasi Pinjaman
Pra Kualifikasi
SesuaiAplikasi Pinjaman Aplikasi Pinjaman
Survey Aktifitas usaha dan
Agunan
Analisa Kredit
Template Agunan dan Formulir kunjungan
Sesuai
Surat Penolakan Formulir Analisa Pinjaman
Rapat Komite Audit
Sesuai
Formulir RKK
Formulir RKK
Surat Penolakan
Proses Evaluasi Manager
Ditolak
Ditolak
Disetujii
Disetujui
Ditolak Disetujui
Gambar 5.3 Flowchart Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Calon Aggota Analis Kredit Administrasi Kredit Manager
Gambar 5.3 Flowchart Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor (lanjutan)
Proses Evaluasi Manager
Formulir RKK
Di evaluasi
Sesuai
Formulir RKK
Surat Penolakan
Formulir RKK
Cek Kelengkapan dokumen
Buat Persetujuan Pinjaman
Surat Persetujuan
Perjanjian Pinjaman
Perjanjian Pinjaman
Perjanjian Pinjaman
Cek dokumen dan pengikataan
Memo realisasi kredit
Memo realisasi kredit
Kasir
Memo realisasi kasir
uanguang
Ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
B. Evaluasi Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit
Suatu pengendalian internal dibutuhkan supaya aktivitas yang dilakukan
oleh organisasi dapat terjamin pelaksanaannya dan sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan dalam perusahaan.
1. Mempersiapkan data hasil wawancara mengenai Pengendalian Internal
pada Pemberian Kredit.
Langkah yang pertama dipaparkan dalam lampiran berupa tanya jawab
dari narasumber. (lihat pada hal. 134)
2. Menguraikan dan mendeskripsikan data hasil wawancara mengenai
Pengendalian Internal pada Pemberian Kredit.
Dari hasil wawancara dapat diuraikan berdasarkan jawaban dari
nasarumber yaitu standar perilaku diterapkan dengan mematuhi peraturan
yang ada serta kebijakan-kebijakan yang sudah disepakati bersama.
Komite pengawas atau pemeriksa yang independen memberikan
rekomendasi untuk peningkatan efektivitas pengendalian internal dengan
melaporkan hasil pengelolaan usaha yang dilakukan oleh pengurus
kepada Rapat Anggota Tahunan apa adanya, dengan ditandatangi oleh
seluruh pengurus koperasi dan hasil dari pemeriksaan pengawas akan
dilaporkan juga dalam Rapat Anggota Tahunan dengan ditandangani
Ketua Badan Pengawas dan anggota lainnya. Struktur organis menjadi
panduan setiap karyawan koperasi, dengan begitu setiap karyawan
mampu mengerti dan memahami apa tugas, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
karyawan yang dapat meningkatkan kompetensi personel yaitu karyawan
yang berkompeten, dengan mereka dapat menyelesaikan pekerjaan
mereka secara benar dan tepat waktu. Komitmen yang ditunjukkan KSP
“Asli” dalam melayani nasabah dengan baik untuk mengurangi risiko
ditunjukkan dengan tidak adanya pelayanan nasabah yang memberikan
kritik dan saran negatif atas pelayanan yang diterima oleh nasabah.
Prosedur kerja KSP “Asli” yang dapat mengurangi risiko fraud dan
error dengan bertanggung jawab dalam melaksanakan pemberian kredit
dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang berwenang dan jika masih
terjadi fraud dan error akan ditindak tegas dan menelusuri dari mana
kecurangan dan kesalahan terjadi, dan meminta pertanggungjawaban atas
kegiatan yang dilakukan yang dapat merugikan banyak pihak.
Pencatatan transaksi pemberian kredit yang dilakukan oleh KSP “Asli”
secara komputerisasi dan manual, hal tersebut akan memudahkan untuk
menelurusi apabila terjadi kesalahan. Pengawasan yang dilakukan KSP
“Asli” terhadap kelemahan yang terjadi dalam sistem pengendalian
internal dengan evaluator yang memiliki pengetahuan dasar mengenai
evaluasi yang seharusnya dilakukan, namun untuk memahami apa yang
sedang dinilai, evaluator tidak terlalu memahami permasalahan di setiap
proses yang dilakukan, sehingga dalam proses pengevaluasian evaluator
biasanya mengkonfirmasi atas temuan temuannya dan juga alasan
mengapa ada temuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
3. Merbandingkan hasil deskripsi data dengan 5 komponen pengendalian
internal beserta masing-masing prinsip komponen menurut COSO
Langkah ketiga peneliti akan membandingkan pengendalian
internal atas pemberian kredit yang dilakukan oleh KSP “Asli” dengan
pengendalian internal yang telah diterapkan COSO yang ditinjau dari
lima komponen yaitu; Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko,
Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan Pengawasan.
Berdasarkan data yang dihasilkan dari wawancara serta jawaban yang
telah dikonfirmasi, pelaksanaan dan penerapan pengendalian internal atas
pemberian kredit di KSP “Asli” dapat dilihat pada table 5.1, 5.2, 5.3, 5.4,
dan 5.5 yang menunjukkan perbandingan dan penerapan pengendalian
internal atas pemberian kredit pada komponen lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pemantauan.
4. Menganalisis data hasil perbandingan yang telah dideskripsikan.
Hasil analisis dari lima komponen pengendalian internal, yaitu
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan diuraikan pada bagian
bawah setelah tabel masing-masing lima komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tabel 5.1 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan Pada KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal
Komponen Lingkungan Pengendalian Menurut COSO
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Lingkungan
Pengendalian
1. Koperasi menunjukkan komitmen
atas integritas dan nilai etika
Koperasi sudah menetapkan standar
perilaku bagi karyawan. Seluruh
karyawan menunjukkan integritas dan
nilai-nilai etika melalui tindakan dan
perilaku dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan.
Namun, standar perilaku tersebut belum
tertulis dalam peraturan pengendalian
internal pemberian kredit.
Kurang Sesuai
2. Dewan komisaris menunjukkan
independensinya terhadap
manajemen dan melaksakan
pengawasan terhadap
pengembangan dan kinerja
pengendalian internal
Tidak terdapat dewan komisaris dalam
Koperasi Asli Klaten, sehingga Kepala
bagian bertanggungjawab langsung
dalam melaksanakan pengawasan
terhadap proses pemberian kredit.
Kepala bagian turut serta dalam rapat
komite kredit dan memberikan otorisasi
dalam persetujuan kredit.
Kurang Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 5.1 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan Pada KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal
Komponen Lingkungan Pengendalian Menurut COSO (lanjutan)
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Lingkungan
Pengendalian
3. Manajemen menetapkan, dengan
pengawasan dewan, struktur, jalur
pelaporan, kewenangan dan
tanggung jawab dalam mencapai
tujuan
Koperasi memiliki struktur organisasi
yang jelas, strukutur organisasi tersebut
digunakan untuk menetapkan
kewenangan dan tanggung jawab
masing-masing karyawan untuk
mencapai tujuan koperasi.
Terdapat juga pemisahan tugas untuk
setiap jabatan sehingga jalur pelaporan
yang tercermin dalam struktur
organisasi dapat berjalan lancar.
Sesuai
4. Koperasi menunjukkan komitmen
untuk memperoleh,
mengembangkan, dan
mempertahankan individu
KSP “Asli” memiliki karyawan yang
kompeten dan jujur, tercermin dari
setiap karyawan yang dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan tepat waktu. Namun setiap
pelaksanaannya belum mempunyai
peraturan secara tertulis mengenai
pengendalian internal pemberian kredit.
Kurang Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 5.1 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan Pada KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal
Komponen Lingkungan Pengendalian Menurut COSO (lanjutan)
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Lingkungan
Pengendalian
5. Koperasi mewajibkan setiap
individu untuk mengemban
akuntabilitas atas tanggung
jawabnya dalam hal pengendalian
internal kaitannya dengan
tercapainya tujuan koperasi
Kepala bagian akan menjalankan
akuntabilitas melalui struktur, otorisasi,
dan tanggungjawab. Seperti dalam
dokumen tertentu harus terdapat
otorisasi dari pihak yang berwenang.
KSP “Asli” juga melakukan evaluasi
kinerja setiap bulannya untuk
melaporkan risiko-risiko baru yang
mungkin muncul terkait pengendalian
inernal atas pemberian kredit.
Risiko tersebut diantaranya seperti
kredit macet.
Sesuai
(Sumber: COSO Framework 2013; data diolah, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.1 mengenai penerapan
pengendalian internal atas pemberian kredit di tinjau dari komponen
lingkungan pengendalian, di dapat hasil analisis sebagai berikut:
a. Koperasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai
etika
Kedudukan dewan pengawas yaitu direktur utama di KSP “Asli”
Klaten memegang peranan penting dalam memberikan nilai-nilai
keteladanan, khususnya dalam menetapkan dan menjaga tindakan
untuk bersikap jujur serta berkompeten. Adanya hukuman kepada
karyawan yang melakukan tindakan tidak jujur dan melaksanakan
pelatihan bagi karyawan agar kompeten dapat terwujud dalam
koperasi merupakan indikator untuk mencerminkan integritas dan
nilai-nilai etika.
b. Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap manajemen
dan melaksakan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja
pengendalian internal
Di KSP “Asli” Klaten tidak terdapat dewan komisaris. Rapat rutin
yang diadakan di KSP “Asli” Klaten dapat dilakukan sewaktu-waktu
apabila terdapat masalah yang perlu dibahas ataupun hanya sekedar
evaluasi kinerja masing-masing bagian di KSP “Asli” Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
c. Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan, struktur, jalur
pelaporan, kewenangan dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan
Di KSP Asli Klaten terdapat unit yang berfungsi untuk
melaksanakan pengendalian internal yang bertugas melaksanakan
pengawasan internalnya dalam menerangkan pembagian tugas
wewenang, dan tanggung jawab dari pengurus masing-masing.
d. Koperasi menunjukkan komitmen untuk memperoleh,
mengembangkan, dan mempertahankan individu
Pihak manajemen di KSP “Asli” Klaten memberikan pengarahan
mengenai pentingnya komitmen terhadap koperasi. Manajemen
menuntut karyawannya untuk menunjukkan tindakan-tindakan kreatif
untuk mengembangan diri demi menunjang keberhasilan koperasi.
Interaksi tersebut juga diimbangi dengan adanya kunjungan rutin dari
pimpinan koperasi ke kantor-kantor cabang. Ada dan tidaknya
kendala dalam koperasi, pihak penting dalam koperasi akan
melakukan survei rutin setiap harinya. Rapat rutin juga dilakukan
untuk mengevaluasi setiap kendala yang terjadi pada koperasi sesuai
kebutuhan. Reward juga diberikan untuk karyawan yang berprestasi
dalam mampu mewujudkan keberhasilan tujuan koperasi. Reward
tersebut bisa berupa kenaikan pangkat dan gaji sesuai tingkatan yang
sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
e. Koperasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban akuntabilitas
atas tanggung jawabnya dalam hal pengendalian internal kaitannya
dengan tercapainya tujuan koperasi
KSP “Asli” Klaten merupakan koperasi yang memperhatikan
tanggungjawab atas pekerjaan masing-masing karyawannya. Hal
tersebut dipantau dengan melakukan pemeriksaan pada pekerjaan
karyawan untuk mengetahui kinerja karyawan yang bersangkutan.
Koperasi juga akan melakukan evaluasi sewaktu-waktu untuk
mengevaluasi kinerja karyawan serta melaporkan setiap risiko-risiko
yang akan muncul terkait pengendalian internal atas pemberian kredit.
b. Penaksiran Risiko
Peneliti membandingkan antara teori pengendalian internal komponen
penilaian risiko pengendalian internal menurut COSO dengan
pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit di KSP “Asli” untuk
mengetahui aktivitas yang dilaksanakan. Perbandingan tersebut
dipaparkan dalam tabel 5.2 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 5.2 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan Pada KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal
Komponen Penilaian Risiko Menurut COSO
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Penilaian Risiko 6. Perusahaan menetapkan tujuan
pengendalian internal secara jelas
sehingga memungkinkan
dilakukannya proses identifikasi
dan penilaian risiko terkait dengan
tujuan
Kepala bagian melakukan rapat rutin
dengan masing-masing kepala bidang
operasional dan pelayanan lainnya
untuk membahas tentang tujuan operasi,
pelaporan, dan kepatuhan yang sudah
disepakati. Namun, dalam praktiknya
koperasi belum mempunyai peraturan
tertulis mengenai hukuman apabilaa
melakukan kecurangan dalam tujuan
pengendalian internal tersebut.
Kurang Sesuai
7. Koperasi mengidentifikasi risiko
pencapaian tujuan di seluruh
entitas dan menganlisa risiko
sebagai dasar untuk menentukan
bagaimana risiko-risiko harus
dikelola
KSP “Asli” menganalisis faktor internal
dan eksternal dimana seluruh karyawan
ikut serta berkontribusi dalam
menganalisis potensi risiko kredit
mengalami kemacetan yang sudah
terlihat dan akan terlihat. Dengan
melakukan identifikasi dan
menganalisis risiko, maka koperasi akan
mengetahui bagaimana risiko tersebut
harus dikelola.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 5.2 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan Pada KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal
Komponen Penilaian Risiko Menurut COSO (lanjutan)
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Penilaian Risiko 8. Koperasi mempertimbangkan
potensi terjadinya fraud dalam
menilai risiko
Koperasi melakukan rapat rutin untuk
melakukan evaluasi kinerja dan
melaporkan setiap risiko baru yang
muncul seperti tidak adanya pelaporan
yang sesuai, atau tidak ada otorisasi dari
salah satu pihak berwenang. Namun,
koperasi belum memiliki peraturan
tertulis mengenai penyalahgunaan
teknologi yang dilakukan oleh
karyawannya. Sehingga pengendalian
internal belum maksimal.
Kurang Sesuai
9. Koperasi mengidentifikasi dan
menilai perubahan-perubahan yang
dapat mempengaruhi sistem
pengendalian internal secara
signifikan
Adanya perubahan model bisnis kantor
pusat akan menanyakan kepada kantor
cabang tentang keadaan dilapangan
sehingga perubahan yang signifikan
akan dianalisis oleh divisi-divisi yang
terkait. Gaya kepemimpinan juga bisa
mempengaruhi sistem pengendalian
internal, dan apa yang dilakukan
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
pimpinan akan dilakukan juga pada
staff-staffnya, maka gaya
kepemimpinan yang dirasa baik dengan
tidak melanggar peraturan yang telah
ditetapkan dapat diikuti oleh para staff-
staffnya.
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.2 mengenai penerapan
pengendalian internal atas pemberian kredit di tinjau dari komponen
penilaian risiko, di dapat hasil analisis sebagai berikut:
a. Koperasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
mampu mengidentifikasikan dan menilai risiko yang terkait dengan
tujuan
Koperasi menetapkan tujuan operasi yang berhubungan dengan
efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan operasi.
Pemimpin cabang serta-merta membuat jadwal rapat rutin dengan
masing-masing kepala bidang operasional dan pelayanan lainnya guna
membahas tentang tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan yang
telah disepakati sehingga koperasi dengan mudah dapat
mengidentifikasi penilaian risiko yang terkait dengan tujuan
pengendalian. Tujuan pelaporan yaitu menciptakan pelaporan
keuangan yang sederhana dalam bentuuk laporan laba rugi, serta
tujuan kepatuhan yang berkenaan dengan keseuaian kegiatan koperasi,
sehingga koperasi dapat mempertimbangkan risiko yang mungkin
terjadi atas pemberian kredit dengan membentuk aktivitas
pengendalian menghadapi risiko tersebut.
b. Koperasi mengidentifikasi risiko terkait pencapaian tujuan organisasi
pada seluruh lingkup entitas, dan menganalisis risiko sebagai dasar
untuk menentukan bagaimana risiko tersebut dikelola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
KSP “Asli” Klaten memiliki 4 divisi, yaitu divisi operasional,
divisi funding, divisi lending, dan divisi pembukuan. Masing-masing
divisi tersebut melaporkan rencana kegiatan yang sudah dibahas
dengan para staff lainnya.
Koperasi telah mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
mungkin akan terjadi dengan melihat potensi-potensi risiko yang sudah
terlihat dan akan terlihat. Risiko yang mungkin terjadi di KSP “Asli” bisa
berasal dari kejadian internal dan eksternal, seperti kredit yang
bermasalah dimana sebagian nasabah yang tidak dapat melunasi
kreditnya yang disebabkan oleh berbagai hal seperti nasabah meninggal
dunia, nasabah pindah alamat tanpa pembeeritahuan, maupun nasabah
yang mengalami kebangkrutann dalam usahanya. Untuk mengatasi kredit
macet tersebut maka pihak koperasi melakukan beberapa langkah yaitu:
1) Menagih ataau mendatangi nasabah 1-3 kali.
2) Memberikan surat tagihan
3) Memberikan surat panggilan untuk datang ke KSP “Asli” Klaten.
4) Memberikan surat peringatan I dengan batas pembayaran.
5) Memberikan surat peringatan II dengan batas pembayaran.
6) Memberikan surat peringatan III dengan batas pembayaran, surat ini
merupakan peringatan yang terakhir; dan
7) Apabila gagal, maka langkah terakhir yaitu dengan melelang jaminan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
c. Koperasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam penaksiran
resiko untuk mencapai tujuan
KSP “Asli” Klaten selalu mempertimbangkan faktor-faktor risiko dalam
melakuan penilaian risiko baik dari internal maupun eksternal. Faktor
internalnya berasal dari karyawan baru dalam melakukan aktivitas
pemberian kredit dengan menerapkan sistem informasi yang baru,serta IT
yang kadaluarsa akan mengganggu kelancaran pelayanan anggota dalam
proses pelayanan. Faktor lain dalam operasional seperti kemudahan
pengambilan data maupun dokumen milik KSP “Asli” dengan tujuan
pribadi tanpa diantisipasi dengan password untuk setiap computer
sehingga bisa diakses oleh banyak pihak yang tidak bertanggungjawab
terhadap komputer itu. Kecurangan dapat terjadi karena timbulnya
dorongan serta tekanan bagi pelaku, oleh sebab itu menilai dorongan dan
tekanan yang menyebabkan terjadinya kecurangan sangat diperlukan
untuk meminimalkan terjadinya kecurangan.
d. Koperasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang
bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara signifikan
Pergantian kepala cabang akan mempengaruhi berubahnya model
bisnis dalam organisasi, karena perlu dilakukannya penyesuaian denga
tugas dan wewenang pada masing-masing karyawan supaya risiko
terjadi kesalahan dalam memantau serta melaksanakan tugas dan
wewenang dapat diminimalisir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gaya mempimpin kepala cabang kepada masing-masing karyawan
tentulah berbeda, dan dapat di ikuti semua karyawan selama gaya
memimpin kepala cabang tidak melanggar peraturan yang sudah
diterapkan oleh kantor pusat.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan
melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Dengan begitu, peneliti membandingkan antara teori pengendalian
internal komponen aktivitas pengendalian internal menurut COSO
dengan pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit di KSP
“Asli” untuk mengetahui aktivitas yang dilaksanakan. Perbandingan
tersebut dipaparkan dalam tabel 5.3 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.3 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan di KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal COSO
Komponen Aktivitas Pengendalian
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Aktivitas Pengendalian 10. Koperasi memilih dan
mengembangkan aktivitas
pengendalian yang mendukung
upaya mitigasi risiko sehingga
risiko berada pada level yang dapat
diterima
Koperasi telah memahami risiko yang
mungkin terjadi dari hasil analisis dan
penilaian risiko yang dilakukan,
sehingga risiko dapat dihindari dengan
berbagai macam aktivitas pengendalian.
Misalnya, setiap dokumen memiliki
nomor urut tercetak guna mengurangi
terjadinya risiko kecurangan.
Sesuai
11. Koperasi telah memilih dan
mengembangkan aktivitas
pengendalian umum dengan
menggunakan teknologi untuk
mendukung tercapainya tujuan.
Dokumen asli akan disimpan di ruang
penyimpanan surat-surat berharga.
Namun dalam ruangan penyimpanan
surat-surat berharga tidak memiliki
keamanan khusus karena tidak hanya
staff-staff yang berkepentingan saja
yang dapat memasuki ruangan tersebut
namun bagian yang terkait juga bisa
memasuki ruangan tersebut, sehingga
pengendalian internal dalam hal ini
belum maksimal.
Kurang Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 5.3 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan di KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal COSO
Komponen Aktivitas Pengendalian (lanjutan)
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Aktivitas Pengendalian 12. Koperasi menerapkan kegiatan
pengendalian melalui kebijakan
yang menetapkan apa yang
diharapkan, dan dalam prosedur
yang relevan untuk melaksanakan
kebijakan tersebut
Koperasi telah menetapkan karyawan
yang berkompeten dibidangnya untuk
melakukan aktivitas pengendalin sesuai
dengan jadwal dan waktu yang telah
ditetapkan. Jadwal dan waktu tersebut
juga dipengaruhi oleh waktu nasabah,
karena saling menyesuaikan waktu
untuk melakukan survey dan
wawancara, sehingga masing-masing
karyawan memiliki jadwal yang
berbeda-beda.
Sesuai
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.3 mengenai penerapan
pengendalian internal atas pemberian kredit di tinjau dari komponen
aktivitas pengendalian, di dapat hasil analisis sebagai berikut:
a. Koperasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang
berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan pada
level yang dapat diterima
Koperasi telah mempelajari dan memahami risiko yang mungkin
terjadi dari hasil analisis dan penilaian risiko yang dilakukan, sehingga
risiko dapat dihindari dengan berbagai macam aktivitas pengendalian
dan berada pada level yang dapat diterima oleh koperasi. Misalnya,
setiap dokumen memiliki nomor urut tercetak guna memudahkan
dalam pencarian dan mengurangi terjadinya risiko kecurangan.
b. Koperasi telah memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
umum dengan menggunakan teknologi untuk mendukung tercapainya
tujuan.
Sistem penyimpanan catatan maupun dokumen merupakan bagian
penting bagi koperasi. Pencatatan KSP ”Asli” dilakukan secara
komputerisasi. Untuk penyimpanan dokumen asli dan dokumen kerja
akan disimpan di ruangan khusu penyimpanan surat-surat berharga.
Dokumen asli yaitu dokumen jaminan kredit yang berupa BPKB, surat
berharga, dan segala macam sertifikat. Sedangkan dokumen kerja
merupakan dokumen pendukung untuk melengkapi persyaratan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pengajuan kredit, yang berupa tembusan, dan surat perjanjian antara
calon nasabah dengan pihak manajemen KSP “Asli”.
KSP “Asli” juga menggunakan software tertentu untuk menginput
seperti data nasabah,dan menghitung angsuran kredit yang akan
dibayar nasabah. Penggunaan software tersebut terdapat pembatasan
akses dimana hanya orang yang berwenang yang dapat mengakses
software tersebut.
Pemeliharaan teknologi dilakukan oleh bagian TI, sehingga apabila
melukan pembaharuan sistem akan dilakukan pada akhir pekan,
supaya tidak mengganggu layanan kantor.
c. Koperasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan, dan dalam prosedur yang relevan
untuk melaksanakan kebijakan tersebut
Masing-masing karyawan memiliki tugas dan tanggungjawab
yang berbeda. Tanggungjawab pada jabatan merupakan cara untuk
menunjukkan independensi dari setiap karyawan bagian pemberian
kredit. Koperasi telah menetapkan karyawan yang berkompeten
dibidangnya untuk melakukan aktivitas pengendalin sesuai dengan
jadwal dan waktu yang telah ditetapkan. Jadwal dan waktu tersebut
juga dipengaruhi oleh waktu nasabah, karena saling menyesuaikan
waktu untuk melakukan survey dan wawancara, sehingga masing-
masing karyawan memiliki jadwal yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Pengendalian tidak hanya dilakukan oleh kepala bagian, namun
seluruh karyawan. Masing-masing karyawan bagian pemberian kredit
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam melaksanakan tindakan
pengendaalian internal pemberian kredit.
4. Infomasi dan komunikasi
KSP “Asli” Klaten menggali informasi lengkap mengenai anggotanya,
informasi berasal dari sumber internal dan eksternal. Informasi
ditanyankan langsung pada anggota, serta diperoleh dari orang lain
seperti tetangga sekitar, dengan mendatangi langsung ke tempat anggota
yang mengajukan permohonan kredit (on the spot).
Untuk mengetahui informasi dan komunikasi yang dilakukan, peneliti
membandingkan antara teori pengendalian internal komponen informasi
dan komunikasi menurut COSO denga penerapan pengendalian internal
yang diterapkan oleh KSP “Asli” Klaten yang dipaparkan dalam tabel 5.4
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.4 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan di KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal COSO
Komponen Informasi Dan Komunikasi
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Informasi dan
Komunikasi
13. Koperasi menghasilkan dan
menggunakan informasi yang
relevan dan berkualitas untuk
mendukung fungsi pengendalian
internal
Petugas pemberian kredit
mengidentifikaasi informasi dengan
bukti observasi langsung ke tempat
jaminan, tempat usaha dan tempat
tinggal calon nasabah.
Data yang dimiliki untuk proses
pemberian kredit sudah harus valid,
karena sudah dilakukan konfirmasi atas
data yang diberikan nasabah.
Sesuai
14. Koperasi mengkomunikasikan
informasi secara internal, termasuk
tujuan dan tanggung jawab
pengendaliann internal yang
diperlukan untuk mendukung
fungsi pengendalian internal
Kepala bagian mengadakan rapat rutin
bersama para staff dan kepala bidang
pelayanan dan juga operasional, serta
melakukan briefing sebelum kantor
dibuka bersama semua karyawan.
Namun dalam implementasinya, rapat
tersebut tidak tertulis dalam peraturan
bahwa kapan rapat tersebut akan
dilaksanakan setiap minggunya.
Kurang Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 5.4 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan di KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal COSO
Komponen Informasi Dan Komunikasi (lanjutan)
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Informasi dan
Komunikasi
15. Koperasi berkomunikasi dengan
pihak luar mengenai berbagai hal
yang dapat mempengaruhi fngsi
komponen pengendalian internal
KSP “Asli” memiliki informasi dengan
pihak eksternal karena koperasi
bergerak dibidang jasa, jadi memiliki
hubungan dari berbagai pihak eksternal.
Sehingga pihak ekternal disini hanya
sebagai perantara untuk menjalin
kerjasama bukan untuk melakukan
pengendalian internal di luar koperasi.
Kurang Sesuai
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.3 mengenai penerapan
pengendalian internal atas pemberian kredit di tinjau dari komponen
aktivitas pengendalian, di dapat hasil analisis sebagai berikut:
a. Koperasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan
berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal
Informasi yang digunakan untuk disampaikan kepada nasabah
harus relevan dan reliable, oleh karena itu informasi yang diperoleh harus
diidentifikasi terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada nasaban.
Karyawan bagian pemberian kredit mengidentifikaasi informasi dengan
bukti observasi langsung ke tempat jaminan, tempat usaha dan tempat
tinggal calon nasabah dengan mencari informasi melalui sekitar bahkan
melalui perantara yang menjalin kerjasama dengan pihak koperasi dalam
memberikan informasi.
Kemudian, informasi data yang diperoleh digunakan untuk proses
pemberian kredit, maka setelah dinyatakan valid, bagian pemberian
kredit akan melaporkan informasi tersebut sehingga dapat berjalan pada
proses yang selanjutnya.
b. Koperasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan
dan tanggung jawab pengendaliann internal yang diperlukan untuk
mendukung fungsi pengendalian internal
Kepala bagian mengadakan rapat rutin bersama para staff dan
kepala bidang pelayanan dan juga operasional merupakan cara untuk
berkomunikasi antara manajemen dengan para karyawan. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
briefing sebelum kantor dibuka bersama semua karyawan juga
memfasilitasi seluruh karyawan untuk mengutarakan setiap pendapat
maupun masukan bagi setiap karyawan. Karena setiap karyawan
memiliki hak untuk melaporkan kecurangan yang terjadi, dan lebih
baiknya bila disertai bukti atas kecurangan tersebut.
5. Pemantauan
Pemantauan merupakan penilaian pengendalian internal yang
bertujuan untuk mencegah adanya kecurangan. Di KSP “Asli” Klaten.
Pemantauan dilakukan secara langsung terhadap pemberian kredit sesuai
dengan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan. Otorisasi yang
diberikan oleh pejabat yang berwenang ditinjau kembali untuk
memastikan bahwa keputusan dari berbagai pihak telah disetujui.
Peneliti membandingan antara teori pengendalian internal komponen
pemantauan menurut COSO dengan implemetasi pengendalian internal
pemberian kredit di KSP “Asli” Klaten yang akan dipaparkan dalam tabel
5.5 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 5.5 Perbandingan Pengendalian Internal Yang Diterapkan di KSP “Asli” Dengan Pengendalian Internal COSO
Komponen Pemantauan
Komponen
Pengendalian Internal
No. Prinsip Pengendalian Internal
Menurut COSO
Pelaksanaan Pengendalian Internal di
KSP “Asli”
Keterangan
Pemantauan 16. Koperasi memilih,
mengembangkan, dan melakukan
evaluasi berkelanjutan dan/atau
terpisah untuk memastikan
komponen pengendalian internal
yang ada berfungsi dengan baik
Kepala bagian memperhatikan dan
mempertimbangkan hasil rapat evaluasi
rutin untuk meninjau pengaruh
perbaikan selanjutnya.
Hasil pertimbangan evaluasi digunakan
untuk membantu menentukan kebijakan
yang selanjutnya.
Sesuai
17. Koperasi mengevaluasi dan
mengkomunikasikan kelemahan
pengendalian internal dalam waktu
yang tepat kepada pihak yang
bertanggungjawab untuk
melakukan tindakan koreksi
Evaluasi disampaikan kepada pihak
yang memerlukan tindakan perbaikan,
supaya mengerti apa saja yang harus
diperbaiki.
Kepala bagian akan meninjau
kekurangan dan kelemahan yang
dilakukan guna diperbaiki dalam waktu
yang tepat.
Sesuai
(Sumber: COSO Framework, 2013; data diolah 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel 5.5 mengenai penerapan
pengendalian internal atas pemberian kredit di tinjau dari komponen
pemantauan, di dapat hasil analisis sebagai berikut:
a. Koperasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi
berkelanjutan dan/atau terpisah untuk memastikan komponen
pengendalian internal yang ada berfungsi dengan baik
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh pengawas, kepala bagian KSP
“Asli” juga memperhatikan dan mempertimbangkan hasil rapat evaluasi
rutin yang dilaporkan masing-masing divisi untuk meninjau pengaruh
perbaikan selanjutnya. Tujuan dari evalusi rutin yang dilakukan yaitu
untuk mempertahankan nasabah serta dapat menarik nasabah baru, dan
guna dari briefing setiap pagi adalah untuk mengetahui agenda dan hasil
kinerja karyawan setiap harinnya. Sehingga, hasil pertimbangan evaluasi
dapat digunakan untuk membantu menentukan kebijakan yang
selanjutnya.
b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan
pengendalian internal dalam waktu yang tepat kepada pihak-pihak yang
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi
Kepala bagian meninjau hasil evaluasi setiap harinya, karena
evaluasi dilakukan setiap hari, dan dari evaluasi tersebut akan dilakukan
perbaikan berdasarkan evaluasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Evaluasi akan disampaikan kepada bagian yang memerlukan
tindakan perbaikan, tujuannya supaya bagian tersebut mengerti apa saja
yang harus diperbaiki.
Kepala bagian akan meninjau kekurangan dan kelemahan yang dilakukan
guna diperbaiki dalam waktu yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
C. Uji Kepatuhan Sampling
Dalam bab III telah dipaparkan bahwa untuk menjawab permasalahan
yang kedua menggunakan pengujian kepatuhan dan model attribute
sampling yang digunakan adalah stop-or-go sampling karena diperkirakan
kesalahan yang terjadi dalam populasi sangatlah kecil. Pengujian kepatuhan
terhadap pengendalian internal ini dilakukan dengan mengambil beberapa
sampel dari populasi berupa arsip dokumen-dokumen dalam pemberian
kredit. Adapun langkah-langkah dalam pengujian sebagai berikut:
1. Menentukan attribute yang akan diuji, yaitu:
a. Attribute I : Pemberian nomor urut dan penggunaannya dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Attribute II : Kelengkapan surat keputusan kredit, dengan
adanya dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan, seperti
fotocopy KTP, fotocopy KK, fotocopy slip gaji, surat jaminan (bisa
berupa sertifikat tanah, BPKB), serta Surat Kuasa Menjual Jaminan
(SKMJ).
c. Attribute III : Bukti hasil survey (berupa foto fisik jaminan)
d. Attribute IV : Tanggal pengesahan surat keputusan kredit.
e. Attribute V : Pemberian otorisasi oleh pihak yang berwenang.
2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya.
Dalam pengujian kepatuhan pemberian kredit, populasi yang akan
diambil sampelnya adalah dokumen perjanjian kredit beserta dokumen
pendukung lainnya selama periode 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3. Menentukan tingkat keandalan dari DUPL
Dalam pengujian kepatuhan ini digunakan tingkat keandalan (R%)
95% dan DUPL sebesar 5%. Tingkat keandalan atau R sebesar 95%
berarti terdapat resiko sebesar 5% dalam mempercayai pengendalian
internal yang sebenarnya tidak efektif.
4. Menentukan sampel pertama yang harus diambil menurut tabel besarnya
sampel minimum.
Dengan tingkat keandalan (R%) 95% dan DUPL 5%, maka menurut
tabel sampel minimum, besarnya sampel yang dapat diambil adalah
sebanyak 60 buah. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara
mengambil dokumen secara acak, kemudian sampel diperiksa menurut
attribut yang sudah ditentukan.
5. Membuat tabel Stop-or-Go-Decision
Jika dari pemeriksaan terhadap 60 buah sampel tersebut tidak
menentukan kesalahan maka pengambilan sampel dihentikan, dan
mengambil kesimpulan bahwa pengendalian internalnya sudah efektif.
Pengambilan sampel dihentikan jika DUPL=AUPL (Desired Upper
Precision Limit sama dengan Accceptable Upper Precision Limit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Dibawah ini disajikan hasil pemeriksaan sampel:
Tabel 5.6. Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalian Internal
terhadap Pemberian Kredit
No.
No. Sampel
Attribut
I II III IV V
1. 050/004710/XII/2017
2. 050/004709/XII/2017
3. 306/004708/XII/2017
4. 002/004707/XII/2017
5. 027/004706/XII/2017
6. 087/004705/XII/2017
7. 002/004704/XII/2017
8. 002/004703/XII/2017
9. 306/004702/XII/2017
10. 002/004701/XII/2017
11. 002/004560/VIII/2017
12. 087/004559/VIII/2017
13. 024/004558/VIII/2017
14. 002/004557/VIII/2017
15. 002/04556/VIII/2017
16. 002/04555/VIII/2017
17. 050/004554/VIII/2017
18. 087/04553/VIII/2017
19. 002/004552/VIII/2017
20. 082/04551/VIII/2017
21. 087/004470/VI/2017
22. 203/004467/VI/2017
23. 087/004466/VI/2017
24. 050/004465/VI/2017
25. 002/004463/VI/2017
26. 002/00462/VI/2017
27. 087/004461/VI/2017
28. 002/004630/X/2017
29. 205/004628/X/2017
30. 002/004627/X/2017
31. 002/004626/X/2017
32. 027/004625/X/2017
33. 032/004624/X/2017
34. 087/004623/X/2017
35. 010/004622/X/2017
36. 050/004621/X/2017
37. 087/000419/III/2017
38. 087/000416/III/2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 5.6. Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalian Internal
terhadap Pemberian Kredit (lanjutan)
No.
No. Sampel
Attribut
I II III IV V
39. 087/000412/I/2017
40. 087/000411/I/2017
41. 087/000950/IX/2017
42. 032/000948/VIII/2017
43. 087/000947/VIII/2017
44. 002/000946/VIII/2017
45. 087/000944/VIII/2017
46. 306/00943/VIII/2017
47. 087/000942/VIII/2017
48. 027/000920/IV/2017
49. 065/000914/IV/2017
50. 087/000908/III/2017
51. 082/000907/III/2017
52. 087/000898/II/2017
53. 087/000896/I/2017
54. 087/000895/I/2017
55. 087/000892/I/2017
56. 087/000889/I/2017
57. 087/000001/I/2017
58. 087/000002/IV/2017
59. 087/000003/V/2017
60. 087/000004/VI/2017
6. Evaluasi hasil pemeriksaan sampel
Hasil pengujian kepatuhan terhadap sampel yang dipilih dalam
permberian kredit KSP Asli, menunjukkan bahwa tidak ada
penyimpangan karena semua dokumen sampel yaitu surat keputusan
kredit dilengkapi dengan formulir bernomor urut tercetak, dilengkapi
dengan dokumen pendukung, dilengkapi tanggal pengesahan, dan telah
diberikan otorisasi dari pihak yang berwenang. Berdasarkan tabel stop-
or-go decision pengambilan sampel dihentikan karena tidak adanya
penyimpangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Setelah diketahui bahwa kesalahan sama dengan nol, maka
pengambilan tambahan sampel tidak diperlukan. Besarnya confidence
level factor (R%) adalah 95% oleh karena jumlah kesalahan sama dengan
nol, maka dapat diketahui dari tabel confidence level, besarnya
confidence level adalah 3.
Tabel 5.7. Attribute Sampling Tabel for Determining Stop-or-Go
Sampling, Size and Upper Precision Limit Population Occurrence Rate
Base on Sample Result
Number of
occurance
Convidance levels
90% 95% 97,5%
0
1
2
3
4
5
6
7
-
-
51
2,4
3,9
5,4
6,7
8,0
9,3
10,6
11,8
-
-
61,5
3,0
4,8
6,3
7,8
9,2
10,6
11,9
13,2
-
-
64,5
3,7
5,6
7,3
8,8
10,3
11,7
13,1
14,5
-
-
67,0 Sumber: Mulyadi dalam Agnes (2015:85)
Sehingga besarnya AUPL masing-masing attribute adalah:
a. Attribute I (pemberian nomor urut di setiap dokumen pemberian
kredit)
Dalam penelitian pada attribute I dilakukan pencocokan terhadap 60
sampel dokumen permohonan kredit dengan melihat pada bagian
nomor urut tercetak di setiap dokumen pemberian kredit. Kemudian
dilakukan pengujian kepatuhan dengan menentukan confidence level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
factor, pada R%=95% dan DUPL= 5% dengan tingkat kesalahan = 0
(nol), maka untuk mengetahui AUPL dapat dihitung dengan rumus:
AUPL =
AUPL =
AUPL = 0,5
AUPL = 5%
b. Attribute II (kelengkapan surat keputusan kredit, dengan adanya
dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan)
Dalam penelitian attribute II dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel
dokumen pemberian kredit dengan melihat kelengkapan dokumen pokok
dan dokumen pendukungnyam dan terhadap 60 sampel tersebut semua
telah diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Kemudian dilakukan pengujian
kepatuhan dengan menentukan confidence level factor, pada R%=95%
dan DUPL= 5% dengan tingkat kesalahan = 0 (nol), maka untuk
mengetahui AUPL dapat dihitung dengan rumus:
AUPL =
AUPL =
AUPL = 0,5
AUPL = 5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
c. Attribute III (Bukti hasil survey (berupa foto fisik jaminan)
Dalam penelitian attribute III dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel
dokumen permohonan kredit dengan melihat pada bagian bukti foto dari
hasil survey, dan terhadap 60 sampel tersebut telah diterapkan oleh KSP
Asli Klaten. Kemudian dilakukan pengujian kepatuhan dengan
menentukan confidence level factor, pada R%=95% dan DUPL= 5%
dengan tingkat kesalahan = 0 (nol), maka untuk mengetahui AUPL dapat
dihitung dengan rumus:
AUPL =
AUPL =
AUPL = 0,5
AUPL = 5%
d. Attribute IV (Tanggal pengesahan surat keputusan kredit)
Dalam penelitian attribute III dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel
dokumen permohonan kredit dengan melihat pada bagian tanggal
pengesahan keputusan kredit, dan terhadap 60 sampel tersebut telah
diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Kemudian dilakukan pengujian
kepatuhan dengan menentukan confidence level factor, pada R%=95%
dan DUPL= 5% dengan tingkat kesalahan = 0 (nol), maka untuk
mengetahui AUPL dapat dihitung dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
AUPL =
AUPL =
AUPL = 0,5
AUPL = 5%
e. Attribute V (Pemberian otorisasi oleh pihak yang berwenang)
Dalam penelitian attriute IV dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel
dokumen permohonan kredit dengan melihat bagian tanda
tangan/otorisasi dari pejabat yang berwenang, dan terhadap 60 sampel
tersebut semua telah diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Kemudian
dilakukan pengujian kepatuhan dengan menentukan confidence level
factor, pada R%=95% dan DUPL= 5% dengan tingkat kesalahan = 0
(nol), maka untuk mengetahui AUPL dapat dihitung dengan rumus:
AUPL =
AUPL =
AUPL = 0,5
AUPL = 5%
Pada tingkat keandalan = 0, AUPL = DUPL sehingga dari
pemeriksaan 60 sampel, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
terhadap pemberian kredit yang dilaksanakan KSP Asli sudah efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
D. Pembahasan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah
pengendalian internal dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh Koperasi
Simpan Pinjam Asli Klaten telah diterapkan sesuai teori dan sudah efektif,
dapat dilihat dari beberapa temuan berikut:
1. Komponen Pengendalian Internal Menurut COSO mengenai
Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit.
a. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan pengendalian mempengaruhi
suatu organisasi, mempengaruhi keasadaran tentang pengendalian
kepada individunya. Lingkungan pengendalian merupakan landasan
bagi komponen-komponen pengendalian lainnya dengan adanya
bagan dan struktur. Lingkungan pengendalian terdiri dari:
1) Koperasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-
nilai etika. Komitmen KSP Asli Klaten terhadap integritas dan
nilai etika berada pada kedudukan dewan pengawas yaitu direktur
utama di KSP “Asli” Klaten yang memegang peranan penting
dalam memberikan nilai-nilai keteladanan, khususnya dalam
menetapkan dan menjaga tindakan untuk bersikap jujur serta
berkompeten. Adanya hukuman kepada karyawan yang
melakukan tindakan tidak jujur dan melaksanakan pelatihan bagi
karyawan agar kompeten dapat terwujud dalam koperasi
merupakan indikator untuk mencerminkan integritas dan nilai-
nilai etika. Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
pemberian kredit KSP Asli Klaten belum mempunyai peraturan
secara tertulis mengenai pengendalian internal pemberian kredit,
akan tetapi telah menerapkan integritas dan nilai etika sesuai
implementasi pengendalian internal yang ada pada COSO.
2) Dewan komisaris menunjukkan independensinya terhadap
manajemen dan melaksakan pengawasan terhadap pengembangan
dan kinerja pengendalian internal
Di KSP “Asli” Klaten tidak terdapat dewan komisaris.
Direktur membawahi divisi manajemen risiko & kepatuhan dan
satuan pengawasan interen. Satuan pengawasan interen
membawahi KIC (Kontrol Internal Cabang) yang terdapat di
setiap kantor cabang KSP Asli. KIC sama seperti auditor internal,
mereka harus bersikap independen serta objektif dalam
melakukan evaluasi-evaluasi serta penilaian atas kepatuhan.
Untuk pengambilan keputusan biasanya KIC akan melaporkan
terlebih dahulu hasil temuannya kepada pempimpin cabang dan
berkonsultasi kepada satua pengawasan interen bila diperlukan.
Rapat rutin yang diadakan di KSP “Asli” Klaten dapat dilakukan
sewaktu-waktu apabila terdapat masalah yang perlu dibahas
ataupun hanya sekedar evaluasi kinerja masing-masing bagian di
KSP “Asli” Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kekurangan implementasi pada prinsip ini yaitu tidak adanya
dewan komisari yang bertugas dalam memantau akuntansi dalam
perusahan.
3) Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan, struktur,
jalur pelaporan, kewenangan dan tanggung jawab dalam
mencapai tujuan
Di KSP Asli Klaten terdapat struktur organisasi yang telah
disusun secara jelas dan digambarkan dalam bagan. Dari bagan
struktur organisasi tersebut dapat dilihat dan diketahui mengenai
posisi posisi di setiap tingkatan yang berada di Kantor Cabang.
Dalam bagan struktur organisasi terdapat garis yang menandakan
wewenang masing-masing bagian. Pemisahan tugas serta uraian
tugas atau job description dari masing-masing divisi dan setiap
jabatannya telah tertulis dengan jelas dalam buku pedoman
mengenai struktur organisasi KSP Asli Klaten.
Peneliti menyimpulkan bahwa KSP Asli Klaten telah menetapkan
pengawasan, struktur organisasi serta alur pelaporan yang jelas
demi tercapainya tujuan perusahaan
4) Koperasi menunjukkan komitmen untuk memperoleh,
mengembangkan, dan mempertahankan individu
Pihak manajemen di KSP “Asli” Klaten memberikan
pengarahan mengenai pentingnya komitmen terhadap koperasi.
Manajemen menuntut karyawannya untuk menyelesaikan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
mereka dengan baik dan tepat waktu dan juga dengan
menunjukkan tindakan-tindakan kreatif untuk mengembangan diri
demi menunjang keberhasilan koperasi, pengembangan
kompetensi dilakukan dengan pelatihan-pelatihan, dan seminar.
Namun program ini tidak untuk semua karyawan, terdapat
beberapa pengembangan kompetensi yang diperuntukkan bagi
karyawan yang membutuhkan dan disesuaikan dengan
pekerjaannya.
Interaksi tersebut juga diimbangi dengan adanya kunjungan rutin
dari pimpinan koperasi ke kantor-kantor cabang. Ada dan
tidaknya kendala dalam koperasi, pihak penting dalam koperasi
akan melakukan survei rutin setiap harinya. Rapat rutin dilakukan
untuk mengevaluasi setiap kendala yang terjadi pada koperasi
sesuai kebutuhan. Reward juga diberikan untuk karyawan yang
berprestasi dalam mampu mewujudkan keberhasilan tujuan
koperasi. Reward tersebut bisa berupa kenaikan pangkat dan gaji
sesuai tingkatan yang sesuai.
Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal pemberian
kredit KSP Asli Klaten belum mempunyai peraturan secara
tertulis mengenai pengendalian internal pemberian kredit, akan
tetapi telah melakukan sikap jujur serta bertanggung jawab atas
pekerjaannya sesuai implementasi pengendalian internal yang ada
pada COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
5) Koperasi mewajibkan setiap individu untuk mengemban
akuntabilitas atas tanggung jawabnya dalam hal pengendalian
internal kaitannya dengan tercapainya tujuan koperasi
KSP “Asli” Klaten merupakan koperasi yang
memperhatikan tanggungjawab atas pekerjaan masing-masing
karyawannya. Hal tersebut dipantau dengan melakukan
pemeriksaan pada pekerjaan karyawan untuk mengetahui kinerja
karyawan yang bersangkutan. Akuntabilitas sangat dibutuhkan
dalam sikap manajemen dalam mengelola organisasi.
Implementasi yang dilakukan di KSP Asli Klaten yaitu pemimpin
cabang menjalankan akuntabilitas melalui struktur, otoritas, dan
tanggungjawab. Contohnya dalam beberapa dokumen tertentu
harus terdapat otorisasi dari pemimpin cabang, selain itu
pemimpin cabang dapat menyuruh bawahan sesuai dengan garis
koordinasi yang terdapat dalam struktur organisasi
Koperasi juga akan melakukan evaluasi sewaktu-waktu untuk
mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan
secara relevan dan terus-menerus dengan cara melihat dari KPI
(key performance indicator) yang salah satunya berisi mengenai
evaluasi kinerja karyawan. Evaluasi insentif dengan cara dilihat
dari finger absen, apakah karyawan telah memenuhi minimal jam
lembur. Untuk penghargaan dapat dievaluasi dari target yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
diberikan, apakah target tersebut telah dicapai atau belum, serta
melaporkan setiap risiko-risiko yang akan muncul terkait
pengendalian internal atas pemberian kredit.
b. Penilaian Risiko
1) Koperasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
mampu mengidentifikasikan dan menilai risiko yang terkait
dengan tujuan
Koperasi menetapkan tujuan operasi yang berhubungan
dengan efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan
operasi. Pemimpin cabang serta-merta membuat jadwal rapat
rutin dengan masing-masing kepala bidang operasional dan
pelayanan lainnya guna membahas tentang tujuan operasi,
pelaporan, dan kepatuhan yang telah disepakati sehingga koperasi
dengan mudah dapat mengidentifikasi penilaian risiko yang
terkait dengan tujuan pengendalian. Laporan keuangan yang
disusun telah sesuai dengan aturan PSAK, dan akan dikonsolidasi
dengan laporan keuangan tiap-tiap kantor cabang. Tujuan
pelaporan tersebut yaitu menciptakan pelaporan keuangan yang
sederhana dalam bentuuk laporan laba rugi, serta tujuan
kepatuhan yang berkenaan dengan keseuaian kegiatan koperasi,
sehingga koperasi dapat mempertimbangkan risiko yang mungkin
terjadi atas pemberian kredit dengan membentuk aktivitas
pengendalian menghadapi risiko tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kecurangan dapat terjadi dengan adanya dorongan dan
peluang. Kecurangan yang terjadi tentunya akan menyebabkan
kerugian. Untuk mengantisipasi kecurangan itu terjadi pemimpin
KSP Asli Klaten akan memberikan hukuman bagi karyawannya
yang melakukan kecurangan demi kepentingan diri sendiri. Selain
hukuman, hal lain yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
tindakan kecurangan yaitu penandatanganan kontrak yang mana
salah satu isinya mengenai konsekuensi apabila karyawan
melakukan kecurangan. Setiap karyawan termasuk kepala cabang
juga telah menandatangani pakta integritas yang mana apabila
melakukan kecurangan bersedia dihukum sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal pemberian
kredit KSP Asli Klaten belum mempunyai peraturan secara
tertulis mengenai hukuman apabila melakukan kecurangan, akan
tetapi telah menerapkan tujuan pengendalian internal sesuai
implementasi yang ada pada COSO.
2) Koperasi mengidentifikasi risiko terkait pencapaian tujuan
organisasi pada seluruh lingkup entitas, dan menganalisis risiko
sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko tersebut
dikelola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
KSP “Asli” Klaten memiliki 4 divisi, yaitu divisi
operasional, divisi funding, divisi lending, dan divisi pembukuan.
Masing-masing divisi tersebut melaporkan rencana kegiatan yang
sudah dibahas dengan para staff lainnya. Koperasi telah
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang mungkin akan
terjadi dengan melihat potensi-potensi risiko yang sudah terlihat
dan akan terlihat. Risiko yang mungkin terjadi di KSP “Asli” bisa
berasal dari kejadian internal dan eksternal, seperti kredit yang
bermasalah dimana sebagian nasabah yang tidak dapat melunasi
kreditnya yang disebabkan oleh berbagai hal seperti nasabah
meninggal dunia, nasabah pindah alamat tanpa pembeeritahuan,
maupun nasabah yang mengalami kebangkrutann dalam
usahanya. Dalam mengatasi kredit macet, pihak koperasi
melakukan beberapa langkah yaitu:
a) Menagih atau mendatangi nasabah 1-3 kali.
b) Memberikan surat tagihan
c) Memberikan surat panggilan untuk datang ke KSP “Asli”
Klaten.
d) Memberikan surat peringatan I dengan batas pembayaran.
e) Memberikan surat peringatan II dengan batas pembayaran.
f) Memberikan surat peringatan III dengan batas pembayaran,
surat ini merupakan peringatan yang terakhir; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
g) Apabila gagal, maka langkah terakhir yaitu dengan melelang
jaminan.
Selanjutnya, melakukan identifikasi risiko, langkah yang
harus dilakukan yaitu mengestimasi signifikansi mengenai risiko
yang teridentifikasi. Kepala cabang KSP Asli Klaten turut serta
melakukan estimasi signifikansi risiko yang telah teridentifikasi.
Kesalahan dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk karyawan,
oleh sebab itu kepala cabang harus mengkoreksi kesalahan
secara tepat waktu karena, jika kesalahan itu dibiarkan maka
akan merugikan perusahaan. Dalam implementasinya, kepala
cabang KSP Asli Klaten akan mengkoreksi kesalahan yang
ditemui oleh KIC maupun kepala cabang sendiri setelah
dilakukan analisis serta konfirmasi atas kesalahan tersebut
secara tepat waktu
3) Koperasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam penaksiran
resiko untuk mencapai tujuan
KSP “Asli” Klaten selalu mempertimbangkan faktor-faktor
risiko dalam melakuan penilaian risiko baik dari internal maupun
eksternal. Faktor internalnya berasal dari karyawan baru dalam
melakukan aktivitas pemberian kredit dengan menerapkan sistem
informasi yang baru, serta IT yang kadaluarsa akan mengganggu
kelancaran pelayanan anggota dalam proses pelayanan. Faktor lain
dalam operasional seperti kemudahan pengambilan data maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
dokumen milik KSP “Asli” dengan tujuan pribadi tanpa diantisipasi
dengan password untuk setiap computer sehingga bisa diakses oleh
banyak pihak yang tidak bertanggungjawab terhadap komputer itu.
Kecurangan lain dapat terjadi karena timbulnya dorongan
serta tekanan bagi pelaku, oleh sebab itu menilai dorongan dan
tekanan yang menyebabkan terjadinya kecurangan sangat
diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecurangan.
Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal pemberian
kredit KSP Asli Klaten belum mempunyai peraturan secara tertulis
mengenai penyalahgunaan teknologi yang digunakan dalam
pengendalian, akan tetapi telah menerapkan integritas dan nilai
etika sesuai implementasi pengendalian internal yang ada pada
COSO.
4) Koperasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang
bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara
signifikan
Koperasi merupakan sebuah lembaga keuangan yang
memiliki peran untuk menjaga kestabilan ekonomi. Regulasi
diperlukan untuk menjaga proses penghimpunan dana serta
penyaluran dana dapat berjalan dengan stabil. Sebuah regulasi
tentunya akan diperbaharui untuk menyesuaikan dengan kondisi
saat ini. Setiap bisnis tentu memiliki pemimpin untuk menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
bisnisnya. Dengan melakukan pergantian kepala cabang maka akan
mempengaruhi berubahnya model bisnis dalam organisasi, karena
perlu dilakukannya penyesuaian dengan tugas dan wewenang pada
masing-masing karyawan supaya risiko terjadi kesalahan dalam
memantau serta melaksanakan tugas dan wewenang dapat
diminimalisir. Gaya mempimpin kepala cabang kepada masing-
masing karyawan tentulah berbeda, dan dapat di ikuti semua
karyawan selama gaya memimpin kepala cabang tidak melanggar
peraturan yang sudah diterapkan oleh kantor pusat.
Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit
KSP Asli Klaten telah diatur dala struktur organisasi sehingga
sesuai implementasi pengendalian internal yang ada pada COSO.
c. Aktivitas Pengendalian
1) Koperasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
yang berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan
pada level yang dapat diterima
Setiap dokumen dalam KSP “Asli” Klaten memiliki nomor
urut tercetak guna memudahkan dalam pencarian dan mengurangi
terjadinya risiko kecurangan.
Pengendalian merupakan sesuatu yang harus ada dalam
suatu aktivitas, karena pengendalian dapat meminimalisir
terjadinya kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
2) Koperasi telah memilih dan mengembangkan aktivitas
pengendalian umum dengan menggunakan teknologi untuk
mendukung tercapainya tujuan.
Sistem penyimpanan catatan maupun dokumen merupakan
bagian penting bagi koperasi. Pencatatan KSP ”Asli” dilakukan
secara komputerisasi. Untuk penyimpanan dokumen asli dan
dokumen kerja akan disimpan di ruangan khusus penyimpanan
surat-surat berharga. Dokumen asli yaitu dokumen jaminan kredit
yang berupa BPKB, surat berharga, dan segala macam sertifikat.
Sedangkan dokumen kerja merupakan dokumen pendukung untuk
melengkapi persyaratan dalam pengajuan kredit, yang berupa
tembusan, dan surat perjanjian antara calon nasabah dengan pihak
manajemen KSP “Asli”.
Account Officer dan analis kredit harus teliti dalam
menghitung angsuran kredit yang akan dibayarkan oleh nasabah
sesuai dengan plafon kredit yang diberikan. Pencatatan serta
penghitungan yang dilakukan KSP “Asli” juga menggunakan
software tertentu untuk menginput seperti data nasabah dan
menghitung angsuran kredit yang akan dibayar nasabah.
Penggunaan software tersebut terdapat pembatasan akses dimana
hanya orang yang berwenang yang dapat mengakses software
tersebut. Pemeliharaan teknologi dilakukan oleh bagian TI,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
sehingga apabila melukan pembaharuan sistem akan dilakukan
pada akhir pekan, supaya tidak mengganggu layanan kantor.
Dalam praktik pelaksanaan pengendalian internal pemberian kredit
KSP Asli Klaten tidak hanya bagian staff-staff yang
berkepentingan yang dapat masuk dalam ruangan penyimpanan
data, sehingga implementasi pengendalian internal yang ada pada
COSO kurang sesuai.
3) Koperasi menerapkan kegiatan pengendalian melalui kebijakan
yang menetapkan apa yang diharapkan, dan dalam prosedur yang
relevan untuk melaksanakan kebijakan tersebut
Setiap bisnis memiliki kebijakan serta prosedur untuk setiap
proses kegiatan yang dilakukan. Di KSP Asli Klaten, penetapan
kebijakan dan prosedur terkait pengendalian atas pemberian kredit
dilakukan pada saat divisi kredit meluncurkan porduk kredit.
Masing-masing karyawan memiliki tugas dan tanggungjawab
yang berbeda. Tanggungjawab pada jabatan merupakan cara untuk
menunjukkan independensi dari setiap karyawan bagian pemberian
kredit.
Perbaikan harus segera dilakukan ketika dalam organisasi
terdapat kesalahan. Auditor internal dan manajemen melakukan
tindakan perbaikan. Di KSP Asli Klaten kepala bagian melakukaan
tindakan perbaikan, namun tidak hanya dilakukan oleh kepala
bagian, namun seluruh karyawan. Masing-masing karyawan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
pemberian kredit dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tindakan pengendaalian internal pemberian kredit.
d. Informasi dan Komunikasi
1) Koperasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan
dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal
Informasi yang digunakan untuk disampaikan kepada
nasabah harus relevan dan reliable, oleh karena itu informasi yang
diperoleh harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum disampaikan
kepada nasaban. Implementasi yang dilakukan KSP Asli Klaten,
bagian pemberian kredit akan mengidentifikaasi informasi dengan
bukti observasi langsung ke tempat jaminan, tempat usaha dan
tempat tinggal calon nasabah dengan mencari informasi melalui
sekitar bahkan melalui perantara yang menjalin kerjasama dengan
pihak koperasi dalam memberikan informasi. Penggunaan sistem
informasi dalam proses bisnis bertujuan untuk mempermudah
kegiatan bisnis. Sistem informasi perusahaan mengungkap sumber
data internal maupun eksternal. Pada KSP Asli Klaten
menggunakan informasi dalam mengungkap data internal dengan
melihat jumlah saldo simpanan yang dimiliki dan jumlah pinjaman
yang dimiliki. Sedangkan data eksternal didapat dari data diri
nasabah, tingkat bunga pinjaman, dan bunga pinjaman kredit.
Data yang dimiliki oleh perusahaan harus reliable dan
relevan supaya dapat diporses menjadi informasi yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
untuk mengambil keputusan. Implementasi yang dilakukan oleh
KSP Asli Klaten, data yang akan diproses untuk pemberian kredit
dinyatakan valid, selanjutnya bagian pemberian kredit akan
melaporkan informasi tersebut dan proses dapat berjalan baik.
2) Koperasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk
tujuan dan tanggung jawab pengendaliann internal yang diperlukan
untuk mendukung fungsi pengendalian internal
Komunikasi merupakan hal penting karena berpeluang
terjadinya kesalahan dalam komunikasi yang disampaikan. Apabila
terjadi kesalahan dalam komunikasi maka informasi yang didapat
juga akan salah. Maka, komunikasi merupakan hal penting dalam
proses bisnis. Dalam praktiknya KSP Asli Klaten yaitu Kepala
bagian mengkomunikasikan dan membahas setiap kegiatan dengan
mengadakan rapat rutin bersama para staff dan kepala bidang
pelayanan dan juga operasional untuk berkomunikasi antara
manajemen dengan para karyawan untuk mengevaluasi setiap
kegiatan namun tidak tertulis kapan rapat tersebut diakan. sehingga
kurang sesuai dengan implementasi pengendalian internal yang ada
pada COSO.
Penyampaian informasi kepada karyawan diharapkan berjalan
ekfektif. Seiring berkembangnya teknologi diharapkan
mempermudah komunikasi antara karyawan KSP Asli Klaten.
Media social dirasa cukup efektif digunakan untuk menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
setiap informasi. Implementasi yang dilakukan KSP Asli Klaten
yaitu, kepala bagian melakukan briefing sebelum kantor dibuka
bersama semua karyawan dengan memfasilitasi seluruh karyawan
untuk mengutarakan setiap pendapat maupun masukan bagi setiap
karyawan. Karena setiap karyawan memiliki hak untuk melaporkan
kecurangan yang terjadi, dengan disertai bukti atas kecurangan
tersebut.
3) Koperasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai berbagai hal
yang dapat mempengaruhi fungsi komponen pengendalian internal.
Prinsip yang diterapkan di KSP Asli Klaten belum sesuai dengan
prinsip pengendalian internal menurut COSO berkaitan dengan
komunikasi ke eksternal organisasi. Dikatakan belum sesuai karen
KSP Asli belum melaksanakan komunikasi ke pihak eksternal
mengenai pengendalian internal, pihak KSP Asli berkomunikasi
dengan pihak eksternal hanya berkaitan kerjasama pemberian
kredit. Pengkomunikasian tersebut sudah disampaikan dengan baik
melalui koordinasi antara pihak koperasi dengan perusahaan lain.
Sehingga implementasi yang dilakukan oleh KSP Asli Klaten
telah melakukan komunikasi dengan pihak eksternal mengenai
kerjasama namun kurang sesuai dengan implementasi pengendalian
internal yang ada pada COSO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
e. Pemantauan
1) Koperasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi
berkelanjutan dan/atau terpisah untuk memastikan komponen
pengendalian internal yang ada berfungsi dengan baik
Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh pengawas, namun
kepala bagian KSP “Asli” juga memperhatikan dan
mempertimbangkan hasil rapat evaluasi rutin yang dilaporkan
masing-masing divisi untuk meninjau pengaruh perbaikan
selanjutnya. Implementasi yang dilakukan oleh KSP Asli Klaten
yaitu seluruh kepala bagian menyampaikan evaluasi kepada kepala
cabang dalam rapat rutin maupun dalam laporan kegiatan yang
dilakukan. Tujuan dari evalusi rutin yang dilakukan yaitu untuk
mempertahankan nasabah serta dapat menarik nasabah baru, dan
guna dari briefing setiap pagi adalah untuk mengetahui agenda dan
hasil kinerja karyawan setiap harinnya. Sehingga, hasil
pertimbangan evaluasi dapat digunakan untuk membantu
menentukan kebijakan yang selanjutnya.
2) Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan
pengendalian internal dalam waktu yang tepat kepada pihak-pihak
yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan koreksi
Kepala bagian meninjau hasil evaluasi setiap harinya,
karena evaluasi dilakukan setiap hari, dan dari evaluasi tersebut
akan dilakukan perbaikan berdasarkan evaluasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Evaluasi akan disampaikan kepada bagian yang
memerlukan tindakan perbaikan, tujuannya supaya bagian tersebut
mengerti apa saja yang harus diperbaiki. Diharapkan setelah
mengetahi kesalahannya dan telah melakukan perbaikan, tidak
terjadi permasalahan yang sama.
2. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal dalam Pemberian Kredit
Pengujian efektifitas pengendalian internal yang digunakan pada
KSP Asli Klaten yaitu menggunakan pengujian stop-or-go-sampling.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada KSP Asli Klaten atas
pengujian efektifitas sistem pengendalian internal dalam pemberian
kredit, pengendalian internal yang terdapat pada KSP Asli Klaten sudah
efektif dikarenakan KSP Asli Klaten telah memenuhi semua ketentuan
yang telah ditetapkan berupa attribute-attribute yang digunakan.
Attribute tersebut yaitu attribute I berupa pemberian nomor urut di setiap
dokumen pemberian kredit, attribute II berupa kelengkapan surat
keputusan kredit, dengan adanya dokumen-dokumen pendukung yang
diperlukan, seperti fotocopy KTP, fotocopy KK, fotocopy slip gaji, surat
jaminan (bisa berupa sertifikat tanah, BPKB), serta Surat Kuasa Menjual
Jaminan (SKMJ), attribute III berupa tanggal pengesahan surat
keputusan kredit, dan attribute IV berupa pemberian otorisasi oleh pihak
yang berwenang.
Dalam penelitian pada attribute I dilakukan pencocokan terhadap 60
sampel dokumen permohonan kredit dengan melihat pada bagian nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
urut tercetak di setiap dokumen pemberian kredit, dan terhadap 60
sampel tersebut semua telah diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Kemudian
dalam attribute II dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel dokumen
pemberian kredit dengan melihat kelengkapan dokumen pokok dan
dokumen pendukungnyam dan terhadap 60 sampel tersebut semua telah
diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Untuk attribute III dilakukan
pencocokan terhadap 60 sampel dokumen permohonan kredit dengan
melihat pada bagian bukti hasil survey berupa foto jaminan, dan terhadap
60 sampel tersebut telah diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Selanjutnya
untuk attribute IV dilakukan pencocokan terhadap 60 sampel dokumen
permohonan kredit dengan melihat pada bagian tanggal pengesahan
keputusan kredit, dan terhadap 60 sampel tersebut telah diterapkan oleh
KSP Asli Klaten. Kemudian untuk attriute V dilakukan pencocokan
terhadap 60 sampel dokumen permohonan kredit dengan melihat bagian
tanda tangan/otorisasi dari pejabat yang berwenang, dan terhadap 60
sampel tersebut semua telah diterapkan oleh KSP Asli Klaten. Dengan
demikian pengendalian internal yang ada pada KSP Asli Klaten sudah
efektif, dimana AUPL lebih kecil atau sama dengan DUPL yang ada
pada masing-masing attribute.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai
pengendalian internal atas pemberian kredit di Koperasi Simpan
Pinjam “Asli” Klaten menurut COSO dapat disimpulkan bahwa
Koperasi Simpan Pinjam “Asli” Klaten telah menerapkan 5 komponen
pengendalian internal menurut COSO yaitu komponen lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan. Dari 17 prinsip menurut COSO, terdapat
delapan prinsip sudah sesuai dengan coso dan sembilan kurang sesuai
dikarenakan terdapat kekurangan dalam pengimplementasiannya.
Kesembilan prinsip yang kurang sesuai tersebut terbagi kedalam empat
komponen pengendalian internal menurut COSO, yaitu komponen
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,
serta informasi dan komunikasi.
2. Pengendalian internal dalam pemberian kredit di KSP Asli klaten
sudah efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian lima attribute
yang tidak ditemukan adanya kesalahan dalam pemeriksaan, dimana
AUPL lebih kecil atau sama dengan DUPL, yaitu sebesar 5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
B. Keterbatasan Peneliti
Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari kekurangan, dan keterbatasan
sehingga tidak dapat diperoleh hasil penelitian yang terperinci dan
lengkap. Keterbatasan tersebut yaitu narasumber yang diwawancarai
terbatas dan memungkinkan memberikan informasi secara subjektif, selain
itu pengalaman dan ilmu dari penulis mengenai pengendalian internal pada
pemberian kredit yang masih terbatas.
C. Saran
Pengendalian internal di KSP Asli Klaten sudah diterapkan secara
efektif, hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak ditemukan
penyimpangan. Saran yang dapat diberikan untuk koperasi yaitu koperasi
harus lebih memperhatikan kondisi koperasi dengan mengadakan evaluasi
dan koordinasi dalam pemberian kredit sehingga kegiatan koperasi dapat
berjalan sesuai kebijakan-kebijakan yang ada.
Saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah
diharapkan dapat menambah jumlah responden yaitu semua karyawan
koperasi agar informasi yang dihasilkan lebih akurat dan andal untuk
pengambilan kesimpulan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Willantika A.D. 2015. “Evaluasi Efektivitas Pengendalian Intern Terhadap Sistem
Pemberian Kredit”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Amirah Ahmad. 2013. “Tinjauan Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal
Pemberian Kredit”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Brigita Eva P.C. 2016. “Analisis Efektivitas Pengendalian Intern pada Sistem Pemberian
Kredit”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Cintya Maya, Widyawati Maria S., Prita Septarina. 2011. “Evaluasi Pengendalian Internal
Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil
Menengah”. Artikel. Universitas Jember, Jember.
Clara Niken D.H. 2014. “Analisis Pengendalian Internal pada Sistem Pemberian Kredit”.
Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO).
2013. Internal Control-Integrated framework, Durham.
COSO Internal Control – Integrated Framework Principles. http://www.coso.org
Diakses tanggal 25 Februari 2018 pada pukul 17.00.
Jogiyanto, 2013, Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Kasmir, 2014, Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindon Persada.
Mulyadi, 2010, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
_______.(2002). Auditing (Vol. Edisi 6). Jakarta: Salemba empat.
Riduwan . 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Afabeta
Saraswati Lukyta, Yadnyana I Ketut. 2012. “Pengaruh Struktur Pengendalian Internal
Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam”.
Artikel. Universitas Udayana, Bali.
Theodulus Sunu M. 2018. “Evaluasi Pengendalian Internal Pemberian Kredit Konsumsi
Dalam Koperasi”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit Berbasis ISA (International Standar on Auditing.
Salemba Empat, Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 Tahun 1988. Pokok-pokok perbankan.
Bina Aksara, Jakarta.
Yosef Herman S. 2013. “Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit di
Koperasi Simpan Pinjam”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 1
TRANSKRIP WAWANCARA
Tanggal : 20 Juli 2018
Narasumber : Rokhani Sulistiawan, S.Si dan Susanti
Jabatan : Manager dan Account Officer
P : selamat pagi pak Sulis dan Mbak Santi
N : pagi Anggun
P : saya langsung ke sesi tanya jawab ya pak, mbak
N : silahkan v
P : Bagaimana standar etika dan perilaku yang dimiliki setiap divisi dalam
organisasi KSP “Asli”?
N : kita punya bagian kolektor, ada bagian administrasi kolektor untuk
memantau penagihan dan keterlambatan. Dari pantauan tersebut bisa
teridentifikasi seperti keterlambatan 5 hari akan dihubungi melalui SMS,
jika sampai 30 hari akan diberi surat peringatan. Untuk minimal
keterlambatannya 5 hari, dan diberi jangka waktu tambahan selama 3 hari,
dan dihari ke 4 akan dikenai denda.
P : Bagaimana standar perilaku dan etika tersebut diterapkan dengan baik
oleh seluruh anggota organisasi?
N : standar perilaku diterapkan dengan mematuhi peraturan yang ada serta
kebijakan-kebijakan yang sudah disepakati bersama.
P :bagaimana komite pengawas atau pemeriksa yang independen
memberikan rekomendasi untuk peningkatan efektivitas pengendalian
internal?
N : seluruh hasil pengelolaan usaha yang dilakukan oleh pengurus dilaporkan
kepada Rapat Anggota Tahunan apa adanya, dengan ditandatangi oleh
seluruh pengurus koperasi dan hasil dari pemeriksaan pengawas akan
dilaporkan juga dalam Rapat Anggota Tahunan dengan ditandangani
Ketua Badan Pengawas dan anggota lainnya. Dengan begitu pengurus dan
pengawas tidak diperbolehkan membocorkan rahasia koperasi simpan
pinjam kepada siapapun.
P : Bagaimana KSP “Asli” menerapkan visi dan misi yang jelas dan tertulis
untuk mencapai tujuan perusahaan?
N : menerapkannya dengan bekerja secara sehat dengan praktik yang baik
dan meningkatkan pelayanan anggota yang berkualitas agar koperasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
dipandang dikalangan masyarakat sebagai koperasi yang aman, mudah,
dan terpercaya.
P : Bagaimana struktur organisasi KSP “Asli” dapat mendukung tercapainya
tujuan organisasi?
N : struktur organis tersebut menjadi panduan setiap karyawan koperasi,
dengan begitu setiap karyawan mampu mengerti dan memahami apa tugas,
wewenang, dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Dengan begitu,
tujuan koperasi dapat tercapai.
P : Bagaimana karyawan yang terkait aktivitas pemberian kredit
meningkatkan kompetensi personel?
N : menurut saya karyawan dapat meningkatkan kompetensi personel yaitu
karyawan yang berkompeten dengan mereka dapat menyelesaikan
pekerjaan mereka secara benar dan tepat waktu. Selama ini yang saya lihat
para karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan benar dan
tepat waktu. Dan menurut saya karyawan disini jujur, karena apabila
mereka tidak jujur, maka akan terjadi penyimpangan terhadap proses
kegiatan yang mereka lakukan, dan penyimpangan tersebut akan diketahui.
P : Bagaimana program pengembangan dan pelatihan dapat meningkatkan
kompetensi personel?
N : Koperasi melakukan pengembangan kompetensi untuk karyawan, namun
hanya karyawan yang dianggap perlu untuk mengembangkan
kompetensinya. Pengembangan kompetensi dapat berupa pelatihan-
pelatihan, dan seminar. Biasanya kalo untuk karyawan bagian administrasi
kredit diikutkan pelatihan atau seminar tentang hukum bisnis, karna
berkaitan dengan pengikatan agunan.
P : Bagaimana KSP “Asli” mengevaluasi kinerja personel untuk mendukung
peningkatan kompetensi?
N : dengan mengukur kinerja yang dilakukan karyawan apakah sudah baik
atau belum, untuk pengukuran insentif dari jam lembur yang dilakukan
oleh karyawan, dan untuk penghargaan biasanya akan diberikan target
untuk jumlah penyaluran kredit, apabila mereka berhasil mencapai target
yang ditetapkan atau bahkan lebih mereka akan mendapatkan
penghargaan.
P : Bagaimana wewenang yang dipercayakan kepada setiap level tingkat
organisasional di KSP “Asli”?
N : wewenang tersebut dipercayakan dengan melihat aktivitas yang
dikerjakan karyawan apakah sudah sesuai dengan wewenang bagian
tersebut atau belum. Jika sudah maka karyawan akan mendapatkan point
plus untuk promosi jabatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
P : Bagaimana manajemen mengawasi dan menjaga hubungan baik dengan
personel?
N : dengan cara tetap menjalin komunikasi yang baik antar masing-masing
divisi, sehingga jika terdapat permasalahan yang menyangkut pekerjaan
bisa dengan mudah terpantau dan dapat diselesaikan secara cepat.
P : Bagaimana komitmen yang ditunjukkan KSP “Asli” dalam melayani
nasabah dengan baik untuk mengurangi risiko?
N : komitmen ditunjukkan dengan tidak adanya pelayanan nasabah yang
memberikan kritik dan saran negatif atas pelayanan yang diterima oleh
nasabah, maka hal tersebut berpengaruh untuk mengurangi risiko yang
negatif juga.
P : Bagaimana sistem pelaporan keuangan KSP “Asli”?
N : KSP Asli menetapkan jalur pelaporan keuangan yang dilaksanakan
melalui pembentukan struktur organisasi. Jalur pelaporan bertahap satu
tingkat, dari staff ke kabag lending, kabag lending ke kepala cabang
pembantu lalu ke general manager.
P : Bagaimana komitmen yang dimiliki KSP “Asli” dalam mencapai tujuan
operasional organisasi?
N : komitmen yang dipegang berdasarkan visi, misi, serta moto dalam
Koperasi Simpan Pinjam Asli
P : Bagaimana jika data yang dilaporkan oleh personel tidak terjadi
kesesuaian?
N : apabila kepala bagian menerima laporan atau menemukan
ketidaksesuaian, maka manajemen akan memverifikasi ketidaksesuain
tersebut kepada pihak yag bersangkutan, jika pihak yang bersangkutan
memiliki bukti yang kuat bahwa hal tersebut sesuai, maka masalah clear,
namun sebaliknya jika yang bersangkutan tidak memiliki bukti, maka
praduga sementara terjadi penyimpangan dan juga kepala bagian mencari
bukti bukti yang kuat bahwa itu sebuah penyimpangan.
P : Bagaimana prosedur kerja KSP “Asli” yang dapat mengurangi risiko
fraud dan error?
N : bertanggung jawab dalam melaksanakan pemberian kredit dan bekerja
sama dengan pihak-pihak yang berwenang.
P : Bagaimana jika terjadi fraud dan error dalam aktivitas pemberian kredit
dalam organisasi?
N : akan ditindak tegas dan menelusuri dari mana kecurangan dan kesalahan
terjadi, dan meminta pertanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan
yang dapat merugikan banyak pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
P : Bagaimana KSP “Asli” mempertimbangkan teknologi baru yang dapat
mempengaruhi sistem pengendalian internal?
N : dengan meninjau software-software yang ada didalamnya, sehingga
memiliki fasilitas untuk menjamin bahwa pengendalian internalnya
memadai dan tidak berpengaruh pada dampak-dampak yang tidak
diinginkan.
P : Bagaimana KSP “Asli” menunjukkan komitmen dalam meningkatkan
aktivitas pengendalian dengan adanya pemisahan tugas, otorisasi, dan
prosedur yang baik?
N : tentunya dengan bertanggungjawab kepada pekerjaan yang dimiliki.
Karena setiap pekerjaan diberikan tenggat waktu, apabila tidak
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, maka penilaian atas kinerja akan
menurun dan akan terlampir dalam KPI (Key Performance Indikator), dan
apabila kinerja terus menurun, kepala bagian akan memperingati mereka
bahkan yang terburuk akan dimutasi.
P : Bagaimana aktivitas pengendalian antar bagian/divisi terhadap aktivitas
pemberian kredit di KSP “Asli”?
N : saling terbuka dan bekerjasama antar masing-masing bagian/divisi
sehingga tujuan dari koperasi tersebut bisa tercapai.
P : Bagaimana KSP “Asli” menyesuaikan kebutuhan operasional organisasi?
N : penyesuaian kebutuhan masing-masing karyawan kan berbeda, jadi pihak
koperasi akan melihan dan mengembangkan potensi apa yang dibutuhkan
pada masing-masing karyawan tersebut, sehingga tidak salah sasaran.
P : Bagaimana aturan dan prosedur yang dimiliki KSP “Asli” mengenai
syarat-syarat pengajuan kredit pinjaman?
N : dengan membawa fotocopy KTP, fotocopy surat jaminan seperti BPKB,
surat berharga, akta tanah atau rumah, serta membawa buku tabungan.
P : Bagaimana aturan dan prosedur yang dimiliki KSP “Asli” mengenai
proses angsuran pinjaman?
N : proses angsuran pinjaman dengan jangka waktu maksimum 24 bulan dan
bisa diperpanjang dengan provisi fasilitas pinjaman sebesar 1% per tahun
dari plafond pinjaman dan bersifat proposional dengan jangka waktu
pinjaman.
P : Bagaimana aturan dan prosedur yang dimiliki KSP “Asli” mengenai
proses pelunasan kredit pinjaman?
N : proses pelunasan pinjaman harus dilakukan secara angsuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
P : Bagaimana aturan dan prosedur yang dimiliki KSP “Asli” mengenai
proses pencatatan akuntansi/keuangan aktivitas pemberian kredit
pinjaman?
N : membuat laporan keuangan untuk kepentingan internal maupun eksternal
dengan manganalisa dasar pengambilan keputusan, kemudian memastikan
apakah IT yang digunakan berfungsi dengan baik.
P : Bagaimana aturan dan prosedur yang dimiliki KSP “Asli” mengenai
penanganan saat terjadi kredit macet?
N : kolektor akan menagih atau mendatangi nasabah sebanyak 1-3 kali,
memberikan surat tagihan, saat surat tagihan tidak ada tanggapan akan
diberikan surat panggilan untuk datang ke KSP “Asli” Klaten, dengan
surat panggilann tidak ada tanggapan maka diberikan surat peringatan I
dengan batas pembayaran, tidak ada respon lagi akan diberikan surat
peringatan II dengan batas pembayaran, masih tidak ada tanggapan maka
memberikan surat peringatan III dengan batas pembayaran, surat ini
merupakan peringatan yang terakhir; dan apabila gagal, maka langkah
terakhir yaitu dengan melelang jaminan.
P : Bagaimana cara kepala bagian dalam mengevaluasi dan mengawasi
aturan dan prosedur tersebut secara rutin?
N : kepala bagian bertanggungjawab dalam pengawasan proses pemberian
kredit. Bahkan dalam plafon kredit tertentu kepala bagian turut serta dalam
rapat komite kredit dan juga memberikan otorisasi atas persetujuan kredit.
Setiap bagian juga selalu memberikan laporan atas kegiatan yang sudah
dilakukan, dan bagian yang terkait pemberian kredit yaitu analisa kredit,
bgian kredit support, bagian colektor, dan bagian administrasi kredit.
Dengan demikian kepala bagian telah melakukan pengawasan atas
pemberian kredit.
P : Bagaimana aktivitas pengendalian yang dilakukan KSP “Asli” dalam
menyesuaikan data laporan dengan kondisi lapangan?
N : dengan melihat laporan dan juga meninjau lapangan berdasarkan evaluasi
harian yang selalu dilakukan, seperti dalam rapat rutin, maupun briefing
pagi sebelum aktivitas koperasi dilakukan.
P : Bagaimana teknologi sistem informasi yang digunakan KSP “Asli” dapat
terintegrasi untuk mengkomunikasikan informasi dalam organisasi?
N : teknologi yang digunakan yaitu software tertentu untuk menginput data
data dari para nasabah, karena data tersebut sanagatlah penting, hanya
orang tertentu dan harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang
untuk dapat mengakses software tersebut. Sehingga informasi dapat
terintegrasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
P : Bagaimana KSP “Asli” menyusun laporan keuangan berdasarkan standar
yang berlaku?
N : kepala bagian lending melaporkan laporan keuangan kepada kepala
bagian dan tentunya telah sesuai PSAK yang berlaku, hal ini dapat dilihat
ketika laporan keuangan telah dikonsolidasi dari pusat dan di audit oleh
akuntan publik, jika tidak sesuai PSAK maka laporan tersebut akan diberi
usulan atas kesalahan sehingga laporan tersebut akan dibenahi. Dan juga
kami mempunya sistem untuk menyusun laporan keuangan yang mana
sistem tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
P : Bagaimana pencatatan transaksi pemberian kredit yang dilakukan oleh
KSP “Asli”?
N : pencatatan transaksi dilakukan secara komputerisasi dan manual, hal
tersebut akan memudahkan untuk menelurusi apabila terjadi kesalahan.
P : Bagaimana komunikasi seluruh fungsi antar bagian/divisi yang terkait
atas aktivitas pemberian kredit?
N : komunikasi dilakukan untuk menjalin kerjasama antar bagian/divisi,
mengetahui tugas masing-masing sehingga saling melengkapi apa yang
dibutuhkan dalam aktivitas pemberian kredit.
P : Bagaimana agar hubungan komunikasi antara manajemen dan karyawan
berjalan dengan baik?
N : seluruh karyawan biasanya mengadakan rapat rutin bersama manajemen
dan juga kepala bidang pelayanan dan juga operasional, serta mengadakan
briefing sebelum buka kantor bersama semua karyawan untuk
menyampaikan apapun, berupa kritik dan saran.
P : Bagaimana informasi dari pihak luar terkait pengendalian internal dapat
diterima oleh KSP “Asli”?
N : kami memiliki grup dalam berbagai sosmed jadi menurut saya itu cukup
efektif utnuk menyampaikan berbagai informasi, karena perusahaan kami
di bidang jasa sehingga berkomunikasi dengan pihak eksternal sangatlah
penting.
P : Bagaimana pengawasan khusus yang dilakukan manajemen terkait
aktivitas pemberian kredit?
N : lebih meninjau laporan-laporan yang masuk dari bagain/divisi koperasi
sehingga aktivitas pemberian kredit masih bisa dipantau sesuai dengan
standar yang berlaku.
P : Bagaimana evaluasi yang dilakukan manajemen terkait pengembangan
kualitas sumber daya manusia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
N : evaluasi dilakukan dengan melihat pencapaian-pencapaian dari masing-
masing karyawan, pencapaian tersebut bisa dihargai dengan pemberian
reward seperti promosi jabatan, maupun tunjangan yang diterima.
P : Bagaimana tugas auditor internal/fungsi serupa dalam mengawasi dan
memeriksa sistem pengendalian internal?
N : auditor internal harus bersikap independen serta objektif dalam
melakukan evaluasi-evaluasi serta penilaian atas kepatuhan. Untuk
pengambilan keputusan biasanya akan dilaporkan terlebih dahulu hasil
temuannya kepada kepala bagian dan berkonsultasi kepada satuan
pengawasan interen bila diperlukan.
P : Bagaimana pengawasan yang dilakukan KSP “Asli” terhadap kelemahan
yang terjadi dalam sistem pengendalian internal?
N : dengan evaluator yang memiliki pengetahuan dasar mengenai evaluasi
yang seharusnya dilakukan, namun untuk memahami apa yang sedang
dinilai, evaluator tidak terlalu memahami permasalahan di setiap proses
yang dilakukan, sehingga dalam proses pengevaluasian evaluator biasanya
mengkonfirmasi atas temuan temuannya dan juga alasan mengapa ada
temuan tersebut.
P : Bagaimana tindakan KSP “Asli” dalam melakukan perbaikan apabila
terdapat kelemahan?
N : memberikan evaluasi melalui pengamatan yang dilakukannya. Karyawan
yang lain dapat berkontribusi memberikan evaluasi atas proses kegiatan
operasional yang biasanya dilakukan pada saat rapat bila terjadi kelemahan
dalam perbaikan.
P : Bagaimana tindakan koreksi atau perbaikan KSP “Asli” apabila terdapat
kelemahan?
N : kepala bagian bermasa manajemen melakukan evaluasi pada seluruh
kegiatan yang dilaksanakan
P : Bagaimana KSP “Asli” melaporkan kekurangan yang terjadi, setelah
melakukan pengawasan?
N : biasanya karyawan dapat mengkomunikasikan kekurangan yang terjadi
atau masalah masalah yang dihadapi dalam rapat atau bahkan jika mereka
sungkan untuk membicarakan dalam rapat mereka dapat
mengkomunikasikannya langsung dengan pihak manajemen secara empat
mata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI