EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI...

120
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 NON KOMPLIKASI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Dian Verina Indriani 06 8114 080 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Transcript of EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI...

Page 1: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 NON KOMPLIKASI

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Dian Verina Indriani

06 8114 080

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

ii

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs)

PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 NON KOMPLIKASI

DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI

YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Dian Verina Indriani

06 8114 080

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

iii

Page 4: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

iv

Page 5: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

v

Tugas kita sebagai manusia hanyalah berusaha memberikan

yang terbaik, namun apa yang terjadi dalam hidup kita

biarlah DIA yang mengatur sesuai rencanaNYa. RencanaNya

lah yang terjadi padaku, bukan rencanaku..

Saat segalanya terasa tidak mungkin untuk dihadapi, dan

sudah tak ada lagi kekuatan untuk menghadapi semuanya

sendiri… Percaya pada kekuatan Tuhan.. With God All

Things Are Possible

Kesuksesan tidak hanya dinilai dari hasil, namun

bagaimana seseorang bertanggung jawab dan berusaha

pada proses yang dihadapi. Seorang yang sukses adalah

orang yang dapat bangkit dari kegagalannya..

Inilah hasil kerja kerasku selama ini,dan ini semua

kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesusku….

Orang tuaku...

Keluarga besarku..

Sahabat-sahabat dan Almamaterku….

Page 6: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak
Page 7: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat, berkat, dan perlindunganNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010”. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu sebagai berikut.

1. Tuhan Yesus Kristus yang atas segala berkatNya selalu menyertai penulis

dalam sepanjang melakukan penelitian ini. Selalu setia mendampingi dan

menyertai dalam segala upaya penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan

arahan selama penulis melakukan pembelajaran di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu dr. Luciana Kuswibawati M.,Kes. selaku dosen pembimbing atas arahan,

dukungan, semangat, serta kesabarannya selama proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. selaku dosen penguji atas dukungan,

kritik, arahan, masukan serta semangat yang diberikan kepada penulis.

5. Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku dosen penguji skripsi atas arahan,

masukan, kritik, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

Page 8: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

viii

6. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

7. Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta (dr. FX.

Suharnadi, Sp.PD. dan dr. Nugroho Isti D., Sp.PD.), Kepala beserta staf

Bagian Personalia dan Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta atas bantuan dan dukungannya.

8. Seluruh pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

yang secara tidak langsung membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

ini.

9. Seluruh dosen pengajar, staf, dan laboran atas dukungan dan bantuannya

selama penulis menjalani pembelajaran di Fakultas Farmasi Sanata Dharma.

10. Untuk ayahku dan nenekku tersayang Alm. Mulyono Sudi Raharjo dan Alm.

Song Tjuan Tien yang selama hidupnya selalu memberikan yang terbaik untuk

penulis dan mendoakan agar penulis bisa menjadi orang yang berhasil kelak.

11. Untuk ibuku Christiana Indriani yang selalu memberikan dukungan, kasih

sayang, materi, dan doanya kepada penulis.

12. Untuk adikku Dito Raharjo atas semangat, keceriaan, dan dukungannya

kepada penulis serta seluruh keluarga besar atas dukungannya.

13. Untuk Romo In Nugroho yang sudah menjadi inspirasi dan memberikan

motivasi bagi penulis agar pantang menyerah dalam menjalani proses

penyelesaian skripsi ini.

14. Untuk Lia Grape, Jayanti Micel, Riri, Yeni, Agatha Dessynta Putri, Felix,

Nanda, Yashinta Widyaningtyas, dan Kristian Bayu atas dukungan, bantuan,

Page 9: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

ix

kebersamaan dan kesetiaannnya untuk selalu memotivasi penulis serta

mendengar curahan hati penulis selama ini.

15. Teman-temanku Anton, Meli, Fea, Lilis, Laura Julia, Fransisca Desiana,

Ervina Sumaharyana, Yuniar Handayani untuk dukungan, bantuan,

pendewasaan yang telah diberikan kepada penulis.

16. Teman-teman kos Amakusa Meli, Citra, Yohana, Mayke, Lia, Berta, Adel,

Retha, Titin, Ana, Yemi, Ratih, Herta, Uut, Metri, Dewi, dan kakak-kakak

angkatan yang pernah tinggal di kos Amakusa.

17. Teman-teman Co Fasilitator dan Fasilitator PPKM 2008 dan 2009 atas

pendewasaan dan pembelajaran yang mengubah kepribadian dari penulis.

18. Panitia Titrasi 2007, 2008, 2009, dan anak-anak 2008 Titrasi kelompok 9 atas

kenangan, semangat, motivasi, dan pelajaran yang diperoleh.

19. Teman-teman KKN kelompok 29 angkatan XXXIX Iphi, Agnes, Rita, Rosa,

Teguh, Benny, Wahyu, Pak Tri selaku DPL, dan seluruh warga Mejing atas

semangat, kebersamaan yang pernah dilalui bersama penulis.

20. Seluruh teman-teman angkatan 2006, FKK 2006 khususnya atas keceriaan dan

kebersamaan yang pernah dilalui bersama.

21. Serta pihak-pihak lain yang membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmatNya kepada seluruh

pihak yang membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Dengan segala

kerendahan hati Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu Penulis menerima kritik, saran, dan koreksi dari berbagai pihak untuk

Page 10: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

x

menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi banyak

pihak.

Yogyakarta,11 Agustus 2010

Penulis

Page 11: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak
Page 12: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xii

INTISARI

Diabetes melitus (DM) menurut WHO 1999 adalah suatu penyakit ataugangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengantingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes yang tidakterkontrol dapat menyebabkan komplikasi akut dan kronis. Untuk mencegahterjadinya komplikasi, obat berperanan penting dalam proses pengobatannyasehingga perlu dilakukan evaluasi Drug Related Problems pada DM tipe 2.

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian non eksperimentaldengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data yangdigunakan adalah lembar rekam medik pasien DM tipe 2. Data yang diperolehdianalisis dengan metode subjective, objective, assessment, plan denganmenggunakan literatur yaitu Drug Information Handbook (DIH) edisi 14, MIMSIndonesia edisi 7 2007/2008, Drug Interaction Facts (DIF), ISO Indonesiavolume 44 2009/2010, dan Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000.

Kasus yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 14 kasus. Presentase umurpaling banyak pada umur >49-≤59 tahun (36%), untuk jenis kelamin palingbanyak adalah wanita (71%). Terdapat 9 kelas terapi dengan penggunaan obatyang mempengaruhi sistem hormonal (93%). Dari hasil evaluasi menunjukkanDRPs interaksi obat terjadi sebesar 29%, ADR sebesar 7%, butuh obat sebesar14%, dan tidak butuh obat sebesar 7%. Pasien meninggalkan rumah sakit dalamkeadaan membaik dan diijinkan pulang sebanyak 71%.

Kata kunci : diabetes melitus tipe 2, non komplikasi, drug related problems(DRPs)

Page 13: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xiii

ABSTRACT

According to WHO 1999 diabetes mellitus (DM) is a chronic diseaseor metabolic disorder with multiple etiologies characterized by high blood sugarlevels along with impaired metabolism of carbohydrates, lipids and proteins as aresult of insufficiency of insulin function. Uncontrolled diabetes can cause acuteand chronic complications. To prevent complications, an important role in thedrug treatment process that needs to be evaluated Drug Related Problems in type 2diabetes.

This study used non-experimental research methodology withretrospective descriptive evaluative design. The data used were sheets of medicalrecords of patients with type 2 diabetes mellitus. The data obtained were analyzedby subjective, objective, assessment, plan method using literature of DrugInformation Handbook (DIH) 14th edition, 7th edition of MIMS Indonesia2007/2008, Drug Interaction Facts (DIF), volume 44 Indonesian ISO 2009/2010,and Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000.

Cases that met the inclusion criteria of 14 cases. Percentage age atmost at age over 49 - ≤ 59 years (36%), for the gender of most are woman (71%).There are nine classes with the use of drug therapies that affect the hormonalsystem (93%). From the results of the evaluation showed DRPs drug interactionsoccur at 29%, ADR of 7%, 14% needed medication, and do not need drugsamounted to 7%. The patient left the hospital in better condition and allowed to gohome as much as 71%.

Key word : diabetes mellitus type 2, non complications, drug related problems(DRPs)

Page 14: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….iii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….……………..v

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAI LMIAH……………………………….vi

PRAKATA…………..…………………………………………………………...vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….xi

INTISARI………………………………………………………………………..xii

ABSTRACT………………………..……………………………………………..xiii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xviii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..xxiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xxiv

BAB I. PENGANTAR…………………………………………………………....1

A. Latar Belakang………………………………………………………………...1

1. Perumusan masalah………………………………………………………..3

2. Keaslian penelitian………………………………………………………...4

3. Manfaat penelitian…………………………….…………………………...6

a. Manfaat teoritis...………………………….…………………………..6

b. Manfaat praktis………………………………………………………..6

B. Tujuan Penelitian…………………………………………...…………………7

Page 15: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xv

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………….…………………..8

A. Drug Related Problems………………………………………………………..8

B. Diabetes Melitus………………………..…………………………...………..10

1. Definisi…………………………………………………………………...10

2. Klasifikasi………………………………………………………...……...10

3. Diagnosis…………………………………………………………………11

4. Manifestasi klinis………………………………………………………...12

5. Patogenesis………………………………………………………............13

6. Komplikasi……………………………………………………………….14

7. Penatalaksanaan dan terapi DM………………………………………….15

C. Keterangan Empiris…………………………………………………………..27

BAB III. METODE PENELITIAN……..……………………………………..28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………...28

B. Definisi Operasional………………………………………………………….28

C. Subyek Penelitian…………………………………………………………….29

D. Bahan Penelitian…..………………………………………………………….30

E. Lokasi Penelitian……………………………………………………………..30

F. Tata Cara Penelitian………………………………………………………….30

a. Persiapan…………………………………………………………………30

b. Pengambilan data………………………………………………………..31

c. Analisis data……………………………………………………………...31

d. Pembahasan kasus………………………………………………………..32

Page 16: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xvi

G. Kesulitan Penulis……………………………………………………………..32

H. Analisis hasil…………………………………………………………………32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….……....33

A. Gambaran Karakteristik..……………………………………………….……33

1. Jenis kelamin…………………………………………………….……….33

2. Umur………………………………………………………….………….34

B. Profil Obat…………………………………………………………………....34

1. Kelas terapi……………………………………………………………....34

2. Golongan obat……………………………………………………………36

a. Obat yang mempengaruhi sistem hormon………………....………...37

b. Obat kardiovaskular…………………………………………...……..38

c. Antibiotik………………………………………………………..…...40

d. Obat analgesik dan antipiretik…………………………………….....41

e. Obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat…...………...………..42

f. Obat saluran pernafasan……………………………………...………43

g. Obat saluran cerna……………………………………………………43

h. Obat untuk penyakit kulit………………………………………….....44

i. Gizi dan nutrisi…………………………………………………...…..45

C. Evaluasi DRPs……………………………………………………………..…46

D. Kondisi pasien saat keluar RS………………………………………………..51

E. Rangkuman pembahasan…………………………………………………….53

BAB V. Kesimpulan Dan Saran……………….…………………………….…56

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..56

Page 17: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xvii

B. Saran………………………………………………………………………….57

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...58

LAMPIRAN……………………………………………………………………..60

BIOGRAFI PENULIS.…………………………………………………………95

Page 18: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tabel Sasaran Terapi dari Pengobatan DM….…………………..16

Tabel II. Kisaran Sasaran Kadar Glukosa Darah..........................................19

Tabel III. Batas Kadar Glukosa Darah Puasa Untuk Memulai Terapi Insulin

Drip Intravena………………………………...…..……………...19

Tabel IV. Protokol Terapi Insulin Infus Intravena...………………………..20

Tabel V. Protokol Terapi Insulin Subkutan..................................................21

Tabel VI. Sediaan Insulin yang Umum Digunakan.......................................22

Tabel VII. Mekanisme Kerja, Efek Samping Utama, dan Pengaruh Terhadap

Penurunan A1C………………………………………...……..….26

Tabel VIII. Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem Hormon pada

Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…38

Tabel IX. Penggunaan Obat Kardiovaskular pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…………..………40

Tabel X. Penggunaan Obat Antbiotik pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010...............................41

Tabel XI. Penggunaan Obat Analgesik Antipiretik pada Pasien DM Tipe 2

Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010..………………….42

Page 19: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xviii

Tabel XII. Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Susunan Saraf Pusat pada

Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010....43

Tabel XIII. Penggunaan Obat Saluran Pernafasan pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…….......................43

Tabel XIV. Penggunaan Obat Saluran Cerna pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010...…………………44

Tabel XV. Penggunaan Obat Penyakit Kulit pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010………………..….45

Tabel XVI. Penggunaan Gizi dan Nutrisi pada Pasien DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…...……………....45

Tabel XVII. Presentase Kasus DRP yang Teridentifikasi pada Pasien DM Tipe

2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-maret 2010 …...……………...47

Tabel XVIII. Kejadian DRPs ADR pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010...………..………. 47

Tabel XIX. Kejadian DRPs Interaksi Obat Tambahan pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah

Page 20: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xix

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret

2010................................................................................................49

Tabel XX. Kejadian DRPs Butuh Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010...............................50

Tabel XXI. Kejadian DRPs Tidak Butuh Obat pada Pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti

Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010.......................51

Tabel XXII. Hasil Pengamatan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 Non Komplikasi di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009- Maret 2010………………………….........53

Tabel XXIII. Ringkasan Drug related Problems………………………….........54

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs Kasus 1 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................60

Tabel XXV. Evaluasi DRPs Kasus 2 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................61

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs Kasus 3 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................66

Page 21: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xx

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs Kasus 4 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................68

Tabel XXVIII.Evaluasi DRPs Kasus 5 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................70

Tabel XXIX. Evaluasi DRPs Kasus 6 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................73

Tabel XXX. Evaluasi DRPs Kasus 7 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................75

Tabel XXXI. Evaluasi DRPs Kasus 8 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................77

Tabel XXXII. Evaluasi DRPs Kasus 9 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................79

Tabel XXXIII.Evaluasi DRPs Kasus 10 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................81

Page 22: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xxi

Tabel XXXIV.Evaluasi DRPs Kasus 11 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................83

Tabel XXXV. Evaluasi DRPs Kasus 12 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................85

Tabel XXXVI.Evaluasi DRPs Kasus 13 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi

di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010..................................................88

Tabel XXXVII. Evaluasi DRPs Kasus 14 Diabetes Melitus Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010...............................90

Tabel XXXVIII.Nilai Normal Hasil Laboratorium................................................93

Page 23: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Prosentase Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi

Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010……….33

Gambar 2. Diagram Prosentase Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi

Berdasarkan Umur di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…………………...34

Gambar 3. Diagram Kelas Terapi Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Januari 2009-Maret 2010…..…………………………………….35

Gambar 4. Kejadian DRPs pada Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode

Januari 2009-Maret 2010………………………………………...51

Gambar 5. Alasan Meninggalkan Rumah Sakit pada DM Tipe 2 Non

Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010…………………..52

Page 24: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Data dan Analisis DRPs Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-

Maret 2010…………………………………………………………………….....60

Hasil Wawancara Penulis dengan Dokter Mengenai Standar Pengobatan DM Tipe

2 Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta...………………………....94

Biografi Penulis….......…………………………………………………………...95

Page 25: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) menurut WHO 1999 adalah suatu penyakit

atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi

insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-

sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya

sel-sel tubuh terhadap insulin (Anonim, 2005).

Prevalensi penderita DM pada tahun 2000 menurut WHO adalah 171

juta orang dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 366 juta orang pada

tahun 2030 (WHO, 2006). Menurut Departemen Kesehatan tahun 2003, diabetes

melitus untuk rawat inap menduduki urutan ke-8 dari 10 penyebab penyakit utama

di sumah sakit Indonesia. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Litbang Depkes

yang hasilnya dikeluarkan Desember 2008 menunjukkan bahwa prevalensi

nasional untuk Toleransi Glukosa Terganggu 10,25% dan diabetes 5,7% (1,5%

terdiri dari pasien diabetes yang sudah terdiagnosis sebelumnya, sedangkan

sisanya 4,2% baru diketahui diabetes saat penelitian). Angka tersebut diambil dari

hasil penelitian di seluruh provinsi (Suyono, 2009).

Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang akan diderita

seumur hidup (Soegondo, 2006). Diebetes yang tidak terkontrol dapat

Page 26: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

2

menyebabkan komplikasi akut dan kronis (Anonim, 2005). Komplikasi akut

meliputi hipoglikemi, diabetes ketoasidosis dan hiperosmolar non ketotik,

sedangkan komplikasi kronis meliputi komplikasi makrovaskuler (retinopati,

neuropati, nefropati) dan komplikasi makrovaskuler (Triplitt, Reasner, dan Isley,

2005).

Untuk mencegah terjadinya komplikasi, diperlukan pengelolaan dan

penanganan DM secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi

obat. Obat mempunyai peran yang penting dalam pelayanan kesehatan.

Diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit.

Penggunaan obat harus dilakukan secara benar agar memberikan manfaat klinis

yang optimal (Anonim, 2005). Pemberian obat dalam pengobatan pasien DM

merupakan salah satu penentu keberhasilan terapi. Adanya Drug Related

Problems akibat terapi obat akan mengganggu keberhasilan yang diharapkan

(Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Rumah

Sakit Panti Rini merupakan rumah sakit tipe pratama. Rumah Sakit Panti Rini

memiliki pelayanan dasar, umum dan gigi serta pelayanan medik spesialistik 4

dasar sesuai dengan standar minimal rumah sakit kelas pratama yaitu Spesialis

Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Bedah dan Penyakit Anak. Rumah

Sakit Umum Swasta Pratama adalah rumah sakit umum swasta yang memberikan

pelayanan medik bersifat umum setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D,

yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik dasar dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100. Berdasarkan data

Page 27: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

3

yang didapat dari bagian rekam medis Rumah Sakit Panti Rini, DM menduduki

urutan ke-7 dalam urutan 10 penyakit terbesar di Rumah Sakit Panti Rini selama

tahun 2009. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pengobatan

diabetes melitus di rumah sakit tersebut. Penelitian dilakukan pada pasien instalasi

rawat inap karena proses terapi yang dilakukan pada pasien rawat inap lebih

terkontrol dan kemajuan terapi dapat teramati dengan baik.

1. Perumusan masalah

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

a. Seperti apakah gambaran karakteristik pasien diabetes melitus tipe 2 non

komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode

Januari 2009-Maret 2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin?

b. Seperti apakah profil obat pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-

Maret 2010 berdasarkan kelas terapi dan golongan obat?

c. Apakah ada Drug Related Problems (DRPs) seperti butuh obat (need for

additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary drug therapy), obat

salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too

high), munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek samping obat (adverse

drug reaction), dan adanya interaksi obat (drug interaction) pada pengobatan

diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit

Panti Rini periode Januari 2009-Maret 2010 ?

Page 28: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

4

d. Seperti apakah kondisi pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-

Maret 2010 saat meninggalkan rumah sakit?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran penulis, penelitian mengenai Drug Related Problems

(DRPs) pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 belum

pernah dilakukan. Penelitian mengenai evaluasi Drug Related Problems DM tipe

2 yang sudah ada antara lain seperti di bawah ini.

a. Analisis Kepatuhan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di

Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 2003 oleh Flora

pada tahun 2003.

b. Kajian Pemilihan Obat Hipoglikemik Oral pada terapi Pasien Diabetes

Melitus Tipe-2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

pada Periode November-Desember 2002 oleh Frederikus pada tahun 2004.

c. Studi Literatur Efek Samping dan Interaksi Obat Pada Penderita Diabetes

Melitus Tidak Tergantung Insulin dengan Satu Penyakit Penyerta di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta oleh Lina pada tahun 2004.

d. Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta Periode 2001-2002 oleh

Fransisca pada tahun 2004.

Page 29: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

5

e. Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literature Interaksi Obat pada

Pasien Diabetes Melitus Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Januari-Maret 2002 oleh Marcellina pada tahun 2004.

f. Evaluasi Pengobatan Pasien Diabetes Melitus dengan Komplikasi

Ulkus/Gangren di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Juli-Desember 2005 oleh Antonia Ari pada tahun 2007.

g. Evaluasi Pengobatan Pada Kasus Diabetes Melitus Dengan Komplikasi

Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

Periode Tahun 2005 oleh Riana pada tahun 2007.

h. Evaluasi Drug-Related Problems pada Peresepan pasien Diabetes Melitus

Tipe 2 dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007

oleh Niken pada tahun 2008.

i. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2

Komplikasi Hipertensi di Rumah Sakit Umum DR. Sardjito Yogyakarta

Periode Tahun 2007-2008 oleh Antonia Vita pada tahun 2009.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang peneliti

sebutkan di atas dalam hal rumah sakit yang diteliti, jenis komplikasi, tahun

pengambilan data dan hasil DRPs.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi

tentang Drug Related Problems pada pengobatan diabetes melitus tipe 2 non

Page 30: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

6

komplikasi pada pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Januari 2009-Maret 2010.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, dan referensi untuk

bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat pada umumnya dan khususnya pada penderita diabetes melitus tipe 2

di instalasi rawat inap.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut ini.

a. Mengetahui gambaran karakteristik pasien diabetes melitus non komplikasi

tipe 2 non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 berdasarkan umur dan jenis

kelamin.

b. Mengetahui profil obat pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-

Maret 2010 berdasarkan kelas terapi dan golongan obat.

c. Mengetahui ada atau tidaknya Drug Related Problems (DRPs) seperti : butuh

obat (need for additional drug therapy), tidak butuh obat (unnecessary drug

therapy), obat salah (wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis

berlebih (dosage too high), munculnya efek yang tidak diinginkan atau efek

samping obat (adverse drug reaction), dan adanya interaksi obat (drug

interaction) pada pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di instalasi

Page 31: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

7

rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret

2010.

d. Mengetahui kondisi pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret

2010 saat meninggalkan rumah sakit.

Page 32: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Related Problems

Drug related problem (DRP) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan

dari pengalaman pasien akibat terapi obat sehingga mengganggu keberhasilan

penyembuhan yang diharapkan (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).

Kategori DRP yaitu sebagai berikut ini.

1. Membutuhkan obat tapi tidak menerimanya

Yaitu pasien membutuhkan obat tambahan misalnya untuk profilaksis atau

premedikasi, memiliki penyakit kronik yang memerlukan terapi kombinasi

untuk menghasilkan efek sinergis atau potensiasi dan atau ada kondisi

kesehatan baru yang memerlukan terapi obat.

2. Menerima obat tanpa indikasi yang sesuai

Hal ini dapat terjadi karena sebagai berikut: menggunakan obat tanpa indikasi

yang tepat, dapat membaik kondisinya dengan terapi non obat, minum

beberapa obat padahal hanya satu terapi obat yang diindikasikan dan atau

minum obat untuk mengobati efek samping.

3. Menerima obat yang salah

Kasus yang mungkin terjadi adalah obat tidak efektif, alergi, adanya resiko

kontraindikasi, resisten terhadap obat yang diberikan, kombinasi obat yang

tidak perlu dan atau obat bukan yang paling aman.

4. Dosis terlalu besar

Page 33: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

9

Beberapa penyebabnya adalah dosis salah, frekuensi tidak tepat, jangka waktu

tidak tepat dan adanya interaksi obat.

5. Dosis terlalu kecil

Penyebabnya antara lain dosis terlalu kecil untuk menghasilkan respon yang

diinginkan, jangka waktu terapi terlalu pendek, pemilihan obat, dosis, rute

pemberian, dan sediaan obat tidak tepat.

6. Pasien mengalami adverse drug reaction

Penyebab umum untuk kategori ini adalah pasien menerima obat yang tidak

aman, pemakaian obat yang tidak tepat, interaksi dengan obat lain, dosis

dinaikkan atau diturunkan terlalu cepat sehingga menyebabkan adverse drug

reaction dan atau pasien mengalami efek yang tidak dikehendaki yang tidak

diprediksi.

7. Pasien mengalami kondisi keadaan yang tidak diinginkan akibat tidak minum

obat secara benar (non compliance)

Beberapa penyebabnya adalah obat yang dibutuhkan tidak ada, pasien tidak

mampu membeli, pasien tidak memahami instruksi, pasien memilih untuk

tidak mau minum obat karena alasan pribadi dan atau pasien lupa minum obat

(Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).

Farmasis mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi, mencegah

dan memecahkan Drug Related Problem (DRP), walaupun hal tersebut tidak

selalu mudah dicapai. Faktor kepatuhan pasien ikut bertanggung jawab atas

kesembuhannya. Sebab itu farmasis juga harus dapat memberikan konseling,

edukasi dan informasi kepada pasien (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998).

Page 34: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

10

B. Diabetes Melitus

1. Definisi

Menurut American Diabetes Association (ADA, 2005), diabetes

melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan

hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Diabetes melitus merupakan sekelompok gangguan metabolik yang

ditandai dengan hiperglikemia di mana terjadi penyimpangan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein yang dapat mengakibatkan komplikasi penyakit

mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).

2. Klasifikasi

Klasifikasi diabetes melitus secara etiologis yaitu sebagai berikut ini.

a. Diabetes melitus tipe 1

Diabetes tipe 1 sangat sering terjadi pada anak remaja tetapi kadang-

kadang juga terjadi pada otang dewasa, khususnya yang non-obesitas dan

mereka berusia lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali.

Merupakan suatu gangguan katabolisme yang disebabkan karena

hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi, glukagon plasma meningkat

dan sel-sel β pankreas gagal merespons semua stimulus insulinogenik. Oleh

karena itu, diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki

katabolisme, mencegah ketosis, menurunkan hiperglukagonemia dan

peningkatan kadar glukosa darah (Katzung, 1995).

Page 35: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

11

b. Diabetes melitus tipe 2

Merupakan tipe diabetes melitus yang disebabkan karena kebutuhan

insulin dalam tubuh tidak tercukupi atau terjadi resistensi insulin (Triplitt,

Reasner, dan Isley, 2005).

c. Diabetes melitus gestasional

Diabetes melitus gestasional (GDM) merupakan penyakit diabetes

yang terjadi pada wanita hamil karena adanya intoleransi glukosa selama

kehamilan. Diabetes gestasional memperburuk 7% dari semua kehamilan.

Deteksi klinik sangat penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas

perinatal (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).

d. Diabetes melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe lain yaitu Maturity Onset Diabetes of Youth

(MODY) merupakan suatu bentuk diabetes yang berkaitan dengan kelainan

salah satu gen pada fungsi sel beta pankreas, kelainan juga dapat terjadi pada

pola autosomal dominan yang diturunkan (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).

3. Diagnosis

American Diabetes Assciation (ADA, 2005) merekomendasikan

penggunaan kadar gula darah puasa sebagai cara utama dalam mendiagnosis DM

pada orang dewasa yang tidak hamil. Berikut ini adalah kategorisasi status

glukosa:

a. gula darah puasa

1) normal: FPG (Fasting Plasing Glucose) <100 mg/dl

2) impaired fasting glucose (IFG): 100-125 mg/dl

Page 36: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

12

3) diabetes mellitus: FPG ≥126 mg/dl

b. test toleransi glukosa oral

1) normal: setelah pemberian glukosa <140 mg/dl

2) impaired glucose tolerance (IGT): 2 jam setelah pemberian glukosa 140-

100 mg/dl

3) diabetes melitus: 2 jam setelah pemberian glukosa ≥ 200 mg/dl

Kriteria diagnosis diabetes mellitus yaitu:

a. kadar gula darah puasa pada diabetes yaitu >126 mg/dl, sedangkan untuk

keadaan normal <100 mg/dl

b. kadar glukosa darah setelah pemberian glukosa sebanyak 75g (oralglucose

tolerance test) pada diabetes yaitu ≥200 mg/dl, sedangkan normalnya 140

mg/dl

c. kadar glukosa darah sewaktu dengan gejala diabetes yaitu ≥200 mg/dl, untuk

normalnya 70-150mg/dl

d. HbA1C ≥8%.

4. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi

metabolik defsiensi insulin. Penderita Diabetes Melitus Tergantung Insulin

(DMTI) sering memperlihatkan gejala yang disertai dengan polidipsia, poliuria,

turunnya berat badan, polifagia, lemah, mengantuk (somnolen) yang terjadi

selama beberapa hari atau beberapa minggu (Price and Wilson, 1995).

Pada penderita Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)

mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun, diagnosis dibuat

Page 37: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

13

berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi

glukosa. Pada hiperglikemi yang lebih berat, pasien mungkin mengalami

polidipsia, poliuria, lemah, dan somnolen. Pasien tersebut biasanya

memperlihatkan kehilangan sensitivitas perifer terhadap insulin (Price and

Wilson,1995).

5. Patogenesis

Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan

insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin

akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat

terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam

metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe 2 disertai

dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak

efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan (Kuncara, 1992).

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya

glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang

disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi

akibat sekresi insulin yang berlebihan. Kadar glukosa akan dipertahankan pada

tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun bila sel-sel beta tidak mampu

mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan

meningkat dan terjadi diabetes tipe 2 (Kuncara, 1992).

6. Komplikasi

Komplikasi pada DM dikelompokkan menjadi komplikasi akut dan

komplikasi kronik. Komplikasi akut meliputi hiperglikemia yang terbagi menjadi

Page 38: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

14

ketoasidosis diabetik dan hiperosmolar nonketotik, serta hipoglikemia.

Komplikasi kronik DM diklasifikasikan menjadi komplikasi makrovaskular,

komplikasi mikrovaskular, serta komplikasi neuropati.

a. Komplikasi akut

Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak

cukupnya jumlah insulin yang nyata. Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada

metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak (Kuncara, 1992). Adanya defisiensi

insulin menyebabkan terjadinya pemecahan lemak (lipolisis) menjadi asam-asam

lemak dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi badan keton oleh

hati, sehingga terjadi produksi badan keton yang berlebihan (Foster, 2000).

Koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik ialah suatu sindrom

yang ditandai hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi kesadaran

(Ranakusuma, 1996).

Hipoglikemia dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral

yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik

yang berat (Kuncara, 1992).

b. Komplikasi kronik

Komplikasi kronik meliputi komplikasi makrovaskular (hipertensi,

dislpidemia, angina pektoris, Congestive Heart Failure, dan Iscemic Heart

Disease) dan komplikasi mikrovaskular (separeti nefropati dan retinopati).

Komplikasi makrovaskular meliputi gambaran hispatologis berupa

aterosklerosis yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan vaskular.

Page 39: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

15

Penyumbatan ini dapat terjadi pada bagian arteri koronaria dan aorta yang dapat

mengakibatkan angina dan infark miokardium (Price and Wilson, 1995).

Pasien dengan retinopati diabetik akan dapat mengalami gejala

penglihatan kabur sampai kebutaan. Retinopati pada pasien DM dilaporkan terjadi

pada sebanyak 10% sampai 32% pasien DM (Waspadji, 1996).

Pasien dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan gambaran gagal

ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat, sampai keluhan sesak nafas akibat

penimbunan cairan. Adanya proteinuria yang persisten tanpa adanya kelainan

ginjal yang lain merupakan salah satu tanda awal nefropati diabetik (Waspadji,

1996).

c. Neuropati diabetik

Neuropati diabetik ditemukan pada 10% sampai 60% pasien DM.

Keluhan yang sering dialami adalah berupa kesemutan dan rasa lemah. Pada

pasien dengan neuropati autonom diabetik dapat dijumpai gejala gastrointestinal

yang umumnya berupa mual, rasa kembung, muntah dan diare terutama pada

malam hari. Manifestasi neuripati autonom diabetik lainnya ialah adanya

hipotensi ortostatik serta adanya keluhan gangguan pengeluaran keringat

(Waspadji, 1996).

7. Penatalaksanaan dan terapi diabetes melitus

Tujuan utama terapi DM adalah mengurangi risiko terjadinya

komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, memperbaiki gejala yang muncul,

mengurangi angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Triplitt,

Reasner, dan Isley, 2005).

Page 40: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

16

Sasaran terapi pasien hiperglikemia yang menjalani rawat inap

menurut Clement, Campbell (2004) adalah glukosa darah puasa 80-110 mg/dl,

glukosa 1 jam setelah makan <180 mg/dl, dan untuk pasien bedah dan keadaan

kritis 80-110 mg/dl.

Tabel I. Tabel Sasaran terapi dari pengobatan DM (Schwinghammer, 2009).

Biochemical Index ADA ACE dan AACEHemoglobin A1C <7% ≤6,5%

Preprandial plasma glucose 90-130 mg/dl <110 mg/dl(5,0-7,2 mmol/L) (6,1 mmol/L)

Postprandial plasma glucose <180 mg/dl <140 mg/dl(<10 mmol/L) (<7,8 mmol/L)

a. Terapi non farmakologi

Dalam mengelola DM langkah pertama yang harus dilakukan adalah

pengelolaan terapi non farmakologis, berupa perencanaan makan (Waspadji,

2009).

1) Perencanaan makan (diet)

Untuk diet pasien DM tipe 2 dipilih makanan yang mengandung kalori

tetapi rendah akan lemak jenuh dan protein. Pada beberapa tahun, pasien DM

dianjurkan untuk menghindari gula. Makanan dianjurkan seimbang dengan

komposisi energi dan karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.

Prinsip perencanaan makanan adalah (1) tidak ada makanan yang dilarang, hanya

dibatasi sesuai kebutuhan (tidak berlebih); (2) menu sama dengan menu keluarga,

gula dalam bumbu tidak dilarang (Schwinghammer, 2009).

Page 41: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

17

b. Terapi farmakologi

1) Insulin

Hiperglikemia pada pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan

keadaan yang sering ditemukan. Kondisi tersebut merupakan petanda penting

buruknya luaran klinis dan peningkatan mortalitas pasien dengan atau tanpa

riwayat diabetes melitus. hiperglikemia berdampak buruk terhadap luaran klinis

karena dapat menyebabkan gangguan fungsi imun serta lebih rentan terkena

infeksi, perburukan sistem kardiovaskular, trombosis, peningkatan inflamasi,

disfungsi endotel, stres oksidatif, dan kerusakan otak (Suastika, 2007).

Berdasarkan berbagai penelitian klinis, terbukti bahwa terapi insulin

pada pasien hiperglikemia memperbaiki luaran klinis. Insulin, selain dapat

memperbaiki status metabolik dengan cepat, terutama kadar glukosa darah, juga

memiliki efek lain yang bermanfaat, antara lain perbaikan inflamasi. Terapi

insulin intensif pada pasien gawat darurat yang dirawat di ruang intensif terbukti

dapat menurunkan angka kematian (Suastika, 2007).

Pasien yang dirawat di ruang intensif (misalnya pasien ketoasidosis,

pascaoperasi, atau pasien dengan penyakit gawat seperti sepsis) umumnya

memerlukan terapi intensif dengan cara pemberian insulin infus (drip) intravena

atau secara intramuskular. Cara intramuskular jarang dilakukan dan hanya

dilakukan bila fasilitas insulin drip intravena tidak tersedia. Pasien yang dirawat di

ruang biasa (pasien praoperatif atau pasien dengan penyakit yang tidak gawat)

umumnya tidak memerlukan terapi insulin infus intravena. Terapi untuk pasien ini

cukup dengan pemberian subkutan atau dengan pompa insulin (CSII). Bahkan

Page 42: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

18

pada kasus yang ringan, terapi dengan obat antidiabetik oral masih dapat

diberikan untuk pasien DM, terutama pasien DM tipe 2 (Suastika, 2007).

Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa

atau sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan). Insulin basal adalah

jumlah insulin eksogen per unit waktu yang diperlukan untuk mencegah

hiperglikemia puasa akibat glukoneogenesis serta mencegah ketogenesis yang

tidak terdeteksi. Insulin prandial adalah jumlah insulin yang dibutuhkan untuk

mengkonversi bahan makanan ke dalam bentuk energi cadangan sehingga tidak

terjadi hiperglikemia postprandial. Karena selama perawatan tidak jarang

ditemukan fluktuasi kadar glukosa darah akibat berbagai sebab, dalam pemberian

terapi insulin bagi pasien yang dirawat di rumah sakit dikenal istilah “insulin

koreksi” atau insulin suplemen. Insulin koreksi adalah jumlah insulin yang

diperlukan pasien di rumah sakit akibat kenaikan kebutuhan insulin yang

disebabkan adanya suatu penyakit atau stress(Suastika, 2007).

Secara umum, kebutuhan insulin dapat diperkirakan sebagai berikut:

insulin basal adalah 50% kebutuhan total insulin per hari atau 0,02 U/kgBB;

insulin prandial adalah 50% dari kebutuhan total insulin per hari; dan insulin

koreksi sekitar 10-20% dari kebutuhan total insulin per hari (Suastika, 2007).

a) Insulin infus intravena

Sasaran kadar glukosa darah dan batas kadar glukosa darah untuk

memulai pemberian terapi insulin tergantung dari setiap kasus yang dihadapi.

Pada pasien bedah yang kritis (sakit berat/gawat), sasaran kadar glukosa darah

Page 43: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

19

lebih rendah daripada pasien penyakit kritis nonbedah atau penyakit bedah tidak

kritis (Suastika, 2007).

Tabel II. Kisaran Sasaran Kadar Glukosa Darah (Suastika, 2007)

Tabel III. Batas Kadar Glukosa Darah Puasa untuk Memulai Terapi InsulinDrip Intravena (Suastika, 2007)

Sebagian besar dari mereka membutuhkan terapi insulin yang

diberikan secara infuse intravena, misalnya pada pasien kritis/akut seperti

hiperglikemia gawat darurat, infark miokard akut, stroke, fraktur, infeksi sistemik,

syok kardiogenik, pasien transplantasi organ, edema anasarka, kelainan kulit yang

luas, persalinan, pasien yang mendapat terapi glukokortikoid dosis tinggi, dan

pasien pada periode perioperatif (Suastika, 2007).

Page 44: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

20

Tabel IV. Protokol Terapi Insulin Infus Intravena (Suastika, 2007)

Setelah kadar glukosa darah stabil dan pasien mulai mendapatkan

makanan, terapi insulin dapat dialihkan menjadi jalur subkutan dengan tetap

memperhatikan kaidah terapi insulin basal dan bolus, serta disesuaikan dengan

pola respon insulin fisiologis. Terapi insulin infus intravena dapat dihentikan 2

jam setelah pemberian insulin subkutan (Suastika, 2007).

Kebutuhan insulin subkutan dihitung berdasarkan total kebutuhan

insulin infus intravena dalam 24 jam. Dosis total harian insulin subkutan adalah

80% dari dosis total insulin infus intravena selama 24 jam. Dosis total harian

tersebut dibagi menjadi dosis insulin basal dan insulin bolus subkutan. Dosis

insulin basal adalah sebesar 50% dari dosis harian total. Jenis insulin yang

diberikan biasanya long acting insulin (lebih baik digunakan insulin yang tidak

memiliki puncak kerja/peak, seperti insulin glargine atau detemir). Dosis insulin

bolus subkutan adalah 50% dari dosis harian total subkutan. Dalam pemberiannya,

Page 45: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

21

dosis dibagi rata sesuai jumlah kali makan, umumnya 3 kali/hari. Jenis insulin

yang diberikan berupa short atau rapid acting insulin (Suastika, 2007).

b) Insulin subkutan

Ada beberapa bentuk pemberian insulin subkutan pada pasien yang

dirawat di rumah sakit, antara lain insulin terjadwal dan insulin koreksi. Program

pemberian insulin terjadwal terbagi atas kebutuhan insulin basal dan insulin

prandial. Insulin basal dapat diberikan dengan menggunakan pompa insulin

(CSII), insulin kerja intermediate (NPH atau premixed) 2-4 kali sehari, atau

insulin analog kerja panjang. Sementara itu, kebutuhan insulin prandial dapat

dipenuhi dengan insulin kerja cepat (insulin regular atau rapid acting insulin

analog). Insulin tersebut diberikan sebelum makan atau setelah makan (hanya

untuk penggunaan rapid acting insulin analog) apabila jadwal dan jumlah asupan

makanan tidak pasti( (Suastika, 2007).

Tabel V. Protokol Terapi Insulin Subkutan (Suastika, 2007)

Page 46: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

22

Keuntungan yang mendasar dari penggunaan insulin dibandingkan

obat antidiabetik oral dalam pengobatan diabetes melitus adalah insulin terdapat

di dalam tubuh secara alamiah. Selain itu, pengobatan dengan insulin dapat

diberikan sesuai dengan pola sekresi insulin endogen. Sementara itu, kendala

utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik

dan harganya yang relatif mahal (Suastika, 2007).

Tabel VI. Sediaan Insulin yang Umum Digunakan (Suastika, 2007)

Page 47: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

23

2) Obat Hipoglikemik Oral

Pada pasien dengan penyakit yang tidak parah atau pasien yang tidak

dapat digunakan terapi insulin, dapat diberikan terapi dengan obat hipoglikemik

oral. Berdasarkan cara kerjanya obat hipoglikemik oral dibagi menjadi 3 golongan

yaitu (1) pemicu sekresi insulin yaitu sulfonilurea dan meglitinid; (2) penambah

sensitivitas terhaap insulin yaitu biguanid dan tiazolidindion; (3) penghambat

absorpsi glukosa yaitu penghambat alfa glukosidase.

a) Sulfonilurea

Mekanisme kerja sulfonilurea yaitu meningkatkan rilis insulin dari sel

β pankreas. Telah terbukti bahwa sulfonilurea mengadakan potensiasi eksositosis

pada granul yang mengandung insulin dengan langsung bekerja pada protein

pengikat tersebut. Mekanisme yang lain yaitu menurunkan kadar glukagon dalam

serum, dan menimbulkan efek ekstrapankreatik dengan mengadakan efek

potensiasi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (Katzung, 1995).

Sulfonilurea terdiri dari 2 generasi yaitu sulfonilurea generasi pertama

(tolbutamid, klorproamid,dan asetoheksamid) dan generasi kedua (glimerpiride,

glipizide, dan gluburide). Generasi kedua sulfonilurea memiliki keuntungan dari

generasi pertama yaitu memberikan efek diuretik yang lebih kecil atau bahkan

tidak ada sama sekali, di mana efek antidiuretik merupakan problem yang

potensial pada penggunaan klorpropamid (Price and Wilson, 1995).

b) Meglitinid

Berbeda dengan sulfonilurea, meglinitid tidak mempunyai efek

langsung pada eksossitosis insulin. Repaglinid memiliki mula kerja yang sangat

Page 48: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

24

cepat dengan konsentrasi puncak dan efek puncak dalam waktu sekitar 1 jam

setelah pemberian. Klirens repaglinid terjadi di hati dengan waktu paruh plasma1

jam. Oleh karena mula kerjanya yang cepat dan masa kerjanya yang singkat,

repaglinid digunakan mengontrol perjalanan glukosapasca-prandial. Sebaiknya

obat ini digunakan tepat sebelum makan dengan dosis 0,25-4mg (maksimal

16mg/hari). Hipoglikemia merupakan resiko apabila menunda waktu makan atau

tidak makan atau jika makanan tidak cukup mengandung karbohidrat. Sebaiknya

digunakan secara hati-hati untuk pasien dengan gangguan hati. Repaglinid dapat

digunakan secara tunggal atau dikombinasikan dengan biguanid. Dapat digunakan

untuk pasien DM tipe 2 dengan alergi sulfur atau alergi sulfonilurea (Katzung,

1995).

c) Biguanid

Saat ini dari golongan ini yang masih dipakai adalah metformin.

Fenformin dan buformin tidak dipakai lagi karena efek samping asidosis laktat.

Metformin menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin

pada tingkat seluler, distal dari reseptor insulin serta juga pada efeknya

menurunkan produksi glukosa hati. Metformin meningkatkan pemakaian glukosa

oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga disangka menghambat

absorpsi glukosa dari usus pada keadaan sesudah makan. Setelah diberikan secara

oral, metformin mencapai kadar puncak dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi

lewat urin dalam keadaan utuh dengan waktu paruh 2-5 jam (Waspadji,2009).

Metformin menurunkan kadar glukosa darah tetapi tidak menyebabkan

penurunan sampai di bawah normal. Pada pemakaian tunggal, metformin dapat

Page 49: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

25

menurunkan kadar glukosa darah sampai 20%. Kadar insulin plasma basal juga

turun. Kombinasi sulfnilurea dengan meftormin tampak merupakan kombinasi

yang rasional karena cara kerja yang berbeda dan saling aditif. Kombinasi

sulfonilurea dengan metformin dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih

banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing, baik pada dosis maksimal

keduanya maupun pada kombinasi dosis rendah. Efek samping gastrointestinal

tidak jarang didapatkan pada pemakaian awal metformin. Dapat dikurangi dengan

memberikan obat mulai dengan dosis rendah dan diberikan bersamaan dengan

makanan (Waspadji, 2009).

d) Thiazolidindion

Thiazolidindion memiliki mekanisme dengan mengikat peroxisome

proliferatorsactiator receptor-γ (PPAR-γ) yang ada di sel lemak dan selvaskuler.

Thiazolidindion meningkatkan sensitivitas jaringan otot, hati,serta jaringan lemak

terhadap insulin secara tidak langsung (Triplitt, Reasner, dan Isley, 2005).

e) Penghambat glukosidase-alfa

Mekanisme penghambat glukosidase-alfa dalah dengan menghambat

enzim-enzim yang ada di usus halus seperti maltase, ismaltase, sukrosa, dan

glukoamilase. Penghambatan enzim-enzim tersebut akan mencegah terjadinya

pemecahan sukrosa dan karbohidrat kompleks dengan demikian akan

memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidrat (Triplitt, Reasner, dan

Isley, 2005).

Page 50: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

26

Efek samping akibat maldesi karbohidrat berupa gejala gastrointestinal

seperti meteorismus, flatulen, dan diare. Flatulen merupakan efek yang tersering,

terjadi pada hampir 50% pengguna obat ini (Waspadji, 2009).

f) Inhibitor DPP-4

Inhibitor DPP-4 memperpanjang waktu paruh dari GLP-1. Agen ini

menstimulasi pelepasan insulin dan menghambat pelepasan glukagon. Penurunan

A1C rata-rata sekitar 0,7% sampai 1% pada dosis100 mg/hari. Oat ini tidak

menyebabkan gangguan pada gastointestinal. Sitagliptin biasanya digunakan dosis

oral100 mg 1 kali sehari. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harian

harus dikurangi sampai 50 mg (klirens kreatinin 30-50 ml/menit) atau 25 mg

(klirens kreatinin <30 ml/menit). Vildagliptin tidak disetujui oleh Amerika serikat

untuk digunakan sejak Juni 2008. Dosis penggunaan vildagliptin sama dengan

sitagliptin (Scwinghammer, 2009).

Tabel VII. Mekanisme Kerja, Efek Samping Utama, dan Pengaruh TerhadapPenurunan A1c (Soegondo, 2008)

Page 51: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

27

3) Terapi Kombinasi

Terapi dengan OHO kombinasi, harus dipilih dua macam obat dari

kelompok yang mempunyai mekanisme kerja berbeda. Bila sasaran kadar glukosa

darah belum tercapai, dapat pula diberikan kombinasi 3 OHO dari kelompok yang

berbeda atau kombinasi OHO dengan insulin. (Soegondo, 2008).

Untuk kombinasi OHO dengan insulin, yang banyak dipergunakan

adalah kombinasi OHO dan insulin basal (insulin kerja menengah atau insulin

kerja panjang) yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Bila cara tersebut

kadar glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka obat

hipoglikemik oral dihentikan dan diberikan insulin saja (Soegondo, 2008).

C. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengobatan diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010, dan juga memberikan gambaran

tentang DRPs yang terjadi serta cara mengatasinya.

Page 52: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010” ini merupakan

penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat

retrospektif. Rancangan penelitian deskriptif evaluatif bertujuan untuk melakukan

eksplorasi deskriptif terhadap fenomena kesehatan yang terjadi kemudian

mengevaluasi data dari rekam medik (Notoatmodjo, 2005).

Data yang diperoleh bersifat retrospektif yaitu berupa dokumen

terdahulu. Data diperoleh dari lembar rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2

non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini periode Januari

2009-Maret 2010.

B. Definisi Operasional

1. Drug related problems yang diteliti adalah masalah-masalah yang

berhubungan dengan obat yaitu butuh obat, tidak butuh obat, obat tidak

efektif, dosis kurang, dosis berlebih, adverse drug reaction (ADR) dan

interaksi obat.

2. Penggolongan pasien DM tipe 2 non komplikasi dilihat dari hasil print out

bagian Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang

Page 53: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

29

kemudian diinklusikan menjadi DM tipe 2 non komplikasi berdasarkan

diagnosis masuk dan riwayat penyakit pasien.

3. Hiperglikemia yang terdapat pada diagnosis rekam medik adalah keadaan di

mana gula darah pasien melebihi nilai normal namun bukan merupakan

komplikasi dari penyakit DM.

4. Pasien rawat inap adalah pasien yang menjalani terapi di Instalasi rawat Inap

Rumah sakit Panti Rini Yogyakarta pada periode januari 2009-Maret 2010.

5. Data pasien yang digunakan adalah data dari pasien yang memiliki diagnosa

masuk atau riwayat penyakit DM tipe 2 meskipun pasien tersebut dirawat inap

bukan karena penyakit DM yang dideritanya melainkan karena penyakit

penyerta. Rekam medik pasien tersebut juga paling tidak memiliki data kadar

glukosa darah minimal 2 buah selama menjalani rawat inap.

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah 14 pasien DM tipe 2 di instalasi

rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010

yang memenuhi kriteria inklusi yaitu yang berdasarkan print out dari instalasi

rekam medik disebut pasien DM kemudian diinklusikan menjadi DM tipe 2 non

komplikasi berdasarkan diagnosa masuk atau riwayat penyakit pasien dengan

memiliki data hasil laboratorium kadar glukosa darah minimal 2 kali selama rawat

inap.

Page 54: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

30

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan di sini adalah lembar rekam medik

pasien rawat inap yang menderita diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di

Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010.

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta, Jalan

Solo Km 12,5 Kalasan, Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu

sebagai berikut ini.

1. Persiapan

Dilakukan pencarian informasi tentang jumlah pasien diabetes melitus

tipe 2 non komplikasi yang dirawat inap di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

periode Januari 2009-Maret 2010 di bagian rekam medik. Dari print out di

Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini bahwa jumlah pasien diabetes

melitus yang dirawat inap selama periode Januari 2009-Maret 2010 sebanyak 149

kasus. Dari data tersebut yang merupakan pasien DM tipe 2 sebanyak 126 kasus.

Dari penelusuran data diperoleh jumlah rekam medik yang tidak memiliki data

laboratorium sebanyak 66 kasus. Rekam medik yang memiliki data laboratorium

sebanyak 42 kasus sebanyak 42 kasus. Rekam medik yang memiliki 2 data

laboratorium atau lebih sebanyak 18 kasus. Dari 18 rekam medik tersebut yang

memenuhi kriteria inklusi yaitu pasien dengan diagnosa masuk atau riwayat DM

tipe 2 non komplikasi sebanyak 14 kasus.

Page 55: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

31

2. Pengambilan data

Tahap pengambilan data ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu sebagai

berikut ini.

a. Tahap penelusuran data

Berdasarkan data dari Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini

diperoleh jumlah pasien DM tipe 2 selama periode Januari 2009-Maret 2010

sebanyak 126 pasien. Dari 126 pasien DM tipe 2 tersebut yang memenuhi kriteria

inklusi sebanyak 14 kasus.

b. Tahap pengumpulan data

Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan melihat lembar rekam

medik dari pasien DM tipe 2 non komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit

Panti Rini periode Januari 2009-Maret 2010. Data yang dikumpulkan meliputi

identitas pasien, keluhan utama, perjalanan penyakit, diagnosis, riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, catatan perkembangan pasien, serta

terapi yang diberikan.

3. Analisis data

Evaluasi DRPs yang terjadi dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2

non komplikasi dilakukan dengan menggunakan pustaka yang sesuai, kemudian

dihitung jumlah kasus yang terjadi DRPs. Dari hasil evaluasi tesebut kemudian

hasil dikelompokkan berdasarkan jenis DRPs dan dihitung prosentasenya. Dalam

penelitian ini ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat (uncomplience)

tidak dapat diamati, karena penelitian ini bersifat retrospektif.

Page 56: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

32

4. Pembahasan kasus

Kasus yang didapat dibahas dengan metode Subjective, Objective,

Assessment, Plan (SOAP) kasus per kasus. Literatur yang digunakan adalah Drug

Information Handbook (DIH) edisi 14, MIMS Indonesia edisi 7 2007/2008, Drug

Interaction Facts (DIF), ISO Indonesia volume 44 2009/2010, dan Informatorium

Obat Nasional Indonesia (IONI) 2000.

G. Kesulitan Penulis

Dalam penelitian ini penulis mengalami banyak kesulitan. Kesulitan

yang terdapat selama penelitian adalah tidak lengkapnya catatan dokter maupun

catatan keperawatan dan terjadi kesalahan penulisan nama dagang dalam

penulisan resep maupun dosis. Penelitian ini juga memiliki kelemahan yaitu

penelitian ini bersifat retrospektif sehingga peneliti tidak dapat mengamati

perkembangan pasien terkait dengan DRPs antara lain efek samping obat,

interaksi obat, dan ketaatan pasien.

H. Analisis hasil

Persentase jumlah drug related problems pasien diabetes mellitus tipe

2 dihitung dengan cara menghitung jumlah masing-masing kasus drug related

problems dibagi dengan jumlah sampel pasien kemudian dikalikan 100%.

Page 57: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik

1. Jenis kelamin

Dari data yang didapat, diketahui bahwa penderita DM tipe 2 non

komplikasi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29% dan pasien DM tipe 2

yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 71% dari 14 kasus yang dievaluasi.

Dari data yang diperoleh, prevalensi perempuan jauh lebih banyak dibandingkan

laki-laki hal ini mungkin disebabkan karena jumlah populasi wanita lebih banyak

daripada jumlah populasi laki-laki. Sehingga hal ini tidak dapat menjadikan dasar

bahwa DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita.

Gambar 1. Diagram Prosentase Pasien DM Tipe 2 Non KomplikasiBerdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode januari 2009-Maret 2010

Page 58: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

34

2. Umur

Dari data yang diperoleh, penderita DM tipe 2 non komplikasi dibagi

menjadi 5 kelompok umur yaitu kelompok umur 40-≤49 tahun, >49-≤59 tahun,

>59-≤69 tahun, >69-≤79 tahun, dan >79-≤89 tahun. Dari data yang diperloeh

diketahui bahwa penderita DM tipe 2 paling banyak terdapat pada kelompok usia

>49-≤59 tahun yaitu sebanyak 36% dari 14 data yang dievaluasi. Dari teori

disbutkan bahwa DM tipe 2 biasanya muncul setelah usia 40 tahun akibat gaya

hidup, pola makan, dan kurang berolah raga, dan perokok aktif.

Gambar 2. Diagram Prosentase Pasien DM Tipe 2 Non KomplikasiBerdasarkan Umur di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PantiRini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

B. Profil Obat

1. Kelas terapi

Kelas terapi adalah kelompok besar obat yang terdiri dari beberapa

golongan obat yang diberikan pada pasien selama pasien menjalani perawatan

Page 59: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

35

pada periodenya yaitu berupa obat antidiabetika oral maupun obat lainnya untuk

mengobati penyakit yang diderita maupun komplikasinya. Dari data yang

dievaluasi terdapat 9 kelas terapi yang diberikan pada pasien DM tipe 2 non

komplikasi di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode

Januari 2009-Maret 2010 yaitu meliputi obat yang mempengaruhi sistem hormon,

obat kardiovaskuler, antibiotik, obat kulit, obat yang mempengaruhi susunan saraf

pusat, obat saluran pernafasan, obat saluran pencernaan, gizi dan nutrisi, serta

obat analgesik.

Gambar 3. Diagram Kelas Terapi Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini YogyakartaPeriode Januari 2009-Maret 2010

Keterangan:

a: Obat yang mempengaruhi sistem hormon

b: Obat kardiovaskular

c: Antibiotik

d: Obat kulit

e: Obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat

Page 60: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

36

f: Obat saluran pernafasan

g: Obat saluran pencernaan

h: Gizi dan nutrisi

i: Obat analgesik

Obat yang mempengaruhi sistem hormon merupakan obat yang paling

banyak digunakan oleh pasien yaitu sebanyak 13 pasien atau 93%. Hal ini sangat

masuk akal karena obat yang mempengaruhi sistem hormon yang kebanyakan

digunakan untuk mengendalikan kadar glukosa darah pasien, terutama pada

sebagian pasien berkaitan dengan pengobatan kejadian hiperglikemia pada pasien

DM. Kelas terapi gizi dan nutrisi memiliki urutan kedua yaitu sebanyak 12 pasien

atau 86% karena sebagian besar pasien yang dievaluasi mendapatkan terapi

berupa suplemen, cairan, maupun elekrolit. Urutan ketiga diikuti oleh kelas terapi

obat saluran pencernaan yang digunakan sebanyak 10 pasien atau sebesar 71%.

Kelas terapi ini juga banyak digunakan karena ada beberapa jenis obat yang

diberikan pada pasien dapat menyebabkan gangguan pada gastrointestinal, untuk

mengatasi efek samping tersebut maka diberikan obat ini. Selain itu terdapat

beberapa pasien yang mengalami masalah pada pencernaan seperti mual, muntah,

atau sembelit. Obat-obat kelas terapi yang lain berguna untuk mengatasi

komplikasi maupun penyakit penyerta yang diderita oleh pasien.

2. Golongan obat

Penggolongan obat pada pasien DM tipe 2 dikelompokkan menjadi 9

kelas terapi.

Page 61: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

37

a. Obat yang mempengaruhi sistem hormon

Obat yang mempengaruhi sistem hormon yang digunakan dalam

penelitian ini adalah obat antidiabetik dan kortikosteroid. Obat antidiabetik

digunakan untuk penyakit diabetes melitus. Obat antidiabetik dibedakan menjadi

obat antidiabetik oral dan insulin. Tujuan utama terapi DM adalah mengurangi

risiko terjadinya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, memperbaiki

gejala yang muncul, mengurangi angka kematian dan meningkatkan kualitas

hidup pasien. Kadar glukosa darah pasien DM dijaga agar berada dalam batas

normal yaitu kadar glukosa darah sewaktu 90-130 mg/dl. Kontrol kadar glukosa

darah ini dilakukan dengan mengatur pola makan, dan pemberian obat

antidiabetik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada dokter

spesialis yang banyak menangani kasus DM, penanganan pertama yang dilakukan

untuk mengatasi pasien DM yang dirawat inap adalah dengan memberikan

insulin. Rumah Sakit Panti Rini juga memiliki Pusat Inforasi Diabetes dan

Dislipidemia (PIDD) yang menyelenggarakan senam bagi penderita diabetes

secara rutin bagi penderita DM rawat jalan.

Insulin biasanya digunakan pada penderita DM tipe 1 atau DM yang

tergantung insulin, namun pada pasien DM tipe 2 terdapat kemungkinan untuk

mendapatkan terapi insulin. Pada penelitian ini banyak pasien yang mendapatkan

terapi dengan insulin hal ini dikarenakan efek insulin lebih cepat dibandingkan

obat antidiabetika oral. Selain itu penelitian ini dilakukan pada pasien yang

menjalani rawat inap sehingga pemberian insulin dilakukan oleh tenaga ahli dan

dilakukan pengawasan khusus. Insulin diberikan secara sub cutan atau dapat

Page 62: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

38

diberikan dengan cara dicampu bersama infus NaCl 0,9% yang disebut drip

insulin. Selain insulin, pada penelitian ini banyak pasien yang mendapatkan

pengobatan dengan menggunakan obat antidiabetika oral. Golongan obat yang

diberikan pada pasien dalam penelitian ini yaitu golongan sulonilurea, biguanid,

inhibitor DPP-4, dan kombinasi.

Tabel VIII. Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem Hormon PadaPasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

NoGolongan

ObatKelompok Nama Generik Nama Dagang ∑

Prosentase(%)

Humulin 1 71. Insulin - -

RI 4 29glibenklamide 1 7

Gluvas® 2 14Anpiride® 1 7glimepirideAmaril® 1 7

sulfonilurea

gliklazid Glucodex® 3 21Glumin XR® 1 7

biguanid Metformin HClGludepatik® 2 14

InhibitorDPP-4

vildagliptin Galvus® 1 7

2.Obat

antidiabetikaoral

KombinasiGlucovance® 1 7

furosemide Farsix® 1 73. Kortikosteroid 6-α-

metilprednisolonSanexon® 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat hormonal

b. Obat kardiovaskular

Pada penelitian ini, obat kardiovaskuler yang digunakan adalah

golongan obat dislipidemia, diuretik, antiangina, antihipertensi, obat jantung,

antikoagulan, dan hepatoprotektor.

Tujuan diberikan obat antihipertensi pada penelitian ini adalah untuk

mengurangi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi.

Tekanan darah yang diharapkan adalah di bawah 140/90 mmHg. Dari penelitian,

Page 63: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

39

hanya terdapat 1 pasien yang menggunakan obat antihipertensi. Pada pasien yang

tidak mengalami hipertensi boleh diberikan antihipertensi untuk mengontrol

tekanan darah, akan tetapi dosis hipertensi yang diberikan adalah dosis kecil.

Golongan diuretik yang digunakan pada penelitian ini adalah

furosemid. Furosemid merupakan diuretik kuat yang digunakan untuk edema dan

oliguria karena gagal ginjal. Dari data yang dievaluasi, pada penelitian ini diuretik

digunakan oleh 2 pasien atau sebesar 14%.

Golongan antikoagulan, antiplatelet bekerja dengan mengahmbat atau

mengurangi penumpukan platelet pada darah. Penumpukan platelet akan

berpindah pada bagian yang luka daripembuluh darah dan menempel di situ dan

dapat menyumbat. Penyumbatan ini dapat mengakibatkan tertutupnya arteri atau

mungkin akan pecah dan menutup arteri yang kecil. Pada penelitian ini

antikoagulan yang digunakan adalah klopidogrel pada 1 pasien.

Obat dislipidemia adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan

lemak dalam tubuh. Lemak berperan pada pembentukan arterosklerosis terutama

low density lipoprotein (LDL) maka pada pasien DM diperlukan pengontrolan

lemak dengan menggunakan obat dislipidemia. Pada penelitian ini obat

dislipidemia yang paling banyak digunakan adalah golongan fenofibrat.

Sebaiknya lebih digunakan obat dengan golongan statin karena statin merupakan

pilihan utama yang disarankan untuk obat disipidemia.

Hepatoprotektor digunakan untuk melindungi atau memperbaiki fungsi

hati. Dalam penelitian ini heptoprotektor yang digunakan adalah Curliv. Curliv

pada penelitian ini diberikan pada 2 pasien.

Page 64: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

40

Tabel IX. Penggunaan Obat Kardiovaskular Pada Pasien DM tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

NoGolongan

ObatKelompok Nama Generik Nama Dagang ∑

Prosentase(%)

simvastatin 1 7pravastatin Na Cholespar® 1 7

statinnorepinephrine

bitartrateVascon® 1 7

Lifen® 2 14

1.Obat

dislipidemia

fibrat fenofibratEvothyl® 2 14

2. Diuretik furosemide Lasix 2 143. Antiangina isosorbid dinitrat Cedocard® 1 7

4. AntihipertensiGolongan

lainclonidin 1 7

ACEinhibitor

captopril 1 7

5. Obat jantung digoxin Digoxin 1 7

6.Antikoagulan,

antiplatelet, dantrombolitik

klopidogrel Plavix® 1 7

7.Kolagogum,

kolelitolitik, danhepatoprotektor

Curliv® 2 14

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat kardiovaskuler

c. Antibiotik

Penggunaan antibiotik pada pasien DM sangat penting karena

lingkungan yang mengandung kadar glukosa tinggi merupakan tempat

perkembangbiakan bakteri. Pada penelitian ini, antibiotik digunakan untuk

mengatasi penyakit penyerta atau komplikasi pada pasien DM seperti infeksi

saluran kencing (ISK) dan sepsis. Penggunaan antibiotik yang paling banyak

adalah pada golongan sefalosporin sebanyak 7 kasus.

Page 65: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

41

Tabel X. Penggunaan Antibiotik Pada Pasien DM Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti Rini Yogyakarta PeriodeJanuari 2009-Maret 2010

NoGolongan

ObatKelompok

NamaGenerik

NamaDagang

∑Prosentase

(%)

seftriakson 2 14sefuroksim Anbacim® 2 14cefadroxil 1 7cefotaxime

NaTaxegram® 1 7

sefalosporin

cefprozil Lizor® 1 7gentamisin

sulfatGentamycin

®1 7

aminoglikosidakanamycin

sulfatKanamycin® 1 7

1. Antibiotik

kuinolon ciprofloxacin 2 142. Antiamuba golongan lain metronidazole 1 73. Antijamur polyene nystatin Nystin® 1 7

4.

Antiinfeksidan

antiseptikmata

kuinolonSiprofloxasin

HClBaquinor® 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat antibiotik.

d. Obat analgesik dan antipiretik

Analgesik merupakan obat yang berguna mengurangi rasa nyeri tanpa

menyebabkan kehilangan kesadaran. Pada penelitian ini obat analgesik digunakan

untuk mengurangi rasa nyeri dan sebagai antipiretik sebagai penurun panas.

Analgesik yang paling banyak diguakan pada penelitian ini adalah golongan

NSAID sebanyak 4 kasus.

Page 66: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

42

Tabel XI. Penggunaan Obat Analgesik Pada Pasien DM Tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

NoGolongan

ObatKelompok Nama Generik

NamaDagang

∑Prosentase

(%)Pamol® 1 7paracetamol

Sanmol® 1 7

Gaviskal® 1 7metoklopramidHcl Sistenol® 1 7

Analsik® 1 7Antrain® 3 21

1. Analgesik

NSAIDMetamizole Na

Novalgin 1 7Sanmol 1 7

2. Antipiretik paracetamolSistenol 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat analgesik antipiretik

e. Obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat

Komplikasi pada DM dibagi menjadi komplikasi mikrovaskular dan

makrovaskular. Komplikasi makrovaskular terjadi pada DM tipe 2 terutama pada

pasien yang menderita hipertensi, dislipidemia dan obesitas. Hiperglikemia yang

persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbA1C)

menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi semakin lemah dan rapuh dan

terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal ini mendorong

timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskular seperti retinopati, nefropati, dan

neuropati. Komplikasi mikrovaskular lebih umum terjadi pada DM tipe1 tapi

tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada DM tipe2. Obat yang bekerja pada

sistem saraf yang digunakan pada penelitian ini adalah yang berfungsi sebagai

vasodilator perifer dan aktivator serebral. Sebanyak 3 kasus menggunakan obat

ini.

Page 67: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

43

Tabel XII. Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Susunan Saraf PusatPada Pasien DM tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat InapRumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-maret2010

No Golongan Obat Kelompok Nama GenerikNama

Dagang∑

Prosentase(%)

Silum® 2 14

1.

Vasodilatorperifer danaktivatorserebral

flunarizineUnalium® 1 7

f. Obat saluran pernafasan

Obat saluran pernafasan yang diberikan pada pasien diabetes melitus

ditujukan untuk menterapi penyakit penyerta. Obat salura nafas yang digunakan

pada penelitian ini adalah obat antituberkulosis. Obat ini digunakan untuk

mengatasi penyakit tuberkulosis yang dialami pasien.

Tabel XIII. Penggunaan Obat Saluran Pernafasan Pada Pasien DM tipe 2Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-maret 2010

No Golongan Obat KelompokNama

GenerikNama Dagang ∑

Prosentase(%)

1. Antituberkulosis Rimstar 4-FDC® 1 7

g. Obat saluran cerna

Obat saluran cerna pada penelitian ini digunakan untuk mengatasi efek

samping dari obat lain yang diberikan. Selain itu obat saluran pencernaan juga

digunakan untuk mengatasi penyakit penyerta misalnya sembelit. Golongan yang

paling banyak digunakan adalah antasida antagonis histamin H2 sebanyak 8 kasus.

Page 68: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

44

Tabel XIV. Penggunaan Obat Saluran Cerna Pada Pasien DM tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No Golongan Obat Kelompok Nama Generik Nama Dagang ∑Prosentase

(%)Acran® 5 36antagonis

histaminH2

ranitidin HClGastridin® 3 21

Prosogan® 1 7lanzoprazole

2 14magard FA magard FA® 1 7

1.Antasida/antirefluks proton

pumpinhibitor

omeprazole Socid® 1 7ondansetron

HClCendantron® 2 14

2. Antiemetikmetoklopramide

HClPrimperan® 3 21

3.Laksatif,pencahar

pencaharperangsang

bisakodil Dulcolax® 1 7

4.

Regulatorgastrointestinal, antiflatulen,

danantiinflamasi

Sanmag® 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat saluran cerna

h. Obat untuk penyakit kulit

Obat untuk penyakit kulit yang diberikan pada penelitian ini digunakan

untuk mengatasi penyakit penyerta yang dialami pasien. Penyakit ini berupa

pruritus atau gatal-gatal. Obat penyakit kulit ini berupa antihitamin dan

kortikosteroid topikal untuk mengatasi inflamasi pada kulit. Obat penyakit kulit

ini hanya terdapat pada 1 kasus saja.

Page 69: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

45

Tabel XV. Penggunaan Obat Penyakit Kulit Pada Pasien DM tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No GolonganObat

Kelompok NamaGenerik

NamaDagang

∑ Prosentase(%)

1. Antihistamin antagonis H1 mebhidrolinnapadisilat

Interhistin® 1 7

2. Kortikosteroidtopikal

kortikosteroidsangat kuat

klobetasolpropionat

Kloderma® 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 obat penyakit kulit

i. Gizi dan Nutrisi

Pemberian nutrisi pada pasien DM tipe 2 ditujukan untuk menjaga dan

meningkatkan kondisi tubuh pasien. Dengan meningkatnya kondisi tubuh maka

proses penyembuhan akan berjalan lebih cepat. Pemberian infuse RL merupakan

terapi yang paling banyak digunakan pada pasien DM tipe 2 yaitu sebanyak 5

kasus, dilanjutkan infus NaCl sebanyak 4 kasus, Kemudian Cinula yang

merupakan suplemen bagi penderita diabetes. Suplemen ini dapat membantu

menurunkan kadar glukosa darah pada pasien DM.

Tabel XVI. Penggunaan Gizi dan Nutrisi Pada Pasien DM Tipe 2 NonKompikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

NoGolongan

ObatKelompok

NamaGenerik

Nama Dagang ∑Prosentase

(%)infus asering 2 14infus NaCl 4 29infus RL 5 36

1. Elektrolit

KCl 2 14

Cinula® 4 29

Renapar® 2 142. Suplemen

Neurobion® 1 7

Keterangan: 1 pasien dapat menerima lebih dari 1 gizi dan darah

Page 70: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

46

C. Evaluasi DRPs

Evaluasi DRPs ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya DRPs

pada penatalaksanaan terapi pasien DM tipe2 non komplikasi di instalasi rawat

inap Rumah Sakit Panti Rini periode Januari 2009-Maret 2010. Drug Related

Problems yang diteliti meliputi butuh obat, tidak butuh obat, dosis kurang, dosis

lebih, Adverse drug reaction (ADR), obat tidak efektif, dan interaksi obat. Dalam

penelitian ini tidak diamati DRPs mengenai ketaatan pasien. Hal ini disebabkan

penelitian ini bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan dengan menelusuri data

rekam medis pasien DM tipe 2 rawat inap Rumah Sakit Panti Rini dari Januari

2009 hingga Maret 2010. Dari data yang diperoleh terdapat 126 pasien yang

dipastikan terdagnosa DM tipe 2 dan 23 pasien yang terdiagnosa DM tipe 1.

Berdasarkan kriteria inklusi didapatkan 14 kasus untuk dievaluasi.

Evaluasi drug related Problems yang diteliti, dilakukan dengan

membandingkan terapi yang diberikan dengan standar acuan yaitu Drug

Information Handbook (2006), MIMS Indonesia (2009/2010), IONI (2000), ISO

Indonesia (2009/2010), Drug Information Facts(2001).

Berdasarkan hasil penelitian dari 14 kasus yang dievaluasi, ada 8 kasus

yang terdapat DRP. Dari masing-masing kasus yang teridentifikasi DRP tersebut,

ada beberapa yang tiap kasusnya terdiri lebih dari satu DRP. Total DRP yang

terdapat pada penelitian ini adalah 57%. Dari kasus yang diteliti, kasus DRP yang

paling banyak terjadi adalah interaksi obat yaitu sebanyak 4 kasus atau 29%.

Page 71: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

47

Tabel XVII. Persentase Kasus DRP yang Teridentifikasi padaPasien DM Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No Jenis DRP yang teridentifikasi Jumlahkasus

Persentase(%)

1 Adverse Drug Reaction (ADR) 1 7

2 Interaksi obat 4 29

3 Butuh obat 2 14

4 Tidak membutuhkan terapi obattambahan

1 7

Keterangan : 1 kasus dapat terjadi lebih dari 1 jenis DRP.

Drug related problems ADR yang terjadi pada pasien diabetes melitus

tipe 2 sebanyak 7% dari 14 kasus. Drug related problems ini terjadi karena

pemberian obat yang memberikan efek samping yang dapat memperburuk kondisi

pasien. Pada kasus yang terjadi, pasien mengalami gangguan fungsi ginjal dan

terjadi peningkatan kreatinin. Sementara obat yang diberikan yaitu fenofibrat,

menurut ISO 2009/2010 mengandung fenofibrat yang dapat meningkatkan

kreatinin dan menyebabkan abnormalitas fungsi ginjal. DRPs pada kasus ini

terjadi pada tanggal 13-20 April 2009.

Tabel XVIII. Kejadian DRPs ADR pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode januari 2009-Maret 2010

No.

KasusDRPs Rekomendasi

2 Pemberian fenofibrat yang dapat

meningkatkan kreatinin.

Gunakan fenofibrat dengan

dosis rendah untuk

meminimalkan efek

samping.

Page 72: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

48

Drug Related Problems interaksi obat yang terjadi pada pengobatan

pasien DM tipe 2 sebanyak 29% dari 14 kasus. Drug Related Problems interaksi

obat paling banyak terjadi pada penelitian ini. Hal ini terjadi karena pemberian

obat secara bersamaan yang dapat menimbulkan reaksi pada tubuh atau pada obat

itu sendiri. Pada kasus 3 efek glimepiride ditingkatkan oleh NSAID dalam hal ini

metamizole dalam Analsik®. Untuk mengatasi hal tersebut maka lebih baik

menggunakan analgesik lain misalnya golongan non opioat seperti paracetamol.

Drug Related Problems ini terjadi pada tanggal 12-15 Mei 2009. Pada kasus 9

terdapat beberapa DRPs interaksi obat dalam 1 kasus yaitu penggunaan gliklazid

dengan fenofibrat meningkatkan efek hipoglikemi, kemudian pada kasus ini

pengguaan ranitidin HCl dapat mengganggu bioavailabilitas lansoprazole. Kedua

kasus DRPs ini terjadi pada tanggal 7-8 Oktober 2009. Pada kasus 13 efek

glimepiride ditingkatkan oleh NSAID dalam hal ini metamizole injeksi.

Sebenarnya metamizole injeksi dapat digantikan dengan injeksi NSAID golongan

non opioat seperti Ketorolac®. Namun harga dari Ketorolac® sangat mahal,

sedangkan pasien di Rumah Sakit Panti Rini adalah kebanyakan pasien dengan

ekonomi menengah ke bawah sehingga penulis menyarankan untuk mengatur

waktu pemberian metamizole dan glimepiride. Drug Related Problems ini terjadi

pada tanggal 30 April-3 mei 2009. Yang terakhir pada kasus 14, paling banyak

terdapat DRPs interaksi obat. Pada kasus ini terdapat 3 buah DRPs interaksi obat

yaitu akan terjadi interaksi bila glimepiride diberikan dengan 6-α-

metilprednisolon (19-21 Desember 2009), omeprazole diberikan dengan rimstar

Page 73: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

49

4-FDC (20-21 Desember 2009), dan 6-α-metilprednisolon diberikan dengan

rimstar 4-FDC (20-21 Desember 2009).

Tabel XIX. Kejadian DRPs Interaksi Obat pada Pasien Diabetes MelitusTipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah SakitPanti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No.

KasusDRPs Rekomendasi

3 Efek glimepiride ditingkatkan oleh

NSAID dalam hal ini metamizole dalam

Analsik®.

Lebih baik digunakan

analgesik golongan non

opioat seperti parasetamol.

Penggunaan gliklazid dengan fenofibrat

meningkatkan efek hipoglikemi

Atur waktu pemberian

fenofibrat dan gliklazid.

9

Ranitidin HCl mengganggu

bioavailabilitas lansoprazole

Atur waktu pemberian

ranitidin Hcl dan

lansoprazole.

13 Efek glimepiride ditingkatkan oleh

metamizole injeksi yang merupakan

golongan NSAID.

Atur waktu pemberian.

Terjadi interaksi bila glimepiride

diberikan dengan 6-α-metilprednisolon

Terjadi interaksi apabila omeprazole

diberikan dengan rimstar 4FDC.

14

Terjadi interaksi bila 6-α-metilprednisolon

diberikan dengan rimstar 4FDC.

Atur waktu pemberian

glimepiride, rimstar 4FDC,

dan 6-α-metilprednisolon.

Setidaknya pemberian obat

berselang 3 jam.

Dalam penelitian ini Drug Related Problems (DRPs) butuh obat yaitu

14,28% dari 14 kasus. Dalam hal ini pasien tidak mendapatkan obat untuk

keluhan yang dialami oleh pasien. Pada kasus 4 tekanan darah pasien sangat

Page 74: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

50

tinggi, namun pasien tidak mendapatkan obat untuk menurunkan tekanan

darahnya. Hal ini terjadi dari tanggal 22 Mei 2009-24 Mei 2009. Pada kasus 8

pasien memiliki keluhan tidak bisa buang air besar selama 5 hari namun pasien

tidak mendapatkan obat untuk keluhannya tersebut. Drug Related Problems ini

terjadi pada tanggal 10-12 Maret 2009.

Tabel XX. Kejadian DRPs Butuh Obat Tambahan pada Pasien DiabetesMelitus Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap RumahSakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No.

KasusDRPs Rekomendasi

4 Tekanan darah pasien tinggi, namun pasien

tidak mendapatkan obat untuk

menurunkannya.

Dapat diberikan terapi

untuk menurunkan tekanan

darah yang sesuai.

8 Pasien mengalami susah buang air besar

sudah 5 hari namun pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengatasi hal ini.

Pasien dapat diberikan

Dulcolax untuk membantu

buang air besar.

Drug related problems tidak butuh obat terjadi pada pengobatan DM

tipe 2 yaitu sebesar 7% dari 14 kasus. Pada kasus ini pasien mendapatkan 2 obat

yang memiliki fungsi yang sama dengan golongan obat yang sama. Hal ini terjadi

pada kasus 5. Pada kasus ini digunakan kanamycin sulfat dan gentamisin sulfat,

kedua obat ini merupakan antibiotik golongan aminoglikosida. Maka untuk

menghemat biaya dan menghindari terjadinya resistensi sebaiknya digunakan satu

jenis antibiotik saja. Hal ini terjadi pada tanggal 24 Juni-28 Juni 2009.

Page 75: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

51

Tabel XXI. Kejadian DRPs Tidak Butuh Obat pada Pasien Diabetes MelitusTipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah SakitPanti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010

No.

KasusDRPs Rekomendasi

5 Pasien mendapat 2 antibiotik dengan

fungsi dan golongan yang sama yaitu

kanamycin sulfat dan gentamisin sulfat.

Cukup gunakan 1 antibiotik

saja.

Gambar 4. Kejadian DRPs Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 NonKomplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode januari 2009-Maret 2010

D. Kondisi Pasien Saat Keluar Rumah Sakit

Berdasarkan 14 data yang dievaluasi sebagian besar pasien

meninggalkan rumah sakit karena membaik dan diijinkan pulang.Jumlah pasien

membaik dan boleh pulang sebanyak 10 kasus atau 71% dari 14 kasus. Sedangkan

Page 76: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

52

yang belum sembuh dan pulang atas permintaan sendiri sebanyak 4 kasus atau

29% dari 14 kasus. Alasan pasien pulang dengan permintaan sendiri mungkin

dikarenakan alasan biaya atau tidak betah tinggal di rumah sakit.

Dari perbandingan hasil laboratorium kadar glukosa darah selama

pasien menjalani rawat inap, semua pasien mengalami penurunan kadar glukosa

darah sehingga pengobatan DM pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 dapat dikatakan sudah optimal.

Gambar 5. Alasan Meninggalkan Rumah Sakit Pada Pasien DM Tipe 2 diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti Rini YogyakartaPeriode Januari 2009-Maret 2010

Page 77: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

53

Tabel XXII. Hasil Pengamatan Kadar Glukosa Darah Pasien DiabetesMelitus Tipe 2 Non Komplikasi di Rumah Sakit Panti RiniYogyakarta Periode Januari 2009-Maret 2010 Selama MenjalaniRawat Inap

Pasien Kadar Glukosa 1 Kadar Glukosa 2 Nilai normal1 Glukosa puasa: 351 mg/dl

Glukosa 2 jam PP: 472mg/dl

Glukosa puasa: 155 mg/dl

2 Glukosa puasa: 413 mg/dl Glukosa puasa: 170 mg/dl3 Glukosa puasa: 236 mg/dl Glukosa puasa: 173 mg/dl

Glukosa 2 jam PP: 208 mg/dl4 Glukosa puasa: 453 mg/dl

Glukosa 2 jam PP: 528mg/dl

Glukosa puasa: 346 mg/dl

5 Glukosa puasa: 217 mg/dl Glukosa puasa: 160 mg/ml6 Glukosa acak: 231 mg/dl Glukosa puasa: 103 mg/dl7 Glukosa puasa: 217 mg/dl

Glukosa 2 jam PP: 259mg/dl

Glukosa puasa: 201 mg/dl

8 Glukosa puasa: 305 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 334mg/dl

Glukosa puasa: 288 mg/dl

9 Glukosa sewaktu: 250mg/dl

Glukosa puasa: 226 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 360 mg/dl

10 Glukosa sewaktu: 436mg/dl

Glukosa puasa: 325 mg/dl

11 Glukosa puasa 340 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 296mg/dl

Glukosa puasa: 149 mg/dl

12 Glukosa puasa: 290 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 318mg/dl

Glukosa puasa: 134 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 192 mg/dl

13 Glukosa sewaktu: 322mg/dl

Glukosa puasa: 177 mg/dl

14 Glukosa puasa: 141 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 211mg/dl

Glukosa sewaktu: 248 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 125 mg/dl

Glukosapuasa: 70-100mg/dlGlukosa 2 jamPP: 70-140mg/dlGlukosasewaktu: <200mg/dl

E. Rangkuman Pembahasan

Selama periode Januari 2009-Maret 2010 terdapat 126 pasien diabetes

melitus tipe 2 yang dirawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini. Dari

126 pasien tersebut, pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 14 kasus.

Page 78: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

54

Kemudian dari rekam medik 14 kasus tersebut dilakukan identifikasi drug related

problems pada pengobatan diabetes melitus tipe 2 non komplikasi.

Kejadian DRP yang paling banyak terjadi pada pasien DM tipe 2

adalah interaksi obat yaitu sebesar 29% dari 14 kasus. Drug Related Problems ini

terjadi karena pemberian lebih dari satu jenis obat yang satu sama lain memiliki

interaksi. Selain interaksi obat, DRPs yang terjadi adalah ADR sebesar 7%, butuh

obat sebesar 14%, dan tidak butuh obat sebesar 7%.

Berdasarkan 14 kasus yang dievaluasi diketahui bahwa kasus DM tipe

2 banyak terjadi pada range umur >49-≤59 tahun yaitu sebesar 36%. Kasus ini

lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki yaitu sebesar 71% pada

wanita dan 29% pada laki-laki.

Obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi

9 kelas terapi yaitu obat yang mempengaruhi sistem hormon, obat kardiovaskular,

antibiotik, analgesik, obat yang mempengaruhi susunan saraf pusat, obat saluran

pernafasan, obat saluran cerna, obat untuk kulit, nutrisi dan gizi. Penggunaan obat

yang banyak digunakan adalah obat dari kelas obat yang mempengaruhi sistem

hormon sebesar 93%.

Tabel XXIII. Ringkasan Drug Related ProblemsNo DRPs Kasus1. ADR 22. IO 3, 9, 13, 143. Butuh obat 4, 84. Tidak butuh obat 55. Kurang dosis -6. Dosis lebih -7. Obat salah -

Page 79: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

55

Pasien yang membaik dan diizinkan pulang sebanyak 71%, sedangkan

29% pulang dengan permintaan sendiri yang mungkin dikarenakan tidak betah

tinggal di rumah sakit atau disebabkan masalah ekonomi. Semua pasien yang

dievaluasi mengalami penurunan kadar glukosa darah sehingga pengobatan DM

di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 dapat

dikatakan sudah optimal.

Page 80: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

Periode Januari 2009-Maret 2010” diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini.

1. Kasus diabetes melitus tipe 2 non komplikasi paling banyak terjadi pada

pasien dengan range umur >49-≤59 tahun, dan terjadi pada wanita sebesar

71% sedangkan pada laki-laki sebesar 29%.

2. Terdapat 9 kelas terapi yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 non

komplikasi dan yang paling banyak digunakan adalah obat dari kelas terapi

obat yang mempengaruhi sistem hormon yaitu sebesar 93%.

3. Terdapat Drug Related Problems pada penelitian ini yaitu (1) interaksi obat

terjadi sebesar 29%; (2) ADR sebesar 7%; (3) butuh obat sebesar 14%; dan (4)

tidak butuh obat sebesar 7%.

4. Dari 14 kasus, 71% pasien meninggalkan rumah sakit dalam keadaan

membaik dan diizinkan pulang, sedangkan sebanyak 29% pulang atas

permintaan sendiri yang mungkin dikarenakan tidak betah tinggal di rumah

sakit atau dapat juga disebabkan masalah ekonomi. Semua pasien yang

dievaluasi mengalami penurunan kadar glukosa darah sehingga pengobatan

DM tipe 2 non komplikasi di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode

Januari 2009-Maret 2010 dapat dikatakan sudah optimal.

Page 81: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

57

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut ini.

1. Dilakukan penelitian lanjutan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah

Sakit Panti Rini Yogyakarta pada periode tahun yang berbeda secara

prospektif agar dapat dilihat perbandingan pelayanan kesehatan yang

diberikan.

2. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat disarankan agar Rumah Sakit

Panti Rini memiliki standar acuan untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2

agar pelayanan yang diberikan kepada pasien lebih mudah dan lebih baik.

Page 82: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

58

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA), 2005, Standards of Medical Care inDiabetes, dari http://care.diabetesjournals.org/cgi/contect/full/28/suppl.,diakses pada 18 Maret 2010

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, DepartemenKesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus, DirektoratBina Farmasi Komunitas Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian danAlat Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2007, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 7 2007/2008, CMPMedica Asia Pte Ltd, Jakarta

Anonim, 2009, ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 44 2009/2010,PT. ISFI, Jakarta

Cipolle, R.J., Strand L.M., dan Morley, P.C., 2004, Pharmaceutical CarePractice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York, 37-60

Foster, Daniel W., 2000, Diabetes Mellitus, dalam Harison Prinsip-Prinsip IlmuPenyakit Dalam, Edisi 13, Penerbit EGC, Jakarta

Katzung, B.G., 1995, Farmakologi dasar dan Klinik, Penerbit Salemba Medika,Jakarta

Kuncara, H.Y., 1992, Pengkajian dan Penatalaksanaan Pasien DiabetesMelitus,dalam Pakaryaningsih, E., Monica Ester (Editor) Buku AjarKeperawatan Medikal-Bedah, Edisi VIII, Penerbit EGC, Jakarta

Lacy, C. F., Armstrong, L. L., Goldman, M. P., dan Lance, L. L., 2005, DrugInformation Hanbook, Edisi 14, Lexi-Comp Inc, Ohio

Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,86-88

Price, S.A. and Wilson, L.C., 1995, Phatophysiology Clinical Concepts ofDisease, Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Schwinghammer, L.T., 2000, Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, TheMcGraw-Hill Company, Inc, United State of America

Page 83: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

59

Schwinghammer, Terry L., 2009, Diabetes Mellitus, dalam PharmacotherapyHandbook, Seventh Edition, diedit oleh J.T. Dipiro, McGraw-Hill Company,Inc

Soegondo, S., 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes MellitusTipe 2 di Indonesia, Penerbit Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI), Jakarta

Suastika, Ketut, 2007, Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetesmellitus, Penerbit Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI),Jakarta

Suyono, Slamet, 2009, Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetesdalam Soegondo, Sidartawan et al., (Ed), Penatalaksanaan Diabetes MelitusTerpadu, Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 3

Triplitt, C.L., Reasner C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, dalamPharmacotherapy: A Pathophysiology Appoarch, Sixth Edition, diedit olehJ.T. Dipiro, McGraw-Hill Company, Inc., 1333-1363

Waspadji,S., 1996, Gambaran Klinis Diabetes Melitus dalam Noer, S., (Ed), BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta

Waspadji, Sarwono, 2009, Diabetes Melitus: Mekanisme Dasar danPengelolaannya yang Rasional dalam Soegondo, Sidartawan et al., (Ed),Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia, Jakarta, 31-43

Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakologi dalam Neurologi, Edisi 1, salembaMedika, Jakarta, 53-73

World Health Organization, 2006, Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitusand Intermediate Hyperglycemia, WHO Department of NoncommunicableDisease Survillane, Geneva

Page 84: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

LAMPIRAN

Page 85: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

60

Tabel XXIV. Evaluasi DRPs Pasien 1 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 1. RM: 068162. 14 Oktober 2009 – 15 Oktober 2009SubjectiveUsia/JK: 53 th/LKeluhan utama: Batuk, lemesPerjalanan penyakit: Bersih-bersih kebun seharian, bersepeda jauh, tiba-tiba lemes, capek. Batuk-batuk, dahaksulit keluar. Periksa ke Pnti Rini disarankan opname.Penyakit yang pernah diderita: Opname di Panti Rini dengan DM. Pengobatan DM di puskesmas dengan Amaril1x1 dan Metformin 3x1Diagnosa: DM tipe 2Status keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objetive Penatalaksanaan

Assessment Rekomendasi

14/10/09 Batuk dahaksulit keluar

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:88x/menit, Tekanandarah: 120/80 mmHg,Nafas: 16x/menit

Hasil lab:SGOT: 24,5U/LSGPT: 24,3U/LKolesterol total: 153mg/dlTrigliserida: 249 mg/dlHDL: 37 mg/dlLDL: 99 mg/dlCK-MB: 16,3 U/LSerum: 58 mg/dlCreatinin: 1,1 mg/dl

Cinula 2x1ranitidin HCl2x1 ampulInfus Aseringglimepiride1x1

1. Tidak adaDRPs.2. Cinula dapatmenyebabkan efeksamping gangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.

Pantau glukosa darahdan kolesterolpasien.

15/10/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:76x/menit, Tekanandarah: 110/70 mmHg

Hasil lab:pH: 436Glukosa puasa: 155mg/dl

Cinula 2x1ranitidin HCl2x1 ampulInfus Aseringglimepiride1x1

1. Tidak adaDRPs.2. Cinula dapatmenyebabkan efeksamping gangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.

Pantau glukosa darahpasien.

Hasil lab pada saat pasien belum menjalani rawat inap (10/10/90)Urinalisis:Berat jenis: 1,020pH: 5,0Protein albumin: +Glukosa:+Sedimen:Lekosit: 0-1/lpbEpithel: 0-2/lpkSilinder: Granular positif

Profil Lemak:Kolesterol total: 195 mg/dlTrigliserida: 206 mg/dlHDL kolesterol direk: 36 mg/dlLDL kolesterol direk: 117 mg/dlUric acid: 5,9 mg/dlGlukosa puasa: 351 mg/dlGlukosa 2 jam PP: 472 mg/dl

Page 86: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

61

Tabel XXV. Evaluasi DRPs Pasien 2 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap

Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010Pasien 2. RM: 164322. 13 April 2009 - 20 April 2009

SubjectiveUsia/JK: 51 th/PKeluhan utama: Pusing, mualPerjalanan penyakit: Pasien lemas, pusing, mual muntah 3x.Periksa di Puskesmas tanggal 13/04/09 Gula darahpuasa: 424. Dianjurkan ke RS Panti Rini. Di UGD Panti Rini OT: 339Penyakit yang pernah diderita: DM sudah kurang lebih 2-3 tahun.Diagnosa: DM, Obs. Chest pain, DispepsiaStatus keluar: belum sembuh, pulang atas permintaan pasien

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

13/04/2009 Pusing,mual,lemas

Tanda vital:Suhu: 36,2oC, Nadi:82x/menit, Tekanandarah: 130/80mmHg, Nafas:32x/menit

Hasil lab:SGOT: 14,0 U/LSGPT: 16,3 U/LKolesterol total:323 mg/dlTrigliserida: 313mg/dlHDL kolesterol:47 mg/dlLDL kolesterol:226 mg/dlCK-MB: 34,5 U/LUreum: 54 mg/dlCretinin: 1,8mg/dlUric acid: 10,8mg/dlK: 5,5 mmol/LNa: 120 mmol/LCl: 96 mmol/L

glibenklamide1-1-0vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sore

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguanfungsi ginjal.DRPs: ADR.

1. Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikan dengandosis rendah untukmengurangi efeksamping.2. Pantaukolesterol danglukosa darah.3. Pantau fungsiginjal dan jantung.

Page 87: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

62

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

14/04/2009 sesek Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:108x/menit,Tekanan darah:120/80 mmHg,Nafas: 28x/menit

Hasil lab:LDH: 419 mg/dlGlukosa puasa:413 mg/dlCK-MB: 24,1 U/LUrinalisa:Glukosa: 4+Protein: 1+pH: 5,5Berat jenis: 1020Darah: 1+Benda keton: 4+Sedimen:Lekosit: 5-10Eritrosit: 8-15Granuler: 2-5Bacteri: +

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sorecefiximetrihidrat2x100mgisosorbiddinitrat 3x5mgklopidogrel 1x1insulin drip

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguanfungsi ginjal.DRPs: ADR.

1.Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikan dengandosis rendah untukmengurangi efeksamping.2. Pantau glukosadarah.

15/04/2009 Sesekberkurang,mual,muntah

Tanda vital:Suhu: 37,8oC, Nadi:112x/menit,Tekanan darah:120/80 mmHg,Nafas: 28x/menit

Hasil lab:K: 2,1 duploNa: 122 duploCl: 99 duplo

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sorecefiximetrihidrat2x100mgisosorbiddinitrat 3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x1 tabinsulin 10 unitInj. ondansetronHCl 2x4mg iv

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguanfungsi ginjal.DRPs: ADR.

1. Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikan dengandosis rendahuntukmengurangi efeksamping.

2. Pantaukolesterol danglukosa darah.3. Pantau fungsiginjal dan jantung.

Page 88: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

63

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

16/04/2009 Lemas,mual,bibir kering,sering haus

Tanda vital:Suhu: 38oC,Nadi:120x/menit,Tekanan darah:110/90 mmHg

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sorecefiximetrihidrat2x100mgisosorbid dinitrat3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x1 tabinsulin 10 unitInj. ondansetronHCl 2x4mg ivinfus RL+KCl

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguan fungsiginjal.DRPs: ADR.

Sebaiknyapenggunaanfenofibrat diberikandengan dosisrendah untukmengurangi efeksamping.

17/04/2009 Lemas,mual Tanda vital:Suhu: 37,6oC,Nadi: 88x/menit,Tekanan darah:130/80 mmHg

Hasil lab:K: 1,9 duploNa: 120 duploCl: 86 duplo

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sorecefiximetrihidrat2x100mgisosorbid dinitrat3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x1 tabinsulin 8 unitInj. ondansetronHCl 2x4mg ivinfus RL+KClInj. seftriaksone2x1grDrip Neurobion5000 1amp+100cc NaCl0,9%

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguan fungsiginjal.DRPs: ADR.

Sebaiknyapenggunaanfenofibrat diberikandengan dosisrendah untukmengurangi efeksamping.

Page 89: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

64

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

18/04/2009 Mual, lemes Tanda vital:Suhu: 37,7oC,Nadi: 80x/menit,Tekanan darah:130/70 mmHg

Hasil lab:Urinalisa:Glukosa: 3+pH: 5,5BJ: <1,005Darah: +Benda keton: 2+Sedimen:Lekosit: 3-5Eritrosit: 1-3Bacteri:+

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidin HCl2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1 tabfenofibrat 300mg1x1 pagisimvastatin 10mg1x1 sorecefixime trihidrat2x100mgisosorbid dinitrat3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x2 tabinsulin 8 unitInj. ondansetronHCl 2x4mg ivinfus RL+KClInj. seftriakson2x1grDrip Neurobion5000 1amp +100ccNaCl 0,9%

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguan fungsiginjal.DRPs: ADR.

1. Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikandengan dosisrendah untukmengurangiefek samping.

2. Pantau glukosadarah.

19/04/2009 Pusing,tidakmual

Tanda vital:Suhu: 37,3oC,Nadi: 80x/menit,Tekanan darah:120/60 mmHg

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidin HCl2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1 tabfenofibrat 300mg1x1 pagisimvastatin 10mg1x1 sorecefixime trihidrat2x100mgisosorbid dinitrat3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x2 tabInsulin 8 unitInj. ondansetronHCl 2x4mg ivinfus RL+KClInj. seftriakson2x1grDrip Neurobion5000 1amp +100ccNaCl 0,9%

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguan fungsiginjal.DRPs: ADR.

Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikan dengandosis rendah untukmengurangi efeksamping.

Page 90: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

65

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

20/04/2009 Perut mules,BAB keras

Tanda vital:Suhu: 36,6oC, Nadi:84x/menit, Tekanandarah: 130/70mmHg

Hasil lab:K: 24 mmol/LNa: 123 mmol/LCl: 91 mmol/LGlukosa puasa:170 mg/dl

vildagliptin 1-0-1Inj. ranitidinHCl 2x1ampInf. NaCl 3%furesemid 1x1tabfenofibrat300mg 1x1 pagisimvastatin10mg 1x1 sorecefiximetrihidrat2x100mgisosorbid dinitrat3x5mgklopidogrel 1x1Renapar 3x2 tabinsulin 3x6 unitinfus RL+KClDrip Neurobion5000 1amp+100cc NaCl0,9%lansoprazol1x30mgsefiksim2x100mg

Penggunaanfenofibrat dapatmeningkatkankreatinin dantimbulnyaabnormalitasfungsi ginjal.Sebaiknyadihindari untukpasien dengangangguan fungsiginjal.DRPs: ADR.

1. Sebaiknyapenggunaanfenofibratdiberikandengan dosisrendah untukmengurangi efeksamping.

2. Pantaukolesterol danglukosa darah.3. Pantau fungsiginjal dan jantung.

Obat pulang:Sefiksim 2x100g, Parasetamol 3x1, Renapar 3x2, Glimepiride 1-0-1, Evotyl 600mg 1x1, Simvastatin 10g 1x1,Isosorbid dinitrat 3x5mg, Lansoprazol 1x30mg, Ranitidin 2x1, Ondansetron HCl 2x1, Insulin 3x6unit,Klopidogrel 1x1.

Page 91: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

66

Tabel XXVI. Evaluasi DRPs Pasien 3 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 3. RM: 123270. 12 Mei 2009 – 15 Mei 2009SubjectiveUsia/JK: 59 th/LDiagnosa: Obs. Hiperglikemia, Obs. AsteniaStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

12/05/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 35,2oC, Nadi:76x/menit, Tekanandarah: 150/90mmHg

Hasil lab:SGOT: 21,5 U/LSGPT: 21,9 U/LUreum 19 mg/dlCreatinin: 1,0mg/dlUric acid: 6,7mg/dlK: 3,4 mmol/LNa: 130 mmol/LCl: 90 mmol/LGlukosa puasa:236 mg/dlKolesterol total:226 mg/dlTrigliserida: 903mg/dlHDL kolesterol:33 mg/dlLDL kolesterol:105 mg/dl

glimepiride 1-0-0Analsik 3x1ranitidin HCl1/12 jamInf. Asering

1. Glimepiridememiliki efeksampinggangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.2. Efekglimepirideditingkatkanoleh NSAIDdalam hal iniAnalsik.DRPs:Interaksi obat.

1. Pantau glukosadarah, kolesteroldan fungsi ginjal.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.3. Lebih baikdigunakananalgesik golongannon opioat sepertiparasetamol.

Page 92: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

67

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

13/05/2009 Tidak adakeluhan,sudahmobilisasiaktif

Tanda vital:Suhu: 36,5oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 130/90mmHg

Hasil lab:Urinalisa:Glucose: 2+pH: 6,5BJ: 1.010Sedimen:Sel epitel: +Lekosit: 1-3Eritrosit: 0-1Bacteri: +Glukosa puasa:173 mg/dlGlukosa 2 jam PP:208 mg/dl

glimepiride 1-0-0Analsik 3x1ranitidin HCl1/12 jamfenofibrat1x300mgInf. Asering

1. Glimepiridememiliki efeksampinggangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.2. Efekglimepirideditingkatkanoleh NSAIDdalam hal iniAnalsik.DRPs: Interaksiobat.

1. Pantauglukosa darah,kolesterol danfungsi ginjal.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.3. Lebih baikdigunakananalgesikgolongan nonopioat sepertiparasetamol.

14/05/2009 Badan sudahenak

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 120/80mmHg

glimepiride 1-0-0Analsik 3x1fenofibrat1x300mgranitidin 2x1tabInf. Asering

1. Glimepiridememiliki efeksampinggangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.2. Efekglimepirideditingkatkanoleh NSAIDdalam hal iniAnalsik.

DRPs: Interaksiobat.

1. Pantauglukosa darah,kolesterol danfungsi ginjal.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.3. Lebih baikdigunakananalgesikgolongan nonopioat sepertiparasetamol.

15/05/2009 Sudahmembaik

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 130/70mmHg

glimepiride 1-0-0Analsik 3x1fenofibrat1x300mgranitidin 2x1tabInf. Asering

1. Glimepiridememiliki efeksampinggangguangastrointestinalmaka diberikanranitidin HCl.2. Efekglimepirideditingkatkanoleh NSAIDdalam hal iniAnalsik.

DRPs: Interaksiobat.

1. Pantau glukosadarah, kolesteroldan fungsi ginjal.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.3. Lebih baikdigunakananalgesik golongannon opioat sepertiparasetamol.

Page 93: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

68

Tabel XXVII. Evaluasi DRPs Pasien 4 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 4. RM: 116835. 20 Mei 2009 – 24 Mei 2009SubjectiveUsia/JK: 82 th/PDiagnosa: DM tipe 2, PruritusStatus keluar: belum sembuh, pulang atas permintaan sendiri

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

20/05/2009 Pusing,gatal-gataldipunggung

Tanda vital:Suhu: 36,4oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 110/70 mmHg

Hasil lab:SGOT: 16,5 U/LSGPT: 12,5 U/LUreum: 51 mg/dlCreatinin: 1,4 mg/dlGlukosa puasa: 453mg/dlGlukosa 2 jam PP:528 mg/dlUrinalisa:Glucose: 4+pH: 5,5BJ: <1.005Keton: +Sedimen:Sel epitel: +Lekosit: 2-5Eritrosit: 0-1Bacteri: +

insulin RI 3x6unitCinula 2x1mebhidrolinnapadisilat 2x1

Tidak ada DRPs. 1. Pantau glukosadarah pasien.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.

21/05/2009 Gatal-gatal dibadan

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:84x/menit, Tekanandarah: 110/80 mmHg

insulin RI 3x6unitCinula 2x1mebhidrolinnapadisilat 2x1

Tidak ada DRPs. 1. Pantau glukosadarah pasien.2. Pasiendisarankan untukdiet dan olahraga.

22/05/2009 Punggungluka dangatal

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 160/100mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa: 302mg/dl

insulin RI 3x6unitCinula 2x1mebhidrolinnapadisilat 2x1

Tekanan darah pasientinggi, namun pasientidak mendapatkan obatuntuk menurunkannya.DRPs: butuh obat

1. Berikan obatuntuk menurunkantekanan darahpasien.2. Pantau glukosadarah pasien.

Page 94: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

69

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

23/05/2009 Badan masihgatal

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 190/80mmHg

insulin RI 3x6 unitCinula 2x1mebhidrolinnapadisilat 2x1klobetasolpropionat tc II

1. Tekanan darahpasien tinggi,namun pasientidakmendapatkanobat untukmenurunkannya.

DRPs: butuh obat

1.Berikan obat untukmenurunkan tekanandarah pasien.

24/05/2009 Lemes,kedua kakikadangnyeri,punggunggatal

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 140/60mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa:346 mg/dl

insulin RI 3x6unitCinula 2x1mebhidrolinnapadisilat 2x1klobetasolpropionat tc II

1. Tekanan darahpasien tinggi,namun pasientidakmendapatkanobat untukmenurunkannya.

DRPs: butuh obat

1. Berikan obatuntuk menurunkantekanan darahpasien.

Obat pulang:Metformin 1-0-1, Ampiride 1-0-0, Cinula 2x1, Mebhidrolin napadisilat 2x1

Page 95: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

70

Tabel XXVIII. Evaluasi DRPs Pasien 5 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 5. RM: 126025. 22 Juni 2009 – 28 Juni 2009SubjectiveUsia/JK: 42 th/LKeluhan utama: tidak ada keluhan, mau operasiPerjalanan penyakit: sebelumnya pasien sering diare dan perut mules. Kontrol ke Panti Rini ternyata pasien maupikir-pikir dahulu. 22/06/09 datang ke Panti Rini mau operasi.Penyakit yang pernah diderita: DMDiagnosa: Ca RectiStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

22/06/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 120/80mmHg, Nafas:15x/menit

Hasil lab:Protein total: 6,64gr/dlProtein albumin: 4,21gr/dlProtein globulin: 2,42gr/dlGlukosa acak: 64mg/dlK: 3,5 mmol/LNa: 140 mmol/LCl: 101 mmol/LHBsAg: -

kanamycin sulfat3x500

Tidak ada DRPs. Pantau Glukosadarah.

23/06/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,3oC, Nadi:76x/menit, Tekanandarah: 110/60 mmHg

Hasil lab:Ureum: 24 mg/dlCreatinin: 1,0 mg/dl

kanamycin sulfat3x500Inj. ranitidin HCl1amp/12jamgliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1

Tidak ada DRPs. Pantau kreatininpasien.

24/06/2009 Perdarahanluka operasirembessedikit,lukaoperasi nyeri

Tanda vital:Suhu: 36,6oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 110/70 mmHg

Hasil lab:Hb: 10,1g/dlLekosit: 13.500/µLHematokrit: 31%

kanamycin sulfat3x500Inj. ranitidin HCl1amp/12jamgliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1seftriakson 1x1grgentamisin sulfat2x80gmetronidazole 3x1

Digunakan 2jenis antibiotikdengan golongandan fungsi yangsama yaitukanamycin sulfatdan gentamisinsulfat.DRPs: tidakbutuh obat

1.Pantau Glukosadarah.2.Gunakan salahsatu antibiotiksaja.Kanamycinsulfat saja ataugentamisin sulfat.

Page 96: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

71

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

25/06/2009 Luka operasiperih

Tanda vital:Nadi: 97x/menit,Tekanan darah:100/66 mmHg,nafas: 52x/menit

kanamycin sulfat3x500Inj. ranitidinHCl1amp/12jamgliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1seftriakson1x1grgentamisin sulfat2x80gmetronidazole3x1

Digunakan 2jenis antibiotikdengan golongandan fungsi yangsama yaitukanamycin sulfatdan gentamisinsulfat.DRPs: tidakbutuh obat

1. Pantau keadaanluka pasien.2. Gunakan salahsatu antibiotiksaja.Kanamycinsulfat saja ataugentamisin sulfat.

26/06/2009 Nyeri padaluka operasi

Tanda vital:Nadi: 80x/menit,Tekanan darah:95/55 mmHg

Hasil lab:Protein total: 4,03gr/dlProtein albumin:2,71 gr/dlProtein globulin:1,32 gr/dlTrigliserida:109mg/dlGlukosa puasa:217 mg/dlK: 4,1 mmol/LNa: 136 mmol/LCl: 100 mmol/LMagnesium (P):0,7mmol/L

kanamycin sulfat3x500Inj. ranitidinHCl1amp/12jamgliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1seftriakson1x1grgentamisin sulfat2x80gmetronidazole3x1

Digunakan 2jenis antibiotikdengan golongandan fungsi yangsama yaitukanamycin sulfatdan gentamisinsulfat.DRPs: tidakbutuh obat

1. Pantau glukosadarah pasien.2. Gunakan salahsatu antibiotiksaja.Kanamycinsulfat saja ataugentamisin sulfat.

27/06/2009 Nyeri bekasjahitan

Tanda vital:Suhu: 37oC, Nadi:70x/menit, Tekanandarah: 120/70mmHg

kanamycin sulfat3x500Inj. ranitidinHCl1amp/12jamgliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1seftriakson1x1grgentamisin sulfat2x80gmetronidazole3x1

Digunakan 2jenis antibiotikdengan golongandan fungsi yangsama yaitukanamycin sulfatdan gentamisinsulfat.DRPs: tidakbutuh obat

1. Pantau keadaanluka setelahoperasi.2. Gunakan salahsatu antibiotiksaja.Kanamycinsulfat saja ataugentamisin sulfat.

Page 97: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

72

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

28/06/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,5oC,Tekanan darah:110/70 mmHg

Hasil lab:Hb: 9,9 g/dlHematokrit: 31%Protein total: 4,55gr/dlProtein albumin:3,16 gr/dlProtein globulin:1,39 gr/dlGlukosa puasa:160 gr/dl

kanamycin sulfat3x500gliklazid ½-0-1/2Cinula 2x1seftriakson1x1grgentamisin sulfat2x80gmetronidazole3x1ciprofloxacin2x500asam mefenamat3x500

Digunakan 2jenis antibiotikdengan golongandan fungsi yangsama yaitukanamycin sulfatdan gentamisinsulfat.DRPs: tidakbutuh obat

1.Pantau glukosadarah pasien.2.Gunakan salahsatu antibiotiksaja.Kanamycinsulfat saja ataugentamisin sulfat.

Hasil lab sebelum pasien dirawat inap (12/06/09):Protein total: 6,01 gr/dlProtein albumin: 3,87 gr/dlProtein globulin: 2,14 gr/dlK: 3,2 mmol/LNa: 139 mmol/LCl: 101 mol/LTanda tumor:CEA: 1,77 mg/ml

Page 98: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

73

Tabel XXIX. Evaluasi DRPs Pasien 6 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 6. RM: 166044. 15 Juni 2009 – 17 Juni 2009SubjectiveUsia/JK: 78 th/PPerjalanan penyakit: tanggal 5 Juni pasien periksa ke dokter dengan keluhan mual, muntah,pusing. Doktermangatakan sakit vertigo dan pasien diberi obat. Pasien tidak tahu nama obat yang diberikan.Penyakit yang pernah diderita: Belum pernah dirawat karena sakitDiagnosa: DM tipe 2, vertigoStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

15/06/2009 Pusing Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:84x/menit, Tekanandarah: 120/80mmHg

Hasil lab:Faeces:Lemak:+Hematologi:Hemoglobin: 11,8g/dlLekosit: 6.400/µLTrombosit:229.000/ µLHematokrit: 37%SGOT: 15,2 duploSGPT: 5,1 duploKolesterol total:223 mg/dlTrigliserida: 161mg/dlHDL kolesterol:58 mg/dlLDL kolesterol:152 mg/dlUreum: 32 mg/dlKreatinin: 0,6mg/dlGlukosa acak: 231mg/dl

pravastatin Na 0-0-1metformin HCl0-0-1flunarizinhidroklorida5mg 2x1infus RL

Tidak adaDRPs

Pantau kolesteroldan gula darahpasien.

Page 99: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

74

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

16/06/2009 Lemes Tanda vital:Suhu: 36,4oC, Nadi:79x/menit, Tekanandarah: 130/80mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa:103 mg/dlGlukosa 2 jam PP:111mg/dlK: 3,8 mmol/LNa: 144 mmol/LCl: 105 mmol/L

pravastatin Na 0-0-1metformin HClXR 0-0-1flunarizinhidroklorida5mg 2x1infus RL

Tidak adaDRPs.

Pantau guladarah pasien.

17/06/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,4oC, Nadi:76x/menit, Tekanandarah: 130/80mmHg

pravastatin Na 0-0-1metformin HCl0-0-1flunarizinhidroklorida5mg 2x1infus RL

Tidak adaDRPs.

Pantau guladarah pasien.

Page 100: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

75

Tabel XXX. Evaluasi DRPs Pasien 7 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 7. RM: 108383. 27 Juli 2009 – 30 Juli 2009SubjectiveUsia/JK: 68 th/PKeluhan utama: badan panas, mual, mulut sariawanPerjalanan penyakit: 24/07/09 panas mualipagi hari. 27/07/09 badan masih panas, mual sariawan kemudiandibawa ke Panti Rini disarankan opname.Diagnosa: DM, thyphoid, thrombocytopeniaStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

27/07/2009 Ulu hatitidak enak, 3hari belumBAB

Tanda vital:Suhu: 37,3oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 140/70mmHg

Hasil lab:SGOT: 123,9 U/LSGPT: 90,6 U/LKolesterol total:186 mg/dlTrigliserida: 276mg/dlUreum: 37 mg/dlKreatinin: 0,5mg/dlTrombosit: 68.000/µLHematokrit: 43%Widal:Ty. H: 1/80Para Ty. AH: 1/80Para Ty.BH: 1/80Para Ty. CO:1/320Urinalisa:Glucose: 4+Protein: 1+pH: 5,5BJ: 1.020Sedimen:Lekosit: 2-8Eritrosit: 1-3Kristal:Oksalat: +Amorf urat: +Bacteri: +

siprofloksasinHCl 2x1parasetamol 2x1Sanmag syr3x2cthnystatin 4x2mlbisakodil supp 1tube

1. Nystatinmemiliki efeksamping padagastrointestinalmaka diberikanSanmag.2. Tidak adaDRPs.

1. Batasi aktivitasdan atur polamakan untukmengembalikankondisi tubuh.2. Dapatdigunakan terapifarmakologis jusjambu untukmeningkatkantrombosit.3. Pantau fungsihati.

Page 101: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

76

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

28/07/2009 Badanpegal-pegal,sariawanberkurang

Tanda vital:Suhu: 36,3oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 120/70mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa:217 mg/dlGlukosa 2 jam PP:259 mg/dlTrombosit: 68.000/µLHematokrit: 42%

siprofloksasinHCl 2x1Sanmag syr3x2cthnystatin 4x2mlSystenolGlucovance 1x1Curliv 3x1

1. Nystatinmemiliki efeksamping padagastrointestinal makadiberikanSanmag.2. Tidak adaDRPs.

1. Batasi aktivitasdan atur polamakan untukmengembalikankondisi tubuh.2. Dapatdigunakan terapifarmakologis jusjambu untukmeningkatkantrombosit.3. Pantau fungsihati.

29/07/2009 Pusingsedikit

Tanda vital:Suhu: 36,3oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 140/70mmHg

Hasil lab:Trombosit:70.000/µLHematokrit: 43%(06:11 AM)Trombosit:75.000/µLHematokrit: 42%(06:36 PM)

siprofloksasinHCl 2x1Sanmag syr3x2cthnystatin 4x2mlSystenolGlucovance 1x1Curliv 3x1

1. Nystatinmemiliki efeksamping padagastrointestinalmaka diberikanSanmag.2. Tidak adaDRPs.

1. Batasiaktivitas dan aturpola makan untukmengembalikankondisi tubuh.2. Dapatdigunakan terapifarmakologis jusjambu untukmeningkatkantrombosit.3. Pantau fungsihati.

30/07/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:80x/menit, Tekanandarah: 150/90mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa:201 mg/dlTrombosit:80.000/µLHematokrit: 43%

siprofloksasinHCl 2x1Sanmag syr3x2cthnystatin 4x2mlSystenolGlucovance 1x1Curliv 3x1

1. Nystatinmemiliki efeksamping padagastrointestinalmaka diberikanSanmag.2. Tidak adaDRPs.

1. Batasiaktivitas dan aturpola makan untukmengembalikankondisi tubuh.2. Dapatdigunakan terapifarmakologis jusjambu untukmeningkatkantrombosit.3. Pantau fungsihati.

Page 102: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

77

Tabel XXXI. Evaluasi DRPs Pasien 8 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 8. RM: 086993. 10 Maret 2009 – 13 Maret 2009SubjectiveUsia/JK: 53 th/PDiagnosa: Hiperglikemi pada DM tipe 2Status keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

10/03/2009 Lemes,pusing,perut enek,5 haribelumBAB

Tanda vital:Suhu: 36oC,Nadi:78x/menit,Tekanan darah:128/80 mmHg

Hasil lab:SGOT: 15,0U/LSGPT: 15,2U/LUreum: 18mg/dlKreatinin: 0,3mg/dlK: 4,3 mmol/LNa: 123mmol/LCl: 95 mmol/L

parasetamol3x1Insulin 3x8unitranitidin HCl2x1ampulsefuroksim 2x1grInfus NaCl

1. Antibiotiksefuroksim memilikiefek sampinggangguangastrointestinalsehingga diberikanranitidin HCl2. Pasien sudah 5 haribelum Bab, namunpasien tidakmendapatkan obatuntuk itu.DRPs: butuh obat

1.Berikan pasien obat untukmengatasi susah BABseperti Dulcolax.2.Pantau kadar kreatininpasien.

11/03/2009 Perutsebah,belumBAB

Tanda vital:Suhu: 36,8oC,Tekanan darah:110/60 mmHg

Hasil lab:Glukosapuasa: 305mg/dlGlukosa 2 jamPP: 334 mg/dl

parasetamol3x1insulin 3x8unitranitidin HCl2x1ampulsefuroksim 2x1grinfus NaCl

1.Antibiotiksefuroksim memilikiefek sampinggangguangastrointestinalsehingga diberikanranitidin HCl.2.Pasien sudah 5 haribelum Bab, namunpasien tidakmendapatkan obatuntuk itu.DRPs: butuh obat

1.Berikan pasien obat untukmengatasi susah BABseperti Dulcolax.2.Pantau kadar gula darahpasien.

Page 103: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

78

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

12/03/2009 Tenggorokansakit, kaki sakit

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:84x/menit, Tekanandarah: 130/80 mmHg

parasetamol3x1insulin 3x8unitranitidin HCl2x1ampulsefuroksim 2x1grinfus NaCl

1. Pasienmemilikikeluhansakittenggorokannamun tidakmendapatkanobat untukmengatasikeluhan tersebut.DRPs:butuhobat

1.Sebaiknyapasien diberikanobat untukmengatasi sakittenggorokannya.

13/03/2009 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,7oC, Nadi:96x/menit, Tekanandarah: 130/80 mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa: 288mg/dl

parasetamol3x1insulin 3x8unitranitidin HCl2x1ampulsefuroksim 2x1grinfus NaCl

Tidak ada DRPs 1. Pantau kadargula darah pasiendan lakukankontrol rutin.

Page 104: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

79

Tabel XXXII. Evaluasi DRPs Pasien 9 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di InstalasiRawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 9. RM: 167509. 6 Oktober 2009 – 8 Oktober 2009SubjectiveUsia/JK: 42 th/PKeluhan utama: sesakPerjalanan penyakit: tanggal 06/10/09 pukul 22.oo mengalami mual, muntah, dan sesak kemuadian langsung dibawake Panti RiniPenyakit yang pernah diderita: Juli 2000 opname DMDiagnosa: Dispepsia, HiperglikemiaStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

06/10/09 sesak Tanda vital:Suhu: 36oC,Nadi: 80x/menit,Tekanan darah:120/80 mmHg

Hasil lab:Glukosa darahsewaktu: 250mg/dl

Di UGD:Inj. metamizoleInj. ranitidin HClInj. NaCl 20 tetesInj.metoklopramideHCl

Tidak ada DRPs Atur pola makan danpantau kadar glukosadarah.

07/10/09 Sudahlebihenak

Tanda vital:Suhu: 36oC,Tekanan darah:110/70 mmHg,Nadi: 100x/menit

Hasil lab:Glukosa puasa:226 mg/dlGlukosa 2 jamPP: 360 mg/dlHematologi:Hemoglobin:11,0 g/dlLeukosit: 7300/µlTrombosit:364.000/µlSGOT: 19,0 U/LSGPT: 14,4 U/LKolesterol total:218 mg/dlTrigliserida: 390mg/dlUreum: 58 mg/dlKreatinin: 1,5mg/dlUric acid: 9,7mg/dl

ranitidin HCl 2x1ampfenofibrate 1x300mglansoprazole 1x1gliklazid 2x1metformin HCl2x1furosemid 1x1kalium klorida2x1

1. Penggunaangliklazid denganfenofibratmeningkatkan efekhipoglikemiDRPs: Interaksiobat2. Ranitidin HClmengganggubioavailabilitaslansoprazoleDRPs: Interaksiobat

1.Atur waktupemberian fenofibratdan gliklazid.2. Atur waktupemberian ranitidinHCl dan lansoprazole.

Page 105: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

80

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

08/10/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,4oC,Nadi:76x/menit,Tekanan darah:110/70 mmHg

ranitidin HCl2x1 amprenofibrate1x300 mglansoprazole1x1gliklazid 2x1metformin HCl2x1furosemid 1x1kalium klorida2x1

1. Penggunaangliklazid denganfenofibratmeningkatkan efekhipoglikemiDRPs: Interaksiobat2. Ranitidin HClmengganggubioavailabilitaslansoprazoleDRPs: Interaksiobat

1. Atur waktu pemberianfenofibrat dan gliklazid.2. Atur waktu pemberianranitidin HCl danlansoprazole.

Page 106: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

81

Tabel XXXIII. Evaluasi DRPs Pasien 10 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 10. RM: 162560. 1 April 2009 – 3 April 2009SubjectiveUsia/JK: 40 th/PDiagnosa: Obs. Vomitus, vertigo pada riwayat hipertensi, DM tipe 2Status keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

01/04/09 Pusing,mual Tanda vital:Suhu: 36oC,Nadi: 96x/menit,Tekanan darah:200/100 mmHg

Hasil lab:Glukosa darahsewaktu:436mg/dl

Faal hati:SGOT: 15,0 U/LSGPT: 11,3 U/LKolesterol total:325 mg/dlTrigliserida: 88mg/dlHDL: 106 mg/dlLDL: 244 mg/dlUreum: 29 mg/dlKreatinin: 0,6mg/dlUric acid: 2,8mg/dlK: 2,8 mmol/LNa: 135 mmol/LCl: 98 mmol/L

Di UGD:Inf. RL guyur,dilanjutkan 15tetes/menitInj. furosemide 2ampMetoklopramideHCl 1 ampranitidin HCl 1ampmetampiron 1 ampClonidin 1 tab(pukul 05.00)

Tidak ada DRPs Atur pola makandan pantauglukosa darahpasien.

02/04/09 Mual,muntah

Tanda vital:Suhu: 37oC,Tekanan darah:200/100 mmHg,Nadi: 80x/menit

Magard FA 2x1Inj. ondansetronHCl 2x4 mgGlucovance 2x5mgflunarisin 2x1kaptopril 2x1

Tidak ada DRPs .Pantau tekanandarah pasien.

Page 107: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

82

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

03/04/09 Tidakpusing,tidakmual

Tanda vital:Suhu: 36,7oC,Nadi:80x/menit,Tekanan darah:140/80 mmHg

Hasil lab:Glukosapuasa: 325mg/dl

Magard FA 2x1Inj. ondansetronHCl 2x4 mgGlucovance 2x5mgflunarisin 2x1kaptopril 2x1

Tidak ada DRPs Atur pola makan danpantau glukosa darahpasien.

Page 108: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

83

Tabel XXXIV. Evaluasi DRPs Pasien 11 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 11. RM: 167317. 26 Juli 2009 – 29 Juli 2009SubjectiveUsia/JK: 54 th/PKeluhan utama: nyeri telan kurang lebih 2 hari.Perjalanan penyakit: dibawa ke panti rini, disarankan opname. Periksa OT: 452 mg/dlPenyakit yang pernah diderita: kurang lebih 4 tahun menderita DM. Kontrol tidak rutin, 2 bulan terakhir tidak minumobat.Diagnosa: DM tipe 2 tidak terkontrolStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

26/07/09 Pusing,perut sakit,nyeri telan

Tanda vital:Suhu: 37oC, Nadi:80x/menit,Tekanan darah:120/70 mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa340 mg/dlGlukosa 2 jamPP: 296 mg/dl

Faal hati:SGOT: 13,2 U/LSGPT: 14,5 U/LKolesterol total:190 mg/dlTrigliserida: 136mg/dlHDL: 61 mg/dlLDL: 126 mg/dlUreum: 20 mg/dlKreatinin: 0,7mg/dlUric acid: 2,5mg/dlK: 3,9 mmol/LNa: 135 mmol/LCl: 99 mmol/L

Urinalisa:Glucose: 4+Urobilinogen:normalpH: 6,5BJ: 1.010Sel epitel: +Lekosit: 0-2Bakteri: +

paracetamol 3x1Insulin RI 3x6 unitsefuroksim1gr/ 12jam

Tidak ada DRPs 1. Pantau kadarglukosa darah dankloesterol.2. Atur pola makandan gaya hidup.

Page 109: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

84

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

27/07/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,5oC,Nadi:80x/menit,Tekanan darah:120/70 mmHg

Inf. RL 16tetes/menitDiet DM 1700kaloriInsulin RI 3x8unitInj. Sefuroksim2x1grparacetamol k/p3x1Cinula 2x1

Tidak ada DRPs 1. Pantau kadar glukosadarah dan kloesterol.2. Atur pola makan dangaya hidup.

28/07/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36oC,Nadi:72x/menit,Glukosapuasa: 149mg/dl

Inf. RL 16tetes/menitDiet DM 1700kaloriInsulin RI 3x8unitInj. Sefuroksim2x1grparacetamol k/p3x1Cinula 2x1

Tidak ada DRPs 1. Pantau kadar glukosadarah dan kloesterol.2. Atur pola makan dangaya hidup.

29/07/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,5oC,Nadi:72x/menit,Tekanan darah:100/70 mmHg

Inf. RL 16tetes/menitDiet DM 1700kaloriInsulin RI 3x8unitInj. Sefuroksim2x1grparacetamol k/p3x1Cinula 2x1

Tidak ada DRPs 1. Pantau kadar glukosadarah dan kloesterol.2. Atur pola makan dangaya hidup.

Page 110: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

85

Tabel XXXV. Evaluasi DRPs Pasien 12 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 12. RM: 161614. 8 Januari 2009 – 13 Januari 2009SubjectiveUsia/JK: 62 th/PDiagnosa: hiperglikemia, trombositopeniaStatus keluar: membaik, boleh pulang

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

08/01/09 Lemes Tanda vital:Suhu: 38oC,Tekanan darah:110/60 mmHg

Hasil lab:Faal hati:SGOT: 52,4U/LSGPT: 48,4U/LKolesteroltotal: 139mg/dlTrigliserida:173 mg/dlHDL: 20mg/dlLDL: 84 mg/dlUreum: 21mg/dlKreatinin: 0,7mg/dlUric acid: 2,4mg/dl

Di UGD:O2 4 liter/menitInf. RL 20-24tetes/menitInj.metoklopramideHCl 1 ampInj. ranitidin HCl1 ampInj. metamizole 1amp

Tidak ada DRPs Pantau fungsi hati pasien dankadar glukosa darah pasien.

09/01/09 Lemes,panas

Tanda vital:Suhu: 37,5oC,Nadi:96x/menit,Tekanan darah:110/60 mmHg

Hasil lab:Trombosit:88.000/µlHematokrit:36% (pukul06:36 AM)Golongandarah ABO: AGlukosapuasa: 290mg/dlGlukosa 2 jamPP: 318 mg/dlTrombosit:99.000/µlHematokrit:39%

Cholescor 3x1Sistenol 3x1ranitidin HCl 2x1ampInsulin RI 3x4unitCurliv 3x1

Tidak ada DRPs Pantau jumlah trombosit pasiendan kadar glukosa darahpasien.

Page 111: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

86

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

10/01/09 Lemes,badanpanasdingin

Tanda vital:Suhu: 38oC,Nadi: 100x/menit,Tekanan darah:120/70 mmHg

Hasil lab:Trombosit:70.000/µlHematokrit: 39%(pukul 05:31 PM)Trombosit:84.000/µlHematokrit:35% (pukul06:04 AM)Urinalisa:Glucose: 2+Protein: 2+Bilirubin: 2+Urobilinogen: 4+pH: 6,5BJ: 1.020Darah: -Benda keton: -Nitrit: -Lekosit esterase: -Sedimen:Sel epitel: +Lekosit: 3-5Eritrosit:0-1Silinder:Hyalin: -Granuler: 0-1Lekosit: -Kristal:Oksalat: -Amorf urat: -Tripel phosphat: -Uric acid: -Bakteri: +Jamur: -

Cholescor 3x1Sistenol 3x1ranitidin HCl 2x1ampInsulin RI 3x4 unitCurliv 3x1ciprofloxacin 2x500mg

Ciprofloxacin memilikiefek samping gangguanGI maka diberikanranitidin HCl.

Pantau jumlahtrombosit pasien.

11/01/09 Lemes,panas,penglihatan kabur

Tanda vital:Suhu: 38oC,Nadi: 88x/menit,Tekanan darah:120/70 mmHg

Hasil lab:Trombosit:71.000/µlHematokrit:35%

Cholescor 3x1Sistenol 3x1Curliv 3x1ciprofloxacin2x500mgranitidin HCl 2x1ampInsulin RI 3x4 unit

Ciprofloxacin memilikiefek samping gangguanGI maka diberikanranitidin HCl.

Pantau jumlahtrombosit pasien.

Page 112: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

87

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

12/01/09 Lemes Tanda vital:Suhu: 38,3oC,Nadi:84x/menit,Tekanan darah:160/40 mmHg

Hasil lab:Glukosapuasa: 134mg/dlGlukosa 2 jamPP: 192 mg/dlTrombosit:75.000/µlHematokrit:33%(pukul 05:28AM)Trombosit:90.000/µlHematokrit:34%(pukul 05:44PM)

Cholescor 3x1Sistenol 3x1Curliv 3x1cefadroxilmonohidrat2x500 mglansoprazole 1x1gliklazid ½-0-1/2Insulin RI 3x4unit

Tidak ada DRPs Pantau jumlah trombositpasien dan kadar glukosadarah pasien.

13/01/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 37,5oC,Nadi:80x/menit,Tekanan darah:120/80 mmHg

Hasil lab:Trombosit:139.000µlHematokrit:34%

Cholescor 3x1Sistenol 3x1Curliv 3x1cefadroxilmonohidrat2x500 mglansoprazole 1x1gliklazid ½-0-1/2Insulin RI 3x4unit

Tidak ada DRPs Pantau jumlah trombositpasien.

Page 113: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

88

Tabel XXXVI. Evaluasi DRPs Pasien 13 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 13. RM: 164817. 30 April 2009 – 3 Mei 2009SubjectiveUsia/JK: 71 th/PDiagnosa: DM tipe 2 dan vertigoStatus keluar: belum sembuh, pulang atas permintaan sendiri

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

30/04/09 Pusing Tanda vital:Suhu: 36,5oC,Nadi:96x/menitTekanan darah:150/80 mmHg

Hasil lab:Glukosasewaktu: 322mg/dlFaal hati:SGOT:42,6U/LSGPT:37,1U/LKolesteroltotal: 175mg/dlTrigliserida:495 mg/dlHDL: 12mg/dlLDL: 3 mg/dlUreum: 97mg/dlKreatinin: 0,9mg/dlUric acid: 68mg/dlK: 3,8 mmol/LNa: 133mmol/LCl: 93 mmol/L

Inj. metamizole3x1glimepiride 1x1Inj.metoklopramideHCl 3x1fenofibrat1x300mg

1. Glimepiridememiliki efeksamping gangguan GImaka diberikanmetoklopramide HCl.2. Efek glimepirideditingkatkan olehmetamizole yangmerupakan golonganNSAID.DRPs: Interaksi obat

1. Monitor fungsi hati danfungsi darah untukpenggunaan metamizole.2. Monitor fungsi hati untukpenggunaan fenofibrat.3. Pantau glukosa darahpasien dan pasiendisarankan untuk mengaturpola hidup.

01/05/09 Lemes Tanda vital:Suhu: 37,6oC,Nadi:80x/menitTekanan darah:170/100mmHg

Hasil lab:Glukosapuasa: 177mg/dl

Inj. metamizole3x1glimepiride 1x1Inj.metoklopramideHCl 3x1fenofibrat 300mg0-0-2 tabmetformin HCl500mg 1-0-1

1. Glimepiride danmetformin HClmemiliki efeksamping gangguan GImaka diberikanmetoklopramide HCl.2.Efek glimepirideditingkatkan olehmetamizole yangmerupakan golonganNSAID.DRPs: Interaksi obat

1. Monitor fungsi hati danfungsi darah untukpenggunaan metamizole.2. Monitor fungsi hati untukpenggunaan fenofibrat.3. Pantau glukosa darahpasien dan pasiendisarankan untuk mengaturpola hidup.4. Monitor fungsi ginjalsecara teratur padapemakaian metformin HCl.

Page 114: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

89

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

02/05/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Tekanan darah: 170/110mmHg

Inj. metamizole3x1glimepiride 1x1Inj.metoklopramideHCl 3x1fenofibrat 300mg0-0-2 tabmetformin HCl500mg 1-0-1

1.Glimepiride danmetformin HClmemiliki efeksampinggangguan GImaka diberikanmetoklopramideHCl.2.Efekglimepirideditingkatkan olehmetamizole yangmerupakangolongan NSAID.DRPs: Interaksiobat

1. Monitor fungsihati dan fungsidarah untukpenggunaanmetamizole.2. Monitor fungsihati untukpenggunaanfenofibrat.3. Pantau glukosadarah pasien danpasien disarankanuntuk mengatur polahidup.4. Monitor fungsiginjal secara teraturpada pemakaianmetformin HCl.

03/05/09 Tidak adakeluhan

Tanda vital:Suhu: 36,4oC, Nadi:84x/menit Tekanan darah:160/100 mmHg

Hasil lab:Urinalisa:Glucose: -Protein: 1+Bilirubin: -Urobilinogen: normalpH: 6,5BJ: <1.005Darah: +-Benda keton: -Nitrit: -Lekosit esterase: -Sedimen:Sel epitel: +Lekosit: 0-2Eritrosit:0-1Silinder:Hyalin: -Granuler: -Lekosit: -Kristal:Oksalat: -Amorf urat: -Tripel phosphat: -Uric acid: -Bakteri: +Jamur: -

Inj. metamizole3x1glimepiride 1x1Inj.metoklopramideHCl 3x1fenofibrat 300mg0-0-2 tabmetformin HCl500mg 1-0-1

1. Glimepiride danmetformin HClmemiliki efeksampinggangguan GImaka diberikanmetoklopramideHCl.2.Efekglimepirideditingkatkan olehmetamizole yangmerupakangolongan NSAID.DRPs: Interaksiobat

1. Monitor fungsihati dan fungsidarah untukpenggunaanmetamizole.2. Monitor fungsihati untukpenggunaanfenofibrat.3. Pantau glukosadarah pasien danpasien disarankanuntuk mengatur polahidup.4. Monitor fungsiginjal secara teraturpada pemakaianmetformin HCl.

Obat pulang:Glibenklamid, 1-0-0, Metformin HCl 500mg 1-0-1, Fenofibrat 300mg 0-0-2, Flunarizine 2x5mg, Stogeron 3x1, Hebozar ID100mg 1-0-1

Page 115: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

90

Tabel XXXVII. Evaluasi DRPs Pasien 14 Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi diInstalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Periode Januari 2009 – Maret 2010

Pasien 14. RM: 171857. 15 Desember 2009 – 21 Desember 2009SubjectiveUsia/JK: 70 th/LKeluhan utama: sesek nafas dan lemasPerjalanan penyakit: kurang lebih 1minggu nafsu makan berkurang. Mual namun tidak muntah. Periksa ke Panti Rinidisarankan opname.Penyakit yang pernah diderita: Pernah opname 2 kali dengan asma.Diagnosa: Febris dan anoreksiaStatus keluar: belum sembuh, pulang atas permintaan sendiri

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

15/12/09 Lemas,seringbatuk

Tanda vital:Suhu: 36,5oC, Nadi:118x/menit Tekanandarah: 100/60 mmHg

Hasil lab:Faal hati:SGOT: 88 U/LSGPT: 70,3 U/LKolesterol total: 175mg/dlTrigliserida: 137 mg/dlUreum: 39 mg/dlKreatinin: 1,0 mg/dlK: 4,2 mmol/LNa: 125 mmol/LCl: 88 mmol/L

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½norepinephrinebitartrate 8cc/jam

Tidak ada DRPs Pantau fungsi hati danfungsi ginjal pasien.

16/12/09 Batukberkurang

Tanda vitalu;Nafas: 24x/menit,Tekanan darah: 80/60mmHg

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½cefotaxime Na2x0,5gfurosemide 2x1ampdexamethasone3x1 amp

Tidak ada DRPs Pantau fungsi hati danfungsi ginjal pasien.

17/12/09 Batuk,lemas

Tanda vital:Suhu: 36oC, Nadi:108x/menit Tekanandarah: 100/60 mmHg

Hasil lab:Glukosa puasa: 141mg/dlGlukosa 2 jam PP: 211mg/dl

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½cefotaxime Na2x0,5gfurosemide 2x1ampdexamethasone3x1 ampglimepiride 1mg 1-0-0

Tidak ada DRPs Pantau kadar glukosadarah pasien.

Page 116: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

91

Tanggal Subjective(keluhanpasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

18/12/09 Tidak sesak,pusing, masihbatuk

Tanda vital:Suhu: 36,6oC, Nadi:80x/menit Tekanandarah: 80/60 mmHg

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½cefotaxime Na2x0,5gfurosemide 2x1ampdexamethasone3x1 ampglimepiride 1mg 1-0-0flunarizine 2x5mg

Tidak ada DRPs Pantau kadar glukosadarah pasien.

19/12/09 Batuk, bibirpecah, sesakberkurang

Tanda vital:Suhu: 36,4oC, Nadi:80x/menit Tekanandarah: 100/60 mmHg

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½furosemide 2x1ampdexamethasone3x1 ampglimepiride 1mg 1-0-0flunarizine 2x5mgcefprozil 2x500mgomeprazole 1x16-α-metilprednisolon3x4ml

Terjadi interaksibila glimepiridediberikan dengan 6-α-metilprednisolon.DRPs: Interaksiobat

1.Atur waktupemberian glimepiridedan 6-α-metilprednisolon.Setidaknya pemberianobat berselang 3 jam.

20/12/09 Tidak batuk,tidak panas

Tanda vital:Suhu: 39oC, Nadi:86x/menit Tekanandarah: 80/60 mmHg,Nafas: 28x/menit

Hasil lab:Glukosa sewaktu: 248mg/dlGlukosa 2 jam PP: 125duplo

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½flunarizine 2x5mgcefprozil 2x500mgomeprazole 1x16-α-metilprednisolon3x4mlrimstar 4FDC 1x2tabglimepiride 1mg 1-0-0furosemide 2x1amp

1. Terjadi interaksibila glimepiridediberikan dengan 6-α-metilprednisolon.DRPs: Interaksiobat2. Terjadi interaksiapabila omeprazolediberikan denganrimstar 4FDC.DRPs: Interaksiobat3. Terjadi interaksibila 6-α-metilprednisolondiberikan denganrimstar 4FDC.DRPs: Interaksiobat

1. Atur waktupemberianglimepiride, rimstar4FDC, dan 6-α-metilprednisolon.Setidaknya pemberianobat berselang 3 jam.2. Pantau kadarglukosa darah pasien.

Page 117: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

92

Tanggal Subjective(keluhan pasien)

Objective Penatalaksanaan Assessment Rekomendasi

21/12/09 Lemas, gemetar,sariawan

Tanda vital:Suhu: 38oC, Nadi:100x/menitTekanan darah:110/70 mmHg

Inf. RLRenapar 2x1Digoxin 2x1 ½flunarizine 2x5mgcefprozil 2x500mgomeprazole 1x16-α-metilprednisolon3x4mlrimstar 4FDC 1x2tabglimepiride 1mg1-0-0

1.Terjadi interaksibila glimepiridediberikan dengan6-α-metilprednisolon.DRPs: Interaksiobat2. Terjadi interaksiapabilaomeprazolediberikan denganrimstar 4FDC.DRPs: Interaksiobat3. Terjadi interaksibila 6-α-metilprednisolondiberikan denganrimstar 4FDC.DRPs: Interaksiobat

Atur waktupemberianglimepiride,rimstar 4FDC, dan6-α-metilprednisolon.Setidaknyapemberian obatberselang 3 jam.

Obat pulang:4 FDC 1x2 tab, renapar 2x1, Flunarizine 2x5mg, Cefprozil 2x1

Page 118: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

93

Tabel XXXVIII. Nilai Normal Hasil LaboratoriumHasil lab Nilai normal Hasil lab Nilai normal

Glukosa PuasaGlukosa 2 jam PPGlukosa sewaktu

70-100 mg/dl70-140 mg/dl<200 mg/dl

Hematologi:Hemoglobin

LeukositTrombositHematokrit

12-16,5 g/dl4.000-11.000/µL

150.000-450.000/ µL37-47%

Faal hati:SGOTSGPT

Kolesterol totalTrigliserida

UreumCreatinin

KNaCl

HDLLDL

Uric acid

0-32 U/L0-31 U/L

<201 mg/dl<200 mg/dl<71 mg/dl

0,51-0,95 mg/dl3,5-5,1 mmol/L

136-145 mmol/L97-111 mmol/L

40-60 mg/dl<100 mg/dl

3,5-7,2 mg/dlUrinalisa:

Glucose: -Protein: 1+Bilirubin: -

Urobilinogen: normalpHBJ

DarahBenda keton

NitritLekosit esterase

Sedimen:Sel epitelLekositEritrosit

Silinder:HyalinGranuler

LekositKristal:

OksalatAmorf urat

Tripel phosphatUric acidBakteriJamur

---

Normal5,5-8,0

1,010-1,020----

+0-60-1

--

------

Page 119: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

94

Hasil Wawancara Peneliti Pada Dokter di Rumah Sakit Panti Rini Tentang Standar

Pengobatan Pasien DM Tipe 2 Rawat Inap

1. Pasien DM yang menjalani rawat inap biasanya diberikan terapi insulin.

2. Untuk pasien jantung, ulkus, sepsis, stroke, dan underweight diberikan terapi insulin

untuk mengatasi DMnya. Untuk pasien yang sirawat inap selain dengan penyakit yang

disebutkan di atas (penyakit yang ringan) dapat digunakan OHO.

3. Apabila gula darah belum stabil, terapi insulin yang diberikan berupa insulin rapid action

atau insuli drip.

4. Apabila kadar glukosa pasien tidak kunjung membaik maka dapat diberikan tambahan

OHO untuk mengurangi penggunaan insulin dan meningkatkan efekpenurunan glukosa

darah.

Page 120: EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA … · DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2009-MARET 2010 ... (36%), untuk jenis kelamin paling banyak

95

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi “Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Non Komplikasi di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Januari 2009-

Maret 2010” ini memiliki nama lengkap Dian Verina Indriani. Penulis

dilahirkan di Ujung Pandang 3 November 1988 dari pasangan Mulyono

Sudi Raharjo dan Christiana Indriani sebagai putri pertama dari dua

bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu tahun 1992-1994

di TK Pangudi Luhur Yogyakarta, tahun 1994-2000 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta, tahun

2000-2003 di SLTP N 8 Yogyakarta, tahun 2003-2006 di SMU Stella Duce 1 Yogyakarta. Pada

tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan antara lain

tergabung dalam anggota UKF Tari Modern tahun 2006-2008, Inisiasi Fakultas Farmasi

(TITRASI) 2007-2009, Co Fasilitator PPKM 2007-2008, Komunitas lektor Campus Ministry

Paingan 2007, Pengabdian Kepada masyarakat 2007, Kampanye Informasi Obat 2007,

Pelantikan Apoteker Baru Angkatan XII Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, anggota

ISMAFARSI 2006-2007.